View
1.282
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
A. PengertianManajemen
Berbagai perpustakaan online maupun off line
dikunjungi, berbagai literature dalam dan luar negeri
dibaca, akhirnya terkumpul sudah 315 pengertian
manajemen. Tiga ratus lima belas pengertian
manajemen tersebut, dianalisis titik temu kesamaan
sekaligus perbedannya berbasis latar belakang
pendidikan penulis sendiri adalah bidang
manajemen. Sehingga ketemu sudah terdapat
Delapan kelompok arti manajemen, yaitu :
1). Manajemen juga sebagai proses.
Proses pencapaian hasil yang diinginkan via
penggunaan sumber daya secara efisien. Menurut
pengertian manajemen sebagai suatu proses,
berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli.
Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertian yang pertama itu,
dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan
bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen
adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha
individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses
atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbinganatau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu
pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu
pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang
diinginkan atau dalm kata lain seni adalah
kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan manajemen.
2).Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai
suatu ilmu pengetahuan (Science) Menurut
pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art)
atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenaiinipun
sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat,
segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah
seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua
pendapat itu sama mengandungkebenarannya.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah
suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung
perhatian pada kenyataan bahwa para manajer
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara
mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa
saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan
cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
3). Manajemen sebagai alat atau cara.Ini mempunyai arti
penggunaan manusia, uang, bahan-bahan,
perlengkapan dan metode secara efektif demi
mencapai tujuan.
4). Manajemen sebagai kekuatan.
Artinya, sebuah kekuatan yang memimpin,
memberi panduan, dan mengarahkan suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
5). Manajemen sebagai sistem.
Sistem perilaku kerjasama manusia yang diarahkan
dalam mencapai tujuan lewat aktifitas-aktifitas
rasional berkesinambungan.
6). Manajemen sebagai fungsi.
Ini berarti, fungsi dari dewan manajer atau sering
disebut manajemen untuk menetapkan kebijakan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta bertanggung
jawab dalam membentuk struktur organisasi untuk
melaksanakan kebijakan yang ditetapkannya.
7). Manajemen sebagai tugas.
Tugas daripada perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian dan pengawasan mencapai satu atau
lebih tujuan.
8). Manajemen sebagai aktifitas.
Sebagai aktifitas kata manajemen merujuk pada arti
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui
usaha-usaha yang dilakukan orang lain. Sebagai alat,
sebagai kekuatan, sebagai sistem, sebagai proses,
sebagai fungsi, sebagai tugas, dan sebagai aktifitas
adalah tujuh kelompok arti manajemen. Manajemen
memunculkan dirinya sebagai aktifitas yang
dilakukan sekelompok orang dalam suatu sistem
relationship dengan pertolongan sumber daya
bersama seluruh fasilitas mencapai tujuan yang
hendak diperoleh secara efektif dan efisien. Jadi
dengan kata lain, segenap orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan
tertentu disebut manajemen.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan
hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada
satu definisi saja yang dapat diterima secara
universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
B. PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang
berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui
proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam
barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat
produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian
atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak
heran bila setiap negara berlomba - lomba
meningkatkan hasil produksi secara global untuk
meningkatkan pendapatan perkapitanya.
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu
kegiatan atau proses yang menstranspormasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).
Dalam pemgartian yang bersifat umum ini
penggunaannya cukup leas, sehingga mencakup
keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya
dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan
barang baik barang jadi maupun barang setengah
jadi, bahan industri dan suku cadang atau
spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat
berupa barangbarang konsumsi maupun barang-
barang industri. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa. (Sofjan Assauri, 1999: him 11)
Produksi adalah suatu proses mengubah input
menjadi output sihingga nilai barang tersebut
bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang
atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan
output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari
suatu proses produksi.(sri adiningsih, 1999 : him 3-
4). sedangkan menurut, sukanto dan indriy, Produksi
merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit
mengadakan barang-barang dan jasa-jasa. Tanpa
kegiatan ini kosonglah arti suatu badan usaha.
(sukanto, indriyo, 1992, him 12-13)
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah
input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam
ekonomi biasa di nyatakan dalam fungsi produk,
Fungsi produk menunjukkan jumiah maksimum
output yang dapat dihasilkan dari pemakaian
sejumlah input dengan menggunakan teknogi
tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him 202) sedangkan
menurut Ari sudarman, Produksi sering didefenisikan
sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti
kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia(Ari Sudarman, 2004 : him 103)
Menurut definisi diatas produksi meliputi
semua aktivitas dan tidak hanya mencakup
pengertian yang sangat luas, produksi meliputi
semua aktivitas dan tidak hanya mencakup
pembuatan barang-barang yang dapat dilihat
dengan menggunakan faktor produksi. Faktor
produksi yang dimaksud adalah berbagai macam
input yang digunakan untuk melakukan proses
produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat
diklasifikasi menjadi faktor produksi tenaga kerja,
modal, dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi
tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas
tertentu. Aktivitas yang terjadi didalam proses
produksi yang meliputi perubahan-perubahan
bentuk, tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil
produksi.
Disamping itu produksi juga diartikan sebagai
penciptaan nilai guna (utility) suatu barang dan jasa
dimana nilai guna diartikan sebagai kemampuan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana
mengatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan
mengubah input (faktor produksi menjadi output
barang dan jasa). adanya perbedaan produksi
dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara teknis
merupakan suatu pendayagunaan sumbersumber
yang tersedia. Dimana nantinya diharapkan
terwvujudnya hasil yang lebih baik dari segala
pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila
ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi
merupakan suatu proses pendayagunaan segala
sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang
terjamin kualitas, terkelola dengan baik sehingga
kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya
serendah mungkin untuk mencapai hasil maksimal.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi produksi:
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA SEMPIT
Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia
untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu
barang menjadi barang yang lain
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA LUAS
produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan
manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung yang ditujukan untuk menambah atau
mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA UMUM
Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan
yang tidak hanya mencakup pembuatan barang -
barang saja, tetapi dapat juga membuat atau
menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan,
penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa
keuangan
PRODUKSI SEBAGAI SISTEM DAN PROSES
Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat
hubungan yang saling memberikan pengaruh dan
mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan
yang lainnya. Produksi sebagai proses berarti bawa
produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara
berurutan.
PENGERTIAN PRODUKSI SECARA EKONOMI
Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan
dengan usaha penciptaan dan penambahan
kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa.
1. Pengertian produksi menurut Para Ahli
Drs. BAMBANG PRISHARDOYO, M.Si; 2005
Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan
menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna
suatu barang dan jasa
IMAMUL ARIFIN;
Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan
produksi atau aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa input (faktor produksi)
2. Proses Produksi
Adapun proses produksi menurut berbagai macam
bagian dapat dibagi menjadi empat, yakni;
1. Sifat produk
Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari
suatu produk tertentu akan lain dengan sifat produk
yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah
produk yang akan diproduksikan mencerminkan sifat
khusus dari konsumsi pembeli(spesifik) ataukah
produk yang akan diproduksi merupakan produk
standar yang didasarkan pada keputusan
perusahaan.
2. Produk spesifik
Kalau pembeli menginginkan spesifikasi daritertentu
dari produk yang diinginkansedangkan jumlahnya
hanya terbatas, maka proses produksi yang dipakai
adalah proses produksi pesanan. Contohnya: Produk
meuble, pakaian, sepatu dsb
3. Produk standar
Produk standar yang akan menjadi keputusan
perusahaan akan mengakibatkan proses produksi
yang digunakan akan berbeda dengan proses
produksiuntuk produk pesanan.
Sebab, perusahaan yang membuat produk standar
berarti perusahaan tersebut membuat produk yang
ukurannya standar dan jumlahnya sangat banyak
karena bertujuan untuk persediaan atau dikirimkan
kepada pembeli atau penyalur.
Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian
bayi dsb. Kalau proses produksi yang dipilih
perusahaan adalah proses produksi standar maka
perusahaan diharuskan menyediakan dana yang
besar untuk penyimpanan, penanggungan resiko
turunnya harga maupun kualitas dan biaya
pemeliharaan yang cukup besar.
4. Tipe Proses Produksi
Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah
sampai menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe,
yakni;
1. Tipe proses produksi terus menerus (Continous
Process)
Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang
mempunyai hanya satu shift produksi seperti
perusahaan tekstil, mobil, semen dsb
2. Tipe proses produksi terputus-putus (intermiten)
Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang membuat
barang tergantung dari pesanan konsumen seperti
meubel, pengecoran logam, pakaian dsb
3. Manfaat yang diciptakan
Berdasarkan manfaat yang diciptakan, proses
produksi bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-
beda tergantung manfaat yang diciptakan .
berdasarkan hal tersebut di atas,
kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5
manfaat, yaitu;
1. Manfaat dasar (primary utility)
Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang
dilakukan perusahaan merupakan kegiatan yang
bergerak dalam bidang pengambilan dan penyediaan
barang-barang atau hasil-hasil dari sumber yang
sudah tersedia oleh alam. Misalnya perusahaan
tambang, perikanan dll
Manfaat bentuk (form utility)
Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk
adalah meubel. Proses ini terjadi setelah manfaat
dasar dilakukan, kemudian baru dilakukan proses
selanjutnya untuk menciptakan manfaat yang lebih
baik lagi.
Manfaat waktu (time utility)
Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai
barang yang mempunyai selisih waktu, misalnya
disimpan di pergudangan (bulog) setelah harga-
harga naik maka beras yang tidak habis dalam masa
turunnya harga karena waktu berjalan terus maka
menyebabkan nilai beras tersebut bertambah.
Manfaat tempat (place utility)
Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan
transportasi. Perusahaan transportasi seperti kereta
api, truk, kapal, maupun pesawatakan menyebabkan
bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan
tersebut. Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut
ke desa
Manfaat kepemilikan (ownership utility)
Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk
memindahkan barang dari hak milik orang yang satu
ke orang yang lain. Contohnya: pedagang, toko,
distributor, pengecer, dsb
Teknik proses produksi
Penggolongan proses produksi menurut teknik atau
sifat proses produksi akan menentukan jenis atau
bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi.
Berdasarkan tekniknya dapat dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu;
1. Proses ekstraktif
Yaitu proses produksi yang dilakukan dengan cara
mengambil langsung dari sumber alam yang telah
tersedia. Misalnya proses penambangan, perikanan,
perkebunan dsb
2. Proses analitis
Yaitu proses untuk menguraikan atau memisahkan
dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa
macam bentuk yang menyerupai aslinya. Contoh:
Pertamina
3. Proses fabrikasi
Prosesnya sama dengan proses analitis, tetapi
menggunakan alat seperti mesin dan bentuknya
tidak harus sama dengan aslinya, seperti pakaian,
meubel, sepatu
4. Proses sintetis
Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan
dalam suatu bentuk produk. Contohnya perusahaan
kimia, obat-obatan, kaca, gelas dsb
5. Proses assembling
Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau
setengah jadi menjadi produk baru tanpa merubah
bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya
perusahaan karoseri, mobil, IPTN dsb
C.Fungsi Produksi
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi
produksi untuk menggambarkan hubungan antara
input dan output. Fungsi produksi menunjjukan
berapa banyak jumlah maksimum output yang
dapat diproduksi apabila sejumlah input yang
tertentu dipergunakan pada proses produksi(Sri
Adiningsi, 1999: hlm 5)
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel
atau persamaan matematis) yang menggambarkan
jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari
satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat
teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi
adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi(Ari
Sudarman, 2004: hlm 108)
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di
antara faktorfaktor produksi dan tingkat produksi
yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula
dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga
disebut sebagai output.(Sadono Sukirno, 2008 : him
193)
Dari pengertian diatas dapat dipahami
mengenai unsur-unsur dan Faktor-faktor produksi
disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga
kerja dan keahlian keusahawan dimana tetap
jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai
faktor produksi yang berubah-ubah. jumlahnya.
Dengan demikian perkaitan antara faktor produksi
yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai
adalah perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang
digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3
variabel independen yaitu Bahan Baku, Tenaga
Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi.
a. Bahan baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah
bahan yang membentuk bagian integral produk jadi.
Bahan baku yang diolah dalam perusahaan
manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal,
pembelian import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan
Adisaputro dan Marwan Asri (1982: 185) terdiri dari
1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan
baku yang merupakan bagian daripada barang jadi
yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan mentah langsung ini mempunyai
hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah
barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku
yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi
tidak secara langsung tamapak pada barang jadi
yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang
dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu
merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku
dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.
b. Tenaga kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk
yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja
jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat
dari konsep produktivitasnya. Sumber :
socialrewardsurvey
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja
berarti jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga
keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari
segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja di
bedakan kepada tiga golongan berikut:
1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak
berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak
memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang
memilki keahlian dari pelatihan atau dari
pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu
dan ahli merepasi TV dan radio.
3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang
memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam
bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli
ekonom dan insinyur. .(sudono sukirno, 2003: hlm
7)
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari
dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi
organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas
dalam kaitannya dengan karakteristikkarakteristik
kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap
mental dan mengandung makna keinginan dan upaya
individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi
keorganisasian melihat produktivitas dalam
kerangka hubungan teknis antara masukan (input)
dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam
pandangan ini, terjadinya peningkatan
produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek
kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek
kualitas,
D.Pemasaran Hasil produksi
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain (Kotler, 2002: hlm 9)
Perencanaan pemasaran harus dimulai dari
penetapan tujuan perusahaan, misalnya tujuan yang
ingin dicapai:
a. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui tawaran
produk
b. Meningkatkan kwalitas produk
c. Meningkatkan pasar
d. Medapat laba dalam jangka pendek dan panjang (Ali
Hasan 2008: hlm 31)
Meskipun beberapa perusahaan mempunyai
tujuan yang sama, tetapi strategi yang digunakan
berbeda-beda. Umumnya strategi pemasaran adalah:
a. Memilih pelanggan sasaran yang dituju atau
dilayani
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
pelanggan
c. Menentukan bauran pemasaran panjang (Ali Hasan
2008: Mm 32)
Agar strategi pemasaran dapat dijalankan,
menajer pemasaran diharuskan untuk
mengembangkan program-program pemasaran,
seperti berikut:
a. Target penjualan
b. Anggaran pemasaran
c. Alokasi bauran pemasaran
d. Penetapan harga
e. Alokasi anggaran pemasaran pada masing-masing
kelompok(Ali Hasan 2008: him 32)
Implementasi perencanaan pemasaran akan
menjadi aktivitas terbaik perusahaan harus
diorganisasikan melalui struktur organisasi yang
mencerminkan kegiatan pemasaran yang optimal.
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada
pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur
kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi
terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur
kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan
berjalanlancar dan hasil produksi pun akan bermutu
tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat
pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan
tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-
sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian
pemasaran, bagian keuangan serta bagian
akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan
koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan
seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan
– benturan kepentingan antar bagian dalam
perusahaan.
Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya
dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum
adalah berusaha mencapai biaya produksi yang
rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang
cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk
membuat beragam barang yang sesuai dengan
selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002) .
E.MANAJEMEN PRODUKSI
a)Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah salah satu cabang
manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang
dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungna dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan
jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dengan demikian, manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
b)Ruang Lingkup Manajemen Produksi
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian
produksi
c) Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan
suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan
dan tergantung serta saling pengaruh-
mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang
keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi
pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem
produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-
unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan
menyeluruh dalam pentransformasian masukan
menjadi keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri
manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti
perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah
sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri
jasa menggunakan bauran yang berbeda dari
masukan yang
dipergunakandalamindustrimanufaktur.
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi
dalam pengoperasiannya membutuhkan modal untuk
suku cadang dan komponen elektronik serta
peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan,
disamping peralatan transmissi suara melalui sistem
kabel, menara microwave, station, computers dan
operator telepon.
Lokasi dan Lay Out Pabrik
Tata ruang pabrik juga merupakan salah satu faktor
yang sangat penting diperhatikan agar suasana kerja
menjadi baik. Sasaran tata ruang adalah untuk
mengatur ruang agar aliran proses produksi menjadi
lancar, efisien dan menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan dan mudah diawasi.
d)Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tata
ruang adalah sebagai berikut :
1. Mudah dalam pengangkutan bahan baku maupun
hasil produksi
2. Letak bangunan pabrik sesuai dengan urutan
proses
3. Demi keselatan kerja maka pada tempat-tempat
yang mudah
4. terjadi kebakaran ditempatkan unit-unit
pemadam kebakaran
5. Penyimpanan bahan baku, bahan pembantu dan
hasil produksi harus terletak pada lokasi yang
terisolir, misalnya lem, atau bahan kimia lainnya
6. Tersediannya ruang kosong untuk
pembongkaran alat-alat
7. Cukup ventilasi dan lubang-lubang sirkulasi
udara
8. Distribusi air dan listrik harus seefisien mungkin
9. Letak peralatan harus dibuat seefisien mungkin
sesuai dengan alur proses produksi
10.Pengelompokan alat-alat yang sejenis untuk
mempermudah pengawasan dan pemeliharaan
F.PROBLEM DALAM MANAJEMEN PRODUKSI
Dengan keterbatasan ruang yang tersedia, tulisan ini
tentunya hanyamengulas permasalahan pokok yang
dihadapai sektor ini yang diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi peningkatan daya
saingnya dikemudianhari. Tulisan ini juga
menyinggung beberapa permasalahan manajerial
dalam pengelolaan perusahaan yang hangat
dibicarakan belakangan ini.
1. Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate
Governance
Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan,
kegiatan
berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur
di Indonesia masih dikelompokkan dibawah “kotak”
yang dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan
dengan berkembangnya informasi dan komunikasi
serta dampak dari globalisasi, industri manufaktur di
negara-negara maju telah menggunakan penamaan
Direktur Operasi yang fungsinya adalah mengelola
aspek desain, kualitas, sumber daya manusia,
strategi proses, strategi lokasi, strategi lay-out,
supply chain management (SCM), inventory
management, scheduling, dan maitenance sebagai
kesatuan yang terpadu.
Penulis berpendapat bahwa industri manufaktur di
Indonesia perlu
segera mengadopsi perubahan paradigma baru
(sebenarnya sudah cukup lama) ini, karena apabila
tetap menggunakan penamaan Direktur Produksi,
banyak sekali keputusan yang tertunda karena
decision flow menjadi terhambat, apalagi bila
terdapat birokrasi yang berlebihan dalam suatu
organisasi.Melalui pemusatan tanggung jawab
dibawah satu orang, borderless organization akan
terbentuk dan pelaksanan kegiatan operasi menjadi
sangat efisien. Demikian pulan dengan
penamaan/penugasan Direktur Operasi, masalah
Engineering, Procurement, Construction, yang
menjadi masalah pokok pada sektor industri
manufaktur di BUMN dapat dieliminir. Itulah
sebabnya dalam sistem Statutory Law yang berlaku
di Amerika Serikat misalnya, kita mengenal
istilah/peran dari apa yang dinamakan Chief
Operations Officer (COO). Berbicara mengenai
Officer, ada satu hal yang aneh dengan pengelola
BUMN saat ini, yaitu penggunaan kata Officer bagi
Direksi BUMN. Apabila kita mengkaji Undang-undang
No.1 tahun 1995 tetang Perseroan Terbatas dan
Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN,
kita tidak akan menemukan istilah Officer.
Undang-undang No. 1 tahun 1995 menganut Two
Board System, dimana terjadi pemisahan yang jelas
antara Direksi dan Komisaris. Sedangkan Statutory
Law menganut One Board System di mana dalam
Board ini duduk para Direktor dan Komisaris; untuk
menjalankan pengelolaan perusahaan sehari-hari
Board of Directors menunjuk para Officers, yang
diberi kekuasaan penuh untuk mewakili perusahaan.
Member of The Board juga dapat dipilih menjadi
Officer termasuk Chief Executive Officer (CEO).
Yang saya maksudkan dengan aneh adalah peristiwa
pemilihan dan
penobatan CEO terbaik di Indonesia baru-baru ini.
Barangkali dengan maksud merangsang prestasi
seorang Direktur Utama BUMN, beberapa minggu
yang lalu telah dilakukan pemilihan Chief Executive
Officer terbaik (maksudnya mungkin Direktur Utama
terbaik?) di Indonesia. Tidak tangung-tangung,
penganugrahan CEO terbaik ini (menurut berita)
diserahkan oleh Presiden Megawati sendiri. Padahal
sebagaimana disebut diatas, kita tidak menganut
apa yang dinamakan Officer. Mengapa tidak memilih
Direktur Utama terbai saja, misalnya; atau mungkin
istilah Direktur Utama kalah gagah kedengarannya
dari CEO? Kalau memang demikian, ganti saja
sistemnya menjadi One Board System.
Dikuatirkan pencampuradukan istilah CEO dengan
Direktur Utama ini, dapat mengganggu prinsip Good
Corporate Governance (yang sangat gencar
dikumandangkan), mengingat keduanya menganut
dsar hukum yang berbeda.
2. Masalah Biaya dan Pendanaan
Industri manufactur pada umumnya adalah industri
padat modal dan mempunyai operating leverage
(rasio antara biaya tetap dan biaya variabel total)
yang tinggi.
Sebagai industri padat modal (pada umumnya),
sebuah industri
manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-
rendahnya. Oleh karena itu (mengingat biaya
variabel yang antara lain mencakup biaya buruh
langsung), adalah sangat naif pendapat yang
mengatakan bahwa suatu industri padat modal
sekaligus dapat menjadi industri padat karya. Kecuali
apabila nilai
tambah(diukur dari contribution margin) sanngatlah
tinggi (misalnya, diatas 75%). Apabila prinsip ini
tidak dipahami sepenuhnya, maka resikonya adalah
sebuah perusahan industri manufaktur akan sangat
sulit mencapai Break-Even Point. Resiko ini makin
besar lagi mengingat fluktuasi pencapaianpenjualan
sebuah industri manufaktur (by nature) sangat tinggi
dari waktu ke
waktu. Banyak industri manufaktur yang
menghasilkan industrial goods, yaitu produk yang
kegunaanya tidak untuk dikonsumsi, tetapi untuk
dioperasikan mencari uang lagi, seperti kapal,
pesawat terbang, taksi, dan sebagainya. Bagi
perusahaan yang berbisnis dalam produk ini, maka
tersedianya paket kredit ( baik kredit dalam negeri
maupun kredit eksport) sangat dibutuhkan untuk
menciptakan penjualan. Secanggih apapun industrial
goods, tanpa fasilitas kredit/kredit ekspor, transaksi
untuk menciptakan sales sangatlah sulit terjadi.
3. Masalah Kemampuan Penguasaan Cross-
Functional Area
Total Quality Management, misalnya, masih belum
menjadi agenda
penting dalam pertemuan RUPS pada beberapa
BUMN walaupun topik ini sangatpenting bagi industri
manufaktur; rapat lebih banyak memfokuskan diri
pada aspek keuangan saja, yaitu laba atau rugi.
Demikian pula, kita tahu bahwa hidup matinya
sebuah perusahaan
tergantung pada empat perspektif utama, yaitu:
prespektif pemasaran, operasi/produksi, keuangan,
dan learning organization & pertumbuhan. Dalam
lingkungan yang bersaing, kemampuan untuk
menguasai keempat prespektif ini sangat diperlukan.
Oleh sebab itu, pengelola BUMN harus mempunyai
expertise yang cross-functional. Dari hasil penelitian
para pakar manajemen disimpulkan bahwa
kemampuan menguasai keempat perspektif ini
sudah menjadi persyaratan bagi pimpinan
perusahaan masa depan, sebagaimana ditulis dalam
sebuah artikel berjudul “The Business Leader of the
Future” (Harvard B-School, Business Week, July 19,
1993).
4. Masalah Suku Cadang dan Entrepreneurship
Salah satu penyebab dari lemahnya daya saing
industri manufaktur di Indonesia adalah tidak
siapnya pemasok suku cadang untuk produk industri
manufaktur. Oleh sebab itu entrepreneurship
berbasis teknologi (technopreneurship) sudah mutlak
dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara
meningkatkan kemampuan entrepreneurship di
Indonesia adalah dengan menciptakan inkubator
bisnis di industri, tentunya dengan bekerjasama
dengan penyedia dana bagi pebisnis pemula
(venture capital) seperti PTPNM(Persero), Venture
Capital yang berada di berbagai propinsi, dan lain-
lain.
5. Masalah kepemimpinan
Dari semua industri penghasil produk dan jasa,
learning process
paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur;
oleh sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor
industri ini sangat dibutuhkan:
- Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar
fungsi-fungsi
manajemen yang (lag-lagi by nature) adalah ciri khas
dari sektor Industri ini. Kemampuan ini hanya dapat
dimiliki oleh seorang pemimpin sektor industri
manufaktur apabila ia menguasai cross-functional
area sebagaimana disebut diatas.
- Pemimpin yang visonary, yang mampu
menyelaraskan visi, misi, tujuan strategi dan
mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
kebijakan perusahaan. Hanya dengan cara ini
budaya profesional dapat timbul pada BUMN kita.
6. Masalah Change Management
Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan
kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT
Kearney, Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian
Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya berbicara
mengenai jargon- jargon management yang mutahir,
seperti restrukturisasi, revitalisasi, reengineering,
reborn, reviving dan seterusnya……semuanya
bertujuan untuk menyehatkan perusahaan. Tetapi
apa hasilnya? Untuk menjawab
pertanyaan ini, bandingkan saja dengan apa yang
dicapai oleh Motorola misalnya. Berkat upaya
resturkturisasi yang sama dengan yang dilakukan
BUMN pada umumnya, namun berbeda dalam hal
komitmen, Motorola dapat mencapai kualitas Six
Sigma (atau prefection rate sebesar 99,99997%),
setelah belajar dari peningkatan produktivitas Hitachi
yang ambisius sebesar 200% dalam satu tahun
Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan,
yaitu:
Masalah penentuan posisi perusahaan.
penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat
bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat dijalankan
secara ekonomis, efektif dan efsien.
Masalah desain.
Masalah desain akan mencakupo perancangan
fasilitas operasi yang akan digunakan. Untuk
mengatasi masalah ini, hendaknya dilakukan
pengambilan keputusan di bidang rancang bangun
(design) . Untuk proses manufaktur yang
menghasilkan barang, keputusan ini antara lain
meliputi; perencanaan letak pabrik, proses operasi,
teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin
yang akan dipakai, perencanaan bangunan, tata-
letak ( layout ) ruangan, dan linkungan kerja.
Masalah operasional.
Masalah operasional timbul biasanya pada saat
proses produksi sudah berjalan. Untuk proses
manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan
terhadap masalah operasional ini antara lain :
rencana produksi, rencana persediaan bahan baku,
penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas
dan pengawasan biaya produksi.
B. Masalah Proses Produksi Dan Operasi
Persoalan-persoalan dalam proses prosduksi/operasi
ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun,
Persoalan-persoalan itu akan dipilah-pilah, dan
disesuaikan dalam studi kelayakan bisnis. Untuk
Proses manufaktur, persoalan – persoalan dalam
proses tersebut dikelompokan sesuai dengan
masalah manajemen operasional sebagai berikut:
a) Kelompok Masalah Posisi Perusahaan,
persoalan-persoalan utamanya adalah:
1. Pemilihan Startegi Produksi
Agar barang/jasa yang diproduksi akan memenuhi
kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan
suatu kegiatan penelitian pasar dan pemasaran. Dari
masukan penelitian pasar dan pemasran ini,
berikutnya akan ditetapkan macam-macam produk
yang menjadi alternatif untuk dibuat, selanjutnya
akan dikaji pula kaitanya dengan aspek-aspek yang
lain, seperti aspek keuangan dan seterusnya.
2. Pemilihan dan Perencanaan Produk
Setelah beberapa alternatif ide produk
tersaring,selanjutnya akan dikaji produk ( beberapa
produk ) apa yang menjadi prioritas untuk
diproduksi. Biasanya, untuk menetapkan produk
( produk-produk ) tersebut akan dilakukan melalui
tahapan – tahapan pekerjaan , tahapan itu meliputi :
a. Penentuan Ide Produk dan Seleksi Pasar intinya,
aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui
apakah ide-ide produk diperkirakan untuk
mengetahui apakah perusahaan mampu membuat
produk tersebut dengan segala sumber daya yang
dimilikinya. Sedangkan untuk aspek keuangan,
adalah meniliai apakah produk tersebut jika
dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang
sesuai dengan harapan.
b. Pembuatan Desain Produk Awal
Pembuatan Desain Produk Awal dalam produksi
barang, gambaran desain awalnya akan lebih jelas
bila dibandingkan dengan produk jasa. Dalam
membuat desain produk awal ini, hendaknya
dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat produk
yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki
barang agar menunjang manfaat-manfaatnya,
desain, seni, dan estitika barang yang akan
diproduksi. Desain produk awal ini akan
ditindaklanjuti menjadi produk yang lebih mnedekati
sebenarnya.
c. Pembuatan Prototip dan Pengujian
Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk
percobaan sebelum produk dibuat secara besar-
besaran. Ia berguna untuk menilai kemampuan
produk agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.Semetara itu, pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah prototip ini sudah dapat
diimplementasikan atau belum. Jika belum, masih
dapat diperbaiki lagi, lalu diuji lagi dan seterusnya
sehingga prototip ini sesuai dengan harapan.
Akhirnya, terciptalah desain produk akhir yang siap
unutk diimplementasikan.
d. Implementasi
Tahap ini mecoba untuk menilai apakah produk yang
sudah diproduksi dan ditawarkan di pasar memiliki
masa depan yang baik.
3. Perencanaan Kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi
konsumen. Perusahaan hendaknya menentukan
suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap
dimensi kualitasnya. Dimensi kualitas produk dapat
dipaparkan berikut ini:
a. Produk Berupa barang
Menurut david garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz,
menentukan dimensi kualitas barang dapat
dilkakukan melalui delapan dimensi seperti berikut
ini:
Performance,
hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan karateristik utama yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang
tersebut
Features,
yaitu aspek performasi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-
pilihan produk dan pengembangnya.
Reliablility
hal yang berkaitan dengan probablitas atau
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan
fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu
tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
Confermance
hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan pada keinginan pelanggan.
Durability
yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran
daya tahan atau masa pakai barang.
Serviceability
yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam
memberikan layanan untuk perbaikan barang
Aesthetics
merupakan karakteristik yang bersifat subjektif
mengenai hal-hal estetika yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi
individual.
Fit and finish
suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan
pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut
sebagia produk yang berkualitas.
b. Produk Jasa/ Servis
Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam
menentukan kualitas jasa, yaitu :
Reliability
yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
Responsiveness
yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tanggap.
Assurance
meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-
tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi
pelayanan, keterampilan dalam memberikan
informasi, kemampuan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan didalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini
merupakan gabungan dari dimensi kompetensi,
kesopanan, dan kredibilitas.
Emphaty
yaitu perhatian secara individual yang dibeikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan
untuk menguhubungi perusahaan, kemampuan
karyawan untuk berkomonikasi dengan pelanggan,
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan
dan kebutuhan pelangganya. Dimensi emphaty ini
merupakan gabungan dari dimensi Akses,
Komunikasi dan Pemahaman pada Pelanggan.
Tangibles
meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
ruangan frontoffice, tersedianya tempet parkir,
kebersihan, kerapihan dan kenyaman , kelengkapan
peralatan komunikasi dan penampilan karyawan
b) Kelompok Masalah Desain,
persoalan-persoalan utamanya adalah ::
1. Pemilihan Teknologi
Berkaitan dengan pemilihan teknologi , biasanya
suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih
dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilih pun
perlu ditentukan secara jelas. Patokan umum yang
dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui
seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan
dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
2. Rencana Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan
pembatas dari unit produksi untuk berproduksi
dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari
sisi masukan ( input ) dan keluaran ( output ).
Rencana kapasitas produksi dalam rangka studi
kelayakan aspek teknis dan teknologi ini tergantung
beberapa pilihan sistem , antara lain:
a. Skala Ekonomi
Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang
memilki biaya per unit yang paling rendah. Akan
tetapi cara ini memiliki kelemahan-kelemhan,
seperti: waktu pengambilan modalnya berjangka
panjang , akibatnya produk menjadi kurang fleksibel
untuk disesuaikan dengan pelanggan.
b. Focused facilities
Dengan banyakanya kelemahan dengan system
skala ekonomi diatas, maka munculah system
focused facilities. Dimana cara ini mempertahankan
volume produksi yang tinggi diganti dengan
penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan
kebutuhan. Selain itu, dalam perencanaan kapasitas
produksi, terdapat dua ekstirm strategi, Pertama
Strategi Ekspansi , startegi ini lebih bersifat proaktif.,
sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see,
dimana cara ini dilakukan , jika permintaan produk
sudah yakin benar meningkat atau tidak meningkat.
3. Perencenaan Letak Pabrik.
a. Bagi Perusahaan Manufaktur
Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu
dianalisis secara saksama karena sangat
berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya.
Murah atau mahalnya harga produk tergangtung
pula pada letak pabrik karena jarak berpengaruh
terhadap harga di pasar. Rentetan akibat lainnya
adalah masalah kemampuan di pasar, yang ujung-
ujungnya akan mempengaruhi laba yang akan
dihasilkan.
Dalam suatau studi kelayakan bisnis, pilihan letak
pabrik hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor.
Hasil kajian, kelak akan dianalisis lagi untuk
mencapai keputusan akhir dimana pabrik akan
didirikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan
antara lain :
Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang
akan dijadikan tempat produk dijual
Letak bahan baku utama.
sumber tenaga kerja
Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik
di sekitar pabrik adalah penting bagi prosees
produksi agar tidak terganggu, sehingga factor-faktor
ini perlu dipertimbangkan secara saksama.
Fasilitas transportasi yang memadai untuk
memindahkan bahan baku ke pabrik, dan
memindahkan hasil produksi dari pabrik kepasar.
Pasilitas untuk pabrik.
Lingkungan masyarakat sekitar yang akan
mempengaruhi aktivitas pabrik secara positive
maupun negative.
Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasn
berikat dan AMDAL.
b. Bagi Perusahaan jasa
Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam.
Pertama, pelanggang datang kelokasi pasilitas jasa,
seperti pasien mendatangi tempat praktek dokter.
Kedua, penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti
mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi
kebakaran. Penentu lokasi fasilitas jasa perlu
mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah
dan dapat di akses oleh konsumen, tempat parkir
yang memadai,dapat diekspansi, lingkungan yang
mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi
pesaing dan izin lokasi dari pihak yang berwenang.
4. Perencanaan Tataletak (layout)
a. Bagi Industri Manufaktur.
Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga
jenis tempat yang perlu diatur layout-nya, berikut
paparanya:
Tata letak pabrik.
Tata lelak ( layout ) untuk industri manufaktur antara
lain adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak
alat produksi, lajur pengangkutan barang,dan
seterusnya. Letak dari fasilitas-fasilitas tersebut
harus dikaji agar proses produksi dapat dijalankan
secara efektif dan efisien. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan layout untuk
pabrik, yaitu :
Sifat produk yang di buat.
Jenis proses produksi.
3Jenis barang serta volume produksi yang
dihasilkan.
Jumlah modal yang tersedia untuk proses
produksinya.
Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas
Aliran barang dalam proses produksi hendaknya
sedemikian rupa sehingga tidak saling menghambat
atau menggangu
Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif
untuk bekerja, hendaknya juga memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja
Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya
juga memperhatikan kemudahan-kemudahan dalam
hal pemeliharaan dan pengawasan
Tataletak kantor.
Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki
kantor. Tataletak kantor hendaknya disesuaikan
besar/kecilnya investasi. Selain itu, tataletak harus
dirancang dengan memperhatikan kemudahan
dalam berkomunikasi, fleksibilitytas pemakaian
ruangan, struktur organisasi yang diterapkan, serta
bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin.
Tataletak Gudang,
sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun
bahan jadi, hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal
utama yang perlu dicermati dalam penyusunan
tataletak gudang antara lain besar/kecilnya nilai
investasi, bahwa tataletak gudang fleksibel untuk
memudahkan aktivitas bongkar muat barang, juga
harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan
kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang
atau bertambah.
b. Bagian Industri Jasa
Tataletak (layout)
tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh
pada persepsi pelanggang atas kualitas suatu jasa.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tataletak
fasilitas jasa meliputi :
Pertimbangan Spasial
Perencanaan Ruangan
Perlengkapan/ Perabotan
Tata cahaya
Warna
Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Desain Fasilitas Jasa
Dalam industri jasa desain dan tataletak fasilitas jasa
erat hubungannya dengan pembentukan persepsi
pelanggan, yang pada gilirannya akan berpengaruh
terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggang.
Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam
desain fasilitas jasa seperti :
Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena
hal ini akan menentukan berbagau persyaratan
desainnya.
Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan
ruang/tempat dimana jasa akan ditawarkan.
Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang
berubah-ubah dan spesikasi jasa yang cepat
berkembang.
Faktor estetis penataan yang rapi dan menarik pada
fasilitas jasa dapat meningkatkan sikap positif
pelanggang terhadap suatu jasa.
Masyarakat dan lingkungan sekitar fasilitas jasa
berpengaruh terhadap perusahaan, baik secara
positif maupun negatif dilihat dari sisi perusahaan.
Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain.
c) Kelompok Masalah Operasional,
persoalan-persoalan utamanya adalah :
1. Perencanaan Jumlah Produksi
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan
baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak
terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam industri
manufactur, ada beberapa faktor utama yang akan
mempengaruhi perencenaan jumlah produksi
perusahaan, yang biasanya dijadikan sebagai
pembatas jumlah produksi yang akan dihasilkan.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Permintaan.
2. Kapasitas pabrik
3. Suplai bahan baku.
4. Modal kerja
5. Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya
juga berperan dalam perencanaan jumlah produksi.
2. Manajemen Persediaan
Persediaan barang biasnya digunakan untuk
mengantisipasi permintaan konsumen yang
meningkat secara tajam, atau untuk mensupalai
kekurangan bahan baku. Hal-hal yang pokok yang
perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan antara lain
adalah sebagai berikut:
Penentuan jumlah order
Safety Stock
Inventory Sistem
Materials Requiment Planning
3. Pengawasan Kualitas Produk
Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan
suatu kesatuan karesterintik produk dan jasa dari
pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat
memenuhi harapan-harapanparakonsumen.
Perencanaan kualitas. Aktivitas ini merupakan
pengembangan dari produk dan proses untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, yang terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut.
Menentukan siapa konsumennya
Menentukan apa kebutuhan atau keinginan
konsumen
Mengembangkan produk dan kualitas yang
sesuai
Memgembangkan proses sebagai pedoman bagian
operasi/produksi.
Pengendalian Kualitas, Aktiva ini dilakukan pada
tahap operasi langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
Evaluasi performansi aktual
Membandingkan performansi aktual dengan
sasaran yang direncanakan
Mengambil tindakan terhadap penyimpangan.
PERMASALAHAN EKONOMI
Masalah ekonomi adalah masalah yang berkenaan
dengan ekonomi, lekat kaitannya dengan segala
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari. Mulai dari jual beli, tawar menawar, atau ekspor
impor. Sebenarnya masalah ekonom bukan hanya
sebuah masalah yang harus diatasi oleh pakar
ekonom saja, namun harus dicari solusinya secara
bersama-sama. Jika ekonomi suatu negara lemah
dan tak berdaya maka dapat dipastikan bahwa
bidang-bidang yang lainnya pun juga berada dalam
hal yang tak baik.
Secara umum ada dua buah teori umum yang
mencoba untuk menjelaskan permasalahan yang ada
di dalam ekonomi, yaitu pokok masalah ekonomi
secara klasik dan modern.
1. Pokok Masalah Ekonomi Klasik
Pokok masalah ekonomi klasik merupakan bahasan
teori ekonomi klasik. Teori ini berdasarkan pemikiran
Adam Smith, David Ricardo, dan Jhon Stuart Mill yang
mendominasi pemikiran ekonomi sampai tahun
1870-an. Teori ini melihat pentingnya masalah
ekonomi sebagai kesatuan dari proses produksi,
distribusi, dan konsumsi untuk kesejahteraan
(kemakmuran), dalam hal ini amat menekankan
kekuatan pasar sehingga menolak campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Masalah
ekonomi klasik adalah ekonomi yang dilihat dari
sudut pandang sederhana. Pada dasarnya pemikiran
ini bertujuan pada satu hal, yaitu kemakmuran.
Pemecahan masalah ini dengan cara melakukan
apapun yang dianggap perlu agar kemakmuran
dapat dicapai. Kemakmuran adalah situasi dimana
semua barang dan jasa yang dibutuhkan manusia
telah tersedia. Apabila dirincikan masalah ekonomi
klasik dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
Masalah Produksi. Permasalahan ini mencakup
bagaimana memproduksi semua benda (barang dan
jasa) yang dibutuhkan masyarakat banyak.
Masalah Distribusi. Permasalahan ini terletak pada
bagaimana supaya benda-benda pemuas kebutuhan
bisa sampai ke tangan konsumen yang
membutuhkannya. Seperti yang telah diketahui,
barang dan jasa yang tidak sampai ke tangan
konsumen yang tepat, tidak ada nilai gunanya, dan
tidak dapat memuaskan kebutuhan.
Masalah Konsumsi. Permasalahan ini menyangkut
masalah apakah benda pemuas kebutuhan yang
diproduksi memang benda yang dapat dimiliki oleh
konsumen. Barang yang diproduksi haruslah barang
yang tepat, yaitu barang yang memang dibutuhkan,
diinginkan, dan mampu dibeli oleh konsumen.
2. Pokok Masalah Ekonomi Modern
Pokok permasalahan ekonomi modern terangkum
dalam dua kata kunci, yaitu Kelangkaan dan Pilihan.
Yang pertama menjadi penyebab yang kedua
sehingga muncul empat pertanyaan mendasar
tentang What, How, Who, dan For Whom. Walaupun
setiap masyarakat menghadapi pertanyaan yang
sama, namun cara mengatasinya berbeda.
Perbedaan cara inilah yang melahirkan sejumlah
sistem ekonomi.
Apa (What). Barang dan jasa apa saja yang akan
diproduksi dan dalam jumlah berapa harus
ditentukan. Dari sekian banyak barang dan jasa,
manakah yang harus dipilih untuk diproduksi.
Keputusan produksi tidak lagi hanya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan, namun juga untuk
menghasilkan keuntungan maksimum.
Bagaimana (How). Dengan cara bagaimana (how)
proses produksi akan dilakukan? Maksudnya adalah
siapa yang akan melaksanakan, menggunakan
sumber daya apa saja, dengan teknologi apa barang-
barang tersebut dapat dihasilkan, dan seberapa
besar skala produksinya. Hal ini dibutuhkan dalam
rangka ppenyesuaian perkembangan zaman.
Beberapa faktor yang terlibat dalam pengambilan
keputusan ini yaitu a) Pilihan kombinasi sumber daya
yang digunakan, b) Perencanaan proses produksi
untuk mendapatkan keuntungan, c) Penentuan
teknologi yang digunakan, dan d) Pertimbangan
faktor eksternal.
Siapa pelaku produksi (Who). Di zaman modern,
banyak pihak yang bisa melakukan produksi seperti
pemerintah, swasta, atau koperasi. Inilah salah satu
modernisasi, yaitu spesialisasi. Spesialisasi berarti
setiap pihak memiliki keterampilan dan keahlian
khusus yang tidak dimiliki pihak lain.
Untuk siapa (For Whom). Berarti di produksi
apakah untuk segmen pasar tertentu, atau
masyarakat umum.
Masalah ekonomi yang sering terjadi biasanya,
yaitu :
1) Kemiskinan. Permasalahan ini tidak akan benar
tertutup dan akan terus ada jika pemerintah dan
dengan bantuan kita semua tidak lebih giat lagi
memberantasnya.
2) Kesejahteraan. Masalah ini merupakan
kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini populer
karena sifat manusia yang selalu tidak merasa
cukup, ingin menjadi orang kaya, dan banyak uang.
3) Lapangan Pekerjaan. Permasalah ini akan terus
bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan antusiasme untuk bekerja, sedangkan
lapangan pekerjaannya tidak ada.
4) Harga. Masalah ini biasanya muncul ketika terjadi
perayaan hari-hari besar tertentu saja. Penyebabnya
karena ketersediaan produksi tidak dapat memenuhi
lonjakan permintaan.
5) Sistem Ekonomi. Sistem perekonomian di setiap
negara selalu berbeda. Namun, saat ini dunia
disinyalir terjadi non-ideologis fase, dimana gaya
sistem ekonomi menyatu menjadi satu.
6) Inflasi. Inflasi berhubungan dengan harga.
Pemerintah mempunyai hak untuk bisa mencegah
terjadinya oeningkatan atau inflasi.
7) Pertumbuhan Ekonomi. Masalah ini identik
dengan tingkat kesejahteraan. Masalah ini bisa
dipandang dari aspek produk domestik bruto (PDB),
total ekspor impor, dan lain sebagainya.
8)Profit. Masalah ini timbul karena saat ini
kehidupan masyarakat akan melakukan segala hal
untuk mengejar keuntungan, baik itu hal yang baik
atau hal yang buruk.
9) Hutang. Masalah ini muncul dikarenakan tidak
adanya modal pendukung untuk membantu proses
produksi, sehingga negara melakukan pinjaman ke
luar negeri dan mengakibatkan hutang negara
semakin banyak.
10) Ekonomi Politik. Masalah ekonomi tidak bisa
diselesaikan dengan memakai pandangan tunggal.
Sebab itu politik terintegrasi untuk melihat
permasalahan secara lebih luas dan dalam. Ekonomi
politik diperlukan untuk dapat menyelesaikan semua
permasalahan ekonomi yang ada termasuk contoh
masalah ekonomi yang telah disebutkan diatas.
Masalah Ekonomi di Indonesia
Indonesia termasuk negara yang kaya akan sumber
daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Namun, sayangnya pemanfaatan sumber daya alam
di Indonesia belum maksimal. Bahkan ada orang
asing yang berhasil mengeruk kekayaan alam kita.
Masih banyak lagi masalah ekonomi di Indonesia
yang membuat ekonomi di Indonesia agak lambat
dalam berkembang. Masalah-masalah ekonomi
tersebut antara lain :
Tingginya jumlah pengangguran. Dari tahun ke
tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia
kian bertambah. Belum ada solusi yang tepat untuk
mengatasi tingginya angka pengangguran di
Indonesia. Pengadaan lapangan pekerjaan saja
dirasa tidak cukup untuk menekan angka
pengangguran di Indonesia.
Tingginya biaya produksi. Sudah menjadi rahasia
umum di dunia industri di Indonesia bahwa selain
biaya produksi yang cukup tinggi belum lagi
ditambah dengan biaya-biaya yang seharusnya tidak
perlu dikeluarkan. Namun, karena faktor keamanan
di negara kita masih sangat minim dan
ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan
melindungi sektor industri, akibatnya terdapat
banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-
akhir ini dilakukan secara terbuka.
Keputusan pemerintah yang kurang tepat.
Beberapa kali pemerintah mengeluarkan keputusan
mengenai regulasi ekonomi yang dianggap tidak
tepat bagi kondisi perekonomian Indonesia.
Contohnya adalah keputusan pemerintah untuk
masuk dalam anggota ASEAN-China Free Trade Area
(CAFTA) yang sekarang ini mengakibatkan
membanjirnya produk China di Indonesia sehingga
membuat produk lokal hampir kalah saing di negara
sendiri.
Bahan kebutuhan pokok masih langka.
Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah
satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi
Indonesia. Biasanya hal ini terjadi karena alasan
teknis seperti transportasi. Masalah ini akan sangat
terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-hari
besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan hari
besar lainnya.
Suku bunga perbankan terlalu tinggi. Perlu
diketahui bahwa salah satu indikator untuk
menentukan baik atau tidaknya kondisi
perekonomian di suatu negara adalah suku bunga.
Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga
perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh
besar terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut.
Suku bunga perbankan di Indonesia dinilai masih
terlalu tinggi sehingga masih perlu perhatian dari
pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Nilai inflasi semakin tinggi. Di Indonesia, nilai
inflasi dinilai hampir cukup sensitif. Bahkan hanya
karena harga sembako di pasaran tinggi, maka nilai
inflasi juga akan terpengaruh. Akibat dari tingginya
nilai inflasi di Indonesia, akan timbul masalah-
masalah ekonomi yang lainnya.
D. MANAJEMEN PRODUKS SEBAGAI ILMU DAN
PROFESI
Banyak usaha telah dilakukan untuk
mengaplikasikan menajemen sebagai suatu profesi.
Edgar H. Schein telah menguraikan kriteria-kriteria
untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang
dapat diperinci sebagai berikut:
Para profesional membuat keputusan atas dasar
prinsip- prinsip umum. Adanya pendidikan, dan
program-program latihan formal menunjukkan bahwa
ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang
dapatdiandalkan.
Para profesional mendapatkan status tertentu, bukan
karena favoritisme atau karena suku bangsa atau
agamanya dan kriteria politik atau sosial budayanya.
Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode
etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang
menjadi kliennya. Manajemen telah berkembang
menjadi bidang yang semakin profesional melalui
perkembangan yang menyolok program-program
latihan manajemen di universitas maupun diberbagai
lembaga manajemen swasta, dan melalui
pengembangan para eksekutif organisasi
(perusahaan).
Manajemen produksi sebagai ilmu dan profesi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya revolusi
industri adalah berkat aktivitas para ahli seperti
Watt, Kay,Arkwright, dan beberapa para ahli
kemudian seperti Brunel, Stephensen dan lainnya.
Atas penemuan mereka maka terjadi perubahan-
perubahan yang cukup hebat dalam bidang produksi,
terutama peralatan dan teknologi yang dipergunakan
dalam proses produksi perusahan. Perkembangan
ilmu dan teknologi juga membawa akibat menjadi
semakin banyaknya perusahan yang dapat
memproduksi barang yang sama. Hal ini menjadi
kendala yang harus dihadapi perusahan dengan
menyiapkan strategi dari perusahan masing-masing.
Perusahan mulai berpikir bagaimana cara serta apa
yang harus dilaksanakan agar perusahan dapat
melakukan proses produksi. Penerapan teknologi
yang baru serta melaksanakan manajemen produksi
merupakan salah satu usaha yang sangat memadai
untuk mengadakan penekanan biaya produksi dalam
perusahan menjadi serendah-rendahnya. Sampai
dengan saat ini manajemen produksi selalu
berkembang, baik manajemen produksi sebagai ilmu
maupun sebagai profesi. Dengan semakin tajamnya
persaingan antara perusahan-perusahan baik yang
memproduksi barang atau jasa, maka kepentingan
perusahan untuk dapat melaksanakan minimisasi
biaya produksi bukannya semakin berkurang
melainkan semakinbertambah.
(Sumber ; Manajemen Produksi Perencanaan sistem
Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen Produksi
Pengendalian Produksi Drs. Agus Ahyari, Manajemen
Produksi Perencanaan sistem Produksi Elwood Buffa,
Rakesh Sarin, Manajemen Produksi dan Produkdi
Modern Elwood Buffa, Rakesh Sarin)
Banyak usaha tekah dilakukan untuk
mengkasifikasikan manajemen sebagai suatu profesi.
Edgar H. Scheim telah menguraikan karakteristik-
karakteristik atau kriteria-kriteria untuk menentukan
sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci
berikut :
1. Para profesi membuat keputusan keputusan atas
dasar prinsip-prinsip umum. Adanya program-
program latihan formal menunjukkan bahwa ada
prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat
diandalkan.
2. Para professional mendapatkan status mereka
karena mencapai standar prestasi kerja tertentu,
bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa
atau agamanya dan kriteria politik atai social lainnya.
3. Para professional harus ditentukan oleh suatu kode
etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang
menjadi kliennya.
Manajemen telah berkembang menjadi bidang
yang semakin profesional melalui perkembangan
yang menyolok program-program latihan manajemen
di universitas-universitas ataupun lembaga-lembaga
manajemen swasta, dan melalui pengembangan
para eksekutif organisasi (perusahaan).Sebagai ilmu
pengetahuan, manajemen juga bersifat universal,
dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan
yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-
prinsip dan konsep yang cenderung benar dalam
semua situasi manajerial. Ilmu pengetahuan
manajemen dapat diterapkan dalam semua
organisasi manusia, seperti perusahaan,
pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan
lain-lainnya.
Manajemen Dengan Pendekatan Sistem
Perkembangan teknologi menyebabkan semakin
rumitnya sistem produksi dan semakin pendeknya
umur suatu produk. Selain itu penyebaran teknologi
yang begitu cepat, ditambah dengan adanya
perdagangan yang bebas menyebabkan makin
ketatnya persaingan, tidak lagi antar perusahaan
dalam satu negara melainkan sudah mencapai
tingkatan antar negara. Hal ini menuntut
pengelolaan usaha yang makin baik, yang dengan
perkataan lain makin mendorong perkembangan
ilmu manajemen. Perkembangan berikutnya dari
ilmu manajemen adalah manajemen dengan
pendekatan sistem dan manajemen dengan
pendekatan situsional (contingency approach).
Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai
suatu sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu
kesatuan dari beberapa bagian yang disebut
subsistem, dan mempunyai suatu tujuan tertentu.
Setiap sistem memiliki masukan-masukan tertentu
dan memiliki proses transformasi tertentu yang
memproses masukan-masukan tersebut menjadi
keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam
suatu lingkungan tertentu yang sangat
mempengaruhi, dan sifat khas lingkungan adalah
sulit untuk dikendalikan. Misalkan suatu perusahaan
dipandang sebagai suatu sistem, maka situasi
ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan
sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi
setiap aktivitas perusahaan dan sulit untuk
dikendalikan.
Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan
subsistem-subsistem yang dimilikinya dengan baik
dan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan
yang dapat terjadi dalam lingkungan. Dengan kata
lain, pendekatan ini berusaha melihat persoalan-
persoalan manajemen dalam perspektif kesatuan
sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, bukan
sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah.
Dalam prakteknya pendekatan-pendekatan
kuantitatif dalam penyelidikan operasional banyak
dipakai dalam pendekatan sistem ini. Dapat
dibayangkan betapa rumitnya penyelesaian yang
harus dilakukan mengingat persoalan dilihat dalam
perspektif kesatuan, sehingga komputer banyak
dipakai dalam penerapan manajemen dengan
pendekatan sistem ini.
Manajemen Dengan Pendekatan Situasional
(Contingency Approach)
Pengembangan lebih lanjut dari manajemen
dengan pendekatan sistem adalah manajemen
dengan pendekatan situasional. Pendekatan
situasional ini dikembangkan berdasarkan kenyataan
bahwa banyak pemecahan masalah manajemen
yang efektif di suatu tempat belum tentu berhasil di
tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor
keadaanlah (situasional factor) yang menyebabkan
hal-hal tersebut terjadi.
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari
seorang manajer adalah mencari atau menentukan
teknik-teknik manajemen yang dapat memecahkan
persoalan sesuai dengan tujuan dan situasi yang
dihadapi, batasan-batasan, dan jangka waktu yang
tersedia. Sebagai contoh, bila suatu perusahaan
ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya,
manajemen dengan pendekatan perilaku akan
segera mengusahakan pengembangan motivasi kerja
pekerja. Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak
manajemen terlebih dahulu akan melihat keadaan
pekerja. Bila pekerja masih belum memiliki
keterampilan yang baik, maka manajemen mungkin
akan mengusulkan program penyederhanaan kerja
(work simplification). Sebaliknya jika pekerja sudah
terampil program yang mungkin baik dilakukan
bukan penyederhanaan kerja, melainkan
pengkayaan kerja (job enrichment).
Dalam pendekatan ini kecenderungan dalam
memandang setiap situasi yang rumit sangat
diperlukan, dan manajerlah yang harus berperan
aktif dalam menentukan apa yang baik bagi situasi
yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen
situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli
antara lain Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert
Kahn, dan lain-lain.
Manajemen dengan Pendekatan Sistem :
Perkembangan teknologi menyebabkan semakin
rumitnya sistem produksi dan semakin pendeknya
umur suatu produk. Selain itu penyebaran teknologi
yang begitu cepat, ditambah dengah adanya
perdagangan bebas menyebabkan makin ketatnya
persaingan, tidak lagi antar perusahaan dalam suatu
negara melainkan sudah mencapai tingkatan antar
negara. Hal ini menuntut pengelolaan usaha yang
makin baik, yang dengan perkataan lain makin
mendorong perkembangan ilmu manajemen.
Perkembangan berikutnya dari ilmu manajemen
adalah manajemen dengan pendekatan sistem dan
manajemen dengan pendekatan situasional
(Contingency approach).
Pendekatan sistem memandang manajemen sebagai
suatu sistem. Sistem itu sendiri adalah suatu
kesatuan dari beberapa bagian yang disebut
subsistem, dan mempunyai satu tujuan tertentu.
Setiap sistem memiliki masukan-masukan tertentu
dan memiliki proses transformasi tertentu yang
memproses masukan-masukan tersebut menjadi
keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam
suatu lingkungan tertentu yang sangat
mempengaruhi, dan sifat khas lingkungan adalah
sulit untuk dikendalikan. Misalkan suatu perusahaan
dipandang sebagai suatu sistem, maka situasi
ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan
sistem (perusahaan) yang akan mempengaruhi
setiap aktivitas perusahaan dan sulit untuk
dikendalikan.
Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan
subsietm-subsistem yang dimilikinya dengan baik
dan dapat mengangtisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam lingkungan. Dengan kata lain,
pendekatan ini berusaha melihat persoalan-
persoalan manajemen dalam perspektif kesatuan
sebab-akibat yang bersifat menyeluruh, bukan
sebagai satuan-satuan yang terpisah-pisah.
Dalam parktiknya pendekatan-pendekatan kuantitatif
dalam penyelidikan operasional banyak dipakai
dalam pendekatan sistem ini. Dapat dibayangkan
betapa rumitnya penyelesaian yang harus dilakukan
mengingat persoalan dilihat dalam perspektif
kesatuan, sehingga komputer banyak dipakai dalam
penerapan manajemen dengan pendekatan sistem
ini.
Manajemen dengan pendekatan Situasional
(Contingency Approach
Pengembanngan lebih lanjut dari manajemen
dengan pendekatan sistem adalah manajemen
dengan pendekatan situasional. Pendekatan
situasional ini dikembangkan berdasarkan kenyataan
bahwa banyak pemecahan masalah manajemen
yang efektif di suatu tempat belum tentu berhasil di
tempat lain. Timbul pendapat bahwa faktor-faktor
keadaanlah (sutuasional factor) yang menyebabkan
hal-hal tersebut terjadi.
Sesuai dengan prinsipnya, maka tugas dari seorang
manejer adalah mencari atau menentukan teknik-
teknik manajemen yang dapat memecahkan
persdoalan sesuai dengan tujuan dan situasi yang
dihadapi, batasan-batasan, dan jangka waktu yang
tersedia. Sebagai contoh, bila suatu perusahaan
ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya,
manajemen dengan pendekatan perilaku akan
segera mengusahakan pengembangan motivasi kerja
pekerja. Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak
manajemen terlebih dahulu akan melihat keadaan
pekerja. Bila pekerja masih belum memiliki
keterampilan yang baik, maka manajemen mungkin
akan mengusulkan program penyederhanaan kerja
(work simplification). Sebaliknya jika pekerja sudah
terampil program yang mungkin baik dilakukan
bukan penyederhaan kerja, melainkan pengayaan
kerja (job enrichment).
Dalam pendekayan ini kecermatan dalam
memandang setiap situasi yang rumit sangat
diperlukan, dan manejerlah yang harus berperan
aktif dalam menentukan apa yang baik bagi situasi
yang dihadapinya itu. Pendekatan manajemen
situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli
antara lain Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert
Kahn, dan lain-lain.
pengertian manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi
pengertian manajemen sebagai ilmu :
artinya manajemen mempunyai peranan penting
dalam kehidupan.karena manajemen salah satu
untuk membentuk seseorang menjadi lebih baik, dan
manajemen juga untuk memberikan pengawasan,
pengetahuan, serta pengorganisasian, baik untuk
atasan, bawahan didalam organisasi, maupun untuk
pribadinya masing - masing dalam kehidupan sehari -
hari.dan manajemen juga di artikan sebagai ilmu
karena manajemen sangat dibutuhkan untuk bekal
kita ketika kita menjadi seorang pemimpin kelak.
baik pemimpin perusahaan, oraganisasi dan
sebagainya. Jadi manajemen sebagai ilmu adalah
manajemen sebagai pengetahuan atau cara untuk
membekali diri kita menjadi seorang pemimpin.
pengertian manajemen sebagai seni : artinya
dalam manajemen orang yang mengatur,
mengawasi, atau memimpin organisasi seseorang
mempunyai karakter, sikap, dan jiwa kepemimpinan
dalam suatu perusahan atau organisasi terhadap
bahwahannya berbeda - beda. Jadi manajemen di
artikan sebagai seni yaitu manajemen dilihat dari
orang yang melakukannya, dan orang itu mempunyai
kebebasan untuk melakukan apa saja yang dia
inginkan didalam peranan manajamen.dengan tujuan
agar cita -cita dan harapannya tercapai dengan baik.
Pengertian manajemen sebagai profesi : artinya
manajemen dilakukan oleh semua orang mulai dari
perusahaan, organisasi, dan untuk dirinya sendiri,
baik sebagai kepala instansi perusahaan, organisasi
dan lain sebagainya.
jadi seseorang yang mempunyai profesi dia akan
melakukan manajemen untuk keberhasilan yang
diinginkan.
G. PENDEKATAN SISTEM DALAM MANAJEMEN
PRODUKSI
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai
satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak
terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari
lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai
suatu pendekatan system manajemen meliputi
sistem umum dan sistem khusus serta analisis
tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-
konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan
sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik
meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan,
akuntansi, sistem informasi dan mekanisme
perencanaan serta pengawasan.
Pendekatan dalam manajemen produksi bertujuan
untuk menghasilkan produk yang baik, dapat
dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut.
a. Pendekatan pragmatis,
artinya manajemen produksi merupakan usaha untuk
menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan
standar yang diinginkan, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
b. Pendekatan Iptek,
artinya pendekatan yang menitikberatkan pada
pemakaian konsep matematika modern terhadap
kasus yang ada hubungannya dengan proses
produksi.
c. Pendekatan atas dasar siklus kehidupan industri,
artinya sistem produksi dipandang sebagai suatu
organisme yang diawali oleh proses pertumbuhan
operasi, proses pendewasaan sistem terhadap posisi
tertentu, dan diakhiri oleh proses pelapukan sistem.
PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi yaitu kegiatan atau usaha yang
di lakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain:
Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam
manajemen
Manajemen produksi yaitu kegiatan untuk mengatur
dan mengkoordinasikan menggunakan sumber-
sumber daya.
Dalam menungkatkan produktifitasdi jumpai
permasalahan-permasalahan penting yaitu:
Produktifitas akan meninggkat apabila terdapat
perbaikan kondisi kerja.
Beberapa peningkatan produktifitas tidak dapat
membatu organisasi secara keseluruhan.
Perkembangan Manajemen Produksi
Sejarah perkembangan manajemen operasi akan
diuraikan lebih menurut aliran – aliran utama
daripada dalam istilah – istilah teknologi yang kaku.
Dengan basis ini, ada enam aliran utama yang
menyumbangkan terhadap perkembangan bidang
manajemen operasi.
Pembagian Kerja. pembagian kerja (division of
labor) didasarkan atas konsep yang sangat
sederhana.
Revolusi Industri. Revolusi industri pada
pokoknya merupakan penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin.
Manajemen Ilmiah. Gagasan – gagasan tentang
manajemen ilmiah pertama kali dikembangkan oleh
Frederick Winslow Taylor sekitar awal tahun 1900an.
Pemikiran aliran manajemen ilmiah bertujuan untuk
menemukan metoda kerja terbaik melalui
penggunaan pendekatan ilmiah berikut ini :
1. Observasi metoda – metoda kerja sekarang dan
pengembangan metoda – metoda kerja yang lebih
baik melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan
dapat diberikan tanggung jawab atau suatu tugas
sesuai dengan kemampuannya.
3. Latihan dan pengembangan para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga
kerja
Manajemen produksi berkembang pesat karena
adanya factor:
a. Adanya pembagian kerja (divisi of labour) dan
spesialisasi
agar produksi efektif dan efesien. Produksen
hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-
azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan
dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih
baik bil di sertai dengan pengolahan yang baik dan
akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi,
Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena
adanya factor :
a. Adanya pembagian kerja (division of labour)
dan spesialisasi
Agar produksi efektif dan efisien, produsen
hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-
azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan
dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih
baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan
akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat
tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi
b. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Revolusi itu merupakan perubahan dan
pembaharuan radikal dan cepat dibidang
perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan
perdagangannya,sedangkan pengusaha kecil dengan
peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat
transportasi, dan komunikasi.
4. meluasnya system perbankan dan
perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil
produksi, sehingga membutuhkan kegiatan
pemasaran.
c. Perkembangan alat dan tekhnologi yang
mencakup penggunaan computer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi
mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang
mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia,
dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji
pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode
kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang
berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui
pengukuran dan analisis ilmiah
3. pelatihan pekerja dengan metode baru
4. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas
proses kerja
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain.
· Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan
dalam manajemen.
· Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan
sumber-sumber daya. Dalam peningkatan
produktivitas dijumpai2 permasalahan penting, yaitu:
1. Produktifitas akan meningkat apabila terdapat
perbaikan kondisi kerja
2. Beberapa peningkatan produktivits tidak dapat
membantu organisasi secara keseluruhan.
Pengertian produksi
Produksi adalah:
suatu kegiatan atau proses yang mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (output) kegiatan
yang menghasilkan barang, baik barang jadi,
setengah jadi, barang industri, suku cadang
maupun komponen-komponen penunjang.
kegiatan yang berhubungan dengan usaha
penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang
atau jasa.
Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu
produk untuk memuaskan keinginan manusia
(konsumen).
Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:
1. Utilitas waktu : perusahaan membuat produk
tersedia sewaktu konsumen menginginkannnya.
Misalnya hiasan pohon natal di waktu natal
2. Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat
yang sesuai bagi consume
3. Utilitas kepemilikan : Dengan membuat suatu produk
tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan
digunakan.
4. Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah
menjadi barang jadi, produksi menyebabkan produk-
produk menjadi tersedia
Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mentransformasikan masukan(input) menjadi
keluaran(output)
Proses Produksi
Proses Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:
1. Kelangsungan hidup
a. Produksi terus-menerus : Dilakukan sebagai proses
untuk mengubah bentuk barang-barang.walaupun
terjadi perubahan bentuk barang-barangtetapi tidak
mengubah susunan dan fungsi alat-alatmesin.proses
ini menghasilkan produk yang standar(massal)
b. Produksi yang terputus-putusProses produksi ini
dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus
mengatur kembali alat-alat dan penyesuaian terus-
menerus.
2. Teknik
Proses Ekkstraktif
Proses analitis
Proses Pengubahan
Proses Sintetis
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen
Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil,
dibedakan menjadi
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak
pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul
karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab
keputusan Utama, yaitu :
1. Proses
2. Kapasitas
3. Persediaan
4. Tenaga Kerja
5. Mutu/Kualitas
6. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
MANAJEMEN OPERASI DAN LINGKUNGANNYA
Pentingnya Manajemen Produksi untuk Bidang–
bidang Fungsional Lainnya
Alasan pertama, seperti telah disebutkan
sebelumnya, adalah bahwa topik – topik yang
dipelajari dalam manajemen produksi berkatian
dengan disain, operasi dan pengawasan sisi
penawaran (suplai) organisasi – organisasi.
Alasan kedua, pentingnya mempelajari
manajemen produksi/ operasi adalah bahwa sekitar
70 persen aktiva – aktiva dalam berbagai organisasi
manufacturing dan pemrosesan adalah berbentuk
persediaan – persediaan, pabrik dan peralatan ………
yang secara langsung atau tidak langsung dibawah
pengawasan para manajer produksi atau operasi,
manajer bahan, manajer pemeliharaan, dan para
penyelia (supervisors) produksi yang semuanya
merupakan anggota organisasi manajemen produksis
dan operasi.
Alasan ketiga adalah untuk memperoleh
pengetahuan tentang berbagai macam tekanan yang
dihadapi para manajer sebagai usaha mereka untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat.
Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen
produksi/operasi adalah bahwa ada kesempatan
pekerjaan dan karier yang cerah bagi para individu
kreatif yang berminat terjun dalam karier profesional
di bidang manajemen produksi/operasi dan
manajemen pembelian.
Penyanggaan fungsi produksi dari pengaruh
lingkungan secara langsung diperlukan untuk
beberapa alasan.
Hubungan Fungsi Produksi dan
Lingkungannya
1. Interaksi dengan unsur-unsur lingkungan (yaitu,
langganan dan tenaga penjualan di tempat produksi)
dapat mengganggu proses transpormasi.
2. Proses transformasi teknologik sering lebih efisien
daripada proses yang diperlukan dalam pengadaan
masukan-masukan dan penjualan produk-produk
akhir.
3. Ketrampilan-ketrampilan manajerial yang diperlukan
untuk keberhasilan operasi proses transformasi
sering berbeda dengan dengan yang diperlukan
untuk keberhasilan operasi pemasaran, personalia,
atau keuangan.
Organisasi Formal Fungsi Produksi
Pengorganisasian fungsi produksi menyangkut
pengelompokan kegiatan-kegiatan manajemen
operasi yang telah disebutkan di atas ke dalam
departemen-departemen; perancangan struktur
formal untuk penggunaan yang paling efektif sember
daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan mentah,
dan tenaga kerja; penugasan wewenang dan
tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan
operasi perusahaan kepada seorang manajer atau
penyelia; dan penciptaan hubungan-hubungan
antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas
dicapai dengan efisien.
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM
OPERASI-OPERASI
Pembuatan keputusan merupakan elemen
penting manajemen produksi dan operasi. Dari sudut
pandang sempit, pembuatan keputusan adalah
kegiatan pemilihan di antara berbagai alternatif yang
berbeda(choice making). Dari sudut pandangan lebih
luas, pembuatan keputusan menggambarkan proses
melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu.
Proses Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan dapat digambarkan
sebagai suatu urutan langkah-langkah : perumusan
masalah, pengembangan alternatif-alternatif,
evaluasi alternatif-alternatif, pemilihan, implementasi
dan evaluasi hasil-hasil.
1. Perumusan masalah, Kebutuhan akan keputusan
sering berupa suatu masalah atau suatu kesempatan
dalam berbagai bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini
dalam kenyataannya sulit diketemukan, atau bahkan
sering hanya mengidentifikasikan gejala masalah
bukan penyebab yang mendasar.
2. Pengembangan alternatif-alternatif. Setelah masalah
ditentukan dan dirumuskan, langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan dananalisa data yang
relevan. Atas dasar data tersebut satu atau lebih
alternatif dikembangkan sebelum suatu keputusan
dibuat.
3. Evaluasi alternatif-alternatif. Evaluasi alternatif-
alternatif tergantung pada pemilihan kriteria
keputusan yang tepat. Karena kriteria sangat
penting, maka hal ini juga akan dibahas di belakang.
4. Pemilihan alternatif tebaik. Meskipun kualitas analisis
yang dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-
alternatif cukup tinggi, pemilihannya jarang menjadi
mudah dan jelas.
5. Impelmentasi keputusan. Suatu keputusan belum
selesai sebelum dilaksanakan dan diterapkan dalam
praktek.
6. Evaluasi hasil-hasil. Setelah keputusan
diimplementasikan, manajer harus memonitornya
terus menerus. Manajer perlu mengevaluasi apakah
implementasi dilakukan dengan tepat dan keputusan
memberikan hasil-hasil yang diharapkan
Kerangka Keputusan-keputusan Operasi
Mempunyai lima tanggung jawab keputusan
utama,
1. Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini
dimaksudkan untuk merancang proses produksi
secara phisik yang mencakup seleksi tipe proses,
pemilihan tekhnologi, analisis aliran proses,
penentuan lokasi fasilitas dan layout fasilitas, dan
penanganan bahan (material handling).
2. Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan
pada penyediaan volume keluaran yang optimal bagi
organisasi-tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit. Keputusan-keputusan ini menyangkut
pengembangan.
3. Persediaan. Persediaan adalah harta penting yang
harus dikelola secara baik. Para manajer persediaan
membuat keputusan-keputusan yang berkenaan
dengan kapan harus memesan dan berapa banyak
setiap kali pesan.
4. Tenaga kerja. Bidang tanggung jawab keputusan ini
bersangkutan dengan perancangan dan penelolaan
tenaga kerja dalam operasi-operasi.
5. Kualitas. Fungsi operasi-operasi terutama
bertanggung jawab atas kualitas barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan.
Kriteria untuk Keputusan Operasi
Ada empat sasaran dalam operasi-operasi; yaitu
biaya, kualitas, dapat diandalkan(dependability), dan
fleksibelitas.
1. Biaya. Sasaran biaya adalah sangat penting dalam
operasi-operasi; dan secara kasar dapat disamakan
dengan efisiensi. Bila biaya-biaya untuk suatu
keputusan dinilai, semua biaya relevan harus
dimasukkan.
2. Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas
produk atau jasa yang dihasilkan oleh operasi-
operasi. Sasaran ini dipengaruhi bai oleh disain
produk maupun cara produk dibuat dalam operasi-
operasi.
3. Dependability. Dependability sebagai suatu sasaran
menyangkut dapat diandalkan suplai barang atau
jasa. Dalam operasi-operasi, dependability dapat
diukur dengan persentase kekurangan bahan,
persentase pemenuhan janji-janji pengiriman.
4. Fleksibilitas. Fleksibilitas menyangkut kemampuan
operasi-operasi untuk membuat perubahan-
perubahan dalam desain produk atau dalam
kapasitas produksi dan sebagainya, utnuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi.
Banyak keputusan-keputusan manajerial dalam
manajemen produksi dan operasi yang harus dibuat
berdasarkan suatu konsep ekonomi manajerial
lainnya, yaitu analisis “trade-off”. Sebagai contoh,
masalah-masalah “garis-tunggu” (atau antrian)
dalam bagian pemeliharaan fasilitas produksi
perusahaan. Bila perusahaan hanya menyediakan
fasilitas pemeliharaan yang terbatas, maka banyak
mesin yang harus menunggu untuk dilayani.
Bagaimanapun juga, konsep analisis trade-off
memberikan kepada manajer suatu titik awal dengan
pertanyaan-pertanyaan, “ apa biaya-biaya yang akan
naik atau turun bila manjer melakukan penambahan
atau pengurangan sesuatu ? Mana titik biaya
terendah bila dua atau lebih variabel diperhatikan ? “
Kurva-kurva sebagai hasil jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan itu menyajikan akumulasi perubahan-
perubahan perilaku biaya beberapa variabel yang
berubah karena volume
Ruang lingkup manajemen produksi
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian
produksi
Manajemen produksi mencakup perancangan atau
penyiapan sistem produksi serta pengoprasiannya.
Penambahan dan perancangan sistem produksi
meliputi :
1. Seleksi dan desain hasil produksi
2. seleksi dan perancangan proses serta peralatan
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
4. rancangan tata letak dan arus kerja
5. Rancangan tugas
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan
kapasitas
Fungsi Serta Sistem Produksi Dan Operasi
Fungsi Produksi dan Operasi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan
operasi
1. Proses Pengolahan
2. jasa-jasa penunjang
3. Perencanaan
4. pengendalian /pengawasan
Pemilihan Lokasi Pabrik
Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah
penting, karena mempengaruhi kedudukan
perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan
hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus
mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi
dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi
memperhatikan faktor biaya produksi & biaya
distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi
sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
>Lingkungan masyarakat
> Kedekatan dengan pasar
> Tenaga kerja
> Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
> Fasilitas dan biaya transportasi
> Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder
> Harga tanah
> Dominasi masyarakat
> Peraturan tenaga kerja
> Rencana tata ruang
> Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
> Tingkat pajak
> Cuaca/iklim
> Keamanan
> Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah
penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting
menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing
perusahaan. Misalnya :
> Dekat dengan pasar
> Dekat dengan sumber bahan baku saja
> Tersedia tenaga kerja
> Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
> Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
> Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi
kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk
membuat pondasi.
> Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi
fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi
belum dibangun.
> Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang
limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik Ü Melihat
kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan
dipilih. Ü Melihat pengalaman orang lain dan
pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi
pabrik.Ü Mempertimbangkan dan menilai alternatif
pilihan yang menguntungkan.
MANJEMEN PRODUKSI DAN RUANG LINGKUPNYA
1.PENGERTIAN MANAJEMEN
Istilah “manajemen produksi” berubah menjadi
“manajemen oprasi” seiring dengan pengembangan
produk jasa yang jauh lebih mencolok bila
dibandingkan dengan produk pabrikasi, sehingga
orientasimenejemen oprasi menjadi lebih luas bukan
saja pada bidang pabrik tetapi juga pada
pengelolaan produk pada pelayanan dan jasa.
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan.
Dalam manajemen juga terdapat proses
pengendalian, pengelolaan, penganggaran,
pemeriksaan, pencarian, dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi.
Manajemen merupakan proses perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing),
pengarahan (Actuating) dan pengawasan
(Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumberdaya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Ilmu tentang upaya manusia untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
MANAJEMEN MODERN
Prinsip dasar Perilaku Organisasi dari tokoh
manajemen modern :
Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu
proses teknik secara ketat
Manajemen harus sistematik dan pendekatan yg
digunakan harus dgn pertimbangan secara hati-hati
Organisasi sebagi suatu keseluruhan dan pendekatan
manajer individual untuk pengawasan harus sesuai
situasi
Pendekatan motivasional yg menghasilkan komitmen
pekerja thd tujuan organisasi sangat dibutuhkan
Pengertian Manajemen Produksi
Serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai
dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output (Jay Helzer dan Barry Render,
2005:4).
Penerapan ilmu manajemen untuk mengatur
kegiatan produksi agar dapat dilakukan secara
efisien (Pangestu Subagyo, 2000:1).
Suatu proses yang secara berkesinambungan dan
efektif menggunakan fungsi–fungsi manajemen
untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya
secara efisien dalam rangka mencapai tujuan (Edy
Herjanto, 2003:2).
Manajemen Produksi
Pengertian Produksi :
Kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang
atau jasa dari bahanbahan atau sumber-sumber
faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi.
Jenis produksi:
Produksi Langsung:
Produksi Primer (Ekstratif)
Produksi Sekunder
Produksi Tak Langsung
Manajemen :
Sebagai Ilmu (Science) à ilmu terus berkembang
à utk pembuatan keputsn
Sebagai Seni (Art) à perencanaan,
kepemimpinan, komunikasi & segala sesuatu yang
menyangkut manusia
Sebagai Profesi
à Profesional : pembuatan keputusan
berdasarkan prinsip umum à pendidikan
formal
à Para profesinal mendapatkan status karena
prestasi bukan favorit, suku dan kriteria lain
Proses Produksi
Proses produksi terus menerus (continuous
production):
uatu proses produksi yang mempunyai pola atau
urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses
produksi di dalam perusahaan. Contoh: Pabrik
Semen, Tekstil, Mobil.
Proses produksi yang terputus-putus (intermiten
production):
Suatu proses produksi dimana arus proses yang ada
dalam perusahaan tidak selalu sama. Contoh:
Pengecoran Logam, Meubel.
Ciri-Ciri
Proses Produksi Terus-Menerus (Continuous
Processes)
• Produksi dalam jumlah besar (produksi massa),
variasi produk sangat kecil dan sudah distandardisir.
• Menggunakan product lay out atau departementation
by product.
• Mesin bersifat khusus (special purpose machines)
• Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi.
• Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti,
seluruh proses produksi terhenti.
• Tenaga kerja sedikit
• Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses
kecil
• Dibutuhkan maintenance specialist yang
berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
• Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang
fixed ( fixed path equipment ) menggunakan ban
berjalan ( conveyor ).
Teknik Proses Produksi
• Proses Ekstraktif:
Suatu proses produksi yang dijalankan dengan
mengambil langsung dari sumber alam yang telah
tersedia. Misalnya: proses penambangan batu bara,
biji besi, biji emas, pengeboran minyak, perusahaan
perikanan, perkebunan dan sebagainya.
• Proses Analitik:
Proses untuk menguraikan atau memisahkan
dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa
macam bentuk yang menyerupai jenis aslinya.
Contoh: penyulingan minyak (pertamina).
• Proses Fabrikasi:
Suatu proses yang mengubah suatu bahan
menjadi beberapa bentuk. Pengubahan tersebut
menggunakan alat seperti mesin, gergaji, pengepres,
dan sebagainya.
Contoh: pakaian, proses pembuatan sepatu dan
sebagainya.
• Proses Sintesis:
Proses mengkombinasikan beberapa bahan
(persenyawaan zat) dalam suatu bentuk produk.
Contoh: perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca
dan sebagainya.
• Proses Assembling:
Merangkaikan beberapa produk jadi atau
setengah jadi menjadi produk baru (barang bam)
tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya.
Contoh: perusahaan karoseri mobil. WTN.
perusahaan alat listrik dan sebagainya.
Perkembangan Manajemen Produksi
Terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang
menunjang, yaitu :
• Pembagian Kerja (Division of Labour) dan Spesialisasi
• Revolusi industri
• Perkembangan Alat dan Teknologi
• Perkembangan Ilmu dan Metode Kerja dalam Era
Manajemen Ilmiah
Pengambilan Keputusan dalam Manajemen
Produksi
a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
mengandung risiko.
c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak
pasti.
d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul
karena pertentangan dengan keadaan yang lain.
Manajemen modern menilai bahwa tidak ada satu
cara atau pendekatan yang dapat digunakan pada
seluruh situasi, manajemen pada dasarnya atas dua
konsep utama, yaitu teori tentang perilaku organisasi
(organizational behaviouf) dan manajemen
kuantitatif (managemen science).
a) Teori Perilaku
Pandangan – pandangan umum dalam teori
perilaku ini di tandai oleh tiga tingkatan kelompok
perilaku, yaitu 1) perilaku individu per individu; 2)
perilaku antar kelompok – kelompok social dan; 3)
perilaku antar kelompok social.
b) Teori Kuantitatif
Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan
manajemen didasarkan atas perhitungan –
perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan
keilmiahannya. Dalam setiap pemecahan masalah
harus terlebih dahulu diketahui masalahnya dengan
melakukaiatan kegiatan – kegiatan riset ilmiah, riset
oprasional, teknik-teknik ilmiah seperti kegiatan
penganggaran modal, perencanaan manajemen
aliran kas, pengembangan setrategi produk,
perencanaan program, pengembangan sumber daya
manusia dan sebagainya.
Manajemen yang mana sebagai ilmu dan seni
dapat diartikan sebagai upaya pencapaian tujuan
dengan pendekatan yang mana menjelaskan
fenomena – fenomena dan gejala – gejala
menejemen serta mentransformasikan dan
mengidentifikasikan proses manajemen berdasarkan
kadar ilmiah. Komponen kaidah ilmiah didalam
proses pengambilan keputusan ialah kumpulan
pengetahuan tertentu seperti dinyatakan oleh
perraturan – peraturan atau statement umum yang
telah dipertahankan oleh berbagai tingkatan ujian
dan pembuktian serta penyelidikan.
Manajemen sebagai profesi penekanan utama
dalam penyebutan manajemen sebagai profesi
adalah pada kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau manajer dengan
menggunakan keahlian tertentu. Seseorang yang
memiliki keahlian dan keterampilan tertentu akan
memperoleh status dan insentif manakala mereka
terlibat dalam organisasi. Oleh sebab itu mereka
yang bekerja dalam organisasi dengan menggunakan
keahlian dikelompokkan dengan kelompok
manajemen professional. Profesionalisme
manajemen dikategorikan kedalam suatu proses
yang memang membutuhkan suatu keahlian tertentu
serta posisi dan keahliannya diakui oleh
masyasrakat.
Manajemen sebagai kumpulan orang untuk
mencapai tujuan setiap kegiatan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih secara kooperatif dalam
organisasi disebut sebagai aktivitas
manajemen.Kolektivitas orang – orang tersebut
bergabung dalam satu organisasi dan dipimpin oleh
seorang pemimpin (manajer) yang bertanggung
jawab penuh atas upaya pencapaian tujuan secara
efesien dan efektif.
Pengendalian Produksi Materials Inventory
• Carrying costs
• Biaya-biaya pemeliharaan persediaan.
• Order costs
• Biaya-biaya yang dilibatkan dalam penempatan
pesanan.
• Just-in-time (JIT) system
• Mengurangi persediaan dengan frekuensi pesanan
persediaan.
• Materials requirements planning (MRP)
• Memastikan material ada tersedia ketika diperlukan.
Pengendalian Produksi Inventory Control
Inventory control: proses pengelolaan
persediaan pada tingkat level biaya minimal.
Pengendalian ini meliputi :
• Materials inventory.
• Work-in-process inventory.
• Finished goods inventory.
Pengendalian Produksi Scheduling
Production Schedule:
Sebuah rencana waktu dan volume tugas
produksi.
Techniques used in scheduling:
- Gantt chart, Memperkirakan waktu untuk
masing-masing tugas dalam proses produksi.
- PERT chart, Skedul tugas-tugas untuk
mengurangi kelambatan dalam proses produksi.
Pengendalian Produksi Quality Control
Proses penentuan apakah kualitas sebuah produk
atas jasa memenuhi tingkatan mutu
Identifikasi peningkatan yang mungkin diutuhkan
dalam proses produkasi
Pengendalian Produksi Routing Process
• Hadirkan urutan tugas yang diperlukan untuk
melengkapi produksi suatu produk.
• Ada suatu kebutuhan ke pada waktu tertentu
meninjau ulang untuk menentukan jika hal-hal dapat
ditingkatkan
Manajemen organisasi adalah sekelompok orang
yang bekerja sama dalam sturuktur dan koordinasi
tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan
tertentu.
Manajemen ialah seni seni dalam
menyelesaiakan sesuatu dengan orang lain
Manajemen ialah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian
kegiatan beurpa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang2 serta sumber
daya organisai lainnya
Manajemen diperlukan agar tujuan dari
organisasi dapat dicapai secara efektiv dan efisien
Efektif ialah mengerjakan pekerjaan yang benar.
Efisien ialah mengerjakan pekerjaan dengan benar
Empat fungsi manajemen ialah :
1. Perencanaan ialah proses yang menyangkut upaya
yang dilakukan untuk mengantisipasi kecendrungan
di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi
2. Pengorganisasian ialah proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisai yang tangguh dan tepat
3. Pengimpletasian ialah proses implementasi program
agar bisa dijalankan seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi
4. Pengendalai dan pengawasan ialah proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan,
dan diimplementasikan
Kegiatan-kegiatan dalam fungsi
manajemen “
Planning
1. Menetapkan tujuan dan target bisnis
2. Merumuskan strategi untuk mrncapai tujuan dan
target bisnis tersebut
3. Menetukan sumber2 daya yang diperlukan
4. Menetapkan standar/ indikator keberhasilan dalam
pencapaina tujuan dan target bisnis
Pengorganisasian
1. Mengalokasikan SD, merumuskan dan menetapkan
tugas, dan menetapkan prosedur yang diperluakn
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan
adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan
pengembangan SDM
4. Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang tepat
Directing
1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan dan pmberian motivasi kepada
tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujauan
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan
3. Menjelaskan kebijakan yang yang ditetapkan
Pengawasan
1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan
dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpanan yang mungkin ditemukan
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai
masalah yang terkait
Berdasarkan operasionalisasinya, manajemen
organisasi bisnis dapat dibedakan secara garis besar
menjadi fungsi2 sebagai berikut :
1. Manajemen SDM
2. Manajemen Produksi
3. Manajemen Pemasaran
4. Manajemen Keuangan
Keahlian-keahlian Manajemen :
1. Keahlian teknis (technical skills)
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dg
masyarakat (human relation skills)
3. Keahlian konseptual (conceptual skills)
4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision
making skills)
5. Keah;ian dalam mengelola waktu (time management
skills)
6. Keahlian dalam manajemen global
7. Keahlian dalam hal teknologi.
Proses Produksi Terus-Menerus (Continuous
Processes)
Kekurangan:
• Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
• Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan
kemacetan seluruh proses produksi.
• Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat
permintaan.
Kebaikan:
• Biaya per unit rendah bila produk dalam volume
yang besar dan distandardisir.
• Pemborosan dapat diperkecil, karena menggunakan
tenaga mesin.
• Biaya tenaga kerja rendah.
• Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena
jaraknya lebih pendek.
Proses Produksi Terputus-Putus (Intermitten
Processes)
Kekurangan:
• Dibutuhkan scheduling, routing yang banyak karena
produk berbeda tergantung pemesan
• Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
• Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses
cukup besar.
• Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat
tinggi, karena menggunakan tenaga kerja yang
banyak dan mempunyai tenaga ahli.
Kebaikan:
• Flexibilitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan produk yang berhubungan dengan:
process lay out, mesin bersifat umum (general
purpose machines), sistem pemindahan
menggunakan tenaga manusia.
• Diperoleh penghematan uang dalam investasi
mesin yang bersifat umum.
• Proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada
kerusakan di salah satu mesin.
Tugas dalam Pengendalian Produksi
1. Pembelian Material (Purchasing materials)
2. Pengendalian Persediaaan (Inventory control)
3. Routing
4. Skedul (Scheduling)
5. Pengendalian Mutu (Quality control)
Produksi &
Operasi
Input
(Masukan)
Output
(Keluaran)
H o t e l Resepsionis, Bell
Boy, Laundry, Staf,
Peralatan dan
Energi
Jasa Menginap,
Layanan
Menyenangkan,
Kepuasan,
Kepuasan Layanan
Laundry,
Pabrik
Manufaktu
r
Peralatan
Perlengkapan,
Tenaga Kerja,
Energi dan Bahan
Hasil Produksi
Baku
Universita
s
Fakultas, Staf,
Peralatan
Pengetahuan
Energi dan
Pengetahuan
Mahasiswa yang
dididik, Penelitian
dan Pengabdian
Masyarakat, dan
lain-lain
Sistem Produksi dan Operasi
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
a. Seleksi dan design hasil produksi (produk)
b. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
c. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
d. Perancangan tata letak (lay out) dan arus kerja
atau proses
e. Perancangan tugas
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan
kapasitas
PENGERTIAN DAN PROSES PRODUKSI
1. Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan
teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber
(tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi
adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode
ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan.
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan
menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa.
Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu
cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan
suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor
produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa proses produksi merupakan
kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga
kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih
bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
2. Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam
bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi
dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi,
proses perubahan bentuk, proses assembling, proses
transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa
adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat
dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi
produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses
produksi terus-menerus (Continous processes) dan
proses produksi terputus-putus (Intermettent
processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-
menerus apabila di dalam perusahaan terdapat
urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah
sampai proses produksi akhir. Proses produksi
terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau
pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan
menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah
(Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-
faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang
akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang
diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk
melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan
cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan
tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap
situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari
berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
3. Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi barang atas dasar aliran produk dari satu
operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan
disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri
yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah
besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan
rendah dan produk bersifat standar.
4. Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan
atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk
ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya
terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang
akan diproses atau menunggu untuk diproses,
sehingga lebih banyak memerlukan persediaan
barang dalam proses.
5. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari
proses produksi terus-menerus dan terputus-putus.
Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan
bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas secara penuh.
Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam
bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi
dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi,
proses perubahan bentuk, proses assembling, proses
transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa
adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat
dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi
produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses
produksi terus-menerus (Continous processes) dan
proses produksi terputus-putus (Intermettent
processes).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-
faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang
akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang
diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk
melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan
cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan
tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap
situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari
berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
A. Pengertian Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan
manajemen produksi adalah proses produksi. Proses
produksi adalah metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana
dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya
terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan
output. Input dalam proses produksi terdiri atas
bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan
dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan
kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi
perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output
merupakan barang jadi sebagai hasil yang
dikehendaki
B. Jenis-jenis Proses Produksi
Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan
menurut berbagai segi. Pemilihan sudut pandang
yang akan digunakan untuk pemisahan proses
produksi dalam perusahaan ini akan tergantung
untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta
penentuan tipe produksi didasarkan faktor seperti
volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan,
kualitas produk yang diisyaratkan dan peralatan
yang tersedia untuk melaksanakan proses.
1. Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud
proses produksi
a. Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses
produksi yang menitikberatkan kepada adanya
proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia.
Contoh perusahaan obat-obatan, perusahaan
tambang minyak dan lain-lain.
b. Proses produksi perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi
dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan
pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran
(output) sehingga didapatkan penambahan manfaat
atau faedah dari barang tersebut. Contohnya
perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.
c. Proses produksi assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu proses
produksi yang dalam pelaksanaan produksinya lebih
mengutamakan pada proses penggabungan dari
komponen-komponen produk dalam perusahaan
yang bersangkutan atau membeli komponen produk
yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya
perusahaan yang memproduksi peralatan
elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.
d. Proses produksi transportasi
Proses produksi transportasi merupakan suatu
proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan tempat dari barang ataupun manusia.
Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka
barang atau manusia yang bersangkutan ini akan
mempunyai kegunaan atau merasakan adanya
tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta
api, perusahaan angkutan dan lain-lain.
e. Proses produksi penciptaan jasa administrasi
Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah
suatu proses produksi yang memberikan jasa
administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang
lain atau lembaga-lembaga yang memerlukannya.
Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan
penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh
masing-masing perusahaan yang memerlukannya
merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-
perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga
konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan
manajemen, dan lain-lain.
2. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus
proses produksi
a. Proses produksi terus-menerus (continuous
processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi yang mempunyai pola atau urutan yang
selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di
dalam perusahaan.
Ciri-ciri :
1) Produksi dalam jumlah besar, variasi produk
sangat kecil dan sudah distandarisir.
2) Menggunakan product lay out atau
departmentation by product.
3) Mesin bersifat khusus.
4) Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
5) Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti,
seluruh proses produksi terhenti.
6) Tenaga kerja sedikit.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam
proses kecil.
8) Dibutuhkan maintenance specialist yang
berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
Kebaikan:
1) Biaya per unit rendah bila produk dalam volume
yang besar dan distandardisir.
2) Pemborosan dapat diperkecil karena
menggunakan tenaga mesin.
3) Biaya tenaga kerja rendah.
4) Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena
jaraknya lebih pendek.
Kekurangan:
1) Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2) Proses produksi mudah terhenti yang
menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3) Terdapat kesulitan menghadapi perubahan
tingkat permintaan.
b. Proses produksi terputus-putus (intermitten
processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses
produksi dimana arus proses yang ada dalam
perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri:
1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil,
variasi sangat besar.
2) Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan
kurang otomatis.
3) Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
4) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun
terjadi kerusakan di salah satu mesin.
5) Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
6) Persediaan bahan mentah tinggi.
7) Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan produk yang berhubungan dengan mesin
bersifat umum yaitu system pemindahan
menggunakan tenaga manusia, diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin yang
bersifat umum dan proses produksi tidak mudah
terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu
mesin.
Kekurangan:
1) Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak
karena produk berbeda tergantung pemesanan.
2) Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam
proses cukup besar.
4) Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan
sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga
kerja dan mempunyai tenaga ahli.
c. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari
proses produksi terus-menerus dan terputus-putus.
Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan
bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3. Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan
proses produksi
Pada umumnya manajemen perusahaan akan
mengadakan pemisahan jenis proses produksi dalam
perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi
dalam perusahaan yang bersangkutan yaitu proses
produksi utama dan proses produksi bukan utama.
Adapun proses produksi utama meliputi:
a) Proses produksi terus-menerus
b) Proses produksi terputus-putus
c) Proses produksi proses
d) Proses produksi proses yang sama
e) Proses produksi proyek khusus
f) Proses produksi industri berat
Proses produksi bukan utama meliputi:
a) Penelitian
b) Model
c) Prototipe
d) Percobaan
e) Demonstrasi
4. Jenis proses produksi ditinjau dari segi
penyelesaian proses produksi
Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi
penyelesaian proses ini pada umumnya untuk
mengadakan pengendalian kualitas dari proses
produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a) Proses produksi tipe A
Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses
produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat
diperiksa secara mudah. Dengan demikian
pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap
tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh
manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b) Proses produksi tipe B
Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses
produksi dimana di dalam penyelesaian proses
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan
terdapat beberapa ketergantungan dari masing-
masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya
dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu
saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas
kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa
secara mudah.
c) Proses produksi tipe C
Perusahaan yang penyelesaian produksinya
termasuk di dalam kategori proses produksi tipe C ini
adalah perusahaan yang melaksanakan proses
penggabungan atau pemasangan (assembling).
Pelaksana proses produksi dalam perusahaan
tersebut dilakukan dengan pemasangan atau
penggabungan komponen-komponen produk.
d) Proses produksi tipe D
Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan
menggunakan mesin dan peralatan produksi
otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi
dengan beberapa peralatan khusus untuk
melaksanakan pengendalian proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan.
e) Proses produksi tipe E
Proses produksi ini merupakan proses produksi dari
perusahaan-perusahaan dagang dan jasa.
Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda
dengan perusahaan-perusahaan semacam ini
menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan
yang melaksanakan processing dalam proses
produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Adapun proses produksi dalam perusahaan,
secara umum, dapat dipisahkan menurut beberapa
segi, yaitu menurut ujud pproses, menurut arus
proses, menurut keutamaan proses, dan menurut
penyelesaian proses. Pemilihan sudut pandang yang
akan dipergunakan untuk pemisahan proses produksi
akan tergantung pada untuk apa pemisahan tersebut
dilaksanakan.
1. Pemisahan proses produksi menurut ujud proses
pada umumnya akan dipergunakan dalam
hubungannya dengan kebijaksanaan umum industri
dan pemasaran dari produk perusahaan tersebut.
2. Pemisahan proses produksi menurut arus proses
pada umumnya akan dipergunakan dalam
penyusunan letak sarana dan fasilitas yang akan
dipergunakan.
3. Pemisahan proses produksi menurut keutamaan
proses, pada umumnya dimaksudkan untuk
pengendalian proses dalam perusahaan.
4. Pemisahan proses produksi menurut penyelesaian
proses dimaksudkan untuk pengendalian kualitas
dalam perusahaan yang bersangkutan
Jenis Proses Produksi
Berikut ini ada beberapa jenis proses produksi
berdasarkan beberapa perspektif:
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Ujud Proses
Produksi
Yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
1. Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi
yang menitikberatkan pada adanya proses analisis
atau sintesa senyawa kimia. Misalnya produksi
alkohol, obat-obatan, accu, dll.
2. Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan
proses produksi dimana dalam pelaksanaan proses
produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan
bentuk masukan menjadi keluaran untuk
menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan
meubel, garmen, sepatu, dll.
3. Proses Produksi Assembling, merupakan proses
produksi yang dalam pelaksanaan proses
produksinya akan lebih mengutamakan pada proses
penggabungan beberapa komponen menjadi suatu
produk tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik,
dll.
4. Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu
proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu.
Misalnya pengiriman Paket, Angkutan Kota, dll.
5. Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu
proses produksi penciptaan jasa administrasi kepada
pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa
penyusunan laporan keuangan, Biro Statistik, dll.
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi Arus
Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi yang masuk dalam
kategori ini antara lain:
1. Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga
proses produksi intermitten. dalam pelaksanaan
proses produksi semacam ini, akan terdapat
beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi.
Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau
bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola
atau urutan pelaksanaan proses produksi pada bulan
yang lalu atau bulan yang akan datang.
2. Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut
sebagai pola produksi kontinyu. Pada proses produksi
semacam ini terdapat pola atau urutan proses
produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari
waktu ke waktu.
Untuk menentukan apakah suatu perusahaan
menggunakan proses produksi terus menerus atau
terputus-putus bukanlah dilihat dari produk yang
dihasilkan, melainkan dilihat dari pelaksanaan proses
produksi yang ada dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi
Keutamaan Proses Produksi
Atas dasar keutamaan proses, proses produksi
dalam perusahaan umumnya akan dapat dipisahkan
menjadi dua kelompok yakni:
1. Proses Produksi Utama,
merupakan proses produksi dimana proses produksi
tersebut sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan yang bersangkutan. Jadi merupakan
kegiatan inti perusahaan. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain:
Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses
produksi dimana terdapat pola atau urutan proses
produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari
waktu ke waktu.
Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses
produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan
pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi
yang digunakan hari atau bulan ini sangat mungkin
akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan
proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan
yang akan datang.
Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi
dimana pelaksanaan pengolahan baha baku sampai
dengan barang jadi akan melalui suatu proses
persenyawaan atau pemecahan. dengan demikian
pelaksanaan proses produksi akan sangat
bergantung pada jenis bahan baku dan bahan
penolong yang digunakan.
Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis
proses produksi dimana terdapat beberapa pekerjaan
serta urutan yang sama dalam proses produksi meski
produk yang dihasilkan berbeda-beda.
Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu
proses produksi yang dilaksanakan katrena adanya
beberapa program khusus atau adanya kepentingan
khusus. Apabila proses produksi yang dilaksanakan
untuk program tersebut selesai, maka proses
produksi juga akan berakhir.
Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi
dimana terdapat berbagai macam aktivitas
sehubungan dengan penyelesaian produksi yang
sangat komplek. Sedemikian kompleknya sehingga
proses tersebut dibagi menjadi subproses-subproses.
3. Proses Produksi Bukan Utama,
merupakan proses produksi yang dilaksanakan
sehubungan dengan adanya kepentingan khusus.
Proses produksi bukan utama ini hanya merupakan
kegiatan penunjang dalam perusahaan yang
bersangkutan. yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain:
Penelitian Model Prototype Percobaan Demonstrasi
Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Segi
PeyelesaianProses Produksi
Berdasarkan penyelesaian proses, terdapat
beberapa jenis proses produksi yang diantaranya:
1. Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses
produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi
yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah.
dengan demikian pengendalian dan pengawasan
kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap
proses produksi.
2. Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses
produksi dimana dalam penyelesaian proses produksi
terdapat beberapa ketergantungan dari masing-
masing tahap proses produksi, sehingga
pengendalian dan pengawasan hanya dapat
dilakukan pada beberapa tahap tertentu.
3. Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi
dengan jalan melakukan proses penggabungan atau
pemasangan (assembling) komponen-komponen
menjadi suatu produk jadi tertentu.
4. Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi
yang mempergunakan mesin dan peralatan yang
terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat
pengendalian dan pengawasan proses.
5. Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi
dari perusahan-perusahaan dagang dan jasa.
Ada begitu banyak cara dalam
mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam
hal pengklasifikasian sistem produksi, secara umum
sistem produksi sering hanya dikelompokkan menjadi
dua kategori, yakni: 1) Production to order, misalnya
pabrik mesin jet, yang hanya akan berproduksi bila
ada pesanan dari perusahaan aircraft. 2) Production
to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah
satunya untuk tujuan-tujuan pengadaan persediaan.
Perbedaan pokok antara sistem produksi
berdasarkan pesanan dan sistem produksi untuk
persediaan, dapat dilihat dari fokus kegiatan
manajemen produksi/operasi kedua sistem tersebut.
Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi
dari sistem produksi untuk pesanan antara lain: 1)
Scheduling merupakan hal yang kritis. Sulit karena
setiap pekerjaan atau pesanan bisa jadi memiliki
karakteristik pemrosesan yang unik. 2) Memerlukan
pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak
ragamnya untuk persediaan guna mengantisipasi
pesanan yang sifatnya uncertainty. 3) Persediaan
barang jadi tidak menjadi hal yang penting.
Sementara fokus kegiatan manajemen
produksi/operasi dari sistem produksi untuk
persediaan adalah: 1) Forecasting merupakan hal
yang penting dan utama. 2) Pengendalian
persediaan sangat penting dalam sistem produksi
untuk persediaan, khususnya dalam perencanaan
pembelian dan pengiriman bahan baku dan
komponen. 3) Produksi dalam jumlah besar item
persediaan bersifat lebih terstruktur.
Dalam rangka untuk membantu dalam
menganalisis dan mendisain sistem produksi,
beberapa ahli mengklasifikasi proses produksi ke
dalam kelompok-kelompok sebagai berikut:
a) Continuous Flow Processes,
yakni proses produksi yang memiliki ciri-ciri antara
lain:
volume produksi sangat besar
produk yang dihasilkan terstandardisasi
peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi
dan otomatis
biasanya merupakan sistem produksi untuk
persediaan.
Contoh dari jenis proses produksi ini seperti pabrik
kimia, pabrik minyak, dan pabrik gula.
b) Mass, atau Assembly Line,
proses produksi yang bercirikan:
volume produksi yang tinggi untuk keseluruhan item
yang terpisah-pisah.
untuk tiap jenis produk yang berbeda hanya memiliki
variasi yan kecil
biasanya merupakan sistem produksi untuk
persediaan.
Contoh dari jenis ini antara lain pabrik otomobil,
peralatan rumah tangga, dan kalkulator elektronik.
c) Batch, atau Intermitten,
yakni proses produksi yang bercirikan:
memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif
sedikit untuk produk-produk yang sejenis atau mirip
seperti buku, pakaian, atau anggur.
produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka
yang lebih pendek daripada produksi massa
urutan proses produksi biasanya selalu sama
Ada kemungkinan terdapat perbedaan yang
signifikan dalam hal bahan baku yang digunakan,
set-up mesin, dan layout.
biasanya merupakan sistem produksi untuk
persediaan
d) Job Shops,
merupakan jenis proses produksi yang bercirikan:
memproduksi produk-produk khusus atau
terspesialisasi dalam jumlah yang relatif sedikit,
namun variasinya besar.
proses produksi secara keseluruhan memiliki aliran
proses yang berbeda
biasanya merupakan sistem produksi berdasarkan
pesanan
Contoh dari jenis proses produksi job-shop antara
lain industri perlengkapan mesin, pelengkap
komponen-komponen kecil dan printer.
e) Project,
merupakan satu jenis proses produksi item-item
yang khusus dan unik. Proyek konstruksi merupakan
salah satu contoh dari sistem project. Dalam
lingkungan manufactur, produksidari item-item yang
besar dan kompleks seperti kapal, pesawat terbang
dikelola dengan sistem project
Tabel Karakteristik Proses Produksi
Reliabilitas Proses
Reliability dari proses produksi adalah
probabilitas bahwa proses atau sistem produksi akan
berjalan dengan memuaskan selama periode waktu
tertentu. Apabila dikatakan bahwa reliabilitas suatu
proses produksi adalah 85%, ini berarti probabilitas
bahwa proses tidak akan mengalami kerusakan atau
kemacetan selama periode waktu tertentu seperti
satu hari, satu minggu, atau satu bulan adalah
sebesar 85%.. Suatu proses produksi yang memiliki
reliabilitas yang rendah akan menimbulkan biaya
tinggi untuk perawatan dan produktivitasnya rendah.
Menentukan Reliabilitas Total Mesin-Mesin pada
Sistem SERIES
Misalnya ada beberapa mesin dan robot yang
operasinya merupakan satu series, jika reliabilitas
masing-masing mesin diketahui, maka dapat
dihitung total reliabilitas (R) dari sejumlah (n) mesin
yang merupakan sistem series.
Secara matematis, Reliabilitas total (R) dari
ketiga mesin tersebut apabila reliabilitas masing-
masing mesin diketahui (p1, p2, p3, pn), dihitung
dengan cara:
R = p1 . p2 . p3 ......pn
Rumus tersebut mengasumsikan bahwa setiap mesin
independen terhadap yang lain.
Andaikata reliabilitas mesin-1 = 99%, mesin-2
sebesar 98%, mesin-3 sebesar 99% dan mesin-4
sebesar 96%, maka Reliabilitas total sebesar:
R = (0,99).(0,98).(0,99).(0,96) = 0,96 atau
96%
Menentukan Reliabilitas Total dari Mesin-Mesin pada
Sistem PARALEL
Apabila mesin-4 ada dua buah maka dikatakan
bahwa mesin-4 ada pada sistem paralel.
Untuk menghitung Reliabilitas Total (R),
pertama kali dihitung dulu reliabilitas dari mesin-
mesin yang berada pada sistem paralel, dengan cara
sebagai berikut:
R = 1 - (1 - p1).(1 - p2)........(1 - pn)
Dari persamaan tersebut di atas, maka dapat
dihitung reliabilitas total dari dua mesin-4 yang
masing-masing memiliki reliabilitas 96%, yakni:
R mesin-4 = 1 - (1 - 0,96).(1 - 0,96) =
0,9984 atau 99,84%
Selanjutnya dihitung Reliabilitas total dari seluruh
mesin, yaitu:
R = (0,99).(0,98).(0,99).(0,9984) = 0,96
atau 96%
Pengendalian Proses: Peran, Fungsi dan
Metode Pengendalian Proses
Berikut beberapa poin penting mengenai
pengendalian proses
Peran Pengendalian Proses
Sebagaimana telah diketahui bahwa proses
produksi/operasi merupakan cara, metoda maupun
teknik bagaimana kegiatan penambahan/penciptaan
faedah/manfaat/nilai dilaksanakan. Kelancaran
pelaksanaan proses produksi/operasi ditentukan oleh
setidaknya dua hal, yakni sistim produksi/operasi
yang digunakan, dan pengendalian proses
produksi/operasi dalam perusahaan. Dengan adanya
sistim produksi/operasi serta pengendalian proses
yang tepat maka dapat diharapkan pelaksanaan
proses produksi/operasi berjalan lancar.
Fungsi Pengendalian Proses
Yang dimaksud dengan fungsi pengendalian
proses adalah perencanaan, penentuan urutan kerja,
penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja
dan tindak lanjut dalam pelaksanaan proses
produksi/operasi. Perencanaan produksi/operasi
merupakan perencanaan tentang produk apa dan
berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan dalam
satu periode yang akan datang. Hal ini berbeda
dengan perencanaan produk yang merupakan
perencanaan perusahaan tentang produk apa dan
berapa yang dapat diproduksi oleh perusahaan yang
belum tentu dapat diproduksi dalam periode yang
bersangkutan. Lain dari itu, perencanaan produksi
merupakan bagian dari perencanaan operasional
sehingga penyusunannya tidak hanya berhenti pada
apa dan berapa produk yang akan diproduksi tetapi
juga menyangkut perkiraan bahan baku, kebutuhan
tenaga kerja, jam mesin dan lain-lain.
Urutan kerja atau yang sering disebut routing,
perlu juga dilakukan agar proses pelaksanaan
produksi/operasi dapat dilakukan dengan lancar
karena tidak ada kebingungan karyawan mengenai
urutan kerja. Untuk perusahaan-perusahaan yang
mempunyai aliran bahan baku sampai dengan
produk jadi yang selalu tetap atau tipe terus
menerus (continuous) maka urutan kerja yang harus
dilaksanakan sudah merupakan urutan yang pasti
dan tidak berubah dalam jangka waktu yang relatif
panjang, sehingga urutan kerja tidak menjadi
masalah yang penting. Lain halnya dengan
perusahaan yang mempergunakan proses produksi
terputus-putus (intermitten) dimana aliran dari
bahan baku hingga produk jadi tidak selalu sama. Hal
demikian membuat proses routing atau urutan kerja
menjadi masalah yang kritis karena setiap produk
yang berbeda menutut urutan kerja yang berbeda.
Waktu kerja, jadual kerja atau scheduling
merupakan masalah yang menyangkutpenentuan
waktu kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan
kapan harus selesai. Scheduling akan menjadi
masalah yang kritis terutama bagi perusahaan-
perusahaan yang berproduksi/operasi untuk
memenuhi pesanan karena pelaksanaan proses
terikat dengan kesanggupan untuk menyelesaikan
proses pembuatan produk tertentu pada waktu
tertentu
Selanjutnya, pemberian perintah kerja (dispatching).
Pemberian perintah kerja merupakan awal dari
pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan. Walupun
perencanaan produksi telah dibuat, urutan pekerjaan
sudah ditentukan, jadual telah disusun, tetapi bila
perintah kerja belum diberikan maka pekerjaan atau
kegiatan tidak akan dimulai.. Baru setelah ada
perintah kerja, kegitan dapat dimulai.
Fungsi pengendalian proses yang terakhir
adalah tindak lanjut (follow up). Tindak lanjut ini
memiliki peranan yang penting. Dengan adanya
tindak lanjut, kesulitan-kesulitanyang terjadi dalam
pelaksanaan proses yang sudah berjalan dapat
dicarikan jalan keluarnya.
Metode Pengendalian Proses
Metode pengendalian yang digunakan dalam suatu
perusahaan akan mempengaruhi keberhasilan dari
pelaksanaan pengendalian proses produksi dalam
perusahaan tersebut. Penerapan suatu metode
pengendalian proses yang tidak cocok dapat
menimbulkan gangguan-gangguan yang dapat
menimbulkan kelambatan dalam pelaksanaan proses
produksi, dan selanjutnya akan dapat menurunkan
produktivitas. Agar diperoleh metode pengendalian
proses yang sesuai, maka dalam pemilihan metode,
perlu mempertimbangkan beberapa faktor antara
lain yakni: 1) Sistim produksi yang digunakan. 2)
Proses produksi yang dijalankan 3) Jumlah dan jenis
produk. Beberapa metode pengendalian proses
produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan
antara lain:
1. Pengawasan Order
Disebut juga order control. Merupakan metode
pengendalian proses dengan mempergunakan kartu
order sebagai alat pengawasan. Tujuan sistim ini
adalah agar dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan order. Pengendalian proses akan diterapkan
terhadap setiap order yang masuk. Dengan demikian
setiap ada order akan diikuti dengan penyusunan
perencanaan produksi, urutan kerja, skedul,
pemberian perintah kerja, dan follow up.
2. Pengawasan Blok
Pengawasan blok adalah pengawasan produksi yang
dilaksanakan dengan berpedoman kepada daftar
blok yang ada dalam perusahaan. Daftar blok adalah
merupakan daftar dari produk atau barang yang
harus diproduksi sehubungan dengan adanya
pesanan dari pelanggan, maupun untuk memenuhi
kebutuhan persediaan. Daftar blok yang disusun oleh
bagian penjualan atau bagian order. Penyusunan
daftar blok akan didasarkan pada kesamaan produk
yang dipesan atau berdasarkan kesamaan proses.
Tahap kritis ada pada tahap penentuan skedul.
3. Pengawasan Arus
Disebut juga flow control. Yang dimaksud dengan
arus atau flow adalah aliran bahan baku sampai
menjadi produk akhir. Fokus pengawasan metode
arus ada pada pengawasan kelancaran arus mulai
dari bahan baku sampai menjadi produk akhir, arus
penyelesaian proses dari bagian satu dengan bagian
lain, arus penyelesaian produksi yang teratur dan
seimbang. Pengawasan produksi metode ini cocok
untuk perusahaan yang tipe proses produksinya
terus menerus.
4. Pengawasan Beban
Titik berat pengawasan beban adalah perencanaan
dan pengawasan terhadap beban yang harus
dilaksanakan oleh masing-masing bagian terutama
bagian-bagian kunci dalam pelaksanaan proses
produksi. Yang dimaksud bagian kunci adalah bagian
yang memproduksi seluruh atau sebagian besar
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada
bagian kunci ini terdapat kegiatan proses produksi
utama yang mendominisir operasi perusahaan.
5. Pengawasan Proyek Khusus
Sesuai dengan namanya, metode pengawasan
proyek khusus adalah metode pengawasan proses
produksi terhadap proyek khusus yang dilaksanakan
oleh perusahaan. Proyek-proyek yang cukup besar
diawasi dengan mempergunakan metode
pengendalian yang sesuai dengan proyek itu sendiri.
Penyelesian proyek biasanya dilakukan dengan
terlebih dulu melakukan pemecahan proyek tersebut
menjadi sub-sub pekerjaan, dan masing-masing sub-
sub pekerjaan dipecah lagi menjadi kegiatan-
kegiatan. Proyek dianggap selesai bila seluruh sub
pekerjaan dapat diselesaikan seluruhnya. Oleh
karena itu menjadi penting untuk mengetahui
hubungan antara sub pekerjaan dan kegiatan-
kegiatan yang ada di dalamnya serta waktu
penyelesaian masing-masing kegiatan dan sub
pekerjaan.
6. Pengawasan Pada Penyimpangan
Sering disebut juga control by exception. Dasar
utamanya adalah proses produksi yang
mempergunakan mesin dan peralatan produksi yang
dilengkapi dengan peralatan penunjuk adanya
penyimpangan dalam proses produksi. Dengan
adanya alat tersebut maka karyawan akan
melakukan pengawasan hanya dengan melihat pada
alat kontrol tersebut. (Hendra Poerwanto G).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-
faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang
akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang
diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk
melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan
cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan
tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap
situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari
berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi barang atas dasar aliran produk dari satu
operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan
disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri
yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki
karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah
besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan
rendah dan produk bersifat standar.
Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan
atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk
ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya
terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang
akan diproses atau menunggu untuk diproses,
sehingga lebih banyak memerlukan persediaan
barang dalam proses.
Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan
dari proses produksi terus-menerus dan terputus-
putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan
kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas secara penuh.
Persediaan Bahan Baku
Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Persediaan.
Pengendalian persedian merupakan fungsi
manajerial yang sangat penting karena persediaan
fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar.
Menurut Handoko (2000), bila perusahaan
menamankan terlalu banyak dananya dalam
persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang
berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity
Cost”(dana dapat ditanamkan dalam investasi yang
lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan
tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat
mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan
bahan.
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah
umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan
dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan
akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini
meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam
proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan
pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen
lain yang menjadi bagian keluaran produk
perusahaan.
Fungsi-fungsi persediaan antara lain (Handoko,
2002) :
Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan
secara internal dan ekstrenal sehingga perusahaan
dapat memenuhi permintaan langanan tanpa
tergantung pada supplier.Persediaan barang jadi
diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang
tidak pasti dari langganan.Persediaan yang diadakan
untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak
dapat diperkirakan atau diramalkan disebut
Fluctuation Stock.
Fungsi Economis Lot Sizing
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-
biaya per unit saat produksi dan membeli
sumberdaya-sumberdaya.Persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan
(potongan pembelian, biaya pengangkutan lebih
murah dan sebagainya) karena perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih
besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang,
investasi, resiko kerusakan).
Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi
perusahaan yang sering menghadapi ketidakpastian
jangka waktu pengiriman dan permintaan akan
barang-barang. Persediaan ini penting agar
kelancaran proses produksi tidak terganggu.
Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya
mempunyai karakteristik khusus dan cara
pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya,
persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):
Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu
persediaan barang-barang berwujud mentah.
Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber
alam atau dibeli dari para Supplieratau dibuat sendiri
oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses
produksi selanjutnya.
Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased
paris), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri
dari komponen-komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain, dimana secara langsung dapat
dirakit menjadi produk.
Persediaan barang dalam proses (work in process),
yaitu persediaan barang-barang yang merupakan
keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
Persediaan bahan pembantu atau penolong
(supplies), yaitu persediaan barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
Persedian barang jadi (finished goods), yaitu
persediaan barang-barang yang telah selesai
diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap
untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
Peranan Persediaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau
memperlancar jalannya operasi perusahaan yang
harus dilakukan secara berturut-turut untuk
memproduksi barang-barang serta menyampaikan
kepada pelanggan. Persediaan bagi perusahaan,
antara lain berguna untuk:
Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya
barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan
perusahaan.
Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara
musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu
tidak ada dalam pasaran.
Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi
perusahaan.
Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan
sebaik-baiknya.
Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan
pengunaan atau penjualannya.
Persediaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan karena berfungsi menggabungkan
antara operasi yang berurutan dalam pembuatan
suatu barang dan menyampaikannya kepada
konsumen. Adanya persediaan, dapat memungkinan
bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi
produksi, karena faktor waktu antara operasi itu
dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan
(Assauri, 1999).
Arti Penting Persediaan Produk Jadi
Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan
yang berbeda-beda dalam menentukan tingkat
persediaan produk jadi.Tujuan adanya persediaan
produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi
permintaan.Persediaan dapat difungsikan untuk
memenuhi kekurangan pasokan produk jadi di
pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan
perusahaan.Oleh karena itu tingkat persediaan
produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan
memegang peran yang sangat penting dalam
menjaga kestabilan pemasokan produk ke pelanggan
(Kusuma, 1999).
Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi dengan
persediaan barang yang diproduksi pada saat sepi,
dan persediaan tersebut digunakan pada saat
permintaan ramai.Biaya persediaan mencakup
asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak.
Akumulai persediaan dan produksi yang tidak
memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya
sebagai akibat pembatalan pesanan dan
ketidakpuasan pelanggan (Kusuma, 1999).
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic
Production Quantity(EPQ) adalah sejumlah produksi
tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan
total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ
dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set
up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang
dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat
produksi optimal akan memberikan total biaya
persediaan atau total inventori cost(TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat
persediaan barang jadi dan permintaan produk
jadi.Metode ini juga mempertimbangkan jumlah
persiapan produksi yang berpengaruh terhadap
biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi
yang lebih besar dari tingkat permintaan.
Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan
persediaan adalah sama dengan tingkat produksi
dikurangi tingkat permintaan.
Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan
kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama
pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
dengan Metode
Economic Production Quantity(EPQ)
Persediaan produk dalam suatu perusahaan
berkaitan dengan volume produksi dan besarnya
permintaan pasar.Perusahaan harus mempunyai
kebijakan untuk menentukan volume produksi
dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar
jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal.
Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode
Economic Production Quantity(EPQ). Metode EPQ
dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume
produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk
memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-
rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah
produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel
saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang
disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya
penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan
produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan
sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul
karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku
yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya
mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan
tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling,(4) biaya
ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya
yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas
persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan
semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin
tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan diantaranya :
Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk
penerangan, pemanas atau pendingin)
Biaya modal (opportunity cost of capital)
Biaya keusangan
Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
Biaya asuransi persediaan
Biaya pajak persediaan
Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan
dengan tingkat persediaan.Biaya persiapan produksi
berbanding terbalik dengan tingkat persediaan.Biaya
penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat
persediaan (Siagian, 1997).Semakin banyak biaya
yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat
persediaan semakin kecil dan sebaliknya.Bila biaya
penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan
semakin besar atau sebaliknya.
Proses Produksi
A. Pengertian Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan
manajemen produksi adalah proses produksi. Proses
produksi adalah metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana
dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya
terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan
output. Input dalam proses produksi terdiri atas
bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan
dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan
kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi
perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output
merupakan barang jadi sebagai hasil yang
dikehendaki
B. Jenis-jenis Proses Produksi
Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan
menurut berbagai segi. Pemilihan sudut pandang
yang akan digunakan untuk pemisahan proses
produksi dalam perusahaan ini akan tergantung
untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta
penentuan tipe produksi didasarkan faktor seperti
volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan,
kualitas produk yang diisyaratkan dan peralatan
yang tersedia untuk melaksanakan proses.
1. Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud
proses produksi
a. Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses
produksi yang menitikberatkan kepada adanya
proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia.
Contoh perusahaan obat-obatan, perusahaan
tambang minyak dan lain-lain.
b. Proses produksi perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi
dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan
pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran
(output) sehingga didapatkan penambahan manfaat
atau faedah dari barang tersebut. Contohnya
perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.
c. Proses produksi assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu proses
produksi yang dalam pelaksanaan produksinya lebih
mengutamakan pada proses penggabungan dari
komponen-komponen produk dalam perusahaan
yang bersangkutan atau membeli komponen produk
yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya
perusahaan yang memproduksi peralatan
elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.
d. Proses produksi transportasi
Proses produksi transportasi merupakan suatu
proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan tempat dari barang ataupun manusia.
Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka
barang atau manusia yang bersangkutan ini akan
mempunyai kegunaan atau merasakan adanya
tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta
api, perusahaan angkutan dan lain-lain.
e. Proses produksi penciptaan jasa administrasi
Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah
suatu proses produksi yang memberikan jasa
administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang
lain atau lembaga-lembaga yang memerlukannya.
Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan
penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh
masing-masing perusahaan yang memerlukannya
merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-
perusahaan semacam ini.Contohnya lembaga
konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan
manajemen, dan lain-lain.
2. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus
proses produksi
a. Proses produksi terus-menerus (continuous
processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi yang mempunyai pola atau urutan yang
selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di
dalam perusahaan.
Ciri-ciri :
1) Produksi dalam jumlah besar, variasi produk
sangat kecil dan sudah distandarisir.
2) Menggunakan product lay out atau
departmentation by product.
3) Mesin bersifat khusus.
4) Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
5) Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti,
seluruh proses produksi terhenti.
6) Tenaga kerja sedikit.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam
proses kecil.
8) Dibutuhkan maintenance specialist yang
berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
Kebaikan:
1) Biaya per unit rendah bila produk dalam volume
yang besar dan distandardisir.
2)
2) Pemborosan dapat diperkecil karena
menggunakan tenaga mesin.
3) Biaya tenaga kerja rendah.
4) Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena
jaraknya lebih pendek.
Kekurangan:
1) Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2) Proses produksi mudah terhenti yang
menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3) Terdapat kesulitan menghadapi perubahan
tingkat permintaan.
b. Proses produksi terputus-putus (intermitten
processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses
produksi dimana arus proses yang ada dalam
perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri:
1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil,
variasi sangat besar.
2) Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan
kurang otomatis.
3) Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
4) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun
terjadi kerusakan di salah satu mesin.
5) Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
6) Persediaan bahan mentah tinggi.
7) Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan produk yang berhubungan dengan mesin
bersifat umum yaitu system pemindahan
menggunakan tenaga manusia, diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin yang
bersifat umum dan proses produksi tidak mudah
terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu
mesin.
Kekurangan:
1) Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak
karena produk berbeda tergantung pemesanan.
2) Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam
proses cukup besar.
4) Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan
sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga
kerja dan mempunyai tenaga ahli.
c. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari
proses produksi terus-menerus dan terputus-putus.
Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan
bahwa setiap perusahaan berusaha untuk
memanfaatkan kapasitas secara penuh.
3. Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan
proses produksi
Pada umumnya manajemen perusahaan akan
mengadakan pemisahan jenis proses produksi dalam
perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi
dalam perusahaan yang bersangkutan yaitu proses
produksi utama dan proses produksi bukan utama.
Adapun proses produksi utama meliputi:
a) Proses produksi terus-menerus
b) Proses produksi terputus-putus
c) Proses produksi proses
d) Proses produksi proses yang sama
e) Proses produksi proyek khusus
f) Proses produksi industri berat
Proses produksi bukan utama meliputi:
a) Penelitian
b) Model
c) Prototipe
d) Percobaan
e) Demonstrasi
4. Jenis proses produksi ditinjau dari segi
penyelesaian proses produksi
Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi
penyelesaian proses ini pada umumnya untuk
mengadakan pengendalian kualitas dari proses
produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a) Proses produksi tipe A
Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses
produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat
diperiksa secara mudah. Dengan demikian
pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap
tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh
manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b) Proses produksi tipe B
Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses
produksi dimana di dalam penyelesaian proses
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan
terdapat beberapa ketergantungan dari masing-
masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya
dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu
saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas
kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa
secara mudah.
c) Proses produksi tipe C
Perusahaan yang penyelesaian produksinya
termasuk di dalam kategori proses produksi tipe C ini
adalah perusahaan yang melaksanakan proses
penggabungan atau pemasangan (assembling).
Pelaksana proses produksi dalam perusahaan
tersebut dilakukan dengan pemasangan atau
penggabungan komponen-komponen produk.
d) Proses produksi tipe D
Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi
yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan
menggunakan mesin dan peralatan produksi
otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi
dengan beberapa peralatan khusus untuk
melaksanakan pengendalian proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan.
e) Proses produksi tipe E
Proses produksi ini merupakan proses produksi dari
perusahaan-perusahaan dagang dan jasa.
Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda
dengan perusahaan-perusahaan semacam ini
menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan
yang melaksanakan processing dalam proses
produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Manajemen Produksi adalah sebagai suatu proses
yang berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi manajemen untuk mengintegrasikan dengan
berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka
mencapai tujuan (Fogarty, 1989)
Menurut Hani Handoko MBA (1993, 3) Manajemen
produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan
secara optimal penggunaan sumber daya-sumber
daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi)
tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dsb,
dalam proses transformasi bahan mentah dan
tenaga kerja menjadi berbagai produksi dan jasa.
Menurut Drs. Sofjan Assauri (1993, 17) Manajemen
produksi merupakan proses pencapaian dan
pengutilisasian sumber daya-sumber daya untuk
memproduksi atau menghasilkan barang-barang
atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk
mencapai tujuan dan sasaran.
Manajemen Produksi dan Operasi secara umum
merupakan suatu kegiatan yang berhubungan
dengan penciptaan/pembuatan barang, jasa, atau
kombinasinya, melalui proses transformasi dari
masukan sumber daya produksi menjadi keluaran
yang diinginkan. (EddyHerjanto,1999)
Kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi
menitikberatkan pada suatu wahana yang dipakai
dalam mengubah masukan menjadi keluaran.
(Heizer, 1993; Adam, 1989; Buffa, 1991)
Manajemen Produksi merupakan salah satu bidang
manajemen yang penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan.Ketika mutu produk atau jasa menjadi
kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran
manajemen produksi terasa semakin penting bagi
perusahaan.Kegiatan produksi yang buruk dapat
mengakibatkan pemborosan dalam bentuk
menumpuknya persediaan.Kegiatan produksi yang
buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu
produk atau jasa yang dihasilkan.Banyak contoh
perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena
lemah dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada
juga perusahaan yang berhasil memenangi
persaingan karena mengelola kegiatan produksinya
denganbaik.
Ketika merancang sistem produksi, manajemen
harus mempertimbangkan rancangan produk (jasa),
volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata
letak, serta rancangan kerja.
Rancangan produk (jasa). Rancangan produk
dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui
berbagai aspek yang berkaitan dengan proses
produksi. Misalnya, apakah teknologi yang dimiliki
saat ini mampi memproduksi produk yang
diusulkan.Jika tidak memungkinkan, apakah
teknologi yang ada harus diganti sebagian atau
seluruhnya.
Volume produksi.Manajemen harus
mempertimbangkan kapasitas produksi yang
dimiliki.Misalnya, apakah fasilitas produksi yang
dimiliki mampu menghasilkan produk dalam jumlah
yang sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian,
berapa jumlah yang diproduksi agar tidak terjadi
kelebihan produksi,.Kelebihan produksi berarti
menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk
bagi keuangan perusahaan.
Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi,
manajemen harus mempertimbangkan proses
produksi yang paling efisien. Misalnya, apakah
proses produksi memerlukan dukungan teknologi
baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi
teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi,
proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan
dari rancangan produk.Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang
diaharapkan.
Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih,
langkah selanjutnya adalah merancang lokasi dan
tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak
didesain sedemikian rupa sehingga efisien. Misalnya,
gudang penyimpananbahan baku dan barang jadi
sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi.
Keputusan lokasi dan tata letak juga harus
memperhatikan peraturan-peraturan yang
berlaku.Pemerintah biasanaya memiliki peraturan
yang berkaitan dengan lokasi pabrik atau industri.
Rancangan pekerjaan.Tahap akhir dari perancangan
sistem produksi adalah menentukan pembagian
kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya.
Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang
terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Pada tahap
ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem
operasi.
Pemrosesan berkelanjutan membuatn produk yang
sama melalui rangkaian berkelanjutan berbagai
prosedur standar. Semen dan minyak diproduksei
melalui metode manufaktur ini.Biasanya, di bawah
pendekatan ini perusahaan mencoba menyimpan
persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan
untuk memenuhi perkiraan pemintaan penjualan.
Perkiraan penjualan bersama dengan informasi
tingkat persediaan saat ini adalah pemicu proses ini.
Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok
(batch) yang berbeda. Tiap barang dalam batch
hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta
operasi yang sama. Untuk menjustifikasi biaya
penyetelan dan perubahan tiap operasi batch, jumlah
barang dalam batch biasanya besar.Ini adalah
metode produksi yang paling umum.Metode ini
digunakan untuk memproduksi berbagai produk
seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan
komputer. Mekanisme pemicu untuk proses ini
adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat
persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi
kebutuhan penjualan.
Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan
pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai
dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh
pesanan penjualan, bukan oleh tingkat persediaan
yang menurun.
Fasilitas Dalam Produksi
Dalam kegiatan produksi, sering kali terdapat
beberapa jenis produk dibuat dengan menggunakan
pasilitas yang sama (umum). Misalnya, suatu
perusahaan minuman memproduksi berbagai jenis
minuman dengan menggunakan satu fasilitas yang
sama secara bergantian, atau suatu pabrik sabun
memproduksi berbagai jenis sabun pada lini produksi
yang sama. Persoalan yang dihadapi ialah
bagaimana melakukan penjadwalan produksi dari
berbagai produk dengan menggunakan fasilitas yang
dipakai secara bersama.
Kuantitas batch-nya secara ekuivalen dapat
disamakan dengan panjang waktu untuk suatu
production run- dan frekuensi produksi
mempengaruhi tingkat persediaan dan biaya set-
up.Biaya set-up terjadi setiap waktu dilakukan
pergantian untuk pembuatan suatu produk baru.
Semakin lama production run semakin banyak
penyimpanan dan semakin sedikit biaya set-up.
Sebaliknya, semakin pendek production run semakin
sedikit biaya penyimpanan tetapi biaya set up
menjadi semakin besar. Kuantitas batch yang
optimal dapat dihitung dengan menggunakan
metode ukuran lot yang ekonomis (EOQ). Namun,
apabila berbagai produk menggunakan fasilitas yang
sama makan penggunaan EOQ dapat menjadi tidak
optimal, ukuran lot perlu dimodifikasi karena urutan
produk harus diperhitungkan.
Manajemen Produksi merupakan salah satu bidang
manajemen yang penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan.Ketika mutu produk atau jasa menjadi
kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran
manajemen produksi terasa semakin penting bagi
perusahaan.Kegiatan produksi yang buruk dapat
mengakibatkan pemborosan dalam bentuk
menumpuknya persediaan.Kegiatan produksi yang
buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu
produk atau jasa yang dihasilkan.Banyak contoh
perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena
lemah dalam pengelolaan produksi.
Perancangan Sistem Produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen
harus mempertimbangkan rancangan produk (jasa),
volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata
letak, serta rancangan kerja.
Rancangan produk (jasa). Rancangan produk
dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui
berbagai aspek yang berkaitan dengan proses
produksi. Misalnya, apakah teknologi yang dimiliki
saat ini mampi memproduksi produk yang
diusulkan.Jika tidak memungkinkan, apakah
teknologi yang ada harus diganti sebagian atau
seluruhnya.
Volume produksi.Manajemen harus
mempertimbangkan kapasitas produksi yang
dimiliki.Misalnya, apakah fasilitas produksi yang
dimiliki mampu menghasilkan produk dalam jumlah
yang sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian,
berapa jumlah yang diproduksi agar tidak terjadi
kelebihan produksi,.Kelebihan produksi berarti
menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk
bagi keuangan perusahaan.
Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi,
manajemen harus mempertimbangkan proses
produksi yang paling efisien. Misalnya, apakah
proses produksi memerlukan dukungan teknologi
baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi
teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi,
proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan
dari rancangan produk.Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang
diaharapkan.
Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih,
langkah selanjutnya adalah merancang lokasi dan
tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak
didesain sedemikian rupa sehingga efisien. Misalnya,
gudang penyimpananbahan baku dan barang jadi
sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi.
Keputusan lokasi dan tata letak juga harus
memperhatikan peraturan-peraturan yang
berlaku.Pemerintah biasanaya memiliki peraturan
yang berkaitan dengan lokasi pabrik atau industri.
Rancangan pekerjaan.Tahap akhir dari perancangan
sistem produksi adalah menentukan pembagian
kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya.
Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang
terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Pada tahap
ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem
operasi.
Sistem Produksi
Tergantung dari produk yang diproduksi, perusahaan
akan menggunakan salah satu dari berbagai metode
produksi berikut ini:
Pemrosesan berkelanjutan membuatn produk yang
sama melalui rangkaian berkelanjutan berbagai
prosedur standar. Semen dan minyak diproduksei
melalui metode manufaktur ini.Biasanya, di bawah
pendekatan ini perusahaan mencoba menyimpan
persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan
untuk memenuhi perkiraan pemintaan penjualan.
Perkiraan penjualan bersama dengan informasi
tingkat persediaan saat ini adalah pemicu proses ini.
Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok
(batch) yang berbeda. Tiap barang dalam batch
hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta
operasi yang sama. Untuk menjustifikasi biaya
penyetelan dan perubahan tiap operasi batch, jumlah
barang dalam batch biasanya besar.Ini adalah
metode produksi yang paling umum.Metode ini
digunakan untuk memproduksi berbagai produk
seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan
komputer. Mekanisme pemicu untuk proses ini
adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat
persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi
kebutuhan penjualan.
Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan
pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai
dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh
pesanan penjualan, bukan oleh tingkat persediaan
yang menurun.
Fasilitas Dalam Produksi
Dalam kegiatan produksi, sering kali terdapat
beberapa jenis produk dibuat dengan menggunakan
pasilitas yang sama (umum). Misalnya, suatu
perusahaan minuman memproduksi berbagai jenis
minuman dengan menggunakan satu fasilitas yang
sama secara bergantian, atau suatu pabrik sabun
memproduksi berbagai jenis sabun pada lini produksi
yang sama. Persoalan yang dihadapi ialah
bagaimana melakukan penjadwalan produksi dari
berbagai produk dengan menggunakan fasilitas yang
dipakai secara bersama.Dalam situasi seperti ini,
produk biasanya dibuat dalam suatu batch
(tumpukan).
Kuantitas batch-nya secara ekuivalen dapat
disamakan dengan panjang waktu untuk suatu
production run- dan frekuensi produksi
mempengaruhi tingkat persediaan dan biaya set-
up.Biaya set-up terjadi setiap waktu dilakukan
pergantian untuk pembuatan suatu produk baru.
Semakin lama production run semakin banyak
penyimpanan dan semakin sedikit biaya set-up.
Sebaliknya, semakin pendek production run semakin
sedikit biaya penyimpanan tetapi biaya set up
menjadi semakin besar. Kuantitas batch yang
optimal dapat dihitung dengan menggunakan
metode ukuran lot yang ekonomis (EOQ). Namun,
apabila berbagai produk menggunakan fasilitas yang
sama makan penggunaan EOQ dapat menjadi tidak
optimal, ukuran lot perlu dimodifikasi karena urutan
produk harus diperhitungkan.
Proses Produksi
Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang
dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan
mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang
jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.Produksi
dapat juga diartikan sebagai tindakan intensional
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan proses perubahan
masukan menjadi keluaran. Macam barang yang
dikerjakan di unit produksi banyak sekali sehingga
macam proses yang ada juga banyak. Pada
umumnya proses produksi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Proses Produksi Continous
Proses produksi yang tidak pernah berganti macam
barang yang dikerjakan. Sejak pabrik berdiri selalu
mengerjakan barang yang sama sehingga prosesnya
tidak pernah terputus dengan mengerjakan barang
lain. Setup atau persiapan fasilitas produksi
dilakukan sekali pada saat pabrik mulai
bekerja.Sesudah itu, proses produksi berjalan secara
lancar. Biasanya urutan proses produksinya selalu
sama sehingga letak mesin – mesin serta fasilitas
produksi yang lain disesuaikan dengan urutan proses
produksinya agar produksi berjalan lancar dan
efisien.
2. Proses Produksi intermittent
Proses produksi yang digunakan untuk pabrik yang
mengerjakan barang bermacam – macam, dengan
jumlah setiap macam hanya sedikit. Macam barang
selalu berganti – ganti sehingga selalu dilakukan
persiapan produksi dan penyetelan mesin kembali
setiap macam barang yang dibuat berganti.
Perubahan proses produksi setiap saat terputus
apabila terjadi perubahan macam barang yang
dikerjakan. Oleh karena itu, tidak mungkin
mengurutkan letak mesin sesuai dengan urutan
proses pembuatan barang.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi
dapat dikelompokkan menjadi tiga antara
lainmeliputi:
1.Routing
Routing merupakan kegiatan menentukan urut –
urutan dalam mengerjakan suatu pekerjaan,sejak
dimulai sampai dengan barang itu jadi.
2. Scheduling
Scheduling merupakan pembuatan jadwal (shedule)
untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Jadwal
kegiatan dibuat sejak mulainya pekerjaan sampai
dengan selesai. Penyusunan schedule biasanya
didasarkan pada per-mintaan konsumen,
kemampuan sarana dan prasarana dan kendala –
kendala yang lain. Biasanya untuk menjaga
kelancaran proses produksi perlu dibuat Master
Schedule. Master Schedule adalah daftar barang
setiap macam barang pada waktu – waktu tertentu.
Untuk memudahkan pelaksanaannya dan
membacanya, biasanya schedule dinyatakan dalam
bentuk tabel atau kadang – kadang berbentuk Guant
chart, yaitu bagan berupa balok untuk menunjukkan
waktu kegiatan.3. Dispatching dan Follow up
Dispatching merupakan pemberian wewenang untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Pelaksanaan
dispatching dapat dilakukan dengan perintah lisan,
perintah tertulis, atau dengan tanda yang berupa
bunyi.Sedangkan Follow up merupakan suatu
langkah perbaikan atas kesalahan yang telah
dilakukan sebelumnya.Kesalahan terjadi karena
rencana tidak sesuai dengan pelaksanaan.
Faktor-faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-
unsur yang dapat digunakan dalam proses
produksi yang disebut faktor produksi. Faktor
produksi yang bisa digunakan dalam proses
produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga
kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
a.Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu
yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan
faktor produksi asli karena telah tersedia di alam
langsung.
Coba Anda lihat di sekitar lingkungan tempat
tinggalmu, faktor-faktor produksi sumberdaya
alam apa saja yang ada, dan dapat digunakan
untuk produksi apa!
b.Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja
Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan
manusia baik jasmani maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa maupun faedah
suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan
menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi
atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah
tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik
formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan,
psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah
tenaga kerja yang memperoleh keahlian
berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir,
teknisi.
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih
(unskilled and untrained labour), adalah tenaga
kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani
daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu,
pemulung, buruh tani.
Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda
klasifikasi tenaga kerja yang mana paling banyak
di daerah Anda.
c. Sumberdaya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang
atau hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang
membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini
jala merupakan barang modal, karena jala
merupakan hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses
produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan
dan bahan-bahan.
Modal dapat dibedakan menurut:
1)Kegunaan dalam proses produksi.
a
)
Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat
digunakan berkali-kali dalam proses produksi.Contoh:
gedung, mesin-mesin pabrik.
b
)
Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis
sekali pakai dalam proses produksi. Contoh: bahan
baku, bahan pembantu.
2)Bentuk Modal
a
)
Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat
dilihat secara nyata dalam proses produksi. Contoh:
mesin, bahan baku, gedung pabrik.
b
)
Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak
dapat dilihat tetapi mempunyai nilai dalam
perusahaan. Contoh: nama baik perusahaan dan
merek produk.
d.Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan.
Pengusaha berperan mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam
rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa
secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan managemen.
Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu
memiliki kemampuan yang dapat diandalkan.
Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-
faktor produksi, pengusaha harus mempunyai
kemampuan merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengendalikan usaha.
Proses Produksi
Bahan Baku Produksi yang berupa batu kapur dan
tanah liat diperoleh dari pertambangan Batu Kapur
dan Tanah Liat milik Semen Baturaja sendiri yang
berlokasi hanya 1.2 km dari pabrik di Baturaja.
Bahan baku lainnya seperti Pasir Silika diperoleh dari
tambang rakyat sekitar Baturaja dan Pasir Besi dibeli
dari tambang milik PT Aneka Tambang Tbk diwilayah
Cilacap sedangkan gypsum di impor dari Thailand.
Proses pembuatan semen dimulai dari penambangan
bahan mentah yang menjadi bahan baku pembuat
semen, yaitu Batu Kapur dan Tanah Liat di Baturaja.
Setelah itu dilakukan proses pemecahan dan
penghancuran (Crusher). Bahan baku yang telah
halus di angkut ke tempat penyimpanan (Limestone
Storage dan Clay Storage ) dan dicampurkan dengan
pasir Silika dan Pasir Besi untuk dijadikan Raw Meal.
Raw Meal ini yang akan di giling di dalam Raw Mill
setelah mengalami proses pengeringan dan hasilnya
disimpan ke dalam Raw Material Storage Silo.
Proses berikutnya adalah proses pembakaran,
dimana sebelumnya sudah dilakukan pemanasan
awal di Preheater dan dilanjutkan dengan
pembakaran di Kiln dengan menggunakan bahan
bakar Batu Bara untuk mendapatkan Clinker. Setelah
itu dilakukan proses pendinginan terlebih dulu
sebelum Clinker disimpan di Storage. Clinker hasil
produksi Pabrik Baturaja sebagian digiling di Pabrik
Baturaja dan sebagian lagi dibawa ke Pabrik
Palembang dan Pabrik Panjang untuk di proses lebih
lanjut di kedua pabrik tersebut. Proses selanjutnya
adalah penggilingan Clinker. Penambahan bahan
baku penolong seperti Gypsum dilakukan sebelum
memasukkan Clinker ke Cement Mill. Hasil dari
penggilingan Clinker dengan Gypsum inilah yang
disebut semen jenis Portland Type I yang kemudian
di lakukan pengantongan dan siap dijual di pasar.
Siklus Produk dan Sistem Produksi
A. Siklus Umur Produk
Sepanjang umur suatu produk, perusahaan
biasanya memformulasikan kembali strategi
pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi
ekonomi berubah, dan pesaing melancarkan
serangan baru namun, tambahan lagi produk itu
melewati tahap baru dari minat dan persyaratan
pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus
merencanakan strategi pengganti yang tepat untuk
tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut.
Perusahaan berharap memperpanjang umur dan
profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk
tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC
(Product life Cycle) atau siklus hidup produk
merupakan konsep penting dalam pemasaran yang
memberikan pemahaman tentang dinamika suatu
produk yang kompetitif.
Siklus hidup produk menggambarkan tahap-
tahap yang berbeda dalam sejarah penjualan suatu
produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan
kesempatan dan masalah yang berbeda mengenai
strategi pemasaran dan laba potensial. Dengan
mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan
tantangan yang berbeda tahap suatu produk berada,
atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat
memformulasikan encana pemasaran dengan lebih
baik.
Daur hidup produk perlu dibahas sebagai usaha
untuk mengenali tahap-tahap khusus tertentu
selama masa hidup suatu produk. Dalam tahap-
tahap itu terkandung peluang-peluang dan juga
persoalan khusus sehubungan dengan strategi
pemasaran serta keuntungan yang ingin diperoleh.
Dengan mengenal dimana sedang berada atau
kemana produk sedang mengarah, perusahaan bisa
menentukan rencana pemasaran yang lebih baik.
Suatu produk dikatakan memiliki siklus hidup,
didasari kenyataan bahwa:
Produk memiliki umur yang terbatas.
Penjualan produk melalui berbagai tahap yang
berbeda, masing-masing memberikan tantangan,
peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus
hidup produk.
Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan,
manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia
yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk.
Siklus hidup produk memiliki tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap perkenalan (introduction)
Pada tahap perkenalan pertumbuhan penjualan
lambat karena produk baru saja dikenalkan kepada
konsumen. Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga
keberadaan produk di pasar sangat tinggi sehingga
perusahaan belum memperoleh laba.
2. Pertumbuhan (growth)
Pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga
penjualan melonjak dan menghasilkan keuntungan
yang besar.
3. Kedewasaan (maturity)
Periode dimana pertumbuhan penjualan mulai
menurun karena produk sudah bisa diterima oleh
sebagian besar pembeli potensia. Jumlah keuntungan
mantap, stabil atau menurun yang disebabkan oleh
meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan
persaingan yang ketat.
4. Kemunduran (decline)
Dalam tahap ini penjualan menurun dengan tajam
diikuti dengan menurunnya keuntungan yang
diperoleh perusahaan
Beberapa pakar menyebutkan bahwa siklus hidup
produk tidak hanya memiliki empat tahapan tetapi
memiliki lima tahapan, yaitu selain memiliki tahapan-
tahapan seperti disebutkan di atas masih ada satu
tahapan awal yaitu tahap penemuan dan
pengembangan produksi.
Tahap-tahap siklus produk :
1. Perkenalan : Suatu periode pertumbuhan penjualan
yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar.
Pada tahap ini tidak ada laba karena banyaknya
biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Pertumbuhan : Suatu periode penerimaan pasar
yang cepat dan peningkatan laba yang
mengesankan.
3. Kemapanan : Suatu periode penurunan dalam
pertumbuhan penjualan karena produk itu telah
mencapai penerimaan sebagian besar pembeli
potensial. Laba stabil atau menurun karena
peningkatan pengeluaran pemasaran untuk
mempertahankan produk dalam persaingan.
4. Kemunduran : Periode saat penjualan menunjukkan
arah menurun dan laba menipis
Menandakan dimana tiap tahap awal dan berakhir
bersifat Arbitrer. Biasanya tahap-tahap ini ditandai
dimana kecepatan pertumbuhan penjualan atau
penurunannya menjadi nyata.
Karakteristik Siklus Hidup Produk
1. Perkenalan
Apabila produk sudah siap dibeli konsumen di
pasar maka saat itu sebenarnya tahap perkenalan
sudah dimulai. Pengisian kembali produk pada
penyalur memerlukan waktu yang cukup lama
karena konsumen baru mengenalnya sehingga
penjualan produk pada tahap ini berjalan lambat.
Alasan yang menjadikan laju pertumbuhan produk
pada tahap ini rendah antara lain:
a)Tertundanya perluasan kapasitas produksi
b)Masalah-masalah teknis
c) Terlambatnya distribusi produk di tingkat pengecer
akhir
d)Konsumen enggan merubah kebiasaan yang sudah
mapan
e)Sedikitnya konsumen yang mampu membeli (jika
harga produk mahal)
Jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan
dalam tahap ini sangat sedikit bahkan banyak
diantaranya yang menderita kerugian karena hasil
penjualan masih rendah sedangkan biaya distribusi
dan promosi cenderung tinggi. Dana yang besar ini
diperlukan untuk menarik distributor dan mengisi
saluran pipa distribusi. Pengeluaran untuk promosi
adalah yang tertinggi dalam persentase terhadap
penjualan, dengan sasaran:
a) Memberi tahu konsumen potensial atas hadirnya
produk baru yang sama sekali belum dikenal
b) Membujuk konsumen untuk mencoba
c) Untuk menjamin tersedianya produk pada setiap
pengecer
Untuk produk yang demikian, biasanya mempunyai
harga jual yang cukup tinggi sehingga sasaran
jangka pendeknya adalah calon konsumen yang siap
untuk membeli yaitu yang berpenghasilan tinggi. Ada
beberapa sebab mengapa harga jual produk itu
tinggi, yaitu:
a)Taraf produksi masih rendah
b)Persoalan teknologi dalam produksi belum bisa
diatasi dengan sempurna
c) Margin laba yang cukup tinggi diperlukan untuk
menutup biaya promosi
2. Pertumbuhan
Tanda lahirnya tahapan ini yaitu terjadinya
pelonjakan hasil penjualan. Para pengadopsi dini
(early adopter) yang merupakan konsumen pelopor
merasa terpuaskan dengan produk perusahaan yang
selanjutnya akan diikuti oleh konsumen mayoritas.
Kondisi atau peluang ini segera tercium oleh pesaing
sehingga mereka berusaha masuk ke pasar dengan
memperkenalkan ciri-ciri produk baru dan ini
berakibat lanjut dengan meluasnya pasar yang pasti
akan diikuti oleh meluasnya jaringan maupun saluran
distribusi.
Bagi perusahaan perintis, fase ini merupakan
fase memperoleh keuntungan yang sangat tinggi
karena penjualan sangat besar sehingga biaya
promosi per unitnya menjadi kecil dan adanya
penurunan biaya produksi per unit yang lebih besar
jika dibandingkan dengan penurunan harga jual.
3. Kedewasaan
Tahapan kedewasaan biasanya berlangsung
lebih lama dibandingkan tahap-tahap sebelumnya
dan manajemen pemasaran lebih banyak
menghadapi tantangan. Pada tahapan ini ditandai
dengan penurunan pertumbuhan penjualan produk.
Dalam tahap ini pula akan muncul tiga taraf
kedewasan, yaitu:
a. Kedewasaan pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan penjualan mulai berkurang
yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Saluran
distribusi baru sudah tidak dapat ditambah lagi
meskipun konsumen baru (pengekor) masuk ke
pasar.
b. Kedewasaan mantap
Penjualan per kapita menjadi datar karena pasar
sudah merasa jenuh. Sebagian besar konsumen
potensial telah mencoba produk dan penjualan yang
akan datang tergantung pada pertambahan
penduduk dan permintaan penggantian baru.
c. Kedewasaan mengusang
Nilai penjualan mulai jatuh dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain.
4. Kemunduran
Hasil penjualan dari hampir semua produk dan merk
pada akhirnya akan mengalami penurunan. Laju
penurunan ini bisa lambat maupun cepat. Kadang-
kadang penjualan jatuh sampai pada suatu titik yang
cukup rendah dan pada titik itulah penjualan tetap
tertahan sampai beberapa tahun. Kemunduran ini
bisa disebabkan beberapa hal misalnya karena
adanya perkembangan teknologi, perubahan selera
konsumen atau meningkatnya persaingan baik di
dalam maupun di luar negeri. Pada saat penjualan
dan keuntungan yang dicapai jatuh maka beberapa
perusahaan mengundurkan diri dari pasar. Bagi
perusahaan yang mencoba bertahan tentu akan
mengurangi penawaran produknya. Anggaran
promosi dikurangi dan akhirnya harga jual mulai
diturunkan.
Tujuan Pemasaran
Perkenalan : Menciptakan kesadaran dan keinginan
mencoba produk
Pertumbuhan : Memaksimal kan pangsa pasar
Kedewasaan : Memaksimal kan laba, memperta
hankan pangsa pasar
Penurunan : Mengurangi pengeluaran
Dikemukakan oleh Vermon (dalam Robock dan
Simmonds, 1986). Vermon menghubungkan antara
perdagangan dengan investasi asing langsung
sebagai suatu tahapan yang berurutan mengikuti
siklus produksi suatu produk, meliputi:
1. Tahap Inovasi
Pada tahap ini peranan ilmuwan dan teknisi dalam
melakukan penelitian dan pengembangan sangat
besar yaitu untuk memperkenalkan suatu perubahan
dan pengembangan dari suatu produk. Produk
tersebut dipasarkan terbatas pada pasar dalam
negeri dan pada tahap awal biasanya produk
tersebut belum begitu dikenal pasar sehingga
penjualannya berjalan lambat dan permintaan untuk
produk ini sedikit
2. Tahap Pertumbuhan
Pada tahapan ini penjualan produk tersebut mulai
meningkat sehingga terjadi produksi secara besar-
besaran dan jumlah industri terus meningkat, hal ini
mengakibatkan persaingan tercukupi atau karena
peluang pasar di luar negeri menjadi lebih
menguntungkan.
3. Tahap Kematangan Produk
Pada tahap ini, produk mulai teridentifikasi dan
teknologi tidak lagi semata-mata menjadi milik sang
penemu. Di samping aktivitas penelitian dan
pengembangan serta kemampuan manajerial,
peranan tenaga kerja terampil dan setengah terampil
menjadi sangat penting. Hal-hal tersebut
menimbulkan dorongan untuk melakukan ekspansi
ke luar negeri dengan melakukan investasi. Selain
untuk menjangkau pasar luar negeri, ekspansi
tersebut juga bertujuan untuk mendapatkan input
yang lebih murah dan menekan biaya produksi.
Di tahap ketiga teori produksi Vernon menjadi
dorongn untuk melakukan ekspansi ke luar negeri
guna mendapat input yang lebih murah dan
menekan biaya produksi. Kondisi ini mendorong
terjadinya aliran investasi asing. Studi empiris yang
dilakukan oleh Belderbos dan Sleuwaegen (2003)
membuktikan bahwa siklus produksi dapat
menjelaskan terjadinya FDI pada periode 1980 dan
1990-an. Kajian tersebut menemukan keputusan
investasi dan pendirian pabrik di luar negeri sangat
dipengaruhi oleh siklus kematangan suatu produk.
Akamatsu (1962) mengembangkan model
tersebut menjadi “catching-up product cycle thesis”
dimana dijelaskan bahwa negara follower pada tahap
awal mengimpor produk berkualitas tinggi. Ketika
permintaan domestik terhadap produk tersebut
meningkat, produk tersebut diproduksi di dalam
negeri melalui FDI. Apabila produk tersebut masuk
tahap kematangan, maka produk tersebut kembali
masuk ke fase ekspansi ke luar negeri melalui ekspor
dan diikuti dengan investasi melalui jalur FDI ke
negara follower lain dan negara follower sebelumnya
menjadi negara leading. Kerangka ini diadopsi oleh
Akamatsu dalam model “flying geese”.
Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan
oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani
menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi
masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa
pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi
seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa
dalam siklus hidupnya.
Karena orang cenderung menerima penghasilan /
pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi
pada usia menengah dan rendah pada usia tua,
maka rasio tabungan akan berfluktuasi sejalan
dengan perkembangan umur mereka yaitu orang
muda akan mempunyai tabungan negatif (dissaving),
orang berumur menengah menabung dan membayar
kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan
orang usia tua akan mengambil tabungan yang
dibuatnya di masa usia menengah.
Selanjutnya Modigliani menganggap penting
peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah
laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila
terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena
adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah
meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-
surat berharga, atau karena peningkatan dalam
jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam
kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang
hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah
pension saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai
kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau
dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis
siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat
konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan
melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan
yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam
investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran
lain. (Suparmoko, 1991: 73-74).
Beberapa produk dirancang dengan siklus tertentu.
Barang-barang mode (fashion) mungkin memiliki
siklus selama lima bulan, tetapi mobil (dengan
sedikit modifikasi) memiliki siklus sepuluh tahun.
Dalam kasus kendaraan bermotor, penggantian
model akan dirancang untuk mengganti model lama
ketika penjualan menurun pada tingkat yang tidak
diharapkan.
Produk minuman seperti Guinness dan Coca-Cola
memiliki siklus hidup yang tak terbatas.
Strategi Pemasaran terkait Siklus Hidup Produk
1. Pengenalan
Dalam meluncurkan produk baru ke pasar manajer
pemasaran bisa menetapkan setiap variabel
pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah
dalam hal harga, promosi, distribusi maupun mutu
produk. Jika hanya harga dan promosi yang menjadi
bahan pertimbangan pemasaran maka strategi yang
diterapkan dapat mengambil satu dari empat strategi
berikut:
a. Strategi menyaring cepat
Strategi menyaring cepat (rapit skimming strategy)
dilakukan dengan menetapkan harga tinggi dan
promosi gencar. Maksud ditetapkannya harga tinggi
adalah agar bisa diperoleh laba kotor yang tinggi per
unit produk.
Promosi yang besar-besaran dimaksudkan untuk
meyakinkan konsumen tentang nilai produk
walaupun harga produk itu sendiri juga tinggi.
Gencarnya promosi dimaksudkan untuk
mempercepat laju penerobosan (penetrasi) pasar.
b. Strategi menyaring lambat
Strategi menyaring lambat (slow skimming strategy)
ditetapkan dengan strategi harga mahal dan promosi
rendah. Harga yang tinggi ditetapkan supaya dapat
diperoleh laba kotor yang tinggi sedangkan promosi
rendah dilakukan supaya biaya pemasaran tidak
terlalu besar.
c. Strategi penerobosan cepat
Strategi penerobosan cepat (rapid penetration
strategy) dilakukan dengan menerapkan harga yang
rendah dan promosi gencar. Tujuan strategi ini
adalah menghasilkan penerobosan pasar yang cepat
dan meraup market share yang besar
d. Strategi penerobosan lambat
Dalam strategi penerobosan lambat (slow
penetrasion strategy) yang dilakukan dengan
penentuan harga rendah dan promosi rendah.
Rendahnya harga dimaksudkan supaya konsumen
lebih cepat mengadopsi produk sedangkan
rendahnya promosi dimaksudkan supaya laba
perusahaan bisa dicapai dalam jumlah yang cukup
besar. Strategi ini dilakukan dengan berangkat dari
analisis yang mendasari keyakinan bahwa harga
sangat peka bagi konsumen sedangkan promosi
kurang berpengaruh dalam merubah situasi pasar.
2. Pertumbuhan
Untuk kepentingan menjaga pertumbuhan pasar
yang cepat supaya berlangsung selama mungkin
dapat dilakukan strategi-strategi berikut:
Mutu produk ditingkatkan dan ciri serta model
produk ditambah
Masuk ke segmen pasar baru
Memanfaatkan saluran distribusi baru
Beberapa bentuk periklanan digeser dari membujuk
minat konsumen pada produk ke menimbulkan
keyakinan atas produk sehingga bersedia membeli
Harga diturunkan pada saat yang tepat untuk
menarik golongan konsumen lain yang peka
terhadap harga.
Sering kali pada tahapan ini menjadi penentu
kelangsungan produk di pasaran. Jika perusahaan
menetapkan strategi perluasan pasar maka
dimungkinkan akan semakin kuat posisinya dalam
persaingan. Namun untuk semua itu harus dibayar
mahal yaitu dengan mengeluarkan biaya yang cukup
besar. Pada tahap ini perusahaan sedang berada
pada posisi trade off yaitu harus memilih apakah
ingin memperoleh bagian pasar yang tinggi atau
keuntungan yang besar. Jika perusahaan mengambil
pilihan pertama maka harus mengeluarkan biaya
untuk perbaikan produk, promosi dan distribusi
sehingga posisi yang dominan di pasar akan dapat
dicapai. Kontribusi dari itu semua adalah keuntungan
pada tahap-tahap berikutnya bisa diharapkan.
Perancangan atau pengembangan produk
dibutuhkan oleh produsen dalam rangka
mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar
dengan cara mengidentifikasi kebutuhan kebutuhan
konsumen akan manfaat produk, mendesainnya,
sampai ke tingkat perencanaan pembuatan produk
tersebut. Hal ini berkaitan erat pula dengan siklus
hidup produk tersebut. Perancangan yang baik akan
menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan customer. Karenanya
perancangan yang baik membutuhkan input dari
berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin
imu.
Langkah – langkah dalam mengembangkan produk
baru antara lain,yaitu :
1. Pengembangan Ide
Dapat dikembangkan dari pasar atau dari teknologi.
Ide pasar diperoleh dari kebutuhan pelanggan.
Identifikasi dari kebutuhan pasar ini akan
menghasilkan pengembangan teknologi dan produk
baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pada sisi lain, ide dapat timbul dari teknologi yang
ada atau yang baru. Pendayagunaan teknologi
merupakan sumber yang kaya akan ide-ide untuk
produk baru.
2. Disain Produk
Tahapan ini memperhatikan terhadap pisik produk
baru. Proses disain produk pada tahan ini berkaitan
dengan pengembangan disain terbaik dari ide produk
baru. Jika disain awal ini disetujui, dapat dibuat
sebuah atau beberapaprototype untuk pengujian dan
nalisis lebih lanjut. Dalam disain awal, banyak sekali
dipertimbangkan akan tradeoff antara biaya, kualitas
dan performansi produk. Hasilnya merupakan suatu
rancangan produk yang memiliki daya saing dalam
pasar dan dapat diproduksi.
3. Disain Produk
Pegujian prototype bertujuan untuk mengesahkan
penampilan pemasaran dan teknis. Satu cara untuk
menilai performansi pasar adalah membuat sejumlah
prototype yang cukup untuk mendukung uji pasar
dari produk baru tersebut. Maksud dari pengujian
pasar adalah untuk mengumpulkan data kuantitatif
dari tanggapan pelanggan mengenai produk
tersebut. Prototipe juga diuji untuk mengetahui
performansi teknis produk yang bersangkutan.
Selama tahap disain akhir, gambar dan spesifikasi
produk dikembangkan. Sesuai dengan hasi pengujian
prototype, perubahan-perubahan tertentu dapat
digabungkan menjadi disain akhir. Jika terdapat
perubahan, produk dapat diuji lebih lanjut untuk
memastikan performansi produk akhir. Selanjutnya
pada penyelesaian spesifikasi disain sehingga
produksi dapat
dilaksanakan. Akan tetapi bagian penelitian dan
pengembangan tidak hanya mengemnbangkan
spesifikasi desain untuk operasi, tetapi jugaharus
dapat memastikan bahwa produk memungkinkan
untuk diproduksi. Informasi ini harus berisi rincian
mengenai teknologi, data pengendalian kualitas, tata
cara pengujian performansi produk dan sejenisnya.
Gambar 1.3. merupakan model ideal dari proses
pengembangan produk baru.
B. Sistem produksi
Produksi dalam pengertian sederhana adalah
keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan
untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem
produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang
saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi
input produksi menjadi output produksi. Input
produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga
kerja, modal dan informasi. Sedangkan output
produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
sampingannya seperti limbah, informasi, dan
sebagainy
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan
operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi
yang berkaitan dengan pembuatan produk .
Aktivitas – aktivitas yang ada pada siklus produksi :
Perancangan Produk
Perencanaan dan Penjadwalan
Operasi Produksi
Akuntansi Biaya
Sistem adalah satu kumpulan komponen yang saling
berintegrasi untuk menjalankan suatu aktivitas atau
suatu proses yang dimulai dari input sampai output,
input dalam hal ini meliputi bahan baku yang
nantinya akan mengalami proses produksi sehingga
akan menghasilkan suatu output berupa produk jadi.
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengolah
bahan baku atau bahan belum jadi menjadi barang
jadi.
Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari
komponen-komponen yang saling berhubungan dan
saling mendukung untuk melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan.
Overview of Production System
Customer
Produsen adalah pembuat produk dan konsumen
adalah pengguna produk.. Perusahaan atau produsen
akan melakukan Market Information (Informasi
Pasar). Informasi Pasar akan sangat penting untuk
suatu perusahaan karena dengan ini perusahaan
akan menciptakan produk yang akan dibutuhkan
konsumen. Perusahaan juga akan mencari informasi
barang apa saja yang sekarang lebih dibutuhkan oleh
konsumen sehingga perusahaan dapat melakukan
informasi pasar dan peramalan dengan tepat.
Customer sales & Forecasts
Perusahaan akan melakukan suatu aktivitas berupa
peramalan yang bertujuan untuk memperkirakan
besarnya permintaan konsumen terhadap produk
yang nantinya akan dijual kepada konsumen.
Peramalan dilakukan agar perusahaan dapat
mengetahui berapa kira-kira besar permintaan akan
produk yang akan dibuat.
Finance
Keuangan perusahaan haruslah tercatat dengan rapi
dan teliti karena keuangan perusahaan akan
digunakan untuk proses produksi, pengembangan
perusahaan, gaji,modal, biaya bahan baku, biaya
sewa, pengembangan dan pengendalian kualitas,
biaya distribusi, biaya produksi dan anggaran lain.
Dari semua jalannya proses produksi dan sistem
produksi akan menggunakan keuangan perusahaan.
Perusahaan harus dapat mengelola keuangan
perusahaan dengan baik agar dapat keuntungan
yang diperoleh maksimal dengan meminimalkan
pengeluaran perusahaan.
Design Engineering
Dalam suatu perusahaan perancangan suatu produk
sangatlah penting untuk dilakukan. Produk dirancang
dengan suatu teknik yang sesuai dengan permintaan
pasar. Dalam perancangan, produk akan dibuat
dengan kesesuaian atau spesifikasi produk yang
menarik dengan pengembangan yang optimal dan
kualitas yang terjamin sehingga menghasilkan
produk dengan reliabilitas produk, kemampuan
pelayanan, ketangguhan dan kesesuaian manfaat
produk dalam kebutuhan konsumen. Tujuan teknik
perancangan adalah mengurangi biaya produksi
dengan tetap menjaga fungsi dan kualitas yang
diinginkan dengan mengoptimalkan rancangan suatu
produk hingga pabrikasi dengan standard mutu dan
spesifikasi serta kualitas baik.
Research & Development
Research terhadap sebuah produk yang akan
diproduksi adalah salah satu faktor menentukan
kualitas produk. Produk akan diteliti dan
dikembangkan sebelum sampai ke konsumen. Proses
ini meliputi perancangan, pengujian dan
perancangan kembali untuk menentukan produk
baru. Penggunaan material yang baik juga akan
menentukan terjaminnya kualitas suatu produk.
Suatu produk akan dikatakan berkualitas apabila
memiliki spesifikasi dan mutu yang standard.
Production Planning Control (PPC)
Perencanaan pengendalian produksi meliputi proses
perakitan dari bahan-bahan, mesin-mesin dan
peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi dalam periode tertentu yang
selanjutnya dilakukan proses penyimpanan sampai
proses produksi. PPC megatur aliran material dari
proses produksi mulai bahan mentah sampai produk
jadi bahkan sampai produk diterima konsumen.
Dengan melakukan PPC yang optimal perusahaan
akan mendapatkan keuntungan maksimal serta
menguasai pasar tertentu.
Inventory Control
Inventory control adalah unsur penting dalam
operesional perusahaan dan secara terus-menerus
diperoleh, diubah dan nantinya akan dijual lagi.
Perusahaan harus dapat mengendalikan biaya
inventory karena biaya ini memakan 40-50% biaya
produksi. Biaya inventory harus diminimalkan
sehingga perusahaan mendapat keuntungan yang
maksimal dari produksi.
Purchasing & Procurement
Pembelian terhadap bahan baku dan mesin harus
disesuaikan terhadap permintaan produk yang
dibuat. Dalam hal ini dibuat daftar permintaan bahan
baku dan mesin sehingga biaya tetap terkontrol.
Vendor (pemasok barang dan mesin) akan mengirim
barang dan mesin sesuai dengan permintaan
perusahaan.
Manufacturing System
Sistem yang melakukan konversi bahan mentah
menjadi barang jadi sesuai dengan desain produk
didasarkan pada keinginan konsumen sehingga
terjadi pertambahan nilai yang lebih tinggi dengan
bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah
jadi.
Inspection Quality Control
Inspection Quality Control adalah Suatu usaha untuk
memastikan apakah hubungan komponen dalam hal
mutu dapat terjamin, untuk mempertahankan
kualitas dari produk yang dihasilkan agar sesuai
dengan spesifikasi dan standard mutu produk yang
ditetapkan. IQC dilakukan setelah produk selesai
dibuat atau di produksi.
Distribution
Distribusi adalah suatu penyaluran barang dari
produsen ke konsumen. Penyaluran akan produk
dilakukan setelah proses produksi dan pengendalian
kualitas terhadap produk selesai. Biaya distribusi
meliputi biaya angkut(transport), biaya pergudangan
bila dibutuhkan penyimpanan barang terlebih
dahulu. Biasanya biaya biaya diatas sangat
diminimalisir supaya biaya produksi tidak tinggi atau
dengan kata lain perusahaan dapat mendapat
keuntungan yang maksimal. Perusahaan akan
mendapatkan keuntungan maksimal bila perusahaan
dapat melaksanakan siklus diatas secara baik.
Sub sistem–sub sistem dari sistem produksi
tersebut antara lain adalah Perencanaan dan
Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas,
Penentuan Standar-standar Operasi, Penentuan
Fasilitas Produksi, Perawatan Fasilitas Produksi, dan
Penentuan Harga Pokok Produksi.
Sub sistem–sub sistem dari sistem produksi
tersebut akan membentuk konfigurasi sistem
produksi. Keandalan dari konfigurasi sistem produksi
ini akan tergantung dari produk yang dibuat serta
bagaimana cara membuatnya (proses produksinya)
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan,
operasi dan pemeliharaan, perusahaan manufaktur
harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi
pada suatu perusahaan manufakturing harus
memiliki bagian-bagian atau organ .menunjukkan
bahwa sistem produksi berawal dari pemahaman
terhadap keinginan dan harapan para pelanggan
berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan
pemasaran termasuk permintaan langsung dari para
pelanggan terhadap produk-produk tertentu. Data
dan informasi tentang keinginan pelanggan
kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan
produk atau jasa untuk mengetahui part, komponen
dan sub-assembly apa yang dibutuhkan termasuk
ukuran, spesifikasi, jenis bahan, jumlah masing-
masing item yang dibutuhkan untuk setiap unit
produk yang diinginkan.
Tujuannya adalah menambah daya tarik estetika
suatu produk. Dalam jenis produk tertentu bahkan
seringkali perbaikan gayalah yang paling sering
terjadi dari pada perbaikan mutu atau kegunaan,
misalnya mobil. Dalam produk yang lain perbaikan
gaya bisa berarti perbaikan kemasan. Perbaikan
gaya dapat memberikan hasil positif karena pada
umumnya orang menyukai perubahan mode. Sisi
negatif perbaikan gaya juga tidak dapat dihindarkan
sebab ada saja konsumen yang merasa tidak cocok
dengan yang paling baru dan lebih suka dengan
gaya produk yang terdahulu.
Modifikasi bauran pemasaran
Satu hal yang tidak dapat dianggap remeh adalah
perbaikan dalam marketing mix, dimana satu atau
beberapa elemen perlu dimodifikasi. Untuk
mendorong produk dalam tahap kedewasaan,
manajer pemasaran mempunyai tugas menjawab
pertanyaan berikut.
Harga.
Apakah price discount akan menjadi daya tarik bagi
golongan yang sedang mencoba atau bagi mereka
yang sudah menggunakan?
Bila demikian apakah semua yang ada di daftar
harga harus diturunkan?
Ataukah penurunan harga dilakukan melalui harga
khusus?
Distribusi
Bisakah perusahaan memperoleh lebih banyak
dukungan atau ruang pamer di saluran distribusi?
Apakah mungkin penerobosan di toko yang lebih
banyak?
Mampukah perusahaan menembus saluran distribusi
yang selama ini belum pernah dicoba untuk
dimasuki?
Peiklanan
Apakah biaya periklanan perlu dinaikan?
Pesan apa dalam iklan yang perlu dirubah?
Perlukah saluran media dirombak jenis atau
kombinasinya?
Ataukah waktu, frekuensi dan ukuran iklan perlu
dirubah?
Promosi Penjualan
Perlukah promosi penjualan ditingkatkan?
Dalam bentuk potongan harga, jaminan atau hadiah?
Penjualan Perorangan
Apakah mutu dan keterampilan tenaga penjualan
perlu diperbaiki?
Apakah pembagian daerah penjualan perlu ditata
kembali?
Perlukah diberikian insentif bagi tenaga penjualan?
Pelayanan
Mampukah perusahaan mempercepat waktu
pengiriman?
Bisakah bantuan tekhnis bagi konsumen
ditingkatkan?
Mungkinkah kemudahan kredit diperluas?
Jawaban manajer pemasaran atas pertanyaan diatas
dapat dijadikan sebagai bahan mentah untuk
perbaikan dan menjaga produk agar bisa bertahan
lama dalam fase kedewasaan.
Kemunduran
Mengidentifikasi produk yang lemah
Langkah pertama adalah menetapkan suatu sistem
untuk mengenal produk mana yang sudah lemah.
Untuk mengetahuinya ada enam langkah yang perlu
dilakukan:
Perusahaan membentuk suatu panitia peninjau
produk yang terdiri dari bagian pemasaran, produksi
dan keuangan.
Panitia ini memberi kemudahan atau menyusun
suatu sistem untuk mengidentifikasi produk mana
yang sudah lemah di pasar.
Bagian pembukuan atau pemrosesan data
menyiapakan data mengenai tiap-tiap produk yang
menunjukan kecenderungan berkenaan dengan luas
pasar, bagian pasar, harga jual, biaya dan
keuntungan.
Informasi diatas kemudian dianalisis dengan bantuan
komputer untuk menetapkan produk mana yang
meragukan sehingga perlu diteliti lebih lanjut.
Kriteria penetapan meliputi sudah berapa lama
penjualan menurun, kecenderungan bagian pasar,
laba kotor dan tingkat laba atas investasi.
Daftar poroduk yang sedang diragukan dilaporkan
padsa manajer- manajer yang bertanggung jawab.
Selanjutnya manajer tersebut harus mengisi pada
formulir tertentu penilaian diagnosa yang
memperlihatkan bagaimana arah penjualan dan
keuntungan dimasa yang akan datang baik dengan
maupaun tanpa perubahan strategi pemasaran.
Panitia peninjau menyimpulkan dan membuat
rekomendasi atas masing-masing produk yang
meragukan, biarkan produk berjalan seperti
sekarang, perbaiki strategi pemasaran atau
menghapuskan
Menetapkan strategi pemasaran.
Waktu keluarnya perusahaan dari pasar
biasanya tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan
hal ini banyak tergantung pada tingkat hambatan
keluar. Jika hambatan ini tingkatannya rendah maka
makin mudah perusahaan meninggalkan industri
yang berarti makin menguntungkan perusahaan
yang tetap bertahan. Sebabnya, mantan konsumen
perusahaan yang keluar tadi bisa ditampungnya.
Meskipun demikian permasalahan tetap belum
terpecahkan sampai ada jawaban apakah
perusahaan ini akan tetap bercokol sampai saat
terahir. Dibawah ini dinyatakan lima strategi bagi
perusahaan yang sedang mengalami penurunan
yang dikemukakan oleh Harrigan.
Tambahkan lebih banyak penanaman modal agar
bisa mendominasi atau menempati posisi persaingan
yang cukup baik di pasar.
Tetap saja pada tingkat penanaman modal yang
sekarang sampai pada suatu saat ketidakpastian
dalam industri terpecahkan.
Kurangi jumlah penanaman modal secara selektif
dengan cara meninggalkan kelompok yang kurang
menguntungkan dan pada waktu yang bersamaan
menambah modal untuk kelompok kecil yang tetap
setia dan lebih menguntungkan.
Strategi “memetik hasil”, dengan mengurangi jumlah
investasi pada produk tersebut guna memperoleh
uang tunai dengan segera tanpa melihat bagaimana
posisi modal nantinya.
Tinggalkan usaha dengan segera dengan menjual
hartanya.
Keputusan menghentikan produk
Apabila perusahaan telah memutuskan untuk
menarik produk dari pasar ada beberapa keputusan
yang harus diambil selanjutnya. Yang pertama
adalah bahwa formula dan merk produk yang akan
dijual atau dipindahkan kepada orang lain atau
dihapuskan secara total dari pasaran. Yang kedua
adalah penarikan produk dari pasar dalam waktu
yang segera atau perlahan-lahan. Ketiga harus
diputuskan mengenai berapa persediaan suku
cadang dan apa pelayanan yang akan diberikan
untuk konsumen yang sudah terlanjur memakai
produk yang telah dijual sebelumnya.
Dalam analisis nilai digunakan istilah atau definisi
sebagai berikut :
Sasaran/tujuan : tujuan atau alasan keberadaan
produk atau jasa.
Fungsi dasar : suatu fungsi dasar, jika dihilangkan
akan membuat produk tersebut tidak berguna dalam
kaitannya dengan sasaran.
Fungsi tambahan : adanya fungsi tambahan untuk
mendukung fungsi dasar sebab merupakan cara
untuk merancang produk khusus.
Sebagai contoh, dalam membuka kaleng, kita
memiliki hal-hal sebagi berikut :
Sasaran/tujuan : memindahkan isi.
Fungsi dasar : membuka kaleng.
Fungsi tambahan : memotong penutup
POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Teori Pengambilan Keputusan
Sebelum membahas tentang teori-teori
pengambilan keputusan kita harus mengetahui arti
dai keputusan itu apa,Keputusan dapat dijelaskan
sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga
harus didasari atas logika dan pertimbangan,
penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati
tujuan yang telah ditetapkan.Seorang pengambil
keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti:
logika, realita, rasional, dan pragmatis.
Diartikan Secara umum pengertian teori
pengembilan keputusan adalah, teknik pendekatan
yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan atau proses memilih tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.Pendekatan struktur
pengambilan keputusan dapat membantu membuat
keputusan yang terbaik, tetapi tidak dapat
menggaransi hasil yang baik. Keputusan yang baik
kadang-kadang menghasilkan hasil yang kurang
baik, Oleh karena itu diperlukan pendekatan dan
metode-metode yang sangat detail untuk dapat
menghasilkan keputusan yang baik
Ada 2 bentuk-bentuk pengambilan keputusan
yaitu,
1. Keputusan terprogram
Melibatkan permasalahan rutin yang muncul
secara teratur dan dapat ditujukan melalui
tanggapan standard Masalah yang bersifat
pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan
pengambilan keputusan jenis ini.Tantangan yang
besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-
jenis keputusan ini dan memberikan atau
menyediakan metode-metode untuk melaksanakan
pengambilan keputusan yang terprogram di mana
saja.Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan
dan dinyatakan secara jelas.Bila hal ini dapat
dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah
mengembangkan suatu algoritma untuk membuat
keputusan rutin dan otomatik.
2. Keputusan Tidak Terprogram :
Melibatkan bukan permasalahan rutin yang
memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang ada
Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini
meliputi proses- proses pengambilan keputusan
untuk menjawab masalah-masalah yang kurang
dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya
bersifat kompleks, hanya sedikit
parameter’parameter yang diketahui dan
kebanyakan parameter yang diketahui bersifat
probabilistik.
Pola dasar berpikir dlm konteks organisasi:
1. Penilaian situasi (Situational Approach)untuk
menghadapi pertanyaan apa yg terjadi?
2. Analisis persoalan (Problem Analysis)dari pola pikir
sebab-akibat
3. Analisis keputusan (Decision Analysis) didasarkan
pada pola berpikir mengambil pilihan
4. Analisis persoalan potensial (Potential Problem
Analysis) didasarkan pada perhatian kita mengenai
peristiwa masad depan, mengenai peristiwa yg
mungkin terjadi & yang dapat terjadi
1.Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making)
adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan.Keputusan ini diambil setelah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap
yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan.
Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi
masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih
dan sampai pada pengambilan keputusan yang
terbaik.Secara umum, pengertian pengambilan
keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.
Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses
pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan
bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang
matang atas alternatif dan tindakan.
2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu
bagian dari bidang manajemen yang mempunyai
peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan
untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini,
perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian,
manajemen produksi menyangkut pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
1. Perencana produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang
sistematis bagi produksi yang akan dijalankan.
Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan
produksi:
1. Jenis barang yang diproduksi
2. Kualitas barang
3. Jumlah barang
4. Bahan baku
2. Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal
demi biaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan
yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan
2. Membuat penjadwalan kerja
3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.
3. Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatanya
meliputi :
1. Menetapkan kualitas
2. Menetapkan standar barang
3. Pelaksanaan prouksi yang tepat waktu
3.Langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan manajemen
1. Rumuskan persoalan keputusan
Persoalan (problem) adalah sesuatu yang terjadi
tidak sesuai dengan yang diinginkan/ diharapkan.Kita
harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi
suatu persoalan yang tepat (benar) sebab
pemecahan yang terbaik bagi persoalan yang salah
tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat
keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa
menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/
diselesaikan. Kumpulkan informasi yang relevan
Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau
tindakan untuk menghilangkan faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya persoalan tersebut.Perlu
dikumpulkan data atau informasi yang relevan
artinya faktor-faktor yang mungkin terjadi penyebab
timbulnya persoalan tersebut.
2. Cari alternatif tindakan
Memutuskan berati memilih salah satu dari
beberapa alternatif tindakan yang tersedia
berdasarkan kriteria tertentu.Singkatnya, buatlah
alternatif tindakan yang fisibel sebanyak mungkin.
3. Analisis alternatif yang fisibel
Setiap alternatif harus dianalisis, harus
dievaluasi baik berdasarkan suatu kriteria tertentu
atau prioritas.Hasil analis memudahkan pengambil
keputusan di dalam memilih alternatif yang baik.
4. Memilih alternatif terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil
keputusan harus memilih salah satu alternatif di
antara banyak alternatif.Pemilihan dapat dilakukan
berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau
tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan
yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang
merugikan pihak lain.
5. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Pengambilan keputusan berarti mengambil
tindakan tertentu (taking certain action).
Pelaksanaan suatu rencana tindakan, merupakan
tahap akhir dari proses pengambilan keputusan.
Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
keputusan yang telah diambil.Evaluasi sangat
berguna untuk memperbaiki suatu keputusan untuk
mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan.
Ilmu manajemen memungkinkan manajer
memanfaatkan pendekatan ilmiah atau analisis di
dalam pemecahan persoalana atau pengambilan
keputusan. Ilmu manajemen memberikan
sumbangan yang sangat besar terhadap diterimanya
manajemen berorientasi pada tujuan yang dikenal
dengan management by objectives atau purpose
oriented management. Peranan ilmu manajemen
dalam pengambilan keputusan disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
Teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi
yang semakin lama semakin canggih. Makin
berkurangnya persediaan energi dan material kritis
lainnya, sehingga perlu dikelola secara efisien dan
efektif.Persoalan manajemen sangat kompleks, yang
mencakup banyak faktor (produksi, pengendalian
mutu, distribusi dan sebagainya) dan sangat penting.
Persoalan yang dihadapi manajemen sering kali baru
sama sekali sehingga tak ada hubungannya sama
sekali dengan pengalaman yang sebelumnya.
Penekanan pada perencanaan dan pencapaian
tujuan jangka panjang (longranges objectives)
memerlukan pengambilan keputusan dengan data
hasil ramalan.Bagi suatu perusahaan, ramalan
penjualan (sales forecast) sangat penting untuk
dasar perencanaan produksi, bahan mentah, tenaga
kerja, dan biaya.Hal ini untuk menghindari terjadinya
over production atau under production.Berbagai
metode ramalan kuantitatif telah dikembangkan.
Hasil keputusan yang dibuat harus optimal
dengan memperhatikan kendala yang ada. Di dalam
praktir data/ informasi yang menunjukan
pembatasan itu tak diketahui dengan berbagai
alasan tentunya (data tak tersedia, biaya
pengumpulan terlalu mahal) sehingga tidak semua
kendala tercantum di dalam model matematika yang
akan dipergunakan untuk membuat keputusan
dalam rangka memecahkan persoalan.
Dalam kenyataanya, manajer sewaktu membuat
keputusan tidak hanya didasarkan atas pemecahan
yang diperoleh dari model ilmu manajemen (misal
linear programming), akan tetapi juga didasarkan
pada pertimbangan lain seperti: intuisi,
pertimbangan politik atau mungkin tekanan dari
pihak lain.
Peranan Ilmu manajemen memiliki peranan
sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan berdasarkan tujuan
Penerapan ilmu manajemen memerlukan suatu
organisasi berorientasikan tujuan (purpose oriented).
Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus
direncanakan dan dilakukan sesuai dengan tujuan
organisasi. Jangan berdasarkan kebiasaan atau
rutinitas yang telah sering dilakukan.
2. Pengambilan keputusan berdasarkan informasi dan
analisis
Pengambilan keputusan berdasarkan ilmu
manajemen memerlukan suatu sistem pengolahan
informasi yang efisien.Dengan meningkatnya
kompleksitas lingkungan dan dampaknya yang
sangat penting pada kelangsungan lingkungan hidup
suatu organisasi manajemen menjadi sangat
penting. Informasi yang akurat dan tepat waktu
harus diolah dan dianalisis agar adapat digunakan
untuk meramalkan kejadian-kejadian penting yang
akan datang (bersifat ekonomis) dengan tingkat
keakuratan yang memadai.
3. Pengambilan keputusan unuk tujuan ganda.
Manajemen selalu dituntut untuk
memperhatikan tujuan ganda, prioritas dan
pemecahan pertentangan antara tujuan (objectives)
berbagai kelompok kepentingan.Dengan demikian,
diharapkan penerapan pendekatan sistematis yang
lebih meluas di dalam menangani masalah
pencapaian tujuan ganda dan untung
ruginya.Pendekatan interaktif berdasarkan komputer
dengan model ilmu manajemen menemukan
penerapan yang lebih luas didalam
memformulasikan tujuan dan pengambilan
keputusan.
4. Penekanan yang meningkat pada produktivitas
Agar dapat memperbaiki efektivitas proses
manajemen, yang harus diperhatikan antara lain:
produktivitas sumber daya manusia, manajemen
modal dan material yang efektif, dan proses
pengambilan keputusan yang efisien.
5. Peningkatan perhatian pada perilaku kelompok
Perilaku pengambilan keputusan kelompok akan
menjadi sangat penting peranannya apabila kita
berfokus pada penggunaan sumber daya manusia
yang efektif. Studi perilaku pengambilan keputusan
kelompok, khususnya pentingnya perasaan membagi
tujuan (share purpose) bagi keefektivan
organisasi.Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
kepala setiap unit organisasi harus diarahkan pada
pencapaian tujuan organisasi perusahaan.
6. Manajemen modal, energi, material yang efisien
Penghematan biaya melalui sumber-sumber
daya (modal, energi dan material) merupakan andil
seratus persen pada keuntungan perusahaan,
sedangkan penghematan biaya pada hal lain seperti
saluran distribusi mungkin hanya memberikan andil
yang sedikit pada keuntungan.
7. Manajemen tentang segala kemungkinan yang lebih
sistematis
Manajemen tentang segala kemungkinan atau
lebih dikenal dengan contigency manajemen akan
menjadi lebih sistematis dan teratur berkat
tersedianya sistem informasi, model ilmu
manajemen dan fasilitas komputasi dengan
komputer.
8. Lebih berinteraksi dengan faktor eksternal
Proses manajemen adalah suatu sistem yang
terbuka, harus bisa mengatasi paling tidak
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan diluar
organisasi sebagai kendala misalnya kebutuhan
masyarakat tentang barang dan jasa yang selalu
berubah juga dibutuhkan informasi. Jadi, ilmu
manajemen mensyaratkan bahwa harus berinteraksi
dengan dunia luar yang disebut faktor-faktor
eksternal seperti instansi pemerintah, situasi
internasional, faktor sosial, ekonomi, lingkungan,
konsumen, perubahan situasi pasar, selera
konsumen, saingan, dan lain sebagainya.
4. Fase Pengambilan Keputusan
1.Aktivitas intelegensia ;
Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang
mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2.Aktifitas desain ;
Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar
aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.Aktifitas
desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan.
3.Aktifitas pemilihan ;
Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam
pengambilan keputusan yang ada.Pemilihan ini
berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifitas tersebut diatas, dapat
disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
5.Proses Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan
dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
Proses pengambilan keputusan memiliki
berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para
manager sering menghadapi kenyataan bahwa
masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau
bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah,
bukan penyebab dasar. Para manager dapat
mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara.
Pertama, manager secra sistematis menguji
hubungan sebab-akibat.Kedua manager mencari
penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang
Relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, manajer harus memutuskan
langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali
harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan yang tepat dan
kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan Alternatif-Alternatif.
Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan
pertama yang feasibel sering menghindarkan
manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik
untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah
alternatif memungkinkan manajer menolak
kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu
cepat dan membuat keputusan yang efektif.
Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup
baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau
ideal.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah
manajer mengembangkan sekumpulan alternatif,
mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati,
manager harus mengevaluasi untuk menilai
efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan
keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada
jumlah informasi bagi manager dan
ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan .Setelah alternatif
terbaik dipilih, para manager harus membuat
rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan
dam masalah yang mungkin dijumpai dalam
penerapan keputusan.Dalam hal ini, manager perlu
memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian
sebagai konsekuensi dibuatnya suatu
keputusan.Disamping itu, pada tahapimplementasi
keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur
laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan
tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam
pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan
dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil.
Keputusan.Implementasi keputusan harus selalu
dimonitor.Manajer harus meangevaluasi apakah
implementasi dilakukan dengan lancar dan
keputusan memberikan hasil yang diinginkan.
KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan keputusan
(decision making) memegang peranan penting
karena keputusan yang diambil oleh manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang
yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting
karena menyagkut semua aspek .Kesalahan dalam
mengambil keputusan bisa merugikan organisasi,
mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang.
Pengambilan keputusan adalh suatu proses
pemikiran dalam pemecahan masalah untuk
memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan ada pula
masalah yang sulit, tergantung besarnya masalah
dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang
bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar
proses pengambilan keputusan yang dikemukakan
oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :
1. Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan
keputusan.Data mentah yang diperoleh diolah dan
diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat
memenyukan masalahnya.
2. Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis
arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini
mengandung proses untuk memahami masalah
untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji
apakah cara pemecahan tersebut dapat
dilaksanakan.
3. Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah
tindakan yang ada.Pilihan ditentukan dan
dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten
informasi manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan
untuk ketiga tahap model Simon yaitu :
1. Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan
data baik dengan cara yang telah ditentukan
maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan
kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti
semua data dan menganjukan permintaan untuk diuji
mengenai situasi yang jelas menurut perhatian.Baik
SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan
jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat
atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
2. Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk
mengolah data dan memprakasai pemecahan
alternatif.Model harus membantu menganalisis
alternatif.
3. Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil
perancangan disajikan dalam suatu bentuk
keputusan.Apabila telah dilakukan pemilihan,
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data
untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Sistem pengambilan keputusan dibagi menjadi
dua berdasarkan sifatnya, terbuka atau
tertutup.Sistem penganbilan keputusan tertutup
menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari
masukan yang tidak ketahui dari lingkungannya.
Dalam sistem ini, pengambilan keputusan tertutup
dianggap :
a. Mengetahui semua alternatiuf dan akibat atau
masing-masing alternatif.
b. Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan
sebagainya) yang memungkinkan ia membuat
urutan alternatif yang lebih disukai.
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu
seperti keuntungan, volume penjualan atau
kegunaan.
d. Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan
karena tingkat keinginan berubah menanggapi
perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
Sedangkan model keputusan terbuka
menganggap pbahwa pengambilan keputusan
terbuka menganggap bahwa penganbilan kepuusan:
a. Tidak mengetahui senua alternatif dan semua hasil
b. Melakukan penyelidikan sacara terbatas untuk
menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat
keinginannya.
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi
atau memecahkan masalah yang bersangkuatan
sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud
dapat dilaksanakan secara baik dan efektif.Masalah
atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga
golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah
progresif, dan masalanh kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul
karena adanya penyimpangan dari apa yang
direncanakan. Masalah progresif adalah suatu
masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk
memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau
hasil masa lalu.Misalnya, suatu perusahaan ingin
memperbesar atau memperluas market sharenya
atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu
kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Masalah
kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena
adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang
sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan sebuah
pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan dengan
energi matahari.
7. Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan
metode saintifik dalam analisa dan pemecahan
persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis.
Teori Pengambilan Keputusan
3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan
pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
Herbert A Simon mengemukakan teknik
tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan
yang diprogram dan tidak diprogram.
Teknik-teknik pembuatan keputusan tradisional
dan modern
Tipe-tipe keputusan Teknik-teknik
pembuatan keputusan
Tradisional Modern
Diprogram:
Keputusan rutin
dan berulang-
ulang.Organisasi
mengenbangkan
1. Kebiasaan
2. Kegiatan
rutin:
1. Teknik
riset
operasi
Analisis
matemati
proses khusus bagi
penanganannya
Prosedur
pengoperasi
aan
standar.
3.Stuktur
organisasi
tersusun
baik.
k
Model-
model
2.
Pengolah
an data
elektronik
.
Tidak diprogram:
Keputusan sekali
dipakai, disusun
tidak sehat dan
kebijaksanaan.Dita
ngani dengan
proses pemecahan
masalah umum
1. Kebijakan
dan
Kreatifitas.
2. Coba-
coba
3. Selektif
dan latihan
para
pelaksana.
1. Teknik
opemeca
han
masalah
yang
diterapka
n pada :
2. Latihan
membuat
keputusa
n.
3.
penyusun
an
Heurictic
8. Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model
normative adalah pemaksimalan (laba, kegunaan,
nilai yang diharapkan dan sebagainya(.Tujuan ini
apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut
fungsi objektif untuk suau keputusan.Dalam model
ekonomi klasik, manusia rasional dianggap
memaksimakan kegunaan.Kegunaan ini dirumuskan
sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan
atau menghindarkan kesusahan.Bagi suatu
perusahaan, kegunaan biasanya dipandang sebagai
laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan, bagi
pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria
untuk pengambilann keputusaan adalah
pemuasan.Pandangan ini berasal dari model perilaku
deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk
mendapatkannya.Mereka tidak senuhnya rasional
atau cermat dalam penyelidikan aytau
penelitiaannya.Mereka menyederhanakan factor-
faktor ayang harus dipertimbangkan.
9. Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan
dipandang sebagai suatu proses dalam usaha
mencari jalan keluar dari suatu masalah atau
problem. Istilah proses menyiratkan adanya suatu
rangkaian atau tahap-ytahap yang teratur menuju
suatu tujuan yang telah ditetapkan , yaitu
penyelesaian suatu persoalan. Tolak ukur kuantitatif
mengenai manfaat dan biaya bertujuan
mempermudah perbandingan antara keefektifan
beraneka alternatif cara penggarapan dalam situasi
keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat
ukurannya dalam bentuk angka-angka atau
kuantitatif.Skala pengukuran ini disusun menurut
urutan bertambah banyaknya batasan yang
diadakannya.Skala pengukuran yang dimaksud dapat
dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
1.Skala Nominal
Skala Nominal aadalah pengukuran dengan taraf
yang peling rendah.Disini suatu objek digolong-
glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.Simbol-simbol
atau angka-angka ini dipakai untuk member identitas
suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor
kendaraan bermotor juga merupakan skala nominal
karena nomor dan huruf pada kendaraan tersebut
menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan
terdaftar. Pengambilan keputusan dengan skala
nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak
memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah
alterntif keputusan.Skala ini hanya memperlihatkan
perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil
alternative yang hubungannya paling dekat atau
paling berarti bagi sasaran yang dituju atau memilih
alternative dengan biaya terendah bila terdaat
alternative hasil yang relative sama atau tidak
berbeda nilainya dalam hubungannya dengan
sasaran yang dituju.
2.Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran
yang sifatnya kualitatif yang menunjukan adanya
suatu jenjang urutan prefensi yang dikaitkan pada
suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat
dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek
dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda
deangan objek lainnya.Akan tetapi.Masing-masing
objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan
yang bertsifat yang satu lebih dari yang lainseperti
lebih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lain
sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan
dalam kasus ini biasanya setiap kemungkinan hasil
dari al;ternatif diberi score nilai sehubungan dengan
jenjang nilai atau keartiaannya terhadap sasaran
atau tujuan yang ingin dicapai.
3.Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang
mempunyai cirri-ciri skala ordinal, yang selisih dari
tiap-tiap angka atau jenjang prefensi dalam skala
tersebut diketahui besarnya dan kemudian
pengukurannya.Pengukuran dengan skala interval
untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan
membuat suatu hubungan yang linear diantara
komponen-komponen atau variabel-variabel yang
diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini
biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan
baku untuk membuat suatu barang atau produk.
4. Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang
mempunyai titik nol yang nyata.Dalam slkala ini
perbandingan setiap titik pada init pengukuran
adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari
setiap titik pada unit pengukuran biasanya banyak
ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda
atau simbol-simbol tertentu seperti =, >, Y=Kx. X/Y,
dan lain-lain.Pengukuran dengan skala ratio untuk
pembuatan keputusan paling mudah dilakan karena
langsung diketahu perbedaan dan perbandingan
jenjang nilai dari setiap hasil alternatif.
5. Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif
yang jelas dan nyata dan dapat dibandingkan secara
langsung. Situasi atau kondisi keputusan yang
terstuktur secara sempurna biasanya banyak
ditemukan dalam jenis keputusan yang bersifat
korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau
absolute karena dalam hai ini setiap alternative yang
akan dipilih jelas ukuran manfaat dan biayanya
dalam angka-angka yang mudah dibandingkan.
Selanjutnya, situasi atau kondisi keputusan yang
tidak terstruktur banyak dijumpai dalam masalah-
masalah yang bersifat kreatif dengan skala
pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
10. Model Pengambilan Keputusan
Model merupakan abstraksi dari kenyataan nyata.
Model dibuat secara sederhana namun mengandung
unsur-unsur utama dari suatu produk, proses atau
system yang diwakili.
Model dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk,
model fisik, model skematik dan model matematika.
Penjelasan lebih lanjut dari setiap model sebagai
berikut :
1. Model fisik
Model ini secara fisik menggambarkan obyek aslinya.
Misalkan prototype suatu mobil, pesawat, kereta api
dll.
1. Model skematik
Model yang dinyatakan dalam bentuk skematik,
diagram, grafik atau gambar dari suatu obyek. Model
ini lebih simpel dan mudah dilakukan penyesuaian
jika perlu perubahan.
1. Model matematika
Model matematik menggunakan simbol, rumus atau
persamaan yang menggambarkan proses atau
sistem yang diwakili.
Metode Kuantitatif dalam Pembuatan
Keputusan
Operasi berbagai organisai telah semakin
kompleks dan mahal.Karena itu, menjadi semakin
sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat
rencana dan keputusan yang efektif.Berbagai teknik
dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan
keputusan telah dikembangkan lebih dari 40 tahun
dan dikenal sebagai teknikmanagement science dan
operations research. Pada umumnya, kedua istilah
tersebut digunakan berrgantian dengan pengertian
yang sama yaitu riset operasi(operations research)
1.Konsep Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat dirinci sebagai
berikut :
Terpusat pada pembutan keputusan
Penggunaan metode ilmiah
Penggunaan mdel matematik
Efektifitas ekonomis
Bergantung pada computer
Pendekatan tim
Organisasi system
Sedangkan pendekatan riset operasi untuk
pemecahan masalah Sebagai alternative di dalam
proses pengambilan keputusan mempunyai lima
tahap, yaitu :
Diagnosa masalah
Perumusan masalah
Pembuatan model
Analisis model
Implementasi penemuan
2.Model Riset Operasi
Sebagian besar proyek riset operasi sangat
berstandar pada model matematika. Ada sejumlah
cara pengelompokan model yang digunakan dalanm
riset operasi, yaitu model normative dan deskriptif.
Model normatif menggambarkan apa yang
seharusnya dilakukan. Model deskriptif
menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya.
Beberapa model dan teknik operasianal sebagai
berikut :
Progmasi linear adalah suatu peralatan riset yang
digunakan untuk memecahkan masalah optimasiatau
masalah satu jawaban paling baikdari serangkaian
alternative.Model progmasi linear termasuk model
normative karena memcari penyelesaian optimum.
Teori antrian. Karena hamper semua ekonomi
dan bisnis beroperasi dengan sejumlah sumber daya
yany relative terbatas, maka sering dijumpai orang-
orang, produk, komponen produk, atau kertas kerja
sedang menunggu dilayani. Teori antrian atau sering
disebut model garis tunggu dikembangkan untuk
membantu para manajer memutuskan berapa
panjang suatu garis tungguyang paling dapat
diterima.
Analisis network adalah peralatan yang
dikembangkan untuk membantu manajeman dalam
perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relative
kompleks dan tudak rutin.Model ini yang terkenal
adalah PERT(Program Evaluation and Review
Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT
banyak digunakan untuk merencanakan dan
mengawasi program penelitian dan pengembangan,
sedangkan CPM digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan
matematik untuk pembuatan model persaingan atau
pertentangan antara pihak yang berkempentingan.
Teori ini dikembangkan untuk menganalisis proses
pembuatan keputusan pada berbagai macam situasi
persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik
matematik yang berguna untuk pemmbuatan model
berbagai macam system dan proes yang bisnis.
Model ini digunakan untuk memperkirakan
perubahan di waktu yang akan dating dalam
berbagai variabel dinamik berdasarkan perubahan di
waktu yang lalu dalam variabel tersebut.
Progamasi dinamik adalah sekumpulan teknik
progmasi yang digunakan untuk pembuatan
keputusan yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini
adalah mengoptimumkan(memaksimalkan atau
meminimalkan) seluruh keputusan berurutan yang
saling berhubungan sepanjang periode waktu
tertentu.
Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan
dengan suatu model (bukan kehidupan nyata) dalam
berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini
menciba meniru suatu bagian operasio organisasi
guna mengamati perkembangannya dari waktu ke
waktu untuk melekukan percobaan dengan bagian
tersebut melalui pengubahan variabel-variabel
tertentu.Kerena adanya computer, model-model
simulasi pada umumnya adalah model matematik
yang paling komprehensif.
3.Aplikasi Riset Operasinal
Masalah-masalah yang dapat menggunakan
teknik-teknik operasinal adalah sebagai berikut :
1. Masalah persediaan , masalah ini merupakan salah
satu masalah yang paling baik dipecahkahkan
dengan teknik-teknik riset operasional karena
menyangkut penyeimbangan tujuan-tujuan yang
saling bertentangan Pertentangan tersebut terjadi
antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan
produk. Biaya pemesanan setiap satuan produk
cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik.
Penyelesaian optimal dapat diperoleh
melaluimpenggunaan teknik-teknik riset operasional
yang menyeinbangkan kedua biaya tersebut.
2. Masalah alokasi . Pemecahan masalah alokasi dapat
dicontohkan dengan mencari kombinasi optimal
antara karyawan dan mesin yang akan
meminimumkan biaya.
3. Masalah antrian . Masalah antrian menyamgkut
perancangan bernagai fasilitas untuk memenuhi
permintaan akan pelayanan.Masalah antrianbiasanya
dipusatkan dengan teori antrian, tetapi masalah
kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi
4. Masalah pengurutan . Masalah ini timbul apabila
manajer harus memutuskan dalam urutan
bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan
dilaksanakan. Penyelesaian masalah ini biasanya
dicari melalui simulasi yang memungkinkan
pengujian efisiensi berbagai urutan yang berbeda.
5. Masalah routing . Masalah routing timbul bila manajer
harus memutuskan kapan bagian suatu pekerjaan
dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dngan
progmasi linear, model antrian, atau kombinasi
keduanya.
6. Masalah penggantian . Banyak peralatan mahal
organisasi akan using atau tidak terpakai, misalya
mesin dan truk sehingga bila dipertahankan untuk
periode waktu yang terlalu lama menjadi tidak
efisien dan meningkatkan biaya operasi, misalnya
biaya pemeliharaan.Masalah ini biasanya
menggunakan programasi linear.
7. Masalah persaingan . Masalah ini berkembang bila
dua atau lebih organisasi berusaha mencapai tujuan
yang saling bertentangan seperti organisasi
berusaha untuk meningkatkan bagian pasarnya yang
berarti kenaikan bagi organisasi yang satu
merupakan penurunan bagi organisasi yang lain.
Teori permainan dapat digunakan dalam
penyelesaian masalah ini.
8. Masalah pencarian . Kesalahan atau
ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan
keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan
waktu dan biaya untuk memperbaikinya.Sebaiknya
pengumpulan informasi juga memerlukan biaya dan
waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan
menggunakan model progmasi linear merupakan
teknik yang banyak digunakan bagi masalah
pencarian
Pengambilan keputusan (decision making)
merupakan salah satu proses manajemen yang
penting bagi setiap organisasi.
Manajemen lainya dilatar belakangi oleh adanya
keputusan yang dibuat oleh manajer puncak, yang
kemudian secara hirarkis dibuat oleh lini-lini
manajemen ditingkat staf-staf yang dibutuhkan.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai
suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai
alternatif sesuai dengan kepentingan–kepentingan
tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggap paling menguntungkan.
Mengindentifikasi masalah utama yang
mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan
memilih berbagai alternatiftersebut dan mengambil
keputusan yang dianggap paling baik.
A. MACAM – MACAM KEPUTUSAN MANAJEMEN
Oleh Herbert Simon secara umum membedakan
antara dua jenis keputusan, yaitu:
1. Keputusan yang terprogram (programmed decision)
2. Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed
decision).
1. Keputusan yang terprogram (programmed
decision)
Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang
terstruktur atau yang muncul berulang – ulang,
Misalnya dalam memutuskan jumlah bahan baik
yang harus tersedia digudang, tidak bisa terlepas
dari proses perhitungan yang biasa digunakan.
2.Keputusan yang tidak terprogram (non-
progrmmed decision)
Keputusan yang tidak terprogram apabila keputusan
baru pertama kali muncul dan tidak tersusun
(unstructured).
Keputusan semacam itu memerlukan penanganan
khusus, untuk memecahkan masalah, karena belum
ada pedoman khusus dalam menangani masalah
tersebut.
Macam-macam keputusan dalam manajemen
B. KEPUTUSAN DAN JENJANG MANAJEMEN
Secara umum tingkatan manajemen dalam
organisasi itu ada 3, yaitu:
1. Manajemen puncak (top manager),
2. Manajer menengah (middle manager), dan
3. Manajer rendah (lower manager).
Untuk keputusan yang tidak terprogram, biasanya
lebih banyak diambil oleh manajer pada tingkat
tinggi (top manager).
• HUBUNGAN MACAM KEPUTUSAN DAN
TINGKATAN MANAJEMEN.
C. TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebagai dalam proses pengambilan keputusan,
model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu
sebagai berikut :
Ø Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi
yang memerlukan keputusan.
Ø Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan,
dan menganalisis arah tindakan yang mungkin.
Ø Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan
tertentu dari totalitas yang ada.
James L. Gibson, dkk.
Mengemukakan proses pengambilan keputusan
seluruhnya terdiri atas enam tahapan.
Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani
masalah yang identik, maka manajer tidak dituntut
untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap
munculnya masalah.
Tahap 1.
Indetifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi,
proses informasi, dan pertimbangan yang mendalam.
Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara
tingkat hasil yang diharapkan pada perumusan
tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai
sesungguhnya.
Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam
melihat permasalahan organisasi adalah sebagai
berikut ;
a. Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebua perubahan
secara tiba – tiba pada beberapa pola kinerja
yang telah ditetapkan.
Contohnya, meningkatnya perputarn karyawan,
tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat
penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat,
dan banyaknya produk yan rusak.
b. Kritikan orang lain
Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa
menjadi pentujuk adanya masalah.
Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah
produk yang dikomsumsi, pemerintah memberikan
tindakan hukum, dan serikat buruh yang mungkin
memberikan keluhannya.
c. Lingkungan
Lingkungan dapat memberi informasi masalah
melalui berbagai cara.
Contoh jika pesaing sukses dalam meluncurkan
produk baru yang menjadi pesaing produk
organisasi, maka timbul suatu masalah.
Tipe – Tipe Masalah
a. Masalah terstruktur dan tidak terstruktur
Masalah–masalah terstruktur merupakan masalah
pada umumnya, terus terang dan jelas dalam hal
informasi yang membutuhkan untuk
menyelesaikanya.
Sebagai contoh, masalah–masalah pribadi biasanya
terjadi ketika pembuatan keputusan kenaikan gaji
dan promosi permintaan liburan, tugas-tugas
kepanitian, dan sebagainya.
Masalah tidak terstruktur (unstructured problems)
merupakan masalah yang membingungkan dan
memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang
baru atau tidak terduga.
Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem
dimana unit bisnisnya terpaksa dijual karena
hilangnya pelanggan.
b. Masalah menghadapi krisis
Suatu masalah krisis merupakan masalah yang tidak
terduga dan dapat menghancurkan jika tidak
tertangani dengan cepat dan tepat.
Para manajer menghadapi persoalan krisis multi
dimensi dan mereka mengantisipasi krisis–krisis itu
dengan berbagai cara, misalnya dengan membentuk
sistem informasi krisis.
Tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.
Pengembangan alternatif merupakan proses
pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern
yang relavan dari organisasi diperiksa untuk
memberikan informasi yang dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang mungkin.
Namun demikian, manajer harus ingat akan
beberapa keterbatasan dalam setiap alternatif,
misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika,
peraturan yang ada.
Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering
menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi.
Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan
konsekuesin dari keputusan.
Situasi resiko dengan tidak pasti berada diantara dari
ekstern tersebut.
Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran
didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah :
1. Kodisi kepastian.
2. Kondisi berisiko
3. Kondisi ketidakpastian
Tahap 4.
Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting
yaitu memilih alternatif terbaik diantara alternatif –
alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi.
Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka
masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya.
Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan
memilih alternatif dengan harapan mencapai
sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak
dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.
Tahap 5.
Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu
kepada orang–orang yang terkait dan mendapatkan
komitmen mereka pada keputusan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya
terbatas pada keterampilan memilih pemecahan
yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan
dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan
pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku
dalam organisasi.
Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap
ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Jika ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat
melakukan respon dengan cepat.
D. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan
banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar
belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan
sejenisnya. Cara-cara manajer dala mendekati
masalah tersebut antara lain :
Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang
penghindari masalah mengabaikan informasi yang
menunujukkan kesebuah masalah.Para penghindari
masalah ini tidak aktif dan tidak ingin menghadapi
masalah.
Ø Kedua, penyelesian masalah. Seorang
penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan
masalah-masalah apabila masalah-masalah itu
muncul.Mereka bersikap reaktif menghadapi
masalah-masalah yang timbul.
Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari
masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna
diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru
untuk dikejar.
E. MODEL PENGAMBILAN KEPTUSAN
Teori manajemen mengenal perbedaan antara
dua model utama dalam pembuatan keputuan.Kedua
model tersebut adalah model klasik dan model
perilaku.
1. Model Keputusan Klasik
Model keputusan klasik (classical dicision)
berpandangan bahwa manager bertindak dalam
kepastian.Pendekatan klasik ini merupakan model
yang Sangat rasional utuk pembuatan keputusan
manajerial.
2. Model keputusan Administratif
Menurut Herbrt Simon, manager dalam pengambilan
keputusan menghadapi tiga kondisi :
(a) Informasi tidak sempurna dan tidak lengkap,
(b) Rasionalitas yang terbatas (bounded
rasionality),
(c) Cepat puas (satisfice).
Heuristik Penilaian
Adalah pengambilan keputusan yang
disederhanakan dikarenakan kondisi dan situasi.
Tiga macam heuristik dipakai orang dalam
mengambil keputusan yaitu:
1. Ketersedian (availability heuristik),
2. Perwakilan (representativeness ), dan
3. Penyesuaian dan anchoring (anchoring and
adjusment hueristik).
Ketersediaan ( Availabity heuristik)
Terjadi ketika orang menggunakan informasi yang
telah tersedia sebagai basis penilaian situasi atau
peristiwa yang sedang berlangsung.
Misalnya untuk tidak menanam modal ke dalam
suatu produk baru berdasarkan hasil penjualan saat
ini.
Representtativeness heuristik
Terjadi bila orang menilai kemiripan sesuatu
berdasarkan stereotip seperangkat peristiwa yang
sama.
Biasa pontesialnya adalah stereotip representatif
dapat terjebak kedalam pendiskriminasian factor–
faktor unik yang relavan terhadap keputusan
tersebut.
Anchoring and adjusment heuristik
Meliputi pembuatan keputusan berdasarkan
penyesuaian terhadap nilai atau titik tolak yang telah
ada.
Contohnya, nilai pasar seseorang secara subtansi
mungkin lebih tinggi dari pada upah yang diterima.
F. PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
Dalam keputusan individual, manager membuat
pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor
perilaku hanya mempunyai aspek–aspek tertentu
dari proses pengambilan keputusan.
Faktor tersebut adalah :
Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.
Keperibadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari
beberapa variable terpilih teradap proses
pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga
rangkaian variable lain yaitu :
Ø Variabel kepribadian.
Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.
Ø Variabel situasional.
Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati,
yang dihadapi oleh orang – orang itu sendiri.
Ø Variabel interaksional.
Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari
orang-orang sebagai akibat dari interaksi situasi
tertentu dengan ciri-ciri khas kepribadian orang.
Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda
sekali dan merupakan bagian dasar dari pikiran
seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap
proses pengambilan keputusan manajemen sebagai
berikut ;
1. Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai
perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan dan
penentuan prioritas.
1. Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu
mempertimbankan nilai berbagai macam
kemungkinan.
2. Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang
mengambil kputusan memperngaruhi alternatif
manakah yang akan dipilih.
3. Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai
sangat perlu dalam memilih cara pelaksanaanya.
4. Dalam fase evaluasi dan pengendalian,
pertimbangan nilai tidak dapat dihindari apabila
mengambil tindakan.
Kecenderungan Akan Resiko
Seseorang pengambil keputusan yang agak segan
mengambil resiko akan menetapkan sasaran yang
bebeda, mengavaluasi alternatif secara berbeda
juga. Orang tersebut akan berusaha menetapkan
pilihan dimana resiko atau ketidakpastian sangat
rendah, atau diana kepastian akan hasilnya sangat
tinggi.
Kemungkinan ketidak Cocokan
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja
ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan
mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang
tesebut lebih memungkinkan menggunakan satu
atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi
ketidak cocokan mereka :
1. Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan
dari keputusa mereka.
2. Secara selektif memahami (mengubah) informasi
dengan suatu cara yang dapat mendukung
keputusan mereka.
3. Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki
pandangan yang baik terhadap alternatif yang telah
ditetapkan sebelumnya.
4. Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan
mempertinggi unsur – unsur positif dari
keputusanya.
G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
Dalam mengunakan kelompok, manajer harus
memperhatikan keuntungan dan kerugian dari
kelompok tersebut.
Keuntungan :
1. Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
2. Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
3. Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
4. Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang
lebih besar karena waktu yang hilang banyak.
2. Menimbulkan kompromi
3. Satu atau beberapa orang barang kali akan
mendominasi kelompok.
4. Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi
kreativitas individual.
Dalam menjalankan fungsinya, setiap manajer
akan selalu dihadapkan pada persoalan pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan terjadi pada
berbagai tahap kegiatan operasi, sejak penentuan
jenis produk yang akan dibuat, kapasitas produksi,
jenis fasilitas operasi, penggunaan sumber daya
operasi, tingkat output, keputusan investasi,
pengadaan material, sampai ke penetapan distribusi
produk. Keadaan pada saat pengambilan keputusan
bias bermacam-macam, dari situasi yang normal
yang dan memiliki kepastian, tidak beresiko, sampai
ke situasi yang penuh dengan ketidakpastian, atau
mengandung resiko.
Teori keputusan adalah suatu pendekatan
analitik untuk memilih alternative terbaik dari suatu
keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk
memberikan alat bagi manajemen dalam rangka
proses pengambilan keputusan.
Pada saat pengambilan keputusan secara tipikal
terdapat tiga kondisi, yang diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (pay off)
yang akan terjadi.
Tiga jenis kondisi yaitu :
1. Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana
terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi
dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap
kemungkinan tidak diketahui.
2. Berisiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat
lebih satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu
keputusan, dan probabilitas setiap hasil diketahui
atau dapat diperkirakan oleh pengambilan
keputusan.
3. Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya
ada satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu
keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh
pengambilan keputusan.
Contoh :
PT Spektrum bermaksud berinvestasi dalam suatu
proyek industri. Terdapat tiga alternatif proyek yaitu
A, B dan C. Masing-masing proyek akan
memberikanhasil yang berbeda tergantung dari
kondisi perekonomian yang akan terjadi, seperti
ditunjukkan dalam tabel berikut
Tabel Hasil Investasi PT Spektrum
Alternatif
proyek
industri
Kondisi ekonomi
Baik Tetap Buruk
A
B
C
41
30
16
12
20
14
4
10
12
Pengambilan keputusan pada tiga jenis kondisi
yaitu : ketidakpastian, berisiko dan kepastian.
a. Pengambilan keputusan pada kondisi
ketidakpastian, dibagi dalam kriteria
pengambilan keputusan :
1) Maximax – kriteria ini mencari hasil yang paling
baik (maksimum) untuk setiap pilihan investasi dan
kemudian membuat keputusan berdasarkan nilai
maksimum dari hasil maksimum itu.
2) Maximin – kriteria ini mencari alternatif yang
maksimum dari hasil yang minimum dari setiap
alternatif
3) Sama Rata – kriteria sama rata (equally likely)/
laplace, memilih alternatif dengan rata-rata hasil
tertinggi. Dimulai dengan menghitung rata-rata hasil
untuk setiap alternatif, kemudian dipilih alternatif
yang memberikan nilai rata-rata yang maksimum.
b. Pengambilan keputusan pada kondisi
berisiko
Kondisi berisiko berada diantara kondisi pasti dan
tidak pasti. Pengambilan keputusan pada kondisi
berisiko (decision making under risk)
mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan
meskipun hasil tidak tahu pasti hasil apa yang akan
diperoleh dari setiap alternatif, masih memiliki
gambaran tentang probabilitas dari setiap kejadian.
Pengambilan keputusan jenis ini menrupakan situasi
keputusan probabilistik, dan yang paling sering
terjadi. Pendekatan yang paling banyak digunakan
dalam situasi ini adalah dengan nilai harapan
(expected value/EV)
Expected Value (EV) – menentukan harapan hasil
untuk setiap alternatif dan memilih alternative
dengan nilai harapan tertinggi. EV merupakan
penjumlahan dari hasil untuk setiap alternatif dimana
setiap hasil diberikan bobot berdasarkan probabilitas
untuk keadaan yang relevan.
EV dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
pi = probabilitas terjadi kejadian i
Hi = hasil yang diperoleh dari kejadian i
Misalkan alternative kondisi ekonomi pada table di
atas memiliki probabilitas: perekonomian baik = 0,6,
tetap = 0,3 dan buruk = 0,1.
Maka EV untuk setiap alternatif :
EVA =
EVB =
EVC =
c. Pengambilan keputusan dengan kondisi
pasti
Pada kondisi, pengambil keputusan mengetahui
dengan pasti hasil dari setiap alternatif keputusan
yang diambil dan memilih alternatif yang akan
memaksimalkan keinginannya. Dalam keadaan ini
dikenal dengan nilai harapan dari informasi
sempurna (expected value of perfect
information/EVPI)
EVPI – merupakan perbedaan antara hasil yang
diharapkan pada kondisi pasti dengan hasil yang
diharapkan pada kondisi berisiko
EVPI = EVUC – EV maks
Dimana :
EVUC = nilai harapan pada kondisi pasti (expected
value under certainty)
EV maks = nilai harapan maksimum
EVUC adalah hasil yang diharapkan jika kita memiliki
informasi sebelum keputusan diambil dengan
rumus :
Dimana :
Pi = probabilitas terjadinya kejadian i
Mi = hasil yang terbaik kejadian i
Pohon keputusan (decision tree) adalah gambaran
skematik dari alternatif yang tersedia bagi
pengambilan keputusan dan kemungkinan hasilnya.
Pohon keputusan memiliki fungsi yang sama dengan
tabel keputusan, tapi biasanya lebih sesuai dengan
situasi analisis yang memiliki keputusan berjenjang.
11. Analisis Pengambilan Keputusan
Analisis keputusan adalah pola berpikir
sistematis dalam pengambilan keputusan, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang harus
dilakukan, pengembangan kriteria khusus untuk
mencapai tujuan, mengevaluasi alternatiftindakan
yang tersedia yang berhubungan dengan kriteria dan
mengidentifikasi kemungkinan resiko yang melekat
pada suatu keputusan tersebut.
Untuk mencapai beberapa sasaran antara seperti
yang telah diuraikan sebelumnya diperlukan adanya
suatu keputusan tidakan yang akan dilakukan dari
beberapa alternatif. Untuk itu, dilakukan analisis
keputusan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
>Merumuskan Pernyataan Keputusan
Tujuan merumuskan pernyataan keputusan adalah
untuk memusatkan perhatian pada tindakan yang
terpilih dalam tahap pengidentifikasian alternatif
tindakan sebagai dasar untuk melaksanakan
keputusan yang akan ditempuh dalam usaha
mengembangkan perusahaan.
>Menetapkan Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan adalah kemampuan memberikan
gambaran mengenai suatu keadaan yang lebih
terperinci tentang hasil keputusan yang diambil.
Tujuan penetapan kriteria adalah untuk menyaring
sejumlah alternatif lain yang pada akhirnya akan
muncul satu alternatif terbaik.
>Menetapkan Alternatif Keputusan
Alternatif keputusan adalah kemungkinan-
kemungkinan pilihan bagi pencapaian tujuan dari
pernyataan keputusan. Dari berbagai alternatif, akan
dipilih yang terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang
ada. Pertimbangan pokoknya adalah mana yang
paling memenuhi kriteria dan paling kecil resikonya
bila alternatif itu dijalankan.
>Menentukan Bobot Masing-Masing Kriteria
Penentuan bobot berdasarkan besar-kecilnya
pengaruh kriteria terhadap alternatif
keputusan.Semakin besar pengaruhnya maka
bobotnya lebih besar dan sebaliknya. Jumlah bobot
untuk seluruh kriteria adalah satu (1)
>Membuat Matriks Penilaian
Matriks penilaian bertujuan untuk mengevaluasi
alternatif-alternatif yang paling baik yang dapat
memenuhi sasaran.Dalam matriks ini digunakan
sistem pembobotan, dimana kriteria dan alternatif
keputusan diberi bobot kemudian diperkalikan.
>Menentukan Tindakan Terpilih
Hasil perkalian antara kriteria dan alternatif
keputusan yang memiliki bobot tertinggi merupakan
alternatif prioritas.Alternatif yang menjadi prioritas
merupakan tindakan terpilih untuk mencapai sasaran
utama.
PENENTUAN PRODUK PERUSAHAAN
Penentuan harga jual produk haruslah dilakukan
dengan pertimbangan dan perhitungan yang cermat,
karena sangat mempengaruhi bagaimana
pengelolaan keuangan dan strategi pemasaran
perusahaan. Kesalahan dalam menentukan harga
jual dapat membuat perusahaan mengalami
kerugian. Jika harga jual terlalu murah, maka
perusahaan akan mengalami kerugian, sedangkan
jika harga jual terlalu mahal, maka produk tersebut
tidak laku di pasaran, sehingga perusahaan rugi.
Oleh karena itu, harga jual harus ditentukan secara
tepat, agar menguntungkan perusahaan.
Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi
harga jual produk, yaitu:
1. Customers atau pelanggan. Pelanggan dapat
mempengaruhi harga berdasarkan fitur yang
terdapat pada produk tersebut serta kualitasnya.
2. Competitors atau pesaing. Perusahaan harus
memperhatikan apa yang dilakukan oleh pesaingnya,
termasuk harga jual produk mereka, yang bisa
menjadi substitusi produk tersebut.
3. Costs atau biaya. Semakin tinggi biaya produksi
produk tersebut, maka semakin mahal produk
tersebut dijual.
Perhitungan Penentuan Harga Jual Produk
Sebelum kita menentukan harga jualnya, ada
baiknya kita terlebih dahulu menghitung berapa titik
impas atau break event point (BEP)nya, yaitu titik di
mana kita tidak untung dan tidak rugi. Dengan
demikian, kita tidak akan membuat harga yang
terlalu rendah.
Beberapa biaya yang harus diperhitungkan adalah
biaya tenaga kerja, biaya material/bahan baku, dan
biaya lain-lain seperti biaya administrasi, biaya
pemasaran, dan sebagainya.
Setelah itu, baru kita menentukan berapa
keuntungan yang ingin kita peroleh, lalu kita naikkan
harganya (mark up).
Misalkan total biaya untuk memproduksi Produk A
adalah Rp250.000.-, kemudian kita ingin mengambil
keuntungan sebesar 20%, maka besar harga jual
yang ditetapkan adalah (1 + 20%) x Rp250.000,- =
Rp300.000,-.
Dalam penentuan besarnya mark up, kita juga
harus memperhatikan kondisi pasar produk kita,
jangan sampai harganya terlalu mahal, sehingga
produk tersebut tidak laku di pasaran.
1. KONSEP APLIKASI PENENTUAN HARGA JUAL
PRODUK Biaya (cost) merupakan komponen penting
yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga
jual produk atau jasa. Harga jual produk atau jasa
pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya
ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan
markup. Cara penentuan harga jual tersebut dikenal
dengan Pendekatan Cost-Plus (Cost Plus Approach).
Ada tiga konsep yang dapat digunakan untuk
penentuan harga jual dengan pendekatan cost-plus
tersebut, yaitu : (1) biaya total (total cost), (2) biaya
produk (product cost) dan (3) biaya variabel (variabel
cost). Masing-masing konsep tersebut dibahas secara
terinci berikut ini: Konsep Biaya Total Berdasarkan
konsep biaya Total ini, harga jual ditentukan dari
biaya total: biaya produksi + biaya pemasaran +
biaya administrasi dan umum, ditambah dengan
jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan.
Pengertian markup menurut konsep biaya total ini
adalah laba yang diinginkan (desired profit).
Penerapan penentuan harga jual produk atau jasa
dengan menggunakan konsep biaya total ini adalah
sebagai berikut: Pertama, menentukan besarnya
biaya produksi yang terdiri dari: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
2. Kedua, biaya produksi tersebut selanjutnya
ditambah dengan biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum, hasilnya sama dengan biaya
total. Ketiga, biaya total tersebut dibagi dengan
jumlah unit yang diproduksi atau dijual untuk
memperoleh angka biaya per unit. Keempat,
menentukan jumlah markup atau dalam hal ini
adalah jumlah laba yang dikehendaki. Laba yang
diinginkan pada umumnya dinyatakan dengan
persentase tertentu dari aktiva yang digunakan (rate
of return on assets). Kelima, menentukan persentase
markup dari biaya total yang dihitung dari jumlah
laba yang diinginkan dibagi dengan biaya total.
Keenam, persentase markup tersebut dikalikan
dengan biaya per unit untuk memperoleh angka
markup per unit. Ketujuh, harga jual per unit
ditentukan dari biaya per unit ditambah dengan
markup per unit. Konsep Biaya Produk Berdasarkan
konsep ini, yang juga disebut dengan Absorption
Approach, harga jual ditentukan dari biaya produksi
ditambah dengan markup. Pengertian markup
menurut konsep biaya produk ini adalah laba yang
dikehendaki + biaya pemasaran + biaya administrasi
dan umum. Persentase markup dihitung dengan
rumus sebagai berikut : Biaya Pemasaran Laba
dikehendaki Biaya Adm. & Umum Persentase '
markup' Biaya Produksi Konsep Biaya Variabel
Menurut konsep ini, yang juga disebut dengan
Contribution Approach, biaya variabel (biaya
produksi variabel + biaya pemasaran variabel +
biaya administrasi dan umum variabel) ditambah
dengan markup. Pengertian markup dalam hal ini
adalah laba yang dikehendaki ditambah semua biaya
yang bersifat tetap.
3. Pada Aplikasi Akuntansi ini, yaitu Aplikasi
Penentuan Harga Jual Produk akan menggunakan
tiga konsep tersebut. Fungsi Aplikasi Penentuan
Harga Jual yaitu melakukan perhitungan data–data
keuangan yang telah di-input oleh user yang
kemudian dari data tersebut akan dikalkulasi
berdasarkan 3 konsep penentuan harga jual lalu
menampilkan hasil kalkulasi tersebut dalam bentuk
table perhitungan harga jual. Dari table hasil
perhitungan harga jual ini user dapat
membandingkan nilai penentuan harga jual
berdasarkan 3 konsep diatas.
4. SIMULASI APLIKASI PERHITUNGAN HARGA JUAL
PRODUK Untuk memberikan gambaranyang lebih
jelas, berikut ini diberikan contoh penentuan harga
jual berdasarkan konsep biaya total seperti telah
diuraikan di atas. Jumlah X yang diproduksi atau
dijual 10.000 unit Biaya variabel per unit: - Biaya
bahan baku Rp 120,00 - Biaya tenaga kerja 400,00 -
Biaya overhead pabrik 60,00 - Biaya pemasaran
40,00 - Biaya administrasi dan umum 20,00 Biaya
tetap: - Biaya overhead pabrik Rp 2.000.000,00 -
Biaya pemasaran 600.000,00 - Biaya administrasi
dan umum 200.000,00 Laba yang dikehendaki
(return) sebesar 20% dari jumlah aktiva yang
digunakan sebesar Rp 20.700.000.000,00. Tampilan
Input data diatas ke Sistem (Setelah semua data ter-
input, maka klik button ”Proses Analisa”)
5. Berdasarkan data tersebut diatas, penentuan
harga jual produk X dengan menggunakan konsep
biaya total adalah sebagai berikut: (1) Biaya
Produksi: - Biaya bahan baku 10.000 x Rp 120,00 =
Rp 1.200.000,00 - Biaya tenaga kerja 10.000 x Rp
400,00 = 4.000.000,00 - Biaya overhead pabrik
(10.000 x Rp 60,00) + = 2.600.000,00 Rp
2.000.000,00 Biaya produksi Rp 7.800.000,00 (2)
Biaya total : - Biaya produksi Rp 7.800.000,00 - Biaya
pemasaran (10.000 x (10.000 x Rp 40,00) + Rp
600.000,00 - = 1.000.000,00 = 400.000,00 Biaya
administrasi & umum (10.000 x Rp 20,00) + Rp
200.000,00 Biaya total (3) Biaya per unit = Rp
9.200.000,00 Rp 9.200.000,00 Rp 920,00 10.000
(4) Laba yang dikehendaki = 20% x Rp
20.700.000,00 = Rp 4.140.000.,00 (5) Persentase
‘markup’ = 4.140.000,00 45% 100%
9.200.000,00 (6) ‘Markup’ per unit = 45% x Rp
920,00 = Rp 414,00 (7) Harga jual per unit = Rp
920,00 + Rp 414,00 = Rp 1.334,00
6. Tampilan Hasil Perhitungan Sistem Konsep Biaya
Produk Persentase ' markup' Rp 400.000,00 Rp
1.000.000,00 Rp 4.140.000,00 Rp 7.800.000,00 =
71,03 % Berikut ini adalah perhitungan harga jual
menurut konsep biaya variabel dengan
menggunakan data dari contoh 6.1. - Total biaya
variabel Biaya bahan baku Rp 1.200.000,00 Biaya
tenaga kerja 4.000.000,00 Biaya overhead pabrik
variabel 600.000,00 Biaya pemasaran variabel
400.000,00 Biaya administrasi dan umum variabel
200.000,00 Rp 6.400.000,00 - ‘Markup’ Laba yang
dikehendaki Rp 4.140.000,00
7. Biaya overhad pabrik tetap 2.000.000,00 Biaya
pemasaran tetap 600.000,00 Biaya administrasi dan
umum tetap 200.000,00 Rp 6.940.000,00 -
Persentase ‘Markup’ = - Rp 6.940.000,00 108,44%
100% Rp 6.400.000,00 Harga jual per unit = Biaya
variabel pet unit = Rp 6.400.000,00 10.000 ‘Markup’
per unit = 108,44% x Rp 640,00= Rp = Rp 640,00
694,00 Tampilan Hasil perhitungan Sistem ( Khusus
biaya produk >> input data Biaya produksi, Biaya
Pemasaran dan Biaya Adm dan Umum >> kemudian
klik Button “Proc. Biaya produk”)
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Harga pokok dapat dirumuskan sebagai biaya yang
tidak dapat dihindarkan terhisap dalam proses
produksi yang dapat diperhitungkan sebelumnya dan
yang secara kuantitatif dapat dihitung.
Harga pokok penjualan merupakan jumlah produk
yang dijual dikalikan harga jual per unit. Laba =
Selisih Penjualan dengan harga pokok penjualan.
Efektif merupakan istilah yang berarti tercapainya
tujuan, efisien adalah tercapainya tujuan dengan
berdaya guna. Atau hari ini harus lebih baik dari
pada hari kemarin dan hari esuk harus lebih baik dari
pada hari ini.UMKM adalah singkatan dari Usaha
Menengah Kecil dan Mikro.
Dalam paparan ini akan diuraikan mengenai Harga
Pokok produksi, Harga Pokok Penjualan
Penjelasan
Harga Pokok
Harga pokok adalah biaya yang tidak dapat
dihindarkan/inhaerent/melekat pada produk,dapat
dperhitungkan sebelumnya, dan secara kuantitatif
dapat dihitung dengan satuan moneter misanya
rupiah. Untuk menghitung harga pokok hendaknya
diketahui dengan baik biaya dan jenis-
jenisnya.Komponen/ elemen harga pokok adalah
BIaya Bahan Baku ditambah Biaya Tenaga Kerja dan
Biaya Overhead Pabrik. Tidak dapat dihindarkan
berarti bahwa tanpa pengeluaran biaya proses
produksi tidak dapat berjalan dan tidak akan ada
hasil. Bahan baku dan tenaga kerja langsung
termasuk yang tidak dapat dihindarkan di dalam
proses produksi, akan tetapi tidak berarti semua
pengeluaran biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja diperhitungkan ke dalam harga pokok.Misalnya
seloyang roti memerlukan dua setengah ons tepung
gandum, dua setengah ons tepung gandum adalah
biaya yang inhaerent untuk roti dengan ukuran
tertentu. Bila karena satu dan lain hal kemudian
dikeluarkan tiga ons tepung gandum maka yang
setengah ons ini tidak inhaerent, oleh karena itu
tidak dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok.
Tepung gandum yang setengah ons dianggap
pemborosan yang menjadi kerugian perusahaan.
Biaya yang akan diperhitungkan ke dalam harga
pokok hendaknya dapat diduga sebelumnya sebelum
proses produksi. Dua setengah ons tepung gandum
dalam seloyang roti dalam contoh di atas hendaknya
dapat diduga sebelumnya, atau dapat diketahui
terlerbih dahulu. Demikian pula halnya dengan
perhitungan-perhitungan yang lain hendaknya dapat
diduga sebelumnya untuk dapat diperhitungkan
dalam harga pokok. Misanya setiap membuat dua
puluh Loyang ada yang rusak satu, Maka satu loyang
yang rusak sudah dapat diramalkan sebelumnya.
Dianggap masih dalam kewajaran, Akan tetapi kalau
yang rusak lebih dari satu maka kelebihan itu tidak
lagi dianggap sebagai biaya yang diperhitungkan ke
dalam harga pokok. Yang berarti harga pokok dua
puluh loyang roti sama dengan biaya untuk
membuat dua puluh satu loyang roti.
Tujuan menghitung harga pokok:
1. Untuk menentukan harga penjualan, harga pokok
penjualan tidak dapat ditentukan sebelum harga
pokoknya ditentukan terlebih dahulu.
2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan. Laba
dihitung dengan cara penjualan dikurangi dengan
harga pokok penjualan. Padahal harga pokok
penjualan baru dapat ditentukan setelah harga pokok
ditentukan terlebih dahulu.
3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan
yang berupa neraca. Harta dalam neraca yang
berupa persediaan produk jadi harus dinilai, diberi
harga. Dengan pemberian harga tersebut dapat
diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian atau
pemberian harga tersebut informasinya dari harga
pokok.
4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya
dalam kasus akan memberi potongan harga pada
saat menjual secara besar-besaran.Dalam
pengambilan kebijakan ini jangan sampai harga yang
ditentukan berada di bawah harga pokok.
5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan dengan membandingkan perkiraan
penentuan harga pokok sebelum proses produksi
dikaksanakan dengan perhitungan harga pokok
setelah proses produksi dikerjakan.
Tujuan perhitungan harga pokok tersebut di atas
tidak dapat terpisah satu dengan yang lain. Masing-
masing tujuan saling terkait.
Komponen harga pokok:
Komponen harga pokok juga sering disebut elemen
harga pokok, yang terdiri Biaya bahan baku , biaya
bahan pembantu, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik.
Bahan baku adalah bahan yang melekat dan dapat
diidentifikasi secara jelas pada produk jadi.misalnya
kain untuk baju , kedelai untuk tempe. Bahan
pembantu adalah bahan yang membatu untuk
proses produksi . Tenaga kerja adalah tenaga kerja
manusia, ini ada yang langsung berhubungan
dengan pengerjaan proses produksi ada yang tidak
langsung berhubungan dengan dengan pengerjaan
proses produksi.Biaya overhead pabrik merupakan
biaya umum selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Contohnya biaya penyusutan, biaya-biaya
listrik, air, telepon, asuransi, perbaikan mesin,dan
masi banyak contoh yang lain.
Biaya Bahan baku, ada dua hal yang penting yakni
penetapan kuantitas yang digunakan dan penetapan
harga bahan ynag digunakan.Penetapan jumlah
dapat dilakukan secara fisik dengan mencatat
berapa yang masuk dalam proses produksi dengan
memperhatikan syrarat-syaratnya atau dengan
mempergunakan standart.Untuk produksi potongan
dipergunakan dengan mencatat apa yang masuk
dalam proses produksi dengan mengingat criteria
harga pokok. Sedang untuk produksi massa memakai
cara standart atas dasar pengalaman dengan
mengeluarkan yang bersifat pemborosan dan atas
dasar teknis penelitian laboratorium.
Mengenai harga dapat dipergunakan : Harga beli/
harga historis/ harga perolehan, Harga pengganti
yakni harga yang terjadi di pasar pembelian sesudah
menjual produk. Harga rata-rata sedehana,
tertimbang ,bergerak. Metode masuk pertama keluar
pertam, Metode masuk terakhir keluar pertama. Hasil
dari metode metode tersebut tidak sama dan akan
berpengaruh kepada perhitungan harga pokok.
Setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan
masing-masing.
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga pekerja.
Perhitungan upah dapat dilakukan dengan dua cara :
Upah berdasarkan waktu dan upah berdasarkan unit/
prestasi.Upah berdasarkan waktu dapat ditentukan
per jam , per hari, per minggu, per bulan.Upah
berdasarkan prestasi merupakan upah atas dasar
prestasi kerja karyawan. Makin tinggi prestasinya
makin besar upahnya. Masing-masing cara
pengupahan memiliki kelebihan dan kelemahan.
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Penetapan besarnya biaya dapat dibebankan
misalnya 80% dari biaya bahan baku , atau 50% dari
biaya tenaga kerja . Karena banyak cara
membebankan biaya overhead pabrik.
Untuk ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut:
Untuk Memproduksi 6 uni produk dibutuhkan 5 kg
bahan baku @ Rp 8000,00 , Biaya tenaga kerja 6
Jam kerja @ Rp 5000,00 per jam. Biaya overhead
pabrik 50% dari Biaya bahan baku.
Perhitungan:
Biaya Bahan Baku 5 x Rp 8000,00 =
Rp 40.000.00
Biaya tenaga Kerja 6 x Rp 5000,00 =
Rp30.000.00
Biaya Overhead Pabrik 50% x Rp 40.000 ,00 =
Rp 20.000,00
Harga pokok = BBB + BTK + BOP = Rp 40.000,00 +
Rp 30.000,00 + Rp 20.000,00
= Rp. 90.000,00
Harga pokok 1 unit produk = Rp 90.000.00 : 6 = Rp
15.000.00
Apabila produk tersebut dijual per unit Rp 20.000.00
maka :
Penjualan = 6x Rp 20.000.00 = Rp
120.000,00
Harga Pokok Penjualan = 6 x Rp 15.000,00 = Rp
90.000,00
Laba = Penjualan - Harga Pokok penjualan = Rp
120.000.00 – Rp 90.000,00= Rp 30.000,00
Dari contoh tersebut diatas dapat diketahui bahwa
harga pokok dapat digunakan untuk pedoman
menetukan harga jual, dan dapat diketahui besarnya
laba yakni :
( Rp 30.000,00 : Rp 120.000,00) x 100% = 25 %
Dengan keuntungan sebesar 25% tersebut maka
dapat diketahui tujuan perusahaan tercapai atau
tidak . Juga efisien atau tidak. Bila mengingat besar
bunga Bank untuk waktu sekarang tidak ada 25%
maka dapat disebut bahwa efisien juga tercapai
PERENCANAAN PRODUK
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu
proyek pengembangan produk secara formal
disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan
sebelum tim pengembang yang lebih besar dibentuk.
Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang
mempertimbangkan portofolio suatu proyek,
sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan
menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti
selama periode tertentu. Kegiatan perencanaan
produk menjamin bahwa proyek pengembangan
produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang
lebih luas dan menentukan:
a. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan
dilakukan.
b. Kombinasi pengembangan produk (produk baru,
produk platform, atau produk turunan).
c. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
d. Waktu dan urutan proyek.
Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim
pengembang produk. Tim ini harus mengetahui misi
proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap
proyek seharusnya memuat:
a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk
merancang dan mengembangkan produk.
b. Teknologi yang digunakan.
c. Target proyek secara finansial.
d. Anggaran dan deadline proyek.
PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah
maksimum output yang dapat diproduksi atau
dihasilkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya
sebuah pesawat airbus boing 737 memiliki kapasitas
tempat duduk 300 seat setiap kali trip, atau sebuah
Rumah Sakit memiliki kapasitas rawat inap sebanyak
50 kamar, dan sebagainya.
Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan
kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain :
kapasitasi mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas
bahan baku, kapasitas modal. Kapasitas produksi
juga berkaitan erat dengan skedul atau jadwal
produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk
(master production shedule), karena jadwal produksi
induk mencerminkan apa dan berapa yang harus
diproduksi dalam jangka waktu tertentu.
4.2. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan
untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang
bersifat mendadak dimasa yang akan dating,
misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat
mendadak atau seketika dalam jangka waktu
pendek. Menghadapi kondisi diatas jika kapasitas
produksi tidak mampu memenuhi maka perusahaan
dapat melakukan sub-kontrak kepada perusahaan
lain pada saat terjadi lonjakan jumlah permintaan.
Jika perusahaan ingin meningkatkan kapasitas
produksi jangka pendek maka ada lima cara yang
dapat dilakukan :
1. Meningkatkan jumlah sumber daya
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya
3. Memodifikasi produk
4. Memperbaiki permintaan
5. Tidak memenuhi permintaan
4.3. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan
strategi operasi dalam menghadapi segala
kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat
diperkirakan sebelumnya. (dari hasil forecasting).
Tujuan utamanya adalah perusahaan dapat
menentukan jumlah produksi yang dapat
menghasilkan biaya minimum dengan
memperhatikan antara lain : pola permintaan jangka
panjang dan siklus kehidupan produk yang
dihasilkan. Untuk mengantisipasi gejolak kapasitas
jangka panjang terdapat dua strategi yang dapat
ditempuh perusahaan yaitu (1) Strategi melihat dan
menunggu perkembangan (wait and see strstegy).
(2). Strategi ekspansionis, yaitu berproduksi dengan
kapasitas produksi yang selalu melebihi atau diatas
volume permintaan.
4.4. Metode Perencanaan Kapasitas Produksi
Untuk menentukan kapasitas produksi optimum,
terdapat berbagai macam factor yang harus
diperhatikan, faktor2 tersebut umumnya disebut
sebagai factor produksi antara lain : (1). kapasitas
bahan baku (2), Kapasitas jam kerja mesin (3).
Kapasitas jam tenaga kerja (4). Kapasitas modal
kerja. Dari beberapa factor tersebut diusahakan
untuk memperoleh kombinasi jumlah dan jenis
produksi yang akhirnya dapat menghasilkan
keuntungan maksimal atau beban biaya yang paling
minimal.
4.4.1. Metode Break Even Point
Metode break event point (BEP) baik linear maupun
non linear dapat digunakan untuk menentukan
kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan
suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya
sama dengan total biaya (TR = TC) atau dapat juga
dikatakan laba (revenue) p = 0.
Contoh Soal :
PT. ABC berproduksi dengan biaya tetap selama satu
tahun sebesar Rp.400.000,- sedangkan biaya
variabelnya Rp.600,-/unit. Harga jual produk
ditetapkan Rp.1.000,- per unit. Kapasitas bahan baku
(a) mampu menghasilkan sebanyak 2.500 unit
produk, kapasitas jam tenaga kerja (b) dapat
menghasilkan sebanyak 3.000 unit, kapasitas jam
kerja mesin (c) sebesar 3.500 unit. Sedangkan
jumlah permintaan (d) diperkirakan 4.000 unit. Dari
data tersebut hitunglagh BEP dan gambarkan
grafiknya !
FC = 400.000
BEP = 1.000 unit
P – VC 1.000 – 600
Selanjutnya dari unit BEP dan kapasitas masing-
masing factor produksi dapat dibuat grafik BEP
seperti disajikan dalam gambar berikut ini :
Penjualan (a) (b) (c) (d) Total Biaya
TR TC
1.000
400 FC
0 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 unit (000)
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut : meskipun jumlah permintaan sebesar 4.000
unit tetapi perusahaan tidak dapat memenuhinya
karena dibatasi oleh kapasitas bahan baku yang
tersedia hanya sebesar 2.500 unit, jadi kapasitas
produksi optimum adalah 2.500 unit yang ditentukan
dari jumlah bahan yang mampu disediakan. Dengan
berproduksi sebanyak 2.500 unit perusahaan akan
memperoleh keuntungan sebesar =
p = TR – TC = (Rp. 1000- x 2500u) – (Rp. 400.000,- +
Rp. 600,- (2500))
= Rp. 2.500.000,- (–) Rp. 1.900.000,- = Rp. 600.000,-
Proses Perencanaan Produk
Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-
produk yang dikembangkan dan waktu pengenalan
ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan
peluang-peluang pengembangan produk, yang
diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan
bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim
pengembangan produk dan analisis keunggulan para
pesaing.
Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar
dapat mengakomodasi perubahan dan
perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan
suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek
perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat)
tipe proyek pengembangan produk, yaitu:
a. Produk baru.
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang
sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara
otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya
kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan
teknologi untuk kategori yang produk ada dan
peluang-peluang kategori produk baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam
mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang
bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah
ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah
pendekatan pasar dan produk yang mendasar
dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini
digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya
perusahaan melakukan diskusi pada tingkat
manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi
dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi
yang mungkin untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen
memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan
kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan
kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-
produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-
segmen akan membantu perusahaan dalam
memperkirakan peluang produk yang menyebabkan
kelemahan lini produknya dan dan yang
memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi,
keputusan perencanaanyang utama adalah
penentuan waktu untuk menggunakan teknologi
dasar yang baru dalam lini produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang
dibagi dalam sekumpulan produk. Platform yang
efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk
untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap
produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang
diinginkan oleh pasar utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat
berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari
perusahaan dan untuk memutuskan mengenai
teknologi mana yang akan digunakan untuk produk
baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan
pengembangan teknologi dengan perencanaan
produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur
teknologi merupakan cara untuk menunjukkan
ketersediaan yang diharapkan dan masa depan
penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk
produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang
produk baru secara fundamental adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan
kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan
pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-dimensi
yang berguna, sehingga manajer akan
mempertimbangkan implikasi dari keputusan
perencanaan. Pendekatan pemetaan yang
dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi
seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya
tarik pasar dan sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan
Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan
dalam penggunaan sumber daya secara efisien
dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan
untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang
dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus
mempertimbangkan faktor-faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi
sebelum sumber daya penting digunakan. Kegiatan
ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim
inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih
sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi
produk kadang sangatlah umum. Untuk memberikan
petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan
produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi
yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-
asumsi yang mendasari operasional tim
pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal
ini akan terdapat dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk
utama untuk pelanggan namun menghindari
penggunaan konsep produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya
dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi
pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha
pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak
permasalahan pengembangan ditujukan untuk
mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari
produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna
akhir dan pelanggan eksternal yang membuat
keputusan-keputusan tentang produk. Daftar
stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim
untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap
konsumen.
b. Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan
teknis dari produk lebih terarah. Permasalahan yang
perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi
dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan,
kapasitas, dan batasan operasional manufaktur.
b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan
pelayanan sangat menentukan keberhasilan
perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan
sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas
pelayanan.
c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh
komponen akan dimanufaktur kembali atau didaur
ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada
komponen yang dibuang pelanggan.
c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek
pendahuluan lain.
5. Merefleksikan hasil dengan proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses
strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa
pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan
proses.
Perencanaan Produksi
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling
pokok dan sangat luas meliputi perkiraan dan
perhitungan mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan pada waktu yang akan datang
mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan
merupakan salah satu sarana manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu
setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat
membutuhkan aktivitas perencanaan. Tujuan
perencanaan harus tegas, jelas dan mudah
dimengerti. Seringkali perencanaan harus mengalami
perubahan, oleh karena itu perencanaan harus
besifat luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila
diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan
pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan
dikendalikan terus menerus yang disesuaikan
dengan kondisi yang ada namun perencanaan harus
tetap pada tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran
perusahaan secara kebijaksanaan, program dan
pemilihan langkah-langkah apa yang harus
dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan
aktivitasnya dilaksanakan.
Dalam perencanaan produksi kita selalu
menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi
yang baik namun merencanakan proses produksi
bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal
relative mudah dapat dikuasai oleh PPC manager,
namun faktor external tidak demikian. Karena itu
perencanaan harus dibuat ketat namun tidak kaku,
artinya dapat dirubah bila diperlukan dan
kemungkinan perubahan ini juga harus
diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan.
Perencanaan yang baik hanya akan diperoleh
dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan
pengukuran keberhasilan didasarkan kepada
standard yang ditetapkan.
Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan adalah suatu hasil pemikiran yang
rasional dimana di dalamnya terdapat
dugaan/perkiraan, perhitungan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai pada masa yang akan
datang. Syarat mutlak suatu perencanaan harus
mempunyai tujuan yang jelas dan mudah
dimengerti. Perencanaan harus terukur dan
mempunyai standard tertentu. Perencanaan
digolongkan sebagai fakta yang Objective
kebenarannya bahwa pemikiran yang rasional itu
tidak atas hayalan belaka tetapi suatu perhitungan
berdasarkan data yang objective. Walau
perencanaan mengandung unsur dugaan/pemikiran
namun harus didasarkan pada suatu standard yang
terukur. Perencanaan adalah sebagai tahap
persiapan / tindakan pendahuluan untuk
melaksanakan kegiatan dengan memperhatikan
penyimpangan yang mungkin terjadi
Fungsi Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah
salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan
yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses
produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan
pengendalian persediaan sehingga sebagian besar
perusahaan manufacture menempatkan fungsi
perencanaan dan pengendalian persediaan dalam
satu kesatuan. Ditinjau dari bentuk industri,
perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya terdapat
perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan
perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang
sejenis.
Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang
dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan
pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order
Confirmation yang dibuat oleh bagian penjualan.
Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi
sepenuhnya dirumuskan oleh sales department,
berdasarkan order yang telah diterima. Karena
tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order yang
telah diterima maka dalam fungsi perencanan
produksi pengaruh forecasting pada sistem
perencanaan produksi dapat dikatakan tidak
signifikan.
Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan
perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi
dan sistem informasi yang mendukung sistem
pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi
database management system yang terintegrasi
dengan sistem lainnya di lingkungan perusahaan
sehinngga bagian perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan memiliki sarana yang
cukup handal yang dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat.
Bagian perencanaan dengan mudah dapat
mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam
menyusun perencanaan produksi. Agar masing-
masing fungsi yang terdapat dalam Sistem
perencanaan dan bagian terkait dengan sistem
perencanaan produksi dapat menjalankan kerja dan
tanggungjawabnya sesuai dengan sistem, maka
setiap personal disyaratkan mengenal sistem
akuntansi komputer dan procedure yang diterapkan.
Dengan demikian efektifitas kerja dapat
ditingkatkan. Dalam usaha mencapai tujuan
perencanaan produksi terdapat berbagai macam
permasalahan sesuai dengan proses yang akan
dilaksanakan, kemudian dirumuskan bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan
efisien serta bagaimana cara pengendaliannya.
Keberhasilan dalam membuat perencanaan produksi
dan pencapaiannya tidak hanya tergantung pada
organisasi bagian perencanaan itu sendiri,
melainkan sangat tergantung pada struktur
organisasi secara keseluruhan dan sistem yang
diterapkan. Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan
dalam penggunaan sistem informasi tidak efektif,
bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan
keputusan akibat tidak memahami informasi yang
ditampilkan oleh sistem informasi yang tersedia.
Manajer bagian prencanaan mutlak harus memahami
sistem informasi yang digunakan, karena sistem
informasi yang digunakan adalah berbasis komputer
maka manajer bagian perencanaan produksi dan
pengendalian persediaan serta bagian yang terkait
langsung dengan bagian tersebut harus memahami
dan mengerti sistem komputer yang digunakan. Jika
tidak maka terbuka peluang untuk mengambil
keputusan-keputusan yang keliru. Kelancaran proses
produksi ditentukan oleh tingkat kematangan
penjadwalan produksi. Dalam menyusun
perencanaan harus memperhatikan berbagai
element dari berbagai bagian sehingga sangat
memerlukan sistem yang terintegrasi dan harus
didukung dengan fasilitas yang memadai.
Perencanaan produksi dituntut harus lebih besifat
(sales oriented) namun di sisi lain tanpa
mengabaikan efisiensi dan kelancaran proses
produksi
Kemampuan sumber daya manusia sangat
tergantung pada sistem yang diterapkan. Tidak
jarang orang yang mampu tidak dapat berbuat
karena terikat oleh sistem dan fasilitas yang tersedia.
Pembagian tugas dan tanggung jawab harus jelas
dan dilakukan pengukuran efektifitas kerja.
(Standard operational process) dan (Standard
Instruction Process) harus dipahami oleh bagian
operasional dan juga bagian perencanaan.
Perencanaan produksi sangat tergantung pada
kapasitas, jenis perusahaan, sumberdaya dan jenis
produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut
perusahaan yang mengerjakan order yang terputus-
pustus berdasarkan permintaan pelanggan yang
pemenuhannya pada waktu yang akan datang,
tingkat kesulitan dalam menyusun perencanaan jauh
lebih sulit dibanding perusahaan yang mengerjakan
produksi continue. Pengukuran keberhasilan
perencanaan tidak tepat untuk dibandingkan dengan
perusahaan lain karena perbedaan kelengkapan,
kapasitas dan sumberdaya apalagi dibanding
dengan perusahaan lain yang tidak sejenis.
Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah
standar produksi meliputi waktu, mutu, jumlah yang
dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada jangka waktu tertentu di perusahaan
ini. Pengukuran perlu dilakukan secara terus-
menerus sehingga keputusan yang diambil untuk
pengembangan jangka panjang mempunyai dasar
yang objectif.
Fungsi pengendalian persediaan
Persediaan adalah barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual (barang jadi) atau barang dalam
process produksi atau barang yang menunggu
penggunaannya dalam process produksi (bahan
baku). Fungsi dasar pengendalian persediaan baik
bahan baku, barang dalam proses maupun barang
jadi banyak sekali. Fungsi tersebut meliputi proses
berurutan mulai dari timbulnya kebutuhan,
pembelian, pengolahan, delivery. Permasalahan
utama persediaan yang timbul yaitu bagaimana
fungsi tersebut dapat mengatur persediaan
sehingga setiap permintaan dapat dilayani akan
tetapi biaya persediaan harus minimum. Bila
persediaan cukup banyak, permintaan dapat segera
dilayani akan tetapi menyebabkan biaya
penyimpanan barang tersebut akan menjadi sangat
mahal. Dengan memperhatikan hal tersebut diambil
keputusan untuk menentukan nilai persediaan.
Menentukan nilai persediaan sangat tergantung
kepada jenis perusahaan, modal kerja dan omzet
perusahaan serta lead time untuk mendapatkan
barang tersebut. Karena PT. Samudra Montaz
sebagai perusahaan converting yang bersifat
memenuhi permintaan pelanggan pada periode yang
akan datang maka, besarnya kebutuhan akan barang
tersebut tidak dapat ditentukan sebelum disepakati
sales contract.
Sebagian besar bahan baku sudah dialokasikan
untuk produk tertentu karena pembelian dilakukan
setelah bagian perencanaan menerima GR Order
Confirmation yang sudah disetujui oleh pimpinan
perusahaan. Fungsi pengendalian persediaan adalah
bagian dari fungsi perencanaan produksi yang
bertanggung jawab atas tersedianya material
produksi dan material pembantu agar proses
produksi dapat berjalan sesuai rencana yang
ditetapkan
Fungsi perencanaan produksi yang bertanggung
jawab atas tersedianya material produksi dan
material pembantu agar proses produksi dapat
berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Keperluan
meminimumkan persediaan berhubungan dengan
besarnya biaya yang diperlukan oleh persediaan
yaitu :
Biaya pembelian.
Yang dimaksud biaya pembelian dalam hal ini adalah
biaya pembelian bahan baku untuk produksi.
Pembelian skala besar dapat mengurangi biaya
pembelian dengan adanya potongan harga (quantity
discount) yang diberikan Supplier dengan
konsekwensi biaya transportasi yang ditanggung
Supplier relative lebih murah karena pengangkutan
barang dilakukan tidak terlalu sering, namun perlu
diperhitungkan apakah potongan harga tersebut
lebih kecil dari biaya penyimpanan. Disamping itu
jumlah persediaan yang cukup dapat mempercepat
delivery sehingga tidak menimbulkan kekecewaan
pelanggan. Karena jenis perusahaan memproduksi
suatu barang sesuai permintaan pelanggan dimana
permintaan tersebut akan dipenuhi pada waktu yang
akan datang, cara pembelian tersebut tidak
menguntungkan karena penyimpanan barang
tersebut membutuhkan ruang yang luas dan waktu
penyimpanan yang relative lama.
Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan meliputi biaya penyediaan
ruang yang diperlukan untuk menampung barang
tersebut, biaya perawatan atas resiko kerusakan,
serta biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk
merawat dan mengamankan barang tersebut dari
segala macam bentuk gangguan.
Selain itu biaya penyimpanan juga berkaitan dengan
biaya bunga dimana semakin besar dana yang
dialokasikan pada persediaan akan mengakibatkan
alokasi akan investasi yang lain akan terhambat
atau dilakukan dengan suntikan dana dari kreditur
dalam hal ini adalah Bank. Sesuai dengan sifat
perusahaan yang memenuhi permintaan pelanggan
pada waktu yang akan datang maka persediaan
bahan baku dasar, tinta spesial yang tidak
diperuntukan untuk order produksi tertentu (bebas)
adalah nol.
Dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang
diperjual belikan dan dikonsumsi oleh konsumen. Hal
ini akan membuat kegiatan pabrik untuk menambah
atau menciptakan kegunaan suatu barang dan jasa
tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sistem
produksi, dengan mengubah faktor-faktor produksi
yang tersedia sehingga menjadi barang dan jasa.
Disini manajemen berperan untuk
mengkombinasikan faktor-faktor produksi
sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk
dan jasa lebih berdaya guna dan berhasil guna,
melalui proses manajemen.
Karena sasaran yang ingin dicapai adalah
keuntungan yang maksimal dan memberikan
kepuasan kepada konsumen. Maka diperlukan suatu
perencanaan produksi sebelum kegiatan produksi
dilaksanakan atau dimulai. Sebab tanpa adanya
perencanaan produksi yang baik kemungkinan akan
membuat terjadinya penyimpangan dalam kegiatan
produksi dan berakibat kepada kecewanya
konsumen yang menggunakan produk tersebut.
Perencanaan produksi berguna untuk
membandingkan antara rencana dengan kenyataan,
sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka akan
segera dapat dilakukan tindakan koreksi sebelum
produk/jasa yang dikeluarkan dari pabrik.
Pengertian :
Produksi : Semua kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
Proses Produksi yaitu cara, metode atau teknik
untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor
produksi.
Manajemen Produksi adalah suatu kegiatan untuk
mengatur dan mengkordinasikan penggunaan
sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia,
sumber daya dana serta bahan secara efektif dan
efisien, guna menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) suatu barang dan jasa.
Penambahan dalam perancangan atau desain
sistem produksi meliputi :
–Seleksi dan desain hasil produksi (produk)
–Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
–Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
–Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau
proses
–Rancangan tugas
–Strategi produksi dan operasi serta pemilihan
kapasitas
Beberapa proses penciptaan dan penambahan
kegunaan / faedah :
•Faedah Bentuk (form utility) : suatu benda akan
bertambah manfaat atau kegunaannya apabila
adanya perubahan bentuk.
•Faedah Waktu (Time utility) : suatu benda akan
bertambah manfaatnya atau kegunaannya apabila
disesuaikan dengan tempat atau digunakan pada
waktu yang tepat.
•Faedah Tempat (place utility): suatu benda akan
bertambah manfaatnya atau kegunaannya secara
ekonomis apabilah berpindah tempat, dari satu
tempat ke tempat yang lain.
•Faedah Milik (possesion) : suatu benda akan
bertambah manfaatnya atau kegunaannya apabila
sudah berpindah tangan atau pemilik.
Dalam kegitan proses produksi untuk mengubah atau
mengelolah suatu produk dapat dibedakan dari
beberapa sifat proses produksi, yaitu :
1. Proses Ekstraktif : suatu proses produksi yang
sufatnya mengubah bahan-bahan mentah yang
bersumber dari alam.
2. Proses Pabrikasi : suatu proses produksi yang
sifatnya mengubah bahan mentah menjadi
bahan/barang jadi.
3. Proses Analitik : suatu proses produksi yang sifatnya
memisahkan bahan mentah menjadi beberapa
macam barang jadi.(gas bumi menjadi minyak
bensin, solar dan minyak tanah)
4. Proses Sintetik : suatu proses yang sifatnya
mengkombinasikan bahan mentah menjadi satu
barang jadi atau prodduk (Pil, Obata-obatan)
5. Proses Perakitan : suatu proses produksi yang
sifatnya menggabungkan komponen-komponen
menjadi barang jadi / produk (TV, Radio, Dll)
6. Penciptaan jasa-jasa, suatu kegiatan administrasi,
menyediakan data atau informasi bagi yang
membutuhkan.
Jenis Proses produksi.
Dalam melaksanakan kegiatan produksi ada 2 jenis
proses produksi yang dilakukan oleh suatu
perushaan dalam menghasilkan suatu barang atau
jasa.
1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous
production) yaitu suatu proses produksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan secara tetap atau
terus-menerus dari waktu kewaktu.
2. Proses produksi yang terputus-putus ( intermitten
production) yaitu suatu proses produksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan tidak secara terus
menerus dari waktu ke waktu atau dipengaruhi oleh
pesanan (berdasarkan pesanan).
Pola Produksi yaitu penentuan jumlah produksi
yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan guna
melayani penjualan.
Dimana pola produksi mempunyai 3 pilihan dalam
melayani penjualan yaitu :
1. Stabilitas produksi yaitu suatu pola yang dilakukan
oleh perusahaan secara tetap atau stabil dari waktu
kewaktu dalam kegiatan produksi.
2. Stabilitas persediaan akhir yaitu suatu pola yang
dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi
yang disesuaikan dengan persediaan akhir dan
ditentukan sama dari waktu kewaktu.
3. Produksi dan persediaan akhir tidak stabil, yaitu
suatu pola yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mengikuti fluktuasi penjualan, baik dalam produksi
maupun persediaan akhir.
Perencanaan Pabrik.
Dalam kegiatan perencanaan pabrik ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Faktor primer yang mencakup :
•bahan mentah
•letak pasar
•pengakutan
•suplay tanaga kerja
2. Faktor sekunder mencakup :
•rencana masa depan
•kemungkinan perluasan
•fasilitas service
•sikap masyarakat setempat
•Fasilitas pembelanjaan
•keadaan tanah
•iklim
•pajak dan peraturan daerah
Pengendalian Produksi.
Pengendalian produksi digunakan untuk
mengendalikan produksi agar apa yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dapat dicapai.
Adapun tahap-tahap dalam pengendalian produksi :
•Planning, yaitu merencanakan jumlah, waktu
produksi dan sebagainya.
•Routing, yaitu penengtuan urutan dari suatu
kegiatan dalam kegiatan produksi
•Scheduling, yaitu pembuatan jadwal untuk
pelaksanaan dalam proses produksi
•Dispatcing, yaitu suatu perintah yang dibuat untuk
mulai melakukan pekerjaan atau kegiatan proses
produksi.
•Follow Up, yaitu tindak lanjut dari planning, routing,
scheduling dan dispatcing agar sesuai dengan
rencana.
Sitem Produksi dan Operasi
Sistem Produksi dan operasi adalah suatu
keterkaitan antara unsu-unsur yang berbeda secara
terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam
pentranformasiaan masukan menjadi suatu keluaran.
Konsep Biaya. Biaya dapat dikelompokkan atas dasar
hubungan sebagai berikut :
1. Biaya dalam hubungannya dengan produk :
•Biaya pabrikasi (factory cost) yaitu biaya yang
diperlukan untuk memproses bahan baku (bahan
pembantu) menjadi barang. Biaya ini terdiri :
–bahan baku langsung (direct materials)
–Tenaga kerja langsung (direct labour)Overhead
pabrik (factory overhead), semua biaya produksi
kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, yang terdiri dari :
•biaya bahan tidak langsung (minyak pelumas, kain
lap dll)
•biaya tenaga kerja tidak langsung ( gaji mandor,
gaji penyelia, gaji pemeriksa pabrik)
•Biaya tidak langsung lainnya, biaya selain bahan
baku langsung dan tenaga kerja tidak langsung(sewa
pabrik, asuransi kecelakaan, pajak bumi dan
bangunan, biaya pemasaran dll)
Dua Unsur utama biaya produksi dapat
digabungkan dalam terminologi biaya, yaitu :
1. Biaya utama (prime cost) yaitu gabungan biaya
bahan baku langsung dan biayan tenaga kerja
langsung.
2. Biaya konversi (conversion cost) yaitu gabungan
antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead
Biaya non pabrikasi.
Biaya ini dapat dibedakan menjadi :
•Biaya pemasaran (marketing cost)
•Biaya administrasi dan umum (administration and
public cost)
•Biaya keuangan (financial cost)
Biaya dalam hubungannya dengan volume
produksi.
1. Biaya Variabel (variable cost) yaitu biaya yang
berubah total menurut perbandingan searah dengan
perubahan tingkat aktivitas
2. Biaya Tetap (fixed cost) yaitu biaya secara total tidak
berubah (konstan) tanpa memandang perubahan
tingkat aktivitas dan biaya satuan akan berbanding
terbalik dengan perubahan volume keluaran.
Biaya dalam hubungannya dengan departemen
pabrikasi :
1. Departemen produksi (production depatement)
2. Departemen jasa (service departement
Biaya dapat dikendalikan atau tidak dapat
dikendalikan
1. Biaya terkendalikan (controlable cost) yaitu biaya
yang dapat langsung dipengaruhi oleh pimpinan
dalam jangka waktu tertentu
2. Biaya tidak terkendali (unctrolable cost) yaitu biaya
yang tidak dapat dipengaruhi oleh pimpinan
berdasarkan wewenang yang dimiliki.
Biaya dalam hubungannya dengan
pengambilan keputusan.
1. Biaya relevan (relevant cost) yaitu biaya yang
dikeluarkan di masa yang akan datang dan terdiri
dari beberapa alternatif.
2. Biaya tidak relevan (irrelevant cost) yaitu biaya
dengan keputusan apapun tidak akan berubah.
Berdasarkan priode penentuan biaya
1. Biaya masa lalu (historical cost) yaitu biaya yang
sudah terjadi atau sudah dikeluarkan
2. Biaya masa depan (future cost) yaitu biaya yang
diperlukan pada periode yang akan datang
Biaya yang digolongkan atas dasar objek atau
pusat biaya
1. Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya terjadi atau
manfaatnya dapat diidentifikasikan pada objek atau
pusat biaya.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang
terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan
pada objek atau pusat biaya tertentu.
Penelitian dan Pengembangan Produk
Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu
mengenai pengertian Penelitian Produk dan
Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat
perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research)
mengandung pengertian proses pencarian jenis
produk apa dan produk yang bagaimana dalam
rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan,
tetapi produk yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk menemukan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara,
Pengembangan Produk (Product Development)
merupakan proses mengembangkan produk yang
sudah ada dalam rangka meningkatkan kepuasan
konsumen.
Dari proses Penelitian dan Pengembangan
produk, masing-masing, akan menghasilkan produk
"baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu
baru dalam arti produk yang ada diubah, baik itu
perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru
dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh
perusahaan yang bersangkutan, atau produk belum
pernah dibuat di dalam negeri, atau juga produk
belum pernah ada sebelumnya.
Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi,
berdasarkan obyeknya, Penelitian dan
Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:
1. Penelitian dan Pengembangan Produk, yang
menitikberatkan pada penemuan dan inovasi produk
dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun
meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Penelitian dan Pengembangan Proses,
menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara
atau metode processing dalam rangka peningkatan
efisiensi, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan
biaya.
3. Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen,
menitikberatkan pada penemuan dan inovasi
cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing,
dan penyajian data untuk kepentingan pengambilan
keputusan.
Perencanaan Teknis Produk
Setelah jenis atau macam produk yang akan dibuat
telah ditentukan, kemudian dilakukan perencanaan
teknis. Perencanaan teknis di sini meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Disain Bentuk dan Ukuran
Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk
dan ukuran produk antara lain:
Identifikasi dan Klasifikasi
Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya
menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian)
segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti
sempitnya adalah upaya menentukan ciri-ciri atau
karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi
juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas, klasifikasi adalah upaya
menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam
perusahaan, sedang arti sempit adalah upaya
mengkategorikan bahan/produk.
Ada dua sistem pengklasifikasian dalam manajemen
operasi/produksi, yaitu:
1. Sistem Arbitrasi, yakni pemberian tanda huruf/angka
tanpa tanda pembeda untuk barang yang sejenis
tetapi tak serupa.
2. Sistem Tanda, yakni pemberian tanda huruf/angka
dengan tanda pembeda untuk barang yang sejenis
tapi tak serupa. Ada dua macam sistem tanda, yakni:
Sistem Desimal, yaitu pemberian tanda angka dan
angka pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak
serupa.
Sistem Mnemonic, yaitu pemberian tanda yang
berupa gabungan angka dan huruf. Angka untuk
ukuran barang, dan huruf untuk singkatan nama
barang.
Dasar yang dipakai untuk pengklasifikasian antara
lain:
i) Klasifikasi atas dasar sifat atau karakteristik
barang
ii) Klasifikasi atas dasar kegunaan barang
iii) Klasifikasi atas dasar tempat atau lokasi barang
disimpan/diperoleh.
Simplifikasi
Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala
hal yang berhubungan dengan produksi, sedang arti
sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman
bahan atau barang yang diproduksi.
Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada
produksi, yaitu akibat positif dan akibat negatif.
Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan
barang-barang karena terbatasnya macam barang.
Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan
akan bahan juga menjai lebih homogen.
Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan
untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja.
Sedang akibat negatif yang mungkin timbul adalah
bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu
perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun
perjanjian antara produsen dan konsumen, maka
dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang
melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh
konsumen atau karena terjebak pada spesialisasi
barang yang sudah jenuh di pasar.
Diversifikasi
Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya
memperluas macam barang yang diproduksi. Alasan
dilakuknnya diversifikasi antara lain:
1. Keinginan memperluas usaha.
2. Menghilangkan atau Mengurangi persaingan atau
risiko.
Pengaruh diversifikasi terhadap produksi antara lain:
1. Diperlukan lebih banyak bahan mentah baik dalam
volume maupun jenis, sehingga diperlukan investasi
lebih besar pada persediaan bahan.
2. Pengaturan menjadi lebih komplek dalam proses
produksi untuk berbagai macam barang.
3. Diperlukan tempat yang lebih luas untuk
penyimpanan barang jadi agar pengiriman ke
konsumen tepat waktu.
4. Kebutuhan akan fasilitas alat-alat produksi, mesin-
mesin menjadi lebih besar, akibatnya investasi untuk
mesin, peralatan dan tenaga kerja trampil juga
menjadi besar.
Standardisasi
Standardisasi berasal dari kata standar yang berarti
satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar
pembanding baik kuantita, kualita, maupun nilai hasil
karya yang ada. Dalam arti yang luas, standar
meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun
proses.
Beberapa keuntungan atau manfaat standardisasi
adalah sebagai berikut:
1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun
barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
2. Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi
maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah
dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau
perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi
sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal
3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka
penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat
tepat waktu.
4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-
barang telah dikelompokkan terlebih dulu
berdasarkan standarnya masing-masing.
2) Disain Fungsi
3) Disain Pembuatan Produk
4) Disain Teknologi dan Luas Perusahaan
5) Perencanaan Pendahuluan
2. Disain Fungsi Produk
Disain fungsi dilakukan tidak hanya terbatas pada
produk yang besar dan komplek pembuatannya,
tetapi juga pada produk-produk yang sederhana
karena betapa pun sederhana produk tersebut tetapi
bila fungsi produk tersebut tidak dapat dijalankan
maka produk tersebut tidak berguna.
Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk
adalah konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan
sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan
memuaskan selama periode waktu tertentu di bawah
kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan
pengertian kualitas. Diambilkan contoh, misalnya
dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48
minggu adalah 97%. Ini artinya bahwa 97 dari 100
accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila
pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh
jarak 12.000 km per tahun.
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk
mengukur reliabilitas produk adalah dengan
menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur
jumlah kerusakan atau kegagalan per unit per waktu.
Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:
Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar
memproduksi lampu pijar yang memiliki ketahanan
72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak.
Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu pijar
untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan
selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang
rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan
produk (failure rate) adalah:
3. Disain Pembuatan Produk
Kadang-kadang apa yang telah tertuang dalam
disain bentuk, ukuran dan fungsi produk tidak dapat
dilaksanakan secara lengkap dalam proses
pembuatan. Karenanya perlu dilakukan revisi-revisi
sehingga memungkinkan untuk dibuat. Disain
pembuatan produk akan berhubungan erat dengan
rencana perusahaan tentang pemilihan teknologi dan
luas perusahaan. Berkaitan dengan mesin-mesin
atau teknologi yang digunakan oleh perusahaan,
atas dasar sifatnya, mesin-mesin atau teknologi
dapat dikelompokkan menjadi dua yang masing-
masing memiliki ciri-ciri khusus.
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan
peralatan produksi yang bersifat khusus. Artinya
mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
2. Variasi produk yang dihasilkan kecil
3. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
4. Aliran proses produksi dari bahan baku sampai
menjadi produk jadi selalu sama.
5. Mesin-mesin diletakkan atau disusun berdasarkan
urutan proses.
6. Diperlukan karyawan yang memiliki ketrampilan
khusus.
7. Mesin-mesin yang digunakan biasanya semi otomat
atau fullotomat.
8. Antar kegiatan memiliki ketergantungan yang tinggi.
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan
peralatan produksi yang bersifat umum. Artinya
sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses
beberapa macam produk. Adapun ciri-ciri
penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum
adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang besar
2. Produk yang dihasilkan memiliki berbagai standar
karena memperhatikan permintaan atau pesanan.
3. Pola pelaksanaan produksi atau urutan proses
memiliki variasi yang besar atau tidak selalu sama.
4. Mesin-mesin disusun berdasarkan kesamaan fungsi.
5. Ketergantungan antar kegiatan rendah.
6. Diperlukan kecermatan dalam pengendalian proses.
7. Perencanaan bahan baku lebih komplek.
8. Pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi dilaksanakan dengan mempergunakan
peralatan yang fleksibel.
4. Teknologi dan Luas Perusahaan
Setelah disain bentuk, ukuran dan fungsi
produk, kemudian disain pembuatan, selanjutnya
adalah pemilihan teknologi pembuatan. Variabel
yang terkait dengan teknologi antara lain:
1. kegiatan proses produksi
2. penyerapan bahan baku
3. penyerapan tenaga kerja
4. kualitas produk
Dalam pemilihan teknologi perlu juga
memperhatikan luas perusahaan yang direncanakan.
Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini
adalah besarnya kapasitas terpasang dalam suatu
perusahaan.
5. Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan akan menyangkut
beberapa aspek dan dilakukan dalam beberapa
tahap, yakni: Tahap I Perencanaan Produk, Tahap II
Perencanaan Proses, Tahap III Perencanaan
Teknologi, Tahap IV Pelaksanaan Uji-Coba Produksi
dan Evaluasi, Tahap V Pelaksanaan Produksi untuk
pasar. (Hendra Poerwanto G)
Penelitian dan Pengembangan Produk
Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu
mengenai pengertian Penelitian Produk dan
Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat
perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research)
mengandung pengertian proses pencarian jenis
produk apa dan produk yang bagaimana dalam
rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan,
tetapi produk yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk menemukan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara,
Pengembangan Produk (Product Development)
merupakan proses mengembangkan produk yang
sudah ada dalam rangka meningkatkan kepuasan
konsumen.
Dari proses Penelitian dan Pengembangan
produk, masing-masing, akan menghasilkan produk
"baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu
baru dalam arti produk yang ada diubah, baik itu
perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru
dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh
perusahaan yang bersangkutan, atau produk belum
pernah dibuat di dalam negeri, atau juga produk
belum pernah ada sebelumnya.
Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi,
berdasarkan obyeknya, Penelitian dan
Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:
1. Penelitian dan Pengembangan Produk, yang
menitikberatkan pada penemuan dan inovasi produk
dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun
meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Penelitian dan Pengembangan Proses,
menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara
atau metode processing dalam rangka peningkatan
efisiensi, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan
biaya.
3. Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen,
menitikberatkan pada penemuan dan inovasi
cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing,
dan penyajian data untuk kepentingan pengambilan
keputusan.
Perencanaan Teknis Produk
Setelah jenis atau macam produk yang akan
dibuat telah ditentukan, kemudian dilakukan
perencanaan teknis. Perencanaan teknis di sini
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Disain Bentuk dan Ukuran
Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk
dan ukuran produk antara lain:
Identifikasi dan Klasifikasi
Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya
menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian)
segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti
sempitnya adalah upaya menentukan ciri-ciri atau
karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi
juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas, klasifikasi adalah upaya
menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam
perusahaan, sedang arti sempit adalah upaya
mengkategorikan bahan/produk.
Ada dua sistem pengklasifikasian dalam manajemen
operasi/produksi, yaitu:
1. Sistem Arbitrasi, yakni pemberian tanda huruf/angka
tanpa tanda pembeda untuk barang yang sejenis
tetapi tak serupa.
2. Sistem Tanda, yakni pemberian tanda huruf/angka
dengan tanda pembeda untuk barang yang sejenis
tapi tak serupa. Ada dua macam sistem tanda, yakni:
Sistem Desimal, yaitu pemberian tanda angka dan
angka pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak
serupa.
Sistem Mnemonic, yaitu pemberian tanda yang
berupa gabungan angka dan huruf. Angka untuk
ukuran barang, dan huruf untuk singkatan nama
barang.
Dasar yang dipakai untuk pengklasifikasian antara
lain:
i) Klasifikasi atas dasar sifat atau
karakteristik barang
ii) Klasifikasi atas dasar kegunaan barang
iii) Klasifikasi atas dasar tempat atau lokasi
barang disimpan/diperoleh.
Simplifikasi
Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala
hal yang berhubungan dengan produksi, sedang arti
sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman
bahan atau barang yang diproduksi.
Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada
produksi, yaitu akibat positif dan akibat negatif.
Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan
barang-barang karena terbatasnya macam barang.
Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan
akan bahan juga menjai lebih homogen.
Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan
untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja.
Sedang akibat negatif yang mungkin timbul adalah
bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu
perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun
perjanjian antara produsen dan konsumen, maka
dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang
melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh
konsumen atau karena terjebak pada spesialisasi
barang yang sudah jenuh di pasar.
Diversifikasi
Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya
memperluas macam barang yang diproduksi. Alasan
dilakuknnya diversifikasi antara lain:
1. Keinginan memperluas usaha.
2. Menghilangkan atau Mengurangi persaingan atau
risiko.
Pengaruh diversifikasi terhadap produksi antara lain:
1. Diperlukan lebih banyak bahan mentah baik dalam
volume maupun jenis, sehingga diperlukan investasi
lebih besar pada persediaan bahan.
2. Pengaturan menjadi lebih komplek dalam proses
produksi untuk berbagai macam barang.
3. Diperlukan tempat yang lebih luas untuk
penyimpanan barang jadi agar pengiriman ke
konsumen tepat waktu.
4. Kebutuhan akan fasilitas alat-alat produksi, mesin-
mesin menjadi lebih besar, akibatnya investasi untuk
mesin, peralatan dan tenaga kerja trampil juga
menjadi besar.
Standardisasi
Standardisasi berasal dari kata standar yang berarti
satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar
pembanding baik kuantita, kualita, maupun nilai hasil
karya yang ada. Dalam arti yang luas, standar
meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun
proses.
Beberapa keuntungan atau manfaat standardisasi
adalah sebagai berikut:
1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun
barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
2. Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi
maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah
dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau
perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi
sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal
3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka
penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat
tepat waktu.
4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-
barang telah dikelompokkan terlebih dulu
berdasarkan standarnya masing-masing.
2) Disain Fungsi
3) Disain Pembuatan Produk
4) Disain Teknologi dan Luas Perusahaan
Perencanaan Pendahuluan
2. Disain Fungsi Produk
Disain fungsi dilakukan tidak hanya terbatas pada
produk yang besar dan komplek pembuatannya,
tetapi juga pada produk-produk yang sederhana
karena betapa pun sederhana produk tersebut tetapi
bila fungsi produk tersebut tidak dapat dijalankan
maka produk tersebut tidak berguna.
Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk
adalah konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan
sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan
memuaskan selama periode waktu tertentu di bawah
kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan
pengertian kualitas. Diambilkan contoh, misalnya
dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48
minggu adalah 97%. Ini artinya bahwa 97 dari 100
accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila
pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh
jarak 12.000 km per tahun.
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk
mengukur reliabilitas produk adalah dengan
menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur
jumlah kerusakan atau kegagalan per unit per waktu.
Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:
Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar
memproduksi lampu pijar yang memiliki ketahanan
72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak.
Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu pijar
untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan
selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang
rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan
produk (failure rate) adalah:
3. Disain Pembuatan Produk
Kadang-kadang apa yang telah tertuang dalam
disain bentuk, ukuran dan fungsi produk tidak dapat
dilaksanakan secara lengkap dalam proses
pembuatan. Karenanya perlu dilakukan revisi-revisi
sehingga memungkinkan untuk dibuat. Disain
pembuatan produk akan berhubungan erat dengan
rencana perusahaan tentang pemilihan teknologi dan
luas perusahaan. Berkaitan dengan mesin-mesin
atau teknologi yang digunakan oleh perusahaan,
atas dasar sifatnya, mesin-mesin atau teknologi
dapat dikelompokkan menjadi dua yang masing-
masing memiliki ciri-ciri khusus.
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan
peralatan produksi yang bersifat khusus. Artinya
mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
2. Variasi produk yang dihasilkan kecil
3. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
4. Aliran proses produksi dari bahan baku sampai
menjadi produk jadi selalu sama.
5. Mesin-mesin diletakkan atau disusun berdasarkan
urutan proses.
6. Diperlukan karyawan yang memiliki ketrampilan
khusus.
7. Mesin-mesin yang digunakan biasanya semi otomat
atau fullotomat.
8. Antar kegiatan memiliki ketergantungan yang tinggi.
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan
peralatan produksi yang bersifat umum. Artinya
sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses
beberapa macam produk. Adapun ciri-ciri
penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum
adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang besar
2. Produk yang dihasilkan memiliki berbagai standar
karena memperhatikan permintaan atau pesanan.
3. Pola pelaksanaan produksi atau urutan proses
memiliki variasi yang besar atau tidak selalu sama.
4. Mesin-mesin disusun berdasarkan kesamaan fungsi.
5. Ketergantungan antar kegiatan rendah.
6. Diperlukan kecermatan dalam pengendalian proses.
7. Perencanaan bahan baku lebih komplek.
8. Pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi dilaksanakan dengan mempergunakan
peralatan yang fleksibel.
4. Teknologi dan Luas Perusahaan
Setelah disain bentuk, ukuran dan fungsi
produk, kemudian disain pembuatan, selanjutnya
adalah pemilihan teknologi pembuatan. Variabel
yang terkait dengan teknologi antara lain:
1. kegiatan proses produksi
2. penyerapan bahan baku
3. penyerapan tenaga kerja
4. kualitas produk
Dalam pemilihan teknologi perlu juga
memperhatikan luas perusahaan yang direncanakan.
Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini
adalah besarnya kapasitas terpasang dalam suatu
perusahaan.
5. Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan akan menyangkut
beberapa aspek dan dilakukan dalam beberapa
tahap, yakni: Tahap I Perencanaan Produk, Tahap II
Perencanaan Proses, Tahap III Perencanaan
Teknologi, Tahap IV Pelaksanaan Uji-Coba Produksi
dan Evaluasi, Tahap V Pelaksanaan Produksi untuk
pasar. (Hendra Poerwanto G)
SELEKSI BARANG DAN JASA
Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan,
penetapan, dan desain produk. Pemilihan produk
adalah proses pemilihan produk atau jasa untuk
dapat disajikan pada pelanggan atau klien. Sebagai
contoh, rumah sakit melakukan spesialisasi pada
berbagai jenis pasien dan berbagai jenis prosedur
kesehatan. Manajemen rumah sakit memutuskan
untuk mengoperasikan rumah sakit umum, atau
rumah sakit bersalin, atau sebagaimana dalam kasus
sebuah rumah sakit shouldice di Kanada, yang
menghususkan diri pada penyakit hernia. Rumah
sakit memilah produk saat mereka memutuskan jenis
rumah sakit apa yang mereka inginkan. Banyak
sekali pilihan lain yang tersedia pada rumah sakit,
sebagaimana juga pada McDonald atau General
Motor.
Organisasi seperti Rumah Sakit Shouldice,
melakukan pembedaan melalui produk mereka.
Shouldice melakukan pembedaan dengan
menawarkan produk yang sangat unik dan
berkualitas tinggi. Pelayanan penyakit hernia yang
diberikan sangat efektif. Sehingga pasien dapat
kembali kepada kehidupan normal dalam waktu
hanya 8 hari, tidak seperti umumnya dengan rata-
rata 2 minggudengan resiko komplikasi yang sedikit
sekali. Pelanggan shouldice dating dari seluruh
penjuru dunia, dan rumah sakit ini sangat terkenal,
sehingga rumah sakit ini terkadang tidak dapat
melayani semua orang yang membutuhkannya.
PENGEMBANGAN PRODUK
Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan
keputusan produk dengan arus kas, dinamika pasar,
siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi.
Sebuah perusahaan harus mempunyaindana untuk
mengmbangkan produk, memahami perubahan yang
terus menerus terjadi di paasar, mempunyai potensi
yang diperlukan, dan juga sumber daya. System
pengembangan produk tidak hanya menentukan
keberhasilan produk tetapi juga masa depan
perusahaan. Dalam system ini p, pilihan produk
melalui beberapa langkah, yang masing-masing,
mempunyai proses penyaringan dan kriteria evaluasi
sendiri sertaaa memberikan umpan balik pada
langkah sebelumnya.
Proses penyaringan diperluas pada fungsi operasi.
Pengembangan produk yang optimal bergantung
pada dukungan bagian lain dalam perusahaan, dan
juga gabungan kesepuluh keputusan MO yang
berhasil, mulai dari desain produk hingga
pemeliharaan. Mengenali produk yang terlihat akan
meraih pangsa pasar. Berbiaya efektif, dan
menguntungkan, tetapi pada Kenyataannya sulit
untuk diproduksi, dapat menyebabkan kegagalan
dan bukan keberhasilan.
Banyak perusahaan semakin menyadari bahwa
pengembangan produk baru dan perbaikan produk
secara terus menerus merupakan kunci
pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam kondisi persaingan modern, perusahaan yang
tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi
resiko lebih besar untuk kehilangan pasarnya.
Konsumen dan industry pemakai selalu
menginginkan produk baru dan produk lebih baik
yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan
mereka.
NILAI SUATU PRODUK
Manajer Operasi harus memberikan perhatian
khusus pada unit-unit produk yang prospeknya
paling baik. Hal tersebut adalah prinsip pareto yang
diterapkan pada bauran produk (produk mix).
Sumber daya harus diinvestasikan pada sejumlah
kecil pos yang penting dan pada sejumlah besar pos
yang relative kurang penting. Analisis Produk
Berdasar Nilainya mengidentifikasikan produk yang
diurut ke bawah dimulai dari kontribusi S yang
terbesar. Analisis produk berdasar nilainya juga
memuat daftar kontribusi total nilai uang produk
tersebut per tahun. Kontribusi yang rendah (dengan
dasar per unit) bisa terlihat sangat berbeda bila
kontribusa yang rendah itu mewakili penjualan
perusahaan dalam ukuran besar.
Laporan urutan produk yang dibuat berdasar nilainya
memungkinkan manajemen mengevaluasi strategi
alternative yang mungkin diterapkan untuk setiap
produk. Strategi tersebut bisa termasuk arus kas
yang meningkat (misalnya, peningkatan kontribusi
dengan menaikkan harga jual atau menurunkan
biaya). Peningkatan penetrasi pasar (misalnya,
meningkatkan mutu dan atau menurunkan biaya
atau harga)., atau penurunan biaya (misalnya,
memperbaiki proses produksi). Laporan seperti itu
juga memberitahu manajemen tentang produk yang
seharusnya tidak dijual lagi dan tidak dapat
ditambah investasinya lebih lanjutbaik pada
penelitian maupun dalam pengembangan atau
investasi peralatan modal. Laporan tersebut
memusatkan perhatian manajemen pada peluang
yang dimiliki oleh setian produk.
MENDEFINISIKAN DAN MENDOKUMENTASIKAN
PRODUK
Sekali barang atau jasa baru diseleksi untuk
diperkenalkan pada pasar, barang atau jasa baru
tersebut harus didefinikan. Pertama-tama, suatau
suatu barang atau jasa harus didefinisikan sesuai
dengan fungsinya, yakni, apa yang bisa
dimanfaatkan konsumen dari produk tersebut.
Kemudian produknya dirancang, ditentukan
bagaimana funsi-fungsi yang harus dimanfaatkan
konsumenitu dapat dicapai. Manajemen biasanya
menghadapi berbagai pilihan bagaimana cara produk
melakukan fungsinya. Misalnya, ketika memproduksi
jam weker, aspek-aspek desain seperti: warna,
ukuran, dan lokasi tombol belnya bisa menimbulkan
perbedaan penting dalam hal: mudahnya diproduksi,
Pencapaian mutunya, dan penerimaan pasar.
Spesifikasi barang atau jasa diperlukan untuk
memastikan produksi yang efisien. Tata letak
(layout) peralatan dan kualitas SDM tidak dapat
ditentukan sebelum dilakukan pendefinisian,
Perancangan dan pendokumentasian barang atau
jasa.Oleh karena itu, setiap organisasi membutuhkan
dokumen-dokumen untuk mendefinisikan produknya.
Hal ini berlaku untuk segala jenis produk, mulai dari
kue daging sampai ke keju, computer, dan prosedur
pengobatan. Malah ada spesifikasi atau peringkat
standard tertulis yang memberikan definisi bagi
berbagai produk. Misalnya, Mc Donald’s Corp
memiliki 60 spesifikasi untuk kentang yang akan
dijadikan French fries.
Dalam hal pesawat terbang sebagaimana pada
kebanyakan produk manufaktur, komponennya
dinyatakan dengan gambar yang biasanya disebut
gambar teknik (engineering drawing). Suatu gambar
teknik menampilkan dimensi toleransi, bahan
mentah, dan bentuk dari suatu komponen. Gambar
teknik tersebut dimasukkan kedalam struktur produk
(bill of material).
Pada industry jasa makanan, struktur produk
terwujud dalam bentuk dari satu porsi. Standar satu
porsi “juicy Burger” . selain didefinisikan lewat
spesifikasi tertulis, dokumen porsi, atau struktur
produk, dapat didefinisikan dengan cara yang lain.
Misalnya, produk-produk bahan kimia, cat, atau
bensin bisa didefinisikan dengann rumus formula
atau proporsi yang menjelaskan bagaimana barang-
barang itu dapat dibuat. Film didefinisikan lewat
scenario dan asuransi didefinisikan lewat dokumen-
dokumen hukumyang dikenal dengan istilah polis
asuransi.
DOKUMEN PRODUKSI
Sekali produk dapat diseleksi dan didesain, produksi
produk tersebut harus diiringi dengan pengadaan
berbagai dokumen. Secara singkat akan diulas
beberapa jenis dokumen ini.
1. Gambar perakitan yaitu produk yang dilepas
masing-masing komponennya biasanya melalui
gambar tiga dimensi atau isometric.
2. Diagram perakitan yaitu sebuah grafik sebagai
jalan untuk menerangkan bagaimana komponen
mengalir menjadi sub perakitan dan akhirnya
menjadi produk jadi.
3. Lembar rute yaitu merupakan daftar operasi yang
dibutuhkan untuk memproduksi komponen dengan
bahan dengan bahan yang dirinci dalam bill of
material.
4. Perintah kerja yaitu sebuah instruksi untuk
membuat sejumlah kuantitas produk tertentu
biasanya untuk jadwal tertentu.
5. Enginering change notices yaitu sebuah perbaikan
atau perubahan dari gambar teknik atau bill of
material.
6. Manajemen Konfigurasi yaitu suatu dimana
sebuah pengendalian dan pertanggung jawaban
suatu perubahab tetap terjaga.
DESAIN PRODUK JASA
Banyak pembahasan sejauh ini memusatkan
perhatian pada apa yang disebut sebagai produk
nyata, yakni barang. Di sisi lain, terdapat produk
yang tidak nyata, yaitu jasa. Termasuk dalam
industry jasa adalah perbankan, keuangan, asuransi,
transportasi, dan komunikasi. Produk ynga
ditawarkan oleh perusahaan jasa mulai dari prosedur
kesehatan yang meninggalkan lukakecil setelah
operasi usus buntu, pencucian dan pemotongan
rambut di salon, hingga film yang bagus.
Merancang jasa merupakan tantangan, karena
umumnya mempunyai karakteristik yang unik. Satu
alas an mengapa perbaikan produktivitas dalam jasa
begitu rendah adalah karena baik desain dan
pengantaran produk jasa memasukkan adanya
interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi
dalam proses desain, pemasok jasa mungkin
mempunyai daftar menu jasa dimana pelanggan
dapat memilih pilihannya.
KEANDALAN PRODUK
Para perancang produk jarang dapat mendesain,
ataupun,perusahaan dapat membuat, produk-produk
yang tidak akan rusak. Mereka juga tidak dapat
merancang atau membuat produk yang mempunyai
umur waktu yang tepat, tidak lebih dan tidak kurang.
Lama kehidupan suatu produk tergantung pada
desainnya, derajat kesempurnaan proses produksi,
kondisi dimana produk tersebut digunakan dan factor
kebetulan. Biasanya semakin lama produk
diharapkan tetap berfungsi, semakin mahal untuk
membuatnya.
Reliabilitas (keandalan) adalah probabilitas bahwa
suatu komponen atau produk akan aus pada lama
waktu tertentu dibawah kondisi penggunaan normal.
Jadi, aspek pertama reliabilitas adalah lama atau
umur kehidupan yang diperkirakan. Sebagai contoh,
umur penggunaan sebuah lampu pijar dapat
diandalkan selama 1.000 jam atau bahkan 2.000 jam
tergantung tujuan produksi. Aspek kedua reliabilitas
adalah kondisi penggunaan. Suatu produk yang
dirancang untuk penggunaan dibawah kondisi
normal tentu saja akan cepat aus bila digunakan
dalam kondisi ekstrim. Ketiga, reliabilitas bertalian
dengan komponen-komponen individual dan produk-
produk keseluruhan. Produk akan rusak apabila
suatu komponen kritikal rusak, sehingga reliabilitas
produk keseluruhan adalah jauh lebih kecil daripada
reliabilitas komponen-komponen individual.
TRANSISI KEPROSES PRODUKSI
Akhirnya, suatu produk, baik itu berupa barang
atau jasa, telah dipilih, didesain, dan diterapkan.
Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi
definisi yang fungsional, dan kemudian mungkin
menjadi sebuah desain. Sekarang, majemen harus
membuat keputusan untuk mengembangkan lebih
lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide
produk.
Saat keputusan dibuat, biasanya ada satu periode
produksi percobaan untuk memastikan desain benar-
benar dapat diproduksi. Ini merupakan uji
kemampuan untuk diproduksi. Percobaan ini juga
memberikan staf operasi kemungkinan untuk
mengembangkan peralatan yang sesuai, prosedur
pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk
memastikan bahwa produk dapat dimulai dengan
sukses. Pada akhirnya, saat produk dianggap dapat
dipasarkan dan diproduksi, manajemen lini akan
melimpahkan tanggung jawab.
Beberapa perusahaan menunjukkan seorang manajer
proyek, sementara yang lainnya menggunakan tim
pengembangan produk untuk memastikan transisi
dari pengembangan ke produk berjalan dengan
sukses. Kedua pendekatan ini memungkinkan
rentang yang luas perlunya sumber daya dan potensi
sukses untuk memastikan produksi yang memuaskan
dari sebuah produk yang masih dalam kondisi
berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan
pengembangan produk dan organisasi manufaktur.
Pendekatan ini menjadikan perpindahan sumber
daya antara dua organisasi mudah, di saat
kebutuhan berubah. Tugas manajer operasi adalah
membuat perpindahan dari litbang ke produksi tanpa
gejolak atau sehalus mungkin.
FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN DALAM PERANCANGAN
JASA
Organisasi-organisasi jasa harus memutuskan
beberapa faktor kunci pelayanannya, yang secara
ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
1. Lini pelayanan yang ditawarkan. Organisasi
jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan
yang akan ditawarkan. Sebagai contoh, perusahaan
asuransi harus memutuskan apakah akan
menawarkan asuransi kehidupan atau kekayaan,
atau keduanya.
2. Ketersediaan pelayanan. Perusahaan harus
menentukan lokasi fasilitas-fasilitas untuk
memberikan pelayanan yang baik, apakah satu
lokasi terpusat atau tersebar di berbagai daerah.
3. Tingkat pelayanan. Organisasi harus
menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang
diberikan kepada para langganannya dengan
kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada
saaat yang sama.
4. Garis tunggu dan kapasitas pelayanan. Salah
satu pertimbangan yang paling penting disain jasa
adalah keputusan-keputusan yang menyangkut
antara biaya waktu yang dikeluarkan konsumen
untuk menunggu dan dilayani dengan biaya
penyediaan kapasitas pelayanan yang lebih besar
untuk mengurangi waktu menunggu.
KOMBINASI PRODUKSI DENGAN METODE GRAFIK DAN METODE SIMPLEKS
Manajemen produksi merupakan salah satu
bagian dari bidang manajemen yang mempunyai
peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan
untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini,
perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian,
manajemen produksi menyangkut pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
Aspek-aspek Manajemen
Aspek-aspek manajemen produksi meliputi ;
Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang
sistematis bagi produksi yang akan dijalankan.
Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan
produksi:
1. Jenis barang yang diproduksi
2. Kualitas barang
3. Jumlah barang
4. Bahan baku
5. Pengendalian produksi
Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi
biaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang
dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan
2. Membuat penjadwalan kerja
3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.
Pengawasan produksi
Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
sesuai dengan rencana. Kegiatanya meliputi :
1. Menetapkan kualitas
2. Menetapkan standar barang
3. Pelaksanaan prouksi yang tepat waktu
A. Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena
adanya faktor :
1. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan
spesialisasi:
Agar produksi efektif dan efisien, produsen
hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-
azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan
dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih
baik bila disertai dengan pengolahan
yang baik.dan akan mengurangi biaya produksi
sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang
lebih tinggi.
2. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa
penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Revolusi itu merupakan perubahan dan
pembaharuan radikal dan cepat dibidang
perdagangan, industri, dan Tekhnik diEropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan
perdagangannya,sedangkan pengusa ha kecil
dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi
terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja.
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan
komunikasi.
4. Meluasnya sistem perbankan dan
perkreditan.Industialisasi ini meningkatkan
pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan
kegiatan pemasaran.
3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang
mencakup penggunaan komputer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi
mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam
bisnisnya.
Perkembangan ilmu dan metode kerja yang
mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia,
dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji
pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode
kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang
berlaku
2. Pengamatan terhadap metode kerja melalui
pengukuran dan analisis ilmiah
3. Pelatihan pekerja dengan metode baru
4.Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas
proses kerja.
B. Pengertian Produksi
Produksi adalah segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegunaan (utility)
suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-
faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja,
danskills (organizational, managerial and technical
skills).
C.Proses Produksi
Proses produksi yang berjalan dengan lancar dan
baik merupakan suatu hal yang sangat diharapkan
oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses
produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola
keseluruhan kegiatan produksi tersebut.Proses
Produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu: Proses
Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan
teknologi yang digunakan dalam memproduksi
barang atau jasa.
Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut
perbedaan dalam proses-proses operasinya. Barang-
barang produk berdasarkan apakah proses
operasinya mengkombinasikan sumber daya atau
dipecah menjadi beberapa bagian komponen. Kita
dapat menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak
dengan pelanggan yang dibutuhkan.
Proses Pabrikasi Barang :Proses Analitis vs Sintetis
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan
berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses
transformasi.
Proses analitis: proses produksi yang menguraikan
sumber-sumber daya menjadi komponen untuk
menciptakan produk-produk jadi.
Produksi sintetis : proses produksi yang
mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk
memproduksi suatu barang jadi.
Proses jasa :Tingkat kontak dengan pelanggan Satu
cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan
apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa
pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa
dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa
sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa
transportasi.
Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa
dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu
menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa.
Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak
mengikuti proses perbankannya.
Dapat pula ditinjau dalam segi:
Kelangsungan hidup
a. Produksi terus-menerus (Continous Production)
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk
barang-barang.walaupun terjadi perubahan bentuk
barang-barangtetapi tidak mengubah susunan dan
fungsi alat-alat mesin. Proses ini menghasilkan
produk yang standar (massal).
b. Produksi yang terputus-putus (Intermitten
Production)
Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan
sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan
penyesuaian terus-menerus dil;akukan sesuai
tuntutan produk yang akan dihasilakan.
Teknik
a. Proses Ekstraktif :Proses pengambilan langsung
dari alam seperti kayu,perikanan, pertambangan.
b. Proses Analitis : Proses memisahkan bahan-
bahan seperti minyak mentah menjadi minyak
bersih.
c. Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk
seperti alat-alat rumah tangga.
d. Proses Sintetis : Proses mencampur dengan
unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia.
D. Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen
Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil,
dibedakan menjadi
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak
pasti.
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul
karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab
keputusan Utama, yaitu :
1. Proses
2. Kapasitas
3. Persediaan
4. Tenaga Kerja
5. Mutu/Kualitas
E.Ruang Lingkup Manajamen Produksi:
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian
produksi
yang meliputi :
a. Seleksi dan design hasil produksi (produk).
b. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan.
c. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi.
d. Perancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja
atau proses.
e. Perancangan tugas.
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan
kapasitas.
F.Fungsi dan Sistem Produksi dan Operasi
Fungsi produksi dan operasi berkaitan dengan
pertanggungjawaban dalam pegolahan dan
pengubahan masukan (input) menjadi keluaran atau
output berupa barang atau jasa yang memberikan
pendapatan bagi perusahaan. Berikut ini ada 4
fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi:
1. Proses Pengolahan.
2. Jasa-jasa penunjang.
3. Perencanaan.
4. Pengendalian atau pengawasan.
G. Lokasi dan Lay Out Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting,
karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam
persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan
lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan
kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi
Pabrik Tujuannya adalah agar perusahaan dapat
beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.
Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya
produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan
dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan
biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
Lingkungan masyarakat.
Kedekatan dengan pasar.
Tenaga kerja.
Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
Fasilitas dan biaya transportasi.
Sumber daya alam lainnya.
Faktor sekunder:
Harga tanah.
Dominasi masyarakat.
Peraturan tenaga kerja.
Rencana tata ruang.
Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
Tingkat pajak.
Cuaca atau iklim.
Keamanan
Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah
penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting
menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing
perusahaan. Misalnya :
Dekat dengan pasar
Dekat dengan sumber bahan baku saja
Tersedia tenaga kerja
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya
jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat
pondasi.
Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi
fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi
belum dibangun.
Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang
limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah
yang akan dipilih.
Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman
sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan
yang menguntungkan.
A. Metode Grafis
Metode ini menunjukkan konsep dasar dari
pengembangan teknik umum bagi pemrograman
linier. Metode ini dapat digunakan apabila
persoalan program linier yang akan diselesaikan
hanya memiliki dua variabel yang digambarkan
dalam koordinat X-Y, sedangkan pembatasanya
berupa persamaan linier.
Langkah – langkah pengunaan metode Grafik dapat
ditunjukkan secara ringkas sebagai berikut:
1. Menentukan fungsi tujuan dan memformulasikannya
dalam bentuk matematik.
2. Mengidentifikasi batasan-batasan yang berlaku dan
mamformulasikannya dalam bentuk matematik.
3. Menggambarkan masing-masing garis fungsi
batasan dalam satu sistem salib sumbu.
4. Mencari titik yang paling menguntungkan (optimal)
dihubungkan dengan fungsi tujuan.
Sebelum mempraktekkan setiap langkah diatas
sebaiknya terlebih dahulu diuraikan masalah yang
biasanya paling kritis, yaitu menggambarkan garis-
garis dari fungsi-fungsi batasan.Fungsi-fungsi
batasan ini dinyatakan dalam tiga tanda,yaitu:
≤ kurang dari atau sama dengan
≥ lebih besar dari atau sama dengan
= sama dengan
Sebagai contoh sederhana:
a.Grafik dari 5X + 2X ≤ 10
Y
5
5X + 2X ≤ 10
0 2
X
b.Grafik dari 5X + 2X ≥ 10
Y
5
5X + 2X ≥10
0 2 X
c.Grafik dari 5X + 2X = 10
Y
5
5X + 2X =10
0 2
X
Contoh soal Metode Grafik:
Untuk penyelesaian linier programming dengan 2
variabel keputusan Misal ;
Max Z =8X1 + 6X2
Fungsi pembatas :
(1) 4X1 + 2X2 ≤ 60
(2) 2X1 + 2X2 ≤ 48
X1, X2 ≥ 0
Cari nilai X1 dan X2
Langkah :
a. Pembuatan grafik:
1. Merubah bentuk pertidaksamaan kedalam bentuk
persamaan.
4X1 + 2X2 ≤ 60 4X1 + 2X2 =60…………..(1)
2X1 + 2X2 ≤ 48 2X1 + 2X2 = 48………….(2)
2. Setiap persamaan tentukan titik potong pada sumbu
X1 dan X2
Persamaan.I
Misal; X1 = 0
4.0 + 2X2 = 60
2X2 = 60 X2 = 30 (0 , 30 )
Misal; X2 = 0
4 X1 + 2.0 = 60
4X1 = 60 X1 = 15 (15,0
)
Persamaan.II
Misal; X1 = 0
2.0 + 2X2 = 48
2X2 = 48 X2 = 24 (0 , 24 )
Misal; X2 = 0
2X1 + 2.0 = 48
2X1 = 48 X1 = 24 (24 ,
0)
3. Dari hasil langkah 1.2 maka buat grafiknya
X2
30
24 A.(0,24)
B.(6,18)
5 C. (15,0)
0
5 15 24 X1
II
I
Titik B adalah perpotongan dari I dan II
( I ) 4X1 + 2 X2 = 60
( II ) 2X1 + 2X2 = 48
2X2 = 12
X1 = 6
4X1 + 2X2 = 60
4.6 + 2X2 = 60
2X2 = 60 - 24
X2 = 18…………(6 , 18)
2. Uji Optimalisasi
Hasil dari grafik untuk tiap perpotongan ,pada
daerah fisibel untuk dipilih yang paling optimum
yang memenuhi Fungsi tujuan
Max Z = 8X1 + 6X2
Jika A. (0 , 24)
X1 = 0 ; X2 = 24
Z = 8.0 + 6.24 = 144
Jika B. (6 , 18)
X1 = 6 ; X2 = 18
Z = 8.8 + 6.18 = 156
Jika C. (15 , 0)
X1 = 15 ; X2 = 0
Z = 8.15 + 6.0 = 120
METODE SIMPLEKS
Metode simpleks merupakan salah satu teknik
penentuan solusi optimal yang digunakan dalam
pemrograman linier. Penentuan solusi optimal
didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan.
Penentuan solusi optimal dilakukan dengan
memeriksa titik ekstrim (ingat solusi grafik) satu
persatu denagan cara perhitungan interaktif.
Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks
dilakukan dengan thap demi tahap yang disebut
interasi.
Perbedaan kedua metode diatas sangat jelas,
bahwa metode grafik hanya mampu digunakan untuk
dua kendala saja. Namun metode simpleks mampu
menyelesaikan masalah dengan lebih dari dua
kendala. Itu artinya metode simpleks memiliki
minimal tiga kendala didalamnya.
Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang
digunakan dalam pemrograman linier adalah metode
simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan
metode simpleks didasarkan pada teknik eleminasi
Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan
dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu dengan
cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi
optimal dengan simpleks dilakukan tahap demi tahap
yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya
tergantung dari iterasi sebelumnya (i-1).
Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan
dalam metode simpleks, diantaranya :
1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai
dalam perhitungan itu tergantung dari nilai tabel
sebelumnya.
2. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya
diatur menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam
terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu
sama dengan derajat bebas dalam sistem
persamaan.
3. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya
bukan nol pada sembarang iterasi. Pada solusi awal,
variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi
kendala merupakan pertidaksamaan ≤ ) atau
variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan
pertidaksamaan ≥ atau =). Secara umum, jumlah
variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi
pembatas (tanpa fungsi non negatif).
4. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber
daya pembatas yang masih tersedia. Pada solusi
awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah
sumber daya pembatas awal yang ada, karena
aktivitas belum dilaksanakan.
5. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan
ke model matematik kendala untuk
mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi
persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack
akan berfungsi sebagai variabel basis.
6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan
dari model matematik kendala untuk
mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi
persamaan (=). Penambahan ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak
dapat berfungsi sebagai variabel basis.
7. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan
ke model matematik kendala dengan bentuk ≥ atau
= untuk difungsikan sebagai variabel basis awal.
Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi
optimal, karena kenyataannya variabel ini tidak ada.
Variabel hanya ada di atas kertas.
8. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang
memuat variabel masuk. Koefisien pada kolom ini
akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan
baris pivot (baris kerja).
9. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris
dari antara variabel basis yang memuat variabel
keluar.
10. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen
yang terletak pada perpotongan kolom dan baris
pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan
untuk tabel simpleks berikutnya.
11. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih
untuk menjadi variabel basis pada iterasi berikutnya.
Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non
basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi
berikutnya akan bernilai positif.
12. Variabel keluar adalah variabel yang keluar
dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan
digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar
dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap
iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan
bernilai nol.
BENTUK BAKU
Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk
menentukan solusi optimal, pertama sekali bentuk
umum pemrograman linier dirubah ke dalam bentuk
baku terlebih dahulu. Bentuk baku dalam metode
simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala
ke dalam bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi
kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal.
Variabel basis awal menunjukkan status sumber
daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang
dilakukan. Dengan kata lain, variabel keputusan
semuanya masih bernilai nol. Dengan demikian,
meskipun fungsi kendala pada bentuk umum
pemrograman linier sudah dalam bentuk persamaan,
fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat bentuk baku, yaitu :
1. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam
bentuk umum, dirubah menjadi persamaan (=)
dengan menambahkan satu variabel slack.
2. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam
bentuk umum, dirubah menjadi persamaan (=)
dengan mengurangkan satu variabel surplus.
3. Fungsi kendala dengan persamaan dalam benttuk
umum,ditambahkan satu artificial variabel (variabel
buatan).
Dalam ilmu manajemen produksi, ada beberapa
metode yang kita kenal untuk mengoptimalkan hasil
produksi sebuah perusahaan. Selain metode Grafik,
dikenal pula metode Linear Programming atau
metode Simplex. Metode Linear Programming atau
Simplek ini lebih familiar bila dibandingkan dengan
metode Grafik, karena lebih mudah penggunaannya
terutama bila kita ingin mengoptimalkan kombinasi
lebih dari dua produk atau lebih. Optimalisasi
kombinasi lebih dari dua produk akan sukar
dilakukan dengan metode Grafik. Dengan demikian,
Metode Linear Programming atau Simplek itu, akan
kita bahas disertai contoh sederhana sebagai
alternatif jawaban bila kita ingin mengoptimalkan
kombinasi lebih dari dua produk.
Sebuah home industri yang bergerak di bidang
kerajinan, akan membuat tiga macam bentuk
kerajinan tangan dalam bentuk tasbih, patung, dan
catur. Kerajinan tersebut dibuat dari bahan kayu.
Untuk patung, pembentukan diperlukan waktu
selama 8 jam kerja, tidak membutuh pewarnaan dan
pengamplasan, tapi membutuhkan waktu 2 jam
untuk pemvernisan. Untuk catur sendiri, tidak
membutuhkan pembentukan dan pewarnaan, tapi
dibutuhkan waktu pengamplasan 5 jam dan 2 jam
untuk pemvernisan. Untuk tasbih sendiri, tidak
memerlukan pembentukan, pengamplasan dan
pemvernisan, tapi memerlukan waktu 5 jam untuk
pewarnaan. Sumbangan laba untuk Patung yaitu Rp
10.000/buah. Catur Rp 8.000/buah, dan untuk tasbih
Rp 5.000/buah. Sedangkan kapasitas maksimum
dalam proses pembentukan selama 16 jam.
Pengamplasan membutuhkan waktu selama 10 jam.
Dan pengecatannya sendiri tersedia 20 jam.
Sedangkan pemvernisan 10 jam.
Berapa jumlah produk yang harus dibuat dari
ketiganya untuk memperoleh laba maksimum ?
Jawab:
Produk Kapasitas
maksimumProsesPatun
g
Catu
r
Tasbi
h
Pembentuka
n8 0 0 16
Pengamplas
an0 5 0 10
Pewarnaan 0 0 5 20
Pemvernisan 2 2 0 10
Laba 10 8 5
Batasan-batasan
1
)
8X
1… … … ≤
1
6
Menjad
i
8X
1… … … =
1
6
2
)…
5X
2… … ≤
1
0
Menjad
i…
5X
2… =
1
0
3
)… …
5X
3… ≤
2
0
Menjad
i… …
5X
3… =
2
0
4
)
2X
1
2X
2… … ≤
1
0
Menjad
i
2X
1
2X
2… … =
1
0
Berdasarkan perubahan persamaan-persamaan di
atas, dapat disusun formulasi yang dirubah sebagai
berikut:
Tujuan Mamaksimumkan: Z – 10X1 – 8X2 – 5X3
1
)
8
X1
…. ….+
X4
…. …. …. =1
6
2
)….
5
X2
…. ….+
X5
…. …. =1
0
3
)…. ….
5
X3
…. ….+
X6
…. =2
0
4
)2X1
2
X2
… …. …. ….+
X7
=1
0
Menyusun persamaan-persamaan dalam tabel
Var.Ds
rZ X1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7NK
Z 1–
10–8 –5 0 0 0 0
X4 0 8 0 0 1 0 0 0 16
X5 0 0 5 0 0 1 0 0 10
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20
X7 0 2 2 0 0 0 0 1 10
Memilih kolom kunci
Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai
pada baris Z bernilai negatif dengan angka besar
Var.Ds
rZ X1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7NK
Z 1–
10–8 –5 0 0 0 0
X4 0 8 0 0 1 0 0 0 16
X5 0 0 5 0 0 1 0 0 10
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20
X7 0 2 2 0 0 0 0 1 10
Memilih baris kunci
…………>Nilai kanan (NK)
Indek = ———————–
…………>Nilai kolom kunci
Baris Kunci adalah baris yang mempunyai index
terkecil
Var.
DsrZ X1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7NK Ket
Z 1–
10–8 –5 0 0 0 0 ~
X4 0 8 0 0 1 0 0 0 1616 : 8
= 2
X5 0 0 5 0 0 1 0 0 10 ~
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20 ~
X7 0 2 2 0 0 0 0 1 1010 : 2
= 5
Mengubah nilai-nilai baris kunci
Dengan cara membaginya dengan angka kunci
Baris baru kunci = baris kunci : angka kunci
Var.ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4
X
5
X
6
X
7NK
NilaiMinimu
m
Z 1
X1 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2
X5 0
X6 0
X7 0
Mengubah nilai-nilai selain kunci sehingga nilai-nilai
kolom kunci (selain baris Kunci) = 0
Baris Z
Baris
Lama
[–
10
–
8
–
50 000
0
]
NBBK–
10[ 1 0 0 1/8 000
2
]–
Baris
baru0
–
8
–
5
10/
8000
2
0
Nilai pada baris 2 dan 3 tidak berubah karena nilai
pada kolom kunci = 0
Baris Z
Baris
Lama
[
2200 001
10
]
NBBK 2[
1001/8 0002 ]–
Baris
baru0 20–2/80016
Nilai baru dalam tabel
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4
X
5
X
6
X
7NK
Z 1 0 –8 –510/
80 0 0 20
X4 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2
X5 0 0 5 0 0 1 0 0 10
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20
X7 0 0 2 0 –2/8 0 0 1 6
Memilih kolom kunci
Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai
pada baris Z bernilai negatif dengan angka besar
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4
X
5
X
6
X
7NK
Z 1 0 –8 –510/
80 0 0 20
X4 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2
X5 0 0 5 0 0 1 0 0 10
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20
X7 0 0 2 0 –2/8 0 0 1 6
Memilih baris kunci
……….>Nilai kanan (NK)
Indek = ———————–
……….>Nilai kolom kunci
Baris Kunci adalah baris yang mempunyai index
terkecil
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4
X
5
X
6
X
7NK Ket
Z 1 0 –8 –510/
80 0 0 20 ~
X4 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2 ~
X5 0 0 5 0 0 1 0 0 1010:5 =
2
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20 ~
X7 0 0 2 0 –2/8 0 0 1 66:2 =
3
Mengubah nilai-nilai baris kunci
Dengan cara membaginya dengan angka kunci
Baris baru kunci = baris kunci : angka kunci
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3
X
4X5
X
6
X
7NK
Nilai
Minimum
Z
X1
X2 0 0 1 0 0 1/5 0 0 2
X6
X7
Baris Z
Baris
lama
[
0
–
8
–
5
10/
80 00
20
]
NBBK–
8
[
01 0 0 1/5002 ]–
Baris
baru0 0
–
50 8/50036
Nilai pada baris 2 dan 4 tidak berubah karena nilai
pada kolom kunci = 0
Baris Z
Baris
Lama
[
020–2/80 01
6
]
NBBK 2[
0100 1/5 00
2
]–
Baris
baru0 01–2/8–2/5012
Nilai baru dalam tabel
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4 X5
X
6
X
7NK
Z 1 0 0 –510/
88/5 0 0 36
X1 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2
X2 0 0 1 0 0 1/5 0 0 2
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20
X7 0 0 0 0 –2/8 –2/5 0 1 2
Kolom kunci.
Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai
pada baris Z bernilai negatif dengan angka besar
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4 X5
X
6
X
7NK
Z 1 0 0 –510/
88/5 0 0 36
X1 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2
X2 0 0 1 0 0 1/5 0 0 2
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 20
X7 0 0 0 0 –2/8 –2/5 0 1 2
Memilih baris kunci
……….>Nilai kanan (NK)
Indek = ———————–
……….>Nilai kolom kunci
Baris Kunci adalah baris yang mempunyai index
terkecil
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4 X5
X
6
X
7NK Ket
Z 1 0 0 –510/
88/5 0 0 36 ~
X1 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2 ~
X2 0 0 1 0 0 1/5 0 0 2 ~
X6 0 0 0 5 0 0 1 0 2020:5 =
4
X7 0 0 0 0 –2/8 –2/5 0 1 2 ~
Mengubah nilai-nilai baris kunci
Dengan cara membaginya dengan angka kunci
Baris baru kunci = baris kunci : angka kunci
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5X6
X
7NK
Nilai
Minimum
Z
X1
X2
X3 0 0 0 1 0 0 1/5 0 4
X7
Baris Z
Baris
lama
[
00–
5
10/
88/50 0
36
]
NBBK–
5
[
001 0 0 1/504 ] –
Baris
baru0 00
10/
88/51 056
Baris ke 2, 3 dan 5 tidak tidak berubah karen nilai
pada kolom kunci = 0
Nilai dalam tabel
Var.Ds
rZ
X
1
X
2
X
3X4 X5 X6
X
7NK
Z 1 0 0 010/
88/5 1 0 56
X1 0 1 0 0 1/8 0 0 0 2
X2 0 0 1 0 0 1/5 0 0 2
X3 0 0 0 1 0 0 1/5 0 4
X7 0 0 0 0 –2/8 –2/5 0 1 2
Bila pada baris pertama (Z) tidak ada nilai negatif,
berarti pnghitungan sudah mencapai titik optimal.
Maksud dari tabel tersebut yaitu
X1 (Patung) memproduksi 2 buah dengan
keuntungan Rp 10.000/buah total keuntungan dari
pembuatan patung adalah Rp Rp 20.000
X2 (Catur) memproduksi 2 buah dengan keuntungan
Rp 8.000/buah total keuntungan dari pembuatan
catur adalah Rp 16.000
X3 (tasbih) memproduksi 4 buah dengan keuntungan
Rp 5.000/buah total keuntungan dari pembuatan
tasbih adalah Rp 20.000
Z maksimum adalah 56 artinya jumlah keuntungan
maksimum dari semua produk yaitu, patung, catur
dan tasbih adalah Rp 56.000 setiap harinya
Atau bila dimasukkan dalam rumus adalah sebagai
berikut:
Z = 2 (10.000) + 2 ( 8000) + 4 (5000) = 56.000
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki
book.store.co.id
http://soejatmiko.blogspot.com/2012/09/riset-
operasi-metode-grafik.html
PENENTUAN LOKASI PABRIK
Sebagaimana telah dibahas pada perkuliahan
terdahulu (Manajemen Operasi-1) masalah
penentuan lokasi usaha/pabrik merupakan
permasalahan yang cukup rumit dan kompleks
karena harus mempertimbangkan banyak sekali
aspek-aspek eksternal, antara lain :
a. Lokasi Pasar Konsumen
b. Sumber Bahan Baku
c. Transportasi
d. Biaya Sewa Lahan / Harga Tanah
e. Tingkat Upah buruh
f. Sumber Energi : Listrik, Air dsb
g. Iklim / Cuaca
h. Sikap Masyarakat
i. Limbah Industri
j. Undang-undang & Sistem Perpajakan
Dalam usaha untuk membandingkan satu lokasi
dengan lokasi yang lainnya ada beberapa methode
yang dapat dijadikan dasar acuan dan pertimbangan
sehingga perusahaan diharapkan dapat memperoleh
lokasi yang paling strategis dan menguntungkan,
metode tersebut antara lain :
a. Metode Beban Skor
b. Metode Perbandingan Biaya
c. Metode Break Even Point
d. Metode Transportasi
e. Metode Modiffied Distributions (VOGEL’S)
2.1. Metode Beban Skor
Metode beban skor adalah metode penentuan lokasi
pabrik secara kualitatif, metode ini sangat mudah
digunakan tetapi penilaiannya sangat subyektif.
Metode ini dilakukan dengan memberikan skor untuk
setiap factor yang dinilai terhadap alternatif lokasi
pabrik. Dari berbagai macam factor yang dinilai
diberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan
masing-masing factor. Faktor yang dianggap penting
diberikan bobot yang paling tinggi sedangkan factor
lainnya bobotnya lebih kecil.Untuk mendapatkan
alternatif lokasi yang terbaik dilakukan dengan
pengalian antara skor dengan bobot setiap factor,
dan nilai beban skor tertinggi merupakan alternatif
pilihan lokasi yang paling baik.
Contoh :
PT. SANEX sebuah distributor motor China sedang
mempertimbangkan 3 (tiga) calon lokasi usaha yang
akan dipilih untuk membuka show room baru,
terdapat 4 (empat) factor yang menjadi dasar
penilaian terhadap pemilihan tiga lokasi tersebut,
antara lain :
Tabel. Skor yang dinilai
Faktor yang dinilai Lokasi A Lokasi
B Lokasi C
1. Pasar Konsumen
2. Transportasi
3. Biaya Sewa Gedung
4. Lokasi Pesaing
Tabel. Bobot factor & skor yg dinilai
Faktor yang dinilai
Bobot Keterangan Skor
1. Pasar Konsumen
30 1 = jelek
2. Transportasi
40 2 =sedang
3. Biaya Sewa Gedung
20 3 = baik
4. Lokasi
Pesaing 10
4 = sangat baik
Berdasarkan data diatas tentukan jumlah masing-
masing beban skornya, dan pilihlah lokasi mana yang
menurut anda terbaik !
Jawaban :
Faktor yang dinilai Bobot factor skor A
skor B skor C BS A BS B BS C
1. Pasar Konsumen 30 1 3
4 30 90 120
2. Transportasi 40
3 3 1 120 120 40
3. Biaya Sewa Gedung 20
2 3 3 40 60 60
4. Lokasi Pesaing
10 4 1 2
40 10 20
Jumlah Bobot
Skor
230 280 240
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
metode beban skor diatas maka sebaiknya PT.
SANEX memilih alternatif lokasi B untuk membuka
showroom yang baru karena berdasarkan
pertimbangan 4 (empat) factor yang dinilai, ternyata
lokasi B memiliki bobot skor yang tertinggi.
Latihan Soal :
PT. AQUA sebuah perusahaan air mineral kemasan
merencanakan untuk mendirikan pabrik baru di 3
(tiga) alternatif lokasi yang dinilai potensial dengan
menilai kesembilan faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi, seperti disajikan dalam table
berikut ini :
Tabel. Bagan Penilaian Lokasi.
Faktor yang dinilai
Bobot
Skor Lokasi
Potensial
Bekasi Bogor
Bandung Bekasi Boogor Bandung
1. Sumber Mata Air (BB) 25
2 4 4 50
100 100
2. Transportasi 20
3 3 2 60
60 40
3. Lokasi Pasar 15
4 4 3 60
60 45
4. Buruh & Upah 10
1 2 3 10
20 30
5. Sumber Energi
8 2 2
2 16 16 16
6. Limbah Pabrik 7
1 2 1 7
14 7
7. Iklim 5
3 1 2 15
5 10
8. Sikap Masyarakat 5
2 3 1 10
15 5
9. Undang2 & Pajak 5
1 2 1 5
10 5
Jumlah
100%
233 300 258
Berdasarkan data diatas tentukanlah rangking bobot
skor dari masing-masing daerah lokasi potensial,
menurut pendapat anda daerah manakah yang
sebaiknya dipilih untuk lokasi pabrik tersebut ?
Jawab
Kesimpulannya: berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan metode beban skor maka
sebaiknya PT. AQUA memilih alternative lokasi yang
di bogor untuk mendirikan pabrik baru, karena
berdasarkan pertimbangan Sembilan factor yang
dinilai, ternyata Bogor memilki bobot skor yang
tinggi.
Diposkan 3rd May 2012 oleh Serba Ada
PEMILIHAN LOKASI PERUSAHAAN
A. Pentingnya Lokasi Perusahaan.
Letak perusahaan sering pula disebut sebagai
Tempat Kediaman perusahaan; yaitu tempat di mana
perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari.
Letak perusahaan dipengaruhi faktor ekonomi dan
merupakan salah satu faktor penting yang
menunjang efisiensi perusahaan terutama yang
berkaitan dengan biaya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya adalah :
Harga bahan mentah/bahan pembantu
Tingkat upah buruh
Tanah
Pajak
Tingkat bunga
Biaya alat produksi
Biaya atas jasa pihak ketiga
Sedangkan istilah Tempat Kedudukan Perusahaan
dapat diartikan sebagai tempat kantor perusahaan.
Tempat kedudukan perusahaan pada umumnya
dipengaruhi faktor kelancaran hubungan dengan
lembaga-lembaga lain, seperti lembaga pemerintah,
lembaga keuangan, pelanggan dan sebagainya.
Pemilihan letak perusahaan harus dilakukan dan
diputuskan melalui beberapa pertimbangan yang
disertai fakta yang kongkrit dan lengkap. Hal ini
dapat dijalankan dengan meninjau beberapa aspek
yang mempengaruhi pemilikan letak perusahaan.
B. Jenis Letak Perusahaan
Letak perusahaan dapat dibedakan menjadi 4
(empat), yaitu :
1. Letak perusahaan yang terikat pada alam
Letak perusahaan ini sangat ditentukan oleh sumber-
sumber alam, contohnya pada ketersediaan dan
kemudahan bahan baku. Perusahaan yang berkaitan
dengan bahan-bahan tambang umumnya terletak di
daerah faktor produksi alamnya.
2. Letak perusahaan berdasarkan sejarah.
Dalam hal ini perusahaan menjalankan aktivitasnya
di suatu daerah tertentu karena alasan yang hanya
dapat dijelaskan berdasarkan sejarah. Contohnya,
perusahaan batik banyak didirikan di Jogja, karena
pada mulanya batik dikerjakan para wanita keraton
untuk mengisi waktu senggangnya.
3. Letak perusahaan yang ditetapkan oleh
pemerintah
Dalam hal ini pemerintahlah yang menentukan
dimana perusahaan harus menjalankan aktivitasnya
atas dasar pertimbangan keamanan, politik,
kesehatan, dan sebagainya.
4. Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor ekonomi
Pada umumnya jenis perusahaan ini adalah
perusahaan industri. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan letak
perusahaan adalah :
Ketersediaan bahan mentah/bahan baku
Ketersediaan bahan mentah/bahan baku
memungkinkan kesinambungan aktivitas
perusahaan, karena tanpa bahan mentah/bahan
baku perusahaan tidak mungkin bekerja.
Dekat dengan pasar
Kedekatan dengan pasar merupakan faktor yang
makin memudahkan terserapnya produk yang
dihasilkan perusahaan.
Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dan
murah merupakan pendukung faktor produksi
variabel. Jika kelimpahan tenaga kerja diimbangi
keahlian yang memadai, perusahaan akan semakin
mampu bersaing, baik dalam hal harga maupun
kualitas produk yang dihasilkan.
Dekat dengan penyedia sumber tenaga atau energi
Contohnya adalah dekat dengan sumber air yang
merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan
perusahaan dalam mendukung kelancaran aktivitas
disamping dapat berfungsi sebagai pembangkit
tenaga listrik yang sangat dibutuhkan perusahaan.
Iklim
Suatu perusahaan seringkali membutuhkan adanya
iklim dan pengaturan suhu udara tertentu.
Kesesuaian iklim tidak hanya berpengaruh terhadap
kesinambungan produksi, tetapi juga berhubungan
erat dengan kesehatan buruh yang bekerja di
perusahaan, serta berpengaruh juga terhadap
ketahanan barang-barang modal karena terkait
dengan biaya penyusutan barang-barang modal yang
pada akhirnya akan mempengaruhi biaya produksi.
Transportasi
Faktor ini berpengaruh besar dalam pendistribusian
produk. Jika jalan-jalan yang akan dilalui produk
perusahaan ke konsumen sudah baik maka
diharapkan ongkos transportnya juga akan menjadi
rendah.
Ketersediaan modal
Perusahaan yang membutuhkan modal untuk
mengembangkan usahanya cenderung akan memilih
tempat dimana penanaman modal cukup besar
disertai tingkat bunga yang cukup rendah.
Pengaruh setiap faktor pada setiap perusahaan
berbeda-beda. Hanya saja yang dianggap ideal untuk
suatu lokasi perusahaan adalah tempat dimana
semua biaya operasi perusahaan paling rendah. Atau
dengan kata lain, dicari titik lokasi yang paling
ekonomis di segala sektor.
C. Cara Penentuan Letak Perusahaan
Terdapat 2 (dua) cara menentukan lokasi
perusahaan, yaitu :
1. Cara kualitatif
Dengan cara ini diadakan penilaian secara kualitatif
terfadap faktor-faktor yang dianggap relevan atau
memegang peranan peda setiap lokasi. Faktor yang
dinilai adalah : bahan baku; tenaga kerja; tenaga
pembangkit listrik; transportasi; pasar (konsumen).
2. Cara kuantitatif
Dengan cara ini hasil analisis kualitatif
dikuantifikasikan dengan cara memberikan nilai pada
masing-masing kriteria.
Penetapan Lokasi Perusahaan menurut Teori
Alfred Weber
Weber mengemukakan ada dua faktor yang
mempengaruhi penetapan lokasi perusahaan, yaitu :
- Biaya pengangkutan
- Biaya tenaga kerja
Jika suatu industri menganggap biaya pengangkutan
menjadi faktor utama dalam menetapkan lokasi
perusahaan, maka perusahaan akan didirikan pada
suatu titik pada garis lurus yang menghubungkan
Tempat Bahan Mentah (TBM) dan Daerah Konsumen
(DK)
x…………………………………………………………………….
.x
TBM
DK
Untuk dapat menetapkan Tempat Kediaman
Perusahaan (TKP) antara TBM dan DK, maka menurut
Weber harus dilihat sifat bahan mentah yang
digunakan perusahaan dan corak proses
produksinya.
Sifat bahan mentah dan corak proses produksinya
dapat dibedakan sebagai berikut :
Ubikuitas Mutlak
Yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak
terbatas dan terdapat dimana saja.
Ubikuitas Relatif
Artinya bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak
terbatas, tetapi hanya ada di beberapa tempat
tertentu saja.
Ubikuitas relatif terdapat dua jenis, yaitu :
- Bahan baku seluruhnya habis dipakai dalam
proses produksi
- Bahan baku hanya sebagian saja yang dipakai
dalam proses produksi atau terdapat kemerosotan
bahan baku
1. Dibutuhkan berbagai bahan yang tempatnya
terpisah-pisah.
Jika bahan baku yang digunakan adalah ubikuitas
mutlak maka TKP akan berada di DK sebab jika
berada di luar daerah DK maka perusahaan harus
mengeluarkan biaya pengangkutan hasil produksi ke
DK. Jika bahan yang diperlukan perusahaan terdapat
juga di DK maka perusahaan cenderung memilih TKP
mendekati DK
Jika seluruh bahan mentah habis digunakan dalam
proses produksi yaitu jenis ubikuitas relatif, maka
TKP akan berada di DK atau pada tiap-tiap titik
antara TBM dan DK
Jika hanya sebagian saja dari bahan mentah akan
menjadi barang jadi, maka TKP akan berada di TBM
22 September 2012 shandrakatherine
Kategori: Uncategorized
1. METODE-METODE PEMILIHAN DAN PENETAPAN
LOKASI PABRIKFerdy R (41605010003)Henrianto
(41606010001)SepridaW (41606010013)
2. Metode ranking prosedur.Metodeanalisapusat
gravitasi.Metodeanalisatransportasi programa
linear .Metode Brown-Gibson.METODE-METODE
PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PABRIK
3. Metode ini lebih bersifat kualitatif atau subjektif.
Metode ini baik diaplikasikan untuk problema-
problema yang sulit untuk dikuantifikasikan.
Prosedur yang harus dilaksanakan berdasarkan
langkah-langkah analisa sebagai
berikut :Identifikasikan faktor-faktor yang relevan
dan memiliki signifikasi yang berkaitan dengan
proses pemilihan lokasi pabrik, seperti halnya
dengan faktor-faktor lokasi suplai bahan baku, lokasi
wilayah pemasaran dan lain-lain.Pemberian bobot
untuk faktor-faktor yang telah diidentifikasikan
tersebut diatas berdasarkan derajat atau tingkat
kepentingannya.Lakukan penilaian untuk masing-
masing faktor yang diidentifikasikan untuk masing-
masing alternatif lokasi yang akan dievaluasi. Nilai
diberikan dengan skala angka yang ditentukan
berdasarkan range antara 0 s/d 10 dengan 10
terbaik.Hitung total nilai (bobot faktor x skor faktor )
untuk masing-masing alternatif lokasi. Keputusan
akan diambil berdasarkan total nilai bobot x skor dari
alternatif lokasi yang terbesar.PEMILIHAN
ALTERNATIF LOKASI PABRIK DENGAN METODE
RANKING PROSEDUR
4. Lokasi yang optimal dari suatu fasilitas
produksi(pabrik) pada dasarnya akan dipengaruhi
oleh lokasi dimana sumber-sumber material yang
dibutuhkan untuk masukan(input) aktivitas produksi
berada atau juga ditentukan oleh lokasi wilayah
pemasaran (potential customer) tempat output hasil
produksi harus didistribusikan. Metoda analisa pusat
gravitasi dalam hal ini dibuat dengan
memperhitungkan jarak masing-masing lokasi
sumber material atau wilayah pemasaran tadi
dengan lokasi pabrik yang direncanakan. Disini
asumsi dibuat bahwa biaya produksi dan distribusi
untuk lokasi masing-masing lokasi akan sama.Rumus
analisa pusat gravitasi dapat dinyatakan sebagai
berikut :PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PABRIK
DENGAN METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI
5. i = banyak lokasi sumber material atau wilayah
pemasaran yang akan menjadi pertimbangan di
dalam penentuan lokasi pabrik. i = 1,2,3,... mj =
jumlah / banyaknya alternatif lokasi yang diusulkan j
= 1,2,…n.wj = jumlah kebutuhan (demand) akan
produk atau material dari masing-masing lokasi.
Jumlah kebutuhan ini akan merupakan beban yang
harus dipindahkan dari lokasi sumber ke lokasi
pabrik dan sebaliknya.(xi,yj) = koordinat lokasi
alternatif pabrik yang hendak didirikan.(aj,bj) =
koordinat lokasi dari daerah pemasaran(atau bisa
juga diambil terhadap lokasi perolehan sumber
material).Didalam proses analisa dengan metoda
pusat gravitasi input data yang dibutuhkan
adalah :Ramalan kebutuhan finished goods output
maupun material input dari masing-masing wilayah
pemasaran atau lokasi sumber material.Koordinat
geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan (xi,yi)
dan koordinat lokasi pemasaran/sumber material
(aj,bj).PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PABRIK
DENGAN METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI
6. PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PABRIK DENGAN
METODE ANALISA TRANSPORTASI PROGRAMA LINEAR
Disini formulasi transportasi programa linier
dipergunakan untuk menentukan pola distribusi yang
terbaik dari lokasi pabrik ke wilayah pemasaran
tertentu. Keputusan diambil untuk lokasi yang
memberikan total cost yang terkecil.Metoda heuristic
seperti halnya dengan metoda transportasi lainnya
bertujuan untuk meminimumkan total cost untuk
alokasi/distribusi supalai produk pada setiap lokasi
tujuan.
7. Ada 3 jenis metode yang dapat digunakan
dalam analisa transportasi, yaitu:Least Cost
MethodNorth West Corner Method (NWC) Vogel
Approximation Method (VAM)METODE ANALISA
TRANSPORTASI
8. Langkah-langkahnya:Tempatkan barang
sebanyak mungkin pada cell yang memiliki biaya
terendahCoret baris/kolom yang sudah
terpenuhiBaris/ kolom yang tidak dicoret jumlahnya
dikurangi dengan pengisian cellIsi cell berikutnya
yang memiliki biaya terendah berikutnya yang tidak
dicoret.Least Cost Method
9. Contoh Least Cost Method34512
10. Langkah-langkahnya:Tempatkan barang
sebanyak mungkin pada cell pojok kiri atasCoret
baris/kolom yang sudah terpenuhiBaris/ kolom yang
tidak dicoret jumlahnya dikurangi dengan pengisian
cellIsi cell terdekat dari cell yang diisi sebelumnya
sebanyak mungkin, lanjutkan ke langkah 2. Demikian
seterusnya sampai semua barang terdistribusi.North
West Corner Method (NWC)
11. Contoh NWC12345
12. Brown-Gibson dikembangkan untuk
menganalisa dan mengevaluasi lokasi pabrik/industri
berdasarkan konsep”preference of measurement”
yang mengkombinasikan faktor-faktor obyektif
(kuantitatif dan subyektif (kualitatif).Metode Brown
Gibson
13. Eliminasi setiap alternatif site lokasi yang
secara sepintas jelas-jelas tidak layak dan feasibel
untuk dipilih. Misalnya: tidak tersedianya suplai
energi ataupun utilities lainnya dalam kapasitas yang
dibutuhkan.Hitung dan tetapkan “performance
measuremants”dari faktor obyektif (of) untuk setiap
alternatif lokasi. Tentukan faktor-faktor yang
memberi pengaruh signifikan dan harus
dipertimbangkan pada saat menetapkan lokasi
pabrik. Faktor-faktor ini bersifat subjektif.Langkah-
Langkah Metode Brown Gibson
14. Tetapkan rating faktor (Wij), dimana j=1,2,...n
untuk setiap faktor subjektif yang ada dengan
membandingkan dan menilai salah satu faktor
terhadap faktor yang lain secara berpasangan
(pairwise comparison).Buat ranking juga dengan
pairwise comparison, berdasarkan faktor subjektif
yang ditetapkan untuk masing-masing alternatif
lokasi. Ranking ini dinotasikan sebagai Rij (0 ≤ Rij ≤
1 dan ∑ Rij = 1).Penilaian adalah sebagai berikut:Poin
= 1, berarti “lebih baik”Poin =0, berarti “lebih
jelek”Poin sama-sama nol atau satu berarti
“sama”Langkah-Langkah Metode Brown Gibson
15. Tetapkan faktor subjektif (Sfi) dengan cara
mengkombinasikan sebagai berikut:Sfi = W1 x Ri1 +
W2 x Ri2+ ... + Wn x RinKombinasikan faktor objektif
dan subjektif. Sebelumnya perlu dihitung terlebih
dahulu faktor mana yang lebih penting apakah faktor
objektif (bobot=k) atau faktor subjektif (bobot=1-k).
Perhitungan ini akan menghasilkan Location
Preference Measure (LPM) untuk setiap alternatif
lokasi yang ada:LPMi = k (Ofi) + (1-k) (Sfi)Lokasi
yang dipilih adalah lokasi dengan LPM
tertinggi.Langkah-Langkah Metode Brown Gibson
Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik adalah tempat kedudukan dimana pabrik
berada. Letak geografis suatu pabrik mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sistem produksi yang
ekonomis. Ini karena banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi tata letak mesin dan fasilitas pabrik.
Lokasi pabrik yang baik dengan sendirinya akan
menyumbang banyak dalam usaha-usaha
meminimumkan biaya. Lokasi pabrik yang baik akan
menghasilkan biaya transport, biaya produksi, dan biaya
distribusi barang jadiyangrelatifkecil.
Faktor Pertimbangan Memilih Lokasi Pabrik
Sehubungan dengan masalah pemilihan lokasi
pabrik, sebenarnya akan terdapat sekian banyak faktor
yang akan mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik. Secara
teoritis seluruh faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi pabrik dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
Yang dimaksud dengan faktor utama dalam kontek ini
adalah faktor-faktor yang pasti diperlukan oleh semua
jenis industri. Adapun yang termasuk dalam faktor utama
adalah:
a) Kedekatan dengan Lokasi Sumber Bahan Baku
b) Kedekatan dengan Lokasi Pasar Produk Perusahaan
c) Ketersediaan Fasilitas Transportasi
d) Ketersediaan Tenaga Kerja
e) Ketersediaan Pembangkit Tenaga
2. Faktor Bukan Utama
Yang dimaksud dengan faktor bukan utama dalam
pemilihan lokasi pabrik adalah faktor-faktor yang sangat
diperlukan untuk suatu jenis industri tertentu, namun
belum tentu diperlukan oleh jenis industri yang lain.
Beberapa faktor yang termasuk dalam faktor bukan
utama antara lain:
a) Rencana masa depan pabrik
b) Kemungkinan perluasan perusahaan
c) Kemungkinan perluasan kota
d) Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan produksi
e) Fasilitas pembelanjaan perusahaan
f) Terdapat Persediaan air
g) Perumahan dan fasilitas-fasilitas lain
h) Biaya tanah dan gedung
i) Peraturan pemerintah daerah setempat
j) Sikap masyarakat setempat
k) Iklim
l) Keadaan tanah
m) Keadaan lingkungan
Cara/ Metode Menentukan Lokasi Pabrik
Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan
untuk membantu memilih lokasi dari berbagai alternatif :
1. Metode Kualitatif
Dalam penggunaan metode ini, semua faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, baik itu faktor
utama maupun faktor bukan utama, diberi penilaian
sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing
alternatif lokasi. berikut ini diberikan contoh sebuah
perusahaan yang akan memperluas usahanya dengan
mendirikan pabrik baru dengan alternatif lokasi di Solo
atau di Demak. Dengan metode kualitatif kedua alternatif
tersebut dinilai. berikut ini disajikan tabel penilaian
alternatif lokasi dengan cara kualitatif.
Rekapitulasi:
Dengan demikian lokasi yang dipilih adalah Solo
karena total skornya lebih baik.
2. Metode Kuantitatif
i) Pendekatan Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Analisis
Break-Even
Pada pendekatan ini dilakukan analisis biaya tetap dan
biaya variabel untuk masing-masing alternatif lokasi
untuk menciptakan hubungan antara biaya dan volume
kegiatan/produksi.
Contoh:
Lokasi potensial A, B, dan C memiliki struktur biaya
seperti terlihat dalam tabel. tentukan lokasi yang paling
ekonomis untuk volume produksi sebesar 3000 unit.
JAWAB:
Perhitungan Biaya Total (TC) pada kapasitas 3000 unit
untuk masing-masing lokasi:
Situs A :
TC = 20 ribu + 50Q
TC = 20 ribu + 50(3000) = 170.000
Situs B:
TC = 40 ribu + 30Q
TC = 40 ribu + 30(3000) = 130.000
Situs C:
TC = 80 ribu + 10Q
TC = 80 ribu + 10(3000) = 110.000
Pola biaya dari ketiga alternatif lokasi yakni A, B, C
tersebut di atas dapat digambarkan secara grafis sebagai
berikut:
Dengan demikian lokasi yang dipilih adalah lokasi C
karena biaya total untuk kapasitas 3000 unit yang
direncanakan paling rendah dibanding dengan lokasi lain.
Andaikata harga per unit produk adalah Rp.90,00 maka
laba yang diharap bila lokasi dipilih di situs C adalah
sebesar:
Laba = TR - TC
= 90(3.000) - 110.000
= 270.000 - 110.000 = 160.000
ii) Model Transportasi
Langkah-langkah penyelesaian model transportasi
adalah sebagai berikut:
Langkah Pertama: membentuk Tabel Awal Transportasi
Ada beberapa alternatif cara antara lain:
a) Minimisasi Kolom
b) Minimisasi baris
c) Minimisasi matrik
d) Maksimisasi Penghematan
e) Vogel's Aproximation method (VAM)
f) North West Corner (NWC)
Langkah Kedua: Uji Keoptimalan Tabel
Ada dua alternatif cara
1) Metode Stepping Stone
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
Uji sel non basis dengan cara membuat closed path untuk
setiap sel non basis
Memberi tanda pada closed path mulai dari sel non basis
dengan tanda positif (+), kemudian tanda negatif (-)
hingga seluruh jalur yang menuju kembali ke sel non
basis semula.
Menghitung pengurangan biaya untuk setiap sel non
basis berdasarkan closed path
Tabel dikatakan optimal bila semua nilai sel non basis
lebih besar atau sama dengan nol (0)
2) Metode Modified Distribution
Dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
Tambahkan variabel R-i untuk setiap baris dan K-j untuk
setiap kolom tabel transportasi.
Menentukan nilai R-i dan K-j untuk setiap sel bsis dengan
rumus
R-i + K-j = C-ij
dengan anggapan R-1 = 0
Menghitung nilai semua sel non basis dengan rumus
Cij - Ri - Kj
Membuat closed path untuk sel non basis yang memiliki
nilai negatif terbesar.
Tabel dikatakan optimal bila nilai semua sel non basis
lebih besar atau sama dengan nol (0). (Hendra Poerwanto
G)
Analisis dan Metode Pemilihan Lokasi Industri
Fasilitas produksi adalah seesuatu yang
dibangun, diadakan, atau diinvestasikan guna
melaksanakan aktivitas produksi. Untuk
melaksanakan suatu aktivitas produksi dibutuhkan
lokasi produksi. Penetapan suatu lokasi produksi
merupakan salahsatu hal yang sangat penting
dalam proses perancangan pabrik. Pemilihan lokasi
pabrik yang akan didirikan bersangkutpaut dengan
kesuksesan modal yang ditanamkan untuk pendirian
pabrik tersebut. Pada dasarnya lokasi pabrik yang
ideal adalah terletak pada suatu tempat yang pada
akhirnya mampu memberikan total biaya produksi
yang rendah dan keuntungan yang maksimal.
Pemilihan lokasi merupakan keputusan yang penting,
karena kekeliruan yang dibuat dapat mengakibatkan
bertambahnya biaya produksi.
I. Dasar-Dasar Pemilihan Lokassi Pabrik
Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil
dalam proses penentuan lokasi suatu pabrik, yaitu
pemilihan daerah atau territorial secara umum dan
pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk
(community) dan lahan secara khusus.
Pemilihan daerah secara umum adalah untuk
mendapatka informasi secara umum dan setelah itu
ditentukanlah community-nya dan lahan yang
dikehendaki secara umum. Alternatif pemilihan
daerahnya diklasifikasikan menjadi:
a) Lokasi di kota besar (city location)
b) Lokasi di pinggir kota (sub-urban location)
c) Lokasi jauh di luar kota (urban location)
Luas areal yang dibutuhkan dalam pendirian suatu
pabrik dapat dirumuskan dengan ketentuan umum,
yaitu sekurang-kurangnya lima kali luas areal yang
betul-betul dipakai untuk penempatan fasilitass
produksi yang dibutuhkan.
II. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan di Dalam
Menentukan Alternatif Lokasi Pabrik
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
didalam penentuan lokasi pabrik yang akan didirikan,
diantaranya:
a) Faktor-faktor yang berkaitan dengan production
input/output
Suatu pabrik biasanya didirikan dengan
memperhatikan factor yang berkaitan dengan lokasi
dimana sumber-sumber material input diperoleh dan
lokasi dimana hasil-hasil produksi akan
didistribusikan. Lokasi pabrik cenderung akan dipilih
berdekatan dengan sumber-sumber material
bilamana dalam proses produksinya material yang
diolah akan mengalami penyusutan yang besar
sekali (proses analytic). Selanjutnya lokasi pabrik
cenderung untuk dipilih berdekatan dengan wilayah
pemasaran bilamana proses produksinya cenderung
mengarah ke penggabungan/perakitan dari beberapa
material (proses synthetic).
a) Faktor-faktor yang berkaitan dengan proses produksi
(process Technology)
Energi adalah merupakan faktor production input
yang sangat memegang peranan kuat untuk
kelangsungan industry. Hampir semua industri akan
memerluakan energy listrik dalam jumlah yang besar
untuk berbagai macam kebutuhan dalam proses
produksinya, sehingga pada penentuan lokasi
sebuah pabrik akan mempertimbangkan hal tersebut
Pendirian pabrik dalam suatu lokasi juga
mempertimbangkan tersedianya tenaga kerja dalam
jumlah dan skillyang diperlukan. Tingkat upah yang
harus diberikan seringkali menjadi daya tarik untuk
meletakkan lokasi industry pada wilayah tertentu.
Selain factor energy dan tenaga kerja, terdapat
beberapa factor yang juga mempengaruhi
yaituketersediaan air yang cukup besar untuk
kebutuhan proses maupun minum.
b) Faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan luar
Penetapan lokasi pabrik juga akan dipengaruhi oleh
factor-faktor luar (environmental factors) yang
memiliki hubungan dengan proses produksi maupun
sumber-sumber input. Faktor-faktor luar itu antara
lain sarana dan prasarana produksi, transportasi,
kondisi sosial budaya masyarakat, norma/adat
istiadat tradisi, tingkat pendidikan anggota
masyarakat, kebijakan pemerintah seperti UU, sistem
perpajakan, stabilitas keamanan dan politik menjadi
pertimbangan khusus dalam evaluasi serta
penetapan alternatif lokasi yang feasible.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan
pemilihan alternative lokasi yang harus diputuskan
oleh manajemen industry akan sangat bersifat
strategis, dengan biaya produksi seminimal mungkin.
II. Metode-Metode Pemilihan dan Penetapan Alternatif
Lokasi Pabrik
Dalam menentukan alternatif lokasi pabrik, terdapat
beberapa cara/ metode, diantaranya:
a) Metode rangking procedure
Metode ini bersifat kualitatif atau subjektif, prosedur
yang dilakukan harus dilaksanakan sesuai langkah-
langkah berikut:
Identifikasi factor-faktor yang relevan dengan proses
pemilihan lokasi pabrik.
Pemberian bobot untuk masing-masing factor yang
telah diidentifikasi.
Lakukan penilaian untuk masing-masing factor yang
diidentifikasi untuk masing-masing alternatif lokasi
yang akan dievaluasi.
b) Metode analisis pusat gravitasi
Metode anlisis pusat gravitasi dalam hal ini dibuat
dengan memperhitungkan jarak masing-masing
lokasi sumber material atau wilayah pemasaran tadi
dengan lokasi pabrik yang direncanakan.
Dalam metode analisis pusat gravitasi harus
diperoleh ramalan kebutuhan finished goods output
maupun material input, serta koordinat geografis dari
lokasi pabrik yang direncanakan.
c) Metode analisa transportasi programa linier (the
least cost assigment routine method)
Formulasi transportasi program linear dipergunakan
untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari
lokasi pabrik ke wilayah pemasaran tertentu. Ada
beberapa metode di dalam penyelesaian masalah
transportasi , salahsatunya dikenal dengan metode
heuristics atau the least cost assigment routine
method.
Metode heuristics bertujuan meminimalisasi total
cost untuk alokasi suplai produk pada setiap lokasi
tujuan. Dengan memperhatikan struktur biaya
transportasi yang ada, maka alokasi suplai dari
masing-masing sumber untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing lokasi tujuan diprioritaskan berturut-
turut sesuai dengan struktur biaya terkecil sehingga
diharapkaan pada akhirnya akan diperoleh total
biaya yang terkecil. Metode ini memang cukup
sederhana namun tidak member jaminan bahwa
hasil akan optimum karenanya diperlukan langkah
optimasi lebih lanjut.
Diposkan oleh Nurhidayah di 3/30/2011 07:56:00 AM
Dengana adanya penentuan lokasi pabrik yang tepat
dan baik akan menentukan :
Kemampuan melayani konsumen dengan
memeuaskan
Mendapatkan bahan-bahan mentah yang continue
dengan harga yang layak/memuaskan
Mendapatkan tenaga buruh yang cukup
Memungkinkan diadakan perluasan pabrik kemudian
hari
I. Factor-faktor dalam pemilihan lokasi pabrik
Ø Lingkungan masyarakan (kondisi Negatif/fositif
Ø Sumberdaya (SDA)
Ø Sumber Daya manusia
Ø Lokasi pasar
Ø Pengangkutan
Ø Pembangkit tenaga listrik
Ø Lahan untuk perluasan
II. Metode penentuan lokasi pabrik
dalam menentukan lokasi pabrik ada beberapa
metode analisis antara lain :
Ø Metode penilayan hasil values
Dalam metode ini semua factor yang dianggap
penting dinilai (value) yang tertinggi yang terpilih
Contoh : ada tiga tempat yang berbeda yang dapat
dipilih untuk lokasi pabrik yang akan didirikan
Factor yang dianggap penting untuk menilai masing-
masing lokasi misalnya dalam hal ini ada 6
komponen yaitu :
1. Pasar
2. Pengangkutan
3. Bahan baku
4. Tenaga kearja
5. Listrik
6. Iklim
TABEL
Pengguna dari factor-faktor yang dapat
diukurdalam pemilihan suatu plant site untuk
pabrik topioka
KEBUTUHAN
PABRIK
NILAI
LOKAAI
YANG
IDEAL
JAKARTA
LOKASI
(A)
BANDUNG
LOKASI (B)
BEKASI
LOKASI
(C)
PASAR
PENGANGKUTAN
BAHAN BAKU
TENAGA KERJA
TENAGA LISTRIK
IKLAN
35
25
15
10
10
5
35
25
5
8
10
5
30
25
12
10
10
4
25
20
15
8
8
4
JUMLAH 100 88 91 80
· Kolom pertama menunjukan ukuran yang
dimiliki oleh masing-masing yang dimiliki ke 6
fakttor.Bila lokasi itu adalah ideal untuk industry
pabrik yang akan didirikan dengan pertimbangan
tertentu
·
Lokasi yang memiliki total nilai yang tertinggi dari ke
6 faktor tersebut yang dipilih
· Dalam kasus ini lokasi B yang terpilih karena
mempunyai angka tertinggi dibandingkan dengan
lokasi A,dan C.
Ø Metode test comporison (perbandingan biaya)
Dilakukan dengan cara membandingkan total biaya
masing-masing alternative lokasi.
· Dalam menentukan alternative lokasi pabrik
kadang-kadang perusahaan mempertimbangkan
besar kecilnya biaya produk yang akan
diperhitungkan dari setiap alternative lokasi.
· ini penting karena biaya yang lebih kecil akan
memberikan keunggualan perusahaan dalam
memasuki persaingan harga terhadap barang-barang
sejenis dan perusahaan pesaing.
· Olehkarena itu biaya total produksi untuk
memilih lakasiperlu dilakukan oleh perusahaan
Biaya-biaya produksi dikelompokan kedalam biaya-
biaya tetap,biaya pariabel bagi lokasi yang berbeda-
beda.
Contoh :
Lokasi potensial A,B,dan C memiliki struktur biaya
seperti terlihat pada table .dimana untuk produksi
tertentu dengan harapan terjual dengan harga
Rp.90.00 cari lokasi yang paling ekonomis untuk
volum produksi sebesar 1850 unit.
TABEL
LOKASI BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL
A
B
C
Rp.20.000
Rp.40.000
Rp.80.000
Rp.50,00
Rp.30,00
Rp.10,00
Biaya total =biaya tetap +biaya variable
Lokasi A = Rp.20.000 + Rp.50,00 (1850)
= Rp.112.500
Lokasi B =Rp.40.000 + Rp.30,00 (1850)
=Rp.95.500
Lokasi C = Rp.80.000 + Rp.10,00 (1850)
= Rp.98.500
Berdasrkan perhitungan tersebut yang dapat dipilih
adalah lokasi B karena biaya produksi terendah.
Ø Ekonomic analisys
Ø Metode dephil
Ø Metode Break Event Point (BEP)
CentralPertiwi Bahari merupakan perusahaan swasta
yang bergerak dibidang dibidang industri pakan
udang di provinsi Lampung
Bahan baku utama yang dipergunakan adalah
kedelai lalu diproses menjadi pakan udang berupa
tepung ( Pellet ) dan butiran ( Crumble ).
Dalam menghitung harga pokok masing-masing jenis
produk, perusahaan mengalokasikan biaya produksi
bersama untuk masing-masing jenis produk sama
rata dengan cara membagi seluruh baiya produksi
bersama selama satu tahun dengan jumlah jenis
produk dalam tahun itu. Dengan cara demikian
perusahaan tidak dapat menentukan kontribusi
masing-masing produk berbeda.
Disamping itu perusahaan juga mengalami kesulitan
dalam mengambil kebijaksanaan karena tidak
diketahui produk mana yang menikmati biaya
produksi yang paling besar dan yang menikmati
biaya produksi yang paling kecil.
Dengan permasalahan seperti tersebut diatas penulis
membuat hipotesis apakah metode perhitungan
biaya produksi yang digunakan PT. CentralPertiwi
Bahari ini dapat menghasilkan harga pokok produksi
masing-masing jenis produk seara wajar.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
dan menentukan dasar alokasi biaya produksi
bersama kebebrbagai macam produk yang dihasilkan
dalam rangka
Menentukan harga pokok produksi perjenis produk
dan kontribusinya dalam meningkatkan laba
perusahaan.
Selanjutnya dalam penenlitian berdasarkan
perhitungan alokasi biaya produksi bersama dalam
penentuan harga pokok produksi menunjukan hasil
sebagai berikut ini:
2. Metode biaya rata-rata yang digunakan PT.
CentralPertiwi Bahari dalam menentukan harga
pokok produksi belum menghasilkan laba yang
optimal pada keseluruhan produk pakan udang
secara merata. Hal ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Hasil perhitungan harga pokok produksi Shrimp
IR584S diketahui bahwa metode nilai jual pasar
relatif mampu memberikan biaya produksi yang lebih
rendah sebesar Rp. 8.284.856.71,- dengan laba kotor
yang lebih tinggi sebesar Rp. 4.407.204.429,-
dibandingkan ketiga metode lainnya.
b. Hasil perhitungan harga pokok produksi Shrimp
IR584J diketahui bahwa metode unit tertimbang
mampu memberikan biaya produksi yang lebih
rendah sebesar Rp. 71.214.041,- dan laba kotor yang
lebih tinggi sebesar Rp. 1.053.371.659,-
dibandingkan ketiga metode lainnya.
c. Hasil perhitungan harga pokok produksi Shrimp
IR581 B1 diketahui bahwa metode unit tertimbang
mampu memberikan biaya produksi yang lebih
rendah sebesar Rp. 120.269.371,- dan laba kotor
yang lebih tinggi sebesar Rp. 1.360.120.259,-
dibandingkan ketiga metode lainnya.
d. Hasil perhitungan harga pokok produksi Shrimp
IR582 B2 diketahui bahwa metode unit tertimbang
mampu memberikan biaya produksi yang lebih
rendah sebesar Rp. 710.868.689.039,- dibandingkan
ketiga metode lainnya.
e. Hasil perhitungan harga pokok produksi Shrimp
IR583 B3 diketahui bahwa metode biaya rata-rata
mampu memberikan biaya produksi yang lebih
rendah sebesar Rp. 9.432.189.798,- dan laba kotor
yang lebih tinggi sebesar Rp. 5.033.468.802,-
dibandingkan ketiga metode lainnya.
3. Bila dibandingkan antara metode biaya rata-rata
dengan nilai penjualan relatif saja, maka metode
rata-rata yang digunakan perusahaan memberikan
biaya yang lebih rendah dan laba yang lebih tinggi
daripada metode nilai jual relatif untuk produk
Shrimp IR 581 B1 dan Shrimp IR 582 B2. Sedangkan
untuk produk IR 584S dan IR584J, metode nilai jual
pasar relatif memberikan biaya yang lebih rendah
dan laba yang lebih tinggi daripada metode biaya
rata-rata yang digunakan perusahaan.
Dengan melihat kenyataan yang ada pada PT.
CentralPertiwi Bahari, penulis menyarankan agar
dalam menghitung harga pokok produk
menggunakan metode nilai harga jual atau harga
pasar, dengan metode tersebut maka akan diperoleh
harga pokok produk dan laba kotor yang sesuai
dengan harga jual masing-masing produk , sehingga
dapat mencerminkan harga pokok produksi yang
sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni, Murni., Soeprihanto, John., 1997, Pengantar
Bisnis (Dasar Ekonomi Perusahaan), Liberty,
Yogyakarta.
Fuad, M ., Y.E.F, Paulus., et. al. 2006, Pengantar
Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Heidjrachman R., Irawan, Sukanto R., 1979,
Pengantar Ekonomi Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI
Globalisasi internasional yang terjadi saat ini
adalah era perdagangan bebas yang akan
mempengaruhi sistem dan distribusi komoditi dunia,
mobilitas modal dan persaingan usaha antar negara
semakin tinggi. Kata kunci untuk memenangkan
persaingan global adalah efisiensi. Efisiensi dalam
sistem distribusi dan logistik pada sistem
perdagangan ekspor-impor dan perdagangan dalam
negeri memungkinkan dapat dicapai dengan
pengembangan teknologi sistem transportasi dengan
penerapan sistem transportasi terpadu antar moda
laut, jalan raya/rel dan udara.Masyarakat industrialis
tidak akan ada tanpa peran sistem transportasi yang
efisien. Umumnya, orang beranggapan bahwa
barang-barang akan berpindah dari tempat
diproduksi ke tempat barang tersebut akan
dikonsumsi dapat dilakukan dengan mudah, tanpa
memikirkan pengorbanan waktu dan biaya yang
ditimbulkannya. Ternyata dalam kenyataannya tidak
semudah itu.
Transportasi menciptakan suatu produk.
Kegunaan waktu secara umum dimaksimalkan oleh
sistem penggudangan dan cara penyimpanan suatu
produk sampai ke tangan konsumen. Transportasi
juga salah satu faktor dalam penciptaan ketepatan
waktu karena mencerminkan seberapa cepat dan
seberapa tepat produk dapat berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain. Faktor-faktor ini
ditujukan sebagai time in transit ketepatan waktu
dalam pengangkutan dan ketepatan jasa
(consistency of service). Jika suatu produk tidak
tersedia pada saat dibutuhkan makan akan terjadi
kerugian yang tak terhitung, seperti kehilangan
penjualan, ketidakpuasan konsumen, dan
keterlambatan produksi yang pada akhirnya kerugian
terbesar akan muncul, yaitu kehilangan kepercayaan
konsumen.
Agar perusahaan tetap mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, maka perusahaan
harus mengelola seluruh siklus yang terjadi dalam
aktivitas produksi maupun pemasaran produknya.
Konsep supply chain management merupakan
konsep baru yang melihat seluruh aktivitas
perusahaan adalah bagian terintegrasi. Dalam hal ini
integrasi perusahaan pada bagian hulu (upstream)
dalam menyediakan bahan baku dan integrasi pada
bagian hilir (down stream) dalam proses distribusi
dan pemasaran produk.
SCM adalah serangkaian pendekatan yang
diterapkan untuk mengintegrasi pemasok,
pengusaha, gudang dan tempat penyimpanan
lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan
dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat,
lokasi dan waktu yang tepat untuk memperkecil
biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan
(Simchi-Levi, et al, 2003). Setiap perusahaan tidak
dapat lepas dari persoalan transportasi baik untuk
pengadaan bahan baku ataupun dalam
mengalokasikan barang jadinya. Transportasi
merupakan salah satu faktor yang penting dalam
dunia usaha untuk mendistribusikan hasil
produksinya. Salah satu masalah transportasi adalah
pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa
pusat persediaan yang disebut sumber ke beberapa
pusat penerima yang disebut tujuan, dengan
meminimumkan biaya total distribusi. Biaya
transportasi diharapkan menjadi minimum, besarnya
biaya operasional ke tempat-tempat distribusi
ditetapkan secara eksak, sedangkan jumlah
permintaan dan persediaaan masih belum diketahui
dengan jelas.
Parameter-parameter pada masalah transportasi
adalah biaya distribusi, nilai permintaan dan
persediaan (baik produksi maupun kapasitas
penyimpanan). Kemudian dari parameter-parameter
itu dibuat suatu model matematis dengan fungsi
tujuan meminimumkan biaya dengan batasan-
batasan seperti: nilai permintaan dan persediaan.
Kebanyakan perusahaan menggunakan dua atau
lebih jenis fasilitas pengangkutan untuk memastikan
keamanan dan pengiriman barang-barang atau
produk yang tepat waktu. Kebutuhan akan koordinasi
muncul oleh karena kemampuan dan tarif-tarif yang
berbeda dari berbagai fasilitas-fasilitas
pengangkutan. Sebagai contoh, angkutan udara
tidak mudah tersedia, operasinya dapat
dikoordinasikan dengan motor yang dapat memuat
dan mendistribusikan barang-barang ke konsumen.
Selain itu juga perlu disediakan yang berhubungan
dengan rel (kereta api) dan transportasi pipa (untuk
bahan cair). Penggunaan berbagai fasilitas-fasilitas
pengangkutan dalam pendistribusian barang-barang
disesuaikan dengan keinginan perusahaan dan
jangkauan dari alat-alat transportasi tersebut.
Seorang manajer perusahaan dalam hal pengadaan
transportasi perlu memikirkan jenis-jenis transportasi
atau alat pengangkutan yang digunakan dalam
pendistribusian barang-barang atau produk dengan
memperhatikan faktor-faktor yang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai
contoh, alat transportasi yang memiliki biaya
pengangkutan yang rendah dibandingkan dengan
alat transportasi lainnya sehingga biaya transportasi
dapat diminimumkan dengan pengiriman produk
atau barang yang tepat waktu (Lingatiene, 2006).
Transportasi dan distribusi produk dari berbagai
sumber ke berbagai tujuan melibatkan beberapa
jenis moda (jenis) transportasi. Setiap moda
transportasi memiliki perbedaan pengalokasian
waktu dalam mendistribusikan suatu produk dari
berbagai sumber ke berbagai tujuan. Begitupun
dengan rantai pasok dari komoditas cabai merah.
Dalam transportasi dan distribusi cabai merah dari
petani hingga ke konsumen menggunakan beberapa
jenis moda transportasi yang memiliki kapasitas
angkut dan biaya pangangkutan serta kecepatan
yang berbeda. Dalam perencanaan transportasi
rantai pasok cabai merah dibutuhkan suatu teknik
pemodelan yang dapat melibatkan beberapa moda
(jenis) transportasi. Teknik pemodelan dengan
sistem multimoda transportasi dengan tujuan utama
yang ingin dicapai adalah efisiensi biaya
pengangkutan dengan memperhatikan faktor
kecepatan dan ketepatan waktu barang sampai di
tangan penerima (konsumen).
Contoh penerapan multimoda dalam supply chain
management. Pola rantai pasok cabai merah
melibatkan beberapa pihak sebagai mata rantai dari
rantai pasokan. Anggota rantai pasokan yang
terlibat antara lain pedagang pengumpul, pemasok,
pedagang pengecer pasar tradisional, pasar modern
dan konsumen akhir Alokasi pasokan cabai merah
dimulai dari petani cabai merah yang menjual cabai
merah ke pengumpul. Selanjutnya pengumpul
memasok cabai merah ke distributor cabai merah
yang akan memasok ke pasar tradisional dan pasar
modern. Dalam distribusi cabai merah dari petani
hingga konsumen menggunakan beberapa moda
transportasi. Moda transportasi yang biasa
digunakan seperti motor, mobil pick up, truk, mobil
kontainer atau mobil box. Penggunaan moda
transportasi tersebut digunakan sesuai dengan
kapasitas angkut dari tiap moda tersebut dan
tingkat kebutuhan dari tiap rantai pasok.
Dilihat dari namanya, metode transportasi
digunakan untuk mengoptimalkan biaya
pengangkutan (transportasi) komoditas tunggal dari
berbagai daerah sumber menuju berbagai daerah
tujuan. Tiga hal penting harus diingat dari penjelasan
di atas, yaitu komoditas tunggal, daerah sumber
(asal) lebih dari satu dan daerah tujuan juga lebih
dari satu.
Meskipun demikian, metode transportasi tidak
hanya berguna untuk optimasi pengangkutan
komoditas (barang) dari daerah sumber menuju
daerah tujuan. Metode transportasi juga dapat
digunakan untuk perencanaan produksi. Data yang
dibutuhkan dalam metode transportasi adalah:
1. Level suplai pada setiap daerah sumber dan level
permintaan pada setiap daerah tujuan untuk kasus
pendistribusian barang; jumlah produksi dan jumlah
permintaan (kapasitas inventori) pada kasus
perencanaan produksi.
2. Biaya transportasi per unit komoditas dari setiap
daerah sumber menuju berbagai daerah tujuan pada
kasus pendistribusian; biaya produksi dan inventori
per unit pada kasus perencanaan produksi.
Karena hanya ada satu jenis komoditas, pada
dasarnya setiap daerah tujuan dapat menerima
komoditas dari sembarang daerah sumber, kecuali
ada kendala lainnya. Kendala yang mungkin terjadi
adalah tidak adanya jaringan transportasi dari suatu
sumber menuju sutau tujuan; waktu pengangkutan
yang lebih lama dibandingkan masa berlaku
komoditas.
Metode transportasi adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-
sumber yang menyediakan produk yang sama atau
sejenis ke tempat tujuan secara optimal. Distribusi ini
dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari
beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari
beberapa tempat asal yang masing-masing dapat
memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda.
Dengan menggunakan metode transportasi, dapat
diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat
meminimalkan total biaya transportasi. Selain untuk
mengatur distribusi pengiriman barang, metode
transportasi juga dapat digunakan untuk masalah
lain, seperti penjadwalan dalam proses produksi agar
memperoleh total waktu proses pengerjaan yang
terendah, penempatan persediaan agar
mendapatkan total biaya persediaan terkecil, atau
pembelanjaan modal
agar mendapatkan hasil investasi yang terbesar.
Dalam kaitannya dengan perencanaan fasilitas,
metode transportasi dapat digunakan untuk memilih
suatu lokasi yang dapat meminimalkan total biaya
operasi.
Suatu perusahaan memerlukan pengelolaan data
dan analisis kuantitatif yang akurat, cepat serta
praktis dalam penggunaannya. Dalam perhitungan
secara manual membutuhkan waktu yang lebih
lama, sementara pertimbangan efisiensi waktu
dalam perusahaan sangat diperhatikan. Dengan
demikian diperlukan adanya suatu alat, teknik
maupun metode yang praktis, efektif dan efisien
untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Permasalahan model transportasi
masalah ini merupakan masalah pengangkutan
sejenis barang dari beberapa sumber ke
beberapa tujuan. Pengalokasian produk dari sumber
yang bertindak sebagai penyalur ke
tujuan yang membutuhkan barang bertujuan agar
biaya pengangkutannya seminimal
mungkin dari seluruh permintaan dari tempat tujuan
dipenuhi. Model transportasi
61 digunakan untuk menyelesaikan masalah
distribusi barang dari beberapa sumber ke
beberapa tujuan. Asumsi sumber dalam hal ini
adalah tempat asal barang yang hendak
dikirim, sehingga dapat berupa pabrik, gudang,
grosir, dan sebagainya. Sedangkan tujuan
diasumsikan sebagai tujuan pengiriman barang.
Dengan demikian informasi yang harus
ada dalam masalah transportasi meliputi: banyaknya
daerah asal beserta kapasitas
barang yang tersedia untuk masing tempat,
banyaknya tempat tujuan beserta permintaan
(demand) barang untuk masing-masing tempat dan
jarak atau biaya angkut untuk setiap
unit barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan.
FORMULASI MATEMATIK
Karena tujuan optimasi adalah penentuan total
biaya minimum, maka tujuan dalam model
matematiknya adalah minimisasi. Alternatif
keputusan dalam hal ini adalah penentuan jumlah
yang akan diangkut dari daerah sumber i menuju
tujuan j. Koefisien fungsi tujuan oleh karenanya
adalah biaya angkut per unit dari sumber i menuju
tujuan j. Kendala atau sumber daya yang membatasi
penentuan total biaya transportasi optimum adalah
jumlah suplai pada masing-masing daerah sumber
dan jumlah permintaan pada masing-masing daerah
tujuan.
Menggunakan xij sebagai jumlah yang diangkut
dari sumber i menuju tujuan j, cij sebagai biaya
transportasi per unit komoditas dari sumber i menuju
tujuan j, ai sebagai jumlah suplai pada sumber i dan
bj sebagai permintaan pada tujuan j, maka bentuk PL
kasus transportasi adalah:
Min z = ΣΣ cijxij
Terhadap Σ xij ≤ ai, i = 1, 2, ..., m
Σ xij ≥ bj, j = 1, 2, ..., n
xij ≥ 0
Pengertian model transportasi
Model Transportasi adalah pengalokasian
pengiriman sejumlah barang (satu macam barang)
yang berasal dari sejumlah sumber pengiriman
menuju sejumlah tujuan pengiriman yang
memberikan biaya pengiriman total terendah.
Barang yang akan dikirim dari setiap sumber
pengiriman dan jumlah permintaan yang diminta
oleh setiap tujuan pengiriman, serta biaya
pengiriman dari setiap sumber menuju setiap tujuan
adalah berbeda.
Metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan
produk yang sama, ke tempat-tempat yang
membutuhkan secara optimal.
Metode transportasi digunakan untuk
memecahkan masalah bisnis, pembelanjaan modal,
alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi,
keseimbangan lini perakitan dan perencanaan serta
scheduling produksi.
Dalam hal ini terdapat beberapa model transportasi,
yaitu :
Metode yang digunakan untuk mengatur distribusi
dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang
sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara
optimal.
Metode transportasi digunakan untuk memecahkan
masalah bisnis, pembelanjaan modal, alokasi dana
untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini
perakitan dan perencanaan serta scheduling
produksi.
Tujuan model transportasi
1. Suatu proses pengaturan distribusi barang dari
tempat yang memiliki atau menghasilkan barang
tersebut dengan kapasitas tertentu ke tempat yang
membutuhkan barang tersebut dengan jumlah
kebutuhan tertentu agar biaya distribusi dapat
ditekan seminimal mungkin
2. Berguna untuk memecahkan permasalahan distribusi
(alokasi)
3. Memecahkan permasalahan bisnis lainnya, seperti
masalah-masalah yang meliputi pengiklanan,
pembelanjaan modal (capital financing) dan alokasi
dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan
lini perakitan dan perencanaan scheduling produksi
Kegunaan model transportasi
1. Model transportasi digunakan bila perusahaan yang
mempunyai beberapa pabrik dan beberapa gudang
bermaksud menambah kapsitas satu pabriknya atau
realokasi pelayanan dari setiap pabrik serta
penambahan pabrik atau gudang baru.
2. Untu menetukan lokasi pabrik dimana harus dipilih
beberapa lokasi dari bebrapa alternatif lokasi yang
ada.
Data yang diperlukan dalam penggunaan model
transportasi yaitu :
1. Tiap-tiap sumber beserta kapasitas atau
penawaran perperiode
2. Tiap-tiap sumber beserta kapasitas atau
permintaan perperiode
3. Biaya pengiriman per unit dari masing-masing
sumber ke masing-masing tujuan.
Tabel Matriks
Ti T2 ….. Tj S
A
1 C11) C12) ….. C1j) S1
X11 X12 ….. X1j
A
2 C21) C22) ….. C2j) S2
X21 X22 ….. X2j
: : : …… : :
Ai Ci1) Ci2) ….. Cij) Si
Xi1 Xi2 ….. Xij
d d1 d2 dj
Keterangan:
Ai = Daerah asal sejumlah i
Si = Supply, Ketersediaan barang yang diangkut di
i daerah asal
Tj = Tempat tujuan sejumlah j
dj = Permintaan (demand) barang di sejumlah j
tujuan
xij = Jumlah barang yang akan diangkut dari Ai ke
Tj
cij = Besarnya biaya transport untuk 1 unit barang
dari Ai ke Tj
Biaya transport = cij . xi
Jumlah permintaan = Jumlah ketersediaan
Permasalahan dalam Metode Transportasi
Masalah ini merupakan masalah pengangkutan
sejenis barang dari beberapa sumber ke beberapa
tujuan. Pengalokasian produk dari sumber yang
bertindak sebagai penyalur ke tujuan yang
membutuhkan barang bertujuan agar biaya
pengangkutannya seminimal mungkin dari seluruh
permintaan dari tempat tujuan dipenuhi. Model
transportasi digunakan untuk menyelesaikan
masalah distribusi barang dari beberapa sumber ke
beberapa tujuan. Asumsi sumber dalam hal ini
adalah tempat asal barang yang hendak dikirim,
sehingga dapat berupa pabrik, gudang, grosir, dan
sebagainya. Sedangkan tujuan diasumsikan sebagai
tujuan pengiriman barang. Dengan demikian
informasi yang harus ada dalam masalah
transportasi meliputi: banyaknya daerah asal beserta
kapasitas barang yang tersedia untuk masing
tempat, banyaknya tempat tujuan beserta
permintaan
(demand) barang untuk masing-masing tempat dan
jarak atau biaya angkut untuk setiap unit barang dari
suatu tempat asal ke tempat tujuan.
Beberapa Metode dalam Penyelesaian Masalah
Transportasi (Penyelesaian awal)
Sama dengan algortima penyelesaian simpleks yang
sudah dibahas
sebelumnya, penyelesaian menggunakan metode
transportasi juga dimulai
dengan penentuan solusi awal. Penentuan solusi
awal dapat dilakukan
dengan memilih salah satu dari metode sudut barat
laut, biaya terkecil
atau Vogel’s Approximation Method (VAM). Solusi
awal layak dilihat dari
jumlah sel yang teralokasi. Solusi layak jika jumlah
sel yang terisi
sebanyak m + n -1 (m menunjukkan jumlah sumber
dan n adalah jumlah
tujuan).
PT. XYZ mempunyai 3 pabrik yang berlokasi di 3 kota
berbeda dan
memproduksi minuman ringan yang dibotolkan.
Produk dari ketiga
pabrik didistribusikan ke 5 gudang yang terletak di
lima kota daerah
distribusi. Biaya pengangkutan per krat minuman
(ratus rupiah), jumlah
suplai pada masing-masing pabrik (dalam ribu krat)
dan daya tampung
pada masing-masing gudang (dalam ribu krat) setiap
hari ditunjukkan
Distributo
r
Pabrik
Den
ver
Mia
mi ai
Los
Angele
s 40 5010
0
Detroit 100 70 15
0
New
Orlean
s 60 80 50
Bj 175 125
i. North West Corner (NWC)
Merupakan metode untuk menyusun tabel awal
dengan cara mengalokasikan distribusi barang mulai
dari sel yang terletak pada sudut paling kiri atas.
Sesuai nama aturan ini, maka penempatan
pertama dilakukan di sel paling kiri dan paling atas
(northwest) matriks kemudian bergerak ke kanan
atau ke bawah sesuai permintaan dan kapasitas
produksi yang sesuai. Besar alokasi ini akan
mencukupi salah satu, kapasitas tempat asal baris
pertama
dan atau permukaan tempat tujuan dari kolom
pertama. Jika kapasitas tempat asal
pertama terpenuhi kita bergerak ke bawah menyusur
kolom pertama dan menentukan alokasi yang akan
mencukupi atau kapasitas tempat asal baris kedua
atau mencukupi tujuan yang masih kurang dari
kolom pertama. Di lain pihak, jika alokasi pertama
memenuhi permintaan tempat tujuan di kolom
pertama, kita bergerak ke kanan di baris pertama
dan kemudian menentukan alokasi yang kedua atau
yang memenuhi kapasitas tersisa dari baris satu atau
memenuhi permintaan tujuan dari kolom dua dan
seterusnya.
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Alokasikan sejumlah maksimum produksi dengan
mengingat persediaan dan kebutuhan produk.
2. Alokasikan produk pada kotak persediaan yang
tersisa dan kebutuhannya belum terpenuhi. Lakukan
sampai semua kebutuhan telah terpenuhi.
3. Memberikan tanda plus minus untuk setiap sel di
mulai dengan plus untuk sel kosong yang dievaluasi.
4. Hitung sejumlah biaya transportasi per unit untuk
semua sel dalam jalur dengan memperhatikan nilai-
nilai plus dan minus.
Contoh Soal:
Suatu perusahaan mempunyai 3 pabrik produksi dan
5 gudang penyimpanan hasil produksi. Jumlah
barang yang diangkut tentunya tidak melebihi
produksi yang ada sedangkan jumlah barang yang
disimpan di gudang harus ditentukan jumlah
minimumnya agar gudang tidak kosong.
5. Tabel matriks berikut menunjukkan jumlah produksi
paling banyak bisa diangkut, jumlah minimum yang
harus disimpan di gudang dan biaya angkut per unit
barang. Dalam smu (satuan mata uang):
Prosedur Penyelesaian:
- Isikan kolom mulai kolom di kiri atas (north west)
dengan mempertimbangkan batasan persediaan dan
permintaannya.
- Selanjutnya isikan pada kolom di sebelah kanannya
hingga semua permintaan terpenuhi.
Pabrik/
Gudang
G1 G2 G3 G4 G5 S
P1 50 80 60 60 30 800
P2 40 70 70 60 50 600
P3 80 40 60 60 40 1100
d 400 400 500 400 800
Biaya total:
Z = (50) 400 + (80) 400 + (70) 500 + (60) 100 +
(60) 300 + (40) 800
= 1.430.000
ii. Metode Inspeksi
Merupakan metode untuk menyusun tabel awal
dengan cara pengalokasian distribusi barang dari
sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya
distribusi terkecil
Aturannya
1. Pilih sel yang biayanya terkecil
2. Sesuaikan dengan permintaan dan kapasitas
3. Pilih sel yang biayanya satu tingkat lebih besar
dari sel pertama yang dipilih
4. Sesuaikan kembali, cari total biaya
Pabrik/
Gudang
G1 G2 G3 G4 G5 S
P1 50 80 60 60 30 800
P2 40 70 70 60 50 600
P3 80 40 60 60 40 110
0
d 40
0
40
0
50
0
40
0
80
0
Biaya Total = (800 x 30) + (400 x 40) + (400 x 40) +
(60 x 200) + (60 x 500) + (60 x 200)
= 1.100.000
iii. Metode VAM ( Vogel Approximation
Method)
Metode VAM lebih sederhana penggunaanaya,
karena tidak memerlukan closed path (jalur
tertutup). Metode VAM dilakukan dengan cara
mencari selisih biaya terkecil dengan biaya terkecil
berikutnya untuk setiap kolom maupun baris.
Kemudian pilih selisih biaya terbesar dan alokasikan
produk sebanyak mungkin ke sel yang memiliki biaya
terkecil. Cara ini dilakukan secara berulang hingga
semua produk sudah dialokasikan .
Prosedur Pemecahan:
(1) Hitung perbedaan antara dua biaya terkecil dari
setiap baris dan kolom.
(2) Pilih baris atau kolom dengan nilai selisih
terbesar, lalu beri tanda kurung. Jika nilai pada baris
atau kolom adalah sama, pilih yang dapat
memindahkan barang paling banyak.
(3) Dari baris/kolom yang dipilih pada (2), tentukan
jumlah barang yang bisa terangkut dengan
memperhatikan pembatasan yang berlakubagi baris
atau kolomnya serta sel dengan biaya terkecil.
(4) Hapus baris atau kolom yang sudah memenuhi
syarat sebelumnya (artinya suplai telah dapat
terpenuhi).
(5) Ulangi langkah (1) sampai (4) hingga semua
alokasi terpenuhi.
Dari ketiga metode tersebut di atas dapat kita
lihat bahwa metode yang paling sederhana adalah
metode NWC, tetapi hasil dari metode ini umumnya
kurang memuaskan.
Sedangkan dengan metode VAM hasilnya paling baik,
tetapi perhitungannya cukup rumit.
Metode Inspeksi secara perhitungan sederhana,
tetapi hasilnya mendekati dengan matode
VAM.
Jika kita diberi pertanyaan, metode mana yang
akan dipakai untuk menyelesaikan
masalah transportasi?. Maka jawabnya tergantung
banyaknya sumber (banyaknya tempat
produksi), banyaknya tempat tujuan serta waktu
yang disediakan untuk memutuskan.
Bilamana diberi waktu yang cukup, maka akan
digunakan metode VAM, tetapi apabila
waktu untuk memutuskan sempit maka metode
Inspeksi sudah cukup baik.
Masalah yang perlu ditanyakan lagi ialah apakah
dengan metode Inspeksi atau VAM telah
mencapai biaya optimum?. Untuk menjawab
pertanyaan ini, ada dua metode untuk
mengetahui apakah sudah optimum atau belum,
untuk mengetahui optimalitas model
transportasi digunakan metode Steppingstone atau
metode Modi.
Contoh VAM
Beda baris dan beda kolom.
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris
atau
beda kolom
Baris O1 4 dan 5 1
Baris O2 1 dan 6 5
Baris O3 1 dan 4 3
Baris O4 1 dan 6 5
Kolom D1 1 dan 8 7
Kolom D2 1 dan 4 3
Kolom D3 4 dan 6 2
Kolom D4 5 dan 6 1
Kolom D5 1 dan 7 6
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 7 yaitu
pada kolom D1, biaya termurah kolom
D1 adalah 1 yaitu pada sel O3D1. Oleh karena itu sel
O3D1 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum kapasitas O3 dan
permintaan D1 yaitu 70. Dengan mengisi sel
O3D1 sebesar 70, maka kapasitas O3 menjadi 0 dan
permintaan D1 menjadi 10.
Tabel 2.9. Beda baris dan beda kolom
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris
atau
beda kolom
Baris O1 4 dan 5 1
Baris O2 1 dan 6 5
Baris O4 1 dan 6 5s
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D2 1 dan 4 3
Kolom D3 6 dan 6 0
Kolom D4 5 dan 6 1
Kolom D5 1 dan 7 6
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 6 yaitu
pada kolom D5, biaya termurah kolom
D5 adalah 1 yaitu pada sel O4D5. Oleh karena itu sel
O4D5 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum kapasitas O4 dan
permintaan D5 yaitu 70. Dengan mengisi sel
O4D5 sebesar 70, maka kapasitas O4 menjadi 20
dan permintaan D5 menjadi 0. Dengan
demikian kolom D5 kita tandai dan tidak dimasukkan
dalam program selanjutnya.
Tabel 2.11. Beda baris dan beda kolom
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris
atau
beda kolom
Baris O1 4 dan 5 1
Baris O2 1 dan 6 5
Baris O4 6 dan 9 3
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D2 1 dan 4 3
Kolom D3 6 dan 6 0
Kolom D4 5 dan 6 1
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 5 yaitu
pada baris O2, biaya termurah kolom
O2 adalah 1 yaitu pada sel O2D2. Oleh karena itu sel
O2D2 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum kapasitas O2 dan
permintaan D2 yaitu 50. Dengan mengisi sel
O2D2 sebesar 50, maka kapasitas O2 menjadi 40
dan permintaan D2 menjadi 0. Dengan
demikian kolom D2 kita tandai dan tidak dimasukkan
dalam program selanjutnya.
Tabel 2.13. Beda baris dan beda kolom.
Baris atau kolom Dua biaya termurah
Beda baris atau
beda kolom
Baris O1 4 dan 9 4
Baris O2 6 dan 6 0
Baris O4 6 dan 9 3
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D3 6 dan 6 0
Kolom D4 5 dan 6 1
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu
pada baris O1, biaya termurah baris
O1 adalah 5 yaitu pada sel O1D4. Oleh karena itu sel
O1D4 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum sisa kapasitas O1 dan
permintaan D4 yaitu 60. Dengan mengisi
sel O1D4 sebesar 60, maka kapasitas O1 menjadi 40
dan permintaan D4 menjadi 0.
Dengan demikian baris O4 kita tandai dan tidak
dimasukkan dalam program selanjutnya.
Tabel 2.15. Beda baris dan beda kolom.
Baris atau kolom Dua biaya termurah Beda baris
atau
beda kolom
Baris O1 9 dan 12 3
Baris O2 6 dan 8 2
Baris O4 6 dan 10 4
Kolom D1 8 dan 10 2
Kolom D3 6 dan 6 0
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu
pada baris O4, biaya termurah baris
O4 adalah 6 yaitu pada sel O4D3. Oleh karena itu sel
O4D3 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum sisa kapasitas O4 dan
permintaan D3 yaitu 20. Dengan mengisi
sel O4D3 sebesar 20, maka kapasitas O4 menjadi 0
dan permintaan D2 menjadi 80.
Dengan demikian baris O4 kita tandai dan tidak
dimasukkan dalam program selanjutnya.
Tabel 2.17. Beda baris dan beda kolom.
Baris atau kolom Dua biaya termurah
Beda baris atau
beda kolom
Baris O1 9 dan 12 3
Baris O2 6 dan 8 2
Kolom D1 8 dan 12 4
Kolom D3 6 dan 9 3
Beda baris atau beda kolom terbesar adalah 4 yaitu
pada kolom D1, biaya termurah kolom
O1 adalah 8 yaitu pada sel O2D1. Oleh karena itu sel
O2D1 ini diisi terlebih dahulu, yang
besarnya adalam minimum sisa kapasitas O2 dan
permintaan D1 yaitu 10. Dengan mengisi
sel O2D1 sebesar 10, maka kapasitas O2 menjadi 30
dan permintaan D1 menjadi 0.
Dengan demikian baris D1 kita tandai dan tidak
dimasukkan dalam program selanjutnya.
Terakhir kekurangan kebutuhan D3 dicukupi oleh
sisa dari O1 sebanyak 40 dan sisa O2
sebanyak 30. Dengan demikian kita peroleh sistem
transportasi sebagai berikut: X13 = 40,
74
X14 = 60, X21 = 10, X22 = 50, X23 = 30, X31 = 70,
X43 = 20, dan X45 = 70. Besarnya biaya
transportasi dengan metode VAM adalah
40 (9) + 60 (5) + 10 (8) + 50 (1) + 30 (6) + 70 (1) +
20 (6) + 70 (1) = 1230.
Ciri-ciri penggunaan metode transportasi
Terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu.
Kuantitas komoditi/barang yang didisitribusikan dari
setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan
besarnya tertentu.
Komoditi yang dikirim/diangkut dari suatu sumber ke
suatu tujuan besarnya sesuai dengan permintaan
dan atau kapasitas sumber.
Ongkos pengangkutan komoditi dari suatu sumber ke
suatu tujuan besarnya tertentu.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam
pemodelan transportasi adalah sebagai berikut :
Least Square ( kuadrat terkait )
Langkah-langkahnya adalah :
Cari biaya nilai terkecil terlebih dahulu.
Kemudian maksimalkan nilai pada kotak kosong
tersebut denag tidak melebihi kapasitas dan
kebutuhan.
Ulangi prosedur diatas sampai semua kotak
kosong terpenuhi.
Modification Method
Langkah-langkahnya adalah :
Buat tabel awal yang digunakan yaitu NWC atau
Least Square.
Buat variable Ri dan Kj untuk masing-masing baris
dan kolom.
Hitung sel yang berisi atau nilai tiap kolom dan
baris dengan rumus Ri+Kj=Ci
Hitung indeks perbaikan setiap sel yang kosong
dengan rumus Cij-Ri-Kj
Indeks perbaikan belum optimal jika nilainya lebih
besar dari nol, maka pilih negatif terbesar.
Memilih titik tolak perubahan. Titik tolak
perubahan adalah nilai negatifnya terbesar.
Buat jalur tertutup. Beri tanda positif pada titik
tolak perubahan beri satu sel terdekat yang berisi
dan sebaris. Pilih salah satu sel terdekat dan
sekolom. Berilah tanda negatif pada dua sel tersebut,
kemudian pilih satu sel yang sebaris atau sekolom
dengan dua sel bertanda negatif tadi dan beri tanda
positif. Selanjutnya pindahkan isi dari sel bertanda
negative sebanyak isi terkecil dari yang bertanda
positif. Ulangi langkah-langkah diatas sampai indeks
perbaikan bernilai lebih besar atau sama dengan nol
( ≤ 0 )
Tabel solusi awal dengan metode VAM
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7015 55
Perancis
31.2 36.0 25.0
110110
Spanyol
52.8 33.6 33.6
805 75
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
Pada contoh masalah diatas, didapatkan hasil perhitungan nilai S sbb:
- untuk baris 1 : biaya terendah adalah 27.6 dan
biaya terendah berikutnya adalah 40.5, dan nilai
selisih antara keduanya adalah sebesar 12.9.
- untuk baris 2 : 31.2 – 25 = 6.2
- untuk baris 3 : 52.8 – 33.6 = 19.2
- untuk kolom 1 : 52.8 – 31.2 = 21.6
- untuk kolom 2 : 36 – 33.6 = 2.4
- untuk kolom 3 : 27.6- 25 = 2.6
Dari hasil di atas, dipilih kolom 1, karena nilai S pada kolom ini yang terbesar. Dari kolom 1, pilihlah kotak dengan biaya terendah yaitu kotak (2,1). Untuk kotak ini disediakan lahan sebesar 110 dan dibutuhkan lahan sebesar 125, sehingga untuk kotak (2,1) dialokasikan sebesar 110.
Untuk pengalokasian selanjutnya hitung lagi nilai S
untuk setiap baris dan kolom. Hasil perhitungan nilai
S sbb:
- untuk baris 1 : 40.5 – 27.6 = 12.9
- untuk baris 2 : tidak perlu dilakukan perhitungan lagi, karena
sudah terpenuhi supplynya.
- untuk baris 3 : 52.8 – 33.6 = 19.2
- untuk kolom 1 : 54 - 52.8 = 1.2 , karena baris 2 sudah tidak
termasuk perhitungan lagi.
- untuk kolom 2 : 40.5 – 33.6 = 6.9
- untuk kolom 3 : 33.6 – 27.6 = 6
Nilai S terbesar terdapat pada baris 3 dan ada dua
kotak dengan biaya terendah. Kita pilih salah satu
yaitu kotak (3,3). Untuk kotak ini disediakan lahan 80
dan dibutuhkan lahan 75, sehingga kotak ini
mendapat pengalokasian sebesar 75.
Perhitungan selanjutnya sama seperti di atas dan
berakhir jika semua supply ataupun demand telah
terpenuhi.
- Langkah kedua dalam menyelesaikan masalah
transportasi adalah apakah solusi awal yang
diperoleh telah optimal.
Stepping Stone
Metode ini dilakukan dengan membuat siklus-
siklus pengalihan alokasi ke kotak-kotak yang tidak
terisi (variabel non basis). Sebelumnya diperiksa dulu
apakah jumlah kotak yang terisi pada solusi awal
telah memenuhi jumlah (m+n-1), bila belum maka
dilakukan penambahan jumlah kotak yang terisi
dengan cara memberikan alokasi sejumlah nol pada
kotak yang kosong.
Aturan Penentuan Siklus :
- Suatu siklus perubahan pengalokasian tidak boleh
mengubah nilai penawaran dan permintaan.
- Dalam satu siklus hanya boleh terdapat satu kotak
kosong (variabel non basis) yang terlibat.
- Hanya boleh ada 2 kotak yang berturutan yang
terlibat, yang terletak pada baris/kolom yang sama.
Contoh:
Kita gunakan hasil solusi awal dengan metode
northwest corner.
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7070
Perancis
31.2 36.0 25.0
11055 55
Spanyol
52.8 33.6 33.6
805 75
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
Dari tabel di atas, ada 4 kemungkinan siklus :
1.
54.0 40.5
70
31.2 36.0
55 55
40.5 – 54.0 + 31.2 – 36.0 = - 18.3
2.
36.0 25.0
55
33.6 33.6
5 75
25.0 – 36.0 + 33.6 – 33.6 = - 11
3.
31.2 36.0
55 55
52.8 33.6
5
52.8 – 33.6 + 36.0 – 31.2 = 24
4.
54.0 40.5
27.
6
70
31.2 36.0
25.
0
55 55
52.8
33.
6 33.6
5
7
5
27.6 – 33.6 + 33.6 –36.0 + 31.2 – 54.0 = - 31.2
Dari hasil di atas, terlihat bahwa siklus ke – 4
menghasilkan nilai yang paling negatif, sehingga kita
lakukan perubahan pengalokasian dengan siklus itu.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7015 55
Perancis
31.2 36.0 25.0
110110
Spanyol
52.8 33.6 33.6
8060 20
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
Solusi baru di atas perlu kita uji lagi dengan
siklus pengalihan alokasi yang mungkin sampai
hasilnya tidak ada lagi yang negatif.
Solusi optimal
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7070
Perancis
31.2 36.0 25.0
110110
Spanyol
52.8 33.6 33.6
8015 60 5
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
MODI
Metode ini dilakukan dengan cara menentukan nilai
ui untuk setiap baris dan vj untuk setiap kolom
berdasarkan rumus:
cij = ui + vj , (untuk kotak yang terisi)
Contoh:
Kita gunakan lagi hasil solusi awal dengan metode
northwest corner.
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
Tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7070
Perancis
31.2 36.0 25.0
11055 55
Spanyol
52.8 33.6 33.6
805 75
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
Penentuan nilai ui dan vj diawali dengan penentuan
nilai ui = 0 pada baris pertama.
u1 = 0
c11 = u1 + v1 Þ 54 = 0 + v1 Þ v1 = 54
c21 = u2 + v1 Þ 31.2 = u2 + 54 Þ u2 = - 22.8
c22 = u2 + v2 Þ 36 = - 22.8 + v2 Þ v2 = 58.8
c32 = u3 + v2 Þ 33.6 = u3 + 58.8 Þ u3 = - 25.2
c33 = u3 + v3 Þ 33.6 = - 25.2 + v3 Þ v3 = 58.8
Solusi optimal ditentukan dengan cara menghitung
nilai cij - ui – vjuntuk setiap kotak kosong.
- kotak (1,2) Þ c12 – u1 – v2 Þ 40.5 – 0 – 58.8 = -18.3
- kotak (1,3) Þ c13 – u1 – v3 Þ 27.6 – 0 – 58.8 = - 31.2
- kotak (2,3) Þ c23 – u2 – v3 Þ 25 – (-22.8) – 58.8 = - 11
- kotak (3,1) Þ c31 – u3 – v1 Þ 52.8 – (-25.2) – 54 = 24
Lalu kita pilih kotak dengan nilai yang paling negatif
yaitu kotak (1,3), kemudian kita lakukan pengalihan
alokasi ke kotak tersebut sesuai siklus seperti pada
metode stepping stone.
Hasilnya sebagai berikut:
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
Tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7015 55
Perancis
31.2 36.0 25.0
110110
Spanyol
52.8 33.6 33.6
8060 20
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
Kemudian lakukan lagi penentuan nilai ui dan vj serta
perhitungan nilai cij – ui – vj seperti di atas sampai
tidak ada lagi nilai yang negatif.
Solusi optimal
Produk
Negara Gandum Barley Oats
Lahan
tersedia
Inggris
54.0 40.5 27.6
7070
Perancis
31.2 36.0 25.0
110110
Spanyol
52.8 33.6 33.6
8015 60 5
Kebutuhan
Lahan 125 60 75 260
Achmad Zulfitri All rights reserved. Powered
by Blogger
Penyelesaian Masalah Transportasi dengan Program
Komputer
Program Lindo
Lindo adalah software yang digunakan untuk
menyelesaikan masalahprogram linier dengan n
variabel. Dengan Lindo penyelesaian
permasalahanoptimasi akan diperoleh secara cepat
dan tepat, serta tingkat kesalahannya kecil.Jika hanya
menggunakan program linier secara manual atau dengan
menggunakanmetode simpleks akan lebih sulit dan
memakan waktu lebih lama karenamembutuhkan
ketelitian dan ketekunan yang tinggi. Untuk
itu sangatlah tepat jikamasalah dalam program linier
dengan berbagai kejadian masalah optimasi
ataupunsegala permasalahan optimasi dalam dunia
nyata di cari penyelesaiannya denganLindo.
Contoh :
Misalkan banyaknya barang pada sel Xij yaitu
banyaknya barang yang dikirim dari pabrik
Oi ke permintaan Dj, dan cij adalah biaya satuan
pengiriman dari pabrik Oi ke permintaan
Dj, maka basarnya biaya pengiriman adalah:
Z =_Xijcij
Dengan syarat untuk setiap j, _ =
ij j X per min taan D , dan
Untuk setiap i, _ = Xij kapasitas Oi .
Dari ketentuan ini, untuk kasus masalah transportasi
ini, maka kita peroleh model.
Minimumkan biaya: 12X11 + 4X12 +9 X13 + 5X14 +
9X15 + 8X21 + 1X22 + 6X23 + 6X24
+ 7X25 + 1X31 + 12X32 + 4X33 + 7X34 + 7X35 +
10X41 + 15 X42 + 6X43 + 9X44 + 1X45
Dengan syarat
X11 + X21 + X31 + X41 = 80
X12 + X22 + X32 + X42 = 50
X13 + X23 + X33 + X43 = 90
84
X14 + X24 + X34 + X44 = 60
X15 + X25 + X35 + X45 = 70
Dan X11 + X12 + X13 + X14 + X15 =100
X21 + X22 + X23 + X24 + X25 = 90
X31 + X32 + X33 + X34 + X35 =70
X41 + X42 + X43 + X44 + X45 = 90
Xij ³ 0, untuk setiap i dan j.
Dalam menyelesaikan program linear maupun
masalah transportasi, indeks ditulis sejajar
dengan variabelnya sehingga dalam penulisan pada
Lindo sebagai berikut.
MIN
12X11+4X12+9X13+5X14+9X15+8X21+1X22+6X2
3+6X24+7X25
+1X31+12X32+4X33+7X34+7X35+10X41+15X42+
6X43+9X44+1X45
SUBJECT TO
X11+X12+X13+X14+X15=100
X21+X22+X23+X24+X25=90
X31+X32+X33+X34+X35=70
X41+X42+X43+X44+X45=90
X11+X21+X31+X41=80
X12+X22+X32+X42=50
X13+X23+X33+X43=90
X14+X24+X34+X44=60
X15+X25+X35+X45=7
END
Setelah program Lindo dijalankan, maka akan
diperoleh hasil sebagai berikut.
LP OPTIMUM FOUND AT STEP 8
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1) 1230.000
VARIABLE VALUE REDUCED COST
X11 0.000000 1.000000
X12 40.000000 0.000000
X13 0.000000 0.000000
X14 60.000000 0.000000
X15 0.000000 5.000000
X21 10.000000 0.000000
X22 10.000000 0.000000
X23 70.000000 0.000000
X24 0.000000 4.000000
X25 0.000000 6.000000
85
X31 70.000000 0.000000
X32 0.000000 18.000000
X33 0.000000 5.000000
X34 0.000000 12.000000
X35 0.000000 13.000000
X41 0.000000 2.000000
X42 0.000000 14.000000
X43 20.000000 0.000000
X44 0.000000 7.000000
X45 70.000000 0.000000
ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES
2) 0.000000 0.000000
3) 0.000000 3.000000
4) 0.000000 10.000000
5) 0.000000 3.000000
6) 0.000000 -11.000000
7) 0.000000 -4.000000
8) 0.000000 -9.000000
9) 0.000000 -5.000000
10) 0.000000 -4.000000
NO. ITERATIONS= 8
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
OBJ COEFFICIENT RANGES
VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
COEF INCREASE DECREASE
X11 12.000000 INFINITY 1.000000
X12 4.000000 0.000000 4.000000
X13 9.000000 INFINITY 0.000000
X14 5.000000 4.000000 INFINITY
X15 9.000000 INFINITY 5.000000
X21 8.000000 1.000000 5.000000
X22 1.000000 4.000000 0.000000
X23 6.000000 0.000000 2.000000
X24 6.000000 INFINITY 4.000000
X25 7.000000 INFINITY 6.000000
X31 1.000000 5.000000 INFINITY
X32 12.000000 INFINITY 18.000000
X33 4.000000 INFINITY 5.000000
X34 7.000000 INFINITY 12.000000
X35 7.000000 INFINITY 13.000000
X41 10.000000 INFINITY 2.000000
X42 15.000000 INFINITY 14.000000
X43 6.000000 2.000000 5.000000
X44 9.000000 INFINITY 7.000000
X45 1.000000 5.000000 INFINITY
RIGHTHAND SIDE RANGES
ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
RHS INCREASE DECREASE
2 100.000000 0.000000 0.000000
86
3 90.000000 0.000000 0.000000
4 70.000000 0.000000 0.000000
5 90.000000 0.000000 0.000000
6 80.000000 0.000000 0.000000
7 50.000000 0.000000 0.000000
8 90.000000 0.000000 0.000000
9 60.000000 0.000000 0.000000
10 70.000000 0.000000 0.000000
Tampilan yang muncul pada layar editor di atas
merupakan penyelesaian suatu masalah
transportasi yang dapat diartikan sebagai berikut.
1. Biaya minimum yang diperlukan untuk
pengangkutan barang adalah 1.230 yang
dapat dibaca dari
OBJECTIVE FUNCTION VALUE
1) 1230.000
2. Alokasi pengiriman barang dapat diketahui dari
nilai
value pada hasil berikut.
VARIABLE VALUE REDUCED COST
X11 0.000000 1.000000
X12 40.000000 0.000000
X13 0.000000 0.000000
X14 60.000000 0.000000
X15 0.000000 5.000000
X21 10.000000 0.000000
X22 10.000000 0.000000
X23 70.000000 0.000000
X24 0.000000 4.000000
X25 0.000000 6.000000
X31 70.000000 0.000000
X32 0.000000 18.000000
X33 0.000000 5.000000
X34 0.000000 12.000000
X35 0.000000 13.000000
X41 0.000000 2.000000
X42 0.000000 14.000000
X43 20.000000 0.000000
X44 0.000000 7.000000
X45 70.000000 0.000000
a. Dari O1 (tempat asal) dikirimkan ke D2 (tempat
tujuan) sebanyak 40 unit, dan ke
D4 sebanyak 60 unit.
b. Dari O2 dikirimkan ke D1 sebanyak 10 unit, ke D2
sebanyak 10 dan dikirim ke
D3 sebanyak 70
87
c. Dari O 3 dikirimkan sebanyak 70 unit ke D1.
d. Dari O 4 dikirimkan sebanyak 20 unit ke D3, dan
80 unit ke D5
Reduced Cost adalah lawan dari opportunity
cost, jadi apabila Reduced Cost = 4, maka
opportunitu costnya = -4. Dengan demikian dari hasil
di atas, tidak ada opportunity cost
yang positif, jadi program optimal.
Pada masalah transportasi keadaan pasar
seimbang artinya jumlah permintaan akan
barang sama dengan jumlah kapasitas produksi,
maka dual price tidak memiliki makna
khusus.
Selanjutnya hasil berikut menunjukkan
perubahan yang dibolehkan agar sistem
transportasi tetap, dengan biaya optimal.
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
OBJ COEFFICIENT RANGES
VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
COEF INCREASE DECREASE
X11 12.000000 INFINITY 1.000000
X12 4.000000 0.000000 4.000000
X13 9.000000 INFINITY 0.000000
X14 5.000000 4.000000 INFINITY
X15 9.000000 INFINITY 5.000000
X21 8.000000 1.000000 5.000000
X22 1.000000 4.000000 0.000000
X23 6.000000 0.000000 2.000000
X24 6.000000 INFINITY 4.000000
X25 7.000000 INFINITY 6.000000
X31 1.000000 5.000000 INFINITY
X32 12.000000 INFINITY 18.000000
X33 4.000000 INFINITY 5.000000
X34 7.000000 INFINITY 12.000000
X35 7.000000 INFINITY 13.000000
X41 10.000000 INFINITY 2.000000
X42 15.000000 INFINITY 14.000000
X43 6.000000 2.000000 5.000000
X44 9.000000 INFINITY 7.000000
X45 1.000000 5.000000 INFINITY
Misalnya c11 dapat turun sampai 11 atau naik
sampai tak berhingga, c12 dapat turun
sampai 0 dan tidak boleh naik, dan seterusnya.
Hasil terakhir yaitu
RIGHTHAND SIDE RANGES
ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE
RHS INCREASE DECREASE
2 100.000000 0.000000 0.000000
3 90.000000 0.000000 0.000000
4 70.000000 0.000000 0.000000
5 90.000000 0.000000 0.000000
6 80.000000 0.000000 0.000000
7 50.000000 0.000000 0.000000
8 90.000000 0.000000 0.000000
9 60.000000 0.000000 0.000000
10 70.000000 0.000000 0.000000
Menunjukkan bahwa jumlah produksi maupun
jumlah permintaan adalah tetap karena
memang keadaan pasar seimbang.
Program Lingo untuk Menyelesaikan Masalah
Transportasi
Lingo adalah salah satu program (software) dibawah
Winston satu set bersama sama dengan Lindo.
Program Lingo lebih luas cakupannya, namun output
(hasil keluaran) nya tidak selengkap program Lindo.
Pada program Lingo, dapat mengolah data atau
rumusan non-linear, seperti membuat grafik fungsi
sinus, fungsi logarirmis, fungsi eksponen, dan lain-
lain.
Bentuk pemrograman Lingo juga lebih rumit
sedikit, tetapi akan lebih efisien
apabila digunakan untuk menyelesaikan masalah
transportasi dengan banyak variabel. Karena pada
program Lingo disediakan perintah (command)
looping dengan perintah for ... loop. Sebagai contoh
masalah transportasi yang sudak kita bahas di atas
akan dikerjakan dengan program Lingo.
Dengan program Lingo, maka perintah untuk
menyelesaikan masalah transportasi ini
adalah.
Model:
Sets:
_
ariable
_
/O1, O2, O3, O4/:Asal;
Permintaan/D1, D2, D3, D4, D5/ :Demand ;
Links(Kapasitas,Permintaan) :Ship, Cost ;
Endsets
Min=@sum(Links:Ship*Cost);
@for(Permintaan(j) :@sum(Kapasitas(i) :Ship(i,j))>De
mand(j)) ;
@for(Kapasitas(i) :@sum(Permintaan(j) :Ship(i,j))<As
al(i)) ;
Data:
Asal=100, 90, 70, 90;
Demand=80, 50, 90, 60, 70;
Cost=12, 4, 9, 5, 9, 8, 1, 6, 6, 7, 1, 12, 4, 7, 7,
10, 15, 6, 9, 1;
Enddata
End
Dari program di atas nampak bahwa, program
Lingo ini sangat baik untuk masalah
transportasi khususnya untuk banyak _ariable,
karena dengan Lingo, kita tidak usah
mendefinisikan nama _ariable. Perhatikan bahwa
bentuk program Lingo untuk
menyelesaikan masalah transportasi ini. Bentuk
program sudah baku dan tidak perlu
mengganti variabel/ menambah variabel. Perubahan
program hanya mengubah
banyaknya Kapasitas, Permintaan, dan perubahan
pada data saja.
90
Setelah program dijalankan, maka akan diperoleh
hasil
sebagai berikut.
Rows = 10 Vars = 20 No. integer vars = 0 ( all are
linear)
Nonzeros= 69 Constraint nonz= 40( 40 are +- 1)
Density=0.329
Smallest and largest elements in absolute value =
1.00000
100.000
No. < : 4 No. =: 0 No. > : 5, Obj=MIN, GUBs <= 5
Single cols= 0
Optimal solution found at step: 15
Objective value: 1230.000
Variable Value Reduced Cost
ASAL( O1) 100.0000 0.0000000E+00
ASAL( O2) 90.00000 0.0000000E+00
ASAL( O3) 70.00000 0.0000000E+00
ASAL( O4) 90.00000 0.0000000E+00
DEMAND( D1) 80.00000 0.0000000E+00
DEMAND( D2) 50.00000 0.0000000E+00
DEMAND( D3) 90.00000 0.0000000E+00
DEMAND( D4) 60.00000 0.0000000E+00
DEMAND( D5) 70.00000 0.0000000E+00
SHIP( O1, D1) 0.0000000E+00 1.000000
SHIP( O1, D2) 0.0000000E+00 0.0000000E+00
SHIP( O1, D3) 40.00000 0.0000000E+00
SHIP( O1, D4) 60.00000 0.0000000E+00
SHIP( O1, D5) 0.0000000E+00 5.000000
SHIP( O2, D1) 10.00000 0.0000000E+00
SHIP( O2, D2) 50.00000 0.0000000E+00
SHIP( O2, D3) 30.00000 0.0000000E+00
SHIP( O2, D4) 0.0000000E+00 4.000000
SHIP( O2, D5) 0.0000000E+00 6.000000
SHIP( O3, D1) 70.00000 0.0000000E+00
SHIP( O3, D2) 0.0000000E+00 18.00000
SHIP( O3, D3) 0.0000000E+00 5.000000
SHIP( O3, D4) 0.0000000E+00 12.00000
SHIP( O3, D5) 0.0000000E+00 13.00000
SHIP( O4, D1) 0.0000000E+00 2.000000
SHIP( O4, D2) 0.0000000E+00 14.00000
SHIP( O4, D3) 20.00000 0.0000000E+00
SHIP( O4, D4) 0.0000000E+00 7.000000
SHIP( O4, D5) 70.00000 0.0000000E+00
COST( O1, D1) 12.00000 0.0000000E+00
COST( O1, D2) 4.000000 0.0000000E+00
COST( O1, D3) 9.000000 0.0000000E+00
COST( O1, D4) 5.000000 0.0000000E+00
COST( O1, D5) 9.000000 0.0000000E+00
COST( O2, D1) 8.000000 0.0000000E+00
COST( O2, D2) 1.000000 0.0000000E+00
COST( O2, D3) 6.000000 0.0000000E+00
COST( O2, D4) 6.000000 0.0000000E+00
COST( O2, D5) 7.000000 0.0000000E+00
COST( O3, D1) 1.000000 0.0000000E+00
COST( O3, D2) 12.00000 0.0000000E+00
COST( O3, D3) 4.000000 0.0000000E+00
COST( O3, D4) 7.000000 0.0000000E+00
COST( O3, D5) 7.000000 0.0000000E+00
COST( O4, D1) 10.00000 0.0000000E+00
COST( O4, D2) 15.00000 0.0000000E+00
COST( O4, D3) 6.000000 0.0000000E+00
COST( O4, D4) 9.000000 0.0000000E+00
COST( O4, D5) 1.000000 0.0000000E+00
91
Row Slack or Surplus Dual Price
1 1230.000 1.000000
2 0.0000000E+00 -11.00000
3 0.0000000E+00 -4.000000
4 0.0000000E+00 -9.000000
5 0.0000000E+00 -5.000000
6 0.0000000E+00 -4.000000
7 0.0000000E+00 0.0000000E+00
8 0.0000000E+00 3.000000
9 0.0000000E+00 10.00000
10 0.0000000E+00 3.000000
Program Solver untuk Menyelesaikan Masalah
Transportasi
Untuk menyelesaikan masalah transportasi
dengan Solver, maka kita buat tabel biaya,
kapasitas, dan permintaan pada lembar kerja excel
seperti berikut. Langkah awal adalah membuat Tabel
biaya pengiriman, kapasitas produksi dan
permintaan.
.Buka M. Exce l2.Buat tabel
transportasiLangkah awal adalah membuat Tabel
biaya pengiriman, kapasitas produksi
danpermintaan. Tabel ini kita copy dan diletakkan
dibawahnya, dengan menggantimenjadi
Tabel Banyaknya Pengiriman Barang.Nilai awal yang
diberikan kepadabanyaknya barang yang dikirim dari
Oi ke Dj adalah 0. Sedangkan banyaknyabarang yang
dikirim dari Oi adalah jumlah banyaknya barang yang
dikirim dari Oike Dj untuk suatu i. Jadi dalam hal ini
sel G13 ditulis dengan formula“=SUM(B13:F13)”.
Formula ini di-copy-kan ke sel G14 sampai G17.
Selanjutnyabanyaknya Penerimaan Barang adalah
jumlah barang yang diterima dari Oi ke Djuntuk
suatu j. Jadi dalam hal ini sel B17ditulis dengan
formula “=SUM(B13:B16)”.Formula ini di-copy-kan ke
sel C17 sampai F17. Biaya Pengiriman
merupakankelipatan yang seletak antara banyaknya
barang yang dikirim dengan biaya
satuanpengiriman. Oleh karena itu pada sel
B19kita tuliskan
formula“=SUMPRODUCT(B4:F7,B13:F16)
Masalah Transportasi Pasar Tidak Seimbang
Kenyataan di lapangan, keadaan seimbang sangatlah
langka. Keadaan yang sering terjadi adalah tidak
seimbang. Ini desebabkan karena sangat sukar
menentukan secara tepat kebutuhan lapangan yang
sebenarnya. Ketidak seimbangan ada dua macam
yaitu keadaan jumlah barang yang diproduksi lebih
besar daripada kebutuhan lapangan atau sebaliknya
kebutuhan di lapangan yang lebih besar daripada
jumlah barang yang diproduksi.
Penyelesaian Masalah Transportasi Pasar Tidak
Seimbang
1. Jumlah produksi lebih besar daripada permintaan
pasar
Apabila jumlah produksi lebih besar daripada
jumlah permintaan di pasar, maka perlu ditambah
tempat permintaan dummy yaitu permintaan yang
tidak sebenarnya yang besarnya sama dengan selisih
antara jumlah produksi dan jumlah permintaan, dan
dalam tabel transportasi diberi biaya transportasi
sebesar 0. Dalam kenyataan permintaan dummy ini
adalah gudang perusahaan.
Dalam rangka penghematan penggunaan bahan
bakar minyak (BBM), perusahaan akan mengirimkan
barang-barang produksi tersebut dengan biaya
terkecil, yaitu dengan meminimumkan jarak tempuh
armada truknya. Di lain pihak, perusahaan ini
memberi pelayanan kepada masyarakat sebaik
mungkin, sehingga setiap truk hanya digunakan
untuk mengirim satu kali.
Jumlah produksi lebih kecil daripada permintaan
pasar
Dalam hal jumlah produksi lebih kecil daripada
permintaan pasar, maka ada
tempat permintaan yang tidak dikirim barang secara
penuh. Dalam menyelesaikan
masalah ini, dapat ditambahkan pabrik dummy yang
memproduksi sebanyak selisih antara jumlah
permintaan dan jumlah kapasitas produksi, pada
tabel biaya transportasi, kapasitas produksi dan
permintaan dilengkapi dengan pabrik virtual dengan
biaya transportasi 0. Kemudian tempat permintaan
yang dikirim dari pabrik dummy ini akan mengalami
kekurangan barang sebanyak produksi virtual
tersebut.
Ada dua metode yang dapat kita gunakan untuk
menentukan solusi optimal, yaitu metode stepping
stone dan Modified Distribution (MoDi). Kedua
metode digunakan untuk menentukan sel masuk.
Prinsip perhitungan kedua metode dalam
menentukan sel masuk adalah sama. Perbedaannya,
metode MoDi didasarkan pada hubungan primal-dual
metode simpleks, sedangkan metode stepping stone
tidak menunjukkan hubungan sama sekali dengan
metode simpleks. Metode yang akan digunakan
dalam catatan ini adalah MoDi.
Penentuan sel masuk
1. Untuk setiap sel basis: u1 + v1 = 2 u1 + v2 = 5 u2
+ v2 = 10
u2 + v3 = 3 u3 + v3 = 6 u3 + v4 = 6
u3 + v5 = 4
Misalkan u1 = 0, maka v1 = 2; v2 = 5; u2 = 5; v3 = -
2; u3 = 8; v4 = -2; v5 = -4
2. Untuk setiap sel non basis:
c13 = u1 + v3 - c13 = 0 - 2 – 6 = -8
c14 = u1 + v4 - c14 = 0 -2 – 3 = -5
c15 = u1 + v5 - c15 = 0 – 4 – 5 = -9
c21 = u2 + v1 – c21 = 5 +2 – 6 =
c24 = u2 + v4 – c24 = 5 - 2 - 3= 0
c25 = u2 + v5 – c25 = 5 – 4 – 7 = -6
c31 = u3 + v1 – c31 = 8 + 2 – 11 = -1
c32 = u3 + v2 – c32 = 8 + 5- 5 =
Karena masih ada dua sel non basis yang bernilai
positif dan tujuan dari optimasi ini adalah minimisasi
biaya, maka tabel belum optimal. Sel masuk adalah
sel dengan nilai positif terbesar, dalam hal adalah sel
32, artinya dengan mengisi sel 32, biaya transportasi
dapat berkurang.
2. Penentuan sel keluar
Sel keluar ditentukan menggunakan loop tertutup.
Loop harus berawal dan berakhir pada sel 32. Hanya
ada satu alternatif loop
METODE M BESAR DAN DUMMY
Kadang kala, alokasi dari satu daerah sumber
menuju satu daerah tujuan tidak dimungkinkan
karena berbagai alasan, diantaranya tidak adanya
jalur transportasi, biaya yang sangat mahal, waktu
lama melebihi umur ekonomis komoditas, dan lain-
lain. Kasus seperti ini diatasi dengan memberikan
biaya yang sangat besar (M besar) pada sel yang
bersesuaian jika tujuan adalah minimisasi, atau
keuntungan yang sangat-sangat kecil (-M besar) jika
tujuan adalah maksimisasi. Teknik ini akan memaksa
kita untuk tidak mengalokasikan pada sel yang
bersangkutan.
Perhatikan kasus transportasi dari beberapa gudang
distributor menuju agen besar pada daerah
pemasaran di bawah ini. Manajemen memutusakan
tidak akan mengirimkan barang dari gudang 2 ke
daerah pemasaran 3 karena larangan pengiriman
komoditas sejenis oleh pemerintah setempat dari
luar daerah dimana gudang 2 berlokasi.
CONTOH MODEL PEMILIHAN DAN ALOKASI ORDER KE
PERUSAHAAN JASA
Metode Literatur review
Fuzzy
Sistem fuzzy di bangun dengan definisi, cara kerja,
dan deskripsi yang jelas berdasar pada teori fuzzy
logic (Naba, 2009). Fuzzy logic merupakan sebuah
metode berhitung dengan bilangan dan kata yang di
gunakan memang tidak sepresisi bilangan, namun
kata-kata jauh lebih dekat dengan intuisi manusia.
Fungsi keanggotaan (membership function) adalah
suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik input
data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga
disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki
interval antara 0 sampai 1. Pendekatan fungsi
merupakan satu cara yang dapat digunakan untuk
mendapatkan nilai keanggotaan Nilai keanggotaan
suatu item x dalam suatu himpunan A (μA[x])
(Zadeh, 1965) memiliki 2 kemungkinan, yaitu bernilai
1 jika item menjadi anggota dalam suatu himpunan,
dan bernilai nol jika item tidak menjadi anggota
dalam suatu himpunan. Fungsi yang bisa digunakan
dalam membership function adalah trapezium
(Kusumadewi, 2004)
Fuzzy Inference System (FIS)
IF-THEN rule merupakan hasil dari pengetahuan
pakar tentang cara kerja sistem sehingga
pengetahuan bisa di transfer ke dalam perangkat
lunak yang memetakan input menjadi output yang
disebut sebagai Fuzzy Inference System (FIS) (Naba,
2009). Metode yang digunakan dalam membangun
Fuzzy Inference System (FIS) yaitu metode Mamdani.
Metode Mamdani merupakan metode yang paling
banyak di gunakan dalam metodologi fuzzy karena
merupakan metode yang pertama dalam merancang
sistem. Output yang di hasilkan berupa bilangan
fuzzy. Metode maksimum di gunakan untuk
mendapatkan solusi kemudian di gunakan untuk
memodifikasi daerah fuzzy. Input dari proses
defuzifikasi adalah aturan IF-THEN rule sedangkan
output berupa bilangan domain sehingga dalam
range tertentu terbentuk crisp value.
Fuzzy Data Envelopment Analysis (FDEA)
DEA adalah pendekatan program linear yang
digunakan untuk mengevaluasi efisiensi decision
making units (DMUs) dimana banyak melibatkan
input dan output. DEA juga di definisikan sebagai
teknik kuantitatif yang berasal dari utilitas efisiensi
dari penggunaan spesifik units input (Hamdan dan
Rogers, 2008). Model DEA banyak di gunakan dalam
obyek penelitian. DEA sebagai tool, diaplikasikan
untuk mengevaluasi grup third party logistic (3PL)
dalam warehouse logistic operation yang mempunyai
persamaaan input dan output (Hamdan dan Rogers,
2008). DEA merupakan model Charnes, Cooper,
Rhodes (CCR) adalah model asli fraction
programming untuk mendapatkan nilai pembobotan
input dan output
DAFTAR PUSTAKA
www.frecybers.com
masdwijanto.files.wordpress.com
thesis.binus.ac.id
ocw.gunadarma.ac.id
PRODUKSI MASSA
Dimaksudkan dengan produksi massa dalam hal
ini adlah merupakan kegiatan produksi yang
dilaksanakan secara besar – besaran oleh
perusahaan yang bersangkutan. Dalam
hubungannya dengan perencanaan sistem produksi
khususnya perencanaan produk ini maka perkiraan
tentang jumlah yang diproduksikan pada masa –
masa yang akan datang sangat diperlukan oleh
manajemen perusahaan untuk merencanakan
kapasitas terpasang atau besarnya luas perusahaan
pada suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan yang
disusun ini dapat merupakan perencanaan jangka
panjang atau merupakan jangka menengah dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Dengan diketahuinya perencanaan penjualan
atau perencanaan produksi pada suatu jangka waktu
tertentu (jangka panjang atau jangka menengah) ini,
manajemen perusahaan akan dapat menyusun
perencanaan mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan dalan perusahaan tersebut. Penentuan
jumlah dan jenis produk yang akan dapat
diproduksikan ini sangat perlu dalam perusahaan
yang bersangkutan, agar supaya di dalam
pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan ini, tidak lagi terdapat kesenjangan
antara tingkat produksi yang direncanakan dengan
tingkat produksi yang dipergunakan sesungguhnya,
dimana hal ini akan cukup menggangu efisiensi
dalam perusahaan yang bersangkutan.
Peramalan yang dilaksanakan untuk mengetahui
perkiraan penjualan pada masa yang akan datang ini
dapat dipergunakan untuk dua macam kepentingan
jangka panjang dan juga untuk kepentingan jangka
pendek. Penggunaan untuk kepentingan jangka
pendek ini pada umumnya akan dihubungkan
dengan penyususnaan perencanaan produksi dari
perusahaan yang bersangkutan sedangkan
kepentingan jangka panjang adalah seperti telah
dibicarakan diatas, yaitu untuk penyusunan
perencanaan produk dalam hubungannya dengan
perencanaan kapasitas yang akan disediakan dalam
perusahaan yang betrsangkutan tersebut.
Suatu model yang sangat umum untuk
dipergunakan dalam penyusunan perencanaan
penjualan perusahaan ini baik untuk jangka pendek
maupun untuk jangka panjang ini adalah model yang
disebutkan dengan trend. Secara umum trend ini
sendiri terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
trend pangkat tunggal (linear trend) dan trend
pangkat jamak (nonlinear trend). Trend pangkat
tunggal ini bila digambarkan akan terbentuk sebagai
garis lurus, sedangkan trend pangkat jamak ini akan
terbentuk sebgai garis lengkung. Pola kelengkungan
serta tempat kedudukan garis kedudukan garis trend
pangkat jamak ini akan tergantung fungsi trend
pangkat jamak itu sendiri.
Produksi Massa
Produksi masa adalah nama yang diberikan
kepada sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahapperencanaan harus mencakup langkah-langkah
kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap
implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.Perhatian utama dari kegiatan –
kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat
dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan
serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin
hanya berlangsung sekali saja dalam periode
setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Proses Produksi
Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis
proses produksi:
Yangpert
amayaitumembuatbarangatauprodukdenganmenggu
nakanmesin serta peralatan.Hal ini disebut juga
produksi.
Yangkeduayaitumembuatsaranaproduksiatausistem
produksiitusendiri.Hal ini disebut persiapan
berproduksi.
Proses persiapan produksi terdiri dari
kegiatan-kegiatan seperti perencanaan urutan-
urutan proses sebagai berikut:
1. Penjadwalan waktu
2. Pemilihan peralatan
3. Pengerjaan dengan perkakas
4. Mobilisasi personalia
5. Pembelian material
6. Pembagian pekerjaan
Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan
seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan
(R&D) (Ogawa, 1984: 3).
"Proses produksi adalah cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan
dana) yang ada ".12)
Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha
sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan
keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya
dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan organisasi selama periode yang dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana
kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan
koordinasi dan komunikasi.
Karakteristik Anggaran
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan
satuan selain keuangan
2. Anggaran dinyakan dalam istilah moneter, walaupun
jumlah moneter dapat saja ditunjang jumlah non
moneter.
3. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu 1
tahun.
4. Anggaran merupakan komitmen atau kesanggupan
manajemen yang berarti bahwa para manajer setuju
untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
5. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas
yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang
menganggarkan.
6. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di
bawah kondisi tertentu atau yang telah ditetapkan
7. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya
dianalisis dan dijelaskan.
Jenis-jenis Proses Produksi
1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous
processes)
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent
processes)
Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang
terus-menerus ialah:
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
besar (produksi massa) dengan variasi yang sangat
kecil dan sudah distandarisir.
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan system
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan
pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang
disebut product lay out atau departmentation by
product.
c. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi
seperti ini adalah mesin¬mesin yang bersifat khusus
untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal
dengan nama special purpose machines.
d. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan
biasanya agak otomatis, maka pengaruh individual
operator terhadap produk yang dihasilkan kecil
sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi untuk pengerjaan
produk tersebut.
e. Apabila terjadi salah satu mesin/peralatan terhenti
atau rusak, maka seluruh proses produksi akan
terhenti.
f. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan
variasi dari produknya kecil maka job structurenya
sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu
banyak.
g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses
adalah lebih rendah daripada intermittent
process/manufacturing.
h. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat
khusus maka proses seperti ini membutuhkan
maintenance specialist yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang banyak.
1. Trend Pangkat Tunggal
Dalam penyusunan peramalam penjualan baik
jangka pendek maupun jangka panjang di dalam
suatu perusahaan maka pada umumnya akan
dipergunakan model trend pangkat tunggal ini.
Beberapa hal yang mendorong penggunaan model
ini untuk penyusunaan peramalan penjualan
perusahaan adalah, karena pengguanaan model ini
relatif sederhana cara perhitungannya, juga model
ini akan memperhitungkan peramalan penjualan
produk perusahaan untuk masa yang akan datang
dengan mendasarkan diri kepada data yang ada
pada priode – periode yang telah lalu. Dengan
demikian di dalam penyusunaan peramalan dengan
mempergunakan model ini perushaan akan
senantiasa melihat kepada data yang ada di dalam
perusahaan tersebut pada tahun – tahun yang telah
lalu.
Apabial perusahaan tersebut belum prnah
memproduksikan serta menjual produk tersebut
maka data yang diperguanakn untuk mangadakan
peramalan penjualan perusahaan ini dapat diambil
dari data permintaan industri (industri demand) dari
produk tersebut. Dari peramalan yang dapat disusun
(untuk industri ysng bersngkutan) ini, kemudian
perusahaan akan dapar memperkirakan penjualan
perusahaan dengan jalan mengadakan analisa ini
perusahaan akan dapat memperkirakan penjualan
perusahaan oada masa – masa yang akan datang,
sehingga perusahaan akan dapat dipergunakan
dalam perusahaan bersangkuatan tersebut.
Bentuk umum dari persamaan trend pangkat
tunggal ini adalah :
Di mana :
Y = Variabel yang akan diramalkan
a = Konstanta
b = Besarnya perubahan Y untuk satu
perubahan X
X = Unit waktu
Y = a + bX
Di dalam pengunaan model ini, besranya a dan b
dapat diperhitungkan dengan rumus berikut ini :
Di bawah ini akan diberikan contoh penggunaan
dari moden trend pangkat tunggal, dengan harapan
mudah – mudahan penegrtian tentang trend pangkat
tunggal sebagai salah satu model peramalan
penjualan perusahaan ini akan dapat lebih mapan
pula.
Perusahaan Wahyu Budi akan merencanakan
perluasan perusahannya oleh karena itu perusahaan
tersebut susah merasakan betapa kecilnya kapasitas
produksi yang tersedia yang ada dalam perusahaan
tersebut. Pada beberapa tahun terakhir ini
perusahaan sudah melakukan sub kontrak kepada
perusahaan yang lain karena kapasitas produksi
dalam perusahannya sudha tidak mencukupi lagi
a = Y b = XY N X²
Dengan syarat :
X = 0
untuk menunjang penjualan yang dilaksanakannya.
Kapasitas produksi optimum yang ada pada
perusahaan ini adalah sebesar 54.000 unit per tahun,
dengan mempergunakan 6 unit mesin. Adapun data
penjualan produk perusahaan yang telah berhasil
dikumpukan adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Data Penjualan Perusahaan Wahyu Budi
Tahun 1979 – 1985
Tahun Penjualan (Unit)
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
50.000
60.000
60.000
55.000
60.000
65.000
60.000
Dengan menggunakan trend pangkat tunggal,
peramalan penjualan perusahaan Wahyu Budi
tersebut akan dapat diperhitungkan sebagaimana
berikut ini. Guna menyusun perhitungan tersebut,
maka perlu disusun persiapan perhitunngan
peramalan penjualan perusahaan Wahyu Budi
sebagimana dalam Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5
Persiapan Perhitungan Peramalan Penjualan
Perusahaan Wahyu Budi
Tahun Penjualan X XY X²
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
50.000
60.000
60.000
55.000
60.000
65.000
60.000
-3
-2
-1
0
1
2
3
-150.000
-120.000
-60.000
0
60.000
130.000
180.000
9
4
1
0
1
4
9
410.000 0 40.000 28
a = 410.000 : 7 b = 40.000 :
28
= 58.571,5 = 1.482,5
Garis peramalan adalah :
Y = 58. 571,5 + 1.482,5 (X)
Besarnya peramalan perusahaan Wahyu Budi untuk
tahun – tahun yang akan datang atas dasar trend
pangkat tunggal tersebut adalah sebagai berikut :
Penjualan 1986 = 58.571,5 + 1.428,5 (4)
= 64. 285,5
= 64.300 unit (dibulatkan)
Penjualan 1987 = 58.571,5 + 1.428,5 (5)
= 64. 714
= 65.700 unit (dibulatkan)
Penjualan 1988 = 58.571,5 + 1.428,5 (6)
= 67. 142,5
= 67.100 unit (dibulatkan)
Penjualan 1986 = 58.571,5 + 1.428,5 (7)
= 68. 571
= 68.600 unit (dibulatkan)
Penjualan 1986 = 58.571,5 + 1.428,5 (8)
= 69. 999,5
= 70.000 unit (dibulatkan)
Atas dasar model trend pangkat tunggal ini,
diketahui peramalan penjualan perusahaan Wahyu
Budi sebagaimana telah diperhitungkan tersebut.
Atas dasar perhitungan ini, apabila diperbandingkan
dengan kapasitas produksi optimal yang ada dalam
perusahaan tersebut, akan nampak bahwa
sebenarnya kapasitas produksi dalam perusahaan ini
memang lebih kecil daripada peramalan penjualan
produk perusahaan ini. Dengan demikian perusahaan
sudah seharusnya mempertimbangkan pemenuhan
kekurangan kapasitas produksi yang ada dalam
perushaan ini, apakah perusahaan akan memebeli
mesin dan peralatan yang baru untuk kepentingan
penambahan kapasitas produksi dalam perusahaan
ini, ataukah perusahaan akan tetap melakukan sub-
kontrak dengan perusahaan – perusahaan yang
lainnya. Hal ini tentunya akan dilaksanakan dengan
berbagai macam pertimbangan yang relevan dengan
hal tersebut.
Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses
produksi yang terputus-putus ialah:
1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
sangat kecil dengan variasi yang sangat besar dan
didasarkan atas pesanan.
2. Proses seperti ini biasanya menggunakan system,
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas
fungsi dalam proses produksi atau peralatan yagn
sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang
disebut dengan process lay out atau
departmentation by equipment.
3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi
seperti ini adalah mesin¬mesin yang bersifat umum
yang dapat digunakan untuk menghasilkan
bermacam-macam produk dengan variasi yagn
hampir sama, mesin ini dikenal dengan nama
general purpose machines.
4. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan
biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individual
operator terhadap produk yang dihasilkan sangat
besar, sehingga operatornya perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan
produk tersebut.
5. Proses produksi tidak mudah/akan terhenti walaupun
terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin
atau peralatan.
6. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan
variasi dari produknya besar, maka terhadap
pekerjaan yang bermacam-macam menimbulkan
pengawasan yang lebih sukar.
7. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena
tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan
dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan
dalam proses lebih tinggi daripada continuous
process karena prosesnya yang terputus-putus.
Dalam proses seperti ini sering dilakukan
pemindahan bahan yang bolak-balik sehingga perlu
adanya ruangan gerak yang besar dan ruangan
tempat bahan¬bahan dalam proses yang besar.
2. Trend Pangkat Jamak
Trend pangkat jamak ini agak mirip dengan
trend pangkat tunggal, hanya saja pangkat dari
variabel bebasnya lebih dari satu. Dengan demikian
variabel bebas dalam trend pangkat jamak ini akan
dapat mempunyai pangkat dua, tiga, empat, dan
seterusnya. Dalam hal ini akan dipilih model yang
paling sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan
tersebut. Namun demikian, pada umumnya yang
sreing dipergunakan dari model ini adalah trend
pangkat dua, atau yang disebut dengan trend
kuadratis.
Adapun bentuk umum dari trend pangkat
kuadratis ini tidak jauh berbeda dengan trend
pangkat tunggal yaitu adalah sebagai bberikut :
Y = a + bX + cX²
Besarnya a, b dan c akan dapat diperhitungkan
sebagai berikut :
Apabila model ini diterapkan untuk persoalan
yang ada pada perusahaan Wahyu Budi yang telah
dibicarakan diatas, maka penyelesaiannya adalah
sebagai berikut :
Tabel 6
Persiapan Perhitungan Peramalan Penjualan
Perusahaan Wahyu Budi
= n a + c X ²
= b X²
= a X² + c X 4
Dengan syarat,
X = 0
Tahun Penjuala
n
X XY X² X² Y X4
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
50.000
60.000
60.000
55.000
60.000
65.000
60.000
-3
-2
-1
0
1
2
3
-
150.0
00
-
120.0
00
-
60.00
0
0
60.00
0
130.0
00
180.0
00
9
4
1
0
1
4
9
450.00
0
240.00
0
60.000
0
60.000
260.00
0
540.00
0
81
16
1
0
1
16
81
410.000 0 40.00
0
28 1.610.0
00
196
Masing – masing nilai a, b dan c dapat dicari
sebagai berikut :
410.000 = 7 a + 28 c
40.000 = 28 b
1.610.000 = 28 a + 196 c
Dari ketiga persamaan tersebut, maka
persamaan kedua dapat untuk menentukan nilai b,
sedangkan nilai a dan c dapat dihiyung dengan
mengadakan eliminasi dari persamaan pertama dan
ketiga. Sehingga dengan demikian penyelesaian ini
lebih lanjut adalah sebagai berikut :
40.000 = 28 b
b = 1.428,5
410.000 = 7 a + 28 c 4x 1.610.000 =
28 a + 112 c
1.610.000 = 28 a + 196 c 1x 1.610.000
= 28 a + 196 c
30.000 = - 84
c
C = - 357,1
410.000 = 7 a + 28 (- 357,1)
= 7 a - 9.998,8
7a = 410.000 + 9.998,8
= 419.998,8
a = 59.998,8
Dengan dasar perhitungan di atas, maka akan
dapat diketahui bahawa persamaan peramalan
penjualan perusahaan Wahyu Budi tersebut adalah
sebagai berikut :
Y = 59.998,8 + 1.428,5 X - 357,1 X²
Atas dasar persamaan tersebut, maka
besaranya peramalan penjualan perusahaan produk
perusahaan untuk tahun – tahun yang akan datang
dari perusahaan Wahyu Budi ini adalah sebagai
berikut :
Penjualan 1986 = 59.998,8 + 1.428 (4) - 357,1
(16)
= 60.000,2
= 60.000 unit (dibulatkan)
Penjualan 1987 = 59.998,8 + 1.428,5 (5)
- 357,1 (25)
= 57.314,8
= 57.300 unit (dibulatkan)
Penjualan 1988 = 59.998,8 + 1.428,5 (6)
- 357,1 (36)
= 55.715,5
= 55.700 unit (dibulatkan)
Penjualan 1986 = 59.998,8 + 1.428,5 (7)
- 357,1 (49)
= 52.501,4
= 52.500 unit (dibulatkan)
Penjualan 1986 = 59.998,8 + 1.428,5 (8)
- 357,1 (64)
= 48. 573,4
= 48.600 unit (dibulatkan)
Atas dasar model trend kuadrat ini, ternayat
memberikan hasil peramalan penjualan produk
perusahaan Wahyu Budi yang berbeda dengan trend
pangkat tunggal. Menurut trend pangkat dua ini
ternyata penjualan perusahaan ini pada masa – masa
yang akan datang justru akan mengalami
penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal, anatara lain oleh siklus umur produk
yang bersangkutan. Apabila pada waktu – waktu
yang akan datang mengalami penurunan seperti itu,
maka perencanaan penambahan mesin dalam
perusahaan tersebut perlu dikaji lagi dengan lebih
teliti dan dengan beberapa pertimbangan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Persoalan yang perlu untuk mendapatlan
perhatian dari manajemen perusahaan tersebut
adalah, adanya kenyataan bahwa hasil dari
peramalan dengan mempergunakan trend pangkat
tunggal ini ternyata berbeda dengan hasil peramalan
dengan mempergunakan trend pangkat dua.
Dalam hal ini perusahaan selayaknya dapat
mengkaji lebih jauh lagi, model mana yang kiranya
lebih mendekati kenyataan yang ada pada
perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan mempergunakan beberapa model yang lain,
anatara lain analisa korelasi dari peramalan dan
kenyataan, analisis keadaan pasar dan lain
sebgainya. Dari beberapa analisis yang dilaksanakan
dalam perusahaan ini, nantinya akan dapat diketahui
model mana yang paling mendekati kenyataan
dalam perusahaan yang bersangkutan ini intuk
kemudian dapat dijadikan pegangan guna
penyusuan kebijaksanaan perusahaan untuk
menyongsong masa depan perushaan yang
bersangkutan tersebut.
3. Kebijaksanaan Persedian Produk Akhir
Erat hubungannya dengan peramalan penjualan
dan penentuan tingkat produksi yang potimum ini
adalah masalah penentuan besarnya persediaan
produk akhir dalam perusahaan tersebut. Disamping
hal ini akan berhubungan dengan penjualan dan
produksi dari perusaan yang bersangkutan, maka
besarnya persediaan produk akhir ini akan
berhubungan pula denga n perencanaan bangunan
pabrik, yaitu dengan akan dipergunakan sebagai
masukan atau bahan perencanaan yang penting
dalam penentuan luas bidang yang diperlukan bagi
masing – masing bagian yang ada dalam perusahaan
tersebut. Apabila hal ini tidak diketahui di dalam
penyusunan sistem produksi ini, maka gudang bahan
jadi yang ada dalam perusahaan ini akan mempunyai
kesenjangan yang cukup besar dengan isi gudang itu
sendidri. Apabila didalam perencanaan bagunan
pabrik besarnya persedian barang jadi yang ada
dalam perusahaan yang bersangkutan ini sudah
dapat diperkirakan, maka diharapkan anatara besar
gudang barang jadi yang disediakan dalam
perusahaan tersebut tidak terdapat kesenjangan
yang cukup besar dengan isi dari gudang perusahaan
yang bersangkutan.
Adapun beberapa kebijaksanaan persediaan
produk akhir yang dapat dilaksanakan dalam
perusahaan ini antara lain addalah supply bulanan,
persedian maksimum dan minimum serta
mendasrkan diri kepada trun over persediaan barang
jadi dalam perusahaan tahun – tahun yang lalu.
a. Supply Bulanan
Persediaan barang jadi yang ada dalam sebuah
perusahaan apabila ditentukan dengan
mempergunakan metode ini, besarnya persediaan
tersebut akan ditentukan untuk pada setiap bulan
dengan mendasarkan diri kepada variabel tertentu.
Sebagai contoh, misalanya persediaan produk
ditentukan sebesar dua kali dari penjualan produk
tersebut, maka besarnya persediaan barang jadi ini
akan tergantung kepada besarnya rencana penjualan
produk perusahaan yang bersangkutan tersebut.
b. Maksimum dan Minumun
Apabila perusahaan memperguanakan metode
maksimum dan minimum dalam penentuan jumalah
persediaan barang jadi dalam perusahaan tersebut,
maka perusahaan ini menentukan suatu jumlah
iminum untuk persediaan barang jasi dsalam
perushaan tersebut. Atas dasar kebijaksanaan ini,
besarnya persediaan barang jadi dalam perusahaan
tersebut akan dijaga pada suatu jumlah diantara
persediaan minimum dan persediaan maksimum
yang tel;ah ditentukan tersebut. Denga demikian
persediaan barang jadi ini jangan sampai kurang dari
persediaan minimum yang telah ditentukan tersebut,
serta jangan samapi lebih banyak dibandingkan
jumlah maksimum yang telah ditentukan
sebelumnya itu.
c. Tingkat Perputaran Persediaan
Beberapa perusahaan akan menetukan besarnya
persediaan barang jadi dalam perusahaanya dengan
mendasarkan diri kepada besarnya tingkat
perputaran persediaan (inventory trun over) yang
ada dalam perusahaan tersebut. Misalnya diketahui
rata – rata tingkat perputaran persediaan barang jadi
dalam setiap tahunnya dari perusahaan tersebut
pada bebrapa peroide yang telah lau adalah sama
dengan 4X, maka tingkat perputaran ini
diperguanakn sebagai dasar penentuan besarnya
persediaan barang jadi tersebut. Jika diketahui
besarnya rencana penjualan perusahaan pada bulan
Januari yang akan datang adalah 6.000 unit, maka
besarnya persediaan poada bulan Januari tersebut
akan ditentukan sebesar (6.000 x 12) : 4 atau
sama dengan 18.000 unit.
Tujuan Pokok Anggaran
Memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta
non finansial di masa yang akan datang.
Mengembangkan informasi yang akurat dan
bermakna bagi penerima anggaran
Manfaat Anggaran
Angka laba yang dikehendaki oleh perusahaan.
o Sumber daya yang diharapkan dapat dihasilkan atau
digunakan selama periode anggaran yang akan
datang
o Memberikan landasan atau dasar dalam
pengambilan alternatif yang terbaik.
Keterbatasan Penganggaran
Dalam banyak kejadian, anggaran cenderung terlalu
menyederhanakan fakta situasi nyata di lapangan
Terlampau menekankan hasil ( Yi : laba bersih
sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah laba
yang dianggarkan ), namun bukan pada sebab
musababnya.
Tema partisipatif pada anggaran menuntut dukungan
penuh dan keterlibatan manajemen.
Dapat menggerogoti inisiatif manajemen dengan
menghalangi perkembangan dan tindakan baru yang
tidak tercakup dalam anggaran.
Proses penganggaran bukanlah ilmu murni dan
pertimbangan yang baik memainkan peran esensial.
Kekurangan dan Kebaikan Masing-masing Jenis
Proses Produksi
Masing-masing jenis proses produksi yang telah
di sebutkan mempunyai beberapa kekurangan dan
kelebihan /kebaikan. Kekurangan/kerugian proses
produksi yang terus menerus (continuous
manufacturing) adalah :
a. Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan
produk yang di minta oleh konsumen atau
pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus
untuk menghasilkan produk-produk yang :
Permintaan (demand)nya besar dan stabil
Style produknya tidak mudah berubah.
b. Proses produksi mudah terhenti, karena apabila
terjadi kemacetan di suatu tempat/tingkat proses (di
awal,di tengah atau di belakang),maka kemungkinan
seluruh proses produksi akan terhenti yang di
sebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan
antara masing-masing tingkat proses.
c. Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan
tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi
(rate of production)nya telah tertentu ,sehingga
sangat kaku (rigid).
Sedangkan kebaikan/kelebihan proses produksi yang
terus-menerus (continuous manufacturing) adalah :
1. Dapat di perolehnya tingkat biaya produksi per unit
(unit production cost) yang rendah, apabila :
2. Dapat dihasilkannya produk dalam volume yang
cukup besar,
3. Produk yang di hasilkan distandardisir.
4. Dapat dikuranginya pemborosan — pemborosan dari
pemakaian tenaga manusia ,terutama karena system
pemindahan bahan yang menggunakan tenaga
mesin/listrik.
5. Biaya tenaga kerja (labor cost)nya adalah rendah ,
karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan
tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang
setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang
dihasilkan.
6. Biaya pemindahan bahan didalam pabrik juga lebih
rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan
mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan
tersebut digerakkan dengan tenaga mesin
(mekanisasi).
Kekurangan/kerugian proses produksi yang terputus-
putus (intermittent manufacturing)adalah:
a. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk
yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan karena
kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak sekali
didalam memprodusir satu macam produk , dan
disamping itu di butuhkan scheduling dan routing
yang banyak sekali karena produknya yang berbeda
tergantung pemesannya.
b. Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling
banyak sekali dan sukar di lakukan ,maka
pengawasan produksi (production control) dalam
proses produksi seperti ini sangat sukar dilakukan.
c. Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam
persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam
proses ,karena prosesnya terputus-putus dan produk
yang di hasilkan tergantung dari pesanan.
d. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan
sangat tinggi, karena banyak dipergunakannya
tenaga manusia dan tenaga yang di butuhkannya
adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk
tersebut.
Sedangkan kebaikan/kelebihan dari proses produksi
yang terputus-putus (intermittent manufacturing )
adalah:
1. Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam
menghadapi perubahan produk dengan variasi yang
cukup besar.fleksibilitas ini diperoleh terutama dari:
Sistem penyusunan peralatan (lay out)nya yang
berbentuk process lay out.
Jenis/tipe mesin di gunakan dalam proses yang
bersifat umum(general purpose machines).
Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan
tenaga mesin tetapi tenaga manusia.
2. Oleh karena mesin-mesin yang di gunakan dalam
proses bersifat umum (general purpose machines)
maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang
dalam investasi mesin-mesinnya, sebab harga mesin-
mesin ini lebih murah dari pada mesin-mesin yang
khusus(special purpose machines).
3. Proses produksi tidak mudah terhenti akibat
terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu
tempat/tingkat proses.
Pengertian dan Fungsi Proses Produksi.
Proses produksi memiliki dua pengertian yaitu,
pengertian proses dengan pengertian produksi.
Pengertian dari proses adalah suatu cara, metode
atau teknik bagaimana mengubah sumber – sumber
yang ada yaitu tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan
kekayaan alam yang ada untuk memperoleh suatu
hasil yang optimal. Sedangkan yang dimaksud
dengan produksi adalah segala kegiatan yang
berkaitan dengan menghasilkan barang atau jasa
dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi sehingga barang
tersebut memiliki nilai tambah.
Maka dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses produksi adalah cara,
metode serta teknik untuk menciptakan, mengolah
atau memberi nilai tambah bagi suatu barang atau
jasa dengan menggunakan sumber – sumber daya
(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada.
Proses produksi juga dibedakan berdasarkan
karakteristik aliran prosesnya maupun tipe pesanan
langganannya.
Sebagai catatan dalam perusahaan manufacturing,
aliran produk sama dengan aliran bahan mentah.
Sedangkan dalam industri jasa, proses produksi tidak
ditunjukan dengan aliran produk secara fisik, tetapi
oleh urutan – urutan operasi yang dilaksanakan
dalam pemberian pelayanan.
Tipe Proses Produksi
Pada pembahasan sebelumnya telah
dibahas bahwa proses produksi dapat dibedakan
berdasarkan karakteristik aliran dan tipe pesanan
pelanggannya. Maka pada bagian ini akan
membahas tentang klasifikasi berdasarkan aliran
proses produksinya, yaitu :
1. Aliran Garis
Tipe aliran ini mempunyai ciri aliran proses dari
bahan mentah sampai menjadi produk akhir dengan
urutan operasi yang digunakan untuk menghasilkan
produk atau jasa selalu tetap. Untuk tipe aliran ini,
produk harus di standarisasi dengan baik dan harus
mengalir dari satu operasi atau proses kerja ke
operasi berikutnya dengan urutan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Operasi aliran garis dapat menjadi 2 tipe produksi,
yaitu
2. Produksi massal (mass production)
Proses produksi massal pada umumnya
memproduksi kumpulan -kumpulan produk dalam
jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi
yang sama dengan produk sebelumnya, sehingga
proses ini sering disebut sebagai repetitive process,
misalnya saja untuk produk elektronik, mobil, motor
dan sebagainya.
3. Produksi secara terus-menerus (continuos
production).
Proses produksi secara terus-menerus ditandai
dengan waktu produksi yang relatif lama, hal ini
untuk menghindari penyetelan –penyetelan. Produksi
terus – menerus tampak didalam industry – industri
proses, seperti: industri kimia, industri kertas,
industri baja dan industri – industri lainnya.
Keputusan untuk menggunakan operasi aliran garis
tidak hanya berdasarkan pertimbangan efisiensi saja,
namun juga perlu faktor – faktor lain, seperti:
keusangan produk, ketidakpuasan kerja karyawan
karena kebosanan dan resiko perubahan teknologi
proses dan faktor – faktor lain yang
mempengaruhinya.
4. Aliran Intermiten
Tipe aliran ini mempunyai ciri produksi dalam
kumpulan – kumpulan atau kelompok barang yang
sejenis pada interval waktu yang terputus –
putus.Dalam hal ini, peralatan dan tenaga kerja
diatur dan diorganisasikan dalam pusat – pusat kerja
menurut tipe – tipe keterampilan atau peralatan
yang serupa.Operasi – operasi intermitten sangat
fleksibel dalam perubahan volume atau produk,
karena operasi – operasinya menggunakan peralatan
serbaguna dan tenaga kerja yang memiliki
keterampilan yang tinggi.Fleksibilitas ini
menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian
persediaan, schedule dan kualitas, disamping itu
belum dapat dikatakan efisien.
Istilah operasi intermitten sering disebut job shop
dan istilah ini terkadang hanya digunakan untuk
menyatakan operasi – operasi intermitten yang
memproduksi barang - barang berdasarkan
spesifikasi pesanan langganan.Operasi intermitten
dapat diterapkan dalam produksi barang – barang
yang tidak di standardisasi atau volume produksinya
rendah, karena operasi ini merupakan operasi yang
paling ekonomis dan melibatkan resiko yang paling
kecil.
5. Aliran Proyek
Bentuk operasi aliran proyek banyak digunakan
untuk memproduksi produk – produk yang bersifat
khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang,
gedung dan lain-lain.Setiap unit produk tersebut
dibuat sebagai suatu barang tunggal, meskipun tidak
ada aliran produk bagi suatu proyek tetapi ada
urutan-urutan operasi dimana seluruh operasi atau
kegiatan individual harus diurutkan untuk menunjang
pencapaian tujuan akhir.
Masalah yang mungkin akan sering terjadi dalam
manajemen proyek adalah perencanaan,
pengurutan, scheduling dan pengawasan kegiatan
individual yang mengarahkan penyelesaian proyek
secara keseluruhan. Bentuk operasi - operasi proyek
digunakan bila ada kebutuhan akan kreatifitas dan
kekhususan dalam pembuatan suatu produk. Sulit
untuk mengoptimalisasikan proyek – proyek karena
hanya dikerjakan sekali, sehingga peralatan
serbaguna terkadang digunakan untuk mengurangi
kebutuhan tenaga kerja.Proyek – proyek ditandai
dengan biaya yang tinggi dan kesulitan dalam
perencanaan dan pengawasan managerial.Ini
diakibatkan karena proyek pada dasarnya sukar
dirumuskan, dan mungkin merupakan subyek derajat
perubahan dan inovasi yang tinggi.
Seperti yang telah diketahui bahwa cara, metode
serta teknik menghasilkan produk cukup banyak,
maka proses produksi ini banyak macamnya tetapi
secara ekstrim dapat dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu:
Proses produksi terus-menerus (countinuos process)
Proses produksi terputus-putus (intermitten process)
6. Penyusunan Peralatan dan Perlengkapan Pabrik
Berdasarkan Aliran Proses Produksi
Untuk melihat jenis atau tipe proses produksi
yang digunakan, kita dapat melihatnya berdasarkan
layout yang berlaku pada perusahaan tersebut.
Layout dirancang untuk memungkinkan terjadinya
perpindahan yang ekonomis dari material dan
kegiatan dari orang-orang yang berada didalam
berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak
angkut material, pengambilan serta peletakan
produk - produk dan peralatan hendaknya dibuat
sependek mungkin.Hal ini dimaksudkan untuk
meminimumkan biaya penanganan dan angkut
(tranportasi). Secara lebih terperinci, layout
bertujuan untuk memanfaatkan ruangan yang
tersedia seefektif mungkin, meminimumkam biaya
penanganan bahan dan jarak mengangkut,
menciptakan kesinambungan dalam proses produksi,
mendorong semangat dan efektifitas kerja,
menyederhanakan proses produksi, menjaga
keselamatan karyawan dan barang – barang yang
sedang diproses serta menghindari berbagai bentuk
pemborosan.
Dalam system produksi terdapat beberapa pola
dasar umum dari layout, yaitu:
7. Layout Fungsional (layout process)
Dalam layout proses, semua mesin-mesin dan
peralatan yang sama ditempatkan atau
dikelompokan dalam suatu area atau department
yang sama. Jadi hanya terdapat suatu jenis proses
ditiap bagian atau department, dalam proses layout
ini digunakan mesin dengan tipe general purpose
machine.
Biasanya proses layout ini terdapat dalam
perusahaan-perusahaan yang berdasarkan job order
shop, yaitu pabrik-pabrik yang memproduksi barang-
barang yang tidak sama dan terbatas jumlahnya,
serta menurut pesanan pembeli atau batch
production.
8. Layout Garis (layout product)
Pada layout produk mesin - mesin dan peralatan
manufacturing yang lainnya diatur menurut aturan
dari aliran produk atau urutan proses produksi. Oleh
karena itu bagian yang ada menjadi bagian
pengerjaan suatu produk (product manufacturing
department). Operasi atau jalannya proses
pembuatan suatu produk selalu ditentukan terlebih
dahulu baru ditentukan urutan – urutan mesinnya.
Layout berdasarkan produk ini digunakan dalam
industri – industri yang menghasilkan produk –
produk secara missal dan barangnya telah di
standardisasikan.
9. Layout Kelompok (group layout)
Layout pada jenis ini memisahkan area-area dan
kelompok –kelompok mesin didalam pembuatan
komponen – komponen yang memerlukan proses
yang sejenis. Setiap komponen produknya
diselesaikan di area – area spesialis ini dengan
keseluruhan urutan pengerjaan mesin yang
dilakukan ditempat tersebut.
Layout seperti ini merupakan layout yang terpisah
dan hal ini termasuk suatu variasi dari layout produk.
Dalam layout kelompok ini, bagian-bagian dan
komponen yang akan dikerjakan dikelompokan
menjadi semacam ”keluarga”, dan berbagai area
atau department dibuat secara terpisah.
10. Layout Posisi Tetap (fixed potition layout)
Layout posisi tetap sering digunakan dalam produksi
besar dan kompleks, seperti pabrik mesin, pabrik
pembuatan lokomotif, turbin listrik, kapal terbang,
kapal laut jembatan dan sebagainya. Dalam hal ini
produk mungkin berada dalam suatu lokasi selama
periode perakitan atau mungkin tinggal disuatu
tempat untuk waktu yang lama dan kemungkinan
dipindahkan ketempat perakitan lainnya dimana
pekerjaan selanjutnya dilakukan.
Penyusunan layout tidak dapat dipisahkan dari
material handling atau penanganan bahan, karena
masalah ini sangat erat hubungannya atau dengan
kata lain saling ketergantungan. Pengartian dari
material handling adalah suatu kegiatan meletakan
bahan – bahan atau barang – barang dalam proses
produksi di dalam suatu pabrik, kegiatannya dimulai
sejak bahan baku (material) masuk atau diterima
oleh pabrik sampai pada saat barang jadi atau
produk dikeluarkan dari pabrik.
Penempatan layout yang baik dapat sangat
membantu proses produksi, dimana penempatan
fasilitas – fasilitas yang teratur dapat memudahkan
dan meminimalkan gerakan dari operator dan
material handling sehingga biaya yang dikeluarkan
dapat ditekan seminim mungkin dan hal ini berarti
kegiatan produksi.
Atas dasar model trend kuadrat ini, ternayat
memberikan hasil peramalan penjualan produk
perusahaan Wahyu Budi yang berbeda dengan trend
pangkat tunggal. Menurut trend pangkat dua ini
ternyata penjualan perusahaan ini pada masa – masa
yang akan datang justru akan mengalami
penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal, anatara lain oleh siklus umur produk
yang bersangkutan. Apabila pada waktu – waktu
yang akan datang mengalami penurunan seperti itu,
maka perencanaan penambahan mesin dalam
perusahaan tersebut perlu dikaji lagi dengan lebih
teliti dan dengan beberapa pertimbangan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Persoalan yang perlu untuk mendapatlan
perhatian dari manajemen perusahaan tersebut
adalah, adanya kenyataan bahwa hasil dari
peramalan dengan mempergunakan trend pangkat
tunggal ini ternyata berbeda dengan hasil peramalan
dengan mempergunakan trend pangkat dua.
Dalam hal ini perusahaan selayaknya dapat
mengkaji lebih jauh lagi, model mana yang kiranya
lebih mendekati kenyataan yang ada pada
perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan mempergunakan beberapa model yang lain,
anatara lain analisa korelasi dari peramalan dan
kenyataan, analisis keadaan pasar dan lain
sebgainya. Dari beberapa analisis yang dilaksanakan
dalam perusahaan ini, nantinya akan dapat diketahui
model mana yang paling mendekati kenyataan
dalam perusahaan yang bersangkutan ini intuk
kemudian dapat dijadikan pegangan guna
penyusuan kebijaksanaan perusahaan untuk
menyongsong masa depan perushaan yang
bersangkutan tersebut.
Atas dasar model trend pangkat tunggal ini,
diketahui peramalan penjualan perusahaan Wahyu
Budi sebagaimana telah diperhitungkan tersebut.
Atas dasar perhitungan ini, apabila diperbandingkan
dengan kapasitas produksi optimal yang ada dalam
perusahaan tersebut, akan nampak bahwa
sebenarnya kapasitas produksi dalam perusahaan ini
memang lebih kecil daripada peramalan penjualan
produk perusahaan ini. Dengan demikian perusahaan
sudah seharusnya mempertimbangkan pemenuhan
kekurangan kapasitas produksi yang ada dalam
perushaan ini, apakah perusahaan akan memebeli
mesin dan peralatan yang baru untuk kepentingan
penambahan kapasitas produksi dalam perusahaan
ini, ataukah perusahaan akan tetap melakukan sub-
kontrak dengan perusahaan – perusahaan yang
lainnya. Hal ini tentunya akan dilaksanakan dengan
berbagai macam pertimbangan yang relevan dengan
hal tersebut.
Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses
produksi yang terputus-putus ialah:
a. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
sangat kecil dengan variasi yang sangat besar dan
didasarkan atas pesanan.
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan system,
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas
fungsi dalam proses produksi atau peralatan yagn
sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang
disebut dengan process lay out atau
departmentation by equipment.
c. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi
seperti ini adalah mesin¬mesin yang bersifat umum
yang dapat digunakan untuk menghasilkan
bermacam-macam produk dengan variasi yagn
hampir sama, mesin ini dikenal dengan nama
general purpose machines.
d. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan
biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individual
operator terhadap produk yang dihasilkan sangat
besar, sehingga operatornya perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan
produk tersebut.
e. Proses produksi tidak mudah/akan terhenti walaupun
terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin
atau peralatan.
Produksi Massa
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahapperencanaan harus mencakup langkah-langkah
kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap
implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.Perhatian utama dari kegiatan –
kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat
dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan
serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin
hanya berlangsung sekali saja dalam periode
setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Produksi masa adalah nama yang diberikan
kepada sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahapperencanaan harus mencakup langkah-langkah
kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap
implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.Perhatian utama dari kegiatan –
kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat
dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan
serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin
hanya berlangsung sekali saja dalam periode
setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Produksi masa adalah nama yang diberikan
kepada sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Proses Produksi
Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis
proses produksi:
Yangpert
amayaitumembuatbarangatauprodukdenganmenggu
nakanmesin serta peralatan.Hal ini disebut juga
produksi.
Yangkeduayaitumembuatsaranaproduksiatausistem
produksiitusendiri.Hal ini disebut persiapan
berproduksi.
Proses persiapan produksi terdiri dari
kegiatan-kegiatan seperti perencanaan urutan-
urutan proses sebagai berikut:
7. Penjadwalan waktu
8. Pemilihan peralatan
9. Pengerjaan dengan perkakas
10. Mobilisasi personalia
11. Pembelian material
12. Pembagian pekerjaan
Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan
seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan
(R&D) (Ogawa, 1984: 3).
“Proses produksi adalah cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan
dana) yang ada ".12)
Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha
sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan
keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya
dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan organisasi selama periode yang dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana
kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan
koordinasi dan komunikasi.
Karakteristik Anggaran
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas
yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang
menganggarkan.
Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di
bawah kondisi tertentu atau yang telah ditetapkan
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan
satuan selain keuangan
Anggaran dinyakan dalam istilah moneter, walaupun
jumlah moneter dapat saja ditunjang jumlah non
moneter.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu 1
tahun.
Anggaran merupakan komitmen atau kesanggupan
manajemen yang berarti bahwa para manajer setuju
untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas
yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang
menganggarkan.
Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di
bawah kondisi tertentu atau yang telah ditetapkan
Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya
dianalisis dan dijelaskan.
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan
satuan selain keuangan
Anggaran dinyakan dalam istilah moneter, walaupun
jumlah moneter dapat saja ditunjang jumlah non
moneter.
Jenis-jenis Proses Produksi
1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous
processes)
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent
processes)
Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan
variasi dari produknya besar, maka terhadap
pekerjaan yang bermacam-macam menimbulkan
pengawasan yang lebih sukar.
Persediaan bahan mentah biasanya tinggi,
karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang
akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan
bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous
process karena prosesnya yang terputus-putus.
Dalam proses seperti ini sering dilakukan
pemindahan bahan yang bolak-balik sehingga perlu
adanya ruangan gerak yang besar dan ruangan
tempat bahan¬bahan dalam proses yang besar.
Dimaksudkan dengan produksi massa dalam hal
ini adlah merupakan kegiatan produksi yang
dilaksanakan secara besar – besaran oleh
perusahaan yang bersangkutan. Dalam
hubungannya dengan perencanaan sistem produksi
khususnya perencanaan produk ini maka perkiraan
tentang jumlah yang diproduksikan pada masa –
masa yang akan datang sangat diperlukan oleh
manajemen perusahaan untuk merencanakan
kapasitas terpasang atau besarnya luas perusahaan
pada suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan yang
disusun ini dapat merupakan perencanaan jangka
panjang atau merupakan jangka menengah dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Dengan diketahuinya perencanaan penjualan
atau perencanaan produksi pada suatu jangka waktu
tertentu (jangka panjang atau jangka menengah) ini,
manajemen perusahaan akan dapat menyusun
perencanaan mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan dalan perusahaan tersebut. Penentuan
jumlah dan jenis produk yang akan dapat
diproduksikan ini sangat perlu dalam perusahaan
yang bersangkutan, agar supaya di dalam
pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan ini, tidak lagi terdapat kesenjangan
antara tingkat produksi yang direncanakan dengan
tingkat produksi yang dipergunakan sesungguhnya,
dimana hal ini akan cukup menggangu efisiensi
dalam perusahaan yang bersangkutan.
Peramalan yang dilaksanakan untuk mengetahui
perkiraan penjualan pada masa yang akan datang ini
dapat dipergunakan untuk dua macam kepentingan
jangka panjang dan juga untuk kepentingan jangka
pendek. Penggunaan untuk kepentingan jangka
pendek ini pada umumnya akan dihubungkan
dengan penyususnaan perencanaan produksi dari
perusahaan yang bersangkutan sedangkan
kepentingan jangka panjang adalah seperti telah
dibicarakan diatas, yaitu untuk penyusunan
perencanaan produk dalam hubungannya dengan
perencanaan kapasitas yang akan disediakan dalam
perusahaan yang betrsangkutan tersebut.
Dimaksudkan dengan produksi massa dalam hal
ini adlah merupakan kegiatan produksi yang
dilaksanakan secara besar – besaran oleh
perusahaan yang bersangkutan. Dalam
hubungannya dengan perencanaan sistem produksi
khususnya perencanaan produk ini maka perkiraan
tentang jumlah yang diproduksikan pada masa –
masa yang akan datang sangat diperlukan oleh
manajemen perusahaan untuk merencanakan
kapasitas terpasang atau besarnya luas perusahaan
pada suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan yang
disusun ini dapat merupakan perencanaan jangka
panjang atau merupakan jangka menengah dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Proses persiapan produksi terdiri dari kegiatan-
kegiatan seperti perencanaan urutan-urutan proses
sebagai berikut:
1. Penjadwalan waktu
2. Pemilihan peralatan
3. Pengerjaan dengan perkakas
4. Mobilisasi personalia
5. Pembelian material
6. Pembagian pekerjaan
Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan
seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan
(R&D) (Ogawa, 1984: 3).
“Proses produksi adalah cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan
dana) yang ada ".12)
Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha
sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan
keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya
dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan organisasi selama periode yang dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana
kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan
koordinasi dan komunikasi.
Apabial perusahaan tersebut belum prnah
memproduksikan serta menjual produk tersebut
maka data yang diperguanakn untuk mangadakan
peramalan penjualan perusahaan ini dapat diambil
dari data permintaan industri (industri demand) dari
produk tersebut. Dari peramalan yang dapat disusun
(untuk industri ysng bersngkutan) ini, kemudian
perusahaan akan dapar memperkirakan penjualan
perusahaan dengan jalan mengadakan analisa ini
perusahaan akan dapat memperkirakan penjualan
perusahaan oada masa – masa yang akan datang,
sehingga perusahaan akan dapat dipergunakan
dalam perusahaan bersangkuatan tersebut.
Dalam penyusunan peramalam penjualan baik
jangka pendek maupun jangka panjang di dalam
suatu perusahaan maka pada umumnya akan
dipergunakan model trend pangkat tunggal ini.
Beberapa hal yang mendorong penggunaan model
ini untuk penyusunaan peramalan penjualan
perusahaan adalah, karena pengguanaan model ini
relatif sederhana cara perhitungannya, juga model
ini akan memperhitungkan peramalan penjualan
produk perusahaan untuk masa yang akan datang
dengan mendasarkan diri kepada data yang ada
pada priode – periode yang telah lalu. Dengan
demikian di dalam penyusunaan peramalan dengan
mempergunakan model ini perushaan akan
senantiasa melihat kepada data yang ada di dalam
perusahaan tersebut pada tahun – tahun yang telah
lalu.
Tipe Proses Produksi
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas
bahwa proses produksi dapat dibedakan berdasarkan
karakteristik aliran dan tipe pesanan pelanggannya.
Maka pada bagian ini akan
membahas tentang klasifikasi berdasarkan aliran
proses produksinya, yaitu :
Aliran Garis
Tipe aliran ini mempunyai ciri aliran proses dari
bahan mentah sampai menjadi produk akhir dengan
urutan operasi yang digunakan untuk menghasilkan
produk atau jasa selalu tetap. Untuk tipe aliran ini,
produk harus di standarisasi dengan baik dan harus
mengalir dari satu operasi atau proses kerja ke
operasi berikutnya dengan urutan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Operasi aliran garis dapat menjadi 2 tipe produksi,
yaitu
Layout Kelompok (group layout)
Layout pada jenis ini memisahkan area-area dan
kelompok –kelompok mesin didalam pembuatan
komponen – komponen yang memerlukan proses
yang sejenis. Setiap komponen produknya
diselesaikan di area – area spesialis ini dengan
keseluruhan urutan pengerjaan mesin yang
dilakukan ditempat tersebut.
Layout seperti ini merupakan layout yang terpisah
dan hal ini termasuk suatu variasi dari layout produk.
Dalam layout kelompok ini, bagian-bagian dan
komponen yang akan dikerjakan dikelompokan
menjadi semacam ”keluarga”, dan berbagai area
atau department dibuat secara terpisah.
Layout Posisi Tetap (fixed potition layout)
Layout posisi tetap sering digunakan dalam produksi
besar dan kompleks, seperti pabrik mesin, pabrik
pembuatan lokomotif, turbin listrik, kapal terbang,
kapal laut jembatan dan sebagainya. Dalam hal ini
produk mungkin berada dalam suatu lokasi selama
periode perakitan atau mungkin tinggal disuatu
tempat untuk waktu yang lama dan kemungkinan
dipindahkan ketempat perakitan lainnya dimana
pekerjaan selanjutnya dilakukan.
Produksi massal (mass production)
Proses produksi massal pada umumnya
memproduksi kumpulan -kumpulan produk dalam
jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi
yang sama dengan produk sebelumnya, sehingga
proses ini sering disebut sebagai repetitive process,
misalnya saja untuk produk elektronik, mobil, motor
dan sebagainya.
Produksi secara terus-menerus (continuos
production).
Proses produksi secara terus-menerus ditandai
dengan waktu produksi yang relatif lama, hal ini
untuk menghindari penyetelan –penyetelan. Produksi
terus – menerus tampak didalam industry – industri
proses, seperti: industri kimia, industri kertas,
industri baja dan industri – industri lainnya.
Keputusan untuk menggunakan operasi aliran garis
tidak hanya berdasarkan pertimbangan efisiensi saja,
namun juga perlu faktor – faktor lain, seperti:
keusangan produk, ketidakpuasan kerja karyawan
karena kebosanan dan resiko perubahan teknologi
proses dan faktor – faktor lain yang
mempengaruhinya.
Aliran Intermiten
Tipe aliran ini mempunyai ciri produksi dalam
kumpulan – kumpulan atau kelompok barang yang
sejenis pada interval waktu yang terputus –
putus.Dalam hal ini, peralatan dan tenaga kerja
diatur dan diorganisasikan dalam pusat – pusat kerja
menurut tipe – tipe keterampilan atau peralatan
yang serupa.Operasi – operasi intermitten sangat
fleksibel dalam perubahan volume atau produk,
karena operasi – operasinya menggunakan peralatan
serbaguna dan tenaga kerja yang memiliki
keterampilan yang tinggi.Fleksibilitas ini
menimbulkan berbagai masalah dalam pengendalian
persediaan, schedule dan kualitas, disamping itu
belum dapat dikatakan efisien. Istilah operasi
intermitten sering disebut job shop dan istilah ini
terkadang hanya digunakan untuk menyatakan
operasi – operasi intermitten yang memproduksi
barang - barang berdasarkan spesifikasi pesanan
langganan.Operasi intermitten dapat diterapkan
dalam produksi barang – barang yang tidak di
standardisasi atau volume produksinya rendah,
karena operasi ini merupakan operasi yang paling
ekonomis dan melibatkan resiko yang paling kecil.
Aliran Proyek.
Bentuk operasi aliran proyek banyak digunakan
untuk memproduksi produk – produk yang bersifat
khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang,
gedung dan lain-lain.Setiap unit produk tersebut
dibuat sebagai suatu barang tunggal, meskipun tidak
ada aliran produk bagi suatu proyek tetapi ada
urutan-urutan operasi dimana seluruh operasi atau
kegiatan individual harus diurutkan untuk menunjang
pencapaian tujuan akhir. Masalah yang mungkin
akan sering terjadi dalam manajemen proyek adalah
perencanaan, pengurutan, scheduling dan
pengawasan kegiatan individual yang mengarahkan
penyelesaian proyek secara keseluruhan. Bentuk
operasi - operasi proyek digunakan bila ada
kebutuhan akan kreatifitas dan kekhususan dalam
pembuatan suatu produk. Sulit untuk
mengoptimalisasikan proyek – proyek karena hanya
dikerjakan sekali, sehingga peralatan serbaguna
terkadang digunakan untuk mengurangi kebutuhan
tenaga kerja.Proyek – proyek ditandai dengan biaya
yang tinggi dan kesulitan dalam perencanaan dan
pengawasan managerial.Ini diakibatkan karena
proyek pada dasarnya sukar dirumuskan, dan
mungkin merupakan subyek derajat perubahan dan
inovasi yang tinggi.
Seperti yang telah diketahui bahwa cara, metode
serta teknik menghasilkan produk cukup banyak,
maka proses produksi ini banyak macamnya tetapi
secara ekstrim dapat dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu:
Proses produksi terus-menerus (countinuos process)
Proses produksi terputus-putus (intermitten process)
Layout Garis (layout product)
Pada layout produk mesin - mesin dan peralatan
manufacturing yang lainnya diatur menurut aturan
dari aliran produk atau urutan proses produksi. Oleh
karena itu bagian yang ada menjadi bagian
pengerjaan suatu produk (product manufacturing
department). Operasi atau jalannya proses
pembuatan suatu produk selalu ditentukan terlebih
dahulu baru ditentukan urutan – urutan mesinnya.
Layout berdasarkan produk ini digunakan dalam
industri – industri yang menghasilkan produk –
produk secara missal dan barangnya telah di
standardisasikan.
Penyusunan Peralatan dan Perlengkapan Pabrik
Berdasarkan Aliran Proses Produksi
Untuk melihat jenis atau tipe proses produksi
yang digunakan, kita dapat melihatnya berdasarkan
layout yang berlaku pada perusahaan tersebut.
Layout dirancang untuk memungkinkan terjadinya
perpindahan yang ekonomis dari material dan
kegiatan dari orang-orang yang berada didalam
berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak
angkut material, pengambilan serta peletakan
produk - produk dan peralatan hendaknya dibuat
sependek mungkin.Hal ini dimaksudkan untuk
meminimumkan biaya penanganan dan angkut
(tranportasi). Secara lebih terperinci, layout
bertujuan untuk memanfaatkan ruangan yang
tersedia seefektif mungkin, meminimumkam biaya
penanganan bahan dan jarak mengangkut,
menciptakan kesinambungan dalam proses produksi,
mendorong semangat dan efektifitas kerja,
menyederhanakan proses produksi, menjaga
keselamatan karyawan dan barang – barang yang
sedang diproses serta menghindari berbagai bentuk
pemborosan.
Dalam system produksi terdapat beberapa pola
dasar umum dari layout, yaitu:
Layout Fungsional (layout process)
Dalam layout proses, semua mesin-mesin dan
peralatan yang sama ditempatkan atau
dikelompokan dalam suatu area atau department
yang sama. Jadi hanya terdapat suatu jenis proses
ditiap bagian atau department, dalam proses layout
ini digunakan mesin dengan tipe general purpose
machine.
Biasanya proses layout ini terdapat dalam
perusahaan-perusahaan yang berdasarkan job order
shop, yaitu pabrik-pabrik yang memproduksi barang-
barang yang tidak sama dan terbatas jumlahnya,
serta menurut pesanan pembeli atau batch
production.
Layout Garis (layout product)
Pada layout produk mesin - mesin dan peralatan
manufacturing yang lainnya diatur menurut aturan
dari aliran produk atau urutan proses produksi. Oleh
karena itu bagian yang ada menjadi bagian
pengerjaan suatu produk (product manufacturing
department). Operasi atau jalannya proses
pembuatan suatu produk selalu ditentukan terlebih
dahulu baru ditentukan urutan – urutan mesinnya.
Layout berdasarkan produk ini digunakan dalam
industri – industri yang menghasilkan produk –
produk secara missal dan barangnya telah di
standardisasikan.
Layout Kelompok (group layout)
Layout pada jenis ini memisahkan area-area dan
kelompok –kelompok mesin didalam pembuatan
komponen – komponen yang memerlukan proses
yang sejenis. Setiap komponen produknya
diselesaikan di area – area spesialis ini dengan
keseluruhan urutan pengerjaan mesin yang
dilakukan ditempat tersebut.
Layout seperti ini merupakan layout yang terpisah
dan hal ini termasuk suatu variasi dari layout produk.
Dalam layout kelompok ini, bagian-bagian dan
komponen yang akan dikerjakan dikelompokan
menjadi semacam ”keluarga”, dan berbagai area
atau department dibuat secara terpisah.
Layout Posisi Tetap (fixed potition layout)
Layout posisi tetap sering digunakan dalam produksi
besar dan kompleks, seperti pabrik mesin, pabrik
pembuatan lokomotif, turbin listrik, kapal terbang,
kapal laut jembatan dan sebagainya. Dalam hal ini
produk mungkin berada dalam suatu lokasi selama
periode perakitan atau mungkin tinggal disuatu
tempat untuk waktu yang lama dan kemungkinan
dipindahkan ketempat perakitan lainnya dimana
pekerjaan selanjutnya dilakukan.
Produksi masa adalah nama yang diberikan
kepada sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahapperencanaan harus mencakup langkah-langkah
kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap
implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.Perhatian utama dari kegiatan –
kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat
dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan
serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin
hanya berlangsung sekali saja dalam periode
setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang
terus-menerus ialah:
Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
besar (produksi massa) dengan variasi yang sangat
kecil dan sudah distandarisir.
Proses seperti ini biasanya menggunakan system
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan
pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang
disebut product lay out atau departmentation by
product.
Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi
seperti ini adalah mesin¬mesin yang bersifat khusus
untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal
dengan nama special purpose machines.
Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan
biasanya agak otomatis, maka pengaruh individual
operator terhadap produk yang dihasilkan kecil
sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi untuk pengerjaan
produk tersebut.
Apabila terjadi salah satu mesin/peralatan terhenti
atau rusak, maka seluruh proses produksi akan
terhenti.
Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan
variasi dari produknya kecil maka job structurenya
sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu
banyak.
Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses
adalah lebih rendah daripada intermittent
process/manufacturing.
Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat
khusus maka proses seperti ini membutuhkan
maintenance specialist yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang banyak.
Produksi masa adalah nama yang diberikan kepada
sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahapperencanaan harus mencakup langkah-langkah
kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap
implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.Perhatian utama dari kegiatan –
kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat
dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan
serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin
hanya berlangsung sekali saja dalam periode
setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
Produksi masa adalah nama yang diberikan kepada
sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Peramalan yang dilaksanakan untuk mengetahui
perkiraan penjualan pada masa yang akan datang ini
dapat dipergunakan untuk dua macam kepentingan
jangka panjang dan juga untuk kepentingan jangka
pendek. Penggunaan untuk kepentingan jangka
pendek ini pada umumnya akan dihubungkan
dengan penyususnaan perencanaan produksi dari
perusahaan yang bersangkutan sedangkan
kepentingan jangka panjang adalah seperti telah
dibicarakan diatas, yaitu untuk penyusunan
perencanaan produk dalam hubungannya dengan
perencanaan kapasitas yang akan disediakan dalam
perusahaan yang betrsangkutan tersebut.
Produksi masa adalah nama yang diberikan
kepada sebuah metode memproduksibarangdalam
j
umlahbesardenganbiayayangrendahperunitnya.Wala
u harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas
rendah.Sebaliknyadiproduksinya barangdalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh
interchangeableparts atau peralatan yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools). Disini
tahapperencanaan harus mencakup langkah-langkah
kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap
implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.Perhatian utama dari kegiatan –
kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat
dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan
serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin
hanya berlangsung sekali saja dalam periode
setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur
(Ogawa, 1984:2).
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki book.store.co.id,Buku
pengantar bisnis universitas of indonesia
http://blogdeta.blogspot.com/2009/03/manajemen-
produksi.html
Eliza Viandrayani Aziz. Manajemen Produksi ,
Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Liberty,
Yogyakarta, 1993.
Indriyo Gito Sudarmo, Pengantar Bisnis, BPFE,
Yogyakarta, 1996.
Handoko, T Hani, 1991, Dasar- dasar Manajemen
Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE Yogyakarta,
1991.
Ahyari, Agus, Manajemen Produksi I, Universitas
Terbuka, Jakarta, 1987.
Sukanto Reksohadiprojo, Manajemen Produksi Edisi
4, BPFE, Yogyakarta, 2008.
Jeff Madura, Intoduction To Business, Salemba 4,
Jakarta, 2009.
Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi dan Operasi,
LPFE Univ. Indonesia, Jakarta,
Widyatmini, Pengantar Bisnis, Gunadarma, Jakarta,
1992
moko31.files.wordpress.com/2008/09/siklus-hidup-
produk.ppt. elearning.gunadarma.ac.id
forum.ti.itb.ac.id
Sumber buku Manajemen pemasaran di indonesia
Oleh : Kotler, A.B Susanto.
Abdul Halim, (2009), Akuntansi Biaya, Yogyakarta,
BPFE.
Mulyadi, (2005), Akuntansi Biaya, Yogyakata, YKPN.
Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung,
Alumni.
Handoko, T Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi. Edisi 1. Yogyakarta. BPFE
Yogyakarta.
Jay Heizer dan Barry Render. (2005) Operation
Management, 7 edition. (Manajemen Operasi edisi 7,
Buku 1) Penerbit Salemba Empat. Jakarta