7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
1/37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar saliva adalah suatu kelenjar yang mensekresi saliva ke dalam rongga
mulut. Menurut struktur anatomis dan letaknya kelenjar saliva dibagi menjadi 2,
yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.Besarnya sekresi saliva normal
yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira 1-1,5 liter per hari. Infeksi yang terjadi pada
kelenjar ini bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Virus maupun bakteri mampu
menyerang kelenjar saliva mayor dan minor dengan fackor penyebab yang beraneka ragam,
misalnya bakteri.
Walaupun saliva memiliki fungsi fisiologiself cleansing yang baik, tetapi jika kebersihan
mulut itu buruk bisa memdukung adanya infeksi pada kelenjar ludah ini. Untuk itu, penting bagi
setiap individu menjaga hiegenitas rongga mulut. Selain terjadi gangguan pada kelenjar, duktus
dari kelenjar ini juga mampu terinfeksi oleh bakteri maupun virus.
B. Skenario
Seorang laiki-laki berusia 16 tahun datang ke RSGM Universitas Jember dengan
keluhan adanya pembengkakan pada daerah dasar sakit. Pembengkakan timbul
sejak 2 minggu yang lalu tidak disertai rasa sakit. Pernah dibawa ke puskesmas 5
hari yang lalu dan mendapat perawatan antiniotika terapi, pembengkakan tidak
hilang/sembuh. Dari anamnesis riwayat penyakit terdahulu, sekitar usia 12 tahun
pasien mengatakan pernah mengalami pembengkakan pada pipi kanan di depan
telinga yang meluas sampai sudut rahang yang disertai rasa sakit dan demam.
Penyakit tersebut sembuh sendiri setelah 2 minggu kemudian. Pada saat itu
banyak teman-teman sekolahnya juga menderita penyakit yang sama. Pada
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
2/37
2
pemeriksaan klinis ekstraoral kondisi sekarang, terdapat pembengkakan pada
daerah submandibular kanan, palpasi lunak dan tidak sakit.Pada pemeriksaan
intraoral terdapat pembengkakan pada bawah lidah di daerah frenulum lingualis
dan berwarna kemerahan, jika ditekan terasa sakit dan tidak ada fistula dan tidak
adapus discharge.Pemeriksaan gigi geligi terdapat karies profunda perforasi pada
gigi 16 dan 46.Pemeriksaan vitalitas gigi negative (tidak bereaksi), lidah tidak ada
kelainan.Dokter menduga kelainan tersebut berasal dari kelainan pada duktus
kelenjar ludah submandibular yang tidak berhubungan dengan penyakit yang
pernah diderita pada usia 12 tahun yang lalu dan bersifat non neoplastic. Untuk
memastikan diagnose dokter merencanakan pemeriksaan Sialografi.
Diskusikanlah penyakit terdahulu dan sekarang yang mungkin diderita pasien.
C. Rumusan masalah1. Apa saja struktur pembentuk anatomi kelenjar ludah ?2. Bagaimana etiologi, gejala klinis, pathogenesis infeksi kelenjar ludah ?3. Apa saja pemeriksaan untuk diagnose lain selain sialografi pada
infeksi kelenjar ludah ?
4. Bagaimana perbedaan penyakit neo plastic dan non neoplastik dirongga mulut ?
5. Apa yang menyebabkan pembengkakan di dasar mulut ?6. Bagaimana proses penyembuhan infeksi kelenjar ludah ?7. Apa kaitan karies dengan infeksi kelenjar ludah ?8. Bagaimana respon imun tubuh terhadap infeksi kelenjar ludah ?9. Apa penyebab rasa sakit sampai ke sudut rahang ?10.Mengapa teman-temannya menderita penyakit infeksi kelenjar ludah ?11.Apa diagnose dari scenario ?
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
3/37
3
D. Learning Object
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, danmengkomunikasikananatomi, histologi, fisiologi, dan klasifikasi dari
kelenjar ludah
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, danmengkomunikasikan etiologi, gejala klinis, patogenesis infeksi
kelenjar ludah
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, danmengkomunikasikan pemeriksaan infeksi kelenjar ludah secara
radiografi, HPA, dan mikrobiologi
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan, danmengkomunikasikan perbedaan antara neoplasma dan non neoplasma
pada rongga mulut
5. Mahasiswa mampu mengetahui,memahami, menjelaskan, danmengkomunikasikan sistem kekebalan tubuh dari infeksi kelenjar
ludah
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
4/37
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi, Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar Ludaha. Histologi Kelenjar Saliva
Struktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin (Lavelle, 1988).
Tiap kelenjar saliva dibangun dari lobus yang terdiri atas kompartemen
berikut: asinus,duktus interkalata dan duktus striata. Asinus glandula
submandibular dan sublingualmanusia di sekitar sel asinar mukus masih
memiliki sel sekresi serus yang disebut selbulan sabit. Asinus dan sel
duktus pada bagian basal dapat dikelilingi oleh sel mioepitel
(Amerongen,1991). Sel asinus pada kelenjar parotis berupa serosa,
padakelenjar sublingual berupa mukosa dan pada kelenjar submandibular
berupaseromukosa (Ganong, 1999).9Dari berbagai lobus kelenjar, saluran
saluran pembuangan berkumpul didalam muara pembuangan interlobular
dan berakhir pada muara pembuangan besar. Muara pembuangan besarpada kelenjar parotis disebut duktus Stensen dan masukpada mukosa bukal
setinggi gigi molar kedua rahang atas. Pada kelenjar submandibular
disebut duktus Wharton yang berjalan sepanjang dasar mulut hinggake
frenulum lingualis. Duktus utama pada kelenjar sublingual berhubungan
denganduktus Wharton dan sekresinya tidak dapat dipisahkan
(Amerongen, 1991).
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
5/37
5
b. Anatomi Kelenjar Saliva
Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Parotis (Putz dan Pabst, 2006)
Gambar 2.2 Anatomi Kelenjar Submandibular (Putz dan Pabst, 2006)
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
6/37
6
Gambar 2.3 Anatomi Kelenjar Sublingual (Putz dan Pabst, 2006)
Fisiologi Kelenjar Saliva
Komposisi: 98% terdiri dari air. Dan mengandung berbagai ion seperti
natrium, klorida, bikarbonat, kalium, kalsium, fosfor, dan mengandung
enzim amilase. Sekresi tersebut berasal dari sel-sel serous. Sedangkan dari
sel-sel mucous, menghasilkan lebih sedikit glikoprotein, ion, dan air.
Fungsi :
melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan.
Serta memberikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga
terhindar dari kekeringan
amylase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida danmaltose(disakarida)
zat buangan seperti asam urat dan urea serta bebragai zat lainseperti obat, virus, dan logam diekskresikan ke dalam saliva
zat anti bakteri dna anti bodi dalam saliva berfungsi memberikanrongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta
mencegah kerusakan gigi
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
7/37
7
B. Etiologi, Gejala Klinis, dan Patogenesis Pada Infeksi Kelenjar LudahInfeksi Kelenjar Ludah yang Disebabkan Virus
a. Mumps
ETIOLOGI
Virus ini adalah anggota kelompok paramiksovirus yang juga mencakup
parainfluenza, campak, dan vius penyakit Newcastle.Hanya diketahui ada satu
serotip.Biakan manusia atau sel ginjal kera terutama digunakan untuk isolasi
virus. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan
jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal dan anggota
dari family Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Virus mumps sensitif
terhadap panas dan sinar ultraviolet
a) Klasifikasi
Group : V (-) ssRNA
Ordo : Mononegavirales
Famili : Paramyxoviridae
Genus : Rubulavirus
Spesies : Mumps Virus
b) Morfologi
Merupakan virus yang beramplop dan memiliki suatu nukleokapsid/kapsid.
Kapsid ditutupi oleh amplop.Berdiameter 150-300 nm dan panjang 1000-10000
nm. Permukaannya tertutupi oleh tonjolan-tonjolan yang terlihat menyerupai
paku-paku yang besar.Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-1000 nm
dan lebar 18 nm.
c) Masa inkubasi
Masa inkubasi terjadi selama 15-18 hari (rata-rata sekitar 14-25 hari). Masa
tunas 14-24 hari. Gejala prodromal 1-2 hari berupa demam, anoreksia, sakit
kepala, muntah dan nyeri otot.Kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
8/37
8
yang mula-mula unilateral dan kemudian menjadi bilateral, disertai rasa nyeri
spontan ataupun pada perabaan terlebih-lebih saat pasien makan atau minum
sesuatu yang asam.Dapat terjadi trismus dan disfagia.Kadang-kadang kelenjar
submandibularis dan sublingualis dapat terkena.
d) Masa penularan
Virus dapat diisolasi dari urine 6 hari sebelum dan 15 hari sesudah onset dan
dari ludah 6-7 hari sebelum terjadi parotitishingga 9 hari sakit. Penularan tertinggi
dapat terjadi antara 2 hari sebelum hingga 4 hari setelah sakit. Infeksi yang laten
dapat menular.
e) Kerentanan dan kekebalan
Kekebalan yang timbul umumnya seumur hidup.Kekebalan dapat terbentuk
setelah mengalami infeksi yang tidak kelihatan atau infeksi dengan gejala
klinis.Sebagian besar orang dewasa, umumnya yang lahir sebelum tahun 1957,
kemungkinan sudah terinfeksi secara alamiah dan kemungkinan sekali sudah
kebal, walaupun mereka tidak menunjukkan gejala klinis.Ditemukannya antibodi
IgG terhadap mumps melalui pemeriksaan serologis sebagai bukti adanya
imunitas terhadap mumps.
Mumps adalah penyakit yang jarang ditemukan jika dibandingkan dengan
penyakit-penyakit lain yang umum menyerang anak seperti campak, cacar air,
walaupun jarang terjadi namun pada masyarakat yang yang tidak diimunisasi,
dalam suatu penelitian ditemukan 85% diantara mereka sampai dewasa sudah
mengalami inveksi virus mumps.
Kira-kira sepertiga mereka yang rentan dengan infeksi virus mumps
merupakan infeksi tanpa gejala. Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak-anak
usia di bawah 2 tahun subklinis. Penyakit ini paling sering muncul pada musim
dingin dan musim semi.Dan penularan dapat terjadi melalui udara, melalui
percikan ludah, atau karena kontak langsung dengan ludah orang yang terinfeksi.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
9/37
9
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan
muntah, mungkin dengan urin.Virus dapat diisolasi dari faring dua hari sebelum
sampai enam hari setelah terjadi pembesaran kelenjar parotis. Pada penderita
parotitis epidemika tanpa pembesaran kelenjar parotis, virus dapat pula diisolasi
dari faring. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari
keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.Baik infeksi klinis maupun
subklinis menyebabkan imunitas seumur hidup.Bayi sampai umur 6 8 bulan
tidak dapat terjangkit parotits epidemika karena dilindungi oleh anti bodi yang
dialirkan secara transplasental dari ibunya. Insiden tertinggi pada umur antara 5
sampai 9 tahun, kemudian diikuti antara umur 1 sampai 4 tahun, kemudian umur
antara 10 sampai 14 tahun.
PATOFISIOLOGI
Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis, kelenjar sublingualis
dan kelenjar submaksilaris.Dapat terjadi orchitis unilateral dan menyerang 20-
30% dari laki-laki setelah pubertas. Sedangkan pada wanita dapat terjadi mastitis
yang mengenai sekitar 31% dari wanita berusia 15 tahun keatas walaupun dapat
terjadi sterilitas namun kasusnya sangat jarang. Kira-kira 40-50% infeksi oleh
virus mumps ini dapat menimbulkan gejala pada saluran pernafasan terutama pada
anak usia 5 tahun5. Gejala sisa yang permanen berupa paralysis, kejang, seperti
halnya pada kematian pada penderita mumps juga sangat jarang terjadi.Mumps
yang terjadi pada trisemester pertama kehamilan dapat meningkatkan terjadinya
aborsi, namun belum terbukti infeksi mumps dapat menyebabkan kecacatan pada
janin.
Infeksi akut oleh virus mumps dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan
IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Pemeriksaan
serologis yang umum digunakan untuk mendiagnosa adanya infeksi mumps akut
atau atau yang baru saja terjadi adalah ELISA,tes HI dan CF. virus dapat juga
diisolasi dari mukosa buccal, 7 hari sebelum dan 9 hari sesudah terjadi
pembesaran kelenjar ludah. Virus dapat juga diisolasi dari air seni 6 hari sebelum
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
10/37
10
dan 15 hari sesudah terjadi parotitis. Virus masuk tubuh mungkin via
hidung/mulut; proliferasi terjadi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian
terjadi viremia dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf dan yang
paling sering terkena ialah glandula parotis. Pada manusia selama fase akut, virus
mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Mumps ialah suatu
infeksi umum. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan
nekrosis sel epitel tubuli seminiferus.Pada pankreas kadang-kadang terdapat
degenerasi dan nekrosis jaringan.
GEJALA KLINIS
Gejala timbul dalam waktu 12-24 hari setelah terinfeksi, yaitu :
- menggigil
- sakit kepala
- nafsu makan berkurang
- merasa tidak enak badan
- demam ringan sampai sedang (terjadi 12-24 jam sebelum 1 atau beberapa
kelanjar liur membengkak).
- muntah
Tetapi 25-30% penderita tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut.Gejala
pertama dari infeksi kelenjar ludah adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan,
terutama jika menelan cairan asam (misalnya jus jeruk). Jika kelenjar liur
disentuh, akan timbul nyeri. Pada saat ini suhu biasanya naik sampai 38,9-40o
Celsius. Pembengkakan terjadi pada hari kedua. Gejala lain yang mungkin
ditemukan.
- nyeri testis
- benjolan di testis
- pembengkakan skrotum (kantung zakar).
Masa tunas 14 sampai 24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1
sampai 2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri
otot. Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5 0C sampai 39,50C kemudian timbul
pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian dapat
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
11/37
11
menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun
perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang masam,
ini merupakan gejala khas untuk parotitis epidemika2. Infeksi Kelenjar Ludah.
Perjalanan penyakit klasik dimulai dengan demam, sakit kepala, anoreksia dan
malaise. Dalam 24 jam anak mengeluh sakit telinga yang bertambah dengan
gerakan mengunyah, esok harinya tampak glandula parotis membesar yang cepat
bertambah besar, mencapai ukuran maksimal dalam 1 sampai 3 hari. Biasanya
demam menghilang 1 sampai 6 hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya
pembengkakan kelenjar.Bagian bawah daun telinga terangkat ke atas dan keluar
oleh pembengkakan glandula parotis.Pembengkakan dapat disertai nyeri hebat;
nyeri mulai berkurang setelah tercapai pembengkakan maksimal berlangsung kira-
kira selama 6 10 hari.Biasanya satu glandula parotis membesar kemudian diikuti
yang lainnya dalam beberapa hari.Adakalanya kanan dan kiri membesar
bersamaan.Parotis unilateral ditemukan kira-kira 25 %. Pembengkakan glandula
submaksilaris dapat dilihat dan diraba di depan angulus mandibulae. Mumps
glandula submaksilaris tanpa parotitis secara klinis tidak dapat dibedakan dengan
adenitis cervical.
b. Epididymo-orchitis
Menduduki tempat kedua pada lelaki dewasa menurut frekuensi manifestasi
klinis, biasanya timbul sporadik parotitis dapat mendahului parotitis atau sebagai
manifestasi sendiri daripada mumps.Epididimitis selalu disertai
orchitis.Ditemukan 20-30%, unilateral pada lelaki yang menderita mumps sesudah
pubertas, insiden orchitis bilateral rendah, kira-kira 2 %.2
Orchitis kebanyakan terjadi dalam 2 minggu pertama.Adakalanya di minggu
ketiga. Diagnosis mumps orchitis tanpa parotitis ditegakkan dengan titer
complement fixing antibodies yang meningkat selama masa rekonvalesensi.2
Orchitis dimulai dengan tiba-tiba demam, menggigil, sakit kepala, nausea,
muntah dan nyeri abdomen bagian bawah.Keluhan-keluhan tersebut biasanya
paralel dengan beratanya orchitis.Lamanya demam jarang lebih dari 1 mingggu,
demam turun secara krisis atau lysis.Bersama timbulnya demam, testis
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
12/37
12
membengkak cepat disertai nyeri yang hebat. Tidak ada kekhawatiran akan
impotensi atau sterilitas sebab :
- Orchitis kebanyakan unilateral
- Bila ada orchitis bilateral, sangat jarang terjadi atrofi total pada kedua
testis.
C. Pemeriksaan Infeksi Kelenjar KlinisPalpasi bimanual di dasar mulut arah posterior ke anterior sering mendapatkan
calculi pada duktus submandibula, juga dapat meraba pembesaran duktus dan
kelenjar. Perabaan ini juga berguna untuk mengevaluasi fungsi kelenjar saliva
(hypofunctional atau non-functional gland). Studi imaging sangat berguna untuk
diagnosis sialolithiasis, radiografi oklusal berguna dalam menunjukkan batu
radiopaque.
D. Perbedaan antara penyakit neoplasma dan non neoplasma pada
rongga mulut
Perbedaan Non Neoplastik Neoplastik
Sifat Pertumbuhan Lambat Cepat
Kemampuan Metastasis Tidak ada Tinggi
Proses Penyembuhan Eksisi Eksisi Luas, kemoterapi
E. Sistem Kekebalan Tubuh dari Infeksi Kelenjar ludah
Imunitas merupakan suatu mekanisme pelindung tubuh terhadap pengaruh
biologis luar dengan cara mengidentifikasi dan membunuh patogen. Sistem ini
melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, serta menghancurkan zat asing lain
agar tetep dapat berfungsi seperti biasa. Sistem imun digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan dari bahaya yang
ditimbulkan dalam lingkungan, rangsangan terhadap sel imun terjadi apabila
dalam tubuh masuk zat asing yaitu yang disebut antigen. Sistem imun dapat
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
13/37
13
membedakan zat asing baik spesifik maupun nonspesifik, sehingga sel sel
dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang
disebut autoantibodi.
Menghadapi zat asing yang datang sistem imun harus membentuk sel khusus
melalui sel darah putih, untuk mengeliminasi zat asing tersebut. Sistem imun yang
terdiri dari spesifik dan nonspesifik keduanya berperan dalam proses fagositosis.
Dalam rongga mulut manusia terdapat dua jenis kelenjar saliva, yaitu kelenjar
saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Ada tiga kelenjar saliva besar (mayor) di
rongga mulut yaitu kelenjar parotis, submandibula dan sublingualis. Sedangkan
kelenjar saliva kecil (minor) terdiri dari kelenjar saliva palatina, labial, bukal,
glossopalatina, lingual.Fungsi utama dari kelenjar ini adalah menghasilkan sekret
saliva.Komponen dari saliva ini diproduksi oleh serus dan mukus asinar sel yang
terdapat didalam kelenjar.
Dalam kelenjar saliva juga terdapat sistem imun yang digunakan untuk
melindungi dirinya sendiri dari zat asing dan trauma, yang dapat mengganggu
fungsi dari kelenjar saliva dalam memproduksi sekret saliva.Jika produksi sekret
saliva tersebut terganggu maka dapat mengakibatkan gangguan bahkan penyakit
didalam rongga mulut salah satunya dalaha infeksi kelenjar saliva.Menghadapi zat
asing yang datang sistem imun harus membentuk sel khusus melalui sel darah
putih, untuk mengeliminasi zat asing tersebut. Sistem imun yang terdiri dari
spesifik dan nonspesifik keduanya berperan dalam proses fagositosis. Dalam
rongga mulut manusia terdapat dua jenis kelenjar saliva, yaitu kelenjar saliva
mayor dan kelenjar saliva minor. Ada tiga kelenjar saliva besar (mayor) di rongga
mulut yaitu kelenjar parotis, submandibula dan sublingualis. Sedangkan kelenjar
saliva kecil (minor) terdiri dari kelenjar saliva palatina, labial, bukal,
glossopalatina, lingual. Fungsi utama dari kelenjar ini adalah menghasilkan sekret
saliva. Komponen dari saliva ini diproduksi oleh serus dan mukus asinar sel yang
terdapat didalam kelenjar.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
14/37
14
Dalam kelenjar saliva juga terdapat sistem imun yang digunakan untuk
melindungi dirinya sendiri dari zat asing dan trauma, yang dapat mengganggu
fungsi dari kelenjar saliva dalam memproduksi sekret saliva. Jika produksi sekret
saliva tersebut terganggu maka dapat mengakibatkan gangguan bahkan penyakit
didalam rongga mulut salah satunya dalaha infeksi kelenjar saliva.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
15/37
15
BAB III
PEMBAHASAN
Mapping
Kelenjar Ludah
Klasifikasi Anatomi Histologi Fisiologi
Neo plastik Etiologi
Infeksi Kelenjar Ludah Respon Imun
Non Neoplastik Patogenesis
Gejala Klinis
Pemeriksaan HPA dan Radiografi
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
16/37
16
A. Klasifikasi, Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar Ludah
Kelenjar saliva berfungsi untuk menghasilkan saliv.Saliva merupakan cairan
mulut yang kompleks, tidak berwarna, bersifat encer dan pekat yang terdiri dari
kelenjar saliva mayor dan mior yang berfungsi untuk mempertahankan
homeostasis dalam rongga mulut.
a. Klasifikasi Kelenjar Ludah
Manusia memiliki kelenjar saliva yang terbagi menjadi 2, yaitu kelenjar saliva
mayor dan kelenjar saliva minor.
Kelenjar Saliva MayorKelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis (kelenjar terbesar), kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sublingualis (kelenjar terkecil).Kelenjar saliva
mayor berkembang pada minggu ke-6 dan ke-8 iu yang berasal dari jaringan
ektoderm
Kelenjar Saliva MinorBerbeda dengan kelenjar saliva mayor, jumlah kelenjar saliva minor dalam rongga
mulut adalah ratusan.Kelenjar saliva minor berasal dari jaringan ectoderm oral
dan endoderm nasofaring yang kemudian membentuk system tubuloasinar
sederhana. Kelenjar yang termasuk dalam kelenjar saliva minor, antara lain
kelenjar labial, bukal, palatal, dan lingual
b. Anatomi Kelenjar Saliva
1. Mayor Salivary Gland:a) Parotis
Berbatasan lateral dengan M.masseter, posterior dengan Proc.Mastoideus,inferiordengan M.Sternocleidomastoideus.Persyarafan oleh N.Fasialis(VII)dan
di perbatasan superficial dan profunda terdapat bentukan saraf jarring dinamakan
Plexus Intraparotideus (VII).Vaskularisasi oleh Arteri dan Vena Jugularis
externa.Ditutupi oleh fasia parotidea dan bersama-sama dengan fasia masseter
membentuk fasia parotideomasseterica.Terdiri dari 2 bagian: Pars
superfisialis=>terletak tepat di depan telinga luar dan Pars profunda=>ukuran
lebih besar drpd pars superfisialis. Dibatasi oleh struktur anatomi cartilage
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
17/37
17
auriculae.Juga terdapat kelenjar parotis accesorisyakni di tengah2 jalur duktus
Stensen.Duktus Stensen: berjalan mulai dari anterior Glandula Parotis->
M.maseter di bid horizontal postero-anterior->berbelok tegak lurus menembus
M.Buccinator->bermuara di papilla duktus parotidei (berhadapan dengan M2
RA)
b) Submandibula
Berbatasan lateral dengan M.mylohyoid, anterior dengan M.digastricus venter
anterior, posterior dengan M.Styloideus dan M.digastricus venter posterior,
inferior dengan lamina superficial dari fasia servikalis.Terletak sejajar corpus
mandibula tepatnya bag.interna dari angulus mandibula.
Persyarafan oleh N. Lingualis (V3)dan didalam glandula ini terdapat ganglion
submandibula (V3).Vaskularisasi oleh arteri fasialis, submentalis, dan lingualis
sedangkan vena oleh vena sublingualis dan vena submentalis.
Duktus Wharton: berjalan mulai bagian dalam glandula submandibula keluar
melalui anteriornya menyatu dengan duktus Bartholin bermuara di Caruncula
sublingualistepatnya di kedua sisi bawah lateral frenulum linguae.
c) Sublingualis
Terletak di sepanjang interior corpus mandibula. Berbatasan inferior dengan
M.mylohyoid,superior dengan plica sublingualis, lateral dengan
M.genioglossus,M.styloglossus, posterior dengan M.mylohyoid, anterior
dengan M.geniohyoid.Persyarafan oleh N.sublingualis (cabang dariN.Lingualis)(V3). Vaskularisasi oleh Arteri dan Vena Sublingualis.Duktus
Bartholin: dibagi menjadi 2 jalur: mayorberjalan dari bagian superior glandula
sublingualis dan bergabung bersama duktus Wharton bermuara di Caruncula
sublingualis. Sedangkan yang minor langsung keluar dari sepanjang glandula
sublingualis dan bermuara di rongga-rongga pada plica sublingualis.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
18/37
18
2) Minor Salivary Gland:
Palatina: Terletak langsung dibawah 1/3 posterior palatum durum hingga palatum
mole. Bagian centralyang menjadi pembatas antara lateral glandula ini dibatasi
oleh raphepalatine. Sedangkan bagian lateralnya dibatasi oleh Hamulus
Pterygoideus dan bagian posteriornya dibatasi Arcus palatines. Vaskularisasi
oleh Arteri dan Vena Palatina majordan diinervasi oleh N. Palatinus Majus
(V2).
Lingualis: Terbagi menjadi 3 yakni glandula lingualis anterior yang terletak
didalam apex linguaedan diinervasi oleh N. Lingualis(V3), glandula lingualis
Von Ebner yang ditemukan di papilla sirkumvalata, dan glandula lingualis
posterioryang terdapat pada dorsum linguae dekat tonsil linguae dan diinervasi
oleh ganglion sublinguale cabang N.Glossopharyngeus(IX).
Glossopalatina: Berada dekat isthimus lipatan glossopalatina pada posterior
glandula sublingual.
Labial: Berada di mukosa bibir dan paling sering dijumpai pada mid line labial
dan memiliki banyak duktus.
Buccal: Berada di mukosa pipi dan hampir serupa dengan kelenjar Labial.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
19/37
19
c. Histologi Kelenjar Saliva
Kelenjar Parotis
Gambar 1.1 Kelenjar parotis, terdiri dari asini-asini serous.
Duktus intralobular ditunjukkan tanda panah
A. Duktus interlobular
Sifat sekret yang dihasilkan oleh kelenjar mayor terbesar ini adalah serous
murni.Ciri-ciri dari asini serous adalah sel-sel epitel piramida dengan inti sel
bulat di pusat sel dan mengelilingi lumen yang sempit, sitoplasma berisi
sedikit granula zimogen, dan batas antar sel biasanya tidak jelas. Secara
histologi, didalam kelenjar ini terdapat duktus inter lobular dan duktus intra
lobular. Duktus inter lobular dilapisi oleh epitel selapis kubis rendah butir-
butir zimogen kurang serta berfungsi untuk menghubungkan acini dengan
striated duct yang kemudian akan bermuara ke duktus interlobular (terdapat di
jaringan ikat yang memisahkan lobules dan dilapisi epitel selapis silindris /
berlapis kubis).
asini serous murni
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
20/37
20
Kelenjar Submandibularis
Gambar 1.2 asini campur kelenjar submandibuaris (asini seros lebih
dominan)
Kelenjar ini mempunyai secret yang bersifat campur (seromukus), tetapi lebih
dominan asini serous. Pada kelenjar subman dibularis ini, terdapat duktus striated
yang lebih panjang dari kelenjar mayor lainnya sementara duktus intercalated
lebih pendek dan sempit.
Kelenjar Sublingualis
asini campur
duktus striated
asini serous murni
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
21/37
21
Gambar 1.3 asini campur kelenjar submandibularis (asini mucous
lebih dominan) yang ditunjuk oleh panah adalah serous demilunes
gianuzzi
Kelenjar mayor terkecil ini mempunyai sekret yang bersifat campur, tetapi
lebih dominan asini mucus.Secara histologi, terdapat gambaran demilunes of
gianuzzi (gambaran berbentuk seperti bulan sabit).Duktus interkalaris dan duktus
striata sukar ditemukan pada gambaran histologis pada kelenjar ini.
Kelenjar Saliva MinorKelenjar saliva minor seperti kelenjar palatal, bukal, dan labial mempunyai
secret yang bersifat mucous sedangkan kelenjar lingual bersifat
seromukous.Masing-masing kelenjar memiliki duktus yang bermuara di dalam
rongga mulut.Kelenjar ini tersebar di daerah bukal, labium, palatum, serta
lingual.Kelenjar ini juga bisa didapatkan pada kutub superior tonsil palatine
(kelenjar Weber), pilar tonsilaris serta di pangkal lidah.
d. Fisiologi Kelenjar Saliva
Saliva manusia terdiri dari 25 % sekresi kelenjar parotis, 70 % sekresi kelenjar
submandibularis, dan 5 % sekresi kelenjar sublingualis. Adapun fungsi dari
kelenjar saliva adalah :
Kelenjar parotis menghasilkan ludah berbentuk cair dan mengandungenzim amylase sementara glandula submandibularis dan glandula
berfungsi menghasilkan ludah yang mengandung air dan 21mylas. Enzim
21mylase atau enzim ptealin yang dihasilkan kelenjar ludah berfungsi
mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula (glukosa). Dengan
demikian, ludah membantu proses pencernaan makanan secara kimiawi.
Saliva memiliki ion tiosianat dan enzim lisozim, yang dapat menyerangbakteri. Selain itu enzim ini membantu ion tiosianat memasuki bakteri
yang kemudian menjadi bakterisidal, dan dapat pula mencerna partikel
makanan sehingga dapat menghilangkan pendukung metabolisme dari
bakteri.
Saliva dapat membentuk lapisan mukus pelindung pada membran mukosayang akan bertindak sebagai pelindung terhadap iritan dan akan mencegah
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
22/37
22
kekeringan dalam rongga mulut. Jika mukosa mulut tidak dilindungi oleh
saliva, maka mukosa mulut akan mudah luka dan terkena infeksi.
Aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi danjuga meningkatkan pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Jika
jumlah saliva di dalam mulut menurun, akumulasi plak akan meningkat
dan terjadi modifikasi flora plak. Selain itu, difusi komponen saliva seperti
kalsium, fosfat, ion OH dan Fe ke dalam plak dapat menurunkan kelarutan
email dan meningkatkan remineralisasi karies dini. Beberapa komponen
saliva yang termasuk dalam komponen non imunologi seperti lisozim,
laktoperoksidase, dan laktoferin mempunyai daya anti bakteri yang
langsung terhadap mikroflora tersebut, sehingga derajat asidogeniknya
berkurang
B. Etiologi, Gejala Klinis, dan Patogenesis Pada Infeksi Kelenjar Ludah
Infeksi Kelenjar Ludah yang Disebabkan Oleh Virus
a. Parotitis
a) Etiologi
Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok
paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan
virus newcastle disease. Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90 300
m. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan
jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal genus
Rubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae.Virus
mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu hamaglutinin-neuramidase dan
perpaduan protein. Virus ini juga memiliki dua komponen yang sanggup
memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari
nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari hemaglutinin permukaan.
Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat
bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada
suhu
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
23/37
23
viremia umum setelah 12-25 hari (masa inkubasi) yang berlangsung selama 3-5
hari.Selanjutnya lokasi yang dituju virus adalah kalenjar parotis, ovarium,
pancreas, tiroid, ginjal, jantung atau otak.Virus masuk ke system saraf pusat
melalui plexus choroideus lewat infeksi pada sel mononuclear. Masa penyebaran
virus ini adalah 2-3 minggu melalui dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin,
otak dan jaringan terinfeksi lain. Virus dapat diisolasi dari saliva 6-7 hari sebelum
onset penyakit dan 9 hari sesudah munculnya pembengkakan pada kalenjar ludah.
Penularan terjadi 24 jam sebelum pembengkakan kalenjar ludah dan 3 hari setelah
pembengkakan menghilang (Sumarmo,2008)
b) Gejala KlinisMasa inkubasi penyakit ini berkisar mulai dari 12-25 hari,1,6 disertai dengan
puncak insidens pada hari ke 17-18. Pada anak-anak, mainfestasi prodromal
jarang tetapi mungkin. Nampak bersama dengan demam, nyeri otot (terutama
pada leher), nyeri kepala, dan malaise. nafsu makan menurun diikuti pembesaran
cepat satu/dua kelenjar parotis serta kelenjar ludah lain seperti submandibularis
dan sublingual. Pembesaran kelenjar unilateral terjadi pada 25% kasus sedangkan
pembengkakan kelenjar bilateral terjadi pada 70-80% kasus.Pembengkakan
kelenjar parotis khas; mula-mula mengisi rongga antara tepi posterior mandibula
dan mastoid dan kemudian meluas dalam deretan yang melengkung ke bawah dan
ke depan, diatas dibatasi oleh tulang zigomatikum.
Edema kulit dan jaringan lunak biasanya meluas lebih lanjut dan mengaburkan
batas pembengkakan kelenjar, sehingga pembesaran tersebut lebih mudah disadari
dengan pandangan daripada dengan palpasi. Pembengkakan dapat berkembang
dengan sangat cepat, mencapai besar maksimal dalam waktu beberapa jam,
meskipun biasanya untuk mencapai puncak pembengkakan dibutuhkan 2-3
hari.1,6,7 Jaringan yang membengkak akan mendorong cuping telinga ke atas dan
keluar, dan sudut mandibula tidak dapat terlihat lagi. Pembengkakan perlahan-
lahan menghilang dalam 3-7 hari tapi kadang-kadang dapat berlakhir lebih lama.
Satu kelenjar parotis biasanya membengkak 1-2 hari sebelum yang lain, tetapi
biasanya pembengkakan terbatas pada satu kelenjar. Daerah pembengkakan lunak
dan nyeri; nyeri diperoleh terutama oleh cairan rasa asam seperti jus lemon atau
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
24/37
24
cuka.1,7 Gejala klasik yang timbul dalam 24 jam adalah anak akan mengeluh
sakit telinga dan diperberat jika mengunyah makanan.3 Kemerahan dan
pembengkakan sering terjadi di sekitar muara duktus Stensen.
Edema faring dan palatum molle homolateral menyertai pembengkakan
parotis dan memindah tonsil ke medial; edema laring akut juga disebutkan. Edema
diatas manubrium dan dinding dada sebelah atas mungkin dapat terjadi karena
penyumbatan limfatik. Pembengkakan parotis biasanya disertai oleh demam
sedang tetapi sering ditemukan pula suhu badan normal (sebanyak 20%) dan yang
mencapai 40C (104F) atau lebih jarang didapatkan.1 Demam akan turun dalam
1-6 hari, dimana suhu tubuh kembali normal sebelum pembengkakan kelenjar
hilang. Pembengkakan kelenjar menghilang dalam 3-7 hari.
Walaupun hanya kelenjar parotis yang terkena pada sebagian besar penderita,
pembengkakan kelenjar submandibular sering terjadi dan biasanya menyertai atau
dekat pasca pembengkakan kelenjar parotis.Pada 10-15% penderita hanya
kelenjar-kelenjar submandibular yang mungkinmengalami pembengkakan.1
Sedikit nyer disertai dengan infeksi submandibula, tetapi pembengkakan
mengurang lebih lambat daripada pembengkakan parotis.Kemerahan dan
pembengkakan pada duktus Wharton sering menyertai pembengkakan kelenjar
submandibula.Kelenjar sublingual paling jarang terinfeksi, bila terjadi biasanya
secara bilateral; pembengkakan tersebut dapat terlihat dengan nyata pada daerah
submental dan dasar mulut.
c) Patogenesis dan Patologi
Virus mumps memiliki sel target yaitu kelenjar saliva, sistem saraf pusat,
pancreas, testis, kelenjar tiroid, ovarium, jantung, ginjal, hati, dan membrane
synovial. Setelah terjadi infeksi, virus bereplikasi pada epithelium pada saluran
napas atas.Infeksi menyebar ke limfonodus yang berdekatan melalui saluran
limfe, dan viremia terjadi, menyebarkan virus ke jaringan target.Virus mumps
menyebabkan nekrosis dari sel yang terinfeksi dan menyebabkan inflamasi dari
limfosit.Saluran kelenjar ludah mengalami nekrosis epithelium dan cairan
interstitial terisi cairan limfosit.Pembengkakan jaringan di dalam testis
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
25/37
25
menyebabkan terjadinya iskemia local.Cairan serebrospinal mengandung
pleositosis mononuclear, bahkan pada penderita meningitis tanpa gejala klinik.
Penyakit Infeksi Kelenjar Ludah yang Disebabkan Bakteri
a. Sialadenitis
Penyakit ini merupakan infeksi yang berulang di glandula submandibularis
disertai adanya batu atau penyumbatan. Biasanya sistem duktus yang menderita
kerusakan sehingga serangan tunggal penyakit ini jarang terjadi. Biasanya terasa
panas, nyeri saat palpasi , membengkak dan nyeri hebat sewaktu makan.
Pembentukan abses bisa terjadi di kelenjar maupun duktus. Sering terjadi batu
tunggal atau multipel.
Sialadenitis lebih sering daripada pembengkakan parotis rekuren kemudian
berhubungan erat dengan penyumbatan batu duktus submandibularis. Biasanya
infeksi sekunder menyebabkan sialadenitis kronis tetapi hal ini jarang terjadi.
Kadang pembengkakakn rekuren disebabkan neoplasma yang tersumbat atau
terletak di dalam kelenjar sehingga menyebabkan penyumbatan duktus.
Etiologi
Terjadi setelah obstruksi pada submandibula dan dapat berkembang tanpa
penyebab yang jelas. Pada penyakit Sialadenitis organisme yang merupakan
penyebab paling umum adalah staphylococcus aureus. Peradangan kronis dapat
terjadi pada parenkim kelenjar atau duktus seperti batu yang disebabkan infeksi
dari staphylococcus aureus, steptococcus viridians, atau pneumococcu. Selain itu,
obstruksi sekunder bisa disebabkan dari kalkulus air liur dan trauma pada
kelenjar. Faktor resiko lain yang dapat menyebabkan sialadenitis adalah dehidrasi,
terapi radiasi, stress, malnutrisi, dan oral hiegine yang buruk.
Klasifikasi
1. Sialadenitis akutPenyakit ini dapat dilihat secara klinis sebagai pembengkakan atau
pembesaran glandula dan salurannya yang disertai nyeri tekan, rasa tidak
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
26/37
26
nyaman, dan demam dan lesu. Pada daerah yang terkena sialadenitis akut
terjadi pembengkakan yang besar dan sangat nyeri jika dipalpasi, sedikit rasa
lebih hangat dibandingkan dengan didekatnya yang tidak terkena.
Pemeriksaan monoduktus menunjukkan adanya peradangan dan aliran saliva
biasanya keruh dan purulen.
2. Sialadenitis kronissialadenitis kronis membutuhkan membutuhkan pemeriksaan yang lebih
menyeluruh meliputi probing pemijatan glandula dan pemeriksaan radiografi.
Infeksi sialadenitis akut bisa berlanjut menjadi sialadenitis kronis. Infeksi
sialadenitis akut yang mampu menyebabkan sialadenitis kronis jika telah
menyebabkan kerusakan atau pembentukan jaringan parut ( perubahan
fibrotik pada glandula ).
3. Sialadenitis supuratifSialadenitis jenis ini jarang terjadi pada glandula submandibula dan jika ada
disebabkan karena sumbatan duktus dari batu saliva atau oleh trauma pada
duktus. Jika batu terletak pada bagian distal maka batu harus dikeluarkan dan
jika terletak pada duktus proksimal terkadang glandula harus dipotong untuk
mengontrol infeksi akut.
Patofisiologi
Terjadi penyumbatan atau trauma yang menyebabkan aliran saliva akan berkurang
atau bahkan terhenti. Batu ludah sering ditemukan di kelenjar submandibula.
Pada glandula utama gangguan sekresi saliva menyebabkan stasis dengan
pengentalan dan penumpukan yang menimbulkan infeksi atau keradangan.
Glandula saliva utama yang mengalami gangguan aliran saliva akan mudah
mengalami serangan organisme melalui duktus atau pengumpulan organisme yang
terbawa aliran darah.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
27/37
27
Penyakit Kelenjar Ludah Non Infeksi
a. Mukokel
Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus
glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak.
Mukokel juga disebut sebagai pseudocyst atau kista yang tidak sesungguhnya.
Lokasinya bervariasi. Bibir bawah merupakan bagian yang paling sering terkena
mukokel, yaitu lebih dari 60% dari seluruh kasus yang ada.Umumnya terletak di
bagian lateral mengarah ke midline. Beberapa kasus ditemui pada mukosa bukal
dan ventral lidah, dan jarang terjadi pada bibir atas.
Etiologi
\Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus
glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak.
Mukokel juga disebut sebagai pseudocyst atau kista yang tidak sesungguhnya.
Mukokel umumnya disebabkan karena adanya trauma lokal atau mekanik.
Trauma lokal atau mekanik dapat disebabkan karena trauma pada mukosa muluthingga melibatkan duktus glandula saliva minor akibat pengunyahan, atau
kebiasaan buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara dua gigi yang jarang,
menggigit-gigit bibir, kebiasaan menggesek-gesekkan bagian ventral lidah pada
permukaan gigi rahang bawah (biasanya pada anak yang memiliki kebiasaan
minum susu botol atau dot), dan lain-lain. Dapat juga akibat trauma pada proses
kelahiran bayi, misalnya (1) trauma akibat proses kelahiran bayi yang
menggunakan alat bantu forceps, (2) trauma pada saat dilakukan suction untuk
membersihkan saluran nafas sesaat setelah bayi dilahirkan, ataupun (3) trauma
yang disebabkan karena ibu jari bayi yang dilahirkan masih berada dalam posisi
sucking (menghisap) pada saat bayi melewati jalan lahir. Ketiga contoh trauma
pada proses kelahiran bayi akan mengakibatkan mukokel kongenital.
Patogenesis
a. Mukokel ekstravasasi
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
28/37
28
Mukokel terbentuk diawali dengan terjadinya trauma baik lokal maupun
mekanis pada duktus kelenjar saliva minor. Adanya trauma tersebut duktus
kelenjar minor menjadi rusak, akibatnya saliva keluar menuju lapisan submukosa
kemudian cairan mukus terdorong dan sekresinya tertahan lalu terbentuk
inflamasi (adanya penumpukan jaringan granulasi ) yang mengakibatkan
penyumbatan pada daerah tersebut, terbentuk pembengkakan lunak, berfluktuasi,
translusen kebiruan pada mukosa mulut yang disebut mukokel ekstravasasi.
b. Mukokel retensi
Mukokel retensi diakibatkan karena adanya genangan mukus dalam duktus
ekskresi yang tersumbat dan melebar. Genangan mukus dalam duktus ekskresi
yang tersumbat dan melebar dapat disebabkan karena plug mukus dari sialolith
atau inflamasi pada mukosa yang menekan duktus glandula saliva minor lalu
mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada duktus glandula saliva minor
tersebut. Selain itu, terjadi dilatasi akibat cairan mukus yang menggenang dan
menumpuk pada duktus glandula saliva, dan pada akhirnya ruptur. kemudian
lapisan subepitel digenangi oleh cairan mukus dan menimbulkan pembengkakan
pada mukosa mulut yang disebut mukokel retensi.
Klasifikasi
Berdasarkan etiologi dan patogenesisnya mukokel dibedakan menjadi dua yaitu :
a). Mukokel ekstravasasi
Berdasarkan etiologi, patogenesis, dan secara umum mukokel dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mukokel ekstravasasi mukus yang sering
disebut sebagai mukokel superfisial dimana etiologinya trauma lokal atau
mekanik.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
29/37
29
b) Mukokel retensimukokel retensi mukus atau sering disebut kista retensi mukus dimana
etiologinya plug mukus akibat sialolith atau inflamasi pada mukosa mulut yang
menyebabkan duktus glandula saliva tertekan dan tersumbat secara tidak
langsung.
Berdasarkan kedalamannya mukokel dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. superficial mucocele yang letaknya tepat di bawah lapisan mukosa dengandiameter 0,1-0,4 cm
b. classic mucocele yang letaknya tepat di atas lapisan submukosa dengandiameter lebih kecil dari 1 cm
c. deep mucocele yang letaknya lebih dalam dari kedua mukokel sebelumnya
b. Ranula
Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya di
dasar mulut. Kata ranula yang digunakan berasal dari bahasa latin RANAyang
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
30/37
30
berarti katak, karena pembengkakannya menyerupai bentuk tenggorokan bagian
bawah dari katak. Ranula merupakan pembengkakan dasar mulut yang
berhubungan dan melibatkan glandula sublingualis, dapat juga melibatkan
glandula salivari minor. Ukuran ranula dapat membesar, dan apabila tidak segera
diatasi akan memberikan dampak yang buruk, karena pembengkakannya dapat
mengganggu fungsi bicara, mengunyah, menelan, dan bernafas.
Etiologi
Etiologi dari ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma
duktus glandula saliva.Post traumatic ranula terjadi akibat trauma pada glandula
sublingual atau submandibula yang menyebabkan ekstravasasi mukus, sehingga
terbentuk pseudokista. Ranula juga dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar
saliva dan anomali kongenital dimana duktus saliva tidak terbuka.
Patogenesis
Terdapat dua konsep patogenesis ranula superfisial. Pertama pembentukan kista
akibat obstruksi duktus saliva dan kedua pembentukan pseudokista yang
diakibatkan oleh injuri duktus dan ekstravasasi mukus. Obstruksi duktus saliva
dapat disebabkan oleh sialolith, malformasi kongenital, stenosis, pembentukan
parut pada periduktus akibat trauma, agenesis duktus atau tumor. Ekstravasasi
mukus pada glandula sublingual menjadi penyebab ranula servikal. Kista ini
berpenetrasi ke otot milohioideus. Sekresi mukus mengalir ke arah leher melalui
otot milohioideus dan menetap di dalam jaringan fasial sehingga terjadi
pembengkakan yang difus pada bagian lateral atau submental leher. Sekresi saliva
yang berlangsung lama pada glandula sublingual akan menyebabkan akumulasi
mukus sehingga terjadi pembesaran massa servikal secara konstan.
Trauma dari tindakan bedah yang dilakukan untuk mengeksisi ranula
menimbulkan jaringan parut atau disebut juga jaringan fibrosa pada permukaan
superior ranula, sehingga apabila kambuh kembali ranula akan tumbuh dan
berpenetrasi ke otot milohioideus dan membentuk ranula servikal. Sekurang-
kurangnya 45% dari ranula servikal terjadi setelah eksisi ranula superfisial.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
31/37
31
Klasifikasi
Berdasarkan letaknya ranula dibedakan menjadi dua, yaitu ranula simpel dan
ranula plunging. Ranula simpel yang juga disebut dengan oral ranula merupakan
ranula yang terbentuk karena obstruksi duktus glandula saliva tanpa diikuti
dengan rupturnya duktus tersebut. Letaknya tidak melewati ruang submandibula,
dengan kata lain tidak berpenetrasi ke otot milohioideus. Sedangkan ranula
plunging atau sering disebut ranula diving merupakan massa yang terbentuk
akibat rupturnya glandula saliva tanpa diikuti rupturnya ruang submandibula yang
kemudian menimbulkan plug pseudokista yang meluas hingga ke ruang
submandibula atau dengan kata lain berpenetrasi ke otot milohioideus.Ranula juga
dapat dibedakan atas fenomena ekstravasasi mukus dan kista retensi mukus.
Ekstravasasi mukus merupakan akibat dari trauma, sedangkan kista retensi mukus
terjadi akibat obstruksi duktus glandula saliva. Selain tipe ranula di atas, dikenal
pula ranula kongenital, yaitu ranula yang diakibatkan anomali kongenital,
misalnya atresia duktus saliva atau kegagalan pada proses pembentukan
kanal/duktus ekskresi, tetapi kasus seperti ini sangat jarang ditemui.
C. Pemeriksaan Infeksi kelenjar ludah secara Radiografi, HPA, dan
Mikrobiologi
Pemeriksaan penunjang:
a. Radiologis Imaging
Teknik imaging yang ada untuk menilai kelenjar dan duktus kelenjar saliva antara
lain Plain-film Radiography, Computed Tomography Scan (CTScan),
Sialography, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Diagnostic Ultrasound, danNuclear Scintigraphy. Masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan
tertentu dalam mengevaluasi pasien dengan nyeri, bengkak dan keluhan lainnya
yang berkaitan dengan gangguan kelenjar saliva, seperti pada Sialolithiasis
Submandibula.
1. Plain - Film Radiography
Sebelum teknologi imaging berkembang pesat seperti sekarang, plain foto
masih dapat digunakan untuk menentukan kelainan pada kelenjar saliva. Teknik
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
32/37
32
ini banyak memberikan informasi selain data dari pemeriksaan klinis. Pada
evaluasi sialolithiasis submandibula, masih efektif untuk melihat batu pada
duktus, tapi sulit untuk mengevaluasi batu di glandula atau batu yang kecil. Hanya
20% sialolith yang radiotransparent sehingga metode ini hanya digunakan untuk
skreening bila metode lainnya tidak tersedia. Untuk memaksimalkan hasil,
dianjurkan pengambilan film dari berbagai sudut yang berbeda, termasuk dari
sudut dasar mulut. Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran yang jelas,
dimana batu kadang-kadang tertutup oleh tulang mandibula. Sehingga perlu
diambil gambaran dari rongga mulut dan regio submandibula, termasuk gambaran
oklusi duktus dengan dental-film atau anteroposterior view tulang mandibula.
Pemeriksaan HPA
Gambaran histopatologimukokel yang
bagianduktusnya mengalami
dilatasi
Gambaran histopatologi mukokeltipe ekstravasasi mukus yang
terletak di bibir bawah
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
33/37
33
D. Perbedaan antara neoplasma dan non neoplasma pada rongga mulut
Neoplasma adalah massa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidakterkoordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus meskipun rangsang yang
menimbulkannya telah hilang. Jaringan abnormal ini tidak mempunyai tujuan dan
merugikan penderitanya.
Ada proliferasi non-neoplastik. Bedanya pada proliferasi non-neoplastik terjadi
pertumbuhan tapi terkendali, ketika kebutuhan telah terpenuhi maka proses akan
berhenti. Hiperplasia, terjadi proses proliferasi sel berlebih sehingga alat tubuh
menjadi lebih besar dari normal.).
Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkanpembengkakkan atau benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor ganas yang
dikenal kanker.
Perbedaan Non Neoplastik Neoplastik
Sifat Pertumbuhan Lambat Cepat
Kemampuan Metastasis Tidak ada Tinggi
Proses Penyembuhan Eksisi Eksisi Luas, kemoterapi
E. Kekebalan Tubuh dari Infeksi Kelenjar ludah Sistem
Disamping memproduksi saliva kelenjar saliva juga memproteksi dirinya dari
beberapa mikroba yang masuk kedalam rongga mulut.Plasma sel B berada di
kelenjar saliva dan menghasilkan antibodi IgA yang kemudian disekresikan dalam
saliva. IgA mengikat lapisan lendir yang menutup lapisan epitel rongga mulut dan
memberi penghalang terhadap patogen yang akan masuk.
Salah satu mekanisme sistem imun kelenjar saliva adalah melalui produksi
molekul kekebalan penekan (sitokin) yang disebut transforming growth factor-b
(TGF-b). TGF-b membatasi perluasan sel T dan sel B dan menghambat
kemampuan mereka untuk menginduksi peradangan, sehingga mencegah
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
34/37
34
kerusakan jaringan akibat kerusakan yang mungkin dipicu oleh zat asing dan
trauma.
Mekanismeyang digunakan olehsistem kekebalan tubuh kitauntuk
menghentikan reaktivitas terhadap antigen berbahaya juga dapat dimanfaatkan
oleh pathogen yang tidak diinginkan. Virus termasuk cytomegalo virus manusia
(HCMV) dan Epstein-Barr virus(EBV) dapat menyebar melalui air liur yang
terinfeksi. Dalam kasuscytomegalovirus,infeksivirusdarikelenjar ludah,memicu
produksisitokinimunosupresiflain yang disebutinterleukin-10 (IL-10).
SepertiTGF-b, IL-10 dapatmenghambatakumulasidan fungsi selTpada kelenjar
ludah.IL-10 dimediasi penghambatan dalam menghasilkanreplikasi virusgigih
dalam, dan penyebarandari, kelenjar ludah.
Imunitas merupakan suatu mekanisme pelindung tubuh terhadap pengaruh
biologis luar dengan cara mengidentifikasi dan membunuh patogen. Sistem ini
melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, serta menghancurkan zat asing lain
agar tetep dapat berfungsi seperti biasa. Sistem imun digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan dari bahaya yangditimbulkan dalam lingkungan, rangsangan terhadap sel imun terjadi apabila
dalam tubuh masuk zat asing yaitu yang disebut antigen. Sistem imun dapat
membedakan zat asing baik spesifik maupun nonspesifik, sehingga sel sel
dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang
disebut autoantibodi.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
35/37
35
BAB IV
KESIMPULAN
Kelenjar saliva adalah suatu kelenjar yang mensekresi saliva ke dalam rongga
mulut.Menurut struktur anatomis dan letaknya kelenjar saliva dibagi menjadi 2,
yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.Besarnya sekresi saliva normal
yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira 1-1,5 liter per hari. Penyakit kelenjar ludah
diberdakan menjadi 2, yaitu infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi dapatdisebabkan oleh virus (parotitis) maupun bakteri (sialadenitis) sedangkan penyakit
non infeksi bisa disebabkan oleh trauma local dan trauma mekanis, seperti
penyakit mukokel, ranula, dan sialolithiasis.
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
36/37
36
7/25/2019 Laporan Infeksi Kelenjar Ludah
37/37