STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. SIDOMUNCUL DALAM
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY “DESA REMPAH”
DALAM UPAYA MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN DI BENAK
MASYARAKAT
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada Program Studi Public Relations
Fakultas Teknologi Informasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana
Peneliti:
Shara Azizah - 602012602
Program Studi Public Relations
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. SIDOMUNCUL DALAM PROGRAM
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY “DESA REMPAH” DALAM UPAYA
MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN DI BENAK MASYARAKAT
1Shara Azizah, 2Lina Sinatra Wijaya
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstract
This research paper deals with the concepts and implementation of building image strategy in
doing Corporate Social Responsibility (CSR). CSR programs can be done by empowering local
communities based on their real needs. This research aims to describe public relations strategy
in building corporate image through a CSR “Desa Rempah” program. This is a descriptive
qualitative research. To collect the datas, interview, observation, and documentation were used.
Key informants in this research are the public relations division of PT. Sido Muncul and
coordinator of CSR “Desa Rempah” program. The result showed that public relations strategies
implemented by the company could enchance the economic of the society and maintain good
relationship between company and stakeholder, also it could enchance the image of company.
Keywords: image, corporate social responsibility, empowerment of local communities.
Abstrak
Penelitian ini menggambarkan konsep dan implementasi dari strategi membangun citra lewat
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Program CSR dapat dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat lokal yang didasarkan pada kebutuhan ril. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan strategi public relations dalam membangun corporate image oleh divisi
public relations melalui program CSR “Desa Rempah”. Ini adalah sebuah penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Informan utama dalam penelitian ini bersumber dari divisi public relations PT.
Sido Muncul dan koordinator program CSR desa rempah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui strategi public relations yang dijalankan, dapat dirasakan manfaatnya adalah
meningkatnya ekonomi masyarakat dan terjalin hubungan baik antara perusahaan dengan
stakeholder serta meningkatkan citra positif perusahaan.
Kata Kunci: citra, tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), pemberdayaan masyarakat lokal.
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Public Relations, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1. PENDAHULUAN
Pada dewasa ini yang menjadi tren global adalah munculnya kepedulian masyarakat
global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan, hal tersebut memunculkan kesadaran
perusahaan untuk tidak hanya berorientasi pada kondisi keuangan saja untuk menjamin nilai
perusahan tumbuh secara berkelanjutan, tetapi juga harus memposisikan diri sebagai bagian dari
masyarakat dan lingkungan hidup.
PT. Sido Muncul sebagai suatu perusahaan jamu terkemuka di Indonesia, ikut menyadari
hal tersebut sehingga melalui programnya PT. Sido Muncul mengembangkan tanggung jawab
sosial berupa program “desa rempah” yang nantinya program tersebut akan mengangkat citra
positif PT. Sido Muncul dibenak masyarakat, konsep tersebut dalam ilmu public relations
disebut sebagai branding.
Pengertian branding dipahami sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand / merk. Konsep tersebut
oleh PT. Sido Muncul dikembangkan dalam program CSR yang dilakukan secara langsung
dengan menyerahkan bantuan berupa pemberian bibit jamu, pupuk dan pembinaan cara
menanam tumbuhan jamu yang benar untuk masyarakat sekitar pabrik PT. Sido Muncul.
Pembinaan ini bermaksud supaya bibit tumbuhan jamu dapat tumbuh secara baik sehingga
nantinya akan menghasilkan keuntungan secara setara (win-win) diantara masyarakat dan PT.
Sido Muncul.
Selain itu hasil yang didapat dari program desa rempah untuk PT. Sido Muncul yaitu
terciptanya citra yang baik dari masyarakat untuk PT. Sido Muncul dikarenakan masyarakat akan
berfikir bahwa PT. Sido Muncul telah berhasil dan mampu membantu masyarakat disekitar
pabrik PT. Sido Muncul untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari penanaman tanaman
obat.
CSR sendiri memiliki pengertian menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, terlebih khusus pada Pasal 15 huruf b yang berbunyi “CSR adalah tanggung
jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat”. Berdasarkan
pengertian tersebut maka CSR menjadi alat bantu public relations dalam konteks pembentukan
citra perusahaan. Dalam implementasi CSR dan public relations (PR) mempunyai peran penting,
baik secara internal maupun eksternal. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga akan
membicarakan public relations dalam sebuah perusahaan itu sendiri, di mana CSR merupakan
bagian dari community relations [1].
Dari pengertian tersebut diatas, langkah-langkah dalam proses public relations pun
mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-tahapan dalam proses public
relations yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR juga dilakukan melalui
pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi,
serta evaluasi untuk mengetahui sikap publik terhadap organisasi [2].
Program CSR merupakan pendekatan masyarakat yang berbasis pengembangan
(community – based development approach) [3]. Community – based development approach
ialah pendekatan yang berorientasi pada kerjasama antara perusahaan dengan masyarakat sekitar
perusahaan dengan tujuan untuk kebaikan dan perkembangan masyarakat itu sendiri. Konsep
pendekatan tersebut menurut pandangan penulis relevan dengan salah satu CSR yang sedang
dilakukan oleh PT. Sido Muncul yaitu “desa rempah” yang langsung berhubungan dengan
masyarakat.
Seperti apa hubungan baik yang dijalin oleh PT. Sidomuncul dengan masyarakat
sekitarnya jelas akan mempengaruhi sikap mereka dalam mendukung atau tidak kegiatan yang
dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, semakin baik hubungan yang terjalin dengan masyarakat
disekitarnya maka akan semakin baik pula citra perusahaan dimata mereka.
Melihat pentingnya mengokohkan corporate image dimata publik eksternal bagi PT.
Sidomuncul dalam mempertahankan eksistensinya dibenak masyarakat maka peneliti merasa
tertarik untuk meneliti Bagaimana strategi yang dilakukan public relations PT. Sidomuncul
dalam program CSR “Desa Rempah” dalam membangun corporate image di benak masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai strategi public relations
melalui program CSR untuk meningkatkan citra perusahaan. Yang pertama adalah penelitian
yang dilakukan oleh Rein Maggi [4] dengan judul STRATEGI MEMBANGUN CITRA
RAMAYANA MALL TAMANSARI SALATIGA MELALUI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY mengemukakan bahwa strategi CSR yang dilakukan oleh perusahaan
Ramayana menggunakan cara-cara seperti melakukan program-program kepedulian sosial,
merekrut sebagian besar karyawan dari masyarakat sekitar melalui program-program kepedulian
sosial, serta turut menjaga keamanan lingkungan khusus disekitar perusahaan dengan
bekerjasama dengan membentuk PAM (petugas keamanan). Yang kedua adalah penelitian yang
dilakukan oleh Agata Tri Sulistiani [5] dengan judul PENERAPAN PROGRAM CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY PT. MARIMAS PUTRA KENCANA DALAM PEMBENTUKAN
CITRA PERUSAHAAN mengemukakan bahwa PT. Marimas Putra Kencana dalam proses
perencanaan dan penerapan program CSR dilakukan secara tatap langsung dengan cara tatap
muka kepada responden dengan tujuan untuk mencapai dialog yang efektif dengan komunikan,
yang diwakilkan oleh public relations perusahaan.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat dari cara
penerapan program CSR, dimana kedua penelitian sebelumnya menerapkan program CSR
dengan cara yang tidak melibatkan warga lokal sebagai partisipan secara langsung sedangkan
dalam penelitian penulis melibatkan partisipasi warga lokal secara langsung dalam penerapan
program CSRnya seperti halnya yang dilakukan oleh LSM dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat.
Konsep Public Relations
Pengertian public relations menurut John E. Marston seperti yang dikutip oleh Rachmat
Kriyantono [6], adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk
mempengaruhi public yang signifikan. Selain itu public relations merupakan fungsi manajemen
yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan
masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. Kegiatan public relations
erat kaitannya dengan pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat.
Menurut Frank Jefkins [7], public relations adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antar suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Ini
berarti public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu
rangkaian kampanye atau program terpadu dan semuanya berlangsung secara berkesinambungan
dan teratur. Tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian dengan
maksud untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang
turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau
individu yang terlibat dengannya.
Berdasarkan definisi di atas yang disampaikan oleh para ahli, penulis menarik kesimpulan
bahwa public relations merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk menciptakan
dan menjaga hubungan antara organisasi dengan masyarakat, yang didasarkan oleh niat baik
untuk menciptakan citra yang positif di masyarakat mengenai organisasi tersebut.
Strategi Public Relations
Menurut Ahmad S. Adnanputra yang dikutip oleh Rusady Ruslan [8] dalam bukunya
Manajemen Public Relations dan Komunikasi mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian
terpadu dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan, yang
pada akhirnya perencanaan adalah suatu fungsi dasar dari proses manajemen. Strategi yakni
proses penentuan “Apa dan Bagaimana” yang digunakan dalam perencanaan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Berdasarkan pola strategi public relations tersebut, maka menurut Ahmad
dalam batasan pengertian tentang strategi public relations adalah alternatif optimal yang dipilih
untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka atau rencana public
relations (public relations plan).
Peran public relations dalam membangun citra tidaklah lengkap tanpa adanya
perencanaan dari strategi public relations. Strategi public relations yang hanya berfokus pada
teori dan tidak ditindaklanjuti ke lapangan pun tidak akan memberikan hasil. Public relations
disini, dalam merumuskan dan menjalankan menjalankan tugasnya untuk membangun citra,
memerlukan kemampuan kreasi yang mampu membuat program-program unggulan yang dapat
membangun citra perusahaan dan dapat mempertahankan citra tersebut.
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Setiap perusahaan harus memiliki komitmen yang kuat terkait dengan corporate social
responsibility (CSR). Sedikit saja perusahaan membuat kesalahan, masyarakat akan bertindak
dan mengambil sikap tegas atas kesalahan tersebut. Adanya hubungan yang baik dengan
masyarakat membuat perusahaan lebih aman dalam melakukan aktivitas perusahaannya.
Hubungan dengan masyarakat dapat terjalin baik jika perusahaan mampu menunjukkan
perilakunya yang bertanggungjawab.
Mallen Baker dalam Siagian [9] mengartikan CSR sebagai suatu hal bagaimana
perusahaan melakukan pengelolaan terhadap proses ekonominya dalam rangka menghasilkan
suatu dampak positif secara menyeluruh bagi masyarakat. Definisi tersebut menekankan bahwa
kehadiran suatu perusahaan seharusnyalah menghasilkan efektivitas dalam meningkatkan
kesejahteraan seluruh masyarakat.
Bertolak dari pemahaman bahwa hubungan antara perusahaan dengan masyarakat saling
ketergantungan (interdepency) maka CSR perusahaan harus dibangun dengan pijakan triple
bottom lines dengan dasar yang seimbang pada aspek financial / profit, people dan planet.
Artinya suatu kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable), tetapi juga harus memperhatikan dimensi sosial (people) dan
lingkungan hidup (planet).
Entitas CSR terdiri atas tiga komponen yang tercantum dalam teori “Triple Bottom
Lines” atau 3 P [10] adalah sebagai berikut:
1. Profit
Laba atau profit akan mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan dan seluruh
karyawannya. Untuk itu perusahaan perlu dengan seksama mengatur strategi supaya
proses produksi dan penjualan yang dilakukan mendatangkan laba yang maksimal.
Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu strategi yang dapat
membantu perusahaan meningkatkan kualitas produksi sehingga mampu meningkatkan
laba.
2. People
Para pelaku usaha juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Setiap
perusahaan memiliki khalayak (publik) internal (khususnya karyawan) maupun eksternal
(konsumen dan masyarakat sekitar lokasi usaha). Setiap publik baik internal maupun
eksternal memiliki pengaruh bagi perusahaan. Kesejahteraan publik akan menciptakan
keharmonisan antara masyarakat dan perusahaan yang dapat menjaga stabilitas proses
produksi dan penjualan hasil produksi. Pemberdayaan masyarakat yang pada umumnya
dilaksanakan dalam kegiatan community development adalah salah satu upaya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terdekat lokasi produksi.
3. Planet
Triple bottom lines juga menekankan unsur planet (lingkungan) sebagai salah satu hal
penting yang harus diberi perhatian oleh perusahaan. Dikatakan penting karena
lingkungan usaha merupakan sumber daya alam yang mudah sekali tercemar oleh proses
produksi yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu untuk menjaga proses produksi
perusahaan harus memperhatikan kelestarian lingkungan, sehingga tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan juga konflik dengan masyarakat sekitar lokasi produksi.
Sedangkan dari segi branding, perusahaan akan memperoleh citra yang positif dari
kegiatan tersebut. Karena masyarakat akan berfikir bahwa perusahaan mampu memberdayakan
masyarakat sekitar lewat program CSR dalam hal ini desa rempah.
Pelaksanaan CSR diharapkan menciptakan relasi yang harmonis antara perusahaan
dengan masyarakat. Capaian ini diharapkan bersinergi dalam menciptakan citra yang baik bagi
perusahaan. Citra yang baik tersebut merupakan passport yang istimewa bagi perusahaan dalam
mengembangkan dirinya dimasa mendatang.
Manfaat Corporate Social Responsibility
Ada beberapa manfaat dan keuntungan bagi perusahaan bila mengimplementasikan CSR,
yang diantaranya dapat diidentifikasi sebagai berikut [11]:
Pertama, mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima
perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan
mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai
aktivitas yang dijalankan.
Kedua, corporate social responsibility dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu
perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.
Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja
pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten melakukan upaya-
upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyrakat dan
lingkungan sekitarnya.
Keempat, corporate social responsibility yang dilaksanakan secara konsisten akan
mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Kelima, meningkatkan penjualan seperti yang terungkap riset Roper Search Worldwide,
yaitu bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan
yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.
Keenam, insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus
lainnya. Hal ini perlu difikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan
tanggung jawab sosialnya.
Konsep Citra
Salah satu tugas utama public relations adalah membentuk dan menjaga citra. Public
relations melakukan berbagai upaya untuk menjaga hubungan baik dengan publik. Saat ini sudah
banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya membentuk dan menjaga citra yang positif di
tengah publik yang semakin pintar.
Citra positif akan menguntungkan perusahaan, sebaliknya citra yang negatif akan
merugikan perusahaan. Menurut Bill Canton dalam Ardianto [12] mengatakan bahwa Citra
adalah “image : the impression, the feeling, the conception which the public has of company; a
consciously created impression of an object, person or organization” (Citra adalah kesan,
perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu
objek orang atau organisasi).
Pengertian Corporate Image
Definisi citra perusahaan yang diungkapkan oleh Jefkins [13] adalah “citra perusahaan
adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra atas produk maupun
pelayanannya.”
Citra perusahaan merupakan sekumpulan persepsi orang terhadap sebuah organisasi.
Citra dalam persepsi terbentuk melalui indera: penglihatan, suara, aroma, sentuhan, cita rasa, dan
perasaan berdasarkan pengalaman memakai produk, pelayanan, lingkungan usaha maupun
komunikasi perusahaan.
Manfaat Citra Bagi Perusahaan
Firsan Nova [14] mengutip dari pendapat Sutojo, citra perusahaan yang baik dan kuat
mempunyai manfaat-manfaat, yaitu :
a. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (Mid and Long Term
Sustainable Competitive Position).
b. Menjadi perisai selama krisis (an Insurance for Adverse Time).
c. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (Increasing Effectiveness of Marketing
Instruments).
d. Penghematan biaya operasional (Cost Saving).
Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil
berbagai macam keputusan penting, misalnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan
perusahaan (konsumen), berlangganan (pelanggan), membeli saham atau obligasi yang
diterbitkan perusahaan (investor), dan memberikan izin usaha (instansi pemerintah) [15].
2. METODE PENELITIAN
Rencana penelitian ini akan difokuskan di pabrik PT. SIDO MUNCUL yang beralamat
di Jl Soekarno Hatta Km 28 Kec Bergas – Klepu, Semarang- Indonesia dan petani yang
tergabung dalam program “Desa Rempah di Desa Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini mengunakan jenis deskriptif melalui pendekatan
kualitatif dengan metode penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data pokok yang harus dicari melalui sumber-sumber yang terpercaya atau langsung
dari sumbernya. Data sekunder yaitu data yang berasal dari data kepustakaan. Dapat berupa
buku-buku, majalah, berita koran, website resmi PT. Sidomuncul maupun jurnal ilmiah.
Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui wawancara dan observasi yang dilakukan
peneliti dari beberapa informan. Data wawancara didapatkan dari wawancara secara langsung
dengan informan. Data observasi didapatkan penulis dari ikut serta dalam mendampingi
pelatihan cara menanam tanaman obat yang benar kepada petani rempah. Sehingga penulis
mengetahui bagaimana proses CSR desa rempah dilakukan. Selain itu, teknik pengumpulan data
yang dilakukan penulis adalah dengan dokumentasi yang diperoleh oleh penulis dari PT. Sido
Muncul. Dokumentasi berisi foto-foto yang diambil dalam kegiatan desa rempah.
Dalam menganalisa, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengetahui
kesahihan data. Triangulasi data adalah membandingkan informasi yang diterima dari data
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti akan membandingkan hasil wawancara dengan
apa yang terjadi sebenarnya pada hasil pengamatan. Setelah peneliti menghimpun jawaban dari
sumber informasi, selanjutkan peneliti akan membandingkan hasil wawancara dengan keadaan
yang sebenarnya [16].
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif
(interactive models of analysis), seperti diungkapkan oleh Miles dan Huberman [17]. Teknik
analisis data dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah reduksi, penyajian data, kesimpulan/
verifikasi.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian tentang program CSR desa rempah PT. Sido Muncul dideskripsikan
sebagai berikut. Desa rempah merupakan program pemberdayaan masyarakat dari PT. Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, untuk meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat
desa, dengan memanfaatkan dan memaksimalkan lahan yang sudah ada, baik lahan kosong,
lahan yang tidak produktif, ataupun lahan produktif yang memungkinkan tumpang sari dengan
ditanami tanaman obat. Untuk menunjang kegiatan desa rempah para partisipan diberikan bibit
tanaman obat/jamu yang mempunyai nilai ekonomi, juga pembinaan dari PT. Sido Muncul mulai
dari penyuluhan saat tanam, pemeliharaan, hingga panen dan pasca panen.
Dalam implementasi pelaksanaan program CSR desa rempah, PT. Sido Muncul
membentuk dua tim, yang pertama tim komunikasi dan sosialisasi dan yang kedua tim pelaksana
lapangan. Untuk tim komunikasi dan sosialisasi berfungsi untuk mengkomunikasikan program
desa rempah kepada masyarakat yang ada disekitar pabrik. Sedangkan tim pelaksana lapangan
memiliki dua fungsi yaitu yang pertama mengadakan pelatihan penanaman tanaman obat dan
yang kedua fungsinya adalah untuk maintening selama program ini berlangsung semisal dalam
satu tahun tim akan mengadakan kunjungan terus kedesa-desa yang diberi bantuan, melihat
perkembangan tanaman yang ada disana, apakah tumbuh dengan subur atau tidak. Jika ada
keluhan tim langsung memcari solusinya. PT. Sido Muncul juga memiliki tim teknis yang secara
langsung bisa mengatasi atau memberi solusi ketika tanaman tersebut mendapat gangguan hama
atau gangguan yang lainnya.
Bibit tanaman yang akan diberikan ke lima desa dan kelurahan wilayah Kabupaten
Semarang ini tentunya disesuaikan dengan lahan yang akan ditanami agar hasilnya maksimal.
Untuk daerah Ngempon dan Klepu, akan diberikan bibit jahe dan kencur, Bergas Kidul akan
diberikan bibit jahe, sedangkan Karangjati dan Diwak diberikan bibit tanaman obat untuk
intensifikasi pertanian, yaitu sirih, daun katuk, kemangi, pandan, sere, dan daun ungu.
Dikesempatan lain, CEO Sido Muncul mengharapkan juga dengan adanya desa rempah
ini bisa menciptakan wiraswastawan dalam bidang tanaman obat yang bisa mengambil peluang
untuk menjadi pemasok rempah-rempah yang siap produksi. Para petani dari desa rempah
tersebut tidak sekadar memasok bahan baku mentah, tetapi juga diharapkan sudah terolah dalam
bentuk cair (sudah setengah jadi). Bahkan pekerjaan mengeringkan hingga memotong dapat
dikerjakan di luar pabrik.
Masyarakat Bergas Kidul merasa senang dengan adanya program ini karena selain
mendapatkan tambahan pemasukan dan tambahan keterampilan dalam bercocok tanam, mereka
senang menjadi bagian dari kegiatan pelestarian lingkungan. Anggota paguyuban kelompok tani
yang berkumpul dikelurahan tiap kali bibit tanaman obat/rempah sudah diberikan kepada
kelompok tani yang terlibat, saling bercerita mengenai pengalaman menanam tumbuhan
obat/rempah, bahkan terkadang muncul ide-ide baru untuk menanam bibit-bibit tanaman rempah
didepan halaman rumah yang masih belum berfungsi secara maksimal menggunakan planter
bags. Setiap kali selesai panen mereka selalu bersemangat untuk menanam tanaman obat/rempah
lagi dan mengolahnya menjadi bahan produksi setengah jadi. Anggota kelompok tani yang
terlibat juga sedang berusaha menemukan cara untuk membuat bahan baku rempah yang
setengah jadi menjadi bahan baku yang terolah dalam bentuk cair. Seperti yang dijelaskan oleh
John Elington bahwa CSR perusahaan harus dibangun dengan pijakan triple bottom lines dengan
dasar yang seimbang pada aspek keuntungan secara financial (profit), memperhatikan kelestarian
lingkungan (planet), dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat (people) [10].
Implementasi CSR
CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkonstribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,
sosial dan lingkungan [18].
John Elkington mengembangkan konsep triple bottom line menjadi istilah economic
prosperity, environmental quality management dan social justice [10]. Elkington menawarkan
sebuah solusi Sustainable Capitalism untuk merujuk bahwa kapitalisme yang ingin berkelanjutan
haruslah tidak semata-mata meningkatkan shareholder value tetapi harus memperhatikan 3P
(profit, people, dan planet). Artinya suatu kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai
perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable), tetapi juga harus memperhatikan dimensi
sosial (people) dan lingkungan hidup (planet).
Pada pola pelaksanaan CSR terlebih khusus “desa rempah” aspek ini sudah baik karena
sudah mencakup 3 aspek yang ada di triple bottom lines [10] yaitu dari segi :
1. Profit : desa rempah ini menghasilkan keuntungan yang signifikan terhadap perusahaan
karena perusahaan memberi bibit kepada masyarakat yang dalam penanaman dan
pemeliharaan perusahaan tidak terlibat sehingga tidak mengeluarkan dana untuk
membayar sewa tanah dan pekerja. Kemudian hasilnya akan dibeli kembali oleh
perusahaan.
2. People : perusahaan memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan berupa
giat-giat menanam tanaman jamu yang baik serta dengan hal itu bisa memberikan
kesejahteraan untuk masyarakat sekitar yang terlibat.
3. Planet atau Lingkungan Hidup : perusahaan tidak memberikan limbah yang berbahaya
karena dalam proses pemupukan jamu menggunakan pupuk organic yang aman untuk
lingkungan.
Sedangkan dari segi branding, perusahaan akan memperoleh citra yang positif dari
kegiatan tersebut. Karena masyarakat akan berfikir bahwa perusahaan mampu memberdayakan
masyarakat sekitar lewat program CSR dalam hal ini desa rempah.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari program ini diantaranya perusahaan
mendapatkan akses lebih mudah untuk menjalin hubungan baik dengan stakeholder, melalui
kegiatan ini semakin terbuka jalan untuk bekerjasama dengan institusi pemerintah dalam
program-program lainnya, meningkatkan rasa memiliki (bangga) dalam diri karyawan karena
perusahaan dimana dia bekerja adalah perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan. Keuntungan ekonomi juga dirasakan oleh perusahaan karena dengan
adanya kerjasama antara perusahaan dan mitra binaan, perusahaan memiliki unit bahan produksi
utama rempah demi efesiensi waktu dan biaya rempah yang lebih murah.
Program CSR desa rempah dari PT. Sido Muncul telah menjalankan prinsip 3P - profit,
people, dan planet. Selain memperoleh keuntungan bagi perusahaan sendiri, perusahaan juga
berkomitmen terhadap kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan [10].
Lima Pilar Aktivitas CSR (Princes of Wales International Business Forum)
1. Building Human Capital
Melalui program CSR desa rempah, perusahaan berusaha membangun kesepahaman
dengan masyarakat bahwa lahan tidur memerlukan perlakuan khusus supaya tidak sia-sia
dan dapat membantu perekonomian masyarakat.
2. Strengthening Economic
Program CSR desa rempah merupakan program CSR yang sangat nyata dampaknya
dalam memperkuat kualitas ekonomi masyarakat. Program yang dilanjutkan dengan
kerjasama antara perusahaan dengan kelompok tani yang berada disekitar pabrik Sido
Muncul tersebut mendatangkan keuntungan yang cukup besar untuk publiknya.
3. Assesing Social Chesion
Perusahaan dituntut untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitarnya agar
tidak menimbulkan konflik. PT. Sido Muncul berusaha menjaga keharmonisan dengan
masyarakat diantaranya dengan mengkonsultasikan mengenai jenis tanamanan rempah,
harga, dan cara pengolahan setiap jenis tanaman obat/rempah hingga menjadi barang
setengah jadi siap produksi.
4. Encouraging Good Governance
Kelola bisnis suatu perusahaan berpengaruh pada cara pandang masyarakat terhadap
perusahaan tersebut. Perusahaan dengan manajemen yang tidak baik erat hubungannya
dengan masalah internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Jika kondisi internal
perusahaan baik, maka output dari perusahaan itu pun akan baik [10].
` Tata kelola yang baik harus diupayakan dalam mengelola aktivitas eksternal perusahaan
seperti program CSR. Berdasarkan penilaian masyarakat, PT. Sido Muncul telah
melakukan pengelolaan (organisir) program CSR dengan baik. Perusahaan mengemas
program CSR dengan program desa rempah yang sangat berguna bagi masyarakat. Selain
itu perusahaan juga mengusahakan supaya kegiatan CSR ini berkelanjutan.
5. Protecting the Environment
Program CSR desa rempah merupakan partisipasi perusahaan dalam upaya pelestarian
lingkungan juga sebagai program untuk menarik perhatian masyarakat dan
menumbuhkan citra positif perusahaan. Pelanggan akan lebih menyukai produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya
terhadap masyarakat dan lingkungan hidup sehingga memiliki citra dan reputasi yang
baik [19].
Pelaksanaan kelima pilar ini secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
citra perusahaan dimata masyarakat. Menerapkan kelima pilar tersebut dalam melaksanakan
program CSR, menghindarkan perusahaan dari tuduhan bahwa perusahaan melaksanakan
program CSR hanya sebagai tameng atau kegiatan cari muka bukan kegiatan yang bertujuan
mengurangi beban masyarakat [10]. Pada dasarnya kelima pilar ini bermanfaat bagi perusahaan
maupun masyarakat. Jadi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan CSR yang bertanggung jawab
dan memberi manfaat bagi masyarakat mampu mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap
perusahaan sehingga berpotensi untuk meningkatkan citra positif perusahaan dibenak
masyarakat.
Manfaat Program CSR
Meskipun program CSR dirancang untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat,
namun manfaat program CSR juga dirasakan oleh perusahaan. Keuntungan yang dapat di
rasakan secara langsung oleh perusahaan sebagai berikut :
1. Reduces Risk and Accusations of Irresponsible Behaviour
Reduces Risk and Accusations of Irresponsible Behaviour yaitu mengurangi risiko dan
tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Perusahaan yang
menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan
luas dari komunitas yang merasakan manfaat berbagai aktivitas yang dijalankannya [10].
Program CSR ini telah membantu perusahaan menjalin satu kesepahaman yang pada
jangka panjang akan berbuah berupa dukungan untuk perusahaan dari komunitas yang
merasakan manfaat dari kegiatan CSR ini.
2. Helps Cushion and Vaccinate During Time of Crisis
Helps Cushion and Vaccinate During Time of Crisis yaitu berfungsi sebagai pelindung
dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis
[10]. Krisis yang kemungkinan munculnya paling besar adalah peningkatan jumlah
permintaan produk yang mengakibatkan menambahnya jumlah bahan produksi. PT. Sido
Muncul menyikapi kondisi tersebut dengan cermat sehingga munculah suatu program
CSR desa rempah yang mengajak kelompok tani disekitar pabrik Sido Muncul untuk
aktif dalam penanaman tanaman obat/rempah.
3. Enhances Employee Engagement and Pride
Enhances Employee Engagement and Pride yaitu keterlibatan dan kebanggaan
karyawan. Dalam setiap program CSR keterlibatan karyawan terutama bagian marketing
dari manajer Marketing hingga orang lab di RnD (Research and Development). Orang lab
di RnD pun ikut serta dalam pelaksanaan program CSR.
4. Improve Relations with Stakeholder
Improve Relations with Stakeholders yaitu CSR yang dilakukan secara konsisten akan
mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan
stakeholdernya [10]. CSR yang berkelanjutan tentu akan membawa manfaat bagi
masyarakat, meringankan tugas stakeholder tertentu seperti Pemerintah Desa Bergas
Kidul dalam mensosialisasikan program desa rempah, juga bagi perusahaan mendapatkan
penilaian positif serta keuntungan finansial.
5. Sales Increase
Sales Increase yaitu kegiatan CSR berfungsi secara tidak langsung untuk meningkatkan
penjualan [10]. Misalnya dengan program desa rempah di desa-desa sekitar pabrik Sido
Muncul, para pedagang warung jamu atau warung biasa secara tidak sadar mendapat
stimulan untuk menjual produk Sido Muncul di warung jamunya setelah melihat antusias
warga ketika menerima freedrink produk Sido Muncul seperti Kuku Bima.
6. Other Incentive (Tax, Preferred, Treatment)
Other Incentive (Tax, Preferred, Treatment) yaitu insentif-insentif lainnya misalnya,
pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong
perusahaan lebih giat lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya. Di lain pihak, ini
dapat meredam konflik sosial secara terstruktural dan ekonomi antara perusahaan dengan
stakeholder yang ada [10]. PT. Sido Muncul telah membayarkan pajak kepada
pemerintah menurut UU perpajakan yang telah ditetapkan.
Pemaparan tersebut menggambarkan bahwa Dukungan Pemerintah Kabupaten Semarang
membuka jalan bagi perusahaan untuk mengadakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten
Semarang dalam program CSR lainnya untuk kedepannya. Dengan kerjasama yang baik antara
PT. Sido Muncul dengan Pemerintah Kabupaten Semarang secara tidak langsung akan
memperlancar izin usaha dan pajak.
Strategi Public Relations dan CSR PT. Sido Muncul
Dalam kegiatan CSR, public relations PT. Sido Muncul berperan menjalankan
komunikasi yang baik dengan media maupun publik. Public relations PT. Sido Muncul berperan
sebagai perencana dan pelaksana program CSR. Pelaksanaan program CSR membutuhkan
strategi komunikasi yang baik supaya pesan dari kegiatan tersebut dapat diterima khalayak
dengan baik. Public relations bertugas merancang strategi komunikasi dan melaksanakan strategi
tersebut. Setelah selesai menyusun konsep dari program CSR, public relations perusahaan
bertugas mempublikasikan program tersebut kepada publik. Kegiatan publikasi yang dilakukan
antara lain :
1. Membuat press release untuk mempermudah penyampaian materi informasi kepada
media massa. Media relations menjaga hubungan baik dengan media maupun pengelola
media berguna untuk menjaga image dan reputasi perusahaan di mata stakeholder.
2. Menggunakan WEB sebagai sarana publikasi.
3. Sosialisasi dan pelatihan penanaman tanaman rempah.
Komunikasi merupakan kunci keberhasilan program public relations. Pengkomunikasian
pesan suatu program yang tepat sasaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan
program tersebut. Mengkomunikasikan program CSR tidak semudah mengkomunikasikan
program public relations lainnya. Di Inggris, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Dawkins [20] ditemukan bahwa kegiatan komunikasi pada umumnya akan memunculkan
sinisme publik, dan ini ditunjukkan dengan 70% publik yang berpendapat bahwa pelaku
perdagangan dan industri tidak memberikan cukup perhatian pada kegiatan-kegiatan tanggung
jawab sosial. Usaha publisitas dilakukan sebagai bentuk komunikasi untuk meningkatkan
performa perusahaan. Mengkomunikasikan berbagai keunggulan dan kelebihan perusahaan yang
bermanfaat pada peningkatan performa dan reputasi perusahaan dimata stakeholders merupakan
tugas dari public relations [21].
Langkah selanjutnya yang dilakukan public relations adalah melaksanakan program
CSR. Dalam program CSR desa rempah, public relations turun ke lapangan langsung untuk
melaksanakan program ini. Sebagai evaluasi, setelah program selesai public relations
bertanggung jawab menyusun laporan kepada manajemen mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan serta melaporkan pengaruh hubungan perusahaan dengan publiknya. Biasanya
evaluasi dilakukan per minggu untuk mendengarkan keluhan-keluhan yang diutarakan
masyarakat. Dan untuk evaluasi besarnya biasanya diadakan setiap satu tahun sekali. Sehingga
manajemen mengetahui secara jelas manfaat dari program tersebut baik bagi publik juga bagi
masyarakat. Setiap program CSR yang dirancang juga diarahkan untuk pembentukan image serta
reputasi perusahaan yang positif di mata publiknya. Public relations perusahaan telah berusaha
melakukan proses perencanaan, komunikasi, eksekusi, dan evaluasi secara terstruktur.
Citra Perusahaan PT. Sido Muncul Melalui Program Corporate Social Responsibility Desa
Rempah
Salah satu tugas utama public relations adalah membentuk dan menjaga citra. Public
relations melakukan berbagai upaya untuk menjaga hubungan baik dengan publik. Saat ini sudah
banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya membentuk dan menjaga citra yang positif di
tengah publik yang semakin pintar.
Citra positif akan menguntungkan perusahaan, sebaliknya citra yang negatif akan
merugikan perusahaan. Proses terbentuknya citra perusahaan menurut Hawkins et all sebagai
berikut [22]:
1. Tahap exposure. Pada tahap ini publik mengetahui (melihat dan mendengar) upaya yang
dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan [22]. Dalam hal ini tidak
selamanya publik menyadari bahwa perusahaan sedang membentuk citra, terutama jika
kegiatan perusahaan dikemas dalam program yang tidak menonjolkan penjualan seperti
CSR. Program CSR pada dasarnya tidak boleh ditumpangi kegiatan promosi, namun
bagaimanpun setiap program yang membawa atribut produk akan menjadi kegiatan
promosi meskipun hal tersebut tidak dimaksudkan demikian.
2. Tahap Attention. Setelah melihat dan mendengar adanya niat positif dari PT. Sido
Muncul bagi masyrakat khususnya yang bekerja sebagai petani melalui program CSR
desa rempah, publik mulai menaruh perhatian kepada program CSR perusahaan.
3. Tahap Comprehensive. Langkah selanjutnya adalah tergantung pada usaha perusahaan
dalam menampilkan diri dan meyakinkan publik bahwa program CSR yang mereka buat
akan bermanfaat bagi publik. Pada tahap comprehensive ini PT. Sido Muncul berusaha
memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat di 5 desa yang berada
disekitar pabrik Sido Muncul mengenai program CSR desa rempah yang dilakukan oleh
PT. Sido Muncul sebagai usaha pemberdayaan masyarakat.
4. Tahap Image. Citra tebentuk dari akumulasi persepsi yang terbentuk mulai dari tahap
exposure hingga comprehensive [22]. Publik harus memiliki pengalaman bersama
perusahaan atau produk sebagai syarat terbentuknya citra. Pada tahap ini akumulasi
persepsi publik dari program CSR desa rempah terbentuk.
Sedangkan terhadap program CSR desa rempah PT. Sido Muncul publik menilai
perusahaan sebagai berikut:
1. Perusahaan memiliki kemauan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
2. Perusahaan memiliki kepedulian terhadap lingkungan juga terhadap masyarakat.
3. Perusahaan memperhatikan kesejahteraan ekonomi buruh tani yang tinggal disekitar
kawasan pabrik Sido Muncul.
4. Perusahaan memberikan bantuan kepada daerah-daerah tersebut.
5. Tahap Behavior. Ada bermacam-macam perilaku publik. Dengan citra positif sebagai
acuan maka perilaku yang muncul adalah perilaku-perilaku positif seperti dukungan
terhadap perusahaan, keikutsertaan obyek dalam program-program yang diadakan
perusahaan hingga keputusan membeli serta menggunakan produk ataupun jasa dari
perusahaan tersebut. Citra negatif akan memunculkan perilaku-perilaku negatif seperti
penolakan terhadap program-program yang diadakan perusahaan. Untuk itu setiap
perusahaan harus berusaha menjaga dan mengembangkan citra positif di mata masyarakat
khusunya dimata publiknya. Citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku
publik sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan [22]. PT. Sido Muncul melalui
program CSR yang dilaksanakannya mendapat penilaian positif dari publiknya, yang
akan mempengaruhi tingkah laku positif publik kepada perusahaan. Perilaku positif
contohnya pembelian produk dan dukungan terhadap program CSR dan perusahaan.
Program CSR desa rempah ini memiliki kelebihan yaitu program ini dilaksanakan
berkelanjutan. Keberlanjutan program ini merupakan modal bagi terbentuknya citra positif
perusahaan, karena ada tindak lanjut dari pelaksanaan program tersebut yang menguntungkan
masyarakat. Perusahaan memikirkan kepentingan masyarakat dan kelompok tani yang terlibat
dengan menjadi pasar bagi hasil panen mereka. Bagi produsen berskala kecil seperti masyarakat
dan kelompok tani sangat sulit menciptakan pasar, namun dengan adanya perusahaan yang mau
menampung dan memberli hasil produksi, akan mengurangi resiko kerugian produsen. Disinilah
niat baik perusahaan semakin tampak dan efektif untuk membentuk citra positif perusahaan.
Perusahaan berhasil menampilkan diri sebagai perusahaan yang dapat dipercaya karena
telah melakukan kegiatan dengan baik dan benar (tidak ada tujuan negatif) dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Perusahaan juga berusaha
menyakinkan masyarakat bahwa produknya aman untuk dikonsumsi, dan masyarakat sangat
antusias ketika perusahaan membagikan produk kepada mereka. Melalui program CSR PT. Sido
Muncul juga berhasil menanamkan nilai-nilai positif yang dimiliki perusahaan di benak
masyarakat, seperti budaya hidup sehat, peduli lingkungan, tanggap terhadap konsumen, dan lain
sebagainya. Masyarakat mendapati nilai-nilai tersebut melalui program CSR. Tidak lupa dalam
setiap kesempatan perusahaan membubuhkan indentitasnya sebagai salah satu bentuk soft
marketing guna meningkatkan brand awareness di benak masyarakat. Mengirimkan kekuatan
emosional melalui program CSR kepada masyarakat memudahkan menggerakkan hati dan
pikiran sehingga mempermudah perubahan tingkah laku masyarakat.
Citra positif perusahaan di mata masyarakat berperan bagi kemajuan, perkembangan, dan
eksistensi perusahaan. Oleh karena itu program CSR penting untuk dilakukan oleh setiap
perusahaan [14].
4. KESIMPULAN
Program corporate social responsibility (CSR) “Desa Rempah” merupakan suatu bentuk
dari strategi membangun corporate image yang dilakukan oleh public relations PT. Sido
Muncul. Strategi yang dilakukan public relations PT. Sido Muncul dalam membangun corporate
image melalui kegiatan CSR desa rempah dengan cara melakukan program pemberdayaan
masyarakat. Program ini dilakukan dengan cara memanfaatkan dan memaksimalkan lahan yang
sudah ada, baik lahan kosong, lahan yang tidak produktif, ataupun lahan produktif yang
memungkinkan tumpang sari dengan ditanami tanaman obat. Untuk menunjang kegiatan desa
rempah para partisipan diberikan bibit tanaman obat/jamu yang mempunyai nilai ekonomi, juga
pembinaan dari PT. Sido Muncul mulai dari penyuluhan saat tanam, pemeliharaan, hingga panen
dan pasca panen. Supaya program CSR desa rempah ini berjalan secara maksimal, public
relations PT. Sido Muncul membentuk dua tim, yang pertama tim komunikasi dan sosialisasi
berfungsi untuk mengkomunikasikan program desa rempah kepada masyarakat yang ada
disekitar pabrik dan yang kedua tim pelaksana lapangan memiliki dua fungsi yaitu yang pertama
mengadakan pelatihan penanaman tanaman obat dan yang kedua fungsinya adalah untuk
maintening selama program ini berlangsung. Persoalan mendasar dalam pelaksanaan program
CSR desa rempah adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat lokal dan pemerintah.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] http://ilmukomunikuaci.blogspot.co.id/2013/03/peran-pr-dalam-implementasi-csr.html.
[2] http://ilmukomunikuaci.blogspot.co.id/2013/03/peran-pr-dalam-implementasi-csr.html.
[3] Budiono, Tri. 2011. Hukum Perusahaan. Salatiga: Griya Media.
[4] Maggie, Rein. 2008. Strategi Membangun Citra Ramayana Mall Tamansari Salatiga
Melalui Corporate Social Responsibility. Salatiga: Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Satya Wacana.
[5] Sulistiani, Agata Tri. 2010. Penerapan Program Corporate Social Responsibility PT.
Marimas Putra Kencana Dalam Pembentukan Citra Perusahaan. Salatiga: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
[6] Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing (Media Public Relations
Membangun Citra Korporat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[7] Jefkins, Frank. 2004. Public Relations, Edisi Kelima. Jakarta: PT. Erlangga.
[8] Ruslan, Rosady, S.H. 2001. Manajemen Humas & Manajemen Komunikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
[9] Siagian, Sondang P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
[10] Ancok, Djamaludin. 2005. Investasi Sosial. Jakarta : La Tofi Enterprise.
[11] Susanto, A.B. 2009. Reputations-Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta: PT.
Erlangga.
[12] Adrianto, Elvinaro. 2011. Efek Kedermawaan Pebisnis dan CSR. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
[13] Jefkins, Frank. 1996. Essential of A Public Relations. Singapore : Heinemann Asia.
[14] Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations: Strategi Public Relations Menghadapi
Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali
Pers.
[15] Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
[16] Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS.
[17] Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif.
Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
[18] Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
[19] Susanto, A.B. 2007. Corporate Social Resposibility. Jakarta: The Jakarta Consulting
Group.
[20] Dawkins, J. 2004. Corporate Social Responsibility: The Communication Challenge.
Journal of Communication Management 9 (2)
[21] Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
[22] Hawkins, Jenny. 2005. Corporate Social Responsibility: Creating a Competitive
Advantage. Journal of Communication Management, Vol. 9 No.2.