1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman yang kian pesat tanpa kita
sadari telah berpengaruh pada pergeseran pola pikir masyarakat akan
pentingnya komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik
dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, instansi, masyarakat,
atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak
terlibat dalam sebuah komunikasi. Pentingnya komunikasi tidak
terbatas, adapun komunikasi personal tetap dalam tatanan komunikasi
organisasi.61
Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun in-formal
dalam suatu organisasi.62 komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi. Misalnya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas. Adapun komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.63
Dengan kata lain komunikasi merupakan jalan bagi organisasi
untuk saling memahami satu sama lain dan mengkoordinasikan
61Jirre Victori Manopo, Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk Efektivitas Kerja Karyawan Cv.Magnum Sign And Print Advertising Samarinda, Vol. 2, No. 3
62Ngalimun, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2017), hal. 84.
63Ibid., h. 85
2
kegiatan mereka untuk mempertahankan hubungan yang lebih baik.
Untuk itulah komunikasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.64
Berbicara organisasi, organisasi kemahasiswaan merupakan
wadah yang tepat dalam membangun gerakan mahasiswa untuk
beraktifitas dan berkarya demi meningkatkan kualitas diri dan untuk
mengaplikasikan ilmu atau teori yang didapatkan dalam aktifitas
perkuliahan. Organisasi-organisasi kemahasiswaan baik yang berskala
nasional maupun lokal memiliki ciri khas, ideologi, warna, pola, sistem
dan tujuan berbeda. Salah satu wadah organisasi yang ada di UIN
Raden Fatah Palembang yaitu organisasi PMII.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah
satu organisasi gerakan yang ikut berperan dalam mengawal dan
mengkritisi kebijakan pemerintah ORBA. Seperti yang ada di kampus
UIN Raden Fatah Palembang, organisasi ekstra kampus yang dimana
Mahasiswa yang bergelut dalam organisasi tersebut biasa disebut
sebagai aktifis. Aktifis menjadi instrumen penggerak dalam menumbuh
dan menguatkan nilai-nilai nasionalisme pada mahasiswa untuk selalu
menyuntik mahasiswa sebagai tambahan stamina demi menggelorakan
semangat baru yang akan selalu siap menghadapi perubahan dan
tantangan zaman.65
Sebagai organisasi mahasiswa sekaligus PMII sebagai
organisasi kader, bukan sebagai organisasi massa. Yang artinya
rekruitmen sistem keanggotaan harus mengarah pada pembentukan
64Jirre Victori Manopo, Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk Efektivitas Kerja Karyawan Cv.Magnum Sign And Print Advertising Samarinda, Vol. 2, No. 3
65Mohammad Amin, “ Peran Kaderisasi Formal Dalam Meningkatkan Kualitas Sdm Dalam Organisasi Kemahasiswaan ( Studi Kasus Pada Pmii Cabang Kota Malang )”, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Unisma
3
pribadi anggota yang memiliki kemantapan loyalitas dan kemampuan
dalam mengelola organisasi. PMII tidak hanya merekrut anggota
sebanyak-banyaknya, dengan jenjang pengkaderan yang tersusun
secara sistematis. PMII harus mampu menciptakan kader yang
berwawasan kemahasiswaan, kemasyarakatan, kepemudaan, keislaman
dan keindonesiaan.66
Dalam perjalanan sebuah organisasi pasti melalui banyak
rintangan dan hambatan yang terjadi didalam nya. Apalagi kehidupan
organisasi tentu pasti mengalami banyak konflik.
Konflik adalah hubungan pertentangan antara dua pihak atau
lebih (individu atau kelompok) yang memiliki sasaran-sasaran tertentu,
namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan yang tidak sejalan.67
Konflik yang terjadi dalam organisasi sering melibatkan individu,
kelompok, organisasi dan masyarakat mulai dari skala kecil komunitas
sampai skala nasional maupun internasional. Berbagai jenis perbedaan
yang terdapat antara individu, kelompok, seperti persepsi , latar
belakang sosial, Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu
konflik, salah satunya yaitu konflik internal.68
Konflik internal adalah suatu perselisihan yang terjadi di dalam
sebuah organisasi baik itu terjadi antar anggota di dalamnya ataupun
antar anggota dengan pihak pengurus organisasi. Konflik internal yang
terjadi dalam sebuah organisasi akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan berjalan nya seluruh kegiatan dalam organisasi 66Ibid.67Alo Liliweri, “Sosiologi dan Komunikasi Organisasi”, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), Cet, Ke-1, h.328.68Sondang P. dan Siagian, “Teori Pengembangan Organisasi”, ( Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012), Cet, Ke-7, h.260.
4
tersebut, karena ada dampak negatif dan juga positif yang ditimbulkan
dari adanya konflik internal ini.69 Sehingga model penyelesaian konflik
internal ini harus benar-benar tepat sehingga bisa menghasilkan
penyelesaian yang tuntas secara keseluruhan serta efektif dan efisien.
Sehubungan dengan masalah diatas, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian ilmiah guna memperoleh
gambaran mengenai pola komunikasi organisasi pmii dalam
mengatasi sebuah konflik. Dari uraian di atas maka penulis
mengangkat judul penulisan skripsi ini dengan judul : POLA
KOMUNIKASI ORGANISASI PMII UIN RADEN FATAH
PALEMBANG DALAM MENGATASI KONFLIK
INTERNAL.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa saja faktor pendukung dan penghambat komunikasi
organisasi pmii uin raden fatah palembang?
69Nur Anif Fulasifah, “Analisis Konflik Internal Dan Model Penyelesaian Konflik Internal Antar Anggota Dan Pengurus Serikat Pekerja PT. Fumira Semarang”.Diakses Tanggal 3 Januari 2019
5
2. Bagaimana pola komunikasi organisasi pmii uin raden fatah
Palembang dalam mengatasi konflik internal ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makan tujuan dan
kegunan penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
dalam komunikasi organisasi pmii uin raden fatah
palembang
b. Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi pmii uin
raden fatah Palembang dalam mengatasi konflik internal
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini di harapkan
dapat di jadikan sumber informasi dan referensi yang berkenaan
dengan organisasi, dan dapat pula menjadi sumber informasi
untuk memperluas pengetahuan.
2. Secara Praktis
Kegunaan praktis yang ingin dicapai dalam penerapan
pengetahuan sebagai hasil penelitian yang dilakukan adalah:
a. Bagi Organisasi
Untuk mendapatkan pengetahuan tentang pola
komunikasi organisasi dalam mengatasi berbagai konflik
internal yang terjadi dalam organisasi tersebut.
6
b. Bagi peneliti
Untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan
dan wawasan peneliti secara nyata dalam bidang komunikasi,
khususnya bauran komunikasi dan organisasi, untuk mendapat
informasi dalam peyusunan tugas akhir di Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan
pengecekan di perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang dan perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi dan sebagai pertimbangan dalam penulisan
skripsi ini, peneliti juga meninjau hasil skripsi lainya yang
mungkin berkaitan dengan judul yang akan penulis teliti. Dalam
mencari referensi untuk membuat skripsi, penulis juga
mendapat beberapa dan buku yang menjadi modal
dalampembuatan skripsi. Adapun penelitian yang berhubungan
dengan judul skripsi penulis, yaitu sebagai berikut:
Pertama Muzawir Hholiq (2010) “Pola Komunikasi
Organisasi (Studi Kasus: Pola Komunikasi Antar Pimpinan dan
Karyawan di Radio Kota Perak Yogyakarta)” dalam penelitian
skripsi ini lebih memfokuskan pada pembahasan tentang
komunikasi yang dilakukan antara seorang pemimpin dengan
karyawannya, yang bersifat linear dan struktural. Dengan
mencoba mengangkat seberapa pentingkah komunikasi sebagai
alat penyambung informasi serta interaksi di perusahaan PTDI
radio kota perak Yogyakarta. Dengan menggunakan teori
Harold Laswell yang dimana dengan menjawab semua
7
pertanyaan dari rumusan konsep tersebut. Maka akan terlihat
jelas gambaran dari sebuah tindakan proses komunikasi antara
pimpinan dengan karyawan.70
Kedua, Abdillah Kamal (2014 ) “ Pola Komunikasi
Organisasi Forum Komunikasi Pemuda Indonesia”skripsi ini
memfokuskan pada teori komunikasi organisasi yang
dikemukakan oleh Horrison dan Doerfe yaitu komunikasi
sebagai variable kunci untuk membangun hubungan dalam
suatu organisasi. Agar dapat timbulnya antusiasme dalam
berorganisasi, sehingga meningkatkan kinerja organisasi dalam
forum komunikasi Indonesia. Terdapat pula faktor yang
menghambat terjadihnya komunikasi internal di Forum
Komunikasi Pemuda Indonesia adanya perbedaan dalam
memahami suatu informasi dan tugas yang diberikan dan
adanya masalah pada jaringan telepon atau media komunikasi
yang lainnya.71
Ketiga Ita Apriani (2014) “Pola Komunikasi Organisasi
Antara Pimpinana dan Staff PT. PP London Sumatra
Indonesia, Tbk. Palembang Estate di Desa Tamatto Kecamatan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba” skripsi ini memfokuskan
pada pola yang digunakan antara pemimpin dan staff PT. PP
londan Sumatra Indonesia menggunakan pola lingkaran.
Selanjutnya hambatan komunikasi organisasi antara pimpinan 70Muzawir Hholiq” Pola Komunikasi Organisasi (Studi Kasus: Pola
Komunikasi Antar Pimpinan dan Karyawan di Radio Kota Perak Yogyakarta)”, Skripsi, Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010
71Abdillah Kamal ”Pola Komunikasi Organisasi Forum Komunikasi Pemuda Indonesia”, Skripsi, Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2014
8
dan staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Palangisang
Estate adalah hambatan dari proses komunikasi seperti miss
communication, hambatan semantik atau hambatan bahasa dan
hambatan fisik atau gangguan cuaca atau gangguan sinyal. 72
Jika di lihat dari ketiga karya ilmiah terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian, maka terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan,
persamaannya meliputi pembahasan masalah pola komunikasi
organisasi yang digunakan. Serta Perbedaan yang meliputi teori
yang digunakan dan obyek penelitian yang dikaji, dalam skripsi
ini akan difokuskan pada pembahasan mengenai pola
komunikasi organisasi pmii uin raden fatah palembang dalam
mengatasi konflik internal. Sehingga dapat diketahui
komunikasi yang digunakan dalam mengatasi konflik internal
F. Kerangka Teori
Komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan
latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga memiliki akar berbahasa Latin communico
yang artinya membagi (Stuart dalam Cangara, 2004:18). Ada
pula mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses dimana
suatu informasi dialihkan dari sumber kepada satu penerima
atau lebih. Dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
72 Ita Apriani”Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinana dan Staff PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Palembang Estate di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba”, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar 2014
9
mereka. Dalam makna sederhana, komunikasi adalah proses
bertukar pengertian73.
Adapun komunikasi menurut Lasswell yang telah
merumuskan satu pengertian komunikasi secara linear. Lasswell
menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses
komunikasi adalah menjawab pertanyaan: Who Says What in
Which Channel to Whom with What Effect (siapa mengatakan
melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa).74
Jawaban bagi pertanyaan paradigmatic (paradigmatic
question) Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses
komunikasi, yaitu Communicator (komunikator), Message
(Pesan), Media (Media), Receiver (Komunikan/ penerima), dan
Effect (Efek). Semua unsur komunikasi yang tercakup dalam
definisi komunikasi yang dibaut Lasswell dapat di jadikan objek
penelitian komunikasi. Dengan demikian, ada lima analisis
objek penelitian komunikasi jika kita masih menerima model
definisi ala Lasswell. Model komunikasi dari Lasswell ini di
anggap oleh para pakar komunikasi sebagai salah satu teori
komunikasi yang paling awal dari perkembangan teori
komunikasi. Lima analisis objek penelitian komunikasi tersebut,
yaitu: analisi sumber (control analysis), analisis isi (content
analysis), analisis meida (media analysis), analisis khalayak
(audience analysis), dan analisis efek (effect analysis).75
73 Sutrisna Dewi, Komunikasi Bisnis ,(Yogyakarta: Andi Offset, 2007), hal. 2-3.74Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Bumi Aksara
2014), h.8875Ibid., h. 89
10
Organisasi adalah tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis,
terencana, terpimpin dan terkendali guna mencapai tujuan
bersama. Menurut Everent M. Rogers yang dikutip dari
Khomsarial Romli organisasi adalah suatu sistem yang mapan
dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,
melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.76
David Easton mengemukakan teori sistem dengan
mengawali komunikasi organisasi sebagai kesatuan yang
terbentuk dari beberapa unsur. Unsur yang banyak ini berada
dalam keterkaitan yang mengikat dan fungsional. Masing-
masing individu saling kohesif satu sama lain, hingga
ketotalitasannya unit dapat terjaga utuh eksistensinya.
cenderung berfungsi sebagai alat analisis, dan merupakan suatu
cara, tata, rencana, skema, prosedur, atau metode. Sistem
sendiri merupakan suatu cara yang mekanismenya berpola tapi
tetap konsisten dan otomatis.
Pola berarti sistem atau tata kerja. Adapun istilah sistem
secara umum adalah suatu susunan yang terdiri atau pilihan
berdasarkan fungsinya, individu-individu yang mendukung
membentuk kesatuan utuh. Tiap individu dalam sistem saling
bergantung dan saling menentukan. Pola komunikasi diartikan
sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam
proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Secara umum terdapat
76Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap (Jakarta: Grasindo, 2011), h. 1.
11
beberapa pola atau struktur komunikasi dalam organisasi, yaitu:
bentuk roda, Y, lingkaran, rantai, dan informasi untuk semua
arah.77 Penggunaan pola komunikasi mempengaruhi efektivitas
proses komunikasi dalam organisasi. Agar tidak terjadihnya
suatu konflik.
Lewis A.Coser, Konflik adalah pertarungan atas nilai
dan klaim terhadap kelangkaan status, kekuasaan, dan sumber
daya di antara berbagai pihak yang saling berhadapan sebagai
pihak yang netral, atau menyingkirkan pesaingnya. Konflik
dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam
pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial.78
Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut
komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui
konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku
komunikasi.
Dalam Mengatasi sebuah konflik, Lewis Coser
menyebutkan beberapa cara dalam mengatasi konflik interna
sebagian berikut:
1. Bersifat Proaktif, dalam hal ini setiap anggota diharapkan
ikut aktif dalam menyelesaikan suatu konflik yang terjadi di
dalam organisasi tersebut.
2. Keterbukaan, setiap anggota organisasi harus terbuka
terhadap konflik yang terjadi agar konflik tersebut tidak
berlarut-larut.77Aji Prakoso Yudistiro, “Pola Komunikasi Organisasi Di Pt. Asuransi
Jiwasraya Semarang Barat Branch Office”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Perkantoran Universitas Negeri Semaran, 2006
78Ibid., h. 328
12
3. Komunikasi, dengan komunikasi yang baik dan lancar dapat
mempermudah dalam menyelesaikan konflik tersebut.79
Demikian untuk mengatasi konflik internal yang ada
disebuah organisasi, maka dari itu sebuah organisasi harus
mengetahui bagaimana pola-pola komunikasi yang dapat
digunakan dalam berorganisasi. agar ketika terjadinya sebuah
konflik di dalam sebuah organisasi, sehingga organisasi itu
sendiri bisa mengatasinya.
G. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan jenis metode penelitian kualitatif. Penulis memilih
menggunakan penelitian kualitatif, karena skripsi ini cocok diteliti
dengan metode tersebut. Untuk memperoleh data sesuai dengan apa
yang diperlukan maka metode pengumpulan data yang digunakan
dalam sebuah penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
Menurut Webster New World Dictionary, pengertian
data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data
itu sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Diketahui
artinya merupakan fakta80. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan penelitian kualitatif untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai pola komunikasi
organisasi pmii uin raden fatah Palembang dalam mengatasi
konflik internal.
2. Sumber Data
79Ibid.80 Rosadi Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2017) Cet-Ke-7, hal. 138.
13
a. Data Primer (Primary Data)
Data Primer (Primary data) adalah data yang dihimpun
secara langsung dari sumbernya dan di olah sendiri oleh
lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan81. Data primer dapat
diperoleh secara langsung dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi terkait dengan penelitian yang penulis lakukan.
Sumber data primer adalah data pokok yang bersumber dari
objek penelitian dalam hal ini adalah organisasi pmii uin raden
fatah palembang seperti: Mahlil Nur Muhammad selaku
pemimpin organisasi serta Novita Tia dan Intan anggota dari
organisasi pmii uin raden fatah dan lain-lain.
b. Data Sekunder (Secondary Data)
Data Sekunder (Secondary data), adalah data penelitian
yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara
( dihasilkan pihak lain ) atau digunakan oleh lembaga lainnya
yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan
dalam suatu penelitian tertentu82. Data diperoleh dari dokumen,
foto, buku yang berhubungan dengan penelitian penulis. Seperti
buku-buku tentang pola komunikasi organisasi misalnya dalam
buku Alo Liliweri yang berjudul “Sosiologi dan Komunikasi
Organisasi” yang membahas tentang komunikasi organisasi
secara luas.
3. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah
dalam metode ilmiah melalui prosedur sistematika, logis dan
81Rosadi Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017) Cet-Ke-7, hal. 138.
82Ibid.
14
proses pencarian data yang valid, baik di peroleh secara
langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder) untuk
keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (process) suatu
riset secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh
jawaban (output) dan sebagai upaya untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi oleh peneliti.83
Untuk mencari informasi guna mendapatkan data-data
yang berkaitan dengan penelitian, maka peneliti mengunakan
teknik :
a. Wawancara
Wawancara mendalam secara umum adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social
yang relative lama84.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada
Mahlil Nur Muhammad pemimpin utama organisasi pmii uin
raden fatah beserta Novita tia dan Intan pengurus organisasi
tersebut sebagai subjek penelitian. Hal-hal yang menjadi
pertanyaan yaitu mengenai cara mengatasi konflik internal
dalam ruang lingkup organisasi pmii uin raden fatah palembang.
b. Observasi
83Ibid., h. 27 84Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), cet. Ke-2, hal.79
15
Observasi yaitu mengamati secara langsung terhadap
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi pmii uin. Apabila objek penelitian
bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam
(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan
pengunaan responden kecil.85 Observasi dilakukan untuk
melakukan pengamatan langsung terhadap pola komunikasi
organisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang dalam mengatasi
konflik internal.
c. Dokumentasi
Salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
didalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri
data historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah
berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan dan
sebagainya. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen
dalam arti luas termasuk monument , artefak, foto, tape,
mkrofilm, flashdisk, harddisk, dan sebagainya86. Dokumentasi
dapat dilakukan untuk mencari data mengenai permasalahan
yang diteliti dari berbagai macam dokumen seperti arsip-arsip
milik organisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang ataupun
tulisan-tulisan lain yang memiliki keterkaitan dengan bahasan
penelitian ini.
4. Analisis Data
85 Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, ( Bandung Alfabeta, 2016), h. 57 86 Ibid, hal. 124-125.
16
Analisis data merupakan proses mencari, memilih hal-
hal pokok dan merangkum secara sistematis data yang di
peroleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan keadaan ke unit-unit, meyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan.
Analisis data dalam penelitian dilakukan berdasarkan
prosedur yang dikemukakan Miles dan Huberman bahwa ada
tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dalam
mencari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran lebih jelas dan memudakan untuk
melakukan pengumpulan data.87 Pada tahap ini merupakan
langkah awal pemisahan data-data penelitian, dimana peneliti
memilih data-data pokok penelitian, memilih data-data penting,
dan menentukan data mana yang akan ditarik keluar, sehingga
mempermudah peneliti dalam mengkumpulkan data serta
mancari kembali data-data jika diperlukan.
b. Penyajian data
Data yang telah melalui proses reduksi, kemudian
langkah selanjutnya yaitu penyajian data. Bentuk penyajian data
dalam penelitian kualitatif yang paling sering yaitu teks naratif
87 Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan Praktik, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 211
17
dan kejadian atau peristiwa itu terjadi di masa lampau. Pada
proses ini peneliti mulai mencoba menguraikan data yang ada
serta menghubungkan antar katagori dan sebagainya. Sehingga
mempermudah dalam memahami fakta-fakta lapangan yang
terjadi yang kemudian akan dilanjutkan proses selanjutnya
berdasarkan hal-hal yang telah dipahami sebelumnya.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.
Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek peneliti
dengan berpedoman pada kajian penelitian.88 Penarikan
kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data
dilapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat
bertukar pikiran dengan teman sejawat, triagulasi, sehingga
kebenaran ilmiah dapat tercapa. Bila proses siklus interaktif ini
berjalan dengan kontinue dan baik, maka keilmiahannya hasil
peneliti dapat di terima. Setelah hasil penelitian telah diuji
kebenaranya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam
bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.89
Analisis dalam penelitian ini mengunakan pendekatan
kualitatif dengan format desain deskriptif. Metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Motode
ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu.90
88Ibid., h. 212 89Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: Gaung Persada,
2009),cet ke-1,h. 140-142 90 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h. 55
18
Dalam hal ini, peneliti mengolah data dan
mengorganisasikan hasil temuan data serta informasi dari
pengamatan, wawancara, serta dokumentasi terkait dengan pola
komunikasi organisasi pmii uin raden fatah dalam mengatasi
konflik internal.
H. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan ini dapat dibaca secara mudah dan
dapat dipahami, maka kajian ini perlu disusun secara sistematis
sehingga tidak terjadi kerancuan sistematis dalam penulisan ini
terdiri dari empat bagian yaitu:
BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka
kerangka teori, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.
19
BAB II Merupakan landasan teori tentang komunikasi
organisasi, meliputi: pengertian komunikasi organisasi, pola
komunikasi organisasi, arus komunikasi organisasi, serta
pengertian konflik.
BAB III penulis mencoba menjelaskan mengenai
kondisi objektif lokasi, sejarah PMII UIN Raden Fatah
Palembang, visi dan misi, struktur organisasi, program kerja,
dan keadaan yang terjadi di organisasi tersebut.
BAB IV berisi analisis dan pembahasan yang dapat
dalam rumusan masalah yaitu berisi pola komunikasi organisasi
pmii uin raden fatah palembang dalam mengatasi konflik
internal. Serta faktor pendukung dan penghambat dalam
komunikasi organisasi.
BAB V berisi penutup yang meliputi: kesimpulan dan
saran. Kesimpulan ini berupa peryataan singkat yang
merupakan jawaban atas masalah yang telah di bahas pada
masing-masing bab yang sudah dibahas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk
mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara
lisan maupun tidak langsung melalui media. Dalam definisi
tersebut komunikasi mempunyai tujuan, memberitahu prilaku
20
atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau
perilaku (behavior).
Lasswell telah merumuskan satu pengertian komunikasi
secara linear. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik
untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab
pertanyaan: Who Says What in Which Channel to Whom with
What Effect (siapa mengatakan melalui saluran apa kepada
siapa dengan efek apa).91
Handoko mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain, yang melibatkan lebih dari sekedar kata-kata
yang digunakan dalam percakapan, tatap juga ekspresi wajah, intonasi,
dan sebagainya.
Pentingnya komunikasi tidak terbatas, adapun komunikasi
personal tetap dalam tatanan komunikasi organisasi. Dengan kata lain
komunikasi jalan bagi organisasi untuk saling memahami satu sama
lain dan mengkoordinasikan kegiatan mereka untuk mempertahankan
hubungan yang lebih baik. Maka dari itu komunikasi sangat diperlukan
dalam sebuah organisasi.
Berbicara mengenai organisasi, istilah organisasi berasal dari
bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari
bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung.92 Di antara
para ahli ada menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana.
91 Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Bumi Aksara 2014), h.88
92 Ngalimun, op.cit., h. 83.
21
Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan
umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki
otoritas dan tanggung jawab.93 Kochler juga mengatakan bahwa
organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang
mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.94
Evert M. Rogers dalam bukunya Communication in
Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang
mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,
melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington
dalam buku Modern Business: A System Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal
dari tugas-tugas dan wewenang.95
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak
pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang
terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi Organisasi
merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal suatu organisasi.96
David Easton mengemukakan teori sistem dengan mengawali
komunikasi organisasi sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa
unsur. Unsur yang banyak ini berada dalam keterkaitan yang mengikat
93Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), Cet, Ke-15, h. 23.
94 Ibid., h. 24.95Ngalimun, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis (Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2017), h. 83.96 Ibid., h. 84.
22
dan fungsional. Masing-masing individu saling kohesif satu sama lain,
sehingga ketotalitasannya unit dapat terjaga utuh eksistensinya.
cenderung berfungsi sebagai alat analisis, dan merupakan suatu cara,
tata, rencana, skema, prosedur, atau metode. Sistem sendiri merupakan
suatu cara yang mekanismenya berpola tapi tetap konsisten dan
otomatis.
Adapun menurut Zelko dan Dance mengatakan bahwa
komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang
mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.97 Kemudian
bersama Lesikar menambah satu dimensi lagi dari komunikasi
organisasi yang berupa pertukaran secara informal mengenai informasi
dan perasaan di antara sesama anggota organisasi.
Thayer juga mengatakan bahwa komunikasi organisasi sebagai
arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses
interkomunikasi dalam beberapa cara.98 Thayer memperkenalkan tiga
sistem komunikasi dalam organisasi yaitu:
a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai
tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.
b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-
perintah, aturan-aturan, dan petunjuk-petunjuk.
c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan
organisasi.
Sedangkan Menurut Goldhaber memberikan definisi
komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar
pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama 97Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), Cet, Ke-15, h. 66.98 Ibid.
23
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah.99 Kemudian Katz dan Kahn Juga mengatakan bahwa
komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.100
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah
komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan ke
bawahan, dan komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan
kepada atasan.101
Pace dan Faules juga mendefinisikan komunikasi organisasi
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri atas unit-unit komunikasi dalam hubungan-
hubungan hierarki antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan.102
Herbert Simon dalam model organisasi modern nya memandang
suatu organisasi merupakan satu kesatuan yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukanlah sesuatu yang tertutup dan
tidak peduli dengan lingkungan sekitar, melainkan sesuatu yang
terbuka dan berkaitan dengan lingkungan sekitar. Dengan kata lain, 99Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011).100Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017), Cet, Ke-15, h. 65.101 Ibid.102 Jirre Victori Manopo, Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk
Efektivitas Kerja Karyawan Cv.Magnum Sign And Print Advertising Samarinda, Vol. 2, No. 3
24
siapa yang ingin bertahan, maka ia harus bisa beradaptasi dengan
lingkungan.103
Berbagai persepsi para ahli mengenai komunikasi organisasi,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi terjadi dalam suatu
sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya
sendiri baik internal maupun eksternal.
B. Pola Komunikasi
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan
dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara
yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Jadi pola
komunikasi adalah sistem penyampaian pesan komunikasi dari
komunikator kepada komunikan dengan maksud untuk merubah
pendapat, sikap maupun perilaku komunikan. Penggunaan pola
komunikasi mempengaruhi efektivitas proses komunikasi dalam
organisasi. Menurut Rakhmat terdapat 5 pola komunikasi yaitu sebagai
berikut:
1. Roda (Wheel)
Fokus perhatian dari pola ini adalah seseorang (pemimpin).
Apakah pemimpin tersebut dapat berhubungan dengan semua anggota
kelompok, dan tidak ada masalah komunikasi, waktu dan feedback dari
anggota kelompok. jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan
anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
Penyelesaian masalah dalam struktur roda bisa dibilang cukup efektif
tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.
2. Rantai (Chain)
103 Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014)
25
Dalam pola komunikasi rantai, anggota terakhir yang menerima
pesan yang disampaikan oleh pemimpin seringkali tidak menerima
pesan yang akurat. Sehingga, pemimpin tidak dapat mengetahui hal
tersebut karena tidak adanya umpan balik yang disampaikan.
3. Lingkaran (Circle)
Pada pola ini, pengirim atau pemimpin dapat berkomunikasi
dengan anggota kelompok yang lain yang berada dekat dengannya.
Tidak ada anggota kelompok lain yang tidak dapat menerima pesan
secara langsung dan mereka menerima pesan dari anggota kelompok
lainnya yang membagi pesan dari pengirim.
Dalam pola ini, pesan dari pengirim berjalan ke seluruh
anggota kelompok dan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai
kembali kepada pengirim. Setiap orang hanya dapat berkomunikasi
dengan dua orang yaitu di samping kiri dan kanannya. Di sini tidak ada
pemimpin. Pola komunikasi lingkaran merupakan pola yang paling
lambat dalam memecahkan masalah. Pola komunikasi lingkaran juga
cenderung melahirkan banyak kesalahan.
4. Y
Merupakan pola komunikasi yang sangat rumit dan juga
memiliki masalah komunikasi yang sama seperti yang terjadi dalam
pola komunikasi lingkaran dan rantai. Tiga orang anggota dapat
berhubungan dengan orang di sampingnya seperti pada pola rantai,
tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan
seseorang di sampingnya saja. 104
104 Ita Aprini, “Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinan Dan Staff Pt. Pp. London Sumatra Indonesia, Tbk. Palagisang Estate Di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba”, Skripsi, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
26
5. Bintang (Star)
Semua saluran dari setiap anggota dapat berkomunikasi dengan
semua anggota kelompok yang lain. Pada pola, semua saluran tidak
terpusat pada satu orang pemimpin. Pola ini juga paling memberikan
kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan yang paling cepat
menyelesaikan tugas bila tugas berkenaan dengan masalah yang sukar.
C. Arus Komunikasi Organisasi.
Robbins membagi arus komunikasi menjadi dua bagian, yaitu:
komunikasi vertikal ( downward and upward) dan komunikasi lateral.
1. komunikasi ke atas
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih
rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misalnya: dari ketua himpunan ke
ketua bidang, atau dari ketua panitia ke para pelaksana.
Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan dan bagi
pertumbuhan organisasi. Muncul manajemen umpan balik yang dapat
menumbuhkan semangat kerja bagi anggota organisasi. Masalah yang
timbul dalam komunikasi ke atas:
a. karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan
yang harus didengar oleh hierarki yang lebih tinggi/atasan, para
pekerja sering kali tidak ingin menyampaikan pesan yang
negatif.
b. kadang-kadang pesan tidak sampai, karena disaring oleh
penjaga gerbang arus pesan.
c. arus ke bawah terlalu besar sehingga tidak ada celah untuk
menerima pesan dari bawah.
2. Komunikasi ke bawah
27
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih
tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Contoh, pesan dari direktur pada
sekretaris, dari ketua senat pada bawahan nya. Masalah yang timbul,
28
manajemen dan bawahan sering kali berbicara dengan bahasa yang
29
berbeda.105
3. Komunikasi Lateral
Merupakan arus pesan antar sesama ketua bidang dengan ketua
bidang anggota ke anggota. pesan semacam ini bergerak di bagian
bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian.
Masalah yang timbul dalam komunikasi ini sebagai berikut:
a. bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di
dalam organisasi.
b. merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam
organisasi.
D. Pengertian Konflik
Kehidupan manusia dalam masyarakat rupanya tidak akan
pernah sepi dari konflik. Timbulnya konflik dalam kehidupan
organisasional merupakan hal yang lumrah terjadi karena berbagai jenis
perbedaan yang terdapat antara individu, tim, kelompok, dan satuan
kerja.
Konflik adalah hubungan pertentangan antara dua pihak atau
lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki
sasaran-sasaran tertentu, namun diliputi pemikiran, perasaan, atau
30
perbuatan yang tidak sejalan.106 Konflik adalah suatu bentuk
pertentangan yang bersifat alamiah yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok, karena di antara mereka yang terlibat itu memiliki
perbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai, atau kebutuhan.
Menurut Coser dan Rosenberg mendefinisikan konflik adalah
pertarungan atas nilai dan klaim terhadap kelangkaan status, kekuasaan,
dan sumber daya di antara berbagai pihak yang saling berhadapan
sebagai pihak yang netral, atau
31
menyingkirkan pesaingnya.107
Coser juga menggambarkan konflik sebagai perselisihan
mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan berkenaan dengan status,
kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan yang persediaan nya tidak
mencukupi. Lebih lanjut Coser menyatakan, perselisihan atau konflik
32
dapat berlangsung antara individu, kumpulan (collectivities), atau
33
antara individu dan kumpulan.108
Lewis Coser mengemukakan Konflik Internal adalah suatu
konflik yang muncul dalam sebuah kelompok yang memiliki hubungan
yang sangat intim. Konflik ini muncul karena terdapat ketegangan dan
perasaan-perasaan negatif yang merupakan hasil dari keinginan
individu untuk meningkatkan kesejahteraannya, kekuasaan, dukungan
34
sosial atau penghargaan- penghargaan lainnya.109 konflik internal lebih
kepada konflik yang terjadi di dalam kelompok itu sendiri, sehingga
tingkat persaingan meningkat maka dapat menghasilkan konflik.
Coser juga menyatakan, konflik itu merupakan unsur interaksi
yang penting dan sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa konflik
selalu tidak baik atau memecah belah atau merusak. Konflik bisa saja
menyumbang banyak kepada kelestarian kelompok dan mempererat
35
hubungan antara anggotanya. Seperti menghadapi musuh bersama
36
dapat mengintegrasikan orang, menghasilkan solidaritas.110
Faktor Penyebab Konflik
Salah satu faktor penyebab konflik dapat dilihat secara khusus
adalah sebagai berikut, Konflik dengan diri sendiri dapat terjadi
karenanya adanya tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya,
ketidakpastian mengenai kebutuhan yang harus dipenuhi, konflik
peranan, konflik kepribadian, dan konflik tugas diluar kemampuannya.
a. konflik diri sendiri dengan seseorang dapat terjadi karena
perbedaan peranan (atasan dengan Bawahan), kepribadian dan
kebutuhan (konflik Vertikal).
b. Konflik diri sendiri dengan kelompok dapat terjadi karena
individu tersebut mendapat tekanan dari kelompoknya, atau
individu yang bersangkutan telah melanggar norma-norma
kelompok sehingga dimusuhi atau dikucilkan oleh
kelompoknya. Berubahnya visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
dan aksi organisasi.
c. Kelompok dengan kelompok dalam sebuah organisasi dapat
terjadi karena ambisi salah satu atau kedua kelompok untuk
lebih berkuasa, ada kelompok yang menindas, ada kelompok
yang melanggar norma-norma budaya kelompok lainnya.
Ketidakadilan kelompok lainnya, dan keserakahan kelompok
lainnya (konflik primodial).
37
d. Konflik antar organisasi terjadi dapat karena perebutan
kekuasaan, baik ekonomi maupun politik (konflik horizontal
38
dan konflik elite politik).111
Dalam Mengatasi sebuah konflik, Lewis Coser menyebutkan
beberapa cara dalam mengatasi konflik internal sebagian berikut:
4. Bersifat Proaktif, dalam hal ini setiap anggota diharapkan
ikut aktif dalam menyelesaikan suatu konflik yang terjadi di
dalam organisasi tersebut.
5. Keterbukaan, setiap anggota organisasi harus terbuka
terhadap konflik yang terjadi agar konflik tersebut tidak
berlarut-larut.
39
6. Komunikasi, dengan komunikasi yang baik dan lancar dapat
40
mempermudah dalam menyelesaikan konflik tersebut.112
Dapat disimpulkan, bahwa dalam menyelesaikan sebuah konflik
yang terjadi didalam ruang lingkup organisasi, semua anggota harus
ikut membantu menyelesaikan konflik tersebut, dapat terbuka satu
sama lain dengan berkomunikasi antar anggota agar konflik yang
terjadi dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan demikian, dari keseluruhan topik yang diuraikan pada
bab ini, diawal diuraikan mengenai komunikasi organisasi, bentuk-
bentuk komunikasi organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi,
arus komunikasi organisasi, lalu kemudian mengenai pengertian
konflik. Dapat diambil kesimpulan singkat, bahwa dalam pelaksanaan
komunikasi terutama pada sebuah organisasi sangat diperlukan adanya
suatu pola. Karena sangat penting, agar semua kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam organisasi tersebut dapat tertata, terkoordinir
dengan lancar, tidak adanya permasalahan yang akan timbul, sehingga
tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud sesuai rencana.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah PMII UIN Raden Fatah Palembang
Salah satu wadah organisasi ekstra kampus yang memberikan
kesempatan kepada mahasiswanya untuk menjadi seorang pemimpin.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia biasa disebut dengan PMII
lahir dari organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama
(NU). Pada tanggal 17 April 1960 bertepatan dengan tanggal 21 Syawal
41
1379 H yang dijadikan hari lahirnya PMII yang diproklamasikan di
42
Balai Pemuda Surabaya dengan ketua umum Mahbub Junaidi.113
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah
satu organisasi gerakan yang ikut berperan dalam mengawal dan
mengkritisi kebijakan pemerintah ORBA. Organisasi yang didirikan
pada 17 April 1960 ini merupakan salah satu organisasi yang terus
mengawal perjalanan sejarah bangsa ini, baik masa Orde Lama
(ORLA) di bawah pemerintahan Soekarno maupun Orde Baru (ORBA)
43
di bawah pemerintahan presiden Soeharto.114 Pergerakan mahasiswa
Islam Indonesia terdapat dalam ruang lingkup kampus diberbagai
cabang kota, seperti di kampus UIN Raden Fatah Palembang.
Kepengurusan PMII di UIN Raden Fatah Palembang ada sejak
pmii pusat didirikan, tokoh-tokohnya Tabrani hanany BA, Drs. Rozali
Ishaq dan Drs. Zainal Bahry Bey. Tapi mereka belum
32
mampu merekrut kader yang banyak. Periode selanjutnya, diketuai
oleh Aziz Samri dan Natsir Thoyib. Sekitar tahun 1976-1977, periode
ini hanya bisa mapaba saja dengan peserta tidak lebih dari 10 orang
yang dilaksanakan di madrasah nya KH Zen Syuky kegiatan yang
hanya dilaksanakan sekitar setengah hari.
dilaksanakan di madrasah nya KH Zen Syukry kegiatan yang hanya
dilaksanakan sekitar setengah hari.
“Diantara sepuluh anggota yang ikut serta dalam mapaba pmii hanya saya Marjohan yang ingin bersungguh-sungguh mengikuti mapaba tersebut. Sekitar tahun 1977 itu pula, saya di angkat sebagai ketua cabang Palembang melalui musyawarah singkat di kampus IAIN Palembang yang di pandu oleh KH Mardi Abdullah.”115
Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alaudddin Makassar, 2014, h.24
105 Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 221
106 Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet, Ke-1, h.328.
107 Sondang P. dan Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), Cet, Ke-7, h.260.
108 Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), Cet, Ke-1, h.83
109 Wirawan, Konflik dan Manajemen, Teori, Aplikasi dan Penelitan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 55
110 Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma , loc.cit111 Sudiwati, “Pengaruh Konflik Internal Terhadap Hubungan Kerjasama
Tenaga Administrasi Di Mtsn Sekecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil “, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2017,h. 10
112 Ibid.,113Fauzan Alfas, PMII dalam Simpul-Simpul Sejarah Perjuangan (Jakarta:
PB PMII, 2015), h.12.114Ibid., 115 Marjohan, Pendiri PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara
Pribadi, Palembang, 25 juni 2019
33
Sejak zaman bapak Marjohan PMII mulai kelihatan
pengkaderan melalui jenjang mapaba dan IKD rutin, sejak dari itu juga
anggota yang ikut dalam organisasi PMII tidak pernah kurang dari 60
orang. PMII juga menjalin silahturahmi antara organisasi kampus yang
lain nya seperti, HMI, GMNI, sejak politik orde baru gerakan pmii
sangat terbatas alumni alumni senior yang non politik tidak berani
menampakkan identitas kecuali Yusuf Denin dan Ahmad Ishaq.116
Dapat saya simpulkan bahwa pada periode bapak Marjohan
PMII bergerak dan berkembang sangat pesat. Anggota yang ikut serta
dalam organisasi pmii tersebut seiring nya waktu semakin banyak
jumlah kader yang bergabung dalam organisasi tersebut.
B. Visi Misi dan Tujuan PMII UIN Raden Fatah Palembang
Pada sebuah organisasi yang dibidang lembaga tentunya
memiliki pandangan untuk menentukan tujuan dan arah gerak dalam
melaksanakan tugasnya dan kewajiban di bidang lembaga semuanya
terangkum dalam visi misi pmii uin raden fatah Palembang:
a.Visi
Dikembangkan dari dua landasan utama, yakni visi ke-Islaman
yang dibangun PMII adalah visi ke-Islaman yang inklusif, toleran dan
moderat. Sedangkan visi kebangsaan PMII mengidealkan satu
kehidupan kebangsaan yang demokratis, toleran, dan dibangun di atas
semangat bersama untuk mewujudkan keadilan bagi segenap elemen
warga bangsa tanpa terkecuali.
b. Misi
Merupakan manifestasi dari komitmen ke-Islaman dan ke-
Indonesiaan, dan sebagai perwujudan kesadaran beragama, berbangsa,
116Ibid.,
34
dan bernegara. Dengan kesadaran ini, PMII sebagai salah satu
eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual
berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen ke-
Islaman dan ke-Indonesia demi meningkatkan harkat dan martabat
umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam
segala bentuk.
c. Tujuan PMII
PMII bertujuan untuk mendidik kader-kader bangsa dan
membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah
SWT, berbudi luhur, berilmu, terampil, cerdas dan siap mengamalkan
ilmu pengetahuannya dengan penuh tanggung jawab. PMII dalam
sejarahnya merupakan pelopor, pembaharu dan pengemban amanat
intelektual dalam meningkatkan harkat martabat bangsa Indonesia.117
Dari visi misi dan tujuan di atas bahwa PMII UIN Raden Fatah
Palembang yaitu dengan lebih mengutamakan kepentingan ke-Islaman
terlebih dahulu dengan ditambahnya tanggung jawab dalam
mewujudkan komitmen ke-Islaman, dengan bertujuan untuk mendidik
kader-kader bangsa agar berbudi luhur dan terampil cerdas.
C. Makna Filosofis PMII
PMII terdiri dari 4 penggalan kata, yaitu :
1. Pergerakan
117Dokumen Arsip, PMII UIN Raden Fatah Palembang, , Palembang, 27 Juni 2019
35
adalah dinamika dari hamba (mahluk) yang senantiasa maju
bergerak menuju tujuan idealnya, memberikan rahmat bagi sekalian
alam.
Perwujudannya :
Membina dan Mengembangkan potensi Ilahiah
Membina dan mengembangkan potensi kemanusiaan
Tanggungjawab memberi rahmat pada lingkungannya
Gerak menuju tujuan sebagai Kahalifah Fil Ardl
2. Mahasiswa
Adalah generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
yang mempunyai identitas diri :
sebagai insan religius
sebagai insan akademik
sebagai insan sosial
dan sebagai insan yang mandiri
Perwujudannya :
Tanggungjawab keagamaan
Tanggungjawab intelektual
Tanggungjawab sosial kemasyarakatan
Tanggungjawab individual sebagai hamba Tuhan maupun
sebagai warga negara
3. Islam
adalah agama yang dianut, diyakini dan dipahami dengan
haluan atau paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah.
36
ASWAJA sebagai Manhaj Al Fikr (metode berfikir), yaitu
konsep pendekatan terhadap ajaran-ajaran islam secara
proporsional antara iman, islam dan ihsan.
4. Indonesia
Adalah masyarakat bangsa dan negara indonesia yang
mempunyai falsafah dan idiologi bangsa (pancasila) dan UUD 1945
dengan landasan kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang
terbentang dari sabang sampai merauke, serta diikat dengan kesadaran
wawasan nusantara.118
Secara totalitas, PMII bertujuan melahirkan kader bangsa yang
mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah
SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam
mengamalkan ilmu pengetahuannya.
Dan atas dasar ketaqwaannya, berkiprah mewujudkan peran
ketuhanan dalam rangka membangun masyarakat bangsa dan negara
indonesia menuju suatu tatanan yang adil dan makmur dalam ampunan
dan ridho Allah SWT.
118Dokumen Arsip, PMII UIN Raden Fatah Palembang, Palembang, 29 Juni 2019
37
D. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam suatu
lembaga dengan adanya struktur organisasi, pembagian tugas dan
tanggung jawab. berikut struktur organisasi PMII UIN Raden Fatah
Palembang.119
Tugas Dan Fungsi
Tiga orang wakil ketua sebagaimana yang dimaksud dalam
struktur kepengurusan meliputi:
a. Bidang internal yang membawahi :
119Dokumen Arsip, PMII UIN Raden Fatah Palembang, pada tanggal 29 juni 2019
38
1) Biro Kaderisasi dan pembinaan sumberdaya anggota
2) Biro Pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi
3) Biro Keagamaan
b. Bidang Eksternal yang membawahi
1) Biro hubungan komunikasi instansi kampus di wilayahnya
2) Biro hubungan dan komunikasi organ gerakan dalam kampus
c. Bidang Keagamaan yang membawahi biro dakwah dan kajian
islam.120
BAB IV
HASIL PENELITIAN
120Ibid.,
39
Pada bab ini, peneliti memaparkan data serta menganalisisnya
dengan data yang peneliti dapatkan dari lokasi penelitian tentang pola
komunikasi organisasi pmii uin raden fatah Palembang dalam
mengatasi konflik internal. Pada saat penelitian peneliti melakukan
penelitian baik itu wawancara, observasi dan dokumentasi. melakukan
wawancara kepada ketua umum, serta beberapa pengurus lainnya. Ini
bertujuan untuk mengindentifikasi bagaimana pola komunikasi
organisasi pmii uin raden fatah Palembang dalam mengatasi konflik
internal, selain itu juga mengetahui kondisi objektif bagaimana faktor
pendukung dan penghambat organisasi pmii uin raden fatah Palembang
dalam mengatasi konflik internal. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka peneliti mewawancarai informan-informan yang
berkaitan tentang bagaiman organisasi pmii uin raden fatah Palembang
dalam mengatasi konflik internal, berikut pembahasan dari hasil
penelitian .
A. Pola Komunikasi Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia ( PMII) UIN Raden Fatah Palembang Dalam
Mengatasi Konflik Internal.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Raden Fatah
Palembang yang dalam hal ini adalah sebuah organisasi ekstra kampus
yang ada di Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang.
Organisasi mii tersebut memiliki banyak kader yang terdapat di
41
Berbagai fakultas. Komunikasi organisasi dibagi menjadi dua dimensi
yaitu komunikasi vertikal dan horizontal, komunikasi internal vertikal
adalah komunikasi dari atas kebawah dari bawah ke atas atau
komunikasi dari ketua kepada anggota dan dari anggota kepada ketua
secara timbal balik.
Dalam komunikasi vertikal, ketua memberikan instruksi,
petunjuk, informasi, dan penjelasan kepada anggotanya. Kemudian
aggotanya memberikan feedback kepada ketua. Komunikasi dua arah
secara timbal balik sangat penting dalam organisasi karena jika satu
arah saja maka roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pola
semua sarana yakni bentuk komunikasi ini memberikan kebebasan
untuk menyampaikan informasi baik itu dari ketua ke anggotanya
ataupun dari anggota kepada ketua organisasinya.
Hal ini dijelaskan oleh Ketua umum PMII UIN, Mahlil Nur
Muhammad mengatakan,
“Jadi PMII UIN itu menggunakan pola komunikasi yang fleksibel dimana semua kader pmii dapat berkomunikasi dengan baik. Mulai dari instruksi terhadap kader nya sampai respon yang diberikan oleh kader nya. Sehingga terciptanya komunikasi yang baik mulai dari seorang pemimpin kepada kader nya dan begitu juga sebaliknya.”
Menurut Mahlil Nur Muhammad selaku ketua umum PMII UIN
komunikasi yang baik dalam berorganisasi tentu ada hal yang menjadi
tolak ukur bagi PMII UIN untuk menjalin komunikasi yang baik. Jadi
42
dalam hal ini PMII UIN mempunyai pola komunikasi yang baik
digunakan dalam berorganisai yaitu sebagai berikut:
a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi sangat penting bagi suatu organisasi, agar
memperkokoh organisasi tersebut. Dalam hal ini organisasi mempunyai
bagian-bagian dalam struktur organisasi nya. Dimana seorang ketua
berada dalam tingkat yang paling tinggi. Maka dari itu seorang ketua
dalam sebuah organisasi memiliki peran yang sangat penting untuk
mencetak kader-kader organisasi nya agar mencapai visi dan misi yang
seharusnya.
“iya tentu saja dalam sebuah organisasi komunikasi menjadi tolak ukur dalam kemajuan dan berdiri tegak nya organisasi tersebut. Karena kalau komunikasi nya tidak baik gimana mau menyelesaikan permasalahan yang datang dalam organisasi ini.”121
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa organisasi pmii
uin mempunyai pola komunikasi yang dimana, komunikasi kebawah
yaitu komunikasi yang dilakukan dari ketua organisasi kepada para
kader-kader organisasi nya sehingga terciptanya komunikasi yang baik
dalam sebuah organisasi.
b. Komunikasi ke Atas121 Mahlil Nur Muhammad, Ketua Umum PMII UIN Raden Fatah
Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
43
Komunikasi dari anggota kepada ketuanya pun sangatla penting,
ketika terjadihnya sebuah permasalahan maka dari sudut manapun akan
mudah dalam menyelesaikannya termasuk berkomunikasi antara
anggota kepada ketua organisasi nya.
“yang kedua tentu gak mungkin seorang ketua saja yang berkomunikasi tentu para anggota nya juga bebas dalam menyampaikan apapun terhadap ketua termasuk aspirasi nya dalam memajukan, memperkokoh organisasi nya dan dapat juga membantu dalam mengatasi maupun menyelesaikan suatu konflik yang terjadi. Sehingga ketua juga mendapatkan respon dari anggotanya”122
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
PMII UIN berusaha agar semua kader yang ada didalam organisasinya
dapat berkomunikasi dengan baik kepada siapa pun. Sehingga ketika
organisasi tersebut terjadi sebuah konflik akan semakin mudah
menyelesaikannya. Karena semua kader ikut aktif dalam
menyelesaikannya.
Selain itu komunikasi vertikal dari atas kebawah juga harus
dilandasi dengan rasa saling hormat menghormati, dilandasi rasa saling
keterbukaan diantara ketua dan semua anggotanya. Hal ini
dikemukakan oleh wakil ketua I PMII UIN Raden Fatah Palembang
sebagai berikut:
“Setiap pendapat, kritik, saran yang masuk dari kepengurusan organisasi ya kami tanggapi secara baik-baik karena kita kan harus menghargai dan menghormati setiap pemikiran dan asumsi yang diberikan oleh kader organisasi kami. Saya selaku
122 Mahlil Nur Muhammad, Ketua Umum PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
44
wakil ketua I menghargai mereka dengan memberikan tanggapan terhadap keluh kesah mereka dan pengurus yang lain. maka akan terciptanya rasa saling keterbukaan dalam hal apapun karena mereka merasa dihargai dan diberikan ruang dalam memberikan pendapatnya.”123
Dilanjutkan oleh wakil ketua II PMII UIN Raden Fatah Palembang:
“Saran yang mereka berikan akan selalu ditampung dan dimasukan sebagai opsi dalam suatu permasalahan yang nanti nya akan diperundingkan. Yang penting kita harus saling menghargai satu sama lain walaupun memiliki pendapat dan saran yang berbeda. Rasa keterbukaan itu sangat penting karena kalau setiap anggota saja tidak saling terbuka bagaimana mau menyelesaikan permasalahan yang ada dalam organisasi. Sedangkan masalah itu timbul gak jauh-jauh dari permasalahan yang timbul karena satu sama lain .”124
Jadi, komunikasi yang baik itu kunci dari segalanya termasuk
adanya sikap keterbukaan satu sama lain. semua kader kepengurusan
saling terbuka dalam hal apapun, dimana konflik atau suatu
permasalahan itu mudah timbul karena tidak ada rasa saling
menghargai, menghormati, dan tidak saling mendengarkan pendapat
satu sama lain. karena seharusnya organisasi itu menjadikan ruang
untuk saling mengutarakan saran dan kritik.
Komunikasi organisasi vertikal, komunikasi yang dilakukan
dari atas ke bawah juga harus diimbangi dengan komunikasi vertikal
dari bawah ke atas , karena memecahkan suatu masalah yang terjadi
dalam organisasi, sudah sepantasnya bila ketua juga ikut
123 Novri Randi Pradinata, Wakil Ketua I PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
124 Muhammad Adityawan, Wakil Ketua II PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
45
memperhatikan aspirasi dari anggota. Dengan kata lain partisipasi
anggota dalam proses pengambilan keputusan akan sangat membantu
mencapai suatu tujuan organisasi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PMII,
“Ketika kami akan membuat rancangan atau rumusan terbaru, kami selalu mengadakan suatu musyawarah. Dalam musyawarah tersebut semua kader organisasi pmii harus hadir untuk memberikan saran atau pendapatnya dalam musyawarah tersebut agar tidak terjadinya miss communication. Sama hal nya ketika ingin mengadakan kegiatan/program maka setiap pengurus yang bertugas di bidang masing-masing akan diajak berunding walaupun tidak semua pendapat yang akan kami pakai tetapi semua pendapat akan kami tampung menciptakan rasa saling menghargai satu sama lain”125
Dilanjutkan oleh wakil ketua PMII
“Organisasi kami sih sangat mengutamakan musyawarah dalam hal apa pun dan selalu menghargai setiap pendapat yang diucapkan oleh para kader. Setiap akan mengadakan musyawarah semua harus ikut serta tanpa terkecuali”.126
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin organisasi tersebut sudah
baik karena mereka menjunjung rasa saling menghargai satu sama lain
segala sesuatu yang ingin dilakukan pasti diadakannya rapat
musyawarah terlebih dahulu guna mendengarkan saran dan pendapat
dari semua kepengurusan organisasi tersebut. Namun dalam hal ini
125 Mahlil Nur Muhammad, Ketua Umum PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
126 Muhammad Adha, Wakil Ketua III PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
46
komunikasi organisasi tidak hanya dilakukan antara ketua dan anggota
atau secara vertikal saja, komunikasi organisasi antar sesama pengurus
juga harus dilakukan.
Komunikasi sesama pengurus tidak selalu dalam keadaan
formal , sesama pengurus dapat berkomunikasi saat rapat ataupun saat
lagi santai diluar kegiatan organisasi.
“Dalam hal ini kami sesama pengurus organisai pmii juga sering bercanda dan saling meminta pendapat untuk suatu hal yang ingin dibuat dalam organisasi. berusaha untuk selalu kompak dalam melaksanakan tugas masing-masing yang diberikan sama pak ketua.”127
Dilanjutkan oleh Intan, salah satu pengurus organisasi pmii
“jangan kan dikampus, ketika kita diluar kampus pun masih tetap berkomunikasi dengan baik bertegur sapa satu sama lain. ketika diberikan suatu tugas kami berusaha bekerja sama agar tugas tersebut dapat terselesaikan, misalnya diberi tugas untuk membuat suatu laporan sebisa mungkin kami bekerja sama untuk menyelesaikannya.”128
Menurut Nezwan Akhsanulmulku, Ketua Divisi Kaderisasi
“benar sekali, kami sesama pengurus berusaha untuk segala
sesuatu nya dibicarakan. Agar kami lebih mudah dalam
berkoordinasi dalam pekerjaan apalagi sesama bidang divisi.
Kuncinya sih ya berkomunikasi aja dengan baik.”129
127 Novita tia, pengurus PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
128 Intan, pengurus PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
129 Nezwan Akhsanulmulku, Ketua Divisi Kaderisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
47
Dilihat dari hasil wawancara di atas bahwa kepengurusan yang
ada di organisasi tersebut sangat menjaga komunikasi antar satu sama
lain. mereka memperkokoh suatu organisasi dengan komunikasi yang
baik. Sebagai organisasi mahasiswa yang sekaligus sebagai organisasi
kader sistem keanggotaannya harus mengarah pada pembentukan
pribadi anggota yang memiliki loyalitas dan kemampuan dalam
mengolah organisasi.
Dalam perjalanan sebuah organisasi pasti akan banyak
menghadapi suatu rintangan yang terjadi di dalamnya. Apalagi
kehidupan sebuah organisasi tentu pasti mengalami suatu konflik. di
dalam sebuah organisasi konflik bisa terjadi dan disebabkan oleh siapa
pun. Dalam hal ini bisa terjadi konflik eksternal ataupun konflik
internal. Terkait dengan konflik eksternal bagaimana konflik terjadi
antara satu, dua, bahkan tiga kelompok yang berbeda, sedangkan
konflik internal lebih kepada konflik yang terjadi di dalam kelompok
itu sendiri, dimana masing-masing individu kelompok individu itu
memiliki tujuan dan keinginan masing-masing untuk diperjuangkan,
sehingga tingkat persaingan meningkat maka dapat menghasilkan
konflik. seperti yang dikatakan Mahlil Nur Muhammad, beberapa
indikator dalam sebuah konflik:
48
Konflik diri sendiri dengan seseorang dapat terjadi karena
perbedaan peranan (atasan dengan Bawahan), kepribadian dan
kebutuhan.
Konflik diri sendiri dengan kelompok dapat terjadi karena
individu tersebut mendapat tekanan dari kelompoknya, atau
individu yang bersangkutan telah melanggar norma-norma
kelompok sehingga dimusuhi atau dikucilkan oleh
kelompoknya.
Berubahnya visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan aksi
organisasi.
Terjadi karena ambisi salah satu atau kedua kelompok untuk
lebih berkuasa, ada kelompok yang menindas, ada kelompok
Perbedaan Kepribadian Introvert/Ekstrovert
Perbedaan Pendapat
Tekanan Kelompok
Perbedaan Peran
Konflik
49
yang melanggar norma-norma budaya kelompok lainnya.
Seperti hal nya konflik yang bisa disebabkan oleh sesama
kepengurusan. Seperti yang dituturkan Novita Tia bahwa:
“terkadang kan masalah itu bisa timbul darimana saja, misalnya ketika kami sedang melakukan rapat atau musyawarah tertentu iya ada aja yang beda pendapat. Manusiawi kan dari berbagai pemikiran yang berbeda harus disatukan pasti kan susah akan menimbulkan suatu perdebatan. Akan tetapi ketika terjadi nya perbedaan pendapat tapi kami tetep satu arah satu tujuan untuk bekerja sama mempertahankan dan menjalankan perintah dari ketua. Beda pendapat sah sah saja tetapi harus tetap satu tujuan, saya pikir di organisasi lain juga pasti la pernah terjadi suatu konflik karena beda pendapat. Dan terkadang sih memang sesama pengurus kan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. ”130
Dapat dilihat dari hasil wawancara di atas konflik itu dapat
terjadi pada saat berlangsungnya rapat atau musyawarah untuk
membahas atau merumuskan sesuatu yang akan dibentuk oleh
organisasi tersebut. Antar kepengurusan yang mengutarakan pendapat
yang berbeda sehingga menimbulkan suatu konflik internal antar
pengurus. Dalam hal ini organisasi pmii pun dapat berpikiran jernih
dengan mengatasi konflik yang terjadi dengan bijaksana. Agar konflik
yang terjadi tidak berlarut-larut karena organisasi dapat terus maju
dengan mempererat satu sama lain. dalam hal ini Mahlil Nur
Muhammad menyelesaikan suatu konflik dengan cara sebagai berikut:
1. Bersifat proaktif
130 Novita tia, pengurus PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang,21 Oktober 2019
50
Setiap kader organisasi yang ada, semuanya harus bersifat
proaktif dalam membantu untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Semua kader ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada.
Konflik itu akan lebih mudah ketika yang lain juga ikut serta dalam
menyelesaikannya.
2. Keterbukaan
Semua kader harus memiliki keterbukaan, saling terbuka satu
sama lain. sikap saling terbuka akan membuat konflik tersebut tidak
berlarut-larut. Karena tidak baik konflik tersebut berlarut-larut dan
tidak segera diselesaikan. Itu dapat membuat kinerja kepengurusan
tidak akan berjalan dengan semestinya.
3. Komunikasi
Komunikasi sangatla penting dalam hal ini semua permasalah
akan terselesaikan ketika kita mengkomunikasikan nya dengan baik.
Ketika ada konflik sebaiknya dibicarakan agar tidak dipendam sendiri
yang mengakibatkan sistem kepengurusan jadi tidak sehat.
“seperti yang sering saya bicarakan dalam suatu perkumpulan semua kader-kader organisasi kami. Ketika kita berbeda pendapat, wajar saja karena tak semua yang kita pikirkan sama dengan yang orang pikirkan. Jadi wajar saja terjadi suatu konflik internal yang terjadi sesama pengurus. Maka dari itu setiap saya ingin membuat kegiatan atau program baru saya akan mengadakan rapat agar menampung semua pendapat yang ada. Antar pengurus yang lagi terjadi konflik akan berusaha diselesaikan secara bersama-sama, seluruh kader ikut serta
51
menyelesaikan ataupun mengatasi agar tidak terjadi lagi konflik internal seperti itu dan memiliki keterbukaan satu sama lain.”131
Dilanjutkan Muhammad Adityawan
“segala sesuatu dilakukan bersama bisa cepat terselesaikan sekaligus untuk mempererat satu sama lain. dengan rasa saling menghargai terbuka dan mengkomunikasikan segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi ini.”132
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya organisasi pmii selalu
berusaha Untuk menyelesaikan dan mengatasi konflik yang terjadi
didalam organisasi tersebut. Dalam hal ini ketua organisasi tersebut
menguatkan agar semua kader nya untuk bersifat proaktif serta saling
keterbukaan satu sama lain agar lebih mudah dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada. Dengan komunikasi yang baik pun dapat lebih
mempermudah dalam menyelesaikannya dan berusaha agar tidak
terjadi lagi.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Organisasi
PMII UIN Raden Fatah Palembang Dalam Mengatasi Konflik
Internal.
1. Faktor Pendukung Komunikasi Organisasi PMII UIN Raden
Fatah Palembang Dalam Mengatasi Konflik Internal.
131 Mahlil Nur Muhammad, Ketua Umum PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang,21 Oktober 2019
132 Muhammad Adityawan, Wakil Ketua II PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 21 Oktober 2019
52
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang diberikan
oleh komunikator kepada komunikan, sehingga akan terjadi hubungan
kontak antar manusia baik individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Komunikasi Organisasi
PMII UIN Raden Fatah Palembang Dalam Mengatasi Konflik Internal
yang berlangsung antara ketua dengan anggotanya tidak berjalan
dengan baik jika tidak ada faktor yang mendukung di dalam proses
komunikasi.
Dengan demikian faktor mendukung di dalam proses
Komunikasi didalam Organisasi PMII UIN yaitu dengan
berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga mendapatkan feedback
atau respon dari pesan tersebut. Maka dari itu jika telah menggunakan
komunikasi dengan baik akan mencegah terjadihnya miss
communication antara ketua dengan anggota begitu pun dengan sesama
anggota.
Hal ini juga dikatakan oleh Mahlil Nur Muhammad Ketua pmii
uin, mengatakan bahwa:
“dengan adanya komunikasi yang baik, yang selalu dijaga agar tidak timbulnya kesalahpahaman antara anggota. Setiap dapat informasi pun sebaiknya diinfokan kepada teman-teman yang lainnya. Supaya yang lain juga mendapatkan informasi yang sama. Karena ketika terjadihnya miss communication akan mempengaruhi jalannya organisasi”133.
Hal ini juga dikatakan oleh wakil ketua I Pmii Uin Raden Fatah
Palembang, Novri Randi Pradinata mengatakan bahwa:
133Mahlil Nur Muhammad, Ketua PMII UIN Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
53
“ya benar, dengan adanya komunikasi yang baik yang digunakan sama semua kepengurusan organisasi dalam menyampaikan pesan akan meminimalisir terjadihnya kesalahpahaman antara kepengurusan. Dan sikap keterbukaan satu sama lain juga penting ”134.
Hal serupa juga dikatakan oleh wakil ketua II Pmii Uin Raden
Fatah Palembang Muhammad Adityawan mengatakan bahwa:
“ketika saya menyampaikan tentang materi pembahasan dalam rapat atau musyawarah kepada semua kader pmii, saya menggunakan komunikasi yang baik, dengan menanyakan kepada mereka apakah informasi yang saya sampaikan itu dimengerti diterima dan mempersilahkan semua kader ikut aktif untuk memberikan masukan, kritikan dan saran untuk permasalahan yang sedang dibahas. Dengan begitu saya bisa tau bahwa dalam kondisi tersebut mereka tetap fokus dalam berjalannya rapat serta mendapatkan feedback atau respon agar semua kader tidak ada kesalahan dalam menangkap suatu informasi. ”135.
Kemudian sama juga dikatakan oleh Novita tia, Anggota Pmii
Uin Raden Fatah Palembang, yang mengatakan bahwa:
“menurut saya setiap kader dalam organisasi pmii selalu menjaga komunikasi nya agar tetap baik supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman antar semua kader. Ketika tidak tau ditanyakan ketika tidak mengerti juga ditanyakan. Serta memiliki keterbukaan satu sama lain dalam hal apapun. Mau diajak berkumpul berdiskusi jika ada sesuatu yang membuat
134Novri Randi Pradinata, wakil ketua I Pmii Uin Raden Fatah Palembang, , Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
135Muhammad Adityawan, wakil ketua II Pmii Uin Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
54
miss communication antar pengurus. Komunikasi yang baik sangatlah penting”136.
Dari hasil wawancara pribadi peneliti dengan ketua maupun
kepengurusan yang lain, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
memiliki komunikasi yang baik, sikap keterbukaan dan proaktif satu
sama lain menjadikan faktor pendukung dalam Mengatasi Konflik
Internal yang terjadi pada organisasi pmii uin. Dikarenakan dengan
berkomunikasi yang baik, semua kader memiliki sikap keterbukaan dan
bersifat proaktif dalam menyelesaikan suatu permasalahan sehingga
akan mempermudah dalam mengatasi konflik tersebut dan menjadikan
suatu pelajaran agar tidak terulang kembali.
2. Faktor Penghambat Komunikasi Organisasi PMII UIN Raden
Fatah Palembang Dalam Mengatasi Konflik Internal.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau
informasi dari komunikator ke komunikan dengan tujuan menyamakan
pendapat. Untuk tercapainya komunikasi yang baik akan sering
terjadinya hambatan dalam proses komunikasi itu berlangsung. Dari
observasi penelitian yang peneliti amati pada saat proses Komunikasi
Organisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang Dalam Mengatasi
Konflik Internal meliputi sebagai berikut :
1. Hambatan dari Pengirim Pesan
Faktor pengirim pesan bisa menjadi salah satu hambatan
pada saat komunikasi berlangsung. Biasanya, pengirim pesan
tidak mampu menyampaikan apa yang akan menjadi inti pesan
136 Novita tia, Anggota Pmii Uin Raden Fatah Palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
55
yang akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan ini.
Pengirim pesan yang juga tidak menjelaskan apa informasi yang
akan disampaikan dengan tepat bisa menyebabkan proses
komunikasi kurang efektif. Tidak hanya itu saja, komunikasi
yang terjadi juga akan cenderung menjadi kurang bermakna. Di
dalam proses komunikasi antara ketua dan anggota maupun
sesama anggota sering terjadinya gangguan atau hambatan yang
terjadi sehingga memicu konflik.
Hal ini juga dikatakan oleh ketua organisasi pmii uin, Mahlil
Nur Muhammad yang mengatakan bahwa :
“pada saat penyampaian materi dalam rapat terkadang informasi yang saya sampaikan tidak semua nya tersampaikan dengan baik dan mendapatkan respon dari semua kader. Informasi yang sedikit rumit sehingga susah untuk dipahami. Dalam menyampaikan informasi saya harus memiliki cara yang baik dalam menyampaikan informasi tersebut agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam mencerna informasi yang saya berikan”137.
Pernyataan ini juga dikatakan oleh wakil ketua III,
Muhammad Adha mengatakan bahwa:
“dalam menyampaikan informasi atau mengirim pesan kita tuh harus memiliki cara yang baik agar pesan tersebut dapat tersalurkan dengan tepat agar dimengerti oleh semua kader.”138.
137Mahlil Nur Muhammad, ketua organisasi pmii uin raden fatah palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
138Muhammad Adha, Wakil ketua III pmii uin raden fatah Palembang, Wawancara Pribadi,5 maret 2020
56
Begitupun juga dikatakan oleh wakil ketua II Muhammad
Adityawan, mengatakan bahwa:
“ketika saya memberikan pesan materi pelajaran yang ingin saya sampaikan kepada mereka, saya juga terkadang mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi dengan semua kader ketika ingin berkomunikasi dengan mereka terkadang saya menyampaikan informasi tidak secara tepat”139.
Dari hasil wawancara pribadi diatas maka dapat ditarik
kesimpulannya ialah hambatan dari pengirim pesan berpengaruh pada
keefektifan dalam proses komunikasi organisasi pmii uin raden fatah,
ketika Pengirim pesan tidak menjelaskan apa informasi yang akan
disampaikan dengan tepat bisa menyebabkan proses komunikasi kurang
efektif dan itu bisa menghambat pada proses mengatasi konflik internal
yang terjadi dalam ruang lingkup organisasi pmii uin raden fatah
Palembang.
2. Faktor Penerima Pesan
Faktor penghambat selanjutnya justru bisa muncul dari
penerima pesan. Ketidakmampuan penerima pesan dalam
menerjemahkan isi pesan dari sender menyebabkan
komunikasi menjadi terhambat. Umumnya ini terjadi apabila
penerima pesan tidak bisa mengenali atau fokus terhadap
pesan yang disampaikan.
Hal ini juga dinyatakan oleh Wakil ketua I pmii uin raden
fatah Palembang, Novri Randi Pradinata, yang mengatakan bahwa:
139Muhammad Adityawan, wakil ketua II pmii uin raden fatah palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
57
“terkadang ketika diskusi dilakukan dalam keadaan yang tidak kondusif ada saja pesan atau informasi yang susah untuk dipahami dan dimengerti. Maka dari itu terkadang pesan tersebut salah dimengerti dan menimbulkan kesalahpahaman. ”140.
Hal yang sama dikatakan oleh ketua pmii uin raden fatah
Palembang, Mahlil Nur Muhammad mengatakan bahwa:
“pada saat saya menyampaikan materi pun kadang ada kader yang tidak fokus dalam mendengarkan pesan atau informasi yang saya sampaikan”141.
Maka dapat disimpulkan bahwa sangatlah berpengaruh sekali
hambatan penerima pesan dalam keberlangsungannya efektivitas dalam
menerima pesan agar tidak terjadinya gangguan atau hambatan dalam
proses komunikasi. seperti, saat seseorang sedang kurang fokus dalam suatu
pembicaraan, maka bisa saja ia melakukan kesalahan interpretasi. Ini juga
faktor yang sering menjadi hambatan komunikasi organisasi.
3. Hambatan ekologis
Hambatan ekologis adalah hambatan yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang kondusif
akan menyebabkan terhambatnya proses komunikasi yang
diinginkan. Faktor yang mempengaruhi komunikasi ini
memang sering terjadi. Tentu saja ini berarti bahwa
140Novri Randi Pradinata, wakil ketua I pmii uin raden fatah Palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
141Mahlil Nur Muhammad, ketua I pmii uin raden fatah Palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
58
lingkungan harus benar-benar mendukung proses
komunikasi agar hambatan ini tidak terjadi.
Hal yang sama dikatakan oleh ketua pmii uin raden fatah
Palembang, Mahlil Nur Muhammad mengatakan bahwa:
“lingkungan sangat mempengaruhi dalam proses komunikasi apalagi dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam keadaan yang tidak kondusif akan menghambat jalannya diskusi ataupun proses dalam mengatasi konflik. dalam mengatasi suatu permasalahan harus dilaksanakan dengan pikiran yang dingin, lingkungan yang mendukung agar permasalahan yang terjadi cepat terselesaikan”142
Dari hasil wawancara pribadi dengan ketua pmii uin raden
fatah Palembang maka dapat ditarik kesimpulannya ialah hambatan
ekologis sangat berpengaruh pada proses komunikasi organisasi pmii
uin raden fatah disebabkan hambatan ekologis sangat menghambat
pada proses mengatasi konflik internal yang terjadi dalam ruang
lingkup organisasi pmii uin raden fatah Palembang.
Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan diatas
adalah di dalam mengatasi konflik internal. Komunikasi organisasi
memiliki factor pendukung maupun faktor yang menghambat dalam
mengatasi konflik yang terjadi. Dengan berkomunikasi dengan baik,
memiliki sikap keterbukaan, proaktif, serta menjaga lingkungan yang
kondusif akan membantu dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam
organisasi tersebut.
Untuk itu peneliti menyadari adanya keterbatasan penelitian baik
kedalaman penelitian, metodologi penelitian serta yang seterusnya.
142 Mahlil Nur Muhammad, ketua I pmii uin raden fatah Palembang, Wawancara Pribadi, 5 maret 2020
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian
skripsi ini, maka dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang
digunakan adalah semua saluran yaitu ketua pimpinan dapat
berinteraksi dengan semua pengurus atau kader-kader nya. Begitu pun
dengan interaksi sesama pengurus organisasi pmii sehingga dapat
terciptanya rasa saling menghargai dan terciptanya semangat dalam
menyelesaikan tugasnya masing-masing sesuai dengan perintah ketua
umum organisasi tersebut.
Komunikasi sangatlah penting, ketika terjadihnya konflik karena
berbeda nya pendapat antara satu pengurus dengan pengurus lainnya
60
maka akan diadakannya musyawarah agar satu sama lain dapat
menyelesaikan permasalahannya. Sama hal nya jika permasalahan
belum bisa terselesaikan maka pemimpin organisasi dan kader lainnya
akan saling membantu mengatasi konflik tersebut. Dalam hal ini
organisasi pmii uin raden fatah Palembang menjunjung sikap saling
menghargai dan keterbukaan satu sama lain. konflik yang terjadi bisa
terselesaikan dan di atasi secara bersama dibicarakan dalam
musyawarah organisasi.
B. Saran
Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maka
penulis bermaksud untuk memberikan saran yang mudah-mudahan
bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Organisasi
a. hendaknya organisasi pmii terus memaksimalkan lagi dalam
mengatasi konflik yang terjadi, baik konflik internal maupun
eksternal yang terjadi dalam organisasi tersebut. Dan berusaha
agar tidak terjadi hal serupa.
b. anggota sendiri diharapkan tetap menjaga silaturahmi dan
saling menghargai perbedaan pendapat yang ada, dan jangan takut
untuk memberikan masukan dan saran. Komunikasi yang
ditingkatkan agar selalu terciptanya rasa keterbukaan antar satu
sama lain termasuk ketika terjadihnya konflik antar individu
61
sehingga semua dapat bersifat proaktif dalam menyelesaikan
konflik yang ada.
2. Bagi Pihak Peneliti Selanjutnya
Adapun beberapa saran yang perlu di perhatikan bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik meneliti tentang pola komunikasi organisasi
dalam mengatasi konflik internal, peneliti ini hanya menggunakan
metode kualitatif dan menggunakan teori
sistem dengan mengawali komunikasi organisasi sebagai kesatuan yang
terbentuk dari beberapa unsur. Masing-masing individu saling kohesif
satu sama lain, sehingga ketotalitasannya unit dapat terjaga utuh
eksistensinya. oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya bisa meneliti
judul berbeda akan tetapi objeknya sama dengan menggunakan metode
kualitatif dan teori yang lain, dan tidak menggunakan teori yang sama
dengan peneliti lakukan dengan memperbanyak sumber-sumber dan
referensi yang terkait agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan
lebih lengkap lagi.
62
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Ita, Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinana dan Staff PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Palembang Estate di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2014
Alfas, Fauzan, PMII Dalam Simpul-Simpul Sejarah Perjuangan, Jakarta: PB PMII, 2015
Amin, Mohammad,Peran Kaderisasi Formal Dalam Meningkatkan Kualitas Sdm Dalam Organisasi Kemahasiswaan ( Studi Kasus Pada Pmii Cabang Kota Malang ), Unisma
Ardial, M. Si, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media Group, 2007
Cangara, Hafied. Prof. Dr.H. M. Sc, Pengertian Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016
Daryanto, Ilmu Komunikasi, Bandung: Satu Nusa, 2010
63
Effendy, Onong Uchjana, Prof. Drs, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017
Gunawan, Iman, S.Pd.,M.Pd, Metodelogi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta : Bumi Aksara, 2015
Hholiq, Muzawir, Pola Komunikasi Organisasi (Studi Kasus: Pola Komunikasi Antar Pimpinan dan Karyawan di Radio Kota Perak Yogyakarta), Skripsi, Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada, 2009
Kamal, Abdillah, Pola Komunikasi Organisasi Forum Komunikasi Pemuda Indonesia, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
Khamdiyah, Heni, Sejarah Perkembangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Pmii) Cabang Mojokerto Tahun 1999-2017,Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Liliweri, Alo, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014
Lumentut, Gracia Febriana, Pola Komunikasi Pemimpin Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Anggota Di Lpm (Lembaga Pers Mahasiswa) Inovasi Unsrat, Vol. VI, No. 1
Marina, Lestari, Strategi komunkikasi Divis Kaderisasi Kerohanian Idalm ( ROHIS) SMA Negri 16 Palembang dalam Meningkatkan Jumlah Anggotanya, Skripsi, Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang, 2016
64
Manopo, Jirre Victori, Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk Efektivitas Kerja Karyawan Cv.Magnum Sign And Print Advertising Samarinda, Vol. 2, No. 3
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2015
Noor, Juliansyah, Penelitian Ilmu Manajemen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013
Nur Anif Fulasifah, Analisis Konflik Internal Dan Model Penyelesaian Konflik Internal Antar Anggota Dan Pengurus Serikat Pekerja PT. Fumira Semarang, Diakses Tanggal 3 Januari 2019
Romli, Khomsahrial, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: Grasindo,
2011
Riduwan, Dasar-Dasar Statistik, Jakarta: Alfabeta, 2016
Ruslan, Rosady. S.H.,M.M. Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017
Siagian, Sondang, Prof. Dr., Teori Pengembangan Organisasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012
Susan, Novri, Pengantar Sosiologi Konflik, Jakarta: Prenada Media Group, 2009
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2015
Tibyan, Muhammad, Peran Komunikasi Organisasi Pada Loyalitas
Karyawan (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Perusahaan Otobus Blue
Star Salatiga), Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2015
65
Wahyudi, Konflik dan Stress, Bandung: PT Alfabeta, 2017
LAMPIRAN
66
67
Kegiatan musyawarah organisasi PMII UIN
68
69
Anggota kepengurusan organisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sulistiana
Alamat : Sekip Bendung Loben 1 dalam
NIM : 1535100130
Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 11 mei 1997
Agama : Islam
Status : BelumMenikah
Warga Negara : Indonesia
No Telp : 082179912647
Nama Orang Tua
Ayah : Sarmidi Samin
Ibu : Siti Ari
Alamat Orang Tua : Sekip Bendung Loben 1 dalam
Riwayat Pendidikan
Periode Sekolah Jurusan
2003 - 2009 SD Negeri 178 Palembang -
2009 - 2012 SMP Nurul Iman Palembang -
2012 - 2015 SMK Muhammadiyah 1
Palembang TKJ
Hormat Saya
Sulistiana