KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA KI HADJAR DEWANTARA
(PERSPEKTIF MANAJEMEN DAKWAH)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :
Iman Nabawi
NIM: 10240017
Pembimbing :
H. Andy Dermawan, M.Ag.
NIP. 19700908 200003 1 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
i
KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA KI HADJAR DEWANTARA
(PERSPEKTIF MANAJEMEN DAKWAH)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh :
Iman Nabawi
NIM: 10240017
Pembimbing :
H. Andy Dermawan, M.Ag.
NIP. 19700908 200003 1 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada alamamater tercinta
Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vi
MOTTO
Lawan Sastra Ngesti Mulya1
(Dengan Ilmu Kita Menuju Kemuliaan)
Ki Hajar Dewantara
(Bapak Pendidikan Nasional Indonesia 1889-1959)
1 Suprapto Rahardjo, Ki Hadjar Dewantoro Biografi Singkat 1889-1959, (Yogyakarta :
Garasi, 2009), hlm. 86.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahi Robbil’lamin. Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadhirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “KONSEP KEPEMIMPINAN
JAWA KI HADJAR DEWANTARA (PERSPEKTIF MANAJEMEN
DAKWAH)”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
tauladan kita Nabi Muhamad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pegikutnya
hingga akhir zaman. Amin
Skripsi ini disusun sebagai syarat pemenuhan tugas akhir guna
memperoleh gelar Sarjana Strata satu pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kalangan
akademisi jurusan manajemen dakwah. Penelitian skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Dalam penelitian ini, banyak sekali khasanah ilmu pengetahuan yang
peneliti dapatkan. Peneliti yakin dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan dari berbagai sisi. Hal itu terjadi karena peneliti
sendiri masih banyak kekurangan maupun kelemahan sebagaimana manusia biasa
yang tidak pernah luput dari salah. Oleh karena itulah kritik maupun saran yang
konstrukif dari berbagai pihak terhadap karya skripsi ini diharapakan demi
kesempurnaan skripsi ini.
viii
Tak lupa pula ucapan terimakasih kepada pihak- pihak yang membantu
baik dengan tenaga dan do’a yang menjadikan peneliti selalu termotivasi. Untuk
itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Machasin M.A. selaku Pgs. Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta jajaranya.
2. Dr. Nurjannah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta jajaranya.
3. Drs. M. Rasyid Ridla, M.Si selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah beserta
jajaranya.
4. Hj. Mikriani, M.M. selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas
bimbingan dan dukungan selama peneliti menjadi mahasiswa Manajemen
Dakwah.
5. H. Andy Dermawan, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi terima kasih
atas bimbingan dan arahanya selama proses penelitian skripsi ini
6. Segenap Dosen Jurusan Manajemen Dakwah yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada peneliti, semoga apa yang telah mereka berikan
dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
7. Bapak dan Ibu tercinta Mudakir dan Afiyah, Kakak-kakak terbaik dan
Adikku yang baik, beserta segenap keluarga besar yang senantiasa
memberikan nasihat, dukungan serta do’anya yang tak pernah usai.
8. Sahabat-sahabati Pengurus HMJ MD (Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen Dakwah) Periode 2013-2014, perjuangan dan dedikasimu tak
akan terlupakan.
ix
9. Rekan-rekan seluruh Mahasiswa/i Manajemen Dakwah 2010-2015, dan juga
rekan-rekan FKM-MD (Forum Komunikasi Mahasiswa Manajemen Dakwah)
Se-Indonesia periode 2012-2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
atas kerja sama dalam berproses bersama yang menjadi pengalaman berharga
bagi peneliti.
10. Sahabat/i Korp Gempita yang tercinta, serta segenap kader PMII rayon
Syahadat Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang terbaik.
Bintang hanya akan bersinar ditengah kegelapan, maka jangan pernah
takut berada ditengah-tengah kegelapan, jadilah bintang maka kamu akan
bersinar.
Sebuah karya terbaik pasti tak kan sempurna begitu pula peneliti yang tak
memiliki kesempurnaan hanya Allah lah pemilik kesempurnaan. Oleh karena itu
dibalik ketidak sempurnaan ini semoga memberi manfaat bagi yang membaca
serta bagi kajian yang lebih lanjut dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin
Yogyakarta, 21 Januari 2016
Iman Nabawi NIM : 10240017
x
ABSTRAK
Iman Nabawi. Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara (Perspektif Manajemen Dakwah). Skripsi. Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kepemimpinan sebagai suatu konsep manajemen dalam kehidupan organisasi memiliki posisi sangat strategis yang selalu diterapkan dalam kehidupan organisasi. Seperti konsep kepemimpinan jawa yang dikonsepkan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam filosofi jawanya ialah Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani yang artinya didepan menjadi teladan, ditengah memberi bimbingan, dibelakang memberi dorongan. Ketiga filosofi tersebut terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan mempengaruhi dan keteladanan antara pemimpin dan anggotanya karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Hubungan kepemimpinan tersebut dalam manajemen dakwah, akan mengarahkan pada sosok ideal dalam organisasi dakwah. karena pengertian manajemen dakwah secara umum ialah suatu konsep keilmuan yang memfokuskan dalam pengelolaan organisasi dakwah yang mana organisasi tersebut membutuhkan sosok pemimpin yang suri-tauladan sesuai dengan ajaran islam.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan sosio-historis-antropologis pendekatan ini dilakukan untuk meninjau pada suatu permasalahan dari sudut tinjauan sejarah dengan sistem berpikir megikuti aturan logika dengan bebas dan mendalam.
konsep filosofi jawa Ki Hadjar Dewantara (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani) merupakan konsep kepemimpinan Jawa yang dapat disebut juga kepemimpinan paripurna atau kepemimpinan menyeluruh yang mencakup seluruh aspeknya yang bersifat keteladanan dengan memberikan contoh yang baik untuk anggotanya. Ing Ngarsa Sung Tulodo di depan memberikan teladan. Ing Madya Mangun Karsa di tengah-tengah memberikan motivasi. Tutwuri Handayani di belakang memberikan dorongan semangat.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Manajemen dan Dakwah.
xi
DAFTAR ISI
hlm
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Penegasan Judul .......................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ........................................................... 3
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
D. Tujuan dan Keguanaan Penelitian ............................................ 6
E. Kajian Pustaka ............................................................................. 7
F. Kerangka Teoritik ....................................................................... 9
1. Teori Kepemimpinan ................................................................ 9
2. Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah .............................10
3. Kepemimpinan dalam Fungsi Manajemen ...............................12
4. Karakteristik Kepemimpinan Fungsi Manajemen ....................16
G. Metode Penelitian ........................................................................21
1. Sumber Data ..............................................................................21
2. Metode Analisis Data ................................................................22
3. Pendekatan Analisis ..................................................................23
H. Alur Skema Penelitian .................................................................25
I. Sistematika Pembahasan .............................................................26
xii
BAB II : GAMBARAN UMUM TENTANG BIOGRAFI KI HADJAR
DEWANTARA ............................................................................................... 27
A. Sejarah Singkat Ki Hadjar Dewantara ...................................... 27
1. Masa Pendidikan Ki Hadjar Dewantara ................................... 28
2. Masa Pengasingan di Belanda .................................................. 31
3. Masa Mendirikan Tamansiswa ................................................ 33
B. Profil Ki Hadjar Dewantara ....................................................... 35
C. Perjuangan Ki Hadjar Dewantara ............................................. 38
1. Perjuangan Bidang Jurnalistik.................................................. 40
2. Perjuangan Bidang Politik ....................................................... 42
3. Perjuangan Bidang Pendidikan ................................................ 44
4. Perjuangan Bidang Kebudayaan .............................................. 45
D. Kerangka Dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara .................. 47
BAB III : ANALISIS KONSEP KEPEMIMPINAN JAWA KI
HADJAR DEWANTARA (PERSEPKTIF MANAJEMEN
DAKWAH) .......................................................................................... 53
A. Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara ............... 53
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha ......................................................... 55
2. Ing Madya Mangun Karsa ........................................................ 57
3. Tutwuri Handayani................................................................... 58
B. Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara Perspektif
Manajemen Dakwah .................................................................... 60
1. Kepemimpinan dalam Fungsi Manajemen .......................... 61
a. Perencanaan ....................................................................... 62
b. Pengorganisasian ............................................................... 64
c. Penggerakan dan Motivasi ................................................ 67
d. Pengawasan dan Evaluasi .................................................. 68
2. Karakteristik Kepemimpinan Manajemen Dakwah .......... 71
a. Shiddiq ............................................................................... 72
xiii
b. Amanah .............................................................................. 74
c. Tabligh ............................................................................... 75
d. Fathonah ........................................................................... 76
3. Peran Dakwah ........................................................................ 77
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 80
A. Kesimpulan ................................................................................ 80
B. Saran .......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
hlm
Gambar 1.1. Skema Alur Penelitian ............................................................... 25
Gambar 2.1. Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara ................. 55
Gambar 2.2. Makna Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara ..... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebelum memulai pembahasan lebih jauh ada beberapa hal yang
perlu diperjelas dari kalimat judul penelitian ini. Hal ini dilakukan agar
memudahkan pemahaman serta menghindari penafsiran terhadap redaksi
judul yaitu “Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
(Perspektif Manajemen Dakwah)”, maka penulis perlu untuk menyertakan
penegasan istilah sebagai berikut:
1. Konsep
Menurut kamus ilmiah populer yang dimaksud dengan istilah
konsep adalah ide umum, pengertian, pemikiran, rancangan, rencana
dasar.1 Yang dimaksud konsep dalam penelitian ini adalah ide atau
pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang kepemimpinan.
2. Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara ialah tokoh pendidikan nasional RI dan
pendiri perguruan „Tamansiswa‟, dikenal sebagai seorang „bapak
bangsa‟ dan „guru bangsa‟ yang menelorkan „konsep kepemimpinan‟
yang sangat terkenal dijawa yakni: ing ngarsa sung tuladha (didepan
memberikan teladan); ing madya mangun karsa (ditengah diharapkan
memberikan ide atau gagasan agar keadaan menjadi lebih maju); dan
1 M. Dahlan Al Barry dan Pius A, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, 2001), hlm.
362.
2
tutwuri handayani (yang dibelakang mendukung terhadap program
yang telah ditetapkan).2
3. Perspektif Manajemen Dakwah
Kamus bahasa indonesia kontemporer mengartikan perspektif
dengan sudut pandang atau pandangan.3 Dan manajemen dalam kamus
besar bahasa indonesia kontemporer adalah proses pemakaian daya
secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.4 Menurut
Melayu S.P. Hasibuan dalam buku manajemen dasar pengertian dan
masalah, manajemen berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja to
manage yang artinya mengatur. Jadi, manajemen itu adalah suatu
proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.5 Dan kata dakwah
secara etimologis merupakan bentuk mashdar berasal dari kata kerja
da‟a, yad‟u, da‟watan yang berarti memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru dan mendorong.6 Menurut Sukriyanto, tujuan
dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama
atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran islam dan mau
2 Wawan Susetya, Kepemimpinan Jawa. (Yogyakarta : Narasi, 2007) hlm.56. 3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi-2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995),
hlm, 1060. 4 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), hlm. 553. 5 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. 8, 2009), hlm. 1. 6 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Pondok Pesantren Krapyak, 1984), hlm. 438.
3
mengamalkan ajaran islam sehingga menjadi orang baik.7 Dan A.
Rosyad Shaleh mengartikan manajemen dakwah sebagai proses
perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan
menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok
tugas dan kemudian menggerakan ke arah pencapaian tujuan dakwah.8
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ide atau gagasan
Ki Hadjar Dewantara tentang kepemimpinan dalam filosofi jawanya yaitu
ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani.
Dapat dijadikan contoh atau pandangan seorang pemimpin dalam
mengatur dan mengelola tujuan dakwah yang diinginkan. Jadi penelitian
ini diberi judul: Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
(Perspektif Manajemen Dakwah).
B. Latar Belakang Masalah
Konsep pemikiran tentang kepemimpinan jawa Ki Hadjar
Dewantara mencakup tiga filosofi yang dapat dikatakan telah mencakup
berbagai dimensi yang diperlukan dalam kepemimpinan. Oleh karenanya,
dapat disebut kepemimpinan paripurna atau kepemimpinan menyeluruh
yang mencakup seluruh aspeknya.
Konsep kepemimpinan khas Indonesia ala Ki Hadjar Dewantara
tidak membedakan orang dari tingkatannya, tetapi dari peranannya. Peran
7 Sukriyanto, “Filsafat Dakwah”, dalam Andy Dermawan, Metodologi ilmu dakwah,
(Yogyakarta: LEFSI, 2002) hlm. 8. 8 A. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm.
123.
4
itupun tidak selalu sama, bisa peran saat di depan, peran pada saat di
tengah, dan peran pada saat di belakang. Dengan kata lain, pada suatu saat
seorang pemimpin harus berperan di depan, pada saat lain di tengah dan
saat yang lain lagi bisa berperan di belakang.
Peran kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan artinya
dalam implementasi kehidupan organisasi, hal ini dapat mempengaruhi
kinerja suatu organisasi dalam menentukan arah dan tujuan. maka
kepemimpinan dan manajemen harus dibedakan seperti yang dijelaskan
oleh Jazim Hamidi dalam bukunya Civic education, kepemimpinan adalah
yang menetukan arah, sedangkan manajemen berusaha mewujudkan agar
arah itu bisa dicapai. Manajemen bisa peduli pada pemilihan metode dan
cara agar tujuan itu bisa dicapai secara efektif.9
Seorang pemimpin yang menentukan arah adalah panutan.
Sebagai panutan, orang lain yang ada disekitarnya akan mengikuti.
Seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang-
orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang
adalah kata suri tauladan. disini bisa dilihat betapa besarnya
tanggungjawab moral seorang pemimpin, karena tindak-tanduknya,
tingkah lakunya, cara berfikirnya, bahkan kebiasaannya akan cenderung
diikuti orang lain.
Kepemimpinan dalam manajemen dakwah adalah sifat atau ciri
tingkah laku pemimpin yang mengandung kemampuan untuk
9 Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education : Antara Realitas Politik dan
Implementasi Hukumnya. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm.151.
5
mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan seseorang atau
kelompok guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, hakikat kepemimpin dakwah adalah kemampuan (ability) untuk
mempengaruhi dan meggerakkan orang lain (motorik) untuk mencapai
tujuan dakwah.10
Manajemen adalah suata proses yang diterapkan oleh individu atau
kelompok dalam upaya melakukan koordinasi untuk mencapai suatu
tujuan. Pada hakekatnya manajemen dengan berbagai macam fungsinya
jelas sangat erat kaitannya dengan pemimpin dan pribadi pemimpin.
Dengan kata lain, setiap fungsi manajemen memerlukan pemimpin dan
kepemimpinan.11
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis tetarik meneliti
serta mengkaji “Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
(Perspektif Manajemen Dakwah)”, seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Fungsi manajemen memerlukan pemimpin dan kepemimpinan, konsep
manajemen dakwah erat kaitannya dengan tujuan pencapaian dakwah.
Sebagai fungsi manajemen, konsep kepemimpinan Jawa Ki Hadjar
Dewantara dapat menjadi contoh atau pandangan bagi seorang pemimpin
dalam menentukan tujuan pencapaiaan dakwah. Karena keilmuan
manajemen dakwah masih belum ada konsep kepemimpinan yang baku
untuk digunakan oleh seorang pemimpin dalam menerapkan
10 M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 215-
216. 11 Kartini kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1998), hlm. 161.
6
kepemimpinannya, sehingga konsep kepemimpinan jawa Ki Hadjar
Dewantara dapat dijadikan rujukan bagi calon pemimpin dakwah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalahnya
yaitu, bagaimana Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
menurut Perspektif Manajemen Dakwah ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini adalah:
Mengetahui serta mendeskripsikan konsep kepemimpinan
Jawa Ki Hadjar Dewantara dalam perspektif manajemen dakwah.
2. Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:
a. Secara teoritik, diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi
penulis dan pembaca, serta memberikan kontribusi pemikiran
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dimasa mendatang,
terutama ilmu manajemen dalam konteks kekinian agar senantiasa
relevan dengan kemajuan zaman.
b. Secara praktis, dapat memberikan tambahan referensi bagi para
calon pemimpin, serta dapat membantu para pihak yang terlibat
dalam organisasi apapun, khususnya organisasi dakwah. Sehingga
mampu menerapkan manajemen dakwah dengan sebaik-baiknya,
agar berguna bagi masyarakat.
7
E. Kajian Pustaka
Sebelum peneliti lebih jauh menganalisa penting kiranya untuk
melihat dan menganalisis penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
guna melengkapi keakurasian dalam penelitian ini beberapa diantaranya
yakni:
Pertama, penelitian yang dilakukan Wenti Suparti mahasiswi
Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini berjudul “Implementasi Trilogi
Ki Hadjar Dewantara dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA
Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta”. Penelitian ini mengulas
bagaimana implementasi trilogi Ki Hadjar Dewantara (Ing ngarsa sung
tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani) di SMA Taman
Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Implementasi Ing ngarsa sung tuladha
kepala sekolah dengan visi yang utuh, tanggung jawab, keteladanan dan
mendengarkan orang lain. Implementasi Ing Madya Mangun Karsa
dengan memberdayakan staf, memberi layanan prima, fokus pada peserta
didik dan mengembangkan orang. Sedangkan implementasi Tutwuri
Handayani dengan memberdayakan sekolah dimana kepala sekolah
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahannya.12 Perbedaan
penelitian Wenti Suparti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah Wenti Suparti menggunakan pola kepemimpinan kepala sekolah di
SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta sebagai subyek
12 Wenti Suparti, “Implementasi Trilogi Ki Hajar Dewantara dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta” Skripsi Sarjana Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013). hlm. 126.
8
penelitiannya sementara obyek penelitiannya implementasi trilogi Ki
Hadjar Dewantara. Sedangkan peneliti menggunakan perspektif
manajemen dakwah sebagai subyek penelitiannya sementara obyek
penelitian yang digunakan terkait konsep kepemimpinan Jawa Ki Hadjar
Dewantara.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Tarto mahasiswa S-3 Prodi
Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Penelitian ini berjudul “model kepemimpinan kepala SMK Taman Karya
Yogyakarta”. Penelitian ini mengulas bagaimana model kepemimpinan
kepala SMK Taman Karya Yogyakarta. kepemimpinan kepala SMK
Taman Karya berbasis trilogi kepemimpinan KHD yang pada dasarnya
kepemimpinan yang dinamis bergeser dari kepemimpinan Ing Ngarsa dan
Ing Madya menjadi Tutwuri. Dalam pelaksanaannya, kepemimpinan ini
dipengaruhi visi, misi, dan tujuan tamansiswa, visi dan misi sekolah,
melaksanakan peraturan pemerintah dan pemda terkait sumber daya
pendidikan. Kepemimpinan di SMK ini dilandasi trilogi kepemimpinan
KHD yang intinya adalah kekeluargaan, yang memiliki sifat kebersamaan,
di dalamnya terkandung nilai-nilai pengabdian, tuntunan, panutan,
pendampingan dan keikhlasan. Di dalam keikhlasan terkandung pula
semangat pengabdian, motivasi, dedikasi dan pengorbanan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan.13 Perbedaan penelitian Tarto dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Tarto menggunakan model
13Tomi Sujatmiko, “Dosen UST ujian Doktor di UNNES Kaji Trilogi Kepemimpinan Ki
Hajar Dewantoro” Kedaulatan Rakyat Online, http://krjogja.com/read/271713/kaji-trilogi-kepemimpinan-ki-hajar-dewantoro.kr, diakses, tanggal 01 Oktober 2015, pukul. 10.14 WIB.
9
kepemimpinan sebagai subyek penelitiannya sementara obyek
penelitiannya kepala SMK Taman Karya Yogyakarta. Sedangkan peneliti
menggunakan perspektif manajemen dakwah sebagai subyek penelitiannya
sementara obyek penelitian yang digunakan terkait konsep kepemimpinan
Jawa Ki Hadjar Dewantara.
F. Kerangka Teori
1. Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi merupakan
faktor terpenting dalam menentukan arah dan tujuan organisasi.
Sebagaimana yang didefinisikan oleh George R.Terry, Pengertian
kepemimpinan adalah kemampuan mengarahkan pengikut-
pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan untuk
mencapai suatu tujuan dalam satu kelompok.14 dan menurut pendapat
para ahli lainnya, pengertian kepemimpinan sebagai berikut:15
a. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch dan
Behling).
14 George R. Terry. Prinsip-prinsip Manajemen,Terj. J. Smith D.F.M. (Jakarta; Bumi
Aksara, 2012), hlm. 152. 15 M. Sobry Sutikno. Pemimpin dan Kepemimpinan, (Lombok; Holistica, 2014), hlm. 15-
16.
10
b. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar
ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H. Koontz dan C.
Donnell).
c. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain
untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan
(Ordway Tead).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.16 Pola
Kepemimpinan yang dikonsepkan Ki Hadjar Dewantara yang dikutip
oleh Bambang Sokawati Dewantara dalam buku Ki Hadjar Dewantara
Ayahku, terdiri dari tiga aspek yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tutwuri handayani. Didepan menjadi teladan, ditengah
menghidupkan gairah dan dibelakang memberikan pengarahan.17
Maka konsep tersebut dapat dijadikan rujukan metode kepemimpinan
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah
Kepemimpinan, manajemen dan dakwah merupakan hubungan
sinergis. Hubungan yang terjalin dengan erat antara ketiganya, karena
ketiganya merupakan suatu proses yang melibatkan usaha kerja sama
16 Ibid, hlm. 16. 17 Bambang Sokawati Dewantara, Ki Hadjar Dewantara Ayahku, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1989) hlm. 19.
11
anatar dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan.18 Pengertian
kepemimpinan menurut George R.Terry adalah kemampuan
mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja bersama dengan
kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pimpinan untuk mencapai suatu tujuan dalam satu kelompok.19
Pengertian Manajemen menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh
Julina dalam Pengantar Manajemen, adalah seni dalam
menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Sedangkan menurut Kartini
Kartono, Manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh
individu atau kelompok dalam upaya melakukan koordinasi untuk
mencapai suatu tujuan.20 Pengertian Dakwah secara etimologis
merupakan bentuk mashdar berasal dari kata kerja da‟a, yad‟u,
da‟watan yang berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru
dan mendorong.21 Menurut Sukriyanto, tujuan dakwah adalah
mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau
menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran islam dan mau
mengamalkan ajaran islam sehingga menjadi orang baik.22
18 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 227. 19 George R. Terry. Prinsip-prinsip Manajemen,Terj. J. Smith D.F.M. (Jakarta; Bumi
Aksara, 2012), hlm. 152. 20 Kartini kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1998), hlm. 161. 21 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Pondok Pesantren Krapyak, 1984), hlm. 438. 22 Sukriyanto, “Filsafat Dakwah”, dalam Andy Dermawan, Metodologi ilmu dakwah,
(Yogyakarta: LEFSI, 2002) hlm. 8.
12
Maka kepemimpinan dalam manajemen dakwah adalah sifat
atau ciri tingkah laku pemimpin yang mengandung kemampuan untuk
mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan seseorang atau
kelompok guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, hakikat kepemimpin dakwah adalah kemampuan
(ability) untuk mempengaruhi dan meggerakkan orang lain (motorik)
untuk mencapai tujuan dakwah.23
Kepemimpinan manajemen dakwah adalah suatu
kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu
organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya
semua fungsi manajemen mulai dari planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (Menggerakan) dan
controlling (pengawasan).24
3. Kepemimpinan dalam Fungsi Manajemen
Pengertian manajemen dan fungsi manajemen sudah biasa
dipakai dalam kehidupan sehari-hari, yang umumnya secara intuitif
sudah memahami apa yang dimaksud. Menurut G.R Terry,
sebagaimana yang dikutip oleh Eeng Ahmad dan Epi Indriani dalam
bukunya Bimbingan Kompetensi Ekonomi, manajemen memiliki
fungsi-fungsi dasar yang umumnya berlaku disetiap organisasi.
Fungsi-fungsi dasar itu disingkat POAC, yaitu planning (perencanaan),
23 M. Munir, Manajemen, hlm. 215-216. 24 Zaini Muhtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Jakarta: Al- Amin dan IKFA,
1996), hlm. 73.
13
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan
controlling (pengawasan).25 Sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Menurut George R. Terry perencanaan ialah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai
tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan
pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-
alternatif keputusan.26
Pandangan Islam perencanaan ini merupakan aktifitas
manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal
untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat
berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen lainnya, seperti
merealisasikan perencanaan dan pengawasan agar bisa
mewujudkan tujuan yang direncanakan.27
b. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Jones dan George sebagaimana yang dikutip oleh
Ismail Solihin dalam bukunya Pengantar Manajemen,
Pengorganisasian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
para manajer untuk menetapkan hubungan kerja di antara para
25 Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm. 8. 26 Terry, Prinsip-Prinsip, hlm. 17. 27 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 79.
14
karyawan agar memungkinkan mereka mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.28
Pengorganisasian dalam pandangan Islam bukan semata-
mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah
pekerjaan dilakukan secara rapi. Pengorganisasian lebih
menekankan pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah
organisasi, tentu ada pemimpin dan bawahan.29
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakkan atau actuating adalah keseluruhan usaha,
cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi
agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan
ekonomis.30
Jadi seorang pengelola harus memberikan dorongan kepada
seluruh anggota pengelola atau bawahan dalam mengelola lembaga
pendidikan Islam, disamping itu juga pengelola memberikan
metode atau cara yang baik agar tujuan dari pengelolaan lembaga
pendidikan Islam itu dapat tercapai.
28 Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, (Jakarta; PT Gelora Angkasa Pratama,2009),
hlm.92.
29 Ibid.;lihat juga Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta; Gema Insane Press,2003), hlm .101.
30 Sondang P.Siagia, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta; PT Bumi Angkasa), hlm. 128.
15
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah kegiatan manajer mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
hasil yang dikehendaki.31 Pengawasan merupakan salah satu tugas
mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan
manajarial, mulai dari manajer puncak hingga para manajer rendah
yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang
diselenggarakan oleh semua petugas operasional.32
Fungsi pengawasan dalam Islam merupakan salah satu
aktivitas atau fungsi manajemen yang terkait dengan fungsi
lainnya, seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
penetapan dan pelaksanaan keputusan.Pengawasan merupakan
fungsi derivasi yang bertujuan untuk memastikan bahwa aktivitas
manajemen berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan
dengan perfoma sebaik mungkin.Begitu juga untuk menyingkap
kesalahan dan penyelewengan, kemudian memberikan tindakan
korektif.33
Pada dasarnya pemimpin tersebut memberi motivasi dan
membimbing perilaku bawahannya untuk dapat melaksanakan fungsi
manajemen dan mencapai tujuan kerjanya. Pemimpin juga
31 Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalian Indonesia, 1991),
hlm. 94. 32 Sondang, Fungsi-fungsi, hlm. 125. 33 Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah, hlm.179.
16
melaksanakan fungsi lain yang sangat penting. Mereka berusaha untuk
memahami problema-problema yang dihadapi bawahannya dan
perasaan mereka terhadap problema tersebut, pekerjaan mereka, rekan-
rekan mereka dan lingkungan kerjanya. Kegiatan ini sering terlewati di
dalam diskusi tentang kepemimpinan. Mengenal problema dan
perasaan bawahannya, memungkinkan para pemimpin mendapatkan
informasi dan responsi yang dapat digunakan untuk merubah perilaku
mereka guna menyempurnakan mutu dari kepemimpinan mereka.34
4. Karakteristik Kepemimpinan Manajemen Dakwah
Posisi seorang pemimpin dalam organisasi dakwah,
kehadirannya sebagai pengurus dan pemimpin seluruh komponen
aktifitas dakwah dituntut memiliki karakter-karakter khusus
sebagaimana yang diharapkan dalam kepemimpinan Islam, dan profil
kepemimpinan Islam yang telah mendapat pengakuan dari Allah
adalah sosok kepemimpinan Rasulullah SAW.35 Beliau adalah
pemimpin agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah merupakan
suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam
diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Hal ini sejalan
dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an:
34 Terry, Prinsip-Prinsip, hlm. 153. 35 Alwahidi Ilyas, Manajemen Da„wah Kajian Menurut Perspektif Al-Quran,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 72.
17
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. 36 (QS Al-Ahzab: 21).
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal
pemimpin, Rasulullah mempunyai empat sifat utama, yaitu: Shiddiq,
Amanah, Tabligh dan Fathonah. Sebagai berikut:
a. Shiddiq
Shiddiq berarti benar dan jujur. Benar dalam berkata dan
jujur dalam berucap.37 Prinsip kejujuaran yang harus dijunjung
oleh pemimpin tidak memiliki tendensi apapun, sebab pemimpin
yang baik hanya mengharap ridha dari Allah, yang ini berarti
pemimpin berusaha untuk jujur dihadapan Allah. Sedangkan jujur
terhadap orang lain, yakni tidak sebatas berkata dan berbuat benar,
namun berusaha memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang
lain.38
Sifat shiddiq merupakan sikap empati yang sangat kuat dan
mempunyai jiwa pelayanan yang prima. Pelayanan itu dapat
diwujudkan melalui sikap pemimpin yang senantiasa membimbing
36 DEPAG RI, Al-Qur‟an PDF Terjemahan, (Semarang: Toha Putra, 2008), hlm. 660. 37 Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intelligence, (Yogyakarta: Penerbit Islamika,
2004),hlm. 243. 38 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniyah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), hlm 195.
18
anggotanya dan bertindak sebagai konsultan bagi anggota yang
dapat membantu memecahkan permasalahan mereka.39
b. Amanah
Amanah berasal dari kata amuna yang artinya dapat
dipercaya. Menurut Nasution yang kutip oleh Abdul Qodir dan
Sarbiran dalam Jurnal Kaderisasi Kepemimpinan Agama Melalui
Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta Amanah
juga dapat berarti aman dan titipan.40 Prinsip amanah menjadi
sendi dasar dalam menegakkan sebuah kepemimpinan pada semua
level, baik keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Seorang
pemimpin adalah orang yang diberi amanat dan mewakili Allah
SWT menegakkan firman-firman-Nya di tengah-tengah manusia.
Kekuasaan pemimpin atas orang yang dipimpin merupakan
amanah yang harus dipegang, dipelihara dan dilaksanakannya
dengan penuh kejujuran.41
Amanah erat kaitanya dengan tanggung jawab. Pemimpin
yang Amanah adalah pemimpin yang bertangggung jawab. Dalam
buku The 21 Indispensable Quality of Leader, John C. Maxwell
menekankan bahwa tanggung jawab bukan sekedar melaksanakan
39 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,
(Jakarta: Bina Aksara, 1988), hlm. 26.
40 Abdul Qodir dan Sarbiran, Kaderisasi Kepemimpinan Agama Melalui Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, (Jurnal Penelitian dan Evaluasi, Nomor 3, 2000), hlm. 148.
41 Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 103
19
tugas, namun pemimpin yang bertanggung jawab harus
melaksanakan tugas dengan lebih, berorienatsi kepada ketuntasan
dan kesempurnaan. “Kualitas tertinggi dari seseorang yang
bertanggung jawab adalah kemampuannya untuk
menyelesaikan”.42
c. Tabligh
Tabligh secara bahasa berarti to send (menyampaikan)
yaitu menyampaikan pesan-pesan tuhan kepada umatnya secara
penuh dan tuntas. Tabligh dapat diartikan menjalankan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya secara profesional dan dapat
dijalankan secara efektif.43 Tabligh yang berarti menyampaikan
akan memunculkan sifat keterampilan berkomunikasi.44 Suksesnya
pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan oleh
kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua
pihak, secara horizontal maupun vertikal ke atas dan ke bawah.45
Tabligh juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau
terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan dengan sikap
keterbukaan (transparansi) dalam kaitannya dengan cara kita
42 John C. Maxwell, The 21 Indispensable Quality of Leader, terj. Arvin Saputra (Batam:
Interaksara, 2001), hlm. 124-125. 43 Tobroni, The Spiritual Leadership, (Malang: UMM Press, 2005), hlm. 78.
44 Raihan, Kepemimpinan di dalam Manajemen Dakwah, (Jurnal Al-Bayan/VOL.21,
NO.31, JULI-DESEMBER 2014), hlm. 41. 45 Kartini kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1998), hlm. 117.
20
mempertanggung-jawabkan sesuatu di hadapan orang lain.
Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian melekat dari
kredibilitas. Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita
miliki, bertambah besar tabungan kredibilitas sebagai hasil dari
setoran kepercayaan orang-orang kepada kita.46
d. Fathonah
Fathonah berarti cerdas dan cekatan. Perspektif kecerdasan
majemuk, Fathonah tidak terbatas pada kecerdasan intelektual
melainkan juga kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.47
seorang pemimpin yang cerdas dan pintar, memiliki wawasan yang
luas, pemikiran mendalam, dan pandai memilih secara cepat serta
bijaksana.48
Kecerdasan adalah kemampuan untuk memahami
keterkaitan antara berbagai hal, yaitu kemampuan untuk mencipta,
memperbaharui, mengajar, berfikir, mengingat, merasakan dan
berimajinasi, memecahkan masalah, dan kemampuan untuk
mengerjakan berbagai pekerjaan dalam berbagai tingkat kesulitan.
Kecerdasan tumbuh selaras dengan peningkatan usia. Ia bersifat
bawan dan diturunkan, namun lingkungan juga memiliki peran
46 Toto Tasmara. Spiritual Centered Leadership, (Jakarta, Gema Insani Press, 2006), hlm.
163. 47 Tobroni, The Spiritual, hlm. 768. 48 Hamdani, Prophetic Intelligence, hlm. 243 .
21
dalam peningkatan kecerdasan melalui masukan pengetahuan dan
pengalaman.49
Kecerdasan dapat ditingkatkan diantaranya dengan cara
memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi, meningkatkan
kemampuan berpikir, serta membaca dan menelaah.50
G. Metode Penelitian
Penelitian ini bila dilihat dari jenisnya adalah termasuk dalam
kategori penelitian kepustakaan (library research),51 dengan pendekatan
penelitian kualitatif, yaitu penelitian dalam bentuk kajian teoritis terhadap
pemikiran atau karya seseorang dalam bentuk ide gagasan. Sedangkan bila
dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk bersifat deskriptif-analitik,
yakni dengan berusaha memaparkan data-data tentang suatu hal atau
masalah dengan analisa dan interpretasi yang tepat.52
1. Sumber Data
Karena dalam penelitian ini adalah kajian kepustakaan, maka
sumber datanya adalah karya-karya yang dihasilkan oleh tokoh Ki
Hadjar Dewantara tentang konsep kepemimpinan. Data tersebut
digolongkan menjadi dua sumber data, yakni data primer dan data
49 Muhammad Sa‟id Mursi, Melahirkan Anak Masya Alla (Sebuah Terobosan Baru
Dunia Pendidikan Modern), Terj. Rsi Ali Yahya, (Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2001), hlm. 207.
50 Al-Qusyayri, Risalah Sufi, Terj. Ahsin Muhammad, (Bandung: Pustaka, 1994), hlm.
322. 51 Penelitian Kepustakaan adalah suatu peelitian yang menggunakan buku-buku sebagai
sumber datanya. Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hlm. 9. 52 Ibid, hlm. 139.
22
sekunder. Pertama, sumber data primer yang penulis gunakan di bawah
ini adalah karya Ki Hadjar Dewantara dan buku-buku Ki Hadjar
Dewantara diantaranya:
a. Bagian pertama : Pendidikan
b. Bagian kedua : Kebudayaan
c. Perintis Perdjuangan Kemerdekaan Indonesia
d. Mereka yang Selalu Hidup
e. Menuju manusia merdeka
f. Asas-asas dan dasar-dasar taman siswa
g. Taman-indrya (Kindergarten)
h. Demokrasi dan leaderschap
i. Pantjasila
j. Sari swara
Kedua, sumber data sekunder antara lain adalah karya-karya
orang lain yang membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
kepemimpinan jawa. Data tersebut bisa diperoleh dari bentuk jurnal,
buku, artikel, majalah, internet, esiklopedia, kamus, artikel dan lain
sebagainya yang membahas mengenai konsep kepemimpinan Jawa Ki
Hadjar Dewantara.
2. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian akan dianalisis
dengan menggunakan metode deskriptif-analitik, yaitu suatu metode
yang mengikuti proses pengumpulan data, penyusunan dan penjelasan
23
atas data dan setelah itu dilakukan analisis.53 Metode analisis data
(content analysis) adalah mengklasifikasikan data sesuai dengan
masalah yang dibahas dan akhirnya diberi kesimpulan.54
Metode deskriptif dalam penelitian ini, diaplikasikan merujuk
pada pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yang penulis kutip
pada buku-buku yang mengenai pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Sedangkan dalam metode analisisnya, penulis mencoba
menginterpretasikan sekaligus menganalisa maksud pemikiran Ki
Hadjar Dewantara yang ada kaitannya dengan konsep kepemimpinan
manajemen dakwah. Dengan demikian akan tampak jelas bahwa
realitas konsep kepemimpinan manajemen dakwah menjadi sebuah
obyek materialnya, sedangkan obyek formalnya adalah pemikiran Ki
Hadjar Dewantara.
Obyek penelitian akan dianalisis secara tekstual, yaitu dengan
mengamati ide atau gagasan kepemimpinan jawa Ki Hadjar Dewantara
menurut pandangan manajemen dakwah, baik dari sisi naratifnya
maupun sisi ke dalam maknanya.
3. Pendekatan Analisis
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosio-
historis55-antropologis.56 Pendekatan ini dilakukan melihat adakah
53 Winarso Surahmat, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metode Teknik, (Bandung:
Tarsito, 2004), hlm. 140. 54 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Graffindo Persada, 2010),
hlm. 40.
24
keterkaitan antara latar belakang kultur-historis tokoh dengan
pemikiran-pemikiran lain yang terkait dengan konsep kepemimpinan
jawa. Pendekatan historis yaitu pendekatan melalui proses penyajian
secara kritis terhadap fakta atau data masa lalu secara rekontruksi
proses penulisan sejarah.57 Melalui pendekatan ini dapat diketahui
hasil interaksi pemikir dengan lingkungan sosiokultur dan
sosiopolitik.58
Pendekatan antropologis disebut juga sebagai generalizing
Approach yang mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan di
belakang aneka ragam masyarakat dan kebudayaan dari kelompok-
kelompok manusia di dunia.59
Maka yang dimaksud dengan pendekatan sosio-historis-
antropologis adalah pendekatan yang meninjau pada suatu
permasalahan dari sudut tinjauan sejarah dengan pola berpikir
megikuti data-data teks yang ada. Dalam hal ini penulis menggunakan
pendekatan tersebut, untuk menganalisa pemikiran Ki Hadjar
Dewantara mengenai konsep kepemimpinan Jawa.
55 Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah, hlm. 132-138. 56 Nur Syam, Madzhab-Madzhab Antropologis, (Yogyakarta: LkiS, 2006), hlm. 5. 57 Lois Gastachik, Mengerti Sejarah terjemahan Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press,
1985), hlm. 32. 58 Atho Mudzar, Membaca Gelombang Ijtihad, Antara Tradisi dan Liberasi, (Yogyakarta:
Titian Illahi, 1998), hlm. 105. 59 Nur Syam, hlm. 6. Lihat juga M. Amin Abdullah, Metodologi Penelitian Agama:
Pendekatan Multidisiplinier, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 62.
25
Gambar 1.1
H. Skema Alur Penelitian
Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara (Perspektif Manajemen Dakwah)
Langkah
1
1. Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar
Dewantara
2. Perspektif Manajemen Dakwah
Rumusan
Masalah
Tujuan
Penelitian
Teori 1. Ki Hadjar Dewantara (Konsep Kepemimpinan Jawa)
Teori 2. Bambang Sokawati Dewantara (Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara)
Teori 3. Raihan (Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah)
Indikator:
1. Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
a. Menjelaskan Dasar Kepemimpinan Jawa
b. Mendiskripsikan Konsep Filosofi Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar
Dewantara
2. Kepemimpinan Jawa KHD dalam Perspektif Manajemen Dakwah
a. Kepemimpinan dalam Fungsi Manajemen
b. Karakteristik Kepemimpinan Manajemen Dakwah
c. Peran Dakwah
Langkah 2 Kajian Pustaka Kajian Teori
Langkah 3 Data Primer
Data Sekunder
Deskriptif-Analitik
Sosio-Historis-
Antropologis
Langkah 4
Langkah 5 Kesimpulan
dan Saran Hasil Analisis
Analisis Data
Penyajian Data
Reduksi
content analysis Analisis
dan Pembahasan
26
I. Sistematika Pembahasan
Supaya dalam pembahasan penelitian ini sistematis sehingga
mudah untuk dipahami, maka penulis menggunakan sistematika
pembahasan yang teratur dan terbagi dalam bab perbab yang saling
berangkaian satu sama lain, seperti berikut:
Bab I : berisikan pendahuluan, latar belakang persoalan kemudian
menegaskan permasalahan yang dimaksud jawabannya akan dicari lewat
penelitian ini. Persoalannya adalah tentang konsep kepemimpinan Jawa Ki
Hadjar Dewantara (Perspektif Manajemen Dakwah). Bahasan selanjutnya
adalah tentang rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, kerangka teori dan selanjutnya metode penelitian yang dipakai
dan sistematika pembahasan.
Bab II : bab ini akan memukakan tentang biografi Ki Hadjar
Dewantara yang meliputi riwayat hidupnya, sosio-kultural, pendidikan dan
karyanya.
Bab III : menganalisis konsep kepemimpinan jawa Ki Hadjar
Dewantara menurut perspektif manajemen dakwah, mencangkup diskripsi
kepemimpinan jawa Ki Hadjar Dewantara dan kepemimpinan dalam
manajemen dakwah.
Bab IV : bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari seluruh
rangkaian bab-bab sebelumnya. kesimpulan yang dibuat berdasarkan
uraian skripsi ini, kemudian dilengkapi saran yang mungkin bermanfaat di
masa mendatang.
80
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, Konsep Kepemimpinan Jawa Ki Hadjar
Dewantara (Perspektif Manajemen Dakwah) maka kesimpulannya adalah
konsep kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantar masih relevan diterapkan di
organisasi dakwah sesuai dengan Perspektif Manajemen Dakwah, hal ini
didasari dari pemikiran dan konsep kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara
yaitu, Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri
Handayani. Konsep tersebut relatif baik untuk diterapkan pemimpin
diberbagai organisasi, apalagi organisasi dakwah. Kerana konsep
kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara mempunyai arti Ing Ngarsa Sung
Tuladha di depan menjadi teladan, Ing Madya Mangun Karsa di tengah-
tengah memberikan motivasi, Tutwuri Handayani di belakang memberikan
dorongan moral dan semangat.
Konsep kepemimpinan Jawa dapat disebut juga kepemimpinan
paripurna atau kepemimpinan menyeluruh yang mencakup seluruh aspeknya
yang bersifat keteladanan dengan memberikan contoh yang baik untuk
anggotanya.
Manajemen Dakwah ialah suatu konsep keilmuan manajemen yang
diterapkan dalam organisasi dakwah, manajemen dakwah sebagai ilmu
terapan dalam pandangan kepemimpinannya mempunyai sosok pemimpin
yang suri tauladan. Kepemimpinan inilah yang diharapkan akan lahir dari
81
konsep kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani.
Kelemahan konsep kepemimpinan Jawa Ki Hadjar Dewantara, karena
istilah yang digunakan Ki Hadjar Dewantara menggunakan istilah bahasa
Jawa, sehingga tidak semua masyarakat Indonesia memahaminya,
dikarenakan Indonesia mempunyai berbagai perbedaan bahasa dimasing-
masing daerahnya. Mesikupun demikian, secara tidak langsung setiap
pemimpin yang baik, cenderung menggunakan metode yang sudah
dikonsepkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
82
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan mengenai penelitian ini,
diantaranya adalah:
1. Perlu peningkatan pengkajian dan pengembangan manajemen dakwah
baik secara teoritis maupun prkatis. Agar proses manajemen dakwah
berjalan sesuai dengan koridornya baik sebagai kajian ilmiah maupun
dalam penerapan manajemen dakwah yang dibutuhkan oleh lembaga-
lembaga Islam dan masyarakat.
2. Selain itu, hal yang menarik lainnya guna menciptakan khazanah
keilmuan jurusan manajemen dakwah, khususnya bagi mahasiswa yang
mendalami ilmu kepemimpinan untuk mengkaji lebih dalam mengenai
makna dan manfaat kata suri tauladan dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara.
3. Jurusan manajemen dakwah dalam pengembangan keilmuan manajemen
dakwah khususnya dalam konsep kepemimpinan manajemen dakwah
yang ideal, hendaknya mencontoh Ki Hadjar Dewantara dalam
menciptakan konsep kepemimpinan Jawa sesuai dengan ajaran Islam dan
Budaya Indonesia.
4. Bagi peneliti selanjutnya, ingin menjadikan penelitian ini sebagai
penelitian lanjutan, dalam bidang kebudayaan dengan menggunakan
seluruh ajaran-ajaran Ki Hadjar Dewantara untuk melihat perubahan dan
perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia masa kini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisiplinier, Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006.
Abu Sinn, Ahmad Ibrahim. Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Adz-Dzakiey, Hamdani Bakran. Prophetic Intelligence, Yogyakarta: Penerbit
Islamika, 2004. Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT Rineka Cipta,
2001. Al-Qusyayri, Risalah Sufi, Terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Pustaka, 1994. Bawengan, Sebuah Studi Tentang Filsafat, Jakarta: Pradnya Paramita, 1983. Daulay, M. Yahya. Memperingati 100 tahun Ki Hadjar Dewantara Yogyakarta:
MLTS, 1989. Dermawan, Andy. Metodologi ilmu dakwah, Yogyakarta: LEFSI, 2002. Dewantara, Bambang Sokawati. Ki Hadjar Dewantara Ayahku, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1989. Dewantara, Ki Hadjar. Asas-asas dan Dasar-dasar Tamansiswa, Yogyakarta:
Majlis Luhur Tamaniswa, 1964. Dewantara, Ki Hadjar. Bagian I : Pendidikan Yogyakarta : MLPTS, 2004. Dewantara, Ki Hadjar. Menuju Manusia Merdeka Yogyakarta: Leutika, 2009. Fudyartanta, R. B. S. Dasar-dasar Kependidikan Pegangan dan Referensi Ilmu
Pendidikan, Yogyakarta: Warawidyani, 1987. Gastachik, Lois. Mengerti Sejarah terjemahan Nugroho Notosusanto Jakarta: UI
Press, 1985. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Yogyakarta: Andi Offset, 1990. Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik,
Jakarta; Gema Insane Press,2003.
Hamidi, Jazim dan Mustafa Lutfi, Civic Education : Antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Hardini, Sri. dalam “80 Tahun Tamansiswa Cabang Medan”, Meningkatkan Minat
Belajar Siswa di Perguruan Nasional Tamansiswa, Medan: Perguruan Tamansiswa Cabang Medan, 2009.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009. Ilyas, Alwahidi. Manajemen Da‘wah Kajian Menurut Perspektif Al-Quran,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1998. Ki Suratman, Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dan Penerapan Sistem
Among, Yogyakarta : MLPTS, 1990. Ki Suratman, Pemahaman dan Penghayatan Asaz-asaz Tamansiswa 1922, dalam
buku Peringatan Tamansiswa 60 tahun 1922-1982, Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa, 1982.
Ki Suratman, Peringatan 70 Tahun Taman Siswa Yogyakarta: MLPTS, 1989. Maxwell, John C.. The 21 Indispensable Quality of Leader, terj. Arvin Saputra
Batam: Interaksara, 2001. Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik Bogor: Ghalia Indonesia,
2008. Mudzar, Atho. Membaca Gelombang Ijtihad, Antara Tradisi dan Liberasi,
Yogyakarta: Titian Illahi, 1998. Muhtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Jakarta: Al- Amin dan
IKFA, 1996. Munir, M. dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009. Mursi, Muhammad Sa’id. Melahirkan Anak Masya Alla (Sebuah Terobosan Baru
Dunia Pendidikan Modern), Terj. Rsi Ali Yahya, Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2001.
Nata, Abuddin. Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2005.
R. Terry, George. Prinsip-prinsip Manajemen,Terj. J. Smith D.F.M. Jakarta; Bumi Aksara, 2012.
Sardi, Martin. Pendidikan Manusia Bandung: Alumni, 1985. Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalian Indonesia,
1991. Shaleh, A. Rosyad. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993. Siagia, Sondang P. Fungsi-fungsi Manajerial, Jakarta; PT Bumi Angkasa. Sitepu, P.Anthonius. Teori-teori Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Soeratman, Darsiti. Ki Hadjar Dewantara, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1981. Soeratman, Ki Hadjar Dewantara Peletak Dasar Pendidikan Nasional, Ki Hadjar
Dewantara dalam Pandangan Cantrik dan Mantriknya Yogyakarta: MLPTS, 1989.
Soetopo, Hendiyat. dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988. Soewito, Irna H.N.H. Soewardi Soerjaningrat dalam Pengasingan Jakarta: PN,
Balai Pustaka 1985. Solihin, Ismail. Pengantar Manajemen, Jakarta; PT Gelora Angkasa
Pratama,2009. Sulasman dan Setia Gumilar, Teori-teori Kebudayaan dari teori hingga aplikasi,
Bandung: Pustakaku Setia, 2013. Sule, Ernie Trisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:
Kencana, 2010. Surahmat, Winarso. Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metode Teknik,
Bandung: Tarsito, 2004. Suryabrata, Sumadi. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Graffindo Persada,
2010. Susetya, Wawan. Kepemimpinan Jawa, Yogyakarta : Narasi, 2007. Sutikno, M. Sobry. Pemimpin dan Kepemimpinan, Lombok; Holistica, 2014.
Syam, Nur. Madzhab-Madzhab Antropologis, Yogyakarta: LkiS, 2006. Tasmara, Toto. Kecerdasan Ruhaniyah, Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Tasmara, Toto. Spiritual Centered Leadership, Jakarta, Gema Insani Press, 2006. Tauchid, Moch. Ki Hadjar Dewantara Pahlawan dan Pelopor Pendidikan
Nasional, Yogyakarta: Madjelis-luhur persatuan taman-siswa Jogjakarta, 1968.
Tauchid, Moch. Perjuangan dan Ajaran Hidup Ki Hadjar Dewantara
Yogyakarta: MLPTS, 1963. Tauhid, Moch. Pendidikan dan Kebudayaan, Peringatan 50 tahun Tamansiswa,
Yogyakarta : Persatuan Majelis Luhur Taman Siswa, 1972. Tobroni, The Spiritual Leadership, Malang: UMM Press, 2005. Trisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:
Kencana, 2010. Very, Ruth T Me. Taman Siswa dan Kebangunan Nasional, Taman Siswa dalam
Perspektif Sejarah dan Perubahan Yogyakarta: MLPTS, 1990. Yusuf, Ali Anwar. Wawasan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Skripsi :
Wenti Suparti, “Implementasi Trilogi Ki Hajar Dewantara dalam Kepemimpinan
Kepala Sekolah di SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta” Skripsi Sarjana Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013. Tidak diterbitkan.
Kamus :
Al Barry, M. Dahlan dan Pius A, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya : Arkola, 2001.
DEPAG RI, Al-Qur’an PDF Terjemahan, Semarang: Toha Putra, 2008.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi-2, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Purwadi dan Eko Priyo Purnomo, Kamus Sansekerta Indonesia, Yogyakarta :
Budaya Jawa.com, 2005.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta: Pondok Pesantren Krapyak, 1984.
Salim, Peter dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,
Jakarta: Modern English Press, 1991. Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Semarang :
Widya Karya 2005.
Jurnal :
Abdul Qodir dan Sarbiran, Kaderisasi Kepemimpinan Agama Melalui Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Jurnal Penelitian dan Evaluasi, Nomor 3, 2000.
Hepi Ikmal, Pendidikan Humanis: Telaah Perbandingan Ki Hadjar Dewantara dan
Pauo Freire, Jurnal PAI UI Lamongan. Hepi Ikmal, Pendidikan Humanis: Telaah Perbandingan Ki Hadjar Dewantara dan
Paulo Freire, Jurnal Akademika, Vol. 9, No. 1, Juni 2015. Kristi Wardani, Guru dan Pendidikan Karakter: Konsep Ki Hadjar Dewantara
Jurnal PGSD FKIP UST Yogykarta. Muthoifin, Pemikiran Pendidikan Multikultural Ki Hadjar Dewantara, Jurnal
Intizar, Vol. 21, No. 2, 2015. Nilam Widyarini, Kepemimpinan Spiritual untuk Kejayaan Indonesia, Jurnal
Paramadina, Edisi Khusus Vol. 7, No. 2, Juni 2010. Raihan, Kepemimpinan di dalam Manajemen Dakwah, Jurnal Al-Bayan/VOL.21,
NO.31, JULI-DESEMBER, 2014. Tarto, Developing The Leadership School Principal Model Based Of Ki Hajar
Dewantara’s Leadership Trilogy, The Jurnal of Education Develoment, JED 2 (2), 2014.
Taufiq Hari Setiono, Ki Hadjar Dewantara Perannya dalam Memperjuangkan
Pendidikan Nasional Tahun 1922-1959, Jurnal STKIP PGRI Sidoarjo. Suparlan, Henricus. Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya
Bagi Pendidikan Indonesia, Jurnal Filsafat Vol. 25, Nomor 1, April 2014.
Website:
“Lambang Kemdikbud Bentuk Penghormatan Kepada Pahlawan Pendidikan”,
http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/1847, diakses tanggal 24 Desember 2015, Pukul 16:01 WIB.
http://www.gudangmateri.com/2011/04/tiga-ajaran-kepemimpinan-ki-hajar.html,
diakses tanggal 26 Desember 2015, Pukul 08.49 WIB. http://www.kamusbesar.com/52749/kawin-gantung, diakses, tanggal 26
November 2015, pukul. 01.35 WIB. Mahdi “Arti Nama Dewantara” http://mahdi.id/arti/nama/Dewantara/, diakses,
tanggal 26 November 2015, pukul. 01.21 WIB. Tomi Sujatmiko, “Dosen UST ujian Doktor di UNNES Kaji Trilogi
Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro” Kedaulatan Rakyat Online, http://krjogja.com/read/271713/kaji-trilogi-kepemimpinan-ki-hajar-dewantoro.kr, diakses, tanggal 01 Oktober 2015, pukul. 10.14 WIB.
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Iman Nabawi
Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 17 November 1988
Alamat : Rt. 02/01 Dusun Kemanggungan,
Desa Wanarejan Utara, Kec. Taman,
Kab. Pemalang
Agama : Islam
Golongan Darah : O
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : 5 (Lima) dari 6 (enam) bersaudara
Ayah : Mudakir
Ibu : Afiyah
No. telpon : 08995007007
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. SDN Pelutan 02, Pemalang.
2. MTs Negeri Model Pemalang.
3. SMK Satya Praja 2 Petarukan, Pemalang.
4. Jurusan Manajemen Dakwah, Fakuktas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
1995 s/d 2001
2001 s/d 2004
2004 s/d 2007
2010 s/d 2016
C. Riwayat Organisasi
1. Sekretaris PMII Rayon Pondok Syahadat Fakultas
Dakwah.
2. Departemen Networking, Senat Mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Ketua HMJ MD (Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen Dakwah) Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2012-2013
2012-2013
2013-2014
Lampiran 1
1. Silsilah Ki Hadjar Dewantara dari garis PAKU ALAMAN
2. Silsilah Ki Hadjar Dewantara dari garis KASULTANAN Yogyakarta
Arti Singkatan:
KGPAA : Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria
GBRAA : Gusti Bandara Raden Ayu Adipati
GPA : Gusti Pangeran Aria
BRAy : Bandara Raden Ayu
Ray : Raden Ayu
Kj. : Kanjeng
KRT. : Kanjeng Raden Tumenggug
RM : Raden Mas
RA : Raden Ajeng
R : Raden
3. Silsilah Ki Hadjar Dewantara dari garis ULAMA