i
PRAKTIK PEMBACAAN SURAH YASIN PADA MASYARAKAT
DESA CANDIMULYO, MADIUN, JAWA TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
Oleh: Siti Zulaika
NIM: 1113034000177
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
i
PRAKTIK PEMBACAAN SURAH YASIN PADA MASYARAKAT
DESA CANDIMULYO, MADIUN, JAWA TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
Oleh:
Siti Zulaika
NIM: 1113034000177
Pembimbing
Moh. Anwar Syarifuddin, MA.
NIP : 19720518 199803 1 003
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020
ii
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (s1) di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat
Siti Zulaika
iii
Abstrak
Siti Zulaika NIM 1113034000177
Praktik Pembacaan Surah Yasin Pada Masyarakat Desa Candimulyo,
Madiun, Jawa Timur
Bacaan yang populer di masyarakat saat mengisi kegiatan
keagamaan di malam Jumat adalah Surat Yasin. Surat ini dibaca di banyak
majelis. Ada yang menjadikannya sebagai rangkaian bacaan dzikir,
sebagian lagi membacanya untuk mengawali pengajian, ada pula yang
menjadikan bacaan Yasin sebagai acara inti yang biasa kita kenal dengan
sebutan jamaah Yasinan, atau sebatas rutinitas individu yang dibaca di
setiap malam Jumat.
Di desa Candimulyo, kecamatan Dolopo, kabupaten Madiun,
propinsi Jawa Timur praktek pembacaan surah Yasin sudah turun temurun
dilakukan. Tradisi ini sudah dilakukan sejak berdirinya desa ini. Tradisi
yasinan menjadi pengamalan pembacaan Ayat-ayat al-Quran yang dalam
observasi yang penulis lakukan diikuti oleh jamaah ibu-ibu pada setiap
malam Jumat dan diselenggarakan secara bergilir di rumah-rumah warga.
Kegiatan ini dipimpin oleh bapak ustadz Rohman dan diikuti oleh ibu-ibu
jamaah dan berlangsung sejak bakda sholat Maghrib pukul 18.30 wib dan
berakhir pukul 20.30 wib Selain membaca surah Yasin kegiatan ini juga
disertai pembacaan tahlil dan doa-doa bagi para leluhur dan kebaikan
keluarga. Kegiatan diakhiri dengan makan bersama.
Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian lapangan.
Analisis yang akan ditempuh adalah analisis deskriptif, di mana peneliti
mengungkapkan data dan fakta secara ilmiah tanpa sedikitpun
mempengaruhi subyek maupun obyek yang penelitian. Dalam pengolahan
tersebut menggabungkan tiga cara yaitu: wawancara, observasi dan
penelitian dokumen yang menjadi bagian dari data yang bisa saling
melengkapi sehingga dapat dideskripsikan.
Kata kuci : surah Yasin, dzikir Yasinan.
iv
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah membeikan berbagai macam
nikmat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga dengan nikmat dan
rahmat tersebut penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah dan tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang
baik kepada umat manusia.
Skripsi berjudul: Praktek Pembacaan Surah Yasin Pada
Masyarakat Desa Candimulyo, Madiun, Jawa Timur disusun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama pada Jurusan Ilmu Alquran
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan rampung tanpa dukungan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA, selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Eva Nugraha, M.A, selaku Ketua Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Fahrizal Mahdi,MIRKH, MA, selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Alquran
dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, MA, selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak masukan dan arahan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
v
6. Seluruh Dosen dan staf TU Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan keilmuan dan
kemudahan-kemudahan selama menyelesaikan studi. Semoga ilmu
yang telah diberikan dapat penulis amalkan dan kelak mendapat
balasan yang tebaik di sisi Allah SWT.
7. Yang terhormat dan tercinta, Ibunda saya Ibu Asminah yang tak henti-
hentinya memberikan dukungan baik secara moril maupun materil
serta doa demi lancarnya studi dan penulisan skripsi ini, Semoga Allah
menghadiahi surga dan mengganjar kebaikan mereka dengan pahala.
8. Kepada kakak saya Ahmad Nur Kholid, Ghozali Munir, Baderul
Mustofa dan Zainal Muit yang selalu memberi motivasi dan
dukungannya kepada saya.
9. Kepada semua rekan-rekan kelas semua yang selalu memberi motivasi
penyemangat agar selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
Dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak, semoga kebaikan
dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat ridha dari
Allah SWT. Penulis meminta maaf karena terdapat beberapa kekurangan
yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu kritik dan saran kiranya dapat
memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
bagi yang membacanya.
Jakarta
Siti Zulaika
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman buku Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013/2014.
A. Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksra Arab dan padanannya dalam aksara
latin:
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
tidak dilambangkan ا
B Be ب
T Te ت
Ts te dan es ث
J Je ج
H h dengan garis bawah ح
Kh ka dan ha خ
D De د
Dz de dan zet ذ
R Er ر
Z Zet ز
S Es س
Sy es dan ye ش
S es dengan garis di bawah ص
D de dengan garis di bawah ض
T te dengan garis di bawah ط
Z zet dengan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع
Gh ge dan ha غ
F Ef ف
Q Ki ق
vii
K Ka ك
L El ل
M Em م
N En ن
W We و
H Ha ه
Apostrof ’ ء
Y Ye ي
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,
terdiri dari vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong).
Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
A fathah ـ
I kasrah ـ
U dammah ـ
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah
sebagai berikut:
Tanda Voka Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ـ Ai a dan i
ـ Au a dan u
C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa
Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
viii
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ـــــــــــاـ Ā a dengan topi di atas
Ī i dengan topi di atas ــــــــي
Ū u dengan topi di atas ـــــــــو
D. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan
dengan huruf (al), dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti
huruf syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-
rijâl, al-diwân bukan ad-diwân.
E. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda (ـ ), dalam alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang
diberi tanda syaddah itu. akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf
yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang
diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ةالضرور tidak
ditulis dengan ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian
seterusnya.
F. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah
terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang
sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat
(na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti
ix
kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf
/t/ (lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Akasara
Tarîqah طشمخ .1
al-jâmi’ah al-islâmiyyah انغبيؼخ الإصلايخ .2
wahdat al-wujûd حذح انعد .3
G. Keterangan Tambahan
1. Kata sandang ال (alif lam ma‘rifah) ditransliterasi dengan al-,
misalnya (انغز) al-jizyah, (الاصبس) al-âtsâr dan ( -al (انزي
dzimmah. Kata sandang ini menggunakan huruf kecil, kecuali bila
berada pada awal kalimat.
2. Tasydîd atau shaddah dilambangkan dengan huruf ganda, misalnya
al-muwatta’.
3. Kata-kata yang sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia, ditulis
sesuai dengan ejaan yang berlaku, seperti al-Qur’an, hadis dan
lainnya.
H. Singkatan
Swt = Subḥȃnahu wa-ta’âlâ
Saw = Salla Allâh ‘alaih wa sallama
Ra = Raḍiya Allȃh ‘anhu
QS = al-Qur’an Surat
HR = Hadis Riwayat
M = Masehi
H = Hijriyah
x
h. = Halaman
b. = bin/ ibn
ed. = Editor
Cet. = Cetakan
T.tp. = Tanpa tempat penerbit
T.pn. = Tanpa penerbit
T.t. = Tanpa tahun
no. = Nomor
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………… i
LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………. ii
ABSTRAK ………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iv
PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………......... 5
D. Metodelogi Penelitian …………………………....... 6
E. Metode Pengumpulan Data ……………………...... 7
F. Metode Analis Data ……………………….............. 9
G. Landasan Teoritis …………………………………… 10
H. Kajian Pustaka ……………………………………… 11
I. Sistematika Penelitian …………………………….. 16
BAB II PROFIL SURAH YASIN
A. Posisi Surah Yasin dalam Al-Qur‟an 18
B. Penamaan Surah Yasin 19
C. Kandungan Surah Yasin 20
D. Fadilah Surah Yasin 22
E. Surah Yasin sebagai Sebuah Dzikir 24
xii
BAB III KONDISI SOSIAL-KEAGAMAAN DESA
CANDIMULYO
A. Letak Geografis Desa Candimulyo ………………… 28
B. Demogarfi Desa Candimulyo ……………………… 29
1. Keadaan Pendidikan Masyarakat ……………… 29
2. Keadaaan Sosial Ekonomi Masyarakat …........... 30
3. Keadaan Sosial Budaya ……………................... 31
4. Keadaaan Agama masyarakat ………................. 32
C. Biodata Singkat Responden ……………………….. 34
BAB IV PRAKTIK PEMBACAAN SÛRAH YASIN DI DESA
CANDIMULYO
A. Sejarah Tradisi Yasinan di Candimulyo …………... 37
B. Landasan Tradisi Yasinan Menurut Tokoh Desa
Candimulyo ………………………………………...
39
C. Praktik Pembacaan Sûrah Yasin di Candimulyo …… 41
D. Manfaat Dzikir Surah Yasin Bagi Masyarakat ……. 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………… 51
B. Saran ……………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 53
LAMPIRAN …………………………………………………………… 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umat Islam menyakini bahwa Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah
SWT dan merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, sekaligus
sebagai sumber hukum Islam yang paling utama serta diakui
kebenarannya. Al-Qur‟an yang berbentuk teks ini juga mengandung nilai-
nilai pengajaran hidup, tuntunan beragama, dan banyak hikmah kehidupan.
Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup umat Islam tidak akan diperoleh
manfaatnya tanpa adanya upaya mempelajari dan mengamalkanya dalam
kehidupan sehari-hari.1
Al-Qur‟an sebagai kitab terakhir dimaksudkan untuk menjadi
petunjuk bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Bukan cuma
diperuntukkan bagi masyarakat Arab tempat di mana kitab ini diturunkan,
akan tetapi untuk seluruh umat manusia. Di dalamnya terkandung nilai-
nilai yang luhur yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam
berhubungan dengan Tuhan, maupun hubungan manusia dengan sesama
manusia lainnya dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Fazlur
Rahman mengemukakan tentang tema-tema pokok yang terkandung dalam
Alquran yang meliputi: tentang Ketuhanan, kemanusiaan
(individu/masyarakat), alam semesta, kenabian, eskatologi, setan/kejahatan
dan masyarakat muslim.2
Upaya untuk selalu menghidupkan al-Qur‟an (living Qur‟an)
senantiasa dilakukan oleh masyarakat muslim khususnya yang ada di
1 Abdullah Saed, Pengantar Studi Al-Qur‟an, terj. Shulkhah dan Sahiron
Syamsuddin (Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2016), 121. 2 M. Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Alquran Hadits Figh
dan Pranata Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997), 43.
2
Indonesia. Oleh karena itu, living Qur‟an adalah studi tentang al-
Qur‟an yang tidak bertumpu pada keberadaan teks semata, tetapi studi
tentang fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kaitannya
dengan kehadiran al-Qur‟an. Berbagai fenomena al-Qur‟an yang sering
kali menjadi bagian dari hidup keseharian masyarakat ditemukan, baik
dalam bentuk individu maupun kelompok. Dalam realitanya fenomena
pembacaan al-Qur‟an sebagai sebuah apresiasi dan respon umat Islam
terhadap al-Qur‟an sangat beragam, ada yang sekedar membacanya dan
juga ada yang berorientasi pada pemahaman dan pendalaman maknanya.
Namun belakangan ini mulai berkembang kajian yang lebih menekankan
kepada aspek respon masyarakat terhadap kehadiran al-Qur‟an yang
disebut sebagai living Qur‟an (menghidupkan al-Qur‟an) atau al-Qur‟an in
everyday life.3
Bagi umat muslim, Al-Qur‟an menempati kedudukan yang sangat
penting. Pentingnya Al-Qur‟an berkaitan dengan keberadaannya dan
fungsinya sebagai sumber utama ajaran Islam dan kitab suci petunjuk
alternatif. Adapun pentingannya tafsir Al-Qur‟an berkaitan dengan tujuan
dan manfaat sebagai semacam guidebook yang bersifat operasional-
aplikatif yang dapat mengantarkan kaum muslimin menuju kebahagiaan
yang sejati. Kemudian dapat dipahami bahwa Al-Qur‟an dan tafsir
merupakan dua entitas yang berbeda.4
Al-Qur‟an memiliki keunikan atau keistimewaan dalam dua hal
pokok. Pertama memperhatikan aspek kebenaran dan faktualitas bukan
sekedar imajinasi. Kedua memperhatikan sasaran dan tujuan dari kisah
3 Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis
(Yogyakarta: TH-Press, 2007), 68. 4 Imam Muhsin, Tafsir Al-Qur‟an Dan Sosial Budaya Studi Nilai-Nilai Budaya
Jawa Dalam Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid (Jakarta: Badan Litbang Dan Diklat
Kementrian Agama RI, 2010), 1.
3
Sûrah tersebut.5 Namun Allah SWT memberi keutamaan fadillah pada
beberapa ayat, baik dalam khasiatnya maupun kekhusussannya dalam
maksud dan pengaruhnya. Salah satu sûrah yang akan dibahas oleh penulis
ialah sûrah Yâsin. Karena sûrah Yâsin memiliki fadilah tersendiri apabila
dibaca, kemudian diamalkan.
Masyarakat Indonesia mempunyai kecenderungan untuk mengagumi
beberapa sûrah dalam Al-Qur‟an yang kemudian pembacaan terhadapnya
dilakukan secara berulang-ulang kemudian ditransformasi menjadi salah
satu bagian dari prosesi ritual keagamaan maupun adat istiadat. Salah satu
dari beberapa sûrah tersebut adalah sûrah Yâsin yang menempati nomor 36
dalam tata urutan mushaf Al-Qur‟an. Pembacaan sûrah Yâsin atau lazim
dikenal dengan nama Yasinan secara umum merupakan salah satu bagian
dari prosesi tahlilan dalam tradisi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) dan
telah menjadi ciri khas bagi organisasi kemasyarakatan tersebut.6
Dari respon masyarakat dalam merefleksikan al-Qur‟an melahirkan
ragam pemembaca al-Qur‟an, bentuk respon masyarakat sebagai individu
atau kelompok mengkhususkan membaca al-Qur‟an pada waktu tertentu
dan pada tempat-tempat tertentu, semisal di makam-makam. Ada juga
kelompok yang membaca sûrah-sûrah tertentu dari al-Qur‟an pada waktu
tertentu hingga menghasilkan aneka ragam tradisi.7 Tradisi dan budaya
yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat menentukan dalam
kelangsungan syiar Islam, ketika tradisi dan budaya itu kemudian menyatu
dengan ajaran Islam, karena tradisi dan budaya merupakan darah daging
dalam tubuh masyarakat, sementara mengkombinasikan tradisi dengan
5 M.H Ma‟rifat, Kisah-Kisah Al Qur‟an Antara Fakta Dan Metafora (Yogyakarta:
Citra, 2013), 32
6 Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Khazanah Aswaja (Surabaya:
Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2016), 232. 7 Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis (Yogyakarta: TH-
Press,2007), 5-15.
4
ajaran Islam adalah sebuah upaya yang sangat sulit. Adalah menjadi
langkah bijak jika tradisi yang berkembang dikorelasikan dengan ajaran
agama Islam, sehingga tradisi itu dapat menjadi menjadi salah satu pintu
masuk dalam menyalurkan ajaran agama.8
Dari sekian banyak tradisi yang dapat ditemukan di kalangan
masyarakat, kelompok, ataupun lembaga tertentu yang memiliki peran
terhadap kehidupan bermasyarakat dengan Al-Qur‟an adalah seperti
adanya tradisi Yasinan di Desa Candimulyo Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun.9 Menurut Ustadz Rohman, tokoh agama di
Candimulyo, tradisi Yasinan sudah dilakukan secara turun temurun,
bahkan sudah berjalan sejak desa ini dibangun. Menurutnya, tradisi ini
juga merupakan bentuk pengamalan terhadap salah satu sûrah dalam al-
Qur‟an yang dipercayai memiliki fadilah tersendiri dalam setiap
membacanya.10
Selain itu, tentu juga terdapat banyak manfaat yang bisa
ditarik oleh masyarakat dalam tradisi Yasinan ini. Keguyuban masyarakat
sangat nampak dalam pelaksanaan yasinan ini. Masyarakat menjadi sangat
akrab satu dengan lainnya, saling bantu, saling memberi dan berbagi.
Intinya, tradisi ini sudah berperan besar menjadi tali pemersatu jalinan
sosial masyarakat desa Candimulyo, selian juga berperan menjadi salah
satu wadah mengenalkan ajaran agama Islam kepada masyarakat.
Informasi tentang manfaat lain dan dampak baik tradisi ini tentu masih
perlu digali lebih dalam lagi dalam bentuk sebuah penelitian yang
komprehensif. Dengan dasar tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengkaji tradisi pembacaan sûrah Yâsin dengan judul: “Praktik
Pembacaan Sûrah Yâsin Pada Masyarakat Desa Candimulyo,
Madiun, Jawa Timur”
8 M. Afnan Chafidh, Tradisi Islam (Surabaya: Khalista, 2006), 5. 9 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020 10 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah penelitian ini yaitu sebagai sentral
permasalah dalam penelitian ini adalah fokus pada praktik pembacaan
sûrah Yâsin dalam tradisi Yasinan, serta pemahaman masyarakat Desa
Candimulyo Madiun terkait pembacaan sûrah Yâsin dalam tradisi Yasinan
di malam jum‟at. Sedangkan yang akan saya teliti yaitu masyarakat Desa
Candimulyo Madiun yang rutin mengikuti kegiatan tradisi Yasinan,
diantaranya tokoh agama dan masyarakat yang rutin mengikuti tradisi
tersebut.
2. Perumusan Masalah
Bagaimana masyarakat desa Candimulyo Madiun mempraktekkan
pembacaan sûrah Yâsin pada malam Jumat yang menjadi bagian dari
living Qur'an dalam memfungsikan al-Qur‟an sebagai wasilah pengingat
kepada Allah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penulis membahas mengenai “Praktek Pembacaan Sûrah
Yâsin Pada Masyarakat Desa Candimulyo, Madiun” adalah Untuk
mendeskripsikan praktik pembacaan sûrah Yâsin dalam tradisi Yasinan
secara runtut serta mengetahui fungsi pembacaan sûrah yâsin dalam tradisi
Yasinan prespektif masyarakat Desa Candimulyo Madiun.
Dari tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
memiliki dua manfaat yaitu manfaat akademis dan praktis.
1. Manfaat Akademis
Dengan mengetahui bahwa sûrah Yâsin sangat popular dan lekat
dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, hal ini juga dapat dijadikan
ukuran tentang kesukaan masyarakat terhadap suatu sûrah yang
6
dijadikan amalan mereka. Dengan kajian living Quran ini seorang
pendakwah juga dapat mengetahui strategi yang efektif dan efisien
untuk lebih meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan melalui
melalui semangat tradisi yang diyakini bersumber dari nilai-nilai
kenabian.
2. Manfaat Praktis
a. Mengetahui dasar pengamalan suatu tradisi kenabian yang hidup di
masyarakat desa Candimulyo, kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun.
b. Sebagai referensi diskursus kajian living Quran sehingga bergtuna
bagi kalangan akademisi yang memfokuskan pada kajian fenomena
yang terjadi di masyarakat dengan sudut pandang yang lebih
sistematis dan ilmiah.
D. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian
lapangan. Analisis yang akan ditempuh adalah analisis deskriptif,
di mana peneliti mengungkapkan data dan fakta secara ilmiah
tanpa sedikitpun mempengaruhi subyek maupun obyek yang
penelitian. Dalam pengolahan tersebut menggabungkan tiga cara
yaitu: wawancara, observasi dan penelitian dokumen yang menjadi
bagian dari data yang bisa saling melengkapi sehingga dapat
dideskripsikan. Setelah itu, peneliti mencoba menafsirkan hasil
penggabungan tiga sumber data di atas menjadi sebuah narasi
deskriptif kualitatif yang diuraikan kedalam bahasa sederhana
sehingga mudah dimengerti, karena penelitian ini menggunakan
metode analisis deskriptif maka peneliti cukup menggambarkan
realitas yang ada, kemudian dari data yang terkumpulkan
7
dijelaskan apa adanya dengan kata-kata untuk memperoleh suatu
kesimpulan.11
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di desa Candimulyo, Madiun.
Penulis memilih lokasi ini dikarenakan tradisi Yasinan masih
sangat lekat dan rutin dilaksanakan oleh masyarakat Desa
Candimulyo, kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Selain itu,
akses yang cukup mudah dijangkau serta daerah ini juga
merupakan daerah yang mempunyai ikatan batin dengan penulis,
karena banyaknya keluarga atau relasi yang bermukim di sana.
3. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan tempat untuk memperoleh
keterangan, dalam penelitian ini yang menjadi subyeknya adalah
informan yang akan dimintai informasinya tentang obyek yang
diteliti. Para informan tersebut sudah terlebih dahulu saya pastikan
sering ikut dalam tradisi pembacaan sûrah Yâsin pada tradisi
Yasinan di Desa diantaranya:
1. Tokoh Agama di Desa Candimulyo sebanyak 1 orang.
2. Tokoh Masyarakat sebanyak 14 orang.
Subyek penelitian di atas yaitu orang-orang yang akan
diwawancarai langsung untuk memperoleh data dan informasi.
Adapun informan tersebut bisa saja bertambah sesuai dengan apa
yang diterima dan dialami peneliti selama proses pengumpulan
data.
11 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi
Aksara, 1999), 26.
8
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standart untuk
memperoleh data yang diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa pengumpulan
data dapat dikerjakan berdasarkan pengalaman. Memang dapat dipelajari
metode metode pengumpulan data yang lazim digunakan, tetapi
bagaimana mengumpulkan data di lapangan dan bagaimana menggunakan
teknik tersebut di lapangan.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah adalah cara untuk mengumpulkan data
dengan mengamati atau mengobservasi objek penelitian atau
peristiwa baik berupa manusia, benda mati, maupun alam. Data yang
diperoleh adalah untuk mengetahui sikap dan perilaku manusia, benda
mati atau gejala alam. Sedangkan alat yang digunakan adalah
pedoman observasi. Kelebihan observasi adalah data yang diperoleh
lebih dapat dipercaya karena dilakukan pengamatan sendiri.12
Observasi memiliki beberapa corak, untuk itu dalam
melakukan penelitian ini, peneliti akan menggunakan corak observer
berperan aktif. Dengan kata lain peneliti akan memerankan berbagai
peran aktif yang dimungkinkan dalam situasi sesuai dengan kondisi
subyek yang diamati (observer berperan aktif). Corak ini peneliti
pilih, dengan harapan dapat mengumpulkan data dengan lengkap dan
peneliti tidak mengganggu atau mempengaruhi sifat naturalistik yang
ada dalam kegiatan tradisi Yasinan yang akan diteliti.
b. Wawancara
12 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis (Yogyakarta: Teras, 2011), 83.
9
Wawancara yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui
tanya jawab lisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak
berstruktur maksudnya susunan pertanyaan dan susunan kata-kata
dalam setiap pertanyaan dapat berubah pada saat wawancara karena
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi wawancara.13
c. Penelitiana Dokumen
Penelitian dokumen merupakan suatu cara pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.14
Metode dokumentasi
ini digunakan untuk menyempurnakan data yang diperoleh dari
metode wawancara dan observasi.
F. Metode Analisis Data
Dalam rangka menganalisis data yang peneliti peroleh selama proses
pengumpulan data, peneliti melakukan tiga tahapan. Pertama, tahap
reduksi data, pada tahap ini peneliti melakukan proses penyeleksian,
pemfokusan dan abstraksi data yang berhubungan dengan pelaksanaan
tradisi pembacaan sûrah Yâsin sebagaimana yang dibutuhkan penulis dari
hasil catatan lapangan.15
Semua data dikumpulkan secara keseluruhan
kemudian diklasifikasikan sesuai dengan konsep penelitian yang telah
dirancang sebelumnya agar data yang diperoleh menjadi data yang sudah
terbagi pada kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan konsep (bagian-
bagian) yang sudah dibentuk oleh peneliti, sehingga pada tahap ini data
yang diperoleh lebih fokus dan ringkas serta sudah terbagi-bagi.
13 Nurul Zuhriah, Metodelogi Penelitian sosial dan pendidikan (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005), 179. 14 Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), 221. 15 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama
(Yogyakarta: SUKA Press, 2010), 91-92.
10
Kedua, display data atau penyajian data, pada tahap ini peneliti
melakukan organisasi data, mengaitkan hubungan-hubungan tertentu
antara data yang satu dengan yang lainnya. Peneliti sudah menyajikan data
yang lebih konkret dari tahap sebelumnya serta telah diklasifikasikan pada
tema-tema yang dirancang oleh peneliti.
Ketiga, proses verifikasi, pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran
(interprestasi) terhadap data yang sudah peneliti peroleh dan sudah
dilakukan reduksi dan penyajian, sehingga data yang sudah memiliki
makna dengan cara membandingkan, pencatatan tema-tema dan pola-pola,
pengelompokan melihat kasus-perkasus dan melihat hasil wawancara
dengan informan dan observasi.
G. Landasan Teoritis
Living Qur‟an yaitu bagian dari penerimaan atau resepsi terhadap teks
al-Qur‟an di mana ia juga menawarkan dua tawaran dalam mengkaji al-
Qur‟an dalam tataran realitas yaitu menekankan pada memahaman teks
dari Nabi Saw., hingga al-Qur‟an dapat dipahami dan ditafsirkan oleh
umat Islam, baik secara keseluruhan maupun hanya bagian-bagian tertentu
dari al-Quran, baik secara mushâfi maupun secara tematik, juga untuk
melihat atau memotret respons masyarakat atas pemahaman dan
penafsiran terhadap al-Qur‟an.16
Dengan demikian penelitian living quran tidak berbeda dengan
penelitian budaya yang mengarah pada dua wujud kebudayaan, yaitu: 1)
system budaya, yaitu berupa konsep norma-norma, pandangan-pandangan
yang abstrak dan lain sebagainya. Dan kedua 2) system social, yaitu
kebudayaan sebagai suatu rangkaian dari tindakan yang konkret dimana
individu saling berkait dan berbuat dalam berbagai hal dalam keadaan
16 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-ranah dalam penelitian al-Qur‟an dan Hadis”
(Yogyakarta: TH-Press, 2007), 43-45.
11
intraksi. Sehingga living quran dapat menggunakan model penelitiannya
bersifat kualitatif yang tidak memiliki teori atau paradigma sendiri jelas
meski banyak digunakan dalam banyak displin keilmuan secara terpisah
sebagai perangkat interprestasinya, kemudian pendekatannya, bisa
fenomonologi, wawancara, observasi partisipatoris, psikonalisis,
hermenetik, etnografis.17
Menurut Ruth Benedict, kebudayaan sebagai pola-pola pemikiran
serta tindakan tertentu yang terungkap dalam aktivitas, sehingga pada
hakekatnya kebudayaan itu adalah way of life, cara hidup tertentu yang
memancarkan identitas tertentu pula pada suatu bangsa. Sedangkan
menurut koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia.18
H. Kajian Pustaka
Penulis telah meninjau beberapa karya tulis yang berkaitan dengan
tema penelitian karya-karya tersebut adalah karya yang berhubungan
dengan kajian living Quran dan resepsi umat Islam terhadap al Quran dan
karya yang berhubungan dengan tradisi Yasinan.
Adapun karya-karya yang berhubungan dengan kajian living Quran
antara lain :
Skripsi “Pembacaan sûrah Yâsin dan Al-Mulk dalam penyelengaraan
jenazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sulawesi Selatan”
yang ditulis oleh Widayanti. Dalam penyelenggaraan jenazah di
Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan, ada
pembacaan Al-Qur‟an Khususnya sûrah Yâsin dan sûrah Al-Mulk oleh
17 M. Mansyur Muhammad Yusuf Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian living
Quran dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), 62. 18 M. Mansyur Muhammad Yusuf Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian living
Quran dan Hadis, 180.
12
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa membacakan sûrah-sûrah adalah
sebagai harapan dari setiap orang yang masih hidup kepada Allah SWT,
agar Allah memberikan pengampunan, dan kelapangan di dalam kubur.
Dengan adanya penanaman daun pandan tersebut adalah agar jenazah
yang ada di dalam kubur mendapatkan naungan dan keringanan dari siksa
kubur. Kegiatan ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat
menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Membaca Al-Qur‟an menjadi
nilai bersama dalam suatu masyarakat yang diimplementasikan dalam
aktivitas kebudayaan mereka. Kajian seperti inilah yang perlu dilakukan
untuk menambah khazanah keislaman serta untuk mengetahui fenomena
pembacaan Al-Qur‟an di masyarakat. Sedangkan dalam penelitian penulis
menunujukan bahwa pembacaan sûrah dikhususkan hanya pada sûrah
Yâsin tidak menggunakan sûrah Al-Mulk.19
Penelitian lainnya adalah “Tradisi Membaca Yâsin di Makam
Annangguru Maddappungan Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe
Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh
Idham Hamid. Penelitiannya mengerucut pada pemahaman santri terkait
praktek tradisi mambaca Yâsin di Makam Annangguru Maddappungan,
memiliki beberapa bentuk pemahaman, yaitu: tawassul, mengingat mati,
menunaikan hajat, dan menolak bala. Tradisi ma‟baca Yâsin di Makam
Annangguru Maddappungan, dalam pandangan Al-Qur‟an tidak terdapat
kontradiksi hingga sampai melarang, bahkan tidak sedikit hadis-hadis
Nabi SAW yang mendukung serta menganjurkan untuk membaca Yâsin
dalam kondisi maupun keadaan tertentu. Tradisi membaca Yâsin di
Makam Annangguru Maddappungan berimplikasi pada santri, yakni
19
Widayanti, “Pembacaan sûrah Yâsin dan Al-Mulk dalam penyelenggaraan
penazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan”, Skripsi
(Banjarmasin, IAIN Antasari, Fakultas Ushuludin Dan Humaniora, Jurusan Ilmu Al-
Qur‟an Dan Tafsir, 2016).
13
mampu membentuk kepribadian berlandaskan nilai-nilai Qur‟ani serta
mampu menjadikan media dakwah untuk memperkuat karakter spritual
masyarakat. Sedangakan dalam penelitian penulis lebih mengarah pada
masyarakat sebagai objek utama dalam penelitian.20
Penelitian selanjutnya adalah yang ditulis oleh Siti Mas‟ulah yang
berjudul “Tradisi Pembacaan Tujuh Sûrah Pilihan dalam Ritual
Mitoni/Tujuh Bulanan”, jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam. Skripsi ini menjelaskan tentang tradisi pembacaan
tujuh sûrah pilihan ritual mitoni, yang pada praktiknya masyarakat
membaca sepuluh sûrah pilihan yaitu, sûrah Yusuf, Maryam, Al-Waqiah,
Ar-Rahman, Muhammad, Luqman, Al-Mulk, Thaa, An-Nur, dan Yâsin.
Ritual ini merupakan fenomena sosio-kultural yang merupakan warisan
turun-temurun tanpa melalui pembelajaran secara struktural dan
menjadikan pentingnya Al-Qur‟an dalam kehidupan masyarakat serta
keyakinan terhadap ritual tersebut sebagai harapan tentang hidup yang
ideal (secara ekonomi, pendidikan, agama dan lain-lain) akan tercapai.
Perbedaannya sangat jelas terlihat dalam teori maupun kondisi lapangan
yang akan diteliti. Jika penelitian penulis lebih condong ke
pengamalannya masyarakat Desa Pelem terhadap tradisi pembacaan sûrah
Yâsin dalam tradisi tahlilan, sedangkan penjelasan di atas lebih ke unsur
mistiknya.21
Ada juga penelitian yang berjudul “Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur‟an
dalam Mujahadah Pemilihan Kepala Desa Preiode 2014-2019 (study
Living Qur‟an di Desa Pucungrejo Kec. Muntilan Kab. Magelang)” oleh
20 Idham Hamid “Tradisi Ma'baca Yâsin di Makam Annangguru Maddappungan
Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Kec. Campalagian Kab. Polewali Mandar”
Skripsi ( Makassar, UIN Alauddin Makassar, Fakultas Ushuludin Filsafat dan politik,
2017) 21 Siti Mas‟ulah,”Tradisi Pembacaan Tujuh Sûrah Pilihan dalam Ritual
Mitoni/Tujuh Bulanan”, Skripsi (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuludin
dan Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir, 2014)
14
Muhammad Alfath Saladin. Dalam skripsi ini membahas tentang praktek
mujahadah pemilihan epala Desa untuk mendoakan agar calon kepala
Desa yang mengadakan mujahadah tersebut dapat dipilih menjadi kepala
desa. Ayat-ayat Al-Qur‟an yang dibaca dalam mujahadah adalah Yâsin,
Fadilah. Perbedannya telihat pengunaan sûrah Yâsin untuk tahlilan.
Sedangkan dalam penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa tradisi
pembacaan sûrah Yâsin dengan tujuan yang berbeda.22
Masih penelitian hampir sama yang berjudul “Pembacaan Ayat-ayat
Al-Qur‟an dalam Upacara Peret Kandung (study Living Qur‟an di Desa
Poteran kec. Talango Kab. Sumenep Madura)” yang ditulis oleh Rafi‟udin.
Skripsi ini menguraikan tentang Living Qur‟an pada upacara peret
kandung atau biasa dikenal sebagai upacara tujuh bulanan dibacakan tujuh
sûrah yang meliputi sûrah Luqman, Yusuf, Maryam, Yâsin, As-Sajadah,
Al-Waqiah, dan Fathir. Masyarakat membca tujuh sûrah bulanan
dibacakan sûrah secara simbolis, memakai sebagai tradisi material, yaitu
sebagai bukti tentang telah berkembang di masyarakat.23
Tesis yang berjudul Pembacaan Sûrah Yâsin dalam Ritual Kematian
di Indonesia yang ditulis oleh Nablur Rahman Annibras dalam pemenuhan
syarat untuk mencapai gelar magister di Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga pada tahun 2014. Dalam uraiannya menjelaskan bahwa Yasinan
merupakan sebuah tradisi yang dipertahankan secara turun temurun dari
satu generasi ke generasi lainnya. Tradisi ini berkembang seiring
berkembangnya agama islam di Nusantara. Namun, pembacaan sûrah
22 Muhammad Alfath Saladin, “Pembacaan Ayat Ayat Al-Qur‟an Dalam
Mujahadah Pemilihan Kepala Desa Periode 2014-2019” Skripsi (Yogyakarta, UIN Sunan
Kalijaga, Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir,
2015) 23 Yuyun Jahro Fitriati, Tradisi Pembacaan Sûrah-sûrah Pilihan Sebelum dan
Setelah Bangun Tidur di Pondok Matholihul Hikmah Brebes (Yogyakarta, UIN Sunan
Kalijaga Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir,
2017)
15
Yâsin seringkali diidentikkan dengan hal-hal yang berbau kematian,
seperti orang yang mengalami sakaratul maut, ziarah kubur, dan slamatan
kematian.24
Skripsi berjudul Tradisi Yasinan dan Solidaritas Sosial di Masyarakat
Desa Transisi (Padukuhan Panjeng, Desa Maguwoharjo, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman) oleh Santi Putri Kumalasari. Fokus penelitian
ini terletak pada tinjauan sosial dari nilai-nilai tradisi Yasinan yang
memiliki kontribusi dalam meningkatkan solidaritas masyarakat.25
Skripsi Ahmad Zainal Musthofa, 2015 “Tujuan Pembacaan al-Quran
Sûrah-sûrah Pilihan (Kajian Living Quran di PP. Manba‟ul Hikam
sidoarjo”). Penelitian tersebut dilakukan di lingkungan pondok pesantren
dan membahas tentang makna tradisi pembacaan sûrah-sûrah pilihan
menurut para pelaku dan aktor. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif-kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun sûrah-sûrah
pilihan tersebut adalah Yâsin, al-Waqi‟ah dan ad-Dukhan. Pembacaaan
beberapa sûrah tersebut dilaksanakan tepatnya pada hari Rabu, Kamis dan
Jum‟at bertempat di PP. Manba‟ul Hikam Sidoarjo.26
Buku editan Sahiron Syamsuddin yang berjudul “Metode Penelitian
Living Quran dan Hadis”. Buku ini memuat beberapa tulisan yang
berkaitan tentang Living Quran, berawal dari sejarah Living Quran sampai
metode dan penelitian Living Quran. Kajian dari Living Quran ini
24 Nablur Rahman Annibras, “Pembacaan Sûrah Yâsin dalam Ritual Kematian di
Indonesia”, Tesis (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014). 25 Santi Putri Kumalasari, “Solidaritas Sosial di Masyarakat Desa Transisi
(Padukuhan Panjeng, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman)”,
Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2011). 26 Ahmad Zainal Musthofa, Tujuan Pembacaan al-Quran Sûrah-sûrah Pilihan
Kajian Living QURAN di PP. Manba‟ul Hikam sidoarjo,(Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015)
16
memberikan pemahaman seputar bagaimana Living Quran itu sendiri
dikaji.27
Ada juga penelitian yang berupa artikel yang berjudul “Ritual bersih
desa negosiasi agama dan tradisi di Desa Pelem Campurdarat
Tulungagung” yang ditulis oleh Ahmad Zaenal Abidin. Artikel ini
membahas ritual bersih yang mempunyai makna yang positif untuk warga
masyarakat. Ritual bersih desa ini menggabungkan antar budaya Hindu
dengan Islam. Dalam ritual tersebut ada penyebaran sesajen di penjuru
desa, mengadakan doa bersama, yasinan, tahlilan dan ditutup dengan
acara wayangan semalam suntuk.28
I. Sistematika penelitian
Untuk mempermudah dalam memberikan pemahaman dan gambaran
yang utuh dan jelas tentang isi penelitian ini, maka pembahasan dalam
skripsi ini akan disusun dalam sebuah sistematika pembahasan yang
teratur. Dalam skripsi ini penulis membuat sistematika pembahasan
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metode Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data,
Landasan Teoritis, Kajian Pustaka, dan Sistematika Penelitian.
Bab II Bab yang menguraikan profil surah yasin yang mencakup
Posisi Surah Yasin dalam Al-Qur‟an, Penamaan Surah Yasin, Fadilah
Surah Yasin, Surah Yasin sebagai sebuah Dzikir.
Bab III merupakan bab yang mendeskripsikan hal-hal yang terkait
27
Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Quran dan Hadis.
(Yogyakarta: Teras, 2007) 28 Ahmad Zainal Abidin, “Ritual bersih desa negosiasi agama dan tradisi di Desa
Pelem Campurdarat Tulungagung”, Revitalisasi Kearifan Lokal Untuk Kerukunan Umat
Beragama Di Indonesia (Yogyakarta: Mission, 2015), 35.
17
dengan gambaran umum Desa Candimulyo akan menggambarkan letak
geografis, keadaan demografis, jumlah penduduk, keadaan pendidikan,
kebudayaan, keadaan sosial ekonomi, dan keagamaan masyarakat Desa
Candimulyo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun dan Biodata singkat
responden
BAB IV memuat Praktik Pembacaan Surah Yasin di Desa
Candimulyo yang berisi sejarah tradisi Yasinan di Desa Candimulyo,
Landasan tradisi Yasinan menurut tokoh desa candimulyo. Praktik
pembacaan surah Yasin di Desa Candimulyo dan Manfaat Dzikir Surah
Yasin bagi Masyarakat.
BAB V berisi kesimpulan dari pokok permasalahan dalam kajian
skripsi ini, dan saran-saran dari penulis yang sifatya membangun serta
diakhiri dengan harapan apa yang penulis lakukan mendapat kritik dari
pembaca sehingga dapat mendorong penulis untuk bisa meningkatkan
kualitas yang lebih baik.
18
18
BAB II
PROFIL SURAH YASIN
A. Posisi Surah Yasin dari al-Qur‟an
Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur‟an. Surat ini tergolong
surat makkiyah namun pada ayat 45 termasuk ayat madaniyah.1 Surat
Yasin turun setelah surat Jin (surat ke- 72) atau sekitar 619 M, terdiri dari
83 ayat dengan 729 kaimat dan 3000 huruf.2 surat Yasin sering disebut
juga sebagai jantungnya Al-Qur‟an.3
Surat Yasin adalah salah satu surat dari 114 surat dalam Al-Qur‟an.
Surat ini merupakan Surat ke 41 dari segi peruntutan turunnya, ia turun
sesudah surat Al-Jinn dan sebelum surat Al-Furqon.4 Entah mengapa,
tanpa mengesampingkan Surat lain dalam Al-Qur‟an, surat ini banyak
menyita perhatian kebanyakan orang. Surat ini memiliki kata yang begitu
indah dan mengalir berirama. Ketika kita membacanya surat Yasin tanpa
terasa air mata menetes dengan sendirinya.
Dalam tradisi masyarakat Indonesia, surat Yasin menjadi salah satu
surat yang selalu dibaca oleh kaum Muslimin, khususnya ketika malam
Jum‟at. Surat Yasin termasuk surat Makkiyyah karena banyak
menjelaskan tentang akidah, keimanan, dan kehidupan akhirat.5
Muhamad Asad dalam karyanya yang berjudul The Message of The
Qur‟an juga tidaklah berbeda dengan para ahli tafsir lainnya. Bahkan
menurutnya, hampir seluruh isi surat ini ditujukan untuk menjawab
problem pertanggungjawaban moral anusia dalam hidup ini, dan
1 Bisri Mustofa, Al Ibriz, Jilid 3, (Kudus: Menara Kudus,T.T), 1529.
2 Gus Arifin, Do‟a-do‟a Lengkap Istigotsah (Jakarta: Kompas Gramedia, 2010),
81. 3 Abdullh Saed, Pengantar Studi Al-Qur‟an, terj. Shulkhah dan Sahiron
Syamsuddin, (Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2016), 123. 4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Jakarta:,Lentera Hati, 2002), 502.
5 Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur‟an
(Bandung:Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2012), 96.
19
selanjutnya menuju kepada kepastian pengadilan Tuhan di hari
kebangkitan. Oleh karena kandungannya itu, Nabi Muhammad menyeru
pengikutnya untuk menghafal dan membacakannya bagi orang yang
sedang mengalami proses kematian dan juga terhadap orang yang mati.
Surat Yasin mengemukakan tentang Al-Qur‟an, kenabian
Muhammad SAW, menegaskan adanya hari kebangkitan disertai bukti-
bukti akliyah, kemudian mengemukakan beberapa perumpamaan
diantaranya dengan mengemukakan kisah utusan-utusan Nabi Isa Al-
Masih dengan penduduk Anthakiyah.6
B. Penamaan Surah Yasin
Menurut Imam Ghazali penamaan itu disebabkan karena surat Yasin
menekankan uraiannya tentang hari kebangkitan, sedangkan keimanan
baru dinilai kebenarannya, kalau seseorang mempercayai hari kebangkitan
sepenuh hatinya. Surat Yasin dianjurkan untuk dibaca bagi yang mati atau
akan mati, disebabkan karena seseorang yang akan meninggal dunia
hatinya gentar menghadap Allah.7
Surat Yasin memuat tiga hal pokok, yaitu keimanan kepada hari
kebangkitan, kisah penduduk desa, dan dalil-dalil yang menunjukkan
bahwa Allah itu Esa. Selain itu, surat ini juga mengungkapkan tentang
surga dan sifatnya yang disediakan bagi orang mukmin.8
Surat Yasin mengemukakan tentang Al-Qur‟an, kenabian
Muhammad SAW, menegaskan adanya hari kebangkitan disertai bukti-
bukti akliyah, kemudian mengemukakan beberapa perumpamaan
6 Departemen Agama RI, Surat Yasin Tajwid Warna & Tahlil Plus Doa Ayat-
Ayat Rezeki (Jakarta: Shahih, 2015), 5.
7 M. Quraish Shihab, Yasin Dan Tahlil, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), 75.
8 Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur‟an
(Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2012), 97.
20
diantaranya dengan mengemukakan kisah utusan-utusan Nabi Isa Al-
Masih dengan penduduk Anthakiyah.9
Menurut para ahli tafsir berbeda pendapat tentang arti kata Yasin itu
ada 5 pendapat :10
1. Yasin berarti insan (manusia), manusia yang di maksud disini
adalah Muhammad. Jadi Yasin itu artinya Muhammad
2. Yasin berarti . انشصه صذ
3. Yasin adalah salah satu dari nama Al-Qur‟an.
4. Yasin merupakan salah satu nama lain Nabi Muhammad.
5. Yasin berarti nama surat.
C. Kandungan Surah Yasin
Surat Yasin banyak menjelaskan tentang akidah dan keimanan
seorang muslim. Keutamaan surat ini adalah ampunan yang diberikan
Allah SWT bagi orang yang senantiasa membacanya untuk mendapatkan
ridha Allah Swt.
Dalam surat Yasin ini mempunyai Kandungan isi pokok diantaranya :11
a) Keimanan
1) Bukti-bukti adanya hari kebangkitan.
2) Al-Qur‟an bukanlah syair.
3) Ilmu kekuasaan dan rahmad Allah.
4) Surga dan sifat-sifat yang disediakan bagi orang-orang yang
mukmin.
9 Departemen Agama RI, Surat Yasin Tajwid Warna & Tahlil Plus Doa Ayat-Ayat
Rezeki (Jakarta: Shahih, 2015), v. 10
Bisri Mustofa, Al Ibris Jilid 3, (Kudus: Menara Kudus,T.T), 1529. 11
Kementrian Agama RI, Tafsir Wajiz, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 191.
21
5) Anggota badan manusia akan menjadi saksi pada hari kiamat
atas segala perbuatan di dunia.
b) Kisah–kisah utusan Nabi Isa dengan penduduk Antakia (Syam)
c) Lain-lain
1) Peringatan tidak berfaedah bagi orang musyrik
2) Alloh menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan
3) Ajal dan hari kiamat datang secara tiba-tiba
4) Alloh menghibur hati Rasululloh SAW terhadap sikap kaum
musyrikin yang menyakiti hatinya.
Asbabun nuzul surat Yasin seperti yang terungkap didalam tafsir Al-
Ibris terhadap Nabi Muhammad SAW. Kisahnya seperti berikut beberapa
orang kafir mengejek, memaki, dan menghina Nabi Muhammad SAW
Lalu mereka berkata “Sesungguhnya Muhammad bukanlah seorang nabi
dan bukanlah seorang rasul dia hanyalah yatim Abi Thalib dia hanyalah
seorang penganggur, dia orang yang tidak punya pekerjaan dia tidak
pernah menutut ilmu dimanapun "Bagaimana Muhammad bisa menjadi
seorang nabi dan rasul.Begitulah ungkapan orang orang kafir terhadap
Nabi Muhammad SAW, Bahkan mereka terus-menerus mengingkari
kerasulan dan kenabian Nabi Muhammad SAW (alangkah terpukulnya
Nabi Muhammad SAW). Allah SWT menolak ucapan orang-orang kafir
tersebut. Dan menurunkan 3 ayat ini yang artinya “demi Al-Quran yang
mengandung hikmah, sesungguhnya engkau wahai Muhammad, adalah
sebagian salah satu diantara rasul-rasul”.
Kemudian Allah bersumpah dan menyaksikan dengan zatnya atas
kerasulan dan kenabian Muhammad SAW. Lalu Allah Berkata “Ya
Muhammad, sengguhnya orang kafir telah mengingkari kerasulan dan
kenabianmu, maka janganlah engkau bersedih atas ucapan mereka. Hari
22
ini aku bersumpah demi Al-Quran yang mengadung hikmah dan aku
bersaksi bahwa engkau adalah sebagian dari rasul-rasulku.
D. Fadhilah Surah Yasin
Sebagian besar dari surat Yasin menerangkan kemurahan Allah
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang
tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat, memberikan kelapangan
hati kepada siapa yang membacanya.12
Adapun fadhilah membaca Sûrah Yasin antara lain :
1. Dari Ibnu Abbas berkata: “Ketika kaum Quraiys berkumpul di depan
pintu rumah Rasulullah saw menunggu beliau keluar untuk
disakitinya, Rasululah saw merasa terganggu dengan ulah tersebut.
Lalu Jibril mendatangi beliau dengan membawa surat Yasin dan
menyuruh mengambil segenggam tanah dengan dibacakan surat
Yasin, dan disuruh untuk ditaburkan di atas kepala mereka, dengan
demikian beliau keluar melewati mereka tanpa diketahui olehnya,
kemudian mereka merabah kepalanya tiba-tiba terdapat tanah. Tidak
lama kemudian ada utusan Quraiys mendatangi mereka seraya
bertanya: “Kenapa kalian duduk di sini?” Mereka menjawab: “Kami
menunggu Muhammad! Sungguh akau telah melihat Muhammad
berada di dalam masjid,” jawab utusan itu. Lalu orang Qurays itu
mengatakan: “Pergilah kalian, Muhammad telah menyihirmu.
2. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca
surat Yasin dan surat Ash-Shaffat di hari Jum‟at kemudian
memohon kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan
permohonannya.
12
Muhammad Sholikhin, Rituan Dan Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: Narasi,
2010), 29.
23
3. Dari Yahya bin Abu Kasir berkata: “Barang siapa membaca surat
Yasin pada waktu pagi senantiasa akan medapatkan kelapangan
sampai sore. Dan bila membacanya dia waktu sore senantiasa
mendapatkan kelapangan sampai pagi
4. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca surat Yasin untuk
Allah, maka Dia akan mengampuninya dan memberinya pahala
sebanyak 12 kali orang membaca seluruh Al-Qur‟an. Bila orang
sakit dibacakan surat Yasin, maka Allah akan menurunkan untuk
setiap huruf yang terdapat dalam surat ini seribu malaikat yang
berdiri berbaris di hadapannya sambil memintakan ampunan,
menyaksikan pencabutan nyawa, mengusung jenazahnya. Bila orang
sakit yang berada dalam sakaratul maut membaca atau dibacakan
untuknya sûrah Yasin, maka maliakat Ridhwan penjaga surga, akan
mendatanginya di ranjangnya dengan seteguk minuman surga yang
akan membuatnya puas dan meninggal dalam keadaan puas (tidak
dahaga), dibangkitkan dalam keadaan puas, dan tidak membutuhkan
lagi (untuk minum) di telaga para nabi hingga ia akan masuk surga
dalam keadaan puas.
5. Imam Ja‟far ash Shidiq berkata: “segala sesuatu mempunyai jantung
hati, dan surat Yasin adalah jantung hati Al-Qur‟an. Barang siapa
yang membacanya sebelum tidur atau di siang hari sebelum berjalan,
maka sepanjang siang ia akan termasuk orang yang dijaga dan diberi
rizki hingga sore harinya. Barang siapa yang membacanya sebelum
tidur, maka Allah akan mengawalnya dengan seribu malaikat yang
menjaganya dari kejelekan semua setan yang terkutuk dan dari
segala bencana. Bila ia mati di hari itu, maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga. Saat ia dimandikan, 30.000
malaikat akan hadir di sampingnya untuk memintakan ampunan
24
buatnya dan mengantarkan jenazahnya sambil beristighfar. Bila ia
sudah dikuburkan, maka para malaikat itu akan berada di liang
kuburnya untuk beribadah. Dan ibadah mereka untuk si pembaca ini.
Lalu Allah akan meluaskan kuburannya sejauh mereka memandang,
mengamankannya dari tindihan kubur, dan menyalakan sinar yang
memancar hingga ke langit hingga Allah mengeluarkannya dari
kuburnya.13
6. Rasulullah bersabda: “Jantung Al-Qur‟an itu ialah surat Yasin.
Tidaklah dibaca akan dia oleh seeorang yng menghendaki keridoan
Allah dan keselamatan di hari akhir, melainkan Allah mengampuni
akan dosanya”. (HR. Abu Daud).14
E. Surah Yasin sebagai Sebuah Dzikir
Bacaan yang populer di masyarakat saat mengisi kegiatan
keagamaan di malam Jumat adalah Surat Yasin. Surat ini dibaca di banyak
majelis. Ada yang menjadikannya sebagai rangkaian bacaan dzikir,
sebagian lagi membacanya untuk mengawali pengajian, ada pula yang
menjadikan bacaan Yasin sebagai acara inti yang biasa kita kenal dengan
sebutan jamaah Yasinan, atau sebatas rutinitas individu yang dibaca di
setiap malam Jumat.
Dzikir ditinjau dari segi bahasa (lughatan) adalah mengingat,
sedangkan dzikir secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-
ucapan pujian kepada Allah.15
Secara etimologi Dzikir berasal dari kata dzakara artinya mengingat,
memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran mengenal atau
13
Shaf, Fadhilah dan Keutamaan Al-Isra‟, Al-Kahfi, Yasin: dengan Latin dan
Terjemah Bahasa Indonesia (Jakarta: Shaf Electronic Publishing, 2015), h. 89 14
Abdul Manan, Keagungan Rajab & Sya‟ban (Jakarta: Republika, 2006), 170. 15
Ismail Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa: Terapi Prilaku Lahir & Batin
Dalam Perspektif Tasawuf (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 244.
25
mengerti dan mengingat.16
Dzikir dalam agama Islam selain sebagai
bentuk ritual agama, dzikir juga memiliki aspek terapeutik, yaitu
mendatangkan kedamaian bagi orang yang melakukannya. Oleh karena itu
dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan
menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan
(mengingat).17
Sedangkan secara terminologi adalah dzikir merupakan ingatan yang
dirangkai dalam rangka memuji dan berdo‟a kepada Allah swt. Lafal yang
digunakan untuk beribadah kepada Allah swt. Berkaitan dengan
penggunaan terhadap-Nya dengan menyebut nama-nama sifat-Nya dengan
memuliakan dan mentauhidkan dengan bersyukur kepada Allah swt.
Dengan membaca kitab-kitab-Nya dengan memohon kepada-Nya atau
berdo‟a kepada-Nya.18
Sebagian kalangan menganggap bahwa membaca Surat Yasin di
malam Jumat bertentangan dengan ajaran syari‟at. Mereka menganggap
kegiatan tersebut tidak ada dalilnya. Sebagaimana yang kita tahu surah
yang paling umum diterangkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits adalah
anjuran dan keutamaan membaca Surat al-Kahfi, baik di hari atau malam
Jumat. Keutamaan membaca Surat al-Kahfi berlandaskan dalil hadits yang
cukup banyak, bahkan beberapa di antaranya mencapai derajat hadits
shahih. Jarang kita temukan dalam kitab fiqih atau hadits anjuran
membaca selain Surat al-Kahfi pada saat malam Jumat, termasuk anjuran
atau keutamaan Surat Yasin.
Namun demikian, hal tersebut tidak cukup untuk menjadi landasan
untuk menyimpulkan bacaan selain Surat al-Kahfi tidak ada dalilnya.
16
Samsul Munir Amin, Energi Dzikir, (Jakarta:Bumiaksara,2008), 11. 17
Hazri Adlany, et al, al-Qur‟an Terjemah Indonesia (Jakarta: Sari Agung, 2002),
470. 18
Tasmin Tangngareng, Zikrullah (Makassar: Alauddin University Press, 2014),
15-17.
26
Syekh Abdur Raul al-Manawi menegaskan bahwa anggapan bahwa hanya
Surat al-Kahfi yang dianjurkan saat malam dan hari Jumat merupakan
kekeliruan. Ditemukan anjuran membaca selain Surat al-Kahfi dalam
beberapa hadits, meski kualitas sanadnya tidak sebaik anjuran membaca
Surat al-Kahfi. Al-Manawi menyebut beberapa surat yang diterangkan
keutamaannya dalam sebuah hadits, yaitu Surat al-Baqarah, Ali Imran, al-
Shaffat, Yasin, dan surat-surat yang menyebutkan ihwal Ali Imran.
Keutamaan membaca Surat Yasin sendiri ditegaskan dalam sebuah hadits
riwayat Abu Daud sebagai berikut:
ي لشأ صسح ش انصبفبد نهخ انغؼخ أػطب الله صؤن“Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat,
Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr)
Al-Manawi menegaskan bahwa hadits ini tergolong hadits yang
sanadnya terputus. Berikut ini bunyi statemen al-Manawi dalam kitabnya
yang fenomenal, Faydl al-Qadir, komentar atas kitab al-Jami‟ al-Shaghir:19
اػهى أ انزجبدس إن أكضش الأرب أ نش انطهة لشاءر نهخ انغؼخ
ك فمذ يب إلا انكف ػه انؼم ف انزاب انذاسس نش كزنسدد أحبدش ف لشاءح غشب يب نهزب ، يب يب سا انز ف
انزشغت ي لشأ صسح انجمشح آل ػشا ف نهخ انغؼخ كب ن ي
الأعش كب ث انجذاء أ الأسض انضبثؼخ ػشثب أ انضبء انضبثؼخ لشأ ان أ لبل...خجش أث داد ػ انحجش ي …غشت ضؼف عذا
صسح ش انصبفبد نهخ انغؼخ أػطب الله صؤن ف امطبع
“Ketahuilah bahwa yang terlintas di pikiran banyak orang, bahwa
tidak ada bacaan yang dianjurkan di malam Jumat kecuali Surat al-Kahfi,
membacanya sudah menjadi amaliah di beberapa surau dan madrasah.
Anggapan demikian tidak benar. Sesungguhnya terdapat beberapa hadits
tentang anjuran membaca surat selain al-Kahfi di malam dan hari Jumat.
Di antaranya hadits riwayat al-Taimi dalam kitab al-Targhib, barangsiapa
membaca surat al-Baqarah dan Ali Imran di malam Jumat, ia mendapat
19
Abdul Ra‟uf al-Manawi, Faydl al-Qadir, vol 6 (Dar al-Kutub, 2009), 258.
27
pahala sebesar sesuatu di antara bumi ketujuh dan langit ketujuh. Ini
adalah hadits yang aneh dan sangat lemah. Dan hadits Imam Abu Daud
dari al-Habr, barangsiapa membaca Surat Yasin di malam Jumat, Allah
mengabulkan permintaannya, di dalam hadits ini terdapat sanad yang
terputus.”
27
BAB III
KONDISI SOSIAL-KEAGAMAAN DESA CANDIMULYO
Desa Candimulyo merupakan salah satu desa yang berada di
kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun yang masih kuat mempertahankan
tradisi leluhur dalam kehidupan masyarakat sehari hari. Dalam aspek
budaya, pendidikan, bahkan bercocok tanam warga masih
mempertahankan tradisi leluhur. Kegiatan yang masih melekat di desa
Candimulyo antara lain genduren, tahlilan, yasinan, pitonan, bersih deso
dan masih banyak lagi. Hubungan sosial antar warga sangat erat dan saling
gotong royong dalam membantu apabila ada warga yang dilanda
kesusahan, hal seperti inilah yang sudah sangat susah untuk kita jumpai di
perkotaan.
A. Letak Geografis Desa Candimulyo
Desa candimulyo adalah salah satu desa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun, merupakan desa agraris sebab 90% penduduknya
bermata pencaharian di bidang pertanian (petani). Desa ini terletak di
sebelah timur wilayah Kecamatan Dolopo, berjarak lebih kurang 2 km dari
ibu kota kecamatan, berjarak 17 km dari ibu kota kabupaten/kota, dan
berjarak 280 km berjarak dari ibu kota provinsi Jawa Timur. Berdasarkan
buku profil Desa Candimulyo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Desa Ketandan Kecamatan
Dagangan dan Desa Geger Kecamatan Geger; di sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Glonggong dan Bader Kecamatan Dolopo; di
sebelah timur berbatasan dengan Desa Blimbing dan Bader Kecamatan
Dolopo; di sebelah barat berbatasan dengan dengan Desa Dolopo
Kecamatan Dolopo.1
1 Buku Profil Desa Candimulyo, 2019.
28
Total luas wilayah Desa Candimulyo yaitu 602,00 Ha, terdiri dari
tanah sawah 200,00 Ha; tanah kering 249,07 Ha; tanah perkebunan 30,00
Ha; fasilitas umum 122,93 Ha; tanah basah dan tanah hutan 0,00 Ha.
Tanah sawah terbagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu sawah irigasi
tekhinis 60,00 Ha; sawah irigasi ½ tekhnis 120,00 Ha; sawah tadah hujan
20,00 Ha; sawah pasang surut 0,00 Ha. Tanah kering terbagi menjadi
beberapa kalsifikasi yaitu tegal/ladang 143,07 Ha; pemukiman 69,00 Ha;
dan perkarangan 37,00 Ha.
Tanah fasilitas umum terbagi menjadi beberapa klasifikasi, antara
lain yaitu; kas Desa/Kelurahan 24,78 Ha (tanah bengkok); lapangan
olahraga 1,14 Ha; perkantoran pemerintah 0,36 Ha; tempat pemakaman
Desa/umum 9,29 Ha; bangunan sekolah 17,11 Ha; pertokoan 0,86 Ha;
jalan 66,77 H; usaha perikanan 1,07 Ha dan sutet/aliran listrik tegangan
tinggi 1,55 Ha.2
B. Demografi Desa Candimulyo
Demografi atau kondisi kependudukan Desa Candimulyo akan
dijelaskan dalam kaitan dengan aspek sosial-pendidikan warganya.
Dengan demikian, populasi desa akan dijelaskan bersama dengan aspek
tingkat pendidikan yang diperoleh masyarakat, maupun tingkat mata
pencaharian yang
1. Keadaan Pendidikan Masyarakat
Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan serta untuk
berkomunikasi dengan lingkungan, karena dengan pendidikan manusia
dapat diketahui kualitas serta mutu dalam diri seseorang. Dengan
pendidikan pula manusia akan mudah mencari pengetahuan dan
pengalaman dalam menjalani kehidupan. Dari pengalaman manusia
mendapat informasi dan keterangan serta membantu dalam proses
2 Buku Profil Desa Candimulyo, 2019
29
komunikasi baik dalam bentuk formal maupun informal. Pendidikan juga
dapat menunjang kemajuan dan mengubah serta mempengaruhi tingkah
laku manusia. Dalam arti yang khusus, pendidikan bagi seseorang mampu
mengangkat derajat serta status sosial seseorang.
Bagi orang yang tingkat pendidikannya tinggi akan cenderung lebih
dihormati dan mendapat pengaruh yang luas di tengah-tengah masyarakat.
Maka muncul istilah yang dinamakan pelapisan (stratifikasi) sosial yang
salah satu unsur dasarnya adalah ilmu pengetahuan (pendidikan).3
Dalam hal ini data penduduk menurut tingkat perkembangan
pendidikan masyarakat di Desa Candimulyo dari Taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi secara lengkap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:4
Tabel Data Penduduk Desa Candimulyo Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Jumlah
Tidak tamat SD 580 Orang
Tamat SD 1.052 Orang
Tamat SLTP 1.364 Orang
Tamat SLTA 671 Orang
Tamat Akademik/PT 49 Orang
2. Keadaaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Desa Candimulyo mempunyai mempunyai jumlah penduduk yang
terdiri dari 1.911 KK (Kepala Keluarga) yang apabila dilihat berdasarkan
jenis kelamin terdiri dari 2.834 jiwa laki-laki dan 2.748 jiwa perempuan,
maka total jumlah penduduk di Desa Candimulyo adalah 5.582 jiwa.
3 Soerjono Soekarno, Sosial Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 199),
206. 4 Buku Profil Desa Candimulyo, 2019
30
Sumber penghasilan di Desa Candimulyo dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel Data Penduduk Desa Candimulyo Berdasaran Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Petani 768 647
Buruh Tani 552 639
Pegawai Negri Sipil (PNS) 45 18
Pengerajin Industri Rumah Tangga 18 6
Pedagang Keliling 5 2
Peternak 546 575
Montir 1 0
Dokter Swasta - -
Perawat Swasta 0 8
Pembantu Rumah Tangga 0 469
TNI 13 0
Polri 2 0
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 8 3
Pengusaha Kecil Menengah 16 5
Dosen Swasta 1 0
Pengusaha Besar 1 0
Seniman /Artis 10 1
Karyawan Perusahaan Swasta 95 63
Sopir 10 0
Tukang Cukur 1 0
Tukang Batu/Kayu 232 0
3. Keadaan Sosial Budaya
Budaya merupakan konsep penting dalam kehidupan masyarakat yang
secara sederhana diartikan sebagai cara hidup dalam suatu masyarakat
karena budaya mengandung segenap norma-norma sesial yang
31
mengandung kebiasaan hidup, adat-istiadat atau kebiasaan yang berisi
tradisi hidup bersama yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
bersifat secara turun temurun.
Sebagai masyarakat desa, warga Desa Candimulyo masih sangat
terikat antara satu dengan yang lainnya. Mereka beranggapan bahwa
seseorang tidak mungkin hidup sendiri tanpa kerjasama dengan orang lain.
Masyarakat Desa Candimulyo menyadari bahwa gotong royong
merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial. Kehidupan di Desa
Candimulyo terlihat rukun dan harmonis. Keharmonisan tersebut
tergambar dari budaya tolong menolong dan kepedulian yang tinggi antar
satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan gotong royong dalam berbagai
kesempatan kerap kali digalakkan oleh masyarakat setempat.
4. Keadaaan Agama masyarakat
Mayoritas agama masyarakat Desa Candimulyo adalah islam dan
orientasi keberagamaan masyarakat adalah ahl al-sunnah wa al-Jama‟ah,
faham keagamaan yang umumnya diklaim sebagai faham orang-orang
Nahdlatul Ulama (NU). Orang-orang yang berfaham ahl al-sunnah wa al-
Jama‟ah sangat mendominasi disetiap kegiatan kemasyarakatan mulai dari
kegiatan sosial, ekonomi maupun politik.
Menurut KH. Bisri Musthofa bahwa ahl al-sunnah wa al-Jama‟ah
adalah faham yang berpegang pada tradisi sebagai berikut :
1. Dalam bidang hokum islam, menganut ajaran-ajaran salah satu
mazhab yaitu penganut kuat dari mazhab asy-Syafi‟i
2. Dalam masalah tauhit, menganut ajaran imam abu hasan al-asy‟ari
dan imam abu Mansur al-maturidi
32
3. Dalam bidang tasawuf, menganut dasar-dasar ajaran imam Abu al-
qasim al-Junaidi.5
Selain itu masyarakat desa Candimulyo adalah kelompok NU yang
cenderung mempertahankan tradisi keagamaan, seperti: tradisi ziarah,
pembacaan kitab al-Barzinji dan sholawatan. Acara-acara tersebut sudah
menjadi ciri khas masyarakat desa Candimulyo. Melalui tradisi tersebut
masyarakat mendapatkan wawasan kegamaan sehingga saat hormat
terhadap tokoh agama atau para kyai.
Dalam Islam setiap manusia adalah sama, Islam tidak membedakan
ras, warna kulit, pekerjaan dan lain sebagainya, yang membedakan
hanyalah amal perbuatannya atau taqwanya, Islam sebagai ajaran yang
memberikan kehormatan, harga diri, semangat kerja, menanamkan
persaudaraan dimanapun muslim berada dan Islam sebagai agama yang
memberikan petunjuk sebagaimana manusia hidup didunia dan
sebagaimana mempersiapkan kehidupan dunia untuk akhirat.6 Masih
banyak tradisi keislaman yang sampai saat ini berkembang di
masyarakat desa candimulyo, tradisi tersebut memiliki kepercayaan
atau pemahaman keagamaan yang menekankan tradisi kejawen. Hal ini
ditandai dengan berlangsungnya tradisi selamatan dengan mengadakan
kenduri tumpengan dan kirim do‟a untuk para leluhur.
Kepercayaan mengirimkan do‟a terwujud dalam upacara kematian
dengan mengadakan selamatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari,1 tahun,
2 tahun dan 1000 hari (selamatan sewonan) hal ini masih di lakukan
masyarakat karena mereka menyakini do‟a yang merekan panjatkan
5 Bisri Musthofa, Risalah Ahlussunnah Wal Jama‟ah (Kudus: Menara Kudus,
1967), 19. 6 Sri Winata Achmad, Sejarah Islam di Tanah Jawa, (Jakarta: Araska, 2017),
26.
33
kepada sang pencipta untuk oaring yang sudah meninggal akan
sampai.7
Selamatan merupakan cara agama yang paling umum untuk
melambangkan persatuan mistik dan sosial orang yang datang dalam
acara kirim do‟a terhadap ruh-ruh leluhur dan tata cara pengobatan
yang berdasarkan ruh baik atau jahat, selain mempercayai keberadaan
ruh leluhur juga mempercayai adanya penjaga teritorial (wilayah)
seperti penjaga sumber air, penjaga bumi, penjaga pertanian dan
sebagainya.8
Agama merupakan salah satu pondasi penting dalam melakukan
aktifitas sehari-hari. Dalam berbagai hal masyarakat desa candimulyo
cenderung melakukan tradisi keislaman dalam memulai segala sesuatu ,
seperti halnya saat musim tanam padi tiba, warga akan melakukan
kegiatan ambengan (tahlilan) agar tanaman mereka dapat tumbuh dengan
baik. Begitu pula saat musim panen tiba warga akan melakukan hal serupa
yang bertujuan agar hasil panen melimpah. Penduduk Desa Candimulyo
sebagian besar beragama Islam. Mayoritas adalah pengikut salah satu
organisasi massa (ormas) terbesar di Indonesia Nahdhatul Ulama (NU).9
Untuk meningkatkan rasa iman dan takwa banyak kegiatan-kegiatan
keagamaan, di antaranya:
1. Yasinan ibu-ibu, dilaksanakan satiap 1 minggu sekali pada malam
jum‟at dengan cara bergilir per rumah yang dipimpin oleh Bapak
Rohman.
7 Abdullah Faishol, Islam dan Budaya Jawa, (Surakarta: Elshab, 2014), 32.
8 Zaini Muchtarom, Islam di Jawa dalam Perspektif Santri dan Abangan,
(Jakarta: Salemba Diniyah, 1988), 29. 9 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020.
34
2. Tahlilan bapak-bapak, dilaksanakan setiap 1 minggu sekali pada
malam Jumat dengan cara bergilir per rumah yang dipimpin oleh salah
seorang tokoh agama.
3. Khataman Al-Quran dilakukan setiap satu bulan sekali dilakukan di
masjid desa candimulyo.
C. Biodata Singkat Responden
Berikut biografi singkat responden desa Candimulyo kecamatan
Dolopo kabupaten Madiun provinsi Jawa Timur :
1. Nama : Bapak Ustadz Rohman
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Imam Yasinan
2. Nama : Bapak Gunawan, S.Pd.I
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Sekretaris Desa
3. Nama : Ibu Sutipah
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Wakil Jamaah Yasinan
4. Nama : Ibu Saroh
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Penjahit
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
5. Nama : Ibu Samsiti
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
6. Nama : Khamidah
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
35
7. Nama : Ibu Jami
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
8. Nama : Ibu Dian
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Guru TK
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
9. Nama : Ibu Supiatun
Umur : 58 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
10. Nama : Ibu Kasemi
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Penjual sayuran
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
11. Nama : Ibu Rizka
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Guru TK
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
12. Nama : Ibu Endang
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Buruh Tani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
13. Nama : Ibu Kasiyem
Umur : 50
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
14. Nama : Ibu Lasmini
Umur : 43
Pekerjaan : Toko
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
15. Nama : Ibu Yuniati
Umur : 38
36
Pekerjaan : Guru TK
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
16. Nama : Ibu Saropah
Umur : 57
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
37
BAB IV
PRAKTIK PEMBACAAN SÛRAH YÂSIN DI DESA
CANDIMULYO
A. Sejarah Tradisi Yasinan di Candimulyo
Makna tradisi secara (Bahasa Latin: traditio, artinya diteruskan atau
kebiasaan), dalam pengertian yang paling utama adalah sesuatu yang telah
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupam suatu
kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,
dan agama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun sering kali
melalui lisan, karena tanpa adanya ini maka tradisi dapat punah..
Tradisi dalam pengertian yang lain adalah adat-istiadat atau
kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat
Sumber tradisi pada umat ini bisa disebabkan karena sebuah Urf
(kebiasaan) yang muncul di tengah-tengah umat kemudian tersebar
menjadi adat dan budaya atau kebiasaan tetangga lingkugan dan
semacamnya kemudian dijadikan sebagai model kehidupan.1 Tradisi
membaca baca Yâsin adalah salah satu tradisi keagamaan yang sudah
membumi di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang
terorganisir dalam masyarakat NU.
Tradisi yasinan merupakan kegiatan yang berlangsung dalam majelis
dzikir yang diadakan secara mingguan oleh masyarakat dan berfungsi
sebagai media dakwah agar masyarakat menjadi lebih dekat dengan
Tuhannya.2 Di sisi lain, tradisi yasinan bisa dimaknai sebagai forum
silaturahmi warga, yang tadinya tidak kenal menjadi kenal, yang tadinya
1 Syaikh Mahmud Syaltut, Fatwa-fatwa Penting Syaikh Shaltut (Dalam hal Aqidah
perkara Ghaib dan Bid‟ah), (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2006), h. 121 2 Wawancara Pribadi dengan Ibu Rizka, Candimulyo, 17 Maret 2020.
38
tidak akrab menjadi lebih akrab.3 Kegotongroyongan, solidaritas sosial,
tolong-menolong, rasa simpati dan empati juga merupakan sisi lain dari
adanya tradisi yasinan. Kegotongroyongan ketika mengadakan acara.
Tolong-menolong agar acaranya berjalan sesuai yang diharapkan. Rasa
empati dan simpati ketika ada seseorang kerabatnya yang kesusahan atau
kerababnya yang meninggal. Yasinan menjadi sebuah media bagi
masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai silaturrahim antar
masyarakat, dengan pola pertemuan setiap minggu mempererat hubungan
antar tetangga dan meningkatkan kepekaan terhadap situasi dan kondisi
sosial masyarakat sekitar. Semua itu merupakan makna lain yang
terkandung dalam tradisi yasinan.
Yasinan juga biasanya diikuti oleh acara tahlilan dan acara-acara
lain yang dianggap representatif. Seperti yang disampaikan pada
pendahuluan, bahwa Yasinan bagian dari ritual masyarakat dalam
“mengirimi” doa bagi arwah yang sudah meninggal dan hajat bagi diri
sendiri, keluarga, lingkungan maupun untuk kepentingan-kepentingan
yang baik dengan pembacaan yâsin.
Peran pengajian Yasinan, terutama di malam Jumat sebagai hari
yang baik bagi masyarkat Muslim, menjadi penting dalam berbagai
kegiatan Yasinan, mulai dari pembacaan tahlīl, shalawat, yâsin,
pembacaan kalimat ṭayyibah, maupun ditambah dengan al-maw‟iẓah al-
ḥasanah dari para penceramah.4 Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
dan menumbuhkan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat sekitar
sebagai ujung tombak dari serangan modernisasi agama.
3 Wawancara Pribadi dengan Ibu Samsiti, Candimulyo, 15 Maret 2020.
4 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020.
39
Pengajian Yasinan merupakan salah satu amaliyah warga NU di
dalam melakukan dakwah.5 Amaliyah pengajian Yasinan yang meliputi
tahlīl, istighāthah dan ditutup oleh pengajian keagamaan sebagai “sumbu”
di dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan, menumbukan kepekaan
sosial, dan meningkatkan mental dan karakter masyarakat yang lebih baik.
Yasinan biasanya dilakukan warga NU di dalam mengirimkan doa bagi
saudara yang telah meninggal agar dosanya diampuni oleh Allah SWT
yang diikuti oleh pembacaan al-Qur‟an dan dzikir. Sûrah Yâsin ada di
dalam al-Qur‟an yang diyakini mempunyai nilai pahala tinggi bagi yang
membacanya dan mendatangkan keberkahan serta kedamaian di dalam
kehidupan masyarakat.
B. Landasan Tradisi Yasinan Menurut Tokoh Desa Candimulyo
Pengamalan sûrah al-Quran dalam kehidupan sehari-hari sudah
menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat, akan tetapi sangat sedikit
yang menjadikan pengamalan sûrah al-Quran tersebut menjadi kegiatan
mingguan yang di ikuti banyak masyarakat. Tradisi yasinan di desa
Candimulyo kecamatan Dolopo kabupaten Madiun misalnya, tradisi ini
sudah lama berkembang.
Fenomena interaksi atau model “pembacaan” masyarakat
muslim terhadap Alquran dalam ruang sosial ternyata sangat dinamis dan
variatif. Salah satunya adalah praktik pembacaan sûrah Yâsin dalam
Yasinan yang merupakan kearifan lokal Qurani yang ada di Desa
Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa
Timur.
Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa hal yang berkaitan
dengan motivasi masyarakat dalam melaksanakan praktik pembacaan
5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sutipah, Candimulyo, 16 Maret 2020.
40
sûrah Yâsin dalam Yasinan antara lain Pertama, beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah. Kedua, Mendoakan orang yang sudah
meninggal dengan keyakinan bahwa membaca sûrah Yâsin dapat
membebaskan diri dari api neraka, dan yang Ketiga, mengikuti pendapat
Kiai.6
Adapun terkait sejarah tradisi pembacaan sûrah Yâsin dalam yasinan
di Desa Candimulyo, belum diketahui pasti kapan dimulainya, namun
berdasarkan penuturan Ustadz Rohman tradisi tersebut sudah ada lama
sejak nenek moyang dan di lanjutkan secara turun temurun. Dengan
adanya tradisi yasinan ini hubungan antar warga dapat terjalin sangat erat,
seperti halnya saat salah satu warga yang kesusahan warga akan segera
tahu info tersebut dan langsung gotong royong membantu.
Ustadz Rohman selaku imam yasinan desa Candimulyo mengatakan
bahwa sûrah Yâsin merupakan jantung al-Quran dan apabila di amalkan
tentu banyak berkah tersendiri, adapun dalil pelaksanaan yasinan menurut
beliau salah satunya adalah hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu „anhu,
ia berkata bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,:
ب لشاءح ن ثمشاءر لشأ ش كزت الل ش ي لهت انمشآ ء لهجب نكم ش إاد ػشش يش انمشآ
“Segala sesuatu memiliki jantung. Jantungnya Al-Qur‟an adalah sûrah
Yâsin. Siapa yang membaca sûrah Yâsin, maka Allah akan mencatat
baginya seperti membaca Al-Qur‟an sepuluh kali.” (HR. Tirmidzi)7
Menurut beliau kegiatan ini sangat bernilai positif bagi warga
masyarakat, selain menambah nilai keimanan kegiatan ini secara tidak
langsung juga membuat orang menyukai membaca al-Qur‟an. Karena
dengan banyaknya kesibukan yang masyarakat lakukan setiap harinya
6 Wawancara Pribadi dengan Ibu Saroh, Candimulyo, 15 Maret 2020.
7 Ali Akbar bin Aqil dan M. Abdullah Charis, Lima Amalan Penyuci Hati
(Jakarta: Qultum Media, 2016), 60.
41
banyak orang yang lupa untuk membaca al-Qur‟an. Dengan adanya tradisi
yasinan ini orang akan berlomba-lomba meningkatkan keimanan masing-
masing dengan memperbanyak membaca surat Yâsin karena begitu
banyak pahalanya.8
C. Praktik Pembacaan Sûrah Yâsin di Candimulyo
Orang mukmin memandang bahwa kehidupan adalah kesempatan
untuk beribadah kepada Allah Swt. Salah satu bentuk ibadah kepada Allah
adalah dengan cara membaca sûrah Yâsin. Ibadah yang dilakukan secara
terus menerus melahirkan sebuah tradisi di masyarakat yaitu Pembacaan
sûrah yâsin pada masyarakat Desa Candimulyo pada malam jum‟at.
kegiatan yasinan di Desa Candimulyo ini bertempat di rumah warga dan di
lakukan secara bergilir sesuai dengan undian pada akhir kegiatan tersebut.
Pelaksanaan pembacaan sûrah yâsin pada saat peneliti ikuti dilaksanakan
pada kamis malam jum‟at tanggal 19 maret 2020 dan dilaksanakan setelah
sholat maghrib pukul 18.30 wib –20.30 wib bertempat di rumah ibu
Asminah rt/rw 15/04 desa Candimulyo.9 Adapun secara rinci praktik
pelaksanaan Yasinan di Desa Candimulyo adalah sebagai berikut :10
Pertama, acara dimulai dengan penyambutan yang dilakukan
pemilik rumah kepada ibu-ibu jama‟ah yasinan di desa candimulyo
dengan menyalaminya di depan rumah. Hal ini di lakukan untuk
menghormati tamu jama‟ah yasinan. Saat semua jamaah sudah bekumpul
acara dimulai dengan sambutan oleh imam yasinan yaitu ustadz Rohman
dalam sambutannya ustadz mengingatkan agar semua jamaah agar
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt dengan memperbanyak
8 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020.
9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Khamidah, Candimulyo, 15 Maret 2020.
10 Hasil Observasi, Desa Candimulyo, 19 Maret 2020.
42
ibadah dan tidak lupa pula ustadz mengingatkan agar senantiasa
beristighfar karena manusia tidak luput dari dosa baik yang disadari
maupun tidak disadarinya.
Selesai sambutan acara dimulai dengan pembacaan Sholawat
nariyah tiga kali. Dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur‟an
(Qira‟). Adapun ayat al-Qur‟an tersebut di bacakan oleh Ibu Saroh dan
ayat yang di bacakan tidak di tentukan. Selesai pembacaan ayat suci al-
Qur‟an ustadz Rohman langsung memulai pembacaan tahlil dan sûrah
yâsin, pembacan tahlil di awali dengan sebagai berikut :
جبء الأ ي ا إخ ان صهى صه الله ػه ن حضشح انج انزبثؼ حبثخ انص بنح انص ذاء انش نبء الأ شصه ان
خهص ان صف ان بء انؼبيه انؼه لائكخ غ ان ع
بد ضه ان ضه ان س ي م انمج غ أ ، صى ان ع ث مش انب ب ثش يشبسق الأسض إن يغبسث ؤيبد ي ان ؤي ان
برب أي صب إن آثبئب ب خص ثحش يشبخب عذارب أعذادب
ب إن أحض ن أصبرزح أصبرزرب أصبرزرب يشبخ يشبخب ى انفبرحخ ء لل ن ش ب ثضجج ؼب اعز ن
Dilanjutkan dengan membaca sûrah al-Fatihah (1x), membaca sûrah
Yâsin (2x), membaca sûrah al- ikhlas (3x), membaca sûrah al- Falaq (3x),
membaca sûrah an-nash (3x), membaca al-Fatihah (1x), membaca sûrah
al-Baqarah ayat 1-5, membaca Ayat Kursi (1x), membaca
Astaghfirullahal 'Adhiim (3x), membaca laa illaha illallah (100x),
membaca Sholawat (3x), membaca subhanallahi wa bihamdihi
subhanallahil adzim (33x), membaca Allahumma sholli ala habibika
sayyidina muhammadin wa ala alihi wa shohbihi wa sallam (3x),
membaca sûrah al-fatihah (1x), dan diakhiri dengan do‟a yang di pimpin
ustadz rohman.
43
Selesai pembacaan tahlil dan sûrah yâsin jamaah kemudian bersiap
mengambil air wudhu untuk mengerjakan sholat isya‟ secara berjamaah,
selesai sholat isya‟ berjamaah di akhiri dengan doa. Selanjutnya jamaah
membereskan mukenanya dan imam yasinan memulai dengan pembacaan
Istighosah bersama-sama
Istighosah di mulai dengan membaca sûrah al-fatihah (1x),
Membaca Istighfar (100x)
ى اصزغفشالله انؼظSaya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung
Membacaan kalimat Tayibah (100x)
ى انؼظ ح إلا ثبلله انؼه لا ل ل لا حTiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah
dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan
Allah
Membacaan Shalawat (100x)
ذ أل صـذب يح ـ ػـه ذ ذـب يح ـ صـ ى صم ػـه ــ ـ انهى (100x) ب الله ب لذ
Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa permualaan
ش غ ب ثص (100x) ب ص
Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat
(100x) ب يجذع ب خبنك
Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada, wahai Dzat Yang
Maha Pencipta
م ب الله ك ش ب ع ب ص (100x) ب حف
Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat
Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan
mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah
ش زك أصزغ و ثشح (100x) ب ح ب ل
Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya,
dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan-MU
ف (121x) ب نط
Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
غفبسا كب ى إ (100x) أصزغفش الله انؼظ
44
Aku mohon ampung kepada Allah Yang Maha Agung, sunggu Allah Dzat
Yang Maha Pengampun
هز أدسك ب الله ذ لذ ضبلذ ح ى صه ػه صذب يح (100x) أنه
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami
Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah
kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah
sholawat nariyah (3x)
أ حم ث ذ انز ر ب ػه صذب يح صهى صلايب ربي ى صه صلاح كبيهخ نه
ا انح رمض ث انكشة فشط ث ر انؼمذ حض غبئت انش ربل ث ئظ حخ كم ن ف صحج ػه آن ى انكش ع بو ث ضزضم انغ ارى انخ
و نك فش ثؼذد كم يؼه Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam
kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang
dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua
kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan
semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat
dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada
keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas
sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau
غ (100x) ب ثذ
Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya
و انكبفش صشب ػه انم لاب فب ذ ي صذب أ ب إن ب الله أكجش ب سث
(3x)
Allah maha besar maha mulia, Wahai Tuhan kami, sesembahan kami,
tuan kami, Engkau-lah penolong kami, menangkan kami atas orangorang
kafir
ء ثأنف أنف ) كى انض دفؼذ ػ د أثذا لا و انز انم زكى ثبنح حص
ان ح إلا ثب لله انؼه لا ل ل ىأنف لا ح ؼظ ) 3x
Aku mohonkan pemeliharaan untuk kalian kepada Dzat yang maha hidup
dan terus menerus mengatur hamba-Nya yang tidak pernah mati
selamanya, dan aku tolak dan hindarkan dari kalian segala keburukan
dengan sejuta bacaan “La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil
adzim”
الإصلاو ذاب ػه د ب ؼى ػه أ ذ لله انز (1x) انح
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat dan petunjuk
kepada agama Islam
45
ش إلا ق انخ الله ثضى الله يبشبء الله لا صشف ثضى الله يبشبء الله لا ض
الله ثضى الله يبشبء الله خ ف ؼ ي ء إلا الله ثضى الله يبشبء الله يب كب انض
ى انؼظ ح إلا ثب لله انؼه لا ل ل لا حDengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya,
tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan nama Allah
yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang
menyingkirkan keburukan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala
sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada kenikmatan melainkan
dari Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan
kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat kebaikan kecuali dengan
pertolongan Allah dan tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan
maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang maha Mulia dan maha
agung
رحلا بس خز ي ش ب ل ثبنم ثخ ر ا (3x) صأنزك ب غفبس ػف
Ya Allah, aku memohon ampunan dan taubat yang diterima kepada-Mu
Ya Allah yang maha pengampun, dan dengan kekuatan dan kekuasaan-Mu
Wahai Dzat yang maha mengalahkan, tundukkan dan hukumlah orang
yang melakukan tipu muslihat dan ingin mencelakai kami
ظه ي ضه حك ان ب ذ خز حم ذ بس ب را انجطش انش ب ب عجبس ب ل
ضه ػه ان ب رؼذ ػه ضه ان Wahai Dzat yang maha mengalahkan, maha menundukkan, Dzat yang
keras azab-Nya, ambilkan hak-hak kami dan hak-hak umat Islam dari
orang-orang yang menzhalimi kami dan menzhalimi umat Islam, yang
telah menganiaya kami dan menganiaya umat Islam
Selesai membaca itu semua imam yasinan mengakhirinya dengan
membaca sûrah alfatihah dan di lanjutkan dengan pembacaan do‟a.
selesainya doa, ibu sutipah selaku wakil jamaah yasinan memberi tahu
jadwal giliran yang menjadi rumah yasinan berikutnya kepada para
jamaah yasinan sesuai urutan yang sudah di tetapkan, urutan jadwal ini
dapat sewaktu-waktu berubah apabila ada jamaah yang menginginkan
jadwalnya di ajukan maupun di mundurkan karena bertepatan dengan
hajat masing-masing jamaah.
Selanjutnya tuan rumah yasinan menyiapkan makan bagi semua
jamaah yasinan, biasanya jamaah yang paling muda akan membantu tuan
46
rumah dalam mempersiapkan penyajian makan kepada para jamaah.
Selesai makan bersama, jamaah yang tadi membantu menyajikan makanan
akan membantu membereskan piring-piring maupun gelas yang digunakan
para jamaah dan sekiranya semua sudah beres imam yasinan akan
melanjutkan membaca sholawat Nahdliyah secara bersama-sama dan
selesai membaca sholawat tesebut jamaah yasinan akan bergegas pulang
kerumah masing-masing. Berikut bunyi sholawat Nahdliyah :
بد ب انغ ش ث رح رشظ ذ صلاح رشغت ى صم ػه صذب يح انه
بسشؼب اظ الإصلاو اػلاء د حبء ضخ لإ ؼخ مخ ع ػه طش ئشصهى صحج ػه ان بء انؼه
.الله الله الله الله .
خ الله ػلاء كه لإArtinya:Ya allah bershalawatlah dan bersalamlah kepada sayyidina
muhammad shallallahu „alaihi wa sallam. Dengan bacaan shalawat yang
membuat kami menjadi senang, rajin dan bersemangat dalam berjuang
menghidupkan dan meninggikan syiar agama islam, Serta menampakkan
syiar-syiar islam menurut cara jam‟iyyah nahdlatul ulama. Dan
bershalawat dan bersalam pulalah kepada para keluarga nabi dan para
sahabatnya. Allah, allah, allah, allah. Teguhkanlah dan tolonglah seluruh
warga jam‟iyyah nahdlatul ulama untuk meninggikan kalimat allah
(agama islam beserta seperangkat ajarannya).
D. Manfaat Dzikir Sûrah Yâsin Bagi Masyarakat
Sebagai manusia yang beriman tentu harus memiliki rasa bersyukur
kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. Dalam
menjalani kehidupan ini, tentu harus berkelakuan yang baik. Ahlak yang
baik harus tetap ditingkatkan bagaimanapun juga. Manusia merupakan
perencana yang baik, namun segala keputusan diberikan oleh Allah.
Karena itu, ada baiknya untuk anda dapat melakukan amalan dzikir baik
berupa dzikir dan doa dalam sehari-hari.
47
Banyak sekali manfaat dalam menjalankan aktifitas yasinan ini baik
secara sosial maupun secara batin, karena kegiatanini secara langsung
mengingatkan kita kepada Allah Swt, adapun manfaat yang dapat di ambil
dari tradisi yasinan ini antara lain;
Pertama, Mendekatkan diri kepada Allah, banyak cara yang dapat
digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah termasuk dengan
melakukan dzikir yasinan dan membaca doa. Melakukan dzikir yasinan
pada beberapa waktu yang ditentukan secara bersama-sama memang
terbukti sangat mujarab untuk meningkatkan nilai keimanan.Di dalam Al-
Qur‟an, Allah Ta‟ala berfirman;
لا ركفش اشكشا ن فبركش أركشكى
“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (QS. Al-
Baqarah/2:152).
Kedua, Sebagai amal ibadah, Ketika seorang Muslim meninggal
dunia, maka harta, istri, anak, dan kekuasaan akan meninggalkannya. Ya,
tidak ada lagi yang bersamanya selain dzikir kepada Allah Ta‟ala. Saat
itulah, amalan dzikir yasinan akan memberikan manfaat yang luar biasa
bagi dirinya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah bersabda:
زفغ ػهى صلاس : صذلخ عبسخ ، أ ه إلا ي مطغ ػ آدو ا إرا يبد اث
نذ صبنح ذػ ن ، أ ث
“Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya
kecuali 3 (perkara) : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
saleh yang berdoa baginya.”11
11
Imam Bukhari, Al-Adab Al-Mufrad, terj. Muhammad Luqman (Jakarta; Griya
Ilmu, 2013), 33.
48
Ketiga, Ketenangan hati, Hati merupakan salah satu bagian dari jiwa
yang sangat mudah akan terkena goresan. Goresan yang membuat luka
pada hati tentu sukar untuk dihilangkan. Dengan adanya kegiatan tradisi
yasinan ini, akan dapat menjadi obat hati karena dengan mengingat Allah
SWT merupakan satu-satunya obat yang mujarab. Bahkan Allah SWT
dalam Alquran Sûrah Ar-Rad Ayat 28 mengabadikan dzikir sebagai
sebuah hal yang indah. Ayat tersebut berbunyi:
ٱنمهة ئ رط ألا ثزكش ٱلل
“Ala bidzikrillahi tathmainnul-qulub,”. Yang artinya: “Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah (berdzikir), hati menjadi tentram”. (Sûrah Ar-
Rad/13:28)
Berikut ini penulis tuturkan respon para jamaah terhadap manfaat
pembacaan sûrah Yâsin yang biasa dilakukan masyarakat Candimulyo.
Ustadz Rohman mengatakan bahwa membaca sûrah yâsin seperti yang
dilakukan di Candimulyo ini dapat mendekatkan kita yang membacanya
kepada Allah swt. Tak lupa ia juga menyatakan bahwa ada banyak
manfaat dari pembacaan sûrah Yâsin ini baik secara dhohir maupun
batin.12
Jamaah lain yang bernama Ibu Sutipah mengingatkan penulis
tentang pembacaan sûrah yâsin sebagai dzikir. Di sini, menurutnya
membaca sûrah Yâsin dapat menambah pahala, karena kita melaksanakan
perintah untuk berdzikir mengingat Allah SWT.13
Sementara itu, Ibu
Saroh menyatakan manfaat praktis dari pembacaan sûrah Yâsin seperti
yang dilakukan warga Candimulyo dengan pengalaman pribadinya. Ia
mengatakan bahwa dengan membaca sûrah yâsin hatinya menjadi lega,
pikirannya menjadi terang dan tentram.14
12
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020. 13
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sutipah, Candimulyo, 16 Maret 2020. 14
Wawancara Pribadi dengan Ibu Saroh, Candimulyo, 15 Maret 2020.
49
Pengalaman yang dirasakan oleh Ibu Saroh juga sama dirasakan oleh
beberapa jamaah lain. Ibu Jami merasakan dirinya tenang setelah
membaca sûrah yâsin. Ia menegaskan bahwa pembacaan sûrah Yâsin
seperti ini menjadikan fikiran merasa lebih tenang.15
Sedangkan Ibu Dian
mengatakan bahwa hatinya menjadi adem dan fikirannya menjadi lebih
jernih setelah membaca sûrah Yâsin bersama-sama.16
Sementara itu, Ibu Supiatun mengatakan bahwa setelah dirinya
membaca sûrah yâsin, hatinya terasa lebih terang dan rasanya kepingin
selalu membaca ayat-ayat suci al Quran untuk menambah amal
ibadahnya.17
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Ibu Rizka. Ia
mengatakan bahwa hatinya menjadi lebih tenang, pikirannya menjadi
lebih jernih setiap kali membaca sûrah yâsin secara berjamaah.18
Perasaaan yang tenang dan pikiran yang jerinih setelah membaca sûrah
yâsin ini juga di alami oleh ibu khamidah.19
Perasaan yang dirasakan Ibu Kasiyem juga menunjukkan kesamaan
dengan perasaan para Jamaah lain, ia menyebut bahwa setelah membaca
sûrah yâsin hatinya menjadi ayem dan tentrem.20
Hal yang sama juga
dirasakan oleh Ibu Saropah. Ia juga menyebut bahwa setelah membaca
sûrah Yâsin hati dan fikirannya menjadi lebih tenang.21
Selain manfaat
praktis, ada pula yang melakukan pembacaan sûrah Yâsin berjamaah di
desa Candimulyo sebagai doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT seraya
mengharapkan diampuninya dosa kedua orang tuanya. Ibu Samsiti
mengatakan bahwa dengan membaca sûrah yâsin, maka hal itu juga berarti
15
Wawancara Pribadi dengan Ibu Jami, Candimulyo, 15 Maret 2020. 16
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dian, Candimulyo, 16 Maret 2020. 17
Wawancara Pribadi dengan Ibu Supiatun, Candimulyo, 16 Maret 2020. 18
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rizka, Candimulyo, 17 Maret 2020. 19
Wawancara Pribadi dengan Ibu Khamidah, Candimulyo, 15 Maret 2020. 20
Wawancara Pribadi dengan Ibu Kasiyem, Candimulyo, 17 Maret 2020. 21
Wawancara Pribadi dengan Ibu Saropah, Candimulyo, 17 Maret 2020.
50
bahwa kita juga audah mengirimkan doa kepada leluhur secara bersama-
sama dengan harapan semoga Allah swt mengabulkan doa kita bersama.22
Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Kasemi bahwa kegiatan yasinan
mengingatkan kita selaku manusia akan kematian. Dengan Yâsin yang
dibacakan itu, maka kita mengirimkan doa kepada leluhur memintakan
ampunan Allah. Masih menurutnya, membaca sûrah yâsin merupakan
bentuk amaliah kita manusia untuk lebih banyak beribadah kepada Allah
swt.23
Membaca Al-Qur'an merupakan ibadah. Beberapa jamaah yang
penulis wawancarai juga menegaskan bahwa pembacaan sûrah Yâsin yang
dilakukan warga Candimulyo merupakan representasi dari ibadah mereka
kepada Allah. Ibu Endang mengatakan bahwa kegiatan yasinan
membuatnya lebih giat beribahadah kepada Allah swt dan selalu ingin
terus membaca sûrah yâsin karena ia merasa amal ibadahnya masih sangat
kurang.24
Sementara Ibu Lasmini menyatakan bahwa setelah membaca sûrah
yâsin atau bahkan saat sedang membaca sûrah yâsin itu ia merasa senang.
Ia memberikan alasannya, bahwa senangnya itu karena ia senang dapat
beribadah kepada Allah swt dan senang dapat bertemu saudara saudara
warga desa candimulyo.25
Senada dengan para ibu lainnya, Ibu Yuniati
merasa bahwa mengikuti yasinan menambah pahala karena semua yang
kita amalkan mengikuti anjuran Rasulullah saw, seperti berdzikir dan
membaca sûrah yâsin yang menjadi bagian dari al-Quran.26
22
Wawancara Pribadi dengan Ibu Samsiti, Candimulyo, 15 Maret 2020. 23
Wawancara Pribadi dengan Ibu Kasemi, Candimulyo, 17 Maret 2020. 24
Wawancara Pribadi dengan Ibu Endang, Candimulyo, 17 Maret 2020. 25
Wawancara Pribadi dengan Ibu Lasmini, Candimulyo, 17 Maret 2020. 26
Wawancara Pribadi dengan Ibu Yuniati, Candimulyo, 17 Maret 2020.
51
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tradisi Pembacaan Sûrah Yâsin pada tradisi yasinan di desa
Candimulyo kecamatan Dolopo kabupaten Madiun provinsi Jawa Timur
merupakan tradisi turun temurun yang sampai saat ini tetap di laksanakan
oleh masyarakat. Masyarakat desa Candimulyo mempercayai bahwa surat
yâsin itu sendiri merupakan salah satu surat yang memiliki banyak
fadhilah salah satunya adalah untuk mendoakan orang yang sudah
meninggal, mereka mayakini bahwa pembacaan sûrah yâsin sangat berarti
bagi jenazah di alam kubur dan dapat menjadi penebus dari siksa neraka.
Kesimpulan dari tradisi pembacaan sûrah Yâsin pada tradisi yasinan di
desa Candimulyo adalah:
Pertama, secara umum tradisi pembacaan sûrah Yâsin di desa
Candimulyo dibagi menjadi tiga yaitu: persiapan, pelaksanaan, pra
pelaksanaan. Secara teknis pembacaan tersebut terlebih dahulu diawali
dengan membaca tawasul Setelah itu dilanjutkan dengan membaca surat
yâsin dengan jadwal yang telah ditentukan, dan diakhiri dengan pembacaan
Istighosah dan doa.
Kedua, mengenai makna yang terkandung dalam tradisi pembacaan
sûrah Yâsin dalam tradisi yasinan ini meliputi makna objektif dan makna
ekspresif. Sebagai makna objektifnya, kegiatan membaca surahyasin
secara bersama-sama ini merupakan tradisi turun temurun yang sudah
lama di laksanakan oleh warga desa Candimulyo, kegiatan ini dipandang
sebagai suatu hal yang baik dan bayak manfaatnya baik dalam segi
duniawi maupun untuk kegiatan akhirat, dengan membaca surah yasin
secara bersama-sama membuat perubahan pada diri masyarakat, yang
menjadikan mereka disiplin dan semangat dalam hal ibadah, yakni
52
senantiasa meluangkan waktunya dalam membaca al-Qur‟an,
dampak lain. Sebagai makna ekspresifnya, tradisi ini merupan sarana
untuk peningkatan kwalitas diri dalam hal beribadah mengharap ridho
Allah Swt di dunia dan di akhirat dengan membaca surah yasin secara
bersama-sama masyarakat akan lebih merasakan energi spiritual dalam
membaca surah yasin tersebut.
B. Saran
Saran-saran yang penulis harapkan bisa bermanfaat bagi penulis
sendiri khususnya dan umat muslim secara umum. Adapun saran-saran
yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti setelahnya diharapkan lebih memfokuskan kajian living
Qur‟an yang berkembang di mayarakat khususnya tentang tradisi
pembacaan sûrah Yâsin pada yasinan supaya tradisi ini berkembang
dengan baik dan tidak terkikis oleh zaman yang semakin maju.
2. Bagi Masyarakat Desa Candimulyo supaya terus istiqomah
melestarikan tradisi yang sudah turun-temurun di lakukan.
3. Bagi masyarakat agar terus mendukung kegiatan keagaman seperti
tradisi pembacaan sûrah Yâsin pada yasinan ini, dikarenakan tradisi
ini merupakan sebuah identitas ajaran ahl sunnah wal jama‟ah.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Keagungan Rajab & Sya‟ban, Jakarta: Republika, 2006.
Abidin, Ahmad Zainal. “Ritual bersih desa negosiasi agama dan tradisi di
Desa Pelem Campurdarat Tulungagung”, Revitalisasi Kearifan
Lokal Untuk Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia.
Yogyakarta: Mission, 2015.
Abi Al-Qasim Al-Humairi. Muhammad, Jejak-jejak Wali Allah. Jakarta:
Erlangga, 2008.
Adlany, Hazri, et al, al-Qur‟an Terjemah Indonesia Jakarta: Sari Agung,
2002.
Akbar bin Aqil, Ali dan M. Abdullah Charis, Lima Amalan Penyuci Hati
Jakarta: Qultum Media, 2016.
Asmuni, M. Yusran. Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Alquran Hadits
Figh dan Pranata Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1997.
Bangun Nasution, Ahmad dan Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf,
Jakarta: Rajawali Pers,2003.
Bisri Mustofa, Al Ibriz, Jilid 3, Kudus: Menara Kudus,T.T, 1529.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif , Jakarta: Prenada Media Group,
2007
Chafidh, M. Afnan. Tradisi Islam. Surabaya: Khalista, 2006.
Departemen RI, Mushaf Al-Qur‟an Terjemah.
Departemen Agama RI, Surat Yasin Tajwid Warna & Tahlil Plus Doa
Ayat-Ayat Rezeki Jakarta: Shahih, 2015.
Faishol, Abdullah, Islam dan Budaya Jawa, Surakarta: Elshab, 2014.
Fitriati, Yuyun Jahro. Tradisi Pembacaan Surah-surah Pilihan Sebelum
dan Setelah Bangun Tidur di Pondok Matholihul Hikmah Brebes
(Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Fakultas Ushuludin dan
Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, 2017)
54
Gus Arifin, Do‟a-do‟a Lengkap Istigotsah, Jakarta: Kompas Gramedia,
2010.
Hakim, M. Lukman, Filosofi Dzikir. Jakarta: Cahaya Sufi, 2015.
Hamid, Idham. “Tradisi Ma'baca Yasin di Makam Annangguru
Maddappungan Santri Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Kec.
Campalagian Kab. Polewali Mandar” Skripsi ( Makassar, UIN
Alauddin Makassar, Fakultas Ushuludin Filsafat dan politik,
2017).
Hisyam Kabbani, Muhammd, Energi Zikir dan Salawat Jakarta: PT
Rajawali Ilmu Semesta, 2007.
Imam Bukhari, Al-Adab Al-Mufrad, terj. Muhammad Luqman, Jakarta;
Griya Ilmu, 2013.
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya, Jakarta: Grasindo, 2008.
M. Mansyur Muhammad Yusuf Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian
living Quran dan Hadis. Yogyakarta: Teras, 2007.
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara, 1999.
Mas‟ulah, Siti. “Tradisi Pembacaan Tujuh Surah Pilihan dalam Ritual
Mitoni/Tujuh
Bulanan”, Skripsi (Yogyakarta, UIN Sunan
Kalijaga, Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu
Al-Qur‟an Dan Tafsir, 2014)
Moh. Soehadha. Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama.
Yogyakarta: SUKA Press, 2010.
Muchtarom, Zaini, Islam di Jawa dalam Perspektif Santri dan Abangan,
Jakarta: Salemba Diniyah, 1988.
55
Muhsin, Imam. Tafsir Al-Qur‟an Dan Sosial Budaya Studi Nilai-Nilai
Budaya Jawa Dalam Tafsir Al-Huda Karya Bakri Syahid.
Jakarta: Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010.
Munir Amin, Samsul, Energi Dzikir, Jakarta:Bumiaksara,2008.
Mustaqim, Abdul, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis
Yogyakarta : Teras, 2007.
Musthofa, Bisri, Risalah Ahlussunnah Wal Jama‟ah Kudus: Menara
Kudus, 1967.
M.H Ma‟rifat. Kisah-Kisah Al Qur‟an Antara Fakta Dan Metafora.
Yogyakarta: Citra, 2013.
Nawawi, Ismail, Risalah Pembersih Jiwa: Terapi Prilaku Lahir & Batin
Dalam Perspektif Tasawuf, Surabaya: Karya Agung Surabaya,
2008.
Rohman (Imam Jamaah Yasinan), diwawancarai oleh Siti Zulaikha,
Candimulyo, 24 Januari 2020, Jawa Timur. Transkip, Data
Mahasiswa Ushuluddin UIN Jakarta, Ciputat, Banten.
Rusmana, Dadan, Metode Penelitian al-Qur‟an dan Tafsir, Bandung:
Pustaka Setia,2015.
Saed, Abdullah. Pengantar Studi Al-Qur‟an, terj. Shulkhah dan Sahiron
Syamsuddin. Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2016.
Saladin, Muhammad Alfath. “Pembacaan Ayat Ayat Al-Qur‟an Dalam
Mujahadah Pemilihan Kepala Desa Periode 2014-2019” Skripsi
(Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuludin dan
Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, 2015).
Shaf, Fadhilah, Keutamaan Al-Isra‟, Al-Kahfi, Yasin: dengan Latin dan
Terjemah Bahasa Indonesia, Jakarta: Shaf Electronic Publishing,
2015.
Shihab, M. Quraish , Yasin Dan Tahlil, Tangerang: Lentera Hati, 2013.
56
Sholikhin, Muhammad, Rituan Dan Tradisi Islam Jawa, Yogyakarta:
Narasi, 2010.
Soerjono Soekarno, Sosial Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 199.
Sukmadinata, Nana Syaodah. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Syarbini, Amirulloh dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-
Qur‟an Bandung:Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2012.
Syamsuddin, Sahiron. Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis.
Yogyakarta: TH-Press, 2007.
Syaodah Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007.
Tangareng, Tasmin, Zikrullah, Makassar: Alauddin University Press,
2014.
Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011.
Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur. Khazanah Aswaja Surabaya:
Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2016.
Wahab, Menjadi Kekasih Tuhan, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
1997.
Widayanti, “Pembacaan surah Yasin dan Al-Mulk dalam penyelenggaraan
penazah di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai
Selatan”, Skripsi (Banjarmasin, IAIN Antasari, Fakultas
Ushuludin Dan Humaniora, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir,
2016).
Winata Achmad, Sri, Sejarah Islam di Tanah Jawa, Jakarta: Araska, 2017.
57
Yusuf, Muhammad, “Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living
Qur‟an” dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an & Hadis,
Yogyakarta: TH-Press, 2007.
Zuhriah, Nurul. Metodelogi Penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2005.
Wawancara :
Hasil observasi, Desa Candimulyo, 15-20 maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Rohman, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Saroh, Candimulyo, 15 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Samsiti, Candimulyo, 15 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Khamidah, Candimulyo, 15 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Jami, Candimulyo, 15 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dian, Candimulyo, 16 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sutipah, Candimulyo, 16 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Supiatun, Candimulyo, 16 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Kasemi, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rizka, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Endang, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Kasiyem, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Lasmini, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Yuniati, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Saropah, Candimulyo, 17 Maret 2020.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Lilis, Candimulyo, 17 Maret 2020.
58
LAMPIRAN I
PANDUAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan pemimpin Yasinan Pembacaan Surah Yasin
1. Sejak Kapan Tradisi Yasinan ini dimulai ?
2. Apa tujuan dari kegiatan ini ?
3. Apa ada tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surah yasin ini ?
4. Mengapa memilih surah Yasin yang di baca apa ada fadhilah tertentu
?
5. Kapan saja tradisi ini dilaksanakan: setiap hari, setiapp pekan atau
setiap bulan ?
6. Bagaimana antusiasme atau respon masyarakat terhadap tradisi
yasinan di desa Candimulyo. Apakah banyak yang ikut ?
7. Siapa saja jamaahnya, kaum ibu saja, kaum bapak saja, atau kaum ibu
dan bapak ?
8. Apa Manfaat yang bisa dirasakan dari pembacaan surah yasin dalam
kegiatan Yasinan di desa Candimulyo ?
9. Apa harapan anda untuk tradisi pembacaan surah yasin dalam tradisi
Yasinan kedepannya ?
B. Wawancara untuk Jamaah Yasinan
1. Apakah anda sering mengikuti tradisi Yasinan ?
2. Apa tujuan anda mengikuti tradisi yasinan ?
3. Setelah mengikuti pembacaan surah yasin apa yang anda rasakan ?
4. Apakah kegiatan membaca surah Yasin memberi manfaat bagi
kehidupan ibu dan keluarga ?
5. Apa harapan anda untuk praktik pembacaan surah yasin dalam tradisi
yasinan di desa Candimulyo kedepannya ?
59
LAMPIRAN II
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Bapak Ustadz Rohman
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Imam Yasinan
2. Nama : Bapak Gunawan, S.Pd.I
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Sekretaris Desa
3. Nama : Ibu Sutipah
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Wakil Jamaah Yasinan
4. Nama : Ibu Saroh
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Penjahit
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
5. Nama : Ibu Samsiti
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
6. Nama : Khamidah
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
7. Nama : Ibu Jami
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
8. Nama : Ibu Dian
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Guru TK
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
60
9. Nama : Ibu Supiatun
Umur : 58 tahun
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
10. Nama : Ibu Kasemi
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Penjual sayuran
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
11. Nama : Ibu Rizka
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Guru TK
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
12. Nama : Ibu Endang
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Buruh Tani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
13. Nama : Ibu Kasiyem
Umur : 50
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
14. Nama : Ibu Lasmini
Umur : 43
Pekerjaan : Toko
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
15. Nama : Ibu Yuniati
Umur : 38
Pekerjaan : Guru TK
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
16. Nama : Ibu Saropah
Umur : 57
Pekerjaan : Petani
Sebagai : Partisipant / Jama‟ah Yasinan
61
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI
1. Terima Tamu jamaah yasinan oleh pemilik rumah
2. Pemacaan surah Yasin dah tahlil
3. Sholat Berjamaah
62
4. Membaca Istighoshah
5. Wawancara dengan Ustadz Rohman, Imam Jamaah Yasinan
63
6. Wawancara dengan ibu-ibu Jamaah Yasinan
7. Wawancara dengan Sekretaris Desa Candimulyo
64