PERENCANAAN PEMBERHENTIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) DAN AKSES BAGI PENUMPANG DI KORIDOR UTARA –SELATAN SURABAYA
STUDI KASUS : Jalan Urip Sumoharjo – JalanBasuki Rahmat
Tugas Akhir RC09-1380
Dosen Pembimbing :Ir. Wahyu Herijanto, MT
Oleh :Muhammad Reza Hadiansyah3105 100 040
Latar Belakang
Menjadikan BRT di Surabaya sebagai angkutan massal yang memiliki identitas sebagai angkutan prima yang didukung oleh sarana dan prasarana yang baik
Dengan pemberhentian dan akses bagi penumpang yang baik, sehingga BRT di Surabaya dapat menarik kaum choice untuk lebih memilih menggunakan angkutan umum dari pada kendaraan pribadi
Permasalahan
Bagaimana bentuk dan dimensi pemberhentian BRT yang direncanakan untuk koridor Utara – Selatan?
Bagaimana bentuk dan dimensi akses bagi penumpang BRT yang direncanakan untuk koridor Utara – Selatan?
Tujuan
Mengetahui bentuk dan dimensi pemberhentian BRT untuk koridor Utara –Selatan
Mengetahui bentuk akses bagi penumpang BRT untuk koridor Utara – Selatan
Batasan Masalah
Lokasi studi hanya di Jalan Urip Sumoharjosampai dengan Jalan Basuki Rahmat
Letak halte berdasarkan data dari Feasibility Study BRT Utara-Selatan
Jumlah penumpang berdasarkan demand BRT yang terdapat di Feasibility Study BRT Utara-Selatan
Tidak membahas tarif perjalanan Tidak membahas biaya operasional kendaraan Land use yang digunakan adalah land use
sekarang Tidak membahas metode pekerjaan
Lokasi Studi
Manfaat
Dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan perencanaan pemberhentian dan akses bagi penumpang BRT untuk kalangan umum.
Dapat digunakan sebagai masukan untuk Departemen Perhubungan dalam merencanakan pemberhentian dan akses bagi penumpang BRT.
Analisa Kondisi Eksisting
Lokasi Rencana Halte BRT
Di jalan Urip Sumoharjo ada 1 buah halte di sekitar pasar Keputran.
Di jalan Basuki Rahmat ada 2 buah halte di sekitar Davinci dan Bank Maspion, tetapi karena lokasinya kurang dari 500 m, maka hanya akan direncanakan 1 buah halte.
Jumlah Penumpang yang Dilayani
Jalan Urip Sumoharjo
2009 150 206 300 412
2014 196 269 392 538
2020 335 460 670 920
Tahun
Penumpang
Naik Di Urip
Sumoharjo
Penumpang
Turun Di Urip
Sumoharjo
Penumpang
Naik Di Halte
Rencana
Penumpang
Turun Di Halte
Rencana
Jumlah Penumpang yang Dilayani
Jalan Basuki Rahmat
2009
2014
2020 1437 2561 479 854 1437 2561
842 1500 281 500 842 1500
643 1145 214 382 643 1145
Penumpang
Turun Di Tiap
Halte Rencana
Tahun
Penumpang
Naik Di Basuki
Rahmat
Penumpang
Turun Di
Basuki Rahmat
Penumpang
Naik Di Tiap
Halte Eksisting
Penumpang
Turun Di Tiap
Halte Eksisting
Penumpang
Naik Di Tiap
Halte Rencana
Headway
Bus yang Digunakan
Bus berkapasitas 160 penumpang ini memilikidata-data sebagai berikut : Tinggi bus : 3,5 m Tinggi lantai : 1,1 m Lebar bus : 2,5 m Panjang bus : 18 m Pintu : 3 buah, 2 channel Lebar pintu : 1.25 m
Analisa Antrian di Loket Penjualanan
Disiplin antrian FVFS (First Vacant First Served)
2009 3
2014 3
2020 5
2009 2
2014 2
2020 3
K
Urip Sumoharjo
tahun
K
Basuki Rahmat
tahun
Gambar Rencana
Food Court Pertokoan
PasarKeputran
STIEUSUTSMarket
GraniteToko
Institut
PembangunanPertokoanSuzukiTour Travel
Viva MotorOerip Motor
Jalur BRT
Jalur BRTHalte BRT
Halte BRT BUS ARTICULATED
BUS ARTICULATED
BUS ARTICULATED
BUS ARTICULATEDBUS ARTICULATED
BUS ARTICULATED
Gambar Rencana
BUS ARTICULATED
BUS ARTICULATED
BUS ARTICULATED
Analisa Kinerja Lalu Lintas
Akibat BRT
Analisa Kinerja Lalu Lintas
Akibat BRT satu lajur
Kapasitas Jalur BRT Satu Lajur
tahunDemand
(penumpang)
Headway
(detik)fmax Cv
C
(penumpang)Load Factor
2009 4165 168.00 21 160 3360 1.240
2014 5463 168.00 21 160 3360 1.626
2020 9327 168.00 21 160 3360 2.776
Antrian yang Terjadi jikaMenggunakan BRT Satu Lajur
NOQueueing performance
measure
Modified
equation
tR
(jam)
2800 tR
1
2
3
4
5
6
7Total delay
T D (orang - hours)
80000.4
1600
2
2
2
2
2
2
3.34
16000
800
20
600
1.67 tR
8000 tR
400 tR
10 tR
5 tR
666,67 tR2
Time duration in queue
T Q (orang)
Number of Vehicles
queued
N Q (orang)
Maximum queue lenght
Q M (orang)
Average queue length
while queue is present
Q Q (orang)
Maximum individual
delay
d m (minutes)
Average individual
delay while queue is
present
Akses Penumpang Dari Halte Bus
Akses penumpang dari halte ke bus akan digunakan
pintu geser dengan lebar 1.25 m, pemilihan pintu ini
untuk meminimalkan penggunaan tempat dan
memberikan keamanan terhadap penumpang agar
tidak terjepit pintu. Dimana operasional pintu
tergantung sensor di depan pintu terhadap bus yang
datang.
Akses Penumpang ke Halte
Analisa Kinerja di Jalan Basuki Rahmat dengan Akses Penyeberangan Sebidang dan JPO
Akses Penumpang ke Halte
Analisa kinerja di Jalan Urip Sumoharjo dengan Akses Penyeberangan Sebidang dan JPO
Perhitungan LOS
LOS untuk kaki ke halte dengan lebar 3,3 m
Perhitungan LOS
LOS untuk bentang tengah dengan lebar 2,75 m
Perhitungan LOS
LOS untuk kaki ke trotoar dengan lebar 1.7 m dan 2.75 m
Perhitungan RAB
Total biaya untuk pekerjaan halte BRT dan JPO di Jalan Urip Sumoharjo
Perhitungan RAB
Total biaya untuk pekerjaan halte BRT dan JPO di Jalan Basuki Rahmat
Kesimpulan
1 Halte BRT harus dibuat 2 lajur agar tidak terjadi penumpukan bus di halte, karena BRT koridor Utara-Selatan menggunakan bus berkapasitas 160 penumpang, maka memerlukan jarak 16 m dari bus depan ke bus belakang untuk bus belakang dapat menyiap bus depan. Pintu dari halte ke bus menggunakan pintu geser dengan sensor kedatangan bus, dan jumlah pintunya adalah 3 buah pintu dengan lebar masing-masing 1,25 m, tinggi lantai adalah 110 cm, loket penjualanan diletakan di dalam halte dengan sistem antrian FVFS (First Vacant First Served) dan luas loket adalah 0,9 x 1,20 m.
Kesimpulan
Dimensi Halte
Kesimpulan
2. Akses untuk pengguna BRT adalah JPO dengan ramp, yang memilikilebar minimum adalah 1,7 m atau tergantung kebutuhan penumpang danpenyeberang jalan. JPO harus dapat memberikan faktor-faktor yangmembuat para penggunanya nyaman. Kemiringan JPO maksimumadalah 6% dengan panjang mendatar maksimum adalah 9 m
Dimensi JPO
Saran
1. BRT di Surabaya bukan sebagai solusi utama kemacetan di koridor Utara-Selatan, tetapi pemecahan volume kendaraan dengan bantuan ring road juga diperlukan, untuk itu pembangunan ring road harus diselesaikan tepat waktu.
2. BRT merupakan tranportasi massal yang harus terintegrasi dengan lingkungan sekitar, untuk itu pembuatan feeder atau pengumpan penumpang ke BRT harus segera dilaksanakan, untuk lebih menarik kaum choice lebih memilih menggunakan transportasi massal dari pada menggunakan kendaraan pribadi.
3. Penggunaan sistem 3 in 1 di koridor Utara-Selatan diperlukan untuk mengurangi volume kendaraan pada saat peak hour.
4. Dari point 1, 2, 3 perlu studi lebih lanjut, agar pengoperasian BRT di koridor Utara-Selatan bukan malah menjadi masalah baru yang menimbukan kemacetan.
Terima Kasih