7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
1/39
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Geologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki
lapisanlapisan batuan yang ada didalam kerak bumi. Geologi menelaah segala
sesuatu yang yang mencakup gejala proses dan mekanisme ataupun sifat-sifat yang
ditunjukan didalam permukaan bumi dengan hubungan sebab akibat dalam (kulit)
bumi. Untuk itu diperlukan penalaran yang benar, karena tidak semua gejala dan
proses dapat ditiru di laboratorium. Pada umumnya gejala dan proses geologi
berlangsung di alam.
Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan sejak zaman
prasejarah. Bahkan manusia terdahulu sudah mengetahui macam-macam batuan
yang baik bagi bahan baku dan senjata serta mengetahui dimana mereka bisa
mendapatkannya atau mencarinya. Selanjutnya manusia ingin mengetahui tentang
alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang alam, perbukitan dan lembah-lembah.
Terjadinya bencana gempa bumi, tanah longsor, gunung api dan bencana
alam lainnya yang mendorong manusia untuk mempelajarinya. Kerak bumi terdiri
dari beraneka jenis batuan. Tiap-tiap batuan ini berbeda dari yang lainnya, baik
jenis, bentuk, warna, kadar air, proses terjadinya, maupun kekuatannya menahan
longsor. Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi
secara fisika, pengetahuan tentang batuan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi
ahli-ahli Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan tentang jenis batuan-
batuan yang biasa terdapat dan juga hubungannya dengan rupa bumi.
Batuan adalah sebuah material yang di bentuk atau terbentuk karenaperubahan mineralmineral dari suatu batuan, batuan terbagi atas tiga jenis, yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Pengelompokkan ini dibuat
berdasarkan bagian luar bumi yang tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian
dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi, karena daratan adalah
bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak
hal-hal yang dapat kita ketahui dengan cepat dan jelas.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
2/39
2
Jenisjenis batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip dasar :
1. Mineral pembentuk batuan .
2.
Mineral utama atau esensial batuan.
3.
Perbedaan komposisi mineral berdasarkan struktur dan tekstur dari batuan
itu sendiri.
Berdasarkan cara terjadinya batuan di alam dapat dibedakan menjadi tiga
golongan besar: batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan (metamorfosa).
Masing-masing berbeda baik dalam struktur maupun dalam tekstur gabungan
mineral.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma
dibawah permukaan bumi, dan atau membekunya lava di atas permukaan bumi.
Batuan beku dibagi atas tiga jenis, yaitu batuan beku asam, batuan beku intermediet,
dan batuan beku basa.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat terjadinya lithifikasi
atau hancuran dari batuan lain. Berdasarkan cara terjadinya, batuan sedimen dibagi
atas batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non-klastik.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses perubahan dari
batuan asal yang disebabkan oleh suatu proses yaitu proses metamorphose.
Topografi merupakan gambaran atau dimensi dari suatu objek yang dilihat dari atas
yang ukurannya di reduksi.
Morfologi didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi beserta
aspek-aspekyangmempengaruhinya. Pada dasarnya, morfologi mempelajari
bentuk-bentuk bentang alam, bagaimana bentang alam tersebut terbentuk secara
konstruksional dan bagaimana bentang alam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh
dari luar berupa gaya eksogen seperti pelapukan, sedimentasi, air, angin, dan essebagai agent yang mengubah batuan/tanah membentuk bentang alam yang
destruksional dan menghasilkan bentuk-bentuk alam darat tertentu (landform).
Pada kenyataannya bentuk daratan dari bumi ini tidak rata tetapi berlekuk-lekuk
yang menyerupai sebuah cekungan. Hal ini dikarenakan oleh tenaga yang berasal
dari dalam bumi itu sendiri dan tenaga yang berasal dari luar bumi. Dalam kamus
geografi, tenaga yang berasal dari dalam bumi sering disebut dengan tenaga
endogen, sedangkan yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
3/39
3
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan roman permukaan
pantaibumi di daerah pantai adalah seperti, gelombang, arus, dan pasang yang
berlaku sebai faktor pengikis, pengangkut dan pengendap. Sifat bagian daratan
yang mendapat pengaruh prosese-proses marin.jadi apakah berupa dataran rendah
,curam, landai, dan bagai mana sifat batuannya. Permukaan air laut ketinggiannya
senantiasa berubah-ubah, hal ini mungkin berlaku lokal atau bisa berlaku pula
untuk seluruh pantai di muka bumi.bersifa lokal dapat terjadi sebagai
akibat dari pengaruh pengangkatan atau penurunan daratan yang hanya
meliputi daerah yang sempait,sedangkan perubahan muka air laut yang berlaku
bagi seluruh permukaan bumi dapat di sebab kan oleh adanya dua hal yaitu,
pembekuan /pencairan es secara besar-besaran di daerah kutub. Karena daya
tampung laut yang berubah misalnya,karena terjadi penurunan atu pengangkatan
dasar laut yng luas.sehingga permukaan air laut berubah secara keseluruhan.
Desa Bunati di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan memiliki
tanah singkapannya terdiri dari jenis batuan dan gugusan formasi batubara yang
terlihat menjorok kepermukaan. Kondisi pantai Bunati terdiri dari hamparan pasir,
muara sungai, tanjung yang terdapat singkapan batuan serta aktivitas Terminal
khusus perairan pantai Bunati merupakan arus pelayaran kapal pengangkut
batubara (atau yang disebut dengan Tongkang) yang tidak menutup kemungkinan
dapat mempengaruhi jenis batuan yang terdapat di wilayah pantai Bunati menjadi
terjadi.
Bentukan lahan di desa Bunati diperkirakan berasal dari proses marinedan
fluvial. Agar dapat mengetahui proses yang terjadi di desa Bunati dan
mengembangkan mata kuliah Geologi Laut maka mahasiswa Ilmu Kelautan
melakukan praktek lapang di wilayah tersebut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan praktek lapang yang dilaksanakan di Pantai
Bunati Kecamatan Angsana :
1. Mengidentifikasi secara visual jenis batuan yang terdapat di lokasi praktek.
2. Mengetahui struktur batuan yang tersingkap di sepanjang pantai lokasi
praktek.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
4/39
4
3. Mengetahui proses geomorfologi pantai di lokasi tersebut.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek lapang di perairan Pantai Bunati adalah sebagai
berikut :
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup praktek lapang kali ini adalah mencakup lokasi perairan
pesisir dan laut Desa Bunati, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu
dimana di sekitar tempat tersebut merupakan wilayah Pelabuhan khusus.
1.3.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup praktik lapang kali ini adalah mencakup lokasi pesisir dan
laut Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Dimana di sekitar
tempat tersebut terdapat beberapa jenis batuan yang akan di identifikasi oleh
Praktikan. Struktur dan singkapan bantuan yang ada di pantai Bunati, yaitu batuan
sedimen yang terbagi menjadi dua jenis batuan, yaitu batu bara dan batu kerikil.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
5/39
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Geologi
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumianyang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada,
merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan
yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun
diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi
dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu
bidangilmupengetahuanyangmenarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari
benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian
pegunungan (Verhoef, 1994).
Menurut Holmes dalam Saragih (2012) menyatakan bahwa geologi
merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang evolusi bumi secara
menyeluruh beserta penghuninnya. Secara menyeluruh beserta penghuninya, sejak
awal pembentukannya hingga sekarang, yang dapat dikenali dari batuan. Secara
umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi termasuk komposisi
keterbentukannya dan sejarahnya.
2.2. Manfaat Mempelajari Geologi Laut
Cakupan dari ilmu geologi sangat luas seperti yang tersebut dalam
definisinya, yaitu mempelajari bumi seutuhnya. Sehingga untuk memudahkan
dalam mempelajari bumi, maka ilmu geologi dapat dipecah menjadi beberapa
cabang ilmu geologi semakin bertambah seiring dengan kemajuan ilmu dan
teknologi.
Dari apa yang telah diuraikan diatas, dapat diketahui beberapa kepentingan
dalam mempelajari ilmu geologi. Di bawah ini beberapa kepentingan tersebut :
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
6/39
6
1. Ilmu geologi dapat membantu untuk mengetahui dan memahami awal terjadi
dan struktur dari bumi sebagai planet khususnya daratan dan lautan yang
menyusun kerak bumi.
2.
Ilmu geologi dapat membantu menjelaskan karakteritik dan babbling alam
yang sangat bervariasi dan bagaimana bentang dan yang sangat berbeda ini
dapat terbentuk dan dimanfaatkan oleh manusia.
3. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk mengetahui dimana mineral dan
batuan berharga dapat dijumpai.
4. Keberadaan material bangunan sangat tergantung pada kondisi geologi suatu
daerah. Pengetahuan geologi sangat membantu para ahli bangunan untuk
mendapatkan material bahan bangunan.
5. Ilmu geologi sangat penting dalam hubungannya dengan sumber daya air,
karena keberadaan air sangat tergantung juga pada jenis atau macam
batuannya.
6.
Pengetahuan geologi sangat membantu untuk memprediksikan atau
meramalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alam seperti
longsoran, aktivitas gunung api dan sebagainya (Anonim, 2009).
2.3. Struktur Geologi dan Geomorfologi Pantai
Struktur Geologi merupakan studi mengenal unsurunsur struktur geologi,
yaitu studi tentang perlipatan, rekahan, sesar, dan sebagainya, yang terdapat
didalam suatu satua tektonik. Tektonik sendiri dianggap suatu studi yang mencakup
masalah bentuk, pola evolusi dari satuan tektonik dalam ukuran yang lebih besar
seperti : cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, paparan dan sebagainya.
Geologi struktur dalam hal ini sudah pasti erat hubungannya dengan studi tentang
struktur sekunder, yaitu suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi pengendapan
batuan. Macammacam struktur sekunder :
a)
Kekar (joint) : yaitu rekahanrekahan dalam batuan yang terjadi karena tekanan
atau tarikan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
7/39
7
Gambar 2.1 Macam-macam Kekar
b)
Sesar (fault) : adalah rekahanrekahan dalam kulit bumi, yang telah mengalami
pergeseran.
Gambar 2.2
Macam-macam Sesar
c)Lipatan (fold) : yaitu penekukan pada batuan, baik dalam batuan sedimen atau
metamorf.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
8/39
8
Gambar 2.3 Sketsa Sistem Pelipatan
d)Bidang Pelapisan (unconformity) : yaitu suatu bidang erosi yang memisahkan
antara batuan yang lebih muda dari yang lebih tua.
Gambar 2.4
Sketsa Sistem Pelapisan
Geomorfologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya (Noor, 2010).
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
roman muka bumi Geomorphology) berasal beserta aspek-aspek yang
mempengaruhinya. Kata Geomorfologi (Geos (erath/bumi), morphos
(shape/bentuk), bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: logos (knowledge
atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian
geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi.
Pada dasarnya geomorfologi mempelajari bentuk bentang alam atau bentuk
lahan. Perkembangan teknologi penginderaan jauh baik pesawat maupun dari satelit
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
9/39
9
yang menghasilkan citra atau foto udara, dapat mempermudah untuk melihat dan
menginterpretasikan kenampakan geomorfologi (Noor, 2011).
Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan
tafsiran dari bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari
sekedar ilmu pengetahuan tentang bentangalam (the science of landforms), sebab
termasuk pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan
cekungan lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta
bentuk-bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain,
plateau, mountain dan sebagainya.
Sehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal juga sebagai Siklus
Geomorfik (Geomorphic cycle) yang pada mulanya diajukan Davis dengan istilah
Geomorphic cycle. Siklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang mempunyai
gejala yang berlangsung secara terus menerus (kontinyu), dimana gejala yang
pertama sama dengan gejala yang terakhir. Siklus geomorfologi dapat diartikan
sebagai rangkaian gejala geomorfologi yang sifatnya menerus. Misalnya, suatu
bentangalam dikatakan telah mengalami satu siklus geomorfologi apabila telah
melalui tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua (gambar
dibawah).
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
10/39
10
Gambar 2.5
Siklus Geomorfologi
Stadium tua dapat kembali menjadi muda apabila terjadi peremajaan
(rejuvenation) atas suatu bentangalam. Dengan kembali ke stadia muda, maka
berarti bahwa siklus geomorfologi yang kedua mulai berlangsung. Untuk ini
dipakai formula n + 1 cycle, dimana n adalah jumlah siklus yang mendahului dari
satu siklus yang terakhir. Istilah lain yang sering dipakai untuk hal yang sama
dengan siklus geomorfologi adalah siklus erosi (cycle of erosion). Dengan adanya
kemungkinan terjadi beberapa siklus geomorfologi, maka dikenal pula istilah : the
first cycle of erosion, the second cycle of erosion, the third cycle of erosion, etc.
Misalnya suatu plateau yang mencapai tinmaturely dissected plateau in the second
cycle of erosion.
Wilayah pantai merupakan daerah yang sangat dinamis karena wilayah
tersebut merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Oleh karena itu,
morfologi dan bentang alam wilayah pantai yang terbentuk merupakan hasil dari
hempasan gelombang air laut dan aktivitas manusia. Geomorfologi pantai dapat
berupa dataran aluvial, bangunan pantai, estuari, lagoon, delta, hutan mangrove dan
bangunan pantai (Noor, 2010).
Geomorfologi yang merupakan salah satu parameter dari kerentanan pantai
terhadap kenaikan muka laut berpengaruh terhadap tingkat erosi relatif pada suatu
bagian pantai. Menurut Gornitz (1991) pantai yang sangat rentan terhadap
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
11/39
11
kenaikan muka laut adalah pantai dengan geomorfologi berupa penghalang pantai,
pantai berpasir, pantai berlumpur (mudflats), dan delta. Sedangkan pantai dengan
bentuk geomorfologi berupa tebing tinggi dan fjords sangat tidak rentan terhadap
kenaikan muka laut.
2.4. Kelerengan Pantai
Kelerengan pantai adalah tingkat kecuraman atau nilai kelandaian suatu
daerah pantai yang diukur dari batas zonasi tubuhan hingga batas air laut(Anonim,
2012).
Pengukuran kelerengan pantai dilakukan pada saat surut yaitu pada pagi hari
dan pada saat pasang pada sore hari karena pantai pada saat surut akan tambah luas
dan pada saat pasang luas pantai akan berkurang.
Pengukuran kemiringan pantai dilakukan dengan menggunakan water pass
dan kompas geologi. Pengambilan data dengan water pass ditambah dengan
peralatan lain seperti meteran, dan juga satu buah kayu range sepanjang 2 meter.
Langkah pertama, kayu range yang berukuran 2 m diletakkan secara horizontal di
atas pasir dan dilekatkan tepat pada batas pantai teratas. Kemudian waterpass
diletakkan di atas kayu range berukuran 2 m, lalu kayu tersebut dipastikanhorizontal sampai air pada alat water pass tepat berada di tengah. Setelah dipastikan
horizontal, hitung ketinggian kayu range tersebut dengan meteran. Sehingga dapat
diketahui kemiringan pantai tersebut dengan cara menghitung sudut yang dibentuk
antara garis horizontal dan vertikal yang didapatkan. Pengukuran ini dilakukan dari
batas pantai teratas sampai pantai yang tepat menyentuh air.
Untuk penggunaan kompas geologi dalam penentuan kemiringan pantai lebih
sederhana lagi, cukup dengan meletakkan kompas di pantai, kemudian putar alat
pengaturannya sampai air pada kompas sebagai penanda horizontal tepat berada di
tengah. Nilai kemiringan pantai dapat diperoleh langsung dengan melihat nilai yang
tertera pada kompas geologi tersebut(Anonim, 2011).
2.5. Jenis- Jenis Batuan
Berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya atau genesanya menjadi 3
kelompok utama:
1.
Batuan beku, batuan yang terbentuk dari pembekuan magma
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
12/39
12
2. Batuan sedimen, batuan yang terbentuk dari hasil rombakkan batuan yang telah
ada sebelumnya
3.
Batuan metamorf, batuan yang terbentuk akibat adanya pengaruh tekanan, panas
atau keduanya yang sangat tinggi (Nurdin 2009).
Gambar 2.6 Siklus Batuan
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia,
dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang mereka. Ciri ciri ini
mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka.
Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi
(Pettijohn 1987).
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
1.
Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2.
Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. Proses pembentukan (Anonim 2011).
2.5.1. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan
kristalisasi magma di dalam maupun di permukaan bumi. Secara umum, mineral-
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
13/39
13
mineral penyusun batuan beku dapat digambarkan oleh bowen reaction
series(Nurdin 2009).
Gambar 2.7 Batuan Beku
Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi 2,
yaitu batuan plutonis dan batuan vulkanis :
a. Batuan beku plutonis
Batuan beku plutonis adalah batuan yang proses terbentuknya jauh di dalam
bumi (1550km). Batuan ini terbentuk dari pendinginan yangberjalan sangat
lambat. Oleh karena itu, batuan ini mempunyai kristalyang sempurna
(holokristalin).
Ciri-ciri batuan plutonis:
- Pada umumnya berbutir kasar
- Jarang memperlihatkan struktur vesikuler (lubang gas)
b. Batuan beku vulkanis
Merupakan batuan yang terbentuk di permukaan bumi. Ciri-ciri batuan vulkanis:
- Berbutir halus dan sering terdapat kaca
- Memperlihatkan struktur vesikuler (Nurdin 2009).
2.5.2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan
(sedimentasi), hasil erosi atau batuan yang terjadi dari akumulasi mineral dari hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun
organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumiyang kemudian
mengalami pembatuan (litifikasi) dan diagenesa (Nurdin 2009).
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
14/39
14
Gambar 2.8 Batuan Sedimen
Proses pembentukan sedimen menjadi batuan sedimen disebut diagenesis.
Adapun proses-proses yang terjadi dalam diaganesis, antara lain:
a)Kompaksi, yaitu pembentukan akibat beban akumulasi sedimen atau material
lain yang menyebabkan hubungan antar butir lebih lekat, air dalam pori-pori
antar butir keluar menjadi kompak atau padat, volumenya berubah, dan
porositasnya menjadi berkurang.
b)Sementasi, yaitu proses keluarnya air pori-pori yang mengendapkanmaterial
terlarut (CaCO3, SiO2, Fe2O3, oxida atau mineral Batu Bara)menyemen butiran-
butiran sedimen mengakibatkan porositas sedimenmenjadi lebih kecil dari
material semula.
c)Rekristalisasi, dimana mineral-mineral kurang stabil (aragonit) saatsedimen
terakumulasi mengkristal kembali menjadi stabil (kalsit).
d)Pelarutan, terjadi karena ada tekanan yang berasal dari sedimen yang adadi
atasnya sehingga menimbulkan panas dan akhirnya terjadi pelarutan.
e)Autijenesis, pembentukan mineral baru.
f)
Penggantian (replacement).g)
Bioturbasi, yaitu penghancuran lapisan sedimen, bisa menjadi Batu Baradan
mempunyai porositas yang tinggi.
Batuan sedimen dibagi menjadi 2 (dua) jenis berdasarkan caraterbentuknya
batuan tersebut, yaitu:
1)Batuan sedimen klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk denganproses
mekanis (disintegrasi menjadi fragmen yang lebih kecil);pelapukan; kimiawi;
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
15/39
15
erosi; transportasi oleh air,angin, dan es; sedimentasi(pengendapan), dan
diagenesis.
2)
Batuan sedimen non-klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena adanya
ubahan tidak secara mekanis bisa karena terjadi perubahank imiawinya atau
karena pengaruh makhluk hidup (Nurdin 2009).
Pengelompokkan yang sederhana dalam batuan sedimen adalah dua kelompok
besar, yaitu:
a. Batuan Sedimen Klastik
Terdiri dari material-material pecahan atau hancuran batuan atau mineral
yang sudah ada sebelumnya. (fragmen-pecahan besar dan matriks-pecahan
kecil).Terbentuk sebagai akibat kompaksi dari material batuan beku, batuan
sedimen lain, dan batuan malihan, dengan ukuran butir beragam.
Karenapembentukan tersebut diakibatkan oleh angin, air, atau es, maka disebut
jugabatuan sedimen mekanik (mechanical sediment). Contoh : breksi, rudaceous,
arkose, greywacky, batupasir, batu batubara, batu serpih, argillaceous, arenaseous,
konglomerat, tilit (tillite, konglomerat/breksi yang terendapkan oleh es), batulanau
dan sebagainya(Nurdin 2009).
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa jugadari
hasil kegiatan organisme. Reaksi yang dimaksud adalah kristalisasi langsungatau
reaksi organik (penggaraman unsurunsur laut, pertumbuhan kristal dariagregat
kristal yang terpresipitasi dan replacement).Ciri khas tekstur non klastik adanya
kristal-kristal yang saling menjari, tidak ada ruang berpori-pori antarbutir, dan
umumnya monomineralik. Kristal-kristal dalam batuan sedimen nonklastik dapat
berbentuk serabut, lembaran atau butiran(Nurdin 2009).
c. Batuan Sedimen Kimiawi
Sedimen kimiawi adalah sedimen yang pembentukannya daripengendapan
mineral yang terlarut dalam air.
- Batuan Sedimen Evaporit
Batuan yang mineral penyusunnya yang bersifat monomineral, yang dikenal
sebagai mineral garam. Batuan evaporit biasanya terdapat dalamkeadaan murni dan
berlapis-lapis. Contohnya batuan evaporit yang utama:batuan gip, batuan anhidrit
dan batu garam (halit).
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
16/39
16
- Batuan Sedimen Silika
Batuan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah batuan yang
bersifatmonomineral, dan banyak serta langka terdapat sebagai batuan, seperti
rijang (chert)
- Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik berasal dari akumulasi flora dan fauna yang
telahmati, misalnya :
1) Batu gamping, cangkang, terumbu
2) Radiolaria (dari radiolarian laut dalam)
3) Diatomea (dari tumbuhan)
4) Batu bara (dari mangrove)5) Hidrokarbon dan gas (dari foraminifera)
- Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan yang terdiri dari material karbonat
yangterdiri dari butiran dan matrik sebanyak 75% tanpa semen. Contohnya
adalahlimestone dan dolostone. Tekstur dari batuan ini tidak sama dengan
batuanlainnya (mono mineral)(Nurdin 2009).
Terdapat tiga jenis proses pengubahan yang menyebabkan sedimenkarbonat
berubah menjadi batuan karbonat. Ketiga proses ini adalah :
1) Litifikasi sedimen karbonat
2) Pengkristalan kalsium karbonat yang semula dalam keadaan membatu
3) Penggantian materi-materi lain oleh kalsium karbonat
Komponen utama batuan karbonat terdiri dari 6 komponen, yaitu:
1) Butiran (the allochemical component)
- non skeletal : ooids (
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
17/39
17
6) Rongga: semua celah/tempat yang dapat diisi oleh air, hidrokarbon,maupun
udara.
2.5.3.
Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang telah mengalami
perubahan akibattekanan dan atau suhu yang tinggi (T>2000C dan P>300Mpa)
yang terjadisecara isokimia yang menghasilkan batuan dengan mineralogi yang
berbeda.
Gambar 2.9 Batuan Metamorf
Proses pembentukkan batuan metamorf disebut metamorfisme.
Metamorfisme sendiri dapat dibagi menjadi 4, diantaranya:
- Metamorfisme kataklastik (jarang terjadi), deformasi mekanik pada
metamofisme terhadap batuan regas menghasilkan hancuran tidak terjadi
rekstalisasi bila berlanjut fragmen menjadi lonjong biasanya terjadi akibat sesar
yang akan menghasilkan breksiasi atau milonitisasi.
- Metamorfisme kontak, akibat kenaikan suhu (intrusi magma),
terjadirekristalisasi kimia disekitar intrusi, metamorfisme aureol.
-
Metamorfisme beban (burial), akibat tertimbun sangat dalam, suhu 3000C,
kelompok mineral zeolit.
- Metamorfisme regional, pada kerak benua, sangat luas yang merupakan
rangkaian seri fasies dynamo-termal.
Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah berdasarkan keadaan foliasi
yang berkembang, dengan komposisi mineral berperan sebagai tambahan.
Berdasarkan foliasi, batuan metamorf dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan yang:
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
18/39
18
a. Berfoliasi sangat kuat, yaitu yang mudah pecah melalui bidang foliasi,biasanya
karena melimpahnya Mika yang terorientasi. Batuannya adalah:
1) Slate (batu sabak). Bersifat afanitik, mempunyai kilap suram padabidang foliasi.
Berkomposisi utama mineral Batu Bara. Batusabaktampak merah bila
mengandung banyak kematite, hijau bila klorit,dan umumnya abu-abu sampai
hitam bila banyak grafit.
2) Phyllite (Fillit). Bersifat afanitik, berbutir lebih kasar daripada batusabak dan
bidang foliasinya mengkilat karena Mika atau Klorityang sudah lebih banyak
daripada batusabak. Batuan ini merupakanperalihan dari batusabak ke
batusekis.
3) Schist (Skis). Bersifat fanerik, banyak mengandung mineral pipih yang
terorientasi seperti: Mika, Klorit, Talk, Grafit.
b. Berfoliasi lemah, yaitu yang berfoliasi tetapi tidak mudah/tidak dapat pecah
melalui bidang foliasi. Orientasi mineral-mineral pipih berselingandengan mineral-
mineral yang tidak pipih yang berbutir sama besar.Butirannya antara lain: Gneiss
(Gneis), bersifat fanerik, berbutir sedangsampai kasar. Komposisi yang utama:
Kuarsa, Feldspar, Mika, dankadang-kadang Hornblende.
c. Berfoliasi sangat lemah sampai nonfoliasi: batuan didominasi olehmineral-
mineral berbentuk kubus, mineralmineral pipih bila adaorientasinya acak. Batuan
ada yang granular atau berlineasi. Batuannyaantara lain:
1) Quartzite (Kuarsit). Komposisinya yang sangat utama adalah Kuarsa,bila pecah
tak rata dan tidak mengelilingi butiran, nonfoliasi.
2) Marble (Marmer). Berkomposisi utama Kalsit, warna abu-abu (biasanya)
karena Grafit (bereaksi positif dengan HCl).
3) Hornfels. Bersifat afanitik sampai fanerik halus, berkomposisi Kuarsa, Feldspar,Mika (diketahui dari pengamatan lapangan).
4) Granofels. Bersifat fanerik kasar, nonfoliasi, berkomposisi Kuarsa danFeldspar
(yang berbentuk kubus).
5) Granulite. Bersifat fanerik kasar, nonfoliasi, berkomposisi Piroksindan Garnet
disamping Kuarsa dan Feldspar.
6) Serpentinite. Nonfoliasi sampai lineasi, berwarna hijau, hijau sampaikuning
pucat. Komposisi utamanya Serpentin (Nurdin 2009).
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
19/39
19
2.6.StrikedanDip
StrikedanDipmengacu kepada orientasi atau geometri fitur-fiturgeologi.
Garis strike perlapisan, patahan, atau fitur planar lainnya, adalah garis yang
merepresentasikan perpotongan fitur tersebut di bidang horizontal. Dalam peta
geologi,strikedan dipdigambarkan dengan garis pendek yang dipotong oleh garis
yang lebih pendek tegak lurus dengan garis pertama.
Gambar 2.10 Strike dan Dip perlapisan. 1-Strike, 2-Dip direction, 3-
Apparent dip 4-Sudut dip
Gambar 2.11 Garis Strike dan Dip dari bidang mendeskripsikan posisi
relatif terhadap bidang horizontal dan bidang vertikal tegak
lurus dengan garis strike.
Cara lain untuk merepresentasikan StrikedanDipadalah denganDipdan
Dip Direction. Dip Directionadalah azimut dari arah dip yang diproyeksikan ke
bidang horizontral (seperti trend dari fitur linear dalam pengukuran trend dan
plunge), yang dimana arahnya tegak lurus ( 90) dari arah strike. Seperti contoh,
sebuah dipping 30 ke selatan, akan memiliki strike timur- barat ( dan akan ditulis
https://id.wikipedia.org/wiki/Geologihttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:StrikeLine&Dip.JPGhttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dip.svghttps://id.wikipedia.org/wiki/Geologi7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
20/39
20
090 / 30 S menggunakan strike dan dip ), tapi akan ditulis sebagai 30/180
menggunakan metode dipdan dip direction.
Strikedan dipditentukan di lapangan dengan kompas dan klinometer atau
kombinasi keduanya, seperti kompas Brunton yang merupakan nama seorang
penambang di Colorado. Kompas-Klinometer yang mengukur dip dan dip direction
dalam satu langkah (seperti di gambar sebelumnya ) sering disebut kompas
"stratum" atau " Klar" yang merupakan nama seorang profesor berkebangsaan
Jerman. Aplikasi-aplikasi di ponsel pintar juga tersedia, yang
menggunakan akselerometer internal untuk memperoleh pengukuran orientasi.
Dikombinasikan denganGPS,ponsel pintar bisa membaca dan merekam dan lalu
mengunggahnya kepeta .
Setiap fitur planar bisa diukur oleh strike dan dip, termasuk
Perlapisan sedimen,patahan dan kekar, Cuesta,dike dansillbatuan beku,foliasi
metamorf, dan fitur planar lainnya di muka bumi. Fitur linear diukur menggunakan
metode yang sama, dimana "plunge" adalah sudut dipdan "trend" analog dengan
nilai dip direction.
Apparent dipatau Dipsemu adalah nama dari setiap dip yang diukur di
bidang vertikal yang tidak tegak lurus dengan garis strike. True dipatau dipasli
bisa diukur dari apparent dipmenggunakan trigonometri bila diketahui nilaistrike.
Penampang geologi menggunakan apparent dipketika mereka digambarkan dalam
suatu sudut yang tidak tegak lurus trike (Wikipedia, 2016).
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_pintarhttps://id.wikipedia.org/wiki/Akselerometerhttps://id.wikipedia.org/wiki/GPShttps://id.wikipedia.org/wiki/Petahttps://id.wikipedia.org/wiki/Sedimenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Patahanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Dikehttps://id.wikipedia.org/wiki/Sillhttps://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_bekuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_bekuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sillhttps://id.wikipedia.org/wiki/Dikehttps://id.wikipedia.org/wiki/Patahanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sedimenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Petahttps://id.wikipedia.org/wiki/GPShttps://id.wikipedia.org/wiki/Akselerometerhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_pintar7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
21/39
21
BAB III
METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat
Praktik lapang dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 28 April s.d 1 Mei
2016. Tempat Praktek Geologi Laut ini adalah di Desa Bunati, Kabupaten Tanah
Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Praktek Lapang di Desa Bunati
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktik lapang Geologi Laut
di Desa Bunati antara lain:
No Nama Fungsi
1. Palu Geologi Membantu mengambil sampel batuan
2. Kantong sampel Memasuukkan sampel batuan
3. Alat tulis Mencatat hasil pengamatan
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
22/39
22
4. Kamera Mendominasikan
5. Theodolit Membantu pengukuran kontur tanah
6. Waterpass Mengukur kemiringan suatu lokasi
7.
8.
9.
Rambu ukur
GPS
Kompas Geologi
Alat pendukung pengambilan data
menggunalan theodolitedan waterpass
Menentukan titik koordinat
Mengukur Strike danDip
3.3. Prosedur Kerja
Lokasi pengambilan data batuan yang berada di Desa Bunati adalah di setiap
garis pantai di daerah tersebut. Adapun prosedur yang dilakukan pada saat
pengambilan data di lapangan yaitu:
3.3.1 Pengambilan data batuan
a. Mengamati dan mendokumentasikan jenis batuan yang terdapat disepanjang
pantai lokasi praktek.
b. Mengidentifikasi sampel batuan yang diperoleh di lapangan
c. Mengklasifikasikan berdasarkan jenis batuannya
d. Kelandaian pantai dan pembuatan peta
3.3.2 Pengambilan data kelandaian pantai
a. Menentukan titik lokasi yang akan di ambil datanya
b. Melakukan pengambilan data menggunakan theodolitdan waterpass
c. Mencatat hasil pengukuran tersebut.
3.3.3
Strikedan Dip
Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui
kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan
juga kemiringan batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut
dinamakan StrikedanDip. Strikeatau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari
perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara,
sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang
horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
23/39
23
yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
dll.
Gambar 3.2 Strike Dip pada bidang
Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan
(sedimen). Tapi juga ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur foliasi.
Penulisanstrike dandip hasil pengamatan ialah :
N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibacaNorth to East (Nilai Strike) and
(NilaiDip)
Contoh: N 70oE/30o
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas
Geologi. Kompas Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki
klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk
mengukur kemiringan dan Bulls eyeadalah tabung isi gelembung udara berguna
untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal.
Gambar 3.3 Kompas geologi
(http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/kompas-geologi.html)
http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/kompas-geologi.htmlhttp://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/kompas-geologi.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-kEl9JqQdUdQ/TvLY7ZeFLoI/AAAAAAAAACQ/nCNKpOdWhF8/s1600/Picture1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-6PcSBH9Hcwg/TvLb0eaYg8I/AAAAAAAAACc/RsRJb0Vsy6k/s1600/StrikeAndDip.jpghttp://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/kompas-geologi.html7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
24/39
24
Langkah-langkah dalam mengukurstrikedan dipadalah:
1. Mencari arah jurus pada bidang (strike)
- Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan
arah.
- Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada
bidang yang akan kita ukur.
- Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung
udara pada bull eyes berada di tengah.
- Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara.
Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.
2.
Mencari kemiringan bidang (dip)
- Pada garis lurus yang dibentukstrike, tempelkan sisi kompas yang bertanda
"W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
- Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.
- Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angkaDip.
Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat
ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan
berikut kemiringannya di lapangan. Contoh ekonomis yang kita miliki dalam
menentukanstrike dan dipini dapat diaplikasikan dalam eksplorasi batubara, emas,
dan mineral-mineral lainnya.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
25/39
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi
Desa Bunati merupakan desa nelayan yang memanjang dari timur ke barat,
sebelah utara berbatasan dengan Desa Karang Indah, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Angsana, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah
timur dengan Muara Sebamban. Sebelah timur sungai desa merupakan
perkampungan nelayan. Mayoritas penduduk Desa Bunati berasal dari suku Bugis,
Banjar dan Jawa.
4.2.Jenis-Jenis Batuan di Pantai Desa Bunati
Adapun data yang diperoleh dari praktek lapang Geologi Laut di Pantai
Bunati adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Data Jenis Batuan
No Kelompok batuan Jenis batuan Keterangan
1. Batuan sedimen Batu bara (Paleogen)
Wilayah garis pantai dan pada
daerah tanjung Teraban diPantai Bunati
2. Batuan sedimen Batu lempungWilayah garis pantai di Pantai
Bunati
3. Batuan sedimen Batu apungWilayah garis pantai di Pantai
Bunati
Berdasarkan tabel di atas jenis batuan yang ditemukan di Pantai Bunati
termasuk kedalam kelompok batuan sedimen dengan jensis batu lempung, dan batu
bara (palogen). Berikut deskripsi dan pembahasan ketiga batuan tersebut.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan
(sedimentasi), hasil erosi atau batuan yang terjadi dari akumulasi mineral dari hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun
organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumiyang kemudian
mengalami pembatuan (litifikasi) dan diagenesa.
1. Batu Bara Paleogen
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
26/39
26
Merupakan batu bara yang terbentuk pada cekungan intranmontain,
contohnya yang terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara serta Sulawesi
Selatan.
Gambar 4.1 Batu Bara (Sumber foto : IKL Unlam 2016)
Batu bara termasuk dalam batuan sedimen non klastik, batuan sedimen non-
klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi dan proses
organik. Batu bara terbentuk dari proses organik sehingga termasuk batuan
sedimen organik berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Serpihan daun dan
batang tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan
lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan,
dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.
Klasifikasi batu bara berdasarkan tingkat pembatubaraan biasanya
dimaksudkan untuk menentukan tujuan pemanfaatannya. Misalnya, batu bara
bintuminus banyak digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, pada industri
baja atau genteng serta industri semen (batu bara termal atau steam coal). Adapun
batu bara antrasit digunakan untuk proses sintering bijih mineral, proses pembuatanelektroda listrik, pembakaran batu gamping, dan untuk pembuatan briket tanpa asap
(Raharjo 2006).
Batu bara yang tebal, biasanya berwarna hitam mengkilat, terkadang cokelat
tua. Bituminous coal mengandung 86% karbon dari beratnya dengan kandungan
abu dan sulfur yang sedikit. Umumnya dipakai untuk PLTU, tapi dalam jumlah
besar juga dipakai untuk pemanas dan aplikasi sumber tenaga dalam industri
dengan membentuknya menjadi kokas-residu karbon berbentuk padat.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
27/39
27
2. Batu Lempung
Batuan Lempung atau tanah liat adalah kata umum untuk partikelmineral
berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer.Lempung
mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur unsur ini,
silikon,oksigen,danaluminum adalah unsur yang paling banyak menyusunkerak
bumi.Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika olehasam karbonat
dan sebagian dihasilkan dari aktivitaspanas bumi.
Gambar 4.2 Batu Lempung (Sumber foto : IKL Unlam 2016)
Batu lempung termasuk dalam batuan sedimen klastik, batuan sedimen
klastik terbentuk atas dasar jenis batuan atas dasar ukuran butirnya. Batu lempung
adalah batuan sedimen klastik yang ukuran butirnya ukuran lempung.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah
terkenaair.Sifat ini ditentukan oleh jenismineral lempung yang mendominasinya.
Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan
oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu
oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua
lapis golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan membesar
saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-
kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Diameterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aluminiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aluminumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_bumihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_karbonat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Panas_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mineral_lempung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mineral_lempung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Panas_bumihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_karbonat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Aluminumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aluminiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Diameterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineral7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
28/39
28
3. Batu Apung
Gambar 4.3
Batu Apung (Sumber foto : Wkipedia, 2016)
Batu apungi atau Pumis (pumice) adalah istilah tekstural untuk batuan
vulkanik yang merupakan lava berbuih terpadatkan yang tersusun
ataspiroklastik kaca yang amatmikrovesikular dengan dindingbatuan beku gunung
berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya. Batu apung
adalah produk umum letusan gunung (pembentukan Plinius dann ignimbrit)dan
umumnya membentuk zona-zona di bagian ataslava silikat. Batu apung bervariasi
dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan padat antar gelombang; banyak
sampel yang mengapung diair.Setelah letusanGunung Krakatau,berton-ton batu
apung hanyut ke Lautan Teduh lebih dari 20 tahun, beserta batang pohon yang
mengapung dengannya. Batu apung banyak digunakan untuk
membuat beton ringan atau yang kepadatannya rendah dan insulatif. Juga
digunakan sebagai bahan penggosok,
sepertipelitur,penghapuspensil,pengelupaskosmetik,dll (Wikipedia, 2016).
Batu Apung (Pumice) berwarna keabu-abuan atau coklat. Memiliki titik
rongga seperti poripori yang tersebar secara tidak merata, poripori ini terbentuk
dari adanya gelembung udara atau gas ketika pembentukkannya. Batuan ini ringan
dan akan terapung apabila diletakkan di air oleh karena itu disebut batu apung, batu
ini juga tahan terhadap api, jamur, dan kondensi (Anonim, 2013).
https://id.wikipedia.org/wiki/Piroklastikhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mikrovesikel&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batuan_beku_gunung_berapi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batuan_beku_gunung_berapi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrusifhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Letusan_Plinius&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ignimbrithttps://id.wikipedia.org/wiki/Lavahttps://id.wikipedia.org/wiki/Airhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Krakatauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tonhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lautan_Teduhhttps://id.wikipedia.org/wiki/Betonhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_penggosok&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelitur&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Penghapushttps://id.wikipedia.org/wiki/Pensilhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengelupasan_(kosmetologi)&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Kosmetikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pumice_santorini.jpghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kosmetikhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengelupasan_(kosmetologi)&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Pensilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Penghapushttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pelitur&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_penggosok&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Betonhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lautan_Teduhhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tonhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Krakatauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Airhttps://id.wikipedia.org/wiki/Lavahttps://id.wikipedia.org/wiki/Ignimbrithttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Letusan_Plinius&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrusifhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batuan_beku_gunung_berapi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batuan_beku_gunung_berapi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mikrovesikel&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Piroklastik7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
29/39
29
4.3.Geomorfologi Pantai di Desa Bunati
Bentang alam yang terbentuk di Desa Bunati merupakan hasil proses hasil
perubahan gelombang air laut. Singkapan-singkapan batuan yang berada
disepanjang pantai dikenal sebagai muka daratan (headlands) ter-erosi,
menghasilkan pasir yang kemudian diangkut di sepanjang garis pantai dan
diendapkan di wilayah pantai membentuk bentuk-bentuk bentangalam tertentu.
Daerah singkapan batuan terdapat pada daerah barat desa Bunati yaitu tanjung
Teraban.
Morfologi pantai di daerah Desa Bunati berbentuk pantai landai (datar).
Pembentukan pantai merupakan hasil erosi gelombang air laut dan berada pada
zona muka air laut, sedangkan garis pantai mundur ke arah darat sebagai akibat
erosi gelombang laut.
Bentuk pantai Desa Bunati berdasarkan materi penyusunnya termasuk
Pantai berpasir. Pantai tipe ini terbentuk oleh proses di laut akibat erosi gelombang,
pengendapan sedimen, dan material organik. Material penyusun terdiri atas pasir
bercampur batu yang berasal dari daratan yang terbawa aliran sungai dan berasal
dari daratan di belakang pantai tersebut. Di samping berasal dari daratan, material
penyusun pantai ini juga dapat berasal dari berbagai jenis biota laut yang ada di
daerah pantai itu sendiri.
Gambar 4.4 Geomorfologi Pantai Bunati (Sumber foto : IKL Unlam 2016)
Bentukan lahan yang terbentuk di desa Bunati berasal bentukan lahan asal
fluvialdan bentukan asal marine. Bentuklahan asal prosesfluvialterbentuk akibat
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
30/39
30
aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan
(sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan
dataran aluvialdan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material
sedimen berbutir halus.
Bentukan lahan yang berasal dari proses fluvial pada daerah Bunati yang
ditemukan adalah delta. Delta yang terbentuk dipengaruhi oleh debit air sungai dan
arus laut yang yang sama-sama kuat sehinga endapan sedimen berada di muara
sungai. Tofografi delta pada desa Bunati berbentuk datar.
Bentukan asal marine adalah bentuk lahan yang terbentuk dari proses laut
oleh tenaga gelombang, arus dan pasang surut. Bentukan lahan marine yang
terdapat di lokasi praktek yaitu gisik (beach)dan lidah pasir (sand spit). Gisik yang
terbentuk pada lokasi praktik disebabkan oleh arus dan gelombang. Arus di desa
Bunati merupakan arus sepanjang pantai. Angkutan sedimen pada desa Bunati
dipengaruhi oleh arus dan gelombang pecah. Transport sedimen bergerak sejajar
garis pantai dan mengendap pada daerah pecahnya gelombang (surf zone). Material
gisik pada pantai bunati berupa pasir halus. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Gisik (beach) di Pantai Bunati (Sumber foto : IKL Unlam 2016)
Lidah pasir yang terbentuk di lokasi praktik disebabkan oleh gelombang
yang datang sejajar membentuk sudut sehingga arus sejajar pantai mengarah ke
muara sungai. Debit sungai lebih kecil dari arus sejajar pantai lebih besar sehingga
sedimen tertumpuk pada daerah muara sungai yang menjorok kearah laut. Pada
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
31/39
31
bagian ujung lidah pasir suplai sedimen lebih sedikit, yang berada di dekat sungai
lebih banyak. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6
Lidah Pasir di Pantai Bunati (Sumber foto : IKL Unlam 2016)
4.4.Struktur Geologi Desa Bunati
Dominan formasi batuan di Desa Bunati adalah Alluvium (Qa) (yakni terdiri
dari kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur). Pada daerah yang jauh dari pantai
tersusun dari formasi geologi lainnya seperti Formasi Dahor (TQd).
Singkapan sedimen perselingan tipis, lapisan sejajar, antara batupasir halus
dan lempung, struktur sedimen silang siur pada batupasir halus menunjukkan
lingkungan pengendapan dataran banjir. Endapan batubara yang sangat rapuh dari
jenis lignit dan banyak dijumpai polen mangrove rhizophora, mengindikasikan
lingkungan rawa. Jadi Formasi Dahor dapat dikatagorikan sebagai endapan alufial
dan rawa.
Formasi Dahor terbentuk dengan diawali gerakan tektonik yang
menyebabkan batuan tua Pra-Tersier dan Tersier terangkat membentuk pegunungan
Meratus. Sejalan dengan pelipatan dan pensesaran batuan tua tersebut kemudian
diikuti pengendapan batuan Formasi Dahor. Formasi Dahor diperkiran berumur
Plio-Plistosen diendapkan dalam lingkungan paralis. Singkapan batubara terletak
300m selatan jalan PelaihariBatulicin (kecamatan Kintap) terdiri atas perselingan
batubara dengan lempung. Batubara berwarna hitam, hitam kecoklatan, sedang-
lunak, mudah pecah, getas, tebal lapisan, 0,1m - 14m.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
32/39
32
4.5.Kelerangan Pantai
Bentuk profil kedalaman (batimetri) di wilayah Tanah Bumbu terdiri dari
dua bentuk yakni di bagian barat (perairan Selat Laut) dan bagian selatan yang
berhadapan dengan Laut Jawa. Pada perairan Selat Laut, menunjukkan di daerah
pesisir Kabupaten Tanah Bumbu lebih curam terutama dari Pulau Suwangi sampai
ke muara Selat Laut, jika dibandingkan dengan kedalaman di pesisir Pulau Laut
(Kabupaten Kotabaru), akan tetapi di perairan ini banyak terbentuk delta sebagai
akibat sedimentasi. Kedalaman di perairan Selat Laut maksimal 11 m.
Profil kedalaman di bagian selatan lebih beragam, dimana pada kedalaman
5 m berkisar pada jarak 1 5 km dan kedalaman 10 m pada jarak 6 16 km.
Pengaruh gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama pada musim timur
(angin dominan dari arah tenggara).
Berdasarkan hasil analisis kedalaman pantai Bunati yang berhadapan
dengan laut jawa, desa Bunati memiliki bentuk pantai yang landai (datar). Nilai
kedalaman minimum berkisar < 1,5 m (nilai 0 di anggap sebagai
daratan).kedalaman maksimal mencapai 7,5 m. Kedalaman di perairan Bunati
dipengaruhi oleh hidrooseanografi baik dari darat melalui aliran sungai maupun
dari laut. Akibat proses ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini tidak
beraturan, di mana banyak terdapat sand dune (gumuk pasir) yang tidak beraturan
sebagai akibat pengaruh gelombang dan arus pasut baik dari sungai maupun laut.
Bentuk relief desa Bunati menunjukkan bahwa adanya sedimentasi di
daerah muara sungai sehingga daerah tersebut lebih dangkal. Sedimentasi adalah
masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui
media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
33/39
33
Gambar 4.7
Peta Pola Kedalaman Perairan Bunati Kabupaten Tanah Bumbu
Gambar 4.8
Bentuk Relief Dasar Perairan Bunati Kabupaten Tanah Bumbu
Berdasarkan bentuk relief dasar perairan Bunati menunjukkan bahwa
adanya sedimentasi di daerah muara sungai sehingga daerah tersebut lebih dangkal.
Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan
tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
34/39
34
Gambar 4.9 Bentuk Profil Dasar Perairan Bunati A Profil pertama yang berada di
sebelah barat sungai, B Profil kedua yang berada di ujung muara sungai dan
C Profil ketiga yang berada di sebelah timur sungai
4.6.Strikedan Dip
Dalam teknik penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui
kedudukan batuan di permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan
juga kemiringan pada batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua elemen tersebut
dinamakan StrikedanDip. Strikeatau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari
perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara.
Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
35/39
35
horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang
yang relatif lurus, contohnya ialah bidangperlapisan, bidang kekar, bidang sesar.
Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan
(sedimen). tetapi juga dapat ditemukan pada batuan metamorf yang berstruktur
foliasi. Penulisanstrikedan dipN (Derajat Strike) E/ (DerajatDip) dan dibacaNorth
to East (Nilai Strike) and (NilaiDip).
Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan
kompas Geologi. Kompas Geologi mempunyai kemampuan untuk mengukurstrike
dipkarena memiliki klinometer juga bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat
yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah tabung isi
gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi
horizontal. Di samping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat
ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan
berikut kemiringannya di lapangan.
Pengukuransrike dan dip di daerah desa Bunati berada di lokasi tebing batu
bara sebelah Barat dari desa Bunati. Adapun hasil pengukuran tersebut dapat di
ketahuistrikedan dipN (255o) E/ (3o) dengan arah 255o. pengambilan data pukul
15:30, diukur dengan menggunakan kompas geologi.
Gambar 4.10 Strike dandip di Pantai Bunati (Sumber foto : IKL Unlam
2016)
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
36/39
36
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
1.
Jenis-jenis batuan yang terdapat di sepanjang garis pantai Bunati termasuk
dalam jenis batuan sedimen yang terdiri dari batu bara, batu apung, dan batu
lempung.
2. Struktur singkapan batuan yang terdapat di desa Bunati adalah formasi
dahor dan formasi alluvium.
3.
Bentukan lahan di pantai Bunati berasal dari bentukan lahan asal marine dan
bentukan lahan asal fluvial. Pengukuranstrike dan dipdiketahui N (255o)
E/ (3o) dengan arah 255o.
5.2.Saran
Pengambilan data harus lebih lengkap dan spesifik terutama dokumentasi,
karena informasi data yang diolah akan lebih bagus dan pembahasan lebih lengkap.
Selain itu yang paling utama para praktikan dapat benar-benar memahami tujuan
dari pelaksanaan praktek selain harus memahami cara-cara pengambilan data dan
penggunaan alat.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
37/39
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008.Buku Catatan Geologi Dasar.Mataram.
______. 2015.Kelerengan Pantai. www. adventurepanra.wordpress.com. diakses
20 Mei 2015.
Azhar. 2009.Petunjuk Praktikum Petrologi. Tim Geologi. Yogyakarta.
Endarto, Danang. 2005.Mineralogi. Jakarta.
Firdaus. 2011.Penuntun Geologi Dasar. FMIPA Unhalu. Kendari.
Gornitz, V1991. Global coastal hazards from future sea level rise.
Paleogeograpgy, Palaeoclimatology, Palaeoecology (Global and PlanetaryChange Section). 89:379-398.
Jackson. 1970.Batuan dan Mineral. Jakarta.
Noer Aziz M. Dkk., 2002. Geologi Fisik. ITB, Bandung.
Noor, Djauhari, 2010. Pengantar Geologi. Bogor.
Nurdin, Ade Akhyar. 2009. Tugas Mata Kuliah Mikropaleontologi Dasar-Dasar
Mikropaleontologi (Batuan, Stratigrafi, Sedimentologi). Fakultas Sains
dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman. Purbalingga.
Pettijohn, FJ. 1975.Archean sedimentation. Springer 618 h. New York.
Siswati. Utomo, Radityo. 2012. Tugas Mata Kuliah. Geomorfologi Umum. Fakultas
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Malang. Malang.
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
38/39
38
LAPORAN PRAKTIK LAPANG GEOLOGI LAUT DI DESA BUNATI
KABUPATEN TANAH BUMBU
RIESKA PARAMITA N.P
G1F113024
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
7/26/2019 Laporan Geologi Laut Rieska
39/39