BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola pembangunan bangsa Indonesia saat ini memerlukan penanganan yang serius terutama bidang politik, ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan. Di tengah memburuknya situasi politik yang semakin tidak menentu, ekonomi pun ikut terpuruk sehingga mengakibatkan kesejahteraan masyarakat menurun. Bahkan bidang pendidikan lebih parah lagi. Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara umum jauh dari yang diharapkan. Pembangunan yang seharusnya dilakukan pembangunan yang terpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia dengan sasaran utama pada peningkatan SDM sehingga mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan, mandiri dan mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan serta permasalahan yang muncul dari dalam dan luar negeri. Tempat yang terbaik untuk membangun bangsa sendiri adalah masyarakat bukan menggantungkan diri kepada pemerintah. Tugas pemerintah adalah bagaimana membina masyarakat berperan aktif dalam pembangunan. Bentuk pembinaan tersebut dapat ditempuh dengan jalur pendidikan karena walau bagaimanapun pendidikan tetap merupakan modal dasar keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan. Namun, di tengah memburuknya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, timbul pula beberapa faktor yang menghambat dalam proses pendidikan yaitu kemiskinan dan pengangguran. Pengangguran nampaknya menjadi ancaman yang serius bagi pola pembangunan Indonesia. Pengangguran ini dapat mengakibatkan terputusnya pendidikan dan kemiskinan yang semakin meningkat. Dengan semakin merebaknya budaya penganggur maka secara langsung akan dirasakan akibatnya dapa masalah sosial di masyarakat. Pengangguran adalah masalah sosial yang
1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola pembangunan
bangsa Indonesia saat ini memerlukan penanganan yang serius
terutama bidang politik, ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan. Di
tengah memburuknya situasi politik yang semakin tidak menentu,
ekonomi pun ikut terpuruk sehingga mengakibatkan kesejahteraan
masyarakat menurun. Bahkan bidang pendidikan lebih parah lagi.
Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara umum jauh dari
yang diharapkan. Pembangunan yang seharusnya dilakukan pembangunan
yang terpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia dengan sasaran
utama pada peningkatan SDM sehingga mampu berperan serta secara
aktif dalam pembangunan, mandiri dan mampu meningkatkan efisiensi
dan produktivitas nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan
serta permasalahan yang muncul dari dalam dan luar negeri. Tempat
yang terbaik untuk membangun bangsa sendiri adalah masyarakat bukan
menggantungkan diri kepada pemerintah. Tugas pemerintah adalah
bagaimana membina masyarakat berperan aktif dalam pembangunan.
Bentuk pembinaan tersebut dapat ditempuh dengan jalur pendidikan
karena walau bagaimanapun pendidikan tetap merupakan modal dasar
keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan. Namun, di tengah
memburuknya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, timbul pula
beberapa faktor yang menghambat dalam proses pendidikan yaitu
kemiskinan dan pengangguran. Pengangguran nampaknya menjadi ancaman
yang serius bagi pola pembangunan Indonesia. Pengangguran ini dapat
mengakibatkan terputusnya pendidikan dan kemiskinan yang semakin
meningkat. Dengan semakin merebaknya budaya penganggur maka secara
langsung akan dirasakan akibatnya dapa masalah sosial di
masyarakat. Pengangguran adalah masalah sosial yang mendasar.
Apalagi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuat
pengangguran semakin merebak. Berdasarkan masalah di atas penulis
mencoba untuk mengkajinya dengan judul Makalah: Kependudukan dan
Ketenagakerjaan B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Apa
yang melatar belakangi timbulnya pengangguran Bagaimana dampak yang
ditimbulkan akibat pengangguran
2. Bagaimana hambatan dan solusi untuk menanggulangi masalah
pengangguran Bagaimana laju pertumbuhan penduduk Bagaimana
karateristik kependudukan Bagaimana pandangan umum tentang
ketenagakerjaan Bagaimanakah pekerjaan dan tingkat upah yang
berlaku C. Tujuan Penulisan Makalah Untuk mengetahui jumlah,
kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengetahui
karakteristik kependudukan Untuk mengetahui ketenaga kerjaan Untuk
mengetahui angkatan kerja dan tingkat upah Untuk mengetahui
kebijaksanaan kependudukann dan ketenagakerjaan. D. Pendekatan dan
Metode Pemecahan Masalah Pendekatan yang digunakan dalam memecahkan
masalah yang sedang diteliti yaitu pendekatan multi aspek. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian kualitatif menurut
Bodan dan Taylor (dalam Moleong, 1996:3), ialah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk mengungkapkan
dan memahami kenyataan yang terjadi di lapangan bagaimana adanya.
Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif akan lebih
luas dan mendalam mengungkapkan masalah. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu observasi langsung, wawancara, angket,
analisis data dan studi literatur yang disesuaikan dengan masalah
yang sedang diteliti. BAB II PENDUDUK DAN TENAGA KERJA A.
PENGERTIAN PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 1. Pengertian Penduduk Dalam
arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis
yang mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat
pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu
tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk
adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya. a. Teori
penduduk modern
3. Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern,
diantaranya: Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak
sebagai elemen yang penting dalam kekuatan negara yaiti merupakan
faktor yang penting di dalam kekuatan negara dan memegang peranan
dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara. Pandangan Kaum
Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian
dalam rangka menunjang pertambahan penduduk. Pandangan Cantilion
(Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat menentukan
tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa
jumlah penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh
jumlah makanan yang dapat diproduksi oleh tanah. Pandangan Quesnay
(Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup
banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf
hidup yang layak. Pertumbunhan penduduk (populatin growth) di suatu
negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan
oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi neto. Pertambahan
alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh
dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi
neto (nett migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh
dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran. b. Factor
mendorong terjadinya kependudukan Beberapa faktor yang mendorong
terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif,
antara lain: Kemajuan IPTEK. Dorongan atau hasrat naluri manusia
yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya di
dalam kehidupannya baik material maupun intelektual. Keterbatasan
kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan. 2. Pengertian Tenaga kerja Menurut UU No. 13 tahun 2003
Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh
karenanya, setiap upaya pembangunan
4. selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan
lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat
langsung dari pembangunan. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai
tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga
kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang
menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7
tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. a.
Klasifikasi Tenaga Kerja Berdasarkan penduduknya Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.
Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun
sampai dengan 64 tahun. Bukan Tenaga Kerja Bukan tenaga kerja
adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja
No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu
mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.
Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut
usia) dan anak-anak. Berdasarkan batas kerja Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Bukan angkatan
kerja Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke
atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: anak sekolah dan mahasiswa
para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan para pengangguran
sukarela
5. Berdasarkan kualitasnya Tenaga kerja terdidik Tenaga kerja
terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan
formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan
lain-lain. Tenaga kerja terampil Tenaga kerja terampil adalah
tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan
melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan
latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan
tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah,mekanik, dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik Tenaga kerja tidak terdidik adalah
tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh:
kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya. b.
Masalah Ketenagakerjaan Berikut ini beberapa masalah
ketenagakerjaan di Indonesia. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan
denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar
tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal
ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini
akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang
dan jasa. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan
kesempatan kerja Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak
diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban
tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan
pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi
pendorong pembangunan ekonomi. Persebaran tenaga kerja yang tidak
merata Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau
Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja,
terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan
demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di
daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola
secara maksimal.
6. Pengangguran Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak
mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar.
Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain
itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin
sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan
kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin
banyak c. Konsep dan Definisi Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua
kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang
termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun
keatas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak
bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan
angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja,
tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari kerja Angkatan kerja
itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang
dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja di
dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah
(www.tempointeraktif.com). Pengangguran merupakan usaha mendapatkan
pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu yang lalu
saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih
dalam status menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu
sebelum pencacahan. Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan
sebagai penganggur terbuka. Berikut ini adalah macam jenis &
macam pengangguran yang lain: Pengangguran Friksional / Frictional
Unemployment Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi
dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerjaan. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang
mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian
suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment Pengangguran musiman
adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya
seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang
menanti musim durian. Pengangguran Siklikal
7. Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur
akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. B. PERANAN PENDUDUK
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI Kapasitas yang rendah dari Negara sedang
berkembang ntuk meningkatkan output totalnya harus diimbangi dengan
penurunan tngkat penduduk, sehingga penghasilan rill per kapita
akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah untuk menaikkan
output totalnya dan tanpa diimbangi dengan turunya tingkat
perkembangan pendududk, maka akan terjadi penundaan pembangunan
ekonomi. Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di
negra-negara sedang berkembang, yaitu : Adanya tingkat perkembangan
penduduk yang relatif tinggi Adanya struktur umur yang tidak
favorable Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata
Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih 1. Tingkat
Perkembangan Penduduk Yang Tinggi Penduduk memiliki dua peranan
dalam pembangunan ekonomi; satu dari segi permintaan dan yang lain
dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk bertindak
sebagai konsumen dan dari segi penawaran bertindak sebagai
produsen. Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah
selalu merupakan penghambatbagi jalannya pembangunan ekonomi jka
penduduk ini mempunyai produksi yang dihasilkan. Ini berarti
tingkat pertambahan penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat
penghasilan yang tnggi pula. Jadi pertambahan penduduk dengan
tingkat penghasilan yang rendah tidak ada gunanyabagi
pengembangunan ekonomo. 2. Struktur Umur Yang Tidak Favorable
Negara-negara yang sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran
yang tinggi dan tingkat kematian yang rendah seperti sudah berulang
kali kita bicarakan di depan. Hal ini mengakibatkan adanya
segolongan besar penduduk usia muda lebih besar proporsinya dari
pada golongan penduduk usia dewasa. Keadaan penduduk ini seperti
ini disebut sebagai penduduk yang berciri expansive
8. Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak
menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, Karen : Penduduk golongan
muda usia, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per kapita
dan mereka semua merupakan konsumen dan bukun produsen dalam
perekonomian tersebut Adanya golongan penduduk usia muda yang besar
jumlahnya di suatu Negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi
factor-faktor produksi ke arah investasi-investasi sosial dan bukan
ke investasi-investasi kapital. Oleh karena itu paling tidak ia
akan menunda perkembangan ekonomi. 3. Distribusi Penduduk Yang
Tidak Seimbang Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya telah
dihubungkan dengan daerah-daerah yang secara ekonomis telah maju
dan bersifat industri. Urbanisasi ini mempunyai pengaruh dan
akibat-akibat yang berbeda di Negara-negara yang sedang berkembang
Di Negara-negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di
sector pertanian. Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat
upah yang lebih menarik di sector industry ( di kota) dari pada
tingkat upah di desa (sector pertanian) 4. Kualitas Tenaga Kerja
Yang Rendah Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang
pembangunan ekonomi suatu Negara. Ini disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk
adanya perkembangan ekonomi, terutama industry, jelas sekali
dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau
paling tidak dapat membaca dan menulis. Dengan nama lain pendidikan
merupakan factor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi.
Bahkan menurut schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang
terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produksi lain. C.
LEDAKAN PENDUDUK Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa
factor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah tingkat
kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan penduduk
(migrasi). 1. Tingkat Kematian Ada empat factor yang menyumbang
terhadap penurunan angka kematian pada umumnya :
9. Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan
teknologi dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta
tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama. Adanya perbaiakan
pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun kesehatn
individu. Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta
diperkenalkannya lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern.
Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu
membiayai hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan
selanjutnya dapat hidup sehat. 2. Tingkat Kelahiran Di
Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di
samping adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih
dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola
kebudayaan seperti : umur perkawinan, status wanitanya, kedudukan
antara rural dan urban serta sifat-sifat dari dari system family
yang ada. 3. Migrasi Migrasi mempunyai peranan juga dalam
menentukan tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu tingkat
pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat
kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan
amerika utara meningkat karena alas an migrasi. D. PEMECAHAN
MASALAH KEPENDUDUKAN Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk
yang terjadi di Negara-negar sedang berkembang, dapatlah kita
menyimpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah yang sangat
sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu
kebijakan dari sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat
pertumbuhan penduduk, yaitu dengan mencegah penurunan tingkat
kematian: atau dengan kata lain meningkatkan adanya kematian.
Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia
yang pada umumnya ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak
dapat dilaksanakan. E. PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Beberapa
Konsep Ketenagakerjaan Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh
hubungan antara manusia dengan factor- faktor produksi yang lain
dan juga sifat-sifat manusia itu sendiri. Yang kita maksud
10. dengan human resourses disini ialah penduduk sebagai suatu
keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai factor produksi, maka tidak
semua penduduk dapat bertindak sebagai factor produksi. Hanya
penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap
sebagi factor produksi. Tenaga kerja adalh penduduk pada usia kerja
yaitu : antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini
dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. 2. Macam-macam Pengangguran Dalam pembangunan
ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut menganggur adalah
meraka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari
pekerjaan tidak digolongkan dalam angkatan kerja dan juga bukan
penganggur. Jumlah tenaga kerja yang menganggur, cukup banyak di
Negara-negara yang dapat berkembang pengangguran dapat digolongkan
ke dalam 3 jenis yaitu : Pengangguran yang kelihatan Visible
underemployment akan timbul apabila jumlah tenaga kerja yang
sungguh- sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang
disediakan untuk bekerj egasnya, ini merupakan suatu penggangguran.
Meskipun pengangguran itu terdapat di sector-sektor kerajinan dan
industry-industri sedang mampu besar, namun cukup penting bagi
Negara- negara sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas
kegiatan sector pertanian. Pengangguran tak kentara Pengangguran
tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu
kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke
sector-sektor atau pekerjaanlain tanpa ,emgurangi output di sector
yang ditinggalkan. Sebagai misal kalau pada saat panen atau tanam
padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa
tenaga kerja pada saat giat-giatnya pekerjaan panen atau tanam
tersenut tidak akan mengurangi atau menurunkan output. Pengangguran
potensial Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari
disguised unemployment dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu
sector dapat ditarik dalam sector tersebut tanpa mengurangi output;
tetapi harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam
metode produksi yang memerlukan pembentukan capital yang berarti.
F. KUALITAS TENAGA KERJA Sejauh ini kita memperhatikan peranan
tenaga kerja sebagai salah satu fakor produksi yang akan
mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional dari segi
kualitas
11. atau jumlah saja. Sementara itu kita beranggapan bahwa
kalau jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha produksi
meningkat, maka jumlah produksi yang bersangkutan juga meningkat.
Dengan kata lain kalau tidak ada peningkatan jumlah tenaga kerja
maka jumlah produksi akan tetap. Pernyataan yang demikian ini,
tidak dapat seluruhnya dianggap benar karena walaupun jumlah tenaga
kerja itu tidak berubah, tetapi bila kualitas dari tenaga kerja
menjadi lebih baik, maka dapat terjadi bahwa tingkat produksi akan
meningkat pula. KESIMPULAN Telah kita ketahui bahwa tujuan
pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk
Negara yang bersangkutan, yang tidak bias diukur dengan kenaikan
pendapatan rill per kapita. Pendapatan rill per kapita adalah sama
dengan pendapatan nasional rill atau output secara keseluruhan yang
dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk
seluruhnya. Jadi standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali
output total meningkat dengan baik cepat dari pada pertumbuhan
jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total
diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat
menyerap pertambahan penduduk, yang berarti naiknya pendapatan rill
per kapita.