MOTIVASI DAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Definisi Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai: (1) Dorongan yang timbul dari diri
seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu; (2) Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang ingin dicapai.
Dari dua definisi di atas, menjadi jelas bahwa motivasi dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu: (1) Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.
Motivasi jenis ini seringkali disebut dengan istilah motivasi intrinsik. Misalnya:
seorang siswa, tanpa disuruh oleh siapa pun, setiap malam membaca buku
pelajaran yang esok harinya akan dijelaskan oleh gurunya. (2) Motivasi dari luar
yang berupa usaha pembentukan diri dari orang lain. Motivasi jenis ini seringkali
disebut motivasi ekstrinsik. Misalnya: seseorang siswa yang biasanya kurang rajin
belajar kemudian menjadi rajin belajar karena gurunya menjanjikan kepada siapa
saja yang memperoleh nilai terbaik pada mata pelajaran yang diajarkannya akan
diberikan tiga seri buku cerita Hari Porter.
Mengapa seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu kegiatan?
Abraham Maslow mengatakan bahwa seseorang termotivasi karena mmeiliki
kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam contoh di atas, siswa yang pertama
termotivasi karena ingin berprestasi pada setiap mata pelajaran yang dia tempuh
sehingga selalu berusaha membaca buku di malam hari pada mata pelajaran yang
esoknya diajarkan oleh guru. Jadi kebutuhan yang ingin dia penuhi adalah
berprestasi; kebutuhan seperti ini adalah kebutuhan yang timbul dari dalam diri
siswa tanpa pengaruh dari luar. Sedangkan, pada siswa yang kedua termotivasi
Motivasi dan Proses Pembelajaran 1
untuk belajar karena ada janji dari guru berupa hadiah buku cerita; kebutuhan
seperti ini munculnya karena ada usaha yang dilakukan dari luar.
B. Motivasi dalam Pembelajaran di Kelas
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik
dalam proses maupun pencapaian hasil. Seorang siswa yang memiliki motivasi
tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output
pembelajaran.
Ketika anak-anak memasuki SD, mereka sudah mulai digerakkan oleh rasa
ingin tahu, berkembangnya keinginan menjelajah lingkungan, dan berinteraksi
dengan orang lain. Dalam proses pembelajaran di kelas, bisa berkembang dua
situasi yang berbeda berkaitan dengan motivasi siswa. Seseorang guru merasa
bersemangat ketika siswa yang dihadapi memiliki motivasi yang tinggi dalam
belajar. Sebaliknya, guru bisa merasa kecewa ketika motivasi siswanya tidak
termotivasi terhadap pelajaran yang diajarkan atau terhadap cara dia mengajar.
Oleh karena itu, seorang guru dituntut mampu mengkreasi berbagai cara agar
motivasi siswa dapat muncul dan berkembang dengan baik. Ericksen (1998:3)
menegaskan: “Effective learning in the classroom depends on the teacher’s ability
.... to maintion the interest that brought students to the courese in the first place.
Ada sejumlah indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki motivasi
dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah:
1. Memiliki gairah tinggi
2. Penuh semangat
3. Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi
4. Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu.
5. Memiliki rasa percaya diri
6. Memiliki daya kosentrasi yang lebih tinggi
7. Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi
8. Mmeiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi
Motivasi dan Proses Pembelajaran 2
Jika indikator-indikator ini yang muncul dan berkembang dalam proses
pembelajaran di kelas, maka guru akan merasa enak dan antusias dalam
menyelenggarakan proses pembelajarannya.
Namun demikian, keadaan yang sebaliknya juga sangat boleh jadi kita
temukan. Artinya, ada sejumlah siswa bermotivasi rendah. Ada sejumlah indikator
siswa yang memiliki motivasi rendah, yaitu:
1. Perhatian terhadap pelajaran kurang
2. Semangat juangnya rendah
3. Mengerjakan sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat
4. Sulit untuk bisa “jalan sendiri” ketika diberikan tugas
5. Memiliki ketergantungan kepada orang lain
6. Mereka bisa jalan kalau sudah “dipaksa”
7. Daya konsentrasi kurang. Secara fisik mereka berada dalam kelas, tapi
pikirannya mungkin berada di luar kelas
8. Mereka cenderung menjadi pembuat kegaduhan
9. Mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan
Dari indikator-indikator di atas menunjukkan bahwa di dalam proses
pembelajaran ada siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi itu
berkembang dari dalam diri mereka sendiri. Sebaliknya, tidak sedikit siswa yang
motivasi belajarnya rendah sehingga harus ada upaya serius dari guru untuk
mengembangkannya. Namun demikian, bukan berarti upaya pengembangan
motivasi dalam pembelajaran hanya diberikan kepada siswa yang motivasi
belajarnya rendah saja. Kepada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pun
harus tetap dilakukan pembinaan karena ada kemungkinan motivasi belajar
mereka itu mengalami grafik yang naik turun. Lumsden (1994) serta Anderman
dan Midgley (1998) menegaskan” “To be sure, effort to promote student
motivation need no be directed solely at students who have low levels of
motivation. All students would benefit from higher level of engagement and
motivation to succeed.”
Motivasi dan Proses Pembelajaran 3
C. Proses Pembelajaran untuk Mengembangkan Motivasi belajar Subjek
Didik
Sejumlah faktor yang dapat disinergikan untuk membangun dan
mengembangkan motivasi siswa
1. Tataran di Luar Kelas
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membangun dan
mengembangkan motivasi belajar dalam tataran di luar kelas. Artinya, ada
sejumlah faktor yang seharusnya diperhatikan dan dikembangkan di luar kelas
sehingga memberikan kontribusi terhadap berkembangnya motivasi belajar siswa
ketika mengikuti proses pembelajaran.
Cara-cara tersebut adalah:
a. Menekankan kepada siswa tentang arti pentingnya persiapan dalam
menghadapi kehidupan masa depan yang kemungkinan lebih banyak tantang
dan persaingan.
b. Memberikan contoh kepada siswa tentang orang-orang sukses dalam
kehidupan dan rahasia kesuksesan mereka yang patut ditiru. Dalam skala
yang lebih luas bisa mengambil contoh bangsa-bangsa yang sukses,
misalnya: bahasa Jepang atau Korea Selatan dan bahkan bagaimana bangsa
Vietnam bangkit dari kehancuran akibat perang berkepanjangan serta rahasia
kesuksesan mereka. ini bisa dilakukan dengan meluangkan waktu lima
sampai sepuluh menit di awal pelajarn.
c. Menunjukkan kepada siswa kegunaan materi pelajaran yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya: pelajaran bahasa Indonesia akan
sangat berguna untuk menjadi MC atau bahkan presenter terkenal kalau
memiliki kemampuan berbahasa yang baik; bisa menjadi moderator dalam
seminar, menjadi permasaran, dan lain sebagainya.
d. Menekankan kepada siswa tentang arti pentingnya berpikir dan bekerja
semaksimal mungkin.
Motivasi dan Proses Pembelajaran 4
2. Tataran di dalam Kelas
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa ada
sejumlah cara yang dapat dilakukan oleh guru di dalam kelas, yaitu:
a. Memberikan ganjaran kepada siswa untuk pekerjaan-pekerjaan yang
diselesaikan. Ganjaran diberikan hanya kalau siswa memang patut mendapat
ganjaran. Memberikan gajaran kepada siswa yang pekerjaannya kurang
sukses justru akan memberikan sinyal kepada mereka bahwa usaha minimal
masih bisa diterima oleh guru. Ini justru dapat mengurangi makna ganjaran
yang diberikan tersebut dan tidak memacu siswa untuk berbuat maksimal.
Di sisi lain, apabila siswa masih dianggap “gagal” atau tidak mampu dalam
menyelesaikan pekerjaan, guru perlu menerapkan cara yang tepat dalam
memberikan “hukuman” (punishment). Hindarkan jauh-jauh hukuman yang
dapat berakibat pada “perusakan” psikis siswa. Misalnya: melontarkan kata-
kata kasar, seperti “bodoh kamu” atau “kamu ini dari dulu memang tidak
mampu”, dan sejenisnya. Kata-kata seperti ini justru akan mematikan
motivasi siswa karena proses pembelajaran dalam situasi tekanan psikis
cenderung menyebabkan siswa takut untuk berpikir, berbuat, dan
berinisiatif.
b. Target pencapaian belajar harus jelas. Siswa harus mengetahui kompetensi
apa yang harus dicapai dan dikuasai setelah selesai proses pembelajaran.
c. Kembangkan suasana yang memungkinkan siswa merasa diterima dan
didukung. Siswa pada umumnya memerlukan perasaan bahwa guru terlibat
dalam kehidupan mereka, memahami mereka, dan berbicara serta dekat
dengan mereka.
d. Usahakan merespon pertanyaan siswa secara positif dan segera memberikan
pujian kepada siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan baik.
e. Dalam memberikan tugas, sebaiknya perlu dipecah ke dalam rangkaian
tugas yang kecil-kecil sehingga siswa tidak akan merasa berat dalam
mengerjakannya.
f. Mengenalkan kepada siswa tentang “ketuntasan belajar”. Artinya, jelaskan
kepada siswa tentang Kompetensi Dasar apa yang harus mereka capai pada
Motivasi dan Proses Pembelajaran 5
akhir proses pembelajaran. Ketika siswa menyelesaikan tugas yang tidak
sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan, guru perlu memberikan
kesempatan sekali lagi atau lebih agar siswa dapat menyelesaikan dan
mencapainya.
g. Hindarkan menciptakan kompetensi yang terlalu intens di antara siswa.
Sebab, kompetensi yang terlalu ketat justru dapat mengakibatkan kecemasan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang
harus dikembangkan adalah yang mampu mengembangkan motivasi siswa
untuk membangun kerjasama yang positif.
h. Guru juga harus menunjukkan kemampuan menguasai bahan yang
diajarkan, antusiasisme, dan kemenarikan dalam mengajar. Penguasaan
bahan akan menimbulkan keyakinan diri pada guru sehingga dapat
menimbulkan antusiasisme dan akhirnya akan mampu menarik perhatian
siswa. Semua ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya membangun
dan mengembangkan motivasi belajar siswa karena tidak sedikit siswa yang
menjadi tidak tertarik kepada pelajaran tertentu karena gurunya tidak
menguasai bahan, tidak antusias, dan tidak menarik dalam mengajar. Jadi,
siswa tidak termotivasi bukan karena materi pelajarannya, tetapi karena
gurunya yang tidak menarik dalam mengajar.
D. Pengembangan Motivasi Subjek Didik Melalui “Latihan Motivasi Diri”
Pengembangan motivasi belajar subjek didik, selain dilakukan melalui
upaya secara langsung oleh guru, dapat juga dilakukan oleh siswa itu sendiri
dengan menggunakan “Model Latihan Motivasi Diri” (Self-motivation Traning
Model). Model ini dikembangkan berdasarkan “Teknik Pantau-Diri” (Self-
monitoring) dari Cormier. Dengan menggunakan Latihan Motivasi Diri, siswa
dituntut secara aktif mengembangkan motivasi belajarnya sendiri melalui
aktivitasnya sendiri dan memantaunya sendiri.
Mengembangkan motivasi belajar dengan menggunakan model Latihan
Motivasi Diri ini ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, yaitu:
1. Mengembangkan motivasi intrinsik
Motivasi dan Proses Pembelajaran 6
2. Memantau motivasi ekstrinsik
3. Mendeskripsikan kegiatan
4. Memantau dan mendeskripsikan kemajuan kegiatan
5. Memilih mentor
6. Membuat kesimpulan
Semua kegiatan itu dilakukan secara mandiri oleh siswa dengan
menggunakan “Format Pantau-Diri” (Self-monitoring log) yang harus
dikerjakan, diisi, dan dilaporkan oleh siswa. Oleh karena itu, kegiatan latihan
memotivasi diri ini menuntut keaktifan siswa dan kejujuran terhadap diri sendiri.
Sebab, jika siswa tidak aktif dan tidak jujur terhadap diri sendiri, maka tidak akan
memperoleh keberhasilan dalam memotivasi dirinya.
1. Mengembangkan Motivasi Intrinsik
Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh siswa dalam Latihan
Motivasi Diri adalah mengembangkan motivasi intrinsik. Motivasi jenis ini sangat
penting untuk dikembangkan dalam belajar karena motivasi ini muncul secara
alami di dalam diri siswa itu sendiri. Kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
dalam mengembangkan motivasi intrinsik ini adalah:
a. Menuliskan tiga alasan mengapa belajar, dengan memfokuskan pada
kebutuhan rasa ingin tahu, dan kenyamanan dalam belajar.
b. Memikirkan tentang apa yang akan dilakukan dalam belajar.
Motivasi dan Proses Pembelajaran 7
Format latihannya adalah sebagaimana tampak pada Format 1
KEMBANGKAN MOTIVASI DIRI ANDA
(Motivasi Intrinsik)
Tanggal: .....................
Tuliskan tiga alasan mengapa Anda belajar:
Fokuskan pada kebutuhan, rasa ingin tahu, dan kenyamanan Anda
1. ............................................................................................................................
2. ............................................................................................................................
3. ............................................................................................................................
Simpan dalam buku harian Anda
Pikirkan apa yang Anda ingin lakukan dalam belajar:
1. Berusaha lebih keras 3. Mencoba cara yang
berbeda agar berhasil
2. Menjadi lebih teliti 4. Belajar lebih mendalam
Jika Anda termotivasi secara intrinsik*
* Motivasi intrinsik adalah jika Anda memiliki motivasi dari dalam diri Anda
sendiri, mencakup di dalamnya tujuan Anda, nilai-nilai Anda, dan minat
Anda.
Contoh:
1. Saya mau belajar mengetik lebih cepat agar bisa segera dikomunikasikan
dengan teman saya.
2. Saya mau belajar tentang Sumatera Utara guna mempelajari sejarah keluarga
saya.
3. Saya mau belajar komputer agar mudah mencari pekerjaan.
4. Saya mau mendalami bahasa Inggris agar bisa keliling dunia.
Format 1: Mengembangkan Motivasi Intrinsik
Motivasi dan Proses Pembelajaran 8
2. Memantau Motivasi Ekstrinsik
Format 2: Memantau Motivasi Ekstrinsik
KEMBANGKAN MOTIVASI DIRI ANDA
(Motivasi Ekstrinsik)
Tanggal: .............
Tuliskan tiga alasan mengapa orang lain ingin agar Anda belajar
1. ............................................................................................................................
2. ............................................................................................................................
3. ............................................................................................................................
Simpan ini di halaman terakhir dalam buku harian Anda
* Motivasi ekstrinsik datang dari luar diri Anda dan tidak seefektif motivasi
intrinsik. Ini mencakup di dalamnya tujuan, nilai-nilai, dan minat orang lain
yang mempengaruhi diri Anda. Anda belajar karena untuk menghindari
hukuman, atau untuk memperoleh ganjaran, atau untuk menyenangkan orang
lain.
Contoh:
1. Saya belajar hari ini karena besok ada ujian.
2. Saya belajar program komputer karena merupakan syarat untuk memasuki
pekerjaan.
3. Saya belajar menendang bola dengan baik untuk menyenangkan hati pelatih
saya.
Motivasi ekstrinsik itu tidak jelek, hanya saja tidak seefektif motivasi intrinsik.
Oleh karena itu, periharalah alasan-alasan intrinsik ketika Anda belajar.
Format 2 di atas adalah format untuk memantau motivasi ekstrinsik siswa
dalam belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa dan
tidak seefektif motivasi intrinsik. Ini mencakup di dalamnya tujuan, nilai-nilai,
Motivasi dan Proses Pembelajaran 9
dan minat orang lain yang mempengaruhi diri siswa. Di sini siswa belajar karena
untuk menghindari hukuman, atau untuk memperoleh ganjaran, atau untuk
menyenangkan orang lain. Motivasi ekstrinsik itu tidak jelek, hanya saja tidak
seefektif motivasi intrinsik. Oleh karena itu, peliharalah alasan-alasan intrinsik
ketika siswa belajar.
3. Mendeskripsikan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan siswa di sini adalah mendeskripsikan kegiatan
apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan motivasi belajarnya. Di sini
kejujuran terhadap diri sendiri sangat dituntut agar dapat mencapai hasil yang
maksimal. Jika siswa tidak jujur terhadap diri sendiri dalam mendeskripsikan
kegiatannya, sesungguhnya dia telah membohongi dirinya sendiri sehingga akan
semakin jauh dari keberhasilan. Format deskripsi kegiatan ini sebagaimana tertera
pada format 3.
KEMBANGKAN MOTIVASI ANDA
(Deskripsi Kegiatan)
Tanggal: ..............
Adakah urutan-urutan dalam belajar Anda?
Misalnya: bab, konsep, keterampilan, dsb. Uraikan di sini!!!
Berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk
melakukan kegiatan ini?
Berapa jam? Bagaimana jadwal mingguannya
Uraikan di sini!!!
Siapa nara sumbernya?
Pustakawan, tutor, profesional, konsultan?
Bagaimana orang lain belajar di bidang ini?
Uraikan di sini!!!
Apa saja yang dijadikan sumber informasi dalam
belajar?
Buku teks, buku referensi, buku petunjuk (manual),
makalah, web site internet, sumber-sumber dari
dalam sekolah, sumber-sumber dari luar sekolah?
Uraikan di sini!!!
Motivasi dan Proses Pembelajaran 10
Bagaimana saya akan mengecek penguasaan
terhadap apa yang saya pelajari?
Ujian, membuat laporan, kenaikan kelas, umpan
balik dari guru atau ahli atau professional, jumlah
bacaan, penyelesaian tugas?
Uraikan di sini!!!
Kapan saya akan mencatat kemajuan saya dalam
belajar? Setiap hari, mingguan, bulanan, atau setiap
saya mampu menyelesaikan suatu tugas?
Uraikan di sini!!!
Ganjaran apa yang saya berikan kepada diri saya
jika saya memperoleh kemajuan?
Ganjaran harus sesuai dengan usaha yang dilakukan,
tingkat kesulitan, atau jenis tugas.
Uraikan di sini!!!
Kemana saya harus pergi jika saya tidak
memperoleh hasil sebagaimana yang saya
inginkan?
Uraikan di sini!!!
Format 3: Mendeskripsikan Kegiatan
4. Memantau dan Mendeskripsikan Kemajuan Kegiatan
Setelah siswa melakukan kegiatan untuk mengembangkan motivasi
belajarnya, kegiatan selanjutnya adalah memantau dan mendeskripsikan kemajuan
yang dicapai dalam kegiatan tersebut. Dengan memantau dan mendeskripsikan
kemajuan kegiatan ini, siswa akan mengetahui dengan sendirinya sampai di mana
kemajuan yang telah dicapai serta kekurang-kekurangan apa yang masih ada.
Untuk memantau dan mendeskripsikan kegiatan tersebut menggunakan
sebagaimana tertera pada format 4.
KEMBANGKAN MOTIVASI ANDA
Motivasi dan Proses Pembelajaran 11
(Kemajuan Kegiatan)
Tanggal: ...............
Setelah Anda melakukan kegiatan belajar, tentu Anda ingin mengetahui
kemajuan diri Anda:
Apa saja langkah-langkah belajar yang saya lakukan?
Adakah langkah-langkahnya? Per-Bab? Konsep? Dan apa
saja urutan-urutannya? Adakah tujuan jangka pendek?
Semua ini harus dibuat secara spesifik mungkin.
Uraikan di sini!!!
Keterampilan apa yang telah berkembang dalam diri
saya setelah belajar?
Keterampilan ini dapat digunakan dalam situasi lain dan
harus dikenali
Uraikan di sini!!!
Adakah sesuatu yang saya pelajari tidak membuat
saya mengerti?
Tugas-tugas yang melibatkan “sesuatu kesenjangan atau
ketidak-sesuaian” sangat bermanfaat karena dapat
merangsang rasa ingin tahu.
Uraikan di sini!!!
Bagaimana saya telah mengganjar diri saya sendiri? Anda
dapat mengganjar diri sendiri terhadap usaha yang telah
dilakukan atau tugas-tugas yang telah diselesaikan.
Uraikan di sini!!!
Adakah saya berpikir positif terhadap tujuan yang ada
dalam pikiran saya?
Hindarkan menjauhi tujuan Anda sendiri.
Uraikan di sini!!!
Format 4: Memantau dan Mendeskripsikan Kemajuan Kegiatan
5. Memilih Mentor
Motivasi dan Proses Pembelajaran 12
Tidak setiap siswa dengan mudah mampu berlatih mengembangkan
motivasi belajarnya sendiri. Oleh karena itu, dalam mengembangkan motivasi
belajarnya, siswa perlu dibantu oleh seorang mentor. Mentor ini sesungguhnya
bukan hanya diperuntukkan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam latihan
mengembangkan motivasi diri saja, tetapi juga diperlukan untuk membantu semua
siswa. Agar memperoleh mentor yang efektif dalam membantu siswa, perlu
dikembangkan beberapa kriteria pemilihan mentor yang baik. Adapun format
pemilihan mentor ini sebagaimana tertera pada format 5.
KEMBANGKAN MOTIVASI ANDA
(Memilih Mentor)
Tanggal: ...................
Siapa akan dijadikan mentor Anda?
Mentor akan memonitorkemajuan
belajar Anda
Menjadi orang yang Anda percaya
Memahami motivasi Anda
Memahami kegiatan Anda
Menanyakan kepada Anda, apa yang
Anda lakukan dari waktu ke waktu
Tidak menguji belajar Anda (ini
bukan peranan mentor)
Memberikan dorongan tanpa
memberikan penilaian
Mampu memberikan cara-cara
mengatasi hambatan.
Mengkonfrontasi Anda jika Anda
menjauhinya atau menghindari
kegiatan
Komunikasi:
Bagaimana Orang* Telepon*e-mail
Kapan?
Berapa seringkah? Paling tidak bertemu tiga kali:
Motivasi dan Proses Pembelajaran 13
permulaan, pertengahan, dan ketika
membuat rangkuman
Dimana ?
Format 5: Memilih Mentor
6. Membuat Kesimpulan
Kegiatan terakhir dalam latihan mengembangkan motivasi diri adalah
membuat kesimpulan dari keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan. Dengan
kesimpulan ini akan dapat diketahui sampai di mana keefektifan diri siswa selama
berlatih mengembangkan motivasi belajarnya sendiri. Adapun format kesimpulan
ini adalah sebagaimana tertera pada format 6.
KEMBANGKAN MOTIVASI ANDA
(Kesimpulan)
Bagian ini mengasumsikan bahwa Anda telah mampu melanjutkan
kegiatan belajar Anda menuju kepada suatu kesimpulan.
Hal penting yang pertama adalah Anda harus menghayati bahwa jika Anda
belum berhasil dalam belajar sesuai dengan yang Anda inginkan, bukan berarti
Anda telah gagal. Keberhasilan tidak selalu ditentukan oleh banyaknya
pengetahuan. Anda jangan berpikir bahwa belajar itu sebagaimana Anda harus
bisa jadi ahli bedah otak, pemain sepak bola, tukang pandai besi, atau
penerjemah. Tetapi Anda harus berpikir bahwa beberapa materi pelajaran dapat
diperoleh secara menyenangkan melalui cara lain, seperti: konsultasi dengan
seorang ahli, menonton permainan sepak bola, menyewa tukang pandai besi,
menggunakan program penerjemah.
Keberhasilan dalam belajar juga ditentukan oleh penilaian terhadap proses yang
Anda lakukan, dan apa yang telah Anda pelajari dari proses tersebut. Perhatikan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini, dan jawablah berdasarkan pengalaman Anda:
Motivasi dan Proses Pembelajaran 14
Apakah materi pelajaran yang Anda pelajari itu Anda pandang penting
dan menarik seperti yang Anda perkirakan sebelumnya?
Motivasi intrinsik apa yang Anda rasakan dapat memuaskan Anda?
Apakah proses belajar yang Anda pilih itu efektif?
Apakah Anda mempelajari sesuatu yang tidak Anda harapkan?
Apakah mentor/tutor Anda sangat membantu Anda dalam belajar?
Apakah komunikasinya bagus?
Apa peranan yang mentor/tutor lakukan dalam proses belajar Anda?
Apakah menurut Anda latihan mengembangkan motivasi ini efektif?
Format 6: Membuat Kesimpulan
Motivasi dan Proses Pembelajaran 15