1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film komedi adalah salah satu “genre” film yang selalu mendapat perhatian
besar dari para penggemarnya. Dalam setiap penayangannya, film komedi
senantiasa mampu menghibur para penonton dengan cerita komedi yang “segar”.
Cerita komedi yang dapat menghadirkan gelak-tawa atau kelucuan memang selalu
ditunggu-tunggu oleh para penonton. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
apabila film komedi selalu mendapat rating atau peringkat tertinggi sebagai acara
terfavorit, baik di TV maupun di bioskop.
Di Indonesia, film komedi juga merupakan salah satu “genre” film yang
sangat digemari. Pada tahun 70-an, film komedi seperti ‘Biang Kerok’, yang
dibintangi oleh Benyamin Suaeb mampu meraih kesuksesan, dengan sekaligus
mengangkat namanya sebagai salah satu aktor komedi Betawi yang terkenal pada
zamannya. Pada era 80-an film komedi ‘Maju Kena Mundur Kena’, yang
dibintangi oleh trio komedian WARKOP DKI (Dono, Kasino, dan Indro) juga
mampu merengkuh kesuksesan sehingga membuat nama dan karya-karya mereka
masih dikenang dan diputar di beberapa stasiun TV sampai sekarang. Hal ini
menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Indonesia terhadap film-film
bertemakan komedi dirasakan masih sangat tinggi.
Di dunia barat, seperti di Hollywood Amerika Serikat, film komedi telah
berkembang lebih awal daripada di Indonesia. Di Hollywood perkembangan film
komedi dipelopori oleh seorang aktor komedi kenamaan dunia yang terkenal
2
dengan nama panggung Charlie Chaplin pada tahun 30-an. Berikutnya, memasuki
abad ke-21, film komedi semakin berkembang pesat di Amerika Serikat, di
antaranya yang terkenal, yaitu ‘Home Alone’, ‘Ace Ventura: Pet Detective’,
‘George of The Jungle’, dan masih banyak lagi yang lainnya. Perkembangan film
komedi yang cukup pesat di Hollywood juga turut serta memopulerkan beberapa
nama aktor film komedi, di antaranya Jim Carrey dan Eddie Murphy.
Eksistensi dan kepopuleran film komedi dari zaman ke zaman memang tidak
dapat disangsikan. Film komedi sebagai salah satu “genre” film memang
memiliki ciri khusus. Hal tersebut tampak pada dialognya yang lebih menekankan
pada improvisasi atau penjiwaan di luar dialog skenario daripada harus selalu
berpatokan pada dialog dalam cerita skenario. Hal ini dilakukan karena komedi
adalah suatu hal yang muncul secara spontan dan tidak mutlak harus selalu
terpaku pada dialog dalam cerita skenario. Ciri khusus tersebut merupakan aset
atau kekayaan yang harus dapat dipertahankan. Apabila ciri khusus tersebut dapat
dipertahankan dengan baik, maka film komedi akan selalu mendapat tempat di
hati para penggemarnya.
Dalam film komedi, khususnya film komedi berbahasa Inggris, ciri khusus
yang juga dapat dilihat adalah kekhasan pada bahasa dialog atau percakapannya.
Dialognya dibangun oleh tuturan yang ringan dan santai dengan lebih banyak
menggunakan ragam bahasa tidak resmi serta dipadukan dengan penggunaan
kata-kata yang mengandung ungkapan gaul atau populer (slang). Hal ini secara
tidak langsung dapat membuat para aktor, aktris, dan para penonton mudah
mengerti dan merasa terhibur. Fakta ini membuktikan bahwa dialog dalam film
3
komedi berbahasa Inggris yang terdiri atas bermacam-macam tuturan telah
mampu membangun kesepahaman dalam berkomunikasi. Prinsip kesepahaman
sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi karena dapat membina hubungan yang
baik antara penutur dan petutur.
Film komedi berbahasa Inggris merupakan salah satu contoh situasi tutur
yang menuntut, baik penutur maupun petuturnya agar dapat memahami konteks
tuturan dengan baik. Tujuannya, agar hal-hal ‘berbau’ komedi dapat dimunculkan.
Pemahaman terhadap konteks tuturan yang tidak baik dapat menyebabkan
kesalahpahaman sehingga cerita menjadi kurang begitu menarik dan menghibur.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah teori yang dapat menjembatani permasalahan
tersebut. Dalam hal ini, teori yang relevan dalam menyelaraskan pemahaman
penutur dan petutur dalam situasi tutur film komedi berbahasa Inggris adalah teori
tindak tutur.
Tindak tutur menampilkan tuturan sebagai bagian dari penggunaan bahasa
yang memiliki tujuan berupa makna gagasan secara sosial (Saeed, 2000: 203).
Oleh karena itu, tuturan dalam bahasa yang digunakan tidak hanya dapat
dipahami konteksnya secara personal oleh penutur, tetapi harus pula dapat
dimengerti oleh petutur dalam hubungan komunikasi sosial. Melalui teori tindak
tutur, diharapkan hambatan dalam menyampaikan makna gagasan dalam
berkomunikasi dapat diatasi. Dengan demikian, komunikasi dapat berjalan lancar
dan sesuai dengan harapan.
Dalam tindak tutur, keberhasilan sebuah komunikasi sangat ditentukan oleh
kemampuan petutur untuk memahami bentuk dan konteks tuturan (Cook, 2005:
4
35). Untuk memahami hal tersebut, dibutuhkan pengetahuan tentang kondisi
psikologis dan ruang lingkup kehidupan sosial. Kondisi psikologis pada umumnya
dapat menggambarkan ekspresi perasaan penutur yang kemudian dituangkan
melalui tuturan kepada petutur. Ruang lingkup kehidupan sosial adalah tempat
dan waktu terjadinya interaksi sosial. Penutur akan menyesuaikan konteks
tuturannya berdasarkan tempat dan waktu tuturan itu dituturkan kepada petutur.
Dengan demikian, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi psikologis dan
ruang lingkup kehidupan sosial merupakan dua buah faktor penting yang dapat
menentukan sukses atau tidaknya sebuah komunikasi.
Film ‘Ace Ventura: When Nature Calls’ adalah salah satu film komedi
berbahasa Inggris yang cukup dikenal di dunia pada tahun 1995. Dialog pada film
ini santai dan ringan karena ragam bahasa yang digunakan umumnya adalah
ragam bahasa Inggris tidak resmi dengan beberapa penggunaan slang. Tuturan
yang digunakan sangat komunikatif dan mudah dipahami sebab mengacu pada
konteks pembicaraan berkisar kehidupan sehari-hari, yakni tentang kehidupan
binatang. Di samping itu, cerita yang ditampilkan juga menarik, yakni
mengisahkan kehidupan seorang detektif konyol yang berusaha memecahkan
misteri penculikan hewan. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah dalam
film ini terdapat beberapa dialog yang menggunakan makna tuturan yang saling
berlawanan untuk menyatakan atau mengungkapkan hal-hal yang ‘berbau’
komedi. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor tersebut, maka peneliti
berpandangan bahwa film ‘Ace Ventura: When Nature Calls’ layak diangkat
sebagai objek permasalahan dalam penelitian ini.
5
Penelitian tentang tindak tutur dalam film komedi berbahasa Inggris dengan
judul ‘Ace Ventura: When Nature Calls’ belum ada yang melakukan walaupun
aspek lain bidang kebahasaan yang menyinggung tindak tutur dan komedi telah
banyak dilakukan oleh para peneliti Indonesia, khususnya dari sejumlah
mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Misalnya, Elfiando (2000),
Winarni (2002), Netra (2005), Citrawati (2006), Simpen (2008), Wulantari
(2009), dan Redjasa (2011) serta dari peneliti luar, misalnya Astuti (2001).
Pembahasan selengkapnya mengenai beberapa penelitian yang berkenaan dengan
tindak tutur dan komedi disajikan pada Bab II, dengan judul Kajian Pustaka,
Konsep, Landasan Teori, dan Model Penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Pada bagian latar belakang telah disebutkan bahwa dalam film komedi
terdapat dialog yang mengandung tuturan. Kesepahaman dalam dialog film
komedi dapat terwujud melalui pemahaman yang baik dari penutur dan petutur
terhadap konteks tuturan. Tindak tutur merupakan aspek yang berperan besar di
dalam mewujudkan kesepahaman antara penutur dan petutur sehingga
kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat dihindari.
Berpangkal dari permasalahan tersebut, maka masalah umum yang muncul
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Apa sajakah jenis tindak tutur yang terdapat dalam film komedi berbahasa
Inggris Ace Ventura: When Nature Calls ?
6
(2) Apakah fungsi tindak tutur dalam film komedi berbahasa Inggris Ace Ventura:
When Nature Calls ?
(3) Apakah makna tindak tutur dalam film komedi berbahasa Inggris Ace
Ventura: When Nature Calls ?
(4) Jenis-jenis implikatur percakapan apa sajakah yang terdapat dalam film
komedi berbahasa Inggris Ace Ventura: When Nature Calls ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, tujuan penelitian ini dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tiap-tiap tujuan
penelitian diuraikan sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menemukan, mendeskripsikan,
dan menganalisis kekhasan tindak tutur dalam bentuk dialog yang terdapat dalam
film komedi berbahasa Inggris ‘Ace Ventura: When Nature Calls’. Kekhasan
tuturan dialog tersebut meliputi jenis tindak tutur yang dipakai dalam film komedi
AVWNC, fungsi dan makna tindak tutur serta jenis impikatur percakapan dalam
tuturan tersebut dalam film komedi AVWNC. Kekhasan tersebut dipaparkan
secara lebih jelas pada tujuan khusus penelitian ini.
7
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara
tuturan dalam film komedi berbahasa Inggris AVWNC membangun kesepahaman
terhadap konteks tuturan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
mendeskripsikan peran teori tindak tutur dan implikatur percakapan terhadap
tuturan penutur dan petutur dalam film komedi AVWNC yang meliputi:
(a) jenis tindak tutur berdasarkan teori tindak tutur;
(b) fungsi tindak tutur;
(c) makna tindak tutur;
(d) jenis implikatur percakapan dalam prinsip kerja sama.
1.4 Ruang Lingkup
Berkenaan dengan permasalahan di atas, maka ruang lingkup pada penelitian
ini meliputi beberapa hal sebagai berikut.
(a) Analisis pemakaian jenis tindak tutur dalam film komedi berbahasa Inggris
AVWNC berdasarkan teori tindak tutur, yaitu:
i) pemakaian tindak tutur berdasarkan jenis kalimatnya, yakni tindak tutur
langsung (direct speech act) dan tindak tutur tidak langsung (indirect speech
act);
ii) pemakaian tindak tutur berdasarkan fungsinya, yakni representatif
(representatives), direktif (directives), komisif (commissives), ekspresif
(expressives), dan deklaratif (declaratives).
8
iii) pemakaian tindak tutur berdasarkan maknanya, yakni tindak lokusi
(locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi
(perlocutionary act);
(b) Analisis tentang bagaimana fungsi tindak tutur representatif, direktif, komisif,
ekspresif, dan tindak tutur deklaratif.
(c) Analisis tentang bagaimana makna tindak tutur lokusi, ilokusi, dan tindak tutur
perlokusi.
(d) Analisis penggunaan jenis implikatur percakapan dalam prinsip kerja sama
(conversational implicature) yang terdiri atas penggunaan empat jenis
maksim, yaitu penggunaan maksim hubungan (maxim of relevance),
penggunaan maksim kualitas (maxim of quality), penggunaan maksim
kuantitas (maxim of quantity), dan penggunaan maksim cara (maxim of
manner).
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil, yang
dapat diklasifikasikan atas manfaat teoretis dan manfaat praktis. Tiap-tiap manfaat
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.5.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan para peneliti bahasa di bidang kajian pragmatik, khususnya bagi
mereka yang berminat menekuni bidang kajian tindak tutur dan implikatur
9
percakapan dalam bahasa Inggris. Penelitian ini menjelaskan beberapa hal penting
dalam teori tindak tutur dan implikatur percakapan, di antaranya pentingnya
pemahaman konteks tuturan dalam berkomunikasi dan pentingnya
mengedepankan prinsip kerja sama dalam berkomunikasi. Pemahaman terhadap
konteks tuturan dalam berkomunikasi sangat penting karena dalam konteks
tuturan terkandung pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki, baik
oleh penutur maupun petutur. Pengetahuan latar belakang ini kemudian digunakan
sebagai rujukan bagi petutur untuk dapat menafsirkan makna tuturan. Di sisi lain,
dalam berkomunikasi prinsip kerja sama juga sangat dibutuhkan karena prinsip ini
dapat mengatur komunikasi penutur dan petutur agar makna tuturan tidak keluar
dari konteksnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat
luas, terutama bagi mereka yang menaruh perhatian besar pada dunia pendidikan
dan pengajaran bahasa Inggris melalui cerita “bergenre” komedi. Dalam
penelitian ini dikaji permasalahan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa
Inggris, di antaranya permasalahan yang menyangkut pemahaman tentang tata
bahasa, makna kata, dan makna kalimat. Pemahaman tentang tata bahasa meliputi
pemahaman tentang penggunaan keaspekan atau tense yang menitikberatkan pada
perubahan verba berdasarkan waktu. Keaspekan atau tense ini dapat memberikan
sebuah pedoman atau aturan baku tentang kapan dia dapat digunakan dan kapan
dia tidak dapat digunakan sehingga pada praktiknya, baik para pengajar maupun
10
para pelajar bahasa Inggris dapat mengurangi risiko kesalahan. Pemahaman
tentang makna kata dan kalimat meliputi persesuaian makna kata dan kalimat
berdasarkan konteks pembicaraan. Pemahaman tentang makna kata dan kalimat
dapat digunakan sebagai pijakan bahwa makna suatu kata dan kalimat dalam
bahasa Inggris tidak hanya dapat diartikan secara harfiah, tetapi juga harus dapat
dimaknai berdasarkan konteks pembicaraannya. Dengan demikian, para pengajar
dan pelajar bahasa Inggris diharapkan dapat lebih memaknai makna kata dan
kalimat secara kontekstual sehingga makna yang muncul dapat lebih berterima.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL
PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah kajian terhadap penelitian mutakhir sebelumnya yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian ini, beberapa
penelitian yang relevan dengan tindak tutur dan komedi diuraikan. Penelitian-
penelitian itu diuraikan sebagai berikut.
Elfiando (2000), dalam tesisnya yang berjudul “Pasambahan Mananti
Marapulai di Kota Madya Solok: Sebuah Kajian Tindak Tutur” menyatakan
bahwa terdapat beberapa komponen tindak tutur dalam penelitian itu. Penelitian
Elfiando menggunakan metode penelitian kualitatif. Komponen tersebut, yakni
makna tindak lokusi, makna atau tindak ilokusi, dan makna atau tindak perlokusi.
Dalam penelitian itu juga ditemukan jenis tindak tutur langsung, tindak tutur tidak
langsung, tindak tutur literal, tindak tutur tidak literal, serta beberapa kombinasi di
antara keempat tindak tutur tersebut yang menghasilkan tindak tutur langsung
literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan
tindak tutur tidak langsung tidak literal.
Penelitian Elfiando dengan penelitian “Tindak Tutur dalam Film Komedi
Berbahasa Inggris Ace Ventura: When Nature Calls” memilki beberapa
persamaan dan perbedaan. Persamaan yang paling mendasar adalah kedua
penelitian sama-sama menggunakan teori tindak tutur sebagai landasan utama
teori penelitian. Sebaliknya, perbedaannya terletak pada cakupan teori penelitian.
12
Secara umum Elfiando hanya menggunakan teori tindak tutur untuk menemukan
jenis tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi, sedangkan penelitian “Tindak
Tutur dalam Film Komedi Berbahasa Inggris Ace Ventura: When Nature Calls”
cakupan teori penelitian tindak tuturnya lebih luas, yaitu tidak hanya untuk
menemukan ketiga jenis tindak tutur seperti yang dilakukan Elfiando, tetapi juga
untuk menemukan fungsi tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif,
dan fungsi tindak tutur deklaratif.
Astuti (2001), melakukan penelitian berjudul “Tindak Tutur: Sorotan
terhadap Cerita Bergambar untuk Anak-anak”. Data pada penelitian itu bersumber
dari cerita bergambar, sedangkan penganalisisan korpus data dilakukan
berdasarkan teori dan konsep pragmatik. Penelitian itu khusus membahas jenis
dan fungsi tuturan yang digunakan dan manfaat tindak tutur tertentu dalam buku
cerita. Penelitian itu dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif yang
disajikan secara deskriptif. Hasil temuan dalam penelitian itu, yaitu (1) tuturan
didominasi oleh narator dengan modus tuturan yang umumnya berupa berita dan
berupa tuturan langsung dengan fungsi tuturan yang umumnya konstatif; (2)
terdapat korelasi antara beberapa hal, yaitu tuturan narator dengan modus berita
dan tuturan narator dengan fungsi konstatif; (3) jenis tuturan yang mendominasi
adalah tindak tutur langsung literal. Informasi penting yang dapat diperoleh dari
penelitian Astuti adalah mengenai data penelitian yang dideskripsikan secara
kuantitatif sehingga memudahkan peneliti untuk mengkaji jenis tindak tutur atau
modus tuturan yang membangun tuturan tersebut. Persamaan penelitian Astuti
dengan penelitian ini terletak pada teori tindak tutur yang digunakan, sedangkan
13
perbedaannya terdapat pada objek dan metode penelitian. Astuti menggunakan
objek penelitian berupa cerita bergambar untuk anak-anak, sedangkan penelitian
ini menggunakan film komedi berbahasa Inggris berjudul“Ace Ventura: When
Nature Calls” sebagai objek penelitian. Astuti menggunakan metode penelitian
kuantitatif yang disajikan secara deskriptif, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif.
Winarni (2002), menulis sebuah artikel yang berjudul “Kajian Tindak Tutur
dalam Wacana Karikatur Surat Kabar Harian Kompas”. Penelitian Winarni
menggunakan metode penelitian kualitatif. Terdapat beberapa hal penting yang
ditekankan pada penelitian itu, yaitu bentuk-bentuk tindak tutur, jenis tindak tutur,
tindak komunikatif, dan implikasi pragmatis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian itu adalah pendekatan semantik dan pragmatik. Hasil penelitian itu
menyatakan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur berupa bentuk lingual dan bentuk
tuturan, jenis tuturan adalah tuturan langsung dan tuturan tidak langsung, terdapat
sembilan macam tindak komunikatif, yaitu menginformasikan, meminta atau
memohon, mengingatkan, menyatakan keinginan, menilai, bertanya, menegaskan,
meyakinkan, dan melarang, serta terdapat empat implikasi pragmatis, yaitu
menginformasikan, meminta atau memohon, mengingatkan dan melarang yang
disampaikan dengan sindiran-sindiran. Relevansinya dengan penelitian ini, yaitu
terletak pada penggunaan teori tindak tutur, khususnya yang terkait dengan jenis
tindak tutur. Perbedaan tiap-tiap penelitian terletak pada objek penelitian dan
pendekatan yang digunakan. Penelitian Winarni menggunakan wacana karikatur
dalam surat kabar harian Kompas sebagai objek penelitian, sedangkan penelitian
14
ini menggunakan film komedi berbahasa Inggris berjudul “Ace Ventura: When
Nature Calls”. Penelitian Winarni menggunakan pendekatan semantik dan
pragmatik, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan pendekatan pragmatik.
Netra (2005), meneliti “Eksplikasi Makna Ilokusional Tuturan Upacara
Memadik di Denpasar: Sebuah Kajian Metabahasa Semantik Alami”. Penelitian
itu mengkaji jenis tindak tutur dan metabahasa semantik alami yang terkandung
dalam tuturan upacara memadik di Denpasar dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif. Penelitian Netra menggunakan teori tindak tutur dan teori
metabahasa semantik alami untuk meneliti bahasa dalam kerangka teori
pragmatik dan semantik. Hasil penelitian Netra dalam mengkaji tindak tutur
meliputi tindak tutur langsung, tidak langsung, literal, tidak literal, langsung
literal, tidak langsung literal, langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak
langsung tidak literal.
Dalam hal kajian metabahasa semantik alami, Netra meneliti beberapa tipe
predikat mental yang dibangun oleh makna asali. Persamaan penelitian Netra
dengan penelitian “Tindak Tutur dalam Film Komedi Berbahasa Inggris Ace
Ventura: When Nature Calls” terletak pada fokus penelitian yang sama-sama
mengangkat permasalahan tentang tindak tutur, sedangkan perbedaan mereka
terletak pada teori pendukung dan objek penelitian yang digunakan, di mana pada
penelitian Netra teori pendukungnya menggunakan teori metabahasa semantik
alami dengan objek penelitian menggunakan bahasa Bali, sedangkan pada
penelitian ini teori pendukungnya adalah teori implikatur percakapan dengan
objek penelitian menggunakan bahasa Inggris.
15
Citrawati (2006), mempublikasikan penelitian yang berjudul “Tuturan dalam
Upacara Ngebo di Pura Puseh Desa Pekraman Les-Penuktukan: Sebuah Kajian
Tindak Tutur”. Citrawati mencoba mengkaji wacana upacara dengan
menggunakan teori pragmatik. Penelitian Citrawati menggunakan metode
penelitian kualitatif. Dalam penelitian itu, teori tindak tutur digunakan dengan
tujuan untuk menganalisis komponen tindak tutur, jenis tindak tutur, dan fungsi
tindak tutur pada upacara Ngebo di Pura Puseh Desa Pekraman Les-Penuktukan.
Dalam penelitian itu terdapat tiga komponen tindak tutur, yakni makna lokusi,
makna ilokusi, dan makna perlokusi, sedangkan jenis tindak tutur yang ditemukan
meliputi tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal,
tindak tutur tidak literal, tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak
literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak
literal. Selain itu, dalam penelitian Citrawati juga ditemukan beberapa fungsi
tindak tutur, misalnya fungsi ekspresif, direktif, representatif, komisif, dan fungsi
deklaratif.
Teori pendukung yang digunakan Citrawati adalah teori kesantunan dari
Grice dan Leech. Teori dari Grice meliputi: maksim kuantitas, kualitas, relevansi,
dan maksim pelaksanaan, sedangkan teori dari Leech, yakni maksim
kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, permufakatan, dan
maksim kesimpatisan. Penelitian Citrawati dengan penelitian ini merupakan
penelitian yang membahas fenomena yang sama, yaitu fenomena tindak tutur
dalam tuturan bahasa tertentu. Perbedaan antara penelitian Citrawati dan
penelitian ini terletak pada teori pendukung yang digunakan. Penelitian Citrawati
16
menggunakan teori pendukung dari Grice dan Leech untuk meneliti skala
kesantunan, sedangkan penelitian ini menggunakan teori implikatur percakapan
dari Grice untuk meneliti prinsip kerja sama dalam tindak tutur.
Simpen (2008), meluncurkan sebuah disertasi yang berjudul “Kesantunan
Berbahasa pada Penutur Bahasa Kambera di Sumba Timur”. Penelitian Simpen
menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam disertasinya, Simpen
menggunakan teori linguistik kebudayaan dan sosiopragmatik, khususnya teori
tindak tutur dan kesantunan untuk menemukan bentuk, fungsi, dan makna
kesantunan verbal dan nonverbal pada bahasa Kambera. Jenis tindak tutur yang
ditemukan pada penelitian Simpen adalah tindak tutur langsung dan tidak
langsung, sedangkan teori kesantunan yang ditemukan terdiri atas faktor
kepatuhan terhadap prinsip kesopanan yang melibatkan enam prinsip kerja sama
(enam maksim), yakni maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati,
kesepakatan, dan maksim simpati. Penelitian Simpen mengkaji permasalahan
yang sama dengan penelitian ini dalam hal penggunaan teori tindak tutur langsung
dan tidak langsung, tetapi dalam hal lain terdapat beberapa perbedaan, seperti
penggunaan teori kesantunan dan beberapa variabel yang dapat memengaruhi
kesantunan.
Wulantari (2009), meneliti “Tindak Tutur dalam Kumpulan Naskah Drama
Nyunnyan-Nyunnyen”. Penelitian Wulantari menggunakan metode penelitian
kualitatif. Dalam penelitian itu Wulantari mengkaji komponen makna dan jenis
tindak tutur yang terkandung dalam naskah drama Nyunnyan-Nyunnyen.
Penelitian Wulantari menggunakan teori tindak tutur dan etnografi komunikasi
17
untuk menganalisis tuturan dalam situasi tutur tertentu. Komponen makna tindak
tutur yang ditemukan dalam penelitian itu terdiri atas (1) makna lokusi, (2) makna
ilokusi, (3) dan makna perlokusi. Jenis tindak tutur yang ditemukan, yakni (1)
tindak tutur langsung, (2) tindak tutur tidak langsung, (3) tindak tutur literal, (4)
tindak tutur tidak literal, (5) tindak tutur langsung literal, (6) tindak tutur langsung
tidak literal, (7) tindak tutur tidak langsung literal, dan (8) tindak tutur tidak
langsung tidak literal. Fungsi tindak tutur yang terdapat dalam penelitian itu
meliputi (1) fungsi asertif, (2) fungsi direktif, (3) fungsi komisif, (4) fungsi
ekspresif, dan (5) fungsi deklaratif. Persamaan yang nampak pada penelitian
Wulantari dengan penelitian ini terdapat pada metode dan teori yang digunakan,
yaitu metode penelitian kualitatif dan teori tindak tutur. Perbedaan keduanya
terdapat pada penggunaan teori pendukung dan cakupan teori, yakni penelitian
Wulantari menggunakan teori etnografi komunikasi sebagai teori pendukung,
sedangkan penelitian ini menggunakan teori implikatur percakapan sebagai teori
pendukungnya. Penelitian Wulantari menganalisis delapan macam tindak tutur,
sedangkan penelitian ini menganalisis dua macam tindak tutur berdasarkan
jenisnya.
Apabila dicermati secara lebih saksama terhadap keenam penelitian di atas,
maka tidak ada satu pun penelitian yang menyoroti pemakaian tindak tutur dalam
film, khususnya film komedi berbahasa Inggris dapat ditemukan. Meskipun hasil
penelitian Wulantari (2009) mengkaji objek berupa drama, drama tersebut masih
berbentuk naskah dan belum pernah difilmkan sampai penelitian ini ditulis.
18
Redjasa (2011), dengan penelitian yang berjudul “Wacana Lelucon Drama
Gong di Bali” mencoba mengkaji tiga permasalahan penting dalam lelucon drama
gong di Bali, di antaranya bentuk, fungsi, dan makna yang terkandung dalam
lelucon dengan teori wacana lelucon dari Wilson dan Taro. Penelitian Redjasa
menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian Redjasa
menyimpulkan bahwa bentuk lelucon drama gong di Bali berupa cerita atau
dongeng, teka-teki, puisi, dan nyanyian, sedangkan bila disimak mengenai fungsi
lelucon adalah sebagai pelipur hati, menyindir, menghilangkan rasa genting,
penyaluran tenaga berahi, penyaluran rasa suka cita, menyampaikan desas-desus,
agar mendapatkan rasa simpatik, untuk membuat diri menjadi tenar, dan untuk
menyampaikan protes sosial. Terkait dengan makna kata-kata yang digunakan
dalam lelucon, Redjasa menyatakan bahwa hal itu cenderung bervariasi karena
bergantung dari interpretasi makna para penonton.
Sesungguhnya, dalam hal “genre” atau jenis cerita, penelitian Redjasa dengan
penelitian “Tindak Tutur dalam Film Komedi Berbahasa Inggris Ace Ventura:
When Nature Calls” memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mengangkat cerita
komedi dalam sebuah seni pertunjukan drama atau film. Namun, dalam hal ini
juga terdapat perbedaan, misalnya Redjasa menyerahkan penilaian tentang
interpretasi makna lelucon sepenuhnya kepada para penonton, tanpa menunjukkan
hasil interpretasi tersebut berdasarkan kerangka teori atau survei. Dengan
demikian, tidak dapat diukur dengan jelas hasilnya secara ilmiah, tetapi pada
penelitian ini makna komedi dikaji dengan teori yang relevan sehingga penilaian
19
terhadap makna dapat diukur dengan jelas dan akurat, misalnya maknanya
bermaksud menyuruh (order) atau bertanya (ask).
2.2 Konsep
Konsep di sini merupakan terminologi teknis yang terkait dengan komponen-
komponen dari kerangka teori. Penelitian ini menggunakan beberapa terminologi
teknis yang merupakan komponen-komponen dari kerangka teori. Terminologi
teknis tersebut adalah (1) pragmatik, (2) tindak tutur, (3) peristiwa tutur, (4)
penutur dan petutur, (5) konteks situasi tutur, (6) implikatur percakapan dan (7)
film komedi.
2.2.1 Pragmatik
Leech menyatakan bahwa pragmatik adalah studi mengenai makna tuturan
atau ujaran dalam situasi-situasi tertentu. Dalam pragmatik, makna yang dikaji
adalah makna tuturan yang bersifat eksternal. Makna eksternal adalah makna
tuturan berdasarkan konteks tuturan. Oleh karena itu, pragmatik juga disebut
makna kontekstual.
2.2.2 Tindak Tutur
Menurut Austin (1962), tindak tutur adalah sebuah tuturan atau ujaran dalam
suatu peristiwa tutur yang memiliki kekuatan. Dalam suatu peristiwa tutur,
kemudian kekuatan itu diklasifikasikan kedalam tiga jenis, yaitu tindak tutur
lokusi (tindak tutur yang mengandung makna dasar), tindak tutur ilokusi (tindak
20
tutur yang mengandung daya tuturan), dan tindak tutur perlokusi (tindak tutur
yang memiliki efek atau akibat).
2.2.3 Peristiwa Tutur
Peristiwa tutur (speech event) adalah aktivitas sosial yang dikenal secara
membudaya dan di dalamnya bahasa memainkan peran yang spesifik dan khusus,
seperti mengajar di sebuah ruang kelas (Levinson, 1983: 279). Definisi tersebut
mengandung sebuah penegasan bahwa makna dan fungsi suatu tuturan dari satu
peristiwa tutur ke peristiwa tutur lainnya pasti berbeda. Hal ini juga akan
menyebabkan terjadinya perbedaan makna, jenis, dan fungsi tuturan yang terdapat
pada TT film komedi berbahasa Inggris AVWNC.
2.2.4 Penutur dan Petutur
Penutur adalah orang yang menyapa atau sering disingkat dengan n,
sedangkan petutur adalah orang yang disapa dalam peristiwa tutur, disingkat
dengan t (Leech, 1993: 19). Tugas seorang penutur adalah mendesain suatu
masalah yang akan dipecahkan oleh seorang petutur. Di sisi lain, seorang petutur
bertugas untuk memecahkan masalah itu.
2.2.5 Konteks Situasi Tutur
Konteks situasi tutur didefinisikan sebagai aspek-aspek yang gayut dengan
lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan (Leech, 1993: 20). Konteks diartikan
21
sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur
atau n dan petutur atau t dan yang membantu t menafsirkan makna tuturan.
2.2.6 Implikatur Percakapan
Menurut Grice, implikatur percakapan adalah implikasi pragmatik yang
terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran
prinsip percakapan. Sejalan dengan batasan tentang implikasi pragmatik,
implikatur percakapan itu adalah proposisi atau “pernyataan” implikatif, yaitu apa
yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda
dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur di dalam suatu percakapan.
2.2.7 Film Komedi
Film komedi merupakan sebuah istilah dalam dunia perfilman yang sudah
tidak asing lagi di telinga kita. Walaupun demikian, sebagian orang tampaknya
masih cukup awam mengenai istilah tersebut. Sebenarnya, film komedi sendiri
merupakan sebuah istilah yang terdiri atas dua buah kata, yaitu film dan komedi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata film sendiri berarti lakon (cerita)
atau gambar hidup, sedangkan komedi adalah sandiwara ringan yang penuh
dengan kelucuan. Jadi, film komedi adalah sejenis film yang memiliki cerita lucu.
2.3 Landasan Teori
Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang
sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan
22
dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan, yaitu (1) teori pragmatik (2) teori tindak tutur
dan (3) teori implikatur percakapan.
2.3.1 Teori Pragmatik
Teori pragmatik adalah salah satu bidang kajian linguistik yang mengkaji
makna tuturan atau ujaran dalam situasi-situasi tertentu. Makna tuturan tersebut
dikaji secara eksternal atau terikat oleh konteks. Dalam hal ini, perbedaan situasi
tutur juga menyebabkan terjadinya perbedaan makna tuturan. Maka, pragmatik
juga disebut sebagai makna kontekstual.
Sebagai sebuah cabang ilmu linguistik, pragmatik juga memiliki beberapa
bidang kajian, yaitu deiksis, praanggapan, tindak tutur dan implikatur percakapan.
Deiksis adalah gejala semantik yang terdapat pada kata atau konstruksi yang
hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan mempertimbangkan konteks
pembicaraan. Praanggapan adalah apa yang digunakan oleh penutur sebagai dasar
bersama bagi para peserta tutur. Tindak tutur dan implikatur percakapan adalah
dua buah bidang kajian pragmatik yang digunakan sebagai landasan teori dalam
penelitian ini. Tindak tutur adalah suatu tuturan atau ujaran yang merupakan
satuan fungsional dalam komunikasi. Implikatur percakapan adalah
penyimpangan muatan semantik dari suatu kalimat.
23
2.3.2 Teori Tindak Tutur
Teori tindak tutur adalah salah satu bidang kajian pragmatik yang
memfokuskan pada makna tuturan sebagai bagian dari fungsi interaksi sosial
sebuah bahasa (Saeed, 2000: 203). Maksudnya, dalam tindak tutur, tidak hanya
dibutuhkan pemahaman tentang lafal dan tata bahasa, tetapi juga pemahaman
tentang isyarat penggunaan tuturan yang lazim digunakan oleh suatu komunitas
bahasa tertentu atau sering disebut dengan peserta tutur (Saeed, 2000: 203).
Dalam menggunakan bahasa itu, peserta tutur biasanya menuturkan tuturan
sambil melakukan sesuatu dalam tuturannya itu (Levinson, 1983: 236).
Berdasarkan hal itu, Levinson mengkategorikan teori tindak tutur kedalam tiga
bagian. Bagian-bagian itu dijelaskan sebagai berikut.
2.3.2.1 Tindak Tutur Berdasarkan Jenisnya
Menurut Levinson, tindak tutur berdasarkan jenis kalimat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu tindak tutur langsung dan tidak langsung. Tindak tutur ini
memiliki modus kalimat berita (declaratives), kalimat tanya (interrogatives), dan
modus kalimat perintah (imperatives). Selain memiliki modus, tuturan ini juga
memiliki maksud, yakni maksud memberitahukan, bertanya, dan memerintah.
Tindak tutur ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tindak tutur langsung (direct
speech act) dan tindak tutur tidak langsung (indirect speech act). Masing-masing
dijelaskan sebagai berikut.
24
(1) Tindak Tutur Langsung (Direct Speech Act)
Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang modus dan makna tuturannya
sama. Tuturan ini mudah dimengerti dan dikenali karena sifatnya yang terus
terang dan eksplisit. Contoh tindak tutur langsung adalah sebagai berikut.
a) Majikan: “Ambilkan saya kopi!”
Pelayan: “Ini kopinya tuan”.
Tuturan (a) adalah jenis tuturan langsung. Hal ini termasuk tuturan langsung
karena tuturan yang disampaikan oleh tokoh majikan, yakni “Ambilkan saya
kopi!” merupakan tuturan yang modusnya memerintahkan atau menyuruh
(imperatives) dan maksud tuturannya adalah menyuruh mengambilkan kopi.
(2) Tindak Tutur Tidak Langsung (Indirect Speech Act)
Tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang modus dan maksud
tuturannya berbeda. Tuturan ini bersifat implisit sehingga maksud yang
diinginkan penutur dalam tuturan ini tidak tampak melalui kalimat yang
diucapkan. Petutur dapat dengan mudah memahami makna tuturan tersebut
apabila sudah terbiasa mendengar dan memahami konteksnya. Contoh tindak
tutur tidak langsung adalah sebagai berikut.
b) Direktur: “Bisakah kau datang lebih awal?”.
Karyawan: “Baik, pak”.
Tuturan (b) adalah jenis tuturan tidak langsung. Dikatakan demikian karena
tuturan yang disampaikan oleh tokoh direktur, yakni “Bisakah kau datang lebih
25
awal?” modus kalimatnya adalah kalimat tanya (interrogatives), tetapi
bermaksud memerintahkan petutur agar tidak terlambat bekerja.
2.3.2.2 Tindak Tutur Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, Levinson membagi tindak tutur kedalam lima
macam. Tindak tutur itu terdiri dari tindak tutur representatif, direktif, komisif,
ekspresif, dan tindak tutur deklaratif. Lima macam tindak tutur itu memiliki
fungsi yang berbeda di dalam suatu tuturan. Fungsi tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
(1) Representatif (Representatives)
Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada
kebenaran atas hal yang dikatakannya (Levinson, 1983: 240). Tindak tutur
representatif juga disebut sebagai tindak tutur asertif. Tuturan yang termasuk jenis
ini adalah tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan,
menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi. Contoh jenis tuturan
yang termasuk tuturan representatif mengakui adalah “Kesebelasan Spanyol
menang melawan kesebelasan Belanda”. Penutur pada tuturan ini terikat kepada
kebenaran informasi tuturan tersebut dan bertanggung jawab bahwa tuturan yang
diucapkan itu memang berdasarkan fakta yang dapat dibuktikan di lapangan, yang
menyatakan bahwa kesebelasan Belanda mengakui keunggulan kesebelasan
Spanyol.
26
(2) Direktif (Directives)
Direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar petutur
melakukan tindakan yang sesuai dengan yang disebutkannya di dalam tuturannya
(Levinson, 1983: 240). Tindak tutur direktif juga disebut sebagai tindak tutur
impositif. Tuturan yang termasuk jenis ini adalah tuturan memaksa, mengajak,
meminta, mendesak, menyarankan, menyuruh, menagih, memberikan aba-aba,
dan memerintah. Contohnya adalah “Kamu harus rajin belajar”. Contoh tersebut
termasuk ke dalam tuturan direktif menyarankan karena tuturan itu dituturkan
penutur dengan maksud agar petutur melakukan tindakan yang sesuai dengan
yang disebutkan dalam tuturan, yaitu rajin belajar.
(3) Komisif (Commissives)
Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan
segala sesuatu yang disebutkan dalam tuturannya (Levinson, 1983: 240). Tuturan
yang termasuk jenis ini adalah tuturan berjanji, bersumpah, menyatakan
kesanggupan, berkaul, dan mengancam. Contohnya adalah “Saya berjanji datang
ke pesta ulang tahunmu”. Contoh tersebut merupakan contoh tuturan komisif
yang menyatakan perjanjian. Tuturan ini mengikat penuturnya untuk memenuhi
janjinya sehingga membawa konsekuensi bagi penuturnya.
(4) Ekspresif (Expressives)
Ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar tuturannya
diartikan sebagai evaluasi mengenai hal yang disebutkan dalam tuturan itu
27
(Levinson, 1983: 240). Tindak tutur ekspresif juga disebut tindak tutur evaluatif.
Contoh tuturan yang termasuk tindak tutur ekspresif adalah tuturan mengeluh,
mengucapkan selamat, memuji, menyanjung, menyalahkan, mengkritik, dan
mengucapkan terima kasih. Contoh tuturan ekspresif memuji adalah “Rumahmu
sangat nyaman”. Tuturan ini merupakan evaluasi terhadap hal yang dituturkan
penutur, yaitu perasaan nyaman yang dirasakan penutur di rumah petutur.
(5) Deklaratif (Declaratives)
Deklaratif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk
menciptakan hal, status, dan keadaan, contohnya tuturan mengabulkan, melarang,
membatalkan, memutuskan, mengizinkan, mengangkat, menggolongkan,
mengampuni, dan memaafkan (Levinson, 1983: 240). Contohnya “Saya
memutuskan untuk berhenti merokok”. Tuturan ini termasuk tuturan deklaratif
yang menyatakan keputusan. Penutur dalam tuturan ini menciptakan keadaan diri
yang telah terbebas dari kebiasaan merokok.
2.3.2.3 Tindak Tutur Berdasarkan Maknanya
Menurut Levinson, tindak tutur berdasarkan maknanya di dalam suatu tuturan
dibedakan menjadi tiga macam. Tindak tutur itu terdiri dari tindak tutur lokusi,
tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Masing-masing tindak tutur itu
memiliki makna yang berbeda dalam suatu tuturan. Makna tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
28
(1) Tindak Lokusi (Locutionary Act)
Tindak tutur lokusi (locutionary act) adalah tindak tutur yang sudah tentu
makna dan acuannya (Levinson, 1983: 236). Tindak tutur lokusi adalah tindak
tutur yang digunakan untuk mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat
yang sesuai dengan makna kata itu di dalam kamus dan makna kalimat itu
menurut kaidah sintaksisnya. Fokus atau pusat perhatian tindak tutur lokusi
adalah pada makna tuturan yang diucapkan, tidak mempermasalahkan maksud
atau fungsi tuturan itu.
Contoh tindak tutur lokusi, misalnya ketika seseorang berkata “Kepala saya
pusing”. Penutur pada tuturan ini tidak merujuk maksud tertentu kepada petutur.
Tuturan ini bermakna bahwa penutur sedang dalam keadaan pusing, tanpa
bermaksud meminta diperhatikan dengan cara, misalnya diberikan obat pusing
oleh petutur. Penutur hanya ingin mengungkapkan atau menginformasikan
keadaan yang sedang dialami saat itu dan tidak berniat membuat petutur
melakukan sesuatu atas tuturannya tersebut.
(2) Tindak Ilokusi (Illocutionary Act)
Tindak tutur ilokusi (illocutionary act) adalah tindak tutur yang mengandung
maksud dan fungsi atau daya tuturan (Levinson, 1983: 236). Tindak tutur ilokusi
mengandung maksud tertentu yang ditujukan kepada petutur. Tindak tutur ilokusi
berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan digunakan untuk
melakukan sesuatu.
29
Contoh tindak tutur ilokusi, “Kakak sedang belajar”. Jika tuturan ini
dituturkan kepada petutur yang sedang menghidupkan radio dengan volume yang
sangat tinggi, berarti tuturan ini mengandung maksud bahwa penutur meminta
petutur agar mengecilkan volume, bahkan mematikan radio. Jadi, dalam hal ini
tuturan tidak hanya berfungsi sebagai pemberi informasi, tetapi sekaligus dapat
membuat petutur melakukan tindakan yang dimaksudkan penutur.
(3) Tindak Perlokusi (Perlocutionary Act)
Tindak tutur perlokusi (perlocutionary act) adalah tindak tutur yang memiliki
efek atau daya pengaruh (perlocutionary force) (Levinson, 1983: 236). Efek atau
daya pengaruh dalam tindak tutur perlokusi, misalnya membujuk, menipu,
mendorong, membuat jengkel, menakut-nakuti, menyenangkan, mempermalukan,
menarik perhatian, dan sebagainya (Leech, 1983).
Contoh tindak tutur perlokusi, “Ada setan!”. Jika tuturan ini dituturkan
kepada petutur yang bersikeras ingin pergi sendiri pada malam hari, berarti
tuturan ini memiliki daya pengaruh menakut-nakuti. Tuturan tersebut memiliki
daya pengaruh menakut-nakuti petutur sehingga petutur tidak jadi pergi sendiri
atau batal pergi pada malam hari.
2.3.3 Teori Implikatur Percakapan (Conversational Implicature)
Istilah mengenai implikatur percakapan (conversational implicature)
diperkenalkan pertama kali oleh seorang filsuf bernama H. Paul Grice pada tahun
1975. Menurut Grice, implikatur percakapan adalah implikasi pragmatik yang
30
terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran
prinsip percakapan. Sejalan dengan batasan tentang implikasi pragmatik,
implikatur percakapan itu adalah proposisi atau “pernyataan” implikatif, yaitu apa
yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda
dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur di dalam suatu percakapan.
Berdasarkan pendapat Grice, diketahui bahwa dalam sebuah percakapan
terdapat sebuah prinsip yang mengatur percakapan antara penutur dan petutur di
dalam peristiwa komunikasi yang sering disebut sebagai prinsip kerja sama.
Fungsi dari prinsip kerja sama adalah sebagai panduan umum yang mengatur
hubungan kerja sama komunikasi penutur dan petutur agar makna tuturan tidak
keluar dari konteksnya (Saeed, 2000: 192). Menurut Grice, prinsip kerja sama
berhubungan dengan empat panduan (maxim), seperti berikut ini.
(1) Maksim Hubungan (Maxim Of Relevance)
Di dalam maksim hubungan atau maksim relevansi dinyatakan bahwa agar
terjalin kerja sama yang baik antara penutur dan petutur, masing-masing
hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang
sedang dipertuturkan itu. Bertutur dengan tidak memberikan kontribusi yang
demikian dianggap tidak mematuhi dan melanggar prinsip kerja sama (Rahardi,
2010: 56). Contoh tuturan dari peneliti yang mematuhi maksim hubungan adalah
sebagai berikut.
(1) Budi: “Apakah kau bersedia menjadi calon istriku, Ani?”
Ani: “Aku bersedia, Budi”.
31
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh sepasang kekasih, yakni oleh Budi dan Ani
pada saat mereka sedang duduk berdua.
Contoh tuturan pada nomor (1) di atas dapat dikatakan mematuhi dan
menepati maksim hubungan. Dikatakan demikian karena apabila dicermati secara
lebih mendalam, tuturan yang disampaikan oleh tokoh Ani, yakni “Aku bersedia,
Budi” benar-benar merupakan tanggapan atas permintaan tokoh Budi
sebelumnya, yakni “Apakah kau bersedia menjadi calon istriku, Ani?” dengan
perkataan lain, tuturan itu patuh dengan maksim hubungan dalam prinsip kerja
sama Grice. Berikut ini ditampilkan sebuah contoh tuturan dari peneliti yang
melanggar maksim hubungan.
(2) Rudi: “Apakah kau bersedia menjadi calon istriku, Rani?”
Rani: “Keyakinan kita berbeda, Rudi”.
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh sepasang kekasih yang berbeda keyakinan
agamanya, yakni oleh Rudi dan Rani pada saat mereka sedang duduk
berdua.
Di dalam contoh tuturan pada nomor (2), tampak dengan jelas bahwa tuturan
tokoh Rani, yakni “Keyakinan kita berbeda, Rudi” tidak memiliki relevansi
dengan apa yang dimohonkan tokoh Rudi, yakni “Apakah kau bersedia menjadi
calon istriku, Ani?” dengan demikian, tuturan (2) di atas dapat dipakai sebagai
salah satu bukti bahwa maksim hubungan dalam prinsip kerja sama tidak selalu
harus dipenuhi dan dipatuhi dalam pertuturan sesungguhnya. Hal seperti itu dapat
32
dilakukan, khususnya apabila tuturan tersebut dimaksudkan untuk
mengungkapkan maksud-maksud tertentu yang khusus sifatnya.
(2) Maksim Kualitas ( Maxim of Quality)
Di dalam maksim kualitas seorang petutur diharapkan dapat menyampaikan
sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta sebenarnya di dalam bertutur. Fakta
itu harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas. Contoh tuturan
dari peneliti yang mematuhi maksim kualitas adalah sebagai berikut.
3) Adik: “Mengapa kakak rajin belajar?”
Kakak: “Supaya menjadi anak yang pintar”.
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh adik dan kakaknya ketika kakaknya sedang
belajar di kamarnya.
Contoh tuturan pada nomor (3) di atas dapat dikatakan mematuhi dan
menepati maksim kualitas. Dikatakan demikian karena apabila dicermati secara
lebih mendalam, tuturan yang disampaikan oleh tokoh kakak, yakni “Supaya
menjadi anak yang pintar” mengandung suatu fakta kebenaran dengan apa yang
ditanyakan oleh tokoh adik, yakni “Mengapa kakak rajin belajar?”. Contoh
tuturan dari peneliti yang melanggar maksim kualitas adalah sebagai berikut.
4) Tono: “Mengapa ayahmu suka merokok, Ron?”
Roni: “Agar staminanya selalu terjaga”.
Informasi indeksal:
33
Tuturan ini dituturkan oleh Tono dan Roni di halaman rumah Roni. Pada
saat itu ayah Roni sedang duduk di halaman rumahnya sambil merokok.
Contoh tuturan pada nomor (4) di atas dapat dikatakan melanggar maksim
kualitas. Dikatakan demikian karena apabila dicermati secara lebih saksama,
tuturan yang disampaikan oleh tokoh Roni, yakni “Agar staminanya selalu
terjaga” mengandung pernyataan yang tidak sesuai dengan fakta kebenaran
dengan apa yang ditanyakan oleh tokoh Tono, yakni “Mengapa ayahmu suka
merokok, Ron?”.
(3) Maksim Kuantitas (Maxim of Quantity)
Di dalam maksim kuantitas seorang petutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi
demikian itu tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan penutur.
Tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh diperlukan
penutur dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas dalam prinsip kerja sama
Grice. Sebaliknya, apabila tuturan itu mengandung informasi yang berlebihan,
akan dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Contoh tuturan dari peneliti
yang mematuhi maksim kuantitas adalah sebagai berikut.
5) Dokter: “Anda sakit apa?”
Pasien: “Saya sakit demam”.
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh seorang dokter dan seorang pasien di ruang
periksa pasien. Pada saat itu dokter sedang menanyakan keluhan pasien.
34
Contoh tuturan pada nomor (5) di atas dapat dikatakan mematuhi dan
menepati maksim kuantitas. Dikatakan demikian, karena apabila dicermati secara
lebih mendalam, tuturan yang disampaikan oleh tokoh pasien, yakni “Saya sakit
demam” mengandung informasi yang cukup memadai dengan apa yang
ditanyakan oleh tokoh dokter, yakni “Anda sakit apa?”. Contoh tuturan dari
peneliti yang melanggar maksim kuantitas adalah sebagai berikut.
6) Dokter: “Anda sakit apa?”
Pasien: “Saya sakit demam disertai flu dan pilek karena disebabkan oleh
kebiasaan saya yang suka minum es setiap hari di rumah”.
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh seorang dokter dan seorang pasien di ruang
periksa pasien. Pada saat itu dokter sedang menanyakan keluhan pasien.
Contoh tuturan pada nomor (6) di atas dapat dikatakan melanggar maksim
kuantitas. Dikatakan demikian karena apabila dicermati secara lebih saksama,
tuturan yang disampaikan oleh tokoh pasien, yakni “Saya sakit demam disertai flu
dan pilek karena disebabkan oleh kebiasaan saya yang suka minum es setiap hari
di rumah” mengandung informasi yang berlebihan dengan apa yang ditanyakan
oleh tokoh dokter, yakni “Anda sakit apa?”.
(4) Maksim Cara ( Maxim of Manner)
Maksim cara ini mengharuskan petutur bertutur secara langsung, jelas, dan
tidak kabur. Petutur yang tidak mempertimbangkan hal-hal tersebut dapat
dikatakan melanggar prinsip kerja sama Grice karena tidak mematuhi maksim
35
cara. Contoh tuturan dari peneliti yang mematuhi maksim cara adalah sebagai
berikut.
7) Polisi: “Bagaimana cara kau membunuh Joko?”
Pelaku: “ Saya tusuk perutnya dengan pisau, Pak”.
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh seorang polisi dan seorang pelaku kejahatan di
sebuah ruangan interogasi kantor polisi. Pada saat itu seorang pelaku
kejahatan sedang diinterogasi oleh seorang polisi.
Contoh tuturan pada nomor (7) di atas dapat dikatakan mematuhi dan
menepati maksim cara. Dikatakan demikian karena apabila dicermati secara lebih
mendalam, tuturan yang disampaikan oleh tokoh pelaku, yakni “Saya tusuk
perutnya dengan pisau, Pak”, mengandung informasi yang jelas dan tidak kabur
dengan apa yang ditanyakan oleh tokoh polisi, yakni “Bagaimana cara kau
membunuh Joko?”. Contoh tuturan dari peneliti yang melanggar maksim cara
adalah sebagai berikut.
8) Polisi: “Bagaimana cara kau membunuh Joko?”
Pelaku: “Saya tusuk perutnya dengan benda tajam, Pak”.
Informasi indeksal:
Tuturan ini dituturkan oleh seorang polisi dan seorang pelaku kejahatan di
sebuah ruangan interogasi kantor polisi. Pada saat itu seorang pelaku
kejahatan sedang diinterogasi oleh seorang polisi.
Contoh tuturan pada nomor (8) di atas dapat dikatakan melanggar maksim
cara. Dikatakan demikian karena apabila dicermati secara lebih saksama, tuturan
36
yang disampaikan oleh tokoh pelaku, yakni “Saya tusuk perutnya dengan benda
tajam, Pak” mengandung pernyataan yang berisi informasi tidak jelas dan kabur
dengan apa yang ditanyakan oleh tokoh polisi, yakni “Bagaimana cara kau
membunuh Joko?”.
37
2.4 Model Penelitian
FILM KOMEDI
BERBAHASA INGGRIS
AVWNC
DATA
TEORI TINDAK TUTUR
TEORI IMPLIKATUR
PERCAKAPAN
JENIS
TINDAK
TUTUR
DARI
LEVINSON
FUNGSI
TINDAK
TUTUR
DARI
LEVINSON
MAKNA
TINDAK
TUTUR
DARI
LEVINSON
TEMUAN
TEORI PRAGMATIK
JENIS
MAKSIM
DARI
GRICE
PERAN TINDAK TUTUR
DALAM TUTURAN FILM
AVWNC
PERAN IMPLIKATUR
PERCAKAPAN DALAM
TUTURAN FILM
AVWNC
38
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini terdapat enam hal yang diuraikan, yaitu
rancangan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, metode dan
teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan
teknik penyajian hasil analisis data. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian tindak tutur dalam film komedi berbahasa Inggris Ace Ventura:
When Nature Calls menggunakan jenis penelitian kualitatif. Tepatnya, penelitian
ini dilakukan pada penggunaan bahasa Inggris yang terdapat dalam film komedi
secara naturalistik. Dengan demikian, tergambar secara objektif bahwa latar
belakang mengenai peristiwa tindak tutur yang terjadi pada film komedi
berbahasa Inggris pada saat pengambilan data adalah alamiah dan sebagaimana
mestinya.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data primer (primary data). Penelitian ini
termasuk ke dalam jenis data primer karena film AVWNC adalah data dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Cara pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi non partisipasi. Peneliti tidak terlibat dalam kegiatan
39
bertutur para peserta tutur, tetapi hanya melakukan pengamatan terhadap kegiatan
bertutur yang peserta tutur lakukan.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah tuturan dalam dialog film “Ace
Ventura: When Nature Calls”. Film ini merupakan film komedi yang dibintangi
oleh Jim Carrey yang berperan sebagai tokoh Ace Ventura dan dirilis pada tahun
1995 oleh Morgan Creek Productions. Film ini adalah sequel atau kelanjutan dari
film berjudul “Ace Ventura: Pet Detective” yang telah sukses pada tahun 1994
dan disutradarai oleh Steve Oedekerk. Film ini berjenis film komedi aksi karena
menampilkan banyak dialog komedi melalui adegan perkelahian dan bercerita
tentang petualangan seorang detektif hewan yang disewa untuk menemukan
kembali seekor kelelawar suci yang hilang di suatu wilayah Afrika.
Cerita berawal ketika Ace Ventura ditemui oleh Fulton Greenwall di sebuah
kuil. Ace Ventura adalah mantan detektif hewan yang telah memutuskan untuk
beralih profesi menjadi pendeta Budha. Dia menjadi pendeta karena gagal
menyelamatkan seekor rakun. Fulton Greenwall adalah seorang agen yang
ditugaskan oleh Vincent Cadby, kepala konsulat Amerika di Provinsi Nibia,
Afrika. Fulton bermaksud menyewa Ace Ventura untuk menyelidiki kasus
penculikan kelelawar suci milik suku Wachati di Afrika. Ace Ventura menolak
tawaran yang diajukan oleh Fulton, tetapi kepala pendeta menyuruh Ventura
untuk menerima tawaran itu. Ventura lalu menyetujuinya dan bergegas berangkat
menuju ke tempat kejadian perkara.
40
Di Provinsi Nibia, Ventura bertemu dengan suku Wachati dan Wachootoo.
Suku Wachati dan suku Wachootoo adalah dua buah suku yang tinggal dekat
dengan kantor konsulat Amerika di Provinsi Nibia. Kedua suku tersebut akan
mengadakan upacara pernikahan, tetapi kelelawar suci milik suku Wachati yang
akan digunakan sebagai mas kawin raib. Hal ini menyebabkan pernikahan
tersebut terancam gagal dan berpotensi menciptakan peperangan antarsuku yang
dapat mengancam kelangsungan hidup kedua suku tersebut serta keselamatan
para pegawai konsulat. Ventura dengan tingkah laku konyolnya, berusaha keras
menyelidiki misteri penculikan kelelawar itu. Dia melakukan berbagai usaha,
mulai dari menyamar menjadi hewan hingga bertarung dengan salah seorang
anggota suku Wachootoo. Pada akhirnya, usahanya membuahkan hasil. Ternyata
pencuri kelelawar itu adalah Mick Katie dan Gahjii.
Katie dan Gahjii adalah pemburu binatang asal Australia yang bekerja atas
suruhan Vincent Cadby, kepala konsulat Amerika di daerah itu sendiri. Maksud
pencurian itu adalah agar terjadi peperangan antarsuku yang membuat keberadaan
suku Wachati tersebut lenyap sama sekali. Apabila suku Wachati telah lenyap,
maka Cadby dapat dengan mudah menguasai gua-gua kelelawar dan mengambil
“guano” atau kotoran kelelawar tersebut sebagai bahan pembuatan pupuk yang
bernilai ekonomis tinggi. Ventura digunakan sebagai saksi oleh Cadby apabila
kasus itu sampai mendapat penyelidikan dari pihak-pihak berwajib setempat.
Dengan demikian, maka Cadby dapat terbebas dari jeratan hukum. Ventura yang
menyadari hal tersebut, kemudian berusaha menangkap Cadby beserta anak
buahnya dan menyelamatkan kelelawar suci yang disekap. Pada akhirnya,
41
kelelawar suci itu dapat diselamatkan dan pernikahan dapat dilangsungkan tanpa
adanya peperangan. Namun, masalah belum berhenti sampai di situ, mempelai
pria dari suku Wachootoo menyadari bahwa mempelai wanita dari suku Wachati
sudah tidak perawan lagi karena sebelumnya, Ventura sempat berhubungan
dengan wanita tersebut, maka kemudian peperangan berbalik arah terjadi antara
kedua suku itu dengan Ventura (Oedekerk, 1995).
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah instrumen yang dapat
menayangkan dan memilah data yang dianalisis, tujuannya agar data tersebut
sahih. Karena data penelitian ini berupa tuturan dalam film DVD, maka instrumen
penelitian yang digunakan adalah DVD player. Dalam hal ini, DVD player
digunakan untuk menayangkan audio dan visual film komedi itu, selanjutnya
peneliti bertindak sebagai human instrument yang memiliki kemampuan kognitif,
bertugas untuk meneliti dan memilah dialog yang mengandung penggunaan
tindak tutur.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Metode simak adalah
metode yang dilakukan melalui penyimakan penggunaan bahasa dan dapat
disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial
(Sudaryanto, 1993: 133). Dalam hal ini, peneliti melakukan penyimakan terhadap
dialog dalam bahasa Inggris yang dipakai oleh para aktor dan aktris yang berperan
42
dalam film komedi “Ace Ventura: When Nature Calls”. Peneliti juga
mengobservasi secara visual film ini, tujuannya untuk melihat unsur-unsur
nonverbal, seperti gerak tubuh (gesture) dan ekspresi wajah (mimic) yang
mengindikasikan kelucuan atau komedi. Tahap selanjutnya, teknik yang
dilakukan adalah teknik catat, yaitu teknik catat dengan daya pilah sebagai
pembeda reaksi dan kadar keterdengaran (Sudaryanto, 1993: 25). Berkaitan
dengan hal ini, dialog yang telah disimak tersebut dicatat, kemudian dipilah-pilah
sesuai dengan jenis tuturannya. Berikutnya, data yang telah dipilah, dicatat dan
dikelompokkan berdasarkan jenis tindak tutur dan jenis implikatur percakapan
dalam bentuk paragraf, yaitu (1) TT lokusi, (2) TT ilokusi, (3) TT perlokusi, (4)
TT representatif, (5) TT direktif, (6) TT komisif, (7) TT ekspresif, (8) TT
deklaratif, (9) TT langsung, (10) dan TT tidak langsung, sedangkan jenis
implikatur percakapannya adalah (1) maksim hubungan, (2) maksim kualitas, (3)
maksim kuantitas, (4) dan maksim cara.
Secara lebih konkret, tayangan film komedi “Ace Ventura: When Nature
Calls” dalam film DVD diputar dengan DVD player, kemudian tayangan itu
diobservasi. Dalam tayangan itu, terdapat beberapa adegan, yaitu adegan di atas
bukit, di kuil, di pesawat terbang, di kantor konsulat Amerika, di rumah adat suku
Wachati dan Wachootoo, di kebun binatang, dan di hutan. Langkah selanjutnya,
tayangan film didengarkan dan ditranskripsikan dengan teknik catat. Dalam
proses pencatatan, tidak ditemukan kendala yang berarti karena film tersebut telah
dilengkapi dengan teks tertulis dalam bahasa Inggris (subtitle). Kendatipun
demikian, peneliti tetap harus mencatatnya dengan melakukan pengulangan
43
(rewind) berkali-kali dan penghentian sejenak (pause), tujuannya untuk
memudahkan peneliti mencatat setiap dialog dalam film itu. Secara sistematis,
langkah pengumpulan data disajikan sebagai berikut.
a) Menentukan judul film komedi yang diteliti.
b) Melakukan pemutaran film komedi yang sudah ditentukan.
c) Melakukan pentranskripsian data yang sudah diputar.
d) Memahami data yang sudah ditranskripsikan.
e) Menyisihkan data yang tidak relevan dengan permasalahan.
f) Melakukan pengelompokan data berdasarkan jenis TT dan implikatur
percakapan.
g) Memberikan kode atau tanda pada data yang telah dikelompokkan.
h) Melakukan proses verifikasi, interpretasi, dan generalisasi data.
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Data yang telah dikelompokkan berdasarkan jenis tindak tutur dan implikatur
percakapan, kemudian dianalisis. Tahap pertama analisis adalah dengan
menggunakan metode padan, yaitu metode padan pragmatis. Metode ini
menggunakan peserta tutur sebagai standar banding alat penentu identitas obyek
sasaran penelitian (Sudaryanto, 1993: 29). Maksudnya, para peserta tutur dalam
film digunakan sebagai standar banding yang dapat menentukan identitas obyek
penelitian yang mengandung permasalahan tindak tutur, misalnya konteks, jenis,
fungsi, dan makna tindak tutur.
44
Tahap kedua adalah dengan menggunakan metode padan translasional.
Metode ini adalah metode yang menggunakan standar banding berupa langue lain
(Sudaryanto, 1993: 29). Dalam hal ini, data yang telah dikelompokkan berupa
bahasa Inggris, kemudian dipadankan, dengan metode padan translasional agar
ditemukan standar banding dalam bahasa Indonesia.
Tahap ketiga adalah dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah
metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu
sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Artinya, bahasa Inggris yang digunakan sebagai
objek penelitian digunakan sebagai alat penentu, misalnya dalam menentukan
satuan lingual berupa verba, nomina, dan yang lainnya.
Tahap keempat adalah menggunakan teknik dasar, yaitu teknik pilah unsur
penentu. Teknik ini menggunakan daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki
oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993: 21). Terkait dengan metode dan teknik
tersebut, terdapat dua buah teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini. Untuk menganalisis jenis dan fungsi tindak tutur, penulis
menerapkan teori tindak tutur dari Levinson (1983). Untuk menganalisis
implikatur percakapan, digunakan teori implikatur percakapan dari Grice (1975).
Rangkaian proses analisis berikutnya adalah dengan menentukan fungsi dan
makna tuturan yang tergantung pada konteks situasi tempat tuturan itu dituturkan.
Selanjutnya, menentukan fungsi dan makna implikatur percakapan yang
ditemukan dalam tuturan yang sudah ditentukan fungsi dan maknanya dalam
tindak tutur, tujuannya agar dapat ditemukan hubungan yang bersifat saling
45
memengaruhi antara teori tindak tutur dan implikatur percakapan dalam dialog
film komedi “Ace Ventura: When Nature Calls”.
3.6 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menyajikan hasil analisis data pada penelitian
ini adalah metode formal dan metode informal (Sudaryanto, 1993: 144). Metode
formal digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk penggunaan tanda atau
lambang-lambang tertentu, misalnya tanda kurung biasa ( () ), yang
melambangkan kata atau istilah asing (bahasa Inggris) yang bersifat opsionalitas.
Metode informal digunakan untuk menyajikan hasil analisis dengan kata-kata
biasa.
46
BAB IV JENIS TINDAK TUTUR
Menurut Levinson, tindak tutur berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur
langsung memiliki perbedaan yang mendasar dengan tindak tutur tidak langsung.
Secara sederhana, perbedaannya terletak pada perbedaan makna pada masing-
masing tuturan tersebut. Tindak tutur langsung maknanya eksplisit sedangkan
tindak tutur tidak langsung maknanya implisit. Masing-masing akan dijelaskan
lebih dalam sebagai berikut.
4.1 Tindak Tutur Langsung dalam Film Komedi AVWNC
Jenis tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang memiliki modus dan
makna tuturan yang sama. Jenis tindak tutur ini mudah dimengerti karena bersifat
terus terang dan eksplisit. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa penggunaan
tindak tutur langsung. Beberapa penggunaannya dijelaskan sebagai berikut.
Data 4.1.1
Konteks situasi tutur: Burton Quinn yang disekap oleh Ace Ventura merasa
sangat ketakutan. Dia ketakutan karena Ace Ventura mengancam dengan cara
mengeluarkan bola matanya. Burton Quinn meminta kepada Ace Ventura untuk
menghentikan perbuatannya itu. Namun, Ace Ventura menolak permintaan
Burton Quinn itu.
47
(1) Burton Quinn: Stop! Stop it! ‘Hentikan! Hentikan itu!’
Ace Ventura : You’d like me to stop it. Getting to you? ‘Kau ingin aku berhenti. Bukan?’
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Burton Quinn
dan Ace Ventura. Tuturan Burton Quinn, yaitu “Stop it” atau “Hentikan itu”
adalah tuturan yang termasuk jenis tuturan langsung. Tuturan ini termasuk tuturan
langsung karena modus dan makna tuturannya sama. Modus tuturan ini menyuruh
(imperatives) dan makna tuturannya juga menyuruh petutur agar tidak
mengeluarkan bola matanya.
Data 4.1.2
Konteks situasi tutur: Ace Ventura berhasil mengungkap dalang di balik
misteri hilangnya kelelawar suci. Dalang penculikan kelelawar suci itu tidak lain
adalah Vincent Cadby sendiri. Ace Ventura berhasil membuktikan bahwa Vincent
Cadby adalah pelakunya dan menyuruh Simon sebagai kepala keamanan di sana
untuk menangkapnya. Namun, Simon menolak dan balik menangkap Ace
Ventura.
(2) Ace Ventura : Arrest him. Arrest him! Please arrest him. Simon says, “Arrest him”.
‘Tangkap dia. Tangkap dia! Tolong tangkap dia. Simon berkata, “Tangkap dia”’.
Vincent Cadby: I thought you loved all animals, Mr. Ventura. ‘Saya pikir Anda mencintai semua binatang, Tuan Ventura’.
Tuturan nomor 2 di atas adalah tuturan antara Ace Ventura dan Vincent
Cadby. Tuturan Ace Ventura, yakni “Arrest him” atau “Tangkap dia” adalah
jenis tuturan langsung. Tuturan ini termasuk tuturan langsung karena modus dan
48
makna tuturannya sama. Modus tuturan ini menyuruh (imperatives) dan makna
tuturannya juga menyuruh menangkap petutur.
4.2 Tindak Tutur Tidak Langsung dalam Film Komedi AVWNC
Jenis tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang memiliki modus
dan makna tuturan yang berbeda. Tuturan ini bersifat implisit sehingga maksud
yang diinginkan penutur dalam tuturan ini tidak tampak melalui kalimat yang
diucapkan. Petutur dapat dengan mudah memahami makna tuturan tersebut
apabila sudah terbiasa mendengar dan memahami konteksnya. Dalam penelitian
ini ditemukan beberapa penggunaan tindak tutur tidak langsung. Beberapa
penggunaannya dijelaskan sebagai berikut.
Data 4.2.1
Konteks situasi tutur: Ace Ventura mengalami sebuah kecelakaan pesawat
kargo. Kecelakaan itu terjadi di sebuah wilayah pegunungan. Pesawat itu
mengangkut beberapa hewan. Dalam kecelakaan itu Ace Ventura dan seekor
rakun selamat. Beberapa saat setelah kejadian, datanglah sebuah tim penyelamat
yang membawa helikopter. Pilot helikopter itu membujuk Ace Ventura untuk
segera menyelamatkan diri, tetapi dia menolak dan tetap bersikeras untuk
menyelamatkan rakun yang masih terjebak di atas sebuah tebing.
(1) Ace Ventura : What about the animal cargo?! ‘Bagaimana dengan binatang dalam kargo pesawat’?!
Pilot : Don’t worry. It’s just one little raccoon. If I were you, I’d turn back. ‘Jangan khawatir. Itu hanya seekor rakun kecil. Bila aku menjadi kamu, aku akan kembali’.
49
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan antara Ace Ventura dan pilot. Tuturan
Ace Ventura, yakni “What about the animal cargo?!” atau “Bagaimana dengan
binatang dalam kargo pesawat ?!” adalah jenis tuturan tidak langsung. Tuturan
ini termasuk tuturan tidak langsung karena modus dan makna tuturannya berbeda.
Modus tuturannya adalah kalimat tanya (interrogatives), sedangkan maknanya
adalah menyuruh (imperatives) petutur untuk menyelamatkan seekor rakun kecil
yang masih selamat dalam kecelakaan pesawat terbang.
Data 4.2.2
Konteks situasi tutur: Ace Ventura meminta medali kepada kepala pendeta.
Dia meminta medali itu sebagai penghargaan atas prestasi spritualnya selama ini.
Ace Ventura berusaha menggunakan tuturan yang sopan dalam meminta medali
itu agar citranya sebagai sebagai seorang pendeta yang hebat tetap terjaga di
depan petutur. Kepala pendeta kemudian mengabulkan keinginan Ace Ventura
dengan memberikan medali miliknya tanpa berargumen terlalu panjang.
(2) Ace Ventura : What about my medallion of spiritual accomplishment? ‘Bagaimana dengan medali atas prestasi spiritual saya?’
Ashram Monk: Take mine. ‘Ambillah medaliku’.
Tuturan nomor 2 adalah tuturan antara Ace Ventura dan kepala pendeta di
dalam sebuah kuil. Tuturan Ace Ventura, yakni “What about my medallion of
spiritual accomplishment?” atau “Bagaimana dengan medali atas prestasi
spiritual saya?” adalah jenis tuturan tidak langsung. Tuturan ini termasuk tuturan
tidak langsung karena modus dan makna tuturannya berbeda. Tuturan ini
50
bermodus kalimat tanya (interrogatives), tetapi maknanya menyuruh
(imperatives) petutur memberikan medali itu kepada penutur.
51
BAB V FUNGSI TINDAK TUTUR
Menurut Levinson, fungsi tindak tutur dapat dibedakan menjadi lima macam.
Lima macam tidak tutur itu adalah tindak tutur representatif, direktif, komisif,
ekspresif, dan tindak tutur deklaratif. Tindak tutur tersebut memiliki fungsinya
masing-masing. Fungsi dan uraian analisis masing-masing tindak tutur tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
5.1 Fungsi Representatif dalam Film Komedi AVWNC
Menurut Levinson, fungsi representatif adalah fungsi tindak tutur yang
menekankan pada suatu kebenaran yang terkandung dalam tuturan yang
dituturkan oleh seorang penutur. Dalam hal ini, penutur terikat pada kebenaran
informasi tuturan tersebut dan bertanggung jawab berdasarkan fakta yang dapat
dibuktikan di lapangan. Terdapat beberapa fungsi tindak tutur representatif, yaitu
menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, memberikan
kesaksian, dan berspekulasi. Beberapa fungsi itu dijelaskan sebagai berikut.
Data 5.1.1 Fungsi Representatif Menyatakan
Konteks situasi tutur: Ace Ventura sedang memanjat sebuah tebing untuk
menyelamatkan seekor rakun. Dia menyelamatkan seekor rakun yang terjebak di
pinggir tebing karena pesawat kargo yang membawa rakun itu mengalami
kecelakaan. Tiba-tiba sebuah helikopter penyelamat muncul mendekati Ace
Ventura. Pilot helikopter itu membujuk Ace Ventura untuk segera menyelamatkan
52
diri. Namun, Ace Ventura menolaknya dan lebih memilih untuk menyelamatkan
rakun itu daripada pergi bersama pilot.
(1) Pilot : Don’t worry. It’s just one little raccoon. If I were you, I’d turn back. ‘Jangan khawatir. Itu hanya seekor rakun kecil. Bila aku menjadi kau, aku akan kembali’.
Ace Ventura: If you were me, then I’d be you! And I’d use your body to get to the top. You can’t stop, no matter who you are! Loser! ‘Bila kamu menjadi aku, lalu aku menjadi kamu! Aku akan memakai badanmu untuk sampai ke puncak tebing. Kamu tidak bisa menghentikanku, tidak perduli siapa kamu! Pecundang!’
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh pilot helikopter
dan Ace Ventura. Tuturan pilot helikopter, yaitu “It’s just one little raccoon” atau
“Itu hanya seekor rakun kecil” adalah tuturan yang mengandung fungsi
representatif menyatakan sesuatu. Pilot helikopter menyatakan kepada Ace
Ventura bahwa di puncak tebing terdapat seekor rakun yang masih selamat dalam
kecelakaan pesawat itu. Pernyataan ini didukung oleh fakta dalam film yang
menunjukkan seekor rakun tampak berusaha menyelamatkan diri dari puncak
tebing.
Data 5.1.2 Fungsi Representatif Melaporkan
Konteks situasi tutur: Kepala kuil melaporkan keberadaan Ace Ventura
kepada Fulton Greenwall. Dia menujukkan tempat keberadaan Ace Ventura
kepada Fulton Greenwall. Dia juga menjelaskan keadaan Ace Ventura.
Mendengar hal itu, Fulton Greenwall tidak terkejut sebab dia telah mengetahui
alasannya.
53
(2) Ashram Monk : Oh him. Right this way. He came to us a broken man. He had lost the will to sustain his existence. ‘Oh dia. Lewat sini. Dia datang kepada kami dalam keadaan frustasi. Dia telah kehilangan semangat hidupnya’.
Fulton Greenwall: I heard about that unfortunate accident with the raccoon. ‘Saya mendengar kecelakaan malang yang menimpa rakun itu’.
Tuturan nomor 2 di atas adalah tuturan antara kepala kuil dan Fulton
Greenwall. Tuturan kepala kuil, yaitu “He had lost the will to sustain his
existence” atau “Dia telah kehilangan semangat hidupnya” adalah tuturan yang
mengandung fungsi representatif melaporkan sesuatu. Kepala kuil melaporkan
keadaan Ace Ventura yang menyedihkan kepada Fulton Greenwall. Laporan
kepala kuil itu diperkuat dengan pernyataan Fulton Greenwall yang mengatakan
bahwa berita itu memang benar adanya.
Data 5.1.3 Fungsi Representatif Memberikan Kesaksian
Konteks situasi tutur: Ace Ventura menuturkan sesuatu kepada Ashram
Monk. Dia menuturkan bahwa dia merasa tersanjung mendapatkan sebuah medali
dari Ashram Monk. Menurutnya, jika ingin mendapatkan medali itu, seseorang
harus belajar agama di dalam kuil selama 80 tahun. Namun, berbeda halnya
dengan Ace Ventura, dia hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk
meraih medali itu. Di sisi lain, Ashram Monk juga menuturkan bahwa dia sudah
tidak memerlukan medali itu lagi dan dengan sukarela memberikannya kepada
Ace Ventura.
(3) Ace Ventura : This took you 80 years to achieve!
54
‘Untuk mendapatkan medali ini kamu membutuhkan waktu 80 tahun’.
Ashram Monk: That’s okay. I don’t like it anymore. Really. ‘Baik. Aku tidak membutuhkan medali ini lagi. Sungguh’.
Tuturan nomor 3 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
kepala pendeta. Tuturan Ace Ventura, yaitu “This took you 80 years to achieve!”
atau “Untuk mendapatkan medali ini kamu membutuhkan waktu 80 tahun” adalah
tuturan yang mengandung fungsi representatif memberikan kesaksian terhadap
suatu peristiwa. Ace Ventura memberikan kesaksian kepada kepala pendeta
bahwa medali yang didapatnya hanya bisa diraih oleh orang biasa dalam waktu 80
tahun. Namun, khusus bagi dirinya, medali itu dapat diraih hanya dalam waktu
singkat karena dia adalah murid yang luar biasa. Tuturan ini mengandung nilai
kebenaran karena kesaksian Ace Ventura ini didukung oleh pendapat kepala
pendeta.
5.2 Fungsi Direktif dalam Film Komedi AVWNC
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang berfungsi membuat petuturnya
melakukan tindakan yang dimaksudkan penuturnya dalam tuturannya (Levinson,
1983: 240). Terdapat beberapa fungsi tindak tutur direktif, yaitu memaksa,
mengajak, meminta, mendesak, menyarankan, menyuruh, menagih, memberikan
aba-aba, dan memerintah. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tuturan yang
mengandung fungsi direktif, misalnya mengajak, meminta, dan menyuruh.
Beberapa tuturan yang mengandung fungsi direktif tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
55
Data 5.2.1 Fungsi Direktif Mengajak
Konteks situasi tutur: Kepala kuil menceritakan keberadaan Ace Ventura
kepada Fulton Greenwall. Dia menujukkan tempat keberadaan Ace Ventura
kepada Fulton Greenwall. Dia juga menjelaskan keadaan Ace Ventura.
Mendengar hal itu, Fulton Greenwall tidak terkejut sebab dia telah mengetahui
alasannya.
(1) Ashram Monk : Oh him. Right this way. He came to us a broken man. He had lost the will to sustain his existence. ‘Oh dia. Lewat sini. Dia datang kepada kami dalam keadaan frustasi. Dia telah kehilangan semangat hidupnya’.
Fulton Greenwall: I heard about that unfortunate accident with the raccoon. ‘Saya mendengar kecelakaan malang yang menimpa rakun itu’.
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan antara kepala kuil dan Fulton
Greenwall. Tuturan kepala kuil, yaitu “Right this way” atau “Lewat sini” adalah
tuturan yang mengandung fungsi direktif mengajak melakukan sesuatu. Kepala
kuil mengajak Fulton Greenwall memasuki ruangan tempat Ace Ventura berada.
Ajakan itu ditanggapi dengan baik oleh Fulton Greenwall dengan ikut bersama
kepala kuil pergi ke tempat Ace Ventura berada. Dengan demikian, tuturan nomor
1 di atas fungsi direktifnya dapat dikatakan telah berjalan dengan baik.
56
Data 5.2.2 Fungsi Direktif Meminta
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall yang bertemu dengan Ace Ventura
mencoba meyakinkan Ace Ventura agar mau menangani kasus hilangnya seekor
kelelawar suci. Dia mencoba meyakinkan Ace Ventura yang telah berjanji untuk
berhenti menjadi seorang detektif binatang. Fulton Greenwall cukup bersusah
payah untuk dapat meyakinkan Ace Ventura. Permintaan Fulton Greenwall
tersebut dijawab oleh Ace Ventura dengan nada sedikit agak menghina.
(2) Fulton Greenwall : Quite. Well, no harm done. Let me introduce myself. My name is Fulton Greenwall, and I’m here to employ your services…in the retrieval of a lost animal. Can you help us? Cukup. Baik, Tidak ada yang terluka. Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Fulton Greenwall dan saya kemari ingin memakai jasa Anda…dalam menemukan kembali binatang yang hilang. Dapatkah Anda membantu kami?
Ace Ventura :Your request is like your intestine. Stinky and dangerous. Permohonanmu seperti usus besarmu. Busuk dan berbahaya.
Tuturan nomor 2 adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton Greenwall dan
Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yaitu “Can you help us” atau
“Dapatkah Anda membantu kami” adalah tuturan yang mengandung fungsi
direktif meminta melakukan sesuatu dengan menggunakan modus kalimat tanya.
Fulton Greenwall meminta bantuan kepada Ace Ventura agar bersedia menangani
kasus hilangnya seekor kelelawar suci. Namun, permintaan Fulton Greenwall itu
nampaknya ditolak oleh Ace Ventura. Penolakan ini disebabkan oleh trauma yang
dialami oleh Ace Ventura ketika dia gagal menyelamatkan seekor rakun yang
mengharapkan pertolongannya. Dalam usaha menyelamatkan rakun itu, Ace
57
Ventura sampai-sampai berani menantang bahaya dengan mendaki sebuah tebing.
Hal ini menandakan bahwa fungsi direktif tuturan nomor 2 tidak berfungsi dengan
baik.
Data 5.2.3 Fungsi Direktif Menyuruh
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall akhirnya berhasil meyakinkan Ace
Ventura untuk menangani misteri hilangnya kelelawar suci. Mereka berdua
diceritakan bergegas untuk meninggalkan kuil. Namun, Ace Ventura masih sibuk
berbicara sambil melakukan hal-hal yang aneh. Melihat kejadian itu, Fulton
Greenwall menyuruh Ace Ventura agar bergegas sebab pesawat yang akan
ditumpangi telah menunggu. Ace Ventura menanggapi suruhan itu, tetapi dengan
tetap melakukan satu hal konyol lagi, yaitu melempar kawat pir dari atas anak
tangga kuil sampai turun ke dasar anak tangga.
(3) Fulton Greenwall: We should go, Mr. Ventura. I’ve arranged the plane. ‘Kita harus segera pergi, tuan Ventura. Saya telah menyiapkan tiket pesawat’.
Ace Ventura : I’ll meet you at the bottom. There’s still one more thing I must do before I go. ‘Aku akan menemuimu di bawah. Masih ada satu lagi hal penting yang harus kulakukan sebelum pergi’.
Tuturan nomor 3 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “We should go,
Mr. Ventura” atau “Kita harus segera pergi, tuan Ventura” adalah tuturan yang
mengandung fungsi direktif menyuruh melakukan sesuatu dengan modus kalimat
berita. Fulton Greenwall menyuruh Ace Ventura untuk bergegas pergi dari kuil
sebab pesawat yang akan ditumpangi telah menunggu. Mendengar suruhan itu,
58
Ace Ventura lalu bergegas meninggalkan kuil walaupun dengan sedikit berbuat
konyol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi tuturan direktif nomor 3 telah
berjalan dengan baik.
5.3 Fungsi Komisif dalam Film Komedi AVWNC
Menurut Levinson, tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang berfungsi
untuk melaksanakan segala sesuatu yang disebutkan dalam tuturannya. Tuturan
ini mengikat penuturnya untuk memenuhi segala sesuatu yang disebutkan oleh
penuturnya dalam tuturannya sehingga akan membawa konsekuensi bagi
penuturnya. Terdapat beberapa fungsi tindak tutur komisif, yaitu berjanji,
bersumpah, menyatakan kesanggupan, berkaul, dan mengancam. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa tuturan yang mengandung fungsi komisif,
misalnya menyatakan kesanggupan, mengancam, dan bersumpah. Beberapa
tuturan yang mengandung fungsi komisif tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Data 5.3.1 Fungsi Komisif Menyatakan Kesanggupan
Konteks situasi tutur: Ace Ventura berbicara dengan kepala pendeta di dalam
kuil. Dia menyatakan kesanggupannya untuk menangani kasus hilangnya
kelelawar suci kepada kepala pendeta. Kepala pendeta sangat senang mendengar
berita itu. Dia lalu menyebarkan berita itu kepada semua muridnya.
(1) Ace Ventura : In light of their personal sacrifice, you’ve made…I have no choice…but to take the case… ‘Dalam cahaya pengorbanan pribadi mereka, kau telah membuat…ku tidak punya pilihan…akan tetapi aku setuju menangani kasus itu’…
Ashram Monk: Great! I’ll tell the others.
59
‘Bagus! Aku akan mengabarkan kepada murid yang lainnya’.
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
kepala pendeta. Tuturan Ace Ventura, yaitu “But to take the case” atau “Akan
tetapi aku setuju menangani kasus itu” adalah tuturan yang mengandung fungsi
komisif menyatakan kesanggupan. Ace Ventura menyatakan kesanggupannya
kepada kepala pendeta untuk menangani kasus misteri hilangnya kelelawar suci.
Dalam hal ini, konsekuensi yang muncul dari tuturan Ace Ventura adalah dia
harus dapat menangani kasus itu dengan baik.
Data 5.3.2 Fungsi Komisif Mengancam
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall dan Ace Ventura bertemu dan
berbicara dengan kepala suku Wachati. Dalam pembicaraan itu, kepala suku
Wachati kemudian berpesan kepada Ace Ventura. Pesan itu diterjemahkan oleh
Fulton Greenwall. Pesannya adalah agar kelelawar suci itu segera dikembalikan
sebelum pernikahan sang putri. Jika tidak, akan terjadi pertumpahan darah. Ace
Ventura menanggapi pesan itu dengan balik melontarkan pertanyaan. Lewat
pertanyaannya itu Ace Ventura berusaha mengeluh tentang betapa jijiknya dia
dengan binatang yang bernama kelelawar.
(2) Fulton Greenwall: Yes, yes. Chief. Thank you. Thank you. The chief says that unless the sacred bat is returned before the marriage of the princess, the Wachati tribe will meet their death.
‘Ya, ya. Kepala suku. Terima kasih. Terima kasih. Kepala suku berkata bahwa kalau kelelawar suci itu tidak dikembalikan sebelum upacara pernikahan sang putri, maka suku Wachati akan menemui ajalnya’.
60
Ace Ventura : What type of bat are we talking about? ‘Jenis kelelawar apa yang sedang kita bicarakan?’
Tuturan nomor 2 adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton Greenwall dan
Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “The chief says that unless the
sacred bat is returned before the marriage of the princess, the Wachati tribe will
meet their death” atau “Kepala suku berkata bahwa kalau kelelawar suci itu
tidak dikembalikan sebelum upacara pernikahan sang putri, maka suku Wachati
akan menemui ajalnya” adalah tuturan yang mengandung fungsi komisif
mengancam. Fulton Greenwall menyampaikan pesan yang berisi ancaman kepada
Ace Ventura. Ancaman itu berbunyi apabila kelelawar suci itu tidak dikembalikan
sebelum pernikahan sang putri, maka suku Wachati akan menemui ajalnya.
Tuturan itu membawa konsekuensi terjadinya kematian di kalangan suku Wachati
apabila Ace Ventura gagal menemukan kelelawar suci itu sebelum
dilangsungkannya pernikahan sang putri.
Data 5.3.3 Fungsi Komisif Bersumpah
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan sang putri dari suku Wachati sedang
berbincang-bincang. Mereka membincangkan perasaan yang sedang dialami satu
sama lain. Ace Ventura secara jantan mengakui bahwa dia memiliki rasa cinta
yang dalam kepada sang putri. Pada saat yang sama, sang putri juga memiliki
perasaan demikian. Namun, Ace Ventura mengakui bahwa rasa cintanya kepada
sang putri tidak akan pernah terwujud sampai ke pelaminan karena dia telah
bersumpah untuk hidup membujang. Sang putri kemudian dengan berbagai cara
berusaha keras untuk membuat Ace Ventura membatalkan niatnya tersebut.
61
(3) Ace Ventura: I’d love to help. But you see…I have vowed to take a life of celibacy.
‘Aku suka menolong. Namun, kau harus tahu…aku telah bersumpah untuk hidup membujang’.
The Princess : Well…perhaps this…will assist your decision. ‘Baiklah…mungkin hal ini…akan membantu keputusanmu’.
Tuturan nomor 3 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
sang putri di sekitar tempat tinggal suku Wachati pada malam hari. Tuturan Ace
Ventura, yaitu“I’d love to help. But you see…I have vowed to take a life of
celibacy” atau “Aku suka menolong. Namun, kau harus tahu…aku telah
bersumpah untuk hidup membujang” adalah tuturan yang mengandung fungsi
komisif bersumpah. Ace Ventura menolak permintaan sang putri untuk menikah
karena dia telah bersumpah untuk hidup membujang selamanya. Dengan
demikian, konsekuensinya adalah Ace Ventura dilarang menikah selamanya dan
apabila dia melanggar sumpahnya itu, maka dia akan mendapat hukuman atau
sanksi dari sumpahnya itu juga.
5.4 Fungsi Ekspresif dalam Film Komedi AVWNC
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berfungsi sebagai bahan
evaluasi mengenai hal yang disebutkan penutur dalam tuturannya itu (Levinson,
1983: 240). Terdapat beberapa fungsi tindak tutur ekspresif, yaitu mengeluh,
mengucapkan selamat, memuji, menyanjung, menyalahkan, mengkritik, dan
mengucapkan terima kasih. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tuturan yang
mengandung fungsi ekspresif, misalnya memuji dan mengucapkan terima kasih.
62
Beberapa tuturan yang mengandung fungsi ekspresif tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
Data 5.4.1 Fungsi Ekspresif Memuji
Konteks situasi tutur: Kepala pendeta membujuk Ace Ventura agar bersedia
menangani kasus hilangnya kelelawar suci. Dia juga memuji kelebihan yang
dimiliki oleh Ace Ventura. Usaha kepala pendeta itu terbukti tidak sia-sia. Ace
Ventura akhirnya bersedia menangani kasus itu walaupun dengan syarat meminta
sebuah medali.
(1) Ashram Monk: Just now. You are one! I can see it in your eyes. You’re more one than anyone.
‘Baru saja. Kau adalah salah satunya! Aku dapat melihatnya di matamu. Kau lebih baik daripada siapa pun’.
Ace Ventura : What about my medallion of spiritual accomplishment? ‘Bagaimana dengan medali atas pencapaian spiritualku?’
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh kepala pendeta
dan Ace Ventura. Tuturan kepala pendeta, yakni “You’re more than anyone” atau
“Kau lebih baik daripada siapa pun” adalah tuturan yang mengandung fungsi
ekspresif memuji. Kepala pendeta memuji Ace Ventura karena dia memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki oleh murid-murid lainnya di kuil itu. Di samping
itu, pujian itu juga dimaksudkan agar Ace Ventura bersedia membantu Fulton
Greenwall dalam memecahkan misteri hilangnya kelelawar suci. Fungsi ekspresif
memuji yang terdapat pada tuturan nomor 1 di atas dapat dikatakan telah
berfungsi dengan baik karena pujian itu mendapat tanggapan yang baik dari
petutur.
63
Data 5.4.2 Fungsi Ekspresif Memuji
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall merasa sangat senang. Dia senang
karena Ace Ventura berhasil menemukan bukti awal hilangnya kelelawar suci.
Fulton Greenwall memuji Ace Ventura atas keberhasilannya itu. Ace Ventura
menanggapinya dengan sikap puas.
(2) Fulton Greenwall: Brilliant, Mr. Ventura! Simply brilliant. ‘Cemerlang, tuan Ventura! Sungguh cemerlang’.
Ace Ventura : Spank you! Spank you very much! ‘Tampar ! Tampar terus!’
Tuturan nomor 2 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yaitu “Simply brilliant”
atau “Sungguh cemerlang” adalah tuturan yang mengandung fungsi ekspresif
memuji. Fulton Greenwall memuji kesuksesan Ace Ventura dalam menemukan
bukti awal kasus hilangnya kelelawar suci. Dalam hal ini, fungsi ekspresif memuji
yang terdapat pada tuturan nomor 2 telah berfungsi dengan baik karena Ace
Ventura menanggapinya dengan perasaan puas.
Data 5.4.3 Fungsi Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih
Konteks situasi tutur: Secara kebetulan kantor konsulat Amerika di Provinsi
Nibia, Afrika sedang mengadakan acara pesta. Ace Ventura yang baru tiba di sana
kemudian bertemu dengan keluarga Maguire yang bekerja di kantor itu. Ace
Ventura mengucapkan terima kasih atas tempat parkir yang telah disediakan oleh
keluarga Maguire di kantor konsulat itu. Namun, istri Maguire menanggapinya
dengan nada sinis dan menuduh Ace Ventura sebagai aktivis penyayang binatang.
64
(3) Ace Ventura : Ace Ventura, pet detective. You must be the Monopoly Guy! Thanks for the free parking.
‘Ace Ventura, detektif hewan. Kamu pastilah pria monopoli! Terima kasih atas parkir gratisnya’.
Maguire’s wife: Another activist, Maguire. ‘Salah satu aktivis penyayang binatang, Maguire’.
Tuturan nomor 3 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
istri Maguire. Tuturan Ace Ventura, yaitu “Thanks for the free parking” atau
“Terima kasih atas parkir gratisnya” adalah tuturan yang mengandung fungsi
ekspresif mengucapkan terima kasih. Ace Ventura mengucapkan terima kasih
kepada keluarga Maguire atas tempat parkir yang telah disediakan di kantor
konsulat Amerika. Namun, ucapan terima kasih itu mendapat tanggapan yang
buruk dari istri Maguire. Dengan demikian, fungsi ekspresif terima kasih pada
tuturan nomor 3 tidak berfungsi dengan baik karena mendapat tanggapan yang
buruk atau penolakan dari petutur.
5.5 Fungsi Deklaratif dalam Film Komedi AVWNC
Tindak tutur deklaratif adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menciptakan
hal, status, dan keadaan yang dimaksudkan penuturnya dalam tuturannya
(Levinson, 1983: 240). Terdapat beberapa fungsi tindak tutur deklaratif, yaitu
mengabulkan, melarang, membatalkan, memutuskan, mengizinkan, mengangkat,
menggolongkan, mengampuni, dan memaafkan. Dalam penelitian ini terdapat
beberapa tuturan yang mengandung fungsi deklaratif, misalnya memutuskan dan
melarang. Beberapa tuturan yang mengandung fungsi deklaratif tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
65
Data 5.5.1 Fungsi Deklaratif Memutuskan
Konteks situasi tutur: Sebuah helikopter datang mendekati Ace Ventura yang
sedang mendaki puncak tebing untuk menyelamatkan seekor rakun kecil. Pilot
helikopter itu berusaha menasihati Ace Ventura untuk segera menyelamatkan diri
dan kembali pulang. Pilot mengatakan kepada Ace Ventura bahwa tidak ada
gunanya menyelamatkan seekor rakun kecil itu. Namun, nasihat pilot itu
diabaikan begitu saja oleh Ace Ventura. Dia balik memarahi pilot itu karena tidak
memiliki rasa peduli terhadap binatang.
(1) Pilot : Don’t worry. It’s just one little raccoon. If I were you, I’d turn back. ‘Jangan khawatir. Itu hanya seekor rakun. Bila aku menjadi kamu, aku akan kembali pulang’.
Ace Ventura: If you were me, then I’d be you! And I’d use your body to get to the top. You can’t stop, no matter who you are! Loser! ‘Bila kamu menjadi aku, lalu aku menjadi kamu! Aku akan memakai badanmu untuk sampai ke puncak tebing. Kamu tidak bisa menghentikanku, tidak perduli siapa kamu! Pecundang!’
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh pilot dan Ace
Ventura. Tuturan pilot, yaitu “If I were you, I’d turn back” atau “Bila aku
menjadi kamu, aku akan kembali pulang” adalah tuturan yang mengandung
fungsi deklaratif memutuskan. Apabila pilot itu menjadi Ace Ventura, maka dia
akan memutuskan kembali pulang dan tidak bersedia menyelamatkan rakun kecil
itu. Keputusan yang disampaikan oleh pilot ditolak oleh Ace Ventura karena Ace
Ventura adalah orang yang peduli terhadap nasib binatang. Dengan demikian,
pada tuturan nomor satu di atas dapat dikatakan bahwa fungsi deklaratif
66
memutuskan tidak berfungsi dengan baik karena keputusan yang disampaikan
oleh penutur mendapat penolakan dari petutur.
Data 5.5.2 Fungsi Deklaratif Melarang
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall dan Ace Ventura berada di dalam
rumah kepala suku Wachati. Di dalam rumah itu terdapat tempat suci yang hanya
boleh dimasuki oleh anggota suku Wachati. Ace Ventura berniat masuk ke tempat
suci itu. Fulton Greenwall kemudian menasihati Ace Ventura agar tidak
memasuki tempat itu karena dia bukan anggota suku Wachati. Nasihat Fulton
Greenwall ditanggapi dingin oleh Ace Ventura.
(2) Fulton Greenwall: Please, Mr. Ventura! That is sacred ground. I’m sorry, but only the Wachati are allowed there.
‘Tolong, tuan Ventura! Itu adalah tempat yang suci. Saya minta maaf, tetapi hanya suku Wachati yang diperkenankan berada di sana’.
Ace Ventura : Take it easy. I’m the lougie guy, remember? ‘Tenanglah. Aku juga adalah seorang pria suci, ingatkah kau?’
Tuturan nomor 2 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “Please, Mr.
Ventura! That is sacred ground. I’m sorry, but only the Wachati are allowed
there” atau “Tolong, tuan Ventura! Itu adalah tempat yang suci. Saya minta
maaf, tetapi hanya suku Wachati yang diperkenankan berada di sana” adalah
tuturan yang mengandung fungsi deklaratif melarang. Fulton Greenwall melarang
Ace Ventura memasuki tempat yang hanya diperbolehkan bagi anggota suku
Wachati. Larangan itu mendapat perlawanan dari Ace Ventura karena dia
67
menganggap bahwa dirinya juga termasuk orang suci yang berhak memasuki
tempat-tempat suci termasuk tempat suci milik suku Wachati. Dengan demikian,
pada tuturan nomor 2 dapat dikatakan bahwa fungsi deklaratif melarang tidak
berfungsi dengan baik karena larangan yang diberikan penutur mendapat
perlawanan dari Ace Ventura.
68
BAB VI MAKNA TINDAK TUTUR
Menurut Levinson bahwa dalam teori tindak tutur makna tindak tutur dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan tindak
tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang makna dan acuannya
sudah jelas, tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang maknanya mengandung
daya tuturan, dan tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang memiliki efek
atau akibat. Masing-masing tindak tutur tersebut memilki karakteristik tersendiri.
Karakteristik dan uraian analisis masing-masing tindak tutur tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
6.1 Makna Lokusi dalam Film Komedi AVWNC
Dalam teori tindak tutur, makna lokusi dikatakan sebagai makna tuturan
secara harfiah atau tersurat. Makna harfiah di sini berarti bahwa tuturan itu
mempunyai makna tersurat dan tersirat yang sama. Makna lokusi juga dapat
disamakan dengan makna leksikal. Hal ini disebabkan oleh makna yang dimiliki
oleh tindak tutur lokusi juga harus berdasarkan makna kamus sehingga makna
yang hadir bersifat tetap. Netra (2005) menyatakan bahwa makna lokusi adalah
makna yang muncul akibat tindak berkata bersifat merangsang sehingga
dihasilkan suatu bentuk tuturan tertentu. Tindak tutur dalam data berikut
menunjukkan makna tindak tutur lokusi.
69
Data 6.1.1
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall masuk ke suatu kuil. Dia terkejut
ketika melihat kehadiran seorang pendeta di sana. Fulton Greenwall kemudian
memperkenalkan dirinya kepada sang pendeta. Dia lalu mengatakan maksud
kedatangannya kepada kepala pendeta. Kepala Pendeta lalu menyambut dan
menjawab pertanyaan Fulton Greenwall dengan jawaban yang tidak bisa
dipahami maksudnya oleh Fulton Greenwall.
(1) Fulton Greenwall : My goodness. That was quite shock. It’s extremely nice to meet you. My name is Fulton Greenwall…and I am looking for an Ace Ventura.
‘Ya ampun. Hal itu sungguh mengejutkan. Senang bertemu Anda. Nama saya Fulton Greenwall…dan saya sedang mencari orang yang bernama Ace Ventura’.
Ashram Monk : No man here…carries with him…a label… ‘Tidak ada seorang pun di sini…yang membawa
namanya’… Tuturan di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton Greenwall sebagai
penutur (n) dan Ashram Monk sebagai petutur (t). Tuturan di atas menggunakan
ragam bahasa Inggris formal sebab penutur dan petutur belum saling mengenal.
Makna lokusi tuturan nomor 1, yaitu “That was quite shock” atau “ Hal itu
sungguh mengejutkan” adalah memberikan informasi bahwa penutur merasa
terkejut dengan kehadiran petutur yang datang secara tiba-tiba. Dalam hal ini,
petutur tidak merespons tuturan yang dituturkan oleh penutur karena petutur
mengganggap bahwa apa yang dituturkan oleh penutur hanya sebuah ungkapan
yang tidak membutuhkan perhatian.
70
Data 6.1.2
Konteks situasi Tutur: Fulton Greenwall berusaha untuk meyakinkan Ashram
Monk tentang identitas orang yang sedang dicari. Dia mendapatkan jawaban yang
masih meragukan dari Ashram Monk. Fulton Greenwall kemudian kembali
melontarkan pertanyaan yang dapat meyakinkan kepala pendeta. Namun, kepala
pendeta masih tetap menjawab dengan jawaban yang membingungkan Fulton
Greenwall.
(2) Fulton Greenwall : What? Oh yes. No names. How silly of me. He’s an American. ‘Apa? Oh ya. Tanpa nama. Betapa bodohnya aku. Dia orang Amerika’.
Ashram Monk : We are all children…of the same life force. ‘Kita semua adalah anak-anak…dari kelangsungan hidup yang sama’.
Tuturan nomor 2 adalah tuturan yang mengandung makna lokusi. Tuturan ini
mengandung makna lokusi karena maksud tuturan ini hanya untuk
menginformasikan bahwa penutur merasa tampak bodoh di hadapan petutur.
Penutur merasa bahwa pertanyaan yang disampaikan adalah pertanyaan yang
bodoh karena petutur masih belum bisa memahami siapa yang ingin dicari oleh
penutur.
Data 6.1.3
Konteks situasi tutur: Ace Ventura merasa heran melihat para pendeta di kuil
tempatnya menimba ilmu bertingkah aneh. Mereka melepaskan busana mereka
dan minum-minuman keras ketika mendengar bahwa Ace Ventura akan segera
71
pergi meninggalkan kuil. Ace Ventura tidak tahu bahwa para pendeta sebenarnya
sedang merayakan rasa sukacita mereka. Hal ini dilakukan karena Ace Ventura
selama ini telah banyak menyusahkan para pendeta di dalam kuil itu. Melihat
fenomena itu Ace Ventura lalu mengungkapkan ekspresinya kepada kepala
pendeta. Di sisi lain, kepala pendeta hanya tampak diam, tetapi Fulton Greenwall
segera menyela Ace Ventura dengan mengatakan bahwa pesawat telah menunggu
mereka dan mereka harus segera berangkat.
(3) Ace Ventura : Master! Break it to them gently. I’ve never seen them act like that before. Denial can be an ugly thing. ‘Tuan! Katakan dengan sopan kepada mereka. Aku tidak pernah melihat mereka berbuat demikian sebelumnya. Berdusta dapat berarti buruk’.
Fulton Greenwall: We should go, Mr. Ventura. I’ve arranged the plane. ‘Kita harus pergi, tuan Ventura. Aku telah memesan pesawat’.
Tuturan nomor 3 adalah tuturan lokusi. Tuturan ini dikatakan sebagai tuturan
lokusi karena makna tuturan “I’ve never seen them act like that before” atau “Aku
tidak pernah melihat mereka berbuat demikian sebelumnya” adalah memberikan
informasi bahwa penutur merasa heran dengan sikap aneh yang ditunjukkan oleh
para pendeta. Tuturan ini tidak dijawab oleh petutur karena petutur menganggap
bahwa hal ini hanya sebuah informasi yang tidak menuntut petutur untuk
melakukan tindakan. Kemudian petutur kedua segera mengingatkan penutur agar
menyudahi pembicaraannya dengan petutur pertama sebab pesawat yang akan
mereka tumpangi akan segera berangkat.
72
Data 6.1.4
Konteks situasi tutur: Ace Ventura yang telah tiba di Afrika bersama Fulton
Greenwall pergi menuju tempat kejadian penculikan kelelawar suci dengan
mengendarai sebuah mobil. Di tengah perjalanan Ace Ventura berbincang-
bincang dengan Fulton Greenwall. Pada sebuah perbincangan Ace Ventura
menyanjung keindahan alam di Afrika. Namun, Fulton Greenwall tidak
menanggapi hal tersebut.
(4) Ace Ventura : Spectacular! This land holds great beauty! How far the crime scene?
‘Luar biasa! Negeri ini sangat indah! Berapa jauh tempat kejadian perkaranya?’
Fulton Greenwall: I’ve been instructed to bring you first to the consulate…which is beyond the trees…on the other side of the jungle. So, you’ll have to circle around. ‘Saya diperintahkan mengantar Anda ke kantor konsulat jenderal terlebih dahulu…di bawah pohon itu…di pinggir hutan. Jadi Anda harus berputar’.
Tuturan nomor 4 adalah tuturan antara Ace Ventura dan Fulton Greenwall.
Ace Ventura menyanjung keindahan alam Afrika dengan berkata “This land holds
great beauty!” atau “Negeri ini sangat indah!”. Tuturan penutur hanya
bermaksud untuk mengungkapkan informasi kepada petutur bahwa dia merasa
takjub akan keindahan alam daerah yang dikunjungi, tanpa bermaksud untuk
meminta petutur menanggapi tuturannya tersebut, bahkan meminta untuk
berwisata menikmati keindahan alam Afrika.
Data 6.1.5
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Fulton Greenwall telah tiba di
perkampungan suku Wachati. Mereka berdua kemudian disambut oleh kepala
73
suku Wachati beserta seorang anggota suku Wachati bernama Ouda. Ace Ventura
dan Fulton Greenwall dipersilakan masuk ke rumah ketua suku. Sebagai rasa
hormat atas kedatangan Ace Ventura, ketua suku Wachati meludahi wajah Ace
Ventura. Sikap itu dianggap penghinaan bagi Ace Ventura, tetapi bagi suku
Wachati hal itu adalah sebuah penghormatan bagi tamu yang baru datang ke
tempat mereka. Ace Ventura lalu dengan perasaan senang bercampur jijik balik
membalas meludahi wajah ketua suku Wachati dengan ludah bercampur lendir
yang lebih banyak. Setelah semuanya selesai, kemudian kepala suku
menunjukkan letak gubuk suci tempat kelelawar putih yang hilang itu dengan
bantuan penerjemahan bahasa dari Fulton Greenwall.
(5) Ace Ventura : My…Aren’t I the popular one? Allow me to display my affection. It is the mucus…that bends us. ‘Aku…Bukankah aku orang terkenal? Izinkan aku menunjukkan kasih sayangku. Ini lendir… yang menundukkan kami’.
Fulton Greenwall : The chief says that the sacred hut is over there. ‘Kepala suku berkata bahwa gubuk suci berada di sana’.
Tuturan nomor 5 adalah tuturan antara Ace Ventura sebagai penutur dan
kepala suku Wachati yang dalam hal ini diwakili oleh seorang penerjemah bahasa,
yakni Fulton Greenwall sebagai penutur. Penutur hanya berusaha untuk
mengungkapkan kepada petutur bahwa dia adalah orang terkenal. Hal ini merujuk
pada banyaknya lendir ludah yang didapatnya dari mulut kepala suku. Penutur
tidak bermaksud untuk menyuruh petutur meludahinya lagi sebagai orang
terkenal. Namun, tuturan ini hanya bermaksud menginformasikan bahwa penutur
adalah orang yang terkenal sehingga berhak mendapat banyak lendir ludah dari
ketua suku.
74
6.2 Makna Ilokusi dalam Film Komedi AVWNC
Makna ilokusi adalah makna yang muncul karena suatu tuturan memiliki
makna tersurat dan tersirat yang berbeda. Dalam tindak tutur ilokusi, makna
tersirat (makna ilokusi) menjadi pokok pembahasan. Hal ini terjadi karena makna
tersurat (makna lokusi) dianggap belum mampu menampilkan keseluruhan makna
yang terkandung dalam suatu konteks tuturan (makna ilokusi). Levinson (1983)
menyatakan bahwa makna ilokusi merupakan makna tuturan yang tidak literal,
tetapi makna tuturan itu dapat dipahami oleh peserta tutur karena mereka telah
memahami konteks tuturan sebagai suatu kesepakatan sosial. Berikut disajikan
beberapa tuturan yang mengandung makna ilokusi.
Data 6.2.1
Konteks situasi tutur: Ace Ventura mengalami sebuah kecelakaan pesawat
kargo. Kecelakaan itu terjadi di sebuah wilayah pegunungan. Pesawat itu
mengangkut beberapa hewan. Dalam kecelakaan itu Ace Ventura dan seekor
rakun selamat. Beberapa saat setelah kejadian, datanglah sebuah tim penyelamat
yang membawa helikopter. Pilot helikopter itu membujuk Ace Ventura untuk
segera menyelamatkan diri, tetapi dia menolak dan tetap bersikeras untuk
menyelamatkan rakun yang masih terjebak di atas sebuah tebing.
(1) Ace Ventura: What about the animal cargo?! ‘Bagaimana dengan binatang dalam kargo pesawat’?!
Pilot : Don’t worry. It’s just one little raccoon. If I were you, I’d turn back. ‘Jangan khawatir. Itu hanya seekor rakun kecil. Bila aku menjadi kamu, aku akan kembali’.
75
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan ilokusi. Tuturan ini dituturkan oleh
Ace Ventura yang bertindak sebagai penutur (n) dan pilot yang berperan sebagai
petutur (t). Tuturan Ace Ventura, yakni “What about the animal cargo?!” atau
“Bagaimana dengan binatang dalam kargo pesawat ?!” adalah tuturan yang
mengandung maksud suatu perintah. Dalam hal ini, perintah yang dimaksud
adalah perintah Ace Ventura (n) yang ditujukkan kepada pilot (t) untuk juga ikut
berusaha menyelamatkan rakun yang sedang terjebak di sebuah tebing.
Data 6.2.2
Konteks situasi tutur: Ace Ventura yang berprofesi sebagai pendeta dibujuk
oleh Fulton Greenwall. Ace Ventura yang telah bersumpah untuk berhenti
menjadi detektif hewan dibujuk oleh Fulton Greenwall untuk kembali menjalani
profesinya itu. Fulton Greenwall mengiming-imingi Ace Ventura bayaran yang
besar apabila dia bersedia menyelidiki kasus hilangnya kelelawar suci milik suku
Wachootoo di Afrika. Ace Ventura lalu memberikan tanggapan yang aneh
terhadap pernyataan Fulton Greenwall itu.
(2) Ace Ventura : Your request is like your intestine. Stinky and dangerous. ‘Permintaanmu seperti usus besarmu. Busuk dan berbahaya’.
Fulton Greenwall : We can pay handsomely. ‘Kami sanggup membayarmu dengan nilai
menawan’.
Tuturan nomor 2 di atas adalah tuturan yang dituturkan antara Ace Ventura
sebagai penutur dan Fulton Greenwall sebagai petutur. Tuturan yang dituturkan
oleh Ace Ventura, yakni “Your request is like your intestine” atau
76
“Permintaanmu seperti usus besarmu” adalah tuturan yang mengandung makna
ilokusi berupa penolakan. Dalam hal ini Ace Venturan berusaha menolak tawaran
Fulton Greenwall karena dia menganggap bahwa pekerjaan sebagai detektif
hewan adalah pekerjaan yang cukup berbahaya sehingga dapat mengancam
keselamatannya. Penolakan ini juga didasarkan pada fakta bahwa Ace Ventura
kini telah menjadi seorang pendeta Budha, sehingga tidak memungkinkan lagi
baginya untuk menangani urusan-urusan duniawi, termasuk untuk kembali
menjadi seorang detektif hewan.
Data 6.2.3
Konteks situasi tutur: Ashram Monk mencoba membujuk Ace Ventura. Dia
berusaha meyakinkan Ace Ventura tentang bakatnya sebagai seorang detektif
hewan. Ashram Monk mengingatkan kepada Ace Ventura bahwa dalam hidup
yang singkat ini adalah penting untuk membantu sesama, maka dari itu dia harus
pergi meninggalkan kuil untuk mengemban misi menyelamatkan kelelawar suci.
Ace Ventura menyatakan bahwa dirinya tidak akan pergi sebelum mencapai
semua tahapan dalam belajar agama.
(3) Ashram Monk: May I interject? We’re short of space. And it’s important for you to use your talents. Let me help you pack.
‘Boleh aku mengusulkan? Waktu kita terbatas. Dan penting bagimu memakai bakatmu. Biarkan aku membantumu mengepaki barang-barang’.
Ace Ventura: But I have yet to attain omnipresent super-galactic oneness. ‘Namun, aku belum mencapai keesaan yang mahaada super-galactic’.
77
Tuturan nomor 3 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ashram Monk
yang bertindak sebagai penutur dan Ace Ventura yang berlaku sebagai petutur.
Tuturan Ashram Monk, yaitu “Let me help you pack” atau “Biarkan aku
membantumu mengepaki barang-barang” adalah tuturan yang memiliki makna
ilokusi berupa perintah mengusir. Ashram Monk memerintahkan agar Ace
Ventura segera pergi meninggalkan kuil. Menurut Ashram Monk pergi
meninggalkan kuil untuk menyelamatkan kehidupan makhluk hidup lebih mulia
daripada hanya bersemedi menghafalkan ajaran agama.
Data 6.2.4
Konteks situasi tutur: Ace Ventura berusaha untuk segera mendapatkan
anugerah tertinggi dalam belajar ilmu agama dari Ashram Monk sebagai imbalan
apabila dia harus pergi dari kuil. Dia membuat pernyataan seolah-olah dia lebih
memilih untuk menjadi pendeta seumur hidup daripada harus mencari kelelawar
suci. Ashram Monk tahu benar apa yang ada dalam pikiran Ace Ventura saat itu.
Tanpa berpikir panjang Ashram Monk lalu membuat pernyataan bahwa Ace
Ventura telah lulus dan berhak mendapatkan anugerah itu. Hal itu dilakukan oleh
Ashram Monk agar Ace Ventura segera pergi meninggalkan kuil dan dapat
kembali beraksi sebagai detektif hewan yang sanggup menemukan kelelawar suci
yang telah hilang.
(4) Ace Ventura : But I have yet to attain omnipresent super-galactic oneness.
‘Namun, aku belum mencapai keesaan yang mahaada super-galactic’.
Ashram Monk: Wait! There it is! You’ve just attained it. ‘Tunggu! Ini dia! Kau baru saja telah mencapainya’.
78
Tuturan nomor 4 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
Ashram Monk. Tuturan Ace Ventura, yaitu “But I have yet to attain omnipresent
super-galactic oneness” atau “Namun, aku belum mencapai keesaan yang
mahaada super-galactic” adalah tuturan yang memiliki makna ilokusi berupa
suatu permintaan. Ace Ventura meminta anugerah ilmu tertinggi dalam belajar
ilmu agama kepada Ashram Monk. Dia meminta anugerah itu sebagai syarat
utama sebelum pergi meninggalkan kuil.
Data 6.2.5
Konteks situasi tutur: Ace Ventura meminta medali kepada Ashram monk.
Dia meminta medali itu sebagai penghargaan atas prestasi spritualnya selama ini.
Ace Ventura berusaha menggunakan tuturan yang sopan dalam meminta medali
itu agar citranya sebagai seorang pendeta yang hebat tetap terjaga di depan
petutur. Ashram Monk kemudian mengabulkan keinginan Ace Ventura dengan
memberikan medali miliknya tanpa berargumen terlalu panjang.
(5) Ace Ventura : What about my medallion of spiritual accomplishment? ‘Bagaimana dengan medali atas prestasi spiritual saya?’
Ashram Monk: Take mine. ‘Ambillah medaliku’.
Tuturan nomor 5 adalah tuturan antara Ace Ventura dan Ashram Monk di
dalam sebuah kuil. Ace Ventura yang bertindak sebagai penutur menuturkan
“What about my medallion of spiritual accomplishment?” atau “Bagaimana
dengan medali atas prestasi spiritual saya?”. Tuturan Ace Ventura itu
mengandung makna ilokusi berupa suatu permintaan. Ace Ventura meminta
79
sebuah medali kepada Ashram Monk sebagai imbalan atas prestasi belajar
agamanya selama ini. Ace Ventura sebenarnya tidak pantas mendapatkan medali
itu karena dia belum lama belajar agama dan belum memiliki prestasi seperti apa
yang dituturkan. Dia juga telah banyak menyusahkan para pendeta di kuil itu.
Namun, agar Ace Ventura dapat segera pergi dari kuil, maka Ashram Monk
dengan berat hati mengabulkan permintaannya. Ashram Monk menganggap
bahwa dilibatkannya Ace Ventura dalam penyelidikan kelelawar suci yang hilang
di Afrika adalah sebuah kesempatan yang baik untuk dapat segera mengusir Ace
Ventura dari kuil itu.
Data 6.2.6
Konteks situasi tutur: Ace Ventura menuturkan sesuatu kepada Ashram
Monk. Dia menuturkan bahwa dia merasa tersanjung mendapatkan sebuah medali
dari Ashram Monk. Menurutnya, jika ingin mendapatkan medali itu, seseorang
harus belajar agama di dalam kuil selama 80 tahun. Namun, berbeda halnya
dengan Ace Ventura, dia hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk
meraih medali itu. Di sisi lain, Ashram Monk juga menuturkan bahwa dia sudah
tidak memerlukan medali itu lagi dan dengan sukarela memberikannya kepada
Ace Ventura.
(6) Ace Ventura : This took you 80 years to achieve! ‘Untuk mendapatkan medali ini kamu membutuhkan waktu selama 80 tahun!’
Ashram Monk: That’s okay. I don’t like it anymore. Really. ‘Baik. Aku tidak membutuhkan medali ini lagi. Sungguh’.
80
Tuturan nomor 6 di atas adalah tuturan yang dilakukan oleh Ace Ventura dan
Ashram Monk. Tuturan Ace Ventura, yaitu “This took you 80 years to achieve!”
atau “Untuk mendapatkan medali ini kamu membutuhkan waktu selama 80
tahun!” adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa suatu peringatan.
Ace Ventura memperingatkan Ashram Monk bahwa selama ini hanya dialah satu-
satunya murid di kuil itu yang sanggup mendapatkan medali dalam waktu kurang
dari 80 tahun. Dia juga ingin menyatakan bahwa dirinya adalah murid yang paling
berprestasi di dalam kuil itu.
Data 6.2.7
Konteks situasi tutur: Ace Ventura merasa heran melihat para pendeta di kuil
tempatnya menimba ilmu bertingkah aneh. Mereka melepaskan busana mereka
dan minum-minuman keras ketika mendengar bahwa Ace Ventura akan segera
pergi meninggalkan kuil. Ace Ventura tidak tahu bahwa para pendeta sebenarnya
sedang merayakan rasa sukacita mereka. Hal ini dilakukan karena Ace Ventura
selama ini telah banyak menyusahkan para pendeta di dalam kuil itu. Melihat
fenomena itu Ace Ventura lalu mengungkapkan ekspresinya kepada kepala
pendeta. Di sisi lain, kepala pendeta hanya tampak diam, tetapi Fulton Greenwall
segera menyela Ace Ventura dengan mengatakan bahwa pesawat telah menunggu
mereka dan mereka harus segera berangkat.
(7) Ace Ventura : Master! Break it to them gently. I’ve never seen them act like that before. Denial can be an ugly thing. ‘Tuan! Katakan dengan sopan kepada mereka. Aku tidak pernah melihat mereka berbuat demikian sebelumnya. Berdusta dapat berarti buruk’.
Fulton Greenwall: We should go, Mr. Ventura. I’ve arranged the plane.
81
‘Kita harus pergi, tuan Ventura. Aku telah memesan pesawat’.
Tuturan nomor 7 di atas adalah tuturan antara Ace Ventura dan Fulton
Greenwall. Tuturan Ace Ventura yang mengatakan “I’ve never seen them act like
that before” atau “Aku tidak pernah melihat mereka berbuat demikian
sebelumnya” mengandung makna ilokusi berupa suatu penyesalan. Dia menyesal
dengan tindakan yang dilakukan oleh para pendeta ketika mendengar berita
tentang dirinya yang akan segera pergi meninggalkan kuil. Menurut Ace Ventura,
tindakan seperti itu tidak patut dilakukan oleh para pendeta karena melanggar
etika dan norma agama.
Data 6.2.8
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall dan Ace Ventura sedang
mengendarai mobil di tengah hutan. Fulton merasa cemas karena Ace Ventura
mengemudikan mobil secara tidak terkendali dan ugal-ugalan. Dia lalu
mengingatkan Ace Ventura bahwa kecepatan mobil yang dikendarai telah
melampau batas normal. Namun, Ace Ventura menaggapinya dengan santai
melalui lelucon.
(8) Fulton Greenwall: We’re going a bit fast! Really! Look out! ‘Kita semakin cepat saja! Sungguh! Awas! ’
Ace Ventura : Like a glove! You should get this baby detailed. ‘Seperti sepasang sarung tangan! Kamu harus mendapatkannya lengkap’.
Tuturan nomor 8 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “Look out!” atau
“Awas!” adalah tuturan yang menggunakan makna ilokusi berupa perintah.
82
Fulton Greenwall memerintahkan Ace Ventura agar berhati-hati dalam
mengemudikan kendaraannya. Perintah itu muncul karena Fulton Greenwall
merasa cemas akan keselamatan jiwanya di dalam mobil bersama Ace Ventura.
Data 6.2.9
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall sedang berbicara dengan Vincent
Cadby yang baru saja selesai memecuti kuda yang sedang ditunggangi. Dia
berbicara sambil memperkenalkan Ace Ventura kepada Vincent Cadby. Dalam
pembicaraan itu Ace Ventura memukul bokong Vincent Candy karena dia merasa
jengkel ketika melihat Vincent Candby memecuti kuda itu. Fulton Greenwall lalu
meminta Vincent Cadby untuk memaklumi perbuatan Ace Ventura itu lantaran
Ace Ventura adalah seorang pencinta binatang yang tidak tahan apabila melihat
seekor binatang diperlakukan secara kasar. Vincent Cadby dengan wajah sedikit
marah lalu menanggapinya dengan agak kesal.
(9) Fulton Greenwall: Sir…Mr. Ventura has an affinity for animals. ‘Tuan…Tuan Ventura mempunyai kedekatan
emosional dengan binatang’. Vincent Cadby : Shall we?
‘Haruskah kita?’
Tuturan nomor 9 di atas adalah tuturan antara Fulton Greenwall dan Vincent
Cadby. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “Sir…Mr. Ventura has an affinity for
animals” atau “Tuan…Tuan Ventura mempunyai kedekatan emosional dengan
binatang” adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa permintaan
maaf. Fulton Greenwall meminta maaf kepada Vincent Cadby karena Ace
Ventura telah melakukan perbuatan yang tidak sopan, yaitu memukul bokong
83
Vincent Cadby secara sengaja. Permintaan maaf itu dimaksudkan agar Vincent
Cadby dapat segera memaafkan dan memaklumi perbuatan yang dilakukan oleh
Ace Ventura.
Data 6.2.10
Konteks situasi tutur: Maguire dan istrinya menghadiri sebuah acara jamuan
makan di kantor konsulat Amerika di Provinsi Nibia Afrika. Mereka berdua
berjalan mendekati Ace Ventura. Ace Ventura juga berjalan mendekati mereka
berdua. Ketika Ace Ventura dan Maguire beserta istrinya bertemu terjadilah
pertengkaran sengit di antara Ace Ventura dan Maguire. Pertekaran itu terjadi
karena Ace Ventura merasa kesal melihat busana dari kulit binatang yang
dikenakan oleh keluarga Maguire. Seusai pertengkaran itu, istri Maguire mencoba
mengolok-olok Ace Ventura, tetapi Ace Ventura menjawab olok-olokan itu
dengan sebuah perumpamaan.
(10) Maguire’s wife: Mr. Ventura…there’s nothing…wrong with enjoying the fruits of the nature. You should try it some time.
‘Tuan Ventura…tidak ada…salahnya bila mencoba menikmati buah-buahan dari alam. Kapan-kapan anda patut mencobanya’.
Ace Ventura : All right, then. You know something? You’re right…”Do not pass go. Do not collect two hundred dollars”. It’s lovely, but I fancy myself an autumn. ‘Baiklah, kalau begitu. Kau tahu sesuatu? Kau benar… “Jangan pernah melewatkan kenikmatan buah-buahan. Jangan kumpulkan uang dua ratus dolar”. Memang menyenangkan, tetapi aku membayangkan diriku sendiri berada pada musim gugur’.
Tuturan nomor 10 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh istrinya
Maguire dan Ace Ventura. Tuturan istri Maguire, yakni “Mr. Ventura…there’s
84
nothing…wrong with enjoying the fruits of the nature” atau “Tuan
Ventura…tidak ada…salahnya bila mencoba menikmati buah-buahan dari alam”
adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa suatu perintah atau
ajakan. Istri Maguire bermaksud mengajak Ace Ventura yang berprofesi sebagai
detektif hewan untuk ikut juga menggunakan pakaian yang berasal dari kulit
binatang. Menurutnya menjadi seorang penyayang binatang adalah sebuah
pekerjaan yang tidak menyenangkan karena dapat membatasi hasrat seseorang
untuk bisa menggunakan busana atau pakaian dari kulit atau bulu binatang.
Data 6.2.11
Konteks situasi tutur: Vincent Cadby menceritakan permasalahan yang akan
dihadapi oleh Ace Ventura. Dia mengatakan bahwa Ace Ventura adalah orang
yang paling tepat untuk dapat menyelesaikan masalah hilangnya kelelawar suci
itu. Ace Ventura lalu menjawab komentar Vincent Candy dengan santai. Dia
hanya berteriak-teriak layaknya gorila Afrika yang perkasa.
(11) Vincent Cadby: This wedding’s in four days. I cannot have bloodshed here! We’re counting on you! ‘Pernikahan ini akan dilangsungkan dalam empat hari ke depan. Aku tidak dapat melihat adanya pertumpahan darah di sini! Kami percayakan semuanya kepadamu!’
Ace Ventura : Hi ho. Silver! Away! ‘Hi ho. “Silver!” (sebutan untuk gorila Afrika) Pergi!’
Tuturan nomor 11 di atas adalah tuturan antara Vincent Cadby dan Ace
Ventura. Tuturan Vincent Cadby, yakni “ I cannot have bloodshed here! We’re
counting on you!” atau “Aku tidak dapat melihat adanya pertumpahan darah di
sini! Kami percayakan semuanya kepadamu” adalah tuturan yang memiliki
85
makna ilokusi berupa suatu permintaan. Vincent Cadby meminta kepada Ace
Ventura agar dapat mengungkap misteri hilangnya kelelawar suci itu sebelum
empat hari. Apabila Ace Ventura tidak dapat mengungkap misteri itu dalam
empat hari, maka akan terjadi pertumpahan darah di sana.
Data 6.2.12
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Fulton Greenwall berjalan menyusuri
hutan belantara menuju tempat tinggal suku Wachootoo. Ace Ventura di tengah
perjalanan merasa sangat lelah. Dia kemudian membuat lelucon bagi Fulton
Greenwall. Namun, Fulton Greenwall menganggap lelucon itu sudah basi.
(12) Ace Ventura : Excellent. Flat tire! ‘Sempurna. Bannya kempes!’
Fulton Greenwall: I think this joke has run its course, don’t you? ‘Saya rasa lelucon itu sudah biasa, bukan?’
Tuturan nomor 12 di atas adalah tuturan antara Ace Ventura dan Fulton
Greenwall. Tuturan Ace Ventura, yakni “Flat tire!” atau “Bannya kempes”
adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa suatu permintaan. Ace
Ventura meminta kepada Fulton Greenwall untuk beristirahat. Dia butuh istirahat
karena dia sudah lelah akibat perjalanan yang cukup jauh.
Data 6.2.13
Konteks situasi tutur: Ace Ventura bersama dengan Fulton Greenwall pergi
menuju gua kelelawar suci. Mereka ke sana untuk menyelidiki keberadaan
kelelawar suci yang hilang. Sebelum memasuki gua itu Ace Ventura berdebat
dengan Fulton Greenwall. Perdebatan itu membahas siapa yang harus masuk gua
86
itu terlebih dahulu. Ace Ventura menolak untuk masuk gua itu dengan berbagai
alasan. Dia menolak karena sebenarnya dia takut terhadap kelelawar. Fulton
Greenwall kemudian mengingatkan Ace Ventura bahwa sebagai detektif hewan
dia harus profesional. Akhirnya, dengan perasaan terpaksa dia memasuki gua itu.
(13) Ace Ventura : No. As a being of light, I must show compassion for all living things. ‘Tidak. Sebagai sebuah cahaya, aku harus menunjukkan rasa simpati pada semua makhluk hidup’.
Fulton Greenwall: Good. ‘Baik’.
Tuturan nomor 13 di atas adalah tuturan antara Ace Ventura dan Fulton
Greenwall. Tuturan Ace Ventura, yakni “No. As a being of light, I must show
compassion for all living things” atau “Tidak. Sebagai sebuah cahaya, aku harus
menunjukkan rasa simpati pada semua makhluk hidup” adalah tuturan yang
mengandung makna ilokusi berupa sebuah penolakan. Ace Ventura menolak
masuk ke gua kelelawar suci karena dia takut terhadap kelelawar. Namun, karena
dia dituntut untuk menjalankan profesinya secara profesional oleh Fulton
Greenwall, maka mau tidak mau dia harus bersedia masuk ke gua itu.
Data 6.2.14
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall dan Ace Ventura berada di dalam
rumah kepala suku Wachati. Di dalam rumah itu terdapat tempat suci yang hanya
boleh dimasuki oleh anggota suku Wachati. Ace Ventura berniat masuk ke tempat
suci itu. Fulton Greenwall kemudian menasihati Ace Ventura agar tidak
87
memasuki tempat itu karena dia bukan anggota suku Wachati. Nasihat Fulton
Greenwall ditanggapi dingin oleh Ace Ventura.
(14) Fulton Greenwall: Please, Mr. Ventura! That is sacred ground. I’m sorry, but only the Wachati are allowed there.
‘Tolong, tuan Ventura! Itu adalah tempat yang suci. Saya minta maaf, tetapi hanya suku Wachati yang diperkenankan berada di sana’.
Ace Ventura : Take it easy. I’m the lougie guy, remember? ‘Tenanglah. Aku juga adalah seorang pria suci, ingatkah kau?’
Tuturan nomor 14 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “Please, Mr.
Ventura! That is sacred ground. I’m sorry, but only the Wachati are allowed
there” atau “Tolong, tuan Ventura! Itu adalah tempat yang suci. Saya minta
maaf, tetapi hanya suku Wachati yang diperkenankan berada di sana” adalah
tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa sebuah larangan. Fulton
Greenwall melarang Ace Ventura untuk memasuki tempat suci suku Wachati
karena dia bukan anggota suku Wachati. Selain itu, Fulton juga berpandangan
bahwa hanya orang-orang suci yang boleh memasuki tempat itu, sedangkan
orang-orang yang memiliki pikiran yang aneh seperti Ace Ventura tidak
diperkenankan masuk.
Data 6.2.15
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall dan Ace Ventura bertemu dan
berbicara dengan kepala suku Wachati. Dalam pembicaraan itu, kepala suku
Wachati kemudian berpesan kepada Ace Ventura. Pesan itu diterjemahkan oleh
Fulton Greenwall. Pesannya adalah agar kelelawar suci itu segera dikembalikan
88
sebelum pernikahan sang putri. Jika tidak, akan terjadi pertumpahan darah. Ace
Ventura menanggapi pesan itu dengan balik melontarkan pertanyaan. Lewat
pertanyaannya itu Ace Ventura berusaha mengeluh tentang betapa jijiknya dia
dengan binatang yang bernama kelelawar.
(15) Fulton Greenwall: Yes, yes. Chief. Thank you. Thank you. The chief says that unless the sacred bat is returned before the marriage of the princess, the Wachati tribe will meet their death.
‘Ya, ya. Kepala suku. Terima kasih. Terima kasih. Kepala suku berkata bahwa kalau kelelawar suci itu tidak dikembalikan sebelum upacara pernikahan sang putri, maka suku Wachati akan menemui ajalnya’.
Ace Ventura : What type of bat are we talking about? ‘Jenis kelelawar apa yang sedang kita bicarakan?’
Tuturan nomor 15 adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton Greenwall dan
Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “The chief says that unless the
sacred bat is returned before the marriage of the princess, the Wachati tribe will
meet their death” atau “Kepala suku berkata bahwa kalau kelelawar suci itu
tidak dikembalikan sebelum upacara pernikahan sang putri, maka suku Wachati
akan menemui ajalnya” adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa
sebuah perintah. Fulton Greenwall memerintahkan Ace Ventura agar segera
menemukan kelelawar suci yang dimaksud oleh kepala suku. Apabila kelelawar
itu sampai terlambat ditemukan, maka suku Wachati akan semakin mendekati
ajalnya.
89
Data 6.2.16
Konteks situasi tutur: Ace Ventura duduk sambil berbicara dengan sang putri.
Ace Ventura merasa heran ketika sang putri dapat berkomunikasi dengan bahasa
Inggris. Ace Ventura lalu bertanya tentang hal itu. Sang putri kemudian
menjawab pertanyaan Ace Ventura dengan perasaan sedikit malu.
(16) Ace Ventura: You…speak English. ‘Kau…dapat berbicara dalam bahasa Inggris’.
The Princess: Yes! The missionaries came with books. Ya! Para penyebar agama Nasrani datang ke daerah ini dengan membawa buku-buku berbahasa Inggris.
Tuturan nomor 16 di atas adalah tuturan antara Ace Ventura dan sang putri.
Tuturan Ace Ventura, yaitu “You…speak English” atau “Kau…dapat berbicara
dalam bahasa Inggris” adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa
sebuah permintaan. Ace Ventura meminta jawaban tentang bagaimana bisa sang
putri mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Ace Ventura tidak menduga
sebelumnya bahwa sang putri yang berasal dari keluarga suku Wachati di
pedalaman Nibia, Afrika itu sanggup berbahasa Inggris dengan baik.
Data 6.2.17
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan sang putri dari suku Wachati sedang
berbincang-bincang. Mereka membincangkan perasaan yang sedang dialami satu
sama lain. Ace Ventura secara jantan mengakui bahwa dia memiliki rasa cinta
yang dalam dengan sang putri. Pada saat yang sama, sang putri juga memiliki
perasaan demikian. Namun, Ace Ventura mengakui bahwa rasa cintanya kepada
sang putri tidak akan pernah dapat terwujud sampai ke pelaminan karena dia telah
90
bersumpah untuk hidup membujang. Sang putri kemudian dengan berbagai cara
berusaha keras untuk membuat Ace Ventura membatalkan niatnya tersebut.
(17) Ace Ventura: I’d love to help. But you see…I have vowed to take a life of celibacy.
‘Aku suka menolong. Namun, kau harus tahu…aku telah bersumpah untuk hidup membujang’.
The Princess : Well…perhaps this…will assist your decision. ‘Baiklah…mungkin hal ini…akan membantu keputusanmu’.
Tuturan nomor 17 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura
dan sang putri di sekitar tempat tinggal suku Wachati pada malam hari. Ace
Ventura menuturkan “I’d love to help. But you see…I have vowed to take a life of
celibacy” atau “Aku suka menolong. Namun, kau harus tahu…aku telah
bersumpah untuk hidup membujang” kepada sang putri. Tuturan Ace Ventura itu
adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa penolakan. Ace Ventura
sebenarnya memendam perasaan kepada sang putri, tetapi karena dia terikat oleh
sumpahnya, maka cinta sang putri ditolaknya. Di sisi lain, sang putri terus
berusaha keras agar Ace Ventura dapat melupakan sumpahnya sehingga cintanya
dapat terkabul.
Data 6.2.18
Konteks situasi tutur: Ace Ventura sedang sibuk di dalam kamarnya. Tiba-
tiba Fulton Greenwall masuk kamarnya tanpa meminta izin. Ace Ventura merasa
kaget dengan kehadiran Fulton Greenwall. Dia merasa tidak nyaman dengan
kehadiran Fulton Greenwall. Ace Ventura lalu mengatakan sesuatu kepada Fulton
91
Greenwall agar dia segera pergi dari kamar itu. Fulton Greenwall juga
mengatakan sesuatu untuk mengingatkan Ace Ventura.
(18) Ace Ventura : That’s okay. I was just…practicing my mantra. ‘Baik. Aku sedang mempraktikkan mantraku’.
Fulton Greenwall: I thought you wanted to visit the sacred caves? ‘Ku kira kau ingin mengunjungi gua suci?’
Tuturan nomor 18 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura
dan Fulton Greenwall. Tuturan Ace Ventura, yakni “That’s okay. I was
just…practicing my mantra” atau “Baik. Aku sedang mempraktikkan mantraku”
adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa sebuah perintah. Ace
Ventura berusaha memerintahkan Fulton Greenwall agar segera pergi dari
kamarnya. Dia berkata demikian karena dia merasa pribadinya terusik dengan
kehadiran Fulton Greenwall secara tiba-tiba.
Data 6.2.19
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Fulton Greenwall sedang berada di
depan gua kelelawar suci. Mereka membicarakan perihal gua itu. Ace Ventura
tampak sangat ketakutan ketika dipercaya untuk melakukan penyelidikan di gua
itu. Agar tidak jadi masuk ke gua, Ace Ventura lalu berbohong kepada Fulton
Greenwall bahwa di dalam gua itu keadaannya telah aman. Akan tetapi, Fulton
Greenwall balik menagih janji Ace Ventura yang sebelumnya telah bersedia
melakukan penyelidikan di sana.
(19) Ace Ventura : Everything here seems good! Big load off my mind! You can speculate all you want, but unless you check it out yourself…you never know. Let’s go back.
92
‘Segala sesuatunya tampak aman di sini! Beban berat di pikiranku! Kau dapat berspekulasi terhadap semua yang kau inginkan, kecuali jika kamu memeriksanya sendiri…kau tidak akan tahu. Ayo kita kembali’.
Fulton Greenwall: Don’t you think you should investigate? ‘Bukankah kau harus menyelidikinya?’
Tuturan nomor 19 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura
dan Fulton Greenwall. Ace Ventura menuturkan “Everything here seems good!”
atau “Segala sesuatunya tampak aman di sini!” kepada Fulton Greenwall.
Tuturan Ace Ventura itu adalah tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa
sebuah perintah. Ace Ventura memerintahkan Fulton Greenwall agar tidak
memaksanya masuk ke gua itu. Ace Ventura tidak mau masuk ke gua itu karena
sebenarnya dia adalah orang yang sangat takut terhadap kelelawar. Akan tetapi, di
sisi lain Fulton Greenwall tetap mendesak Ace Ventura untuk melakukan
penyelidikan di dalam gua itu.
Data 6.2.20
Konteks situasi tutur: Dalam sebuah adegan Fulton Greenwall dan Ace
Ventura sedang membicarakan Burton Quinn. Dalam film ini, Burton Quinn
dikisahkan sebagai seorang pengusaha kebun binatang yang sukses di daerah itu.
Ace Ventura mencurigai Burton Quinn sebagai dalang penculikan kelelawar suci
itu. Ace Ventura berniat menyelidikinya. Fulton Greenwall lalu mengingatkan
Ace Ventura agar berhati-hati terhadap Burton Quinn sebab dia adalah orang yang
sangat berbahaya. Akan tetapi, Ace Ventura tidak mengindahkan peringatan itu.
(20) Fulton Greenwall: You don’t understand. Burton Quinn is a powerful man.
93
‘Kau tidak mengerti. Burton Quinn adalah orang yang kuat’.
Ace Ventura : Worry not. For I…am a master…of disguises. ‘Jangan khawatir. Aku adalah orang yang ahli menyamar’.
Tuturan nomor 20 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “Burton Quinn is a
powerful man” atau “Burton Quinn adalah orang yang kuat” adalah tuturan yang
mengandung makna ilokusi berupa suatu peringatan. Fulton Greenwall
memperingatkan Ace Ventura agar berhati-hati dalam menghadapi Burton Quinn.
Alasannya, Burton Quinn adalah orang yang licik dan memiliki banyak kaki
tangan sehingga dia sangat berbahaya.
Data 6.2.21
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall berpesan kepada Ace Ventura
sebelum dia pergi menyelidiki suku Wachootoo. Dia berpesan kepada Ace
Ventura agar berhati-hati karena suku Wachootoo adalah suku yang sangat kejam.
Menurut Fulton Greenwall, suku Wachootoo adalah suku yang tidak segan-segan
menghabisi nyawa korbannya. Pesan Fulton Greenwall ditanggapi dengan tenang
oleh Ace Ventura.
(21) Fulton Greenwall: Please, take care. The Wachootoo are savages. If they catch you, they’ll be merciless.
‘Tolong, berhati-hatilah. Suku Wachootoo adalah suku yang kejam. Bila mereka menangkapmu, mereka tidak akan mengampunimu’.
Ace Ventura : Worry not. I will be as a fly on the wall, a grain of the salt in ocean. I will slip amongst them like a transparent…thing. ‘Jangan khawatir. Aku akan seperti seekor lalat di dinding, sebutir garam di lautan. Aku akan
94
menyusup di antara mereka seperti suatu benda yang…kasat mata’.
Tuturan nomor 21 di atas adalah tuturan antara Fulton Greenwall dan Ace
Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yaitu “If they catch you, they’ll be merciless”
atau “Bila mereka menangkapmu , mereka tidak akan mengampunimu” adalah
tuturan yang mengandung makna ilokusi berupa suatu peringatan. Fulton
Greenwall berusaha memperingatkan Ace Ventura agar berhati-hati terhadap
kekejaman suku Wachootooo. Menurut Fulton Greenwall, apabila Ace Ventura
beserta rekan-rekannya sampai tertangkap basah, maka suku Wachootoo tidak
akan segan-segan menghabisi nyawa mereka.
Data 6.2.22
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Ouda diceritakan telah tertangkap
oleh suku Wachootoo. Ketua suku Wachootoo kemudian bermurah hati dan
berjanji akan melepaskan mereka dengan satu syarat, yaitu Ace Ventura
diharuskan bertarung dengan orang terkuat dari suku itu. Dalam pertarungan itu,
Ace Ventura tampak tidak berdaya. Dia lalu menyuruh Ouda melemparkan
sebuah tombak sebagai senjata untuk melawan musuh. Sayangnya, tombak itu
malah tersangkut di kaki Ace Ventura dan membuatnya semakin tidak berdaya.
Ketidakberdayaan Ace Ventura itu menjadi bahan ejekan dan tertawaan bagi
Ouda dan seluruh anggota suku Wachootoo yang menyaksikan pertarungan itu.
Suasana pertarungan yang seharusnya mencekam berubah seketika menjadi cerita
parodi yang menggelikan.
95
(22) Ace Ventura: Ouda, don’t just stand there. Throw me a spear! It’s in the bone! It’s in the bone! It’s in the bone. ‘Ouda, jangan hanya berdiri di sana. Lemparkan sebuah tombak kepadaku! Tombaknya menusuk tulangku! Di tulangku! Di tulangku’.
Ouda : You are like sissy girl! Wachootoo chief says, “You’re friend to Wachootoo” But if the curse of Shikaka not lifted by tomorrow’s sun at top of sky…Wachootoo kill all Wachati and smash your head on a rock. ‘Kau seperti gadis sissy! Kepala suku Wachootoo berkata, “Kau adalah sahabat bagi suku Wachootoo”, tetapi apabila kutukan Shikaka (kelelawar suci) tidak dicabut hingga besok siang…suku Wachootoo akan membinasakan semua suku Wachati dan membenturkan kepalamu di atas sebuah batu’.
Tuturan nomor 22 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura
dan Ouda. Tuturan Ace Ventura, yaitu “Ouda, don’t just stand there” atau
“Ouda, jangan hanya berdiri di sana” adalah tuturan yang mengandung makna
ilokusi berupa sebuah perintah. Ace Ventura memerintahkan Ouda agar segera
meleparkan sebuah tombak sebagai senjata untuk melawan musuh. Namun,
tombak itu malah melukai Ace Ventura dan membuatnya semakin tidak berdaya
di hadapan musuh.
6.3 Makna Perlokusi dalam Film Komedi AVWNC
Makna perlokusi adalah makna tuturan yang muncul akibat adanya efek
perlokusi (Levinson, 1983: 236). Efek itu berupa daya pengaruh yang mendorong
petutur untuk melakukan suatu tindakan. Efek yang ditimbulkan oleh makna
perlokusi juga harus disesuaikan dengan konteks situasi tutur ( Netra, 2005: 46).
Hal ini terjadi karena dalam konteks situasi tutur terdapat pengetahuan tentang
96
latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur yang membantu
memudahkan petutur untuk menafsirkan tuturan.
Data 6.3.1
Konteks situasi tutur: Burton Quinn yang disekap oleh Ace Ventura merasa
sangat ketakutan. Dia ketakutan karena Ace Ventura mengancam dengan cara
mengeluarkan bola matanya. Burton Quinn meminta kepada Ace Ventura untuk
menghentikan perbuatannya itu. Namun, Ace Ventura menolak permintaan
Burton Quinn itu.
(1) Burton Quinn: Stop! Stop it! ‘Hentikan! Hentikan itu!’
Ace Ventura : You’d like me to stop it. Getting to you? ‘Kau ingin aku berhenti. Bukan?’
Tuturan nomor 1 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Burton Quinn
dan Ace Ventura. Tuturan Burton Quinn, yaitu “Stop it” atau “Hentikan itu”
adalah tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau daya
pengaruh permintaan untuk menghentikan suatu perbuatan. Burton Quinn
meminta Ace Ventura untuk menghentikan perbuatannya yang mengancam
dengan cara mengeluarkan bola matanya. Namun, makna perlokusi yang
dituturkan oleh Burton Quinn itu tidak menghasilkan efek atau dampak yang
membuat petutur dalam hal ini Ace Ventura menghentikan perbuatannya. Petutur
menolak keinginan penutur dengan menuturkan “You’d like me to stop it. Getting
to you?” atau “Kau ingin aku berhenti. Bukan?”
97
Data 6.3.2
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall pergi memasuki tempat Ace Ventura
berdoa. Ace Ventura tampak terkejut dengan kehadiran Fulton Greenwall. Fulton
Greenwall kemudian memperkenalkan diri dan mengatakan maksud
kedatangannya kepada Ace Ventura. Mendengar hal itu, Ace Ventura lalu
menanggapinya dengan pesimis.
(2) Fulton Greenwall: Quite. Well, no harm done. Let me introduce myself. My name is Fulton Greenwall, and I’m here to employ your services…in the retrieval of a lost animal. Can you help us? ‘Cukup. Baik, tidak ada yang tersakiti. Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Fulton Greenwall, dan maksud kedatangan saya kemari adalah untuk memohon bantuan Anda…untuk menemukan kembali seekor binatang yang telah hilang. Dapatkah Anda membantu kami?’
Ace Ventura : Your request is like your intestine. Stinky and dangerous.
‘Permintaanmu seperti usus besarmu. Busuk dan berbahaya’.
Tuturan nomor 2 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall sebagai penutur dan Ace Ventura sebagai petutur. Tuturan Fulton
Greenwall, yaitu “Can you help us” atau “Dapatkah Anda membantu kami”
adalah tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau daya
pengaruh permintaan untuk membantu melakukan sesuatu. Fulton Greenwall
meminta bantuan kepada Ace Ventura untuk menemukan kembali kelelawar suci
yang telah hilang. Permintaan Fulton Greenwall itu kemudian ditolak oleh Ace
Ventura dengan mengatakan “Your request is like your intestine. Stinky and
dangerous atau “Permintaanmu seperti usus besarmu. Busuk dan berbahaya”.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa efek yang ditimbulkan oleh makna
98
perlokusi pada tuturan nomor 2 di atas tidak mampu membuat petutur melakukan
sesuatu seperti yang diinginkan penutur melalui tuturannya.
Data 6.3.3
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall akhirnya berhasil meyakinkan Ace
Ventura untuk menangani misteri hilangnya kelelawar suci. Mereka berdua
diceritakan bergegas untuk meninggalkan kuil. Namun, Ace Ventura masih sibuk
berbicara sambil melakukan hal-hal yang aneh. Melihat kejadian itu, Fulton
Greenwall mengingatkan Ace Ventura agar bergegas sebab pesawat yang akan
ditumpangi telah menunggu. Ace Ventura menanggapi peringatan itu, tetapi
dengan tetap melakukan satu hal konyol lagi, yaitu melempar kawat pir dari atas
anak tangga kuil sampai turun ke dasar anak tangga.
(3) Fulton Greenwall: We should go, Mr. Ventura. I’ve arranged the plane. ‘Kita harus segera pergi, tuan Ventura. Saya telah menyiapkan tiket pesawat’.
Ace Ventura : I’ll meet you at the bottom. There’s still one more thing I must do before I go. ‘Aku akan menemuimu di bawah. Masih ada satu lagi hal penting yang harus kulakukan sebelum pergi’.
Tuturan nomor 3 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Fulton
Greenwall dan Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yakni “We should go,
Mr. Ventura” atau “Kita harus segera pergi, tuan Ventura” adalah tuturan yang
mengandung makna perlokusi berupa efek atau daya pengaruh berupa perintah
untuk menyuruh petutur pergi. Fulton Greenwall menyuruh Ace Ventura untuk
segera mengakhiri pembicaraan dan tingkah laku anehnya sebab pesawat yang
akan ditumpangi telah menunggu. Perintah atau suruhan Fulton Greenwall itu
ditanggapi oleh Ace Ventura, tetapi dengan satu tuturan dan tindakan konyol,
99
yaitu “I’ll meet you at the bottom. There’s still one more thing I must do before I
go” atau “Aku akan menemuimu di bawah. Masih ada satu lagi hal penting yang
harus kulakukan sebelum pergi” . Dalam tuturan nomor 3 dapat dikatakan bahwa
efek dari makna perlokusi telah mampu membuat petutur melakukan tindakan
sesuai dengan yang diinginkan oleh penutur.
Data 6.3.4
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Fulton Greenwall tengah dalam
perjalanan menuju ke tempat tinggal suku Wachati. Di tengah perjalanan, Ace
Ventura secara tidak sengaja mendengar suara nyanyian dari gorila “silverback”
jantan. Ace Ventura lalu memberitahukan hal itu kepada Fulton Greenwall.
Kemudian, Fulton Greenwall mengatakan bahwa itu adalah pertanda bahwa gorila
sedang dalam masa kawin sehingga akan sangat berbahaya jika ada yang
mendekati mereka.
(4) Ace Ventura : We love you, dark continent! Good night! Listen! The majestic song of the male silverback gorilla.
‘Kami mencintaimu, benua hitam! Selamat malam! Dengarkanlah! Nyanyian yang agung dari gorila “silverback” jantan’.
Fulton Greenwall: We should move along. It’s their mating season and they can get rather hostile. ‘Kita harus melanjutkan perjalanan. Saat ini adalah musim kawin bagi para gorila dan mereka bisa sedikit kurang bersahabat’.
Tuturan nomor 4 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
Fulton Greenwall. Tuturan Ace Ventura, yaitu “Listen!” atau “Dengarkanlah!”
adalah tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau daya
pengaruh perintah untuk mendengarkan sesuatu. Ace Ventura menyuruh atau
100
memerintahkan Fulton Greenwall untuk ikut mendengarkan nyanyian gorila yang
didengarkan. Fulton Greenwall menanggapi hal itu dengan mendengarkannya
sebagai sebuah isyarat atau pertanda bahwa di sekitar tempat itu terdapat
pasangan gorila yang sedang kawin sehingga sangat berbahaya bagi mereka
apabila masih berada di sana. Fulton Greenwall lalu mengatakan “We should
move along. It’s their mating season and they can get rather hostile” atau “Kita
harus melanjutkan perjalanan. Saat ini adalah musim kawin bagi para gorila dan
mereka bisa sedikit kurang bersahabat”, sebagai respons terhadap pernyataan
Ace Ventura. Dalam tuturan nomor 4 ini, tampak bahwa efek dari makna
perlokusi telah mampu membuat petutur melakukan tindakan untuk
mendengarkan sesuatu.
Data 6.3.5
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall dan Ace Ventura akan pergi
menghadap ketua suku Wachati. Fulton Greenwall ditugasi untuk mengantarkan
Ace Ventura untuk menemui ketua suku. Sebelum mereka bertemu, Fulton
Greenwall kembali menegaskan bahwa dalam pertemuan itu Ace Ventura harus
dalam keadaan rapi walaupun hal itu tidak secara eksplisit dijelaskan. Ace
Ventura kemudian meresponsnya dengan seketika itu juga merapikan
penampilannya.
(5) Fulton Greenwall: We should see the chief, Mr. Ventura. This way. ‘Kita harus menemui ketua suku, tuan Ventura. Lewat sini’.
Ace Ventura : Neato! ‘Merapikan diri! (neato=neat, artinya rapi, kata ini adalah slang)’.
101
Tuturan nomor 5 adalah tuturan yang dilakukan oleh Fulton Greenwall dan
Ace Ventura. Tuturan Fulton Greenwall, yaitu “We should see the chief, Mr.
Ventura” atau “Kita harus menemui ketua suku, tuan Ventura” adalah tuturan
yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau daya pengaruh perintah
untuk merapikan sesuatu. Fulton Greenwall menyuruh atau memerintahkan Ace
Ventura agar segera merapikan penampilannya sebelum bertemu dengan ketua
suku Wachati. Ace Ventura lalu melakukan perintah itu sambil mengatakan
“Neato” atau “Merapikan diri”. Dalam tuturan nomor 5 ini, efek atau daya
pengaruh dari makna perlokusi telah berfungsi dengan baik, terbukti dengan
respons petutur yang langsung merapikan penampilannya ketika diminta oleh
penutur.
Data 6.3.6
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Fulton Greenwall sedang berada di
depan gua kelelawar suci. Mereka membicarakan perihal gua itu. Ace Ventura
tampak sangat ketakutan ketika dipercaya untuk melakukan penyelidikan di gua
itu. Agar tidak jadi masuk ke gua, Ace Ventura lalu berbohong kepada Fulton
Greenwall bahwa di dalam gua itu keadaannya telah aman. Akan tetapi, Fulton
Greenwall balik menagih janji Ace Ventura yang sebelumnya telah bersedia
melakukan penyelidikan di sana.
(6) Ace Ventura : Everything here seems good! Big load off my mind! You can speculate all you want, but unless you check it out yourself…you never know. Let’s go back.
102
‘Segala sesuatunya tampak aman di sini! Beban berat di pikiranku! Kau dapat berspekulasi terhadap semua yang kauinginkan, kecuali jika kamu memeriksanya sendiri…kau tidak akan tahu. Ayo kita kembali’.
Fulton Greenwall: Don’t you think you should investigate? ‘Bukankah kau harus menyelidikinya?’
Tuturan nomor 6 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
Fulton Greenwall. Tuturan Ace Ventura, yaitu “Let’s go back” atau “Ayo kita
kembali” adalah tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau
daya pengaruh perintah untuk meninggalkan suatu tempat. Ace Ventura mengajak
atau memerintahkan Fulton Greenwall untuk meninggalkan gua tempat tinggal
kelelawar suci. Fulton Greenwall menolak perintah Ace Ventura dengan
mengatakan “Don’t you think you should investigate?” atau “Bukankah kau
harus menyelidikinya?”. Tuturan dan respons Fulton Greenwall itu menandakan
bahwa efek atau daya pengaruh dari makna perlokusi tuturan nomor 6 tidak
berfungsi dengan baik karena terjadi penolakan dari petutur terhadap makna
perlokusi yang muncul dari tuturan penutur.
Data 6.3.7
Konteks situasi tutur: Ace Ventura memberanikan diri masuk ke gua kelelalar
suci. Di dalam gua Ace Ventura hanya menggunakan obor sebagai penerangan.
Tiba-tiba obor yang dibawa mati. Ace Ventura kebingungan di dalam gua karena
suasana sangat gelap. Dia ketakutan dan berharap bisa menemukan jalan keluar
dari gua. Dia berhasil keluar dari gua itu dan berlari ketakutan karena diserang
103
kawanan kelelawar. Dia meminta pertolongan kepada Fulton Greenwall. Fulton
Greenwall mengatakan bahwa tidak ada apa pun di rambut Ace Ventura.
(7) Ace Ventura : Spank you, helpy helperton. God in heaven! Help me! ‘Kupukul kau, tolong tolong (helpy helperton=help, artinya tolong, kata ini adalah slang). Tuhan di surga! Tolong aku!’
Fulton Greenwall: There is nothing in your hair. ‘Tidak ada apapun di rambutmu’.
Tuturan nomor 7 adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan Fulton
Greenwall. Tuturan Ace Ventura, yakni “Help me” atau “Tolong aku” adalah
tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau daya pengaruh
permintaan untuk melakukan sesuatu. Ace Ventura meminta Fulton Greenwall
untuk menolong dirinya yang sedang ketakutan diserang kawanan kelelawar.
Fulton Greenwall berusaha menolong Ace Ventura dengan mengatakan “There is
nothing in your hair” atau “Tidak ada apa pun di rambutmu”. Fulton Greenwall
berusaha menolong, tetapi tidak satu pun kawanan kelelawar itu masih berada di
dekat Ace Ventura. Pada tuturan nomor 7 ini, efek atau daya pengaruh dari makna
perlokusi dapat berfungsi dengan baik karena maksud tuturan penutur yang ingin
meminta pertolongan segera mendapat respons dari petutur.
Data 6.3.8
Konteks situasi tutur: Ace Ventura dan Ouda diceritakan telah tertangkap
oleh suku Wachootoo. Ketua suku Wachootoo kemudian bermurah hati dan
berjanji akan melepaskan mereka dengan satu syarat, yaitu Ace Ventura
diharuskan bertarung dengan orang terkuat dari suku itu. Dalam pertarungan itu,
Ace Ventura tampak tidak berdaya, dia lalu menyuruh Ouda melemparkan sebuah
104
tombak sebagai senjata untuk melawan musuh. Sayangnya, tombak itu malah
tersangkut di kaki Ace Ventura dan membuatnya semakin tidak berdaya.
Ketidakberdayaan Ace Ventura itu menjadi bahan ejekan dan tertawaan bagi
Ouda dan seluruh anggota suku Wachootoo yang menyaksikan pertarungan itu.
Suasana pertarungan yang seharusnya mencekam berubah seketika menjadi cerita
parodi yang menggelikan.
(8) Ace Ventura : Ouda, don’t just stand there. Throw me a spear! It’s in the bone! It’s in the bone! It’s in the bone. ‘Ouda, jangan hanya berdiri di sana. Lemparkan sebuah tombak kepadaku! Tombaknya menusuk tulangku! Di tulangku! Di tulangku’.
Ouda : You are like sissy girl! Wachootoo chief says, “You’re friend to Wachootoo” But if the curse of Shikaka not lifted by tomorrow’s sun at top of sky…Wachootoo kill all Wachati and smash your head on a rock. ‘Kau seperti gadis sissy! Kepala suku Wachootoo berkata, “Kau adalah sahabat bagi suku Wachootoo”, tetapi apabila kutukan Shikaka (kelelawar suci) tidak dicabut hingga besok siang…suku Wachootoo akan membinasakan semua suku Wachati dan membenturkan kepalamu di atas sebuah batu’.
Tuturan nomor 8 di atas adalah tuturan yang dituturkan oleh Ace Ventura dan
Ouda. Tuturan Ace Ventura, yaitu “Throw me a spear!” atau “Lemparkan sebuah
tombak kepadaku!” adalah tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa
efek atau daya pengaruh perintah untuk melakukan sesuatu. Ace Ventura
memerintahkan Ouda untuk segera meleparkan sebuah tombak sebagai senjata
untuk melawan musuh dalam sebuah pertarungan. Tanpa berbicara panjang lebar,
Ouda langsung melemparkarkan tombak itu kepada Ace Ventura. Namun,
sayangnya tombak itu malahan menancap di kaki Ace Ventura dan membuatnya
semakin tidak berdaya. Pada tuturan nomor 8 ini, efek atau daya pengaruh dari
105
makna perlokusi dapat berfungsi dengan baik karena perintah penutur untuk
mendapat tombak segera direspons petutur dengan sebuah tindakan.
Data 6.3.9
Konteks situasi tutur: Hitu adalah seorang kepala keamanan di kantor Vincent
Cadby. Dia berusaha menggelandang Ace Ventura ke penjara. Ace Ventura
berusaha dijebloskan ke penjara karena dia berhasil mengetahui Vincent Cadby
sebagai dalang hilangnya kelelawar suci itu. Ace Ventura diperintahkan masuk ke
mobil yang akan membawanya ke penjara oleh Hitu. Namun, perintah itu secara
halus ditolak.
(9) Hitu : Get in! ‘Masuk!’
Ace Ventura: Just one more thing. ‘Hanya satu hal lagi’.
Tuturan nomor 9 di atas adalah tuturan antara Hitu dan Ace Ventura yang
sedang berada di depan kantor Vincent Cadby. Tuturan Hitu, yaitu “Get in” atau
“Masuk” adalah tuturan yang mengandung makna perlokusi berupa efek atau
daya pengaruh perintah untuk melakukan sesuatu. Hitu memerintahkan Ace
Ventura untuk segera masuk ke sebuah mobil yang akan membawanya ke dalam
penjara. Ace Ventura menolak perintah itu dengan mengatakan “Just one more
thing” atau “Hanya satu hal lagi”. Efek atau daya pengaruh dari makna perlokusi
pada tuturan nomor 9 dapat dikatakan tidak berfungsi dengan baik karena petutur
menolak maksud penutur yang memerintahkan petutur masuk ke mobil.
106
BAB VII IMPLIKATUR PERCAKAPAN
Menurut Grice, implikatur percakapan adalah implikasi pragmatik yang
terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran
prinsip percakapan. Sejalan dengan batasan tentang implikasi pragmatik,
implikatur percakapan itu adalah proposisi atau “pernyataan” implikatif, yaitu apa
yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda
dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur di dalam suatu percakapan.
Dalam implikatur percakapan terdapat prinsip yang mengatur agar komunikasi
penutur dan petutur dalam berkomunikasi tidak keluar dari konteksnya. Prinsip itu
disebut prinsip kerja sama. Dalam prinsip kerja sama terdapat empat maksim yang
digunakan, yaitu maksim hubungan, kualitas, kuantitas, dan maksim cara.
Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
7.1 Maksim Hubungan dalam Film Komedi AVWNC
Di dalam maksim hubungan atau maksim relevansi dinyatakan bahwa agar
terjalin kerja sama yang baik antara penutur dan petutur, masing-masing
hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang
sedang dipertuturkan itu. Bertutur dengan tidak memberikan kontribusi yang
demikian dianggap tidak mematuhi dan melanggar prinsip kerja sama (Rahardi,
2010: 56). Dalam penelitian ini terdapat beberapa penggunaan maksim hubungan.
Penggunaan maksim hubungan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
107
Data 7.1.1
Konteks situasi tutur: Ace Ventura yang telah tiba di Afrika bersama Fulton
Greenwall pergi menuju tempat kejadian penculikan kelelawar suci dengan
mengendarai sebuah mobil. Di tengah perjalanan Ace Ventura berbincang-
bincang dengan Fulton Greenwall. Pada sebuah perbincangan Ace Ventura
menyanjung tentang keindahan alam di Afrika. Namun, Fulton Greenwall tidak
menanggapi hal tersebut.
(1) Ace Ventura : Spectacular! This land holds great beauty! How far the crime scene?
‘Luar biasa! Negeri ini sangat indah! Berapa jauh tempat kejadian perkaranya?’
Fulton Greenwall: I’ve been instructed to bring you first to the consulate…which is beyond the trees…on the other side of the jungle. So, you’ll have to circle around. ‘Saya diperintahkan mengantar Anda ke kantor konsulat jenderal terlebih dahulu…di bawah pohon itu…di pinggir hutan. Jadi Anda harus berputar’.
Makna dari tuturan “I’ve been instructed to bring you first to the consulate”
atau “Saya diperintahkan untuk mengajak Anda ke kantor konsulat jenderal
terlebih dahulu” adalah petutur tidak tahu pasti tempat kejadian perkara.
Seharusnya petutur menjawab “Saya tidak tahu pasti tempat kejadian
perkaranya, tetapi untuk lebih jelasnya sebaiknya kita kunjungi kantor konsulat
Amerika agar kita tahu informasi pasti lokasinya”. Petutur, dalam hal ini telah
melanggar maksim hubungan karena memberikan informasi yang tidak terkait
dengan konteks pembicaraan yang menanyakan jarak tempat kejadian perkara.
108
Data 7.1.2
Konteks situasi tutur: Sang putri sedang berbicara dengan Ace Ventura. Dia
berkeluh kesah tentang masalah yang sedang dihadapi. Dia dipaksa menikah oleh
ayahnya dengan seorang pria yang belum dikenal sama sekali. Sang putri
khawatir dia tidak dapat mencintai pria itu dengan sepenuh hati. Sebenarnya, sang
putri mendambakan sosok suami seperti Ace Ventura. Namun, Ace Ventura
mengatakan kepada sang putri bahwa dia tidak bisa menjadi seorang suami karena
dia terikat oleh sumpahnya untuk hidup membujang seumur hidup.
(2) The Princess: You make me smile. I am troubled. You see the man my father wants me to marry…I am worried I will not please him. I’ve never known a man.
‘Kau membuatku tersenyum. Aku dalam masalah. Kau tahu pria yang diinginkan oleh ayahku untuk kunikahi…aku khawatir tidak mencintainya. Aku tidak pernah mengenal pria itu sebelumnya’.
Ace Ventura: I’d love to help. But you see…I have vowed to take a life of celibacy. ‘Aku kemari hanya untuk menolongmu.Akan tetapi, kau harus tahu…aku telah bersumpah untuk hidup membujang’.
Makna tuturan “But you see…I have vowed to take a life of celibacy” atau
“Akan tetapi, kau harus tahu…aku telah bersumpah untuk hidup membujang”
adalah petutur menolak permintaan penutur yang berniat mengajaknya menikah.
Dalam hal ini, petutur seharusnya memiliki jawaban “Saya tidak bersedia
menikah karena saya telah bersumpah untuk hidup membujang seumur hidup”.
Dengan demikian, petutur dapat dikatakan telah melanggar maksim hubungan
sebab topik pembicaraannya keluar dari topik pembicaraan tentang permintaan
penutur untuk menikah.
109
7.2 Maksim Kualitas dalam Film Komedi AVWNC
Di dalam maksim kualitas seorang petutur diharapkan dapat menyampaikan
sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta sebenarnya di dalam bertutur. Fakta
itu harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas. Dalam penelitian
ini terdapat beberapa penggunaan maksim kualitas. Penggunaan maksim kualitas
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Data 7.2.1
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall bersama Ace Ventura sedang berada
di sekitar gua kelelawar. Di sana Ace Ventura mengatakan bahwa dirinya adalah
orang yang benci kepada kelelawar. Fulton Greenwall menyimpulkan pendapat
Ace Ventura itu sebagai sebuah penolakan Ace Ventura untuk menangani kasus
itu. Namun, Ace Ventura menegaskan bahwa dirinya akan tetap menangani kasus
itu karena dia adalah penyayang makhluk hidup.
(1) Fulton Greenwall: Yes, quite. I see your point. Are you saying that you won’t take the case?
‘Ya, cukup. Aku mengerti maksudmu. Apakah kau sedang katakan bahwa kau tidak akan menangani kasus ini?’
Ace Ventura : No. As a being of light, I must show compassion for all living things. ‘Tidak. Sebagai sebuah cahaya, aku harus memiliki rasa kasihan kepada semua makhluk hidup’.
Makna tuturan “No. As a being of light, I must show compassion for all
living things” atau “Tidak. Sebagai sebuah cahaya, aku harus memiliki rasa
kasihan kepada semua makhluk hidup” adalah petutur takut terhadap kelelawar.
Namun, petutur tidak berani mengungkapkannya secara berterus terang.
110
Sebaliknya, petutur menyatakan bahwa dia mencintai semua binatang tanpa
terkecuali. Apabila petutur menyatakan hal tersebut secara berterus terang, maka
jawabannya adalah “Saya sebenarnya takut terhadap kelelawar, tetapi harus saya
akui demi tugas ini saya tidak akan memedulikan rasa ketakutan saya dan akan
tetap berkomitmen menangani kasus ini sampai tuntas”. Petutur dalam tuturan ini
telah melanggar maksim kualitas karena kebenaran informasinya tidak sesuai
dengan bukti kebenaran yang nyata bahwa petutur adalah orang yang takut
terhadap kelelawar.
Data 7.2.2
Konteks situasi tutur: Ouda menawari Ace Ventura makanan khas suku
Wachati dengan menggunakan guano. Guano adalah sejenis tempat makan yang
terbuat dari kotoran kelelawar. Ace Ventura kemudian bertanya tentang nama
benda yang digunakan untuk makan itu kepada Ouda. Ouda menjawabnya dengan
mengatakannya sebagai guano. Ace Ventura mengira benda itu adalah sejenis
perabot rumah tangga yang terbuat dari tanah liat. Dia pura-pura mengaku bahwa
dia sebelumnya pernah mendengar istilah itu.
(2) Ouda : It’s made from Guano. ‘Ini terbuat dari “Guano”’.
Ace Ventura: Guano? That sounds so familiar. ‘“Guano?” Terdengar sangat akrab di telinga’.
Tuturan “That sounds so familiar” atau “Terdengar sangat akrab di telinga”
bermakna bahwa petutur tidak mengenal sama sekali apa yang dimaksud dengan
“guano”. Petutur merasa mengenal istilah tersebut hanya berdasarkan asumsi
dasar bahwa “guano” adalah sejenis mangkuk yang sama dengan mangkuk yang
111
beredar di pasaran yang terbuat dari gerabah atau tanah liat. Padahal, “guano”
adalah mangkuk yang terbuat dari kotoran kelelawar. Jadi, petutur tidak berbicara
sesuai dengan bukti kebenaran yang nyata bahwa memang benar dia tidak tahu
sama sekali tentang apa yang dimaksud dengan “guano”. Seharusnya petutur
berkata “Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan guano”. Dengan demikian,
petutur telah melanggar maksim kualitas sebab dia telah berbicara tidak sesuai
dengan bukti kebenaran yang nyata perihal dirinya memang tidak tahu tentang
apa yang dimaksud dengan “guano”.
Data 7.2.3
Konteks situasi tutur: Ace Ventura kesulitan untuk mengungkap misteri
hilangnya kelelawar suci. Dia lalu meminta pertolongan kepala kuil dengan cara
melepaskan rohnya ke sana. Di sana kepala kuil balik menanyakan perihal medali
yang telah diberikannya kepada Ace Ventura. Kepala kuil mengatakan bahwa
medali itulah yang dapat mengantarkan Ace Ventura menuju jawaban yang
diinginkan. Namun, Ace Ventura berbohong tentang keberadaan medali itu
kepada kepala kuil. Medali itu sebenarnya telah dibuang di gua kelelawar ketika
dia sedang menyelidiki gua itu.
(3) Ashram Monk: The medallion will lead you to the answer. You do still have the medallion, don’t you?
Medali itu akan mengantarmu menuju jawabannya. Bukankah kau masih memiliki medali itu, bukan?
Ace Ventura : Medallion? Why, surely…I left it back…with my body. Medali? Mengapa, pastinya…aku meninggalkannya di belakang...di badanku.
112
Makna dari tuturan “Medallion? Why, surely…I left it back…with my body”
atau “Medali? Mengapa, pastinya…aku meninggalkanya di belakang...di
badanku” adalah petutur berbohong karena dia tidak membawa medali yang
dimaksudkan penutur sehingga dia berniat menyembunyikan hal tersebut kepada
penutur dengan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan bukti kebenaran
yang nyata. Agar sesuai dengan fakta, sebaiknya petutur berkata “Medali itu
sudah saya buang di gua kelelawar”. Dengan demikian, petutur dapat dikatakan
telah melanggar maksim kualitas karena dia memberikan informasi tidak
berdasarkan fakta bahwa medali itu sudah hilang.
7.3 Maksim Kuantitas dalam Film Komedi AVWNC Di dalam maksim kuantitas seorang petutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi
demikian tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan penutur.
Tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh diperlukan
penutur dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas dalam prinsip kerja sama
Grice. Sebaliknya, apabila tuturan itu mengandung informasi yang berlebihan,
dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Penggunaan maksim kuantitas
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Data 7.3.1
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall sedang membicarakan kelelawar
dengan Ace Ventura. Fulton bertanya kepada Ace Ventura tentang perbedaan
113
kelelawar dengan jenis binatang lainnya. Ace Ventura lalu menjelaskan perbedaan
itu kepada Fulton Greenwall. Dari penjelasan Ace Ventura itu, Fulton mengetahui
bahwa Ace Ventura adalah detektif hewan yang benci terhadap kelelawar.
(1) Fulton Greenwall: What’s the difference? ‘Apa bedanya?’
Ace Ventura : What’s the difference? Have you seen one? They’re hideous. Lifeless, beady eyes, clawed feet, huge grotesque wings. Even fangs. They give you rabbies. ‘Apa bedanya? Kau telah melihat kelelawar? Mereka menyeramkan. Tampak seperti tak hidup, matanya seperti manik-manik, kaki yang berisi cakar, sayap besar yang aneh. Bahkan bertaring. Mereka dapat membuatmu terkena penyakit rabies’.
Tuturan “They’re hideous. Lifeless, beady eyes, clawed feet, huge grotesque
wings. Even fangs. They give you rabbies” atau “Mereka menyeramkan. Tampak
seperti tak hidup, matanya seperti manik-manik, kaki yang berisi cakar, sayap
besar yang aneh. Bahkan bertaring. Mereka dapat membuatmu terkena penyakit
rabies” bermakna bahwa petutur takut terhadap kelelawar sehingga membuatnya
mendeskripsikan binatang tersebut secara berlebih-lebihan. Petutur sebaiknya
mengatakan “Kelelawar adalah binatang yang berbahaya”. Pernyataan tersebut
sudah cukup mewakili deskripsi penutur terhadap kelelawar. Karena informasi
yang disampaikan oleh petutur terlalu berlebih-lebihan, maka tuturan petutur
dapat dikatakan telah melanggar maksim kuantitas.
7.4 Maksim Cara dalam Film Komedi AVWNC
Maksim cara ini mengharuskan petutur bertutur secara langsung, jelas, dan
tidak kabur. Petutur yang tidak mempertimbangkan hal-hal tersebut dapat
114
dikatakan melanggar prinsip kerja sama Grice karena tidak mematuhi maksim
cara. Penggunaan maksim cara tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Data 7.4.1
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall masuk ke suatu kuil. Dia terkejut
ketika melihat kehadiran seorang pendeta di sana. Fulton Greenwall kemudian
memperkenalkan dirinya kepada sang pendeta. Dia lalu mengatakan maksud
kedatangannya kepada kepala pendeta. Kepala Pendeta lalu menyambut dan
menjawab pertanyaan Fulton Greenwall dengan jawaban yang tidak bisa
dipahami maksudnya oleh Fulton Greenwall.
(1) Fulton Greenwall : My goodness. That was quite shock. It’s extremely nice to meet you. My name is Fulton Greenwall…and I am looking for an Ace Ventura.
‘Ya ampun. Sungguh mengejutkan. Senang bertemu Anda. Nama saya Fulton Greenwall…dan saya sedang mencari orang yang bernama Ace Ventura’.
Ashram Monk : No man here…carries with him…a label… ‘Tidak ada seorang pun di sini…yang membawa
namanya’… Makna tuturan “No man here…carries with him…a label” atau “Tidak ada
seorang pun…yang membawa namanya kemari” adalah petutur tidak tahu orang
yang sedang dicari penutur. Namun, petutur memberikan informasi yang tidak
jelas kepada penutur mengenai orang yang sedang dicari penutur. Petutur
sebaiknya berkata “Ace Ventura?, tunggu sebentar akan saya panggilkan murid
saya yang bernama demikian”. Dalam hal ini, petutur telah melanggar maksim
cara karena informasi yang disampaikan petutur tidak jelas dan tidak sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan penutur tentang nama orang yang dimaksud.
115
Data 7.4.2
Konteks situasi tutur: Fulton Greenwall berusaha untuk meyakinkan Ashram
Monk tentang identitas orang yang sedang dicari. Dia mendapatkan jawaban yang
masih meragukan dari Ashram Monk. Fulton Greenwall kemudian kembali
melontarkan pertanyaan yang dapat meyakinkan kepala pendeta. Namun, kepala
pendeta masih tetap menjawab dengan jawaban yang membingungkan Fulton
Greenwall.
(2) Fulton Greenwall : What? Oh yes. No names. How silly of me. He’s an American. ‘Apa? Oh ya. Tanpa nama. Betapa bodohnya aku. Dia orang Amerika’.
Ashram Monk : We are all children…of the same life force. ‘Kita semua adalah anak-anak…dari kelangsungan hidup yang sama’.
Makna tuturan “We are all children…of the same life force” atau “Kami
semua adalah umat manusia yang berasal dari tempat kehidupan yang sama”
adalah petutur merasa tidak tahu orang yang sedang dicari penutur. Walaupun
demikian, petutur seharusnya tidak memberikan informasi yang tidak jelas kepada
penutur. Sebaiknya, petutur menjawab “Orang Amerika seperti apa yang tuan
cari?”. Dengan demikian, informasi tersebut telah melanggar maksim cara karena
tuturan dan konteksnya tidak jelas.
116
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN
8.1 Simpulan
Dalam penelitian “Tindak Tutur dalam Film Komedi Berbahasa Inggris Ace
Ventura: When Nature Calls” ini terdapat beberapa hal penting yang dapat
disimpulkan. Hal-hal penting tersebut meliputi fenomena-fenomena tindak tutur
dan implikatur percakapan yang ditemukan dalam penelitian ini. Beberapa
fenomena tindak tutur yang ditemukan, misalnya fenomena jenis tindak tutur,
fungsi tindak tutur, dan fenomena makna tindak tutur. Fenomena implikatur
percakapan yang ditemukan, contohnya fenomena pelanggaran terhadap jenis-
jenis maksim. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
(1) Jenis tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian ini adalah jenis tindak
tutur langsung dan tidak langsung. Sebagai data penunjang, jenis tindak
tutur langsung dan tidak langsung yang ditemukan dan dianalisis pada
penelitian ini berjumlah sama, yaitu 2 buah. Fakta ini membuktikan bahwa
kedua jenis tuturan itu mendapatkan porsi yang sama di dalam dialog film
AVWNC komedi untuk menciptakan kelucuan.
(2) Terdapat lima macam fungsi tindak tutur dalam penelitian ini, yaitu fungsi
representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan fungsi deklaratif. Fungsi
representatif yang ditemukan, contohnya berfungsi untuk menyatakan,
melaporkan, dan memberikan kesaksian terhadap suatu hal. Fungsi direktif
yang ditemukan, contohnya berfungsi untuk mengajak, meminta, dan
menyuruh melakukan suatu hal. Fungsi komisif yang ditemukan, misalnya
117
berfungsi untuk menyatakan kesanggupan, mengancam, dan bersumpah
terhadap suatu hal. Fungsi ekspresif yang ditemukan, misalnya berfungsi
untuk memuji dan berterima kasih terhadap suatu hal. Fungsi deklaratif
yang ditemukan, misalnya berfungsi untuk memutuskan dan melarang
suatu hal. Sebagai data penunjang, jumlah tindak tutur berdasarkan
fungsinya yang muncul pada penelitian ini rata-rata berjumlah sama, yaitu
3 buah meskipun tindak tutur deklaratif hanya berjumalah 2 buah. Secara
garis besar, fenomena ini membuktikan bahwa masing-masing fungsi
tindak tutur tersebut memiliki peran yang seimbang dalam menciptakan
efek kelucuan dalam dialog film komedi AVWNC.
(3) Terdapat tiga macam tindak tutur berdasarkan maknanya yang ditemukan
dalam penelitian ini, yaitu makna lokusi, ilokusi, dan makna perlokusi.
Makna lokusi yang ditemukan, misalnya bermakna terkejut, heran, dan
bermakna mengungkapkan informasi terhadap suatu hal. Makna ilokusi
yang ditemukan, misalnya bermakna memerintahkan, meminta, dan
memperingatkan suatu hal. Makna perlokusi yang ditemukan, misalnya
bermakna meminta menghentikan sesuatu, meminta membantu
mengerjakan sesuatu, dan menyuruh pergi. Sebagai data penunjang,
jumlah penggunaan tindak tutur lokusi muncul paling jarang, yaitu hanya
5 kali, disusul tindak tutur perlokusi yang hadir 9 kali, sedangkan tindak
tutur ilokusi muncul paling sering, yaitu sebanyak 22 kali. Fakta ini
menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang paling
118
mudah digunakan sebagai perantara penyampaian gagasan komedi dalam
film komedi AVWNC.
(4) Dalam penelitian ini terdapat empat jenis implikatur percakapan, yaitu
maksim hubungan, maksim kualitas, maksim kuantitas, dan maksim cara.
Sebagai data penunjang, jenis pelanggaran maksim yang paling sering
muncul dalam penelitian ini adalah pelanggaran terhadap maksim kualitas,
yaitu sebanyak 3 kali. Hal ini membuktikan bahwa pelanggaran terhadap
sesuatu yang tidak nyata dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya
(pelanggaran terhadap maksim kualitas) telah berhasil menciptakan efek
kejut komedi dalam film komedi AVWNC.
8.2 Saran
Tindak tutur dan implikatur percakapan merupakan dua buah bidang kajian
pragmatik yang lebih banyak menyoroti jenis, fungsi, dan makna tuturan lewat
aspek peran penutur dan petutur dalam suatu situasi tutur. Kedua teori ini,
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, berperan besar di dalam menjaga
tuturan agar senantiasa terikat dengan konteksnya. Apabila tuturan yang
digunakan tersebut keluar dari konteksnya, maka dapat dikatakan bahwa tuturan
tersebut telah melanggar prinsip dasar dari kedua teori itu. Dalam teori implikatur
percakapan, hal ini dikatakan telah melanggar prinsip kerja sama. Kendatipun
demikian, pengecualian masih dapat diberikan apabila tuturan tersebut
dimaksudkan untuk mengungkapkan maksud-maksud tertentu yang bersifat
khusus.
119
Pembahasan mengenai jenis, fungsi, dan makna tindak tutur serta makna
implikatur percakapan merupakan dua hal pokok yang dikaji dalam penelitian ini.
Aspek-aspek lain yang berhubungan dengan tindak tutur dan implikatur
percakapan masih dapat dikaji dan dikembangkan secara lebih luas dan
mendalam. Aspek-aspek lain tersebut, di antaranya penjabaran tentang jenis
tindak tutur berdasarkan jenis kalimatnya dan hubungannya dengan kesantunan
dalam prinsip sopan santun yang belum dibicarakan dalam penelitian ini.
120
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Wiwiek Dwi. 2001. ‘Tindak Tutur: Sorotan terhadap Cerita Bergambar Untuk Anak-Anak’. Dalam Linguistik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2.
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford: Oxford University
Press. Bauman, Ricard and Joel Sherzer. 1974. Explorations in the Ethnography of
Speaking. Cambridge: Cambridge University Press. Citrawati, Putu Evi Wahyu. 2006. “Tuturan dalam Upacara Ngebo di Pura Puseh
Desa Pekraman Les-Penuktukan: Sebuah Kajian Tindak Tutur”. Denpasar: Universitas Udayana.
Cook, Guy. 2005. Discourse. Oxford: Oxford University Press. Elfiando, Zulfian. 2000. “Pasambahan Mananti Marapulai di Kota Madya Solok:
Sebuah Kajian Tindak Tutur”. Denpasar: Universitas Udayana. Grice, H.P. 1975. “Logic and Conversation”, Syntax and Semantics, Speech Act,
3. New York: Academic Press. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas
Indonesia. Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Netra, I Made. 2005. “Eksplikasi Makna Ilokusional Tuturan Upacara Memadik
di Denpasar: Sebuah Kajian Metabahasa Semantik Alami”. Denpasar: Universitas Udayana.
Oedekerk, Steve. 1995. “Ace Ventura: When Nature Calls”. Los Angles: Warner
Bros Pictures. Parker, Frank. 1986. Linguistics for Non-Linguist. London: Little, Brown and
Company Inc. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga. Redjasa, I Ketut. 2011. “Wacana Lelucon Drama Gong di Bali”. Denpasar:
Universitas Udayana.
121
Saeed, John I. 2000. Semantics. Massachusetts: Blackwell Publishers Inc. Searle, R. John. 1969. Speech Act, An Essay in the Philosophy of Language.
Cambridge: Cambridge University Press. Simpen, I Wayan. 2008. “Kesantunan Berbahasa pada Penutur Bahasa Kambera
di Sumba Timur”. Denpasar: Universitas Udayana. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Wijana, D. P. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Winarni, Sri. 2002. “Kajian Tindak Tutur di dalam Wacana Karikatur Surat Kabar
Harian Kompas”. ‘Sebuah Makalah yang Disajikan dalam Kongres Linguistik X’. Denpasar: Fakultas Sastra bekerja sama dengan Masyarakat Linguistik Indonesia dan Pusat Bahasa.
Wulantari, Ni Putu. 2009. “Tindak Tutur dalam Kumpulan Naskah Drama
Nyunnyan-Nyunnyen”. Denpasar: Universitas Udayana.
122
LAMPIRAN