Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
PERAN TIM PENGGERAK PKK KELURAHAN DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun)
Oleh :
Endang Setianingsih Susilorini
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Soerjo Ngawi
ABSTRACT
ENDANG SETIANINGSIH SUSILORINI, The Role of PKK Motivator Team in
village in Empowering Society, Study in Subdistrict Rejomulyo, District
Kartoharjo, Madiun City.
Research on women usually aims to the individual female object who
occupies formal position, for example a village chief, a head of district, and so
on. So far the discussion about groups of women who are active in organization,
such as “PKK” ( program at village level to educate women on various aspects
of family welfare ), “Jama’ah Yasin” ( a community of women to educate them
in religious affairs, forexample organizing Islam preaching ), “Arisan” club ( a
regular social gathering whose members contribute to and take turns at winning
an aggregate sum of money ), etc have not been touched. The Motivator Team of
“PKK” in village has a significant role inpeople empowerment. The main duty
to carry out is empowering the potency of village women that they are able to be
independent and useful for their families and society.
As a formal organization, but a more semi-formal in practice with the
characteristic of dedication, it requires strong will, good intention, solidarity
and teamwork among the members, To Motivator Team of “PKK” in Subdistrict
Rejomulyo has proven itself as an organization which is capable to empower the
people and society. But so far, the role has been seen only from the surface, for
examples their success to become winner, to gain some awards, etc. This
research has the goal to find out how far the role of the Motivator Team of
“PKK” in Subdistrict Rejomulyo has gone in empowering their society. Beside
that, it also aims to find impediment and supporting factors which influence the
activities in gaining their success.
In this effort, the researcher used the base of interaction theory as an
effort to reveal the matters pertaining to meaning, self-concept, and individual
thought either as the board member/management or as a commoner. This
research used qualitative approach, with data collecting methods of interviews,
observation and documentation, meanwhile data analysis method is carried out
189
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
by making interpretation on data in the forms of words combined with
observation results and data documentation.
The result of the research shows that the factors that influenced the
success of the Motivator Team of “PKK” in Subdistrict Rejomulyo are the
leadership patterns of the head of the “PKK” Motivator Team, which
charismatic, discipline, and responsible. The condition influences the attitude
and meaning of the individuals in the management towards the importance of
the “PKK” role for the village society. so that the organization can run well.
The “PKK” Motivator Team of the village has succeeded in empowering the
village society, especially the housewives, by establishing a saving and loan
cooperative an “arisan” club as facilities to increase and develop working
capital, performing religious activities in the form of “Yasin club” and
motivating people in the environment awareness.
KEY WORD : The meaning of PKK, the performance of PKK,
the impediment and supporting factors.
190
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan amanat,
jjiwa, semangat, nilai dan
consensus dasar berdirinya
Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan
UNdang-Undang Dasar 1945,
Indonesia ke depan adalah
Indonesia yang maju dan ber-
kembang, tahan menghadapi
goncangan perubahan-peru-
bahan,baik yang berasal dari luar
negeri maupun dari dalam negeri
sendiri.
Bangsa Indonesia telah
memasuki era globalisasi dan
demokrasi yang maju serta serta
desentralisasi yang luas dengan
pelaksanaan otonomi daerah
yang bertujuan untuk
mendekatkan dan meningkatkat
pelayanan guna tercapainya
kesejahteraan masyarakat karena
pada hakekat pembangunan
nasional adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat
Indonesia seutuhnya, yang akan
terwujud apabila kesejahteraan
keluarga dan masyarakat dapat
dilaksanakan dengan baik.
Namun demikian kita
masih menghadapai berbagai
permasalahan pada aspek yaitu
antara lain masalah moral,ingin
menang sendiri, kurangnya
budaya malu. Bahkan yang
sedang dihadapi sekarang adalah
masalah ekonomi kerakyatan,
pendidikan, kesehatan, kekerasan
dalam rumah tangga, perda-
gangan perempuan dan anak, dan
sebagainya. Semuanya itu
memerlukan prioritas untuk
penanganan dan penang-
gulangannya.
Tidak terpenuhinya secara
baik kebutuhan dasar masyarakat
menjadi salah satu sebab
melemahnya partisipasi masya-
rakat, gerakan PKK sebagai
bentuk partisipasi masyarakat,
telah cukup lama bergerak dan
mengisi pembangunan melalui
10 Program Pokok PKK perlu
ditingkatkan.
Selama ini peran Ketua
Tim Penggerak PKK Kelurahan
biasanya langsung dijabat oleh
istri Kepala Kelurahan.
Hubungan antara ketua Tim
Penggerak PKK dengan Kepala
Kelurahan sebagai keluarga atau
suami istri, secara langsung akan
mempengaruhi lahirnya
kebijakan-kebijakan di
pemerintahan tingkat Kelurahan.
Sebagai istri, sedikit banyak
memiliki pengaruh dan tempat
pertimbangan Kepala Kelurahan
dalam hal merumuskan kebij-
akan-kebijakan dalam pemerin-
tahan di tingkat Kelurahan. Di
samping itu sebagai istri kepala
Kelurahan, kedudukan sebagai
Ketua Tim Penggerak PKK
191
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
Kelurahan juga jelas memiliki
peran dalam pembangunan
Kelurahan. Kegiatan-kegiatan
PKK di Kelurahan merupakan
wujud upaya Ketua Tim
Penggerak PKK untukikut
berpartisipasi dalam
pembangunan Kelurahan.
Dari adanya kenyataan
tersebut di atas, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian
tentang peran Tim Penggerak
PKK di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun dalam pemberdayaan
masyarakat. Judul penelitian ini
yaitu : Peran Tim Penggerak
PKK dalam Pemberdayaaan
Masyarakat (Studi Tentang
Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Di Kelurahan
Rejomulyo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun).
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar
belakang masalah tersebut di
atas, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana peran Tim
Penggerak PKK Kelurahan
Rejomulyo dalam pember-
dayaan masyarakat di Ke-
lurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun, melalui pelaksanaan
program kegiatan PKK?
2. Bagaiman factor pendukung
dan penghambat pelaksanaan
program kegiatan Tim
Penggerak PKK dalam
pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun, melalui pelaksanaan
program kegiatan PKK?
3. Bagaimana masyarakat
memaknai pelaksanaan
program kegiatan Tim
Penggerak PKK dalam
pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun, melalui pelaksanaan
program kegiatan PKK ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar
belakang dan rumusan masalah
di atas, maka penelitian ini
bertujuan :
1. Untuk mendiskripsikan peran
Tim Penggerak PKK dalam
pelaksanaan program kegiatan
sebagai wujud pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan
Rejomulyo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun.
2. Untuk mendiskripsikan
factor-faktor yang mengham-
bat dan mendukung pelak-
sanaan program kegiatan Tim
Penggerak PKK dalam
pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan Rejomulyo,
192
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun.
3. Untuk mendiskripsikan
pemaknaan masyarakat pada
program kegiatan Tim
Penggerak PKK dalam
pemberdayaan masyarakat di
Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasilpenelitian ini
diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi
pengembangan ilmu yang
berhubungan dengan
Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga dalamkajian
sosiologi.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi
referensi bagi peneliti lain,
yang ingin mengadakan
penelitian lanjutan dengan
tema yang sejenis.
b. Hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan dan
saran dalam perencanaan dan
pengambilan kebijakan serta
perbaikan-perbaikan
pelaksanaan kebijakan, terkait
dengan peran wanita dalam
pembangunan Kelurahan.
c. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat
bagi pemerintah Kelurahan
Rejomulyo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun
dalam upaya untuk
meningkatkan peran Tim
Penggerak PKK dalam
memperjuangkan
kesejahteraan Keluarga.
II. TINJAUAN PUSTAKA
DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pola kepemimpinan
wanita dalam perspektif
sosiologi
Dalam perspektif
sosiologi, setiap
pembahasan masalah konflik
dan strategi peran
kepemimpinan tidak bisa
dipisahkan dengan struktur
social yang bersifat vertical.
Dalam struktur social yang
demikian, masyarakat
dipilihlah menjadi dua
kategori, yaitu pemimpin
dan masa, Pemimpin
dicirikan oleh
kemampuannya
menggunakan kekuasaan
dan keberdayaannya sebagai
panutan, sedangkan masa
dicirikan oleh
ketundukannya pada
kekuasaan dan ketidak-
berdayaan dalam
menentukan keputusan.
Pemimpin, meminjam
ucapan Usman (1990:1-2),
ketua berada di pusat atau
berada di sekitar system
193
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
kerja, sedangkan masa
terletak di pinggiran.
Sehingga dalam
perspektif kepemimpinan,
Dale Timpe
mengembangkan dua bidang
utama yang menjadi fungsi
kepemimpinan yaitu
bertalian dengan pekerjaan
atau tugas yang harus
diselesaikan dan
kekompakan dari orang-
orang yang dipimpin (Dale
Tipe, 1993:78). Fungsi yang
bertalian dengan pekerjaan
disebut fungsi tugas
sedangkan fungsi yang
bertalian dengan
kekompakan kelompok
disebut fungsi relasi antar
manusia dalam kelompok.
2. Perempuan dan
pembangunan
Berkenaan dengan
pola pemikiran modern
tentang modernisasi
pembangunan internasional,
didapatkan bahwa
pembangunan merupakan
proses kemajuan yang
berjalan secara linier dan
pasti. Dalam kenyataannya
posisi perempuan berada di
belakang, kurang
diperhatikan (Sugiarti,
2002:38). Dengan lain
perkataan, posisi perempuan
tetingggal dalam proses
pembangunan. Hal ini
terjadi di hamper seluruh
Negara –negara dunia
internasional, terutama pada
Negara-negara berkembang.
Untuk lebih
meningkatkan peran
perempuan dalam pem-
bangunan maka ditempuhlah
strateg yang berpijak dari
dua sasaran. Pertama,
pentingnya prinsip
egalitarian. Prinsip
egalitarian adalah
kepercayaan bahwa semua
orang sederajat. Egalitarian
adalah doktrin atau
pandangan yang menyatakan
bahwa manusia ditakdirkan
sama sederajat. Kedua,
menitikberatkan pada
pengadaan program yang
dapat mengurangi atau
menghapuskan diskriminasi
yang dialami oleh para
perempuan di sector
produksi. Artinya sector
public tidak harus
didominasi oleh kaum laki-
laki saja akan tetapi juga
memberikan kesempatan
yang sama kepada
perempuan untuk dapat
berperan aktif sebagaimana
mestinya.
3. Peran Tim Penggerak
PKK sebagai lembaga
kemasyarakatan Sebagaimana
dipaparkan dalam UU No.
194
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
32 tahun 2004 bahwa di
dalam Desa/Kelurahan
terdapat tiga kategori kelem-
bagaan yang memiliki
peranan dalam tata kelola
Desa/ Kelurahan, yaiyu
pemerintah desa/kelurahan,
Badan Permusyawaratan
desa/kelurahan, dan lembaga
Kemasyarakatan. Dalam
UNdang-Undang tersebut
disebutkan bahwa
penyelenggaraan urusan
pemerintahan di tingkat
desa/kelurahan dilaksanakan
oleh pemerintah
desa/kelurahan dan Badan
Permusyawaratan desa/
kelurahan. Pemerintah desa/
kelurahan ini dijalankan
untuk mengatur dan
mengurus kepentingan
masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam
system pemerintahan di
Negeri ini.
Merujuk pada
kondisi tersebut di atas,
tampaknya persoalan
partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan harus
diwadahi dalam
kelembagaan yang jelas
serta memiliki legitimasi
yang cukup kuat di mata
masyarakat. Dalam Undang-
Undang No. 32 tahun 2004
sebenarnya telah dibuka
ruang terkait kelembagaan
partisipasi masyarakat
tersebut melalui
pembentukan lembaga
kemasyarakata sesuai
dengan kebutuhan dan
merupakan mitra pemerintah
dalam memberdayakan
masyarakat. Salah satu
lembaga tersebut adalah
Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga
(PKK).
Lembaga
kemasyarakatan mempunyai
tugas membantu pemerintah
dan merupakan mitra
dalammemberdayakan
masyarakat. Pembentukan
lembaga kemasyarakatan
ditetapkan dengan sebuah
peraturan. Hubungan kerja
antara lembaga
kemasyarakatan dengan
pemerintah bersifat
kemitraan, konsultatif dan
koordinatif dalam
hubungannya dengan
kemampuan kepemimpinan
4. Peran dalam perspektif
Sosiologi
Peran sebagai
perilaku yang diharapkan
dari seseorang dalam status
tertentu, maka perilaku
peran adalah perilaku yang
sesungguhnya dari orang
yang melakukan peran
195
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
tersebut. Namun demikian
perilaku peran
dimungkinkan dapat berbeda
dengan yang diharapkan,
karena perbedaan cara
pandang tersebut
Status dan peran
dalam perspektif sosiologi
dapat dibedakan menjadi
dua yaitu peran dan status
yang ditentukan dan yang
diperjuangkan. Status dan
peran yang ditentukan
menyangkur serangkaian
peran yang telah ditetapkan
dengan criteria yang telah
diketahui terlebih dahulu
seperti jenis kelamin,
tingkatan usia, ras. Kelas
social dan agama.
Sedangkan status dan peran
yang diperjuangkan adalah
suatu kedudukan social yang
diperoleh melalui pilihan
individual dan persaingan.
Dalam hal status dan peran
yang diperjuangkan ini
dimungkinkan sering
dicapai dengan
pengorbanan, dan dengan
resiko yang besar yakni
kegagalan.
Dalam memainkan
peran, seseorang sering
mengalami konflik peran,
yang muncul dari kondisi
yang bertentangan antara
peran tunggal dan peran-
peran lainnya. Konflik peran
ini dapat diatasi, dengan
pengelolaan peran-peran
sehingga seseorang dapat
mengambil sikap dengan
menentukan dan melakukan
peran pada saat-saat dan
permasalahan tertentu, yang
berbeda dengan saat-saat
dan permasalahan lainnya.
Oleh sebab itu, kegagalan
seseorang dalam memainkan
satu peran tertentu
merupakan hal yang umum,
tetapi dimungkinkan
berhasil memainkan
perannya yang lain.
B. LANDASAN TEORI
1. Interaksi Simbolik
Pemahaman atas masalah
dalam penelitia ini didasarkan
pada pendekatan ini didasarkan
pada pendekatan teoritik
interaksi simbolik. Menurut
Basrowi (2004:103) interaksi
simbolik merupakan interaksi
yang berlangsung antar individu
berdasarkan symbol-simbol
sebagai salah satu konsep
terpenting dalam sosiologi.
Asumsi-asumsi yang mendasari
kerangka pemikiran tersebut
adalah (1). Manusia bertindak
terhadap sesuatu atas dasar
makna-makna yang dimiliki
benda-benda atau yang
dibendakan bagi masyarakat, (2).
Makna-makna tersebut
merupakan hasil dari interaksi
social dalam masyarakat
196
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
manusia.. (3). Makna-makna
dimodifikasi dan ditangani
melalui suatu proses penafsiran
yang digunakan oleh setiap
individu dalam keterlibatannya
dengan benda-benda yang
dihadapi.
Menurut Blumer, studi
masyarakat merupakan studi dan
tindakan bersama ketimbang
prasangka terhadap apa yang
dirasanya sebagai system yang
kabur dari berbagai fungsional
yang sukar dipahami.
Masyarakat merupakan hasil
ineraksi-interaksi simbolik dan
aspek inilah yang harus
merupakan masalah bagi
sosiolog. Bagi Blumer dalam
bukunya Muhammad Basrowi
(2004:90), keistimewaan
pendekatan kaum interaksionis-
simbolis ialah manusia dilihat
sering menafsirkan atau
membatasi masing-masing
tindakan mereka dan bukan
hanya saling berinteraksi kepada
setiap tindakan itu menurut
mode stimulus-respon.
Seseorang tidak langsung
memberi respon pada tindakan
orang lain, tetapi didasari oleh
pengertian yang diberikan
kepada tindakan itu. Interaksi
manusia dijembatani oleh
penggunaan symbol-simbol
penafsiran, kepastian makna dari
tindakan-tindakan orang lain.
Dalamkasus perilaku manusia,
media semacam ini sama dengan
penyisipan suatu proses
penafsiran diantara stimulus dan
respon.
Dengan demikian teori ini
dapat digunakan sebagai
perangkat analisis dalam melihat
berbagai interaksi di masyarakat
baik yang berhubungan dengan
factor-faktor internal maupun
eksternal diri yang
termanifestasikan dalam
kehidupan social kemasyara-
katan. Lebih dari itu juga dapat
dipahami bahwa interaksi
simbolik merupakan pemahaman
atas interaksi yang kompleks
dalam masyarakat dengan
banyaknya symbol-simbol dan
keragaman kultur. Sehingga
dalam konteks otonomi
kelurahan, teori ini perlu sebagai
pemahaman untuk dijadikan
salah satu landasan pemikiran
dalam melihat berbagai
fenomena sosial.
III. METODE PENELITIAN.
A. Pendekatan Yang
Digunakan
Berdasarkan rumusan
masalah yang telah peneliti
kemukakan di muka, maka
penelitian ini dilakukan dengan
memakai pendekatan kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong
(1994:4) bahwa yang dimaksud
dengan penelitian kualitatif
adalah penelitian yang
197
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Digunakannya pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini,
karena memiliki kesesuaian
dengan permasalahan yang akan
diteliti. Menurut Lexy J.
Moleong (1994:5) permasalahan
tentang ciri-ciri penelitian
kualitatif yakni : (1) Pendekatan
penelitian ini lebih fleksibel, (2)
Lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh dan
terhadap pola-pola nilai-nilai
yang dihadapi, (3) Dapat
menyajikan secara langsung
hakekat hubungan antar peneliti
dan informan.
Dipilihnya pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini,
karena di sini peneliti bermaksud
ingin mendiskripsikan pokok
permasalahan yang berhubungan
dengan proses domestikasi dan
bentuk peran suami pada lapisan
bawah. Metode deskripsi ini
sebenarnya dimaksudkan selain
untuk memberikan gambaran
terhadap fenomena, juga
berusaha menerangkan
hubungan antar berbagai unsur
yang mempengaruhinya..
Adapun masalah yang diteliti
nantinya dideskripsikan denngan
perincian sebagai berikut :
1. Bagaimana peran Tim
Penggerak PKK Kelurahan
Rejomulyo dalam
pemberdayaan masyarakat
di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun, melalui
pelaksanaan program
kegiatan PKK
2. Bagaiman factor pendukung
dan penghambat
pelaksanaan program
kegiatan Tim Penggerak
PKK dalam pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan
Rejomulyo, Kecamatan
Kartoharjo, Kota Madiun,
melalui pelaksanaan
program kegiatan PKK
3. Bagaimana masyarakat
memaknai pelaksanaan
program kegiatan Tim
Penggerak PKK dalam
pemberdayaan masyarakat
di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun, melalui
pelaksanaan program
kegiatan PKK
B. Informan Penelitian.
Informan penelitian ini
adalah anggota masyarakat dari
berbagai tingkat sosial ekonomi
maupun ideologi, namun dibatasi
jumlahnya untuk mengggali dan
mencari jawaban mengenai pola
kepemimpinan Ketua Tim
Penggerak PKK (di Kelurahan
Rejomulyo, Kecamatan
198
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
Kartoharjo, Kota Madiun).
Dalam penentuan informan,
peneliti menggunakan teknik
purposive sampling yakni
dengan pertimbangan informan
dapat memberikan informasi
yang diperlukan peneliti. Untuk
itu, dalam penelitian ini diambil
tujuh informan, yakni (1) Kepala
Kelurahan, (2) Ketua Tim
Penggerak PKK, (3) Pengurus
dalam Tim Penggerak PKK (4)
Tokoh masyarakat, (5) Tokoh
pemuda, (6) Tokoh perempuan,
(7) Tokoh Agama.
C. Sumber Data Penelitian.
Sumber data penelitian ini
diambil dari : (1) Informan , (2)
Tempat dan Peristiwa, (3) Arsip
dan dokumen yang berhubungan
dengan tema dan masalah
penelitian. Dalam hal ini
informan merupakan salah satu
dari sumber data penelitian ini.
Adapun pertimbangan
peneliti dalam pemilihan
informan tersebut diantaranya
adalah:
1. Informan benar-benar
berkompeten dalam
permasalahan penelitian.
2. Mudah ditemui atau
memiliki waktu yang
memadai untuk dimintai
informasi.
3. Dapat memberikan
keterangan yang diperlukan
peneliti.
D. Penentuan Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun didasarkan atas
pertimbangan :
1. Keberadaan masyarakat
yang cukup representatif
untuk mencari data
mengenai penelitian, lokasi
tidak jauh dari lokasi tempat
tinggal peneliti sehingga
memudahkan dalam
melaksanakan penelitian.
2. Sumber data, informan dan
instrumen penelitian telah
memiliki hubungan sosial
yang secara kualitatif dapat
diharapkan memperoleh data
yang valid untuk
menganalisis masalah
penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi dalam penelitian
ini adalah observasi
partisipasi pasif yakni
peneliti datang di tempat
kegiatan informan yang
diamati, tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan.
Namun demikian peneliti
mengamati secara cermat
pada informan.
2. Wawancara yang akan
dilakukan adalah wawancara
tak berstruktur yakni
199
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
wawancara yang bebas,
dalam hal ini peneliti tidak
menggunakan pedoman
wawancara yang telah
tersusun secara sistematis
dan lengkap dalam
pengumpulan datanya.
Pedoman yang digunakan
dalam penelitian ini hanya
berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan
ditanyakan. Namun
demikian peneliti di sini
menggunakan pedoman
yang benar-benar terarah
pada permasalahan
penelitian.
F. Pengolahan dan Analisa
Data
Analisa data penelitian ini
menggunakan analisa data model
Miles and Huberman, dengan
langkah-langkah sebagai berikut
: (1) Data reduction (reduksi
data) yaitu merangkum, memilih
hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya.
(2) Data display (penyajian data)
yaitu dalam bentuk uraian
singkat dengan teks yang bersifat
naratif, dan hubungan antar
kategori, 3) Penarikan
kesimpulan dan verifikasi. yaitu
suatu penafsiran data-data dari
sajian yang telah dilakukan
sebelumnya. Kesimpulan dalam
hal ini untuk menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian masih
bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitaian
berada di lapangan.
Pada prinsipnya, analisis
data terdiri dari dua bagian yaitu
: pertama analisis terhadap data
yang dihasilkan melalui
pengamatan secara langsung
berkenaan dengan peran Tim
Penggerak PKK Kelurahan
dalam pemberdayaan masyarakat
di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota
Madiun..
G. Keabsahan Data
Sebagaimana dikemukakan
oleh Lincoln dan Guba (dalam
Lexy J. Moleong, 2001: 171)
mengenai keabsahan data :
Keabsahan data merupakan
konsep penting yang
diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas)
dankeandalan (reliabilitas).
Dalam penelitian kualitatif ada
empat kriteria yang digunakan,
yaitu : kepercayaan (credibility),
keteralihan ( transferability),
ketergantungan (dependen-
dability) dan kepastian
(confirmability).
IV. PEMBAHASAN
A. Peran Tim Penggerak
PKK di Kelurahan
Rejomulyo
200
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
1. Implementasi 10
program pokok PKK
Untuk melihat
pelaksanaan program
kerja PKK di Kelurahan
Rejomulyo, peneliti
melakukan pengamatan
dan wawancara dengan
beberapa informan. Hasil
wawancara menunjukkan
bahwa kegiatan yang
sudah dilakukan adalah
kegiatan rutin yang sudah
terjadwalkan. Sedangkan
kegiatan yang sedang
dilakukan adalah
kegiatan pelaksanaan
program kerja dari
Kelompok Kerja (Pokja)
I sampai dengan Pokja IV
yang telah disusun pada
awal tahun, dengan
perincian sebagai berikut
:
POKJA I, mengelola
program Penghayatan
dan Pengamalan
Pancasila dan gotong
royong. Kegiatannya
antara lain: meningkatkan
pemahaman pengamalan
Pancasila, budi pekerti
melalui kegiatan yasinan,
mengadakan Pembinaan
pola asuh anak dan
remaja, mengadakan
penyuluhan tentang
bahaya penyalahgunaan
Narkoba, Sosialisasi Pos
Curhat, pembinaan
Lansia, penyuluhan
trafiking dan KDRT,
meningkatkan kerja bakti
masal, dan sebagainya.
POKJA II, mengelola
program Pendidikan dan
Ketrampilan, dan
Pengembangan
Kehidupan Berkoperasi.
Kegiatannya antara lain:
Sosialisasi Taman
Posyandu, peningkatan
tumbuh kembang balita
melalui Taman Posyandu,
meningkatkan
kemampuan ketrampilan
perempuan,
meningkatkan
kesejahteraan keluarga
melalui pinjaman modal
usaha dari Koperasi
Wanita Kelurahan
Rejomulyo, dan
sebagainya.
POKJA III, mengelola
program Pangan,
Sandang, Perumahan dan
Tata Laksana Rumah
Tangga. Kegiatannya
antara lain: pembudayaan
penganekaragaman
makanan non beras dan
non terigu, peningkatan
pendapatan keluarga
melalui pemanfaatan
tanaman produktif,
menggalakkan kegiatan
Kawasan Rumah Pangan
201
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
Lestari (KRPL),
mengoptimalkan
HATINYA PKK dengan
tanaman produktif dan
TOGA. Sosialisasi
penggunaan pakaian
dalam negeri yang sopan
dan pantas, penyuluhan
rumah dengan tata
lingkungan yang bersih
dan sehat, mengelola
dana untuk sampah,
mengusahakan dana
pemugaran rumah bagi
warga yang kurang
mampu, dan sebagainya.
POKJA IV, mengelola
program Kesehatan,
Kelestarian Lingkungan
Hidup dan Perencanaan
Sehat. Kegiatannya
antara lain: menurunkan
Angka Kematian Ibu dan
Bayi, meningkatkan
gerakan ASI ek, dan
PHBS, pembinaan
Posyandu Balita,
meningkatkan kesadaran
masyarakat pentingnya
lingkungan hidup,
membuat percontohan
kawasan bersih,
melestarikan budaya
menabung, sosialisasi
pendewasaan usia
perkawinan dan
reproduksi sehat, dan
sebagainya.
Sedangkan untuk
kegiatan yang akan
dilakukan adalah berupa
rencana kegiatan di tahun
berikutnya, yang telah
dikonsultasikan dengan
seluruh jajaran pengurus,
tokoh masyarakat dan
pemerintahan mengacu
pada prioritas kegiatan
yang telah ditentukan
oleh Tim Penggerak
tingkat Kota.
Dengan demikian
pemberdayaan
masyarakat yang
dilakukan oleh Tim
Penggerak PKK
Kelurahan Rejomulyo
adalah upaya upaya untuk
memberikan tempat dan
kesempatan kepada
masyarakat untuk lebih
menggali potensi dan
kemampuannya sendiri
agar mereka mampu
memecahkan
permasalahan yang
mereka hadapi.
2. Kelengkapan
Organisasi dan
Administrasi
PKK.
Kelengkapan
organisasi dan
administrasi mencakup
struktur kepengurusan,
kelengkapanpengurus,
keberadaan
202
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
ruang/kantor,papan data,
program kerja, rencana
kegiatan, buku laporan
kegiatan, dan sebagainya.
Dari data dokumen
yang peneliti peroleh,
bidang keadministrasian
PKK Kelurahan
Rejomulyo tergolong
lengkap. Mulai dari buku
agenda, notulen rapat,
rencana program kerja,
buku catatan kegiatan,
buku kunjungan, buku
tamu, buku laporan
kegiatan, dan sebagainya.
Dengan
memperhatikan
kelengkapan data dan
beberapa penjelasan,
tampak bahwa salah satu
factor keberhasilan
pelaksanaan
programkegiatan PKK
Kelurahan Rejomulyo
adalah kelengkapan
organisasi dan
administrasi.
Kelengkapan organisasi
memberikan pengaruh
pada pendelegasian tugas
yang merata, jelas dan
adil.
Kelengkapan
organisasi dan
administrasi merupakan
bentuk pemberdayaan
para pengurus secara adil
dan penuh tanggung
jawab.
3. Pola kepemimpinan
Ketua Tim Penggerak
PKK
Berdasarkan
penelitian, menunjukkan
adanya jalinan hubungan
yang baik antara ketua
Tim Penggerak PKK
dengan pengurus, dan
juga dengan masyarakat.
Dalam upaya untuk
menjalankan fungsi
kepemimpina bertalian
dengan pekerjaan atau
tugas yang harus
diselesaikan dan
kekompakan dari orang-
orang yang dipimpin,
Ketua Tim Penggerak
PKK ini dalam
menjalankan tugasnya
juga sangat memegang
prinsip bahwa dalam
pendelegasian tugas
harus sesuai dengan tugas
dan fungsinya masing-
masing. Dan dalam
menjalankan roda
organisasi, juga sangat
menjaga terjadinya
komunikasi yang baik
dan jujur.
B. Faktor-faktor yang
mendukung dan
menghambat peran Tim
203
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
Penggerak PKK
Kelurahan Rejomulyo.
1. Faktor Pendukung.
a. Adanya dukungan
dari PKK tingkat
Kecamatan dan
tingkat Kota.
Dukungan PKK
tingkat Kecamatan dan
Kota ditunjukkan dengan
kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh Tim
Penggerak PKK
Kecamatan dan PKK
Kota. Setiap satu tahun
sekali PKK Kota
memberikan dana kepada
PKK Kelurahan dan PKK
Kecamatan untuk
pelaksanaan kegiatan.
Tiga kali dalam satu
tahun PKK Kota
mengadakan rapat Pleno
dengan menghadirkan
Tim Penggerak PKK
Kelurahan dan
Kecamatan (Ketua,
Bendahara, Sekretaris,
Ketua Pokja I sampai
dengan IV). Keaktifan
PKK di pemerintahan
atasannya itu memotivasi
PKK Kelurahan untuk
melaksanakan tugas yang
dibebankan dengan
sebaik mungkin. Di
samping itu pemberian
reward, berupa hadiah,
penghargaan juga
merupakan dukungan dan
motivasi yang
mendukung pelaksanaan
kegiatan PKK di
Kelurahan Rejomulyo.
b. Adanya dukungan
dari Pemerintah
Kelurahan
Selain dari PKK
Kota dan Kecamatan,
factor pendukungnya
berasal dari Pemerintahan
Kelurahan. Dukungan
tersebut antara lain
penyediaan sarana
gedung untuk pertemuan
PKK, selain itu para
pegawai Kelurahan juga
sering ikut terjun
langsung membantu
pelaksanaan program
kerja PKK Kelurahan.
2. Faktor
Penghambat
Peran Tim
Penggerak PKK
Kelurahan
Rejomulyo.
Faktor Sumber
Daya Manusia di
Kelurahan Rejomulyo
merupakan factor
penghambat peran Tim
Penggerak PKK. PKK
merupakan suatu gerakan
pemberdayaan
masyarakat yang bersifat
sosial sehingga tidak ada
imbalannya. Maka
204
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
kebanyakan anggota
PKK kalau dijadikan
pengurus yang duduk di
Tim Penggerak PKK
banyak yang tidak mau.
Ada yang mau jadi
pengurus Tim Penggerak
PKK tetapi mereka tidak
begitu mampu untuk
melaksanakan tugas yang
dibebankannya
disebabkan latar belakang
pendidikannya yang
sangat minim, Sebe-
narnya banyak anggota
PKK di Kelurahan
Rejomulyo latar
belakang pendidikannya
yang cukup lumayan
namun mereka tidak mau
untuk dijadikan pengurus
di Tim Penggerak PKK.
Di Rejomulyo khususnya
agak kesulitan dalam
mencari kader PKK yang
mau dan mampu untuk
diajak masuk
kepengurusan Tim
Penggerak PKK.
C. Pemaknaan Warga
Masyarakat Terhadap
PKK dan Kegiatannya
Pemaknaan Ketua Tim
Penggerak PKK pada organisasi
PKK sebagai organisasi
kemasyarakatan yang memiliki
peranan penting dalam
pemberdayaan masyarakat.
Tindakan Ketua Tim Penggerak
PKK yang selalu konsisten
dalam penegakan disiplin dengan
disertai tindakan tegas, sebagai
upaya membentuk norma
berorganisasi, dengan disertai
ketauladanan, secara perlahan
telah membentuk keseragaman
pemaknaan yang sama di antara
individu pengurus.
Pengaruh pemaknaan ketua
Tim Penggerak PKK terhadap
PKK sebagai sebuah organisasi
yang harus dijalankan dengan
disiplin, ikhlas dan penuh
tanggung jawab, sebagai tempat
untuk memberdayakan
masyarakat, secara perlahan-
lahan telah mengubah
pemaknaan oleh masing-masing
individu pengurus, Sikap tegas
dan kebiasaan memberikan
teguran yang dimaknai sebagian
besar pengurus, bukan semata-
mata untuk mengukuhkan
dirinya sebagai pemimpin yang
berwibawa, tegas agar dihormati
bawahannya, melainkan sebagai
upaya mengubah kebiasaan
masyarakat yang kurang disiplin
menimbulkan respon positif.
Organisasi PKK sebagai
obyek tidak mempunyai makna
yang intrinsic, melainkan makna
lebih merupakan produk
interaksi-simbolis antar individu
masyarakat di dalamnya.
Kesamaan pemaknaan pada PKK
yang merupakan latar belakang
munculnya kerja sama,
205
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
kekompakan kerja dan rasa
tanggung jawab yang tinggi.
Salah satu pandangan lain
interaksi simbolik, menganggap
tindakan manusia sebagai
tindakan interpretative yang
dibuat oleh manusia sendiri,
Tindakan tersebut saling
dikaitkan dan disesuaikan oleh
anggota-anggota kelompok. Hal
ini disebut sebagai tindakan
bersama yang dibatasi sebagai
“organisasi social dari pelaku
tindakan-tindakan berbagai
manusia”. Sebagian besar
tindakan bersama tersebut
berulang-ulang dan stabil,
melahirkan apa yang disebut
para Sosiolog sebagai
“kebudayaan” dan aturan social.
Dalam hal ini tindakan disiplin,
bertanggung jawab dan serius
atau aktif dalam kegiatan PKK,
merupakan perilaku yang
dilakukan secara berulang-ulang
dan stabil, yang akhirnya
membentuk aturan yang
mengikat seluruh unsure
organisasi.\
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis data
sesuai dengan rumusan masalah
dan tujuan penelitian, maka
dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Bahwa Tim Penggerak PKK
di Kelurahan Rejomulyo
memiliki peran yang sangat
berarti terhadap
pemberdayaan masyarakat
terutama kaum Ibu dalam
meningkatkan
kemampuannya.
2. Tim Penggerak PKK
Kelurahan Rejomulyo telah
berhasil memberdayakan
sikap masyarakat untuk
melaksanakan 10 program
pokok PKK.
3. Faktor pendukung
keberhasilan Tim Penggerak
PKK dalam pemberdayaan
masyarakat adalah berasal
dari masyarakat, pemerintah
tingkat Kelurahan,
Kecamatan, dan tingkat
Kota, juga didukung oleh
Ketua Tim Penggerak PKK
yang memegang prinsip
disiplin, tegas, dan ikhlas,
selain itu ada persamaan
pemaknaan dalam
masyarakat Kelurahan
Rejomulyo terhadap PKK.
4. Faktor penghambat
keberhasilan Tim Penggerak
PKK adalah kurangnya
Sumber Daya Manusia yang
mau dan mampu untuk
terjun dalam kepengurusan
Tim Penggerak PKK.
B. Saran
Dengan
mempertimbangkan kesimpulan
di atas, maka peneliti
206
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Rejomulyo perlu
lebih ditingkatkan demi
terwujutnya keluarga
sejahtera yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berbudi luhur, sehat
mandiri, berkeadilan, maju,
kesetaraan gender serta
kesadaran hokum dan
lingkungan.
2. Untuk mencapai tujuan
gerakan PKK dalam
pelaksanaanya di lapangan
perlu adanya peningkatan
dukungan dan koordinasi
dengan Dewan Penyantun
Tim Penggerak PKK di
semua jenjang dan dengan
lembaga lain.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Arief Furchan, (1992),
Pengantar Metoda
Penelitian Kualitatif,
Surabaya: Usaha Nasional.
Astrid Susanto, (1997),
Pengantar Sosiologi dan
Perubahan Sosial,
Bandung: Bina Cipta.
Arief Budiman, (1982),
Pembagian Kerja Secara
Seksual, Jakarta:
Gramedia.
Dewi Wulansari, (2009),
Sosiologi Konsep dan
Teori, Bandung: PT
Refika.
Giddens Anthony, Daniel Bell,
Michel Forse, etc, (2004),
Sosiologi, Sejarah dan
Berbagai Pemikirannya,
Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
Hardjito Notopuro, (1984),
Peranan Wanita Dalam
Masa Pembangunan di
Indonesia, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Joedonegoro, (1984), Peranan
Wanita Dalam
Perkembangan
Masyarakat Desa, Jakarta:
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
Jones PIP, (2010), Pengantar
Teori-teori Sosial, Jakarta:
Pustaka Obor Indonesia.
Julia C,M, (2007), Gender &
Pembangunan,
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Khairudin, (2008), Sosiologi
Keluarga, Yogyakarta:
Liberty.
Mansour Fakih, (1999), Analisis
Gender & Transformasi
Sosial, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Moleong, Lexy J, (2004),
Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung:
Rosdakarya.
Muhammad Hatta, (1979),
Partisipasi Angkatan Kerja
207
Endang Setianingsih Susilorini, Peran Tim Penggerak PKK Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Peran Tim Penggerak PKK
Kelurahan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Rejomulyo,
Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun)
MEDIA SOERJO Vol. 16 No 1 April 2015 ISSN 1978 – 6239
Indonesia, Jakarta: CV.
Rajawali.
Nani Soewondo, (1984),
Kedudukan Wanita
Indonesia Dalam Hukum
dan Masyarakat, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Nasikun, (1995), Sistem Sosial
Indonesia, Jakarta: PT,
Raja Grafindo Persada.
Pino & Wittermans, (1980),
Kamus Inggris-Indonesia,
Jakarta: Pradnya Paramita.
Pudjiwati Sayogyo, (1983),
Peranan Wanita Dalam
Masa Pembangunan
Indonesia, Jakarta: Ghalia
Indah.
Raho Bernard, SVD, (2007),
Teori Sosiologi Modern,
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Riant Nugroho, (2008), Gender
dan Strategi Pengarus-
utamaannya di Indonesia,
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sajogyo & Pudjiwati Sajogyo,
(1984), Sosiologi
Pedesaan, Jakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sanapiah Faisal, (1990),
Penelitian Kualitatif,
Dasar-dasar dan
Aplikasinya, Malang:
Yayasan Asah Asih Asuh.
Sapari Imam Asy’ari, (1993),
Sosiologi Kota dan Desa,
Surabaya: Usaha Nasional.
Soekandar Wiriaatmadja, (1984),
Pokok-Pokok Sosiologi
Pedesaan, Jakarta:
Yasaguna.
Soerjono Soekanto, (1986),
Sosiologi Suatu Pengantar,
Jakarta: CV. Rajawali.
-----------------------, (2004),
Sosiologi Keluarga,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, (2009), Metode
Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Sylvia Ann Hewiett, (2006),
Wanita, Karir dan
Keluarga, Yogyakarta:
Dolphin Books.
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, Jakarta:
Agung Media Mulia.
208