WORKSHOP PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ULTRASONIK KEBIDANAN BAGI PROFESI KESEHATAN DALAM ANTENATAL CARE
KARAWANG, 4 – 6 OKTOBER 2013
PENDAHULUAN
Antenatalcare adalah suatu fase pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi yang di kandungnya semasa kehamilan
Salah satu hal yang utama dalam antenatalcare adalah melakukan diagnose keadaan status kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan
Sejak di mulainya antenatal care, penentuan diagnose dilaksanakan berdasarkan :
Anamnesa Inspeksi Palpasi Auskultasi
Pemeriksaan lainnya untuk menunjang penegakkan diagnose
Yang di harapkan pada diagnose bersangkutan dengan bayi
Taksiran berat badan bayi Posisi bayi dalam kandungan Denyut jantung bayi Taksiran waktu kelahiran
PALPASI
Umumnya palpasi dilakukan dengan metode Leopold I sd IV Metode Leopold ini sudah termasuk
yang paling canggih dalam menentukan diagnosa
Namun dengan sistem ini pemeriksa hanya mengira2 saja TANPA DAPAT MEMASTIKAN FAKTA YANG DAPAT DILIHAT SECARA NYATA
LEOPOLD
ULTASONOGRAFI Dengan adanya alat ultrasonografi
maka dapat di tetapkan DIAGNOSA secara faktual dengan bantuan komputer ,meliputi Taksiran waktu kelahiran Taksiran berat dan panjang bayi Biometri bayi yang di kandung Detak jantung secara faktual Grafik detak jantung bayi Posisi janin Kondisi plasenta Kondisi cairan amnion Kepastian hamil faktual sejak usia 2 minggu
TAKSIRAN WAKTU KELAHIRAN
Detak jantung bayi
KONDISI PLASENTA , LETAK JANIN dan JUMLAH JANIN
ALAT USG Canggih dalam semua
requirement sebagai alat pencitraan UNTUK DIAGNOSA
Akurat dalam menentukan ukuran
Sangat sederhana sehingga mudah dalam menggunakannya
Portable Biaya terjangkau oleh
profesi dokter umum dan bidan
WORKSHOP Sejak tahun 2000 diciptakan Modul : Pendidikan dan Pelatihan
Pemeriksaan Antenatalcare dengan Alat USG oleh Dokter Umum dan Bidan
Pencipta : Prof. DR.Dr. KH. Salamun Sastra,MPH.,MEd.,MSc., SpM
WORKSHOP
Dalam waktu 20 jam seorang dokter umum / bidan akan terampil menggunakan alat USG secara akurat dalam menentukan 9 diagnosa yang tercantum diatas
Modul disusun menurut petunjuk WHO tahun 1985
WHO Pada tahun 1985 WHO telah
menerbitkan beberapa manual untuk memberikan panduan dalam penggunaan diagnostik pencitraan
Penggunaan manual ini tidak hanya
terbatas pada dokter umum dan bidan, tetapi juga bagi para mahasiswa kedokteran, bidan serta residen yang sedang mengikuti pendidikan untuk menjadi spesialis dalam bidang diagnostik pencitraan
BUKU MANUAL PENDIDKAN WHO
Dalam pembuatan buku manual tersebut, WHO di dukung Pejabat Medis, Ilmu Kedokteran Radiasi WHO Geneva, Kepala Publikasi WHO dan dukungan dari The World Federation of Ultrasound in Medicine and Biology (WFUMB)
PPRI NO. 32 TAHUN 1996
Tenaga kesehatan di Indonesia yang dapat menetapkan suatu diagnosa adalah Dokter Dokter gigi Bidan Melalui proses anamnese, inspeksi,
palpasi, auskultasi dan apabila dibutuhkan penetapan diagnosa dapat di tambah dengan alat bantu diagnostik
Diagnosa Pencitraan dibidang Oftalmologi
Perdarahan vitreous
Ablatio Retinae