i
LAKIP Puskeshaji 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas anugerah dan bimbinganNYA, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Kesehatan Haji Tahun 2019 dapat terselesaikan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) ditetapkan sebagai salah satu kewajiban instansi pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas, tranparansi dan penganggaran berbasis kinerja. Indikator kinerja Pusat Kesehatan Haji yang dirumuskan secara terukur didukung data dan informasi pada laporan ini memberikan gambaran ketercapaian indikator kinerja
serta analisis terhadap capaian kinerja yang telah ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Kesehatan Haji merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara keseluruhan. Hal ini diharapkan dapat mendorong Pemerintah Pusat maupun Daerah khususnya dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan Haji dalam pelaksanakan tugas, tanggung jawab, dan fungsinya secara baik dan transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Semoga laporan ini dapat diterima sebagai umpan balik dalam upaya
peningkatan kinerja Pusat Kesehatan Haji secara terus menerus.
Terimakasih yang setulusnya dan penghargaan kepada Tim Penyusun dan para kontributor untuk menyelesaikan laporan ini.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc NIP. 197005242000121001
LAKIP Puskeshaji 2019
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pusat Kesehatan Haji adalah satuan kerja di Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan yang memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan
haji sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagaimana tertulis pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015. Pada Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 62 tahun 2016, tertulis bahwa Penyelenggaraan Kesehatan Haji memiliki tujuan
untuk mencapai kondisi Istithaah kesehatan bagi Jemaah Haji, mengendalikan faktor
risiko kesehatan haji, menjaga kondisi Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di
Indonesia, selama perjalanan dan di tanah suci, mencegah terjadinya transmisi penyekit
menular yang mungkin terbawa keluar dan/atau masuk ke Indonesia oleh Jemaah Haji,
dan memaksimalkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji.
Untuk dapat mencapai tujuan penyelenggaraan kesehatan haji, maka pada
tahun 2019 Pusat Kesehatan Haji melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
A. Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:
1. Pembinaan kesehatan kepada Jemaah haji dan pembinaan (persiapan petugas
yang akan berangkat ke Arab Saudi);
2. Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji pada 18 Kabupaten/Kota;
3. Sosialisasi Hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI);
4. Melakukan kemitraan dengan organisasi profesi, ulama dan pemuka agama,
organisasi masyarakat dan akademisi;
B. Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan Jemaah haji Indonesia
2. Menyiapkan tenaga kesehatan haji di Arab Saudi
3. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Arab Saudi.
4. Implementasi Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH) berbasis Teknologi
Informasi (TI);
5. Pemberian makanan pada Jemaah haji sakit;
LAKIP Puskeshaji 2019
iv
6. Melakukan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji selama di Arab Saudi;
7. Melakukan proses rekrutmen Petugas Kesehatan Haji Indonesia;
C. Perlindungan Kesehatan Jemaah Haji
1. Pemantauan hygiene sanitasi asrama haji dan katering bagi Jemaah Haji;
2. Penyuntikan vaksin meningitis meningokokkus pada Jemaah haji;
3. Menyiapkan Tim Mobile dan Evakuasi Jemaah haji sakit;
4. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) kepada jemaah haji di Embarkasi;
Atas upaya yang dilakukan Pusat Kesehatan Haji pada tahun 2019, Kerajaan
Arab Saudi memberikan penghargaan sebagai berikut:
1. Penghargaan dari Kementerian Kesehatan Madinah untuk Program Promosi
Preventif Tim Kesehatan Haji Indonesia. Diserahkan oleh Direktur Health
Edukasi;
2. Penghargaan pelayanan kesehatan di KKHI bagi Jemaah haji Indonesia di
Makkah. Diberikan oleh Direktur Komite Pelayanan Kesehatan Haji Kementerian
Kesehatan Makkah;
3. Penghargaan bagi KKHI Makkah atas pelayanan dan peralatan kesehatan yang
disediakan Indonesia, diberikan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Haji
(Foreign Health) di Makkah;
4. Penghargaan dari Muasasah Asia Tenggara tentang pelayanan kesehatan di
Makkah, Arafah, Musdalifah dan Mina. Diberikan oleh Divisi Kesehatan
Muasasah di Makkah.
5. Selain itu Kementerian Kesehatan juga tetap memberikan penghargaan atas
pelayanan kesehatan Jemaah haji tahun 2019. Penghargaan diberikan oleh
Menteri tahun 2019 kepada Pusat Kesehatan Haji
LAKIP Puskeshaji 2019
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang. ...................................................................................... 1
Tugas, Fungsi dan Struktur Pusat Kesehatan Haji dalam Pembangunan
Kesehatan..................................................................................................... 3
Struktur Organisasi. ............................................................................... 5
Bagian Tata Usaha. ....................................................................... 6
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji. ............................................................................... 6
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan Haji. ............................................................................... 7
PERENCANAAN KINERJA ................................................................... 9
Perencanaan Kinerja (Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, DO Indikator Kinerja
Kegiatan). ..................................................................................................... 9
Visi dan Misi. .................................................................................. 9
Tujuan. ......................................................................................... 10
Sasaran. ...................................................................................... 15
Definisi Operasional (DO) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Pusat Kesehatan Haji. ................................................................... 19
Perjanjian Kinerja 2019. ....................................................................... 21
AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................ 23
Capaian Kinerja. .................................................................................. 23
LAKIP Puskeshaji 2019
vi
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji. ............................................................................. 23
Sub-Bidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan. ........... 23
Sub-Bidang Pengendalian Faktor Risiko. .................................... 27
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan Haji. ............................................................................. 30
Analisis Capaian Kinerja 2019 ............................................................. 43
Analisis Keberhasilan Pencapaian Indikator 2019 ....................... 43
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji .............................................................................. 47
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan Haji. ............................................................................. 50
Sumber Daya/Realisasi Anggaran ....................................................... 51
Sumber Daya Manusia ................................................................ 51
Profil Sumber Daya Manusia Pusat Kesehatan Haji .................... 51
Perencanaan Sumber Daya Manusia Pusat Kesehatan Haji. ...... 53
Program Pengembangan Kompetensi Pegawai Pusat
Kesehatan Haji .............................................................................. 53
Sumber Daya Anggaran .............................................................. 57
Sumber Daya Sarana dan Prasarana .......................................... 59
Penghargaan yang diterima Pusat Kesehatan Haji ..................... 61
Regulasi dan Dokumen Kerja Sama Penyelenggaraan
Kesehatan Haji. ............................................................................. 66
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT ................................................ 67
Kesimpulan .......................................................................................... 67
Tindak Lanjut ....................................................................................... 67
LAMPIRAN ....................................................................................................... 69
LAKIP Puskeshaji 2019
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rekapitulasi Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Tahun
2019 ....................................................................................................... 24
Tabel 3.2. Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji. .......................................... 25
Tabel 3.3. Data Seminar Kesehatan Jemaah Haji Tahun 2019 .................................. 26
Tabel 3.4. Rekapitulasi kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Kesehatan Sanitasi
Lingkungan Asrama Haji Tahun 2019. .................................................... 29
Tabel 3.5.Rekapitulasi Kegiatan Sosialisasi Hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Tahun 2019. ........................................................................................... 30
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Pelatihan Petugas pada Pelatihan Integrasi .................... 32
Tabel 3.7. Jumlah Petugas Kesehatan yang direkrut tahun 2016 s.d 2019 ................. 33
Tabel 3.8. Susunan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan tahun 2019. ....................... 33
Tabel 3.9. Susunan Tenaga Promotif Preventif tahun 2019 ........................................ 34
Tabel 3.10. Susunan Tim Gerak Cepat tahun 2019 .................................................... 34
Tabel 3.11. Susunan Tim Kuratif Rehabilitatif tahun 2019 .......................................... 35
Tabel 3.12. Susunan Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) tahun 2019 .................... 35
Tabel 3.13. Data Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi tahun 2016 – 2019. ......... 37
Tabel 3.14. Penyelenggaraan Haji di Arab Saudi ....................................................... 37
Tabel 3.15. Fasilitas KKHI Makkah ............................................................................. 38
Tabel 3.16. Fasilitas KKHI Madinah. ........................................................................... 40
Tabel 3.17 Target dan Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji ................................... 43
Tabel 3.18. Cakupan Entry Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji ............................. 45
Tabel 3.19. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018 – 2019 ................ 51
LAKIP Puskeshaji 2019
viii
Tabel 3.20. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2019 ........... 52
Tabel 3.21. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan tahun 2019 ............................ 52
Tabel 3.22. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2019 ................... 52
Tabel 3.23. Komposisi Pegawai (PNS) Pusat Kesehatan Haji Berdasarkan Kategori
Usia ........................................................................................................ 53
Tabel 3.24. Komposisi Pegawai Baru Pusat Kesehatan Haji Tahun 2019 .................. 53
Tabel 3.25. Pelatihan/Workshop Kompetensi Fungsional dan Teknis Pegawai Pusat
Kesehatan Haji tahun 2019 .................................................................... 54
Tabel 3.26. Distribusi Rencana Penempatan ASN Pusat Kesehatan Haji................... 55
Tabel 3.27. Daftar Pegawai Tugas Belajar Tahun 2019 .............................................. 56
Tabel 3.28. Realisasi Anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2019 ........................... 58
Tabel 3.29. Sarana Kantor Pusat Kesehatan Haji tahun 2019. ................................... 60
LAKIP Puskeshaji 2019
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan berdasar Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 ............................................................. 4
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji ............................................... 5
Gambar 2.1. Visi dan Misi Presiden RI sebagai Landasan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2015–2019 ........................................................ 9
Gambar 2.2. Penyelenggaraan Kesehatan Haji .......................................................... 14
Gambar 2.3. Pilar Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Indonesia .............................. 17
Gambar 2.4. Pilar Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi............................ 19
Gambar 2.5. Perjanjian Kinerja Halaman Pertama ..................................................... 21
Gambar 2.6. Perjanjian Kinerja Halaman Kedua ........................................................ 22
Gambar 3.1. Alur Rekrutmen PPIH ............................................................................. 31
Gambar 3.2. Alur Rekrutmen PPIH ............................................................................. 32
Gambar 3.3. Target dan Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015 - 2019.. 44
Gambar 3.4. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji Reguler Tahun
2019/1440 H ........................................................................................... 46
Gambar 3.5. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018 – 2019 .............. 51
Gambar 3.6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2019 ......... 52
Gambar 3.7. Penghargaan dari Direktur Health Education Kementerian Kesehatan
Arab Saudi ............................................................................................. 61
Gambar 3.8. Penghargaan dari Direktur Komite Pelayanan Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mekkah ......................................... 62
LAKIP Puskeshaji 2019
x
Gambar 3.9. Penghargaan dari Direktur Komite Pelayanan Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mekkah ......................................... 63
Gambar 3.10. Penghargaan dari Divisi Kesehatan Muasasah Asia Tenggara ............ 64
Gambar 3.11. Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia ................... 65
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Akuntabilitas Kinerja menggambarkan perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem
pertanggungjawaban secara periodik.
Adapun manfaatnya bagi penyelenggaraan kesehatan haji adalah:
1. Peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan Kesehatan Haji;
2. Meningkatkan kredibilitas dan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat
kepada Pemerintah;
3. Mengetahui dan menilai (mengevaluasi) keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab penyelenggaraan kesehatan haji;
4. Sebagai sumber informasi untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja kesehatan
haji dan berkesinambungan;
5. Sebagai dasar penyempurnaan dokumen perencanaan penyelenggaraan kesehatan
Haji tahun berikutnya;
6. Mendorong Pemerintah dalam penyelenggaraan kesehatan haji baik di tingkat Pusat
maupun Daerah untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan fungsinya secara
baik dan transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
LAKIP Puskeshaji menjadi sangat penting karena merupakan sarana untuk
menyampaikan pertanggung-jawaban kinerja kepada Menteri Kesehatan dan seluruh
pemangku kepentingan, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung sekaligus
menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan
masalah dan strategi keberhasilan selama kurun waktu 2019 yang dapat dijadikan
lesson learn pada perencanaan strategis tahun ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas
kinerja pencapaian tujuan/sasaran strategis yang tertuang pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pertanggungjawaban
LAKIP Puskeshaji 2019
2
dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-
lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada
Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja
instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP).
Laporan Akuntabilitas Kinerja dilaksanakan setiap akhir tahun dengan mengacu
pada peraturan yang berlaku, diantaranya:
a. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah dimana dalam rangka pertanggungjawaban APBN/APBD,
setiap entitas pelaporan wajib menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan (LK)
dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
b. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus
berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab;
c. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repulik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015
tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
d. Penyusunan LAKIP menggunakan pedoman yang disusun oleh Lembaga
Administrasi Negara (LAN) tahun 2003 dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 29 Tahun 2010
tentang Panduan Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Kesehatan Haji 2019 mempunyai manfaat
bagi peningkatan pencapaian kinerja. Laporan ini relevan, dan dapat dipercaya,
dicermati dengan tegas dan konsisten, berdaya banding tinggi (reliable), berdaya uji
(verifiable), lengkap, netral, padat, dan mengikuti standar laporan yang ditetapkan dan
merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tujuan/sasaran
strategis yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019.
LAKIP Puskeshaji 2019
3
Tugas, Fungsi dan Struktur Pusat Kesehatan Haji dalam Pembangunan
Kesehatan.
Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji adalah unsur pendukung
pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang kesehatan haji yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal.
Pusat Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan
kesehatan haji sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam penyelenggaraan operasional perkantoran, personil Pusat Kesehatan
Haji berjumlah 63 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan didukung oleh 14 orang tenaga
honorer (8 orang di Indonesia dan 6 orang di Arab Saudi).
Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Kesehatan Haji menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor
risiko, pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji;
b. Pelaksanaan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko,
pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembimbingan dan pengendalian
faktor risiko, pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji;
d. Pelaksanaan administrasi Pusat.
4
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015
5
Struktur Organisasi.
Struktur organisasi Pusat Kesehatan Haji terdiri atas:
1. Bagian Tata Usaha;
2. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko;
3. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji; dan
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
Organisasi Pusat Kesehatan Haji disajikan pada gambar berikut:
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Haji
LAKIP Puskeshaji 2019
6
Bagian Tata Usaha.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi Pusat dan
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program dan anggaran;
b. Pengelolaan informasi kesehatan haji;
c. Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara;
d. Penataan organisasi dan tata laksana;
e. Pengelolaan urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga dan
perlengkapan; dan
f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Bagian Tata Usaha terdiri atas:
1. Sub-bagian Program dan Informasi Kesehatan Haji; mempunyai tugas melakukan
penyusunan rencana, program dan anggaran dan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan serta pengelolaan informasi kesehatan haji.
2. Sub-bagian Keuangan dan Barang Milik Negara; mempunyai tugas melakukan
pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara, dan
3. Sub-bagian Kepegawaian dan Umum; mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, kearsipan, tata persurata, rumah tangga dan perlengkapan.
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji.
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di
bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor
Risiko Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi:
LAKIP Puskeshaji 2019
7
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang penyuluhan dan pembimbingan,
dan pengendalian faktor risiko kesehatan haji; dan
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang penyuluhan dan pembimbingan, dan
pengendalian faktor risiko kesehatan haji.
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji terdiri
atas:
1. Subbidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan; mempunyai tugas
melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang
Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan Haji; dan
2. Subbidang Pengendalian Faktor Risiko; mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengendalian faktor risiko
kesehatan haji dan pemantauan faktor risiko kesehatan umrah.
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji.
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di
bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan
Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pendayagunaan sumber daya
dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji; dan
b. Penyiapan pelaksanaan di bidang pendayagunaan sumber daya dan fasilitasi
pelayanan kesehatan haji.
LAKIP Puskeshaji 2019
8
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji
terdiri atas:
1. Subbidang Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji; mempunyai tugas
melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang
pendayagunaan sumber daya kesehatan haji; dan
2. Subbidang Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji; mempunyai tugas melakukan
penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang fasilitasi
pelayanan kesehatan haji.
9
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik,
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan.
Pusat Kesehatan Haji sebagai instansi Pemerintah memiliki perencanaan
tahunan yang kemudian disusun menjadi aktivitas kegiatan untuk mencapai suatu tujuan
dan indicator kinerja kegiatan.
Perencanaan Kinerja (Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, DO Indikator Kinerja Kegiatan).
Visi dan Misi.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 ditetapkan visi
dan misi, yang sama dengan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-royong” sebagaimana tergambar pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Visi dan Misi Presiden RI sebagai Landasan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2015–2019
LAKIP Puskeshaji 2019
10
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 (tujuh) misi pembangunan
yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hokum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional; serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Tujuan.
Dalam penyelenggaraan kesehatan haji seperti yang tercantum dalam
Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji terdapat 5
tujuan penyelenggaraan haji, yang meliputi:
1. Mencapai kondisi isthithaah kesehatan Jemaah Haji;
2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
3. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan dan di tanah suci;
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar
dan/atau masuk Indonesia oleh Jemaah Haji;
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Penyelenggaraan kesehatan haji dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan
daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu
dan terstruktur selama di Indonesia dan di Arab Saudi dalam bentuk Pembinaan,
LAKIP Puskeshaji 2019
11
Pelayanan, dan Perlindungan Kesehatan Jemaah Haji, sehingga Jemaah dapat
menjalankan Ibadah Haji sesuai ajaran Islam tanpa membahayakan keselamatan
pribadi dan Jemaah lainnya.
Upaya persiapan yang dilakukan sebagai berikut:
A. Memastikan seluruh Jemaah Haji Indonesia sebanyak 231.000 orang dapat
memenuhi kriteria istithaah (mampu) dari sisi kesehatan sehingga dapat
melaksanakan ibadah haji secara optimal.
B. Menyiapkan petugas kesehatan yang memiliki prinsip SHARI (Sigap, Handal,
Amanah, Responsif, Inovatif) dalam menjalankan tugas menyiapkan dan menjaga
kondisi kesehatan Jemaah haji dalam kondisi optimal dalam melaksanakan ibadah
haji. Berdasar lokasi dan fungsinya, petugas kesehatan yang menjalankan tugas
menyiapkan dan menjaga kondisi kesehatan Jemaah haji terbagi menjadi:
1. Pengelola program kesehatan haji Kabupaten/kota, Provinsi dan Kantor
Kesehatan Pelabuhan;
Menjalankan fungsi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan terhadap Jemaah
haji di Indonesia.
2. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sebanyak 1.587 petugas untuk
penempatan di 529 kelompok terbang (kloter);
TKHI terdiri dari seorang dokter dan dua orang perawat. TKHI merupakan tenaga
kesehatan yang mendampingi Jemaah haji sehari-hari. Memiliki tugas
memeriksa kesehatan jasmani jemaah haji, membina kesehatan jemaah haji,
melayani keluhan kesehatan jemaah haji, mengamati penyakit jemaah haji dan
menyehatkan lingkungan di sekitar jemaah haji.
3. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan di Arab Saudi
sebanyak 310 petugas;
Berdasarkan fungsinya, PPIH bidang kesehatan terbagi menjadi Tim Promotif
Preventif (TPP), Tim Gerak Cepat (TGC), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), Tim
Manajerial dan Tim Asistensi.
TPP fokus pada upaya promotif (peningkatan derajat kesehatan jemaah) dan
preventif (pencegahan timbulnya masalah kesehatan jemaah) dengan cara
mengubah perilaku jemaah yang lebih sehat. TKR berfokus kepada pelayanan
LAKIP Puskeshaji 2019
12
jemput bola untuk penanganan kasus emergensi, stabilisasi dan evakuasi
jemaah sakit sehingga dapat mencegah perburukan kondisi Jemaah haji. TKR
fokus kepada memberi pelayanan perawatan jemaah sakit rujukan dari
sektor/kloter di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau Rumah Sakit Arab
Saudi (RSAS). Tim manajerial mengatur jalannya operasional kesehatan haji di
Arab Saudi, sedangkan Tim Asistensi membantu dan memastikan kebijakan
operasional dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
PPIH bidang kesehatan terdiri dari berbagai macam profesi kesehatan, seperti
dokter, perawat, apoteker, tenaga sanitasi dan surveilans, analis kesehatan,
radiographer, rekam medis, teknisi elektromedis, ahli gizi (nutrisionis) dan
fisioterapi.
PPIH bidang kesehatan Arab Saudi bertugas di kota Makkah, Madinah, Jeddah
serta Arafah, Musdalifah dan Mina (Armina). Penugasan pada Makkah dan
Madinah terbagi lagi menjadi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan
sektor-sektor yang mengkoordinasikan layanan kesehatan kepada kloter-kloter
di pemondokan jemaah.
PPIH bidang kesehatan di Embarkasi, dibentuk bersama-sama dengan PPIH
Embarkasi Kementerian Agama yang bertugas di 18 Embarkasi Haji.
4. Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK);
TPK adalah tenaga pendukung penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi.
TPK yang direkrut merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bermukim di
Arab Saudi. TPK ditugaskan sebagai pendamping jamaah sakit, pengemudi
ambulans, pengemudi operasional, pengemudi TPP, TKR, TPP, administrasi
perhajian, perawat, tenaga rekam medis, tenaga kebersihan, tenaga perbekalan
kesehatan, dan mekanik. Selain merekrut WNI, Pusat Kesehatan Haji juga
merekrut tenaga pendukung kesehatan yang berasal dari Warga Negara Asing
untuk membantu kelancaran tugas-tugas di Arab Saudi.
LAKIP Puskeshaji 2019
13
C. Menyediakan Sarana dan Prasarana Kesehatan.
Tenaga kesehatan tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk menjaga kondisi
kesehatan Jemaah haji dalam keadaan optimal bila tidak didukung oleh sarana dan
prasarana kesehatan yang cukup. Pada saat masa operasional haji berakhir, maka
dimulai proses penyiapan sarana dan prasarana kesehatan untuk masa operasional
haji berikutnya.
Sarana dan prasarana kesehatan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
1. Obat-obatan dan Alat kesehatan yang digunakan di masa operasional haji.
2. Tas obat kloter disediakan di setiap kloter yang dibawa oleh Tim Kesehatan Haji
Indonesia.
3. Penyiapan obat-obatan emergency, alat-alat medis habis pakai.
4. Proses pengadaan Gedung untuk Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di
Makkah dan Madinah, Pos Kesehatan (Klinik rawat inap untuk proses evakuasi
jemaah haji sakit yang akan dipulangkan) di Hujjaj Jeddah, Gudang untuk Alat
Kesehatan dan Obat di Jeddah serta pengadaan Wisma Kesehatan Haji di
Jeddah;
5. Penyiapan Ambulans sebagai alat evakuasi Jemaah haji sakit.
6. Penyiapan klinik kesehatan di bandara Jeddah dan di bandara Madinah.
D. Mempersiapkan strategi/cara kerja.
Semua upaya persiapan yang telah dilakukan tidak akan memberikan hasil yang
efektif tanpa koordinasi yang baik dan strategi pemanfaatan sumber daya yang
tersedia. Upaya koordinasi yang telah dilakukan berupa:
1. Koordinasi di Indonesia.
a. Membangun komitmen bersama antara Kementerian Agama (Kemenag)
dengan Kemenkes supaya terdapat kesepahaman bahwa Istithaah
Kesehatan bukan bertujuan menghalangi jemaah haji untuk melaksanakan
ibadah haji tetapi untuk memastikan mereka dapat melaksanakan ibadah haji
tanpa masalah kesehatan;
LAKIP Puskeshaji 2019
14
b. Mengintegrasikan data dasar Jemaah dari Siskohat dengan data
pemeriksaan kesehatan dari Siskohatkes sehingga petugas pemeriksa
kesehatan mendapat data dasar jemaah haji yang datang untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan dan petugas Siskohat Kemenag mendapatkan data-
data terkait kesehatan Jemaah;
c. Pembinaan Kesehatan merupakan upaya untuk mempersiapkan kondisi
Istithaah Jemaah haji. Proses pembinaan kesehatan bukan hanya tanggung
jawab Puskesmas atau Dinas Kesehatan, tetapi perlu melibatkan berbagai
pihak lintas sektor, lintas program dan unsur-unsur masyarakat sehingga
dapat meningkatkan kondisi kesehatan Jemaah haji.
d. Koordinasi dengan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Universitas
yang memiliki komitmen dalam peningkatan pelayanan kesehatan haji.
2. Koordinasi di Arab Saudi.
a. Koordinasi yang dilakukan di Arab Saudi terjadi antar PPIH bidang kesehatan
atau antar PPIH bidang kesehatan dan PPIH Kemenag. Koordinasi ini harus
terjalin dengan baik supaya Jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji
dengan lancar.
b. Koordinasi juga dilakukan kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) di Jeddah.
Gambar 2.2. Penyelenggaraan Kesehatan Haji
LAKIP Puskeshaji 2019
15
Sasaran.
Sasaran penyelenggaraan kesehatan haji adalah seluruh Jemaah haji yang
berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2019 sejumlah 231.000 jemaah haji.
Indikator pencapaian sasaran pada tahun 2019 sesuai dengan Renstra Pusat
Kesehatan Haji adalah 80% Jemaah haji telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan di
input ke dalam Siskohatkes. Hal ini penting dilaksanakan karena setiap tahunnya
terdapat 63-67% Jemaah haji Indonesia memiliki kondisi risiko tinggi kesehatan (Risti).
Untuk mencapai sasaran Penyelenggaraan Kesehatan Haji tahun 2019, Pusat
Kesehatan Haji melaksanakan program pembinaan, pelayanan dan perlindungan
kesehatan melalui strategi penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia dan Arab Saudi
sebagai berikut:
a. Peningkatan komitmen politik pemerintah dalam hal kesehatan haji.
b. Pengintegrasian data kesehatan dengan data umum Jemaah haji dalam Siskohat
Kementerian Agama.
c. Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku Jemaah haji terhadap pentingnya
kesehatan dalam ibadah haji.
d. Peningkatan peran serta masyarakat (termasuk ulama dan para akademisi).
Penyelengaraan Kesehatan Haji di Indonesia.
Penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia dapat berjalan baik dengan
adanya komitmen politik Pemerintah. Salah satu komitmen yang mendukung pentingnya
kesehatan dalam berhaji adalah:
1. Undang-undang No.8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah, yang menyatakan bahwa kesehatan sebagai syarat untuk melunasi biaya
perjalanan ibadah haji. Hal ini tidak terlepas dari upaya Pusat Kesehatan Haji dalam
mempengaruhi keputusan politik terhadap Rancangan Undang-Undang yang dibuat
melalui mekanisme komunikasi kepada Kementerian Agama dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
LAKIP Puskeshaji 2019
16
2. Surat Edaran Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah nomor 4001
tahun 2018 yaitu istithaah dijadikan syarat pelunasan BPIH. Berdasarkan surat
tersebut, maka seluruh jemaah haji yang akan melunasi Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH) diwajibkan memenuhi syarat istithaah kesehatan. Surat edaran
Dirjen PHU sejalan dengan tujuan penyelenggaraan haji yang tertulis dalam
Permenkes No. 62 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan kesehatan haji dan
Permenkes No.15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji yang
memiliki semangat agar seluruh jemaah haji yang berangkat ke tanah suci
memenuhi syarat istithaah kesehatan sehingga dapat melaksanakan rangkaian
ibadah haji dengan baik dan sempurna.
3. Hasil Ijtima Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Istithaah Kesehatan
Haji, Safari Wukuf, Badal Melontar Jumrah, Juli 2018.
4. Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
5. Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
Secara garis besar, penyelenggaraan kesehatan haji Indonesia dapat berjalan
dengan baik melalui pemantapan empat hal sebagai berikut:
1. Peningkatan komitmen politik.
2. Terintegrasinya data kesehatan Jemaah haji (Siskohatkes) dengan data umum
Jemaah haji (Siskohat).
3. Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku Jemaah haji terhadap kesehatan
melalui Sosialisasi Haji Sehat (SHS) dan penerapan Dakwah Kesehatan Haji.
4. Dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan istithaah kesehatan Jemaah haji,
dalam hal ini puskeshaji telah menerima Hasil Ijtima Nasional MUI yang mendukung
terselenggaranya penerapan Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang istithaah
kesehatan Jemaah haji.
LAKIP Puskeshaji 2019
17
Keempat hal di atas dapat digambarkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3. Pilar Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Indonesia
Beberapa hal yang dilaksanakan untuk memperkuat penyelenggaraan
kesehatan Haji Indonesia, antara lain:
a. Penguatan kapasitas petugas kesehatan haji di daerah dalam rangka pemeriksaan
dan pembinaan kesehatan bagi Jemaah Haji; dan
b. Implementasi kebijakan Istitha’ah kesehatan haji;
c. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan Jemaah Haji;
d. Penyiapan sumber daya kesehatan haji;
e. Peningkatan kemitraan kesehatan haji seperti kerjasama dengan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) tentang penguatan pandangan Fiqih Islam terhadap Istithaah
kesehatan Jemaah haji.
Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi.
Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi telah diperkuat dengan adanya
Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Kesehatan RI dan Menteri
Kesehatan Arab Saudi yang ditandatangani saat kunjungan Raja Salman pada 1 Maret
2017. MoU kemudian ditindaklanjuti dengan Implementing Arrangement (IA) pada 4
LAKIP Puskeshaji 2019
18
Maret 2019 yang menyebutkan adanya 6 (enam) aktivitas yang dapat dilaksanakan
untuk pengembangan kesehatan haji dan umrah sebagai berikut:
1. Kerjasama dalam perkumpulan massa kesehatan yang berkaitan dengan Ibadah
Haji dan Umrah;
2. Pelatihan dan pengembangan kapasitas tentang layanan kesehatan haji dan umrah;
3. Berbagi data dan informasi tentang Jemaah haji dan umrah, Kesehatan Jemaah,
Risiko Kesehatan, Keselamatan selama haji dan umrah, pencegahan dan
pengendalian penyakit, kerentanan kesehatan Jemaah, sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku;
4. Penelitian Bersama tentang penyakit terkait haji dan umrah, termasuk penyakit
infeksi serta penyakit lainnya terkait haji dan umrah;
5. Kerjasama teknis dalam pengembangan pusat kolaborasi WHO untuk kesehatan haji
dan umrah di Indonesia; dan
6. Penyediaan kemudahan akses untuk layanan kesehatan bagi Jemaah haji
Indonesia, khusus selama musim haji di Arafah-Mina, dengan perlakuan yang sama
bagi seluruh Jemaah.
Penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi dipengaruhi oleh banyak variabel
oleh sebab itu perlu suatu strategi penyelenggaraan yang komprehensif. Strategi
penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2019 antara lain:
a. Memperkuat promosi dan preventif tanpa mengesampingkan kegiatan kuratif dan
rehabilitatif;
b. No-delay terhadap Pelayanan kesehatan kepada Jemaah Haji dilakukan sesegera
mungkin, dengan tidak menunda pelayanan;
c. Mobilisasi petugas kesehatan haji;
d. Dengan prinsip jemput bola, petugas kesehatan haji tidak hanya bekerja di KKHI akan
tetapi turun ke pemondokan Jemaah Haji guna visitasi dan penyuluhan kesehatan;
dan
e. Penguatan koordinasi antar daerah kerja, baik sesama petugas kesehatan maupun
dengan petugas dari Kementerian Agama.
Strategi di atas untuk menyikapi kondisi-kondisi yang mempengaruhi Jemaah
haji mengalami sakit atau kondisi-kondisi yang menyebabkan kondisi penyakit Jemaah
haji menjadi semakin berat.
LAKIP Puskeshaji 2019
19
Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan Jemaah haji di Arab
Saudi adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan (cuaca dan iklim), termasuk lingkungan sosial.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Aktifitas Fisik.
4. Perjalanan.
5. Berkumpulnya Massa (Mass Gathering).
Ke-lima faktor tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.4. Pilar Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Arab Saudi
Definisi Operasional (DO) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pusat Kesehatan Haji.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah ukuran keberhasilan unit kerja Pusat
Kesehatan Haji dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtiar hasil berbagai Program
dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi Pusat Kesehatan Haji.
LAKIP Puskeshaji 2019
20
Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji merupakan indikator kinerja
yang berada pada perspektif manfaat bagi Jemaah haji yang menunjukkan peran utama
Pusat Kesehatan Haji dalam tanggung jawabnya meningkatkan pelayanan kesehatan
haji.
Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji adalah Presentase jemaah haji
yang mendapatkan pembinaan istitha’ah (kemampuan) kesehatan haji, dengan definisi
operasional:
Jumlah jemaah haji yg telah mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi dibagi kuota
jemaah haji tahun berjalan dikali 100%, berdasarkan data Siskohatkes.
A = Jumlah jemaah haji yg telah mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi.
B = Kuota Jemaah haji tahun berjalan.
Target IKK Pusat Kesehatan Haji tahun 2019 adalah 80%, dengan sasaran
meningkatnya pembinaan kesehatan jemaah haji mencapai Istitha’ah. (Renstra
Kemenkes 2015-2019).
Realisasi yang dicapai oleh Pusat Kesehatan Haji dalam melaksanakan
pembinaan dan pemeriksaan kesehatan haji tahun 2019 adalah sebesar 100,34%.
Angka ini menunjukkan bahwa relisasi yang dicapai oleh Pusat Kesehatan Haji melebihi
target yang ditetapkan. Angka capaian di atas meliputi seluruh Jemaah haji yang akan
berangkat, termasuk para Jemaah haji yang telah diperiksa namun tidak memenuhi
kriteria istithaah kesehatan (tidak jadi berangkat).
IKK = %& '100%
LAKIP Puskeshaji 2019
21
Perjanjian Kinerja 2019.
Gambar 2.5. Perjanjian Kinerja Halaman Pertama
LAKIP Puskeshaji 2019
22
Gambar 2.6. Perjanjian Kinerja Halaman Kedua
LAKIP Puskeshaji 2019
23
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi
organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sitem
pertanggungjawaban secara periodik.
Capaian Kinerja.
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji.
Sub-Bidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan.
Sub-bidang Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan, mempunyai tugas
melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang
Penyuluhan dan Pembimbingan Kesehatan Haji.
Adapun kegiatan yang dilakukan sub-bidang Penyuluhan dan Pembimbingan
Kesehatan Haji selama tahun 2019 sebagai berikut:
1. Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
Pelaksanaan Sosialisasi Istithaah Kesehatan dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi
Haji Sehat (SHS) dilaksanakan pada rentang waktu bulan Februari s.d Juli 2019 di
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan SHS dikelola oleh Tim Penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota.
Pemerintah daerah melakukan SHS sebagai bentuk pembinaan kesehatan secara
intensif. Pembinaan kesehatan dimaksud dilakukan melalui kerjasama dengan
lintas sektor, organisasi masyarakat, organisasi profesi, serta dapat melibatkan
sector lain yang terkait termasuk DPR atau DPRD.
LAKIP Puskeshaji 2019
24
Tabel 3.1. Rekapitulasi Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Tahun 2019
No Tanggal Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan
Jumlah Jemaah
(org) Komisi IX
DPR
1 16 Februari 2019 Aula Kanwil Kemenag Kota Padang
150 Betti Shadiq Pasadigoe
2 23 Februari 2019 Gedung BRC Kel. Senga Belopa Kab. Luwu
150 Markus Nari
3 23 Februari 2019 Aula Masjid Agung Al Maárif Kab. Bone
118 Syamsul Bachri
4 27 Februari 2019 Gedung D’Wiza Kota Serang
150 Yayat Biaro
5 11 Maret 2019 Komp Rumah Makan Niki Masaki Resto Kab Kediri
150 Budi Yuwono
6 17 Maret 2019 Hotel Harun Square Kota Lhokseumawe
150 Khaidir Abdurrahman
7 20 Maret 2019 Kompl. Secata Kab Padang Panjang
150 Suir Syam
8 22 Maret 2019 Gedung Asrama Haji Kota Palangkaraya
162 Hang Ali Saputra
9 29 Maret 2019 Aula Pemkab Cilacap 150 Muhammad Hanafi
10 31 Maret 2019 Hotel Fave Kab Garut 150 Haerudin
11 2 April 2019 Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur
150 Ahmad Zainudin
12 4 April 2019 Gedung BK3D Kab. Sukabumi
150 Dewi Asmara
13 7 april 2019 Derias Restaurant Kab Sidoarjo
150 Lucy Kurniasari
14 8 April 2019 Aula Akademi Perawat Kab Langkat
150 Delia Pratiwi Br Sitepu
15 10 April 2019 Gedung Haji JHK IPHI Kab Kudus
150 Ali Mahir
16 12 April 2019 Kediaman Irgan, Kab Tangerang
150 Irgan Chairul Mahfiz
17 14 April 2019 Aula Kantor Walikota Gorontalo
400 -
18 6 Juli 2019 Aula Gedung SKB Kab. Bungo
150 Zulfikar Achmad
Sumber Data: Laporan Sosialisasi Istithaah Bidang PPFRKH Tahun 2019
LAKIP Puskeshaji 2019
25
Petugas Pembinaan terpadu terdiri dari:
1. Pusat Kesehatan Haji.
2. Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Kanwil Kementerian Agama.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Puskesmas di wilayah Kabupaten/Kota yang terpilih.
6. Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas).
Pelaksanaan Sosialisasi Istitha’ah Kesehatan Jemaah Haji melibatkan berbagai
pihak, yaitu Kepala Daerah, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Majelis Ulama
Indonesia dan Kantor Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota. Untuk
memperoleh dukungan komitmen politik dari Lembaga Legislatif juga melibatkan komisi
IX DPR RI.
Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji, dilaksanakan di
lokus/lokasi yang masih perlu diintervensi. Dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat lokasi
yang telah dilakukan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji.
Tahun Jumlah Lokasi Jumlah jemaah haji
2016 16 kab/kota 2.396 jemaah
2017 65 kab/kota 11.130 jemaah
2018 33 kab/kota 4.966 jemaah
2019 18 kab/kota 2.930 jemaah
Sumber Data: Laporan Sosialisasi Istithaah Bidang PPFRKH Tahun 2019
2. Seminar Kesehatan Haji
Seminar kesehatan Haji pada tahun 2019 dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu
Seminar Pelayanan Kesehatan Penerbangan Haji dan Seminar Kesehatan Haji.
LAKIP Puskeshaji 2019
26
Tabel 3.3. Data Seminar Kesehatan Jemaah Haji Tahun 2019 NO PERTEMUAN WAKTU TEMPAT HASIL
1 Seminar Pelayanan Kesehatan Penerbangan Haji
12 Juni 2019
Auditorium Siwabessy, Gd. Sujudi Lt. 2 Kemenkes RI, Jakarta
• Meningkatkan pengetahuan kedokteran kesehatan penerbangan haji bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Jemaah Haji.
• Memberikan gambaran pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap Jemaah Haji saat persiapan dan selama masa penerbangan dari Tanah Air ke Arab Saudi demikian pula sebaliknya.
2 Seminar Manajemen Kesehatan Haji
16 November 2019
Auditorium RS Pusat Otak Nasional, Jakarta
• Meningkatkan pengetahuan calon petugas kesehatan haji dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji baik pada masa persiapan di Indonesia maupun saat operasional di Arab Saudi
Sumber Data: Laporan Seminar Kesehatan Bidang PPFRKH Tahun 2019
3. Kemitraan dengan Asosiasi dan atau Praktisi Haji Umrah.
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji, telah
dilakukan program kemitraan dengan melibatkan organisasi profesi, ulama dan
pemuka agama, organisasi masyarakat, dan akademisi. Bentuk kegiatan kemitraan
tersebut meliputi:
1) Pertemuan dengan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol. Membahas tentang
kerjasama dakwah kesehatan haji. Pusat Kesehatan Haji telah mengusulkan
adanya penyuluhan kesehatan dengan pendekatan dakwah. Hal ini untuk
memperkuat proses penerimaan Jemaah haji terhadap pesan-pesan kesehatan.
LAKIP Puskeshaji 2019
27
2) Pertemuan dengan Majelis Ulama Islam (MUI):
a. Sosialisasi Hasil Ijtima Nasional MUI di Novotel, Bogor, tanggal 9-11 April
2019 dihadiri oleh Seluruh Dinas Kesehatan Provinsi, Kantor Wilayah
Kementerian Agama dan Pengurus wilayah MUI.
b. Pengenalan Dakwah Kesehatan Haji melalui kegiatan Focus Group
Discussion (FGD) di Margo Hotel, Depok tanggal 25-27 Juli 2019.
c. Penyusunan pendapat MUI mengenai fatwa penggunaan masker dalam
berihram yang dilaksanakan pada tanggal 29-31 Agustus 2019 di Hotel Aston
Prority Simatupang dan pada tanggal 18 September 2019 di Kantor MUI.
3) Pertemuan dengan Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia
(PERDOKHI). Membahas tentang program kesehatan haji Indonesia di Kantor
PB IDI Jakarta pada 19 September 2019.
4) Pertemuan dengan Ketua Mass Gathering for Global Health (MGHN) di
Hyderabad India pada The 2nd International Conference on Religious Mass
Gathering pada 26-28 Oktober 2019.
5) Pertemuan dengan Tabung Haji Malaysia pada 27-29 November 2019.
Membahas tentang kesehatan haji Indonesia dan rencana dilaksanakannya the
3rd International Conference on Religious Mass Gathering di Indonesia.
6) Pertemuan membahas kelanjutan MoU kesehatan haji dan umrah dengan
pemerintah Kerajaan Arab Saudi di acara 7th Islamic Conference of Health
Ministries (ICHM), Organitation of Islamic Cooperation, Abu Dhabi 14-18
December 2019.
Sub-Bidang Pengendalian Faktor Risiko.
Sub-bidang Pengendalian Faktor Risiko mempunyai tugas melakukan penyiapan
penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengendalian faktor risiko
kesehatan haji dan pemantauan faktor risiko kesehatan umrah.
LAKIP Puskeshaji 2019
28
Adapun kegiatan yang dilakukan Sub-Bidang Pengendalian Faktor Risiko
Kesehatan Haji selama tahun 2019 sebagai berikut:
1. Pemantauan Hygiene Sanitasi Asrama Haji dan Katering bagi Jemaah Haji.
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan di asrama haji dan katering bagi jemaah
haji berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Teknis
Kesehatan Lingkungan (BTKL), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Kementerian Agama.
Kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan tahap pertama adalah melakukan
pemantauan hygiene sanitasi asrama haji pada saat 6 bulan sebelum jemaah haji
masuk asrama haji.
Kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan tahap kedua dilaksanakan pada saat satu
minggu sebelum jemaah masuk asrama haji untuk memastikan kesiapan embarkasi
jemaah haji.
Kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan tahap ketiga dilaksanakan selama jemaah
haji berada di asrama haji saat embarkasi/debarkasi untuk tetap menjaga kondisi
lingkungan asrama haji tetap bersih dan sehat.
Sasaran kegiatan ini adalah 19 embarkasi, terdiri dari 13 embarkasi utama dan 6
embarkasi antara. Capaian pemantauan hygiene sanitasi asrama haji dan katering
bagi jemaah haji tahun 2019 sebesar 100% (19 embarkasi).
Pencapaian pemantauan hygiene sanitasi asrama haji dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
LAKIP Puskeshaji 2019
29
Tabel 3.4. Rekapitulasi kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Kesehatan Sanitasi Lingkungan Asrama Haji Tahun 2019.
No Tanggal Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan
1 23-25 Mei 2019 Aceh (BTJ)
2 20-22 Mei 2019 Sumatera Utara (MES)
3 13-15 Mei 2019
23-25 Mei 2019 Batam (BTH)
4 13-15 Mei 2019 Riau (PKU)
5 13-15 Mei 2019 Jambi
6 23-25 Mei 2019 Sumatera Barat (PDG)
7 20-22 Mei 2019 Sumatera Selatan (PLM)
8 13-15 Mei 2019 Lampung
9 13-15 Mei 2019 Bengkulu
10 27-29 Mei 2019 Jawa Barat (JKS)
11 27-29 Mei 2019 DKI Jakarta (JKG)
12 13-15 Mei 2019 Jawa Tengah (SOC)
13 20-22 Mei 2019 Surabaya (SUB)
14 20-22 Mei 2019 Palangkaraya (PKY)
15 13-15 Mei 2019 Banjarmasin (BDJ)
16 23-25 Mei 2019 Balikpapan (BPN)
17 20-22 Mei 2019 Gorontalo (GTO)
18 23-25 Mei 2019 Makassar (UPG)
19 23-25 Mei 2019 Lombok (LOP)
2. Sosialisasi Hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sosialisasi Hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertujuan untuk
mensosialisasikan fatwa MUI tentang Istithaah Kesehatan Haji, Safari Wukuf dan
Badal Melontar Jumrah. Peserta yang diundang pada pertemuan tersebut berasal
dari Kantor Wilayah Kemenag Provinsi, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan MUI daerah.
LAKIP Puskeshaji 2019
30
Tabel 3.5.Rekapitulasi Kegiatan Sosialisasi Hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2019.
NO PERTEMUAN WAKTU TEMPAT HASIL
1 Sosialisasi Hasil Ijtima MUI
8-10 Maret 2019 Provinsi Jawa Timur di Hotel Yusro Jombang
Memperkuat pemahaman pendapat ulama mengenai Istithaah Kesehatan Haji, Badal melontar Jumroh dan Safari Wukuf.
2 Sosialisasi Hasil Ijtima MUI
13-15 Maret 2019 Provinsi Jawa Barat di Hotel Grand Aquilla Bandung
3 Sosialisasi Hasil Ijtima MUI
20-21 Maret 2019 Provinsi Banten di Hotel Soll MarinaTangerang
4 Sosialisasi Hasil Ijtima MUI
21-23 Maret 2019 Provinsi Jawa Tengah di Hotel Santika Semarang
5 Sosialisasi Hasil Ijtima MUI
27-29 Maret 2019 Provinsi Sumatera Selatan di Hotel Harper Palembang
6 Sosialisasi Hasil Ijtima MUI
1-3 April 2019 Provinsi Sumatera Barat di Hotel Pangeran Padang
7 Sosialisasi Hasil Ijtima Nasional MUI
9-11 April 2019 Novotel, Bogor
8 Focus Group Discussion (FGD) Dakwah Kesehatan Haji
25-27 Juli 2019 Margo Hotel, Depok Sosialisasi Kegiatan Dakwah Kesehatan Haji
9 Penyusunan pendapat MUI mengenai fatwa penggunaan masker dalam berihram
29-31 Agustus 2019 Hotel Aston Prority Simatupang
Draft Fatwa MUI tentang Penggunaan Masker Saat Berihram
11 Rapat Pleno MUI mengenai fatwa penggunaan masker dalam berihram
18 September 2019 Kantor MUI
Sumber Data: Laporan Bidang PPFRKH Tahun 2019
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji.
A. Sub-bidang Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji.
Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) harus memenuhi persyaratan
kompetensi, pengalaman, integritas, dan dedikasi yang dilakukan melalui seleksi secara
professional. Oleh karena itu pelaksanaan rekrutmen PKHI dilaksanakan berdasarkan
asas keadilan, transparan, profesionalitas dan akuntabilitas.
PPIH Kloter terdiri dari dokter dan perawat, sedangkan PPIH Arab Saudi Bidang
Kesehatan terdiri dari Tim Promotif dan Preventif (TPP) yang akan fokus pada proses
LAKIP Puskeshaji 2019
31
pembinaan kesehatan, Tim Gerak Cepat (TGC) yang fokus bertugas pada perlindungan
terhadap jemaah haji, dan Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), fokus bertugas pada
pelayanan kesehatan.
Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) yang diperlukan pada saat operasional haji
di Arab Saudi. Pengaturan rekrutmen TPK dalam penyelenggaraan kesehatan haji di
Arab Saudi bertujuan untuk memperoleh TPK yang berintegritas, profesional, jujur, dan
bertanggungjawab sesuai dengan tugas yang diberikan, guna menjamin kualitas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi.
Proses rekrutmen yang dilaksanakan untuk memperoleh petugas tersebut
dilakukan melalui tahapan sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun
2018 tentang Rekrutmen Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji Arab Saudi Bidang
Kesehatan, Tim Kesehatan Haji Indonesia, dan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
Gambar 3.1. Alur Rekrutmen PPIH
LAKIP Puskeshaji 2019
32
Gambar 3.2. Alur Rekrutmen PPIH
Pembekalan Integrasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang
Kesehatan dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter Arab Saudi Tahun
1440H/2019M dilaksanakan setelah workshop dokter TKHI dan pelatihan kompetensi
yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes).
Kegiatan pembekalan integrasi dilaksanakan bersamaan dengan petugas haji
dari Kementerian Agama di Asrama Haji Embarkasi. Jadwal kegiatan pelatihan petugas
yang dilatih dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Pelatihan Petugas pada Pelatihan Integrasi
NO EMBARKASI TANGGAL TEMPAT 1 Aceh (BTJ) 18 - 27 Maret 2019 Asrama Haji Aceh 2 Medan (KNO) 19 - 29 Maret 2019 Asrama Haji Medan 3 Padang (PDG) 21 - 30 Maret 2019 Asrama Haji Padang 4 Batam (BTH) 20 - 29 Maret 2019 Asrama Haji Batam 5 Palembang (PLM) 22 - 31 Maret 2019 Asrama Haji Palembang 6 Jakarta Pondok gede (JKG) 4 - 13 April 2019 Asrama Haji Pondok Gede 7 Jakarta Bekasi (JKS) 3 - 12 April 2019 Asrama Haji Bekasi 8 Balikpapan (BPN) 29 Maret - 3 April 2019 Asrama Haji Balikpapan 9 Solo (SOC) 26 Maret - 4 April 2019 Asrama Haji Solo
10 Surabaya (SUB) 1 - 10 April 2019 Asrama Haji Surabaya 11 Ujungpandang (UPG) 30 Maret - 8 April 2019 Asrama Haji Makassar 12 Banjarmasin (BDJ) 28 Maret - 6 April 2019 Asrama Haji Banjarbaru 13 Mataram (LOP) 27 Maret - 5 April 2019 Asrama Haji Mataram 14 PPIH 23 April - 2 Mei 2019 Asrama Haji Pondok Gede
LAKIP Puskeshaji 2019
33
Tabel 3.7. Jumlah Petugas Kesehatan yang direkrut tahun 2016 s.d 2019
No Petugas Kesehatan Haji Indonesia 2016 2017 2018 2019 1. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) 1152 1520 1521 1587 2. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
Bidang Kesehatan (PPIH) 306 268 317 316
3. Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK)
150 186 200 222
Secara umum petugas kesehatan haji memiliki tanggung jawab dan kerja yang cukup
kompleks sehingga perlu suatu strategi distribusi dan penugasannya. Petugas
kesehatan haji terdiri dari:
1. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan.
PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan terdiri atas:
Tabel 3.8. Susunan PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan tahun 2019.
No Daerah Kerja Jumlah 1 Tim Manajerial 11 2 Makkah
a. KKHI 107 b. Sektor 55
3 Madinah a. KKHI 81 b. Sektor 15
4 Tim Mobile Kesehatan Bandara 19 5 Tim Promotif Preventif (TPP) 21 6 Tim Asistensi 7
Jumlah 316
Berdasar jenis tugasnya, PPIH Bidang Kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Tim Promotif Preventif:
Tim Promotif Prefentif (TPP) berperan aktif melakukan kegiatan Health Promotion,
Specific Protection, dan Early Diagnostic and Prompt Treatment. Kegiatan Health
Promotion berupa penyuluhan kesehatan, baik di bandara, pondokan, bis, dan
pelataran masjid. Kegiatan Specific Protection yang dilakukan berupa pembagian
Alat Pelindung Diri. Kegiatan Early Diagnostic dan Prompt Treatment yang dilakukan
LAKIP Puskeshaji 2019
34
berupa deteksi dini Jemaah haji yang sakit, memberi pertolongan pertama yang
dibutuhkan, dan membantu apabila ada jemaah haji yang harus dirujuk jika
dibutuhkan dengan berkoordinasi dengan TKHI kloter, TGC, dan TKR.
Tabel 3.9. Susunan Tenaga Promotif Preventif tahun 2019
No Jenis Tenaga Jumlah 1 Dokter 5
2 Perawat 4
3 Kesehatan Masyarakat 11
4 Fisioterapi 1
Jumlah 21
b) Tim Gerak Cepat:
Tim Gerak Cepat (TGC) berperan dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan dan
rujukan cepat. TGC melakukan identifikasi awal, deteksi dini dan penanganan
kegawatdaruratan jemaah di wilayah kerja sektor masing-masing. Dalam
menjalankan fungsinya TGC akan berkoordinasi dengan seluruh PPIH Kesehatan
lain seperti Tim Promotif dan Preventif (TPP), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), Tenaga
Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang berada di masing-masing Kloter, dan seluruh
PPIH bidang lainnya. Tim Gerak Cepat terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga
farmasi.
Tabel 3.10. Susunan Tim Gerak Cepat tahun 2019
No Daerah Kerja Dokter Perawat Farmasi Jumlah 1 Makkah 22 22 11 55 2 Madinah 5 10 0 15
Jumlah 27 32 11 70
c) Tim Kuratif Rehabilitatif:
Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR) merupakan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji
(PPIH) Bidang Kesehatan yang bertugas dalam upaya kuratif rehabilitatif di KKHI
dan Pos Kesehatan. TKR bertugas di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI)
Makkah, KKHI Madinah, dan Tim Mobile Bandara. Pada saat operasional Armina,
sebagian ditugaskan di Pos Kesehatan Arafah dan Pos Kesehatan Muzdalifah dan
Mina.
LAKIP Puskeshaji 2019
35
Tabel 3.11. Susunan Tim Kuratif Rehabilitatif tahun 2019
No Daerah Kerja
Jenis Tenaga
Jumlah
Dok
ter
Spes
ialis
Dok
ter U
mum
Dok
ter G
igi
Pera
wat
Farm
asi
Giz
i
Rek
am M
edis
Ana
lis
Kes
ehat
an
Elek
trom
edik
Rad
iogr
afer
Sisk
ohat
kes
Sans
ur
1 Bandara 2 7 8 1 19 2 Makkah 23 12 1 44 8 2 1 2 2 1 1 8 107
3 Madinah 16 12 1 33 6 1 1 1 1 1 1 5 79
Total 41 31 2 85 15 3 2 3 3 2 2 13 204
2. Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK)
Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) Arab Saudi membantu penyelenggaraan
operasional Kesehatan haji yang bersifat teknis operasional dan administrasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Dahulu TPK dikenal dengan istilah Tenaga Musiman
(Temus).
Untuk memperkuat pelayanan kesehatan terhadap Jemaah haji sakit, maka PPIH
Arab Saudi Bidang Kesehatan merekrut tenaga perawat yang ada di Arab Saudi
yang berwarga negara Indonesia sebanyak 16 orang, untuk di tempatkan sebagai
TPK perawat bekerja sama dengan tenaga perawat PPIH di KKHI Makkah. Dalam
pelaksanaan tugas, TPK perawat berada di bawah komando Kasubsi KKHI Makkah.
Tabel 3.12. Susunan Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) tahun 2019
No Jenis Tugas Bandara Makkah Madinah Operasional Jumlah
1 Pengemudi Operasional
4 13 6 7 30
2 Pengemudi Ambulan
5 28 16 49
3 Sekretariat 6 1 1 1 9 4 TPP 0 13 13 5 TGC 0 22 22 6 POS 0 14 12 26 7 Kebersihan 0 11 6 1 18 8 Rekam Medis 0 4 3 7
LAKIP Puskeshaji 2019
36
No Jenis Tugas Bandara Makkah Madinah Operasional Jumlah
9 Administrasi Perhajian
1 6 2 1 10
10 Perbekkes 0 6 5 11 11 Perawat 0 15 1 16 12 Rujukan 3 4 4 11 Jumlah 19 124 56 23 222
3. Panitia Penyelengara Ibadah Haji (PPIH) Kesehatan Paska Operasional Haji.
Pada saat berakhirnya masa operasional kesehatan haji, masih terdapat 54 orang
jemaah haji sakit yang masih dirawat di RS Arab Saudi. Sehubungan dengan hal
tersebut, Pusat Kesehatan Haji mengirimkan tim kesehatan paska operasional haji,
agar upaya pelayanan dapat terus dilaksanakan untuk jemaah sakit tersebut.
Pelayanannya berupa visitasi RSAS meliputi pemberian makanan/gizi, dukungan
mental, konsultasi medis dan membantu proses pemulangan Jemaah Haji yang telah
sehat ke Indonesia.
Tim yang bertugas berjumlah 6 orang, terdiri atas 3 orang dokter dan 3 orang
perawat. Mereka berada di Arab Saudi mulai 25 September hingga 26 November
2019. Dalam pelaksanaan tugasnya tim berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI
(KJRI) Jeddah dan Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah.
B. Sub-bidang Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji
1. Pelayanan Kesehatan di Arab Saudi
Pada masa operasional haji Arab Saudi, Kementerian Kesehatan
bertanggung jawab dalam memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan kesehatan kepada Jemaah Haji selama di Arab Saudi. Pelayanan
kesehatan yang diberikan dimulai dari tingkat kloter oleh Tim Kesehatan Haji
Indonesia (TKHI), tingkat Sektor oleh Tim Gerak Cepat (TGC) dan tingkat
Daerah Kerja di KKHI oleh Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR). Pelayanan kesehatan
diberikan mulai dari Embarkasi, di pesawat, kedatangan dan kepulangan di
bandara, Daerah Kerja Madinah, Daerah Kerja Makkah, Arafah, Muzdalifah dan
Mina. Selain itu juga dilaksanakan upaya promotif dan preventif kesehatan yang
dilaksanakan oleh Tim Promotif Preventif (TPP) di Indonesia dan Arab Saudi.
LAKIP Puskeshaji 2019
37
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, terbagi atas jenis
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan rujukan, semua dilakukan di tiap lini baik
oleh TKHI maupun PPIH. Hal ini kemudian digabungkan menjadi data
pelayanan kesehatan pada tiap tahunnya.
Perbandingan data pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi dari tahun
2016 – 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.13. Data Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi tahun 2016 – 2019.
Uraian 2016 2017 2018 2019 Jumlah Jemaah Haji 168.800 221.000 221.000 231.000 Jemaah dirawat di KKHI 2.944 4.679 5.299 3.448 Jemaah dirawat di RS Arab Saudi 478 1.047 1.057 1.846 Kunjungan Jemaah di Kloter 348.785 452.176 466.602 475.464 Jemaah Wafat selama operasional
342 645 386 453
Berikut ini ditampilkan tabel pelayanan yang diberikan oleh TKR, TGC, dan TPP
pada 4 tahun terakhir.
Tabel 3.14. Penyelenggaraan Haji di Arab Saudi
TIM 2016 2017 2018 2019 TKR Sektor, Bandara,
Makkah, dan Madinah
Bandara, Makkah, Madinah
Bandara, Makkah, Madinah
Bandara, Makkah, Madinah
TGC Sektor, KKHI, dan Armina
Sektor, dan Armina
Sektor, dan Armina
Sektor, dan Armina
TPP Mengikuti Pola Pergerakan Jemaah
Makkah, Madinah, dan Armina
Mengikuti Pola Pergerakan Jemaah
Mengikuti Pola Pergerakan Jemaah
2. Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
A. KKHI Makkah.
Pada tahun 2019, KKHI Makkah menempati gedung Wareef Plaza Hotel di
Aziziah Janubiyah, Jalan Sultan bin Abdul Aziz, Makkah. Tahun 2019 ini
merupakan tahun ke-tiga penggunaan gedung sebagai KKHI Makkah. Gedung
yang disewa terdiri dari 18 lantai dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 300.
LAKIP Puskeshaji 2019
38
Pelayanan kesehatan di daerah kerja Makkah dilaksanakan oleh Tim Kuratif
Rehabilitatif di KKHI dan Tim Gerak Cepat di 11 sektor serta sektor khusus
Masjidil Haram. Pada saat menjelang Armina, daya tampung KKHI dapat
mencapai 400 pasien (dengan penambahan 100 velbed).
Tabel 3.15. Fasilitas KKHI Makkah
No Lantai Fasilitas Keterangan
1 Lantai G Ruang Triase 6 bed
2 Ruang Resusitasi 2 bed
3 Ruang Isolasi 2 bed
4 Ruang Observasi 18 bed
5 Ruang Radiologi
6 Depo Obat
7 Apotek
8 Mortuary
9 Ruang Administrasi/Rekam Medis
10 Lantai M Ruang Kantor
11 Ruang Rapat
12 Sekretariat TPP
13 Ruang Siskohatkes
14 Poliklinik Rehabilitasi Medik
15 Poliklinik Gigi 1 unit
16 Ruang Sanitasi
17 Ruang Administrasi Tanazul
18 Lantai P1 Ruang Limbah Medis
19 Lantai R Ruang ICU 10 bed
20 Ruang Intermediate Pria 34 bed
21 Ruang Intermediate Wanita 38 bed
22 Ruang Sterilisasi
23 Lantai PR Ruang Rawat Inap Pria 60 bed
24 Ruang Rawat Inap Wanita 50 bed
25 Ruang Laboratorium
LAKIP Puskeshaji 2019
39
No Lantai Fasilitas Keterangan
26 Ruang Gizi (Dapur)
27 Ruang Isolasi 2 bed
28 Lantai 1 Depo Obat
29 Ruang Elektromedik
30 Lantai 5 Ruang Psikiatri 44 bed
31 RF Ruang Laundry
32 Ruang Olahraga/Senam
33 Ruang Linen
Pelayanan kesehatan di sektor:
1. Dua (2) unit tempat tidur untuk stabilisasi pasien/perawatan.
2. Pelayanan farmasi.
3. Ambulan.
Sektor Khusus:
1. Masjidil Haram.
2. Terminal Syib Amir.
B. KKHI Madinah.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji di Madinah terletak di Jalan Prince
Muhammad bin Abdul Aziz daerah Hayal Aridh Madinah Al Munawarah Kingdom
of Saudi Arabia, kurang lebih 6 km dari Mesjid Nabawi. Untuk operasional
pelayanan kesehatan bagi Jamaah Haji Indonesia, KKHI Madinah menyediakan
tempat tidur perawatan sebanyak 70 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
LAKIP Puskeshaji 2019
40
Tabel 3.16. Fasilitas KKHI Madinah.
NO LOKASI FASILITAS JUMLAH 1 Lantai B Ruang Rawat Inap 51 bed
2 Ruang Psikiatri 8 bed
3 Kamar Rapat
4 Ruang Mortuary
5 Lantai G Ruang Triage 4 bed
6 Ruang Resusitasi 5 bed
7 Ruang Tindakan 2 bed
8 Apotek
9 Poliklinik Gigi
10 Ruang CSSD
11 Ruang Laboratorium
12 Lantai 1 Ruang Gizi
13 Ruang TPP
14 Ruang Kantor
15 Ruang Elektromedik
16 Depo Obat
17 Ruang Siskohatkes dan Sanitasi Surveilans
18 Lantai 2 Kamar Petugas dan tamu
19 Lantai 3 Kamar Petugas Wanita
20 Lantai 4 Kamar Petugas Pria
21 Lantai 5 Kamar Petugas
C. Pos Kesehatan Hujjaj Jeddah.
PPIH bidang Kesehatan Daker Bandara melaksanakan pelayanan kesehatan
saat pemulangan melalui bandara Jeddah. Gedung Pos Kesehatan Hujjaj sangat
diperlukan sebagai tempat stabilisasi kondisi kesehatan jemaah haji Tanazul
yang akan dipulangkan ke Indonesia., Sarana yang ada di Pos Kesehatan Hujjaj
Jeddah antara lain:
1) Tempat tidur 10 buah;
2) Depo obat-obatan dan alkes;
LAKIP Puskeshaji 2019
41
3) Ruang rapat dan kantor;
4) Tempat penyimpanan kendaraan operasional dan ambulans;
5) Ruang istirahat petugas kesehatan bandara Jeddah.
D. Pos Kesehatan Bandara
Bentuk pelayanan yang dilakukan di bandara dalam hal respon gawat darurat
gangguan kesehatan dan rujukan yang terjadi di bandara Madinah maupun
Jeddah.
E. Posko Kesehatan Armina (Arafah – Muzdalifah – Mina)
Sebagai bentuk pelayanan kesehatan untuk jemaah haji di fase puncak ibadah
haji yaitu Arafah, Muzdalifah dan Mina, maka Pusat Kesehatan Haji menyediakan
pos pelayanan kesehatan sebagai tempat perawatan bagi jemaah sakit serta
proses rujukan ke RS Arab Saudi apabila terjadi perburukan kondisi pada jemaah
tersebut.
• Pos Kesehatan Arafah terdiri atas satu pos kesehatan utama berkapasitas
50 velbed yang berukuran 15 x 25 meter. Selain itu pos kesehatan Arafah
juga memberikan pelayanan obat-obatan dan alat kesehatan. Di Arafah,
pelayanan kesehatan juga dilaksanakan di 6 pos kesehatan satelit yang
masing-masing memiliki kapasitas 4 velbed.
• Tenda kesehatan Arafah dilengkapi dengan fasilitas AC portabel 25-ton dan
generator listrik 250 KW. Pos kesehatan Arafah menjadi tanggung jawab tim
mobile daker bandara, dibantu petugas lainnya dari KKHI Makkah dan/atau
KKHI Madinah, untuk pos kesehatan satelit diisi oleh TGC dan TPP. Pos
kesehatan Arafah dilengkapi 7 buah ambulan dan 6 pos satelit masing-
masing satu ambulan yang dikelola oleh TGC untuk rujukan jemaah sakit.
• Untuk pelayanan kesehatan di Muzdalifah dibagi dalam 11 titik lokasi yang
menjadi tanggung jawab KKHI Makkah dan berfungsi sebagai pos kesehatan,
serta dilengkapi 4-unit ambulan di area Muzdalifah.
• Pos kesehatan Mina terdiri atas satu pos kesehatan utama di daerah Al-
Muaissim berkapasitas 40 velbed dan satu pos kesehatan di daerah Mina
Jadid berkapasitas 5 velbed. Pos kesehatan Mina menjadi tanggung jawab
KKHI Madinah dibantu TGC dan TPP yang bergerak di sepanjang jalur
LAKIP Puskeshaji 2019
42
Jamarat. Pos kesehatan Mina dilengkapi 14 Ambulan untuk rujukan jemaah
sakit.
3. Ambulan.
Pelayanan kesehatan di Arab Saudi menggunakan fasilitas Ambulan untuk
sarana rujukan jemaah haji sakit, baik dari kloter, sektor maupun KKHI serta saat
operasional Armina. Ambulan yang digunakan sejumlah 29 unit, terdiri atas 9-unit
Ambulan GMC Savanna Van, 15-unit Ambulan Hyundai H-1 dan 5 unit Ambulan
Suzuki APV.
Penempatan ambulan saat operasional antara lain:
• Daker Makkah: 16-unit ambulan.
• Daker Madinah: 10-unit ambulan.
• Daker Bandara/Tim Mobile: 3-unit ambulan.
4. Peralatan Kesehatan.
Pada tahun operasional tahun 2019 peralatan kesehatan yang digunakan sebanyak
525 peralatan kesehatan di KKHI Makkah, 65 di Pos Kesehatan Hujjaj Jeddah, dan
di KKHI Madinah sebanyak 340 peralatan kesehatan, 15% diantaranya adalah
peralatan baru yang diperoleh pada pengadaan tahun 2019. Data terlampir.
5. Operasionalisasi Siskohatkes.
Penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia maupun di Arab Saudi berbasis
sistem informasi dalam hal ini Siskohatkes, sistem ini terintegrasi dengan Siskohat
Kementerian Agama sehingga seluruh data yang ada dalam dua aplikasi tersebut
bisa saling dipertukarkan untuk kepentingan pelayanan terhadap jemaah haji
khususnya pelayanan kesehatan jemaah haji.
Integrasi kedua sistem informasi tersebut mulai digunakan dari tanah air baik
untuk pemeriksaan kesehatan tahap 1, pembinaan masa tunggu, pemeriksaan tahap
2, pembinaan masa keberangkatan, pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH),
vaksinasi, penerbitan Surat Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA), dan
pemeriksaan tahap 3 di Embarkasi, sedangkan untuk di Arab Saudi data yang
LAKIP Puskeshaji 2019
43
dipertukarkan adalah data pelayanan kesehatan, data wafat, safari wukuf, badal haji,
dan tanazul.
Siskohatkes memuat data kesehatan yang dapat di cetak menjadi Kartu Kesehatan
Jemaah Haji (KKJH).
Analisis Capaian Kinerja 2019
Analisis Keberhasilan Pencapaian Indikator 2019
Berdasarkan Renstra Kemenkes Indikator Target kinerja Pusat Kesehatan Haji
adalah Persentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan Istithaah kesehatan haji
dengan cara perhitungan Jumlah jemaah haji yang telah mendapat penilaian istithaah
kesehatan haji paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di
embarkasi dibagi quota jemaah haji tahun berjalan dikali 100% berdasarkan data
Siskohatkes. Dimana target tahun 2019 adalah 80%.
Dari jumlah total jemaah haji regular Indonesia 214.000 orang, sehingga
penghitungan jemaah yang mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling lambat 1
(satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi pada tahun 2019 adalah
80% x 214.000 = 171.200 jemaah.
Tabel 3.17 Target dan Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji
NO TAHUN TARGET CAPAIAN 1 2015 60% 60%
2 2016 65% 65,68%
3 2017 70% 84,90%
4 2018 75% 102,29%
5 2019 80% 100,34%
Capaian Indikator 2019 sebesar 100,34% artinya capaian tahun 2019 sudah memenuhi
target yaitu 80% Jemaah haji yang mendapat penilaian istithaah kesehatan haji paling
lambat 1(satu) bulan sebelum hari pertama Jemaah tiba di embarkasi.
LAKIP Puskeshaji 2019
44
Gambar 3.3. Target dan Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015 - 2019
60%65%
70%75%
80%
60%65,68%
84,90%
102,29% 100,35%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2015 2016 2017 2018 2019
TargetdanCapaianKinerjaPusatKesehatanHajiTahun2015-2019
Target Realisasi
LAKIP Puskeshaji 2019
45
Tabel 3.18. Cakupan Entry Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji
Per-Tanggal 6 Juni 2019 (satu bulan sebelum operasional)
NO PROVINSI JEMAAH PEMERIKSAAN KESEHATAN
KUOTA SESUAI PMA CAKUPAN ENTRY
1 2 3 4 51 DIY 3879 3537 109,67%2 SUMSEL 7476 7115 105,07%3 KALTENG 1975 1920 102,86%4 JATIM 36635 35706 102,60%5 JABAR 40167 39198 102,47%6 BANTEN 9968 9818 101,53%7 JATENG 31260 30860 101,30%8 KALTIM 2864 2843 100,74%9 RIAU 5391 5359 100,60%
10 DKI 8343 8302 100,49%11 PAPUA 1396 1395 100,07%12 MALUT 1321 1321 100,00%13 SUMUT 8520 8531 99,87%14 LAMPUNG 7282 7355 99,01%15 ACEH 4601 4651 98,92%16 NTB 4852 4912 98,78%17 SULTRA 2298 2341 98,16%18 SULSEL 7600 7759 97,95%19 SULTENG 2182 2250 96,98%20 KALBAR 2668 2763 96,56%21 SUMBAR 4808 5005 96,06%22 KEPRI 1439 1505 95,61%23 BABEL 1269 1335 95,06%24 GORONTALO 1118 1178 94,91%25 KALSEL 3936 4155 94,73%26 MALUKU 1202 1272 94,50%27 JAMBI 3090 3273 94,41%28 BENGKULU 1806 1940 93,09%29 PAPUA BARAT 874 951 91,90%30 SULBAR 1620 1773 91,37%31 SULUT 791 882 89,68%32 BALI 910 1054 86,34%33 NTT 774 965 80,21%34 KALTARA 421 776 54,25%
NASIONAL 214736 214000 100,34%
LAKIP Puskeshaji 2019
46
Berdasarkan data di atas 12 Propinsi sudah mencapai angka lebih dari 100%,
hal ini disebabkan banyak jemaah yang melakukan pemeriksaan di luar provisi asal
jemaah. Selain itu jemaah cadangan juga sudah melakukan pemeriksaan kesehatan haji
Tahap II. Sehingga total pemeriksaan melebihi kuota jemaah asal propinsi tersebut.
Gambar 3.4. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji Reguler Tahun
2019/1440 H
Dari data grafik diatas Pusat Kesehatan Haji sudah mencapai indikator dalam Renstra
dengan angka 100,34%. Dengan demikian capaian sudah melebihi target yang
ditetapkan yakni 80%.
Capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2019 ini tidak terlepas dari dukungan seluruh
tenaga pemeriksa kesehatan jemaah haji di setiap Puskesmas, Rumah Sakit di Tiap
Kabupaten/ Kota di Indonesia, Selain itu dukungan dibidang teknis maupun non teknis
serta adanya dukungan dari stakeholders/mitra kerja dengan Kementerian Agama.
Dimana hasil pemeriksaan ke dua, yakni penetapan Istithaah Kesehatan pada Jemaah
menjadi dasar dalam pelunasan biaya ibadah jemaah haji.
GRAFIK CAKUPAN PEMERIKSAAN KESEHATAN JEMAAH HAJIJEMAAH REGULER TAHUN 2019 / 1440
DATA SISKOHATKES, PEMERIKSAAN SAMPAI 6 JUNI 2019
* Distrubisi berdasarkan Provinsi Asal Jemaah bukan Provinsi tempat pemeriksaan
LAKIP Puskeshaji 2019
47
Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji
1. Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target
Pelaksanaan Sosialisasi Istitha’ah tahun 2019 awalnya direncanakan di 20 lokasi
(dengan sasaran jemaah sebanyak 3.000 orang) bersama Komisi IX DPR-RI direvisi
menjadi 18 lokasi. Target dari 18 lokasi adalah 2.700 jemaah haji namun setelah
dilaksanakan kegiatan, Jemaah haji yang hadir sebanyak 2.930 orang (melebihi
target). Pengurangan jumlah lokasi dari 20 lokasi menjadi 18 lokasi ini disebabkan
karena adanya efisiensi anggaran.
Permasalahan:
1) Anggaran yang terbatas dalam menjalankan program kesehatan haji terutama
untuk pembinaan kesehatan jemaah haji.
2) Penetapan waktu pelaksanaan yang menyesuaikan jadwal Komisi IX DPR-RI
sehingga jadwal yang sudah disusun dapat berubah sewaktu-waktu.
3) Mengumpulkan calon jemaah kabupaten/kota dengan alamat tinggal berjauhan.
4) Pelaksanaan kegiatan bertepatan pada hari kerja sehingga beberapa Jemaah
Haji datang terlambat dan tidak sempat melakukan pengukuran kebugaran.
5) Lokasi untuk pengukuran kebugaran tidak luas sehingga tim kesjaor dinkes
kab/kota tidak bisa mengerjakan secara serentak dan memerlukan pengulangan
yang memakan waktu yang lama.
6) Beberapa Jemaah haji tidak bersedia dilakukan pengukuran kebugaran karena
sebelumnya sudah pernah dilakukan pengukuran kebugaran di Puskesmas.
7) Lokasi tempat pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target semula.
Pemecahan Masalah:
1) Dukungan dan komitmen yang kuat dari Kementerian Kesehatan dalam
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji
2) Berkoordinasi dengan Tenaga Ahli (TA) Komisi IX DPR-RI.
LAKIP Puskeshaji 2019
48
3) Berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Kabupaten/Kota dan KBIH.
4) Berkoordinasi dengan pengelola haji di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rencana Tindak Lanjut:
1) Melakukan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji di seluruh
kabupaten/kota dengan prioritas kabupaten/kota yang memiliki jemaah haji risiko
tinggi kesehatan terbanyak.
2) Meningkatkan koordinasi dengan pengelola haji di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
3) Berkoordinasi lebih awal dengan lintas program terkait dengan Biro Perencanaan
dan Anggaran terkait kegiatan Kemitraan dengan Komisi IX DPR-RI.
4) Melakukan Advokasi kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk menyediakan anggaran dan melaksanakan pembinaan kesehatan Jemaah
Haji secara terpadu.
5) Membuat media promosi dan edukasi kesehatan bagi Jemaah haji.
6) Membuat buku manasik kesehatan haji.
2. Pemantauan Hygiene Sanitasi Asrama Haji dan Katering Bagi Jemaah Haji
Permasalahan:
Kurangnya koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan
Kementerian Agama yang mengurus Katering dan Asrama Haji.
Pemecahan Masalah:
Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan
Kementerian Agama yang mengurus Katering dan Asrama Haji.
LAKIP Puskeshaji 2019
49
Rencana Tindak Lanjut:
Melakukan pertemuan koordinasi dan monitoring evaluasi dengan melibatkan
institusi terkait.
3. Kemitraan dengan Asosiasi dan atau praktisi Haji Umrah (Sosialisasi Hasil Ijtima
MUI).
Hal-hal yang mempengaruhi Pencapaian Target:
1) Ketersediaan anggaran.
2) Koordinasi dengan instansi terkait.
3) Peningkatan pemahaman masyarakat
Permasalahan
Sosialisai Ijtima belum dilaksanakan
Pemecahan Masalah
1. Mewajibkan dokter PIHK untuk melakukan pembinaan terhadap jemaah haji
PIHK sejak awal.
2. Menyiapkan pelatihan untuk dokter PIHK.
3. Penyusunan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kesehatan Haji pada
Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Rencana Tindak Lanjut
Memperkuat dukungan penyelenggaraan kesehatan jemaah haji dari organisasi
profesi, ulama, organisasi masyarakat dan akademisi melalui pertemuan koordinasi
lebih lanjut.
LAKIP Puskeshaji 2019
50
Bidang Pendayagunaan Sumber Daya dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Haji.
Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target:
1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2018 tentang Rekrutmen TKHI, PPIH
Arab Saudi Bidang Kesehatan, dan TPK dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
2) Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rekrutmen TKHI.
3) Sistem pengelolaan obat dan perbekkes haji di Arab Saudi menggunakan sistem
push distribution. Obat dan perbekalan kesehatan disiapkan dalam bentuk paket
untuk kloter, sektor, apotek KKHI, tim mobile/bandara, Tim Promotif dan Preventif
(TPP), dan tim gerak cepat (TGC). Obat dan perbekalan kesehatan didistribusikan
tanpa harus menunggu permintaan terlebih dahulu.
Permasalahan.
1) Adanya beberapa petugas yang gagal berangkat karena hamil atau kepentingan
pribadi (melanjutkan Pendidikan).
2) Penambahan kuota Jemaah Haji sebanyak 10.000 orang yang berimplikasi terhadap
penambahan petugas.
3) Adanya pengajuan obat di luar formularium obat kesehatan haji.
Pemecahan Masalah.
1) Mengganti petugas yang gagal berangkat dengan petugas yang pernah bertugas
sebelumnya.
2) Menambah sumber daya sesuai penambahan jumlah kuota Jemaah Haji.
3) Sosialisasi formularium obat-obatan kesehatan haji dan kebijakan pembelian obat di
Arab Saudi secara langsung.
LAKIP Puskeshaji 2019
51
Rencana Tindak Lanjut.
1) Surat pernyataan bersedia dikenakan sanksi bila melanggar surat pernyataan tidak
hamil.
2) Sosialisasi formularium obat-obatan kesehatan haji dalam workshop kesehatan haji.
Sumber Daya/Realisasi Anggaran
Sumber Daya Manusia
Profil Sumber Daya Manusia Pusat Kesehatan Haji
Pada tahun 2019 jumlah pegawai Pusat Kesehatan Haji mengalami peningkatan
dibanding dengan tahun sebelumnya (tabel 3.19). Peningkatan ini disebabkan karena
adanya tambahan personil pegawai dalam rangka percepatan program kesehatan haji.
Tabel 3.19. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018 – 2019 No Jenis Pegawai 2018 2019 1 PNS 60 63 2 Pegawai Pemerintah Non PNS/Honorer di
Indonesia 5 8
3 Pegawai Pemerintah Non PNS/Honorer di Arab Saudi
6 6
Total 71 77
Gambar 3.5. Komposisi Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2018 – 2019
60
5 6
63
8 6
01020304050
6070
PNS HonorerIndonesia HonorerArabSaudi
GrafikKomposisiPegawaiPusatKesehatanHajitahun2018– 2019
2018 2019
LAKIP Puskeshaji 2019
52
Tabel 3.20. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2019
No Jenjang Pendidikan PNS Honorer Indonesia Arab SAudi
1 SMP/SMA - 4 5 2 Akademi/Diploma 6 - - 3 S1 18 2 1 4 S2 35 2 - 5 S3 4 - - Jumlah 63 8 6
Gambar 3.6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2019
Tabel 3.21. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan tahun 2019 No Jenis Jabatan Jumlah 1 Jabatan Struktural 11 2 Jabatan Fungsional 3 3 Jabatan Pelaksana 59
Total 63
Tabel 3.22. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2019 No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 37 58,73% 2 Perempuan 26 41,27%
Total 63 100%
0
6
18
35
440
2 20
5
0 1 0 005
10152025303540
SMP / SMA Akademi /Diploma
S1 S2 S3
Grafik Komposisi Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2019
PNS Honorer Indonesia Honorer Arab Saudi
LAKIP Puskeshaji 2019
53
Tabel 3.23. Komposisi Pegawai (PNS) Pusat Kesehatan Haji Berdasarkan Kategori Usia
No Kelompok Usia 2019 1 < 31 tahun 0 2 31 – 40 tahun 22 3 41 – 50 tahun 25 4 51 – 58 tahun 16
Total 63
Perencanaan Sumber Daya Manusia Pusat Kesehatan Haji.
Pusat Kesehatan Haji merencanakan jumlah pegawai dengan
mempertimbangkan strategi, kebijakan program kesehatan haji, jumlah pegawai yang
akan pensiun dan kebutuhan pegawai berdasarkan peta jabatan di Pusat Kesehatan
Haji.
Pada Tahun 2019 terdapat 4 orang pegawai baru yang berasal dari Instansi dan
unit utama Kementerian Kesehatan dan instansi daerah. Komposisi pegawai baru tahun
2019 adalah:
Tabel 3.24. Komposisi Pegawai Baru Pusat Kesehatan Haji Tahun 2019
No Pegawai Baru
Pendidikan Asal Instansi
D3 S1 S2 S3 Pusat UPT. Pusat
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit
Daerah
1 PNS 0 1 2 1 1 1 1 1
Total 0 1 2 1 1 1 1 1
Program Pengembangan Kompetensi Pegawai Pusat Kesehatan Haji
Pengembangan kompetensi dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pegawai Pusat Kesehatan Haji. Adanya program
inpassing Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) juga mewajibkan adanya pelatihan
kompetensi. Adapun pengembangan kompetensi yang terlah dilaksanakan selama
tahun 2019 adalah sebagai berikut:
LAKIP Puskeshaji 2019
54
Tabel 3.25. Pelatihan/Workshop Kompetensi Fungsional dan Teknis Pegawai Pusat Kesehatan Haji tahun 2019
Adanya rencana penataan ASN ke dalam jabatan fungsional Pusat Kesehatan Haji telah
menyusun matriks rencana penempatan berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK) dan
peta jabatan mengacu pada syarat kualifikasi pendidikan D3 dan S1. Adapun distribusi
rencana penempatan ASN dapat dilihat pada tabel berikut:
NO NAMA Diklat PELAKSANA DIKLAT
1 Dian Yudianto,S.Si,Apt.Mkes Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
2 dr. Enny Nuryanti,MKM Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
3 dr.Agus Sultoni,MMRS Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
4 dr.Karmijono Pontjo W,MPH Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
5 Maman Haerurohman,SKM,MKM Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
6 dr. Novitasari Nurlaila Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
7 Tri Widiyani, SKM, M.Kes Administrator Kesehatan Ahli BBPK Batam
8 H.Abdul Hafiz,SKM,Mkes. Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
9 Esny Burase,SKM. Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
10 Hj. Siti Kunjanaeni,S.Kep.Ns,Mkes Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
11 Elvi Puriatarza,SKM. Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
12 Dian Septika Sari,SKM,MM Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
13 dr. Ade Irma Rosiani,MKM Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
14 Alfred A.M.Saleh, SKM, MPH Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli BBPK Cikarang
15 Najmi Komariyah,SKM,MKM Epidemiolog Kesehatan Ahli BBPK Ciloto
16 Dedy Kurniawan,SKM,MKM. Epidemiolog Kesehatan Ahli BBPK Ciloto
17 Endah Gina Faziah, SKM, M.Kes. Epidemiolog Kesehatan Ahli BBPK Ciloto
18 Arif Budiarto,A.Md. Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
19 dr. Novitasari Nurlaila Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
20 Harun Al Rasid Sulaiman,SKM Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
21 Sri Dalyanti,SKM Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
22 Arif Budiarto,A.Md. Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
23 Dian Septika Sari,SKM,MM Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
24 Elvi Puriatarza,SKM. Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) Gel 2 dan 3 BBPK Ciloto
LAKIP Puskeshaji 2019
55
Tabel 3.26. Distribusi Rencana Penempatan ASN Pusat Kesehatan Haji
1 Dian Yudianto,S.Si,Apt.Mkes S1 Apoteker2 dr. Enny Nuryanti,MKM S1.Dokter3 dr.Agus Sultoni,MMRS S1.Dokter4 dr.Karmijono Pontjo W,MPH S1.Dokter5 Maman Haerurohman,SKM,MKM S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat III.D6 Yanti Herawati,SKM S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat III.B7 dr.Anin Ika Rosa S1.Dokter III.C8 S1.Dokter IV.A9 Tri Widiyani, SKM, M.Kes S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat III.D
10 S1 Kesehatan Masyarakat11 Esny Burase,SKM.12 Hj. Siti Kunjanaeni,S.Kep.Ns,Mkes S1 Keperawatan13 Elvi Puriatarza,SKM. S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat14 Dian Septika Sari,SKM,MM S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat15 dr. Ade Irma Rosiani,MKM S1.Dokter16 dr. Hery Unita Versitaria, M.Kes S1.Dokter17 dr. Worowijat, MKM S1.Dokter18 Alfred A.M.Saleh, SKM, MPH S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat19 dr.Innes Ericca S1.Dokter20 Harun Al Rasid Sulaiman,SKM S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat21 Sri Dalyanti,SKM S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat22 dr. Citra Kurniasari Ilyas, Sp.KP S1.Dokter23 Dr.Zolaikha,SKM,MPHM. S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat24 Najmi Komariyah,SKM,MKM25 Dedy Kurniawan,SKM,MKM. S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat26 Dr. Hadi Sumanta, STP, M.Kes S1 Teknologi Pangan dan Gizi27 S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat28 dr.Andi Ardjuna Sakti,SH,MPH S1.Dokter2930 T Budi Margono,ST.31 Salman Mauluddin Idris,SKM S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat III.D32 Aryani Dwi Hartanti,S.Si,Apt S1 Apoteker III.D3334 S1 Ilmu Administrasi Negara35 S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat36 Ade Mashuri37 R.Andry Noviandi H,S,Kom. Pranata Komputer Ahli
III.DIII.CIV.BIV.A
H.Abdul Hafiz,SKM,Mkes. IV.aS1 Kesehatan Masyarakat III.C
III.CIII.CIII.CIII.CIV.AIV.AIV.AIII.CIII.BIII.BIII.BIV.A
S1 Kesehatan Masyarakat III.CIII.DIV.AIV.AIV.A
Mulyanti.SE. S1 Ekonomi Akutansi III.CS1 Teknik Informatika III.C
Siti Habibah,SKM S1 Kesehatan Masyarakat III.CRuswandi,S.Sos,MAP IV.ARoedie Haryanto,SKM,M.Kes III.B Sanitarian Ahli
DIII Akademi Penilik Kesehatan III.C Sanitarian AhliS1 Teknik Informatika III.C
Nurul Jamal,S.kom,M.kom S1 Teknik Informatika III.CArif Budiarto,A.Md. DIII Managemen Informatika II.D
DIII Teknik Komputer II.DIII.B
Adziah Narsiwi,SE. S1 Ekonomi Akutansi III.CFajar Teguh Prihatna, SE. M.Kes S1. Ekonomi III.
NO NAMA PENDIDIKAN GOL JABATAN FUNGSIONALAdministrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Administrator Kesehatan Ahli Penyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliPenyuluh Kesehatan Masyarakat AhliEpidemiolog Kesehatan Ahli Epidemiolog Kesehatan Ahli Epidemiolog Kesehatan Ahli Epidemiolog Kesehatan Ahli Epidemiolog Kesehatan Ahli Analis Kebijakan Ahli Analis Kebijakan Ahli Analis Kebijakan Ahli Analis Kebijakan Ahli Analis Kebijakan Ahli Analis Kepegawaian Ahli Analis Kepegawaian Ahli
38 Pranata Komputer Ahli 39 Pranata Komputer Ahli 40 Heri Budianto,Amd Pranata Komputer Ahli 41 Ike Yuliani Dewi AK,S.Kep S1.Keperawatan Perencana Ahli 42 Perencana Ahli 43 Arsiparis 44 Arsiparis 45 Arsiparis 46 Bendahara47 Arsiparis 48 Analis Keuangan49 Bunaini,S.Sos,Mkes S1 Ilmu Administrasi Negara Analis Keuangan50 S1 Ilmu Administrasi Perkantoran Analis Keuangan51 Arman Suprianto, S.Sos, MM. Analis Keuangan52 Umar Basuki,Amd,Kom. Pengelola Barang Milik Negara
DKamalludin, SAP. S1 Akutansi Publik III.DEka Ratnasari,Amd DIII Administrasi Perkantoran II.CAgus Wibowo,SE. S1Ekonomi Akutansi III.CS. Suryana, SE, SAP S1. Ekonomi III.DRosianti Sukmayani,ST S1 Teknik Informatika III.B
III.DSubkhan,S.Pd,MM. III.D
S1 SosialDIII Komputer II.D
dr. Novitasari Nurlaila
Endah Gina Faziah, SKM, M.Kes.
IV.a
LAKIP Puskeshaji 2019
56
Selain pelatihan kompetensi dan workshop, program pengembangan lain adalah dengan
mengikutsertakan pegawai Pusat Kesehatan Haji pada program Tugas Belajar, adapun
Pegawai yang mengikuti Tugas belajar tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.27. Daftar Pegawai Tugas Belajar Tahun 2019
No Jenjang pendidikan Jurusan Tahun Masuk Tahun Lulus Jumlah
1 S2 Gizi klinik 2018 Sedang berlangsung
1 orang
Untuk meningkatkan pengetahuan pegawai Pusat Kesehatan Haji juga telah
melaksanakan beberapa pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
pegawai pusat kesehatan haji mengenai peraturan, hukum sebagai ASN, etika
berorganisasi dll. Adapun kegiatannya antara lain:
1) Pertemuan penyusunan SKP Pusat Kesehatan Haji tahun 2019. Pertemuan
dilaksanakan pada 16 s/d 17 Januari 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 56
orang.
2) Pertemuan progress pengadaan barang/jasa Pusat Kesehatan Haji, pada 11
Januari 2019 di Hotel Puri Denpasar dan 26 Januari 2019 hotel Santika Jakarta
dengan jumlah peserta 25 orang
3) Pertemuan dalam rangka orentasi pegawai pusat kesehatan haji di Hotel sentul
Bogor pada 16 s/d 18 Maret 2019 dengan jumlah peserta 70 orang.
4) Pertemuan Tindak lanjut LHP Itjen di Hotel Puri denpasar Jakarta pada Mei 2019
dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.
5) Pertemuan SIHARKA di Hotel Wyndham Jakarta pada Juni 2019 dengan jumlah
peserta 30 orang
6) Pertemuan Pengelolaan Arsip dalam rangka GNSTA Pusat Kesehatan Haji di
Hotel Salak Bogor pada 7 s/d 9 Agustus 2019 dengan jumlah peserta 30 orang.
7) Pertemuan Analisis Beban Kerja Pusat Kesehatan Haji di Hotel RA Simatupang
Jakarta pada 11 s/d 13 September 2019 dengan jumlah peserta 25 orang.
Pertemuan dilaksanakan pada 6 Februari 2018 dengan jumlah peserta sebanyak
56 orang.
LAKIP Puskeshaji 2019
57
Sumber Daya Anggaran
Sumber daya anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun Anggaran 2019 bersumber
dari DIPA APBN dengan sumber dana adalah rupiah murni yang terdapat pada 2 (dua)
kantor bayar yaitu Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta VII dan
KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah (KPH). Anggaran Pusat Kesehatan Haji tahun 2019
sebesar Rp.302.664.672.000, -. dipergunakan untuk kegiatan Peningkatan Kesehatan
Jemaah Haji. Pembiayaan tersebut diantaranya untuk biaya operasional pelayanan
kesehatan haji, penyediaan sarana dan prasarana Klinik Kesehatan Haji, serta
penugasan 2.027 tenaga kesehatan jemaah haji termasuk tenaga pendukung kesehatan
yang di rekrut di Arab Saudi. Selain itu pagu anggaran dipergunakan untuk Pembinaan
Kesehatan Haji, Dukungan Manajemen Satker dan Layanan Perkantoran.
Realisasi anggaran s/d 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp.283.984.894.663,
- atau 93.83% dari total pagu anggaran, pagu anggaran terdiri dari 2 (dua) jenis belanja,
yaitu belanja barang dan modal. Realisasi belanja barang sebesar Rp 279.793.256.443
atau 93.86% dari total pagu anggaran dan realisasi belanja modal sebesar Rp
4.191.638.220, - atau 91.31% dari total pagu anggaran. Uraian pagu dan realisasi per
komponen kegiatan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
LAKIP Puskeshaji 2019
58
Tabel 3.28. Realisasi Anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2019
URAIAN PAGU REALISASI % SISA01ProgramDukunganManajemendanPelaksanaanTugasTeknisLainnyaKementerianKesehatan 302.664.672.000 283.984.894.663 93,83 18.679.777.3372041PeningkatanKesehatanJemaahHaji2041.001PelayananKesehatanHaji001TanpaSubOutput051FasilitasipemeriksaandanpelayanankesehatanjemaahhajiAPelayananKesHajiMasaTunggudanKeberangkatan 801.475.000 800.134.500 99,83 1.340.500BPenyediaanSaranadanPrasaranadiArabSaudi 37.421.505.000 37.143.916.188 99,26 277.588.812CBiayaOperasionalPelayananKesehatandiArabSaudi 13.769.951.000 13.734.093.893 99,74 35.857.107DEvaluasiNasionalPenyelenggaraanKesehatanHaji 1.752.835.000 1.743.359.588 99,46 9.475.412EBiayaPradanPaskaOperasionalKesehatanHaji 4.431.750.000 4.337.599.064 97,88 94.150.936FPertemuanPembinaan,PemeriksaandanPengendalianFaktorRisikoKesehatanHajiTahun1441H 509.050.000 474.815.826 93,27 34.234.174052PengendalianFaktorRisikoKesehatanHajiAPemantauanHigieneSanitasiAsramaHajidanKateringBagiJemaahHaji 241.334.000 241.052.180 99,88 281.820BPeningkatanPerlindungandanPengendalianFaktorRisikoKesehatanJemaahHaji 272.886.000 271.094.182 99,34 1.791.818DPengadaanRapidFoodTestSecurity 662.800.000 516.393.518 77,91 146.406.483EPenyusunanMediaPromosiTahun2019 117.380.000 115.590.000 98,48 1.790.000FPenyusunanJuknisPenyelenggaraanKesehatanHaji 73.540.000 72.960.000 99,21 580.000053PembinaanKesehatanJemaahHajiASosialisasiIstithaahKesehatanJemaahHaji 1.793.790.000 1.793.437.000 99,98 353.000BPengukuranKebugaranJemaahHajidalamSosialisasiIstitaahKesehatanHaji 142.480.000 141.664.795 99,43 815.205CSeminarKesehatanHaji 127.060.000 126.826.541 99,82 233.459DKemitraandenganAsosiasidanataupraktisiHajiUmrahsepertiKBIH/PIHK/AKHI/PERDOKHI 66.380.000 66.257.500 99,82 122.500054PendayagunaanSumberDayaKesehatanHajiAPemenuhanLogistikKesehatanHaji 189.760.000 189.749.976 99,99 10.024BPengadaanKartuKesehatanJemaahHaji 1.017.665.000 1.017.468.900 99,98 196.100CPersiapanPenyelenggaraanKesehatanHajiTahun1441H 191.625.000 164.937.405 86,07 26.687.595DKonsinyasiSumberdayaKesehatanHaji 211.954.000 211.516.172 99,79 437.828EOperasionalKomiteAhliKesehatanHajiNasional 253.873.000 204.206.700 80,44 49.666.300FPendampinganDalamPenguatanImplementasiSiskohatkesdanPerencanaanKesehatanHaji 734.700.000 733.732.298 99,87 967.702055SistemInformasiPelayananKesehatanHajiAPengelolaanSiskohatkes 887.887.000 850.555.670 95,80 37.331.330BRakonPenguatanSistemInformasiKesehatan 751.266.000 749.575.000 99,77 1.691.000CMonitoringPenyelenggaraanKesehatanHaji 999.600.000 985.059.883 98,55 14.540.117DOrientasidanPenguatanSistemInformasiKesehatanHaji 1.028.621.000 1.027.878.600 99,93 742.400EPengelolaanWebsitePusatKesehatanHaji 90.250.000 88.883.500 98,49 1.366.5002041.002PenyediaanPKHIselamaOperasionalHaji001TanpaSubOutput051SekretariatRekrutmenPKHIAKesekretariatanRekrutmen 397.640.000 391.762.500 98,52 5.877.500BSekretariatRekrutmenPPIHdanTKHI1441H/2020M 747.230.000 601.042.625 80,44 146.187.375CPenyusunanKebutuhanObatdanPerbekesHaji 170.800.000 125.310.942 73,37 45.489.058DEvaluasiPelaksanaanDekonsentrasi 52.200.000 51.939.420 99,50 260.580EPertemuanPenyusunanRencanaAksiKegiatan(RAK)PusatKesehatanHajiTahun2020-2024 100.066.000 92.007.000 91,95 8.059.000FFasilitasiUrusanKeuangandanTindakLanjutLHP 88.000.000 87.140.124 99,02 859.876GPenyelenggaraanHKN2019 174.025.000 170.531.930 97,99 3.493.070HKoordinasiLS/LPEvaluasiKegiatanPeningkatanKesehatanHaji 30.000.000 29.660.800 98,87 339.200052PembekalanTerintegrasiPKHIAPembekalanTerintegrasiPKHIKloter 13.506.610.000 13.503.562.395 99,98 3.047.605BPembekalanTerintegrasiPKHINonKloter 4.060.264.000 4.053.662.762 99,84 6.601.238DSosialisasiHasilIjtimaMajelisUlamaIndonesia(MUI) 3.876.950.000 3.871.433.299 99,86 5.516.701053PenugasanPKHIkeArabSaudiAPenugasanPKHIkeArabSaudi 206.208.731.000 189.573.090.003 91,93 16.635.640.997BPemantapanJuknisPPIHArabSaudi 285.100.000 - - 285.100.000CPertemuanPemutakhiranTindakLanjutLHP 67.300.000 53.834.000 79,99 13.466.000DCapacityBuildingPusatKesehatanHaji 404.500.000 33.690.066 8,33 370.809.934EPertemuanLanjutanPenyelesaianGugatanKKHIMakkah 46.700.000 46.180.000 98,89 520.000FOrientasiPegawaiPemerintahNonASN 70.450.000 - 70.450.000GSosialisasiJabatanFungsionalASNPusatKesehatanHaji 166.100.000 109.080.000 65,67 57.020.000HFinalisasiPenyusunanEvaluasiPeningkatanKesehatanJemaahHaji 68.648.000 - - 68.648.0002041.970LayananDukunganManajemenSatker001TanpaSuboutput051PenyusunanrencanaprogramdanPenyusunanrencanaanggaranAPenyusunanRencanaKerjaPeningkatanKesehatanJemaahHaji 150.075.000 109.079.000 72,68 40.996.000BKoordinasiLS/LPdanAsistensiPerencanaanKegiatanPeningkatanKesehatanHaji 311.500.000 311.249.099 99,92 250.901052PelaksanaanpemantauandanevaluasiAPenyusunanEvaluasiPeningkatanKesehatanJemaahHaji 127.725.000 90.960.000 71,22 36.765.000BKoordinasiLS/LPEvaluasiKegiatanPeningkatanKesehatanHaji 232.900.000 225.075.000 96,64 7.825.000053PengelolaankeuangandanperbendaharaanAReviewpengelolaankeuangandanperendaharaan 248.100.000 245.635.653 99,01 2.464.347054PengelolaankepegawaianAOperasionalPegawaiPusatKesehatanHaji 114.800.000 114.285.651 99,55 514.349BPertemuanKoordinasiKepegawaian&Barang,Jasa 244.775.000 244.165.100 99,75 609.900COrientasiPegawaidalamrangkaPenyelenggaraanKesehatanHaji 423.566.000 365.522.200 86,30 58.043.800DPeningkatanKompetensiASNdanJFT 148.500.000 143.452.800 96,60 5.047.200055Pelayananumum,PelayananrumahtanggadanperlengkapanAPengadaanBahanAdministrasiSelamaTahun2019 300.000.000 299.403.670 99,80 596.3302041.994LayananPerkantoran001TanpaSuboutput002OperasionaldanPemeliharaanKantorAOPERASIONALPERKANTORANDANPIMPINAN(UrusanTataUsahadanRumahTanggaPKH) 505.530.000 491.908.964 97,31 13.621.036BHONORARIUMPENGELOLAANGGARAN 417.540.000 371.020.000 88,86 46.520.000CPERAWATANKENDARANBERMOTOR 256.930.000 256.587.081 99,87 342.919DBELANJAPENUNJANGPERKANTORAN 120.000.000 119.863.700 99,89 136.300
RealisasiBelanjaPusatKesehatanHajiBerdasarkanPerOutput/SubOutput/KomponenTahunAnggaran2019
LAKIP Puskeshaji 2019
59
Terlihat dari tabel diatas bahwa sisa pagu anggaran yang tidak terealisasi terdiri
dari sisa pelaksanaan kegiatan dan sisa kegiatan pengadaan barang/jasa.
Anggaran dekonsentrasi digunakan untuk kegiatan Surveilans Kesehatan Haji
dan Orientasi pemeriksaan dan pembinaan Jemaah haji. Surveilans Kesehatan Haji
terdiri dari kegiatan Rekrutmen TKHI, Pengadaan seragam TKHI, Cetak K3JH, Honor
Petugas Siskohatkes, dan pembinaan kabupaten/kota. Orientasi pemeriksaan dan
pembinaan Jemaah haji berupa kegiatan pertemuan pilot pembinaan kesehatan haji
dengan pengukuran kebugaran pada Jemaah haji.
Anggaran Dekonsentrasi Pusat Kesehatan Haji tahun 2019 sebesar
Rp.11.999.999.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.10.988.271.626,- atau
sebesar 91,65%. Reaslisasi tertinggi terdapat pada Provinsi Papua dengan serapan
100% dan terendah pada Provinsi Jawa Barat sebesar 82,79%.
Kendala dalam penyerapan anggaran dekonsentrasi yaitu pengelolaan anggaran
yang berada di Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi namun pelaksanaan
kegiatan oleh Pengelola Program Kesehatan Haji di Bidang Pelayanan Kesehatan atau
Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Pusat Kesehatan Haji merupakan satuan kerja yang bertanggung jawab
langsung kepada Menteri Kesehatan dalam melaksanakan program-program Kesehatan
Haji.
Tugas dan Fungsi tersebut perlu didukung oleh peningkatan kualitas dan
kuantitas sarana prasarana seperti ruang kerja dan perangkat kerja yang memadai
dengan mengacu pada Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yaitu penggunaan ruang
secara efektif serta mampu memberikan kenyaman kepada pegawai dalam bekerja
secara optimal.
Sarana di ruang kerja Puskeshaji harus mendukung konsep hemat energy (go
green) Kementerian Kesehatan yaitu seperti penggunaan AC Inverter/hemat energi,
yaitu penggunaan AC Standing pada saat AC Central sudah mati (off). Begitu juga
pembentukan perilaku dan kebiasaan diri untuk menggunakan listrik saat diperlukan,
secara bergantian, dan tidak berlebihan, mematikan televisi, kran air, komputer atau
lampu jika sudah tidak digunakan, serta perangkat elektronik sudah dilengkapi hemat
energy.
LAKIP Puskeshaji 2019
60
Sarana dan Prasarana yang tersedia meliputi meubelair, perangkat elektronik
dan perangkat kerja yang di design sesuai dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia
(SDM). Berikut Sarana dan Sarana yang tersedia di Pusat Kesehatan Haji, sepert pada
table dibawah ini:
Tabel 3.29. Sarana Kantor Pusat Kesehatan Haji tahun 2019.
NO SARANA PRASARANA JUMLAH KONDISI A SARANA Perangkat Kerja 1 Meja Kerja 70 Unit Baik 2 Meja Rapat 3 Unit Baik 3 Meja Bar 1 Unit Baik 4 Kursi 115 Unit Baik 5 Kursi Bar 3 Unit Baik 6 Lemari 36 Unit Baik 7 Loker 59 Unit Baik Alat-alat Elektronik 1 Komputer 36 Unit Baik 2 Laptop 28 Unit Baik 3 Printer 42 Unit Baik 4 AC 5 Unit Baik 5 CCTV 1 Unit Baik 6 Mesin Fotocopy 1 Unit Baik 7 Dispenser 2 Unit Baik Meubelair 1 Meja Tamu 3 Unit Baik 2 Sofa Tamu 3 Unit Baik 3 Kitchen Set 1 Unit Baik 4 Lemari/Rak Sepatu 2 Unit Baik Lain-lain 1 APAR 2 Unit Baik 2 Tempat Sampah 10 Unit Baik B PRASARANA 1 Ruang Kapus 1 Unit Baik 2 Ruang Resepsionis 1 Unit Baik 3 Ruang Rapat 2 Unit Baik 4 Pantry 1 Unit Baik
Total Aset yang dimiliki Pusat Kesehatan Haji
Pada tahun 2019, Pusat Kesehatan Haji memiliki total nilai aset sebesar
Rp.71.564.614.141, - terdapat kenaikan nilai aset apabila dibandingkan tahun 2018,
kenaikan nilai aset pada tahun 2019 diperoleh dari realisasi belanja modal sebesar
Rp.4,191,638,220, -. Total aset Pusat Kesehatan Haji tertuang dalam Laporan Barang
Milik Negara.
LAKIP Puskeshaji 2019
61
Penghargaan yang diterima Pusat Kesehatan Haji
Pada tahun 2019, Pusat Kesehatan Haji kembali memperoleh penghargaan dari
Kerajaan Arab Saudi dan Menteri Kesehatan RI, adapun daftar penghargaan yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
A. Plakat Penghargaan dari Direktur Health Education Kementerian Kesehatan Arab
Saudi untuk Program Promotif dan Preventif Tim Kesehatan Haji Indonesia tahun
2019.
Gambar 3.7. Penghargaan dari Direktur Health Education Kementerian Kesehatan
Arab Saudi
LAKIP Puskeshaji 2019
62
B. Piagam Penghargaan yang diberikan oleh Direktur Komite Pelayanan Kesehatan
Haji Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mekkah untuk Pelayanan Kesehatan
Jemaah Haji Indonesia di KKHI Mekkah tahun 2019.
Gambar 3.8. Penghargaan dari Direktur Komite Pelayanan Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mekkah
LAKIP Puskeshaji 2019
63
C. Piagam Penghargaan dari Direktur Komite Pelayanan Kesehatan Haji Kementerian
Kesehatan Arab Saudi Mekkah untuk Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan yang
Diberikan oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia tahun 2019.
Gambar 3.9. Penghargaan dari Direktur Komite Pelayanan Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mekkah
LAKIP Puskeshaji 2019
64
D. Penghargaan dari Divisi Kesehatan Muasasah Asia Tenggara untuk Pelayanan
Kesehatan di Mekkah, Arafah, Muzdalifah dan Mina tahun 2019.
Gambar 3.10. Penghargaan dari Divisi Kesehatan Muasasah Asia Tenggara
LAKIP Puskeshaji 2019
65
E. Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Gambar 3.11. Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia
LAKIP Puskeshaji 2019
66
Regulasi dan Dokumen Kerja Sama Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
Dua dokumen penting yang telah dihasilkan oleh Pusat Kesehatan Haji dalam
meningkatkan posisi penyelenggaraan haji secara Nasional dan Internasional adalah
sebagai berikut:
A. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah.
Dalam UU tersebut posisi kesehatan semakin kuat, karena sudah menjadi syarat
dalam proses berhaji. Selain itu kegiatan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan juga sudah termaktub dalam UU ini.
B. Implementing Arrangement tentang Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan
untuk Jemaah Haji dan Umrah Tahun 2019.
Implementing Arrangment ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of
Understanding antara Menteri Kesehatan Arab Saudi dengan Menteri Kesehatan
Arab Saudi. Dokumen ini adalah dasar dari peningkatan kegiatan kesehatan haji
antara kedua negara yang sebelumnya belum pernah ada. (Implementing
Arrangment terlampir)
LAKIP Puskeshaji 2019
67
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
Kesimpulan
Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Kesehatan Haji adalah Presentase jemaah haji
yang mendapatkan pembinaan dan penilaian istitha’ah (kemampuan) kesehatan haji
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pertama jemaah tiba di embarkasi dibagi kuota
Jemaah haji tahun berjalan x 100%, berdasarkan data Siskohatkes. Kinerja Pusat
Kesehatan Haji pada tahun 2019 sebesar 100,34%, capaian ini telah melampaui
indikator yang ditetapkan dalam Renstra pada tahun 2019 yaitu sebesar 80%.
Pagu anggaran Pusat Kesehatan Haji Tahun 2019 terdiri dari 2 (dua) jenis
belanja, yaitu belanja barang dan modal dengan total pagu anggaran sebesar
Rp.302,664,672,000, -. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2019 adalah
sebesar Rp.289.984.894.663, - atau 93.83% dari total pagu anggaran. Realisasi belanja
barang sebesar Rp.279,793,256,443, - atau 93.86% dari total pagu anggaran dan
realisasi belanja modal sebesar Rp.4,191,638,220, - atau 91.31% dari total pagu
anggaran.
Tindak Lanjut
1. Perlu dilakukan advokasi kesehatan haji dengan Kementerian/Lembaga lain,
terutama terhadap Kementerian Agama dan lembaga legislatif DPR dalam rangka
untuk memperoleh komitmen dan dukungan penuh dalam penerapan Permenkes
15 tahun 2016;
2. Melakukan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji di seluruh kabupaten/kota dengan
prioritas kabupaten/kota yang memiliki jemaah haji risiko tinggi kesehatan
terbanyak.
3. Penyebarluasan informasi kesehatan haji melalui penggunaan media massa,
pembuatan buku dan tulisan tentang istithaah kesehatan serta dengan kegiatan
analisis kesehatan haji.
LAKIP Puskeshaji 2019
68
4. Memperkuat dukungan penyelenggaraan kesehatan jemaah haji dari organisasi
profesi, ulama, organisasi masyarakat dan akademisi melalui pertemuan koordinasi
lebih lanjut.
5. Melaksanakan Dakwah Kesehatan Haji sebagai wujud penyuluhan kesehatan
dengan pendekatan Agama.
LAKIP Puskeshaji 2019
69
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengadaan Alat Kesehatan Tahun 2019.
KKHI Makkah
KKHI Madinah
Pos Kes. Bandara
1 Bed Side Monitor 8 1 72 Pulse Oximetry Hand Held 10 1 7 23 Glukometer 30 10 15 54 Syringe Pump 8 1 75 Infusion Pump 8 1 76 Pharmaceutical Refrigerator 2 1 17 Nebulizer Ultrasound 15 5 108 ECG 12 Channel 4 2 29 Meja X-Ray 1 1
10 Cassette X-Ray Green Screen 24x30 cm 2 1 111 Cassette X-Ray Green Screen 30x40 cm 2 1 112 Cassette X-Ray Green Screen 35x35 cm 2 1 113 Cassette X-Ray Green Screen 35x43 cm 2 1 114 Bucky Stand Mobile (Beroda) 1 1 115 Tiang Infus Beroda 20 5 1516 Tensi Meter Digital 30 5 2517 CPR Board 5 2 318 Vein Finder 10 5 519 Oksigen Regulator 100 30 7020 Jaket restrain 6 2 421 Tali Fiksasi 10 4 622 Jackson Reese 10 4 623 Troponin T Analyzer 2 1 124 Urine Analyzer 1 0 125 Digital Temperature Meter Non Kontak 20 10 1026 Trolly Obat 5 1 427 Tabir X-Ray 1 1 028 Trolly Oksigen 10 5 529 Diagnostik Set THT 2 1 1
DAFTAR PENGIRIMAN PERALATAN KESEHATAN KKHI MAKKAH, KKHI MADINAH, DAN POS KES. BANDARA TAHUN 2019
No. Nama Alat Kesehatan QtyAlokasi
LAKIP Puskeshaji 2019
70
Lampiran 2. Implementing Arrangment
LAKIP Puskeshaji 2019
71
LAKIP Puskeshaji 2019
72
LAKIP Puskeshaji 2019
73
LAKIP Puskeshaji 2019
74