BANGUN CITA-CITAANAK BANGSA
Edisi 1 | Tahun 2015
Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 1/tahun 2015
2 Edisi�1/Tahun�2015
(sampul depan)Dua siswa SD berjalan di atas jembatan menuju sekolah. Foto diambil pagi hari sebelum Kelas Inspirasi Banggai Laut. Foto oleh: Ignatius Kurniawan
TIM REDAKSI
PEMIMPINStevania Randalia
REDAKTURAhmad GusraEko Andik SaputroHanif AkhtarLoiza SusiloRoisatul Azizah
DESAIN DAN TATA LETAKRoisatul Azizah
KONTRIBUTOR FOTO Arief PurnomoBudi Hartati OktavianiIgnatius KurniawanMuh. Agus YusufSebastian Nugroho Bayu
Lentera adalah buletin reguler yang disusun dan diterbitkan oleh Pengajar Muda Kabupaten Banggai. Redaksi Lentera menerima tulisan, tanggapan, dan masukan dari pembaca.
KONTAK REDAKSI [email protected] +62 812 9046 1511
“Tak kenal maka tak sayang.”
Perkenalan adalah proses yang sudah kami lewati selama hampir tiga bulan penempatan di Kabupaten Banggai ini. Mulai dari kondisi geografis, bahasa daerah, karakteristik masyarakat, hingga perkembangan kemajuan pendidikannya. Perkenalan pulalah yang mengantar kami menyusun edisi perdana buletin Lentera di tahun 2015 ini untuk Anda.
Di sini, kami, Pengajar Muda IX Banggai, hendak memperkenalkan diri. Selain itu, kami juga mengajak Anda berkenalan (lagi) dengan visi misi dan arah perputaran roda Indonesia Mengajar, yang sudah memasuki tahun ketiganya bergerak memajukan pendidikan bersama masyarakat Kabupaten Banggai.
Cerita wujud nyata pergerakan itu akan Anda temukan dalam liputan Kelas Inspirasi Banggai Laut dan Babak Penyisihan Olimpiade Sains Kuark 2015. Mari berkenalan juga dengan sosok penggerak Banggai yang sukses meng-gagas dan menyelenggarakan Kelas Inspirasi perdana di Banggai Laut, Zainal Zaman.
Selamat menikmati buletin Lentera edisi perdana tahun 2015 ini!
Salam pergerakan,
Stevania RandaliaPengajar Muda, SDN Inpres Solan
Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 1/tahun 2015
Editorial
3Edisi�1/Tahun�2015
Tentang�Indonesia�MengajarVisi, Misi dan Pengajar Muda
”
VISI DAN MISIGERAKAN INDONESIA MENGAJAR
ndonesia Mengajar (IM) sebagai sebuah Iinisiatif sosial mencita-citakan keterlibatan masyarakat dalam memajukan pendidikan di negaranya, khususnya pendidikan dasar. Harapannya, masyarakat dan pemerintah saling mendukung untuk memajukan pendidikan di wilayahnya masing-masing.
Visi Gerakan Indonesia Mengajar IM adalah gerakan. Usaha untuk mengajak semua pihak turun tangan menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia
Seluruh bangsa yang ikut tergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan
Bangsa yang dipenuhi oleh pemimpin berbagai bidang dengan kompetensi global dan pemahaman akar rumput
Untuk menggapai cita-cita sedekat mungkin, IM menargetkan hasil yang ber-sifat jangka panjang., yaitu perubahan perilaku para pelaku pendidikan di daerah sasaran yang kemudian saling berinteraksi positif dan menguatkan. Untuk mencapai target, IM mengirimkan Pengajar Muda (PM) yang tidak hanya bertugas sebagai
guru bantu di sekolah, namun juga sebagai penggerak awal perubahan sekolah, desa dan kabupaten, bersama para pelaku pendidikan (siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah daerah).
Misi Gerakan Indonesia MengajarMenciptakan dampak berkelanjutan di entitas sasaran
Membangun jejaring pemimpin muda yang memiliki kompetensi kualitas global dengan pemahaman akar rumput
Membangun gerakan sosial pendidikan di Indonesia
Saat artikel ini ditulis, 52 Pengajar Muda angkatan IX telah memasuki bulan ketiga masa penugasan di 7 kabupaten penempatan IM. Salah satunya adalah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Tahun ini adalah tahun ketiga Kabupaten Banggai menjadi daerah penempatan
Menggerakkan semesta memang tidak pernah mudah. Namun rumus dasar sejak dulu selalu sama: mulailah lebih dahulu, berilah lebih dari yang diminta. –Hikmat Hardono
1
1
2
2
3
3
(Sumber foto: abdullahkholifah.wordpress.com)
SDN�Pulau�TembangSDN�Pulau�Tembang SDN�Inpres�SolanSDN�Inpres�Solan SD�Inp.�Ondo-Ondolu�SPC�SD�Inp.�Ondo-Ondolu�SPC�
SDN�Trans�Batui�5SDN�Trans�Batui�5 SDN�2�SinorangSDN�2�Sinorang SD�Inpres�MoilongSD�Inpres�Moilong
Tentang�Indonesia�Mengajar
4 Edisi�1/Tahun�2015
Visi, Misi dan Pengajar Muda
Loiza�Susilo
Ahmad�Gusra
Stevania�Randalia
Eko�Andik�Saputro
Roisatul�Azizah
Hanif�Akhtar
Louie
Gusra
Steva
Andik
Roisa
Hanif
Gadis muda ini berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Louie adalah lulusan dari
twinning programme Universitas Indonesia (UI) dan The University of Queensland
(UQ), Australia jurusan Psikologi. Sebelum menjadi Pengajar Muda, Louie sempat
berkecimpung di bidang investment banking.
Pemuda asal Sumatera Barat ini adalah lulusan Sarjana Psikologi Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh. Semasa kuliah, ia berkesempatan menjadi delegasi kampus
dalam Pelatihan Kepemimpinan Young Leaders for Indonesia di Jakarta dan
Forum Indonesia Muda di Bukittinggi.
Gadis berdarah Batak Karo ini menghabiskan masa kecilnya di Bogor,
lalu melanjutkan studi S1 di Jurusan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu
Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Dua tahun terakhir, Steva sempat bekerja
sebagai Copy Writer (Penulis Naskah Iklan) di Jakarta.
Setelah lahir dan besar di kota Bojonegoro, Andik hijrah ke kota Semarang untuk
menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro. Setelah lulus kuliah, Andik sempat bekerja selama dua tahun sebagai Engineer Cost Control di salah satu perusahaan pertambangan.
Roisa adalah gadis kelahiran Mojokerto yang menamatkan kuliah S1 di Program
Studi Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.
Selama menjadi mahasiswa dan setelah lulus, Roisa aktif di dunia web & apps
developing (pengembang situs dan aplikasi).
Pemuda keturunan Jawa yang dilahirkan di Sleman ini merupakan lulusan sarjana dari
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Saat kuliah, Hanif sempat
berkecimpung dalam Organisasi Pecinta Alam Psikologi dan menziarahi beberapa
gunung di pulau Jawa.
Indonesia Mengajar. Tahun ketiga? Ya, sedari awal IM telah
menetapkan program lima tahun pengiriman Pengajar Muda ke 17 kabupa- ten di Indonesia guna mencapai keber- lanjutan. Keberlanjutan terletak ketika semua orang bergerak dan terlibat dalam
kemajuan pendidikan daerahnya, dengan atau tanpa Pengajar Muda, tidak hanya dalam rentang waktu lima tahun tersebut, namun terus berjalan dan berkembang secara mandiri.
Berikut profil enam Pengajar Muda IX Kabupaten Banggai (periode 2015-2016):
Liputan
5Edisi�1/Tahun�2015
Kelas Inspirasi Banggai Laut
KELAS INSPIRASI BANGGAI LAUT 2015:
BANGUN CITA-CITA ANAK BANGSA
etelah sukses dengan Kelas Inspirasi SBanggai 2014 lalu, tahun ini penggerak lokal Banggai berkolaborasi dengan pemuda-pemuda penggerak Banggai Laut, menginisiasi penyelenggaraan perdana Kelas Inspirasi (KI) Banggai Laut. Mengusung tema “Bangun Cita-Cita Anak Bangsa”, Hari Inspirasi berlangsung Senin, 9 Februari 2015, dan dilaksanakan serentak di enam Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Banggai Laut, yaitu SDN 2 Inpres Matanga, SDN Bone Baru, SDN Lokotoy, SDN Monsongan, SDN Pasir Putih, dan SDN Popisi.
Sebanyak 28 Inspirator yang terdiri dari 22 orang Pengajar dan 6 orang Fotografer turun ke SD selama sehari, membagikan cerita profesinya, serta membangkitkan motivasi anak-anak Banggai Laut untuk berani memiliki dan meraih cita-cita. Para Inspirator ini berasal dari berbagai daerah, antara lain Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Palu, juga Luwuk. Profesi mereka juga beragam, mulai dari dosen, statistisi, staf pajak, engineer, dokter, bidan, MC, arsitek, fotografer, marketing manager, hingga manajer di salah satu bank asing. Mereka adalah para pendaftar yang lolos seleksi dari total 105 pendaftar di situs
www.kelasinspirasi.org.Adapun kegiatan yang diikuti para
Inspirator bukan hanya mengajar. Sehari sebelumnya, mereka mengikuti briefing bersama Pengajar Muda Banggai di BPU Kantor Camat Banggai. Di sini, mereka saling berkenalan, menerima materi metode belajar kreatif dan memper-siapkan diri untuk mengajar. Inspirator dan Fotografer dibagi ke dalam enam kelompok. Seusai briefing, mereka berpencar ke enam desa yang berbeda.
Setibanya di desa penempatan, mereka menginap di rumah warga. Inilah yang membedakan KI Banggai Laut dengan Kelas Inspirasi di kota-kota lain. Dengan menginap di rumah warga, para Inspirator juga mendapatkan penga-laman berinteraksi dengan warga lokal, lengkap dengan kebudayaan dan keramahannya.
Di Hari Inspirasi, para Inspirator meng-ajar dengan berbagai metode kreatif yang menyenangkan. Sebagai penutup, setiap kelompok Inspirator mengadakan kegiatan simbolis kreatif. Kelompok Inspirator di SDN Pasir Putih dan SDN Popisi mengajak anak-anak membuat Pelangi Cita-Cita. Di SDN 2 Inpres Matanga ada Kapal Impian, di SDN
6 Edisi�1/Tahun�2015
Monsongan & SDN Bone Baru dengan penanaman pohon cita-cita. Anak-anak SDN Lokotoy membuat Pesawat Impian.
Sepanjang penyelenggaraan acara, Pj. Bupati Banggai Laut, Hidayat Lamakarate, begitu ramah menjamu para Inspirator. “Saya sangat senang dengan adanya acara ini dan tentunya saya dukung 100%. Anak Banggai Laut juga punya cita-cita dan harapan besar untuk hidup mereka kelak,” tuturnya. Dukungan penuh pemerintah Kabupaten Banggai Laut terwujud dalam bantuan akomodasi dan trans-portasi untuk seluruh Inspirator dan panitia lokal selama di Banggai Laut.
Keunikan rangkaian acara KI Banggai Laut, ditambah dukungan penuh dari pemerintah, serta keterbukaan masyarakat setempat, menjadikan ini
pengalaman tersendiri bagi para Inspirator. “Kelas Inspirasi adalah kegiatan inspiratif bukan hanya bagi anak-anak tapi juga bagi kami yang diberi kesempatan untuk mengajar. Saya akan mendorong rekan-rekan saya untuk mau terlibat dalam kegiatan ini,” ujar Maida, Inspirator yang bekerja sebagai Head of People Development di salah satu perusahaan finance terkemuka di Indonesia.
Selain menginspirasi siswa-siswi SD, penyelenggaraan Kelas Inspirasi juga menjejaringkan para Inspirator, sehingga ke depannya diharapkan muncul inisiasi-inisiasi baru dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Karena tujuan yang besar dapat tercapai dari langkah-langkah kecil yang dimulai hari ini.
▪ Oleh: Eko Andik Saputro Pengajar Muda, SDN 2 Sinorang
Liputan Kelas Inspirasi Banggai Laut
”Kelas Inspirasi, Think Big, Start Small,
Act Now !! –Anies Baswedan
Liputan
7Edisi�1/Tahun�2015
Kelas Inspirasi Banggai Laut
Inspirator Tessa Edmira belajar dan bermain bersama anak-anak SDN Monsongan
Inspirator Lilies Handayani menceritakan profesinya sebagai Dosen
Anak-anak SDN Popisi bersama Inspirator, Fotografer dan Pengajar Muda
Inspirator Anggi Cahyo berbagi cerita tentang profesinya sebagai Staf Pajak
Seorang anak mengintip kegiatan Hari Inspirasi dari balik kelas
Inspirator Rahmat Azis mengajak anak-anak masuk ke dunia profesinya sehari-hari sebagai Media Relation Officer
Liputan
8 Edisi�1/Tahun�2015
Olimpiade Sains Kuark 2015
Babak penyisihan Olimpiade Sains Kuark (OSK) yang digelar serentak seluruh Indonesia pada Sabtu, 21
Februari 2015 lalu berjalan lancar. Tahun ini, babak penyisihan OSK di Banggai di-adakan di tiga rayon, yakni Rayon Luwuk, Rayon Batui dan Rayon Pagimana. Animo dari sekolah, orang tua dan siswa di tahun
ini meningkat. Terbukti dengan jumlah peserta yang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 1.162 siswa. Hal ini merupakan bukti positif bahwa elemen masyarakat sudah sangat aware terhadap
pendidikan di Banggai.OSK adalah sebuah ajang kompetisi
sains berskala nasional yang diadakan sejak tahun 2007. Tahun ini adalah tahun ketiga OSK terselenggara di Banggai. Dengan diadakannya OSK ini harapannya siswa-siswa merasakan berkompetisi tingkat nasional.
Hasil babak penyisihan OSK diumum-kan Senin, 23 Maret 2015 melalui situs resmi Kuark, www.komikuark.net. Apabila lolos dari babak penyisihan, peserta-peserta terbaik dari tiap Rayon akan melaju ke babak semifinal pada tanggal 25 April 2015. Untuk Kabupaten Banggai, pelaksanaan babak semifinal ini akan diadakan di Luwuk. Semoga peningkatan untuk OSK Banggai tahun ini tidak hanya dari sisi animo, namun juga capaian prestasi para pesertanya yang berhasil lolos ke semifinal, bahkan final!.
▪ Oleh: Eko Andik Saputro Pengajar Muda, SDN 2 Sinorang
OSK BANGGAI: SAATNYA SISWA BANGGAI BERAKSI
Tajuk�Rencana
9Edisi�1/Tahun�2015
Guru Honorer
emua sadar, guru merupakan sosok Syang memiliki peran amat mulia dan strategis dalam memajukan pendidikan sebuah bangsa. Di tangan gurulah masa depan bangsa ini berada. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan menyebutkan bahwa gurulah kelompok yang paling awal tahu dan bisa membentuk potret masa depan. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cerminan cara bangsa memper-lakukan masa depannya.
Di antara pujian terhadap peran guru, ada pekerjaan rumah yang belum disele-saikan oleh pemerintah berkaitan dengan guru honorer. Kesejahteraan guru honorer masih sangat jauh dari layak. Masih ada yang mendapatkan upah 100-200 ribu rupiah per bulan, padahal rata-rata mereka bergelar sarjana. Guru honorer bisa disebut sebagai “makhluk ajaib” karena bisa bertahan hidup di tengah penghasilan yang tidak rasional.
Dilihat dari kinerja, hak, dan kewajiban di sekolah, tidak ada beda antara guru PNS dengan guru honorer. Namun upah yang diterima keduanya bak langit dan bumi. Alasan itulah yang mendasari beberapa kelompok menuntut agar guru honorer ini diangkat menjadi PNS. Guru honorer di SD selain dibebani tugas mengajar, kadang juga merangkap menjadi Operator Sekolah karena sekolah tidak memiliki tenaga Tata Usaha.
Namun di tengah ironi yang membelit, masih banyak guru honorer yang mempertahankan idealismenya sebagai seorang pendidik. Mereka tidak merengek
untuk diangkat sebagai pegawai negeri atau guru tetap.
Guru honorer memang tidak perlu di-kasihani, tetapi mereka perlu diperlakukan dengan adil. Jangan sampai di satu sisi mereka dituntut bekerja secara optimal, tetapi di sisi lain mereka bingung memikirkan urusan kebutuhan pribadinya.
Penulis beranggapan bahwa masalah guru honorer ini memang tidak akan selesai dengan mengangkat seluruh guru honorer menjadi pegawai negeri. Namun sudah seharusnya pemerintah menggagas peraturan perundang-undangan yang melindungi profesi guru dengan memberi jaminan minimal agar kesejahteraan dan martabat guru terjaga.
Menjadi seorang guru honorer memang bukan pilihan, bukan pula keterpaksaan. Menjadi guru honorer merupakan totalitas pengabdian. Meskipun demikian, mereka juga manusia biasa yang mengharapkan kesejahteraan. Selamat berjuang dan tetap semangat kepada sahabatku para guru honorer! Aksi kalian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa selalu dinanti.
▪ Oleh: Hanif AkhtarPengajar Muda, SDN Inpres Moilong
Guru�HonorerTotalitas Pengabdian di Tengah KeterbatasanTotalitas Pengabdian di Tengah Keterbatasan
”Menjadi seorang guru honorer memang bukan pilihan, bukan pula keterpaksaan. Menjadi guru honorer merupakan totalitas pengabdian.
Profil
10 Edisi�1/Tahun�2015
Zainal Zaman
ada tanggal 9 Februari 2015, telah Psukses diselenggarakan kegiatan Kelas Inspirasi perdana di Kabupaten Banggai Laut. Kelas Inspirasi merupakan kegiatan yang mengundang para profesional di seluruh Indonesia untuk hadir di kelas-kelas di Sekolah Dasar (SD). Mereka ber-cerita tentang profesi yang digelutinya, cara mereka mencapainya, dan mem-bangkitkan semangat anak-anak agar berani bermimpi besar.
Kesuksesan kegiatan tersebut tentunya tidak lepas dari kerja keras panitia penye-lenggara. Ketua sekaligus Inisiator Kelas Inspirasi Banggai Laut adalah Zainal Zaman. Ia adalah pemuda kelahiran Luwuk, Kabupaten Banggai yang bekerja sebagai wiraswasta dan penyiar radio. Sosok pekerja keras ini menginisiasi kegiatan Kelas Inspirasi Banggai Laut setelah terinspirasi oleh kegiatan Kelas
Inspirasi Banggai tahun 2014. Sejak September 2014, sehari setelah kegiatan Kelas Inspirasi Banggai, ia mulai menggalang dukungan untuk menyelenggara-kan Kelas Inspirasi Banggai Laut dari berbagai kalangan, di antara-
nya pemuda kota Luwuk, pemuda Banggai Laut, hingga Pemerintah
Daerah Kabupaten Banggai Laut.Zainal Zaman merupakan satu dari
sekian banyak pemuda Kabupaten Banggai yang tergerak hatinya mengabdi untuk kemajuan pendidikan di Sulawesi Tengah. Berbagai kegiatan kerelawanan telah ia ikuti, di antaranya menjadi Inspirator dalam Kegiatan Kelas Inspirasi Banggai tahun 2014, menjadi perwakilan Kabupaten Banggai bersama Wakil Bupati Banggai juga Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Banggai dalam Forum Keberlanjutan Pendidikan Daerah yang diselenggarakan Indonesia Mengajar di Purwakarta, Jawa Barat, dan ikut serta dalam kelompok relawan Sekolah Mombine di Palu.
Semangat membangun daerah tersebut tidak lepas dari latar belakang pengalaman hidup yang dijalani olehnya. Alumni SMAN 1 Luwuk ini memiliki semangat juang yang tinggi. Tercermin dari kisah saat ia menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Sambil kuliah, ia melakoni berbagai profesi sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti jualan roti keliling.
Sang ReSang Relawanlawan
Zainal Zaman bersama rekan dan Pengajar Muda IX dalam Forum Kemajuan Pendidikan Daerah 2014
Profil
11Edisi�1/Tahun�2015
Setelah menyelesaikan studi S1, pria yang akrab disapa Inal ini sempat bekerja di sebuah perusahaan di Surabaya. Selang beberapa waktu, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Luwuk. Ia mulai membangun karirnya di tanah kelahiran sambil terus berbuat ber-bagai hal untuk membangun daerahnya seperti kegiatan Kelas Inspirasi ini.
Selama menyiapkan Kelas I n s p i r a s i B a n g g a i L a u t , b a ny a k t a n t a n g a n y a n g dihadapi oleh Inal dan teman-teman. Mulai dari tanggapan s in is berbagai ka langan h i n g g a s u s a h n y a j a l u r komunikasi dengan panitia lokal di Banggai Laut yang berjarak 8 jam perjalanan laut dari kota tempat ia menetap. Semua tantangan tersebut h a r u s i a h a d a p i s a m b i l m e l a k s a n a k a n t a n g g u n g j a w a b pekerjaannya sehari-hari.
Penyelenggaraan acara seperti ini ia sebut dengan “Kegiatan Tanpa Proposal”, yang dukungan dananya berasal dari
kantong pribadi masing-masing panitia dan peserta. Hal ini tentunya juga menjadi tantangan tersendiri untuk penyeleng-garaan sebuah acara. Namun meski banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Inal dan teman-teman, mereka terus melangkah dengan satu tujuan, yaitu men-
yediakan wadah agar anak-anak di Kabupaten Banggai Laut mendapatkan inspi-rasi dari orang-orang hebat yang profesional di bidang-nya masing-masing.
Kegiatan Kelas Inspirasi Banggai Laut telah selesai dilaksanakan. Usaha keras Inal dan teman-teman panitia berbuah manis dengan masih bergemanya semangat para relawan kegiatan tersebut ke ber-bagai penjuru negeri
hingga saat ini. Para Inspirator mulai saling berjejaring merencanakan berbagai gerakan-gerakan kerelawanan yang lain dengan satu tujuan: berbagi untuk negeri.
Tentunya Inal berharap, semangat tersebut bisa menyebar jadi virus kebaikan dan “menjangkiti” setiap orang yang terpanggil hatinya untuk ikut serta dalam gerakan mewujudkan cita-cita anak bangsa.
▪ Oleh: Ahmad Gusra Pengajar Muda, SDN Trans Batui 5
Zainal Zaman
Tentunya Inal berharap, semangat
tersebut bisa menyebar jadi virus
kebaikan dan “menjangkiti” setiap orang yang terpanggil
hatinya untuk ikut serta dalam gerakan
mewujudkan cita-cita anak bangsa.
lawanlawanSang ReSang Relanjutan
Temukan beragam metode pengajaran kreatif lainnya pada laman “Ruang Belajar”
belajar.indonesiamengajar.org
Ruang�Belajar
12 Edisi�1/Tahun�2015
Kantong Ajaib
Mengenalkan konsep dasar nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, dan
ribuan dalam Matematika dapat meng-gunakan alat peraga “Kantong Ajaib”.
Untuk membuat alat peraga “Kantong Ajaib”, dibutuhkan: 2 lembar karton berukuran 79x109 cm
(ukuran karton dapat disesuaikan),
55 buah sedotan minuman yang dipotong menjadi 2 bagian (disesuai-kan dengan jumlah murid),
Gunting, Spidol, Lem Kertas
4 lembar kertas warna dengan warna yang berbeda.
Cara Pembuatan “Kantong Ajaib”: Gunakan karton pertama sebagai alas
dasar dari alat peraga. Untuk karton kedua, potong jadi empat
bagian dan bentuk jadi empat kantong (nantinya akan ditempelkan di karton pertama) sesuai yang ditunjukkan pada gambar di atas.
Tempelkan kertas warna dengan warna yang berbeda pada tiap-tiap kantong dan tuliskanlah label sesuai dengan nilai tempat bilangannya (satuan, puluhan, ratusan, ribuan). Pengajar dapat menghias alat peraga “Kantong Ajaib” sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum lomba dimulai, pengajar dapat mengajarkan konsep dasar nilai tempat bilangan matematika agar siswa dapat berperan secara aktif dalam permainan.
Cara Berlomba dengan “Kantong Ajaib”: Tempelkan alat peraga “Kantong Ajaib”
di bagian tengah papan tulis. Bagilah siswa ke dalam 4 kelompok dan
tentukanlah mana dari antara kelompok tersebut yang akan mengisi kantong satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan.
Berikanlah 36 potong sedotan kepada tiap kelompok & buatlah tabel nilai sesuai dengan nama kelompok yang telah ditentukan.
Instruksikan kepada tiap-tiap kelompok untuk mengutus salah satu dari
anggota kelompoknya untuk mewakili kelompoknya pada setiap ronde.
Tuliskanlah pertanyaan yang berupa angka pada papan tulis dan biarkan siswa untuk berlomba untuk mengisi tiap-tiap kantong sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan menggunakan potongan sedotan (Contoh: 3211 --> 3 ribuan, 2 ratusan, 1 puluhan, 1 satuan).
Pengajar lalu memeriksa jumlah dari tiap-tiap kantong dan pemenangnya ditentukan berdasarkan kecepatan dan ketepatan jumlah sedotan.
Ulangi lomba hingga setiap anggota kelompok dapat memasukkan sedotan secara tepat dan cepat.
▪ Oleh: Loiza SusiloPengajar Muda, SDN Pulau Tembang
Kantong Ajaib Lomba Penentuan Nilai Tempat Bilangan
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
Cerita�Lucu
13Edisi�1/Tahun�2015
i akhir sesi pelajaran, saya biasa membuat suatu permainan kuis berkelompok untuk Dmengetahui pemahaman anak-anak terhadap materi pelajaran. Sebelum mulai bertanding, saya biasanya membiarkan anak-anak untuk menentukan sendiri nama kelompoknya.
Sabtu siang, siswa-siswi kelas tiga SDN Pulau Tembang mengeluh kelelahan karena baru kerja bakti mengisi air bak kamar mandi sekolah. Dengan malas-malasan mereka
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di kelas. Tiba-tiba, seorang siswa yang bernama Anang berteriak dengan lantang.“IBU! Rendi tidak mau sekolah besok, Bu! Dia tidak semangat sekolahnya, Bu! Hukum Rendi, Bu!” teriak Anang. “Kata Ibu kan kita harus semangat sekolah dan masuk ke kelas setiap hari. Tapi ini Rendi malas-malasan dia, Bu!” tambah Anang.
Seketika itu siswa-siswa di kelas tiga menyoraki Rendi dengan serentak. Sang guru tersenyum dan kembali bertanya kepada siswa-siswanya. “Betul apa kata Anang kalau kita harus semangat sekolah!” kata guru.
“Coba kita ingat-ingat, hari ini hari apa anak-anak?” tanya guru. “Hari Sabtu, Bu!” teriak siswa dengan serentak. “Nah kalau besok hari apa?” tanya guru. Para siswa terdiam sejenak. Mereka menjawab sambil tertawa terbahak-bahak sambil berkata, “MINGGU, BU!”
▪ Oleh: Loiza SusiloPengajar Muda, SDN Pulau Tembang
Terlalu Bersemangat ke Sekolah
Guru : Ayo, kelompok satu nama kelompoknya apa?
Murid : Naga Pak!Guru : Baik, kelompok dua?Murid : Harimau Pak!Guru : Baik, kelompok tiga?Murid : Durhaka Pak! *muka seriusGuru : *melongo
Lima belas menit kemudian permainan kuis selesai dan kelompok durhaka menjadi juru kunci dengan skor minus dua.
Guru : Kelompok durhaka, kenapa kok kalian bisa kalah jauh dengan yang lain?
Murid : Mungkin kami sudah dikutuk Pak. *muka sedih
▪ Oleh: Hanif AkhtarPengajar Muda, SDN Inpres Moilong
Kutukan Anak Durhaka
Setiap Pagi, Indonesia Raya Berkumandang di Trans Batui 5
Semangat Anak SDN 2 Sinorang Saat Menghadapi OSK 2015
Senam Jum’at Pagi di Ondo-Ondolu SPC
Hormat kepada Indonesiadari Pulau Tembang
Padamnya Lampu Tidak Memadamkan Semangat Anak-Anak Solan untuk Ikut OSK 2015
Anak-Anak Bintang dari Moilong
Galeri