"Q1- ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG h'lEM:PENGARUHI
JUNILAH KUNm'GAi i WISATAWAN RWYCAiiXGAFU DI INDONESIA
OLEH D E N Aii'DRIXNSYAH
H11101028 .
DEPARTEMEN ILLMU EKONOMI FAKULTAS EKONOiW DAN NIANAJEiMEN
INSTITUT PERTAMAH BOGOR 2008
DEN1 &NDRIAiiSYAH. Analisis Faktor-faktor sang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wisaiawan hdancanegara di Indonesia (dibimbing oleb DIDIN S. DAMAiVHURI).
Skripsi ini merupakan penelitian mengenai paritvisa& di Indonesia dengan mengangkat permadahan adanya jumlah kunjungan \visatawan mancanegara di lndonesia pada periode 2001-2006 gang fluktuatif dengan trend )fang cenderung mengalami penurunan sehingga devisa dari sekior pariwisata juga cenderung mengalami p e n m a n . Upaya peningkaian devisa dari pariwisata clapat dilakukan dengan meningkatkan jumlab kunjungan wisatawan mancanegam Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yaog mempengaruhi jumlah kunjungan \wsaia\\an mancanegara untuk dijadikan sebagai rnasukan dan ditindaklanjuti oleb pemerintah maupun pen_- di bidang kepari\visataan. Penentuan faktor-faktor sang diduga berpengaruh didasarkan atas hasil penelitian serupa sebelumnya dan srudi literatur lain. Analisis sang digunakan adalah r e m i linear bergan& dengan meiode Ordinary L e a Square (OLS). Sofnvare ) m g digunakan adalah E-Vimvs 4.1.
Faktor-faktor yaog diduga berpengamh iehadap jumlab Lmjungan wisaiawvan mancanegara antara lain jumlah akomodasi, jumlab b i i perjalanan \visa@ nilai tukar nil rupiah ierhadap dolar US, dan situasi k e a m m Hasil estimasi ierhadap model )fang digunakan menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini baik. Hal ini &pat dilihar dari uji kriteria statist& dan uji kriteria ekonomeuika. Berdasarkan uji kriteria ekometrika dapat disimpulkan bahwa model ) w g diduga terbebas dari masalab heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Sementara itu, bembsdan uji kriteria statistik menunjukkan bahwa variabel jumlah akomodasi, jumlah biro perjalanan \visafa, kondisi keamanan (dummy). kecuali nilai iukar nil secara parsial berpenganh nyaia ierhadap perkembangan jurnlah kunjungan wisaiawan mancanegara di Indonesia, sedangkan secara uji serernpak variabel-variabel tersebut berpengaFuh nyam terhadap perkembangan jumlah kunjungan trisman. Selaio inr, kemampuan variabel jumlab akomodasi, jumlab b i i perjalanan \visa@ nilai tukar nil, dan kondisi keamanan (dummy) dalam menjelaskan variasi perkembangan jumlah kunjungan \visatawan mancanegara di Indonesia cukup tinggi ).aitu sebesar 96 persen.
Hasil peneliiian menunjukkan bahwa peubah yang memberikan pengarub )mg nyaia dan berhubungan positif dengan jumlah kunjungan wisata\van mncamgara adalah jumlah akornodasi dan jumlah biro pe jalanan wisata dengan koefisien masing-masing sebesar 3,402362 clan 0,423674. Sementara itu, kondisi keamanan berpengaruh n).ata namun bemubungan negaiif dengan jumlab kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980,
sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak berpengaruh nyata dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Bedasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan beberapa saran. P e w pemeriniah hendaknya dapat menciptakan kondisi keamanan dan iklim investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Kedua, pemerintah hendaknya m p u rnendomng investasi dibidang usaha akomodasi ) m g dilakukan pihak (investor) dengan memberikan kemudahan dalam mengurus pmsedur dan menguiangi bimkrasi. Hal ini dapat ditempuh melalui reformasi bimkrasi dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan perguruan bimkrasi daJam berinvestasi atau dilakukan penyempumaan undang-undang mengenai PAM dan PMDN yang dinilai masih belum efektif. Ketiga, pemerintah sepogyanya lebih mengefektifkan kembali organisasi yang bergerak dalam bidang pengembangan petjalanan dan pariwisata (biro pejalanan wvisata dan asosiasi kepariwvisataan), baik organisasi yang berkaitan dengan d i v e r s i f h i produk yang kreatif dan inovatif maupun dalam ha1 pemasaran dan pmmosi produk-produk \visala itu sendiri. serta memadukan umya ~romosi ~emerintah denem dunia . - . usaha. Keempat, pemerintah pedu menyempumakan pei&ran-peraturan-dibidang usaha akomodasi, biro pe jalanan wisata, sem p e r a m dibidang periindungan wvisataum khusuvlya wvisrnan s e h i n ~ a keberadaan peraturan-peraturan tersebut akan lebih efektif dan efisien. Peraruran-peranuan tersebut dapat dibuat dalam bentuk Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Peraturan Daerah (Peda).
AIIALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG iMEi\'LPENGARUHI JUhfLAH KUNJZliVGAN \VISATAWAN hIAhiCANEGARA DI
INWOR'ESIA
Oleh :
Skripsi Sebagni salah satu v a n t untok mempemleh gelar Sa j a n a Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN n m EKONOMI FAKULTAS EKONOiMl DAN ~VIAIIAJE~MEN
INSTITUT PERTAPUN BOGOR 2008
mSIITUT PERTAMAN BOGOR
FAKULTAS EKOKOMI DAN hI&iAJE&fEN
DEPARTEMEN &MU EKOKOWlI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama h4ahasis\va : Deni Andriansyah
Nomor R e g i m i Pokok : HI4104028
P r o w Smdi : I h u Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Paktor-faktor s a n g Mempengamhi Jumlah Kunjunzan Wisatawan Mancanegara - - - di Indonesia
dapat diterima sebagai s)<arat untuk mempemleb gelar Sarjana Ekonomi pada
Depanemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, lnstitut Pertanian
Bow
Menyetujui, Dosen P e r n b i b i g -
Prof. Dr. H. Didin S. Damanhuri. S.E.. h4.S.. D.E.A. Nip.131 401217
-4engeiahui, m e n Ilmu Ekonomi
D M G l W MI SAYA IMEiVYATIU(i\N BAH\VA SKRLPSl IN1 ADALAH
BENAR-BMAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGWAKAN SEBAGAI SKRPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN Th'GGI ATAU LEMBAGA MANAPW
Penulis dilahirkan di Kuningan. Ja\\a Barat. pada tanggal 17 Juli 1986
sebagai anak p e m a dari dua bersaudara dari pasangan Adria dan Suyatmi.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri I Cidahu (1992-1998),
pendidikan menegah pertama di SMP Negeri 1 Cidahu (1998-2001) dm
wndidikan menengah atas di Sh4U Negeri 1 Kuningan (2001-2004).
Pada tahun 2004 penulis diterima di lnstitut Pertanian Bogor di Program
Studi Ilrnu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dm Manajemen, lnstitut Pertanian Bogor.
Selarna di M t u t Pertanian Bogor, penulis aktif di berbagai organisasi
dianmanya sebagai sraRdivisi Polkasbad kabinet BEM BERSATU. Penulis juga
pemah iematat sebagai ang_eota HIPOTESA. DPh4-H fakultas Ilmu Ekonomi dan
Manajemen, s e m orgnisasi mahasiswa daerah (0hmA) H I h M K A Kunhgan.
Penulis pernah memenangi lomba simulasi bisnis se-kota Bogor pada tin&a!
universitas sebagai juara ketiga.
Sebagai sprat unruk memperoleh gel% Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan h4anajemen, Insritut Pertanian Bogor, penulis melakvkan penelitian
mengenai "Adisis Faktor-faktor )ang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan
\Visatawan Mancanegara di Indonesia". Semoga basil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
KATA PENGANTAR
Puji s).ukur penulis panjatkan kehadirat Allah S W ) m g telah
memberikan rahmat dan hidapah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusman skripsi ini. Judul skripsi ini adalah "Analisis Faktor-faktor r ang
Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesian.
Sekior pariwisaia mempakan sektor ) m g berpotensial dalam menghasilkan
devisa Devisa parirvisata didapatkan dari pengeluaran belanja \\isata\van
maocanegara di Indonesia Adanya jumlah kunjungan rvisatawan mancanegara
) m g berfluktuarif dan cenderung mengalami penurunan, rnengakibatkan jumlah
devisa pari\visata juga cenderung mengalami penurunan. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor ) m g mempenganthi
jumlah kunjungan \visata\\m mancanegara di Indonesia D i p i n g ha1 tersebut,
skripsi ini juga mempakan salah satu syarat untuk memmpeleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen llmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Insiitui Penanian Bogor.
Di atas segalanya, untuk kuasa lllahi Robbi, penulis mengucapkan s)wkw
alas segala kanmia selama perjalanan hidup. Dengan segenap kerendahan hati
yang rulus, pada kesempaian ini i;rinkanlah penulis menyampaikan pen&argaan
dan tasa terima kasih rang mendalam kepada :
I. Ayahanda Adria dan lbunda Su)fauni yang selalu memberikan doa, semangaf
motivasi dengan penuh tasa kasii sayang ) m g tak terhiogga
2. Prof. Dr. H. Didin S. Damanhuri, S.E.: MS. , D.E.A. selaku dosen
pembimbing skripsi sang ielah memberikan bimbingannp dalam p e n p u n a n
skripsi ini sehingga dapai diselesaikan dengan baik.
3. Ir. ldqan Fahrni, h4.E~. dan Toni Ira\\an, k1.App.E~. selaku dosen penguji
u r n dan dosen penguji dari komisi pendidikan ) m g telah banyak
memberikan saran dan kritik demi perbaikan dan kesempumaan skripsi ini.
I . Seluruh pihak dari Badan Pusat Statistik Jakarta dan ASITA yang telah
membantu pengumpulan dam skripsi ini.
5. !\4y S~veary (Dini Permamsari) yang selalu me\\arnai hidupku, terima kasi
aias dukungan dan doanya yang tiada henti selama iN.
6. Sahabat penulis (Abi, Ageje, Andika, Bagus, Eko, Saiful Bahri, Maya, Pri)
jfang selalu siap membantu dalam berbagai hal termasuk dalam pengerjaao
skripsi ini.
7. Teman-teman di Rumah Oreore&, \\rim Savana, dan Pondok An-nur, serta
Pondok Tiara yang telah memberikan masukan serta dukungan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi iN.
8. Teman-teman seperjuangan (Me& Nina. Tatu dan teman-teman IE'41), yang
selalu memberikan dukungannya.
9. Kepada semua pihak yang tidak dapi disebutkan sam per saiu yang telah
membantu penulis baik langsung maupun tidak langnmg.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempumaan, oleh karena
itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Semoga skripsi ini dapai diterima
clan bermanfaat bagi yang membuhlhkan.
Halaman ...
DAFTAR IS1 ................................................................................................... 111
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... \I
DAFTAR LAh4PIRAN .............................................................. vii
I . PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1 . I Latar Belakang ................................................................................... I
1.2 Perurnusan M a d a h .......................................................................... 5 . . .............................................................................. . \ 3 Tujuan Penelltian 9 . . ........................................................................... 1.4 Manfiat Peneltuan 10
. . 1 . 5 Ruang Lingkup Pewl~ban ............................................................... 10
11 . TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12 . .
2.1 Tinjauan Teon t~s ............................................................................... 12
2.1. I Pengenian dan Lingkup Pariwisata ........................................ 12
2.1.2 Jenis clan Benruk Pariwisata ..................................................... 17 . . ................................................. 2.1.3 Ekonomi Panwwisata 19
2.1.4 Konsep \Visatawvan .................................................. 20 . .
2 . 1.5 Panwisata Sebagai lndustri .................................................... 20
2.1.6 Peran Sektor Pariwwsata Sebagai Penghasil Devisa Negara .... 22
2.1.7 Tujuan Pembangunan Pariwvisata Indonesia ..................... 23
2.2 Faktor-faktor Yang h4empengaruhi Jumlah Kunjungan \Visman .... 24
2.3 Penelitian-penelitian Terdahulu ........................................................ 32
111 . E(ETWNGKA PEkllKIRAN DAN HIPOTESIS PmELITIAN ........... 34 . . ................................................................... 3.1 Kerangka Penuhran 34
-. . . ............................................................. >.2 Hipotesis penel~t~an 39
IV . METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 41 . . ............................................................... 4.1 Lokasi dan \\'akiu Penel~t~an 4 I
4.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................
4.3 klerode i\nalisis Data ........................................................
4.4 Konsep Pengukuran Variabel ...............................................
V . G W I U W N uMJh4 Pi\RnVISATA INDONESIA ..................... 5.1 Konuibusi Sektor Pariwisata Indonesia ..................................
5.2 Perkembansan Perminlaan Pariwisata Indonesia ........................
5.3 Perkembangan Berbagai Variabel Yang Mempengaruhi Jumlah
Kunjungan Wisaiawvan rnancanegara di Indonesia ......................
V1 . Hasil dan Pembahasan ..........................................................
6.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen ........................................
6.2 Jumlah Akomcdasi dan Perkembangan Jumlah Wisman
di Indonesia ..................................................................
6.3 Jumlah Biro Pe jalanan Wisata dan Perkembangan
Jumlah Wisman di Indonesia .............................................
6.4 Kondisi Keamanan dan Perkembangan Jumlah Wisman
di Lndonesia ....................................................................
6.5 Nilai Tukar Riil dan Perkembangan Jumlah Wisman
di Lndonesia ....................................................................
6.6 Temapainya Pemban-rmnan Pariwisata Nasional .......................... . . VII . hes~mpulan dan Saran .........................................................
7.1 Kesimpulan ...................................................................
7.2 Saran ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................
DAPFAR TABEL
Tabel I. Jumlah Kedatangan Tamu Asing Ke Indonesia Tahun 2001-2006 .............................................................. 5
Tabel 2. Junilah Kedamgan Tamu Asing ke Indonesia dan Penenmaan Devisa Tahun 2001 -2006 ............................................ 9
Tabel 3. Jumlah Kedamgan Tamu .king ke Indonesia dan Penenmaan Devisa Tahun 200 1-2006 ............................................ 36
............ Tabel 1. Sepuluh Daerah Tujuan \\'isata (DTLV] di Indonesia 48
Tabel 5. Hasil &~imasi Variabel Dependen ................................. 58
Tab-1 6. Suuktur Peke j a Pada Usaha Akomodasi lMenurut Tingkat . . Pend~dlkan .............................. ............................. 63
DAFTAR GAWIBAR
Nomor
Gambar I .
Gambar 2 .
Gambar 3 .
Gambar 4 .
Gambar 5 .
Gambar 6 .
Gambar 7 .
Gambar 8 . Gambar 9 .
Halaman . .
Lingkup Pan\v~saia ................................................................... 16
..................................... Kerangka Pemikiran Penelitian 39
Kontribusi Pariwisam Terhadap GDP ............................. 19
Kontribusi Paritrisata terhadap Tenaga Ke j a .................... 50
...................... Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman 52
................... Perkembangan Jumlah Penerimaan Paritisam 53
Perkembangan Jumlah Akomodasi di lndonesia ................. 54
Perkembangan Jumlah Biro Perjalanan Wisaia di Indonesia ... 55
Perkembangan Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Dolar US ... 56
DAFTAR LA\WIRAii
Nomor
Lampiran I .
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Data Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wirman Di Indonesia 1990-2006 ...................... 84
Hasil Estimasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan \itisman Di Indonesia .................................... 85
Hasil Uji Heteroskedanisitas Kunjungao Wisrnan ................. 85
Hasil Uji Serial Correlation Kunjungan W i m .................. 85
H a i l Uji Multikolinearitas (Correlafion Mafric) Kunjungan \Visman .................................................................. 86
Hasil Uji Normaliias Error Term Kunjungan iVisman ............ 86
Jumlah Wisman Yang D a m g Ke Indonesia M e n w t Negara
Tempat Tinggal 2002-2006 ........................................ 87
Pariwisaia adalah suaru kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi I
transportasi, makanaq relarrasi serta jasa-jasa lainnya yang terkait. Pedagangan
jasa pariwisata melibatkan k b a @ a@. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek
ekonomi, budaya, sosial, lingkungan, keamanan, dan aspek lainnya Aspek
yang meodapat perhatian paling besar dalam pembanguaao pariwisata adalah
aspek ekonomi. Trkait dengan aspek ekonomi inilah pariwisata d i i
sebagai aratu indumi. B a h kegiatan pariwisata dikatakan sebagai suatu
kegiatan bisnis yang berorientasi dalam penyediaan jasa yang dibutuhkan
wisatawao. ' Selain ity pariwisata merupakan suatu feoomena yang ditimbulkan oleb
salah satu kegiatan rnarmsia, yairu kegiatan yang disebut pejalanan. Terdapat
beberapa sebab manusia melakukan pejalanan antara lain karena tujuan rekreasi,
dilakukan bukan untuk kegiatan rekreatif melainkan untuk k&
- perdaganean, dinas atau misi teatentu. Setelah tahun 1960, kegiaian wisata untuk
kepertuan rekreaiif berkembk pesai sehingga perfu ditunjang oleh b a b g ~
sarana dao fasilitas dalam M a besar tendama dengan makin Membangnya
teknologi komunikasi dan aansportasi. Hal tersebut mengakibatkan tumbuhnya
berbagai bidang usaha untuk melayani kebutuhan para wisatanm yang disebut
industri pariwisaa2
lndustri pariwisata rnerupakan salah sahl seklor yang berpengarub dalam
pemkonornian dunia Hal ini tedihat dari besarnya konstribusi &or pariwisata
tehadap penciptaan lapangm pekerjaan, produk domenik bmto (GDP), dan
inveaasi secara global. Pada taitun .I991 s&or pariwisata dunia telah
rnenciptakan kesernpatan keija umuk 259,9 juta orang atau dua persen dari total
teaaga keaja dunia di berbagai lapangan kerja tertrait. Pendapatan di &or
pariwisata bagi perekonomian dunia telah memberikan konshibusi sebesar 5,s
persen dari total pendapatan ekspor.'
John Naisbitt dalam Global ~aradox', mengt ihn dalam globalisasi,
pariwisata merupakan industri terbesar di dunia Pariwisata adalah penghad uang
terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Industri
dig* oleh keputusan individu. Semakin pariwisata menjadi u n i v d dan
bersifai k e . maka semakin besar dan semakin kompetitif pariwisata.
Semakin berbeda secara ote* maka akan tercipta budaya bagi para wisaIawan.
Semakin banyak wisatawan rnenghadapi budaya, bahas, dan pemandangan lain,.
sernalrin kuat Iceinginan wisatawan untuk me@aminya secara langsuog Lebih
lanjut dikatalrao bahwa, pariwisata rnernpekeijalcan 240 juta orang di s e lmh
dunia, atau satu dari setiap sembilan pekerja. 10.6% dari aogkatan kerja global.
' KodIqat 19%. earah Pmirirmo dm Pdcmbmgmmyo & I&a. FT. Gmsimk, Jatarta. Hal. 12 \ V d Travd and Tomism C m r d 2001. IYarld T m l mrd Tauicm Forging A k d . The 2001
Tra\dandTomismEamomk~\YITCPub, Lo* Hal 10. 410hnWa&tL 1W.GI~Pmodm.tUihALihBuiiWldijamo.BiiALsarqJakanaHalIOS-
110.
Pariwisata adalah penyumbang ekonomi terkemuka di dunia rnengbasilkan 10.2%
produk nasional bmto. Pariwisata adalah produsen terkemuka unruk rnendapatlran
pajak sebesar 5 655 miliar Pariwvisata adalah indumi te?besar dalam ha1 keluaran
bmto, mendekati S 3.4 triliun Pariwisata adalah 10,9% dari semua belanja
konsumen, 10,7?/o dari semua investasi modal, dan 6,% dari semua belanja
p e d .
Dari sisi ketenagakerjaan, industn parkvisata di Indonesia memberikan
konsbibusi yang sangat berarti bagi peociptaan lapanpan kerja di Indonesia Pada
tahun 1955, indumi pariwisata telah mampu rnernberikan lapangan kerja umtuk
42.5 juta orang atau 5.3 persen dari total dunh kesempatan keja yaog t d i a ,
artinya satu dari 18,8 pekerjaan yang tersedia dihasilkan dari industri pariwisata
Pada tahm 1997, indumi pariwisala telah mernberikan komtribusi 1 : 1;?6
pekerjaan dan diperkirakan akan terus rneningkat dari tahun ke tahn sehinga
pada tahun 2007 akan mencapai angka 1 : 1 1,4 pekerjaan.J
Sebagai suaiu industri, produk pariwisata dapi .ditinjau dari sisi
konsumen, pennintaaq dan penawaran6 Dalam bisnis pariwisata, konsume~ya
adalah wisatawan. Produsen hams rnemermhi kebutuhan dan permintaan dari
wisatawan. Produsen dalam industri pariwisata ditangani oleh bennacam-macam
institusi, seperii dari pemerintah, swasta, maupun perorangan. M dari
pariwisata adalah segala sesuaiu yang dibutuhkan oleh wisatawan. Contoh produk
pariwisata antara lain: 1) Atraksi wisata yang berupa obyek dan daya t a d wisata
seperti candilpura, kgaton, museum, pertun~ukan-pertmjukan kesenian, clan
5 ; \ ~ l ~ ~ LndoneoiaKompaSedisicaaL7DaEmber1999. 1 Rm, GelgeL 2006. In- Pariwimn 1-0 aalmn M i a x 3 Perhgangan Jasq Implikasi Huturn Lhm Anfisi-. F t d b Aditamq i h X h g W. 23.
sebagainya; 2) Pelayanan wisata seperti pelayanan dan fasilitas hotel, restoran,
pramuwi- dan sebagainya; 3) Pealanan wisata yaitu jasa transportasi
\visatawan dari tempat kediaman wisatawan ke tempat tujuan wisata, seperti bus
wvisaq kereta api pesawat udara, jalaq dan sebagainya. Ketiga produk inilah
yang harus dibeli oleh wisatawan
Sektor pariwisata (fuurisn) sebagai &or yang berbasis jasa merupakan
salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena mampu
mendatangkan dwisa bagi negam7 Sektor pariwisata mampu memberikan
dampak berganda (multiplier effect) pada m a t a n kesejahteraan masyarakaS
baik secara la~lgung maupun tidak langsung. OIeb karena ity &or pariwisata
memiliki peran yang sangat peering bagi perekonomian Adanya kunjungan
wisatawan baik dornenik maupun mancanegara akan berpengaruh pada komumsi
wisata- Pengeluaran wisatawao tidak hanya tertuju pada satu induari dan jasa
tertentu saja, melainkan ke behagai industri dan jasa laimya selama wisatawan
bdunjung ke daerab wisata teatentu. Dampaknya akan terlihat pada nilai belanja
pengetuaran wisatawan (spending leisre), sehingga akan berpengarub tabdap
kesempatan kerja, pendapatan, dan pewrimaan devisa bagi daerah tujuan
wisatawan.
Keberhasilan dalam bidang kepariwisaiaan d i m i n k a n dengan semakin
meningkatnya arus hunjungan wVisatawvan mancan- (.wisman) ke Indonesia
dari tahun ke ~ahun. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah
wisman yang berhunjung ke Indonesia mengalami penurunan, kecuali tahun 2001
terjadi penin-gkatan jumlah wisman sebesar 19.12 persen dibanding 2003.
Sementara itu jumlah wvisman yang b e h n j u n g ke Indonesia pada tahun 2006
kembali mengalami penumnan menjadi 4,s juta orans atau tumn 2;61 persen
dibandins tahun sebelumnya.
Tabel 1. Jumlah Kedatangan Wisman Ke Indonesia Tahun 2001-2006
Jumlah kedamgan wismao ke Indonesia yang ceodemng m e m o
Jumlah \\'isman Ke Indonesia
mengakibatkan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional mengalami
permrunan. B e r m a n Tabel I, diketahui jurnlah kedatangan wisman dari tahun
2001-2006 terus mengalami penurunan kecuali pada tahun 2001.
Jumlah (%)
S i o r pariwisata (tourism), sebagai sehior yang behasis jasa menrpakaa
salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena rnampu
mendataogkan devisa bagi negara. Sektor pariwisata memiliki mlriplier effect
Kontribusi ~ a r i ~ i s a t a Tertiadap PDB (%)
yang sangai berperan bagi perekonornian. Adanya liunjungan wisatawan baik
Perubahan Kontribusi Pariwisata
Terhadap PDB
domestik maupun mancanegara &an berpengaruh pada konarmsi wisatalvan.
Pengeluaran wisatawan tidak hanya tertuju pa& satu indusbi dan jasa tatentu
saja, melainkan ke indumi dan jasa lainnya selama wisatawan
berkunjung ke daerah wisata tertentu. Hal ini akan berdampak pada nilai belanja
pengeluaran wisatawan (spenrl'ng leisure), sehingga akan berpengaruh terhadap
kesempatan keja, pendapatarS dan penerimaan devisa bagi daerah tujuan
wisatawan.
Sektor pariwisata telah memberikan konbibuii sekitar 5-9 pgsen terhadap
PDB nasional. Hal ini menuojukkan selama enam tahun terakhir sumbangan
sektor pariwisata dcala nasional masih berkisar antara 4-5 ribu juta USS per tahun
(BPS.2006). Selama ini pemasukan dari sektor pariwisata mengalami fluktuasi.
Hal ini beatolak belakang dengan kondisi pariwisata sebelum taltun 1997. Indumi
pariwisata Indonesia bin* penen- tahun 1997 berkembang dengan pesat
bahkan telah memberikan komribusi yang tidak sedikit tehadap devisa negara
dan pendapatan daerah )an2 mencapai kisaran 6 ribu juta USS. Hampir satu
dekade Indonesia yang kaya akan objek wisata dam, dan uisata budaya telah
menihati masa-masa kemasann)a.* .*an tetapi, keberhasilan pembangunan
yang telah dicapai tersebut akhirnya mensalami kemerosotan ymg
memprihatinkan. Perkemban9 kepari\\isataan nasional mulai men~ lami masa-
masa sulit Hal ini disebabkan akvmulasi persoalan yang hvrang menduhxng
perkembangan sektor pari\\.isata. Penoalan-persoalan tersebut anrara lain bencana
asap akibat kebakaran hutan dan lahan, tejadi krisis monaer periengahan tahun
S ~ P a r m i a t a ~ ~ ~ ~ i a r a S e n i ~ ~ a R e p l b l ~ ~ 1 9 9 S . . ~ Papor I V i r144nc57egana laltarra Hal 1.
1997, dan berlanjut menjadi h is i s ekonomi yang lebih luas. Selain itu. adanya
pemberitaan tentang situasi politik dan keamanan dalam n q e r i seperti kemsuhan
di Ambon, .4ceh Poso, dan daerah lainnya telah menyebabkan citra pqrkvisata
lndonesia menjadi terpuruk. Periaiwa ini tentu saja berdampak pada pembaralan
dan penundaan perjalanan wisata\\an mancaneam ke lndonesia.
Badai krisis &nomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997,
merupalan pengalaman yang sangat be-a bagi masyarakai pariwisata
lndonesia untuk melalxkan reposi~ionirg sekaligus r e - ~ i l a l i m ~ i o ~ ~ kegiaian
pariwvisam Indonesia. Disamping itu berd& Undangundang No. 25 Tahun
2000 tentang Pro_- Perencanaan Nasional pariwisata mendaparkan penugasan
baru untuk turn mempercepai pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra
Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini semakin mmit terutama setelah
dihadapkan pada tanrangan ban! akibat ierjadinya iragedi I I September 2001 di
h e r i k a Serikat sena tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002.
Perisrixva tragedi Bom Bali 12 Olctober 1002 dan I Ohober 2005
menyebabkan citra pariuisaia Indonesia menjadi sorotan dunia sang berdampak
pada pembatalan dan pemndaan perjalanan nisata mancanegara ke Indonesia.
\Visatawan mancanegara menjadi e n g n b d u n j u n g ke nqe r i iin dengan alasan
keamanan.'
Sektor pariwisaia saai ini dihadapkan pada situasi yang ierus menerus
merosot dalam fungsinya sebagai penghasil penerimaan devisa. Salah satu
indikator majunya suatu sektor pariwisata adalah adanya kunjungan wisatawan.
Keberhasilan &lam bidang kepariwvisataan diceminkan dengan semakin I
meningkatnya arus lrunjungan \\.isman ke Indonesia dari tahun ke tahun. Namun
demikian, dalam beberapa tahun i&ir ini jumlah wisman y- berkrunjung ke
Indonesia mengalami penurunan, k d i tahun 2001 terjadi peningkatan jumlah
wisman sebesar 19,12 persen dibanding 2003. sementara itu jumlah \\.isman sang
M u n j u n g ke Indonesia pada tahun 2006 kembali mengalami penurunan 4,s juta
orang atau turun 2,61 persen dibanding tahun sebelumnya. Kemerosotan ini
tejadi semenjak tahun 2002. pada saat rerjadinya tragedi bom Bali.
Kedatan-gm wisman tersebut memberikan komribusi sang cukup besar
bag penerimaan negm karena pengeluaran mereka selama di Indonesia menjadi
sumber penerimaan devisa n q . Berdasarkan Tabel 2, diketahui jumlah
kedatangan wisman dari tahun 2001-2006 terus men_ealami penurunan k d i
pada tahun 2001 dan penerimaan devisa dari tahun 2002-2006 mengalami
pentrunan k d i pa& tahun 2001.
Tabd L Jumlah Kedatangan \Visman h Indonesia dan Penerimaan Devisa Tahun 2001-2006
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
2006
SumbQ : BPS (Statist& Lndoneba), 200 1-2006.
Jumlah \Visman
Ke Indonesia
5.153.620
5.033.400
1.467.02 1
5.321.165
5.002.101
1.871.351
Penerimaan Devisa
(juta US S)
5.3%,26
4.305.55
4.037.02
4.797.88
1.52 1,73
4.447.97
Perubahan
Jumlah
\Visrnan (?A)
-
-2.33
-1 1.25
19,12
- jZ99
-2.6 1
Perubahan
Jumlah
Devisa (%)
-
-20,2 1
45-23
I S,W
-5%75
- 1:63
Oleh karena itu, perurrmsan masalah yang akan dikaji dalam peoelitian ini
adalah:
1 Fak~or-mar apa sajakah yang mempengaruhi jumlah kunjungan
wisatawan mmxmgam di Indonesia?
2. Bas$mana p e n w faktor-faktor tersebut tehadap jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara di Indonesia?
1 3 Tojaao Pmditian
Berdasadan latar beiakang dan nurmsan masalah yang d i k e m u ! ! di
atas, maka tujuan pewlitian ini adalah untuk :
1. Meriganalisis fiktor-faktor yang rnempengaruhi jumlah kunjungan
-wan mancanegara di Indonesia
2. Mengadisis bagairnana pengaruh faktor-faktor tersebut tertradap jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia
1.4 hbfaat Penditian
Penelitian ini disusun dengan harapan mampu rnemberikan manfaat dan
kegunaan bagi behagai pihak.
Bagi Penulis d i i k a n agar dapat rnenambah pengetahuan dan
m e m ~ u a s wdwasm.
Bapi Pemerintah dan pengusaha di sektor pari\visata diharapkan agar dapat
dijadikan bahan masukan dalam merumuslran dan rnenetapbran arah
kebijakan pembangunan dan sbategi pengembangan sehor pariwisata
yang lebih efektif dalam mendorong peningkatan jumlah kunjungan
\visatawan mancanegara ke Indonesia sehingga menghasilkan penerimaan
devisa pariwisata yang optimal.
Bagi iUasyarakat diharapkan agar dapat memahami perkembangan dan
panan kunjuilgan wisatawan mancanegara ke Lndonesia sebagai atmber
devisa.
Sebagai swan bagi penelitian lebiih lanjut.
1.5 Rnang b g k o p Penditian
Penelitian ini dibatasi menurut ruang lingkup pokok bahasan dan tabun
penelitian. Ruang lingkcp pokok bahasan yaitu hanya mengkaji variable yang
diduga secara umum berpengaruh tehadap jumlah hvnjungan wisatmMn
mancan- di Indonesia seperti jumlab akomodasii jumlah biro perjalanan
wisata, nilai tukar riil rupiah temadap dolar US, dan faktor keamanan Tahun
penelitian untuk menganalisis faktor-fsktor yang mempengaruhi jumlah
kunjungan wisatawan marmanegan di Indonesia yaitu pada talrun 1990-2006.
IJ. TMJAUAN PUSTAKA
Pariwvisata merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pejalanao. Sektor
pariwisata berkembang pesat k a m terintegmri dengan industri lain, sehingga
berubah menjadi sebuah industri yang mernpunyai keterkaitan erat dengan sektor
p e m b a n g u ~ o lain. Sekcor pariwisata merupakan salah satu peoyebab timbulnya
laju pertumbuhao ekonomi &or-&or di luar pestaniao karena me-
&or perekonomian yang rnemproduksi barang dm jasa yang s e b g a n
seluruhnya dikooriumsi oleh wisa tam mancanegara m p u n nusantara yang
tidak sama antar berbagai d a d atau wvilayah. Pariwisata adalah salah satu
industTi p y a baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cept
dalam ha1 kesempatan keja , pendapatan, taraf hidup dan mengakaikm sektor
produkd lain di dalam wgara penerima wisatawan.
Konsep pariwisata tenanturn dalam Instruksi Presiden RI. No. 9, pasal 1
Bab 1. Tahun 1%9. Dalam pasal teMbut dinyatakan rwng lingkup kegiatan
kepariwisataan adalah semua kegiatan kepariwisataan, yakni semua kegiatan yang
bertrubungan dengan promosi pejalanan dengan se-gala fasilitas yang diperfukan,
akomodasi dan rekreasi. Sekurang-kurangnya terdapat empat jenis kebutuhan
dasar dari para wisatawan yang p& dikembangkan yaitu: (1) Akomodasi; (2)
Traosportasi; (3) Jasa; (4) Abaksi. Konsep pariwisata dilihat sebagai suatu sistem
akan teakait secara strukrur-hgsional, dimana pariwisata merupakan sebuah
organisasi yang memilib kete&aitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan
wisatawan, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, serta u d a u d a
yang t M t di bidang tenebut termasuk mmajemen organisasinya mulai dari
perencanaan, pengembangan sampai bagaimana upaya untuk mendapatkan
pembeli, serta bagaimana perannya pada masyarakai, kualitas pelayanaMya, dan
juga perkembangannya, mulai dari awal pembentukannya sampai kondisi
terakhimya
Menurut Fandeli (1995) Oh?avianti (2006) pariwisata adalab segala
ses& jang berkaitan dengan wisata, termasuk pgusahaao obyek dan daya
tarik wisata sezta usahausaha y q terkait di bidang tenebut.1° Selain itu
pariwisata menrpakan keseturuhan kegiataq proses dan kaitan-kaitan
berhubungan dengan pejalanan dan persin- dari orang-orang di tuar tempa
tinggalnya sezta tidak dengan maksud mencari nafkah.
h4arpaung (2002) mendefinisikan pariwisata sebagai istilab yang
memberitan gambaran tentang suatu kegiatan yang terjadi ketika turis melakukan
perlalanan." hi meliputi dari sewa per- pada trip, peajalanan ke tempat-
tanpat wisata, tinggal sendiri kembali dan kenangan tentang segalanya Termasuk
kegiatan peajalanan berbentuk sebagai bagian dari trip, pembelian dan juga
interaksi yang terjadi antara pengunjung.
~~ Okiovianli. 2006. Ano69j Peranon sdda Pahwisafo T e m o d a p perekommkrn indonesio Sebelum Don Sesudoh Krkis &-. [doipni. DepQtwnen llmu-hu S O W &onmri Pertardan FoMtas Perionion IPB. Hal. 1 1.
Happy Marpoung dan Heman Eiohar. 20M Penganfqpariwisoto. Altobeto. Eondung. Hol. 17.
Sedangkan menurut BPS, pariwisata didefinisikan sebagai Wvt:
Keseluruh runghian kegiufun ymg berhubungan dengun gerukan
manusia )~nng m e h k u n pe~alanan utmr persngguhan sementara dori
tempt ring@n)o ke suuh~ utuu beberop t empt hrjwm di lum tern@
ti& ymg didwong bebengro kepertuan dou motif tunp mabud
me-. n@ah1*
Menurut Spillane, suatu perjalanan diangpp sebagai perjalanan wisata
bila memermhi tip pesyamtm y a ~ : 1 3
Harus bersifa! s e m e m
Harusbersifatsukarela;
Tidak bekerja yang s m y a menghasilkan upah atau bayaran yang
d i i i l k a n dari aegara yang dhnjungi.
Menurut Wahab (1992) kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu
yang ab& misalnya xbaga~ suatu gejala yang m e l u k i h kepergian orang-
orang di dalam negaranya sendiri @ariwisata domes&) atau penyeberangan
orang-orang pada tapal batas suatu negara @ariwisa!a intemasional)." Pariwisata
meagandung t i p t l i ~ u r antara lain: rnanusia (unsur imani sebagai pelaku kegiatan
pariwisata), tempat (umur fisik yang sebeoamya tercakup oleh kegiatan itu
sendiri) dan wah-tu (unsur tempo yang d i h a b i h dalam pejalanan tersebut dan
selama berdiam di t e q m tujuan).
12 Bodan RMf Statiiik 2006. Sfafisfik inda7esio 2006. 13James @lane. 15'59. E k m . P u i w i s u f 0 . Sejmah dun Rcxpebyo. KanisivS. Yogyakarfo. HaL 22 '4 Salah wohab. 1992 M a m j m Kepariwisofoan. Alih bahaso Frans GRmang. Rodnyo Parondt0. Jakarta Hal. 3.
Sedangkan mermrut Kuntowijoyo (1991) Wardiyanta (2006),
pariwisata memiliki dua aspek yaitu asp& kelembagaan dan asp& substansial,
yang merupakan sebuah ahfitas marmsia." Dilihat dari sisi kelembagaannya,
pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manuia untuk
memermhi kebutuhan rekreatiFaya Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat
dilihat dari sisi manajemennya, ykni bagaimana perkembangannya, mulai dari
direncanakaq dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli yakni wisatawan.
W q a i sebuah subsiansii pariwisata menrpakan bagian dari budaya suatu
mas~arakat, ~ a i t u ~ e w densan pen- =%%a% yang
dimilikinya
Mcintosh menyebutkan beberapa dimensi dasar yang menjadi kriteria
untuk mendefinisikan para pelaku peajalanan wisata.I6 Untuk memberiscan,
gambaran seberapa luas lingkup pariwisata, Mciniosh memberikan suatu ilustrasi
dari bagan Lingkup pariwisata pada gambar 1. pada gambar tersebut teriihat
lingkup pariwisata dibedakan menjadi dua aspek yaitu mermnrt tujuan kunjungan
dan pel& perjalanan Tujuan hc jungan mempertihatkan minai atau motivasi
seorang wisaiawan dalarn melakukan kunjungan wisata sedangkan pelaku
perjalanan memperlihatkan batasan jika seseomng dapat dikatakan sebagai
wisata\van dan bulran wvisaiawvan.
' 5 Wardiyunlo. 2006. Mefode Pene6fion P-to. Penerbit Andi Yagyakorto. Hd. 49. 16 McintOm 1989. Tocrrism- PIincipler Procf ice~ -e~. John wdey and Sara. Inc.
Gambar 1. Lingkop Pariwisata
bent& perjalanan oleh individu acm kelompok secara sulrarela dan h i f a t
sementara dari sum tempat ke tempai lain. Tujuan dari kegiatan parkvisala iN
Mfkah di daerah yang di Lwnjunginya serta mendapt pelayanan dari usaha jasa
2.1.2 Jenis dan k t a k Parhvhta
Seriap negara atau dagah kunjungan obyek rvisata memiliki atraksi yang
secara khusus menjadi unggulan. Hal ini akan membawa kepada variasi motif
yang ditujukan oleh wisatawan &lam berwisaia. Spillane mengelompokan motif-
motif k b i tenebut kedalam jenis-jenis pariwisata sebagai ber ik~t . '~
I. Pariwisata untuk menikmati perjalanaq b e d pariwisata ini dilakukan
oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tin-a untuk mencari
suasana yang baru untuk melepaskan keteganp dari aktifitas yang
dihadapioya sehari-hari.
2. Parkvisata untuk rekmasi\ jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang
yang me u m f a a h n hari Liburnya untuk beriairahaf untuk memulihkan
kesejahteraan jasmani clan rohani, biasanya mereka tinggal selama
mu@n di tempa! yang benar-benar menjamin kenikmataa.
3. Pariwisata untuk kebudayaaq jenis wisata ini ditandai oleh adanya
rangbraian motivasi seperti keinginan untuk belajar dalam ha1 adat istiadat
kelembagaan dan cara hidup rakyat di tempat lain.
4. Pariwisata untuk olah raga, jenis ini dibagi dua kategori yaitu:
Big ~pon event, dengan mengunjungi peristiwa-peristiwa olah raga
besar.
JiDorting Iourisn o/lheprac~i~ioners, yaitu bagi met-& yang ingin
bedatih olah q a .
James Spillane. 0p .d . Hal. 46.
5. Pariwisata untuk uiusan usaha dagmg, dilakulian oleh kaum pengusaha
atau industrialis dan profesional mencahwp semua hunjungan ke pameran.
6. Pariwisata untuk beakonvensi, dilakvkan oleh rvisatawan yang melaaukan
konferensi maupun symposium dan seminar.
Selanjumya pariwisata tidak hanya dipelajari dari segi motivasi dan tujuan
peralanan saja, tetapi juga melihat biteria lain dalam bentuk-bentuk pariwisata
berupa: '* I. Pariwisata individu dan k o l a f .
Parmrisata individu meogadahn pejalanan wisata dengan melakukan
s d i d a m menentubran pilihan d a d tujuan wisata t e a m a d
pembuatan programnya Pariwisata kelompok meliputi sebuah biro
perjalanan yang menjual suatu pejalanan menurut program dan jadwal
mkm yang tdah mereka program secara lebih dulu.
2. Parmrisata jangka panjang, jangka pendek, dan ekskuni.
Parmrisata jaogka panjang mernakan waktu beberapa minggu, biasanya
d i i untuk kegiaran wisam yang M a t cultural rmrim. Uutuk
jangka pendek, waktu yang dilewatkan d a m perjalanan pariwisata
Mangsung h - g dari saiu minggu sampai dengan sepuIuh hari.
Pariwisata ekskussi adalah suatu perjalanan yang tidak lebih dari 24 jam
dan tidak meoggunakan h i l i t a s akomodasi.
3. Pariwisata dengan alat angkutan.
Terdapat macam bentuk pariwisata den- alat angkutan yang
dipakai, misalnya kereta a p i pesawat tefbang, kapal laut, bus, dan
kendaraan l a i ~ y a .
4. Pariwisata aktif dan pasif.
Kedatangan wisatawan yang membawa devisi untuk suatu negara yang
dikunjunginya disebut dengan active tourism (receptive rozuisn),
sedan@ penduduk sum negara yang pergi dan membawa uang ke Iuar
negeri rnerupakan parsive tarrim.
2-13 Ekonomi Pariwisata
Wtonomi pariwisata adalah suatu besaran ekonomi yang diciptakan oleh
transaksi yang dilakukan amara para wvisatawan (terkait dengan pengeluaran
belanja wisata) dengan sektor-&or ekonomi penyedia barang dan j a ~ a . ' ~
Aumalian Bureau of Statistic, ABS (1994) a Heriawan (2004) rnembagi
ekonomi pariwisata dalam t ip elemen, yaitu: (1) dalam ha1 ini
diperlakukan sebagai sebagai konsumen yang rnengkonsumsi barang dan jasa
selama melabvkan pejalanan wisaia, (2) transaksi untuk rnernperoleh barang dm
jasa dirnaksud baik dalam perjalanan rnaupun di ternpat tujuan wisaia, dan (3)
sektorlunit ekonomi yang meoyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kegiatan
w i ~ a t a . ~
' 9 Rvwmsn Heriawan 2004. Peronan Don Dam- Pahisafo Pado Perd:ommbn lndonesh: S w t u Pendekutan Modd b?put~ufpuf Dan SAM [Desertmi). 'Sd:dah P a x o hjana. IPB. Hal. 13.
= w.
, Hall (1994) Heriawan (2004) mengindikasikan bahwa Indonesia
sebenarnya dalam proses melakukan transformasi dari ekonomi industri teshadap
ekonomi jasa, tendama dalam konteks bahwa penyampaian (deliwry) suatu
produk menjadi bagian paling penting dibandingkan penciptaan produk itu
~endiri.~' Dunia pariwisata menrpakan bagian dari ekonomi jasa yang sarat
dengan sensitivitas temadap pelayanan produk yang dikonaimsi. Untuk itu, upaya
membexi pelayanan dan kenyamanan bagi wisatawan menjadi hal penting dalam
ekonomi pariwisaia (ekonomi jasa).
21.4 K o w p Wktawan
Secara umum wisatawan dibedakan berdasarkan wisatawan rmsantara
(wisnuslcdomesfl'c rourism) yaitu penduduk indonesia yang melakukan pejalanan
wisaia di dalam negeri, wisatawan nasional (wisnaslourbolmd I-m) yaitu
penduduk Indonesia yang melakukan pejalanan ke hm oegeii, dan wisatawan
mancanegara ( w i s m a n f i n b d tmuism) yaitu penduauk luar negeri yang
berkunjung ke Indonesia
2-13 Pariwiita Sebagai Indostri
Pariwisata adalah salah satu dari i n d k p y a baru yang mampu
menyediakan pertumbuhan ekonomi yang c q a i dalam hal kesempatan keja,
pendapatan, taraf hidup dan dalarn menghifkan sektor produksi lain di dalam
negara penerima wisatawan.
Konsep pariwisata tercanturn &lam lnstruksi hesiden RI. No. 9, p a d I
Bab I . T h 1%9. dalam p a d tenebut dinyatakan nmg lingkup kegiatan
k@visataan adalah semua kegiaran kepariwisataan, yakni sernua kegiatan yang
bertrubungan dengan promosi pejalanan deugan segala fasilitas yang diperhtkan,
akomodasii dan reicreasi. &hang,-kurangnya terdapat empat jenis kebubJban
dasar para visatawan ying perlu dikembangkan yaitu: (1) Akomodasi; (2)
Transponasi; (3) Jasa; (4) Abaksi. Konsep pariwisata d i l i b sebagai arah, sistem
akan terkait s e a m sbukh~r-firogsional, dimana pariwisata mempakan sebuah
orpanisasi yang memiliki ke te rbhn dengan upaya pemermhan kebutuhan
wisatawan, termasuk pengusahaan obyedc dan &ya tarik wisata, serta usahausaha
yang t& di bidang tenebut t e r m a d rnanajemen organisasinya mulai dari
pengembangan sampai bagaimana upaya urrtuk rnemlapaikan
pembeli, seita bagaimana perannya pada maryaraka!, hditas pelayanannya, dan
juga perkemhtgannya, mulai dari awal pembentukannya sampai kondisi
t-a
Seperti haloya industri lain, industri pariwisata bedandaskan kepada
prinsipprinsip dasar yang pelaksanaanya membutuhkan kebijalrsanaan yang tepa~
terpadu, dm konsisteq didukung deugan tenaga keja terampil yang perruh
tan- jawab sata berkejujumn tinggi Menurut spillane, a& beberapa sifat
yang khusus mengenai industri pariwisata
a) Produk wisata mernpunyai ciri bahwa ia tidak dapat dipindahkan. Orang
tidak dapa! membawa pro&& wisata kepada konsumen, tetapi konsumen
sendiri yang barus rnengunjungi, mengalami, dan datang untuh- menikmati
obyek wisata.
b) Produksi dan konsumsi dalam pariwisata tejadi pada saat yang sama
Produksi tidak akan terjadi pada saat tidak ada konsumen.
c) SeJxga suatu jasa, maka pariwvisata rnemiliki berbapai ragam bentuk. Oleh
k a r m itu, dalam bidang pariwisata tidak ada sianclar u h - yang objektif
sebagaimana produk lain yang nyata, misalnya ada panjang, lebar, isi,
kapasitas dsb.
d) Konsumen tidak dapal mencicipi produk pariwisata sebelumnya, yang
dapat dilihat b r o w dm gambar-gambar.
e) Dari segi usaha, produk pariwisata mengandung resiko besar. Indunri
pariwisata rnemertukan penanaman modal yang b e d sedangkao r
permintaannya sangat peka temadap perubahan situasi ekonomi, politik,
sikap masyarakat atau kesemngan wisatawan lainnya.
21.6 Perm Sektor Pariwisata Sebagai Peughasil Devisa Negara
Pariwisata merupakan suatu gejala m i d yang sangat kompletf yang
menyangkut marmsia sartuhnya dan memiliki berbagai macam aspek yang
penting. Aspek tenebut diantaranya yaitu aspek sosiologis, aspek psikologis,
aspek ekonomis, aspek ekologis dan aspek-aspek lainnya. Diantara sekian banyak
aspek tersebut, aspek yang mendapat painban lebih besar yaitu asp&
ekonomisnya.
Menurut Hutabara (1992) Rahayu, peranan pariwisata saat ini
antara lain adalah : (I) peranan ekonomi yaitu sebagai sumber devisa negara, (2)
peranan sosial yaitu sebagai penciptaan Lapangan pekerjaan, dan (3) peranan
kebudayaan yaitu memperkeualkan kebudayaan dan ke~en ian .~ Pembangunan di
sektor pariwisata peak ditiogkdcan dengan cam mengembangkan dan
mendayagunakan sumber-surnber serta poiensi kepariwisaiaan nasional agar dapat
menjadi kegatan ekoaomi yang dapat diandalkan dalarn ran& memperbesar
penerimaan devisa, mempertuas dan memeratakan kesempatan berusaba dan
lapangan keja bagi masyarakat.
Devisa adalah pembayaran yang diterima dalam lalu lintas pembayaran
internasional (foreign ~ ~ ) . Devisa yang dimiliki suatu negan sangat
pen* karena dengan devisa ini negara semakin kuat daya tahannya untuk
menghadapi gejolak monetes interoasional dan kebebasan untuk mengimpor
barang-barang kebutuhannya.
2.1.7 Tujuan Peinbangunan Pariwisata Indonesia
Sesuai perkemb- keprkvisataan bermjuan memberikan kemtmgan
baik bagi wisatawan maupun umrga seternpat. Pariwisata dapat memberikan
kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi
yang didapat dari tempat mjuan wivisata Perkembangan infiastruktur dan hil i tas
rekreasi, akan menguntllilgkan wvisatawan dan warga setempat. Se.iain itu
kepariwisataan dapat dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata Hal
Fitrj Rabyv. 2aM. AI?opsis Pengaruh SeMm P-fo remodup Perdccmomian Koto Bogor [SbipsJ. Delwfemen Unw €kcnomi, FEM. HaL 8.
tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaaq sejarah dan taraf
peakembangan ekonomi dari suatu tempat tujuan wisata yang m a d ! dalam
pendapatan untuk wisatawan, akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik
dari tempat wisaia tersebut. Perkembangan pariwvisata dapat memperbesar
karntungan dan memperkecil masalah-masalah yang a d a
Direk-orat Jenderal Pariwisata (1997) dalam Oktavianti (2005),
menyebutkan bahwa penyelenggaraan pariwvisata bertujuan ~ n t u k : ~ ~
a Mempertuas Lapangao kerja dan pemerataan kesempatan k e j a
b. Meninghhn pendapatan oasional dalam ran* meningkatkao kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat.
c. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan p e n a h a h antar bangsa.
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, berbagai program digalakkan
seperti pembangunan obyek dan daya tarik wisata baru serta promosi pariwisata
yang semakin gencar dilakukan Dalam pengembaqan obyek dan daya tarik
wisata t aap diperhatikan kemampuan untuk mendorong peningkatan
pengembangan kehidupan ekonomi d m wrsd budayq nilai-nilai agama, adat
istiadat, sena pandangan dan nilai-~lai hidup dalam masyarakat.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengamhi Jnmlah Kunjungan \Visman
Menurut Parikesit dan Trisnadi (1997), pertumbuhan pariwisata dunia
sangat dipeogaruhi oleh dua faktor.= Faktor pertama adalah faktor luar, yaitu
2. OOMO Oklavionfi. Op df. Hal 15. D. Pdesit don W. T m n o d i 1997. K-an K-oan lndonesio dolorn
Peinbangu~n Jongko P-. J w d K e b b UGM 15: 1-13. Yogyakarto.
faktor yang tidak berkaitan langsung dengan industri pariwisata tetapi
mempengaruhi bentuk permintaan pariwisata, misalnya isu kearnanan, kesehatan,
dan stabilitas politik global. Faktor kedua adalah kekuatan pasar, yaitu
permintaaq peoawaraq dan distribusi produk serta pelayanan wisata
Word Tourim Organilat~on, WTO (1995) dalam Heriawan m e r g u m h n
secua lengkap pemahaman pariwisata diri sisi pmirpaan (demandside tounm),
yaitu permintam atas barang dan jasa yang muncul karena adanya kegiatan
pariwisata. Sedangkan pihak yang mehkukan perminlaan adalab wisatawan itu
sendiri (komumen), serta pemerimab dan smsta dalarn ran& invesiasi dan
promosi wisata.
Konsep pariwisata dari sisi penawaran (arplyside totaimt) memfokuskan
pada muktur output barang clan jasa yang disediakan oleh unitunit ekonomi
untuk memermhi wisatawan, serta investasi dan promosi terkait
pariwisata yang dilakukan pernerintah maupun swasta Sektor inti (m) dari
pariwisata meocakup. hotel, restoran, transportasi domes& tndustri kerajinan
(muwnir), jasa hiburan, rekxasi dan budaya serta biro pejalanan (paket tour).
Karakteristik ekonomi pariwisata menjelaskan macam-macam dampak
dari pariwisata yang dimiliki masyarakat Ada tiga macam damp* yaitu. (1)
wvisataxvan tidak meophasilkan keuntungan dalam jumlah yang banyak, (2)
penniniaan yang ti& dalam suatu musim (musiman) yang berarti dalam
beberapa bulan ada &%fitas yang bsar sementara dalam bulan-bulan yang lain
hanya ada pergerakan bisnis yang kecil, (3) t e k m meldnrkan bisnis arkup
rnembuat pemasukan selama beberapa untuk rnernelihara bisnis pada akhir
rnusirn.%
Oleh karena itu, keparirrisataan adalah angka dan pendapatan yang elastis.
Penawaran akan beapengamh besar pada perubahan yang relatif kecil &lam aogka
dan pendapatan. Jumlah elastis mermnjukkan hubungan antara biaya ongkos dan
ban*ya penawaran Kerika penilaian bersib elastis berarti peiubahan kecil
daJam harga akan mengakibatkan penawaran jumlah uang yang besar dan
pendapatao total seterumya akan berkembaug
Dalam penelitian ini, faktor-&tor yang akan di analisis meliputi &or
luar dan &tor kekuatan pasar. Dimana faktor tuar yang dianalisis yaitu faktor
keamananlisu keamanan karem kondisi keamanan ini telah mencalrup semua
faktor hmr yang lainnya, dimam kondisi keamanan sangat d i m oleb
stabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang rneojadi isu nasional dan mengmdang
reaksi intemasional. Berita-berita besar rnengenai kondisi keamanan yang tidak
konduii misal pada saat terjadi pergantian presiden dan peristiwa peledakan bom
dalam skala besar (peristmra born Bali), akan menimbulkan persepsi negatif dan
mernunculkan kesan b h Indonesia tidak aman untuk dikunjungi sehingp akan
rnewnkan motivasi kuojungao wisata Reaksi yang rnuncul antara lain berupa \
pembatalan perjalanan dan pemndaan keputusan untuk bepergian. Oleh karena itu
faktor kondisi keamaoan ini diduga berpengaruh positif terhadap kunjungan
wisman pada saat kondisi aman, sedangkan kondisi keamanan berpengamh
ne&f terhadap kunjungan wisman pada saat kondisi tidak aman.
2s Happy lMarpaung don Heman Bahar. Op cif. Hol. 19.
Sedangkan faktor kekuatan pasar yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah jumlah akomodasi, jumlah b i pejalanan wisata, dan nilai tukar (kurs)
rupiah terhadap d o h US. Jumlah akomodasi dan jumlah b i o pejalanan wisata
masuk dalam -or yang dianalisis lrarena rnewakili sisi penawaran pariwisata
sekaligus pelayanan wisata dimana dwgan adanya akomodasi dan b i pajalanan
wisata ini maka akan memudahkan wisman menikmati kegiatan wisatanya,
wisman tidak pedu kha- mengenai masalah tempat tin@, tempat makan,
dan peneutuan objek wisata yang akan dikunjunginya selama wisman tersebut
tinggal di M m g m tojuan wisaza (Indonesia) karesla biro peajdanan wisata
iai sudah m e ~ ~ a r k a I I paket wisata beserta akomodasiiya. Sehingga adanya
jumlah akomodasi dan jumlah bin, perjalanan wisata ini diduga akan
positif terhadap jumlah kunjungan wisman.
Sementara itq nilai tukar (kurs) rupiah terhadap d o h US masuk dalam
fkktor yang dianalisis karena dianggap mewakili sisi permintaan Nilai tukar
(kurs) ini diduga bqengarub negatif terhadap kunjungan wismaq kareaa jika
d i l i i dari sudut pandang wisman ketika tejadi depresiasi rupiah terhadap dolar
US akan menarnbah motivasi kunjungan wisman tendama untuk tujuan berlibur,
dimana pada saaf pia ah terdepresiasi tahadap d o h US amnya Imp produk
wisata di Indonesia menjadi lebih murah, sehingga daya beli ngisman terhadap
prod&-pmduk wisata Indonesia meningkat sehingga mendomng pemintaan
produk pariwisata Indonesia. Dengan demikian, depesiasi rupiah temadap dolar
US jusru' mengunruogkan sektor pariwisata deogao semakin bertambahnya
jumlah hvnjungm ngvisman (dengan asumsi mata uang wisman adalah d o h US).
Oleh karena itu, meskipun variabel yang dianalisis hanya ernpat variabd
penduga yaitu jumlah akomodasi, jumlah biro perjalanan wisata, nilai tukar (kurs)
rupiah terhadap dolar US, dan kondisi kearnanan, tetapi sudah rnewakili variabel-
variabel lainnya yang mempengamhi pariwisata.
a) Faktor Keamanan
Faktor keamanan merupakan faktor luar utarna yang rnempengaruhi
bentuk pennintaan pariwisata Situasi yang tidak aman dapat memumulkan kesan
latrang baik t e . suatu d a d dan negam pada umumnya. Hal itu dapar
berpengaFub terhadap motivasi melakukan pejalanan ke suatu tempat di d a d
atau negara tersebut.
b) Jumlah Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu usaha yang mengguMkan bangunan atau
sebagian dari suatu bangman yang khusus disediakan dimana orang dapat
menginap dan memperoleh pelayanan atau fasilitas lain dengan pembayaran
Akomodasi dibedakan menjadi hotd dan akomodasi lainnya Dinamakan hotel
apabila mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen botd tenebut dan
dikategorikan sebagai akomodasi lainnya jika tidak memilib restoran di bawah
m j e m e n hotel tersebut.
Sebelum melakukan perjalanm, seorang wisatawan mernertukan informasi
I
rnengenai daerah yang akan dituju besesta fasilitas-fasi1itasny-a. Hotel dan restoran
merupakan sarana akomodasi utama yang ingin diketahui oleh wisatawan sebelurn
melakukan sum pejalanan. Oleh karena itu, dalam konteks pariwisata sebagai
industi, keberadaan hotel adalah mutlak dipertukan.
c) Jumlah Biro Pejalanan Wisaia
Usaha biro perjalanan wisata merupakan salah satu komponen penting
yang mernberikan kon tn i s i terhadap ke-pariwisataan nasional. Peningkatan peran
usaha bim perjalanan wisata ditujukan unruk rnermnjang kegiatan usaha
kepariwisataao yang melingkupi:
a) Penyuatnan dm penyelenggaraan pakei w i s e
b) Penyediaan dan pelayanan angkutan wisata,
c) Pemesanan akomodasi dan sarana wisata lainoya, dan
d) Penyelenggaraan pelayanan dokumen pajalanan w h a .
Usaha s&or pariwisata yang rnelayani paket perjalanan wisata tediri dari
biro perjalanan, cabang bim peajalanan, clan agm pejalaoan wisata Kegiatan
sektor-sektor usaha tersebut antara lain addab peiayanan moda transportasi yaog
dipunakan untuk mengaogkut wisman dari negara asalnya, yaitu pesawat maupun
kapal lam.
Berdasarkao SK Menteri P&bungan No.PM9?PWI04?PHB77 Bab I
P a d 1 dalam ywti (1996), batasan pengertian usahausaha perjalanan wisata
adalah :n
a) Biro perjalanan adalah perusaham yang melakukan keg;-
penyelenggaraan paket - dan agen perjalanan.
b) Agen perjalanan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan
&&arcis, sarana angkutan, serta pemesa~n sarana wisata.
c) Cabang bin, perjalanan adalah satuan-satuan usaha dari s u m bin
perjalanan yang berkedudukan di iempai rang sama atau di t empi lain
dan yang memberikan pelayanan sehubungan dengan kegiatan-kegiatan
b i i pe rjalanan.
d) Nilai Tukar (Kurs)
h4enurut Parikesit dan Trisnadi (1997), model prediksi target pariwisata
Indonesia berupa kedaiangan wiunan sangat ditentukan oleh perbedaao harga
antara oegara asal dan negara ~ j u a n . ~ Kurs antara dua negara &ah harp
dim- penduduk kedua negara d i n g melakukan perdagangan (Mankiw, 2000).~
Kurs dibedakan menjadi dua yaitu kurs nil dan kun nominal.
a) Kurs nil addah harga relatif barang-barang kedua negara.
b) Kurs nominal adalah harga relatif mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain.
Perhitungan rnaupun analisis data yang berkaitan dengan waktu dan nilai
mata uang sebaiknya menggunakan data yang sifamya ril karena data riil artinya
telah mernpehitungkan inflasi. Apabila kurs nominal dinyatakan dalam e (Rupiah
per Dolar US), tingkat harga di US dinyatakan dalam P (Dolar US), dan tingkat
harga di Indonesia dinyatakan P* (Rupiah) maka hubungan kurs nil dan kurs
nominal (E ) adalah :
Kurs Riil - - Kurs Nominal x Tingkat Harga
n 0. Parikesit dan W. Trisnadi. Op.aL Hal. 3. r) Mankiw. 2000. Teon'Mokmekonorni. Numwan I, Pmerjemah. Pmerbit Erbngga, lakarta. Terjemahan dari : Macroeconomia.
Harga produk pari\risata tidak dinyatakan sebagai harga komoditas
tersendiri, oleh k n a itu tingkat harga dalam industri pari\Msata dipmksi dengan
lndeks Harga Konsumen (IHK) m u m , sehingga:
IHK' E = e x -
IHK
Dengan IHK* = lndeks Harga Konsumen US dan IHK = Indeks H a r p
Konsumen Indonesia. Selanjumya. pada saat membicarakan kurs dalarn penelitian
ini maka yang dimaksud adalah kurs nil.
Transaksi perdagangan luar negeri pa& umumnya dilahvkan dengan
menggunakan dolar US sehingga nilai maia uang SUaN negara sangat tergantung
dari besarnga nilai tukar negara tersebut temadap dolar US.
e) Kunjungan Wisman
Jumlah kunjungan \\isata m e ~ p a k a n pertemuan antara jumlah perminraan
dan penawaran komponen-komponen pariuisaia dirnana pasar bagi jasa-jasa
pariwisaia adalah \visatawvan potensid, yaitu orang yang memiliki kemauan dm
kemampuan untuk melakukan pejalanan \Msaia. Wisata\\an mancanegara
(\\isman) adalah setiap orang yang bepergian ke negara lain dengan maksud
kunjungan bukan unruk melakukan pekejaan yang dibayar di negara yang
dikunjunginya dan dia tinggal di negara itu selama satu tahun aiau kuransm
Jumlah kunjungan wisman ini dapat diketahui dari banyaknya \ isman yang
masuk langsung dari luar negeri melalui pinu-pintu masuk uiama, baik melalui
jalur udara (melalui bandara) maupun jalur laut (melalui pelabuhan).
m Glenn F. i(m. 1998. Psikobgi Pariwisata. Toeti Heraty No&&, Pengantar. Yayasan O h ,
Jakarta. Hal. 7.
2.3 Penditian-penditian Terdahnto
Dalam penelitiannya mengenai analisis mor-War yang mernpengaruhi
jumlah kunjungan wisman di kota Semarang SulistiyowMti (2002) menggunakan
variabel dependen jumlab wisrms dm variabel independen jurnlah pengeluaran
pembangum sektor pariwisata, i n f k h t m (pengelman pernbangum sektor
perfrubungan), jumlab &hotel, dan jumlah paket wisata dengan model regresi
log-linier.
Hasil penelitiannya adalah babwa pada taraf 5 peneo variabel-variabel
independen secara bersama-sama rnempengaruhi variabel dependen. Berdasarkao
uji 1, variabel yang b q m q m b signifikan terhadap jumlah kunjungan wimus
adalah i d k t n h n dm j d a h kamar hotel dengan koefisien elastisitas masing-
masing sebesar 0,708 dan 0.33. Sedmgkm pengetman pembangunan sektor
pariwisata dan dan jumlah pake? wisata tidak berpengaruh secara signifikan Nilai
koefisien deteaminasi sebesar 0,768 mermnjukkan bahwa kgagaman variabel
independen yang digunakan dapa~ ummar&m kgagaman jumlah wisrms
sebesar 76,s persen sedangkan 23,2 persen diterangkan oleh variabel lain di luar
model.
M e m lmtichanah (2003) Qlam penelitiannya teatang analisis jumlah
kunjungan wisatawan pada obyek wvisata di hopinsi Jawa Tengah dengan model
regresi berga~~da, mor-fah?or yang berpengaruh tedudap jumlah wisatawan
adalah jumlah kamar hotel, jumlah paket wisata, dan inflasi. Bedasubn nilai
koefisien detenninasi model tenebut terbukti dapat menjelaskan jumlah
wisatawan di J a m Tengab sebesar 91.3 persen. Hasil uji F mermnjukkao bahwa
ketiga variabel mampu rnenjelaskan jumlah wisatawan secara bersama-sarna pada 1
taraf 5 pgsen. Variabel yang berpe@ signifikan adalah jumlah paket wisata 4
dan infldi sedangkan jumlah kamar hotel tidak berpengaruh signifikan.
Menurut Aoggarini (2004) dalarn peuelitiannya tentang analisis faktor-
faktor yang mempenganrhi jumlah wisatawan mancanegara di DKI Jakarta
dengan model regmi log-linier, faktor-faktor yang berpenganrh temadap jumlah
wvisman adalah investasi di bidang perbotelan, jumlah biro perjalanan wisata di
DKl Jakarta, nilai tukar rupiah terhadap dolar US, dan k o d s i keamanan di D m
Jakarta (dwnmy). Fhxkmhn nilai koefisien determinasi, model tgsebut terbulcti
dapat menjelaskan jumlah kunjungan wisman di DKI Jakarta sebesar 93,6 persen.
Hasil uji F menunjukkan bahwa keempat variabel mampu menjelaskan jumlah
kunjuogao wisman secara bersama-5ama pada t a d 5 persen. Variabel yaog
signifikan adalah investasi di bidang perhotelaq jumlah biro
p e ? j ~ ~ ~ w i w dan koadisi keamanan (dummy)), sedangkan nilai IukaPmpiah
terbadap dolar US tidak berpengaruh signifikan
Perbedaan pewlitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini mengadisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan
wisatawan maocanegara dengan Lingkup nasioaal dan memasukkan variabel
jumlah akornodasi di Indonesia, jumlah biro Malanan wvisata di Indonesia, nilai
tubraF &m) rupiah terhadap dolar US, dan faktor keamanan di Indonesia sebagai
variabel independemya, sedangkan variabel depende~ya adalah jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia
3.1 Kerangka Pemikiran
Sektor pariwisata (fourism), sebagai sektor yang berbasis jasa merupakan
salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena mampu
menghasilkan devisa bagi negam Sektor pariwisata memiliki mulliplier eff'ecr
yang sanpf berperan dalam bagi perekonomian. Adanya kunjungan wisatawan
baik domestik rnaupun maocanegara akan berpengaruh temadap konsumsi
wisatawan. Pengeharan wvisatawan tidak hanya tertuju kepada satu industri
barang dan jasa tertentu saja, melainkan ke babgai in& barang dan jasa
lainnya selama wvisatawan berkunjung ke daerah tertentu. Dampaknya akan
teriihai dari nil= belanja pengetuaran wisatawan ( ~ p e d i n g leisure), sebingga
akan berpengaruh terhadap kesempatan keja, pen- dan penerimaan devisa
bagi daerah tujuan wisatawan.
Pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa negara terbesar setelah
migas. Besarnya potensi sektor pariwisata sebagai aunber devisa utama ne@ra
&pat dilihat dari besarnya kontribusi s&or tersebut terhadap perolehan devisa.
Sektor pariwisata telab memberilran sumbangan tehadap penerimaan devisa yang
sanga! dip- untuk membiayai pembangunan nasional dan meringankan
beban utmg luar oegeri. Selama tujuh tahun terakhir sumbangan sektor pariwisata
di Indonesia masih bertusar antara 4-5 juta USS per tahun. Selama im pemasukan
sektor pariwisata mengalami fluktuasi. Semenjak terjadinya uagedi bom Bali 12
Oktober 2002 pemasukan sektor pariwisata mengalami p e r m r u ~ n yang drastis.
Sektor pariwisata saat ini dihadapkan pa& situasi yang selalu Muk tuas i
dalam fmgsinya sebagai penghasil penerimaan devisa, tdebih lagi pasca tragedi
bom Bali. Salah sah~ indikator majunya suatu sektor pariwisata adalah adanya
kunjungan wisatawan. Keberhasilan dalam bidang kepariwisataan d i m i n k a n
dengan semakin rneningkatnya arus kvnjungan wisman ke Indonesia dari tahun ke
talrun. Namun demikian, dalam enam tahun terakhir jumlah wisman yang
berkunjung ke Indonesia cendenrng mengalami trend yang mermrun. Kecuali pada
tahun 2004 dm 2007 teajadi peningkatan jumlah wisman yang berkunjung ke
Indonesia Pada tahuo 2004 terjadi peniogkatan sebesar 19,12 peneo dibaodiog
tahm 2003. Sementara pada tahun 2006 kembali mengalami permrunan menjadi
4.8 juta orang atau tunrn 2,61 persen dibanding tahn 2005. Dan pada takun 2007
kembali lagi teajadi kenaikan menjadi 5.5 juta oraog atau naik 12,9 penen
dibandiog tahun sebelumnya (Liha! Tabel 3).
Kondisi pariwisata yang Muktuas i sangal ba-pengajuh tehadap
perhMbuhan ekowmi nasional, sehingga mernpengaruhi sbuktur perkembangan
perekowmian Indonesia dalam meningkaikan gross ndonal product. Pariwisata
sangat berperan dalam perekonomian, ini dibuktikan dengan devisa yang
di i lkan , pariwisata rnerupakan salah s a h ~ b i l devisa setelah migas.
Penelitian ini menduga bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi jumlab kunjungan wisman. Adapun fiktor-fiktor yang diduga
mempengamhi hvnjungan wisman ditentukan dengan mengacu pada penelitian
serupa yang sudah pernah dilakukan serta berdasarkan data, liter^ dan jurnal.
'9002-1002 '~~ T=?'w) Sda : '>9m"S
S9'1- I 19'~- I L6'L I+'& I ISE'ILS'O 1 9OOZ
Iz'oz- I EE2- I ss'sos-t I 0OvsEo-s I zooz I
9002-1002 a n q e l cqilaa ueewuaoad uep p s u o p u l ay oemsxA\ ueZue~epax qqmnr -g p q e l
dilakukan dengan rnenggunakan d o h US. Selain itu, fluktuasi hun rupiah
terhadap nma uartg asing lain biasanya siring d m fluktuasi rupiah ierhadap
dolar US. Depresiasi pia ah terhadap dolar US diharapkan rnenambah motivasi
b j u n g a n wisman tenrtama untuk tujuan beriibur, h e m dilihat dari sudut
pandang wisman pada saat rupia terdepxsiasi terhadap dolar US artinya barga
produk wisata di Indonesia rnenjadi lebih rnurah. Oleh karena itu, daya beli
wisman t e h d a p produk-produk wisata Indonesia rneningkat sehingga
rnendorong motivasi wisman untuk berhmjung ke Indonesia Dengan demikian,
depresiasi rupiah terhadap dolar US jusbu menguntungkan &or pariwisata
dengan se& bertambahnya jumlah kunjungan wisman (dengan asumsi mata
uang wisrnan adalah dolar US).
Faktor luar yang diduga berpenparuh besar terhadap jumlah Larnjmgan
wisman adalah m o r keamaoan Dasar pertimbangannya yaitu dalam lm
waktu penelitian jumlah Larnjungan wisman rnernuun tajarn pada saat tejadi
gejolak politik @ergaatian presiden) dan tejadinya peristiwa bom Bali yang
merupakan bagian dari aksi yang dilakukan oleh jaringan teroris. Situasi
keamanan yang tidak kondusif diduga dapat mengurangi motimi w i m ke
sum d a d atau tqara. Kondisi keamanan rnerupakan variabel yang bersifat
kualitatif, oleh karena itu dinyatakan sebaga variabel &mmy yang rnenyatakan
kondisi aman dan tidak aman.
Dummy yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu faktor keamanan,
d i b i l dengan pertirnbargan dalam hurun wahw pewtitian kondisi Indonesia
di\& dengan banyaknya i n , keamanan mional dan gejolak politik seperti
peristiwa peledakan born di Bali sebagai bagian dari aksi terorisrne di Indonesia
dan banyalcnya gejolak politik yang tidak stabil seperti demonstrasi menentang
pernerintahan sampai pergantian presiden yang sangat mernpengaruhi keadaan
sosial dan ekowmi Lndonesia serta reaksi masyarakat internasional. W ini tentu
saja berpengaruh juga terhadap industri pariwisata yang ditunjukkan dengan
kecendamgan imnmnnya jumlah kunjungan wisman pada tahuo-tab
terjadinya kontlik keamanan di dalam negeri.
Penelitian tentang indumi pariwisata ini rnengambil rnengambil lingkup
nasional (negara Republik Indonesia) dengao menghbungkan kecendeaungan
(fluktuasi) jumlab wisman dengan faktor-fiktor yang diduga mempengaruhi
jumlah b j u n g a n wisman. Hasil yang diperoleb diharapkao dapa dijadikan
sebagai bahan m a s u b bagi p e n e m kebijakan kepariwisataan. Bagan
kerangka pemikiran dapat d i m pada gambar 2.
Indusbi Pari~visata Indonesia I
c \ Kecenderungan f Faktor-faktor )ang Jumlah W~sman Mempengaruhi Jumlah
\%sman '
L J J
Jumlah Wisman
1 lmplikasi Kebiipkan
3 3 Hipotesis Penditian
Berdasarkao kriteria statist& dan ekonomi serta ditunjang d e w
berbgai teori dan hasil penelitian tesdahulu, maka untuli rnelihai faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah hunjungan wisara\van mancanegara di Indonesia
mengajukan hipotesis bahwa :
1) Jumlah akomodasi diduga beqe@mh s i ~ f i k a n dengan korelasi positif
terhadap jumlah hunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia.
2) Jumlah biro pejalanan wvisaia diduga berpengamh signifikan dengan kordasi
positif terhadap jumlah kunjungan w i w w a n mancanew di Indonesia
3) Niai tukar (kun) pia ah terfiadap dolar US diduga bespengarub signifikan
dengan korelasi negatif tertradap jumlah kunjungao wisatawvan mancanegam di
Indonesia
4) Faktor keamanan diduga bapengaruh si- dengan kodasi negatif@ada
saa~ kondisi tidak aman) terbadap jumlab kunjungan wisatawan mancanegara
di Indonesia
4.1 Lakasi dan \Vaktu Penditian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Jakarta dengan lingkup penelitian pariwisata nasional. W&.-
pengumplan dan pengolahan data dilakukan mulai bulan Mei 2008.
4 2 Jenis clan Samber Data
Penelitiao ini mengguMkan data sekunder dengan jenis data time -es.
Data diambil selama periode 1990-2006. Data yang dikumpulkan berupa data
perkembangan penerimaao devisa pariwisata indonesia, jumlah kunjungan tamu
asing di Iodonesia, jumlah akomodasii jumlah biro perjalanan \visa@ nilai tukar
(kurs) rupiah temadap dolar US, dan faktor keamanan qata-data tersebut
diperoleh dari Badan Pusa! Staiinik (BPS) Jakarta, Kemennian Kebudayaan dan
Pariwisaia Republik Indonesia, dm insiansi terkait lainoya yang berhbungan
d e n 9 penelitian ini. Referensi studi kepustakaan melalui.jumal, a d e l . Bahan-
bahan lain dan Perpustakaao LSL, dan internet yang masib relevan dengan
penelitian ini.
4 3 Metode An&@ Data
Data yang diperoleh yaitu berupa data sekunder yang akan dianalisis
secara kualitaiif dan Laantitatif. hal is is Lditatif digunakan untuk menjelaslcan
kegiabm Lvnjungan wisrnan di Indonesia yang dipengamhi oleh faktor-&tor
P=@ytamanya berdasarkan kondisi perekonomian dan pariwisata yang teajadi.
Beberap ha1 lain yang terkait dengan variabel-variabel yang digunakan akan
diuraikan secara deskriptif clan bila pedu dengan bantuan gambar untuk
mempejelas uraian. Analisis laantitatif akan diolah menggunakan regresi.
Regresi sang diguMkan addah regresi berganda dengan menggunakan metode
kuadrat tezkecil atau Ordinmy Lead Squme (OLS) dan pengolaban data
meogguoalran program Eviews4 dan Mirrwfr Excel.
Penelitian ini mengangkat be- permasalahan yang berkaitan d q a n
kunjungan jumlah wisrnan di Indonesia yang akan berdampak pada penerimaan
devisa Indonesia dan perekonomian Indowsia Variabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan riset yang dilalarkan oleh Anggarini
(2004) tentang analisis jumlah kunjungan wisman di DKI Jakarta dengan
memakai variabel investasi di bidang peaktelan, jumlah paket bin, wisata, nilai
tukaF d m kondisi keamanan di Jakarta Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jumlah akomodasi, jumlah bin, pejalanan wisata, nilai tukar
(kun rill) rupiah terhadap dolar US, dan faktor keamanan di Indonesia Model
yang didapat m p a k a n penyesuaian dari riset yang dilakukan Anggarini (2004)
clan teori yang ada, sehingga unruk menjawab Magai pemrasalahan yang
diangkat terrebut maka dapa! dirumuskan model ekonometrika untuk penelitian
ini. Adapun pembentukan model dari jumlah hmjungan wisatawan mancanegara
di Indonesia dapat diduga sebagai berikut :
LN - n < W , = b + P l L N - JA,+fbLN - J B P W , + b L N - R E R , + W + e
Bo = Konstanta
PI, b, 83, = Koefisien
JKw, = Jumlah kunjungan wisman di Lndonesia (omng)
J & = Jumlah akornodasi (unit)
JBPW, = Jumlab biro perjalanan wisaia (unit)
RERc* = Xlai tukar (kun) Rupiah terhadap Dolar US
a = I untuk keadaan tidak aman
= 0 untuk keadaan aman
e = error term
Data yang didapat ditramfonnasikan dalam be& LN. Hal ini dilakukan
untuk memperbalus data yang ada, sehingga rnempermudah &lam melihat respon
dari setiap variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependennya
Selain itu pemakaiao model LN kareM koefisien regresi sekaligus dapat
mermnjukkan besamya elastisitas masing-masing variabel independen yaog
diduga.
Pengujian model tersebut dilakukan dengan lcriteria statistik d m
ekonomebika. Pengujian ~ t e r i a statistika dilahvkan dengan uji koefisien
determjnasi (R*), uji t, dan uji F*. Sedangkan uji ekonometrika yaitu terpermhinya
model BLUE (Besl, Linier and Unbiased Editnation)).
Adapun uji ekonometrika tersebut terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Pemeiiksaan kenormalan sisaan bertujuan untuk melihat distribusi sisaan
(E , ) . Pemeriksaan kenormalan sisaan dilahvkao dengan memeiiksa apakah error
teniendelrati dimibusi normal. Uji ini pertu dilakukan jikajurnlah sampel yang
digunakan kurang dari 30 (n < 30). Hipotesisi pengujiannya adalah :
& : a = 0, error fern terdistn'busi normal
HI : a + 0 , error term tidak terdishibusi normal
Wilayah hit is penolakan & adalah Jarque Bera (J-B) > x2&2 atau
probabilitas @-value) < a, sedartgkan daerah peoerimaan adalah Jarque B a a (J-
B) < x2&z atau probabilitas @-value) > a. J i i & ditolak maka disimpulkan
error term tidak terdistribusi norma, sedangkan jika Ho diterima maka
disimpulkan bahwa error term terdisiribusi normal.
b. Uji H e t d e d a s t i s i t a s
Uji hetemskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah &or
kesalahan stokhastik (ui) yang muncul mempunyai varians yang konstan
(memenuhi asumsi homoskedastis). Kesalahan stokhastik mengindikas i i bahwa
disamping Xi tehdapai variabel lain yang mempengaruhi Y dan bahwa Y tidak
dapa sepenuhoya dijelaskan hanya dengan variabel yang termasuk dalam model
regresi. Varians yang berbeda menunjukkan bahwa model benifai
K~uitaitasehadibaodingtan~IadqavqaUjiFslatisofdigumkmlmmL l l m @ a b i ~ a n m d i h ; u \ v a r i a b d b e b a s ( i \ . H i a b k ) n c a r a b a a n r a - a r r a 1- m \aiaM I& (depeodcm \*). Hasilo)a cWba dari d a i #!as F - s a i q a K v LaduaailaipmkeMitasmabnrdibaodingtand~ngantaraf nJatan)a J i b oilai pmbabilitasnla kbib Ledl dari t a d qata, mata \M bebas b q a p m h s g n i f i l a n r a t g d a p \ a r i a b d ~ a
heteroskedastis. Konsekuensi adanya heterodtedastisitas adalah varians tidak lagi
minimum dan parameter penduga menjadi tidak efisien. Pendeteksian
heterosekedastisitas dapat dengan menguji %te Heterodescedasi a m
Autoregreshe Conrfitonal H e t e r a r c W c i y (ARCH) test. Hipotesis yang diuji
adalah:
I% : y = 0, tidak terdapat heterodtedastisitai
HI: 7 ;t 0, terdapat heterodtedastisitas
Wilayah kritii penolakan I& adalab Proimbilliry Ohs'R-qmred < a ,
sedangkan wilayah penerimaan adalah Probability Obs*R-quared > a . Jika
ditolak maka varians dari error tern untuk setiap pengamatan berbeda untuk
setiap variabel bebas, sebaliknya j i b Ho diterima maka varians dari error tern
untuk setiap pengamaian sama un& s e w variabel bebas.
c. Uji Multikolinear
Multikolinearitas adalah tejadinya hubungan linier yang sempuFna atau
pasbj amara peubah-peubah bebas. Multikolinearitas dap! dideteirsi dengan
melihat koefisien korelasi antar variable independen yang terdapa! pada matriks
korelasi. Jika terdapat k d s i e n korelasi yang lebib besar dari 10.8) maka terdapat
gejala multikolinearitas
Apabila terdapa~ nil% korelasi yang lebih tinggi dari p.8), maka mermnrt
Llji Kleiin rndtikolineariras dapat diabaikan selama nilai korelasi tersebut tidak
melebihi R-squared-nya.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat dkutikan sebagai korelasi sisaan yang satu ( E ; ) dengan
sisaan lainnya (E , ) . Biasanya autokorelasi seriug terjadi pada data-data time
series. Penyebab utama terjadinya autokorelasi adalah ada variabel penting yang
tidak digunakan dalam model. Pendeteksian autokorelasi dapat dilakukan d e w
melihat prohabilitas Obs*R-squared menggunalian statistik B r e u s c e e y
Serial Correlarion LM. Hipotesisi dalam uji ini adalah :
&I: p=O, tidak terdapat auto korelasi
HI : p # 0 . tmdapat autokorelasi
Wilayah kritik penolakan I+, adalah Probabilitar Obs*R-squared <
a sedangkan wvilayah penerimaan I+, adalah probabilit~s Obs*R-squmed> a .
Jika I+, ditolak maka teajadi a u t o k o h i -tif atau -if) dalam model.
Sebaliknya jika Ho diterima maka tidak ada autokorelasi dalam model.
4.4 Konsep Pengokaran Variabd
Variabel yang diamafi besad dari data atau informasi rnengenai
kepariwvisataan di Indonesia dan digunakan untuk mengukur sejauh mana
pengaruh variabel-variabel independen temadap judab kunjungan wisman.
Variabel-variabel tersebut antara lain:
1) Judah kunjungan wisman (KW,), yaitu banyaknya kunjungan wvisman ke
lndonesia pada tahun I, dim dari banyaknya wisman yang datang langsung
dari oegara asalnya berdasarkan pintu-pim mas& utama Indowsia,
diantaranya yaitu Bandara Soekamo-Hama, Bandara Rai, Bandara
Polonia, Batam, dan pintu masuk laimya, ddam satuan orang.
2) Jumlab akomodasi (JA,), yaitu banyalrnya sarana akomodasi yang berada di
Indonesia pada tahun 1, diukur dalarn sahlan unit.
3) Jumlah biro pajalanan wisaia (JBPW,): yaitu banyahya biro pajalanan
xvisaia, cabang biro pejalanan wisata, dan agen pajalanan wisata di
Indonesia pada tahun 1. Cabang bin, pajalanan wisata dan agen perjalanan
wisata dimasukkan dalam penghmn variabel atas dasar kesamaan kegiatan
usaha S~IUUI variabel ini adalah unit.
1) Nilai tukar (RE&), yaitu kun nil rupiah temadap dolar US pada tahun 1,
dalam satuan mpiah per dolar US. P e n g u l m y a d a q n menggunakan kurs
tagah nil rupiah terhadap dolar US.
5) Kondisi keamanan (D,), yaitu variabel dummy yang merupakan representasi
dari kondisi keamanan di Indonesia pada t h n 1. Variabel h m y ini diberi
nilai 0 uotuk kondisi aman dan I untuk kondisi tidak aman Suatu kondisi
tidak aman apabila dalam hvrun wah-tu sahl tahm terdapat kondisi
ketidakstabilan politik maupun pemberitaan besar tentang ketidakamanan di
Indonesia di mata internasional.
5.1 Kontribnsi Sektor Pariwiinta Indonesia
lndonesia memiliki berbagai potensi keindahan alam, berbagai keunikan
budaya. keramahtamahan penduduk, clan keadaan geogralis ) m g berbentuk
kepulauan sehingga memungkikinkan lndonesia memiliki ban)& Daerah Tujuan
: \Visata (DTlV), ini semua menjadikan keunggulan komparatif Indonesia dalam
mengembangkan sektor paritrisata. lndonesia memiliki sumber daya yang spesifik
yang sangat penting dan menarik wisaia\van, contohnya Indonesia memiliki candi
Borobudur ) m g termasuk dalam tujuh keajaiban d ~ m i a Indonesia juga memiliki
keunggulan dalam produksi jasa pari\risata seperti iklim ) m g m e n d serta
banyaknya panmi dan pemandangan rang indah, contohnya Indonesia memiliki
panmi Kuta Bdi serta memiliki iklim tropis. Kondisi geografis Indonesia yang
berbentuk kepulauan serta penduduknp yang hangat, ramah tamah, rnurah
senyum dan _eemar menolong m u n y a menjadikan daya tarik tersendiri bagi
\\<sata\\rn.
lndonesia yang kaya a!! potensi pariwisata, mempunyai ban)& Daerah
Tujuan \\risata (DTW). Berdasa rh kajian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(2003) terdapat sepuluh DTlV yang potensial di lndonesia (lihat Tabel 4).
Salah satu daerah di lndonesia yang menjadi tujuan wisata andalan adalah
provinsi Bali. Bali menjadi daerah iujuan \\.isam iniemasional kaFena banyak
memiliki panorama yang memikar, clan adanya kekayaan b u d a p rang khas yaitu
wisata budaya (culrure rourirm) ) m g bemafaskan agama Hindu. Bali dinilai
sew daerah \\is@ yang sesungguhn)*a (the real tourism destination) karena
sebagian besar \\isatanan )mg berkunjung ke Bali baik domestik maupun
mancanegara memang bertujuan untuk wisata (leisure). Hal ini berbeda dengan
D n V lainnya ) m g l e b i sering dijadikan altematif pejalanan dengan maksud
kunjungan untuk berbimis, pertemuan atau kongres, olahraga dan lainnya.
Tabel I. Sepulub Daerab Tujuan \\'isata (DnV) di Indonesia
Sumber: Dinas Kebudayaan clan Pariwisata, 2003 (diolah).
Sektor pariwisata merupakan suatu industri )ang menjadi andalan dalam
perekonomian Indonesia di sektor ini telah memberikan kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung kepada pendapaian domestik dan penciptaan lapangan
pekejaan. Hal tersebut merupakan salah sam dampak dari adan1.a permintaan
internasional pariwisata Indonesia.
Pariwisata sebagai salah satu sektor industri memberikan konmbusi yang
cukup tinggi pada produk domestik bruto (GDP Indonesia). Wodd Travel &
Tourism Council (2001) melaporkan bah\\a sektor pari\risata telah tumbuh pesat
yang diiunjukkan secaia statistik bahwa sejak 1988-2003 kontribusi sektor
pari\wisata ielah menyumbangkan S 2 juta pada tahun 1988 tumbuh hingga
mencapai 5 7 juta pada tahun 2003. Hal tersebut menunjukkan peranan sektor
paritisah terhadap perekonomian lndonesia dalam perkembangannya mengalami
penumbuhan yang signifikan. cetapi dalam beberapa tahun terakhk dikarenakan
berbagai pengaruh kondisi yang tidak aman di Indonesia, huru-hara dimana-mana,
situasi politik yang tidak stabil dan baoyaknya tmgedi peledakan bom seperti bom
Bali dan bom Mariot membuat kontribusi pariwisata temadap perekonomian
Indonesia cendemng mengalami penurunan.
lo I " I\
6 - - 4
/
I 0 .
zax, zoo1 ZOO2 2003 2004 2005
Tahun
Sumber: Neraca Satelit Pari\visata Nasional. 2000-2005 (diolah).
Gambar 3. Kontribusi P a s s a t a Terhadap GDP
Pada Garnbar 3 dapat dilihat perkembangan kontribusi sektor pariwisata
terbdap GDP. Pada tahun 2000 kontribusi pariwisata terhadap GDP mencapai
9:38 persen mengalami penurunan sampai tahun 2001, dimana pada tahun 2001
kontribusi pariwisata hanya rnencapai 5,01 persen. Kemudian pada tahun 2005
mensalami kenaikan menjadi 5.27 persen.
Parameter lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur kontribusi
sektor pariwisata temadap perekonomian lndonesia addah dalam ha1 penciptaan
lapangan pekerjaan. Sektor pari\\.isata ini telah memberikan efek pengganda
secara langsung bempa penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat terjadi
karena sektor pari\tisata me~pakan suatu bentuk industri )ang melibatkan atau
terkait dengan berbagai macam bidang baik jasa maupun perdagangan. Grafik 5.2
menunjukkan kontribusi sektor paritvisala terhadap total jurnlah tenaga kerja yang
bergerak pada seluruh sektor parekonomian formal di Indonesia Umumn)~
konuibusi sektor pari\\.isaia cenderung rneningkat kecuali pada tahun 2003 dan
2005 mengalami penurunan. Hal ini diperiurakan imbas dari adanya mgedi bom
Bali 12 Oktober 2002 dan I Ok~ober 2005. serla born Mariot 5 A,gstus 2003.
Sumber: Neraca Satelit Pari\r*isafa Nasional, 2000-2005 (diolah).
Cambrr 4. Kontribusi Pari\visata Terbadap Tenaga Kerjs
52 Perkembangan Permintaan Pamvisata Indonesia
Sektor pari\wsata sangat berperan dalam perekonomian Indonesia Selain
dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan kerja, sektor pari\\isata
diarahkan dengan tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan
devisa. Pada dasarnja sektor pariwisata sangat rentan tehadap kondisi sosial,
ekonomi, poliiik dan keamanan. Beberapa tahun ierakhir, dunia pariwisata
lndonesia mengalami fluktuasi dan tantangan yang cukup berat. M e n w y a
jumlah kunjungan wisatawwan mancanegara (wwsman) ke lndonesia menandai
melesunya pariwbisaia Indonesia. Terjadinya peristiwa-peristiua di dalam negeri
(fakior internal) terutama rang menyangkut sisi keamanan, seperti tragedi born
Bali, peledakan di hoiel J.W. Mariot dan peledakan bom di kedubes Australia,
Jakarta, maupun perisiiwva-perisiiwwm di luar q e r i (faktor eknemal) sepeiti
peledakan gedung WTC Amerika Serikat dan adanya w b a h virus SARS di Asia,
cukup berpengaruh iehdap perkembangan kepariwisataan di Indonesia
Kebehasilan dalam bidang kepariwisataan diceminkan dengan semakin
menin&atnya kunjungan \isman ke lndonesia dari tahun ke tahun. Jumlah
kunjungan \\isman di Indonesia pada kurun wwakiu 1990-2006 secara keseluruhan
menunjukkan peningkatan dengan ram-rata pertumbuhan 5 j 0 persen tiap tahun.
Namun demikian pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, jumlah wwisman
sang beritunjung ke lndonesia mengalami penurunan, kecuali tahun 2001 tejadi
peningkatan wisman sebesar 19,12 persen disbanding tahun 2003. Sementara itu
jumlah wisman )ang berkunjung ke lndonesia pada tahun 2006 mengalami
penurunan kembali menjadi 1.87 juta orang aiau t- 2,61 persen dibanding
tahun 2005. Wisman yang datang ke Indonesia sebagian besar b e d dari Asia
Pasifik yaitu 7829 persen dari jumlah seluruhnja. Sisanya b e d dari Eropa
(16,05 persen), Amerika (4,02 persen): dan laimya (1:63 persen) (lihat lampiran
7).
Fluktuasi jumlah \isman sebenamya diaudi pada tahun 1998, dengan
dimdai menurunnya j d a h kunjungan \\isman ke Indonesia sebesar 1 1,16
persen. penurunan tersebut diduga mempakan akibat keridaknabilan politik dan
ekonomi yang menyebabkan situasi keamanan menjadi tidak kondusif. Lndowsia
mengalami dua kali pergantian presiden selama tahun 1998. Kesulitan ekowmi
akibat krisis yang tejadi pada akhir tahun 1997 juga memunculkan berbagai
reaksi bempa demonsmi atas tindakan kompsi: kolusi, dan nepotisme 0
)fang men&barkan ketimpangan ungkat kesejahteraan mas).arakat Hal-M
tersebut diduga menyebabkan stabilitas kearnanan kurang tejamin sehingga
mengurangi motivasi kunjungan \\isman.
, - - - - . - - . - . - - . -
- 6000000 CD =SOOOOOO e 0 -.xxlomo C D
5- - 2 z a m a , D - g lama, -
0
\ 'b '3 94 9+ 99% 99. 9+ e5 eb 991 9+ ,998 s s s 6P d' d' \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ ' b ' b % ' b ' b ' b ' b
Tahun
Sumber: Kementrian Budaya dan Pari\visaia RI, 1990-2006 (diolah).
Gambar 5. Perkembangan Jumlab Kunjungan \\'isman
Kedamgan tamu s i n g (\\isman) memberikan konbibusi )mg cukup
besar bagi penerimaan negara karena pengeluaran mereka selama di Indonesia
menjadi sumber penerimaan devisa negara. Menurunnya jumlah tamu asing ke
Indonesia menpkibatkan menurunnpa penerimaan devisa dari pariwisata Pada
tahun 2002 penerirnaan devisa dari tamu asing mencapai 4.305,55 juia US S,
sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 4.037,02 juta US 5. Tetapi pada
tahun 2001 penerimaan devisa meningkat menjadi 4.797,SS juta US 5 dan pada
tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi 4.521,73 jura US S, begitu
pula pada tahun 2006 mengalami penuruna kembali menjadi 4.147,97 juta US 5
(lihat tabel 5.4). Tejadinya fluktuasi penerimaan devisa ini diauali dengan
adanya peristiwva bom Bali 12 Oktober 2002 sebingga \visatawan mancanegara
menjadi takut untuk berkunjung ke Lndonesia Sebelum tejadinya bagedi bom
Bali 12 Oktober 2002. jumlah kunjungan iamu asing dari tahun 1998 sapai tahun
2001 selalu mengalami peningkatan, begitu juga dengan jurnlah penerimaan
devisa, kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan dibanding tahun 2000.
I Tahun I I I Sumber: Kementrian Budala dan Pariwisata RI. 1990-2006 (diolah).
Gambar 6. Perkembangan Jumlah Penerimaan Pamvisata
3 Perkembangan Berbagai Variabel r ang Mempengambi Jamlab
Kunjnngan \Visatawan hfanwnegan di Indonesia
Variabel-variabel independen sang diduga mempengaruhi jumlah
kunjungan wisman adalah jumlah akomodasi, jumlah biro pejalanan wisata, nilai
Nkar mpiah terhadap dolar US, dan faktor keamanan. lnterpretasi temadap
variabel-variabel independen dilakukan uniuk menganalisis perkembangan
variabel-variabel tersebul dalam k w n wak~u 1990-2006.
Jumlah akomodasi di Lndonesia pada periode 1990-2006 selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pembangunan di bidang usaha akomodasi
merupakan bagian dari invesiasi pariwisaia, oleh karena iru pembangunan
akomodasi tiap tahun terus mengalami peningkatan guna meningkatkan
penerimaan pariwisata.
I 14000 . . . - . .-. - .- -. - . -
5 ma,! - 0 1 , . , , . , ,
\ 2 " , 88886&&'8&8&'~ s s 8&8 \ \ \ \ % \ % % \ % 2 2 % 2 2 2 2
Tahun L
Sumber: Slaiiaik Tingkal Hunian Hotel. 1990-2006 (diolah).
Gambar 7. Perkembangan Jumlah Akomodasi di Indonesia
Keberadaan biro perjalanan wwisata di Indonesia pada periode 1990-2006
mengalami k n d pertumbuhan positif tiap tahunnya. Produk utama b i i
pe jalanan \ i sah bempa penyelenggaraan paket-paket wwisaia serta penyediaan
fasilitas moda transponasi yang akan digunakan uniuk mengangkut \ v i m dari
negara asalnya. Keberadaan b i i perjalamn wvisata mempermudah \visatawan
dalam rnenentukan mte pejalaoan dan mendapatkan fasilitas yang dilnginkan
selama melakukan perjalanan wwisata. Oleh karena itu, semakin banyaknya b i
pejalanan \visata dihmpkan akan memberikan semakin banyak piliban paket
wvisata yang dapat menarik wisman, mengingat pengaruhnya yang cukup besar
sehinpga diduga akan meningkatkan j d a h kunjungan wvirman. Terjadinya krisis
ekonomi iidak berdampak ierlampau besar bag biro pejalanan wvisata, bahkan
secara teoritis seharumya j d a h wvisnan sebagai sebagai pen- jasa b i
pejalanan meningkat saaI rupiah melemah temadap dolar. - - - - -. - - - - - I C 3 C
z s r n 0 - 0 = U)OO 0 a 2 zoo0 - m ,z 0 lrn - E - = O . . . . . . . . . , . . . . , . , I
Tahun
Sumber: ASITA, 1990-2006 (diolah).
Gambar 8. Perkembangan Jumlah Biro Pe j a lanan Wiiata di Indonesia
Nilai tuka~ rupiah terhadap dolar US sampai dengan tahun 1996
mernperlihaikan kondisi yang stabil dengan fluktuasi yang kecil. Memasuki tahun
1997, rupiah terdepresiasi tajam terbadap dolar US. Saat itu kurs r i i l rupiah
terhadap dolar US rnencapai ti& re- yaitu 11293.64 Rupiah per 1 Dohr US.
Depresiasi rupiah disebabkan oleh krisis yang dialarni negara-negara Asia yang terjadi
pada akhir tahun 1997. Setehh tahun 1997 perkernhangan niki tulcar rupiah terhadap
dobr US mernperlihatkan kondisi yang tidak stabil dengan fluktuasi yang cukup besar.
I .........
O t ~ . I . . . . . . . . . . . . . . I
3 1 1 , &P&$+?&&q,b8@'p&'@ @ @ &@5& 3 3 \ \ 3 3 3 \ 3 3 1 1 1 2 1 1 1
Tahun
Gambar 9. Perkembangan Milai Tokar Riii Rupiab Terhadap Dolar US
Perkernbangan demokrasi di Indonesia diiandai oleh semabrin besamya
perhatian masyarakat kecil terhadap dunia poliiik nasional. b s i s ekonomi yang
melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 membuat mqarakar leb i i kriris clan
dernokratis dalam rnenyikapi kondisi politik hens semakin beratnyabeban
kehidupan mereka. Sehingy pertensahan tahun 1998 muncul berbagai
demonsuasi menentang pemerintah gang telah berkuasa selama 32 tahun yaog
disinyalir banyak me1al;ukan praktek kompsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sang
menyebabkan ketidakmerataan pendapatan dan kemiskinan di negeri ini.
Perpntian presiden yang menyebabkan kondisi politik tidak stabil dia\\ali
dengan turunnya Soeharto pada mhun 1998. Selanjumya pada mhun yang sama
Indonesia dipimpin oleh Habibie kemudian Abdurrahman Wahid. Kemudian satu
tahun kemudian lndonesia kembali mengalami pergantian pernimpin dengan
diganrikannya Abdurrahman \\'ahid oleh l e i Soekarnopuui. Bagi
masyankat internasional. ketidakstabilan politik suatu negara yang diindikasikan
oleh seringnya pergantian pemimpin negara ditandai dengan berbagai demonsmi
mas3 menuniut pergantian penlimpin diangap sebagai kondisi tidak aman. Hal
itu memunculkan persepsi pada masyarakat internasional bahwa negara tersebut
tidak aman unruk dikunjungi. I
Banyaknya aksi peledakan boni xbagai rangkaian aksi terorisme di
lndonesia juga dikaregor ih kondisi ddak aman, seperti born Bali I dan born Bali
11. Born hdario~ sena Bom Poso. Hal ini tentu saja berpengaruh pada indusvi
pari\visa~a Indonesia yang ditunjukkan dengan kecenderungan menurump
jumlah kunjungan wisman pada mhun terjadinya konflik keamanan di dalam
negeri.
VI. HASlL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil Estimasi Varhbel Dependen
Dalarn mengdmasi model yang dipakai, penelitian ini menegunakan
h4etode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary L e m Squore). Perangkat komputer
j a g digunakan dalam penelitian ini pitu data yng dimasukkan dalam Microsoft
excel dan diolah menggunakan Evimvs I. I . Hasil estimasi model ditunjukkan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Estimasi Variab'el Dependen
Koefisien Standard Error
mjustd squad 0.951892 I rob ( ~ - s t a ~ ) O.O~OOOO
Durbin-Wabm stat 1.208226 1 Prob. Obs'R-sguared (LM test) 0.148387 I
Prob Jaque-Bera 0.725835 Prob. obsa-squared . . 0.378050 (Whit He-ty)
Sumber: Lampiran 2 clan Lampiran 6
Hasil estimasi terhadap model )mng digunakan menunjukkan bahwa model
dalam penelitian ini baik. Hal ini &pat dilihat dari uji kriteria statislik dan uji
kriteria ekonomeuika. Berdasarkan Tabel 5 uji kriteria statislik menunjukkan
bahwa variabel jumlah akomodasi, jumlah biro pejalanan wvisata, kondisi
keamanan (dummy), kecuali nilai h h u riil secm parsial berpengaruh nyata
terhadap perkembangan jumlah kunjungan wvisman di Lndonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai probabilitas 1 LN-JA, I LN-JBPW, dan 1 Dummy
masing-masing sebesar 0,0000, 0,0004, dan 0,0069 (lebii kecil dari tad n).ata
0.05). Variabel LN-JA. LN-JBP\V. dan Dummy (kondisi kearnanan) berpengaruh
signifikan pada taraf nyaza 0,05, hal ini berani jumlah akomodasi, jumlah bim
pejalanan wbisata, dan kondisi keamanan berpengaruh nyata terhadap j&
kunjungan wwisman dengan selang kepercayaan sebesar 95 persen. Sedan- nilai
tukar riil rupiah terhadap dolar US tidak berpengaruh s i g n i f h terhadap jumlah
kunjungan \\isman, hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas r LN-RER
sebesar 0,1724 (lebih besar dari tarafnyata 0,05).
Secara uji serempak variabel-variabel independen tersebut berpengaruh
n p t a terhadap perkembangan jumlah kunjungan wvisman pada tad n)ata 0,05.
Hal ini ditunjukan dengan nilai probabilitas F-s~aiisiik s e k 0,000000, ini
menandakan bahwa minimal ada satu parameter dugaan (koefisien) y ~ g tidak no1
dan memiliki pengaruh nyata terhadap keragaman variabel tak bebasnya pada
selang kepercayaan 95 persen. Selain it& kemampuan wariabel jumlah akomodasi,
jumlah bin, perjalanan wisara nilai tukar riil. dan kondisi keamanan ( d m y )
dalam menjelaskan variasi perkembangan jumlah kunjungan wisatawwm
mancanegara di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 97 persen.
Semeniara iiu, uji kriieria ekonometrika menunjukan bahwwa model ini
ierbebas dari gangguan heteroskedastisitas dan autokorelasi, normalitas dan
multikolinearitas. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai probabilitas ObsfR-squared
(LM Tesr) lebih besar dari tiuaf nyata 5% sehingga bebas dari autokorelasi (Lihat
lampiran 4). Nilai probabilitas Obs*R-squared (White Hereroskedarriciry) lebii
besar dari taraf nyaia 5% sehingga bebas heteroskedastisitas (lihat lampiran 3).
Nilai probabilitas Jaque-Bera lebii besar dari taraf nyata 5% sehingga tidak ada
masalah nonnalitas (lihat lampiran 6). Nilai korelasi-korelasi a n t a ~ variabel
(correla~ion marric) lebih kesil dari R-squared (uji klein) sehingga bebas
rnultikolinearitas (lihat lampiran 5).
6.2 Jumlab Akomodnsi dan Perkembangan Jumlah IVisman di Indonesia
Hasil estimasi pada model menunjukkan b a h w jumlah akomodasi
berpen-garuh signifikan terhadap jumlah kunjungan ww<sman dengan koefisien
sebesar 5,102362. Tanda koefisien yang posiii f menunjukkan bahwa peniogkatan
jumlah akomodasi sebesar satu persen akan meningkatkan kunjungan wisnan
sebesar 3,102362 persen (ceteris paribus).
Variabel akomodasi memiliki pengaruh paling besar terhadap j d a h
kunjungan wrisman, sehingga keberadaannya perlu rnendapatkan perhatian besar.
Hal ini disebabkan karena sebelum melakukan perjalanan seorang \\;isman
memerlukan informasi mengenai daerah ) m g akan dituju beserta fasilitas-
fasilitasnya. Hotel dan resioran mempakan sarana akomodasi uiama ) m g ingin
diketahui oleh wwisman sebelum melakukan suatu pejalanan. Sehingga dengan
adanya keberadaan akomodasi ) m g semakin ban)*& seorang wwi- tidak j d u
merasa khawatir dirinya akan terlantar dalam menikmati 1iburannj.a Hal ini akan
lebih memotivasi lagi para wwisman untuk berkunjung clan benvisata ke Indonesia
sehingga jumlah kunjungan wi4sman pun akan meningkat.
Pembangunan akomodasi ini me~ptIkaII bagian dari investasi bidang
pariwrisata yang dilakukan oleh swasra lnvesasi dalam pembangunan akomodasi
ini berdarnpak pada perekonomian negara Usaha akomodasi ini mampu
menyerap renaga ke ja sebesar 3.44 persen dari total renaga ke ja oasional
(Nespamas. 2005). Selain iru adanya akomodasi muilak diperlukan dalam indumi
pariwvisata karena melihat sisi perminlaan \\isman untuk akomodasi yang lumayan
besar dimana para wisman sangat tergantung pada keberadaan akomodasi.
Pengeluaran wisman terbesar adalah untuk konsumsi hotel dan akomodasi.
Pengeluaran \\isman untuk akomodasi ini akan berpengaruh pada penerimaan
devisa. Sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh juga terbadap
perekonomian negara. Oleh karena itu. melihat pengaruhnya yang besar terhadap
perekonomian l e m m a untuk penyerapan tenaga k e j a dan penerimaan devisa
maka pembangunan akomodasi hams lebii diperhatikan lag, bukan hanya dalam
peningkalan jumlah usaha akomodasi saja tetapi juga peningkatan dalam
pelayanan fasilitas akomodasi itu sendiri sehingga para wisman akan merasa
nyaman dan akan t ingal l e b i lama lagi menikmati liburannya di Indonesia
Saat ini usaha akomodasi nasional khususnp perhotelan memiliki ban)&
pennasalahan dalam menghadapi era gobalisasi perdagangan dan jasa, antara lain
masalah operasional. keuangan. pemasaran. dan SDM.
Sarana sena produk perhotelan di Lndonesia telah cukup rnemadai jika
dilihat dari segi jumlah kamar maupun dari mutunya. Sarana fasiliias yang
tersedia selain kamar yaitu restoran saiana olah raga, pusat bisnis. KLasifikasi
hotel yang beragam mulai dari losmen, hotel melati, sampai dengan hotel
berbiitang hampir terdapat di selurub daerah tujuan wvisata di Indonesia Dari sisi
supply dapat dikamkan bahxra Indonesia tidak mengalami kekurangan dalam ha1
jumlah kamar. sebaliknya di beberapa kota seperti Jakana dan Denpasar rtda
kecenderungan over supply. Hal ini disebabkan karena perkembangan
pembangunan hotelbegim marak, tldak terkontrol, dan tidak t&Ias. Kondisi
p n g tidak terkontrol dan tidak terkendali ini menyebabkan terjadin)~ over builr
(kelebihan pembangunan) sehingy menyebabkan terjadinya keTusakan alam
lingkungan dan b u d a p
Selain kondisi tersebut. masih banyak beberapa masalah peratwan yang
berkaim dengan usaha akomodasi khusunya perhotelan. h4isalnya kkecederungan
peramran di Indonesia rang sering bembah-ubah dan tidak berlahan lama (hanya
bersifai sementara). Kenyataan ini menimbulkan keraguan bagi para pelaku bimis
pari\\isata maupun para investor. karena mereka merasa tidak memiliki jaminan
kepastian hukum. Selain itu, mekanisme perizinan usaha perhotelan dipandang
tidak efisien karena terlalu panjang sehingga menyita \ d i m dan tenaga.
Di sisi lain, masalah sumber daya manusia juga menjadi masalah utama
&lam industri pariwisata pada umumnya dan bidang akomodasi pada khusumya.
Jumlah tenaga keja nasional besar namun tingkat pendidikannya rendah,
sehingga untuk beberapa jenis kegiaian usaha akomodasi masih memerlukan
tenaga k e e j asing.
Tabel 6. Stmktur Pekerja Pada Usaha Akornodasi Menurut Tingkat
Pendidikan
Pada tabel 6 dapat dilihat bah\va tenaga kerja di sektor akomodasi l e b i
ban).ak berpendidikan SLTA sebesar 56,4 persen dan SDlSLTP sebesar 16,7
Persentase (%)
6 3
8,7
11.9
56,4
16,7
100
Tingkat Pendidikan
Universitas
Akademi
Diploma I
SLTA
SDlSLTP
J d a h
persen. Hal ini menunjulckan bahwva tingkat pendidikan tenaga keja sektor
Sumber: Neraca Sarelir Pari\visata Nasional. 2006.
Jumlah Pekeja
14.195
19.643
26.832
126.787
37.588
225.015
akomodasi masih rendah, sehingga kemampuan manajerialnya rendah. Oleh
karena itu diperlukan usaha-usaha dari pemeriniah untuk menstimulus pengusaha
akomodasi agar melakukan pelaiihan-pelatihan terhadap para pekejanya, selain 8
itu pemerintah hams meningkatkan smdar kualitas dari tenaga keja usaha
akomodasi yaitu dengan memperbanyak universitas yang berkonsentrasi dalam
bidang perhotelan.
Untuk mengatasi masalah-masalah iersebut* salah saiu upaya yang perlu
dilakukan agar usaha perhotelan nasional dapat bersaing dalam lingkungao global
dan regional adalah melakukan pembanpunan substansi hukurn dengan
menyesuaikan peraturan-peraturan yang ada dengan kondisi ideal yang
diharapkan dalam persaingan global. D i k a n peraturan tersebut m t i n p
dapat mengakomodasi liepenlingan para pihak, baik kepentingan para penpah&
masyarakai, dan juga kepentingan pemerintah.
Menurut Gelgel (2006) adanya kecenderungan peraturan yang berubah-
ubah mengakibatkan keragu-raguan bagi para investor maupun pelaku usaha
pariwisaia untuk menanamkan moddnya. Hal ini tentu saja akan membawwa
kerugian Indonesia di masa yang akan datang. Karena itu dalam pembuatan
peraturan, pemerintah hendaknya melibatkan para investor dalam merumuskan
peraturan. Agar peraturan yang dibuai benar-benar dirasakan manfaatuya oleh
pelaku pariwtisata dan masyarakat maka segenap asosiasi kepariwwisataan seperti
HPI, ASITA, dan mas)wakai dilibatkan dalam setiap pembuatan lieputusan.
Sehinaa peraturan dapat dihasilkan secara terpadu, ha1 ini akan menimbulkan
rasa kebersamaan dan saling membutuhkan.
Bentuk perizinan yang ditangani oleh pemerintah pusat seperti diatur
dalam Undang-Undang Nomor 9 rahun 1990 tentang kepariwisataan d& kurang
efisien clan k m g efektif. Akhimya, pada tahun 1999 lahirlah Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah menjelaskan kewenangan
pemerinrah daerah untuk mengelola sumber daya yang d i i l i k i , diharapkan
seluruh perizinan &pat dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing.
Pemberian izin oleh pemerinrah daerah ini selain menghemat \Mktu, tenaga dan
biaya. juga dapat mengoptimalkan peran daerah tehadap perkembangan
akomodasi khususnya perhotelan di daerahnp masing-masing karena pemerintah
daerahlah ) m g lebih mengetahui karakteristik daerahnya masing-masing,
sehingga pemerintah daerah &pat memutuskan sendiri jenis pembangunan hotel
) m g cocok dengan kondisi d a m lingkungan dan sosial budaya daerahn)~.
Mengenai kesenjangan perbandingan dalam pembangunan hotel antara
investor asins dan investor lokal. sem maraknya perkembangan pembangunan
hotel berbintang yang tidak terkonlrol dan terkendali, upaya yang perlu dilakukan
oleh pemerintah adalah dengan memberikan proritas kepada investor lokal dalam
ha1 kemudahan investasi agar terjadi keseimbangan antara P W dan PMDN.
Apalagi pada saar situasi ekonomi ) m g kurang mengunmgkan seperti saat ini,
banyak usaha perhotelan terancam gulung tikar, kondisi ini bisa mengakibatkan
investor asing se\\d?u-\\&tu mengambil alih perusaham tersebut karena mereka
memiliki dana yang lebih kuai.
Ketergantungan terhadap mah uang asing seperti dolar US, rnenjadi salah
saiu kendala dalam pemasaran usaha perhotelan: terutama ketika te rjadi perbedaan
kurs mara uang ).any sangal lajam. Keadaan ini menyebabkan harga hotel semakin
mahal dan jumlah m u hotel makin beriturang. Upaya yang sering dilakukan
pengusaha perhotelan dalam menyiasati persoalan tersebut adalah deogan
membanting harga kamar serendah rnungkin. Banting harga ini juga te jadi ketika
para \\isman membatalkan kunjungannya ke Indonesia karena adanya peristila
bom Bali. Hal ini akan memgikan pihak pengusaha hotel, karena dengan kondisi
sepemi itu harga kamar hotel meojadi tidak seragam dan sifai kompetisi menjadi
tidak sehat karena banyak ) m g melakukan price dumping. Untuk menghindari
persainzan gang iidak sehai tersebui perlu dikeluarkan peraturan mengenai
standarisasi tarif hotel guna menentukao ke\\ajaran harga kamar hotel. Pengahuan
tarif ini penting dilakukan untuk rnenciptakan'suasana kompetisi yang sehat
Dengan adanya peraturan-peraturan di bidang akomodasi (khususnya
perhotelan) )fang jelas dan terarah, maka pembangunan akomodasi pun akan tepat
sasaran sehingga tidak akan te jadi over builr. Selain itu pela)mam)a pun akan
optimal. Sehingga keberadaan akomodasi )ang mempengaruhi jumlah kunjungan
\Gsman, akan bekeja lebih optimal lagi dalam menarik \isman untuk berkunjung
ke Indonesia
63 Jumlah Biro Perjalanan \Visata dan Perkembangan Jumlah Wiuman di
Indonesia
Hasil estimasi pada model menunjukkan bah\\a jumlah biro perjalanan
\visala berpengaruh signifikan dengan koefisien sebesar 0,123674. Dengan tanda
koefisien yang positif menunjukkan bahua jika jumlah biro pejalanan wisata
benambah saw persen maka jumlah kunjungan wisman akan m e ~ n g k a t sebesar
0.123671 persen (cereris paribus). begitu pula sebaliknya. Keberadaan b i i
pejalanan wisata akan mempermudah wisatawan dalam menentukan rute
pejalanan dan m e n d a p a h fasilitas yang d i i n g - h selarna melakukan
pejalanan wisata sehingga diduga akan meningkatkan jumlah kunjungan wvisman.
Kendaii dernikian. kegiatan biro pejalanan wisata yang ada saat ini belum sesuai
dengan jang diharapkan, sehingga pedu ditinjau ulang. Berdasarkan SK Menteri
Perhubungan No.PM9/PWlW/PHB-77 Bab I P a d I , tugas b i i pejalanan
wvisaia meliputi penyelenggaraan paket-pakei wvisata serta sebagai agen pejalanan,
sedangkan dalam kenj.aiaannya kegiamn biro pejalanan wvisaia lebib cenderung
pada penjualan Eiket, penyediaan sarana angkuiaq serta pernesanan sarana wvisata
Oleh karena itu d a p t disimpulkan bahwa biro perjalanan wisata belum
melaksanakan iugas utamanya sebagai penyelengara paket wisata, sehingga
pernerinlah pedu meninjau ulang tentang kineja biro perjalanan wisata );mg ada
di lndonesia Hal ini diharapkan kinerja bin, pejalanan wvisaia akan lebih efektif
dan akan mendorong jumlah kunjunpn wvisman ke Indonesia
Bagi Indonesia sebagai negara berkembang, liberalisasi pasai merupakan
peluang sekaligus iantanyn. itu harus dimanfaatkan oleh industri
pariwisata termasuk usaha biro pejalanan wisata. Biro pejalanan wwisata hams
siap bersaing tidak hanya di dalam negeri, tetapi harus dapat bersaing juga di luar
kawwcxan lndonesia.
Permasalahan yang dihadapi oleh biro perjalanan wisata nasional adalah
persaingan dengan ienaga ke rja asing yang semakin tajam. Sumber daya manusia
(SDM) nasional p d a tingkat manajerial masih sangai sedikit yang memenuhi
standar intemional. Hal ini akan mengakibatkan mengalimya tenaga kerja a s k g
ke Indonesia untuk menempati posisi tersebut. blasalah lain rang dihadapi adalah
belum adanya peraturao mengenai standarisasi mum pelasanan secara umum
untuk semua biro pejalanan wisata dari pemerintah, sehingga b i i perjalaoan
wisata nasional akan kalah bersaing dengan usaha pejal' asing karena telah
memiliki mutu pelayanan yang lebih baik. Pemerintah juga belum secara tegas
m e n e n t u b dan menga\\asi standarisasi harga, sehingga menimbulkan tejadinya
persaingan harga yang kurang sehat.
Oleh karena itu, dalam mengantisipasi era perdagangan bebas sudah
saatnya pemerintah melakukan penyeempumaan perantran mengenai b i i
pejalanan \\isam nasional yang menyangkut pengantran standarisasi mum
pelasanan. srandarisasi perlindungan konsumen, perizinan, dan juga
keteoaga..ejaan, khususnya sang menyangkut teoaga prarnuwisah asiog yang
saat ini masih banyak terdapat di pusat daerah tujuan wisata seperti pulau Bali.
Sehinssa densan adanya pensempumaan peraturan ini, kineja biro pejalanan
\risaia akan lebih baik sesuai dengan standarisasi mum yang berlaku dan akhirnya
akan meningkatkan jumlah kunjungan \\&man ke Indonesia
6.1 Kondisi Keamanan dan Perkembangan Jumlab Wisman di Indonesia
Hasil estimasi pada model menunjukkan hah\va faktor keamanan
berpengaruh signifikan terhadap kunjungan wisman. Tanda negatif koefisien
regresi menunjukkan bahua pengaruh fakror keamanan pada saat nilai dummy = 1
(dikaiegorikan sebagai kondisi iidak aman) adalah negatif. Hal ini sesuai dengan
hipotesis. Besarnya koefisien regresi )aim -0,113980 menunjukkan bahwa kondisi
keamanan berpengaruh cukup besar terhadap pembahan jumlah hvnjungan
wwisman. Hal ini berarti jika kondisi tidak aman maka akan mengurangi jumlah
kunjungan wviunan di Indonesia Kondisi keamanan (dalam kaitannya dengan
wisman dan pasar luar negeri) sangat dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi, sosial,
dan politik yang menjadi isu nasional dan mengundang reaksi mas).arakat
intemasional. Berita-berita besar mengenai kondisi keamanan r;lng tidak
kondusif. misal pada saat sering te jd inya pergantian presiden dan peristiwa
peledakan bom dalam s M a besar ) m g disinjtalir dilakukan oleh para teroris, akan
menimbulkan penepsi negatif dan memunculkan kesan bahwva Indonesia tidak
aman untuk dikunjungi sehingga pada akhirnya akan menu& motivasi
kunjungan wvisaia. Reaksi ) m g muncul anma lain berupa pembatalan pejalanan,
penundaan keputusan untuk bepergian, bahkan kecenderungan untuk
meninggalkan tempat. Oleh karena itu, dalam rangka memulihkan kepercayaan
intemasional tentang situasi keamanan Indonesia, pemerintah Indonesia perlu
menin&atkan jaminan keamanan di dalam negeri serta bila perlu mengeluarkan
pemyaiaan resmi dan terbuka ke beberapa media intemasional bahwva Indonesia
aman untuk dikunjung.
Kedaiangan wisatawwm mancanegara ke suatu negara disamping
mendamgkan devisa negara: dapai juga menimbulkan penentangan-pertentangan
yang diabbatkan adanya perbedaan atau konflik antara kebebasan individu dan
peraturan rang ditetapkan oleh suatu negara iujuan \visa&. Pertentangan atau
kesalahpaharnan bisa juga tejadi anrar individu, karena interaksi antara dua atau
lebih individu yang berbeda latar belakang sosial budaya &pat menimbulkan
konnik m u penentangan, sehingga ha1 tersebut dapat menghilangkan rasa aman,
nyaman dan damai, dan bahkan merampas hak-hak yang dimiliki oleh seorang
Seorang wvisatawrm yang berada di suatu negara kemungkinan besar akan
mengalami kejadian yang dapai membahayakan keselamatan dan keamanan jiwa
dan ham. Kejadian tersebut misaIn)~a mengalami perampokan, pencurian,
penipuan diperlakukan tidak adil adil sesuai dengan martabat manusia, baik
karena alasan politik maupun alasan-alasan lain seperti ras dan agama, serta
kejadian-kejadian lain sebagai &bat perubahan situasi keamanan negara secara
mendadak. Apabila seorang \\isamwan mengalami kejadian-kejadian tersebut,
maka seorang \visatawan akan m- bahwva hak-haknya tidak terlindungi. Hal
ini tentunya mengganggu kenyamanan pejalanan \visatawan. Atas kejadian yang
dialami tersebut. setiap \\Gsata\\.an berhak unt& meminta dan mendapat
periindungan dari suatu negara yang mereka kunjungi. Pedindungan yang
dimaksud mernpunyai ani periindungan atas keamanan dan keselamatan baik
jiwa manabat, maupun haria miliknya. Oleh karena itu, pemerintah perlu
menyediakan sarana keamanan, asuransi, dan bantuan sesuai dengan kebutuhan
\visatawan. Selain itu, pemerintah juga h m membuat peraturan mengenai
periindungan dan pengamanan atas keselamatan dan keamanan ji\va dan harta
milik \visatawan. khususnya rsGsalarm mancaqara. Peraturan perlindungan
terhadap \visatawan tersebut minimal memuat perlinduogan jaminan keselamatan
dan kepastian hukum. Perlindungan tersebut bempa asuransi perjalanan,
keamanan dan perlindungan hukum, serta penegakan hukum terhadap pelanggaran
dan ganauan terhadap wvisatawvan mancanegara ketika berada di Indonesia
Jaminan situasi keamanan yang baik diharapkan dapat menciptakan iklim
investasi yang kondusif sehinaa menarik banyak investor untuk menanamkan
modalnya di daerahdaerah di Indonesia, khususnya untuk sektor akomodasi
(perhoielan). Selain dipengaruhi oleh kondisi keamanan, upaya menarik iovestasi
bidang pariwvisata dapat dilakukan dengan memberikan behagai kemudahan
prosedur dan mengurangi birokrasi.
63 Nilai Tukar Riil dan Perkembangan Jumlah Wisman di Indonesia
Hasil estirnasi pada model menunjukkan bahwva Nlai tukar tidak
berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan wvisman pada taraf nyata 0.05,
arlinya pengaruh pembahan nilai tukar terhadap jumlah kunjungan ~virman adalah
nol. Hal ini diduga disebabkan oleh relatif rendahnya Nlai mpiah terhadap dolar
US maupun mata uang negara-negara lain yang me~p-dkan pasar utama
pari\visata Indonesia dan harga produk \visata Indonesia termasuk relatif murah
dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Sernakin melernahnya nilai tukar (terdepresiasi) mencerminkan kondisi
ketidakpastian (uncerrainry) perekonomian, sehingga iWim usaha menjadi tidak
kondusif dimana usaha tersebut memiliki resiko lebih t i n ~ i dan prospek p g
rendah. Hal ini berlaku juga untuk usaha bisnis pariwvisata Para investor rag-ragu
menanamkan modalnya unruk berinvestasi di Indonesia, termasuk investasi dalam
bisnis pari\\isata. Kecilnya invesiasi sekior pariwisata di lndonesia betdampak
temadap terhambatnya pembangunan pariwisata Indonesia, dimana fasilitas
rempar \w<sata dan pela)*anan jasa pariwisata masih belum bisa memuaskan
\\isamwan. Hal ini mengakibarkan ierjadinya penurunan motivasi wisatawwan
untuk berkunjung ke tempat \visata d i Indonesia
Namun demikiaq Nlai mkar nil )ang terdepresiasi dari sisi lain memiliki
pengaruh positif bagi daya saing suatu negara. Keuka terjadi depresiasi Nlai tukar
nil maka harga barang d o m e d lebih murah dibandingkan harga barang luar
negeri sehingga daya saing h g lndonesia akan me~ngkat dan berpengaruh
posiiif ierhadap peningkatan ekspr (penawm pariwisaia). Namun ha1 tersebut
tidak sepenuhnya dapar tenvujud bagi industri pariwisata Indonesia Hal ini
dikarenakan faktor keamanan menjadi salah satu pertirnbangan paling utama
wisman berkunjung ke Indonesia, mengingat banyaknya serangkaian peristiwa
pemboman di sejumlah daerah lndonesia termasuk daerah tujuan wisata. Sehingga
para wisman l e b i memilih keselamaian jiwa mereka daripada b e r k u n j q ke
lndonesia meskipun dengan adanp depresiasi nilai tukar pia ah mengakibatkan
harga produk pari\wisara Indonesia menjadi lebih murah.
Harga produk \isata Indonesia yang dikemas dalam paket wvisata termasuk
relatif murah di kawasan ASEtW dibandingh dengan harga produ! wisata
Malaysia dan Thailand. Harga produk wisata lndonesia berkisar antara S165-
S25, semenlara harga produk \isam Malaysia berkisar antara S219-929 dan
harga produk \\.isam Thailand berkisar antara ~342-~523? ' Sehiogga meskipun
terjadi fluktuasi nilai tukar riil rupiah terhadap dolar US tidak akan berpengaruh '
signifikan terhadap jumlah kunjungan \\isman ke Indonesia karena h a r p produk
wvisaia termas& relatif murah dibandingkan dengan negara-negara lain,
khususnya Malaysia dan Thailand di ka\wsan ASEPLN.
6.6 Tercapainya Pembangunan Pariwisata Nasional
Dasar dilakukannya perdagangan internasional adalah karena adanya
keuntungan yang didapaikan dari adanya perdagangan tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori absoluie ahpanrage )*ang din)*atahn oleh Adam Smith )ang
menyatakan bahwa jika suam negara memiliki efisiensi ) m g lebih tinggi dalam
memproduksi b m g lain. maka &an lebih menguntungkan kedua negara jika
negara tersebut melakukan spesialisasi sesuai dengan keunggulannya dan
kemudian melakukan perdagangan.
Teori cornpararive adwanrage yang dikemukakan David Ricardo pada
tahun 18 17 menyatakan bah\\a \\daupun suatu negara tidak lebih efisien daripada
negara lain dalam memproduksi barang dan jasa, kedua negara tersebut masih
dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan keduanya. Berdasarkan
compara~ive advanrage yang dimiliki masing-masing negara, maka masing-
masing negara tersebut hams melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan
mengekspor komoditi yang memiliki kemgian absolut lebih kecil (komoditi ) m g
'%no~lss~- \ . . id .~~db.d~dl~en~ice~ i \d ~ . l i a i n e ? O = o a k e i + \ \ ~ i ~ a ~ ~ . J c ~ M & ~ ( d i pada 2 September 2008)
memiliki keunwlan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki
kemgian absolut lebih besar (komoditi )mg memiliki kemgian komparalif).
Hal ini berlaku juga untuk indusiri jasa pariwvisaia, dimana wgam ) m g
mempakan daerah tujuan wvisaia mempakan negara )fang memiliki absalure
maupun cornparafive advmage pada sumber yang memiliki keindahan dan
keunikan dari negara-negara lain. Bepltu juga dengan Indonesia, negam ini
memiliki keunwlan-keunggulan tersebut baik absolufe maupun compmative
advanfage. Keunggulan absolut ) m g dimiliki lndonesia dibandingkan dengan
negara tujuan wisaia laimya adalah kondisi geografis Indonesia yang berbentuk
kepulauan sehingga memiliki mena\\arkan banyak daerah tujuan wisaia yang
memiliki pemandangan dan panorama alam yang indah: seita aneka ragam
keunikan budaya dan situs-situs peninggalan sejarah Sedangkan keunggulan
komparatif rang dimiliki lndonesia lebih didasakin kepada bentuk pariwvisaia
lndonesia yang memiliki keanekaragaman keunikan buda).a serta
keramahtamahan penduduknya.
Adanya keungpulan absolut dan keunggulan komparatif yang dimiliki
Indonesia maka akan mendorong motivasi para wisman untuk berkunjung
menikmati b e h g a i produk wisaia j m g ditawvarkan oleh lndonesia Hal ini akan
mengakibaikan adanya permintaan produk pariwisaia lndonesia yang ditandai
dengan adanya kunjungan wisaiawm ke Indonesia, khususnya wisman.
Perminiaan pari\wcsaia mempakan derivasi dari perilaku konsumen (\visaiawm)
dalam memenuhi kepuasannya yang didapat dengan mengkonsumsi kebutuhannya
(rekreasi) dengan hambaran berupa budger consrroinl.
hlelihat kondisi sektor pari\\isam lndonesia saat ini yang masih memiliki
kekurangan dalam banyak M seperti pengelolaan tempai objek \+am yang
kurang baik dan masih banyaknya potensi-potensi \isata di daerah yang belum
tergali, sena belum optimaln)*a sektor pari\wsata dalam mernberikan
kontribusinya terhadap GDP, maka diperlukan u p a p terpadu dari semua pihak
untuk memajukan sektor pariwvisata. Hal ini dapat ditempuh melalui upaya
memaksirnalkan keung_gulan absolut maupun keunggulan k o m p d f yang
dimiliki hdonesia dan m e m a k s i i k a n potensi faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah kunjungan wwsman seperti jumlah akomodasi, bin, perjalanan w\km, oilai
tukar riil rupiah. sena kondisi keamanan lndonesia yang kondusif sehingga
diharapkan jumlah kunjungan \wanan ke lndonesia akan meningkat. Oleh karena
itu, tingkat pertumbuhan pariwisaia lndonesia akan tercapai. Apabila tingkai
pertumbuhan pariwrisata lndonesia telah tempai, maka M ini mencerminkan
bah\\a pembangunan bidang pariwisata di lndonesia telah sukses dilakukan. Hal
tersebut ditandai dengan adanya peningkatan dalam sarana dan prasarana
pariwisam serta perbaikan fasilitas dan pelayanan pariwisata, sehingga terjadi
peningkaran jumlah kunjungan wisman ke lndonesia.
Adanya bisnis dibidang akomodasi dan biro perjalanan \ i s a h ielah
mampu menyerap banyak tenaga kerja. Selain it- jumlah kunjungan \\isman ke
lndonesia rang meningkat akan memperbesu jumlah penerimaan devisa negara
sehingga berpengaruh tehadap penerimaan pendapatan nasional dan sesaia tidak
langsung akan berpengaruh juga pada kondisi perekonomian lndonesia Hal ini
sesuai dengan tujuan pembangunan pariwisata nasional yaitu mampu memperluas
lapangan ke j a dan pemeraiaan kesempaian ke ja, sena meningkatkan pendapatan
nasional dalarn ran& m e n i n g k a h kesejahieraan dan kemakmuran +I.
VII. KESIMPULAii DAii SARAii
Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya
mengenai analisis &or-&or )mg mempengaruhi junk& kunjungan \\isata\\.m
mancanegara di Indonesia, maka didapai kesimpulan bah\\;a:
I . Jumlah kunjungan \\isman di lndonesia secara signifikan dipengaruhi oleh
jumlah akomodasi, jumlah biro pejalanan wrisata, dan faktor keamanan pada
iaraf nyata 0,Oj. Sedan_& Nlai rukar riil mpiah iemadap dolar US tidak
berpengaruh sisnifikan terhadap jumlah kunjungan wisrnan di Indonesia pada
nyaata 0,05, artinya pengamh pembahan Nlai tukar riil rupiah ierhadap
dolar US temadap jumlah kunjungan \risman adalah nol. Jumlah akomodasi
clan jumlah biro pejalanan \\isam berpengamh positif, sedangkan faktor
keamanan (saat kondisi tidak aman) berpengamh negatif.
2. Faktor yang berpengaruh paling besar ierhadap peningkatan jumlah
kunjungan wvisman adalah jumlah akomodasi dengan memiliki koefisien
sebesar 3.102362. Jumlah biro pe jalanan wisaia juga b e r p e n _ d secara
nyata dengan koefisien sebesar 0,423671. Situasi keamanan rang kondusif
juga mendorong motivasi wisman untuk beikunjung ke suatu negara: ha1 ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar -O,1 13980. &)*a ketika situasi
keamanan di Indonesia tidak kondusif maka akan menurunkan jumlah
kunjungan wisman ke Indonesia, sebaliknya ketika situasi keamanan di
Indonesia kondusif maka akan meningkalkan-jumlah kunjungan w i m ke
Indonesia.
7.2 S a n n
B e r d h a n kesimpulan dari hasil dan pembahasan, penulis &pat
memberikan saran bagi pengembangan industri pari\\isata, khususnya dalam
rangka menarik jumlah kunjungan \+man, anma lain:
I . Pemerintah hendaknya dapat menciptakan kondisi keamanan dan iklim
investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas politik dan ekonomi.
2. Pemerintah hendaknya mampu mendorong ' investasi dibidang usaha
akomodasi yang dilakukan pihak s\w.asta (investor) dengan memberikan
kemudahan dalam mengurus prosedur dan mengurangi birokmsi. Hal ini
&pat ditempuh melalui reformasi birokrasi dengan dikeluarkannya peraturarr
peraturan pengumsan birokrasi dalam berinvestasi amu dilakukan
penyempumaan undang-undang mengenai PMA dan PMDN yaig dinilai
masih belum efeh%f.
3. Pemerintah se)*ogyanya lebi h mengefekii fkan kembali organisasi yang
bergerak dalam bidang pengembangan pejalanan dan pariwisata (biro
pejalanan wisam dan asosiasi kepariwisataan), baik organisasi ) m g berkaitan
dengan diversifikasi produk yang kreatif dan inovatif maupun dalam hal
pemasaran dan promosi produk-produk \\isam itu sendiri, serta memadukao
upaya promosi pemerintah dengan dunia usaha. Hal ini berdasarkan nilai
koefisien jumlah biro pejalanan wisata sang cukup besar yaitu 0,423674
meskipun biro pejalanan \\isam belum melaksanakan tugas utamanya
sebagai penyelengara pakec wisata. Sehingga dengan lebih mengefektifkan
kembali kine j a biro pejalanan wvisata diharapkan dapat mendoroog jumlah
kunjungan \\isman ke Indonesia lebih optimal lagi.
4. Pemerintah perlu men)rempumakan peram-pera tman dibidang usaha
akomodasi, bin pejdanao \\isaia, serta peratman dibidang perlindungan
\risataw\an khusumya \ v i m sehingga keberadaan peraturan-peram
tersebut akan lebih efektif dan efisien. Selama ini peratman-perahmn yang
ada cenderung pro terhadap investor asing dan tidak mengarur nandarisasi
mutu pelayanan, standarisasi perlindungan konsumen, perizkm, dan
ketenagakejaan. Peraturan-peram tersebut dapat dibuat dalam bentuk
Keputusan Menteri Kebuda)*aan dan Pari\\<sa~a: clan Peraturan Daerah
(Perda).
Anggar. N. S. 2006. Peranan Skior Pari~l'isaia Terhadap Perehnomian Indonesia: Suaiu Pendekatan Sisiem Neraca Sosial [Skripsi]. Departemen llmu Ekonomi, FEM-IPB.
hggar in i , F. S. 2001. Analisis Fabar-Jahor yang A4empngaruhi Jumlah I~Visim~wn !Uancanegara di Jakarra [Skripsi]. Departemen llmu Ekonomi, FEM-IPB.
Badan Pusa~ Staiistik. 2001-2006. Smisiik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
- . 2002-2006. Siaiisiik Kunjungan Tamu Asing. Badan Pusat Stahstik, Jakarta.
- . 1990-2006. Staiistik l inghi Hunian Hotel. Badan Pusat Statistik, Jakarta
- . 1990-2006. Indihor Ekonomi. Badan Pusat Statistik, Jakarta
Dinas Kebudayaan dan Pariwvisata. 2003. Daerah Tujuan lYisaia ( D w di Indonesia. Dinas Kebudayaan dan Pariwwisata, Jakarta.
Di jen Pariwwisafa Departemen Pariwisata Seni Dan Budaya Republik Indonesia 1998. Analisis Pasar Wisatmvan Mancanegara. D y e n Pariwvisata Departemen Pariwwisata Seni Dan Budaya Republik Indonesia, Jab.arta
Kemenirian Budaya dan Pariwwisata Republik Indonesia 1990-2006. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisaimvan Mancanegara. Kernenhian Budaya dan Pariwwsata Republik Indonesia, Jakarta
- . 1990-2006. Perkembangan Jumlah Penerimaan Pari~visaia. Kemenbian Budaga dan Pariwwisata Republik lndonesia, Jakarta.
Gelgel, I. P. 2006. Indusiri Pari~visaia Indonesia Dalam Globalirari Perdogangan Jasa (GATS-IVTO) lmpl ih i Huhm don Anfisipasinya. Relika Aditama, Bandung.
Gujarati, D. Ekonomerrika Dasar. Sumamo Zein Ipenejemah]. Erlangga, Jakarta
Heria\\.an. R. 2001. Peranan Dan Dampk Pari~uisara poda Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan !\4odel Input-Ourput Dan SAA4 m r t a s i ] . Program Pasca Sarjana, Insitut Pertanian Bogor.
Imtichanah. 2003. Amlisis Jumlah Kunjungan Wisatmvan Pada Objek Wisafa di Propimi Jmva Tengah [Skripsi]. Departemen IESP, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Kodhyar. 1996. Sejarah Pmi~visata don Perkembangannya di Indonesia. Grasindo, Jakarta.
$hnki\\f, I\'. G. 2000. Teori !Uakoekonomi. Nurrna\\an 1 Lpene jemah]. Erlangga, Jakana
i\'larpaune, H dm Herman Bahar. 2002. Pengontar Pmi~visma. IUfabeta, Bandung.
Mcintosh. 1989. Tourin; Principles. Pracrices. Philosophies. John \dey and Sons, Lnc.
Naisbit~. J. 1991. Global Parado.r. Budijanto [pene jemah]. Binarupa t\ksara, Jakana.
Okta\ianti, D. 2005. Amlisis Peram Sehor Parnvisara Indonesia Indonesia Sebelum Dan Sesudoh Krisis: Amiisis Input-Ourput [Skripsi]. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, FAPERTA-LPB.
Ouira, \\I. 2003. Hukum Bisnis Pari~s:isato. Rafika Aditama, Bandung.
Parikesii dan Trisnadi. 1997. Xebijakan Kepari\risataan Indonesia Dalam Pembangunan Jangka Paojang". Jurnal Kelola UGM 15 : 1 - 15.
Rahap, F. 2006. Amlisis Pengmuh Sehor Pariwisata Terhndnp Perekonomian Koro Bogor [Skripsi]. Departemen llmu Ekonomi, FEM-IPB.
Ross, G. F. 1998. Psikologi Pmi~visma. Toeti Heraty Noerhadi Lpewjemah]. Yayasan Obor, Jakarta.
Spillme, J. 1990. Ekonomi Parhvisata, Sejmah dan P r o s p e h . Kanisius, Yogakarta.
Sulisri)~o\vati, Y. 1. 2002. Analisis fahor-fahor Yang A4empengaruhi Jumlah Kunjungan IYisarmvan Domesrik di Kora Semarang [Skripsi]. Departemen IESP, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Vine Tour Travel Agency. 2008. "Harga Paket \Visatan. hnpY/id.SSdb.comlidlSen*iceslAd search.listin_e?O=paket+\~isata+bm&ok %2c&O=post (2 September 20081:
\\lahab, S. 1992. !\4anajemen Kepari~uisaraan. Frans Gromang Lpenejemah]. Pradnja Paramita, Jakarta
\Vardiyania. 2006. !\derode Penelirian Parhvisa~o. Penerbit Andi, YogyakarIa.
\Vorld Travel and Tourism Council. 2001. lVorld Travel and Tourism Forging Ahead. The 2001 Travel and Tourism Economic Research, WI?% Pub., London.
Yoeti, 0. A. 1996. Pengomar Pmnvisara. Angkasa, Bandung.
Lampiran I. Data Faktor-Faktor Yang h4empengaruhi Jumlah Kunjungan Wisnan Di Indonesia 1990-2006
Sumber: BPS, Kemenrrian Budaja dan ParhVisala RI, ASITA (diolah).
Keieranw: Dumm). = I jika kondisi ridak aman
Dummy = 0 jika kondisi aman
3 = Data nil
Lampiran 2. Hasil Esiimasi Faktor-Faktor Yang Mernpengaruhi Jumlah
Kunjungan Wisrnan Di Indonesia (1990-2006)
Dependent Variable: LOG-JKW Method: Least Squares Date: 09/04/08 Time: 15:06 Sample: 1990 2006 lnduded obsenrations: 17
Variable Coefficient Std. E m IStatislic Prob. P -- -
C 12.354263 2.651333 4.659643 0.0006 W-JA 3.402362 0.366726 9.277656 0.0000
LN-JBPW 0.423674 0.087166 4.860528 0.0004 IN-RER -0.024055 0.066708 -0.360601 0.1724 DUMMY -0.1 13980 0.041 157 -2.769436 0.0069 -----
R-squared 0.963919 Mean dependent var 15.25676 Adjusted R-squared 0.951892 S.D. dependent var 0.267003 S.E. of regression 0.058563 Akaike info & e ~ -2.597495 Sum squared resid 0.041 156 Schwarz aiterion -2.352432 Log likelihood 27.07871 F-statistiC 80.14661 Durbin-Watson slat 1.208226 Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 3. Hasil Uji Hetemskedaslisitas Kunjungan Wisman
White Heleroskedasticily Test -- F-statistic 1.016768 Probability 0.478952
Obs'R-squared 7.507138 Probability 0.378050
Lampiran I . Hasil Uji Serial Correlation Kunjungan Wisrnan
BreuscM;afhey Serial Corelation LM Test -
F-statistic 1.540872 Probability 0.240307
Obs'R-squared 2.088756 Probability 0.148387
Lampi ran 5 . Hasil Uji A4uliikolineariias (Corela~ion i\.Iorric) Kunjungan Wirman
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Error Term Kunjungan
Series: Residuals Sam* 1990 2006 Observatms 17
Mean -2.30E-15 Medm 0.005061 Mpjmum 0.109136 Minimum 0.095192 Std. Dw. 0.050717 S~QKISS 0.465950 Kufiosis 3.190552
JarqueSera 0.640864 Probabmty 0.725835
I,nnqpiran 7. Ju~iilnh Wismnn Ynny Di~tnny Kc Incloncsin Menurut Ncynrn Tcmpnt 'l'inyynl, 2002-2006 <
Ncgnrn ccnipnl tingynl
Asie I'~~sifilc . 13runci Dnri~ssalt~m
Mnlnysin
I:ilipinn
Sinyapurn
'I'heilencl
I-long Kong
Indin
Jepnng
Korea Seletnn
Pakistan, Bnnglndcsh dnn Srilenka
'l'niwnn
China -
8
2002
3.903.084
15.310
475.163
84.060
1.447.3 15
50.589
78.0 18
35.063
620.722
210.581
18.203
400.334
36.685
2003
3.623.956
1 1.408
466.8 1 1
76.665
1.469.282
42.585
72.128
29.895
463.088
201.741
18.219
38 1.877
40.870
2004
4.3 19.390
14.146
622.541
76.742
1.644.717
55.024
79.777
36.169
615.720
228.408
17.670
384.226
50.856
2005
3.906.131
16.234
591.358
78.402
1.41 7.803
44.997
74.868
36.679
5 17.879
251.971
32.345
247.037
112.164
2006
3.792.861
17.246
593.65 1
77.756
1.406.860
44.099
72.339
36.025
48 1.045
235.996
3 1.662
234.474
1 1 1.048
Ar~scrnIin
Sclanclio 13eri1
Asin 1)esilik leinnyc~
A ~ ~ ~ c r i l t r ~
Anieri ke Scri knc -
Kennclo
Amcrikn 1-ninnyn
ICrol)i~
Aus~ri t l
13clyin
Denmark -
I)crencis
Jcrnrnn
Ittllia
13elnnde
Spnnyol clnn I~ortnynl
0) (0
346.245
29.673
55.893
222.052
160.982
32.690
28.380
833.004
18.874
24.079
19.773
96.844
142.649
56.857
110.631
55.368
268.538
2 1.070
59.779
175.546
130.276
25.1 04
20.166
605.904
14.220
22.730
16.172
75.945
113.895
33.467
9 1.446
27.969
406.389
26.103
60.902
209.773
153.268
30.997
25.514
720.706
24.235
26.254
18.289
91.710
134.625
42.504
92.152
38.2 15
39 1.862
28.253
64.379
209.5 1 1
157.936
28.806
22.769
798.408
19.365
15.084
19.306
109.567
156.414
38.1 18
1 14.687
32.008
361.126
27.228
62.306
207.086
156.065
28.7 17
22.304
783.574
18.798
15.1 18
17.638
106.817
149.72 1
36.2 1 1
1 14.246
32.770 I
Swetlia. Norwcyic~ clan Finln~iclin
Eropn I,ainnyn 46.813
Lninnys ('l'imur l'cnynl~ clr~n A f r i k ~ ~ ) 74.490 61.615
I Swiss I I I I I
58.636
28.848 20.929
46.87 1 43.803
32.238
47.447 49.333
30.466 29.629