PENGARUH PEMBERIAN INFUSA UMBI BAWANG DAYAK
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS DIET TINGGI LEMAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Septiana
NIM : 158114068
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PEMBERIAN INFUSA UMBI BAWANG DAYAK
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS DIET TINGGI LEMAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Septiana
NIM : 158114068
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
You’ll never be brave
If you don’t get hurt.
You’ll never learn
If you don’t make mistake.
You’ll never be successful
If you don’t encounter failure
Only you can change your life
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan dan Sang Guru Buddha Gautama sumber kekuatanku
Papa, Mama, dan Kakak tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan-dorongan kepada
penulis untuk selalu berjuang
Sahabat-sahabatku untuk dukungan dan semangatnya
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kasih karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Infusa Umbi Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) terhadap kadar
kolesterol total pada tikus diet tinggi lemak” dapat penulis selesaikan dalam
rangka untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan naskah ini tidak
terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendukung penelitian
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Kepala Program Studi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendukung
penelitian.
3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M. P., Ph. D. selaku dosen pembimbing utama
yang telah membimbing penulis dan memberi saran bagi penulis dari awal
hingga akhir sehingga naskah skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si.,
Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan dukungan bagi
penulis sehingga dapat menyelesaikan naskah skripsi ini.
5. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingan, pendampingan, motivasi, dan dukungan kepada penulis selama
menjalani perkuliahan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
proses perkuliahan di Farmasi Universitas Sanata Dharma.
7. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
8. LPPT UGM yang membantu penulis dalam pengujian sampel selama skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Pak Heru, Pak Wagiran, Pak Mus, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Sigit, selaku
laboran Fakultas Farmasi yang telah membantu penulis dalam proses
pelaksanaan penelitian di laboratorium.
10. Kepada Orangtua tercinta Zailiha (Mama) dan Setiawan (Papa), kepada kakak
saya terkasih Bambang Setiawan (Alm) dan seluruh keluarga tercinta yang
telah memberikan dukungan, semangat, doa, motivasi dan kasih sayang yang
terus-menerus kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah
skripsi ini.
11. Sahabat dan orang terkasih penulis, Natanael Wijaya, Theresia Priska Ratrigis,
Kristina Monika Dafloresa, Anastasia Peni Hera, Eunike Meilani, Maria
Yolanda, Veronica Natasya yang selalu membantu, memotivasi penulis, dan
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
12. Meja 1 praktikum B2 2015 yaitu Oswin, Wikan, Elda, Anas, Ike, Tea yang
selalu memberi dukungan dan semangat pada saat perkuliahan di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
13. Teman-teman kelompok skripsi seperjuangan dalam melakukan proses
penelitian serta penyusunan naskah skripsi, Morita, Ida, dan Menur sudah
mendukung penulis dalam penyusunan naskah skripsi.
14. Teman-teman FSM B 2015 dan semua angkatan 2015 yang telah bersama-
sama berproses dan berbagi suka duka di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam proses
perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL .............................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PRAKATA ........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
INTISARI ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ...................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 4
Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 4
Pengumpulan Bahan Uji ........................................................................... 4
Determinasi Tanaman ............................................................................... 4
Pembuatan Simplisia dan Serbuk Umbi Bawang dayak ............................ 5
Penetapan Kadar Air Serbuk Umbi Bawang Dayak .................................. 5
Pembuatan Infusa Umbi Bawang Dayak ................................................... 5
Pengujian Kualitatif Flavonoid dengan Metode KLT ................................ 6
Penetapan Dosis ....................................................................................... 6
Aquadest ......................................................................................... 6
Infusa Umbi Bawang Dayak ............................................................ 7
Diet Tinggi Lemak .......................................................................... 7
Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji ...................................... 7
Pengukuran Kadar Kolesterol Total .......................................................... 8
Analisis Data Statistik .............................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 10
Determinasi Tanaman ............................................................................. 10
Serbuk Umbi Bawang Dayak .................................................................. 10
Penetapan Kadar Air Umbi Bawang Dayak ............................................ 11
Uji Kualitatif Flavonoid dengan Metode KLT ........................................ 11
Pengaruh Pemberian Infusa Umbi Bawang Dayak terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Tikus Diet Tinggi Lemak ..................................... 14
KESIMPULAN ................................................................................................. 22
SARAN ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23
LAMPIRAN ...................................................................................................... 30
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil Uji KLT Flavonoid ................................................................... 13
Tabel II. Rerata Kadar Kolesterol Total Pre-test Kelompok Perlakuan ............. 15
Tabel III. Rerata Kadar Kolesterol Total Kelompok Kontrol ............................. 15
Tabel IV. Rerata Kadar Kolesterol Total Pos-test Kelompok Perlakuan ............ 17
Tabel V. Uji Pos-Hoc Tukey Kadar Kolesterol Post-test Antar Kelompok ........ 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil uji KLT flavonoid infusa umbi bawang dayak (S) dengan
pembanding standar kuersetin (P) menggunakan fase diam silica gel
60 GF254 dan fase gerak toluen : etil asetat : asam format (8,5: 5,5 :1)
setelah penyemprotan AlCl3……………………...……………....12
Gambar 2. Umbi Bawang Dayak Segar............................................................ 39
Gambar 3. Sortasi Basah.................................................................................. 39
Gambar 4. Simplisia Umbi Bawang Dayak ..................................................... 39
Gambar 5. Serbuk Umbi .................................................................................. 39
Gambar 6. Pembuatan infusa ........................................................................... 39
Gambar 7. Infusa Umbi Bawang Dayak ........................................................... 39
Gambar 8. Kuning telur puyuh dan minyak babi .............................................. 40
Gambar 9. Campuran diet tinggi lemak ............................................................ 40
Gambar 10. Penetapan kadar air Serbuk ........................................................... 41
Gambar 11. Uji KLT ........................................................................................ 42
Gambar 12. Pengelompokan hewan uji ............................................................. 43
Gambar 13. Pemberian peroral diet tinggi lemak ............................................. 43
Gambar 14. Pemberian peroral infusa ............................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearence dari Fakultas Kedokteran UGM .............. 31
Lampiran 2 . Surat Pengesahan Determinasi Umbi Bawang Dayak................... 32
Lampiran 3 . Sertifikat Clinical Epidemiology & Biostatistics .......................... 33
Lampiran 4. Surat Keterangan Pembelian Hewan Uji ....................................... 34
Lampiran 5. Perhitungan Jumlah Sampel Hewan .............................................. 35
Lampiran 7. Umbi Bawang Dayak dan infusa umbi bawang dayak ................... 39
Lampiran 8. Diet tinggi lemak .......................................................................... 40
Lampiran 9. Penetapan Kadar Air..................................................................... 41
Lampiran 10. Identifikasi Flavonoid dengan Metode KLT................................ 42
Lampiran 11. Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji ................................. 43
Lampiran 12. Hasil Analisis Uji Normalitas Shapiro-Wilk ................................ 44
Lampiran 13. Hasil Uji Paired Sample Test ...................................................... 45
Lampiran 14. Homogenitas dan One Way ANOVA ........................................... 45
Lampiran 15. Uji Pos Hoc Tukey HSD ............................................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
INTISARI
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar kolesterol diatas normal. Hiperkolesterolemia merupakan risiko penyakit
aterosklerosis, jantung, stroke, dan diabetes mellitus. Flavonoid yang terkandung
didalam infusa umbi bawang dayak memiliki aktivitas penghambatan enzim
HMG-KoA reduktase sehingga terjadi penurunan kadar kolesterol. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa umbi bawang dayak
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada
tikus diet tinggi lemak. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan
desain penelitian pre-test and post-test control group design. Sebanyak 25 tikus
betina galur Sprague Dawley (SD) berumur 2-3 bulan dengan berat badan ± 150-
250 gram, dibagi acak dalam 5 kelompok. Kelompok I (kontrol negatif) diberi
aquadest dosis 13,33 g/ kgBB. Kelompok II (kontrol positif) diberi campuran
minyak babi dan kuning telur puyuh dosis adalah 3 g/150 gram BB . Kelompok
III, IV, dan V diberikan infusa umbi bawang dayak dengan tiga peringkat dosis
0,34; 0,67; 1,33 g/kgBB. Semuanya perlakuan diberikan secara per oral.
Pengukuran kadar kolesterol menggunakan darah tikus diambil pada hari ke-0
(pre-test) dan hari ke-30 (post-test). Data kadar kolesterol dianalisis menggunakan
Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data dan Paired T-test untuk melihat
signifikansi kadar kolesterol pre dan post kelompok kontrol, kemudian dilakukan
uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Pos Hoc Tukey data kolesterol
total post-test masing-masing kelompok perlakuan.
Hasil statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar
kelompok perlakuan (p<0,05). Hasil pengujian perbedaan antar kelompok
menunjukkan perlakuan dosis 0,34g/kgBB; dosis 0,67 g/kgBB; dan dosis 1,33
g/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kontrol
positif lemak 3 g/150 gramBB. Dosis 0,67 g/kgBB dan 1,33 g/kgBB menunjukkan
hasil yang tidak berbeda bermakna (p>0,05) terhadap kontrol negatif aquadest
13,33 g/kgBB. Kesimpulannya Infusa umbi bawang dayak memiliki kemampuan
untuk menurunkan kolesterol total secara bermakna (p<0,05)
Kata kunci : umbi bawang dayak, infusa, kolesterol total, hiperkolesterolemia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Hypercolesterolemia is a condition where there is an increase in
cholesterol levels above normal. Hypercolesterolemia is a risk of atherosclerosis,
heart disease, stroke, and diabetes mellitus. The flavonoids contained in dayak
infusion have HMG-CoA reductase enzyme inhibition activity in a decrease in
cholesterol levels.This research aims to investigate the influence of dayak onion
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) infusion towards to decrease total cholesterol
level of high fat diet mice. The current research was purely experimental using
pre-test and post-test control group design. As many as 25 female Sprague
Dawley (SD) mice of the age range between 2-3 months with body weights of ±
150-250 g were randomly divided into 5 groups. The mice in group 1 (negative
control group) were given 13.33 mg/kgBW aquadest.The mice in group 2 (positive
control group) were given the mixture of pork oil and quail egg yolk with a dose
of 3 g/150 grBW. The mice in group III, IV, and V were infused with dayak onion
with 3 different levels of dosages, 0.34 g/kgBW; 0.67 g/kgBW; and 1.33 g/kgBW,
respectively. They were given orally to the mice. The measurement of cholesterol
levels using the mice’s blood was done on day 0 (pre-test) and day 30 (post-test).
The data of cholesterol level were analyzed using the Shapiro-Wilk to see data
distribution and Paired T-test to see the significance cholesterol level between the
pre and the post of control group before they were tested using One Way ANOVA
and Post Hoc Tukey total cholesterol data post-test for each treatment group.
The statistic result showed that there was a significant difference among
the treatment groups with (p<0,05). The test of differences among groups
revealed that dosage 0.34 g/kgBW; 0.67 g/kgBW ;and dosage 1.33 g/kgBW
treatments gave significant similar result (p<0,05) on the positive control group
fat 3 g/150 gBW. The dose of 0.67 g / kgBW and 1.33 g / kgBB showed that were
not significantly different result (p> 0.05) on the negative control aquadest 13.33
g / kgBW. In conclusion, dayak onion infusion was able to significantly reduce
cholesterol level (p< 0.05).
Keywords : dayak onion, infusion, cholesterol, hypercholesterolemia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kolesterol adalah lemak yang diperlukan untuk fungsi membran, sintesis
garam empedu, vitamin D, dan steroid. Kolesterol sebagian berasal dari produk
hewani dan sintesis de novo dalam sel-sel penghasil steroid di hati (Ronner, 2018).
Kolesterol di sintesis dalam sitosol dari HMG-KoA yang berasal dari asetil-KoA
kemudian HMG-KoA reduktase yang mengkatalisasi jalur sintesis kolesterol
(Ronner, 2018). Kolesterol sangat mudah menempel kemudian membentuk plak
pada dinding pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan deposit lemak yang
akan menyebabkan aterosklerosis (Murray dkk., 2009). Secara normal tubuh
memproduksi kolesterol dalam jumlah tepat, namun kecenderungan
mengkonsumsi makanan hewani dengan lemak yang tinggi dapat memicu
kelebihan kolesterol dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan arterosklerosis yang
selanjutnya berpotensi menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Katzung
dan Bertram, 2010). Hiperkolesterolemia merupakan penyakit gangguan
metabolisme kolesterol yang disebabkan kadar kolesterol dalam darah melebihi
batas normal (Ronner, 2018).
Hasil riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2013 melaporkan bahwa
penduduk dengan usia diatas 15 tahun nilai kolesterol total diatas normal yaitu
35,9% dan prevalensi penyakit jantung, diabetes, dan stroke sebesar 9,5% ; 2,1% ;
dan 12,1% (Anonim, 2013). Berdasarkan World Health Organization (WHO)
peningkatan kolesterol meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Secara
global, sepertiga penyakit jantung iskemik disebabkan oleh kolesterol tinggi.
Secara keseluruhan, peningkatan kolesterol diperkirakan menyebabkan 2,6 juta
kematian (4,5% dari total) dan 29,7 juta cacat hidup (WHO, 2018). Berdasarkan
penelitian Firdiansyah (2014) terdapat hubungan signifikan peningkatan kadar
kolesterol total dengan kejadian penyakit jantung koroner.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2007) di Indonesia
terdapat kurang lebih 30.000 spesies tumbuhan, 9.600 spesies diantaranya
berkhasiat sebagai obat. dan kurang lebih 300 spesies telah digunakan sebagai
bahan obat tradisional oleh industri obat tradisional. Tanaman obat herbal
memiliki efek samping yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sintesis (Nursiyah, 2013). Bawang dayak merupakan tanaman khas Kalimantan
dan merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat untuk kesehatan
(Galingging, 2009). Suku Dayak telah turun-menurun menggunakan bawang
dayak untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti kanker, tekanan darah
tinggi, diabetes mellitus, kolesterol, dan bisul (Kuntorini dan Astuti, 2010; Arung
dkk., 2009). Beberapa manfaat dari umbi bawang dayak telah banyak diteliti yaitu
sebagai antidiabetes (Febrinda, 2014; Arwati dkk., 2018), antibakteri (Harlita dkk.,
2018), antikanker (Fitri dkk., 2014), antihipertensi (Bahtiar dan Chumala, 2018).
Umbi bawang dayak merupakan salah satu sumber flavonoid yang berpotensi
sebagai antioksidan. Kemampuan umbi bawang dayak sebagai anti oksidan telah
banyak diteliti (Sulastri dkk., 2015; Febrinda dkk., 2013; Kuntorini dan Astuti,
2010 ; Sharon dkk., 2013 ; Setiawan dan Febriyanti, 2017). Skrining fitokimia
yang dilakukan oleh Pratiwi dkk. (2013) ekstrak etanol 70% umbi bawang dayak
mengandung senyawa flavonoid, saponin, fenolik dan tanin. Skrining fitokimia
yang dilakukan dan Setiawan dan Febriyanti (2017) ekstrak etanol 96% umbi
bawang dayak mengandung flavonoid, fenolik, alkaloid, saponin, dan tanin.
Mekanisme penurunkan kolesterol oleh flavonoid terjadi ketika analog
dengan substrat yaitu HMG-KoA yang diubah menjadi asam mevalonat dengan
enzim HMG-KoA reduktase dan flavonoid merupakan inhibitor dari enzim HMG-
KoA reduktase sehingga menekan biosintesis kolesterol (Rahmania dkk., 2017 ;
Son dkk., 2018). HMG-KoA reduktase merupakan prekursor pembentukan
kolesterol dimana enzim ini akan mengkatalis perubahan HMG-KoA menjadi
mevalonat kemudian pembentukan isoprenoid, skualen, lanosterol dan
pembentukan kolesterol (Murray dkk., 2009). Penelitian Ismawati dkk. (2012)
menunjukkan bahwa senyawa flavonoid dalam air perasan umbi bawang merah
memiliki aktivitas hipolipidemik terhadap kadar kolesterol total plasma mencit.
Penelitian Binawati and Ngadiani (2017) menunjukkan ekstrak etanol 96% umbi
bawang dayak mampu menurunkan kadar kolesterol, namun penurunannya tidak
bermakna karena pemberian hanya dilakukan selama 7 hari.
Senyawa lain yang juga berperan dalam penurunan kadar kolesterol
adalah tanin dan saponin. Tanin juga mampu menurunkan kadar kolesterol pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tikus yang diberi diet lemak tinggi (Gato dkk., 2013). Saponin juga mampu
menurunkan kadar kolesterol serum asupan saponin meningkatkan output
kolesterol di tinja (Liu dkk., 2016). Penelitian Kusuma dkk. (2016) menunjukkan
ekstrak umbi bawang dayak mampu menurunkan kadar kolesterol total pada tikus
hiperkolesterolemia. Penelitian Saragih dkk. (2014) juga menyatakan bahwa
konsumsi umbi bawang dayak dua kali sehari pada manusia selama 7 hari dapat
menurunkan kadar kolesterol 5,33 mg/dL (tidak berbeda bermakna). Menurut
penelitian Jannah dkk. (2018) pemberian ekstrak umbi bawang dayak selama 2
minggu mampu menurunkan kadar kolesterol total tidak bermakna. Selain itu obat
sintesis yang digunakan untuk menurunkan kolesterol adalah simvastatin yang
memiliki mekanisme kerja yang sama dengan flavonoid dalam umbi bawang
dayak yaitu menghambat HMG KoA reduktase (Mescape, 2018), sehingga
harapannya masyarakat dapat menggunakan umbi ini sebagai alternatif
pengobatan untuk hiperkolesterolemia.
Metode infusa dipilih karena mempunyai berbagai keunggulan yaitu
mudah, murah dalam penggunaanya, lebih aplikatif digunakan pada masyarakat
dan lebih mendekati cara pembuatan obat tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat dengan melakukan perebusan. Aquadest yang digunakan sebagai
pelarut infusa mampu melarutkan flavonoid dengan prinsip like dissolve like
dimana senyawa polar akan mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa non
polar juga akan mudah larut dalam pelarut non polar, flavonoid adalah senyawa
polar karena ada gugus hidroksil dan air juga merupakan pelarut yang polar
(Gilbert dkk., 2016). Harapannya infusa dapat melarutkan senyawa flavonoid
yang terkandung dalam umbi bawang dayak dan senyawa polar lainnya.
Penelitian sebelumnya yang menguji pengaruh umbi bawang dayak
terhadap kolesterol diantaranya dengan ekstrak etanol 96% (Binawati dan
Ngadiani, 2017; Jannah dkk., 2018), ekstraksi etanol 70% (Purnamasari dan
Bahtiar, 2018; Kusuma dkk., 2016). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik
melakukan penelitian umbi bawang dayak khususnya karena masih belum ada
penelitian efek penurunan kadar kolesterol total oleh pemberian umbi bawang
dayak dengan menggunakan metode infusa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Penelitian
Oven (Memmert®), mesin penyerbuk (Retsch), ayakan nomor 40, alat-
alat gelas (gelas beker, erlenmayer, pipet tetes, gelas ukur, pipet volume batang
pengaduk, cawan porselin), alumunium foil, pisau, panci infusa, kain flannel, hot
plate , timbangan analitik (Mettler Toledo®), stopwatch, thermometer, spuit, dan
jarum sonde, moisture balance (Halogen Moisture Analyzer HG53), pipa
hematokrit Na-Heparin, tabung eppendorf, spektrofotometer, sinar UV 254 dan
365, chamber, mikropipet, oven.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Hewan uji yang
digunakan adalah tikus galur Sprague Dawley (SD) yang berjenis kelamin betina
umur 2 – 3 bulan dan berat badan 150 – 250 g yang diperoleh dari perternakan
hewan uji UD. Abadi Jaya dijalan Ring Road Utara, Gandok gg. Narodo No. 3x,
Condong Catur, Depok Sleman, Yogyakarta dan telah mendapat Ethical
Clearance dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dengan nomer referensi KE/FK/1273/EC/2018 (Lampiran 1). Umbi
bawang dayak usia 3 bulan, aquadest, minyak babi, kuning telur puyuh, silika gel
60 F254 , toluene : etil asetat : asam format, pereaksi AlCl3 yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tata Cara Penelitian
Pengumpulan Bahan Uji
Umbi bawang dayak segar berwarna merah dengan usia panen 3 bulan
diperoleh dari Jl. Dharma Bakti 1 No.6, Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Kubu
Raya, Provinsi Kalimantan Barat.
Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman menggunakan ciri-ciri yang terdapat pada tanaman
bawang dayak dengan menggunakan tanaman utuh dari bawang dayak yang
meliputi daun, batang, umbi, bunga, dan akar yang dilakukan di Laboratorium
Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pembuatan Simplisia dan Serbuk Umbi Bawang dayak
Sampel umbi bawang dayak sebanyak 5 kg disortasi basah, dicuci dengan
air mengalir hingga bersih. Kulit bawang dikupas dan diambil bagian bawang
tanpa kulit. Bawang dirajang terlebih dahulu menjadi lebih kecil, kemudian
disebarkan pada tampah dan di oven pada suhu 45-50°C selama 24 jam hingga
kulit menjadi benar-benar kering kemudian distortasi kering setelah itu diserbuk
dengan menggunakan mesin penyerbuk. Serbuk simplisia yang telah didapatkan
kemudian diayak menggunakan ayakan nomor 40 dan 60 untuk mendapatkan
derajat kehalusan yang sesuai (Depkes RI, 2008). Adanya keterbatasan alat,
sehingga pengayakan serbuk yang digunakan hanya ayakan nomor 40.
Penetapan Kadar Air Serbuk Umbi Bawang Dayak
Penetapan kadar air dari serbuk bertujuan untuk mengetahui serbuk yang
digunakan telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10%
(BPOM, 2014). Uji kadar air dilakukan di Laboratorium Formulasi dan Teknologi
Sediaan Padat Universitas Sanata Dharma dengan menguji 5 g serbuk kering umbi
bawang dayak serbuk ke dalam alat moisture balance. Alat akan memanaskan
sampel hingga 120°C dalam waktu 15 menit akan berhenti dengan otomatis
apabila telah mencapai bobot tetap dan muncul nilai persen kadar kemudian
direplikasi 3x. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam serbuk, hal ini
berkaitan dengan kualitas dan waktu penyimpanan serbuk umbi bawang dayak
yang digunakan dalam penelitian (Latimer, 2016).
Pembuatan Infusa Umbi Bawang Dayak
Serbuk kering umbi bawang dayak ditimbang 10 gram kemudian
dimasukkan ke dalam panci infusa dan ditambahkan 100 mL aquadest kemudian
dipanaskan diatas hotplate pada suhu 90oC selama 15 menit. Waktu 15 menit
dihitung setelah suhu larutan telah mencapai suhu 90oC. Setelah 15 menit,
campuran tersebut diambil dan diperas menggunakan kain flannel kemudian
ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa
100 mL pada labu takar (BPOM, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pengujian Kualitatif Flavonoid dengan Metode KLT
Pengujian flavonoid yang terkandung dalam umbi bawang dayak
dilakukan dengan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Pemilihan eluen
berdasarkan penelitian sebelumnya Kumar (2015) membandingkan 3 jenis
bawang untuk melihat kandungan flavonoid yaitu kuersetin. Plat KLT sebelumnya
harus diaktivasi terlebih dahulu dengan cara diletakan di oven dengan suhu 100
OC selama kurang lebih 1 jam untuk menghilangkan air yang terdapat pada plat
KLT (Komsta dkk., 2013). Fase diam yang digunakan yakni silika gel 60 F254 dan
fase gerak toluene : etil asetat : asam format (8,5: 5,5: 1) dijenuhkan dengan
kertas saring terlebih dahulu sebelum digunakan. Senyawa standar pembanding
yaitu senyawa kuersetin 1 mg/ml dilarutkan dengan pelarut yang sama yaitu
aquadest dan ditotolkan 10 𝜇𝑙. Sampel infusa bawang dayak 10 gram/ 100 mL
ditotolkan 10 𝜇𝑙 pada plat KLT 5 x 15 cm dengan jarak 1 cm. Totolan pada plat
KLT di angin-anginkan hingga kering lalu dimasukkan ke chamber yang sudah
dijenuhkan sebelumnya dan dibiarkan elusi, setelah elusi mencapai 10 cm di
angkat dan di angin-anginkan hingga kering dan disemprot dengan pereaksi AlCl3.
Plat dilihat dibawah sinar UV254 dan UV365 kemudian dihitung nilai Rf infusa
umbi bawang dayak yang dibandingkan dengan Rf senyawa standart kuersetin
(Kumar dkk., 2015).
Penetapan Dosis
Aquadest
Penentuan dosis aquadest yang diberikan kepada tikus sebagai kontrol
negatif dengan menggunakan berat badan rata-rata tikus yaitu 150 gram dan
menggunakan volume pemberian injeksi 2 mL sisanya diberikan space untuk
tikus makan pakan. Konsentrasi aquadest adalah 1 g/mL
D x BB = C x V
D x 0,15 kg = 1 g/mL x 2 mL
D = 13,33 g/ kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Infusa Umbi Bawang Dayak
Infusa yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan
menggunakan melarutkan 10 gram serbuk dalam 100 mL pelarut sehingga
didapatkan konsentrasi 10% (b/v) (BPOM RI, 2010). Berikut adalah perhitungan
dosis, dengan pertimbangan BB tikus rata-rata 150 gram dan volume pemberian
tikus 2 mL :
Dosis x BB = C x V
Dosis x 0,15 kg = 0,1 g/mL x 2 mL
Dosis = 1,33 g/kgBB (dosis tiga)
Dosis dua ditentukan dengan cara 1,33 g/kg BB
2 = 0,67 g/kgBB
Dosis satu ditentukan dengan cara 0,67 g/kg BB
2 = 0,34 g/kgBB
Jadi peringkat dosis yang digunakan adalah 1,33 g/kg BB ; 0,67 g/kgBB ; 0,34
g/kgBB.
Diet Tinggi Lemak
Berdasarkan uji orientasi 1 : 1 (1,5 mL kuning telur puyuh + 1,5 mL
minyak babi). Dimana 1,5 mL minyak babi setara dengan 1,2 gram dan 1,5 mL
kuning telur setara dengan 1,8 gram. Kemudian dosis yang diberi pada tikus
adalah 3 g/150 gramBB. Kedua bahan dicampur dan diaduk dalam gelas beker
dan telah lolos spuit dan sonde kemudian diambil volume dosisnya sesuai BB
tikus.
Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji
Pada penelitian ini digunakan hewan uji sebanyak 25 ekor tikus.
Pengelompokan hewan uji terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok
berisi 5 ekor tikus yang dipilih secara acak. Tikus ditimbang terlebih dahulu
sebelum memulai perlakuan untuk mendapatkan tikus dengan bobot 150-250 g
dengan usia 2-3 bulan. Tikus dibeli dengan bobot ± 130 gram dan di beri pakan
untuk menaikkan bobot sesuai dengan kriteria. Bobot dan umur tikus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diseragamkan tujuannya agar variasi biologis antar hewan uji lebih kecil dan dapat
memberikan respon yang relatif seragam.
Hewan uji diberi pakan diet lemak tinggi pada pukul 08.00 WIB dan
diberi infusa umbi bawang dayak pada pukul 16.00 WIB selama 1 bulan.
Kemudian lihat kadar kolesterol total pada hari ke-0 dan hari ke-30 dengan
menggunakan metode CHOD-PAP di LPPT Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Berikut adalah pembagian kelompok hewan uji :
Kelompok kontrol negatif : aquadest dosis 13,33 g/KgBB
Kelompok kontrol positif : diet tinggi lemak dosis 3 g/150 gram BB
Kelompok perlakuan I (dosis 1) : dosis infusa 0,34 g/KgBB + diet tinggi lemak
Kelompok perlakuan II (dosis 2) : dosis infusa 0,67 g/KgBB + diet tinggi lemak
Kelompok perlakuan III (dosis 3) : dosis infusa 1,33 g/KgBB + diet tinggi lemak
Pengukuran Kadar Kolesterol Total
Kadar kolesterol diukur sebanyak 2 kali yaitu pre-test (sebelum diberi
perlakuan) pada hari ke-0 dan post-test (sesudah diberi perlakuan) pada hari ke-30.
Pengecekan kadar kolesterol tikus dengan menggunakan sampel darah,
sebelumnya tikus akan dipuasakan selama 12 jam tujuannya agar tidak ada
pengaruh makanan atau faktor lain yang mempengaruhi kadar kolesterol sehingga
meminimalisir bias. Darah akan diambil dari bagian plexus retroorbitalis
sebanyak 1,5 mL dengan menggunakan pipa hematokrit kemudian akan
didapatkan serum untuk dilakukan pengukuran kadar kolesterol total.
Penetapan kadar akan dilakukan di LPPT Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Berikut adalah langkah-langkah yang digunakan untuk menetapan
kadar kolesterol yang dilakukan oleh LPPT UGM. Sampel darah akan disentrifuse
pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit atau 12.000 rpm selama 2 menit pada
suhu ruang. Hasilnya akan didapatkan serum (bagian atas) dan dipindahkan
kedalam tabung baru. Reagen yang digunakan adalah reagent kit kolesterol
(dyasis). Blanko yang digunakan yaitu aquadest 10 ul dan reagent kit kolesterol
(dyasis) 1000 ul. Standard berupa 20 mg/dL 10 ul dan reagent kit kolesterol
(dyasis) 1000 ul. Sampel nya berupa serum 10 ul dan reagen diasis 1000 ul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Campur masing-masing dengan seksama menggunakan vortex-mixer hingga
homogen dan diinkubasi pada suhu kamar (20-25oC) selama 10 menit pada suhu
370 C. Pengukran digunakan alat Photometer Micolab 300 dengan panjang
gelombang (λ) 546 nm. Kemudian didapatkan perhitungan kadar dengan rumus
sebagai berikut :
Kadar kolesterol = Abs sampel
Abs standar x konsentrasi standar (200 mg/dL)
Analisis Data Statistik
Data dianalisis secara statistik dengan SPSS. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel yang digunakan
sedikit yaitu kurang dari 50, apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka data
terdistribusi normal. Untuk mengetahui perbedaan signifikansi antar kelompok
pre dan post dialakukan uji Paired Sample T-test untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan rata rata dua sampel yang berpasangan. Dilakukan uji
homogenitas untuk melihat varians kelompok homogen jika (p)>0,05 berarti data
homogen. Apabila data terdistribusi normal dan variasi data sama (homogen)
maka dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%,
tetapi jika data terdistribusi tidak normal maka digunakan uji Kruskal-Wallis.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok tidak
berpasangan yang lebih dari dua kelompok. Kemudian bila pada uji ANOVA satu
arah atau Kruskal-Wallis menghasilkan nilai probabilitas (p) <0,05 yaitu paling
tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang
bermakna sehingga dilanjutkan dengan analisis Post- Hoc.
Uji Pos-Hoc untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara
bermakna dengan membandingkan antar kelompok. Alat yang digunakan untuk
melakukan analisis Post-Hoc pada data yang terdistribusi tidak normal adalah
dengan uji Mann-Whitney, sedangkan apabila data terdistribusi normal digunakan
Tukey LSD. Jika diperoleh nilai probabilitas (p) <0,05 maka dapat diartikan
terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara kedua kelompok data, jika
diperoleh probabilitas (p) >0,05 maka dapat diartikan perbedaan tersebut tidak
bermakna (Dahlan, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Pada penelitian ini menggunakan umbi bawang dayak yang akan diuji
aktivitasnya. Umbi bawang dayak ini diperoleh dari Jl. Dharma Bakti 1 No.6,
Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.
Determinasi dilakukan tujuannya untuk memastikan bahwa umbi bawang dayak
yang akan digunakan untuk penelitian memang benar adalah umbi bawang dayak.
Determinasi umbi bawang dayak dilakukan di Fakultas Biologi, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil determinasi (Lampiran 2) menunjukkan bahwa
umbi tersebut adalah umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.).
Serbuk Umbi Bawang Dayak
Bagian umbi yang masih segar seberat ± 5 kg disortasi basah untuk
memilih umbi yang segar memisahkannya dengan bagian tumbuhan lain yang
tidak diinginkan. Kemudian dicuci dan dibersihkan dengan air mengalir
tujuannya untuk menghilangkan kotoran seperti tanah, pasir, atau pengotor
lainnya dan kemudian ditiriskan. Umbi bawang dayak yang sudah bersih dirajang
untuk memperbesar luas permukaan sehingga mempercepat proses pengeringan,
dalam proses perajangan jangan terlalu tebal atau terlalu tipis, jika terlalu tipis
dikhawatirkan senyawa aktif akan hilang namun jika terlalu tebal maka proses
pengeringan simplisia lebih lama.
Pengeringan umbi bawang dayak dilakukan dengan disebarkan pada
tampah dan di oven pada suhu 45-50°C selama 24 jam hingga benar-benar kering.
Menurut BPOM (2014) suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60°C agar
tidak merusak senyawa aktif didalamnya. Simplisia yang sudah kering disortasi
kering untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang tidak diharapkan agar tidak
bercampur dengan simplisia umi bawang dayak. Simplisia diserbuk dengan
menggunakan mesin penyerbuk. Serbuk simplisia yang telah didapatkan
kemudian di ayak menggunakan ayakan nomor 40 dan 60 (Depkes RI, 2008).
Namun karena keterbatasan alat maka pengayakan menggunakan nomor 40 saja
untuk mendapatkan derajat kehalusan tidak terlalu kasar maupun terlalu halus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sehingga serbuk dapat terlarut dalam pelarut yang sesuai karena luas
permukannya sesuai. Serbuk umbi bawang dayak disimpan dalam toples/wadah
tertutup rapat yang diberi silica gel untuk menyerap lembab. Preparasi serbuk
umbi bawang dayak dapat dilihat pada (Lampiran 7).
Penetapan Kadar Air Umbi Bawang Dayak
Penetapan kadar air serbuk umbi bawang dayak bertujuan untuk
mengetahui kadar air pada serbuk umbi bawang dayak yang akan digunakan untuk
penelitian dan telah memenuhi persyaratan kadar air yang baik. Penetapan kadar
air ini dilakukan Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat
Universitas Sanata Dharma. Dari hasil yang didapat kadar air dilakukan 3x
replikasi dengan hasil yaitu 8,525% ; 8,719% ; 9,167% sehingga didapatkan rata-
rata 8,804%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa serbuk umbi
bawang dayak yang digunakan telah memenuhi syarat kadar air yang baik yaitu
kurang dari 10% (BPOM, 2014). Kadar air serbuk dapat dilihat pada (Lampiran 9).
Uji Kualitatif Flavonoid dengan Metode KLT
Uji kualitatif flavonoid bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa
flavonoid dalam serbuk umbi bawang dayak dengan metode Kromatografi Lapis
Tipis (KLT). Prinsip metode KLT adalah pemisahan suatu senyawa berdasarkan
distribusi dua fase yaitu fase diam dan fase gerak (Rohman, 2009). Pemisahan
KLT berdasarkan prinsip like dissolve like, yaitu didasarkan pada kepolaran analit
yang akan mempengaruhi interaksinya dengan fase diam dan fase gerak. Apabila
kepolaran analit lebih menyerupai kepolaran fase gerak maka analit akan larut dan
terbawa oleh fase gerak disepanjang permukaan fase diam melalui gaya kapiler.
Sebaliknya, jika kepolaran analit menyerupai fase diam maka analit akan
tertinggal di fase diam (Lade dkk., 2014).
Pada Uji Kualitatif flavonoid dilakukan deteksi bercak dengan sinar UV
254 bewarna hijau dan UV 365 berwarna biru, sedangkan bercak fraksi tidak
tampak sehingga dilakukan penyemprotan AlCl3 hingga tampak warna kuning.
Hasil pengujian kualitatif flavonoid dapat dilihat pada (Gambar 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
A B C
Gambar 1. Hasil uji KLT flavonoid infusa umbi bawang dayak (S)
dengan pembanding standar kuersetin (P) menggunakan
fase diam silica gel 60 GF254 dan fase gerak toluen : etil
asetat : asam format (8,5 : 5,5 : 1) setelah penyemprotan
AlCl3
Keterangan :
A : Deteksi panjang gelombang 254 nm
B : Deteksi panjang gelombang 365 nm
C : Deteksi cahaya tampak
Bercak yang telah dielusi dengan fase gerak dikeringkan dengan cara di
angin-anginkan dan diamati dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 dan
365 dan cahaya tampak dan dihitung nilai Rf masing-masing bercak. Warna
bercak uji KLT flavonoid dapat dilihat pada tabel I.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rf
0
0,1
0,2
0,
3
0,3
0,4
0,6
0,5
0,7
0,8
0,9
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel I. Hasil Uji KLT Flavonoid
Panjang gelombang Sampel Nomor bercak Rf Warna
254 nm S 1 0,34 Biru Hijau
2 0,57 Hijau
P 3 0,25 Hijau
365 nm S 4 0,21 Biru
5 0,34 Biru muda
6 0,57 Biru
P 7 0,25 Biru
Cahaya tampak S 8 0,57 Kuning
P 9 0,25 Kuning
Keterangan
S : Sampel infusa umbi bawang dayak
P : Pembanding kuersetin
Berdasarkan (Tabel I) didapatkan nilai Rf infusa umbi bawang dayak
pada pengamatan cahaya tampak yaitu 0,57 dan Rf standar kuersetin 0,25.
Berdasarkan hasil pengamatan warna bercak pada cahaya tampak antara infusa
dengan standar kuersetin sama yaitu berwarna kuning setelah disemprot preaksi
AlCl3 sehingga dapat disimpulkan bahwa infusa umbi bawang dayak mengandung
flavonoid, sedangkan jika dilihat dari nilai Rf yang berbeda antara infusa umbi
bawang dayak dan kuersetin maka flavonoid yang terdapat dalam infusa umbi
bawang dayak bukan jenis kuersetin. Hal ini selaras dengan penelitian
sebelumnya yaitu dalam infusa umbi bawang dayak tersebut mengandung positif
flavonoid (Laby dkk., 2017 ; Dominius, 2015 ; Muthia dan Astuti, 2018) dan
menurut penelitian Bahtiar and Annisa (2018) umbi bawang dayak mengandung
flavonoid yang ditandai dengan warna kuning pada plat setelah disemprot
pereaksi AlCl3. Namun penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Rosa (2013)
yang menyebutkan jenis flavonoid yang terkandung dalam bawang dayak yaitu
kuersetin dan penelitian Kwak dkk. (2017) jenis kandungan bawang merah dan
bawang bombay adalah kuersetin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasarkan (Tabel I) didapatkan baik infusa atau kuersetin sama-sama
menunjukkan warna yang sama pada UV254 berflurosensi hijau, pada UV365
berfluorosensi biru dan setelah disemprot pereaksi AlCl3 berwarna kuning.
Menurut Markham (1988), terdapat penafsiran warna bercak dari segi struktur
flavonoid, dimana pada sinar UV 365 nm sebelum dan sesudah diuapkan dengan
ammonia terdapat noda fluoresensi biru. Pada cahaya tampak setelah dielusi
bercak tidak terlalu jelas, sehingga dilakukan penyemprotan AlCl3. Tujuan
penyemprotan AlCl3 untuk mendeteksi adanya senyawa flavonoid di dalam
sampel, yang ditunjukkan dengan warna kuning (Lade dkk ., 2014). Warna bercak
kuning dihasilkan dari reaksi antara AlCl3 dengan gugus hidroksil dan keton yang
bersebelahan atau dengan gugus ortohidroksi pada senyawa flavonoid membentuk
kompleks flavonoid - AlCl3 (Andersen and Markham, 2006).
Pengaruh Pemberian Infusa Umbi Bawang Dayak terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Tikus Diet Tinggi Lemak
Data kadar kolesterol total pada (Lampiran 6) distatistik dengan
menggunakan SPSS untuk menentukan apakah ada pengaruh pemberian infusa
umbi bawang dayak terhadap kadar kolesterol total. Pada penelitian ini taraf
kepercayaan yang digunakan untuk statistik adalah 95%. Hasil pengukuran
dianalisis secara statistik dengan uji Shapiro-Wilk untuk melihat data terdistribusi
normal atau tidak secara statistik. Penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk
karena sampel yang digunakan sedikit yaitu kurang dari 50, hasilnya bahwa data
terdistribusi secara normal (p>0,05) (Lampiran 12). Pengujian data akan
dilanjutkan dengan Uji homogenitas (Test of Homogenity of Variance) dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu varian (keseragaman data)
kelompok bersifat homogen (seragam) atau heterogen (tidak seragam).
Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai signifikansi 0,152 (p > 0,05) maka dapat
diartikan bahwa varian data kadar kolesterol pos-test masing-masing kelompok
adalah seragam atau homogen (Lampiran 14). Berikut adalah rerata kadar
kolesterol total pre-test (sebelum perlakuan) masing-masing kelompok dapat
dilihat pada (Tabel II).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel II. Rerata Kadar Kolesterol Total Pre-test Kelompok Perlakuan
Kelompok perlakuan Mean ± SD
Kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB 48,96 ± 2,51
Kontrol positif lemak 3 gram/ 150 gramBB 55,44 ± 6,44
Dosis I 0,34 g/kgBB 47,34 ± 4,71
Dosis II 0,67 g/kgBB 52,78 ± 12,15
Dosis III 1,33 g/kgBB 41,94 ± 11,43
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata sampel yang
berpasangan dan melihat apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak antara
kadar kolesterol pre-test dan post-test pada kelompok kontrol maka dilakukan uji
Paired T-test. Uji Paired T-test rerata kadar kolesterol total kelompok kontrol
positif dan negatif dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Rerata Kadar Kolesterol Total Kelompok Kontrol
Kelompok Mean ± SD Selisih ± SD Confidence P-Value
interval 95%
Pre kontrol (-) 48,96 ± 2,51
0,46 ± 1,47 (-1,37) – 2,29 0,524**
Post kontrol (-) 49,42 ± 3,83
Pre kontrol (+) 55,44 ± 6,44
76,06 ± 8,21 65,86 - 86,26 0,000*
Post kontrol (+) 131,50 ±11,02
Keterangan :
Kontrol negatif : Aquadest 13,33 g/ kgBB
Kontrol positif : Diet tinggi lemak 3 gram/ 150 gram BB
SD : Standart Deviasi
* : Nilai (p) <0,05 berarti data berbeda bermakna
** : Nilai (p) >0,05 berarti data berbeda tidak bermakna
Pre : Sebelum perlakuan
Post : Sesudah perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan hasil statistik (tabel III) didapatkan nilai rerata kadar
kolesterol dan signifikansi kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi
perlakuan. Kelompok kontrol negatif yang diberi perlakuan aquadest 13,33 g/
kgBB memiliki rerata kadar kolesterol sebelum perlakuan 48,96 ± 2,51 dan
sesudah perlakuan 49,42 ± 3,83. Nilai signifikansi sebelum dan sesudah diberi
perlakuan secara statistik 0,524 (p > 0,05), hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
yang bermakna antara kadar kolesterol sebelum dan sesudah diberi aquadest. Hal
ini menunjukkan aquadest sebagai pelarut yang digunakan dalam pembuatan
infusa tidak memberikan pengaruh menaikkan atau menurunkan kadar kolesterol.
Berdasarkan hasil statistik (tabel III) kelompok kontrol positif yang
diberi perlakuan diet tinggi lemak dosis 3 gram/150 gramBB memiliki rerata
kadar kolesterol sebelum perlakuan 55,44 ± 6,44 dan sesudah perlakuan 131,50 ±
11,02. Nilai signifikansi sebelum dan sesudah diberi perlakuan secara statistik
0,000 (p < 0,05), dengan demikian dapat diartikan bahwa pemberian diet tinggi
lemak (campuran minyak babi dan kuning telur puyuh) mampu menaikkan kadar
kolesterol secara bermakna. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Kusuma dkk.
(2016) bahwa penginduksian kuning telur dan minyak babi dapat menyebabkan
tikus menjadi hiperkolesterol. Peningkatan kolesterol dikarenakan adanya
konsumsi asam lemak jenuh yang berasal dari minyak babi dan kuning telur.
Setiap 100 gram minyak babi mengandung asam lemak jenuh, yaitu asam palmitat
26 gram, asam stearat 14 gram, asam oleat 44 gram dan asam linoleat 10 gram
(Zamora, 2018). Kandungan kolesterol rata-rata kuning telur puyuh jauh lebih
tinggi jika dibandingkan dengan telur ayam dan telur bebek (Aziz dkk., 2012).
Pengujian statistik dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA dapat
dilakukan karena telah memenuhi syarat yaitu data terdistribusi normal dan varian
antar kelompok harus homogen. Hasil statistik uji One Way ANOVA 0,000 (p <
0,05) artinya paling tidak terdapat 2 kelompok atau lebih yang berbeda. Untuk
mengetahui kelompok mana saja yang memiliki kadar kolesterol yang berbeda
dan yang sama secara statistik, maka dilakukan uji dengan membandingkan rerata
kadar kolesterol total post-test (sesudah perlakuan) antar kelompok pada (Tabel
IV) dan dilanjutkan dengan uji Pos-Hoc Tukey pada (tabel V).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel IV. Rerata Kadar Kolesterol Total Pos-test Kelompok Perlakuan
Kelompok perlakuan Mean ± SD
Kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB 49,42 ± 3,83
Kontrol positif lemak 3 gram/ 150 gram BB 131,50 ±11,02
Dosis I 0,34 g/kgBB 71,18 ± 10,62
Dosis II 0,67 g/kgBB 62,28 ± 11,36
Dosis III 1,33 g/kgBB 39,20 ± 14,27
Tabel V. Uji Pos-Hoc Tukey Kadar Kolesterol Post-test Antar Kelompok
Kelompok
Aquadest
13,33 g/
kg BB
lemak
dosis 3 g/
150 gram
BB
Infusa
dosis 0,34
g/kgBB
Infusa
dosis 0,67
g/kgBB
Infusa
dosis 1,33
g/kgBB
Aquadest 13,33
g/ kg BB
BB
BB
BTB
BTB
lemak dosis 3 g/
150 gram BB
BB
BB
BB
BB
Infusa dosis
0,34 g/kgBB
BB
BB
BTB
BB
Infusa dosis
0,67 g/kgBB
BTB
BB
BTB
BB
Infusa dosis
1,33 g/kgBB
BTB
BB
BB
BB
Keterangan :
BB : Berbeda bermakna (p<0,05)
BTB : Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan analisis statistik (Tabel V) rerata kadar kolesterol total
kelompok kontrol positif lemak dosis 3 g/ 150 gramBB jika dibandingkan dengan
kelompok perlakuan kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p<0,05). Kelompok kontrol positif lemak dosis 3 g/
150 gramBB memiliki rerata kadar kolesterol yang lebih tinggi yaitu 131,50 ±
11,02 jika dibandingkan kelompok kontrol negatif aquadest 49,42 ± 3,83 (Tabel
IV). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian diet tinggi lemak mampu
meningkatkan kadar kolesterol total secara bermakna jika dibandingkan dengan
kadar kolesterol total kelompok yang diberi aquadest.
Berdasarkan analisis statistik (Tabel V) rerata kadar kolesterol total
kelompok perlakuan infusa dosis 0,34 g/kgBB jika dibandingkan dengan kontrol
positif lemak dosis 3 g/ 150 gramBB secara statistik berbeda bermakna (p<0,05).
Rerata kadar kolesterol total dosis 0,34 g/kgBB yaitu 71,18 ± 10,62 lebih rendah
jika dibandingkan dengan rerata kadar kolesterol total kontrol positif lemak dosis
3 g/ 150 gramBB yaitu 131,50 ± 11,02 (Tabel IV). Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa pemberian infusa umbi bawang dayak dosis 0,34 g/kgBB mampu
menurunkan kadar kolesterol total. Jika dosis 0,34 g/kgBB dibandingkan dengan
kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB secara statistik berbeda bermakna
(p<0,05). Rerata kadar kolesterol total kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB
yaitu 49,42 ± 3,83 lebih rendah jika dibandingkan dengan infusa dosis 0,34
g/kgBB yaitu 71,18 ± 10,62 (Tabel IV). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
rerata kadar kolesterol total yang diberi infusa umbi bawang dayak dosis 0,34
g/kgBB belum mencapai kisaran normal seperti kadar kolesterol kelompok
kontrol aquadest.
Berdasarkan analisis statistik (Tabel V) rerata kadar kolesterol total
kelompok perlakuan infusa dosis 0,67 g/kgBB jika dibandingkan dengan kontrol
positif lemak dosis 3 g/ 150 gramBB secara statistik berbeda bermakna (p<0,05).
Rerata kadar kolesterol total dosis 0,67 g/kgBB yaitu 62,28 ± 11,36 lebih rendah
jika dibandingkan dengan rerata kadar kolesterol total kontrol positif lemak dosis
3 g/ 150 gramBB yaitu 131,50 ± 11,02 (Tabel IV). Dengan demikian, dapat
diartikan bahwa pemberian infusa umbi bawang dayak dosis 0,67 g/kgBB mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menurunkan kadar kolesterol total. Jika dosis 0,67 g/kgBB dibandingkan dengan
kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB secara statistik tidak berbeda bermakna
(p>0,05). Rerata kadar kolesterol total kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB
yaitu 49,42 ± 3,83 (Tabel IV). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa rerata
kadar kolesterol total yang diberi infusa umbi bawang dayak dosis 0,67 g/kgBB
memiliki rerata kadar kolesterol total yang sama secara statistik dengan kelompok
kontrol aquadest.
Berdasarkan analisis statistik (Tabel V) rerata kadar kolesterol total
kelompok perlakuan infusa dosis 1,33 g/kgBB jika dibandingkan dengan kontrol
positif lemak dosis 3 g/ 150 gramBB secara statistik berbeda bermakna (p<0,05).
Rerata kadar kolesterol dosis 1,33 g/kgBB yaitu 39,20 ± 14,27 lebih rendah jika
dibandingkan dengan rerata kadar kolesterol kontrol positif lemak dosis 3 g/ 150
gramBB yaitu 131,50 ± 11,02 (Tabel IV). Dengan demikian, dapat diartikan
bahwa pemberian infusa umbi bawang dayak dosis 1,33 g/kgBB mampu
menurunkan kadar kolesterol. Jika dosis 1,33 g/kgBB dibandingkan dengan
kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB secara statistik tidak berbeda bermakna
(p>0,05). Rerata kadar kolesterol kontrol negatif aquadest 13,33 g/ kgBB yaitu
49,42 ± 3,83 (Tabel IV). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa rerata kadar
kolesterol yang diberi infusa umbi bawang dayak dosis 1,33 g/kgBB memiliki
rerata kadar kolesterol yang sama secara statistik dengan kelompok kontrol
aquadest.
Berdasarkan uji statistik (tabel V) rerata kadar kolesterol total hewan uji
yang diberi perlakuan infusa dosis 0,34 g/kgBB jika dibandingkan dengan hewan
uji yang diberi infusa dosis 0,67 g/kgBB menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna (p>0,05). Rerata kadar kolesterol dosis 0,34 g/kgBB dan 0,67 g/kgBB
secara berturut turut 71,18 ± 10,62 dan 62,28 ± 11,36 (Tabel IV). Hasil yang tidak
bermakna tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dalam menurunkan kadar
kolesterol total dengan pemberian infusa dosis 0,34 g/kgBB dan dosis 0,67
g/kgBB adalah sebanding atau sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Berdasarkan uji statistik (tabel V) rerata kadar kolesterol total pada
perlakuan infusa umbi bawang dayak dosis 0,67 g/kgBB jika dibandingkan
dengan infusa dosis 1,33 g/kgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna
(p<0,05). Rerata kadar kolesterol dosis 0,67 dan 1,33 g/kgBB secara berturut turut
62,28 ± 11,36 dan 39,20 ± 14,27 (Tabel IV). Selain itu, jika dilihat dari kadar
kolesterol total, kelompok 1,33 g/kgBB memiliki rerata kadar kolesterol total
yang lebih rendah daripada kelompok dosis 0,67 g/kgBB. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa pemberian infusa umbi bawang dayak dosis 1,33 g/kgBB
mampu menurunkan kadar kolesterol total lebih baik daripada dosis 0,67 g/kgBB.
Sehingga dapat disimpulkan baik dosis 0,34 g/kgBB atau dosis 0,67 g/kgBB tidak
memiliki aktivitas antihiperkolesterolemia yang sebanding atau sama dengan
dosis 1,33 g/kgBB (p<0,05) dalam menurunkan kadar kolesterol total. Aktivitas
antihiperkolesterolemia yang paling besar ditunjukkan oleh kelompok perlakuan
infusa dosis 1,33 g/kgBB dengan rata-rata kadar kolesterol yang paling rendah
(Tabel IV).
Infusa umbi bawang dayak memiliki aktivitas sebagai antihiperkoles-
terolemia karena mengandung flavonoid. Kandungan flavonoid pada infusa umbi
bawang dayak pada penelitian sudah di uji dengan menggunakan KLT dan
hasilnya positif mengandung flavonoid yang ditunjukkan dengan warna kuning
pada pengamatan cahaya tampak (Gambar 1). Penelitian Ismawati dkk. (2012)
menunjukkan senyawa flavonoid dalam air perasan bawang merah memiliki
aktivitas hipolipidemik terhadap kadar kolesterol total plasma mencit. Flavonoid
yang terkandung dalam ekstrak etanol 96% bawang dayak juga mampu
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus model hiperlipidemia (Kusuma dkk.,
2016) dan (Purnamasari dan Bahtiar, 2018). Penelitian Nisa dan Rosita (2010)
juga menyatakan bahwa ekstrak etanol 70% umbi bawang merah yang
mengandung flavonoid mampu menurunkan kadar kolesterol secara bermakna.
Penelitian Fale dkk. (2013) menyatakan bahwa flavonoid dalam rebusan daun
srikaya memiliki aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase yang merupakan
prekursor pembentukan kolesterol. Penelitian yang dilakukan Rahmania dkk.
(2017) ; penelitian Son dkk. (2018) ; Baskaran dkk. (2015) ; dan Kwon dkk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(2010) juga menyatakan bahwa flavonoid yang terkandung dalam berbagai
tanaman memiliki aktivitas sebagai inhibitor HMG-KoA reduktase. HMG-KoA
reduktase merupakan prekursor pembentukan kolesterol dimana enzim ini akan
mengkatalis perubahan HMG-KoA menjadi asam mevalonat kemudian
pembentukan isoprenoid, skualen, lanosterol dan pembentukan kolesterol (Murray
dkk., 2009). Sehingga, ketika terjadi penghambatan pada enzin HMG-KoA maka
menurunkan pembentukan asam mevalonat yang berperan sebagai biosintesis
kolesterol. Penghambatan terhadap enzim tersebut mampu menekan sintesis
kolesterol di liver.
Berdasarkan penelitian (Muthia dan Astuti, 2018; Dominus, 2015) infusa
umbi bawang dayak mengandung senyawa tanin. Mekanisme tanin sebagai anti
hiperkolesterolemia adalah dengan cara menghambat adipogenesis dan
menghambat absorbsi lemak di intestinal (usus). Selain itu tanin juga merupakan
antioksidan yang bertindak sebagai anti radikal bebas dan mengaktifkan enzim
antioksidan (Kumari dan Jain, 2012). Mekanisme tanin menurunkan kolesterol
yaitu mengikat asam empedu sehingga menurunkan absorbsi kolesterol di usus
halus, dan meningkatkan eksresinya melalui tinja. Hal ini membuat hati akan
meningkatkan uptake kolesterol di plasma untuk disintesis kembali menjadi
empedu, untuk mengkompensasi kehilangan asam empedu sehingga akan
menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah (Matsumoto dkk., 2010). Asam
empedu dibentuk dihati dengan bantuan kolesterol dalam darah, karena sebagian
besar tubuh manusia terdiri dari air, asam empedu berfungsi sebagai agen
pengemulsi untuk membantu memecah lemak menjadi molekul yang lebih kecil
atau misel agar dapat diabsorbsi oleh usus. Jika terjadi pengikatan asam empedu
maka lemak tidak bisa diserap oleh usus halus karena molekul lemak tidak
dipecah dan lemak tidak dapat bercampur dengan air yang ada di tubuh sehingga
akan meningkatkan eksresi kolesterol dalam tinja (Ronner, 2018). Selaras dengan
penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Ravichandira dkk. (2012) bahwa
tanin mampu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam plasma. Senyawa
metabolit sekunder yaitu tanin juga mampu menurunkan kadar kolesterol total
pada tikus diet lemak tinggi (Umarudin dkk., 2012 ; Gato dkk., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan penelitian (Muthia dan Astuti., 2018 ; Dominus, 2015)
infusa umbi bawang dayak mengandung senyawa saponin. Rebusan umbi bawang
dayak juga mengandung senyawa saponin (Nascimento dkk., 2012). Saponin dan
tanin memiliki mekanisme atau efek yang sinergis dalam menurunkan kolesterol.
Menurut penelitian Ejelonu dkk. (2017) menyatakan bahwa saponin memiliki
aktivitas untuk menurunkan kolesterol dan meningkatkan HDL secara bermakna.
Mekanisme saponin dalam menurunkan kadar kolesterol dengan menghambat
reabsorbsi asam empedu (yang disintesa dari kolesterol) oleh sel usus sehingga
meningkatkan ekskresi lemak dalam feces (Vinarova dkk., 2014). Untuk
mengompensasi kehilangan asam empedu, kolesterol dalam serum akan
dikonversi oleh hepar menjadi asam empedu sehingga akan terjadi penurunan
kolesterol dalam darah. Mekanisme lainnya dari saponin adalah dengan cara
menghambat absorbsi lemak di intestinal dengan cara menghambat kerja dari
aktivitas enzim lipase pankreas (Ramawat dan Merillon, 2007). Mekanisme ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Shi dkk. (2014) dan Liu dkk (2016)
bahwa saponin menurunkan kadar kolesterol serum dan meningkatkan output
kolesterol di tinja.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa infusa umbi
bawang dayak memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol total
pada tikus diet tinggi lemak.
SARAN
Perlu dilakukan uji lanjutan terkait jenis dan kadar flavonoid serta uji
senyawa aktif lain selain flavonoid yang terkandung didalam infusa umbi
bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) yang kemungkinan diduga
memiliki aktivitas antihiperkolesterolemia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, M. O., Markham, K. R., 2006. Flavonoid : Chemistry, Biochemistry,
and Applications. USA : Taylor & Francis Group.
Anonim, 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Arung, E.T., Kusuma, I.W., Christy, E.O., Shimizu, K. and Kondo, R., 2009.
Evaluation of Medicinal Plants from Central Kalimantan for
Antimelanogenesis. Journal of Natural Medicines, 63, 473- 80.
Arwati, N., Wijatmadi, B., Andriani, M., Meilanani, S., Winarni, D., Hartiningsih,
S., 2018. The Effect of Dayak Onion Bulb-Stem (Eleutherine Palmifolia
(L.,) Merr.) Extract on Blood Glucose Levels of Mouse Suffered
Diabetes Mellitus. Humanistic Network for Science and Technology, 2
(3), 368-372.
Aziz, Z., Stella, C. V. B., and P. T. philomina, 2012. Comparison of Cholesterol
Content in Chicken, Duck and Quail Eggs. Journal of Veterinary and
Animal Sciences, 42, 64-66.
Bahtiar, A., and Annisa, R., 2018. Effects of Dayak Onion Bulbs (Eleutherine
bulbosa (Mill.) Urb) on Bone Development of the Hipoestrogen Model
Rat. Pharmacognosy Journal, 10 (2), 299-303.
Bahtiar, A., dan Chumala, D. Y., 2018. Dayak Onions (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb.) Bulbs Extracts Reduce the Blood Pressure of Ovariectomized Rats.
Journal of Natural Remedies, 18 (2), 50-54.
Baskaran, G., Salvanami, S., Ahmad, S. A., Shahruddin, N. A., Pattiram, P.D.,
Shukor, M. Y., 2015. HMG-CoA Reductase Inhibitory Activity and
Phytocomponent Investigation of Basella Alba Leaf Extract as a
Treatment for Hypercholesterolemia, Drug Design, Development and
Therapy, 9, 500-517.
Binawati, D.K., and Ngadiani, 2017. The Effect of Bulb Extract from Dayak
Onion (Eleutherine americana Merr) to the Cholesterol Level and the
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Trigliresida Level in Mice (Mus musculus). International Seminar of
Research Month, 4 (2), 25-29.
BPOM RI, 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume Kelima. Edisi I. Jakarta : Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
BPOM RI, 2014. Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta : Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Dahlan, S., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta :
Epidemiologi Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi I. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 169-172.
Dominus, A., 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Infusa Umbi Bawang
Dayak (Eleutherine americana (aubl.) dan Daun Mangga Bacang
(Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus Aureus Secara in Vitro.
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 3 (1), 1-18.
Ejelonu, O. C., Elekofehinti, O. O., Adanlawo, I. G., 2017. Tithonia Diversifolia
Saponin-Blood Lipid Interaction and Its Influence on Imune System of
Normal Wistar Rats. Biomedicine & Pharmacotherapy, 87, 589-595.
Fale, P. L., Ferreira, C., Maruzzella, F., Florencio, M. H., Frazao, F. N.,
Serralheiro, M. L. M., 2013. Evaluation of Cholesterol Absorption and
Biosynthesis by Decoctions of Annona Cherimola Leaves. Journal of
Ethnopharmacology, 150, 718-723.
Febrinda, A. E ., 2014. Potensi Antioksidan dan Antidiabetik Ekstrak Air dan
Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Secara in Vitro
dan in Vivo. Tesis. Institut Pertanion Bogor. Bogor.
Febrinda, A. E., Made, A., Tutik, W., dan Nancy, D.Y., 2013. “Kapasitas
Antioksidan dan Inhibitor Alfa Glukosidase Ekstrak Umbi Bawang
Dayak”. Journal Teknolologi dan Industri Pangan, 24 (2), 161-167.
Febrinda, A. E., Yuliana, N. D., Ridwan, E., Wresdiyati, T., Astawan, M., 2014.
Hyperglycemic Control and Diabetes Complication Preventive Activities
of Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr.) bulbs Extracts in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Alloxan-Diabetic Rats. International Food Research Journal, 21(4):
1405- 1411.
Firdiansyah, M. H., 2014. Hubungan Antara Rasio Kadar Kolesterol Total
terhadap High-Density Lipoprotein (HDL) dengan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Fitri, Y., Rosidah, Suwarso, E., 2014. Effects of Inhibition Cell Cycle and
Apoptosis of Sabrang Onion extract (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.)
on Breast Cancer Cells. International Journal of PharmTech Research, 6
(4), 1392-1396.
Galingging, R. Y., 2009. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) sebagai
Tanaman Obat Multifungsi. Warta Penelitian dan Pengembangan,
15(3), 2- 4.
Gato, N., Kadowaki, A., Hashimoto, N., Yokoyama, S., Matsumoto, K., 2013.
Persimmon Fruit Tannin-Rich Fiber Reduces Cholesterol Levels in
Humans. Journal Annals of Nutrition Metabolism, 62, 1-6.
Gilbert, J. C., and Martin, S. F., 2016. Extraction. In : Experimental Organic
Chemistry 6th Edition. USA : Engage Learning Laboratory Series for
Organic Chemistry, 155-158.
Harlita, T. D., Oedjijono, Asnani, A., 2018. The Antibacterial Activity of Dayak
Onion (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) Towards Pathogenic Bacteria.
Tropical Life Sciences Research, 29 (2), 39-52.
Ismawati, Ernikarmial, A., Muhammad Y. H., 2012. Pengaruh Air Perasan Umbi
Bawang Merah (Allium scalonicum L.) Terhadap Malondialdehid (MDA)
Plasma Mencit yang Diinduksi Hiperkolesterolemia. Jurnal Natur
Indonesia, 14(2), 150-54.
Jannah, N., Yustina, Latifah, Mahedra, D. N., Sumantri, T. S., Husna, R. A., 2018.
The Effect of the Addition of Dayak Onion (Eleutherine americana merr.)
Bulbus Extract in Decreasing Cholesterol of Male Wistar White Rats.
Journal of Biology, 11 (1), 33-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Katzung dan Bertram G., 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Kebijakan Obat Tradisional.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Komsta Tukasz, Hajnos, M. W., and Sherma, J., 2013. Thin Layer
Chromatography in Drug Analysis. CRC Press.
Kumar, A., Kumar, D., Kumar S., Shri, R., 2015. Comparative Evaluation of
Quercetin Content in Three Varieties of Allium Cepa using TLC
Densitometry. International Journal of Advances in Pharmacy, Biology
and Chemistry, 4 (3), 612-619.
Kumari, M., Jain, S., 2012., Tannins: An Antinutrient with Positive Effect to
Manage Diabetes. Research Journal of Recent Sciences, 1(12), 70-73.
Kuntorini, E. M, dan Astuti M. D., 2010. Penentuan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine Americana Merr).
Skripsi. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.
Kusuma, M.A., Asarina, P., Rahmawati, Y.I., Susanti., 2016. Efek Ekstrak
Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.)Merr) dan Ubi Ungu
(Ipomoea batatas L) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol dan
Trigliserida Darah pada Tikus Jantan. Jurnal Kefarmasian Indonesia,
6(2), 108-116.
Kwak, J., Seo, J. M., Kim, N., Arasu, M. V., Kim, S., Yoon, M. K., Kim, S., 2017.
Variation of Quercetin Glycoside Derivatives in Three Onion (Allium
cepa L.) Varieties. Saudi Journal of Biological Sciences, 2-5.
Kwon, E.K., Lee, D. Y., Lee, H., Kim, D., Baek, N., Kim, Y., Kim, H., 2010.
Flavonoids from the Buds of Rosa damascena Inhibit the Activity of 3-
Hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A Reductase and Angiotensin I-
Converting Enzyme, Journal of Argicultural and Food Chemistry, 58,
882-886.
Laby, J. R. A., Rumiati, F., Sumbayak, E. M., 2017. Pengaruh Pemberian Bawang
Dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap Kadar Enzim Alanin
Transaminase (ALT) dan Aspartat Transaminase (AST) Mencit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). Journal Kedokteran Meditek, 23
(61), 15-21.
Lade, B. D., Patil, A. S., Paikrao, H. M., Kale, A. S., Hire, K., 2014. A
Comprehensive Working, Principles and Application of Thin Layer
Chromatography. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and
Chemical Sciences, 5 (4), 486-491.
Latimer G. W., 2016. Official Methods of Analysis 20th Edition. Washington :
AOAC International.
Liu, T., Li, Z., Wang,T., Zhu, X., 2016. Effects of Alfalfa Saponins on
Cholesterol Metabolism in Broilers. Journal of Nutrition & Food
Sciences, 6 (5), 546-552.
Markham, K. R., 1988. Cara mengidentifikasi Flavonoid. Terjemahan
Padmawinata . Bandung : ITB.
Matsumoto, K., Kadowaki, A., Ozaki, N., Takenaka, M., Ono, H., Yokoyama, S.,
Gato, N., 2010. Bile Acid-binding Ability of Kaki-tannin from Young
Fruits of Persimmon (Diospyros kaki) In Vitro and In Vivo.
Phytotherapy Research, 25,624-628.
Medscape, 2018. Simvastatin. https://reference.medscape.com/drug/zocor-
simvastatin-342463 diakses 28 Agustus 2018.
Murray. R. K., Granner, and Rodwell, 2009. Metabolisme Lipid. In : Biokimia
Harper Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 260-262.
Muthia, R., dan Astuti, K. I., 2018. Efek Imunomodulator Infusa Umbi Bawang
Dayak (Eleutherina palmifolia L. Merr) Dengan Metode Bersihan
Karbon. Jurnal Pharmascience, 5 (1), 63-70.
Nascimento, M.S., Vieira, J.M.S., Malheiros, L.C.S., Junior, J.O.C. Silva,
Rodrigues, L.C.S., and Barbosa, W.L.R.. 2012. Characterisation of
Isoeleutherin In Aqueous Extract of Eleutherine plicata Herb,
Iridaceae, Active Against Entamoeba hystolica/Entamoeba dispar In
Vitro. International Journal of Pharmaceutical Sciences and
Research, 3 (4), 1096-1100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Nisa, C. A., dan Rosita L., 2010. Pengaruh Ekstrak Etanol Bawang Merah (Allium
cepa L) terhadap Kadar Kolestrol Total Tikus (Rattus norvegicus).
Jurnal Mutiara Medika, 10 (1), 7-15.
Nursiyah, 2013. Studi Deskriptif Tanaman Obat Tradisional Yang Digunakan
Orangtua Untuk Kesehatan Anak Usia Dini di Gugus Melati Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Pratiwi, D., Wahdaningsih, S., Isnindar, 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Bawang
Mekah (Eleutherine americana Merr) dengan Metode DPPH (2,2-
Difenil1-pikrilhidrazil). Traditional Medicine Journal, 18(1), 9-14.
Purnamasari, A., dan Bahtiar, A., 2018. Effect of Dayak Onion (Eleutherine
bulbosa (Mill.) Urb) on Uterine Wall and Lipid Profiles of
Ovariectomized Rat. OnLine Journal of Biological Sciences. 18 (1),1-6.
Rahmania, S., Sulistiyani, Lelono, A. A., 2017. Identification of HMG-CoA
Reductase Inhibitor Active Compound in Medicinal Forest Plants.
Jurnal Kefarmasian Indonesia, 7 (2), 95-104.
Ramawat, K. G., and Merillon, J. M.,(ed) 2007. Biotechnology Secondary
Metabolites Plants and Mircobes 2nd Edition. USA : CRC Press.
Ravichandiran, V., Nirmala, S., Ahamed, N., 2012. Protective Effect of Tannins
From Ficus Racemosa in Hypercholesterolemia and Diabetes Induced
Vascular Tissue Damage in Rats. Asian Pacific Journal of Tropical
Medicine, 2 (5), 367-373.
Rohman, A., 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Graha Ilmu, Yogyakarta,
hal 53,217.
Ronner, P., 2018. Cholesterol Metabolism and Hypercholesterolemia. In : Netter's
Essential Biochemistry 1st Edition. USA, Elsevier, 313-315.
Rosa, L. E., 2013. Penentuan Kuersetin dalam Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia) dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.
Saragih, B., Pasiakan, M., Saeaheni., and Wahyudi, D., 2014. Effect of Herbal
Drink Plants Tiwai (Eleutherine Americana Merr) on Lipid Profile of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Hypercholesterolemia Patients. International Food Research
Journal, 21(3), 1199-1203.
Setiawan, N. C. K., dan Febriyanti, A., 2017. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol dan Fraksi - Fraksi Umbi Eleutherine Palmifolia (L.) Merr
dengan metode DPPH. Journal of Current Pharmaceutical
Sciences, 1 (1), 1-5.
Sharon N, Anam S, Yuliet, Y., 2013 . Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol
Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Journal of Natural
Science, 2(3), 111-22.
Shi,Y., dkk., 2014. The Regulation of Alfalfa Saponin Extract on Key Genes
Involved in Hepatic Cholesterol Metabolism in Hyperlipidemic Rats.
Public Library of Science, 9(2), 1-10.
Son, K. H., Lee, J. Y., Lee, J. S., Kang, S. S., Sohm, H. Y., Kwon, C. S., 2018.
Screening of Flavonoid Compounds with HMG-CoA Reductase
Inhibitory Activities. Journal of Life Science, 28 (2), 247-256.
Sulastri, E., Cristadeolia, O., dan Yusriadi, 2015. “Formulasi Mikroemulsi
Ekstrak Bawang Hutan dan Uji Aktivitas Antioksidan”. Jurnal
Pharmascience, 2(2), 2- 9.
Umarudin, Susanti, R., Yuniastuti, A., 2012. Efektivitas Ekstrak Tanin Seledri
Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolesterolemi. Unnes Journal
of Life Science, 1(2), 29-85.
Vinarova, L., Vinarov, Z., Atanasov, V., Pantcheva, I., Tcholakova, S., Denkova,
N., Stoyanovc, S., 2014. Lowering of Cholesterol Bioaccessibility and
Serum Concentrations by Saponins: In Vitro and In Vivo Studies. Food
and Function, 6 (2), 501-512.
WHO, 2018. Cholesterol . Available from : https://www.who.int/gho/ncd/risk
factors /cholesterol_prevalence/en/. Accessed on Desember 10th 2018.
Zamora, A., 2018. Fats, Oils, Fatty Acids, Triglycerides. http://www.
scientificpsychic.com /fitness/fattyacids1.html Accessed on Desember
10th 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 1 . Surat Ethical Clearence dari Fakultas Kedokteran UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 2 . Surat Pengesahan Determinasi Umbi Bawang Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 3 . Sertifikat Clinical Epidemiology & Biostatistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 4. Surat Keterangan Pembelian Hewan Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 5. Perhitungan Jumlah Sampel Hewan
Dalam penelitian digunakan rumus Federer untuk menentukan jumlah sampel
yaitu sebagai berikut:
(t-1)(n-1) ≥ 15
(5-1)(n-1) ≥ 15
4n - 4 ≥15
4n ≥19 = n ≥ 4,75
Pada penelitian ini digunakan 5 kelompok masing-masing kelompok berisi 5 tikus
yang dipilih secara acak
Keterangan :
t = Jumlah kelompok uji
n = Besar sampel per kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 6. Data Hasil Kadar Kolesterol Total Pre-test dan Post-test
Nama Sampel Kadar Pre-test (mg/dL) Kadar Pos-test (mg/dL)
K. Negatif (1) 45,3 43,3
K. Negatif (2) 51,7 52,8
K. Negatif (3) 49,2 51,0
K. Negatif (4) 50,7 51,8
K. Negatif (5) 47,9 48,2
K. Positif (1) 55,7 120,1
K. Positif (2) 48,2 127,5
K. Positif (3) 53,4 137,3
K. Positif (4) 54,1 124,9
K. Positif (5) 65,8 147,7
Dosis 0,34 (1) 52,4 88,4
Dosis 0,34 (2) 50,8 72,5
Dosis 0,34 (3) 41,9 61,3
Dosis 0,34 (4) 48,7 69,8
Dosis 0,34 (5) 42,9 63,9
Dosis 0,67 (1) 61,2 74,3
Dosis 0,67 (2) 59,4 69,2
Dosis 0,67 (3) 64,0 65,4
Dosis 0,67 (4) 38,1 45,3
Dosis 0,67 (5) 41,2 57,2
Dosis 1,33 (1) 34,2 31,4
Dosis 1,33 (2) 32,0 30,4
Dosis 1,33 (3) 55,3 47,3
Dosis 1,33 (4) 59,7 60,4
Dosis 1,33 (5) 28,5 26,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 7 . Umbi Bawang Dayak dan infusa umbi bawang dayak
Gambar 2. Umbi Bawang Dayak Segar Gambar 3. Sortasi Basah
Gambar 4. Simplisia Umbi Bawang Dayak Gambar 5. Serbuk Umbi
Gambar 6. Pembuatan infusa Gambar 7. Infusa Umbi Bawang Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 8. Diet tinggi lemak
Gambar 9. Campuran diet
tinggi lemak
Gambar 8. Kuning telur puyuh dan minyak babi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 9. Penetapan Kadar Air
(a) (b)
(c)
Gambar 10. a. Penetapan kadar air 1 , b. Penetapan kadar air 2 ,
c. Penetapan kadar air 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 10. Identifikasi Flavonoid dengan Metode KLT
(a) (b) (c) (d)
Keterangan Gambar 11 :
(a): Elusi fase gerak terhadap fase diam
(b): Plat KLT pada sinar UV 254mm
(c): Plat KLT pada sinar UV 365mm
(d): Plat KLT setelah penyemprotan AlCl3
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 11. Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji
Gambar 12. Pengelompokan hewan uji
Gambar 13.
Pemberian peroral diet
tinggi lemak
Gambar 14. pemberian peroral infusa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 12. Hasil Analisis Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Data Descriptive
Test Normalitas
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Kontrol Negatif .156 5 .200* .968 5 .860
Kontrol Positif .284 5 .200* .906 5 .442
Dosis 1 .227 5 .200* .890 5 .356
Dosis 2 .307 5 .139 .823 5 .123
Dosis 3 .304 5 .147 .834 5 .149
Postest Kontrol Negatif .260 5 .200* .882 5 .316
Kontrol Positif .242 5 .200* .938 5 .649
Dosis 1 .251 5 .200* .895 5 .383
Dosis 2 .208 5 .200* .952 5 .753
Dosis 3 .308 5 .137 .869 5 .263
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 13. Hasil Uji Paired Sample Test
Lampiran 14. Homogenitas dan One Way ANOVA
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kadar kolesterol Based on Mean 1.889 4 20 .152
Based on Median .595 4 20 .671
Based on Median and with
adjusted df
.595 4 13.400 .673
Based on trimmed mean 1.767 4 20 .175
One Way ANOVA
ANOVA
Kadar kolesterol
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 26064.270 4 6516.067 56.034 .000
Within Groups 2325.764 20 116.288
Total 28390.034 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 15. Uji Pos Hoc Tukey HSD
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kadar kolesterol
Tukey HSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference (I-
J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Post Kontrol
negatif
Post Kontrol
positif
-82.0800* 6.8202 .000 -102.489 -61.671
Post Dosis 1 -21.7600* 6.8202 .033 -42.169 -1.351
Post Dosis 2 -12.8600 6.8202 .356 -33.269 7.549
Post Dosis 3 10.2200 6.8202 .575 -10.189 30.629
Post Kontrol
positif
Post Kontrol
negatif
82.0800* 6.8202 .000 61.671 102.489
Post Dosis 1 60.3200* 6.8202 .000 39.911 80.729
Post Dosis 2 69.2200* 6.8202 .000 48.811 89.629
Post Dosis 3 92.3000* 6.8202 .000 71.891 112.709
Post Dosis 1 Post Kontrol
negatif
21.7600* 6.8202 .033 1.351 42.169
Post Kontrol
positif
-60.3200* 6.8202 .000 -80.729 -39.911
Post Dosis 2 8.9000 6.8202 .691 -11.509 29.309
Post Dosis 3 31.9800* 6.8202 .001 11.571 52.389
Post Dosis 2 Post Kontrol
negatif
12.8600 6.8202 .356 -7.549 33.269
Post Kontrol
positif
-69.2200* 6.8202 .000 -89.629 -48.811
Post Dosis 1 -8.9000 6.8202 .691 -29.309 11.509
Post Dosis 3 23.0800* 6.8202 .022 2.671 43.489
Post Dosis 3 Post Kontrol
negatif
-10.2200 6.8202 .575 -30.629 10.189
Post Kontrol
positif
-92.3000* 6.8202 .000 -112.709 -71.891
Post Dosis 1 -31.9800* 6.8202 .001 -52.389 -11.571
Post Dosis 2 -23.0800* 6.8202 .022 -43.489 -2.671
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Homogenous subset Kadar kolesterol
Tukey HSDa
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Post Dosis 3 5 39.200
Post Kontrol negatif 5 49.420 49.420
Post Dosis 2 5 62.280 62.280
Post Dosis 1 5 71.180
Post Kontrol positif 5 131.500
Sig. .575 .356 .691 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BIOGRAFI PENULIS
Penulis naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Infusa Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
bulbosa (Mill.) Urb.) terhadap Kadar Kolesterol Total
pada Tikus Diet Tinggi Lemak” memiliki nama
lengkap Septiana, lahir di Baturaja, 05 September 1997,
merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan
Setiawan dan Zailiha. Penulis menempuh pendidikan
formal di SD Fransiskus Xaverius Baturaja (2003-
2009), SMP Xaverius Baturaja (2009-2012) dan SMA
Xaverius Baturaja (2012-2015). Penulis melanjutkan sarjana di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma pada tahun 2015. Selama masa perkuliahan, penulis
juga mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti kegiatan Seminar Nasional
Interprofessional Health Care sebagai koordinator dana dan usaha (2016),
Seminar Nasional Herbal Medicine As Alternative and Complementary
Threatment for Patient sebagai divisi dana dan usaha (2015), Pelepasan Wisuda I
sebagai koordinator konsumsi (2016), UKF PSF Veronika (2015-2016),
Pharmacy Badminton Tournament sebagai divisi konsumsi (2016), Sigma
(Asiknya Berbagi Dharma) KMBK Dharma Virya sebagai koordinator
pendaftaran (2017), Pharmalympic sebagai bendahara (2017). Penulis juga pernah
menjadi Asisten Dosen Farmakologi-Toksikologi tahun 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI