1
PENGEMBANGAN PAKAN MANDIRI BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN
U S M A N
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan, Maros
2018
2
PENDAHULUAN
➢ Pakan merupakan salah satu komponen
utama dalam kegiatan budidaya ikan
➢ Kontribusi biaya pakan dapat mencapai
70% dari total biaya produksi (teknologi
intensif)
➢ Saat ini, sebagian besar bahan pakan di
impor (tep. ikan, tep./bkl kedele, tep. jagung,
dll) → untuk industri pakan →harga pakan
komersial mahal → tidak seimbang dengan
harga ikan budidaya
Kebutuhan impor bahan baku pakan untuk
akuakultur Indonesia (Ton)
3
Bahan Th 2014 Th 2015 Th 2018 Th 2019
Tepung ikan 125.000 148.000 252.000 302.000
Tepung kedele 257.000 297.000 460.000 552.000
Poultry meat
meal90.000 105.000 170.000 204.000
Meat & Bone
meal117.000 135.000 205.000 245.000
Tepung jagung
(gluten)113.000 130.000 196.000 235.000
Tepung gandung 113.000 133.000 220.000 264.000
Sumber : Indonesian Feedmills Association, 2015
➢ Di Indonesia tersedia banyak jenis bahan baku
pakan
➢ Problem pemanfaatannya oleh industri pakan:
- musiman, terpencer - pencar
- tidak standar (kuantitas dan kualitas
rendah, kontinuitas tidak terjamin)
➢ Perlu pengembangan pembuatan pakan
berbahan baku lokal, di sentra2 keg. budidaya
perikanan
➢ Fokus pembangunan perikanan budidaya oleh
pemerintah (2015 – 2019) : Pengembangan
pakan ikan mandiri berbahan baku lokal -
GERPARI 4
TIGA PILAR PEMBANGUNAN PAKAN
PABRIK PAKAN SKALA INDUSTRI
➢ Mengandalkan bahan baku pakan impor dan dalam
negeri skala besar
➢ Harga bersaing, berkualitas dan tertelusur
UNIT KEGIATAN PAKAN UPT
➢ Mengandalkan pasokan bahan baku skala industri,
menengah dan skala rumah tangga
➢ Murah dan berkualitas dan tertelusur
UNIT GERPARI
➢ Mengandalkan bahan baku yang tersedia secara lokal
➢ Murah dan formula fluktuatif
➢ Kualitas tinggi setelah Tahun ke 3
Fakta yang ditemui di lapangan
(GERPARI 2015-2016)
6
1. 10 – 15 % kelompok tidak beroperasi
2. Bahan dibagikan
3. Pakan mandiri dibagikan (tidak dijual)
4. Musim hujan, pakan berjamur
MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PAKAN
MANDIRI BERBASIS KELOMPOK PEMULA
1. Tidak ada mesin dan tidak
menguasai permesinan
2. Tidak ada akses bahan
baku utama dan lokal
3. Tidak ada akses tepung
ikan
4. Tidak menguasai
formulasi dan prosedur
5. Rendahnya
enterpreneurship
6. Tidak memiliki organisasi
yang tertata
7. Belum adanya pembinaan
yang terstruktur
A. Lemahnya identifikasikelompok; kelompokyang mudah danresponsif, berulangmenerima bantuan
B. Enterpreneurship yang lemah
C. Organisasi yang lemah
D. Kurang Pembinaan yang melekat
OUTPUT DAN SASARAN:
1. Tersalurkannya bantuan :
- 500 Paket Pakan Mandiri (bahan
baku, mesin dan sarana angkutan)
2. Terbentuknya jejaring bahan baku
pakan ikan, dan usaha pakan ikan
mandiri
3. Terciptanya kemandirian masyarakat
dalam penyediaan bahan baku dan
pakan ikan secara partisipatif ;
4. Tersedianya bahan baku pakan lokal
untuk kebutuhan pembuatan pakan
ikan mandiri;
.
MENINGKATNYAMARGINKEUNTUNGANPEMBUDIDAYAIKAN
TUJUAN :Ketersediaan pakan mandiri
berbahan baku lokal, dengan
mutu terjamin dan harga
terjangkau
KEBIJAKAN GERPARI 2017
OUT PUTKLASIFIKASI KELOMPOK PAKAN MANDIRI
KELOMPOK PENYEDIA BAHAN BAKU
Kelompok Yang MenyiapkanDan Mengolah Bahan Dasar
Dari Kegiatan Pertanian, Peternakan, Perkebunan Dan
Perikanan Untuk DijadikanSebagai Bahan Baku Pakan
Ikan;
KELOMPOK UTAMA
Kelompok Utama AdalahKelompok Yang Memproduksi
Pakan Secara KomersiilMemiliki Kecakapan Menyusun
Formulasi Pakan
KELOMPOK PENCETAK
Kelompok Pencetak Pakan Adalah Kelompok Pembuat
Pakan Atau Pembudidaya Yang Berperan Sebagai Pencetak Pakan Secara Mandiri Dan Atau Mencetak Pakan Hasil Formulasi Dari Kelompok
Utama
Langkah yang harus dilakukan
➢ Identifikasi sebaran dan potensi bahan baku
potensial untuk pakan ikan di setiap daerah.
➢ Karakterisasi kandungan nutrisi bahan pakan
– standardisasi kualitas bahan pakan.
➢ Bimbingan pembuatan formulasi (formulator)
dan pembuatan pakan mandiri berbasis
bahan baku lokal di sentra-sentra kegiatan
budidaya.18
PENGEMBANGAN PAKAN MANDIRI
19
Makro nutrisi (% bahan kering ) beberapa bahan
baku pakan (hewani)
Jenis bahan hewani Protein LemakSerat kasar
Abu
Tepung ikan lokal 44,7- 62,4 4,8 - 10,8 1,1 - 3,4 21,7- 24,7
Tepung kepala udang 44,4 - 49,8 3,8 - 8,4 15,8 - 19,7 25,7- 27,8
Tepung limbah ayam 59,1 - 62,7 17,2 - 22,3 1,9 - 2,4 5,3 - 7,4
Tepung keong mas 51,8 - 66,0 5,2 - 13,6 2,8 - 6,1 11,2 - 24
Tepung darah hewan 72 - 97 0,2 - 5,9 0,4 -1,0 2,0 - 15,6
Tepung rebon 55,5 - 61,3 4,3 - 9,7 2,7 - 3,2 13,6 -15,7
Tepung hati cumi 49,2 16,8 5,0 4,5
Tepung kerang hijau 57,0 13,4 2,1 9,7
20
Jenis bahan nabati Protein LemakSeratkasar
AbuBETN
(Karbohidrat)
Tepung kedele 36 - 41 18,4 - 20 3,5 - 6,4 6,0 - 7,2 27,4 – 38,5
Bungkil kedele 44 - 48 3,5 - 5,7 6,2 - 7,2 6,8 -9,3 30,3 – 40,7
Ampas tahu 18,2 -24,0 5,8 - 10,3 20,1 - 26,8 2,4 - 10,6 36,7 – 39,4
Dedak halus 11,9 - 13,8 11,9 - 15,9 6,2 - 14,3 9,4 - 11,7 49,5 – 53,8
Bungkil kopra 18 - 24 5,4 - 20 12,4 -16,7 4,6 - 7,7 39,2 – 40,1
Bungkil kopra fermentasi
29,8 - 29,3 5,2 - 6,7 16,4 - 16,5 7,2 - 8,4 38,7 – 41,8
Bungkil kelapa sawit 14,6 -15,8 2,9 - 12,7 31,8 - 33,0 5,0 - 15,8 38,7 – 41,8
Tepung jagung 10,2 - 11,0 3,8 - 4,1 1,7 - 2,4 1,8 - 2,2 38,7 – 41,8
Tepung pollar 11,0 - 16,9 1,3 - 4,4 7,8 - 8,8 4,7 - 5,5 38,7 – 41,8
Mi apkiran 10 - 11 5,3 - 17,5 0,81 - 2,5 4,2 - 4,8 38,7 – 41,8
Gosse (Ceratophyllum)
17 - 20,8 2,7 - 3,2 13,5 - 16,6 28,4 - 30,5 38,7 – 41,8
Lumut sutraChaetomorpa intestin
16,6 1,0 19,3 30,9 32,2
Tep kanji / tapioka 0,2 - 0,5 0,2 - 0,3 0,9 1,5 7,0 – 8,2 38,7 – 41,8
Makro nutrisi (% bahan kering ) beberapa bahan bakupakan (nabati)
Komposisi asam amino essensial bahan (% bk)
Asam amino
esensial
Tep. keong
mas
(CP. 56,9%)
Tep. limbah
(usus) ayam
(CP. 65,8%)
Tep. darah hasil
fermentasi
(CP. 82,7%)
Tepung
ikan
(CP. 66,4%)
Arginine 3.67 4,71 4,05 4,26
Histidine 1.05 0,83 5,78 1.75
Isoleucine 2.60 2,26 0,70 3,09
Leucine 4.31 4,44 10,91 5.25
Lysine 3.14 3,24 7,36 5.10
Methionine 0.32 ttd 0,29 1.36
Phenylalanine 2.19 2,04 6,34 2.53
Threonine 2.35 2,62 4,50 3,06
Valine 2.61 2,75 6,40 3.34
➢ Asam amino merupakan penyusun protein, menentukan kualitas protein.
22
Sumber lemak :
- minyak ikan = sumber n – 3 PUFA
- minyak cumi = sumber n – 3 PUFA
dan lecithin
- minyak kedele = sumber n – 6 PUFA
- minyak jagung = sumber n – 6 PUFA
Profil asam lemakBahan
Minyak
ikan
Minyak
cumi
Minyak
kedele
Minyak
jagung
Minyak
kelapa sawit
Linoleic (18:2n-6) 0,7 – 2,3 3,0 57,2 51,2 6,6
Linolenic (18:3n-3) 0,8 - 2,8 6,0 0,3 0,2
Eicosapentaenoic (20:5n-3) 11,1 – 16,3 15,0 - - -
Docosahexaenoic (C 23:6n-3) 4,6 – 13,8 25,2 - - -
Profil asam lemak (% total asam lemak) beberapa sumber
lemak
24
Beberapa zat anti-nutrisi dalam bahan
pakan
Anti nutrisi Bahan pakan Penanganannya
Anti-tripsin
Tepung kedele
Dedak halus
Tep bunga matahari
Tepung ubi
Tep gandung / terigu
Sorghum
Tepung jagung
Pemanasan pada
suhu 175-195oC, atau
dimasak / kukus
selama 10 menit pada
kondisi mendidih
Asam fitat
Tepung kedele
Dedak halus
Tepung ubi
Tep gandung / terigu
Sorghum
Tepung jagung
- Pembatasan
penggunaan
- Penggunaan enzim
fitase
- Pemanasan
25
Anti nutrisi Bahan pakan Penanganannya
TaninSorghum
Tep biji bunga matahari
- Pemanasan
SaponinKacang tanah
Kacang kedele
- Pembatasan
penggunaan
Lectin
Dedak halus
Sorghum
Gandung / tep. Terigu
Singkong
Kacang kedele
- Pemanasan
selama 30 menit
Gossipols Biji kapas- Pembatasan
penggunaan
Anti vitamin B1 Kacang kedele - Pemanasan
Chitin Tepung kepala udang
- Enzim chitinase
- Pembatasan
penggunaan
Proses fermentasi
Bungkil kopra yang
difermentasi dengan
Rhizopus sp (1%)
Peningkatan Mutu Bahan Baku Lokal
Fermentasi bungkil kopra dengan Rhizopus sp
◼ Tripleks ukuran 2,5 x 1,25 cm2
◼ Bungkil kopra + 0,1% Rhizopus sp +
100% air PDAM (kadar air : 50 – 60%),
campur rata
◼ Bungkil kopra yang sudah di campur
jamur ditebar ketebalan 5-7 cm di atas
tripleks
◼ Tutup dengan terpal agak miring ke
samping, biarkan (inkubasi) selama 3-4
hari
◼ Panen, keringkan dan giling halus, siap
pakai atau simpan (lebih awet)
Proses fermentasi bungkil kopra
Bungkil kopra yang difermentasi
dengan Rhizopus sp (0,5 – 1%)
Bungkil kopra hasil fermentasi
Peningkatan mutu bahan baku lokal
Fermentasi Bungkil kopra
29
VariabelBungkil kopra
Tanpa fermentasi Fermentasi Rhizopus sp
Protein kasar (%) 22,9 29,8
Lemak (%) 14,9 6,7
Serat kasar (%) 15,3 12,9
Abu (%) 6,8 8,4
BETN (%) 40,1 42,2
Aflatoksin (B1, B2, G1, G2) (ppb) Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi
Bilangan peroksida (meq/kg) 16,9 10,3
➢ Fermentasi bungkil kopra dengan Rhizopus sp
Variabel
Dedak padi grade-2
Tanpa
fermentasi
Fermentasi
Rhizopus sp
Protein kasar (%) 7,7 10,2
Lemak (%) 7,9 4,9
Serat kasar (%) 25,8 19,3
Abu (%) 13,0 16,8
BETN (%) 45,6 48.8
Zat anti nutrisi ??? ???
Fermentasi dedak padi grade-2 dengan Rhizopus sp
Fermentasi Dedak Padi
TAHAPAN PEMBUATAN PAKAN IKAN
MANDIRI
1. PENENTUAN KEBUTUHAN NUTRISI PAKAN IKAN BUDIDAYA
2. PEMILIHAN BAHAN BAKU PAKAN
3. FORMULASI PAKAN
4. PEMBUATAN PAKAN :
- Penggilingan Bahan Pakan
- Penimbangan Bahan Pakan
- Pencampuran Bahan Pakan
- Pemasakan perekat dan sumber karbohidrat
- Pencetakan Pakan
- Pengukusan pakan
- Pengeringan Pakan
- Pengemasan Pakan
- Penyimpanan Pakan
32
Kebutuhan nutrisi ikan budidaya
Protein - sumber energi- pemeliharaan jaringan- pertumbuhan
- Karnivora, protein tinggi : > 40%Ikan kerapu, ikan kakap
- Omnivora, protein sedang : 30 – 40%Udang windu, udang vaname, ikan nila, lele
- Herbivora, protein rendah : 20 – 30%Ikan bandeng, ikan baronang, ikan gurami
- Ikan kecil butuh protein lebih tinggi daripada ikan besar
Jenis ikanKandungan protein pakan (%)
Bandeng kecil (< 25 g) 38 – 40
Bandeng mudah ( > 50g) 25 – 35
Baronang 22 – 35
Nila 27 – 35
Lele 30 – 40
Kakap putih 40 – 45
Kerapu macan 45 – 50
Kerapu bebek 47 – 54
Udang windu 35 – 45
Udang vanname 32 – 40
Kebutuhan protein dalam pakan pembesaran
beberapa jenis ikan budidaya
Kebutuhan asam amino esensial dalam pakan pembesaran beberapa
jenis ikan budidaya (% bahan kering)
Jenis asam
amino essensial
Jenis ikan
Bandeng Nila Lele Kerapu macan Udang windu
Arginine 1,56 1,18 1,74 2,15 1,85
Histidine 0,6 0,48 0,54 0,91 0,85
Isoleucine 1,2 0,87 0,61 1,40 1,01
Leucine 1,53 0,95 1,90 2,55 1,70
Lysine 1,2 1,43 1,75 2,96 2,08
Methionine 0,75 0,75 1,25 2,96 0,89
Phenylalanine 1,4 1,05 1,78 0,35 1,40
Treonine 1,35 1,05 0,80 1,15 1,40
Triptopan 0,18 0,28 1,01 ? 0,20
Valine 1,08 0,78 0,81 1,66 1,35
35
Lemak - sumber energi
- pelarut vitamin
- sumber asam lemak essensial
- Ikan air laut : n – 3 PUFA tinggi
khususnya EPA dan DHA
- Ikan air tawar : n – 6 PUFA tinggi
khususnya ARA da Linoleic
- Ikan air payau : n – 3 & n – 6 PUFA
36
Jenis ikan Kebutuhan lemak pakan (%)
Bandeng kecil (< 25 g) 7 – 10
Bandeng mudah ( > 50g) 7 – 10
Baronang 7 – 10
Nila 7 – 12
Lele 7 – 12
Kakap putih 12 – 15
Kerapu macan 9 – 12
Kerapu bebek 9 – 12
Udang windu 6 – 8
Udang vanname 6 – 8
Kebutuhan lemak dalam pakan pembesaran
beberapa jenis ikan budidaya
Kebutuhan asam lemak esensial dalam pakan beberapa jenis ikan
budidaya (% bahan kering)
Jenis ikan Kebutuhan asam lemak essensial
(% kering pakan)
Bandeng 1,0 % n-3 HUFA
1,0 % n-6 PUFA
Nila 0,5 – 1% n-6 PUFA
Lele -
Kakap putih 1,0 – 1,7 % n-3 HUFA
Kerapu bebek 1,4 % n-3 HUFA
Kerapu macan 2,0 % n-3 HUFA
Udang windu 0,4 % n-3 HUFA, 0,4% EPA
0,3 % n-6 PUFA . 0,4% DHA
Udang vannamei 0,25 % EPA
0,25 % DHA
38
➢ Karbohidrat - sumber energi murah
- binder (perekat)
➢ Campuran vitamin menunjang proses
metabolisme
➢ Campuran mineral menunjang proses
metabolisme
Kebutuhan vitamin
Jenis vitaminJenis ikan
Bandeng Nila Lele Kerapu macan Udang windu
Vit. A (IU/kg) 2000-5000 5000 1000-2000 5500 8400
Vit. D (IU/kg) 220 375 500-1000 1000 1,2 mg/kg
Vit. E (mg/kg) 11 50-100 25-50 50 20
Vit. K (mg/kg) 5 4.4 5 10 4
Vit. B1 (mg/kg) 5 4 1 20 4
Vit. B2 (mg/kg) 2-7 5-6 9 20 12
Vit. B3 (mg/kg) 17-28 26-121 33 100 40
Vit. B5 (mg/kg) 7-11 10 10-15 50 60
Vit. B6 (mg/kg) 11 1,7-9,5 3 20 12
Vit. B7 (mg/kg) 0,05 0,06 - 0.1 0,4
Vit. B9 (mg/kg) 0,5 0,5 1,2 5 0,8
Vit. B12 (mg/kg) 2-10 - 2-10 20 0,08
Choline (mg/kg) 440 1.000 400 550 600
Inositol (mg/kg) 50 400 100 100 400
Vit. C (mg/kg) 0-100 420 11-60 30-100 200
Kebutuhan mineral
Jenis mineral
Jenis ikan
Bandeng,
baronang, nila, lele
dan kerapu
CaHPO4.2H2O 2%
CaCO3 0,75%
MnSO4.H2O 0,03
ZnSO4.7H2O 0,07
CuSO4.5H2O 0,006
FeSO4.7H2O 0,05
NaCl 0,75
KIO3 0,0002
Jenis mineral Udang
K2HPO4 2%
Ca3(PO4)2 2,72%
MgSO4.7H2O 3,041%
NaH2PO4.2H2O 0,79
Mikro nutrient lain
Kolesterol 0,15 – 1%
Lesitine 0,5 – 1%
Astaxanthin 50 – 100 mg/kg
41
Beberapa metode untuk membuat formulasi pakan:
1. Metode Persegi Pearson dengan dua bahan baku:
- Misalnya pakan yang mau dibuat
mengandung protein 25%
- Bahan yang akan digunakan:
tepung ikan : kandunga protein 60,1%
dedak halus : kandungan protein 12,5%
Penyusunan Formulasi Pakan
42
Tahapan yang dilakukan:
- Gambar kotak segi empat
25%
Tepung ikan
60,1 % protein
Dedak halus
12,5 % protein
12,5
35,1
12,5 / 47,6 x 100 = 26,3%
35,1 / 47,6 x 100 = 73,7%
Jumlah : 47,6
Jadi jumlah bahan baku yang diperlukan untuk membuat 100 kg
pakan : → Tepung ikan = 26,3 kg
→ Dedak halus = 73,7 kg
2. Metode kalkulasi dengan program excell (komputer)
Bahan pakanKomposisi nutrisi bahan pakan (%) Formulasi
pakan (%)Protein Lemak BETN Abu SK
Tepung ikan lokal 60.1 8,4 10.5 19,8 1,2 15
Tepung kedelei 40 15.2 31.6 7.2 6.0 12
Tepung jagung 11 3.6 78.4 4.2 2.8 15
Dedak halus 12.5 10.9 58.6 10.5 7.5 27
Tepung lumut sutra 16.6 1.0 32.3 30.8 19.3 30
Vitamin mix 0,5
Mineral mix 0,5
Total 100,0
Perhitungan komposisi proksimat pakan (% bahan kering)
- Protein 23,8
- Lemak 6,9
- Bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) / karbohdrat 42,6
- Abu 17,0
- Serat kasar 9,1
- Energi (kkal/kg) 3744
Harga pakan (Rp/kg) 4450
Protein : ((60,1x15)+(40,0x12)+(11,0x15)+(12,5x27)+(16,6x30))/100 = 23,8%
Lemak : ((8,4x15)+(15,2x12)+(3,6x15)+(10,9x27)+(1,0x30))/100 = 6,9%
BETN : ((10,5x20)+(31,6x12)+(78,4x15)+(58,6x27)+(32,3x19,3)/100 = 42,6%
Energi : ((23,8x5,64)+(6,9x9,44)+(42,6x4,11)x(10) = 3744 kkal/kg pakan
1. PENGGILINGAN BAHAN
➢ Tujuan : untuk menghancurkan atau
menghaluskan serta mengayaknya
sehingga dihasilkan bahan yang halus.
Ukuran butiran maksimal 400 µm,
semakin halus lebih bagus.
➢ Penggiling terdiri dari 2:
- Penggilingan kasar dengan menggunakan
hammer mill.
- Penggilingan halus dengan menggunakan
disk mill.
2. PENIMBANGAN BAHAN
➢ Bahan baku yang siap dipakai (memiliki ukuranrelatif sama setelah melalui penggilingan danpenyaringan), lalu ditimbang satu persatu denganjumlah sesuai porsinya berdasarkan formulasipakan yang telah ditetapkan.
➢ Penimbangan bahan baku dibedakan sesuaijenisnya, bahan yang jumlahnya besar ditimbangdengan menggunakan timbangan kasar dan bahanyang jumlahnya sedikit ditimbang denganmenggunakan timbangan yang lebih halus.
3. PENCAMPURAN BAHAN
➢ Proses pencampuran bertujuan agar semuabahan yang digunakan dalam pembuatan pakanpellet dapat bercampur secara homogen.
➢ Pencampuran bahan pakan diawali denganbahan yang jumlahnya sedikit (bahan mikro)diikuti dengan bahan yang jumlahnya banyak(bahan makro).
➢ Bahan yang berfungsi sebagai binder (perekat)dipisahkan untuk dimasak, agar sifat perekatnyaaktif dan ikatan karbohidrat kompleksnya pecah.
➢ Alat yang digunakan untuk pencampuran bahanadalah mixer. Ada dua jenis yaitu mixerhorizontal dan vertical mixer.
➢ Bahan perekat (binder, seperti kanji, sagu, CMC,
dll) dan sumber karbohidrat dimasak hingga
berbentuk seperti jelly.
➢ Pemasakan karbohidrat juga berfungsi untuk
memecah ikatan polisakarida dalam bahan agar
muda dicerna oleh ikan
➢ Perekat yang sudah masak lalu dicampur dengan
campuran lainnya hingga berbentuk adonan yang
kompak
4. PEMASAKAN PEREKAT
dan KARBOHIDRAT
Pemasakan binder, sumber karbohidrat dan air
Penambahan air panas (diawali
sekitar 20-25%) tergantung
jenis pakan yang akan dibuat
dan kandungan air bahan
Untuk memasak air, memasak
pati/karbohidrat (gelatinisasi)
dan mengaktifkan fungsi binder
(pengikat dalam pakan),
sehingga ketahanan pakan
dalam air (water stability) tinggi
dan kecernaan pakan
meningkat
5. PENCETAKAN PAKAN
➢ Pencetakan pakan bertujuan untuk menghasilkan
bentuk dan ukuran pakan yang sesuai dengan
kebutuhan ikan.
➢ Ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan
mulut ikan budidaya.
➢ Bentuk dan ukuran pakan: emulsi/suspensi, pasta,
lempengan/flake, remah/crumble, dan pellet (moist
atau kering).
Mesin pencetak pellet
Mencetak pakan pellet
sesuai ukuran / butiran yang
dikehendaki (berdasarkan
bukaan mulut ikan
budidaya)
Gilingan daging + dinamo,
kapasita 20 kg/jam
➢ Pengukusan dilakukan untuk
meningkatkan ketahanan
pakan dalam air khususnya
untuk pakan udang, serta
meningkatkan aroma dan
palatabiliti pakan
➢ Pengukusan dilakukan
selama 3-5 menit
6. PENGUKUSAN PAKAN
PELLET
7. PENGERINGAN PAKAN
➢ Pakan yang telah dicetak harus segera
dikeringkan (untuk pakan/pellet kering).
➢ Pengeringan dilakukan dengan
menggunakan alat penjemur (dryer) atau
sinar matahari
➢ Pakan kering yang dihasilkan biasanya
memiliki kadar air sekitar 10%
Contoh Alat penyeringan / penjemuran pakan
Alat pengering khusus yang bisa diatur suhunya
(sekitar 60oC) lebih bagus dari pada penjemuran
langsung di bawah sinar matahari
8. PENGEMASAN PAKAN
➢ Pakan pellet yang telah kering, didinginkan, lalu dikemas
secepatnya.
➢ Pengemasan bertujuan melindungi pakan dari kerusakan
fisika, kimia, dan biologi selama pengangkutan dan
penyimpanan.
➢ Bahan pengemas sebaiknya memiliki kriteria:
- mampu melindungi pakan buatan dari sumber cahaya
- mempunyai permeabilitas rendah terhadap gas dan uap air
- tidak bereaksi dengan pakan
- cukup kuat sehingga dapat melindungi pakan terhadap
serangan mikroba, serangga dan binatang pengerat.
9. PENYIMPANAN PAKAN
➢ Gudang penyimpanan: bersih, kering dan tidak lembab,
berventilasi baik,bebas binatang pengganggu, tidak gelap.
➢ Barang yang dicetak lebih dahulu, harus digunakan lebih
dahulu.
➢ Dalam menumpuk pakan, sebaiknya jangan lebih dari 10
tumpukan karung / kantong.
➢ Pakan yang mengandung lemak tinggi memiliki
kemampuan lama penyimpanan lebih pendek dari pada
yang mengandung lemak rendah.
➢ Secara umum, pakan pellet yang disimpan pada tempat
yang baik, seharusnya digunakan sebelum 90 hari sejak
pencetakannya.