Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 3, No. 6, Juni 2019, hlm. 5540-5548 http://j-ptiik.ub.ac.id
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya 5540
Pengembangan Antarmuka Website Dengan Menggunakan Metode Goal
Directed Design (Studi Kasus: PT. Focus Inservindo)
Arif Ramadhan1, Hanifah Muslimah Az-Zahra2, Niken Hendrakusma Wardani3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
PT. Focus Inservindo atau FOCUS merupakan organisasi yang membantu para pengusaha Usaha
Kecil Menengah (UKM) dalam penyediaan jaminan baik dari asuransi maupun bank. FOCUS
menghendaki pengembangan website dari segi tampilan dan tambahan beberapa halaman dan fitur
untuk meningkatkan kredibilitas website sehingga membantu perusahaan untuk memperluas cakupan
bisnis serta jaringan dan diharapkan profit perusahaan dapat meningkat. Penelitian ini menghasilkan
rancangan website FOCUS menggunakan metode Goal Directed Design. Metode tersebut memiliki
enam fase untuk memberikan solusi untuk terhadap rancangan website berdasarkan tujuan perusahaan.
Diawali tahap research, untuk mengetahui kebutuhan dari stakeholder dan pengguna. Tahap modeling,
untuk menghasilkan model pengguna berupa persona untuk menggambarkan kelompok pengguna
umum. Tahap requirement definition, untuk menghasilkan 19 daftar kebutuhan website dan kebutuhan
lingkungan website. Tahap design framework, untuk menghasilkan sitemap sebagai gambaran struktur
informasi dan menghasilkan rancangan antarmuka website berupa wireframe. Tahap design
refinement, untuk menghasilkan prototype high-fidelity yang siap uji. Tahap design support, untuk
menguji prototype yang telah dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan cara user testing dan dilakukan
kepada pengguna website FOCUS, baik sebagai client perusahaan maupun non-client. Selain itu,
digunakan kuesioner SUPR-Q untuk menilai aspek usability, credibility, appearance dan loyalty. Dari
hasil yang didapat, keseluruhan aspek bernilai 77,04% (kategori C) yang bernilai baik sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa website yang dikembangkan bernilai baik dan dapat diterima (acceptable)
oleh pengguna.
Kata kunci: goal directed design, antarmuka pengguna, user testing, SUPR-Q, usability, credibility.
Abstract
PT. Focus Inservindo or FOCUS is an organization that helps Small and Medium Enterprises (SMEs)
entrepreneurs in providing guarantees from both insurance and banks. FOCUS wants the
development of websites in appearance aspect and additional pages and features to increase the
credibility of the website so that it helps companies to expand the scope of businesses and networks
and it is expected that company profits can increase. This study produced a FOCUS website design
using the Goal Directed Design method. The method has six phases to provide solutions for website
design based on company goals. The research phase begins, to determine the needs of stakeholders
and users. The modeling phase, to produce a user model in the form of persona to describe the general
user group. Requirement definition stage, to generate 19 lists of website requirements and website
environmental requirements. Design framework phase, to produce a sitemap as an overview of
information structure and produce a website interface design in the form of wireframe. Design
refinement phase, to produce a high-fidelity prototype that is ready for testing. Stage design support,
to test the prototype that has been produced. Testing is done by means of user testing and is done to
FOCUS website users, both as corporate clients and non-clients. In addition, the SUPR-Q
questionnaire was used to assess usability, credibility, appearance and loyalty aspects. the results
obtained, the overall aspects worth 77.04% (category C) are of good value so that it can be
interpreted that the website developed is good and acceptable (acceptable) by the user.
Keywords: goal-directed design, user interface, user testing, SUPR-Q, usability, credibility.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5541
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1. PENDAHULUAN
Di era perkembangan teknologi informasi,
hampir semua aspek kegiatan manusia
dipengaruhi oleh teknologi, begitu juga dengan
kegiatan di suatu perusahaan seperti halnya PT.
Focus Inservindo. PT. Focus Inservindo yang
juga memiliki nama brand FOCUS adalah salah
satu organisasi yang membantu para pengusaha
Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam
penyediaan jaminan baik yang diterbitkan
perusahaan asuransi maupun bank, membantu
perusahaan asuransi dalam sosialisasi produk
dan membantu bank dalam meningkatkan
pelayanan bank garansi bagi para nasabahnya.
PT. Focus Inservindo menginginkan perbaikan
dari website perusahaan yang sudah ada. Selain
terdapat kekurangan pada sisi desain dan
tampilan yang harus diperbaiki, pihak
perusahaan pun menginginkan penambahan
beberapa halaman informasi seperti kegiatan
perusahaan, berita dan artikel dari dunia
asuransi penjaminan dan fitur form pelayanan
pelanggan yang juga berfungsi untuk menjaring
calon konsumen. Hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan kredibilitas website sehingga
kredibilitas perusahaan dan pelayanan terhadap
konsumen maupun calon konsumen juga
meningkat. Meningkatnya kredibilitas dari
perusahaan, akan membantu perusahaan untuk
melakukan perluasan cakupan serta dapat
meningkatkan profit perusahaan.
Berkaitan dengan website PT. Focus
Inservindo yang membutuhkan perbaikan serta
pengembangan untuk tujuan yang jelas.
Terdapat metode yang berorientasi pada tujuan,
metode yang dimaksud adalah Goal Directed
Design. Metode Goal Directed Design dipilih
untuk membantu melakukan perbaikan dan
pengembangan website guna meningkatkan
kredibilitas website perusahaan sehingga
perusahaan lebih efektif untuk memperluas
cakupan bisnis serta jaringan dan diharapkan
profit perusahaan juga dapat meningkat.
Goal-Directed Design mengidentifikasi
tujuan serta perilaku bisnis dan pengguna.
Tujuan tersebut langsung diterjemahkan ke
dalam desain. Metode ini memiliki serangkaian
tahapan proses, yakni Research, Modeling,
Requirements Definition, Design Framework,
Design Refinement dan Design Support yang
melibatkan kolaborasi antara perancang,
manajemen dan teknologi yang memberikan
hasil akhir berupa rancangan desain antarmuka
aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan,
perilaku dan tujuan pengguna. (Cooper, et al.,
2007).
Pengembangan tidak hanya dilakukan
dengan menggunakan metode Goal Directed
Design, namun dibantu dengan 8 Golden Rules
Interface Design (Shneiderman dan Plaisant,
2005) sebagai prinsip desain perancangan
antarmuka. Lalu, dibantu dengan teknik card
sorting untuk mendapatkan perancangan
struktur informasi yang baik (Sabariah, 2016).
Dan pengujian dilakukan dengan menerapkan
user testing dan Standardized User Experience
Percentile Rank Questionnaire (SUPR-Q)
untuk mendapatkan feedback serta penilaian
terkait aspek usability, credibility, appearance
dan loyalty (Hidayat, 2017). Berdasarkan uraian
latar belakang tersebut, maka peneliti
mengangkat masalah ini sebagai penelitian
yang berjudul “Pengembangan Antarmuka
Website dengan Menggunakan Metode Goal
Directed Design (Studi Kasus: PT. Focus
Inservindo)” dengan tujuan yakni untuk
mengetahui hasil pengembangan antarmuka
pada website PT. Focus Inservindo yang
dilakukan dengan metode Goal Directed
Design untuk meningkatkan kredibilitas website
perusahaan.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Goal Directed Design
Goal Directed Design merupakan metode
perancangan desain aplikasi yang fokus
terhadap tujuan. Metode ini mengidentifikasi
tujuan serta perilaku bisnis dan juga
memperhatikan tujuan dari pengguna. Dengan
memperhatikan tujuan pengguna, maka
perancang akan mengetahui kepuasan dari
pengguna, sehingga tujuan perusahaan dapat
lebih efektif tercapai (Cooper, et al., 2007).
Metode Goal Directed Design memiliki
serangkaian tahapan proses. Tahapan tersebut
ditampilkan pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Tahapan dari Metode Goal Directed
Design
(Cooper, et al., 2007)
Tahapan dari metode Goal Directed Design
tersebut diantaranya adalah fase Research, fase
Modeling, fase Requirements Definition, fase
Design Framework, fase Design Refinement
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5542
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
dan fase Design Support.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ditampilkan pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
3.1 Observasi Awal
Observasi awal dilakukan terhadap objek
penelitian yakni website FOCUS. Observasi ini
dimaksudkan untuk mendapatkan latar belakang
masalah penelitian sehingga peneliti dapat
memberikan solusi dengan metode yang sesuai
dengan masalah yang dihadapi.
3.2 Studi Pustaka
Pada tahap ini, peneliti melakukan
pengumpulan referensi, fungsinya ialah untuk
menjelaskan dasar teori yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian.
3.3 Pengumpulan Data dan Analisis
3.3.1 Research
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data
kualitatif dengan melakukan wawancara.
Wawancara dilakukan kepada 5 orang
responden yang terdiri dari 3 stakeholder dan 2
pengguna website (1 client perusahaan dan 1
non-client).
3.3.2 Modeling
Pada tahap ini, peneliti membuat model dari
pengguna yang akan menjadi karakter utama
dalam skenario pada website yang
dikembangkan. Pemodelan tersebut akan
digambarkan dalam bentuk persona.
3.3.3 Requirement Definition
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis
terhadap fase sebelumnya. Data yang telah
dikumpulkan dari fase sebelumnya akan diubah
dan dijelaskan dalam bentuk daftar kebutuhan
website sesuai tujuan bisnis dan pengguna.
3.4 Pengembangan Antarmuka
3.4.1 Design Framework
Dalam tahap ini, peneliti mulai membuat
rancangan produk secara keseluruhan, diawali
dengan menyusun struktur informasi website
dengan teknik card sorting berdasarkan konten
yang telah didapat pada fase sebelumnya. Lalu
hasil dari card sorting berupa Sitemap
dikembangkan menjadi rancangan desain
antarmuka website berupa wireframe.
3.4.2 Design Refinement
Pada tahap ini, peneliti fokus pada
pembuatan koherensi tugas berupa purwarupa
website sesuai dengan hasil design framework.
Antarmuka yang akan dikembangkan, didukung
juga menggunakan prinsip 8 Golden Rules
Interface Design dan hasil akhirnya adalah
prototype high-fidelity.
3.5 Evaluasi dan Analisis
3.5.1 Design Support
Pada tahap ini peneliti melakukan
pengujian terhadap prototype yang telah dibuat.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
teknik user testing untuk mengetahui feedback
positif dan negatif dari responden. Selain itu,
pengujian juga dilakukan dengan menggunakan
Standardized User Experience Percentile Rank
Questionnaire (SUPR-Q) untuk mendapatkan
penilaian pada aspek usability, credibility,
appearance dan loyalty terhadap website yang
dikembangkan.
3.6 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini peneliti melakukan
penarikan kesimpulan dari hasil pelaksaan
penelitian. Kemudian saran ditulis dengan
tujuan untuk perbaikan penelitian selanjutnya.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5543
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data dan Analisis
Tahap pengumpulan data merupakan tahap
research dalam metode goal directed design,
dilakukan dengan melakukan wawancara
kepada perwakilan pihak FOCUS sebagai
stakeholder dan perwakilan perusahaan dari
pihak client maupun pihak non-client. Hasil
wawancara akan dijadikan landasan analisis
untuk memberi pemahaman mengenai tujuan
pengembangan website, serta gambaran
pengguna website. Hasil wawancara
stakeholder dirangkum menjadi beberapa topik
seperti strategi bisnis perusahaan, ruang
lingkup, tujuan, motivasi dan prioritas proyek.
Sedangkan hasil wawancara kepada pihak client
dan non-client dirangkum menjadi beberapa
topik seperti tujuan, motivasi serta prioritas
dalam mengakses website FOCUS dan saran
untuk website FOCUS. Hasil wawancara
terhadap stakeholder adalah sebagai berikut:
1. Strategi Bisnis PT. Focus Inservindo
FOCUS merupakan agen sebuah
perusahaan penjaminan.
Posisinya sebagai penghubung antara
client dan perusahaan penjaminan.
FOCUS memiliki standar waktu dalam
melayani suatu proyek.
Hubungan kepada client sangat dijaga.
FOCUS memiliki beberapa jenis layanan.
FOCUS mengikuti kegiatan workshop
dibidang asuransi.
2. Ruang Lingkup Proyek
Memperbaiki seluruh tampilan website.
Seluruh kegiatan registrasi layanan
diinformasikan.
Menampilkan Informasi seluruh produk &
layanan FOCUS.
Menampilkan Informasi kegiatan
perusahaan dan achievement dapat di
tampilkan.
Menampilkan artikel-artikel atau
mengangkat isu-isu terkait dunia asuransi
penjaminan.
Prototype menggambarkan website
sesungguhnya.
Target selesai bulan Januari.
Fokus terhadap tampilan, diperkenankan
untuk menggunakan data dummy.
3. Tujuan Proyek
Mendukung segala aktifitas branding,
promosi, melakukan penjaringan
pelanggan serta edukasi terhadap para
pembaca terkait asuransi.
4. Motivasi Proyek
Untuk menambah daya saing dan
memperluas cakupan perusahaan.
5. Prioritas Proyek
Penyajian konten yang menarik dan rapi.
Terutama informasi terkait layanan serta
profil FOCUS dibuat secara lengkap,
menarik dan terpercaya.
Sajian informasi untuk pengunjung
website terutama untuk perusahaan non-
client dalam melakukan registrasi layanan.
Informasi layanan FOCUS, kegiatan,
penghargaan yang diraih serta artikel-
artikel yang membahas isu dunia asuransi.
Hasil wawancara terhadap pihak client adalah sebagai berikut:
1. Tujuan akses website FOCUS
Melihat kontak yang dapat dihubungi.
2. Motivasi akses website FOCUS
Mendapatkan pelayanan yang maksimal
dari FOCUS.
3. Prioritas akses website FOCUS
Melihat dan menghubungi kontak yang
tertera pada website
4. Saran untuk website FOCUS
Perbaikan tampilan serta penambahan
informasi yang ada terutama layanan yang
ditawarkan oleh perusahaan.
Profil perusahaan yang ditampilkan harus
menarik disertai dengan penghargaan yang
diraih sehingga menambah kepercayaan
setiap client.
Hasil wawancara terhadap non-client
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan akses website FOCUS
Mencari informasi layanan dari PT. Focus
Inservindo.
Mengetahui profil perusahaan.
Mengetahui penghargaan yang diraih.
2. Motivasi akses website FOCUS
Mendapatkan agen/broker asuransi yang
tepat.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5544
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
3. Prioritas akses website FOCUS
Mengetahui layanan dari perusahaan.
Mengetahui Penghargaan yang didapat
oleh perusahaan.
Melihat informasi mitra pendukung.
Melihat profil perusahaan yang menarik.
4. Saran untuk website FOCUS
Perbaikan tampilan seluruh konten.
Informasi yang diberikan untuk saat ini
kurang jelas.
Menambahkan konten atau informasi yang
dapat meningkatkan kepercayaan dari
calon konsumen.
Tahap selanjutnya adalah modeling dengan
pembuatan persona sebagai pemodelan
pengguna untuk kelompok pengguna umum
yang terdiri atas client dari FOCUS dan non-
client. Persona dibuat berdasarkan hasil
wawancara pada tahap sebelumnya. Persona
berisi beberapa informasi yang menggambarkan
kelompok pengguna yakni demografi, tujuan,
motivasi, prioritas dan teknis ditambah dengan
foto dan nama yang dapat mewakili pengguna.
Pada Gambar 3 berikut ini menampilkan hasil
persona yang telah dibuat.
Gambar 3. Persona Pengguna Umum
Tahap selanjutnya requirement definition,
dengan menenetukan daftar kebutuhan website
bedasarkan hasil tahap sebelumnya. Kebutuhan
yang telah didefinsikan lalu dianalisis menjadi
sebuah konten yang akan menyusun kerangka
website pada tahap selanjutnya. Daftar
kebutuhan website yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
1. Sejarah Perusahaan
Menjelaskan sejarah singkat PT. Focus
Inservindo.
2. Visi dan Misi
Menjelaskan visi dan misi PT. Focus
Inservindo.
3. Pengurus Perusahaan
Menampilkan informasi dasar hukum usaha
yang dijalankan.
4. Perizinan Usaha
Menampilkan informasi dasar hukum usaha
yang dijalankan.
5. Mitra Kerja
Menampilkan daftar mitra pendukung baik
bank maupun perusahaan penjaminan.
6. Penghargaan
Menampilkan informasi penghargaan yang
telah diraih oleh PT. Focus Inservindo.
7. Penjaminan Pembiayaan Umum.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
8. Penjaminan Pembiayaan Multiguna.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
9. Penjaminan Pembiayaan Mikro.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
10. Penjaminan Pembiayaan Konstruksi &
Pengadaan Barang/Jasa.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
11. Customs Bond.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
12. Kontra Bank Garansi.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
13. Letter of Credit (L/C).
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5545
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
14. Surety Bond.
Menampilkan Informasi layanan FOCUS
yang dimaksud dengan lengkap.
15. Artikel dan Berita
Menampilkan artikel yang membahas isu
keuangan dan dunia asuransi penjaminan
16. Kegiatan
Menampilkan dokumentasi dari kegiatan
yang dilakukan oleh PT. Focus Inservindo.
17. Layanan Pelanggan
Menampilkan alamat, kontak perusahaan
dan form pengiriman email dari pelanggan.
18. Tata Cara Pengaduan
Menampilkan informasi tata cara
pengaduan untuk client menyampaikan
keluhan atau masukan.
19. FAQ
Menampilkan pertanyaan yang sering
diajukan oleh pengguna disertai dengan
jawaban dari stakeholder.
Setelah kebutuhan didefinsikan, selanjutnya
dilakukan teknik card sorting dan pembuatan
wireframe yang masuk pada tahap design
framework. Seluruh konten atau kebutuhan
yang telah didefinisikan akan digunakan
sebagai komponen atau bahan pelaksanaan card
sorting untuk menghasilkan rancangan struktur
informasi website dalam bentuk Sitemap. Card
sorting dilakukan kepada 15 responden dari
pihak stakeholder dan pengguna umum
(Nielsen, 2004). Card sorting dilakukan dengan
kolaborasi teknik open card sort dan closed
card sort secara bertahap. Sitemap yang
dihasilkan, ditampilkan pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Sitemap Website FOCUS
4.2 Pengembangan Antarmuka
Sitemap yang telah dibuat kemudian
menjadi dasar pada pembuatan rancangan detail
desain antarmuka website berupa wireframe
yang merupakan hasil akhir dari tahap design
framework. Seluruh informasi pada Gambar 4
ditampilkan oleh wireframe menjadi setiap
halaman yang mencakup tampilan antarmuka
secara garis besar dengan tata letak setiap
konten. Pada Gambar 5 di bawah menampilkan
contoh wireframe halaman sejarah perusahaan.
Gambar 5. Wireframe Halaman Sejarah Perusahaan
Kemudian wireframe diimplementasikan
menjadi desain yang lebih detail pada tahap
design refinement. Desain disempurnakan
sehingga menyerupai wujud produk akhir atau
dapat disebut dengan prototype high fidelity.
Prototype tersebut nantinya digunakan sebagai
bahan eksplorasi pengujian tampilan pada tahap
selanjutnya. Contoh prototype yang telah dibuat
ditampilkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Prototype Halaman Sejarah Perusahaan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5546
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Pada tahap design refinement, pembuatan
prototype dibantu dengan prinsip 8 Golden
Rules Interface Design sebagai acuan
rancangan sebuah antarmuka website. Berikut
merupakan penjelasan dari rancangan
antarmuka yang telah dibuat dengan adaptasi
poin-poin pada prinsip tersebut.
Gambar 7. Strive for Consistency
Gambar 7. Strive for Consistency (Lanjutan)
Gambar 7 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat memiliki konsistensi warna
yakni biru serta memiliki konsistensi tulisan,
yakni tipe Raleway untuk judul dan Open Sans
untuk body sebuah konten.
Gambar 8. Cater to universal usability
Gambar 8 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat memiliki fitur shortcut yakni
kolom pencarian untuk memudahkan pengguna
dalam melakukan perubahan konten.
Gambar 9. Offer informative feedback
Gambar 9 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat memberikan timbal balik
yang informatif.
Gambar 10. Design dialogs to yield closure
Gambar 10. Design dialogs to yield closure
(Lanjutan)
Gambar 10 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat menggambarkan proses
interaksi secara lengkap.
Gambar 11. Prevent errors
Gambar 11 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat memberikan informasi
penanganan kesalahan.
Gambar 12. Permit easy reversal of actions
Gambar 12 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat memiliki fitur untuk
pengembalian aksi yang mudah yakni dengan
menyediakan breadcumb.
Gambar 13. Support internal locus of control
Gambar 13 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat memiliki fitur kendali yakni
tombol tutup.
Gambar 14. Reduce short-term memory load
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5547
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jumlah Nilai Diperoleh Jumlah Nilai Maksimal
Gambar 14 menjelaskan bahwa prototype
yang telah dibuat terdapat ikon cari dan
memudahkan pengguna untuk mengetahui
bahwa kolom tersebut merupakan kolom
pencarian.
4.3 Evaluasi dan Analisis
Evaluasi serta analisis masuk kedalam
tahap terakhir dalam metode goal directed
design yakni tahap design refinement. Evaluasi
dilakukan dengan user testing dan kuesioner
SUPR-Q. Pengujian dilakukan guna mendapat
feedback dari responden dan penilaian terhadap
website yang dikembangkan pada aspek
usability, credibility, appearance, dan loyalty.
Pengujian user testing yang menghasilkan data
kualitatif, dilakukan kepada 5 responden dari
pihak pengguna baik client maupun non-client
(Nielsen, 2012). Selanjutnya, pengujian dengan
menggunakan kuesioner SUPR-Q dilakukan
kepada 20 responden dari pihak pengguna baik
client maupun non-client untuk mendapatkan
data kuantitatif (Nielsen, 2006).
Hasil yang diperoleh dari user testing
berupa feedback dikelompokan menjadi
penilaian positif dan penilaian negatif. Penilaian
positif dari responden adalah terkait tampilan
website secara keseluruhan yang sudah baik dan
sederhana, fungsi pada website yang mudah
digunakan serta konten pada website yang
informatif, telah tertata dengan rapi dan
menarik karena menjelaskan juga dokumen
yang harus dipersiapkan sebagai persyaratan.
Sedangkan penilaian negatif atau kekurangan
dari website berdasarkan feedback yang didapat
ialah terkait dengan kurangnya variasi dalam
menyajikan konten artikel/berita dan kurangnya
fitur untuk kolom komentar, share, like atau
dislike sebuah artikel/berita, lalu penataan letak
suatu konten/fungsi yang masih kurang sesuai
dan kurang maksimalnya fungsi pada website,
selain itu terdapat saran untuk menambahkan
fitur live chat agar menambah nilai lebih untuk
perusahaan.
Selanjutnya, pengujian dilakukan dengan
menggunakan kuesioner SUPR-Q untuk
mendapat data kuantitatif dan dihitung dengan
persamaan 4.1 di bawah (Hidayat, 2017).
Nilai SUPR-Q = x 100% (4.1)
Hasil yang didapat oleh keseluruhan aspek
sebesar 77,04%. Lalu, dilakukan perhitungan
dan analisis terhadap masing-masing aspek,
sehingga dapat diketahui bahwa nilai pada
aspek usability bernilai 84,5%, aspek credibility
bernilai 75,5%, aspek appearance bernilai 76%
dan aspek loyalty bernilai 72,4%.
Gambar 15. Skala Konversi System Usability
Scale (SUS)
Berdasarkan skala konversi yang
ditampilkan pada Gambar 15, hasil yang
didapat pada pengujian dengan kuesioner
SUPR-Q baik secara keseluruhan maupun pada
setiap aspek, nilai yang didapat tergolong
kedalam kategori yang baik sehingga dapat
diinterpretasiikan bahwa website yang
dikembangkan bernilai baik dan dapat diterima
(acceptable) oleh pengguna baik sebagai
perwakilan dari pihak client maupun pihak non-
client.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti menyimpulkan beberapa poin dan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan dari website perusahaan
disajikan berupa konten yang akan
ditampilkan pada website perusahaan
sesuai dengan kebutuhan dan
diharapkan dapat meningkatkan
kredibilitas website. Konten tersebut
didapatkan dari serangkaian proses
yang di awali oleh tahap research
dengan melakukan wawancara yang
menghasilkan kebutuhan stakeholder
dan pengguna. Kemudian dilakukan
pemodelan untuk menghasilkan
persona dari pengguna umum pada
tahap modeling. Hasil wawancara dan
persona yang dibuat kemudian
dianalisis pada tahap requirement
definition sehingga menghasilkan
kebutuhan website mencakup konten
yang ditampilkan pada website
FOCUS yang telah dikembangkan.
2. Perancangan dari website FOCUS
dilakukan pada tahap design
framework, menghasilkan sitemap
sebagai gambaran rancangan struktur
informasi dan menghasilkan
antarmuka website berupa wireframe.
Kemudian dilakukan pengembangan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5548
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
antarmuka pada tahap design
refinement yang menghasilkan
prototype high-fidelity yang siap uji
yang mengacu pada 8 golden rules
interface design.
3. Pengujian dilakukan pada tahap design
support dengan user testing untuk
menghasilkan feedback nilai positif
dan negatif dari responden terhadap
website yang telah dikembangkan.
Selain itu, pengujian dilakukan
menggunakan kuesioner SUPR-Q.
Kuesioner SUPR-Q menilai aspek
usability, credibility, appearance dan
loyalty dengan keseluruhan aspek
mendapatkan nilai 77,04% (kategori
C) yang bernilai baik sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa website yang
dikembangkan bernilai baik dan dapat
diterima (acceptable) oleh pengguna
baik dari pihak client maupun non-
client.
Selanjutnya, saran yang dapat diberikan
kepada peneliti yang akan melakukan penelitian
lain menggunakan metode Goal Directed
Design adalah sebagai berikut:
1. Melakukan validasi kebutuhan website
pada tahap requirement definition dan
design framework sehingga jika ada
perubahan kebutuhan dan penambahan
fungsi dapat diadaptasi, kegiatan
validasi juga dapat bermanfaat untuk
menyesuaikan tampilan yang dibuat
dengan tujuan yang diinginkan
sehingga dapat mengurangi feedback
negatif.
2. Untuk melaksanakan perbaikan
maupun pengembangan website
dengan menggunakan Goal Directed
Design disarankan untuk melakukan
evaluasi terhadap website sebelumnya,
tujuannya agar memperkuat latar
belakang pengembangan dan dapat
dilakukan analisis perbandingan dari
hasil evaluasi sebelum dan sesudah
perbaikan perancangan website pada
tahap design support.
6. DAFTAR PUSTAKA
Cooper, A., Reimann, R., & Cronin, D., 2007.
About Face 3 The Essentials of
Interaction Design. Canada: Wiley
Publishing Inc., Indianapolis, Indiana.
Hidayat, 2017. Pengujian Penggunaan Laman
Universitas Padjadjaran dengan
Menggunakan SUPR-Q. [pdf] Tersedia
di<https://www.academia.edu/3162133
5/> [diakses pada 27 Agustus 2018].
Nielsen Norman Group., 2004. Card Sorting:
How Many Users to Test. [online]
Tersedia di
<https://www.nngroup.com/articles/car
d-sorting-how-many-users-to-test/>
[diakses pada 28 Agustus 2018].
Nielsen Norman Group., 2006. Quantitative
Studies: How Many Users to Test?.
[online] Tersedia di
<https://www.nngroup.com/articles/qua
ntitative-studies-how-many-users/>
[diakses pada 28 Agustus 2018].
Nielsen Norman Group., 2012. How Many Test
Users in a Usability Study?. [online]
Tersedia di <
https://www.nngroup.com/articles/how-
many-test-users/> [diakses pada 27
Agustus 2018].
Nielsen Norman Group, 2012. Usability 101:
Introduction to Usability. [online]
Tersedia di:
<https://www.nngroup.com/articles/usa
bility-101-introduction-to-usability/>
[Diakses 28 Agustus 2018].
Sabariah, M., Ashshidhiqi, G., & Suwawi, D.,
2016. Recommendation of Information
Architecture Design on Higher
Education Institution Website Using
Card Sorting Approach on Goal-
Directed Design Method. [pdf]
Tersedia di
<https://www.researchgate.net/profile/
Mira_Sabariah> [diakses pada 27
Agustus 2018].
Shneiderman, B. & Plaisant, C., 2005.
Designing The User Interface:
Strategies for Effective Human
Computer Interaction, 4th edition.
United States of America: Pearson
Education, Inc.