FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK WISATAWAN JAKARTA DATANG KE BANDUNG
Kelompok 5
KELOMPOK 5ANTROPOLOGI
Muhammad Azka Gulsyan (15411067 )
Irsani Fenilia (10410003)
Ayesha Bilqis (10211020 )
Dibya Adhiguna ( 10209071 )
M. Bagus Rizky (12109029 )
Dyah Ayu Ritma Ratri (15111094)
PENDAHULUAN- Latar Belakang- Identifikasi Masalah- Rumusan Masalah- Tujuan- Manfaat
Latar Belakang
Bandung telah lama dikenal
memiki magnet bagi wisatawan
domestik maupun mancanegara.
Perkembangan objek wisata dan
infrastruktur membuat warga Jakarta memilih untuk berlibur dan berakhir
pekan di Bandung
Berdampak pada permasalahan yang
dialami oleh kota Bandung pada akhir
pekan dan masa liburan, yaitu
kemacetan dan polusi udara dan
sampah.
Identifikasi Masalah
1. Wisatawan Jakarta yang berkunjung ke kota Bandung pada hari Sabtu-Minggu semakin meningkat.
2. Kemacetan kota Bandung pada hari Sabtu-Minggu semakin parah.
3. Kondisi sarana dan prasarana publik bagi wisatawan di tempat-tempat wisata kota Bandung yang belum memadai.
Rumusan Masalah
1
• Apa yang menjadi faktor penarik dari Kota Bandung bagi warga Jakarta?
2
• Apa faktor pendorong yang menyebabkan warga Jakarta berwisata ke kota Bandung?
3
• Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemacetan di kota Bandung pada hari Sabtu dan Minggu?
Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor penarik dari pariwisata di Bandung untuk masyarakat Jakarta.
Mengetahui faktor pendorong bagi masyarakat Jakarta untuk berwisata di Bandung.
Mengetahui faktor yang menyebabkan kemacetan kota Bandung pada hari Sabtu-Minggu.
Mengetahui bagaimana fasilitas publik di tempat-tempat wisata di kota Bandung.
Manfaat• Dengan diketahuinya faktor-faktor penarik dan
pendorong wisatawan Jakarta untuk berkunjung ke kota Bandung, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembang pariwisata di Bandung untuk meningkatkan pelayanannya terhadap wisatawan.
1
• Dengan diketahuinya faktor-faktor yang menyebabkan kemacetan di kota Bandung pada akhir pekan, stakeholder terkait kedatangan wisatawan ke Bandung dapat mengantisipasi penumpukan pengunjung di daerah-daerah tertentu yang rawan macet saat akhir pekan sehingga dapat mengurangi kemacetan tersebut.
2
• Dengan diketahuinya kondisi fasilitas atau sarana/prasarana publik di tempat-tempat wisata di kota Bandung, stakeholder terkait pengembangan fasilitas publik dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membuat para wisatawan nyaman serta apa saja fasilitas dan pelayanan yang harus disediakan atau ditingkatkan.
3
LANDASAN TEORI- Aspek Penawaran Pariwisata- Faktor Pendorong Perjalanan Wisata- Teori Perilaku Wisatawan
Landasan Teori
Teori Kebudayaan
• Kebudayaan pada dasarnya memiliki konsep-konsep/ciri-ciri bahwa kebudayaan diperoleh dari belajar, kebudayaan milik bersama, kebudayaan sebagai norma, kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif. 7 unsur utama teori kebudayaan:
• Sistem Religi• Sistem kemasyarakatan dan organisasi
sosial• Sistem pengetahuan• Bahasa• Kesenian• Sistem mata pencaharian hidup/sistem
ekonomi• Sistem teknologi
Landasan Teori
Aspek Penawaran Pariwisata
• Menurut Medlik (1980) dan Ariyanto (2005), ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata, yaitu :
• Attraction (daya tarik). Daerah tujuan wisata dalam menarik wisatawan perlu menemukan dan mengembangkan daya tarik pariwisata, baik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya.
• Accessable (bisa dicapai). Hal ini dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam mencapai tempat tujuan wisata.
• Amenities (fasilitas). Pengembangan sarana yang mendukung selain dapat mempengaruhi keputusan wisatawan juga dapat membuat wisatawan lebih kerasan (tinggal lebih lama).
• Ancilllary (adanya lembaga pariwisata). Lembaga pariwisata berfungsi sebagai promotor tempat wisata sekaligus sebagai jaminan rasa nyaman dan aman dalam berwisata. Selain itu, lembaga pariwisata juga melindungi hak wisatawan untuk dapat menyampaikan kritik dan saran bagi tempat tujuan wisata.
Landasan Teori
Faktor Pendorong Perjalanan Wisata
• Menurut Ryan (1991) dan Pitana (2005) :• Escape. Ingin melepaskan diri dari
lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
• Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.
• Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
• Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks visiting friends and relatives. Biasanya wisata ini dilakukan bersama - sama (group tour).
Landasan Teori
Faktor Pendorong Perjalanan Wisata
• Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatk an status atau Social Standing.
• Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
• Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual.
Landasan Teori
Faktor Pendorong Perjalanan Wisata
• Educational opportunity. Keinginan untuk melihat suatu yang baru, memperlajari orang lain dan/atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.
• Self-fulfillment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat menemukan daerah atau orang baru.
• Wish- fulfillment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita -citakan, sampai mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yangkuat dari dalam diri
Landasan Teori
Penyebab Kemacetan
• Menurut penelitian Administration (2005), terdapat 7 penyebab kemacetan, yaitu :
• Physical Bottlenecks. Kemacetan yang disebabkan oleh jumlah kendaraan yang melebihi batas atau berada pada tingkat tertinggi. Kapasitas tersebut ditentukan dari faktor jalan, persimpangan jalan, dan tata letak jalan.
• Kecelakaan Lalu Lintas (traffic incident). Kemacetan yang disebabkan oleh adanya kejadian atau kecelakaan dalam jalur perjalanan. Kecelakaan akan menyebabkan macet, karena kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut memakan ruas jalan. Hal tersebut mungkin akan berlangsung lama, karena kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut perlu waktu untuk disingkirkan dari jalur lalu lintas.
• Area Pekerjaan (work zone). Kemacetan yang disebabkan oleh adanya aktivitas kontruksi pada jalan. Aktivitas tersebut akan mengakibatkan perubahaan keadaan lingkungan jalan. Perubahan tersebut seperti penurunan pada jumlah atau lebar jalan, pengalihan jalur, dan penutupan jalan.
Landasan Teori
Penyebab Kemacetan
• Cuaca yang Buruk (bad weather). Keadaan cuaca dapat meyebabkan perubahan perilaku pengemudi, sehingga dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Contohnya: hujan deras, akan mengurangi jarak penglihatan pengemudi, sehingga banyak pengemudi menurunkan kecepatan mereka.
• Alat Pengatur Lalu Lintas (poor signal timing). Kemacetan yang disebabkan oleh pengaturan lalu lintas yang bersifat kaku dan tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas. Selain lampu merah, jalur kereta api juga mempengaruhi tingkat kepadatan jalan, sehingga jalur kereta api yang memotong jalan harus seoptimal mungkin.
• Acara Khusus (special event). Merupakan kasus khusus dimana terjadi peningkatan arus yang disebabkan oleh adanya acara-acara tertentu. Misalnya, akan terdapat banyak parkir liar yang memakan ruas jalan pada suatu acara tertentu.
• Fluktuasi pada Arus Normal (fluctuations in normal traffic). Kemacetan yang disebabkan oleh naiknya arus kendaraan pada jalan dan waktu tertentu. Contohnya, kepadatan jalan akan meningkat pada sabtu minggu, jam masuk kantor dan pulang kantor.
Landasan Teori
Fasilitas
• Menurut Marpaung (2002), wisatawan melakukan aktivitas selama mereka tinggal di tempat tujuan wisata dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan.
METODE PENELITIAN
Metodologi PenelitianGambaran Umum
Metode Penelitian : Wawancara dengan metode snow ball
Instrumen Penelitian : Pedoman Wawancara
Teknik Analisis Data : Analisis data kualitatif
Lokasi Penelitian : Jl. Ir. H. Juanda Jl. Ganesha Jl. Riau
Waktu Penelitian : Oktober November 2013
MatriksIdentifikasi Masalah Rumusan masalah Landasan teori Pedoman wawancara
1. Wisatawan
Jakarta yang
berkunjung ke
kota Bandung
pada hari
Sabtu-Minggu
semakin
meningkat.
1. Apa yang menjadi
faktor penarik dari kota
Bandung bagi warga
Jakarta?
2. Apa faktor pendorong
yang menyebabkan
penduduk Jakarta
berwisata ke kota
Bandung?
Teori Kebudayaan :
Kebudayaan pada dasarnya memiliki konsep-
konsep / ciri-ciri bahwa kebudayaan diperoleh dari
belajar, kebudayaan milik bersama, kebudayaan
sebagai norma, kebudayaan bersifat dinamis dan
adaptif. Di lain pihak kebudayaan juga memiliki 7
unsur utama yaitu sebagai berikut :
1. Sistem religi, yang meliputi ssitem kepercayaan,
sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi,
keagamaan, atau upacara keagamaan.
2. Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial,
yang mencakup kekerabatan, asosiasi,
perkumpulan, sistem kenegaraan, dan sistem
kesatuan hidup.
Untuk wisatawan Jakarta :
• Apa saja hal-hal menarik di
Bandung yang membuat Anda
ingin berkunjung kesini?
(Berdasarkan teori Aspek
Penawaran Pariwisata,
khususnya dari poin 1 dan 2)
• Apa yang mendorong Anda
untuk berakhir pekan di
Bandung dibandingkan
menghabiskan akhir pekan di
Jakarta? (Berdasarkan teori
Faktor Pendorong Perjalanan
Wisata, untuk semua poin)
Identifikasi
MasalahRumusan masalah Landasan teori Pedoman wawancara
1. Sistem pengetahuan, yang
meliputi pengetahuan tentang
flora dan fauna, waktu, ruang,
bilangan, tubuh manusia, dan
perilaku antar sesama
manusia.
2. Bahasa, yang berbentuk lisan
maupun tulisan.
3. Kesenian yang meliputi seni
patung, pahat, relief lukis dan
gambar, seni rias, vokal,
musin, bangunan,
kesusastraan, atau drama.
4. Sistem mata pencaharian
hidup/sistem ekonomi, yang
meliputi berburu,
mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, perternakan,
perikanan, dan perdagangan.
• Darimana Anda mendapat informasi tentang
tempat-tempat wisata di kota Bandung?
(Berdasarkan teori Aspek Penawaran
Pariwisata; khususnya dari poin 4, dan Teori
Kebudayaan poin 7 teknologi.)
• Kalau ke Bandung sama siapa? (Rombongan
kantor, keluarga atau organisasi perusahaan, dll)
(Berdasarkan Teori Kebudayaan poin 2)
• Pernahkah Anda mengunjungi museum atau
pusat IPTEK serta tempat-tempat kesenian di
Bandung? (Berdasarkan Teori Kebudayaan poin
3 dan 5)
• Pernahkah ketika berbelanja atau berinteraksi
dengan masyarakat local kota Bandung Anda
menggunakan Bahasa Sunda? (Berdasarkan
Teori Kebudayaan poin 4)
• Apakah ketika di tempat-tempat wisata di
Bandung Anda suka update status di social
media? (Berdasarkan Teori Kebudayaan poin 7
dan Teori Faktor Pendorong Perjalanan Wisata
poin 5)
Identifikasi
Masalah
Rumusan
masalahLandasan teori Pedoman wawancara
5.Sistem teknologi produksi, distribusi, transportasi, peralatan
komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian,
perhiasan, tempat berlindung (perumahan), atau senjata.
Aspek Penawaran Pariwisata
Menurut Medlik (1980) dan Ariyanto (2005), ada empat aspek
yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata, yaitu :
1. Attraction (daya tarik).
2. Accessable (bisa dicapai).
3. Amenities (fasilitas).
4. Ancilllary
Faktor Pendorong Perjalanan Wisata
Menurut Ryan (1991) dan Pitana (2005) :
5. Escape
6. Relaxation
7. Play
8. Strengthening family bond
9. Prestige
10. Social interaction
11. Romance
12. Educational opportunity
13. Self-fulfillment
14. Wish-fulfillment
Untuk Dinas Pariwisata :
• Berdasarkan data dari Dinas
Pariwisata, wisatawan dari
luar kota Bandung (terutama
Jakarta) biasanya banyak
mengunjungi objek wisata
apa? (Berdasarkan teori
Aspek Penawaran
Pariwisata, khususnya dari
poin 1)
• Hal apa saja yang Dinas
Pariwisata telah lakukan
untuk mengembangkan
tempat-tempat wisata di Kota
Bandung agar menarik para
wisatawan? (Berdasarkan
teori Aspek Penawaran
Pariwisata, khususnya dari
poin 4)
Identifikasi
MasalahRumusan masalah Landasan teori Pedoman wawancara
Faktor Pendorong Perjalanan
Wisata
Menurut Ryan (1991) dan Pitana
(2005) :
1. Escape
2. Relaxation
3. Play
4. Strengthening family bond
5. Prestige
6. Social interaction
7. Romance
8. Educational opportunity
9. Self-fulfillment
10. Wish-fulfillment
Identifikasi Masalah Rumusan masalah Landasan teori Pedoman wawancara
2. Kemacetan kota
Bandung pada hari
Sabtu-Minggu
semakin parah.
3. Faktor-faktor apa
yang menyebabkan
kemacetan di kota
Bandung pada hari
Sabtu dan Minggu?
Penyebab KemacetanMenurut penelitian Administration (2005), terdapat 7 penyebab kemacetan, yaitu :• Physical Bottlenecks• Kecelakaan Lalu Lintas (traffic
incident)• Area Pekerjaan (work zone)• Cuaca yang Buruk (bad
weather)• Alat Pengatur Lalu Lintas (poor
signal timing)• Acara Khusus (special event)• Fluktuasi pada Arus Normal
(fluctuations in normal traffic)
Untuk wisatawan Jakarta :Bagaimana cara Anda sampai ke Bandung (dengan menggunakan kendaraan apa)? (Berdasarkan teori Aspek Penawaran Pariwisata, poin 2)Kenapa memilih dengan cara tersebut? (Berdasarkan teori Aspek Penawaran Pariwisata, poin 2)Apakah akses transportasi dari Jakarta ke Bandung mudah didapat? (Berdasarkan teori Aspek Penawaran Pariwisata, poin 2)Kenapa Anda memutuskan untuk pergi ke Bandung pada Sabtu-Minggu sedangkan Anda sudah tahu bahwa saat weekend biasanya terjadi kemacetan disini? (Berdasarkan Teori Penyebab Kemacetan poin 7)
Identifikasi Masalah Rumusan masalah Landasan teori Pedoman wawancara
)
Untuk Dinas Perhubungan :• Apakah kendaraan dari luar Bandung
(terutama dari kota Jakarta) yang masuk ke Bandung setiap weekend dari tahun ke tahun mengalami peningkatan? (Berdasarkan Teori Penyebab Kemacetan poin 1)
• Menurut Anda, apa pengaruh dari membludaknya volume kendaraan yang berasal dari luar Bandung (terutama dari kota Jakarta) terhadap kemacetan di kota Bandung? (Berdasarkan Teori Penyebab Kemacetan poin 1)
Identifikasi Masalah Rumusan masalah Landasan teori Pedoman wawancara
3. Kondisi sarana
dan prasarana
publik bagi
wisatawan di
tempat-tempat
wisata kota
Bandung yang
belum memadai.
4. Bagaimana
fasilitas tempat
wisata di kota
Bandung yang
dinikmati para
wisatawan Jakarta
FasilitasMenurut Marpaung (2002), wisatawan melakukan aktivitas selama mereka tinggal di tempat tujuan wisata dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan.
Apakah fasilitas di tempat-tempat wisata di Bandung sudah memuaskan? (Penginapan, transportasi umum, tempat ibadah, dll) (Berdasarkan Teori Fasilitas Wisata)Kalau Anda hendak beribadah, yang Islam biasanya sholatnya bagaimana dan dimana? Yang non-Islam, bagaimana ke gereja atau ke temoat ibadah lainnya? (Berdasarkan Teori Fasilitas Wisata dan Teori Kebudayaan poin 1)Kalau Anda ingin memarkir kendaraan pribadi, biasanya dimana? Menurut Anda, fasilitas parker di tempat wisata di kota Bandung sudah memuaskan atau belum? (Berdasarkan Teori Fasilitas
Narasumber 1Pak Riko (45 tahun), Jakarta
• Narasumber tertarik ke Bandung karena ingin bernostalgia. Beliau merupakan alumni UNPAD. Beliau juga mempunya banyak kenalan dosen ITB. Beliau hafal tempat wisata di Bandung dan tidak pernah bosan berkunjung ke Bandung. Jarak yang relatif dekat dengan Jakarta membuat Beliau sering berkunjung ke Bandung dengan menggunakan mobil probadi. Penggunaan mobil pribadi dirasakan lebih fleksibel. Beliau mengetahui jalan-jalan kecil alternatif untuk menghindari kemacetan.
• Narasumber melakukan wisata akhir pekan ke Bandung dengan keluarga, yaitu istri dan anak-anaknya.
• Selama berkunjung biasanya Ia dan sekeluarga menginap di hotel dengan fasilitas yang bagus karena terdapat diskon dari tempat istrinya bekerja.
• Narasumber belum pernah melakukan wisata edukasi seperti ke tempat kesenian dan museum IPTEK.
• Narasumber mengerti bahasa sunda namun tidak dapat menggunakan dalam percakapan.• Narasumber melakukan ibadah ke Gereja pada akhir pekan. Narasumber mampir ke gereja
yang searah dengan arah tujuannya selama berwisata akhir pekan di Bandung
Narasumber 2Andin (28 tahun), Jakarta
• Narasumber tertarik berwisata akhir pekan ke Bandung karena keragaman wisata kulinernya. Selain itu, hotel di Bandung menawarkan pemandangan yang indah.
• Narasumber menggunakan mobil pribadi ketika berkunjung ke Bandung. Dengan menggunakan mobil pribadi dirasakan lebih fleksibel. Apabila mengalami kemacetan, narasumber menganggap bahwa hal tersebut merupakan resiko yang terjadi pada saat akhir pekan dan liburan. Narasumber menanggapi kemacetan Bandung di akhir pekan dengan santai.
• Narasumber menilai fasilitas seperti penginapan sudah cukup memuaskan. Menurutnya harga yang dibayarkan akan sebanding dengan fasilitas yang diberikan oleh hotel tersebut. Namun, fasilitas transportasi seperti angkutan umum masih kurang memuaskan.
• Narasumber mendapatkan informasi seputar tempat wisata Bandung dengan melakukan pencarian melalui media internet atau mendapatkan info dari teman.
• Narasumber pernah mengunjungi tempat wisata kesenian, seperti Saung Udjo. Namun ia belum pernah mengunjungi wisata edukasi seperti museum dan pusat IPTEK.
• Narasumber pergi ke Bandung dengan keluarga dan teman. Narasumber memiliki saudara yang tinggal di Bandung.
• Narasumber menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarluaskan informasi mengenai tempat wisata di Bandung.
• Narasumber melakukan ibadah sholat di rest area dengan fasilitas yang memadai. Fasilitas ibadah di tempat wisata dirasakan narasumber masih kurang memadai. Hal ini menyulitkan narasumber untuk beribadah.
Narasumber 3Pak Kuswanto (59 tahun), Jakarta
• Narasumber tertarik ke Bandung karena wisata kulinernya yang menarik dan tersedia wsata belanja untuk membeli baju. Suasana di Badung sangat nyaman dengan udara segar.
• Narasumber dapat mencapai Bandung dengan menggunakan kendaraan pribadi. Penggunaan kendaraaan pribadi lebih fleksibel dan nyaman. Kemacetan yang terjadi saat akhir pekan merupakan hal yang biasa dan tidak menjadi beban bagi narasumber saat berwisata akhir pekan di Bandung.
• Narasumber menginap di hotel dengan fasilitas yang bagus. Narasumber belum pernah naik transportasi umum, seperti angkot, selama berkunjung ke Bandung.
• Informasi tempat wisata di Bandung didapatkan dari browsing melalui media internet dan informasi dari teman
• Narasumber melakukan kunjungan wisata ke The Ranch dan floating market. Narasumber belum pernah mengajak keluarga untuk berwisata kesenian atau wisata edukasi, seperi museum dan pusat IPTEK. Hal ini dirasakan narasumber kurang menarik untuk dikunjungiu.
• Narasumbe melakukan ibadah sholat ketika tiba waktunya apabila tersedia tempat sholat saat melakukan wisata. Fasilitasnya sudah cukup memadai.
Narasumber 4Pak Ardi (50 tahun), Bekasi
• Narasumber tertark ke Bandung karena panorama alamnya sangat indah. • Narasumber dapat mencapai Bandung dengan menggunakan kendaraan pribadi. • Narasumber berkunjung ke Bandung dengan keluarga maupun teman sekantor ketika
kantor Beliau mengadakan acara di Bandung• Narasumber menginap di hotel selama berada di Badung. Narasumber belum pernah
menggunakan angkutan umum sebagai sarana transportasi. Beliau jarang berkeliling kota Bandung selama melakukan wisata
• Fasilitas wisata yang terdapat di Bandung sudah cukup memadai. • Narasumber berpendapar bahwa tempat beribadah sulit ditemukan selama melakukan
wisata di Bandung.
Hasil wawancara (Wisatawan)• Hampir semua narasumber berkunjung ke
Bandung dengan menggunakan kendaraan pribadi, yaitu mobil. Hal ini karena dengan mobil dirasa lebih fleksibel untuk bepergian kemana-mana.
• Sebagian besar faktor yang menarik wisatawan Jakarta untuk datang ke Bandung adalah dari segi kuliner juga wisata alamnya.
• Salah satu narasumber merasa terdorong untuk pergi ke Bandung karena ingin bernostalgia dan karena jarak Jakarta-Bandung relatif dekat maka mudah saja untuk mengunjungi Bandung.
• Informasi tentang tempat wisata di Bandung sebagian besar didapatkan narasumber dari browsing di internet.
Hasil wawancara (Wisatawan)• Sebagian besar narasumber jarang
mengunjungi tempat-tempat wisata yang bernuansa kesenian dan pendidikan, karena dirasa masih kurang menarik. Wisata kuliner dan belanja baju serta wisata alam masih jauh lebih menarik.
• Menurut sebagian besar narasumber, fasilitas ibadah (untuk muslim) di tempat-tempat wisata Bandung masih kurang memadai atau bahkan jarang. Kalaupun ada, tempatnya kecil dan tidak nyaman.
Hasil wawancara (Dinas Pariwisata)
• Objek wisata yang sering dikunjungi adalah wisata belanja, seperti Pasar Baru, lalu mall-mall di kawasan Cihampelas dan Sukajadi, serta factory outlet di daerah Riau, Dago, dan Setiabudhi. Di samping wisata belanja, wisata budaya juga lumayan diminati wisatawan Jakarta, seperti Saung Angklung Udjo. Lalu tempat lainnya yang banyak dikunjungi adalah tempat-tempat wisata alam di sekitar Kota Bandung. Kebanyakan dari para wisatawan Jakarta ini menggunakan kendaraan pribadi.
Hasil wawancara (Dinas Perhubungan)
• Berdasarkan data dari PT. Jasa Marga, terjadi peningkatan volume kendaraan yang masuk ke kota Bandung tiap tahunnya. Dari tahun 2012 hingga 2013 peningkatan volume kendaraan dari Jakarta yang masuk ke Bandung melalui tol Cipularang semakin meningkat. Peningkatan volume kendaraan ini terutama terjadi di bulan-bulan ketika sedang berlangsung liburan sekolah, kantor, dan libur nasional.
ANALISIS
Analisis faktor penarik dari Kota Bandung bagi warga Jakarta
Dari hasil wawancara dengan responden para wisatawan Jakarta, dapat disimpulkan bahwa mereka tertarik mengunjungi kota Bandung untuk mencicipi wisata kuliner di Bandung serta senang berbelanja pakaian atau barang-barang lainnya di tempat-tempat pusat wisata belanja di Kota Bandung. Apalagi jika di Bandung terdapat pusat wisata belanja dan kuliner yang baru. Mereka akan sangat tertarik untuk mengunjunginya. Selain itu, wisatawan Jakarta juga senang mengunjungi kawasan wisata alam di Bandung. Akses menuju Bandung sangat terjangkau
Analisis faktor pendorong yang menyebabkan warga Jakarta berwisata ke kota Bandung
Mayoritas dari responden memiliki alasan ingin melepaskan diri dari penatnya kota Jakarta dan mencari suasana baru. Meskipun di Bandung mereka juga mengalami kemacetan yang sama, namun wisatawan Jakarta berdalih bahwa kemacetan yang terjadi di Bandung belum seberapa bila dibandingkan dengan kemacetan di Jakarta.Mayoritas dari wisatawan Jakarta ingin merasakan udara sejuk dari tempat-tempat wisata alam di kota Bandung untuk menyegarkan diri. Di Jakarta sendiri tempat wisata alamnya sudah tidak sebanyak di Bandung, menurut responden.Sebagian dari wisatawan Jakarta pergi ke Bandung ingin mengunjungi sanak saudaranya.
Analisis faktor yang menyebabkan kemacetan di kota Bandung pada hari Sabtu dan Minggu
Membludaknya volume kendaraan dari luar Bandung (khususnya dari Jakarta) yang masuk ke kota Bandung. Kendaraan ini membawa para wisatawan Jakarta mengunjungi tempat-tempat wisata di kota Bandung sehingga terjadi kemacetan di beberapa titik kawasan wisata tertentu, terutama pada akhir pekan.Karena pertambahan volume kendaraan yang tidak diimbangi dengan pengembangan jalan di kota Bandung, maka volume kendaraan ini suatu saat tertentu mencapai titik batas kapasitas maksimum sehingga terjadi kemacetan. Ditambah lagi dengan terdapat banyak parkir kendaraan liar di pinggir jalan kawasan wisata.
Analisis fasilitas tempat wisata di kota Bandung yang dinikmati para wisatawan Jakarta
Menurut sebagian besar responden, fasilitas umum di tempat-tempat wisata seperti toilet dan mushola (bagi wisatawan yang muslim) ada yang sudah memadai namun tidak sedikit yang juga belum memadai. Menurut para wisatawan Jakarta ini, jika ada toilet atau mushola yang memadai, memang benar-benar nyaman. Namun jika ditemukan fasilitas yang tidak memadai, memang benar-benar tidak membuat nyaman. Misalnya, toilet yang kotor, mushola yang sempit dan kotor, dan sebagainya. Namun fasilitas yang tidak atau kurang memadai ini tidak menyurutkan minat para wisatawan Jakarta untuk berkunjung ke Bandung. Mereka beralasan bahwa fasilitas yang kurang memadai seperti toilet dan mushola ini bisa dicari di tempat lain seperti di jalan yang mereka lewati selama hendak mencapai tujuan wisata mereka.
SIMPULAN & SARAN
SIMPULAN
Faktor penarik dari kota Bandung yang membuat orang Jakarta tertarik
untuk datang adalah keberadaan wisata-wisata menarik seperti wisata
kuliner, belanja, dan wisata alam. Selain itu, akses Jakarta-Bandung
yang mudah dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Faktor pendorongnya adalah keinginan masyarakat Jakarta untuk
memenuhi keinginan escape, relaxation, play, strengthening family
bond, dan prestige.
Membludaknya kendaraan para wisatawan Jakarta yang berkunjung
ke Bandung ikut andil dalam menyebabkan kemacetan lalu lintas
di kota Bandung.
Fasilitas umum di tempat-tempat wisata kota Bandung masih belum
sepenuhnya memadai. Namun hal ini tidak menyurutkan minat wisatawan Jakarta untuk terus berwisata di kota
Bandung.
SARAN• Upaya pengaturan pergerakan transportasi di kawasan dengan
tingkat konsentrasi kegiatan wisata yang tinggi sebaiknya dibenahi lagi. Lebih ditegaskan lagi pengaturan penyebaran kendaraannya seperti dilakukan pengaturan rute, pengaturan jenis kendaraan yang lewat, digalakkan parkir terpadu, serta disediakan transportasi wisata massal atau kendaraan umum yang nyaman sehingga wisatawan mau untuk tidak menggunakan kendaraan pribadinya sehingga dapat mengurangi volume kendaraan di jalanan.
• Perlunya peningkatan fasilitas dan infrastruktur pariwisata di kota Bandung, khususnya toilet dan tempat ibadah, agar kota Bandung tetap menjadi tujuan wisata yang menarik, aman, dan nyaman.
• Untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat banyaknya wisatawan Jakarta yang mengunjungi kota Bandung pada akhir pekan, tidak cukup jika hanya dilakukan pembenahan di kota Bandung, tetapi perlu juga dilakukan pembenahan di Jakarta itu sendiri sehingga dorongan warga Jakarta untuk pergi ke Bandung berkurang.
DAFTAR PUSTAKAPitana I Gede dan Gayatri (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi
Waluya, Bagja. 2010. Geografi Pariwisata.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/Aspek_Permintaan_%26_Penawaran_Par.pdf
Ryan, Chris. 1991. Recreational Tourism, a Social Science Perspective. New York: Routledge
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00100-TI%20Bab2001.pdf
Teori Penyebab Kemacetan (diakses 26 Oktober 2013)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17036/4/Chapter%20II.pdf
Teori Pembuatan Fasilitas Wisata (diakses 26 Oktober 2013)
http://www.jasamarga.com/en_/company-performance/volume-lalu-lintas.html
(diakses 2 Desember 2013)
• Untuk pertanyaan dan jawaban terdapat di lampiran dalam Laporan penelitian