IMUNISASI/VAKSINASIIMUNISASI/VAKSINASI
Sub Bagian Tumbuh Kembang – PedsosSub Bagian Tumbuh Kembang – PedsosBagian IKA FK UNDIP- RS Dr. Kariadi SemarangBagian IKA FK UNDIP- RS Dr. Kariadi Semarang
K. Pasif K. Pasif imunisasi imunisasi Kekebalan yg diperolehKekebalan yg diperoleh dari luar tubuhdari luar tubuh
ImunImun/kekebalan /kekebalan
K. aktifK. aktif vaksinasi vaksinasi Kekebalan yg dibuat Kekebalan yg dibuat oleh tubuh sendiri oleh tubuh sendiri
VAKSINASI :VAKSINASI :
Suatu cara utk meningkatkan kekebalan seseorang Suatu cara utk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen. secara aktif terhadap suatu antigen.
TujuannyaTujuannya ::
- Untuk meningkatkan kekebalan secara aktif Untuk meningkatkan kekebalan secara aktif
thd suatu antigen thd suatu antigen mencegah terjadinya mencegah terjadinya
penyakit tertentu pd seseorang / tidak sakit penyakit tertentu pd seseorang / tidak sakit
berat, tidak cacat, dan tidak meninggalberat, tidak cacat, dan tidak meninggal
- Menghilangkan penyakit tertentu dari Menghilangkan penyakit tertentu dari
populasipopulasi
Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal)
Menurunkan prevalensi penyakit(mengubah epidemiologi penyakit)
Eradikasi penyakit (final goal)
Imunitas alami Imunitas buatan
Pasca infeksi
aktif
antibodi ibu di
transfer ke janin
pasif
Pajanan dg
antigenImunisasi
aktif
aktif
Suntikan antibodiImunisasi
pasif
pasif
Imunisasi pasifImunisasi pasif
antibodi donor(immune subject)
antibodi resipien(non-immune subject)
antibodi transfer
Kad
ar a
ntib
odi
minggu4 8 12 16 20injection of Igs
• Proteksi jangka pendek
• mahal
• Perhatikan keamanan
VaksinasiVaksinasi
antigen (vaksin)diberikan pada seorang
imunisasi aktif, telah divaksinasi produksi Abs
PrimerPrimer
Pajanan pertama kaliPajanan pertama kali
Ig M dng titer & daya Ig M dng titer & daya afinitas afinitas
¯̄
2 macam2 macam
respons imunrespons imun
SekunderSekunder
IgG dng titer & afinitas > tinggiIgG dng titer & afinitas > tinggi
Kad
ar a
ntib
odi
minggu4 8 12 16 20 Suntikanvaksin
•Proteksi jangka lama
•murah•aman
Imunitas pasif & aktifImunitas pasif & aktif
ViralViralBacterialBacterial
• WHOLE CELL : BCG Pertussis Cholera Live typhoid• TOXOID : Tetanus Diphtheria Pertussis toxin• SURFACE Ag : Acellular pertussis • POLYSACCHARIDE : Meningo Pneumo Typhim Vi• CONJUGATE POLYSACCHARIDE : Hib
• WHOLE VIRUS : Measles Mumps Rubella Varicella Poliomyelitis IPV OPV Yellow Fever Rabies Hepatitis A SPLIT VIRUS Influenza RECOMBINANT SURFACE Ag : Hepatitis B
Viral Vaccines
• BCG
• Diphtheria• Tetanus• Pertussis
• Meningo• Pneumo• Hib• Typhim Vi
• Cholera
• Measles• Mumps• Rubella
• Varicella
• OPV
• YellowFever
• Influenza
• Hepatitis B• Hepatitis A• IPV
• RabiesInactivated Vaccines
Bacterial Bacterial VaccinesVaccines
Live Live VaccinesVaccines
Organisme hidup ModifikasiSeperti penyakit alami replikasiDapat berubah jadi patogenetikTerpengaruh oleh antibodi yang beredar
Virus campak, gondongan, rubela,
polio, rotavirus, demam kuningBakteri
BCG dan tifoid oral
Bakteri/virus dibuat tidak aktif Vaksin fraksi berbasis protein atau polisakarida Tidak membuat sakit, tidak mutasi Tidak dipengaruhi antibodi, respons humoral
perlu booster
Sel virus : influensa, hep B, pertusis aselular, tifoid Vi, lyme’d Toksoid : difteria, tetanus, botulinumPolisakarida murni: pneumokok, meningokok, Hib.Gabungan polisakarida : Hib dan pneumokokVaksin rekombinan: rekayasa genetik (hepatitis B)
Antibodi maternal Respons antibodi Epidemiologi
JADWAL JADWAL IMUNISASIIMUNISASI
3
HepB-1saat lahir dipertegas Interval optimal
HepB-1 & HepB-2 : 1 blnHepB-2 & HepB-3 : 2-5 bln
Untuk mendapat respons imun maksimal DTwP/DTaP : 2-4-6 bulan
Memperkenalkan vaksin kombinasi DTwP/DTaP kombinasi dengan Hib
Pentingnya vaksin pertusis Campak catch-up 5-6 th
Diwajibkan Diwajibkan BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B
Vaksin Program Vaksin Program Pengembangan Pengembangan Imunisasi (PPI)Imunisasi (PPI)
Dianjurkan MMR, Haemophilus influenzae tipe b, varisela, demam tifoid, hepatitis A, influenza, pneumokokus
Diberikan < 2 bulan, ulangan tidak dianjurkan
Tidak diberikan pada imunokompromais
Bila diberikan pada umur >3 bulan lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
Manfaat BCG diragukan? daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) 70% TB berat mempunyai parut BCG dewasa : BTA pos 25-36% walaupun
pernah BCG Masa depan : ditunggu vaksin TB
baru
Endemisitas Endemisitas Karier kronik Karier kronik
Transmisi maternalTransmisi maternal
Perinatal/vertikal: ibu ke bayi saat lahir70-90% bayi yang terinfeksi menjadi
kariers 25% diantaranya meninggal Horizontal: bayi ke bayi/anak ke
dewasa Parenteral, perkutan: unsafe
injection, transfusi darah Sexual transmission
25% mortality rate apabila kronisitas terjadi pada masa anak-anak * 15% mortality rate apabila kronisitas terjadi pada masa dewasa
Kariers : mempunyai risiko terjadi KHP 230 kali lipat
Infeksi kronis HBV*
Hepatitis kronik persisten
Hepatitis kronik aktif
Asimtomatik
Karier menularSirosis hepatis
Kanker hati primer (KHP)
HB-1 diberikan vaksin rekombinan HB 10 mg intramuskular, dalam waktu 12 jam setelah lahir
HB-2 diberikan umur 1 bulan dan dosis ketiga umur 3-6 bulan
Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui ibu HbsAg-nya positif, segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum 1 minggu)
Dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin
rekombinan HB secara bersamaan intramuskular di sisi tubuh yang
berlainan HB-2 diberikan umur 1 bulan dan
dosis ketiga umur 3-6 bulan
Eradikasi polio (ERAPO) Eliminasi tetanus neonatorum Reduksi campak Safety injection Pengembangan iptek vaksin &
alat suntik: autodestruct, unijet, cold chain)
Polio-1 saat lahiruntuk mendapatkan cakupan yang lebih tinggidiberikan di RS/RB saat sebelum pulangVAPP dan cVDPV
Eradikasi polio 2006? 2008?Masalah surveilans AFP masih rendah
Setelah eradikasi polio : OPV harus di ubah menjadi IPV (inactivated polio vaccine). Kapan? Bagaimana caranya?
Memutuskan rantai penularan melalui:Outbreak response immunization (ORI)Mopping up
…di daerah KLB dan sekitarnya
Meningkatkan kekebalan kelompok
(herd immunity)Backlog fighting
… di luar daerah KLB
OUTBREAK RESPONSE Tujuan : memberikan perlindungan
terhadap anak di sekitar kasus Waktu : segera (dlm72 jam) Lokasi : desa lokasi KLB dan sekitarnya Sasaran : seluruh <5 th, tanpa screening Vaksin : OPV 1 dosis
MOPPING UP Tujuan : untuk memutus transmisi
Waktu : segera (dlm 1 bulan) Lokasi : Co: Prov Jabar, Prov DKI, Prov Banten
(termasuk lokasi outbreak response) Sasaran : sda Vaksin : OPV 2 dosis, interval 1 bulan
(lokasi outbreak : total 3 dosis)
Backlog Fighting
Lokasi: desa risiko tinggi KLB (2 thn berturut-turut) di seluruh IndWaktu: 3 bulan Sasaran: anak usia < 3 tahunVaksin: semua antigen, dengan skrining,
sampai mencapai status imm lengkap
Diperoleh imunitas humoral dan lokal
Imunitas mukosa usus Pemberian mudah Murah Herd immunity Contact immunity
Risiko VAPP, resipien dan kontak
Risiko cVDPV Kontraindikasi pd
imunokompromais Kegagalan vaksinasi
(pada diare, muntah) Diperlukan cold chain Menimbulkan
pencemaran
Keuntungan Kerugian
KeuntunganKeuntungan KerugianKerugian
Tidak ada risiko terjadi
VAPP dan cVdPV Imunitas konstan, tinggi,
menetap Direkomendasi untuk
pasien imunokompromais Ada kemasan kombinasi Menimbulkan herd
immunity Termostabil
Imunitas intestinal
sedang Tidak ada contact
immunity Mahal / single dois Produksi baru
Melnick J. Bull Who 1978;56:21-38
Eliminasi tetanus neonatorum tahun 2000 (?)
Target imunisasi tetanus 5 kali 3 dosis saat bayi setara 2 dosis toksoid
dewasadosis ke-4(18-24bl) kekebalan + 5 thDosis ke-5 (masuk SD) kekebalan + 10 thDosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan + 20 th
Pemberian 3 kali sejak umur 2 bulan (umur minimal 6 minggu), interval 4-6 mgg
Ulangan 18-24 bl 5-7 tahun (dianjurkan DPT, bukan DT)12 tahun (program BIAS)
DTP Merupakan core vaksin kombinasi Di Indonesia: DPT/HepB, DPT/Hib
Vaksin klasik dibuat dari bakteri utuh (whole bacterium) melalui biakan dan inaktivasi
Efikasi : 87 to 93%
Data umur 10-12 th : 50% titer antibodi di
atas ambang pencegahanumur 5-7 th :29,3% pernah menderita
campak walaupun pernah diimunisasi BIAS : ulangan campak saat masuk
SD Program : reduksi campak
Cakupan Tinggi Sepanjang MasaCakupan Tinggi Sepanjang MasaCakupan Tinggi Sepanjang MasaCakupan Tinggi Sepanjang Masa
• • Keep-upKeep-up ( (Imunisasi rutin)Imunisasi rutin)
– Semua bayi/anak 9-23 bulanSemua bayi/anak 9-23 bulan– Mempertahankan pemutusan Mempertahankan pemutusan transmisi transmisi – 95% cakupan95% cakupan
• Catch-upCatch-up ( (hanya satu kali)hanya satu kali)– Anak umur 1-14 tahunAnak umur 1-14 tahun– Untuk memutus transmisi campakUntuk memutus transmisi campak
• Follow-upFollow-up ( (periodik)periodik)– Umur 1-4 tahun, tiap 4 tahunUmur 1-4 tahun, tiap 4 tahun– Mempertahankan pemutusan transmisiMempertahankan pemutusan transmisi
PAHO
Status imun pejamu
Faktor yg mempengaruhi Faktor yg mempengaruhi keberhasilan imunisasikeberhasilan imunisasi Faktor genetik pejamu
Kualitas &kuantitas vaksin
Teknik penyuntikanJadwal pemberian
Penyakit demam akut
Imunodefisiensi Kontra indikasi Bumil, lekemia, limfoma, Imunisasi obat imunosupresif/KS,
tx radiasi, antimetabolit, bhn sitotoksik
Tx gama globulin, transfusi darah/plasma KI sementara.
Riw alergi sblmnya thd vaksin yg sama
Prosedur vaksinasi
Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut
Untuk merangsang kekebalan tubuh penerimanamun dapat menimbulkan KIPI
Prosedur vaksinasi yang benar :Merangsang kekebalan lebih baik
dan memperkecil dampak KIPI medik, non medik
Penyimpanan dan transportasi vaksin
Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat
Persiapan pemberian anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi
sebelumnya, riwayat KIPI, indikasi kontra dan perhatian
khusus informed consent : manfaat,
risiko KIPI pemeriksaan fisik
Cara pemberian dosis, interval lokasi, sudut, kedalaman
Pemantauan KIPI Sisa vaksin,
pemusnahan alat suntik
Pencatatan (dan pelaporan)
Hal-hal yang terkait prosedur Hal-hal yang terkait prosedur vaksinasivaksinasi
Sebelum Imunisasi Memberitahukan risiko dan tidak Persiapan dan baca informasi produk Pernyataan kesediaan (Konsen) Kontra indikasi dan jenis vaksin Perubahan vaksin dan tanggal kadaluwarsa Jadwal imunisasi Berikan dengan teknik yang benarSetelah Imunisasi Petunjuk pada orang tua reaksi kejadian Catat dalam rekam medis dan lapor Imunisasi keluarga
Vaksin & pelarut khusus Termos, ice-packed, es batu Peralatan vaksinasi (cuci tangan,
pemotong ampul, alat suntik sekali pakai, kapas alkohol, plester, kotak limbah)
Alat penanganan kedaruratan adrenalin, kortikosteroid, oksigen selang dan cairan infus,
Pencatatan : buku KIA,KMS,blangko, dll
Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
Umur, jark dgn vaksinasi sebelumnya Informed consent : manfaat dan KIPI Indikasi kontra, perhatian khusus,
penyakit, obatKIPI vaksinasi sebelumnyaPenanggulangan KIPI seandainya
terjadiRutin pediatrik
Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur Pertumbuhan dan perkembangan
Jadwal vaksinasi berikutnya
Penjelasan tentang manfaat dan risiko vaksinasi disampaikan dengan empati
Bukan dengan cara menghakimi (nonjudgmental approach)
Gunakan istilah awam dan sederhana
Pemeriksaan umum Pemeriksaan khusus
mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu diperhatikan
bekas vaksinasi terdahulumencari tempat/ lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan
Cuci tangan dengan antiseptik Baca nama vaksin, tanggal kadaluarsa, Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
- warna indikator VVM- Kocok : penggumpalan, perubahan warna
Alat suntik : sekali pakai Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak Pasang dropper botol polio dengan benar
Gambar Alur Kerja Vaksinator
Penempatan alat untuk memudahkan prosedur vaksinasi
Kursi pasienKursi vaksinator
Tempat sampah
Kotak pembawa
vaksin
Kotak pembuangan jarum bekas
Form R&RAir & sabun untuk cuci
tangan
Gambar contoh alur kerja vaksinator
Cara penyuntikan dan lokasi:Intramuskular di paha mid-
anterolateral/ m. Vastus lateralis
NeonatusNeonatus kurang bulan / BBLRkurang bulan / BBLR 5/8 inch (15,8 mm)5/8 inch (15,8 mm)
cukup bulancukup bulan 7/8 inch (22,2 -25,4 mm)7/8 inch (22,2 -25,4 mm)
Umur 1 – 24 bulan Umur 1 – 24 bulan 7/8 – 1 inch (22,2 - 25,4 mm)7/8 – 1 inch (22,2 - 25,4 mm)
1 inch = 2,54 cm
Peganglah botol vaksin, bagian ujung barel dengan tangan kiri.
Tariklah pangkal piston dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan ke arah bawah.
Cara mengisi alat suntik
Peganglah bagian atas barel diantara telunjuk dan jari tengah tangan kanan.
Kemudian doronglah pangkal piston dengan ibu jari tangan.
Tangan kiri anda memegang botol kosong, dan masukkan isi semprit tersebut kedalamnya.
Cara melarutkan vaksin
Jangan menakut-nakuti anakJangan menakut-nakuti anak, , EEmpatimpati jangan dipaksa dengan jangan dipaksa dengan
dipegang kuat-kuatdipegang kuat-kuat. . Diajak Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkanbicara, dielus-elus, ditenangkan
Bayi baru lahir : diberi sukrosa Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnyadilidahnya
Tekan 10 detik sebelum disuntikTekan 10 detik sebelum disuntik SpraySpray pendingin ( pendingin (ethyl chloridethyl chlorid) )
efek sama dengan EMLAefek sama dengan EMLA Tempel es batu 1 – 2 detik tidak Tempel es batu 1 – 2 detik tidak
dianjurkandianjurkan
Krim EMLA (eutetic mixture of Local anesthesia) 1 jam sebelum penyuntikan, effek sampai 24 jam
Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak bicara, bacakan cerita, musik
Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi
Bicara pada bayi dan anak Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan Posisi bayi / anak : nyaman dan aman Desinfeksi Pegang, peregangan kulit, cubitan Penyuntikan: dosis, sudut, kedalaman Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan Penekanan bekas suntikan Membuang alat suntik bekas Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang
sudah disediakan
Bayi digendong pengasuh, anak dipeluk dipangkuan menghadap pengasuh
Otot yang akan disuntik dalam posisi lemas (relaks)
Tungkai : sedikit rotasi ke dalam Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku Anak dipersilahkan memilih lokasi
suntikan Metode Z tract : sebelum jarum
disuntikkan regangkan kulit dan subkutis, kemudian lepaskan
Jarum disuntikan dengan cepat Bila suntikan lebih dari satu kali,
disuntikan bersamaan
Paha dibagi 3 area untuk daerah yang akan disuntik
Contoh posisi yang baik
Dalam posisi ini anak dapat tiba-tiba mengambil jarum dengan tangannya yang bebas
Posisi anak pada waktu vaksinasi
Penetesan vaksin Polio
Subcutaneouse.g. measles, mumps,
rubella, varicella
Intramuscular e.g. hepatitis A and B,
DTP
IntradermalBCGOral
e.g. polio
Nama dagang, produsen, Nomer lot / seri vaksin, Tanggal penyuntikan Bagian tubuh yang disuntik (deltoid
kiri, paha kanan)
Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses
Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks
Aman bagiAman bagi DisuntikDisuntik PenyuntikPenyuntik LLingkunganingkungan
Tujuan Bayi / anak mendapat kekebalan dari vaksin Suntikan tidak menularkan penyakit lain Mencegah / minimalkan KIPI
Vaksin Suhu > 8°C atau VVM telah terpapar
panasBotol vaksin bocor, retak, atau
terpasang jarumAda partikel dalam larutanTelah dilarutkan lebih dari 6 jam Beku : DPT, DT, TT, hepB, Hib (tidak
boleh beku)Uji kocok tetap menggumpal (kecuali
hepB atau Hib)
Alat suntikSpuit disposable dipakai ulangHanya mengganti jarumTidak dibersihkan dulu langsung
disterilkanHanya dengan desinfektanMembakar jarum di apiMerebus dalam panci terbukaMenyentuh ujung jarum
Melarutkan / pengambilan vaksin :Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus jarum ditinggalkan menancap di vial mencampur isi 2 vial
Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
Tidak tersedia alat / obat gawat - kedaruratan
Tujuan Mencegah luka karena alat suntik Tidak tertular penyakit melalui suntikan mencegah dampak KIPI
Tujuan Tujuan mencegah luka karena alat suntik mencegah luka karena alat suntik Tidak tertular penyakit melalui suntikanTidak tertular penyakit melalui suntikan
Aman untuk masyarakat diAman untuk masyarakat di sekitarsekitar
Menekan luka berdarah dengan jari (semua cairan tubuh dapat menularkan
kuman) Membawa atau meletakkan alat suntik
bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)
Menyentuh atau mencabut jarum suntik Menutup kembali (recapping) jarum
suntik Mengasah jarum bekas Memilah-milah tumpukan jarum bekas Tidak ada alat / obat gawat darurat
• Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
Tidak aman bagi lingkungan
Pelaksanaan imunisasi yang amanVaksin + alat suntik ADS (auto-disable
syringe) + kotak Limbah
Kotak limbah untukAlat suntik + jarum bekasKapas Bekas vial
Perhatikan keadaan umum Tunggu 20-30 menit di ruang tunggu
Rantai VaksinRantai Vaksin
Kegagalan ‘Rantai Vaksin’Kegagalan ‘Rantai Vaksin’
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas vaksin
Jenis Vaksin
Keadaan saat penyimpanan sebelumnya
Batas kadaluwarsa
Paparan suhu yang tidak sesuai
Lama paparan berlangsung
Vaksin = Produk Biologis
Batas Efisiensi
Saat Pembuatan Batas Kadaluwarsa
Jangka Waktu
Termosensitifitas tiap-tiap Termosensitifitas tiap-tiap vaksin berbedavaksin berbeda
Semakin Semakin sensitif sensitif
terhadap panasterhadap panas
Semakin tahan Semakin tahan
terhadap panasterhadap panas
OPVOPV BCG, BCG, DTDT Hib Hib TifoidTifoid oral oral
Vaksin bakteri/ virus inaktifVaksin bakteri/ virus inaktif Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat
berupa bubuk ( berupa bubuk ( freeze-dried powdersfreeze-dried powders)) VVaksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di aksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di
freezer freezer atau pd +2°C sampai +8°Catau pd +2°C sampai +8°C Setelah dicampur segara disuntikkan; Setelah dicampur segara disuntikkan;
buang setelah 6 jam atau setelah selesai buang setelah 6 jam atau setelah selesai Vaksin OPVVaksin OPV simpan bekusimpan beku
Vaksin bakteri/ virus inaktifVaksin bakteri/ virus inaktif Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat
berupa bubuk ( berupa bubuk ( freeze-dried powdersfreeze-dried powders)) VVaksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di aksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di
freezer freezer atau pd +2°C sampai +8°Catau pd +2°C sampai +8°C Setelah dicampur segara disuntikkan; Setelah dicampur segara disuntikkan;
buang setelah 6 jam atau setelah selesai buang setelah 6 jam atau setelah selesai Vaksin OPVVaksin OPV simpan bekusimpan beku
Penyimpanan dan distribusiPenyimpanan dan distribusi
Jenis VaksinJenis Vaksin Suhu Suhu PenyimpananPenyimpanan
Umur VaksinUmur Vaksin
BCGBCG +2 s/d +8°C+2 s/d +8°C
-15°s/d -25°C -15°s/d -25°C
1 tahun1 tahun
1 tahun1 tahun
DPTDPT +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 2 tahun2 tahun
Hepatitis BHepatitis B +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 26 bulan26 bulan
TTTT +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 2 tahun2 tahun
DTDT +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 2 tahun2 tahun
OPVOPV +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C
-15° s/d -25°C-15° s/d -25°C
6 bulan6 bulan
2 tahun2 tahun
CampakCampak +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C
-15° s/d -25°C-15° s/d -25°C
2 tahun2 tahun
2 tahun2 tahun
Masa simpan vaksinMasa simpan vaksinVademicum Bio Farma Jan.2002
Suhu transportasi dan penyimpanan Vaksin
Suhu lingkungan Imunogenitas hilang dalam
45oC 1 jam
37oC 1 minggu
21oC 2 minggu
Vaksin Hepatitis B
Vaksin Polio Oral (OPVVaksin Polio Oral (OPV))
Penyimpanan Penyimpanan suhu minus 20 º C potensi sampai 2 thnsuhu minus 20 º C potensi sampai 2 thn suhu 2 – 8 º C potensi hanya 6 bulansuhu 2 – 8 º C potensi hanya 6 bulan
Setelah dibuka : dlm suhu 2 – 8º C Setelah dibuka : dlm suhu 2 – 8º C potensi hanya sampai 7 hari.potensi hanya sampai 7 hari.
Tidak beku, ada sorbitolTidak beku, ada sorbitol
Vaksin BCG Setelah dilarutkan, dlm Setelah dilarutkan, dlm
suhu 2 – 8 º C (bukan suhu 2 – 8 º C (bukan freezer), hanya 3 jamfreezer), hanya 3 jam
Kering : simpan dlm Kering : simpan dlm suhu 2 – 8 º C, lebih suhu 2 – 8 º C, lebih baik dalam freezer, baik dalam freezer, Jangan kena sinar Jangan kena sinar mataharimatahari
Bubuk vaksin.kering
Pelarut, cair
Simpan dan transportasi Simpan dan transportasi dalam 2 – 8 º Cdalam 2 – 8 º C
Jangan dalam Jangan dalam freezerfreezer
Vaksin CampakVaksin Campak
Vaksin keringVaksin kering sebaiknya simpan < 0º C atau < sebaiknya simpan < 0º C atau <
8º C, 8º C, lebih baik minus 20 º C. lebih baik minus 20 º C. ppelarut tidak boleh bekuelarut tidak boleh beku..
Setelah dilarutkanSetelah dilarutkan, dlm suhu , dlm suhu
2 – 8 º C maksimum 8 jam 2 – 8 º C maksimum 8 jam
Hanya Vaksin Polio Oral (Sabin), Hanya Vaksin Polio Oral (Sabin), hidup dilemahkan yang disimpan hidup dilemahkan yang disimpan
di di freezerfreezer
•Vaksin Vaksin ccair akan rusak bila air akan rusak bila disimpan didisimpan di dalam dalam freezerfreezer
Vaksin Vaksin kkering ering boleh disimpan di boleh disimpan di freezerfreezer
Cara mengetahui vaksin yang rusakCara mengetahui vaksin yang rusak dalam penyimpanandalam penyimpanan
Amati adakah perbedaan bentuk vaksin Amati adakah perbedaan bentuk vaksin yang terpapar panas atau beku dengan yang terpapar panas atau beku dengan
vaksin yang tersimpan baik, vaksin yang tersimpan baik, selama kurang lebih 30-60 menitselama kurang lebih 30-60 menit
Uji Kocok (shake test)
Untuk menguji apakah vaksin sudah pernah
beku atau belum
Vaksin yang tidak boleh Vaksin yang tidak boleh tersimpan bekutersimpan beku
DTPDTP HibHib (kecuali PRP-T) (kecuali PRP-T) Hepatitis BHepatitis B Hepatitis AHepatitis A Vaksin Vaksin iinfluenza nfluenza Pneumokokus (polisakarida & konjugasi)Pneumokokus (polisakarida & konjugasi) Meningokokus (polisakarida & konjugasi)Meningokokus (polisakarida & konjugasi) Japanese encephalitisJapanese encephalitis Semua vaksin rekonstitusi Semua vaksin rekonstitusi Semua vaksin kombinasiSemua vaksin kombinasi Pelarut vaksinPelarut vaksin
Vial Vaccine Monitor (VVM)
Vial Vaccine Monitor (VVM)
Cara menguji vaksin yang
sudahpernah
terpapar panas > 8°C
Imunodefisiensi PrimerImunodefisiensi Primer Kelainan imunitas humoral Kelainan imunitas humoral dan
seluler Kelainan fagositosis Kelainan sistem komplemen
Imunodefisiensi SekunderImunodefisiensi Sekunder Kelainan imunitas karena
pengobatan Imunosupresi dan kemoterapi
Protein-losing enteropathy HIV/ AIDS
Keadaan ImunodefisiensiKeadaan Imunodefisiensi
Imunodefisiensi primerImunodefisiensi primerLokasiLokasi JenisJenis KontraKontra
indikasiindikasiEfektivitasEfektivitas
Sel BSel B(Humo-(Humo-ral)ral)
X-linked , X-linked , agamma-agamma-gglobuli-lobuli-nemianemia
Ig A& IgGIg A& IgG
OPV, vaksin OPV, vaksin bakteri hidup. bakteri hidup. SP: SP: ccampak& ampak& vvariselaarisela
OPV, vaksin hidup OPV, vaksin hidup aman tapi perlu aman tapi perlu SPSP
Jelek pada semua vaksin yang Jelek pada semua vaksin yang berespon humoral. berespon humoral. IGIV interferensi dengan vaksin IGIV interferensi dengan vaksin campak & mungkin varisela. campak & mungkin varisela.
Semua vaksin mungkin efektif. Semua vaksin mungkin efektif.
Vaksinasi Anggota Keluarga Pasien Vaksinasi Anggota Keluarga Pasien ImunodefisiensiImunodefisiensi
Vaksin yang Vaksin yang direkdirekoomendasikanmendasikan
InfluenzaInfluenza CampakCampak Mumps Mumps RubelaRubela VariselaVarisela
Vaksin yang dilarangVaksin yang dilarang OPVOPV
PaparanPaparan
InfeksiInfeksi
Masa Masa InkubasiInkubasi
Pemberian Pemberian vaksinasivaksinasi
CatatanCatatan
CampakCampak 8-12 8-12
harihari
0-72 jam 0-72 jam paparanpaparan
Bila paparan tak menghasilkan Bila paparan tak menghasilkan infeksi, vaksin tetap infeksi, vaksin tetap menghasilkan proteksimenghasilkan proteksi
GondongGondong 12-25 12-25
harihari
Tak perluTak perlu Tidak secara efektif menghambat Tidak secara efektif menghambat infeksi, tetapi bukan infeksi, tetapi bukan kontraindikasikontraindikasi
RubellaRubella 14-2314-23
harihari
Tak perluTak perlu Ibu hamil perlu diperiksa Ibu hamil perlu diperiksa antibodinya pada 0, 2 dan 6 antibodinya pada 0, 2 dan 6 minggu minggu postexposurepostexposure
VariselaVarisela 14-1614-16
harihari
0-72 jam 0-72 jam paparanpaparan
Disertai penjelasan pada Disertai penjelasan pada orangtua bahwa vaksinasi ini orangtua bahwa vaksinasi ini mungkin tidak melindungimungkin tidak melindungi
PaparanPaparan
InfeksiInfeksi
Masa Masa InkubasiInkubasi
Pemberian Pemberian vaksinasivaksinasi
CatatanCatatan
Hep AHep A 15-50 15-50
harihari
Tak perluTak perlu Bukti proteksi tak diketahui. Bukti proteksi tak diketahui. Imunisasi pasif mungkin perlu Imunisasi pasif mungkin perlu diberikandiberikan
Hep BHep B 14-16014-160
harihari
Perlu aktif & pasif Perlu aktif & pasif segera dalam 12 segera dalam 12 jamjam
Perhatian khusus pada bayi baru Perhatian khusus pada bayi baru lahir dengan ibu HBsAg(+)lahir dengan ibu HBsAg(+)
TetanusTetanus 2 hari-beb 2 hari-beb blnbln
Perlu aktif & pasifPerlu aktif & pasif Setelah memperhatikan status Setelah memperhatikan status imunisasi & penyebab lukaimunisasi & penyebab luka
AlergenAlergen VaksinVaksin ReaksiReaksi CatatanCatatanTelurTelur Campak, Gondong, Rubela, Campak, Gondong, Rubela,
MMR, Yellow Fever, MMR, Yellow Fever, Influensa Influensa
Alergi ringan Alergi ringan sampai sampai anafilaksisanafilaksis
Bila ada riwayat Bila ada riwayat anafilaksis setelah makan anafilaksis setelah makan telur, perlu uji kulit pra-telur, perlu uji kulit pra-vaksinansivaksinansi
MerkuriMerkuri DTaP+HiB, DT,dT,Influensa, DTaP+HiB, DT,dT,Influensa, meningokok, pneumokok, meningokok, pneumokok, rabiesrabies
Alergi ringanAlergi ringan Tidak satupun virus hidup Tidak satupun virus hidup mengandung thimerosalmengandung thimerosal
Antibiotik Antibiotik (streptomisi(streptomisinneomisin, nneomisin, polimiksin)polimiksin)
Campak, Gondong, Rubela, Campak, Gondong, Rubela, MMR, IPV, VariselaMMR, IPV, Varisela
Papula Papula eritematous eritematous yang gatalyang gatal
Hati-hati pada anak Hati-hati pada anak dengan riwayat anafilaksis dengan riwayat anafilaksis neomisinneomisin
LainnyaLainnya
(gelatin, (gelatin, toxoid, toxoid, patogen)patogen)
Gelatin (MMR, Varisela, Gelatin (MMR, Varisela, Yellow Fever); ToxoidYellow Fever); Toxoid (Tetanus & Difteri(Tetanus & Difteriaa); ); whole whole cell-typhoid inaktif,cell-typhoid inaktif, kontaminan virus (kontaminan virus (ccampak,ampak, rrabies) abies)
Alergi ringan Alergi ringan sampai sampai anafilaksisanafilaksis
Bila ada riwayat Bila ada riwayat anafilaksis setelah makan anafilaksis setelah makan gelatin, dan anafilaksis gelatin, dan anafilaksis paska vaksinasi perlu paska vaksinasi perlu berhati-hatiberhati-hati
Kejadian Ikutan Pasca ImunisasiKejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi
Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi
Klasifikasi Lapangan(Field Classification, WHO 1999)
Klasifikasi Kausalitas(Evidence Bearing on Causality, IOM 1991&1994)
Reaksi Vaksin Kesalahan Program / Teknik
Pelaksanaan Imunisasi Reaksi Suntikan Kebetulan Tidak diketahui
Klasifikasi lapangan dipakai pd pencatatan &
pelaporan KIPI
Reaksi vaksin yang biasa & ringan (“normal”)
Reaksi vaksin langka/ jarang
VaksinVaksin Reaksi vaksin Reaksi vaksin Interval onset Interval onset Rate KIPI / 1jutaRate KIPI / 1juta
BCGBCG Limfadenitis supuratifLimfadenitis supuratif
Osteitis BCGOsteitis BCG
Infeksi BCG disiminataInfeksi BCG disiminata
2 – 6 bul2 – 6 bulanan
1 – 12 bul1 – 12 bulanan
1 – 12 bul1 – 12 bulanan
100 – 1000100 – 1000
1 – 7001 – 700
22
HiBHiB Belum pernah ada laporanBelum pernah ada laporan - - --
Hepatitis BHepatitis B AnafilaksisAnafilaksis 0 – 1 jam0 – 1 jam 1 – 21 – 2
Campak / MMRCampak / MMR Kejang demamKejang demam
TrombositopeniaTrombositopenia
Reaksi anafilaktoidReaksi anafilaktoid
Syok AnafilaksisSyok Anafilaksis
EnsefalopatiEnsefalopati
5 – 12 hari5 – 12 hari
15 – 35 hari15 – 35 hari
0 – 1 jam0 – 1 jam
333333
3333
~~1010
1 – 50 1 – 50
<1<1
OPVOPV Lumpuh layu berkaitan dg vaksin (VAPP)Lumpuh layu berkaitan dg vaksin (VAPP) 4 – 30 hari4 – 30 hari 1,4 – 3,41,4 – 3,4
TetanusTetanus Neuritis Brakhial Neuritis Brakhial
AnafilaksisAnafilaksis
Abses sterilAbses steril
2 – 28 hari2 – 28 hari
0 – 1 jam0 – 1 jam
1 – 6 minggu1 – 6 minggu
5 – 105 – 10
0.4 – 100.4 – 10
6 - 106 - 10
Tetanus-difteriaTetanus-difteria Sama dengan tetanusSama dengan tetanus
PertusisPertusis Menangis terus menerus > 3jam Menangis terus menerus > 3jam
Kejang demamKejang demam
Keadaan hipotonik-hiporesponsifKeadaan hipotonik-hiporesponsif
AnafilaksisAnafilaksis
EnsefalopatiEnsefalopati
0 – 24 jam0 – 24 jam
0 – 3 hari0 – 3 hari
0 – 24 jam0 – 24 jam
0 – 1 jam0 – 1 jam
0 – 3 hari0 – 3 hari
1.000- 60.0001.000- 60.000
570570
570570
2020
0-10-1
Tidak steril Pemakaian ulang alat
suntik / jarum Sterilisasi tidak
sempurna Vaksin / pelarut
terkontaminasi Pemakaian sisa vaksin
utk beberapa sesi vaksinasi
Salah pakai pelarut vaksin
Pemakaian pelarut vaksin yg salah
Memakai obat sebagai vaksin atau pelarut vaksin
Infeksi Abses lokal di
daerah suntikan Sepsis, sindrom syok
toksik, Infeksi penyakit yg
ditularkan lewat darah : hepatitis, HIV
Abses lokal karena kurang kocok
Efek negatif obat mis. insulin
Kematian Vaksin tidak efektif
Kesalahan Program Perkiraan KIPI
Penyuntikan salah tempat
BCG subkutan DPT/DT/TT kurang
dalam Suntikan di bokong
Transportasi / penyimpanan vaksin tidak benar
Mengabaikan indikasi kontra
Reaksi lokal / abses Reaksi lokal / abses
Kerusakan N Sciaticus
Reaksi lokal akibat vaksin beku
Vaksin tidak aktif (tidak potent)
Tidak terhindar dari reaksi yg berat
Kesalahan Program Perkiraan KIPI
Reaksi suntikan langsungRasa sakit, bengkak & kemerahan
Reaksi suntikan tidak langsung
Rasa takutNafas tertahanPernafasan sangat cepatPusing, mual/muntahKejangSinkope
Kejadian yang timbul, terjadi secara kebetulan setelah imunisasi
Ditemukan kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat tetapi tidak diimunisasi
Vaksin disalahkan sebagai penyebabnyaVaksin disalahkan sebagai penyebabnya
Kejadian yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab
Dibutuhkan kelengkapan informasi lebih lanjut
Tujuan Deteksi dini dan respons yang cepat
& tepat terhadap kejadian KIPI, untuk meminimalkan dampak negatif terhadap program imunisasi & kesehatan
Indikator kualitas program imunisasi, meningkatkan kredibilitas program imunisasi
Menampilkan data aktual tentang risiko imunisasi di suatu negara
Identifikasi Kesalahan program Koreksi Mencegah
Menilai kredibilitas program imunisasi Membedakan koinsidens dengan kejadian
lainnya Usaha efektif untuk memonitor keamanan
vaksin Kesadaran akan risiko vaksin di kalangan
profesi dan masyarakat
Penemuan kasus
Pelacakan
Analisis
Tindak lanjut
Evaluasi
identitastunggal/kelompok
ada kasus lain
klasifikasi
penyebab
pengobatan
komunikasiperbaikan mutu pelayanan
tatalaksana kasus
pemantauan KIPI
Informasi dariortu / masyarakat
Petugas kes
Kepala PuskesmasKomda PP-KIPI
Puskesmas
Evaluasi
24 jam
KIPI adalah risiko program imunisasi
Pelaksanaan imunisasi yang baik akan mengurangi KIPI
Diperlukan pengetahuan imunisasi yang mendalam
Penanganan KIPI yang baik dan komprehensif akan menunjang program imunisasi yang baik pula
Kesimpulan