1
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
PENDAMPINGAN KALENDER TANAMTERPADU
NAZARIAH
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2014
2
LEMBARAN PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Pendampingan Kalender Tanam Terpadu2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh3. Alamat Unit Kerja : Jl. P. Nyak Makam. No. 27 Lampineung Banda Aceh
4. Sumber Dana : DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP AcehTahun 2014
5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan6. Penanggung Jawab :
a. Nama : Nazariah. S.P., M.Si Dr. Erizalb. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I, IV/Bc. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya
7. Lokasi : Provinsi Aceh8. Agroekosistem : Lahan Sawah9. Tahun Mulai : 201410. Tahun Selesai : 2014
11. Output Tahunan : (1) Mendukung proses penyusunan Sistem InformasiKalender Tanam Terpadu, (2) Melaksanakan verifikasi dansosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu , (3)Melaksanakan diseminasi Kalender Tanam ke kabupatendan/atau kecamatan (BPP)
12. Output Akhir : (1)Tersebarluaskannya informasi kalender tanam terpadukepada pengguna di seluruh kabupaten/kota, (2)Meningkatnya pengetahuan pengguna dalam mengakseslangsung informasi KATAM sesuai kebutuhan, (3)Meningkatnya tingkat adopsi dalam rangka peningkatanproduksi, (4) Meminimalkan penanaman diluarjadwal/kalender tanam pada setiap musim tanam, (5)Sebagai pemandu atau pedoman awal tanam, alternatifpola tanam, luas areal tanam potensial, dan rekomendasiteknologi adaptif pada level kecamatan/Kabupaten, (6)Pengumpulan data katam sampai level kecamatan lebihmudah, (7) Mendapatkan data akurasi katam terpadu
13. Biaya : Rp. 86.834.000,- (Delapan puluh enam juta delapan ratustiga puluh empat ribu rupiah)
Koordinator Program, Penanggung Jawab RPTP,
Ir. T. Iskandar, M.SiNIP.19580121 198303 1 003
Nazariah. S.P., M.SiNIP. 19710818 199803 2 002
Kepala Balai,
Ir. Basri AB. M.SiNIP. 19600811 198503 1 001
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulilllah, berkat rahmat Allah laporan akhir kegiatan Pendampingan
Kalender Tanam dapat diselesaikan pada waktunya. Seandainya dalam pelaksanaan
kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, kami memohon maaf
dan menerima saran serta masukan yang bersifat membangun dan memperbaiki pola
kegiatan yang dilaksanakan agar lebih baik dimasa mendatang.
Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Kepala BPTP Aceh yang
telah memberikan kepercayaan, ungkapan terima kasih juga kami haturkan kepada
semua pihak yang telah turut membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Akhirnya kepada Allah jualah kita mohon hidayahnya, semoga laporan
sederhana ini berguna bagi yang membutuhkannya.
Banda Aceh, Desember 2014Pelaksanan Kegiatan,
Nazariah, S.P., M.SiNIP. 19710818 199803 2 002
4
RINGKASAN
1. Judul RDHP : Pendampingan Kalender Tanam Terpadu
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianAceh
3. Lokasi : Kabupaten Bireuen
4. Agroekosistem : Lahan Sawah
5. Status : Baru
6. Tujuan : a. Mendukung proses penyusunan SistemInformasi Kalender Tanam Terpadu
b. Melaksanakan verifikasi dan sosialisasiSistem Informasi Kalender TanamTerpadu
c. Melaksanakan diseminasi KalenderTanam ke kabupaten dan/ataukecamatan (BPP)
7. Keluaran : a. Tersusunnya Sistem InformasiKalender Tanam Terpadu
b. Terlaksana verifikasi dan sosialisasiSistem Informasi Kalender TanamTerpadu
c. Terlaksana diseminasi Kalender Tanamke kabupaten dan/atau kecamatan(BPP)
8. Hasil : Hasil yang diharapkan sesuai dengansiklus dan dinamika umum pola tanamtanaman pangan di lahan sawah makajadwal atau proses penyusunan danpemutakhiran Sistem Informasi KatamTerpadu dilakukan secaraberkesinambungan, terutama dalammembantu penyiapan informasi evaluasikalender tanam sebelumnya, umpan balikdan penyiapan data dukung baru.Tersosialisasi kalender tanam adalahmenyampaikan kepada pemangkukebijakan serta publik pertanianmengenai kalender Tanam Terpadu agardapat mengetahui/memahami danmemanfaatkan informasi tersebut.
5
9. Prakiraan Manfaat : Tersosialisasinya kalender tanam kepadapemangku kebijakan serta publikpertanian mengenai kalender TanamTerpadu agar dapatmengetahui/memahami danmemanfaatkan informasi tersebut.
10. Prakiraan Dampak : Teradopsinya pola jadwal kalender tanamsesuai iklim kepada pengguna/publikpertanian dan stakeholder lainnya.
11. Prosedur : Kegiatan Pendampingan kalender tanamdilaksanakan mulai bulan Januari sampaiDesember2014. Pelaksanaan kegiatansosialisasi kepada Dinas/Instansi terkaitserta stakeholder lainnya direncanakandilakukan pada seluruh Kabupaten/kotadalam wilayah Provinsi Aceh. Khusus ujiefektivitas dalam rangka penajaman danakurasi Katam Terpadu akan dilaksanakandi Kabupaten Bireuen.
12. Jangka Waktu : 1 Tahun
13. Biaya : Rp. Rp. 86.834.000,- (Delapan PuluhEnam Juta Delapan Ratus Tiga PuluhEmpat Ribu Rupiah)
6
SUMMARY
1. Title : Assistance Planting Calendar
2. ImplementationUnit
: Institute for Agricultural Technology Aceh
3. Location : District Bireuen
4. Agroecosystem : Wetland
5. Status : New6. Objectives : a. Support the process of preparing an Integrated
Information System Planting Calendarb. Carry out verification and dissemination of
Integrated Information System Planting Calendarc. Planting Calendar to disseminate to the district and /
or sub-district (BPP)
7. Output : a. Establishment of an Integrated Information SystemPlanting Calendar
b. Done verification and dissemination of IntegratedInformation System Planting Calendar
c. Planting Calendar dissemination done to the districtand / or sub-district (BPP)
8. Outcome : The expected results in accordance with the generalpattern of the cycle and the dynamics of crop plantingin paddy fields, the schedule or the process of preparingand updating the Integrated Information System Katamongoing basis, especially in helping to prepareinformation before planting calendar evaluation,feedback and data preparation new support. Socializedplanting calendar is delivered to the agricultural policymakers and the public regarding the IntegratedCropping calendar in order to know / understand andutilize the information.
9. Expectedbenefit
: Planting calendar socialized to policy makers and thepublic about agriculture Integrated Cropping calendar inorder to know / understand and utilize the information.
7
10. Expectedimpact
: Adoptionofappropriatecroppingpatternsclimatecalendarscheduletousers/publicagriculturalandother stakeholders.
11. Procedure : Planting calendar Assistance Activities conducted fromJanuary to December 2014. The implementation of thesocialization of the Department / Institution concernedas well as other stakeholders planned for the entiredistrict / city in the province of Aceh. Special test inorder to sharpen the effectiveness and accuracy ofIntegrated Katam will be held in the district of Bireuen.
12. Duration : 1 Year
13. Budget : RP. 86.834 million (Eighty Six Million Eight HundredThirty-Four Thousand)
8
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN ........................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................... ii
RINGKASAN ........................................................... iii
SUMMARY ........................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................... viii
I. PENDAHULUAN ......................................... 11.1. Latar Belakang ........................................... 11.2. Tujuan ........................................... 21.3. Keluaran ........................................... 31.4. Perkiraan Hasil ........................................... 31.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ........................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................... 4
III. PROSEDUR KERJA ......................................... 73.1. Kerangka Pikir ........................................... 73.2. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................... 83.3. Waktu dan Tempat ........................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 94.1. Sosialisasi ........................................... 94.2. Uji Efektivitas ........................................... 104.3. Penerapan Teknologi Kalender
Tanam Terpadu ........................................... 104.4. Perkembangan Tanaman ........................................... 114.5. Temu Lapang ...........................................
..15
V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 17
5.1. Kesimpulan .......................................... 175.2. Saran ........................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................... 18
LEMBARAN PENGESAHAN.......................................................... i
9
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Benih padi umur 12 hari di KecamatanPandrah
......................................... 11
2. Benih padi umur 12 hari di Kecamatan KutaBlang
......................................... 11
3. Profil padi hari pertama penanaman diKecamatan Pandrah
......................................... 12
4. Profil padi hari pertama penanaman diKecamatan Kuta Blang
......................................... 12
5. Profil padi hari umur 29 HST di KecamatanPandrah
......................................... 12
6. Profil padi hari umur 25 HST di KecamatanKuta Blang
......................................... 13
7. Profil padi umur 54 HST di KecamatanPandrah
......................................... 13
8. Profil padi umur 66 HST di Kecamatan KutaBlang
......................................... 13
9. Profil padi umur 77 HST di KecamatanPandrah
......................................... 14
10. Profil padi umur 66 HST di Kecamatan KutaBlang
......................................... 14
11. Profil padi umur 105 HST di KecamatanPandrah
......................................... 14
12. Profil padi umur 106 HST di Kecamatan KutaBlang
......................................... 14
10
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 45/2011 tentang Tata Hubungan
Kerja Antara Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan, dan Penyuluhan
Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), pada
dasarnya terkait dengan: a) pengembangan dan penerapan kalender tanam (katam),
baik dalam penyusunan, maupun sosialisasi dan validasi/verifikasi lapang, dan b)
mendukung upaya adaptasi sekaligus mitigasi perubahan iklim dalam
pengamanan/penyelamatan atau pengurangan risiko, pemantapan pertumbuhan
produksi, dan mengurangi dampak sosial-ekonomi.
Untuk mengimplementasikan Permentan No. 45/2011, Badan Litbang Pertanian
telah mengembangkan Sistem Kalender Tanam Terpadu yang menjadi rujukan bagi
pengambil kebijakan dalam penyusunan rencana pengelolaan pertanian tanaman
pangan di tingkat kecamatan. Informasi tersebut meliputi estimasi awal waktu tanam
ke depan berdasarkan prediksi iklim, yang dilengkapi dengan informasi rawan bencana
banjir, kekeringan, dan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta rekomendasi
teknologi berupa varietas, benih, dan pemupukan berimbang. istem Informasi Kalender
Tanam Terpadu dapat diakses melalui www. litbang.deptan.go.id, deptan.go.id,
epetani.deptan.go.id, cybex.deptan.go.id, balitklimat. litbang.deptan.go.id. Untuk lebih
mengefektifkan penerapan Permentan No.45/2011, Badan Litbang Pertanian telah
menerbitkan SK No 77.1/Kpts/OT.160/I/3/2012 tentang Tim Penyusunan Kalender
Tanam (Katam) Terpadu tahun 2012 dan SK No. 178.1/Kpts/OT.160/I/7/2012 tentang
Pembentukan Gugus Tugas Katam dan Perubahan IKlim di BPTP.
Dalam dua dekade terakhir, isu perubahan iklim terus menguat dan menjadi
entri point penting dalam menyusun perencanaan pengembangan pertanian,
khususnya tanaman pangan. Perubahan iklim yang ditandai oleh perubahan pola dan
distribusi curah hujan, peningkatan suhu udara, dan peningkatan muka air laut
berdampak langsung terhadap pertanian di wilayah tertentu. Tanaman pangan
merupakan subsektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Di sisi lain,
11
kedaulatan pangan sejak era Otonomi Daerah seakan telah beralih ke Pemerintah
Provinsi/Kabupaten. Kegagalan panen di suatu sentra produksi dapat menyebabkan
keguncangan di daerah lain, terlebih pada daerah yang bukan sentra pertanian. Oleh
karena itu, penelitian dan pengkajian dampak perubahan iklim terhadap sektor
pertanian juga perlu menjadi perhatian oleh semua pihak, baik secara mandiri melalui
penelitian dan pengkajian maupun diintegrasikan dengan kegiatan lainnya yang sudah
lebih dahulu ditangani oleh BPTP dan instansi lainnya di provinsi/kabupaten. Topik
pengkajian yang terkait dengan perubahan iklim dapat dikelompokkan ke dalam
pengelolaan sumber daya lahan, sumber daya air, sosial-ekonomi, dan yang berkaitan
dengan adaptasi suatu varietas, atau berbagai teknologi budi daya adaptif lainnya.
Kalender Tanam yang sudah dihasilkan oleh Kementerian Pertanian merupakan
teknologi yang memuat berbagai informasi tanam pada skala kecamatan. Secara
administratif, setiap kecamatan memiliki beberapa desa dengan luas, posisi desa dari
jaringan irigasi maupun drainase, letak desa dari pasar pertanian yang menyediakan
saprodi, dan letak desa dari pusat kegiatan ekonomi dan penyediaan tenaga kerja.
Semua faktor tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh petani untuk
menetapkan waktu tanam padi, sehingga waktu tanam akan bervariasi dalam satu
kecamatan. Oleh karena itu, Gugus Tugas Katam dan PI BPTP dianjurkan melakukan
pemetaan waktu tanam eksisting berdasarkan desa, kemudian diintegrasikan dengan
sifat musim dan sifat hujan yang dipublikasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG). Hasil analisis tersebut kemudian diinterpretasikan dan
disosialisasikan kepada pemangku kepentingan. Dengan demikian dapat diketahui
kebutuhan dan waktu penyediaan sarana produksi pada saat tanam padi di tingkat
desa dan kecamatan secara lebih akurat.
1.2. TUJUAN
d. Mendukung proses penyusunan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu
e. Melaksanakan verifikasi dan sosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam
Terpadu
12
f. Melaksanakan desiminasi Kalender Tanam ke kabupaten dan/atau kecamatan
(BPP)
1.3. KELUARAN
d. Tersusunnya Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu,
e. Terlaksana verifikasi dan sosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu,
f. Terlaksana desiminasi Kalender Tanam ke kabupaten dan/atau kecamatan
(BPP)
1.4. PERKIRAAN HASIL
Hasil yang diharapkan sesuai dengan siklus dan dinamika umum pola tanam
tanaman pangan di lahan sawah maka jadwal atau proses penyusunan dan
pemutakhiran Sistem Informasi Katam Terpadu dilakukan secara berkesinambungan,
terutama dalam membantu penyiapan informasi evaluasi kalender tanam sebelumnya,
umpan balik dan penyiapan data dukung baru. Tersosialisasi kalender tanam adalah
menyampaikan kepada pemangku kebijakan serta publik pertanian mengenai kalender
Tanam Terpadu agar dapat mengetahui/memahami dan memanfaatkan informasi
tersebut.
1.5. PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK
Tersosialisasi kalender tanam adalah menyampaikan kepada pemangku
kebijakan serta publik pertanian mengenai kalender Tanam Terpadu agar dapat
mengetahui/memahami dan memanfaatkan informasi tersebut.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penyediaan pangan terutama beras dalam jumlah yang cukup dan harga
terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain merupakan
makanan pokok lebih dari 95% rakyat Indonesia, padi juga telah menyediakan
lapangan pekerjaan bagi sekitar 20 juta rumah tangga petani di pedesaan, sehingga
dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (BB.
Padi, 2009)
Salah satu indikator pentingkinerja pemerintah adalah terpenuhinya kebutuhan
pangan secara cukup dan berkualitas berdasarkan prinsip-prinsip kemandirian pangan.
Target surplus 10 juta ton beras sampai 2014, akhirnya dijadikan agenda penting
Kementerian Pertanian yang harus didukung oleh seluruh Provinsi di Indonesia
termasuk Aceh. Pencapaian surplus ini dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu
menurunkan konsumsi beras dan meningkatkan produksi beras. Penurunan konsumsi
beras dapat dicapai melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal dan budaya
lokal. Penurunan ini menjadi bermakna karena diharapkan mampu berkontribusi dalam
menurunkan angka kerawanan pangan dunia yang mencapai 1,02 miliar orang atau
15,8 persen dari jumlah total penduduk dunia (Renstra Kementan, 2009).
Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan
swasembada beras. Diantara tingginya pertumbuhan populasi penduduk, konversi
lahan sawah subur ke tanaman lainnya yang lebih bernilai jual tinggi, pembangunan
kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan industri, meningkatnya kompetisi
antar-usahatani, keterbatasan sumber daya air, terjadinya banjir dan kekeringan akibat
perubahan iklim (climate change) karena pemanasan golbal (global warming),
(Suyamto dan Zaini, 2010 ).
Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang
terjadi secara dinamis dan terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidak menentuan
pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi kejadian anomali
(penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin
terasa,terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan
14
kekeringan, serangan hama penyakittanaman, penurunan rendemen dan kualitas
produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya. Antisipasi dampak perubahan
iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian
target swasembada pangan berkelanjutan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,
teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,
antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang
adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air
secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna
inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim
Perubahan iklim memberikan dampak terhadap kehidupan di Bumi.Pada
pertanian, perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim tanam.Petani dihadapkan
pada perubahan iklim yang ekstrim, baik kering (El nino) maupun basah (La nina).
Pada beberapa kasus perubahan iklim mendorong berkembangnya hama dan penyakit
yang menyebabkan gagal panen. perubahan pola curah hujan menjadi perhatian
dalam mengatur kalender dan pola tanam untuk menjaga kesinambungan produksi
pertanian.
Kalender tanam dibuat dengan tujuan untuk dijadikan acuan bagi petani dalam
bercocok tanam tanaman semusim.Kalender tanam dibuat dengan menggabungkan
peta prakiraan iklim, ketersediaan air dan penggolongan tanam.Kalender tanam
kemudian dicocokkan dengan pola tanam yang dilakukan petani di lapangan sehingga
memiliki ketepatan yang tinggi (Subagyono, 2007).Peta kalender tanam adalah peta
yang menggambarkan potensi pola dan waktu tanam untuk tanaman pangan terutama
padi, berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air.
Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,
teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,
antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang
adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air
secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna
inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, Badan Penelitian
15
dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
(Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel
Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk sentra padi di Indonesia. Kalender Tanam
tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam
menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap
kecamatan dan kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi penggunaan
varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan.
Sosialisasi penggunaan Kalender tanam (KATAM) terpadu ini diyakini dapat menekan
dampak perubahan iklim, termasuk anomali iklim, terhadap produksi padi nasiona
Sebagai suatu inovasi yang dinamis, pada tahap awal penyusunan Kalender tanam
(KATAM) terpadu lebih difokuskan pada agroekosistem lahan sawah irigasi, dan saat
ini sedang dipersiapkan Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk agroekosistem lahan
rawa (BBSDLP, 2011).
16
III. PROSEDUR
3.1. Kerangka Pikir
Upaya peningkatan produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan
prakiraan iklim yang akurat, antara lain melalui percepatan tanam di beberapa lokasi,
terutama di wilayah yang masih tinggi curah hujannya. Untuk memandu upaya ini
diperlukan alat Bantu antisipatif, berupa Kalender Tanam yang telah dikembangkan
sejak 2007 oleh Badan Litbang Pertanian, kemudian disempurnakan menjadi Kalender
Tanam Terpadu yang memuat rekomendasi teknologi dan kebutuhan sarana produksi.
Dengan adanya Kalender Tanam Terpadu untuk setiap kabupaten, petani diharapkan
dapat menentukan waktu tanam terbaik dan sekaligus menetapkan varietasyang
sesuai dan pemupukan yang rasional.
Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang
terjadi secara dinamis dan terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidak menentuan
pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi kejadian anomali
(penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin
terasa,terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan
kekeringan, serangan hama penyakittanaman, penurunan rendemen dan kualitas
produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya. Antisipasi dampak perubahan
iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian
target swasembada pangan berkelanjutan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,
teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,
antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang
adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air
secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna
inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
(Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan
17
Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel
Kalender Tanam Terpadu untuk sentra padi di Indonesia. Kalender Tanam tersebut
merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan
pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap kecamatan dan
kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi penggunaan varietas,
pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan. Oleh karena
itu informasi kalender tanam terpadu merupakan hal penting yang perlu disampaikan
kepada pengguna.
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan pendampingan kalender tanam terpadu yang akan
dilakukan meliputi :
a. Sosialisasi Kalender Tanam (KATAM) Terpadu kepada Dinas/Instansi terkait serta
stakeholder lainnya.
b. Melaksanakan uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi Katam Terpadu
c. Melaksanakan temu lapang kegiatan uji efektivitas dalam rangka penajaman dan
akurasi Katam Terpadu
d. Pengumpulan data base dari Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota sebagai
informasi dan data dukung penyusunan Katam Terpadu
e. Tabulasi data, pengiriman data dan Update data ke Tim Katam Pusat
f. Mengumpulkan Mendukung dan terlibat aktif bersama peneliti lainnya dalam proses
penyusunan Katam Terpadu hingga siap di launching, yang dikoordinasikan oleh
BBSDLP
3.3. Waktu dan Tempat
Kegiatan Pendampingan kalender tanam dilaksanakan mulai bulan Januari
sampai Desember2014. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada Dinas/Instansi terkait
serta stakeholder lainnya direncanakan dilakukan pada seluruh Kabupaten/kota dalam
wilayah Provinsi Aceh. Khusus uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi
Katam Terpadu akan dilaksanakan di Kabupaten Bireuen.
18
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sosialisasi
Sosilaisasi Kalender Tanam (KATAM) terpadu tidak dilaksanakan secara
khusus.Hal ini disebabkan tidak tersedianya biaya (dana) perjalanan untuk melakukan
sosialisasi kepada Dinas/Instansi terkait serta stakeholder lainnya pada 23
kabupaten/kota di Aceh.Sosialisasi dilakukan hanya dengan memanfaatkan momen
kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTP sendiri maupun Dinas/Instansi terkait.
Beberapa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan
KATAM kepada pengguna adalah :
a. Pada pertemuan sinkronisasi penyuluhan tingkat propinsi tahun 2014, lingkup
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh di Banda Aceh pada tanggal 10
Maret 2014. Diikuti oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan, Kepala Bidang
dan Kepala Seksi Informasi dan Penyuluhan 23 Kabupaten/Kota di Aceh dengan
jumlah peserta mencapai 120 orang. Diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan Propinsi Aceh.
b. Pelatihan pengamat curah hujan pos kerjasama tahun 2014, yang dilaksanakan
pada tanggal 11 Maret 2014 di Banda Aceh oleh BMKG Stasiun Klimatologi Klas IV
Indrapuri Aceh, diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari 23 Kabupaten/kota.
c. Diklat teknis agribisnis padi diikuti oleh 90 PPL yang berasal dari 23 kabupaten/kota
yang terbagi dalam 3 angkatan masing-masing angkatan diikuti 30 orang peserta.
Diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Saree.
d. Diklat dasar THL-TB penyuluh pertanian sebanyak 10 angkatan masing-masing
angkatan 30 orang, total 300 orang yang berasal dari 23 kabupaten/kota.
Diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Pendidikan Pertanian (BLPP) saree.
e. Penyuluh dan Ketua Kelompok Tani Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen di
Balai Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
Pandrah Bireuen sejumlah 15 orang
19
f. Penyuluh Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen di Balai Penyuluhan Pertanian,
Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kuta Blang Bireuen sejumlah 12
orang
4.2. Uji Efektivitas
Uji efektivitas informasi kalender tanam (KATAM) terpadu dalam rangka
penajaman dan akurasi data katam dilaksanakan di Kecamatan Pandrah dan Kuta
Blang Kabupaten Bireuen.Kecamatan Kuta Blang sebagai wilayah Timur Bireuen dan
Pandrah mewakili wilayah barat.Pada kedua wilayah tersebut bergesernya jadwal
tanam 1 – 2 bulan dari jadwal Kalender Tanam.
4.3. Penerapan Teknologi Kalender Tanam Terpadu
Uji efektivitas informasi kalender tanam (Katam) terpadu dalam rangka
penajaman dan akurasi juga sekaligus sebagai upaya mensosialisasi Kalender Tanam
Terpadu kepada pengguna. Beberapa teknologi yang diterapkan adalah :
a. Jadwal Tanam
Jadwal tanam yang dilaksanakan adalah termasuk pada Musim Tanam (MT) II
yang jatuhnya pada Mei I-II.Oleh karena itu penanaman dilaksanakan pada tanggal 20
Mei 2014.
b. Varietas
Sesuai dengan varietas yang direkomendasikan oleh katam, maka benih yang
digunakan dalam pengujian ini adalah Inpari 15, Inpari 16 dan Ciherang.
c. Pola Tanam
Pola tanam yang diterapkan adalah legowo (jurong) 2 : 1.
d. Pemupukan
Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, maka selain dari rekomendasi
katam juga dilaksanakan uji perangkat tanah sawah (UPTS) pada dua lokasi.Tidak
terdapat perbedaan dosis pemupukan antara rekomendasi katam dan uji UPTS.
20
4.4. Perkembangan Tanaman
a. Persemaian
Varietas padi yang digunakan pada Uji efektivitas informasi kalender tanam
(KATAM) terpadu adalah Ciherang, Inpari 15 dan 16. Varietas Ciherang adalah varietas
yang umumnya diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Bireuen, sedangkan Inpari 15
dan 16 adalah varietas padi unggul yang belum pernah mereka ketahui. Minimnya
informasi dan ketersediaan varietas padi lainnya menyebabkan tingkat ketergantungan
petani terhadap Varietas Ciherang begitu tinggi.Oleh sebab itu, diharapkan dengan
memperkenalkan Varietas Inpari dapat menjadi solusi atau alternatif pemilihan varietas
padi unggul dimasa mendatang.
Persemaian pada ke dua lokasi pengujian tidak mengalami kendala yang
berarti.Benih yang disemai tumbuh dengan baik.
Gambar 1. Benih padi umur 12 haridi Kecamatan Pandrah
Gambar 1. Benih padi umur 12 haridi Kecamatan Kuta Blang
21
Gambar 5. Profil padi hari umur 29 HST diKecamatan Pandrah
b. Penanaman
Penanaman dilakukan saat umur persemaian berumur 14 hari.Menggunakan
pola tanam legowo (jurong) 2:1.Jumlah tanaman rata-rata 1 – 2 batang per lubang
tanam.
c. Pertumbuhan Tanaman
Umur tanaman 1 – 10 hari
setelah tanam, pada kedua lokasi
pengujian tanaman padi berkembang
dengan baik.Memasuki minggu
kedua setelah pertanaman, padi di
Kecamatan Pandrah mulai diserang
oleh Belalang.Untuk mengantisipasi
belalang telah dilakukan berbagai
upaya penanggulangan organisme
pengganggu tanaman secara
terpadu, baik secara manual maupun
Gambar 3. Profil padi hari pertamapenanaman di Kecamatan Pandrah
Gambar 4. Profil padi hari pertamapenanaman di Kecamatan Kuta Blang
22
Gambar 6. Profil padi hari umur 25HST di Kecamatan Kuta Blang
Gambar 7. Profil padi umur 54 HST diKecamatan Pandrah
Gambar 8. Profil padi umur 66 HST diKecamatan Kuta Blang
dengan memakai pestisida.Umur 29 hari
setelah tanam, serangan belalang di
Kecamatan Pandrah menurun, tanaman
mulai berkembang kembali dengan
baik.Sedangkan di Kecamatan Kuta Blang
tanaman juga berkembang dengan baik.
Menginjak umur tanaman 50 hari
setelah tanam, padi pada kedua lokasi
mulai di serang tikus. Pengendalian tikus
dilakukan dengan berbagai cara, baik
secara manual maupun dengan menggunakan pestisida, akan tetapi tikus tidak bisa
dikendalikan.
Di Kecamatan Kuta Blang, saat umur tanaman diatas 60 hari setelah tanam,
hama yang mengganggu bukan hanya tikus akan tetapi tanaman juga mulai di serang
oleh burung. Sedangkan di Kecamatan Pandrah, burung mulai menyerang saat
tanaman berumur di atas 70 hari setelah tanam.
23
Gambar 9. Profil padi umur 77 HST diKecamatan Pandrah
Gambar 10. Profil padi umur 66 HST diKecamatan Kuta Blang
Gambar 11. Profil padi umur 105 HSTdi Kecamatan Pandrah
Gambar 12. Profil padi umur 106 HSTdi Kecamatan Kuta Blang
Serangan hama tikus dan burung bukan hanya pada lokasi pengujian, akan
tetapi juga pada tanaman lain di luar pengkajian. Semua tanaman pada lokasi
pengujian tidak bisa diselamatkan. Disamping itu, kemarau yang panjang
menyebabkan ketersediaan air juga tidak mencukupi usaha budidaya tanaman padi
yang dilaksanakan.
24
Menurut petani, setiap musim tanam gadu umumnya serangan hama penyakit
lebih tinggi dibandingkan dengan pada pertanaman musim rendengan, terutama
serangan tikus.
4.5. Temu Lapang
Pelaksanaan temu lapang dilakukan dalam rangka menjaring informasi dan
umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Temu lapang dilaksanakan pada
dua lokasi pengujian, yaitu; di Kecamatan Pandrah diikuti oleh 39 orang peserta
kalangan petani maupun PPL, laki-laki dan perempuan. Demikian juga di Kecamatan
Kuta Blang, peserta temu lapang mencapai 35 orang laki-laki dan perempuan.
Peserta laki-laki dan perempuan adalah satu kemajuan yang luar biasa, karena
selama ini umumnya setiap pertemuan yang dilaksanakan pesertanya lebih dominan
laki-laki. Akan tetapi, mengingat aktivitas usahatani padi keterlibatan perempuan
sangat tinggi maka keikusertaan perempuan dalam temu lapang yang dilaksanakan
memberikan nilai positif.
Materi yang dijadikan bahan diskusi pada acara temu lapang adalah kilas balik
kegiatan yang dilaksanakan, teknologi kalender tanam terpadu dan teknologi
pengendalian hama tikus.
Kegiatan temu lapang memberi gambaran umum tentang pentingnya
penanaman berdasarkan kalender tanam.Pada temu lapang didapatkan beberapa
umpan balik. Beberapa teknologi yang sudah diinformasikan dan didemontrasikan
kepada masyarakat adalah: jadwal tanam, varietas unggul baru, pola tanam,
pemupukan dan pemberantasan hama penyakit.
Berdasarkan hasil diskusi, kegiatan uji efektivitas kalender tanam terpadu pada
dua lokasi, memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa prakiraan penanaman
(aktivitas turun ke sawah) berdasarkan kalender tanam adalah tepat.Hal ini didasarkan
pada kondisi padi saat persemaian tidak ada gangguan yang berarti, demikian juga
pemupukan. Selama ini petani cenderung memberikan pupuk yang berlebihan pada
tanaman padi dengan asumsi makin banyak pupuk yang diberikan akan semakin
25
banyak produksi yang didapatkan. Sedangkan dengan mengikuti teknologi kalender
tanam, kebutuhan pupuk lebih sedikit dibandingkan dengan yang diperkirakan selama
ini.
Petani mengungkapkan kegagalan panen yang disebabkan oleh hama tikus
bukan merupakan kesalahan dari kalender tanam, akan tetapi hama tikus memang
telah menjadi hama endemis pada daerah tersebut. Penyerangan tikus bukan saja
lokasi kajian akan tetapi merata pada semua areal petani.
Uji efektivitas teknologi kalender tanam terpadu telah memberikan beberapa
informasi kepada petani, antara lain; pengenalan varietas unggul baru (inpari 15 dan
16), penggunaan pupuk berdasarkan kebutuhan sesuai dengan rekomendasi, tanam
jurong 2 : 1 dan tanam bibit muda. Kegiatan ini diharapkan berdampat pada
peningkatan adopsi teknologi, paling tidak pada beberapa komponen yang dianggap
sesuai oleh masyarakat.
26
II. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Sosialisasi mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan teknologi
Kalender Tanam Terpadu kepada pengguna
b. Gelar teknologi/uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi Kalender
Tanam Terpadu merupakan salah satu cara untuk menyebarluaskan teknologi
Kalender Tanam Terpadu kepada pengguna.
c. Berdasarkan gelar teknologi untuk uji efektivitas dalam rangka penajaman dan
akurasi Kalender Tanam Terpadu di Kabupaten Bireuen didapatkan kondisi
bahwa data KATAM sesuai untuk prediksi musim tanam di lokasi yang
bersangkutan.
d. Tanaman puso karena kekurangan air (musim kemarau panjang) danserangan
hama tikus karena belum maksimalnya penanaman serempak dilokasi kegiatan
dilaksanakan.
5.2. Saran
Dalam upaya meningkatkan adopsi, teknologi kalender tanam terpadu perlu di
sosialisasikan secara intensif kepada pengguna mulai dari tingkat provinsi, kebupaten
sampai ke tingkat kecamatan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonymaus, 2011. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan BappedaProvinsi ACEH
------------------,2013. Juknis Gusus Tugas Kalender tanam (KATAM) terpadu danPerubahan Iklim, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian.
------------------, 2013. Juknis Pengelolaan Stasiun Iklim, Badan Litbang PertanianKementerian Pertanian.
BB. Padi. 2009. Peningkatan produksi Padi Melalui Pelaksanaan IP Padi 400. Pedum IPpadi 400. Balai Besar penelitian Tanaman Padi. Badan penelitian danPengembangan Tanaman pangan. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian
BBSDLP. 2011. Penyusunan Kalender Tanam Lahan Sawah Irigasi Seluruh WilayahIndonesia.
Kementan. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 –2014.
Subagyono, K. 2007. Kalender Tanam Lahan Sawah. Sinar Tani. Edisi 7. 13 Februari2007.
Suyamto dan Zulkifli Zaini. 2010. Kapasitas Produksi Bahan Pangan pada Lahan sawahIrigasi dan Tadah Hujan. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.