ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS
Klimakterium
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas resume kasus.
Sistem Reproduksi
Disusun oleh:
Melia Rahmayanti 220110100029
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Kasus Pemicu
Ny. N usia 49 tahun pekerjaan sebagai ibu rumah tangga datang ke poli kebidanan dengan
keluhan menstruasi tidak teratur tiap bulan. TD : 130/80 mmHg, N : 88x/min, RR : 20x/min,
dan S : 37,2 o C. Klien mengatakan sering gatal pada vagina dan nyeri saat berhubungan
senggama. Klien mengatakan akhir-akhir ini ada gejolak panas sehingga membuat tidak
nyaman dan sulit tidur, klien mengatakan perasaannya mudah tersinggung, gelisah dan cepat
marah. Padahal ia merupakan ibu yang biasanya sabar. Apalagi setelah anak satu-satunya
menikah dan pindah rumah ia merasa anak mulai tidak peduli padanya, dan anaknya hanya
memperhatikan istri dan cucunya, mulai jarang berkunjung kerumah dan bila di telepon
sering tidak diangkat. Ia juga merasa tidak diperhatikan oleh suaminya yang usianya sama,
suaminyalebih memperhatikan mobil barunya dibanding klien. Klien mengatakan dengan
keadaaannya sekarang ia jadi takut suaminya tidak suka dia lagi. Apalagi ia sering menolak
untuk berhubungan suami-istri karena adanya rasa nyeri. Klien mengatakan bahwa menurut
tetangganya dengan bertambah usia maka kehidupan seksual wanita biasanya akan berakhir.
Dimana sudah tidak ada gairah lagi, ia jadi makin cemas memikirkan hal tersebut. Apalagi
tetangganya berkata makin lama wanita menua akan mengalami sakit-sakitan. Dibanding
laki-laki usia sama. Dimana laki-laki terlihat lebih sehat dan segar.
Konsep Penyakit
1. Definisi
Klimakterium dalam bahasa Yunani berarti tangga merupakan masa peralihan antara
tahap akhir masa reproduksi dengan tahap awal masa senium.
Masa klimakterium adalah masa di mana wanita menyesuaikan diri dengan
menurunnya produksi hormon-hormon ovarium yang membuat seorang wanita tidak
dapat bereproduksi. Usia klimakterium juga diartikan sebagai usia maturitas di mana
seseorang menjadi lebih matang dan bijaksana baik secara intelektual maupun emosional.
Setelah seorang wanita memasuki masa klimakteriun mereka akan memasuki masa
menopause.
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari
ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause.
(Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa
reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 )
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode
reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 )
Dapat disimpulkan bahwa Klimaterium merupakan masa peralihan normal seorang
wanita dari fase reproduktif ke fase non reproduktif pada wanita akibat penurunan fungsi
tubuh endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormone gonedotropin naik)
dikarenakan faktor usia (degeneratif) yang terdiri dari tiga fase yaitu fase pramenopause,
menopause, dan pascamenopause pada usia rata-rata 40-65 tahun dan memunculkan
keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik selama 12-18 tahun.
2. Etiologi
Sebelum haid berhenti seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan
fungsi pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnya sintesis steroid seks yang disebabkan penurunan sekresi estrogen, sehingga
terjadi gangguan umpan balik pada hipofise. (Hanifa,1999)
Menopause juga dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia
dan tuberkulosis. Selain itu menoupause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat dari
pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.
3. Tanda dan Gejala
Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih
lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup
sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang lain memperlihatkan beragam gejala semasa
klimakterium. Adapula tanda awal gejala dari klimakterium adalah sebagai berikut;
1. Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya
jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks kemudian henti haid.
2. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi:
1. Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup:
a. gejolak panas (hotflushes); merupakan arus panas yang menjalar pada tubuh dari
kepala, dada, leher sampai ke area lain selama tiga menit / lebih, akibat penurunan
aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium.
b. keringat malam yang banyak; akibat dari gejala panas yang menjalar ke seluruh
tubuh.
c. nyeri senggama (dispareunia); hal ini dikarenakan penurunan elastisitas karena
penipisan lubang vagina dan kekeringan vagina yang diakibatkan penurunan
sekresi lendir dari leher rahim karena kekurangan hormon estrogen yang berfungsi
untuk membantu perkembangan
ovarium, tuba, uterus dan vagina.
d. sakit kepala
e. desing dalam telinga
f. tekanan darah yang goyah
g. berdebar-debar
h. susah bernafas
i. jari-jari atrofi
j. gangguan usus (meteorismus)
2. Gangguan psikis
a. depresi; Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi
merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami
dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin
mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional
dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
b. lekas lelah; akibat dari gejala pada fase premenopause.
c. kurang bersemangat
d. mudah tersinggung; . Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka
wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam
dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-
orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai
menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
e. insomania atau sulit tidur; lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini
mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah
memerah dan perubahan yang lain..
4. Fase Klimakterium
Fase ini terdiri dari 3 fase yaitu;
1. Pramenopause terjadi dalam kurun waktu 3-5 tahun sebelum menopause. Fase
pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik.
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid
yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang
disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan
vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan
endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar
esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga dapat
ditetepkan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH
yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan
(hiperstimulasi) sehingga kadang – kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat
tinggi.
2. Perimenopause Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause
dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya.
3. Menopause adalah henti haid seorang wanita yang terjadi pada usia 40 – 65
tahun. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan
tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Menopause
tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia
perimenopause. Perdarahan lucut terus terjadi selama wanita masih menggunakan
pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan
klimakterik. Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil kontrasepsi
harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan
estradiol.
Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada sebagian wanita, apalagi
pada wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses
aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis
menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40 mIU/ml dan kadar estradiol.
4. Pascamenopause adalah masa setelah menopause sampai senilis terjadi
dalam kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause. Fase ini terjadi pada usia di atas
60 – 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan
psikologis.
5. Komplikasi
a. infark miokard (gangguan sirkulasi); resiko meningkat dua kali lipat akibat adanya
aterosklerosis ditambah penurunan kadar estrogen.
b. atero-sklerosis (hiperkolesterolemia); akibat dari penurunan estrogen
menyebabkan peningkatan LDL (kolesterol jahat) dan menurunnya HDL
(kolesterol baik) sehingga terbentuk plak-plak pada mebuluh darah yang
menghambat aliran darah.
c. osteoporosis; akibat penurunan estrogen maka osteoblast (pembentuk tulang)
terhambat namun terjadi peningkatan osteoclas (penghancur tulang).
d. gangguan kemih (disuria); akibat dari penurunan aktivitas spinchter dan otot
detrusor yang tidak terkendali.
e. Kanker ; semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu
menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker
payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.
f. Dimensia; wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya
menurun hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana
hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan
sel – sel otak.
6. Pencegahan
Pencegahan yang harus dilakukan adalaha pencegahan terhadap resiko tinggi
komplikasi pda klimakterium, yaitu;
a. Pencegahan Kehamilan
Adanya gejala atau keluhan haid tidak teratur pada klien perlu dicermati, karena
kemungjinan kehamilan pada klien masih munkin terjadi karena haid tidak terarur
menunjukkan bahwa pematang ovum tidak terjadi lagi secara siklis dan buaka berarti tidak
dapat pembuahan. Pencegahan kehamilan harus dilakukan karena usia lanjut meiliki resiko
tidak baik untuk ibu dan janin kandungannya.
Cara pencegahannya dengan penggunaan pil kontrasepsi teratur aga dapat mengatur
siklus haid sekaligus menghilangkan keluhan klimakterik. Terdapat kerugian pada
penggunaan pil yaitu, kita tidak dapat menentukan bahwa klien sudah masuk fase menopause
atau belun karena siklus haid yang teratur, penentuan menopause melalui 12 bulan tidak haid
berarti klien telah memasuki siklus menopause.
b. Pencegahan Osteoporosis
Cara pencegahannya dengan menambahkan progesteron ke dalam terapi. Karena
pemberian estrogen menurut penelitian akan menghambat penyerapan kalsium dalam
tulangdengan kombinasi tersebut dapat meningkatkan massa tulang dengan memajukan
pembentukan tulang baru.
c. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Pemberian terapi estrogen dapat memberikan khasiat perlindungan terhadap
penyakit kardiovaskuler terutama dengan penggunaan estrogen alamiah dosis rendah
dikombinasikan denga hidup sehat tidak merokok, mengkonsumsi makanan yang rendah
kolesterol serta olagraga secara teratur membantu dalam pencegahan penyakit ini.
Selain itu dapat pula dicoba pencegahan sebagai berikut untuk wanita yang
akanmengalami atau sudah mengalami klimakterium, yaitu;
makanan yang bergizi cukup, dan pengaturan diet terutama diet tinggi kalsium dan
rendah lemak
menghindari peningkatan berat badan dan bila sudah terlanjur gemuk berat badan
perlu diturunkan.
Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan obstipasi.
Carilah ketenangan dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan.
Jauhkanlah diri dari pekerjaan yang menjemukan.
Pendekatan dengan dokter keluarga atau orang ketiga lain yang dianggap sesuai untuk
membicarakan masalah yang sedang dihadapi. Klimakterium bukanlah akhir dari
segala-galanya. Memang masa muda telah berlalu, tetapi bukan berarti kita hanya
hidup untuk memikirkan nilai yang berguna untuk masyarakat. Senja di usia tidaklah
berarti senja di kehidupan.
7. Terapi
1. Psikoterapi; dengan konsultasi dengan tenaga kesehatan dibantu juga dengan support
aktif keluarga.
2. Farmakologi :
Terapi sulih hormon (TSH)
TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy)
merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada
wanita dengan keluhan atau sindroma menopause
dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain
itu, berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang
muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor,
vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat
mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti
osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha
untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan
wanita yang bertambah tua.
Syarat pemberian estrogen:
Tekanan darah tidak boleh tinggi.
Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ).
Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
Kelenjar tiroid normal.
Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati
Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu
dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
Kontra Indikasi Pemberian Estrogen
Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi.
Riwayat ikterus dalam kehamilan
Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan,
anemia berat.
Varises berat, tromboflebitis.
Penyakit ginjal.
3. Balneoterapi ( pengaturan diet ); pertahankan asupan gizi seimbang yang berfungsi
untuk memenuhi zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
4. Sedative; berikan seusai indikasi (jika diperlukan).
8. Faktor Resiko
Adipositas, diabetesmelitus, hipertensi, anovulasi, infertilitas, perokok,
alkoholisme, hiperlipidemia. Faktor yang mempengaruhi gejala perimenopause
adalah:
1. Genetik, usia menarche mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause.
2. Nutrisi ( kolesterol, kalsium, fosfat , vitamin ).
3. Kadar hormon estrogen.
4. Kebiasaan hidup ( olahraga, minum teh, kopi, minum alkohol, perokok ).
5. Tingkat pendidikan dan status ekonomi.
6. Pengangkatan kedua ovarium.
9. Mitos
Pemeriksaan Diagnostik:
1. FSH dan LH (FSH= 10-12x LH=5-10x/estrogen rendah)
2. Kalsium, kolesterol
3. Foto tulang lumbal I
4. Sitologi (Pap Smear)
5. Biopsi endometrium
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium
harus mencakup hal-hal penting seperti :
Tinggi badan : wanita mungkin akan kehilangan TB sebanyak 2,5 cm/lebih.
Kulit : evaluasi terhadap integritas, luka, danperubahan pada tahi lalat, mulut,
gigi dan gusi
Pemeriksaan panggul : dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai
proses penuaan
Rektum : periksa adanya massa dan fisura-fisura.
Patofisiologi
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS:
- Klien mengatakan
sering gatal pada
daerah vagina dan
nyeri saat
senggama.
- Klien mengatan
akhi-akhir ini
sering menolak
untuk berhubungan
suami-istri karena
nyeri.
- DO:
Usia: 49 tahun
Faktor pencetus; usia
↓
Penurununan produksi oosit
dalam ovarium
↓
↓ fungsi ovarium
↓
Sekresi estrogen ↓
↓
Sekresi lendir dalam vagina
& elastisitas ↓
↓
Peningkatan PH (basa)
↓
Kolonisasi lactobacillus
(flora normal)
↓
Gatal, nyeri saat senggama
↓
Perubahan pola seksual
Perubahan pola seksual
berhubungan dengan
penurunan hormon atau
fungsi reproduksi
ditandai denga klien
merasa nyesi saat
senggama
2 DS : - Klien
mengatakan cemas
terhadap keadannya
saat ini tajut suaminya
tidak suka dia lagi,
karena menurut
tetangganya kehidupan
seksual wanita
biasanya akan berakhir
Faktor pencetus: usia
↓
Penurunan produksi
hormon estrogen.
↓
Klimakterium
↓
Kurang informasi tentang
klimakterium
Ansietas berhubungan
dengan kurang
informasi tentang
klimakterium ditandai
dengan klien merasa
cemas dan takut
terhadap keadaanya
sekarang.
saat tidak ada gairah
lagi.
DO :
Usia : 49 tahun
↓
Cemas terhadap
keadaannya; bertanya
↓
Ansietas
3. DS :
- Klien mengeluh
ada gejolak
panas sehingga
sering
berkeringat
banyak yang
membuat tidak
nyaman dan
sulit tidur
DO :
-
Faktor pemicu; usia
↓
Penurunan oosit dalam
ovarium
↓
Fungsi ovarium ↓
↓
Sekresi estrogen ↓
↓
Gangguan pada
hipotalamus
↓
Gangguan di pusat
termoregulasi
↓
Vasodilatasi kulit
↓
Peningkatan aliran darah
↓
Gesekan pembuluh darah
↓
Pelebaran pembuluh darah
pada wahah, leher &
tengkuk
↓
Hot Flushes
↓
Gangguan pola tidur
berhubungan dengan
produksi keringat yang
berlebihan ditandain
dengan klien sulit
tidur/insomnia.
Berkeringat malam hari
↓
Tidak nyaman, sering
bangun malam hari
↓
Gangguan pola tidur
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Nama : Ny. N
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Agama : -
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : -
Alamat : -
Tanggal pengkajian : -
2) Diagnosa Medis : Klimakterium
3) Keluhan utama
Klien mengeluh menstruasi tidak teratur tiap bulan, sering gatal pada vagina dan nyeri
saat senggama. Klien mengatakan keadaaannya sekarang ia jadi takut dan cemas
suaminya tidak suka dia lagi.
4) Riwayat kesehatan sekarang :
Klien mengatakan akhir-akhir ini ada gejolak panas sehingga membuat tidak nyaman
dan sulit tidur, klien mengatakan perasaannya mudah tersinggung, gelisah dan cepat
marah.
5) Riwayat kesehatan dahulu : mengkaji apakah memiliki riwayat penyakit/gangguan
saat haid seperti menarche, lamanya, banyaknya, siklus dan dismenore.
6) Riwayat kesehatan keluarga :
Mengkaji riwayat kesehatan keluarga sebelumnya apakah pernah menderita kanker
hipertensi dan penyakit ginjal.
7) Pola-pola Fungsi Kesehatan :
• Pola Aktivitas
terganggu aktivitas istirahat pada malam hari karena ada gejolak panas sehingga
sering berkeringat banyak yang membuat tidak nyaman dan sulit tidur.
• Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien akhir-akhir ini mudah tersinggung gelisah dan lekas marah, padahal ia
merupakan ibu yang biasanya sabar.
• Pola Sensori dan Kognitif
Sisten sensori baik, sistem kognitif tidak terganggu namun biasanya pada klien ini
sering disertai penurunan memori.
• Pola Seksualitas
Mengkaji riwayat obstetri diantaranya: kehamilan, abortus, pemakaian obat
kontrasepsi, riwayat perkawinan, kebiasaan hidup sehari-hari, istirahat dan pola kegiatan.
Pada klien ditemukan gangguan fungsi seksual dan penurunan gairah akibat nyeri saat
senggama dan gatal pada vagina.
8) Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi : -
2. Palpasi : -
3. Auskultasi : -
4. Perkusi : -
5. Tanda-tanda vital :
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Blood Preasure 130/80 mmHg 120/80 mmHg
Heart Rate 88 x/menit 80-100 x/min
Resiratory Rate 20 x/menit 12-20 x/min
Temperature 37,2oC 36,5-37,5 oC
9) Pemeriksaan diagnostik
Hasil laboratorium:
10) Terapi
Belum ada terapi medikamentosa.
Nursing Care plan
Diagnosa 1: Perubahan pola seksual berhubungan dengan penurunan hormon atau fungsi
reproduksi ditandai denga klien merasa nyesi saat senggama.
Tujuan : Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual, pasien mampu mendiskusikan
masalah tentang hasrat seksual pasangan dengan orang terdekat dan pasien mampu
mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima.
Intervensi Rasional
Kaji informasi pasien / orang terdekat
tentang fungsi seksual
Dorong pasien untuk berbagi masalah
dengan teman
Solusi pemecahan masalah potensial
seperti : menunda koitus saat kelelahan,
menggunakan minyak vagina
Diskusikan sensasi/ ketidaknyamanan
fisik, perubahan pada respon individu
Rujuk ke konselor/ahli seksualitas
Masalah seksual sering tersembunyi
sebagai pernyataan humor atau hal yang
gamblang
Komunikasi terbuka dapat
mengidentifikasi masalah dan
meningkatkan diskusi dan resolusi
Membantu pasienkembali pada hasrat/
kepuasan aktivitas seksual
Perubahan kadar hormon dan kehilangan
sensasi irama kontraksi uterus selama
orgasme mengganggu kepuasan seksual
Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan
untuk meningkatkan kepuasan hasil
Diagnosa 2: Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang klimakterium ditandai
dengan klien merasa cemas dan takut terhadap keadaanya sekarang.
Tujuan: Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari serta pasien mampu
mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku.
Intervensi Rasoinal
Sediakan waktu adekuat bagi
pasien untuk memberikan respon
terhadap pertanyaan
Catat masalah pasien tentang
daya ingat jangka pendek dan
sediakan bantuan
Evaluasi tingkat stess individu
dan hadapi dengan tepat
Reorientasikan pada orang/
waktu/ tempat sesuai kebutuhan
Catat perubahan siklik dalam
mental / tingkah laku
Waktu reaksi mungkin
diperlambat dengan proses
penuaan
Kehilangan ingatan jangka pendek
dapat berguna untuk mengetahui
bahwa hal ini merupakan sesuatu
yang wajar
Tingkat stess mungkin dapat
meningkat dengan pesat karena
kehilangan yang baru
terjadi,seperti proses penuaan
Membantu pasien untuk
mempertahankan fokus
Mungkin timbul sebagai respon
dari penurunan fisiologis tubuh
Diagnosa 3: Gangguan pola tidur berhubungan dengan produksi keringat yang berlebihan
ditandain dengan klien sulit tidur/insomnia.
Tujuan : Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat dan pasien
mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar.
Daftar Pustaka
Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pramihardjo
Departemen Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan
Keperawatan dan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta :
Departemen Kesehatan
Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa
Swara
Scott, James R. 2002. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika
Intervensi Rasoinal
Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan
yang terjadi
Berikan tempat tidur yang nyaman
Tingkatkan kenyamanan waktu tidur misal:
mandi air hangat, masase
Kurangi kebisingan dan lampu
Dorong posisi yang nyaman
Berikan sedatif sesuai indikasi
Mengkaji perlunya dan
mengidentifikasi intervensi yang
tepat
Meningkatkan kenyamanan tidur
serta dukungan fisiologis dan
psikologis
Meningkatkan efek relaksasi
Memberikan situasi kondusif untuk
tidur
Perubahan posisi mengubah area
tekanan dan meningkatkan istirahat
Mungkin diberikan untuk membantu
pasien tidur/istirahat