Transcript
Page 1: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

TUGAS AKHIR โ€“ SM141501

PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA APLIKASINYA PADA PROSES PENDINGINAN SEMI-INFINITE OLEH RADIASI DWI AFIFAH RAHMATUL HIJRAH NRP 1211 100 068 Dosen Pembimbing Dra. Sri Suprapti H., M.Si JURUSAN MATEMATIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Page 2: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

FINAL PROJECT โ€“ SM141501

CAPUTO FRACTIONAL DIFFERENTIAL EQUATION AND APPLICATION PROCESS OF SEMI-INFINITE COOLING BY RADIATION DWI AFIFAH RAHMATUL HIJRAH NRP 1211 100 068 Supervisor Dra. Sri Suprapti H., M.Si MATHEMATICS DEPARTMENT Faculty of Mathematics and Science Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2016

Page 3: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA
Page 4: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

vii

PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPECAPUTO SERTA APLIKASINYA PADA PROSESPENDINGINAN SEMI-INFINITE OLEH RADIASI

Nama Mahasiswa : Dwi Afifah rahmatul hijrahNRP : 1211 100 068Jurusan : MatematikaDosen Pembimbing : Dra. Sri Suprapti H., M.Si

AbstrakPersamaan diferensial fraksional telah menjadi alat yang

penting didalam permodelan matematika. Namun, penelitiantentang teori dasar dari persamaan diferensial fraksional belumbanyak dilakukan. Kajian dasar teori persamaan diferensialfraksional dilakukan dengan membuktikan keseimbanganpersamaan antara integral volterra dengan persamaandiferensial fraksional serta membuktikan sifat-sifat daripersamaan diferensial tersebut. Dengan menggunakanpersamaan integral volterra dan masalah nilai batas didapathasil dari persamaan diferensial fraksional linier tipe Caputopada order 0 < < 1 . Sedangkan untuk persamaan diferensialfraksional nonlinier digunakan fraksional deret Taylor untukmendapatkan hasil numerik. Pada Tugas Akhir ini hasil numerikdari fraksional deret Taylor digunakan untuk menyelesaikanmodel untuk proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi.

Kata kunci: Fraksional Deret Taylor, Integral Volterra, MasalahNilai Batas, Persamaan Diferensial Fraksional,Pendinginan Semi-Infinite

Page 5: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

viii

โ€œHalaman ini sengaja dikosongkanโ€

Page 6: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xi

CAPUTO FRACTIONAL DIFFERENTIAL EQUATION ANDAPPLICATION PROCESS OF SEMI-INFINITE COOLING

BY RADIATION

Nama Mahasiswa : Dwi Afifah rahmatul hijrahNRP : 1211 100 068Jurusan : MatematikaDosen Pembimbing : Dra. Sri Suprapti H., M.Si

AbstractFractional differential equations have become an important

tool in mathematics modelling. However, there are have still notmuch study about basic theory of fractional different equations.Study about basic theory of fractional differential equations hasbeen doing with born out the balance of the equations betweenvolterra integral and fractional differential equations and borrnout the properties from the differential equations. Within volterraintegral and boundary initial problem will gain the result ofCaputo linear fractional differential equations order 0 < < 1 .Whereas for nonlinear used fractional Taylor series to getnumeric result. In this final project the numeric result fromfractional Taylor series has been using to solved the process ofsemi-infinite cooling by radiation.

Keyword: Boundary Value Problem, Differential FractionalEquations, Fractional Taylor Series, IntergalVolterra, Semi-Infinite Cooling

Page 7: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

x

โ€œHalaman ini sengaja dikosongkanโ€

Page 8: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllahSWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggapenulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudulโ€œPERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPECAPUTO SERTA APLIKASINYA PADA PROSESPENDINGINAN SEMI-INFINITE OLEH RADIASIโ€ sebagaisyarat kelulusan dalam menempuh program S-1 JurusanMatematika FMIPA ITS Surabaya.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancaratas kerja sama dan dukungan berbagai pihak. Sehubungandengan itu, penulis bermaksud menyampaikan terima kasihkepada :1. Bapak Dr. Imam Mukhlas, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan

Matematika FMIPA ITS.2. Ibu Dra. Sri Suprapti H., M.Si sebagai dosen pembimbing

Tugas Akhir, atas segala bimbingan dan motivasi yang telahdiberikan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Sentot Didik Surjanto, M.Si, Bapak Drs. Kamiran,M.Si, Ibu Sunarsini, M.Si, dan Ibu Dra. Wahyu Fistiadoctorina, M.Si selaku dosen penguji.

4. Bapak Drs. Chairul Imron, MI.Komp selaku Ketua Prodi S-1Jurusan Matematika FMIPA ITS.

5. Bapak Drs. Lukman Hanafi, M.Sc, selaku dosen wali.6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staff Tata Usaha dan

Laboratorium Jurusan Matematika FMIPA ITS.7. Teman โ€“ teman angkatan 2011 Jurusan Matematika atas

dukungan yang telah diberikan kepada penulisPenulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritikdari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan di masa yang akandatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Page 9: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xii

Surabaya, Januari 2016Penulis

Page 10: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xiii

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PENGESAHAN vABSTRAK viiABSTRACT ixKATA PENGANTAR xiDAFTAR ISI xiiiDAFTAR GAMBAR xvDAFTAR TABEL xviiDAFTAR SIMBOL xixBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang...................................................................1.2 Rumusan Masalah..............................................................1.3 Batasan Masalah ................................................................1.4 Tujuan................................................................................1.5 Manfaat..............................................................................1.6 Sistematika Penulisan ........................................................

122233

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Fungsi Gamma ..................................................................2.2 Integral Fraksional dan Turunan Fraksional......................2.3 Integral Volterra ................................................................2.4 Masalah nilai Batas.....................................................2.5 Pendinginan Semi Infinite..........................................2.6 Fraksional Deret Taylor.....................................................2.7 Transformasi Laplace..................................................

57

1010111213

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Studi Literatur ...................................................................3.2 Tahap Mengkaji Persamaan Diferensial

Fraksional...... .............................................................3.3 Tahap Perhitungan Numerik Model Pada Proses

Pendinginan Semi-Infinite Oleh Radiasi ...........................3.4 Tahap Simulasi Numerik Model Pada Proses

Pendinginan Semi-Infinite Oleh Radiasi ...........................3.5 Kesimpulan dan Saran ......................................................

1717

17

17

18

Page 11: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xiv

3.6 Diagram Alir ....................................................................18BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN4.1 Sifat-sifat Utama pada Integral dan Turunan

Fraksional Riemann-Louville ............................................4.2 Keseimbangan Persamaan Differensial Fraksional

dengan Persamaan Integral Volterra..................................4.3 Beberapa Contoh Penyelesaian Eksak Persamaan

Diferensial Fraksional Linier .............................................4.4 Penyelesaian Numerik Dari Proses Pendinginan

Semi-Infinite Oleh Radiasi ................................................

19

23

25

33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan .......................................................................5.2 Saran .................................................................................

4748

DAFTAR PUSTAKA 49LAMPIRANListing program................................................................... 51

Page 12: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 3.1 Diagram alirGambar 4.1 Grafik solusi numerik untuk N=5Gambar 4.2 Grafik solusi numerik untuk N=3Gambar 4.3 Grafik solusi numerik untuk N=4Gambar 4.4 Grafik solusi numerik untuk N=7

1641424243

Page 13: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xvi

โ€œHalaman ini sengaja dikosongkanโ€

Page 14: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xvii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 2.1 Tansformasi Laplace 12Tabel 4.1 Hasil numerik untuk N=5 41

Page 15: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xviii

โ€Halaman ini sengaja dikosongkanโ€

Page 16: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xix

DAFTAR SIMBOL

= order integral dan diferensial fraksionalฮ“ = fungsi Gamma

= fungsi integral fraksional= variabel bebas= variabel waktuD = fungsi turunan fraksional= bilangan bulat positif terkecil yang mendekati q= derajat fungsi polinomial yang merupakan

bilangan real= konstanta turunan fraksional= koefisien panas( ) = fungsi t( , 0) = suhu permukaan= nilai awalโ„œ( ) = bagian real dari z[0,โˆž) = fungsi yang kontinu pada selang [0,โˆž)(0, ) = suhu permukaan([0, ], ) = fungsi yang kontinu pada selang [0, ] pada

bilangan realโ— = persamaan yang terbukti

Page 17: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

xx

โ€œhalaman ini sengaja dikosongkanโ€

Page 18: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

1

BAB IPENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan hal-hal yang melatarbelakangimunculnya permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini.Kemudian permasalahan tersebut disusun kedalam suatu rumusanmasalah. Selanjutnya dijabarkan juga batasan masalah untukmendapatkan tujuan yang diinginkan serta manfaat yang dapatdiperoleh. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir diuraikanpada bagian akhir bab ini.

1.1 Latar BelakangKalkulus fraksional adalah cabang dari kajian tentang

turunan dan integral order bukan bilangan bulat (dinamakanintegral dan turunan fraksional). Secara khusus, matapelajaran ini melibatkan gagasan dan metode penyelesaianpersamaan diferensial yang melibatkan turunan fraksionaldari fungsi yang tidak diketahui yang dinamakan persamaandiferensial fraksional[5].

Kalkulus fraksional muncul hampir bersamaan dengankalkulus klasik ditetapkan. Kalkulus fraksional pertama kalidiperkenalkan dalam tulisan Leibniz pada lโ€™Hospital tahun1695, ketika ide untuk semi-turunan disarankan. Setelah itu,banyak ahli matematika yang membangun dasar kalkulusfraksional seperti Liouville, Riemann, Hadamard, Erdelyi-Kober, Griinwald-Letnikov, dan Caputo [3]. Namun,definisi yang paling sering digunakan adalah definisi dariRiemann-Louville dan Caputo.

Konsep dasar dan teori kalkulus fraksional telahdidefinisikan dengan sangat baik, namun terdapat beberapakesulitan untuk mengaplikasikannya dalam masalah nyata[7].Untuk mengatasi kesulitan ini didefinisikan turunan tipeCaputo. Konsep ini memiliki kemiripan dengan turunanRiemann-Louville.

Page 19: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

2

Persamaan diferensial fraksional order 0 < < 1 tipeCaputo banyak digunakan untuk memodelkan masalah padafisika dan biologi[3]. Beberapa teknik untuk mendapatkansolusi dari persamaan diferensial fraksional telah dikajisebelumnya. Pada hampir semua teknik tersebut, solusi yangdiberikan merupakan solusi dari intergral volterra denganpengembangan kondisi awal.

Pada Tugas Akhir ini digunakan persamaan integralvolterra yang diberikan pada persamaan integral fraksionalyang didefinisikan Caputo pada order 0 < < 1 dengankondisi awal (0) = dan menghasilkan solusi eksak padapersamaan diferensial fraksional linier. Sedangkan persamaannonlinier menggunakan fraskional deret Taylor untukmenemukan solusi numerik. Untuk Tugas Akhir ini, hasilnumerik dari fraksional deret Taylor digunakan untukmenyelesaikan model untuk proses pendinginan semi-infiniteoleh radiasi.

1.2 Rumusan MasalahBerkaitan dengan latar belakang yang ada, permasalahan

yang dibahas pada Tugas Akhir ini antara lain :1. Bagaimanakah kajian dasar teori dari persamaan diferensial

fraksional?2. Bagaimanakah teknik untuk menemukan solusi numerik

pada persamaan diferensial fraksional tipe Caputo padamasalah proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi?

1.3 Batasan MasalahPermasalahan yang dibahas pada Tugas Akhir ini akan

dibatasi pada:1. Persamaan diferensial fraksional yang digunakan adalah tipe

Caputo2. Order yang digunakan adalah 0 < < 13. Intergal Volterra yang digunakan jenis kedua

Page 20: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

3

4. Ditetapkan kondisi awal (0) =5. Untuk persamaan diferensial fraksional nonlinier

menggunakan hasil fraksional deret Taylor.

1.4 TujuanTujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Mengkaji dasar teori persamaan diferensial fraksional2. Menyelidiki teknik untuk menemukan solusi numerik pada

persamaan diferensial fraksional tipe Caputo pada masalahpada proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi.

1.5 ManfaatManfaat yang diharapkan dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Menambah pemahaman tentang persamaan diferensialfraksional

2. Memberikan referensi untuk mendapatkan solusi numerik daripersamaan diferensial fraksional tipe Caputo untukmeyelesaiakan masalah pada proses pendinginan semi-infiniteoleh radiasi.

1.6 Sistematika PenulisanTugas Akhir ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab dan

lampiran. Secara garis besar masing-masing bab akan membahashal-hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUANBab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusanmasalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisanserta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKABab ini memaparkan dasar teori yang digunakan penulisdalam mengerjakan tugas akhir.

BAB III METODE PENELITIAN

Page 21: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

4

Bab ini menjelaskan alur kerja dan metode yang digunakanpenulis dalam mengerjakan tugas akhir.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASANBab ini menyajikan analisi mengenai beberapa sifat utamapada integral dan turunan fraksional Riemann-Louville,keseimbangan persamaan differensial fraksional denganpersamaan integral volterra, contoh penyelesaian eksak daripersamaan diferensial fraksional linier, penyelesaiannumerik dari proses pendinginan semi-infinite besertasimulasi numeriknya.

BAB V PENUTUPBab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis mengenaipersamaan diferensial fraksional tipe Caputo besertaaplikasinya pada proses pendinginan tubuh semi-infiniteoleh radiasi.

LAMPIRAN

Page 22: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang menjadi dasar materi dalam penyusunan tugas akhir serta menunjang metode โ€“ metode yang digunakan dalam pembahasan tugas akhir ini. 2.1 Fungsi Gamma

Di dalam matematika, fungsi Gamma (disajikan oleh huruf kapital Yunani ฮ“). Fungsi Gamma didefinisikan untuk semua bilangan kompleks, kecuali untuk bilangan bulat negatif dan nol. Untuk bilangan kompleks dengan bagian real positif, fungsi Gamma terdefinisi melalui integral tak wajar yang konvergen.

Definisi 2.1 Fungsi Gamma didefinisikan dengan[3]:

ฮ“(๐‘›๐‘›) = โˆซ ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›โˆ’1๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก, โ„œ(๐‘›๐‘›) > 0โˆž0 (2.1)

Fungsi Gamma ini dikenal sebagai Integral Euler jenis kedua. Fungsi reduksi Gamma diberikan dengan:

ฮ“(๐‘›๐‘› + 1) = ๏ฟฝ ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›+1โˆ’1๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘กโˆž

0

= ๏ฟฝ ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘กโˆž

0

Menggunakan integrasi parsial untuk: ๐‘ข๐‘ข = ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘› ๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข = ๐‘›๐‘›๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›โˆ’1๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก ๐‘ฃ๐‘ฃ = โˆซ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก ๐‘ฃ๐‘ฃ = โˆ’๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก maka persamaan menjadi

ฮ“(๐‘›๐‘› + 1) = [lim๐‘ก๐‘กโ†’โˆž

โˆ’๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘› + ๐‘’๐‘’โˆ’00๐‘›๐‘› ] โˆ’๏ฟฝ โˆ’๐‘›๐‘›๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›โˆ’1๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘กโˆž

0

Page 23: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

6

ฮ“(๐‘›๐‘› + 1) = [lim๐‘ก๐‘กโ†’โˆž

โˆ’1๐‘’๐‘’๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘› + 0] โˆ’๏ฟฝ โˆ’๐‘›๐‘›๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›โˆ’1๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก

โˆž

0

ฮ“(๐‘›๐‘›+ 1) = 0 + ๐‘›๐‘›๏ฟฝ ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›โˆ’1๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘กโˆž

0

ฮ“(๐‘›๐‘› + 1) = ๐‘›๐‘›ฮ“(๐‘›๐‘›) (2.2) Misalkan untuk ๐‘›๐‘› = 1, maka diperoleh:

ฮ“(1) = ๏ฟฝ ๐‘ก๐‘ก1โˆ’1๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘กโˆž

0

= ๏ฟฝ ๐‘ก๐‘ก0๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘กโˆž

0

= lim๐‘๐‘โ†’โˆž

๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก๐‘๐‘

0

= lim๐‘๐‘โ†’โˆž

[โˆ’๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘ก ]๐‘๐‘0

= lim๐‘๐‘โ†’โˆž

[โˆ’๐‘’๐‘’โˆ’๐‘๐‘ โˆ’ (โˆ’๐‘’๐‘’โˆ’0)]

=[0 โˆ’ (โˆ’1)] = 1

Dengan menggunakan fungsi reduksi Gamma, untuk ๐‘›๐‘› = 1, diperoleh:

ฮ“(1 + 1) = 1ฮ“(1) ฮ“(2) = 1ฮ“(1)

Karena ฮ“(1) = 1, maka: ฮ“(2) = 1

ฮ“(2) = (2โˆ’ 1)! Untuk ๐‘›๐‘› = 2, diperoleh:

ฮ“(2 + 1) = 2ฮ“(2) ฮ“(3) = 2x1ฮ“(1)

= 2x1 ฮ“(3) = (3โˆ’ 1)!

Begitu seterusnya, sehingga didapat untuk ๐‘›๐‘› โˆˆ โ„• maka: ฮ“(๐‘›๐‘›) = (๐‘›๐‘› โˆ’ 1)! (2.3)

Page 24: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

7

2.2 Integral Fraksional dan Turunan Fraksional Perumusan untuk turunan dan integral fraksional

sebenarnya adalah hasil pengembangan dari integral dan turunan order bilangan bulat. Namun, turunan dan integral fraksional tidak memiliki order bilangan bulat melainkan pecahan. Misalkan q adalah order dari integral dan turunan fraksional maka selang pada q adalah 0<q<1.

Definisi 2.2 Integral fraksional tipe Riemann-Liouville pada order ๐‘ž๐‘ž > 0 dan

fungsi ๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž : (0, โˆž) โ†’ ๐‘…๐‘… didefinisikan dengan[1]: ๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = 1

ฮ“(๐‘ž๐‘ž) โˆซ (๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ ๐‘ )๐‘ž๐‘žโˆ’1๐‘“๐‘“(๐‘ ๐‘ )๐‘‘๐‘‘๐‘ ๐‘ .๐‘ก๐‘ก0 (2.4)

Definisi 2.3 Turunan fraksional tipe Riemann-Liouville pada order ๐‘ž๐‘ž > 0 dan

fungsi ๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž : (0, โˆž) โ†’ ๐‘…๐‘… didefinisikan dengan[1]:

๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) =๐‘‘๐‘‘๐‘›๐‘›

๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘›1

ฮ“(๐‘›๐‘› โˆ’ ๐‘ž๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ ๐‘ )๐‘›๐‘›โˆ’๐‘ž๐‘žโˆ’1๐‘“๐‘“(๐‘ ๐‘ )๐‘‘๐‘‘๐‘ ๐‘ ๐‘ก๐‘ก

0,

๐‘›๐‘› โˆ’ 1 < ๐‘ž๐‘ž โ‰ค ๐‘›๐‘› (2.5)

Terlihat bahwa turunan fraksional merupakan pengembangan dari integral fraksional. Akan tetapi, pada turunan fraksional terdapat variabel n yang merupakan bilangan bulat positif terkecil yang mendekati order dari turunan fraksional tersebut.

Terdapat cara lain untuk menghitung tururnan fraksional, yaitu dengan menggunakan turunana fraksional tipe Caputo. Tipe ini diperkenalkan Caputo pada paper yang dibuatnya tahun 1967. Berbeda dengan turunan fraksional Riemann-Lioville, ketika menyelesaikan persamaan diferensial menggunakan tipe Caputo, tidak perlu mendefinisikan kondisi awal order fraksional.

Page 25: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

8

Definisi 2.4 Fungsi ๐‘“๐‘“: [๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] โ†’ โ„ dikatakan sebagai kontinu absolut pada [๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] jika untuk setiap ๐œ–๐œ– > 0 terdapat ๐›ฟ๐›ฟ > 0 sehingga

{[๐‘Ž๐‘Ž๐‘–๐‘– ,๐‘๐‘๐‘–๐‘–]: 1 โ‰ค ๐‘–๐‘– โ‰ค ๐‘๐‘} dengan

๏ฟฝ|๐‘๐‘๐‘–๐‘– โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž๐‘–๐‘– | <๐‘๐‘

๐‘–๐‘–=1

๐›ฟ๐›ฟ

berakibat

๏ฟฝ|๐‘“๐‘“(๐‘๐‘๐‘–๐‘–)โˆ’ ๐‘“๐‘“(๐‘Ž๐‘Ž๐‘–๐‘–)| < ๐œ–๐œ–๐‘๐‘

๐‘–๐‘–=1

Fungsi tersebut biasa dinamakan dengan ๐ด๐ด๐ด๐ด[๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘][11]. Definisi 2.5 Turunan fraksional tipe Caputo pada order 0 < ๐‘ž๐‘ž < 1 dan fungsi

๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) โˆˆ ๐ด๐ด๐ด๐ด[๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] didefinisikan dengan[3]: ๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = 1

๐›ค๐›ค(1โˆ’๐‘ž๐‘ž)โˆซ (๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ ๐‘ )๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“โ€ฒ(๐‘ ๐‘ )๐‘‘๐‘‘๐‘ ๐‘ ๐‘ก๐‘ก0 (2.6)

Definisi 2.6 Turunan fraksional Riemann-Liouville dengan fungsi ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) =(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž)๐‘ฃ๐‘ฃ untuk v adalah bilangan real didefinisikan sebagai[8]

๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = ๐›ค๐›ค(๐‘ฃ๐‘ฃ+1)๐›ค๐›ค(๐‘ฃ๐‘ฃโˆ’๐‘ž๐‘ž+1)

(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž)๐‘ฃ๐‘ฃโˆ’๐‘ž๐‘ž (2.7) Lemma 2.1[3]

a. Jika ๐‘ž๐‘ž > 0, ๐‘ก๐‘ก > 0 maka ๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) (2.8)

b. Jika ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) โˆˆ ๐ฟ๐ฟ1(๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘) dan ๐ผ๐ผ๐‘›๐‘›โˆ’๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) โˆˆ ๐ด๐ด๐ด๐ด๐‘›๐‘› [๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] maka

(๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“)(๐‘ก๐‘ก) = ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) โˆ’๏ฟฝ ๐‘ฆ๐‘ฆ(๐‘›๐‘›โˆ’๐‘—๐‘— )(๐‘Ž๐‘Ž)(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž)๐‘ž๐‘žโˆ’๐‘—๐‘—

ฮ“(๐‘ž๐‘ž โˆ’ ๐‘—๐‘— + 1)

๐‘›๐‘›

๐‘—๐‘—=1

๐‘ฆ๐‘ฆ(๐‘›๐‘›โˆ’๐‘—๐‘— )(๐‘ก๐‘ก) = (๐ผ๐ผ๐‘›๐‘›โˆ’๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“)(๐‘ก๐‘ก) (2.9)

dengan ๐ฟ๐ฟ1[๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] โ‰” ๏ฟฝ๐‘“๐‘“:โˆซ |๐‘“๐‘“| < โˆž๐‘๐‘๐‘Ž๐‘Ž ๏ฟฝ dan

Page 26: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

9

๐ด๐ด๐ด๐ด๐‘›๐‘› [๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] โ‰” ๏ฟฝ๐‘“๐‘“: [๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] โ†’ โ„‚ ๐‘‘๐‘‘๐‘Ž๐‘Ž๐‘›๐‘› (๐ท๐ท๐‘›๐‘›โˆ’1๐‘“๐‘“)(๐‘ฅ๐‘ฅ)

โˆˆ ๐ด๐ด๐ด๐ด[๐‘Ž๐‘Ž, ๐‘๐‘] ๏ฟฝ๐ท๐ท =๐‘‘๐‘‘๐‘‘๐‘‘๐‘ฅ๐‘ฅ๏ฟฝ๏ฟฝ

Beberapa sifat utama pada integral dan turunan fraksional Riemann-Louville adalah[3]:

1. Jika ๐‘“๐‘“ โˆˆ ๐ด๐ด[0, โˆž), integral order fraksional Riemann-Louville memiliki sifat penting:

๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž ๏ฟฝ๐ผ๐ผ๐‘Ÿ๐‘Ÿ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)๏ฟฝ = ๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž+๐‘Ÿ๐‘Ÿ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) dengan ๐‘ž๐‘ž > 0 dan ๐‘Ÿ๐‘Ÿ > 0.

2. Untuk ๐‘ž๐‘ž > 0, ๐‘ก๐‘ก > 0, ๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž(๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)) = ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)

3. Jika turunan fraksional sebuah fungsi yang memiliki order ๐‘ž๐‘ž dapat diintegralkan maka

๐ผ๐ผ๐‘ž๐‘ž (๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)) = ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) โˆ’ โˆ‘ ๏ฟฝ๐ท๐ท๐‘ž๐‘žโˆ’๐‘—๐‘— ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)๏ฟฝ ๐‘ก๐‘ก๐‘ž๐‘žโˆ’๐‘—๐‘—

ฮ“(๐‘ž๐‘žโˆ’๐‘—๐‘—+1)๐‘›๐‘›๐‘—๐‘—=1

๐‘›๐‘› โˆ’ 1 < ๐‘ž๐‘ž โ‰ค ๐‘›๐‘› dan jika ๐‘š๐‘š < 0,๐ท๐ท๐‘š๐‘š๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) didefinisikan sebagai

๐ท๐ท๐‘š๐‘š๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = ๐ผ๐ผโˆ’๐‘š๐‘š๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) 4. Turunan fraksional Riemann-Liouville dengan

konstanta c diberikan oleh

๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž(๐‘๐‘) = ๐‘๐‘๐‘ก๐‘ก โˆ’๐‘ž๐‘ž

ฮ“(1โˆ’๐‘ž๐‘ž)

Salah satu keuntungan penting dalam menggunakan turunan fraksional tipe Caputo adalah turunan Caputo dengan konstanta adalah nol atau ๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž(๐‘๐‘) = 0.

Page 27: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

10

2.3 Integral Volterra Terdapat beberapa persamaan integral volterra yang

diketahui[4]. Namun, pada Tugas Akhir ini persamaan yang digunakan hanyalah persamaan integral volterra jenis kedua.

Definisi 2.7 Persamaan linier intergal volterra jenis kedua didefinisikan

dengan[4]: ๐‘ข๐‘ข(๐‘ก๐‘ก) = ๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก) + โˆซ ๐พ๐พ(๐‘ก๐‘ก, ๐‘ ๐‘ )๐‘ข๐‘ข(๐‘ ๐‘ )๐‘‘๐‘‘๐‘ ๐‘  ๐‘ก๐‘ก โˆˆ ๐ผ๐ผ๐‘ก๐‘ก

0 (2.10) dengan ๐พ๐พ(๐‘ก๐‘ก, ๐‘ ๐‘ ): kernel fungsi integral Volterra

๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก): fungsi yang diberikan, dan

I: = {๐‘ก๐‘ก: ๐‘ก๐‘ก1 โ‰ค ๐‘ก๐‘ก2 โ‰ค โ‹ฏ โ‰ค ๐‘‡๐‘‡}, ๐‘‡๐‘‡ > 0,๐‘‡๐‘‡ โˆˆ โ„

2.4 Masalah Nilai Batas

Misalkan terdapat persamaan diferensial fraksional ๐ท๐ท๐‘ž๐‘ž๐‘ฅ๐‘ฅ(๐‘ก๐‘ก) = ๐‘“๐‘“๏ฟฝ๐‘ก๐‘ก, ๐‘ฅ๐‘ฅ(๐‘ก๐‘ก)๏ฟฝ (2.11) ๐‘ฅ๐‘ฅ(0) = ๐‘ฅ๐‘ฅ0 (2.12)

Dengan fungsi ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก, ๐‘ฅ๐‘ฅ(๐‘ก๐‘ก)) merupakan fungsi-fungsi yang kontinu di dalam suatu selang ๐‘Ž๐‘Ž โ‰ค ๐‘ก๐‘ก โ‰ค ๐‘๐‘. Persamaan diferensial bersama-sama dengan syarat awal, disebut suatu masalah nilai awal (MNA). Jika mencari suatu penyelesaian x(t) dari persamaan diferensial yang memenuhi syarat pada titik akhir dari selang ๐‘Ž๐‘Ž โ‰ค ๐‘ก๐‘ก โ‰ค ๐‘๐‘, maka diberikan suatu syarat tambahan, misalkan: ๐‘ฅ๐‘ฅ(๐‘Ž๐‘Ž) = ๐ด๐ด ๐‘‘๐‘‘๐‘Ž๐‘Ž๐‘›๐‘› ๐‘ฅ๐‘ฅ(๐‘๐‘) = ๐ต๐ต (2.13)

A dan B adalah dua buah konstanta. Syarat (2.13) yang diberikan pada titik akhir (atau titik batas) dari selang ๐‘Ž๐‘Ž โ‰ค ๐‘ก๐‘ก โ‰ค ๐‘๐‘ disebut syarat batas. Persamaan diferensial bersama-sama dengan syarat batas , disebut suatu masalah nilai batas (MNB). Suatu

Page 28: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

11

MNB dapat mempunyai tepat satu penyelesaian, takberhingga penyelesaian, atau tak mempunyai penyelesaian[6].

2.5 Pendinginan Semi-Infinite

Masalah nilai batas pada proses pendinginan semi infinite oleh radiasi didefinisikan dengan[8]:

๐œ•๐œ•๐‘ข๐‘ข๐œ•๐œ•๐‘ก๐‘ก

= ๐œ•๐œ•2๐‘ข๐‘ข๐œ•๐œ•2๐‘ฅ๐‘ฅ

, 0 < ๐‘ฅ๐‘ฅ < โˆž, 0 < ๐‘ก๐‘ก < โˆž. (2.14)

Menggunakan pemisahan variabel, didapat:

๐‘ข๐‘ข(๐‘ฅ๐‘ฅ, ๐‘ก๐‘ก) = ๐‘‹๐‘‹(๐‘ฅ๐‘ฅ).๐‘‡๐‘‡(๐‘ก๐‘ก)

Subjek untuk kondisi awal

๐œ•๐œ•๐‘ข๐‘ข๐œ•๐œ•๐‘ก๐‘ก

(๐‘ก๐‘ก, 0) = ๐œ†๐œ†๐‘ข๐‘ข4(๐‘ก๐‘ก), ๐‘ข๐‘ข(๐‘ก๐‘ก,โˆž) = ๐‘ข๐‘ข(0, ๐‘ฅ๐‘ฅ) = ๐‘ข๐‘ข0. (2.15)

๐œ•๐œ•๐‘ข๐‘ข๐œ•๐œ•๐‘ก๐‘ก

(๐‘ก๐‘ก, 0) merupakan representasi dari turunan fraksional ๐‘ข๐‘ข(๐‘ฅ๐‘ฅ, ๐‘ก๐‘ก) yang didefinisikan dengan:

๐œ•๐œ•๐‘ข๐‘ข๐œ•๐œ•๐‘ก๐‘ก

(๐‘ก๐‘ก, 0) = ๐ท๐ท12๏ฟฝ๐‘ข๐‘ข0 โˆ’ ๐‘ข๐‘ข(๐‘ก๐‘ก, 0)๏ฟฝ. (2.16)

Sesuai dengan masalah nilai batas satu-dimensi untuk fungsi diferensial fraksional non-linear diperoleh:

๐ท๐ท12๐‘‡๐‘‡(๐‘ก๐‘ก) โˆ’ ๐œ†๐œ†๏ฟฝ๐‘ข๐‘ข0 โˆ’ ๐‘‡๐‘‡(๐‘ก๐‘ก)๏ฟฝ

4= 0, ๐‘ก๐‘ก > 0,

๐‘‡๐‘‡(0) = 0 (2.17)

Dengan ๐‘‡๐‘‡(๐‘ก๐‘ก) = ๐‘ข๐‘ข0 โˆ’ ๐‘ข๐‘ข(0, ๐‘ก๐‘ก)

Page 29: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

12

2.6 Fraksional Deret Taylor Andaikan f dan semua turunannya, fโ€™, fโ€™โ€™, fโ€™โ€™โ€™, ..., berada di

dalam selang [a, b]. Misalkan ๐‘ฅ๐‘ฅ0 โˆˆ [a, b], maka untuk nilai-nilai x di sekitar ๐‘ฅ๐‘ฅ0 dan x โˆˆ [a, b], f(x) dapat diperluas (diekspansi) ke dalam deret Taylor[12]: ๐‘“๐‘“(๐‘ฅ๐‘ฅ) = ๐‘“๐‘“(๐‘ฅ๐‘ฅ0) + (๐‘ฅ๐‘ฅโˆ’๐‘ฅ๐‘ฅ0)

1!๐‘“๐‘“โ€ฒ(๐‘ฅ๐‘ฅ0) + (๐‘ฅ๐‘ฅโˆ’๐‘ฅ๐‘ฅ0)2

2!๐‘“๐‘“โ€ฒโ€ฒ(๐‘ฅ๐‘ฅ0) + โ‹ฏ+

(๐‘ฅ๐‘ฅโˆ’๐‘ฅ๐‘ฅ0)๐‘š๐‘š

๐‘š๐‘š !๐‘“๐‘“(๐‘š๐‘š )(๐‘ฅ๐‘ฅ0) +โ‹ฏ (2.18)

Jika dimisalkan x - ๐‘ฅ๐‘ฅ0= t, maka f(x) dapat juga ditulis sebagai:

๐‘“๐‘“(๐‘ฅ๐‘ฅ) = ๐‘“๐‘“(๐‘ฅ๐‘ฅ0) +๐‘ก๐‘ก1!๐‘“๐‘“โ€ฒ(๐‘ฅ๐‘ฅ0) +

(๐‘ก๐‘ก)2

2!๐‘“๐‘“โ€ฒโ€ฒ(๐‘ฅ๐‘ฅ0) + โ‹ฏ

+ (๐‘ก๐‘ก)๐‘š๐‘š

๐‘š๐‘š !๐‘“๐‘“(๐‘š๐‘š )(๐‘ฅ๐‘ฅ0) + โ‹ฏ (2.19)

Kasus khusus adalah bila fungsi diperluas di sekitar ๐‘ฅ๐‘ฅ0 = 0, maka deret pada persamaan (2.19) dinamakan deret Maclaurin, yang merupakan deret Taylor baku. Kasus ๐‘ฅ๐‘ฅ0 = 0 paling sering muncul dalam praktek.

Definisi 2.8

Perluasan deret Taylor didefinisikan dengan[12]:

๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = โˆ‘ ๐‘“๐‘“(๐‘›๐‘› )(๐‘Ž๐‘Ž)๐‘›๐‘› !

(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž)๐‘›๐‘›โˆž๐‘›๐‘›=0 (2.20)

Untuk mendapatkan fraksional deret Taylor maka ๐‘“๐‘“(๐‘›๐‘›)(๐‘Ž๐‘Ž) disubtitusi dengan ๐ท๐ท๐‘–๐‘–๐‘ž๐‘ž ๐‘“๐‘“(๐‘Ž๐‘Ž) dan ๐‘›๐‘›! disubtitusi dengan fungsi gamma ฮ“(๐‘–๐‘–๐‘ž๐‘ž + 1) serta ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘› disubtitusi dengan ๐‘ก๐‘ก๐‘–๐‘–๐‘ž๐‘ž , maka didapat fraksional deret Taylor yaitu:

๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) = โˆ‘ (๐‘ก๐‘กโˆ’๐‘Ž๐‘Ž)๐‘–๐‘–๐‘ž๐‘ž

ฮ“(๐‘–๐‘–๐‘ž๐‘ž+1)๐‘›๐‘›๐‘–๐‘–=0 ๏ฟฝ๐ท๐ท๐‘–๐‘–๐‘ž๐‘ž ๐‘“๐‘“๏ฟฝ(๐‘Ž๐‘Ž) (2.21)

Page 30: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

13

2.7 Transformasi Laplace Transformasi Laplace adalah suatu metode operasional

yang dapat digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier. Dengan menggunakan transformasi Laplace, dapat dirubah beberapa fungsi umum seperti fungsi sinusoida dan fungsi eksponensial menjadi fungsi-fungsi aljabar kompleks.

Definisi 2.9

Tranformasi Laplace dari ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) didefinisikan oleh[11]: โ„’[๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)] = ๐น๐น(๐‘ ๐‘ ) = โˆซ ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ก๐‘ก๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก.โˆž

0 (2.22) Adapun beberapa fungsi transformasi laplace yang sering

digunakan tertera pada tabel dibawah:

Tabel 2.1 Transformasi Laplace N0 ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก) ๐น๐น(๐‘ ๐‘ ) 1 1 1

๐‘ ๐‘ 

2 ๐‘ก๐‘ก 1๐‘ ๐‘ 2

3 ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘› ๐‘›๐‘›!๐‘ ๐‘ ๐‘›๐‘›+1

4 ๐‘ก๐‘ก๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก 1(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)2

5 sin๐œ”๐œ”๐‘ก๐‘ก ๐œ”๐œ”๐‘ ๐‘ 2 +๐œ”๐œ”2

6 cos๐œ”๐œ”๐‘ก๐‘ก ๐‘ ๐‘ ๐‘ ๐‘ 2 +๐œ”๐œ”2

7 ๐‘ก๐‘ก๐‘›๐‘› ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก ๐‘›๐‘›!(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)๐‘›๐‘›+1

8 1๐‘๐‘ โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž

(๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘๐‘๐‘ก๐‘ก ) 1

(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)(๐‘ ๐‘  + ๐‘๐‘)

Page 31: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

14

9 1๐‘๐‘ โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž

(๐‘๐‘๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘Ž๐‘Ž๐‘’๐‘’โˆ’๐‘๐‘๐‘ก๐‘ก ) ๐‘ ๐‘ 

(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)(๐‘ ๐‘  + ๐‘๐‘)

10 ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก sin๐œ”๐œ”๐‘ก๐‘ก ๐œ”๐œ”(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)2 +๐œ”๐œ”2

11 ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก cos๐œ”๐œ”๐‘ก๐‘ก ๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)2 +๐œ”๐œ”2

12 1๐‘Ž๐‘Ž2 [๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก โˆ’ 1 + ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก๐‘ก ]

1๐‘ ๐‘ 2(๐‘ ๐‘  + ๐‘Ž๐‘Ž)

Teorema 2.1 (Teorema konvolusi)

Jika โ„’{๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก)} = ๐น๐น(๐‘ ๐‘ ), โ„’{๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก)} = ๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ), maka โ„’ ๏ฟฝโˆซ ๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข๐‘ก๐‘ก

0 ๏ฟฝ = ๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) (2.23) Bukti Diketahui ๐น๐น(๐‘ ๐‘ ) = โˆซ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ข๐‘ข ๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข, โˆž

0

๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) = ๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ฃ๐‘ฃ๐‘”๐‘”(๐‘ฃ๐‘ฃ)๐‘‘๐‘‘๐‘ฃ๐‘ฃโˆž

0

maka perkalian keduanya menghasilkan

๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) = ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ข๐‘ข๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ขโˆž

0๏ฟฝ ๏ฟฝ๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ฃ๐‘ฃ๐‘”๐‘”(๐‘ฃ๐‘ฃ)๐‘‘๐‘‘๐‘ฃ๐‘ฃ

โˆž

0๏ฟฝ

๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) = ๏ฟฝ โˆž

0๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ (๐‘ข๐‘ข+๐‘ฃ๐‘ฃ)๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ฃ๐‘ฃ)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข๐‘‘๐‘‘๐‘ฃ๐‘ฃโˆž

0

Menggunakan integral subtitusi, misalkan ๐‘ก๐‘ก = ๐‘ข๐‘ข + ๐‘ฃ๐‘ฃ ๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก = ๐‘‘๐‘‘๐‘ฃ๐‘ฃ

Persamaan baru diperoleh

๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) = ๏ฟฝ โˆž

๐‘ก๐‘ก=0๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ก๐‘ก๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก๐‘ก๐‘ก

๐‘ข๐‘ข=0

๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) = ๏ฟฝ ๐‘’๐‘’โˆ’๐‘ ๐‘ ๐‘ก๐‘ก โˆž

๐‘ก๐‘ก=0๏ฟฝ๏ฟฝ ๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข

๐‘ก๐‘ก

๐‘ข๐‘ข=0๏ฟฝ ๐‘‘๐‘‘๐‘ก๐‘ก

๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ ) = โ„’ ๏ฟฝโˆซ ๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข๐‘ก๐‘ก๐‘ข๐‘ข=0 ๏ฟฝ โ—

Page 32: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

15

Integral tersebut dinamakan sebagai konvolusi dari f dan g, dan ditulis

๐‘“๐‘“ โˆ— ๐‘”๐‘” = โˆซ ๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข๐‘ก๐‘ก0 (2.24)

Dengan cara yang sama seperti pada Teorema 2.1, jika โ„’โˆ’1{๐น๐น(๐‘ ๐‘ )} = ๐‘“๐‘“(๐‘ก๐‘ก),โ„’โˆ’1{๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ )} = ๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก), maka

โ„’โˆ’1{๐น๐น(๐‘ ๐‘ )๐บ๐บ(๐‘ ๐‘ )} = โˆซ ๐‘“๐‘“(๐‘ข๐‘ข)๐‘”๐‘”(๐‘ก๐‘ก โˆ’ ๐‘ข๐‘ข)๐‘‘๐‘‘๐‘ข๐‘ข๐‘ก๐‘ก0 (2.25)

Page 33: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

16

โ€œhalaman ini sengaja dikosongkanโ€

Page 34: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

17

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah yangdilakukan dalam melakukan analisis persamaan diferensialfraksional tipe Caputo dan aplikasi pada proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi.

3.1 Studi LiteraturPada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan dan

pemahaman teori dengan mencari referensi yang menunjangpenelitian. Referensi yang dipakai adalah tugas akhir, jurnal, bukumaupun artikel dari internet

3.2 Tahap Mengkaji Persamaan Diferensial FraksionalPada tahap ini dilakukan kajian dasar teori dari persamaan

diferensial fraksional dengan membuktikan keseimbanganpersamaan dengan integral volterra dengan persamaan diferensialfraksional serta membuktikan sifat-sifat dari persamaandiferensial tersebut.

3.3 Tahap Perhitungan Numerik Model Pada ProsesPendinginan Semi-Infinite Oleh RadiasiPada tahap ini akan diselesaikan perhitungan numerik model

pada pendinginan semi-infinite oleh radiasi dengan menggunakanfraksional deret Taylor.

3.4 Tahap Simulasi Numerik Model Pada Proses PendinginanSemi-Infinite Oleh RadiasiTahap simulasi numerik dilakukan menggunakan software

pemrograman MATLAB untuk menggambarkan grafik danpenyelesaian numerik model pada Proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi.

Page 35: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

18

3.5 Kesimpulan dan SaranSetelah dilakukan analisis dan pembahasan maka dapat

ditarik suatu kesimpulan dan saran sebagai masukan untukpengembangan penelitian lebih lanjut.

3.6 Diagram AlirDiagram alir dimaksudkan untuk memudahkan dalam

pengerjaan Tugas Akhir agar lebih sistematis. Diagram alir yangdigunakan pada penelitian ini disajikan pada gambar berikut :

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Kajian Persamaan Diferensial Fraksional

Mencari Nilai Numerik Untuk Model PadaProses Pendinginan Semi-Infinte Oleh

Radiasi

Simulasi Numerik

Kesimpulan

Studi Literatur

Page 36: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

19

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai beberapa sifat utama pada

integral dan turunan fraksional Riemann-Louville, keseimbangan persamaan differensial fraksional dengan persamaan integral volterra, beberapa contoh penyelesaian eksak persamaan diferensial fraksional linier serta penyelesaian numerik dari proses pendinginan semi-infinite.

4.1 Sifat-sifat Utama pada Integral dan Turunan Fraksional Riemann-Louville Pada dasarnya, konsep integral dan turunan adalah dapat

mengintegralkan atau menurunkan suatu fungsi sebanyak satu, dua, tiga kali bahkan sampai n kali. Dimana n adalah order bilangan bulat. Namun, pada integral dan turunan fraksional, hal tersebut tidak dapat dilakukan memngingat order yang digunakan bukan order bilangan bulat. Oleh karena itu, terdapat beberapa sifat penting dari integral dan turunan fraksional yang dapat digunakan untuk membantu dalam mendapatkan solusi dari turunan dan untegral tersebut. Mengingat terdapat beberapa macam definisi integral dan turunan fraksional, dan yang sering digunakan adalah adalah integral dan turunan Rimann-liouville, maka sifat yang digunakan pun adalah sifat dari tipe tersebut. Sifat-sifat ini nantinya dapat diaplikasikan pula untuk tipe Caputo.

Integral dan turunan fraksional Riemann-Louville memiliki beberapa sifat utama, sebagai berikut:

Sifat 1 Jika ๐‘“ โˆˆ ๐ถ[0,โˆž), maka integral Riemann-Louville dapat didefinisikan sebagai:

๐ผ๐‘ž๏ฟฝ๐ผ๐‘Ÿ๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ = ๐ผ๐‘ž+๐‘Ÿ๐‘“(๐‘ก) (4.1) ๐‘ž > 0 dan ๐‘Ÿ > 0.

Bukti.

Page 37: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

20

Dengan menggunakan definisi dari integral Riemann-Liouville diperoleh

๐ผ๐‘ž๏ฟฝ๐ผ๐‘Ÿ๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ = ๐ผ๐‘ž ๏ฟฝ1

ฮ“(๐‘Ÿ)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘Ÿโˆ’1๐‘“(๐‘ )๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0๏ฟฝ

=1

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘ก

0

๏ฟฝ๏ฟฝ1

ฮ“(๐‘Ÿ)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘Ÿโˆ’1๐‘“(๐‘ )๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0๏ฟฝ๐‘‘๐‘ ๏ฟฝ

=1

ฮ“(๐‘ž)1

ฮ“(๐‘Ÿ)

๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘ก

0๏ฟฝ๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘Ÿโˆ’1๐‘“(๐‘ )๐‘‘๐‘ .

๐‘ก

0๏ฟฝ๐‘‘๐‘ 

=1

ฮ“(๐‘ž + ๐‘Ÿ)

๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘ก

0๐‘“(๐‘ )๐‘‘๐‘ .๏ฟฝ๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘Ÿโˆ’1

๐‘ก

0๐‘“(๐‘ )๐‘‘๐‘ ๏ฟฝ

๐ผ๐‘ž๏ฟฝ๐ผ๐‘Ÿ๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ = ๐ผ๐‘ž+๐‘Ÿ๐‘“(๐‘ก) โ—

Sifat 2 Untuk ๐‘ž > 0, ๐‘ก > 0,

๐ท๐‘ž(๐ผ๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) = ๐‘“(๐‘ก) (4.2) Bukti. Dengan menggunakan definisi dari turunan fraksional Riemann-Liouville maka diperoleh

๐ท๐‘ž๐‘“(๐‘ก) =๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘›1

ฮ“(๐‘› โˆ’ ๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘›โˆ’๐‘žโˆ’1๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0

=๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘›(๐ผ๐‘›โˆ’๐‘ž๐‘“(๐‘ก))

Page 38: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

21

๐ท๐‘ž(๐ผ๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) =๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘›(๐ผ๐‘›โˆ’๐‘ž๐ผ๐‘ž๐‘“(๐‘ก))

Dengan menggunakan sifat pertama didapat

๐ท๐‘ž(๐ผ๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) =๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘›(๐ผ๐‘›โˆ’๐‘ž+๐‘ž๐‘“(๐‘ก))

๐ท๐‘ž(๐ผ๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) =๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘›(๐ผ๐‘›๐‘“(๐‘ก))

๐ท๐‘ž(๐ผ๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) = ๐‘“(๐‘ก) โ— Sifat 3 Jika turunan fraksional sebuah fungsi yang memiliki order ๐‘ž dapat diintegralkan maka

๐ผ๐‘ž(๐ท๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) = ๐‘“(๐‘ก) โˆ’ โˆ‘ ๏ฟฝ๐ท๐‘žโˆ’๐‘—๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ ๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘žโˆ’๐‘—+1)๐‘›๐‘—=1

๐‘› โˆ’ 1 < ๐‘ž โ‰ค ๐‘› (4.3) Bukti. Menggunakan Lemma 2.1 didapat:

(๐ผ๐‘ž๐ท๐‘ž๐‘“)(๐‘ก) = ๐‘“(๐‘ก) โˆ’๏ฟฝ ๐‘ฆ(๐‘›โˆ’๐‘—)(๐‘Ž)(๐‘ก โˆ’ ๐‘Ž)๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

,๐‘ฆ(๐‘›โˆ’๐‘—)(๐‘ก) = (๐ผ๐‘›โˆ’๐‘ž๐‘“)(๐‘ก)

๐ท๐‘žโˆ’๐‘—๐‘“(๐‘ก) =๐‘‘๐‘›โˆ’๐‘—

๐‘‘๐‘ก๐‘›โˆ’๐‘—๏ฟฝ๐ผ(๐‘›โˆ’๐‘—)โˆ’(๐‘žโˆ’๐‘—)๐‘“๏ฟฝ(๐‘ก) = ๐‘ฆ(๐‘›โˆ’๐‘—)(๐‘ก)

Sehingga diperoleh:

๐ผ๐‘ž(๐ท๐‘ž๐‘“(๐‘ก)) = ๐‘“(๐‘ก) โˆ’๏ฟฝ๏ฟฝ๐ท๐‘žโˆ’๐‘—๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

jika ๐‘š < 0,๐ท๐‘š๐‘“(๐‘ก) didefinisikan sebagai

๐ท๐‘š๐‘“(๐‘ก) = ๐ผโˆ’๐‘š๐‘“(๐‘ก)

Page 39: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

22

Dengan ๐ท๐‘š๐‘“(๐‘ก) adalah definisi turunan fraksional, maka diperoleh:

๐ท๐‘š๐‘“(๐‘ก) =๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘› ๏ฟฝ๐ผ๐‘›โˆ’๐‘š๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ ,๐‘› โˆ’ 1 < ๐‘š โ‰ค ๐‘›

Jika ๐‘š < 0 maka ๐‘› < 0 sehingga:

๐ท๐‘š๐‘“(๐‘ก) = ๐ผโˆ’๐‘š๐‘“(๐‘ก) โ— Sifat 4 Turunan fraksional Riemann-Liouville dengan konstanta c diberikan oleh

๐ท๐‘ž(๐‘) = ๐‘๐‘กโˆ’๐‘ž

ฮ“(1โˆ’๐‘ž) (4.4)

Bukti. Menggunakan Definisi 2.2 dan mensubtitusi ๐‘“(๐‘ก) = (๐‘)1 diperoleh

๐ท๐‘ž(๐‘) =๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก๐‘›1

ฮ“(๐‘› โˆ’ ๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘›โˆ’๐‘žโˆ’1๐‘ ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0,

๐‘› โˆ’ 1 < ๐‘ž โ‰ค ๐‘› Untuk n=1 diperoleh

๐ท๐‘ž(๐‘) =๐‘‘๐‘‘๐‘ก

1ฮ“(1 โˆ’ ๐‘ž)๏ฟฝ

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1โˆ’๐‘žโˆ’1๐‘ ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0,

Page 40: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

23

๐ท๐‘ž(๐‘) =๐‘

ฮ“(1 โˆ’ ๐‘ž)๐‘‘๐‘‘๐‘ก

๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )โˆ’๐‘ž ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0,

๐ท๐‘ž(๐‘) =๐‘

ฮ“(1 โˆ’ ๐‘ž) [(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )โˆ’๐‘ž]๐‘ =0๐‘ก

๐ท๐‘ž(๐‘) = ๐‘๐‘กโˆ’๐‘ž

ฮ“(1โˆ’๐‘ž) โ—

Salah satu keuntungan penting dalam menggunakan turunan fraksional tipe Caputo bahwa turunan Caputo dengan konstanta bernilai nol.

Menggunakan Definisi 2.5 dan mensubtitusi ๐‘“(๐‘ก) = (๐‘)1 diperoleh

๐ท๐‘ž(๐‘) =1

ฮ“(1 โˆ’ ๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘ž๐‘โ€ฒ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0

=1

ฮ“(1 โˆ’ ๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘ž0๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0

๐ท๐‘ž(๐‘) = 0 (4.5)

4.2 Keseimbangan Persamaan Differensial Fraksional dengan

Persamaan Integral Volterra Nilai awal dari persamaan diferensial fraksional tipe Caputo

diberikan oleh[1]: ๐ท๐‘ž๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘“๏ฟฝ๐‘ก, ๐‘ฅ(๐‘ก)๏ฟฝ (4.6) ๐‘ฅ(0) = ๐‘ฅ0

๐‘“ โˆˆ ๐ถ([0,๐‘‡],๐‘…), 0 < ๐‘ž < 1 Sedangkan integral volterra jenis kedua didefinisikan

sebagai: ๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 + 1

ฮ“(๐‘ž)โˆซ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ ,๐‘ก0 (4.7)

0 โ‰ค ๐‘ก โ‰ค ๐‘‡ ๐‘‡ > 0,๐‘‡ โˆˆ โ„.

Page 41: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

24

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa solusi pada persamaan diferensial fraksional tipe Caputo merupakan solusi dari integral volterra jika dan hanya jika solusi dari integral volterra merupakan solusi dari persamaan diferensial fraksional tipe Caputo. Hal ini tertuang pada teorema berikut:

Teorema 4.1 Solusi persamaan (4.6) merupakan solusi dari persamaan

(4.7) dan begitu pula sebaliknya.

Bukti (โ‡’) Menggunakan sifat 3, yakni:

๐ผ๐‘ž(๐ท๐‘ž๐‘ฅ(๐‘ก)) = ๐‘ฅ(๐‘ก) โˆ’๏ฟฝ๏ฟฝ๐ท๐‘žโˆ’๐‘—๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐ผ๐‘ž(๐ท๐‘ž๐‘ฅ(๐‘ก)) + ๏ฟฝ๏ฟฝ๐ท๐‘žโˆ’๐‘—๐‘“(๐‘ก)๏ฟฝ๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

dengan : ๐ผ๐‘ž(๐ท๐‘ž๐‘ฅ(๐‘ก)) = ๐ผ๐‘ž ๏ฟฝ๐‘“๏ฟฝ๐‘ก, ๐‘ฅ(๐‘ก)๏ฟฝ๏ฟฝ

๐ผ๐‘ž(๐ท๐‘ž๐‘ฅ(๐‘ก)) =1

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0

๏ฟฝDqโˆ’jf(t)๏ฟฝ = bj maka

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๏ฟฝ๐‘๐‘—๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

+1

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0

Untuk x0 = โˆ‘ bjtqโˆ’j

ฮ“(qโˆ’j+1)nj=1 diperoleh

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ ,๐‘ก

0

Terbukti bahwa solusi dari persamaan diferensial tipe Caputo merupakan solusi dari integral volterra.

Page 42: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

25

Bukti (โ‡) Dari pembuktian sebelumnya didapatkan

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๏ฟฝ๐‘๐‘—๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

+1

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0

Kalikan kedua sisi dengan Dq maka persamaan menjadi

Dq๐‘ฅ(๐‘ก) = ๏ฟฝ๐‘๐‘—Dq๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘—

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

+Dq

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0

Karena Dq๐‘ก๐‘žโˆ’๐‘— = 0 untuk ๐‘— = 1,2, โ€ฆ๐‘› maka

Dq๐‘ฅ(๐‘ก) = ๏ฟฝ๐‘๐‘—0

ฮ“(๐‘ž โˆ’ ๐‘— + 1)

๐‘›

๐‘—=1

+Dq

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0

Dq๐‘ฅ(๐‘ก) = 0 +Dq

ฮ“(๐‘ž)๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ )๐‘žโˆ’1๐‘“๏ฟฝ๐‘ , ๐‘ฅ(๐‘ )๏ฟฝ๐‘‘๐‘ .๐‘ก

0

Dq๐‘ฅ(๐‘ก) = Dq๐ผ๐‘ž ๏ฟฝ๐‘“๏ฟฝ๐‘ก, ๐‘ฅ(๐‘ก)๏ฟฝ๏ฟฝ Dengan Lemma 2.1 diperoleh

๐ท๐‘ž๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘“๏ฟฝ๐‘ก, ๐‘ฅ(๐‘ก)๏ฟฝ Terbukti bahwa solusi dari integral volterra merupakan solusi

dari persamaan diferensial fraksional tipe Caputo.

4.3 Beberapa Contoh Penyelesaian Eksak Persamaan Diferensial Fraksional Linier Pada sub bab ini akan dibahas dua contoh persamaan

diferensial fraksional linier beserta solusi eksaknya. Contoh 4.1

Terdapat persamaan diferensial fraksional dari suatu fungsi t dengan order ยฝ yang didefinisikan dengan:

๐ท12๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ก (4.8)

Page 43: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

26

Akan didapatkan solusi dari fungsi t atau ๐‘ฅ(๐‘ก) dengan menggunakan solusi integral volterra.

Dengan menggunakan solusi dari integral volterra maka solusi untuk persamaan (4.8) adalah

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 + 1ฮ“(12)

โˆซ ๐‘ (๐‘กโˆ’๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ 

๐‘ก0 (4.9)

Menggunakan integral parsial, dimisalkan: ๐‘ข = ๐‘  ๐‘‘๐‘ข = ๐‘‘๐‘ 

๐‘ฃ = ๏ฟฝ1

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ 

๐‘ฃ = โˆ’2โˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘  maka didapat persamaan baru, yakni:

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1

ฮ“(12)๏ฟฝโˆ’2๐‘ โˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘  โˆ’ ๏ฟฝโˆ’2โˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘ ๐‘‘๐‘ ๏ฟฝ

0

๐‘ก

Mencari nilai ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ.

ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ didefinisikan sebagai fungsi Gamma dengan:

ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ = ๏ฟฝ ๐‘ก

12โˆ’1๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘‘๐‘ก

โˆž

0

ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ = โˆซ ๐‘กโˆ’1/2๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘‘๐‘กโˆž

0

ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ = lim

๐‘โ†’โˆž๏ฟฝ ๐‘กโˆ’1/2๐‘’โˆ’๐‘ก๐‘‘๐‘ก๐‘

0

Dengan menggunakan integral subtitusi, misalkan ๐‘ก = ๐‘ข2

๐‘‘๐‘ก = 2๐‘ข ๐‘‘๐‘ข ๐‘กโˆ’1/2 = (๐‘ข2)โˆ’1/2 ๐‘กโˆ’1/2 = ๐‘ขโˆ’1

Persamaan integral menjadi:

ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ = lim

๐‘โ†’โˆž๏ฟฝ ๐‘ขโˆ’1๐‘’โˆ’๐‘ข22๐‘ข ๐‘‘๐‘ข๐‘

0

= 2 lim๐‘โ†’โˆž

๏ฟฝ ๐‘’โˆ’๐‘ข2 ๐‘‘๐‘ข๐‘

0

Page 44: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

27

= 2 lim๐‘โ†’โˆž

๏ฟฝ ๐‘’โˆ’๐‘ฃ2 ๐‘‘๐‘ฃ๐‘

0

๏ฟฝฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ๏ฟฝ2

= ๏ฟฝ2 lim๐‘โ†’โˆž

๏ฟฝ ๐‘’โˆ’๐‘ข2 ๐‘‘๐‘ข๐‘

0๏ฟฝ๏ฟฝ2 lim

๐‘โ†’โˆž๏ฟฝ ๐‘’โˆ’๐‘ฃ2 ๐‘‘๐‘ฃ๐‘

0๏ฟฝ

๏ฟฝฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ๏ฟฝ2

= 4 lim๐‘โ†’โˆž

๏ฟฝ ๏ฟฝ ๐‘’โˆ’(๐‘ข2+๐‘ฃ2)๐‘‘๐‘ข ๐‘‘๐‘ฃ๐‘

0

๐‘

0

Transformasi kedalam koordinat kutub Ambil:

๐‘ข = ๐‘Ÿ cos๐œƒ ๐‘ฃ = ๐‘Ÿ sin๐œƒ ๐‘ข2 + ๐‘ฃ2 = ๐‘Ÿ2

๏ฟฝฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ๏ฟฝ2

= 4 lim๐‘โ†’โˆž

โˆซ โˆซ ๐‘’โˆ’๏ฟฝ๐‘Ÿ2๏ฟฝ ๏ฟฝ๐œ•๐‘ข๐‘‘๐‘Ÿ

๐œ•๐‘ฃ๐‘‘๐‘Ÿ

๐œ•๐‘ข๐‘‘๐œƒ

๐œ•๐‘ฃ๐‘‘๐œƒ

๏ฟฝ ๐‘‘๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ๐‘0

๐œ‹/20

= 4 lim

๐‘โ†’โˆžโˆซ โˆซ ๐‘’โˆ’๏ฟฝ๐‘Ÿ2๏ฟฝ ๏ฟฝcos๐œƒ โˆ’๐‘Ÿ. sin๐œƒ

sin๐œƒ ๐‘Ÿ. cos๐œƒ ๏ฟฝ ๐‘‘๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ๐‘0

๐œ‹/20

= 4 lim

๐‘โ†’โˆžโˆซ โˆซ ๐‘’โˆ’๏ฟฝ๐‘Ÿ2๏ฟฝ(๐‘Ÿ. ๐‘๐‘œ๐‘ 2๐œƒ + ๐‘Ÿ. ๐‘ ๐‘–๐‘›2๐œƒ)๐‘‘๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ๐‘

0๐œ‹/20

= 4 lim

๐‘โ†’โˆžโˆซ โˆซ ๐‘’โˆ’๏ฟฝ๐‘Ÿ2๏ฟฝ๐‘Ÿ(๐‘๐‘œ๐‘ 2๐œƒ + ๐‘ ๐‘–๐‘›2๐œƒ)๐‘‘๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ๐‘

0๐œ‹/20

= lim๐‘โ†’โˆž

4๏ฟฝ ๏ฟฝ ๐‘’โˆ’๏ฟฝ๐‘Ÿ2๏ฟฝ๐‘Ÿ ๐‘‘๐‘Ÿ ๐‘‘๐œƒ๐‘

0

๐œ‹/2

0

Menggunakan integral subtitusi kembali, misalkan: ๐ด = ๐‘Ÿ2

๐‘‘๐ด = 2๐‘Ÿ ๐‘‘๐‘Ÿ Persamaan baru diperoleh:

๏ฟฝฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ๏ฟฝ2

= 4 lim๐‘โ†’โˆž

๏ฟฝ ๏ฟฝ ๐‘’โˆ’๐ด1/2 ๐‘‘๐ด ๐‘‘๐œƒ๐‘

0

๐œ‹/2

0

Page 45: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

28 = 2 lim

๐‘โ†’โˆžโˆซ โˆซ ๐‘’โˆ’๐ด ๐‘‘๐ด ๐‘‘๐œƒ๐‘

0๐œ‹/20

= 2 lim

๐‘โ†’โˆžโˆซ [โˆ’๐‘’โˆ’๐ด]0

๐‘๐œ‹/20 ๐‘‘๐œƒ

= 2โˆซ ๏ฟฝ lim

๐‘โ†’โˆžโˆ’๐‘’โˆ’๐‘ + ๐‘’โˆ’0๏ฟฝ๐œ‹/2

0 ๐‘‘๐œƒ

= 2โˆซ (0 + 1)๐œ‹/20 ๐‘‘๐œƒ

= 2[๐œƒ]0๐œ‹2

= 2(๐œ‹2โˆ’ 0)

๏ฟฝฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ๏ฟฝ2

= ๐œ‹

Maka didapat ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ = โˆš๐œ‹ (4.10)

Oleh karena itu, persamaan (4.9) menjadi:

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1โˆšฯ€

๏ฟฝโˆ’2๐‘ โˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘  โˆ’ ๏ฟฝโˆ’2โˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘ ๐‘‘๐‘ ๏ฟฝ0

๐‘ก

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1โˆšฯ€

๏ฟฝโˆ’2๐‘ โˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘  + ๏ฟฝโˆ’43

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )3/2๏ฟฝ๏ฟฝ0

๐‘ก

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1โˆšฯ€

๏ฟฝโˆ’2๐‘กโˆš๐‘ก โˆ’ ๐‘ก + ๏ฟฝโˆ’43

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ก)32๏ฟฝโ€” 2.0โˆš๐‘ก โˆ’ 0

โˆ’ ๏ฟฝโˆ’43

(๐‘ก โˆ’ 0)32๏ฟฝ๏ฟฝ

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1โˆšฯ€

๏ฟฝ0 + 0โ€” 0 โˆ’ ๏ฟฝโˆ’43๐‘ก32๏ฟฝ๏ฟฝ

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +1โˆšฯ€

๏ฟฝ43๐‘ก32๏ฟฝ

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 + 4๐‘ก32

3โˆšฯ€ (4.11)

Sehingga penyelesaian eksak dari ๐ท12๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ก adalah

Page 46: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

29

๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 +4๐‘ก

32

3โˆšฯ€

Contoh 4.2 Terdapat persamaan diferensial fraksional dari suatu fungsi t

dengan order ยฝ yang didefinisikan dengan: ๐ท12๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ก + ๐‘ฅ(๐‘ก), ๐‘ฅ0 = 0 (4.12)

Akan didapatkan solusi dari fungsi t atau ๐‘ฅ(๐‘ก) dengan menggunakan solusi integral volterra.

Menggunakan solusi dari integral volterra maka didapat: ๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ฅ0 + 1

ฮ“๏ฟฝ12๏ฟฝโˆซ ๐‘ +๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘กโˆ’๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก0 (4.13)

Karena sesuai persamaan (4.10) yaitu ฮ“ ๏ฟฝ12๏ฟฝ = โˆšฯ€ dan

๐‘ฅ0 = 0, diperoleh:

๐‘ฅ(๐‘ก) = 0 +1โˆšฯ€

๏ฟฝ๐‘  + ๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆšฯ€

๏ฟฝ๐‘ 

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0+

1โˆšฯ€

๏ฟฝ๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0

Dengan menggunakan penyelesaian dari contoh 4.1 didapat

๐‘ฅ(๐‘ก) = 4๐‘ก32

3โˆšฯ€+ 1

โˆšฯ€โˆซ๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘กโˆ’๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก0 (4.14)

Untuk mendapatkan solusi dari persamaan tersebut, digunakan transformasi Laplace:

๐‘‹(๐‘ ) = โ„’ ๏ฟฝ4๐‘ก

32

3โˆšฯ€+

1โˆšฯ€

๏ฟฝ๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0๏ฟฝ

๐‘‹(๐‘ ) = โ„’ ๏ฟฝ4๐‘ก

32

3โˆšฯ€๏ฟฝ + โ„’ ๏ฟฝ

1โˆšฯ€

๏ฟฝ๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘ก โˆ’ ๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก

0๏ฟฝ

๐‘‹(๐‘ ) = 43โˆšฯ€

โ„’ ๏ฟฝ๐‘ก32๏ฟฝ + 1

โˆšฯ€โ„’ ๏ฟฝโˆซ ๐‘ฅ(๐‘ )

(๐‘กโˆ’๐‘ )1/2 ๐‘‘๐‘ ๐‘ก0 ๏ฟฝ (4.15)

Dengan menggunakan transformasi Laplace yang terdapat pada tabel 2.1 dan teorema konvolusi didapat

Page 47: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

30

๐‘‹(๐‘ ) = 43โˆšฯ€

32!

๐‘ 32+1

+ 1โˆšฯ€โ„’ ๏ฟฝ๐‘ฅ(๐‘ก). ๐‘กโˆ’

12๏ฟฝ (4.16)

Karena 32

! = ฮ“ ๏ฟฝ32

+ 1๏ฟฝ, maka

๐‘‹(๐‘ ) =4

3โˆšฯ€

ฮ“ ๏ฟฝ32 + 1๏ฟฝ

๐‘ 32+1

+1โˆšฯ€

๐‘‹(๐‘ )๐‘ 

. ฮ“ ๏ฟฝโˆ’12

+ 1๏ฟฝ

๐‘‹(๐‘ ) =4

3โˆšฯ€

34โˆšฯ€

๐‘ 32+1

+1โˆšฯ€

๐‘‹(๐‘ )๐‘ 

.โˆšฯ€

๐‘‹(๐‘ ) =1๐‘ 5/2 +

๐‘‹(๐‘ )๐‘ 

๐‘‹(๐‘ ) โˆ’๐‘‹(๐‘ )๐‘ 

=1๐‘ 5/2

๐‘‹(๐‘ ) ๏ฟฝ1 โˆ’1๐‘ ๏ฟฝ =

1๐‘ 5/2

๐‘‹(๐‘ ) =1๐‘ 5/2

๏ฟฝ1โˆ’ 1๐‘ ๏ฟฝ

๐‘‹(๐‘ ) =1๐‘ 5/2 .

1

๏ฟฝ1 โˆ’ 1๐‘ ๏ฟฝ

๐‘ฅ(๐‘ก) = โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘ 52 ๏ฟฝ1 โˆ’ 1

๐‘ ๏ฟฝ๏ฟฝ

๐‘ฅ(๐‘ก) = โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘ 52 โˆ’ ๐‘ 

32๏ฟฝ

๐‘ฅ(๐‘ก) = โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘ 32(๐‘  โˆ’ 1)

๏ฟฝ

Misalkan:

Page 48: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

31

โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘ 32๏ฟฝ =

๐‘ก1/2

1/2!

โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘ 32๏ฟฝ =

๐‘ก1/2

โˆš๐œ‹

Sedangkan:

โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘  โˆ’ 1๏ฟฝ = ๐‘’๐‘ก

Menggunakan Teorema 2.1 untuk invers transformasi Laplace, didapatkan:

โ„’โˆ’1 ๏ฟฝ1

๐‘ 32(๐‘  โˆ’ 1)

๏ฟฝ = ๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2

โˆš๐œ‹๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข

๐‘ก

0

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘ก

0

Menggunakan integral parsial, misal: ๐‘ฅ = (๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2

๐‘‘๐‘ฅ = 1/2(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)โˆ’1/2๐‘‘๐‘ข

๐‘ฃ = ๏ฟฝ๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข

๐‘ฃ = ๐‘’๐‘ข Sehingga persamaan integral diperoleh:

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข โˆ’ ๏ฟฝ๐‘’๐‘ข1/2(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)โˆ’1/2๐‘‘๐‘ข๏ฟฝ ๐‘ก0

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข โˆ’ 1/2๏ฟฝ๐‘’๐‘ข(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)โˆ’1/2๐‘‘๐‘ข๏ฟฝ ๐‘ก0

Kembali menggunakan integral parsial, misal: ๐‘ฅ = ๐‘’๐‘ข

๐‘‘๐‘ฅ = ๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข

๐‘ฃ = ๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)โˆ’1/2๐‘‘๐‘ข

๐‘ฃ = โˆ’2(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2 Sehingga persamaan menjadi:

Page 49: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

32

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข

โˆ’ 1/2 ๏ฟฝโˆ’๐‘’๐‘ข2(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2 + ๏ฟฝ2(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข๏ฟฝ๏ฟฝ ๐‘ก0

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข + (๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๏ฟฝ๐‘ก0

โˆ’1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘ก

0

Karena

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ (๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘ก

0

maka

๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข + (๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๏ฟฝ๐‘ก0 โˆ’ ๐‘ฅ(๐‘ก)

2๐‘ฅ(๐‘ก) =1โˆš๐œ‹

๏ฟฝ2(๐‘ก โˆ’ ๐‘ข)1/2๐‘’๐‘ข๏ฟฝ๐‘ก0

2๐‘ฅ(๐‘ก) =2โˆš๐‘กโˆš๐œ‹

๐‘ฅ(๐‘ก) = โˆš๐‘กโˆš๐œ‹

(4.17) Sehingga penyelesaian eksak dari ๐ท

12๐‘ฅ(๐‘ก) = ๐‘ก + ๐‘ฅ(๐‘ก), ๐‘ฅ0 =

0 adalah

๐‘ฅ(๐‘ก) =โˆš๐‘กโˆš๐œ‹

Persamaan diferensial fraksional linier dapat diselesaikan secara eksak dengan menggunakan penyelesaian dari integral volterra. Namun, jika persamaan diferensial fraksional tersebut merupakan persamaan nonlinier, maka tidak dapat diselesaikan secara eksak dengan menggunakan integral volterra. Namun, hanya bisa diselesaikan secara numerik dan akan memiliki hasil aproksimasi. Karena derajat nonlinier yang tinggi maka tidak

Page 50: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

33 dapat diselesaikan menggunakan transformasi Laplace ataupun teorema konvolusi sehingga hanya bisa didekati menggunakan solusi numerik. 4.4 Penyelesaian Numerik Dari Proses Pendinginan Semi-Infinite Oleh Radiasi

Persamaan dari proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi didefinisikan sebagai persamaan diferensial fraksional nonlinier:

๐ท12๐‘‡(๐‘ก) โˆ’ ๐œ†๏ฟฝ๐‘ข0 โˆ’ ๐‘‡(๐‘ก)๏ฟฝ4 = 0, ๐‘ก > 0 (4.18)

Dengan ๐‘‡(๐‘ก) = ๐‘ข0 โˆ’ ๐‘ข(0, ๐‘ก) dan ๐‘‡(0) = 0.

Pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa persamaan diferensial fraksional nonlinier tidak dapat diselesaikan secara eksak, melainkan secara numerik. Oleh karena itu, pada sub bab ini akan dibahas penyelesaian persamaan diferensial fraksional tersebut menggunakan perluasan dari deret Taylor.

Menggunakan Definisi 2.7 serta definisi fraksional deret Taylor yaitu,

๐‘‡(๐‘ก) = โˆ‘ (๐‘กโˆ’๐‘Ž)๐‘–๐‘ž

ฮ“(๐‘–๐‘ž+1)๐‘›๐‘–=0 ๏ฟฝ๐ท๐‘–๐‘ž๐‘‡๏ฟฝ(๐‘Ž), 0 < ๐‘ž < 1 (4.19)

Untuk menghasilkan solusi numerik, maka persamaan (4.19) harus diubah ke dalam bentuk matriks. Oleh karena itu, didefinisikan:

๐‘ก๐‘– = ๐‘–๐‘

, ๐‘– = 0,1,2, โ€ฆ ,๐‘ (4.20)

[๐‘ฅ๐‘(๐‘ก)] = ๐‘‹๐‘€0๐ด (4.21)

Page 51: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

34

Dengan

๐‘‹ = [1(๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐›ผ(๐‘ก โˆ’ ๐‘)2๐›ผ โ€ฆ (๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐‘๐›ผ] (4.22)

๐‘€0 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1

ฮ“(1)0

0 1ฮ“(๐‘ž+1)

0โ‹ฎ0

0โ‹ฎ0

0 โ‹ฏ 00 โ‹ฏ 01

ฮ“(2๐‘ž+1)โ‹ฎ0

โ‹ฏ 0โ‹ฑ โ‹ฎ โ‹ฏ 1

ฮ“(๐‘๐‘ž+1) โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

(4.23)

๐ด =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก๏ฟฝ๐ท

0๐‘ž๐‘ฅ๏ฟฝ(๐‘)๏ฟฝ๐ท1๐‘ž๐‘ฅ๏ฟฝ(๐‘)

๏ฟฝ๐ท2๐‘ž๐‘ฅ๏ฟฝ(๐‘)โ‹ฎ

๏ฟฝ๐ท๐‘๐‘ž๐‘ฅ๏ฟฝ(๐‘)โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

(4.24)

Jika kedua sisi dikalikan dengan ๐ท๐‘ž maka didapat

๐ท๐‘ž๐‘ฅ๐‘(๐‘ก) = ๐ท๐‘ž๐‘‹๐‘€0๐ด

๐ท๐‘ž๐‘‹ = ๐ท๐‘ž[1(๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐‘ž(๐‘ก โˆ’ ๐‘)2๐‘ž โ€ฆ (๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐‘๐‘ž]

= [๐ท๐‘ž1๐ท๐‘ž(๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐‘ž๐ท๐‘ž(๐‘ก โˆ’ ๐‘)2๐‘ž โ€ฆ๐ท๐‘ž(๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐‘๐‘ž]

๐ท๐‘ž๐‘‹ = ๏ฟฝ0 ฮ“(๐‘ž+1)

ฮ“(1)ฮ“(2๐‘ž+1)ฮ“(๐‘ž+1)

(๐‘ก โˆ’ ๐‘)๐‘ž โ€ฆ

โ€ฆ ฮ“(๐‘๐‘ž+1)ฮ“((๐‘โˆ’1)๐‘ž+1)

(๐‘ก โˆ’ ๐‘)(๐‘โˆ’1)๐‘ž๏ฟฝ = ๐‘‹๐‘€1 (4.25)

Dengan

Page 52: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

35

๐‘€1 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก0

ฮ“(๐‘ž+1)ฮ“(1)

0

0 0 ฮ“(2๐‘ž+1)ฮ“(๐‘ž+1)

โ‹ฎ00

โ‹ฎ00

โ‹ฎ00

โ‹ฏ 0โ‹ฏ 0โ‹ฑโ‹ฏโ‹ฏ

โ‹ฎฮ“(๐‘๐‘ž+1)

ฮ“((๐‘โˆ’1)๐‘ž+1)0 โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

(4.26)

Sehingga, matrik untuk turunan fraksional menjadi

๐ท๐‘ž[๐‘ฅ๐‘(๐‘ก)] = ๐‘‹๐‘€1๐‘€0๐ด (4.27)

Dengan kondisi awal

๐‘ˆ0 = ๐‘‹(0)๐‘€0๐ด = [1 0 0 โ€ฆ 0] = [0] (4.28)

Untuk ๐œ† = 1,๐‘ข0 = 0 maka persamaan diferensial dapat diubah menjadi:

(๐‘‹๐‘€1๐‘€0 โˆ’ (๐‘‹๐‘€0)4)๐ด = [0]

(๐‘‹๐‘€1๐‘€0 โˆ’ (๐‘‹๐‘€0)4)๐ด = ๐น (4.29)

Dengan

๐‘‹ =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽก1 (๐‘ก0 โˆ’ ๐‘)๐‘ž (๐‘ก0 โˆ’ ๐‘)2๐‘ž โ‹ฏ (๐‘ก0 โˆ’ ๐‘)๐‘๐‘ž

1 (๐‘ก1 โˆ’ ๐‘)๐‘ž (๐‘ก1 โˆ’ ๐‘)2๐‘ž โ‹ฏ (๐‘ก1 โˆ’ ๐‘)๐‘๐‘ž

1โ‹ฎ1

(๐‘ก2 โˆ’ ๐‘)๐‘žโ‹ฎ

(๐‘ก๐‘ โˆ’ ๐‘)๐‘ž

(๐‘ก2 โˆ’ ๐‘)2๐‘žโ‹ฎ

(๐‘ก๐‘ โˆ’ ๐‘)2๐‘ž

โ‹ฏโ‹ฑโ‹ฏ

(๐‘ก2 โˆ’ ๐‘)๐‘๐‘žโ‹ฎ

(๐‘ก๐‘ โˆ’ ๐‘)๐‘๐‘žโŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

(4.30)

๐น =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽก000โ‹ฎ0โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽค (4.31)

Page 53: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

36

Misal ๐‘Š๐ด = ๐นatau [๐‘Š;๐น],๐‘Š = [๐‘Š๐‘–๐‘—], ๐‘–๐‘— = 1,2, โ€ฆ ,๐‘

Untuk ๐‘Š = (๐‘‹๐‘€1๐‘€0 โˆ’ (๐‘‹๐‘€0)4) dengan kondisi awal

๐‘ˆ0 = ๐‘‹(0)๐‘€0๐ด = [1 0 0 โ€ฆ 0] = [0], maka didapat matriks

[๐‘Š;๐น] =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽก

1 0 โ‹ฏ 0; 0๐‘ค10 ๐‘ค11 โ‹ฏ ๐‘ค1๐‘; 0โ‹ฎ

๐‘ค๐‘โˆ’10๐‘ค๐‘0

โ‹ฎ๐‘ค๐‘โˆ’11๐‘ค๐‘1

โ‹ฑโ‹ฏโ‹ฏ

โ‹ฎ๐‘ค๐‘โˆ’1๐‘;๐‘ค๐‘๐‘;

โ‹ฎ00โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽค (4.32)

Pada Tugas Akhir ini diambil contoh untuk c=0 dan N=5 maka solusi approksimasi yang diperoleh adalah

๐‘‡5(๐‘ก) = โˆ‘ (๐‘ก)๐‘–๐‘ž

ฮ“(๐‘–๐‘ž+1)5๐‘–=0 ๏ฟฝ๐ท๐‘–๐‘ž๐‘“๏ฟฝ (4.33)

Dengan ๐‘ก๐‘– = ๐‘–๐‘

maka diperoleh

๐‘ก0 = 0, ๐‘ก1 = 15

, ๐‘ก2 = 25

, ๐‘ก3 = 35

, ๐‘ก4 = 45

, ๐‘ก5 = 1

๐‘‹ =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 (๐‘ก0)1/2 (๐‘ก0)1 (๐‘ก0)3/2 (๐‘ก0)2 (๐‘ก0)5/2

1 (๐‘ก1)1/2 (๐‘ก1)1 (๐‘ก1)3/2 (๐‘ก1)2 (๐‘ก1)5/2

1111

(๐‘ก2)1/2

(๐‘ก3)1/2

(๐‘ก4)1/2

(๐‘ก5)1/2

(๐‘ก2)1

(๐‘ก3)1

(๐‘ก4)1

(๐‘ก5)1

(๐‘ก2)3/2

(๐‘ก3)3/2

(๐‘ก4)3/2

(๐‘ก5)3/2

(๐‘ก2)2 (๐‘ก2)5/2

(๐‘ก3)2 (๐‘ก3)5/2

(๐‘ก4)2 (๐‘ก4)5/2

(๐‘ก5)2 (๐‘ก5)5/2โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

Page 54: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

37

๐‘‹ =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 (0)1/2 (0)1 (0)3/2 (0)2 (0)5/2

1 (1/5)1/2 (1/5)1 (1/5)3/2 (1/5)2 (1/5)5/2

1111

(2/5)1/2

(3/5)1/2

(4/5)1/2

(1)1/2

(2/5)1

(3/5)1

(4/5)1

(1)1

(2/5)3/2

(3/5)3/2

(4/5)3/2

(1)3/2

(2/5)2 (2/5)5/2

(3/5)2 (3/5)5/2

(4/5)2 (4/5)5/2

(1)2 (1)5/2 โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

๐‘‹ =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 0 0 0 0 01 ๏ฟฝ1/5 1/5 (1/5)3/2 1/25 (1/5)5/2

1111

๏ฟฝ2/5๏ฟฝ3/5๏ฟฝ4/5

1

2/53/54/5

1

(2/5)3/2

(3/5)3/2

(4/5)3/2

1

4/25 (2/5)5/2

9/25 (3/5)5/2

16/25 (4/5)5/2

1 1 โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

๐‘€0

=

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

1ฮ“(1)

0 0

01

ฮ“(1/2 + 1)0

0000

0000

1ฮ“(1 + 1)

000

0 0 00 0 001

ฮ“(3/2 + 1)00

001

ฮ“(2 + 1)0

0001

ฮ“(5/2 + 1)โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

๐‘€0 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 0 00 2/โˆš๐œ‹ 00000

0000

1000

0 0 00 0 00

4/3โˆš๐œ‹00

00

1/20

000

8/15โˆš๐œ‹โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

Page 55: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

38

๐‘€1 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก0 โˆš๐œ‹/2 00 0 2/โˆš๐œ‹0000

0000

0000

0 0 00 0 0

3โˆš๐œ‹/4000

0 02/โˆš๐œ‹ 0

0 15โˆš๐œ‹/160 0 โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

๐น =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽก00000โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

Mencari nilai ๐‘‹๐‘€1๐‘€0

๐‘‹๐‘€1๐‘€0 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

1 0 0 0 0 0

1 (1/5)12 1/5 (1/5)

32 1/25 (1/5)

52

1

1

11

(2/5)12

(3/5)12

(4/5)12

1

2/5

3/5

4/51

(2/5)32

(3/5)32

(4/5)32

1

4/25 (2/5)52

9/25 (3/5)52

16/25 (4/5)52

1 1 โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก0 โˆš๐œ‹/2 00 0 2/โˆš๐œ‹0000

0000

0000

0 0 00 0 0

3โˆš๐œ‹/4000

0 02/โˆš๐œ‹ 0

0 15โˆš๐œ‹/160 0 โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 0 0

02

โˆš๐œ‹0

0000

0000

1000

0 0 00 0 004

3โˆš๐œ‹00

00120

0008

15โˆš๐œ‹โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

Page 56: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

39 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

0 0.8860 0 0 0 00 0.8860 0.5048 0.2658 0.0060 0.06650 0.8860 0.7138 0.5316 0.0482 0.26580 0.8860 0.8743 0.7974 0.1625 0.59810 0.8860 1.0095 1.0632 0.3853 1.06320 0.8860 1.1287 1.3290 1.5049 1.6613โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 0 00 2

โˆš๐œ‹0

0000

0000

1000

0 0 00 0 004

3โˆš๐œ‹00

00120

0008

15โˆš๐œ‹โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

๐‘‹๐‘€1๐‘€0 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

0 1.0000 0 0 0 00 1.0000 0.5048 0.2000 0.0030 0.02000 1.0000 0.7138 0.4000 0.0241 0.08000 1.0000 0.8743 0.6000 0.0813 0.18000 1.0000 1.0095 0.8000 0.1926 0.32000 1.0000 1.1287 1.0000 0.7524 0.5000โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

Mencari nilai (๐‘‹๐‘€0)4

๐‘‹๐‘€0 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

1 0 0 0 0 0

1 (1/5)12 1/5 (1/5)

32 1/25 (1/5)

52

1

1

11

(2/5)12

(3/5)12

(4/5)12

1

2/5

3/5

4/51

(2/5)32

(3/5)32

(4/5)32

1

4/25 (2/5)52

9/25 (3/5)52

16/25 (4/5)52

1 1 โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 0 00 2/โˆš๐œ‹ 00000

0000

1000

0 0 00 0 00

4/3โˆš๐œ‹00

00

1/20

000

8/15โˆš๐œ‹โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

Page 57: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

40 ๐‘‹๐‘€0

=

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก1 0 01 2/โˆš5๐œ‹ 1/5

1111

2โˆš2/โˆš5๐œ‹2โˆš3/โˆš5๐œ‹

4/โˆš5๐œ‹2/โˆš๐œ‹

2/53/54/5

1

0 0 04/15โˆš5๐œ‹ 1/50 8/375โˆš5๐œ‹

8โˆš2/15โˆš5๐œ‹12โˆš3/15โˆš5๐œ‹

32/15โˆš5๐œ‹4/3โˆš๐œ‹

4/509/50

16/501/2

32โˆš2/375โˆš5๐œ‹72โˆš3/375โˆš5๐œ‹256/375โˆš5๐œ‹

8/15โˆš๐œ‹ โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

(๐‘‹๐‘€0)4 =

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

1.0000 0 0 0 0 0 3.0421 0.3952 0.1998 0.0162 0.0396 0.00314.7316 0.7765 0.3963 0.0342 0.0805 0.00686.8193 1.2913 0.6652 0.0607 0.1380 0.01259.6409 2.0415 1.0617 0.1025 0.2252 0.0219

17.0098 4.2138 2.2298 0.2374 0.4919 0.0537โŽฆโŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

\

(๐‘‹๐‘€1๐‘€0 โˆ’ (๐‘‹๐‘€0)4)๐ด = ๐น

Didapat

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

โˆ’1.0000 1.0000 0 0 0 0โˆ’3.0421 0.6048 0.3050 0.1838 โˆ’ 0.0366 0.0169โˆ’4.7316 0.2235 0.3175 0.3658 โˆ’ 0.0564 0.0732โˆ’6.8193 โˆ’ 0.2913 0.2091 0.5393 โˆ’ 0.0568 0.1675โˆ’9.6409 โˆ’ 1.0415 โˆ’ 0.0522 0.6975 โˆ’ 0.0326 0.2981โˆ’17.0098 โˆ’ 3.2138 โˆ’ 1.1011 0.7626 0.2606 0.4463 โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

A=[0]

Karena terdapat syarat awal

๐‘ˆ0 = ๐‘‹(0)๐‘€0๐ด = [1 0 0 โ€ฆ 0] = [0] Maka matriks menjadi

Page 58: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

41

โŽฃโŽขโŽขโŽขโŽขโŽก

1 0 0 0 0 0โˆ’3.0421 0.6048 0.3050 0.1838 โˆ’ 0.0366 0.0169โˆ’4.7316 0.2235 0.3175 0.3658 โˆ’ 0.0564 0.0732โˆ’6.8193 โˆ’ 0.2913 0.2091 0.5393 โˆ’ 0.0568 0.1675โˆ’9.6409 โˆ’ 1.0415 โˆ’ 0.0522 0.6975 โˆ’ 0.0326 0.2981โˆ’17.0098 โˆ’ 3.2138 โˆ’ 1.1011 0.7626 0.2606 0.4463 โŽฆ

โŽฅโŽฅโŽฅโŽฅโŽค

A=[0]

A=[0 1 -0.3179 0.2637 0.0690 0.1483] (4.34) Subtitusi persamaan (4.34) ke persamaan (4.33), Sehingga

diperoleh solusi dari persamaan (4.33), yaitu:

๐‘‡(๐‘ก) =2โˆš๐‘กโˆš๐œ‹

โˆ’โˆ’0.3179t +0.3516t

32

โˆš๐œ‹+ 0.0345t2 + 0.079093t

52

Untuk mendapatkan penyelesaian numerik, maka t didekati dari 0,1 sampai 1.

Misal untuk t=0.1 diperoleh

๐‘‡(0.1) =2โˆš0.1โˆš๐œ‹

โˆ’ โˆ’0.3179(0.1) +0.3516(0.1)

32

โˆš๐œ‹+ 0.0345(0.1)2 + 0.079093(0.1)

52

๐‘‡(0.1) = 0.3258

Untuk t=0.2

๐‘‡(0.2) =2โˆš0.2โˆš๐œ‹

โˆ’ 0.3179(0.2) +0.3516(0.2)

32

โˆš๐œ‹+ 0.0345(0.2)2

+ 0.079093(0.2)52

๐‘‡(0.2) = 0.4451

Sampai dengan t=1, diperoleh:

Page 59: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

42

๐‘‡(1) =2โˆš1โˆš๐œ‹

โˆ’ โˆ’0.3179(1) +0.3516(1)

32

โˆš๐œ‹+ 0.0345(1)2

+ 0.079093(1)52

๐‘‡(1) = 1.2269

Tabel 4.1 Hasil numerik untuk N=5

t T(t) 0.1 0.3258 0.2 0.4451 0.3 0.5345 0.4 0.6128 0.5 0.6889 0.6 0.7687 0.7 0.8573 0.8 0.9597 0.9 1.0811 1 1.2269

Dapat dilihat dari Tabel 4.1 bahwa semakin besar waktu

maka hasil fungsi juga akan semakin besar. Proses pendinginan semi-infinite oleh radiasi merupakan

masalah nilai batas satu dimensi untuk persamaan diferensial fraksional serta merupakan persamaan diferensial fraksional nonlinier yang dapat diketahui dengan bentuk persamaannnya yang berderajat empat. Oleh karena itu model tersebut hanya dapat diselesaikan dengan pendekatan numerik yang mana pada penelitian ini diambil contoh N=3, N=4, N=5 dan N=7.

Page 60: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

43

Gambar 4.1 Grafik solusi numerik untuk N=5

Berdasarkan Grafik 4.1, sumbu x menyatakan besaran dari t

atau besaran dari waktu, sedangkang sumbu y menunjukkan besaran dari fungsi t atau T(t). Pada saat N=5 maka T(t) hanya bergerak dari N=1 sampai N=5. Grafik 4.1 juga menunjukkan bahwa semakin besar t, maka fungsi T(t) juga semakin besar.

Fungsi T(t) merupakan pengurangan dari ๐‘ข0 dengan ๐‘ข(0, ๐‘ก) dimana ๐‘ข(0, ๐‘ก) adalah suhu permukaan dan ๐‘ข0 adalah nilai awal. Karena ๐‘ข0 = 0, berakibat ๐‘‡(๐‘ก) = โˆ’ ๐‘ข(0, ๐‘ก) sehingga semakin besar nilai T(t), maka suhu permukaan semakin turun.

Page 61: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

44

Gambar 4.2 Grafik solusi numerik untuk N=3

Berdasarkan Grafik 4.2, sumbu x menyatakan besaran dari t

atau besaran dari waktu, sedangkang sumbu y menunjukkan besaran dari fungsi t atau T(t). Pada saat N=3 maka T(t) hanya bergerak dari N=1 sampai N=3. Grafik 4.2 juga menunjukkan bahwa semakin besar t, maka fungsi T(t) juga semakin besar.

Fungsi T(t) merupakan pengurangan dari ๐‘ข0 dengan ๐‘ข(0, ๐‘ก) dimana ๐‘ข(0, ๐‘ก) adalah suhu permukaan dan ๐‘ข0 adalah nilai awal. Karena ๐‘ข0 = 0, berakibat ๐‘‡(๐‘ก) = โˆ’ ๐‘ข(0, ๐‘ก) sehingga semakin besar nilai T(t), maka suhu permukaan semakin turun.

Gambar 4.3 Grafik solusi numerik untuk N=4

Page 62: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

45

Berdasarkan Grafik 4.3, sumbu x menyatakan besaran dari t atau besaran dari waktu, sedangkang sumbu y menunjukkan besaran dari fungsi t atau T(t). Pada saat N=4 maka T(t) hanya bergerak dari N=1 sampai N=4. Grafik 4.3 juga menunjukkan bahwa semakin besar t, maka fungsi T(t) juga semakin besar.

Fungsi T(t) merupakan pengurangan dari ๐‘ข0 dengan ๐‘ข(0, ๐‘ก) dimana ๐‘ข(0, ๐‘ก) adalah suhu permukaan dan ๐‘ข0 adalah nilai awal. Karena ๐‘ข0 = 0, berakibat ๐‘‡(๐‘ก) = โˆ’ ๐‘ข(0, ๐‘ก) sehingga semakin besar nilai T(t), maka suhu permukaan semakin turun. Grafik 4.3 m emiliki kemiripan dengan Grafik 4.2. sehingga penurunan suhu permukaan pada saat N=3 dan N=4 akan memiliki laju yang sama meskipun dengan besaran yang berbeda.

Gambar 4.4 Grafik solusi numerik untuk N=7

Berdasarkan Grafik 4.4, sumbu x menyatakan besaran dari t

atau besaran dari waktu, sedangkang sumbu y menunjukkan besaran dari fungsi t atau T(t). Pada saat N=7 maka T(t) hanya bergerak dari N=1 sampai N=7. Grafik 4.4 juga menunjukkan bahwa semakin besar t, maka fungsi T(t) juga semakin besar.

Fungsi T(t) merupakan pengurangan dari ๐‘ข0 dengan ๐‘ข(0, ๐‘ก) dimana ๐‘ข(0, ๐‘ก) adalah suhu permukaan dan ๐‘ข0 adalah nilai awal. Karena ๐‘ข0 = 0, berakibat ๐‘‡(๐‘ก) = โˆ’ ๐‘ข(0, ๐‘ก) sehingga semakin besar nilai T(t), maka suhu permukaan semakin turun.

Page 63: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

46 Grafik 4.4 m emiliki kemiripan dengan Grafik 4.1. sehingga penurunan suhu permukaan pada saat N=5 dan N=7 akan memiliki laju yang sama meskipun dengan besaran yang berbeda.

Page 64: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

47

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diberikan kesimpulan sebagai hasil darianalisa model yang telah diperoleh dan saran sebagaipertimbangan dalam pengembangan atau penelitian lebih lanjut.

5.1 Kesimpulan1. Setiap solusi dari persamaan diferensial fraksional

merupakan solusi dari integral volterra begitu pulasebaliknya. Solusi dari persamaaan diferensial fraksionallinier dapat didapartkan dari solusi integral volterra. Namun,untuk persamaan diferensial fraksional nonlinier dapatdiselesaikan dengan cara numerik menggunakan perluasandari deret Taylor.

2. Pada persamaan diferensial fraksional linier:( ) =solusi eksak yang diperoleh adalah ( ) = + โˆšSedangakan untuk persamaan:( ) = + ( ), = 0solusi eksak yang diperoleh ( ) = โˆšโˆš .

Solusi tersebut diperoleh dari solusi integral volterra jeniskedua.

3. Model pada proses pendinginan semi-infinite yang manamerupakan masalah nilai batas satu dimensi untukpersamaan diferensial fraksional dapat diselesaikan denganmenggunakan metode fraksional deret Taylor danmenghasilkan sousi aproksimasi numerik serta grafik dengannilai N=3, N=4, N=-5 dan N=7.

Page 65: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

48

Fungsi T(t) merupakan pengurangan dari dengan(0, ) dimana (0, ) adalah suhu permukaan dan adalahnilai awal. Karena = 0 , berakibat ( ) =โˆ’ (0, ) sehingga semakin besar nilai T(t), maka suhupermukaan semakin turun.

5.2 SaranPada penelitian ini tidak dibahas metode-metode yang dapat

dilakukan untuk mendapatkan solusi dari persamaan diferensialfraksional tersebut juga tidak dibahas membahas tentang prosespendinginan tubuh semi-infinite jika fungsi x atau X(x) โ‰  0. .Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pembaca yangtertarik dengan masalah ini agar pada penelitian berikutnyamembahas tentang metode yang berbeda untuk menyelesaikanpersamaan diferensial fraksional serta bagaimana solusi dariproses pendinginan tubuh semi-infinite jika X(x) โ‰  0.

Page 66: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

51

LAMPIRAN

Listing program numerik untuk N=3

โ€ข M-File dengan judul menghitungmatriksN=3.m phi=3.14; X=[1 0 0 0 ; 1 sqrt(1/3) 1/3 (1/3)^3/2; 1 sqrt(2/3) 2/3 (2/3)^3/2; 1 1 1 1 ]; M1=[0 sqrt(phi)/2 0 0; 0 0 2/sqrt(phi) 0; 0 0 0 3*sqrt(phi)/4; 0 0 0 0]; M0=[1 0 0 0; 0 2/sqrt(phi) 0 0; 0 0 1 0; 0 0 0 4/(3*sqrt(phi))]; Y=(X*M1*M0-(X*M0)^4);

โ€ข M-File dengan judul menghitungAN=3.m N=[ -0.1804 0.1741; -0.7383 0.3244; -2.8020 0.0700]; A=[0.3088;1.5880;5.0183]; Y= A\N;

โ€ข M-File dengan judul menghitungXN=3.m phi=3.14; for t=0.1:0.1:1 t x=2*sqrt(t)/sqrt(phi)-0.5500*t+0.0331*4*(t^3/2)/3*sqrt(phi) end;

โ€ข M-File dengan judul plotN=3.m

t=[0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1];

Page 67: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

52

x=[0.3020 0.3951 0.4543 0.4963 0.5280 0.5527 0.5727 0.5895 0.6043 0.6178]; plot(t,x)

Listing program numerik untuk N=4

โ€ข M-File dengan judul menghitungmatriksN=4.m phi=3.14; X=[1 0 0 0 0 ; 1 sqrt(1/4) 1/4 (1/4)^3/2 1/16; 1 sqrt(2/4) 2/4 (2/4)^3/2 4/16; 1 sqrt(3/4) 3/4 (3/4)^3/2 9/16; 1 1 1 1 1]; M1=[0 sqrt(phi)/2 0 0 0; 0 0 2/sqrt(phi) 0 0; 0 0 0 3*sqrt(phi)/4 0; 0 0 0 0 8/(3*sqrt(phi)); 0 0 0 0 0]; M0=[1 0 0 0 0; 0 2/sqrt(phi) 0 0 0; 0 0 1 0 0; 0 0 0 4/(3*sqrt(phi)) 0; 0 0 0 0 1/2]; Y=(X*M1*M0-(X*M0)^4);

โ€ข M-File dengan judul menghitungAN=4.m

N=[ 0.0492 0.1414 -0.1337; -0.3201 0.2543 -0.2627; -0.9889 0.3064 -0.3935; -2.5310 0.1581 -0.2866]; A=[-0.1297;0.8682;2.2614;5.0348]; Y= A\N;

โ€ข M-File dengan judul menghitungXN=4.m phi=3.14; for t=0.1:0.1:1 t

Page 68: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

53

x=2*sqrt(t)/sqrt(phi)-0.4887*t+0.0542*4*(t^3/2)/3*sqrt(phi)+-0.0814*(t^2)/2 end;

โ€ข M-File dengan judul plotN=4.m

t=[0.1:0.1:1]; x=[0.3077 0.4059 0.4697 0.5159 0.5516 0.5802 0.6042 0.6253 0.6446 0.6633]; plot(t,x);

Listing program numerik untuk N=5

โ€ข M-File dengan judul menghitungmatriksN=5.m phi=3.14; X=[1 0 0 0 0 0; 1 sqrt(1/5) 1/5 (1/5)^3/2 1/25 (1/5)^5/2; 1 sqrt(2/5) 2/5 (2/5)^3/2 4/25 (2/5)^5/2; 1 sqrt(3/5) 3/5 (3/5)^3/2 9/25 (3/5)^5/2; 1 sqrt(4/5) 4/5 (4/5)^3/2 16/25 (4/5)^5/2; 1 1 1 1 1 1]; M1=[0 sqrt(phi)/2 0 0 0 0; 0 0 2/sqrt(phi) 0 0 0; 0 0 0 3*sqrt(phi)/4 0 0; 0 0 0 0 8/(3*sqrt(phi)) 0; 0 0 0 0 0 15*sqrt(phi)/16; 0 0 0 0 0 0]; M0=[1 0 0 0 0 0; 0 2/sqrt(phi) 0 0 0 0; 0 0 1 0 0 0; 0 0 0 4/(3*sqrt(phi)) 0 0; 0 0 0 0 1/2 0; 0 0 0 0 0 8/(15*sqrt(phi))];

Page 69: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

54

Y=(X*M1*M0-(X*M0)^4);

โ€ข M-File dengan judul menghitungAN=5.m

N=[ 0.3050 0.1838 -0.0366 0.0169; 0.3175 0.3658 -0.0564 0.0732; 0.2091 0.5393 -0.0568 0.1675; -0.0522 0.6975 -0.0326 0.2981; -1.1011 0.7626 0.2606 0.4463]; A=[-0.6048;-0.2235;0.2913;1.0415;3.2138]; Y= A\N;

โ€ข M-File dengan judul menghitungXN=5.m phi=3.14;

for t=0.1:0.1:1 t x=2*sqrt(t)/sqrt(phi)-0.3179*t+0.2637*4*(t^3/2)/3*sqrt(phi)+0.0690*(t^2)/2+0.1483*8*(t^5/2)/15*sqrt(phi) end;

โ€ข M-File dengan judul plotN=5.m t=[0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1]; x=[0.3258 0.4451 0.5345 0.6128 0.6889 0.7687 0.8573 0.9597 1.0811 1.2269]; plot(t,x);

Listing program numerik untuk N=7

โ€ข M-File dengan judul menghitungmatriksN=7.m phi=3.14; n=7; X=[1 0 0 0 0 0 0 0;

Page 70: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

55

1 sqrt(1/n) 1/n (1/n)^3/2 1/(n^2) (1/n)^5/2 (1/n)^3 (1/n)^7/2; 1 sqrt(2/n) 2/n (2/n)^3/2 4/(n^2) (2/n)^5/2 (2/n)^3 (2/n)^7/2; 1 sqrt(3/n) 3/n (3/n)^3/2 9/(n^2) (3/n)^5/2 (3/n)^3 (3/n)^7/2; 1 sqrt(4/n) 4/n (4/n)^3/2 16/(n^2) (4/n)^5/2 (4/n)^3 (4/n)^7/2; 1 sqrt(5/n) 5/n (5/n)^3/2 5^2/(n^2) (5/n)^5/2 (5/n)^3 (5/n)^7/2; 1 sqrt(6/n) 6/n (6/n)^3/2 6^2/(n^2) (6/n)^5/2 (6/n)^3 (6/n)^7/2 1 1 1 1 1 1 1 1]; M1=[0 sqrt(phi)/2 0 0 0 0 0 0; 0 0 2/sqrt(phi) 0 0 0 0 0; 0 0 0 3*sqrt(phi)/4 0 0 0 0; 0 0 0 0 8/(3*sqrt(phi)) 0 0 0; 0 0 0 0 0 15*sqrt(phi)/16 0 0; 0 0 0 0 0 0 48/(15*sqrt(phi)) 0; 0 0 0 0 0 0 0 35*sqrt(phi)/32; 0 0 0 0 0 0 0 0]; M0=[1 0 0 0 0 0 0 0; 0 2/sqrt(phi) 0 0 0 0 0 0; 0 0 1 0 0 0 0 0; 0 0 0 4/(3*sqrt(phi)) 0 0 0 0; 0 0 0 0 1/2 0 0 0; 0 0 0 0 0 8/(15*sqrt(phi)) 0 0; 0 0 0 0 0 0 1/6 0; 0 0 0 0 0 0 0 16/(105*sqrt(phi))]; Y=(X*M1*M0-(X*M0)^4);

โ€ข M-File dengan judul menghitungAN=7.m N=[ 0.3676 0.1408 -0.0065 0.0100 -0.0009 0.0005; 0.4949 0.2818 -0.0055 0.0404 -0.0014 0.0038; 0.5697 0.4222 0.0068 0.0911 -0.0006 0.0130;

Page 71: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

56

0.6045 0.5616 0.0360 0.1620 0.0049 0.0309; 0.5975 0.6995 0.0871 0.2532 0.0215 0.0604; 0.5376 0.8351 0.1642 0.3644 0.0600 0.1045; 0.1925 0.9559 0.6135 0.4937 0.2819 0.1656]; A=[-0.8557;-0.7367;-0.5920;-0.4047;-0.1530; 0.1966;1.1792]; Z= A\N;

โ€ข M-File dengan judul menghitungXN=7.m phi=3.14; for t=0.1:0.1:1 t x=2*sqrt(t)/sqrt(phi)-0.3146*t+0.1169*4*(t^3/2)/3*sqrt(phi)+0.2262*(t^2)/2+0.1411*8*(t^5/2)/15*sqrt(phi)+0.1052*(t^3)/6+0.0565*(t^5/2)*6/(105*sqrt(phi)) end;

โ€ข M-File dengan judul plotN=7.m

t=[0.1:0.1:1]; x=[0.3267 0.4476 0.5384 0.6167 0.6906 0.7651 0.8442 0.9320 1.0326 1.1504]; plot(t,x);

Page 72: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

49

DAFTAR PUSTAKA

[1] E. Demirci, N. Ozalp (2012). โ€œA method for solvingdifferential equations of fractional orderโ€.Computational and applied mathematics Vol. 236, Hal.2754-2762

[2] Lakshmikantham, A.S. Vatsala (2007). โ€œTheory offractional differential inequalities and applicationsโ€.Communications in Applied Analysis Vol. 11, Hal. 395โ€“402.

[3] A.A. Kilbas, H.M. Srivastava, J.J. Trujillo (2006). โ€œTheoryand Applications of Fractional Differential Equationsโ€.Elsevier Vol. 204

[4] Burner, H. (2010). โ€œTheory and numerical solution ofvolterra function integral equationsโ€. HIT SummerSeminar

[5] Kisela, T. (2008). Fractional Differential Equations andTheir Applications. Thesis Faculty Of MechanicalEngineering, Institute Of Mathematics, BRNO UniversityOf Technology

[6] Santoso, Widiarti. (1998). Persamaan Diferensial BiasaDengan Penerapan Modern edisi 2. Jakarta: Erlangga

[7] K. Diethelm (2010). โ€œThe analysis of fractional differentialequations: an application-oriented exposition usingdifferential operators of Caputo typeโ€. Lecture Notes inMathematics, Springer-Verlag

[8] E.W. Adams, H. Spreuer (1967).โ€Theoretical Solution ofThe Nonlinear Problem of Transient Cooling of An OpaqueSphere In Spaceโ€. Nasa Technical Note D-4046.

[9] L. Adam. (2004).โ€ Fractional Calculus: History, definitions,and Apllications for Engineerโ€. University of NotreDame.

Page 73: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

50

[10] โ€œAppendix: Function of One Variableโ€ URL:http://www.math.ucdavis.edu// (diakses tanggal 1Desember 2015)

[11] Kurniawan, I.(2013).โ€Transformasi laplaceโ€. URL:http://irwankurniawanblog.files.wordpress.com//(diakses tanggal 1 Desember 2015)

[12] Sinoem, I.(2011).โ€Deret Taylor dan Analisis Galatโ€URL: http://simponi.mdp.ac.id///(diakses tanggal 20Nopember 2015)

Page 74: PERSAMAAN DIFERENSIAL FRAKSIONAL TIPE CAPUTO SERTA

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Lamongan pada tanggal 13 Juni 1994, merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal dari TK ABA Kendal, MI Muhammadiyah 02 Kendal, SMP Negeri 1 Babat, hingga SMA Negeri 1 Babat.

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan

S1 di Jurusan Matematika melalui jalur SNMPTN Tulis pada tahun 2011 dan terdaftar dengan NRP 1211 100 068. Di Jurusan Matematika ini, penulis mengambil bidang minat Pemodelan dan Simulasi Sistem. Penulis juga aktif di dalam organisasi intra kampus yakni pada Lembaga Dakwah Jurusan Ibnu Muqlah sebagai staff Kaderisasi pada periode 2012-2013 dan menjabat sebagai Bendahara Umum pada periode 2013-2014.

Untuk kritik, saran, dan pertanyaan mengenai Tugas Akhir ini dapat dikirimkan melalui e-mail ke [email protected].


Recommended