LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN
BAGIAN - BAGIAN DAUN
Disusun oleh :
Al Hidayat (11222002)
Dosen Pengampu : Delima Engga Maretha, M.Kes
PROGRAM STUDI BIOLOGIFAKUTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIRADEN PATAH PALEMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan bagian tumbuhan yang berbentuk lembaran, pipih, berwarna hijau. Daun
merupakan organ terpenting tumbuhan dalam melaksanakan hidupnya karena tumbuhan adalah
autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhannya energinya sendiri melalui konversi energi
cahaya matahari menjadi energi kimia.
Banyak sekali faktor pembeda yang membuat keberagaman daun cukup tinggi, jika dilihat dari morfologinya saja mulai dari segi bentuk daun,ujung daun, pangkal daun, susuanan tulang, tepi hingga daging daun terdapat perbedaan antara tiap daun pada tiap jenis tumbuhan. Pada penjelasan diatas menjadi latar belakang diadakan nya praktikum ini,untk mengetahui apa itu daun, fungsi daun, bentuk morfologi daun.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum pengamatan bagian – bagian daun adalah untuk mengenal dan
membedakan bagian – bagian daun dengan bagian – bagian tumbuhannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Daun
Gambar 1 : daun ( http//id.gambar daun.com//9/11/2012 )
Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna
hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui proses
fotosintesis.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang berbentuk lembaran pipih, berwarna hijau. Pada
dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu pelepah (vagina), tangkai (petiolus) dan helaian
(lamina). Daun yang demikian disebut dengan daun lengkap.
Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak
daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau.
(Tjitrosoepomo, 2009)
2.2 Fungsi Daun
Daun memiliki fungsi, diantaranya adalah:
1. Pengolahan zat (asimilasi)
Zat-zat yang diserap oleh akar dari tanah di bawa ke daun dan daun mengalami
pengolahan menjadi zat organik yang di butuhkan oleh tumbuhan.
2. Tempat terjadinya fotosintesis
Umumnya pada tumbuhan dikotil terjadi fotosintesis di jaringan parenkim palisade,
sedangkan tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
3. Tempat terjadinya respirasi
Di dalam daun terdapat stomata yang berguna sebagai organ respirasi.
4. Tempat terjadinya gutasi
Alat perkembangbiakan secara vegetatif ( Tjitrosoepomo, 2009)
2.3 Bagian-Bagian Daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1. Upih daun daun atau pelepah daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledonae). Upih daun selain merupakan bagian
daun yang melekat atau memeluk batang. Juga mempunyai fungsi lain :
- Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti pada dapat dilihat pada tanaman
tebu ( Saccharum officinarum )
- Memberi kekuatan pada batang tanaman
Dalam hal ini upih daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak
tampak, bahkan yang tanmpak batang dari luar adalah upih-upihnya, misalnya pada
pisang (Musa parasidiaca ) ( Stefanus. 2006 )
2. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya yang bertugas untuk
menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh
cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-
beda menurut jenisnya tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya
dapat berbeda.
Umumnya daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya. Jika dilihat dari penampang melintangnya dapat kita jumpai kemungkinan-
kemungkinan berikut;
- Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun pepaya (Carica papaya )
- Pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya pada jenuk (Citrus sp)
- Bersegi
- Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralu dalam
seperti pada tangkai daun pisang ( Stefanus. 2006 )
Walaupun tangkai daun seperti telah disebutkan diatas biasanya menebal pada
pangkalnya, ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya, misalnya
daun pohon kupu-kupu (Bauhinia purpurea ).
Selanjutnya jika ditinjau dari keadaan permukaanya, tangkai daun dapat memperlihatkan
adanya kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, dan lentisel.
Dalam uraian mengenai susunan daun telah dikemukan pula, bahwa tangkai daun
dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi semacam helaian daun
menjadi filodia.
3. Helaian daun (Lamina)
Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik
perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helain daun, disebut
pula sebagai sifat daun ( Stefanus. 2006 )
2.4 Bentuk-Bentuk Daun
1. Bentuk daun dengan bagian yang terlebar ditengah-tengah
Daun yang membulat (orbicularis). Jika panjang:lebar = 1:1 bagian daun yang
demikian ini adalah dapat kita jumpai pada victoria regia,teratai besar (Nelumbium
nelumbo druce).
Daun bangun perisai (peltatus). Daun yang biasanya bangun bulat, mempunyai
tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun melainkan pada bagian tengah
helaian daun, Misalnya daun jarak.
Daun jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu perbandingan panjang:lebar = 1 ½-2:
1,seperti pada daun nangka (Artocorpus integra merr ).
Memanjang ( Oblongus) yaitu jika panjang:lebar =2 ½-3:1,misalnya daun srikaya
(Annona squamosa L).
Bangun lanset (lanceolotus) yaitu jika panjang:lebar = 3-5: 1, misalnya daun
kamboja (Plumiera ocuminata Ait).
2. Bagian daun yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun
a) Pangkal Daunnya Tidak bertoreh, dalam golongan ini kita dapat golongankan bentuk-
bentuk berikut :
Bagian bulat telur (ovactus) misalnya, kembang sepatu (Rosa sinensis)
Bangun segi tiga (triangularis) misalnya, bunga pukul empat (Mirobillis
jalapa).
Bangun delta (Deltoideus) misalnya, daun air mata angin
b) Pangkal Daun bertoreh atau berlekuk, dalam golongan ini kita dapat golongkan bentuk-
bentuk berikut:
Bangun jantung (cordatus) misalnya, daun waru ( Hibiscus tiliaceus )
Bangun ginjal atau kerinjal (reniformis) misalnya, daun pagagan dan daun kaki
kuda ( Centella astiaca )
Bangun anak panah (Sagitatus) misalnya, daun enceng (Sagitaria sagittifolia ).
Bertelinga (auriculatus) misalnya, daun tempuyung ( Sonchus asper Villi ).
3. Bagian yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun
Dapat kita golongkan dalam bentuk berikut:
Bangun bulat telur sungsang (obovatus) misalnya, daun sawo kecik (Manilkara
kauki dub).
Bangun jantung sungsang (obcordatus) misalnya, daun cilincin atau semanggi
gunung (Oxalis corniculata ).
Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus) misalnya, anak daun
semanggi (Marsilea crenata Pers 1).
Bangun sudip atau bangun spatei atau solet ( Tjitrosoepomo, 2009 )
2.5 Macam-Macam Morfolgi Daun
a. Ujung daun (Apex Folli)
Runcing (Acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju
ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (<90˚).
Contoh : ujung daun Oleander (Nerium oleander )
Meruncing (Acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan keduanya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing.
Contoh : Ujung daun Sirsat (Annona Muricata L.)
Tumpul (Obsutus), Tepi daunnya yang semula masih agak jauh dan ibu tulang cepat menuju
ke suatu titik pertemuan, hingga membentuk sudut yang tumpul (>90˚).
Contoh : ujung daun Sawo Kecik (Manilkara kauli)
Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tak bersudut sama sekali,
hingga ujung daun membentuk semacam suatu busur.
Contoh : ujung daun Kaki Kuda (Centella asiatica)
Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata.
Contoh : ujung anak daun semanggi (Marsika crenata Presl.)
Terbelah (Retusus), ujung daun justru seperti terbelah dua, memperlihatkan lekukan, kadang-
kadang terlihat.
Contoh : ujung daun sidaguri (Sida retusa L.)
Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras,
merupakan suatu duri.
Contoh : ujung daun Nanas Sebrang (Agave sp.)
b. Pangkal Daun (Basis Folli)
Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat, dll.
Meruncing (acuminatus), biasanya pada daun abngun bulat telur sungsang atau daun bangun
sudip.
Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur, jorong.
Membulat (rotundatus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, bulat telur.
Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segtiga, delta, tombak.
Berlekuk (emarginatus), Pada daun-daun bagian jantung, ginjal, anak panah.
c. Tepi Daun (Margo Folli)
Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya.
Contoh : daun lantana (Lantana camara L.)
Bergerigi ganda (biserratus), yaitu tepi daun seperti di atas, tetapi angulusnya cukup besar
dan tepinya bergirigi lagi.
Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip.
Contoh : daun beluntas (Pluchea indica Less)
Beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul.
Contoh : daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.)
Berombak (repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul.
Contoh : daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
d. Daging Daun (Intervenium)
Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput (Hymenophyllum austral
willd)
Seperti kertas (Papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang
(Musa paradisiacal L.)
Tipis lunak (herbaceous), misalnya daun slada air (Nasturtium officinale R. Br.)
Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya daun kelapa (Cocos
nucifera L.)
Seperti kulit/belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal dan kaku, misalnya daun
nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah buaya (Aloe sp.)
e. Permukaan Daun
Licin (leavis), dapat terlihat :
- Mengkilat (nitidus), sisi atas daun kopi (Coffea robusa lindl.)
- Suram (opacus), Daun ketela rambat (Ipomea batatas poir)
- Berselaput lilin (pruinosus), sisi bawah daun pisang (Musa paradisiacal L.)
Gundul (glaber), misalnya daun jambu air (Eugenia aqua burm.)
Kasap (scaber), misalnya daun jati (Tectona grandis L.)
Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut, tetapi kerutannya lebih besar, misalnya daun
air mata pengantin (Antigonon leptopus)
Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan panjang jarang-jarang, misalnya daun tembakau
(Nicotina tabacum)
Berbulu halus dan rapat (villocus), berulu sedemikian rupa sehingga jika diraba terasa seperti
laken atau beludru.
Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, misalnya daun gadung
(Discorea hispida)
Bersisik (Lepidus), seperti misalnya sisi bawah daun durian (Durio zibethinus)
(a,b,c,d,e Tjitrosoepomo, 2009)
2.6 Alat-Alat tambahan pada daun
Daun Penumpu (Stipula), biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil, yang
terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan pada umumnya berguina untuk melindungi
kuncup yang masih muda.
Contoh : kapri (Pisum sativum L.)
Selaput Bumbung (ochnea) alat ini berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu
ruas bentang. Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang kedua.
Lidah-Lidah (ligula), suatu selaput kecilyang biasanya terdapat pada batasan antara upih dan
helaian daun pada rumput (Gramineae). Alat ini berguna untuk mencegah mengalirnya air
hujan ke dalam ketiak daun antara batang dan upih daun.
Contoh : Rumput (Gramineae)
2.7 Modifikasi DaunDaun dapat mengalami modifikasi membentuk piala, menggumbung, atau perangkap
serangga lainnya yang berfungsi dalam absorbsi dan nutrisi tambahan. Selanjutnya ada juga alat
tambahan berupa trikoma/ emergensia, merupakan epidermis dan jaringan dibawahnya. Duri
trikoma letaknya tersebar tak teratur dan mudah dilepas. Selain itu ada juga modifikasi daun
yang lainnya yaitu tunas adventif, merupakan tunas yang muncul bukan dari ujung batang atau
pada ketiak daun, melainkan dari bagian tubuh tumbuhan lainnya, misalnya pada daun cocor
bebek ( Tjitrosoepomo, 2009).
Macam-macam modifikasi daun :
1. Sulur (Ubi jalar dan Markisa)
2. Umbi Lapis (Bawang)
3. Piala (Kantong Semar)
4. Duri Daun (Kaktus)
2.8 Macam-Macam Bilangan Filotaksis Daun
Sudut Divergensi
Pecahan menunjukan jarak antar sudut dua daun berturut-turut, apabila diproyeksikan pada
bidang datar maka jaraknya tetap dan besarnya.
Deret Fibbonacci
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar sesuai dengan pecahan , macam-macamnya adalah
pecahan , dst.
Angka tersebut menunjukkan sifat tiap suku dibelakang suku kedua merupakan suatu
pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku
didepannya demikian pula penyebutnya.
Contoh daun : Bougenville
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : 13.00 WIB s/d selesai
Hari / Tanggal : Kamis, 08 November 2012
Tempat : Laboratorium MIPA IAIN Raden Fatah Palembang
3.2 Alat dan bahan
Alat :
1. Alat tulis
2. Lembar kerja
3. Lup
Bahan :
1. Daun talas pelangi
2. Daun eforbia
3. Daun kelapa (Cocos nucifera L)
4. Daun bawang
5. Daun kembang sepatu
(Rosa sinensis)
6. Daun bambu (Bambusa sp)
7. Daun cemara kipas
(Casuarina equisetifolia L.)
3.3 Cara Kerja
1. Mengamati daun bambu, jagung, cemara kipas, daun bawang, daun kelapa, talas pelangi,
Solanum lycopersicum, Rosa sinensis, telor kodok, dan erfobia, lalu membandingkan
bagian – bagian dari semua jenis daun tersebut.
2. Menggambar daun tersebut dan menunjukan bagian vagina, pteilous, dan lamina.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Daun talas pelangi
Ciri-ciri:
- Bentuk daun bangun perisai
- Ujung daun meruncing
- Memiliki tangkai, upih,dan helai
- Susunan tulang menjari
- Daun bertulang melengkung
- Pangkal daun berlekuk
- Termasuk daun sejati
- Termasuk daun tunggal
- Permukaan daun licin
- Memiliki pelepah daun
- Permukaan daun licin
- Daun berwarna hijau dan
mempunyai bercak-bercak merah
- Daging daun keras
B. Daun kelapa
Ciri-ciri:
- Berwarna hijau
- Tulang daun sejajar
- Memiliki pelepah
- Tepi daun rata
- Ujung daun meruncing
- Memiliki daging daun
- Permukaan daun runcing
- Serabut dibawah bagian daun
C. Daun euphorbia
Ciri-ciri:
- Bentuk dau bulat telur tebalik
- Ujung daunnya tumpul
- Pangkal daunnya tumpul
- Susunan tulang daun menyirip
- Permukaan daun licin
- Tepi daun rata
- Terdapat petiolus dan lamina
- Memiliki tangkai daun
D. Daun bawang
Ciri-ciri:
- Ujung daun runcing
- Permukaan daun licin
- Tepi daun rata
- Daun bertulang sejajar
- Warna daun hijau
- Memiliki upih daun
- Memiliki selaput bumbung
- Memiliki pangkal daun
- Daging daun tipis lunak
E. Daun kembang sepatu
Ciri-ciri:
- Memiliki tangkai daun
- Memiliki bulu pada
permukaan daun
- Ujung daun meruncing
- Tulang daun menyirip
- Warna daun hijau
- Tepi daun bergerigi
- Mempunyai urat daun
- Permukaan daun licin
- Terdapat tulang cabang
F. Daun bambu
Ciri-ciri:
- Memiliki tangkai daun
- Memiliki bulu pada
permukaan daun
- Ujung daun meruncing
- Tulang daun sejajar
- Warna daun hijau
- Tepi daun rata
- Pangkal daun romping
- Permukaan daun kasar
- Susunan tulang daun terdiri
dari ibu tulang daun
- Daging daun tipis seperti
kertas
G. Daun cemara kipas
Ciri-ciri:
- Daunnya berwarna hijau
- Termasuk daun majemuk
- Mempunyai tangkai daun
- Ibu tangkai daun terdapat anak daun
- Memiliki tangkai anak daun
- Permukaan daun kasar
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa objek yang di amati , yaitu daun bambu, daun talas
pelangi, daun bawang, daun kelapa, daun cemara kipas, Solanum lycopersicum,Hibiscus rosa
sinensis, telor kodok, dan Eforbia. Dari praktikum yang di lakukan, dapat diketahui bahwa tidak
semua tanaman memiliki bagian – bagian lengkap pada daunnya seperti upih/ pelepah daun
(vagina), tangkai daun, dan upih daun saja, lalu ada juga yang memiliki helai daun dan tangkai
daun. Bahkan ada juga yang hanya memiliki helai tanpa upih dan pelepah.
Pertanyaan :
1. Apakah semua daun yang anda amati menunjukan bagian – bagian daun yang
lengkap ?
2. Sebutkan bagian yang terdapat pada setiap jenis daun yang anda amati ?
Jawaban :
1. Tidak semua jenis daun memiliki bagian lengkap seperti vagina, lamina dan poteolus.
Hanya dauan pelangi yang memiliki daun yang lengkap. Daun yang lain hanya terdiri
dari tangkai dan helaian daun, atau upih dan helaian daun, bahkan ada yang hanya terdiri
dari daun tanpa ada upih dan tangkainya.
2. Bagian – bagian daun pada setiap jenis daun
a. Daun bambu : memiliki helai daun dan upih daun
b. Daun bawang : memiliki helai daun dan upi daun
c. Daun kelapa : hanya memiliki helai daun
d. Daun talas pelangi : memiliki semua bagian – bagian daun
e. Daun kembang sepatu : memilki helai dan tangkai daun
f. Daun erfobia : memiliki helai dan tangkai daun
g. Daun cemara kipas : memiliki helai dan tangkai daun
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang di lakukan,dapat menarik kesimpulan tentang praktikum ini yaitu dimana
daun itu merupakan alat pada tumbuhan yang sangat penting, karena di daun tempat terjadi nya
fotosintesis yang digunakan sebagai bahan makanan bagi tumbuhan.
Pada daun terdapat beberapa bagian yaitu : Upih daun daun atau pelepah daun (Vagina), tangkai
daun ( pteolus ), helai daun ( lamina ). Dan pada objek yang kami amati tidak semua daun
mempunyai bagian – bagian pada daun, hanya daunt alas pelangi yang memiliki seluruh bagian
daun.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan harus memperhatikan secara detail bagian – bagian daun, dan harus di catat
semua apa yang dilihat baik menggunakan mata maupun dengan lup, agar tujuan praktikum
dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Delima,dkk. 2012. Praktikum morfologi. IAIN Press: Palembang
Tjitrirosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada Universitas Press:
Yogyakarta.
Stefanus. 2006. Dasar – dasar morfologi tumbuhan. Ui perss : Jakarta
Http//id.gambar daun.com//9/11/2012
Http//id.laporan praktikum morfologi daun.scrib.com//9/11/2012