2015
Ra
ha
sia
me
mb
an
gu
n f
on
da
si
ke
ua
ng
an
ke
lua
rga
ya
ng
ku
at
Ebook ini dibuat untuk membuka wawasan kepada keluarga Indonesia mengenai perencanaan keuangan keluarga dan membangun fondasi keuangan keluarga yang kuat. Karena selama ini banyak sekali keluarga yang tidak mengetahui cara mengelola keuangan yang tepat. Hal itu wajar karena pengetahuan ini hanya ada di buku perencanaan keuangan dan lembaga pelatihan perencanaan keuangan keluarga. Hasil survey yang dilakukan Citibank dan AC Nielsen (dimuat dalam Majalah SWA), mengungkapkan bahwa 80% eksekutif di Indonesia terancam miskin di hari tua. Hal tersebut dikarenakan para eksekutif muda berusia antara 30-45 tahun dengan penghasilan lebih dari 15 juta per bulan, yang berasal dari kalangan profesional, manager, eksekutif, dan “businessman” atau yang sering diistilahkan dengan PMEB, sebagian besar tidak mempunyai perencanaan keuangan untuk pensiun
Terima kasih anda telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca ebook ini, saya yakin apa
yang anda baca hari ini akan menambah wawasan anda mengenai perencanaan keuangan yang
kuat dan bagaimana cara mengeksekusinya dengan baik.
Ketika di masa produktif (rata-rata di usia 22-55 tahun) kita dituntut untuk menghasilkan uang,
yang dimana uang tersebut dilokasikan untuk berbagai kebutuhan saat ini dan masa depan. Bagi
kita yang masih single, kita alokasikan untuk kebutuhan keluarga besar kita (orang tua, adik
kandung) dan kita. Bagi yang sudah berkeluarga kita alokasikan untuk biaya pendidikan anak,
sandang, pangan, papan atau kebutuhan masa depan keluarga kita.
Hal ini kita lakukan secara rutin. Tapi apakah kita sempat berpikir, bahwa ada saat dimana kita
tidak menghasilkan uang. Kondisi tersebut dinamakan risiko.
Ada 6 risiko yang dialami karyawan atau pekerja, mari kita bahas satu persatu.
1. Bangkrut
Kondisi ini sudah pasti terjadi ketika kita tidak dapat mengalokasikan penghasilan kita
untuk menabung. Budaya boros ini menyebabkan seberapa besar pendapatan kita, tidak
akan mencukupi pengeluaran kita. Pengeluaran kita akan semakin besar, sesuai
peningkatan zaman, update gadget, belanja pakaian, traktir teman-teman, hiburan, dan
sebagainya. Bangkrut adalah ketika kita tidak dapat memprioritaskan mana kebutuhan dan
keinginan sesaat.
2. PHK
Pemutusan hubungan kerja ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi
perusahaan yang tidak baik, sehingga melakukan efisiensi besar-besaran atau kondisi
karyawan yang tidak bisa bekerja dengan baik, hal ini terjadi karena kondisi kesehatan
karyawan seperti terkena penyakit jantung, kanker, stroke, meningitis, lupus, leukimia
atau penyakit menahun lainnya.
3. Pensiun
Mengapa pensiun dijadikan risiko? Karena disaat masa pensiun masih ada biaya yang
tetap dikeluarkan (seperti biaya kuliah anak, biaya sehari-hari). Dana pensiun yang kita
dapat dari perusahaan kita, tidak dapat mencukupi kebutuhan masa pensiun karena faktor
inflasi yang sangat besar.
4. Sakit Kritis
Pernahkah anda melihat orang yang terkena penyakit kritis, tidak dapat bekerja kembali?
Ada beberapa penyakit yang dapat membuat kita stop bekerja seperti leukemia,
meningitis, kanker stadium akhir, jantung, stroke dan diabetes akut.
Rata-rata kondisi sakit kritis ini terjadi di usia > 25 tahun. Karena pola hidup yang tidak
terjaga.
5. Kecelakaan
Kecelakaan ini bisa terjadi saat kita bekerja, rumah atau lalu lintas. Angka kecelakaan
pada tahun 2013 mencapai 100.106 jiwa.
6. Meninggal
Meninggal disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan. Saat ini penyakit yang mematikan
dan tanpa diduga adalah serangan jantung. Sementara kecelakaan merupakan penyebab
kematian terbesar nomor 9 di dunia.
Lalu dampak apa yang terjadi jika risiko ini datang ?
Saat pendapatan kita berkurang bahkan stop, maka kita tidak dapat memenuhi kewajiban kita
terhadap keluarga kita.
Lalu solusi apa yang tepat untuk mengatasi ini semua?
Dengan menabung tidak cukup mewujudkan mimpi kita, harta yang kita bangun bisa saja
berkurang atau habis jika risiko ini datang.
Kita mungkin mengatakan
“ Saya sudah punya tabungan “
“Saya sudah punya asset”
“Saya masih muda”
Seperti yang dialami artis celine dion yang menjual rumahnya senilai 300 Milyar demi
pengobatan kanker suaminya.
Menurut The New York Times, utang Tyson mencapai US$ 23 juta atau sekitar Rp 207 miliar.
Belum lagi utang pajak di Amerika Serikat dan Inggris yang totalnya mencapai US$ 17 juta atau
sekitar Rp 153 miliar. Ternyata tak hanya itu, Mike juga masih harus melunasi utang untuk
ongkos pengacara US$ 750 ribu. Belum lagi, ada kewajiban pelunasan biaya pelayanan limosin
US$ 300 ribu atau sekitar Rp 2,7 miliar.
"Saya betul-betul sudah melarat. Bokek," ujar Malik Abdul Aziz saat itu. Mantan juara dunia
tinju sejati kelas berat itu mendaftarkan kebangkrutannya di Pengadilan Kebangkrutan AS di
Manhattan 22 Desember 2003.
Sulit dipercaya, Mike Tyson yang semula kaya raya dan hidup penuh dengan hura-hura tiba-
tiba jatuh miskin. Tiap hari, Mike numpang hidup dan tidur di rumah kenalannya. Atau kadang di
tempat penampungan gelandangan yang tak punya rumah.
Dari Indonesia, kita mengenal artis Julia Peresz, saat risiko terjadi rumah dan mobilnya dijual
untuk biaya pengobatan kanker serviksmya.
Lalu bagaimana mewujudkan mimpi kita?
- Apakah cukup menabung di Bank?
- Apakah cukup memiliki emas?
- Apakah cukup memiliki usaha?
- Apakah cukup berinvestasi di pasar uang?
- Apakah cukup memiliki tanah?
Mewujudkan mimpi, sebaiknya dengan perencanaan keuangan yang tepat
Sebelum membahas perencanaan keuangan yang tepat, saya ingin menjelaskan definisi ulang
mengenai risiko, agar kita benar-benar memahami risiko tersebut.
Dari buku Introduction to Insurance (Study Course 010 The CII Tuition Service) tulisan Gordon CA
Dickson M.Litt. Ph D. FCII; banyak sekali pengertian definitive yang dapat diuraikan mengenai Risiko.
1. Risiko adalah ketidak pastian akan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian ekonomis.
2. Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan.
3. Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the chance of Loss).
4. Risiko adalah kombinasi dari berbagai keadaan yang mempengaruhinya
Kecelakaan
Sakit kritis
Rumah terbakar
Kepala keluarga meninggal
Dampak
terhadap risiko
Apakah terlilit hutang dan kehilangan masa depan dapat terjadi ketika risiko itu datang ??
Jawabannya adalah PASTI
Selama kita tidak bisa mengatur keuangan dan memahami ilmu perencanaan keuangan
Didalam perencanaan keuangan keluarga ada istilah piramida keuangan keluarga, Secara singkat
piramida keuangan adalah dasar dari pembentukan perencanaan keuangan yang tepat. Piramida adalah
struktur yang paling kuat dan paling kokoh dalam arsitektur
Dalam merencanakan keuangan yang tepat, level pertama yang wajib dipenuhi oleh kita adalah
Kebutuhan sehari-hari dan pendidikan
Fondasi awal ini sangat penting. Walaupun kita tidak memiliki banyak asset, dengan memberikan anak
pendidikan yang baik, akan membantu mereka untuk melanjutkan masa depannya. Pendidikan ini sangat
penting sekali dalam membangun masa depan.
Setelah sudah terpenuhi dan penghasilan kita bertambah, wajib memiliki perlindungan keluarga. Mengapa
dilevel ke 2? Karena jika sakit, kecelakaan atau meninggal maka membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Seperti yang dialami artis-artis Indonesia dan luar negeri, yang menjual apapun demi kesembuhannya.
Sehingga perlindungan keluarga menjadi fondasi ke 2. Lalu perlindungan keluarga yang seperti apa?
Perlindungan keluarga bukan hanya pada kesehatan, melainkan
Perlindungan terhadap penghasilan kepala keluarga
Perlindungan terhadap tabungan masa depan
Fondasi ke 2 ini harus kuat sekali untuk menopang bagian atas yang akan kita bangun. Kebanyakan
keluarga mengesampingkan perlindungan keluarga ini karena masih menganggap ini menjadi pengeluaran
yang baru. Padahal ketika kita membangun sebuah gedung yang kokoh, diperlukan fondasi yang kuat dan
ini adalah investasi bukan pengeluaran.
Setelah penghasilan kita bertambah atau memungkinkan ada uang lebih, maka kita wajib berinvestasi di
paper asset seperti deposito, reksadana, obligasi, saham dan sebagainya.
Setiap investasi tersebut memiliki risiko dan bunga yang berbeda-beda. Semakin tinggi risiko semakin
tinggi bunga yang diterima, semakin rendah risiko maka semakin rendah bunga yang didapat.
Hasil survey yang dilakukan Citibank dan AC Nielsen (dimuat dalam Majalah SWA), mengungkapkan
bahwa 80% eksekutif di Indonesia terancam miskin di hari tua. Hal tersebut dikarenakan para eksekutif
muda berusia antara 30-45 tahun dengan penghasilan lebih dari 15 juta per bulan, yang berasal dari
kalangan profesional, manager, eksekutif, dan “businessman” atau yang sering diistilahkan dengan
PMEB, sebagian besar tidak mempunyai perencanaan keuangan untuk pensiun. Ditunjang dengan gaya
hidup dan pola konsumtif, berapapun penghasilan mereka akan tersedot habis untuk menunjang gaya atau
pola hidup tinggi, konsumtif, dan tanpa perencanaan masa pensiun
Setelah asset paper dipenuhi maka langkah selanjutnya adalah kebutuhan hard asset seperti rumah,
mobil, vila atau kebutuhan fisik lainnya. Di posisi ini kita sudah aman atau secure karena kita sudah
membangun bagian bawah dengan kuat. Maka kita boleh membeli kebutuhan mewah lainnya.
Setelah kita membangun hard asset, kita wajib memiliki warisan sebagai kebutuhan terakhir.
Mengapa warisan masuk dalam perencanaan keuangan?
Pada umumnya banyak yang memandang sebelah mata mengenai warisan, seolah-olah mengharapkan
kematian seseorang. Padahal banyak sekali manfaat warisan yang kita dapat, kita tetap dapat menafkahi
anak istri kita walapun kepala keluarga meninggal.
Bagaimana caranya ??
Berikut tips yang mungkin belum pernah kita dengar
Sebagai contoh
Bp A mempunyai 2 anak dan 1 istri. Bp A memiliki pengeluaran sebesar Rp 5 juta rupiah/bulan. Yang
terdiri dari kebutuhan kepala keluarga sebesar Rp 2 juta dan kebutuhan istri anak sebesar Rp 3 juta/bln
Jika kepala keluarga meninggal, maka kebutuhan ayah sebesar Rp 2 juta/bln tidak masalah jika hilang.
Lalu jika kebutuhan Rp 3 juta/bln hilang, apakah bermasalah bagi anak dan istri ??
Sudah PASTI
Karena mereka masih hidup dan harus melanjutkan masa depannya walaupun tanpa ayah atau suami
tercinta
Rp 2 juta/bln Rp 3 juta/bln
Dari survey BPS mengatakan bahwa 9 dari 10 wanita menggantungkan hidup dari pasangannya. 60
persen dari wanita yang ditinggal suaminya meninggal harus menurunkan standar hidupnya.
Apakah hal ini wajar?
YA tentu saja
Tetapi apakah kita tahu bahwa kita tetap dapat menafkahi anak istri kita walaupun kita sudah tidak ada di
dunia.
Bagaimana caranya?
Ilustrasi diatas kebutuhan anak istri sebesar Rp 3 juta/bln dan kebutuhan tersebut tidak boleh hilang.
Maka rumus yang digunakan
Pengeluaran selama 1 tahun
Bunga deposito
Rp 3 juta x 12 : Rp 36 juta
6 % (rata-rata bunga deposito)
Artinya warisan yang kita wajib miliki adalah Rp 600 juta.
Lalu duit tersebut untuk apa?
Masih ingatkah, pertanyaan bagaimana dapat menafkahi anak istri walapun kita sudah tidak ada?
Apakah kita tahu bahwa ada produk bank yang aman sekali walaupun bunganya tidak terlalu tinggi yaitu
desposito, dengan rata-rata bunga yang ditawarkan Rp 6 %/tahun.
Ketika kepala rumah tangga meninggal, maka warisan sebesar Rp 600 juta tersebut di investasikan ke
deposito bank. Maka bunga yang didapatkan dari hasil investasi adalah 6 % x Rp 600 juta adalah
: Rp 600 juta
Rp 36 juta/tahun atau Rp 3 juta/bln. Bunga tersebut akan diberikan kepada istri yang ditinggalkan sebagai
pengganti nafkah yang sudah hilang akibat kepala rumah tangga meninggal.
Lalu bagaimana mengumpulkan uang Rp 600 juta dengan gaji Rp 5 juta/bln?
Saya bersedia menghitungkan sesuai umur dan profile anda (free konsultasi)
Lalu bagaimana mengelola uang yang ada untuk memenuhi piramida keuangan dan mengaplikasikan di
kehidupan nyata?
Saya akan memberikan ilustrasi perbedaan keluarga yang memahami konsep keuangan dan tidak.
Contoh 1
Bapak Randi memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta/bln dengan usia 30 tahun dan tidak perokok,
keluarga tersebut memiliki impian yang sangat penting baginya yaitu
1. Memiliki dana pendidikan anak sampai S1
2. Memiliki rumah dan mobil baru
3. Memiliki dana pensiun
4. Menaikkan haji kedua orang tuanya
5. Memiliki modal usaha
6. Berlibur keluar negeri
Karena bapak Randi berniat untuk mencapai itu semuanya dan secara financial mampu, maka bapak Randi
mulai membuat program tabungan rutin di bank ABC. Setiap bulan dia menyisihkan 50 % dari
penghasilannya atau Rp 5 juta/bulan.
Setelah di bulan ke 4 bapak Randi menyadari kesehatannya menurun dan mengalami gejala yang aneh
seperti batuk yang tidak sembuh, kondisi tubuhnya yang lemah. Dengan kondisi tersebut bapak Randi
memutuskan untuk memeriksa kesehatannya ke rumah sakit terdekat. Dari hasil pemeriksaan dokter,
bapak Randi mendapatkan kabar yang membuat dia DOWN karena hasil menyatakan bapak Randi terkena
penyakit kanker paru.
Kanker paru bisa dibilang sebagai pencuri kehidupan. Kanker ini tersembunyi di buli paru. Sulit dilacak.
Kalaupun kemudian diketahui, ia sudah meruyak ke bagian lain tubuh dan sudah sulit dibasmi.
Menurut Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan
Menaldi Rasmin, kanker paru sulit dideteksi karena letaknya di dalam. Maksudnya, di paru yang terletak
di rongga dada. Gejalanya pun tidak spesifik, hanya berupa batuk.
”Biasanya kalau pasien datang dengan keluhan batuk, dokter jarang yang curiga itu kanker,” katanya,
Rabu (2/5). Kalaupun dirontgen, tidak serta-merta bisa dipastikan kanker. Harus diperiksa melalui
bronkoskopi dilanjutkan dengan biopsi. ”Feeling dokter di sini penting untuk bisa mendeteksi secara dini
penyebab keluhan batuk,” ujar Menaldi.
Kanker paru, seperti halnya kanker lain, merupakan akibat abnormalitas sel yang membelah tak
terkendali. Sel kanker paru biasanya menyebar ke kelenjar anak ginjal, hati, otak, dan tulang.
Karena bapak Randi memerlukan penanganan secepatnya maka pak Randi memerlukan dana darurat
untuk pengobatan sebesar Rp 250 juta.
Tentu mahal bukan ?
Ada 10 jenis penyakit kanker yang paling banyak menyerang manusia
1. Kanker Payudara 6. Kanker Prostat
2. Kanker Kulit 7. Kanker Darah
3. Kanker Kerongkongan 8. Kanker Serviks
4. Kanker Paru-paru 9. Kanker Usus
5. Kanker Ovarium 10. Kanker Otak
Setiap tahunnya jumlah penderita kanker semakin meningkat, hal ini karena pola makan dan lingkungan
yang tidak sehat. Menurut Yayasan Konsumen Indonesia, biaya pengobatan kanker di Indonesia mencapai
Rp 100 juta/ bulan. Rata-rata lama pengobatan kanker diatas 1 bulan.
Bapak Randi menabung di bank ABC untuk mencapai harapannya, risiko kanker paru-paru datang dan
membutuhkan biaya Rp 250 juta
Dibawah ini tabel perjalanan menabung bapak Randi di bank ABC
Bulan Ke Nilai Tabungan Kondisi Kesehatan Tn
Randi
1 Rp 5 juta Sehat
2 Rp 5 juta Sehat
3 Rp 5 juta Sehat
4 0
Sakit kanker dan
membutuhkan biaya Rp 250
juta
5 0
6 0
Dst 0
Lalu solusi apa yang harus dilakukan oleh bapak Randi?
1. Mengambil tabungannya di bank ( hanya Rp 15 juta yang tersedia)
2. Menjual asset (asset apa yang harus dijual untuk mencapai Rp 250 juta? Untuk menjual rumah,
bisakah dalam waktu singkat?, jual mobil jika ada)
3. Pinjaman ( Jika bisa menggunakan jaminan sertifikat rumah, mampukah mengembalikan hutang-
hutang tersebut?)
Ketika risiko sakit kritis menghampiri bapak Randi maka kemungkinan masalah keuangan muncul sangat
besar, hal ini jika sebuah keluarga tidak memiliki dana darurat.
Penghasilan semakin
menurun
Pengeluaran semakin naik untuk
pengobatan dan kebutuhan keluarga
Masalah keuangan
Dengan kondisi ini apakah menabung di Bank bisa membantu??
Tentu TIDAK
Menabung sebaiknya hanya dilakukan untuk kebutuhan sehari-hari saja (tidak semua tabungan)
Contoh 2
Bapak Budi memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta/bln dengan usia 30 tahun dan tidak perokok,
keluarga tersebut memiliki impian yang sangat penting baginya yaitu
1. Memiliki dana pendidikan anak sampai S1
2. Memiliki rumah dan mobil baru
3. Memiliki dana pensiun
4. Menaikkan haji kedua orang tuanya
5. Memiliki modal usaha
6. Berlibur keluar negeri
Karena bapak Budi mengetahui ada risiko yang menyebabkan pengeluaran darurat bisa datang kapan
saja, bapa Budi menyisihkan 20 % dari penghasilannya untuk membayar asuransi.
Setiap bulannya bapak Budi membayar Rp 2 juta. Dibulan ke 4, bapak Budi mengalami risiko yang sama
yaitu divonis oleh dokter terkena penyakit kanker paru-paru.
Bulan Ke Bayar Premi Kondisi Kesehatan Tn Budi
1 Rp 2 juta Sehat
2 Rp 2 juta Sehat
3 Rp 2 juta Sehat
4 Rp 2 juta Sakit Kritis dan membutuhkan
biaya Rp 250 juta
5 0
6 0
Dst 0
Lalu apakah asuransi akan membayar biaya pengobatan sebesar Rp 250 juta? TENTU SAJA.
Apakah masalah bapak Budi sudah SELESAI?
Tentu saja belum, ada beberapa penyakit yang tidak bisa sembuh dalam waktu singkat atau butuh waktu
pengobatan berbulan-bulan. Selain itu orang yang mengalami sakit kritis, tidak dapat bekerja maksimal
lagi, karena kondisi tubuh.
Apakah perusahaan tetap memelihara kita saat kita tidak produktif?
Orang yang mengalami ini secara perlahan namun pasti akan diberhentikan oleh perusahaan.
KERJA PENDAPATAN
Namun ada satu HAL yang tidak bisa STOP yaitu KEBUTUHAN KELUARGA
Apakah mengambil asuransi perlu?? Tentunya sangat perlu, tetapi tidak membantu anda secara
maksimal. Karena asuransi mengcover kesehatan saja tidak termasuk biaya hidup.
Contoh ke 3
Bapak Retno memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta/bln dengan usia 30 tahun dan tidak merokok,
keluarga tersebut memiliki impian yang sangat penting baginya yaitu
1. Memiliki dana pendidikan anak sampai S1
2. Memiliki rumah dan mobil baru
3. Memiliki dana pensiun
4. Menaikkan haji kedua orang tuanya
5. Memiliki modal usaha
6. Berlibur keluar negeri
Karena bapak Retno berniat untuk mencapai itu semuanya dan secara financial mampu, maka bapak
Retno mulai menerapkan konsep 3 in 1 Plus (Terintegrasi garansi tabungan, asuransi, garansi
penghasilan dan investasi) . Setiap bulan dia menyisihkan hanya 20 % dari penghasilannya atau Rp 2
juta/bulan.
Bapak Retno memiliki risiko yang sama dengan bapak Randi dan Budi yaitu terkena penyakit kritis
kanker paru. Dan membutuhkan biaya darurat sebesar Rp 250 juta
Bulan ke 1 Rp 2 juta
Bulan ke 2 Rp 2 juta
Bulan ke 3 Rp 2 juta
Bulan ke 4 …………………… Vonis kanker paru dan membutuhkan
Rp 250 juta (dana darurat)
Karena bapak Retno menerapkan konsep 3 in 1 plus maka fasilitas asuransi akan aktif dan membiayai
sakit kritis sebesar Rp 250 juta.
Saat biaya pengobatan bapak Retno dicover, apakah masalah bapak Retno sudah selesai ?? bagaimana
dengan tabungan bapak Retno? Karena tujuan awal menabung bapak Retno adalah untuk masa depan
keluarganya. Saat mengalami sakit kritis stadium akhir dan kemampuan keuangan bapak Retno berkurang
atau PHK kerja, maka kemungkinan besar bapak Retno stop menabung.
Konsep 3 in 1 Plus
Garansi Tabungan Asuransi Garansi Penghasilan
Karena bapak Retno memiliki rekening 3 in 1 plus, maka garansi tabungannya akan aktif dan tabungan
sebesar Rp 2juta/bln akan ditabungkan sampai usia pak Retno 65 tahun. Hal ini dijamin karena konsep 3
in 1 plus berbadan hukum dan memiliki perjanjian hitam diatas putih
Bulan ke 1 Rp 2 juta
Bulan ke 2 Rp 2 juta
Bulan ke 3 Rp 2 juta
Bulan ke 4 …………………… Kanker paru dan membutuhkan
Rp 250 juta (darurat)
Usia 65 Rp 2 juta
Ketika asuransi dan tabungan dilindungi, apakah pak Retno tidak mempunyai masalah lagi ?
Karena didalam hidup tidak hanya mengenai tabungan dan kesehatan
Ada kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi oleh kepala keluarga, dalam kondisi sehat ataupun sakit.
Dengan kondisi sakit dan tidak bekerja lagi, apakah pak Retno tetap bisa menafkahi anak dan istrinya?
Tentunya BISA
Konsep 3 in 1 Plus
Garansi Tabungan Asuransi Garansi Penghasilan
Ditab
un
gkan sam
pai
Karena bapak Retno menerapkan konsep 3 in 1 plus, maka garansi penghasilan akan aktif dan
penghasilan sebesar Rp 8 juta ( Rp 10 juta (gaji) - Rp 2 juta(tabungan) ) akan diberikan dari bulan ke 4
sampai usia pak Retno 65 tahun.
Bulan ke 1 Rp 2 juta
Bulan ke 2 Rp 2 juta
Bulan ke 3 Rp 2 juta
Bulan ke 4 …………………… Kanker paru dan membutuhkan………………… Rp 8 juta
Rp 250 juta (dana darurat)
Usia 65 Rp 2 juta Usia 65 tahun Rp 8 juta
Jika bapak Retno mengalami sakit ringan maka terdapat fasilitas kesehatan, tanpa mengambil uang
tabungannya di 3 in 1 plus. Berikut fasilitas kesehatan yang diberikan
Garansi Tabungan Asuransi Garansi Penghasilan
Ditab
un
gkan
samp
ai
Digaji sam
pai
Konsep 3 in 1 Plus
Jika didalam perjalanan menabung, bapak Retno meninggal. Entah dibulan ke 1, bulan ke 2 dsb, maka akan
diberikan uang pertanggungan jiwa kepada istri atau anaknya
1. Meninggal karena sakit. Warisan yang diberikan sebesar Rp ½ MILYAR + Hasil Investasi selama
menabung (bunga 15-21 %/tahun)
2. Meninggal karena kecelakaan. Warisan yang diberikan sebesar Rp 750 juta + Hasil investasi
selama menabung (bunga 15-21 %/tahun)
3. Meninggal karena kecelakaan di jalur pemerintah/tertentu seperti kereta. Warisan yang diberikan
sebesar Rp 1 MILYAR + Hasil investasi selama menabung (bunga 15-21 %/tahun)
Apakah warisan ini dapat membantu keluarga bapak Retno?
Mari kita hitung jika bapak Retno meninggal karena kecelakaan
Rp 750 Juta x 6 %/tahun = Rp 45 juta/tahun atau 3.75 juta/bulan
Uang Rp 750 juta dapat digunakan untuk beberapa hal:
- Modal usaha
- Menggunakan bunga deposito, maka bunga yang didapat sebesar Rp 3.75 juta/bulan.
Jika pak Retno sehat sampai masa pensiun, apa yang di investasikan didalam konsep 3 in 1 plus sebesar
Rp 2 juta/bln akan membuahkan hasil investasi untuk impiannya.
Pada saat usia pak Retno mencapai 50 tahun ( selama 20 tahun berinvestasi) hasil yang dicapai kurang
lebih sebesar Rp 1 MILYAR. Yang dimana ketika pak retno menabung di Bank hasil yang didapatkan hanya
Rp 480 juta
Pada saat usia bapak Retno mencapai 59 tahun ( selama 29 tahun berinvestasi) hasil yang dicapai sebesar
Rp 3.8 MILYAR. Yang dimana ketika bapak retno menabung di Bank hasil yang didapatkan hanya Rp 720
juta
Jauh berbeda bukan? Karena bunga yang diterapkan oleh bank hanya 1.5 %/ tahun dan dipotong biaya
administrasi
Sementara 3 in 1 plus menggunakan sistem reksadana, yang dimana tabungan kita dinvestasikan di
saham perusahaan besar seperti astra, telkom, unilever, bank BCA, bank BRI, MANDIRI (ada 46
perusahaan besar di Indonesia) dan manajer investasi Eastpring Investments untuk dikelola di pasar
uang.
Bunga reksadana mencapai 15 - 21 %/tahun.
Dengan adanya konsep 3 in 1 plus maka sudah menerapkan semua level pada piramida keuangan keluarga.
(tidak perlu menambah penghasilan untuk mencapai level atas)
Konsep perencanaan keuangan yang memiliki banyak manfaat dan memproteksi keluarga kita dari
berbagai risiko yang dapat menimbulkan masalah keuangan
Konsep keuangan ini diterapkan oleh negara-negara seperti Cina, India, Korea, Malaysia, Filipina,
Singapore, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kambodja, Amerika, Jepang, Inggris, negara Eropa lainnya. Rata-
rata penduduk negara tersebut memperhatikan dengan detail setiap perencanaan keuangan keluarganya
dan memahami berbagai risiko yang mungkin terjadi yang mengakibatkan masalah keuangan.
Banyak dari kita yang tidak dapat mengelola keuangannya dengan baik karena budaya yang boros dan
kurangnya pengetahuan dalam mengatur keuangan.
Hal ini mengakibatkan dampak domino atau efek beruntun yang menyebabkan kita tidak dapat
memastikan masa depan anak kita, masa pensiun kita dan impian kita lainnya.
Risiko yang pasti itu adalah meninggal. Kita tidak dapat memastikan meninggal saat kita sudah memiliki
anak yang sudah bekerja. Ada banyak contoh seseorang yang meninggal saat muda, saat anak-anaknya
masih kecil. Meninggal yang terbaik adalah dapat menjamin orang yang kita tinggalkan tetap dapat hidup
dengan baik
Asuransi
Garansi penghasilan
Garansi tabungan
Investasi 3 in 1 plus adalah
saham dan pasar uang
Hasil investasi dapat
digunakan untuk membeli
rumah, mobil baru, vila dsb
Fasilitas warisan yang
otomatis sudah dimiliki
Dari ketiga keluarga tersebut manakah yang memiliki konsep perencanaan yang tepat??
1. Bapak Randi yang menabungkan seluruh uangnya di Bank
2. Bapak Budi yang menerapkan asuransi
3. Bapak Retno yang menerapkan program 3 in 1 plus
Dari hasil survey saya 100 % orang mengatakan, perencanaan keuangan yang dilakukan Bapak Retno.
Saat ini saya dapat membantu anda dalam membuat perencanaan keuangan keluarga yang sesuai
kebutuhan kita.
Rekening ini sangat cocok bagi kita yang
- Bekerja di tempat dan memiliki hobi yang berisiko (pelayaran, polisi, satpol pp, security, oil and
gas, penerbangan, hobi menyelam, climbing)
- Memiliki anak untuk memastikan masa depan mereka terjamin
- Memiliki keluarga dengan riwayat sakit diabetes, paru-paru, jantung, kanker
- Mencari investasi yang tepat
- Mencari perlindungan yang tepat
- Mencapai impian
- Keluarga baru
Mari kita simpulkan apa yang telah kita bahas
1. Apakah yang dimaksud risiko
2. Dampak apa yang terjadi jika risiko itu datang kepada keluarga
3. Piramida keuangan keluarga
4. Mengapa wajib memiliki warisan
5. Manfaat program 3 in 1 Plus
Dari pembahasan tersebut ada 2 hal yang dapat kita simpulkan
1. Informasi ini sangat penting buat saya dan keluarga, tetapi hanya sekedar informasi saja
2. Informasi ini sangat penting buat saya dan keluarga, dan saya mau ambil tindakan HARI INI untuk
mengetahui lebih detail konsep ini.
Karena semakin lama menunda semakin lama kita mencapai impian dan risiko bisa saja menghampiri
kita kapanpun.
JIKA ANDA MENGAMBIL TINDAKAN KE 2
SAYA SIAP MENOLONG ANDA MERENCANAKAN KEUANGAN ANDA DENGAN DETAIL DAN
MEMBANTU ANDA UNTUK MEMBERIKAN GAMBARAN MANFAAT KONSEP 3 IN 1 PLUS INI SESUAI
PROFILE DAN KEUANGAN KITA SECARA GRATIS
Intinya adalah “MASA DEPAN KELUARGA ANDA”
SILAHKAN GANGGU WAKTU SAYA DAN SAYA SIAP MELAYANI DEMI KELUARGA YANG ANDA
CINTAI.
Saya siap membuat perencanaan keuangan kita untuk
1. Perhitungan dana pendidikan anak sesuai future value (waktu dimana anak anda kuliah)
2. Perhitungan dana pensiun sesuai future value (waktu dimana anda pensiun)
3. Strategi mendistribusikan penghasilan kita kepada post-post pengeluaran yang tepat
4. Strategi mengcover proteksi keluarga yang tepat
5. Strategi menyiapkan estate planning yang tepat
6. Strategi mengurangi budaya boros sehingga kita bisa menabung min 30 % dari penghasilan kita.
Silahkan hubungi saya
081282410284
548CE47C
Misi saya “ Mengedukasi keluarga Indonesia, memastikan memiliki pengelolaan keuangan yang tepat dan
memenuhi piramida keuangan yang kuat demi masa depan keluarga yang anda cintai”
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi ebook ini tanpa seizin dari penulis.