1
PAYUNG
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 4
Peta Jepang ................................................................................................................... 5
I. Pendahuluan ............................................................................................................ 6
1. Pemilihan Negara .............................................................................................. 6
2. Pemilihan Produk .............................................................................................. 6
3. Profil Jepang ..................................................................................................... 7
II. Potensi Pasar Jepang .............................................................................................. 11
1. Budaya menggunakan payung di Jepang ......................................................... 11
2. Tingkat penggunaan payung di Jepang ............................................................. 12
3. Ragam payung dan bahan baku payung produksi Jepang ................................ 14
4. Ekspor dan Impor Produk Payung di Dunia ....................................................... 19
5. Ekspor dan Impor Produk Payung di Jepang .................................................... 20
6. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Payung Di Jepang ................................. 24
7. Kebijakan Tarif Impor Payung ke Jepang .......................................................... 27
8. Saluran Distribusi Produk Payung di Jepang ..................................................... 27
III. Peluang Dan Strategi ............................................................................................... 29
IV. Informasi Penting ..................................................................................................... 31
1. TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia ..................................................... 31
2. Kamar Dagang Jepang ..................................................................................... 31
3. Asosiasi Payung Di Jepang ............................................................................... 32
4. Daftar Pameran Terkait ..................................................................................... 32
5. Perwakilan Indonesia Di Jepang ....................................................................... 33
6. Referensi........................................................................................................... 34
3
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang th 2012………………7
Tabel 2. Impor paying ke Jepang berdasarkan jenisnya……………………………………….……20
Tabel 3. Nilai impor paying ke Jepang bulan Januari 2013 berdasarkan negara…………………21
Tabel 4. Impor paying pada bulan Januari 2013 dari berbagai negara…………………………….22
Tabel 5. Nilai dan kuantitas ekspor paying Jepang ke berbagai negara bulan Januari 2013……23
Tabel 6. Persyaratan pelabelan produk rumah tangga………………………………………………25
Tabel 7. Tarif impor paying ke Jepang…………………………………………………………………27
Gambar 1. Piramida populasi penduduk Jepang berdasarkan umur dan jenis kelamin th 2012…8
Gambar 2. Penurunan populasi penduduk Jepang………………………………………………….9
Gambar 3. Budaya menggunakan payung di Jepang……………………………………………….11
Gambar 4. Budaya menggunakan payung di Jepang dimulai sejak dini………………………….12
Gambar 5. Budaya menggunakan payung di Jepang bagi kaum pria……………………………..13
Gambar 6. Fasilitas yang memudahkan penggunaan payung di Jepang…………………………14
Gambar 7. Variasi payung musim panas di Jepang…………………………………………………14
Gambar 8. Koleksi payung transparent vinyl di Jepang…………………………………………….15
Gambar 9. Koleksi payung lipat di Jepang……………………………………………………………16
Gambar 10. Variasi aksesoris payung yang umum dijual di Jepang……………………………….17
Gambar 11. Variasi inovasi kreatif payung di Jepang………………………………………………..17
Gambar 12. Kreasi payung tradisional kreasi pengrajin Jepang…………………………………..18
Gambar 13. Ekspor dunia dikuasai China…………………………………………………………….20
Gambar 14. Impor payung ke Jepang berdasarkan jenisnya………………………………………21
Gambar 15. Nilai ekspor payung dari Jepang ke berbagai negara pada bulan Januari 2013….23
Gambar 16. Contoh labeling payung………………………………………………………………….24
Gambar 17. Contoh persyaratan payung yang ditujukan untuk anak-anak berdasarkan SG
Mark System……………………………………………………………………………..26
Gambar 18. Contoh tanda labeling dari JUPA……………………………………………………….27
Gambar 19. Saluran distribusi payung di Jepang……………………………………………………28
4
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Payung” untuk Edisi pada bulan Oktober 2013
ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi
dan potensi pasar payung di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat
berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan
kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret
2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief
disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan
impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi
pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung
Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan
komoditi Payung Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat
bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam
menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Oktober 2013
KATA PENGANTAR
5
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat
(bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan
di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
PETA JEPANG
6
1. Pemilihan Negara
Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan
data Kementerian Perdagangan RI, selama lima tahun terakhir, yaitu periode
2008-2012, perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 11,3%.
Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun
2012, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 52,9 milliar, dengan nilai
ekspor sebesar 22,8 miliar dan impor sebesar USD 30,1 milliar. Pada periode ini
Indonesia mengalami defisit sebesar USD 7,4 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD
3,6 miliar); natural rubber, balata (USD 1,3 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters
(USD 0,9 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,9 miliar); plywood, veneered
panels and similar laminated wood (USD 0,7miliar).
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti
incompletely knocked down motor vehicles (USD 1,9 miliar); parts of payung of the
motor vehicles of headings (USD 1,2 miliar); self-propelled bulldozers, angledozers,
graders, levellers (USD 0,8 miliar); motor cars & other motor vehicles principally
designed for the transport of pers ons (0,8 miliar); parts, suitable for use solely (USD
0,8 miliar).
2. Pemilihan Produk
Produk payung Jepang merupakan produk yang memiliki variasi yang sangat
beragam dan berkualitas tinggi. Keragaman produk payung di Jepang diantaranya
disebabkan pemakaian payung yang tidak hanya terbatas saat cuaca hujan, namun
juga saat musim panas dan sebagai pelengkap fashion. Hal ini merupakan
kesempatan besar bagi para pengrajin payung di Indonesia untuk mengembangkan
payung dengan inovasi yang kreatif untuk dapat dipasarkan di Jepang. Pembahasan
lebih lanjut mengenai pengunaan payung di Jepang akan dibahas selanjutnya pada
bab II.
Mengingat besarnya potensi pasar payung di Jepang menjadikan hal ini sebagai
peluang potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor produk payung ke
Jepang.
BAB I. PENDAHULUAN
7
3. Profil Jepang
a. Geografi
Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang
dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki,
Chugoku,Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu
Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
b. Pemerintahan
Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar
sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi
rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri.
Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang
terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242
kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet.
c. Demografi
Populasi penduduk Jepang per Juli 2012 mencapai 127.368.088 jiwa. Data ini
menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 128.957.352 jiwa.
Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah
61.875.892 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah
65.492.196 (51.4%).
Tabel 1. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di
Jepang tahun 2012
Age (years) Number (%) Male Female
0-14 13,5% 8.927.803 8.268.937
15-24 9,8% 6.385.033 6.046.609
25-54 38,5% 24.299.387 24.686.224
55-64 14,4% 9.166.111 9.177.111
≥ 65 23,9% 13.097.558 17.313.315
Sumber: http://www.indexmundi.com/japan/age_structure.html
8
Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang berdasarkan umur dan jenis kelamin pada tahun 2012 Sumber: http://www.indexmundi.com/japan/age_structure.html
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan
fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang
berpusat di kota-kota besar, bahkan sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran
pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya
industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan
ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang
berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar
Tokyo dan Osaka.
Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi
Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca
perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
9
Gambar 2. Penurunan Populasi Penduduk Jepang
Sumber: http://ajw.asahi.com/article/behind_news/social_affairs/AJ201208080042
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit
populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat
orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan
orang Peru-Jepang.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial,
terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya
biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan
generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika
dewasa.
d. Infrastruktur
Berdasarkan data tahun 2008, sebanyak 46,4 % energi di Jepang berasal dari
minyak bumi, 21,4 % batu bara,16,7 % gas alam, 9,7 % tenaga nuklir,dan 2,9%
tenaga air. Sebesar 25,1 % listrik Jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Transportasi
utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi
konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar
adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita
International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Central International
Airport dan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport.
e. Ekonomi
Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta
termaju didunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi
Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (di bawah China) dan ketiga di
dunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang
inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga
10
walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan
berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena
Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang
menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012,
Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga
dengan nilai GDP terbesar didunia.
Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern
umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan
kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu
dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun
Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya
dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak
perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan
negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global.
Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu
menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk
Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an
produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS
dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan
pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri
dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul.
Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain
seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju
dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang
yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat terswasembada
memenuhi kebutuhan domestiknya.
11
Industri payung di Jepang memiliki tingkat keragaman yang sangat variatif. Hal
ini disebabkan masyarakat menggunakan payung sehari-hari tidak hanya sebagai alat
untuk melindungi diri dari hujan dan terik matahari, namun juga masuk ke dalam
kategori fashion.
2.1. Budaya menggunakan payung di Jepang
Jepang sendiri merupakan negara dengan tingkat frekuensi musim hujan yang
cukup tinggi, dimulai dari akhir musim semi pada akhir April, lalu mulai musim
penghujan yang terkadang disertai petir pada bulan Mei, monsoons pada bulan Juni,
dan musim typhoon pada bulan Juli hingga Oktober. Selain itu, saat musim dingin pada
bulan November-Februari juga terkadang disertai hujan air atau salju. Banyaknya
frekuensi musim penghujan di Jepang membuat warganya tidak suka dengan kondisi
basah dan berusaha sebisa mungkin untuk tetap kering selama kondisi hujan. Selain
dengan menggunakan payung, masyarakat juga umum menggunakan jas hujan, dan
selalu mengelap badan menggunakan sapu tangan apabila terkena air bahkan kini
selain sepatu tahan air juga dikembangkan baju jas formal yang tahan air untuk
menjaga badan tetap kering.
Jas tahan air di Jepang Masyarakat Jepang
terbiasa untuk
menggunakan payung
saat bersepeda
Hampir semua orang di Jepang
menggunakan payung saat hujan
Gambar 3. Budaya menggunakan payung di Jepang
Kebiasaan masyarakat Jepang menggunakan payung saat hujan dapat dilihat di
jalan-jalan raya pada saat hujan hampir semua orang menggunakan payung bahkan
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG
12
orang-orang yang bersepeda pun tetap menggunakan payung saat mengayuh
sepedanya. Hal ini juga didukung dengan memadainya sistem prakiraan cuaca di
Jepang baik di saluran berita di televisi ataupun melalui internet dan handphone. Hal ini
menjadikan masyarakat Jepang cenderung untuk mengecek prakiraan cuaca sebelum
memutuskan untuk berpergian sehingga istilah ‘sedia payung sebelum hujan’ sangat
diterapkan di negara matahari terbit ini. Selain itu, budaya menggunakan payung juga
sudah dikenalkan sejak dini pada anak-anak di Jepang, baik itu melalui sekolah
maupun keluarga. Tidak heran banyak juga varian payung khusus anak-anak yang
dijual di Jepang.
Anak-anak usia SD di Jepang
menggunakan payung menuju
sekolah
Contoh variasi payung
untuk anak-anak di
Jepang
Contoh variasi inovasi payung untuk
anak-anak di Jepang
Gambar 4. Budaya menggunakan payung di Jepang dimulai sejak usia dini
Salah satu alasan terkait mengapa masyarakat Jepang membiasakan diri untuk
menggunakan payung tidak lain adalah kehati-hatian mereka untuk tidak terkena
penyakit apabila kehujanan, selain itu juga terdapat masalah higienitas yang
ditanamkan sejak dini. Selain itu masyarakat Jepang enggan untuk terlihat ‘bisyo-bisyo’
becek/basah) dihadapan orang lain.
2.2. Tingkat penggunaan payung di Jepang
Payung merupakan pakaian hujan (rain apparel) yang paling sering digunakan
dibandingkan dengan jas hujan. Penggunaan payung di Jepang begitu tinggi sehingga
pada musim penghujan sering terdengar istilah musim payung berbunga, karena
dimana-mana kita bisa melihat payung bermekaran dijalan umum. Dalam satu tahun,
masyarakat Jepang menggunakan sekitar 130 juta payung1. Apabila kita perkirakan
1 Data dari Japan Umbrella Promotion Association
13
bahwa populasi di Jepang sekitar 127 juta (berdasarkan data Maret 2012, termasuk
warga asing), itu berarti setiap orang membeli lebih dari satu payung per tahun.
Masyarakat Jepang, tidak terkecuali pria dan wanita tidak segan untuk membawa
payung saat diperkirakan hari akan hujan dan tidak ragu-ragu untuk menggunakannya
saat hujan. Pada umumnya payung yang digunakan kaum pria di Jepang bermodel
simple dan berwarna netral seperti hitam, meskipun juga banyak terdapat inovasi model
yang kreatif seperti payung bernuansa pedang samurai atau senapan. Selain untuk
musim hujan, kaum pria Jepang juga mulai menggunakan payung pada saat musim
panas untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Salaryman di Jepang umum
menggunakan payung
Warna dan desain
payung untuk pria
Payung ‘samurai’, variasi
inovasi payung untuk pria di
Jepang
Gambar 5. Budaya menggunakan payung di Jepang bagi kaum pria
Budaya menggunakan payung di Jepang turut didukung dengan fasilitas umum terkait
penggunaan payung. Seperti pada departement store dan food courts, umum dijumpai
pada pintu masuknya, terdapat alat ‘vinyl bag dispenser’ untuk membungkus payung
yang hujan saat memasuki gedung. Selain itu pada beberapa tempat juga terdapat
gantungan untuk meletakkan payung disertai kunci sehingga payung tidak mudah dicuri
orang. Rental payung untuk para tamu hotel dan penginapan bergaya tradisional
Jepang juga umum dijumpai.
14
Umbrella hanger
dengan kunci
Vinyl bag dispenser untuk
membungkus payung
Tanda peminjaman payung gratis
Gambar 6 . Fasilitas yang memudahkan penggunaan payung di Jepang
2.3. Ragam Payung dan Bahan Baku Payung Produksi Jepang
Payung terkait kegunaannya sebagai pelindung dapat digunakan menjadi dua
jenis, yaitu payung untuk musim hujan dan payung untuk musim panas.
Payung untuk musim hujan pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang
tahan air seperti plastik, sedangkan untuk musim panas bahan lebih bervariasi dari
berbagai jenis kain, renda hingga bahan fleece. Khusus untuk payung musim panas,
fungsi lebih ditujukan untuk fashion dan lebih banyak digunakan oleh kaum wanita.
Payung jenis ini tidak hanya digunakan oleh kalangan anak muda saja namun juga
kalangan orang tua di Jepang.
Payung berbahan fleece Payung berbahan
plastik
Payung dengan renda
Gambar 7 . Variasi payung musim panas di Jepang
15
Selain itu juga terdapat payung murah yang berbahan vinyl yang lazim dijumpai
di toko-toko 100 yen (Hyakuen shop) atau konbini (convenient store) di Jepang.
Harganya yang murah dan tidak terlalu bervariasi dari 100-500 yen menjadikan
masyarakat Jepang bisa bergantung pada payung-payung murah ini pada saat
mendesak. Payung jenis vinyl ini cukup populer di negara-negara lain sebagai payung
asli Jepang. Payung ini muncul sejak tahun 1950 dengan desain transparan yang
sederhana meskipun kini pada perkembangannya payung vinyl memiliki warna dan
variasi gambar. Meskipun dari segi kualitas payung vinyl kalah bila dibandingkan
dengan payung dengan harga yang lebih tinggi, payung ini mengandalkan potensi di
harga yang murah dan mudah ditemui di toko-toko. Bahkan payung ini juga dikenal
sebagai payung sekali pakai karena umum di Jepang untuk membuang payung jenis ini
setelah pemakaian. Payung ini juga digemari karena kemungkinan untuk dicuri lebih
kecil.
Variasi payung vinyl di toko 100
yen
Payung vinyl dengan desain
unik
Payung vinyl dengan
desain gagang yang kreatif
Gambar 8 . Koleksi payung transparan vinyl di Jepang
Selain variasi ini, payung lipat (collapsible umbrella) juga umum dijumpai di
Jepang. Payung ini seiring perkembangan jaman memiliki desain yang semakin tipis,
kecil dan ringan sehingga lebih compact dan portable (mudah dibawa kemana-mana).
Pada umumnya payung lipat berukuran tinggi sekitar 28cm ketika dilipat dan sekitar
70cm ketika dibuka. Untuk beratnya cukup bervariasi, namun berkisar 312 gram dan
tidak lebih dari 16cm ketika dibuka. ‘Jump umbrella’ juga cukup dikenal di Jepang, yang
menampilkan fiture tombol pada gagangnya sehingga pengguna cukup dengan
menekan tombol untuk membuka payung. Harga bervariasi dari 500-1500 yen untuk
payung lipat.
16
Payung lipat kini berdesain
semakin tipis dan mungil
Payung lipat desain kartun
untuk anak-anak
Payung lipat desain botol
untuk pria dewasa
Gambar 9. Koleksi payung lipat di Jepang
Untuk masyarakat Jepang yang mengutamakan kualitas dan daya tahan barang
hingga waktu yang panjang, terdapat juga payung berstandar Eropa dengan desain
yang lebih besar dan bahan yang lebih kuat. Payung jenis ini pada umumnya digunakan
pada saat formal seperti saat menghadiri pemakaman dan ditujukan untuk pengunaan
jangka panjang. Untuk harga, mulai dari 1000 yen, bahkan terdapat pula yang berharga
hingga 10.500 yen di department store atau mall dan asli buatan Jepang (made in
Japan). Untuk satu keluarga inti di Jepang, setidaknya mereka memiliki satu payung
berkualitas bagus dirumahnya.
Selain pilihan payung dengan desain dan warna yang beraneka ragam, Jepang
juga memiliki koleksi aksesoris terkait payung yang cukup beragam pula, seperti
gantungan payung yang bisa dibawa-bawa, sehingga pengguna payung tidak perlu
repot-repot mencari tempat untuk meletakkan payungnya apabila berpergian, lalu juga
ada pelapis gagang payung, sehingga pengguna bisa menggenggam payung dengan
lebih nyaman, dan lain sebagainya.
17
Gantungan payung Pelapis gagang payung Pembungkus payung dari
plastik yang bisa dilipat
Gambar 10. Variasi aksesoris payung yang umum dijual di Jepang
Masyarakat Jepang yang kreatif juga menghasilkan berbagai inovasi kreatif
payung seperti payung yang khusus untuk binatang peliharaan sehingga pemilik
binatang peliharaan bisa tetap mengajak binatang peliharaannya untuk jalan-jalan
meskipun cuaca hujan, selain itu juga terdapat payung yang menutupi seluruh badan,
dan payung yang khusus digunakan untuk pengendara sepeda, dan lain sebagainya.
Desain dan gambar dari payung-payung di Jepang juga sangat kreatif dan menarik,
sehingga tidak jarang masyarakat Jepang memiliki lebih dari satu payung per orang
dalam satu rumah tangga, karena tidak hanya dari segi fungsi, namun payung juga
digunakan dari segi fashion dan aktualisasi diri.
Desain payung unik Payung khusus binatang
peliharaan
Payung untuk pengendara sepeda
Gambar 11 . Variasi inovasi kreatif payung di Jepang
18
Selain payung bermodel barat seperti telah dijelaskan sebelumnya, di Jepang
juga terkenal dengan payung bermodel tradisional yang lebih dikenal dengan nama
‘Wagasa’. Payung jenis ini ditemukan di China yang pada awalnya berbahan sutra,
dengan bentuk seperti kanopi. Dalam perkembangannya di Jepang payung berbahan
kertas minyak yang tahan air, dan sangat populer setelah zaman Edo. Permintaan dan
popularitas terhadap payung kertas ini mencapai puncaknya pada zaman Meiji dan
Taisho, pada saat itu lebih dari 100 pabrik payung terdapat di prefektur Kanazawa.
Namun setelah tahun 1950, mulai bermunculan payung dari negara barat yang jauh
lebih murah sehingga permintaan terhadap wagasa menurun.
Payung Jepang
berbahan nylon
Payung Jepang dengan
desain Bali berbahan
parasols
Payung Jepang
berbahan sutra
Payung Jepang
berbahan kertas
minyak
Gambar 12 . Kreasi payung tradisional kreasi pengrajin Jepang
Meskipun berasal dari negara China, negara Jepang mempelajari dan
mengasah keahlian kerajinan membuat payung dengan sungguh-sungguh sehingga
pembuatannya menjadi sempurna, sehingga pada zaman itu muncullah payung kertas
khas Jepang yang indah dan terkenal hingga saat ini. Payung kertas Jepang juga
dikenal dengan istilah “washi” dari kata “wa” yang berarti “Jepang” dan “shi” yang berarti
kertas. Pada umumnya kertas berasal dari bagian dalam batang pohon. Pohon yang
umum digunakan untuk membuat payung ini ada tiga jenis, yaitu: Kozo atau paper
mulberry, Mitsumata dan Gampi (Penjelasan mengenai ketiga jenis pohon ini terdapat
di ‘Market Brief Kertas’). Serat pohon Kozo adalah yang paling sering digunakan dalam
membuat payung Jepang karena kuat dan tahan lama. Pohon Mitsumata merupakan
pohon asli Jepang, namun lebih mahal sehingga tidak banyak payung Jepang yang
menggunakan bahan ini. Pohon Gampi merupakan bahan payung yang umum
digunakan pada zaman dahulu. Serat Gampi dikenal selain karena berkualitas bagus
dan tahan lama juga karena persepsi masyarakat Jepang terhadap pohon Gampi
19
adalah memiliki keagungan. Sehingga, serat Gampi merupakan materi yang paling
ideal dalam membuat payung kertas Jepang, karena bahan tidak rusak ketika ditulisi
atau diwarnai. Selain serat pohon untuk membuat kertas bahan payung, pembuatan
payung tradisional Jepang juga menggunakan bahan alami yang lain seperti bambu
dan batang pohon tapioka.
Sudah merupakan persyaratan umum dalam pembuatan payung kertas Jepang untuk
menggunakan bahan alami dan dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan dengan
proses yang terpisah-pisah untuk penyelesaian, bahkan terdapat hingga 100 proses
hingga selesai. Proses akhir dalam pembuatan payung kertas Jepang adalah melapisi
pernis atau parasol untuk setiap payung dan mewarnai dan menggambar dengan
desain yang menarik. Karena tingkat kesulitan pembuatan payung tradisional Jepang
cukup tinggi, para pengrajin payung Jepang juga memiliki sistem perekrutan yang
cukup detail meliputi proses ujian dan wawancara. Proses pelapisan adalah untuk
menciptakan bahan tahan air dan juga untuk melindungi dari sinar matahari sehingga
warna dan gambar tidak pudar. Bagi masyarakat Jepang kertas parasol memiliki status
yang tinggi karena umum digunakan oleh Kaisar pada zaman-zaman dahulu. Kini
kertas parasol merupakan bagian dari fashion dan digunakan dari segi kepraktisan.
Pada umumnya desain dan gambar payung terinspirasi dari mitologi dan dekorasi
China dengan tema burung, bunga, buah-buahan dan wanita.
2.4. Ekspor dan Impor Produk Payung di Dunia
Berdasarkan data dari ITC Trade, China menguasai ekspor payung di dunia
hampir mencapai 80% dari impor payung dunia berasal dari China.
20
Gambar 13. Ekspor dunia dikuasai China, data 2010
2.5. Ekspor dan Impor Produk Payung di Jepang
Pada umumnya impor payung ke Jepang dikuasai oleh China hingga 99% dari
total impor. Selain negara China, negara lain yang juga melakukan impor payung ke
Jepang antara lain adalah Taiwan dan Korea Selatan.
Tahun Jumlah Impor
Payung Total
Impor Payung
Panjang
Impor Payung
Lipat
Impor Payung
lainnya
2008 129.089.481 106.344.975 21.944.912 799.594
2009 126.882.923 107.670.956 18.327.483 884.484
2010 122.320.427 101.620.461 20.162.899 537.067
2011 122.340.764 100.809.400 20.818.042 713.322
2012 133.252.537 108.979.909 23.647.669 630.959
Tabel 2. Impor Payung ke Jepang berdasarkan Jenisnya
Data dari Ministry of Finance of Japan
21
Gambar 14. Impor Payung ke Jepang berdasarkan Jenisnya
Grafik diolah penulis. Data dari Ministry of Finance of Japan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa impor payung panjang lebih besar daripada impor
payung lipat. Data menunjukkan adanya kenaikan mulai tahun 2011 hingga tahun 2012.
Tabel 3 . Nilai Impor Payung ke Jepang Bulan Januari 2013 berdasarkan Negara
Data. Ministry of Finane Japan
Sedangkan untuk nilai impor payung ke Jepang pada bulan Januari 2013 dapat
dilihat dikuasai oleh China, sedangkan negara lain yang juga turut melakukan impor
payung ke Jepang seperti Korea Selatan, Vietnam dan Thailand memiliki nilai yang
tidak signifikan bila dibandingkan dengan negara China.
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
140000000
2008 2009 2010 2011 2012
Ku
an
tita
s
Impor Payung ke Jepang
Jumlah Impor Payung
Total
Impor Payung Panjang
Impor Payung Lipat
Impor Payung lainnya
Kore
a
Selat
an
Chin
a
Hong
kong
Vietn
am
Thail
and
Fran
ce
Neth
erlan
d
Swit
zerla
nd
Italia USAAust
ralia
Value-Year 2029 6E+05 657 919 1068 2355 8460 387 29860 7749 318
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
Va
lue (
yen
)
Nilai Impor Payung ke Jepang Bulan
Januari 2013
22
Impor
Payung
Jepang
Quantity1-Year Quantity2-Year Value-Year
Korea
Selatan 200 7416 7616 2029
China 707976 1367143 2075119 560514
Hongkong 20 144 164 657
Vietnam 128 1103 1231 919
Thailand 64 1335 1399 1068
France 200 3063 3263 2355
Netherland 58 1780 1838 8460
Switzerland 1 53 54 387
Italia 385 11103 11488 29860
USA 267 4748 5015 7749
Australia 18 112 130 318
Total Impor Payung Panjang 2107317 614316
China 18041877 4023846 22065723 7564639
Taiwan 14838 3822 18660 17742
Vietnam 500 254 754 392
Singapore 2000 360 2360 790
Inggris 1889 617 2506 7558
Netherland 3600 1270 4870 4755
France 2390 957 3347 3828
Italy 969 430 1399 5636
Finland 216 91 307 623
USA 500 220 720 887
Total Impor Payung Lipat 22100646 7606850
Tabel 4. Impor Payung pada Bulan Januari 2013 dari berbagai negara, Kuantitas dan
Value.
Untuk lebih jelasnya negara mana saja yang melakukan impor payung ke
Jepang dapat dilihat pada Tabel diatas. Bisa dilihat bahwa China, Taiwan menguasai
pasar impor payung Jepang.
23
Gambar 15. Nilai Ekspor Payung dari Jepang ke Berbagai Negara pada bulan Januari
2013.
Data. Ministry of Finance
Ekspor Payung Jepang Quantity1-Year Quantity2-Year Value-Year
Korea Selatan 117 238 1434
Taiwan 235 47 204
Filipin 90 40 421
Northern Mariana Island (US) 154 751 2822
China 0 47200 11894
Taiwan 0 2645 3786
Hongkong 0 5787 8285
Thailand 0 4500 3015
Singapore 0 1282 757
Malaysia 0 216 218
Filipin 0 5724 640
Netherland 0 288 218
US 0 480 347
French West Indies 0 500 250
596 69698 34291
Tabel 5. Nilai dan Kuantitas Expor Payung Jepang ke Berbagai Negara pada Bulan
Januari 2013
Data. Ministry of Finance
Jepang juga melakukan ekspor payung ke beberapa negara, diantaranya adalah ke
China, Hongkong dan Northern Mariana Island, negara kepulauan dibawah
pemerintahan Amerika Serikat.
010000200003000040000
Va
lue (
yen
)
Nilai Expor Payung dari Jepang ke
Berbagai Negara Januari 2013
24
2.6. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Payung di Jepang
Menurut informasi dari JETRO, berdasarkan klasifikasi HS, produk payung di Jepang
adalah HS6601 dan tidak ada regulasi impor yang khusus. HS6601 termasuk
didalamnya produk payung pantai dan payung taman, secara spesifik untuk payung
pantai termasuk dalam HS6601.10-0004, sedangkan untuk payung lipat masuk dalam
HS6601.91-0000. Sedangkan untuk produk gagang payung, termasuk semua yang
melekat pada payung masuk ke dalam HS6603.20-0004
Payung masuk ke dalam klasifikasi household goods dalam sub kategori miscellaneous
manufactured goods, yang turut terkena pasal Household Goods Quality Labelling Act
dan wajib untuk mentaati proses perlabelan yang berlaku di Jepang
Hukum dan peraturan utama yang berkaitan dengan impor payung ke Jepang adalah
sebagai berikut.
1. Household Goods Quality Labelling Act
Untuk importir dengan kantor penjualan dan distributor di Jepang maka wajib
menampilkan komposisi payung seperti kain yang digunakan, panjang rusuk luar,
jenis payung misalnya apakah termasuk payung taman atau payung pantai, dan
informasi terkait lainnya seperti alamat perusahaan atau nomor telepon yang bisa
dihubungi dalam bahasa Jepang. Informasi ini wajib diletakkan di posisi yang
mudah dibaca oleh konsumen dalam bahasa Jepang. Labelling dari negara asal
pengimpor harus memenuhi standar relevan dari Fair Trade Commision Notice no
34, 1973 berdasarkan pasal Act againts Unjustifiable Premiums and Misleading
Representations.
Contoh labelling payung berdasarkan
household goods quality labelling act
yang mencantumkan bahan material
yang digunakan, tinggi produk, alamat
perusahaan dan nomor telepon
perusahaan
Gambar 16 . Contoh labelling payung
25
2. Consumer Product Safety Act
Merupakan tanda yang diberikan kepada produk yang telah lolos standar yang
diakui pemerintah Jepang akan definisi produk yang aman. Selain itu juga produk
harus lolos syarat tidak mengandung bahan produk yang berbahaya atau Act on
Control of Household Product Containing Harmful Substances, terutama untuk
bahan materi kain yang umum menggunakan produk kimia yang bisa berbahaya
bagi kesehatan. Terdapat juga sertifikasi sukarela yaitu SG Mark yang menunjukkan
bahwa produk telah memenuhi standar keamanan yang ditentukan oleh sistem SG
Mark. Khusus untuk payung pantai harus memenuhi syarat keamanan oleh SG
Mark System.
Tabel 6. Persyaratan Pelabelan Produk Rumah Tangga (Household Goods Quality
Labeling Act)
3. Persyaratan untuk payung khusus anak-anak
Terdapat persyaratan khusus untuk impor payung anak-anak yang ditentukan oleh
Product Safety Association di Jepang. Persyaratan meliputi ukuran dan bahan
materi yang diperbolehkan untuk pembuatan payung anak-anak. 2
2 SG-mark.org
26
Ukuran payung untuk
anak-anak
Syarat jarak payung
anak-anak dengan tanah
apabila di tenteng
Gambar 17 . Contoh persyaratan payung yang ditujukan
untuk anak-anak berdasarkan SG-Mark System
4. Selain persyaratan diatas, importir payung ke Jepang juga dihimbau untuk
mencantumkan label yang ditetapkan oleh JUPA (Japan Umbrella Promotion
Association). Kriteria ini muncul sejak tahun 1969 untuk mendorong terwujudnya
keamanan dan peningkatan kualitas payung.
Label kemanan dan kualitas
yang diterbitkan oleh JUPA
(Japan Umbrella Promotion
Association)
Kartu tampilan tanda
kemananan JUPA yang
menampilkan nomor JUPA,
nomor yang bisa dihibungi
untuk penanganan masalah
keselamatan, dan nomor
kontrol untuk masing-masing
produsen.
27
Tanda keamanan dari JUPA
yang diletakkan di gagang
payung menandakan bahwa
payung telah lolos sertifikasi
keamanan yang menyatakan
bahwa gagang payung tidak
akan menyakiti ujung jari pada
saat menutup dan membuka
payung.
Gambar 18 . Contoh tanda labelling dari JUPA
2.7. Kebijakan Tarif Impor Payung ke Jepang
Kebijakan tarif impor payung untuk negara Indonesia mengikuti tarif rate untuk EPA
seperti dibawah ini.
Tabel 7. Tarif impor payung ke Jepang
2.8. Saluran Distribusi Produk Payung di Jepang
Saluran distribusi payung di Jepang mengikuti aluran yang sama seperti consumer
household lainnya, yang melibatkan pembelian antara produsen, importir, grosir dan
pengecer. Pada akhirnya produk dijual melalui toko-toko retailer yang ada di Jepang,
seperti departement store (Contohnya: Isetan, Takashimaya), pusat perbelanjaan
(Contohnya: Lalaport dan Aeon Mall), Toko-toko retail di stasiun kereta api (Contoh :
Lumine), toko diskon (Contoh : Donkihotei), dan toko-toko konbini (Contoh Lawson,
Seven Eleven) juga pada toko-toko 100 yen (Contoh Daiso, Seria)
EPA rate
28
Gambar 19 . Saluran Distribusi Produk Payung di Jepang
29
1. Peluang
Konsumen Jepang membeli payung atas dasar fungsi dan fashion sehingga
tidak jarang masyarakat Jepang memiliki payung lebih dari satu buah. Selain
itu konsumen payung tidak terbatas wanita muda saja, melainkan juga
anak-anak, pria dan orang tua. Musim di Jepang yang memiliki frekuensi hujan
yang cukup sering dan panas yang sangat terik juga mendukung penjualan
payung di Jepang.
Konsumen Jepang tertarik dalam 3 (tiga) elemen pada setiap produk, yaitu:
bahan baku produk, proses pembuatan produk, nilai identitas tradisional.
Elemen ketiga adalah yang terpenting, karena menjadikan produk lebih khas
dari produk lain.
Khusus untuk produk payung, masyarakat Jepang tertarik pada desain dan
warna yang beragam. Selain itu inovasi yang terbaru dan fungsional juga bisa
menarik perhatian konsumen Jepang.
Untuk payung tradisional Jepang, dikarenakan produksi washi sering tidak
dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal sehingga,
ini bisa dijadikan peluang bagi Indonesia apabila bisa menciptakan alternative
yang lebih murah untuk produk washi atau kertas Jepang yang dapat
digunakan sebagai bahan baku payung kertas Jepang.
2. Hambatan
Konsumen Jepang sangat memperhatikan mutu dan kualitas, sehingga untuk
lolos persyaratan keamanan dan kenyamanan produk payung, perusahaan
harus bisa memenuhi berbagai ukuran dan bahan yang telah ditentukan oleh
pemerintah
Kualitas payung yang sangat diperhatikan di Jepang juga membuat para
pengrajin payung atau bisa disebut kasa master sering mengikuti seminar
mengenai pembuatan payung yang baik dan benar berdasarkan standar yang
ada. Keterangan mengenai seminar pembuatan payung di Jepang dapat dilihat
di website JUPA.
Hadirnya produk impor dari China dengan harga yang murah dan desain yang
tidak kalah dari produk lokal
Kreatifitas pengrajin payung lokal Jepang telah dapat menciptakan payung
dengan berbagai desain, termasuk desain payung tradisional Indonesia.
3. Strategi
Hal yang perlu diperhatikan untuk memasuki pasar Jepang adalah:
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI
30
Siap melayani permintaan pelanggan dengan cepat
Dapat memastikan waktu pengiriman
Menjaga kualitas produk
Memiliki layanan purna jual yang baik bagi pelanggan
Dapat menjelaskan asal-usul produk dan persediaannya
Tidak mempekerjakan pekerja anak
Senantiasa secara kontinyu mempelajari iklim pasar, peraturan hukum, budaya,
dan profil demografis Jepang untuk terus meningkatkan nilai produk, jaringan
distribusi, dan harga pasar.
Selain itu, dapat melakukan kerjasama antar lain :
(1) Berhubungan dengan manufaktur Jepang
Melakukan hubungan dengan manufaktur Jepang akan berarti menikmati
jaringan distribusi dengan investasi yang minimal. Sejumlah aspek seperti
cakupan distribusi calon mitra bisnis, kesesuaian harga jual, staf, kebijakan
harga, pangsa pasar, dan keuntungan, harus menjadi bahan pertimbangan
dalam memilih calon mitra-usaha di Jepang.
(2) Penggunaan agen impor atau pedagang grosir
Ini merupakan saluran distribusi alternatif bagi perusahaan yang ingin
memiliki hubungan langsung dan mandiri dengan pasar setempat. Bagi
pengusaha baru di bidang ini “first entry into the market” sebaiknya
bekerjasama dengan perusahaan importir yang pengalaman menangani
dalam kategori payung tersebut. Hal ini bertujuan agar lebih efektif dalam
penanganan administrasi impor dan dalam menghubungi prospektif
konsumen.
(3) Aktif mengikuti pameran International untuk Payung, terutama yang ada di
Jepang.
(4) Aktif bergabung dalam asosiasi Payung di Jepang.
(5) Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri. Para pengusaha juga
diharapkan secara proaktif menghubungi dan mengikuti Perdagangan
Luar Negeri Indonesia di Jepang, dalam hal ini melalui ITPC di Osaka
ataupun Atase Perdagangan di KBRI Tokyo dan sejumlah organisasi
nirlaba di Jepang yang dapat membantu melakukan riset awal serta
pengumpulan data/informasi tentang kondisi pasar di Jepang. Seperti:
JETRO (Japan External Trade Organization)
Badan-badan Pemerintah (bidang ekonomi dan perdagangan)
Asosiasi Kerjasama Internasional
Asosiasi Perdagangan Luar Negeri
Asosiasi Pameran Dagang
Organisasi Promosi Dagang tingkat Daerah
Kamar Dagang dan Industri Jepang (baik pusat maupun daerah)
(6) Lakukan pemasaran Online.
31
1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Duta Besar : Yoshinori KATORI
Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat
10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Website : www.id.emb-Jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta
Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,
Jakarta Pusat 10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308
Fax : (62-21) 3192-5460
Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya
Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl.
Sumatera 93,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Phone : (62-31) 503-0008
Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang - Medan
Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI
Wisma BII, 5th Floor,
Jl. Diponegoro No.
18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Phone : (62-61) 457-5193
Fax : (62-061) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang - Makasar
Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA
Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31,
Makasar, Indonesia Phone : (62-411)
871-030, 872-323, 851-882
Fax : (63-61) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang Cabang
Denpasar
Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address :
Jl. Raya Puputan No. 170,
Renon, Denpasar, Indonesia
Phone : (62-361) 227-628
Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce &
Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi,
Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan
T : (813) 3283 7523
F : (813) 3216 6497
W : www.tokyo-cci.or.jp/
Fukuyama Chamber of Commerce
and Industry 2-10-1 Nishi-machi
Fukuyama-City Hiroshima-
Prefecture 720-0067 Japan
T : (818) 4921 2345
F : (818) 4922 0100
W : www.fukuyama.or.jp/e
Hiroshima Chamber of
Commerce 44 Matomachi
5-chome, Naka-ku
Hiroshima 730 Japan
T : (818) 2222 6610
F : (818) 2211 0108
W : ww.hiroshimacci.or.jp/
Kawasaki Chamber of Commerce
and Industry 11-2, Ekimae Honcho,
Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan
T : (814) 4211 4111
F : (814) 4211 4118
W : www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of
Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-
BAB IV. INFORMASI PENTING
32
agaru Karasumadori
Nakakyo-ku 604, Japan
T :(817) 5212 6450
F : (817) 5255 0428
W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/
Osaka Chamber of
Commerce & Industry
2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-
ku Osaka 540-0029 Japan
T : (816) 6944 6400
F : (816) 6944 6293
W : www.osaka.cci.or.jp/e/
Okinawa Chamber of
Commerce and Industry
15-20 Chuo 4-chome
Okinawa-shi 904 Japan
T : (819) 8938 8022
F : (819) 8938 2755
W : www.okinawacci.or.jp
Nagahama Chamber of
Commerce and Industry
10-1 Takada-cho Nagahama
Shiga 526-0037 Japan
T : (817) 4962 2500
F : (817) 4962 8001
W : www.nagahama.or.jp
3. Asosiasi Payung di Jepang
Japan Umbrella Promotion Association
(JUPA)
http://www.jupa.gr.jp
Japan Paper Exporters’ Importers’
Association
http://jpeta.or.jp/index_e.html
4. Daftar Pameran Terkait
Souvenir Show 2014 Spring.
16 Jan 2014- 17 Jan 2014
Tokyo, Japan
Local Specialty Products (inculding
traditional Japanese umbrella)
2nd Tokyo Fashion Wear Expo
20 Oct 2014-22 Oct 2014
Tokyo, Japan
Belt, Hats, Caps, Tshirts, Gloves,
Sunglasses, Handkerchiefs, Umbrellas,
Rainboots, etc
The 77th Tokyo International Gift Show
Spring 2014
Tokyo, Japan
Fashion Items, Paper Goods, Collectives,
Crafts, Accessories
The 51st Osaka International Gift Show
Spring 2014
Osaka, Japan
Personal gifts, Accessories, design goods
The 38th Japan Hobby Show 2014
24 April 2014-26 April 2014
Tokyo, Japan
Paper carft goods, wool, ribbon, beads,
5th Design Tokyo
9 July 2014-11 July 2014,Tokyo, Japan
Interior (lights, furniture), Fashion (Bags,
Shoes, umbrella), Textiles (Carpets,
33
miniature furniture, wood carvings, etc curtains), Gift (Household goods, etc)
5. Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo
Duta Besar : Muhammad Lutfi
Atase Perdagangan : Julia Silalahi
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome,
Shinagawa-ku,
Tokyo-to, 141-0022, Japan
Phone : (+81-3) 3441-4201
Fax : (+81-3) 3447-1697
Email : [email protected]
Website : www.indonesianembassy.jp
KJRI Osaka
Konsul Jenderal : Ibnu Hadi
Resona Semba Building 6th Floor,
4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka
542-0081, Japan
Phone : (81-6) 6252-9826
Fax : (81-6) 6252-9872
Email : [email protected]
Website : www.indonesia-osaka.org
ITPC Osaka
Kepala : Rosiana C. Frederick
Wakil : Eko Priyantoro
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center
2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku,
Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350
Fax : 06-6615-5351
Email : [email protected]
Website : http://www/itpc.or.jp
34
1. Japan Custom www.customs.go.jp
2. JETRO, http://www.jetro.go.jp/
3. Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp
4. Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/
5. Japan Umbrella Promotion Association http://www.jupa.gr.jp/
REFERENSI