Upload
sma-negeri-9-kerinci
View
114
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
180 http://ibnu2003.blogspot.com
1. Pembahasan
a. besar kecepatan benda (�⃗�(𝑡)) saat t=2 detik dan t=4 detik
kecepatan benda [�⃗�(𝑡)] dalam bidang xy dapat dituliskan
dengan vektor satuan [𝑖] pada arah sumbu x dan [𝑗] pada
arah sumbu y, maka persamaan [�⃗�(𝑡)] adalah :
�⃗�(𝑡) = 𝑣𝑥(𝑡)𝑖 + 𝑣𝑦 (𝑡)𝑗 pada saat t=2 detik
𝑣𝑥(𝑡) = (3𝑡2 − 4𝑡 + 5)𝑚/𝑑𝑡 𝑣𝑥(2) = (3. 22 − 4.2 + 5) = 9𝑚/𝑑𝑡 𝑣𝑦(2) = 30𝑚/𝑑𝑡(𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟) sehingga :
�⃗�(2) = 𝑣𝑥(2)𝑖 + 𝑣𝑦(2)𝑗 �⃗�(2) = (9𝑖 + 30𝑗)𝑚/𝑑𝑡 pada saat t=4 detik
𝑣𝑥(𝑡) = (3𝑡2 − 4𝑡 + 5)𝑚/𝑑𝑡 𝑣𝑥(4) = (3. 42 − 4.4 + 5) = 37𝑚/𝑑𝑡 pada selah waktu (3 ≤ 𝑡 ≤ 5) detik dalan arah sumbu y
benda bergerak dengan percepatan konstan, maka
percepatan pada sumbu y :
−10
−20
−30
−40
10
20
30
40
50
60
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
𝑣(𝑡)(𝑚/𝑠)
𝑡(𝑑𝑡)
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
181 http://ibnu2003.blogspot.com
𝑎𝑦 =𝑣𝑦 (5) − 𝑣𝑦(3)
∆𝑡=
60 − 30
5 − 3= 15𝑚/𝑑𝑡2
maka percepatan benda selang waktu (3 ≤ 𝑡 ≤ 4) detik sama
dengan selang waktu (3 ≤ 𝑡 ≤ 5) detik
sehingga kecepatan pada sumbu y pada 4 detik
𝑣𝑦(𝑡) = 𝑣𝑦 (3) + 𝑎𝑦∆𝑡
𝑣𝑦(4) = 30 + 15. (4 − 3) = 45𝑚/𝑑𝑡 maka persamaan vektor kecepatan pada 4 detik adalah :
�⃗�(4) = 𝑣𝑥(4)𝑖 + 𝑣𝑦(4)𝑗 �⃗�(4) = (37𝑖 + 45𝑗)𝑚/𝑑𝑡
b. besar Percepatan benda (�⃗�(𝑡)) saat t=4 detik
turunkan fungsi kecepatan terhadap waktu, maka
memperoleh persamaan percepatan.
𝑎𝑥(𝑡) =𝑑𝑣𝑥(𝑡)
𝑑𝑡=
𝑑
𝑑𝑡(3𝑡2 − 4𝑡 + 5)
𝑎𝑥(𝑡) = (6𝑡 − 4)𝑚/𝑑𝑡2
sehingga :
𝑎𝑥(4) = (6.4 − 4) = 20𝑚/𝑑𝑡2
percepatan arah sumbu y :
𝑎𝑦(4) = 15𝑚/𝑑𝑡2 maka persamaan vektor percepatan menjadi
𝑎(4) = 𝑎𝑥(4)𝑖 + 𝑎𝑦(4)𝑗
𝑎(4) = (20𝑖 + 15𝑗)𝑚/𝑑𝑡2
c. besar posisi benda (�⃗�(𝑡)) saat t=9 detik, jika posisi awal
benda adalah [�⃗�(0) = (74𝑖 + 40𝑗)𝑚]
persaman vektor posisi benda pada sumbu xy adalah :
�⃗�(𝑡) = 𝑟𝑥(𝑡)𝑖 + 𝑟𝑦(𝑡)𝑗 pada waktu t=0, maka
�⃗�(0) = 𝑟𝑥(0)𝑖 + 𝑟𝑦(0)𝑗 = (74𝑖 + 40𝑗)𝑚
poisisi benda pada t=9 detik diperoleh dari : mengintegralkan fungsi kecepatan terhadap waktu
𝑣𝑥(𝑡) =𝑑𝑥(𝑡)
𝑑𝑡⇋ 𝑣𝑥(𝑡)𝑑𝑡 = 𝑑𝑥(𝑡)
𝑥(𝑡) = ∫ 𝑣𝑥(𝑡)𝑑𝑡 𝑥(𝑡) = ∫ (3𝑡2 − 4𝑡 + 5)𝑑𝑡 𝑥(𝑡) = 𝑡3 − 2𝑡2 + 5𝑡 + 𝐶
pada saat t=0, nilai C adalah :[ 𝑟𝑥(0) = 74]
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
182 http://ibnu2003.blogspot.com
persamaan posisinya menjadi
𝑥(𝑡) = (𝑡3 − 2𝑡2 + 5𝑡 + 74)𝑚
sehingga pada t=9 detik, posisi benda terhadap sumbu x adalah :
𝑥(9) = (93 − 2. 92 + 5.9 + 74)𝑚 = 686𝑚
meninjau gerak benda pada sumbu y, maka luas grafik [𝑦(𝑡)] terhadap waktu menunjukkan nilai dari [𝑦(𝑡)]. maka nilai [𝑦(9)] merupakan jumlah aljabar luas grafik :
luas I (0 ≤ 𝑡 ≤ 3) = 3.30 = 90𝑚
luas II (3 ≤ 𝑡 ≤ 5) = 0,5(5 − 3)(30 + 60) = 90𝑚
luas III (5 ≤ 𝑡 ≤ 8) = 0,5.3.60 = 90𝑚
luas IV (5 ≤ 𝑡 ≤ 8) = 0,5.1. (−20) = −10𝑚
total [𝑦(9) = 𝐼 + 𝐼𝐼 + 𝐼𝐼𝐼 + 𝐼𝑉 + 𝑦(0)] 𝑦(9) = 90 + 90 + 90 − 10 + 40 = 300𝑚 sehingga posisi vektor pada t=9 detik adalah :
�⃗�(9) = 𝑟𝑥(9)𝑖 + 𝑟𝑦(9)𝑗
�⃗�(9) = 686𝑖 + 300𝑗
2. Pembahasan perhatikan gambar diagram bebas sistem di bawah ini
Seseorang massa 60kg tersebut akan diam pada posisi tertentu
saat orang tersebut mempertahankan dirinya untuk tidak menyentuk lantai. gaya yang harus diberikan orang tersebut ke
tali agar orang ini bisa mempertahamkan diri agar tidak menyentuh lantai adalah gaya tegangan T1. 𝑇1 + 𝑇2 = 𝑚𝑔 ⇋ 𝑇2 = 2𝑇1
𝑚𝑔
𝑇1 𝑇1
𝑇1
𝑇2
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
183 http://ibnu2003.blogspot.com
maka :
3𝑇1 = 𝑚𝑔 ⇋ 𝑇1 =𝑚𝑔
3=
600
3= 200𝑁
3. Pembahasan
berikut gerakan benda setelah tumbukan
a. kasus diatas termasuk tumbukan elastik atau tak elastik
Setalah tumbukan benda m diam dan batang memiliki
kecepatan sudut (𝜔). hukum kekekalan momentum sudut
sebelum dan sesudah tumbukan dengan mengambil acuan
langit-langit, sehingga :
𝐿𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 = 𝐿𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑣0𝐿 = 𝐼𝜔 momen inersia batang yang berotasi pada ujungnya adalah :
𝐼 =𝑀𝐿2
3
maka :
𝑚𝑣0𝐿 =𝑀𝐿2
3𝜔
𝜔 =3𝑚𝑣0
𝑀𝐿
energi yang hilang karena proses tumbukan adalah :
∆𝐸 = 𝐸𝑘(𝑎𝑤𝑎𝑙) − 𝐸𝑘(𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
∆𝐸 =1
2𝑚𝑣0
2 −1
2𝐼𝜔2
∆𝐸 =1
2𝑚𝑣0
2 −1
2(
𝑀𝐿2
3) (
3𝑚𝑣0
𝑀𝐿)
2
𝑑𝑖𝑎𝑚
ℎ
𝜔 𝑚
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
184 http://ibnu2003.blogspot.com
∆𝐸 =1
2𝑚𝑣0
2 (1 −3𝑚
𝑀𝐿)
dari hasil persamaan di atas, jenis tumbukannya tidak elastik b. ketinggian maksimum batang homogen berayun
untuk memperoleh ketinggian sebesar h, setelah tumbukan terjadi hukum kekekalan emergi mekanik, yaitu :
𝑚𝑔ℎ =1
2𝐼𝜔2
𝑚𝑔ℎ =1
2(
𝑀𝐿2
3) (
3𝑚𝑣0
𝑀𝐿)
2
∴ ℎ =3𝑚𝑣0
2
2𝑀𝑔
4. Pembahasan perhatikan gambar gerak osilasi benda m
Pembahasan
F = gaya pulih
gaya pulih searah sumbu y adalah (𝐹𝑐𝑜𝑠𝜃)
a. buktikan bahwa pada sistem pegas tersebut dimungkin kan benda m mengalami gerak osilasi harmonik sederhana pada
arah vertikal pertambahan panjang pegas adalah
𝑑′ = √𝑑2 + 𝑦02
perhatikan segitiga berikut :
𝑑 𝑑
𝐹 𝐹
𝑦0 𝑑′
∆𝑦
𝜙
𝜃
𝑝𝑒𝑔
𝑎𝑠
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
185 http://ibnu2003.blogspot.com
data-data yang diperlukan
𝑐𝑜𝑠𝜃 =𝑦0 + ∆𝑦
√𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2⇋ 𝑐𝑜𝑠𝜙 =
𝑦0
√𝑑2 + 𝑦02
𝑥 = (𝑑2 + 𝑦02) + 2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2
𝑥 = 𝑑′2 + 2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2 pertambahan panjang pegas searah sumbu y adalah
∆𝑦 = 𝑥 − 𝑑′
∆𝑦 = √𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2 − 𝑑′ gaya pulih pada benda m
𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ = −2𝐹𝑐𝑜𝑠𝜃
= −2𝑘 (√𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2 − 𝑑′) (𝑦0 + ∆𝑦
√𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2)
= −2𝑘 (𝑦0 + ∆𝑦 −𝑑′[𝑦0 + ∆𝑦]
√𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2)
= −2𝑘 (𝑦0 + ∆𝑦 −𝑑′[𝑦0 + ∆𝑦]
√𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2)
= −2𝑘(𝑦0 + ∆𝑦) (1 −𝑑′
√𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2)
= −2𝑘𝑦0(1 +∆𝑦
𝑦0
) (√𝑑′2 + 2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2 − √𝑑′2
√𝑑′2 + 2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2)
= −2𝑘𝑦0(1 +∆𝑦
𝑦0
) (1 − [1 +2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2
𝑑′2]
−1/2
)
gunakan ekspansi binomial Newton, yaitu :
(1 + 𝑢)−1/2 = 1 −1
2𝑢
𝑑
𝑑′ 𝑦0
∆𝑦
𝑥
𝑥 = √𝑑2 + (𝑦0 + ∆𝑦)2
𝑑′ = √𝑑2 + 𝑦02
𝜃
𝜙
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
186 http://ibnu2003.blogspot.com
maka :
[1 +2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2
𝑑′2]
−1/2
= 1 −1
2(
2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2
𝑑′2)
𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ = −2𝑘𝑦0(1 +∆𝑦
𝑦0
) (2𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2
2𝑑′2)
𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ = −2𝑘𝑦0
𝑑′2(
2𝑦0[𝑦0∆𝑦 + ∆𝑦2] + ∆𝑦2[𝑦0 + ∆𝑦]
2𝑦0
)
𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ = −2𝑘𝑦0
2
𝑑′2∆𝑦 [1 +
∆𝑦
𝑦0
] (1 +∆𝑦
2𝑦0
)
pada diagram di atas :
𝑠𝑖𝑛2𝜙 =𝑦0
2
𝑑′2
sehingga :
𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ = −2𝑘𝑠𝑖𝑛2𝜙∆𝑦 [1 +3∆𝑦
2𝑦0
+∆𝑦2
2𝑦02
]
untuk :[∴∆𝑦
𝑦0≈ 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∶ 𝑦0 ≫≫ ∆𝑦]
maka :
∴ 𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ = −2𝑘𝑠𝑖𝑛2𝜙∆𝑦
benda m dimungkin melakukan gerak harmonis sederhana, dengan konstanta pembanding sebesar :
𝑘′ = 2𝑘𝑠𝑖𝑛2𝜙 sehingga :
∴ 𝐹𝑝𝑢𝑙𝑖ℎ + 𝑘′∆𝑦 = 0
b. besar frekuensinya kecepatan anguler gerak harmonis berbanding dengan akar konstanta pembanding dan terbalik dengan massa beban.
𝜔2 =𝑘′
𝑚⇋∴ 𝜔 = √
2𝑘𝑠𝑖𝑛2𝜙
𝑚
∴ 𝑓 =1
2𝜋√
2𝑘𝑠𝑖𝑛2𝜙
𝑚⇋∴ 𝑇 = 2𝜋√
𝑚
2𝑘𝑠𝑖𝑛2𝜙
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
187 http://ibnu2003.blogspot.com
5. pembahasan
perhatikan perilaku bola billiar sebelum dan sesudah tumbukan
momentum awal dan akhir bola berturut-turut adalah
𝑝1 = −𝑚𝑢 𝑝2 = 𝑚𝑣
impuls merupakan perubahan momentum, maka :
𝐽 = ∆𝑝 = 𝑝2 − 𝑝1 𝐽 = ∆𝑝 = 𝑚𝑣 − (−𝑚𝑢) 𝐽 = ∆𝑝 = 𝑚(𝑣 + 𝑢) perubahan momentum sudut terjadi karena adanya impuls yang bekerja pada jarak (h-r) relatif terhadap pusat massa bola,
∆𝐿 = −∆𝑝(ℎ − 𝑟) ∆𝐿 = −𝑚[(𝑣 + 𝑢)(ℎ − 𝑟)] ∆𝐿 = 𝑚𝑟(𝑣 + 𝑢) − 𝑚ℎ(𝑣 + 𝑢) kecepatan sudut awal dan akhir bola berturut-turut adalah
𝜔1 = −𝑢
𝑟
𝜔2 =𝑣
𝑟
perubahan momentum sudut bola menjadi ∆𝐿 = 𝐿2 − 𝐿1 = 𝐼(𝜔2 − 𝜔1)
∆𝐿 = 𝐼(𝑣
𝑟− [−
𝑢
𝑟]) = 𝐼(
𝑣 + 𝑢
𝑟)
dengan momen inersia bola (𝐼 =2
5𝑚𝑟2), maka :
∆𝐿 = 𝐼 (𝑣 + 𝑢
𝑟) =
2
5𝑚𝑟(𝑣 + 𝑢)
persamaan hukum kekekalan momentum sudut
𝑚[(𝑣 + 𝑢)(ℎ − 𝑟)] = −2
5𝑚𝑟(𝑣 + 𝑢)
ℎ = 𝑟 −2
5𝑟 ∴ ℎ =
3
5𝑟
ℎ 𝑢
𝑟
𝜔 𝜔
𝑣 ℎ
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
188 http://ibnu2003.blogspot.com
6. Pembahasan
garis yang menghubungkan kedua rel sebagai sumbu sesaat rotasi (AB)
dengan menggunakan dalil pythagoras diperoleh :
(𝑟
4)
2
+ ℎ2 = 𝑟2
maka nilai h diperoleh sebesar :
ℎ2 = 𝑟2 − (𝑟
4)
2
ℎ =𝑟√15
4
a. dari data diatas, bahwa gambar tampak depan dan samping
bola yang menggelinding pada dua rel sejajar dan garis AB sebagai sumbu rotasi sesaat. bahwa ketinggian h diperoleh sebesar :
∴ ℎ =𝑟√15
4
dari hasil tersebut bahwa titik yang memiliki kecepatan
maksimum terdapat pada titik yang berjarak terjauh dari sumbu sesaat. Titik tersebut adalah titik puncak bola.
b. besar kecepatan maksimum diatas jika pusat massa bola
memiliki kecepatan v kecepatan pusat massa bola adalah v
𝑣 = 𝑣𝑝𝑚 sehingga kecepatan sudut bola menjadi
𝜔 =𝑣𝑝𝑚
ℎ=
4𝑣
𝑟√15
𝑟 ℎ
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑣𝑝𝑚 𝑟 ℎ
𝐴 𝐵
𝑟/4 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
189 http://ibnu2003.blogspot.com
kecepatan sudut di atas selalu sama dengan kecepatan sudut
di puncak bola, maka kecepatan maksimum menjadi : 𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜔(𝑟 + ℎ)
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 =4𝑣
𝑟√15(𝑟 + 𝑟
√15
4)
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = (4 + √15
√15)𝑣
∴ 𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = (4√15 + 1)𝑣
7. Pembahasan
jari-jari setengah bola yang kasar (𝑅)
jari-jari bola kecil (𝑟) (𝑅 > 𝑟)
a. besar kelajuan bola tersebut pada titik terendah, Jika bola
mula-mula diam di titik A dan kemudian menggelinding ke bawah pada permukaan setengah bola.
dengan ancuan titik dasar bola, energi potensial bernilai nol. energi mekanik bola di titik A 𝐸𝐴 = 𝑚𝑔𝑅
sudut yang ditempuh oleh bola yang menggelinding adalah
(𝜙), maka kecepatan bola pada titik terendah (�̇�), sehingga
kecepatan linier bola titik terendah adalah :
𝑣 = 𝑟�̇�
momen inersia bola (𝐼 =2
5𝑚𝑟2)
energi potensial bola titik terendah
𝐸𝑃[𝑟] = 𝑚𝑔𝑟
energi kinetik translasi bola titik terendah
𝐸𝑘[𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠] =1
2𝑚𝑣2 =
1
2𝑚𝑟2�̇�2
energi kinetik rotasi bola titik terendah
𝑠
𝜃
𝑟 𝑅
𝐵 𝐴
𝜙
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
190 http://ibnu2003.blogspot.com
𝐸𝑘[𝑟𝑜𝑡] =1
2𝐼�̇�2 =
2
5𝑚𝑟2�̇�2
energi mekanik bola titik terendah adalah :
𝐸𝑇 = 𝑚𝑔𝑟 +1
2𝑚𝑣2 +
1
2𝐼�̇�2
𝐸𝑇 = 𝑚𝑔𝑟 +1
2𝑚𝑣2 +
1
5𝑚𝑣2 = 𝑚𝑔𝑟 +
7
10𝑚𝑣2
persamaan hukum kekekalan energi mekanik menjadi
𝑚𝑔𝑅 = 𝑚𝑔𝑟 +7
10𝑚𝑣2
𝑔(𝑅 − 𝑟) =7
10𝑣2
∴ 𝑣 = √10𝑔(𝑅 − 𝑟)
7
b. besar periode osilasi, bila berosilasi di sekitar titik terendah
dari pembahasan no. a, ketika bola berada di titik terendah energi potensial titik
pusat bola sama dengan nol. panjang busur S yang ditempuh bola adalah
(𝑅 − 𝑟)𝜃 = 𝑟 𝜙
𝜙 =(𝑅 − 𝑟)
𝑟𝜃
�̇� =(𝑅 − 𝑟)
𝑟�̇�
persamaan energi mekanik ketika membentuk sudut (𝜃)
𝐸𝑇 = 𝑚𝑔ℎ +1
2𝑚𝑟2�̇�2 +
2
5𝑚𝑟2�̇�2
nilai h diperoleh dari jarak titik pusat lingkaran ke titik pusat
bola pada titik terendah ℎ = (𝑅 − 𝑟) − (𝑅 − 𝑟)𝑐𝑜𝑠𝜃 = (𝑅 − 𝑟)(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) sehingga :
𝐸 = 𝑚𝑔(𝑅 − 𝑟)(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) +1
2𝑚𝑟2�̇�2 +
2
5𝑚𝑟2�̇�2
𝐸 = 𝑚𝑔(𝑅 − 𝑟)(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) +7
10𝑚𝑟2 (
(𝑅 − 𝑟)
𝑟�̇�)
2
𝐸 = 𝑚𝑔(𝑅 − 𝑟)(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) +7
10𝑚(𝑅 − 𝑟)2�̇�2
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
191 http://ibnu2003.blogspot.com
defferensial energi terhadap waktu, sama dengan nol 𝑑𝐸
𝑑𝑡= 0
𝑑
𝑑𝑡{𝑚𝑔(𝑅 − 𝑟)(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃) +
7
10𝑚(𝑅 − 𝑟)2�̇�2} = 0
𝑔(𝑅 − 𝑟)𝑠𝑖𝑛𝜃 +7
5(𝑅 − 𝑟)2�̈� = 0
pada simpangan sudut kecil (𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝜃)
𝑔𝜃 +7
5(𝑅 − 𝑟)�̈� = 0
�̈� +5𝑔
7(𝑅 − 𝑟)𝜃 = 0
�̈� + 𝜔2𝜃 = 0 kecepatan sudut yang diperoleh menjadi
𝜔2 =5𝑔
7(𝑅 − 𝑟)∴ 𝜔 = √
5𝑔
7(𝑅 − 𝑟)
periode osilasi karena bola bergerak sebagai persamaan gerak harmonis adalah :
∴ 𝑇 = 2𝜋√7(𝑅 − 𝑟)
5𝑔
atau frekuensi osilasinya
∴ 𝑓 =1
2𝜋√
5𝑔
7(𝑅 − 𝑟)
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
192 http://ibnu2003.blogspot.com
8. Pembahasan
peristiwa di atas bahwa tidak ada torsi luar atau gangguan dari
luar terhadap sistem, maka momentum sudut awal sama dengan nol
𝐿𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0
(𝑚𝐿) adalah massa lokomotif mainan dengan kecepatan
lokomotif relatif terhadap tanah (𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ )
(𝑚𝑇) adalah massa total lintasan melingkar (pelek) dengan
kecepatan linier relatif terhadap tanah (𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ )
sehingga momentum akhir adalah :
𝐿𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐼𝑇𝜔𝑇 + 𝐼𝐿 𝜔𝐿
𝐿𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐼𝑇 (𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑅) + 𝐼𝐿 (
𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑅)
dengan (𝐼𝑇 = 𝑚𝑇𝑅2𝑑𝑎𝑛 𝐼𝐿 = 𝑚𝐿𝑅2)
maka :
𝐿𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑇𝑅2 (𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑅) + 𝑚𝐿 𝑅2 (
𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑅)
𝐿𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑇𝑅𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ + 𝑚𝐿𝑅𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
hukum kekekalan momentum sudut menjadi
𝑚𝑇𝑅𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ + 𝑚𝐿𝑅𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = 0
OSN Fisika Bedah soal
2013(kab/kota)
193 http://ibnu2003.blogspot.com
kecepatan total sistem terhadap tanah adalah (𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ) jumlah
aljabar dari kecepatan lokomotif mainan terhadap tanah
(𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ) dan kecepatan akhir lokomotif terhadap lintasan
𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = 𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ + 𝑣
sehingga :
𝑚𝑇𝑅𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ + 𝑚𝐿𝑅𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = 0
∴ 𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = −𝑚𝑇𝑣
(𝑚𝑇 + 𝑚𝐿)
kecepatan akhir lokomofit relatif terhadap lantai (𝑣𝑓) sama
dengan kecepatan lokomotif relatif terhadap tahan (𝑣𝑇.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ),
maka :
∴ 𝑣𝑓 = 𝑣𝐿.𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ = −𝑚𝑇𝑣
(𝑚𝑇 + 𝑚𝐿)
bertanda negatif karena arah gerak lokomotif berlawanan
dengan arah gerak rel