KESEHATAN & KESELAMATAN KERJADAN
NILAI AMBANG BATAS
1. Agustina Intan P (A102.09.003)2. Dini Mahargyani (A102.09.015)3. Jatu Parmawati (A102.09.0)4. Mita Aryani (A102.09.0)5. Natalia Chritina D (A102.09.0)
Pengertian
Kesehatan kerja
Keselamatan kerja
Kesehatan & keselamatan
kerja
NAB (Nilai A
mbang Batas)
Pengertian
standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan,
dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi republik indonesianomor per.13/men/x/2011 nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja
NILAI AMBANG BATAS (NAB)THRESHOLD LIMIT VALUE (TLV)
Ada 3 macam NAB :
• NAB pembebanan waktu rata-rata [time weighted average = TWA]
• NAB pemajanan singkat yg diperkenankan (PSD) [short-term exposure limit = STEL]
• Kadar tertinggi yang diperkenankan (KTD) [Ceiling value]
1. NAB pembebanan waktu :
Kadar rata-rata bahan kimia di udara ruang kerja di mana hampir semua pekerja dapat meajan secara berulang dari hari ke hari selama 8 jam per hari tanpa menimbulkan gangguan kes. atau kematian
Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud NAB bahan kimia adalah NAB tersebut.
2. NAB Pemajanan Singkat (PSD / STEL)
Kadar tertentu zat kimia di udara ruang kerja di mana hampir semua pekerja dapat memajan secara terus menerus dalam waktu yang singkat, yaitu tidak lebih 15 menit dan tidak lebih 4 kali per hari kerja, tanpa mengalami iritasi hebat, kerusakan irreversible atau efek narkose
3. Kadar tertinggi yang diperkenankan (KTD)
Kadar tertinggi bahan kimia di udara ruang kerja di mana tidak boleh dipapar samasekali
Guna NAB
• Sebagai kadar standar untuk perbandingan.• 2. Sebagai pedoman untuk perencanaan produksi dan perencanaan tehnologi
pengendalian• bahaya-bahaya di lingkungan kerja• 3. Menentukan substitusi bahan proses produksi terhadap bahan yang lebih
beracun dengan• bahan yang kurang beracun.• 4. Membantu menentukan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya penyakit-
penyakit dan• hambatan-hambatan efisiensi kerja faktor kimiawi dengan bantuan pemeriksaan
biologik.
• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI• REPUBLIK INDONESIA• NOMOR PER.13/MEN/X/2011 NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DAN
FAKTOR KIMIA• DI TEMPAT KERJA
Kesehatan kerja merupakan kegiatan yang dilakukan guna memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahan. Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai factor dalam pekerjaan bisa dihindarkan, bila ada kemauan dari pimpinan perusahaan untuk mencegahnya
Macam – macam NAB
1. NAB Kebisingan
2. NAB Pencahayaan
3. NAB Udara
NAB Kebisingan
• Intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASINOMOR PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011TENTANGNILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A (dBA).
ALAT UKUR Sound Level Meter (SLM)
NAB Kebisingan sesuai Permenaker No. 13/Men/X/2011
Pengaruh kebisingan berkaitan dengan faktor-faktor psikologis dan emosional.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari kebisingan yang tidak memenuhi syarat kehilangan fungsi pendengaran dan dampak fisiologis, sedangkan dampak psikologis yang meliputi : gangguan emosional, gangguan tidur dan istirahat serta gangguan komunikasi.
Dampak dan Penanganan
1 gangguan telinga
2 tuli
Penanganan dapat menggunakan
1mengubah mekanisme kerja dari sumber bising
2pelapisan, enclosure, dan pemasangan barrier. 3 pemberian earplug pada pekerja
NAB Pencahayaan
Pencahayaan merupakan sejumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Alat ukur pencahayaan : lux meter
• Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat langsung dibaca.
• Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala.
• Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
Syarat pengukuran
• Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan.
• Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.
Pencahayaan yang kurang dari NAB merupakan beban tambahan bagi pekerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan performance (penampilan) kerja yang akhirnya dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini sangat erat kaitannya dan mutlak harus ada karena berhubungan dengan fungsi indera penglihatan, yang dapat mempengaruhi produktifitas bagi tenaga kerja (Santoso, 2004).
Penerangan yg cukup dan diatur secara baik jg aka membantu menciptakan lingkungan kerja yg nyaman dan menyenangkan kegairahan kerja
Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu:
• Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat penerangan
• Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution) • Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan
(limitation of glare) • Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (light
directionality and shadows) • Warna cahaya dan refleksi warna (light colour and
colour rendering) • Kondisi dan iklim ruang
rata – rata nilai pencahayaan sebesar lux 208,03 lux. Intensitas pencahayaan ini sudah sesuai dengan standar yang diharuskan berdasarkan Keputusan Menkes RI NO.1405/MENKES/SK/XI/2002.
Menurut Amstrong 1992
• Intensitas penerangan yg kurang dapat menyebabkan:
• Gangguan visibilitas dan eyestrain• Intensitas penerangan yg berlebihan jg dpt
menyebabkan :• Glare; reflections; exessive shadows; eyestrain.
Menurut IES pencahayaan yang ideal adalah 300 lux tiap bidang kerja
Efek :
Kelelahan mata : mata berair , kelopak mata memerah, penggunaan lensa rangkap
Solusi :
Perbaikan cahaya
Durasi / lama bekerja
• Pengaruh Tingkat Pencahayaan Terhadap Kelelahan Operator Pada Simulasi Scarfing dengan Reaction Time Tri Asih Septiana1, Yayan Harry Yadi2, Ade Sri Mariawati3 1, 2, 3Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa , Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.152-156 ISSN 2302-495X
• HUBUNGAN ARAH PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP KENYAMANAN DAN EFISIENSI KERJA . Seminar Nasional Dies Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra 4-5 Mei 2012 Towards Emphatic Architecture Menuju Arsitektur yang Berempati (Darmastiawan, Christian, Lestari Puspakesuma. (1991). Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Jilid: Pengetahuan Dasar. Jakarta: Grasindo. )