MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK
DI PONDOK PESANTREN DAARUL AULA DESA BUKIT TIGO
KECAMATAN SINGKUT KABUPATEN SAROLANGUN
SKRIPSI
NOVA ANGGRAINI
201172351
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
i
MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN
ANAK DI PONDOK PESANTREN DAARUL AULA
DESA BUKIT TIGO KECAMATAN SINGKUT
KABUPATEN SAROLANGUN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar S1 (Strata 1) Sarjana Pendidikan
NOVA ANGGRAINI
201172351
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
iv
v
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan bahagia ku persembahkan skripsi ini untuk
Ayahanda Herman dan Ibunda Murtati yang selalu membimbing, merawat dan
memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran, cinta dan kasih sayang. Dan
tak lupa pula untuk adik yang selalu memberi dukungan.
Sebagai bukti dan rasa banggaku, selalu ada do‟a agar beliau diberikan
kesehatan, serta umur panjang dan berkah. Dengan didikan dan pengorbanan yang
tak terhingga kepadaku, sehingga aku bisa menyelesaikan program pendidikan
strata satu ini tepat pada waktunya.
Aamiin ya Robbal „aalamiin.
vi
MOTTO
أوذى انعهى دز جاخ كى وانهر ي ايى اي يس فع الله انهر ي
Artinya:
”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat”(Q.S Ar-
Ra’ad :11)
اا احسهى خهما اي ى يي م ان أك
Artinya:
“Orang-orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah yang terbaik
akhlaknya” (HR. At-Tarmidzi)
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT., Tuhan yang Maha
„alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan
waktu yang diharapkan. Dan tak lupa pula shalawat dan salam atas junjungan
Nabi yang paling mulia yakni Nabi Muhammad Saw. yang telah menjadi risalah
pencerahan bagi umatnya. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Strata 1
(S1) dengan judul “Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di Pondok
Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecamatan Limun Kabupaten
Sarolangun.”
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis
menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah memberikan
motivasi, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis menghaturkan
terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah
memberikan support dan dukungan kepada penulis. Untuk itu, melalui kolom ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadhillah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Kemas Imron Rosadi, M.Pd dan Bapak Dr. H. Hurmaini, M.Pd
selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Kedua orang tua saya yakni Bapak Herman dan Ibu Murtati yang selalu
mendo‟akan serta selalu memberikan motivasi kepada saya.
5. Bapak Yendra Wedi, S.Pd.I selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Daarul
Aula yang telah membantu, membimbing, dan telah menjadi informan dalam
proses penulisan skripsi.
ix
ABSTRAK
Nama :Nova Anggraini
Jurusan/Fakultas :Pendidikan Agama Islam/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Judul : Motivasi Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di
Pondok Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecamatan
Singkut Kabupaten Sarolangun.
Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengetahui Motivasi orang tua dalam
memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula tahun ajaran 2021/2022.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa
motivasi orang tua memasukkan anaknya ke pondok Pesantren Daarul Aula tahun
ajaran 2021/2022, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi orang tua
saat memasukkan anaknya ke pondok Pesantren Daarul Aula dan juga untuk
mengetahui bagaimana cara orang tua memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuaitatif Deskriptif, artinya
penulis akan mendeskriptifkan metode pengumpulan data berasal dari obeservasi,
wawancara dan disetai dengan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu tehnik analisis data seperti tehnik analisis reduksi data,
penyajian data, dan verfikasi atau penarikka kesimpulan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di
Pondok Pesantren Daarul Aula merupakan keinginan dari dalam diri orang tua
yang mempunyai tujuan yang baik agar anaknya kelak menjadi anak yang berguna
agama dan bangsa. (2) kendala orang tua dalam memasukkan anaknya ke Pondok
Pesantren Daarul Aula adalah karena jarak yang jauh, biaya di awal pendaftaran
dan juga lingkungan social anak. (3) upaya orang tua dalam mengatasi kendaala
dalam memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula dengan cara
bersikaf positif terhadap anak, jauh-jauh hari telah mempersiapkan dana untuk
pendidikan anak dan juga memberikan arahan yang baik terhadap anak dan juga
pengertian pada anak betapa pentingnya ilmu agama di dalam kehidupan sehari-
hari
Kata Kunci: Motivasi, orang tua, dan Pondok Pesantren
x
ABSTRACT
Name :Nova Anggraini
Major/Faculty :Islamic Education/Tarbiyah and Teacher Training Faculty
Titlle : Motivasion Of Parents To Send Their Children to The Daarul
Aula Islamic Boarding School In The Singkut Sarolangun Regency
This research is an attempt to determine the motivation of parent in sending
children to the Daarul Aula Islamic Boarding School for the academic year
2021/2011. As for the purpose of this study is finf of what the motivation of
parents to enter their children into the Daarul Aula Islmic Boarding School for the
acamic year 2021/2022, to find what obstacles parents face when sending their
children to the Daarul Aula Islamic Boarding School and also to find out how to
do it. Parents send their children to Daarul Aula Islamic Boarding School. This
type of research is descriptive qualitative research. Meaning that the author will
describe the method of collecting data drived from observation, interview and
documentation. The techniques used in this research are dat analysis techniques
such as data reduction analiysis techniques, data presentation, and verification,or
conclusion drawing. The results of this study indicate that:(1) the motivation of
the parents is sending their children to the Daarul Aula Boarding School is the
desire of the parents who have good goals so that their children will become
useful children of religion and the nation. (2) the obstacles for parents in sending
their children to Daarul Aula Islamic Boarding School are do to the long distance,
costs at the beginning of registration and also the child‟s social environment. (3)
the efforts of parents in overcoming problem in sending their children to Daarul
Aula Islamic Boarding School in a positive way towards children advance have
prepared funds for children‟s education and also provide good derection to
children and also understanding to children how important knowledge is religion
in everday life.
Keywords : Motivasion, Parents, and Islamic Boarding School.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUl ........................................................................................ i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................ .................. xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
D. Tujuan ............................................................................................ 6
E. Mamfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi ................................................................. 7
2. Tujuan Motivasi ....................................................................... 9
3. Ciri-ciri Motivasi ...................................................................... 9 9
4. Jenis-jenis Motivasi .................................................................. 9
5. Macam-macam Motivasi .......................................................... 12
6. Teori Tentang Motivasi ............................................................ 13
7. Teori Timbulnya Motivasi Agama ........................................... 14
8. Elemen-elemen Motivasi ......................................................... 15
9. Proses Motivasi ........................................................................ 16
10. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi .......................... 16
11. Fungsi Motivasi ........................................................................ 17
B. Orang Tua
xii
1. Kewajiban Orang Tau Terhadap Pendidikan Anak ................. 19 16
2. Peran Orang Tua dalam Mendidik anak................ .................. 22
3. Peran dan Fungsi Keluarga ...................................................... 23
C. Anak
1. Hak-hak Anak .......................................................................... 25
D. Studi Relevan ................................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian................................................. 28
B. Setting dan Subjek Penelitian......................................................... 29
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 33
F. Teknik Keabsahan Data ................................................................. 35
G. Jadwal Penelitian ............................................................................ 36
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Teamuan Umum
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daarul Aula ................. 38
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Daarul Aula....... .................. 39
3. Nama-nama Guru Di Pondok Pesantren Daarul Aula.............. 39
4. Jumlah Siswa di Madrasah Aliyah Pesantren Daarul Aula ...... 40
5. Bentuk Kegiatan di Pondok Pesantren Daarul Aula ................ 41
6. Prestasi yang di Raih Madrasah Aliyah Pesantren Daarul
Aula .......................................................................................... 42
7. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daarul Aula ................ 43
8. Data Kependudukan Desa Temalang .................... .................. 44
B. Temuan Khusus
1. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak Di Pondok Pesantren Daaru Aula .............. 46 41
2. Kendala Orang Tua Menyekolahkan Anaknya di Pondok
Pesantren Daaru ............................................................................. 53
3. Upaya Orang Tua Dalam Mengatasi Kendala Pendidikan Anak
Di Pondok Pesantren Daarul Aula ................................................. 55
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nama-nama Guru di Pondok Pwsantren Daarul Aulaa ................... 39
Tabel 4.2 Jumlah Siswa Madrasaha Aliyah Pesantren Daarul Aula ................ 40
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Di Madrasah Aliyah Daarul Aula ................. 40
Tabel 4.4 Prestasi Yang di Raih Madrasah Aliyah Daarul Aula..................... 42
Tabel 4.5 Klarifikas Penduduk menurut Pendidikan ...................................... 44
Table 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian ................................... 44
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Pesantren Daarul Aulah ... 43
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Desa Temalang ......................... .................. 45
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 2: Data Imforman
Lampiran 3: Data Responden
Lampiran 4: Poto Hasil Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia ada tiga jenis pendidikan yang berkembang, ketiganya adalah
pendidikan formal, informal, dan non formal.(Nanang Fatchurrohman,2012:23)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tertua di Indonesia Ekstensisnya
sudah teruji oleh zaman, sehingga saat ini masih survive dengan berbagai macam
dinamikanya. Ciri khas yang menonjol yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainya adalah sistem pendidikan dua puluh empat (24) jam,
dengan mengkondisikan para santri dalam suatu lokasi asrama yang dibagi dalam
kamar-kamar sehingga mempermudah mengaplikasikan sistem pendidikan yang
total.
Bagi umat Islam lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan yang
seimbang antara pelajaran umum dan pelajaran agama ialah lembaga pendidikan
Islam. Melihat pendidikan sekarang ini, orang tua lebih banyak menyekolahkan
anaknya di pendidikan umum dibandingkan menyekolahkan anaknya di
pendidikan agama. Hal ini dikarenakan, menurut para orang tua sekolah umum
terutama sekolah umum yang Negeri, adalah tempat yang terbaik untuk anak-
anaknya. Memang semua jenis pendidikan itu baik, tetapi hanya saja ada
perbedaan lainya terlihat dari tambahan pelajaran yang dimiliki antara pendidikan
agama dan sekolah umum.
Dalam undan-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
Negara.( Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional)
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk dan
menciptakan masyarakat sesuai yang diharapkan. Dengan adanyapendidikan, apa
2
yang dicita-citakan masyarakat dapat diwujudkan melalui anak didik sebagai
generasi masa depan.Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iman dan takwa
kepada Allah Swt., meningkatkan kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi,
politik, agama, sosial, budaya secara tepat dan benar, sehingga dapat membawa
kemajuan individu, masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan
sama bagi seluruh umat Islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan
Islam adalah yang azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan
materi (content) pendidikan Islam. Namun metode dan content itu bukanlah
kurang pentingnya, karena antara tiga komponen tersebut saling berkaitan dalam
proses pencapaian tujuan Islam.
Meskipun tujuan pendidikan itu beridealitas tinggi, bila metode dan
materinya tidak memadai, maka proses kependidikan tersebut akan mengalami
kegagalan. Oleh karena itu suatu tujuan pendidikan tidak akan dapat berwujud
dalam satu proses yang kedap metode dan content. Jikalau pendidikan Islam
menetapkan tujuan yang berbeda-beda menurut idealitas kultural masyarakat
masing-masing, maka manusia ideal menurut citra Islam yang bernilai universal
tak akan dapat mencerminkan hakikat Islam sebagai way of life. Manusia muslim
yang diidamkan oleh umat Islam akan berkualitas moral dan ideal yang berbeda-
beda pula (Kemas Imron Rosadi,2016:3)
Selanjutnya, memberikan pendidikan kepada anak adalah suatu kewajiban
orang tua yang harus di laksanakan. Ini berdasarkan penjelasan dari nash-nash Al
Quran dan As Sunnah yang suci ataupun secara naluri insaniyah yang sudah
seharusnya peduli akan hal tersebut. Namun perludiingat bahwa memberi
pendidikan untuk anak adalah bagaikan menorehkan tinta di atas lembaran
kosong. Kalau kita menorehkannya dengan tinta berkualitas jelek, dengan asal-
asalan, maka hasil yang kita dapatkan juga tidak baik. Lain halnya jika kita
mecorengkannya dengan tinta emas dan dengan penuh kecermatan serta kehati-
hatian, Insyaallah kita akan mendapat hasil yang baik pula. Dalam dunia
pendidikan Islam yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
adalah orang tua, hal ini terdapat pada Al Qur‟an surah At-Tahrim:6
3
اس االن ه ىد ق او ار ن م ك ي ل ه أ و م ك س ف ن ىأ اق ى ن م ا ن ي لذ اال ه يأ اي
ام ه ي ل ع ة ار ج ح ال و ام ن ى ل ع ف ي و م ه ز م اأ م ال ن ى ص ع لاي اد د ش لظ غ ة ك ئ ل
ون ز ؤم ي
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dalam hal di atas mengatakan bahwa orang tua berkewajiban mendidik
anak dengan memberikan pendidikan yang baik sehingga diharapkan anaknya
menjadi generasi-generasi yang baik sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Sehingga pada saat ini, para orang tua sangat memperhatikan sekali mengenai
pendidikan anak-anaknya. Selain pendidikan dalam rumah tangga, sekolah
mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk kepribadian seorang anak.
Kepribadian guru dan sikap sekolah terhadap murid-muridnya sangat menentukan
keberhasilan pendidikan.
Anak adalah harapan di masa yang akan datang, karenanya sudah
semestinya memberikan perhatian khusus dalam hal pendidikannya sehingga
kelak mereka menjadi para pemimpin dan pelopor masa depan bangsa dan agama.
Anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, disaat hatinya masih bersih, putih,
sebening kaca jika dibiasakan dengan kebaikan dan diajari hal itu maka ia pun
akan tumbuh menjadi seorang yang baik, bahagia di dunia dan akhirat.
Ketika zaman terus berkembang, maka orang tua pun semakin dituntut
untuk menjadi orang tua masa kini yang harus memiliki strategi khusus bagi masa
depan anak-anaknya. Orang tua ingin melihat anakanaknya berkompeten dan
memiliki kepribadian yang baik, bisa memberikan manfaat untuk dirinya sendiri
dan untuk orang lain. Maka dari itu penting bagi orang tua untuk merencanakan
pendidikan bagi anakanaknya, karena sekolah yang dipilih sebagai proses belajar
menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian pada anak. Di sisi lain sekolah
yang dipilih sebagian besar menjanjikan akan prospek masa depan anak yakni
dalam menggapai cita-citanya.
4
Pada dasarnya sekolah merupakan suatu lembaga yang membantu bagi
tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat, dalam bidang pengajaran yang
tidak dapat dilakukan secara sempurna di rumah saja. Bagi umat Islam, lembaga
pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam,
artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pelajaran agama
Islam, melainkan lembaga pendidikan yang secara keseluruhan bernapaskan
Islam.
Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Selain memberikan pendidikan di dalam keluarga orang tua sangat berperan
penting dalam memilih sekolahan yang mampu mendidik anaknya dengan baik
yang dapat memberikan Sekolah di samping itu hendaklah memberikan pula
pendidikan keagamaan, akhlak, sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Pendidikan
agama yang diberikan jangan bertentangan dengan pendidikan agama yang telah
diberikan keluarga. Karena si anak akan dihadapkan dengan pertentangan nilai-
nilai, sehingga mereka akan bingung dan kehilangan kepercayaan.
Orang tua ingin menanamkan nilai-nilai agama Islam sejak dini terhadap
anaknya, maka orang tua termotivasi untuk memilih Sekolah Berbasis Islam
sebagai lembaga pendidikan yang tepat bagi anaknya. Hal ini terjadi karena
Sekolah Berbasis Islam sebagai salah satu pendidikan yang menanamkan
pendidikan umum dan juga memberikan pendidikan dibidang agama, oleh sebab
itu sudah sewajarnya Sekolah Berbasis Islam menjadi pilihan orang tua dalam
menyekolahkan anaknya. (Hamidah 2017: 1-3)
Pendidikan agama merupakan Islam merupakan upaya sadar dan terencana
dalam meyiapkan dan mengembangkan peserta didik untuk
mengenal,memahami,menghayati,mengimani, dan mengamalkan nilai-nilai
pengajaran agama islam dari sumber utama kita uci Al-Qur‟an dan Hadist,
sehingga mereka menjadi orang-orang yang kuat imanya bertakwah dan
berakhlakkulkarimah.
Di era yang modren seperti ini Pondok Pesantren mepunyai peran yang
strategis dan amat penting dalam meningkatkan kualitas Intlektual dan
pengetahuan agama siswa. Pondok Pesantren berfungsi sebagai sumber dan
5
sarana, pembelajaran efektif untuk menggali ilmu pengetahuan umum dan juga
ilmu pengetahuan agama. Sehingga hal tesebut bias menjadi bekal untuk
kehidupan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
mendapatkan informasi bahwa banyaknya siswa yang masuk ke Pondok Pesantren
Daarul Aula ini berasal dari Desa Temalang Kecematan Limun Kabupaten
Sarolangun. Dari uraian yang disampaikan di atas peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “ MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEYEKOLAHKAN ANAK DI
PONDOK PESANTREN DAARUL AULA DESA BUKIT TIGO
KECAMATAN SINGKUT KABUPATEN SAROLANGUN”
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka harus ada
pembatasan masalah yaitu penelitian ini dilakukan di desa Temalang Kecematan
Limun Kabupaten Sarolangun. Dan hanya untun orang tua siswa yang berasal dari
desa Temalamg Kecamatan Limun Kabuten Sarolangun. Dan hanya untuk orang
tua siswa yang jenjang Madrasah Aliyah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi pembahasan, di antaranya:
1. Bagaimana Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak Di Pondok Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo
Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun?
2. Apa kendala orang tua dalam meyekolahkan anak di Pondok Pesantren
Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun?
3. Bagaimana upaya orang tua mengatasi kendala pendidikan anak di Pondok
Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecamatan Singkut Kabupaten
Sarolangun?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Orang Tua Dalam
Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren Daaru Aula Desa Bukit Tigo
Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun
6
2. Untuk mengetahui kendala orang tua dalam meyekolahkan anak di Pondok
Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecamatan Singkut Kabupaten
Sarolanagun
3. Untuk mengetahui upaya orang tua mengatasi kendala Pendidikan anak di
Pondok Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecamatan Singkut
Kabupaten Sarolangun
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan
terutama dalam bidang pendidikan Islam.
2. Manfaat Praktis
a.bagi peneliti
1.) penelitian ini memberikan pengalaman dan latihan kepada peneliti
dalam penuisan karya lmiah secara teoritis dan praktik.
2.) sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S.1)
pada Fakutas Tarbiyah dan Keguruan Program Study Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Bagi Siswa
Bagi siswa hasil penelitian ini dapat mendorong untuk tetap belajar dengan
rajin agar dapat masuk di sekolah favorit dan berkualitas.
c. Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih sekolah yang berkualitas sebagai sarana mengembangkan segala
potensi yang dimiliki putra-putrinya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. MOTIVASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK
1. Pengertian Motivasi
Kata motive memiliki arti “the conscious reason which the individual
gives for his behaviour” artinya motif atau motivasi adalah alasan secara sadar
yang diberikan individu bagi pelakunya. Nico S. Dister mengartikan motivasi
adalah penyebab psikologis yang merupakan sumber serta tujuan dari tindakan
dan perbuatan seseorang. Jadi motivasi adalah suatu kekuatan yang menjadi
sumber serta alasan seara sadar bagi perilaku seseorang.
Motivasi adalah suatu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Sedangkan menurut Donald menyebutkan motivasi sebagai
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap tujuan. Motivasi
adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang
telah menjadi aktif.
Motivasi adalah keadaan internal organisme, baik manusia ataupun
hewan, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. dalam pengertian ini,
motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.
Menurut A.W. Bernard memberikan pengertian motivasi sebagai
fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan
tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan
untuk mencapai tujuan tertentu.(Hamidah: 2017: 12-13)
Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak. Motivasi memiliki banyak persamaan makna atau beberapa istilah
memiliki makna seperti motivasi dalam berbagai literatur, seperti needs,
drives, wonts, interests, desires. Motivasi merupakan prilaku yang akan
menentukan kebutuhan atau wujud prilaku mencapai tujuan. (Kompri: 2015:2)
Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum”,
BimoWalgito (2005: 240-241) mengemukakan bahwa jika orang ingin
mengetahuimengapa orang berbuat atau berperilaku ke arah sesuatu seperti
yang dikerjakan,maka orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau
perilaku yang termotivasi(motivated behavior). Motivasi adalah suatu keadaan
dari dalam diri seseorangyang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan
demikian motivasi itumempunyai 3 aspek, yaitu:
a. keadaan terdorong dalam diri seseorang, yaitukesiapan bergerak karena
suatu kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karenakeadaan lingkungan,
dan karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
b. perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini
c. goal atau tujuan yangdituju oleh perilaku tersebut.
Menurut Herminarto Sofyan dan Hamzah B. Uno (2012: 7),
motivasiadalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang.
Maksudnyayaitu perilaku seseorang pada hakekatnya dirancang untuk
mencapai tujuantertentu. Motivasi dapat menjadi suatu kekuatan melakukan
sesuatu untukmencapai tujuan.
Berdasarkan teori tersebut, dapat dipahami bahwa motivasi dapat
terjadiapabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan melakukan suatu
kegiatanatau tindakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Keinginan
dankemauan tersebut muncul karena adanya suatu kebutuhan yang ingin
dipenuhisehingga mendorong seseorang untuk melakukan perilaku ke arah
tujuan.
Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa Motivasi merupakan
kebutuhan atau keadaan yang ada dalam pribadi seseorang yang mendorong
individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan dirinya.
Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri manusia untuk melakukan
kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukannya.
2. Tujuan Motivasi
Secara umu dapat dikatakan bahwa motivasi mempunyai tujuan untuk
menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan
untuk mendapatan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan
tertentu. Bagi seorang manejer untuk motivasi ialah untuk menggerakkan atau
memacu para siswa agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tercapai tujuan pencapaian
pendidikannya sesuai dengan yang diharapkan.(Ngalim Purwanto, 2004:33)
3. Ciri-ciri Motivasi
Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori
tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi.
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus asa apabila menghadapi
kesulitan.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, dan sebagainya).
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
Apabila seseorang memiliki ciri- ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.
4. Jenis-jenis Motivasi
Dalam perkembangan untuk mencapai tujuan, perilaku seseorang
memang telah diakui banyak pihak bahwa keberadaan motivasi hamper tidak
dapat dilepaskan. Dengan kata lain, adanya motivasi dalam perilaku seseorang
dapat dikatakn senantiasa ada meskipun tidak secara langsung dapat dilihat.
Dalam perilaku seseorang, jenis motivasi akhirnya dapat dicermati dan
diidentivikasikan berdasarkan bwntuk-bentuk tujuan yang diinginkan.
Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
dalam bukunya Sardiman (1994: 87) adalah:
1.)Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk
minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat.
2.)Motif-motif darurat, antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya
motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.
3.)Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, menaruh minat. Motif-
motif ini munul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar
seara efektif.
a. Jenis-jenis motivasi memnurut Fransen:
1.) Cognitive Motivies
Motif ini merupakan pada gejala intrinsik yakni menyangkut kepuasan
individual yang berada pada diri manusia dan biasanya terbentuk
proses dan produk mental. Jenis moti ini adalah sangat primer dalam
kegiatan belajar disekolah, terutama yang berkaitan dengan
pengembangan intelektual.
2.) Srlf Expresion
Penampilan diri adalah sebagian diri prilaku manusia yang penting
kebutuhan individu tidak hanya sekedar tahu mengapa dan bagaimana
sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.
3.) Self Enhecement
Melalui aktuasasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkakan kemajuan seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri
ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajara
dapat diciptakan suatu kompetensi yang sehat bai anak didik untuk
mencapai suatu prestasi, atau kegiatan lainnya.
b. Jenis-jenis motivasi Abraham Maslow
Pda dasarnya manusia itu dimotivasikan oleh suatu keinginan untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu, bahwa kebutuhan manusia itu
dapat diklarifikasikan pada hirarki kebutuhan, yaitu:
1.) Kebutuhan fisiologis
yaitu kebutuhan jasmani manusia, misalnya kebutuhan akan makan,
minum, tidur, istirahat, dan kesehatan. Untuk dapat belajar dengan
baik , siswa harus dalam keadaan sehar-sehat saja, tidak kelaparan,,
tidak kehausan, yang dapat menganggu kinerja otaknya dalam belajar.
2.) Kebutuhan akan keamanan
Sebagai mamnusai kita sangant membutuhkan keamanan dan
ketentraman dan keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut
akan kegagalan, ketidak simbangan mental dan goncangan yang lain
dapat menganggu konsentrasi dalam belam belam belajar.
3.) Kebutuhan akan status
Tiap orang menginginkan segala usahanya berhasil untuk mencapai
keberhasilan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik. Siswa harus
mendapatkan inisiatif bahwa apa yang dipelajarinya akan berguna
baginya.
4.) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti
Yaitu kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tah,
mendapatkan pengetahuan, informasi, dan untuk mengerti sesuatu.
Supaya mecapai hal ini maka harus ditanamka kepada siswa bahwa,
satu-satunya cara untuk memuaskan rasa ingin tahu siswa bahwa
satunya cara untuk memuaskan rasa ingin tahu adalah dengan belajar.
5.) Kebutuhan untuk Aktualisasi diri.
Semakin dewasa maka semaikin disadari oleg barbagai kalangan yang
semkin luas bahwa dalam diri setiap orang terpendam potensi
kemampuan yang belum seluruhnya di kembangkan.(Slameto,
2012:171)
5. Macam-macam Motivasi
Motivasi dilihat dari dasar bentuknya motivasi dibedakan menjadi dua
macam.
a. Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi
itu ada tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari. Adalah motif-motif yang timbul karena
dipelajari
Dilihat dari sumber yang menimbulkannya, motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu.
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktifatau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.(Sadirman, 2012:
89). Contoh kongkrit seorang siswa melakukan belajar karena betul-betul
ingin mendapatkan pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat
berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain.
Namun demikian, masih dijumpai perbuatan individu yang benar-benar
disadari oleh suatu dorongan yang tidak diketahui secara jelas tetapi bukan
karena insting, artinya bersumber pada motif yang tidak terpengerahui dari
lingkungan itu. Perlaku yang disebabkan oleh motif semacam ini muncul
tanpa perlu adanya ganjaran atau perbuatan dan tidak perlu hukuman
untuk tidak melakukannya, motif yang demikian biasanya desebut dengan
motif intrinsic ( Uno, 2011:33)
Hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi intrinsik antara lain:
1.) Minat
2.) Cita-cita
3.) Hasrat ingin tahu
b. Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Jadi motivasi ekstrinsik itu muncul
karena adanya dorongan dari luar.(Sardiman, 2009 : 86-90). Contoh
seorang siswa belajar karena tahu besok ada ujian dengan harapan
memndapatkan nilai yang bagus, sehingga ia akan dipuji oleh guru dan
juga teman-temanya. Jadi bekal belajarnya karena ingin nilai yang baik
dan mendapatkan hadia
Ada juga perilaku masing-masing siswa yang hanya muncul karena
adanya hukuman atau tidak muncul karena adanya hukuman. Motif yang
menyebabkan perilaku itu. Motif ini disebut dengan motif ekstrensik.
Ganjaran atas suatu perbuatan, menguatkan motif yang melatar belakanggi
perbuatan, sedadngkan hukuman melemahkannya.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrensik antara lain:
1.) Saingan atau kompetensi
2.) Imbalan
3.) hukuman
6. Teori tentang motivasi
a. Teori Maslow
Di dalam teori Maslow seperti yang dikutip oleh Hasibuan
(2006:152) yang menyatakan bahwa Maslow‟s Need Hierarcy Theory atau
Teori Hierarki Kebutuhan adalah mengikuti teori jamak yakni seseorang
berperilaku dan bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan.
Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu
berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,
kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya
jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat
ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima.
b. Teori Harapan
Teori ini dikemukakan oleh Vroom yang di kutip oleh Hasibuan
(2006: 165) mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting yaitu sebagai
berikut :
1.) Harapan (expectancy)
2.) Nilai (values)
3.) Pertautan (inatrumentaly)
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang
ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa
tindakannya akan mengarah pada hasil yang diinginkan. Yang artinya
apabila seseorang menginginkan sesuatu dan jalan telah terbuka
untuknya maka yang bersangkutan akan berusaha untuk
mendapatkannya.
Akan tetapi, jika seseorang menginginkan sesuatu cukup besar,
maka yang bersangkutan akan terdorong untuk memperolehnya. Namun
sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis,
motivasinya pun akan menjadi rendah.
7. Teori Timbulnya Motivasi Beragama
Dalam realitasnya, kehidupan manusia selalu dipenuhi oleh kebutuhan-
kebutuhan. Dan kebutuhan inilah yang memotivasikan seseorang dalam
tingkah lakunya (termasuk tingkah laku beragama). Berikut ini teori motivasi
beragama yang erat kaitannya dengan kebutuhan beraga manusia.
a. Teori the Four Wishes
Pencetus teori ini adalah W.H. Thomas, ia mengungkapkan bahwa yang
menjadi motivasi kejiwaan agama ada empat macam keinginan dasar yang
ada dalam jiwa manusia
1.) Keinginan untuk keselamatan (security)
Keinginan ini tampak jelas dalam kenyataan manusia untuk
memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya baik berbentuk
biologis maupun non biologis. Misalnya mencari makan, perlindungan
diri, dam lain sebagainya.
2.) Keinginan untuk mendapatkan penghargaan (recingnition)
Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia
mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan dikenal oleh orang lain.
Manusia selalu mendambakan diri untuk menjadi orang terhormat dan
dihormati.
3.) Keinginan untuk ditanggapi (response)
Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai dalam
pergaulan.
4.) Keinginan akan pengetahuan dan pengalaman baru (new experience)
Keinginan ini menyebabkan manusia mengeksplorasi dirinya untuk
mengenal sekelilingnya dan mengembangkan dirinya. Manusia pada
dasarnya selalu cepat bosan dan jenuh terhadap sesuatu dan hal-hal
selalu ada disekelilingnya. Mereka selalu ingin mencari pengetahuan
suatu yang tak tampak dan berada di luar dirinya
Dari beberapa keinginan dasar diatas peneliti dapat menyimpiulkan
bahwa pada umumnya manusia menganut agama melalui ajaran yang teratur,
maka keempat keinginan itu akan tersalurkan. Dengan menyembah dan
mengabdi kepada Tuhan, keinginan untuk keselamatan akan terpenuhhi.
8. Elemen-elemen Motivasi
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perbuatan tertentu pada
sistem neurofisiologis dalam organisme manuisa, misalnya karena
terjadinya perubahan dalam sistem pencernaan maka akan timbul motif
lapar. Di samping itu, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan
Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif.
Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. Contoh: seorang terlibat
dalam situasi diskusi, dia tertarik dengan masalah yang dibicarakan,
karenanya dia berusaha mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata
yang lancar dan tepat.
c. Motivasi ditandai oleh timbulnya reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan
Pribadi yang bermotivasi memberikan respon-respon kearah suatu
tujuan tertentu. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Tiap respon merupakan
suatu langkah kearah mencapai tujuannya
9. Proses Motivasi
Proses terjadinya motivasi menurut Zainun (2007: 19) adalah
disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar. Dan untuk memenuhi
kebutuhan timbulah dorongan untuk berperilaku. Bilamana seseorang sedang
mengalami motivasi atau sedang memperoleh dorongan, maka orang itu
sedang mengalami hal yang tidak seimbang. Setiap manusia dengan berbagai
kebutuhan tidak akan pernah puas dalam memenuhi kebutuhannya.
Oleh sebab itu proses motivasi akan terus berlangsung selama
manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada dasarnya proses
terjadinya motivasi menunjukkan adanya dinamika yang terjadi disebabkan
adanya kebutuhan yang mendasar dan untuk memenuhinya terjadi dorongan
untuk berperilaku.
Dari pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses
motivasi itu tidak akan pernah hilang dari kehidupan mamnusia, selagi ada
manusia yang membutuhkan suatu pekerjaan dan kegiatan.
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri
seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tesebut antara lain;
b. faktor Eksternal
1.) lingkungan kerja
2.) pemimpin dan kepemimpin
3.) tuntutan perkebangan organisasi atau tugas
4.) dorongan atau bimbingan atasan
c. faktor Internal
1.) pembawaan individu
2.) tingkat pendidikan
3.) pengalaman masa lampau
4.) keinginan harapan masa depan
selain itu didalm motivasi juga terdapat suatu rangkaian interaksi
antar berbagai faktor;
a. individu dan segala unsur-unsurnya
kemampuan dan keterampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang
dianut, pengalaman traumatis, latar belakang, kehidupan sosial budaya,
kedewasaan dan sebagainya.
b. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai ransangan
Prespsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam kerja itu
sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan
timbulnya perasaan cemas, persaan bahagia yang sebabkan oleh pekerjaan.
c. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak
Pengaruh dari sesame rekan, kehidupan kelompok maupun tuntunan atau
keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dan berbagai hubungan di luar
pekerjaan.
d. proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu
terhadap pelaksanaan pekerjaannya
e. reaksi yng timbul terhadap pengruh individu
f. perilaku atas perbutan yang ditampilkan oleh individu
g. timbulnya persepsi dam bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.
11. Fungsi Motivasi
Tanpa motivasi usaha atau pekerjaan sesorang tidak akan mencapai
hasil dengan baik. Demikian juga dalam mencapai hal belajar, belajar akan
lebih baik jika ada motivasi atau dorongan dari seseorang bias juga dari diri
kita sendiri. Maka tidaklah heran jika seseorang yang mampu mencapai
prestasi seuai dengan yang diharapkan. Al-Qur‟an Surah Ar‟Ra‟ad
الله ل ا الله س ي ا ي ى ظ ف ح ي ف ه خ ي و ي د ي ي ت ي د ث م ع ي ن
ن ويا ى س و ى م ت الله اد ز آا ذ ا و ى ه س ف ا ا ت اي و س ي غ ى ي ر ح و ى م ا ت ي س ي غ ي ءافلا يس د
ال و ي دو نهى ي
Artinya: “Baginya manusia ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendidri” (Al-Qur‟an Surah Ar-Ra‟ad:11)
Ayat diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata motivasi yang
paling kuat adalah dari diri seseorang sendiri. Motivasi sangat berpengaruh
dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tandakannya.
Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan motivasi tersebut
penting untuk dibicarakan dalam rangkah mengetahui apa sebenarnya latar
belakang suatu tingkah laku keagamaan yang dikerjakan seseorang. Disisni
peran motivasi itu sangat besar artinya dalam bimbingan dan mengarahkan
seseorang terhadap tingkah laku keagamaan. Namun demikian ada motivasi
tertentu yang timbul dalam diri manusia karena terbukanya hati manusai
terhadap hidayah Allah. Sehingga orang tersebut menjadi orang yang beriman
dan kemudian dengan iman itu ia dilahirkan tingkah laku keagamaannnya. (
Ramayulis, 2011:100)
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi dalam hal ini merupakan
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.(Sadirman, 2012:85)
Ada fungsi lain dari motivasi ialah sebagai pendorong usaha dan
pencapai prestasi. Seseorang akan melakukan usaha karena adanya motivasi.
Motivasi yang baik dalam belajar akan menimbulkan nilai yang baik dalam
belajar. Dapat diketahui fungsi motivasi dalam belajar itu disamping
memberikan dan menggugah minat dan semangat dalam belajar anak, juga
membantu dalam memilih jalan atau tingkah laku yang mendukung pencapai
tujuan belajar maupun tujuan hidup seseorang.
Dari beberapa fungsi motivasi diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa motivasi adalah keinginan atau kemauan untuk melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kondisi dimana keinginan-keinginan pribadi dapat
mencapai kepuasan. Motivasi yang ada pada setiap manusia tidak lah sama,
setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda. Untuk itu, diperlukan
pengetahuan mengenai kemampuan teknik mennciptakan teknik menciptakan
stuasi sehingga menimbulkan dorongan bagi mereka untuk berbuat atau
berprilaku sesuai dengan apa yang dikehendadki oleh individu lain atau
organisasi.
B. Orang Tua
1. Kewajiban Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
a. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
Anak adalah amanah Allah Swt kepada ayah dan ibunya, oleh
karena itu harus senantiasa dipelihara, dididik dan dibina dengan sungguh-
sungguh supaya menjadi orang yang baik, jangan sampai anak tersebut
tersesat dalam menempuh jalan hidupnya.
Maka kewajiban orang terhadap anaknya bukan hanya mencarikan
nafkah dan memberinya pakaian, atau kesenangan yang bersifat duniawi,
tetapi lebih dari itu orang tua harus mengarahkan anakanaknya untuk
mengerti kebenaran, mendidik akhlaknya, memberikan contoh yang baik
serta mendoakannya. Rasulullah Saw bersabda:
حك انىند عم واند ا يحس اس وادت وا يعه انكراتح
اوانسثاحح وانسيايح وا ليسشل الطية
Artinya: “Kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah memperindah
namanya, mendidik beradab, mengajarkan menulis,
berenang,memanah, tidak membiayai kecuali dengan yang baik”.
Dari pernyataan ayat diatas menunjukkan bahwa orang tua
mempunyai tanggung jawab terhadap anaknya yaitu pertama,
memberikan nama yang baik untuk anaknya, memberi nama yang baik
kepada anak merupakan tuntutan islam karena nama mengandung unsur
doa, harapan dan sekaligus pendidikan.
Kedua, mendidik beradab, sebagai amanat Allah yang harus
dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya, anak memerlukan pendidikan
yang baik dan memadai dari orang tua. Pendidikan ini bermakna luas,
baik berupa akidah, etika maupun hukum islam. Sabda Nabi Muhammad
Saw:
اا تعثد لأذى يكازو الأخلاق
Artinya : Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia (al-Hasyimi Bek, 1948: 128).
Ketiga, Allah memerintahkan supaya orang tua mengajarkan
kepada anak-anaknya menulis, membaca karena Allah menganjurkan
umatnya untuk bisa membaca, selain itu orang tua dianjurkan untuk
mengajarkan kepada anak-anaknya orang olah raga berenang dan
memanah.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa orang tua
itu wajib untuk mendidik anak. Bukan hanya dalam pendidikan tetapi
juga dalam menafkahi, memberi pakaian dan juga kesenangan yang
berupa duniawi.
b. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mendidik Anak
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban
mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu atau membimbing
anak didik di dalam perkembangannya dalam penetapan nilai-nilai.
Pemberian bimbingan ini dilakukan oleh orang tua di dalam lingkungan
rumah tangga, para guru di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
Menurut Nur Ahid (2010: 99) dalam bukunya Darma Susanto,
keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan
keluarga pertama mendapatkan pengaruh, karena itu keluarga merupakan
lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan
Ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai
siterdidiknya. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi
perkembangan anak, agar anak dapat berkembang secara baik.
Menurut Daradjat (2011: 35) Orang tua atau ibu dan ayah
memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan
anak-anaknya. sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu di
sampingnya. Oleh karena itu biasanya seorang anak lebih cinta kepada
ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik.
Menurut Djamarah Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
terwujud dalam bentuk yang bermacam-macam. Secara garis besar bila
diuraikan maka tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah
bergembira menyambut kelahiran anaknya, memberi nama yang baik,
memperlakukannya dengan lembut dan kasih sayang, menanamkan
akidah, melatih dan mengajarkan shalat, bersikap adil, memperhatikan
teman anak, menghormati anak, memberikan hiburan, mencegah
perbuatan bebas, menjauhkan anak dari hal-hal yang berbau
porno,menempatkannya dalam lingkungan yang baik, memperkenalkan
kerabat kepada anak, serta mendidiknya bertetangga dan bermasyarakat
yang baik.
Menurut Azyumardi Azra (1998: 16) Keluarga sebagai lembaga
pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi
muda muslim. Dalam Islam keluarga merupakan pendidikan pertama dan
terutama bagi anak didik. Sikap keagamaan, akhlak, akal pikiran, tingkah
laku sosial dan budaya anak banyak dibentuk oleh pendidikan dalam
keluarga. Karena itu tepat sekali Nabi Muhammad Saw bersabda:
سج حرى يعسب ع نسا فأتىا يهىدا كم يىنىد يىند عم انفط
أو يصسا أو يجسا
Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci sampai ia dapat
berbicara. Maka orang tuanyalah yang meyahudikannya,
menasranikannya, atau memajusikannya
Dalam hal tugas keluarga ini, faktor lingkungan sekitar juga sangat
berpengaruh. Karena itu, keluarga harus menjaga anak agar tidak bergaul
dan masuk ke lingkungan yang tidak baik. AlGhazali menegaskan,
“melatih anak-anak agar mempunyai karakter yang baik merupakan
tanggung jawab orang.
Dari beberpa pengertian diatas peneiti dapat menyimpulkan bahwa
orang harus memberikan pendidikan yang baik dan layak terhadap
anaknya. Supaya tercapai apa yang diinginkan sebagai orang tua harus bisa
melihat perkembangan anaknya dari ia kecil sampai ia besar. Ibu dan ayah
sangat penting dalam keluarga karena mereka lah yang mendidik anak nya
dalam rumah tangga tersebut.
2. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak
a. Menyayangi anak bukan memanjakannya
Agama Islam sangat menekankan sikap kasih sayang terhadap
anak, maka sangatlah penting mendidik anak dengan penuh kasih sayang.
Namun,tampaknya sebagian orang tidak dapat membedakan antara
menyayangi anak dan memanjakannya. Kadang-kadang orang tua terlalu
berlebihan dalam menyayangi
anaknya, hingga terperosok pada sikap yang memanjakannya.
Maka dari itu sebagai orang tua yang bijak berikan kasih sayang terhadap
anak sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan.
b. Sikap bijak dalam mendidik anak
Sebagai orang tua harus sungguh-sungguh dalam mendidik,
membimbing, dan membombong anaknya. Berhasil tidaknya proses
pendidikan bergantung pada sikap bijak orang tua dalam mendidiknya
Nabi Saw. bersabda, “Hak anak yang wajib dipenuhi oleh orang
tuanya, antara lain: pertama, mendidik mereka dengan mengajarkan
agama; kedua, tidak memberikan makan, kecuali dari yang halal; ketiga,
mengajarkan keterampilan (seperti memanah atau berenang); keempat,
menikahkannya setelah ia dewasa.
c. Membangun komunikasi efektif dengan anak
Komunikasi orang tua dengan anak harus dibangun atas dasar
kebutuhan kasih sayang antara kedua belah pihak. Kebutuhan ini dapat
diaplikasikan setiap saat sepanjang komunikasi efektif bagi keduanya.
Misalnya, saat makan bersama, saat liburan bersama, saat berkumpul
dirumah dan lain sebagainya.
d. Jangan menghukum fisik anak.
Pendidikan yang semestinya harus berjalan secara manusiawi dan
menjauhkan hukuman fisik atau kekerasan. Jika hendak melarang, orang
tua sebaiknya melakukannya tanpa menimbulkan rasa takut pada anak.
Kritik pun perlu dijaga agar tetap disampaikan seara wajar, selayaknyalah
orang tua tua berkepribadian matang dan memiliki keterampilan
pengasuhan yang baik. Salah satunya adalah jangan terlalu sering
menggunakan kekerasan atau hukuman fisik terhadap anak.
e. Menjaga kesehatan jasmani dan ruhani anak sejak dini.
Agar tumbuh menjadi generasi yang kuat dan sehat jasmani dan
ruhani, orang tua harus memerhatikan kesehatan anak-anaknya dan
menjaga mereka dari penyimpangan-penyimpangan moral sejak kecil.
f. Mengajarkan Kedisiplinan Pada Anak
Sebagai orang tua berkewajiban untuk mengarahkan tingkah laku
anak supaya bersikap disiplin. Orang tua sangat tidak dianjurkan untuk
membiarkan anak berbuat semaunya hingga mengabaikan nilai-nilai
kedisiplinan. Hal ini akan berdampak negatif bagi pribadi mereka.
3. Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut syantut dalam Riska (2015: 15) memaparkan beberapa hal
yang harus dilakukan orang tua dalam mempersiapkan anak-anak sebelum
masuk ke sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan usia
Kematangan usia merupakan syarat yang harus dipenuhi pada saat
akan mendaftarkan anak ke sekolah. Usia standar anak untuk bisa masuk
sekolah dasar yaitu enam tahun. Memasukkan anak ke sekolah dasar
sebelum waktunya dapat merampas waktu bermain si anak, hal ini dapat
berdampak anak akan sulit menerima pelajaran yang diberikan.
b. Mempersiapkan anak masuk sekolah
Dalam hal ini orang tua harus memberikan perhatian yang lebih
ketika anak mulai memasuki sekolah dasar. Orang tua dapat menemani
anak saat masuk hari pertama untuk bertemu dan berkenalan dengan
teman-teman barunya, serta mengenal lingkungan sekolah. Orang tua juga
dapat menanyakan kembali materi atau kegiatan apa saja yang dilakukan
anak bersama guru dan teman-temannya di sekolah.
c. Selektif dalam memilih sekolah
Sekolah Islam terpadu dapat menjadi salah satu alternatif pilihan
orang tua dalam menentukan tempat bagi anak-anaknya bersekolah,
dengan catatan sekolah tersebut memiliki track record yang baik.
Bagaimanapun tempat anak bersekolah dapat menjadi penyempurna nilai-
nilai dan pengetahuan yang telah didapatkan anak di rumah. Dalam
memilih sekolah ada hal yang tidak kalah penting selain memperhatikan
kualitas sekolah, yaitu kesanggupan dari orang tua itu sendiri .
d. Masuk sekolah
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan anak
ketika pertama kali masuk sekolah, terutama membantu anak untuk bisa
beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan temanteman barunya. Orang
tua hendaknya selalu menjalin komunikasi rutin dengan guru.
Hal ini dilakukan agar orang tua selalu mengetahui perkembangan
anak dis sekolah. Selain hal-hal tersebut, orang tua juga harus melakukan
fungsi kontrol terhadap perilaku anak di rumah, kaitannya dengan
pengawasan tugas-tugas, pekerjaan rumah, atau hal-hal yang diberikan di
sekolah. Terkait dengan hal pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa
peranan orang tua ketika anak akan memasuki usia sekolah sangatlah
penting untuk diperhatikan. Namun, setiap orang tua memiliki cara yang
berbeda dalam menjalankan peranannya sebagai orang tua yang baik untuk
anak-anaknya.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran orang
tua itu sangat dibutuhkan oleh anak apalagi saat anak baru memulai masuk
ke pendidikan Sekolah Dasar. Karena seorang yang baru memulai
pendidikan Sekolah Dasar ia belum bisa mengenal atau beradaptasi dengan
teman-temannya dan juga lingkungan sekolah. sebagai oranng tua harus
menemani anaknya dalam melakukan hal tersebut supaya orang tua bias
melihat perkembangan anaknya.
C.Anak
1. Hak-hak anak
anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara
hubungan pria dan wanita. Dalam konsiden undang-undang No. 23 Tahun
2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa nak adalah amanah dan
karunia Tuhan yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan
martabat sebagai manusia seutuhnya. ( M. Nasir Djalami,8:2013)
anak merupakan amanah terindah yang diberikan oleh Allah SWT kepada
pasangan suami istri yang harus di urus atau di besarkan oleh orang tua dengan
penuh kasih sayang dari sejak dalam kandungan hingga lahir. Setiap anak
berhak mendapatkan pemeliharaan dari orang tuanya. Hak anak dari orang tua
ada bersifat fisik, psikis, rohani dan jasmani.(Masyitoh, 2015:44)
perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,, berkembang dan berpartipasi
secara optimal sesuai dengan harkkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Menurut Huttan yang dikutip oleh (Huraerah 2011:28), merinci
kebutuhan-kebutuhan anak sebagai berikut:
a. Kasih sayang orang tua
b. Stabilitas emosional
c. Pengertian dan perhatian
d. Pertumbuhan kepribadian
e. Dorongan kreatif
f. Pembinaan kemampuan intelektual dan keterampilan dasar
g. Pemeliharaan kesehatan
h. Pembunuhan kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal yang sehat dan
memadai
i. Aktifitas reksional yang konstruktif dan positif
j. Pemeliharaan, perawatan, dan perlindungan yang layak.
Kegagalan dalam proses pememnuhan kebutuhan tersebut akan berdampak
negative pada pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual, mental, dan
social anak.
D. Studi Relevan
Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil peneliti taerdahulu yang
terkait dengan penelitian yang dilakukan. Dengan tujuan untuk menghindari
plagiasi, dan menambahkan beberapa hasil penelitian yang penulis anggap
mempunyai relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Skripsi yang berjudul Motivasi orang tua dalam meyekolahkan anaknya di
sekolah berbasis islam studi kasus di desa Singosari Mojosongo Boyolali.
IAIN Salatiga Hamidah Nurvitasari, Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri
Salatiga (IAIN).
Adapun perbedaan dari penelitian yang ditulis oleh Hamidan Nurvitasari
tersebut membahas tentang bagaimana pandangan orang tua terhadap sekolah
berbasis islam. Penelitian yang ditulis oleh Hamidah Nurvitasari memiliki
kesamaan dengan peneliti yaitu sama-sama ingin mengetahui motivasi orang
tua dalam memasukkan anaknya di di sekolah berbasis agama.
Dalam penelitian ini peneliti menulis tentang bagaimana motivasi intrinsic
dan ekstrensik orang tua dalam menyekolahkan anaknya di pondok pesantren
Daarul Aula. Dan fokus penelitiannya yaitu lebih ke apa yang memotivasikan
orang tua di Desa Temalang untuk memmasukkan anak di Pondok Pesantren
Daarul Aula.
2. skripsi yang berjudul Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya di
Pondok Pesantren Raudahtu Ulum Universitas Muhammadia Palembang. Pika
Putriani Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadia Palembang .
Adapun perbedaan penelitian yang ditulis oleh Pika Putriani tersebut
membahas tentang tinggi rendahnya motivasi oranng tua menyekolahkan anak
di pondok pesantren Raudahtul Ulum. Karena berdasarkan penelitan yang
dilakukan peneliti dan berdasarkan angket yang disebarkan kepada 47 orang
tua menunjukkan masih tinggi rendahnya motivasi orang tua menyekolahkan
anak di pondok pesantren Raudhatul Ulum. Faktor-faktor yang mendorong
orang tua menyekolahkan anak di pondok Pesantren Raudahtul Ulum adalah
lembaga pendidikan agama oleh karena itu dengan hal inilah maka dorongan
orangtua menyekolahkan anaknya dipondok pesantren Raudahtul Ulum
dengan harapan dapat membekali dan memberikan anak mereka pengetahuan
dan pendidikan agama.
Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang bagaimana motivasi orang
tua dalam memasukkan anakn di pondok pesantren Daarul Aula, dan fokus
peneliti lebih kea pa yang memotivasikan orang tua didesa temalang
memasukan anak di Pondok Peasntren Daarul Aula.
3. skripsi yang berjudul Motivasi Orang Tua Memilih Sekolah Berbasis Agama
di MI Tahassus Prapagkidul Kec, Pituruh Kab, Purwerjo. Universitas Negeri
Yogyakarta. Rizkia Nur Laila Dewi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Adapun perbedaan dalam penelitian yang di tulis Rizkia Nur Laila Dewi
membahas tentang motivasi orang tua itu memiliki sekolah berbasis agama di
MI Tahassus Prapagkidul disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor-faktor intrinsik motivasi orang tua berurutan dari faktor
yang memperoleh persentase terbesar terkecil.
Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang bagaimana Motivasi Orang
Tua dalam Memasukkan anak di Pondok Pesantren Daarul Aula, dan fokus
penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi Intrinsik dan
Ekstrensik dalam memasukkan anak di Pondok Pesantren Daarul Aula.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan merupakan melihat titik tolak atau mengukur, menggali
sesuau, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif baik berupa tulisan maupun lisan dari orang dan prilaku yang dapat
diamati. Dalam penelitian kualitatif metode yang bisa dimanfaatkan yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif Instrumenya
adalah orang atau human instrumen, yaitu pendiri itu sendiri, data yang
mendalam. (Sugiyono, 2017. 8)
Berdasarkan dengan judul penulis ambil, Kirk dan Miller dalam Moleong
mendefisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fubdamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang bersifat fenomenal, dengan alasan karena data penelitian yang akan
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Dengan demikian
laporan penelitian akan berisi kutipan data untuk memberikan gambaran terkait
fakta-fakta maupun fenomena yang akan diteliti.
Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode
deskriptif,adalah penelitian yang dimaksudkan untuk melukiskan,
menggambarkan, atau memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana apa
adanya, sesuai dengan situasi dan kondisi ketika penelitian tersebut dilakukan.
Dengan metode ini, seseorang penelitinya perlu menggambarkan realita subjek
yangn diteliti secara baik, utuh, jelas, dan sesuai dengan fakta yang tempat dilihat
dan dindengar. Tidak mengada-mengada, apalagi menganipulasi variabel
sebagaimana pada metode eksperimen.(Ibrahim,2015:62)
B. Settiing Dan Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa temalang, Kec Limun tepatnya
mengetahui apa saja motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Pesantren
Daarul Aula di Bukit Tiga, Kec Singku, Kab Sarolangun.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian disisni adalah narasumber, atau partisipan, informan
yakni yang dapat memberikan informasi terkait data yang akan dicari.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan dengan
teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu. Dengan demikian informan yang dipilih dalam penelitian ini
yaitu orang-orang yang dianggap bersangkutan dan memahami tentang tujuan
yang dimaksud oleh peneliti.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber utama melalui observasi dan wawancara dilapangan. Sedangkan data
skunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumbeer-
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data
skunder dapat diperoleh deri sumber ke dua berupa dokumentasi serta
perisyiwa yang bersifat lisan atau tulisan.
a. Data Primer
data primer adalah data yang diambil lagsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. Yakni data yang diperoleh secara
langsung melalui wawancara dan pengamatan (observasi) terhadap
Motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Pesantren Daarul Aula
Desa Bukit Tiga, kec Singkut, Kab Sarolangun.
b. Data Skunder
Data Sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti misalnya dari dokumentasi ( Propil Daarul Aula dan Struktur
Organisasi lainnya.)
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dala penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto,2002:207). Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara.
Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber
data dari dokumen didapat dari instansi terkait. Menurut Lofland sumber data
utrama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya.
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu:
a. Sumber data berupa manusia, yakni orang tua yang menyekolahkan
anaknya di Pesntren Daarul Aula
b. Sumber data berupa suasana dan kondisi Pesantren Daarul Aulaa
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi
resmi yang berhubungan dengan pesanntren Daarul Aula.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik merupakan pengumpulan data yang sama, dengan metode yang
berbeda dan mengecek dangan data-data atau hasil dengan wawancara dan dengan
observasi. Teknik pengumpulan data pengumpulan data merupakan langkah yang
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakuka dalam berbagai
setting,sumber, dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
merupakan pertemuan antara dua orang yang bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapay dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara juga bisa diartikan sebagai percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu mengajukan
pertanyaan (pewawancara). Dalam kegiatan in peneliti memberikan beberapa
pertanyaan kepada informan terkait dengan judul penelitian. Wawancara
terbagi menjadi tiga macam yakni:
a. Wawancara Terstruktur
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpulan data telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaa-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Dalam melakukan wawancara selain harus membawa instrument
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, brosur, dan material
lainnyayang dapat membantu wawancara menjadi lancar
b. Wawancara semi-struktur
Jenis wawancara ini termasuk dalam katagerori in-dept interview,
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara semi struktur ialah untuk
menemukan permasalahan lebih terbuka, dimanapihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan dapat mencatat
secara teliti.
c. Wawancara tidak terstruktur
yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak memnggunakan
pedoman wawancara dalam pengumpulan datanya. Adapun dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara semi-struktur,
karena peneliti berusaha mendapatkan informasi lebih mendalam terkait
objek yang akan diteliti. Dalam hal ini peniliti membuat instrumen sebagai
pedoman saat melakukan wawancara, akan tetapi pelaksanaan wawancara
tidak terikat oleh pedoman dan lebih bersifat bebas sehingga informan bisa
membrikan pendapat dan ide-idenya secara lebih terbuka.
Wawancara tidak terstruktu atau terbuka, sering digunakan dalam
penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang labih
mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan
peneliti sudah berusaha untuk mendapat informasi awal tentang berbagai
isu atau permasalahan pada objek, sehingga peneliti tidak menentukan
secara pasti permasalahan atau variable apa yang harus diteliti.
Untuk mengetahui informasi yang lebih dalam tentang responden,
maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara tidak terstruktur dalam
penelitian tidak terstruktur, peneliti belum menhetahui pasti apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
dicerikan oleh responden. (Sugiyono, 2017:233-234)
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis
wawancara semi struktur. Karena peneliti berusaha untuk mendapatkan
informasi lebih medalam mengenai objek yang akan diteliti. Dan juga dalam
pelaksaannya wawancara semi struktur lebih bebas. Dalam hal ini peneliti
membuat instrument sebagai pedoman saat melakukan wawancara dan
pelaksanaann wawancara tidak terkait dengan pedoman, sehingga pihak yang
menjadi informan dapat memberikan pendapat atau ide-idenya secara lebih
terbuka.
2. observasi
Observasi yakni penjelasan lebih denga apa yang akan diteliti.
Observasi berarti mengumpulkan data langsung ditempat yang diteliti
tersebut. Dengan pengalaman langsung penelitian mendapatkan gambaran
yang menyeluruh dan komprehensif. Observasi merupakan pengamatan dan
pencatatan yang dilaklukan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Observasi dibagi nmenjadi tiga macam yaitu: observasi
partisipatif, observasi terus terang dan tersamar dan observasi tak terstruktur.
Sedangkan untuk observasi parsitipatif itu sendiri dibagi menjadi tiga macam
yaitu; parsitifasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktif dan partisipasi
lengkap.
Didalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipasi
moderat. Karena dalam pengumpulan data peneliti itu mengamati objek yang
diamati dan juga terlibat dalam beberapa kegiatan yang diamati. Adapun data
yang ingin diperoleh peneliti dari kegiatan observasi ini adalah:
a. Gambaran keadaan fisik pesantren Daarul Aula
b. Bentu-bentu kegiatan di pesantren Daarul Aula.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah segala data yang kita dapatkan dari
dokumen dan kajian dkumen ini mengambil data dari dokumen. Bukan
mendokumentasikan. Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbetuk tulisan, gambara, atau karya-karya monumental dari
seseorang.
Hasil penenlitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau
dapat dipercaya apabila didukung dengan adanya dokumentasi. Karena data
tersebut diperkuat oleh adanya sejarah pribadi kehidupannya dan juga didukung
oleh adanya foto-foto atau karya tulis dan seni yang telah ada.
a. Letak gepgrafis Pesantren Daarul Aula
b. Data siswa yang di Pesantren Daarul Aula
c. Data stap guru dipesantren Daarul Aula
d. Dokumen yang relevan dari berbagai sumber yang diakui validitasnya
E. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah mencari dan memnyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data interaktif yang
dikembangkan oleh Miles dan Hubernam yaitu bahwa kegiatan dalam analisis
data kualitatif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Dalam hal
tersebut terdapat alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
1.Reduksi Data (Data Reduction)
data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti meneliti ke lapangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data,
mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data merupakan proses berfikir yang memerlukan kecerdasan,
keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,
dalam melakukan redusi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain
yang dipandang lebih ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan
berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuuan
dan pengembangan teori yang signifikan.(Sugiyono, 2017:247)
2.Penyajian Data (Data Display)
Setelah dat reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data atau
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dan sejenisnya.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
3. Verfication/Conclusion Drawing
Data ketiga dalam analisi data kualitatif menurut Miles dan Hubernam
adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Kesimpulan awal yang kemukakan
masih kesimpulan sementara, dan alan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peniliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan Kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dann rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada dilapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelunya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis
teori.
F. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data adalah usaha meningkatkan derajat kepercayaan data.
Maksydnya aalah menguji benar atau tidaknya data. Pemeriksaan terhadap
keabsahan data yang dilakukan agar data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan dari segala segi. Dalam hal pemeriksaan terhadap
keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi adalah pengecekkan
terhadap keabsahan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. (Meleong : 274) Dengan demikian terdapat tiga macam triangulasi yaitu
sbb:
1. Triangullasi sumber adalah
menguji kredebilitas data yang dilakuakn dengan cara mengecek dat yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi teknik
adalah menguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan menmgecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi waktu
untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data, waktu disini juga
mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narumber masih segar, belum banyak
masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga kredibel.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber
triangulasi teknik, alasannya karena untuk mengaji valid atau tidaknya data
dengan cara mengetahuinya dari berbagai sumber dan berbagai tehnik.
36
Jadwal Penelitian Sementara
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
N
o
Kegiatan Bulan
September
2020
Oktober
2020
November
2020
Desember
2020
Januari
2021
Februari 2021 Maret
2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
Skripsi
3 Pengajuan Dosen
Pembimbing
4 Bimbingan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pengajuan Riset dan
Pengesahan Judul
8 Pelaksanaan Riset
9 Penyusunan Data
10 Penulisan Skripsi
11 Bimbingan Skripsi
Catatan: Sewaktu-waktu jadwal ini dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
38
38
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daarul Aula
Pondok Pesantren Daarul Aula merupakan salah satu pondok yang
berada di Desa Bukit Tigo Kecematan Singkut Kabupaten Sarolangun.
Pondok Pesantren Daarul Aula didirikan oleh K.H Zulkarnain pada tahun
1095. Adapun maksud didirikan Pondok Pesantren Daarul Aula ini adalah
untuk lebih mencerdaskan ilmu agama anak-anak yang masuk Pesantren
Daarul Aula. Supaya setelah keluar dari Pondok Pesantren Daarul Aula bisa
membanggakan orang tua, keluarga dan masyarakat.
Pondok Pesantren Daarul Aula menerima putra dan putri di tempatkan
dalam asrama yang berbeda, tetapi masih dalam lingkungan Pesantren Daarul
Aula. Disana juga terdapat sekolah jenjang MTS dan MA juga banyak
masyarakat dari berbagain daerah yang memondokkan anaknya di pondok
pesantren Daarul Aula. Yang pernah menjadi kepala sekolah di daarul aual
dari awal berdiri sampai sekarang sebagai berikut:
a. Syukri
b. Yendra Wedi S.Pd.I
Letak geografis Pondok Pesantren Daarul Aula, sebelah Barat
berbatsan dengan hutan, sebelah Utara berbatasan dengan Sekolah Dasar
Negeri, sebelah Timur berbatasan dengan permukiman warga, dan sebelah
Selatan berbatsan permukiman warga. Jalan Pendidikan No 117 Bukit Tigo,
memilik titik koordinat, long: -2.498 dan lat: 102.7091
39
2. Visi dan misi Pondok Pesantren Daarul Aula
a. Visi
Terwujudnya sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, berprestasi,
terampil, cerdas dan berakhkulakarimah serta mampu bermasyarakat.
b. Misi
1.) Meningkatkan pemahaman dan penghayatan serta pengalaman ajaran
agama islam dalam aspek kehidupan, sehingga menjadi landasan daam
bertingkah laku.
2.) Membekali siswa denga pengetahuan akademik dan non akademik
3.) Menumbuh kembangkan peserta didik sebagai insan yang
berakhlakulkarimah.
4.) Menyiapkan perangkat dan tenaga pendidik yang propesional serta
berkompeten di bidangnya.
5.) Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab warga madrasah.
6.) Meningkatkan sarana dan prasarana.
7.) Menjalin hubungan kerjasama yang baik dan harmonis antar warga
sekolah dengan lingkungan yang terkait.
8.) Mendorong dan menggerakkan setiap warga madrasah untuk ikut serta
dan aktif dalam setiap kegiatan baik di madrasah maupun di tengah
masyarakat.(Sumber: Dokumentasi Daarul Aula Tahun2020/2021)
3. Nama-nama Guru di Pondok Pesantren Daarul Aula
Tabel 4.1
Nama-nama guru di Pondok Pesantren Daarul Aula
No Nama Jabatan
1 Yendra Wedi, S.Pd.I Kepala Sekolah
2 Drs Abdullah Mu‟in Waka Kurikulum
3 Sri Suharni, S.Pd Waka Kesiswaan
4 Helmi, S.Ag Kaur Tata Usaha
5 Hermanto Pembina osis
6 Asnadi Koordinator GMP
40
7 Asmawati, S.Pd Wali Kelas
8
Maulana Ihsan, S.Pd Majelis Madrasah
9 Alda Suganda, S.Pd Wali Kelas
10 Nur Ainun, S.Pd Waka Humas
11 Nur Aisyah, S.Pd.i Wali Kelas
12 Siska Hariani S.E Wali Kelas
13 Eka Damayanti Guru
14 Nurul Afnita, S.Pd Wali Kelas
15 Susi Susanto TU
4. Jumlah siswa MA di Pesantren Daarul Aula
Tabel 4.2
Jumlah siswa MA Pesantren Daarul Aula
Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan
X 40 19 21
XI 40 17 23
XII 28 15 13
Total Siswa 108 51 57
5. Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Daarul Aula
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Daarul Aula
Sarana dan Prasana Jumlah
Kantor 1
Kantin 2
Mushollah 1
Wc Putra 3
41
Wc Putri 3
Wc Guru 2
Lapangan Bola Kaki 1
Lapangan Badminton 1
Lapangan Tenis Meja 1
Ruang Kelas 5
Lab Komputer 1
Ruang Guru 1
Ruang Kepala Sekolah 1
Perpustakaan 1
Aula 1
6. Bentuk Kegiatan di Pesantren Daarul Aula
a. Pramuka
Kegiatan pramuka ini di lakukan setap hari sabtu dan minggu. Pramuka
ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh siswa di pesantren Daarul
Aula. Pramuka ini merupakan salah satu kegiatan wajib karena itu seluruh
siswanya wajib mengikuti kegiatan pramuka ini, kecualli dengan alsan
tertentu tidak bisa ikut.
b.Drum Band
Kegiatan Drum Band ini bukan merupakan kegitan wajib di Pondok
Pesantren Daaru Aula. Latihan dram band ini hanya di lakukan pada hari
minggu dan itu pun jarang dilakukan karena Drum Band ini di gunakan pada
saat tertentu seperti, 17 Agustus dan pawai. Saat udah masuk bulan agustus
latihan Drum Band bisa dikatan setiap hari karena untuk persiapan 17
Agustus.
c. Silat
Kegiatan silat ini bukan merupakan kegiatan wajib di Pondok Pesantren
Daarul Aula. Yang mengikuti silat ini hanya untuk siswa yang mampu dan
42
mempunyai fisik yang kuat. Itu pun yang ingin mengikuti latihan silat
dilakukan setiap hari amis dan Minggu sore.
7. Prestasi yang di raih di MA Pondok Pesantren Daarul Aula
Tabel 4.4
Prestasi yang diraih oleh MA Daarul Aula
Ajang Juara Kategori
SGI Tournamen 2018 II Silat Golok Beregu
Pospeda Provinsi Jambi III Pidato Tiga Bahasa
Musabaqah Tilawatil
Qur‟an tingkat kecematan
limun di desa muara
mensao tahun 2017
I Cabang pidacil putri
Daarul Aula Silat I Silat Competion
Persahabatan Satria Suci
2019
II Silat Champion Camp
Posepda Kab Sarolangun
2017
II Cabang pidato bahasa Inggris
putra
Lomba persahabatan Kec II Futsal
Lomba Persaga Idol III Perkemahan persatuan
pengglang
Persahabatan satria suci II Gebyar muharam
L.T II pengalang 2017 II Pionering putri
43
8. Struktur Organisasi di Pondok Pesantren Daarul Aula
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daarul Aula
bb
(Sumber: Dokumentasi Daarul Aula)
Ketua Yayasan
K.H Zulkarnain
Kepala Madrasah
Yendra Wedi, S.Pd.I
Majelis Madrasah
Maulana Ihsan,SPd
Kaur Tata Usaha
Bendahara
Helmi SAg
Asmawati , S.Pd.I
Staf Tata Usaha
Susi Susanto
Waka Kurikulum
Drs. Abdul Muin
Waka Humas
Nur Ainun, S.Pd
Waka Kesiswaan
Sri Suharni, S.Pd
Koordinator GMP
Asnadi
Wali Kelas
Pembina Osis
Hermanto
Exstra Kulikuer
Ferry Putra, S.Pd
Santri/ santriwati Madrasah Aliyah Daarul Aula
X A
Alda Suganda SPd
X B
Nurul Afnita SPd
XI A
Siska Hariani SE
XI B
Aisyah Hasibuan SPd
XII A
Asmawati SPd
44
9. Data Kependudukan Desa Temalang
a. Komposisi Penduduk
Menurut data statistik yang di peroleh dari kantor Kepala Desa
Temalang jumlah penduduk di Desa Temalang seluruhnya sebanyak 262
warga laki-laki sebanyak 137 dan perempuan sebanyak 75 kepala keluarga
sebanyak 68kk.
b. Keadaan Pendidikan
Desa Temalang sebagian besar sudah melaksanakan pendidikan
formal baik tingkat Sekolah Dasar ataupun perguruan tinggi. Untuk data
yang lebih incih dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.5
Klaripikasi Penduduk Menurut Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak 15
2 Sekolah Dasar 42
3 SMP/SLTP 17
4 SMA/SLTA 13
5 Akademik/ D1-D3 10
6 Sarjana S1 18
c. Mata Pencarian
penduduk di Desa Temalang berbagai macam mata pencarian
seperti: Tani, Buruh, Pedagang, dan sebagainya. Untuk meilhat yang lebih
lengkap lagi dapat dilihat dari table dibawah ini:
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Menurut Mata pencarian
No Pekerjaan Jumlah
1 Tani 19
2 Buru Tani 7
3 PNS 9
45
4 Tambang Emas 57
5 Pedagang 13
d. Sarana dan Prasarana desa
Sarana dan Prasarana yang ada di desa Temalang yang
berhubungan dengan masyarakat umum yaitu dibidang olahraga seperti,
Lapangan Sepak Bola, Lapangan Tenis Meja, Lapangan Bola Voli,
Lapangan Badminton.
e. Struktur Organisasi dan Data Kerja Pemerintah Desa Temalang
Gambar 4.2
Struktur organisasi
Kepala Desa
Sekretaris Desa
BPD Kepala Dusun
1
Kepala Dusun 2 Kaur Umum
RT
46
B. Temuan Khusus
1. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Orang Tua Menyekolahkan Anaknya
di Pondok Pesantren Daarul Aula
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik ialah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, dalam diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu (Sadirman 2012:19 di dalam skripsi
Eva Wahyuati:2020:19)
Motivasi orang tua menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren
Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecematan Singkut Kabupaten Sarolangun
Yaitu karena ia ingin anaknya lebih mendalam lagi belajara agama.
Sebagaimana hasil wawancara dengan pak Tamrin salah satu orang tua
siswa yang mengemukakan bahwa:
“Motivasi saya memasukkan anak saya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula itu karena, sekolah di Pondok Pesantren Daarul Aula
benar-benar keinginan dari anak saya sendiri dan juga anak saya
ingin belajar agama lebih dalam lagi, sebagai orang sealau
mendukung apa yang diinginkan olleh anak saya.”(Wawancara 15
Februari 2021).
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakuka oleh peneliti
dapat diketahui bahwa banyaknya perubahan yang dialami oleh anak-anak
yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Aula. Bisa dilihat
dari keseharian meraka ketika mendirikan shalat lima waktu dan mereka
juga sudah rajin membaca Al-Qur‟an.
Sama halnya dengan orang tua lainya yang menginginkan anaknya
mendalami ilmu agama. Karena sekolah di pondok pesantren Daarul Aula
merupakan salah satu kemauan anak saya sendiri jadi saya termotivasi
untuk memasukan anak saya ke pondok pesantren Daarul Aula. Seperti
yang yang di jelaskan oleh ibu Nordiana, salah satu orang tua siswa yang
mengemukakan bahwa:
“yang memotivasikan saya memasukan anak saya ke Pondok
Pesantren Daarul Aula itu karena sekolah di Pondok Pesantren
47
Daarul Aula adalah kemauan anak saya sendiri, kapan lagi kan ada
anak yang mau masuk pesantren dengan sendirinya, saya bangga
anak saya bisa memilih pendidikan yang bagus.(Wawancara 21
Februari 2021)
Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh peneliti
didapatkan bahwa siswa yang masuk di Pondok Pesantren Daarul Aula
kebanyakan karena kemauan dari dirinya sendiri sehingga memudahkan
mereka untuk berdaptasi dengan lingkungan barunya.
Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk
anaknya supaya kehidupan dimasa yang akan datang akan lebih baik dari
kehidupan orang tuanya. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh bapak
herman:
“Salah satu alasan anak saya sekolah di Pondok Pesantren Daarul
Aula adalah karena ia ingin mempelajari ilmu agama lebih
mendalam lagi, dan juga sudah kemauan anak saya sendiri untuk
sekolah disana dikarenakan juga dari pendidikan sebelumnya ia
sudah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren tersebut.
Sehingga memudahkan ia untuk tetap melanjutkan pendidikannya
disana.”(Wawancara 18 Februari 2021)
Orang tua sangat mendukung kemuan anaknya apalagi kemauan
anak tersebut menuju kebaikan, Salah satu yang di paparkan oleh ibuk
murtati bahwa:
“Sebenarnya anak yang memilih sekolah di Pondok Pesantren
Daarul Aula. Akan tetapi orang tua juga sangat mendukung
keinginan anak tersebut, karena dari orang tua pribadi juga suka
dengan yang berbau keagamaan, jadi orang tua juga menginginkan
anak memiliki pengetahuan secara mendalam mengenai bab
keagamaan supaya nantinya dapat 60 diterapkan di kehidupan
keluarga dan masyarakat”(wawancara 14 Februari 2021)
Berdasarkan hasil obserpasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti
didapatkan bahwa orang tua sangat mendukung keputusan ataupun
kemauan anaknya, apalagi keputusan tersebut membawa kebaikan dan
tidakmerugikan. Dengan begitu anak bisa menjalankan pendidikan dengan
baik dan tanpa paksaan dari orang tua.
48
Hal yang sangat sama dipaparkan oleh ibuk Murni salah satu orang
tua siswa bahwa:
“Masuk ke Pondok Pesantren Daarul Aula itu adalah keinginan
anak saya sendiri saya sebagai orang tua harus mendukung
keputusannya, selagi itu baik bagi kita dan juga nyaman bagi anak
saya.”(Wawancara 29 Februari 2021)
Sebagian orang tua ingin anaknya mengetahui tentang islam
apalagi kalau seorang perempuan yang paling banyak dosanya tetapi
dianggap kecil dan selalu meremehkannya seperti yang sampaikan
olehsalah satu orang tua siswa di bawah ini:
“Yang memotivasikan saya memilih sekolah berbasis agama di
Pondok Pesantren Daarul Aula itu karena anak saya kan
perempuan, sedangkan di dalam Islam kan banyak tuntutan bagi
seorang perempuan seperti haid, nifas dan sebagainya jadi saya
penginnya anak saya itu tau betul tentang hal itu. Karena kalau di
sekolah umum pelajaran seperti itu tidak dijelaskan secara
mendetail. Itu salah satu alasan saya”(Wawancara 27 Februari
2021).
Lain halnya yang disampaikan oleh bapak Aziz salah satu orang
tua siswa yang sangat ingin anaknya bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik
dan benar:
“ Yang memotivasikan saya menyekolahkan anak saya di Pondok
Pesantren itu karena memang kemauan saya sendiri saya
mempunyai misi akan meyekolahkan anak ke pondok pesanttren
semua mau lelaki ataupun perempuan karena saya ingin anak saya
bisa membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar”(Wawancara 25
Februari 2021)
Hampir sama hal yang dikatakan oleh ibuk surya salah satu orang
siswa bahwa:
“Yang memotivasikan saya memasukan anak saya ke Pondok
Pesantren Daarul Aula itu karena sewaktu anak saya masih SD dia
udah pernah bilang bahwa ia sangat ingin menempuh Pendidikan
di Pondok Pesantren Daarul Aula itu. Anak saya dari Madrasah
Tsnawiyah nya sudah sekolah di Pondok Pesantren Daarul Aula. Ia
memang sangat bertekad sekolah disana dan saya sebagai orang tua
tentunya senag jika anak saya seperti itu karena saat ia pulang
kampong membawa aura-aurah yang positif
insyaalah”(Wawancara 16 Februari 2021)
49
Adapun dari faktor intrinsik dari motivasi orang tua yang
menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Daarul Aula yaitu:
a. Menginginkan anaknya agar mempunyai pengetahuan agama
dengan baik.
b. Menginginkan anaknya untuk membiasakan kegiatan rohani di
sekolah dan menanamkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Harapan orang tua agar anaknya memiliki aklhak kulkarimah.
d. Harapan orang tua agar anaknya dapat belajar Al-Qur‟an,
mempelajari ilmu Fiqih, Akidah Akhlak, dan Bahasa Arab.
e. Harapan orang tua agar anaknya berprestasi.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ektrinsik motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya ransangan dari luar. Jadi motivasi ektrinsik itu muncul karena
adanya dorongan dari luar.
Yang memotivasikan orang tua menyekolahkan anak di Pondok
Pesantren Daarul Aula itu, karena orang tua melihat cara pembelajaran
disana dan juga curikulum yang dipakai disana seperti yang di jelaskann
oleh salah satu orang tua siswa bahwa:
“yang memotivasikan saya menyekolahkan anak saya di Pondok
Pesantren Daarul Aula yaitu yang pertama saya melihat cara pembelajaran
disana bagus dan juga banyak mengadakan lomba seperti pidato tiga
bahasa,Berzanji, Tilawah, dan juga Syarhir Qur‟an. Disana juga ada lomba
tentang olahraga seperti lomba Voli, Badminton,dan tenis meja. Jadi anak-
anak tidak selalu belajar saja tetapi ada juga waktunya bermain. Dan yang
kedua itu saya melihat kurikulum yang di pakek sekolah itu juga bagus.” (
Wawancara 14 Februari 2021)
Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anak di sekolah berbasis
Islam sangat beragam. Salah satunya itu karena orang tua melihat cara
belajar di Pondok Pesantren Daarul Aula. Hal ini seperti yang
50
diungkapkan oleh salah satu orang tua memaparkan alasannya yang
menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren Daarul aula:
“Alasan saya memililih sekolah di Pondok Pesantren Daarul Aula
karena saya melihat cara belajar disana bagus dan juga belajar
agama lebih banyak, selain belajar disekolah siswa Daarul Aula itu
juga belajar di Pondoknya saat malam hari.”(Wawancara 15
Februari 2021)
Semua orang tua pasti ingin memberikan pendidikan yang terbaik
buat anaknya apalagi tengtang agama seprti yang dikatakan salah satu
orang tua siswa yang mengemukakan bahwa:
“Alasan saya memasukan anak saya di Pondok Pesantren Daarul
Aula itu karena saya lihat alumni atau lulusan dari sana ilmunya
bagus, berani berbicara di depan masyarakat dan juga jadi sopan
dari sebelumnya meskipun tidak semua anak seperti itu. Karena
sekolah disitu keinginan anak saya sendiri jadi saya tidak punya
alasan untuk menolak” (Wawancara 21 Februari 2021).
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh penelti
didapatkan bahwa alumni atau lulusan dari Pondok Pesantren Daarul Aula
mempunyai keberanian didalam berbicara didepan umum atau di depan
orang banyak. Dan juga mempunyai akhlak serta budi pekerti yang baik.
Setiap orang pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, apalagi dalam
hal pendidikan agama Islam. Akan rugi jika anak tidak disekolahkan di
sekolah Islam, karena mereka tidak banyak mendapatkan pelajaran tentang
agama Islam. Dengan sekolah di Pondok Pesantren anak dapat belajar
tentang agama kebih banyak lagi sebagaimana yang di paparkan oleh Ibu
Suriah bahwa:
“Motivasi saya memasukan anaknya di Pondok Pesantrren Daarul
Aula iu adalah dimana Pondok Pesantren itu mempunya porsi lebih
banyak mata pelajaran tentang Agama Islam daripada sekolah
umum. Kalau disekolah umu mata pelajaran agama dikit dan juga
itu di jadikan satu pelajaran, kan kalau di Pondok Pesantren itu
mata pelajaran agama di pisah-pisah. Jadi kalau kita memasukan
anak ke sekolah umum pengalaman agama akan kurang.”
(Wawancara 29 Februari 2021)
51
Setiap orang tua ingin anaknya mempelajari agam islam lebih
mendalam lagi agar bisa menjadi bekal di masa depannya nanti supaya
anak tidak terjerumus di dalam pergauan yang salah ataupun pergaulan
bebas, seperti yang di ungkapkan oleh salah satu orang tua siswa bahwa:
“Yang memotivasikan saya menyekolahkan anak saya di Pondok
Pesantren Daarul Aula itu, karena di sana pelajaran tentang
agamanya lebih banyak, selain itu saya juga ingin anak saya bisa
benar-benar paham tentang ajaran agama. Karena di zaman yang
semakin maju ini kalau kita tidak bisa membekali anak dengan
ilmu agama yang kuat nantinya anak bisa terjerumus ke dalam
pergaulan bebas. Karena saya sebagai orang tua kurang tau
mengenai agama makanya saya pilih sekolah yang banyak
agamanya supaya anak saya lebih tau tentang agama”(Wawancara
23 Februari 2021)
Dari hasil wawancara dengan orang tua murid saya berpendapat
betapa pentingnya pendidikan agama bagi anak-anak di masa globalisasi
seperti ini pendidikan agama yang diterapkan oleh suatu sekolah
hendaknya menjadi pertimbangan penting bagi orang tua dalam memili
pendidikan untuk anak. Seperti yang di utara oleh ibu Murni:
“Dalam menghadapi era globalisasi saat ini kita memilih sekolah
yang berpengetahuan agama karena itu sangat penting untuk anak-
anak kita supaya mereka bisa membedakan mana yang hal positif
dan mana hal negatif terhadap dunia globalisasi sekarang. Oleh
karen itu lah saya memasukan anak saya ke pondok pesantren
Daarul Aulaa Desa Bukit Tigo Kecematan Singkut Kabupaten
Sarolangun. Tujuannya supaya bisa belajar agama lebih baik lagi,
begitu pula dengan akhlaknya yang baik bida membanggakan
kedua orang tua, keluarga dan masyarakat. (Wawancara, 16
Februari 2021)
Selain belajar ilmu agama yang baik di sekolah orang tua berharap
agar anak-anaknya dapat menerapkan di dalam kehidupan sehaari-hari
sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Murtati:
“Motivasi saya menyekolahkan anak saya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula adalah karena saya ingin anak saya mempunya lebih
banyak ilmu agama, mempunyai budi pekerti yang bagus, mengaji lebih baik dari yang sebelumnya, sholat nya tidak bolon-bolong
lagi terkadang anak saya Cuma sholat magrib saja. Dengan
52
memasukan ke Pondok Pesantren Daarul Aula dia bisa terbiasa
dengan shilatnya”. (Wawancara 25 Februari 2021)
Orang tua tidak menginginkan anaknya pintar dalam ilmu umum
saja, akan tetapi juga bagus akhlaknya sebagaimana yang diungkapkan
oleh pak Musar:
“Yang jelas motivasi saya menyekolahkan anak saya di Pondok
Pesantren Daarul Aula itu ya namanya juga orang tua pasti
menginginkan anak tahu segala hal baik ilmu umum agama dan
juga menginginkan akhlak yang baik dan sopan santun. Selain itu
di Pondo Pesantren Daarul Aula juga banyak mata pelajaran agama
dan juga diajarkan etika yang baik dan benar, dan juga alasan saya
sendiri memasukan anak saya ke Pondok Pesantren Daarul Aula itu
karena saya kurang mampu mengajarkan anak saya dalam
pelajaran agama itu sendiri”. ( Wawancara 22 Februari 2021).
Pendapat orang tua yang hampir sama dari yang diatas
sebagaimana yang di paparkan oeh bapak Herman di bawah ini:
“Motivasi saya memasukan anak saya ke Pesantren Daarul Aula itu
karena, Saya melihat sekolahnya bagus dan juga sarana dan
prasarananya bagus, cara gurunya mengajar juga berkualitas dan
juga mata pelajaran disana bagus untuk dipelajari anak supaya bisa
belajar tentang agama ”. ( Wawancara 18 Februari 2021)
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, adapun dari faktor ekstrinsik motivasi orang tua memasukan
anaknya di Pondok Pesantren Daarul Aula yaitu:
a. Dorongan dari keluarga atau saudara yang memang anaknya
lulusan dari Pondok Pesantren Daarul Aula. Sehingga timbul
keinginan untuk memasukan anak di esantren Daarul Aula agar
dapat menikuti jejak anak yang lulusan dari Pesantren Daarul Aula
tetrsebut.
b. Orang tua yang menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren
Daarul Aula juga melihat pesantrennya, baik sarana dan
prasarananya dan juga kualitas guru mengajar.
53
2. Kendala Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren
Daarul Aula
Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi generasi
penerus yang berkualitas dan sukses. Berarti tercapai segala apa yang di cita-
citakan dalam pendidikan anak. Untuk mencapai suksesnya bagi anak dalam
keluarga tersebut tidaklah mudah karena dalam memberikan pendidikan di
keluarga itu ada saja kendala yang dihadapi oleh orang tua.
Kendala adalah halangan atau hambatan, kendala itu memiliki arti
yang sangat penting dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas
atau pekerjaan tidak akan terlaksanakan apabila ada suatu kendala yang
mengganggu pekerjaan tersebut. Setiap manusia selalu mempunyai kendala
dalam kehidupan sehari-hari, baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun
dari orang lain. Yang mana dari hasil pengamatan penulis ada beberapa orang
tua siswa yang terkendala dalam memasukan anaknya di Pondok Pesantren
Daarul Aula.
Dari beberapa hasil wawancara penulis maka diperoleh informasi
bahwa kendala orang tua dalam memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula:
“Ada sedikit kendala saya dalam memasukakn anak saya ke Pondok
Pesantren Daarul Aula itu karena kurangnya pengawasan dari orag tua
kami sebagai orang tua tidak tau apa yang anak-anak disana karena say
tidak bisa mengawasinya dan juga saya sangat takut anak saya salah
pergaulan karena dia mudah terpengaruh dengan teman-temanya
(Wawancara 14 Februari 2021).
Hal yang hamper sama di sampaikan oleh orang tua siswa bahwa:
“Kendala saya saat menyekolahkan anak saya di Pondok Pesantren
Daarula itu karena jarak yang jauh, jadi kalau libur saya agak khawatir
anak saya pulangnya gimana dan naik apa karena kami sebagai orang
tua tidak mempunyai kendaraan untuk menjeput dan juga karean
jaraknya jauh. Begitu sebaliknya bila tiba masuk sekolah lagi kami
harus berfikir ke Pondok nya naik apa dan bagaimana.”(Wawancara 22
Februari 2021)
54
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan peneliti di lapangan
dapat diketahui bahwa jarak dari Desa Temalang menuju ke Pondok Pesantren
Daarul Aula memiliki jarak tempuh yang bisa dikatakan lumayan jauh.
Sehingga hal ini merupakan salah satu kendala dalam menyekolahkan anak di
Pondok Pesantren Daarul Aula tersebut. Dan juga jalannya yang masih jelek
menimbulkan orang tua harus berpikir berulang kali untuk memasukkan
anaknya di pesantren tersebut.
Kendala orang tua dalam memasukan anaknya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula antara lain, karena faktor jauhnya tempat sekolah dari rumah
mempunyai jarak tempuh sekitar 1 jam lebih. Dan juga jalannya yang kurang
mendukung. Jadi, menghambat untuk pergi ke Pesantren Daarul Aula.
Selain faktor jauhnya jarak rumah dari sekolah yang menjadi kendala
orang tua memasukan anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula ada juga
faktor lingkungan dan pergaulan anak. Ini hasil dari wawancara penulis
dengan salah satu orang tua yang menyekolahkan anaknya di Pondok
Pesantren Daarul Aula sebagai berikut:
“Kendala saya memasukan anak ke Pondok Pesantren Daarul Aula itu
ketika saya mengarahkan anak-anak sekolah di Pondok Pesanttren
Daarul Aula itu, tetapi anak saya berkeinginan untuk masuk sekolah
umum seperti teman-temanya yang lain, karena teman-temannya tidak
ada yang masuk ke Pesantren Daarul Aula.” (Wawancara 29 Februari
2021)
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan peneliti di
lapangan diketahui bahwa kebanyakan siswa mengikuti pergaulan teman-
temannya yang lain. Mereka masih belum memiliki pendirian yang kuat untuk
dirinya sendiri. Sehingga masih sering mengikuti apa yang dilakukan oleh
teman-temannya. Misalnya, ketika temannya masuk dalam sekolah si A, maka
dia juga akan masuk di sekolah A tersebut.
Kendala orang tua dalam memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula antara lain lingkungan sosial anak yang terpengaruh dengan
teman-temanya sehingga anak ini melanjutkan sekolah di dekat temanya hal
55
ini menjadi salah satu kendala orang tua yang ingin mengarahkan anak nya
agar mau seklah di Pesantren Daarul Aula.
Selain kendala lingkungan dan jarak ada juga faktor ekonomi yang
menjadi kendala orang tua dalam memasukan anaknya ke Pesantren Daarul
Aula. Nini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan orang tua siswa
sebagai berikut:
“Sedikit kendala saya menyekolahkan anak saya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula itu ketika mau membayar uang catringnya perbulannya
juga mahal yang membuat saya agak berat membayar uang makan
(catring) itu adalah karena anak saya jarang makan di pondok dia
selalu beli makan di luar, jadi rasanya agak berat bagi saya untuk
membayar uang makannya. Apalagi saya yang seorang buruh tani
sedikit terkendala karena itu, tetapi alhamdulillah masih bisa diatasi. “
(Wawancara 22 Februari 2021).
Kemudian yang menjadi kendala orang tua yang memasukkan anaknya
ke Pondok Pesantren Daarul Aula antar lain karena faktor ekonomi yang
mayoritasnya disana mata pencariannya adalah buruh tani yang hasilnya tidak
dapat dipastikan perbulannya, apalagi sebagai buruh tani yang belum memiliki
kebun dan karet sendiri jadi orang tua sedikit terkendala untuk membayar
uang makan (catring) dan juga awal-awal memasukan anaknya ke Pondok
Pesantren Daarul Aula.
Jadi ada empat faktor yang menjadi kendala orang tua dalam
memasukan anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula yang penulis temui
adalah faktor pengawasan, jarak, lingkungan dan ekonomi.
3. Upaya Orang Tua Dalam Mengatasi Kendala Pendidikan Anak kdi
Pondok Pesanttren Daarul Aula
Tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya tidak hanya terbatas
pada hal-hal yang sifatnya material saja melainkan hal-hal yang sifatnya
sprifitual sepert halnya dan pendidikan agama, untuk itu orang tua harus
memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya.
Salah satu orang tua terkendala saat menyekolahkan anak di Pondok
Pesantren Daarul Aula, karena kurangnnya pengawasan darinya. Namun
56
sebagai orang tua harus bisa mengatsi kendala tersebut, seperti yang
dipaparkan oleh ibuk suryah salah satu orang tua sisw bahwa.
“saya sebagai orang tua tidak bisa memantau kegiatannya makannya
gimana sama teman seperi apa. Namun kendala seperti ini harus bisa
saya atasi dengan cara bersikap positif, selalu memberi nasehat
sebelum berangkat ke Pesantren dan juga tidak lupa menetipkannya ke
pimpinn Pondok Pesantren agar untuk melihat apa saja yang
dilakukannya dan dengan siapa dia berteman, Saya sering kepikiran
bagaimana anak saya mencuci dan menggosok bajunya.”(Wawancara
14 Februari 2021)
Faktor jarak rumah dari Pesantren juga termasuk kedala dalam
memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula. Tetapi sebagai orang
tua harus bertanggung jawab atas pendidikan anak meskipun jarak sekolah
dengan Pesantren namun tidak menjadi alasan orang tua untuk tidak bisa
memberikan pendidikan agama yang baik untuk anaknya. Karena orang tua
sudah mengetahui pentingnya pendidikan agama untuk anak-anak supaya bisa
mempunyai masa depan yang cerah, tentunya orang tua tidak ingin anaknya
sama seperti dia yang tidak berpendidikan. Ketika orang tua terkendala
dengan jarak Pesantren dari rumah orang tua. Orang tua bisa menyatar mobil
atau pun kendaraan yang lainya untuk menmgantar ataupun menjeput
anaknya.Seperti keterangan salah satu orang tua siswa sebagai berikut:
“setiap orang tua pasti khawatir dengan anaknya apalagi dengan jarak
yang jauh, tetapi sebagai orang tua harus bisa menangani itu dengan
menyatar mobil yang ada di Desa kami dan untungnya anak-anak
disini lumayan banyak yang sekolah di Pondok Pesantren Daarul Aula
jadi mempermudah kami untuk menyatar mobil karena orangnya
banyak dan juga saya tidak terlalu khawatir karana banyak teman dari
desa.(Wawancara 22 Februari 2021)
Selain faktor jarak yang menjadi kendala orang tua memasukkan
anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula ada faktor lingkungan pergaulan
anak, orang tua ingin memasukkan anak ke Pondok Pesantren Daarul Aula
namun anaknya ingin melanjutkan sekolah umum karena teman-temannya
lebih banyak sekolah di sekolah umum, namun upaya orang tua membujuk
dan memberikan pengertian kepada anak tentan pentingnya ilmu agama bagi
kehidupan sehari-hari dan kedepannya deangan anak mau masuk Pondok
57
Pesantren Daarul Aula dia dapat memahami lebih detail lagi tentang ilmu
agama yang tidak di dapat di ekolah umum. Seperti hasil wawancara dengan
salah satu orang tua siswasebagai berikut:
“Saya sebagai orang tua menyadari bahwa pendidikan agama itu
merupakan suatu usaha orang tua untuk membina kepribadian
anaknyan agar sesuai dengan norma-norma atau aturan yang ada dalam
agama. Setiap orang tua memang bisa untuk mendidik anaknya agar
menjadi anaknya yang kepribadiannya baik. Namun saya tidak bisa
memberikan pendidikan agama kepada anak saya seperti yang di
berikan di Pesantren Daarul Aula. Oleh karena itu saya berusaha untuk
memberikan arahan dan pemahaman kepada anak tentan pentingnya
pendidikan agama itu kalangan sekarang dan alhamdulillah akhirnya
anakn saya masuk ke Pondok Pesantren Daarul Aula berkat nasehat
dan bujukan dari saya dan keluarga." (Wawacara 29 Februari 2021)
Selain faktor jarak dan lingkungan anak ada penghasilan orang tua
juga termasuk kendala dala memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren
Daarul Aula. Sebagai orang tua harus bertanggung jawa atas pendidikan
anaknya, walaupun penghasilan orang tua tidak memungkinkan untuk
menyekolahkan anaknya namun tidak menjadi alasan oranng tua untuk tidak
bisa memberikan pendidikan agama yang baik kepada anaknya.karena orang
tua sadar betapa pentingnya anak mendapatkan pendidikan agama yang baik
dan sebagian orang tua yang tidak bisa mengajarkan atau memberikan
pendidikan agama sebaik di Pondok Pesantren, ketika orang tua terkendadla
dengan biaya awal pendaftaran masuk Pondok Pesantren Daarul Aula namun
kendala-kendala tersebut bisa diatasi dengan menyiapkan dana atau biaya
sebelum anak masuk ke Pesantren Daarul Aula. Seperti yang dikatakan orang
tua siswa:
“Memang biaya awal pendaftaran di Pondok Pesantren Daarul Aula itu
menjadi kendala saya saat memasukan anak saya ke Pesantren, namun
kendala tersebut bisa saya atasi dengan cara menyiapkan biaya
sebelum anak saya masuk ke Pesantren dan sejak anak saya sudah ada
niatan untuk masuk Ke Pondok Pesantren karena sebagai orang tua
saya ingin anak saya memahami ilmu agama dengan baik dan sebagai
orang ua sudah kewajiban saya memberikan pendidikan yang layak dan bagus untuk anak kita selagi masih mampu kita usahakan dan
alahamdulillah uang perbulannya masih terjangkau”. (Wawancara 22
Februari 2021)
58
Orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan yang
baik dan layak untuk anak-anaknya baik itu pendidikan agama ataupun
pendidikan umum. Dengan demikian anak akan dapat mengembangkan bakat
dan minat pada dirinya. Lebih lanjut bisa dikatakan bahwa anak sebagai
penerus dan generasi bangsa dan negara dengan masa depan. Oleh karena itu,
agar anak mammpu memikul sebuah tanggung jawab maka ia perulu
mendapatkan kesempatan untuk berkembang baik secara fisik, mental,
ataupun sosial, dan berakhlak mulia. Dengan orang tua memilih pendidikan
yang layak dan baik untuk anaknya diharapkan anak menjadi generasi penerus
bangsa dan negara dan jai penerus yang kuat dari faktor psikologi ataupun
fisiologis. Dengan memenuhi pendidikan anak diharapkan akan menjadi
generasi yang berkualitas kuat yang dapat mewarisakan kekuatan generasi
berikutnya.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian menyangkut Motivasi Orang Tua
Menyekolahkan Anaknya di Pondok Pesantren Daarul Alua Desa Bukit Tigo
Kecematan Singkut Kabupaten Sarolangun. Pada tahun ajaran 2021/2022, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Motivasi Instrinsik orang tua dalam menyekolahkan anak di Pondok
Pesantren Daarul Aula karena merupakan keinginan dari dalam diri orang
tua sendiri yang mempunyai tujuan yang baik, agar anaknya dapat belajar
ilmu agama dengan baik dan dapat menjadi manusia yang berguna bagi
agama, bangsa dan masyarakat nantinya. Karena di Pondok Pesantren anak-
anak tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan umum saja, tetapi juga ilmu
pengetahuan agama Islam secara lebuh mendalalam. Dengan harapan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Motivasi Ektrensik orang tua
dalam menyekolahkan anak di Pondok Pesantren Daarul Aula itu karena
betapa pentingnya pendidikan agama bagi anak-anak di masa globalisasi
seperti ini pendidikan agama yang diterapkan oleh suatu sekolah hendaknya
menjadi pertimbangan penting bagi orang tua dalam memili pendidikan
untuk anak. Dan orang tua juga berharap suatu saat nanti anaknya bisa
berbicara didepan umun ataupun masyarakat.
2. Kendala orang tua dalam memasukkan anaknya ke Pondok Pesantrenn
Daarul Aula karena faktor jarak yang membuat orang tua khawatir untuk
melepas anaknya sendiri ke pondok pesantren, yang kedua itu faktor
lingkungan sosial anak, anak yang mempunyai keinginan berbeda dari orang
tua dalam melanjutkan sekolah, yang ketiga itu karena faktor ekonomi yang
membuat orang tua tekendala dalam memasukkan anaknya ke ppondok
poesantren karena di awal-awal pendaftran biayanya yang mahal, dan yang
keempat itu ada faktor pengawasan.
3. Upaya yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala dalam
memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren Daarul Aula dengan cara
bersikap ppositif terhadap anak, memberikan arahan yang baik terhadapa
60
anak, mempersiapkan biaya pendidikan anak jauh hari sebelum anak
memasuki Pondok Pesantren,dan menitipka anak ke pimpinan pondok
pesantren dengan benar.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian dan menghasilkan sebuah kesimpulan,
maka peneliti ingin memberikan atau menyampaikan beberapa saran yang
berkaitan dengan penelitian ini. Ada beberapa saran dari penulis yaitu:
1. Bagi Orang Tua
Diharapkan bagi orang tua agar mempertahankan motivasinya dalam
membrikan pendidikan kepada anaknya dai Pondok Pesantren sebagai
pembentukkan akhlakulkarimah pada anak serta pengetahuan agama, umum,
dan keterampilan.
2. Bagi Pondok Pesantren
Kepada kepala Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Daarul Aula diharapkan
untuk dapat meningkat kan pemebalajaran agama yang lebih baik dan teratur
lagi, agar masyarakat tertarik dan termotivasi dengan Podok Pesantren
Daarul Aula dengan lembaga pendidikana yang baik dan berkualitas.
61
61
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an, Surah At- Tahrim. Ayat 6
Arikunto, Suharmi, 2010. Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati. Jakarta
Al- Mawardi Prima
Bimo Walgito , 210. Pengantar Pisikologi Umum. Kota Yogyakarta
Dya Ayu, 2013. Motivasi Orang Tua Memilih Pendidikan Anak di Pondok
Pesantren. Jurnal
Eva Wahyuati, 2020. Motivasi Orang Tua Memasukkan Anaknya Ke
Madrasah Tsanawiyah Syafi‟yah Darusalam di Desa Tegal Arum
Kecematan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Skripsi
Futchurrohman Nanang, 2012. Madrasah Sekolah Islam Terpadu Plus dan
Unggulan. Depok: Lendean Hati Pustaka
Furqon Syarif, 2018. Pendidikan Agama Islam. Kota Bogor. IPB Press
Hayati Nufus, 2019. Motivasi Orang Tau Menyekolahkan Anaknya di
Pesantren Sebagai Sarana Pembinaan Akhlak. Jurnal
Hamidah Nurpita, 2017. Motivasi Orang Tau Dalam Menyekolahkan
Anaknya di Pendidikan Agama. Jurnal
Kemas Imron Rosadi, 2016. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Padang:
Sukabina Press
Kompri, Pendidikan Islam di Era Kontempore. Bandung : Alvabeta,Cv
Kompri, 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Masyitoh, 2015. Hak Asasi Manusia Dalam Islam. Jakarta: Majlis Hukum
dan Ham PP Aisyah
Moleong, Lexy, 2011.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja
Rosdakarya
Nasir Djalami, 2013. Anak Bukan Untuk Di Hukum. Sinar Grafika, Jakarta
Putriani Pika, 2015. Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di Pondok
Pesantren Raudatul Ulum. Jurnal
62
Purwanto Ngalim, 2004. Psikologo Pendidikan. Bandubg.PT. Remaja
Rosdakarya
Ramayulis, 2011. Psikologi Agama. Cet. 9, Jakarta: Kalam Mulia.
Rizaka Nur, 2015. Motivasi Orang Tua Memilih Sekolah Berbasis Agama di
MI Tahassus Prapagkidul Kec Pituruh Kab Purworejo. Jurnal
Sadirman, 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Kalam
Mulia
Slameto, 2012. Belajar dan Fakto-faktor Yang Memengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono,2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabrta, CV
Suryabrata, Sumadi, 2019. Psikologi Pendidikan. Jakarta Utara: PT Raja
Grafindo Prsada
Suryana, Yaya dan Rusdiana, 2015. Pendidikan Multikultural. Bandung:
Pustaka setia
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pnedidikan Nasional,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
63
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi: Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di Pondok
Pesantren Daarul Aula Desa Bukit Tigo Kecematan Limun Kabupaten
Sarolangun
A. Observasi
Observasi yang dilakukan untuk mempelah sebuah data sebagai
berikut:
1. Motivasi orang tua dalam memasukkan anaknya ke Pondok Pesanttren
Daarul Aula.
2. Faktor pendukung yang memotifasikan orang tua dalam melanjutkan
sekolah anaknya di Ppondok Pesantren Daarul Aula.
3. Kendala orang tua dalam memasukkan anaknya ke Podok Pesantren
Daarul Aula.
4. Bentuk tindakan orang tua dalam mengatasi kendala dalam
memasukkan anaknya ke Ppondok Pesantren Daarul Aula.
B. Wawancara
Wawncara dilakukan untuk mendapatkan infornasi terkait dengan
motivasi orang tua dalam memasukkan anaknya ke pondok pesantren
Daarul Aula yang berkenaan dengan:
1. Orang Tua
a. Apa yang bapak/ ibu ketahui tentang Pesantren Daarul Aula?
b. Apa alasan bapak/ibu memilih pesantren Daarul Aula sebagai
sekolah untuk anak?
c. Bagaimana pandangan Bapak/ ibu tentang Pesantren Daarul Aula?
d. Apakah ada faktot yang memotivasikan bapak/ibuk memilih
pesantren Daarul aual sebagai piihan pendidikan untuk anak?
e. Apa kendala bapak/ ibu dalam memasukkan anak ke Pesantren
Daarul Aula?
f. Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi kendala yang dihadapi saat
memasukkan anak ke Pesantren Daarul Aula?
2. Anak
a. Apa yang memotivasikan anda ingin masuk ke Pondok Pesantren
Daarul Aula?
b. Apakah ada orang tua yang memberi motivasi terhadap anda untuk
melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesanttren Daarul Aula?
c. Apakah masuk ke Pondok Pesantren Daarul Aula itu keinginan
anada sendiri atau paksaan dari orang tua?
C. Dokumentasi
Pengambilan data menggunakan dokumentasi agar dapat
memperoleh sesuatu yang berhubungan dengan:
1. Historis dan tata letak geografis Pesantren Daarul Aula
2. Visi dan Misi Pesantren Daarul Aula
3. Struktur Organisasi Pesantren Daarul Aula
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Pesanttren Daarul Aula
Lampiran 2
DAFTAR IMFORMAN
NO NAMA KETERANGAN
1 Yendra Wedi, S.Pd. I Kepalah Sekolah
Lampiran 3
DATA RESPONDEN
NO NAMA KETERANGAN
1 Murtati Orang tua siswa
2 Herman Orang tua siswa
3 Nordiyana Orang tua siswa
4 Musa Orang tua siswa
5 Hapsah Orang tua siswa
6 Tamrin Orang tua siswa
7 Murni Orang tua siswa
8 Surya Orang tua siswa
Lampiran 5
Poto hasil Dokumentasi
Lampiran 5
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Nova Anggraini
Tempat, Tanggal Lahir: Sarolangun, 11-November-1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Temalang, Kecematan Limu Kabupaten Sarolangun
Handpone : 082233851679
E-mail : [email protected]
DATA PENDIDIKAN
SD : SD 33/ Desa Temalang (2005-2011)
MTS : MTS Sarolangun (2011-2014)
MAN : MAN Sarolangun (2014-2017)