1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keuntungan yang ditawarkan koperasi memberi dampak positif terhadap
perkembangan koperasi persusuan khususnya di Jawa Tengah. Sejak dibentuknya
badan hukum GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) pada tahun 1997, hingga
kini pertumbuhan koperasi persusuan di wilayah Jawa Tengah berkembang pesat
(Gabungan Koperasi Susu Indonesia, 2010). Khaidar (2009) menulis hampir 90
persen peternak sapi perah di Indonesia tergabung dalam koperasi. Data ini diperkuat
dengan adanya hasil penelitian (Diwyanto, Anggraeni, dan Handiwirawan, 2007)
yang menyebutkan pemasaran susu dari peternak di Indonesia sebagian besar telah
dikoordinasi oleh koperasi susu/GKSI. Koperasi persusuan sebagai lembaga yang
berperan dalam memajukan dan meningkatkan kejahteraan anggota, juga harus
mampu meningkatkan kinerjanya agar dapat tumbuh sebagai organisasi dan badan us-
aha yang memiliki daya saing yang tangguh, efektif dan efisien. Guna meningkatkan
efisiensi kinerja koperasi susu khususnya di Provinsi Jawa Tengah, maka perlua
adanya kajian untuk menganalisis kinerja koperasi dan penetapan pemeringkatan
klasifikasi koperasi susu di Provinsi Jawa Tengah.
Pengkajian kinerja koperasi didefinisikan sebagai pengkajian hasil karya kop-
erasi dengan berpedoman pada tujuan dan sasaran yang sebelumnya sudah ditetapkan
bersama oleh para pembina koperasi dan gerakan koperasi (Himpuni, 2008). Salah
satu pendekatan untuk melihat kualitas kemampun koperasi adalah klasifikasi kop-
erasi, klasifikasi koperasi adalah kegiatan untuk menilai kinerja suatu koperasi dalam
suatu periode tertentu, dengan menggunakan kriteria dan atau standar penilaian yang
ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( Kementerian
Koperasi dan UKM, 2003). Penilaian kinerja koperasi ini dilaksanakan berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang pedoman klasifikasi koperasi.
2
Perumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja koperasi susu yang ada di Provinsi Jawa Tengah.
2. Bagaimana peringkat klasifikasi koperasi susu di Provinsi Jawa Tengah
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang pedoman klasifikasi koperasi.
Hipotesis
1. Kinerja koperasi susu yang ada di Provinsi Jawa Tengah memiliki kinerja yang
baik.
2. Peringkat klasifikasi koperasi susu di Provinsi Jawa Tengah sudah sesuai den-
gan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang pedoman klasifikasi koperasi.
Tujuan Penelitian
a. Mengetahui kinerja koperasi susu di Provinsi Jawa Tengah.
b. Menetapkan peringkat klasifikasikan koperasi susu di Provinsi Jawa Tengah.
Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan
dalam pengambilan kebijakan agar koperasi dapat senantiasa meningkatkan kin-
erjanya pada masa yang akan datang.
b. Sebagai bahan literature khususnya bagi penelitian kinerja koperasi selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja
Pengukuran Kinerja merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang
tumbuh kembang dari suatu koperasi, terutama bagi koperasi yang telah lama berdiri.
Berkaitan dengan hal tersebut, koperasi perlu membenahi diri dan harus mampu
melihat kondisi lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal
koperasi. Pengukuran kinerja yang berorientasi pada masa depan tidak hanya
memfokuskan pada aspek keuangan tetapi juga aspek non keuangan. Ukuran
3
keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu dan
ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan seperti kepuasan
customer, produktivitas, dan cost effectiveness proses bisnis serta komitmen personel
yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang. Ukuran keuangan
menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi di luar non keuangan
(Himpuni, 2008).
Koperasi Susu
Koperasi dalam badan hukum perkoperasian No.25 tahun 1992 didefinisikan
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi persusuan sebagai lembaga yang mengelola susu dari peternak dan
mendistribusikan kepada Industri Pengolahan Susu (IPS), juga berperan sebagai
penopang perkembangan persusuan di Indonesia dan sebagai perwakilan peternak
dalam memperjuangkan aspirasi peternak. Perkembangan dari koperasi persusuan
tergantung pada mekanisme dan kelembagaan yang terjadi di koperasi tersebut. Jika
diamati dari pola sebaran distribusi koperasi susu, peternak dari berbagai lokasi
menyetorkan susunya kepada koperasi yang terdekat dengan wilayahnya melalui
tempat pelayanan susu. Dari pelayanan susu tersebut, kemudian susu dari peternak
dibawa ke koperasi untuk selanjutnya dikirim kepada IPS ataupun dijual langsung ke
konsumen (Firman, 2007).
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi.
Pedoman klasifikasi koperasi dikeluarkan berdasarkan keputusan menteri
negara koperasi dan UKM nomor 129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 tentang pedoman
klasifikasi koperasi. Pedoman klasifikasi koperasi ini terdiri atas 7 (tujuh) kriteria
penilaian :
4
1. Keanggotan sukarela dan terbuka
2. Pengendalian oleh anggota secara demokratis
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Kerjasama diantara koperasi
5. Kepedulian terhadap komunitas
6. Partisipasi ekonomi anggota
7. Otonomi dan kemandirian
METODE DAN ANALISIS
Metode Penelitian
Materi Penelitian
Sasaran penelitian adalah koperasi/KUD susu yang masih aktif melaksanakan
kegiatan usaha persusuan di wilayah sentra jalur utama pemasaran susu di Provinsi
Jawa Tengah yang tergabung dalam keanggotaan GKSI.
Metode Penetapan Sampel
Populasi koperasi susu sebagai bagian dari unit analisis dalam penelitian ini
diambil secara terbatas pada 5 wilayah Kabupetan/Kota yang merupakan sentra jalur
utama pemasaran susu di Jawa Tengah yaitu dari Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Banyumas.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
probability sampling dengan cara stratifed proporsional random sampling atau
sampel acak menurut stratifikasi dan proporsi. Populasi koperasi persusuan pada
metode ini dikelompokkan atas dasar beberapa strata berdasarkan jumlah populasi
sapi laktasi. Jumlah koperasi sampel dipilih sebanyak 50% dengan taraf kesalahan
sebesar 1% dari jumlah populasi di masing-masing strata yang telah ditentukan.
5
Tabel 1. Rincian koperasi persusuan di Jawa Tengah berdasarkan jumlah kepemilikan induk laktasi dan produksi susu
NO KOP/KUD Lokasi
Populasi
Induk Laktasi
(Ekor)
1 KUD Mardimulya Mojosongo Kab. Boyolali 5,555
2 KUD Musuk Musuk Kab. Boyolali 4,875
3 KUD Cepogo Cepogo Kab. Boyolali 5,900
4 KUD Kota Boyolali Kab. Boyolali 2,695
5 KUD Selo Selo Kab. Boyolali 3,018
6 KUD Ganesha Ampel Kab. Boyolali 2,000
7 KUD Jatinom Jatinom Kab. Klaten 813
8 KUD Jujur Kr. Nongko Kab. Klaten 140
9 KUD Getasan Getasan Kab. Semarang 3,002
10 KUD Sumber Karya Pabelan Kab. Semarang 1,016
11 KUD Mekar Ungaran Kab. Semarang 348
12 KUD Bina Dharma Tuntang Kab. Semarang 396
13 KUD Gotong Royong Tengaran Kab. Semarang 1,930
14 KUD Banyumanik Banyumanik Kota Semarang 80
15 KUD Subur Gunung Pati Kota Semarang 214
16 KOP Pesat Purwokerto Kab. Banyumas 453
Sumber: Data Statistik GKSI Jawa Tengah (2011).
Populasi koperasi susu dikelompokan atas dasar beberapa strata berdasarkan jumlah populasi sapi laktasi menggunakan rumus :
Range :
Populasi induk laktasi maksimum – populasi induk laktasi minimum
Strata
6
Strata dibagi menjadi 3 strata, starata I untuk jumlah populasi sedikit, strata II
untuk jumlah populasi sedang, dan strata III untuk jumlah populasi banyak. Rincian
jumlah koperasi berdasarkan strata dan daerah asal koperasi susu dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Rincian jumlah koperasi berdasarkan strata dan daerah asal koperasi
Sumber: Data Statistik GKSI Jawa Tengah (2011).
Tabel 3. Rincian jumlah sampel koperasi berdasarkan proporsi Kabupaten/Kota
Sumber: Data Statistik GKSI Jawa Tengah (2011).
Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti adalah kinerja koperasi. Penjabaran atas kinerja koperasi
meliputi, 1). keanggotaan sukarela dan terbuka, 2). pengendalian oleh anggota secara
demokratis 3).pendidikan dan pelatihan, 4). Kerjasama diantara koperasi, 5). Kepedu-
lian terhadap komunitas, 6). Partisipasi ekonomi anggota, 7). Otonomi dan ke-
mandirian.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menggunakan dua
sumber data, data primer dan data sekunder.
Strata
Jumlah Koperasi
I 75 - 1901 2 3
Interval Induk
LaktasiKab.
BoyolaliKab.
KlatenKab.
Semarang
Strata
Sampel 70%
I 75 - 1901 1 2
Interval Induk Laktasi Kab.
BoyolaliKab.
KlatenKab.
Semarang
7
Kerangka Pemikiran
Kegiatan analisis dan pengklasifikasian berpedoman pada kriteria klasifikasi
koperasi yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM
Nomor 129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang pedoman klasifikasi koperasi. Dasar
yang digunakan dalam kegiatan klasifikasi terdiri dari 7 prinsip yang dijabarkan
dalam 35 faktor. Kerangka Berfikir dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Berfikir
P1 =
P2 =
P3 =
P4 =
P5 =
P6 =
P7 =
Kelas A =
Kelas B =
Kenggotaan sukarela dan terbuka
Pengendalian oleh anggota secara demokratis
Pendidikan dan pelatihan
Kerjasama diantara koperasi
Kepedulian terhadap komunitas
partisipasi ekonomi anggota
Otonomi dan kemandirian
koperasi dengan peringkat sangat baik dengan jumlah nilai di atas 85
koperasi dengan peringkat baik dengan jumlah nilai 70-84
Koperasi Susu di Provinsi Jawa Tengah
Acuan Analisis dan klasifikasi Koperasi
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
Klasifikasi Koperasi
KELAS AKELAS B
KELAS DKELAS C
8
Kelas C =
Kelas D =
koperasi dengan peringkat cukup baik dengan jumlah nilai 55-69
koperasi dengan peringkat kurang baik dengan jumlah nilai kurang dari
55
Metode Analisa
Definisi Operasiona;
1. Keanggotaan Sukarela dan Terbuka, dilihat dari dua faktor yaitu,
pembentukan organisasi, pemilihan pengurus rasio peningkatan jumlah
anggota, serta rasio pencatatan keanggotaan dalam buku daftar anggota.
2. Pengendalian oleh Anggota Secara Demokratis dilihat dari faktor Penyeleng-
garaan RAT (rapat anggota tahunan), rasio kehadiran anggota dalam RAT,
rencana kegiatan (RK) dan rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB)
koperasi, realisasi anggaran pendapatan koperasi, realisasi anggaran belanja
koperasi, realisasi surplus hasil usaha koperasi, dan pemeriksaan.
3. Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari faktor, pendidikan dan pelatihan bagi
anggota koperasi, pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi, media in-
formasi, tersedianya anggaran khusus dan penyisihan dana pendidikan.
4. Kerjasama di Antara Koperasi terdiri dari faktor, kerjasama usaha secara hori-
zontal, kerjasama usaha secara vertikal, dan manfaat kerjasama.
5. Kepedulian terhadap komunitas terdiri dari faktor, penyerapan tenaga kerja,
pembayaran pajak/retribusi, dan pembangunan daerah kerja.
6. Partisipasi Ekonomi Anggota terdiri dari faktor, pelunasan simpanan pokok
anggota, pelunasan simpanan wajib anggota, keterkaitan usaha koperasi den-
gan usaha anggota, transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota dan lama
pengembalian piutang.
7. Otonomi dan Kemandirian terdiri dari faktor, rentabilitas modal sendiri, return
on asset, asset tur over (ATO), Profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan
modal sendiri terhadap hutang.
9
Analisis Data
Analisis data menggunkan model deskripsi analisis, dengan cara menilai se-
tiap ketentuan prinsip dan indikator yang dilaksanakan oleh koperasi susu, sehingga
mendapat skor yang nantinya digunakan untuk menilai kinerja dan klasifikasi
koperasi susu tersebut. Untuk koperasi susu kelas A yaitu dengan peringkat sangat
baik dengan jumlah nilai di atas 85, koperasi susu kelas B yaitu koperasi dengan per-
ingkat baik dengan jumlah nilai 70-84, koperasi susu kelas C yaitu dengan peringkat
cukup baik dengan jumlah nilai 55-69, dan untuk koperasi kelas D yaitu dengan per-
ingkat kurang baik dengan jumlah nilai kurang dari 55. Penilaian kinerja koperasi ini
dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang pedoman klasifikasi koperasi.
Tata Urut Kerja
1. Tahap Persiapan, Kegiatan pada tahap persiapan meliputi studi pustaka, pra
survei, dan penyusunan proposal dan makalah usulan penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data, data primer diperoleh dengan penyebaran kuesioner
kepada responden sekaligus wawancara dengan responden. Pengumpulan data
sekunder diperoleh dengan meminta data dan dokumen yang terdapat pada
koperasi susu terkait.
3. Tahap Analisis Data, data yang telah diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan model deskripsi analisis berdasarkan pedoman klasifikasi koper-
asi .
4. Tahap Penyusunan Laporan, dituangkan dalam bentuk laporan penelitian
(skripsi).
10
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan … sampai dengan bulan ….. di
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Klaten, dan
Kabupaten Banyumas.
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Tahap Penelitian Bulan
I II III IV
1. Persiapan
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Analisis data
4. Penyusunan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Diwyanto, K., A. Anggraeni dan E. Handiwirawan. 2007. Prospek Pengembangan
Usaha Sapi Perah dalam Era Kesejagatan. Lokakarya Nasional: Inovasi
Teknologi Sapi Perah Unggul Indonesia yang Adaptif pada Kondisi
Agroekosistem Berbeda untuk Meningkatkan Daya Saing. Bogor.
Firman, A. 2007. Manajemen Agribisnis Sapi Perah: Suatu Telaah Pustaka. Laporan
Penelitian. Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Bandung. (Tidak
dipublikasikan)
GKSI Jawa Tengah. 2010. Profil GKSI Daerah Jawa Tengah. Gabungan Koperasi
Susu Indonesia, Boyolali.
Himpuni, Okwan. 2008. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam
Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. [Skripsi].
Program Sarjana Agribisnis Penyelengaraan Khusus Departemen 2004.
11
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
129/KEP/M.KUMKM/IX/2002 Tentang pedoman klasifikasi koperasi
Khaidar, Z. 2009. Analisis Pendapatan dan Kepuasan Peternak Sapi Perah Anggota
KPS Bogor. Laporan Penelitian. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan)
Marwan, A. dan J. Soeprihanto. 1986. Manajemen Perusahaan; Pendekatan
Operasional. BPFE, Yogyakarta.
Mulyadi dan J. Setiawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen
Sistem Pelipatgandaan Kinerja. Aditya Media. Yogyakarta Mulyadi. 1993.
Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-YKPN,
Yogyakarta.
Nurlina, l. 2005. Pemberdayaan Peternak Melalui Pengembangan Koperasi Agribisnis
Peternakan Sapi Perah. Laporan Penelitian. Universitas Padjajaran, Bandung.
(Tidak dipublikasikan)
Reithmuller, P. dan D. Smith. 1994. Classification of Indonesia Dairy Cooperatives.
Departement of Economics, Brisbane, Australia.
Sugianto, A. 2013. Strategi Penguatan Kinerja Keuangan Koperasi Susu Di Jawa
Tengah. [Tesis]. Program Studi Ilmu Peternakan, Program Pascasarjana,
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
Sumantri, B., N. Nufus dan A. Andani. 2005. Keragaan Finansial Koperasi
Peternakan Bandung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 7 (2): 125-132.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian:
Tanggal 21 Oktober 1992.
Yusdja, Y. 2005. Kebijakan Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia.
Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. 3 (3): 256-267.
12
KUISIONER PENELITIANANALISIS KINERJA KOPERASI SUSU DI PROVINSI JAWA TENGAH
A. Identitas Pengurus KoperasiNama : ......................Umur : ......................Alamat : ......................Jenis Kelamin : ......................Pendidikan Terakhir : a. SD
b. SMP c. SMA d. Sarjana
Lama Bekerja : ...................: ..................
13
Tabel 4. Kuisiner PenelitianPrinsip dan Faktor Jawaban Bobot
A. Keanggotaan Sukarela dan Terbuka 1. Pembentukan Organisasi a. Gagasan kelompok/masyarakat 2 b. Dibentuk oleh GKSI
c. Dibentuk oleh aparat kelurahan/kecamatan
d. Ada kegiatan proyek 2. Cara Pemilihan a. Dilakukan secara aklamasi 2
b. Dilakukan secara voting c. Ditunjuk dari perwakilan kelompok d. Ada intervensi dari pejabat pemerintah
3. Rasio peningkatan jumlah anggota a. Meningkat > 10% 4 b. Meningkat 5% - 9% c. Meningkat 1% - 4% d. Tidak ada peningkatan
4. Rasio pencatatn keanggotaan dalam daftar buku anggotaa. Tercatat 85% - 100%
4
b. Tercatat 85% - 100% c.Tercatat 85% - 100% d.Tercatat < 50 %
B. Pengendalian oleh anggota secara demokratis
1. Penyelenggaraan RAT (rapat anggota tahunan a. Sebelum Maret tiap tahun 4
b. April - Mei c. Juni - Juli
d. Setelah Juli
2. Ratio kehadiran anggota a. Melebihi quorumb. Memenuhi quorumc. Memenuhi quorum setelah ada penundaand.Tidak memenuhi quorum
4
14
Prinsip dan Faktor Jawaban Bobot3. Rencana Kegiatan (RK) & Renc.Anggaran Pendapatan & Belanja (RABP)
a. RK dan RAPB disahkan RA dan dilaksanakan seluruhnya
2
b. RK dan RAPB disahkan RA dan dilaksanakan sebagian
c. RK dan RAPB disahkan RA , tapi tidak dilaksanakan
d. RK dan RAPB tidak disahkan RA , tapi dilaksanakan
4. Realisasi anggaran pendapatan a. Mencapai > 100%2
b. Mencapai 80% - 99% c. Mencapai 60% - 79% d. < 60 %
5. Realisasi anggaran belanja a. Kurang atau sama 100%2
b. 100% - 110% b. 110% - 120% d. >120 %
6. Realisasi Surplus Hasil Usaha a. Mencapai > 100% 2 b. Mencapai 80% - 99% c. Mencapai 50% - 79% d. < 50 %
7. Melakukan Pemeriksaan Pemeriksaan Intern 1
a.Ada pemeriksaan dan pengawasan oleh Badan Pengawas dan ada laporan tertulis
b.Ada pemeriksaan dan pengawasan oleh Badan Pengawas tapi tidak ada laporan tertulis
c. Tidak ada pemeriksaan dan pengawasan oleh Badan Pengawas tapi ada laporan tertulis
d. Tidak ada pemeriksaan dan pengawasan oleh Badan Pengawas
Pemeriksaan Ekstern 1
a. Wajar tanpa catatan b. Wajar dengan catatan c. Disklaimer d. Tidak ada pemeriksanaan ekstern oleh
15
Prinsip dan Faktor Jawaban Bobot
C. Pendidikan dan Pelatihan
1. Pendidikan dan pelatihan bagi anggota a. Tertuang dalam program dan dilaksanakan
3
b. Tidak tertuang dalam program tapi melaksanakan
c. Tertuang dalam program dan tidak dilaksanakan
d. Tidak tertuang dalam program dan tidak melaksanakan
2. Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pengelola ( Pengurus, Pengawas dan Karyawan )
a. Tertuang dalam program dan dilaksanakan
3
b. Tidak tertuang dalam program tetapi melaksanakan
c. Tertuang dalam program dan tidak dilaksanakan
d. Tidak tertuang dalam program dan tidak melaksanakan
3. Kegiatan Penerangan dan penyuluhana. Tertuang dalam program dan dilaksanakan
3
b. Tidak tertuang dalam program tetapi melaksanakan
c. Tertuang dalam program dan tidak dilaksanakan
d. Tidak tertuang dalam program dan tidak melaksanakan
4. Media Informasia. Tertuang dalam program dan dilaksanakan
3
b. Tidak tertuang dalam program tetapi melaksanakan
c. Tertuang dalam program dan tidak dilaksanakan
d. Tidak tertuang dalam program dan tidak melaksanakan
16
Prinsip dan Faktor Jawaban Bobot
5. Tersedia Anggaran Khusus dan Penyisihan Dana Pendidikana. Tertuang dalam program dan dilaksanakan
3
b. Tidak tertuang dalam program tetapi melaksanakan
c. Tertuang dalam program dan tidak dilaksanakan
d. Tidak tertuang dalam program dan tidak melaksanakan
D. Kerjasama Di Antara Koperasi - Koperasi 1. Kerjasama usaha Secara Horizontal a. > 5 koperasi lain atau jenis kerjasama 3
b. 3 -4 koperasi lain atau jenis kerjasama c. 1-2 koperasi lain atau jenis kerjasama d.Tidak ada kerjasama2. Kerjasama usaha Secara Vertikal a. > 5 koperasi atau jenis kerjasama 3
b. 3 -4 koperasi atau jenis kerjasama c. 1-2 koperasi atau jenis kerjasama d.Tidak ada kerjasama
Manfaat Kerjasama a. Meningkatka efisiensi dan pelayanan kepada anggota
3
b. Meningkatkan volume usaha dan daya saing
c. Belum sepenuhnya disahkan anggota d. Tidak berdampak bagi anggotaE. Kepedulian Terhadap Komunitas1. Penyerapan Tenaga Kerja a. Menyerap > 100 orang 3 b. Menyerap 70 orang – 90 orang c. Menyerap 50 orang – 69 orang d. Menyerap < 49
2. Pembayaran pajak cukai/retribusia. Membayar seluruh kewajiban pajak, cukai dan atau retribusi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
4
b. Membayar sebagian besar kewajiban pajak, cukai dan atau retribusi
c. Membayar sebagian kecil kewajiban pajak, cukai dan atau retribusi
d. Tidak pernah membayar pajak/cukai/retribusi
17
Prinsip dan Faktor Jawaban Bobot
3. Dana Pembangunan Darah Kerjaa. Tersedia dan telah diberikan kepada yang berhak
3
b. Tersedia dan hanya sebagian diberikan kepada yang berhak
c. Tersedia tetapi tidak atau belum diberikan kepada yang berhak
d. Tidak Tersedia tetapi tidak atau belum diberikan kepada yang berhak
F. Partisipasi Ekonomi Anggota 1. Persentase pelunasan simpanan pokok (sp) anggota (Bobot) a. 100% 3
Jumlah SP yang telah dibayar di bandingkan dengan jumlah SP yang harus dilunasi pada tahun ybs b. 75% - 99%Jumlah SP yang dibayar c. 50% - 74%................................................... x 100% d. < 50%Jumlah SP yang harus lunas prosentase yang dicapai :
2. Persentase Pelunasan Simpana Wajib (SW) anggota (Bobot) a. 90% - 100%3
Jumlah SW yang telah dibayar di bandingkan dengan jumlah SW yang harus dilunasi pada tahun ybs b. 70% - 89%Jumlah SW yang dibayar c. 50% - 69%....................................................... x 100% d. < 50%Jumlah SW yang harus lunas prosentase yang dicapai :
3. Keterkaitan Usaha Koperasi dengan Usaha Anggota (Bobot) a. 90% - 100%3
Keterkaitan usaha anggota dengan koperasi. Usaha yang dikelola koperasi terkait dengan usaha anggota b. 60% - 89%.......................................................... x 100% c. 40% - 59%Jumlah usaha koperasi d. < 50%4. Transaksi Usaha koperasi dengan Usaha Anggota a. 90% - 100% 3
Transaksi Anggota terhadap koperasi b. 70% - 89%c. 50% - 69%
............................................................. x 100% d. < 40%Total transaksi seluruhnya
Prinsip dan Faktor Jawaban Bobot
18
5. Lama Pengembalian Piutang a. < 12 harib. 12 hari – 18 haric. 18 hari – 24 harid. > 24 hari
3
½ X Saldo piutang ( tahun sebelumnya + tahun saat ini ) .... x 300 x 1 hariTotal penjualan kredit G. Otonomi dan Kemandirian 1. Rentabilitas Modal sendiri (Bobot) a. ≥ 21% 3
Sisa Hasil Usaha b. 10% - 20%................................ x 100% c. 1% - 9%Modal sendiri d. < 1%2. Return On Asset ( ROA) (Bobot) a. ≥ 10% 3
Sisa Hasil Usaha b. 6% - 9%................................. x 100% c. 0% - 5%Asset koperasi pada tahun asset d. < 0%3. Asset Turn Over ( ATO) (Bobot) a. ≥ 3,5 kali 3
Volume usaha b. 2,6 kali – 3,4 kali.................................. x 1 kali aset c. 1kali – 2,5 kaliModal sendiri d. < 1kali 4. Proftabilitas (Bobot) a. > 15% 3
Sisa Hasil Usaha b. 10% - 14%................................... x 100% c. 1% - 9%Pendapatan bruto d. < 1%5. Likuiditas a. 175% - 200% 3
Aktiva Lancar b. 150% - 174% atau 225% - 249%......................... x 100% c. 125% - 149% atau 250% - 274%Pasiva Lancar d. < 125% atau > 275%6. Solvabilititas a. 110% 3
Total Aset b. 101% - 109% atau 111% - 119%.......................... x 100% c. 90% - 100% atau 120% - 130%Total Kewajiban d. 90% atau > 130%7. Modal Sendiri/Equity (MS) Terhadap Hutang a. > 15% 3
Modal Sendiri b. 12,6% - 14%........................... x 100% c. 10% - 12,5%Total Kewajiban d. < 10%
TOTAL BOBOT DAN SKOR 100