SKRIPSI
MYRNA SASKIA NASUTION
MiKROPRQPAGASI SOLANUM WR!GHT!I BENTH
DALAM MEDIA BUATAN
FAKULTAS FARMAS1 UNIVERSITAS aIKLANGGaSURABAYA
19K8
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII BENTH DALAM MEDIA BUATAN
SKRIPSIDIBUAT UNTTJK MEMENUHI TUGAS AKHIR MENCAPAI GELAR SARJANA FARMASI
PADA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
1988
Oleh
MYRNA SASKIA NASUTION 058110382
Disetujui oleh pembimbing
Drs.__I.G.P. SANTA
FF
DR. GUN AW AN MDRAYANTQ Dra. APGUSTINA ADAMS
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kua- sa, saya telah selesai melaksanakan tugas untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Hasil yang saya peroleh dari skripsi yang berjudul "Mikropropagasi Solanum wrightii Benth. dalam media buatan" ini sangatlah sederhana dan jauh dari sempurna* Namun saya berharap semoga dari surabangan yang kecil ini membawa manfaat yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi pihak-pihak yang raembutuhkan pada khu- susnya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada :
Almamater Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk belajar dan telah mendidik saya selama ini,
Bapak Drs. I#G.P#Santa* Bapak DR. Gunawan Indrayanto dan Ibu Dra. Augustina Adams yang telah mendidik, membim- bing, memberi saran, pengarahan dan semangat serta dorongan moral yang sangat berharga dalam pelaksanaan hingga penye- lesaian skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kebijaksa- naan.
Kepala Kebun Raya Purwodadi - Lawang yang telah mem-
ii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
bantu kelancaran dalam penyediaan sampel batang Solanum wrightii Benth.
Kepada Ketua Jurusan Biologi Farmasi, Kepala Labora- torium Bioteknologi Farmasi dan seluruh stafnya juga saya sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas pemberian ijin untuk menggunakan Laboratorium Bioteknologi Farmasi dengan segala fasilitasnya.
Terakhir kepada ayah, ibu, saudara-saudaraku dan se- taua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa restu, bantuan serta dorongan moral maupun materiil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini, saya sampaikan terima kasih yang tak terhingga.
Surabaya, Juli 1988 Penyusun
iii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR ................................iiDAFTAR IS I ................................ivDAFTAR TABEL ................................viDAFTAR GAMBAR ................................viiBABI. PENDAHULUAN ................................XII. TINJAUAN PUSTAKA
1. Mikropropagasi ....................... ...41.1. Tahapan mikropropagasi ......... ...51.2. Metode mikropropagasi ........... ...6
1.2.1. Propagasi tanaman dari kuncup ketiak . '9
1.2.2. Propagasi melalui pembentukan organ secara langsung ...12
1.2.3- Propagasi melalui pembentukanorgan secara tidak langsung 13
1.3* Media mikropropagasi ........... ... Ilf1.4* Peranan hormon/ zat pengatur tumbuh
dalam mikropropagasi ...15l.i+.l. Auksin ... 161.4*2. Sitokinin ....... ... 171.4*3* Gibrelin ............ .......171.4*4- Etilen ... 181.4*5* Inhibitor ... 18
2. Tinjauan tentang Solanum wrightii Benth 19III. METODE PENELITIAN
1. Bahan penelitian ................... ... 211.1. Eksplan ........................ ... 21
MILIEPBRPUSTAJtAA*
'T O IT E R SiT A S AiKLANOOA" S U R A B A Y A
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
DAFTAR TABEL
Tabel HalamanI Koraposisi media dasar Murrashi^e dan Skoog 23II Rancangan kombinaei dan kadar hormon per-
tumbuhan yang ditambahkan pada media dasarMS untuk penusbuhan kuncup (plantlet)Solanum ■.vri;:htii Benth ............... 2.1+
III Kombinasi hormon dan pertunbuhan kuncup(plantlet) dari eksplan Solanun ?/ri;:htiiBenth, pada media dasar MS ............ 33
IV Jumlah kuncup dan wakcu penbentukannyadari eksplan oolanurn \v ri/rhtil Sentk..... 40
V* Hasil pemindahan (SubKultur) kuncup (plan-let) yang tumbuh ...................... 40
vi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Halaman1.2. Sterilisasi eksplan ............ ... 211.3. Media .......................... ... 22
2. Alat-alat ........................... ... 263. Metode ................................. 27
3*1. Sterilisasi alat dan bahan.......... 273.2. Pembuatan media ................ ... 273-3* Penanaman eksplan .............. ... 293*4* Pemeliharaan kuncup (plantlet) yang
telah tumbuh ................... ... 31IV. HASIL PENELITIAN
1* Media yang menumbuhkan kuncup (plantlet) 32 2# Jumlah kuncup (plantlet) dan waktu pem-
bentukkannya ....................... .... 403# Hasil pemindahan (subkultur) ........... 40
V. PEMBAHASAN ............................. ... 42VI. KESIMPULAN ........................ ..... ... 47VII. SAEAN-SARAN ............................. ... 48VIII. RINGKASAN ................................. 49DAFTAR PUSTAKA .................................. 51
v
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman1. Skema metode mikropropagasi ... 82. Skema metode Shoot "tip" culture ... 103* Skema metode Single "node” culture ... 114- Ekeplan Solanum wrightii Benth............. 215* Skema pembuatan media ... 286. Skema penanaman eksplan ... 307. Kuncup (plantlet) dan kalus pada berba-
gai kombinasi hormon kinetin vs BA ....... 358. Kalus pada berbagai kombinasi hormon ki
netin vs 2,4 D ... 369* Kalus pada berbagai kombinasi hormon ki
netin vs IAA ... 3 7
10. Kuncup (plantlet) dan kalus pada berbagai kombinasi hormon kinetin vs NAA * ... 38
11. Kuncup (plantlet) dan kalus pada berbagai kombinasi hormon kinetin vs GA^ ... 39
12. Sebelum dan sesudah subkultur kuncup (plantlet) .......... . ... 41
vii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
PENDAHULUAN
• Latar belakangBanyak sekali jenis-jenis tumbuhan yang raempunyai
nilai ekonomis dipergunakan sebagai bahan dasar dalam berbggai bidang, antara lain di bidang farmasi atau media. Hal ini disebabkan karena senyawa bahan alami umumnya tidak ada atau ringan efek sampingnya bila di- bandingkan dengan senyawa sintetik (1). Salah satu bahan alami yang mempunyai potensi sebagai suraber steroid untuk bahan baku kontrasepsi oral ialah jenis-je- nis terong (Solanum spp.) dan Dioscorea spp. (2,3)*
Di Indonesia jumlah Solanum mencapai 71 jenis, sedan^kan di pulau Jawa diperkirakan terdapat 21 jenis (2). Beberapa jenis Solanum mengandung solasodina dalam bentuk senyawa alkaloid steroid.
Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa pada buah beberapa jenis Solanum yang ada di Jawa Timur terdapat kandungan solasodina yang berbeda-beda kadarnya dan ternyata jenis Solanum wrightii dan Solanum mammo- sum mengandung solasodina yang relatif besar (if).Pada penelitian dari buah Solanum wrightii dengan me- tode spektrofotometri didapatkan bahwa kadar solasodi- nanya cukup besar sehingga berpotensi untuk produksi hormon steroid (if).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
2
Untuk memproduksi hormon steroid dalam skala be- sar dibutuhkan sumber bahan dasar, yang dalam hal ini adalah tanaman dalam jumlah yang banyak. Kesulitan yang dihadapi dalam memperoleh jumlah tanaman yang banyak antara lain disebabkan karena kesulitan penanaman, wak- tu yang diperlukan terlalu lama dan juga semakin terba- tasnya lahan yang tersedia. Untuk itu dicarilah metode alternatif yaitu metode kultur jaringan.
Adapun kelebihan metode kultur jaringan (5) bila dibandingkan dengan metode konvensional adalah:- Kondisi dapat dikontrol sehingga dapat dihasilkan produk-produk tertentu sesuai dengan keinginan.
- Bebas dari pengaruh mikroba dan insekta.- Dapat ditanam dimana saja tidak tergantung pada letak geografis dan iklim.
Tehnik kultur jaringan in vitro pada hakekatnya merupa- kan suatu alat tehnik penunjang di dalam penyelidikan fundamental dan aplikasinya mempunyai potensi sebagai alat tehnik propagasi vegetatif dan pemuliaan tanaman (6) .
Dengan melihat keuntungan-keuntungan di atas maka metode kultur jaringan tanaman sangat bermanfaat ter- utama untuk tanaman yang berpotensi, tanaman yang lang- ka, atau untuk tanaman yang tidak mudah tumbuh bila ditanam secara konvensional (?)•
Dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir teh-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
3
nik kultur jaringan tanaman telah banyak digunakan dalam propagasi tanaman, Propagasi tanaman dengan tehnik kultur jaringan ini disebut mikropropagasi. Dengan mi- kropropagasi ini memungkinkan jaringan meristera suatu tanaman akan dapat raerabentuk individu baru (plantiet) yang dalam segala hal adalah identik dengan induknya (8).
Sukses yang pertama dapat disebut adalah penyeli- dikan Morel yang raeraperoleh tanaman anggrek secara ve- getatif (9)* Penelitian tentang mikropropagasi tanaman sekarang telah banyak dilakukan antara lain pada tebu, kelapa, Digitalis lanata. Curcuma s p p . . Angelica acu- tiloba, Valeriana wallichii dan lain-lain (9,10,11,12, 13).
Mengingat Solanum wrightii Benth. mempunyai poten- si sebagai bahan baku obat, tetapi tidak mudah dan mem- butuhkan waktu yang cukup lama untuk dikembangbiakkan secara konvensional, maka perlu dilakukan penelitian dengan cara mengembangbiakkan tanaman tersebut secara mikropropagasi.
2. Tu.iuan penelitianPenelitian ini bertujuan mencari komposisi media
yang dapat menumbuhkan eksplan Solanum wrightii Benth. menjadi kuncup (plantiet) dalam rangka mikropropagasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B II TINJAUAN PUSTAKA
1. MikronronagasiMikropropagasi adalah pengembangbiakaa tanaman se-
cara in vitro dengan metode kultur jaringan (10).Kultur jaringan dapat didefinisikan sebagai bagian
jaringan tanaman yang telah dipisahkan dari tanaman a- salnya dan ditumbuhkan dalam keadaan steril pada suatu medium artifisial dan sel-selnya mampu tumbuh dan me- ngadakan pembelahan (5)•
Dasar dari kultur jaringan adalah teori sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden (1833), yang me- nyatakan bahwa sel tumbuhan merypakan satuan biologis terkecil yang mampu melakukan aktivitas metabolisme, reproduksi dan tumbuh (9,13)* Dari teori tersebut tim- bullah teori totipotensi sel tumbuhan yang menyatakan bahwa semua sel tumbuhan mengandung informasi genetik yang sama sehingga apabila sel tumbuhan tersebut ditanam pada media yang sesuai mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru (9).
Keuntungan tehnik mikropropagasi secara in vitro dibanding dengan tehnik konvensional (9,10,15,16) :- Propagasi secara in vitro lebih cepat dibanding tehnik konvensional.
- Dengan sejumlah kecil jaringan tanaman dapat dihasil-
k
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
kan tanaman/ individu baru (plantlet) dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif cepat.
- Sifat tanaman baru sama (identik) dengan tanaman in- duknya.
- Dapat digunakan untuk tanaman yang sukar dikembang- biakkan.
- Bebas dari pengaruh penyakit.- Tidak tergantung pada letak geografis dan cuaca.- Dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.Adapun kerugian dari metode mikropropagasi ini ialahkondisi harus selalu steril dan biaya yang diperlukanrelatif lebih mahal.
•1* Tahapan mikropropagasiProses mikropropagasi dilakukan melalui bebera-
pa tahapan. Menurut Murrashige ada 3 tahapan dalam multiplikasi tanaman secara in vitro (9,10,16) yaitu Tahap permulaan: Seleksi dan persiapan tanaman induk
Sebelum melakukan mikropropagasi secara seksama diseleksi tipe dan varietas dari tanaman induk yang bebas penyakit. Tahapan ini penting agar tingkat kon taminasi dari eksplan berkurang dan merupakan suatu tahap yang ikut menentukan dalam program mikropropagasi.Tahap I: Penetapan suatu kultur steril
Langkah permulaan dalam proses mikropropagasi adalah untuk memperoleh kultur steril dari bahan ta-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
6
naman terpilih. Sukses pertama yang diperoleh pada tahap ini adalah bahwa eksplan dapat dipindahkan ke- lingkungan kultur dan yang kedua adalah eksplan itu bisa tumbuh. Tahap ini dianggap memuaskan bila sejum- lah eksplan dapat bertahan tanpa kontaminasi dan se- lanjutnya tumbuh.Tahap II: Produksi kuncup-kuncup vane sesuai
Maksud dari tahap II adalah memperoleh multipli- kasi dari organ sehingga terjadi perturabuhan tanaman baru yang sempurna. Kuncup-kuncup yang dihasilkan pada tahap II dapat dikultur kembali untuk memperoleh jumlah yang banyak.Tahap III: Persiapan untuk tumbuh dalam lingkungan
alamKuncup-kuncup atau plantlet-plantlet yang bera-
sal dari tahap II aangat kecil dan belum mampu untuk tumbuh sendiri di tanah. Pada tahap III ini individu plantlet dapat tumbuh dan melakukan fotosintesa dan dapat bertahan hidup tanpa pemberian karbohidrat.Yang juga termasuk dalam tahap III ini ialah penum- buhan akar secara in vitro dari kuncup-kuncup tersebut untuk kemudian dipindahkan ke tanah.Menurut Debeigh dan Maene tahap III dibagi dalam dua bagian :Tahap III A: perpanjangan kuncup selama tahap II un
tuk mendapatkan kuncup yang sama buat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
7
tahap III B.Tahap III B: pengakaran secara in vitro tunas tahap
III A*Tahap IV: Pemindahan ke lingkungan alam
Meskipun Murrashige tidak memberikan suatu uru- tan nomor yang khusus pada tahap ini, maka metode untuk memindahkan plantiet dari in vitro ke ekstra vi- trum adalah sangat penting. Jika tidak diselenggara- kan dengan hati-hati, maka pemindahan dapat mengaki- batkan kehilangan tanaman yang cukup berarti.
1.2. Metode mikropropagasiMetode-metode yang secara teoritis digunakan un
tuk propagasi tanaman secara in vitro (mikropropagasi) antara lain (9,16) :- Multiplikasi dari kuncup ketiak.- Pembentukan kuncup dan/ atau pembentukan embrio so- matik baik secara langsung pada bagian jaringan a- tau organ tanaman induk dan/ atau tidak langsung melalui massa kalus.
Gambar skema metode mikropropagasi tertera pada gambar 1.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
8
Gambar 1
: Skema
metode mikropropagasi
(9)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
9
1*2.1. Propagasi tanaman dari kuncup ketiakMetode ini sangat umum digunakan, dan dalam
penggunaannya ada dua cara antara lain :--'Shoot "tip" culture- Single "node” cultureKeduanya tergantung pada stimulasi pertumbuhan dari kuncup ketiak, dengan cara mengatasi pengaruh pertumbuhan dari meristem apikal.Shoot "tip" culture
Merupakan metode yang umum digunakan untuk mikropropagasi tanaman komersial. Eksplan yang digunakan adalah kuncup ketiak daun dan kuncup ujung batang. Pengaruh dari pertumbuhan meristem apikal dihilangkan, dan untuk perkembangan eksplan selan- jutnya dapat distimulir dengan pemberian hormon pertumbuhan pada media pertumbuhan. Hasilnya adalah tumbuhan kecil dengan kuncup yang bercabang banyak. Kuncup-kuncup yang terbentuk dapat digunakan sebagai eksplan baru. Pada penanaman sebaik- nya digunakan kuncup-kuncup besar*Skema metode Shoot "tip" culture dapat dilihat pada gambar 2 halaman berikut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
10
Gambar 2
: Skema
shoot
“tip"
culture
(16)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
11
Single "node" cultureMetode ini merupakan tehnik in vitro lain yang
dapat dipakai untuk propagasi kuncup ketiak tanaman, Ujung kuncup ditumbuhkan menjadi kuncup yang tidak bercabang sepanjang 5 - 10 cm yang mengandung beberapa buku (node) yang nyata dan dapat dipisah- kan.
Gambar 3 • Skema metode single "nods" rmltirre
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
12
Kuncup-kuncup ketiak yang baru yang diperoleh dari kedua raetode tersebut di .atas, dapat ditumbuh- kan lagi menjadi kuncup yang tidak bercabang untuk memulai subkultur baru.
Multiplikasi plantlet dari kuncup ketiak dimu- lai dengan lambat, tetapi kemudian meningkat sela- ma beberapa kali pengkulturan dan akhirnya menjadi konstan pada siklus subkultur seterusnya (15). Tanaman yang diperoleh dari kultur kuncup ketiak biasanya horaogen secara fenotipe, dengan demikian menunjukkan kestabilan genetik (15).
1.2.2. Propagasi melalui pembentukan organ secara langsung Inisiasi kuncup secara langsung
Dalam metode ini kuncup-kuncup (tunas adven- tif) tumbuh langsung dari jaringan eksplan tanpa melalui kalus. Tetapi pembentukan kuncup tersebut dapat diikuti oleh pembelahan sel yang tidak ter- organisasi, dan jaringan regenerasi ini dapat di- golongkan sebagai kalus. Jaringan ini idealnya tidak dipakai sebagai materi'eksplan untuk.subkultur tahap kedua. Pembentukan jaringan ini dapat diku- rangi dengan raengatur hormon pertumbuhan dalam media. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah :1. Multiplikasi kuncup lebih mudah diperoleh.2. Propagasi dapat lebih cepat terutama sejumlah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
13
kuncup kecil tumbuh secara cepat dari setiap eksplan.
Pembentukan embrio secara langsungBeberapa eksplan tertentu secara in vitro
mampu langsung raenghasilkan embrio. Kejadian ini hanya terbatas pada jaringan pre-embrional.
1*2.3* Propagasi melalui pembentukan organ secara tidak langsung.Inisiasi kalus
Bagian ini membicarakan tentang kalus dengan kemampuannya membentuk kuncup dan selanjutnya plantlet. Karena kuncup yang terbentuk bukanber- asal dari jaringan tanaman induk, tetapi berasal dari kultur kalus atau kultur suspensi, maka dika- takan regenerasi secara tidak langsung. Kultur kalus mempunyai kemampuan morfogenesis yang berbeda beda. Dalam praktek, kecepatan dan efisiensi regenerasi plantlet dari kalus tergantung dari:- interval antara inisiasi kultur dan morfogenesis- kecepatan dan jumlah inisiasi kuncup- regenerasi tunas harus sudah siap bila kalus su- dah di subkultur.
- Jumlah subkultur yang dimungkinkan tanpa kehi- langan morfogenesis.
- inisiasi tunas yang baru dapat tumbuh menjadi tunas dan akar
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
I k
Kultur kalus yang normal relatif lambat meng- hasilkan tunas, tetapi pada beberapa jenis tanaman , atau pada kondisi tertentu, kalus mempunyai ke- mampuan yang tinggi untuk regenerasi tunas,
Metode-metode mikropropagasi ini telah banyak diteliti antara lain pada tanaman anggrek, tebu, Digitalis lanata, Curcuma spp., Angelica acutiloba. Valeriana wailichi dan lain sebagainya. Pada tanaman Digitalis lanata ternyata tanaman hasil mikro- propagasinya tetap mengandung kardenolida seperti tanaman induknya, sedangkan pada Curcuma spp. pun tanaman hasil mikropropagasinya tetap mengandung mi- nyak atsiri seperti induknya (11,12).
1*3* Media mikropropagasiKeberhasilan tehnik mikropropagasi juga sangat
tergantung pada media yang digunakan. Nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal dari jaringan bermacam-macam, tergantung jenis tanamannya.
Terlepas dari komposisi atau konsentrasinya, media umumnya berisi : (5»9)- anorganik makronutrien: dalam hal ini nitrat, amo- nium, fosfat, kalium, kalsium, magnesium dan sul- fat.
- anorganik mikronutrien: yaitu bermacam-macam logam berat misalnya kobalt, tembaga, molibdat, besi dll
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
15
- Vitamin-vitamin: berupa tiamin, piridoksin, myoinositol, nikotinamid dan asam amino seperti sis- tein, glisin dan kasein hidrolisat.
- Sebagai sumber karbon: adalah sukrosa, glukosa, fruktosa dan laktosa.
Zat-zat ini berangsur-angsur dilepas ke dalam media kultur dan ini dimanfaatkan oleh sel hidup.
1.4* Peranan hormon/ zat pengatur tumbuh dalam mikropropagasi.
Untuk mempercepat perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan selain unsur media dia- tas juga perlu ditambahkan hormon-hormon pertumbuhan.
Zat pengatur tumbuh atau hormon pertumbuhan (growth regulator) adalah senyawa organik yang bukan nutrient, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tum- buhan (17).
Di dalam dunia tumbuhan, zat pengatur tumbuh/ hormon pertumbuhan mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan hidupnya (18).
Zat pengatur tumbuh. di dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu (9,10,17,18,19) :- Auksin- Sitokinin
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
16
-.Oibrelin- Etilen- InhibitorDua kelompok yang disebut terdahulu adalah hormon pertumbuhan yang paling penting untuk tumbuh dan morfogenesis dalam kultur jaringan tanaman (10). Pertumbuhan dan morfogenesis in vitro tergantung pada interaksi dan keseimbangan hormon pertumbuhan yang ada pada media dan hormon yang diproduksi oleh kultur sel (10).
l.if.l. AuksinAuksin adalah senyawa yang dicirikan oleh ke-
mampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel pada pucuk, dengan struktur kimia dicirikan o- leh adanya cincin indol (17)* Zat yang termasuk kelompok senyawa ini antara lain: Indole Acetic A- cid (IAA), Naphthyl Acetic Acid (NAA), dichlorophenoxy acetic acid (2,4D), Indole Butyric Acid (IBA) dan lain-lain. Gambar struktur kimianya a- dalah sebagai berikut :
crttco ot\\
IAA NAA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
17
cHj-t -a -coortCA - ocH4cooH
/
IBA 2,4 D
1.4*2. SitokininSitokinin adalah senyawa yang mempunyai ben-
tuk dasar Adenin (6 amino purine) yang mendukung terjadinya pembelahan sel (17).
Zat yang termasuk senyawa golongan ini antara lain: Kinetin dan Benzyl adenin (BA). Adapun struk- tur kimianya adalah sebagai berikut :
1.4*3* GibrelinGibrelin adalah senyawa yang mengandung Gib-
ban skeleton, menstimulasi pembelahan sel, peman- jangan sel atau keduanya. Zat yang termasuk kelom-
Kinetin BA
pok ini adalah gibrellic acid (GA^), adapun struk- tur kimianya adalah:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
18
Gibrellic Acid
1.4*4« EtilenEtilen adalah hormon pertumbuhan yang secara
umum berlainan dengan auksin, sitokinin dan gibrelin. Dalam keadaan normal, etilen akan fcerbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Di alam, etilen akan berperan apabila terjadi pe- rubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan pada proses pematangan buah (17). Struktur kimia senyawa ini adalah seba^ gai berikut:
Etilen
l*if.5* InhibitorInhibitor adalah kelompok hormon pertumbuhan
yang menghambat dalam proses biokimia dan fisiologis bagi aktivitas keempat zat pengatur tumbuh di atas (17)• Zat yang menghambat pertumbuhan pada tanaman ini sering berperan pada proses perkecam- bahan, pertumbuhan pucuk (17)* Yang termasuk senyawa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
19
kelompok ini adalah Abscisic acid (ABA), adapun struktur kimianya adalah:.
cooH
2. Tin.iauan tentang Solanum wrightii Benth.Solanum adalah suatu marga tanaman yang terdapat
di berbagai negara tropik dan subtropik yang terdiri dari banyak jenis.
Klasifikasi tanaman ini menurut sistem Engler a- dalah (20) :
: Embryophyta Siphonogama : Angiospermae : Dicotyledoneae : Tubiflorae : Solanaceae : Solanum: Solanum wrightii Benth.
Nama lainnva (sinonim) :Solanum glandiflorum Auct non R & P
Asal tanamannva :Tumbuhan ini berasal dari Brazil
Morfoiogi tanaman (21) :Habitus : berupa pohon yang tumbuh liar atau sengaja
DivisiAnak divisiKelasBangsaSukuMargaJenis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
20
Batang
Daun
Bunga
Buah
Biji
ditanam, tumbuh pada ketinggian 5 - 1400 meter.
: bentuknya bulat, tingginya sampai 10 meter, warna coklat.
: daun tunggal tersebar, berbentuk jorong sampai bulat telur, berlekuk menyirip sampai bercangap menyirip dengan bulu-bulu seperti sikat pada permukaan daun. Lebar daun 5 “32 cm, panjang daun 9 - 3 5 cm, warna hijau.
: berbunga sepanjang tahun, aktinomorf.Warna mahkota bunga ungu dan setelah tiga sampai empat hari berubah menjadi putih ke- mudian gugur, jumlahnya ligia. Jumlah bunga pada setiap perbungaan 7 - 1 0 kuntum. Bunga berkelamin dua dengan panjang tangkai bunga 1 - 2 cm, kelopak bunga tingginya 1 , 5 - 2 cm, terbagi sampai dekat pangkal, kepala sari berwama kuning.
: merupakan buah buni berbentuk bulat dengan penampang 5 - 7 cm. Warna buah hijau.
: berbentuk pipih dan berwarna coklat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B III METODOLOGI PENELITIAN
1* Bahan penelitian1.1. Eksplan
Eksplan yang digunakan berasal dari kuncup ketiak daun yang masih muda dari Solanum wrightii Benth. yang diperoleh dari Kebun Raya Cabang Purwodadi Pasuruan Jawa Timur yang telah diketahui identi- tasnya.
Gambar : Eksplan Solanum wrightii Benth.
1.2. Sterilisasi eksplan ± Alkohol 96#- Alkohol 70%
21
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
22
- Air suling steril- Clorox yang mengandung 5,2 .5% Na hipochlorit produksi Clorox Company.
1.3* MediaMedia yang digunakan adalah media dasar Murrashige dan Skoog (MS) yang diraodifikasi. Komposisi media dasar MS yang digunakan tertera pada tabel I.Semua bahan kimia pada komposisi media dasar MS adalah produksi E Merck Darmstad dengan derajat pro analisa. Agar yang digunakan adalah "Bacto" agar Difco centrified, Difco Laboratories, Detroid Michigan USA. Sedangkan sebagai hormon pertumbuhan nya adalah Kinetin (K), Benzyl adenin (BA), Indole acetic acid (IAA), Naphthyl acetic acid (NAA), gi- brellic acid (GA^) produksi E Merck Darmstad dan2,4 dichloro phenoxy acetic acid (2,4 D) produksi sigma. Kode media, kombinasi dan kadar hormon pertumbuhan tertera pada tabel II.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
23
Tabel I :KGMPOSISI MEDIA DASAR MURRASHIGE DAM SKOOG (9)
Komponen Jumlah (mg/1)
NH, NO, k 3 1650KNO^ 1900CaCI2 2 H20 k k oMgSO^ 7 H20 370KH2P0if 170KI 0,83H3BO3 6,2MnSO^ 4 H20 22,3ZnSO^ ? H20 8,6NaMoO^ 2 H20 0,25CuSO^ 5 h2o 0,025CoC12 6 H20 0,025FeSO^ 7 H20 27,8Na^EDTA 2 H20 37,3mio-Inositol 100Asam nikotinat o,5Piridoksina HC1 0,5Tiamina HC1 0,1Glisina 2Sukrosa 39000Agar 10000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Tabel II :RANCANGAN KOMBINASI DAN KADAR HORMON PERTUMBUHAN YANG DI- TAMBAHKAN PADA MEDIA. DASAR MS UNTUK PENUMBUHAN KUNCUP (PLANTLET) DARI SOLANUMJRIQHTII BENTH... ..
HormonKodesss(ppm)Media
Citokinin Auksin Gibrelin
K BA 2,/fD IAA NAA GAj
A1 2 0,5 - - - -
A2 k o,5 - - - -
a3 k 0,1 - - - -
B1 2 - 0,5 - -
B2 h 1 ■ - 0,1 - - -C1 ! 0,5 - - 1 - -C2 0,5 - - 1,5 - -c5 0,5 - - 2 - -
0,5 ' - • - 3 - -
C5 0,5 - - <+ - -
C6 2 - - - -
C7 2 - - 3 - -
C3 ' 2 - - 1,5 - -
,°9 2 - - 1 - -
C10 2 - . - ■ 0 , 5 - -
C11 6 - - 0,5 « 0 -
C12 6 - - 0,1 - -D1 0,5 - - - b -
D2 0,5 - - - 2 -
D3 0,5 - - - 1 -2 - - - 1 -
D5 2 - - • - 0,5 -
D6 : 3 - - - 0,5 -
D7 k - - 0,5 -
°3 k . - - - 0,1 -
E1 2 - - - - 0,5E 2
I,- - - - '0,5
4 _*
- - 0,1J
_______________J _____________
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Keterangan tabel :K : KinetinBA : Benzyl adenin2,4 D : 2,4 dichloro phenoxy acetic acid.IAA : Indole acetic acidNAA : Naphthyl acetic acidGA^ : Gibrellic acid
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Alat-alatLaminar Air Flow Cabinet "Dalton" untuk penanaman secara aseptis.Autoclave 25 1 "American Portable WAF CO Inc" untuk sterilisasi media dan air suling.pH meter "Corning model" untuk mengukur dan raengatur pH media.Neraca analitis "Sartorius"Oven "Despatch" untuk sterilisasi alat gelas, logam.
Metode3*1* Sterilisasi alat dan bahan
3.1.1. Alat gelas dan logamDimasukan dalam bungkus aluminium foil ke- mudian disterilkan di dalam oven 170°C se- lama 3 jam (22).
3.1.2. Air sulingSterilisasi dilakukan di dalam autoclave 121°C selama 20 menit (22).
3.2. Pembuatan mediaPembuatan media dilakukan sesuai dengan meto
de Murrashige (1974) (9).Semua bahan kimia komponen.. media dasar MS dibuat dan disimpan dalam bentuk larutan stok dengan kon- sentrasi sebesar 100 kali jumlah yang tertera pada tabel I. Dalam penelitian ini media dibuat pa-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
27
dat dengan penambahan agar 1%, Jadi untuk memper- oleh media dengan volume satu liter, dibuat seba- gai berikut :dari masing-masing larutan stok diambil 10 ml, di- tambah 100 mg mio-Inositol, 30 g sukrosa dan hormon pertumbuhan yang tergantung pada konsentrasi dan macara yang digunakan dalam percobaan, lalu ditambah air suling sampai volume lebih kurang tiga per empat volume akhir. pH larutan diatur antara 5*7 - 5,8 dengan penambahan larutan NaOH0,1 N atau larutan HC1 0,1 N. Setelah itu ditambah agar 10 g dan volume dibuat menjadi satu liter dengan menambahkan air suling. Campuran tersebut di- panaskan sambil diaduk sampai jernih, lalu dituang kedalam botol kultur, masing-masing sebanyak lebih kurang 20 ml dan ditutup rapat-rapat dengan aluminium foil. Kemudian media ini disterilkan dalam autoclave 121°C selama 20 menit.Media disimpan dalam ruangan bersuhu 25 + 1°C.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Larutan stok komponen media MS
dengan konsentrasi 100 kali
TMasing-masing diambil 10 ml
« ■
Ditambah 100 mg mio-Inositol
IDitambah 30 S sukrosa
1Ditambah hormon pertumbuhan ( jumlah sesuai dengan macam yang akan dibuat untuk perco baan )
iDitambah air suling sampai 3 / k volume
akhirI
pH diatur 5,7 - 5,8 dengan NaOH 0,1 N atau HC1 0,1 N
iDitambah agar 10 g,
volume dibuat 1 literI*
Autoclave 121 C 20 menit
Gambar 5 • Skema pembuatan media
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
29
3*3* Penanaman eksplanPenanaman eksplan dilakukan menurut metode
yang dikemukakan oleh Reinert dan Yeoman (1982)(7).Pangkal tangkai daun (bagian ketiak daun) yang ma- sih muda dari Solanum wrightii Benth yang akan di- pakai sebagai eksplan dicuci bersih dengan air su- ling, kemudian direndam dalam alkohol 90% selama2 menit, Setelah itu disterilkan dalam larutan pen- steril "Clorox11 k0% (Clorox 100% mengandung NaOCl 5,25% sebagai bahan aktifnya) selama k menit, dan dicuci/ dibilas dengan air suling steril 3 - 5 kali untuk menghilangkan sisa-sisa larutan pensteril. Eksplan yang telah steril dipotong-potong dengan ukuran lebih kurang 1 cm dan ditanam pada media MS dengan berbagai komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan. Semua pekerjaan ini dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow Cabinet*Botol kultur yang telah berisi/ ditanami eksplan tersebut disimpan dalam ruangan bersuhu 25 1°C. Penanaman dilakukan sebanyak dua kali tiap macam komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan.Skema penanaman eksplan dapat dilihat pada gam- bar 6.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
30
EXPLANTS
TRIMMING
SURFACESTERILIZATION*
ISEVERAL WASHES IN STERILIZED 0IST1LLE0 WATER
1FINAL TRIMMING ANO CULTURE ESTABLISHM ENT
INCUBATION
SUBCULTURE
Buds Nodal segments
lilliiir ‘I r7 o, 151
mrongffffrnff
h n n u u g f f g
Gambar 6 : Skema penanaman eksplan (23)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
31
3*4* Pemeliharaan Kuncup (plantiet) yang telah tumbuh Untuk pemeliharaan dan perbanyakan kuncup
(plantiet) dilakukan subkultur yaitu kuncup (plant- let) dari satu botpl dipindahkan ke beberapa media segar (22), dengan cara sebagai berikut : botol kultur yang berisi kuncup-kuncup (plantiet) dibuka tutup aluminium foilnya kemudian mulut botol diflambeer dengan lampu spiritus. Dengan meng- gunakan pinset steril kuncup (plantiet) tersebut dikeluarkan dan ditaruh pada gelas petri steril untuk kemudian dipotong-potong dengan skapel steril dan digunakan sebagai sumber eksplan baru. Dengan menggunakan pinset steril, potongan kuncup (plantiet) tadi dimasukkan ke dalam media segar dan ditutyp kembali dengan aluminium foil setelah diflambeer dengan lampu spiritus.Pekerjaan ini dilakukan dalam Laminar Air Flow Cabinet.Parameter plantiet yang baik adalah adanya tunas, batang, daun dan akar (tanaman kecil yang lengkap).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B IV HASIL PENELITIAN
1. Media vans menumbuhkan kuncup (plantlet)Hasil penanaman eksplan pangkal tangkai daun (ke
tiak daun) Solanum wrightii Benth. menunjukkan bahwa pembentukan kuncup (plantlet) terjadi pada media dasar MS dengan penambahan kinetin if ppm dan BA 0,5 PP®> media dasar MS dengan penambahan kinetin 0,5 ppm dan NAA if ppm, media dasar MS dengan penambahan kinetin 2 ppm dan NAA 0,5 ppm> media dasar MS dengan penambahan kinetin if ppm dan NAA 0,1 ppm, media dasar MS dengan penambahan kinetin 2 ppm dan GA- 0,5 ppm, media dasar MS dengan penambahan kinetin if ppm dan GA^ 0,5 ppm.
Pada tabel III dapat dilihat kombinasi hormon dan pertumbuhan kuncup (plantlet) dari eksplan Solanum wrightii Benth. pada media dasar MS.
32
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
33
Tabel III :KOMBINASI HORMON DAN PERTUMBUHAN KUNCUP (PLANTLET) DARI EKSPLAN SOLANUM WRIGHTII BENTH. PADA MEDIA DASAR MS.
Hormon Kode sJppm) Media
o.ltokin in /'uk;.:j.n PmnljontuUun
K BA 2,ifD IAA NAA GA^ Plantlet Kalus
■ h 2 0,5 - +
A2 tf 0,5 + -
A3 k 0,1 - +B1 2 0,5 - +S2 b 0,1 - +C1 0,5 1 * - +
C2 0,5 1,5. - +
C3 0,5 2 - +
■ S 0,5 3 - +•
S c,5 - -*•
c 6 2 'i - ■V
C7 ■ 2 s> -
C3 2 1,5 - +c 9. 2 1 - +
C10 2 0,5 - +C11 6 0,5 - +C12 6 0,1 - +
D1 0,5 k + +
D2 ' 0,5 2 - +
°3 0,5 1 - +
2 1 - +i
°5 - 0,5 + +
d6 3 0,5 - +
D7 k 0,5 - +
d8 k ' o a + *
E1 2 0,5 + +
E2 I* 0,5 ■i*
. . . . ............;+ I 0,1- - +
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
34
Keterangan tabelKBA2,4DIAANAAGA-z
Plantlet
Kinetin Benzyl Adenin2,4 dichloro phenoxy acetic acidIndole acetic acidNaphthyl acetic acidGibrellic acidtidak tumbuhtumbuh: dalam hal ini masih berupa kuncup yang apabila dipindahkan akan menjadi tanaman kecil
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Gambar 7 : Kuncup (plantlet) dan kalus pada berbagai kombinasi hormon kinetin vs Benzyl Adenin (BA)
Keterangan:Plantlet (kuncup): gambar 7c Kalus: gambar 7a dan 7b
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Gambar 8: Kalus pada berbagai kombinasi hor- mon Kinetin vs 2,4 D
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
37
Gambar 9 : Kalus pada berbagai kombinasi hormon Kinetin vs IAA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
38
^^KinetinNAA
0,5ppm 2 ppm 3 ppm 4 . ppm
0,1 ppm
0,5 ppm
b/ C C \f
f %
1 ppm ®Z ppm
k ppm fw
Gambar 10 : Kuncup (plantlet) dan kalus pada berbagai kombinasi hormon Kinetin vs NAA
Keterangan:Kuncup (plantlet) : gambar 10a , 10b, lOh. Kalus : gambar 10c , lOd, lOe , lOf , lOg.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
39
Gambar 11 : Kuncup (plantlet) dan kalus pada berbagai kombinasi hormon Kinetin vs GA^
Keterangan:Kuncup (plantlet): gambar lib dan 11c Kalus: gambar 11a.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
40
2* Jumlah kuncup (plantlet) dan waktu pembentukannva Tabel IV :JUMLAH KUNCUP DAN WAKTU PEMBENTUKANNYA DARI EKSPLAN SOLANUM WRIGHTII BENTH.
Kodemedia
jumlah kuncup rata-rata
waktupembentukan
A2 7 8-10 hari9 15-18 hari
D5 8 12 - 15 harid8 6 i+Q - 15 hari% 6 8-10 hari*2 17 8-10 hari
3* Hasil pemindahan (subkultur)Tabel V :HASIL PEMINDAHAN (SUBKULTUR) KUNCUP (PLANTLET) YANG TUMBUH
Kodemedia
Pembentukan jumlah kuncup rata-rataPlantlet Kalus
A2 + +
01or\J
d i- + -
d 5- + -
- + -
% - + -
E 2+ + 8 - 1 5
Keterangan tabel :+ : tumbuh
: tidak tumbuh Kuncup: apabila dipindahkan dapat menjadi plantlet.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
Gambar 12 : Sebelum dan sesudah subkultur kuncup (plantlet)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B V PEMBAHASAN
Teori sel dan totipotensi sel menyatakan bahwa semua sel tumbuhan mengandung inforraasi genetik sehingga apabila sel tumbuhan tersebut ditanam pada media yang sesuai mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru (9).
Walaupun demikian setiap organ dari tanaman yang di- gunakan sebagai eksplan mempunyai derajat keberhasilan yang berbeda-beda. Beberapa faktor yang mendasari pemilih- an eksplan antara lain : organ yang akan digunakan, umur organ, ukuran organ dan kualitas tanaman penghasil eksplan*
Pada propagasi tanaman dengan metode kultur jaringan (mikropropagasi) ini organ tanaman yang dipilih adalah bagian ketiak daun. Hal ini disebabkan karena pada ketiak daun terdapat kuncup, dimana dengan adanya hormon pertumbuhan pada media tersebut akan merangsang kuncup tersebut mengadakan multiplikasi (9)« Hasil tanaman baru tersebut yang diperoleh dari sistem di atas biasanya homogen secara fenotipe, sehingga kandungan zatnya sama (identik) dengan tanaman induknya (15)*
Umur organ yang digunakan juga mempengaruhi mikropropagasi tanaman* Organ dengan umur yang raasih muda mempunyai kemampuan untuk tumbuh lebih besar. Jika digunakan organ yang agak tua maka akan terjadi proses pencoklatan (Browning). Ini dapat terjadi karena adanya sejenis enzim
42
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
43
oksidase yang dilepaskan atau diproduksi oleh jaringan yang agak tua bila jaringan tersebut dilukai (9)* Untuk itu pada penelitian ini digunakan organ dengan umur yang sangat rauda sekali.
Faktor ukuran organ juga mempengaruhi keberhasilan propagasi secara vegetatif. Pada penelitian ini ukuran organ yang digunakan adalah ukuran terbesar yang dapat di- peroleh dalam kondisi steril (+ 1 cm). Eksplan dengan u- kuran besar mempunyai keuntungan antara lain (9):- mempunyai kemampuan hidup yang lebih tinggi.- pertumbuhan lebih cepat.- menghasilkan kuncup lebih banyak.Akan tetapi makin besar ukuran eksplan, makin sulit untuk menghilangkan kontaminasi bakteri, sehingga kondisi steril sukar didapat.
Dari 28 macam kombinasi yang digunakan untuk penana- man ternyata yang dapat menumbuhkan kuncup (plantlet) ada 6 macam yaitu :
- Media dasar MS + Kinetin 4 ppm + BA 0,5 ppm- Media dasar MS + Kinetin 0,5 ppm + NAA 4 ppm- Media dasar MS + Kinetin 2 ppm + NAA 0,5 PP^- Media dasar MS + Kinetin 4 PP^ + NAA 0,1 ppm- Media dasar MS + Kinetin 2 ppm + GA^ 0,5 ppm- Media dasar MS + Kinetin 4 PP® + GA^ 0,5 ppm
sedangkan setelah disubkultur, yang tetap menghasilkan kuncup (plantlet) adalah media dasar MS + Kinetin 4 ppm +
9 .v«M4. • ,».**•* . *•
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
BA 0,5 ppm dan media dasar MS +■ Kinetin k ppm + GA- 0,5 ppm. Disini terlihat bahwa pada penanaman pertama, eksplan tersebut mampu membentuk kuncup (plantlet) akan tetapi se- telah disubkultur ada yang tidak lagi mampu membentuk kuncup (plantlet). Hal ini disebabkan karena pada penanaman pertama tersebut eksplannya masih dalam tahap beradaptasi dengan media buatan, sedangkan setelah disubkultur kuncup (plantlet) yang ditanam sudah beradaptasi dan konsentrasi hormon yang ada merangsang pembentukan kalus. Menurut Abidin (17) rasio/ perbandingan antara hormon-hormon pertumbuhan tersebut mempengaruhi differensiasi sel yaitu a- pabila konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin akan memperlihatkan stimulasi pertumbuhan tunas dan daun. Sebaliknya apabila sitokinin lebih rendah dari auksin, ma- ka akan mengakibatkan stimulasi pertumbuhan akar, sedangkan apabila perbandingan sitokinin dan auksin berimbang maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan berimbang pula, tetapi apabila konsentrasi sitokinin intermediat (sedang) dan konsentrasi auksin rendah, maka akan terbentuk kalus,
Dari hasil penelitian ini ternyata media dengan konsentrasi Kinetin 0,5 ppm dan NAA 4 ppm dapat menumbuhkan kuncup (plantlet). Ini dapat terjadi karena tanaman adalah mahluk hidup, dimana selain faktor hormon pertumbuhan ter- dapat banyak faktor yang juga ikut mempengaruhi.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Mf
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
45
Pada penelitian ini didapatkan kuncup (plantlet) yang juga disertai kalus, Menurut metode mikropropagasi (9) jika digunakan eksplan ketiak daun maka akan tumbuh kuncup (plantlet) langsung tanpa disertai kalus. Hal ini dapat terjadi karena bagian ketiak daun yang digunakan jaringan- nya sudah tua, sedangkan menurut teori harus jaringan muda (jaringan meristem). Secara teoritis yang dikehendaki adalah dari eksplan langsung tumbuh kuncup, karena sifatnya secara genetik akan sama (identik) dengan induknya.Jika eksplan tumbuh menjadi kuncup (plantlet) dan kalus maka akan terjadi variasi genetik, karena kalus adalah sel yang tak terorganisasi dimana sel yang tak terorganisasi memberikan variasi genetik.
Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh adalah kun- cup-kuncup bukan tanaman kecil, hal ini dikarenakan untuk mengakarkan kuncup-kuncup tersebut sehingga menjadi tanaman kecil memerlukan hormon-hormon pertumbuhan yang ber- fungsi merangsang pembentukan akar.
Media yang menumbuhkan kuncup (plantlet) paling banyak dari penanaman eksplan adalah media dasar MS + Kinetin 4 ppm + GA^ 0,5 ppm, sedangkan setelah disubkultur media yang menumbuhkan kuncup (plantlet) paling banyak adalah media dasar MS + Kinetin 4 ppm + BA 0,5 ppm. Hal ini dapat terjadi karena sifat hormon pertumbuhan tersebut, Kinetin dan BA keduanya adalah termasuk hormon golongan sitokinin yang berfungsi mendukung pembelahan sel, sedangkan GA^ ter-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
riiasuk golorigan gibrelin yang mempunyai sifat mendukung per- panjangan sel (1?)*
46
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B VI KESIMPULAN
1. Komposisi media yang dapat menumbuhkan kuncup (plantlet) dari eksplan Solanum wrightii Benth adalah :1. Media dasar MS + Kinetin if ppm + BA 0,5 ppm2. Media dasar MS + Kinetin 0,5 ppm + NAA if ppm3. Media dasar MS + Kinetin 2 ppm + NAA 0,5 ppm if. Media dasar MS + Kinetin i+ ppm + NAA 0,1 ppm5- Media dasar MS + Kinetin 2 ppm + GA^ 0,5 ppm6. Media dasar MS + Kinetin if ppm + GA^ 0,5 ppmMedia dasar MS + Kinetin if ppm + GA^ 0,5 ppm menghasil- kan jumlah kuncup (plantlet) yang paling banyak.(dalam 2 kali penanaman),
2* Media yang tetap menghasilkan kuncup (plantlet) setelah disubkultur adalah :1. Media dasar MS + Kinetin 4 ppm + BA 0,5 ppm2. Media dasar MS + Kinetin if ppm + GA^ 0,5 ppmMedia dasar MS + Kinetin k ppm + BA 0,5 ppm menghasilkan jumlah kuncup (plantlet) yang paling banyak.
W7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B VIISARAN-SARAN
Dari hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitianlebih lanjut yaitu :1. mengoptimasi pertumbuhan kuncup (plantlet) Solanum
wrightii Benth. dengan konsentrasi hormon pertumbuhan yang berbeda atau modifikasi pada media dasar MS.
2. melanjutkan tahapan-tahapan mikropropagasi berikutnya sehingga dapat ditanam di alam.
3* menganalisa kandungan dari plantlet hasil mikropropagasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
48
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
B A B VIII RINGKASAN
Pada saat ini penggunaan obat yang bahan bakunya ber- asal dari tumbuh-tumbuhan masih mempunyai kedudukan yang cukup penting pada negara yang sedang berkembang maupun di negara maju.
Metode pembudidayaan tanaman yang selama ini digunakan masih mempunyai kekurangan atau bahkan mengalami bebe- rapa kesulitan antara lain kesulitan penanaman, waktu yang diperlukan terlalu lama dan juga lahan yang tersedia sema- kin terbatas. Oleh karena itu bukan tidak mungkin akan terjadi kekurangan sumber bahan alam nabati untuk bahan baku obat.
Melihat kenyataan tersebut maka perlu dilakukan usa- ha untuk mencari suatu cara yang tepat dalam pembudidayaan tanaman obat, dalam hal ini bisa dilakukan dengan tehnik kultur jaringan,
Tehnik kultur jaringan ini merupakan metode alterna- tif untuk pembudidayaan tanaman obat, terutaraa untuk tanaman yang berpotensi tetapi langka dan sukar untuk dikem- bangbiakkan.
Penelitian ini bertujuan mencari komposisi media yang dapat menumbuhkan eksplan Solanum wrightii Benth menjadi kuncup (plantlet) dalam rangka mikropropagasi.
49
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
50
Tahapn yang dilakukan pada penelitian ini ialah : pembuatan media, penanaman eksplan dan pemindahan (subkultur) kuncup (plantlet) yang tumbuh.
Dari hasil penelitian ini didapat 6 macam kombinasi yang mampu menumbuhkan eksplan Solanum wrightii Benth. menjadi kuncup (plantlet) yaitu ;- media dasar MS + Kinetin 4 ppm + BA 0,5 ppm- media dasar MS + Kinetin 0,5 ppm + NAA 4 ppm- media dasar MS + Kinetin 2 ppm + NAA 0,5 ppm- media dasar MS + Kinetin 4 ppm + NAA 0,1 ppm- media dasar MS + Kinetin 2 ppm + GA^ 0,5 ppm- media dasar MS + Kinetin /+ ppm + GA- 0,5 ppm
Setelah dilakukan pemindahan (subkultur) dari kuncup (plantlet) yang tumbuh, media yang tetap menghasilkan kuncup (plantlet) adalah ;- media dasar MS + Kinetin 4 ppm + BA 0,5 ppm- media dasar MS + Kinetin 4 ppm + GA^ 0,5 ppmDan media yang paling banyak menghasilkan kuncup (plantlet) dalam waktu yang relatif cepat adalah media MS + Kinetin 4 ppm + BA 0,5 ppm.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
DAFTAR PUSTAKA
1. Vi/i do do, S H. 1983* Morfologi beberapa jenis Solanum dan penyebarannya. Laporan penelitian. Institut Tekno- logi Bandung, pp: 1-2, 10,11, 23-24.
2* Tarigan, P. 1980. Beberapa aspek kimia sapogenin stero- id pada tumbuhan di Indonesia. Alumni. Bandung, pp: 6.
3* Sudiarto dan Rosita M D. 1982. Upaya penyediaan bahan baku kontrasepsi oral. Jurnal Litbang Pertanian. Bogor. 2 : 1-3*
4. Wahyudi. 1985* Pengaruh diameter buah Solanum wrightiiBenth. terhadap kadar solasodina. Skripsi. Uni- versitas Airlangga. Surabaya, pp: 5-6.
5. Indrayanto, G. 1986. Prospek kultur jaringan tanamanpada bidang farmasi. Buletin ISFI Jatira. 12 (1) : 12 - 20.
6. Noerhadi, E. 1976. Kultur jaringan sebagai salah satualat tehnik pemuliaan tanaman. Simposium ilmu pe- muliaan dalam bidang pertanian I. Universitas Padjajaran. Bandung, pp: 1 - 2 .
7. Isnaeni. 1986. Optimasi pembentukan kalus dan identifi-kasi steroid dari Solanum mammosum L.Tesis. Universitas Airlangga. Surabaya. pp:l 35
8. Noerhadi, E dkk. 1976. Aplikasi kultur jaringan kelapadi bidang propagasi vegetatif dan pemuliaan serta
51
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION
53
16. Pierik, R L M. 1987. in vitro culture of Higher Plants; Martinus Nijhoff Publisher. Dordrecht/ Boston/ Lancaster, pp: 183 - 230.
17- Abidin, Z. 1985- Dasar-dasar pengetahuan tentang zat •pengatur tumbuh. Angkasa. Bandung, pp: 1,3,37»55j63,69.
18. Kusumo, S. 1984- Zat pengatur tumbuh tanaman. CV Jasa Guna. Jakarta. pp:7
19* Heddy, S. 1986. Hormon tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta PP: 2
20. Lawrence, G M H. 1951. Taxonomy of vascular plant.The Mac Millan Comp, pp: 472 - 473, 676.
21. Backer, C A and R C Bakhuizen van den Brink Jr. 1965*Flora of Java. Vol: II. Wolters - Noodhoof Groningen. The Netherlands, pp: 474.
22. Dodds, J H and L W Roberts. 1982. Experiments in planttissue culture. Cambridge University Press. Cambridge. pp: 11
23- Mantell, S H et all. 1985* Principles of Plant Biotechnology an Introduction to genetic engineering in plants. Blackwell Scientific Publication. Oxford London, pp: 93*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi MIKROPROPAGASI SOLANUM WRIGHTII... MYRNA SASKIA NASUTION