14
TAKHRIJ HADITS Dadan F. Ramdhan, M.Ag

12 takhrij hadits

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 12 takhrij hadits

TAKHRIJ HADITS

Dadan F. Ramdhan, M.Ag

Page 2: 12 takhrij hadits

Tujuan dan kegunaan men-takhrij hadis

Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang perlu dipelajari dan dikuasai. Sebab di dalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui dari mana sumber hadis itu berasal. Selain itu, di dalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadis.

Tujuan pokok men-tahrij hadis adalah untuk mengetahui sumber asal hadis yang ditakhrij. Tujuan lainnya, untuk mengetahui keadaan hadis tersebut yang berkaitan dengan maqbul dan mardud-nya.

Page 3: 12 takhrij hadits

Sedang kegunaan takhrij ini, antara lain :1. Dapat mengetahui keadaan hadis sebagai mana yang dikehendaki atau

yang ingin di capai pada tujuan pokok di atas;2. Dapat mengetahui keadaan sanad hadis dan silsilahnya berapapun

banyaknya, apakah sanad-sanad itu bersambung atau tidak; 3. Dapat meningkatkan kualitas suatu hadis dari Dha’if menjadi Hasan,

karena ditemukannya Syahid atau Mu’tabi; 4. Dapat mengetahui bagaimana pandangan para ulama terhadaf

keshahihan suatu hadis;5. Dapat membedakan mana para perawi yang ditinggalkan atau yang

dipakai; 6. Dapat menetapkan sesuatu hadis yang dipandang Mubham menjadi tidak

Mubham karena ditemukannya beberapa jalan Sanad, atau sebaliknya;7. Dapat menetapkan Muttashil kepada hadis yang diriwayatkan dengan

menggunakan Adat At-Tahammul Wa Al-a-da’ (kata-kata yang dipakai dalam penerimaan dan periayatan hadis) dengan an’anah (kata-kata an/dari);

8. Dapat memastikan identitas para perawi, baik berkaitan dengan kun-yah (julukan), laqab (gelar), atau nasab (keturunan), dengan nama yang jelas.

Page 4: 12 takhrij hadits

Sepintas Tentang Sejarah Takhrij

Kegiatan men-takhrij hadis muncul dan diperlukan pada masa ulama Mutaakhirin. Sedang sebelumnya, hal ini tidak pernah dibicarakan dan diperlukan. Kebiasaan ulama Mutaqaddimin menurut Al Iraqi, dalam mengutip hadis-hadisnya tidak pernah membicarakan dan menjelaskan darimana hadis itu dikeluarkan, serta bagaimana kualitas hadis-hadis tersebut, sampai kemudian datang An-nawawi yang melakukan hal itu.

Page 5: 12 takhrij hadits

Terusan….Ulama yang pertama kali melakukan takhrij menurut

Mahmud Ath-thahhan ini, ialah Al-khatib Al-bagdadi (463 H). kemidian dilakukan pula oleh Muhammad bin musa al-hazimi (W.584 H) dengan karyanya Takhrij Ahadits Al-Muhadzdzab. Ia mentakhrij kitab fiqih syafi’iyah karya Abu Ishaq Asy-Syirazi. Ada juga ulama lainnya, seperti Abu Al-Qasim Al-Husaini dan Abu Al-Qasim Al-Mahrawani. Karya kedua ulama ini hanya berupa Mahthuthah (manuskrip) saja. Pada perkembangan selanjutnya, cukup banyak bermunculan kitab-kitab tersebut yang berupaya men-takhrij kitab-kiatab dalam berbagai disiplin ilmu agama.

)

Page 6: 12 takhrij hadits

Terusan… Yang termasyhur di antara kitab-kitab tersebut, selain karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi di atas, ialah kitab takhrij Ahadts Al-Mukhtashar Al-Kabir karya Muhammad bin Ahmad Abd Al-Hadi Al-Maqdisi (w. 744 H), Nashb ar-rayah li ahadits al-hidayah dan takhrij ahadits al-kasysyaf, keduanya karya Abdullah bin yusuf Al-Zaila’i(w. 762 H), dan Al-Badr Al-Munir fi Takhrij Al-Ahadits wa Al-Atsaral-Waqi’ah fi Syarh Al-Kabir karya Ibn Al-Mulaqqin (w. 804 H

Page 7: 12 takhrij hadits

Cara Mentakhrij Hadis

1. Melalui pengenalan nama sahabat perawi hadis2. Melalui pengenalan awal lafaz atau matan suatu

hadis3. Melalui pengenalan kata-kata yang tidak banyak

beredar atau dikenal dalam pembicaraan, tetapi merupakan bagian dari matan hadis (letak kata-kata tersebut bisa dimana saja, di awal, di tengah atau di akhir matan

4. Melalui pengenalan topic yang terkandung dalam matan hadis 

5. Melalui pengamatan tertentu terhadap apa yang terdapat dalam suatu hadis, baik matan atau sanadnya.

Page 8: 12 takhrij hadits

Mentakhrij Melalui Pengenalan Nama Sahabat Perawi

1. Al-Masanid (kitab-kitab musnad)2. Al-Ma’ajim (kitab-kitab Al-Mu’jam)3. Kitab-Kitab Al-Athraf

Page 9: 12 takhrij hadits

2. Men-Takhrij Melalui Pengenalan Awal Lafazh Pada Matan

Kitab-Kitab Yang Memuat Hadis-Hadis Yang Banyak Dikenal Orang1. At-Tadzkirah fi al-Ahadits al-Musytaharah, karya Badr

ad-Din Muhammad bin Abdullah az-Zarkyasi (w. 974 H);

2. Ad-Durar al-Muntatsirah fi al-Ahadits al-Musytaharah, karya as-suyuti (w. 911 H).

3. Al-Maqashid al-Hasanah fi Bayan Katsir min al-Ahadits al-musyhurah ‘ala al-Alsinah, karya Muhammad bin Abdurrahman as-sakhawi (w.902 H); dan 

4. - Tashil as-Sabil ila Kasyf al-Iltibas ‘amma dara min al-Ahadits baina an-Nas, karya Muhammad bin Ahmad al-Khalili (w. 1057 H).

Page 10: 12 takhrij hadits

b. Kitab Hadis Yang Matan-nya Disusun Secara Alfabetis

Kitab yang demikian berisi hadis-hadis yang diambil dari beberapa kitab dan disusun secara alfabetis, dengan membuang sanadnya. Akan tetapi ditunjukan juga sunber utamanya, yang memuat sanad-sanadnya secara lengkap. Pada kitab-kitab ini identitas sanad hanya dalam wujud huruf-huruf singkatan. Untuk lebih memudahkan dalam mempergunakan kitab-kitab ini, harus diketahui lebih dahulu awal matan dari hadis-hadisnya. Sebab, penyusunan hadis dilakukan berdasarkan huruf pada awal matannya.

Di antara kitab-kitab yang termasuk kelompok ini, ialah al-ja’mi ash-Shagir min Hadits al-Basyir an-Nadzir dan al-jami ‘al-kabir, yang keduanya karya as-Suyuthi. Kitab hadis yang disebut pertama meuat sekitar 10.031 buah Hadis, yang dinukil dari kitab karyanya sendiri, Jam’u al-Jawami.

Page 11: 12 takhrij hadits

c. Kitab-Kitab Kunci dan Daftar Isi Kitab Hadis Tertentu

di antara para ulama, khususnya ulama mutaakhirin, ada juga yang berusaha membuat kitab kunci (al-miftah) dan kitab yang memuat daftar isi (al-fihris). Di antara kitab tersebut ialah miftah ash-shahihain karya Muhammad as-syarif bin Musthafa at-Tauqidi (1312 H). Sistem penyusunannya secara alfabetis, yakni potongan hadis dari shahih al-Bukhari dan Muslim disusun dan diberi keterangan sperlunya saja tentang isi kitab/bab, nomor urut bab, jilid, dan halamannya.

 

Page 12: 12 takhrij hadits

Men-takhrij melalui Pengenalan Kata-kata yang tidak banyak Beredar dalam Pembicaraan

Untuk bagian ini, alat yang dipakai ialah al-mu’jam al-mufahras li alfazh al-hadits an-nabawi oleh A.J. Wensink, yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab oleh Muhammad fuad Abd al-baqi. Kitab ini disusun dengan merujuk kepada sembilan kitab hadis induk, yaitu dua kitab al-jami ‘ash-shahih, empat kitab as-sunan, al-muwaththa’ Malik bin Anas, musnad Ahmad bin Hanbal, dan musnad ad-darimi.

Page 13: 12 takhrij hadits

Men-Takhrij Melalui Pengenalan Topic yang Terkandung Dalam Matan HadisCara mentakhrij melalui pengenalan

topic ini dapat dipakai oleh mereka yang banyak mengasai matan hadis dan kandungannya. Terdapat banyak kitab yang mentakhrij hadis dengan cara ini, yang pada garis besarnya terdapat pada tiga bagian

Page 14: 12 takhrij hadits

Mentakhrij Melalui Pengamatan Terhadap Ciri-ciri Tertentu pada Matan atau Sanad

Dengan mengenal ciri-ciri tertentu pada suatu hadis dapat menemukan dari mana hadis itu terdapat. Cirri-ciri dimaksud seperti cirri-ciri maudhu’, cirri-ciri hadits qudsi, cirri-ciri dalam periwayatan dengan silsilah sanad tertentu, serta cirri-ciri yang lain.