UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
Jurnal Penelitian : KEPUASAN
KERJA PADA INSTRUKTUR
SENAM AEROBIK
Disusun Oleh :
Nama : Nintiyas Utari
NPM : 10507172
Jurusan : Psikologi
Pembimbing : Dra. Lieke E.M
Waluyo, MscEng,
Phl
Diajukan Guna Melengkapi
Sebagian Syarat Dalam Mencapai
Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
JAKARTA
2011
KEPUASAN KERJA PADA
INSTRUKTUR SENAM
AEROBIK
Oleh
Nintiyas Utari
10507172
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Kepuasan kerja diartikan sebagai
bagaimana mendapatkan apa yang
diharapkan oleh individu sebagai
pekerja serta suatu cara individu
dalam menjalani pekerjaannya
dengan berdasarkan perasaan yang
dialaminya pada pekerjaan yang
sedang dijalaninya baik itu perasaan
yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan dan hal tersebut
pun dirasan oleh instruktur senam
aerobik. oleh karena itu peneliti
ingin mengetahui gambaran
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik, untuk mengetahui
hal-hal apa saja yang dilakukan
instruktur senam aerobik untuk
membuat konsumen menjadi puas
dengan pekerjaannya sebagai
instruktur senam aerobik, serta untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif
dalam bentuk studi kasus. Teknik
pengumpulan data menggunakan
metode wawancara terpimpin dan
observasi dilakukan terhadap subjek
adalah observasi non partisipasi.
Karakteristik subjek di dalam
penelitian ini adalah individu yang
bekerja sebagai instruktur senam
aerobik. Penelitian ini menunjukkan
bahwa gambaran kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik
terdapat pada subjek yaitu subjek
bekerja diikuti oleh bakat dan
keterampilan yang dimilikinya,
subjek merasa puas karena member
menerima subjek sebagai instruktur
senam aerobik mereka, serta subjek
merasa puas karena subjek memiliki
hubungan yang baik dengan rekan
sekerja, atasan, serta member senam
aerobik. sedangkan faktor-faktor
yang menciptakan kepuasan kerja
pada saat subjek bekerja saat ini
yaitu minat subjek dalam bekerja,
Ketentraman subjek dalam kerja,
sikap subjek terhadap pekerjaannya,
Bakat dan keterampilan yang
dimiliki subjek, interaksi sosial baik
sesama rekan sekerja, interaksi baik
dengan atasannya, interaksi baik
dengan tenaga kerja yang berbeda
jenis pekerjaannya.
Kata kunci : kepuasan kerja,
instruktur senam aerobik
Job satisfaction is defined as how to
get what is expected by the
individual as worker and an
individual way of living based on his
work with the feelings experienced at
work is being lived either feeling
pleasant and unpleasant and it was
dirasan by aerobics instructors.
therefore the researchers wanted to
know the description of job
satisfaction on aerobics instructor, to
know what things are done aerobics
instructor to make consumers be
satisfied with his work as aerobics
instructor, as well as to determine
what factors are influencing job
satisfaction the aerobics instructor.
The research was conducted using a
qualitative approach in the form of
case studies. Data collection
techniques using interviews and
observations conducted guided
towards the subject is the
observation of non-participation.
Characteristics of the subjects in this
study were individuals who worked
as an aerobics instructor. This study
shows that the picture of job
satisfaction on aerobics instructor
there to work on the subject ie the
subject followed by the talent and
skills, the subjects were satisfied
because the member receives the
subject as their aerobics instructor,
and the subject was satisfied that the
subject has a good relationship with
colleagues co-workers, bosses, as
well as aerobics member. whereas
the factors that create job
satisfaction when the subject of
current work is the subject of interest
in work, Peace in the subject of
work, attitude toward the subject of
her work, talent and skills possessed
the subject, good social interaction
among co-workers, both with his
superiors interactions, interactions
well with different types of labor
work.
Keywords: job satisfaction, aerobics
instructor
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut George & Jones
(2002), kepuasan kerja merupakan
kumpulan feelings dan beliefes yang
dimiliki seseorang tentang
pekerjaannya. Begitu pula menurut
Newstrom (1985) yang
mengemukakan bahwa job
satisfaction is the favorableness or
unfavorableness with employes view
their work yang berarti kepuasan
kerja merupakan perasaan
mendukung atau tidak mendukung
yang dialami tenaga kerja dalam
bekerja. Namun, Wexley & Yukl
(dalam Widya, 2003) menyimpulkan
bahwa kepuasan kerja bermula dari
berbagai aspek kerja yaitu upah,
kesempatan promosi, penyelia, dan
rekan sekerja. Kepuasan kerja juga
berasal dari lingkungan kerja,
kebijaksanaan dan prosedur,
keanggotaan kelompok. Dengan
begitu, kepuasan kerja dapat dilihat
dari sikap positif atau negatif yang
dimiliki seseorang terhadap
pekerjaannya (Greenberg dan Baron,
2000).
Sikap positif yang dimiliki
seseorang terhadap pekerjaannya
diakibatkan karena ada rasa
kepuasan kerja di dalam dirinya.
Begitu juga sebaliknya, sikap negatif
yang dimiliki seseorang terhadap
pekerjaannya diakibatkan karena
adanya rasa ketidakpuasan pekerja
dalam bekerja dan sebagai pekerja,
seorang instruktur senam aerobik
pernah mengalami hal tersebut. Salah
satu bentuk pengalaman dari
ketidakpuasan kerja seorang
instruktur senam aerobik yang
dikutip pada situs Yahoo.com (2010)
adalah pernah dialami oleh instruktur
senam aerobik yaitu Fahmy
fachrezzy yang juga merupakan sang
maestro senam aerobik dimana
Fahmi fachrezzy ketika itu pernah
diundang di sebuah kantor yang
membayarnya lumayan mahal. Ia
sudah setengah mati mempersiapkan
lagu yang bagus. Akan tetapi, begitu
ia tampil, tampak peserta pria terlihat
ogah-ogahan sambil sesekali
menyemangati peserta wanita dari
pinggir arena. Fahmy bingung dan ia
pun menemui pihak pengundang dan
ia pun mengundurkan diri. Ia
mengatakan: “mereka sebetulnya
tidak suka aerobik, jadi lebih baik
dana yang ada dipakai untuk
kegiatan olahraga lain yang disukai
oleh peserta.”
Dilihat dari pengalaman
seorang instruktur senam aerobik di
atas maka terlihat bahwa kepuasan
kerja yang dirasakan oleh instruktur
senam aerobik tidak hanya dapat
dilihat dari segi upah saja tetapi juga
dari apa yang instruktur senam itu
rasakan sehingga terciptanya
kepuasan di dalam dirinya dimana
hal tersebut juga disimpulkan pada
penelitian Hernawan (2002) bahwa
kepuasan kerja seorang instruktur
senam aerobik tergantung pada
tingkatan hasil instrinsik dan
ekstrinsik yang dirasakan oleh
instruktur senam itu sendiri. Hasil
instrinsik ialah obyek atau kejadian
yang timbul dari usaha instruktur
senam aerobik itu sendiri, dan tidak
menuntut keterlibatan orang lain.
Hasil instrinsik tersebut melibatkan
perasaan tanggung jawab, tantangan,
dan pengakuan, dan merupakan hasil
dari ciri khas kerja. Secara sederhana
hasil instrinsik tersebut adalah hasil
yang jelas yang berhubungan dengan
tindakan yang dilakukan oleh
instruktur senam aerobik.
Sebaliknya, hasil ekstrinsik
merupakan obyek atau kejadian-
kejadian yang mengikuti usaha
instruktur senam aerobik itu sendiri
yang berhubungan dengan faktor-
faktor lain yang tidak terlibat
langsung dalam pekerjaan itu sendiri.
Gaji, kondisi kerja, rekan sejawat
dan bahkan pihak manajemen
sanggar senam maupun tempat
dimana instruktur senam aerobik
tersebut bekerja ialah ciri khas
tempat kerja yang merupakan hasil
potensial pekerjaan, tetapi bukan
merupakan bagian fundamental dari
pekerjaan itu sendiri.
Berdasarkan fenomena di atas
maka hasil instrinsik dan hasil
ekstrinsik tersebut terdapat pada
faktor-faktor kepuasan kerja yang
disampaikan oleh Jewell dan Siegal
(1989) dimana hasil instrinsik dan
hasil ekstrinsik tersebut dibagi lagi
menjadi beberapa faktor, yaitu: (1)
Faktor psikologis, dimana kepuasan
pekerja berhubungan dengan
kejiwaan pekerja yang meliputi
minat, ketentraman kerja, sikap
terhadap pekerjaan, bakat dan
keterampilan; (2) Faktor sosial,
dimana kepuasan kerja dilihat dari
yang berhubungan dengan interaksi
sosial, baik antar sesama pekerja
dengan atasan maupun antar pekerja
yang berbeda jenis kerjanya serta
hubungan dengan anggota
keluarganya; (3) Faktor fisik, dimana
kepuasan kerja dilihat dari kondisi
fisik lingkungan kerja dan kondisi
fisik tenaga kerja, meliputi. Jenis
pekerjaan, pengaturan waktu kerja
dan waktu istirahat, perlengkapan
kerja, keadaan ruangan, suhu
penerangan, pertukaran udara,
kondisi kesehatan tenaga kerja,
umur, dan sebagainya; (4) Faktor
finansial, dimana kepuasan kerja
dilihat dari jaminan serta
kesejahteraan tenaga kerja yang
meliputi sistem dan besarnya gaji,
jaminan sosial, macam-macam
tunjangan, fasilitas yang diberikan,
promosi, dan sebagainya.
Selain itu menurut Burt
(1992), faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja pada
tenaga kerja meliputi lingkungan,
faktor individual, rasa aman, kondisi
kerja, dan waktu istirahat. Sedangkan
Robbins (1996), menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja diantaranya, tantangan kerja,
kondisi kerja yang mendukung,
sistem kerja yang adil, dan rekan
kerja yang mendukung.
Kepuasan dan ketidakpuasan
kerja pada instruktur senam aerobik
akan memberikan pengaruh pada
perilakunya seperti yang telah
disampaikan oleh Herzberg (1959)
bahwa perilaku pekerja yang puas
akan mempunyai motivasi untuk
bekerja yang tinggi dan mereka lebih
senang dalam melakukan
pekerjaannya, sedangkan pekerja
yang tidak puas akan membuat
mereka malas berangkat ke tempat
bekerja dan malas untuk bekerja.
Tingkah laku instruktur yang malas
dapat menyebabkan tingkat absensi
yang tinggi, keterlambatan kerja dan
pelanggaran disiplin yang lainnya,
sebaliknya tingkah laku pekerja yang
merasa puas akan lebih
menguntungkan bagi atasan, dirinya
sendiri dan peserta yang
diajarkannya dan sebagai pekerja, hal
tersebut juga berlaku untuk
instruktur senam aerobik bahkan
ketika seorang instruktur senam
aerobik merasa tidak puas maka ia
dapat mengeluarkan diri dari tempat
yang memperkerjakannya. Maka dari
itu, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah gambaran
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik?
2. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik serta untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki 2
manfaat, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi tambahan
khasanah ilmu pengetahuan
Psikologi pada umumnya dan
terutama bagi Psikologi Industri dan
Organisasi yang berkaitan dengan
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik.
2. Manfaat praktis
Dari segi praktis, diharapkan
dapat menambah wawasan bagi
peneliti yaitu untuk mengetahui
gambaran kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik serta untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik. Bagi
seseorang yang berprofesi sebagai
instruktur senam aerobik yaitu untuk
dapat mengetahui kepuasan kerja
pada pekerjaannya agar dapat
meningkatkan loyalitas sebagai
instruktur senam aerobik terhadap
pekerjaannya ataupun perusahaan
atau organisasi usaha dimana tempat
instruktur senam aerobik bekerja.
Bagi masyarakat umum, diharapkan
dapat memberikan masukan dan
pengetahuan mengenai kepuasan
kerja pada instruktur senam aerobik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuasan Kerja
1. Definisi Kepuasan Kerja
Menurut Robbin (1996),
kepuasan kerja merupakan sikap
umum terhadap pekerjaan
seseorang yang menunjukkan
perbedaan antara jumlah
penghargaan yang diterima tenaga
kerja dengan jumlah yang mereka
yakini yang seharusnya mereka
terima, karena menurut Locke
(2002), kepuasan atau
ketidakpuasan seorang tenaga
kerja tergantung pada perbedaan
antara apa yang diharapkan.
Apabila yang didapat seseorang
lebih rendah daripada yang
diharapkan akan menyebabkan
tenaga kerja menjadi tidak puas.
Sedangkan menurut As’ad (2000),
kepuasan kerja merupakan suatu
sikap umum yang merupakan
hasil dari beberapa sikap khusus
terhadap faktor-faktor pekerjaan,
karakteristik individual, serta
hubungan kelompok di luar
pekerjaan itu sendiri. Kepuasan
kerja dapat dilihat dari sikap
positif atau negatif yang dimiliki
seseorang terhadap pekerjaannya
(Greenberg dan Baron, 2000). Hal
tersebut dikarenakan kepuasan
kerja merupakan respon
emosional yang menunjukkan
perasaan yang menyenangkan
berkaitan dengan pandangan
tenaga kerja terhadap
pekerjaannya (Handoko,2001).
Respon emosional tersebut dapat
berupa rasa suka atau tidak
sukanya tenaga kerja terhadap
berbagai aspek dari pekerjaan
yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja pada tenaga kerja
itu sendiri, dengan kata lain
kepuasan kerja mencerminkan
sikap tenaga kerja terhadap
pekerjaannya (Howell dan
Dipboye, 1986).
Menurut George & Jones
(2002), kepuasan kerja merupakan
kumpulan feelings dan beliefes
yang dimiliki seseorang tentang
pekerjaannya. Begitu pula
menurut Newstrom (1985) yang
mengemukakan bahwa job
satisfaction is the favorableness
or unfavorableness with employes
view their work yang berarti
kepuasan kerja merupakan
perasaan mendukung atau tidak
mendukung yang dialami tenaga
kerja dalam bekerja. Wexley dan
Yukl (1977) mengartikan bahwa
kepuasan kerja sebagai the way an
employee feels about his or her
job yang berarti bahwa kepuasan
kerja adalah cara tenaga kerja
merasakan dirinya dalam suatu
pekerjaan yang dijalaninya.
Menurut Hasibuan (2001),
kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya yang
meliputi moral kerja, kedisiplinan,
dan prestasi kerja. Sedangkan
menurut Wexley & Yukl (dalam
Widya, 2003), kepuasan kerja
adalah bermula dari berbagai
aspek kerja yaitu upah,
kesempatan promosi, penyelia,
dan rekan sekerja. Kepuasan kerja
pun juga berasal dari lingkungan
kerja, kebijaksanaan dan prosedur,
keanggotaan kelompok.
Menurut Munandar (2001),
pada dasarnya kepuasan kerja
merupakan hal yang bersifat
individual dimana setiap individu
akan memiliki tingkat kepuasan
yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai-nilai yang berlaku
pada dirinya. Begitu pula yang
disampaikan oleh Howell dan
Dipboye (1986) yang memandang
kepuasan kerja sebagai hasil
keseluruhan dari derajat rasa suka
atau tidak sukanya tenaga kerja
terhadap berbagai aspek dari
pekerjaannya. Dengan kata lain
kepuasan kerja mencerminkan
sikap tenaga kerja terhadap
pekerjaannya. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan individu,
maka semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakan
(Valmband, 2008).
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja adalah
mendapatkan apa yang diharapkan
oleh individu sebagai pekerja
serta suatu cara individu dalam
menjalani pekerjaannya dengan
berdasarkan perasaan yang
dialaminya pada pekerjaan yang
sedang dijalaninya baik itu
perasaan yang menyenangkan
maupun yang tidak
menyenangkan.
2. Dimensi-dimensi Kepuasan
Kerja
Menurut Smith, Kendall, dan
Hullin (dalam As’ad, 2003)
terdapat lima dimensi pada
kepuasan kerja, yaitu:
a. Pimpinan yang adil, yakni
sikap pimpinan yang tidak
membedakan pekerja.
Pimpinan yang mengerti
kebutuhan pekerja dan mau
menjalin hubungan baik, serta
mampu menjadi contoh yang
baik dalam hal disiplin.
b. Pekerjaan itu sendiri, yaitu
meliputi beban kerja secara
keseluruhan, variasi tugas,
maupun pekerjaan yang
memungkinkan adanya
interaksi sosial.
Gaji atau balas jasa yang diterima
sesuai dengan beban kerja. Upah
yang memuaskan akan mampu
memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
c. Rekan Kerja adalah dukungan
teman dan sikap solidaritas
untuk hal-hal positif terutama
dalam hal menegakkan
disiplin dan meningkatkan
produktifitas kerja.
d. Kondisi Kerja, meliputi
kondisi peralatan kerja yang
memenuhi standar keamanan
dan lingkungan tempat kerja
yang sehat agar mendukung
pelaksanaan kerja.
5. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan
Kerja
Jewell dan Siegal (1998)
menyimpulkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kepuasan
kerja pada tenaga kerja adalah :
a. Faktor psikologis, merupakan
faktor yang berhubungan
dengan kejiwaan tenaga kerja
yang meliputi minat,
ketentraman dalam kerja,
sikap terhadap kerja, bakat,
dan keterampilan
b. Faktor sosial, merupakan
faktor yang berhubungan
dengan interaksi sosial baik
sesama tenaga kerja, dengan
atasannya, maupun tenaga
kerja yang berbeda jenis
pekerjaannya
c. Faktor fisik, merupakan
faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi
fisik tenaga kerja, meliputi.
Jenis pekerjaan, pengaturan
waktu kerja dan waktu
istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan, suhu
penerangan, pertukaran
udara, kondisi kesehatan
tenaga kerja, umur, dan
sebagainya
d. Faktor finansial, merupakan
faktor yang berhubungan
dengan jaminan serta
kesejahteraan tenaga kerja
yang meliputi sistem dan
besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan,
fasilitas yang diberikan,
promosi, dan sebagainya.
B. Senam Aerobik
1. Definisi Aerobik
Menurut Cooper (1968),
aerobik aerobik berasal dari kata
aero yang berarti oksigen, artinya
selama tubuh bergerak, otot akan
membutuhkan oksigen untuk
bekerja secara efisien. Hal ini
dikarenakan ketika beban kerja
otot meningkat maka tubuh akan
merespon dengan meningkatkan
jumlah oksigen yang dikirim ke
seluruh bagian otot dan jantung
sehingga menyebabkan detak
jantung dan frekuensi pernapasan
meningkat sampai kapasitas
kebutuhan oksigen tersebut
terpenuhi (Brick, 2001). Jadi,
aerobik sangatlah erat dengan
penggunaan oksigen.
Latihan aerobik juga
mengurangi denyut jantung waktu
istirahat. Jantung yang terlatih
memompa darah lebih banyak
dalam setiap pompaannya
sehingga tidak lagi perlu
berdenyut lebih keras dan yang
lebih penting lagi, sumber energi
pada kebugaran aerobik adalah
lemak. Karena itu, untuk tujuan
mengurangi lemak tubuh, lakukan
latihan aerobik dengan prosi
ringan tetapi dalam jangka waktu
lama dan sering.
Olahraga yang termasuk di
dalam golongan aerobik antara
lain bersepeda, berenang, jalan
cepat, lari lintas alam, lari
maraton, dan senam aerobik.
Dalam hal ini berarti senam
aerobik adalah salah satu olahraga
yang sistem kerja utamanya
menggunakan oksigen (Ashadi,
2008).
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
aerobik adalah suatu sistem atau
metode pengkondisian fisik yang
menstimulasi kerja paru-paru
untuk menyerap oksigen lebih
banyak serta bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pernapasan
dan sirkulasi darah secara efisien.
2. Definisi Senam Aerobik
Menurut Kuntzleman (dalam
Consumer Guide, The complete
Guide to Aerobic Dancing 1982,
Vol.322) senam aerobik adalah
suatu program kebugaran khusus
yang merupakan gabungan dari
kerja kardiovaskular yang baik,
keindahan dan daya tarik dari
berbagai gerakan yang diiringi
oleh musik. Sedangkan menurut
Ashadi (2008), senam aerobik
adalah suatu sistematika gabungan
antara rangkaian gerak dan musik
yang sengaja dibuat sehingga
muncul keselarasan antara
gerakan dan musik tersebut untuk
mencapai tujuan tertentu.
Namun, menurut Dinata
(2007) senam aerobik adalah
serangkaian gerak yang dipilih
secara sengaja dengan cara
mengikuti irama musik yang
dipilih sehingga melahirkan
ketentuan ritmis, kuntinuitas dan
durasi tertentu. Begitu pula yang
disampaikan oleh Septy (2007)
senam aerobik merupakan
gabungan gerakan-gerakan yang
energik dan kreatif, beriramakan
cepat dengan gerakan dasar kaki
jalan-loncat sesuai dengan fungsi
senam aerobik itu sendiri serta
senam aerobik juga merupakan
latihan yang menggerakkan
seluruh bagian tubuh, dengan
gerakan yang terus-menerus,
berirama, maju dan berkelanjutan
(Maula, 2008).
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
senam aerobik adalah suatu
program kebugaran khusus
dimana terdapat serangkaian
gerak yang diiringi oleh musik
yang kemudian akan tercipta
keindahan dan daya tarik dari
gerakannya dan merupakan
gabungan dari kerja
kardiovaskular serta sistem kerja
utamanya menggunakan oksigen
sehingga diharapkan akan
bermanfaat untuk kebugaran
jasmani bagi yang mengikutinya.
C. Instruktur Senam Aerobik
1. Definisi Instruktur Senam
Aerobik
Menurut Widiyanti (2005),
Instruktur senam aerobik adalah
seorang individu yang dinamis,
yang dapat memimpin dan
memberikan motivasi kepada
peserta asuhannya, dia juga dapat
bekerja sama dan bergaul dengan
orang banyak, menyelami isi hati
mereka, dapat mengeluarkan
pendapat-pendapat dan
pandangan-pandangan secara
jujur dan terbuka. Selain itu,
instruktur senam aerobik adalah
seorang yang mampu melatih
senam aerobik, baik sesuai dengan
kebutuhan member pelaku senam
dan tidak hanya melatih, tetapi
juga harus membuat program
yang baik, aman, dan bervariasi
(Harvini, 2001).
Adapun menurut Hernawan
(2002), instruktur senam aerobik
adalah seorang individu yang
menguasai pengetahuan senam
aerobik, serta memberikan
pelatihan di sanggar-sanggar
senam maupun pusat kebugaran
dengan tujuan meningkatkan dan
mempertahankan kebugaran fisik
pesertanya.
Instruktur senam aerobik
merupakan salah satu bagian dari
unsur organisasi yaitu unsur
manusia yang menempati posisi
penting dalam kerangka kerja
organisasi usaha. Hal ini
dikarenakan organisasi baru ada
jika ada unsur manusia yang
bekerja sama, dimana dalam
organisasi usaha olahraga atau
senam tersebut ada pemimpin dan
ada yang dipimpin atau bawahan
dan dalam hal ini instruktur senam
aerobik berperan sebagai
pelaksana di lapangan (Taufik,
2009).
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
instruktur senam aerobik adalah
seseorang yang mengajarkan
senam aerobik yang berupa
gerakan-gerakan senam aerobik
kepada para member yang
mengikuti kelas senam aerobik
yang bertujuan untuk
mengantarkan peserta guna
memahami gerakan dan manfaat
dari senam aerobik tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pedekatan penelitian kualitatif
dengan metode studi kasus.
B. Subjek Penelitian
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini
adalah individu yang bekerja
sebagai instruktur senam aerobik.
2. Jumlah Subjek
jumlah sampel adalah satu
orang subjek penelitian dan satu
orang significant other.
C. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap persiapan dan
pelaksanaan yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi beberapa
tahapan, antara lain sebagai berikut:
1. Tahap persiapan penelitian
Langkah awal yang dilakukan
oleh peneliti adalah membuat
pedoman wawancara yang
disusun berdasarkan teori-teori
yang relevan dengan masalah
penelitian ini. Pedoman
wawancara ini berisi pertanyaan-
pertanyaan mendasar yang
nantinya dapat berkembang dalam
wawancara. Pedoman wawancara
yang telah disusun, sebelum
digunakan dalam wawancara
dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan yang lebih ahli atau
significant other yang dalam hal
ini adalah dosen pembimbing,
peneliti melihat perbaikan
terhadap pedoman wawancara dan
mempersiapkan diri untuk
melakukan wawancara. Karena
peneliti telah mendapatkan
subjek, selanjutnya peneliti
membuat kesepakatan dengan
subjek dan mengatur waktu serta
tempat pertemuan selanjutnya
untuk melakukan wawancara
berdasarkan pedoman yang telah
dibuat. Peneliti juga perlu
mempersiapkan tape recorder
yang akan digunakan untuk
merekam jalannya wawancara
agar semua informasi akurat tidak
ada yang terlupakan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melaksanakan
wawancara, peneliti perlu
mengkonfirmasi ulang pada para
calon subjek penelitian untuk
memastikan kesediaan mereka
dan membuat kesepakatan
mengenai waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara.
Dalam melaksanakan
wawancara, hal penting yang
harus dilakukan sebelum memulai
wawancara tersebut adalah
dengan membangun rapport yang
baik. Rapport sangat penting
untuk membuat subjek merasa
nyaman dan bebas dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan, sehingga
informasi yang diberikan akan
lengkap dan akurat. Rapport juga
merupakan usaha untuk ice
breaking atau memecahkan
kebekuan atau kekakuan yang ada
selama proses wawancara
berlangsung.
Dalam melakukan
wawancara, peneliti berpatokan
pada pedoman wawancara yang
telah dibuat, serta merekam hasil
wawancara tersebut pada tape
recorder yang telah disediakan.
Peneliti juga melakukan
observasi selama wawancara
dengan memperhatikan dan
mencatat tingkah laku subjek
selama wawancara, interaksi
subjek dengan peneliti dan hal-hal
lain yang dianggap relevan
sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil
wawancara.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
wawancara terpimpin.
2. Observasi
Observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi
non partisipan.
E. Alat Bantu Penelitian
Alat bantu dalam penelitian
ini adalah pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan alat
perekam.
F. Keabsahan dan Keajengan
Penelitian
Pada penelitian ini
menggunakan keabsahan konstruk
berupa triangulasi pengamat
dikarenakan pada penelitian ini
dosen pembimbing bertindak sebagai
(expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil
pengumpulan data, dan penggunaan
triangulasi teori yang berlainan untuk
memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memenuhi
syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori yang dijelaskan pada bab
tinjuan pustaka untuk dipergunakan
dan menguji terkumpulnya data
tersebut. Sedangkan triangulasi
metode digunakan untuk
mendapatkan hasil penelitian
menggunakan wawancara dan
observasi.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, proses
atau teknik analisis data yang
dilakukan oleh peneliti adalah :
1. Membuat pedoman observasi dan
wawancara yang diambil atau
berdasarkan teori kepuasan kerja
yaitu dimensi-dimensi kepuasan
kerja dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja,
2. Melakukan kesepakatan dengan
subjek dan significant other untuk
melakukan observasi dan
wawancara,
3. Setelah mendapatkan kesepakatan
maka melakukan observasi dan
wawancara,
4. Membuat verbatim subjek dan
significant other,
5. Menganalisis data yang diambil
dari verbatim subjek dan
significant other dengan cara
menganalisis hasil verbatim
apakah sesuai dengan teori yang
diambil atau tidak,
6. Serta memberi kesimpulan
mengenai hasil yang didapatkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Identitas
a. Identitas Subjek
Nama / Inisial : H
Tempat / Tanggal lahir : Solo, 19
April
Usia : 38 Tahun
Status : Menikah
Pendidikan :S1
Ekonomi
b. Identitas Significant Others
Nama/ Inisial : D
Tempat / Tanggal lahir :
Jakarta, 13 Septermber 1980
Usia : 30 Tahun
Status : Belum menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Instruktur senam
aerobik
Hubungan dengan subjek :
Rekan sekerja dan keponakan dari
subjek
1. Hasil observasi untuk
menjawab pertanyaan
“Bagaimanakah gambaran
kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik? ”
Dari hasil observasi yang
dilaksanakan, dapat diketahui
bagaimanakah gambaran
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik yaitu dimana
menurut Newstrom (1985) yang
mengemukakan bahwa job
satisfaction is the favorableness
or unfavorableness with
employes view their work yang
berarti kepuasan kerja
merupakan perasaan mendukung
atau tidak mendukung yang
dialami tenaga kerja dalam
bekerja dan semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan
individu, maka semakin tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan
(Valmband, 2008).
Berdasarkan hal tersebut
maka dari hasil observasi
didapatkan bahwa subjek merasa
puas ketika telah menjalani
tugasnya dengan baik yaitu
mengajar kelas senam aerobik
dengan baik, subjek merasa puas
karena subjek bekerja sebagai
instruktur senam aerobik yang
diikuti oleh bakat dan
keterampilan yang dimilikinya,
subjek merasa puas karena
member menyukai menerima
subjek sebagai instruktur senam
aerobik mereka, serta subjek
merasa puas karena subjek
memiliki hubungan yang baik
dengan rekan sekerja, atasan,
serta member senam aerobik.
2. Hasil Observasi untuk
menjawab pertanyaan
“Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepuasan
kerja pada instruktur senam
aerobik?”
Dari hasil observasi yang
telah dilaksanakan, dapat
diketahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kepuasan
kerja pada instruktur senam
aerobik, yaitu menurut As’ad
(2000), kepuasan kerja
merupakan suatu sikap umum
yang merupakan hasil dari
beberapa sikap khusus terhadap
faktor-faktor pekerjaan,
karakteristik individual, serta
hubungan kelompok di luar
pekerjaan itu sendiri.
Melihat dari hasil
observasi maka faktor-faktor
yang menciptakan kepuasan
kerja di tempatnya bekerja saat
ini yaitu subjek bekerja sebagai
instruktur senam aerobik karena
dari dirinya sendiri tanpa
paksaan dari orang lain, subjek
merasa nyaman dan tentram
dikarenakan membernya yang
ramah dan menerimanya dengan
baik dalam mengajar, subjek
melakukan pekerjaannya dengan
baik dan professional, subjek
pernah menjuarai lomba senam
aerobik dan lincah dalam hal
gerakan dan menciptakan koreo
gerakannya sendiri sehingga
menjadi tonggak untuk subjek
mengajar, subjek menjalin
hubungan yang baik dengan
rekan sekerjanya dapat dilihat
ketika subjek tersenyum dengan
rekan sekerjanya dan
berbincang-bincang, subjek
menjalin hubungan yang baik
dengan atasannya dan dapat
dilihat ketika subjek berbincang-
bincang sambil minum kopi dan
merokok bersama atasannya,
subjek menjalin hubungan yang
baik dengan atasannya dan dapat
dilihat ketika subjek terlihat
bercanda dengan rekan sekerja
yang berbeda pekerjaan.
Kesimpulan Hasil Wawancara
subjek
1. Bagaimanakah gambaran
kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik?
Dari hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa gambaran
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik adalah ketika
pimpinan subjek yang mau
menjalin hubungan yang baik
dengan pekerjanya termasuk
subjek, subjek menyadari tugas dan
wewenangnya sebagai instruktur
senam aerobik yaitu memberikan
kinerja yang baik bagi atasannya
dan memberikan kepuasan kepada
member, peranan subjek dianggap
penting di tempatnya bekerja
karena dengan kualitas subjek
sebagai instruktur yang baik telah
memberikan pemasukan di tempat
subjek bekerja, subjek dapat
mengatasi dengan baik rasa
bosannya dengan cara melakukan
olahraga lain, hubungan subjek dan
rekan sekerjanya terjalin dengan
baik, subjek bekerja secara disiplin.
Namun, dari hasil
wawancara tersebut, dapat
diketahui bahwa subjek juga
merasakan ketidakpuasan kerja
yaitu sikap pimpinan subjek yang
cuek terhadap subjek yang
mengeluh mengenai seputar
pekerjaannya, subjek merasakan
adanya perbedaan perlakuan
terhadap subjek dan rekan
sekerjanya yang berkaitan dengan
gaji, kebutuhan subjek dalam
bekerja belum terpenuhi oleh atasan
seperti sound system, atasan subjek
yang belum menerapkan hal
disiplin pada saat bekerja, ada
member subjek yang tidak
menyukai cara subjek mengajar,
subjek menerima gaji tidak sesuai
dengan lamanya subjek bekerja
padahal subjek sudah bekerja
selama 14 tahun, tidak ada
solidaritas dari rekan sekerja subjek
ketika subjek sedang terkena
musibah dan sedang berulang
tahun, kebutuhan subjek belum
terpenuhi oleh atasan subjek.
2. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik?
Dari hasil wawancara,
dapat diketahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi kepuasan
kerja pada instruktur senam aerobik
yaitu berawal dari menjuarai lomba
senam aerobik, subjek sangat
menyukai pekerjaannya, menjadi
instruktur karena telah memenuhi
persyaratan menjadi instruktur
senam aerobik, subjek sudah
merasa nyaman dan tentram
mengajar di tempat subjek bekerja,
bekerja karena memiliki bakat
sebagai instruktur senam aerobik,
memiliki keterampilan dalam hal
menciptakan koreo gerakan dan
memilih lagu-lagu terbaru untuk
mengajar, hubungan subjek dengan
rekan sekerja, atasan, dan member
yang terjalin baik, jam mengajar
subjek yang efektif.
Namun, dari hasil
wawancara pula, dapat diketahui
faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi ketidakpuasan kerja
pada subjek yaitu gaji yang tidak
sesuai dengan beban kerja, fasilitas
yang belum terpenuhi oleh atasan
subjek, tidak diberikannya
tunjangan dan jaminan sosial
selama bekerja.
B. Pembahasan
1) Bagaimanakah gambaran
kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik?
Pada penelitian ini,
gambaran kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik yaitu
apabila peranannya sebagai
instruktur senam aerobik di
tempatnya bekerja dianggap
mempunyai peranan penting di
dalam organisasi kebugaran
tempatnya bekerja saat ini. Hal
ini dikarenakan kualitas subjek
sebagai instruktur senam aerobik
yang baik telah memberikan
pemasukan di tempat subjek
bekerja dan subjek pun merasa
puas dengan kinerja yang
diberikannya kepada tempatnya
bekerja saat ini, hal ini
dikarenakan subjek telah
menjalani tugasnya dengan
maksimal sebagai instruktur
senam aerobik. Subjek juga
merasakan kepuasan kerja ketika
pimpinan di tempat instruktur
senam aerobik tersebut bekerja
mau menjalin hubungan yang
baik dengan pekerjanya terutama
dengan instruktur senam aerobik
itu sendiri sehingga subjek
merasa nyaman untuk bekerja di
tempatnya bekerja saat ini,
ketika subjek menyadari tugas
dan wewenangnya sebagai
instruktur senam aerobik
sehingga subjek memberikan
kinerja yang baik bagi atasannya
dan telah memberikan kepuasan
kepada member dan apabila hal
tersebut berhasil maka subjek
pun merasakan kepuasan kerja ,
ketika subjek dapat mengatasi
dengan baik rasa bosannya
dengan cara melakukan olahraga
lain sehingga tidak mengganggu
pekerjaannya, serta subjek
merasakan kepuasan kerja ketika
hubungan subjek dan rekan
sekerjanya terjalin dengan baik,
serta subjek bekerja secara
disiplin.
Menurut Locke (2002),
kepuasan atau ketidakpuasan
seorang tenaga kerja tergantung
pada perbedaan antara apa yang
diharapkan. Apabila yang
didapat seseorang lebih rendah
daripada yang diharapkan akan
menyebabkan tenaga kerja
menjadi tidak puas dan hal
tersebut terjadi kepada subjek
yang merasakan ketidakpuasan
kerja karena selama bekerja di
tempat subjek saat ini,
kebutuhan subjek dalam bekerja
belum terpenuhi oleh pimpinan
padahal subjek sudah mengeluh
mengenai kebutuhannya tersebut
kepada atasan subjek, subjek
tidak merasa puas karna ada
perbedaan perlakuan antar
instruktur senam aerobik, subjek
juga merasa tidak puas karena
gaji yang diterima tidak sesuai
dengan beban kerjanya, subjek
tidak mendapatkan tunjangan
dan jaminan sosial selama
mengajar di tempat subjek
mengajar saat ini namun subjek
hanya berdiam diri dan memilih
untuk mengajar tidak di tempat
subjek mengajar saat ini saja
akan tetapi subjek juga mengajar
di tempat yang lain walaupun
hanya sebagai undangan, serta
subjek tidak merasa puas karena
fasilitas dan perlengkapan
mengajar subjek belum
terpenuhi oleh atasannya.
Dari uraian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja pada instruktur
senam aerobik sesuai dengan
yang telah disampaikan oleh
Smith, Kendall, dan Hullin
(dalam As’ad, 2000) dimana
terdapat lima dimensi pada
kepuasan kerja, yaitu: pimpinan
yang adil yang meliputi sikap
pimpinan yang tidak
membedakan pekerja, pimpinan
yang mengerti kebutuhan
pekerja dan mau menjalin
hubungan baik, serta mampu
menjadi contoh yang baik dalam
hal disiplin, pekerjaan itu sendiri
yang meliputi beban kerja secara
keseluruhan, variasi tugas,
maupun pekerjaan yang
memungkinkan adanya interaksi
sosial, gaji atau balas jasa yang
diterima sesuai dengan beban
kerja yang meliputi upah yang
memuaskan akan mampu
memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga, rekan
kerja yang meliputi dukungan
teman dan sikap solidaritas
untuk hal-hal positif terutama
dalam hal menegakkan disiplin
dan meningkatkan produktifitas
kerja, serta kondisi kerja yang
meliputi kondisi peralatan kerja
yang memenuhi standar
keamanan dan lingkungan
tempat kerja yang sehat agar
mendukung pelaksanaan kerja.
2) Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepuasan
kerja pada instruktur senam
aerobik?
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik
yaitu subjek sangat menyukai
pekerjaannya, menjadi instruktur
karena telah memenuhi
persyaratan menjadi instruktur
senam aerobik, subjek sudah
merasa nyaman dan tentram
mengajar di tempat subjek
bekerja, bekerja karena memiliki
bakat sebagai instruktur senam
aerobik, memiliki keterampilan
dalam hal menciptakan koreo
gerakan dan memilih lagu-lagu
terbaru untuk mengajar,
hubungan subjek dengan rekan
sekerja, atasan, dan member
yang terjalin baik, jam mengajar
subjek yang efektif. Namun,
dapat diketahui juga bahwa
faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakpuasan
kerja pada subjek yaitu gaji yang
tidak sesuai dengan beban kerja,
fasilitas yang belum terpenuhi
oleh atasan subjek, tidak
diberikannya tunjangan dan
jaminan sosial selama bekerja.
Sesuai dengan yang telah
disimpulkan oleh Jewell dan
Siegal (1998) yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya
kepuasan kerja adalah faktor
psikologis, meliputi minat,
ketentraman kerja, sikap
terhadap pekerjaan, bakat dan
keterampilan; faktor sosial,
meliputi interaksi sosial dengan
rekan sekerja, atasan, serta
konsumen atau peserta aerobik;
faktor fisik, meliputi
perlengkapan dan fasilitas kerja,
dan pengaturan waktu; serta
faktor Finansial, meliputi sistem
pengelolaan atau fasilitas yang
diberikan, gaji atau upah,
jaminan sosial, promosi, dan
tunjangan. Hal ini berarti dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan
kerja pada instruktur senam
aerobik yang dirasakan oleh
subjek adalah faktor psikologis
dan faktor sosial yang meliputi
minat subjek dalam bekerja,
Ketentraman subjek dalam kerja,
sikap subjek terhadap
pekerjaannya, Bakat dan
keterampilan yang dimiliki
subjek, interaksi sosial baik
sesama rekan sekerja, interaksi
baik dengan atasannya, dan
interaksi baik dengan tenaga
kerja yang berbeda jenis
pekerjaannya, sedangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi
ketidakpuasan kerja pada
instruktur senam aerobik yang
dirasakan oleh subjek adalah
faktor fisik dan faktor finansial
yang meliputi fasilitas dan
perlengkapan mengajar, gaji,
tunjangan, dan jaminan sosial.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bagaimanakah gambaran kepuasan
kerja pada instruktur senam aerobik?
Gambaran kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik terdapat
pada subjek yaitu subjek bekerja
diikuti oleh bakat dan keterampilan
yang dimilikinya, subjek merasa
puas karena menerima subjek
sebagai instruktur senam aerobik
mereka, serta subjek merasa puas
karena subjek memiliki hubungan
yang baik dengan rekan sekerja,
atasan, serta member senam aerobik.
2. Hal-hal apa saja yang dilakukan
instruktur senam aerobik untuk
membuat konsumen menjadi
puas dengan pekerjaannya
sebagai instruktur senam
aerobik?
Hal-hal yang dilakukan
subjek untuk membuat
konsumen menjadi puas adalah
subjek dapat memotivasi
member dengan baik pada saat
jam mengajar sehingga subjek
dapat termotivasi untuk
mencapai tujuannya dalam
mengikuti senam aerobik, subjek
dapat membedakan antara
masalah pekerjaan dan masalah
pribadi yang sedang dihadapinya
dan member tidak terlihat
mengetahui bahwa subjek
sedang memiliki masalah pribadi
ketika sedang mengajar, subjek
melatih dengan menerapkan
pengetahuannya mengenai
senam aerobik, subjek dapat
membuat subjek member serius
dalam mengikuti senam aerobik
dengan cara memberikan hasil
dulu pada dirinya sehingga
member percaya dan menjadi
serius mengikuti gerakan subjek
dalam berlatih, serta subjek
dapat dengan cepat memperbaiki
kesalahannya dalam mengajar
serta memberitahu kepada
member apabila gerakannya
salah dalam berlatih.
3. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik?
faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik
yang dirasakan oleh subjek
adalah faktor psikologis dan
faktor sosial yang meliputi minat
subjek dalam bekerja,
Ketentraman subjek dalam kerja,
sikap subjek terhadap
pekerjaannya, Bakat dan
keterampilan yang dimiliki
subjek, interaksi sosial baik
sesama rekan sekerja, interaksi
baik dengan atasannya, dan
interaksi baik dengan tenaga
kerja yang berbeda jenis
pekerjaannya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakpuasan
kerja pada instruktur senam
aerobik yang dirasakan oleh
subjek adalah faktor fisik dan
faktor finansial yang meliputi
fasilitas dan perlengkapan
mengajar, gaji, tunjangan, dan
jaminan sosial.
B. SARAN
1. Untuk Subjek
Setelah didapatkan gambaran yang
jelas mengenai kepuasan kerja pada
instruktur senam aerobik maka dari
itu subjek perlu tegas untuk
mengatakan kepada atasan subjek
mengenai hal fasilitas dan peralatan
yang dirasa kurang oleh subjek.
Selain itu subjek juga perlu berbicara
dengan baik-baik kepada atasan
subjek mengenai hal gaji yang dirasa
belum sesuai dengan yang subjek
harapkan sehingga hal itu membawa
manfaat bagi subjek dalam
kelangsungan hidup subjek bagi
masa depan diri sendiri, khususnya
yang berkaitan dengan Kepuasan
kerja subjek
2. Untuk penelitian selanjutnya
Peneliti menyarankan untuk peneliti
yang akan meneliti kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik,
diharapkan sebelumnya melakukan
wawancara dan observasi yang
secara mendalam tentang kepuasan
kerja pada instruktur senam aerobik,
sehingga hal-hal tersebut bisa
terungkap secara jelas dan utuh
mengenai gambaran kepuasan kerja
pada instruktur senam aerobik.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Liberty.
Ashadi. (2008). Handout Mata
kuliah senam. Surabaya :
Universitas Negeri Surabaya.
As’ad, M. (1995). Psikologi industri.
Yogyakarta : Liberty.
As’ad. (2003). Seri ilmu sumber
daya manusia: Psikologi
industri. Yogyakarta: Liberty.
Brick. (2001). Bugar dengan senam
aerobik. Alih Bahasa: Anna, A.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Budiwanto, S. (2010). Kepercayaan
diri pada pria homoseksual.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Depok : Universitas
Gunadarma
Burt. (1992). Visionary Leadership:
Creating a Compelling Sense
of Direction for Your
Organization. San Francisco,
CA: Jossey-Bass Publishers.
Dinata, M. (2007). Langsing dengan
aerobik. Jakarta : Cerdas Jaya.
Fachrezzy, F. (2005). Sistematika
mengajar senam aerobik.
Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta.
Gilmer. (1996). Industrial and
organizational psychology.
New York: McGraw-Hill
Company.
Greenberg, J & Baron, R.A. (1995).
Behaviour in organization
understanding and managing
the human side of work. 5th
editon. Englewood Cliffts,
New Jersey : Prentice Hall
International, Inc.
Handoko. (2001). Manajemen
personalia dan sumber daya
manusia. Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan. (2003). Manajemen
sumber daya manusia. Jakarta :
Bumi Aksara.
Herzberg, F. Mausner, B. &
Snyderman, B.B. (1959). The
motivation to work. Willey
Internasional.
Howel & Dipboye. (1994).
Understanding an industrial
and integared organizational
approach phychology. Florida:
Harcourt Brace Company.
Jewell & Siegal. (1989). Psikologi
industry/organisasi modern.
Alih Bahasa. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Archan.
Johan, R. (2002). Kepuasan kerja
karyawan dalam lingkungan
institusi pendidikan. Jakarta :
Universitas Atmajaya.
Kristanto. (2003). Instruktur
kebugaran : modalnya kreatif.
http://health.dir.groups
.yahoo.com/group/binaraga/me
ssage/1499 . Tanggal akses : 03
Mei 2011.
Locke, E.A. (1969). “What is Job
satisfaction?”, Organizational
and human performance, 4:
309-336
Luthans. (2007). Organizational
behavioral. Eleventh Edition.
New York: McGrow-Hills
Company.
Munandar. (2001). Psikologi industri
dan organisasi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Moloeng, L. (1997). Metode
penelitian kualitatif. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Prihandini, D. (2007). Gambaran
Psychological well being
pelatih senam aerobik usia
dewasa madya. Skripsi (tidak
diterbitkan). Depok:
Universitas Indonesia.
Robbins, S.P. (2003). Organizational
behavior. (10th
Edition). New
Jersey: Prentice Hall.
Rosy, G. (2009). Sejarah senam.
http://rosy46nelli.wordpress.co
m/2009/12/05/se-
jarah-senam/. Tanggal akses :
21 mei 2011.
Salani, M. (2005). Kepuasan kerja
pada karyawan bagian
produksi PT. Dystar Colurs
Indonesia. Skripsi (tidak
diterbitkan). Depok :
Universitas Gunadarma.
Setiawan, I. (2010). Pelaksanaan
pelatihan calon instruktur
senam aerobik di kota
semarang. Semarang : Unnes.
Siagian. (2002). Manajemen sumber
daya manusia. Jakarta : Bumi
Aksara Indonesia.
Sijanggut. (2011). Manfaat senam
aerobik.http://sijanggut.blogdet
ik.com/2011/05/27/manfaat-
senam-aerobik/. Tanggal akses
: 08 Mei 2011.
Sudradjat & Ucup. (2000). Dasar-
dasar kepelatihan. Jakarta :
Depdikbud.
Susilo. (2010). Menjadi instruktur
senam aerobik. Surabaya :
Aerobic Club.
Taufik, M. (2009). Profil kompetensi
instruktur senam aerobik.
Bandung : Penjasorkes SMAN
26
Valmband. (2008). Kepuasan kerja.
http://valmband.multiply.com/j
ournal/item/1. Tanggal akses :
21 mei 2011.
Wexley, K.N & Yukl, G.A. (1988).
Organizational Behaviour and
personnel psychology. Boston :
Richad D. Irwin, Inc.
Widaninggar, Surdjaji, Hutapea,
Wahyunto, Nasution, Sumitro,
Hapsari, Yunus. (1997).
Pedoman dan modul penataran
pelatih fitness center tingkat
dasar. Jakarta : Depdikbud
pusat kesegaran Jasmani dan
Rekreasi.
Widiyanti, C. (2005). Deskriptif
Analitik Pengelolaan Sanggar
Senam Aerobik di Kota
Semarang. Skripsi (tidak
diterbitkan). Semarang :
Universitas Negeri Semarang.