BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak icon atau simbol yang di berikan kepada mahasiswa oleh setiap
lapisan masyarakat, salah satu icon yang sering diberikan kepada Mahasiswa
oleh masyarakat dari berbagai kalangan yaitu bahwa mahasiswa adalah sebagai
“agen of change” dan “Agen of Social Control” atau selalu kita kenal bahwa
mahasiswa adalah simbol dari perubahan tatanan masyarakat. Adanya simbol-
simbol tersebut menunjukkan bahwa terdapat tanggung jawab yang sangat besar
di pundak mahasiswa terhadap keberlangsungan stabilitas kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Dari tanggung jawab mahasiswa di atas, sangat jelas bahwa tugas
mahasiswa tidak hanya belajar tentang teori-teori keilmuan atau belajar tentang
konsep-kosep suatu disiplin keilmuan. Akan tetapi mereka juga mempunyai
tanggung jawab dalam perubahan social yang ada, mereka harus
mengaplikasikannya dengan cara pengabdian di tengah-tengah masyarakat,
karena mahasiswa adalah sebagian dari masyarakat.
Berdasarkan “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang berisikan pendidikan
dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Maka terlihat jelas tugas dan peran
mahasiswa yaitu meliputi tiga aspek tersebut. Aspek pertama persoalan
pendidikan dan pengajaran, Mahasiswa telah menunaikannya dalam bangku
kuliah dikampus, dengan mempelajari beberapa teori ilmu pengetahuan. Aspek
yang kedua Penelitian mereka juga telah mendapatkannya dibangku kuliah yang
berupa teknik-teknik serta teori-teori dalam penelitian. Sedangkan aspek yang
ketiga yaitu Pengabdian, seorang mahasiswa dituntut terjun langsung untuk
melakukan pengawalan terhadap perubahan sosial kemasyarakatan, baik dalam
hal pengembangan ekonomi masyarakat, pendidikan, agama, kesehatan ataupun
sosial politik masyarakat.
Sebagai media awal untuk memenuhi tanggung jawab mahasiswa dan
menunaikan ketiga rukun Tri Dharma perguruan tinggi tersebut. Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan mengadakan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) sebagai bentuk perwujudan ketiga Tri Dharma Perguruan
Tinggi tersebut. Dalam KPM mahasiswa tidak hanya mengabdi kepada
masyarakat, tapi sekaligus mereka belajar dari, bersama dan untuk masyarakat.
Serta melakukan penelitian terhadap kondisi sosial kemasyarakatannya, yang
kemudian dirumuskan dalam suatu bentuk teori baru dalam melakukan perubahan
masyarakat menuju kehidupan yang sejahtera.
1
Maka dari itu model KPM yang di gunakan di STAIN Pamekasan saat ini
adalah PAR ( Pariticipatory Action Research) dimana KPM ini bersifat penelitian
yang melibatkan secara aktif semua pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan
yang sedang berlansung dalam kerangka melakukan perubahan yang lebih baik,
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan model KPM
Konvensional.
Model KPM PAR ini memiliki tiga Variabel kunci yaitu, Partisipatoris,
Action (aksi) dan Research (penelitian). Sedangkan berdasarkan urutan
metodologi kerja PAR ketiga Variabel tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1. Research (Penelitian), tahap ini adalah merupakan tahapan penelitian tentang
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, permasalah
tersebut dipahami sedemikian mendalam dan mendetail sehingga masalah
tersebut bisa diketahui dengan jelas sebab dan akibatnya.
2. Action (aksi), setelah mengetahui masalah-masalah tersebut secara mendalam
dan mendetail, barulah masuk langkah yang kedua yaitu pencarian alternative
jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut, yang kemudian diterjemah
kedalam beberapa item program kerja yang akan dilaksanakan.
3. Pariticipatory, kedua aitem diatas dilaksanakan secara partisipatoris, artinya
dengan melibatkan seluruh komponen masayarakat dalam melakukan
identifikasi masalah serta teknik pemecahannya secara bersama-sama.
Dari ketiga prinsip PAR itulah mahasiswa bisa bersama-sama masyakat
melakukan identifikasi masalah, perencanaan, dan aksi untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Disamping itu nuansa penelitian serta kritik
yang konstruktif terhadap kondisi masyarakat tersebut menjadi tugas independent
mahasiswa sebagai bentuk laporan pertangung jawaban atas keterlibatan mereka
terhadap proses perubahan yang dilakukan beserta masyarakat tersebut.
B. Tujuan KPM Partisipatif
Sebagai media awal untuk memenuhi tanggung jawab mahasiswa dan
menunaikan ketiga rukun Tri Dharma perguruan tinggi (Pendidikan, pengajaran,
dan Penelitian), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan
mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) sebagai bentuk perwujudan
ketiga Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Dalam KPM mahasiswa tidak
hanya mengabdi kepada masyarakat, tapi sekaligus mereka belajar dari, bersama
dan untuk masyarakat. Serta melakukan penelitian terhadap kondisi sosial
kemasyarakatannya, yang kemudian dirumuskan dalam suatu bentuk teori baru
dalam melakukan perubahan masyarakat menuju kehidupan yang sejahtera.
2
Adapun tujuan dari KPM-PAR ini terdiri dari dua bagian yang meliputi
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum dari KPM-PAR ini adalah untuk
meningkatkan kualitas peran STAIN Pamekasan dalam memberdayakan dan
mengembangkan masyarakat melalui pendampingan dalam rangka mewujudkan
masyarakat transformative menuju kehidupan masyarakat kritis yang agamis,
berkeadilan, mandiri dan demokratis. Sedangkan tujuan Khusus dari adanya
KPM-PAR ini meliputi peningkatan kesadaran akan tanggung jawab sosial
mahasiswa dan civitas akademika terhadap kehidupan masyarakat.
Secara specefikasi dapat kita bagikan sebagai berikut:
1. Menjadikan mahasiswa mampu belajar bersama masyarakat untuk memahami
dan memecahkan masalah sehinga memperoleh pengalaman dan pengetahuan
dari kehidupan nyata di masyarakat.
2. Mempertajam kepekaan, empati, simpati dan kepedulian sosial mahasiswa
terhadap berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
3. Menjadikan mahasiswa memiliki sikap tanggap aksi dalam menangani
masalah sosial yang terjadi di masayarakat.
4. Membentuk mahasiswa yang dinamis, konstruktif dan reformis yang mampu
mengadakan perubahan sosial melalui beragam improvisasi dan inovasi
terhadap pola-pola pemecahan problem sosial.
5. Mensinergiskan potensi keilmuan yang diperoleh mahasiswa selama di
kampus dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam rangka
pemecahan problem sosial.
Pelaksanaan KPM ini di dasarkan pada :
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Tahun 2005 tantang Standart
Nasional Pendidikan
4. Keputusan Menteri Agama Nomor 304 tahun 1997 tentang Organisasi dan
Tata Kerja STAIN;
5. Keputusan Menteri Agama No. 202 tahun 2008 tantang STATUTA
STAIN Pamekasan
6. Keputusan Ketua STAIN Pamekasan Nomor Sti.18.3/PP.00.11/543 tahun
2009 tentang pedoman penyelenggaraan Pendidikan STAIN Pamekasan.
Walaupun pilihan KPM berbasis PAR ini masih dipertentangkan
karena bertolak belakang dengan paradigma positifistik, dimana
keterlibatan masyarakat dalam proses KPM ini sangat tampak jelas dan
memiliki peran yang signifikan. Masyarakat tidak lagi menjadi objek,
tetapi masyarakat bersama mahasiswa adalah merupkan subjek dari proses
tersebut. Tetapi peran mereka sangat berbeda, masyarakat di sini berperan
3
sebagai seorang yang telah menentukan masalahnya, meruskan,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan kegiatan yang telah terencana,
sementara mahasiswa berperan sebagai pendorong, fasilitator, katalisator
dan pendamping masyarakat dalam merumuskan dan memecahkan
masalah yang mereka hadapi.
Adapun tujuan KPM PAR secara spesifik di STAIN Pamekasan
yaitu :
1. Melatih pemahaman, penalaran, kepekaan, implementasi, metodologi
partisipatif lintas bidang ilmu.
2. Mengmbangkan potensi mahasiswa bebasis bidang keilmuan dalam
pemberdayaan masyarakat secara inovatif, kreatif, mandiri, dan
kolektif.
3. Membekali peserta dengan pengalaman melalui belajar dan bekerja
secara langsung dalam menghadapi permasalahan yang kompleks
bersama masyarakat.
C. Metodologi PAR dan teknik PRA yang di pergunakan
Pelaksanaan KPM Partisipatory Action Research (PAR) yang
dilaksanakan oleh STAIN Pamekasan mulai tahun 2010 adalah proses
pemahaman situasi dan kondisi secara kritis. Hal ini tentu saja melakukan
pendekatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakat
dalam melakukan perubahan yang melibatkan sebanyak mungkin orang dalam
teoritisi kehidupan sosial mereka untuk lebih baik. Dalam artian disini bahwa
bagaimana komunitas masyarakat secara umum dapat terbangun secara kritis.
Partisipatory Action Research itu sendiri adalah penelitian yang
melibatkan secara aktif semua pihak yang relevan pengetahuan masyarakat
tentang masalah Desa yang ditempati untuk sama-sama melakukan dalam
mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam kerangka melakukan
perubahan yang lebih tepat dan baik. Maka dari itu, kami berusaha menempatkan
gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu atau pun kelompok untuk dikaji
dengan melibatkan orang sebanyak mungkin untuk di jadikan informan.
Ini mensyaratkan kepada kami untuk melakukan analisa sosial kaitannya
dengan kehidupan dengan masyarakat, melalui isu-isu yang paling kecil
kemudian dikaitkan dengan relasi-relasi yang lebih besar.
Partisipatory Rural Apprasisal (PAR) adalah suatu pendekatan untuk
membangkitkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan program mulai
dari tahap analisis sosial, perencaan dan sebagainya hingga kemudian dapat
melakukan perluasan program.
Lebih spesifiknya dari Rural Apprasisal ini, terwujudnya perubahan sosial
masyarakat sehingga tidak ada ketimbangan dalam sebuah kebijakan yang lebih
mementingkan secara bersama-sama bahwa kesejahteraan dapat dinikmati secara
4
adil dan merata yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara umum. Dan ini
memungkin kepada kami untuk pemberdayaan kepada masyarakat agar terjadi
perubahan perilaku dan sosial yang di inginkan secara bersama-sama. Hal ini
pendidikan masyarakat harus ditingkatkan sebagai bentuk proses pemberdayaan
tersebut.
Adapun yang dimaksud pemberdayaan masyarakat disini, adalah
memberikan dorongon, motivasi yang terkait dengan problematika yang sedang
terjadi untuk dapat bangkitkan semangat masyarakat agar menggali potensi yang
di miliki dan berani dalam melakukan perbaikan kehidupannya di masa yang akan
datang. Sedangkan dari kami melakukan peneliatian adalah sebatas fasilitator,
katalisator, inisiator dan dinamisator dalam pemberdayaan masyarakat.
D. DAUR metodologi PAR dan teknik PRA
Participatory Action Research yang di singkat dengan PAR adalah sebuah
penelitian yang melibatkan secara aktif dari pihak-pihak yang relevan untuk
mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam melakukan perubahan ke
ranah yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan memperbanyak melakukan aksi
dan refleksidari apa yang sudah dilakukan
Sedangkan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal): adalah suatu
pendekatan untuk membangkitkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan
program yang akan dilakukan. Teknik ini sangat berkaitan sekali bila di
praktekkan dengan problimatika yang terjadi di masyarakat dan persoalan-
persoalan yang di hadapi.
Jadi sangat jelas sekali sebelum melakukan tindak ada lanjut dari apa yang
kita kaji terkait dengan permasahan yang terjadi pada masyarakat. Begitu juga
kami sebagai Peserta KPM Partisipatif ketika melakukan identifikasi masalah
yang sedang terjadi banyak sekali persoalan dan potensi yang di miliki oleh
masyarakat desa Kramat di antaranya adalah air siwalan (La’ang), pohon siwalan,
gula merah, mebel, tikar, nelayan dan persoalan-persoalan social lainnya.
Bagi kami sebagai Peserta KPM Partisipatif memberikan peluang dan
manfaat yang kita peroleh dalam proses kegiatan ini. Dengan demikian kita dapat
mengetahui segala sesuatu yang ada dalam Desa. Dan mudah-mudahan saja kita
dapat memediatori dari apa yang sedang dihadapi oleh masyarakat dan mencoba
menyelesaikannya. Dengan kata lain kita dapat memotivasi masyarakat denngan
cara kita mendampingi sebagai fasilitas bagi mereka untuk sama-sama
menemukan persoalan-persoalan dan dapat menyelesaikan secara bersama-sama.
5
BAB II
PENJAJAKAN KEBUTUHAN (ASSESSMENT)
A. Monografi desa dalam angka
a. Keadaan umum wilayah desa/kelurahan
Gambaran Umum Desa Kramat adalah merupakan gambaran secara
utuh tentang kondisi desa. Data-data yang disusun mengambil dari semua data
yang tersedia dan bisa didapatkan.
Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan dalam
gambaran umum memakai data hasil survey sekunder yang disebarkan kepada
Kepala Dusun,. Data hasil survey akan memunculkan perbedaan dengan data
yang ada di pemerintahan desa. Data yang ada di pemerintahan desa di cek
ulang dengan data hasil survei yang merupakan data aktual dan kemudian
analisa guna mendapatkan data yang lebih akurat.
Secara umum Desa berisikan antara lain kondisi geografi, topografi,
perekonomian desa, keadaan statistik sosial budaya desa, deskripsi dan
statistik sarana prasarana desa dan deskripsi statistik pemerintahan secara
umum.
Desa Kramat merupakan salah satu desa dari sekian desa yang terletak
di kecamatan Tlanakan, ± 5 Km kearah barat dari Kecamatan Tlanakan.
Perbatasan bagian barat desa Kramat yaitu desa Bandaran yang di batasi
dengan sungai, begitu juga dengan perbatasan desa Kramat sebelah timur
yaitu Ambat yang juga di batasi dengan sungai, batas utara desa ini adalah
desa Larangan Slampar yang juga kecamatan Tlanakan sedangkan untuk
bagian selatan desa Kramat yaitu Selat Madura.
Bentuk desa Kramat ini memanjang ke arah utara dan selatan, untuk
daerah utara adalah daerah persawahan(Petani), sedangkan daerah selatan
adalah daerah pesisir(Nelayan). Desa Kramat terbagi menjadi empat dusun
yaitu Dusun Penanggun Timur, Dusun Penanggun Barat, Dusun Kramat dan
Dusun Kramat Atas. Dari masing-masing dusun ini mempunyai latar belakang
yang berbeda baik dari aspek pendidikan, ekonomi, sosial, budaya.
Secara umum Desa Kramat mempunyai luas wilayah 195,885 ha,
dengan jumlah penduduk kurang lebih 3731 jiwa. Dalam pembagiannya dari
jumlah penduduk yang ada adalah, laki-laki 1,749 jiwa dan perempuan 1,982
jiwa. Adapun jumlah penduduk miskin yang ada di Desa Kramat berkisar
kurang lebih 2200 san jiwa, jumlah KK 1248 jumlah KK miskin kurang lebih
1546, jumlah penerima BLT kurang lebih 759 orang, dan jumlah penerima
raskin sekitar 1176 KK/orang. Secara keseluruhan sebagaimana yang
disebutkan di atas terkait data yang kami dapatkan dalam kegiatan KPM
6
Partisipatif STAIN Pamekasan 2010-2011. Sepesifiknya wilayah Desa
Kramat sebagai berikut:
1. Untuk Pemukiman : 18,015 ha
2. Untuk kuburan : 0,475 ha
3. Sawah : 57.275 ha
4.Tegal : 120,120
a) Kondisi geografi desa
Wilayah Desa Kramat secara Geografis dengan Toporafi wilayah
Desa Kramat berada pada ketinggian 0 – 150. m dari permukaan air laut,
dimana kondisi daratan dengan bentangan lahan dataran 315.00; Ha.
Angka curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar 176. Mm pertahun
sebagaimana daerah lain di Indonesia, Desa Kramat beriklim tropis dan
suhu udara rata-rata 24 – 34 °C, serata Iklim Desa Kramat sama dengan
iklim keseluruhan Kabupaten Pamekasan, yakni iklim tropis dengan 2
musim, yaitu musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim
kemarau antara bulan April Nopember.
No
.
Uraian Keterangan
1. Tinggi dari permukaan laut 150. m
2. Curah hujan rata-rata per-tahun 176. Mm
3. Keadaan suhu rata-rata 24-36 ْ�C
b) Topografi atau Bentangan Lahan.
Topografi atau bentang Desa Kramat adalah sebagai berikut, untuk
Dataran 94. 5 ha, Perbukitan/Pegunungan 220.5 ha, maka topografi Desa
Kramat adalah daerah perbukitan, dari laut membentang ke utara adalah
mendatar dan membukit.
No
.
Bentangan lahan Luas (Ha)
1. Dataran 164.385
2. Perbukitan /pegunungan 315.00;
3. Jumlah 195.885
c) Luas Wilayah Desa/Kelurahan Menurut Penggunanya.
Letak Desa/kelurahan Kecamatan
Sebelah utara Larangan Slampar Tlanakan
Sebelah selatan Selat madura Tlanakan
Sebelah barat Bandaran Tlanakan
Sebelah timur Ambat Tlanakan
7
d) Orbitasi, Waktu Tempuh, dan Letak Desa /Kelurahan.
No. Orbitasindan jarak tempuh Keterangan
1. Jarak ke ibu kota kecamatan 6; km
2. Jarak ke ibu kota kabupaten/kotamadya 13; km
3. Waktu tempuh ibukota kecamatan 10 menit
4. Waktu tempuh ke ibukota kab./kodya 25 menit
5. Waktu tempuh ke fasilitas terdekat 20 menit
6. Orbitasi (Waktu tempuh ke ibukota
kecamatan)
A.24 = 0.6; jam
e) Kesuburan Tanah.
Dengan adanya daerah bentang lahan yang didominasi dataran yang
gersang dan agak asin, maka tingkat kesuburan tanahnya tentunya tidak
begitu subur, bahkan tingkat erosi tidak begitu berat. Lahan bagitu banyak
digunkan untuk pertanian
No
.
Tingkat kesuburan Luas (Ha)
1. Sangat subur 0;
2. Subur 45. 67;
3. Sedang 252.00;
4. tidak subur/kritis 7.00;
5. Jumlah 247.67;
b. Kualitas Lingkungan Fisik.
No
.
Lingkungan fisik Keadaan tercemar/tidak
1. Sungai Tercemar
2. Air sumur Tidak
3. Udara Tercemar
4. Hutan Tidak
5. Lahan pertanian Tidak
6. Air irigasi Tidak
7. Lingkunngan kumuh Tidak
Jumlah lingkungan fisik yang tercemar A.27= 0; jenis
a) Hasil palawija
No Jenis palawija Hasil panen ton/Ha Rata-rata hasil di Tk. Desa
8
. (ton/ha)
1. Tembakau 0; 0;
2. Padi 4.750; 9.25;
3. Cabe 30.25; 51.50;
4. Ketela Rambat 316.681; 343;
5. Udang 13.67; 4.70;
6. Ikan 57.35; 4.70
7. Cumi-Cumi A= 422.7 B=413.15;
Jumlah
b) Ketersediaan air pada musim kemarau untuk budidaya
(pertanian/peternakan)
No. Untuk kebutuhan Kurang Cukup
1. Padi Cukup
2. Palawija Kurang
3. Sayuran dan buah Cukup
4. Perkebunan Kurang
5. Peternakan Cukup
c. Peternakan.
No. Jenis ternak Jumlah ternak (ekor) Jumlah KK Pemilik ternak
1. Sapi 142; 125;
2. Kambing 185; 40;
3. Domba 39; 15;
4. Ayam 1.941; 265;
5. Itik 79; 26;
6. Bebek
Jumlah A= 917; B=471;
Jumlah KK
keseluruhan
712; 712;
d. Pertambangan dan Energi.
No. Jenis bahan galian Ada/tidak ada
1. Batu kapur Tidak ada
2. Batu padas Tidak ada
3. Pasir laut Ada
4. Tanah urugan Ada
5. Pasir Ada
Jumlah 5
9
Junis bahan tambang galian A.22 = 5 jenis
e. Industri.
No. Jenis industri Jumlah
1. Ukir 15;
2. Mebel 98;
3.
4.
f. Potensi Penduduk.
a. Jumlah penduduk
Jumlah Kepala Keluarga : 1,248 KK
Jumlah Penduduk Laki-Laki : 1.749 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan : 1.982 Jiwa
Jumlah TotaL Penduduk : 3731 Jiwa
b. Mata Pencaharian Penduduk.
Dari Kondisi Alam desa Kramat Seperti yang diuraikan diatas, maka mata
Pencaharian penduduk adalah sebagai Berikut :
1. Desa Kramat Yang mempunyai Pantai, maka memberi manfaat pada
mata pencaharian penduduk yaitu dengan menjadi Nelayan
tradisional yaitu dengan alat jarring, Rumah pagan, bubuh untuk ikan
kepiting atau rajungan.
2. Desa Kramat juga memiliki tanah luas yang membentang ke utara,
masyarakat disana juga banyak yang bertani terutama masyarakat dari
dusun Kramat Atas.
3. Buruh/Pekerja sekitar 10 % duduk menurut golongan usia.
g. Potensi penduduk
Jumlah penduduk menurut golongan usia dan jenis kelamin.
No. Golongan umur Jenis kelamin Jumlah
(#pdk)Laki-laki Perempuan
1. 0 – 12 bulan 13; 24; 37
2. 13 – 4 tahun 104; 103; 204
3. 5 – 6 tahun 20; 16; 36;
4. 7 – 12 tahun 238; 230; 468;
5. 13 -15 tahun 101; 116; 217;
6. 16-18 tahun 33; 42; 76;
7. 19-25 tahun 205; 215; 420;
8. 26-35 tahun 190; 245; 435;
9. 36-45 tahun 174; 230; 404;
10. 46-50 tahun 135; 165; 300;
11. 51-60 tahun 159; 170; 329;
12. 61-75 tahun 150; 152; 302;
10
13. > 75 tahun 44; 59; 99;
B. Keadaan agama, sosial ekonomi politik budaya hukum dan pendidikan
masyarakat.
a. Keadaan Agama.
Keadaan agama masyarakat Kramat dalam perspektif agama, di Desa
Kramat termasuk dalam kategori masyarakat yang religius. Hal ini
dikarenakan sebagian besar masyarakat Kramat beragama Islam. Secara
cultural, pegangan agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan ataupun
kekerabatan yang kental diantara mereka. Selain itu perkembangan agama
berkembang berdasarkan turunan orang tua ke anak ke cucu. Hal inilah
membuat Islam mendominasi agama di Dusun-Dusun Kramat.
Masyarakat Kramat adalah masyarakat agamis, hal ini terbukti dari
beberapa informan yang kami temui di masing-masing dusun dan juga
keadaan yang kami rasakan selama satu bulan di desa ini, banyak juga
masyarakat Kramat yang alumni podok pesantren, sehingga masyarakatnya
pun cenderung di pengaruhi oleh budaya pesantren.
Selain itu di desa Kramat sendiri mempunyai banyak Lembaga
Pendidikan yang bernuansa islami, banyak remaja-remaja desa ini
mengabdikan diri dan menuntut ilmu di masing-masing lembaga yang ada di
masing-masing dusun.
b. Sosial Budaya.
Sejarah Desa
Ada cerita menarik dari sejarah desa Kramat kenapa kemudian
dikatakan desa Kramat. Dahulu kala menurut salah satu informan dari
dusun Kramat yaitu Bapak Sukarji dan beliau sudah berusia + 90 tahun
bahwa ada seorang pencuri yang masuk di desa ini untuk mencuri ke salah
satu rumah penduduk, setelah pencuri itu berhasil mencuri barang-barang
curiannya maka pencuri itu tidak bisa lari akan tetapi berenang seperti
orang yang berenang di laut padahal dia ada disawah. Dan juga selain itu,
dinamakan desa Kramat karena orang-orang Kramat dahulu itu sakti-sakti
( mandhih pangucap ) serta banyak juga benda-benda sakti (kramat) di
desa ini yang salah satunya dibuat oleh Joko Tole. Dan menurut
keterangan salah satu tokoh masyarakat disini bahwa yang memberi nama
desa Kramat adalah Joko Tole.
Budaya Masyarakat
Masyarakat Kramat adalah masyarakat yang tidak ada bedanya
dengan masyarakat desa kebanyakan yang belum tersentuh oleh budaya
11
luar sehingga warisan nenek moyang masih sangat di pegang teguh,
mayoritas penduduk Kramat adalah masyarakat asli Kramat turun temurun
sehingga rasa atau hubungan persausdaraan antara satu dengan yang lain
sangat erat. Dan yang sangat terasa dari masyarakat Kramat adalah
keramahan mereka dan rasa ikhlas terpancar dari mereka. Itulah nilai
tawar mereka yang sangat mengagumkan, bahkan mereka sangat bahagia
sekali membantu orang lain karena menurut mereka membantu orang lain
dilihat oleh Allah dan mereka sangat yakin bahwa Allah akan mengganti
dengan yang lebih besar. Jalur informasi yang belum masuk secara luas
menjadikan masyarakat desa Kramat sangat hijau sekali. Semua itu
tercermin dari sifat tradisional mereka, dari cara mereka berpakaian,
bertutur kata dan sebagainya.
Penyediaan fasilitas-fasilitas dalam rangka meningkatkan, peran, dan
fungsi tatanan kehidupan masyarakat Desa Kramat diantaranya:
Fasilitas Sosial Desa Kramat
No Fasilitas Sarana Jumlah
01 Keagamaan Masjid 4 Buah
Mushalla 9 Buah
02 Pendidikan
PAUD 2 Unit
RA/TK 3 Unit
SD 1 Unit
MI 1 Unit
MD 2 Unit
MW 0 Unit
MTs 1 Unit
SMP 1 Unit
SMA / MA 0 Unit
03 Kesehatan POSYANDU 4 Unit
c. Sosial Ekonomi
Ekonomi bagi masyarakat adalah bagian yang sangat berpengaruh bagi
pertumbuhan suatu wilayah oleh karena itu di setiap sumber daya alam yang
potensial dan dikategorikan sebagai unggulan perlu dikembangkan lebih
lanjut dalam sentra-sentra produksi. Adapun unggulan yang potensial dapat
dikembangkan di Desa Kramat dan menjadi modal dasar pertumbuhan
wilayah adalah : pertanian, nelayan, meubel, dan peternakan.
Pertanian
12
Pertanian merupakan mata pencaharian yang di lakukan oleh masyarakat
kramat yang terdiri dari empat dusun terutama di dusun Kramat Tinggi
karena disana jauh dari laut ketimbang dusun-dusun yang lain.
Nelayan
Nelayan ini banyak di lakukan oleh masyarakat dusun Kramat itu sendiri
setelah itu dusun Pananggun Barat dan Pananggun Timur sedangkan
masyarakat dusun Kramat Atas itu hampir tidak ada sama sekali yang
berprofesi sebagai nelayan di karenakan banyak faktor, salah satunya
adalah jarak tempuh ke pantai sangat jauh.
Meubel
Ada berapa rumah penduduk di desa Kramat mulai dari dusun pesisir
sampai dusun Kramat Tinggi terdapat meubel, walaupun hanya kecil-
kecilan akan tetapi masyarakat di desa ini hampir semuanya membuat
meubel, pemasaranyya pun berbeda-beda, ada yang ke Sumenep,
Sampang dan lain sebagainya.
d. Politik
Dalam dinamika politik, memang mengalami perkembangan yang cukup
signifikan. Jabatan untuk menjadi Kepala Desa sejak lama ditentukan dengan
cara dipilih secara langsung oleh masyarakat Desa Kramat. Biasanya bagi
para calon Kepala Desa yang akan ikut pemilihan adalah orang yang
mempunyai kaitan erat dengan Kepala Desa lama di Desa tersebut, yang
termasuk keturunan dalam keluarga. Hal ini banyak di asumsikan oleh
masyarakat bahwa jabatan Kepala Desa adalah jabatan turun-temurun dalam
suatu keluarga tersebut.
Jabatan Kepala Desa tidak serta merta dapat diwariskan kepada putra seorang
kepala Desa. Akan tetepi Kepala Desa dipilih berdasarkan prosedur
pemerintah daerah, etos kerja, kejujuran serta kedekatan dengan warga
sekitar.
Paska semua kegiatan pemilihan situasi kembali berjalan normal, tentu
masyakat tidak terus-menerus terbelah-belah dalam kelompok-kelompok. Hal
ini terbukti dengan kesadaran masyarakat yang sudah mulai tertanam dalam
melakukan sesuatu yang saling membutuhkan mereka.
Adapun pola kepemimpinan di Desa Kramat dalam pengambilan keputusan
berada di tangan Kepala Desa. Namun semua dilakukan dengan cara
melibatkan para Aparatur Desa dan pertimbangan dari masyarakat. Dan untuk
pelaksanaannya ada dalam Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai
lembaga di tingkat desa.
Dapat disimpulkan bahwa Desa Kramat berdasarkan fakta-fakta di atas
mempunyai politik daerah yang kondusif. Hal ini terlihat dengan baik dari
segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai
13
dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan system politik demokratis
ke dalam kehidupan politik daerah.
Terkait dengan politik tingkat Kabupaten untuk masyarakat Desa Kramat
kurang begitu antusias, mereka menghadapi dan menjalankan layaknya
pemilihan biasanya yang penuh dengan ketenangan dan kondusif. Hal ini
terbukti dengan pemilihan Bupati yang telah dilaksanakan. Begitu juga minat
terhadap politik nasional terlihat kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti
karena dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat
Kramat kurang mempunyai greget,terutama yang berkaitan dengan
permasalahan kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
e. Hukum
Bersarkan undang-undang yang sudah di tetapkan maka warga Indonesia
secara umum mempunyai kewajiban untuk mengikuti dan menjalankan
peraturan-peraturan yang sudah berlaku. Dengan demikian segala bentuk
kejahatan dapat di tindak keras yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan.
Di desa Kramat tidak ada sebuah tindakan sebagai bentuk nyata kepada
masyarakat terkait dengan pencurian-pencrian yang sering terjadi. Namun
tidak ada upaya untuk menindak lanjuti para pelaku itu. Jabatan Kepala Desa
adalah lembaga tertinggi di tingkat desa, maka semua kebijakan-kebijakan
terkait dengan keamanan desa, kesejahteraan masyarakat dan sebagainya ada
dalam kepala Desa. Hal ini kepala desa mempunyai hak otoritas dalam
melakukan dan memutuskan sesuatu.
f. Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong rendah, karena tingkat
kesadaran masyarakat terhadap pendidikan masih kurang. Mayoritasnya
masyarakat Desa Kramat hanaya pada tahap Pendidikan sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP). Hal ini juga di mungkinkan putus sekolah dalam
artian kebanyakan tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal
ini, juga kemampuan ekonomi masyarakat masih rendah dan juga tidak
adanya sarana pendidikan lanjutan seperti tingkat SMA atau yang sederajat di
desa Kramat tersebut. Ini bisa dilihat dari Lembaga Pendidikan yang ada di
desa Kramat tersebut yang masih sangat minim, yaitu: PAUD 2 buah, RA/TK
3 buah, SD 1 buah, MD 2 buah, MI. 1 buah, MTs 1 buah SMP 1 buah. Namun
tidak ditopang dengan sarana yang memadai. Ini kemudian bagi masyarakat
minat dan kesadaran sangatlah kurang.
C. Kajian Teknik PRA.
1. Kajian masalah dalam proses fasilitasi berdasarkan teknik PRA.
Dalam proses untuk melakukan perubahan sosial kepada masyarakat di Desa
Kramat ke arah yang lebih baik, tentu harus melibatkan semua lapisan
masyarakat yang menjadi sasaran dimana perubahan itu kita harus dilakukan.
14
Dan ini sebetulnya KPM 2011 STAIN pamekasan berpartisipasi sebagai
pemahaman tentang pola kehidupan masyarakat untuk melakukan perubahan
ke arah yang lebih baik sehingga hidup damai dan sejahtera dapat dirasakan
oleh masyarakat secara umum.
Sebagai langkah awal peserta KPM Partisipatif sebelum melakukan
poerubahan sosial atau memberikan motivasi kepada masyarakat, maka
haruslah memahami terhadap situasi dan kondisi masyarakat Kramat dan
sebuah permasalahan yang mereka hadapi. Ada beberapa hal bagaimana untuk
mengenali dan memahami lingkungan masyarakat, yaitu:
Proses perkenalan kepada masyarakat.
Pertama yang kami lakukan adalah perkenakan kepada masyarakat. dan pada
hari sebelumnya sebelum peserta KPM berangkat ke lokasi pihak P3M
melakukan serah terima dan memperkenalkan kepada Kecamatan sebagai
lembaga yang menaungi dari Desa yang kami tempati sekaligus menjelaskan
maksud dan tujuan Peserta KPM Partisipatif. Tidak lama kemudian pihak
Kecamatan memberikan sambutan dan menerima maksud dan tujuan ke
datangan kami dan menjalaskan tentang kondisi Desa-desa yang ditempati
secara umum. Hal ini dilakukan sebagaiman berikut ini:
a) Kepala Desa
Setelah sampai di lokasi barulah peserta KPM menghadap Kepala Desa
untuk melakukan pertemuan dengan para aparatur desa Kramat dan ini
merupakan harapan dan anjuran dari Bapak Kepala Desa Kramat untuk
cepat dilaksanakan sekaligus untuk mempermudah kegiatan yang kami
lakukan selama tiga puluh hari.
b) Kepala Desa dan Aparatur Desa
Setelah kami menghadap Kepala Desa, sesuai dengan permintaan kami
sebelumnya maka kami melakukan pertemuan dengan para Aparatur Desa
dan memperkenalkan kepada kami. Dalam pertemuan itu, Kepala Desa
memberikan gambaran secara umum tentang kondisi desa terkait tentang
keberadaan masyarakat. dan yang menjadi catatan bagi kami adalah
minimnya sanitasi di rumah-rumah warga dan partisipasi masyarakat
secara umum dalam kesejahteraan desa Kramat. Dan juga minimya SDM
guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dari segi
ekonomi mata pencaharian masyarakat adalah nelayan dan bertani. Terkait
dengan SDM guru maka kemudian Peserta KPM STAIN Pamekasan
diminta untuk mengadakan semacam pelatihan terhadap guru-guru di
Desa Kramat.
c) Bapak Pamong
15
Setelah kami melakukan pertemuan dengan kepala Desa dan Aparatur
Desa, maka kami menemui secara langsung ke kediaman Kepala Dusun
yang jumlahnya empat orang, yaitu Bapak Sumarwi dusun Kramat,
Bapak Erliyanto Pananggun Barat , Bapak Sunadi Pananggun Timur ,dan
Bapak Samhaji Kramat Atas .Tetapi dalam perkenalan kami di Desa
Kramat, kami membagi menjadi empat kelompok sesuai dengan jumlah
Dusun di Desa Kramat. Dan jumlah RT yang ada di Desa ini adalah:
1. Dusun Kramat
2. Dusun Kramat Atas
3. Dusun Pananggun Barat
4. Dusun Pananggun Timur
Sehingga disinilah dari semua kelompok yang dibentuk mempunyai
tugas untuk menemuinya secara langsung yang di koordinir oleh
Koordusnya masing-masing.
d) Tokoh Masyarakat.
Setelah kami melakukan pertemuan dengan kepala desa maka
kami melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat sesuai dengan
anjuran dari Bapak Kepala Desa. Adapun tokoh masyarakat yang kami
temui sangat banyak dan mereka sangat senang dengan kedatangan
kami di Desa Kramat dengan harapan dapat membantu terhadap
perkembangan pendidikan.
e) Masyarakat
Dalam kegiatan KPM Partisipatif hal yang paling penting bagi
bagi kami adalah keterlibatan kami kepada masyarakat. dan ini
dilakukan setelah melakukan pertemuan-pertemuan dengan orang
yang paham betul terhadap kondisi riil Desa, maka semua peserta
KPM Partisipatif terjun langsung kepada masyarakat untuk melakukan
observasi dan berdiskusi bersama masyarakat.
Dengan kehadiran Peserta KPM di Desa Kramat menjadi
sebuah harapan bagi mereka untuk membantu terhadap peningkatan
berbagai aspek yang ada di Desa Kramat, saat kami temui masyarakat
Kramat sangat ramah dan santun menerima kami ketika melakukan
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan KPM Partisipatif.
Dari beberapa banyak masyarakat yang terlibat dalam diskusi
itu, mayoritas ranah pembicaraannya mengkaji tentang:
1. Pendidikan
2. Sosial budaya
3. Kesehatan
4. Ekonomi, dll.
16
Observasi.
Untuk mengetahui pola kehidupan masyarakat baik secara
ekonomi, hubungan sosial, agama, pendidikan, dan kegiatan masyarakat
yang dilakukan, maka harus melakukan observasi sebagai langkah awal
untuk pengenalan kepada masyarakat. Obeservasi yang dilakukan oleh
peserta KPM STAIN Pamekasan terlibat secara langsung dan tidak
langsung dengan masyarakat untuk memperoleh data. Keterlibatan peserta
yaitu dengan mengikuti kegiatan masyarakat yang dilakukan seperti:
Arisan, Muslimatan, musyawarah yang di adakan oleh masyarakat atau
pemerintah Desa, dll. Dan keterlibatan peserta secara tidak langsung
hanya sebatas mengamati tentang kegiatan-kegiatan masyarakat.
Kegiatan observasi yang dilakukan di Desa Kramat oleh Peserta
KPM berlangsung selama kurang lebih empat hari berturut-turut, yaitu ke
esokan hari pasca peserta KPM sampai di lokasi yang di dampingi oleh
fasilitator yaitu Bpk. Hasan Basri, Bpk. Fadhan dan Bpk. Farid
Firmansyah. Penelusuran pertama dilakukan di Dusun Kramat Tinggi
tepat ujung utara Desa Kramat yang kemudian di lanjutkan ke Dusun
Kramat pada sore harinya tepat ujung selatan Desa Kramat. Pada hari
berikutnya peserta KPM partisipatif melajutkan ke Dusun Pananggun
Barat yang kemudian di lanjutkan ke Dusun Pananggun Timur hanya saja
tidak di dampingi oleh fasilitator.
Dari beberapa hasil observasi yang telah dilakukan di tiap Dusun,
maka peserta KPM Partisipatif mengkaji dan memberikan kritikan di
dalam forum yang dilakukan oleh peserta KPM. Hal ini kemudian di
tindak lanjuti kepada masyarakat dengan melakukan wawancara bersama
masyarakat.
Masyarakat yang terlibat.
Keterlibatan masyarakat dalam diskusi menjadi sebuah harapan
bagi kami dalam mengetahui alur cerita di Desa Kramat, baik sejarah desa,
sosial ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. Hal ini sebagai langkah
dimana untuk mempermudah dalam proses pengambilan data yang sesuai
dengan realitas sosial di masyarakat Kramat secara umum.
Tempat dimana teknik di lakukan.
kegiatan ini di lakukan oleh Peserta KPM Partisipatif sebagai berikut:
a) di lakukan di Dusun Kramat Atas
b) di lakukan di Dusun Kramat
c) Dilakukan di Dusun Pananggun Barat, dan
d) Dilakukan di DusunPananggun Timur
2. Catatan proses diskusi bersama masyarakat dan informasi penting lain
yang ditemukan.
17
Dari beberapa penjelasan pada bab sebelumnya bahwa di Desa Kramat
dengan luas wilayah 315 Ha dengan banyaknya penduduk sekitar 3718
banyak Lembaga Pendidikan yang berdiri. Hal ini untuk meningkatkan tingkat
pengetahuan masyarakat secara umum. Dan dari lembaga-Lembaga
Pendidikan itu sendiri juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Dengan demikian tingkat pola pendidikan dan pengetahuan masyarakat
umumnya mengalami bisa dikatakan mengalami perubahan.
Akan tetapi, tingkat kesadaran masyakat dalam hal ini sangatlah
minim. Dan antusiasme masyarakat terhadap suatu Lembaga Pendidikan
untuk menyekolahkan anaknya kini tidak lagi menjadi sebuah harapan untuk
di sekolahkan pada Lembaga Pendidikan yang berkualitas. Hal ini disebabkan
tersekak-sekaknya yang terjadi di masyarakat, sehingga fanatisme masyarakat
terhadap suatu tokoh tidak bisa dilepaskan. Dalam artian bahwa dalam
rekrutmen siswa sudah ditentukan, Lembaga Pendidikan yang ada di Desa
Kramat mempunyai wilayah masing-masing.
Tersekak-sekaknya masyarakat di Desa Kramat disebabkan banyaknya
Lembaga Pendidikan sehingga penokohan pada seorang kiyai sampai
sekarang tidak dapat dihilangkan. Jarang sekali kami temukan yang terjadi di
masyarakat untuk melanjutkan tingkat pendidikan pada lembaga-lembaga
lainnya. Walaupun secara sarana dan prasana lebih lengkap dan memadai
dalam membantu proses belajar mengajar.
Ironisnya, dari banyaknya Lembaga Pendidikan di Desa Kramat juga
terjadi minimnya rekrutmen siswa pada suatu lembaga. Dan mayoritas, di
semua tingkat pendidikan dalam satu kelas hanya berisi 5-7 orang disebabkan
Lembaga Pendidikan terlalu banyak.
Walaupun banyak Lembaga Pendidikan di Desa Kramat yang
membantu terhadap pengetahuan masyarakat secara umum, moralitas siswa
sangatlah minim tertanam kepada mereka. Banyak yang kami temui bahwa di
luar proses belajar mengajar berlangsung kebanyakan siswa bersikap acuh tak
acuh kepada gurunya layaknya temannya sendiri. Parahnya lagi peranan
seorang guru sangatlah minim untuk memberikan pembinaan kepada siswa
hanya saja guru bergerak aktif di dalam kelas saja, dan ini juga di latar
belakangi oleh SDM dalam pola belajar mengajar. Dengan demikian,
walaupun murid bersikap acuh tak acuh tidak ada sebuah arahan yang dapat
mengubah pola tingkah laku kepada mereka.
Asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa apabila siswanya di
marahin oleh seorang guru atau seorang kiyai maka siswa akan pindah
lembaga pada lembaga lainnya. Dalam artian mereka tidak ingin di kekang
hanya menginginkan sebuah kebebasan dalam menempuh pendidikan. Akan
tetapi sifat takdim terhadap seorang Kyai masih kental dalam hal-hal tertentu.
18
Padahal Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan sehingga tingkat keterampilan akan juga tertanam pada
masyarakat. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan
baru dengan sendirinya dan akan membantu program pemerintah untuk
pembukaan lapangan pekerjaan baru guna mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika sosial dan pola
sosial individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju.
3. Hasil Dalam Bentuk Peta.
19
20
21
BAB III
PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN
A. Identifikasi Kegiatan.
Dalam kegiatan ini peserta KPM Partisipatif melakukan kegiatan-kegiatan
untuk mengetahui secara langsung terhadap kondisi Desa Kramat. Hal ini,
dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan mengetahui secara langsung
kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Dari beberapa rencana program yang telah
disusun bersama masyarakat sudah kami jadwal sebagai berikut :
NO
HARI/TANGGAL AGENDA KETERANGAN
1Hari Sabtu 01 Juni
s/d Senin 03Juli 2011
Pembekalan di Lokasi DPL & Fasilitator
2Hari Selasa 04 s/d
Jum’at 07 juli 2011Transect bersama ke
masing-masing DusunPeserta KPM
3Hari jum’at 08 s/d kamis 28 juli 2011
Observasi sesuai dengan kelompok
Peserta KPM
Dari kegiatan yang kami susun maka demi kemudahan kerja untuk PAR
dan PRA kami membentuk kelompok yang mempunyai tujuan observasi
permasalahan yang ada di masyarakat yang bersifat sementara dengan maksud
agar kami lebih fokus pada yang akan di teliti yaitu (pendidikan,ekonomi, social
budaya, kesehatan, budaya, Geografi, dan Demografi Desa). Sebagai langkah
tindak lanjut untuk dapat informasi dan data yang valid. Hal ini, sesuai dengan
ketentuan yang di harapkan oleh Fasilitator serta DPL sebagaimana maksud agar
kami mendapatkan informasi yang betul-betul di alami oleh masyarakat:
THEMA YANG DI OBSERVASI
Social budaya Pendidikan Social ekonomi Sejarah desa Fasilitas sosisl Budaya / tradisi
SDM guru Kurangnya efektitas
belajar mengajar Adanya perselisihan
lembaga Kawin muda
Pertanian Nelayan Mebel Peternakan ayam
Demografi Kesehatan Geografi Desa Potensi penduduk Jumlah penduduk Pendidikan
masyarakat Politik
masyarakat
Minimnya sanitasi di rumah-rumah warga.
Luas wilayah desa Topografi desa Perubahan geografi Orbitasi desa Keseburan tanah Kualitas lingkungan
fisik Hasil palawija Ketersediaan air pada
musim kemarau Peternakan Industri desa
22
Kelompok Peserta Observasi
No. Nama Kelompok/Dusun01. M.ibnu Ayyubi Kramat Atas02. Moh.syafi’ie Kramat Atas03. Ahmad Mahrus Kramat Atas04. Achmad kusnan Kramat Atas05. Siti Magfiroh Rahmawati Kramat Atas06. Maushufah Kramat Atas07. Siti Maisuroh Kramat Atas
No.
Nama Kelompok/Dusun
01. Doni Pananggun Barat02. Khairul Anam Pananggun Barat03. Bahrul Ulum Pananggun Barat04. Nurul Faizah Pananggun Barat05. Holifah Pananggun Barat06. Malihah Pananggun Barat
No. Nama Kelompok/Dusun01. Fauzan Kramat02. Bambang Hariadi Kramat03. Anbadri Kramat04. Siti Fatimah Kramat05. Zamila Karomi Al Khasy Kramat06. Farihatul F A Kramat
No. Nama Kelompok/Dusun01. Abdul Rahman Pananggun Timur02. Nur Bairi Pananggun Timur03. Mailiyah Pananggun Timur04. Maysaroh Pananggun Timur05. Idayanti Pananggun Timur06. Magfiratul Abadiyah Pananggun Timur
B. Langkah-langkah Rencana Kerja
Dalam pelaksanaan kegiatan KPM berlangsung, peserta KPM melakukan
beberapa pekerjaan yang di lakukan di atas, ada beberapa hal yang di lakukan
untuk lebih efektifnya dalam mendapatkan hasil:
a) Identifikasi Masalah Target
Target masalah yang kita identifikasi selama pelaksanaan KPM Partisipatif
2011, adalah:
1. Prsoses pengeboran air di desa kramat.
2. Budaya sya’banan yang ada di desa kramat.
3. Proses panennya lombok.
4. Minimnya pendidikan SD,MTs dan MD.
5. Proses pemeliharaan sapi kepunyaan orang (ngala’ uanan)
6. Sistem pendidikan yang di terapkan di lembaga pendidikan
23
7. Minimnya pengetahuan guru yang mengakibatkan sedikitnya pemahaman
murid
8. Responsibility guru terhadap siswa, dan moralitas siswa.
b)Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan kita lakukan adalah sebuah penelitian dan
kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan dan pelatihan, yang mana kita
laksanakan hal tersebut terhadap permasalahan yang ada di Desa Kramat,
berkenaan dengan potensi masyarakat yang akhirnya menjadi sebuah
kekreatifan bagi masyarakat. Hal ini adalah problem solving yang kita akan
lakukan jika ada sebuah tindakan/action di dalam pelaksanaan PAR
selanjutnya.
c) Sasaran Dan Kegiatan
Adapun sasaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan KPM
Partisipatif yang telah melakuak teridentifikasi antara lain:
1. Memberikan langkah solutif kepada masyarakat dalam proses penanaman
tembakau dan cara perawatannya.
2. Memberikan pelatihan kepada masyarakat bagaiman cara membuat kripik
singkong.
3. Menjadikan para petani mengerti dalam pengelolaan lahan yang baik
sehingga menghasilkan tanaman yang baik.
4. Menanamkan kreatifitas guru dalam pengelolaan di dalam kelas, dan
pentingnya akan pendidikan.
5. Memotivasi siswa, bimbingan moral dan membangun tanggung jawab guru
sebagai tenaga pengajar.
6. Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang mengelola Kramkam
7. Memberikan penyuluhan kepada nelayan agar dapat banyak hasil
nelayannya.
d) Rencana Anggaran
Dalam pelaksanaan kegiatan KPM PAR 2011 STAIN Pamekasan
lebih memaksimal dan berjalan dengan apa yang di harapkan maka diperlukan
adanya sebuah anggaran dana kebutuhan dalam merealisasikan kegiatan.
Dengan demikian, hal ini di musyawarahkan secara bersama, dengan aparatur
desa dan orang yang terlibat dalam hal ini. Mengenai nominal yang
dibutuhkan dalam sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan maka perlu
kiranya melihat pada situasi dan kondisi saat kegiatan akan dilaksanakan.
C. Pelaksanaan Kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka perlu di bentuk
kepanitiaan sehingga dalam pelaksanaan yang di adakan dapat berjalan efektif
24
dan kondusif sesuai dengan apa yang di harapkan. Dengan demikian dalam
pelaksanaan kegiatan dapat di pertanggung jawabkan.
Begitu juga dengan teknis kegiatan pelaksanaan baik itu waktu, dan
tempat harus di rapatkan secara bersama dengan tujuan untuk membangun
kebersamaan dan rasa tanggung jawab dalam kepanitiaan yang sudah di bentuk.
D. Distribusi Kewenangan.
Desa Kramat adalah desa yang kurang akan air sehingga tidak yang
menanam padi dan tembakau. Sedangkan dari kondisi tanah bisa dikatakan cukup
subur hanya saja kekurangan air. Yang paling potensial di Desa ini adalah ikan
untuk daerah pesisir sedangkan di bagian utaranya adalah tembakau dimana untuk
tahun sekarang tanaman tembakau sangat bagus hasilnya dan harganyapun cukup
mahal karena tidak ada hujan.
25
BAB IV
TEMUAN-TEMUAN
Sebagaimana telah di singgung bahwa desa Kramat merupakan desa yang
mempunyai banyak Tradisi dan kearifan lokal dalam berbagai aspeknya, selama kami
(Peserta KPM Partisipatif 2011) menjalankan “misi” di desa Kramat banyak yang
kami temukan berbagai macam temuan yang akan kami bahas dalam bab ini.
A. Tradisi Dan Kearifan Lokal Di Masyarakat
Selama kami berada di desa Kramat setelah melakukan berbagai macam
Aktivitas seperti melakukan Trancec ke berbagai tempat, pembuatan Mapping
bersama masyarakat, Observasi dan lain-lain, banyak sekali temuan-temuan yang
di temukan di desa ini, di antara temuan-temuan tersebut ada temuan
permasalahan yang sangat yang krusial. Selain itu, permasalahan-permasalahan
umum yang lain yang juga kami temukan di desa ini, dari berbagai macam
temuan permasalahan yang sudah kami temukan di lapangan, sudah kami susun
dalam bentuk rangking, artinya adalah permasalahan yang kami temukan di
lapangan sudah kami urut dengan menggunakan sistem rangking, permasalahan
yang sangat krusial menduduki rangking pertama, kemudian setelah itu disusul
dengan permasalahan-permasalahan yang lain. Adapun temuan permasalahan-
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan
2. Ekonomi
3. Budaya
4. Kesehatan
a. Pendidikan
Secara keseluruhan desa Kramat mempunyai 4 Lembaga Pendidikan
(Yayasan Pendidikan) termasuk Sekolah Dasar (SD) dengan 11 Pendidikan
dari masing-masing tingkatan dengan perincian sebagai berikut :
1. Dusun Kramat
Di dusun Kramat itu sendiri ada 1 yayasan, dimana yayasan itu Cuma
mempunyai 1 jenjang pendidikan, dan 3 jenjang pendidikan lainnya yaitu :
Yayasan Darul- Ulum
a. Madrasah Diniyah Darul Ulum
PAUD Az- Zahrah
TK Tunas Rimba
Sekolah Dasar Negeri ( SDN ) 1 Kramat
26
2. Dusun Kramat Atas
Di dusun Kramat Atas ada 1 yayasan, dengan 4 jenjang pendidikan,yaitu :
Yayasan Al-Hafidz
Mempunyai 4 lembaga pendidikan yaitu :
a. TK/RA Miftahul Ulum
b. MD Miftahul Ulum
c. MI Miftahul Ulum
d. MTs Miftahul Ulum
3. Dusun Pananggun Barat
Di dusun Pananggun Barat ada 1 yayasan, dengan 2 jenjang pendidikan,
yaitu:
Yayasan Al-Ihsan
Mempunyai 1 lembaga pendidikan yaitu :
a. PAUD As- Shuhub
b. TK / RA As-Shuhub
4. Dusun Pananggun Timur
Dusun Pananggun Timur mempunyai 1 Yayasan dengan 1 Jenjang
Pendidikan, yaitu :
Yayasan As-Shuhub
Mempunyai 1 lembaga Pendidikan, yaitu :
a. SMP As-Shuhub
Dari masing-masing lembaga yang ada di masing-masing dusun
sebagaimana tersebut di atas, dusun Kramat dan Kramat Atas merupakan dusun yang
agak banyak lembaganya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan lembaga di desa Kramat menjadi
terbelakang dan tidak maju, diantaranya adalah :
1. SDM Gurunya kurang baik.
Kurangnya Profesionalitas dari guru sangat minim di desa ini,
sehingga terkadang asal mengajar tanpa memikirkan kwalitas dan
kemampuan dirinya, hal ini terbukti ketika adanya temuan-temuan di
lapangan, seperti contoh yang terjadi di salah satu lembaga di dusun
Kramat Atas, ketua yayasan Al- Hafidz secara tegas menegur guru yang
menjawab pertanyaan murid walaupun dirinya tidak tahu menjawabnya.
Tidak profesionalnya guru di dalam mendidik ini bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Guru
adalah pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”.
27
Selain itu di Yayasan Al-Hafidz kapasitas gurunya rata-rata sangat
minim, tenaga pengajar yang ada di sana rata-rata lulusan SMP/MTs yang
juga mengajar di SMP/MTs, istilah pribahasanya “Jeruk makan Jeruk”.
keadaan seperti ini tidak sesuai sama sekali dengan pasal 1 ayat 2 PP No
74 Tahun 2008 yang berbunyi “Kualifikasi akademik adalah ijazah
jenjang pendidikan akademik yang harus dimilki oleh guru sesuai dengan
jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan”.
Minimnya guru yang mempunyai latar pendidikan yang tinggi hanya bisa
di hitung dengan jari. Hal ini diantaranya yang menyebabkan lembaga di
desa Kramat tidak maju.
2. Adanya perselisihan antara masing-masing lembaga.
Perselisihan yang terjadi antar lembaga di desa ini sangat jelas,
contoh kongkritnya ketika kami (Peserta KPM) melakukan pertemuan
dengan seluruh guru di Kramat, saling tuding dan saling tuduh antar
masing-masing lembaga sangat tampak. Bukan hanya itu, perselisihan
antar lembaga itu juga kami ketahui dari masyarakat setempat, masyarakat
yang berpihak kesalah satu lembaga maka ia akan menjelek-jelekkan
lembaga yang lain, dan juga ketika ada acara seperti Haflatul Imtihan
maka yang terjadi adalah persaingan bagaimana caranya bisa lebih meriah
dari lembaga lain.
Perselisihan juga terjadi ketika penerimaan siswa baru, masing-
masing lembaga mempunyai orang-orang tersendiri untuk mencari murid
baru agar masuk di lembaganya, bahkan yang sangat memperihatinkan
bagi kami adalah pesanan murid. Pesanan murid ini sudah terjadi sejak
banyaknya lembaga yang bermunculan di desa ini, pesanan murid ini
adalah memesan bayi yang masih ada dalam kandungan agar ketika besar
nanti orang tuanya menyekolahkan ke lembaganya.
3. Kurangnya Efektivitas Belajar Mengajar.
Hal ini hampir terjadi di setiap lembaga di Kramat, permasalahanya
terletak pada Siswa dan sebagian guru yang tidak masuk kelas, rata-rata
siswa disini pulang sebelum jamnya, jam 09:30 banyak siswa yang sudah
pulang, tidak ada pengawasan atau teguran husus dari pihak lembaga.
Sedangkan guru yang tidak masuk kelas selalu dig anti oleh pengasuhnya
masing-masing.
4. Banyaknya Kawin Muda
Kawin muda sering kali terjadi, masing-masing lembaga sama-sama
merasakan hal ini. Di yayasan As-Shuhub sendiri ada orang tuanya murid
mengawinkan anaknya dengan seorang pria, walaupun anaknya kelas 3
MTs dan 2 bulan lagi dia lulus tapi karena ada orang minta untuk
28
mengawini anaknya akhirnya orang tua murid itu memberhentikan
anaknya walaupun walaupun tidak lulus.
b. Ekonomi.
Penghasilan masyarakat desa Kramat bervariasi, adapun perinciannya
adalah sebagai berikut :
1. Pertaniaan
Pertanian di desa kramat ini mencakup sebagian besar apalagi di
dusun Kramat Tinggi, rata-rata masyarakat disana bertani semua. Mereka
bertani bermacam-macam, ada yang menanam tembakau, cabe, singkong,
ketimun dan lain-lain, tapi untuk musim sekarang lebih banyak menanam
tembakau karena cuacanya sangat mendukung tidak seperti tahun-tahun
kemaren.
2. Meubel
Pekerja Meubel ini tidak menyeluruh di desa kramat,akan tetapi
ada beberapa masyarakat yang mempunyai meubel. Dan hasil dari meubel
ini bisa dikatkan mahal karena di desa ini cuman ada beberapa oarang
yang memunyainya dan bisa dikatakan dari meubel ini tidak ada
persaingan.
3. Nelayan
Untuk nelayan ini hanya di lakukan oleh masyarakat dusun pesisir
diantaranya dusun Kramat itu sendiri, dusun Pananggun Barat dan
Pananggun Timur, hasil dari nelayan ini tidak menentu, tergantung pada
cuaca.
Masyarakat Kramat yang bekerja sebagai nelayan jika sudah
masuk pada musim hujan, maka sebagian beralih pada pekerjaan yang
lain, yaitu pertanian, buruh dan lainnya.
Temuan lain yang bisa di jadikan penghasilan bagi masyarakat
desa kramat pesisir yaitu kramkam potensi dari kramkam ini tergantung
dari kebutuhan orang dalam tiap tahunnya, cuma dalam tahun ini
kramkam sudah menjadi objek penghasilan maskipun harganya tidak
terlalu mahal.
c. Budaya
Budaya yang ada di desa Kramat sudah hampir punah di sebabkan
masuknya berbagai macam budaya-budaya luar dan alat-alat elektronik
modern. Di desa ini mempunyai tradisi macapat, namun saat ini tradisi itu
sudah tidak ada lagi, menurut salah satu sesepuh desa ini tradisi ini dulu selalu
ada setiap minggunya, dan di laksanakan secara bergantian di masing-masing
rumah warga. Namun saat ini tradisi ini sudah tidak ada lagi entah kemana.
29
d. Kesehatan
Permasalahan lain yang terjadi di Kramat yaitu masalah kesehatan,
dari ujung selatan sampai utara yang sulit di jaga oleh masyarakat adalah
kesehatan. Salah satu ketidak pedulian masyarakat terhadap kesehatan adalah
masyarakat ketika buang air besar membuang di tempat yang sembarangan,
sehingga bau tidak sedap selalu tercium kemana-mana. Hal ini di pertegas
oleh kepala desa, beliau sudah mengusahan sejak dulu agar masyarakat
membuat WC, namun seruan kepala desa tersebut tidak pernah di hiraukan,
masyarakat akan membuat WC apabila sudah ada bantuan dari pemerintah.
Mainset masyarakat Kramat selalu mengharap adanya bantuan dari
pemerintah, walaupun itu untuk kebutuhan pribadinya, rumah penduduk yang
mempunyai WC bisa di hitung dengan jari tangan, walaupun rumah itu besar
tapi belum tentu ada WCnya.
Selain itu, penduduk Kramat juga kurang memelihara lingkungan di
sekitarnya. Rata-rata dapur dan kandang campur jadi satu, hanya di batasi
anyaman bambu, itupun tidak sempurna., terkadang jika sapinya
mengeluarkan kotoran malah berdekatan dengan tempat ketika memasak.
Sungguh kejadian ini sangat memperihatinkan bagi kami, kami selalu berfikir
kenapa tidak ada kesadaran sama sekali dari masing-masing masyarakat yang
bersangkutan.
B. Teoritisasi Pengetahuan Empirik
Dari hasil temuan kami di lapangan yang sudah kami jabarkan di atas,
maka teori pengetahuan empirik yang sesuai dengan temuan-temuan di atas
tentang pendidikan, Teory Hukum Josht: siswa yang lebih sering mempraktekkan
materi pelajaran maka ia akan lebih mudah memanggil kembali memory yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang telah ia alami (dapatkan).
Sedangkan yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan adanya teory di
atas, kebanyakan siswa lebih banyak bermain dari pada harus mempraktekkan
pelajaran yang di dapat di dalam kelas.
Banyak persoalan yang kami temukan di Desa Kramat, namun yang perlu
di tindak lanjuti bagaimana KPM selanjutnya dapat memaksimalkan dengan baik.
Karena masyarakat di Desa Kramat masih banyak mempunyai asumsi kepada
kegiatan KPM bahwa pelaksanakan KPM STAIN pamekasan tidak lagi menjadi
harapan bagi masyarakat dan ini sebabkan mereka masih mempunyai asumsi
bahwa penerapan KPM sekarang sama seperti KPM dari perguruan tinggi lainnya
yang sifatnya konvensional.
30
Dengan demikian, pada pelaksanaan KPM selanjutnya bisa dijadikan
acuan terkait masalah, kodisi masyarakat, ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya
dapat di arahkan kepada hal yang lebih baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Umum Kerja KPM Partisipatif
Secara umum kerja KPM Partisipatif tahun ini adalah memfokuskan
pencarian masalah yang ada di desa Kramat yang mana alur kerja paserta KPM
desa Kramat sudah di atur dengan jadwal sehingga tidak terjadi tumpang tindih
pekerjaan. Adapun alur kerja tersebut kami susun sebagai berikut:
1. Pembekalan di Lokasi oleh DPL dan Fasilitator selama tiga hari, terhitung
mulai tanggal 01-03 Juli 2011.
2. Setelah mendapat Pembekalan di lokasi terkait berbagai macam hal yang
harus kami lakukan selama pelaksanaan KPM kami melakukan Trancec
secara bersama-sama sekaligus memperkenalkan diri kami dan menjelaskan
keberadaan kami selama satu bulan di desa Kramat ke masyarakat di masing-
masing dusun terhitung sejak Tanggal 04-07 Juli 2011 yang dimulai dari
Dusun Kramat dan terahir di dusun paling utara Dusun Kramat Tinggi.
3. Setelah kami melakukan Transek bersama-sama, mulai tanggal 08 Juli s/d 28
Juli 2011 kami berpencar ke masing-masing dusun sesuai dengan kelompok
yang sudah di tentukan, setelah kami berpencar kami melakukan berbagai
macam aktivitas mulai dari transek di masing-masing dusun, pembuatan
Mapping bersama masyarakat, membuat kalender musim bersama
masyarakat, membuat Diagram Veen yang di dampingi oleh masyarakat,
melakukan penelusuran sejarah komunitas, membuat bagan perubahan dan
kecendrungan, membuat alur, melakukan analisi masalah dan harapan, dan
membuat bagan peringkat. Selama rentang waktu satu bulan tersebut kami
yang ada di masing-masing dusun juga melakukan melakukan berbagai
macam observasi yang pada akhirnya kami susun menjadi pohon masalah.
4. Observasi
Dari berbagai hasil observasi lapangan yang kami temukan ada beberapa
Evaluasi untuk kami semua dari masing-masing dusun, evaluasi tersebut
berasal dari Masyarakat, Fasilitator, DPL dan mahasiswa. Adapun evaluasi
yang di anggap penting oleh kelompoknya dari berbagai sumber tersebut
sudah kami petakan sesuai dengan dusun masing-masing kelompok seperti
yang terdapat pada tabel di bawah ini :
Dusu Yang Mengevaluasi Masalah Yang Di Evaluasi
31
n
K
R
A
M
A
T
Masyarakat
Hasil pembuatan Mapping setelah di
perbaiki sebaiknya di letakkan di
balai desa, agar desa ini mempunyai
peta masing-masing dusun.
Untuk KPM berikutnya agar lebih
banyak berkumpul bersama
masyarakat, dan supaya jelas maksud
dari kedatangan kita.
Fasilitator
Dalam pembuatan Mapping harus
bersama-sama dengan masyarakat,
agar lebih jelas, walaupun kita sudah
melakukan transek sendiri, namun
masyarakat yang lebih paham dengan
situasi sekitar.
DPL -
Mahasiswa
Pembuatan kalender musiman di
perjelas, utamanya bagi masyarakat
yang menjadi nelayan, karena
nelayan itu terkadang walaupun
musim hujan masih melakukan
aktivitasnnya.
P
A
N
A
N
G
G
U
N
B
A
R
A
Masyarakat
Bantuan dari mahasiswa terhadap
pemberdayaan pendidikan yang ada
di Pananggun Barat agar mutu
pendidikannya lebih berkualitas.
Bantuan pemikiran mahasiswa
terhadap pembuatan lemari dan lain-
lainnya di meubel yang ada di
Pananggun Barat khusunya dan desa
Kramat pada umumnya, untuk
memberikan inovasi baru di bidang
seni ukir agar kuliatasnya lebih tinggi
dan bagus.
Fasilitator
Dalam melakukan observasi
seharusnya satu kelompok tidak
berkumpul di satu tempat, harus
berpencar ke rumah lain, agar hasil
observasinya berbeda.
DPL Informan dalam pembuatan Mapping
32
T
tidak cukup satu orang, agar
pembuatan Mapping lebih jelas.
Mahsiswa
Pembuatan pohon masalah harus
mengambil permasalahan yang sangat
krusial di dusun Pananggun Barat.
P
A
N
A
N
G
G
U
N
T
I
M
U
R
Masyarakat
Membantu masyarakat dalam
masalah air agar masyarakat disana
tidak kekurangan air terutama pada
musim kemarau.
Motivasi terhadap para remaja agar
giat untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, biar tidak
putus di tengah jalan.
Fasilitator
Pembuatan Diagram Veen harus jelas
dengan nama pengelola kelembagaan,
agar jelas siapa pengasuh lembaga
yang ada di dusun tersebut, dan
secara tidak langsung itu akan
menggambarkan kedekatan pengasuh
yang satu dengan yang lain.
DPL
Hasil diskusi kelompok di dusun di
sampaikan pada diskusi gabungan,
biar diskusi yang di dusun tersebut
ada masukan dari dusun-dusun lain.
Mahasiswa
Observasi harus di lakukan ke rumah
RT jangan hanya ke masyarakat
bawah.
Pembuatan kalender musim diperjelas
dengan nama bulan masehi, karena
kalau bulan Qamariyah kebanyakan
banyak yang tidak mengerti.
K
R
A
M
Masyarakat
Alangkah baiknya kalau sambil
membantu mengajar di sekolah bila
ada waktu senggang.
Fasilitator
Batas dusun Kramat Atas yang ada di
ujung utara walaupun di dataran
tinggi dan juga jauh dari posko harus
di datangi juga, karena terkadang
rumah penduduk yang terpencil yang
ada disitu banyak memberikan
33
A
T
A
T
A
S
temuan-temaun baru yang tidak ada
di dusun lain.
DPL
Melacak informasi yang ada di rumah
yang terpencil, seperti di dataran
tinggi, karena itu termasuk dari
bagian dusun Kramat Atas.
Mahasiswa
Pohon masalah harus ada sehingga
jelas permasalahannya apa yang ada
di dusun Kramat Atas.
B. Rekomendasi
Dari beberapa masalah yang kami dapatkan dalam masyarakat,
sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa rekomendasi dari kami
untuk memperbaiki dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Pendidikan
Ekonomi
Kesehatan
Social budaya
Dari beberap masalah di atas mungkin di jadikan catatan penting untuk menindak
lanjuti pada kegiatan KPM selanjutnya.
34