Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan penambangan adalah kegiatan yang padat modal dan
padat teknologi. Perlu adanya perencanaan yang sangat matang untuk
pembukaan lahan tambang. Dimulai dari kegiatan prospeksi, eksplorasi,
development, eksploitasi, dan penjualan. Setelah dilakukannya eksploitasi,
kita harus memperhatikan apa itu yang dinamakan limbah tambang atau
air asam tambang yang menggenangi area tambang, baik itu tambang
terbuka (open pit mining) ataupun tambang bawah tanah (underground
mining).
Kalimantan Selatan merupakan kawasan yang kaya akan
sumberdaya alam, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati.
Dimana sumberdaya alam tersebut merupakan aset besar yang perlu
dipergunakan atau dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
kemakmuran dan kesejahteraan penduduk. Salah satu kegiatan dalam
pemanfaatan sumber daya alam yang terbesar ada di Kalimantan Selatan
adalah bidang pertambangan yang merupakan salah satu sektor
penyumbang devisa negara yang cukup besar.
Daerah Banjarbaru merupakan salah satu daerah di Kalimantan
Selatan yang mempunyai potensi dalam bidang Pertambangan. Banyak
aktivitas yang berkaitan dengan Pertambangan tetapi tidak diimbangi
dengan penerapan praktek penambangan yang baik (Good Mining
Practice), hingga banyak bekas lahan tambang yang dibuat oleh PETI
(Penambang Tanpa Izin) terbengkalai dan tergenang oleh air asam karena
tidak adanya reklamasi, salah satunya daerah Cempaka oleh sebab itu
perlu ada tindakan untuk mengelola daerah tersebut. Pengelolanya yaitu
dengan cara memindahkan air asam dalam lahan bekas tambang dengan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 1
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
instalasi / pemasangan pompa dan pipa yang tepat untuk dikelola sehingga
aman bagi lingkungan.
Aspek-aspek yang diperlukan dalam membuat rancangan instalasi
pipa pembuangan air asam tambang tersebut, yaitu :
a. Aspek topografi
- Peta, elevasi
- kontur tanah, luas tanah
b. Aspek hidrologi
- data curah hujan
- Debit
c. Aspek hidrolika
- Saluran (al : pipa, panjang pipa, diameter pipa dll)
- Saluran terbuka
d. Aspek perancangan
- gambar
- Rancangan anggaran biaya / cost
- tender
e. Aspek pemasangan
f. Aspek perawatan
Hasil tambang seakan menjadi suatu komoditi yang tidak bisa tidak
kita hiraukan karena kenyataannya dari hal yang mungkin tidak begitu kita
sadari, peranan hasil-hasil tambang sangatlah besar. Industri-industri yang
bergerak dalam bidang pertambangan mempunyai ciri khas yaitu
mengubah bentang alam dari keadaan semulanya. Hal tersebut tidak dapat
dihindari karena bahan galian yang akan di ambil berada dibawah
permukaan bumi.
Citra dunia pertambangan saat ini sudah begitu kelam. Semua sisi
positif dari kegiatan ini seakan hilang tertutup oleh permasalahan
kerusakan lingkungan yang begitu di gembar-gemborkan. Aspek
lingkungan merupakan salah satu aspek yang terpengaruh oleh kegiatan
pertambangan.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 2
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Kegiatan pertambangan sendiri pasti selalu di awali dengan
pembukaan lahan, karena cadangan bahan galian umumnya berada di
lokasi terpencil seperti pedalaman bahkan terkadang hutan lindung.
Minimal perubahan struktur susunan hutan pasti akan mengalami
perubahan setelah aktivitas penambangan di lakukan. Salah satu yang
menjadi sorotan besar adalah masalah buangan limbah dan genangan cair
hasil aktivitas pertambangan.
Adanya lubang-lubang bukaan bekas pertambangan yang
mempengaruhi stuktur morfologi disekitarnya, serta air tambang yang
menggenangi lubang akibat adanya rembesan air bawah dan air hujan.
Selain mempengaruhi lingkungan, adanya air yang menggenangi tambang
juga mempengaruhi proses kegiatan pertambangan itu sendiri, karena
proses produksi bahan galian tidak dapat dilakukan.
Lubang bukaan tambang menyebabkan terganggunya proses
penambangan, karena adanya air yang menggenang. Air tersebut juga
dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem di sekitarnya, karena
bercampur dengan material-material yang berbahaya, seperti adanya
Mercury (Hg) pada tambang emas. Oleh karena itu, air tersebut harus
dibuang atau di pompa keluar dari areal bukaan tambang dan selanjutnya
harus dilakukan uji saring untuk menyatakan air buangan tersebut telah
aman. Untuk mengalirkan air pada areal bukaan tambang tersebut
diperlukan suatu sistem pemompaan yang terencana dengan baik dan
efesien.
Gambar 1.1. Lokasi Penambangan Terbuka
Yang merubah morfologi
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 3
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Gambar 1.2. Lokasi Penambangan yang tidak lepas
Dengan air asam tambang
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida.
2. Memahami pengaplikasian mata kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin
Fluida dengan pertambangan.
3. Mengetahui cara merancang penginstalisasian pipa sesuai dengan teori
yang sudah didapat dari perkuliahan Pengetahuan Teknik dan Mesin
Fluida.
4. Mengetahui bagaimana merancang instalasi pemipaan yang efektif
dalam pembuangan sump bekas tambang terbuka.
5. Mengurangi dampak negatif yang timbul akibat air asam pada tambang
dan menganalisa masalah di ddunia pertambangan.
1.3 Letak / Keadaan Geografis
Kabupaten Banjar yang terletak antara 2o 49’ 55” - 3o 43’ 38” pada
garis Lintang Selatan dan 114o 30’ 20” hingga 115o 35’ 37” pada Bujur
Timur. Dan terbagi menjadi 17 kecamatan, dengan 288 desa / kelurahan.
Ketinggian wilayah Kabupa ten ini berkisar antara 0–1.878 meter dari
permukaan laut (dpl). Pada umumnya tanah di wilayah ini bertekstur halus
(77,62%) yaitu meliputi tanah liat, berlempung, ber-pasir dan berdebu
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 4
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Sementara 14,93 % bertekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat
berpasir, sisanya 5,39 % bertekstur kasar yaitu pasir berlempung, pasir
berdebu.
Daerah Banjar memiliki morfologi pegunungan dan perbukitan
bergelombang dengan ketinggian antara 200-600 m dpl. yang dikenal
sebagai Pegunungan Bobaris. Satuan morfologi lainnya adalah dataran
rendah berupa padang alang-alang, dataran aluvial dan rawa-rawa.
Daerah Banjar berada pada bagian barat daya busur Pegunungan
Meratus dan disusun oleh batuan dasar Komplek Ultrabasa (Mub) dan
Batuan Metamorf (Mm) berumur Jura (Sikumbang dan Heryanto, 1994).
Batuan ultrabasa (harsburgit, piroksenit dan serpentinit) dan batuan
metamorf (sekis, filit dan kuarsit) tersebar di sepanjang Peg. Bobaris dan
Peg. Meratus dan di beberapa tempat diterobos oleh Gabro (Mgb) berumur
Kapur. Diatas batuan dasar ini dijumpai berbagai formasi batuan,
diantaranya Formasi Manunggul (Kapur), Formasi Tanjung (Eosen),
Formasi Berai (Miosen Awal), Formasi Warukin (Miosen Tengah –
Miosen Akhir) dan Formasi Dahor (Plio-Plistosen). Bagian paling atas
berupa endapan kuarter.
Kawasan tambang PT. Putra Perkasa Abadi yang merupakan galian
A menjadi areal pengamatan atau tinjauan penulis dalam perancangan pipa
pengaliran air sump terletak di kecamatan Pengaron atau tepatnya yang
berada di desa Sungkai, yang mana secara administrasi daerah tersebut
berada di kawasan pemerintahan kota Pengaron, merupakan kawasan
dengan kondisi alam berupa dataran dan berbukit-bukit. Secara geografis
PT. Putra Perkasa Abadi salah satu KP-nya yang dilakukan pengamatan
yaitu terletak pada :
Titik Pertama terletak di S 3o 14’ 00.0” E115o 06’ 00.0’’
Titik kedua terletak di S 3o 14’ 00.0” E115o 08’ 00.0”
Titik ketiga terletak di S 3o 15’ 00.0” E115o 08’ 00.0”
Titik keempat terletak di S 3o 15’ 00.0” E115o 06’ 00.0”
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 5
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Keterangan : : Kota Banjarmasin & Banjarbaru
: Jalan Propinsi: Jalan Rakyat: Batas KP
Gambar 1.3. Batas Wilayah Tambang
Dan posisi daerah tersebut batasan langsung dengan:
a. Sebelah utara dengan Kota Marabahan dan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
b. Sebelah selatan dengan Kabupaten Barito Kuala dan Banjar
Masin Ibu Kota Kalimatan Selatan.
c. Sebelah timur dengan Kabupaten Tapin.
d. Sebelah barat dengan Astambul.
Kawasan pertambangan yang menjadi lokasi pengamatan dan
penelitian dalam perancangan saluran pipa sump ini berjarak kurang lebih
49,3 kilometer dari pusat pemerintahan kota Banjarbaru. Dan kurang lebih
74,3 kilometer dari ibu kota Kalimatan Selatan yaitu Banjarmasin yaitu
kurang lebih 60 menit jika menggunakan motor menuju lokasi tambang
yang dikelola kegiatan pertambangannya telah mulai dirintis semenjak 7
tahun yang lalu, dengan luas areal tambang yang tersedia 685 Ha namun
yang prospek untuk ditambang hanya sekitar 475 Ha saja, tetapi lokasi
yang diamati yaitu adalah kawasan pit Maharani yang luasanya kurang
lebih sekitar 9 Ha dan sekarang sudah pada tahap rehabilitasi dan
reklamasi.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 6
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
1.4 Keadaan Penduduk
Kecamatan Banjar termasuk ke dalam wilayah pemerintahan
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sebagian besar mata pencaharian
penduduk didaerah ini adalah Penambang Intan Tradisional, namun ada
juga yang berusaha sebagai petani sawah, dan perkebunan, sedangkan
lainnya sebagai pegawai, pedagang dan buruh.
Berdasarkan data yang tecatat pada Badan Pusat Statistik
Kabupaten Banjar, jumlah rumah tangga pada pertengahan tahun 2006
mencapai 130.390 RT, dengan jumlah penduduk 464.148 orang yang
terdiri dari 238.162 lakilaki dan 225.986 perempuan, dengan sex ratio 105
yang berarti hampir tidak ada perbedaan jumlah menurut jenis kelamin.
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Martapura dengan
kepadatan 2.042 penduduk per kilometer persegi. Dibanding tahun
sebelumnya, kecamatan Martapura mengalami kenaikan jumlah penduduk.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka kepadatan penduduk, pada
tahun 2005.
Tabel. 1.1. Luas Kecamatan, Populasi Penduduk,
dan Kepadatan penduduk per km2 Kecamatan Banjar
Pertengahan Tahun 2008
Kecamatan Luas Area
(km2)
Populasi
Penduduk
Kepadatan
Penduduk per
km2
Aluh-Aluh 82,48 29 706 360
Gambut 129,30 31 224 241
Martapura 42,03 85 827 2 042
Astambul 216,50 33 072 153
Beruntung Baru 61,42 13 731 224
Kertak Hanyar 81,30 43 383 534
Sungai Tabuk 147,30 48 595 330
Martapura Timur 29,99 27 056 902
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 7
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Martapura Barat 149,38 16 930 113
Karang Intan 215,35 28 453 132
Aranio 1 166,35 8 201 7
Sungai Pinang 458,65 13 789 30
Peramasan 560,85 3 120 6
Pengaron 433,25 14 908 34
Sambung Makmur 134,65 9 508 71
Mataraman 148,40 22 180 149
Simpang Empat 611,30 34 465 56
Jumlah 4 668,50 464 148 99
Sumber/Source : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar Statistics of Banjar Regency
Gambar 1.4. Wilayah permukiman masyarakat sekitar
lokasi tambang
1.5 Bahan Galian
Bahan galian yang cukup baik dan bervariasi, meliputi mineral
logam (emas, besi, kromit, nikel, mangan dan platina), mineral industri
(intan, lempung, kaolin, pasir kuarsa, batugamping, marmer dan batuan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 8
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
beku), batubara dan gambut. Sebagian bahan galian ini telah ditambang
baik oleh masyarakat secara tradisional maupun pengusaha swasta.
Emas dan tembaga terdapat di daerah Bunglai, Kec. Aranio
berasosiasi dengan urat kuarsa berarah umum N270oE dan N45oE dengan
kemiringan 45o-50o dengan ketebalan 25-60 cm, yang menerobos peridotit
(Palmadi, dkk., 2001). Emas aluvial terdapat di daerah Peramasan, Rantau
Nangka dan Sumber Harapan dan Pakutik (Pengaron). Mineralisasi Fe, Ni
dan Cr berasosiasi dengan dunit, serpentinit dan peridotit tersebar di jalur
Peg. Bobaris dan Meratus.
Intan dan berbagai jenis batu mulia lainnya terdapat pada endapan
aluvial sungai purba Formasi Martapura (Qpm) dan pada batuan
konglomerat Formasi Manunggul. Berdasarkan lokasi, karakteristik
litologi, framen batuannya, endapan pembawa intan dikelompokkan dalam
3 jenis, yaitu endapan darat, sungai dan rawa-rawa. Pada endapan darat,
intan terdapat pada wilayah berjarak lebih dari 50 meter dari aliran sungai
aktif (misalnya Simpang Empat dan Cempaka) dimana intan berasosiasi
dengan aluvial purba.
Batubara terdapat pada lapisan batuan 9ediment Formasi Tanjung
berumur Eosen dan tersebar di Kecamatan Astambul, Mataraman,
Simpang Empat, Sungai Pinang, Pengaron dan Karang Intan dengan
jumlah sumber daya sebesar 2817597 ton (hipotetik) dan 760839 ton.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 9
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
BAB II
ASPEK DALAM PERANCANGAN INSTALASI
2.1 Aspek Topografi
2.1.1 Luas Area Tambang
Lokasi tambang yang menjadi pengamatan adalah tambang
bahan galian strategis dari PT. Putra Perkasa Abadi lokasi tersebut
berada di kecamatan Pengaron atau tepatnya di desa Desa Sungkai
Km.71. Berdasarkan informasi yang didapatkan PT. Putra Perkasa
Abadi tambang tersebut, data luas lokasi tambang seluas 9 hektar
atau 90.000 m2. Namun secara keseluruhan tambang yang ada
kecamatan Pengaron seluas 120 hektar.
Pada lokasi yang diamati salah satu luas areal sump pada
PT. Putra Perkasa Abadi itu yang tergenang air (sump) seluas
2.500 m2 dengan kedalaman genangan air sedalam 1,5 m. Dengan
areal bukaan seluas 1 Ha atau 10.000 m2.
Gambar 2.1. Potensi Batubara Di Kalsel
2.1.2 Kontur Tanah
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 10
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Secara garis besar, areal penambangan berada pada satuan
geomorfologi. Bila diperhatikan struktur bentang alam yang terbentuk
di daerah ini dapat dikatakan bahwa areal ini terletak pada satuan
peralihan antara dataran menuju perbukitan rendah dari rangkaian
pegunungan Meratus yang ada di sebelah timurnya. Pada wilayah
dataran pada umumnya terdiri dari bahan endapan kwarter.
Gambar 2.2. Lokasi Pengamatan
Gambar 2.2. Topografi Disekitar Pengamatan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 11
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Gambar 2.3. Peta Topografi Daerah Banjar
2.1.3 Elevasi Permukaan Tanah
Daerah penambangan batubara PT. Putra Perkasa Abadi
berada di kabupaten Banjar kecamatan Pengaron di desa Sungkai
ini merupakan daerah yang didominasi oleh dataran dan perbukitan
yang sedang-landai dengan elevasi sekitar 15o-35o, sedangkan
untuk bukaan tambang sendiri elevasinya sekitar 40o.
Keadaan topografi suatu wilayah (khususnya elevasi
permukaan tanah) akan mempengaruhi atau dapat mencirikan dari
keadaan kemampuan atau kapasitas dari material-material yang ada
di tempat tersebut (tanah) untuk menampung jumlah air yang
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 12
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
menerobos masuk atau meresap, baik melalui permukaan tanah
maupun yang berasal dari bawah lapisan tanah tersebut. Untuk
lahan yang miring biasanya cenderung akan mempunyai cadangan
atau tampungan air yang lebih sedikit daripada lahan yang relatif
datar, karena air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran
permukaan dan hanya sedikit yang mengalami infiltrasi, dengan
kata lain kehilangan air di lahan miring akan lebih besar.
2.2 Aspek Hidrologi
2.2.1 Data Curuh Hujan
Dalam perencanaan suatu sistem drainase, penggunaan
data curah hujan antara lain dapat digunakan untuk perhitungan
dimensi saluran, baik yang tertutup maupun yang terbuka. Hal ini
karena hujan merupakan komponen yang sangat penting dalam
analisa hidrologi pada perencanaan debit untuk menentukan
dimensi saluran drainase tersebut.
Daerah Banjar memiliki morfologi pegunungan dan
perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 200-600 m dpl.
Satuan morfologi lainnya adalah dataran rendah berupa padang
alang-alang, dataran aluvial dan rawa-rawa.
Tebalnya hujan pada setiap tempat dapat diketahui dengan
pengukuran curah hujan. Alat pengukur hujan disebut alat penakar
hujan. Di seluruh Indonesia pada saat ini terdapat lebih kurang
4000 unit alat penakar hujan. Alat pengukur curah hujan biasa
berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24
jam pada suatu gelas ukur. Sedangkan alat pancatat hujan otomatis
mencatat jumlah curah hujan pada kertas pencatat yang setiap hari
atau minggunya diganti dengan baru.
Suhu udara di suatu tempat ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
Berdasarkan pemantauan Badan Meteoro-logi dan Geofisika
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 13
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Banjarbaru pada tahun 2010, suhu udara di Kabupaten Banjar rata-
rata berkisar antara 27,5oC sampai 28oC. suhu tahunan rata-rata
terendah 200 C terjadi bulan Agustus dan tertinggi pada suhu 35,30
C terjadi pada bulan Oktober dengan kelembaban udara 70 – 90 %
dan kecepatan angin berkisar antara 20 – 34 km/jam.
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan
iklim, keadaan topograpi dan perputaran/pertemuan arus udara.
Curah hujan yang disajikan pada tabel menunjukkan bahwa rata-
rata curah hujan selama tahun 2010 tercatat rata-rata 236,64mm,
dengan jumlah terendah terjadi pada bulan Mei (54,4mm) dan
tertinggi terjadi pada bulan Maret (554,3mm).
Untuk lebih jelasnya keadaan curah hujan di daerah
Banjarbaru, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1. Curah Hujan Wilayah Kabupaten Banjar,
tahun 2010
No BulanJumlah Curah hujan
(mm)
Rata-rata
(mm)
1 Januari 271,8 24,0
2 Februari 239,9 21,0
3 Maret 554,3 20,0
4 April 241,2 10
5 Mei 54,4 3
6 Juni 259,5 14
7 Juli 143,8 7,2
8 Agustus 82,8 22
9 September 60,4 15
10 Oktober 75,7 24
11 November 287,8 25
12 Desember 391,9 15,1
Jumlah 2601.3 200,3
Rata -rata 236,64 16,69
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 14
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Sumber : Stasiun Klimatologi Banjarbaru
2.2.2 Data Debit Air
Debit adalah laju aliran sungai (dalam bentuk volume air)
yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan
waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam
satuan meter kubik per detik (m3/s).
Genangan air yang sering tibul pada lubang bukaan
tambang, muncul akibat adanya resapan atau rembesan air dari
dinding lubang bukaan dan juga ditambah dengan masukan dari air
hujan yang terjadi disaat musim penghujan.
Sumber air yang masuk dan menggenangi lubang bukaan
tambang (sump) berasal dari :
Debit air hujan langsung yang masuk ke dalam sump
Debit limpasan air hujan
Rembesan air bawah permukaan tanah.
Tabel. 2.2.
HARGA KOEFISIEN LIMPASAN
Kemiringan Tutupan Koefisien limpasan
< 3 %
Sawah, Rawa
Hutan, Perkebunan
Perumahan dengan kebun
0,2
0,3
0,4
3 – 15 %
Hutan, Perkebunan
Perumahan
Tumbuhan yang jarang
Tanpa tumbuhan
0,4
0,5
0,6
0,7
> 15 % Hutan
Perumahan, Kebun
0,6
0,7
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 15
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Tumbuhan yang jarang
Tanpa tumbuhan, Daerah
tambang
0,8
0,9
Wilayah Pengaron termasuk di wilayah dataran rendah
yang landai hingga berombak yang topografinya terdiri atas hutan (
Sehingga koefisien limpasan untuk daerah ini adalah 0,6).
Bentangan daerah ini memanjang dari Timur ke Barat dengan lebih
melebar di bagian Barat yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah
aliran sungai, muara sungai dan Pantai Laut Jawa. Curah hujan
tertinggi tahun 2006 pada bulan Desember 2006 sebanyak 408,4
mm/21 hari.
Rumus Menghitung Debit Air Limpasan, yaitu :
Keterangan :
C : Koefisin Limpasan
Q = 0,00278 x C I A I : Intensitas Hujan (mm/Jam)
A : Luas Wilayah (ha)
Dengan menggunakan rumus diatas dapat dicari besarnya debit
pada lokasi penambangan, desa Sungkai, Kecamatan Pengaron,
Kalimantan Selatan adalah :
Untuk Sump
Diketahui : C = 0,6
I = 408,4 mm/ 21 hari = 408,4 mm/504 jam
A = 1 Hektar Area = 10.000 m2
Ditannya : Q ..........?
Penyelesaian :
Q = 0,00278 C I A
= 0,00278 x 0,6 x 408,4/504 x 1
= 0,00278 x 0,6 x 0,8103 x 1
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 16
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
= 1,3516 x 10-3 m3/s
Jadi besarnya debit air limpasan pada sump 1 di lokasi penambangan,
desa Sungkai Kecamatan Pengaron adalah 1,3516 x 10-3 m3/s.
2.2.3 Saluran Air yang Ada
1. Saluran terbuka
Saluran terbuka memiliki jenis-jenis saluran dengan suatu
persoalan kedudukan saluran dalam berbagai segi rupa. Dalam
batasan topografi, jalur saluran yang pasti ditentukan oleh
kemiringan yang dapat diterima. Kemiringan yang berlebihan
dapat menyebabkan kecepatan yang cukup untuk menggerus
dasar dan sisi saluran. Saluran tanah umumnya berbentuk
trapesium dengan kemiringan sisi-sisinya ditentukan oleh
kestabilan bahan tebingnya.
Tabel. 2.3. Kecepatan Maksimum yang diizinkan dalam
Saluran dan Tabung
Tinggi jagaan harus disediakan di atas elevasi permukaan
air rencana sebagai kewaspadaan untuk menghadapi
penimbunan sedimen di dalam saluran.
Tabel. 2.4. Kemiringan tebing
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 17
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
2. Saluran tertutup
a) Pipa Isap Dalam merencanakan pipa isap tindakan
pengamanan berikut ini perlu diambil:
b) Hindari terjadinya penyimpangan aliran atau pusaran
pada nosel isap.
c) Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus
sesedikit mungkin agar kerugian head dapat diperkecil.
d) Hindari terjadinya kantong udara di dalam pipa dengan
membuat bagian pipa yang mendatar agak menanjak ke
arah pompa dengan kemiringan 1/100 sampai 1/50. Jika
terjadinya kantong udara tak dapat dihindari sama sekali,
perlu disediakan cara untuk membuang udara.
e) Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari
pada tekanan atmosfir, perlu dipakai cara menyambung
pipa yang tidak dapat menyebabkan kebocoran udara dari
luar ke dalam pipa isap.
f) Bila sebuah saringan atau katup isap akan dipasang maka
perlu disediakan cara untuk membersihkan kotoran yang
menyumbat. Hal ini dapat dilakukan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 18
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Gambar 2.4. Tata Letak Pompa Volume Mendatar
Gambar 2.5. Penyimpangan Aliran
3. Pipa Keluar
a) Diameter pipa dan kecepatan Diameter pipa keluar atau
pipa penyalur harus ditentukan berdasarkan atas efisiensi
dan ekonomi pemompaan. Jadi, diameter pipa penyalur
tidak harus sama dengan diameter lubang keluar pompa.
Jika pipa sangat panjang, diameter pipa yang ekonomis
tergantung pada biaya pemeliharaan, ongkos daya pompa,
dan besarnya biaya instalasi.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 19
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Gambar 2.6. Contoh Pemasangan Pipa
(b) Akhir pipa keluar Untuk pompa dengan head
rendah, ujung akhir pipa ke luar umumnya dibuat
terbuka, dengan arah hampir mendatar, di bawah
permukaan zat cair di tadah atas. Jika pompa akan
dipasang di atas permukaan air keluar, maka harus
dibuat pipa sifon dengan membengkokkan pipa
keluar ke bawah.
Perbandingan rumus energi untuk kedua tipe
aliran tersebut adalah :
Aliran pada saluran tertutup
h1 + = h2
+hf
Aliran pada saluran terbuka
h1 + = h2 + + hf
Pada perancangan instalasi pembuangan air asam tambang
(sump) ini kita menggunakan instalasi dengan saluran tertutup
mengingat karena debit air pada lubang galian ini kecil sehingga jenis
saluran tertutup sangat cocok pada lubang galian ini. Jadi dalam
rancangan instalasi pembuangan air asam tambang ini kita cukup
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 20
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
memakai pipa sebagai saluran pembuangannya dan juga biaya yang
kita keluarkan lebih kecil apabila kita menggunakan jenis saluran
tertutup.
2.3 Instalasi
2.3.1. Gambar Sump
Gambar 2.7. Lubang bukaan tambang yang tergenang air (sump)
2.3.2. Gambar Instalasi Pompa dan Pipa
Gambar 2.8. Rancangan SUMP
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 21
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Keterangan gambar :
= kolam /sump, water basin
= saringan
= pipa
= sambungan lurus
= sambungan elbow 900
= sambungan elbow 450
= katup
= pompa
= penumpu / penopang pipa
Tabel 2.5. Kesesuaian Ukuran Pipa Berdasarkan Debit Air Masuk
Debit air masuk maksimum (lt/min) Ukuran pipa peluap (mm)0 - 49 40
50 - 208 50209 – 378 65379 – 624 80
625 - 1.343 1001.344 - 2.422 1252.423 - 3.936 150
lebih dari 3.937 200
Sumber : Buku Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, 1984
Dari tabel di atas, kita dapat menentukan ukuran pipa (untuk sisi isap) yang
sesuai untuk digunakan pada areal lubang bukaan ini (sump) yaitu sebagai
berikut.
Diketahui : Q = 1,3516 x 10-3 m3/s
Ditanyakan : Dpipa = ... ?
Jawab : Q = 1,3516 x 10-3 m3/s
= 1,3516 x 10-3 x 1.000 x 60
= 81,096 lt/min
Berdasarkan tabel di atas, untuk debit air sebesar 81,096
lt/min maka ukuran pipa yang sesuai untuk digunakan yaitu
berdiameter 50 mm (1,97 inci atau 2 inci).
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 22
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Untuk pipa, kita menggunakan pipa dengan diameter 2 inch
atau 0,0508 cm untuk sisi isap dan 1,5 inch atau 0,0381 cm untuk
sisi buang, hal ini dikarenakan debit limpasan lubang galian ini
cukup besar. Untuk pompa, kita terlebih dahulu harus menghitung
berapa kapasitas pompa yang diperlukan.
Untuk Sisi Isap Pompa
Diket : Q = 1,3516 x 10-3 m3/s
D 1 = 2 x 2,54 cm = 5,08 cm = 0,0508 m
Ditanya : V1 ?
Jawab :
A1 =
=
= 2,026 x 10-3
V1 =
=
= 0,667 m/s
Untuk Sisi Buang Pompa
Diket : Q 1 = 1,3516 x 10-3 m3/s
D2 = 1,5 x 2,54 cm = 3,81 cm = 0,0381 m
Ditanya : V2 ?
Jawab :
A2 =
=
= 1,1400 x 10-3
V2 =
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 23
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
=
= 1,185 m/s
a. Rancangan
Di dalam perencanaan masalah biaya, kita harus benar-benar
teliti, sehingga cost yang digunakan dalam pengolahan instalasi ini
tidak terlalu besar sehingga berpengaruh pada profit tambang yang
kita peroleh. Tentu saja hal ini bukan menjadi patokan utama,
kualitas material yang digunakan dalam pembangunan instalasi ini
tetap juga harus kita pertimbangkan. Apabila harga material tersebut
murah, tetapi kualitasnya jelek, hal ini malah memerlukan biaya
yang mahal (perawatan).
Untuk menghitung cost, terlebih dahulu kita menentukan
jenis pipa dan pompa yang akan kita gunakan. Untuk pipa, kita
menggunakan pipa dengan diameter 2 inch, hal ini dikarenakan debit
limpasan lubang galian ini cukup besar . Untuk pompa, kita terlebih
dahulu harus menghitung berapa kapasitas pompa yang akan
digunakan. Cuaca pada saat melakukan peninjauan berkisar pada
suhu 30 o C ( = 0,802 x 10 -6 m2/s )
Perhitungan Mayor Losses Pompa
Sisi Isap Pompa
Diket: V1 = 0,667 m/s
g = 9,81 m2/s
= 0,802 x 10 -6 m2/s
D1 = 2 inch = 0,0508 m
L1 = 24,5 m
Ditanya : HL ????
HL =
Re =
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 24
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
=
= 42.882,29
Aliran Turbulen
f =
=
= 0,022
HL =
=
= 0,022 x 482,28 x 0,02267
= 0,240 m
Sisi Buang Pompa
Diket : V2 = 1,185 m/s
g = 9,81 m2/s
= 0,802 x 10 -6 m2/s
D2 = 1,5 inch = 0,0381 m
L = 46 m
Ditanya = HL ????
Jawab :
HL =
Re =
=
= 56.294,87
Aliran Turbulen
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 25
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
f =
=
= 0,0205
HL =
=
= 0,0205 x 1207,35 x 0,07157
= 1,771 m
Perhitungan Minor Losses Pompa
Diketahui : V1 = 0,667 m/s
V2 = 1,185 m/s
g = 9,81 m2/s
f saringan = 0,4
f katup isap = 0,0916
f katup buang = 0,092
f elbow ( 90o) = 1,129
f elbow (45o) = 0,236
f sambungan lurus= 0,02
f reduser = 0,211875
Ditanyakan : hL ???
Jawab :
Sisi Isap
Saringan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 26
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
hL =
=
= 9,070 x 10-3 m
Sambungan Elbow ( 90o )
hL =
=
= 0,0256 m
Sambungan Elbow ( 45o )
hL =
=
= 0,0107 m
Sambungan Katup
hL =
=
= 2,077 x 10-3 m
Sambungan Lurus
hL =
=
= 2,2680 x 10-2 m
Ʃ Sisi Isap = (9,070 x 10-3 + 0,0256 + 0,0107 + 2,077 x 10-3 + 2,2680 x 10-2m)
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 27
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
= 0,07013 m
Sisi buang
Reduser
hL =
=
= 0,01516 m
Sambungan Elbow ( 90o )
hL =
=
= 0,2424 m
Sambungan Elbow ( 45o )
hL =
=
= 0,03378 m
Sambungan Katup
hL =
=
= 6,5845 x 10-3 m
Sambungan Lurus
hL =
=
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 28
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
= 0,01288 m
Ʃ Sisi Buang = (0,01516 + 0,2424 + 0,03378 + 6,5845 x 10-3 +0,01288 )
= 0,31080 m
Head Total Pompa = Σ Mayor losses + Σ Minor Losses
= ( sisi isap + sisi buang) + ( Ʃ sisi isap + Ʃ sisi buang)
= (0,240 + 1,771) + (0,07013 + 0,31080)
= 2,39193 m
Perhitungan Persamaan Bernouli untuk Sump ke Settling Ponds
Diket : P/γ = 0 ( Diabaikan )
Z1 = 3,828 m
Z2 = 6,535 m
V1 = 0,667 m/s
V2 = 1,185 m/s
g = 9,81 m2/s
ΣHL = 2,3697005 m
Keterangan :
Z = Tinggi permukaan fluida sampai ke titik
tengah pompa
Ditanya : Hpump ?
Jawab :
Hpump =
=
= 0 + 2,707 + 0,0137818 +2,39193
= 5,1127118 m
Jadi pemilihan atau pemasangan pompa harus diatas 5,1127118 m
2.4 Rancangan Anggaran Biaya / Cost / Biaya Rancangan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 29
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Setelah mengetahui jenis pompa dan pipa yang sesuai untuk
digunakan di lokasi sump ini, maka selanjutnya kita dapat menghitung atau
memperkirakan biaya keseluruhan untuk pengadaan pipa dan pompa beserta
aksesorisnya, pemasangan pipa dan pompa beserta aksesorisnya, hingga
biaya tidak terduga biaya perawatan) seperti adanya kerusakan dari alat-alat
tersebut secara tiba-tiba.
a. Pompa
Pada perancangan instalasi pompa dan pipa ini menggunakan
pompa sentrifugal volut tegak, karena menyesuaikan atau mengikuti
referensi dari buku Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian, dan
Pemeliharaan, 1983 bahwa untuk memompa air limbah dan berlumpur
maka pompa yang sesuai adalah pompa volut tegak jenis sumuran kecil
dimana zat cair dari impeler secara langsung dibawa ke rumah volut.
Pompa volut yang digunakan pada instalasi ini adalah pompa
dengan merk dagang INTERDAB JET 501 AUTO sebanyak 1 unit.
Gambar 2.9. Pompa INTERDAB JET 501 AUTO
Spesifikasi Pompa yang digunakanNama : INTERDAB JET 501 AUTOOutput : 500wattDaya Hisap. Maks : 11 meterDaya Dorong. Maks : 50 meterHead Total : 60 meterKapasitas. Maks : 85 ltr/mntDiameter Pipa : 1 ¼” x 1”Harga : Rp. 2.022.000
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 30
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
b. Pipa
Pipa yang digunakan ialah pipa baja , pipa baja sangat cocok
digunakan pada perencanaan jaringan pipa ini, karena bagus
dipergunakan dalam jangka waktu lama dan memiliki kekuatannya
sangat tinggi. Pipa yang digunakan berukuran 2 inci dengan harga Rp.
75.000/meter
Gambar 2.10. Pipa Baja
c. Sambungan elbow 900
Sambungan elbow 900 digunakan untuk
mempermudah mengalirkan air dalam pipa yang
terpengaruh oleh perubahan topografi lahan.
Gambar 2.11. Macam-macam sambungan Elbow
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 31
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
d. Sambungan elbow 450
Sambungan elbow 450 digunakan untuk mempermudah
mengalirkan air dalam pipa yang terpengaruh oleh perubahan topografi
lahan.
Gambar 2.12.. Sambungan elbow 450 pipa PVC 1,5”
e. Sambungan lurus
Sambungan lurus digunakan untuk menyambungkan atau
menghubungkan dua pipa PVC agar menjadi satu rangkaian lurus, hal
ini biasanya disebabkan oleh ukuran pipa yang pendek tetapi lahan
yang harus dilalui cukup panjang.
Gambar 2.13. Macam-macam Sambungan lurus
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 32
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Gambar 2.14. Sambungan lurus pipa PVC 1,5”
f. Katup “putar” (slide valves)
Katup dipergunakan untuk membuka dan menutup aliran air
yang mengalir di dalam pipa, biasanya ditempatkan di sisi isap dan di
sisi buang.
Gambar 2.15. Katup “putar” pipa PVC
g. Lem pipa PVC
Lem pipa dipergunakan untuk merekatkan antara dua
permukaan pipa.
Gambar 2.16. Lem pipa PVC
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 33
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
h. Saringan (filter)
Saringan dipergunakan menyaring material atau benda-benda
agar tidak masuk ke dalam pipa yang mungkin saja dapat menghambat
aliran pipa. Saringan yang akan digunakan ini merupakan saringan yang
dapat bekerja optimal pada sistem saringan lapisan sedimen.
i. Seng
Seng sebagai bahan untuk membuat ruang atau tempat
meletakan pompa dan perlengkapan lainnya agar tidak cepat rusak
terkena perubahan cuaca. Seng yang akan digunakan merupakan seng
yang mempunyai tipe bergelombang pada permukaannya.Seng yang
dipergunakan adalah seng yang mempunyai merk dagang “Gajah”
dengan ukuran panjang 90 cm dan tebal 1,2 cm.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 34
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Gambar 2.18. Seng
j. Paku seng
Paku seng dipergunakan sebagai bahan untuk membuat ruang
atau tempat meletakan pompa dan perlengkapan lainnya agar tidak
cepat rusak terkena perubahan cuaca.
Gambar 2.19. Paku Seng
k. Papan
Papan dipergunakan sebagai bahan untuk membuat ruang atau
tempat meletakan pompa dan perlengkapan lainnya agar tidak cepat
rusak terkena perubahan cuaca. Papan yang dipergunakan adalah tipe
papan / kayu galar bermerk dagang “Borneo” dan berukuran (5 x 10)
per batang.
Gambar. 2.20. Papan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 35
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
l. Paku papan / kayu
Paku papan / kayu dipergunakan sebagai bahan untuk membuat
ruang atau tempat meletakan pompa dan perlengkapan lainnya agar
tidak cepat rusak terkena perubahan cuaca. Paku kayu yang
dipergunakan adalah paku yang berukuran panjang 5 cm.
Gambar 2.21. Paku Papan
m.Kayu Reng
Kayu reng dipergunakan sebagai bahan untuk membuat
penumpu atau penopang pipa agar tidak membebani pompa. Kayu reng
yang dipergunakan bermerk dagang “Meranti” dan berukuran (3 x 4)
per batang.
Gambar 2.21. Kayu Reng
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 36
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Tabel 2.6. Rincian Rancangan Anggaran Biaya Instalasi Pompa dan Pipa
Pembuangan Air Asam Tambang
No. Alat / Bahan Jumlah Harga Satuan Jumlah1. Pompa 1unit Rp 2.022.000,- Rp 2.022.000,-2. Pipa PVC 2” 18 batang Rp. 25.000,- Rp. 450.000,-
3.Sambungan elbow 900 4 buah
Rp. 5.000,- Rp. 20.000,-
4.Sambungan elbow 450 4 buah
Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
5. Sambungan lurus 8 buah Rp. 7.000,- Rp. 56.000,-6. Katup 2 buah Rp. 20.000,- Rp. 40.000,-7. Lem pipa PVC 4 kaleng Rp. 2.500,- Rp. 10.000,-8. Saringan 1buah Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-9. Seng 13 lembar Rp. 20.000,- Rp. 260.000,-
10. Paku seng ½ kg Rp. 9.000,- Rp. 4.500,-11. Papan 35 buah Rp. 25.000,- Rp. 875.000,-12. Paku papan 1kg Rp. 7.000,- Rp. 7.000,-13. Kayu reng 1 batang Rp. 15.000,- Rp. 15.000,-14. Biaya lain-lain - - -
15.Biaya pemasangan -
Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
16. Biaya listrik - Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
17.Biaya pemeliharan @ 6 bulan -
Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
Jumlah pengeluaran Rp. 4.213,500,-
2.5 Pemasangan Pompa dan Pipa Pada Lokasi Tambang
a. Pemasangan Pompa
Dalam merencanakan pemasangan pompa, orang perlu
memperhatikan segi-segi yang menyangkut penempatan pompa,
pondasi, urutan pemasangan, dan pemeriksaan kelurusan.
Penempatan pompa
Penempatan pompa mendatar harus memperhatikan tiga hal yaitu
letak pompa terhadap zat cair yang di isap, faktor lingkungan, dan
penempatan instrumentasi seperti dibawah ini:
Letak pompa terhadap permukaan zat cair
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 37
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Pompa mendatar harus diletakkan sedekat mungkin dengan
tadah isap. Posisinya harus sedemikian rupa hingga tidak
memerlukan terlalu banyak belokan pada pipa isap.
Faktor lingkungan
Pompa-pompa sebaiknya diletakkan pada tempat yang
terlindung dari sinar matahari, hujan, dan angin. Untuk
memudahkan pemeliharaan dan pemeriksaan, kamar pompa
harus dijaga, baik secara alamiah maupun dengan
menggunakan kipas angin.
Penempatan instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi yang lainnya harus dipasang
sedemikian rupa hingga mudah dilihat dan dibaca oleh
operator pompa.
Pondasi
Dalam merencanakan pondasi pompa perlu diperhatikan hal
berikut ini :
Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa
dan penggeraknya, disamping harus dapat menahan beratnya.
Landasan
Jika pompa kopel langsung dengan penggerak mula atau
digerakkan melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang
pada satu landasan. Apabila dipergunakan transmisi sabuk
(belt), pompa dan motor penggerak dapat mempunyai
landasan yang terpisah. Namun dalam hal ini harus dijaga
agar sabuk tidak slip atau landasan tidak miring atau bergeser
karena tegangan sabuk.
Letak landasan terhadap balok
Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton,
maka garis sumbu landasan pompa sebaiknya diletakkan
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 38
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
tepat segaris di atas sumbu balok lantai. Lebih baik lagi jika
landasan pompa dapat berdiri diatas dua balok.
Kedataran landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada
pondasi, perlu disediakan celah sebesar10 sampai 30 mm
antara bidang atas pondasi dan bidang dasar landasan. Setelah
landasan disetel datar pada pondasi, kemudian celah diisi
dengan aduk (grout).
Urutan pemasangan
Pompa dan motor penggerak harus dilakukan dalam urutan yang
baik sebagai berikut :
Perletakan mesin
Pompa dan motor penggerak harus diletakkan pada pondasi
sedemikian rupa hingga sumbu poros kedua mesin tersebut
dapat menjadi segaris dan mendatar sempurna. Untuk dapat
menyetel dengan teliti, diperlukan ganjal-ganjal berbentuk
baji dari baja.tiap pasang baji terdiri dari dua baji, baji atas
dan baji bawah.
Pelurusan (centering) dan penetapan
Pompa dan penggeraknya pada umumnya sudah diluruskan
diatas satu landasan oleh pabrik pembuatnya. Meskipun
demikian perangkat ini tidak bolehlangsung dijalankan
setelah dipasang ditempat, karena landasan yang dipakai
umumnya tidak mempunyai kekakuan yang tinggi sehingga
masih mungkin terjadi deformasi elastis.
Pemeriksaan kelurusan
Ketidaklurusan yang terjadi pada pompa sebagai akibat dari hal-
hal diatas dalam jangka panjang menimbulkan keausan yang
cepat pada bantalan serta getaran yang besar pada mesin. Karena
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 39
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
itu kelurusan harus diperiksa dan dikoreksi dalam jangka-jangka
waktu tertentu. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan kelurusan
Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan mistar pelurus
(centering gauge) sepanjang kurang lebih 150 mm. Sisi
mistar diimpitkan dengan keliling kedua pasangan kopling.
Kemudian celah antara sisi mistar dan keliling luar kopli
diukur dengan feeler. Dari pengukuran ini dapat diketahui
apakah poros cukup lurus atau tidak.
Koreksi kelurusan
Jika kelurusan berubah karena perubahan pada tanah atau
yang lainnya setelah aduk mengeras, koreksi dengan baji
tidak mungkin lagi dilakukan. Karena itu koreksi harus
dikerjakan dengan menyesuaikan letak kaki motor diatas
landasan.
b. Pemasangan Jaringan Pipa
Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industri atau
pengilangan tidaklah jauh berbeda, perbedaan-perbedaan mungkin
terjadi hanya pada kondisi khusus atau batasan tertentu yang diminta
pada setiap proyek.
Kapasitas pemompaan dan umur pompa sering kali ditentukan
oleh kesempurnaan pemipaan. Karena itu pemipaan harus
direncanakan untuk mendapatkan performansi pompa yang optimal.
Pemasangannya pun harus dilakukan secara benar.
Jenis pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu :
1. Jenis pipa tanpa sambungan (Pembuatan pipa tanpa
sambungan).
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 40
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
2. Jenis pipa dengan sambungan (Pembuatan pipa dengan
pengelasan).
Adapun bahan-bahan pipa secara umum adalah :
1. Carbon Steel
2. Carbon Moly
3. Galvenees
4. Ferro Nikel
5. Stainless Steel
6. PVC
7. Chrome Moly
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi
standar yang terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau
dipilih sebelumnya.
Komponen perpipaan perpipaan yang dimaksud di sini
meliputi, yaitu :
1. Pipes (pipa-pipa)
2. Flanges (flens-flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup-katup)
5. Bolting (baut-baut)
6. Gasket
7. Special Items (bagian khusus)
Beberapa hal khusus mengenai bagian-bagian pemipaan akan
diuraikan lebih lanjut secara terperinci dibawah ini.
Pipa isap
Pipa ini memerlukan penanganan tertentu untuk
memberikan performansi yang baik pada instalasi pompa, seperti
diuraikan dibawah ini :
Pencegahan kebocoran
Penanganan khusus perlu diberikam terhadap kemungkinan
masuknya udara kedalam pipa isap, karena hal ini tidak
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 41
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
mudah dideteksi, bila mungkin, penggunaan pipa ulir harus
dihindari dan sebagai gantinya dipakai pipa berflens.
Pencegahan kantong udara
Dalam hal pipa beroprasi mengisap zat cair, pipa isap harus
dipasang dengan cara sedemikian hingga pipa akan
mempunyai arah menurun dari pompa ke tadah isap dengan
kemiringan 1/50 sampai 1/200. hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terbentuknya kantong udara.
Pemasangan saringan
Untuk mencegah benda-benda asing dan sampah terisap
kedalam pompa, oleh karena itu pipa harus dipasang
saringan/filter.
Kedalam ujung pipa
Ujung pipa isap harus dibenamkan dibawah muka zat cair
dengan kedalaman tertentu untuk mencegah terisapnya udara
udara dari permukaan. Kedalaman ini harus cukup meskipun
permukaan zat cair didalam tadah isap turun sampai batas
minimum.
Rantai penarik katup
Katup sering kali mendapat gangguan karena rusak atau
karena ada benda asing tersangkut pada dudukan katup.
Untuk mengatasi hal ini dapat dipakai katup isap yang
diperlengkapi dengan rantai penarik katup. Disebelah atas,
rantai ini disangkutkan pada dudukan pipa isap.
Katup sorong
Pipa isap yang bekerja dengan isapan pada waktu
memasukkan zat cair tidak boleh dilengkapi dengan katup
sorong. Hal ini akan menimbulkan kebocoran udara atau
menjadi kantong udara. Dalam hal pemasukan dengan
dorongan, katup sorong diperlukan pada waktu pompa harus
dilepas atau diperiksa. Namun pemasangan katup ini harus
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 42
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
dilakukan dengan cara yang benar yaitu menempatkan
pemutarnya di bawah atau disamping. Hal ini perlu untuk
menghindari kantong udara. Katup ini harus selalu dalam
keadaan terbuka penuh kecuali pada waktu pompa diperiksa
atau dilepas.
Reduser dan belokan
Bila memakai reduser, untuk menyambung ppipa isap yang
diameternya lebih besar daripada diameter lubang isap
pompa, harus dipakai reduser jenis eksentrik. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kantong udara.
Boila iperlukan belokan, jumlahnya harus diusahakan
sesedikit mungkin dengan sudut beloan yang sehalus
mungkin. Belokan ini harus diletakkan sejauh mingkin dari
pompa.
Pipa isap bersama
Penggunaan pipa isap bersama untuk pompa-pompa yang
dipasang paralel sama sekali tidak dibenarkan. Pipa semacam
ini akan menimbulkan kantong udara jika ada pompa paralel
tersebut tidak dioperasikan. Melalui paking tekan pompa ini,
udara dapat terisap masuk kedalam pipa isap bersama
sehingga menggangu kerja pompa-pompa yang lain. Jadi
untuk pompa paralel sebaiknya digunakan pipa isap
individuil.
Pipa keluar
Dibawah ini akan diberikan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan pipa keluar :
Diameter pipa dan kecepatan aliran
Diameter pipa harus ditentukan berdasarkan kecepatan aliran
di dalam pipa dan tidak perlu sama dengan diameter lubang
keluar pompa.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 43
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Pencegahan kantong udara
Kantong udara juga merugikan pada sisi keluar karena dapat
menimbulkan benturan air (water hammer). Untuk
mencegahnya dapat digunakan katup laluan udara (air
ventvalve) yang dipasang pada bagian pipa yang melengkung
ke atas. Katup ini akan mengeluarkan udara yang terjebak
dibagian atas lengkungan pipa tersebut.
Pengamanan tekanan perapat
Beberapa sistem pompa mengeluarkan zat cair di ujung pipa
keluar pada ketinggian permukaan yang lebih rendah
daripada ketinggian sumbu pompa. Hal yang demikian ini
dapat menimbulkan tekanan negatif di dalam pompa sehingga
udara dapat terisap masuk melalui paking tekan pada poros.
Tinggi pipa sifon
Bila pipa keluar berbentu sifon, maka titik tertinggi sifon
tersebut diukur dari permukaan zat cair ditadah isap tidak
melebihi head tertutup (shut off head) pompa. Jika head
tertutup ini dilebihi, maka pompa tidak akan mengalirkan zat
cair pada awal kerjanya
Pemasangan pipa diatas tanah dapat dilakukan pada rak pipa
(pipe rack) diatas penyangga-penyangga pipa, atau diatas dudukan
pipa (sleeper). Pada pemasangan pipa diatas tanah ini dapat pula
dimasukkan pipa peralatan yaitu yang meliputi pipa kolom dan vessel,
pipa exchanger, pipa pompa dan turbin, pipa kompresor, dan pipa
utilitas.
Jenis material yang umum digunakan antara lain adalah :
Carbon steel piping (pipa baja Karbon)
Pipa ini banyak digunakan karena mudah dipasang, tapi untuk
melindungi karat dari luar biasanya dilapas dengan bahan anti
karat. Bahan anti karat ini lebih baik menggunkanan pelapis
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 44
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
plastik seperti scotch kote atau plicoflex, karena lebih tahan
daripada pelapis dari aspal atau residu.
Cast Iron Water Pipe (besi tuang pipa air)
Digunakan untuk pembuangan air dengan tekanan tertentu.
Concrete pipe (pipa beton)
Digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24’’
atau lebih :
Concrete Lined steel pipe (pipa baja dilapisi semen)
Pipa ini digunakan untuk pembuangan kotoran cairan yang
korosif serta mempunyai tekanan diatas kemampuan pipa besi
tuang.
Duriron Pipe
Pipa ini digunakan untuk pembuangan cairan dengan tingkat
korosi yang tinggi. Pipa ini sangat getas seperti gelas, sehingga
harus hati-hati dalam pengangkutan dan pemasangan.
BAB III
PERAWATAN
2.5. Perawatan Instalasi
2.5.1. Perawatan Berkala
Pemakaian pompa secara terus-menerus perlu di imbangi
dengan maintence yang berkala, agar kinerja pompa dan pipa
dapat maksimal. Pengecekan terhadap hamparan pipa perlu
dilakukan, sehingga kita dapat mengetahui apakah terdapat
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 45
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
kebocoran tau hal-hal lain yang menyebabkan terhambatnya
kinerja pompa.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan agar kinerja pompa
dapat maksimal antara lain :
Operasikan pompa mendekati titik efisiensi terbaiknya (BEP)
Pastikan NPSH yang cukup pada lokasi pemasangan
Modifikasi sistim pompa dan kehilangan pompa untuk
meminimalkan penyumbatan.
Pastikan ketersediaan instrumen dasar pada pompa seperti
pengukur tekanan, pengukur aliran
Sesuaikan terhadap variasi beban dengan menggunakan
penggerak kecepatan yang bervariasi atau pengendali
berurutan dari unit yang banyak.
Hindari pengoperasian lebih dari satu pompa untuk
penggunaan yang sama
Gunakan pompa pendorong/booster untuk beban kecil yang
memerlukan tekanan yang lebih tinggi
Untuk memperbaiki kinerja alat penukar panas, kurangi
perbedaan suhu antara saluran masuk dan keluar daripada
meningkatkan debit aliran
Perbaiki sil dan paking untuk meminimalkan kehilangan air
oleh tetesan
Seimbangkan sistim untuk meminimalkan aliran dan
menurunkan permintaan daya pompa
Hindari head pemompaan dengan penggunaan pengembalian
jatuh bebas (gravitasi), dan gunakan efek sifon
Lakukan keseimbangan air untuk meminimalkan pemakaian
air, dengan demikian mengoptimumkan pengoperasian
pompa
Hindari pensirkulasian ulang air pendingin dalam Genset
Diesel, kompresor udara, sistim pendinginan, pompa air
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 46
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
umpan menara pendingin, pompa kondensor dan pompa
proses
Pada operasi banyak pompa, padukan secara hati-hati operasi
pompa untuk menghindarkan penyumbatan saluran
Ganti pompa yang sudah tua dengan pompa yang efisien
energinya
Perbaiki efisiensi pompa yang ukurannya berlebih, pasang
penggerak kecepatan yang bervariasi, turunkan ukuran/ganti
impeler, atau ganti dengan pompa yang lebih kecil
Optimalkan jumlah tahap dalam pompa multi-tahap jika
terdapat keuntungan pada tekanan keluar.
Kurangi tahanan sistim dengan cara pengkajian penurunan
tekanan dan optimalisasi ukuran pipa
Periksa secara teratur getarannya untuk memperkirakan
kerusakan pada bantalan, kesalahan penggabungan,
ketidakseimbangan, kelonggaran fondasi dll.
Untuk perawatan secara berkala sebaiknya dilakukan setiap
2-3 bulan sekali. Jadi pada saat perawatan berkala dilakukan
pengecekan secara menyeluruh mulai dari pipa pempuangan,
kolam pengendapan sampai dengan pompa. Sehingga kinerja
instalasi pipa pembuangan tersebut dapat bekerja dengan
maksimal.
2.5.2. Perawatan Intensif
Perawatan secara intensif harus selalu dilakukan agar
kinerja pompa dapat terus selalu terjaga. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan antara lain :
a. Kondisi pipa
Kondisi pipa harus selalu di cek disepanjang panjang pipa,
kita harus memperhatikan apakah disepanjang aliran pipa
tersebut terdapat kebocoran. Untuk mencegah terjadinya
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 47
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
korosi, pipa juga harus dirawat dan dipelihara dengan
maksimal.
b. Kondisi pompa
Pompa yang digunakan juga harus sering dikontrol dan
dibersihkan. Adapun prosedur pemeriksaannya antara lain
adalah :
Pembersihan tadah isap dan pipa isap
Jika selama pembangunan instalasi ada benda
asing, kotoran dan sampah yang masuk ke dalam pipa
isap atau tadah isap, maka pompa akan mengalami
gangguan yang serius. Karena itu pompa harus diperiksa
dan benda-benda yang dapat menggangu dapat segera
dibersihkan.
Pemeriksaan sistem listrik
Ketepatan kapasias pemutus sirkit, harga preset rele
arus lebih, dan ukuran serta sambungan kabel harus
diyakinkan. Untuk motor terutama motor benam, tahanan
isolasinya harus diukur dan dipastikan bahwa harganya
sesuai dengan jaminan dari pabriknya.
Pemeriksaan kelurusan
Kelurusan poros pompa dan motor harus diperiksa.
Jika ada penyimpangan, harus dikoreksi lebih dahulu.
Pemeriksaan minyak pelumas dan bantalan
Gemuk dan minyak untuk bantalan harus diperiksa
kebersihan dan jumlahnya.
Pemeriksaan dengan memutar poros
Poros hanya dapat berputar dengan halus jika
diputar dengan tangan.
Pemeriksaan pipa alat pembantu
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 48
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Semua katup pada sistem pipa pembantu seperti pipa
pendingin , pipa perapat untuk perapat mekanis, pipa
pengimbang, harus terbuka penuh. Jumlah dan tekanan
air pendingin dan air pelumas harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Pemeriksaan katup sorong dan pipa isap
Katup sorong yang dipasang ditengah pipa isap
(pada sistem isapan dengan dorongan) harus dipastikan
dalam keadaan terbuka penuh.
Pemeriksaan arah putaran
Pemeriksaan arah putaran biasanya dilakukan
dengan terlebih dahulu melepas kopling atau sabuk yang
menghubungkna pompa dan motor penggerak. Motor
dihidupkan sendiri dan diperiksa putarannya. Namun
untuk pompa-pompa kecilpemeriksaan putaran dapat
dilakukan dengan menghidupkan pompa selama satu
detik tanpa melepas koplingnya.
Pembacaan manometer dan ampermeter
Tekanan keluar dan tekanan isap harus sesuai atau
mendekati harga yang telah ditentukan atau
diperhitungkan sebelumnya, serta tidak boleh
berfluktuasi secara tidak normal. Jika ada benda asing
yang menyumbat atau ada udara yang terisap, maka
tekanan akan jatuh atau akan berfluktuasi secara tidak
normal.
Arus listrik yang dikonsumsikan harus lebih rendah
daripada yang dinyatakan pada label motor. Arus ini
tidak berfluktuasi secara tidak normal. Jika ada benda
asing atau pasir yang terselip pada celah-celah sempit
antara impeler dan rumah pompa arus listrik dapat
berfluktuasi secara tidak normalsebelum impeler macet.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 49
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
Temperatur dan kebocoran pada kotak paking
Kebocoran pada kotak paking (pada paking tekan)
harus berupa tetesan-tetesan zat cair yang jumlahnya
tidak lebih dari 0,5 cm3/s. Jika jumlah tetesan lebih dari
iniu penekan paking harus dikencangkan pelan-pelan dan
merata sampai tetesan menjadi normal. Pengencangan
yang berlebihan akan menyebabkan paking menjadi
panas.
Pemeriksaan bantalan
Jika bantalan yang digunakan memakai cara
pelumasan cincin, maka cincin ini harus dapat berputar
secara normal.
Jika rumah bantalan dipegang dengan tangan, harus
tidak tidak terasa adanya panas yang berlebihan. Jika
diukur dengan termometer, biasanya bantalan dianggap
normal bila temperaturnya tidak lebih dari 40oC diatas
temperatur udara disekitarnya.
Pemeriksaan getaran dan bunyi
Bila tangan diletakkan diatas permukaan rumah
pompa harus tidak terasa adanya getaran yang
berlebihan. Untuk pengukuran yang teliti, amplitudo
getaran dapat diukur dengan vibrometer pada rumah
bantalan dan pada motor. Dalam hal pompa tegak,
pengukuran dilakukan pada titik tertinggi dari motor.
Harga amplitudo yang diukur harus kurang dari 30 µm
(30/100 mm) pada 3000 rpm, dan kurang dari 50 µm
pada 1500 rpm. Tidak boleh ada bunyi yang luar biasa
karena kavitasi atau surjing maupun bunyi dari bantalan.
Pemeriksaan cakram pengimbang
Bila cakram pengimbang dipakai pada pompa
bertingkat banyak, tidak boleh ada pemanasan yang
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 50
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
berlebihan pada ruang cakram pengimbang atau pada
saluran air baliknya pada ujung poros terdapat tanda
untuk memeriksa keausan cakram dari luar. Jika keausan
sudah melebihi batas, bagian yang aus harus cepat
diganti.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari perancangan instalasi pipa pembuangan ini, kita dapat menarik
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Pembuatan instalasi pipa pembuangan dilakukan untuk membuang air
asam tambang yang tergenang pada wilayah area tambang dimana apabila
tidak dibuang akan mengganggu aktivitas kerja tambang tersebut.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 51
Tugas BesarMata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin FluidaProgram Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam
2. Pembuatan instalasi tambang ini juga harus meninjau dan
memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhinya seperti aspek
topografi, aspek hidrologi, aspek hidrolika, perancangan, pemasangan dan
perawatan.
3. Dalam aspek topografi kita harus memperhatikan keadaan wilayah di
daerah tersebut,relief permukaan, kontur tanah, elevasi. Dengan
memperhatikan aspek ini kita dapat menentukan arah pembuangan, dan
jalur pipa yang akan dipasang.
4. Dalam aspek hidrologi kita harus memperhatikan curah hujan dan debit
pada derah itu. Curah hujan sangat mempengaruhi banyak atau sedikitnya
genangan pada lubang bukaan tambang. Dengan ini kita dapat menentukan
debit air limpasan, yang nantinya kita dapat menentukan
5. jenis saluran dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran terbuka dan saluran
tertutup. Dalam instalasi pembuangan pada daerah tambang di desa
serongga menggunakan jenis saluran terbuka mengingat debit air sangat
kecil dan efisiensi.
6. Aspek perawatan juga sangat penting dalam menjaga instalasi pipa
tersebut. Agar pemakaian instalasi dapat maksimal, instalasi tersebut perlu
perawatan berkala dan inspeksi.
4.2 Saran
Dalam perencanaan instalasi pipa pembuangan sebaiknya dibuat dengan
se-efisien mungkin tetapi juga mementingkan kualitas. Perawatan pipa juga
dapat lebih di tekankan agar kinerja instalasi dapat lebih maksimal.
Nama : AZHAR HANAFINim : H1C109010Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2011 52