7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
1/28
MAKALAH FARMASI
TYPHUS ABDOMINALIS
Oleh :
Siti Nurhidayah
G99!""#
Pe$%i$%i&' :
Dyah P(er)(ha*tuti+ S,Far$,+ A-t
K.PANIT.RAAN KLINIK ILMU FARMASI
FAKULTAS K.DOKT.RAN UNS / RSUD Dr, MO.0ARDI
SURAKARTA
"12
0
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
2/28
BAB I
P.NDAHULUAN
Tifus abdominalis atau yang sering disebut juga dengan demam tifoid
merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini erat kaitannya
dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang baik seperti
higiene perorangan dan penjamah makanan yang rendah, lingkungan yang kumuh,
kebersihan tempat-tempat umum (rumah makan atau restoran) yang kurang serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Seiring dengan
terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan akan menimbulkan peningkatan
kasus-kasus penyakit menular, termasuk demam tifoid ini.11,1
!i "ndonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat. !ari telaah kasus di rumah sakit besar di "ndonesia,
tersangka demam tifoid menunjukkan ke#enderungan meningkat dari tahun ke
tahun dengan rata-rata kesakitan $00%100.000 penduduk dan angka kematianantara 0.& ' $. !easa ini demam tifoid harus mendapat perhatian yang serius
karena permasalahannya yang makin kompleks sehingga menyulitkanupaya
pengobatan dan pen#egahan. Permasalahan tersebut men#akup * 1) gejala klinik
ber+ariasi dengan komplikasi yang berbahaya, ) komorbid atau koinfeksi dengan
penyakit lain, ) esistensi terhadap antibiotik yang semakin meningkat, )
Peningkatan kasus #arier dan relaps, dan $) /akupan +aksinasi demam tifoid yang
masih rendah.11,1
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
3/28
BAB II
TIN3AUAN PUSTAKA
A, D.FINISI
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh infeksi kuman Salmonella typhi yang biasanya mengenai saluran
pen#ernaan dengan gejala demam lebih dari hari, gangguan pada saluran
#erna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 1 '
1 tahun ( 0 ' 0 ), pada usia 0 ' 0 tahun ( 10-0 ) dan di atasusia pada anak 1-1 tahun sebanyak ( $-10 ).1
B, .PID.MIOLOGI
!i "ndonesia, demam tifoid jarang dijumpai se#ara epidemis tapi
bersifat endemis. Tidak ada perbedaan yang nyata insidens demam tifoid pada
pria dengan anita. "nsidens tertinggi didapatkan pada remaja dan deasa
muda. 2ngka kesakitan yang diakibatkan demam tifoid #enderung meningkat
setiap tahun dengan rata-rata $00 % 100.000 penduduk. 2ngka kematian
diperkirakan 0.& ' $ sebagai akibat dari keterlambatan mendapat
pengobatan serta tingginya biaya pengobatan.&,1
"nsidens demam tifoid ber+ariasi tiap daerah dan biasanya terkait
dengan sanitasi lingkungan. !i daerah rural (3aa 4arat) didapatkan 1$
kasus per 100.000 penduduk, sedangkan di daerah urban ditemukan &0 '
10 per 100.000 penduduk. Perbedaan insidens di perkotaan berhubungan
erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi
lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan lingkungan.&
Sumber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. 2da sumber
penularan Salmonella typhi yaitu pasien dengan tifoid dan #arrier. !i daerah
endemik, transmisi terjadi melalui air yang ter#emar dan makanan yang
ter#emar oleh #arrier yang merupakan sumber penularan yang paling sering di
daerah non endemik $.
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
4/28
4, .TIOLOGI
Tifus abdominalis disebabkan oleh Salmonella typhi, Salmonella
paratyphi 2, 4, dan /. Salmonella typhosamerupakan basil gram negatif
yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora dan memiliki setidaknya tiga
ma#am antigen yaitu *
1. 2ntigen 5 (Ohne Hauch) yaitu somkati# antigen (tidak menyebar),
terdiri dari 6at kompleks lipopolisakarida.
. 2ntigen 7 (Hauch, menyebar) terdapat pada flagella.
. 2ntigen 8i merupakan polisakarida kapsul +erilen
9etiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akanmenimbulkan tiga ma#am antibodi yang la6im disebut aglutinin.&
D, PATOFISIOLOGI
9uman Salmonella thypimasuk ke tubuh manusia melalui berbagai
#ara, yang dikenal dengan $ : yaitu Food (makanan), :ingers (jari
tangan%kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses. Sebagian
kuman dimusnahkan asam lambung. Sebagian lagi masuk ke usus halus dan
men#apai jaringan limfoid pla;ue Payeri di ileum terminalis yang hipertropi.
!i tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi.
9uman S.typhi kemudian menembus lamina propia masuk aliran limfe
mesenterial, dan men#apai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami
hipertropi. Setelah meleati kelenjar-kelenjar limfe ini, S.typhimasuk aliran
darah melalui du#tus thora#i#us. 9uman-kuman S.typhi lain men#apai hati
melalui sirkulasi portal dari usus. S.typhibersarang diplaque Payeri, limpa,
hati dan bagian-bagian lain system retikuloendotelial. Semua disangka
demam dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan
endotoksemia. Tapi kemudian berdasar penelitian eksperimental disimpulkan
baha endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala-
gejala toksemia pada typhus abdominalis.
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
5/28
olek leukosis pada jaringan yang meradang$. Proses perkembanganS. Typhi
di dalam tubuh dijelaskan dalam bagan berikut.
Ta%el ,Perkembangan kuman S. typhi
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
6/28
., MANIF.STASI KLINIS
=asa tunas berlangsung 10 ' 1 hari. >ejala-gejala yang timbul
ber+ariasi. Selain itu, gambaran penyakit ber+ariasi dari penyakit ringan yang
asimptomatis sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan
kematian.
=inggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi
akut pada umumnya, yaitu demam (suhu tubuh meningkat pada sore dan
malam hari), nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, epistaksis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan meningkat.
!alam minggu kedua, gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa
demam, bradikardia relatif, lidah khas (kotor di tengah, tepi dan ujung merah
(coated tongue) serta tremor), hepatomegali, splenomegali, rasa perut
kembung (meteorismus), gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma,
delirium, atau psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang "ndonesia$.
F, DIAGNOSIS
4iakan darah positif memastikan typhus abdominalis, tapi biakan
darah negatif tidak menyingkirkan typhus abdominalis. 4iakan fe#es positif
menyokong diagnosis klinis typhus abdominalis5. 4iakan fe#es ini, $
positif pada minggu ketiga.
!iagnosis serologis kurang dapat diandalkan dibandingkan biakan.
Sebagian besar pasien dapat mempunyai antibodi terhadap antigen 5, 7, dan
8i (tes idal). 3ika tidak mendapatkan imunisasi yang baru, titer antibodi
terhadap antigen 5 (? 1%&0) adalah sugestif, tapi tidak spesifik selama
salmonella serogrup. Peninggian antibodi empat kali lipat pada sediaan
berpasangan adalah kriteria yang baik, untuk memastikan diagnosis typhus
abdominalisselama sampai minggu$,&. 3adi pemeriksaan idal dinyatakan
positif apabila *
Titer 5 idal " 1%0 atau
Titer 5 idal "" naik kali atau lebih dibandingkan titer 5 idal " atau
$
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
7/28
Titer 5 idal " (-) tapi titer 5 idal "" (@) berapapun angkanya
Sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya * !arah perifer lengkap * leukopenia, limfositosis, aneosinofilia
4iakan empedu * tumbuh koloni Salmonella typhiA
TB4
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
8/28
Penderita dengan sindrom demam tifoid dengan panas tinggi yang
disertai dengan keka#auan mental hebat, kesadaran menurun, mulai dari
delirium sampai koma.
. Syok septik
Penderita dengan demam tifoid, panas tinggi serta gejala-gejala toksemia
yang berat. Selain itu, terdapat gejala gangguan hemodinamik seperti
tekanan darah turun, nadi halus dan #epat, keringat dingin dan akral
dingin.
. Perdarahan dan perforasi intestinal (peritonitis)
9omplikasi perdarahan ditandai dengan hematoschezia. !apat juga
diketahui dengan pemeriksaan feses (occult blood test). 9omplikasi ini
ditandai dengan gejala akut abdomen dan peritonitis. Pada foto polos
abdomen posisi dan pemeriksaan klinis bedah didapatkan gas bebas
dalam rongga perut.
. 7epatitis tifosa
9elainan berupa ikterus, hepatomegali, dan kelainan tes fungsi hati.
$. Pankreatitis tifosa
Terdapat tanda pankreatitis akut dengan peningkatan en6im lipase dan
amilase. Tanda ini dapat dibantu dengan BS> atau /T S#an.
&. Pneumonia
!idapatkan tanda pneumonia yang diagnosisnya dibantu dengan foto
polos toraks.11
I, T.RAPI
, Tera-i Su-(rti5
a. ed rest total, sampai hari bebas panas. =aksudnya untuk
men#egah terjadinya komplikasi yakni perdarahan usus atau
perforasi usus. =obilisasi pasien dilakukan se#ara bertahap, sesuai
dengan kekuatan pasien guna menghindari komplikasi pneumonia
hipostatik dan dekubitus$.
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
9/28
b. =enjaga ke#ukupan asupan #airan yang dapat diberikan se#ara oral
maupun parenteral. /airan parenteral diindikasikan pada penderita
yang sakit berat, ada komplikasi, penurunan kesadaran serta yang
sulit makan. !alam hal ini dapat diberikan "nfus inger Eaktat 0
tetes%menit, untuk menggantikan #airan tubuh yang hilang dan
mengembalikan keseimbangan elektrolit-elektrolit tubuh karena
pasien mengalami mual dan muntah dimana dapat mengan#am
terjadinya dehidrasi. 9eadaan dehidrasi ini dapat di#egah karena
infus ringer laktat mengandung komposisi elektrolit dan
konsentrasinya sama dengan yang dikandung di dalam #airan
ekstraseluler. 9andungan elektrolitnya antara lain Fatrium 10 m
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
10/28
penyebabnya. Terapi antibiotik merupakan inti dari farmakoterapi dan
harus dimulai jika bukti klinis mendukung gambaran typhus
abdominalis!. Sejak tahun 1A&0, telah mun#ul strain S.typhii yang
resisten terhadap kloramfenikol dan pada tahun 1AA, strain S. typhii
"ulti #rugs $esistance (=!) yang kebal terhadap 9loramfenikol
amoGi#illin dan #otrimoGa6ol mun#ul dan menyebar di anak benua "ndia
dan beberapa negara di 2sia Tenggara. Bntuk kasus typhus =! ini
maka obat pilihan utamanya adalah Flouoroquinolone dan
Cephalosporingenerasi ketiga karena kemanjuran serta rendahnya angka
kasus relaps dan #arrier. 9loramphenikol terutama digunakan pada
daerah-daerah dimana strain lokal masih sensitif1,. Pada kasus Typhus
%bdominalis =! pada anak, karena penggunaan ;uinolone tidak
dianjurkan, maka cephalosporine generasi ke tiga menjadi pilihan
utama.
Ta%el ,2ntibiotik dan !osis Penggunaan untuk Tifoid$,11,1
A&ti%i(ti6 D(*i* Kele%iha& da& Ke6ura&'a&
9loramfenikol !easa * G$00 mg ( g %
hari) selama 10 hari
2nak * 100 mg%kg44%hari
per oral atau "8, dibagi
dosis, selama 10-1 hari
9elebihan *
=erupakan obat yang sering
digunakan dan telah lama
dikenal efektif untuk tifoid
=urah dan dapat diberikan
peroral dan sensiti+itas masih
tinggi
Pemberian P5 % "8
Tidak diberikan bila leukosit
H 000%mm
Seftriakson !easa * ' g % hari
selama -$ hari
2nak * 0 mg%kg44%hari,
"= atau "8, dosis tunggal,
9elebihan *
/epat menurunkan suhu,
lama pemberian pendek dan
dapat dosis tunggal serta
A
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
11/28
selama $ hari #ukup aman untuk anak
Pemberian "82mpisilin dan
2moksisilin
!easa * 1,$' g % hari
selama -10 hari
2nak * 100 mg%kg44%hari
per oral atau "8, dibagi
dosis, selama 10 hari
9elebihan *
2man untuk penderita hamil
Sering dikombinasikan
dengan kloramfenikol pada
pasien yang kritis
Tidak mahal
Pemberian P5 % "8
2ngka /arrier lebih sedikit
pada bakteri yang benar-
benar sensitif
9ekurangan *
Perbaikan klinis lebih lambat
9asus relaps lebih banyak
9urang efektif dibandingkan
dengan 9loramfenikol dalam
menurunkan panas dan kasus
relaps
9otrimoksasol
(T=P-S=C)
!easa * G(1&0'10) mg
selama -10 hari
2nak * '& mg%kg44%hari,
per oral, dibagi dosis,
selama 10 hari
9elebihan *
Tidak mahal
Pemberian P5
!apat digunakan pada pasien
yang alergi terhadap
9loramfenikol, Tiamfenikol,
dan golongan Penisilin
Sama efektif seperti
9loramfenikol dalam
menurunkan panas dan
pen#egahan relaps
9ekurangan *
Perbaikan klinis lebih lambat
10
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
12/28
9uinolon Siprofloksasin G$00 mg
selama 1 minggu
5floksasin G(00'00)
mg selama 1 minggu
Pefloksasin 1G00 mg
selama 1 minggu
:leroksasin 1G00 mg
selama 1 minggu
9elebihan *
Pefloksasin dan :leroksasinlebih #epat menurunkan suhu
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
13/28
hamil Trimester " dan "" dapat diberikan. Tiamfenikol juga tidak
dianjurkan digunakan pada trimester " karena adanya kemungkinan efek
teratogenik terhadap janin. Famun, pada kehamilan lebih lanjut
Tiamfenikol dapat digunakan. !emikian juga obat golongan
:luorokuinolon maupun 9otrimoksasol tidak boleh digunakan untuk
mengobati demam tifoid pada ibu hamil. 5bat yang dianjurkan untuk
pengobatan demam tifoid pada ibu hamil adalah 2mpisilin, 2moksisilin,
dan Seftriakson&.
I(rey aby SyndromeJ juga dapat terjadi pada pemberian
kloramfenikol pada bayi prematur yang mendapat dosis tinggi. !osis
maksimal untuk bayi kurang dari 1 bulan adalah $ mg%kg44%hari.
3, PROGNOSIS
Terapi yang #o#ok, terutama jika pasien perlu diraat se#ara medis
pada stadium dini, sangat berhasil. 2ngka kematian dibaah 1, dan hanya
sedikit penyulit yang terjadi&. Se#ara keseluruhan, prognosis penyakit ini
adalah bonam (baik), namun dari segi kesembuhan (ad sanationam) dubia ad
bonam (ragu-ragu atau #enderung baik) karena penyakit ini #enderung dapat
terjadi berulang % relaps.11
BAB II
ILUSTRASI KASUS
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
14/28
A, ID.NTITAS P.ND.RITA
Fama * Fn. F
Bmur * $ tahun
3enis 9elamin * Perempuan
Pekerjaan * =ahasisa
2lamat * 9adipiro, Surakarta
2gama * "slam
Tanggal Pemeriksaan * 1 !esember 01$
Fo. = * 00&0$CC
B, ANAMN.SIS
1. 9eluhan Btama * !emam
. iayat Penyakit Sekarang *
Pasien datang dengan keluhan demam. !emam dirasakan sejak
kurang lebih hari S=S. !emam dirasakan naik turun terutama
memberat pada sore hari dan malam hari sampai badan menggigil.
Penderita mengaku sudah meminum obat penurun panas (panadol) dan
demam sempat turun tetapi naik lagi setelah beberapa jam minum obat.
9epala penderita juga pusing terutama saat demam. Penderita
mengeluhkan nyeri perut dan mual-muntah, nafsu makan berkurang dan
badan terasa lemah. Sudah hari ini penderita tidak 424. 429 tidak ada
keluhan. !alam keseharian, pasien sering membeli makanan dan minuman
di pinggiran jalan.
. iayat Penyakit !ahulu *
iayat mondok karena penyakit serupa (-)
iayat alergi obat, makanan, udara dingin (-)
iayat != (-)
iayat asma (-)
iayat penyakit Ei+er (-)
. iayat Penyakit 9eluarga
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
15/28
iayat penyakit serupa (-)
iayat alergi (-)
iayat != (-)
4, P.M.RIKSAAN FISIK
2. 9eadaan Bmum Sakit sedang, #ompos mentis, gi6i kesan #ukup
4. Tanda 8ital
Status >i6i
Tensi * 110%0 mm7g
Fadi * 0 G % menit, irama reguler, isi dan tegangan #ukup
:rekuensi espirasi * 0 G%menit
Suhu * , 0/
44 K $$ kg
T4 K 1&$ #m
4=" K 0, kg%m
/. 9ulit Larna #oklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-),
kering (-), teleangiektasis (-), pete#hie (-), ikterik (-),
ekimosis (-), pu#at (-)!. 9epala 4entuk meso#ephal, rambut arna hitam, uban (-), mudah
rontok (-), luka (-)
. 7idung Fafas #uping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi
penghidu baik
7. =ulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), gigi tanggal (-), bibir kering
(-), pu#at (-), lidah kotor (@), papil lidah atrofi (-),
stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-), tepi lidah hiperemi
(@)
". Eeher 38P @#m (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris,
pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
16/28
#er+i#al (-), leher kaku (-), distensi +ena-+ena leher (-)
3. ThoraG 4entuk normo#hest, simetris, pengembangan dada kanan K
kiri, retraksi inter#ostal (-), spider ne+i (-), pernafasan
torakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran 9>4
aGilla (-%-)
9. 3a&tu&' :
"nspeksi "ktus kordis tidak tampak
Palpasi "ktus kordis teraba di S"/ 8 1 #m medial linea
medio#la+i#ularis
"ktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi 4atas jantung kanan atas * S"/ "" linea sternalis deGtra
4atas jantung kanan baah * S"/ "8 linea parasternalis
dekstra
4atas jantung kiri atas * S"/ "" linea parasternalis sinistra
4atas jantung kiri baah * S"/ 8 1 #m medial linea
mediokla+i#ularis sinistra
Pinggang jantung * S"/ ""-""" parasternalis sinistra
M konfigurasi jantung kesan tidak melebar2uskultasi 7 * A kali%menit reguler. 4unyi jantung "-"" murni,
intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-). 4unyi
jantung " ? 4unyi jantung "", di S"/ 8 1 #m medial linea
mediokla+ikula sinistra dan S"/ "8 linea parasternal
sinistra. 4unyi jantung "" ? 4unyi jantung " di S"/ "" linea
parasternal deGtra et sinistra.
E. Pul$( :
"nspeksi Formo#hest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar
(-). Pengembangan dada kanan K kiri, sela iga melebar,
retraksi inter#ostal (-)
Palpasi Simetris. Pergerakan dada kanan K kiri, peranjakan dada
kanan K kiri, fremitus raba kanan K kiri
Perkusi Sonor % Sonor
2uskultasi Suara dasar +esikuler intensitas normal, suara tambahan
hee6ing (-%-), ron#hi basah kasar (-%-), ron#hi basah halus
basal paru (-%-), krepitasi (-%-)
Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok
1$
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
17/28
kosto+ertebra (-),
= A%d($e& :
"nspeksi !inding perut sejajar dari dinding thorak, distended (-),
+enektasi (-), sikatrik (-), stria (-), #aput medusae (-)
2us#ultasi Peristaltik (@) normal
Perkusi Timpani, pekak alih (-)
Palpasi nyeri tekan (-). 7epar tidak teraba. Eien tidak teraba.
F. >enitourinaria Blkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
5. PT * u%l
9reatinin * 0. mg%dl
Breum * 0 mg%dl
.le6tr(lit
Fatrium darah * 10 mmol%E 8
9alium darah * . mmol%E
/hlorida darah * A mmol%E 8
0idal Te*t
1&
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
18/28
Titer 5 Titer 7
S. typhi 1 % 0 1 % 00
S. paratyphi 1 % 1&0 1 % 1&0
., DIAGNOSIS
Typhus %bdominalis
F, P.NATALAKSANAAN
1. Fon =edikamentosa
4ed rest total sampai hari bebas panas (mobilisasi bertahap dari
duduk sampai pulih kekuatan)
!iet T9TP lunak, rendah serat sampai hari bebas panas. 9emudian
diganti bubur kasar setelah hari diganti nasi
. =edikamentosa
"nfus Fa/l 0,A
9loramfenikol G $00 mg selama 10 hari M drug o* choiceTifoid
Pamol G $00 mg M !emam
antin injeksi M =ual-muntah
Penulisan esep
RSUD Dr, M(e)ardi Sura6arta
P(li Kli&i6 I&ter&a
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
19/28
1 !esember 01$
!okter * dr. Siti Furhidayah
% "nfus Fatrium /hlorida 0,A fl Fo """
/um infuse set Fo "
2bo#ath no 0 Fo "
Three ay Fo "
S imm
% 9loramfenikol tab mg $00 Fo CE
S dd tab "
% Pamol tab mg $00 Fo. C8
S dd tab "
% antin inj amp Fo. """
/um disposable syringe ## Fo. """
S imm
Pro * Fn. F ($ tahun)
2lamat * 9adipiro, Surakarta
G, PROGNOSIS
2d +itam * bonam
2d fungsionam * bonam
2d sanam * dubia ad bonam
BAB III
P.MBAHASAN
A, Ti&da6a& U$u$
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
20/28
Tujuan pengobatan adalah untuk membasmi infeksi, mengurangi
morbiditas dan men#egah komplikasi.
Bntuk membasmi infeksi dan men#egah komplikasi, maka pemberian
antibiotika yang tepat adalah hal yang terpenting dan menjadi inti
farmakoterapi terhadap typhus abdominalis. 2ntibiotik diberikan se#ara
empiris bila bukti-bukti klinis menyokong diagnosa typhus abdominalis.
Bntuk mengurangi morbiditas, pemberian glukokortikoid
(!eGamethasone) dapat diberikan pada pasien yang mengalami demam
toksemik yang berat1,. Pemberian harus dengan indikasi dan dosis yang tepat
karena dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Pemberian asam
salisilat dan antipiretik lain tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
perdarahan dan perforasi ususdisamping memang tidak banyak berguna.
Bntuk mengurangi demam dapat dilakukan kompres dengan air hangat .
B, Tera-i A&ti%i(ti6
Terapi antibiotik merupakan inti dari farmakoterapi dan harus dimulai
jika bukti klinis mendukung gambaran typhus abdominalis.
Sejak tahun 1A&0, telah mun#ul strain S.typhiiyang resisten terhadap
kloramfenikol dan pada tahun 1AA, strain S. typhii "ulti #rugs $esistance
(=!) yang kebal terhadap /hlorampheni#ol, 2moGi#illin dan /otrimoGa6ol
mun#ul dan menyebar di anak benua "ndia dan beberapa negara di 2sia
Tenggara. Bntuk kasus typhus =! ini maka obat pilihan utamanya adalah
:louoro;uinolone dan /epholosporin generasi ketiga karena kemanjuran serta
rendahnya angka kasus relaps dan carrier.
9lorampheni#ol terutama digunakan pada daerah-daerah dimana
strain lokal masih sensitif1,. Pada kasus typhus abdominalis=! pada anak,
karena penggunaan ;uinolone tidak dianjurkan, maka #ephalosporine
generasi ketiga menjadi pilihan utama.
4, Pe$%aha*a& O%at
1A
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
21/28
5bat yang dipilih sebagai antibiotik pada kasus di atas adalah
9loramfenikol, dimana obat ini bekerja dengan #ara berikatan dengan subunit
ribosom $0 S bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan
menghambat sintesa protein.
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
22/28
$. 7ydantoin * meningkatkan kadar serum hydantoin.
Penggunaan 9loramfenikol pada ibu hamil trimester """ tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan partus prematur, "B:! (&ntra 'terin
Fetal #eath), dan sindrom I(rey abyJ. Sedangkan untuk ibu hamil
Trimester " dan "" dapat diberikan. Tiamfenikol juga tidak dianjurkan
digunakan pada trimester " karena adanya kemungkinan efek teratogenik
terhadap janin. Famun, pada kehamilan lebih lanjut Tiamfenikol dapat
digunakan. !emikian juga obat golongan :luorokuinolon maupun
9otrimoksasol tidak boleh digunakan untuk mengobati demam tifoid pada
ibu hamil. 5bat yang dianjurkan untuk pengobatan demam tifoid pada ibu
hamil adalah 2mpisilin, 2moksisilin, dan Seftriakson&.
D, Ala*a& -e$iliha& Kl(ra$5e&i6(l u&tu6 6a*u* i&i
1. !iharapkan adanya perbaikan keadaan klinis yang lebih #epat
dibandingkan jika diberikan antibiotik lain (2moGi#illin, 2mphi#illin,
9otrimoGa6ol).
. 7arga lebih murah dibanding golongan uinolon dan /ephalosporin
generasi ketiga.
. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya tanda kerusakan hepar.
. !apat diberikan peroral.
$. =asih merupakan obat pilihan utama untuk typhus abdominalis di
"ndonesia.
Pada pasien ini harus dilakukan pemantauan darah rutin (7b, 7#t, 2E,
2T). 3ika terdapat penurunan terutama leukosit H 000%mm maka
kloramfenikol diganti dengan obat antibiotik lain.
., I&5u* Na4l 1+9;
Pemberian infus pada kasus ini bertujuan untuk menggantikan #airan
tubuh yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit-elektrolit
tubuh karena pasien mengalami mual dan muntah dimana dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi
1
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
23/28
F, Pa$(l
Fama obat Pamol (Para#etamol) ' Parasetamol adalah dri+at p-
aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik %
analgesik.
Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus
aminoben6en dan mekanismenya diduga berdasarkan
efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah #in#in
ben6ena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan
atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para (1,)..
Sifat analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa
nyeri ringan sampai sedang. Para#etamol sebagai
analgetik memiliki khasiat sama seperti aspirin atau
obat-obat non steroid antiin*lamatory drug(FS2"!)
lainnya. Para#etamol bertindak sebagai inhibitor
selektif /5C-1 dan /5C- pada sistem saraf pusat.
Tidak seperti FS2"!, parasetamol tidak men#egah
sintesis prostaglandin dengan kompetitif mengikat
en6im /5C, tetapi memodulasi jalur /5C melalui
kemampuannya untuk mengurangi akti+itas /5C.
Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak
digunakan sebagai antirematik.
9arena Parasetamol memiliki akti+itas anti
in*lamasi(antiradang) rendah, sehingga tidak
menyebabkan gangguan saluran #erna maupun efek
kardiorenal yang tidak menguntungkan. 9arenanya
#ukup aman digunakan pada semua golongan usia.
:armakokinetik Pada penggunaan per oral, Parasetamol diserap dengan
#epat melalui saluran #erna. 9onsentrasi tertinggi
dalam plasma dalam aktu O jam dan masa paruh
plasma 1 ' jam. 5bat ini tersebar ke seluruh #airan
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
24/28
tubuh. !alam plasma $ para#etamol terikat protein
plasma. 5bat ini dimetabolisme oleh en6im mikrosomhati. Sebagian asetaminofen (0) dikonjugasi dengan
asam glukuronat dan sebagian ke#il dengan asam
sulfat. Selain itu, obat ini juga dapat mengalami
hidroksilasi. 5bat ini diekskresi melalui ginjal,
sebagian ke#il sebagai parasetamol () dan sebagian
besar dalam bentuk terkonjugasi.
!osis !easa !osis para#etamol untuk deasa adalah 00 mg ' 1
g%hari dengan maksimum g%hari.
!osis anak !osis anak &-1 bulan &0 mg%kali, maks. & kali sehariQ
1-& tahun &0-10 mg%kali, maks. & kali%hariQ &-1 tahun
1$0 - 00 mg%kali, maks. 1, g%hari. Sediaan * tab. 100
mg, $00 mgQ sir. 10 mg%$ ml
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
25/28
Parasetamol umumnya digunakan untuk mengobati
demam, sakit kepala, dan rasa nyeri ringan. Senyaaini bila dikombinasikan dengan obat anti inflamasi non
steroid (FS2"!) atau obat pereda nyeri opioid, dapat
digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah.
Perhatian Sesuaikan dosis pada pasien dengan gagal ginjal dan
alkoholik
G, Ra&ti&
Fama obat antin (anitidine 7/l) ' suatu penghambat akti+itas
histamin yang kompetitif dan re+ersibel pada reseptor-
7 histamin, termasuk reseptor pada sel-sel lambung
dan bukan suatu 6at antikolinergik, anitidin bekerja
dengan #ara menghambat sekresi asam lambung basal
dan nokturnal melalui penghambatan kompetitif
terhadap kerja histamin pada reseptor - 7histamin di
sel-sel parietal. anitidin juga menghambat sekresi
asam lambung yang dirangsang oieh makanan,
beta6ole, kofein, insulin dan refleks +agal fisiologis.
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
26/28
diberikan "8 dan 0 se#ara oral diekskresi dalam
urin dalam bentuk asal.!osis !easa "njeksi *
7arus diberikan se#ara perlahan-lahan (Rmenit)
!easa * "ntramuskular * $0 mg% ml, setiap &- jam,
tanpa pengen#eran.
"ntra+ena *
- &ntermittent bolus- $0 mg ( ml) setiap &R- jam.
Earutkan antinD injeksi dalam 0,A larutan Fa/"
atau larutan i,+, yang #o#ok lainnya hingga konsen-
trasi tldak lebih besar dari ,$ mg%ml (0 ml).
Suntikkan dengan ke#epatan tidak lebih dari ml%
menit($menit),
- &ntermittent in*usion* $0 mg% ml setiap & - 3am,
Earutkan antinD injeksi dalam dekstrosa $ atau
larutan i.+, yang #o#ok lainnya hingga konsentrasi
tidak lebih dari 0,$ mg%ml (100 ml). !iberikan dengan
ke#epatan tidak lebih dari $ - ml%menit(1$-0menit),
- "njeksi i.+. kontinyuQ tambahkan injeksi ke dalam
larutan dekstrosa $ (atau larutan untuk injeksi i.+. lain
yang #o#ok), dengan ke#epatan "nfus &,$ mg%jam,
- Pada penderita sindroma ollinger -
7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
27/28
$0 mg%menit) * dosis yang dianjurkan i.m. atau i.+,
adalah $0 mg trap 1- jam (bila perlu inter+alpemberian ditingkatkan menjadi tiap 1 jam). 9arena
anitidin turut terdialisa maka aktu pemberian harus
disesuaikan, yaitu bertepatan dengan akhir hemodialisa.
(1AAA).ed Side Teaching &lmu Penyait #alam/disi e0!.
Surakarta * Uayasan 9esuma "slam 9edokteran.
$. 7ermaan 2>, Sumandjar T (00).Penanganan penderita #emam Ti*oid
#e1asa #i $S'# #r. "oe1ardi Suraarta. !alam * Protap "P!-:9 BFS
SB! !r. =oeardi, S=: "lmu Penyakit !alam :9 BFS-SB! !r.
=oeardi Surakarta. pp * 11$-11&.
&
http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/7/24/2019 Typhus abdominalis_Siti N.doc
28/28
&. Lidodo ! (00A).#emam Ti*oid. !alam * 4uku 2jar "lmu Penyakit !alam.
3ilid """
Recommended