PENELITIAN LAPANGANPertemuan ketiga
JENIS PENELITIAN KUALITATIF (“LAPANGAN”)
METODE
ETNOGRAFI Menemukan Tema Budaya
FENOMENOLOGI Menggali Pengalaman Subjektif Partisipan
STUDI KASUS Pendalaman Kasus
GROUNDED RESEARCH
Menghasil Teori dari Data
TRADISI PENELITIAN KUALITATIF (Creswell, 1997)
Dimensi Etnografi Fenomenologi Studi Kasus Grounded Theory
Fokus Pendeskripsian dan interpretasi suatukelompok social dan budaya
Pemahaman esensi pengalaman tentang fenomena
Pengembangan suatuanalisis mendalamdari suatu kasustunggal atau kasusjamak
Pengembangan teoriyang didasarkan daridata lapangan
Disiplin Ilmu asal Antropologi Budaya Filsafat Ilmu Politik SosiologiSosiologi Sosiologi Sosiologi
Psikologi Evaluasi
Studi Urban
Ilmu Sosial lainnya
Pengumpulan Data Primer observasi dan wawancara denganartefak tambahanselama waktu luas di lapangan
Wawancara panjang lebih 10 orang
Sumber jamak dokumen, arsip, catatan, wawancara, observasi, artefak fisik
Wawancara dengan10-20 orang untuksaturate categories and detail a theory
TRADISI PENELITIAN KUALITATIF (Creswell, 1997)
Dimensi Etnografi Fenomenologi Studi Kasus Grounded Theory
Analisis Data Deskripsi Pernyataan Deskripsi Open Coding
Analisis Makna Tema Axial Coding
Interpretasi Tema Makna Assersi Selective Coding
Analisis: Deskripsi umumpengalaman
MatrikkondisionalDomain
Taksonomi
Komponensial
Tema buadaya
Bentuk Naratif Deskripsi dariprilaku budaya darisuatu kelompokatau individu
Deskripsi esensi dari pengalaman
Studi mendalam tentang kasus atau kasus-kasus
Theori atau model teoretis
ETNOGRAFI
BAHASA
• Bahasa: “sandi konseptual sistem pengetahuan, yang memberikankesanggupan kepada penutur-penuturnya guna menghasilkan danmemahami ujaran”
• Bahasa: “a system of communication by simbols [through the organs of speech, among human being of certain group of community, using vocal symbols processing arbitrary conventional meaning]”
•Bahasa jembatan antara realitas materil denganrealitas idea
• Bahasa membantu manusia berfikir, berkomunikasi ~ melalui
penciptaan, dan penggunaan symbol (tanda) dalam struktur
(sistem) nya [system bunyi/fonologi; struktur
kalimat/gramatika; system makna/semantik]
ETNOGRAFI
• Etnografi: "ethnos" artinya bangsa
"graphy" atau "grafien" artinya lukisan, gambaran, atau uraian
• Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatumasyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, Bahasa
• Etnografi komunikasi adalah kajian peranan Bahasa dalam perilakukomunikatif suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana Bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya
Antropologi
Antropologi Fisik
Paleoantropologi
Variasi Manusia
AntropologiBudaya
Arkeologi Linguistik Etnologi
Etnografi
Etnografi -linguistik
EtnografiKomunikasi
Perilaku Ekonomi
Perilaku Politik
Perilaku Agama
Dan lain-lain.
Perilaku Komunikasi
ETNOGRAFI
ETNOGRAFIKOMUNIKASI
RUANG LINGKUP ETNOGRAFI KOMUNIKASI
1. Pola dan fungsi komunikasi
2. Hakikat dan definisi masyarakat tutur
3. Cara-cara berkomunikasi
4. Komponen-komponen kompetensi komunikasi
5. Hubungan Bahasa dengan pendangan dunia dan organisasi social
6. Semesta dan ketidaksamaan linguistic dan sosial
PERISTIWA KOMUNIKASI
Aspek Linguistik
Aspek Interaksi Sosial
Tindak Ujaran Pemolaan Komunikasi
Aspek Kebudayaan
MODEL ETNOGRAFI KOMUNIKASI
OBJEK PENELITIAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI
a) Masyarakat tutur
b) Aktivitas komunikasi
c) Komponen komunikasi
d) Kompetensi komunikasi
e) Varietas bahasa
TAHAP PENELITIAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI
Identifikasi peristiwa-peristiwa komunikasi
Inventaris komponen komunikasi
Menemukan keterhubungan antar komponen
METODE PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA• Observasi partisipan
• Introspeksi
• Wawancara mendalam
• Analisis dokumen
DATA• Informasi latar
• Artifak
• Organisasi social
• Legal information
• Sumber literer
• Pengetahuan umum
• Kepercayaan
• Kode linguistik
METODE PELAPORAN
1. Story telling (bercerita)
2. Berdasarakan tema-tema kultural
3. Penjelasan “everyday life of person”
4. Kombinasi analisis, interpretif, dan deskriptif
PENJAGAAN KEABSAHAN DATA
a. Perpanjangn keikutsertaan (bergantung pada scope dan durasi)
b. Ketekunan pengamatan (bergantung pada kekayaan data)
c. Triangulasi (sumber, metode, penyidik, teori) – (bergantung padaaspek yang dijaga)
d. Pemeriksaan sejawat (bergantung pada aspek yang dijaga)
e. Kecukupan referensi (bergantung pada aspek yang dijaga)
f. Audit metode
FENOMENOLOGI
FENOMENOLOGI
Teori
Metodologi
FENOMENOLOGI
SEBAGAI TEORI
Sejarah
• Istilah fenomenologi ada pada manuskrip Franz Brentano (1838-1917) - (Descriptive Psychology-1888-1889)
• Tulisan Brentano menginspirasi Edmund Husserl (dianggappencetus fenomenologi)
• Carl Stumpf (1848-1936) Pendiri fenomenologi eksperimental
Mengupayakan agar pendekatan fenomenologi digunakan oleh sains
• Edmund Husserl (1859-1938)
Tokoh-tokoh lainnya
• Edmund Husserl
• Martin Heidegger
• Jean-Paul Sartre
• Maurice Merleau-Ponty
• Max Scheler
• Alfred Schutz
• Max Weber
• Peter Berger
• Asal kata • phainomai = menampak;
• phainomenon = yang menampak
• Phainesthai = menampak
• Fantom; fosfor = sinar atau cahaya → terlihat/nampak
• Pengetahuan yang muncul dalam kesadaran
• A way of looking at things
• fenomenologi adalah ilmu tentang esensi-esensi kesadaran dan esensi ideal dari obyek-obyek sebagai korelasi dengan kesadaran
• Fenomenologi adalah sebuah pendekatan filosofis untukmenyelidiki pengalaman manusia
• Fenomenologi bermakna metode pemikiran untukmemperoleh ilmu pengetahuan dengan langkah-langkahlogis, sistematis kritis, dan tidak berdasarkanapriori/prasangka serta dogmatis
• a phenomenological study describes the meaning of the live experiences for several individuals about a concept or the phenomenon (Creswell)
• Fenomenologi adalah sebuah istilah generik untuk merujukkepada semua pandangan ilmu sosial yang menempatkankesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai fokusuntuk memahami tindakan sosial (Natanson)
Cara
• mengenalkan cara mengekspos makna denganmengeksplisitkan struktur pengalaman yang masih implisit
• Intensionalitas dan Intersubyektifitas• Intensionalitas (intentionality), menggambarkan hubungan antara
proses yang terjadi dalam kesadaran dengan obyek yang menjadiperhatian pada proses itu.
KONSEP-KONSEP PENTING DALAM FENOMENOLOGI
• Noema & noesis
• Kesadaran
• Intensionalitas
• Intersubjektifitas
• Epoche
Noema dan Noesis
• Noesis: bahan dasar pikiran dan roh (mind and spirit) – ygmenyadarkan akan makna saat mengindera
• Noesis merupakan sisi ideal atas objek pikiran – bukan objek‘sebenarnya’
• Noema: ‘sesuatu’ yang ditangkap secara inderawi
• Noema merupakan deskripsi ‘objektif’, berdasar pada penampakanobjek (‘sesuatu’) pada indera
• Noema ‘membimbing’ pada noesis, menuju kesadaran pikir, (sebelumnya berada dalam ondisi a priori*)
*pengetahuan yg ada sebelum bertemu dengan pengalaman
Kesadaran
• Esensi dari pengalaman dibangun oleh dua asumsi • Setiap pengalaman manusia sebenarnya adalah satu ekspresi dari
kesadaran
• Setiap bentuk kesadaran selalu merupakan kesadaran akan sesuatu
Intensionalitas
• Intensionalitas (intentionality), menggambarkan hubungan antara proses yang terjadi dalam kesadaran dengan obyek yang menjadi perhatian pada proses itu.
• Intensionalitas adalah keterarahan kesa-daran (directedness of consciousness). Dan intensionalitas juga merupa-kan keterarahantindakan, yakni tindakan yang bertujuan pada satu obyek
Intersubjektifitas
• Intersubyektifitas berhubungan dengan peranan berbagi (shared), tumpang tindih (over-lapping) dan hubungan alamiah dari tindakandi dalam alam semesta
• Intersubyektifitas adalah konsep untuk menjelaskan hubungan dan perkiraan pada kemampuan mengkomunikasikan dengan orang lain dan membuat rasa (make sense) pada yang lain
Epoche
• Epoche berarti menahan diri untuk menilai
• Upaya untuk mengurangi atau menunda penilaian (bracketing) untuk memunculkan pengetahuan di atas setiap keraguan yang mungkin
• Mengesampingkan pemahaman, penilaian, dan penilaian sehari-hari
• Fenomena akan muncul secara segar, apa adanya secaratransendental
FENOMENOLOGI
SEBAGAI METODOLOGI
Apakah realitas tak akan ada tanpa pengalaman sadar?
Yang bisa diteliti:
1. Kesadaran temporal
2. Ruang kesadaran
3. Perhatian
4. Kesadaran dari seseorang
5. Pengalaman sadar seseorang
6. “Diri”
7. Kesadaran akan gerakan dan kehadiran orang lain
8. Tujuan kesengajaan dari tindakan
9. Kesadaran akan orang lain
10. Aktivitas berbahasa
11. Interaksi sosial
Sifat dasar penelitian fenomenologi
1. Menggali nilai-nilai dalam pengalaman
2. Fokus penelitian pada “keseluruhan”
3. Bertujuan untuk menemukan makna dan hakikat dari pengalaman
4. Gambaran hidup dari orang pertama
5. Didasari tujuan memahami perilaku manusia
6. Pertanyaan merefleksikan kepentingan, dan keterlibatan peneliti
7. Memandang pengalaman dan perilaku sebagai kesatuan utuh
Metode Penelitian fenomenologi
Fenomenologi fokus pada:
• Textural description: apa yang dialami oleh subjek penelitiantentang sebuah fenomena.
• Structural description: bagaimana subjek mengalami dan memaknaipengalamannya.
Model konstruksi makna terhadap tindakan sosial:
1. Model konsistensi tindakan yang menjadi validitas obyektif dari konstruksi peneliti yang menjadi jaminan dan pembedaan dengan konstruksi makna dari realitas kehidupan sehari-hari
2. Model interpretasi subyektif, tempat di mana peneliti dapat mendasarkan kategorisasi jenis tindakan manusia dan hasil makna subyektif dari tindakan atau hasil tindakan yang dilakukan oleh aktor
3. Model kelayakan (kesesuaian) antara makna yang dikonstruksi oleh peneliti dengan aktor sosial individual danlingkungan sosialnya
Prosedur studi fenomenologis
1. Menetapkan lingkungan fenomena yang akan diteliti.
2. Menyusun daftar pertanyaan
3. Pengumpulan data
4. Analisis data• Tahap awal: mendeskripsikan sepenuhnya fenomena yang dialami
subjek penelitian
• Tahap horiozonalization: menginventarisasi pernyataan-pernyataanyang relevan dengan topik
• Tahap cluster meaning: mengklasifikasikan pernyataan ke dalamtema-tema atau unit-unit makna (textural & structural description)
5. Deskripsi esensi: mengkonstruksi deskripsi menyeluruhmengenai makna dan esensi pengalaman pada subjek
6. Menyajikan ‘realitas’ kepada pembaca
Pengumpulan dataYang diamati Beberapa individu yang pernah mengalami suatu
fenomena
Akses data Menemukan individu-individu yang pernahmengalamai suatu fenomena
Strategi pengambilan data Menemukan informan yang benar-benar pernahmengalami fenomena yang diamati
Bentuk data Wawancara dengan informan sampai 10 orang
Proses perekaman data Wawancara mendalam dalma jangka waktu lama
Isu lapangan Menempatkan fenomena yang dialami olehinforman dalam “keranjang” (bracketing)
Penyimpanan data Kumpulkan dan kelola transkrip wawancara
Tahap-tahap Interpretative Phenomenological Analysis yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Reading and re-reading;
2. Initial noting;
3. Developing Emergent themes;
4. Searching for connections across emergent themes;
5. Moving the next cases; and
6. Looking for patterns across cases
Tahap reduksi data dalam fenomenologi
1. Bracketing (menempatkan fenomena dalam “keranjang”)
2. Horizonalizing (membandingkan dengan persepsi orang lain)
3. Horizon (menemukan esensi dari fenomena yang murni)
4. Pengelompokan horizon dalam tema-tema tertentu
PENGUMPULAN DATA PADA STUDI FENOMENOLOGI
Locating
Site/Individual Gaining Access
and Making
Rapport
Purposefully
Sampling
Collecting DataRecording
Information
Resolving Field
Issues
Storing Data
STUDI KASUS
Definisi
• Suatu penelitian empiris yg menyelidiki fenomena dlm konteks kehidupan nyata, bilamana batas2 antara fenomena dg konteks tidak tampak dengan tegas, dan multisumber digunakan. (Yin)
• Studi kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi terhadapentitas atau fenomena tunggal (the case) yg dibatasi oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dg menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tsb. (Cresswel)
• Metode ini amat cocok utk menjawab pertanyaan how dan why.
• Kasus adalah suatu hal yg spesifik. Menurut Louis Smith (Stake, 1994:236) kasus merupakan bounded system
• Tujuan studi kasus adalah memberikan gambaran secara mendetail ttg latar belakang, sifat2, serta karakter yg khas dr kasus
3 model studi kasus
Intrisic Case Study
Instrumental Case Study
Collective case Study
• Memahami lebih baik kasus tertentusecara internal
• Dilakukan kerena ingin memahamisecara intrinsik, keteraturan dankekhususan kasus, bukan secaraeksternal
• Memahami kasus tertentu secaraeksternal
• Kasus adalah sarana untukmemahami hal lain di luar kasus(Membuktikan teori yang sudah ada)
• Menarik kesimpulan atas fenomenadari beberapa kasus-kasus tertentu
• Membentuk suatu teori ataspersamaan dan keteraturan yang diperoleh dari setiap kasus
Desain studi kasus
Studi kasus
Single case
Multi case
• Perbedaan kasus tunggal dan multikasus, terletak pada jumlah kasus yg diteliti. Sedangkan, perbedaan holistik dan terjalin, terletak pada banyaknya unit analisis.
• Desain multikasus, banyak digunakan dalam studi komparatif. Dan juga lebih potensial utk dijadikan generalisasi.
GROUNDED RESEARCH
Definisi
• grounded research: sebuah metode penelitian induktif terhadapwilayah yang belum begitu diketahui
• Penelitian ini mencoba membangun sebuah pengetahuan dari awalyang berbasis pada data di lapangan
Kapan grounded research digunakan?
1. Wilayah penelitian yang belum banyak diketahui
2. Belum ada teori yang menjelaskan keadaaan yang terjadi
3. Peneliti ingin membandingkan/menantang teori yang sudah ada
4. Peneliti ingin mencari tahu pemahaman, persepsi, dan pengalamanpartisipan
5. Peneilitian ini bertujuan membagun suatu teori yang baru
Tahapan grounded research1. Pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui metode observasi mauun wawancara
2. Transkrip data. Data yang dimiliki kemudian dijadikan transkrip secara tertulis untuk memudahkananalisis
3. Develop Initial. Open Coding dan kategorisasi dilakukan terhadap data yag telah dimiliki. Open Coding merupakan identifikasi dan pemberian label terhadap unit-unit yang bermakna. Unit ini bisaberupa kata, kalimat, ataupun paragraf.
4. Saturate Categories. Unit-unit yang memiliki kemiripan disatukan untuk membentuk suatu kategori-kategori tertentu.
5. Defining Categories. Ketika kategori telah terbentuk, langkah berikutnya adalah mendefinisikan masing-masing kategori tersebut.
6. Theoritical Sampling. Dari kategori yang ada digunakan untuk membentuk kategori-kategori selanjutnyada melakukan pengujian terhadap kategori yag telah dibentuk.
7. Axial Coding. Hubungan-hubungan antara jaetgori satu dengan lainnya diperhatikan dan diujikan kembalike data yang ada.
8. Theoritical Interation. Kategori inti ditemukan dan dihubungkan dengan berbagai sub kategori yang ada.
9. Grounding The Theory. Dari kategori-kategori tersebut ditarik sebuah simpulan-simpulan megenai topikpenelitian tersebut.
10. Filling in Gaps. Bagian yang kurang disempurnakan dengan data-data tambahan.
contohPenelitian agama sebagai gejala sosial yang menggunakan grounded research dilakukan oleh Mudzhar (1998: 57) berjudul “Masjid dan Bakul Keramat: Konflik dan Integrasi dalam Masyarakat Bugis Amparita”.
Penelitian ini mempelajari tentang fenomena tiga kelompok keagamaan:
1. orang-orang Islam,
2. orang-orang Towano Tolitang
3. orang-orang Tolitang Benteng
di desa Amparita berinteraksi satu sama lain, kadang-kadang dalam bentuk konflik, kerja sama bahkan integrasi.
contoh
Konflik dan Integrasi Masyarakat Sendang Biru
(Malang Selatan)
→yang akan diamati tiga kelompok keagamaan Nasrani, kejawen dan Nasrani Jawi Wetan yang berinteraksi di desa nelayan. Konsep interaksi, konflik dan integrasi dalam bidang ekonomi.
Opinion Leader dalam Masyarakat Urban
→yang akan diamati antara lain pembentukan konsep karakteristik dan jenis opinion leader di masyarakat perkotaan.
Broadcasting Editorial
(Studi Kualitatif pada ”Bang One Show” di TV One)
→yang akan diamati antara lain konsep, desain dan mekanisme pembentukan editorial dalam tayangan televisi.