Karya Ilmiah Kesehatan
Bahaya Rokok bagi Kesehatan Remaja
Dosen : Dr. Hj.Emma Rachmawati, M.Kes
DISUSUN OLEH:
Silmy Kaffah Hidayati 1505015125
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah Kesehatan yang berjudul
“Bahaya Rokok bagi Kesehatan Remaja” ini tepat pada waktunya.
Terselesaikannya karya tulis ini tidak bias terlepas dari peran serta berbagai pihak yang
turut membantu. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada Orang tua ku dan teman – teman sekalian, yang tak luput dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam rangka penyempurnaan nyadari pembaca yang budiman.
Akhirnya atas segala arahan dan bimbingan yang telah membantu, penulis doakan
semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karuniaNya dan semoga karya tulis ilmiah
Kesehatan ini dapat berguna bagi dunia ilmu pengetahuan secara luas.
Jakarta, 10 Januari 2018
Penulis
Silmy Kaffah Hidayati
Sekitar 1 milyar laki-laki di dunia adalah pe rokok, 35% diantaranya dari negara
maju dan 50% lainnya dari negara berkembang. Rata-rata 435.000 penduduk di Amerika
Serikat meninggal akibat pe- nyakit-penyakit terkait kebiasaan merokok tiap tahun- nya,
menyebabkan 1 dari 5 kematian.1
Berdasarkan data The Asean Tobacco Control Report Card tahun 2008, sebanyak
30,1% penduduk Asia Tenggara adalah perokok. Di Indonesia sebanyak 57.563.866
penduduk dewasa adalah perokok, men- jadikan sebagai negara konsumen rokok tertinggi
ke- lima di dunia. 2,3 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2010, sebagian besar perokok mulai merokok ketika mereka masih anak-anak atau
remaja. Remaja usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia didapatkan data
pernah merokok sekitar 34%.4,5
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik
untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari sisi individu yang
bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari
sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO
(Karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung
bertambah cepat (Kendal & Hammen, 1998), menstimulasi Penyakit kanker dan berbagai
penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung,
paru-paru, dan bronchitis kronis (Kaplan dkk, 1993). Bagi ibu hamil, rokok menyebabkan
kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal, kemungkinan lahir
dalam keadaan cacat, dan mengalami gangguan dalam perkembangan (Davidsonb&
Neale, 1990). Hasil riset Larson dkk (dalam Theodorus, 1994) menemukan bahwa
sensivitas ketajaman penciuman dan pengecapan para perokok berkurang bila
dibandingkan dengan non-perokok. Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada dasarnya
‘membakar uang’ apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang belum mempunyai
penghasilan sendiri.
Dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok menimbulkan dampak negatif bagi
perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok
aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (Safarino dalam
Cahyani, 1995).
Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok tetapi
perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan kegiatan yang
‘fenomenal’. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok tetapi
jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia merokok
semakin bertambah muda.
Hasil riset Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (Republika, 1998) melaporkan
bahwa di anak-anak di Indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia 9 tahun. Smet
(1994) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia
11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Data WHO juga
semakin mempertegas bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak
30% adalah kaum remaja (Republika, 1998). Hampir 50% perokok di Amerika Serikat
termasuk usia remaja (Theodorus, 1994).
(3) Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja.
Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson (Gatchel, 1989) berkaitan dengan adanya
krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika
mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai
masa badai dan topan karena ketidak- sesuaian antara perkembangan fisik yang sudah
matang dan belum diimbangi oleh perkembangan psikis dan sosial. Upaya- upaya untuk
menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai dengan harapan
masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sabagai cara kompensatoris.
Seperti yang dikatakan oleh Brigham (1991) bahwa perilaku merokok bagi remaja
merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan
daya tarik terhadap lawan jenis.
Salah satu bahaya merokok bagi pelajar adalah kesehatan. Kesehatan remaja akan
sanggat terganggu, karena secara tidak langsung terdapat ribuan zat racun yang memasuki
tubuh mereka. Juga meningkatkan resiko kangker paru-paru dan penyakit jantung di usia
yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih ber resiko terdapat
keriput disekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau sering disebut
penuaan dini. Dari segi reproduksi, merokok usia dini bisa menyebabkan impotensi,
mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita.
HIPOTESIS
Kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok, dan
lingkungan teman sebaya merupakan prediktor bagi perilaku merokok remaja.
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel-variabel
Penelitian
1. Kriterium : perilaku merokok
2. Prediktor : a. sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja
b. lingkungan teman sebaya
c. kepuasan psikologis
B. Definisi Operasinal Variabel Penelitian
1. Perilaku merokok adalah aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku
merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, tempat merokok, waktu merokok,
dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari, yang diungkap melalui Skala Perilaku
Merokok.
2. Sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja adalah bagaimana
penerimaan dari keluarga terhadap perilaku merokok. Semakin tinggi sekor yang
diperoleh subjek semakin besar kemungkinan pengaruh keluarga terhadap pembetukan
merokok. Hal ini akan diungkap melalui Skala A.
3. Lingkungan teman sebaya adalah sejauh mana subjek mempunyai teman atau
kelompok teman sebaya yang merokok dan mempunyai penerimaan positif terhadap
perilaku merokok. Hal ini akan diungkap melalui Skala B.
4. Kepuasan psikologis adalah akibat atau efek yang diperoleh dari merokok yang berupa
keyakinan dan perasaan yang menyenangkan, yang dirasakan oleh subjek. Hal ini akan
diungkap dengan skala C.
C. Dampak Rokok
a) bagi Diri Sendiri
1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan keuntungan bagi
tubuh.
2. Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika kita tidak merokok mulut
tidak enak dan asam.
3. Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif yang ada pada
diri kita hilang ketika kita menjadi seorang perokok.
b) bagi Perokok Pasif
Bagi orang dewasa :
1. Kanker paru-paru
2. Penyakit jantung koroner
3. Penyakit hati
4. Asma
5. Bronkitis
6. Strike
7. Terganggunya pertumbuhan janin
8. Bayi lahir prematur
Bagi anak-anak
1. Sindrom kematian mendadak pada bayi atau Cot death (Sudden infant death
syndrome)
2. Infeksi/peradangan telinga
3. Infeksi/peradangan pernapasan
4. Asma atau "bibit" asma (yang akan diderita setelah dewasa nanti)
5. Pneumonia
6. Bronkhitis
Dampak buruk lainnya
1. Pemendekan nafas
2. Nausea
3. Iritasi pernafasan
4. Sakit kepala
5. Batuk
6. Iritasi mata
Oleh karena itu, bagi para "perokok" lebih baik merokok di tempat seharusnya
yang telah disediakan di tempat umum, daripada memberikan dampak negatif bagi
orang-orang di sekitar anda, apalagi keluarga anda yang sangat sayang kepada anda.
Kalau saran saya yang lebih utama adalah mencobalah untuk berhenti merokok,
karena dengan begitu diri anda sehat dan orang lain di sekitar andapun sehat.
D. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada rokok
1. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya
bersifat karsinogenik.
3. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan
tidak berwarna.
5. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
6. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil
alkohol.
7. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna
yang paling sederhana.
8. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan
unsur-unsur tertentu.
9. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
10. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat
ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
11. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
12. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.
E. Faktor alasan seorang remaja mulai merokok
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi,
1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk
terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2 . Teman sebaya merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-
temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula
dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991). Contoh : Remaja tersebut mulai
merokok karena malu hati kepada teman-temanya yang merokok, sehingga ia pun mulai
merokok dan akhirnya kebiasaan atau kecanduan dengan rokok. Kebanyakan pelajar juga
beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa hebat/maco, gaya, dan di akui.
Padahal jika dia tidak pandai-pandai menjaga dirinya, rokok adalah awal terjerumusnya
seseorang ke pada obat-obatan terlarang.
.3 Iklan rokok
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok
adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku
seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja.
Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
F. Alasan rokok tidak boleh di konsumsi oleh para remaja
Para remaja tidak di perbolehkan mengonsumsi rokok dikarenakan asap rokok
mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis
lainya menyebabkan kanker bagi tubuh ( ada pada bahan-bahan yang terkandung di dalam
rokok ). Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan lima puluh kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
A. Beberapa dampak yang ditimbulkan rokok
1. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini
karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap
rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal.
Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan
meninggal akibat kanker paru.
2. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi
menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi
karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih.
3. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara.
Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun
dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker
payudara.
4. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok.
Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus
menular seksual.
5. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus
sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker
esofagus telah dikaitkan dengan merokok.
6. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap
yang tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).
7. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan
tembakau akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia
berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan
denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang
disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak
sel-sel ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.
8. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali
lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak
merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat
lebih besar.
9. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati
tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
10. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen
dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak.
Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa
menyebabkan serangan jantung.
11. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan
memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.
12. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa
disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya
jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.
13. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat
seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh
rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat
kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan
banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).
14. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa
meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok
bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi
aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami
impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah
lain di tubuh.
15. Gangguan medis lainnya
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan
darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang
saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya
penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan,
menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta
merusak penampilan.
G. Ciri-ciri seorang perokok
1. Bibir dan gusih menjdi hitam
2. Kulit jadi hitam
3. Mata merah
4. Kukuh membiru
5. Pipih perokok terlihat kempok
6. Mudah terserang penyakit batuk
7. Nafas bau
8. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
9. Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin
10. Mengganggu penciuman
11. Mengganggu pengecapan
12. Infeksi pada tenggorokan
H. Upaya pencegahan
Beberapa upaya untuk berhenti merokok yaitu:
1. Upaya yang dilaksanakan oleh depatermen kesehatan bukan suatu kampanye anti rokok,
tetapi penyuluhan tentang hubungan rokok dengan kesehatan.
2. Sasaran yang ingin di jangkau adalah sasaran-sasaran terbatas, yaitu: petugas kesehatan,
para pendidik, para murid sekolah, para pemuka, anak dan remaja, para wanita terutama
ibu hamil.
3. Kegiatan di utamakan pada pencegahan bagi yang belum merokok.
4. Menanamkan pengertian tentang etika rokok.
5. Bergaullah dengan orang yang tidak merokok
6. Sering-sering pergi ke tempat yang ruangannya ber-AC
7. Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan dengan rokok.
8. Jika ingin merokok, tundalah 10 menit lagi.
9. Beritau teman dan orang terdekat kalau kita ingin berhenti merokok.
10. Kurangi jumplah merokok sedikit demi sedikit.
11. Hilangkan kebiasaan Bengong atau menunggu.
12. Sering-seringlah pergi ke rumah sakit, agar tau pentingnya kesehatan.
13. Cari pengganti rokok, misalnya permen atau gula.
14. Coba dan coba lagi jika masih gagal.
A. Kesimpulan
Kebiasaan merokok dikalangan remaja amat membahayakan baik ditinjau dari segi
pendidikan maupun kesehatan serta social ekonomi. Dipandang dari segi pendidikan sudah
jelas bahwa hal ini akan mengganggu studinya, sedangkan dari segi kesehatan akibat
kebiasaan merokok akan menyebabkan berbagai penyakit ( serangan jantung, gangguan
pernafasan, dan sebagainya ). Dari segi ekonomi merupakan pengeluaran anggaran yang tidak
perlu atau memboroskan.
B. Saran
Setelah membaca karya tulis ilmiah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan
bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokok, agar
kesehatan mereka tidak terganggu dan terhindar dari penyakit yang dapat mengancam jiwa
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Benowitz, NL. Nicotine Addiction. N Engl J Med ,
2010;362:2295-303.
2. Syafiq A. Perilaku Siswa SMP Dharma Pancasila
Medan Tentang Merokok. Medan: FK USU.
2010.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Perokok Pasif Mempunyai Risiko Lebih Besar Dibandingkan Perokok Aktif. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan. 2004.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Pelitian dan Pengembangan Kesehatan. diakses dari : http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/laporan
2010/reg.php [23 Maret 2012].
5. Aditama, TY. Global Youth Tobacco Survey (Repeat) Indonesia 2004. diakses dari: http://searo.who.int/linkfiles/GYTS_Indonesia_rep
eatsurvey.pdf [20 Maret 2012].
6. Rahmadi A, Lestari Y, Yenita. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Rokok Dengan
Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang. J Kesehat Andalas [Internet].
2013;2(1):25–8. Available from:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/62/57
Nasution IK. Perilaku Merokok pada Remaja. Univ Sumatera Utara. 2008;h.5.
7. Aritonang, MER. 1997. Fenomena Wanita Merokok. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM