BISNIS YANG BAIK Tinjauan etis teologis mengenai persepsi warga jemaat
terhadap bisnis Kristen di jemaat GPIB Passareang, Makassar
Tesis
Untuk memenuhi sebahagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Program Magister Teologi
Program Studi Etika
Diajukan oleh
Stephen G.R. Sihombing
265.029
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
STT INTIM MAKASSAR
Januari 2008
ABSTRACT
Business is economic activities that cope with material profits. Seeking for profit in business is an ethical or good action. Actually, business is not run as well as its substance. Business was running with manipulative ways and egoism which victimize society and environment. Christianity has ethical principles which are useful in business. Ethical principle based on Scripture which can be understood and practised in Christian business, are the main goal of this research.
The locus of the research is Protestant Church in the West of Indonesia (GPIB) Congregation “Passareang” at Makassar that covers 100 (a hundred) respondents, from June until August 2008. Descriptive-survey with questionnaire and interview techniques is the methodology used in this research. Interviewing with business practitioners, member of assembly of congregation and priests were conducted. Likert’s scale has been used in this research to measure church’s member perception about Christian business. The result of the research proves that (1) church’s members have good perception of the Christian business, (2) the principles of ethical business could be practised by a Christian businesman, and (3) church gives less attention for complementing church’s members about good business based on Christian ethics. The principles of Christian ethics in business can be formulated in three primaries (1) to serve the will of God, (2) respect each other and (3) have a social responsibility. GPIB has a responsibility to equip church’s members to understand the principles of Christian ethics in business. Business can be practised not only for the sake of mankind, but also to serve the will of God. The importance of ethics in business, to encourage all parties, both business practitioners, ethicians, theological education institutions, and churches to create a business life with dignity and ecologically oriented. Keywords: perception, ethics, business, the Bible, Christian
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Bisnis adalah kegiatan ekonomis yang dapat dirasakan semua orang dalam
upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya. Dengan bisnis, manusia
dapat mengorganisasikan sumber daya untuk menghasilkan dan mendistribusikan
barang dan jasa. Tujuan bisnis adalah memperoleh keuntungan, sehingga pelaku
bisnis berani menanggung resiko menanam modal dalam kegiatan bisnisnya. Dari
sudut pandang ekonomis, dapat dikatakan bisnis yang baik adalah bisnis yang
membawa banyak untung1. Mengejar keuntungan dalam bisnis adalah sesuatu
yang wajar, asalkan tidak mengorbankan kepentingan dan hak orang lain. Bertens
mengatakan bahwa keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak melainkan
saling menguntungkan kedua belah pihak2.
Dalam kenyataan, para pelaku bisnis lebih mengutamakan keuntungan
pribadi di atas segala-galanya. Misalnya, rencana kenaikan bahan bakar minyak
pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyhono bulan Mei 2008
mengakibatkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat konsumen naik tidak
wajar karena faktor kecurangan pengusaha yang menahan dan menimbun BBM
bersubsidi bahkan menyelundupkannya untuk dijual ke luar negeri.3
Praktek bisnis curang tidak hanya terjadi saat pemerintah hendak
memberlakukan kebijakan ekonomi tertentu, tetapi juga terjadi ketika pengusaha
1 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000, hlm. 17 2 Ibid., hlm. 17. 3 ”Bensin Mulai Hilang di Makassar,” Tribun Timur, Makassar: 14 Juni 2008.
dan penguasa berkolusi dalam pelaksanaan proyek pembangunan atau pemberian
kredit. Pembangunan gedung sekolah, jalan, terminal atau pasar seringkali
kualitasnya buruk dan dalam waktu singkat sudah rusak. Kredit bernilai milyaran
rupiah diberikan kepada pengusaha akhirnya tidak terbayar, sementara nilai harta
kekayaan perusahaan jauh lebih kecil dibanding kredit yang dikucurkan bank4.
Era reformasi telah memberikan kebebasan sehingga pasar menjadi
kompetitif dan memberi peluang bagi pengusaha, misalnya menginvestasikan
modalnya dalam bisnis transportasi udara. Perang tarif antar maskapai
penerbangan telah memberikan keuntungan dan kemudahan bagi konsumen dalam
mobilitasnya. Namun, harga murah tiket pesawat tidak sebanding dengan jaminan
keselamatan penumpang. Sebagai contoh, hilangnya pesawat Adam Air pada awal
Januari 2007 di Majene menjadi pembenaran bahwa jaminan keselamatan
penumpang diabaikan sehingga tidak seorang pun selamat dalam kecelakaan itu5.
Pada kasus lain, penggunaan bahan kimia seperti formalin untuk
mengawetkan ikan, daging, mi basah atau bakso dapat membahayakan kesehatan
manusia. Sekalipun para pengusaha mengetahui bahaya itu, tetapi mereka tidak
berusaha menghentikan. Bahan kimia berbahaya itu digunakan pada produk
makanan sebab murah harganya, mudah penggunaannya, lebih menarik pembeli,
dan sangat menguntungkan secara ekonomis.
Tidak hanya manusia, lingkungan alam turut dikorbankan. Kerusakan
ekologi meliputi punahnya spesies, hilangnya hutan tropis, penipisan ozon,
4 Kwik Kian Gie, Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII, 1998, hlm. 431. 5 Gatot Widakdo, ”Misteri Jatuhnya Adam Air di Majene Terjawab”, Kompas, Jakarta: 25 Maret 2008.
tercemarnya ekosistem oleh limbah beracun, banjir dan pemanasan global6, terjadi
akibat penambangan dan eksploitasi hutan yang dilakukan pengusaha-pengusaha
yang mengantungi izin resmi pemerintah, tetapi melupakan tanggung jawab
sosialnya7.
Jika demikian perilaku pengusaha dalam menjalankan bisnisnya, maka
tidak heran jika bisnis itu dinilai kotor. Bisnis dipahami bukan untuk orang jujur,
saleh dan bermoral. Moralitas yang bersumber dari ajaran agama tidak dibutuhkan
dalam dunia bisnis. Bisnis mempunyai mekanisme dan moralitasnya sendiri yang
tidak boleh dicampuri oleh moralitas dari luar. Satu-satunya moralitas dalam
bisnis adalah: keuntungan. Segala tindakan yang dilakukan pengusaha dalam
bisnisnya adalah benar, baik dan tepat, jika mendatangkan keuntungan8.
Pakar etika bisnis Richard T. De George seperti dikutip Keraf, menyebut
pandangan yang memisahkan moralitas dalam bisnis sebagai mitos bisnis
immoral9. Dalam bisnis yang ketat, nilai-nilai moral dan etika hanya akan
membuat pengusaha kalah dalam persaingan bisnis, mengalami kerugian dan
tersingkir dengan sendirinya. Kerja orang bisnis adalah berbisnis dan bukan
beretika. Bisnis yang baik harus berdasarkan aturan dan kebiasaan yang
dipraktekkan dalam dunia bisnis dan bukan menurut kaidah-kaidah moral.10
6 Fred van Dyke, et al, Redeeming Creation: The Biblical Basis for Enviromental Stewardship, Illinois: InterVarsity Press, 1996, hlm. 19-23. 7 Maria Hartiningsih dan Hartati Samhadi, ”Menggali Kubur Sendiri,” Kompas, Jakarta: 6 Maret 2008. 8 Eka Darmaputera, Etika Sederhana untuk Semua; Bisnis, Ekonomi dan Penatalayanan, Jakarta: Gunung Mulia, 1990, hlm. 19-20. 9 A. Sony Keraf, Etika Bisnis, Cetakan ke-14, Yogyakarta: Kanisius, 1998, hlm. 55-56. 10 Ibid., hlm. 57.
Mitos bisnis immoral ini sulit dibenarkan pengusaha yang menginginkan
bisnisnya sukses dan bertahan lama, sebab mereka harus memperhitungkan segala
akibat dan resiko untuk jangka panjang karena dalam bisnis ada nilai manusiawi
yang dipertaruhkan. Moralitas dan etika dalam bisnis merupakan harapan dan
kebutuhan masyarakat. Ketika norma, nilai dan kepentingan bersama dalam
masyarakat dicederai oleh praktek bisnis curang, masyarakat bertindak dengan
cara memprotes dan menolak bisnis demikian. Tindakan semacam ini jelas sangat
merugikan pengusaha itu sendiri dan masa depan bisnisnya11.
Bisnis yang baik tentu menghormati hukum positif yang berlaku, seperti
peraturan soal pajak, pembayaran royalti hak cipta atas kekayaan intelektual atau
undang-undang ketenagakerjaan. Namun tidak selalu bisnis yang memenuhi
perundang-undangan dapat diterima dan dibenarkan secara moral dan etis,
misalnya praktek monopoli atau penunjukkan langsung pengusaha tertentu tanpa
melalui penawaran terbuka dalam proyek-proyek pemerintah. Aturan hukum
menjadi tidak baik, tidak adil dan tidak etis karena permainan politik yang tidak
adil dan arogan sehingga dapat dikatakan aturan hukum bukan ukuran satu-
satunya dalam kegiatan bisnis12.
11 Ibid., hlm. 58-61. 12 Ibid., hlm. 61.
J Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survai dengan metode yang dipakai ialah
deskriptif analitis. Metode survai deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari
responden dengan mengunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian
hasilnya akan dipaparkan secara deskrisptif dan pada akhir penelitian akan
dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini.
Penelitian ini mengunakan teknik sampling yang disebut Simple Random
Sampling. Teknik sampling ini adalah cara pengambilan sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.13
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengunakan instrumen
angket dan wawancara. Angket diberikan kepada responden untuk mendapatkan
persepsi responden tentang isu utama penelitian ini. Persepsi responden diukur
dengan skala Likert dalam bentuk tanda centang (checklist).14 Jawaban atas setiap
item instrumen dalam penelitian ini mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai dengan sangat negatif dengan kategori jawaban dengan 5 tingkatan: SS
(sangat setuju), ST (setuju), RG (ragu-ragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat
tidak setuju).
Selain angket, penulis melakukan wawancara kepada sejumlah responden
guna memperkuat hasil penelitian. Data primer yang diperoleh kemudian diolah
13 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta, 2007, hlm. 58. 14 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-10, Bandung: Alfabeta, 2007, hlm. 86.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori mengenai etika dan bisnis. Pengertian
dasar tentang etika dan bisnis perlu dipahami dengan baik dan bagaimana
hubungan di antara keduanya. Pengertian bisnis menurut ajaran Alkitab turut
dijelaskan agar diperoleh pemahaman yang memadai. Penelitian tentang bisnis
dalam hubungan dengan berbagai disiplin ilmu sudah dilakukan oleh beberapa
orang dan menarik untuk menyimak gagasan mereka. Dalam penelitian ini,
penulis menyusun suatu kerangka konseptual tentang bisnis yang baik.
A Pemikiran Teoritis
1.1 Pengertian etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang dalam bentuk tunggal
mempunyai beragam arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang;
kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya
ta etha yang artinya: adat kebiasaan. Arti terakhir inilah menjadi latar belakang
bagi terbentuknya istilah etika yang oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 s.M.)
sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi etika dapat didefinisikan
sebagai cabang filsafat tentang baik atau jahatnya tindakan manusia, termasuk
tindakan bisnis. Padanan kata yang dekat dengan ”etika” adalah ”moral”. Kata
mos (jamak: mores) yang berasal dari bahasa Latin ini berarti: kebiasaan, adat.
Jadi etimologi kata ”etika” menurut K. Bertens sama dengan etimologi kata
”moral” karena keduanya berarti: adat kebiasaan15.
A. Sonny Keraf mengartikan etika dan moral sebagai sistem nilai tentang
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah
diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud
dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama
sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.16 Agama dan kebudayaan diyakini
sebagai sumber utama nilai moral dan aturan atau norma moral dan etika yang
kemudian diturunkan dan diwariskan sebagai pegangan bagi setiap penganut
agama dan kebudayaan tersebut. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai moral yang dianut dalam semua agama sampai tingkat tertentu dapat
diandaikan sama dan berbeda dalam soal penerapan konkrit nilai tersebut17.
Etika menurut Keraf dapat dipahami sebagai filsafat moral, atau ilmu
yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan
etika dalam pengertian normatif. Etika sebagai filsafat moral dapat diurumuskan
sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai (a) nilai dan norma yang menyangkut
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia; dan mengenai (b) masalah-
masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-
norma moral yang umum diterima18.
Etika dalam pengertian sebagai ilmu yang kritis dan rasional menuntut
agar pertimbangan setiap orang dan kelompok harus terbuka, termasuk terbuka
15 K. Bertens, Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994, hlm. 4-5. 16 Keraf, op.cit, hlm. 14. 17 Ibid. 18 Ibid., hlm. 15
untuk digugat dan dibantah secara kritis rasional oleh pihak lain untuk pada
akhirnya semua pihak bisa sampai pada satu sikap dan penilaian yang bisa
diterima semua pihak atau yang dianggap paling benar. Etika sebagai ilmu
menuntut manusia untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional19.
19 Ibid.
F Keaslian Penelitian Penelitian mengenai bisnis dalam hubungannya dengan etika sudah
dilakukan oleh beberapa orang dengan konsentrasi studi yang berbeda. Pada bulan
Maret 2008, penulis berkesempatan mendalami karya-karya ilmiah di
perpustakaan STT Jakarta dan perpustakaan Nasional Jakarta dan mendapatkan
tiga karya ilmiah yang masing-masing ditulis oleh Lestari, Dewanto, dan Tompah
yang dianggap berbobot dan terkait dengan maksud penelitian ini..
Lestari dalam tesis magisternya Tinjauan Etika Bisnis dalam Persaingan
Usaha di Indonesia membahas etika bisnis dari perspektif hukum dengan
pendekatan kualitatif. Etika bisnis menurutnya sangat penting ditegakkan dalam
persaingan usaha dan untuk itu dibutuhkan kepastian hukum agar dapat
menguntungkan semua pihak20. Lestari melakukan penelitiannya di Jakarta.
Dewanto dalam disertasi doktoralnya Etik Bisnis dan Keberagamaan
Kelompok Kristen dalam Perspektif Sosiologis menyimpulkan bahwa
keberhasilan bisnis lebih dipengaruhi nilai-nilai budaya kelompok dibanding
pengaruh etik Kristen Protestan Calvinis. Akibatnya, keputusan etis dalam bisnis
lebih berdasarkan pada etik sekular dan filosofis daripada etik teologi Kristen21.
Tompah dalam tesis magisternya Peran Nilai Agama dalam Etika Bisnis
menyebutkan bahwa nilai-nilai agama memiliki peran yang penting bagi para
pengusaha dalam pengambilan keputusan etis di bidang bisnis. Penelitian yang
20 R. Siti Lestari, Tinjauan Etika Bisnis dalam Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: Universitas Indonesia, 1999. 21 Andreas Bintoro Dewanto, Etik Bisnis dan Keberagamaan Kelompok Kristen dalam Perspektif Sosiologis, Bandung: Universitas Padjadjaran, 1993.
mengambil lokasi di Jakarta ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
perspektif teologi22.
Karya-karya ilmiah itu sangat berbeda dengan penelitian penulis baik
secara substansi, metodologi dan lokasi penelitian. Penulis mengakui bahwa minat
untuk meneliti masalah bisnis yang baik dipengaruhi oleh Bertens, Keraf,
Chandra dan Csikszentmihalyi dalam tulisan-tulisannya maupun kegelisahan
penulis pribadi menyaksikan maraknya praktek bisnis curang dan kotor. Selain
itu, penulis sendiri sebagai seorang pendeta jemaat GPIB memiliki tanggung
jawab moral untuk melengkapi warga jemaat yang terlibat dalam dunia bisnis.
G Tinjauan Pustaka
De George seperti dikutip Keraf, mengatakan bahwa sukses dalam bisnis
terkait dengan produk yang baik, manajeman yang mulus dan etika23. Lebih
lanjut, Bertens merumuskan bahwa bisnis yang baik bukan saja berarti bisnis yang
membawa untung banyak, melainkan juga dan terutama berkualitas etis. Ulrich
dan Thielemann dalam penelitiannya seperti dikutip Pratley mengatakan bahwa
etika yang sehat adalah bisnis yang baik untuk jangka panjang.24
Etika sangat diperlukan untuk mencapai sukses dalam bisnis. Kualitas etis
dalam bisnis menjadikan bisnis dapat bertahan lama dalam iklim perdagangan
global yang kompetitif. Salah satu faktor kontinuitas bisnis menurut Alma25
adalah: soliditas, yaitu kemampuan bisnis memperoleh kepercayaan masyarakat.
22 Norita Yudiet Tompah, Peran Nilai Agama dalam Etika Bisnis, Jakarta: STT Jakarta, 2003. 23 Keraf, op.cit, hlm 375. 24 Peter Pratley, Etika Bisnis, diterjemahan oleh Gunawan Prasetio, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007, hlm. 63 . 25 Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Cetakan ke-11. Bandung: Alfabeta, 2006, hlm. 16.
Kepercayaan mencakup moral pengelola bisnis, tepat dalam berjanji, dan
dipercaya dalam bidang keuangan.
Sinamo dengan lugas mengatakan bahwa pengusaha juga harus menyadari
dirinya sebagai makhluk moral26. Ciri utama manusia moral ialah kemampuannya
bertindak berdasarkan prinsip moral, dan bukan oleh emosi atau naluri.
Ketangguhan moral seseorang menurutnya ditentukan oleh tiga hal:
“1. Ketinggian kesadaran dan pengetahuannya akan prinsip-prinsip moral yang mengatur semua fakta moral dalam kehidupan; 2. Kemantapan keyakinannya atas eksistensi prinsip-prinsip moral di atas; dan 3. Kekuatan komitmennya untuk menerapkan prinsip-prinsip moral yang diketahuinya dalam kehidupannya baik pada tingkat personal, organisasional dan sosial.”27
Keraf mengemukakan prinsip-prinsip moral dalam etika bisnis yang terdiri
dari: (1) prinsip otonomi; (2) prinsip kejujuran; (3) prinsip keadilan; (4) prinsip
saling menguntungkan dan (5) integritas moral28. Dari kesemuanya, prinsip
keadilan menjadi dasar dan jiwa dari semua aturan bisnis dan sebaliknya semua
praktek bisnis yang bertentangan dengan prinsip ini harus dilarang.
Parapak mengatakan bahwa seluruh proses bisnis sarat dengan dimensi
etika dan moral yang sangat terkait pula dengan iman Kristen29. Oleh sebab itu,
seorang pengusaha Kristen harus siap mengaplikasikan imannya secara utuh
26 Jansen Sinamo, ”Manusia Moral di Dunia Kerja: Mungkinkah Sukses?, dalam Jonathan Parapak, Pembelajar & Pelayan, di sekitar Teknologi, Manajemen, Birokrasi dan sumber daya manusia, hlm. 196 27 Jonathan Parapak, op.cit, hlm. 195. 28 Keraf, op.cit, hlm. 74-81. 29 Jonathan Parapak, “Iman Kristen dan Perannya dalam Usaha Bisnis,” dalam Suleeman, F. dkk., (peny.) Bergumul dalam pengharapan; Buku Penghargaan Untuk Pdt. Dr. Eka Darmaputera, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999, hlm. 322.
dalam kegiatan bisnisnya Diperkirakan bahwa sukses bisnis masa depan akan
banyak terkait dengan ketangguhan dan keuletan para pengusaha beriman.
Susabda dengan kritis mempertanyakan peran pengusaha Kristen dalam
menyikapi kebijakan ekonomi pemerintah yang kolutif dan merugikan rakyat
kecil30. Pengusaha Kristen dalam aktivitas bisnisnya harus memiliki prinsip-
prinsip etis teologis seperti keteraturan (1 Kor. 14:32-34) dan menciptakan budaya
”Yusuf” yang jujur, sederhana dan selalu menjadi berkat (Kej. 50:20-21)
30 Yakub B. Susabda, ”Iman Kristen dan Etika Bisnis, Sumbangsih Iman Kristen dalam Etika Bisnis: Sebuah Proposal Pendahuluan dan Refleksi Pribadi yang Ditulis Khusus untuk Pdt. Dr. Eka Darmaputera”, dalam Ibid., hlm. 343.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................. i
SERTIFIKAT UJIAN TESIS ............................................................. ii
PERNYATAAN ............................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................. vi
ABSTRACT ............................................................. x
ABSTRAK ............................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................ 1
A Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B Batasan Masalah .............................................................. 4
C Rumusan Masalah .............................................................. 5
D Tujuan Penelitian .............................................................. 5
E Manfaat Penelitian .............................................................. 6
F Keaslian Penelitian .............................................................. 6
G Tinjauan Pustaka .............................................................. 8
H Landasan Teori .............................................................. 10
I Hipotesa .............................................................. 11
J Jenis dan Metode Penelitian .............................................................. 12
K Sistematika Penulisan .............................................................. 14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 15
A Pemikiran Teoritis .............................................................. 15
1.1 Pengertian Etika .............................................................. 15
1.2 Pengertian Etika Kristen .............................................................. 19
2 Relasi Bisnis dan Etika .............................................................. 21
2.1 Bisnis .............................................................. 21
2.2 Klasifikasi Bisnis .............................................................. 23
2.3 Tantangan yang dihadapi Bisnis .................................................. 23
2.3.1 Tantangan Produktivitas .................................................. 23
2.3.2 Tantangan Kualitas .................................................. 24
2.3.3 Tantangan Pasar Global .................................................. 24
2.4 Pentingnya Etika dalam Bisnis .................................................. 24
3 Persepsi Bisnis Kristen .............................................................. 28
3.1 Pengertian Persepsi .............................................................. 28
3.2 Bisnis menurut Iman Kristen .................................................. 29
3.3 Praktek Bisnis dalam Gereja .................................................. 35
4 Persepsi Bisnis menurut Agama Islam dan Agama Budha ......... 36
4.1 Agama Islam .............................................................. 36
4.2 Agama Budha .............................................................. 37
5 Jemaat GPIB Passareang ............................................................. 39
B Keaslian Penelitian .............................................................. 41
C Kerangka Konseptual .............................................................. 45
D Landasan Teori .............................................................. 46
BAB III : METODE PENELITIAN .............................................................. 47
A Jenis Penelitian .............................................................. 47
B Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 48
C Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 48
D Teknik Analisis Data ............................................................. 49
BAB IV : PEMBAHASAN .............................................................. 54
1 Hasil Penelitian .............................................................. 54
1.1 Karakteristik Responden ............................................................... 54
1.2 Persepsi Responden mengenai Bisnis Kristen .............................. 56
2 Pengukuran Persepsi berdasarkan Skala Likert ............................. 65
3 Interpretasi Data dan Uji Hipotesis ................................................ 70
BAB V : REFLEKSI TEOLOGIS .............................................................. 77
1 Hubungan Integratif Etika Kristen dengan Bisnis ...................... 77
2 Bisnis yang Baik ............................................................... 79
2.1 Melayani Kehendak Allah .............................................................. 81
2.2 Menghargai Sesama .............................................................. 83
2.3 Memiliki Tanggung Jawab Sosial ................................................. 85
3 Tanggung Jawab Gereja ............................................................... 87
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 88
1 Kesimpulan ............................................................... 88
2 Saran ............................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku-buku
Abineno, J.L. Ch. Sekitar Etika dan Soal-soal Etis, cet. ke-3, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2003.
Agung, A.M. Lilik, Menumbuhkan Bisnis yang Beradab, Jakarta: Grasindo,
2002.
Alma, Buchari, Pengantar Bisnis, Cetakan ke-11. Bandung: Alfabeta, 2006.
Bertens, K, Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994,
_________, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2000.
_________, Perspektif Etika, Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Borrong, Robert P dan Tompah, Norita Y (Eds.), Etika Bisnis Kristen, Jakarta:
Unit Publikasi dan Informasi & Pusat Studi Etika STT Jakarta, 2006.
Chandra, Robby I, Etika Dunia Bisnis, Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Csikszentmihalyi, Mihaly, Good Business: Bisnis Sebagai Jalan Kebahagiaan,
Diterjemahkan oleh Helmi Mustofa, Bandung: Penerbit Mizan, 2007.
Darmaputera, Eka., Etika Sederhana untuk Semua; Bisnis, Ekonomi dan
Penatalayanan, Jakarta: Gunung Mulia, 1990.
Darmaputera, Eka, Sepuluh Perintah Allah, Museumkan Saja? Yogyakarta:
Gloria Graffa, 2005.
De Gaay Fortman, Bas dan Berma Klein Goldewijik, God and the Goods,
Geneva: WCC Publication, 1998.
DeVito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia, Dialihbahasakan oleh Agus
Maulana, Jakarta: Professional Books, 1997.
Dewanto, Andreas Bintoro, Etik Bisnis dan Keberagamaan Kelompok Kristen
dalam Perspektif Sosiologis, Bandung: Universitas Padjadjaran, 1993.
Dussel, Enrique, Ethics and Community, Maryknoll: Orbis Books, 1988.
Ernawan, Erni R, Etika Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007.
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, cet. ke-6, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.
Hill, Alexander, Just Business; Christian Ethics for The Market Place,
Cumbria: Paternoster Press, 1998.
Keraf, A. Sony, Etika Bisnis, Cetakan ke-14, Yogyakarta: Kanisius, 1998.
Kerr, Hugh T. (Ed), Calvin’s Institutes: A New Compend, Kentucky:
Westminster/John Knox Press, 1989.
Lestari, R. Siti, Tinjauan Etika Bisnis dalam Persaingan Usaha di Indonesia,
Jakarta: Universitas Indonesia, 1999.
Masassya, Elvyn G, Cara Cerdas Menjalankan Bisnis, Jakarta: Penerbit PT Elex
Media Komputindo, 2002.
Meliala, Adrianus, (Ed.), Praktik Bisnis Curang, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1993.
Moleong, Lexy. J, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan ke -22, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Muhammad dan Fauroni, Lukman, Visi Al-Quran tentang Etika dan Bisnis,
Jakarta: Penerbit Salemba Diniyah, 2002.
Napel, Henk ten Jalan yang lebih Utama Lagi: Etika Perjanjian Baru, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1988,
Nugroho, Alois A, Dari Etika Bisnis ke Etika Ekobisnis, Jakarta: Penerbit
Grasindo, 2001.
Oetama, Jacob, Dunia Usaha dan Etika Bisnis, Jakarta: Penerbit Buku Kompas,
2001.
Pratley, Peter, Etika Bisnis, Diterjemahan oleh Gunawan Prasetio, Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2007.
Rahardi, F, Menguak Rahasia Bisnis Gereja, Jakarta: Visimedia, 2007.
Rani, Markus (Peny.), Teologi Kehidupan, Melestarikan Lingkungan Hidup,
Toraja: Sulo, 2006.
Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta, 2007.
Rudito, Bambang & Famiola, Melia, Etika Bisnis & Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Di Indonesia, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains, 2007.
Severin, Werner J. dan Tankard, Jr, James W, Teori Komunikasi, Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Ke-5, dialihbahasakan
oleh Sugeng Hariyanto, Jakarta: Prenada Media, 2005.
Singgih, Emanuel Gerrit, Mengantisipasi Masa Depan: Berteologi dalam Konteks
di Awal Milenium III, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
Smith, Keith R, God’s Economic Mandate?, A Perspective on Stewardship
Economics, East Sussex: Thankful Books, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-10, Bandung: Alfabeta, 2007.
Suleeman, F. dan Iones Rakhmat, Masihkah Benih Tersimpan ..? : Kumpulan
Karangan dalam Rangka 50 tahun GKI Jawa Barat, Jakarta: BPK.
Gunung Mulia, 1990.
Suleeman, F. dkk., (peny.) Bergumul dalam pengharapan; Buku Penghargaan
Untuk Pdt. Dr. Eka Darmaputera, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
Susanto, M. Bambang, Perspektif Dunia Usaha di Mata Tuhan, Surabaya:
Sangkakala Media Publishing, 2006.
Tarigan, Jacobus, (Ed.), Etika Bisnis: Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Komisi
Kerasulan Awam KWI dan Grasindo, 1994.
Tompah, Norita Yudiet, Peran Nilai Agama dalam Etika Bisnis, Jakarta: STT
Jakarta, 2003.
Velasquez, Manuel G, Etika Bisnis, Konsep dan Kasus—Edisi 5, Penerjemah:
Ana Purwaningsih, Kurnianto dan Totok Budisantoso, Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2005.
Verkuyl, J, Etika Kristen, cetakan ke-12, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991.
Weber, Max, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Diterjemahkan
oleh Yusup Priyasudiarja, Yogyakarta: Jejak, 2007.
Wogaman, J. Philip, Economics and Ethics: A Christian Enquiry, Britain: SCM
Press Ltd, 1986.
PERHATIAN :
Jika Anda berminat untuk mendapatkan tesis ini, maka dengan senang hati
saya akan mengirimkannya kepada Anda. Anda dapat mengirimkan email
ke alamat: htpp:\\www.sgrsihombing.yahoo.com.
Saya berharap Anda dapat membantu program pelatihan wirausaha
yang sedang kami kembangkan bagi warga masyarakat yang
membutuhkannya dengan kontribusi sebesar
Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
dan dikirim ke rekening:
Stephen G.R. Sihombing
BRI Panakukang No. 3051-01-016546-53-7
Kanca Ahmad Yani Makassar
Sukses anda sukacita kami