i
NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AIR MATA SURGA KARYA E. ROKAJAT ASURA
DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Oleh
Ulfalilah
NIM 102110139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
1. “Cukuplah Allah bagiku; tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan Yang Memiliki “Arsy Yang Agung”
(QS. At-Taubah:129).
2. “(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak di sembah)
melainkan Dia, maka ambilah Dia sebagai pelindung”(QS. Al-Muzzammil:9).
PERSEMBAHAN
Skrips ini kupersembahkan untuk:
11.. Bapak dan ibu tercinta atas kasih sayangnya
yang telah memberikan doa, semangat, dan
bimbingan terhadap keberhasilan studiku serta
dukungan dan pengorbananya selama ini
merupakan kebahagiaan yang tiada ternilai
22.. Kakakku yang selalu memberi doa, dorongan,
kasih sayang, dan motivasi kepadaku
33.. Indarto yang selalu memberi semangat motivasi
dan selalu menemaniku dalam suka maupun
duka.
44.. Sahabat-sahabatku seperjuangan prodi PBSI
angkatan 2010 yang selalu memberi semangat
dan membantu ketika dalam keadaan suka dan
duka.
v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
nama : Ulfalilah;
NIM : 102110139;
program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;
menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo, 12 Agustus 2014
Penulis,
Ulfalilah
vi
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, skripsi dengan judul “Nilai Pendidikan Dalam Novel
Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
di SMA” dapat penulis selesaikan. Skripi ini disusun guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini atas dukungan
dan bantuan serta kerjasama dari berbagai pihak.Oleh karena itu, perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Purworejo, yang telah memberikan kesempatan untuk menutut ilmu di
Universitas Muhammadiyah Purworejo;
2. Drs. H. Hartono, M.M. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan
izin penelitian;
3. Drs. H. Bagiya, M.Hum. selaku ketua Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
vii
menyususn skripsi ini serta memberikan bimbingan dan petunjuk dengan
penuh kesabaran, ketulusan, dan kesungguhan dalam penulisan skripsi ini;
4. Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd. selaku pembimbing I dan Drs. H. Bagiya,
M.Hum selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk dengan penuh kesabaran, ketulusan, dan kesungguhan dalam
penulisan skripsi ini;
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah memberikan ilmu kepada penulis selama kuliah di Universitas
Muhammadiyah Purworejo;
6. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah Swt, selalu melimpahkan pahala dan balasan yang lebih baik
atas segala jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Amin.
Purworejo, 12 Agustus 2014
Penulis,
Ulfalilah
viii
ABSTRAK
Ulfalilah. “Nilai Pendidikan dalam Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA Kelas XI”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo 2014.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik (2) nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura dan (3) rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA Kelas XI.
Sumber data penelitian ini adalah novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura. Objek penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga yang datanya berupa kutipan-kutipan. Fokus dari penelitian ialah nilai agama, nilai moral, dan nilai sosial. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Instrumen penelitianya adalah penulis sendiri sebagai peneliti, kartu data, dan alat tulis. Teknik analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Dalam penyajian hasil analisis digunakan teknik penyajian informal.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Air Mata Surga mencakup lima aspek, terdiri dari: (a) tema novel ini adalah kisah tentang Baraah, gadis kecil yatim piatu berjuang melawan kanker, (b) tokoh utamanya Baraah, tokoh tambahannya: Walama, Sameh shawky Hasanain, Dinia, Bibi, dan Bu Fatemah, (c) alur: alur maju, (d) latar tempat: Distrik Sayyedah Zainab, Makkah, Apartemen, Madrasah Ibtidaiyah, dan Rumah Sakit. Latar waktu: pagi hari, siang hari, sora hari, dan malam hari. Latar sosial dalam novel ini adalah keadaan tempat tinggal, pendidikan, dan lingkungan, (e) amanat yang disampaikan yaitu sabar dan tabah dalam menghadapi hidup; (2) nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga meliputi (a) nilai pendidikan agama mencangkup: nilai religius, tawakal, rajin beribadah dan rasa syukur, (b) nilai pendidikan moral mencangkup nilai: optimisme, pekerja keras, tanggung jawab, dan sabar, (c) nilai pendidikan sosial mencangkup nilai: kasih sayang, peduli dan tolong menolong; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA khususnnya pada kelas XI semester II berdasarkan pada Standar Kompetensi 7. memahami hikayat novel indonesia/novel terjemahan dan Kompetensi Dasar 7.2 menganalisis unsur intrinsik novel dengan menggunakan metode pembelajaran Kuantum. Langkah-langkah pembelajaranya: (a) tumbuhkan (b) alami (c) namai (d) demonstrasi (e) ulangi (f) rayakan.
Kata Kunci: nilai pendidikan, novel Air Mata Surga, rencana pelaksanaan pembelajaran
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Penegasan Istilah ......................................................................... 6 C. Identifikasi Masalah .................................................................... 8 D. Pembatasan Masalah .................................................................. 8 E. Rumusan Masalah ...................................................................... 9 F. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 G. Manfaat Penelitian......................................................................... 9 H. Sistematika Skripsi........................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS ..................... 12
A. Tinjauan Pustaka. ........................................................................ 12 B. Kajian Teoretis ............................................................................ 14
1. Hakikat Novel ...................................................................... 14 2. Jenis-jenis Novel………………………………………….. 15 3. Unsur-unsur Novel………………………………………… 18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 31
A. Objek Penelitian .......................................................................... 31 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 31 C. Sumber Data ............................................................................... 32 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 32 E. Instrumen Penelitian .................................................................. 33 F. Teknik Analisis Data .................................................................. 33
x
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........................................ 34
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ............................ …. 34
A. Penyajian Data ............................................................................ 34 B. Pembahasan Data ....................................................................... 39
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 93
A. Simpulan .................................................................................... 93 B. Saran .......................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1:Indikator Nilai Pendidikan ……………………………………… 22 Tabel 2: Unsur Intrinsik………………………......................................... 36 Tabel 3: Nilai Pendidikan …………………………………....................... 37 Tabel 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 37 Tabel 5: Penerapan Metode Kuantum......................................................... 89 Tabel 6: Aspek Penilaian............................................................................. 91
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Biografi Pengarang…………………………………………... 93 Lampiran 2: Sinopsis Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura…… 97 Lampiran 3: Silabus Bahasa Indonesia……………………………………. 100 Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia……… 101 Lampiran 5: Surat Keputusan Pembimbing……………………………….. 111 Lampiran 6: Kartu Bimbingan Skripsi…………………………………….. 112
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan proses kreatif pengarang yang diperoleh
melalui imajinasi dan kemudian dituangkan dalam sebuah karya. Hasil
imajinatif ini dapat berbentuk karya berupa tulisan dan karya lisan. Karya
sastra pada hakikatnya berupa hasil sebuah proses dari pemikiran yang
dituangkan dalam karya yang mengandung estetika. Sastra hadir sebagai
hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai
karya imajinatif tidak hanya membawa pesan, tetapi juga meninggalkan
kesan tersendiri bagi para pembacanya (Nurgiantoro, 2010: 2).
Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang
kebenaran. Di dalam karya sastra, terdapat pesan yang sangat jelas
disampaikan atau yang bersifat tersirat secara halus. Karya sastra juga
dapat dipakai untuk menggambarkan apa yang ditangkap oleh pengarang
tentang kehidupan sekitarnya. Karya sastra dapat diibaratkan sebagai
‘potret’ kehidupan. Namun, ‘potret’ di sini berbeda dengan cermin karena
karya sastra sebagai kreasi manusia mengandung pandangan
pengarangnya (dari mana dan bagaimana pengarang melihat kehidupan
tersebut)(Ginanjar, 2012: 1-2). Sastra merupakan bagian dari seni yang
bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu memeberikan hiburan dan
kepuasan rohani pembacanya (Aminudin, 2011: 37).
Dalam kehidupan sehari-hari, sastra berguna sebagai alat untuk
menyatakan perasaan, seperti cinta,marah,dan benci. Dalam hal ini, sastra
merupakan media komunikasi yang melibatkan tiga komponen yaitu
1
2
pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai pesan itu
sendiri, dan pembaca karya sastra sebagai penerima pesan.Selain itu, salah
satu bentuk karya sastra yang sangat dikenal yaitu novel, dikatakan baru
karena bentuk novel adalah bentuk karya sastra yang datang kemudian dari
bentuk karya sastra lainnya, seperti puisi dan drama.
Novel dibangun atas seperangkat unsur-unsur yang saling berjalan
dan berhubungan erat secara terpadu. Unsur-unsur tersebut dapat
dikelompokkan menjadi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra sebagai karya sastra,
unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya
sastra dan Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra itu, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi bangunan atau
sistem organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 22-23).
Novel berisi perjalanan hidup para tokoh yang dimulai dari
perkenalan, konflik, penyelesaian. Sebuah novel akan dikatakan bermutu
jika senantiasa mengandung nilai positif bagi pembacanya. Disamping itu
pembaca mampu menangkap nilai-nilai positif yang disampaikan oleh
pengarang. Salah satu nilai positif yang kerap tertuang didalam novel
adalah nilai pendidikan, yang mencakup didalamnya nilai pendidikan
relegius, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, dan nilai
pendidikan budaya. Untuk memahami suatu novel tidak hanya membaca
sekali atau dua kali, tetapi diperlukan penelaahan dengan ilmu-ilmu lain.
3
Beberapa nilai pendidikan yang bisa diperoleh dari sebuah cerita ( dalam
hal ini novel ). Nilai pendidikan itu diantaranya adalah yang berhubungan
dengan agama, moral, dan sosial.
1) Pendidikan Agama
Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2002: 327) menyatakan
agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan
hukum-hukum resmi. religius juga besifat mengatasi lebih dalam dan
lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi. Ginanjar (2012:
58) berpendapat bahwa agama adalah hal yang mutlak dalam
kehidupan manusia sehingga dari pendidikan ini digarapkan dapat
terbentuk manusia religius. Nurgiyantoro (2010: 37) berpendapat
bahwa tujuan keagamaan adalah mem- bentuk manusia yang
beragama, atau pribadi yang religius. Nilai pendidikan agama dalam
karya sastra sebagian menyangkut moral, etika, dan kewajiban. Hal ini
menunjukkan adanya sifat edukatif (Nurgiyantoro, 2010: 317).
2) Pendidikan Moral
Nurgiyantoro (2010: 319) menyatakan bahwa moral me-
rupakan laku perbuatan manusia dipandang dari nilai-nilai baik dan
buruk, benar dan salah, dan berdasarkan adat kebiasaan di mana
individu berada. Ginanjar (2012: 59 ) berpendapat bahwa nilai moral
yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik
manusia agar mengenal nilai-nilai etika dan budi pekerti.
4
3) Pendidikan Sosial
Ginanjar (2012: 61) berpendapat bahwa nilai penididikan
sosial yang diambil dari sebuah cerita (dalam hal ini novel) bisa dari
hal-hal yang bersifat positif ataupun negatif. Segi positif harus di-
tonjolkan sebagai hal yang patut ditiru dan diteladani, sedangkan segi
negatif perlu dikatakan serta ditampilkan pada pembaca. Hal ini agar
pembaca tidak tersesat, dapat membedakan mana yang baik dan
buruk. Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu
yang lain dalam sebuah masyarakat.
Oleh karena itu, jika novel digunakan sebagai sarana pendidikan,
membaca sebuah novel dapat memanfaatkan seluruh panca indera untuk
berimajinasi mengikuti alur cerita novel. Selain itu, novel juga dapat
dikategorikan membawa kabar yang benar, sekalipun bukan sumber hukum
agama (Al-Quran dan hadist) asalkan sebuah novel memuat cerita yang
sesuai dengan norma agama dan masyarakat. Oleh sebab itu, novel dapat
digunakan sebagai sarana pendidikan dengan cara menelaah dan meresapi
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui kata-kata yang
dituangkannya dalam tulisan.
Di sisi lain pendidikan adalah ujung tombak peradaban manusia.
Manusia dapat dilihat kemajuan peradabannya menurut tingkat
pendidikannya. Kebutuhan manusia terhadap pendidikan menjadi suatu
yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak dapat dipisahkan
5
dari dunia pendidikan. Hal tersebut berkaitan dengan bahan pembelajaran
satra di sekolah, permsalahan yang sering dikemukakan adalah kurang
dipeliharanya kumpulan-kumpulan novel zaman dahulu (angkatan ’20-an
s.d.’60-an). maupun novel modern sehingga banyak novel yang hilang dan
rusak.
Sementara itu, siswa membutuhkan internalisasi nilai yang relevan
dengan kebutuhan dan problematika kehidupan mereka saat ini, yakni
merupakan pendidikan karakter kepada siswa dalam pembelajaran, sehingga
siswa memiliki karakter yang baik. pemenuhan kebutuhan ini dapat
dilakukan dengan membaca dan mengapresiasi novel masa kini tanpa
mengabaikan novel masa silam. Dengan demikian, sekolah diharapkan
memfasilitasi dan merekomendasikan referensi novel-novel yang berbasis
pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk mendidik anak
agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya
dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan kontribusi yang
positif pada lingkungannya. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang
fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktifis dalam hidup manusia
(Hasbullah, 2012: 6).
Dari permasalahan tersebut, peneliti berupaya menggali nilai-nilai
pendidikan dalam novel Indonesia masa kini yakni novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura. Peneliti berharap nilai-nilai luhur yang ada dalam
novel tersebut dapat diajarkan dan diterapkan kepada siswa khususnya
6
dalam pembelajaran apresiasi sastra bagi siswa SMA. Secara lengkap
penelitian ini diberi judul ”Nilai Pendidikan dalam Novel Air Mata Surga
Karya E. Rokajat Asura dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA”.
Penulis memilih mengkaji novel Air Mata Surga karya E. Rokajat
Asura karena novel tersebut memiliki cerita yang menarik dan mengharukan
novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura berkisah seorang gadis kecil
yatim piatu yang berjuang melawan kanker ini seakan menampar diri kita
akan semangat hidupnya yang begitu besar, kebaikan hatinya untuk berbagi,
kesabarannya, serta dari kisah hidupnya banyak dijadikan pelajaran bahwa
dalam menjalani kehidupan ini manusia harus bertawakkal. Banyak sekali
kisah teladan yang dapat dipetik dari novel ini. Oleh karena itu, Novel Air
Mata Surga karya E. Rokajat Asura sangat menarik dikaji dari segi nilai
pendidikannya.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian judul
tersebut, peneliti perlu menegaskan kembali istilah-istilah tersebut.
1. Nilai pendidikan
Pendidikan menurut Hasbullah (2012: 5) merupakan suatu proses
terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai
pribadi dewasa. Ginanjar (2012: 58) menyatakan bahwa nilai
pendidikan yang dapat diperoleh dari sebuah cerita (dalam hal ini
cerita) nilai pendidikan itu diantaranya adalah yang berhubungan
dengan moral, agama, budaya, sosial dan sebagainya. dengan demikian,
7
nilai pendidikan adalah konsep tentang sesuatu yang berharga bagi
kehidupan manusia dan dapat dijadikan untuk menumbuhkembangkan
potensi dasar manusia baik potensi jasmani maupun rohani.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran menurut Trianto (2012: 214)
merupakan panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran pada siswa khususnya dalam
pembelajaran sastra. Mengenai tata cara dalam memberikan pengajaran
sastra antara lain melalui tahapan, pelacakan pendahuluan pemahaman
awal tentang novel yang akan disajikan sebagai bahan ajar dapat
menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian khusus dari
siswa dan meneliti fakta-fakta yang masih perlu dijelaskan.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat di
identifikasi hal-hal yang relevan dengan penulisan ini.
1. Pembelajaran sastra khususnya novel dapat bermanfaat sebagai upaya
meningkatkan pendidikan karakter siswa.
2. Pembelajaran apresiasi sastra dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk
mencintai karya sastra
3. Nilai-nilai pendidikan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu
antara lain kejujuran, kedisiplinan,kemandirian, kepedulian, tanggung
jawab, kerja sama, kesederhanaan, keberanian dan keadilan.
8
4. Novel yang dipilih adalah novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
karena dari isi memuat beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai
pendidikan.
D. Pembatasan Masalah
Pengkajian novel agar lebih terarah dan fokus, maka diperlukan
adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini
dibatasi pada nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Air Mata
Surga karya E. Rokajat Asura dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di
SMA Kels XI
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya
E. Rokajat Asura?
2. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran nilai pendidikan yang
terdapat dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah.
1. unsur intrinsik novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura;
2. nialai-nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat
Asura;
9
3. rencana pembelajarannya di SMA.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat teoretis dan praktis. Manfaat
teoretis adalah kegunaan yang bersifat mengembangkan teori yang sudah
ada. Manfaat praktis adalah sumbangan penelitian yang dapat digunakan
untuk membantu masyarakat tertentu dalam kehidupan praktis dan nyata.
1. Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu
pengetahuan terutama di bidang sastra Indonesia serta menambah
wawasan dan pengetahuan penulis, pembaca dan pecinta sastra,
khususnya tentang nilai pendidikan dalam novel.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, antara
lain bagi siswa dan guru, pembaca, dan peneliti yang masing-masing
dijelaskan sebagai berikut.
a. Bagi Siswa dan Guru
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa dan guru dalam
pembelajaran sastra. Bagi siswa diharapkan dapat menjadi
wawasan untuk merangsang kepekaan siswa terhadap nilai
pendidikan yang dapat diambil dalam karya sastra, sedangkan bagi
guru diharapkan dapat menambah alternatif-alternatif pembelajaran
sastra yang menarik, kreatif, dan inovatif dalam menanamkan nilai
pendidikan yang baik kepada siswa.
10
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca supaya lebih
memahami isi novel Air Mata Surga dan mengambil manfaat dari
novel tersebut. Selain itu, diharapkan pembaca semakin jeli dalam
memilih bahan bacaan (khususnya novel) dengan memilih novel-
novel yang mengandung nilai pendidikan dan dapat menggunakan
hasil penelitian ini untuk sarana pembinaan watak didik pribadi.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang
dirumuskan. Selain itu, dengan selesainya penelitian ini diharapkan
dapat menjadi motivasi bagi peneliti untuk semakin aktif menyum-
bangkan hasil karya ilmiah bagi dunia sastra dan pendidikan.
d. Bagi Peneliti yang Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun
bahan pijakan yang lain untuk melakukan penelitian yang
mendalam.
H. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi yang berjudul ”Nilai Pendidikan dalam Novel
Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di SMA.” ini terdiri dari tiga bagian yaitu: (1). Bagian awal,
(2). Bagian isi dan (3). Bagian akhir. Pada awal skripsi penulis
menyajikan, (i) Halaman persetujuan, (ii) Halaman Pengesahan, (iii)
11
Halaman Motto dan Persembahan, (iv) Halaman Kata Pengantar, (v)
Halaman Daftar Isi, dan (vii) Halaman Abstrak.
Pada bagian isi penulis menyajikan isi skripsi yang teriri dari lima
bab. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, penegasan istilah, rumusan
masalah, tujuan, batasan, dan kegunaaan dalam sistematika hasil
penelitian. Bab II berisi tinjauan pustaka dan tinjauan teoretis yang
mencangkup tentang teoro-teori yang dijadikan landasan penelitian
sebelum melaksanakan penelitian, kajian teoretis ini pada akhirnya
dijadikan pedoman dalammelakukan pembahasan data hasil penelitian.
Bab III pada bab ini berisi tentang metodoogi penelitian. Metode
penelitian ini berisi tentang subjek dan objek penelitian, sumber data,
instrumen, tekmik pengumulan data dan teknik analisis data. Bab IV bab
ini berisi penyajian dan pembahasan data. Bab ini menguraikan tentang
data penelitian yang diambil dari novel Air Mata Surga karya E. Rokajar
Assura. Mengenai nilai pendidikan yang terkandung didalam teks novel
tersebut.
Bab V merupakan bab penutup, pada bab ini peneliti menguraikan
secara singkat pada bab IV dan memberikan saran-saran yang relevan
menyatakan dengan kesimpulan tersebut. Selain itu, sebagai bahan acuna
peneliti melampirkan sinopsis novel Air mata Surga, dan daftar pustaka.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan kajian terhadap
pustaka yang ada agar diketahui pemikiran-pemikiran dan penelitian-penelitian
terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Melalui tinjauan
pustaka, peneliti dapat mengambil banyak manfaat, diantaranya memahami
wilayah-wilayah kajian dan mengerti berbagai macam temuan yang pernah
dicapai oleh peneliti sebelumnya. Penlitian tentang nilai pendidikan dalam
karya satra pernah dilakukan oleh Ratna Kartikasari (2009) dan Muhidah
(2012).
1. Ratna Kartikasari (2009)
Kartikasari (2009) telah melakukan penelitian berjudul “ Aspek
Pendidikan Novel Sang Pelopor Karya Alang-Alang Timur dan
Kemungkinan Pembelajaran di SMA”. Hasil data tersebut, Kartikasari
menyimpulkan bahwa aspek pendidikan yang ada dalam novel Sang
Pelopor meliputi nilai kerjasama, nilai persahabatan, nilai kebijaksanaan,
nilai kerendahatian, dan nilai kejujuran. Keseluruhan unsur nilai tersebut
berkaitan dan membentuk satu kesatuan cerita yang padu, semua nilai
pendidikan tersebut disampaikan tidak bersifat menggurui tetapi melalui
struktur cerita yang memiliki nilai estetis dan memiliki kesesuaian nilai
pendidikan dalam novel tersebut dengan skenario pembelajaran di SMA
13
yang terletak pada aspek nilai yang terkandung di dalamnya seperti bahasa,
psikologi dan latar belakang budaya yang terkandung di dalam novel.
Persamaan penelitian Kartikasari dengan peneliti adalah sama-sama
menggunakan pendekatan sosiologis terhadap karya sastra, serta sama-sama
memfokuskan penelitian pada aspek-aspek atau nilai-nilai pendidikan yang
ada dalam novel. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari
dengan peneliti adalah objek penelitian Kartikasari adalah novel Sang
Pelopor, karya Alang-Alang Timur, sedangkan peneliti menggunakan novel
Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura sebagai objek penelitian.
2. Muhidah (2012)
Muhidah (2012) telah melakukan penelitian berjudul “ Nilai
Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Alternatif
Pembelajaran di SMA”. Dalam penelitian tersebut, Muhidah menyimpulkan
bahwa aspek nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi
meliputi nilai religius, nilai optimisme, bekerja keras, tanggung jawab, kasih
sayang, peduli dan toleransi. Semua nilai pendidikan tersebut diperoleh dari
hubungan tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel yang disampaikan
tidak secara langsung, tetapi melalui struktur cerita yang memiliki nilai
estetis dan memiliki kesesuaian nilai pendidikan dalam novel tersebut
dengan sekenario pembelajaran di SMA.
Persamaan penelitian Muhidah dengan yang akan peneliti lakukan
adalah sama-sama menggunakan pendekatan sosiologis terhadap karya
sastra, serta sama-sama memfokuskan penelitian pada aspek-aspek atau
14
nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel. Perbedaan dari penelitian
Muhidah dengan yang akan peneliti lakukan adalah objek dari Muhidah
adalah Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Sedangkan penelitian
yang peneliti lakukan adalah menganalisis nilai pendidikan yang terkandung
dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura sebagai objek
penelitian dan rencana pelaksanaan pembelajaran di SMA.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan
peneliti laksanakan ini bukanlah penelitian yang baru, tetapi merupakan
penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu sehingga diharapkan
hasil dari penelitian ini dapat melengkapi dan mendukung penelitian sejenis
yang telah dilakukan sebelumnya.
B. Kajian Teoretis
Pada bagian ini peneliti paparkan teori mengenai : (1) hakikat novel,
(2) nilai pendidikan dalam karya sastra, (3) pemilihan bahan pembelajaran
sastra, dan (4) perencanaan pembelajaran sastra di SMA.
1. Hakikat Novel
Menurut Nurgiyantoro (2010: 9), kata novel berasal dari bahasa
Italia novella yang secara harfiah berarti, sebuah barang baru yang kecil,
dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa,
sedangkan Ginanjar (2012: 5), berpendapat bahwa novel merupkan
pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih
panjang).
15
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa novel
adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas dengan plot dan tema
yang kompleks, karakter yang banyak dan latar cerita yang beragam.
Pengarang merenungkan dan melukiskan dalam novel realitas yang dilihat
dan dirasakan dalam bentuk tertentu dengan memiliki pengaruh atau ikatan
yang dihubungkan dengan tercapainya gerak-gerik hasrat manusia.
2. Jenis-Jenis Novel
Ada beberapa jenis novel dalam sastra. Jenis novel mencerminkan
keragaman tema dan kreativitas dari sastrawan yang tak lain adalah
pengarang novel. Nurgiyantoro (2010: 16) membedakan novel menjadi
novel serius dan novel popular.
a. Novel Populer
Kayam menyebutkan kata “pop” erat diasosiasikan dengan kata
“populer”, mungkin karena novel-novel itu sengaja ditulis untuk “selera
populer” yang kemudian dikenal sebagai “bacaan populer”
(Nurgiyantoro, 2010:17). Jadilah istilah pop sebagai istilah baru dalam
dunia sastra kita.
Nurgiyantoro (2010: 17-18), menjelaskan bahwa novel populer
adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya,
khususnya pembaca dikalangan remaja. Novel jenis ini menampilkan
masalah yang aktual pada saat novel itu muncul. Pada umumnya, novel
populer bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepet ketinggalan
zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanyasekali lagi seiring
16
dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa
sesudahnya.
Dari beberapa pendapat di atas, ditarik sebuah simpulan bahwa
novel popular adalah cerita yang bisa dibilang tidak terlalu rumit. Alur
cerita yang mudah ditelusuri, gaya bahasa yang sangat mengena,
fenomena yang diangkat terkesan sangat dekat. Hal ini pulalah yang
menjadi daya tarik bagi kalangan remaja sebagai kalangan yang paling
menggemari novel populer. Novel populer juga mempunyai jalan cerita
yang menarik, mudah diikuti, dan mengikuti selera pembaca. Selera
pembaca yang dimaksudkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan
kegemaran naluriah pembaca, seperti motif-motif humor dan heroisme
sehingga pembaca merasa tertarik untuk selalu mengikuti kisah ceritanya.
b. Novel serius
Berbeda dengan novel populer, novel serius atau yang lebih
dikenal dengan sebutan novel sastra merupakan jenis karya sastra yang
dianggap pantas dibicarakan dalam sejarah sastra yang bermunculan
cenderung mengacu pada novel serius. Novel serius harus sanggup
memberikan segala sesuatu yang serba mungkin, hal itu yang disebut
makna sastra yang sastra. Novel serius yang bertujuan untuk memberikan
hiburan kepada pembaca, juga mempunyai tujuan memberikan
pengalaman yang berharga dan mengajak pembaca untuk meresapi lebih
sungguh- sungguh tentang masalah yang dikemukakan (Nurgiyantoro,
2010: 20-21).
17
Mengikuti selera pasar, novel sastra tidak bersifat mengabdi pada
pembaca. Novel sastra cenderung menampilkan tema-tema yang lebih
serius. Teks sastra sering mengemukakan sesuatu secara implisit
sehingga hal ini bisa dianggap menyibukkan pembaca. Dalam membaca
novel serius, jika ingin memahaminya dengan baik diperlukan daya
konsentrasi yang tinggi disertai dengan kemauan untuk itu. Novel jenis
ini, di samping memberikan hiburan juga terimplisit tujuan memberikan
pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak mengajak
pembaca untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-
sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan ( Nurgiyantoro,2010:
21).
Kecenderungan yang muncul pada novel serius memicu
sedikitnya pembaca yang berminat pada novel sastra ini. Meskipun
demikian, hal ini tidak menyebabkan popularitas novel serius menurun.
Justru novel ini mampu bertahan dari waktu ke waktu. Misalnya, roman
Romeo Juliet karya William Shakespeare atau karya Sutan Takdir, Armin
Pane, Sanusi Pane yang memunculkan polemik yang muncul pada
dekade 30-an yang hingga saat ini masih dianggap relevan dan belum
ketinggalan zaman.
Dari pendapat di atas, ditarik sebuah simpulan bahwa novel serius
adalah novel yang mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara
penyajian yang baru pula. Secara singkat disimpulkan bahwa unsur
kebaruan sangat diutamakan dalam novel serius. Di dalam novel serius,
18
gagasan diolah dengan cara yang khas. Hal ini penting mengingat novel
serius membutuhkan sesuatu yang baru dan memiliki ciri khas daripada
novel-novel yang telah dianggap biasa. Sebuah novel diharapkan
memberi kesan yang mendalam kepada pembacanya dengan teknik yang
khas ini.
3. Unsur-Unsur Novel
Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra memiliki unsur-unsur
yang mempengaruhi pembentukkannya. Unsur inilah yang menyebabkan
karya sastra (novel) hadir. Unsur-unsur itu adalah unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.
a. Unsur Instrinsik
Nurgiyantoro (2010: 23), mengemukakan “pengertian unsur
intrinsik sebagai unsur yang membangun karya sastra itu sendiri “. Unsur
intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung turut serta
membangun cerita. Stanton menyatakan bahwa unsur intrinsik karya
sastra terdiri atas unsur fakta cerita, tema dan sarana sastra ( Ginanjar,
2012: 9). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur intrinsik
adalah unsur yang membangun dari dalam seperti tema, alur, latar, tokoh
penokohan dan amanat.
1. Tema
Menurut Nurgiantoro (2010: 25), tema merupakan suatu hal
yang menjadi dasar cerita. Pada dasarnya puncak dalam mempelajari
novel sebenarnya menemukan kesimpulan dari seluruh analisis fakta-
19
fakta dalam cerita yang telah dicerna. Fakta-fakta yang ada dalam
cerita berperan sebagai model-model universal yang dihadapi oleh
manusia. Sependapat dengan Waluyo tema merupakan masalah hakiki
manusia yang berasal dari rasa kejiwaan manusia secara pribadi
maupun sebagai manifestasi interaksi dengan manusia lain (Ginanjar
2012: 10). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan tema
adalah pokok pikiran, ide cerita, dan apa yang mendasari suatu cerita
yang terdapat dalam suatu karya sastra.
2. Alur
Aminudin (2011: 83), mendefinisikan alur adalah rangkaian
cerita yang dibetuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
cerita. Berbeda dengan Ginanjar (2012: 13), alur adalah urutan
peristiwa pembentuk cerita yang menunjukkan adanya hubungan
kausalitas. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
alur merupakan rangkaian atau rentetan peristiwa yang bermula dari
pelukisan sampai pada pemecahan persoalan.
3. Latar
Menurut Ginanjar (2012: 17), latar mengarah pada pengertian
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Senada
dengan Abrams menyatakan latar merupakan lingkungan atau tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Nurgiyantoro,2010:
20
216). Berdasarkan pendapat tersebut, latar adalah segala tempat
tertentu yang terjadi di dalam cerita pada suatu karya sastra.
4. Tokoh penokohan
Menurut Aminudin (2010: 79), tokoh adalah pelaku yang
menggambarkan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu
mampu menjalin suatu cerita. Menurut Abram tokoh merupakan
orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama
(Nurgiyantoro, 2010: 165), sependapat dengan Waluyo penokohan
merupakan cara pandang pengarang dalam menampilkan tokoh-
tokohnya (Ginanjar, 2012: 15). Atau seperti dikatakan Jones
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2010: 65). Jadi
tokoh dan penokohan merupakan tokoh-tokoh tertentu dengan watak
tertentu dalam cerita.
5. Amanat
Nurgiyantoro (2010: 324) menyatakan bahwa dalam sebuah
karya fiksi, khususnya novel yang relatif panjang sering terdapat
lebih dari satu pesan moral yang berbeda. Jenis atau wujud pesan
moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada
keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan.
Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa amanat adalah
21
pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca (dalam hal ini
novel).
4. Nilai Pendidikan dalam Karya Sastra
Nilai adalah ide atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang
dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang dalam kehidupan
(Sauri, tth.: 1). Sementara itu pendidikan merupakan usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan (Hasbullah, 2005: 1). Dari kedua pengertian tersebut, dapat
dipahami frasa nilai pendidikan memiliki makna suatu konsep abstrak yang
bersifat penting bagi kehidupan manusia yang dapat dijadikan untuk
menumbuhkembangkan potensinya, baik potensi jasmani, maupun rohani.
Nilai-nilai pendidikan merupakan salah satu manfaat yang dapat
dipetik dari membaca karya sastra. Nilai-nilai tersebut sangat berkaitan
dengan persoalan hidup dan kehidupan yang dialami oleh para tokoh dalam
karya sastra tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2010: 323), secara umum,
persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dibedakan ke dalam
persoalan: (a) hubungan manusia dengan diri sendiri, (b) hubungan manusia
dengan manusia lain termasuk dengan lingkungan, dan (c) hubungan
manusia dengan Tuhan. Agar lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Sumber, Jenis, dan Indikator Nilai Pendidikan dalam Karya Sastra
No. Sumber Nilai Jenis Nilai Indikator Nilai
1 Hubungan tokoh dengan diri sendiri
Nilai moral /nilai kepribadian
Adil, jujur, rendah hati, optimis, pantang
22
menyerah, pekerja keras, dll
2 Hubungan tokoh dengan tokoh lain atau alam sekitarnya
Nilai sosial dan nilai budaya
Tasamuh (toleransi), ta’awun (tolong-menolong), dll.
3 Hubungan tokoh dengan Tuhan
Nilai religius/agama Rajin beribadah, beriman, tawakkal, dll.
5. Pemilihan Bahan Pembelajaran Sastra
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar tediri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa. Masalah
bahan ajar merupakan masalah yang sering dihadapi guru ketika memeilih
atau menentukan materi, karena dalam kurikulum (silabus) hanya dituliskan
secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Dalam kurikulum
pembelajaran prosa fiksi (novel) termasuk standar kompetensi yang harus
diajarkan oleh guru dalam materi pembelajaran sastra.
Hal ini menunjukkan bahwa materi prosa fiksi (novel) merupakan
materi yang dapat mnunjang tujuan dalam pembelajaran sastra di sekolah.
Pada dasarnya dalam memilih bahan pembelajaran, penentuan jenis dan
kandungan materi sepenuhnya terletak ditangan guru. Namun demikian, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai dasar pegangan untuk memilih
objek bahan pelajaran yang berkaitan dengan pembinaan apresiasi siswa.
Tujuan pembelajaran sastra pada tiap-tiap sekolah pada dasarnya sama, hanya
saja ada perbedaan tekanan berkaitan dengan jenis dan tingkat sekolah, yaitu
23
menumbuhkan keterampilan berbahasa, kepekaan sosial, kesadaran sosial,
mengembangkan daya imajinasi dan lain-lain.
6. Perencanaan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI
Pembelajaran sastra di SMA harus disesuaikan dengan tingkat
kebahasaan siswa. Dalam pembelajaran sastra, novel dijadikan sebagai sarana
pendukung untuk memperkaya bacaan pada siswa serta dijadikan bahan
pembelajaran oleh guru sastra.Selain itu, yang terpenting bahwa novel-novel
tersebut mengandung banyak pengalaman yang bernilai pendidikan yang
positif. Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra adalah
cukup mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat
kemampuanya masing-masing secara perorangan. Banyak aspek pendidikan
yang dapat diperoleh melalui pembelajaran sastra, misalkan aspek pendidikan
moral, keagamaan, kecakapan, keindahan, kebebasan dan lain-lain. Dalam
pembelajaran sastra yang baik akan banyak bermanfaat bagi pendidikan.
Dengan demikian pembelajaran sastra bukan sekedar formalitas tetapi
menekankan ke arah yang sinergis untuk memperoleh inti dari sebuah karya
sastra (Endraswara, 2013:191).
Pembelajaran sastra tidak terlepas dari adanya komponen-komponen
pembelajaran karena pembelajaran merupakan kesatuan dari komponen-
komponen tersebut dan saling mendukung satu sama lain. Komponen-
komponen dalam pembelajaran sastra meliputi standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, bahan atau materi ajar,metode pembelajaran,
alokasi waktu dan evaluasi yang dijelaskan sebagai berikut :
24
a. Standar Kompetensi
Sukirno (2009: 104), berpendapat bahwa setandar kompetensi
adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki oleh pesertta didik
mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran tertentu. Standar
kompetensi yang menjadi acuan perancangan pemebelajaran bagi siswa
SMA kelas XI pada penelitian ini adalah: memahami berbagai hikayat,
novel indonesia / novel terjemahan (BSNP, 2006B: 267).
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemempuan hasil belajar yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran materi
pokok mata pelajaran tertentu yang berguna untuk meningkatkan target
kompetensi yang harus dicapai siswa. (Sukirno, 2009: 104), standar
kompetensi yang telah disampaikan dan dirumuskan dalam kompetensi
dasar: menganalisis Unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel indonesia/
terjemahan (BSNP, 2006B: 267)
c. Indikator
Setelah kompetensi dasar diketahui, guru merumuskan indikator
pencapain. Kopetensi dasar menyatakan tingkah laku yang harus
diperlihatkan oleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Indikator
merupakan sub-tujuan pembelajaran (rincian dari Kompetensi dasar) yang
sangat penting untuk mencapai kompetensi dasar. Menurut (Trianto, 2012:
204) indikator merupakan cermin dari pencapaian KD, yang seharusnya
dikuasi peserta didik setelah mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran.
25
d. Bahan / Materi ajar
Menurut (Trianto, 2012: 209), bahan atau materi ajar merupakan
hasil analisis tujuan, yang dinyatakan dengan konsep dan analisis tugas.
Khusus dalam pembelajaran sastra, bahan ajar yang paling utama aadalah
karya sastra serta teori dan kritik untik keperluan apresiasi, dan sejarah
sastra untuk menambah wawasan mengenai perkembangan karya sastra.
teori, kriti, dan sejarah tersebut dapat diambil dari buku-buku sastra, buku
paket, lembar kerja siswa (LKS), dan sumber lainya.
e. Metode Pembelajaran
Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) guru harus memilih
metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kebutuhan dan materi
pembelajaran sastra, metode pembelajaran yang diterapkan guru adalah
metode pembelajaran kuantum dengan langkah tandur yaitu tumbuhkan,
alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan (Sukirno, 2010: 22).
(a) Tumbuhkan
Tumbuhkan yaitu menumbuhkan pemahaman dan minat siswa dan
kegemaran menulis novel dengan memberikan wawasan tentang
wacana yang akan ditulis, mensugesti siswa dengan cara menjelaskan
tujuan belajar menulis novel dan manfaatnya bagi kehidupan siswanya
(b) Alami
Alami yaitu siswa mengalami secara langsung sesuai dengan
kegemaran siswa masing-masing seperti menyimak rekaman atau
26
membaca contoh-contoh teks novel untuk diidentifikasi unsur-unsur
pembangunnya.
(c) Namai
Namai yaitu membicarakan hasil identifikasi nilai-nilai pendidikan
dalam novel dan unsur-unsur pembangun dalam diskusi kelompok.
(d) Demonstrasi
Demonstrasi yaitu siswa praktik menulis nilai-nilai pendidikan pada
novel seperti yang diinginkan dalam kompetensi dasar mulai dalam
tahap pemunculan ide, penyusunan ide menjadi kerangka tulisan, dan
mengembangkan kerangka tulisan menjadi tulisan jadi. Hasil draf
kasar itu didiskusikan dengan teman kelompok untuk mendapatkan
masukan.
(e) Ulangi
Ulangi yaitu memperbaiki kembali tulisannya berdasarkan saran dari
teman dan guru sehingga hasil karyanya menjadi semakin sempurna.
(f) Rayakan
Rayakan yaitu aktivitas siswa dan guru untuk menilai atau memberi
pengakuan hasil kerja siswa melalui lomba atau publikasi karyanya.
Dalam interaksi belajar mengajar terhadap berbagai macam penyajian.
Agar proses belajar mengajar berjalan lebih baik, efektif dan efisien.
Dalam perkembangan selanjutnya, para ahli terus mengadakan penelitian
dan eksperimen agar dapat menemukan teknik yang paling efektif untuk
27
pelajaran tertentu. Dalam penyampainya teknik yang di gunakan antara lain
sebagai berikut.
1) Teknik Ceramah
Menurut (Sukirno, 2010: 22), teknik ceramah dilakukan untuk
mengadakan penuturan secara lisan dalam menyampaikan ide-ide
informasi kepada siswa. Siswa mendengarkan dan mencari hal-hal yang
perlu. Metode ceramah dapat menantang imajinasi siswa,
membangkitkan rasa ingin tahu, mengembangkat semangat mencari dan
merangsang kreativitas. Namun dengan metode ceramah juga
cenderung membuat siswa menjadi pasif, pengukuran klasikal yang
ditentukan oleh pengajar kurang cocok dengan pembentukan
ketrampilan dan sikap.
2) Teknik Diskusi
Menurut (Sukirno, 2010: 22), kelebihan Teknik diskusi adalah
dapat memberikan kebebasan peran guru dalam kelas, misalnya sebagai
pencatat atau dapat sebagai pemimpin dsikusi, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif secara langsung terlibat dalam proses
belajar mengajar, dan adanya hubungan yang komunikatif antara guru
dan siswa. Adapun kelemahan pembelajaran melalui diskusi adalah
tidak dapat menjamin penyelesaian yang berhasil, hasilnya tidak dapat
diramalkan, dan memerlukan ketrampilan diskusi.
3) Teknik Tanya Jawab
Menurut (Sukirno, 2010: 22), kelebihan teknik tanya jawab adalah
28
dapat membuat semangat dalam belajar mengajar, dan mengurangi
kekeliruan dalam memandang suatu konsep. Adapun kelemahan
strategi ini adalah kurang adanya respon dari siswa jika hanya tanya
jawab dilakukan atau didominasi beberapa siswa saja.
f. Alokasi Waktu
Menurut (Trianto, 2012: 209), alokasi waktu adalah perkiraan berapa
lama waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mempelajari materi
pembelajaran. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat diatur
sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi dalam pembelajaran sasrta,
pembelajaran novel jelas membutuhkan waktu relatif lebih banyak dari pada
pembelajaran puisi dan cerpen. Hal ini berkaitan dengan novelyang
merupkan karya satra yang memiliki banyak kata.
g. Evluasi.
Evaluasi harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dapat berbentuk tes, penugasan atau proyek,
penilaian kognitif yaitu menilai sejauh mana seorang siswa memiliki
pengetahuan terhadap materi pembelajaran, psikomotor merupakan
penilaian yang mengukur kemampuan motorik siswa dalam mengikuti
pembelajaran ( Trianto 2012: 254). Mulyasa (dalam Trianto 2012: 254)
menyatakan tujuan dari penilaian atau evaluasi adalah untuk mengukur
seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan serta dapat dihayati dan
dipertahankan oleh siswa dikehidupan sehari-hari. Penilaian ini harus
29
dilakukan secara jujur, dan transparan agar dapat mengukur informasi yang
sebenarnya.
30
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini disajikan objek penelitian, fokus penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis
data, teknik penyajian hasil analisis data. Dalam hal ini peneliti paparkan
sebagai berikut.
A. Objek penelitian
Menurut Arikunto (2010: 38), objek penelitian sebagai suatu tujuan
dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai variasi tertentu dan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Objek penelitian ini berupa nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam
novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura. Dengan alasan nilai-nilai
dan bahasa yang digunakan dalam novel Air Mata Surga mudah dipahami.
B. Fokus Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 285), fokus dalam penelitian merupakan
keingian untuk menghasilkan hipotesis baru dari objek yang diteliti.
Penelitian ini difokuskan kepada nilai moral (diperoleh dari hubungan
tokoh dengan pribadinya), nilai sosial ( diperoleh dari hubungan tokoh
dengan masyarakat) nilai religius ( diperoleh dari hubungan tokoh dengan
31
Tuhan) dalam novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura yang peneliti
ambil dengan cara kartu data.
C. Sumber Data
Sumber data adalah asal dari mana data diperoleh (Sugiyono, 2010:
193). Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti bersumber dari
novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura. Cetakan ke IV Oktober
2013 yang diterbitkan oleh penerbit Imania Jakarta dengan tebal novel
terdiri dari 316 halaman.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, teknik pustaka, dan teknik catat. Menurut Arikunto (2010: 265),
teknik observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakuka secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Peneliti
menggunakan teknik tersebut untuk mencari, menemukan, dan menelaah
sebagai sumber tertulis, kemudian mendeskripsikan data yang sudah
diperoleh khususnya yang berhubungan dengan nilai pendidikan yang ada
di dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura. Teknik catat
digunakan peneliti untuk mencatat data-data yang ditemukan yang
berkaitan dengan nilai pendidikan.
32
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut.
1. Membaca keseluruhan novel Air Mata Surga secara kritis dan teliti.
2. Menandai teks novel yang menunjukan sikap atau perilaku tokoh yang
mengandung nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E.
Rokajat Asura.
3. Mencatat data yang ditemukan kedalam kartu data.
4. Mengelompokkan data berdasarkan kategori yang telah ditentukan,
yaitu berdasarkan jenis nilai pendidikan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakana oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekejaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik,cermat, lengkap,dan sistematis sehingga mudah untuk
diolah (Sugiyono, 2010: 305). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah peneliti sebagai instrumen utama dan dibantu oleh kartu
pencatat data, yang berfungsi untuk mencatat data-data atau kutipan yang
terdapat dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
F. Teknik analisis data
Penelitian yang penulis lakukan dalam novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan analysis atau metode analisis. Titscher (2009: 94)
33
menyatakan bahwa metode analisis isi adalah lebih mengenai sebuah
metode analisis teks tunggal. Artinya, penulis membahas dan mengkaji isi
novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura berdasarkan aspek
pendidikan, yaitu nilai pendidikan agama, nilai pendidikan moral, dan nilai
pendidikan sosial. Penjelasan tersebut berupa deskripsi konkret. Langkah-
langkah yang ditempuh dalam keseluruhan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi data penelitian.
2. Menganalisis nilai pendidikan yang difokuskan pada nilai pendidikan
agama, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial dalam setiap
kejadian dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
3. Menyusun laporan hasil analisis.
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data
adalah teknik penyajian informal. Menurut Sudaryanto (1993: 145),
Metode informal adalah metode penyajian data yang berupa kata-kata
biasa. Penulis menyajikan hasil analisis data yang berupa nilai-nilai
pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura dan
rencana pelaksanan pembelajaran di SMA.
34
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
Pada bab ini penulis uraikan tentang penyajian dan pembahasan data yang
terdiri dari unsur intrinsik, nilai pendidikan, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura di kelas XI SMA
A. Penyajian Data
Pada penyajian data ini penulis menyajikan tiga data penelitian, yaitu
unsur intrinsik, nilai-nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E.
Rokajat Asura, dan rencana pelaksanaan pembelajaran di SMA kelas XI.
Berikut ini disajikan data yang penulis ambil dari penelitian
1. Unsur Intrinsik dalam Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
Unsur intrinsik novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura terdiri
atas tema dan masalahnya, tokoh penokohan yang meliputi tokoh utama dan
tokoh tambahan, alur yang meliputi awal, tengah, akhir, latar yang meliputi
tempat, waktu, sosial, dan amanat yang merupakan pesan yang terkandung
dalam novel yang ingin diampaikan kepada pembaca. Keseluruhan unsur
intrinsik tersebut penulis dapat melalui kutipan-kutipan langsung dari objek
penelitian yang terdapat dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat
Asura. Data selengkapnya terdapat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
35
Tabel 4.1 Unsur Intrinsik Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
No Unsur-unsur intrinsik novel Penyajian data dalam halaman 1 Tema Cerita 186, 58, 59, 193 2 Tokoh penokohan
a. Tokoh Utama 20, 38, 213, 160, 154, 34, 25, 179, 160, 59
b.Tokoh Tambahan 38, 265, 160,193, 155
c. Penokohan 133, 315, 192-193, 90, 70, 191
3 Alur a. Awal 25, 70 b. Tengah 32 c. Akhir 179, 186, 59
4 Latar a. Latra Tempat 25, 32, 48, 33, 192, 199, 231,
252
b. Latar Waktu 260, 201, 192-193, 73
c. Latar Sosial 32, 32, 146,
5 Amanat 251, 255, 261, 84, 64
2. Niliai Pendidikan dalam Novel Air Mata Surga Karya E.Rokajat Asura
Nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura
terdiri atas nilai pendidikan agama yaitu hubungan manusia dengan Tuhan-
Nya, nilai pendidikan moral yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
nilai pendidikan sosial yaitu hubungan manusia dengan manusia lain
(sesama) disajikan dalam bentuk tabel. Data selengkapnya terdapat pada
Tabel 4.2 di bawah ini.
36
Tabel 4.2 Nilai pendidikan Novel Air Mata SurgaKarya E. Rokajat Asura
No Nilai-nilai Pendidikan Bentuk nilai Pendidikan
Halaman
1 Nilai pendidikan agam novel Air Mata Surga yang berhubungan dengan Tuhan-Nya
Religius 81 a. Tawakal
b. Rajin beribadah 288,293, 79 c. Berdoa dan Rasa
syukur 151
2 Nilai pendidikan moral novel Air Mata Surga yang berhubungan dengan diri sendiri
Optimisme 133-134,93,185, 250-251
Pekerja keras 33,24 Tanggung Jawab 70, 212, 134, Sabar 219, 315
3 Nilai pendidikan sosial novel Air Mata Surga yang berhubungan denagan manusia lain
Kasih Sayang 38, 193, 191, 100,153
Peduli 64, 233 Tolong menolong 18, 308
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura di Kelas XI SMA
Rencana Pelaksanaan pembelajaran novel Air Mata Surga karya
E.Rokajat Asura di kelas XI SMA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
metode pembelajaran, alokasi waktu, aspek-aspek karakter bangsa,sumber
belajar, dan penilaian disajikan pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat
Asura di Kelas XI SMA
No Komponen Deskripsi 1 Standar Kompetensi 7. Memahami berbagai hikayat
nove Indonesia / novel terjemahan
2 Kompetensi Dasar Menganalisis unsur - unsur
37
intrinsik dan ekstrinsik (nilai Pendidikan ) novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
3 Indikator a. Mampu menganalisis unsur intrinsik.
b. Mampu menganalisis unsur (nilai Pendidikan) dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
4 Tujua Pembelajaran a. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik.
b. Siswa dapat menganalisis (nilai pendidikan) melipti nilai pendidikan yang berhubungan dengan Tuhan-Nya, nilai pendidikan yang berhubungan dengan dirinya sendiri, dan nilai pendidikan yang berhubungan dengan manusia lain (sesama) dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
5 Materi Pembelajaran a. Materi Pokok Novel Air Mata Surga karya E.
Rokajat Asura. b. Sub Materi a. Unsur-unsur intrinsik.
b. nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
6 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama a. Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru mengecek kehadirn siswa.
b. Kegiatan inti 1) Eksplorasi Guru menyampaikan materi
yang sesuai dengan Kompetensi dasar pembelajaran berupa teori unsur intrinsik dan nilai pendidikan dalam novel
2) Elaborasi Masing-masing tim dalam kelompok menganalisis unsur-
38
unsur intrinsik dan nilai pendidikan dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
3) Konfirmansi Guru menjelaskan kembali materi yang sekiranya siswa belum memahami
c. Kegiatan akhir Guru melaksanakan evaluasi
7 Metode Pembelajaran Metode kuantum langkah tandur dengan teknik ceramah, teknik diskusi, dan teknik pemberian tugas.
8 Alokasi waktu 4x45 menit
9 Aspek karakter bangsa Jujur, tanggung jawab,disiplin, sabar, tolong menolong dan kretatif
10 Sumber belajar
Novel dan buku pelajaran Bahasa Indonesia, buku pelengkap, dan hasil kerja siswa.
11 Penilaian Evaluasi dengan menggunakan tes esai.
B. Pembahasan Data
Pada pembahasan data ini, penulis akan membahas tentang unsur
intrinsik yaitu tema dan masalah, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat.
Nilai pendidikan agama yaitu nilai pendidikan hubungan manusia dengan
Tuhan-Nya, nilai pendidikan moral yaitu hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, nilai pendidikan sosial yaitu hubungan manusia dengan manusia lain
(sesama).
1. Unsur Intrinsik novel Air Mata Surga Karya E.Rokajat Asura
Unsur intrinsik yang dibahas dalam penulisan novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura adalah tema dan masalah, tokoh dan penokohan, alur,
latar dan amanat.
39
a. Tema dan masalah
Masalah merupakan suatu unsur untuk membangun tema sehingga
timbul beberapa masalah yang mendukung tema. Masalah yang terdapat
pada novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura antara lain: (1)
masalah kematian, (2) masalah penyakit, dan (3) masalah kecintaan pada
Al-Qur’an.
1) Masalah kematian
Keluarga Baraah yang semula harmonis dan tentram seketika
berubah ketika ibunya sakit dan dirawat di Rumah Sakit, Baraah yang
semula hidup Bahagia bersema kedua orang tuanya seketika harus
menerima kenyataan pahit ketika Baba ( ayah Baraah ) yang hendak
menjenguk mamanya di rumah sakit harus meregang nyawa ketika
tertabrak Truk, kejadian itu disaksikan oleh baraah sendiri. Hal itu
terlihat pada kutipan di bawah ini.
Ia baru saja menerima informasi bahawa Mama Baraah sudah tidak bisa di selamatkan lagi. Setelah kepergian Baba, Baraah hari ini harus kehilangan mama. dalam sekejap ia harus menjadi yatim piatu. (Air Mata Surga:186)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa sosok Baraah gadis kecil yang
harus menjadi yatim piatu karena ditinggal kedua orang tuanya dan
kenyataan pahit harus di alami barah ketika melihat ayahnya tertabrak
truk dan secara bersamaan sosok mamah juga meninggal akibat
penyakit yang di deritanya tidak bisa di sembuhkan.
40
2) Masalah penyakit
Baraah yang awalnya hidup normal dan ceria seperti anak-anak
lainya harus menerima kenyataaan bahwa ia harus merasakan hidup
dengan kehilangan satu kakinya yang harus di amputasi akibat
penyakit kanker yang menggrogoti tubuhnya. Hat itu di jelaskan
dalam kutipan berikut.
Ami Hassan maupun istrinya tak pernah menganggap serius Baraah yang tiba-tiba jatuh tanpa sebab. Sampai suatu hari mereka mendapat kabar dari dokter yang menduga benjolan di dengkul Baraah adalah sejenis kanker (Air Mata Surga:58) Ia benar-benar menitikan air mata mengenang kejadian tersebut. Di tatapnya Baraah dengan pandangan sembab. Tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan amputasi sebagai upaya mencegah kanker menyebar ketempat lain. (Air Mata Surga:59)
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa Baraah Sameh seorang anak
yang harus menerima pahitnya hidup, setelah ia ditinggal mati kedua
orang tuanya ia harus menerima kenyataan ketika harus menjalani
hidup dengan satu kaki karena terkena penyakit kanker dan harus di
amputasi oleh dokter.
3) Masalah kecintaan pada Al-Qur’an
Sosok Baraah meskipun tidak sempurna ia memiliki semangat untuk
tetap bisa seperti anak anak yang lain ia selalu semangat untuk
membaca dan berusaha menghafal Al-Qur’an ia tidak pernah peduli
dengan kondisi fisiknya. hal itu di jelaskan dalam kutipan berikut.
41
Dorongan kuat untuk terus menghafal Al-Qur’an tak menyurutkan semangat Baraah untuk menemui Ustadzah pada sore hari, sekalipun harus berjalan dengan bantuan penyangga kaki. (Air Mata Surga:193)
Berdasarkan kutipan di atas sosok Baraah Sameh merupakan tokoh
utama yang sering memunculkan konflik dengan tokoh lain
diantaranya masalah kematian, maslah peyakit, dan masalah
kecintaan pada Al-Qur’an. Berdasarkan paparan peristiwa di atas,
dapat di simpulkan bahwa tema yang terkandung dalam novel Air
Mata Surga karya E. Rokajat Asura adalah kisah tentang Baraah,
gadis kecil yatim piatu yang berjuang melawan kanker dan semangat
hidupnya dengan kecintaanya pada hafalan kitab suci Al-Qur’an.
b. Tokoh dan penokohan
1. Tokoh
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura adalah Baraah Sameh, Wala Maha, Sameh Shawky
Hasanain, Dinia, Saleema, Syifanida, Bu Fateema, paman ( Ami Hasan),
Bibi, Hasinah, Ishaq Jabbari, Ustadzah Salma Sa’diyah, Ustadzah Hasna
Ashila, Miss Vero, Dr. Mohammed, Dr. Faraok, Nadera Jandeya, Kamilah
Nasr, papa Dinia, mama Dinia. suster, dua askar, seorang pengusaha
dermawan, seorang reporter perempuan, kepala sekolah dan guru-guru.
Tokoh-tokoh tersebut mempunyai peran yang berbeda-beda, salah satunya
sebagai tokoh utama yang ditentukan dengan melihat hubungannya dengan
tokoh lain, tokoh yang paling banyak diceritakan dan tokoh yang selalu
42
dikenai kejadian atau konflik. Sedangkan tokoh lainnya adalah tokoh
tambahan.
a. Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang di utamakan penceritaannya dalam
novel (Nurgiyantoro, 2010: 176). Tokoh utama merupakan yang paling
banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian.Tokoh utama dalam novel ini adalah Baraah Sameh. Hal ini bisa
diketahui melalui tingkat keseringan tokoh Baraah yang berhubungan
dengan tokoh lain. Selain itu, tokoh utama adalah tokoh yang paling
banyak diceritakan dan tokoh utama selalu hadir sebagai pelaku atau
yang dikenai kejadian dan konflik.
1. Tingkat keseringan tokoh utama berhubungan dengan tokoh lain
a) Baraah dengan Dinia
Baraah menjadi tokoh utama karena dilihat dari tingkat
keseringan tokoh Baraah berhubungan dengan tokoh lain. Salah satu
tokoh tersebut adalah Dinia. Baraah adalah sahabat Dinia sewaktu
masih tinggal di apartemen (Makkah Distrik Hujun). Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan berikut.
Pertemanan dengan Dinia terjadi secara tidak sengaja. Dinia tinggal dilantai 1 apartemen tempat keluarga Baraah tinggal. Lahir di Bandung, Indonesia. Suatu hari bonekanya terjatuh saat ia menimang-nimang teman fantasinya itu di pinggir jendela apartemen. Baraah menulis disecarik kertas bahwa ia kehilangan boneka. Kertas itu ia tempelkan di dinding tempat parkir apartemen. Keesokan harinya ia menemukan kertas lain di dinding yang sama. Baraah bersorak gembira dan langsung membaca tulisan yang ditempel di dinding
43
tersebut tidak lain tulisan itu adalah tulisan dari Dinia yang menemukan boneka tersebut (Air Mata Surga:20)
Dari kutipan tersebut bisa diketahui bahwa hubungan Baraah dengan
Dinia bisa dikatakan sebagai teman yang bertemu secara tidak
langsung di apartemen tempat mereka tinggal yang berawal dari
Dinia yang menemukan boneka Baraah ketika terjatuh di apartemen.
b) Baraah dengan mama (Wala Maha)
Baraah adalah seorang putri dari Wala Maha seorang anak yang
sangat menyayangi mamanya. Hal itu dapat diketahui dari kutipan
berikut.
Mama hanya ingin memastikan kalau kau benar-benar menyayangi mama. Baraah memeluk mama erat.Aku sayang mama, isaknya. Mama mengusap kepala putrinya penuh sayang. Nah, pada kesempatan saat itu, mama kembali terlelap. Ini terjadi di apartemen Hujun, Makkah (Air Mata Surga:38)
Dari kutipan tersebut dapat di lihat bahwa hubungan mereka sangat
erat yaitu antara anak dengan orang tuanya. Baraah adalah seorang
gadis yang sangat menyayangi orangtuanya (mama). Baraah selalu
patuh kepada mama dan takut bila suatu hari akan kehilangan
mamanya.
c) Baraah dengan baba (Sameh Shawky Hassanain)
Baraah adalah seorang putri dari Sameh Shawky Hassanain.
Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut:
Baba tahu bahwa Baraah sehat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi dalam sisa waktu kerjanya, baba tetap saja tidak bisa mencurahkan perhatiannya seratus
44
persen pada pekerjaan. Sesekali terbayang putrinya merasakan sakit saat terjatuh tadi. (Air Mata Surga:213)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa seorang ayah yang sangat
menyayangi putrinya. Baba adalah seorang ayah dari Baraah. Baba
selalu memberikan kasih sayangnya kepada putri satu-satunya. Baba
tidak ingin sesuatau yang buruk terjadi pada Baraah. Meski baba
sedang bekerja tetapi dalam fikirannya hanya teringat kepada putrinya.
d). Baraah dengan bibi
Baraah adalah seorang gadis yang di tinggal mati oleh ke dua
orang tuanya (yatim piatu) dan kini di asuh oleh bibinya. Hal ini
dapat dibuktikan dengan kutipan berikut:
Kedua tangan Baraah merengkuh pundak Ami Hassan. Erat, sangat erat, ia seperti tak mau kehilangan orang tua untuk kedua kalinya. Ami hassan mengusap kepala keponakannya penuh kasih. (Air Mata Surga:160)
Dari kutipan di atas dapat di lihat bahwa hubungan mereka sangat erat
yaitu hubungan antara keponakan dengan bibiya. Baraah yang di asuh
oleh bibinya dan diangakat sebagai anak. Semenjak kedua orang
tuanya Baraah meninggal bibi yang mengasuh Baraah. Baraah yang
harus di amputasi sebelah kaki kanannya karena terkena penyakit
kanker. Namun demikian, bibi selalu sabar dan tabah dalam mengasuh
dan merawat Baraah.
45
e). Baraah dengan Bu Fateema
Baraah adalah salah satu murid dari Bu Fateema. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan berikut:
Bu Fateema tersenyum bangga, matanya kembali berbinar. Ia bangga dengan anak didiknya ini. Anak sekecil ini telah memiliki motivasi intrinsik yang kuat sehhinga mampu menghadapi segala aral rintangan dalam mewujudkan keinginannya menjadi penghafal Al-Qur’an. (Air Mata Surga:154)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa hubungan mereka yaitu antara
guru dengn murid yang diajar oleh Bu Fateema. Baraah juga menjadi
salah satu murid yang cerdas dan selalu menjadi kebanggaan
gurunya.
f). Baraah dengan Ustadzah Salma Sa’diyah
Baraah adalah salah satu santri dari Ustadzah Salma Sa’diyah.
Dapat di lihat dari kutipan berikut:
Nanti sore selepas assar, ia akan menyetorkan hafalannya pada Ustadzah Salma Sa’diyah. Menurut Ustadzah Salma Sa’diyah yang terpenting dalam menghafal Al-Qur’an adalah bagaimana agar setiap hari bisa mengulang bacaan, selain memperkuat hafalannya (Air Mata Surga:34)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa hubungan mereka adalah
hubungan antara Baraah sebagai murid ngaji dan Ustadzah Salma
Sa’diyah sebagai guru atau Ustadzah. Baraah selalu berusaha
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan menyetorkannya ke Ustadzah
Salma Sa’diyah. Setiap sore selepas asar Baraah selalu rajin mengaji,
46
Baraah adalah murid yang patuh dan rajin mendengarkan cerama-
ceramah yang di berikan Ustadzah Salma Sa’diyah.
2. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak diceritakan.
Pada awal cerita tokoh utama yaitu Baraah muncul saat
kejadian keluarga Baraah yang hendak pindah tempat tinggal dari
awal itulah cerita dimulai. Kisah kehidupan Baraah yang diawali
dengan pindah tempat tinggal. Berikut adalah kutipannya:
Kehidupan baru Baraah dimulai setelah Baba–panggilan Baraah pada ayahnya memutuskan meninggalkan Distrik Sayyedah Zainab, utara Kairo menuju Makkah. Saat itu tak terlalu banyak persiapan, padahal Baraah dan keluarga hendak perjalanan menuju tempat jauh yang bernama Makkah (Air Mata Surga:25)
Dari kutipan di atas menceritakan sewaktu Baraah dan
keluarganya hendak pindah tempat tinggal. Mereka sekeluarga akan
meninggalkan kota asal yaitu Distrik Sayyedah Zainab, utara Kairo
menuju Makkah. Tokoh Baraah juga muncul saat peristiwa
terjadinya kecelakaan. Berikut adalah kutipannya:
Seorang lelaki meninggal dunia, tertabrak truk justru ketika akan menengok istrinya yang sedang sakit parah dan pada akhirnya meninggal. Satu-satunya saksi mata adalah anaknya sendiri Baraah Sameh. (Air Mata Surga:179)
Kutipan di atas menceritakan peristiwa saat terjadinya kecelakaan.
Baba yang hendak menjenguk mama yang sedang sakit parah. Dan
pada akhirnya Baraah harus kehilangan kedua orang tuanya Baba yang
terjatuh tertabrak truk dan Mama yang saat itu sedang sakit parah.
47
Hingga pada akhirnya menyusul kepergian Baba untuk selama-
lamanya.
Selain di atas tadi, tokoh Baraah juga dikenai kejadian saat
Baraah harus tinggal bersama Bibinya karena kedua orang tuanya
telah meninggal dunia dan kini Baraah diasuh oleh Paman dan
Bibinya. Dapat dilihat dari kutipan berikut:
Kedua tangan Baraah merengkuh pundak Ami Hassan. Erat. Sangat erat. Ia seperti tak mau kehilangan orangtua untuk kedua kalinya. Ami Hassan mengusap kepala keponakannya penuh kasih. (Air Mata Surga:160)
Dari kutipan di atas dapat di ceritakan bahwa setelah kedua orangtua
Baraah meninggal kini Baraah dirawat dan diasuh oleh Paman dan
Bibi. Baraah sangat menyayangi mereka, begitupun Paman dan bibi
yang sangat menyayangi dan mengasihi keponakannya.
Kejadian penting lain adalah saat Baraah harus di amputasi
karena terjadi benjolan di dengkul Baraah yang terkena penyakit
sejenis kanker. Kejadian ketika Baraah harus diamputasi dapat dilihat
dari kutipan percakapan antara Dr. Mohammed dengan Bibi.
Kutipannya sebagai berikut:
untuk memastikannya, kami minta izin untuk melakukan biopsi, “ imbuh dokter mohammed. Ami Hassan mengusapnya. Ia benar-benar menitikkan air mata menegenang kejaian tersebut. Tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan amputasi sebagai upaya mencegah kanker menyebar ke tempat lain (Air Mata Surga:59)
48
Percakapan dalam kutipan novel di atas menceritakan bahwa Dr.
Mohammed dan tim dokter memutuskan untuk melakukan amputasi
supaya mencegah kanker menyebar ke anggota tubuh lain.
b. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan merupakan tokoh yang kuarang penting
kedudukannya dalam cerita, tapi kehadirannya diperlukan untuk
mendukung tokoh utama. Kemunculan tokoh tambahan dalam
keseluruhan cerita dalam novel Air Mata Surga lebih sedikit di
bandingkan dengan tokoh utama. Tokoh tambahan yang terdapat dalam
novel Air Mata Surga adalah Mama (Wala Maha), Dinia, Bibi, Bu
Fateema, Baba (Sameh Shawky Hassanain)
1. Mama (Wala Maha)
Wala Maha adalah orang tua dari Baraah Sameh. Tokoh
tambahan Mama (Wala Maha) dapat diketahui melalui kutipan
berikut:
Baraah memeluk Mama erat. Aku sayang Mama isaknya. Mama mengusap kepala putrinya penuh sayang. Nah, pada kesempatan saat itu, Mama kembali terlelap. Ini terjadi di apartemen Hujun. (Air Mata Surga:38)
Dari kutipan tersebut di ketahui bahwa Baraah sangat menyayangi
kepada orangtuanya (Mama) Baraah sangat takut kalau suatu saat
Mama meninggalkan Baraah. Begitupula Mama yang sangat sayang
kepada putrinya.
49
2. Dinia
Dinia adalah salah satu teman Baraah di Hujun Makkah. Tokoh
tambahan Dinia dapat diketahui melalui kutipan berikut:
“huh Dinia!” seru Baraah girangnya bukan main. Ia tak pernah mengira bisa melihat wajahnya lagi. Foto Dinia disandarkan dekat tempat tidur Baraah. Berkali-kali Baraah mengusap-usap foto wajah sahabatnya suatu di Hujun itu. (Air Mata Surga:265)
Dari kutipan tersebut diketahui bahwa Baraah merupakan sosok sebagai
orang yang menyayangi sahabatnya (Dinia). Rasa sayang Baraah
kepada Dinia ssangat besar sehingga foto Dinia ia letakkan di dekat
tempat tidurnya.
3. Bibi
Bibi adalah orangtua angkat Baraah Sameh. Peran Bibi dalam
novel ini penting, karena semenjak kedua orang tua Baraah meninggal
Baraah diasuh dan dirawat oleh Paman dan Bibinya. Berikut
kutipannya
Kedua tangan Baraah merengkuh pundak Ami Hassan. Erat. Sangat erat. Ia seperti tak mau kehilangan orangtua untuk kedua kalinya. Ami Hassan mengusap kepala keponakannya penuh kasih. (Air Mata Surga:160)
Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa hubungan Baraah dengan Bibi
sangat erat, kasih sayang seorang Bibi kepada keponkannya. Semenjak
kedua orangtua Baraah meninggal Paman dan Bibilah yang mengasuh
dan merawat Baraah. Baraah sudah dianggap seperti anak kandung oleh
Paman dan Bibi.
50
4. Bu Fateema
Bu Fateema adalah salah satu guru Baraah. Tokoh tambahan Bu
Fateema dapat diketahui melalui kutipan berikut:
Padahal saat itu Baraah justru begitu saja teringat pertemuan terakhir dengan Bu Fateema. Dekapan Bu Fateema kembali terasa, sosok guru yang dikagumi Baraah itu seolah hadir dikamarnya kini. (Air Mata Surga:193)
Dari kutipan di atas menceritakan seorang guru dan muridnya, Bu
Fateema adalah guru di sekolah tempat Baraah. Hubungan Bu Fateema
dengan Baraah melebihi antara hubungan guru dengan muridnya.
Karena Bu Fateeema sangat menyayangi Baraah.
5. Baba (Sameh Shawky Hassanain)
Baba (Sameh Shawky Hassanain) adalah orangtua dari Baraah
Sameh. Tokoh tambahan Baba (Sameh Shawky Hassanain) dapat
diketahui melalui kutipan berikut:
Seperti biasanya di selasar sekolah Baba telah menunggu dan segera membawa putrinya ke halaman depan tempat kendaraanya di parkir. Kemudian pulang kerumah. (Air Mata Surga:155)
Dari kutipan tersebut diketahui bahwa Baba sangat menyayangi kepada
putrinya (Baraah Sameh) Baba selalu mengantar dan menjemput
Baraah ke sekolah salah satu bentuk kasih sayang dan perhatian kepada
purtinya dan rasa tanggung jawab seorang ayah kepada anaknya yang
selalu menjaga dan merawat putrinya.
51
2. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku.
Secara garis besar teknik penulisan tokoh dalam suatu karya atau
lengkapnya: pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal
lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh. Dapat dibedakan ke dalam
dua cara atau teknik, menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010: 194)
Dalam novel ini diuraikan penokohan tokoh utama yaitu Baraah Sameh dan
penokohan tokoh-tokoh sampingan yang ditampilkan pengarang melalui
teknik ekspositori (analitik)
1) Baraah Sameh
Tokoh Baraah merupakan tokoh sentral dalam novel ini. Tokoh
Baraah dilukiskan oleh pengarang secara analitik sebagai gadis kecil
bertubuh tinggi, kurus dan memiliki suara yang merdu. Hal itu dapat
dilihat melalui kutipan berikut:
Para juri dan undangan yang hadir di ruang aula tersebut seolah terbius oleh keindahan suaranya, semua mata terpatok pada sosok gadis kecil bertubuh tinggi, kurus yang duduk bersimpuh dibelakang meja kecil, di atas panggung. (Air Mata Surga :133)
Dari kutipan di atas, secara langsung pengarang menggambarkan fisik
tokoh Baraah Sameh. Baraah digambarkan sebagai gadis kecil bertubuh
tinggi, kurus. Selain itu Baraah juga memiliki kelebihan dengan
suaranya yang merdu. Suara indahnya Baraah dan pandai membaca Al-
qur’an ( klam illahi ) yang mampu membuat semua orang terkagum-
kagum pada saat Baraah mengikuti Musabaqah Hifzil Qur’an.
52
Selain kutipan terebut, tokoh Baraah memiliki sifat yang sabar. Berikut
adalah kutipannya:
Tim dokter sempat tercengang dengan daya tahan tubuh Baraah dan semangatnya. Anak ini memiliki kesabaran yang tak sembarang orang bisa memilikinya. Inilh salah satu faktor penting yang memberi peluang harapan hiidup lebih besar. (Air Mata Surga:315)
Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa tokoh Baraah memiliki sifat
yang sabar dalam menghadapi penyakit yang dideritanya dan
ketabahannya yang membuat harapan hidupnya dan hidupnya semakin
panjang, dan rasa semangat yang selalu memotivasi dirinya.
Selain digambarkan sebagai tokoh yang tabah dan sabar,
pengarang juga menggambarkan tokoh Baraah yang pantang menyerah.
Berikut adalah kutipannya:
Dorongan kuat untuk terus menghafal Al-qu’an tak menyurutkan semangat Baraah untuk menemui Ustadzah pada sore hari, sekalipun harus berjalan dengan bantuan penyangga kaki. (Air Mata Surga:192-193)
Dari kutipan novel di atas menunjukkan bahwa Baraah memiliki sifat
pantang menyerah. Kemauan baraah yang selalu berusaha menghafal
Al-qur’an dan ingin menemui Ustadzah Baraah tidak memperdulikan
keadaannya yang berjalanpun harus menggunakan bantuan penyangga
karena kakinya yang sudah diamputasi, namun barah tetap berusaha
menemui salah satu ustadzah.
53
2) Mama ( Wala maha )
Dalam novel ini, tokoh Wala Maha digambarkan sebagai tokoh
yang memiliki sifat sopan santun. Hal ini dibuktikan melalui kutipan
berikut:
Aku tak berhak menandatangani surat ini tanpa sepengetahuan Baba! Jelas Mama kemudian. Bu fateema mengangguk, tak bisa menyalahkan. Menurutnya, itulah bagian dari rasa hormat seorang istri kepada suaminya. (Air Mata Surga:90)
Percakapan dari kutipan novel di atas menunjukkan bahwa tokoh Wala
Maha memiliki sifat yang sopan santun yaitu dengan cara menghormati
Baba sebagai kepala keluarga yang berhak memutuskan suatu
keputusan. Wala Maha selalu meminta persetujuan kepada Baba
(suami) disetiap kegiatan keluarganya.
3) Baba ( Sameh Shawky Hassanain )
Pengarang menggambarkan tokoh Sameh secara langsung sebagai
tokoh yang memiliki sifat tanggung jawab. Hal itu dapat dilihat melalui
kutipan berikut:
Kepergiannya dari Kairo dan pilihannya untuk bekerja di Rumah Sakit Pemerintah Arab Saudi tidak lain untuk mencari kehidupan lebih baik, agar jangan sampai menelantarkan keluarganya. (Air Mata Surga:70)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Sameh (baba) memiliki sifat
yang tanggung jawab dengan keluargannya. Sebagai kepala keluarga
yang bertanggung jawab Sameh (baba) berusaha mendapatkan
kehidupan yang lebih baik agar keluarganya hidup bahagia yaitu
54
dengan cara memutuskan bekerja di Rumah Sakit Pemerintah Arab
Saudi.
4) Bu Fateema
Bu Fateema adalah salah satu guru Baraah. Pengarang
menggambarkan tokoh Bu Fateema yaitu seseorang yang memiliki sifat
penyayang. Hal itu dapat dilihat melalui kutipan berikut:
Bu Fateema mengusap-usap kepala Baraah penuh sayang. Air matanya telah lebih dahulu tumpah sebelum ia bisa berkata-kata. Beberapa pasang mata menyaksikan adegan itu. Suasana terasa hening lebih hening dari biasanya. (Air Mata Surga:191)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Bu Fateema seorang yang
memiliki sifat penyayang. Seorang guru kepada muridnya. Bu Fateema
sangat menyayangi Baraah, ia selalu menenangkan hati Baraahdengan
kasih sayangnya yang lembut dan seorang guru yang selalu
memberikan kasih sayang kepada muridnya dengan hati yang tulus.
Hingga membuat baraah merasa tenang.
c. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Alur
yang terdapat dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura adalah
alur maju. Alur maju adalah alur yang berisi peristiwa-peristiwa tersusun
secara kronologis, artinya peristiwa pertama, diikuti peristiwa kedua, dan
seterusnya. Cerita umum dimulai dari tahap hingga tahap akhir. Novel Air
Mata Surga karya E.Rokajat Asura menceritakan tokoh utama tentang
kehidupan dari dimulainya cerita sampai akhir cerita. Peristiwa yang
55
menunjukkan bahwa novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura ini
memiliki alur maju terdapat dalam penggalan kutipan berikut ini.
Saat Baraah Sameh dan keluarganya memutuskan pindah tempat tinggal
Kehidupan baru Baraah dimulai setelah Baba- panggilan Baraah pada ayahnya- memutuskan meninggalkan distrik Sayyedah Zainab, utara kairo menuju Makkah. Saat itu tak terlalu banyak persiapan, padahal Baraah dan keluarga hendak perjalanan menju tempat jauh yang bernama Makkah. (Air Mata Surga:25) Keperguan dari Kairo dan pilihanya untuk bekerja di Rumah Sakit pemerintah Arab Saudi tidak lain untuk mencari kehidupan lebih baik agar jangan sampai menelantarkan keluarga (Air Mata Surga:70)
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa keputusan Baba pindah dari Kairo
ke Makkah tidak lain adalah untuk mencari kehidupan yang lebih baik.Di
Makkah ia memulai kehidupan dan bersekolah. Berikut kutipannya.
Bagi Baraah, tinggal di DistrikHujun sungguh sangat menyenangkan. Pergi k Masjid Amir Sulthon belajar mengaji dengan Ustadzah Salma Sa’diyah maupun pergi ke sekolah di adrasah ibtida’iyah, bisa ditempuh dengan berjalan kaki. (Air Mata Surga:32)
Kutipan di atas menceritakan mengenai kehidupan Baraah Sameh sewaktu
berada di kota Makkah.Setelah Baraah menjalani kehidupan di Makkah ia
harus menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya harus meninggalkan
Baraah Sameh karena meninggal dunia. Dan kini Baraah menjadi seorang
gadis yatim piatu. Berikut kutipannya.
Seorang lelaki meninggal dunia tertabrak truk justru ketika akan menengok istrinya yang sedang sakit parah dan akhirnya meninggal, satu-satunya saksi mata adalah anaknya sendiri (Air Mata Surga:179)
56
Setelah kepergian Baba, Baraah hari nini harus kehilangan Mama. Dalam sekejap mata ia harus menjadi yatim piatu. (Air Mata Surga 186)
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa Baraah yang ditinggal oleh kedua
orang tuanya dan kini menjadi seorang gadis yatim piatu.
Setelah ditinggal kedua orang tuanya Baraah menderita penyakit kanker
dan haru kehilangan satu kakinya. Berikut kutipannya.
Tim dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan amputasi sebagai upaya mencegah kanker menyebar ke tempat lain. Baraah yang tercenung belum terlalu sadar dengan sesungguhnya apa yang terjadi. Bahkan dengan kaki yang telah diamputasi skalipun, Baraah belum menyadari sepenuhnya. (Air Mata Surga:59)
d. Latar
a) Latar tempat
Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Dalam novel ini terdapat latar
tempat yakni di Distrik Sayyedah Zainab, utara Kairo (Makkah), di
Apartemen, di Madrasah Ibtidaiyah, di Halaman Sekolah, di tempat
sholat, di Mahmudiyya Kairo, di rumah Sakit Sharm El- Sheikh, di
kamar Baraah, di Ruang operasi, di Ruang ICU.
1) Distrik Sayyedah Zainab utara Kairo (Makkah)
Latar tempat yang menunjukkaan lokasi cerita berada di Distrik
Sayyeda zainab utara Kairo (Makkah) terdapat dalam kutipan berikut:
Kehidupan baru Baraah dimulai setelah Baba panggilan Baraah kepada ayahnya memutuskan meninggalkan Distik Sayyeda Zainab, utara Kairo menuju Makkah. (Air Mata Surga:25)
57
Kutipan di atas menjelaskan saat Baraah dan keluarganya akan
bersiap-siap pindah tempat tinggal yakni dari Distrik Sayyedah Zainab
utara Kairo menuju Makkah saat itu Baraah dan keluarganya hanya
mempersiapkan semuanya dengan sederhana. Baba yang hanya
mempersiapkan perlengkapan pekerjaannya dan Barah yang hanya
mempersiapkan perlengkapan skolah.
2) Apartemen
Latar tempat dalam novel ini menjelaskan bahwa satu peristiwa terjadi
saat berada di Apartemen. Berikut kutipannya:
Keluarganya menyewa Apartemen berlantai 5 bersama keluarga dari berbagai bangsa. Di lantai paling atas tinggal pemilik apartemen bersama keluarganya. Ia orang asli makkah. (Air Mata Surga:32)
Kutipan di atas menjelaskan bahwa keluarga Baraah saat tinggal di
makkah memutuskan untuk menyewa disebuah apartemen dan disana
keluarga barah hidup bersosialisasi bersama keluarga dari berbagai
bangsa.
3) Madrasah Ibtidaiyah
Latar tempat di Madrasah Ibtidaiyah juga disebut dalam novel
ini. Berikut adalah kutipannya:
Pergi ke Masjid Amir Sulthon belajar mengaji dengan Ustadzah Salma Sa’diyah maupun pergi ke sekolah di Madrasah Ibtidaiyah bisa ditempuh dengan berjalan kaki. (Air Mata Surga:32)
Kutipan di atas menceritakan Baraah Sameh yang tinggal di Distrik
Hujun merasa sangat senang karena setiap mengaji dan bersekolah di
58
Madrasah Ibtidaiyah yang jaraknya tidak terlalu juh dari tempat
tinggal Baraah, bahkan bisa ditemouh dengan jalan kaki.
4) Halaman sekolah
Latar tempat dalam novel ini juga menjelaskan bahwa satu
peristiwa terjadi saat Baraah berada di halaman sekolah. Berikut
kutipannya:
Saat waktu istirahat tiba Baraah bergabung dengan teman-temannya. Ia berlari-lari kecil menuju ke halaman sekolah. . (Air Mata Surga:48)
Dari kutipan di atas menceritakan saat Baraah sedang berada di
sekolah ia bermain baersam dengan teman-temannya di halaman
sekolah.
5) Tempat Sholat
Berikut adalah kutipan yang menjelaskan latar tempat yang
berada ditempat sholat:
Mama sering menghabiskan waktunya dikamar ini (tempat sholat) baik pada kelima waktu sholat maupun waktu-waktu lain pada saat Baraah terlelap kamar ini menjadi tempat mama berkeluh kesah kepada Dia yang tak pernah lelah dan senantiasa menerima dengan sukacita keluh kesah siapapun. (Air Mata Surga:33)
Kutipan tersebut menceritakan bahwa mama selalu menghabiskan
waktunya di kamar (tempat sholat) baik dikala menjalankan sholat
maupun pada saat malam hari ketika Baraah sudah terlelaptidur,
ditempat sholatlah mama memohon dan berdoa kepada Allah.
59
6) Mahmudiyya Kairo
Latar tempat yang menunjukkan lokasi cerita berada di daerah
Mahmudiyya Kairo terdapat dalam kutipan berikut:
Teman-teman sewaktu di Sayyeda zainab dulu tidak otomatis bisa menjadi temannya kembali, karena Baraah sekarang tinggal bersama paman dan bibinya di daerah Mahmudiyya kairo. (Air Mata Surga:198)
Kutipan novel di atas menjelaskan bah wa Baraah harus melupakan
semua kebiasaan dengan teman-teman lamanya, karena sekarang
Baraah tinggal di Mahmudiyya bersama dengan paman dan bibinya.
Baraah harus meninggalkan semua kebiasaanya dulu dan ini harus
beradaptasi dengan kehidupan barunya dengan paman dan bibinya.
7) Kamar Baraah Sameh
Selain latar tempat di atas, novel ini juga menceritakan
kejadian yang bertempat di kamar Baraah sameh. Berikut adalah
kutipanya:
Kamar ini menjai segala kegiatan Baraah dari jendela kamar, ia bisa memandang ke titik terjauh yang mampu ia lihat tapi hal ini jarang sekali ia lakukan barah selalu merasa sepi maka ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menghafal Al-quran. (Air Mata Surga:199)
Kutipan novel di atas, menceritakan bahwa dikamarlah Baraah
melakukan semua kegiatanya Baraah selalu menghabiskan waktu
luangnya di kamar dengan membaca dan menghafal Al-quran. Karena
menurutnya dengan menghafal Al-quran ia akan merasa tenang dan
tidak kesepian.
60
8) Ruang Oprasi
Novel ini juga menceritakan kejadian yang bertempat di
sebuah ruang oprasi. Berikut adalah kutipanya:
Baraah baru saja masuk ruang oprasi tim dokter sepakat harus segera mengoprasi otak, agar sel kanker tak terus berkembang. (Air Mata Surga:231)
Cerita di atas menjelaskan bahwa Baraah yang berada di ruang oprasi,
ia harus menjalani oprasi di otak agar sel kanker yang dulu pernah ada
di dalam tubuhnya tidak berkembang lagi.
9) Ruang ICU
Latar tempat yang berada di ruang ICU juga terdapat di novel
ini. Berikut adalah kutipanya:
Keesokan harinya setelah oprasi otak berhasil di lakukan, di ruang ICU, barah kembali menunjukan ketabahanya ia terlihat penuh semangat. (Air Mata Surga:255)
Kutipan tersebut menceritakan kisah Baraah sameh yang selalu sabar
dan tabah dalam menghadapi penyakitnya, walaupun harus menjalani
oprasi baraah tetap bersemangat.
b) Latar waktu
Latar waktu dalam novel ini, terjadi pada waktu pagi, siang, dan
malam hari.
1) Pagi dan sore hari
Dalam novel ini terdapat latar waktu pagi dan sore. Peristiwa
terjadi pada pagi dan sore hari yaitu ketika Baraah melakukan
pemeriksaan kesehatan. Seperti dalam kutipan di bawah ini:
61
Setiap pagi dan sore, Baraah tetap rutin diperiksa untuk memantau hasil operasi di otaknya tersebut. Inilah yang menjadi fokus perhatian para dokter. (Air Mata Surga:260)
Kutipan di atas menunjukkan latar waktu pagi dan sore hari, ketika
Baraah Sameh harus melakukan pemeriksaan secara rutin agar
penyakit kanker yang berada di otaknya dapat dipantau oleh
doktersecara rutin.
2) Siang hari
Latar waktu yang menunjukkan sebuah peristiwa juga terjadi di
siang hari. Peristiwa itu terjadi di madrasah ibtidaiyah perempuan.
Berikut adalah latar waktu siang hari yang terdapat dalam kutipan
novel:
Siang di madrasah ibtidaiyah perempuan. Anak-anak bermain di halaman, berkelompok-kelompok sesuai dengan jenis permainan . (Air Mata Surga:201)
Kutipan di atas menunjukkan bahwa latar waktu yang disampaikan
adalah siang hari, ketika kelompok anak-anak yang sedang bermain di
madrasah ibtidaiyah perempuan.
3) Sore hari
Latar waktu sore hari juga terdapat dalam kutipan novel berikut:
Semangat Baraah untuk menemui Ustadzah pada sore hari, sekalipun harus berjalan dengan bantuan penyangga kaki . (Air Mata Surga:192-193)
Dari kutipan novel di atas diceritakan bahwa Baraah sameh yang
selalu memiliki semangat tinggi unuk menghafal Al qur’an dan
62
menemui Ustadzah setiap sore hari, Baraah tidak memperhatikan
kondisi fisiknya demi untuk hafalan Al-qur’an ke Ustadzah.
4) Malam hari
Latar waktu malam hari tertulis dalam novel saat terjadi dalam
peristiwa ketika Baraah sedang menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
Berikut adalah latar waktu yang menunjukkan malam hari dalam
novel
Biarlah kalau itu keinginannya sendiri, bukan karena kita yang memaksa jelas baba ketika berada di kamar mengomentari putrinya yang larut malam masih menghafal ayat-ayat al-qur’an . (Air Mata Surga:73)
Kutipan di atas menceritakan bahwa Baraah yang selalu menghafal
ayat-ayat suci Al-Qur’an setiap malam, semua yang dilakukan Baraah
atas kesadaran dan kemauan sendiri bukan karena paksaan dari kedua
orangtuanya.
c) Latar sosial
Dalam novel ini, lingkungan yang ada tergolong memiliki status latar
sosial kelas ekonomi menengah, latar sosial kehidupan masyarakat kelas
ekonomi menengah tersebut dapat diketahui melalui keadaan tempat
tinggal tokoh, pendidikan, dan lingkungan. Seperti kutipan pada novel
berikut:
1) Keadaan tempat tinggal
Latar sosial dalam novel ini dapat diketahui melalui keadaan
tempat tinggal masyarakatnya. Berikut adalah kutipan yang
63
memperlihatkan bahwa latar sosial yang ada termasuk golongan sosial
kelas ekonomi menengah:
Keluarga Baraah menyewa apartemen bersama keluarga dari berbagai bangsa. Di lantai paling atas tinggal pemilik apartemen bersama keluarganya, Ia orang asli Makkah. Keluarga Baraah tinggal di lantai 3 dan 4 bersama dengan keluarga asal dari mesir dan di lantai bawah disewa keluarga Dinia dari Indonesia ( Air Mata Surga:32)
Kutipan di atas menunjukkan bahwa keluarga Baraah Sameh
yang merupakan penduduk masyarakat termasuk golongan yang
memiliki latar sosial ekonomi menengah, karena keluarga Baraah
yang dulunya tinggal di Distrik Sayyedah Zainab, utara kairo
kemudian pindah ke Makkah. Keluarga Baraah waktu itu belum
memiliki tempat tinggal di Makkah melainkan menyewa disebuah
apartemen.
2) Pendidikan
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor dari seseorang bisa
dikatakan sebagai golongan kelas ekonomi tertentu. Baraah Sameh
adalah termasuk tokoh golongan kelas ekonomi menengah, karena
Baraah yang megenyam pendidikan di Madrasah Ibtida’iyah. Berikut
kutipannya:
Bagi Baraah, tinggal di Distrik Hujun sungguh sangat menyenangkan. Pergi ke Masjid Amir Sulthon belajar mengaji dengan Ustadzah Salma Ssa’diyah maupun pergi sekolah di Madrasah ibtida’iyah bisa ditempuh dengan berjalan kaki ( Air Mata Surga:32)
64
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Baraah Sameh yang mengenyam
pendidikan di Madrasah Ibtida’iyah dan selalu rutin mengaji di Masjid
Amir Sulthon.
3) Lingkungan
Lingkungan juga dapat dijadadikan sebagai acuan seseorang isa
tergolong kelas ekonomi bahwah, menengah, atau atas. Berikut
kutipannya:
Saat itu Baraah baru saja melihat sekumpulan anak-anak seusianya sedang duduk-duduk di depan sebuah toko berlantai dua, tak jauh dari tempat parkir di apartemen yang ditempatinya. ( Air Mata Surga:146)
Dari kutipan di atas dapat diketahui lingkungan tempat tinggal Baraah
Sameh berada di sebuah apartemen. Oleh karene itu, mayoritas
penduduk di wilayah tersebut tergolong penduduk ekonomi kelas
menengah.
e. Amanat
Adapun amanat yang penulis temukan di dalam novel Air Mata
Surga karya E.Rokajat Asura adalah sebagai berikut:
1) Melalui novel ini diperoleh sifat dan sikap seorang anak yang
bernama Baraah Sameh, dia menglami pahitnya hidup, namun dia
tetap menjalani hidupnya dengan tabah dan sabar.
Yang semakin menarik simpati orang adalah tentang kesabaran Baraah menghadapi musibah yang datang bertubi-tubi tersebut. (Air Mata Surga: 251)
65
Keesokan harinya setelah operasi otak berhasil dilakukan, di ruang ICU, Baraah kembali menunjukkan ketabahannya. Ia terlihat penuh semangat, sekalipun kesadarannya belum pulih sepenuhnya. (Air Mata Surga:255)
Baraah menghadapi semua itu dengan tenang tak pernah sekalipun merengek, apa lagi marah dan kesal. Sikap inilah yang membuat kagum tim dokter. ( Air Mata Surga :261)
2) Hendaknya terus bersyukur dengaan apa yang telah Allah Swt. Berikan.
Syukur adalah merasa senang dan berterima kasih atas nikmat
yang diberikan Allah Swt. Nikmat yang dikaruniakan Allah kepada
manusia sungguh banyak dan tidak dapat terhitung jumlahnya.
Baba terkesiap. Ia tak pernah lelah bersyukur memiliki istri secantik Wala Maaha. Tak hanya elok wajahnya,tapi juga cantik hatinya. Sepanjang hidupnya Mama selalu mengabdi dan hormat kepada suami. (Air Mata Surga:84)
3) Saling membantu ketika saudara kesussahan
Di antara kita terkadang terdapat masyarakat yang ditimpa
kesusahan. Tidak sedikit orang yang peduli terhadap sesama islam
sangat menekankan saling bahu membahu diantara sesama umat
islam di dalam menghadapi kesulitan
Sebagai keluarga dokter, mama dan Baba pergi berkunjung ke kota Nasr menjenguk Hasina. Mereka datang untuk memberi dukungan, juga ingin selalu mengingatkan bahwa hakikatnya penyakit adalah bentuk kasih sayang dan ujian dari allah (Air Mata Surga:64)
66
2. Nilai-nilai pendidikan Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura
Nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat
Asura terdiri dari tiga aspek yaitu nilai pendidikan agama yang
berhubungan dengan Tuhan-Nya, nilai pendidikan moral yang
berhubungan dengan diri sendiri, dan nilai pendidikan sosial yang
berhubungan dengan manusia lain (sesama). Diantara nilai-nilai
pendidikan di atas maka penulis menyajikan nilai pendidikan yang
meliputi: nilai pendidikan agama; (religius) tawakkal, rajin beribadah,
rasa syukur, nilai pendidikan moral; optimisme, pekerja keras, tanggung
jawab, sabar, dan nilai pendidikan sosial; kasih sayang, peduli, tolong-
menolong. Seperti yang penulis sajkan berikut ini.
a. Religius
Nilai religius dalam novel Novel Air Mata Surga ditunjukkan dari
pandangan hidup yang sepenuhnya mempercayai kekuasaan Tuhan Yang
Maha Esa. Kutipan di bawah ini menunjukkan bagaimana pandangan
hidup pengarang lewat tokoh-tokoh di dalam novel Air Mata Surga.
Perhatikan kutipan data di bawah ini.
Tidak mengherankan jika mama selalu lebih senang memperpanjang waktu wiridnya, jika segala urusan dan tugas rumah tangganya selesai. Kalau Baraah tidak sedang malas-malasan, mreka berdua selalu duduk berdampingan terpekur menyampaikan urusan masing-masing ke hadapan Allah Yang Maha mengabulkan. (Air Mata Surga:81)
67
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa penggambaran tokoh dalam
novel Air Mata Surga yang selalu tawakkal serta beriman kepada Allah
Swt , tokoh Mama dan Baraah selalu berdampingan dalam menjalankan
ibadah serta menyampaikan keluh kesah dan segala urusan hanya kepada
Allah Swt. Mama dan Baraah memiliki keyakinan bahwa hanya Allah
Swt lah yang maha mengabulkan. Selain sikap tawakkal, nilai religius
juga tercermin dari sikap keagamaan yang dijalani tokoh-tokoh dalam
Novel Air Mata Surga, yakni sikap Baraah yang taat dalam menjalankan
ibadah. Perhatikan kutipan di bawah ini.
Baraah tak pernah duduk melamun menghabiskan waktu. Selalu saja ada yang dikerjakan. Saat sesudah sholat dan sewaktu menunggu Mama di rumah sakit –sambil menunggu Baba, Baraah pasti membaca lembaran kertas berisi ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dipersiapkan dari rumah. (Air Mata Surga:288)
Dari kutipan di atas menggambarkan tokoh Baraah sebagai seorang
muslim yang taat dan rajin dalam beribadah. Hal itu ditunjukkan Baraah
dengan menjalankan sholat dan selalau mengisi waktu luangnya untuk
membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Dalam agama islam, memnaca Al-
Qur’an merupakan salah satu ibadah yang agung di samping memperoleh
pahala, membaca Al-Qur’an dapat memberikan rasa tenang dan damai
bagi pembacanya. Sejak kecil Baraah sudah dilatih untuk menjalankan
ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, sebagaiman ditunjukkan
kutipan berikut ini.
Selama ini mama selalu bilang “sayang, sebentar lagi akan masuk waktu subuh, bangun yuk!” (Air Mata Surga:293)
68
Kutipan di atas menggambarkan adanya hal yang selalu diajarkan
dan ditanamkan oleh orang tua (Mama) kepada putrinya (Baraah) yakni,
selalu melatih putrinya untuk menjalankan ibadah sholat lima waktu.
Dalam mengajarkan ibadah kepada putrinya tidak hanya melatih ibadah
wajibnya saja. Tetapi, juga melatih agar menjalankan sholat sunnah.
Sebagaimana ditunjukkan kutipan berikut ini.
Setelah Baraah berangkat sekolah tadi, ia sholat dhuha dan sengaja memperpanjang waktu tafakurnya. (Air Mata Surga:79)
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa sosok Baraah Sameh
juga diajarkan sholat sunnah yaitu suatu cara mendekatkan diri kepada
Allah Swt. Selain mnjalankan sholat sunnah Baraah juga khusyu’ dalam
tafakurnya. Rasa syukur dan permohonan kepada Allah Swt. dapat
ditunjukkan oleh kutipan di bawah ini.
Baba mengangkat tangan mengucap syukur sekaligus berdoa agar jangan sampai putrinya itu jatuh sakit. (Air Mata Surga:151)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang ayah yang
sangat bersyukur serta berdoa memohon untuk keselamatan putrinya.
b. Optimisme
Sikap religius tokoh-tokoh dalam novel Air Mata Surga me
lahirkan siakap optimisme yang tinggi karena mereka mempercayai
adanya kekuasaan Allah Swt. yang tanpa batas yang selalu
mengabulkan doa setiap hambanya yang beriman dan beramal secara
69
sungguh-sungguh untuk mencapai keinginan dan citi-citanya.
Perhatikan kutipan di bawah ini.
Hanya tekad yang membaja sajalah yang membuat Baraah tetap kukuh menghafal ayat-ayat Al-Qur’an ditengah terpaan badai penyakit yang menimpa mamanya. (Air Mata Surga:133-134)
Kutipan di atas menunjukkan sikap optimis Baraah Sameh yang
sangat tinggi dalam menggapai keinginannya yakni dengan sikap
patang menyerah dan tekad yang kuat dalam menghafalkan ayat-ayat
suci Al-Qur’an. Meskipun sedang mendapat ujian hidup penyakit yang
sedang menimpa mamanya. Namun, Baraah tidak pernah putus asa dan
selalu semangat dalam mencapai keinginannya agar menghafal Al-
Qur’an. Sikap optimisme Baraah Sameh dan Dinia juga ditunjukkan
oleh kutipan di bawah ini.
Baraah bercita-cita jika mereka juara, akan keliling dunia bersama-sama, mengunjungi negara-negara islam, bertemu anak-anak sebaya untuk diberi lembaran-lembaran kertas berisi hafalan Al-Qur’an. (Air Mata Surga: 93)
Optimisme yang dimiliki Baraah sameh, tokoh utama dalam
novel Air Mata surga yang sekaligus merupakan pribadi yang sangat
yakin akan keputusannya mengunjungi negara-negara islam dan
menyebarkan lembaran-lembaran kertas berisi hafalan Al-Qur’an.
Yakin dalam mengambil keputusan merupakan salah satu indikasi
optimisme. Hal ini dapat dilihat melalui teknik ekspositori E.Rokajat
Asura, yaitu mendeskripsikan pengarang secara langsung dalam
kutipan berikut:
70
Gadis kecil itu kemudian semakin bersemangat menghafal Al-Qur’an karena selalu mengingat kata-kata mamanya. Tidak mengherankan pada saat musabaqah tingkat provinsi, Baraah mendapat perhatian besar dari para juri dan pejabat dari kementrian wakaf. (Air Mata Surga:184)
Kutipan di atas menggambarkan tentang begitu besarnya
semangat yang ada pada diri Baraah sameh dalam menghafal Al-
qur’an dengan modal keyakinan dan optimisme yang kuat dan selalu
ingat pada pesan orang tuanya dan Baraah yang emiliki sikap pantang
menyerah dalam menggapai keinginannya untuk menjadi penghafal
Al-Qur’an.
Selain kutipan-kutipan di atas, berikut ini juga kutipan yang
menandandakan Baraah Sameh memiliki sikap pantang menyerah
dalam menggapai keinginannya untuk menjadi penghafal Al-Qur’an.
Berikut adalah kutipannya.
Baraah pun dengan cepat dikenal banyak orang. Bukan karena ia menjadi satu-satunya anak yang menggunakan penyangga kaki di sekolah itu, melainkan karena keinginan kuatnya untuk menghafal Al-Qur’an yang tak bisa dihalangi lagi. (Air Mata Surga :250-251)
c. Pekerja Keras
Optimisme yang dimiliki tokoh-tokoh dalam novel Air Mata
Surga yang didasarkan pada iman dan amal atau kerja keras. Hal ini
ditunjukkan oleh sikap Baraah Sameh yang merupakan sosok manusia
pekerja keras dan pantang menyerah dalam memperjuangkan cita-
citanya. Berikut adalah kutipannya.
71
Hari ini Baraah baru saja selesai menuliskan sepuluh ayat Al-Qur’an dengan susah payah di buku untuk dihafalkannya. (Air Mata Surga :33)
Kutipan di atas dapat diketahui bahwa Baraah Sameh adalah
tokoh yang memiliki sikap pekerja keras yakni betapa semangatnya
Baraah menuliskan ayat-ayat suci Al-Qur’an kemudian dihafalkannya.
Sikap pekerja keras juga dimiliki oleh Ami Hassan. Berikut
adalah kutipannya:
Setelah kaki Baraah berhasil diamputasi, Ami Hassan bekerja keras mengumpulkan seluruh informasi berkaitan dengan kehidupan keluarga kakak perempuannya-Mama Baraah –selama tinggal di Makkah. Hal ini dilakukan agar ia bisa merekatkan seluruh kenangan Baraah yang telah tercecer menjadi kepingan-keingan kecil itu. (Air Mata Surga :24)
Kutipan di atas menunnjukkan bahwa Ami Hassan seseorang
yang pekerja keras. Ia selalu berusaha keras mencari dan
mengumpulkan semua informasi-informasi mengenai kehidupan
Baraah yang dulu, semua itu ia lakukan agar bisa merekatkan seluruh
kenangan Baraah Sameh.
d. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab adalah melakukan kewajiban dan menerima
kebutuhan dengan sepenuh hati. Dalam novel Air Mata Surga karya
E.Rokajat asura, terdapat beberapa nilai tanggung jawab yang meliputi
tanggung jawab seorang ayah terhadap keluarganya dan tanggung
jawab terhadap pekerjaannya. Perhatikan kutipan di bawah ini.
Kepergiannya dar Kairo dan pilihannya untuk bekerja di rumah sakit pemerintah Arab Saudi tidak lain untuk mencari
72
kehidupan ebih baik, agar jangan sampai menelantarkan keluarga. (Air Mata Surga:70)
Kutipan di atas menunjukkan rasa tanggung jawab yang dimilki
oleh seorang ayah terhadap keluarganya. Memutuskan untuk bekerja di
rumah sakit pemerintah Arab Saudi adalah menjadi salah satu pilihan
Baba supaya bisa mndapatkan kehidupan yang lebih baik dan tanggung
jawabnya terhadap keluarga agar lebih hidup sejahtera.
Rasa tanggung jawab juga dimiliki Baba yakni, tanggung jawab
terhadap pekerjaannya. Hal itu ditunjukkan oleh kutipan berikut ini.
Baba tak pernah mengelompokkkan penyakit sebagai penyakit berat dan penyakit ringan. Apapun penyakitnya atau apapun tinakan yang diberikan, menurut Baba tetap harus dianggap serius. Ini semata agar jangan smapai terjadi kekeliruan yang bisa berakibat fatal. (Air Mata Surga:212)
Tapi Baba memilih kembali ke tempat tugasnya di rumah sakit. Itupun setelah memastikan bahwa tak ada kabar darurat dari tim dokter yang sedang menangani isterinya. (Air Mata Surga:134)
Kutipan di atas menunjukkan rasa tanggung jawab yang dimilki
Baba, bahwa dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang dokter ia
tak pernah mengelompokkan jenis-jenis penyakit. Bagi Baba semua
menjadi tanggung jawab agar tidak sampai terjadi kekeliruan terhadap
pasien yang ditangani. Selain itu, Baba juga selalu bertanggung jawab
terhadap pekerjaanya yakni, dengan mengutamakan semua tugasnya di
rumah sakit.
73
e. Sabar
Kesabaran adalah sebuah keutamaan yang menghiasi diri seorang
mukmin, di mana seseorang mampu mengatasi berbagai kesusahan dan
tetap berada dalam ketaatan kepada Allah meskipun kesusahan dan
cobaan itu begitu dahsyat. Nilai kesabaran dapat dilihat pada sikap sabar
yang dimiliki oleh Baraah Sameh dalam menghadapi cobaan penyakit
yang dideritanya. Berikut kutipannya
Baraah menjalani semua pemeriksaan itu dengan tenang. Ia memiliki kesabaran yang luar biasa untuk ukuran anak seusianya. Semua petunjuk dokter dijalani dengan baik. ( Air Mata Surga:219) Anak ini memiliki kesabaran yang tak sembarang orang bisa memilikinya. Inilah salah satu faktor penting yang memberi peluang harapan hidup lebih besaar. Kesabaran dan ketabahan menjadi energi besar yang membuat tubuhnya tetap bertahan. ( Air Mata Surg:315)
Dari kuutipan di atas menjelaskan bahwa seorang mukmin harus
senantiasa bersabar dan mengharap ridho dari Allah Swt. Kita harus
selalu memiliki sikap sabar dan tabah dalam menghadapi semua cobaan.
f. Kasih sayang
Berbuat baik terhadap sesama merupakan salah satu bentuk cinta
dan kasih sayang, saling mengasihi sesama makhluk Tuhan merupakan
perilaku yang baik. Dengan saing mengasihi, setiap individu dapat
mengerti dan membantu kesulitan yang dihadapi orang lain. Selain itu,
dengan saling mengasihi juga dapat menunjukkan rasa sayang diantara
74
sesama. Dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura terdapat
beberapa nilai kasih sayang yang meliputi kasih sayang seorang ibu
terhadap anaknya, kasih sayang bibi terhadap keponakannya, kasih
sayang guru terhadap muridnya, dan kasih sayang terhadap sahabatnya.
Perhatikan kutipan di bawah ini.
“Mama hanya ingin memastikan kalau kau benar-benar menyayangimama!” Baraah memeluk Mama erat. Aku sayang mama, isaknya. Mama mengusap kepala putrinya penuh sayang. (Air Mata Surga: 38)
Dari kutipan di atas menunjukkan cinta dan kasih sayang baik
baraah terhadap mama, maupun kasih sayang yang dicurahkan mama
terhadap putrinya. Kasih sayang seorang bibi terhadap keponakannya
juga ditunjukkan dalam kutipan berikut.
Justru bibi yang sering kali melankolis menyaksikan keponakannya itu. Ia sering berurai air matamelihat Baraah berjalan tertatih-tatih dibantu penyangga kaki, diam-diam Bibi sering ikut melek setiap malam, menemani Baraah menghafal Al-Qur’an. (Air Mata Surga:193)
Kutipan di atas menunjukkan sikap Bibi yang penuh kasih sayang
terhadap keponakannya, kasih sayang bibi kepada Baraah dilakukannya
secara tulus. Bibi selalu menemani di setiap Baraah menghafal Al-Qur’an
pada waktu malam hari. Kasih sayang yang dilakukan Bu Fateema
terhadap Baraah juga terdapat dalam kutipan berikut.
Saat itulah dekapan hangat merengkuhnya dari belakang. Baraah tak menolak, menengadah sebentar, lalu berbalik dan mendekap erat tubuh gurunya. Bu Fateema mengusap-usap
75
kepala baraah penuh sayang. Air matanya telah lebih dahulu tumpah sebelum ia bisa berkata-kata. (Air Mata Surga:191)
Dari kutipan di atas, dapat diambil nilai pendidikan dari sikap
seorang guru terhadap muridnya. Rasa kasih sayang itu ditunjukkan Bu
Fatema dengan selalu memperhatikan dan mencurahkan kasih sayangnya
kepada baraah Sameh. Nilai kasih sayang terhadap sesama juga
ditunjukkan oleh tokoh Baraah Sameh dan Dinia. Hal ini tampak pada
kutipan berikut ini.
Tubuh Dinia benar-benar menegang, napasnya terdengar ganjil tak beraturan, kedua telapak tangannya semakin basah dengan keringat dingin. Baraah melirik ke arahnya. Sambil tersenyum Baraah menggenggam kedua tangan Dinia. (Air Mata Surga:100)
“Aku selalu baerdoa untukmu, Baraah!” Dinia ikut bicara. Keduanya saling menggandeng tangan.. (Air Mata Surga:135)
Kutipan di atas menunjukkan sikap kasih sayang terhadap sahabat.
Baraah yang selalu memberi rasa kasih sayangnya kepada Dinia,
perhatian dan memberikan rasa tenang dengan menggenggam kedua
tangan Dinia dan kasih sayang kepada sahabatnya ngan saling
mendoakan.
76
g. Peduli
Nilai kasih sayang terhadap sesama memunculkan sikap yang peduli
terhadap kondisi di sekitarnya. Kepedulian terhadap sesama ditunjukkan
oleh tokoh-tokoh dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura.
Perhatikan kutipan data di bawah ini.
Mama dan Baba pergi berkunjung ke kota Nasr, menemui Hasina. Mereka datang untuk memberi dukungan, juga ingin selalu mengingatkan bahwa hakikatnya penyakit adalah bentuk kasih sayang dan ujian dari Allah. (Air Mata Surga:64)
Kutipan di atas menjelaskan bahwa sikap peduli terhadap kondisi
disekitarnya, kepedulian yang dilakukan Mama dan Baba dengan menemui
( menjenguk ) Hasina yang sedang tertimpa penyakit dan kepeduliannya
memberi dukungan serta mendoakan Hasina. Berikut merupakan kutipan
yang menjelaskan rasa peduli terhadap sesama:
Tiba-tiba Papa melihat pria tinggi besar bertubuh tambun yang tuun di tangga berjalan. Lelaki itu terlihat kesulitan dengan barang bawaan yang berkantong-kantong. Entah apa isinya. Papa baru saja hendak menolongnya ketika ada sesorang menepuk bahu,” jelas Papa. (Air Mata Surga:233)
Kutipan di atas menunjukkan sikap papa yang peduli terhadap
kondisi disekitarnya dengan membantu orang lain yang sedang kesulitan
membawa barang bawaannya. Dengan ikhlas Papa membantu pria tinggi
besar bertubuh tambun tersebut.
77
h. Tolong-menolong
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian.
Melainkan memerlukan bantuan orang lain dalam berbagai hal seperti
kerjasama, saling membantu dan tolong-menolong. Seperti yang terdapat
dalam novel Air Mata Surga yang menunjukkan sikap tolong-menolong.
Berikut kutipannya
Anak yang jongkok di bawah pohon tiba-tiba terjengkang. Baraah terkesiap kedua tangannya bertumpu pada tangan-tangan kursi roda, ingin berlari menolong anak yang terjengkang itu. (Air Mata Surga:18) Seorang petugas sigap menolong, membawa Dinia ke ruang klinik sekolah. Suasana berubah menjadi gaduh, seperti ratusan tawon yang keluar dari sarangannya ( Air Mata Surga:308)
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa kita hidup bersosial selalu
membutuhkan pertolongan dari orang lain. Sikap suka menolong yang
dilakukan Baraah Sameh dan petugas terhadap sesama dalam membantu
orang lain.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Air Mata Surga Karya E. Rokajat Asura
Seorang guru harus mengenalkan karya sastra dan menerapkan teori-
teori tersebut untuk mengapresiasi karya sastra. Dengan mengapresiasi karya
sastra dapat melatih siswa mempertajam perasaan. penalaran, daya imajinasi
serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, agama, dan lingkungan hidup.
Pengalaman siswa dalam mengkaji dan mengapresiasi karya sastra akan
berdampak positif dan berpengaruh terhadap pendidikan dan nalar siswa.
78
Misalnya nilai-nilai positif dalam karya sastra seperti yang dicontohkan
dalam novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura seperti anak-anak yang
di ajarkan berprilaku baik oleh orang tuanya.
Pada proses belajar mengajar, selain siswa yang dituntut untuk aktif
dan kreatif, guru pun dituntut demikian. Peran guru memberikan andil yang
cukup besar dalam keberhasilan pengajaran. Untuk itu, guru dituntut agar
mampu mendesain pembelajaran yang akan dilaksanakan supaya lebih
bersifat aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Pembelajaran yang
bersifat aktif maksudnya adalah pembelajaran yang mampu meningkatkan
siswa dalam proses belajar mengajar, kreatif maksudnya adalah pembelajaran
yang mampu menumbuhkan daya cipta, inovatif maksudnya adalah
pembelajaran yang bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru, sedangkan
menyenangkan adalah bagaimana pembelajaran itu membuat anak senang
untuk mempelajarinya.
Bahan pembelajaran sastra yang guru ajarkan harus memperhatikan
latar belakang siswa. seorang siswa akan tertarik dengan karya satra yang
mengena kehidupan siswa, baik tokoh, alur, latar, atau pun yang lainya.
Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura tepat diajarkan pada siswa
SMA karena secara psilologis siswa mampu meneladani nilai-nilai pendidkan
dalam novel yang ceritanya berlatar pendidikan. Rencana pembelajaran
novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura di SMA kelas XI di awali
dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai berikut
ini.
79
a. Standar Kompetensi
Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra ini adalah memahami
novel Indonesia yang berjudul Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
b. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar yang dikembangkan dari standar kompetensi dalam
pembelajaran sastra khususnya novel Air Mata Surga karya E. Rokajat
Asura adalah menganalisis nilai-nilai pendidikan novel Indonesia.
c. Indikator
Indikator yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran nilai-nilai
pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura adalah siswa
mampu menganalisis.
1) Nilai-nilai pendidikan agam novel Air Mata Surga yang berhubungan
dengan Tuhan-Nya.
2) Nilai-nilai pendidikan moral novel Air Mata Surga yang berhubungan
dengan diri sendiri
3) Nilai-nilai pendidikan sosial novel Air Mata Surga yang berhubungan
dengan manusia lain.
d. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan
pembelajaran nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E.
Rokajat Asura adalah siswa dapat menganalisis.
1) Nilai-nilai pendidikan agama novel Air Mata Surgayang berhubungan
dengan Tuhan-Nya seperti tawakkal, rajin beribadah, rasa syukur
80
2) Nilai-nilai pendidikan moral novel Air Mata Surga yang berhubungan
dengan diri sendiri seperti kejujuran, tanggung jawab, sabar, dan
optimisme.
3) Nilai-nilai pendidikan sosial novel Air Mata Surgayang berhubungan
dengan manusia lain seperti kasih sayang, peduli, tolong-menolong
e. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran
nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
adalah sebagai berikut: (1) Materi pokok dalam pembelajaran ini adalah
novel Air Mata Surgakarya E. Rokajat Asura.(2) Sub materi dalam
pembahasan ini adalah sebagai berikut; (a) nilai-nilai pendidikan agama
novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan
Tuhan-Nya, (b) nilai-nilai pendidikan moral novel Air Mata Surga karya
E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan diri sendiri (c) nilai-nilai
pendidikan sosial novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura yang
berhubungan dengan manusia lain.
f. Kegiatan pembelajaran
Sebelum memasuki proses pembelajaran novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura ini, terlebih dahulu guru menugaskan siswa untuk
membaca novel tersebut dirumah secara berkelompok pada pertemuan
sebelumnya. Secara umum, langkah pembelajaran terbagi menjadi tiga
tahap kegiatan, yakni: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Berikut ini diuraikan ketiga tahap pembelajaran tersebut.
81
Pertemuan pertama
1) Kegiatan awal
Pada tahap awal kegiatan yang akan ditempuh dalam proses
pembelajaran ini guru memberikan salam pembuka berdoa terlebih
dahulu. Siswa menjawab salam guru dan ikut berdoa sebelum proses
belajar mengajar berlangsung. Guru tidak lupa mengecek kehadiran
siswa dan kesiapan kelas untuk mengikuti suatu pembelajaran. Guru
juga menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
2) Kegiatan inti
a) Tumbuhkan
Pada tahap ini siswa ditumbuhkan minat dan pemahaman
tentang menulis unsur-unsur intrinsik khususnya nilai pendidikan
terlebih dahulu. Guru memberi apresiasi dengan menanyai siswa
seberapa jauh pengetahuan dan ingatan mereka tentang menulis
unsur-unsur intrinsik novel. Pada awal apresiasi ini guru
menjelaskan tentang menulis unsur-unsur intrinsik novel khususnya
nilai pendidikan yang menyangkut hubungan manusia dengan
Tuhan-Nya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan
hubungan manusia dengan manusia lain, dengan menggunakan
media power point.
82
b) Alami
Pada tahap ini guru memberikan contoh ringkasan novel
kepada siswa. semua siswa diajak untuk ikut aktif dalam
pembelajaran ini. Guru memberikan lembar contoh ringkasan
novel. Sebelum siswa mempraktikan membaca atau menyimak dan
mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan, guru memberikan contoh
cara menganalisis nilai-nilai pendidikan kepada siswa secara
bersama-sama. Semua siswa dilatih mengidentifikasi nialai-nilai
pendidikan yang telah dibagikan oleh guru secara bersama-sama,
sehingga siswa memahami dan paham bagaimana cara
mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan secara benar.
c) Namai
Pada tahap ini dibentuk lima kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa, setiap kelompok diajak untuk
mendiskusikan dan mengidentifikasi unsur-unsur inttrinsik
khususnya nilai pendidikan tersebut. Setiap kelompok harus
mengidentifikasi bagian nilai-nilai pendidikan. Setelah semua
siswa mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan secara paham, guru
menunjuk salah satu dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil
identifikasi nilai-nilai pendidikan yang telah guru berikan kepada
siswa. hal ini digunakan guru untuk mengukur seberapa jauh
pemahaman siswa terhadap menulis dan mengidentifikasi nilai-
nilai pendidikan.
83
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan penutup pertemuan pertama dalam proses
pembelajaran guru bersama siswa memebuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah selesai menyimpulkan
guru dengan siswa berdoa menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan kedua
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal pertemuan kedua yang akan ditempuh
dalam proses pembelajaran ini guru memberikan salam pembuka dan
mengajak siswa untuk bersama-sama berdoa. Guru juga tak lupa
mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Guru mengulas dan menanyakan materi
sebelumnya untuk mengetahui apakah siswa masih mengingatnya.
Jika siswa masih mengingat materi sebelumnya maka akan
dilanjutkan tahap berikutnya.
2) Kegiatan inti
a) Demonstrasikan
Pada tahap ini siswa diajak untuk mendemonstrasikan
menulis nilai-nilai pendidikan pada novel yang berjudul Air Mata
Surga karya E. Rokajat Asura. Tetapi sebelumnya guru menyuruh
siswa membaca novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura di
rumah masing-masing. Setelah siswa menulis nilai-nilai
pendidikan, siswa diajak untuk mendiskusikan dengan anggota
84
kelompoknya dengan cara mengoreksi kesalahan-kesalahan isi dan
tata tulisnya. Dengan memperhatikan aspek pendidikan Tandailah
bagian-bagian yang belum tepat terhadap hasil pekerjaan tersebut.
Kemudian diskusikan kesalahan-kesalahan itu untuk mendapatkan
kepastian kebenarannya berdasarkan rambu-rambu dan kaidah
penulisan unsur-unsur intrtrinsik khususnya nilai pendidikan yang
baik dan benar.
b) Ulangi
Pada tahap ini siswa membaca dan mencermati saran-saran
teman anggota kelompok sebagai dasar perbaikan hasil
pekerjaanya. Siswa memperbaiki bagian-bagian yang disarankan
sehingga diperoleh nilai-nilai pendidikan pada novel Air Mata
Surga karya E. Rokajat Asura yang lebih baik dari sebelumnya.
Kemudian siswa menyerahkan kepada guru. pekerjaan dalam
kelompok tersebut dijadikan satu pekerjaan pada tiap-tiap
kelompok.
c) Rayakan
Pada tahap ini perwakilan setiap kelompok membacakan
hasil diskusinya didepan kelas. Setiap siswa menguji kemampuan
mereka dalam menganalisis nilai-nilai pendidikan novel Air Mata
Surga karya E. Rokajat Asura dalam kelompok tersebut. Dalam hal
ini siswa memberikan penilaian terhadap siswa yang lainnya pada
perwakialan tiap-tiap kelompoknya. Guru memberikan penilaian
85
dan komentar terhadap apresiasi siswa tersebut. Guru memberikan
hadiah kepada siswa yang hasil pekerjaanya mendapat nilai paling
baik.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir pertemuan kedua dalam proses
pembelajaran ini guru membahas sekilas salah satu pekerjaan
ulangan harian siswa agar siswa dapat belajar lebih giat lagi. Guru
juga memberikan pengantar materi kompetensi selanjutnya. Setelah
guru selesai menyampaikan semuanya, guru menunjuk salah satu
siswa untuk memimpin berdoa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran ini.
g. Metode pembelajaran
Kuantum atau belajar kuantum dapat diartikan sebagai kiat-kiat,
petunjuk, metode dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu untuk
mempercepat dan mengoptimalkan hasil belajar siswa melalui berbagai
ketrampilan berbahasa, seperti menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis. Menggunakan media yang tepat dan memberi keleluasaan siswa
menggunakan gaya belajar serta menggunakan gaya belajar serta
melakukan kegiatan menulis secara berulang-ulang sebagai proses belajar
yang menyenangkan (Sukirno, 2010: 16). Metode pembelajaran yang
digunakan dalam proses belajar mengajar sastra, guru menggunakan
metode kuantum langkah tandur dengan teknik ceramah, teknik diskusi,
dan teknik pemberian tugas.
86
Tabel 4.4 Penerapan Metode Kuantum dengan Langkah Tandur
Penerapan
Pembelajaran Ativitas
Tumbuhkan 1) Guru menumbuhkan minat dan pemahaman siswa tentang menulis unsur-unsur intrinsik khususnya nilai-nilai pendidikan novel.
2) Guru memberi apresiasi dan menjelaskan tentang novel kepada siswa.
Alami
1) Siswa dibacakan contoh ringkasan novel oleh guru.
2) Siswa diberikan contoh cara mengidentifikasi unsur pembangun karya fiksi oleh guru.
Namai 1) Siswa membentuk lima kelompok terdiri atas 4-5 siswa untuk mendiskusikan dan mengidentifi-kasi nilai-niali pendidikan ringkasan novel tersebut.
2) Guru memberikan lembaran tugas kelompok mengidentifikasi nilai-nilai-nilai pendidikan
3) Siswa disuruh guru untuk membaca hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.
Demontrasi 1) Siswa di suruh guru menulis nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
2) siswa menyuruh guru mendiskusi-kan nilai-nilai pendidikan novel dengan anggota kelompoknya.
3) Siswa menandai bagian-bagian yang salah.
Ulangi 1) Siswa membaca dan mencemati saran-saran teman kelompok untuk memperbaiki tugasnya.
2) Siswa menyerahkan lembar kerjanya kepada guru.
Rayakan 1) Guru mengoreksi, menilai, dan memberikan komentar terhadap pekerjaan siswa.
2) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang hasil pekerja
87
h. Waktu pembelajaran
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran novel Air Mata
Surga karya dengan metode kuantum adalah dua kali pertemuan (2x45
menit) x 2 pertemuan = 180 menit.
i. Aspek-aspek karakter bangsa
Aspek-aspek karakter bangsa yang akan ditanamkan kepada peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran nilai-nilai pendidikan novel Air Mata
Surga karya E. Rokajat Asura adalah tanggung jawab, optimisme, religius,
ingin tahu, sabar, tolong menolong, dan peduli.
j. Sumber belajar
Sumber belajar dalam pembelajran apresasi sastra khususnya novel Air
Mata Surga karya E. Rokajat Asura dan buku-buku lain sebagai penunjang
keberasilan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) buku pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan (buku paket dan
LKS Bahasa Indonesia)
2) buku pelengkap lainnya seperti buku sastra (novel)
3) hasil kerja siswa.
k. Media pembelajaran
Guru disarankan menggunakan LCD sebagai alat bantu untuk
menjelaskan materi dengan power point. Media alternatif yang dapat
digunakan adalah foto copy mengenai nilai-nilai pendidikan dalam karya
sastra yang di dalamnya juga memuat langkah-langkah analisis.
88
l. Penilaian (evaluasi)
Penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran sastra dapat
dilakukan sebagai berikut ini.
1. Teknik penilaian : tes
2. Bentuk tes : tes esai
Soal
No Aspek yang dinilai skor
1.
2.
Buatlah sinopsis novel Air Mata Surga karya E. Rokajat
Asura!
Sebutkan nilai-nilai pendidikan agama novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan Tuhan-Nya
25
25
3. Sebutkan nilai-nilai pendidikan moral novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan diri sendiri!
25
4. Sebutkan aspek-aspek pendidikan sosial novel Air Mata
Surgakarya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan
manusia lain!
25
Keterangan
Kriteria skor
Skor tiap nomor : 25
Jumlah total : 100
Criteria ketuntansan minimal : 75
89
3 Kunci Jawaban
a. Sinopsis novel Air Mata Surgakarya E. Rokajat Asura
b. Nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
yang berhubungan dengan Tuhan-Nya, meliputi: Tawakkal, Rajin
beribadah, Rasa syukur
c. Nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi: Optimisme, Pekerja
keras, Tanggung jawab, Sabar
d. Nilai-nilai pendidikan novel Air Mata Surgakarya E. Rokajat Asura
yang berhubungan dengan manusia dengan manusia lain ( sesama),
meliputi: Kasih Sayang, Peduli, Tolong menolong.
90
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas
masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan
dengan hasil penelitian.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut.
1. Unsur intrinsik dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura
meliputi; (1) tema: kisah tentang Baraah, gadis kecil yatim piatu yang
berjuang melawan kanker dan semangat hidupnya dengan kecintaanya pada
hafalan kitab suci Al-Qur’an; (2) tokoh dan penokohan, meliputi: tokoh
utama dan tokoh tambahan; tokoh utama Baraah Sameh; tokoh tambahan
dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura antara lain: Mama
(Wala Maha), Dinia, Bibi, Bu Fateema, Baba (Sameh Shawky Hassanain),
dan Ustadzah Salma Sa’diyah; (3) alur: alur maju; (4) latar: (a) latar tempat
yang terdapat dalam novel Air Mata Surga karya E.Rokajat Asura antara
lain: di Distrik Sayyedah Zainab, utara Kairo (Makkah), di Apartemen, di
Madrasah Ibtidaiyah, di Halaman Sekolah, di tempat sholat, di Mahmudiyya
Kairo, di rumah Sakit Sharm El- Sheikh, di kamar Baraah, di Ruang operasi,
di Ruang ICU. (b) latar waktu: pagi, siang, dan malam hari. (c) Latar sosial:
91
keadaan tempat tinggal, pendidikan, dan lingkungan. (5) amanat: selalu
sabar dan tabah bila menghadapi berbagai masalah, tetap bersyukur atas
karunia-Nya, dan saling tolong-menolong.
2. Nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura mencakup
tiga aspek yaitu; (a) nilai pendidikan yang berhubungan dengan Tuhan-Nya
meliputi nilai religius: tawakkal, rajin beribadah,dan bersyukur (b) nilai
pendidikan yang berhubungan dengan dirinya sendiri meliputi: optimisme,
pekerja keras, tanggung jawab, dan sabar; (c) nilai pendidikan yang
berhubungan manusia dengan manusia lain (sesama) meliputi: kasih sayang,
peduli, dan tolong-menolong.
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Air Mata Surga karya E.Rokajat
Asura di kelas XI SMA dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
meliputi pendahuluan, inti ( eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi ) dan
penutup. Metode yang digunakan model pembelajaran kuantum yang
terbagi dalam tiga tahapan yaitu ceramah, diskusi, dan pemberian tugas.
Dalam pembelajaran ini terbagi menjadi dua tahapan yakni tahapan
perencanaan dan pelaksanaan. Dalam tahapan perencanaan, guru
memanfaatkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu
pada standar kompetensi 7. Memahami hikayat novel indonesia/novel
terjemahan dan kompetensi dasar 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel indonesia/terjemahan. Dalam tahapan pelaksanaan, guru
sebagai motivator dan fasilitator, sedangkan siswa sebagai objek
pembelajaran. Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra atau
92
novel, buku pelajaran bahasa dan sastra indonesia di kels XI SMA, dan
buku-buku tentang sastra.
B. SARAN
Dari pembahasan dan simpulan di atas, penulis sampaikan saran-saran
sebagai berikut ini.
1. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan
pengetahuan kepada pembaca serta memperkaya kajian sastra khususnya
tentang perkembangan teori struktural serta nilai-nilai pendidikan dalam
novel dan rencana pembelajaran di SMA
2. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahan di bidang sastra khususnya dalam aspek nilai pendidikan
melalui karya sastra yang dibacanya, serta dapat mengubah pola pikir dan
menambah hasil-hasil penelitian sastra khususnya pembelajaran tinjauan
terhadap isi karya sastra.
3. Bagi Peneliti Berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat membantu
peneliti berikutnya dalam memperkaya wawasan sastra khususnya dalam
pengembana teori kajian sastra
4. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, penelitia ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai perbandingan terhadap pengajaran sastra,
memperkaya wawasan, dan menambah kelangkapan bahan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,Hasan, dkk. 2003. Tata Baku bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: C.V. Sinar Baru.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asura,E. Rokajat. 2013. Air Mata Surga. Depok: Imania
BSNP. 2006B. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah :Jakarta Badan Standar Nasional Pendidikan
Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta
Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pemebelajara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Kartikasari, Ratna. 2009. “Aspek Penidikan Novel Sangg Plopor Karya Alang-Alang Timurdan Kemungkinan Pembelajarannya di SMA”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo : Purworejo
Muhidah. 2012. ”Nilai Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Alternatif Pembelajaran di SMA”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo : Purworejo
Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakara:Gajah Mada University Press
Sauri, Sofyan. Nilai. Diakses dari http:/// file.upi.edu./direktori/ fpbs/jur. pend. bahasa arab/195604201983011-sofyan sauri/ makalah2/nilai. Pdf pada tanggal 17 April 2014
Saptika, Andarani dan Rizal Amrulloh. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Multazam Mulia Utama
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analitis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Budaya Secara Linguitik.Penerbit Wacana University Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo:UMP Press
Sukirno. 2013. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2011. Metode Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
93
Lampiran 1
BIOGRAFI PENGARANG
Enang Rokajat Asura
"... bisa dibilang insan media, karena antara tahun 1989-1990 jadi reporter Mingguan
Sunda Galura, 2001-2002 jadi reporter Majalah Zona Jakarta, 2002 memegang tugas
jadi redaktur pelaksana dan 2002-2004 diberi tugas jadi wakil pimpinan redaksi di
majalah yang sama..."
"... juga bisa dibilang insan radio, karena antara tahun 1991-1995 menjadi script
writer di Radio Shinta FM, Bandung, 1995-1998 memegang posisi manajer produksi
di radio yang sama dan 1998-2001 memegang kendali bagian siaran sebagai manajer,
masih di radio yang sama..."
"... seorang penulis, karena tulisan-tulisannya berupa artikel, cerita pendek dan novel
pernah dipublikasikan di Pikiran Rakyat Minggu, Mingguan Galura, Jawa Pos,
Majalah Sunda Mangle, Kompas Minggu, Mingguan Swadesi, Tabloid Citra.
"....juga, lumayan kreatif dan produktif baik ketika di radio maupun sekarang,
setidaknya telah melahirkan karya berupa ceria film Senja Kesaksian, meraih 4
nominasi dalam FSI 1998, skenario FTV KAMAR 1604 (3 episode / TPI), Es Krim
dan Flamboyan (SCTV), Seperti Kekasihku (SCTV), Bayu (TVRI), Kau Di Atas Aku
Dimana? (Komedi TVRI), Gejolak Anak Muda (TVRI), Kabayan In Drama (Masima
Production, 13 episode), Siluman Marakayangan (Komedi Radio, 360 episode),
Sangkuriang (Komedi Radio, 270 episode), Jaka Boys (Komedi Radio, 90 episode),
94
Nyi Cantrik (Drama Radio Laga, 180 episode), dan Kancil Bis Kota (Novel, Pikiran
Rakyat
"... sebagai penulis berprestasi, karena tulisan-tulisannya telah mendapat penghargaan
seperti Juara III Lomba Mengarang Filateli Nasional (1986), Juara III Menulis,
Drama LBSS dengan judul "Mega Peuray" (1989), Juara Harapan Menulis Drama
LBSS dengan judul "Ngadakwa" (1989), Juara I Mengarang Perpustakaan Jawa Barat
(1990), Juara II Mengarang Taman Lalu lintas (1991), Juara Harapan Menulis Essay
Pemilu dengan judul "Persepsi Generasi Muda Jawa Barat Terhadap Pemilu 1997"
(1997), Juara Harapan Sastra D.K Ardiwinata Bidang Drama dengan judul "Topeng-
Topeng" (1996), Juara II Sastra LBSS Bidang Essay dengan judul "Seniman Pasar
jeung Manusa Super" (1996), Nominator Penulis Cerita Lepas Festival Sinetron
Indonesia (1998), Juara I Lomba Menulis Cerita Film Jenis Drama Direktorat
Pembinaan Film dengan judul "Kerikil Merah Darah" (1998/1999), Juara I Lomba
Menulis Cerita Film Jenis Komedi Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Si
Kabayan Dan Putri Jendral" (1998/1999), Juara II Lomba Menulis Cerita Film Jenis
Drama Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Toenggoel" (1998/1999), Juara III
Lomba Menulis Cerita Film Jenis Legenda Direktorat Pembinaan Film dengan judul
"Langit Di Atas Langit" (1998/1999), Juara III Lomba Menulis Cerita Film dan
Video Cerita Jenis Drama Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Catatan Harian
Karmina" (1999/2000), Juara Harapan Lomba Menulis Cerita Film dan Video Cerita
Jenis Laga Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Gaung Gunung Galunggung"
(1999/2000), Juara Harapan Lomba Menulis Cerita Film dan Video Cerita Jenis
95
Komedi Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Mencari Pencuri Anak Ayam"
(1999/2000), Juara I Lomba Menulis Cerita Film & Video Cerita Jenis Cerita
Peningkatan HAM Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Merahnya Merah"
(2000), Juara II Lomba Menulis Cerita Film dan Video Cerita Jenis Cerita Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Film dengan judul "Istana Kertas" (2000),
Tiga Belas Pilihan Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Kota Batu Jawa Timur
dengan judul "Asmarandana" (2002), Sepuluh Besar Lomba Karya Tulis Bank
Syariah.
"...buku-bukunya telah pula diterbitkan, diantaranya "Para Penari" (Antologi Cerpen,
Malang, 2002), "Kanaga" (Antologi Cerpen Sunda, Geger Sunten, Bandung, 2003),
"Panduan Praktis Menulis Skenario Dari Iklan Sampai Sinetron" (Andi Publisher,
Yogyakarta, 2005, cetakan ke-3), "Kepada Bunga Kubicara" (Novel, Tinta Publisher,
Yogyakarta, 2004), "Istana Angan-angan : Nyanyian Angin Untuk Nunik Sabila
(Novel, Media Pressindo Yogyakarta, 2005)", "Bayang-bayang Sepi" (Novel, Dar!
Mizan, Bandung, 2005), "Toenggoel" (Novel, Tinta, Yogyakarta, 2005), "Taksi Ilusi"
(kumpulan cerpen, Delphi Publisher, Yogyakarta, 2005), "Catatan Harian Karmina"
(Skenario Film, Sketsa, Yogyakarta 2006), "Children of Heaven" (adaptasi dari film
Iran, Edelweiss, Jakarta, 2008), "Gemblak : Tragedi Cinta Budak Homoseks"
(Edelweiss, Jakarta, 2008), "Ketika Nabi Sakit : Resep Hidup Sehat Sesuai Sunnah
Rasulullah" (editor, Sabili Publishing, Jakarta : 2008), "What The Dead Know"
(novel, editor, Edelweiss publishing, Jakarta : 2008) dan "A Boy From Makkah"
96
(novel, editor, Edelweiss publishing, Jakarta : 2009), "Dwilogi Prabu Siliwangi dan
Wangsit Siliwangi" (novel sejarah, Edelweiss publishing, Jakarta : 2009).
97
Lampiran 2
Judul Buku : Air Mata Surga
Penulis Buku : E. Rokajat Asura
Penerbit : Imania
Cetakan IV : Oktober 2013
Jumlah Halaman : 316 Halaman
Sinopsis “Air Mata Surga”
Novel karangan E. Rokajat Asura adalah sebuah kisah nyata dari kehidupan
gadis kecil yatim piatu yang berjuang melawan kanker, gadis kecil yang memiliki
motivasi instrik serta tekad sekuat baja sehingga ia mampu menghadapi segala
aral melintang dalam mewujudkan cita-citanya yang akan membuat pembacanya
terkagum akan kesabaran yang dimiliki semangat hidupnya yang begitu besar,
kebaikan hatinya untuk berbagi, serta dari kisah hidupnya banyak dijadikan
pelajaran bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita harus tabah dan tetap
bersemangat. Selain itu bahasa yang digunakan mudah dipahami, adapun yang
membuat novel ini terkesan karena disajikan kalimat yang mudah dipahami. Tidak
hanya itu, novel Air Mata Surga juga berhasil memainkan perasaan pembacanya,
jadi dapat dibaca bagi siapa saja tanpa terkecuali.
Kisah gadis kecil asal Mesir yang berumur 10 tahun bernama Baraah
Sameh, yang terlahir dari keluarga yang sederhana yakni pasangan Sameh
Shawky Hassanain dan Wala Maha orang tuanya baba yang bekerja di sebuah
Rumah Sakit sebagai dokter dan mama sebagai ibu rumah tangga, yang
memutuskana pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Semua berawal saat ibunya dirawat di rumah sakit. Ibunya terbaring lemah
98
melawan kanker adenocarcinoma sejenis kanker pada perut. Pada saat itulah ia
tidak lagi mendapatkan perhatian dari sang ibu. Begitu juga dengan baba (ayah)
yang sibuk mendiagnosa penyakit mama Baraah. Namun hal itu tidak menjadi
penghalang baginya untuk tetap menghafal al-qur’an. Disetiap keadaan apapun itu
baik sedih maupun bahagia, kedua bibirnya tidak pernah berhenti melantunkan
ayat-ayat suci Al-Qur’an dan selalu menghafalnya. Baraah merupakan gadis kecil
yang semnagat, sampai-sampai ia terpilih menjadi perwakilan Musabaqah hifzil
qur’an sebanyak 20 juz tingkat provinsi yang diadakan oleh Kementerian Wakaf
Saudi.
Sungguh maut tidak dapat dihindari, Baraah menyaksikan dengan mata
kepalanya sendiri Baba terpental ditabrak truk yang melaju kencang. Ia melihat
tubuh Baba ambruk di atas aspal jalan saat hendak menemui mama yang sedang
dirawat yang menyebabkan baba meninggal di tempat kejadian. Tidak hanya itu
mamanya pun menyusul kepergian baba. Semua kejadian terjadi begitu saja dan
kini gadis kecil ini sendirian tanpa kedua orangtuanya, akan tetapi hal itu tidak
membuat Barah putus asa. Ketabahannya dalam menjalani kehidupan yang penuh
dengan musibah yang datang silih berganti menghantam dirinya, namun hal itu
tidak menjadi penghalang untuk tetap bersemangat menjalani kehidupan dan
gigih meraih cita-citantya yaitu menghafal kitab suci. Kecintaannya terhadap
hafalan ayat-ayat Al-Qur’an mematahkan segala aura negatif yang akan
memburunya, karena Baraah masih dalam usia dini. Kenginan Baraah menjadi
penghafal Al-Qur’an sangatlah kuat, tampak ia selalu berbagi lembaran ayat al-
qur’an yang dihafal kepada temannya, Dinia. Baraah juga berkeinginan untuk
dapat berkeliling dunia untuk membagikan lembaran hafalannya kepada seluruh
anak yang ada di dunia. Agar para penjaga kitab suci makin banyak lagi.
99
Melalui bantuan teman-teman ayahnya untuk mencarikan keluarga di Mesir,
sehingga keluarganya bisa merawatnya, semenjak itu Baraah di asuh oleh kedua
paman dan bibinya, tak berapa lama tinggal di Mesir gadis kecil Baraah mulai
mengalami nyeri seperti yang pernah dialami ibunya, dan oleh keluarganya
(paman dan bibinya) lalu di periksakan, setelah beberapa kali tes di dapati Baraah
juga mengidap kanker osteosarcoma atau kanker pada lutut (tungkai) yang
biasanya banyak terjadi pada usia 10-20 tahun. Hari-hari terlewati dan kanker
mulai menyebar di seluruh tubuhnya, para dokter memutuskan untuk
mengamputasi kakinya, dan ia tetap bersabar dengan apa yang ditetapkan Allah.
Baraah menjalani aktifitasnya dengan menggunakan bantuan kursi roda,
selama menjalani kehidupan sehari-harinya Baraah tidak pernah mengeluh atau
putus asa dengan kaki sebelah yang diamputasi Baraah tetap beraktifitas biasa
layaknya orang-orang yang normal, tetapi beberapa hari setelah operasi amputasi
kakinya sekarang kankernya menyebar ke otak. Namun Baraah lebih beruntung,
karena penyakitnya didiagnosa lebih dini. Sekalipun tak ada jaminan Baraah juga
bisa beruntung menghadapi serangan penyakit mematikan tersebut. Kemudian
dokter memutuskan untuk melakukan operasi otak agar Baraah bisa
terselamatkan dan sekarang baraah berada di sebuah rumah sakit di Mesir
menjalani perawatan.
Page1
Lampiran 3
SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1 Standar Kompetensi : Membaca
7.2 Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/novel terjemahan
Menemukan unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat.
Menemukan unsur ekstrinsik (nilai pendidikan meliputi: nilai pendidikan agama, moral, adat/budaya, dan sosial
Membaca dan menikmati novel
Siswa berdiskusi untuk menganalisis unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat) dan unsur ekstrinsik (nilai pendidikan meliputi nilai pendidikan agama, moral, adat/budaya, dan sosial)
Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Menganalisis unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat)
Menganalisis unsur ekstrinsik (nilai pendidikan meliputi: nilai pendidikan agama, moral, adat/budaya, dan sosial)
Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Jenis tagihan: Tugas
individu Tugas
kelompok Ulangan
Bentuk instrumen Uraian bebas Pilihan ganda Jawaban
singkat
4 x 45 menit (2 x pertemuan)
Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas XI
LKS
100
101
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Membaca
7. Memahami berbagai hikayat novel Indonesia/novel terjemahan.
Kompetensi Dasar
7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel indonnesia/terjemahan.
Indikator
1. Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
2. Mampu menganalisis nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
yang berhubungan dengan Tuhan-Nya, diri sendiri, dan orang lain (sesama).
B. Materi Pembelajaran
1. Unsur-unsur intrinsik novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
2. Nilai pendidikan novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura.
C. Metode
Metode kuantum dengan langkah TANDUR teknik ceramah, diskusi, pemberian tugas.
102
D. Kegiatan Pembelajaran
(Pertemuan I)
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan pertemuan pertama yang
akan ditempuh dalam proses pembelajaran unsur
intrinsik dan nilai pendidikan dakam novel Air
Mata Surga karya E. Rokajat Asura sebagai
berikut ini.
a. Guru memberikan salam pembuka dan
berdoa.
b. Guru mengecek kehadiran siswa dan
mengecek kesiapan kelas.
c. Guru menyampaikan materi yang sesuai
dengan Kompetensi dasar pembelajaran
berupa teori unsur intrinsik dan nilai
pendidikan dalam novel
d. Guru mengarahkan pemahaman siswa
materi pembelajaran unsur intrinsik dan
nilai pendidikan dalam novel
15 Menit
2 Kegiatan inti
Kegiatan inti petemuan pertama ini berupa
60 Menit
103
penerapan metode kuantum dengan langkah
TANDUR yang di dalamnya terdapat teknik
ceramah, teknik diskusi, dan teknik pemberian
tugas yang melalui langkah-langkah berikut ini.
a. Tumbuhkan
1) Guru menumbuhkan minat dan
pemahaman siswa tentang pe-
ngertian novel dengan cara
memberi pengetahuan tentang
novel.
2) Guru memberi apresiasi dan men-
jelaskan tentang manfaat membaca
novel kepada siswa.
b. Alami
1) Guru memberikan gambaran novel
kepada siswa.
2) Guru membacakan ring-kasan
novel kepada siswa.
3) Guru memberikan contoh cara me-
ngidentifikasi unsur pembangun
karya fiksi kepada siswa.
c. Namai
1) Guru membentuk lima kelompok
104
terdiri atas 4-5 siswa untuk men-
diskusiskan dan mengidentifikasi
unsur pembangun novel.
2) Guru menyuruh siswa untuk
membaca novel yang berjudul Air
Mata Surga karya E. Rokajat
Asura
3) Guru memberikan lembaran tugas
kelompok mengidentifikasi unsur
pembangun novel kepada setiap
kelompok.
3 Kegiatan penutup
Kegiatan penutup pertemuan pertama dalam
proses pembelajaran unsur intrinsik novel Air
Mata Surga karya E.Rokajat asura sebagai berikut
ini.
a. Guru bersama siswa membuat ke-
simpulan tentang pembelajaran yang
telah dilakukan
b. Guru bersama dengan siswa berdoa
penutup kegiatan pambelajaran.
15 Menit
105
(Pertemuan II)
No Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan pertemuan
kedua yang akan ditempuh dalam
proses pembelajaran unsur intrinsik
dan nilai pendidikan novel Air Mata
Surga karya E. Rokajat Asura adalah
sebagai berikut ini.
a. Guru memberikan salam pem-
buka dan berdoa
b. Guru mengecek kehadiran sis-
wa dan kesiapan kelas.
c. Guru dan siswa mengulas se-
cara singkat materi sebelum-
nya.
15 Menit
2 Kegiatan inti
Kegiatan inti petemuan kedua ini
masih berupa penerapan metode
kuantum dengan langkah TANDUR
yang di dalamnya terdapat teknik
ceramah, teknik diskusi, dan teknik
pemberian tugas yang melalui
65 menit
106
langkah-langkah berikut ini.
a. Demontrasikan
1) Guru menyuruh siswa me-
nulis unsur pembangun
novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura,
selanjutnya guru menyu-
ruh siswa mendiskusikan
unsur pembangun novel
dengan anggota kelompok-
nya dan mendemonstrasi-
kan dengan cara memprak-
tikkan membaca novel di
depan kelas.
2) Siswa menandai bagian-
bagian yang salah secara
bergiliran mendapatkan
masukan dan saran untuk
memperbaikinya.
b. Ulangi
1) Siswa membaca dan men-
cemati saran-saran teman
kelompok untuk mem-
107
perbaiki tugasnya.
2) Siswa menyerahkan lem-
bar kerjanya kepada guru.
c. Rayakan .
1) Guru mengoreksi, menilai,
dan memberikan komentar
terhadap pekerjaan siswa.
2) Guru memberikan hadiah
kepada siswa yang hasil
pekerjaanya mendapat nilai
paling baik.
3 Kegiatan penutup
Kegiatan penutup pertemuan kedua
dalam proses pembelajaran unsur
intrinsik novel Air Mmata Surga karya
E. Rokajat Asura sebagai berikut ini.
a. Guru dan siswa membahas
sekilas salah satu pekerjaan
hasil karya siswa.
b. Guru memberikan pengantar
materi kompetensi selanjutnya.
c. Guru bersama dengan siswa
berdoa penutup kegiatan
15 Menit
108
pambelajaran.
E. Aspek-aspek Pembelajaran
1. Jujur
2. Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Sabar
5. Tolong menolong
6. Kreatif
F. Sumber Belajar
1. Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura
2. Juanda, Rosdyanto. 2007. Buku Paket Intisari Bahasa Indonesia untuk Kelas XI.
Bandung: Pustaka Setia
3. Lembar Kerja Siswa
G. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Foto copy materi
H. Penilaian
a. Penilaian (evaluasi)
Penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran sastra dapat dilakukan sebagai
berikut ini.
109
1. Teknik penilaian : tes
2. Bentuk tes : tes esai
Soal
No Aspek yang dinilai skor
1.
2.
Buatlah sinopsis novel Air Mata Surga karya E. Rokajat
Asura!
Sebutkan nilai-nilai pendidikan agama novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan Tuhan-Nya
25
25
3. Sebutkan nilai-nilai pendidikan moral novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan diri sendiri!
25
4. Sebutkan nilai-nilai pendidikan sosial novel Air Mata Surga
karya E. Rokajat Asura yang berhubungan dengan manusia
lain!
25
Keterangan
Kriteria skor
Skor tiap nomor : 25
Jumlah total : 100
Criteria ketuntansan minimal : 75
110
Pedoman Penilaian :
Jawaban benar sempurna : skor 25
Jawaban benar kurang sempurna : skor 15
Jawaban salah : skor 0
Nilai Akhir : Jawaban Benar X 4
3 Kunci Jawaban
a. Sinopsis novel Air Mata Surgakarya E. Rokajat Asura
b. Nilai-nilai pendidikan agama novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura yang
berhubungan dengan Tuhan-Nya, meliputi: Tawakkal, Rajin beribadah, Rasa
syukur
c. Nilai-nilai pendidikana moral novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura yang
berhubungan dengan diri sendiri meliputi: Optimisme, Pekerja keras, Tanggung
jawab, Sabar
d. Nilai-nilai pendidikan sosial novel Air Mata Surgakarya E. Rokajat Asura yang
berhubungan dengan manusia dengan manusia lain ( sesama), meliputi: Kasih
Sayang, Peduli, Tolong menolong