PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. TOPIK :
1. Mengontrol halusinasi dengan menghardik (Sesi : 2)
B. TUJUAN
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
C. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktivitas Kelompok
a. Definisi
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (keliat, 2005). Terapi aktivitas kelompok dibagi
empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi
realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
b. Model
1) Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada
kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami
konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ; adanya perbedaan
pendapat antar anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggotadan leader
mengarahkan alternatif penyelesaian masalah.
2) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak
efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.
Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social
anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang
1 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya
komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab terhadap apa
yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non verbal,
terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang
lain.
3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari
tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan
kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist.
Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan
dipelajari.
4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting
sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai
peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran
sesuai peristiwa yang pernah dialami.
c. Jenis
1) Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang
mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan
adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan,
sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar),
klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan
klien sesuai realitas, klien mampu mengenal diri sendiri dan klien mampu
mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik klien : gangguan
orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat
berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
2) Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan
2 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang
lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima stimulus
eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,
mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik
klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang,
harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif
memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan,
dan dapat membina trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.
3) Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan
afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan
kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian, intelektual,
mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain dan
mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan persepsi yang
berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita, inisiati atau ide
– ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal,
kooperatif dan mengikuti kegiatan.
4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami
kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori,
memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.
5) Penyaluran energy
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan
menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan
perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
3 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan,
proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber –
sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian
biaya dan keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya
dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai
dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.
4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
4 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
2. Halusinasi
a. Definisi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart &
Sundenn, 1998).
Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca
indera seorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar/terbangun.
(Maramis,1998).
Halusinasi yaitu gangguan persepsi (proses penyerapan) pada panca indera
tanpa adanya rangsangan dari luar pada pasien dalam keadaan sadar.
Halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu obyek, gambaran, pikiran
yang sering terjadi tanpa rangsang dari luar yang meliputi semua sistem
penginderaan (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan / pengecapan).
b. Jenis Halusinasi
1) Pendengar
an
2) Penglihata
n
3) Penghidu
4) Pengecap
5) Peraba
6) Sinestetik
7) Viseral
8) Hipnagogi
k
9) Hipnopo
mpik
10) Histeri
3. Etiologi
1) Faktor predisposisi
a) Faktor perkembangan terhambat
b) Faktor komunikasi dalam keluarga
c) Faktor psikologis
5 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
d) Faktor genetik
2) Faktor presipitasi
a) Faktor sosial budaya (Kehilangan)
b) Faktor biokimia : stres dopamine
atau zat halusinogenik
c) Faktor psikologis : (cemas
berkepanjangan)
4. Fase - Fase Halusinasi
Tahapan Karakteristik Perilaku Klien
Fase I : Comforting
(Ansietas sedang :
Halusinasi
menyenangkan)
Klien mengalami
perasaan ansietas,
kesepian, rasa
bersalah dan takut.
Klien mencoba untuk
berfokus pada
pikiran
menyenangkan untuk
meredakan ansietas.
Jika ansietas dapat
ditangani ini
termasuk non
spesifik.
Tersenyum atau
tertawa yang tidak
sesuai,
pergerakan mata
yang cepat,
diam dan asyik
sendiri,
menggerakkan bibir
tanpa suara,
pergerakkan mata
yang cepat,
respon verbal yang
lambat,
diam dan
berkonsentrasi
Fase II :
Condeming
(Ansietas berat :
Halusinasi menjadi
menjijikkan).
Pengalaman
sensori menjijikkan
dan menakutkan,
klien mulai lepas
kendali.
ini merupakan
psikotik ringan.
Meningkatnya
tanda - tanda sistem
saraf otonom akibat
ansietas seperti
peningkatan denyut
jantung,
pernafasan, dan
tekanan darah.
6 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
Rentang perhatian
menyempit,
asyik dengan
pengalaman sensasi
dan kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dan realita
Fase III :
Controlling
(Ansietas berat :
pengalaman sensori
menjadi berkuasa ).
Klien berhenti
atau menghentikan
perlawanan terhadap
halusinasi dan
menyerah pada
halusinasi tersebut,
isi halusinasi
menjadi menarik,
klien mungkin
mengalami
pengalaman kesepian
jika halusinasi
berhenti merupakan
gangguan psikotik.
Kemauan yang
dikendalikan oleh
halusinasi akan lebih
diikuti,
kesukaran
berhubungan dengan
orang lain,
rentang perhatian
hanya beberapa detik
atau menit,
adanya tanda-
tanda fisik ansietas
berat,
berkeringat,
tremor,
tidak mampu
mematuhi perintah.
Fase IV :
Conquering, Panik
pengalaman sensasi
menjadi mengancam
jika klien mengikuti
perintah halusinasi,
halusinasi berakhir
dari beberapa jam atau
hari jika tidak ada
Tidak mampu
berespon terhadap
perintah yang
kompleks,
tidak mampu
berespon lebih dari
satu orang.
7 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
intervensi terapeutik,
ini merupakan psikotik
berat.
5. Pengaruh TAK terhadap Klien dengan
Halusinasi
Pelaksanaan pengenalan dan
pengontrolan halusinasi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara kelompok dan
individu. Secara kelompok selama ini sudah
kita kenal dengan istilah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) dan secara individu dengan
cara face to face (interaksi). Penggunaan
kelompok dalam praktek keperawatan jiwa
memberikan dampak positif dalam upaya
pencegahan, pengobatan, atau terapi serta
pemulihan kesehatan jiwa seseorang.
Meningkatnya penggunaan terapi modalitas
merupakan bagian dan memberikan hasil yang
positif terhadap perilaku pasien. Dan juga
dinamika kelompok tersebut membantu
individu atau pasien meningkatkan perilaku
adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
individu atau klien melalui aktivitas kelompok
meliputi dukungan (support), pendidikan,
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, meningkatkan hubungan.
Terapi aktifitas kelompok dibagi empat
yaitu : terapi aktifitas kelompok sosialisasi,
stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan
8 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
orientasi realita. Terapi aktifitas kelompok
stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan
terkait dengan pengalaman dan atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesian masalah. Hal ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya.
Klien yang mengalami halusinasi bisa
membahayakan diri sendiri dan orang lain
maupun merusak lingkungan. Klien tidak lagi
mengenali tempat, waktu dan orang
disekitarnya. Terapi aktivitas kelompok
orientasi realitas menggunakan aktivitas
sebagai stimulus tentang realita lingkungan
disekitarnya.
Dimana indikasi halusinasi terdapat
pada klien dengan riwayat skizofrenia,
gangguan alam perasaan (manik depresif) dan
delirium. Maka dari itu kami selaku tim
terapis mengelompokkan kriteria anggota
Terapi Aktivitas Kelompok, pada spesifikasi
klien dengan riwayat skizofrenia, gangguan
alam perasaan (manik, depresif), dan delirium.
D. KLIEN
1. Karakteristik / kriteria
Klien sebagai anggota yang mengikuti
terapi aktivitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat
skizofrenia, gangguan alam perasaan
9 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
(manik, depresif) dan delirium dengan
disertai gangguan persepsi sensori
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti
TAK ini tidak mengalami perilaku
agresif atau mengamuk, dalam keadaan
tenang.
c. Klien dapat diajak
kerjasama (kooperatif).
2. Proses seleksi
a. Klien yang mengalami halusinasi yaitu :
1) …………………………………
2) …………………………………
3) …………………………………
4) …………………………………
5) …………………………………
6) …………………………………
7) …………………………………
8) …………………………………
9) …………………………………
10) …………………………………
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu dan Tempat
Terapi Aktifitas Kelompok ini
dilaksanakan pada:
a. Hari, Tanggal : Selasa, 3 April
2012
b. Waktu : 10.00 WITA
c. Orientasi : 5 menit
d. Kerja : 35 menit
e. Terminasi : 5 menit
10 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
f. Tempat : Aula RSJ Bali.
2. Pengaturan tempat :
Keterangan :Leader :
Peserta :
Fasilitator :
3. Tim terapis
1) Leader : Ni Putu Rastiti,
S.Kep
2) Co leader : Ni Nyoman Adi
Ariyani, S.Kep
3) Observer : Kadek Dwi
Juniarini, S.Kep
4) Fasilitator 1 : Desak Made Dwi
Astari, S.Kep
5) Fasilitator 2 : Yunita Irmayanti,
S.Kep
6) Fasilitator 3 : Merliana Yanti,
S.Kep
11 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
7) Fasilitator 3 : I Made
Aditiasthana, S.Kep
F. URAIAN TUGAS PELAKSANA
1. Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas
kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan
mengatur jalannya terapi.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan
TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.
2. Co. Leader
Tugas:
a. Membuka acara.
b. Mendampingi Leader.
c. Mengambil alih posisi leader jika
leader bloking.
d. Menyerahkan kembali posisi kepada
leader.
e. Menutup kegiatan
3. Fasilitator
Tugas:
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b. Memberikan stimulus dan motivator
pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi.
4. Observer
Tugas:
a. Mencatat serta mengamati respon klien
(dicatat pada format yang tersedia).
12 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
b. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok
dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
G. Metode dan Media
1. Metode
a. Diskusi dan tanya jawab
2. Media
a. Papan nama klien
H. Teknis Pelaksanaan TAK
No
.Tahap Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
dari pertemuan
d. Menjelaskan aturan
permainan
Menjawab salam
Mendengarkan
2. Isi materi 35 menit a. Memberikan
kesempatan pada
setiap peserta secara
bergiliran untuk
memperkenalkan diri
dan menceritakan
halusinasi yang
dialami
b. Fasilitator memberi
motivasi pada semua
peserta.
c. Meminta klien
menceritakan apa
Peserta
memperkenalkan
diri dan
menceritakan
halusinasi
Peserta
mendengarkan
tim terapis
Peserta
menceritakan
13 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
yang dilakukan pada
saat mengalami
halusinasi, dan
bagaimana hasilnya.
d. Menjelaskan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
e. Memperagakan cara
menghardik
halusinasi
f. Meminta masing -
masing klien
memperagakan cara
menghardik
halusinasi
g. Mengakhiri terapi
aktivitas kelompok
tentang usaha
yang dilakukan
saat terjadi
halusinasi
Peserta
memperhatikan
leader
Peserta
memperhatikan
leader
Peserta mampu
memperagakan
kembali cara
menghardik
halusinasi dan
menyanyi
Peserta
memperhatikan
14 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
3. Penutup 5 menit a. Observer
mengumumkan hasil
observasi selama
kegiatan berlangsung
b. Leader memberikan
reward kepada semua
peserta
c. Leader memberikan
kenang – kenangan
kepada peserta lain
atas partisipasinya
mengikuti permainan
d. Menyimpulkan
kegiatan yang telah
disampaikan.
e. Memberikan salam
penutup
Menikmati
kegiatan
Menerima hadiah
/ kenang-
kenangan dari
perawat
Peserta
memperhatikan
Menjawab salam
I. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam perkenalan : salam dari terapis
”Selamat pagi Ibuk-ibuk. Perkenalkan
kami dari mahasiswa keperawatan
Unud, nama saya Rasti. Ini teman -
teman saya, ada Adit, Desak, Juni,
Yunita, Merli,dan Adi . Hari ini kami
akan mengajak Bapak dan Ibuk-ibuk
untuk melakukan suatu kegiatan
bersama-sama yang biasa disebut terapi
aktivitas kelompok. Nanti saya akan
dibantu oleh teman-teman saya.”
15 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
b. Evaluasi / validasi : Menanyakan
perasaan klien saat ini
“Bagaimana perasaan Ibuk-ibuk hari
ini?”
c. Penjelasan tujuan dan aturan main : (ijin
bila mau meninggalkan, lama kegiatan,
harus mengikuti sampai selesai).
“Ibuk-ibuk sebelum kita memulai
kegiatan, Bapak bisa memperkenalkan
diri (nama, nama panggilan, umur dan
alamat)
Kita berkumpul disini untuk berbincang-
bincang mengenai cara
mengontrol/menhardik halusinasi
selama Ibuk-ibuk dirawat disini. Nanti
saat kita mulai kegiatan ini, kami harap
bapak tidak meninggalkan ruangan
sampai kegiatan selesai. Tapi, apabila
Ibuk-ibuk ingin buang air kecil, Bapak
bisa meminta ijin dulu pada kami.”
“Disini kita akan berbincang-bincang
selama 45 menit”.
2. Kerja
Langkah - langkah kegiatan :
a. Terapi menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, yaitu mengenal suara-suara
yang didengar (halusinasi) tentang
isinya, waktu terjadinya, dan perasaan
klien pada saat terjadi.
“Ibuk-ibuk, pagi ini kami datang kesini
untuk mendengar cerita Ibuk-ibuk
tentang apa yan Ibuk-ibuk lakukan jika
16 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
halusinasi ib Ibuk-ibuk datang, apa
bapak-bapak bersedia atau ada yang
ingin ditanyakan sebelum kita mulai?”
b. Terapis meminta klien menceritakan
apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana
hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
“Ibuk-ibuk, biasanya kalau bapak-
bapak mengalami halusinasi
(mendengar/melihat/merasakan/
mengecap/mencium), apa yang bapak
lakukan? Bagaimana hasilnya? Apa
berhasil mengatasinya?. Sekarang bisa
dimulai dari Ibuk…….”
c. Berikan pujian setiap klien selesai
bercerita.
“Apa yang Ibuk-ibuk lakukan sudah
baik, itu memang sudah efektif” .
d. Terapis menjelaskan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik saat
halusinasi muncul dan melakukan
aktivitas untuk mengontrol halusinasi
(menyanyi).
“Tadi Ibuk-ibuk sudah menjelaskan
cara yang Bapak lakukan jika terjadi
halusinasi, sekarang saya akan
menjelaskan cara baru mengatasi
halusinasi dengan menghardik. Jika
Bapak
mendengar/lihat/penghidu/raba/kecap,
coba Bapak usir suara-suara tersebut
17 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
supaya pergi. Katakan “Pergi, pergi!!
Jangan ganggu saya!!”
e. Terapis memperagakan cara
menghardik halusinasi, yaitu “Pergi
jangan ganggu saya”, “Saya mau
bercakap – cakap dengan….”
f. Terapis meminta masing - masing klien
memperagakan cara menghardik
halusinasi dan melakukan aktivitas
untuk mengontrol halusinasi
(menyanyi) dimulai dari klien di
sebelah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta
mendapatkan giliran.
“Tadi saya sudah menjelaskan dan
memperagakan cara yang dapat Ibuk-
ibuk lakukan jika terjadi halusinasi.
Nah…… sekarang coba Ibuk-ibuk
memperagakannya mulai dari Ibukdi
sebelah kiri saya ya…..”
g. Terapis memberikan pujian dan
mengajak semua klien bertepuk tangan
saat setiap klien selesai memperagakan
menghardik halusinasi dan melakukan
aktivitas untuk mengontrol halusinasi
(menyanyi).
“Terima kasih ya Ibuk,,,, Ibuk sudah
mau menjelaskan cara yang Ibuk
lakukan jika terjadi halusinasi dan
memperagakan cara yang Ibuk pilih”
3. Terminasi
18 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
1. Evaluasi respon subjektif klien
Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
“Bagaimana perasaan Ibuk-ibuk setelah
kita tadi bersama-sama mendiskusikan
cara yang dapat lakukan jika terjadi
halusinas, Apa sekarang Ibuk-ibuk
sudah merasa lebih tenang?”
2. Evaluasi respon objektif klien
Observasi perilaku klien selama
kegiatan dikaitkan dengan tujuan
Klien mau menjelaskan cara yang
dilakukan jika terjadi halusinasi dan
mau memperagakan cara yang telah
dipilih.
3. Tindak lanjut (apa yang dapat klien
laksanakan setelah TAK)
- Terapis menganjurkan klien untuk
menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul.
“Kami berharap supaya Ibuk-ibuk
bisa memperagakan cara yang
Ibukelah dipilih. Kalau Ibuk-ibuk
merasa ada masalah lagi Ibuk-ibuk
bisa berkonsultasi dengan kami atau
perawat lain yang bertugas disini”
- Memasukkan kegiatan menghardik
dalam jadwal kegiatan harian klien.
4. Kontrak yang akan datang : tidak
ada
“Ibuk-ibuk, sekian dulu hari ini, nanti
lagi dua hari kegiatan ini akan
19 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
2012
dilanjutkan ke sesi 3 oleh teman-teman
kami dari Tikes Bali, kegiatan nanti
Ibuk-ibuk akan di ajak mengalihkan
alusinasi dengan menyanyi, sekarang
Ibuk-ibuk bisa istirahan, trimaksi…!!”
20 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA 2012
SESI 2 :
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan Menghardik Halusinasi
No Aspek yang dinilaiNama Klien
1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektifitas
cara
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi dengan
menghardik
4 Memperagakan menghardik
halusinasi
21 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A2, PSIK UNUD)
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA 2012
22 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A2, PSIK UNUD)
Recommended