FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja 'to draim' yang berarti
mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan
untuk menyatakana sistim-sistim yang berkaitan dengan penanganan
masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Pengertian drainase tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang
berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek
kehidupan yang berada di dalam kawasan tertentu seperti tempat umum,
akan tetapi yang akan kami tinjau adalah lingkungan sektor kampus BiNus
Syahdan. Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada kampus
BiNus Syahdan sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase
yang cukup komplek. Dengan semakin kompleknya permasalahan drainase
kampus BiNus Syahdan, maka di dalam perencanaan dan pembangunan
bangunan air untuk drainase kampus BiNus Syahdan, maka dikatakan
keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana.
Dengan demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama
dengan beberapa ahli di bidang lain yang terkait. Dalam proses pekerjaan
harus diketahui dari berbagai aspek yang diperlukan dan telah ditetapkan
menurut SNI, seperti menurut letak bangunan, menurut fungsi, menurut
konstruksi dan lain-lain. Dari menurut letak bangunan atau sebut saja Drainase
Permukaan Tanah (Surface Drainage) adalah Saluran drainase yang
berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan
permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow. Dan
menurut fungsi yang berarti adalah single purpose yaitu saluran yang
berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau
jenis air buangan.
1 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Namun menurut konstruksi yang dipakai dalam perencenaan sistem
drainase kampus BiNus Syahdan adalah saluran terbuka, yaitu saluran
yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang
mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang
tidak-membahayakan kesehatan / mengganggu lingkungan.
Dan pada umumnya untuk semua saluran trapezium dalam menentukan
perncanaan ekonomis mempunyai persyaratan yang hanya berlaku untuk
desain saluran yang tahan terhadap erosi, dalam mendesain saluran yang
efisien harus mempertimbangkan gaya tarik antara tempat pembuangan
dengan konstruksi bangunan yang berada disekitar area yang terjadi .
Dalam mendisain saluran ekonomis dengan menggunakan bentuk
trapesium dapat diperoleh dari penampang hidrolik terbaik bila debit suatu
saluran akan maksimum bila nilai R= y/2. Irisan simetrisnya akan
merupakan setengah segi enam dengan ekonomis bila saluran memiliki
nilai R maksimum atau y minimum maka untuk luas penampang dan
saluran yang sama merupakan penampang yang paling efisien untuk
digunakan.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui tata cara dalam merencanakan struktur drainase dalam
area kampus BiNus Syahdan dan mendapatkan keseragaman dalam
merencanakan drainase yang sesuai dengan persyaratan teknis.
1.3 MANFAAT
Untuk memberikan wawasan luas kepada mahasiswa/i khususnya
dalam tata perencanaan disain saluran terbuka yang ekonomis.
Sebagai sumbangsih ilmu kepada masyarakat.
2 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
1.4 RUANG LINGKUP
Perencanaan saluran terbuka ini meliputi persyaratan-persyaratan antara
lain : pengertian, persyaratan,ketentuan sistem drainase, kecepatan aliran
yang diinginkan, dan penggunaan material dalam disain perencanaan
saluran terbuka.
1.4.1 Pengertian
Yang dimasksud dengan :
1) Drainase permukaan jalan adalah sistem drainase yang
berkaitan dengan pengendalian air permukaan.
2) Debit (Q) adalah volume air yang mengalir melewati suatu
penampang melintang saluran atau jalur persatuan waktu.
3) Koefesien pengaliran (c) adalah suatu koefesien yang
menunjukan perbandingan antara besarnya jumlah air yang
dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air
yang ada.
4) Gorong-gorong adalah saluran tertutup yang berfungsi
mengalirkan air.
5) Selokan samping jalan adalah selokan yang dibuat di sisi
kiri dan kanan bahu jalan.
1.4.2 Persyaratan-Persyaratan
1) Perncanaan drainase harus sedemikian rupa sehingga fungsi
fasilitas drainase sebagai penampung, pembagi dan
pembuangan air dapat sepenuhnya berguna.
2) Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase harus
mempertimbagkan faktor ekonomi dan faktor keamanan.
3) Perencanaan drainase ini tidak termasuk untuk sistim
drainase areal, tetapi harus diperhatikan dalam perencanaan
terutama untuk air keluar.
3 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
1.4.3 Ketentuan Sistem Drainase Permukaan
Kemiringan melintang harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1) Kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah
perkerasan menurun/melandai kearah selokan samping.
2) Besarnya kemiringan bahu jalan diambil 2% lebih besar
dari pada kemiringan permukaan jalan.
3) Besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan
jalan, dapat dilihat seperti tercantum pada tabel 1.
1.4.4 Material
Penggunaan material dalam perencanaan saluran terbuka
tergantung pada kwalitas disain. Perencanaan yang akan dipakai
menggunakan beton.
4 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
TABEL 1.1
KEMIRINGAN MELINTANG PERKERASAN
DAN BAHU JALAN
No Jenis Lapisan
permukann jalan
Kemiringan melintang
normal (i)/(s)
1 Beraspal, beton 2%-3%
2 Japat 4%-6%
3 Kerikil 3%-6%
4 Tanah 4%-6%
Gambar 1.1 Kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan
TABEL 1.2
5 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
KECEPATAN ALIRAN AIR YANG DIIZINKAN BERDASARKAN
Jenis Bahan Kecepatan aliran yang diizinkan
(m/detik)
Pasir halus 0,45
Lempung kepasiran 0,50
Lanau aluvial 0,60
Kerikil halus 0,75
Lempung kokoh 0,75
Kerikil kasar 1,20
Batu-batu besar 1,50
Pasangan batu 1,50
Beton 1,50
Beton bertulang 1,50
Lempung padat 1,10
Kecepatan minimum (kecepatan tanpa pengendapan) yang telah diizinkan
merupakan kecepatan terendah yang tidak menimbulkan sedimentasi bagi
drainase. Bagi air yang tidak mengandung lanau, tidak membawa
pengaruh besar kecuali terhadap pertumbuhan tanaman yang ada di tempat
pembuangan . Umumnya dapat dikatakan bahwa kecepatan rata-rata 0,5
m/s sampai 1 m/s. Kecepatan maksimum yang diizinkan adalah kecepatan
aliran (rata-rata) maksimum yang tidak akan menyebabkan erosi terhadap
permukaan saluran. Menurut SNI, kecepatan aliran air maksimum yang
diizinkan untuk material beton yang dipakai dalam perencanaan adalah
sebesar 1,5 m/s.
BAB II
6 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
2.1 TEORI DAN RUMUS
Beberapa penampang saluran terbuka akan lebih efisien daripada
penampang aliranya karena memberikan luas yang lebih besar untuk
keliling basah tertentu. Penampang saluran hidrolik terbaik ialah
penampang yang mempunyai keliling basah terkecil atau ekuivalennya,
luas terkecil untuk tipe penampang yang memberikan penggalian yang
minimum dimana rumus tersebut dapat diturunkan dari :
A = y (b + z y)
b = A/y –z y
P = b + 2y (1 + z2)0,5
= A/y –z y + 2y (1 + z2)0,5
dP/dy = -A/y2–z + 2 (1 + z2)0,5= 0
A = ( 2 (1 + z2)0,5-z ) . y2
( 2 (1 + z2)0,5-z ) . y2
R maks =...........................................................(1)
A/y –z y + 2y (1 + z2)0,5
( 2 (1 + z2)0,5-z ) . y2
R maks = .........................................................(2)
( 2 (1 + z2)0,5-z ) . y2/y –z y + 2y (1 + z2)0,5
R maks = y / 2
Untuk semua saluran trapesium, penampang hidrolik terbaik diperoleh
bila R= y/2. Irisan simetrisnya akan merupakan setengah segi enam.
Tabel 2.1 Rumus penampang
7 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Namun untuk perhitungan dalam mencari nilai y dan S,dapat
menggunakan rumus debit(Q) dan kecepatan aliran(V) yang akan kami
olah antara lain :
V=1n ( 1
2y )
23 S
12
Q=1n ( 1
2y )
23 S
12 (√3 y2)
b+2 y
2= y √n2+1
Dimana :
A : Luas penampang
V : Kecepatan aliranT: Lebar atas dari aliran air [L].
z1, z2: Horizontal dari sisi miring dari saluran.
Ø: Sudut yang terbentuk oleh S
P: keliling basah
y : tinggi permukaan air dari dasar saluran
b: Lebar penampang
n : koefesien kekasaran manning yang telah ditetapkan SNI
8 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Untuk nilai n yang merupakan koefisien Manning, memiliki nilai
masing-masing yang dikarenakan oleh tergantung bahan yang digunakan
dalam perencanaan saluran ekonomis. Berikut adalah daftar harga
koefisien Manning:
TABEL 2.2 KEADAAN DASAR SALURAN
Nklc No Keadaan dasar Saluran N
1 Plester semen licin 0,012 Beton 0,0133 Batu bata 0,0174 Tanah Biasa yang baik 0,020
5 Tanah biasa 0,0256 Tanah Kasar 0,031
TABEL 2.3 HARGA N UNTUK RUMUS MANNING BERDASARKAN SNI
9 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
NO TIPE SALURAN BAIK SEKALI
BAIK SEDANG JELEK
1 Saluran tanah,lurus teratur
0,017 0,020 0,023 0,025
2 Saluran tanah yang dibuat dengan escavator
0,023 0,028 0,030 0,040
3 Saluran pada dinding batuan,lurus,teratur
0,020 0,030 0,033 0,035
4 Saluran pada dinding batuan,lurus,tidak teratur
0,035 0,040 0,045 0,045
5 Saluran batuan yang diledakan, ada tumbuh-tumbuhan
0,025 0,030 0,035 0,040
6 Dasar saluran dari tanah sisi saluran berbatu
0,028 0,030 0,030 0,035
7 Saluran lengkung dengan kecepatan aliran terendah
0,020 0,025 0,028 0,030
8 Bersih,lurus,tidak berpasir tidak berlubang
0,025 0,028 0,030 0,033
NO TIPE SALURAN BAIK SEKALI
BAIK SEDANG JELEK
10 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
9 Seperti no 8,tetapi ada timbunan atau kerikil
0,030 0,033 0,035 0,040
10 Melengkung, bersih , berlubang dan berdinding
0,033 0,035 0,040 0,045
11 Seperti no. 10, dangkal tidak teratur
0,040 0,045 0,050 0,055
12 Seperti no.10 berbatu dan ada tumbuh-tumbuhan
0,045 0,050 0,055 0,060
13 Seperti no 11 sebagian berbatu
0,045 0,050 0,055 0,060
14 Aliran pelan, banyak tumbuh-tumbuhan dan belubang
0,050 0,060 0,070 0,080
15 Banyak tumbuh-tumbuhan
0,075 0,100 0,125 0,150
16 Saluran pasangan batu tanpa penyelesaian
0,025 0,030 0,033 0,035
17 Saluran pasangan batu tanpa penyelesaian
0,017 0,020 0,025 0,030
18 Saluran pasangan batu tanpa penyelesaian
0,014 0,016 0,019 0,021
19 Saluran pasangan batu tanpa penyelesaian
0,010 0,011 0,012 0,013
20 Saluran pasangan batu tanpa penyelesaian
0,013 0,014 0,014 0,015
21 Saluran pasangan batu tanpa penyelesaian
0,015 0,016 0,016 0,018
Dari klasifikasi yang diperoleh kami menentukan koefesien maning sebesar n = 0,013
BAB III
3.1 DATA 1
11 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
TABEL 3.1 DEBIT LIMPASAN
GEDUNGDEBIT
Februari 2007
I 0.77
M 0.80
H 1.93
J, K, L 2.50
Gambar 3.1 Peta Kontur Kampus Syahdan
12 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Gambar 3.2 Peta Kontur Kampus Syahdan
3.2 DATA 2
Diketahui pula untuk Irigasi luasnya 10.000 Ha. Untuk Permukiman (kota metropolitan) penduduknya berjumlah 7 juta. Kawasan industri seluas 10 Ha.
13 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Diketahui :
AIR = 10,000 Ha
AIND = 10 HaJumlah
penduduk = 7,000,000 org
Asumsi debit kebutuhan irigasi, industri, dan air bersih.
QIR = 1 lt/det/ha = 10,000 lt/det
QIND = 20 lt/det/ha = 200 lt/det
QAir bersih = 0.001 lt/det/org = 7,000 lt/det
QRF = 30% QIR = 3,000 lt/det
DIAGRAM 3.1 DATA
14 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
Waduk
Irigasi
Industri
Pemukiman
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB IV
15 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
4.1 PENGOLAHAN DATA
Dalam mencari nilai y dan S,dapat menggunakan rumus debit(Q)
dan kecepatan aliran(V) :
V=1n ( 1
2y )
23 S
12
1,5= 10,013 ( 1
2y )
23 S
12
0,02=( 12
y )23 S
12
0,04= y23 S
12
S=( 0,04y2 /3 )
2
..........................................................................................(1)
Q=1n ( 1
2y )
23 S
12 (√3 y2)
0,77= 10,013 (1
2y)
23 S
12 (√3 y2 )
0,01=( 12
y )23 S
12 (√3 y2 )
0,02= y23 S
12 (√3 y2 )
0,02= y83 S
12 √3
S=( 0,02
y83 .√3 )
2
............................................................................(2)
16 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Dari dua pernyataan tersebut maka dibuatlah persamaan yang
menghasilkan nilai y sebesar 0,534 m dan nilai S sebesar 0,1764°.
Dengan diketahui nilai y,maka dapat di dicari nilai b dengan
menggunakan rumus penampang basah sebagai berikut :
b+2 y2
= y √n2+1
b+2.0,5342
=0,534√0,0132+1
b=9,024 × 10−5
Lakukan cara yang sama dengan nilai debit aliran (Q) yang
berbeda-beda sesuai data yang telah diberikan.
Dari perhitungan yang telah dilakukan,didapatkan hasil sebagai berikut :
17 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
18 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
TABEL 4.1 PENGOLAHAN DATA 1a
GedungQ (m3/s)
Qtotal V Fd M N Y d w P R IFEBUARI 2007
I 0,77 0,77 1,5 0,51 1,5 0,013 0,0009 0,534 0,517 1,934 0,265 0,528
M 0,8 0,8 1,5 0,53 1 0,013 0,9002 0,550 0,524 2,456 0,217 0,689
H 1,93 1,93 1,5 1,29 1,5 0,013 0,0001 0,723 0,601 2,607 0,494 0,231
J,K,L 2,50 2,5 1,5 1,67 1 0,013 0,0002 0,391 0,442 1,106 1,507 0,052
TABEL 4.2 PENGOLAHAN DATA 1b
Gedung NO. SaluranQ (m3/s)
Qtotal V Fd M n Y d w P R IFEBUARI 2007
I 6,7,16 0,77 0,77 1,5 0,51 1,5 0,013 0,0009 0,534 0,517 1,934 0,265 0,528
M 5,4,3 0,8 0,8 1,5 0,53 1 0,013 0,9002 0,550 0,524 2,456 0,217 0,689
H 1,2,9,10,11,12 1,93 1,93 1,5 1,29 1,5 0,013 0,0001 0,723 0,601 2,607 0,494 0,231
J 17 2,50 2,5 1,5 1,67 1 0,013 0,0002 0,391 0,442 1,106 1,507 0,052
TABEL 4.3 PENGOLAHAN DATA 2a. IRIGASI
19 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Qtotal V Fd m n b d W P R S1 1,5 0,67 1,5 0,013 0,744 0,463 0,481 2,414 0,276 0,211
TABEL 4.4 PENGOLAHAN DATA 2b. INDUSTRI
Qtotal V Fd m n b d W P R S0,02 1,5 0,01 1 0,013 0,071 0,085 0,207 0,312 0,043 2,548
TABEL 4.5 PENGOLAHAN DATA 2c. PEMUKIMANQtotal V Fd m N b d W P R S
0,7 1,5 0,47 1 0,013 0,419 0,505 0,503 1,847 0,253 0,238
20 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
21 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
22 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
4.2 ANALISA
4.2.1 Analisa DataDari hasil pengolah data dapat diketahui bahwa erosi dan
sedimentasi pada semua ruas harus minimum dikarenakan agar
sedimentasi (pengendapan) pada saluran akan terjadi jika
kapasitasnya angkut sediemenya berkurang, untuk itu kapasitasnya
debit saluran harus dijaga/dipertahankan. Sedimen yang masuk ke
saluran irigasi biasanya berupa sedimen layang atau berupa partikel
lempung dan lanau dengan ukuran diameter d<0.06mm hingga 0.0
mm. Partikel yang lebih besar dari ukuran ialah salah satu unsur
geometris penampang saluran untuk koefesien stickler. Besarnya
koefesien strickler k biasanya tergantung pada salah satu unsur
geometris penampang saluran,seperti: kekasaran permukaan saluran,
ketidakhalusan permukaan saluran ,vegetasi dan sedimentasi.
Semakin tinggi kekasaran permukaan saluran maka rendahnya harga
koefesien strickler yang bisa menyebabkan berkurangnya
kecepatan ,ketidakteraturan permukaan saluran dan perubahan
terhadap penampang basah A dan keliling P. Pengaruh adanya
vegetasi terhadap saluran akan menyebabkan berkurangnya
koefesien kekasaran strickler. Kecepatan aliran mengakibatkan erosi
dan sedimentasi yang disebabkan karena kecepatan aliran rata-rata
yang terjadi dapat melelaui dari kecepatan maksimum yang
diizinkan dan tergantung oleh kecepatan dasar yang dipengaruhi
oleh jenis tanah lempung atau lanau dan darinilai indekss
plastisitasnya. Sedimentasi pada saluran juga disebabkan oleh
kecepatan aliran yang tidak bisa mengarahkan partikel sedimen yang
ada dalam saluran sedangkan untuk kecepatan minimum yang telah
diizinkan merupakan kecepatan terendah yang tidak akan
menyebabkan penegendapan partikel. Adapun untuk mengupayakan
agar terjadinya sedimentasi maka ruas-ruas harus mengikuti rumus
IR
0.5
penampang Namun dengan demikian Permasalahan yang
23 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
ditmbulkan dalam perencanaan dalam disain saluran terbuka yang
kami olah tersebut adalah medan yang curam dasar yang akan
menyebabkan kecepatan dasar yang melebihi kecepatan yang
diizinkan. Untuk mengurangi kecepatan, maka kemiringan dasar
saluran akan dibuat lebih landai dari pada kemiringan medan yang
ada,. Kemiringan minimum saluran merupakan kemiringan dasar
pada saluran . Akan tetapi dalam pengolahan data yang kami olah
maka besaran kemiringan dan kecepatan hampir sama besaranya
dengan ketetapan dari SNI.
SNI OLAH DATAKemiringan Jenis
beton2%-3% Kemiringan Jenis
beton1%-2%
Kecepatan 1.5 Kecepatan 1.5
24 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dalam pengolah data ini adalah.
Saluran terbuka berfungsi untuk mengalirkan air ketempat saluran
besar . Perencanaan saluran terbuka berdasarkan pada : efesiensi
fungsi, nilai ekonomis yang tinggi, aman terhadap tinjauan teknis,
mudah dalam peliharanya dan struktur bangunan yang memadai.
Dalam perencanaan ini dimensi saluran ditetapkan saluran
pembawa sebesar 0.001 dengan koefisien Manning 0.013
(ketetapan SNI). Dengan menggunakan ketetapan kecepatan aliran
maka kecepatan aliran pada saluran penghantar direncanakan
sedemikian rupa untuk mencegah sedimentasi akibat kecepatan
rendah maupun pengerusan tanah akibat kecepatan tinggi.
Kecepatan aliran yang diizinkan dalam saluran ditetapkan dengan
asumsi ukuran butir material sedimen 0.2 - 0.3 Kecepatan aliran
yang diijinkan pada perencanaan ini adalah :
Kecepatan rata aliran yang diijinkan pada perencanaan ini berkisar
0.5m/det. Dalam mendisain saluran ekonomis dengan
menggunakan bentuk trapesium dapat diperoleh dari penampang
hidrolik terbaik bila debit suatu saluran akan maksimum bila nilai
R= y/2. Irisan simetrisnya akan merupakan setengah segi enam
dengan ekonomis bila saluran memiliki nilai R maksimum atau y
minimum maka untuk luas penampang dan saluran yang sama
merupakan penampang yang paling efisien untuk digunakan. Dari
penggunaan model ini secara teoritis dapat menentukan jenis aliran
sesuai dengan jenis bahan pada setiap pengaruh kedalaman aliran.
25 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
Dan dari penentuan sensitivitas model dapat diketahui parameter
sangat mempengaruhi kecepatan dan menentukan jenis aliranya
adalah parameter slope (S).Dengan demikian untuk penggunaan lebih
lanjut harus melakukan validasi dengan data lapangan. Karena pada
model ini hanya dilakukan pendekatan secara teoritis.
5.2 SARAN
Saluran diharapkan bisa mengalirkan debit tertentu dengan luas
penampang basah yang sekecil-kecilnya (minimum) agar dapat
untuk semua saluran trapesium, penampang hidrolik terbaik
diperoleh bila R= y/2 atau irisan simetrisnya akan merupakan
setengah segi enam.
5.3 REFERENSI
Bruce R. Munson ,Donald F,Young,Thedore H. okishi.
“Mekanika Fluida Jilid 1”. Erlangga. 2002
http://www.gurumuda.com
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika
Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
SNI 03-3424-1994 (Tata Cara Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan)
26 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
27 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
28 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
29 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KELOMPOK V JANUARI 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BINUS UNIVERSITY
30 MEKANIKA FLUIDA
BINUS UNIVERSITY