PENGARUH UKURAN KAP, KEPEMILIKAN MANAJERIAL,
DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-2019)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Vino Maulana
NIM: 11140820000028
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
ii
PENGARUH UKURAN KAP, KEPEMILIKAN MANAJERIAL,
DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-2019)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Vino Maulana
NIM: 11140820000028
Di Bawah Bimbingan
Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA.
NIP. 19620502 199303 1 003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 8 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Vino Maulana
2. NIM : 11140820000028
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-
2019)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Oktober 2019
1. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)
NIP. 19620502 199303 1 003 Penguji I
2. Wilda Farah, M. Si., Ak., CPA., CA., BKP. (______________________)
NIP. 19830326 200912 2 005 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 23 November 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Vino Maulana
2. NIM : 11140820000028
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan
(Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-
2019)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 November 2020
1. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak. (______________________)
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)
NIP. 19620502 199303 1 003 Pembimbing
3. Dr. Khayatun Nufus, M.Si. (______________________)
NIDN. 0320046901 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Vino Maulana
NIM : 11140820000028
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 17 Oktober 2020
(Vino Maulana)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Vino Maulana
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1996
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Penerangan VII No. 30 RT 08/07
Kel. Pesanggrahan, Kec. Pesanggrahan,
Jakarta Selatan 12320
6. Telepon : 0812 8195 1211
7. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. SD Negeri Pesanggrahan 01 Pagi Tahun 2002-2008
2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2008-2011
3. SMA Negeri 63 Jakarta Tahun 2011-2014
C. Pendidikan Informal
1. LBPP LIA Veteran Januari-Desember 2009
D. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Badminton SMA 63 Jakarta
2. Anggota Divisi Dana Usaha Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015
3. Anggota Divisi Futsal Gebyar Lomba Akuntansi (GALAKSI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
4. Anggota Divisi Perlengkapan Latihan Kader dan Kepemimpinan Simpul
(LKKS) Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta
Tahun 2016
5. Anggota Dewan Pengawas Simpul (DPS) Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta Periode 2016-2017
vii
6. Ketua Pelaksana Latihan Kader dan Kepemimpinan Simpul (LKKS) IMAI
Simpul Jakarta Tahun 2017
7. Ketua Kuliah Kerja Nyata (KKN) 110 ASSOFIN UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2017
8. Ketua Badan Pengurus Simpul (BPS) Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta Periode 2017-2019
E. Pengalaman Kerja
1. Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Pesanggrahan Pemilu 2019
(Maret 2018 – Juli 2019)
2. Internship PMMB FHCI Kementerian BUMN 2018
Divisi Perbendaharaan Departemen Pengelolaan Dana dan Investasi PT.
PELNI (Persero) Kantor Pusat (Agustus 2018 – Februari 2019)
F. Data Keluarga
1. Ayah : Ahmad Kusnoto
2. Ibu : Devina Desi, S.Pd.
3. Anak ke- : Satu dari Dua Bersaudara
viii
ABSTRACT
This study aimed to examine an analyze the effect of KAP Size, Managerial
Ownership, and Financial Distress on the Integrity of Financial Statements. Sample
of the study were 150 LQ45 companies that listed in Indonesia Stock Exchange in
2014-2019 period. This study used purposive sampling method. The analytical
method to test the data in this study uses multiple regression panel data using
Eviews software. The results of this study indicate there is a simultaneous influence
between KAP Size, Managerial Ownership, and Financial Distress on the Integrity
of Financial Statements. Partially, KAP Size, Managerial Ownership, and
Financial Distress have a significant effect on the Integrity of Financial Statements.
Keywords: KAP Size, Managerial Ownership, Financial Distress, Integrity of
Financial Statement
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh Ukuran KAP,
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Sampel dalam penelitian ini adalah 150 perusahaan Indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019. Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi berganda data panel dengan menggunakan aplikasi Eviews. Hasil
penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan antara Ukuran KAP,
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Secara parsial, Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial
Distress berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Kata kunci: Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, Financial Distress, Integritas
Laporan Keuangan
x
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manjerial, dan
Financial Distress Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada
Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2014-2019)”. Shalawat serta salam kita
sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya, dan kita umatnya yang tetap istiqomah dalam menegakkan dinul Islam
hingga hari akhir.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua, Ayahanda Ahmad Kusnoto dan Ibu Devina Desi yang
memberikan kasih sayang, dukungan moril dan materil, nasihat, motivasi, dan
doa yang tidak pernah putus untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen
Penasihat Akademik penulis.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
xi
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah yang telah membantu penulis dalam memenuhi segala kebutuhan
dalam bentuk administrasi dan lain-lain.
8. Seseorang yang baru hadir di hidup penulis namun memiliki peran terbesar
dalam penyusunan skripsi ini. Meluangkan waktunya untuk selalu menemani
penulis, memberikan semangat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Rizza Alfian, S.Ak., Abdul Rahman, S.Ak., Widyawati Noviandini Rahayu,
S.Ak., Cika Dewi Aninda, S.Ak. dan seluruh teman-teman Akuntansi 2014
yang membuat penulis selalu bersemangat untuk menjalani perkuliahan.
Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita menuju cita-cita yang ingin kita
capai.
10. Zainul, Zulfikar, dan seluruh teman-teman Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) yang telah memberikan pengalaman berharga yang penulis
tidak dapatkan di bangku perkuliahan.
11. Seluruh pihak yang terlibat, namun tidak dapat penulis sebut satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjadi
referensi bagi penelitian yang sejenis.
Jakarta, 17 Oktober 2020
(Vino Maulana)
xii
DAFTAR ISI
Contents
COVER ............................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................................vi
ABSTRACT ...................................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 10
A. Landasan Teori ................................................................................................ 10
1. Teori Keagenan (Agency Theory) .............................................................. 10
2. Teori Sinyal (Signaling Theory) ................................................................ 13
3. Laporan Keuangan ..................................................................................... 13
4. Integritas Laporan Keuangan ..................................................................... 17
xiii
5. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)...................................................... 19
6. Kepemilikan Manajerial ............................................................................ 20
7. Financial Distress ...................................................................................... 23
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 26
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 32
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis .................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 38
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 38
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 38
C. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 39
1. Ukuran KAP (X1) ....................................................................................... 39
2. Kepemilikan Manajerial (X2) ..................................................................... 40
3. Financial Distress (X3) .............................................................................. 40
4. Integritas Laporan Keuangan (Y) .............................................................. 43
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 44
E. Metode Analisis Data ...................................................................................... 44
1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 45
2. Uji Pemilihan Model .................................................................................. 45
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 47
4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel ........................................... 50
5. Uji Hipotesis .............................................................................................. 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 54
A. Gambaran Objek Penelitian ........................................................................... 54
B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 55
1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 55
2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................................. 59
xiv
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 61
4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel ........................................... 64
5. Uji Hipotesis .............................................................................................. 66
C. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 72
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 74
LAMPIRAN..................................................................................................................... 79
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 31
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel .................................................................... 44
Tabel 4.1. Tabel Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................ 54
Tabel 4.2. Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 56
Tabel 4.3. Uji Chow .............................................................................................. 59
Tabel 4.4. Uji Hausman ........................................................................................ 60
Tabel 4.5. Uji Multikolinieritas ............................................................................. 62
Tabel 4.6. Uji Heterokedastisitas .......................................................................... 63
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi ................................................................................... 64
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Regresi Data Panel..................................................... 64
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 32
Gambar 4.1 Uji Normalitas ................................................................................... 61
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel Penelitian .......... 80
Lampiran 2. Tabel Pengukuran Ukuran KAP ....................................................... 80
Lampiran 3. Tabel Pengukuran Kepemilikan Manajerial ..................................... 85
Lampiran 4. Tabel Pengukuran Financial Distress .............................................. 90
Lampiran 5. Tabel Pengukuran Integritas Laporan Keuangan ............................. 97
Lampiran 6. Tabel Z-Score ................................................................................. 101
Lampiran 7. Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 101
Lampiran 8. Uji Chow......................................................................................... 101
Lampiran 9. Uji Hausman ................................................................................... 102
Lampiran 10. Uji Normalitas .............................................................................. 102
Lampiran 11. Uji Multikolinearitas .................................................................... 102
Lampiran 12. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 103
Lampiran 13. Uji Autokorelasi ........................................................................... 103
Lampiran 14. Hasil Pengujian Regresi Data Panel ............................................. 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja suatu entitas (PSAK Nomor 1 tahun 2015). Tujuan
laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Laporan keuangan dikeluarkan oleh perusahaan sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Oleh karena itu, laporan keuangan yang disajikan perlu memiliki integritas
yang tinggi, yakni prinsip moral yang tidak memihak dan jujur (Saad &
Abdillah, 2019).
Laporan keuangan juga merupakan salah satu sumber informasi yang
wajib dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan kepada pihak manajemen
terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan keuangan
sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan juga tidak
terlepas dari proses penyusunannya. Proses pembuatan laporan keuangan harus
disajikan dengan benar dan jujur serta mengungkap fakta yang sebenarnya
kepada pengguna laporan keuangan agar menghasilkan laporan keuangan yang
berintegritas.
Berbagai informasi yang tersedia dalam laporan keuangan diperlukan
para pengguna seperti investor, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan,
2
pemerintah, dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan
keputusan yang memiliki konsekuensi ekonomi. Oleh karena itu, informasi
dalam laporan keuangan harus memiliki integritas yang tinggi sehingga tidak
menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Integritas laporan keuangan
adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi
yang benar dan jujur (Atiningsih & Suparwati, 2018). Informasi akuntansi yang
memiliki integritas yang tinggi dapat diandalkan, karena merupakan suatu
penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna informasi akuntansi
bergantung pada informasi tersebut.
Laporan keuangan yang berintegritas berarti laporan keuangan benar,
akurat dan terhindar dari manipulasi data keuangan pada saat proses
penyusunannya. Terjadinya skandal-skandal laporan keuangan menyebabkan
merosotnya kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat keuangan, yang
salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari
perusahaan yang terkena kasus. Misalnya pada kasus manipulasi laporan
keuangan yang dilakukan oleh Bank Bukopin selama 3 tahun terakhir,
membuat Bank Bukopin harus memperbaiki laporan keuangan pada tahun
2015, 2016, dan 2017. Bank Bukopin diduga memanipulasi data kartu kredit
selama kurang lebih 5 tahun yang lalu. Jumlah kartu kredit yang dimodifikasi
sebanyak 100.000 kartu kredit. Hal ini menyebabkan posisi kredit dan
pendapatan berbasis komisi Bukopin bertambah tidak sewajarnya (Ayem &
Yuliana, 2019).
3
Kasus lainnya, pada tahun 2016, ditemukan dugaan penggelembungan
nilai aset oleh PT Waskita Karya setelah adanya pergantian manajemen, yakni
sebesar Rp 5 miliar atau 0,3% dari total nilai asetnya, yakni Rp 1,6 triliun
rupiah. Pada tahun yang sama, Caboot Investment Property melakukan
manipulasi laporan keuangan dengan menyalahgunakan dana investor sebesar
$ 17.000.000, mengeluarkan laporan keuangan palsu yang menyesatkan, dan
dengan sengaja memberikan informasi lainnya yang menyembunyikan fakta
(Saad & Abdillah, 2019).
Salah satu kasus yang terbaru adalah kasus laporan keuangan PT
Garuda Indonesia untuk tahun buku 2018. Dalam laporan keuangan tersebut,
Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih sebesar USD 809,85 ribu
atau setara Rp 11,33 miliar (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS). Angka ini
melonjak tajam dibanding tahun 2017 yang menderita rugi USD 216,5 juta.
Namun laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik, lantaran dua
komisaris Garuda Indonesia menganggap laporan keuangan 2018 Garuda
Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Pasalnya, Garuda Indonesia memasukan keuntungan dari PT Mahata
Aero Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai berpelat merah
tersebut. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait
pemasangan Wi-Fi yang belum dibayarkan, dan oleh Garuda dicatatkan dalam
Laporan Keuangan 2018 pada kolom pendapatan. Berdasarkan hasil pertemuan
dengan pihak KAP, dapat disimpulkan adanya dugaan audit yang tidak sesuai
4
dengan standar akuntansi (ekonomi.okezone.com diakses pada tanggal 12
oktober 2019).
Berbagai kasus yang menunjukkan lemahnya integritas laporan
keuangan yang disajikan perusahaan melibatkan banyak pihak, mulai dari
pihak internal sampai pihak eksternal, yaitu akuntan publik. Terungkapnya
ketidakjujuran perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan berdampak
pada merosotnya kepercayaan masyarakat, terutama masyarakat keuangan,
yang ditandai dengan menurunnya harga saham dari perusahaan yang terkena
skandal secara drastis. Apabila tidak ditanggapi dengan serius, maka hal
tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi investor dan menurunkan integritas
perusahaan di hadapan publik (Saad & Abdillah, 2019).
Dalam perkembangannya, integritas laporan keuangan dipengaruhi
oleh beberapa faktor-faktor lain di luar prinsip dan syarat kualitas sebuah
laporan keuangan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi berintegritas
ataukah tidak, tergantung dari faktor-faktor itu sendiri. Faktor yang dimaksud
tersebut antara lain adalah Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP),
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress.
Menurut Astria (2011) ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan
untuk menentukan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran KAP dapat dikatakan
besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan
kliennya merupakan perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga
profesional di atas 25 orang. Sedangkan ukuran KAP dikatakan kecil jika tidak
5
berafiliasi dengan Big 4, tidak memiliki kantor cabang dan kliennya merupakan
perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang.
Dengan KAP yang besar, maka laporan keuangan akan lebih andal dan
jujur sehingga menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas tinggi. Hal
ini selaras dengan penelitian Saksakotama dan Cahyonowati (2014) bahwa
KAP besar merupakan pihak independen yang memberikan sinyal opini bebas
lebih andal dibandingkan KAP kecil, sehingga semakin besar KAP, maka
kualitas dan integritas laporan keuangan meningkat. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sukanto dan Widaryanti (2018) menunjukkan bahwa ukuran
KAP berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan
hasil penelitian Qoyyimah, dkk (2015) menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Faktor lainnya dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial.
Kepemilikan manajerial memberikan peran bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan terkait berbagai kebijakan perusahaan termasuk dalam
penyajian laporan keuangan. Kepemilikan manajerial adalah persentase suara
yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan
direksi suatu perusahaan (Atiningsih & Suparwati, 2018). Tingginya
kepemilikan manajerial akan meningkatkan kualitas laba sehingga laporan laba
mempunyai kekuatan responsif yang dapat memberikan reaksi positif bagi
pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham dan pelaku pasar
modal (Boediono, 2005). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajaryani
(2015), Sugiharto (2017), dan Istiantoro dkk (2017) menunjukkan bahwa
6
Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas
laporan keuangan.
Kemudian faktor selanjutnya adalah Financial Distress. Menurut Platt
dan Platt (2002), Financial Distress merupakan suatu kondisi yang
menunjukan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi
sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Perusahaan yang sedang
mengalami kesulitan atau penurunan keuangan tersebut cenderung
menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu (Narayana & Yadnyana,
2017). Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam
pelaporan keuangan yakni berupa kesulitan keuangan (financial distress) pada
suatu perusahaan yang sekaligus menjadi sebuah berita buruk bagi perusahaan
tersebut. Hal ini dapat menjadi indikasi tidak berjalannya corporate
governance.
Kualitas penerapan corporate governance yang rendah akan
berdampak pada penurunan kinerja perusahaan yang terus-menerus dan
membawa perusahaan pada kondisi kesulitan keuangan. Penelitian yang
dilakukan oleh Haq dkk (2017) menunjukkan bahwa financial distress
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan,
kesulitan keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan akan meningkatkan
risiko yang dihadapi oleh investor sehingga memicu mereka untuk menuntut
return yang lebih besar. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Ariantoni
(2017) menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh signifikan positif
terhadap integritas laporan keuangan.
7
Penelitian ini merupakan replikasi yang mengkombinasikan penelitian
yang dilakukan oleh Sukanto dan Widaryanti (2018) dan Haq dkk (2017).
Perbedaan penelitian ini dengan terdahulu ialah pada objek penelitiannya, yaitu
perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2014-2019, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan objek
perusahaan Real Estate dan Perusahaan Manufaktur. Selain itu, penelitian
sebelumnya yang mengaitkan Integritas Laporan Keuangan dengan variabel
Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress menunjukkan
hasil yang tidak konsisten. Oleh sebab itu, penelitian ini penting dilakukan
untuk mengetahui bagaimana ukuran KAP, kepemilikan manajerial, dan
financial distress mempengaruhi integritas laporan keuangan, karena pelaporan
informasi akuntansi yang memiliki integritas memungkinkan penggunanya
untuk bergantung pada informasi tersebut dalam pengambilan keputusan,
sehingga tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam membuat
keputusan.
Melihat fenomena dan alasan-alasan yang ada, peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran KAP,
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas
Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Indeks LQ45 Periode
2014-2019)“.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah:
1. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan?
2. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Integritas Laporan
Keuangan?
3. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap Integritas Laporan
Keuangan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisa pengaruh Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan
Keuangan.
2. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas
Laporan Keuangan.
3. Untuk menganalisa pengaruh Financial Distress terhadap Integritas
Laporan Keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak diantaranya:
9
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
literature dalam penelitian selanjutnya dan dapat menambah ilmu
pengetahuan.
b. Peneliti selanjutnya, sebagai sarana mendukung bukti empiris
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan
keuangan dan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian
selanjutnya dengan topik yang sama.
c. Untuk penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai integritas laporan keuangan agar
diperoleh hasil yang bermanfaat bagi penulis di masa yang akan
datang dan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Akuntansi.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi perusahaan, dapat menjadi referensi dalam menyajikan laporan
keuangan yang memiliki integritas sehingga berguna bagi
pengambilan keputusan.
b. Bagi auditor, sebagai suatu tinjauan dalam penyajian laporan
keuangan yang lebih berintegritas.
c. Bagi investor, dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam keputusan
untuk investasi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Di dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi terjadi
ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent)
untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang dalam
pengambilan sebuah keputusan kepada agent tersebut. Hubungan antara
principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan
informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi
yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan,
dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa setiap individu
bertindak untuk memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri, maka
dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal.
Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan teori agensi
mengasumsikan setiap individu bertindak dengan mengutamakan
kepentingannya masing-masing. Apabila kedua pihak bertindak dengan
memaksimalkan utilitasnya, terdapat alasan kuat untuk memercayai bahwa
manajemen sebagai agen tidak akan selalu bertindak dengan
mengutamakan kepentingan prinsipal. Oleh karena itu, pemegang saham
sebagai prinsipal harus memberikan insentif yang tepat kepada manajemen
11
baik yang bersifat finansial maupun non-finansial untuk meyakinkan
bahwa manajemen tidak akan mengambil tindakan tertentu yang dapat
merugikan prinsipal. Pemegang saham dan manajemen memiliki tujuan
berbeda. Pemegang saham lebih mementingkan tingkat pengembalian
keuangan atas investasi yang mereka tanamkan di perusahaan. Di sisi lain,
manajer menginginkan kepentingannya dipenuhi dengan pemberian
kompensasi atau insentif yang memadai atas usaha pengelolaan
perusahaan yang telah dilakukannya. Perbedaan tujuan inilah yang
memicu terjadinya konflik kepentingan dalam hubungan agensi.
Selain itu, manajemen sebagai pengelola perusahaan memiliki
informasi mengenai perusahaan dan prospeknya pada masa depan jauh
lebih banyak dibanding pemegang saham. Sebagai pengelola, manajemen
berkewajiban menyampaikan informasi mengenai kondisi perusahaan
kepada prinsipal sebagai bentuk pertanggungjawaban. Akan tetapi, sering
kali informasi ini tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Ketidakseimbangan informasi yang dimiliki manajemen dan pemegang
saham disebut sebagai asimetri informasi (Anthony & Govindarajan,
2005).
Asimetri informasi memberikan kesempatan manajemen untuk
bertindak oportunis, yaitu tindakan yang mengutamakan kepentingan
pribadi. Belkaoui (2007) menjelaskan terdapat dua tipe asimetri informasi,
yaitu:
12
a. Seleksi yang Merugikan (Adverse Selection)
Seleksi yang merugikan (adverse selection) adalah jenis
asimetri informasi yang timbul ketika agen menggunakan informasi
yang tidak dapat diverifikasi prinsipal untuk mengimplementasikan
tindakan yang berbeda dengan keinginan prinsipal. Oleh karena itu,
prinsipal tidak dapat menentukan apakah tindakan agen merupakan
pilihan yang tepat.
b. Bahaya Moral (Moral Hazard)
Bahaya moral (moral hazard) adalah suatu masalah informasi
ex-post yang timbul ketika terdapat masalah motivasional dan konflik
akibat kontrak kesepakatan pada perilaku pengganti yang tidak
sempurna. Satu pihak atau lebih yang melakukan atau akan
melakukan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat
mengamati Tindakan-tindakan dalam penyelesaian transaksi mereka
sedangkan pihak lainnya tidak.
Anthony dan Govindarajan (2005) mengungkapkan terdapat
dua cara yang dapat dilakukan untuk menangani konflik kepentingan
antara prinsipal dan agen, yaitu pemantauan dan kontrak insentif.
Sistem pengendalian yang memantau tindakan manajer dapat
dirancang pemegang saham guna mencegah tindakan agen yang
bersifat oportunistik, meningkatkan kekayaan agen dengan
mengorbankan kepentingan pemegang saham. Selain itu, kontrak
13
insentif yang sesuai juga dapat dilakukan untuk membatasi perilaku
oportunistik agen.
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Menurut Siahaan (2017) Teori sinyal menjelaskan adanya suatu
asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan adanya infomasi tersebut. Signaling
theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pemakai laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi tentang apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal juga dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari
pada perusahaan lain.
Teori sinyal juga menyatakan bahwa pemberian sinyal dilakukan
oleh manajer untuk mengurangi adanya asimetri informasi. Manajer
memberikan informasi dengan melalui laporan keuangan bahwa mereka
menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba
yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan
tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan
keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
3. Laporan Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan laporan keuangan
merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja
keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini
14
untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi
keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance),
dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat
keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan
ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari
entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, beban, dan pendapatan (termasuk
gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti
dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa
depan. Sedangkan menurut Harahap (2011), laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca,
laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas, laporan posisi keuangan. Laporan Keuangan menurut Kieso, dkk
(2008) adalah media pengomunikasian informasi keuangan utama kepada
pihak-pihak eksternal perusahaan-perusahaan yang menampilkan sejarah
perusahaan yang dikuantifikasikan dalam satuan moneter. Selain itu,
laporan keuangan juga merupakan suatu informasi yang menjadi
gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan, karena informasi yang
terkandung di dalamnya menggambarkan keadaan keuangan perusahaan
tersebut. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan
15
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu
pelaporan mengenai kondisi keuangan perusahaan yang harus dilaporkan
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait (Fahmi,
2013).
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi
memuat informasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pembuatan keputusan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan,
catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan
posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang bermanfaat
bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan berbagai sumber daya yang telah dipercayakan
pengelolaannya kepada mereka. Laporan keuangan digunakan oleh para
pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi. Pemakai laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,
pemberi pinjaman, serta lembaga-lembaga, dan masyarakat (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2012).
Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda seperti sebagai berikut:
16
a. Investor
Dalam penanaman modal ke sebuah perusahaan, investor menghadapi
berbagai risiko dan penasihat investor juga berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
dilakukan sehingga mereka membutuhkan informasi guna membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan maupun kelompok perwakilannya membutuhkan informasi
mengenai profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan
pascakerja, dan kesempatan kerja.
c. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk menilai
kemampuan perusahaan membayar pinjaman serta bunganya pada
saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya memerlukan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah kewajiban
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Dibanding pemberi pinjaman,
kreditur usaha memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang lebih
17
pendek kecuali apabila perusahaan sebagai pelanggan utama sehingga
mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan, terutama apabila mereka memiliki perjanjian jangka
panjang atau memiliki kebergantungan yang tinggi terhadap
perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan atas informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi masyarakat dengan berbagai cara, misal
pemberian kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian nasional
sehingga laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan kecenderungan dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
4. Integritas Laporan Keuangan
Menurut Mayangsari dalam Fajaryani (2015) menjelaskan bahwa
Integritas laporan keuangan adalah sebagai ukuran sejauh mana laporan
keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur
sehingga tidak menyesatkan pengguna ketika akan membuat sebuah
keputusan. Integritas laporan keuangan merupakan salah satu produk dari
18
standar etika sebagai prinsip moral yang tidak memihak dan jujur dalam
menyediakan informasi (laporan keuangan) yang secara formal wajib
dipublikasikan dengan benar sebagai sarana pertanggungjawaban pihak
manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik (Aljufri, 2014).
Menurut Yulinda (2016), Integritas laporan keuangan merupakan
sejauh mana laporan keuangan disajikan secara benar dan jujur, dimana
semua informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan arus kas
harus benar apa adanya karena akan dipertanggungjawabkan kepada
stakeholder. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang
tinggi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca
laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan
keuangan diukur dengan konservatisme. Watts (2003), mendefinisikan
konservatisme sebagai prinsip kehati-hatian dalam pelaporan keuangan
dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui dan mengukur aset
dan laba serta segera mengakui utang dan kerugian yang mempunyai
kemungkinan akan terjadi. Tingkat konservatisme dalam laporan
keuangan dimana nilai aset understatement dan kewajiban overstatement
dapat diketahui dengan menggunakan market to book ratio. Market to
book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku
perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1 mengindikasikan penerapan
akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan
lebih rendah dari nilai pasarnya (Beaver & Ryan, 2000).
19
Menurut Smith, Ren, dan Dong (2011) pengukuran integritas
laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan konservatisme.
Perusahaan yang mengalami kegagalan, cenderung melakukan manipulasi
data akuntansi dengan menerapkan praktik yang tidak konservatif.
Interpretasi umum dari konservatisme akuntansi didefinisikan sebagai
tingkat kehati-hatian dalam pelaksanaan penilaian yang diperlukan dalam
membuat perkiraan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian,
sehingga aset atau pendapatan tidak overstated dan kewajiban atau beban
tidak understated (Saksakotama & Cahyonowati, 2014).
Berbagai faktor dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan
yang disajikan oleh manajemen, antara lain Komisaris Independen,
Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Ukuran KAP, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan, Idependensi, Financial
Distress, Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Audit Report Lag
dan Leverage.
5. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk
menentukan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran Kantor Akuntan Publik
dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4,
mempunyai cabang dan kliennya merupakan perusahaan-perusahaan besar
serta mempunyai tenaga profesional di atas 25 orang. Sedangkan Ukuran
KAP dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai
20
kantor cabang dan kliennya merupakan perusahaan kecil serta jumlah
profesionalnya kurang dari 25 orang (Astria, 2011).
KAP yang besar lebih independen dibandingkan dengan KAP yang
kecil. Dengan alasan bahwa ketika KAP besar kehilangan satu klien tidak
begitu berpengaruh terhadap pendapatannya. Akan tetapi jika KAP kecil
kehilangan satu klien sangat berarti karena kliennya sedikit (Shockley,
1981). Sehingga KAP besar seperti Big 4 biasanya dianggap lebih mampu
mempertahankan independensi auditor daripada KAP kecil. Selain itu,
perusahaan audit yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia
kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis serta
KAP yang lebih besar juga dianggap lebih mandiri dari KAP yang kecil
dalam menahan tekanan manejemen jika terjadi perselisihan karena
biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu mengatasi kesulitan
(Astria, 2011).
6. Kepemilikan Manajerial
Tehranian, dkk (2006) mendefinisikan kepemilikan manajerial
sebagai proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut
dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), kepemilikan manajerial
merupakan situasi dimana manajer memiliki peran ganda sebagai
pengelola sekaligus pemegang saham dalam suatu perusahaan. Informasi
mengenai kepemilikan manajerial yang ditunjukkan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham oleh manajemen merupakan informasi
21
penting bagi pengguna laporan keuangan sehingga informasi ini akan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Menurut Verya (2017), kepemilikan manajerial adalah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk di dalamnya
dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang
perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Kepemilikan manajerial
dapat berperan dalam membatasi perilaku menyimpang dari manajemen.
Kepemilikan manajerial merupakan suatu mekanisme yang dapat
diterapkan dalam meningkatkan integritas laporan keuangan, Dimana
manajer akan cenderung bertindak dalam kepentingan pemegang saham,
antara lain dengan tidak memanipulasi informasi yang tersaji di laporan
keuangan.
Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan teori agensi
menggambarkan hubungan keagenan antara pemegang saham yang
bertindak sebagai prinsipal dan manajer yang bertindak sebagai agen.
Manajer diberi amanah untuk mengelola perusahaan demi kepentingan
pemegang saham sehingga segala keputusan bisnis yang diambil manajer
adalah untuk memaksimalkan sumber daya (utilitas) perusahaan. Suatu
ancaman bagi pemegang saham jika manajer bertindak untuk
kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Baik
pemegang saham maupun manajer memiliki kepentingannya masing-
masing. Hal inilah yang menjadi masalah dalam teori agensi yaitu konflik
kepentingan. Pemegang saham dan manajer memiliki kepentingannya
22
masing-masing untuk memaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak
memiliki risiko terkait dengan fungsinya. Manajer memiliki risiko untuk
tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya,
sedangkan pemegang saham memiliki risiko kehilangan modalnya jika
salah memilih manajer. Kondisi ini merupakan konsekuensi adanya
pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan.
Akan tetapi, kondisi tersebut akan berbeda apabila manajer juga
merupakan pemegang saham perusahaan. Keputusan dan aktivitas di
perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Dalam perusahaan dengan
kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham
tentunya akan menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan
pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan
manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya
mengutamakan kepentingannya sendiri (Christiawan & Tarigan, 2007).
Astria (2011) menyatakan kepemilikan manajerial berperan dalam
membatasi perilaku manajemen yang menyimpang. Kepemilikan saham
oleh manajemen akan memotivasi manajer untuk memfokuskan pada
kinerja perusahaan dengan mengutamakan kepentingan pemegang saham
termasuk dirinya dalam setiap pengambilan keputusan. Iturriaga dan Sanz
(2001) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan manajerial dapat
dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan (agency
approach) dan pendekatan ketidakseimbangan (asymmetric information
23
approach). Pendekatan keagenan memandang struktur kepemilikan
sebagai alat untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim
(claim holder) terhadap perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan
informasi memandang kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk
mengurangi ketidakseimbangan informasi antara pihak internal dan pihak
eksternal melalui pengungkapan informasi di pasar modal.
7. Financial Distress
Definisi financial distress menurut Yustika (2015) adalah kondisi
dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis.
Financial distress memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan
pada suatu perusahaan, karena financial distress adalah tahap dimana
kondisi keuangan perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya
kebangkrutan. Sedangkan menurut Plat dan Plat dalam Fahmi (2013),
financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan
yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Jika
perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas maka akan sangat
memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan
keuangan (financial distress), dan jika kondisi tersebut tidak cepat diatasi
maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha.
Menurut Saleh dan Sudiyatno (2013), faktor-faktor yang dapat
menyebabkan probabilitas kebangkrutan atau sering disebut financial
distress, antara lain kenaikan biaya operasi, ekspansi berlebihan, tertinggal
24
dalam teknologi, kondisi persaingan, kondisi ekonomi, dan kelemahan
manajemen perusahaan.
Teori akuntansi positif menyebutkan bahwa manajer akan
cenderung mengurangi tingkat konservatisme akuntansi apabila
perusahaan mengalami tingkat kesulitan keuangan (financial distress)
yang tinggi karena apabila terjadi financial distress mengindikasikan
kinerja buruk manajemen dan akan mengakibatkan pergantian
manajemen. Oleh karena itu manajer akan mengurangi tingkat
konservatisme (Noviantari & Ratnadi, 2015).
Konservatisme akuntansi mengindikasikan adanya integritas
laporan keuangan karena perusahaan yang mengalami kegagalan,
cenderung melakukan manipulasi data akuntansi dengan menerapkan
praktik yang tidak konservatif, sehingga konservatisme dirasa lebih sesuai
untuk menjadi proksi integritas laporan keuangan dibandingkan proksi
lainnya seperti halnya manajemen laba (Smith, dkk dalam Saksakotama &
Cahyonowati, 2014). Pernyataan ini didukung dengan penelitian-
penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa (2014),
Fathurahmi, dkk (2015), dan Noviantari dan Ratnadi (2015) yang
menyatakan bahwa financial distress memiliki pengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi.
Darsono dan Ashari (2005) menjelaskan bahwa terdapat beberapa
indikator yang dijadikan panduan untuk menilai kesulitan keuangan
25
(financial distress) yang akan diderita perusahaan, pengukuran tersebut
antara lain:
a. Informasi arus kas sekarang dan arus kas untuk periode mendatang.
Arus kas memberikan gambaran sumber-sumber dan penggunaan kas
perusahaan.
b. Analisis posisi dan strategi perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
Informasi ini memberikan gambaran posisi perusahaan dalam
persaingan bisnis yang merujuk pada kemampuan perusahaan dalam
menjual produk atau jasanya untuk menghasilkan kas.
c. Penilaian kebangkrutan perusahaan adalah suatu formula yang
dicetuskan oleh Edward Altman yang disebut dengan rumus Altman
Z-score.
Model financial distress diskriminan Altman (Z-Score) dinyatakan
oleh Supardi (2013) adalah suatu model statistik yang dikembangkan oleh
Altman yang kemudian berhasil merumuskan rasio-rasio financial terbaik
dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan perusahaan.
26
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Persamaan
1. Sukanto &
Widaryanti
(2018)
Analisis Pengaruh
Ukuran KAP dan Tata
Kelola Perusahaan
Terhadap Integritas
Laporan Keuangan.
Komite Audit,
Komisaris
Independen,
Kepemilikan
Manajemen, dan
Kepemilikan
Institusional.
Periode yang
digunakan 2013-2015.
Objek yang diteliti
perusahaan properti
dan real estate yang
terdaftar di BEI.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
logistik.
Variabel Ukuran KAP
dan Integritas Laporan
Keuangan.
Ukuran KAP dan
kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan. Sementara itu,
komite audit, komisaris
independen, kepemilikan
manajemen tidak
berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan.
27
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Persamaan
2. Kartika &
Nurhayati
(2018)
Determinan Integritas
Laporan Keuangan:
Kajian Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur
di Indonesia.
Kepemilikan
Institusional,
Komisaris
Independen, Komite
Audit, Pergantian
Auditor, Spesialisasi
Auditor.
Periode yang
digunakan 2012-2016.
Objek yang diteliti
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Kepemilikan
Manajerial dan
Ukuran KAP.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda.
Kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial,
pergantian
auditor, spesialisasi industri
auditor berpengaruh positif
signifikan terhadap integritas
laporan keuangan.
Sementara itu, komisaris
independen tidak
berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
Komite audit, ukuran KAP
berpegaruh
negatif terhadap integritas
laporan keuangan.
3. Ariantoni
(2017)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Financial
Distress, Komite Audit,
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan Manajerial,
dan Proporsi Dewan
Komisaris Independen
terhadap Integritas
Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Jasa
Ukuran Perusahaan,
Komite Audit,
Kepemilikan
Institusional, dan
Proporsi Dewan
Komisaris
Independen.
Periode yang
digunakan 2012-2014.
Variabel Financial
Distress, Kepemilikan
Manajerial, dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda
Ukuran perusahaan, financial
distress, komite audit,
kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan
positif terhadap integritas
laporan keuangan, sedangkan
kepemilikan manajerial
dihilangkan karena
menunjukan nilai yang
konstan. Pada variabel
komisaris independen
28
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Persamaan
Keuangan yang
Terdaftar di BEI Tahun
2012-2014.
Objek yang diteliti
perusahaan jasa
keuangan yang
terdaftar di BEI.
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
integritas laporan keuangan.
4. Dwidinda,
dkk (2017)
Pengaruh Komisaris
Independen, Komite
Audit, Kepemilikan
Konstitusional, dan
Kepemilikan Manajerial
Terhadap Integritas
Laporan Keuangan
(Studi Kasus Pada Sub
Sektor Properti dan Real
Estate yang Terdaftar di
BEI Periode 2012-2015).
Komisaris
Independen, Komite
Audit, Kepemilikan
Institusional.
Periode yang
digunakan 2012-2015.
Objek yang diteliti
perusahaan properti
dan real estate yang
terdaftar di BEI.
Variabel Kepemilikan
Manajerial dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda data
panel.
Komisaris independen dan
komite audit, tidak memiliki
pengaruh secara parsial dan
cenderung berpengaruh
negatif. Kepemilikan
institusional dan kepemilikan
manajerial tidak memiliki
pengaruh secara parsial tetapi
berpengaruh positif.
5. Haq, dkk
(2017)
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial dan Financial
Distress Terhadap
Integritas Laporan
Keuangan.
Periode yang
digunakan 2011-2015.
Objek yang diteliti
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Variabel Kepemilikan
Manajerial, Financial
Distress, dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
Kepemilikan manajerial dan
financial distress, secara
simultan berpengaruh
terhadap integritas laporan
keuangan. Secara parsial
kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan
dan financial distress
29
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Persamaan
linear berganda data
panel.
berpengaruh negatif terhadap
integritas laporan keuangan.
6. Setiawan
(2017)
Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance,
Audit Tenure, dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Integritas
Laporan Keuangan
(Studi Empiris pada
Perusahaan BUMN yang
Terdaftar di BEI Tahun
2010-2014).
Kepemilikan
Institusional, Komite
Audit, Komisaris
Independen, Audit
Tenure, dan Ukuran
Perusahaan.
Periode yang
digunakan 2010-2014.
Objek yang diteliti
perusahaan BUMN
yang terdaftar di BEI.
Kepemilikan
Manajerial dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda data
panel.
Kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
sedangkan variabel
kepemilikan manajerial,
komite audit, komisaris
independen berpengaruh
negatif terhadap integritas
laporan keuangan. Variabel
audit tenure dan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan perusahaan.
7. Nurdiniah
& Pradika
(2017)
Effect of Good
Corporate Governance,
KAP Reputation, It’s
Size, and Leverage on
Integrity of Financial
Statements.
KAP Reputation, Size,
dan Leverage.
Periode yang
digunakan 2013-2015.
Objek yang diteliti
perusahaan yang
terdaftar di BEI.
Variabel Good
Corporate
Governance,
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda.
Komisaris independen dan
ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan.
Sedangkan komite audit,
kepemilikan institusional,
dan leverage tidak
berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
30
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Persamaan
8. Sauqi, dkk
(2017)
The Effect of Corporate
Governance
Mechanisms, Auditor
Independence, dan Audit
Quality to Integrity of
Financial Statements.
Kepemilikan
Institusional, Komite
Audit, Komisaris
Independen, Auditor
Independen, Kualitas
Audit.
Periode yang
digunakan 2012-2015.
Objek yang diteliti
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Kepemilikan
Manajerial dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda.
Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial,
Komite Audit, Komisaris
Independen berpengaruh
terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Sedangkan
Auditor Independen tidak
berpengaruh terhadap
Integritas Laporan Keuangan,
dan Kualitas Audit
berpengaruh positif terhadap
Integritas Laporan Keuangan.
9. Fajaryani
(2015)
Analisis Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi
Integritas Laporan
Keuangan Pada
Peusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di BEI
Periode 2008-2013).
Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Perusahaan, Leverage,
dan Spesialisasi
Auditor di Bidang
Industri klien.
Periode yang
digunakan 2008-2013.
Kepemilikan
Manajerial dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
linear berganda.
Kepemilikan institusional,
ukuran perusahaan, leverage,
dan spesialisasi auditor
dibidang industri klien
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap integritas
laporan keuangan sedangkan
kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap integritas
laporan keuangan.
31
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Persamaan
Objek yang diteliti
perusahaan
pertambangan yang
terdaftar di BEI.
10. Qoyyimah,
dkk (2015)
Pengaruh Struktur
Corporate Governance,
Audit Tenure, dan
Ukuran Kantor Akuntan
Publik (KAP) Terhadap
Integritas Laporan
Keuangan.
Struktur Corporate
Governance, Audit
Tenure.
Periode yang
digunakan 2011-2014.
Objek yang diteliti
perusahaan BUMN
yang terdaftar di BEI.
Metode analisis
penelitian
menggunakan regresi
logistik.
Ukuran Kantor
Akuntan Publik dan
Integritas Laporan
Keuangan.
Struktur Corporate
Governance, Audit Tenure,
dan Ukuran Kantor Akuntan
Publik tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap
integritas laporan keuangan.
Tabel 1
32
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan perusahaan
memberikan informasi yang
benar dan jujur. Sehingga
pengguna laporan keuangan
dapat menggunakan informasi
yang terdapat di laporan
keuangan tersebut untuk
membuat keputusan yang
memiliki konsekuensi
ekonomi.
Adanya auditor yang belum
dapat mendeteksi kecurangan
pada laporan keuangan,
sehingga integritas laporan
keuangan diragukan keandalan
informasinya yang
mengakibatkan menurunnya
kepercayaan publik pada
perusahaan dan juga pada
kualitas audit dari auditor.
GAP
Basis Teori: Teori Keagenan (Agency Theory) dan Teori Sinyal (Signaling
Theory)
Pengaruh Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress
Terhadap Integritas Laporan Keuangan
Ukuran KAP (X1)
Financial Distress (X3)
Kepemilikan Manajerial (X2) Integritas Laporan
Keuangan (Y)
Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda
Kesimpulan dan Saran
Hasil dan Pembahasan
H2
Gambar 1
33
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan
Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk
menentukan besar kecilnya suatu Kantor Akuntan Publik. Ukuran Kantor
Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan
Big 4, mempunyai cabang dan kliennya merupakan perusahaan-
perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional di atas 25 orang.
Sedangkan ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika tidak
berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya
merupakan perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25
orang (Astria, 2011).
Lennox (1999) dalam Riyatno (2007) menyatakan bahwa kualitas
audit KAP besar lebih akurat dibandingkan dengan KAP kecil. Hal ini
dikarenakan KAP besar mempunyai insentif yang lebih besar untuk
mengaudit lebih akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan
spesifik dengan klien yang akan hilang jika mereka memberikan laporan
yang tidak akurat. Selain itu, KAP besar memiliki sumber daya atau
kekayaan yang lebih besar daripada KAP kecil, maka mereka terancam
oleh tuntutan hukum pihak ketiga yang lebih besar pula bila mereka tidak
menghasilkan laporan audit yang tidak akurat. Dengan demikian semakin
besar ukuran KAP maka integritas laporan keuangan perusahaan yang di
audit juga semakin tinggi.
34
Penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2020) menunjukkan
bahwa ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Artinya, semakin besar Ukuran KAP maka integritas
laporan keuangan semakin tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap Integritas
Laporan Keuangan
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan
Keuangan
Tehranian, dkk (2006) mendefinisikan kepemilikan manajerial
sebagai proporsi saham yang dimiliki manajemen yang secara aktif turut
dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi direksi dan komisaris.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), kepemilikan manajerial
merupakan situasi dimana manajer memiliki peran ganda sebagai
pengelola sekaligus pemegang saham dalam suatu perusahaan. Informasi
mengenai kepemilikan manajerial yang ditunjukkan dengan besarnya
persentase kepemilikan saham oleh manajemen merupakan informasi
penting bagi pengguna laporan keuangan sehingga informasi ini akan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang
dapat diterapkan dalam meningkatkan integritas laporan keuangan.
Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki persentase
35
kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih
besar dalam menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk
kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan
informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan
keuangan yang tinggi (Astria, 2011).
Di dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi terjadi
ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent)
untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang dalam
pengambilan sebuah keputusan kepada agent tersebut. Hubungan antara
principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan
informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi
yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan,
dibandingkan dengan principal. Adanya kepemilikan manajemen ini akan
meningkatkan keseimbangan informasi antara pemegang saham dan
manajemen, sehingga mampu mengurangi masalah yang ditimbulkan
dalam teori keagenan. Kepemilikan oleh manajer dapat menentukan
kebijakan dan pengambil keputusan terhadap metode akuntansi yang
diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Dengan demikian,
manajer pada perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan
manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk
kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan
36
informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan
keuangan yang tinggi (Verya, 2017).
Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh
Dwidinda, dkk (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Semakin tinggi
tingkat kepemilikan manajerial maka semakin tinggi pula tingkat integritas
laporan keuangan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap
Integritas Laporan Keuangan
3. Pengaruh Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan
Definisi financial distress menurut Yustika (2015) adalah kondisi
dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis.
Financial distress memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan
pada suatu perusahaan, karena financial distress adalah tahap dimana
kondisi keuangan perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya
kebangkrutan.
Teori akuntansi positif menyebutkan bahwa manajer akan
cenderung mengurangi tingkat konservatisme akuntansi apabila
perusahaan mengalami tingkat kesulitan keuangan (financial distress)
yang tinggi karena apabila terjadi financial distress mengindikasikan
kinerja buruk manajemen dan akan mengakibatkan pergantian
37
manajemen. Oleh karena itu manajer akan mengurangi tingkat
konservatisme (Noviantari & Ratnadi, 2015). Konservatisme akuntansi
mengindikasikan adanya integritas laporan keuangan karena perusahaan
yang mengalami kegagalan, cenderung melakukan manipulasi data
akuntansi dengan menerapkan praktik yang tidak konservatif, sehingga
konservatisme dirasa lebih sesuai untuk menjadi proksi integritas laporan
keuangan dibandingkan proksi lainnya seperti halnya manajemen laba
(Smith, dkk dalam Saksakotama & Cahyonowati, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Ariantoni (2017) menunjukkan
bahwa financial distress berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Integritas Laporan Keuangan. Artinya, semakin tinggi tingkat financial
distress maka semakin tinggi integritas laporan keuangan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Financial Distress berpengaruh signifikan terhadap Integritas
Laporan Keuangan
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
Indeks LQ45 dengan periode 2014-2019. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel independen, yaitu Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial,
dan Financial Distress terhadap variabel dependen, yaitu Integritas Laporan
Keuangan.
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
yaitu menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data sekunder dengan prosedur statistik,
dimana data yang digunakan berupa angka-angka yang diperoleh dengan
mengakses website Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx.co.id dan website
resmi masing-masing perusahaan yang diteliti.
B. Metode Penentuan Sampel
Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti
selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Sedangkan sampel adalah sub
39
kelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti
akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap
populasi penelitan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Indeks LQ45 yang
terdaftar di BEI. Sedangkan perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di BEI
yang sesuai dengan kriteria yang dibuat merupakan sampel. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, mengandung
arti bahwa sampel yang diambil didasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2017). Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sampel
adalah:
1. Seluruh Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode tahun 2014-2019.
2. Perusahaan yang konsisten berada dalam daftar LQ45 selama periode
tahun 2014-2019.
3. Perusahaan yang menyediakan Laporan Keuangan secara lengkap selama
periode tahun 2014-2019.
C. Operasional Variabel Penelitian
1. Ukuran KAP (X1)
Menurut Astria (2011) ukuran KAP merupakan ukuran yang
digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu Kantor Akuntan Publik.
Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut
berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan kliennya merupakan
40
perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional di atas
25 orang. Sedangkan ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika
tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak memiliki kantor cabang dan kliennya
merupakan perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25
orang. Ukuran KAP diukur menggunakan dummy sebagai berikut:
2. Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan manajerial adalah proporsi saham yang dimiliki
manajemen yang secara aktif turut dalam pengambilan keputusan
perusahaan, meliputi direksi dan komisaris (Tehranian, dkk, 2006).
Kepemilikan manajerial dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3. Financial Distress (X3)
Financial distress adalah kondisi dimana keuangan perusahaan
dalam keadaan tidak sehat atau krisis (Yustika, 2015). Financial distress
memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan pada suatu
perusahaan, karena financial distress adalah tahap dimana kondisi
keuangan perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya
kebangkrutan.
Kode 0 = Perusahaan yang berafiliasi dengan non-Big 4
Kode 1 = Perusahaan yang berafiliasi dengan Big 4
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐧𝐚𝐣𝐞𝐫𝐢𝐚𝐥
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫 × 𝟏𝟎𝟎%
41
Dalam penelitian ini, pengukuran financial distress diukur dengan
metode Z-Score dengan empat jenis rasio keuangan yang dikemukakan
oleh Altman pada tahun 1968. Model Altman (Z-Score) menggunakan
berbagai rasio untuk menciptakan alat prediksi kesulitan keuangan.
Kesulitan keungan tersebut akan tergambar pada rasio-rasio yang telah
diperhitungkan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam metode
Altman Z-Score, salah satu diantaranya dikemukakan oleh Darsono dan
Ashari (2005) adalah:
Keterangan:
Z : Bankruptcy Indeks
X1 : Working Capital / Total Asset
X2 : Retained Earning / Total Asset
X3 : EBIT / Total Asset
X4 : Market Value of Equity / Total Liabilities
Rasio yang digunakan tersebut merupakan formula Z-Score
terakhir, merupakan rumus yang dinilai sangat fleksibel karena dapat
digunakan untuk berbagai jenis bidang usaha perusahaan dan cocok
digunakan di negara berkembang seperti Indonesia. Model ini dikenal
dengan model Altman Modifikasi (Rudianto, 2013).
Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan
analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau kebangkrutan
Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
42
suatu perusahaan. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah Multiple
Discriminant Analysis (MDA) yang biasa disebut metode Z-Score model
Altman. Dasar pemikiran Altman menggunakan analisa diskriminan
bermula dari keterbatasan analisa rasio yaitu metodologinya pada dasarnya
bersifat suatu penyimpangan yang artinya setiap rasio diuji secara terpisah.
Analisis Z-Score digunakan untuk mengukur atau memprediksi
kebangkrutan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat
dipercaya (Patunrui & Yati, 2017).
Analisis laporan keuangan dengan menghitung rasio merupakan
alat yang penting untuk digunakan dalam menilai kondisi perusahaan.
Dalam Prihadi (2010), rasio-rasio tersebut yaitu, likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, dan aktivitas. Rasio-rasio ini merupakan rasio yang
berhubungan kuat dengan kebangkrutan.
Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan
serangkaian rasio-rasio keuangan yang dimasukkan dalam suatu
persamaan diskriminan maka akan menghasilkan suatu angka atau skor
tertentu. Angka ini memiliki penjelasan atau interprestasi tertentu.
Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99
diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang
mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial
bangkrut. Selanjutnya skor 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai
perusahaan pada grey area atau daerah kelabu (Muslich, 2000).
43
Dalam penelitian ini, mengacu pada beberapa jurnal seperti
Simatupang (2020), Anissa (2016), dan Harlen, dkk (2019), pengukuran
financial distress menggunakan skala rasio yang terdiri dari Working
Capital / Total Asset, Retained Earning / Total Asset, EBIT / Total Asset,
Market Value of Equity / Total Liabilities. Menurut Rudianto dalam
Harlen, dkk (2019), rumus ini merupakan rumus modifikasi Altman, yang
mana rumus ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan berbagai jenis
bidang usaha.
4. Integritas Laporan Keuangan (Y)
Menurut Mayangsari dalam Fajaryani (2015) mendefinisikan
integritas laporan keuangan sebagai ukuran sejauh mana laporan keuangan
yang disajikan manajemen menunjukkan informasi yang benar dan jujur
sehingga tidak menyesatkan para penggunanya. Integritas laporan
keuangan diukur dengan konservatisme menggunakan Model Beaver dan
Ryan.
Indeks konservatisme sebagai proksi integritas laporan keuangan
dihitung dengan Model Beaver dan Ryan (2000) menggunakan Market to
Book Ratio, yaitu:
Keterangan:
Book value : total equity / volume shares
𝐌𝐁𝐑 = 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆𝒔
𝑩𝒐𝒐𝒌 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆
44
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Indikator Skala
1. Ukuran KAP
(X1) (Astria,
2011)
Kode 0 = KAP berafiliasi non-Big 4
Kode 1 = KAP berafiliasi Big 4
Nominal
2. Kepemilikan
Manajerial
(X2)
(Tehranian,
dkk, 2006)
Jumlah saham
kepemilikan manajerial
Jumlah saham
yang beredar
Rasio
3. Financial
Distress (X3)
(Harlen,
2019)
Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
Rasio
4. Integritas
Laporan
Keuangan (Y)
(Fajaryani,
2015)
MBR = 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
Rasio
Tabel 2
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah metode arsip (dokumentasi) dan studi pustaka. Data ini
diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan dari website resmi
masing-masing perusahaan yang diteliti, sedangkan data lainnya yaitu referensi
dari jurnal yang mendukung penelitian ini.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi
berganda.
× 100%
45
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2016). Tujuan statistik deskriptif adalah untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017).
2. Uji Pemilihan Model
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan software Eviews 10.0. Menurut Wahyu (2015),
untuk memilih model yang paling tepat dalam mengelola data panel,
terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Uji Chow
Uji ini dilakukan untuk menentukan model common effect atau
fixed effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Untuk melakukan uji chow, data diregresikan terlebih dahulu
dengan menggunakan model common effect dan fixed effect,
kemudian dilakukan uji fixed/random effect dengan mengggunakan
redundant fixed effect-likelihood ratio. Hipotesis yang dibentuk dalam
Uji Chow adalah sebagai berikut:
H0: Common Effect Model (pooled OLS)
Ha: Fixed Effect Model (LSDV)
46
Jika nilai probabilitas cross section F lebih besar dari 0,05
maka model yang terpilih adalah common effect. Sebaliknya, jika nilai
probabilitas cross section F lebih kecil dari 0,05 maka model yang
terpilih adalah fixed effect.
b. Uji Hausman
Uji hausman adalah uji yang digunakan untuk memilih model
yang terbaik antara fixed effect model atau random effect model. Uji
hausman ini didasarkan pada ide bahwa Least Squares dummy
Variabels (LSDV) dalam metode fixed effect dan Generalized Least
Square (GLS) dalam metode random effect adalah efisien, sedangkan
Ordinary Least Square (OLS) dalam metode common effect tidak
efisien. Yaitu dengan menguji hipotesis berbentuk:
H0: Fixed Effect Model
Ha: Random Effect Model
Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-
Square dengan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebas.
Apabila nilai statistik hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Square
maka hipotesis nol ditolak yang artinya model yang tepat untuk
regresi data panel adalah model random effect. Dan sebaliknya,
apabila nilai statistik hausman lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares
maka hipotesis nol diterima yang artinya model yang tepat untuk
regresi data panel adalah model fixed effect.
47
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan untuk membuktikan apakah
hipotesis yang menggunakan model regresi linear telah memenuhi
beberapa asumsi klasik yang disyaratkan agar hasil regresi yang diperoleh
merupakan estimasi yang tepat.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel
bebas, variabel tidak bebas atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual
adalah dengan menggunakan metode jarque-bera (JB). Apabila nilai
JB lebih kecil dari 2 maka data berdistribusi normal atau jika
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
Menurut Ajija dkk (2011) uji normalitas hanya digunakan jika
jumlah observasi adalah kurang dari 30, untuk mengetahui apakah
error term mendekati distribusi normal. Jika jumlah observasi lebih
dari 30, tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab, distribusi
sampling error term telah mendekati normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau
tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen, jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Pengujian
48
multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF membesar maka
diduga ada multikolinearitas. Sebagai aturan main (rule of thumb) jika
nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada multikolinearitas
(Widarjono, 2007).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidakseimbangan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Untuk mengetahui apakah suatu data bersifat
heterokedastis atau tidak perlu dilakukan pengujian. Pengujian
heterokedastis untuk penelitian ini menggunakan uji white
heteroscedasticity (no cross term), dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
Ha: Terjadi masalah heteroskedastisitas
Jika pada output white heteroscedasticity nilai probability
Obs*R-Squared lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heterokedastisitas atau datanya homocedastic. Akan tetapi, apabila
nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka terjadi masalah
heterokedastisitas atau datanya tidak homocedastic (Basuki, 2017).
49
d. Uji Autokorelasi
Pengujian asumsi ketiga dalam model regresi linear klasik
adalah uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin Watson. Apabila nilai Durbin Watson berada pada daerah dU
sampai 4-dU dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung autokorelasi.
Kesulitan utama pada uji Durbin Watson adalah terdapat
interval “tidak tahu”, yang tidak memberikan keputusan yang tidak
tegas (tidak konklusif) dan biasanya jangkauan interval ini cukup
besar. Dengan demikian akan dihadapi resiko besar untuk membuat
keputusan yang salah, yaitu kasus-kasus yang seharusnya
mengandung autokorelasi dinyatakan sebagai kasus yang tidak
konklusif, jadi karena tidak secara nyata mengandung autokorelasi
maka model itu dapat diterima. Atau jika diperoleh hasil hitung
DWhitung berada pada interval “tidak tahu” maka dapat dilakukan uji
Lagrange Multiple (LM).
Uji Lagrange Multiple (LM) dikembangkan oleh Breusch-
Godfrey, sehingga disebut pula The Breusch-Godfrey (BG) Test.
Mendeteksi problem autokorelasi bisa juga menggunakan Uji
50
Lagrange Multiple (LM). Uji ini dilakukan dengan melihat nilai
Obs*R-squared dan nilai probability-nya pada tabel Breusch-Godfrey
Serial Correation LM Test hasil program Eviews. Ketentuannya
adalah bila nilai probability > 5%, berarti tidak ada autokorelasi.
Sementara bila nilai probability < 5%, berarti mengandung masalah
autokorelasi. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiple (LM).
4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis akan menggunakan uji
regresi linear berganda dengan menggunakan data panel. Analisis regresi
linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel dependen
(Sugiyono, 2012).
Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
ILK : Integritas Laporan Keuangan
b0 : Konstanta
b1-b3 : Koefisien Regresi
KAP : Ukuran KAP
KM : Kepemilikan Manajerial
FD : Financial Distress
𝜀 : Residual Error
ILK = b0 + b1KAP + b2KM + b3FD + 𝜀
51
Menurut Widarjono (2018), dalam metode estimasi model regresi
dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan,
antara lain:
a. Common Effect Model
Merupakan teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi
data panel adalah hanya dengan mengkombinasikan data time series
dan cross section. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan
dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data
antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
b. Fixed Effect Model
Model ini mengetahui adanya perbedaan dengan
mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan
sedangkan slope-nya tetap sama antar perusahaan. Teknik model fixed
effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan
variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Model
ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
perusahaan dan antar waktu.
c. Random Effect Model
Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel
gangguan (error terms) dikenal sebagai metode random effect. Di
dalam model ini kita akan mengestimasi data panel dimana variabel
52
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu.
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui uji goodness fit of model
yang merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengambil keputusan
dalam menolak atau menerima hipotesis penelitian. Pengujian ini terdiri
dari koefisien determinan Adjusted R Square (Adj R2), uji simultan (Uji
F), dan uji parsial (Uji t).
a. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R2) mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Koefisien determinasi memiliki nilai antara nol dan satu.
Semakin kecil nilai R2 berarti bahwa kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas sedangkan
koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
mendekati sempurna. Digunakan Adjusted sebagai koefisien
determinasi jika regresi variabel independen lebih dari 2.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria
pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013) adalah dengan
53
melihat angka probabilitasnya. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima yang menyatakan semua variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika
nilai signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak yang menyatakan semua
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
c. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Menurut
Ghozali (2018) jika probabilitas (p-value) < sig (α 0,05) maka secara
parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Jika probabilitas > sig (α 0,05) maka secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan selama periode penelitian yaitu tahun 2014-2019. Data sekunder
tersebut didapat dari website masing-masing perusahaan yang diteliti. Objek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Indeks LQ45 periode
2014 – 2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan Indeks LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 45 perusahaan. Dari
keseluruhan populasi, digunakan teknik pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan yang memenuhi kriteria
yang ditetapkan oleh peneliti. Berdasarkan metode pengambilan sampel
tersebut diperoleh 25 perusahaan yang layak dijadikan sampel.
Tabel 4.1.
Tabel Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Pelanggaran
Kriteria Jumlah
1.
Perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
tahun 2014-2019
- 45
2.
Perusahaan yang konsisten berada dalam
daftar LQ45 selama periode tahun 2014-
2019
(20) 25
3.
Perusahaan yang menyediakan Laporan
Keuangan secara lengkap selama periode
tahun 2014-2019
- 25
4. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria - 25
5. Periode penelitian 6 tahun (2014-2019) - 150 Tabel 3
55
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda menggunakan data panel. Pengolahan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2013 dan
software Eviews 10.0.
Berikut merupakan data yang di deskripsikan yang terdiri dari variabel
independen, yaitu Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial
Distress, dan variabel dependen yaitu Integritas Laporan Keuangan.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2016). Berikut adalah hasil uji statistik deskriptif:
Tabel 4.2.
Uji Statistik Deskriptif
Date: 12/08/20
Time: 12:07
Sample: 1 150
X1_KAP X2_KM X3_FD Y_ILK
Mean 0.833333 0.000795 10.28364 7.378975
Median 1.000000 0.000000 5.885700 2.573650
Maximum 1.000000 0.009200 50.68440 246.4597
Minimum 0.000000 0.000000 -0.859500 0.392400
Std. Dev. 0.373927 0.002023 11.31337 23.20821
Skewness -1.788854 2.980489 1.706019 7.943606
Kurtosis 4.200000 10.71891 5.189980 77.61330
Jarque-Bera 89.00000 594.4681 102.7376 36372.17
56
Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa jumlah data (observations)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 150 sampel yang berasal dari
laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan Indeks LQ45 yang
konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
2014-2019. Berdasarkan hasil tersebut maka semua data pada sampel
dapat diolah dan tidak terdapat kehilangan data.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Integritas Laporan
Keuangan (ILK). Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap
ILK menunjukkan nilai minimum 0,392 dan nilai maksimum sebesar
246,46 dengan rata-rata 7,378975. Nilai maksimum pada perusahaan
Matahari Department Store pada tahun 2014, yang berarti
mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan
mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya. Sedangkan
nilai minimum terdapat pada Bank BRI pada tahun 2016. Nilai rata-rata
sebesar 7,378975 dengan standar deviasi sebesar 23,20821 hal ini
menunjukan variabel ILK mempunyai sebaran data yang cukup tinggi
karena nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, sehingga
simpangan data pada variabel ILK kurang baik. Nilai skewness sebesar
7,943606 menunjukan kemiringan sebaran data condong ke kiri dan tidak
normal dengan nilai kurtosis sebesar 77,613 menujukan data mengumpul
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 125.0000 0.119300 1542.546 1106.846
Sum Sq. Dev. 20.83333 0.000610 19070.86 80254.56
Observations 150 150 150 150
57
atau homogen. Nilai probability Jarque-Bera sebesar 0,0000 menujukan
data tersebar tidak normal.
Variabel independen pertama pada penelitian ini adalah Ukuran
KAP. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap Ukuran KAP
menunjukkan nilai maksimum sebesar 1 dan nilai minimum sebesar 0
dengan rata-rata sebesar 0,833333. Untuk variabel ukuran KAP
menggunakan variabel dummy, oleh karena itu hasil penelitian hanya
muncul angka 0 dan 1. Nilai rata-rata sebesar 0,833333 dengan standar
deviasi sebesar 0,373927. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai
rata-rata menunjukan Ukuran KAP mempunyai sebaran yang cukup
rendah dari pada nilai rata-rata atau data bersifat homogen sehingga
dikatakan simpangan variabel Ukuran KAP cukup baik. Nilai skewness
sebesar -1,788 menunjukan sebaran data lebih condong miring ke kanan
dan berdistribusi normal dengan nilai kurtosis sebesar 4,2000 menunjukan
data hampir mengumpul atau homogen. Nilai probability Jarque-Bera
sebesar 0,0000 menujukan data tersebar tidak normal.
Variabel independen kedua pada penelitian ini adalah Kepemilikan
Manajerial (KM). Hasil analisis statistik deskriptif terhadap KM
menunjukkan nilai maksimum sebesar 0,009 dan nilai minimum sebesar 0
dengan rata-rata sebesar 0,000795. Nilai maksimum terdapat pada
perusahaan Gudang Garam tahun 2014-2016 yang berarti rendahnya peran
serta manajemen sebagai pemilik saham dalam pengambilan keputusan,
sedangkan nilai minimum terdapat pada perusahaan Bank BRI (2014),
58
Bank Mandiri (2014-2015), Bumi Serpong Damai (2014-2019), Indofood
CBP Sukses Makmur (2014-2019), Indocement Tunggal Prakasa (2014-
2019), Kalbe Farma (2014-2019), Matahari Department Store (2014), PT
Pembangunan Perumahan (2014-2019), Semen Indonesia (2014-2019),
Unilever (2014-2019), dan Waskita (2014-2019) yang menunjukkan
perusahaan tersebut tidak memiliki kepemilikan manajerial. Nilai rata-rata
sebesar 0,000795 dengan standar deviasi 0,002023 hal ini menunjukan
variabel KM mempunyai sebararan data yang cukup tinggi karena nilai
standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata, sehingga simpangan data
pada variabel Kepemilikan Manajerial kurang baik. Nilai skewness sebesar
2,980489 menunjukan kemiringan sebaran data condong ke kiri dan tidak
normal dengan nilai kurtosis sebesar 10,7189 menujukan data data hampir
mengumpul atau homogen. Nilai probability Jarque-Bera sebesar 0,0000
menujukan data tersebar tidak normal.
Variabel independen ketiga pada penelitian ini adalah Financial
Distress (FD). Hasil analisis statistik deskriptif terhadap FD menunjukkan
nilai maksimum sebesar 50,68 dan nilai minimum sebesar -0,86 dengan
rata-rata sebesar 10,28364. Nilai maksimum terdapat pada perusahaan
Surya Citra Media pada tahun 2014 yang artinya pada tahun tersebut
perusahaan berada dalam zona aman, dan nilai minimum pada perusahaan
Jasa Marga pada tahun 2019 yang berarti perusahaan tersebut berada pada
zona distress. Nilai rata-rata sebesar 10,28364 dengan standar deviasi
11,31337 hal ini menunjukan variabel FD mempunyai sebararan data yang
59
rendah karena nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga
simpangan data pada variabel FD cukup baik. Nilai skewness sebesar
1,706019 menunjukan kemiringan sebaran data cenderung condong ke kiri
dan berdistribusi tidak normal dengan nilai kurtosis sebesar 5,189980
menujukkan data hampir mengumpul atau homogen. Nilai probability
Jarque-Bera sebesar 0,0000 menujukan data tersebar tidak normal.
2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji ini dilakukan untuk menentukan model common effect atau
fixed effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Untuk melakukan uji chow, data diregresikan terlebih dahulu
dengan menggunakan model common effect dan fixed effect. Hipotesis
yang dibentuk dalam uji chow adalah sebagai berikut:
H0: Common Effect Model
Ha: Fixed Effect Model
Tabel 4.3.
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: KODE
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 6.968731 (24,122) 0.0000
Cross-section Chi-square 129.490312 24 0.0000
Tabel 4 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
Pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross
section F sebesar 0,0000. Berdasarkan tabel hasil Uji Chow di atas
60
dapat dilihat bahwa nilai Cross-section Chi-Square < nilai signifikansi
(0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa model yang dipilih adalah model fixed
effect. Kemudian, karena Uji Chow yang dilakukan menyimpulkan
memilih fixed effect model, maka perlu dilakukan uji selanjutnya yaitu
Uji Hausman untuk memilih antara fixed effect model dengan random
effect model.
b. Uji Hausman
Uji ini dilakukan untuk menentukan model fixed effect atau
random effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Untuk melakukan uji hausman, data juga diregresikan dengan
model fixed effect dan random effect, kemudian dilakukan uji
fixed/random effect dengan menggunakan correlated random effect-
hausman test. Hipotesis yang dibentuk dalam uji hausman adalah
sebagai berikut:
H0: Fixed Effext Model
Ha: Random Effect Model
Tabel 4.4.
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: KODE
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.786880 3 0.1881
Tabel 5 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
61
Berdasarkan tabel 4.4. hasil Uji Hausman dapat diketahui
bahwa nilai probabilitas Cross-section random > nilai signifikansi
(0,1881 > 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model yang dipilih adalah random effect model.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Apabila nilai probabilitas Jarque-Bera < nilai signifikan (0,05) maka
H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya data tidak memiliki distribusi
normal. Sedangkan apabila nilai probabilitas Jarque-Bera > nilai
signifikan (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya data
memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Hipotesis Uji Normalitas
dalam penelitian ini adalah:
H0: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
Gambar 4.1.
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series: Standardized Residuals
Sample 2014 2019
Observations 150
Mean -1.60e-16
Median 0.021345
Maximum 0.869892
Minimum -0.621062
Std. Dev. 0.324084
Skewness 0.264641
Kurtosis 2.385597
Jarque-Bera 4.110185
Probability 0.128081
Gambar 2 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
62
Berdasarkan gambar 4.1. hasil Uji Normalitas di atas dapat
diketahui bahwa nilai probability Jarque-Bera > nilai signifikansi
(0,128081 > 0,05). Dengan demikian dapat diartikan menerima H0 dan
menolak Ha yang artinya data berdistribusi normal sehingga dapat
dilanjutkan ke pengujian berikutnya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau
tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF
membesar maka diduga ada multikolinearitas. Sebagai aturan main
(rule of thumb) jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada
multikolinearitas (Widarjono, 2007).
Tabel 4.5.
Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 12/08/20 Time: 12:12
Sample: 1 150
Included observations: 150
Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF
X1_KAP 0.004693 5.374963 1.146659
X2_KM 0.000172 1.220579 1.047030
X3_FD 6.04E-06 2.047600 1.117813
C 0.003314 4.824700 NA
Tabel 6 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
63
Berdasarkan tabel 4.5. di atas hasil Uji Multikolinearitas
menunjukkan nilai VIF untuk seluruh variabel independen < 10, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidakseimbangan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini menggunakan
Uji White untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, adapun
hasil dari pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.223117 Prob. F(3,145) 0.3035
Obs*R-squared 3.677512 Prob. Chi-Square(3) 0.2985
Scaled explained SS 8.911648 Prob. Chi-Square(3) 0.0305
Tabel 7 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
Berdasarkan tabel 4.6. di atas hasil Uji White
Heteroskedastisitas dapat diketahui bahwa nilai Probabilitas Chi-
Square Obs*R-squared sebesar 0,2985 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model atau
datanya homokedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
64
pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linear. Uji
Lagrange Multiple (LM) dilakukan dengan melihat nilai Obs*R-
squared dan nilai probability-nya pada tabel Breusch-Godfrey Serial
Correation LM Test hasil program Eviews. Ketentuannya adalah bila
nilai probability > 5%, berarti tidak ada autokorelasi. Sementara bila
nilai probability < 5%, berarti mengandung masalah autokorelasi
(Ghozali, 2011).
Tabel 4.7.
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 3.987107 Prob. F(2,143) 0.2070
Obs*R-squared 7.869939 Prob. Chi-Square(2) 0.1950
Tabel 8 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
Berdasarkan tabel 4.7. di atas hasil Uji Autokorelasi dapat
diketahui bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,1950 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4. Analisis Regresi Linear Berganda Data Panel
Tabel 4.8.
Hasil Pengujian Regresi Data Panel
Dependent Variable: Y_ILK
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/08/20 Time: 12:02
Sample: 2014 2019
Periods included: 6
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 150
Swamy and Arora estimator of component variances
65
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1_KAP 0.166397 0.076847 2.165300 0.0320
X2_KM 0.044085 0.021203 2.079137 0.0394
X3_FD 0.027695 0.003741 7.402265 0.0000
C 0.565099 0.084209 6.710682 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.236189 0.5176
Idiosyncratic random 0.228037 0.4824
Weighted Statistics
R-squared 0.323673 Mean dependent var 0.373125
Adjusted R-squared 0.309776 S.D. dependent var 0.276154
S.E. of regression 0.229428 Sum squared resid 7.685048
F-statistic 23.29064 Durbin-Watson stat 0.913977
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.506497 Mean dependent var 1.017520
Sum squared resid 15.64958 Durbin-Watson stat 0.448827
Tabel 9 Sumber: Data diolah (Eviews 10.0)
Berdasarkan dari tabel 4.8. di atas, persamaan regresi yang
dihasilkan sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat
diinterpretasikan:
a. Nilai konstanta sebesar 0,565099 menunjukkan bahwa jika variabel
independen pada regresi yaitu Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial,
dan Financial Distress bernilai 0 atau konstan, maka Integritas
ILK = 0,565099 + 0,166397KAP + 0,044085KM + 0,027695FD + 𝜀
66
Laporan Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di
BEI periode 2014-2019 adalah sebesar 0,565099.
b. Koefisien regresi Ukuran KAP sebesar 0,166397 menunjukkan bahwa
setiap terjadinya peningkatan variabel Ukuran KAP sebesar 1 satuan
dengan asumsi variabel lain bernilai 0 atau konstan, maka akan
meningkatkan Integritas Laporan Keuangan sebesar 0,565397.
c. Koefisien regresi Kepemilikan Manajerial sebesar 0,044085
menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan variabel
Kepemilikan Manajerial sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain
bernilai 0 atau konstan, maka akan meningkatkan Integritas Laporan
Keuangan sebesar 0,044085.
d. Koefisien regresi Financial Distress sebesar 0,027695 menunjukkan
bahwa setiap terjadinya peningkatan variabel Financial Distress
sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai 0 atau konstan,
maka akan meningkatkan Integritas Laporan Keuangan sebesar
0,027695.
5. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R2) mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Pada tabel 4.8. nilai Adjusted R Squared sebesar 0,309776
atau 30,97%, menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel-
variabel independen (Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan
67
Financial Distress) dalam menjelaskan variabel dependen (Integritas
Laporan Keuangan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-
variabel independen tersebut mampu menjelaskan variabel dependen
sebesar 30,97%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 69,03% dijelaskan
oleh variabel-variabel lainnya yang tidak dianalisis dalam penelitian
ini, seperti: Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Audit
Report Lag, Kepemilikan Institusional, Leverage, Independensi,
Kualitas Audit, Komisaris Independen, dan lain-lain.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria
pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013) adalah dengan
melihat angka probabilitasnya. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima yang menyatakan semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pada tabel 4.8. dapat diketahui bahwa nilai probabilitas F
statistic sebesar 0,000000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa
variabel Ukuran KAP, Kepemilikan Manajerial, dan Financial
Distress secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan
terhadap Integritas Laporan Keuangan.
68
c. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Ketentuannya adalah jika nilai probabilitas < sig
(α 0,05) maka secara parsial variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Variabel Ukuran KAP memiliki nilai probabilitas (p-value)
0,0320 < tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan H1
diterima, yang berarti bahwa Ukuran KAP berpengaruh
signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.
2) Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai probabilitas (p-
value) 0,0394 < tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan H2 diterima, yang berarti bahwa Kepemilikan
Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan
Keuangan.
3) Variabel Financial Distress memiliki nilai probabilitas (p-value)
0,0000 < tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan H3
diterima, yang berarti bahwa Financial Distress berpengaruh
signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.
69
C. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari tabel 4.8. di atas, menunjukkan tingkat signifikansi pada
variabel ukuran KAP sebesar 0,0320 (sig < 0,05). Berdasarkan hasil
tersebut maka H1 diterima, yang berarti ukuran KAP secara signifikan
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian juga
menunjukkan arah positif dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,166397, yang artinya semakin besar ukuran KAP maka semakin tinggi
integritas laporan keuangan perusahaannya atau sebaliknya.
Hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Febriana (2020) yang menunjukkan bahwa Ukuran KAP
berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. Hal tersebut
menjelaskan bahwa besarnya ukuran KAP yang digunakan perusahaan
dapat meningkatkan integritas laporan keungan perusahaan. Ukuran KAP
dilihat dari besar kecilnya KAP yaitu KAP big four dan KAP non big four.
KAP big four dianggap lebih mampu memberikan kualitas audit yang
lebih baik dibandingkan KAP non big four sehingga integritas laporan
keuangan yang dihasilkan oleh KAP yang besar lebih tinggi dibandingkan
KAP kecil.
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan
Keuangan
Dari tabel 4.8. di atas, menunjukkan tingkat signifikansi pada
variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,0394 (sig < 0,05). Berdasarkan
70
hasil tersebut maka H2 diterima, yang berarti kepemilikan manajerial
berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil
penelitian juga menunjukkan arah positif dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0,044085, yang artinya semakin tinggi tingkat kepemilikan
manajerial maka semakin tinggi tingkat integritas laporan keuangan
perusahaannya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Kartika & Nurhayati (2018) yang menyatakan bahwa Kepemilikan
Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Kepemilikan Manajerial merupakan posisi terbaik untuk
melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang memenuhi
good corporate governance. Dengan demikian, tingkat pengungkapan
informasi yang lebih tinggi dan tidak memihak diharapkan dari perusahaan
dengan proporsi dewan komisaris independen yang lebih tinggi.
3. Pengaruh Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari tabel 4.8. di atas, menunjukkan tingkat signifikansi pada
variabel financial distress sebesar 0,0000 (sig < 0,05). Berdasarkan hasil
tersebut maka H3 diterima, yang berarti financial distress secara
signifikan berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil
penelitian juga menunjukkan arah positif dengan nilai koefisien regresi
71
sebesar 0,034893, yang artinya semakin tinggi tingkat financial distress
maka semakin tinggi tingkat integritas laporan keuangan perusahaannya.
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ariantoni (2017) yang menyatakan bahwa Financial Distress
berpengaruh signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Berdasarkan teori signaling, Suprihantini dan Pusparini (2007) dalam
Dewi dan Suryanawa (2014) mengemukakan bahwa tingkat
konservatisme akuntansi suatu perusahaan akan dinaikkan apabila kondisi
keuangannya sedang mengalami masalah. Hal tersebut terjadi karena
perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dengan prospek
yang buruk akan berupaya untuk memberikan sinyal yang lebih baik
kepada publik melalui penyelenggaraan akuntansi yang konservatif dalam
rangka mengembalikan kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut.
Akibatnya, integritas laporan keuangan perusahaan tersebut pun akan
mengalami peningkatan.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Ukuran KAP,
Kepemilikan Manajerial, dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2014-2019. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan serta hasil
pengujian yang dilakukan terhadap 150 sampel penelitian, maka kesimpulan
yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Ukuran KAP secara simultan dan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Integritas Laporan Keuangan.
2. Kepemilikan Manajerial secara simultan dan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.
3. Financial Distress secara simultan dan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Integritas Laporan Keuangan.
B. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik dengan adanya beberapa masukan diantaranya yaitu:
1. Peneliti selanjutnya dapat menambah tahun pengamatan penelitian atau
dapat menggunakan perusahaan yang bergerak di sektor yang berbeda
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian agar
73
dapat mengetahui hasil yang berbeda di setiap sektor dan dapat
mengetahui kondisi terkini dengan menambah tahun pengamatan.
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan proxy lain untuk mengukur,
seperti Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Audit Report Lag,
Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran Perusahaan, Independensi,
Kualitas Audit, Komite Audit, Komisaris Independen, dan lain-lain.
3. Mempertimbangkan model berbeda dalam pengukuran Integritas Laporan
Keuangan sehingga dapat dilihat hasil yang berbeda. Seperti pengukuran
menggunakan Discretionary Accrual, model Zhang (2007), dan
Earning/Stock Return Relation.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, S. R., Sari, D. W., Setianto, R. H., & Primanti, M. R. 2011. Cara Cerdas
Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.
Aljufri. 2014. Dampak Audit Quality dan Corporate Governance Terhadap
Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11,
No. 2, ISSN: 1829-9822, (hal. 267-280).
Almilia, L. S., & Kritijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing (JAAI) Vol. 7 No. 2, ISSN:
1410-2420.
Anissa, N. 2016. Penggunaan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kemungkinan
Kebangkrutan Pada PT. Mitra Adiperkasa Tbk. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol.
21, No. 3.
Anthony, R. N., & Govindarajan, V. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.
Ariantoni, Z. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Distress, Komite
Audit, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi
Dewan Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan Keuangan pada
Perusahaan Jasa Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2014. JOM Fekon, Vol. 4, No. 1.
Astria, T. 2011. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance,
dan Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan. Universitas
Diponegoro.
Atiningsih, S., & Suparwati, Y. K. 2018. Pengaruh Corporate Governance dan
Leverage Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen
dan Akuntansi Terapan, Vol. 9, No. 2.
Ayem, S., & Yuliana, D. 2019. Pengaruh Independensi Auditor, Kualitas Audit,
Manajemen Laba dan Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Akmenika, Vol. 16, No. 1.
Basuki, A. T. 2017. Ekonometrika dan Aplikasi dalam Ekonomi (Dilengkapi
Aplikasi EVIEWS 7). Yogyakarta: Danisa Media.
Beaver, W. H., & Ryan, S. G. 2000. Biases and Lags in Book Value and Their
Effects on The Ability of The Book to Market Ratio to Predict Book Return
on Equity. Journal of Accounting Research 38, 127–148.
Belkaoui, A. R. 2007. Accounting Theory Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat
Boediono, G. S. B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
75
Christiawan, Y. J., & Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Utang,
Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan, 2 (1). Hlm. 1-8.
Darsono & Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi.
Yogyakarta.
Dewi, N. K. S. L., & Suryanawa, I. K. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Leverage, dan Financial Distress terhadap Konservatisme
Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 7, No. 1: 223-
234.
Dwidinda, J., Khairunnisa, & Triyanto D. N. Pengaruh Komisaris Independen,
Komite Audit, Kepemilikan Konstitusional, dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Sub Sektor
Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2015). E-
Proceeding of Management, Vol. 4, No. 3.
Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fajaryani, A. 2015. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan. Jurnal Nominal. Vol. IV. No.1. pp.67-82.
Fathurahmi, A., Sukarmanto, E., & Fadilah, S. 2015. Pengaruh Growth
Opportunities dan Financial Distress Terhadap Conservatism Accounting
pada Perusahaan Textile dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika
Unisba (Sosial dan Humaniora), Gelombang 2.
Febriana, P. I. 2020. Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap Dan Struktur Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Undergraduate thesis,
Widya Mandala Catholic University Surabaya. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS Edisi 7.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS Edisi 8.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haq, F. R. G., Suzan, L., & Muslih, M. 2017. Pengaruh Kepemilikan Manajerial
dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan. Assets:
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 7, No. 1.
Harahap, S. S. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Hardiningsih, P. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan
Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Kajian Akuntansi.
2(1). Hlm. 61-76.
76
Harlen, dkk. 2019. Analisis Penggunaan Model Altman Z-Score Untuk
Memprediksi Potensi Kebangkrutan (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub
Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 66, No. 1.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
empat.
Istiantoro, I., Paminto, A., & Ramadhani, H. 2017. Pengaruh Struktur Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan pada
Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI. Akuntabel, 14(2), 157–179.
Iturriaga, F. J. L., & Sanz, J. A. R. 2001. Ownership Structure, Corporate Value and
Firm Investment: A Simultaneous Equations Analysis of Spanish
Companies. Journal of Management and Governance. Vol. 5: 179-204.
Kartika, A., & Nurhayati, I. 2018. Determinasi Integritas Laporan Keuangan:
Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Prosiding
SENDI_U 2018.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. 2008. Akuntansi Intermediate (Jilid
1 Edisi 12). Jakarta: Erlangga.
Linata, Y., & Sugiarto, B. 2012. Pengaruh Independensi Akuntan Publik, Kualitas
Audit, Ketepatan Waktu Pelaporan serta Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan LQ45 yang Terdaftar
pada BEI Periode 2007-2010. Jurnal Akuntansi iBii Vol. 1, No. 1.
Mayangsari, S. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi VI.
Muslich, Muhammad. 2000. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Bumi Aksara.
Narayana, D. G. A., & Yadnyana, I K. 2017. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Financial Distress dan Audit Tenure pada Ketepatwaktuan Publikasi
Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 18, No.
3, hal. 2085-2144.
Noviantari, N. W., & Ratnadi, N. M. D. 2015. Pengaruh Financial Distress, Ukuran
Perusahaan, dan Laverage pada Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Okezone.com. (2019, 28 Juni). Kronologi Kasus Laporan Keuangan Garuda
Indonesia Hingga Kena Sanksi. Diakses pada 12 Oktober 2019, dari
https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072245/kronologi-
kasus-laporan-keuangan-garuda-indonesia-hingga-kena-sanksi?page=3.
Patunrui, K. I. A., & Yati, S. 2017. Analisis Penilaian Financial Distress
Menggunakan Model Altman (Z-Score) Pada Perusahaan Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen Bisnis. Vol. 5, No. 1, (hal. 55-71).
77
Platt, H. D., & Platt, M. B. 2002. Predicting Corporate Financial Distress:
Reflections on Choice-Based Sample Bias. Journal of Economics and
Finance. Vol. 26, No. 2, (hal. 184-199).
Prihadi, T. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM
Manajemen.
Qoyyimah, S. D., Kholmi, M., & Harventy, G. 2015. Pengaruh Struktur Corporate
Governance, Audit Tenure dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Reviu Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 5, No. 1.
Riyatno. 2007. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Earnings
Response Coefficients. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, No.2: 152.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Saad, B., & Abdillah, A. F. 2019. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Audit Tenure, dan Financial Distress Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen Oikonomia, 15(1), 70–85.
Saksakotama, P. H., & Cahyonowati, N. 2014. Determinan Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 3 No. 2 ISSN: 2337-3806, (hal. 1-13).
Saleh, A., & Sudiyatno, B. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Probabilitas Kebangkrutan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI. Dinamika Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan. Vol. 2, No. 1, (hal.
82-91).
Siahaan, S. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance dan Kualitas Kantor
Akuntan Publik Terhadap Integritas Laporan Keuangan Studi Kasus pada
Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas
Ekonomi - Universitas Methodist Indonesia, 1(1), 14.
Simatupang, E. M. 2020. Penerapan Altman Z-Score dalam Memprediksi
Kebangkrutan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurnal Akuntansi
Barelang, Vol 4, No. 2.
Smith, M., Ren, Y., & Dong, Y. (2011). The Predictive Ability of Conservatism
and Governance Variables in Corporate Financial Disclosure. Asian Review
of Accounting, Vol. 0, No. 2, (hal. 171-185).
Sugiharto, A. 2017. Analisis Pengaruh Struktur Corporate Governance dan
Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2014. Universitas Katolik
Widya Mandala. Retrieved from http://repository.wima.ac.id/.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
78
Sukanto, E., & Widaryanti. 2018. Analisis Pengaruh Ukuran KAP dan Tata Kelola
Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Fokus Ekonomi, Vol.
3, No. 1.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta.
Tehranian, H., Cornett, M. M., Marcus, A. J., & Saunders, A. 2006. Earning
Management, Corporate Governance, and True Financial Performance.
Diakses dari http://papers.ssrn.com/ pada tanggal 4 September 2019.
Veres, M., Darmadji, S. H., & Sutanto, A. C. 2013. Hubungan Mekanisme Good
Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap
Konservatisme Akuntansi di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.
Verya, E. 2017. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Good
Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan. Jurnal JOM Fekon,
Vol. 4, No.1.
Watts, R. L. 2003. Conservatism in Accounting Part I: Explanations and
Implications. Journal of Accounting and Economics. 207–221.
Widarjono, A. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonesia FE
UII.
Winarno, W. W. 2015. Analisis Ekonometrika dan Sttatistika dengan Eviews.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wulandari, N. P. Y., & Budiartha. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Komite
Audit, Komisaris Independen dan Dewan Direksi Terhadap Integritas
Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Yulinda, N. 2016. Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Leverage,
Pergantian Auditor dan Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Jurnal JOM Fekon, Vol. 3, No. 1.
Yustika, Y. 2015. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Biaya Agensi Manajerial Terhadap Financial Distress.
Universitas Diponegoro, Semarang.
79
LAMPIRAN
80
Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Kode
1. AKR Corpirondo AKRA
2. Aneka Tambang ANTM
3. Bank Central Asia BBCA
4. Bank Negara Indonesia BBNI
5. Bank Rakyat Indonesia BBRI
6. Bank Tabungan Negara BBTN
7. Bank Mandiri BMRI
8. Bumi Serpong Damai BSDE
9. Gudang Garam GGRM
10. Indofood CBP Sukses Makmur ICBP
11. Indofood Sukses Makmur INDF
12. Indocement Tunggal Perkasa INTP
13. Jasa Marga JSMR
14. Kalbe Farma KLBF
15. Matahari Department Store LPPF
16. Media Nusantara Citra MNCN
17. Tambang Batubara Bukit Asam PTBA
18. PP Persero PTPP
19. Surya Citra Media SCMA
20. Semen Indoensia SMGR
21. Telekomunikasi Indonesia TLKM
22. United Tractors UNTR
23. Unilever UNVR
24. Wijaya Karya WIKA
25. Waskita Karya WSKT
Lampiran 2. Tabel Pengukuran Ukuran KAP
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
1 AKRA
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
81
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2 ANTM
2014 - 1
2015 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2016 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2017 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2018 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2019 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
3 BBCA
2014 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2015 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2017 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2018 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2019 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
4 BBNI
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
2015 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
5 BBRI
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
6 BBTN
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
7 BMRI 2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
82
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
8 BSDE
2014 KAP Mirawati Sensi Suryanto & Lianny (MS) 0
2015 KAP Mirawati Sensi Suryanto & Lianny (MS) 0
2016 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
2017 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
2018 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
2019 KAP Mirawati Sensi Idris (MS) 0
9 GGRM
2014 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2015 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2017 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2018 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2019 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
10 ICBP
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
11 INDF
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
12 INTP
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
13 JSMR
2014 KAP Aryanto Amir Jusuf Mawar & Saptoto
(RSM AJJ) 0
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
83
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
14 KLBF
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
15 LPPF
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
2015 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2016 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2017 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2018 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2019 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
16 MNCN
2014 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2015 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2016 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2017 KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia) 0
2018 KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia) 0
2019 KAP Kanaka Puradiredja Suhartono (Nexia) 0
17 PTBA
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
2015 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
18 PTPP
2014 KAP Soejatna Mulyana & Rekan (SMR) 0
2015 KAP Soejatna Mulyana & Rekan (SMR) 0
2016 KAP Hertanto Grace Karunawan (HGK) 0
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2018 KAP Hertanto Grace Karunawan (HGK) 0
2019 KAP Hertanto Grace Karunawan (HGK) 0
84
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
19 SCMA
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
20 SMGR
2014 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2015 KAP Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) 1
2016 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2018 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2019 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
21 TLKM
2014 KAP Purwantono Suherman & Surja (EY) 1
2015 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2016 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2017 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2018 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
2019 KAP Purwantono Sungkoro & Surja (EY) 1
22 UNTR
2014 KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan (PWC) 1
2015 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2016 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2017 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2018 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
2019 KAP Tanudiredja Wibisana Rintis & Rekan
(PWC) 1
23 UNVR
2014 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2015 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2017 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2018 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
2019 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 1
24 WIKA
2014 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) 0
2015 KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) 0
2016 KAP Soejatna Mulyana & Rekan (SMR) 0
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
85
No Kode Tahun Nama Kantor Akuntan Publik X1
2018 KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
Rekan (RSM) 0
2019 KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
Rekan (RSM) 0
25 WSKT
2014 KAP Doli Bambang Sulistiyanto Dadang & Ali
(dbsd&a) 0
2015 KAP Doli Bambang Sulistiyanto Dadang & Ali
(dbsd&a) 0
2016 KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
Rekan (RSM) 0
2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Deloitte) 1
2018 KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
Rekan (RSM) 0
2019 KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar &
Rekan (RSM) 0
Lampiran 3. Tabel Pengukuran Kepemilikan Manajerial
No Kode Tahun Jumlah Saham
Kepemilikan Manajerial
Jumlah Saham
yang Beredar X2
1 AKRA
2014 28.270.464 3.913.637.674 0,01
2015 26.904.535 3.949.030.235 0,01
2016 28.824.270 3.991.781.170 0,01
2017 23.118.820 4.006.329.420 0,01
2018 27.118.820 4.014.694.920 0,01
2019 27.118.820 4.014.694.920 0,01
2 ANTM
2014 1.200.750 9.538.460.000 0,00
2015 623.066 24.030.765.000 0,00
2016 623.066 24.030.765.000 0,00
2017 172.285 24.030.765.000 0,00
2018 172.285 24.030.765.000 0,00
2019 43.500 24.030.764.725 0,00
3 BBCA
2014 59.913.360 24.655.010.000 0,00
2015 59.780.623 24.655.010.000 0,00
2016 49.462.588 24.655.010.000 0,00
2017 47.698.585 24.655.010.000 0,00
2018 47.870.485 24.655.010.000 0,00
2019 45.845.935 24.655.010.000 0,00
86
No Kode Tahun Jumlah Saham
Kepemilikan Manajerial
Jumlah Saham
yang Beredar X2
4 BBNI
2014 37.541.246 18.648.656.458 0,00
2015 4.270.029 24.956.054.000 0,00
2016 538.040 28.428.000.000 0,00
2017 492.257 18.648.656.458 0,00
2018 451.431 18.648.656.458 0,00
2019 1.421.049 18.648.656.458 0,00
5 BBRI
2014 - 24.669.162.000 0,00
2015 1.304.500 24.669.162.000 0,00
2016 1.443.500 24.669.162.000 0,00
2017 3.937.500 123.345.810.000 0,00
2018 5.743.300 123.345.810.000 0,00
2019 4.597.500 123.345.810.000 0,00
6 BBTN
2014 5.396.150 10.567.696.000 0,00
2015 5.496.150 10.582.345.000 0,00
2016 473.500 10.590.000.000 0,00
2017 162.500 10.590.000.000 0,00
2018 1.469.300 10.590.000.000 0,00
2019 911.100 10.590.000.000 0,00
7 BMRI
2014 - 23.333.333.333 0,00
2015 - 23.333.333.333 0,00
2016 2.855.329 23.333.333.333 0,00
2017 4.152.658 46.666.666.666 0,00
2018 4.327.958 46.666.666.666 0,00
2019 9.261.758 46.666.666.666 0,00
8 BSDE
2014 - 18.371.846.392 0,00
2015 - 19.246.696.192 0,00
2016 - 19.246.696.192 0,00
2017 19.246.696.192 0,00
2018 - 19.246.696.192 0,00
2019 - 19.246.696.192 0,00
9 GGRM
2014 17.702.200 1.924.088.000 0,01
2015 17.702.200 1.924.088.000 0,01
2016 17.702.200 1.924.088.000 0,01
2017 12.946.930 1.924.088.000 0,01
2018 12.946.930 1.924.088.000 0,01
2019 12.946.930 1.924.088.000 0,01
87
No Kode Tahun Jumlah Saham
Kepemilikan Manajerial
Jumlah Saham
yang Beredar X2
10 ICBP
2014 - 5.830.954.000 0,00
2015 - 5.830.954.000 0,00
2016 - 11.661.908.000 0,00
2017 - 11.661.908.000 0,00
2018 - 11.661.908.000 0,00
2019 - 11.661.908.000 0,00
11 INDF
2014 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2015 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2016 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2017 1.380.020 8.780.426.500 0,00
2018 1.461.020 8.780.426.500 0,00
2019 1.380.020 8.780.426.500 0,00
12 INTP
2014 - 3.681.231.699 0,00
2015 - 3.681.231.699 0,00
2016 - 3.681.231.699 0,00
2017 - 3.681.231.699 0,00
2018 - 3.681.231.699 0,00
2019 - 3.681.231.699 0,00
13 JSMR
2014 801.500 6.800.000.000 0,00
2015 453.200 6.800.000.000 0,00
2016 280.100 7.257.871.200 0,00
2017 1.192.600 7.257.871.200 0,00
2018 1.684.100 7.257.871.200 0,00
2019 1.684.100 7.257.871.200 0,00
14 KLBF
2014 - 46.875.122.110 0,00
2015 - 46.875.122.110 0,00
2016 - 46.875.122.110 0,00
2017 - 46.875.122.110 0,00
2018 - 46.875.122.110 0,00
2019 - 46.875.122.110 0,00
15 LPPF
2014 - 2.917.918.080 0,00
2015 20.000 2.917.918.080 0,00
2016 40.000 2.917.918.080 0,00
2017 10.000 2.917.918.080 0,00
2018 10.000 2.917.918.080 0,00
2019 10.000 2.804.883.280 0,00
88
No Kode Tahun Jumlah Saham
Kepemilikan Manajerial
Jumlah Saham
yang Beredar X2
16 MNCN
2014 13.907.800 14.276.088.500 0,00
2015 10.403.300 14.276.088.500 0,00
2016 12.074.300 14.276.103.500 0,00
2017 11.717.500 14.276.103.500 0,00
2018 11.153.000 14.276.103.500 0,00
2019 8.575.000 14.276.103.500 0,00
17 PTBA
2014 60.000 2.304.131.850 0,00
2015 130.000 2.304.131.850 0,00
2016 56.000 2.304.131.850 0,00
2017 198.000 11.520.659.245 0,00
2018 126.000 11.520.659.250 0,00
2019 162.500 11.520.659.250 0,00
18 PTPP
2014 - 4.842.436.500 0,00
2015 - 4.842.436.500 0,00
2016 - 6.199.897.354 0,00
2017 - 6.199.897.354 0,00
2018 - 6.199.897.354 0,00
2019 - 6.199.897.354 0,00
19 SCMA
2014 10.850.000 14.621.601.234 0,00
2015 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2016 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2017 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2018 4.500.000 14.621.601.234 0,00
2019 9.796.000 14.774.672.301 0,00
20 SMGR
2014 - 5.931.520.000 0,00
2015 - 5.931.520.000 0,00
2016 - 5.931.520.000 0,00
2017 - 5.931.520.000 0,00
2018 - 5.931.520.000 0,00
2019 - 5.931.520.000 0,00
21 TLKM
2014 88.620 100.799.996.400 0,00
2015 4.805.427 100.799.996.400 0,00
2016 9.046.012 100.799.996.400 0,00
2017 4.902.083 100.799.996.400 0,00
2018 8.088.313 99.062.216.600 0,00
2019 1.846.487 99.062.216.600 0,00
89
No Kode Tahun Jumlah Saham
Kepemilikan Manajerial
Jumlah Saham
yang Beredar X2
22 UNTR
2014 2.140.605 3.730.135.136 0,00
2015 21.515 3.730.135.136 0,00
2016 21.515 3.730.135.136 0,00
2017 46.193 3.730.135.136 0,00
2018 1.985.315 3.730.135.136 0,00
2019 4.059.015 3.730.135.136 0,00
23 UNVR
2014 - 7.630.000.000 0,00
2015 - 7.630.000.000 0,00
2016 - 7.630.000.000 0,00
2017 - 7.630.000.000 0,00
2018 - 7.630.000.000 0,00
2019 - 7.630.000.000 0,00
24 WIKA
2014 4.769.000 6.149.225.000 0,00
2015 5.226.700 6.149.225.000 0,00
2016 82.374 8.969.951.372 0,00
2017 5.107.768 8.969.951.372 0,00
2018 863.900 8.969.951.372 0,00
2019 1.321.335 8.969.951.372 0,00
25 WSKT
2014 - 9.727.504.205 0,00
2015 - 13.572.493.310 0,00
2016 - 13.573.654.550 0,00
2017 - 13.573.902.600 0,00
2018 - 13.573.902.600 0,00
2019 - 13.573.902.600 0,00
90
Lampiran 4. Tabel Pengukuran Financial Distress
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
1 AKRA
2014 535.988 14.791.917 3.845.417 993.343 16.124.187 8.830.734 3,45
2015 2.414.196 15.203.129 4.375.360 1.291.914 28.334.291 7.916.954 6,31
2016 1.575.671 15.830.740 5.028.693 1.118.546 23.950.687 7.756.420 5,41
2017 3.386.857 16.823.208 5.625.393 1.126.408 25.440.191 7.793.559 6,29
2018 3.205.869 19.940.850 6.410.237 868.080 17.223.041 10.014.019 4,20
2019 2.065.112 21.409.046 6.401.191 865.379 15.858.044 11.342.184 3,35
2 ANTM
2014 2.480.192 22.004.083 11.011.125 -790.792 10.158.459 9.954.166 3,20
2015 6.913.496 30.356.850 9.593.047 -1.668.773 8.506.890 12.040.131 2,90
2016 6.277.907 29.981.535 9.685.248 237.291 21.507.534 11.572.740 4,43
2017 3.449.477 30.014.273 9.765.721 454.396 15.019.228 11.523.869 3,28
2018 2.986.698 33.306.390 10.591.179 1.265.501 18.383.535 13.567.160 3,30
2019 2.372.000 30.194.907 7.912.776 687.034 20.185.842 12.061.488 3,28
3 BBCA
2014 537.903.194 552.423.892 70.332.010 20.741.121 323.597.006 472.550.777 7,77
2015 608.742.127 594.372.770 81.995.065 22.657.114 327.911.633 501.945.424 8,11
2016 641.975.800 676.738.753 98.503.180 25.839.200 382.152.655 560.556.687 7,67
2017 126.234.706 750.319.671 115.998.322 29.158.743 539.944.719 614.940.262 2,79
2018 144.325.071 824.787.944 135.568.861 32.706.064 641.030.260 668.438.779 2,96
2019 165.168.077 918.989.312 155.114.148 36.288.998 825.326.459 740.067.127 3,17
4 BBNI
2014 94.348.475 416.573.708 35.078.159 13.524.310 113.756.804 341.148.654 2,33
2015 113.765.694 508.595.288 41.537.950 11.466.148 124.530.709 412.727.677 2,20
2016 138.863.970 603.031.880 50.798.322 14.302.905 157.064.700 492.701.125 2,28
91
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
2017 159.963.645 709.330.084 60.313.505 17.165.387 184.621.698 584.086.818 2,25
2018 192.838.433 808.572.011 71.046.832 19.820.715 164.108.176 671.237.546 2,27
2019 196.716.395 845.605.208 82.463.505 19.369.106 147.790.602 688.489.442 2,22
5 BBRI
2014 140.009.358 801.955.021 88.761.688 30.859.073 287.395.737 704.217.592 2,19
2015 162.213.782 878.426.312 106.733.021 32.494.018 281.845.175 765.299.133 2,24
2016 193.547.639 1.003.644.426 125.309.471 33.973.770 57.602.493 856.831.836 1,97
2017 212.634.530 1.126.248.442 143.827.697 37.022.157 448.978.748 958.900.948 2,37
2018 276.352.977 1.296.898.292 163.130.389 41.753.694 451.445.664 1.111.622.961 2,45
2019 328.161.369 1.416.758.840 181.327.431 43.364.053 546.421.938 1.183.155.670 2,63
6 BBTN
2014 31.301.479 144.575.961 4.974.952 1.548.172 12.734.073 132.369.555 1,71
2015 35.751.880 171.807.592 6.759.480 2.541.886 13.704.136 157.947.485 1,68
2016 39.690.064 214.168.479 9.008.204 3.330.084 18.426.600 195.037.943 1,56
2017 66.383.732 261.365.267 11.511.889 3.861.555 37.806.300 223.937.463 2,09
2018 78.085.623 306.436.194 13.714.319 3.610.275 26.898.600 263.784.017 2,00
2019 85.099.931 311.776.828 13.361.997 411.062 22.768.500 269.451.682 2,03
7 BMRI
2014 260.158.507 855.039.673 74.042.745 26.008.015 235.666.666 697.019.624 2,84
2015 232.372.417 910.063.409 89.224.718 26.369.430 215.833.333 736.198.705 2,50
2016 254.020.042 1.038.706.009 96.930.793 18.572.965 270.083.333 824.559.898 2,37
2017 290.499.465 1.124.700.847 111.357.522 27.156.863 373.333.333 888.026.817 2,62
2018 335.029.870 1.202.252.094 127.084.686 33.943.369 344.166.666 941.953.100 2,75
2019 303.893.048 1.318.246.335 143.310.060 36.441.440 361.666.666 1.025.749.580 2,42
8 BSDE 2014 6.294.350 28.134.725 8.913.858 4.306.325 33.161.182 9.661.295 7,13
92
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
2015 10.643.156 36.022.148 10.727.656 2.362.081 34.644.053 13.925.458 5,96
2016 10.775.258 38.292.205 12.412.443 2.065.442 33.777.951 13.939.298 5,81
2017 10.395.706 45.951.188 17.168.223 5.228.121 32.719.383 16.754.337 5,52
2018 14.717.445 52.101.492 18.518.889 1.760.420 24.154.603 21.814.594 4,40
2019 18.097.271 54.444.849 21.289.945 3.165.097 24.154.603 20.897.343 5,06
9 GGRM
2014 14.749.466 58.220.600 32.090.712 7.205.845 116.792.141 24.991.880 9,20
2015 18.523.345 63.505.413 36.899.588 8.635.275 105.824.840 25.497.504 9,08
2016 20.294.608 62.951.634 38.487.441 8.931.136 122.949.223 23.387.406 10,58
2017 21.153.448 66.759.930 41.186.735 10.436.512 161.238.574 24.572.266 12,03
2018 23.281.152 69.097.219 44.150.868 10.479.242 160.901.859 23.963.934 12,36
2019 26.822.406 78.647.274 49.948.338 14.487.736 101.976.664 27.716.516 9,41
10 ICBP
2014 7.372.530 24.910.211 7.475.019 3.388.725 76.385.497 9.870.264 11,96
2015 7.959.156 26.560.624 8.850.067 4.009.634 78.572.105 10.173.713 12,18
2016 9.101.577 28.901.948 10.979.473 4.989.254 100.000.861 10.401.125 14,56
2017 9.751.743 31.619.514 12.799.244 5.206.561 103.790.981 11.295.184 14,10
2018 6.886.170 34.367.153 15.029.629 6.446.785 121.866.938 11.660.003 14,97
2019 10.068.566 38.709.314 18.495.204 7.436.972 130.321.821 12.038.210 15,92
11 INDF
2014 18.314.050 85.938.885 16.215.970 6.229.297 59.267.878 44.710.509 3,89
2015 17.709.207 91.831.526 16.827.340 4.962.084 45.438.707 48.709.933 3,21
2016 9.766.002 82.174.515 19.506.084 7.385.228 69.584.880 38.233.092 4,07
2017 10.877.636 87.939.488 21.378.442 7.658.554 66.950.752 41.182.764 3,90
2018 2.068.516 96.537.796 23.303.960 7.446.966 65.414.177 46.620.996 2,92
93
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
2019 6.716.583 96.198.559 26.779.999 8.749.397 69.584.880 41.996.071 3,72
12 INTP
2014 12.826.214 28.884.973 20.159.896 6.789.602 92.030.792 4.100.172 30,34
2015 10.446.111 27.638.360 19.540.851 5.644.576 82.183.497 3.772.410 29,03
2016 11.236.880 30.150.580 21.883.459 4.145.632 56.690.968 4.011.877 20,57
2017 9.404.050 28.863.676 20.323.413 2.287.274 80.803.035 4.307.169 24,66
2018 8.390.147 27.788.562 18.892.488 1.400.228 67.918.724 4.566.973 20,15
2019 8.956.007 27.707.749 18.703.116 2.274.427 70.035.433 4.627.488 20,76
13 JSMR
2014 -671.545 31.857.947 4.009.691 1.821.973 47.940.000 20.432.952 3,12
2015 -4.014.740 36.724.982 4.895.330 2.068.304 35.530.000 24.356.318 1,63
2016 -5.661.104 53.500.322 6.491.366 2.649.679 31.354.003 37.161.482 0,92
2017 -6.010.875 79.192.772 8.124.829 3.250.452 46.450.375 60.833.333 0,91
2018 -19.267.618 82.418.600 9.887.378 3.210.306 31.063.688 62.219.614 -0,36
2019 -29.913.851 99.679.570 11.764.108 3.097.603 37.559.483 76.493.833 -0,86
14 KLBF
2014 5.734.885 12.425.032 8.900.997 2.763.700 85.781.473 2.607.556 41,40
2015 6.382.611 13.696.417 10.006.397 2.720.881 61.875.161 2.758.131 30,33
2016 7.255.367 15.226.009 11.415.504 3.091.188 71.015.809 2.762.162 33,93
2017 7.816.614 16.616.239 12.787.858 3.241.186 79.218.956 2.722.207 37,46
2018 8.362.120 18.146.206 14.073.109 3.306.399 71.250.185 2.851.611 33,01
2019 8.645.382 20.264.726 15.361.120 3.402.616 75.937.697 3.559.144 28,80
15 LPPF
2014 -401.014 3.408.372 3.362.730 1.850.544 43.768.771 3.230.782 20,32
2015 -166.073 3.889.291 4.291.307 2.244.821 51.355.358 2.783.124 26,57
2016 385.698 4.858.878 5.040.383 2.532.666 44.133.510 3.003.635 22,83
94
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
2017 362.925 5.427.426 5.513.125 2.396.300 29.179.180 3.099.441 16,60
2018 274.597 5.036.396 5.324.476 1.575.321 16.340.341 3.220.568 11,23
2019 150.942 4.832.910 5.371.581 1.763.009 11.808.558 3.086.283 10,30
16 MNCN
2014 7.777.899 13.609.033 5.354.711 2.543.779 36.261.264 4.215.820 15,32
2015 6.687.046 14.474.557 5.679.366 1.680.778 26.482.144 4.908.164 10,76
2016 2.439.271 14.239.867 6.460.202 2.152.932 25.054.561 4.752.769 9,15
2017 5.259.147 15.057.291 7.317.991 2.415.650 18.344.792 5.256.208 8,62
2018 5.183.129 16.339.552 8.669.057 2.103.569 9.850.511 5.697.247 6,49
2019 5.497.057 17.836.430 10.692.594 2.939.118 23.270.048 5.310.928 9,68
17 PTBA
2014 3.842.676 14.812.023 9.205.393 2.674.726 28.801.648 6.141.181 9,87
2015 2.675.743 16.894.043 10.191.771 2.663.796 10.426.196 7.607.496 5,50
2016 3.307.180 18.576.774 11.365.741 2.696.916 28.801.648 8.024.369 7,91
2017 6.604.519 21.987.482 14.564.510 6.067.783 129.031.383 8.187.497 22,53
2018 6.803.648 24.172.933 16.814.700 6.799.056 49.538.834 7.903.237 12,59
2019 6.988.633 26.098.052 17.057.049 5.455.162 30.644.953 7.675.226 9,48
18 PTPP
2014 3.706.683 14.611.864 1.442.958 919.444 17.311.710 12.221.594 3,90
2015 4.316.121 19.128.811 2.047.155 1.287.534 18.764.441 14.009.739 3,69
2016 8.660.226 31.215.671 2.916.844 1.165.959 23.621.608 20.437.542 3,59
2017 9.208.034 41.782.780 4.062.974 1.792.261 16.367.729 27.539.670 2,67
2018 11.011.597 52.549.150 5.274.318 2.003.090 11.190.814 36.233.538 2,28
2019 11.213.597 59.165.548 5.904.243 1.239.763 9.826.837 41.839.415 1,96
19 SCMA 2014 2.381.208 4.728.435 2.432.821 1.917.091 51.175.604 1.250.247 50,68
95
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
2015 1.983.029 4.565.963 2.100.622 2.038.466 45.326.963 1.152.287 48,65
2016 1.961.713 4.820.611 2.387.980 2.023.551 40.940.483 1.115.203 45,65
2017 1.965.270 5.385.807 2.871.400 1.782.043 36.261.571 980.414 45,19
2018 2.622.645 6.138.226 3.551.987 1.969.018 27.342.394 1.035.274 34,58
2019 2.570.361 6.716.724 3.801.887 1.373.065 20.832.287 1.228.125 23,54
20 SMGR
2014 6.375.275 34.314.666 21.630.157 7.090.765 96.090.624 9.312.214 15,50
2015 3.939.514 38.153.118 23.814.976 5.850.923 67.619.328 10.712.320 10,37
2016 2.221.485 44.226.895 26.527.984 5.084.621 54.421.696 13.652.504 7,24
2017 4.998.241 48.963.502 26.733.360 2.746.546 58.722.048 18.524.450 6,15
2018 7.804.848 51.155.890 28.613.778 4.104.959 68.212.480 18.419.594 7,25
2019 4.418.279 79.807.067 29.774.283 3.195.775 71.178.240 43.915.143 3,55
21 TLKM
2014 1.976 141.822 63.237 28.613 288.791.989 55.830.000 8,33
2015 12.499 166.173 70.457 31.342 312.983.988 72.745.000 7,66
2016 7.939 179.611 76.615 38.189 401.183.985 74.067.000 8,80
2017 2.185 198.484 84.896 42.659 447.551.984 86.354.000 8,35
2018 -2.993 206.196 90.995 36.405 371.483.312 88.893.000 6,92
2019 -16.647 221.208 91.489 37.908 393.276.999 103.958.000 5,98
22 UNTR
2014 17.281.983 60.292.031 24.420.272 6.621.858 64.717.844 21.715.297 7,07
2015 20.979.423 61.715.399 25.247.633 4.192.746 63.225.790 22.465.074 6,98
2016 23.841.375 63.991.229 28.201.882 6.730.030 79.265.371 21.369.286 8,48
2017 22.825.638 82.262.093 32.973.767 10.522.657 132.046.783 34.724.168 7,98
2018 6.866.092 116.281.017 40.521.820 15.708.719 102.019.195 59.230.338 4,24
96
No Kode Tahun Working
Capital Total Asset
Retained
Earnings EBIT
Market Value
of Equity
Total
Liability
Z-Score
(X3)
2019 18.241.426 111.713.375 47.059.898 15.476.885 80.291.158 50.603.301 5,04
23 UNVR
2014 -2.527.662 14.280.670 4.426.482 7.676.722 246.449.000 9.681.888 30,19
2015 -3.504.428 15.729.945 4.655.060 7.829.490 282.310.000 10.902.585 30,04
2016 -4.289.965 16.745.695 4.531.958 8.571.885 296.044.000 12.041.437 28,46
2017 -4.590.669 18.906.413 5.001.088 9.371.661 426.517.000 13.733.025 35,21
2018 -2.809.757 19.522.970 7.405.833 12.185.764 346.402.000 11.944.837 34,94
2019 -4.534.974 20.649.371 5.109.562 9.901.772 320.460.000 15.367.509 24,48
24 WIKA
2014 1.005.166 15.909.219 1.523.052 1.139.189 22.629.148 11.032.465 3,36
2015 1.962.750 19.602.406 2.013.224 1.098.081 16.233.954 14.164.304 2,57
2016 6.946.335 31.096.539 2.627.883 1.230.490 21.169.085 18.597.824 3,20
2017 8.934.490 45.683.774 4.003.197 1.462.391 13.903.424 31.051.949 2,25
2018 15.303.544 59.230.001 5.479.925 2.358.628 14.845.269 42.014.686 2,64
2019 11.986.014 62.110.847 7.261.129 2.789.255 17.850.203 42.895.114 2,39
25 WSKT
2014 2.796.014 12.542.041 954.023 755.601 14.299.431 9.693.211 3,66
2015 4.410.039 30.309.111 1.933.161 1.398.004 22.666.063 20.604.904 2,63
2016 5.420.921 61.425.181 3.334.161 2.155.589 34.612.819 44.651.963 1,81
2017 117.819 97.895.760 6.681.081 4.620.646 29.998.324 75.140.936 0,97
2018 10.189.404 124.391.581 10.347.404 5.536.442 22.804.156 95.504.462 1,36
2019 4.014.347 122.589.259 10.233.409 1.328.649 20.089.375 93.470.790 0,79
97
Lampiran 5. Tabel Pengukuran Integritas Laporan Keuangan
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
1 AKRA
2014 4.120 1.523 2,70
2015 7.175 1.845 3,89
2016 6.000 2.023 2,97
2017 6.350 2.254 2,82
2018 4.290 2.473 1,73
2019 3.950 2.508 1,58
2 ANTM
2014 1.065 1.263 0,84
2015 354 762 0,46
2016 895 769 1,16
2017 625 769 0,81
2018 765 821 0,93
2019 840 755 1,11
3 BBCA
2014 13.125 3.160 4,15
2015 13.300 3.635 3,66
2016 15.500 4.572 3,39
2017 21.900 5.330 4,11
2018 26.000 6.155 4,22
2019 33.475 7.063 4,74
4 BBNI
2014 6.100 3.272 1,86
2015 4.990 3.143 1,59
2016 5.525 3.140 1,76
2017 9.900 5.411 1,83
2018 8.800 5.919 1,49
2019 7.925 6.703 1,18
5 BBRI
2014 11.650 3.962 2,94
2015 11.425 4.586 2,49
2016 2.335 5.951 0,39
2017 3.640 1.357 2,68
2018 3.660 1.502 2,44
2019 4.430 1.693 2,62
6 BBTN
2014 1.205 1.155 1,04
2015 1.295 1.310 0,99
2016 1.740 1.806 0,96
2017 3.570 2.046 1,75
2018 2.540 2.251 1,13
2019 2.150 2.251 0,96
7 BMRI 2014 10.100 4.493 2,25
98
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
2015 9.250 5.121 1,81
2016 11.575 6.573 1,76
2017 8.000 3.643 2,20
2018 7.375 3.963 1,86
2019 7.750 4.479 1,73
8 BSDE
2014 1.805 1.006 1,80
2015 1.800 1.148 1,57
2016 1.755 1.265 1,39
2017 1.700 1.517 1,12
2018 1.255 1.574 0,80
2019 1.255 1.743 0,72
9 GGRM
2014 60.700 17.270 3,51
2015 55.000 19.754 2,78
2016 63.900 20.563 3,11
2017 83.800 21.926 3,82
2018 83.625 23.457 3,57
2019 53.000 26.470 2,00
10 ICBP
2014 13.100 2.579 5,08
2015 13.475 2.810 4,79
2016 8.575 1.586 5,41
2017 8.900 1.743 5,11
2018 10.450 1.947 5,37
2019 11.175 2.287 4,89
11 INDF
2014 6.750 4.695 1,44
2015 5.175 4.911 1,05
2016 7.925 5.004 1,58
2017 7.625 5.325 1,43
2018 7.450 5.685 1,31
2019 7.925 6.173 1,28
12 INTP
2014 25.000 6.733 3,71
2015 22.325 6.483 3,44
2016 15.400 7.101 2,17
2017 21.950 6.671 3,29
2018 18.450 6.308 2,92
2019 19.025 6.270 3,03
13 JSMR
2014 7.050 1.680 4,20
2015 5.225 1.819 2,87
2016 4.320 2.251 1,92
99
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
2017 6.400 2.530 2,53
2018 4.280 2.783 1,54
2019 5.175 3.195 1,62
14 KLBF
2014 1.830 209 8,74
2015 1.320 233 5,66
2016 1.515 266 5,70
2017 1.690 296 5,70
2018 1.520 326 4,66
2019 1.620 356 4,55
15 LPPF
2014 15.000 61 246,46
2015 17.600 379 46,43
2016 15.125 636 23,79
2017 10.000 798 12,53
2018 5.600 622 9,00
2019 4.210 623 6,76
16 MNCN
2014 2.540 658 3,86
2015 1.855 670 2,77
2016 1.755 665 2,64
2017 1.285 687 1,87
2018 690 745 0,93
2019 1.630 877 1,86
17 PTBA
2014 12.500 3.763 3,32
2015 4.525 4.031 1,12
2016 12.500 4.580 2,73
2017 11.200 1.198 9,35
2018 4.300 1.412 3,04
2019 2.660 1.599 1,66
18 PTPP
2014 3.575 494 7,24
2015 3.875 1.057 3,67
2016 3.810 1.738 2,19
2017 2.640 2.297 1,15
2018 1.805 2.632 0,69
2019 1.585 2.795 0,57
19 SCMA
2014 3.500 233 14,99
2015 3.100 233 13,28
2016 2.800 253 11,05
2017 2.480 301 8,23
2018 1.870 349 5,36
100
No Kode Tahun Price Shares Book Value MBR (Y)
2019 1.410 371 3,80
20 SMGR
2014 16.200 4.215 3,84
2015 11.400 4.626 2,46
2016 9.175 5.155 1,78
2017 9.900 5.132 1,93
2018 11.500 5.519 2,08
2019 12.000 5.714 2,10
21 TLKM
2014 2.865 853 3,36
2015 3.105 927 3,35
2016 3.980 1.047 3,80
2017 4.440 1.112 3,99
2018 3.750 1.184 3,17
2019 3.970 1.184 3,35
22 UNTR
2014 17.350 10.342 1,68
2015 16.950 10.522 1,61
2016 21.250 11.426 1,86
2017 35.400 12.744 2,78
2018 27.350 15.295 1,79
2019 21.525 16.383 1,31
23 UNVR
2014 32.300 603 53,59
2015 37.000 633 58,48
2016 38.800 617 62,93
2017 55.900 678 82,44
2018 45.400 993 45,71
2019 42.000 692 60,67
24 WIKA
2014 3.680 793 4,64
2015 2.640 884 2,99
2016 2.360 1.393 1,69
2017 1.550 1.631 0,95
2018 1.655 1.919 0,86
2019 1.990 2.142 0,93
25 WSKT
2014 1.470 293 5,02
2015 1.670 715 2,34
2016 2.550 1.236 2,06
2017 2.210 1.676 1,32
2018 1.680 2.128 0,79
2019 1.480 2.145 0,69
101
Lampiran 6. Tabel Z-Score
2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
Distress Zone 0 0 1 2 1 2 6
Gray Zone 3 6 5 4 5 5 28
Safe Zone 22 19 19 19 19 18 116
Total 150
Lampiran 7. Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 8. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: KODE
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 6.968731 (24,122) 0.0000
Cross-section Chi-square 129.490312 24 0.0000
Date: 12/08/20
Time: 12:07
Sample: 1 150
X1_KAP X2_KM X3_FD Y_ILK
Mean 0.833333 0.000795 10.28364 7.378975
Median 1.000000 0.000000 5.885700 2.573650
Maximum 1.000000 0.009200 50.68440 246.4597
Minimum 0.000000 0.000000 -0.859500 0.392400
Std. Dev. 0.373927 0.002023 11.31337 23.20821
Skewness -1.788854 2.980489 1.706019 7.943606
Kurtosis 4.200000 10.71891 5.189980 77.61330
Jarque-Bera 89.00000 594.4681 102.7376 36372.17
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 125.0000 0.119300 1542.546 1106.846
Sum Sq. Dev. 20.83333 0.000610 19070.86 80254.56
Observations 150 150 150 150
102
Lampiran 9. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: KODE
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.786880 3 0.1881
Lampiran 10. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series: Standardized Residuals
Sample 2014 2019
Observations 150
Mean -1.60e-16
Median 0.021345
Maximum 0.869892
Minimum -0.621062
Std. Dev. 0.324084
Skewness 0.264641
Kurtosis 2.385597
Jarque-Bera 4.110185
Probability 0.128081
Lampiran 11. Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 12/08/20 Time: 12:12
Sample: 1 150
Included observations: 150
Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF
X1_KAP 0.004693 5.374963 1.146659
X2_KM 0.000172 1.220579 1.047030
X3_FD 6.04E-06 2.047600 1.117813
C 0.003314 4.824700 NA
103
Lampiran 12. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.223117 Prob. F(3,145) 0.3035
Obs*R-squared 3.677512 Prob. Chi-Square(3) 0.2985
Scaled explained SS 8.911648 Prob. Chi-Square(3) 0.0305
Lampiran 13. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 3.987107 Prob. F(2,143) 0.2070
Obs*R-squared 7.869939 Prob. Chi-Square(2) 0.1950
Lampiran 14. Hasil Pengujian Regresi Data Panel
Dependent Variable: Y_ILK
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/08/20 Time: 12:02
Sample: 2014 2019
Periods included: 6
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 150
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1_KAP 0.166397 0.076847 2.165300 0.0320
X2_KM 0.044085 0.021203 2.079137 0.0394
X3_FD 0.027695 0.003741 7.402265 0.0000
C 0.565099 0.084209 6.710682 0.0000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.236189 0.5176
Idiosyncratic random 0.228037 0.4824
104
Weighted Statistics
R-squared 0.323673 Mean dependent var 0.373125
Adjusted R-squared 0.309776 S.D. dependent var 0.276154
S.E. of regression 0.229428 Sum squared resid 7.685048
F-statistic 23.29064 Durbin-Watson stat 0.913977
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.506497 Mean dependent var 1.017520
Sum squared resid 15.64958 Durbin-Watson stat 0.448827