PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN
MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR (3M)
SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI
KELURAHAN CIRENDEU RW.09 TAHUN 2011
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Muwawi Siregar
NIM 108103000027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1432 H/2011 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 25 November 2011
Muwawi Siregar
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DENGAN MENGURAS, MENUTUP,VDAN MENGUBUR (3M)
SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN
CIRENDER\U RW.09 TAHUN 2011
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh :
Muwawi Siregar
NIM: 108103000027
Pembimbing
dr. Rachmania Diandini, MKK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Penelitian berjudul PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN MENGURAS,
MENUTUP, DAN MENGUBUR (3M) SERTA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN CIRENDEU RW.09 TAHUN
2011 yang diajukan oleh Muwawi Siregar (NIM: 108103000027), telah diujikan
dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 November 2011. Laporan penelitian
ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
(S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Ciputat, 25 November 2011
DEWAN PENGUJI
dr. Dede Moeswir, Sp.Pd
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd
Kaprodi PSPD FKIK UIN
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat
menyelesaikan penelitian yang berhudul “Perilaku Masyarakat Dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M)
serta Faktor yang Mempengaruhinya di Kelurahan Cirendeu RW.09 Tahun 2011”
ini. Sehingga saya haturkan terimakasih kepada:
1) Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan
Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendengarkan keluh kesah kami
angkatan 2008 PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus
berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
2) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua
dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan
kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di
PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala
yang telah mereka berikan.
3) dr. Raachmania Diandini, MKK sebagai dosen pembimbing I yang telah
banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.
4) dr. Dede Moeswir, SpPD dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku
penguji sidang riset yang memberikan masukan, semangat kepada saya untuk
sidang riset pada tanggal 25 September 2011.
5) Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008
yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.
6) Kepala RW.09 di Kelurahan Pisangan yang telah memberikan izin serta
kesempatan kepada saya untuk mengambil data di RW tersebut.
vi
7) Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta dan tersayang yang selalu
memberikan do’a dan dukungan serta semangat yang tinggi serta menambah
sikap dan kepribadian untuk selalu tegar dan tabah dalam menghadapi
masalah. Begitu juga Abang, Kakak dan Adik tersayang, terima kasih banyak
atas support yang telah diberikan.
8) Seluruh teman dan sahabat di PSPD 2008-2011 dan teman-teman yang telah
memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 25 November 2011
Penulis
vii
ABSTRAK
Muwawi Siregar. Pendidikan Dokter. Perilaku Masyarakat Dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menguras, Menutup, Dan
Mengubur (3M) Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kelurahan
Cirendeu RW 09 Tahun 2011.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional
yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup,
mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu RW 09. Sampel terdiri atas 102
responden. Hasil dari analisis univariat menunjukkan sebagian besar responden
memiliki pengetahuan baik (57,8%), berusia 31-40 tahun (47,1%), berpendidikan
SMA (49%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (83,7%). Perilaku kader jumantik
berada pada kategori kurang (64,7%). Perilaku responden berada pada kategori
kurang (70,6%). Hasil dari analisis bivariat menujunkkan tidak ada hubungan
antara pengetahuan, usia, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku responden
(pValue > 0,05). Tetapi, ada hubungan antara perilaku kader jumantik dengan
perilaku responden dengan nilai p = 0,000 (pValue < 0,05).
Kata Kunci: Perilaku.
ABSTRACT
Muwawi Siregar. Medical Education. The Behavior of Community in
Eradicating Nest of Mosquito by Draining, Closing, Graving and The Influicing
Factors at Cirendeu Village RW 09, in 2011.
This research is analytic descriptive research with cross sectional design which
aims to know the behavior of community in eradicating nest of mosquito by
draining, closing, graving and the influicing factors at Cirendeu Village RW 09.
The quantity of samples are 102 respondents. Results from the univariat analysis
shows that the most of respondents have the good knowledges (57,8%), the ages
are between 31 and 40 years old (47,1%), the graduates are senior high school
(49%), the occupationals are housewifes (83,7%). The behavior of Jumantik
Cadres are included in less category (64,7%). The behavior of respondents are
included in less category (70,6%). Results from the bivariat analysis shows that
there are not corelations between knowledge,age,graduate,occupational and the
behavior of respondents (pValue > 0,05). But, there is corelation beetwen the
behavior of Jumantik Cadres and the behavior of respondents within pValue =
0,000 (pValue < 0,05)
Key Word: Behavior.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ……..………….…………...…………………....... 2
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …................................................................... 4
2.1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD…....………........................ 4
2.1.1. Pengertian.............................................................…………........ 4
2.1.2. Etiologi............................................ ……………….........……… 4
2.1.3. Tanda dan Gejala...........................................……….…………..
2.1.3.1. Klinis……………………………….………….................
2.1.3.2. Laboratorium......................................................................
2.1.3.3. Indikasi Fase Syok.............................................................
2.1.3.4. Derajat................................................................................
2.1.3.5. Vektor.................................................................................
2.1.3.6. Cara Penularan DBD.........................................................
2.1.3.7. Tanda – Tanda Penyakit DBD...........................................
2.1.3.8. Ciri – Ciri Nyamuk DBD....................................................
4
4
5
5
5
6
6
7
7
2.2. Konsep Pemberantasan Vektor DBD...................................................
2.2.1 Pemberantasan Nyamuk Dewasa...........................................
2.2.2 Pemberantasan Jentik.............................................................
8
8
8
2.3. Kegiatan Pemberantasan Jentik Berkala (PJB)……………….......... 9
2.4. Kader Juru Pemantau Jentik...............................................................
2.4.1. Pengertian..............................................................................
2.4.2. Tujuan....................................................................................
2.4.3. Susunan Organisasi Kader Jumantik.....................................
2.4.4 Uraian Tugas dan Fungsi kader Jumantik..............................
2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat................
2.5.1. Pengetahuan..........................................................................
2.5.2. Usia.......................................................................................
2.5.3. Pendidikan............................................................................
2.5.4. Pekerjaan..............................................................................
2.5.5. Keaktifan Kader Jumantik...................................................
2.6. Kerangka Konsep...............................................................................
2.7. Definisi Operasional.............................................................................
11
11
12
12
13
13
13
14
15
15
15
16
17
ix
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 22
3.1. Desain Penelitian.................................................................................. 22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. ............................................................. 22
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................... 22
3.3.1. Populasi....................................................................................... 22
3.3.2. Sampel……………………...……………..................................
3.3.2.1. Besar Sampel………………………………………….
3.3.2.2. Cara Pengambilan Sampel……………………………
22
22
22
3.3.3. Kriteria Sampel………………………………………………...
3.3.3.1. Kriteria Inklusi………………………………………..
3.3.3.2. Kriteria Eksklusi……………………………………...
23
23
23
3.4. Cara Kerja Penelitian...........................................................................
3.4.1. Jenis Data.....................................................................................
3.4.2. Cara Pengumpulan Data………………………………………...
3.4.3. Alat Pengumpulan Data………………………………………...
3.4.4. Izin Penelitian..............................................................................
3.4.5. Alur Penelitian........………………………..…………………...
24
24
24
24
24
25
3.5. Manajemen Data..................................................................................
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data..........…………...………..…………
3.5.2. Pengolahan Data...……......……………………..…...................
3.5.3. Analisa Data.....................................................................………
3.5.3.1. Analisa Univariat................................................................
3.5.3.2. Rencana penyajian Data......................................................
25
25
25
27
27
27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 28
4.1. Faktor Predisposisi.........…………………………………………….
4.2. Faktor Pendorong (Perilaku Kader Jumantik).........…..…….............
4.3. Perilaku Masyarakat.......................................................…...……….
4.4. Pengetahuan terhadap Perilaku Responden................………………
4.5. Usia terhadap Perilaku Responden ………………………...………
4.6. Pendidikan terhadap Perilaku Responden……………………….......
4.7. Pekerjaan terhadap Perilaku Responden…………...………………..
4.8. Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden…...……......
28
29
29
30
31
32
33
34
BAB V. PENUTUP…......................................................................................... 35
5.1. Simpulan ............................................................................................ 35
5.2. Saran ................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37
LAMPIRAN ........................................................................................................ 38
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden............................................ 26
Tabel 4.2. Distribusi Usia Responden......................................................... 26
Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden……………………..……… 27
Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden..……………………………... 27
Tabel 4.5. Distribusi Perilaku Kader Jumantik…………………………... 27
Tabel 4.6. Distribusi Perilaku Responden ……………………………...... 28
Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan terhadap Perilaku Responden............... 28
Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden...... ..................... 29
Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden................. 30
Tabel 4.10. Distribusi Pekerjaan terhadap Perilaku Responden.................... 31
Tabel 4.11. Distribusi Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku
Responden....................................................................................
32
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…..................................................................... 38
Lampiran 5 Informed Consent kepada Responden Penelitian.............………….. 39
Lampiran 6 Lembar Kuesioner.............................................................................. 40
Lampiran 7 Hasil Analisis Univariat dan Bivariat................................................. 44
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009, tercatat 10 provinsi
yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Bali, Banten, Kalimantan Timur,
Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.2
Dari Kepala Dinas Kesehatan Tangsel melaporkan juga, serangan
penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Tangerang Selatan (Tangsel)
masih cukup tinggi sepanjang tahun 2010, jumlah penderita demam
berdarah dengue (DBD) mencapai 700 kasus. Dan hampir seluruh atau
enam dari tujuh kecamatan Tangerang Selatan Endemik demam berdarah
dengue (DBD). Enam kecamatan itu adalah Ciputat, Ciputat Timur,
Serpong, Serpong Utara, Pamulang, Pondok Aren.7
Dari kepala Puskesmas Pisangan yang merupakan Puskesmas
tempat penelitian peneliti melaporkan juga, bahwa di Kelurahan Pisangan
kasus DBD cukup tinggi dan terdapat ± 18 kasus demam berdarah (DBD)
dari bulan Februari – Juli.10
Pemutusan rantai penularan demam berdarah dengue (DBD) dapat
diupayakan dengan pemberantasan vektor. Strategi pemutusan rantai
penularan yang dilakukan di Indonesia antara lain dengan Pemberantasan
Sarang nyamuk (PSN), pengasapan (fogging) serta pemberantasan jentik
nyamuk dengan menaburkan bubuk abate di penampungan air.4
Dilihat dari kasus yang dilaporkan DBD masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia, salah satu kebijakan dan langkah dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan kasus demam berdarah dengue DBD
adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam bentuk kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup,
mengubur (3M).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan meneliti tentang
faktor – faktor yang berhubungan perilaku masyarakat dalam
1
2
pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur
(3M) di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimana gambaran perilaku
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, dan mengubur serta faktor yang mempengaruhinya di Kelurahan
Cirendeu Kampung Pisangan RW.09 Tahun 2011 ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, mengubur (3M) di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan
RW.09 Tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden (usia, pendidikan,
pekerjaan).
b. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat
dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, mengubur (3M).
c. Mengetahui hubungan usia dengan perilaku masyarakat dalam
kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, mengubur (3M)
d. Mengatahui hubungan pendidikan dengan perilaku masyarakat
dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, mengubur (3M)
e. Mengatahui hubungan pekerjaan dengan perilaku masyarakat
dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, mengubur (3M)
f. Mengetahui hubungan perilaku kader jumantik dengan perilaku
masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
dengan menguras, menutup, mengubur (3M).
3
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat bagi peneliti
Mengetahui secara lebih jelas mengenai gambaran perilaku
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, dan mengubur (3M) serta faktor yang mempengaruhinya di
Kelurahan Cirendeu RW.09 Tahun 2011.
1.4.2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan
fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
b. Sebagai masukan bagi Kelurahan Cirendeu untuk meningkatkan
lagi kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M).
1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) dalam
mencegah penyakit demam berdarah dengue
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Demam Bedarah Dngue (DBD)
2.1.1 Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis ,
demam,nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,
ruam, limfa demopati, trombositopenia dan datesis hemoregic.1
2.1.2 Etiologi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
menular berbahaya yang disebabkan oleh virus , menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah
sehingga mengakibatkan perdarahan, dapat menimbulkan kematian ,
penyebab penyakit adalah virus yang menggangu pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan- perdarahan.1
2.1.3 Tanda dan gejala
2.1.3.1 Klinis
a. Demam tinggi dengan mendadak selama 2-7 hari,
tampak lemah dan lesu
b. Sering kali ulu hati terasa nyeri, karena terjadi
perdarahan di lambung
c. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji
bendung positif dan bentuk lain. (petekie, purpura,
ekimosis, perdarahan gusi
d. Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas
gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah
kapiler di kulit
e. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).
f. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah
g. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah
4
5
h. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura
i. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan
di lumbung
j. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai
tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang),
tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun
sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba
dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan
kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar
mulut.
2.1.3.2 Laboratorium
Trombositopenia dan hemokonsentrasi adalah
temuan tetap dengue hemorrhagic fever DHF. Penurunan
pada jumlah trombosit sampai bawah 100.000 per mm3
biasanya ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan,
sering sebelum atau bersamaan dengan perubahan
hematokrit. Peningkatan kadar hematokrit, yang
menunjukan rembesan plasma, selalu terjadi, bahkan pada
kasus non syok. Hemokonsentrasi dengan peningkatan
hematokrit 20% atau lebih dianggap menjadi bukti definitif
adanya peningkatan permeabilitas vaskular dan rembesan
plasma.2
2.1.3.3 Indikator Fase Syok
a. Hari sakit ke 4 – 5
b. Suhunya menurun
c. Nadinya cepat tanpa demam.
d. Tekanan nadi turun atau hipotensi
e. Leukopenia kurang dari 5000/mm3
2.1.3.4 Derajat
a. Dengan uji bendung positif
b. Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau
perdarahan lain
6
c. Ditemukan kegagalan sikulasi, yaitu nadi menurun
(kurang dari 20mmHg) atau hipotensi disertai kulit
yang dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah
d. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan
darah tidak dapat diukur.
2.1.3.5 Vektor
Vektor utama dengue adalah nyamuk Aedes
Aegepti disamping pula Aedes albotikus. Vektor ini
bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar
seperti bak mandi, drum penampungan air, kaleng bekas
dan lain-lainnya. Adanya vektor tersebut berhubungan erat
dengan beberapa faktor, antara lain : sanitasi lingkungan
yang kurang baik dan penyediaan air bersih yang langka.
Daerah yang terjangkit dengue hemorrhagic fever
DHF adalah wilayah yang jarak rumahnya berdekatan yang
memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes
aegepti 40-100 meter, Aedes aegypti betina mempunyai
kebiasaan menggigit berulang (multiple beters), yaitu
menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu
singkat.3
Kasus dengue hemorrhagic fever DHF cenderung
meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan
perubahan musim mempengaruhi frekuensi gigitan nyamuk
karena pengaruh hujan, puncak jumlah gigitan terjadi pada
siang dan sore hari, perubahan musim mempengaruhi
manusia sendiri dalam sikapnya terhadap gigitan nyamuk
misalnya lebih banyak berdiam dirumah selama musim
hujan.3
2.1.3.6 Cara Penularan DBD
Demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti betina. Ada berbagai macam jenis
nyamuk di sekitar kita tetapi yang dapat menularkan DBD
7
adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini mendapatkan
virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit DBD tetapi
dalam darahnya terdapat virus dengue.4
Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak
dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar
liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah
orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama liur
nyamuk. Bila orang yang ditularkan itu tidak memiliki
kekebalan (umumnya anak-anak) maka virus itu akan
menyerang sel pembeku darah dan merusak dinding
pembuluh darah kecil (kapiler), akibatnya terjadi
pendarahan dan kekurangan cairan yang ada dalam
pembuluh darah orang tersebut. Bila orang yang ditulari
mempunyai zat anti kekebalan yang cukup maka virus
tersebut dibuat tidak berdaya sehingga orang tersebut tidak
sakit. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan
sendirinya dalam waktu lebih kurang satu minggu.4
2.1.3.7 Tanda – tanda Penyakit DBD
a. Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari
b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit
c. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
d. Mungkin terjadi muntah atau berak darah
e. Sering terjadi nyeri di ulu hati
2.1.3.8 Ciri – ciri Nyamuk Penyebab DBD
Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik
putih, hidup di dalam dan di luar rumah, menggigit atau
menghisap darah pada siang hari, bersarang dan bertelur di
genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di
got atau comberan. Di dalam rumah : bak mandi, tempayan,
vas bunga, tempat minum burung. Di luar rumah : drum,
8
tangki penampungan, kaleng bekas, ban bekas, botol pecah,
potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.3
2.2 Konsep Pemberantasan Vektor DBD
2.2.1 Pemberantasan Nyamuk Dewasa
Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara
penyemprotan dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk
senang hinggap pada benda-benda bergantungan, maka
penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada
pemberantasan nyamuk menular malaria.3
Alat yang digunakan adalah mesin fog (pengasapan) dan
penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek
residu. Untuk membasmi penularan virus dengue penyemprotan
dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan
siklus pertama, semua nyamuk yang mengandung virus dengue dan
nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Tetapi akan segara muncul
nyamuk-nyamuk baru yang diantaranya akan menghisap darah pada
penderita viremia (pasien yang positif terinfaksi DBD) yang masih
ada yang dapat menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh
karena itu perlu dilakukan penyemprotan yang pertama agar nymuk
baru yang infektif tersebut akan terbasmi sebelum sempat
menularkan pada orang lain. Tindakan penyemprotan dapat
membasmi penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan
pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular
dapat tetap ditekan serendah-rendahnya.3
2.2.2 Pemberantasa Jentik
a. Fisik
Pemberantasan dengan cara ini dikenal sebagai kegiatan 3
M yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC, menutup
tempat penampungan air, mengubur, menyingkirkan atau
memusnahkan barang-barang bekas. Pengurasan tempat-tempat
penampungan air perlu dilakukan secara teratur sekurang-
9
kurangnya satu minggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula
dengan istilah 3M PLUS yaitu, kegiatan 3M yang diperluas.4
Bila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat,
maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-
rendahnya, sehingga DBD tidak menular lagi. Untuk itu upaya
penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan
secara terus-menerus dan berkesinambungan, oleh karena
keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku
masyarakat.4
b. Kimia
Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan mengunakan
insektisida pembasmi jentik yang dikenal dengan istilah
larvasidasi.4
c. Biologi
Pemberantasan cara ini menggunakan ikan pemakan jentik
(ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang). Dapat juga
menggunakan Bacillus thuringiensis var Israeliensis (Bti).4
2.3. Kegiatan Pemberantasan Jentik Berkala (PJJB)
PJB adalah pemeriksaan tempat penampungan air dan tempat
perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Untuk mengetahui adanya
jentik nyamuk, yang dilakukan di rumah dan tempat umum secara teratur
sekurangkurangnya tiap 3 bulan untuk mengetahui keadaan populasi jentik
nyamuk penular penyakit DBD. Cara memeriksa jentik adalah:
1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan drum dan tempat-tempat
penampungan air lainnya.
2. Jika tidak tampak, tunggu ± 0,5 – 1 menit, jika ada jentik, ia
akan muncul kepermukaan air untuk bernapas.
3. Ditempat yang gelap gunakan senter/baterei.
4. periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng/
plastik, ban bekas dll.
10
Jentik-jentik yang ditemukan di tempat-tempat penampungan air
yang tidak beralaskan tanah (bak mandi, WC, drum, tempayan, dan
sampahsampah/barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan)
dapat dipastikan bahwa jentik tersebut adalah aedes aegypti penular
penyakit DBD.4
Jentik-jentik yang terdapat di got/comberan/selokan bukan jentik
nyamuk Aedes Aegypt. Adapun cara pelaksanaan PJB antara lain :
Dilakukan dengan mengunjungi rumah dan tempat-tempat
umum untuk memeriksa TPA, non-TPA dan tempat
penampungan air alamiah, di dalam dan diluar
rumah/bangunan serta memberikan penyuluhan tentang
PSN DBD kepada keluarga/masyarakat.
Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola
tempat-tempat umum diminta untuk ikut
melihat/menyaksikan, kemudian lanjutkan dengan PSN
DBD ( ’3M’ atau ’3M plus’ ).
Memberikan penjelasan dan anjuran PSN DBD kepada
keluiarga dan pengelola/petugas kebersihan tempat-tempat
umum.
Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik
Rumah/Bangunan yang ditinggalkan di rumah/bangunan
dan pada Formulir JPJ-I untuk pelaporan ke puskesmas dan
yang terkait lainnya. Dalam program pemberantasan
penyakit DBD, survai jentik yang biasa digunakan adalah
cara visual yaitu dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya jentik di setiap tempat genangan air tanpa
mengambil jentiknya. Ukuran yang dipakai untuk
mengetahui kepadatan jentik aedes aegypti ialah :
1. House Indek (H.I) :
Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan jentik
Jumlah rumah/ bangunan yang diperiksa X 100 %
11
2. Container Indek (C.I) :
Jumlah Container dengan jentik
Jumlah Container yang diperiksa
Container adalah tempat atau berjana yang dapat menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk Ae. Aegypti.
3. Breteau Indek (C.I) :
Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah/bangunan.
4. Pemantauan hasil pelaksanaan PJB dilakukan secara teratur sekurang
kurangnya tiap 3 bulan dengan menggunakan indikator ABJ yaitu
presentasi rumah/TTU yang tidak ditemukan jentik.
Jumlah rumah/bangunan tidak ditemukan jentik
Jumlah rumah diperiksa
Hasil pelaksanaan PJB di RW/dusun dipantau oleh lurah/Kepala
Desa secara teratur dengan melakukan pemeriksaan jentik pada kurang
lebih 30 rumah yang dipilih secara acak di setiap RW/Dusun.4
2.4. Kader Juru Pemantau Jentik DBD (Jumantik)
2.4.1. Pengertian
Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok
kerja kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di
tingkat Desa dalam wadah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.4
2.4.2. Tujuan
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha
pemberantasan penyakit DBD, terutama dalam pemberantasan jentik
nyamuk penularnya sehingga penularan penyakit demam berdarah
dengue di tingkat desa, dapat dicegah atau dibatasi.4
X 100 %
ABJ = X 100 %
12
Menurut Depkes RI (2005) peran kader kesehatan dalam
menanggulangi DBD adalah:
a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.
b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.
c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau
Puskesmas secara rutin minimal setiap minggu dan bulanan.
d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada
RW/Kepala Dusun atau Puskesmas.
e. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana
seperti pemberian bubuk abate dan ikan pemakan jentik.
2.4.3. Susunan Organisasi Kader Jumantik
Kader jumantik merupakan kelompok kerja kegiatan
pemberantasan demam berdarah dengue.Kepala desa selaku ketua
umum.
Susunan organisasi kader jumantik disesuiakan dengan kondisi
dan situasi serta kebutuhan setempat.
Berdasarkan ketentuan yang ada, bahwa didalam organisasi
LKMD dapat dibentuk Pokja yang hanya melaksanakan jenis
kegiatan dari seksi yang sesuai dengan bidang, tugas dan
fungsinya.
2.4.4. Uraian Tugas dan Fungsi Kader Jumantik DBD
Mengkoordinir kegiatan-kegiatan jumantik.
Memimpin dan menyelenggarakan pertemuan.
Menetapkan jadwal waktu pertemuan berkala.
Menetapkan langkah-langkah pemecahan masalah.
Melaporkan hasil kegiatan.
Menyiapkan penyelenggaraan pertemuan (undangan, tempat
pertemuan).
Menyiapkan laporan berkala kegiatan Pokja kepada ketua LKMD.
Menyiapkan bahan pertemuan misalnya data-data hasil PJB.
Memberikan bimbingan teknis pelaksanaan pemeriksaan jentik.
13
Memberiakan penyuluhan dan memberikan bimbingan teknis
penyuluhan kepada para penyuluh.
Mencatat kegiatan-kegiatan penyuluhan dan lain-lain.
Melaksanakan pemeriksaan jentik di 30 rumah secara acak di tiap
RW sekurang - kurangnya tiap 3 bulan dan menyampaikan
hasilnya kepada ketua LKMD.
Membantu pelatihan kader pemeriksa jentik.
Merencanakan kegiatan masyarakat secara bersama-sama untuk
melaksanakan PSN.
Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaaan penanggulangan
penyakit DBD.
2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat
2.5.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran dan penglihatan. Dengan pengetahuan seseorang akan
timbul kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Hasil atau
perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi
perubahan yang dicapai akan lebih baik karena didasari oleh
kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).5
2.5.2 Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
14
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup 5 :
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi
yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya.
Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang
sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun
mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan
dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa
kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan
pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ
seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan
bertambahnya usia.5
2.5.3 Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pada penelitian ini
macam pendidikan terakhir terdiri dari SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi.9
2.5.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah seseuatu yang dilakukan untuk
mendapatkan nafkah. Pada penelitian ini macam pekerjaan terdiri
dari Ibu Rumah Tangga, Pegawai Negri Sipil (PNS), Pegawai
Swasta, Buruh.9
2.5.5 Keaktifan Kader Jumantik
Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan adalah
menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan. Untuk itu maka petugas
kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku yang positif sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku petugas kesehatan merupakan
pendorong perilaku kepada masyarakat agar mencapai peningkatan
derajat kesehatan.5
15
2.6. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini akan menggunakan variable
independen dan dependen. Kerangka kerja digambarkan sebagai berikut :
2.7. Defenisi Operasional
Tabel 2.1. Variabel Independen
No Variable Independen Defenisi
Operasional
Alat ukut Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pengetahuan Tingkat
pemahaman
responden
tentang
penerapan
kegiatan jumantik
Kuesioner Baik (nilainya
> 60 %)
Kurang
(nilainya < 60
%)
Ordinal
2. Usia Lama waktu
hidup responden
mulai dari lahir
hingga penelitian
dilakukan.
20 – 30
30 – 40
40 - 50
Nominal
3. Pendidikan Pendidikan SD Ordinal
Perilaku masyarakat dalam
pemberantasan sarang
nyamuk dengan menguras,
menutup, mengubur (3M).
Pengetahuan
Keaktifan
Kader jumantik
Pendidikan Pekerjaan
Usia Ekonomi
16
adalah proses
pengubahan sikap
dan tata laku
seseorang atau
kelompok orang
dalam usaha
mendewasakan
manusia melalui
upaya pengajaran
dan pelatihan.
SMP
SMA
PT
4. Pekerjaan Pekerjaan adalah
seseuatu yang
dilakukan untuk
mendapatkan
nafkah
Ibu Bekerja
Ibu Rumah
Tangga
Nominal
Keaktifan Kader Jumantik Pandangan
responden
terhadap perilaku
petugas
kesehatan.
Baik (nilainya
> 70 %)
Kurang
(nilainya < 70
%)
Ordinal
Tabel 2.2 Variabel Dependen
Variabel
Dependen
Defenisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Perilaku
masyarakat
dalam
pemberantasan
sarang nyamuk
dengan
menguras,
menutup,
mengubur (3M)
Respon
pelaksanaan
yang ditunjukkan
oleh masyarakat
terhadap kegiatan
dalam
pemberantasan
sarang nyamuk
dengan
menguras,
menutup, dan
mengubar 3(M).
Kuesioner Baik (nilainya
> 80 %)
Kurang
(nilainya < 80
%)
Ordinal
Tabel 2.3. Skoring Pertanyaan Pengetahuan
No Jenis Pengetahuan yang
Ditanyakan
Benar
(Skor = 1)
Salah
(Skor = 0)
Kriteria
Benar
Kriteria
Salah
Skala
Pengukuran
1 Penyebab Penyakit Demam
Berdarah
B a, c , d Jawab b Jawab a, c,
d
Guttman22
2 Vektor Demam Berdarah A b, c, d Jawab a Jawab b,
c, d
Guttman22
3 Nama Spesies Nyamuk
Penyebab Demam Berdarah
B a, c, d Jawab b Jawab a, c,
d
Guttman22
4 Istilah Pemberantasan Jentik
Nyamuk Aedes Aegypti
B a, c, d Jawab b Jawab a, c,
d
Guttman22
5 Tempat Nyamuk Demam
Berdarah Berkembang Biak
C a, b, d Jawab c Jawab a,
b, d
Guttman22
6 Pengertian Slogan 3M C a, b, d Jawab c Jawab a,
b, d
Guttman22
7 Frekuensi Menguras Tempat
Penampungan Air
A b, c, d Jawab a Jawab b,
c, d
Guttman22
17
8 Lama Waktu Perkembangan
Telur Menjadi Nyamuk
Dewasa
B a, c, d Jawab b Jawab a, c,
d
Guttman22
9 Tempat Perindukan Nyamuk
Demam Berdarah
a, b, c, d,
e, f
- Jawab > 1 Jawab 1 Guttman22
Tabel 2.4. Skoring Pertanyaan Perilaku Kader Jumantik
No Jenis Pernyataan Sikap Skor = 4 Skor = 3 Skor = 2 Skor = 1 Skala
Pengukuran
1 Frekuensi Upaya
Promosi Kader
Jumantik Mengenai
3M ke Rumah
A B C D Likert22
Tabel 2.5. Skoring Pertanyaan Perilaku Responden Mengenai Kegiatan
3M
No Jenis Pernyataan Sikap Skor = 4 Skor = 3 Skor = 2 Skor = 1 Skala
Pengukuran
1 Tempat Penampungan
Air di Rumah
Responden
- - Jawab 1
dari a, b,
c, d
Jawab > 1 dari
a, b, c, d
Likert22
2 Menutup Tempat
Penampungan Air di
Rumah Responden
- - A B Likert22
3 Frekuensi
Membersihkan Tempat
Potensi Perindukan
Nyamuk
A B C D Likert22
4 Mengubur Barang
Bekas/ Sampah
A B C D Likert22
18
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Peneltian
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif - analitik dengan metode
pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui perilaku
masyarakat dalam pemberantasa sarang nyamuk dengan menguras,
menutup, dan mengubur (3M) serta faktor yang mempengaruhinya di
Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09 Tahun 2011.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Cirendeu Kampung
Pisangan RW 09, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Pengumpulan data
dilaksanakan pada bulan November tahun 2011.
3.3 Populasi san Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek
yang diteliti.5 Dalam penelitian ini, populasi target, yaitu seluruh
masyarakat Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09.
3.3.2 Sampel
3.3.2.1 Besar Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini
digunakan rumus sebagai berikut:
1. ( Zα √ + Zβ √ )
2
( P1-P2 )2
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis 1 arah sehingga
Zα = 1,960
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84
P1-P2 = peneliti menetapkan nilai P1-P2 sebesar 0,2
P2 = 0,3
N1 = N2 =
18
19
Dengan demikian,
P1 – P2 = 0,2
P1= 0,2 + P2 = 0,5
Q2 = 1-P2=0,7
Q1 = 1-P1=0,5
P=(P1+P2)/2 = 0,8/2 = 0,4
Q=(Q1+Q2)/2 =1,2/2= 0,6
Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh :
( Zα √ + Zβ √ 2
( P1-P2 )
1,96 √ + 0,84 √ 2
2. (0,5-0,3)
(1,96 x 0,69 ) + (0,84 x0,68 ) 2
(0,2)
( 1,35+0,57 ) 2
( 0,2 )
N1=N2 = 92,16. Dibulatkan menjadi 92.
Untuk menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah
subjek ditambah sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek adalah 92+
9,2= 101,2. Dibulatkan menjadi 101 sampel.
3.3.3.2.Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sambil yang dipakai adalah cluster random
sampling.
3.3.3 Kriteria Sampel
3.3.3.1 Kriteria Inklusi
Ibu Rumah Tungga yang berusia 20 – 40 tahun yang
bersedia menjadi sampel peneletian.
3.3.3.2 Kriteria Eksklusi
Ibu Rumah Tungga yang tidak sesuai dengan kategori usia
Ibu Rumah Tangga yang tidak bersedia menjadi sampel.
N1 = N2 =
N1 =
N2=
N1 = N2 =
N1 = N2 =
20
3.4 Cara Kerja Penelitian
Penelitian langsung dilakukan di Kelurahan Cirendeu dan peneliti
langsung turun ke lapangan dengan memberikan kuisioner.
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data
diambil langsung dari responden.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan
dengan pemberian kuisioner langsung.
3.4.3 Alat Pengumpulan Data
Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah
kuisioner.
3.4.4 Izin Penelitian
Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka
yang telah menyetujui untuk diikutsertakan dalam peneliitian serta
diberikan izin oleh kepala RW.09 secara tertulis untuk
diikutsertakan dalam penelitian.
21
3.4.5 Alur penelitian
3.5 Manajemen Data
3.5.1 Data yang diperoleh, yaitu dari :
Data primer, yaitu data yang didapatkan dengan
menggunakan kuisioner yang dijawab oleh responden, yaitu ibu –
ibu di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW.09. Sebelum
pengisian kuisioner, peneliti memberikan petunjuk dalam
pengisian kuisioner serta mengadakan pengawasan dan penjelasan
kembali bila responden mengalami kesulitan dan hal – hal yang
kurang jelas. Kemudian
Izin kepala RW.09
Kelurahan Cirendeu
Pendataan dan seleksi calon sampel
dengan teknik cluster random sampling
Pengolahan data hasil
kuisioner dengan SPSS
program S
Sesuai dengan kriteria
inklusi subjek penelitian
Persetujuan kepada
subjek penelitian
Pengisian kuisioner
dengan dibimbing
peneliti
22
3.5.2 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan
diolah dengan menggunakan program komputer meliputi variabel
independen, yaitu: pengetahuan, usia, pendidikan, pekerjaan, dan
keaktifan kader jumantik, sedangkan variabel dependennya adalah
perilaku masyarakat.
Data diolah dengan alat bantu perangkat komputer software
SPSS for windows versi 17.0. Tahapan pengolahan data yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Coding
Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan
memberikan kode untuk masing-masing pertanyaan, kode yang
diberikan akan menjadi panduan untuk menentukan skor yang
didapat responden.
2. Editing
Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum
data dimasukan, agar data yang salah atau meragukan dapat
diklarifikasi lagi kembali kepada responden.
3. Entry data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah
dilakukan pengkodingan, langkah selanjutnya adalah
memproses data agar dianalisis. Pemprosesan data dilakukan
dengan meng-entry data dari kuesioner ke dalam komputer
dengan menggunakan program komputer sesuai dengan kode
yang telah ditetapkan.
4. Cleaning data
Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry
apakah ada kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri
dari :
a. Mengetahui missing data.
b. Mengetahui variasi data.
c. Mengetahui konsistensi data.
23
3.5.3 Analisis data
3.5.3.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel
dari hasil penelitian ini berupa distribusi dan persentase
pada setiap variabel independen yaitu meliputi faktor
pengetahuan, usian, pendidikan, pekerjaan, dan keaktifan
kader, sedangkan variabel dependennya adalah perilaku
masyarakat.
3.5.3.2 Analisis Bivariat
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yaitu variabel independent dan dependen, adapun
yang dipakai adalah uji Chi-Square. Hasil perhitungan
statistic dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan yang
signifikan antara kedua variabel diatas, yaitu dapat melihat
nilai P. Bila dari hasil perhitungan statistic di peroleh nilai
P < 0.05 maka hasil perhitungan bermakna, yang berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
independent dan variabel dependen. Sebaliknya bila dari
perhitungan statistic nilai P > 0.05 maka hasil perhitungan
statistic tidak bermakna atau tidak ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel tersebut. Adapaun
perhitungan statistik tersebut dengan menggunakan
komputer.
24
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang akan dijabarkan berikut adalah data yang berasal
dari 102 responden ibu – ibu di Kelurahan Cirendeu Kampung Pisangan RW. 09
tahun 2011. Pada bab ini akan dijabarkan hasil univariat dan bivariat variabel
independen dan dependen yang tercantum dalam kerangka konsep.
4.1 Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan Responden
Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden
Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
berpengetahuan baik (57,8 %).
b. Usia Responden
Tabel 4.2. Distribusi Usia Responden
Dari tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada
pada kategori usia 31 – 40 tahun (47,1 %).
Kategori Pengetahuam Jumlah Persentase (%)
Baik
Kuramg
59
43
57,8
42,2
Total 102 100
Kategori Usia Jumlah Persentase (%)
20 – 30
31 - 40
41 – 50
26
48
28
25,5
47,1
27,5
Total 102 100
24
25
c. Pendidikan Responden
Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden
Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
berpendidikan Sekolah Menengah Atas (49 %).
d. Pekerjaan Responden
Tabel 4.4. Distribusi Pekerjaan Responden
Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah
Ibu Rumah Tangga (83,3 %)
4.2. Faktor Pendorong (Perilaku Kader Jumantik)
Tabel 4.5. Distribusi Perilaku Kader Jumantik
Dati tabel 4.5. dapat dilihat bahwa sebagian besar kader jumantik
berperilaku kurang (64,7)
4.3. Perilaku Masyarakat
Tabel 4.6. Distribusi Perilaku Responden
Dari tabel 4.6. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
berperilaku kurang (70,6 %).
Kategori Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD
SMP
SMA
PT
19
13
50
20
18,6
12,7
49,0
19,6
Total 102 100
Kategori Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Ibu Bekerja
Ibu Rumah Tangga
17
85
16,7
83,3
Total 102 100
Kategori Perilaku Kader
Jumantik
Jumlah Persentase (%)
Baik
Kuramg
36
66
35,5
64,7
Total 102 100
Perilaku Masyarakat Jumlah Persentase (%)
Baik
Kurang
30
72
29,4
70,6
Total 102 100
26
4.4. Pengetahuan terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan terhadap Perilaku Responden
Perilaku Responden
pValue Baik Kurang
F % F %
Pengetahuan
Responden
Baik 18 30,5 41 69,5 0,948
Kurang 12 27,9 31 72,1
Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa dari 102 responden keseluruhan,
responden dengan pengetahuan baik sebagian besar berperilaku kurang
sebanyak 41 responden (69,5 %), kemudian responden dengan
pengetahuan kurang sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 31
responden (72,1 %).
pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan
penglihatan. Dengan pengetahuan seseorang akan timbul kesadaran dan
akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan
yang dimilikinya itu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini
memakan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan lebih baik
karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).
Menurut teori diatas apabila dikaitkan dengan hasil penelitian ini,
seharusnya responden dengan perilaku kurang memiliki pengetahuan yang
kurang tetapi pada kenyataannya responden berpengetahuan baik. Banyak
faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, menurut teori Lawrence
Green ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan antara lain :
a. Faktor – faktor predisposisi (predisposing facktor), yang terwujud
dalam pengetauan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai,
dan sebagainya.
b. Faktor – faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas – fasilitas
atau sarana – sarana kesehatan.
c. Faktor – faktor pendorong (renforcing factor) yang terwujud
dalam sikap dan perilkau petugas kesehatan, atau petugas yang
27
lain, yang merupakan kelompok rerferensi dari perilaku
masyarakat.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,948, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku responden karena nilai p > α (0,05).
4.5. Usia terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.8. Distribusi Usia terhadap Perilaku Responden
Perilaku Responden
pValue
Baik Kurang
F % F %
Usia
Responden
20 – 30 13 30,2 30 69,8
0,103 31 - 40 11 47,8 12 52,2
41 – 50 5 15,2 28 84,8
Dari tabel 4.8. memperlihatkan bahwa dari 102 responden
keseluruhan, responden dengan kategori usia 20 – 30 sebagian besar
berperilaku kurang sebanyak 30 responden (69,8 %), responden dengan
kategori 31 – 40 sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden
(52,2 %), dan responden dengan kategori usia 41 – 50 sebagian besar
berperilaku kurang sebanyak 28 responden (84,8 %)
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial
Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini,
seharusnya responden dengan usia madya berperilaku baik tetapi pada
kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan usia
tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut teori
Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,103, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku responden karena nilai p > α (0,05).
28
4.6. Pendidikan terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.9. Distribusi Pendidikan terhadap Perilaku Responden
Perilaku Responden
pValue
Baik Kurang
F % F %
Pendidikan
SD 3 15,8 16 84,2
0,363 SMP 3 23,1 10 76,9
SMA 16 32 34 68
PT 8 40 12 60
Dari tabel 4.9. memperlihatkan bahwa dari 102 responden
keseluruhan, responden dengan pendidikan SD sebagian besar berperilaku
kurang sebanyak 16 responden (84,2 %), responden dengan pendidikan
SMP sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 10 responden (76,9 %),
responden dengan pendidikan SMA sebagian besar berperilaku kurang
sebanyak 34 responden (68 %), dan responden dengan pendidikan PT
sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 12 responden (60 %).
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Menurut teori diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini,
seharusnya responden dengan pendidikan tinggi berperilaku baik tetapi pada
kenyataannya berperilaku kurang. Perilaku tidak hanya ditentukan
pendidikan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
menuut teori Lawrence Green yang telah dijelaskan sebelumnya.
Hasil uji statistik diperoleh p = 0,363, makadapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku
responden karena nilai p > α (0,05).
4.7. Pekerjaan terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.10. Distribusi Pekerjaan terhadap Perilaku Responden
Perilaku Responden
pValue
Baik Kurang
F % F %
Pekerjaan
Responden
I.Bekerja 4 23,5 13 76,5
0,771 IRT 26 30,6 59 69,4
29
Dari tabel 4.10. memperlihatkan bahwa dari 102 responden
keseluruhan, responden yang bekerja sebagian besar berperilaku kurang
sebanyak 13 responden (76,5 %), responden dengan pekerjaan Ibu Rumah
Tangga sebagian besar berperilaku kurang sebanyak 59 (69,4 %).
Pekerjaan adalah seseuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.
Dari peneitian ini menunjukkan baik responden Ibu yang Bekerja
maupun Ibu Rumah Tangga berperilaku kurang. Ibu Rumah Tangga
memiliki waktu cukup banyak dibandingkan Ibu yang Bekerja sehingga
memungkinkan perilakunya baik dalam kegiatan 3M, tetapi pada hasil
penelitian ini perilakunya kurang.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,771, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan
dengan perilaku responden karena nilai p > α (0,05).
4.8. Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden
Tabel 4.11. Distribusi Perilaku Responden terhadap Pengetahuan
Perilaku Responden
pValue
Baik Kurang
F % F %
Perilaku
Kader
Jumantik
Baik 21 58,3 15 41,7 0,000
Kurang 9 13,6 57 86,4
Dari tabel 4.11. memperlihatkan bahwa dari 102 responden
keseluruhan, responden dengan perilaku kader jumantik baik sebagian besar
berperilaku baik sebanyak 21 responden (58,3 %), kemudian responden
dengan kader jumantik kurang sebagian berperilaku kurang sebanyak 57
responden (86,4 %)..
Petugas kesehatan adalah menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan.
Untuk itu maka petugas kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku
yang positif sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku petugas kesehatan
merupakan pendorong perilaku kepada masyarakat agar mencapai
peningkatan derajat kesehatan.
30
Hasil penelitian ini menunjukkan sesuai dengan teori diatas, dilihat
dari kader jumantik yang berperilaku baik berbanding lurus dengan
respoden yang berperilaku baik juga, demikian juga sebaliknya.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku kader jumantik dengan
perilaku responden karena nilai p < α (0,05).
31
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melihat beberapa gambaran yang ada pada responden ibu –
ibu di Kelurahan Cirendeu RW. 09, ada beberapa simmpulan yang
dapat diambil dan menjawab darinbtujuan penelitian, antara lain :
1. Pengetahuan responden mengenai kegiatan menguras,
menutup, dan mengubur (3M) berada dalam kategori baik
(57,8%)
2. Usia responden terbanyak berada pada kategori 31 – 40 tahun
(47,1 %)
3. Pendidikan responden terbanyak pada kategori SMA (49 %)
4. Pekerjaan responden terbanyak pada kategori Ibu Rumah
Tangga (83,7 %)
5. Perilaku kader jumantik berada pada kategori kurang (64,7 %)
6. Perilaku responden berada pada kategori kurang (70,6 %)
7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan perilaku responden dengan nilap p = 0,948.
8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan
perilaku responden dengan nilai p = 0,103.
9. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
perilaku responden dengan nilai p = 0,363.
10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan antara
pekerjaan dengan perilaku responen dengan nilai p = 0,771.
11. Ada hubungan antara perilaku kader jumantik dengan perilaku
responden dengan nilai p = 0,000.
31
32
5.2 Saran
1. Masyarakat di Kelurahan Cireneu RW. 09 harus lebih
meningkatkan lagi kegiatan menguras, menutup, dan
mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk dengue.
2. Kader Jumantik di Kelurahan Cirendeu RW. 09 harus lebih
aktif dan rutin dalam melakukan upaya promosi kesehatan
khususnya yang terkait dengan kegiatan menguras, menutup,
dan mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengue.
3. Masyarakat dan kader jumantik harus lebih meningkatkan lagi
kerja sama mengenai kegiatan menguras, menutup, dan
mengubur (3M) dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah dengue.
4. Untuk penelitian selanjutnya, menyarankan agar melakukan
survey lapangan terlebih dahulu dan dan pada saat
pengambilan data, responden dijelaskan secara detail untuk
pertanyaan kuisioner yang kira – kira dapat menimbulkan bias
pada responden.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo. A.W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (edisi 3). Jilid 1.
Jakarta : FKUI
2. WHO. (1999). Demam berdarah dengue diagnosis, pengobatan,
pencegahan dan pengendalian. (edisi 2). Jakarta : EGC
3. Depkes RI, ditjen PPM & PL. (2004). Pemberantasan Sarang Nyamuk
DBD (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Jakarta : Depkes
4. Depkes RI, ditjen PP & PL. (2005). Pencegahan dan Pemberantasan DBD
di Indonesia. Jakarta : Depkes
5. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
6. (http//:www.depkes.go.id)
7. http://www.kabar6.com/tangerang-raya/tangerang-selatan/192-angka-
demam-berdarah-di-tangsel-masih-tinggi.html. Diakses September 2011
8. http://www.penyakitmenular.info/def_menu.asp?menuID=18&menuType
=1&SubID=2&DetId=338. Diakses September 2011.
9. KBBI. Ed. 4. Depdiknas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2008.
10. Puskesmas Pisangan
11. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar.
Jakarta: EGC. 2003.
12. Tjokronegoro A., dan Sudarsono S. (ed). Metodologi Penelitian
Kedokteran. Edisi 1. Cetakan ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.
34
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muwawi Siregar
Tempat Tanggal Lahir : Pasar Binanga, 03 maret 1990
Alamat : Jl. Perniagaan No. 42 Desa Pasar Binanga,
Kecamatan Padang lawas, Kota Sibuhuan. Medan.
Email : [email protected]
No Telpon : 081396669851
: 085693960948
Riwayat Pendidikan :
SDN 1 Pasar Binanga (1996 – 2002)
Madrasah Tsanawiyah Darul Arafah Medan (2003 – 2005)
Madrasah Aliyah Darul Arafah Medan (2005 – 2008)
FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008 –
sekarang )
35
LEMBAR KUISIONER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
SURAT PERSETUJUAN
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari
penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul :
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DENGAN MENGURAS, MENUTUP, MENGUBUR (3M)
SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KELURAHAN
CIRENDEU
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan
catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apa pun, berhak
membatalkan persetujuan ii serta berhak mengundurkan diri.
Jakarta,...........2011
Mengetahui Yang menyetujui
Peneliti Peserta
(Muwawi Siregar) ( )
36
LEMBAR KUESIONER
I. Petunjuk pengisian
a. Isilah kuesioner ini dengan lengkap dan benar dengan memberikan tanda
ceklist (√) pada jawaban yang telah tersedia
b. Bila terdapat jawaban yang salah dan ingin diperbaiki gunakan tanda
silang (X) pada tanda ceklist dan rubah jawaban ke jawaban yang menurut
anda lebih benar dengantanda ceklist yang baru : contoh (√) dirubah
menjadi (X)
c. Kuesioner ini tidak perlu ditulis nama pengisi
d. Pertanyaan harus diisi saat ini juga, dan jika terdapat kesulitan dalam
menjawab pertanyaan, dapat ditanyakan langsung kepada peneliti.
II. Kuesioner Data Demografi
1. Nama responden(inisial) :
2. Alamat :
3. Umur responden saat ini :
( ) 20 - 30 tahun : ......... ( ) 41 – 50 tahun........
( ) 31 – 40 tahun :.........
4. Pendidikan terakhir responden :
( ) SD ( ) Perguruan Tinggi
( ) SMP
( ) SMU
5. Pekerjaan responden :
( ) Pegawai Negeri.................. ( ) Ibu rumah tangga
( ) Pegawai Swasta.................. ( ) Buruh.................
37
PENGETAHUAN
1. Penyebab penyakit demam berdarah adalah ?
a) bakteri
b) virus
c) protozoa
d) tidak tahu
2. Penyebab penyakit demam berdarah ditularkan dari satu penderita ke
penderita lain dibawa oleh ?
a) Nyamuk
b) Cacing
c) Lalat
d) Tidak tahu
3. Apa nyamuk yang dapat membawa bibit penyakit demam berdarah ?
a) Chulex sp
b) Aedes Aegypty
c) anopeles
d) tidak tahu
4. Istilah pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti dikenal dengan
a) Pemeriksaan jentik berkala (PJB)
b) Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue
c) Kerja bakti lingkungan
d) Pembersihan sarang nyamuk demam berdarah dengue
5. Dimanakah tempat berkembangbiaknya nyamuk pembawa penyakit
demam berdarah ?
a) Air got
b) Air sungai
c) Air bersih tergenang
d) Tidak tahu
6. Apakah yang dimaksud dengan slogan 3M dalam program pencegahan
demam berdarah dengue ?
a) Mengawasi, mencegah, mengubur
b) Menguras, membersihkan, mandi
c) Menguras, menutup, mengubur.
d) Tidak tahu
38
7. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak
mandi, drum bekas yang berisi air ?
a) Paling sedikit seminggu satu sekali
b) Paling sedikit seminggu dua kali
c) Paling sedikit satu bulan sekali
d) Tidak tahu
8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan nyamuk pembawa bibit penyakit
demam berdarah untuk berkembang dari telur hingga nyamuk?
a) 5 – 6 hari
b) 7 – 8 hari
c) 9 – 10 hari
d) 11 – 12 hari
9. Mana saja di bawah ini yang merupakan contoh perindukan nyamuk
pembawa bibit penyakit demam berdarah? (jawaban boleh sebanyak-
banyaknya yang menurut Ibu benar)
a) Bak mandi
b) Ember yang berisi air
c) Tempayan
d) Alas pot
e) Wadah dispenser
f) Drum
PERILAKU KADER JUMANTIK
1. Berapa kali kader jumantik datang ke rumah Ibu untuk menjelaskan
kegiatan 3M dirumah?
a) 1-2 bulan sekali
b) 3-6 bulan sekali
a) 6 bulan-Setahun sekali
b) Tidak pernah
39
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK dengan
MENGURAS, MENUTUP, dan MENGUBUR (3M)
1. Apa saja tempat penampungan air yang terdapat di rumah anda
a) Bak mandi
b) Drum
c) Tempayan
d) Lain – lain, sebutkan....
2. Apakah tempat-tempat tersebut di atas selalu dalam keadaan tertutup
(kecuali bak mandi)?
a) Ya
b) Tidak
3. Apakah anda menguras dan membersihkan tempat atau wadah yang
berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk
a) Seminggu 1 kali
b) Dua minggu 1 kali
c) Sebulan 1 kali
d) Tidak pernah
4. Apakah anda mengubur barang – barang bekas / sampah
a) Seminggu 1 kali
b) 2 minggu 1 kali
c) Sebulan 1 kali
d) Tidak pernah
40
DATA MENTAH ANALISIS DATA UNIVARIAT dan BIVARIAT
Frequencies
Statistics
Distribusi
Pengetahuan Distribusi Usia
Distribusi
Pendidikan
Distribusi
Pekerjaan
Distribusi
Perilaku_Kader_
Jumantik
Distribusi
Perilaku_Masyar
akat
N Valid 102 102 102 102 102 102
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Distribusi Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 59 57.8 57.8 57.8
Kurang 43 42.2 42.2 100.0
Total 102 100.0 100.0
Distribusi Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 - 30 26 25.5 25.5 25.5
31 - 40 48 47.1 47.1 72.5
41 - 50 28 27.5 27.5 100.0
Total 102 100.0 100.0
41
Distribusi Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 19 18.6 18.6 18.6
SMP 13 12.7 12.7 31.4
SMU 50 49.0 49.0 80.4
PT 20 19.6 19.6 100.0
Total 102 100.0 100.0
Distribusi Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bekerja 17 16.7 16.7 16.7
Ibu Rumah Tangaa 85 83.3 83.3 100.0
Total 102 100.0 100.0
Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 36 35.3 35.3 35.3
kurang 66 64.7 64.7 100.0
Total 102 100.0 100.0
42
Distribusi Perilaku_Masyarakat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 30 29.4 29.4 29.4
kurang 72 70.6 70.6 100.0
Total 102 100.0 100.0
Crosstabs Pengetahuan terhadap Perilaku Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Distribusi Pengetahuan *
Distribusi
Perilaku_Masyarakat
102 100.0% 0 .0% 102 100.0%
Distribusi Pengetahuan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation
Distribusi Perilaku_Masyarakat
Total Baik kurang
Distribusi Pengetahuan Baik Count 18 41 59
% within Distribusi
Pengetahuan 30.5% 69.5% 100.0%
43
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 60.0% 56.9% 57.8%
% of Total 17.6% 40.2% 57.8%
Kurang Count 12 31 43
% within Distribusi
Pengetahuan 27.9% 72.1% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 40.0% 43.1% 42.2%
% of Total 11.8% 30.4% 42.2%
Total Count 30 72 102
% within Distribusi
Pengetahuan 29.4% 70.6% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.4% 70.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .081a 1 .776
Continuity Correctionb .004 1 .948
Likelihood Ratio .081 1 .776
44
Fisher's Exact Test .829 .476
Linear-by-Linear Association .080 1 .777
N of Valid Casesb 102
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,65.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs Usia terhadap Perilaku Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Distribusi Usia * Distribusi
Perilaku_Masyarakat 102 100.0% 0 .0% 102 100.0%
Distribusi Usia * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation
Distribusi Perilaku_Masyarakat
Total Baik Kurang
Distribusi Usia 20 - 30 Count 5 21 26
% within Distribusi Usia 19.2% 80.8% 100.0%
45
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 16.7% 29.2% 25.5%
% of Total 4.9% 20.6% 25.5%
31 - 40 Count 19 29 48
% within Distribusi Usia 39.6% 60.4% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 63.3% 40.3% 47.1%
% of Total 18.6% 28.4% 47.1%
41 - 50 Count 6 22 28
% within Distribusi Usia 21.4% 78.6% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 20.0% 30.6% 27.5%
% of Total 5.9% 21.6% 27.5%
Total Count 30 72 102
% within Distribusi Usia 29.4% 70.6% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.4% 70.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4.550a 2 .103
Likelihood Ratio 4.586 2 .101
46
Linear-by-Linear Association .015 1 .903
N of Valid Cases 102
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 7,65.
Crosstabs Pendidikan terhadap Perilaku Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Distribusi Pendidikan *
Distribusi
Perilaku_Masyarakat
102 100.0% 0 .0% 102 100.0%
Distribusi Pendidikan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation
Distribusi Perilaku_Masyarakat
Total Baik kurang
Distribusi Pendidikan
SD Count 3 16 19
% within Distribusi
Pendidikan 15.8% 84.2% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 10.0% 22.2% 18.6%
% of Total 2.9% 15.7% 18.6%
SMP Count 3 10 13
47
% within Distribusi
Pendidikan 23.1% 76.9% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 10.0% 13.9% 12.7%
% of Total 2.9% 9.8% 12.7%
SMU Count 16 34 50
% within Distribusi
Pendidikan 32.0% 68.0% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 53.3% 47.2% 49.0%
% of Total 15.7% 33.3% 49.0%
PT Count 8 12 20
% within Distribusi
Pendidikan 40.0% 60.0% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 26.7% 16.7% 19.6%
% of Total 7.8% 11.8% 19.6%
Total Count 30 72 102
% within Distribusi
Pendidikan 29.4% 70.6% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.4% 70.6% 100.0%
48
Crosstab Pekerjaan terhadap Perilaku Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Distribusi Pekerjaan *
Distribusi
Perilaku_Masyarakat
102 100.0% 0 .0% 102 100.0%
Distribusi Pekerjaan * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation
Distribusi Perilaku_Masyarakat
Total baik kurang
Distribusi Pekerjaan Bekerja Count 4 13 17
% within Distribusi Pekerjaan 23.5% 76.5% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 13.3% 18.1% 16.7%
% of Total 3.9% 12.7% 16.7%
Ibu Rumah Tangaa Count 26 59 85
% within Distribusi Pekerjaan 30.6% 69.4% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 86.7% 81.9% 83.3%
% of Total 25.5% 57.8% 83.3%
Total Count 30 72 102
49
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .340a 1 .560
Continuity Correctionb .085 1 .771
Likelihood Ratio .352 1 .553
Fisher's Exact Test .772 .396
Linear-by-Linear Association .337 1 .562
N of Valid Casesb 102
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs Perilaku Kader Jumantik terhadap Perilaku Responden
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
% within Distribusi Pekerjaan 29.4% 70.6% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.4% 70.6% 100.0%
50
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Distribusi
Perilaku_Kader_Jumantik *
Distribusi
Perilaku_Masyarakat
102 100.0% 0 .0% 102 100.0%
Distribusi Perilaku_Kader_Jumantik * Distribusi Perilaku_Masyarakat Crosstabulation
Distribusi Perilaku_Masyarakat
Total Baik kurang
Distribusi
Perilaku_Kader_Jumantik
Baik Count 21 15 36
% within Distribusi
Perilaku_Kader_Jumantik 58.3% 41.7% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 70.0% 20.8% 35.3%
% of Total 20.6% 14.7% 35.3%
Kurang Count 9 57 66
% within Distribusi
Perilaku_Kader_Jumantik 13.6% 86.4% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 30.0% 79.2% 64.7%
% of Total 8.8% 55.9% 64.7%
Total Count 30 72 102
51
% within Distribusi
Perilaku_Kader_Jumantik 29.4% 70.6% 100.0%
% within Distribusi
Perilaku_Masyarakat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.4% 70.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 22.416a 1 .000
Continuity Correctionb 20.314 1 .000
Likelihood Ratio 22.104 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 22.196 1 .000
N of Valid Casesb 102
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,59.
b. Computed only for a 2x2 table