PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER),
RETURN ON EQUITY (ROE), INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada
Jakarta Islamic Index Periode 2009-2013)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Agista Nuraini
NIM: 108082000056
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2015 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Agista Nuraini
NIM : 108082000056
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return
On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS), terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang
Terdaftar pada Jakarta Islamic Index)
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya
sendiri dan benar keasliaanya. Apabila ternyata kemudian hari, penulisan skripsi ini merupakan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.
Jakarta, 20 Oktober 2015
Agista Nuraini
108082000056
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Agista Nuraini
2. Tempat tanggal lahir : Tangerang, 16 Agustus 1990
3. Alamat : Jalan Merpati Raya Gg.Waru Rt 007/001 Sawah Baru
Ciputat – Tangerang Selatan 15413
4. Telepon : 0856-1684-409
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Jombang 2 Tahun 1996-2002
2. SMPN 3 Ciputat Tahun 2002-2005
3. SMK Dua Mei Ciputat Tahun 2005-2008
4. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008-2015
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : A. Sanwani
2. Ibu : Nurmainah
3. Adik : Ifah Pebrianti Isnaini
Andika Rahmat Firmansyah
4. Alamat : Jalan Merpati Raya Gg.Waru RT 007/001 Sawah Baru-Ciputat,
Tangerang Selatan 15413
IV. PENGALAMAN MAGANG
1. Agustus 2012-Sampai Sekarang: Asistensi BMN di Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Jakarta
vi
INFLUENCE OF DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN
ON EQUITY, AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET TO VALUE OF THE
COMPANY
ABSTRACT
The purpose of the research is to test the effect of dividend payout ratio (DPR), debt to equity
ratio (DER), return on equity (ROE), and investment opportunity set (IOS) to value of the
company. Populations of this research are all of company listed on Indonesian Stock Exchange
during the period 2009-2013 and include on Jakarta Islamic Index. The sampling technique is
purposive, so the sample unit is 12 companies. This research uses multiple regression analysis.
The result of the research show that simultaneously dividend payout ratio (DPR), debt to
equity ratio (DER), return on equity (ROE), and investment opportunity set (IOS) have a
significant effect to dividend policy. But partially only dividend payout ratio (DPR) and
investment opportunity set (IOS) have a significant effect to value of the company. Adjusted R
square value (R2) that is equal to 54,2% while the remaining 45,8% is influenced by other factors
not included in the research model.
Keyword : dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, investment opportunity
set, and value of the company
vii
PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
RETURN ON EQUITY, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SETTERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
ABSTRAK
equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai
perusahaan. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2013 dan termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling, perusahaan yang menjadi sampel berjumlah
12 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dividend payout ratio (DPR), debt
to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, secara parsial hanya dividend payout ratio (DPR),
dan investment opportunity set (IOS) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Nilai Adjusted R square (R2) sebesar 54,2% sedangkan sisanya sebesar 45,8%
dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Keyword : dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, investment opportunity
set, dan nilai perusahaan.
viii
Tu
juan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh dividend payout ratio (DPR), debt to
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah menjadi suri tauladan bagi semua umat manusia (khususnya umat muslim) di dunia.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak A. Sanwani dan Mama Nurmainah yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti kepada
penulis.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Amilin, SE., M. Si., Ak., selaku wakil dekan bidang akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag. MH. selaku wakil dekan bidang administrasi
umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA, selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan
dan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Ibu Dr. Rini, SE., Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
7. Ibu Yusro SE., Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan
skripsi ini.
8. Ibu Yessi Fitri SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Pak Heppi Prayudiawan SE., Ak, MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
10. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
11. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
12. Kedua adik penulis, Ifah dan Diko yang telah memberikan doa, perhatian, pengertian,
semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman AKUNTANSI B 2008, Dita, Nabil, Syawal, Ikrimah, Ririz, Nurul, Sifa,
Aba, Helmy, Asri, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan.
14. Teman-teman AKUNTANSI 2008, Siti Nurohmah, Fatma Khaizan, Mutmainah
terima kasih atas doa, dukungan, informasi dan kerja samanya.
15. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu
terbuka. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam
bidang akuntansi dan manajemen.
Agista Nuraini
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. vii
Abstrak ............................................................................................................... .viii
Kata Pengantar ..................................................................................................... ix
Daftar Isi .............................................................................................................. xi
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
A. Kontribusi Teoritis ......................................................................... 10
B. Kontribusi Praktis .......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................................... 12
xi
1. Kinerja Keuangan .............................................................................. 12
A. Kebajikan Dividen ....................................................................... 13
B. Kebijakan Utang .......................................................................... 16
C. Profitabilitas ................................................................................. 18
D. Investment Opportunity Set (IOS) ................................................ 20
E. Nilai Perusahaan ........................................................................... 24
F. Pasar Modal Syariah ..................................................................... 27
1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal .......................................... 28
2) Fungsi Pasar Modal Syariah ..................................................... 31
2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian ............................. 32
A. Teori Agensi (Agent Theory) ....................................................... 32
B. Signaling Theory ........................................................................... 34
3. Penelitian-penelitian Terdahulu ......................................................... 35
4. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 43
5. Hipotesis ............................................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 50
xii
D. Metode Analisis ..................................................................................... 51
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 52
2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 52
a. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 52
b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 52
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 54
d. Uji Normalitas ................................................................................. 55
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 55
a. Koefisien Determinasi (AdjustedR2) ............................................... 56
b. Uji Statistik F ................................................................................. 57
c. Uji Statistik t ................................................................................... 58
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 59
1. Variabel Independen ........................................................................... 59
2. Variabel Dependen ............................................................................. 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 64
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 64
B. Analisis dan Pembahasan ....................................................................... 70
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 70
a. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 70
b. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 71
xiii
1. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 72
2. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 73
3. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 75
4. Hasil Uji Normalitas ............................................................... 76
c. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 78
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 78
2. Hasil Uji Statistik F ............................................................... 79
3. Hasil Uji Statistik t ................................................................ 80
2. Analisis dan Interpretasi ............................................................. 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 88
A. Kesimpulan ............................................................................................. 88
B. Implikasi ................................................................................................. 89
C. Saran ....................................................................................................... 89
Daftar Pustaka
Lampiran – Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 36
3.1 Operasional Variabel .................................................................................. 63
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ......................................................... 68
4.2 Sampel Perusahaan ..................................................................................... 69
4.3 Statistik Deskriptif ....................................................................................... 70
4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................................... 73
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 74
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 78
4.7 Hasil Uji Statistik F .................................................................................... 79
4.8 Hasil Uji Statistik t ...................................................................................... 80
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 43
4.1 Grafik Scatterplot ........................................................................................ 75
4.2 Grafik Histogram ......................................................................................... 77
4.3 Grafik Normal P-Plot ................................................................................. 77
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Nama Perusahaan ...........................................................................................95
2 Daftar Perusahaan Jakarta Islamic Index .......................................................96
3 Daftar Dividend Payout Ratio ......................................................................99
4 Daftar Debt to Equity Rato .............................................................................101
5 Daftar Return On Equity ..................................................................................103
6 Daftar Investment Opportunity Set ..................................................................105
7 Daftar Nilai Perusahaan ..................................................................................107
8 Hasil Uji Regresi SPSS .................................................................................108
xvii
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan dalam industri, menciptakan suatu persaingan
yang ketat antar perusahaan, perkembangan teknologi yang makin cepat,
tumbuhnya perhatian perusahaan terhadap faktor lingkungan, krisis energi, dan
tanggung jawab sosial menjadikan para manajer keuangan untuk bertindak
sebagai general manager (Ningsih, 2011:2). Semua manajer dituntut
fleksibilitasnya dalam menghadapi cepatnya perubahan di masa datang untuk
mengambil keputusan secara cepat dan akurat.
Persaingan dalam industri membuat setiap perusahaan semakin
meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Setiap perusahaan
memiliki tujuan yang bermacam-macam, ada perusahaan yang tujuannya hanya
berfokus pada keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya, ada juga
yang bertujuan untuk memakmurkan kepentingan pemiliknya, dan ada pula
yang berpendapat bahwa perusahaan harus dapat mencapai kesejahteraan
masyarakat sebagai tanggung jawab sosialnya (Wongso, 2012:1). Dari semua
pendapat, dapat disimpulkan bahwa tujuan perusahaan secara substansial tidak
berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing
perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
vii
Menurut Jensen (2001) dalam Wahyudi (2006) dalam Sukrini (2012),
bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja
yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang,
waran, maupun saham preferen.
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan
yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Bagi para
investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan
merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan
(Wongso, 2012:2). Nilai perusahaan yang tinggi, menjadi harapan bagi para
pemegang saham, karena semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar
kemakmuran yang akan di terima oleh pemegang saham (Rakhimsyah,
2011:32).
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini juga bisa dilihat dari pengukuran kinerja
keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk
memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan dapat
terjadi apabila ada kerja sama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain
yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan
keuangan, dengan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Peningkatan
nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.
Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh calon
investor apabila ia ingin memiliki saham perusahaan, sehingga harga saham
viii
merupakan harga yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan
(Hasnawati, 2005) dalam Gany dan Surya Raharja, (2012:2).
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan (Sari,
2013:2). Dalam hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan
perusahaan dan kebijakan dividen.
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan (retained earning) adalah bagian
dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh
perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk
mengejar pertumbuhan perusahaan (Putri, 2013:2).
Dividen memiliki arti penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan
pengalokasian laba yang tepat sehingga pertumbuhan perusahaan dan
kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Dalam keputusan
pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan kelangsungan hidup
dan pertumbuhan perusahaannya. Pembagian dividen dalam bentuk tunai lebih
banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran
dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam
menanamkan dananya kedalam perusahaan. Total pengembalian (return)
kepada pemegang saham selama waktu tertentu terdiri dari peningkatan harga
saham ditambah dividen yang diterima. Jika perusahaan menetepakan dividen
ix
yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka return yang diperoleh investor
akan semakin tinggi (Umi dkk, 2012:2).
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba guna pembiayaan
di masa yang akan datang (Wongso, 2012:2). Perusahaan dalam menetapkan
kebijakan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham
(Sukirni, 2012:4).
Kebijakan hutang juga dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan.
Penggunaan hutang sangat sensitif pengaruhnya terhadap perubahan naik atau
turunnya nilai perusahaan. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan
nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak.
Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan
karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan
(Weston dan Copeland, 1996:53) dalam Herawati (2012:2). Besarnya hutang
yang ditetapkan oleh perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan itu
sendiri.
Menurut Yuli (2008), kebijakan hutang merupakan bagian dari
perimbangan jumlah hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa dan perusahaan akan berusaha mencapai tingkat
struktur modal yang optimal. Kebijakan hutang sangat penting bagi perusahaan
x
dan pemegang saham. Perusahaan umumnya menyukai tingkat hutang yang
lebih tinggi karena dengan tingginya tingkat hutang maka perusahaan akan
memperoleh bunga yang tinggi. Tingginya tingkat bunga akan mengurangi
pajak perusahaan. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembayaran
dividen. Jika beban hutang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk
membagi dividen akan semakin rendah. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi
akan berdampak pada pembayaran dividen. Sehingga pembayaran bunga pada
kreditor atas modal yang dipinjam perusahaan haruslah didahulukan sebelum
laba dibagikan kepada para pemegang saham. Dan penggunaan hutang yang
terlalu tinggi akan menghadapi biaya kebangkrutan dan biaya agensi yang
tinggi. Dengan demikian peningkatan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan, namun pada titik tertentu akan menurunkan nilai perusahaan.
Menurut Kartika (2005) yang menyatakan bahwa penggunaan hutang yang
terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar
keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Sebaliknya, pada
tingkat penggunaan hutang yang rendah perusahaan mengalokasikan dividen
yang tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk
kesejahteraan pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas
yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan
xi
bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.
Keuntungannya yang bisa dibagikan kepada pemegang saham adalah
keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan
devidennya. Menurut Sujoko dan Subiantoro (2007) dalam Ayuningtyas
(2013:2), menjelaskan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek
perusahaan yang baik, terutama dalam memberikan dividen kepada pemegang
saham.
Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk melihat
prospek perusahaan dimasa yang akan datang yaitu dengan melihat sejauh
mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting
diperhatikan untuk mengetahui seberapa besar return yang dapat diterima oleh
investor atas investasi yang dilakukannya. Weston and Copeland, (1996:2)
dalam Herawati (2012:2), mengemukakan bahwa profitabilitas adalah
efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan atau investasi perusahaan. Peningkatan profitabilitas perusahaan
dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan itu tergantung dari bagaimana
persepsi investor terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Persepsi
investor dalam menanggapi profitabilitas akan mempengaruhi harga saham
sekaligus nilai dari perusahaan tersebut.
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan pilihan kesempatan investasi
masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau
xii
proyek yang memiliki net present value positif. Menurut Myers (1997) dalam
Hasnawati (2005), memperkenalkan set peluang investasi (Investment
Opportunity Set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurutnya Investment Opportunity Set (IOS) memberikan petunjuk yang
lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada
pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Keputusan investasi yang
dibuat oleh manajemen akan mempengaruhi cara pandang investor dan pemilik
perusahaan sehingga mempengaruhi nilai perusahaan. Hubungan antara
Investment Opportunity Set (IOS) dan nilai perusahaan merupakan signaling,
dimana investor akan memberikan sinyal positif terhadap perusahaan yang
memiliki IOS tinggi, karena lebih menjanjikan return di masa yang akan
datang.
Pengukuran Investment Opportunity Set (IOS) beragam, baik yang
menggunakan faktor tunggal maupun menggunakan kombinasi beberapa
faktor, sebagian besar menggunakan ukuran data-data pasar modal dalam
menghitung Investment Opportunity Set (IOS) karena lebih banyak
menggunakan ukuran harga saham dan market value of equity sebagai proksi
dari Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set (IOS)
dapat diamati dari pertumbuhan nilai buku perusahaan di masa mendatang.
Nilai perusahaan di masa mendatang akan tercermin dari harga saham, karena
harga saham mencerminkan present value dari arus kas di masa mendatang
yang akan diterima investor.
xiii
Pengaruh DPR, DER, ROE, IOS terhadap nilai perusahaan telah di uji oleh
Sri Hasnawati, Oktaviana, Gany Ibrahim, Dwi Ayuningtyas, Dwi Sukirni,
Dewi Kusuma, Amanda Wongso, Nani Martikarini dan Umi Mardiyati,
penelitian-penelitian yang telah di lakukan dengan variabel-variabel yang
berbeda, dan menunjukan hasil yang berbeda, serta sampel penelitian yang
berbeda juga. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali
bagaimana pengaruh masing-masing variabel DPR, DER, ROE, IOS terhadap
nilai perusahaan. Dengan menggunakan objek penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam daftar JII ( Jakarta Islamic Index)
selama periode 2009-2013. Dimana perusahaan-perusahaan yang masuk dalam
daftar JII telah melalui proses seleksi sehingga dianggap memiliki prospek
yang bagus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara parsial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013?
2) Apakah Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) secara
xiv
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go
public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2013?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris
mengenai hal-hal berikut:
1) Menganalisa pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment
Opportunity Set (IOS) secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun 2009-2013.
2) Menganalisa pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Investment
Opportunity Set (IOS) secara simultan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun 2009-2013.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
A. Kontribusi Teoritis
xv
1) Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan dalam penilaian terhadap perusahaan dengan melihat nilai perusahaan
berdasarkan harga saham di pasar saham.
2) Bagi manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat
membantu manajemen dalam memberikan masukan dan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan yang tepat sehingga perusahaan dapat memperoleh
keuntungan yang lebih maksimal.
3) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada literatur-
literatur terdahulu mengenai kebijakan investasi, profitabilitas, kebijakan
dividen, kebijakan hutang dan nilai perusahaan dalam memberi tambahan
wawasan dan ilmu pengetahuan.
4) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang
telah di peroleh selama masa kuliah, meningkatkan pengetahuan, dan
menambah wawasan yang lebih tentang kebijakan dividen, kebijakan hutang,
kebijakan investasi, profitabilitas, dan nilai perusahaan serta mempertajam
kemampuan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya.
xvi
B. Kontribusi Praktis
1) Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penilaian
perkembangan perusahaan berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan.
2) Bagi manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penilaian yang membantu
manajemen dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar tidak terjadi
asimetri informasi antara agen dan principal.
3) Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana penilaian kemampuan mahasiswa
dalam memahami teori yang diterima selama masa kuliah.
4) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menjadi sarana latihan pengembangan kemampuan
dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang diperoleh selama kuliah,
meningkatkan pengetahuan, dan menambah wawasan yang lebih tentang
kebijakan dividen, kebijakan hutang, kebijakan investasi, profitabilitas, dan
nilai perusahaan serta mempertajam kemampuan dalam menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
xvii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Kinerja Keuangan
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi atau indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan kinerja keuangan
adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan lain yang bersifat penunjang.
Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. (Wirawan : 2009) dalam
Fahrizal (2012:12).
Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk
mencapai tujuan ini, perusahaan secara konsisten memperbaiki kelemahan-
kelemahan perusahaan dan memanfaatkan keunggulan perusahaan.
Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham
dapat tercapai, maka perlu di ambil berbagai keputusan keuangan (financial
decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai
perusahaan.
xviii
A. Kebijakan Deviden
Dividen adalah bagian dari laba bersih (retained earning) atau laba setelah
pajak (earning after tax) yang dibagikan kepada para pemegang saham. Pada
dasarnya laba tersebut bisa di bagi sebagai dividen atau laba yang di tahan
untuk diinvestasikan kembali. Perusahaan bisa membagi dividen dalam bentuk
uang tunai atau dalam bentuk saham (stock dividend).
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam
menilai baik atau buruknya suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena
kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan
(Umi dkk, 2012;3).
Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena
peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Jadi, kenaikan harga saham
tersebut pada dasarnya merupakan akibat dari kenaikan laba. Pemberian
dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan,
namun tidak menutup kemungkinan perusahaan tetap membagi dividen
meskipun perusahaan menderita kerugian. Semakin banyak dividen yang ingin
dibayarkan oleh perusahaan, semakin besar kemungkinan berkurangnya laba di
tahan.
Setiap perusahaan di satu pihak menginginkan adanya pertumbuhan bagi
perusahaan, dan di lain pihak juga ingin membayarkan dividen kepada para
pemegang saham. Sehingga perusahaan akan berupaya mempertahankan
xix
dividend payout ratio meskipun terjadi penurunan jumlah laba yang diperoleh.
Oleh karena itu, Dividend Payout Ratio (DPR) sering kali dikaitkan dengan
Signaling theory (Jogiyanto Hartono : 1998 dalam Hardiyanti : 2012). Dividen
payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin
berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan
bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini menyebabkan preferensi
investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki prefensi yang
sangat kuat atas dividen. Dividen tunai merupakan keuntungan finansial yang
diharapkan pemegang saham dalam menginvestasikan modal pada perusahaan.
Adanya pemberian dividen tunai maka tujuan pemegang saham untuk
mendapatkan keuntungan tercapai dan masalah dengan agent (manajemen)
dapat dikurangi. Karena agent kecenderungan untuk menginvestasikan kembali
laba yang diperoleh, daripada membagikan dividen tunai dengan tujuan agar
perusahaan terus mengalami pertumbuhan.
Besarnya dividend tergantung kebijakan dividen masing-masing
perusahaan. Menurut (Naveli, 1989 dalam Suharli dan Oktorina 2005), secara
umum kebijakan dividen yang di tempuh perusahaan adalah salah satu dari 3
(tiga) kebijakan ini, yaitu:
1) Constant Dividend Payout Ratio
Terdapat beberapa cara mengatur dividend payout ratio yang dibagikan
secara tetap dalam persentase atau rasio tertentu, yaitu:
xx
a) Membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan
tahunan.
b) Menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun sama dengan
jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya.
c) Menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang.
2) Stable Per Share Dividend
Kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap.
Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba
yang tinggi.
3) Regular Dividend Plus Extra
Dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat dividen yang
relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti, dan memberikan tambahan apabila
perusahaan membukukan laba yang cukup tinggi.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini, diproksikan oleh dividend payout
ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) dipakai sebagai alat ukur kebijakan
dividen karena kualitas saham suatu perusahaan tidak bisa dijamin dari tiap
lembar saham yang di bagikan jika menggunakan dividend per shared (DPS).
Moeljadi (2006) merumuskan DPR sebagai berikut :
xxi
B. Kebijakan Utang
Pengertian utang menurut FASB dalam SFAC NO. 6 utang adalah
pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena
kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan
jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
Pengertian utang (kewajiban) menurut PSAK No. 57. Utang (kewajiban)
merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup
agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang
kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana
tersebut. Dana tersebut bisa diperoleh dengan cara memasukan modal baru dari
pemilik perusahaan atau dengan cara melakukan pinjaman ke pihak di luar
perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar
perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya
tersebut.
Penggunaan utang merupakan keputusan yang bersifat strategik, karena
membawa konsekuensi finansial jangka panjang yang berdampak pada resiko
dan nilai perusahaan. Setiap perusahaan akan menetapkan proporsi utang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial yang dihadapi. Terkait dengan
xxii
proporsi utang, menurut Myers : 1977 (dalam Herry Subagyo:2011-60) dalam
Balancing theory menjelaskan bahwa proporsi penggunaan utang dapat
meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat tertentu, akan tetapi setelah
melewati batas optimal penggunaan hutang dapat menurunkan nilai
perusahaan.
Kebijakan utang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa besar
kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin tinggi penggunaan
utang, maka kemungkinan resiko keuangan dan kegagalan perusahaan juga
semakin tinggi. Jadi seharusnya keberadaan utang jika dikelola secara efektif
maka akan meningkatkan harga saham. Namun apabila keberadaan utang
tersebut dikelola secara tidak efektif maka akan menurunkan harga saham.
Kebijakan utang dalam penelitian ini, diproksikan oleh Debt to equity
ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) di pakai sebagai alat ukur kebijakan
utang karena menyangkut tentang bagaimana membiayai perusahaan dalam
melunasi utang dan ekuitas apa yang harus digunakan, atau jenis sekuritas
utang serta ekuitas khusus apa yang harus diterbitkan pada perusahaan. Debt
to equity ratio dapat juga menggambarkan sumber pendanaan perusahaan yang
akan berakibat pada reaksi pasar saham, volume perdagangan saham sehingga
secara otomatis berpengaruh pada harga saham.
Brigham dan Houston (2001) merumuskan DER sebagai berikut :
xxiii
C. Profitabilitas
Menurut Hermuningsih (2013) profitabilitas adalah rasio dari efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
investasi. Profitabilitas penting bagi perusahaan dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas
menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik
dimasa yang akan datang.
Menurut Wirajaya dan Dewi (2013), para investor menanamkan saham pada
perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, maka semakin besar return yang
diharapkan investor.
Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), dalam Ayuningtias (2013),
menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan
yang baik dan kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, sehingga
investor akan merespon sinyal positif tersebut dan nilai perusahaan akan
meningkat. Hal ini, dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil
membukukan laba yang meningkat, akan mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan penilaian
yang positif dari investor dan dapat membuat harga saham perusahaan
meningkat. Dengan begitu, meningkatnya harga saham akan meningkatkan
nilai perusahaan juga.
xxiv
Proksi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah Return on Equity.
Menurut Brigham dan Houston (2001) ROE merupakan rasio laba bersih
setelah pajak terhadap modal sendiri. Sedangkan menurut Sutrisno (2001:267),
ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut
sebagai rentabilitas modal sendiri. Berdasarkan definisi ROE diatas maka
dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan
ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi dan Halim,
1996:85).
Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba
yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan
pencapaian alasan ini adalah angka Return on Equity berhasil dicapai. Semakin
besar Return on Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang
diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor
serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam
bentuk saham.
Rasio ini berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam
menjalankan modalnya, semakin tinggi ROE berarti semakin efisien dan
xxv
efektif perusahaan menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan
investor atas modal yang diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih baik
serta dapat memberi pengaruh positif bagi harga sahamnya di pasar.
Return on Equity enunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih. Semakin tinggi ROE perusahaan dianggap sebagai sinyal yang
baik, karena ROE yang besar berarti semakin besar peluang para investor
untuk memperoleh laba bersih dari setiap modal yang diinvestasikan (Prabowo,
2015:15).
D. Investment Opportunitty Asset (IOS)
Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman dana
yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan
harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama (1978) dalam
Hasnawati (2005:118) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan
hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan.
Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi
antara lain Myers (1977) dalam Hasnawati (2005:118) yang memperkenalkan
Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
xxvi
dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang
akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment
opportunity set (IOS), yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang
dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net
present value positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati
(2005:118) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang
besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan
manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang
besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang
luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun
sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di
masa yang akan datang. Dengan demikian, IOS bersifat tidak dapat observasi,
sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel
lain dalam perusahaan misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan, dan
lain-lain. Berbagai macam proksi pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan
dalam satu set kesempatan investasi atau Investment Opportunitty Asset (IOS)
yang telah digunakan oleh peneliti.
Kallapur dan Tombley (1999) dalam Hasnawati (2005:117) menjelaskan
proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan digolongkan
menjadi 3 jenis, yaitu:
xxvii
1. Proksi IOS berbasis pada harga
Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan
bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga
saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih
tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)
dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada
harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang
dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah: market
value of equity plus book value of debt, ratio of book to market value of
asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book value of
property, plant, and equipment to firm value, ratio of replacement value of
assets to market value, ratio of depreciation expense to value dan earning
price ratio.
2. Proksi IOS berbasis pada investasi
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya
pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan
secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah: ratio
R&D expense to firm value, ratio of R&D expense to total assets, ratio of
xxviii
R&D expense to sales, ratio of capital addition to firm value, dan ratio of
capital addition to asset book value.
3. Proksi IOS berbasis pada varian
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan
proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai
jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi
yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan
aktiva. Proksi IOS yang berbasis varian adalah : VARRET (variance of
total return), dan Market model Beta.
IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga saham. Proksi yang
didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan
perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada
suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara
parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh
akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva
yang dimiliki. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio
sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009:7) menyebutkan bahwa investment
opportunity set dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book
value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan
besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa
yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila
xxix
suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam
menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut
diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai
suatu perusahaan. Secara sistematis variabel investment opportunity
diformulasikan sebagai berikut:
( )
E. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko
dan Soebintoro, 2007 dalam Hardiyanti:2012) Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi membuat
pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada
proyek perusahaan di masa depan.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), ada beberapa konsep yang
menjelaskan nilai perusahaan yaitu nilai nominal, nilai intristik, nilai likuidasi,
nilai buku, nilai pasar, dan nilai intristik. Nilai nominal adalah nilai yang
tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan. Nilai likuidasi adalah
nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang
harus dipenuhi. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham sedangkan konsep yang paling representatif untuk
menentukan nilai suatu perusahaan adalah konsep intrinstik. Nilai perusahaan
xxx
dalam nilai konsep nilai instristik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan
nilai asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
Memaksimumkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan
perusahaan. Penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, dan
judgement. Ada beberapa konsep dasar penelitian, meliputi :
1) Nilai ditentukan untuk waktu atau periode tertentu,
2) Nilai harus ditentukan pada harga yang wajar,
3) Penilaian tidak di pengaruhi oleh sekelompok pembeli tertentu,
Secara umum banyak metode dan teknik yang di kembangkan dalam
penilaian perusahaan diantaranya adalah :
a) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price
earning ratio, metode kapitalisasi proyek laba,
b) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas,
c) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen,
d) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva,
e) Pendekatan harga saham,
f) Pendekatan economic value added (EVA)
Weston dan Copeland (1997) dalam Herawati (2012:2) menyatakan bahwa
ukuran yang paling tepat digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah
xxxi
rasio penilaian (valuation), karena rasio mencerminkan rasio (resiko) dengan
rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian sangat penting karena rasio berkaitan
langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para
pemegang saham.
Rasio penilaian tersebut adalah market value ratio yang terdiri dari 3
macam ratio yaitu price earning ratio, price/cash flow ratio, price to book
value ratio.Price earning ratio adalahrasio harga per lembar saham terhadap
laba per lembar saham. Rasio ini menunjukan berapa banyak jumlah rupiah
yang harus dibayarkan oleh para investor untuk membayar setiap rupiah laba
yang di laporkan. Price/cash flow ratio adalah harga per lembar saham dengan
dibagi oleh arus kas per lembar saham. Sedangkan price to book value ratio
adalah suatu rasio yang menunjukkan hubungan antara harga pasar saham
perusahaan dengan nilai buku perusahaan.
Menurut John J Hampton, rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi 3
yaitu:
a) Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency
perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban–kewajiban
yang harus dipenuhi. Rasio likuiditas antara lain rasio lancar (current
ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran piutang (receivable turn
over), dan perputaran persediaan (inventory turn over).
b) Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan
dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio
xxxii
profitabilitas antara lain margin keuntungan (profit margin), margin
laba kotor (gross profit margin), perputaran aktiva (operating assets
turn over), imbal hasil dari investasi (return on investment), dan
rentabilitas modal sendiri (return on equity).
c) Rasio kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan
keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam
mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang
berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Rasio kepemilikan
antara lain keuntungan per lembar saham (earning per share), nilai
buku per lembar saham (book value per share), serta rasio utang dan
modal sendiri (capital structure ratio).
F. Pasar Modal Syariah
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Sedangkan Pasar Modal Syariah merupakan tempat atau sarana
bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah, dalam
bertransaksi yang berpedoman pada ajaran Islam dan menjauhi hal-hal yang
dilarang, seperti penipuan dan penggelapan (Rodoni, 2009:62). Pasar modal
syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan
xxxiii
perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua
produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan
hukum muamalat Islamiyah (Rodoni, 2009:62).
Pasar modal syariah dibuka secara resmi oleh Menkeu Boediono pada
tanggal 14 Maret 2003 yang didampingi oleh Ketua Bapeppam Herwidayatmo,
dan perwakilan-perwakilan lainnya, seperti MUI, DSN (direksi SRO), direksi
perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi profesi di pasar
modal Indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal syariah harusnya
diresmikan pada awal November 2012, namun Bapeppam dan Dewan Syariah
Nasional belum siap. Sebelumnya Bapeppam telah mengkaji cukup lama dan
telah mengirim delegasi untuk studi banding dan melihat mekanisme
beroperasinya pasar modal syariah di berbagai pasar modal syariah dunia
(Sholahuddin, 2006:155 dalam Akhmad Faozan 2009:3).
Sistem pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir dan
gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Di
Indonesia, Pasar modal menerapkan sistem syariah islam dalam
operasionalnya, sementara ini masih dalam bentuk indeks yaitu Jakarta
Islamic Index (JII) pada PT. Bursa Efek Jakarta (Rodoni, 2009:62).
1) Prinsip Syariah dalam Pasar Modal
Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana terdapat berbagai hal
yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu:
xxxiv
a. Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip
syariah, seperti saham syariah dan sukuk (obligasi syariah) yang
terbebas dari unsur riba (interest) dan gharar (ketidakpastian atau
ketidaklengkapan informasi yang tidak dapat di manage dan potensial
menimbulkan penyesalan dan pertengkaran).
b. Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun
sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan
jasa harus sejalan etika ajaran islam. Seperti usaha kasino, perusahaan
rokok, minuman keras, dan bisnis asusila akan membuat emiten tidak
boleh masuk dalam bursa saham dan obligasi Islam.
c. Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau transaksi yang
riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang
piutang. Oleh karena itu, hasil investasi yang akan diterima pemodal
merupakan fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan dari dana atau
harta hasil penjualan efek (al-aid).
d. Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan
(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung
unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar)
yang lebih tepat disebut dengan permainan asumsi kosong.
e. Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang
piutang seperti tidak dibenarkan jual-beli hutang dengan cara diskon;
emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kemballi hutang
(bai‟ad-dain bi ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek diterima
xxxv
perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil; tidak boleh ada
kompensasi yang berdasarkan pada pembaharuan
(restructuring/rescheduling) dari utang; dan tidak dibenarkan
melakukan jual beli masa datang (forward) untuk transaksi valuta asing.
Prinsip-prinsip dan petunjuk fundamental Al-Quran yang dapat dibangun
dalam tatanan muamalah, khususnya dalam pembiayaan dan investasi
keuangan, antara lain:
a) Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau
kegiatan yang halal, spesifik, dan bermanfaat.
b) Uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan
atau investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan
kegiatan usaha.
c) Akad yang terjadi antara pemilik harta dan emiten harus jelas. Tindakan
maupun informasinya harus transparan dan tidak boleh menimbulkan
keraguan yang dapat merugikan salah satu pihak, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW; “Tidak halal bagi seorang muslim menjual dari
saudaranya suatu jual-beli di dalamnya ada aib, cacat, kecuali ia
menjelaskannya”. (HR. Bukhari).
d) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang
melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian. Dalam sebuah
hadis shahih, Rasulullah SAW bersabda: “sebaik-baik orang beriman
xxxvi
adalah orang yang toleran dalam menjual, toleran dalam membeli, toleran
dalam membayar dan toleran dalam mencari keadilan”.
e) Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehatian baik pada
investor maupun emiten.
Konsekuensi dari prinsip-prinsip tersebut, dalam tataran operasional pasar
modal syariah harus memenuhi kriteria berikut:
a) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang
dan jasa yang halal.
b) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada
manipulasi fakta.
c) Tidak boleh memprtukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang
berbeda.
d) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan
diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik.
e) Larangan untuk merekayasa permintaan untuk mendapatkan
keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand.
f) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek,
pelaku, dan periodenya sama.
2) Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono,
menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar
modal syariah tersebut adalah sebagai berikut (Sudarsono 2007: 186):
xxxvii
a) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c) Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional.
e) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.
2. Teori-teori yang Berhubungan dengan Penelitian
A. Teori Agensi (Agent Theory)
Jansen dan Mackling (1976) dalam Paramitha (2012) menyatakan bahwa
hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan
pemegang saham (principal). Dalam hubungan keagenan tersebut, teori
keagenan (agency theory) telah menjadi penelitian yang kuat dalam disiplin
keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001).
Dalam teori agensi, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa,
dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada
agent tersebut. Adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham
xxxviii
(principal) dengan manajer (agent), akan berpotensi menimbulkan konflik
(agency conflict).
Pihak pemegang saham (principal) bertujuan untuk memaksimumkan
kekayaan dengan melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh
investasi perusahaan, sedangkan manajer (agent) memiliki tujuan pada
peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Principal dapat memberikan
penilaian terhadap kinerja agent melalui laporan keuangan yang telah dibuat
oleh agent selama perusahaan berlangsung. Principal selalu mengharapkan
agar agent bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, namun terkadang
terjadi suatu konflik kepentingan diantara principal dan agent.
Konflik kepentingan antara principal dan agent terjadi karena
kemungkinan agent tidak selalu melakukan yang sesuai dengan kepentingan
principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi
konflik tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pengawasan sehingga
dapat menyelaraskan atau menyamakan berbagai kepentingan yang ada antara
principal dan agent di dalam perusahaan. Menurut Jensen dan Mecking (1976)
mengindentifikasikan biaya keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the
monitoring expenditure by the principal adalah biaya pengawasan yang harus
dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding cost adalah biaya yang harus
dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkan principal kepada
agent; 3) the residual loss yaitu pengorbanan akibat berkurangnya
kemakmuran principal karena perbedaan keputusan antara principal dan agent.
xxxix
Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah dengan
meningkatkan dividen perusahaan. Membayar dividen lebih besar menurunkan
arus kas internal yang berkaitan dengan kebijakan manajemen dan memaksa
perusahaan untuk mencari lebih banyak pendanaan internal (Apriani, 2005:77
dalam Andini, 2012:25). Menurut Suharli (2007) kebijakan dividen kas dapat
menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap
pihak manajemen. Pemegang saham berusaha menjaga agar pihak manajemen
tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan menstimulus
pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingannya sendiri.
B. Signaling Theory
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar, sehingga pasar dapat
membedakan perusahaan yang baik dan tidak (Sukirni, 2:2012). Dividen
mengandung informasi atau sebagai syarat (signal) akan prospek perusahaan.
Kebijakan dividen mengkomunikasikan informasi mengenai prospek masa
depan perusahaan bagi investor. Berdasarkan kandungan informasi dari dividen
atau penjelasan signaling, pengumuman dividen kas menyampaikan informasi
yang bernilai mengenai penilaian manajemen terhadap profitabilitas masa
datang perusahaan.
xl
3. Penelitian-penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan rasio pertumbuhan laba, telah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian
tersebut juga memberikan informasi pada penelitian ini dalam menguji
hubungan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba. Adapun hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 2.1.
41
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Sri Hasnawati
(2005)
“Dampak Set Peluang
Investasi Terhadap Nilai
Perusahaan Publik di Bursa
Efek Jakarta"
Menggunakan
variabel investment
opportunity set Mengganti variabel price book value,
dengan dividend payout ratio, debt to
equity ratio dan return on equity.
Keputusan investasi
berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan
JAAI, Volume 9, Nomor 2,
Tahun 2005.
-
Tidak menggunakan perusahaan publik
selain Bank dan lembaga keuangan yang
terdaftar di BEI, tetapi menggunakan
perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta
Islamic Index (JII)
- -
Model penelitian menggunakan structural
equation modelling tetapi menggunakan
regresi linear berganda
- -
Metode Sampling : measurment model
dan permodelan structural tetapi penelitian
ini menggunakan purposive sampling.
Bersambung pada halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
2
Arie Afzal dan
Abdul Rohman
(2012)
“Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan"
Menggunakan
variabel dividend
payout ratio, dan debt
to equity ratio
Mengganti variabel price
earnings ratio, price
book value, dan earnings
per share dengan return
on equity dan investment
opportunity set
keputusan investasi
dan keputusan
pendanaan
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
nilai perusahaan
Diponegoro Journal of
Accounting, Hal. 9,
Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012. -
Tidak menggunakan
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI,
tetapi menggunakan
perusahaan yang masuk
ke dalam Jakarta Islamic
Index (JII)
Kebijakan deviden
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Analisis : regresi
linear berganda - -
- Metode Sampling :
purposive sampling - -
Bersambung pada halaman selanjutnya
43
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Dwi Sukirni
(2012)
“Kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional,
kebijakan dividen dan
kebijakan hutang analisis
terhadap nilai
perusahaan.”
Menggunakan variabel
dividend payout ratio,
dan debt to equity
ratio
Mengganti variabel
kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional,
dengan return on equity
dan investment
opportunity set
kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif
secara signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
Accounting Analysis
Journal, 2012
-
Tidak menggunakan
semua perusahaan yang
terdaftar di BEI, tetapi
menggunakan perusahaan
yang masuk ke dalam
Jakarta Islamic Index
(JII)
kepemilikan
institusional dan
kebijakan hutang
berpengaruh postif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
-
Analisis : regresi
berganda
-
serta kebijakan deviden
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Metode Sampling :
purposive sampling - -
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Tabel 2.1 (lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4
Gani Ibrahim Fenandar
dan Surya Raharja
(2012)
“Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan"
Menggunakan
variabel dividend
payout ratio, dan debt
to equity ratio
Mengganti variabel price
book value, dan
CPA/BVAdengan return
on equity dan investment
opportunity set
Keputusan
pendanaan
berpengaruh tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
Diponegoro Journal of
Accounting, Hal. 1-10,
Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012. -
Tidak menggunakan
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI,
tetapi menggunakan
perusahaan yang masuk
ke dalam Jakarta Islamic
Index (JII)
Kebijakan deviden
dan kebijakan
investasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Analisis : regresi
berganda - -
- Metode Sampling :
purposive sampling - -
45
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5
Umi Mardiyati, Gatot
Nadzir, dan Ria Putri
(2012)
“Pengaruh Kebijakan
Dividen, Kebijakan Hutang,
dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2005-2010"
Menggunakan variabel
dividend payout ratio,
debt to equity ratio, dan
return on equity.
Mengganti variabel price
book value, dan good
corporate governance
dengan investment
opportunity set.
Kebijakan deviden
berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Jurnal Riset Manajemen
Sains Indonesia, Volume 3,
Nomor 1, Tahun 2012. -
Tidak menggunakan
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI, tetapi
menggunakan perusahaan
yang masuk ke dalam
Jakarta Islamic Index (JII)
Kebijakan hutang
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
- -
Metode Sampling yang di
gunakan kausal koperatif.
Dalam penelitian ini,
metode sampling
menggunakan purposive
sampling.
Profitabilitas
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan
- - Analisis : regresi linear
berganda -
Bersambung pada halaman selanjutnya
46
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6 Dwi Ayuningtyas, dan
Kurnia (2013)
“Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan :
Kebijakan Dividen dan
Kesempatan Investasi
sebagai Variabel Antara"
Menggunakan variabel
dividend payout ratio.
Mengganti variabel return
on investment dan price
book value, dengan debt to
equity ratio, return on
equity, dan investment
opportunity set.
Profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kebijakan dividen
perusahaan
Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Volume 1,
Nomor 1, Januari 2013. -
Tidak menggunakan
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI, tetapi
menggunakan perusahaan
yang masuk ke dalam
Jakarta Islamic Index (JII)
Profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kesempatan
investasi
- Metode Sampling :
purposive sampling -
Profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan
- Analisis : regresi linear
berganda - -
Bersambung pada halaman selanjutnya
47
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7 Oktavina Tiara Sari (2013)
“Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan"
Menggunakan variabel
dividend payout ratio
dan debt to equity ratio.
Mengganti variabel price
earnings ratio dan price
book value, dengan return
on equity, dan investment
opportunity set.
Keputusan investasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Management Analysis
Journal,, 2013
-
Tidak menggunakan
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI, tetapi
menggunakan perusahaan
yang masuk ke dalam
Jakarta Islamic Index (JII)
Keputusan
pendanaan
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Metode Sampling :
purposive sampling -
Kebijakan dividen
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Analisis : regresi linear
berganda - -
48
4. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini terlihat dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity
(ROE), Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index
Periode 2009-2013
Variabel Independen :
DPR
DER
ROE
IO
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Uji Model regresi
Uji Asumsi Klasik :
1. Normalitas
2. Multikolonieritas
3. Autokorelasi
4. Heterokedastisitas
Regresi Berganda
Uji Hipotesis
1. Uji R2
2. Uji F
3. Uji t
Kesimpulan dan Saran
49
5. Hipotesis
a. Dividend Payout Ratio (DPR) dengan Nilai Perusahaan
Pada dasarnya, laba bersih perusahaan bisa dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba yang ditahan untuk
membiayai investasi perusahaan. Menurut Wijaya dan Wibawa (2010) dalam Arie
Afzal (2012), terdapat sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan
dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa
kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut dengann
teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa dividen yang tinggi
akan meningkatkan nilai perusahaan yang di sebut dengna Bird In The Hand
Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividen payout ratio
(DPR) suatu perusahaan, maka nilai suatu perusahaan akan semakin rendah.
Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) dapat membuktikan bahwa kebijakan
dividen mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
Dengan demikian, keterkaitan antara Dividend Payout Ratio (DPR) dengan
nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
H1: Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
50
b. Debt To Equity Ratio (DER) dengan Nilai Perusahaan
Peningkatan hutang dapat diartikan oleh pihak luar perusahaan sebagai
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya dimasa depan atau
perusahaan memiliki resiko bisnis yang rendah. Peningkatan pendanaan melalui
hutang juga merupakan salah satu cara mengurangi biaya keagenan. Hutang dapat
mengendalikan manager untuk mengurangi tindakan yang tidak efisien dan
kinerja perusahaan menjadi lebih efektif sehingga penilaian investor terhadap
perusahaan akan meningkat (Wongso, 2012:3).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukirni (2012) yang
menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif secara signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitiannya didukung dengan Trade Off Theory
dimana tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak mencapai
jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan. Teori ini
memperbandingkan manfaat dan biaya atau keseimbangan antara keuntungan dari
kerugian atas penggunaan hutang.
Dengan demikian, keterkaitan antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan
nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
H2: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
51
c. Return On Equity Ratio (ROE) dengan Nilai Perusahaan
ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh rasio Return On Equity (ROE), secara
langsung dapat mempengaruhi return pemegang saham. Dengan asumsi bahwa
Return On Equity (ROE) dalam hal ini menunjukkan kinerja perusahaan bagus
sehingga perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang baik pula, maka harga saham
akan mengalami kenaikan pula, dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut Martikarini (2012:12) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE)
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang disebabkan oleh
keuntungan yang tinggi akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik
sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham.
Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan
meningkat. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi
dkk (2012:4) yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki nilai
yang positif signifikan dimana semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan
semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan
indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut
meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan
menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
52
Dengan demikian, keterkaitan antara Return On Equity (ROE) dengan nilai
perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
H3: Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
d. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan bentuk investasi yang dilakukan
oleh perusahaan sehingga menghasilkan nilai bagi perusahaan di masa mendatang
dan dinilai tinggi oleh investor. Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri
melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk,
penggantian mesin, pembelian aktiva, pengembangan research dan development
(Myers, 1977 dalam Hasnawati:2005).
Pengeluaran modal perusahaan (capital ependiture) sangat penting untuk
meningkatkan nilai perusahan karena jenis investasi ini memberikan sinyal tentang
pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang
dan mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan yang di proksi melalui return
saham (Fama dan French, 1998 dalam Gany dkk, 2012:6).
Dengan demikian, keterkaitan antara Investment Opportunity Set (IOS)
dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis berikut:
53
H4 : Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
e. Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On
Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai
Perusahaan
Menurut Wongso (2012:5), Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh secara
simultan terhadap nilai perusahaan. Begitupun dengan peneilitan yang dilakukan
oleh Gani (2012:2-3) yang menyatakan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.
Adapun Arie Afzal (2012:6) juga menyatakan bahwa pengaruh investasi, Dividend
Payout Ratio (DPR), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Nani (2012: 12) menyatakan bahwa
Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara
simultan dan signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wongso (2012), Gani
(2012), Arie Afzal (2012) dan Nani (2012) dapat disimpulan bahwa secara
simultan Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On
Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan dapat dirumuskan dengan hipotesis berikut :
54
H5 : Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity
Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh simultan dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu
Rasio Keuangan yang meliputi Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS)
terhadap variabel dependen, yaitu kebijakan dividen yang diproksikan dengan
Nilai Perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian
atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 dan termasuk dalam Jakarta
Islamic Index (JII). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling, teknik penentuan sampel dalam
hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang
diinginkan, karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya, atau memenuhi
beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Beberapa
kriteria yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
56
1. Perusahaan terdaftar di BEI pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013
dan tidak delisting pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 serta
termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII).
2. Perusahaan membagikan dividen berturut-turut pada periode pengamatan
yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan dan berakhir pada 31
Desember tiap tahunnya. Perusahaan yang tidak memiliki kriteria ini
dikeluarkan dari sampel untuk menghindari pengaruh waktu parsial dalam
pengukuran variabel.
4. Perusahaan harus tidak menunjukkan saldo ekuitas dan laba yang negatif
selama tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013, sebab laba dan ekuitas yang
negatif sebagai penyebut dalam perhitungan rasio menjadi tidak bermakna.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua
cara yaitu penelitian lapangan dan penelitian pustaka.
1) Penelitian Lapangan (Field Research)
Dengan cara mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan setiap
sampel perusahaan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dengan
bersumber dari company profile, annual report, dan fact book yang
57
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diklasifikasian kedalam
Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini diambil selama periode 5 tahun
(series) yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
2) Penelitian Pustaka (Library Research)
Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan
memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang di teliti
melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal artikel di situs internet, skripsi
maupun thesis.
D. Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam peneltitian ini adalah analisis berganda
(multiple regression). Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih
variabel independen (bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali 2006:85).
Metode ini menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independen melalui Program Statistical Package For Social Scienses (SPSS).
Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka
selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenaimetode analisis data
tersebut adalah sebagai berikut:
58
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). (Ghozali, 2006: 19).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti
melakukan uji multikoliniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan
uji normalitas.
a) Uji Multikoliniearitas
Pengujian multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen (Ghozali, 2011:95).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai
tolerance. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai
tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10, nilai tersebut menunjukkan
adanya multikolonieritas (Ghozali, 2011:105-106).
b) Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi
liniar terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
59
kesalahan pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan
dengan uji Durbin-Watson. (Ghozali, 2006:99-100). Hipotesis yang akan
diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi
HA : ada autokorelasi
Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut:
1) 0 < d < dL : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi positif
2) 4-dL < d < 4 : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi
3) dU < d < 4-dU : Terima Ho, meyatakan tidak ada autokorelasi
60
4) dL ≤ d ≤ dU : Tidak dapat disimpulkan
5) 4-dU ≤ d ≤ 4-dL : Tidak dapat disimpulkan
c) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamaan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011:139).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada atau tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah studentized. (Ghozali,
2011: 139). Dasar pengambilan keputusan adalah jika terdapat pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan
terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta
61
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011:139).
d) Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal (Ghozali, 2011:147).
Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu menggunakan grafik. Analisis
grafik yang dilakukan dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Dan metode lainnya, dengan melihat grafik Normal
Probablitiy Plot (P-Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari
disrtribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distirbusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
(Ghozali, 2011:160-161).
3. Uji Hipotesis
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel
dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah
diketahui besarnya. Adapun variabel independen dalam penelitian ini terdiri
dari Dividend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), Return On
62
Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS). Sedangkan variabel
dependennya adalah nilai perusahaan yang diproksikan oleh mbe/pve.
Persamaan regresi berganda yang digunakan sebagai berikut:
NP = a+b1DPR+b2DER+ b3ROE+ b4IOS+e
Keterangan:
NP : Nilai Perusahaan
a : Konstanta
b1 2 34 5 : Koefisien regresi
DPR : Dividend Payout Ratio
DER : Debt to Equity Ratio
ROE : Return On Equity
IOS : Investment Opportunity Set
e : Kesalahan Regresi (regression error)
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat analisis yaitu berupa
koefisien determinasi, uji statistik F dan uji t.
a) Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (Adjusted R2) bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).
Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen
63
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crosssection)
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2011:97).
b) Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05.
(Ghozali, 2011:98)
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variable independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (HA), tidak semua parameter secara simultan sama dengan
nol. Artinya, semua variabel independensecara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji statistik F ini adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas di bawah 0,05 maka semua variabel
independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
64
2) Jika nilai probabilitas di atas 0,05 maka semua variabel independen
tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
c) Uji Statistik t
Uji statistik menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
dalam model sama dengan nol. Artinya, suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (HA), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol.
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji statistik t ini
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel
independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel
independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak.
65
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai. Dalam operasionalisasi penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
variabel pengujian yang dikelompokkan menjadi:
1. Variabel independen (bebas atau terikat)
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam bab
ini meliputi dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return
on equity (ROE), investment opportunity set (IOS).
a) Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio (DPR), rasio yang digunakan untuk
perbandingan antara dividen per saham dengan pendapatan per saham
(Fahmi, 2012:84).
b) Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukkan
persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi
pinjaman (Fahmi, 2012:73).
66
c) Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri pada perusahaan tersebut. Rasio ini
sangat diminati oleh para investor, karena ROE merupakan indikator
mengenai laba bagi para pemegang saham, karena semakin tinggi ROE
maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh laba, dan
tingkat pengembalian akan semakin besar. Sehingga akan berdampak
pada harga saham perusahaan tersebut. (Kusumawardani, 2010:6)
d) Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan kombinasi antara
aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang
akan datang (Andini, 2012:55). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Hasnawati (2005), Investment Opportunity Set (IOS) dapat diukur
meliputi :
1) Total Assets Growth
2) Market to book value of equity
3) Earning to price ratio
4) Ratio capital expenditure to BVA
5) Current assets to total assets
67
Dalam pengukuran Investment Opportunity Set (IOS), peneliti
menggunakan market to book value of equity karena merupakan proksi
berdasarkan harga. Dimana proksi ini menggambarkan permodaln suatu
perusahaan, sehingga dengan proksi ini dapat mencerminkan besarnya
return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang
akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Rasio ini
dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan
harga penutupan saham terhadap total ekuitas (Nurcahyo dan Putriani,
2009:9 dalam Fahrizal, 2013:42).
( )
2. Variabel dependen (tidak bebas atau terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan
variabilitasnya, atau memprediksinya (Sekaran, 2009:116).
Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan di ukur oleh Tobin’s Q yang
dikembangkan oleh James Tobin (1967) yang merupakan ukuran yang lebih
teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya
ekonomis dalam kekuasaannya (Vinola, 2008:100 dalam Fahrizal, 2013:43 ).
68
Tobin’s Q adalah rasio yang menunjukkan estimasi pasar keuntungan
saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dollar investasi. Rasio ini
diukur dengan rumus :
Keterangan :
Tobin’s Q : nilai perusahaan
MVE : nilai ekuitas pasar (market value of equity)
D : nilai buku dari total hutang
BVE : nilai buku dari ekuitas (book value of equity)
Untuk menghitung nilai MVE (market value of equity) diperoleh dari
hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan
jumlah saham yang beredar di akhir tahun. Sedangkan BVE (book value of
equity) diperoleh dari hasil selisih total aset dengan total kewajiban. (Vinola,
2008:103 dalam Fahrizal, 2013:43).
Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Namun
jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva memberikan nilai yang lebih rendah
daripada pengeluaran investasi.
Selengkapnya untuk definisi operasional variabel penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Nama Variabel Indikator Variabel Skala Pengukuran
Variabel
Independen
Dividend Payout
Ratio (Fahmi,
2012:48)
Rasio
Variabel
Independen
Debt to Equity
Ratio (Fahmi,
2012:73)
Rasio
Variabel
Independen
Return On Equity
(Kusumawardani,
2010:6)
Rasio
Variabel
Independen
Investment
Opportunity Set
(Fahrizal, 2013:42)
Rasio
Variabel Dependen Nilai Perusahaan
(Fahrizal, 2013:43) Rasio
Sumber : diolah dari beberapa peneliti sebelumnya
DPR 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
DER 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
ROE 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑋 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
MBVE (𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑋 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Tobin's Q 𝑀𝑉𝐸+𝐷
𝐵𝑉𝐸+𝐷
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan termasuk ke dalam indeks saham JII (Jakarta Islamic
Index) pada periode 2009-2013. Dengan berkembangnya sistem syariah, dan
tingginya permintaan akan investasi yang islami terutama di pasar modal
menyebabkan semakin banyak institusi-institusi maupun instrumen investasi
yang ditawarkan (Rodoni, 2009:42).
Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba,
maysir dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat
Islam. Pasar modal syariah di kembangkan dalam rangka mengakomodir
kebutuhan umat Islam di Indonesia yang mau melakukan investasi di
pasar modal sesuai prinsip syariah (Rodoni, 2009:62). Jakarta Islamic Index
(JII) merupakan indeks yang di kembangkan oleh BEI yang bekerja sama
dengan Danareksa Investment Management untuk merespon kebutuhan
informasi yang berkaitan dengan investasi syariah.
Jakarta Islamic Index (JII) adalah salah satu index saham yang ada di
Indonesia, yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-
saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Index (JII)
dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. (website : www.idx.co.id)
Pembentukan instrumen syariah ini dilakukan untuk mendukung
pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada
tanggal 14 Maret 2003. Setiap periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic
Index (JII) berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah
yang dilakukan per 6 (enam) bulan sekali. Jakarta Islamic Index (JII)
melakukan penyaringan (filter) terhadap saham yang listing.
Dasar penyaringan adalah fatwa syariah yang di keluarkan oleh Dewan
Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEI memilih emiten yang
unit usahanya sesuai dengan syariah (Rodoni, 2009:72).
Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk
meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham
berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan
syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. Jakarta Islamic Index
(JII) juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas
saham berbasis syariah di Indonesia. Jakarta Islamic Index (JII) menjadi
jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan
kata lain, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi pemandu bagi investor yang
ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana
ribawi. Selain itu, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi tolak ukur kinerja
(benchmarks) dalam memilih portofolio saham yang halal.
Perbedaan mendasar antara indeks islam dan indeks konvensional adalah
indeks konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa
dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang
terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku. Adapun syarat suatu
saham yang di keluarkan oleh perusahaan dapat dikatakan syariah adalah
sebagai berikut :
1) Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengolahan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) atau
perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah tidak boleh
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Jenis kegiatan usaha yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain:
a) Usaha perjudian atau permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang di larang,
b) Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional,
c) Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang haram,
d) Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-barang
atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
e) Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya.
2) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib
untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan
syariah atas saham syariah yang dikeluarkan.
3) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan saham syariah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan
memiliki Syariah Compliance Officer (fatwa DSN No. 40.2003).
Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index
(JII) harus melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang
lsiting :
1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercata lebih 3 (tiga) bulan,
kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar,
2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun
berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar
90%,
3) Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun
terakhir.
4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata
nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
Saham-saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) harus
memenuhi persyaratan tertentu yaitu emiten yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan syariah. Selain itu, juga dipertimbangkan aspek likuiditas
dan kondisi keuangan emiten, salah satunya rasio leverage perusahaan
maksimal 90% hal ini menunjukkan bahwa saham-saham yang masuk dalam
JII memiliki rasio yang lebih terbatas dan kualitas yang lebih baik karena
adanya pembatasan tingkat leverage emiten yang masuk dalam JII. Setiap 6
(enam) bulan sekali emiten yang sahamnya masuk dalam JII dipantau dan
dievaluasi melalui laporan keuangan yang diterbitkan emiten dan data publik
lainnya. (Sinarti dan Nai’im, 2010:2-3) dalam (Andini, 2013:58-59).
Berdasarkan populasi perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic
Index (JII) periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tersebut, penelitian
ini menggunakan beberapa sampel yang ditentukan berdasarkan metode
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari company
profile tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan fact book tahun 2009, 2010,
2011, 2012, 2013 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat
website www.idx.co.id. Berikut adalah rincian perolehan sampel perusahaan
yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) dengan kriteria-kriteria yang
di tentukan sesuai dengan kebutuhan analisis.
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
1
Perusahaan terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dan tidak delisting pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 serta termasuk dalam Jakarta Islamic Index
30
2 Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
5
No. Kriteria Jumlah
3
Perusahaan yang tidak berhasil di peroleh dan tidak menerbitkan laporan keuangan lengkap selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
7
4 Perusahaan yang menjadi outlier 6
5 Jumlah perusahaan go public dalam daftar Jakarta Islamic Index yang menjadi sample
12
Sumber : Data sekunder yang di olah
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan, dengan pengamatan 5
tahun berturut-turut. Maka tahun observasi 5 tahun x 12 sampel = 60 observasi.
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah tabel sampel
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.2
Sampel Perusahaan Go Public yang Terdaftar
pada Jakarta Islamic Index
No Kode Emiten
1 AALI Astra Argo Lestari
2 ADRO Adaro Energy
3 ASII Astra Internasional
4 KLBF Kalbe Farma
5 LPKR Lippo Karawaci
6 LSIP PP London Sumatra Indonesia
7 PGAS Perusahaan Gas Negara
8 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
9 SMGR Semen Indonesia
10 UNTR United Tractors
11 UNVR Uniliver Indonesia
12 WIKA Wijaya Karya Sumber : Data sekunder
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian
a) Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data
yang di lihat dari nilai manimum, maksimum, rata-rata (mean) dan
standar deviasi yang dihasilkan dari variable penelitian. Nilai minimum
menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan
dan analisis data yang telah di lakukan terhadap perusahaan sampel.
Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari
hasil pengolahan dan analisis data yang telah di lakukan, sedangkan
mean (rata-rata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing
variabel. Variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini
meliputi dividend payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER),
return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) sebagai
variabel independen, serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen.
Variabel-variabel tersebut akan di uji secara statistik deskriptif dengan
menggunakan program SPSS seperti yang di lihat dalam tabel 4.3 di
bawah ini :
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
DPR 60 0,13 1,09 0,4805 0,2381
DER 60 0,01 2,14 0,4545 0,55005
ROE 60 0,04 1,00 0,2772 0,18636
IOS 60 0,01 0,65 0,1383 0,16577
NP 60 0,01 0,20 0,056 0,0527
Valid N
(listwise) 60
Sumber : data sekunder yang di olah
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 di atas
menunjukkan bahwa nilai minimum variabel dividend payout ratio
(DPR) setelah di logaritma adalah sebesar 0,13 dan nilai maksimum
sebesar 1,09 dengan nilai rata-rata sebesar 0,4805 dan standar deviasi
sebesar 0,2381.
Nilai minimum variabel debt to equity ratio (DER) setelah di
logaritma adalah sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 2,14 dengan
nilai rata-rata sebesar 0,4545 dan standar deviasi sebesar 0,55005.
Nilai minimum variabel return on equity (ROE) adalah sebesar
0,04 dan nilai maksimum sebesar 1 dengan nilai rata-rata sebesar
0,2772 dan standar deviasi sebesar 0,18636.
Nilai minimum variabel investment opportunity set (IOS) adalah
sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 0,65 dengan nilai rata-rata
sebesar 0,1383 dan standar deviasi sebesar 0,16577.
Untuk variabel investment opportunity set (IOS) nilai minimum
adalah sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 0,65 dengan nilai rata-
rata sebesar 0,1383 dan standar deviasi sebesar 0,16577.
b) Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam
penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah dividend
payout ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE),
dan investment opportunity set (IOS) sedangkan variabel dependen yang
digunakan adalah nilai perusahaan. Agar model regresi yang dipakai
menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi
empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
1) Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen.
Menurut Ghozali (2006) syarat yang digunakan untuk uji
multikoliniearitas adalah:
a) Nilai tolerance > 10% (0,1) dan nilai VIF < 10 maka tidak ada
multikoliniearitas.
b) Nilai tolerance < 10% (0,1) dan nilai VIF > 10 maka terdapat
multikoliniearitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
DER 0,652 1,534
IOS 0,646 1,548
ROE 0,567 1,765
LN_DPR 0,735 1,360
a. Dependent Variable : LN_Nilai Perusahaan
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang
sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar
variabel independen dalam model regresi.
2) Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis
regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka
digunakan uji Durbin Watson Test.
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Durbin Watson Test (d) dengan tabel uji
Durbin Watson (dU dan dL). Dengan formulasi sebagai berikut:
0 < d < dL : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi positif
4-dL< d < 4 : Tolak Ho, menyatakan ada autokorelasi
dU< d < 4-dU : Terima Ho, meyatakan tidak ada autokorelasi
dL ≤ d ≤ dU : Tidak dapat disimpulkan
4-dU ≤ d ≤ 4-dL: Tidak dapat disimpulkan
Level of significant (α) yang digunakan adalah 5% jumlah
sampel 60 (n) dan jumlah variabel bebas4 (k = 4) maka dalam tabel
Durbin Watson didapatkan nilai dL sebesar 1,4443 dan dU sebesar
1,7272. Nilai Durbin Watson dari uji autokorelasi dapat dilihat
dalam tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,757a 0,573 0,542 0,62621 1,357
a. Predictors: (Constant), LN_DPR, IOS, DER, ROE
b. Dependent Variable: LN_NP
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,357. Nilai yang
dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas
dari autokorelasi.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID atau
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 4.1 di
atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak di pakai untuk memprediksi nilai perusahaan
berdasarkan masukan variabel independen dividend payout ratio
(DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan
investment opportunity set (IOS).
4) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendeteksi normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis
grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan dengan melihat
Normal Probability Plot (P-P Plot).
Gambar 4.2
Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah
Gambar 4.3
Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dengan melihat tampilan grafik histogram (Gambar 4.2)
maupun grafik normal plot (gambar 4.3) dapat disimpulkan bahwa
kedua grafik ini menunjukkan model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Karena pada grafik histogram (Gambar 4.2) data
menunjukkan distribusi normal dan pada grafik normal plot
(Gambar 4.3) data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal.
c) Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji
statistik t, dan uji statistik f.
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat diihat
dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
a. Predictors : (constant), LN_DPR, IOS,DER, ROE
b. Dependent Variable : LN_NP
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 menunjukkan
nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0.542 atau 54.2%,
nilai ini menunjukkan variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan
sebesar 54,2% oleh variabel dividend payout ratio (DPR), debt to
equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment
opprtunity set (IOS), sedangkan sisanya 45.8% (100% - 54.2%)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam
model penelitian ini meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikian
institusional, price book value, price earnings ratio, return on
investment, earnings per share, good corporate governance.
2) Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen.
Berikut ini adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .757a .573 .542 .62624
Model Sum of Squares
Df Mean
Square F Sig.
1
Regression 28.980 4 7.244 18.476 .000b
Residual 21.570 55 .392
Total 50.548 59
a. Dependent Variabel : LN_NP
b. Predictors : (Constant), DER, IOS, LN_DPR, ROE
Sumber : Data sekunder yang diolah.
Tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai
Fhitungsebesar 18.476 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Tingkat signifikasi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang dapat
disimpulkan bahwa variabel devidend payout ratio (DPR), debt to
equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan investment
opportunity set (IOS) berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
3) Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi
(0.05). Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8
dibawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
a. Dependent variabel : nilai perusahaan
Sumber : data sekunder yang di olah
Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa koefisien model regresi
memiliki nilai konstanta sebesar -2.756 dengan nilai t hitung -8.189
dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Konstanta sebesar -2.756
menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata
nilai perusahaan adalah sebesar -2.756.
DPR mempunyai t hitung sebesar 2.918 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.006 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0.373. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DPR
mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha1
diterima.
DER mempunyai t hitung sebesar -0.714 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.478 dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif
B Std. Error
Beta
1
(Constant) -2.756 0.337 -8.189 .000
LN_DPR .656 .225 .373 2.918 .006
DER -.140 .196 -.083 -0.714 .478
LN_ROE .190 .221 .128 0.861 .393
IOS 2.547 .656 .456 3.880 .000
sebesar -0.830. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DER
mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Hal ini
berarti Ha2 ditolak.
ROE mempunyai t hitung sebesar 0.861 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.393 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0.128. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE
mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Hal ini berarti
Ha3 ditolak.
IOS mempunyai t hitung sebesar 3.880 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0.456. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS
mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha4
diterima.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
NP : -2,756+0,656DPR-(-0,140DER)+0,190ROE+2,547IOS+0,337
Dimana:
NP = Nilai Perusahaan
DPR = Dividend Payout Ratio
DER = Debt To Equity Ratio
ROE = Return On Equity
IOS = Investment Opportunity Set
2. Analisis dan Interpretasi
A. Dividend Payout Ratio (DPR) dengan Nilai Perusahaan
DPR mempunyai t hitung sebesar 2.918 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.006 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0.373. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DPR
mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha1
diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan
oleh Oktavina Tiara (2013) dan Gani Ibrahim (2012), menjelaskan
bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Ini menunjukan bahwa perusahaan yang sudah
merencanakan untuk membagikan labanya kepada pemegang saham
dalam bentuk tunai dan tidak menahan labanya dalam bentuk capital
gain dapat meningkatkan nilai perusahaan. Semakin besar dividen
yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan
atau emiten akan dianggap semakin baik, dan perusahaan yang
memiliki kinerja baik dianggap menguntungkan dan tentunya
penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik, yang umumnya
dapat dilihat dari tingkat harga saham perusahaan.
Dan sesuai dengan teori signaling yang menyatakan adanya
pembayaran dividen akan ditangkap sebagai sinyal positif oleh pasar
yang pada hasilnya akan menaikkan nilai perusahaan.
B. Debt To Equity Ratio (DER) dengan Nilai Perusahaan
DER mempunyai t hitung sebesar -0.714 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.478 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0.830. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DER
mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Hal ini
berarti Ha2 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan
oleh Oktavina Tiara (2013), bahwa debt to equity ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan dengan asumsi ada juga perusahaan yang
memiliki hutang yang tinggi tapi memiliki nilai perusahaan yang
rendah. Dan debt to equity ratio (DER) bernilai negatif, karena hutang
yang terlalu tinggi akan berdampak pada kurangnya kepercayaan
investor atau publik terhadap perusahaan. Dengan asumsi, apabila
perusahaan menghasilkan laba, maka prioritas utama perusahaan
untuk membayar hutang dari pada membagikan dividen untuk para
pemegang saham, sehingga nilai perusahaan menurun.
C. Return On Equity Ratio (ROE) dengan Nilai Perusahaan
ROE mempunyai t hitung sebesar 0.861 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.393 dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif
sebesar 0.128. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE
mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Hal ini berarti
Ha3 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan
Kusumawardani (2010), dimana nilai Return On Equity (ROE)
bernilai tidak signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam
melakukan investasi tidak hanya melihat kondisi lingkungan investasi.
Apabila tingkat pengembalian tinggi tetapi iklim investasi tidak baik
maka investor mempertimbangkan suatu investasi. Dan hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan
oleh return on equity (ROE) tidak diikuti oleh peningkatan atau
penurunan nilai perusahaan (Anzlina, 2013:73).
Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Martikarini (2012), dan Umi dkk (2012) dimana
nilai return on equity (ROE) bernilai signifikan. Hal ini disebabkan
keuntungan yang tinggi juga akan memberikan suatu prospek
perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk
meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat
akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat (Martikarini,
2012:12).
D. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
IOS mempunyai t hitung sebesar 53.880 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0.000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
sebesar 0,456. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS
mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini berarti Ha4
diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah di lakukan
Hasnawati (2005), menunjukan hubungan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Bahwa nilai perusahaan yang dibentuk
melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-
peluang investasi dan pengeluaran di masa depan. Pengeluaran
investasi tersebut, memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan di
masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan, dan penelitian ini juga mendukung teori
signaling.
E. Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return
On Equity Ratio (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) dengan
Nilai Perusahaan
Dari hasil perhitungan uji statistik F dengan nilai Fhitung sebesar
18.476 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang dapat disimpulkan
bahwa variabel devidend payout ratio (DPR), debt to equity ratio
(DER), return onequity (ROE), dan investment opportunity set (IOS)
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dividend payout ratio
(DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), investment
opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan go public dan
termasuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia tahun
2009 sampai dengan tahun 2013.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap 12 sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dividend payout ratio (DPR) berpengaruh signifikan. Hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Oktavina Tiara (2013), Wongso (2012) dan
Gani Ibrahim (2012). Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak
signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktavina
Tiara (2013). Return On Equity (ROE) berpengaruh tidak signifikan. Hasil
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2010).
Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005).
88
2. Dividend payout ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On
Equity (ROE), Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, implikasi dari
penelitian ini mencakup dua hal yakni implikasi teoritis dan implikasi praktis.
Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian bagi
perkembangan teori-teori yang membahas mengenai pengaruh dividend payout
ratio (DPR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), investment
opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Sedangkan implikasi praktis
berkaitan dengan kontribusi temuan penelitian terhadap keputusan investasi
dari pihak-pihak yang berkepentingan atau investor, terutama investor yang
lebih berorientasi untuk berinvestasi di pasar modal syariah yang berpatokan
pada Nilai Perusahaan sebagai ukuran atas kinerja keuangan perusahaan yang
terdaftar sebagai anggota Jakarta Islamic Index (JII).
C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar ditambah
sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta hasil yang lebih
akurat.
2. Objek penelitian agar ditambah menjadi seluruh perusahaan yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga hasil penelitian dapat
digeneralisasi dan lebih dijelaskan variabilitas data yang sesungguhnya.
89
3. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti
mekanisme tanggung jawab sosial, tingkat likuiditas, pertumbuhan
ataupun resiko perusahaan, dan lain sebagainya. Penggunaan model
untuk mendeteksi nilai perusahaan dengan baik dan juga rentan
mengalami kekeliruan pengolahan data. Untuk penelitian selanjutnya,
dapat menggunakan model lain yang lebih sederhana dan akurat.
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah:Jakarta, 2010.
Afzal, Arie dan Abdul Rahman “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”.
Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1 No.2, 2012.
Andini, Rizki Gusti “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan
Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen”, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah:Jakarta, 2012.
Anzlina, Corry Winda dan Ruztam “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Real Estate dan Property di BEI Tahun 2006-2008”, Jurnal Ekonom,
Volume 16, Nomor 2, April 2013.
Ayuningtias, Dwi dan Kurnia “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan, Kebijakan Dividen, dan Kesempatan Investasi Sebagai
Variabel Antara”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1, Nomor 1,
Januari 2013.
Belkaoui, Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Buku 1, Edisi5, Salemba
Empat:Jakarta, 2006.
Bringham, Eugene F. dan Joel F Houston “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,
Salemba Empat:Jakarta, 2001.
Christiawan, Jogi Julias dan Tarigan Josua. “Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Keuangan,
Volume 9, Nomor 1, 2007.
Dewi, Rosiyana R dan Tia Tarnia “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap nilai
Perusahaan Dengan Good Corporate Goveernance Sebagai Variabel
Moderasi”, Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik,
Volume 6, Nomor 2, Halaman 115-132, Juli 2011.
Fahmi, Irham “Analisis Kinerja Keuangan”, Edisi 1, Alfabeta:Bandung, 2011.
Fahmi, Irham “Manajemen Keuangan, Teori dan Soal Jawab”,
Alfabeta:Bandung, 2011.
Fahrizal, Helmi “Pengaruh Return On Assete (ROA), Return On Equity (ROE),
dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan”,
Universitas Islam Negeri Hidayatullah:Jakarta, 2013.
91
Fenandar, Gany Ibrahim dan Surya Raharja “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2,
Halaman 1-10, 2012.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang, 2006.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19
edisi 5”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang, 2011.
Hamid, Abdul “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:Jakarta, 2010.
Hasnawati, Sri “Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan di
Bursa Efek Jakarta”, JAAI, Volume 9, Nomor 2, Halaman : 117-126,
Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung:Lampung, 2005.
Herawati, Titin “Pengaruh Kebiijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Negeri
Padang:Padang, 2012.
Hermuningsih, Sri dan Dewi KW “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan dan Kebijakan Hutang
Sebagai Variabel Intervening”, Siasat Bisnis, Volume 25, Nomor 1,
Halaman 27-38, Januari 2011.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), 2009-2013, “Institute for
Economic and Financial Research (ECFIN)”, PT Bursa Efek
Jakarta:Jakarta, 2013.
Jensen, M dan Meckling, W. “Theory of The Firm : Managerial Behaviour
Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Finance Economics 3, pp.
305-360.
Kusumawardani, Angrawit “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL,DER, CR,
ROA pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009”, Universitas
Gunadarma:Depok, 2010.
Mardiyati, Umi dkk. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode 2005-2010”, Jurnal Riset Manajemen
Sains Indonesia (JRMSI), Volume 3, Nomor 1, Halaman 1-17, 2012.
92
Martikarini, Nani “Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Dividen
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011”, Fakultas Ekonomi, Universitas
Gundarma:Depok, 2012.
Martono dan D. Agus Harjito “Manajemen Keuangan”, Ekonisia:Yogyakarta,
2005.
Ningsih, Putri Prihatin dan Iin Indarti “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”,Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala:Semarang, 2011.
Paramitha, Anggia Puteri “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS),
dan MekanismeCorporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Nilai
Perusahaan”, Universitas Diponegoro:Semarang, 2012.
Nurcahyo, Bagus dan A.D Putriani Anugrah “Analysis Of The Effect of
Investment Opportunity Set (IOS) on Return Stock Company Manufacturing
Sector”, Universitas Gunadarma : Depok, 2009.
Prabowo, Kinanti N “Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Net Profit
Margin, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”,
Universitas Islam Negeri Hidayatullah:Jakarta, 2015.
Putri, Dithi Amanda “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Kebijakan
Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”,Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang:Padang, 2013.
Rakhimsyah, Leli Amnah dan Barbara Gunawan “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Tingkat Suku Bunga
Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Investasi, Volume 7, Nomor 1,
Halaman 31-45, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:Yogyakarta, 2011.
Rustendi, Tedi dan Farid Jimmi, “Pengaruh Hutang dan Kepemilikian Manajerial
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur” Jurnal Akuntansi,
Volume 3, Nomor. 1, Fakultas Ekonomi : Universitas Siliwangi, 2008.
Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”, Cetakan Pertama, Lembaga Penelitian UIN
Jakarta:Jakarta, 2009.
Sari, Oktavina Tiara “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”,Management Analysis
Journal 2, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang:Semarang,
2013.
93
Sartono, Agus “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi”, Edisi Ke-4, Cetakan
Ke-4, BPFE Yogyakarta:Yogyakarta, 2010.
Sekaran, Uma “Research Methods for Business”, Buku 1, Edisi 4, Salemba
Empat:Jakarta, 2009.
Sekaran, Uma “Research Methods for Business”, Buku 2, Edisi 4, Salemba
Empat:Jakarta, 2009.
Subagyo, Herry “Efektifitas Kebijakan Struktur Modal dalam Meningkatkan Nilai
Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 18, Nomor 1, Halaman
59-68, Universitas Stikubank Semarang:Semarang, 2011.
Suharli, Michell dan Megawati Oktorina, “Hubungan Profitabilitas dan
Kebijakan Dividen Tunai dengan Kecukupan Kas dan Likuiditas Sebagai
Moderating Variabel”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,
Volume 7, Nomor 2, 2007
Sukirni, Dwi “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Dividen dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan”,
Accounting Analysis Journal, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang:Semarang, 2012.
Sutrisno, “Manajemen Keuangan”, Ekonesia:Yogyakarta, 2001.
Vinola, Herawaty “Peran PrakterCorporate Governance sebagai Moderating
Variabel dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai
Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XI 23-24 Juli, Pontianak,
2008.
Wijaya, Lihan Rini dan Bandi Anas Wibawa “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan”,Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
Wongso, Amanda “Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan
Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Teori
Agensi dan Teori Signaling”,(email: [email protected]).
94
LAMPIRAN 1
NAMA PERUSAHAAN
No Kode Emiten
1 AALI Astra Argo Lestari
2 ADRO Adaro Energy
3 ASII Astra Internasional
4 KLBF Kalbe Farma
5 LPKR Lippo Karawaci
6 LSIP PP London Sumatra Indonesia
7 PGAS Perusahaan Gas Negara
8 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
9 SMGR Semen Indonesia
10 UNTR United Tractors
11 UNVR Uniliver Indonesia
12 WIKA Wijaya Karya
95
96
97
98
LAMPIRAN 2:
Daftar Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Tahun 2009-2013
No Kode Nama Tahun DPR
1 AALI Astra Argo Lestari 2009 0,65
2 AALI Astra Argo Lestari 2010 0,65
3 AALI Astra Argo Lestari 2011 0,65
4 AALI Astra Argo Lestari 2012 0,45
5 AALI Astra Argo Lestari 2013 0,68
6 ADRO Adaro Energy 2009 0,21
7 ADRO Adaro Energy 2010 0,44
8 ADRO Adaro Energy 2011 0,47
9 ADRO Adaro Energy 2012 0,30
10 ADRO Adaro Energy 2013 0,32
11 ASII Astra Internasional 2009 0,45
12 ASII Astra Internasional 2010 0,45
13 ASII Astra Internasional 2011 0,45
14 ASII Astra Internasional 2012 0,45
15 ASII Astra Internasional 2013 0,22
16 KLBF Kalbe Farma 2009 0,26
17 KLBF Kalbe Farma 2010 0,51
18 KLBF Kalbe Farma 2011 0,60
19 KLBF Kalbe Farma 2012 0,51
20 KLBF Kalbe Farma 2013 0,17
21 LPKR Lippo Karawaci 2009 0,13
22 LPKR Lippo Karawaci 2010 0,29
23 LPKR Lippo Karawaci 2011 0,25
24 LPKR Lippo Karawaci 2012 0,25
25 LPKR Lippo Karawaci 2013 0,20
26 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2009 0,56
27 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2010 0,61
28 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2011 1,00
29 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2012 0,66
30 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2013 0,46
31 PGAS Perusahaan Gas Negara 2009 0,99
32 PGAS Perusahaan Gas Negara 2010 0,60
33 PGAS Perusahaan Gas Negara 2011 0,55
34 PGAS Perusahaan Gas Negara 2012 0,59
35 PGAS Perusahaan Gas Negara 2013 0,21
36 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2009 0,31
37 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2010 0,34
99
No Kode Nama Tahun DPR
38 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2011 0,67
39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2012 0,88
40 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2013 0,46
41 SMGR Semen Indonesia 2009 0,55
42 SMGR Semen Indonesia 2010 0,50
43 SMGR Semen Indonesia 2011 0,50
44 SMGR Semen Indonesia 2012 0,45
45 SMGR Semen Indonesia 2013 0,41
46 UNTR United Tractors 2009 0,40
47 UNTR United Tractors 2010 0,37
48 UNTR United Tractors 2011 0,38
49 UNTR United Tractors 2012 0,40
50 UNTR United Tractors 2013 0,14
51 UNVR Uniliver Indonesia 2009 0,80
52 UNVR Uniliver Indonesia 2010 0,90
53 UNVR Uniliver Indonesia 2011 1,09
54 UNVR Uniliver Indonesia 2012 0,94
55 UNVR Uniliver Indonesia 2013 0,95
56 WIKA Wijaya Karya 2009 0,31
57 WIKA Wijaya Karya 2010 0,17
58 WIKA Wijaya Karya 2011 0,17
59 WIKA Wijaya Karya 2012 0,22
60 WIKA Wijaya Karya 2013 0,28
100
LAMPIRAN 3:
Daftar Debt to Equiry Ratio (EPR) Perusahaan Tahun 2009-2013
No Kode Nama Tahun DER
1 AALI Astra Argo Lestari 2009 0,18
2 AALI Astra Argo Lestari 2010 0,19
3 AALI Astra Argo Lestari 2011 0,21
4 AALI Astra Argo Lestari 2012 0,33
5 AALI Astra Argo Lestari 2013 0,46
6 ADRO Adaro Energy 2009 1,42
7 ADRO Adaro Energy 2010 1,18
8 ADRO Adaro Energy 2011 1,32
9 ADRO Adaro Energy 2012 1,23
10 ADRO Adaro Energy 2013 1,11
11 ASII Astra Internasional 2009 0,02
12 ASII Astra Internasional 2010 0,06
13 ASII Astra Internasional 2011 0,01
14 ASII Astra Internasional 2012 0,10
15 ASII Astra Internasional 2013 0,04
16 KLBF Kalbe Farma 2009 0,07
17 KLBF Kalbe Farma 2010 0,44
18 KLBF Kalbe Farma 2011 0,02
19 KLBF Kalbe Farma 2012 0,03
20 KLBF Kalbe Farma 2013 0,07
21 LPKR Lippo Karawaci 2009 0,30
22 LPKR Lippo Karawaci 2010 0,02
23 LPKR Lippo Karawaci 2011 0,02
24 LPKR Lippo Karawaci 2012 0,30
25 LPKR Lippo Karawaci 2013 0,50
26 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2009 0,27
27 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2010 0,22
28 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2011 0,16
29 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2012 0,20
30 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2013 0,21
31 PGAS Perusahaan Gas Negara 2009 1,25
32 PGAS Perusahaan Gas Negara 2010 1,73
33 PGAS Perusahaan Gas Negara 2011 0,58
34 PGAS Perusahaan Gas Negara 2012 0,40
35 PGAS Perusahaan Gas Negara 2013 0,38
36 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2009 0,40
37 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2010 0,36
101
No Kode Nama Tahun DER
38 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2011 0,41
39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2012 0,50
40 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2013 0,55
41 SMGR Semen Indonesia 2009 0,01
42 SMGR Semen Indonesia 2010 0,06
43 SMGR Semen Indonesia 2011 0,13
44 SMGR Semen Indonesia 2012 0,22
45 SMGR Semen Indonesia 2013 0,20
46 UNTR United Tractors 2009 0,27
47 UNTR United Tractors 2010 0,35
48 UNTR United Tractors 2011 0,17
49 UNTR United Tractors 2012 0,18
50 UNTR United Tractors 2013 0,11
51 UNVR Uniliver Indonesia 2009 1,02
52 UNVR Uniliver Indonesia 2010 1,15
53 UNVR Uniliver Indonesia 2011 1,85
54 UNVR Uniliver Indonesia 2012 2,02
55 UNVR Uniliver Indonesia 2013 2,14
56 WIKA Wijaya Karya 2009 0,03
57 WIKA Wijaya Karya 2010 0,02
58 WIKA Wijaya Karya 2011 0,03
59 WIKA Wijaya Karya 2012 0,03
60 WIKA Wijaya Karya 2013 0,03
102
LAMPIRAN 4:
Daftar Return On Equity (ROE) Perusahaan Tahun 2009-2013
No Kode Nama Tahun ROE
1 AALI Astra Argo Lestari 2009 0,19
2 AALI Astra Argo Lestari 2010 0,28
3 AALI Astra Argo Lestari 2011 0,30
4 AALI Astra Argo Lestari 2012 0,27
5 AALI Astra Argo Lestari 2013 0,19
6 ADRO Adaro Energy 2009 0,25
7 ADRO Adaro Energy 2010 0,13
8 ADRO Adaro Energy 2011 0,25
9 ADRO Adaro Energy 2012 0,14
10 ADRO Adaro Energy 2013 0,07
11 ASII Astra Internasional 2009 0,25
12 ASII Astra Internasional 2010 0,29
13 ASII Astra Internasional 2011 0,28
14 ASII Astra Internasional 2012 0,25
15 ASII Astra Internasional 2013 0,21
16 KLBF Kalbe Farma 2009 0,19
17 KLBF Kalbe Farma 2010 0,22
18 KLBF Kalbe Farma 2011 0,23
19 KLBF Kalbe Farma 2012 0,24
20 KLBF Kalbe Farma 2013 0,23
21 LPKR Lippo Karawaci 2009 0,08
22 LPKR Lippo Karawaci 2010 0,07
23 LPKR Lippo Karawaci 2011 0,08
24 LPKR Lippo Karawaci 2012 0,10
25 LPKR Lippo Karawaci 2013 0,10
26 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2009 0,19
27 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2010 0,23
28 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2011 0,33
29 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2012 0,18
30 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2013 0,12
31 PGAS Perusahaan Gas Negara 2009 1,00
32 PGAS Perusahaan Gas Negara 2010 0,92
33 PGAS Perusahaan Gas Negara 2011 0,57
34 PGAS Perusahaan Gas Negara 2012 0,61
35 PGAS Perusahaan Gas Negara 2013 0,46
36 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2009 0,47
37 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2010 0,31
103
No Kode Nama Tahun ROE
38 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2011 0,38
39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2012 0,34
40 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2013 0,25
41 SMGR Semen Indonesia 2009 0,33
42 SMGR Semen Indonesia 2010 0,30
43 SMGR Semen Indonesia 2011 0,27
44 SMGR Semen Indonesia 2012 0,28
45 SMGR Semen Indonesia 2013 0,26
46 UNTR United Tractors 2009 0,27
47 UNTR United Tractors 2010 0,26
48 UNTR United Tractors 2011 0,27
49 UNTR United Tractors 2012 0,19
50 UNTR United Tractors 2013 0,14
51 UNVR Uniliver Indonesia 2009 0,04
52 UNVR Uniliver Indonesia 2010 0,16
53 UNVR Uniliver Indonesia 2011 0,56
54 UNVR Uniliver Indonesia 2012 0,63
55 UNVR Uniliver Indonesia 2013 0,60
56 WIKA Wijaya Karya 2009 0,12
57 WIKA Wijaya Karya 2010 0,16
58 WIKA Wijaya Karya 2011 0,17
59 WIKA Wijaya Karya 2012 0,18
60 WIKA Wijaya Karya 2013 0,19
104
LAMPIRAN 5:
Daftar Investment Opportunity Set (IOS) Perusahaan Tahun 2009-2013
No Kode Nama Tahun IOS
1 AALI Astra Argo Lestari 2009 0,06
2 AALI Astra Argo Lestari 2010 0,06
3 AALI Astra Argo Lestari 2011 0,04
4 AALI Astra Argo Lestari 2012 0,03
5 AALI Astra Argo Lestari 2013 0,04
6 ADRO Adaro Energy 2009 0,22
7 ADRO Adaro Energy 2010 0,04
8 ADRO Adaro Energy 2011 0,23
9 ADRO Adaro Energy 2012 0,17
10 ADRO Adaro Energy 2013 0,11
11 ASII Astra Internasional 2009 0,35
12 ASII Astra Internasional 2010 0,45
13 ASII Astra Internasional 2011 0,50
14 ASII Astra Internasional 2012 0,42
15 ASII Astra Internasional 2013 0,33
16 KLBF Kalbe Farma 2009 0,03
17 KLBF Kalbe Farma 2010 0,06
18 KLBF Kalbe Farma 2011 0,05
19 KLBF Kalbe Farma 2012 0,07
20 KLBF Kalbe Farma 2013 0,07
21 LPKR Lippo Karawaci 2009 0,02
22 LPKR Lippo Karawaci 2010 0,02
23 LPKR Lippo Karawaci 2011 0,02
24 LPKR Lippo Karawaci 2012 0,02
25 LPKR Lippo Karawaci 2013 0,02
26 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2009 0,15
27 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2010 0,04
28 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2011 0,03
29 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2012 0,02
30 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2013 0,02
31 PGAS Perusahaan Gas Negara 2009 0,07
32 PGAS Perusahaan Gas Negara 2010 0,65
33 PGAS Perusahaan Gas Negara 2011 0,50
34 PGAS Perusahaan Gas Negara 2012 0,39
35 PGAS Perusahaan Gas Negara 2013 0,40
36 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2009 0,07
37 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2010 0,08
105
No Kode Nama Tahun IOS
38 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2011 0,05
39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2012 0,04
40 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2013 0,03
41 SMGR Semen Indonesia 2009 0,05
42 SMGR Semen Indonesia 2010 0,05
43 SMGR Semen Indonesia 2011 0,05
44 SMGR Semen Indonesia 2012 0,05
45 SMGR Semen Indonesia 2013 0,04
46 UNTR United Tractors 2009 0,04
47 UNTR United Tractors 2010 0,05
48 UNTR United Tractors 2011 0,04
49 UNTR United Tractors 2012 0,02
50 UNTR United Tractors 2013 0,02
51 UNVR Uniliver Indonesia 2009 0,23
52 UNVR Uniliver Indonesia 2010 0,31
53 UNVR Uniliver Indonesia 2011 0,39
54 UNVR Uniliver Indonesia 2012 0,40
55 UNVR Uniliver Indonesia 2013 0,47
56 WIKA Wijaya Karya 2009 0,01
57 WIKA Wijaya Karya 2010 0,02
58 WIKA Wijaya Karya 2011 0,02
59 WIKA Wijaya Karya 2012 0,04
60 WIKA Wijaya Karya 2013 0,03
106
LAMPIRAN 6:
Daftar Nilai Perusahaan (NP) Perusahaan Tahun 2009-2013
No Kode Nama Tahun NP
1 AALI Astra Argo Lestari 2009 0,10
2 AALI Astra Argo Lestari 2010 0,10
3 AALI Astra Argo Lestari 2011 0,08
4 AALI Astra Argo Lestari 2012 0,03
5 AALI Astra Argo Lestari 2013 0,03
6 ADRO Adaro Energy 2009 0,02
7 ADRO Adaro Energy 2010 0,03
8 ADRO Adaro Energy 2011 0,11
9 ADRO Adaro Energy 2012 0,08
10 ADRO Adaro Energy 2013 0,06
11 ASII Astra Internasional 2009 0,16
12 ASII Astra Internasional 2010 0,20
13 ASII Astra Internasional 2011 0,20
14 ASII Astra Internasional 2012 0,17
15 ASII Astra Internasional 2013 0,13
16 KLBF Kalbe Farma 2009 0,02
17 KLBF Kalbe Farma 2010 0,05
18 KLBF Kalbe Farma 2011 0,04
19 KLBF Kalbe Farma 2012 0,05
20 KLBF Kalbe Farma 2013 0,05
21 LPKR Lippo Karawaci 2009 0,01
22 LPKR Lippo Karawaci 2010 0,01
23 LPKR Lippo Karawaci 2011 0,01
24 LPKR Lippo Karawaci 2012 0,01
25 LPKR Lippo Karawaci 2013 0,01
26 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2009 0,12
27 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2010 0,03
28 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2011 0,02
29 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2012 0,02
30 LSIP PP London Sumatra Indonesia 2013 0,02
31 PGAS Perusahaan Gas Negara 2009 0,04
32 PGAS Perusahaan Gas Negara 2010 0,04
33 PGAS Perusahaan Gas Negara 2011 0,03
34 PGAS Perusahaan Gas Negara 2012 0,02
35 PGAS Perusahaan Gas Negara 2013 0,02
36 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2009 0,05
37 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2010 0,06
107
No Kode Nama Tahun NP
38 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2011 0,04
39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2012 0,03
40 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 2013 0,02
41 SMGR Semen Indonesia 2009 0,04
42 SMGR Semen Indonesia 2010 0,04
43 SMGR Semen Indonesia 2011 0,04
44 SMGR Semen Indonesia 2012 0,04
45 SMGR Semen Indonesia 2013 0,03
46 UNTR United Tractors 2009 0,02
47 UNTR United Tractors 2010 0,03
48 UNTR United Tractors 2011 0,02
49 UNTR United Tractors 2012 0,02
50 UNTR United Tractors 2013 0,01
51 UNVR Uniliver Indonesia 2009 0,12
52 UNVR Uniliver Indonesia 2010 0,15
53 UNVR Uniliver Indonesia 2011 0,14
54 UNVR Uniliver Indonesia 2012 0,14
55 UNVR Uniliver Indonesia 2013 0,15
56 WIKA Wijaya Karya 2009 0,01
57 WIKA Wijaya Karya 2010 0,01
58 WIKA Wijaya Karya 2011 0,01
59 WIKA Wijaya Karya 2012 0,01
60 WIKA Wijaya Karya 2013 0,01
108
LAMPIRAN 6:
HASIL OUTPUT SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
DPR 60 0,13 1,09 0,4805 0,2381
DER 60 0,01 2,14 0,4545 0,55005
ROE 60 0,04 1,00 0,2772 0,18636
IOS 60 0,01 0,65 0,1383 0,16577
NP 60 0,01 0,20 0,056 0,0527
Valid N
(listwise) 60
Sumber : data sekunder yang di olah
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
DER 0,652 1,534
IOS 0,646 1,548
ROE 0,567 1,765
LN_DPR 0,735 1,360
b. Dependent Variable : LN_Nilai Perusahaan
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,757a 0,573 0,542 0,62621 1,357
a. Predictors: (Constant), LN_DPR, IOS, DER, ROE
b. Dependent Variable: LN_NP
109
Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah
110
Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Koefisien Determinasi
a. Predictors : (constant), DER, IOS, LN_DPR, ROE
b. Dependent Variable : LN_NP
Sumber : Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares
Df Mean
Square F Sig.
1
Regression 28.980 4 7.244 18.476 .000b
Residual 21.570 55 .392
Total 50.548 59
a. Dependent Variabel : LN_NP
b. Predictors : (Constant), DER, IOS, LN_DPR, ROE
Sumber : Data sekunder yang diolah.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .757a .573 .542 .62624
111
Hasil Uji Statistik t
a. Dependent variabel : nilai perusahaan
Sumber : data sekunder yang di olah
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant) -2.756 0.337 -8.189 .000
LN_DPR .656 .225 .373 2.918 .006
DER -.140 .196 -.083 -0.714 .478
LN_ROE .190 .221 .128 0.861 .393
IOS 2.547 .656 .456 3.880 .000
Recommended