i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN BIOLOGI DASAR NEMATODA PARASIT TANAMAN
Oleh:
Golongan A/Kelompok 3B
1. Nimas Ardia Nandini (161510501148)
2. Yoga Yudistira (161510501149)
3. Zuli Isrokhatin (161510501161)
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Potensi Indonesia untuk menghasilkan produk pertanian cukup besar,
mengingat wilayah Indonesia yang berada pada iklim tropis. Produk pertanian
tersebut antara lain produk perkebunan, pangan, hortikultura, dan tanaman obat.
Lahan yang luas dan berpotensi untuk dijadikan area pertanian menjadikan
Indonesia mampu memproduksi bahan pangan untuk kebutuhan dalam negeri.
Faktanya, letak wilayah Indonesia yang berada pada iklim tropis juga menjadi
penghambat untuk mampu mengolah ahsil pertanian dengan baik. Hambatan
tersebut antara lain adanya hama dan penyakit tanaman yang habitatnya
berkembang baik pada iklim tropis. Permasalahan yang sulit dihadapi tentang
permasalahan hama bagi petani secara umumnya yaitu adanya nematode yang
menginfekti tanaman dan menjadi penyebab kegagalan panen pada sebagian besar
komoditas pertanian.
Nematode adalah golongan animalia yang berukuran sangat kecil dan
menyerupai cacing gilig. Nematode tidak dapat dilihan secara kasat mata,
melainkan harus menggunakan mikroskop. Ukuran nematode yang kecil sangat
mendukung untuk penyebarannya yang sangat cepat dan tidak dapat dikendalikan.
Habitat nematode antara lain di air sungai, di air laut, di air tawar, jaringan tanaman,
dan jaringan hewan. Nematode mampu menginfeksi tanaman, karena habitat
nematode yang berada di tanah atau terbawa aliran air tanah dan amsuk kedalam
jaringan tanaman. Tanaman yang diserang nematode antara lain, kopi, kakao, jeruk,
tomat, cabai, jagung, kedelai, dan tanaman pangan, hortikultura, tanaman
perkebunan lainnya.
Menurut Bathnagar (2009), nematode termasuk organisme transparan, silindris,
triploblastik dan memiliki benang pseudocoelomat simetris bilateral, atau cacing
yang mempunyai saluran pencernaan lengkap dan tidak memiliki otot melingkar
disepanjang tubuhnya. Nematode ada yang bersifat parasit dan saprofit. Nematode
parasit mampu menginfeksi tanaman dengan menggunakan stilet berupa alat tusuk
seperti jarum untuk masuk dalam jaringan tumbuhan. Nematode parasit tidak
2
memiliki stilet, karena hanya menumpang hidup pada tanaman inang. Nematode
dapat digolongkan menjadi dua individu, yaitu individu jantan dan individu betina.
Kedua individu tersebut memiliki perbedaan pada bentuk tubuhnya.
Nematode tidak semata-mata berebntuk lonjong seperti cacing gilig, tetapi
nematode memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap ordonya. Serangan
nematode tidak hanya pada satu tempat saja. Berdasarkan tipe serangannya,
nematode dapat digolongkan menjadi 6 macam, yaitu endo parasit berpindah, endo
parasit menetap, ekto parasit berpindah, ekto parasit menetap, ekto-endo menetap,
dan ekto-endo berpindah. Perbedaan bentuk nematode dan perbedaan serangannya
menjadikan nematode memiliki 12.000 spesies yang menginfeksi tanaman yang
berbeda, permasalahan ini menyebabkan populasi nematode sulit dikendalikan oleh
petani. Oleh karena itu laporan praktikum dilator belakangi dengan permasalahan
“Pengenalan Biologi Dasar Nematoda Parasit”.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenali morfologi nematoda secara umum
2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe serangan nematoda parasit pada
tanaman
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Nematoda umumnya berproduksi secara seksual yaitu pada organ kelamin
jantan dan betina yang dimana keberadaan keduanya berbeda. Nematoda betina
dewasa berbentuk seperti buah pir bersifat endoparasit yang tidak berpindah,
mempunyai leher pendek dan tanpa ekor, sedangkan nematoda jantan berbentuk
memanjang bergerak lambat didalam tanah. Proses fertilisasi terjadi secara internal
di dalam tubuh cacing betina. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang
tebal dan keras. Telur menetas menjadi larva yang bentuknya mirip dengan induk.
Larva biasanya mengalami pergantian kulit sampai empat kali. Cacing yang sudah
dewasa tidak menggalami pergantian kulir, tetapi tubuhnya tubyh membesar. Daur
hidup dari nematoda yaitu membutuhkan satu inang ataupun lebih, contohnya
cacing filaria yang diamana ianag utamanya yaitu pada manusia dan memiliki inang
pwrantara yaitu pada nyamuk, sedangkan cacing kremi hanya membutuhkan satu
inang yaitu manusia dan tidak memiliki inang perantara ( Siddique et all., 2015).
Makanan diproduksi dari hasil pertanian, untuk mendapatkan hasil
pertanian yang maksimal perlu dilakukan kegiatan penting dalam proses usaha
pertanian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Kegiatan tersebut diantaranya
seperti menjaga tanaman supaya tidak terserang hama dan penyakit yang akan
menyebabkan nilai ekonomis dari tanaman tersebut menurun. Nematoda
merupakan mikroorganisme tergolong ke dalam filum dunia hewan yang
merupakan salah satu kelas anggotanya berperan sebagai hama, yang menimbulkan
kerugian besar pada tanaman di daerah tropis maupun sub tropis. Nematoda
umumnya berbentuk silindris memanjang, terutama pada nematoda betina tubuhnya
seperti kantung, buah avokat atau ginjal ( Jaya dkk., 2014). Nematoda
mempengaruhi tanaman dengan cara melalui sekresi air ludah yang mengandung
enzim tertentu diinjeksikan ke dalam tubuh sewaktu nematoda makan ( Jones et
all., 2013).
Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh nematoda terdapat dua serangan
yaitu gejala serangan diatas permukaan tanah yang menyebabkan pertumbuhan
tidak normal yang ditimbulkan oleh luka pada tunas, titik tumbuhan dan primordial
4
bunga. Gejala tersebut akan menyebabkan matinya tunas atau titik tumbuh
tanaman, sehingga tanaman tidak dapat hidup dan memungkinkan batang, daun,
atau struktur lain dapat berkembang, namun perkembanganya tidak sempurna
sehingga menyebabkan terjadinya pengkerutan. Gejala penyerangan dibawah
permukaan tanah menyebabkan terjadinya pembusukan pada tanaman yang telah
terinfeksi dan menyebabkan sel-sel yang terdapat di permukaan jaringan. Keaadaan
tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan warna pada bagian yang diserang.
Akar akan berubah warana menjadi kekuningan sampai kecoklatan apabila
terinfeksi terus menerus, dan akhirnya tanaman tersebut akan mati ( Aisyah dkk.,
2015).
Mengatasi keaadan tersebut maka perlu usaha untuk mengatasinya demi
meningkatkan kualitas dan menjaga kuantitas produksi pertanian yaitu dapat
dilakukan dengan cara mengurangi kehilangan hasil yang diakibatkan oleh
serangan OPT ( Youssef and Eissa, 2014). Pengendalian dapat dilakukan dengan
cara sanitasi meliputi penggunaan bahan bahan tanaman yang bebas nematoda,
menjaga peralatan pertanian yang digunakan bersih dari nematoda, dan cara
menanam varietas tanaman tahan atau toleran terhadap nematoda. Nematoda juga
dapat dikendalikan secara kimiawi dengan penggunan nematisida baik fumigant,
Organofosfat, carbamat, maupu yang bersifat natural seperti clandosan 618 dan
nematrol, juga dapat dikendalikan dengan memanfaatkan agens hayati, baik
tergolong predator, parasit maupun pathogen terhadap nematoda ( Istiqomah dan
pradana, 2015).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Bioekologi OPT dengan judul “Pengenalan Biologi
Dasar Nematoda Parasit” dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian pada hari Senin, 16
Oktober 2017.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Compound mikroskop
2. Jarum
3.2.2 Bahan
1. Preparet Awetan
2. Akar yang terserang nematode (puru akar)
3.3 Pelaksanaan praktikum
1. Menggambar bentuk nematoda parasit serta menyebutkan bagian tubuhnya
secara umum
2. Menyebutkan ciri-ciri/morfologi umum nematoda hasil pengamatan secara
umum
3. Memfoto nematoda hasil pengamatan
3.4 Variabel Pemngamatan
1. Nematoda parasit pada tanaman berdasarkan bentuk tubuh
2. Nematoda parasit menurut kebiasaan makan ( feeding habit)
3.5 Analisi Data
Data yang didapatkan pada praktikum ini dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif
6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Klasifikasi Nematoda Berdasarkan Kutikula
No. Gambar Keterangan
1.
Tubuh nematoda dibungkus kutikula
yang umumnya halus. Memiliki
tubuh yang bersifat transparan (tak
berwarna), terdiri dari 3 lapisan yaitu
kortek luar, matrik tengah, dan
lapisan basal bagian dalam
2.
Tubuh nematoda pendek, tertutup
oleh kutikla yang bertekstur kasar,
terlihat seperti ruas. Kutikula
transparan dan bergerigi
4.1.2 Klasifikasi nematoda berdasarkan bentuk
No. Gambar Keterangan
1.
Bentuk Silindris memanjang
Spesies Pratylenchus
2
Bentuk silinder spiral
Spesies helicotylenchus
3
Bentuk pendek
Spesies criconema
7
4
Bentuk swollen menyerupai lemon
Spesies globodera
5
Bentuk swollen menyerupai alpkukat
Spesies meloydogyne
6
Benruk swollen
Spesies nacobbus
4.1.3 klasifikasi nematoda berdasarkan jantan/ betina
No. gambar Keterangan
1
Nematoda betina
berbentuk seperti buah
pir, bersifat endoparasit
yang tidak berpindah
Berbentuk silinder
memanjang memiliki
fulfa di bagian tengah
dan ovarium
2
Nematoda jantan
berbentuk memanjang (
variatif) dan kepalanya
berlekuk, panjang stilet
hampir 2 kali stilet
betina
4.1.4 klasifikasi nematoda berdasarkan alat mulut
No. gambar Keterangan
1
Jenis nematoda dengan
tipe odontostilet, stilet
berbentuk seperti pisau
pada bagian pangkal
(tanpa knobb)
Terdapat pada ordo
dorylamyida
Contoh xiphinema
8
2
Jenis nematoda engan
tipe stomatostilet
Berbentuk pisau dengan
knobb pada bagian
pangkal
Terdapat pada ordo
tylenchida
4.2 Pembahasan
4.2.1 Nematoda Berdasarkan Bentuk
Nematoda adalah hewan invertebrata kecil berukuran sekitar panjang 0,15-
5 mm dan lebar 2-100 /m, dengan bobot 20-60 ng. Hewan ini tidak kasat mata, bila
ingin mengamatinya diperlukan alat bantu mikroskop. Pada perbesanan 100 kali di
bawah mikroskop, nematoda tampak seperti belut, tidak bersegmen. Rongga tubuh
nematoda tergolong rongga tubuh semu yang dilengkapi dengan berbagai organ
dalam kecuali sistem pernapasan dan sistem peredaran darah. Dinding tubuh
nematoda berlapis-lapis, lapisan paling luar berupa kutikula sehingga dalam
perkembangan untuk menjadi dewasa ia mengalami empat kali ganti kulit.
Nematoda menghuni hampir semua tempat di muka bumi ini yaitu dari daerah kutub
sampai dengan daerah tropika.
Nematoda meloidogyne spp. adalah menatoda yang menyerang akar.
Nematoda puru akar (meloidigyne spp) merupakan parasit penting yang banyak
menyerang tanaman lahan pengembahna maupun lahan pembenihan, sehinga
banyak menimbulkan kerugian bagi petani karena erjadi penurunan
produktivitasnya. Nematoda ini mempunyai beberapa spesies. Antara spesies dapat
dibedakan dengan melihat ciri fisik dari nematoda tersevur.
4.2.2 Nematoda berdasarkan kutikula
Nematoda memiliki tiga lapisan embrionik yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Tubuhnya memiliki tubuh semu, permukaan tubuh ditutupi oleh lapisan
kutikula yang keras dan transparan. Cacing yang hidup parasit di saluranpencernaan
inang memiliki lapisan kutikula lebih tebal dibanding cacing yang hidup ebas. Di
bawah lapisan kutikula cacing, terdapat epidermis yang biasanya terdiri atas sel-sel.
9
Dinding tubuh nematoda tersusun atas otot longitudinal yang kontraksinya
menghasilkan gerakan memukul seperti cemeti. Pseudoselom berisi cairan yang
berfungsi sebagai rangka hidrostatik dan menunjang gerakan meliuk-liuk.
4.2.3 Nematoda Berdasarkan Alat Mulut
Nemtoda memiliki sistem percernaan yang lengkao, mulai dari mulut, farig,
esofagus, usus, dan anus. Mulut terletak di ujung akferior dan di sekitarnya terapat
tiga atau enam bibir, papila, dan seta. Mulut berhubungan dengan rongga mulut
yang terkadang dilengkapi dengan rahang yang kuat. Nematoda karnivor atau
herbivor memiliki dtilet yang berbentuk seperti jarun suntik atau gigi didalam
rongga mulutnya, yang berfungsi untuk menusuk dan menghisap sari makanan dari
tanaman atau inangnya. Nematoda memiliki usus panjang sebegai temat
penyerapan sari makanan, rektumnya pendek, dan diakhiri oleh anus yang terletak
di bagian posterior.
4.2.4 Nematoda berdasarkan Kebiasaan Makan ( Feeding Habit)
1. Nematoda Ektoparasit.
Nematoda jenis ini memiliki siklus hidup yang terdiri dari fase telur, larva , dan
dewasa. Pada saat bertelur, jenis nematod ini meletakkan telurnya di bagian akar,
setelah menetas larva akan keluar dan berkembang hingga menjadi nematoda
dewasa. Salah satu contoh nematoda jenis ekto parasit adalah Belonolaimus.
Nematoda ini hidup di luar tubuh inang dan menginfeksi dengan cara menusuk dan
menghisap bagain inang, misalnya akar pada tanaman. Nematoda ektoparasit
dibedakan menjadi 2 yaitu, ektoparasit menetap dan ektoparasit berpindah.
2. Nematoda Endoparasit
Berbeda dengan nematoda ektoparasit yang hidup bebas di luar tubuh inangnya,
nematoda endoparasit memiliki siklus hidup yang hampir seluruhnya terjadi di
dalam tubuh inaang. Salah satu contohnya adalah spesies Pratylenchus coffeae yang
menyerang akar tanaman kopi. Nematoda ini menjalani siklus hidup nya dengan
10
menyerap sari makanan dari inang dan ttinggal di tubuh inang. Contoh lain adalah
spesies meloidogyne spp yang menyerang tanaman tomat dan menyababkan puru
akar. Nematoda jenis ini menginfeksi inangnya dengan menyarap unsur akar dan
merangang petumbuhan puru/bulatan di akar, sehingga menyababkan metabolisme
yang terjadi diakarmenjadi tidak normal, dan akhirnya menghambat pertumbuhan
tanaman.
3. Namatoda Semi Endoparasit
Nematoda jenis ini memiliki siklus hidup yang lebih panjang dibanding
nematoda jenis ektoparasit dan endoparasir. Hal ini dijarenakan siklus hidup
nematoda semi endoparasit ini bisa trjadi di luar ataupun di dalam tubuh inang
sesuai dengan kondisi lingkungan. Salah satu contohnya adalaj Rotylenchus
reniformis yang meneyrang akar tanaman cabai. Akibat dari serangan nematoda
jenis semi endoparasit ini adalah rusaknya jaringan stele akar yag berdampak pada
sistem metabolisme akar.
11
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Nematoda merupakan organisme mikroskopis yang memiliki entuk tubuh
menyeruai cacing. Nematoda dibadakan menjadi nematoda parasit dan namatoda
saprofit. Nematoda parasit merupana nematoda yang bersifat merugikan bagi inang
terutama tanaman. Nematoda parasit biasa menginfeksi inang/tamana degan
menusuk dan menghisap sari-sari makanan dari tubuh inang. Sedangkan nematoda
saprofit merupakn nematoda yang hanya menumpang hidup dalam tubuh organisme
lain atau hidup bebas di alam. Dalam perannya, nematoda ini juga dapat menjadi
musuh alami bagi beberapa jenis organisme.
5.2 Saran
Praktikum yang dilaksanakan berjalan sesuai prosedur praktikum, akan tetapi
media/objek yang diamati tidak menunjukkan adanya nematoda, sehingga
praktikan kurang memahami bentuk dari nematoda yang menyerang akar tanaman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Asyiah, I. N., S. Wiryadiputra., I. Fauzi, dan R. Harni. 2015. Populasi Pratylenchus
coffeae (Z.) dan Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika Akibat Inokulasi
Pseudomonas diminuta L. and Bacillus subtilis (C.). Pelita Perkebunan,
31(1): 30-40.
Bhatnagar, M.C., and G. Bansal. 2009. Non-Chordata (Invertebrate Zoologi).
Khishna Prakashan Media: Delhi, India
Jaya, I. B. M. D., M. Sritamin, dan N. M. Puspawati. 2014. Uji Efektifitas Ekstrak
Daun dari Beberapa Jenis Tanaman untuk Mengendalikan Nematoda Puru
Akar Meloidogyne spp. pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L).
Agroekoteknologi Tropika, 3(2): 104-113.
Istiqomah, D. dan A. P. Pradana. 2015. Teknik Pengendalian Nematoda Puru Akar
(Meloidogyne spp.) Ramah Lingkungan. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 3(2): 1 10.
Jones, J. T., A. Haegemen, E. G. J. Danchin, H. S. Gaur, J. Helder, M. G. K. Jones,
T. Kikuchi, R. M. Lopez, J. E. Palomaresrius, W. M. L. Wesemael, dan R. N.
Perr. 2013. Top 10 Plant-Parasitic Nematodes in Molecular Plant Pathology.
Molecular Plant Pathology, 14(9): 946–961.
Siddique, S., Z S. Radakovic, C M. De La Torre, D. Chronis, O. Novak, E.
Ramireddy, J. Holbein, C. Matera, M. Hutten, P. Gutbrod, M.S. Anjam, E.
Rozanska, S. Habash, 2015. A Parasitic Nematode Releases Cytokinin that
Controls Cell Division and Orchestrates Feeding Site Formation in Host Plant.
PNAS. 112(41): 12669-12674.
Youssef M.M.A,. dan Eissa M.F.M. 2014. Biofertilizers and Their Role in
Management of Plant Parasitic Nematodes. Biotechnology and
Pharmaceutical Research, 5(1): 1-6.
13
Lampiran
Bhatnagar, M.C., and G. Bansal. 2009. Non-Chordata (Invertebrate Zoologi).
Khishna Prakashan Media: Delhi, India
14
Asyiah, I. N., S. Wiryadiputra., I. Fauzi, dan R. Harni. 2015. Populasi Pratylenchus
coffeae (Z.) dan Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika Akibat Inokulasi
Pseudomonas diminuta L. and Bacillus subtilis (C.). Pelita Perkebunan,
31(1): 30-40.
15
Istiqomah, D. dan A. P. Pradana. 2015. Teknik Pengendalian Nematoda Puru Akar
(Meloidogyne spp.) Ramah Lingkungan. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 3(2): 1-10.
16
Jaya, I. B. M. D., M. Sritamin, dan N. M. Puspawati. 2014. Uji Efektifitas Ekstrak
Daun dari Beberapa Jenis Tanaman untuk Mengendalikan Nematoda Puru
Akar Meloidogyne spp. pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L).
Agroekoteknologi Tropika, 3(2): 104-113.
17
;
Jones, J. T., A. Haegemen, E. G. J. Danchin, H. S. Gaur, J. Helder, M. G. K. Jones,
T. Kikuchi, R. M. Lopez, J. E. Palomaresrius, W. M. L. Wesemael, dan R. N.
Perr. 2013. Top 10 Plant-Parasitic Nematodes in Molecular Plant Pathology.
Molecular Plant Pathology, 14(9): 946–961.
LITERATUR
18
Siddique, S., Z S. Radakovic, C M. De La Torre, D. Chronis, O. Novak, E.
Ramireddy, J. Holbein, C. Matera, M. Hutten, P. Gutbrod, M.S. Anjam, E.
Rozanska, S. Habash, 2015. A Parasitic Nematode Releases Cytokinin that
Controls Cell Division and Orchestrates Feeding Site Formation in Host Plant.
PNAS. 112(41): 12669-12674.
19
Youssef M.M.A,. dan Eissa M.F.M. 2014. Biofertilizers and Their Role in
Management of Plant Parasitic Nematodes. Biotechnology and
Pharmaceutical Research, 5(1): 1-6.