i
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN
ETOS KERJA TERHADAP KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PRODUKTIF
PEMASARAN SMK BISNIS DAN MANAJEMEN
DI KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nida Aulia
NIM 7101411297
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain,
maka saya bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Oktober 2015
Nida Aulia
NIM.7101411297
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Wahai orang- orang yang beriman!
Mohonlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan salat. Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar
(Q.S Al- Baqarah:153)
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil.
Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena didalam mencoba itulah kita
menemukan dan belajar
membangunn kesempatan untuk
berhasil ”(Mario Teguh)
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku Bapak
Priyono Basuki dan Ibu Sulasih
serta keluarga besarku yang selalu
mendoakanku yang memberikanku
semangat
2. Almamaterku Universitas
Negeri Semarang (UNNES)
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pengalaman Mengajar Dan
Etos Kerja Terhadap Kompetensi Profesional Guru Produktif Pemasaran
Smk Bisnis Dan Manajemen Di Kota Semarang”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Studi Strata I (satu) gelar Sarjana
Pendidikan Koperasi pada Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menuntut ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun dalam menyelesaikan
skripsi dan studi dengan baik.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin kepada
penyusun untuk melakukan penelitian.
4. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd, Dosen Pembimbing yang memberikan
masukan, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
5. Dr. Widiyanto, MBA.,M.M selaku penguji 1 yang telah memberikan
masukan dan bimbingan dalam menyempurnakan skripsi ini.
6. Drs.Syamsu Hadi,M.Si selaku penguji 2 yang telah memberikan masukan dan
bimbingan dalam menyempurnakan skripsi ini.
7. Seluruh Kepala SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut
8. Seluruh guru produktif pemasaran Semarang yang telah telah bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Adekku Dani Priyo Hutomo dan Doni Lantip Wibowo yang selalu
menyemangatiku.
10. Sahabat-sahabatku NALMY dan Ika Yulianti serta seluruh teman-teman
rombel Pendidikan Koperasi B 2011 yang telah memberikan dukungan dalam
penyelesaian penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya
Semarang, 2015
Penyusun
viii
SARI
Aulia, Nida.2015. Pengaruh Pengalaman Mengajar Dan Etos Kerja terhadap
Kompetensi Profesional Guru Produktif Pemasaran Smk Bisnis Dan Manajemen
Di Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd,
Kata kunci: Kompetensi Profesional, Pengalaman Mengajar, Etos Kerja
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal bertujuan mempersiapkan lulusan untuk masuk ke dunia kerja.
Guru harus mampu menguasai materi sesuai bidang studi yang diajarkan dengan
baik. Disinilah arti pentingnya kompetensi profesional guru produktif pemasaran
agar para lulusan kelak dapat bekerja dan berinteraksi dengan baik dalam dunia
usaha maupun dunia industri. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan
bahwa tingkat kompetensi guru produktif pemasaran masih kurang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengalaman mengajar dan
etos kerja terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Binis
dan Manajemen di Kota Semarang baik secara parsial maupun simultan.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan jumlah populasi
sebanyak 50 guru produktif pemasaran SMK Binis dan Manajemen di Kota
Semarang. Variabel penelitian ini adalah pengalaman mengajar (X1), etos kerja
(X2) dan kompetensi profesional (Y). Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode dokumentasi dan kuesioner (angket). Sedangkan metode analisis
data menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini adalah (1) ada pengaruh pengalaman mengajar
terhadap kompetensi profesional sebesar 17,47%, (2) ada pengaruh etos kerja
terhadap kompetensi profesional sebesar 18,31% dan (3) ada pengaruh antara
pengalaman mengajar dan etos kerja terhadap kompetensi profesional guru
produktif pemasaran SMK Binis dan Manajemen di Kota Semarang secara
simultan sebesar 59,5%. Hasil persamaan regresi diperoleh = 4,823 + 0,277X1 +
0,660X2.
Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pengalaman mengajar dan
etos kerja terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Binis
dan Manajemen di Kota Semarang baik secara parsial maupun simultan. Saran
yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: guru produktif pemasaran
hendaknya terus meningkatkan pengalaman dalam mengajar dan etos kerja untuk
meningkatakan kompetensi profesional sebagai salah satu standar kerja profesi
guru yang harus dipenuhi.
ix
ABSTRACT
Aulia, Nida. 2015. The Influence of Teaching Experience And Work Ethics to
Professional Competence Teachers of Productive Marketing Vocational High
School Business and Management in Semarang. A Final Project. Economic
Education Department. Faculty of Economics. Semarang State University.
Advisor: Prof. Dr. Joko Widodo, M. Pd,
Keywords: Professional Competence, Teaching Experience, Work Ethics
Vocational High School (SMK) is one of the formal educational
institutions aimed at preparing graduates to enter the workforce. Teachers should
be able to master the material according to subject areas taught well. This is where
the importance of professional competence of teachers of productive marketing
that future graduates can work and interact well in the business world and the
industrial world. Based on the results of preliminary observations indicate that the
level of competence of teachers of productive marketing is still not good. This
study aimed to analyze the influence of teaching experience and work ethic to the
professional competence of teachers of productive marketing vocational high
school Binis and management in Semarang. either partially or simultaneously.
This study is a population with a total population of 50 teachers of
productive marketing vocational high school Binis and management in Semarang.
The variables of this study is the teaching experience (X1), work ethic (X2) and
professional competence (Y). The data collection method used is the method of
documentation and questionnaires (questionnaire). While the method of data
analysis using multiple regression analysis.
Results of this study were (1) the influence of teaching experience on the
professional competence of 17.47%, (2) the influence on the work ethic of
professional competence by 18.31% and (3) the influence between teaching
experience and work ethic to professional competence Binis vocational teacher
productive marketing and management in Semarang simultaneously of 59.5%.
Results of regression equation obtained = 4,823 + 0,277X1 + 0,660X2.
The conclusions of this study was the influence of teaching experience and
work ethic to the professional competence of teachers of vocational high school
Business productive marketing and management in Semarang either partially or
simultaneously. Suggestions related to this study include: teachers should
continue to improve the productive marketing experience in teaching and work
ethic to improve their professional competence as one of the teaching profession
working standards that must be receive.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3.Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
1.4.Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 9
2.1.Konsep Dasar Kompetensi Profesional Guru ............................................. 9
2.2.Konsep Dasar Pengalaman Mengajar ....................................................... 22
2.2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Pengalaman Mengajar ........................ 27
xi
2.3.Konsep Dasar Etos Kerja .......................................................................... 28
2.3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja ........................................ 31
2.3.2. Aspek-Aspek Etos Kerja ................................................................ 32
2.4.Penelitian Terdahulu Yang relevan .......................................................... 34
2.5.Kerangka Berfikir .................................................................................... 35
2.6.Hipotesis Penelitian ................................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
3.1. Jenis Dan Desain Penelitian ..................................................................... 39
3.2. Populasi Penelitian ................................................................................... 39
3.3. Variabel Penelitian ................................................................................... 41
3.3.1. Pengalaman Mengajar (X1) ............................................................ 41
3.3.2. Etos Kerja (X2) ............................................................................... 41
3.3.3. Kompetensi Profesional Guru (Y) .................................................. 42
3.4.Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42
3.4.1. Teknik Dokumentasi ...................................................................... 42
3.4.2. Teknik Kuesioner Atau Angket ...................................................... 43
3.5.Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ........................................ 43
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian ....................................................... 43
3.5.2. Reliabilitas Instrumen .................................................................... 46
3.6.Teknik Analisis Data ................................................................................. 48
3.7.Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 51
3.7.1. Uji Normalitas ................................................................................ 51
3.7.2. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 51
xii
3.7.3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 52
3.8.Analisis Regresi Linear Berganda............................................................. 52
3.9.Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 53
3.9.1. Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) .............................. 53
3.9.2. Uji Koefisien Regresi secara Parsisal (Uji t) .................................... 53
3.9.3. Koefisien Determinasi .................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 55
4.1. Gambaran Umum ..................................................................................... 55
4.2. Analisis Deskriptif Variabel .................................................................... 55
4.2.1. Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional Guru ......................... 56
4.2.2. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengajar ..................................... 61
4.2.3. Deskripsi Variabel Etos Kerja ........................................................ 65
4.3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 70
4.3.1. Uji Normalitas ................................................................................ 70
4.3.2. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 71
4.3.3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 72
4.4. Analisis Regresi Berganda ...................................................................... 73
4.5. Uji Hipotesis ............................................................................................ 75
4.5.1. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) .............................. 75
4.5.2. Uji Kofisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .................................... 76
4.5.3. Koefisien Determinasi Simultan (R2) ............................................. 77
4.5.4. Koefisien Determinasi Parsial (r2) .................................................. 77
4.6. Pembahasan ............................................................................................. 79
xiii
4.6.1. Pengaruh Pengalaman Mengajar Terhadap Kompetensi
Profesional Guru ............................................................................ 79
4.6.2. Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kompetensi Profesional Guru ...... 85
4.6.3. Pengaruh Pengalaman Mengajar dan Etos Kerja Secara Simultan
Terhadap Kompetensi Profesional Guru ........................................ 87
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 90
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 90
5.2. Saran ........................................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 92
LAMPIRAN .......................................................................................................... 95
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian ................................................................... 40 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Profesional ........... 44
3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengalaman Mengajar .............. 45
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Etos Kerja ................................. 46
3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................... 47
3.6 Kategori Variabel Pengalaman Mengajar ................................ 49
3.7 Kategori Variabel Kategori Variabel Etos Kerja (X2) .............. 50
3.8 Kategori Variabel Kompetensi Profesional (Y) ....................... 50 4.1 Distribusi Variabel Kompetensi Profesional Guru Produktif
Pemasaran ................................................................................ 56 4.2 Hasil Analisis Indikator Mampu Menangani dan
Mengembangkan Bidang Studi yang Menjadi Tanggung
Jawabnya .................................................................................. 58
4.3 Hasil Analisis Indikator Mengerti dan Dapat Menerapkan
Metode Pembelajaran yang Bervariasi..................................... 59
4.4 Hasil Analisis Indikator Mampu Mengembangkan Berbagai
Alat, Media, Maupun Sumber Belajar yang Relevan .............. 60 4.5 Hasil Analisis Indikator Mampu Mengorganisasi dan
melaksanakan Program Pembelajaran...................................... 60
4.6 Hasil Analisis Indikator Mampu Melaksanakan Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik ...................................................... 61
4.7 Distribusi Variabel Pemgalaman Mengajar.............................. 62
4.8 Hasil Analisis Indikator Latar Belakang Pribadi ...................... 63
4.9 Hasil Analisis Indikator Kemampuan Analisis dan
Manipulatif ............................................................................... 64
4.10 Hasil Analisis Indikator Keterampilan yang Dimiliki .............. 64
4.11 Distribusi Variabel Etos Kerja.................................................. 65
4.12 Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Amanah ......... 67
4.13 Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Aktualisasi ..... 67
4.14 Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Seni ................ 68
xv
4.15 Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Kehormatan ... 69
4.16 Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Pelayanan ...... 69
4.17 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 72
4.18 Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................. 74
4.19 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ........................ 76
4.20 Analisis Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ............... 77
4.21 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ....................................... 78
4.22 Koefisien Determinasi Simultan (r2) ........................................ 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Hasil Observasi Awal Kompetensi Profesional ....................... 3
2.1 Karakteristik Dasar Kompetensi ............................................... 13
2.2 Kerangka Berfikir ..................................................................... 37
4.1 Diagram Batang Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional
Guru Produktif Pemasaran ....................................................... 57
4.2 Diagram Batang Deskripsi Variabel Pengalaman Mengajar .... 62
4.3 Diagram Batang Deskripsi Variabel Etos Kerja ....................... 66
4.4 Grafik Normal P-Plot ............................................................... 71
4.5 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Guru Produktif SMK Bisnis dan Manajemen Kota
Semarang ................................................................................ 95 2 Pedoman Wawancara Mengenai Kompetensi Profesional
Guru Produktif Pemasaran ..................................................... 98 3 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Pelita
Nusantara 1............................................................................. 99
4 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Negeri 2 Semarang ................................................................. 100
5 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Purnama Semarang................................................................. 102
6 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Ignatius Semarang .................................................................. 103
7 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Swadaya Semarang ................................................................ 104
8 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Palebon Semarang .................................................................. 105
9 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Muhammadiyah 1................................................................... 102
10 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Nusa
Bhakti ..................................................................................... 107
11 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK YPE
Semarang ................................................................................ 108
12 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Antonius Semarang ................................................................ 109
13 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Cut
Nya’ Dien Semarang .............................................................. 110
14 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Negeri 9 Semarang ................................................................. 111
15 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Yayasan Pharmasi Semarang ................................................. 112
16 Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK
Taman Siswa Semarang ......................................................... 113
17 Kisi-Kisi Angket Uji Coba Penelitian .................................... 114
xviii
18 Surat Permohonan Pengisian Angket Uji Coba Penelitian .... 116
19 Angket Uji Coba Penelitian ................................................... 117 20 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel
Kompetensi Profesional ......................................................... 125 21 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel
Pengalaman Mengajar ............................................................ 123 22 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Etos Kerja 127 23 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kompetensi Profesional 128 24 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Pengalaman Mengajar ... 133 25 Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Etos Kerja ...................... 135 26 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi
Profesional .............................................................................. 139 27 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman
Mengajar dan Etos Kerja ....................................................... 140 28 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Variabel
Kompetensi Profesional Guru ................................................ 141 29 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Variabel
Pengalaman Mengajar ............................................................ 142 30 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Variabel Eto Kerja 143 31 Surat Permohonan Pengisian Angket Penelitian .................... 144 32 Angket Penelitian ................................................................... 145
33 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Kompetensi
Profesional Guru .................................................................... 152 34 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Pengalaman
Mengajar ................................................................................ 156 35 Tabulasi Data Hasil Penelitian Variabel Etos Kerja .............. 158 36 Hasil Analisis Deskriptif Kompetensi Profesional ................ 162
37 Hasil Analisis Deskriptif Pengalaman Mengajar ................... 164
38 Hasil Analisis Deskriptif Etos Kerja ...................................... 165
39 Hasil Perhitungan SPSS ......................................................... 167
40 Daftar Nama Responden Uji Coba Penelitian ........................ 170
41 Daftar Nama Responden Penelitian ....................................... 171
42 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ....... 173
43 Surat Ijin Penelitian dari FE Unnes ........................................ 174
xix
44 Surat Pengantar Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota
Semarang ................................................................................ 175 45 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Negeri 2
Semarang ................................................................................ 176
46 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Antonius
Semarang ................................................................................ 177
47 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang............................................................ 178
48 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Palebon ... 179
49 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Swadaya
Semarang .......................................................................... 180
50 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Ignatius
Semarang ................................................................................ 181
51 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK
Muhammadiyah 1 Semarang.................................................. 182
52 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Nusa
Bhakti ..................................................................................... 183
53 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Cut Nya’
Dien ........................................................................................ 184
54 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Yayasan
Pharmasi Semarang ................................................................ 185
55 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK YPE......... 186
56 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Negeri 9
Semarang ................................................................................ 187
57 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Purnama
1 Semarang ............................................................................. 188
58 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMK Taman
Siswa Cabang Semarang ........................................................ 189
59 Dokumentasi Penelitian ............................................... …… 190
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah (Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).
Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan
bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program
pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990). Berdasarkan definisi diatas, Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
yang bertujuan mempersiapkan para lulusan untuk masuk ke dunia kerja.
Peran guru dalam memberikan bekal ilmu kepada siswa sebelum mereka
bekerja di dunia usaha atau industri sangat penting. Guru harus mampu menguasai
materi sesuai bidang studi yang diajarkan dengan baik. Disinilah arti pentingnya
kompetensi profesional guru produktif pemasaran agar para lulusan kelak dapat
bekerja dan berinteraksi dengan baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.
Setiap guru dituntut untuk memiliki standar profesi yang telah ditetapkan,
agar guru mampu berperan secara optimal dalam mencapai tujuan pendidikan,
Standar guru profesional merupakan sebuah kebutuhan mendasar yang sudah
tidak bisa ditawar-tawar lagi (Majid,2005:5). Diperlukan dukungan dan upaya dari
2
pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru. Salah satu terobosan yang
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru antara lain melalui
standar kompetensi dan sertifikasi guru (Mulyasa,2013:14). Ada empat standar
kompetensi yang harus dikuasai guru salah satunya adalah memenuhi standar
kompetensi profesional. Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan untuk
menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
guru mampu membimbing peserta didik dapat memenuhi standar kompetensi
minimal yang seharusnya dikuasai peserta didik (Sujanto,2007:33).
Guru memiliki peran penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Guru
yang profesional mampu menguasai dan mengelola pembelajaran sesuai mata
pelajaran yang diampunya. Guru juga perlu mengembangkan penguasaan materi
agar informasi yang disampaikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Peserta didik dapat lebih fokus dan tertarik dengan materi yang
disampaikan jika guru dapat menjelaskan materi dengan cara yang tidak monoton
dengan menggunakan media ataupun teknologi pembelajaran yang sesuai. Melalui
penggunaan teknologi pembelajaran dan penerapan metode pembelajaran yang
relevan dengan materi yang disampaikan akan mempermudah peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Seperti yang dipaparkan oleh
Agung (2012:107) penguasaan materi cenderung kurang memberikan dampak
positif terhadap hasil belajar siswa apabila guru kurang mampu mengembangkan
bahan ajar dalam pengelolaan pembelajaran, melainkan diduga hanya akan
menghasilkan pembelajaran dan hasil belajar yang tidak mengalami perubahan
dari waktu ke waktu.
3
Namun pada kenyataanya setelah dilakukan observasi awal mengenai
kompetensi profesional kepada guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang, menunjukkan bahwa guru produktif pemasaran
belum maksimal memenuhi semua indikator standar kompetensi profesionalnya.
Hasil observasi mengenai komptensi profesional dapat dilihat melalui gambar
berikut:
Gambar 1.1 Hasil Observasi Awal Kompetensi Profesional Guru Produktif
Pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang Tahun 2015
Sumber : Data penelitian yang diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di SMK Bisnis dan
Manajemen Kota Semarang 11 guru dari 14 guru produktif pemasaran
menyatakan bahwa guru tersebut sudah kompeten dalam mengembangkan materi
yang diajarkan atau sebesar 78,58 %. Sedangkan 3 guru kurang kompeten dalam
mengembangkan materi yang diajarkan atau sebesar 21,42% %. 10 dari 14 guru
kurang kompeten dalam mengerti dan menerapkan berbagai metode pembelajaran
1.1
4
atau sebesar 71,43% guru sedangkan 28,57 % guru produktif pemasaran sudah
kompeten.
Dalam mengembangkan media, alat, maupun sumber belajar yang sesuai
dengan materi yang diajarkan sebesar 57,15 % atau delapan dari 14 dikatakan
kurang kompeten dan 42,85% guru sudah kompeten. Sedangkan 11 guru dari 14
guru produktif pemasaran atau sebesar 78,58 % guru kurang kompeten dalam
mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran dan 21,42% guru sudah
kompeten dalam mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran.
Sementara itu kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar sudah kompeten
yaitu sebesar 85,72 % dan 14,28% kurang kompeten. Dari hasil observasi
tersebut mengindikasikan bahwa secara menyeluruh guru dapat memenuhi kriteria
kompeten akan tetapi kompetensi profesional guru produktif pemasaran belum
secara maksimal terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator
pengukuran kompetensi profesional, masih ditemukan beberapa guru yang kurang
kompeten.
Pengalaman guru dalam mengajar dan melaksanakan tugas sebagai pendidik
merupakan suatu hal yang berharga. Tingkat kompetensi profesional diduga
dipengaruhi oleh pengalaman mengajar guru. Wibowo (2014:284)
mengemukakan bahwa pengalaman merupakan elemen yang perlu, tetapi untuk
menjadi ahli tidak cukup dengan pengalaman. Namun demikian, pengalaman
merupakan aspek lain kompetensi yang dapat berubah dengan perjalanan waktu
dan perubahan lingkungan. Menurut Uno (2007:17) pada dasarnya perubahan
perilaku yang dapat ditunjukkan peserta didik dipengaruhi oleh latar belakang
5
pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru. Semakin
berpengalaman guru dalam mengajar semakin luas materi pelajaran yang dikuasai
sehingga memungkinkan guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.
Widoyoko (2005) memaparkan bahwa pengalaman mengajar pada hakekatnya
merupakan rangkuman dari pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang dialami
dalam mengajar, sehingga hal-hal yang dialami tersebut telah dikuasinya, baik
tentang pengetahuan, ketrampilan maupun nilai-nilai yang menyatu padanya.
Hasil penelitian Widoyoko (2005) menunjukkan bahwa pengalaman mengajar
memberikan sumbangan sebesar 6,35% terhadap kompetensi mengajar guru IPS
SMA Kabupaten Purworejo. Sejalan dengan hasil hasil penelitian Widyaningsih
(2014) menyatakan bahwa pengalaman mengajar memberikan sumbangan relatif
sebesar 42% dan sumbangan efektif 5%. Hal ini menunjukkan pengalaman mengajar
berpengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta.
Sedangkan hasil penelitian Eliyanto dan Wibowo (2013) Pengalaman mengajar
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru
SMK Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen yaitu sebesar 12,2%.
Selain pengalaman mengajar, diduga etos kerja guru juga memepengaruhi
tingkat kompetensi profesional guru. Etos kerja perlu dimiliki seorang guru agar
dapat mencapai standar yang telah ditetapkan, karena dengan ini guru mempunyai
semangat yang amat kuat untuk mengerjakan tugasnya secara optimal. Seperti
yang dikemukakan Mohamad Surya (2004:38) salah satu ciri profil guru yang
diperkirakan sesuai dengan tuntutan masa depan menghadapi abad 21 adalah guru
yang memiliki etos kerja yang kuat. Etos kerja merupakan kondisi internal yang
6
mendorong dan mengendalikan perilaku kearah terwujudnya kualitas kerja yang
ideal (Kartini:2011). Setiap organisasi yang selalu ingin maju akan melibatkan
anggota untuk meningkatkan mutu kerjanya, diantaranya setiap organisasi harus
memiliki etos kerja, begitupun dengan guru sebagai anggota organisasi sekolah.
Seperti yang diungkapkan Sinamo (2005:249) etos kerja adalah syarat utama bagi
semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level
individual, organisasional, maupun sosial. Hasil penelitian penelitian Widoyoko
(2005) menunjukkan bahwa etos kerja memberikan sumbangan positif terhadap
kompetensi mengajar guru sebesar 16,59%. Sejalan dengan hasil penelitian oleh
Sudana (2012) etos kerja signifikan terhadap pengembangan kinerja guru dan
memberikan sumbangan efektif sebesar 12,16 % terhadap kinerja guru SMP di
Kecamatan Ubud. Sedangkan hasil penelitian Heryanto (2014) etos kerja guru
berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas proses belajar mengajar
sebesar 42,5%.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti fenomena
tersebut dengan mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengalaman
Mengajar Dan Etos Kerja Terhadap Kompetensi Profesional Guru Produktif
Pemasaran Smk Bisnis Dan Manajemen Di Kota Semarang”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
7
1. Seberapa besar pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi
professional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota
Semarang?
2. Seberapa besar pengaruh etos kerja terhadap kompetensi profesional guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang?
3. Seberapa besar pengaruh pengalaman dan etos kerja secara bersama-sama
terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan penulis, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh pengalaman
mengajar terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK
Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh etos kerja
terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang.
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh pengalaman
mengajar dan etos kerja secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional
guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
8
a. Hasil penelitian nantinya diharapkan dapat memperkaya pengetahuan
secara teoritis tentang pengaruh pengaruh pengalaman mengajar dan etos
kerja terhadap kompetensi profesional guru.
b. Menjadi bahan referensi atau bacaan, khususnya bagi pihak yang
mengadakan penelitian selanjutnya yang relevan.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian dapat dijadikan masukan tentang pentingnya
memumbuhkan etos kerja sehingga dapat meningkatkan kompetensi
profesional guru.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
menentukan kebijakan yang relevan sebagai upaya untuk meningkatkan
kompetensi profesional guru.
c. Bagi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Hasil penelitian dapat memberi sumbangan pemikiran bagi
lembaga perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas akademik
mahasiswa program pendidikan sebagai calon guru yang profesional.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Kompetensi Profesional Guru
Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu pekerjaan atau pekerjaan
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas guru sebagai profesi
meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menerusakan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa (Usman,1990:4). Selain
mendidik, mengajar dan melatih tugas utama guru sebagai pendidik profesional
menurut Danim dan Khairil (2011:5) juga mengarahkan, membimbing, menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sedangkan Subini
(2012:14) menyatakan bahwa tugas–tugas profesional guru adalah meneruskan
atau menstransmisi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai lain yang
sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui anak. Maka dengan
berbagai tugas yang dipersyaratkan, profesi guru bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah dan tidak sembarangan orang dapat melakukannya.
Pada hakikatnya guru sebagai suatu profesi memerlukan suatu kamampuan
dan keahlian khusus agar mampu membimbing aktifitas belajar dan menilai
peserta didiknya maupun melakukan refleksi diri sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ditentukan. Guru memiliki pengetahuan yang luas yang dapat
ditularkan kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti
diperlukan penguasaan kompetensi oleh guru sebagai pengetahuan maupun
10
keahlian tertentu agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Seperti
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 menegaskan bahwa guru
diharuskan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi
profesional, sebagai standar yang mencerminkan penguasaan guru terhadap materi
pembelajaran bidang studi yang diajarkan. Sepeti yang dipaparkan Uno (2008:20)
bahwa pada dasarnya seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar ini sangat berkaitan dengan
kompetensi profesionalnya. Oleh karena itu kompetensi profesional guru penting
dikuasai oleh guru.
Yamin dan Maisah (2010:1) menggambarkan istilah competencies,
competence dan competent diterjemahkan sebagai kompetensi, kecakapan dan
keberdayaan merujuk pada keadaan atau kualitas mampu dan sesuai. Kompetensi
menurut Majid, (2005:5) adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung
jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan
pandangan diatas seseorang dikatakan kompeten jika memiliki kecakapan dan
kualitas yang sesuai dengan tugas pada bidang tertentu yang digeluti.
Sementara Len holmes (1992) mendefinisikan kompetensi sebagai berikut:
“A competency is a description of something with a person who works in a
given occupational area should be able to do. It is a description of an
action, behavior or outcome which a person should be able to demonstrate”
Suyanto dan Jihad (2013:41).
11
Kutipan diatas menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kompetensi
berarti dapat bekerja sesuai dengan apa yang harusnya dikerjakan. Dengan kata
lain seorang guru dikatakan memiliki kompetensi jika guru tersebut mampu
mengajar dan memenuhi tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Tentu saja itu
semua dapat dipenuhi oleh guru apabila guru tersebut mempunyai kemampuan
yang relevan dalam bidangnya. Kompetensi ini yang digunakan dalam mengukur
kualifikasi dan profesionalitas guru pada suatu jenjang dan jenis pendidikan
(Depdiknas, 2004).
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
memaparkan pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Wibowo (2014:271)
mendeskripsikan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
ketrampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau
pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu
sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.
Sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Wibowo, kompetensi guru lebih
bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan utuh yang
menggambarkan potensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang dimiliki seseorang guru yang terkait dengan profesinya yang dapat
12
direpresentasikan dalam amalan dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran
di sekolah (Mulyasa, 2013:32).
Berdasarkan pandangan dari beberapa ahli diatas menunjukkan bahwa
kompetensi mencakup keterampilan, sikap yang harus dimiliki oleh guru atau
pendidik untuk menjalankan tugas-tugas profesinya guna mencapai suatu standar
yang telah ditentukan. Subini (2012:73) menjelasakan bahwa keberhasilan guru
secara nyata dapat dilihat dari keberhasilan murid ketika mengikuti proses dan
mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang berkompeten akan menyelenggarakan
pembelajaran secara efektif, sehingga dapat menjadi guru yang unggul
dibidangnya. Sebaliknya dengan guru yang hanya sekedar melakukan
pembelajaran secara formalitas sebagai penggugur kewajiban mengajar dikelas
sulit mengantarkan peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kompetensi memiliki karakteristik tertentu, Spencer dan Spencer (1993)
membagi lima karakteristik kompetensi yaitu sebagai berikut:
1) Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang
yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan dan memilih
perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.
2) Sifat adalah karakteritik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau
informasi.
3) Konsep diri adalah sikap, nilai, atau citra diri sesorang. Percaya diri merupakan
keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi.
4) Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
5) Ketrampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu
(Wibowo,2014: 272).
Sejalan dengan Yamin dan Maisah (2010:1) juga memaparkan lima jenis
karakteristik kompetensi yaitu: (1) pengetahuan, merujuk pada informasi dan hasil
pembelajaran; (2) keterampilan atau keahlian, merujuk pada kemampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan; (3) konsep diri dan nilai-nilai, merujuk pada
13
sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang; (4) karakteristik pribadi, merujuk pada
karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi dan informasi; dan
(5) motif, merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-
dorongan lain yang memicu tindakan.
Begitu pula menurut pendapat Judisseno (2008:49) ada lima karakteristik
dasar yang mempengaruhi kompetensi seseorang meliputi: (1) motive adalah
sesuatu yang selalu dipikirkan orang secara konsisten, yang melahirkan
keinginan untuk melakukan suatu tindakan tertentu dengan baik; (2) trait
merupakan naluri secara konsisten dapat memberikan respons yang cepat dan
tepat terhadap suatu keadaan atau informasi yang diterima; (3) self-concept,
konsep pribadi mengenai sikap perilaku, persepsi diri dan sistem nilai dengan
yang kita harapkan; (4) knowledge adalah sekumpulan informasi dan
pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu; (5) skill adalah
kemampuan menyelesaikan tugas secara nyata. Satu dan lainnya saling
berhubungan membentuk ketiga unsur yang digambarkan dalam gambar berikut:
Intent Action Outcome
Gambar 2.1. Karakteristik Dasar Kompetensi
Ciri dan
karakter
pribadi
Tindakan
terampil
Unjuk kerja
dan hasil
akhir
Motive,
Trait,
Self-concept,
knowlwdge
Job
performanc
e
Skill
14
Kompetensi inti merupakan prasyarat mutlak yang harus dimiliki seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan unggul. Pernyataan tersebut
mengidentifikasikan bahwa dengan menguasai kompetensi inti wajib dikuasai
guru agar bekerja secara profesional dalam organisasi sekolah dan juga dapat
memahami visi-misi dan nilai sekolah yang bersangkutan. Ada empat kompetensi
inti yang harus dikuasai guru, yaitu: (1) Kompetensi pedagogik; (2) Kompetensi
kepribadian; (3) Kompetensi sosial; dan (4) Kompetensi profesional.
Penelitian ini memfokuskan pada kompetensi profesional guru. Dari uraian
diatas telah dipaparkan mengenai definisi kompetensi, sebelum menelaah
menganai definisi kompetensi profesional, maka perlu dipahami mengenai makna
profesional terlebih dahulu. Pasal 1 angka 4 UUGD menjelaskan bahwa
“profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian serta memerlukan
pendidikan profesi”. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa profesional merujuk
pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian yang dipersyaratkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Yamin dan Maisah (2010:30) bahwa profesional berarti jenis
pekerjaan khas yang memerlukan pengetahuan, keahlian atau ilmu pengetahuan
yang diaplikasikan untuk berhubungan dengan orang lain. instansi atau lembaga.
Mengacu pada definisi diatas, maka profesional dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan atau aktivitas yang dikerjakan seseorang atas profesinya dengan
bersungguh-sungguh dan memenuhi persyratan yang telah ditetapkan. Tentu saja
sebutan profesional bukan untuk seseorang yang amatiran. Karena untuk menjadi
15
profesional, tentu saja dibutuhkan waktu yang relatif panjang dengan serangkaian
proses.
Sujanto (2007:33) mendefinisikan guru profesional adalah guru yang
menguasai mata pelajaran dengan baik dan mampu membelajarkan siswa secara
optimal, menguasai semua kompetensi yang dipersyaratkan bagi seorang guru.
Sedangkan Mulyasa (2013:6) juga mensyaratkan guru profesional memiliki
standar kompetensi dan sertifikasi guru. Dengan kata lain sebutan “guru
profesional” didasarkan pada pengakuan formal terhadap kualifikasi dan
kompetensi guru tersebut atas profesinya.
Penguasaan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan pada akhirnya
akan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Kemampuam dasar, materi
pokok pembelajaran dan indikator yang telah dicantumkaan dalam silabus
merupakan aspek yang harus dikuasai oleh siswa. Apabila guru mampu
menerangkan materi dengan baik dan variatif, tentu saja peserta didik akan lebih
fokus dan tertarik terhadap materi ajar yang disampaikan tersebut. Hal ini erat
kaitannya dengan penguasaaan kompetensi profesional guru. Pada umumnya
sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan
menerapkan “pembelajaran dengan melakukan untuk menggantikan cara mengajar
dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan” (Uno,
2008:18). Proses pembelajaran sebaiknya melibatkan siswa secara aktif
berpartipasi tidak hnaya sekedar menjadi pendengar dan pemerhati. Maka dengan
kemampuan profesional, guru dapat lebih mengembangkan materi ajar menjadi
16
sesuatu yang membuat siswa menjadi lebih menelisik lebih lanjut apa yang telah
diajarkan hingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Kompetensi profesional menurut Agung (2012:101) adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik atau siswa memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan kompetensi profesional guru
menurut Sujanto (2007:33) yaitu kemampuan untuk menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru mampu
membimbing peserta didik dapat memenuhi standar kompetensi minimal yang
seharusnya dikuasai peserta didik. Uno (2008:18) juga memaparkan kompetensi
profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki
seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.
Setelah mengetahui definisi kompetensi profesional dari para ahli, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan guru
dalam menguasai materi ajar sesuai bidang studi secara mendalam serta dapat
mengarahkan peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan sebagai
tugas mengajarnya.
Hamalik (2004:39) juga mendeskripsikan guru yang dinilai kompeten secara
profesional apabila: (1) guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab
dengan sebaik-baiknya; (2) guru tersebut mampu melaksankan perannya secara
berhasil;(3) guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan (tujuan instruksional) sekolah; dan (4) guru tersebut melaksanakan
perannya dalam proses mengajar belajar dikelas. Sedangkan Agung (2012:101)
17
aspek yang perlu diperlu diperhatikan agar guru menguasai kompetensi
professional yaitu: (1) kode etik profesi; (2) pengembangan penguasaan materi;
(3) pengembangan penguasaan kompetensi mata pelajaran; (4) pengembangan
materi atau bahan ajar; (5) pengembangan diri (profesi). Berdasarkan pemaparan
tersebut Hamalik cenderung melihat profil guru yang kompeten secara umum
sedangkan Agung menyebutkan secara lebih spesifik mengenai peran guru yang
dianggap profesional.
Berikut ini ciri-ciri umum guru profesional menurut Danim dan Khairil
(2011:23) adalah (1) melakukan profesionalisasi diri; (2) memotivasi diri; (3)
memiliki disiplin diri tinggi; (4) mengevaluasi diri; (5) memiliki kesadaran diri;
(6) melakukan pengembangan diri; (7) menjadi pembelajar; (8) melakukan
hubungan efektif; (9) menempati tinggi dan (10) taat asas pada kode etik.
Ciri-ciri guru profesional yang disebutkan diatas lebih mengidentifikasi guru
dari pengembangan diri dengan orientasi dirinya sendiri berbeda dengan yang
dikemukakan oleh Subini (2012:58) yang lebih menekankan pada proses
pengembangan diri seorang guru yang langsung bersangkutan kepada peserta
didik yang dijabarkan berikut ini : (1) biasa mempersiapkan model dan instrumen
bahan pembelajaran dengan kesadaran sendiri; (2) aktif mencari dan
mengembangkan bahan pembelajaran; (3) aktif mencari cara agar anak didiknya
berhasil; (4) sering menjadikan masalah pembelajaran dan siswa sebagai topik
pembicaraan; (5) Aktif mengevaluasi kinerjanya sendiri; (6) berusaha menjadi
contoh dan pembimbing terbaik bagi siswa; dan (7) keberhasilan mengajar yang
tinggi.
18
Dari pemaparan ciri-ciri guru profesional tersebut, seorang guru yang
profesional lebih baik apabila mampu menyeimbangkan potensi untuk mencapai
kriteria guru profesional, tidak hanya melihat dari prespektif pengembangan diri
sendiri terhadap pekerjaannya tetapi juga melihat terhadap apa yang dikerjakan.
Maksudnya guru tidak hanya mengembangkan diri untuk lebih baik bagi dirinya
sendiri akan tetapi menjadi lebih baik untuk peserta didik dalam membantu
memcapai tujuan pembelajaran. .
Kecakapan kompetensi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
menurut Michael Zwell (2000:68) sebagai berikut: (1) keyakinan dan nilai-nilai,
keyakinan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi perilakunya. Oleh
karena itu setiap orang harus berfikir positif terhadap dirinya ataupun orang lain;
(2) keterampilan, pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan
dnegan kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi
individual; (3) pengalaman, orang yang pekerjaannya memerlukan sedikit
pemikiran strategis kurang mengembangkan kompetensiinya daripada mereka
yang telah menggunakan pemikiran strategis bertahun-tahun; (4) karakteristik
pribadi, dengan kepribadian orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan
dan lingkungan sekitarnya; (5) motivasi, ini dapat memberikan dorongan agar
seseorang tetap berorientasi pada pekerjaannya; (6) isu emosional; hambatan
emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi; (7) kemampuan intelektual,
kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan
pemikiran analitis; (8) budaya organisasi, system dan kebiasaan dalam organisai
juga dapat mempengaruhi kompetensi seseorang (Wibowo,2014:283).
19
Semantara itu, Kartini (2011) menyebutkan ada delapan faktor yang
mempengaruhi kompetensi professional guru yaitu: (1) training atau diklat dan
atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); (2) kualifikasi akademik atau
disebut juga dengan latar belakang pendidikan; (3) supervise akademik atau
disebut dengan pengawasan secara berkelanjutan; (4) kepemimpinan kepala
sekolah; (5) motivasi; (6) kesejahteraan atau kompensasi; (7) etos kerja; (8)
kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kompetensi guru sebagai salah satu aspek untuk mencapai tujuan
pembelajaran disekolah dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan,
pengalaman mengajar dan lama mengajar (Uno,2008:64). Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kompetensi
profesional guru baik faktor dari dalam diri guru sendiri atau intrinsik maupun
faktor dari luar atau ekstrinsik.
Secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup
kompetensi profesional guru sebagai berikut (Mulyasa,2013:135):
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis dan sebagainya
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
5) Mampu mengembangkan dan mengembangkan berbagai alat, media
maupun sumber belajar yang relevan
6) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran
7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
20
Sedangkan indikator kompetensi profesional yang dikutip dari Yamin dan
Maisah (2010:11) yaitu:
1) Sub kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah;memhami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau kohernen dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
standar esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi secara
profesional dalam konteks global.
Berdasarakan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru, komponen yang harus dikuasai guru mata pelajaran di SMK sebagai
perwujudan kompetensi profesionalnya sebagai berikut:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
atau bidang pengembangan yang diampu , yang dijabarkan sebagai
berikut:
a. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
a. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
b. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
d. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
21
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri, yang dijabarkan sebagai
berikut:
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
b. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Sedangkan Wahyudi (2012:24) menjabarkan guru yang memiliki
kompetensi profesional perlu menguasai antara lain: (1) Disiplin ilmu
pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran; (2) bahan ajar yang disampaikan;
(4) pengetahuan tentang karakteristik siswa; (5) pengetahuan tentang filsafat dan
tujuan pendidikan; (6) pengetahuan serta penguasaan metode dan model
mengajar; (7) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran; (8)
pengetahuan terhadap penilaian dan mampu merencanakan, memimpin guna
kelancaran proses pendidikan.
Dari berbagai uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator
variabel kompetensi profesional dalam penelitian ini mengacu pada teori Mulyasa
yang disederhanakan dengan mengambil indikator yang mempunyai kesamaan
makna dengan indikator yang ada pada teori milik Wahyudi dan Yamin.
Pengambilan indikator didasarkan dari pertimbangan jumlah indikator yang
disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan waktu pelaksanaan penelitian.
Indikator kompetensi pada penelitian ini yaitu: (1) Mampu menangani dan
mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; (2) Mengerti dan
dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; (3) Mampu
mengembangkan dan mengembangkan berbagai alat, media maupun sumber
22
belajar yang relevan; (4) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program
pembelajaran; (5) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
2.2.Konsep Dasar Pengalaman Mengajar
Kemampuan seorang guru dalam mengajar merupakan salah satu
persyaratan utama agar mampu mengantarkan peserta didik mencapai hasil belajar
yang baik. Sardiman (2014:47) mendefisinikan bahwa mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut Sedarmayanti (2009: 75)
“Pengalaman merupakan faktor utama dalam perkembangan seseorang,
sedangkan pengalaman hanya mungkin diperoleh dalam hubungan
lingkungannya”. Pengalaman merupakan faktor utama dalam perkembangan
seseorang dalam hal ini berarti bahwa jiwa dan kemampuan seseorang akan lebih
mapan jika orang tersebut telah merasakan keadaan yang sebenarnya.
Seorang guru yang profesional harus memiliki seperangkat pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar yang berlaku. Semakin banyak jam mengajar
dan semakin lama guru mengajar maka semakin banyak pula pengalaman yang
didapakan guru tersebut. Sehingga dengan pengalaman mengajar guru dapat
meningkatkan pencapaian standar kompetensi profesional guru. Menurut
Djamarah (1997:28), pengalaman mengajar adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi kompetensi seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi profesional menyangkut penguasan materi keilmuan yang
sesuai dengan bidang studi yang diampu guru. Suharsimi (1998:17) menyatakan
bahwa pengalaman maksudnya bukan hanya terbatas pada banyaknya tahun
mengajar tetepi juga materi bidang studi yang diajarkan. Guru harus mampu
23
menyesuaikan materi pelajaran dengan kondisi siswa dan perkembangan jaman
sehingga materi pelajaran tersebut benar-benar aktual dan dapat bermanfaat
dikehidupan sehari-hari siswa. Semakin terbiasa guru menyampaikan materi yang
diajarkan, maka bisa dikatakan guru akan semakin trampil dalam pembelajaran
sehingga lebih efektif dalam menjalankan tugas mereka. Kebiasaan dalam
mengajar yang kurang tepat serta penyampaian materi yang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran didalam kelas.
Menurut Sumitro (2002:70) hal yang perlu diperhatikan guru adalah bahwa
mereka harus senantiasa meningkatkan pengalamannya sehingga mempunyai
pengalaman yang banyak dan berkualitas yang dapat menunjang keberhasilan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Bagi seorang guru
pengalaman mengajar dapat memberikan pemahaman dalam melaksanakan tugas
kerja untuk kedepannya, karena setidaknya guru sudah pernah melakukan
pekerjaan itu sehingga ia akan tahu tentang pekerjaan yang akan dihadapi. Setiap
pengalaman yang diperoleh seseorang akan membantunya memberikan
keterampilan dan pengetahuan khusus sesuai dengan pekerjaan yang digelutinya.
Seseorang yang melakukan jenis pekerjaan tertentu secara berulang-ulang dalam
jangka waktu yang cukup lama akan menjadikan dirinya cukup terampil dalam
pekerjaan tersebut.
Hamalik (1993:173) mendeskripsikan praktik kerja adalah serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga kerja yang telah mengikuti program
latihan sesuai dengan kategori latihannya yang dilaksanakan dilapangan dalam
24
bidang pembangunan dalam jangka waktu enam minggu kerja penuh yang
bertujuan untuk memperoleh pengalaman kerja lapangan dengan bimbingan
pelatih yang berpengalaman dan ahli sebelum mendapat tugas penuh sebagai
tenaga diidaerah masing-masing. Berdasarkan uraian tersebut periode praktik
kerja tentunya dapat disesuaikan kebutuhan dilapangan. Kurikulum yang berlaku
di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) mengharuskan
mahasiswanya sebagai calon pendidik untuk menempuh praktik pengalaman
lapangan sebagai bekal calon pendidik sebelum meraka terjun dalan dunia
pendidikan. Kegiatan ini memberikan pengalaman kepada calon pendidik
mengenai cara mengajar yang baik dan juga pengetahuan mengenai penerapan
tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Diharapkan melalui
praktik kerja yang disyaratkan kepada calon guru dapat memberikan pengalaman
dan bekal sebelum calon guru tersebut masuk ke dunia pendidikan sebagai tenaga
pendidik yang profesional.
Pemerintah menyebutkan pengalaman mengajar sebagai salah satu aspek
penilaian guru yang profesional pada Pasal 2 Permendiknas No. 18 Tahun 2007
ayat 3 berbunyi: Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian
terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: (1) kualifikasi akademik; (2)
pendidikan dan pelatihan; (3 pengalaman mengajar; (4) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran; (5) penilaian dari atasan dan pengawasan; (6) prestasi
akademik; (7) karya pengembangan profesi; (8) keikutsertaan dalam forum
25
ilmiah; (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan (10)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Yang perlu dicermati dari ayat 3 butir c, yaitu: “Pengalaman mengajar
adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan
pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang
(dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara
pendidikan)”. Belajar dari berbagai pengalaman dalam jabatan dan rentang waktu
panjangnya pengalaman mengajar akan semakin mempermantap kematangan
pribadi seseorang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang guru. Pengalaman yang dilalui guru akan membantunya untuk
menentukan langkah-langkah tertentu yang dapat menunjang keberhasilan dalam
pembelajaran maupun tanggung jawab guru lainnya. Demikian juga melalui
pengalaman mengajar, guru menjadi lebih memahami hal-hal yang harus dihindari
karena akan menjadi penghambat dan berujung pada kegagalan menjalankan
profesinya.
Muslich (2007:13) mengemukakan bahwa pengalaman kerja guru itu sendiri
adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan
pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang
(dapat dari pemerintah atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan).
Masa mengajar merupakan faktor yang mendukung proses mengajar seorang
guru, seorang guru akan dapat mengukur kemampuannya dalam mengajar secara
lebih baik. Masa mengajar dihitung sejak yang bersangkutan pertama kali
26
diangkat dan bertugas menjadi guru pada suatu satuan pendidikan khususnya pada
mata pelajar yang diampu guru tersebut.
Menurut Uno (2007:17) pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat
ditunjukkan peserta didik dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru. Maka pengalaman mengajar
merupakan salah satu faktor yang mendukung pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Melalui pengalaman guru juga belajar mengembangkan dan
memperbaiki diri menjadi lebih baik, karena sesuai dengan teori kontruktivisme
belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau
bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga
pengertiannya menjadi berkembang.
Guru yang mempunyai pengalaman kerja yang cukup banyak cenderung
mutu pembelajarannya menjadi baik, sebaliknya guru yang pengalaman kerjanya
kurang, mutu pembelajannya pun menjadi rendah. Agar mutu pembelajaran dapat
menjadi lebih tinggi tentu diperlukan adanya dukungan sarana prasarana yang
memadai sesuai dengan standar, tanpa adanya sarana prasarana yang memadai
mustahil mutu pembelajaran dapat menjadi baik. Dengan peningkatan mutu
diharapkan para guru bisa menjadi lebih profesional.
Dalam International Journal of Instruction oleh Unal (2012), hasil
peneltiannya sebagai berikut:
“Teachers with higher number of years of teaching experience are found to
be favouring maximum teacher control (Interventionism) more than that of
others”.
27
Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa masa mengajar guru
menyokong tingkat pengendalian guru tersebut, semakin tinggi masa mengajar
guru maka guru lebih mampu mengendalikan kelas yang diajarnya. Semakin
sering guru menghadapi siswa semakin mampu guru memahami karakteristik
siswa sehingga mampu menyampaikan materi pelajaran.
Menurut Widoyoko (2005) “Pengalaman mengajar pada hakekatnya
merupakan rangkuman dari pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang dialami
dalam mengajar, sehingga hal-hal yang dialami tersebut telah dikuasinya, baik
tentang pengetahuan, ketrampilan maupun nilai-nilai yang menyatu padanya”.
Jika dalam mengajar seorang guru menemukan hal-hal yang baru kemudian
dipahaminya, maka guru tersebut akan memperoleh pengalaman kerja baru.
Berdasarkan pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian pengalaman mengajar adalah serangkaian pelajaran yang diperoleh
guru sehingga mengakibatkan perubahan kearah kematangan tingkah laku,
pertambahan pengetahuan, informasi dan keterampilan yang didapat oleh guru
selama mengampu bidang studi yang diajarkan. Melalui hal tersebut
dimungkinkan semakin berpengalaman guru mengajar maka kompetensi guru
dalam mengajar juga baik.
2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Mengajar
Berikut ini adalah faltor yang dapat mempengaruhi pengalama mengajar
seseorang. Beberapa faktor mungkin juga berpengaruh dalam kondisi tertentu
tetapi tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat semua faktor yang dicari
dalam dari guru sebagai karyawan potensial. Faktor-faktor yang mempengaruhi
28
pengalaman mengajar menurut Handoko (2003:241) yaitu (1) latar belakang
pribadi; (2) bakat dan minat; (3) sikap dan kebutuhan; (4) kemampuan analisis
dan manipulative; (5) keterampilan dan kemampuan teknik dan (6) kesehatan,
tenaga dan stamina.
Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunkan indikator berikut ini untuk
mengukur variabel pengalaman mengajar yaitu (1) latar belakang pribadi (2)
kemampuan analitis dan manipulatif; (3) keterampilan yang dimiliki.
2.3. Konsep Dasar Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, watak,
karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sedangkan dalam istilah Inggris ethos
diartikan sebagai watak atau semangat fundamental suatu budaya, berbagai
ungkapan yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu
kelompok masyarakat.
Tasmara (2002:15) memaparkan bahwa dalam etos ada semacam semangat
untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan
sehingga setiap pekerjaannya diarahkan untuk mengurangi bahkan menghilangkan
sama sekali cacat dari hasil kerjanya. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Ndara (2002:91) bahwa etos kerja berkaitan erat dengan
budaya kerja, sehingga akan menghasilkan produktivitas dan kualitas kerja. Suatu
pekerjaan akan lebih terasa ringan apabila dikerjakan dengan semangat yang kuat
demi memehuhi tanggung jawab kerja yang diemban. Begitu pula dengan guru,
apabila hanya berorientasi pada suatu bentuk usaha komersial maka meraka akan
cenderung mengajar dengan seenaknya tanpa memperhatikan apa yang diperoleh
29
peserta didiknya dari pembelajaran yang berlangsung. Maka Etos kerja perlu
dimiliki seorang guru agar dapat mencapai standar yang telah ditetapkan. Etos
kerja ini bisa bersifat positif atau negatif sehingga dapat mempengaruhi organisasi
(Barkah, 2002).
Sejalan dengan yang dipaparkan oleh Ndara, menurut Djohar MS
(2006:125) etos kerja guru sebagai perwujudan memanage diri sendiri yang
kreatif terukur dari kinerja guru, tahu apa yang dikerjakan, mampu menciptakan
kerja tanpa perintah orang lain, segera beralih kepekerjaan lain bila telah selesai,
mampu mengatur waktu dan menikmati pekerjaan. Melalui etos kerja guru
semakin memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesinya, sehingga guru akan
mengoptimakan pencapaian standar kerja guru salah satunya satndar kompetensi
professional guru.
Menurut Anoraga (2006:29) Etos Kerja merupakan suatu pandangan dan
sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Bila individu-individu dalam
komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi eksistensi
manusia, maka etos kerjanya akan cenderung tinggi. Sebaliknya sikap dan
pandangan terhadap kerja sebagai sesuatu yang bernilai rendah bagi kehidupan,
maka Etos Kerja dengan sendirinya akan rendah. Sejalan dengan Mulyana
(2010:23) bahwa sebagai guru etos kerja itu sangat penting, karena sebesar
apapun etos kerja sangat menentukan produktivitas yang akan dihasilkan.
Kompetensi profesional mengharuskan guru untuk terus mengembangkan
pengetahuannya serta mampu mengelola pembelajaran oleh karena itu etos kerja
diperlukan agar guru lebih produktif dalam menjalankan tugasnya.
30
Etos kerja merupakan kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan
perilaku kearah terwujudnya kualitas kerja yang ideal (Kartini:2011). Dalam
rumusan Sinamo (2005:26), Etos Kerja profesional adalah seperangkat perilaku
positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total
pada paradigma kerja yang integral. Menurutnya, jika seseorang, suatu organisasi,
atau suatu komunitas menganut paradigma kerja, mempercayai, dan berkomitmen
pada paradigma kerja tersebut, semua itu akan melahirkan sikap dan perilaku
kerja mereka yang khas.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa etos kerja adalah hal yang penting
dimiliki oleh setiap guru yang pada akhirnya berujung pada budaya kerja yang
dimiliki guru. Apabila guru memiliki etos kerja yang baik maka guru akan
senantiasa melakukan tugasnya secara optimal. Melalui berbagai pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa Etos Kerja merupakan seperangkat sikap atau
pandangan mendasar yang dipegang seseorang agar dapat meningkatan kualitas
kehidupan sehingga mempengaruhi perilaku kerjanya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka suatu individu atau kelompok
masyarakat dapat dikatakan memiliki etos kerja yang tinggi atau positif, apabila
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: (1) Menempatkan pandangan tentang
kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur bagi eksistensi manusia; (2) Kerja yang
dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia; (3) Kerja
dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana
pengembangan diri
31
Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos
kerja yang rendah atau negatif, maka akan menunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya,
yaitu: (1) Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri; (2) kerja
dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan; (3) Kerja dihayati hanya sebagai bentuk
rutinitas hidup.
Etos kerja yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok masyarakat, akan
menjadi sumber motivasi bagi perbuatannya. Dengan etos kerja, guru memiliki
dorongan agar selalu melakukan yang terbaik sesuai profesinya. Apabila dikaitkan
dengan situasi kehidupan manusia yang sedang “membangun”, maka etos kerja
yang tinggi akan dijadikan sebagai prasyarat yang mutlak, yang harus
ditumbuhkan dalam kehidupan itu. Karena hal itu akan membuka pandangan dan
sikap kepada manusianya untuk mengikis sikap kerja yang asal-asalan, tidak
berorientasi terhadap mutu atau kualitas yang semestinya. Sehingga melalui etos
kerja guru diharapkan mampu mencapai mutu pendidikan yang lebih baik melalui
penguasaan kompetensi guru yang lebih baik pula.
2.3.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja
Menurut Anoraga (1992:52) yang dikutip oleh Novliadi (2009) faktor-
faktor yang mempengaruhi etos kerja sebagai berikut: (1) Agama,Etos kerja yang
rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan
orientasi nilai budaya yang konservatif turut menambah kokohnya tingkat etos
kerja yang rendah; (2) Budaya, Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya
maju akan memiliki etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat yang
memiliki sistem nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang
32
rendah, bahkan bisa sama sekali tidak memiliki etos kerja; (3) Sosial Politik,
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat
menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai dengan
kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan
Negara; (4) Kondisi Lingkungan/Geografis Etos kerja dapat muncul dikarenakann
faktor kondisi geografis.; (5) Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas
sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat
seseorang mempunyai etos kerja keras; (6) Struktur Ekonomi, Tinggi rendahnya
etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi,
yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras
dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh; (7) Motivasi Intrinsik
Individu, Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang
bermotivasi tinggi. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang
yang bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri sendiri, yang
sering disebut dengan motivasi intrinsik.
2.3.2. Aspek-Aspek Etos Kerja
Sebagai jabatan profesional guru harus selalu mengembangkan ilmu yang
dimiliki serta memiliki dorongan yang kaut agar menjadi lebih kreatif dan
produktif. Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini,
Sinamo (2008:17) menyederhanakannya menjadi empat pilar teori utama.
Keempat pilar inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab menopang semua
jenis dan sistem keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system)
33
pada semua tingkatan. Keempat elemen itu lalu dia konstruksikan dalam sebuah
konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa
Sanskerta) yang berarti Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu: (1) mencetak
prestasi dengan motivasi superior; (2) membangun masa depan dengan
kepemimpinan visioner; (3) menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif; (4)
meningkatkan mutu dengan keunggulan insan. Keempat darma ini kemudian
dirumuskan pada delapan aspek Etos Kerja (Sinamo,2008:20) sebagai berikut: (1)
Kerja adalah rahmat; karena kerja merupakan pemberian dari Yang Maha Kuasa,
maka individu harus dapat bekerja dengan tulus dan penuh syukur; (2) Kerja
adalah amanah; kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan pada kita
sehingga secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung
jawab; (3) Kerja adalah panggilan; kerja merupakan suatu dharma yang sesuai
dengan panggilan jiwa kita sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas;
(4) Kerja adalah aktualisasi; pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai
hakikat manusia yang tertinggi sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh
semangat; (5) Kerja adalah ibadah; bekerja merupakan bentuk bakti dan
ketaqwaan kepada Sang Khalik, sehingga melalui pekerjaan individu
mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam pengabdian; (6)
Kerja adalah seni; kerja dapat mendatangkan kesenangan dan kegairahan kerja
sehingga lahirlah daya cipta, kreasi baru, dan gagasan inovatif; (7) Kerja adalah
kehormatan; pekerjaan dapat membangkitkan harga diri sehingga harus dilakukan
dengan tekun dan penuh keunggulan; (8) Kerja adalah Pelayanan; manusia
34
bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk
melayani sehingga harus bekerja dengan sempurna dan penuh kerendahan hati.
Berdasarkan pemamaran diatas maka peneliti menggunakan indikator dari
teori Sinamo. Akan tetapi karena keterbatasan, peneliti menggunakan lima dari
delapan aspek etos kerja menurut sebagai indikator dalam penelitian ini yaitu : (1)
menjadi guru adalah amanah; (2) menjadi guru adalah aktualisasi; (3) menjadi
guru adalah seni; (4) menjadi guru adalah kehormatan; dan (5) menjadi guru
adalah pelayanan.
2.4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu yang relevan terhadap topik penelitian yang
berupa teori-teori hasil temuan penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat
diperlukan peneliti sebagai data pendukung penelitian.
Dari hasil penelitian Widyaningsih yang berjudul “Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan Dan Penagalaman Mengajar Terhadap Kompetensi
Profesional Guru MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014
menyimpulkan bahwa latar belakang pendidikan memberikan sumbangan relatif
sebesar 58% dan sumbangan efektif sebesar 7% terhadap kompetensi profesional
guru dan pengalaman mengajar memberikan sumbangan relatif sebesar 42% dan
sumbangan efektif 5%. Hal ini menunjukkan pengalaman mengajar berpengaruh
positif terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta. Sedangkan
hasil penelitian Hasil Penelitian oleh Yuliyani (2010) yang berjudul “ Hubungan
Pengalaman Mengajar dan Motivasi Mengajar dengan Kompetensi Guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Di Sekolah Menengah Pertama Di
35
Kabupaten Karangayar” bahwa bahwa pengalaman mengajar mempunyai
hubungan yang positif dengan kompetensi guru Pendidikan Kewarganegaraan di
Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Karanganyar.
Hasil penelitian Kartini (2011) yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru Di SMK Negeri 1 Losarang
Kabupaten Indramayu” menyimpulkan bahwa faktor yang signifikan
mempengaruhi kompetensi guru yaitu faktor etos kerja sebesar 0,237. Sedangkan
tujuh fakor lain yang tidak berpengaruh. Penelitian tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Widoyoko yang berjudul “Kompetensi Mengajar Guru IPS Kabupaten
Purworejo” pada tahun 2005 menyimpulkan bahwa latar belakang pendidikan
guru memberi sumbangan sebesar 11,11% terhadap kompetensi mengajar guru
IPS SMA Kabupaten Purworejo, pengalaman mengajar guru memberikan
sumbangan sebesar 6,35% dan etos kerja memberikan sumbangan positif sebesar
16,59%. Diungkapkan adanya sumbangan positif yang signifikan secara bersama-
sama dari latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan etos kerja sebesar
46,3% terhadap kompetensi mengajar guru IPS SMA Kabupaten Purworejo.
2.5. Kerangka Berfikir
Salah satu jurusan pada SMK Bisnis dan Manajemen adalah jurusan
Pemasaran. Peserta didik diajarkan berbagai macam keahlian baik teori maupun
praktik. Guru produktif pemasaran pada khususnya harus mampu menguasai
materi sesuai bidang studi yang diajarkan dengan baik agar mampu membekali
siswa dengan ilmu agar dapat bersaing dalam dunia usaha maupun dunia industri.
Khususnya pada siswa SMK yang lebih disiapkan untuk bekerja. Firdausi dan
36
Barnawi (2012:20) memaparkan prinsip paling mendasar pendidikan kejuruan
yaitu, pendidikan kejuruan harus dapat mengembangkan potensi individu peserta
didik secara optimal sehingga memiliki kecakapan hidup agar mampu
mempertahankan hidupnya. Firdausi dan Barnawi juga menyatakan bahwa
pendidikan kejuruan memiliki karakteristik sendiri berbeda dengan pendidikan
umum. Pendidikan kejuruan harus berorientasi pada kebutuhan pasar (dunia kerja)
atau demand-driven, harus selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru,
pembelajaran harus diarahkan pada peningkatan kualitas keterampilan (skill), dan
penilaian kemampuan peserta didik harus mengacu pada standar dunia kerja atau
industri. Jadi selain guru harus kompeten dibidang studi yang diajarkannya, guru
juga harus mengikuti perkembangan jaman agar ilmu yang diberikan tidak sebatas
teori saja namun lebih pada praktik yang relevan dilapangan. Inilah arti
pentingnya kompetensi profesional guru, karena guru harus mampu menguasai
materi secara luas dan mendalam agar mampu membimbing peserta didik pada
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Menurut Uno (2007:17) pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat
ditunjukkan peserta didik dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru Di SMK Bisnis dan Manajemen
Kota Semarang ditemukan berbagai variasi periode masa mengajar guru produktif
pemasaran antara beberapa tahun hingga puluhan tahun. Semakin banyak jam
mengajar dan semakin lama guru mengajar maka dimungkinkan semakin banyak
pula pengalaman yang didapakan guru tersebut. Hal ini menunjukkan semakin
mendalam pula kemampuan dan keterampilan teknis yang dimiliki oleh guru,
37
sehingga dengan pengalaman mengajar guru dapat meningkatkan pencapaian
standar kompetensi profesional guru.
Selain pengalaman mengajar, etos kerja juga perlu dimiliki seorang guru
agar sosok guru sebagai jabatan profesional senantiasa terdorong untuk mencapai
standar yang telah ditetapkan, sehingga mampu mengerjakan tugasnya secara
optimal. Seperti yang diungkapkan Sinamo (2005:249) etos kerja adalah syarat
utama bagi semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada
level individual, organisasional, maupun sosial.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diterapkan juga kepada para guru
produktif pemasaran di SMK Bisnis dan Manajemen Kota Semarang agar selalu
menggali pemahaman baru yang didapatkan ketika mengajar sebagai pengalaman
mengajar yang mampu meningkatkan standar kompetensi profesional. Disamping
itu etos kerja guru perlu ditingkatkan agar pencapaian kompetensi profesional
lebih optimal. Berdasarkan pemaparan diatas, maka kerangka berfikir penelitian
ini dapat digambarkan pada bagan berikut:
Pengalaman
Mengajar
Tindakan
terampil
Pandangan dan keyakinan
terhadap profesi
Unjuk kerja dan hasil akhir
(job performance)
Kompetensi Profesional
Guru Produktif Pemasaran
Guru Produktif Pemasaran
Etos Kerja
Standar Kompetensi Guru
SMK Bisnis dan Manajemen
Gambar 2.2. Kerangka Berfikir
38
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsimi,2010:110). Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian
ini adalah:
H1 : Ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen Di Kota Semarang
H2 : Ada pengaruh etos kerja terhadap kompetensi profesional guru produktif
pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen Di Kota Semarang
H3 :Ada pengaruh pengalaman menagajar dan etos kerja dan secara bersama-
sama terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis
dan Manajemen Di Kota Semarang
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh pengalaman mengajar dan etos kerja
terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian sensus yaitu
penelitian yang mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara
keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat
pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik.
Sugiyono (2007:68) mengemukakan bahwa sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel atau istilah
lain dari sampel jenuh adalah sensus.
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian korelasional atau
penelitian hubungan. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada
(Suharsimi, 2010 : 4).
3.2 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Suharsimi,2010:173). Sedangkan menurut
Sugiyono (2007:61) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
40
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru
produktif pemasaran yang berjumlah 50 orang yang mengajar di 14 SMK Bisnis
dan Manajemen di Kota Semarang. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Sumber: Data diolah tahun 2015
No. Sekolah Status Alamat Jumlah Guru
Pemasaran
1. SMK Negeri 2
Semarang Negeri
Jl.Dr.Cipto No.121 A,
Semarang Timur 6
2. SMK Negeri 9
Semarang Negeri
Jl. Peterongansari No.2,
Semarang Selatan 7
3. SMK Pelita Nusantara 1
Semarang Swasta
Jl. Slamet Riyadi No.40,
Gayamsari, Kota Semarang 2
4. SMK Purnama 1
Semarang Swasta
Jl. Jendaral Sudirman No.265,
Semarang Barat 3
5. SMK Yayasan Pharmasi Swasta
Jl.Satrio Wibowo Tlogosari,
Kota Semarang 3
6. SMK Palebon Swasta
Jl. Palebon Raya No.30,
KotaSemarang 6
7. SMK Swadaya
Semarang Swasta
Jl. Taman Progo No.13,
Semarang Timur 2
8. SMK Tamansiswa
Semarang Swasta
Jl.Tuntang No.3,Semarang
Timur 4
9. SMK Antonius Swasta
Jl.Teuku Umar No.16,
Jatingaleh, Kota Semarang 3
10. SMK Ignatius Swasta
Jl. Tegalsari VIII No.26,
Candisari, Kota Semarang 3
11. SMK Cut Nya’ Dien
Semarang Swasta
Jl.Wolter Monginsidi
No.99,Genuk,Kota Semarang 2
12. SMK YPE Swasta
Jl. Dewi Sartika, Sukorejo,
Kota Semarang 5
13. SMK Nusa Bhakti Swasta
Jl.Wologito Barat No.125,
Semarang Barat 2
14. SMK Muhammadiyah 1
Semarang Swasta
Jl. Indraprasta No.37,
Pendrikan Lor, Kota Semarang 2
JUMLAH 50
41
3.3.Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Suharsimi, 2010:161). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:2)
variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabelnya terdiri dari
pengalaman mengajar (X1), etos kerja (X2) dan komptensi profesional guru
Produktif Pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen (Y).
3.3.1. Pengalaman Mengajar (X1)
Pengalaman mengajar adalah serangkaian pelajaran yang diperoleh guru
sehingga mengakibatkan perubahan kearah kematangan tingkah laku,
pertambahan pengetahuan, informasi dan keterampilan yang didapat oleh guru
selama mengampu bidang studi yang diajarkan.
Indikator pengalaman mengajar guru menggunakan indikator sebagai
berikut: (1) latar belakang pribadi (2) kemampuan analitis dan manipulatif; (3)
keterampilan yang dimiliki;.
3.3.2. Etos Kerja (X2)
Etos Kerja merupakan seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang
dipegang seseorang agar dapat meningkatan kualitas kehidupan sehingga
mempengaruhi perilaku kerjanya.
Indikator etos kerja pada penelitian ini sebagai berikut : (1) menjadi guru
adalah amanah; (2) menjadi guru adalah aktualisasi; (3) menjadi guru adalah seni;
(4) menjadi guru adalah kehormatan; dan (5) menjadi guru adalah pelayanan.
42
3.3.3. Kompetensi Profesional Guru (Y)
Kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan guru dalam
menguasai materi ajar secara mendalam dan mengarahkan peserta didik untuk
memahami materi yang disampaikan sesuai bidang studi sebagai tugas
mengajarnya.
Indikator kompetensi profesional guru adalah: (1) mampu menangani dan
mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya; (2) mengerti dan
dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; (3) mampu
mengembangkan berbagai alat, media maupun sumber belajar yang relevan; (4)
mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran; (5) mampu
melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Data yang dibutuhkan
peneliti diperoleh dari teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.4.1. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 2010 :
274). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai identitas dan jumlah
guru Produktif Pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang. Melalui
teknik dokumentasi ini peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian tanpa menanyakan satu per satu kepada responden.
43
3.4.2. Teknik Kuesioner atau Angket
Menurut Suharsimi (2010:194) koesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner atau angket ini
digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membuat daftar pertanyaan
tertulis yang diajukan kepada para responden. Yamin dan Maisah (2010:117)
memaparkan bahwa salah satu sumber penilaian tenaga kependidikan yaitu
melalui mengevaluasi kinerja diri seorang guru khususnya terkait dengan
kompetensi profesional dan lainnya dengan mengisi daftar pertanyaan/angket.
Jenis koesioner dalam penelitian ini adalah koesioner tertutup. Teknik
pembuatan skala yang dipakai adalah skala likert pilihan genap seperti 4,3,2,1,
(Sukardi, 2003:147). Peneliti telah menyediakan empat alternatif jawaban, dimana
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang menurut responden jawaban
tersebut sesuai dengan kondisi keadaan yang dihadapi atau dialami responden.
Teknik koesioner ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari
variabel yang diteliti yaitu pengalaman mengajar (X1), etos kerja (X2).dan
kompetensi profesional Guru Produktif Pemasaran (Y).
3.5.Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi,2010:211). Suatu instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang peneliti inginkan dan dapat mengukur
data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Instrumen yang valid memiliki
44
validitas yang tinggi sedangkan intrumen yang kurang valid memiliki validitas
rendah. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
koesioner (Ghozali, 2011:52). Cara menentukan valid atau tidaknya instrumen
adalah dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi dengan tabel nilai
koefisien korelasi pada taraf kesalahan 5% atau taraf signifikansi 95%. Instrumen
dinyatakan valid apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha (nilai
signifikansi < 0,05).dan apabila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha ( nilai
signifikansi > 0,05).maka instrumen dinyatakan tidak valid. Uji validitas dalam
penelitian ini menggunakan bantuan IBM SPSS Version 20.
Tabel 3.2. Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Profesional
Variabel Indikator No.
Soal Signifikansi Validitas Ket.
Kompetensi
Profesional
Guru (Y)
Mampu menangani dan
mengembangkan
bidang studi yang
menjadi tanggung
jawabnya
1 0,002 Valid Dipakai
2 0,018 Valid Dipakai
3 0,010 Valid Dipakai
4 0,002 Valid Dipakai
5 0,025 Valid Dipakai
6 0,015 Valid Dipakai
Mengerti dan dapat
menerapkan metode
pembelajaran yang
bervariasi
7 0,004 Valid Dipakai
8 0,012 Valid Dipakai
9 0,323 Tidak
Valid Dibuang
10 0,011 Valid Dipakai
Mampu
mengembangkan
berbagai alat, media
maupun sumber belajar
yang relevan
11 0,025 Valid Dipakai
12 0,008 Valid Dipakai
13 0,000 Valid Dipakai
14 0,015 Valid Dipakai
Mampu
mengorganisasi dan
melaksanakan program
pembelajaran
15 0,000 Valid Dipakai
16 0,002 Valid Dipakai
17 0,002 Valid Dipakai
18 0,010 Valid Dipakai
Mampu melaksanakan
evaluasi hasil belajar
peserta didik
19 0,002 Valid Dipakai
20 0,025 Valid Dipakai
21 0,012 Valid Dipakai
22 0,011 Valid Dipakai
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
45
Berdasarkan penghitungan hasil uji validitas angket menggunakan bantuan
IBM SPSS Version 20, dari 22 butir pernyataan untuk variabel kompetensi
profesional guru yang diuji cobakan kepada 15 responden terdapat satu butir
pernyataan yang tidak valid dan 21 butir pernyataan yang valid. Satu pernyataan
yang tidak valid dengan nilai signifikansi > 0,05 tersebut dibuang dan tidak
dipakai pada penelitian selanjutnya.
Tabel 3.3. Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen Pengalaman Mengajar
Variabel Indikator No.
Soal Signifikansi Validitas Ket.
Pengalaman
Mengajar
(X1)
Latar belakang
pribadi 23 0,015 Valid Dipakai
24 0,018 Valid Dipakai
25 0,039 Valid Dipakai
Kemampuan
analitis dan
manipulatif
26 0,008 Valid Dipakai
27 0,002 Valid Dipakai
28 0,027 Valid Dipakai
29 0,419 Tidak
Valid Dibuang
Keterampilan
yang dimiliki
30 0,009 Valid Dipakai
31 0,002 Valid Dipakai
32 0,025 Valid Dipakai
33 0,002 Valid Dipakai
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
Hasil uji validitas yang tercantum pada tabel diatas menunjukkan bahwa
dari 11 butir pernyataan untuk variabel pengalaman mengajar terdapat satu butir
pernyataan yang nilai signifikansinya mencapai 0,419 atau lebih besar dari 0,05
sehingga instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan harus dibuang. Indikator
pada pernyataan yang tidak valid sudah dapat terwakili oleh pernyataan-
pernyataan yang valid.
Hasil uji validitas variable etos kerja dalam penelitian ini dapat dilihat
pada table berikut:
46
Tabel 3.4. Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Etos Kerja
Variabel Indikator No.
Soal Signifikansi Validitas Ket.
Etos
Kerja
(X2)
Menjadi guru adalah
amanah
34 0,039 Valid Dipakai
35 0,000 Valid Dipakai
36 0,001 Valid Dipakai
37 0,003 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
aktualisasi 38 0,031 Valid Dipakai
39 0,015 Valid Dipakai
40 0,005 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
seni 41 0,039 Valid Dipakai
42 0,025 Valid Dipakai
43 0,001 Valid Dipakai
44 0,001 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
kehormatan 45 0,000 Valid Dipakai
46 0,000 Valid Dipakai
47 0,001 Valid Dipakai
48 0,002 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
pelayanan 49 0,002 Valid Dipakai
50 0,003 Valid Dipakai
51 0,001 Valid Dipakai
52 0,001 Valid Dipakai
Sumber: Data penelitian diolah tahun 2015
Berdasarkan penghitungan hasil uji validitas angket menggunakan bantuan
program IBM SPSS Version 20, didapatkan bahwa dari 19 butir pernyataan
mengenai etos kerja guru semua instrumen dinyatakan valid. Seluruh instrumen
tersebut dapat dipakai peneliti untuk pengambilan data dalam penelitian ini.
3.5.2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumrn tersebut sudah
baik (Suharsimi,2010:221). Apabila data yang diambil sesuai dengan kenyataan
maka berapa kalipun data tersebut diambil akan menunjukkan hasil yang sama
atau stabil.
47
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2011:47). Peneliti perlu menguji realibilitas instrumen agar mengetahui tingkat
realibilitas jawaban dari para responden terhadap pertanyaan yang diajukan dalam
koesioner penelitian. Sehingga dapat diketahui konsistensi dari jawaban responen
yang diteliti.
Pengukuran realibilitas yang dilakukan peneliti menggunakan bantuan
program IBM SPSS Version 20, jika nilai cronbach alpha > 0,70 maka variabel
tersebut dikatakan reliabel (Ghozali, 2011:48).
Table 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Hasil
Cronbach’s Alpha
Syarat Minimal
Cronbach’s Alpha Keterangan
Kompetensi
Profesional (Y) 0,943 0,700 Reliabel
Pengalaman
Mengajar (X1) 0,832 0,700 Reliabel
Etos Kerja (X2) 0,945 0,700 Reliabel
Sumber: Data Diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel uji reliabilitas diatas, diketahui bahwa variabel
kompetensi profesional guru mempunyai nilai Cronbach’s Alpha 0,943, variabel
pengalaman mengajar mempunyai nilai Cronbach’s Alpha 0,832 dan variabel etos
kerja mempunyai nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,945. Nilai Cronbach’s Alpha
pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,700. Maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
48
3.6.Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu segera
dianalisis agar peneliti dapat mengetahui hasil penelitiannya. Data kuantitatif yang
dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif atau eksperimen diolah
dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan…..(Suharsimi,2010:282).
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2007:29). Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih
terpercaya peneliti ,menggunakan analisis data dengan bantuan program IBM
SPSS Version 20. Berikut ini prosedur yang digunakan peneliti untuk
menganalisis data secara statistik:
Analisis data ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil
data mengenai keadaan tiap variabel penelitian yang diteliti yaitu pengalaman
mengajar, etos kerja dan kompetensi profesional guru produktif pemasaran
dengan menggunakan beberapa indikator yang mendukung pada setiap variabel.
Selanjutnya beberapa indikator pada masing- masing variabel tersebut
dikembangkan menjadi instrumen (angket).
Analisis variabel tersebut digunakan langkah-langkah berikut ini:
1) Menentukan skor jawaban angket X1,X2 dan Y, responden dengan ketentuan
skor yang telah ditetapkan, dengan mengubah skor kualitatif menjadi skor
kuantitatif dengan cara: (1) jawaban dengan kriteria Selalu (SL) skor nilainya
4; (2) jawaban dengan kriteria Sering (SR) dengan skor nilainya 3; (3)
49
jawaban kriteria Kadang-Kadang (KD) skor nilainya 2; (4) jawaban dengan
kriteria kriteria Tidak Pernah (TP) skor nilainya 1.
2) Membuat tabulasi data
3) Membuat distribusi frekuensi jawaban angket
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, maka dibuat tabel kategori yang
disusun dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengajar
Berdasarkan variabel pengalaman mengajar yang digunakan 10 butir
pertanyaan, masing-masing pertanyaan skornya 1 sampai dengan 4, adapun
perhitungannya sebagai berikut:
Skor maksimal = 4 x 10 = 40
Skor minimal = 1 x 10 = 10
Range = 40 – 10 = 30
Interval = 30 : 4 = 7,5 dibulatkan menjadi 8
Tabel 3.6.Kategori Variabel Pengalaman Mengajar
No. Interval Skor Kriteria
1. 33-40 Sangat Baik
2. 25-32 Baik
3. 17-24 Kurang Baik
4. 9-16 Tidak Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
b. Deskripsi Variabel Etos Kerja
Berdasarkan variabel etos kerja yang digunakan 19 butir pertanyaan,
masing-masing pertanyaan skornya 1 sampai dengan 4, adapun
perhitungannya sebagai berikut:
50
Skor maksimal = 4 x 19 = 76
Skor minimal = 1 x 19 = 19
Range = 76 – 19 = 57
Interval = 57 : 4 = 14,25 dibulatkan 15
Tabel 3.7. Kategori Variabel Etos Kerja
No. Interval Skor Kriteria
1. 62-76 Sangat Baik
2. 47-61 Baik
3. 32-46 Kurang Baik
4. 17-31 Tidak Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
c. Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional Guru Produktif Pemasaran
Berdasarkan variabel kompetensi profesional yang digunakan 21 butir
pertanyaan, masing-masing pertanyaan skornya 1 sampai dengan 4, adapun
perhitungannya sebagai berikut:
Skor maksimal = 4 x 21 = 84
Skor minimal = 1 x 21= 21
Range = 84 – 21= 63
Interval = 63: 4 = 15,75 dibulatkan 16
Tabel 3.8. Kategori Variabel Kompetensi Profesional
No. Interval Skor Kriteria
1. 69-84 Sangat Kompeten
2. 53-68 Kompeten
3. 37-52 Kurang Kompeten
4. 21-36 Tidak Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
51
3.7. Uji Asumsi Klasik
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi berganda pada
penelitian ini menggunakan beberapa asumsi klasik meliputi: uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heterokedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2011:160). Analisis normaliltas pada penelitian ini didasarkan pada grafik
probability P-Plot. Menurut Ghozali (2011:163) dasar pengambilan keputusan
adalah: (1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi menunjukkan asumsi normalitas ; dan (2) jika data
menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi tidak menunjukkan asumsi normalitas.
3.7.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen
(Ghozali,2011:105). Jika tidak terjadi korelasi diantara variabel indepanden dapat
dikatakan model regresi tersebut baik. Untuk mendeteksi multikolinieritas pada
suatu model regresi maka dapat dilihat dari perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dari nilai toleransi. Antara variabel bebas dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas apabila nilai toleransi lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF < 10
(Ghozali,2011:106).
52
3.7.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik
scatter plot, sebagai berikut: (1) jika ada pola tertentu seperti titik-titik tertentu
yang membentuk pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka terjadi heteroskedastisitas; sedangkan (2) jika ada tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2011:139).
3.8. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pengalaman mengajar (X1) dan etos kerja (X2) terhadap kompetensi profesional
guru produktif pemasaran (Y). Analisis ini dapat diperoleh dengan menggunakan
progarm IBM SPSS Version 20. Model persamaan regresi dengan rumus sebagai
berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Variabel kompetensi profesional guru produktif pemasaran
a = Koefisien regresi (konstanta)
b1 = Koefisien regeresi pengalaman mengajar
b2 = Koefisien regeresi etos kerja
X1 = Variabel pengalaman mengajar
X2 = Variabel etos kerja
53
3.9.Uji Hipotesis
3.9.1. Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F)
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2011:177). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program IBM SPSS Version 20. Cara yang digunakan
untuk uji F yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat
signifikansi sebesar 5%. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis
apabila: (1) probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha
ditolak.; (2) probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
3.9.2. Uji Koefisien Regresi secara Parsisal (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:178). Pengujian hipotesis
(uji t) menggunakan bantuan program IBM SPSS Version 20, yaitu dengan
membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat dengan = 5%. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan
sebagai berikut: (1) probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha
ditolak; (2) probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.9.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Perhitungan
koefisien determinasi secara simultan yang dilakukan dengan IBM SPSS Version 20
54
dapat dilihat dari besarnya R square, jika nilainya kecil berarti variabel independen
mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
a. Secara simultan, berarti pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi R2= 0, berarti variabel bebas
tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, bila koefisien determinasi R2= 1, berarti variabel terikat 100%
dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2
berada dalam selang atau interval
antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).
b. Secara parsial merupakan pengaruh variabel independen secara terpisah
terhadap masing-masing variabel dependen. Semakin besar nilai r2
maka
semakin besar variasi sumbangan terhadap variabel dependen.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Bisnis dan Manajemen yang berada di
Kota Semarang sebanyak 14 SMK, diantaranya adalah SMK Negeri 2 Semarang,
SMK Negeri 9 Semarang, SMK Pelita Nusantara 1 Semarang, SMK Palebon,
SMK Yayasan Pharmasi Semarang, SMK Swadaya Semarang, SMK
Muhammadiyah 1 Semarang, SMK Tamansiswa Semarang, SMK Cut Nya’ Dien
Semarang, SMK Antonius, SMK Ignatius, SMK Purnama 1 Semarang, SMK
Nusa Bhakti dan SMK YPE. Responden yang diteliti sejumlah 50 guru produktif
pemasaran. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai masing-masing variabel
yang diteliti yaitu pengalaman mengajar, etos kerja dan kompetensi profesional
guru.
4.2 Analisis Deskriptif Variabel
Untuk memperoleh gambaran kondisi serta hasil penelitian mengenai
variabel pengalaman mengajar, etos kerja dan kompetensi profesional guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemn di Kota Semarang maka
disajikan analisis deskriptif variabel dalam penelitian ini.
56
.2.1 Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional Guru
Data mengenai variabel kompetensi profesional guru produktif pemasaran
SMK Bisnis dan Manajemn di Kota Semarang diperoleh dari angket penelitian
dengan jumlah pernyataan sebanyak 21 butir dengan nilai skor 1 samapi 4.
Berdasarkan data penelitian yang diolah dengan bantuan program IBM SPSS
Version 20.0, variabel kompetensi profesional guru memiliki skor tertinggi
sebesar 84 dan skor terendah sebesar 48.
Berikut jawaban masing- masing responden dari angket penelitian variabel
kompetensi profesional guru yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Distribusi Variabel Kompetensi Profesional Guru Produktif Pemasaran
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 69-84 29 58%
65,08 2. Kompeten 53-68 20 40%
3. Kurang Kompeten 37-52 1 2%
4. Tidak Kompeten 21-36 0 0%
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh hasil kompetensi profesional guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang dalam
kriteria sangat kompeten sebanyak 29 guru atau 58% dan tidak ada guru yang
berada dalam kriteria tidak kompeten atau 0%. Sedangkan rata-rata kompetensi
profesional guru produktif pemasaran tersebut dalam kriteria kompeten yang
dapat dilihat dari nilai skor sebesar 65,08.
57
Secara rinci gambaran mengenai kompetensi profesional guru produktif
pemasaran dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini:
Gambar 4.1.
Diagram Batang Deskipsi Variabel Kompetensi Profesional
Guru Produktif Pemasaran
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Kompetensi profesional guru produktif pemasaran dalam penelitian ini
diukur melalui lima indikator dengan 21 pernyataan. Jumlah responden dalam
penelitian sebanyak 50 guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di
Kota Semarang. Jawaban responden mengenai variabel kompetensi profesional
guru dijabarkan sebagai berikut:
1. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
Pada indikator ini digunakan enam pernyataan nilai skornya 1 sampai
dengan 4. Hasil penelitian pada indikator mampu menangani dan
58
mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya dapat dilihat pada
lampiran tabulasi diperoleh rata-rata skor total 19 dengan kriteria kompeten.
Kompetensi guru dilihat dari indikator mampu menangani dan mengembangkan
bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya dinilai sangat kompeten dengan
persentase sebesar 32 % atau sebanyak 16 guru, sedangkan kriteria tidak
kompeten tidak ditemukan atau 0 %. Jawaban dari masing-masing responden
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2.
Hasil Analisis Indikator Mampu Menangani Dan Mengembangkan
Bidang Studi Yang Menjadi Tanggung Jawabnya
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 21-25 16 32%
19 2. Kompeten 16-20 28 56%
3. Kurang Kompeten 11-15 6 12 %
4. Tidak Kompeten 6-10 0 0%
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
2. Mengerti Dan Dapat Menerapkan Metode Pembelajaran Yang Bervariasi
Pada indikator ini digunakan tiga pernyataan, nilai skornya 1 sampai
dengan 4. Hasil penelitian pada indikator mengerti dan dapat menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi yang dapat dilihat pada lampiran tabulasi diperoleh
rata-rata skor total sebesar 8,6 dengan kriteria kompeten. Berdasarkan skor yang
diperoleh maka guru yang diukur dengan indikator mengerti dan dapat
menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi termasuk dalam kriteria
kompeten. Akan tetapi masih terdapat 14 guru produktif pemasaran yang berada
dikriteria kurang kompeten atau sebesar 28%. Jawaban dari masing-masing
responden terangkum dalam tabel 4.3 berikut.
59
Tabel 4.3.
Hasil Analisis Indikator Mengerti Dan Dapat Menerapkan Metode
Pembelajaran Yang Bervariasi
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 11-13 6 12%
8,6 2. Kompeten 8-10 30 60%
3. Kurang Kompeten 5-7 14 28 %
4. Tidak Kompeten 2-4 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
3. Mampu Mengembangkan Berbagai Alat, Media Maupun Sumber Belajar
Yang Relevan
Pengukuran indikator ini melalui empat pernyataan yang dijawab oleh 50
guru produktif pemasaran sebagai responden dalam penelitian ini. Dari hasil
penelitian dapat diketahui jumlah guru produktif pemasaran yang memiliki criteria
sangat kompeten sebanayak 12 guru atau sebesar 24 %, guru produktif pemasaran
yang berkriteria kompeten mampu mengembangkan berbagai alat, media maupun
sumber belajar yang relevan sejumlah 28 guru dengan persentase sebesar 56%.
Sedangkan guru yang kurang berkompeten dalam mengembangkan berbagai alat,
media maupun sumber belajar yang relevan sejumlah 10 guru atau 20%. Tidak
ditemukan guru yang berkriteria tidak kompeten dalam indikator ini.
Rata-rata guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota
Semarang memiliki kriteria kompeten mengembangkan berbagai alat, media
maupun sumber belajar yang relevan dengan rata-rata skor mencapai angka 12,7.
Hasil penelitian secara rinci mengenai jawaban masing-masing responden dapat
dilihat pada tabel berikut:
60
Tabel 4.4.
Hasil Analisis Indikator Mampu Mengembangkan Berbagai Alat, Media
Maupun Sumber Belajar Yang Relevan
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 15-18 12 24%
12,7 2. Kompeten 11-14 28 56%
3. Kurang Kompeten 7-10 10 20%
4. Tidak Kompeten 3-6 0 0%
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
4. Mampu Mengorganisasi Dan Melaksanakan Program Pembelajaran
Hasil penelitian indikator ini diperoleh dari pengukuran melalui jawaban
responden dari empat butir pernyataan yang diajukan peneliti. Terdapat 3 guru
produktif peamsaran yang berkriteria sangat kompeten, 30 guru yang memiliki
kriteria kompeten dalam mengorganisasi dan melaksanakan program
pembelajaran atau sebesar 60%, 17 guru berkriteria kurang kompeten atau sebesar
34 %. Rata-rata skor indikator mampu mengorganisasi dan melaksanakan
program pembelajaran sebesar 11,4 sehingga termasuk dalam kriteria kompeten.
Untuk perincian jawaban masing-masing responden dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.5.
Hasil Analisis Indikator Mampu Mengorganisasi Dan Melaksanakan
Program Pembelajaran
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 15-18 3 6%
11,4 2. Kompeten 11-14 30 60%
3. Kurang Kompeten 7-10 17 34%
4. Tidak Kompeten 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
61
5. Mampu Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Pada indikator ini digunakan empat pernyataan, nilai skornya 1 sampai dengan
4. Hasil penelitian pada indikator mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar
peserta didik rata-rata berada pada kriteria kompeten dengan skor sebesar 13,3
Sedangkan guru produktif pemasaran yang memiliki kriteria kompeten sebesa 66
% atau 33 guru dan guru produktif pemasaran yang memiliki kriteria kurang
kompeten sebesar 6% atau sebanyak 3 guru.
Jawaban masing-masing responden dalam penelitian ini terangkum dalam
tabel berikut:
Tabel 4.6.
Hasil Analisis Indikator Mampu Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar
Peserta Didik
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 15-18 14 28%
13,3 2. Kompeten 11-14 33 66%
3. Kurang Kompeten 7-10 3 6%
4. Tidak Kompeten 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
4.2.2 Deskripsi Variabel Pengalaman Mengajar
Data variabel pengalaman mengajar diperoleh dari angket penelitian
dengan 10 butir pernyataan yang dijawab oleh 50 guru produktif pemasaran
sebgai responden dalam penelitian ini. Nilai skor angket yang disusun yaitu antara
1 sampai dengan 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengalaman
mengajar guru produktif pemasaran berada pada kriteria sangat baik dengan
perolehan skor sebesar 26 atau 52% sedangkan kriteria guru dengan pengalaman
yang baik sebesar 48 % atau sebanyak 24 guru. Rata-rata perolehan skor
62
pengalaman mengajar guru mencapai skor 33 sehingga berada pada criteria sangat
baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7. sebagai berikut:
Tabel 4.7.
Distribusi Variabel Pengalaman Mengajar
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 33-40 1 2% 11 22% 14 28% 0 0%
33 2. Baik 25-32 0 0% 4 8% 13 26% 7 14%
3. Kurang Baik 17-24 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
4. Tidak Baik 9-16 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100 % Sangat
Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Distribusi pengalaman mengajar guru produktif pemsaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang dapat digambarkan melalui diagram batang
dibawah ini:
Gambar 4.2.
Diagram Batang Deskripsi Variabel Pengalaman Mengajar
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
9-16
63
Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel pengalaman mengajar
sebanyak tiga indikator. Penjabaran mengenai indikator yang digunakan sebagai
berikut.
1. Latar Belakang Pribadi
Pada indikator ini digunakan tiga peryataan, nilai skornya 1 sampai 4. Hasil
penelitian mengenai latar belakang responden menunjukkan bahwa 24 guru
produktif pemasaran berada pada kriteria baik atau sebesar 48 %. Sedangkan 5
guru berada pada kriteriakurang baik dengan persentase sebsesar 5%. Skor rata-
rata indikator latar belakang pribadi responden sebesar 10 maka latar belakang
pribadi responden berada pada kriteria baik. Berikut ini tabel jawaban masing-
masing responden.
Tabel 4.8.
Hasil Analisis Indikator Latar Belakang Pribadi
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 11-13 1 2% 7 14% 10 28% 2 0%
10 2. Baik 8-10 0 0% 7 14% 13 26% 3 14%
3. Kurang Baik 5-7 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
4. Tidak Baik 2-4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100% Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
2. Kemampuan Analitis Dan Manipulatif
Pengukuran indikator ini melalui tiga pernyataan yang dijawab oleh 50
guru produktif pemasaran sebagai responden dalam penelitian ini. Dari hasil
penelitian dapat diketahui jumlah guru produktif pemasaran yang memiliki
kemampuan analitis dan manipulatif dengan kriteria baik sejumlah 27 guru
dengan persentase sebesar 54%. Satu guru yang kemampuannya kurang baik
64
dalam menganalitis dan manipulatif atau 2%. Sedangkan rata-rata guru produktif
pemasaran memiliki kriteria baik untuk kemampuan menganalisis dan manipulatif
dengan skor total 10,2. Jawaban masing-masing responden secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9.
Hasil Analisis Indikator Kemampuan Analitis Dan Manipulatif
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 11-13 1 2% 5 10% 14 28% 0 0%
10 2. Baik 8-10 0 0% 10 20% 13 26% 6 12%
3. Kurang Baik 5-7 0 0% 0 0% 0 0% 1 0%
4. Tidak Baik 2-4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100% Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
3. Keterampilan yang dimiliki
Indikator ini diukur melalui empat pernyataan yang nilai skornya antara 1
sampai 4. Berdasarakan hasil penelitian terdapat 38 guru produktif pemasaran
yang berkriteria baik atau sebesar 76% terkait keterampilan yang dimiliki guru
tersebut. Sedangkan 4 guru produktif pemasaran yang berkriteria kurang baik atau
sebesar 8%. Rata-rata skor guru yang diperoleh sebesar 12,6 sehingga indikator
terkait dengan keterampilan yang dimikiki oleh guru produktif pemasaran berada
pada kriteria baik. Perincian jawaban responden dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.10.
Hasil Analisis Indikator Keterampilan Yang Dimiliki
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 15-18 1 2% 2 4% 5 10% 0 0%
12,6 2. Baik 11-14 0 0% 13 26% 22 44% 4 8%
3. Kurang Baik 7-10 0 0% 0 0% 0 0% 3 6%
4. Tidak Baik 3-6 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100% Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
65
4.2.3 Deskripsi Variabel Etos Kerja
Data variabel etos kerja guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah
pernyataan sebanyak 19 butir pernyataan dan diisi oleh responden yang berjumlah
50 responden. Skor yang diberikan maksimal 4 dan minimal 1 pada setiap item
pernyataan. Berdasarkan data penelitian yang diolah dengan bantuan program
IBM SPSS Version 20.0, variabel etos kerja dengan skor rata-rata sebesar 62
sehingga variabel etos kerja termasuk dalam kriteria baik. Terdapat 19 guru
dengan kriteria sangat baik etos kerjanya. 28 guru produktif pemasaran etos kerja
dalam kriteria baik atau sebesar 56 %, ada 16 guru dengan etos kerja yang kurang
baik atau sebesar 32 % dan dua guru produktif pemasaran yang tidak baik etos
kerjanya. Berikut masing- masing jawaban responden mengenai variabel etos
kerja yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Distribusi Variabel Etos Kerja
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase
(%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 63-77 4 8 %
62 2. Baik 48-62 28 56 %
3. Kurang Baik 33-47 16 32 %
4. Tidak Baik 18-32 2 4 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Jawaban masing-masing responden mengenai etos kerja guru produktif
pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang dapat digambarkan
diagram batang berikut ini:
66
Gambar 4.3.
Diagram Batang Deskripsi Variabel Etos Kerja
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Etos kerja guru produktif pemasaran dalam penelitian ini diukur melalui
lima indikator dengan 19 butir pernyataan. Jumlah responden dalam penelitian
sebanyak 50 guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota
Semarang. Jawaban responden mengenai variabel kompetensi profesional guru
dijabarkan sebagai berikut:
1. Menjadi guru adalah amanah
Pada indikator ini digunakan empat pernyataan, nilai skornya 1 sampai
dengan 4. Hasil penelitian pada indikator menjadi guru adalah amanah berada
pada kriteria baik dengan skor sebesar 14. Sedangkan guru produktif pemasaran
yang memiliki kriteria sangat baik untuk indikator ini sebesar 44 % atau 22 guru
63-77 48-62 33-47 18-32
67
dan guru produktif pemasaran yang memiliki kriteria kurang baik sebesar 10%
atau sebanyak 5 guru. Jawaban responden terangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.12.
Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Amanah
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 22 44%
14 2. Baik 11-14 23 46%
3. Kurang Baik 7-10 5 10%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
2. Menjadi Guru Adalah Aktualisasi
Indikator ini diukur melalui tiga pernyataan yang nilai skornya antara 1
sampai 4. Berdasarakan hasil penelitian terdapat 38 guru produktif pemasaran
yang berkriteria baik atau sebesar 76% terkait keterampilan yang dimiliki guru
tersebut. Sedangkan 2 guru produktif pemasaran yang berkriteria kurang baik atau
sebesar 4%. Rata-rata skor guru yang diperoleh sebesar 10 sehingga indikator
terkait dengan keterampilan yang dimikiki oleh guru produktif pemasaran berada
pada kriteria baik. Perincian jawaban responden masing-masing dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13.
Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Aktualisasi
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 11-13 23 46%
10 2. Baik 8-10 25 50%
3. Kurang Baik 5-7 2 4%
4. Tidak Baik 2-4 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
68
3. Menjadi Guru Adalah Seni
Hasil penelitian indikator ini diperoleh dari pengukuran melalui jawaban
responden dari empat butir pernyataan yang diajukan peneliti. Terdapat delapan
guru yang memiliki kriteria sangat baik atau sebesar 16%, sedangkan 14 guru
berkriteria kurang baik atau sebesar 28%. Rata-rata skor indikator menjadi guru
adalah seni sebesar 11,92 sehingga termasuk dalam kriteria baik. Untuk perincian
jawaban masing-masing responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.14.
Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Seni
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 6 12%
11,9 2. Baik 11-14 31 62%
3. Kurang Baik 7-10 13 26%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
4. Menjadi Guru Adalah Kehormatan
Pada indikator ini digunakan empat pernyataan, nilai skornya 1 sampai dengan
4. Pernyataan dalam angket diisi oleh 50 guru produktif pemasaran di SMK Bisnis
dan Manajemen di Kota Semarang. Hasil penelitian pada indikator menjadi guru
adalah kehormatan 72 % guru produktif pemasaran berada pada kriteria baik atau
sebanyak 36 guru. Sedangkan guru produktif pemasaran yang memiliki kriteria
kurang baik untuk indikator ini sebesar 16% atau sebanyak 8 guru dan tidak ada
guru yang berkriteria tidak baik dalam indikator ini. Rata-rata guru berkriteria
baik pada indikator ini dengan skor sebesar 12,56. Jawaban responden terangkum
dalam tabel berikut:
69
Tabel 4.15.
Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Kehormatan
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 6 12%
12,6 2. Baik 11-14 36 72%
3. Kurang Baik 7-10 8 16%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
5. Menjadi Guru Adalah Pelayanan
Pengukuran indikator ini melalui empat pernyataan yang dijawab oleh 50 guru
produktif pemasaran sebagai responden dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian
dapat diketahui jumlah guru produktif pemasaran yang memiliki kriteria sangat
baik sejumlah 19 guru dengan persentase sebesar 38%. Sedangkan guru yang
berkriteria baik sejumlah 30 guru atau 60 %, terdapat satu guru yang berkriteria
kurang baik atau sebesar 2% dan tidak ada guru dengan kriteria tidak baik dalam
indikator ini. Rata-rata guru produktif pemasaran memiliki kriteria baik dengan
rata-rata skor mencapai angka 14. Hasil penelitian secara rinci mengenai jawaban
masing-masing responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16.
Hasil Analisis Indikator Menjadi Guru Adalah Pelayanan
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 19 38%
14 2. Baik 11-14 30 60%
3. Kurang Baik 7-10 1 2%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
70
4.3 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui pengaruh pengalaman mengajar dan etos kerja terhadap
kompetensi profesional guru produktif pemasaran dapat dilihat dari hasil analisis
regresi berganda. Menurut Ghozali (2011: 96) teknik estimasi variabel yang
melandasi analisis regresi disebut Ordinary Least Squares (pangkat kuadarat terkecil
biasa). Gujarati (2010:92) memaparkan metode OLS menghasilkan estimator yang
tidak bias, linear, dan mempunyai varians yang minimum (best linear unbiased
estimator-BLUE). Uji asumsi klasik dilakukan dengan syarat antara lain jenis data
penelitian berskala ordinal, interval ataupun rasio, dan anlisis regresi harus
berdasarkan OLS (Ordinary Least Square), jadi analisis regresi yang tidak
berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik. Menurut Ghozali
(2011: 105) beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu berdistribusi
normal, tidak mengandung multikolienaritas, dan tidak mengandung
heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
4.3.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:160), Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Cara mendeteksi normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan melihat pola penyebaran pada grafik normal probability P-Plot melalui
bantuan IBM SPSS Version 20,0. Dasar pengambilan keputusannya yaitu jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
71
regresi menunjukkan asumsi normalitas. Hasil uji normalitas pada penelitian ini
dapat dilihat melalui gambar berikut:
Gambar 4.4. Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Pada grafik P-Plot diatas terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel
dependen Y (kompetensi perofesional guru) memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen yang terdapat dalam model hubungan yang sempurna. Dengan kata
lain, uji ini dapat mengindikasikan apakah model regresi ditemukan korelasi
antara variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas
72
maka terdapat problem multikolinieritas pada model regresi tersebut. Untuk
mendeteksi adanya multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) . Jika nilai tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Selanjutnya jika nilai VIF kurang dari 10
maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Hasil pengujian
multikolinieritas secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.17.
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
( Constant)
Pengalaman Mengajar .477 2. 098
Etos Kerja .477 2. 098
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Dari tabel 4.7. terlihat setiap variabel bebas mempunyai nilai tolerance
lebih dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini didasarkan pada grafik scatter
plot. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variabel bebas. Penyebaran yang
acak menunjukkan model regresi yang baik. Dengan kata lain tidak terjadi
heteroskedastisitas.
73
Berikut hasil pengolahan uji heteroskedastisitas menggunakan program IBM
SPSS Version 20,0 :
Gambar 4.5.
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Pada grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
4.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda dengan tiga prediktor yaitu pengalaman mengajar (X1), etos kerja (X2),
dan kompetensi profesional guru (Y). Sehingga melalui model regresi ini dapat
74
diketahui bentuk pengaruh pengalaman mengajar dan etos kerja terhadap
kompetensi profesional guru baik secara simultan maupun parsial. Berdasarkan
perhitungan analisis regresi linier berganda yang dilakukan melalui analisis
statistik dengan menggunakan program aplikasi IBM SPSS Version 20,0 maka
diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.13
Tabel 4.18.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
9.048
.888
7.656
.121
.728 1.182 .243
Pengalaman Mengajar .875 .277 .416 3.158 .003
Etos Kerja .521 .161 .427 3.245 .002
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.18. diperoleh persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y= 9,048 + 0,875 X1 + 0,521 X2
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 9,048 menunjukkan bahwa jika variabel pengalaman
mengajar (X1) dan etos kerja (X2) dianggap tetap, tidak mengalami perubahan
atau penurunan dalam penelitian ini maka nilai kompetensi profesional guru
(Y) sebesar 9,048.
2. Koefisien regresi variabel pengalaman mengajar (X1) sebesar 0,875, berarti
bahwa jika variabel pengalaman mengajar (X1) mengalami kenaikan sebesar
75
satu satuan, maka akan menyebabkan kenaikan nilai kompetensi profesional
guru (Y) sebesar 0,875 dengan menganggap nilai etos kerja bersifat tetap.
3. Koefisien regresi variabel etos kerja (X2) sebesar 0,52. Ini bermakna bahwa
jika variabel etos kerja mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka akan
menyebabkan kenaikan nilai kompetensi profesional guru (Y) sebesar 0,52
dengan menganggap nilai pengalaman mengajar bersifat tetap.
Menurut Sudjana (2002:310) analisis regresi adalah hubungan yang dapat
dan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan
hubungan fungsional antar variabel. Angka yang terdapat dalam persamaan
regresi berganda ini menggunakan Unstandardized Coefficients. Menurut Ghozali
(2011:101) menggunakan Unstandardized Coefficients dikarenakan bahwa regresi
yang dihasilkan dengan menggunakan variabel biasa (tidak distandarisasi), tetap
menggunakan unit skala dari ukuran aslinya. Pemakaian Unstandardized juga
dengan tujuan untuk menginterpretasi koefisien karena menurut peneliti ini lebih
mudah daripada interpretasi koefisien (beta) yang lebih jadi sulit, karena harus
selalu mengkaitkannya dengan standar deviasi variabel.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji hipotesis (Uji F) dimaksudkan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pengaruh variabel pengalaman mengajar (X1) dan etos kerja
(X2) secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel kompetensi
profesional (Y) guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota
76
Semarang. Hasil uji hipotesis (Uji F) ini dilakukan dengan program aplikasi IBM
SPSS Version 20,0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.19.
Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression
Residual
Total
1421.315
1262.365
2683.680
1
48
49
1421.315
26.299
54.044 .000b
Regression
Residual
Total
1642.307
1041.373
2683.680
2
47
49
821.154
22.157
37.061 .000
c
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Dari hasil analisis data pada tabel ANOVA diatas diperoleh nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 (5%) yang berarti bahwa secara
simultan terdapat pengaruh signifikansi pada model regresi tersebut maka
hipotesis yang diajukan diterima (H3 diterima). Jadi dapat dikatakan bahwa ada
pengaruh signifikan antara pengalaman mengajar dan etos kerja secara bersama-
sama terhadap kompetensi profesional guru.
4.5.2 Uji Kofisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel-
variabel dependen (Ghozali,2011:98). Untuk mengetahui kebermaknaan koefisien
parsial digunakan uji t, yaitu pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi
professional dan pengaruh etos kerja terhadap kompetensi professional. Caranya
dengan membandingkan probabilitasnya dengan taraf signifikan 5% (0,05).
77
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui hasil uji parsial yang ditunjukan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.20.
Analisis Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
9.048
.888
7.656
.121
.728 1.182 .243
Pengalaman Mengajar .875 .277 .416 3.158 .003
Etos Kerja .521 .161 .427 3.245 .002
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Dari hasil analisis data pada tabel 4.20. diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru
Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 pada
variabel pengalaman mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh signifikan yang positif pengalaman mengajar terhadap
kompetensi profesional guru yang artinya H1 diterima.
2. Pengaruh etos kerja terhadap kompetensi profesional guru
Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 pada
variabel pengalaman mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh signifikan yang positif etos kerja terhadap kompetensi
profesional guru yang artinya H2 diterima.
78
4.5.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen secara keseluruhan
dapat dilihat pada tabel model summary berikut ini:
Tabel 4.21.
Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .782b .612 .595 4.707
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.21. diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0.595
(59.5%) ini berarti variabel independen pengalaman mengajar dan etos kerja
secara bersama-sama mempengaruhi variabel kompetensi profesional guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang sebesar
59.5% sedangkan sisanya 40.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dikaji
dalam penelitian ini. Hasil Adjusted R Square dalam penelitian ini > 0.50 (0.595 >
0.50) maka tergolong tinggi ketepatannya dalam memprediksikan besarnya
pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel terikat (Basri, 2011).
4.5.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Koefisien determinasi secara parsial (r2) digunakan untuk mengetahui
besarnya kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil
analisis koefisien determinasi parsial (r2) dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut:
79
Tabel 4.22.
Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Model Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
(Constant)
Pengalaman Mengajar .725 .418 .287 .477 2.098
Etos Kerja .728 .428 .295 .477 2.098
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa besarnya kontribusi variabel pengalaman
mengajar terhadap kompetensi profesional guru sebesar (0.418)2 x 100% =
17.47%. sedangkan kontribusi variabel etos kerja terhadap kompetensi profesional
guru sebesar (0.428)2 x 100% = 18,31%. Dengan demikian variabel etos kerja
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kompetensi profesional guru
dibandingkan dengan variabel pengalaman mengajar.
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis secara
statistik mengenai pengaruh pengalaman mengajar dan etos kerja terhadap
variabel kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang akan dibahas sebagai berikut:
4.6.1 Pengaruh Pengalaman Mengajar Terhadap Kompetensi Profesional
Guru
Pengalaman mengajar bagi seorang guru dianggap perlu, karena
pengalaman tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pengembangan tugas atau profesi mereka. Guru bukanlah profesi yang asal
80
dijalankan karena profesi guru memiliki standar kerja yang telah ditetapkan
seperti kompetensi profesional guru, dimana guru dituntut untuk dapat menguasai
secara mendalam dan mengembangkan materi ajar agar siswa dapat memahami
dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Hasil penelitian dari 50 guru produktif pemasaran yang diteliti menunjukkan
bahwa pengalaman mengajar mempunyai kontribusi terhadap peningkatan tingkat
kompetensi profesional guru produktif pemasaran. Dari hasil uji t atau parsial
yang diperoleh dari tingkat probabilitas sebesar 0,003 jauh dibawah 0,05 yang
berarti bahwa ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap tingkat kompetensi
profesional guru. Secara parsial variabel pengalaman mengajar berpengaruh
positif terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis
dan Manajemen di Kota Semarang yaitu sebesar 17,47%.
Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa jumlah rata-rata skor dari
variabel pengalaman mengajar dalam kriteria sangat baik atau sebesar 58%
sedangkan tidak ada guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di
Kota Semarang yang memiliki pengalaman mengajar yang tidak baik.
Pengalaman yang dilalui seseorang guru akan membantu menentukan langkah-
langkah tertentu yang dapat menunjang keberhasilan kerja mereka dalam
mencapai standar kerja yang telah ditetapkan. Seperti dalam proses pembelajaran
guru dituntut agar dapat mengembangkan materi ajar melalui berbagai media dan
metode yang bervariatif sehingga membuat siswa menjadi lebih tertarik menelisik
lebih lanjut mengenai materi yang diajarkan hingga pada akhirnya mampu
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai apa yang dikemukakan oleh Uno
81
(2007:17) pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukkan peserta didik
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh
seorang guru. Maka melalui pengalaman mengajar membantu guru dalam
mencapai standar kompetensi profesional guru yang harus dipenuhi sesuai
dengan hasil penelitian yang dipaparkan diatas.
Hasil perhitungan indikator latar belakang pribadi sebanyak 50 responden
yang diteliti menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 10 sehingga latar
belakang pribadi guru produktif pemasaran dalam kriteria baik. Para guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang hampir
seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan dengan tingkat kualifikasi pendidikan tingkat S1 bahkan beberapa
guru telah menempuh jenjang S2 yang linier dengan bidang studi yang mereka
ajarkan.
Data hasil penelitian di lapangan masih ditemukan guru produktif
pemasaran di Kota Semarang dengan latar belakang pribadi yang kurang baik
yaitu lima guru atau sebesar 10 % dari jumlah guru produktif pemasaran yang
diteliti. Hal ini disebabkan beberapa guru masih berkualifikasi atau mempunyai
background yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Hal ini
ditemukan dibebarapa SMK swasta dimana masih terdapat guru yang belum
berkualifikasi setingkat S1, beberapa guru masih ada yang lulusan D3 dan S1
yang tidak linier dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan klasifikasi lama mengajar terkait dengan variabel pengalaman
mengajar ini guru junior tidak kalah baik kemampuan analitis dan keterampilanna
82
dibandingkan dengan guru senior. Dilihat dari hasil analisis deskritif 20% guru
dengan lama mengajar 24 s.d 36 tahun berkriteria baik kemampuan analisis dan
manipulatifnya. Sedangkan 26 % guru dengan lama mengajar 12 s.d 23 tahun juga
berkriteria baik kemampuan analisis dan manipulatifnya. Untuk hasil analisis
deskriptif indikator keterampilan guru dengan lama mengajar 12 s.d 23 tahun
lebih terampil daripada guru dengan lama mengajar 24 s.d 36 tahun.
Standar kompetensi profesional mengharuskan guru menguasai bahan
yang akan diajarkannnya. Sehingga latar belakang guru tersebut menjadi hal yang
penting dan berpengaruh, agar guru dapat melaksanakan tanggung jawab
profesinya secara kompeten. Oleh karena itu guru dituntut menguasai apa yang
mereka ajarkan. Tidak sepantasnya jika ada peserta didik yang lebih luas dalam
mendalami keahlian atau bidang studi yang dipelajarinya.
Hasil perhitungan indikator kemampuan analitis dan manipulatif guru
produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang
menunjukkan 40 % guru berada pada kriteria baik. Separuh lebih guru sudah
memiliki kemampuan ini dengan baik yaitu sekitar 58 % guru produktif
pemasaran atau sebanayak 29 guru dan tidak ada guru yag berkriteria tidak baik.
Hal ini disebabkan karena pengalaman mengajar menjadikan guru mampu
mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam pembelajaran dikelas dengan
baik. Kemampuan ini membantu guru menjadi lebih mengerti mengenai hal-hal
yang harus dihindari karena akan menjadi penghambat dan berujung pada
kegagalan dalam pembelajaran Sesuai dengan hasil penelitian Unal (2012) dalam
International Journal of Instruction bahwa semakin sering guru menghadapi
83
siswa semakin mampu guru memahami karakteristik siswa sehingga mampu
menyampaikan materi pelajaran. Maka kemampuan ini sangat diperlukan dan
mampu menunjang guru agar dapat mencapai standar kompetensi profesional.
Hasil perhitungan indikator keterampilan yang dimiliki menunjukkan bahwa
rata-rata guru produktif pemasaran berada pada kriteria baik. Terdapat lima guru
dengan kriteria sangat baik dan tidak ada guru yang berkriteria tidak baik. Guru
yang belajar dari berbagai pengalaman dalam jabatan dan rentang waktu tertentu
akan semakin memperdalam pengetahuan dan keterampilan sehingga menjadikan
pribadi guru yang mempunyai kematangan kerja yang tinggi. Keterampilan yang
dimiliki seiiring guru tersebut mengemban tugas profesinya dalam penelitian ini
berada pada kriteria baik. Akan tetapi masih ditemukan guru dengan keterampilan
yang kurang baik yaitu sebanyak 5 orang guru. Hal ini diindikasikan karena
banyak guru yang belum menerapkan metode secara variatif, atau terbilang
monoton seperti penggunaan metode caramah dan diskusi. Padahal keterampilan
guru diperlukan agar mempermudah siswa meyerap berbagai materi yang
diajarkan.
Pengalaman mengajar akan dapat memberikan keuntungan bagi seseorang
guru dalam melaksanakan tugas mengajar selanjutnya karena setidaknya guru
tersebut sudah pernah melakukan pekerjaan itu sehingga ia akan tahu tentang
pekerjaan yang akan dihadapi. Setiap pengalaman yang diperoleh seseorang guru
akan membantunya memberikan keterampilan dan pengetahuan khusus sesuai
dengan pekerjaan yang digelutinya. Seseorang yang melakukan jenis pekerjaan
tertentu secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama akan
84
menjadikan dirinya cukup terampil dalam pekerjaan tersebut. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Widoyoko (2005) “Pengalaman mengajar
pada hakekatnya merupakan rangkuman dari pemahaman seseorang terhadap hal-
hal yang dialami dalam mengajar, sehingga hal-hal yang dialami tersebut telah
dikuasinya, baik tentang pengetahuan, ketrampilan maupun nilai-nilai yang
menyatu padanya”.
. . Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Widyaningsih (2014) menyimpulkan bahwa pengalaman mengajar memberikan
sumbangan relatif sebesar 42% dan sumbangan efektif 5%. Hal ini menunjukkan
pengalaman mengajar berpengaruh positif terhadap kompetensi profesional guru MA
Negeri 1 Surakarta. Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini selanjutnya
dikemukakan oleh Yuliyani (2010) bahwa pengalaman mengajar mempunyai
hubungan dengan kompetensi guru Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Menengah Pertama Kabupaten Karanganyar. Semakin tinggi pengalaman
mengajar maka semakin tinggi pula kompetensi guru Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Karanganyar. setiap
kenaikan satu satuan pengalaman mengajar (X1) maka diikuti kenaikan
kompetensi guru PKn (Y) sebesar kemiringan gradien garis regresi =0,3383. Hasil
penelitian Widoyoko (2005) juga menunjukkan bahwa pengalaman mengajar guru
memberikan sumbangan sebesar 6,35% terhadap kompetensi mengajar guru IPS
SMA Kabupaten Purworejo. Dengan demikian penelitian ini dapat diterima
karena sesuai dengan teori yang telah ada.
85
4.6.2 Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kompetensi Profesional Guru
Etos kerja adalah hal yang penting dimiliki oleh setiap guru yang pada
akhirnya berujung pada budaya kerja yang dimiliki guru. Apabila guru memiliki
etos kerja yang baik maka guru akan senantiasa melakukan tugasnya secara
optimal. Jika guru hanya berorientasi pada suatu bentuk usaha komersial maka
meraka akan cenderung mengajar dengan seenaknya tanpa memperhatikan apa
yang diperoleh peserta didiknya dari pembelajaran yang berlangsung. Maka Etos
kerja perlu dimiliki seorang guru agar dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan. Guru yang memiliki etos kerja tinggi maka akan mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik daripada guru yang memiliki etos kerja yang
kurang baik.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh etos kerja secara parsial
berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru yaitu sebesar 18,31 %. Dari
hasil uji t atau parsial yang diperoleh dari tingkat probabilitas sebesar 0,002 jauh
dibawah 0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh etos kerja terhadap tingkat
kompetensi profesional guru. Maka ini menunjukkan bahwa variabel etos kerja
ikut berkontribusi dalam peningkatan kompetensi profesional guru. Selain itu
secara parsial variabel ini memberikan pengaruh yang lebih besar daripada
variabel pengalaman mengajar yaitu sebesar 17,47%. Melalui etos kerja guru
produktif pemasaran akan terus bergerak menuju kualitas kerja yang baik
sebagaimana yang dipersyaratkan profesinya. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sinamo (2005:249) etos kerja adalah syarat utama bagi semua
upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual,
86
organisasional, maupun sosial. Guru yang memiliki etos kerja yang lebih baik dari
lainnya akan lebih mampu meningkatkan kompetensi profesionalnya sebagai
tuntutan atas profesinya selain itu juga sebagai bentuk tanggung jawab atas
instansi atau sekolah tempat guru bekerja.
Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa jumlah rata-rata skor dari
variabel etos kerja guru produktif pemasaran di kota semarang dalam kriteria baik.
Pengukuran variabel ini menggunakan lima indikator yaitu: (1) menjadi guru
adalah amanah; (2) menjadi guru adalah aktualisasi; (3) menjadi guru adalah seni;
(4) menjadi guru adalah kehormatan; dan (5) menjadi guru adalah pelayanan. Data
hasil penelitian indikator dengan frekunsi terbanyak yaitu 38 guru produktif
pemasaran yang berkriteria baik atau sebesar 76% terdapat pada indikator menjadi
guru adalah aktualisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dipaparkan
oleh Sinamo (2005:106) bahwa aktualisasi diri atau pengembangan potensi
terlaksana melalui pekerjaan yang akan membentuk karakter dan kompetensi kita.
Guru tidak hanya senantiasa berusaha mengembangkan potensi diri, melalui etos
kerja guru juga mampu mengubah potensi diri dalam bentuk kompetensi yang
dipersyaratkan dalam profesinya. Ini menunjukkan bahwa guru telah bekerja
dengan penuh semangat dalam menjalankan tugas mengajarnya.
Sedangkan dari kelima indikator jumalah guru yang memiliki kriteria
kurang baik paling banyak terdapat pada indikator ketiga yaitu menjadi guru
adalah seni yaitu sebanyak 14 guru atau sekitar 28 % dari total jumlah guru yang
diteliti. Data yang diperoleh dilapangan berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di
87
Kota Semarang menunjukkan guru hanya memanfaatkan sarana-prasarana yang
ada disekolah dan belum mengembangkan atau mencari trobosan penunjang
pembelajaran sendiri. Terlebih pada sekolah swasta yang masih berkembang
fasilitas dan sarana-prasaranya kurang memadai bahkan ada smk yang
pembelajarannya belum berbasis IT. Akan tetapi para guru tersebut belum
mencoba mencari alternatif media lain sebagai pendukung pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi kurang menarik. Padahal jika guru menggunakan alternatif
lain dalam menyampaikan materi ajar yang dikemas secara lebih menarik akan
mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Maka guru
harus senantiasa meningkatkan etos kerjanya agar lebih semangat dalam
menjalankan kompetensi profesionalnya. Hal ini didukung dengan teori yang
diungkapkan oleh Tasmara (2002:24) “.... etos kerja berkaitan dengan semangat,
kejujuran dan kepawaian dalam bidangnya (profesional)”.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartini
(2011) menyimpulkan bahwa dari delapan faktor yang diteliti faktor yang
signifikan mempengaruhi kompetensi guru yaitu faktor etos kerja sebesar 0,237.
Sedangkan tujuh fakor lain yang tidak berpengaruh. Selain itu penelitian Hasil
penelitian Widoyoko (2005) juga menunjukkan bahwa etos kerja memberikan
sumbangan positif sebesar 16,59% terhadap kompetensi mengajar guru IPS SMA
Kabupaten Purworejo. Dengan demikian penelitian ini dapat diterima karena
sesuai dengan teori yang telah ada.
4.6.3. Pengaruh Pengalaman Mengajar dan Etos Kerja Secara Simultan
Terhadap Kompetensi Profesional Guru
88
Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh pengalaman mengajar dan etos
kerja terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Semarang. Pengambilan data penelitian melalui angket
penelitian yang diisi oleh 50 guru produktif pemasaran sebagai responden. Hasil
analisis deskriptif yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah rata-rata skor
kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di
Kota Semarang berada pada kriteria kompeten dengan jumlah 20 guru atau 40 %
dari total guru yang diteliti. Secara keseluruhan terdapat satu orang guru yang
dikatakan kurang kompeten dan 29 guru dikatakan sudah sangat kompeten. Hal
tersebut mencerminkan bahwa guru telah menjalankan tanggung jawab profesinya
dengan baik. Guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota
Semarang mampu menguasai materi ajar bidang studi yang diampu sesuai
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari hasil uji simultan (Uji F) diperoleh nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0.000 lebih besar dari 0.05 (5%) sehingga dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pengaruh pengalaman mengajar dan etos kerja
terhadap kompetensi profesional guru secara bersama-sama. Sedangkan hasil
analisis regresi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0.595 dengan demikian
menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh pengalaman mengajar dan etos
kerja terhadap kompetensi profesional guru sebesar 59.5% sedangkan sisanya
40.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian tersebut guru perlu meningkatkan pengetahuan,
informasi dan keterampilan sebagai bentuk upaya peningkatan pengalaman
89
mengajar. Melalui hal tersebut guru dapat lebih kompeten dalam menjalankan
tugasnya, salah satunya yaitu tercapainya standar kompetensi profesional yang
menjadi fokus penelitian ini. Selain itu, guru perlu meningkatkan etos kerjanya
agar kompetensi profesionalnya juga meningkat. Sesuai dengan teori yang
dipaparkan oleh Surya (2004:38) salah satu ciri profil guru yang diperkirakan
sesuai dengan tuntutan masa depan menghadapi abad 21 adalah guru yang
memiliki etos kerja yang kuat. Dengan etos kerja yang baik guru memiliki sikap
atau pandangan mendasar yang mampu mencapai kualitas kerja yang baik seperti
kompetensi profesional guru sebagai standar kerja yang harus dipenuhi.
Terbuktinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat memberikan
informasi bahwa.pengalaman mengajar dan etos kerja ikut serta berperan dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru produktif pemasaran. Sehingga
apabila pengalaman mengajar dan etos kerja baik maka kompetensi profesional
yang dimiliki guru juga baik. Begitu pula sebaliknya jika pengalaman mengajar
dan etos kerja guru kurang baik maka kompetensi profesional yang dimiliki guru
juga kurang baik.
90
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat
disimpukan sebagai berikut:
1. Pengalaman mengajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi
profesional guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota
Semarang secara parsial sebesar 17.47%.
2. Etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi profesional
guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang secara
parsial sebesar 18,31%.
3. Pengalaman mengajar dan etos kerja secara bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kompetensi profesional guru produktif pemasaran SMK
Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang sebesar 59.5% sedangkan sisanya
40.5% dipengaruhi oleh oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
Hasil regresi dalam penelitian ini bernilai positif, hal ini berarti jika pengalaman
mengajar dan etos kerja semakin baik atau meningkat maka kompetensi
profesional guru juga akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika pengalaman
mengajar dan etos kerja semakin menurun maka kompetensi profesional guru juga
akan semakin menurun.
91
5.2. Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Guru produktif pemasaran SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang
hendaknya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sesuai
bidangnya agar ilmu yang disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Guru produktif pemasaran hendaknya meningkatkan etos kerjanya sehingga
lebih berorientasi pada bagaimana memenuhi standar kompetensi profesional
dengan baik daripada bekerja sebatas menggugurkan kewajiban saja.
3. Pihak sekolah hendaknya melakukan pengawasan secara berkelanjutan agar
dapat memantau perkembangan kompetensi profesional guru tersebut. Selain
itu Dinas Pendidikan diharapakan lebih sering melakukan pelatihan ataupun
seminar untuk membantu menciptakan guru yang kompeten dibidangnya.
92
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar.2012. Menghasilkan Guru Kompeten dan Profesional. Jakarta:
Bee Media Indonesia
Anoraga, Pandji.2006.Psikologi Kerja.Jakarta:PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan dan Khairil.2011.Profesi Kependidikan.Bandung:Alfabeta
Djamrah, Syaiful Bahri, dan Aswin Zain.1997.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Eliyanto dan Wibowo.2013.Pengaruh Pendidikan,Pelatiahan Dan Pengalaman
Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru SMA Muhammadiyah Di
Kabupaten Kebumen. Universitas Negeri Yogyakarta
Firdausi, Arif dan Barnawi.2012.Profil Guru SMK Profesional.Jogjakarta:Ar-
Ruzz Media
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gujarati, N Damodar.2010.Dasar-Dasar Ekonometrika-.Jakarta:Salemba Empat
Hamalik,Oemar.2004. Pendidikan Guru:Berdasarkan pendekatan
Kompetensi.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.
Yogyakarta:BPFE
-----.1993.Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan:Sistem
Dan Prosedur.Bandung:PT. Trigenda Karya
Majid. Abdul.2005.Perencanaan Pembelajaran:Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana.2010.Rahasia Menjadi Guru Hebat.Surabaya:Grasindo
Mulyasa, E. 2013. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Guru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Muslich, Masnur.2007.Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.Jakarta:
Bumi Aksara
93
Ndara,Talizduhu.2002.Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta:PT.Rineka Cipta
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Sardiman.2014.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Rajawali Press
Sinamo, Jansen H.2008.Delapan Etos Kerja Profesional.Jakarta:Institut Darma
Mahardika
Subini, Nini.2012.Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan!:Kesalahan-Kesalahan
Guru Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran.Jogjakarta:Javalitera
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharsimi, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Reineka Cipta
Sujanto, Bedjo.2007. Guru Indonesia Dan Perubahan Kurikulum:Mengorek
Kegelisahan Guru.Jakarta:CV.Sagung Seto
Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Surya, Muhammad.2004. Bunga Rampai Guru dan Pendidikan. Jakarta: Balai
Pustaka
Suyanto dan Asep Jihad.2013.Menjadi Guru Profesional:Strategi Meningkatkan
Kualifikasi Dan Kualitas Guru Di Era Global.Erlangga.
Tasmara,Toto.2002.Membudayakan Etos Kerja Islami.Jakarta:Gema Insani Press
Titin Kartini.2011.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional
Guru Di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu.Universitas
Indonesia
Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan: Problema,Solusi dan Reformasi
Pendidikan Di Indonesia.Jakarta:Bumi Aksara
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
94
Unal, Zafer dan Aslihan. 2012. The Impact Of Teaching Experience On The
Classroom Management Approaches Of Elementary School Teachers.
www.e-iji.net.
Usman, Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Wahyudi, Imam.2012.Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru.Jakarta:PT.Prestasi
Pusaka Raya
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Widyaningsih, Anis.2014.Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman
Mengajar Terhadap Kompetensi Profesional Guru MA Negeri 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2013/2014.Universitas Muhammadiyah Surakarta
Widoyoko, Eko Putro S.2005.Kompetensi Mengajar Guru IPS Kabupaten
Purworejo. Dirjen Dikti
Yamin, Martinis dan Maisah.2010.Standarisasi Kinerja Guru.Jakarta:GP Press
95
Lampiran 1
DAFTAR GURU PRODUKTIF PEMASARAN
SMK BISNIS DAN MANAJEMEN KOTA SEMARANG
NO NAMA L/P INSTANSI STATUS SEKOLAH STATUS PEND. TERAKHIR TINGKAT
1 Drs. Prayogi, S.E, M.Si L SMK Yayasan Pharmasi Swasta GTY Akuntansi S2
2 Lis Setyowati, S.E P SMK Yayasan Pharmasi Swasta GTY Pemasaran S1
3 Puput Muliana, S.P P SMK Yayasan Pharmasi Swasta GTY Pertanian S1
4 Mukhayaroh,S.Pd P SMK Muhammadiyah 1 Swasta GTY PDU-TN S1
5 Dwi Kartika
Sulistyorini,S.Pd P SMK Muhammadiyah 1 Swasta GTY Adm. Perkantoran S1
6 Retno
Werdiningrum,S.H P SMK Swadaya Swasta GTY Hukum S1
7 Yayuk Samiatun, S.Pd P SMK Swadaya Swasta GTY Adm. Perkantoran S1
8 Dra. Agni Sulistyowati P SMK Palebon Swasta PNS Tata Niaga S1
9 Soeroso,S.Pd L SMK Palebon Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
10 Agustina Dwi Fauziyah P SMK Palebon Swasta GTT Pend. Koperasi S1
11 Teguh Subagyo, S.Pd L SMK Palebon Swasta GTT Pend. Ekonomi S1
12 Drs.Joko Suryanto P SMK Palebon Swasta PNS Pend. Koperasi S1
13 Turiyana, S.Pd P SMK Palebon Swasta GTY Tata Niaga S1
14 Dra.Nurhidayati P SMK Negeri 2 Semarang Negeri PNS Tata Niaga S1
15 Moch Fauzi Soleh, S.Pd L SMK Negeri 2 Semarang Negeri PNS Tata Niaga S1
95
96
16 Drs. Karyoso L SMK Negeri 2 Semarang Negeri PNS Tata Niaga S1
17 Drs. Slamet, M.Pd L SMK Negeri 2 Semarang Negeri PNS Pemasaran S2
18 Dra. Wilujeng
Handayani , M.Pd P SMK Negeri 2 Semarang Negeri PNS Pemasaran S2
19 Siswanto L SMK Negeri 2 Semarang Negeri PNS Ekonomi D3
20 Agung Baskoro, S.H L SMK YPE Semarang Swasta GTY Hukum S1
21 Sri Hastuti, A.Md. P SMK YPE Semarang Swasta GTY Ekonomi D3
22 Surati, S.Pd P SMK YPE Semarang Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
23 Dra.R.Wahyu
Kusmawati P SMK YPE Semarang Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
24 Istiqomah, S.Pd P SMK YPE Semarang Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
25 Indah Murdjayanti W,
S.Pd P SMK Pelita Nusantara 1 Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
26 Dra. Suharti P SMK Pelita Nusantara 1 Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
27 Dra. Dewi Sulistyowati P SMK Nusa Bhakti Smg Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
28 Surya Mei S, S.E.,S.Pd P SMK Nusa Bhakti Smg Swasta GTY Pend. Ekonomi S1
29 Dra.Sri Umi Saduarti P SMK Purnama 1 Smg Swasta GTY Adm. Perkantoran S1
30 Dra.Risprantini P SMK Purnama 1 Smg Swasta GTY Tata Niaga S1
31 Drs. Ujang Nur Fauzan L SMK Purnama 1 Smg Swasta GTT Tata Niaga S1
32 Dra. Yustina Indarti P SMk Antonius Swasta GTT Tata Niaga S1
33 Parto Wahyudi, B.A L SMk Antonius Swasta GTT Pend. Ekonomi S1
34 Prawesti, S.Pd P SMk Antonius Swasta GTT Adm. Perkantoran S1
35 Dra. Indah Puspita Sari P SMK Ignatius Swasta PNS PDU-TN S1
36 Dra. Indrijani P SMK Ignatius Swasta PNS Pend. Koperasi S1
37 Suparwini, S.E. P SMK Ignatius Swasta GTY Ekonomi S1
97
38 Sanyoto,S.Pd L SMK Taman Siswa Swasta GTY Pend.
Ekonomi S1
39 Jumirah, S.Pd L SMK Taman Siswa Swasta GTT Tata Niaga S1
40 Teguh Imam Santosa,
S.E. L SMK Taman Siswa Swasta GTY Ekonomi S1
41 Dra. Warsini, M.M P SMK Taman Siswa Swasta GTY Manajemen S2
42 Wiwik Nurfiana, S.Pd P SMK Cut Nyak Dien Swasta GTY Pend. Akuntansi S1
43 Dian Hapsari, K.S.Pd P SMK Cut Nyak Dien Swasta GTT Pend. Akuntansi S1
44 Dra. Indah Sulistyawati P SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend.
Ekonomi S1
45 Dra.Handayani P SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend. Ekonomi S1
46 Dra.Padmini Lestari P SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend. Ekonomi S1
47 Drs.Umar Said L SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend.
Ekonomi S1
48 Heri Suwanto, S.Pd L SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend. Ekonomi S1
49 Dra. Wahyu H P SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend.Ekonomi S1
50 Sri Lestari, S.Pd P SMK Negeri 9 Semarang Negeri PNS Pend.Ekonomi S1
98
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU PRODUKTIF PEMASARAN SMK BISNIS DAN MANAJEMEN
DI KOTA SEMARANG
1. Indikator mengembangkan materi yang di ajarkan:
a. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menyampaikan materi ajar kepada
siswa?
b. Adakah hal-hal yang perlu dipertimbangankan dalam meyiapkan materi
yang akan disampaikan kepada siswa?
2. Indikator mengerti menerapkan metode bervariasi:
a. Dalam satu kelas terdapat berbagai macam karakteristik siswa. Bagaimana
upaya bapak atau ibu agar siswa memahami pelajaran yang disampaikan?
b. Metode pembelajaran apa yang digunakan bapak/ibu ketika mengajar?
Mengapa bapak/ibu menggunakan metoode tersebut?
c. Adakah metode yang lain?
3. Indikator mengembangkan media, alat dan sumber belajar yang relevan
a. Pada saat bapak/ibu mengajar, teknologi apa yang sering dipakai?
b. Bagaimana dengan media yang digunakan, apakah hanya memanfaatkan
fasilitas sekolah atau mengembangkannya sendiri?
c. Sumber belajar apa yang biasanya dipakai ketika mengajar? Bagaimana
dengan modul pelajaran yang diampu?
4. Indikator mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran
a. Bagaimana cara bapak/ibu dalam merencanakan pembelajaran?
b. Apakah pelaksanaan kbm sudah sesuai dengan RPP yang dibuat?
c. Bagaimana cara mengefektifkan program pembelajaran yang telah dibuat?
5. Indikator melaksanakan evaluasi hasil belajar
a. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan
bapak/ibu?
b. Bagaimana jika ada siswa yang tidak memenuhi KKM?
99
Lampiran 3
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Pelita Nusantara 1
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Indah Murdjayanti W.
S.Pd sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang, bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi
profesional guru produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau materi
yang diajarkan meyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dibaut di
RPP. Sehingga guru focus pada materi tersebut.
Guru produktif pemasaran menggunakan metode sesuai dengan karakter
siswa gar materi yang diasampaikan dapat dipahami. Adapun metode yang dipaka
biasanya ceramah, diskusi dan tanya jawab. Melalui cara tersebut diharpkan siswa
bisa lebih menyerap materi dengan baik.
Pembelajaran ditunjang dengan menggunakan LCD, adanya laboaraturium
pemasaran dan fasilitas lain dapat menunjang proses pembelajaran. Berbagai
sumber belajar digunakan untuk memperkaya ilmu, seperti penggunaan buku
paket, artikel amupun sumber dari internert yang relevan.
Dalam merencanakan dan mengorganisai pembelajaran, guru berbagi satu
sama lain. Guru masih kesulitan jika menyusun secara mandiri program
pembelajarannya. Pelaksanaan RPP fleksibel sesuai kondisi siswa. Evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
mengenai materi yang diajarkan. Guru melakukan remedial bagi siswa yang
belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang telah mencapai bats minimal KKM.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara garis besar kompeten dalam menjalankan tugasnya khususnya
pada kompetensi profesional guru akan tetapi masih kurang kompeten dalam
mengorganisasi program pembelajaran.
100
Lampiran 4
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Negeri 2 Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Drs. Karyoso sebagai
salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Negeri Semarang
bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru produktif
pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau dalam mengembangkan materi
yang disampaikan kepada siswa guru tidak hanya berfokus pada standar
kompetensi yang telah ditetapkan meskipun Smk tersebut telah menggunakan
kurikulum 2013.Akan tetapi guru mengembangkan sendiri sesuai tuntutan
perkembangan zaman. Hal ini bertujuan agar siswa mempunyai wawasan yang
luas dan dapat diterapkan ketika lulus nanti.
Penggunaan metode pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Disamping itu guru juga mempertimbangkan karakteristik siswa sebelum
memutuskan untuk ,menggunkan metode pembelajaran yang sesuai. PBL ataupun
metode lain yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Guru
hanya bertindak sebagai fasilitator, sehingga siswa dapat menggali maupun
mengkonstruksi pemahamannya sendiri sesuai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan berbasis IT. Biasanya guru memanfaatkan
fasilitas dan sarana-prasarana sekolah karena dinilai sudah memadai. Penggunaan
LCD mempermudah siswa dalam menyerap materi yang diajarkan. Guru
menyusun materi yang diajarkan dalam bentuk modul dengan mengambil materi
dari berbagai sumber yang relevan. Seperti buku, artikel maupun dari internet
yang disesuaikan dengan materi ajar.
Dalam merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, guru
terlihat menguasai dan memahami apa yang seharusnya mereka lakukan. Dengan
melihat perhitungan hari efektif guru dapat dengan mudah mengorganisasi
program pembelajaran seperti pembuatan RPP hingga evaluasi hasil belajar.
Apabila pembelajaran tidak sesuai target maka guru memberikan tugas sebagai
pengganti materi yang belum dipahami siswa.
101
Evaluasi dilakukan tidak hanya setelah pembelajaaran dilakukan namun
selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu guru member tugas kepada
siswa sebagai bagian portopolio siswa. Siswa kurang aktif berikan pendekatan
secara individual dan yang aktif diberi apresiasi melalui pemberian poin keaktifan.
Apabila terdapat siswa yang belum tuntas maka siswa tersebut diberikan remedial,
biasanya yang dilakukan memberikan soal dengan karakteristik yang sama
ataupun diganti dengan tugas sesuai materi yang belum dipahami siswa.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran kompeten dalam menjalankan tugasnya khususnya pada kompetensi
profesional guru. Guru telah memahami dan dapat mengembangkan materi
dengan baik, menerapkan model pembelajaran yang sesuai, mengunakan alat dan
media yang tepat untuk mendukung proses pembelajaran, mampu mengorganisasi
pembelajaran dan melaksanakan evaluasi peserta didik.
102
Lampiaran 5
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Purnama Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Dra.Sri Umi Saduarti
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Purnama
Semarang, bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru
produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau guru perlu memberikan
pendekatan secara pribadi agar siswa mampu memahami materi sesuai dengan SK
dan KD.
Metode yang digunakan adalah jigsaw dan metode diskusi kelompok agar
anak tetap aktif. Akan tetapi guru masih bingung ketika diminta menyebutkan
metode lain karena sering menggunakan metode tersebut. Proses pembelajaran
dapat lebih mudah dilakukan melalui bantuan LCD dan laptop dengan didukung
berbagai sumber dari buku paket seperti erlangga, yudistira, armeko dan sumber
lain yang relevan. Akan tetapi guru belum menyusun modul tersendiri dan belum
menggunakan inovasi media ataupun alat dalam pembelajaran.
Program pembelajaran yang ada di silabus digunakan untuk membuat
RPP. Akan tetapi pelaksaan RPP yang dibuat belum efektif karena fleksibel
menyesuaikan siswa seihngga cendurung maju-mundur dari target yang
direncanakan. Sehingga ada materi yang belum disampaikan secara menyeluruh.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa. Siswa yang belum lulus
akan di remidi agar bisa mencapai standar KKM yang ditetapka dan diulangi
hingga siswa benar-benar menjadi tuntas.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran sudah baik namun masih kurang kompeten dibeberapa indikator
kompetensi profesional yang digunakan dalam penelitian ini, seperti menerapkan
berbagai metode pembelajaran, mengembangkan media dan mengorganisasi
program pembelajaran.
103
Lampiaran 6
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Ignatius Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Suparwini, S.E. sebagai
salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Purnama Semarang,
bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru produktif
pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau mengatur bangku sesuai
karakteristik siswa agar lebih mudah menyampaikan materi.
Metode yang diterapkan paling banyak adalah ceramah dan penugasan.
Akan tetapi guru masih bingung ketika diminta menyebutkan metode lain yang
biasanya digunakan dalam pembelajaran. Fasilitas LCD disekolah tersebut masih
bergantian dipakai, akan tetapi guru belum mencari alternatif media lain untuk
mendukung pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan seperti buku paket dan
internet. Guru memperbolehkan siswa menggunakan fasilitas internet di HP
mereka untuk mencari materi yang terkait dalam pembelajaaran.
Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk RPP. Guru bekerjasama
dalam menyusun RPP tersebut. Pelaksanaannya sesuai dengan kondisi siswa dan
diusahakan sesuai target. Evaluasi dilakukan secara lisanm, tertulis dan juga ada
penugasan. Remidi dilakukan kepada siswa yang belum memenui kkm dengan
soal yang identik jika belum tuntas maka siswa diberi tugas.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara masih perlu meningkatkan kemampuannya agar dapat
memenuhi standar kompetensi professional, seperti dalam menerapkan berbagai
metode, mengembangkan media dan mengorganisasi program pembelajaran.
104
Lampiaran 7
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Swadaya Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Yayuk Samiatun, S.Pd
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Swadaya
Semarang, bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru
produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau penyampaian materi
perlu menggunakan metode yang disesuaikan siswa. Guru memberikan
pemahaman dan motivasi agar siswa semangat dalam belajar.
Dalam pelaksanaannya guru menggunakan mmetode “studi liner”. Alasan
menggunakan metode ini karena dengan ceramah saja tidak cukup. akan tetapi
guru tersebut masih bingung ketika diminta menjelaskan mengenai metode
tersebut. Dalam pembelajaran guru terkadang menggunakan LCD, namun lebih
banyak ceramah. Kurikulum yang dipakai pada SMK ini adalah KTSP. Guru
belum mengunakana alternatif lain dalam mengembangkan media dan alat dalam
menunjang pembelajaran. Sumber belajar yang dipakai menggunakai modul yang
disusun guru dan internet.
Dalam merencanakan pembelajaran guru merujuk pada reverensi yang
terdahulu, dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan kondisi kelas.
RPP hanya sebagai “teori” saja pelaksanaannya fleksibel. Untuk mengefektifkan
program pembeljaran yang dibuat maka guru mengingatkan materi yang belum
disampaikan kepada siswa. Evaluasi dilakukan dengan menyimpulkan materi
diakhir pembelajaran ddan dengan pemberian tugas kepada siswa.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara masih perlu meningkatkan kemampuannya dibeberapa aspek
agar dapat memenuhi standar kompetensi profesional, seperti dalam menerapkan
berbagai metode, mengembangkan media, mengorganisasi & evaluasi program
pembelajaran.
105
Lampiaran 8
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Palebon Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Soeroso,S.Pd sebagai
salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Swadaya Semarang,
bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru produktif
pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau dalam menyampaikan materi harus
memperhatikan kondisi siswa dan terintegrasi dengan pelajaran lain. Model
pembelajaran menggunakan model pembelajaran interaktif sesuai dengan
kurikulum 2013. Metode yang biasanya digunakan yaitu Problem Based
Learning. Karena menggunakan metode ini dianggap lebi efektif membuat siswa
aktif dalam pembelajaran sehingga guru tinggal mengarahkan saja agar siswa
mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Guru menggunakan LCD dalam pembelajaran, sarana-prasarana sekolah
memadai sehingga selain mendapatkan teori siswa penggunaan laboraturim
pemasaran mewadahi siswa dalam melakukan praktek kejuruan. Sumber belajar
yang digunakan seperti buku paket, majalah, internet dengan pengembangan yang
dilakukan oleh guru agar materi yang disampaikan actual.Dalam merencanakan
program pembelajaran guru melakukan rapat kerja dan saling mengisi informasi
dalam membuat informasi. Pelaksanaan RPP terkadang tidak sesuai dengan taeget
karena memastikan siswa harus dapat memahami materi yang disampaikan.
Penugasan materi yang belum tersampaikan merupakan langkah yang diambil
untuk mengefektifkan program pembelajaran yang telah dibuat. Evaluasi
dilakukan melalui tes dan siswa diberikan motivasi serta remedial agar siswa
mampu memenuhi KKM.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara garis besar kompeten dalam menjalankan tugasnya khususnya
pada kompetensi profesional guru akan tetapi masih perlu meningkatkan
kemampuan dalam mengorganisasi program pembelajaran.
106
Lampiaran 9
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Muhammadiyah 1
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Tika, S.Pd. sebagai salah
satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Muhammadiyah 1 Semarang,
bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru produktif
pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau pengelompokan siswa berdasarkan
karakteristinya dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Siswa
yang berbeda karakteristinya diperlakukan berbeda pula. Metode yang dilakukan
agar siswa bisa lebih memahami materi adalah dengan tutor sebaya. Dengan
metode tersebut diharapkan siswa lebih dapat meemahami materi melalui
penyampaian temanya dan tidak canggung untuk bertanya. Proses pembelajaran
terkadang menggunakan LCD dan disertai dengan ceramah. Namun guru belum
mencoba mengembangkan media pembelajaran lain yang dapat mendukung
pembelajaran dikelas. Sumber belajar yang dipakai yaitu buku paket, internet dan
modul yang berupa ringkasan pelajaran.
Penyusunan program pembelajaran masih saling berbagi satu sama lain.
Hal ini dapat dari guru masih ragu dalam menyebutkan model pembelajaran yang
ada dalam RPP. Adapun pelaksanaan RPP yang dibuat menyesuaikan kondisi
siswa, bagi guru hal yang paling penting adalah siswa memahami materi yang
disampaikan. Pemadatan diluar KBM merupakan upaya yang dilajkukan guru
untuk mengefektifkan program pembelajaran yang telah dibuat. Evaluasi
dilakukan melalui berbagai ulangan ataupun tes tertulis kepada siswa dan program
remedial dilakukan ubagi siswa yang belum dapat mencapai KKM.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara masih perlu meningkatkan kemampuannya dibeberapa aspek
agar dapat memenuhi standar kompetensi profesional, seperti dalam menerapkan
berbagai metode, mengembangkan media, mengorganisasi & evaluasi program
pembelajaran.
107
Lampiaran 10
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Nusa Bhakti
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Surya Mei S, S.E.,S.Pd
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Nusa Bhakti
Semarang, bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru
produktif pemasaran di sekolah tersebut. Cara guru agar dapat menyampaikan
materi ajar dengan menganti-ganti model pembelajaran dengan
mempertimbangkan kondisi siswa. Metode pembelajaran yang biasanya dipakai
oleh guru yaitu game, penugasan kelompok selain itu guru menggunakan metode
tutor sebaya agar siswa lebih paham memahami materi yang disampaikan. Guru
menyebutkan suatu metode dengan per bagian langkah dan belum menyebutkan
nama atau jenis metode yang dipakai.
Dalam pembelajaran, guru menggunakan LCD alternatif lain yang
digunakan guru dengan menyuruh siswa untuk menulis dipapan tulis,
pengembangan media maupun alat dalam kbm dikelas belum dilakukan karena
media yang ada dianggap telah memadai. Sumber belajar yang dipakai seperti
buku paket erlangga dan yudistira, guru masihgai salah satu menggunakan modul
yang berada dipasaran sebagai salah satu sumber belajar.
Perencanaa pembelajaran melalui pembuatan RPP, dalam penyusunannya
guru masih saling berbagi satu sama lain. Pelaksanaan RPP menyesuaikan dengan
kondisi dalam pembelajaran sehingga terkadang belum tepat dengan perencanaan
awal. Guru memberikan tugas terkait materi yang belum tersampaikan. Evaluasi
yang dilakukan melalui pre-test dan post-test serta ulangan tertulis lain.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara masih perlu meningkatkan kemampuannya dibeberapa aspek
seperti dalam menerapkan berbagai metode, mengembangkan media,
mengorganisasi & evaluasi program pembelajaran agar menunjang kompetensi
profesionalnya.
108
Lampiran 11
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK YPE Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Surati, S.Pd sebagai salah
satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Swadaya Semarang,
bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru produktif
pemasaran di sekolah tersebut. Materi yang digunakan masih merujuk dari sumber
terdahulu, guru belum mengembangkan sendiri amateri yang hendak diajarkan.
Agar lebih paham guru meminta meresume materi stelah siswa membaca buku
pelajaran.
Metode diskusi paling sering digunakan guru, dengan memberikan tugas
setiap siswa dalam kelompok. Disamping itu guru menggunakan metode ceramah
dengan reward dan punishment. Namun guru masih bingung ketika dimeinta
menyebutkan metode lain yang biasanya dipakai.
Pembelajaran belum ditunjang dengan LCD, siswa hanya diminta
mengamati dari slide yang ditampilkan dilaptop secara langsung. Hal ini tentu saja
dianggap tiadak efektif namun guru belum melakukan trobosan melalui media
taupun alat dalam pembelajaran tersebut. Sumber belajar yang digunakan adalah
buku teks (pegangan) dan LKS. Guru belum menyusun modul sendiri.
Pembuatan RPP saling mengisi satu sama lain, pelaksanaannya fleksibel
sesuai kondisi siswa. Cara mengefektifkan program pembelajaran yang telah
dibuat dengan menyelesaikan LKS sesuai materi. Evaluasi dilakukan melalui
ulangan haraian, UTS dan UAS. Guru mengulas kembali materi yang belum
dipahami, remidi ataupun penugasan dilakukan agar siswa bias memenuhi KKM.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara masih perlu meningkatkan kemampuannya agar kompetensi
professional yang dimiliki semakin baik, seperti dalam menerapkan berbagai
metode pembelajaran, mengembangkan media dan mengorganisasi program
pembelajaran.
109
Lampiaran 12
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Antonius Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Dra. Yustina Indarti
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Antonius
Semarang, bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru
produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau cara menyampaikan
materi ajar yang baik kepada siswa melalui metode yang sesuai dengan
karakteritik siswa tersebut.
Diskusi dan ceramah bervariasi adalah metode pembelajaran yang sering
digunakan. Smk tersebut menggunakan kurikulum KTSP, guru masih bingung
ketika diminta menyebutkan metode pembelajaran lain yang digunakan saat
mengajar. Saat mengajar guru telah menggunakan LCD maupun laptop,
pengembangan media lain belum dilakukan karena sarana-prasarana disekolah
memadai. Hendaknya guru dapat mengembangkan media lain sebagai penunjang
pembelajaran agar siswa lebih tertarik terkait materi yang disampaikan.
Penggunaan HP bagi siswa dikelas diperbolehkan agar siswa bias mencari
informasi lewat internet. Sumber belajar lain yang digunakan seperti buku
pegangan dan media elektonik contohnya adalah Koran.
Program pembelajaran tertuang pada RPP yang pembuatannya beserta
guru lain dalam menghitung hari efektif. Pelaksanaannya tidak selalu sesuai RPP,
untuk mengefektifkannya guru memberikan penugasan. Evaluasi pembelajaran
dilakukan melalui pre-test dan post-test. Siswa yang belum tuntas maka akan
diremidi sampai tuntas.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara garis besar kompeten dalam menjalankan tugasnya khususnya
pada kompetensi profesional guru akan tetapi masih perlu meningkatkan
kemampuan dalam menerapkan metode yang variatif, mengembangkan media dan
mengorganisasi program pembelajaran secara mandiri.
110
Lampiaran 13
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Cut Nya’ Dien
Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Wiwik Nurfiana, S.Pd.
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Antonius
Semarang, bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru
produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau cara untuk
menyampaikan materi kepada siswa dengan memberikan contoh aplikatif. Materi
yang diajarkan masih sebatas yang ada pada silabus, guru belum mengembangkan
sendiri materi yang diajarkan.
Ibu wiwik memaparkan metode pembelajaran yang digunakan sekedar
praktik, membuat kelompok, presentasi hasil diskusi. Siswa dituntut untuk
menjelaskan dengan bahasa sendiri. Media yang dipakai dalam pembelajaran
yaitu slide power point dan peralatan sesuai kompetensi, media lain yang
digunakan seperti kunjungan ke Indomaret. Guru belum menciptakan trobosan
media sendiri. Sumber belajar yang dipakai yaitu buku paket, LKS dan BSE.
Perencanaan pembelajaran yang ada pada RPP mempertimbangkan bahan
yang bias disearp dan metode yang digunakan. Dalam pelaksanaannya RPP
dianggap sebagai prasyarat karena pembelajaran berlangsung sesuai kondisi kelas.
Untuk materi yang belum disampaikan tetap dikejar atau dipadatkan. Sehingga
materi yang disampaikan belum bisa secara mendetail disampaikan. Evaluasi hasil
belajar yang dilakukan seperti pre-test,post-test, ualanagn harian maupun dari
penugasan-penugasan. Siswa yang belum lulus diremidi hingga siswa tersebut
tuntas.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran secara masih perlu meningkatkan kemampuannya agar dapat
memenuhi standar kompetensi professional, seperti dalam menerapkan berbagai
metode, mengembangkan media dan mengorganisasi program pembelajaran.
111
Lampiaran 14
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Negeri 9 Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Dra. Indah Sulistyawati
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Negeri 9
Semarang bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional guru
produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau sebelum menyampaikan
materi guru mengenal nama-nama siswa lalu mengelompokkannya dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa tersebut.
Metode pembelajaran yang dipakai adalah model diskusi berbasis masalah
sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga siswa lebih aktif dan percaya diri karena
dalam pembelajaran hasil diskusi dikomunikasikan didepan kelas. Dalam
kurikulum, 2013 guru bertindak sebagai fasilitator, media maupun sarana-
prasarana disekolah mempu menunjang kegiatan pembelajaran. Sumber belajar
yang digunakan adalah buku paket, sumber dari internet yang relevan dengan
silabus.
Perencanaan program pembelajaran dimulai dari perhitungan hari efektif
hingga tertuang dalam prota,promes dan RPP. Dalam penyusunan RPP guru dapat
dengan mandiri merencanakan apa yang hendak diajarkan dikelas. Untuk
mengefektifkan program pembelajaran bagi siswa yang sedang prakerin maka
dilakukan pemadatan ataupun jika tidak selesai maka diberi tugas. Evaluasi yang
dilakukan mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Apabila ada siswa yang belum tuntas maka akan diberi remedial, jika belum
tuntas juga maka diberi tugas hingga siswa dapat mencapai satandar KKM.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran kompeten dalam menjalankan tugasnya khususnya pada kompetensi
profesional guru. Guru telah memahami dan dapat mengembangkan aspek yang
dipersyaratkan dalam melaksanakan kompetensi professional.
112
Lampiaran 15
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di SMK Yayasan Pharmasi
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Drs. Prayogi, S.E, M.Si
sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Yayasan
Pharmasi Semarang bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional
guru produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau agar siswa dapat
memahami materi yang sesuai dengan menggunakan metode pembelajaran yang
cocok.
Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah bervariasi.
Karena dengan ,metode ini siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Guru
telah menggunakai LCD untuk mendukung pembelajaran dikelas. Media yang
digunakan disamping fasilitas sekolah adalah alat komunikasi yang dimiliki siswa
yang dihubungkan dengan guru ketika praktik salah satu standar kompetensi
misalnya berhubungan dengan kolega. Jadi guru bias langsung memantau
bagaimana cara siswa melakukan komunikasi yang baik. Sumber belajar yang
dipakai adalah buku paket yang relevan serta internet. Guru juga telah
mengembangkan modul sendiri,
Guru dapat menyebutkan secara runtut mengenai proses perencanaan
program pembelajaran. Pelaksanaan KBM pada hakikatnya harus sesuai dengan
RPP, namun guru juga tidak boleh kaku karena siswa memahami materi juga
penting. Sehingga pemberian tugas daapat menjadi pilihan ketika ada materi yang
belum secara detail tersampaikan. Evaluasi dilakukan melalui tes hasil belajar dan
siswa yang belum tuntas maka diberi program remedial ataupun penugasan.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran kompeten dalam menjalankan tugasnya khususnya pada kompetensi
profesional guru. Guru telah memahami dan dapat mengembangkan aspek yang
dipenuhi dalam memenuhi kompetensi profesionalnya.
113
Lampiaran 16
Hasil Wawancara Guru Produktif Pemasaran di Taman Siswa Semarang
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Teguh Imam Santosa,
S.E. sebagai salah satu guru produktif pemasaran yang mewakili SMK Yayasan
Pharmasi Semarang bertujuan untuk mengetahui kondisi kompetensi profesional
guru produktif pemasaran di sekolah tersebut. Menurut beliau cara menyampaikan
materi kepada siswa dengan menggunakan pendahuluan terlebih dahulu sebelum
focus ke materi.
Dalam mengajar guru menerapkan punishment kepada siswa untuk
mengatasi siswa yang kurang bias diarahkan. Sekolah belum ditunjang fasilitas
seperti LD maupun OHP. Metode yang biasanya diterapkan adalah ceramah dan
meresume. Guru meminta siswa untuk meresume materi setelah memaca buku
pelajaran, namun jika belum mencapai target guru meminta siswa mendownload
materi melalui fasilitas internet di HP masing-masing siswa. Guru belum
membuat modul tersendiri, sehingga menggunakan buku paket yang ada
dipasaran serta sumber dari internet.
Program pembelajaran pembelajaran disusun dengan cara berbagi
informasi satu sama lain serta pelaksanaannya seharusnya sesuai dengan RPP
yang telah dibuat. Sehingga pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
kompetensi dasar yang ditentukan. Evaluasi hasil belajar dilakukan secara
langsung selama proses pembelajaran berlangsung. Remidi dilakukan bagi siswa
yang belum tuntas.
Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru produktif
pemasaran masih perlu meningkatkan kemampuannya diberbagai aspek agar
mampu mencapai kometensi professional yang baik. Karena guru harus trampil
dalam mengembangkan dan menyampaikann materi ajar kepada siswa agar tujuan
pembeljaran dapat tercapai dengan baik.
114
Lampiran 17
Kisi-Kisi Angket Uji Coba Penelitian
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN ETOS KERJA
TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF
PEMASARAN DI SMK BISNIS DAN MANAJEMEN KOTA SEMARANG
No. Variabel Indikator No.Soal Jumlah
1. Kompetensi
Profesional
Guru
1) Mampu menangani dan dan
mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggung jawabnya
2) Mengerti dan dapat menerapkan
metode pembelajaran yang
bervariasi
3) Mampu mengembangkan berbagai
alat, media maupun sumber belajar
yang relevan
4) Mampu mengorganisasi dan
melaksanakan program
pembelajaran
5) Mampu melaksanakan evaluasi
hasil belajar peserta didik
1,2,3,4,5,6
7,8,9,10
11,12,13,14
15,16,17,18
19,20,21,22
6
4
4
4
4
2. Pengalaman
Mengajar
1) Latar belakang pribadi
2) Kemampuan analitis dan
manipulatif
3) Keterampilan yang dimiliki
23,24,25
26,27,28,29
30,31,32,33
3
4
4
115
3. Etos Kerja 1) Menjadi guru adalah amanah
2) Menjadi guru adalah aktualisasi
3) Menjadi guru adalah seni
4) Menjadi guru adalah kehormatan
5) Menjadi guru adalah pelayanan
34,35,36,37
38,39,40
41,42,43,44
45,46,47,48
49,50,51,52
4
3
4
4
4
Jumlah Soal 52 52
116
Lampiran 18
Surat Permohonan Pengisian Angket Uji Coba Penelitian
Yth. Bapak / Ibu Guru
SMK Bisnis dan Manajemen
Di Kota Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi untuk menyelesaikan studi jenjang
Strata 1 di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Angket ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian
dengan judul “Pengaruh Pengalaman Mengajar Dan Etos Kerja Terhadap
Kompetensi Profesional Guru Produktif Pemasaran Di Smk Bisnis Dan
Manajemen Kota Semarang”.
Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket ini. Kerjasama
Bapak/Ibu sangat diperlukan untuk menjawab angket uji coba penelitian dengan
sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai apa yang Bapak/Ibu alami dan
„rasakan di tempat kerja. Tidak ada jawaban „benar atau „salah bagi setiap
pernyataan yang diberikan. Pendapat dan identitas pribadi Bapak/Ibu akan
dirahasiakan.
Bantuan Bapak/Ibu sangat besar artinya bagi penelitian ini. Atas kerjasama
dan kesediaan bapak / ibu guru meluangkan waktunya untuk mengisi angket ini,
saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Peneliti,
Nida Aulia
NIM.7101411
297
117
Lampiran 19
Angket Uji Coba Penelitian
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN ETOS KERJA
TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF
PEMASARAN DI SMK BISNIS DAN MANAJEMEN KOTA SEMARANG
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : L/P *)
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Lama Mengajar :
6. Sekolah Tempat Tugas :
7. Status Sekolah : Negeri/ Swasta *)
8. Mengajar Mata Pelajaran:
9. Beban Mengajar per Minggu : ........ jam
*) Coret yang tidak perlu
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon bapak/ ibu guru memberikan tanda checklist () pada alternatif
jawaban yang di anggap sesuai dengan pendapat bapak/ ibu guru pada
lembar instrumen ini.
2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan ingin membenarkan, maka
berilah tanda (=) pada jawaban yang di anggap salah kemudian ()
jawaban yang semestinya.
3. Alternatif jawaban yang tersedia memiliki 4 (empat) kemungkinan dengan
skala sebagai berikut:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
118
C. DAFTAR PERTANYAAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
1) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
1. Saya menjelaskan materi pelajaran
kepada siswa secara sistematis tanpa
melihat buku teks/ pegangan
2. Saya berusaha mengembangkan isi
materi pelajaran sesuai tuntutan
perkembangan zaman
3. Saya mempelajari berbagai disiplin
ilmu untuk memperkaya pengetahuan
4. Saya berusaha memperdalam dan
mengembangkan pengetahuan yang
saya miliki dari berbagai sumber
5. Saya mempersiapkan dengan matang
materi pelajaran yang tidak saya
kuasai sebelum daiajarkan kepada
siswa
6. Saya memberikan contoh aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari terkait
materi yang disampaikan selain
menjelaskan meteri secara teoritis
2) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
7. Saya menyanpaikan materi dengan
ceramah bervariasi
119
8. Saya berusaha meyampaikan materi
dengan teknik yang mudah dipahami
siswa
9. Saya menerapkan berbagai metode
pembelajaran dalam mengajar
10. Saya mencoba metode pembelajaran
yang belum pernah diterapkan
kepada siswa meskipun agak
merepotkan
3) Mampu mengembangkan berbagai alat, media maupun sumber
belajar yang relevan
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
11. Saya menyiapkan media
pembelajaran sebelum pembelajaran
dimulai
12 Saya menggunakan berbagai buku
teks dalam menyampaikan materi
kepada siswa
13. Media pembelajaran yang saya
gunakan bervariasi sesuai dengan
materi yang disampaikan
14. Saya mengutip artikel, pada koran,
internet ataupun media lain sebagai
pendukung materi ajar kepada siswa
4) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
15. Saya membuat perangkat
pembelajaran sendiri tanpa bantuan
rekan kerja ataupun arahan langsung
120
dari orang lain
16. Saya merencanakan secara matang
semua kegiatan pembelajaran
17. Saya melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun
18. Saya berupaya meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran
5) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
19. Saya memberikan penilaian formatif
dalam mengajar
20. Saya melaksanakan program
remedial kepada siswa jika dalam
pembelajaran ada yang belum
mencapai target
21. Tes tertulis saya gunakan dalam
penilaian sumatif yang mencakup
keseluruhan materi ajar
22. Saya mengevaluasi disetiap akhir
pembelajaran berupa penugasan
kepada siswa
PENGALAMAN MENGAJAR
1) Latar belakang pribadi
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
23. Saya merasa dapat meningkatkan
pengalaman mengajar saya seiring
121
waktu mengajar saya yang semakin
lama
24. Ilmu pengetahuan yang saya miliki
sesuai dengan bidang studi yang saya
ampu
25. Pendidikan akademis yang saya
tempuh sebelumnya dapat membantu
meningkatkan kualitas dan
kemampuan untuk mencapai
kedudukan dan karir yang lebih baik
sebagai guru yang kompeten
2) Kemampuan analitis dan manipulatif
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
26. Saya mampu memecahkan masalah
dalam profesi saya sebagai guru
27. Saya belajar dari kesalahan agar
dapat menyikapi hal serupa diwaktu
mendatang
28. Saya memahami karakteristik siswa
yang beraneka ragam
29. Saya memiliki catatan tentang hal-
hal penting dari pengalaman
3) Keterampilan yang dimiliki
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
30. Keterampilan yang saya miliki sesuai
dengan standar kompetensi guru
122
yang ditetapkan
31. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik dengan keterampilan
yang saya miliki
32. Saya dapat berkomunikasi dengan
baik dengan siswa sehingga siswa
tidak canggung ketika berbicara
dengan saya
33. Saya mengikuti berbagai pelatihan
meskipun tidak diwajibkan
ETOS KERJA
1) Menjadi guru adalah amanah
2) Menjadi guru adalah aktualisasi
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
38. Saya merasa senang setiap kali
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
34. Saya datang lebih awal daripada
datang tepat waktu dalam mengajar
35. Saya mengajarkan dan menjunjung
tinggi kejujuran meskipun dapat
menyinggung perasaan orang lain
36. Saya bekerja sesuai aturan yang
berlaku disekolah
37. Saya bersungguh-sungguh
menjalankan amanah profesi saya
untuk ,menjaga nama baik
123
mengajar
39. Saya memompa semangat anak didik
meskipun diri sendiri sedang loyo
40. Saya lebih semangat bekerja jika ada
saingan
3) Menjadi guru adalah seni
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
41. Saya merasa cemas apabila tidak bisa
memanfaatkan waktu luang dengan
baik meskipun telah berusaa
42. Saya yakin terobosan mengajar tidak
dicari melainkan diciptakan
43. Saya menggunakan metode terbaru
dalam mendidik siswa
44. Saya sebagai guru dalam bekerja
mengutamakan kreatifitas kerja
untuk memberi hasil yang terbaik
4) Menjadi guru adalah kehormatan
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
45. Saya berupaya untuk menghasilkan
pekerjaan dengan kualitas yang baik
46. Saya berusaha menunjukkan
kemampuan adaptasi terhadap setiap
perubahan
47. Hidup saya terasa gagal jika ada satu
tugas yang tidak selesai
124
48. Saya memilih tugas berat karena
merupakan ajang untuk
meningkatkan kemampuan meskipun
ada pilihan yang ringan
5) Menjadi guru adalah pelayanan
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
49. Saya menganggap pekerjaan guru
sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat
50. Saya berusaha memberikan layanan
yang memuaskan siswa dalam
belajar
51. Saya bertanggung jawab atas
kegagalan siswa
52. Saya mengorbankan waktu libur
untuk kegiatan sekolah
=================== TERIMA KASIH ====================
125
Lampiran 20
TABULASI DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN
VARIABEL KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (Y)
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (Y)
Kode/Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 ∑Y
R-01 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 51
R-02 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 79
R-03 2 3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 59
R-04 2 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 72
R-05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
R-06 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
R-07 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 4 3 70
R-08 2 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 72
R-09 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 74
R-10 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 79
R-11 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 70
R-12 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 82
R-13 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 74
R-14 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 71
R-15 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 85
126
Lampiran 21
TABULASI DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN
VARIABEL PENGALAMAN MENGAJAR (X1)
PENGALAMAN MENGAJAR (X1)
Kode/Soal 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ∑ X1
R-01 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 28
R-02 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 2 37
R-03 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 33
R-04 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 33
R-05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
R-06 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 42
R-07 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 37
R-08 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 36
R-09 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 41
R-10 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 40
R-11 3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 2 36
R-12 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 2 37
R-13 4 3 3 3 3 4 1 3 4 3 2 33
R-14 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 33
R-15 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 42
127
Lampiran 22
TABULASI DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN
VARIABEL ETOS KERJA (X2)
ETOS KERJA (X2)
Kode/Soal 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 ∑X2
R-01 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 44
R-02 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 70
R-03 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 55
R-04 2 4 3 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 56
R-05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
R-06 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
R-07 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 59
R-08 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 68
R-09 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 71
R-10 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 69
R-11 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 65
R-12 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 66
R-13 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 62
R-14 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 57
R-15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
128
Lampiran 23
Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kompetensi Profesional Guru (Y)
Correlations
soal_1
soal_2
soal_3
soal_4
soal_5
soal_6
soal_7
soal_8
soal_9
soal_10
soal_11
soal_12
soal_13
soal_14
soal_15
soal_16
soal_17
soal_18
soal_19
soal_20
soal_21
soal_22
jumlah
soal_1
Pearson Correlation
1 .350
.658
**
.149
.231
.763
**
.250
.395
.558
*
.169 .231 .575* .657
* .463 .555
* .965
* .149 .395 .152 .144 .395 .435
.683
**
Sig. (2-tailed)
.201
.008
.595
.407
.001
.369
.145
.031
.548 .407 .025 .008 .082 .032 .000 .595 .145 .587 .608 .145 .105 .00
5
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_2
Pearson Correlation
.350
1 .32
9 .657
**
.231
.277
.200
.316
-.26
3 .337 .231 .411 .328 .000 .277 .446
.657
*
*
.316 .534* .289 .316 .158
.497
Sig. (2-tailed)
.201
.231
.008
.407
.317
.475
.251
.344
.219 .407 .128 .232 1.00
0 .317 .096 .008 .251 .040 .297 .251 .574
.059
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_3
Pearson Correlation
.658
**
.329
1 .39
3 .11
4 .673
**
.411
.260
.302
.443 .114 .419
.723*
*
.457 .502
.684*
*
.393 .260 .213 .332 .260 .520*
.654
**
Sig. (2-tailed)
.008
.231
.147
.685
.006
.128
.349
.274
.098 .685 .120 .002 .087 .057 .005 .147 .349 .446 .226 .349 .047 .00
8
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_4
Pearson Correlation
.149
.657
**
.393
1 .55
3*
.207
.598
*
.520
*
-.31
4
.766*
*
.553* .491 .510 .277 .456 .178
1.00
0**
.520*
.911
*
*
.518* .520
* .331
.707
**
Sig. (2-tailed)
.595
.008
.147
.032
.459
.019
.047
.255
.001 .032 .063 .052 .318 .088 .527 .000 .047 .000 .048 .047 .229 .00
3
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
129
soal_5
Pearson Correlation
.231
.231
.114
.553
*
1 .25
7 .46
3 .732
**
.030
.312 1.00
0**
.647
*
*
.425 .250 .417 .183 .553*
.915
*
*
.671
*
*
.535*
.732
*
*
.366 .689
**
Sig. (2-tailed)
.407
.407
.685
.032
.356
.082
.002
.914
.257 .000 .009 .114 .369 .122 .513 .032 .000 .006 .040 .002 .180 .00
5
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_6
Pearson Correlation
.763
**
.277
.673
**
.207
.257
1 .34
7 .21
9 .39
1 .234 .257 .353 .610
* .546
* .423
.680
*
*
.207 .384 .021 .280 .219 .603*
.622
*
Sig. (2-tailed)
.001
.317
.006
.459
.356
.206
.432
.149
.402 .356 .196 .016 .035 .116 .005 .459 .158 .940 .312 .432 .017 .01
3
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_7
Pearson Correlation
.250
.200
.411
.598
*
.463
.347
1 .39
5 .26
3 .674
*
*
.463 .082
.657*
*
.694
*
*
.763
*
*
.297 .598* .395 .610
*
.866
*
*
.395 .791
*
*
.734
**
Sig. (2-tailed)
.369
.475
.128
.019
.082
.206
.145
.344
.006 .082 .771 .008 .004 .001 .282 .019 .145 .016 .000 .145 .000 .00
2
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_8
Pearson Correlation
.395
.316
.260
.520
*
.732
**
.219
.395
1 .26
0 .267
.732*
*
.715*
*
.571* .366 .548
* .352 .520
* .625
* .603
* .456
1.000
**
.313 .737
**
Sig. (2-tailed)
.145
.251
.349
.047
.002
.432
.145
.350
.337 .002 .003 .026 .180 .034 .198 .047 .013 .017 .087 .000 .257 .00
2
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_9
Pearson Correlation
.558
*
-.26
3
.302
-.31
4
.030
.391
.263
.260
1 -
.221 .030 .183 .509 .577
* .528
* .507
-.314
.104 -
.260 .341 .260 .363
.341
Sig. (2-tailed)
.031
.344
.274
.255
.914
.149
.344
.350
.428 .914 .513 .053 .024 .043 .054 .255 .713 .349 .213 .350 .183 .21
3
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
130
soal_10
Pearson Correlation
.169
.337
.443
.766
**
.312
.234
.674
**
.267
-.22
1 1 .312 .222 .575
* .468 .514
* .200
.766
*
*
.267
.720*
*
.389 .267 .373 .60
2*
Sig. (2-tailed)
.548
.219
.098
.001
.257
.402
.006
.337
.428
.257 .427 .025 .078 .050 .474 .001 .337 .002 .152 .337 .171 .01
7
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_11
Pearson Correlation
.231
.231
.114
.553
*
1.000
**
.257
.463
.732
**
.030
.312 1
.647*
*
.425 .250 .417 .183 .553*
.915
*
*
.671
*
*
.535*
.732
*
*
.366 .689
**
Sig. (2-tailed)
.407
.407
.685
.032
.000
.356
.082
.002
.914
.257 .009 .114 .369 .122 .513 .032 .000 .006 .040 .002 .180 .00
5
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_12
Pearson Correlation
.575
*
.411
.419
.491
.647
**
.353
.082
.715
**
.183
.222 .647
*
*
1 .572* .114 .353 .537
* .491
.715*
*
.539* .142
.715*
*
.065 .680
**
Sig. (2-tailed)
.025
.128
.120
.063
.009
.196
.771
.003
.513
.427 .009 .026 .685 .196 .039 .063 .003 .038 .613 .003 .818 .00
5
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_13
Pearson Correlation
.657
**
.328
.723
**
.510
.425
.610
*
.657
**
.571
*
.509
.575* .425 .572
* 1
.790
*
*
.883
*
*
.663
*
*
.510 .415 .461 .606* .571
*
.675
*
*
.889
**
Sig. (2-tailed)
.008
.232
.002
.052
.114
.016
.008
.026
.053
.025 .114 .026 .000 .000 .007 .052 .124 .084 .017 .026 .006 .00
0
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_14
Pearson Correlation
.463
.000
.457
.277
.250
.546
*
.694
**
.366
.577
*
.468 .250 .114
.790*
*
1
.867*
*
.390 .277 .183 .212 .579* .366
.732*
*
.664
**
Sig. (2-tailed)
.082
1.000
.087
.318
.369
.035
.004
.180
.024
.078 .369 .685 .000 .000 .151 .318 .514 .449 .024 .180 .002 .00
7
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
131
soal_15
Pearson Correlation
.555
*
.277
.502
.456
.417
.423
.763
**
.548
*
.528
*
.514* .417 .353
.883
*
*
.867
*
*
1 .577* .456 .384 .497
.681*
*
.548*
.767*
*
.833
**
Sig. (2-tailed)
.032
.317
.057
.088
.122
.116
.001
.034
.043
.050 .122 .196 .000 .000 .024 .088 .158 .059 .005 .034 .001 .00
0
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_16
Pearson Correlation
.965
**
.446
.684
**
.178
.183
.680
**
.297
.352
.507
.200 .183 .537*
.663
*
*
.390 .577* 1 .178 .352 .204 .200 .352 .470
.679
**
Sig. (2-tailed)
.000
.096
.005
.527
.513
.005
.282
.198
.054
.474 .513 .039 .007 .151 .024 .527 .198 .466 .475 .198 .077 .00
5
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_17
Pearson Correlation
.149
.657
**
.393
1.000
**
.553
*
.207
.598
*
.520
*
-.31
4
.766*
*
.553* .491 .510 .277 .456 .178 1 .520
*
.911
*
*
.518* .520
* .331
.707
**
Sig. (2-tailed)
.595
.008
.147
.000
.032
.459
.019
.047
.255
.001 .032 .063 .052 .318 .088 .527 .047 .000 .048 .047 .229 .00
3
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
oal_18
Pearson Correlation
.395
.316
.260
.520
*
.915
**
.384
.395
.625
*
.104
.267
.915*
*
.715
*
*
.415 .183 .384 .352 .520* 1 .603
* .456 .625
* .313
.703
**
Sig. (2-tailed)
.145
.251
.349
.047
.000
.158
.145
.013
.713
.337 .000 .003 .124 .514 .158 .198 .047 .017 .087 .013 .257 .00
3
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_19
Pearson Correlation
.152
.534
*
.213
.911
**
.671
**
.021
.610
*
.603
*
-.26
0
.720*
*
.671*
*
.539* .461 .212 .497 .204
.911
*
*
.603* 1 .484 .603
* .301
.698
**
Sig. (2-tailed)
.587
.040
.446
.000
.006
.940
.016
.017
.349
.002 .006 .038 .084 .449 .059 .466 .000 .017 .067 .017 .275 .00
4
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
132
soal_20
Pearson Correlation
.144
.289
.332
.518
*
.535
*
.280
.866
**
.456
.341
.389 .535* .142 .606
* .579
*
.681
*
*
.200 .518* .456 .484 1 .456
.685*
*
.675
**
Sig. (2-tailed)
.608
.297
.226
.048
.040
.312
.000
.087
.213
.152 .040 .613 .017 .024 .005 .475 .048 .087 .067 .087 .005 .00
6
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_21
Pearson Correlation
.395
.316
.260
.520
*
.732
**
.219
.395
1.000
**
.260
.267 .732
*
*
.715*
*
.571* .366 .548
* .352 .520
* .625
* .603
* .456 1 .313
.737
**
Sig. (2-tailed)
.145
.251
.349
.047
.002
.432
.145
.000
.350
.337 .002 .003 .026 .180 .034 .198 .047 .013 .017 .087 .257 .00
2
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_22
Pearson Correlation
.435
.158
.520
*
.331
.366
.603
*
.791
**
.313
.363
.373 .366 .065
.675*
*
.732
*
*
.767
*
*
.470 .331 .313 .301
.685*
*
.313 1 .683
**
Sig. (2-tailed)
.105
.574
.047
.229
.180
.017
.000
.257
.183
.171 .180 .818 .006 .002 .001 .077 .229 .257 .275 .005 .257 .005
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
jumlah
Pearson Correlation
.683
**
.649
*
.654
**
.707
**
.689
**
.622
*
.734
**
.737
**
.341
602*
.689*
*
.680*
*
.889*
*
.664*
*
.833*
*
.679*
*
.707*
*
.703*
*
.698*
*
.675*
*
.737*
*
.683*
*
1
Sig. (2-tailed)
.005
.059
.008
.003
.005
.013
.002
.002
.213
.017 .005 .005 .000 .007 .000 .005 .003 .003 .004 .006 .002 .005
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
133
Lampiran 24
Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Pengalaman Mengajar (X1)
Correlations
soal_23 soal_24 soal_25 soal_26 soal_27 soal_28 soal_29 soal_30 soal_31 soal_32 soal_33 jumlah
soal_23
Pearson
Correlation 1 .148 .173 .356 .212 .250 -.161 .245 .257 .395 .390 .442
Sig. (2-tailed) .599 .539 .192 .449 .369 .566 .378 .356 .145 .151 .099
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_24
Pearson
Correlation .148 1 .238 .492 .455 .099 .195 .339 .650
** .318 .538
* .611
*
Sig. (2-tailed) .599 .392 .062 .088 .726 .487 .217 .009 .248 .038 .016
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_25
Pearson
Correlation .173 .238 1 .430 .341 .345 .195 .296 .310 .238 .443 .596
*
Sig. (2-tailed) .539 .392 .109 .214 .208 .487 .284 .261 .392 .098 .019
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_26
Pearson
Correlation .356 .492 .430 1 .264 .312 .427 .306 .320 .492 .772
** .776
**
Sig. (2-tailed) .192 .062 .109 .341 .258 .112 .268 .245 .062 .001 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_27
Pearson
Correlation .212 .455 .341 .264 1 .671
** -.020 .636
* .613
* .455 .204 .645
**
Sig. (2-tailed) .449 .088 .214 .341 .006 .944 .011 .015 .088 .466 .009
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_28
Pearson
Correlation .250 .099 .345 .312 .671
** 1 -.040 .215 .385 .345 .298 .535
*
Sig. (2-tailed) .369 .726 .208 .258 .006 .887 .442 .156 .207 .281 .040
134
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_29
Pearson
Correlation -.161 .195 .195 .427 -.020 -.040 1 .294 -.145 .056 .556
* .490
Sig. (2-tailed) .566 .487 .487 .112 .944 .887 .288 .607 .844 .031 .064
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_30
Pearson
Correlation .245 .339 .296 .306 .636
* .215 .294 1 .496 .339 .236 .644
**
Sig. (2-tailed) .378 .217 .284 .268 .011 .442 .288 .060 .217 .397 .010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_31
Pearson
Correlation .257 .650
** .310 .320 .613
* .385 -.145 .496 1 .207 .453 .582
*
Sig. (2-tailed) .356 .009 .261 .245 .015 .156 .607 .060 .459 .090 .023
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_32
Pearson
Correlation .395 .318 .238 .492 .455 .345 .056 .339 .207 1 .380 .575
*
Sig. (2-tailed) .145 .248 .392 .062 .088 .207 .844 .217 .459 .162 .025
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_33
Pearson
Correlation .390 .538
* .443 .772
** .204 .298 .556
* .236 .453 .380 1 .821
**
Sig. (2-tailed) .151 .038 .098 .001 .466 .281 .031 .397 .090 .162 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
jumlah
Pearson
Correlation .642
* .611
* .596
* .776
** .645
** .535
* .490 .644
** .582
* .575
* .821
** 1
Sig. (2-tailed) .099 .016 .019 .001 .009 .040 .064 .010 .023 .025 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
135
Lampiran 25
Hasil Uji coba Instrumen Variabel Etos Kerja (X2)
Correlations
soal_34
soal_35
soal_36
soal_37
soal_38
soal_39
soal_40
soal_41
soal_42
soal_43
soal_44
soal_45
soal_46
soal_47
soal_48
soal_49
soal_50
soal_51
soal_52
jumlah
soal_34
Pearson Correlation
1 .354 .430 .368 .310 .173 .440
1.000
**
.238 .464 .430 .511 .354 .423 .516* .310 .423 .264 .494
.627
*
Sig. (2-tailed)
.196 .109 .178 .261 .539 .100 .000 .392 .082 .109 .051 .196 .117 .049 .261 .117 .343 .061 .012
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_35
Pearson Correlation
.354 1 .685** .715
** .439 .183 .363 .354 .674
** .492 .685
** .663
** .688
** .448 .548
* .767
** .598
* .839
** .567
*
.782
**
Sig. (2-tailed)
.196 .005 .003 .102 .514 .183 .196 .006 .063 .005 .007 .005 .094 .035 .001 .019 .000 .027 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_36
Pearson Correlation
.430 .685** 1 .332 .480 .535
* .606
* .430 .739
** .629
*
1.00
0**
.704** .685
** .509 .667
** .480 .873
** .748
** .414
.847
**
Sig. (2-tailed)
.109 .005 .226 .070 .040 .017 .109 .002 .012 .000 .003 .005 .053 .007 .070 .000 .001 .125 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_37
Pearson Correlation
.368 .715** .332 1 .502 .304 .237 .368 .245 .358 .332 .589
* .650
** .342 .427 .844
** .264 .523
* .554
*
.632
*
Sig. (2-tailed)
.178 .003 .226 .057 .270 .394 .178 .378 .190 .226 .021 .009 .212 .112 .000 .342 .045 .032 .012
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_38
Pearson Correlation
.310 .439 .480 .502 1 .578* .473 .310 .650
** .302 .480 .656
** .548
* .157 .240 .423 .419 .196 .582
*
.590
*
136
Sig. (2-tailed)
.261 .102 .070 .057 .024 .075 .261 .009 .274 .070 .008 .034 .576 .389 .116 .120 .484 .023 .021
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_39
Pearson Correlation
.173 .183 .535* .304 .578
* 1 .425 .173 .395 .576
* .535
* .494 .732
** .321 .267 .257 .394 .355 .435
.580
*
Sig. (2-tailed)
.539 .514 .040 .270 .024 .114 .539 .145 .025 .040 .061 .002 .244 .336 .356 .147 .195 .106 .023
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_40
Pearson Correlation
.440 .363 .606* .237 .473 .425 1 .440 .518
* .347 .606
* .461 .571
* .819
** .682
** .200 .757
** .325 .493
.712
**
Sig. (2-tailed)
.100 .183 .017 .394 .075 .114 .100 .048 .205 .017 .084 .026 .000 .005 .474 .001 .237 .062 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_41
Pearson Correlation
1.000
**
.354 .430 .368 .310 .173 .440 1 .238 .464 .430 .511 .354 .423 .516* .310 .423 .264 .494
.627
*
Sig. (2-tailed)
.000 .196 .109 .178 .261 .539 .100 .392 .082 .109 .051 .196 .117 .049 .261 .117 .343 .061 .012
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_42
Pearson Correlation
.238 .674** .739
** .245 .650
** .395 .518
* .238 1 .298 .739
** .520
* .590
* .242 .369 .207 .645
** .490 .365
.626
*
Sig. (2-tailed)
.392 .006 .002 .378 .009 .145 .048 .392 .280 .002 .047 .021 .385 .176 .459 .009 .064 .181 .013
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_43
Pearson Correlation
.464 .492 .629* .358 .302 .576
* .347 .464 .298 1 .629
* .640
* .615
* .549
* .539
* .518
* .500 .623
* .704
**
.768
**
Sig. (2-tailed)
.082 .063 .012 .190 .274 .025 .205 .082 .280 .012 .010 .015 .034 .038 .048 .058 .013 .003 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_44
Pearson Correlation
.430 .685**
1.000**
.332 .480 .535* .606
* .430 .739
** .629
* 1 .704
** .685
** .509 .667
** .480 .873
** .748
** .414
.847
**
137
Sig. (2-tailed)
.109 .005 .000 .226 .070 .040 .017 .109 .002 .012 .003 .005 .053 .007 .070 .000 .001 .125 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_45
Pearson Correlation
.511 .663** .704
** .589
* .656
** .494 .461 .511 .520
* .640
* .704
** 1 .603
* .375 .660
** .656
** .591
* .647
** .741
**
.840**
Sig. (2-tailed)
.051 .007 .003 .021 .008 .061 .084 .051 .047 .010 .003 .017 .169 .007 .008 .020 .009 .002 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_46
Pearson Correlation
.354 .688** .685
** .650
** .548
* .732
** .571
* .354 .590
* .615
* .685
** .603
* 1 .598
* .411 .548
* .523
* .699
** .611
*
.821**
Sig. (2-tailed)
.196 .005 .005 .009 .034 .002 .026 .196 .021 .015 .005 .017 .019 .128 .034 .045 .004 .016 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_47
Pearson Correlation
.423 .448 .509 .342 .157 .321 .819** .423 .242 .549
* .509 .375 .598
* 1 .655
** .419 .643
** .468 .605
*
.719
**
Sig. (2-tailed)
.117 .094 .053 .212 .576 .244 .000 .117 .385 .034 .053 .169 .019 .008 .120 .010 .079 .017 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
oal_48
Pearson Correlation
.516*
.548* .667
** .427 .240 .267 .682
** .516
* .369 .539
* .667
** .660
** .411 .655
** 1 .480 .818
** .612
* .478
.781
**
Sig. (2-tailed)
.049 .035 .007 .112 .389 .336 .005 .049 .176 .038 .007 .007 .128 .008 .070 .000 .015 .071 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_49
Pearson Correlation
.310 .767** .480 .844
** .423 .257 .200 .310 .207 .518
* .480 .656
** .548
* .419 .480 1 .419 .686
** .582
*
.681
**
Sig. (2-tailed)
.261 .001 .070 .000 .116 .356 .474 .261 .459 .048 .070 .008 .034 .120 .070 .120 .005 .023 .005
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_50
Pearson Correlation
.423 .598* .873
** .264 .419 .394 .757
** .423 .645
** .500 .873
** .591
* .523
* .643
** .818
** .419 1 .635
* .449
.807
**
138
Sig. (2-tailed)
.117 .019 .000 .342 .120 .147 .001 .117 .009 .058 .000 .020 .045 .010 .000 .120 .011 .093 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_51
Pearson Correlation
.264 .839** .748
** .523
* .196 .355 .325 .264 .490 .623
* .748
** .647
** .699
** .468 .612
* .686
** .635
* 1 .429
.764
**
Sig. (2-tailed)
.343 .000 .001 .045 .484 .195 .237 .343 .064 .013 .001 .009 .004 .079 .015 .005 .011 .110 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
soal_52
Pearson Correlation
.494 .567* .414 .554
* .582
* .435 .493 .494 .365 .704
** .414 .741
** .611
* .605
* .478 .582
* .449 .429 1
.768
**
Sig. (2-tailed)
.061 .027 .125 .032 .023 .106 .062 .061 .181 .003 .125 .002 .016 .017 .071 .023 .093 .110 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
jumlah
Pearson Correlation
.627*
.782** .847
** .632
* .590
* .580
* .712
** .627
* .626
* .768
** .847
** .840
** .821
** .719
** .781
** .681
** .807
** .764
** .768
** 1
Sig. (2-tailed)
.012 .001 .000 .012 .021 .023 .003 .012 .013 .001 .000 .000 .000 .003 .001 .005 .000 .001 .001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
139
Lampiran 26
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Profesional
Variabel Indikator No.Soal Signifikansi Validitas Keterangan
Kompetensi
Profesional
Guru (Y)
Mampu menangani dan
mengembangkan bidang
studi yang menjadi
tanggung jawabnya
1 0,002 Valid Dipakai
2 0,018 Valid Dipakai
3 0,010 Valid Dipakai
4 0,002 Valid Dipakai
5 0,025 Valid Dipakai
6 0,015 Valid Dipakai
Mengerti dan dapat
menerapkan metode
pembelajaran yang
bervariasi
7 0,004 Valid Dipakai
8 0,012 Valid Dipakai
9 0,323 Tidak Valid Dibuang
10 0,011 Valid Dipakai
Mampu mengembangkan
berbagai alat, media
maupun sumber belajar
yang relevan
11 0,025 Valid Dipakai
12 0,008 Valid Dipakai
13 0,000 Valid Dipakai
14 0,015 Valid Dipakai
Mampu mengorganisasi
dan melaksanakan
program pembelajaran
15 0,000 Valid Dipakai
16 0,002 Valid Dipakai
17 0,002 Valid Dipakai
18 0,010 Valid Dipakai
Mampu melaksanakan
evaluasi hasil belajar
peserta didik
19 0,002 Valid Dipakai
20 0,025 Valid Dipakai
21 0,012 Valid Dipakai
22 0,011 Valid Dipakai
140
Lampiran 13
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Mengajar
Variabel Indikator No.Soal Signifikansi Validitas Keterangan
Pengalaman
Mengajar
(X1)
Latar belakang
pribadi 23 0,015 Valid Dipakai
24 0,018 Valid Dipakai
25 0,039 Valid Dipakai
Kemampuan analitis
dan manipulatif
26 0,008 Valid Dipakai
27 0,002 Valid Dipakai
28 0,027 Valid Dipakai
29 0,419 Tidak Valid Dibuang
Keterampilan yang
dimiliki
30 0,009 Valid Dipakai
31 0,002 Valid Dipakai
32 0,025 Valid Dipakai
33 0,002 Valid Dipakai
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja
Variabel Indikator No.Soal Signifikansi Validitas Keterangan
Etos Kerja
(X2)
Menjadi guru adalah
amanah
34 0,039 Valid Dipakai
35 0,000 Valid Dipakai
36 0,001 Valid Dipakai
37 0,003 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
aktualisasi 38 0,031 Valid Dipakai
39 0,015 Valid Dipakai
40 0,005 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
seni 41 0,039 Valid Dipakai
42 0,025 Valid Dipakai
43 0,001 Valid Dipakai
44 0,001 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
kehormatan 45 0,000 Valid Dipakai
46 0,000 Valid Dipakai
47 0,001 Valid Dipakai
48 0,002 Valid Dipakai
Menjadi guru adalah
pelayanan 49 0,002 Valid Dipakai
50 0,003 Valid Dipakai
51 0,001 Valid Dipakai
52 0,001 Valid Dipakai
141
Lampiran 28
HASIL PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal_1 68.0667 85.781 .595 .943
Soal_2 67.0667 92.638 .492 .943
Soal_3 67.4667 90.267 .610 .941
Soal_4 67.4000 86.114 .707 .940
Soal_5 67.1333 89.124 .668 .940
Soal_6 67.4667 89.552 .559 .942
Soal_7 67.4000 90.686 .707 .941
Soal_8 67.0667 88.924 .704 .940
Soal_9 67.4000 88.971 .586 .942
Soal_10 67.1333 89.124 .668 .940
Soal_11 67.0000 89.857 .647 .941
Soal_12 67.6000 85.257 .851 .937
Soal_13 67.3333 89.952 .595 .942
Soal_14 67.4667 86.695 .786 .938
Soal_15 68.1333 85.695 .593 .943
Soal_16 67.4000 86.114 .707 .940
Soal_17 67.0667 89.210 .678 .940
Soal_18 67.2667 88.638 .701 .940
Soal_19 67.3333 91.095 .635 .941
Soal_20 67.0667 88.924 .704 .940
Soal_21 67.4000 89.686 .635 .941
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.943 21
142
Lampiran 29
HASIL PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL PENGALAMAN MENGAJAR (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
soal_23 30.80 13.457 .406 .828
soal_24 30.47 13.695 .543 .818
soal_25 31.20 13.029 .484 .821
soal_26 30.80 13.029 .671 .806
soal_27 30.73 12.495 .627 .806
soal_28 30.60 13.114 .487 .820
soal_29 30.80 12.600 .497 .821
soal_30 30.33 13.952 .634 .816
soal_31 30.47 13.695 .543 .818
soal_32 31.60 10.829 .608 .815
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.832 10
143
Lampiran 30
HASIL PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL ETOS KERJA (X2)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal_32 61.4000 71.971 .579 .944
Soal_33 60.7333 70.638 .753 .941
Soal_34 60.8000 71.457 .830 .941
Soal_35 60.6667 72.524 .589 .944
Soal_36 60.5333 75.267 .563 .945
Soal_37 61.0000 72.714 .530 .945
Soal_38 61.5333 69.981 .667 .943
Soal_39 61.4000 71.971 .579 .944
Soal_40 60.6667 73.952 .593 .944
Soal_41 61.2000 66.886 .718 .942
Soal_42 60.8000 71.457 .830 .941
Soal_43 60.8667 69.695 .816 .940
Soal_44 61.0667 70.210 .796 .940
Soal_45 61.6000 69.543 .672 .943
Soal_46 61.4000 67.829 .739 .941
Soal_47 60.5333 74.695 .659 .944
Soal_48 60.8667 71.695 .785 .941
Soal_49 61.0000 68.286 .720 .942
Soal_50 61.1333 67.552 .722 .942
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.945 19
144
Lampiran 31
Surat Permohonan Pengisian Angket Penelitian
Yth. Bapak / Ibu Guru Produktif Pemasaran
SMK Bisnis dan Manajemen
Di Kota Semarang
Dengan hormat,
Dalam rangka pengumpulan data penelitian untuk menyelesaikan studi Strata 1
Pendidikan Ekonomi Koperasi di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan judul
“Pengaruh Pengalaman Mengajar Dan Etos Kerja Terhadap Kompetensi Profesional Guru
Produktif Pemasaran Di Smk Bisnis Dan Manajemen Kota Semarang”. Maka dengan ini saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket ini.
Kerjasama Bapak/Ibu sangat diperlukan untuk menjawab angket penelitian dengan
sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai apa yang Bapak/Ibu alami dan rasakan di tempat
kerja. Tidak ada jawaban benar atau salah bagi setiap pernyataan yang diberikan. Pendapat dan
identitas pribadi Bapak/Ibu akan dirahasiakan.
Atas kerjasama dan kesediaan bapak / ibu guru meluangkan waktunya untuk mengisi
angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Nida Aulia
NIM. 7101411297
145
Lampiran 32
Angket Penelitian
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN ETOS KERJA TERHADAP
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PEMASARAN DI SMK BISNIS
DAN MANAJEMEN KOTA SEMARANG
D. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : L/P *)
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Lama Mengajar :
6. Sekolah Tempat Tugas :
7. Status Sekolah : Negeri/ Swasta *)
8. Mengajar Mata Pelajaran:
9. Beban Mengajar per Minggu : ........ jam
*) Coret yang tidak perlu
E. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon bapak/ ibu guru memberikan tanda checklist () pada alternatif jawaban yang di
anggap sesuai dengan pendapat bapak/ ibu guru pada lembar instrumen ini.
2. Apabila terjadi kekeliruan dalam menjawab dan ingin membenarkan, maka berilah tanda
(=) pada jawaban yang di anggap salah kemudian () jawaban yang semestinya.
3. Alternatif jawaban yang tersedia memiliki 4 (empat) kemungkinan dengan skala sebagai
berikut:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
146
F. DAFTAR PERTANYAAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
1) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
1. Saya menjelaskan materi pelajaran kepada
siswa secara sistematis tanpa melihat buku teks/
pegangan
2. Saya berusaha mengembangkan isi materi
pelajaran sesuai tuntutan perkembangan zaman
3. Saya mempelajari berbagai disiplin ilmu untuk
memperkaya pengetahuan
4. Saya berusaha memperdalam dan
mengembangkan pengetahuan yang saya miliki
dari berbagai sumber
5. Saya mempersiapkan dengan matang materi
pelajaran yang tidak saya kuasai sebelum
daiajarkan kepada siswa
6. Saya memberikan contoh aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari terkait materi yang
disampaikan selain menjelaskan meteri secara
teoritis
2) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
7. Saya menerapkan berbagai metode
pembelajaran dalam mengajar
8. Saya berusaha meyampaikan materi dengan
teknik yang mudah dipahami siswa
147
9. Saya mencoba metode pembelajaran yang
belum pernah diterapkan kepada siswa
meskipun agak merepotkan
3) Mampu mengembangkan berbagai alat, media maupun sumber belajar yang
relevan
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
10. Saya menyiapkan media pembelajaran sebelum
pembelajaran dimulai
11 Saya menggunakan berbagai buku teks dalam
menyampaikan materi kepada siswa
12. Media pembelajaran yang saya gunakan
bervariasi sesuai dengan materi yang
disampaikan
13. Saya mengutip artikel, pada koran, internet
ataupun media lain sebagai pendukung materi
ajar kepada siswa
4) Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
14. Saya membuat perangkat pembelajaran sendiri
tanpa bantuan rekan kerja ataupun arahan
langsung dari orang lain
15. Saya merencanakan secara matang semua
kegiatan pembelajaran
16. Saya melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun
17. Saya berupaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam proses pembelajaran
148
5) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
18. Saya memberikan penilaian formatif dalam
mengajar
19. Saya melaksanakan program remedial kepada
siswa jika dalam pembelajaran ada yang belum
mencapai target
20. Tes tertulis saya gunakan dalam penilaian
sumatif yang mencakup keseluruhan materi ajar
21. Saya mengevaluasi disetiap akhir pembelajaran
berupa penugasan kepada siswa
PENGALAMAN MENGAJAR
1) Latar belakang pribadi
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
22. Saya merasa dapat meningkatkan pengalaman
mengajar saya seiring waktu mengajar saya
yang semakin lama
23. Ilmu pengetahuan yang saya miliki sesuai
dengan bidang studi yang saya ampu
24. Pendidikan akademis yang saya tempuh
sebelumnya dapat membantu meningkatkan
kualitas dan kemampuan untuk mencapai
kedudukan dan karir yang lebih baik sebagai
guru yang kompeten
149
2) Kemampuan analitis dan manipulatif
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
25. Saya mampu memecahkan masalah dalam
profesi saya sebagai guru
26. Saya belajar dari kesalahan agar dapat
menyikapi hal serupa diwaktu mendatang
27. Saya memahami karakteristik siswa yang
beraneka ragam
3) Keterampilan yang dimiliki
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
28. Keterampilan yang saya miliki sesuai dengan
standar kompetensi guru yang ditetapkan
29. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik dengan keterampilan yang saya miliki
30. Saya dapat berkomunikasi dengan baik dengan
siswa sehingga siswa tidak canggung ketika
berbicara dengan saya
31. Saya mengikuti berbagai pelatihan meskipun
tidak diwajibkan
ETOS KERJA
1) Menjadi guru adalah amanah
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
32. Saya datang lebih awal daripada datang tepat
waktu dalam mengajar
33. Saya mengajarkan dan menjunjung tinggi
kejujuran meskipun dapat menyinggung
150
2) Menjadi guru adalah aktualisasi
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
36. Saya merasa senang setiap kali mengajar
37. Saya memompa semangat anak didik meskipun
diri sendiri sedang loyo
38. Saya lebih semangat bekerja jika ada saingan
3) Menjadi guru adalah seni
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
39. Saya merasa cemas apabila tidak bisa
memanfaatkan waktu luang dengan baik
meskipun telah berusaa
40. Saya yakin terobosan mengajar tidak dicari
melainkan diciptakan
41. Saya menggunakan metode terbaru dalam
mendidik siswa
42. Saya sebagai guru dalam bekerja
mengutamakan kreatifitas kerja untuk memberi
hasil yang terbaik
perasaan orang lain
34. Saya bekerja sesuai aturan yang berlaku
disekolah
35. Saya bersungguh-sungguh menjalankan
amanah profesi saya untuk ,menjaga nama baik
151
4) Menjadi guru adalah kehormatan
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
43. Saya berupaya untuk menghasilkan pekerjaan
dengan kualitas yang baik
44. Saya berusaha menunjukkan kemampuan
adaptasi terhadap setiap perubahan
45. Saya memilih tugas berat karena merupakan
ajang untuk meningkatkan kemampuan
meskipun ada pilihan yang ringan
46. Hidup saya terasa gagal jika ada satu tugas
dalam profesi saya yang tidak selesai
5) Menjadi guru adalah pelayanan
No. Butir Pertanyaan SL SR KD TP
47. Saya menganggap pekerjaan guru sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat
48. Saya berusaha memberikan layanan yang
memuaskan siswa dalam belajar
49. Saya bertanggung jawab atas kegagalan siswa
50. Saya mengorbankan waktu libur untuk kegiatan
sekolah
======================== TERIMA KASIH ======================
152
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN VARIABEL KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (Y)
Kode
Responden
1.1 1.2 1.3
1 2 3 4 5 6 ∑ % Kriteria 7 8 9 ∑ % Kriteria 10 11 12 13 ∑ % Kriteria
R-01 1 3 3 2 2 3 14 58 KK 3 2 3 8 67 K 2 2 2 3 9 56 KK
R-02 2 4 3 4 4 3 20 83 K 4 4 4 12 100 SK 4 3 3 4 14 88 K
R-03 2 3 2 2 3 2 14 58 KK 3 3 2 8 67 K 3 3 2 3 11 69 K
R-04 2 4 3 3 4 3 19 79 K 3 4 2 9 75 K 4 4 3 3 14 88 K
R-05 4 4 4 4 4 4 24 100 SK 4 4 4 12 100 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-06 4 4 4 4 4 4 24 100 SK 4 4 4 12 100 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-07 2 4 3 4 4 3 20 83 K 3 4 3 10 83 K 4 4 2 2 12 75 K
R-08 2 4 3 4 4 3 20 83 K 3 3 4 10 83 K 4 4 3 3 14 88 K
R-09 4 4 4 3 3 4 22 92 SK 3 3 3 9 75 K 3 4 3 3 13 81 K
R-10 4 4 4 3 3 4 22 92 SK 3 4 3 10 83 K 3 4 4 4 15 94 SK
R-11 2 4 3 4 3 2 18 75 K 3 4 4 11 92 SK 3 4 3 3 13 81 K
R-12 2 3 4 4 4 3 20 83 K 4 4 4 12 100 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-13 3 3 3 3 4 4 20 83 K 3 4 3 10 83 K 4 4 3 4 15 94 SK
R-14 3 3 3 2 4 3 18 75 K 3 4 3 10 83 K 4 4 3 3 14 88 K
R-15 3 4 3 4 4 4 22 92 SK 4 4 4 12 100 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-16 2 4 3 3 4 4 20 83 K 3 4 2 9 75 K 3 3 3 3 12 75 K
R-17 3 3 2 3 3 4 18 75 K 2 4 2 8 67 K 3 2 2 3 10 63 KK
R-18 2 3 3 4 3 4 19 79 K 2 4 2 8 67 K 4 4 2 4 14 88 K
R-19 2 2 2 3 3 3 15 63 KK 2 3 2 7 58 KK 3 3 2 2 10 63 KK
R-20 2 3 2 4 4 3 18 75 K 2 4 3 9 75 K 4 4 3 4 15 94 SK
R-21 3 3 3 3 3 3 18 75 K 2 3 3 8 67 K 3 2 2 3 10 63 KK
R-22 3 3 3 2 4 2 17 71 K 2 3 2 7 58 KK 3 3 2 2 10 63 KK
R-23 3 3 4 4 3 4 21 88 SK 2 4 2 8 67 K 4 4 3 3 14 88 K
R-24 3 4 4 3 3 4 21 88 SK 2 4 3 9 75 K 4 3 2 3 12 75 K
R-25 2 4 3 3 3 3 18 75 K 2 3 3 8 67 K 3 3 3 3 12 75 K
R-26 2 3 3 4 3 4 19 79 K 2 4 3 9 75 K 3 4 2 4 13 81 K
Lampiran 33
153
R-27 2 2 2 3 3 3 15 63 KK 2 3 2 7 58 KK 4 3 2 4 13 81 K
R-28 2 4 4 3 2 4 19 79 K 2 3 2 7 58 KK 2 3 2 3 10 63 KK
R-29 2 4 4 4 4 3 21 88 SK 2 3 3 8 67 K 3 4 2 3 12 75 K
R-30 2 3 3 4 3 3 18 75 K 2 3 2 7 58 KK 3 3 2 4 12 75 K
R-31 2 3 4 3 4 4 20 83 K 3 3 2 8 67 K 3 3 2 3 11 69 K
R-32 2 2 3 2 3 3 15 63 KK 2 3 2 7 58 KK 4 3 3 4 14 88 K
R-33 3 3 2 4 3 3 18 75 K 2 3 2 7 58 KK 2 2 2 3 9 56 KK
R-34 4 3 2 2 2 4 17 71 K 3 4 3 10 83 K 2 3 2 3 10 63 KK
R-35 2 3 3 4 4 3 19 79 K 2 4 2 8 67 K 3 2 2 3 10 63 KK
R-36 4 4 4 3 2 4 21 88 SK 2 3 2 7 58 KK 3 2 3 4 12 75 K
R-37 2 4 3 4 4 4 21 88 SK 2 4 2 8 67 K 2 4 3 3 12 75 K
R-38 3 3 4 4 4 3 21 88 SK 2 3 2 7 58 KK 4 4 3 4 15 94 SK
R-39 2 2 3 3 2 3 15 63 KK 2 4 3 9 75 K 4 4 3 4 15 94 SK
R-40 3 3 2 3 3 4 18 75 K 2 3 2 7 58 KK 2 3 2 3 10 63 KK
R-41 2 4 3 4 4 4 21 88 SK 2 3 2 7 58 KK 2 4 3 3 12 75 K
R-42 2 3 3 4 4 3 19 79 K 3 3 3 9 75 K 3 4 3 3 13 81 K
R-43 3 4 4 4 3 4 22 92 SK 2 4 2 8 67 K 4 4 3 4 15 94 SK
R-44 2 3 3 4 4 4 20 83 SK 3 4 3 10 83 K 3 3 3 3 12 75 SK
R-45 2 3 3 4 4 4 20 83 SK 2 3 2 7 58 KK 3 4 3 4 14 88 K
R-46 2 3 3 2 3 3 16 67 K 2 4 2 8 67 K 4 3 4 2 13 81 K
R-47 2 3 3 3 3 4 18 75 K 2 3 2 7 58 KK 4 4 4 4 16 100 SK
R-48 3 4 4 3 4 3 21 88 SK 3 3 2 8 67 K 3 4 3 4 14 88 K
R-49 2 3 2 3 3 4 17 71 K 3 3 3 9 75 K 3 3 2 3 11 69 K
R-50 2 2 3 3 4 4 18 75 K 2 3 2 7 58 KK 2 4 3 3 12 75 K
JUMLAH/ RATA-RATA 951 19 432 8.6 637 12.7
KRITERIA % f % f % f
Sangat Kompeten SK 32 16 12 6 24 12
Kompeten K 56 28 60 30 56 28
Kurang Kompeten KK 12 6 28 14 20 10
Tidak Kompeten TK 0 0 0 0 0 0
154
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN VARIABEL KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (Y)
Kode Responden 1.4 1.5
14 15 16 17 ∑ % Kriteria 18 19 20 21 ∑ % Kriteria
R-01 2 1 2 2 7 44 KK 2 3 2 3 10 63 KK
R-02 4 2 4 4 14 88 K 4 4 4 4 16 100 SK
R-03 3 2 2 3 10 63 KK 3 3 3 3 12 75 K
R-04 3 2 3 4 12 75 K 3 4 4 3 14 88 K
R-05 4 4 4 4 16 100 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-06 4 4 4 4 16 100 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-07 2 2 4 4 12 75 K 4 3 4 3 14 88 K
R-08 3 2 4 4 13 81 K 4 3 3 3 13 81 K
R-09 3 4 3 4 14 88 K 3 3 3 3 12 75 K
R-10 4 4 3 3 14 88 K 3 3 4 4 14 88 K
R-11 3 2 4 3 12 75 K 4 3 4 2 13 81 K
R-12 4 2 4 4 14 88 K 4 4 4 4 16 100 SK
R-13 3 2 3 4 12 75 K 3 3 4 3 13 81 K
R-14 3 3 2 4 12 75 K 3 3 4 3 13 81 K
R-15 4 3 4 4 15 94 SK 4 4 4 4 16 100 SK
R-16 3 3 4 2 12 75 K 4 4 4 3 15 94 SK
R-17 2 3 3 2 10 63 KK 2 3 3 3 11 69 K
R-18 3 3 3 2 11 69 K 4 4 4 3 15 94 SK
R-19 2 3 3 3 11 69 K 3 2 2 4 11 69 K
R-20 2 4 2 4 12 75 K 3 4 3 4 14 88 K
R-21 3 3 3 3 12 75 K 3 3 3 3 12 75 K
R-22 2 3 3 2 10 63 KK 3 4 4 3 14 88 K
R-23 3 4 4 3 14 88 K 3 3 3 2 11 69 K
R-24 2 3 3 2 10 63 KK 3 3 3 2 11 69 K
R-25 2 4 3 3 12 75 K 3 4 4 3 14 88 K
R-26 2 3 2 2 9 56 KK 3 3 3 3 12 75 K
R-27 2 3 4 3 12 75 K 3 4 4 4 15 94 SK
155
R-28 3 2 2 2 9 56 KK 3 3 3 3 12 75 K
R-29 2 3 2 2 9 56 KK 3 3 3 4 13 81 K
R-30 3 4 2 3 12 75 K 3 4 4 4 15 94 SK
R-31 2 4 3 3 12 75 K 3 3 3 3 12 75 K
R-32 2 4 3 3 12 75 K 3 3 4 3 13 81 K
R-33 2 3 2 3 10 63 KK 3 2 3 2 10 63 KK
R-34 2 2 2 2 8 50 KK 3 4 4 3 14 88 K
R-35 2 4 2 3 11 69 K 2 3 3 4 12 75 K
R-36 2 2 3 2 9 56 KK 3 4 3 4 14 88 K
R-37 2 3 3 2 10 63 KK 3 4 3 3 13 81 K
R-38 3 3 4 2 12 75 K 3 4 3 3 13 81 K
R-39 2 4 2 3 11 69 K 3 4 4 3 14 88 K
R-40 2 2 2 3 9 56 KK 3 2 3 2 10 63 KK
R-41 3 3 3 2 11 69 K 4 4 4 3 15 94 SK
R-42 2 4 3 2 11 69 K 4 4 4 3 15 94 SK
R-43 2 4 2 2 10 63 KK 4 4 4 3 15 94 SK
R-44 2 3 2 3 10 63 KK 3 3 2 3 11 69 K
R-45 2 3 3 3 11 69 K 4 4 3 3 14 88 K
R-46 3 3 3 3 12 75 K 2 4 3 3 12 75 K
R-47 2 4 2 2 10 63 KK 3 4 4 4 15 94 SK
R-48 3 3 3 3 12 75 K 3 3 3 3 12 75 K
R-49 3 3 3 3 12 75 K 4 4 4 3 15 94 SK
R-50 2 3 2 2 9 56 KK 2 4 3 3 12 75 K
JUMLAH 570 664
RATA-RATA 11.4 13.3
KRITERIA % f % f
Sangat Kompeten SK 6 3 28 14
Kompeten K 60 30 66 33
Kurang Kompeten KK 34 17 6 3
Tidak Kompeten TK 0 0 0 0
156
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN VARIABEL PENGALAMAN MENGAJAR (X1)
Kode
Responden
2.1 2.2
22 23 24 ∑ % Kriteria 25 26 27 ∑ % Kriteria 28 29 30 31 ∑ % Kriteria
R-01 3 3 2 8 67 B 3 2 2 7 58 KB 3 3 3 1 10 63 KB
R-02 4 4 3 11 92 SB 3 4 4 11 92 SB 4 4 4 2 14 88 SB
R-03 3 3 3 9 75 B 3 3 4 10 83 B 2 3 4 2 11 69 B
R-04 3 4 2 9 75 B 3 3 3 9 75 B 3 4 4 2 13 81 B
R-05 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-06 4 4 2 10 83 B 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-07 2 4 3 9 75 B 3 4 4 11 92 SB 4 4 3 2 13 81 B
R-08 3 3 3 9 75 B 3 4 4 11 92 SB 4 4 4 2 14 88 B
R-09 3 4 4 11 92 SB 4 3 3 10 83 B 4 4 4 4 16 100 SB
R-10 4 4 3 11 92 SB 4 3 4 11 92 SB 3 4 4 4 15 94 SB
R-11 3 4 3 10 83 B 4 4 4 12 100 SB 3 4 4 2 13 81 B
R-12 4 2 2 8 67 KB 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 2 14 88 B
R-13 4 2 2 8 67 KB 3 3 4 10 83 SB 3 4 3 2 12 75 B
R-14 3 4 3 10 83 B 3 3 3 9 75 B 2 4 3 3 12 75 B
R-15 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 12 100 B 4 4 4 3 15 94 B
R-16 3 3 4 10 83 B 4 4 3 11 92 SB 2 2 3 2 9 56 B
R-17 3 3 3 9 75 B 3 3 2 8 67 B 3 3 3 2 11 69 B
R-18 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 12 100 SB 2 4 4 2 12 75 B
R-19 3 3 3 9 75 B 3 4 4 11 92 SB 2 3 4 2 11 69 B
R-20 4 4 4 12 100 B 3 4 3 10 83 B 3 3 4 2 12 75 B
R-21 3 3 3 9 75 KB 3 3 3 9 75 B 3 3 3 2 11 69 B
R-22 3 2 2 7 58 KB 3 2 3 8 67 B 3 3 4 2 12 75 B
R-23 4 3 4 11 92 KB 3 4 3 10 83 B 3 3 3 2 11 69 B
R-24 4 3 4 11 92 SB 3 4 3 10 83 B 3 3 2 2 10 63 B
R-25 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 12 100 B 2 2 2 2 8 50 KB
R-26 4 2 2 8 67 B 3 3 4 10 83 B 2 3 2 2 9 56 KB
R-27 4 4 4 12 100 SB 2 4 4 10 83 B 3 3 3 2 11 69 B
Lampiran 34
2.3
157
R-28 2 2 2 6 50 KB 3 4 4 11 92 SB 2 3 4 3 12 75 B
R-29 4 2 3 9 75 B 3 4 4 11 92 SB 4 4 4 12 75 B
R-30 4 3 3 10 83 B 3 3 3 9 75 B 2 3 4 2 11 69 B
R-31 4 2 3 9 75 B 4 3 3 10 83 B 4 4 3 3 14 88 B
R-32 3 2 2 7 58 KB 3 4 3 10 83 B 4 3 4 2 13 81 B
R-33 4 2 2 8 67 B 3 3 4 10 83 B 4 2 3 2 11 69 B
R-34 4 3 3 10 83 B 3 3 3 9 75 B 4 2 3 2 11 69 B
R-35 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 2 14 88 B
R-36 4 3 4 11 92 SB 4 3 3 10 83 B 4 3 3 3 13 81 B
R-37 4 4 4 12 100 SB 3 4 3 10 83 B 3 3 4 3 13 81 B
R-38 4 4 4 12 100 SB 3 4 4 11 92 SB 4 4 4 3 15 94 SB
R-39 4 4 4 12 100 SB 3 4 4 11 92 SB 4 4 4 2 14 88 B
R-40 4 3 4 11 92 SB 2 3 3 8 67 B 4 3 3 2 12 75 B
R-41 4 4 4 12 100 SB 3 4 3 10 83 B 3 3 4 2 12 75 B
R-42 4 4 4 12 100 SB 3 3 3 9 75 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-43 4 4 4 12 100 SB 3 4 4 11 92 SB 4 4 4 2 14 88 B
R-44 3 3 4 10 83 B 3 4 4 11 92 SB 4 3 4 3 14 88 B
R-45 3 2 2 7 58 B 3 4 4 11 92 SB 3 3 3 2 11 69 B
R-46 4 3 3 10 83 B 3 3 4 10 83 B 4 3 4 2 13 81 B
R-47 4 3 4 11 92 SB 3 4 3 10 83 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-48 3 4 3 10 83 B 3 3 3 9 75 B 3 3 4 4 14 88 B
R-49 3 2 2 7 58 B 3 3 4 10 83 B 3 3 4 2 12 75 B
R-50 4 3 4 11 92 SB 3 3 3 9 75 B 3 3 4 2 12 75 B
JUMLAH 504 512 628
RATA-RATA 10.1 10.2 12,6
KRITERIA % f % f % f
Sangat Baik SB 52 26 40 20 40 20
Baik B 48 24 46 23 58 29
Kurang Baik KB 0 0 14 7 2 1
Tidak Baik TB 0 0 0 0 0 0
158
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN VARIABEL ETOS KERJA (X2)
Kode
Responden
3.1 3.2 3.3
32 33 34 35 ∑ % Kriteria 36 37 38 ∑ % Kriteria 39 40 41 42 ∑ % Kriteria
R-01 2 2 3 2 9 56 KB 3 3 2 8 67 B 2 3 2 3 10 63 KB
R-02 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 SB 3 4 3 4 14 88 B
R-03 3 3 3 3 12 75 B 4 3 3 10 83 B 3 4 2 3 12 75 B
R-04 2 4 3 4 13 81 B 4 3 2 9 75 B 2 4 2 3 11 69 B
R-05 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 12 100 B 4 4 4 4 16 100 SB
R-06 2 4 4 4 14 88 B 4 4 4 12 100 SB 2 4 4 4 14 88 B
R-07 3 4 3 4 14 88 B 3 2 2 7 58 KB 3 3 3 3 12 75 B
R-08 3 4 4 3 14 88 B 4 3 3 10 83 B 3 4 4 4 15 94 SB
R-09 4 4 4 4 16 100 SB 4 3 3 10 83 B 4 4 4 4 16 100 SB
R-10 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 SB 3 4 4 4 15 94 SB
R-11 3 4 4 4 15 94 SB 4 3 3 10 83 B 3 4 2 4 13 81 B
R-12 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 2 10 83 B 3 4 4 4 15 94 SB
R-13 3 3 3 4 13 81 B 4 4 2 10 83 B 3 3 4 3 13 81 B
R-14 3 3 3 4 13 81 B 4 3 3 10 83 B 3 3 2 3 11 69 B
R-15 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 12 100 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-16 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 SB 3 3 2 3 11 69 B
R-17 2 2 3 3 10 63 KB 3 2 2 7 58 KB 2 3 2 3 10 63 KB
R-18 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 12 100 SB 4 3 3 4 14 88 B
R-19 2 2 4 4 12 75 B 3 3 3 9 75 B 2 3 2 4 11 69 B
R-20 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 SB 3 2 2 2 9 56 KB
R-21 3 3 3 3 12 75 B 4 4 3 11 92 SB 3 3 3 4 13 81 B
R-22 3 2 4 4 13 81 B 4 3 2 9 75 B 3 2 2 3 10 63 KB
R-23 3 3 4 4 14 88 B 4 4 3 11 92 SB 3 3 3 3 12 75 B
R-24 3 3 4 4 14 88 B 4 4 3 11 92 SB 3 2 2 3 10 63 KB
R-25 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 3 11 92 SB 3 3 2 4 12 75 B
R-26 2 4 3 4 13 81 B 4 4 3 11 92 SB 2 3 2 3 10 63 KB
R-27 2 4 4 4 14 88 B 4 4 2 10 83 B 4 3 2 4 13 81 B
Lampiran 35
159
R-28 4 3 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 SB 4 3 2 3 12 75 B
R-29 4 3 3 3 13 81 B 4 4 3 11 92 SB 4 2 3 3 12 75 B
R-30 4 3 4 3 14 88 B 4 3 4 11 92 SB 4 3 3 2 12 75 B
R-31 4 4 4 3 15 94 SB 4 3 4 11 92 SB 4 3 2 2 11 69 B
R-32 4 4 4 4 16 100 SB 4 3 4 11 92 SB 3 3 4 2 12 75 B
R-33 4 3 3 4 14 88 B 3 3 4 10 83 B 2 3 2 2 9 56 KB
R-34 3 3 4 4 14 88 B 4 3 2 9 75 B 3 3 3 3 12 75 B
R-35 4 3 4 4 15 94 SB 4 4 4 12 100 SB 3 2 3 4 12 75 B
R-36 3 3 4 4 14 88 B 4 2 4 10 83 B 2 3 2 2 9 56 KB
R-37 3 4 4 4 15 94 SB 3 4 3 10 83 B 3 4 2 3 12 75 B
R-38 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 2 10 83 B 4 3 2 3 12 75 B
R-39 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 4 12 100 SB 2 2 2 2 8 50 KB
R-40 3 4 4 3 14 88 B 4 4 3 11 92 SB 3 3 2 2 10 63 KB
R-41 3 4 4 4 15 94 SB 3 4 3 10 83 B 3 4 3 3 13 81 B
R-42 4 3 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 SB 4 2 2 2 10 63 KB
R-43 3 4 4 4 15 94 SB 4 4 2 10 83 B 4 3 3 3 13 81 B
R-44 3 4 3 4 14 88 B 3 3 3 9 75 B 4 3 2 3 12 75 B
R-45 3 3 4 4 14 88 B 3 4 3 10 83 B 3 2 2 2 9 56 KB
R-46 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 12 100 SB 2 4 2 4 12 75 B
R-47 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 12 100 SB 3 3 3 4 13 81 B
R-48 2 3 3 4 12 75 B 4 4 2 10 83 B 3 3 3 3 12 75 B
R-49 4 3 4 4 15 94 SB 4 4 3 11 92 B 3 4 2 3 12 75 B
R-50 3 4 4 4 15 94 SB 3 3 2 8 67 B 2 2 2 3 9 56 KB
JUMLAH 710 518 596
RATA-RATA 14 10 11.9
KRITERIA % f % f % f
Sangat Baik SB 44 22 46 23 12 6
Baik B 46 23 50 25 62 31
Kurang Baik KB 10 5 4 2 26 13
Tidak Baik TB 0 0 0 0 0 0
160
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN VARIABEL ETOS KERJA (X2)
Kode Responden 3.4 3.5
43 44 45 46 ∑ % Kriteria 47 48 49 50 ∑ % Kriteria
R-01 2 2 2 2 8 50 KB 3 3 2 1 9 56 KB
R-02 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 4 16 100 SB
R-03 3 3 2 2 10 63 KB 3 3 2 3 11 69 B
R-04 3 3 2 2 10 63 KB 4 3 3 3 13 81 B
R-05 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-06 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-07 3 3 3 3 12 75 B 4 3 4 3 14 88 B
R-08 4 3 3 3 13 81 B 4 4 4 4 16 100 SB
R-09 4 3 3 4 14 88 B 4 4 3 4 15 94 SB
R-10 3 4 3 3 13 81 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-11 4 3 2 4 13 81 B 4 4 4 2 14 88 B
R-12 4 4 2 2 12 75 B 4 3 4 3 14 88 B
R-13 4 3 2 3 12 75 B 4 3 3 4 14 88 B
R-14 3 3 3 2 11 69 B 4 3 2 3 12 75 B
R-15 4 4 4 4 16 100 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-16 4 4 3 4 15 94 SB 4 4 4 3 15 94 SB
R-17 3 2 2 3 10 63 KB 3 3 2 3 11 69 B
R-18 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 4 16 100 SB
R-19 3 3 2 2 10 63 KB 4 4 3 4 15 94 SB
R-20 4 4 2 3 13 81 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-21 4 4 3 4 15 94 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-22 4 4 3 2 13 81 B 3 4 3 3 13 81 B
R-23 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-24 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-25 4 3 2 4 13 81 B 4 4 4 2 14 88 B
R-26 3 4 2 2 11 69 B 4 4 3 3 14 88 B
R-27 4 4 2 2 12 75 B 4 4 4 2 14 88 B
161
R-28 3 3 2 2 10 63 KB 4 3 4 2 13 81 B
R-29 3 4 3 4 14 88 B 4 3 4 3 14 88 B
R-30 4 3 2 4 13 81 B 4 3 3 4 14 88 B
R-31 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 2 14 88 B
R-32 4 3 3 3 13 81 B 4 4 3 2 13 81 B
R-33 4 4 2 2 12 75 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-34 3 2 2 2 9 56 KB 3 4 4 3 14 88 B
R-35 4 4 2 2 12 75 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-36 4 3 3 2 12 75 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-37 4 4 3 3 14 88 B 3 4 4 2 13 81 B
R-38 4 4 2 2 12 75 B 4 4 4 2 14 88 B
R-39 4 4 2 2 12 75 B 4 4 4 2 14 88 B
R-40 3 3 2 3 11 69 B 3 4 3 3 13 81 B
R-41 4 4 3 3 14 88 B 3 4 4 2 13 81 B
R-42 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 3 15 94 SB
R-43 4 4 2 2 12 75 B 4 4 4 2 14 88 B
R-44 4 4 3 4 15 94 SB 4 4 4 4 16 100 SB
R-45 4 4 3 2 13 81 B 4 4 3 2 13 81 B
R-46 4 4 2 2 12 75 B 4 4 3 3 14 88 B
R-47 4 4 3 3 14 88 B 4 4 4 2 14 88 B
R-48 3 3 3 2 11 69 B 3 4 3 3 13 81 B
R-49 3 3 2 2 10 63 KB 3 4 2 3 12 75 B
R-50 3 3 3 2 11 69 B 4 4 3 3 14 88 B
JUMLAH 628 703
RATA-RATA 12,6 14
KRITERIA % f % f
Sangat Baik SK 12 6 38 19
Baik K 72 36 60 30
Kurang Baik KK 16 8 2 1
Tidak Baik TK 0 0 0 0
162
Lampiran 36
Hasil Analisis Deskriptif Kompetensi Profesional
Indikator Mampu Menangani Dan Mengembangkan
Bidang Studi Yang Menjadi Tanggung Jawabnya
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 21-25 16 32%
19 2. Kompeten 16-20 28 56%
3. Kurang Kompeten 11-15 6 12 %
4. Tidak Kompeten 6-10 0 0%
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Indikator Mengerti Dan Dapat Menerapkan Metode Pembelajaran
Yang Bervariasi
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 11-13 6 12%
8,6 2. Kompeten 8-10 30 60%
3. Kurang Kompeten 5-7 14 28 %
4. Tidak Kompeten 2-4 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Indikator Mampu Mengembangkan Berbagai Alat, Media
Maupun Sumber Belajar Yang Relevan
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 15-18 12 24%
12,7 2. Kompeten 11-14 28 56%
3. Kurang Kompeten 7-10 10 20%
4. Tidak Kompeten 3-6 0 0%
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 69-84 29 58%
65,08 2. Kompeten 53-68 20 40%
3. Kurang Kompeten 37-52 1 2%
4. Tidak Kompeten 21-36 0 0%
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
163
Indikator Mampu Mengorganisasi Dan Melaksanakan Program Pembelajaran
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 15-18 3 6%
11,4 2. Kompeten 11-14 30 60%
3. Kurang Kompeten 7-10 17 34%
4. Tidak Kompeten 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Indikator Mampu Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar
Peserta Didik
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Kompeten 15-18 14 28%
13,3 2. Kompeten 11-14 33 66%
3. Kurang Kompeten 7-10 3 6%
4. Tidak Kompeten 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
164
Lampiran 37
Hasil Analisis Deskriptif Pengalaman Mengajar
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 33-40 1 2% 11 22% 14 28% 0 0%
33 2. Baik 25-32 0 0% 4 8% 13 26% 7 14%
3. Kurang Baik 17-24 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
4. Tidak Baik 9-16 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100 % Sangat
Baik
Indikator Latar Belakang Pribadi
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 11-13 1 2% 7 14% 10 28% 2 0%
10 2. Baik 8-10 0 0% 7 14% 13 26% 3 14%
3. Kurang Baik 5-7 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
4. Tidak Baik 2-4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100% Baik
Indikator Kemampuan Analitis Dan Manipulatif
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 11-13 1 2% 5 10% 14 28% 0 0%
10 2. Baik 8-10 0 0% 10 20% 13 26% 6 12%
3. Kurang Baik 5-7 0 0% 0 0% 0 0% 1 0%
4. Tidak Baik 2-4 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100% Baik
Indikator Keterampilan Yang Dimiliki
No Kriteria Interval Lama Mengajar Rata-
Rata 36-47 24-36 12-23 <11
1. Sangat Baik 15-18 1 2% 2 4% 5 10% 0 0%
12,6 2. Baik 11-14 0 0% 13 26% 22 44% 4 8%
3. Kurang Baik 7-10 0 0% 0 0% 0 0% 3 6%
4. Tidak Baik 3-6 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 50 100% Baik
165
Lampiran 38
Hasil Analisis Deskriptif Etos Kerja
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 71-79 4 8 %
63,1 2. Baik 62-10 28 56 %
3. Kurang Baik 53-61 16 32 %
4. Tidak Baik 22-52 2 4 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Indikator Menjadi Guru Adalah Amanah
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 25 50%
13,28 2. Baik 11-14 23 46%
3. Kurang Baik 7-10 2 4%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Kompeten
Indikator Menjadi Guru Adalah Aktualisasi
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 11-13 23 46%
10 2. Baik 8-10 25 50%
3. Kurang Baik 5-7 2 4%
4. Tidak Baik 2-4 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Indikator Menjadi Guru Adalah Seni
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 6 12%
11,9 2. Baik 11-14 31 62%
3. Kurang Baik 7-10 13 26%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
166
Indikator Menjadi Guru Adalah Kehormatan
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 6 12%
12,6 2. Baik 11-14 36 72%
3. Kurang Baik 7-10 8 16%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
Indikator Menjadi Guru Adalah Pelayanan
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase (%) Rata-Rata
1. Sangat Baik 15-18 19 38%
14 2. Baik 11-14 30 60%
3. Kurang Baik 7-10 1 2%
4. Tidak Baik 3-6 0 0 %
Jumlah 50 100,00 % Baik
167
Lampiran 39
HASIL PERHITUNGAN SPSS
Hasil Uji Normalitas
Grafik Normal P-Plot
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.422 7.250 .472 .639
Pengalaman
Mengajar .875 .277 .416 3.158 .003 .477 2.098
Etos Kerja .521 .161 .427 3.245 .002 .477 2.098
a. Dependent Variable: Kompetensi Profesional Guru
168
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.048 7.656 1.182 .243
Etos Kerja .888 .121 .728 7.351 .000
2
(Constant) 3.422 7.250 .472 .639
Etos Kerja .521 .161 .427 3.245 .002
Pengalaman Mengajar .875 .277 .416 3.158 .003
a. Dependent Variable: Kompetensi Profesional Guru
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1642.307 2 821.154 37.061 .000b
Residual 1041.373 47 22.157
Total 2683.680 49
a. Dependent Variable: Kompetensi Profesional Guru
b. Predictors: (Constant), Etos Kerja, Pengalaman Mengajar
169
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.422 7.250 .472 .639
Pengalaman Mengajar .875 .277 .416 3.158 .003
Etos Kerja .521 .161 .427 3.245 .002
a. Dependent Variable: Kompetensi Profesional Guru
Hasil Uji R
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .782a .612 .595 4.707
a. Predictors: (Constant), Etos Kerja, Pengalaman Mengajar
b. Dependent Variable: Kompetensi Profesional Guru
Hasil Uji r
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Correlations
B Std. Error Beta Zero-
order
Partial Part
1
(Constant) 3.422 7.250 .472 .639
Pengalaman
Mengajar .875 .277 .416 3.158 .003 .725 .418 .287
Etos Kerja .521 .161 .427 3.245 .002 .728 .428 .295
a. Dependent Variable: Kompetensi Profesional Guru
170
Lampiran 40
Daftar Nama Responden Uji Coba Penelitian
Kode Responden Nama Guru Asal Sekolah
R-01 Agustina Dwi Fauziyah SMK Palebon
R-02 Teguh Subagyo, S.Pd SMK Palebon
R-03 Drs.Joko Suryanto SMK Palebon
R-04 Turiyana, S.Pd SMK Palebon
R-05 Dra. Agni Sulistyowati SMK Palebon
R-06 Soeroso,S.Pd SMK Palebon
R-07 Mukhayaroh,S.Pd SMK Muhammadiyah 1
R-08 Dwi Kartika Sulistyorini,S.Pd SMK Muhammadiyah 1
R-09 Dra. Indah Puspita Sari SMK Ignatius
R-10 Dra. Indrijani SMK Ignatius
R-11 Suparwini, S.E. SMK Ignatius
R-12 Retno Werdiningrum,S.H SMK Swadaya
R-13 Yayuk Samiatun, S.Pd SMK Swadaya
R-14 Dra. Dewi Sulistyowati SMK Nusa Bhakti Smg
R-15 Surya Mei S, S.E.,S.Pd SMK Nusa Bhakti Smg
171
Lampiran 41
Daftar Nama Responden Penelitian
Kode Responden Nama Guru Usia Asal Sekolah
R-01 Agustina Dwi Fauziyah 22 SMK Palebon
R-02 Teguh Subagyo, S.Pd 61 SMK Palebon
R-03 Drs.Joko Suryanto 46 SMK Palebon
R-04 Turiyana, S.Pd 53 SMK Palebon
R-05 Dra. Agni Sulistyowati 49 SMK Palebon
R-06 Soeroso,S.Pd 61 SMK Palebon
R-07 Mukhayaroh,S.Pd 40 SMK Muhammadiyah 1
R-08 Dwi Kartika Sulistyorini,S.Pd 40 SMK Muhammadiyah 1
R-09 Dra. Indah Puspita Sari 54 SMK Ignatius
R-10 Dra. Indrijani 47 SMK Ignatius
R-11 Suparwini, S.E. 54 SMK Ignatius
R-12 Retno Werdiningrum,S.H 45 SMK Swadaya
R-13 Yayuk Samiatun, S.Pd 40 SMK Swadaya
R-14 Dra. Dewi Sulistyowati 53 SMK Nusa Bhakti Smg
R-15 Surya Mei S, S.E.,S.Pd 32 SMK Nusa Bhakti Smg
R-16 Dra.Sri Umi Saduarti 49 SMK Purnama 1 Smg
R-17 Dra.Risprantini 53 SMK Purnama 1 Smg
R-18 Drs. Ujang Nur Fauzan 54 SMK Purnama 1 Smg
R-19 Drs. Prayogi, S.E, M.Si 53 SMK Yayasan Pharmasi
R-20 Lis Setyowati, S.E 44 SMK Yayasan Pharmasi
R-21 Puput Muliana, S.P 40 SMK Yayasan Pharmasi
R-22 Wiwik Nurfiana, S.Pd 27 SMK Cut Nyak Dien
R-23 Dian Hapsari, K.S.Pd 24 SMK Cut Nyak Dien
R-24 Sanyoto,S.Pd 37 SMK Taman Siswa
R-25 Jumirah, S.Pd 42 SMK Taman Siswa
R-26 Teguh Imam Santosa, S.E. 37 SMK Taman Siswa
R-27 Dra. Warsini, M.M 55 SMK Taman Siswa
R-28 Dra. Yustina Indarti 58 SMk Antonius
R-29 Parto Wahyudi, B.A 51 SMk Antonius
R-30 Prawesti, S.Pd 46 SMk Antonius
R-31 Agung Baskoro, S.H 56 SMK YPE Semarang
R-32 Sri Hastuti, A.Md. 49 SMK YPE Semarang
R-33 Surati, S.Pd 39 SMK YPE Semarang
R-34 Dra.R.Wahyu Kusmawati 51 SMK YPE Semarang
R-35 Istiqomah, S.Pd 40 SMK YPE Semarang
R-36 Indah Murdjayanti W, S.Pd 47 SMK Pelita Nusantara 1
R-37 Dra. Suharti 52 SMK Pelita Nusantara 1
R-38 Dra.Nurhidayati 53 SMK Negeri 2 Semarang
R-39 Moch Fauzi Soleh, S.Pd 49 SMK Negeri 2 Semarang
R-40 Drs. Karyoso 50 SMK Negeri 2 Semarang
172
R-41 Drs. Slamet, M.Pd 52 SMK Negeri 2 Semarang
R-42 Dra. Wilujeng Handayani, M.Pd 46 SMK Negeri 2 Semarang
R-43 Siswanto 56 SMK Negeri 2 Semarang
R-44 Dra. Indah Sulistyawati 49 SMK Negeri 9 Semarang
R-45 Dra.Handayani 50 SMK Negeri 9 Semarang
R-46 Dra.Padmini Lestari 49 SMK Negeri 9 Semarang
R-47 Drs.Umar Said 45 SMK Negeri 9 Semarang
R-48 Heri Suwanto, S.Pd 61 SMK Negeri 9 Semarang
R-49 Dra. Wahyu H 60 SMK Negeri 9 Semarang
R-50 Sri Lestari, S.Pd 43 SMK Negeri 9 Semarang
173
Lampiran 42
174
Lampiran 43
175
Lampiran 44
176
Lampiran 45
177
Lampiran 46
178
Lampiran 47
179
Lampiran 48
180
Lampiran 49
181
Lampiran 50
182
Lampiran 51
Lampiran 52
183
184
Lampiran 53
185
Lampiran 54
186
Lampiran 55
187
Lampiran 56
188
Lampiran 57
189
Lampiran 58
190
Lampiran 59
DOKUMENTASI PENELITIAN