KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA
KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM
(Studi Komparatif)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin
Jurusan Perbandingan Agama (PA)
Di Susun Oleh :
DESI MIHARLINA
4105007
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
• Untuk Ayah dan Ibunda tercinta di rumah terima kasih atas segala
perhatian, kasih sayang, cinta, dukungannya, pengorbanannya dan doanya
yang tiada taranya selalu menemani langkah penulis sehingga menjadi
seperti sekarang ini. Juga kepada adik-adik tercinta (Purta, Ari,
Anjas,Anggun)
• Untuk Bapak Zaenul Arifin dan Bapak Parmudi terima kasih atas
bimbingannya selama ini, yang selalu meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis sehingga terselesainya penulisan skripsi ini
• Untuk keluarga besar Teater Metafisis tetep berkarya, jaga persaudaraan,
persahabatan dan kekeluargaan di dalamnya, untuk sahabat terbaikku “
cumi-cumi, mokodo, nur” terima kasih atas persahabatan yang selama ini
kita jalin dan tak akan pernah akan aku lupakan.s
• Untuk kakak-kakak angkat ku “kak arif, kak aji, dan kak wiwin” terima
kasih atas semangatnya, nasehatnya untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
MOTTO
“ Perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tentram dan hati
menjadi tenang. Perbuatan jahat adalah perbuatan yang menjadikan jiwa
terguncang dan hati menjadi gundah”
KATA PENGANTAR
Bismillahir Rahmannir Rahim
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
bahwa atas taufiq dah hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “ Konsep Dosa Menurut Pandangan Agama
Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif)” disusun untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Fakultas
Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Yang terhormat Drs. H. Abdul Muhaya, MA. Selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisonggo Semarang yang telah merestui
pembahasan skripsi ini.
2. Drs. Nasihun Amin, M. Ag. Selaku PD1 Fakultas Ushuluddin IAIN
Walisongo Semarang, yang telah membantu melancarkan proses
akademik untuk PA (Perbandingan Agama).
3. Drs. Zaenul Arifin, M. Ag dan M. Parmudi, M, Si. Sebagai
pembimbing yang di tengah kesibukannya bekenaan meluangkan
waktu untuk memberi bimbingan pada penulis hingga terselesainya
skripsi ini.
4. M. Parmudi, M. Si. Kajur Perbandingan Agama dan M. Syaifuddin
Zuhriy M. Ag. Sekjur Perbandingan Agama yang telah memberikan
semangat, wawasan dan dorongan setiap saat, hingga terselesainya
skripsi ini.
5. Para dosen pengajar Fakultas Ushuluddin khususnya dosen PA yang
tidak kenal lelah dalam memberikan wawasan pengetahuan dan
membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis dapat
menghasilkan skripsi ini.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang tak kenal kata lelah dalam memberikan
bimbingan, cinta, kasih sayang dan doa kepada penulis sehingga
penulis dapat menjalankan amanah yang diberikannya, serta adik-adik
tercinta di rumah (Anjas, Anggun, Ari, Putra)
7. Teman-teman kos di BPI Blok J16 “ Irehana, Micky, Isa, Eni, bapak
dan ibu kos
8. Keluarga besar TEATER METAFISIS tercinta yang menjadi sahabat
dan keluarga ke dua buat penulis “ pak lurah, kakak-kakak alumni
metafisis dan semua teman-teman metafisis yang tak bisa disebutkan
satu persatu jangan pernah lelah untuk berkreasi. Untuk sahabat
penulis “ cumi-cumi, mokodo, dan nining “ terima kasih untuk
persahabatan selama ini..
9. Teman-teman organisasi KAMAPALA (keluarga mahasiswa pelajar
lampung semarang), pengurus HMJ-PA, teman-teman TARI
SEMBAH.
10. Semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
belum mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan para pembaca pada umumnya
Semarang, 31 Mei 2010
Penulis
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 31 Mei 2010
Penulis
ABTRAKSI
Kristen berasal dari Kristus, yang artinya gelar kehormatan buat Yesus dari Nazareth, Kristus berasal dari bahasa Yahudi yang berarti “diurapi”, masalah dosa mempunyai peranan penting dalam Kristen Katolik, dalam kejadian 3 dijelaskan bahwa ketika manusia memutuskan untuk makan buah itu, maka jelaslah bahwa hakekat dosa bukan hanya tidak percaya kepada Allah, bahkan memberontak kepada Allah, sehingga manusia mendapat hukuman, hidup dalam perbudakan dosa dan terkena murka Allah. Islam berasal dari bahasa Arab ”slim” yang artinya damai, suci, putih dan taat, Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dosa merupakan bagian tali erat dalam ikatan persaudaraan Islamiyah, karena dosa mempunyai peranan penting dalam Islam yang menyangkut hubungan Allah dengan manusia.
Tujuan penulisan ini adsalah untuk mengetahui pengertian konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif), untuk mengetahui dampak dosa yang ada di dalam kehidupan manusia dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam.
Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa library research. Sebagaimana sumber primer diperoleh secara langsung dari kitab suci agama Islam dan Kristen, yaitu Al-Qur’an dan Injil. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui buku-buku perpustakaan yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Dalam menganalisis data penelitian menggunakan metode deskriptif, content analysis dan komparatif.
Dosa dalam ajaran Kristen Katholik adalah gagal untuk hidup sesuai dengan yang direncanakan oleh Allah, kata dosa mempunyai arti meleset dari tujuan menyeleweng dari jalan yang sudah ditentukan sebagaimana diterangkan di dalam Kitab Perjanjian Baru Roma, 5:12 “Sebab itu seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut. Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa”. Jelas bahwa dalam agama Kristen Katolik dosa itu adalah dosa warisan yang diturunkan kepada seluruh umat manusia di dunia, perbuatan Adam dan Hawa ini telah melanggar perintah Allah kematian Yesus Kristus dianggap sebagai penebus dosa manusia. Dalam ajaran Islam dosa itu, adalah sesuatu yang jahat dimata Allah, dosa itulah yang selalu menghalangi doa-doa dan permohonan kita kepada yang kuasa, akhirnya apa yang kita mohon tidak sampai kepada Tuhan. Islam menganggap bahwa setiap individu bertanggungjawab atas segala perbuatan yag dilakukannya, jadi dalam Islam tidak terdapat dosa yang diwariskan. Dampak dosa dalam agama Kristen Katolik dan Islam itu sendiri adalah jauh dari kasih sayang Allah.
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke
abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab
dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi dalam
skripsi ini meliputi :
Huruf Arab Nama Huruf latin Nama
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن واه ء ي
alif ba ta sa jim ha kha dal zal ra za sin syin sad dad ta za ‘ain gain fa qaf kaf lam mim nun wau ha hamzah ya
Tidak dilambangkan b t ts j h kh d dz r z s sy sh dl th zh ….. ‘ g f q k l m n w Ĥ ….´ y
Tidak dilambangkan be te as (dengan titik di atas) je ha ka dan ha de zet (dengan titik di atas) er zat es es dan ye es de te zet koma terbalik (di atas) ge ef ki ka el em en we Ha (dengan titik di atas) apostrof ye
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vi
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ viii
HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................ ix
HALAMAN TRANSLITERASI ................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
D. Kajian Pustaka ........................................................................ 7
E. Metodologi Penelitian ............................................................ 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................ 10
BAB II DOSA MENURUT PANDANGAN KRISTEN KATOLIK
A. Pengertian dosa ....................................................................... 12
B. Ayat-ayat tentang dosa ............................................................ 18
C. Timbulnya dosa waris .............................................................. 25
D. Penebusan dosa ....................................................................... 30
BAB III DOSA MENURUT PANDANGAN ISLAM
A. Pengertian dosa ...................................................................... 34
B. Ayat-ayat tentang dosa ........................................................... 41
C. Konsep fitrah manusia ............................................................ 47
D. Konsep taubat ......................................................................... 50
BAB IV ANALISIS KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA
KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM
A. Persamaan dan Perbedaan konsep dosa menurut
pandangan Kristen Katolik dan Islam......................................... 59
B. Dampak dosa dalam kehidupan manusia.................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 72
B. Saran-saran ................................................................................. 73
C. Penutup ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kristen berasal dari kata Kristus, yang artinya gelar kehormatan
keagamaan buat Yesus dari Nazareth, Kristus dari bahasa Yunani yang berarti
“diurapi” dan di Indonesia cukup terkenal, Kristen dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan.1 Nama Protestan
berasal dari kata “Protes” yang dilancarkan oleh pangeran-pangeran Jerman
yang mendukung gerakan reformasi melawan keputusan mayoritas yang
beragama Katolik Roma. Kelahiran agama Kristen Protestan banyak
dipengaruhi oleh latar belakang perkembangan masyarakat Eropa Barat pada
abad ke-16.2
Menurut keyakinan Kristen Protestan, setiap orang yang percaya
kepada Yesus Kristus sudah menjadi ciptaan baru “manusia baru”.
Sebaliknya, manusia di dalam Adam adalah manusia lama yang menerima
huluman dosa. Bagi yang menjadi manusia baru (di dalam Kristen) akan
menerima penebusan dosa, bukan karena perbuatannya, tetapi karena
perbuatan Yesus sendiri. Cara menjadi manusia baru adalah dengan
dilahirkan kembali.3
Perbedaan-perbedaan yang umum antara Katolik dan Protestan adalah:
1. Kaum Protestan menolak ajaran Katolik yang menganggap bahwa
dalam perjamuan suci, roti, dan anggur itu benar-benar terjadi dari
tubuh dan darah Kristus.
1 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama Islam, Perbandingan Agama, Jakarta, 1981, hlm. 175 2 Mukti Ali, Agama-agama di dunia, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988, hlm. 383 3 Ibid, hlm. 385
2. Hak antara orang biasa (awam) dengan imam dalam perjamuan suci,
bagi Protestan sama tetapi gereja Katolik membedakan menurut
tingkatnya.
3. Kaum Protestan tidak melarang imam-imamnya kawin, sedangkan
Katholik melarangnya.4
Istilah Katolik berasal dari bahasa Yunani “Katholikos” yang
maksudnya adalah ajaran terbesar di seluruh dunia atau dapat diterima di
seluruh dunia, yang pertama memakai istilah Katolik adalah “Ignatius dari
Antiokia”. Lebih lanjut dari kata Katolik dianggap sebagai nama ajaran gereja
yang dipandang besar sebagai lawan dari ajaran yang muncul di zaman
permulaannya. Agama Katolik ini tumbuh pada awal abad ke empat Masehi
di mana gereja mendapat pengakuan resmi dari Kaisar Romawi Konstantin
Agung (380).
Sebagai pendiri dari Agama Kristen yang pertama ialah Yesus Kristus.
Dia adalah orang yang dijanjikan sebagai messiah yang diuraikan dalam
Perjanjian Lama dengan perantaraan para Nabi. Yesus Kristus berasal dari
Nazaret yang dilahirkan sekitar tahun 7-5 SM, atau tahun ke-4 M. Pada umur
27 tahun ia mulai mengajarkan ajarannya di Galelia dan kemudian ajarannya
menyebar di kalangan orang-orang Palestina. Yesus dipercaya pengikutnya
sebagai pembawa kabar gembira, yaitu dengan penebusan dosa.5
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia sering mendengar kata dosa.
Orang lebih suka menyembunyikan dosanya, sedang dosa itu sendiri memang
juga memakai taktik penyembunyian diri. Dosa senantiasa menyembunyikan
diri di belakang perbuatan-perbuatan yang tampak baik. Kejahatan menjelma
4 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah agama-agama, UNS Press , Surakarta, 2006, hlm. 102 5 Haliman Hadikusuma, Anropologi Agama Bagian II (Pendekaan Budaya Terhadap
Agama Yahudi, Kristen Katholik, Protesan dan Islam ), PT Citra Aditya Bakit, Bandung, 1993, hlm. 63-66
sebagai perbuatan yang baik oleh karena itu orang sering kurang dapat
mengenal dosa.6
Dengan demikian banyak orang yang memahami dan mengetahui apa
arti dosa, namun dalam memahaminya tiap-tiap agama akan membawa
pengertian atau penjelasan yang berbeda-beda. Dalam Kitab Perjanjian Baru
Kejadian, 3;1-7 ini menceritakan bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa,
yaitu dengan penggodaan iblis. Jalannya penggodaan iblis hingga penggodaan
terhadap perintah Allah diceritakan sebagai berikut :
1. Keraguan-keraguan dengan berkata:”Tentulah Allah berfirman : semua
pohon dalam taman ini jangan kau makan buahnya bukan?”
2. Ketidakpercayaan atau membohongkan Allah dengan kata-katanya :
“Sesekali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada
waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi
Allah.”
3. Keinginan, bahwa perempuan itu melihat buah pohon itu baik untuk
dimakan dan sedap kelihatannya.7
Dalam cerita Kejadian 3 dijelaskan, bahwa ketika manusia
memutuskan untuk makan buah itu, maka jelaslah juga, bahwa hakikat dosa
bukan hanya tidak percaya kepada Tuhan Allah, bukan hanya melanggar
perintah Allah, bukan hanya tidak mentaati Allah melainkan lebih dari itu,
dosa juga berarti memusuhi Allah, bahkan memberontak kepada Allah sebab
“Ingin menjadi Allah” berarti : ingin menduduki kedudukan Allah, merebut
wewenang Allah.8
Akibat dari perbuatan manusia pertama kali, yaitu Adam dan Hawa,
maka manusia di dunia ini semua berbuat dosa, karena dosa telah masuk ke
dunia. Jelas bahwa manusia yang lahir ke dunia telah menanggung dosa waris
6 Hadiwijono, Harun, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 234 7 Ibid., hlm. 236 8 Ibid., hlm. 237
karena Adam dan Hawa sebagai manusia pertama telah membuat dosa.
Semua manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah tetapi karena
manusia telah memberontak dan selalu akan memberontak kepada Allah.
Maka gambar dan rupa Allah menjadi rusak akibatnya Allah tidak mau
bersekutu dengan manusia.9 Akibat dari perbuatan dosa itu Allah memberikan
hukuman, sesuai hukuman Tuhan Allah atas dosa. Penguraiannya banyak
sekali dalam kitab, dua di antaranya adalah: 1) Hidup dalam perbudakan dosa,
2) Terkena murka Allah.10
Supaya manusia memperoleh keselamatan, terbebas dari dosa, Tuhan
Bapa mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal hingga mati sebagai korban
dipalang salib. Menurut Kristen katolik, Yesus Kristus mengorbankan diri-
Nya sekali untuk selamanya sebagai korban penebusan dosa manusia. Maka
lenyaplah dosa manusia bersama matinya Yesus.11
Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama-yuslimu-islaman yang
mempunyai arti semantik sebagai berikut :
a. Tunduk dan patuh (khadha’a-khudhu wa istaslama-istislam)
b. Berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama-taslim)
c. Mengikuti (atba’a-itba)
d. Menunaikan, menyampaikan (adda-ta’diyah)12
Kalau tadi dikatakan dalam Kristen Katolik bahwa dosa itu adalah dosa
waris yang dilakukan Adam dan Hawa kemudian diturunkan kepada manusia,
dan ditebus dosanya oleh Yesus Kristus dengan penebusan dosa, lain halnya
dengan pendapat Islam mengenai dosa dalam kehidupan manusia.
9 Mudjahid Abdul Manaf, op.cit., hlm. 88 10 Hadiwijono, Harun, op.cit., hlm. 240-241 11 Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Dimata Agama Purba, Yahudi, Kristen
dan Islam, Mizan Media Utama, Bandung, hlm. 120-121 12Tim Sembilan, Tafsir Maudhu’i Al-Muntaha jilit 1, PT LKIS Pelangi Aksara,
Yogyakarta, 2004, hlm. 82
Menurut agama Islam dosa itu tidak membebani orang lain dalam Al-
Qur’an surat An-Najm, ayat 38
ωr& â‘Ì“ s? ×ο u‘ Η# uρ u‘ ø—Íρ 3“t÷zé& ∩⊂∇∪
Artinya : “yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain”
Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada yang membebani dosa
seseorang atas kesalahan orang lain, kecuali apa yang dilakukannya jadi
perbuatan sendirilah yang menentukan selamat tidaknya seseorang, karena
harus mematuhi hukum-hukum dan aturan-aturan agama agar ia dapat
selamat bahwa dosa itu bukan dosa keturunan.13
Menurut pandangan Islam, perbuatan dosa itu hubungannya antara
pelaku dengan Allah sebab hanya Allah lah yang akan menghitung dosa-dosa
yang dilakukan umat manusia. Setiap manusia yang telah melaksanakan dosa
kemudian menyesali perbuatannya, maka ia akan dapat secara langsung
memohon ampun pada Allah melalui sholat taubat tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi.14
Pahala seorang tidak boleh diwariskan atau diserahkan kepada orang
lain begitu pula dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain
setiap orang menanggung pahala dan dosa atas perbuatannya sendiri. Setiap
orang bertanggungjawab oleh amaliyah sendiri-sendiri, jadi setiap orang
menanggung dosa pahala atas perbuatannya masing-masing bukan warisan
dari orang lain”15
Di dalam agama Islam gagasan yang terkuat ialah bahwa jiwa manusia
ketika ia lahir dalam keadaan bersih, seperti kertas yang belum terisi. Jika ada
13Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Departemen Agama RI, Al Qur’an dan
Terjemahannya, CD Toha Putra, Semarang, 1992, hlm. 874 14 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa dalam Pandangan Agama Islam, Penerbit
Risalah, Bamdung, 1986. Hlm. 22 15 Baharudin Madhary, Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, Pustaka DAI, Surabaya, 1994,
hlm. 62-63
kecenderungan-kecenderungan untuk membuat dosa hal ini disebabkan
karena nafsu yang jahat, yang menjadikan takabur, dan sombong. Intinya
dosa tidak memiliki wujud melainkan akibat dari perbuatan jahat kepada
Allah, dan jahat kepada manusia, kelak dalam kubur akan diperlihatkan
bagaimana bentuk dosa dan pahalanya.16
¨βÎ) ©!$# = Ït ä† t⎦⎫ Î/≡ §θ−G9 $# = Ït ä†uρ š⎥⎪ ÌÎdγ sÜ tFßϑø9 $# ∩⊄⊄⊄∪
Artinya : “sesungguhnya Allah suka kepada orang yang bertaubat dan suka kepada orang yang membersihkan badannya”(Q.S Al-Baqarah ayat : 222)
Taubat adalah membasuh hati, dan mandi atau berwudhu, dengan
membersihkan badan, di sini nampak kembali kegunaan sembahyang lima
waktu, cobalah hitung berapa kali di dalam sembahyang kita bertaubat dan
memohon ampun, yang kita ucapkan ketika duduk di antara dua sujud, “Ya
Allah! Ampunilah dosaku, beri rahmatlah aku, tarik aku, angkat aku, beri aku
rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkan daku dan beri maaf aku.”. Rasulullah
SAW, sendiri menganjurkan kita selalu memohon taubat kepada Allah,
dengan senantiasa taubat dan istiqhfar kepada Allah, artinya kita selalu
mendekatkan diri, tak mau lepas dari penjagaan Allah.17
Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti Konsep Dosa Menurut
Pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif) di kalangan
Fakultas Ushuluddin IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Walisongo
Semarang, baik secara risalah atau skripsi. Karena itu tujuan penulis meneliti
dosa untuk mengetahui bagaimana pandangan Kristen Katolik dan Islam
tentang adanya dosa, sehingga penulis tertarik untuk membahasnya menjadi
sebuah skripsi.
16 Hadiwijono, Harun, op.cit., hlm. 227 17 Hamka, Pelajaran Agama Islam, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1989, hlm. 390
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam?
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan dosa menurut pandangan Kristen
Katolik dan Islam?
3. Apakah dampak dosa dalam kehidupan manusia?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulis adalah:
a. Untuk mengetahui pengertian konsep dosa menurut pandangan Agama
Kristen Katolik dan Islam
b. Untuk mengetahui dampak dosa dalam kehidupan umat manusia
c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut
agama Kristen Katolik dan Islam
2. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diambil dari penulisan ini adalah:
a. Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan keilmuan
Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama
b. Untuk memperoleh kepuasan intelektual
D. Kajian Pustaka
Untuk mengetahui tentang dosa dalam Agama Kristen Katolik dan
Islam, maka penulis memaparkan buku dan karya yang berkaitan dengan
pokok permasalahan. Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis
diantaranya:
Harun Hadiwijono, dalam bukunya yang berjudul Imam Kristen, buku
ini menjelaskan tentang pengertian dosa menurut Kristen Katolik, yang ada
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagaimana dalam AlKitab ini
menceritakan manusia jatuh ke dalam dosa yaitu dengan perantara
penggodaan Iblis dan mendapat hukuman dari Allah karena perbuatannya
yang telah melanggar larangannya.
M. Hashem, dalam bukunya yang berjudul Misteri Darah dan
Penebusan Dosa, buku ini berisi tenang pandangan-pandangan dosa yang
berkembang dari keempat agama yaitu, Islam, Yahudi, Purba, dan Kristen.
Sesajian darah dan pengorbanan manusia, dewa-dewa pemikul manusia,
Yesus yang menebus dosa manusia, konsep tentang dosa asal atau dosa waris.
Dr. F.L. Barkker, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Kerajaan
Allah, buku ini menjelaskan bagaimana asal mula dosa yang dilakukan oleh
Adam dan Hawa pada saat di taman firdaus sampai akhirnya diturunkan ke
dunia karena memakan buah pengetahuan dan hukuman yang diberikan
kepada Adam, Hawa dan iblis sebagai penggoda setelah melakukan dosa
sehingga mereka diusir dari taman meninggalkan berbagai kenikmatan.
Dr. Afifi Abdullah Fatah Tabbarah, dalam bukunya yang berjudul Dosa
Menurut Pandangan Islam, buku ini menjelaskan apa itu dosa dan dalam
pandangan Agama Islam bahwa dosa yang dilakukan manusia, Allah akan
menghitungnya karena dalam Islam dosa itu di bagi menjadi 2(dua) bagian
yaitu: 1) dosa besar, 2) dosa kecil.
KH. Bahaudin Mudhory, dalam bukunya yang berjudul Dialog
Masalah Ketuhanan Yesus, buku ini menjelaskan bahwa dosa menurut
pandangan Agama Islam adalah dosa yang dilakukan oleh manusia dan itu
bukanlah dosa waris atau dosa yang dioper kepada orang lain tapi dialah
sendiri yang akan menanggung dosa itu karena perbuatannya sendiri.
Sedangkan dalam Katolik mempercayai dan meyakini bahwa dosa itu adalah
keturunan yang diturunkan oleh manusia pertama yaitu, Adam dan Hawa
Berdasarkan kajian pembahasan di atas maka penulis akan meneliti
tentang konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi
komparatif).
E. Metodologi Penulisan
Metode penulisan adalah salah satu cara atau upaya ilmiah yang
menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengolah data yang
menjadi sasaran dari suatu ilmu yang sedang diteliti :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termaksud jenis penelitian pustaka (library Research)
yaitu usaha untuk memperoleh data berdasarkan perpustakaan.18 Bahan ini
meliputi buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penulis yaitu
dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif),19
2. Sumber Data
Mengingat bahwa penelitian ini adalah penelitian perpustakaan yang
bersumber dari buku-buku atau bacaan yang berkaitan dengan
permasalahan yang dikaji. Maka untuk mempermudah kajian ini
digunakan sumber data primer dan sekunder.
a. Sumber data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung
dari Kitab Suci Kristen Katolik dan Islam, yaitu Injil dan Al-Qur’an.
b. Sumber data Sekunder
18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1996, hlm. 9 19 Nasution, Metodologi Research, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 145
Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat dijelaskan
sebagai sumber memberikan informasi atau data tambahan yang dapat
memperkuat data pokok.20 Sumber data sekunder diperoleh melalui
majalah, buku-buku hasil survei, hasil-hasil studi yang mempunyai
kaitan dengan penelitian ini.
3. Metode Analisis Data
Analisis yang berhubungan dalam skripsi ini adalah menggunakan
metode Analisis Deskriptif, Content Analysis, dan Komparatif. Metode
analisis deskriptif adalah merupakan metode yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada dan tidak
memerlukan administrasi.21
Content analisis suatu metode analisis data secara sistematis dan
obyektif tentang isi dari sebuah peran suatu komunikasi yang ada dalam
Kitab Injil dan Al-Qur'an, metode ini digunakan untuk mengetahui
pandangan tentang dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam. Metode
komparatif yaitu suatu metode penelitian yang dapat digunakan untuk
membentuk persamaan dan perbedaan tentang benda, tentang orang,
kelompok, terhadap ide, suatu prosedur kerja. Metode ini digunakan untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dosa dalam Agama Kristen Katolik
dan Islam.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi ini secara umum mempunyai susunan meliputi :
bagian muka, bagian teks (isi) dan bagian akhir masing-masing bagian
tersebut masih di bagi ke dalam beberapa sub bagian.
Bagian muka dari skripsi ini terdiri dari halaman-halaman sebagai
berikut : halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
20 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 85
21 Sutrisno Hadi, op.cit., hlm. 144
pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman abstraksi, halaman
kata pengantar, dan halaman daftar isi.
Bagian teks (isi), memuat isi dari skripsi ini yang tertuang dalam lima
bab, maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab pertama, sebagai pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
sebagai langkah untuk menyusun skripsi secara benar dan terarah. Kajian
pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan untuk memudahkan
penulis dalam memahami skripsi ini.
Bab dua, mengenai pengertian dosa, ayat-ayat tentang dosa dalam Al
Kitab, timbulnya dosa waris, dan penebusan dosa dalam Agama Kristen
Katolik.
Bab tiga, mengenai pengertian dosa, ayat-ayat tentang dosa dalam Al-
Qur’an, konsep fitrah manusia, dan konsep taubat.
Bab empat, ini merupakan analisis dari beberapa bab di atas inti dari
analisis ini meliputi persamaan dan perbedaan menurut konsep Kristen
Katolik dan Islam, dan dampak dosa dalam kehidupan manusia.
Bab kelima, merupakan bab yang berisikan kesimpulan untuk
memberikan gambaran secara global tentang isi skripsi agar mudah dipahami,
yakni berupa saran-saran yang memberikan dorongan bagi penulis untuk
memperbanyak keilmuan agar wawasannya lebih luas dari pembahasan
skripsi ini, kemudian diakhiri dengan penutup sebagai akhir pembahasan
skripsi ini.
Bagian bab ini sebagai pelengkap berisi daftar pustaka, lampiran-
lampiran, daftar riwayat hidup dan sebagainya.
BAB II DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK
A. Pengertian Dosa
Kata dosa dapat menyesatkan, kata dosa menunjuk kepada tindakan
perbuatan manusia yang dikualifikasikan jelek.22 Masalah dosa mempunyai
peranan penting dalam Kristen Katolik. Dosa dalam Perjanjian Lama
dibicarakan bermacam-macam dosa, yaitu :
1. Kehilangan (Kejadian 20:20)
Jikalau dosa disebut dengan istilah yang demikian itu, maka yang
dimaksud ialah, bahwa manusia kehilangan tujuan atau tidak mencapai
tujuannya. Sebab ia tidak memperhatikan peraturan yang diadakan oleh
Allah, jadi dengan istilah tadi yang ditekankan ialah hasil tindakan
manusia dengan dosanya itu, bukan motip-motip atau dorongan-dorongan
yang mendorong perbuatan.
2. Keliru, menyimpang dari jalan
Di sini yang dipentingkan ialah unsur sengaja, manusia digambarkan
sebagai orang yang karena hati jahat melanggar hukum Allah. Istilah yang
paling hebat yang menunjukkan sifat dosa, yaitu memberontak terhadap
kekuasaan yang sah, dan pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan
Allah.
Dalam Perjanjian Baru dosa, disebut : pelanggaran hukum Allah
(Yohanes 3:4) atau menurut aslinya “Anomia”, yaitu perbuatan yang tanpa
kasih (Yohanes 4:8) atau kejahatan-kejahatan (Yohanes 5:17) ungkapan-
ungkapan lain ialah : ketidaktaatan, ketidaksetiaan, dan ketidakpercayaan.
Menurut Alkitab dosa adalah suatu pemberontakan, maka akibatnya luas
sekali. Dosa menurut Alkitab, memiliki sifat yang umum, yang meliputi
22 Groenen OFM , Sateriologi Al Kitab : Keselamatan yang Diberikan Al Kitab, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta, 1989, hlm. 88
12
seluruh keturunan Adam dan Hawa, dengan cara yang bermacam-macam hal
itu diajurkan oleh Alkitab.23
Kata lain dari dosa adalah “avon”, yang artinya, kejahatan, kesalahan
atau hukuman, berakar pada suatu inti yang artinya menyesal, kata “resta”,
biasanya diterjemahkan sebagai pelanggaran, digunakan dalam batasan
pemberontakan. Kata “haya” merupakan kata kunci dan kata yang sering
dipakai untuk istilah dosa artinya, menghilangkan (jalan), makna dosa seolah
menghilangkan jalan yang benar yang sesuai dengan istilah bagi penyesalan.24
a. Pengertian Dosa Manusia Menurut Yesus
1. Dosa meliputi semua manusia
Tidak seorang pun yang luput dari dosa, apa yang berlaku untuk
satu orang berlaku untuk semua. Yesus menilai manusia secara realitas,
manusia itu sangat berharga dalam pandangan Allah dan dia juga
menerima kenyataan bahwa semua orang telah gagal dalam mencapai
rencana Allah bagi kehidupan mereka karena berdosa.
2. Dosa itu bersifat batiniah
Walaupun ajaran Yesus tentang dosa sering berpusat pada
tindakan-tindakan lahiriah, apa yang keluar dari diri manusia itulah
yang menjelaskannya, sifat batiniah ini juga ditonjolkan dalam
beberapa bagian Perjanjian Baru yang lain. Khususnya surat-surat
Paulus, namun sumbernya berasal dari ajaran Yesus.
3. Dosa berarti perbudakan
Dengan latar belakang kuasa-kuasa kegelapan, terlihat bahwa
manusia dalam keadaan berdosa itu ada dalam genggaman Iblis. Hal
ini secara tidak langsung mendasari pengertian pekerjaan Kristus
23 Hadiwijono, Harun, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1995, hlm. 235 24 Erich Fromm, Manusia Menjadi Tuhan, Jalasutra, Yogyakarta. 2002, hlm. 224
sebagai penebus, pembebasan dilakukan bagi mereka yang
terbelunggu, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh Paulus.
4. Dosa berarti pemberontakan
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-
32), titik balik yang menentukan ialah saat anak bungsu itu menjadi
sadar bahwa ia telah berbuat dosa terhadap Allah dan terhadap
ayahnya. Dosanya bukan terletak pada pemborosan harta milik
keluarganya melainkan dosanya terletak pada penolakannya untuk
bertindak sebagai seorang anak yang harus berlaku semestinya, hal ini
sebenarnya berarti pemberontakan terhadap ayahnya.
5. Dosa sepatutnya mendapatkan hukuman
Manusia berada di bawah penghakiman Allah, setiap manusia
akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan Allah,
bahkan setiap kata yang diucapkannya (Matius 12:36), hukuman itu tak
terelakan, tetapi beratnya hukuman diberikan sesuai dengan beratnya
kejahatan yang dilakukan.25
b. Pengertian Dosa Menurut Paulus
Paulus mengunakan beraneka ragam istilah untuk menjelaskan dosa,
bentuk tunggal dari homortia hampir selalu menggambarkan keadaan
berdosa dan bukan berarti suatu tindakan membuat dosa karena itu Paulus
dapat berbicara tentang : kuasa dosa (Roma 3:9), pengenalan dosa (Roma
3:20), bertambahnya dosa (Roma 6:23), hamba dosa (Roma 6:16). Dosa
merupakan penyimpangan dari jalan Allah sehingga dosa dapat menjadi
buruk. Pelanggaran atau kemurkaan merupakan kebiasaan manusia yang
25 Gutthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus, PT BPK
Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 206
berdosa dan ia dapat dibebaskan dari kebiasaan ini hanya melalui tindakan
Kristus dalam penebusan dosa.26
c. Pengertian Dosa Menurut Yohanes
Dosa memainkan peranan penting dalam ajaran Kristen Katolik, kata
umum untuk dosa hampir selalu dipakai dalam bentuk tunggal dan
biasanya berarti keadaan berdosa dan bukan dosa pribadi.
1. Dosa sebagai keadaan manusia yang terasing dari Allah
Pertentangan antara terang dan kegelapan yang telah dicatat diatas
sejalan dengan pertentangan-pertentangan lain, seperti kebenaran dan
kesalahan, dunia dan Allah, kehidupan dan kematian. Dosa adalah hal
melawan Allah, suatu penolakan terhadap segala sesuatu yang terbaik
bagi manusia.
2. Dosa sebagai ketidakpercayaan
Dalam Yohanes 5:24, yang menghubungkan ketidakpercayaan
pada Yesus dengan penghukuman, hukuman dengan tegas dinyatakan
terhadap orang-orang yang mempunyai sikap tidak percaya pada Anak
Allah, penyebab ketidakpercayaan serta kegelapan ialah perbuatan-
perbuatan manusia yang jahat (Yohanes 3:19), karena perbuatan itu
mencerminkan sifat yang sebenarnya dari orang yang melakukannya,
ketidakpercayaan juga berhubungan dengan ketidaktaatan.27
3. Dosa sebagai ketidaktahuan
Dosa menurut Injil Yohanes berarti ketidaktahuan. Ada beberapa
keterangan yang dapat mendukung pandangan ini, jika kegelapan itu
dimengerti, sebagai tidak ada terang, maka Yesus yang datang sebagai
penerang, yang menghilangkan kegelapan, memenuhi kebutuhan
26 Ibid., hlm. 220 27 Ibid,. hlm. 208-209
manusia yang paling dalam. Jika demikian keadaanya, maka manusia
hampir tidak dapat disalahkan karena tidak adanya terang itu.28
d. Pengertian Dosa Menurut Thomas Aguinas
Dosa adalah suatu kenyataan di dalam diri manusia, juga
hubungannya antara dosa dan hukuman tidak dicari dalam suatu kekuatan
di luar manusia melainkan di dalam manusia itu sendiri. Manusia yakin ia
dapat mencukupi diri dan menutup diri, dengan berbuat demikian ia
menjadi hamba dosa, bagi Thomas manusia pertama dapat menyebabkan
keturunannya dilahirkan dalam keadaan dosa asal, di mana rohnya tidak
tunduk kepada Allah, melainkan jauh dari Allah .29
e. Pengertian Dosa Menurut Agustinus
Dosa dalam pandangan Agustinus adalah sebagai berikut :
1. Adam diciptakan dalam keadaan fana (materialis) dan harus
meninggal entah ia berdosa atau tidak.
2. Dosa Adam hanya merugikan Adam sendiri bukan umat manusia
seluruhnya.
3. Hukum membawa manusia ke dalam kerajaan Allah.
4. Sebelum Kristus datang ke dunia sudah ada manusia tanpa dosa
5. Anak yang baru lahir berada dalam keadaan yang sama seperti Adam
sebelum ia berdosa
6. Seluruh umat manusia tidak meninggal oleh karena kematian dan dosa
Adam, sama seperti seluruh umat manusia tidak bangkit oleh karena
kebangkitan Kristus.
28 Ibid,. hlm. 210 29 Kirchberger SCD, Pandangan Kristen Tentang Dunia Manusia, PT Nusa Indah, NTT,
1986, hlm. 129
Pemikiran dasar dari Agustinus ini merupakan tanda beberapa
penjelasan ekstrem, menjadi ajaran yang lama-kelamaan diterima secara
umum, di dalam gereja melalui kanon-kanon dari sinode kedua di Orange
pada tahun 529 M di dalam kanon-kanon itu diajarkan :
1. Karena dosa Adam manusia seluruhnya diubah menjadi lebih buruk
artinya tidak hanya badan, melainkan jiwa dipengaruhi dosa, sehingga
tidak ada lagi kebebasan jiwa.
2. Bukan hanya Adam sendiri melainkan keturunannya dirusakkan di
dalam dosa, maka seakan-akan dilahirkan di dalam dosa Adam,
sehingga tidak hanya kematian badaniah sebagai akibat dosa,
melainkan juga dosa itu sendiri yaitu “kematian jiwa” diturunkan di
atas mereka.
3. Kehendak bebas manusia dilemahkan oleh dosa, sehingga ia tidak
sanggup lagi untuk mencintai Allah atau membuat sesuatu yang baik
tanpa dibantu rahmat Allah lebih dulu.30
Dosa adalah sesuatu perbuatan yang menyebabkan terputusnya hubungan
manusia dengan Allah. Seseorang dikatakan berdosa apabila perbuatannya
melawan cinta Allah itu dilakukan dengan bebas (tidak dalam keadaan
dipaksa), sadar (tidak dalam keadaan dibius), tahu (mengerti bahwa perbuatan
itu jahat).
Hal ini mengakibatkan kecendrungan yang salah, menggelapkan hati
nurani dan menghambat keputusan konkret mengenai yang baik dan yang
buruk, dosa cendrung terulang lagi, namun ia tidak dapat menghancurkan
seluruh perasaan moral. Menurut Santo Yohanes dan Santo Gregorius, mereka
menamakan dosa pokok, dosa-dosa pokok itu adalah :
30 Ibid., hlm. 137
1. Kesombongan
2. Ketamaan
3. Kedengkian
4. Kemurkaan
5. Pencabulan
6. Kerusakan
Dengan demikian dosa membuat manusia menjadi teman dalam
kejahatan dan membiarkan keserakahan, kekerasan, dan ketidakadilan
merajalela diantara mereka, di tengah masyarakat, dosa terletak di dalam hati
manusia, dosa ini merusak kebajikan Ilahi di dalam kita, kasih sayang Allah,
dan tanpa kasih tidak ada kebahagiaan abadi.31 Dalam Perjanjian Lama
mengatakan bahwa semua manusia itu berdosa, tidak ada seorang pun yang
kecuali, dan tidak ada manusia yang tidak berdosa.32
Dosa menurut konsep Katolik adalah melanggar sepuluh perintah Allah,
namun di luar itu masih ada dosa lagi yang sudah menempel pada manusia
sejak lahir ke dunia. Dosa istimewa itu, adalah dosa asal yang merupakan
dosa waris dari Adam dan Hawa. Begitu lahir ke dunia sudah memikul beban
dosa dipundaknya.33 Sejak itu semua anak keturunan Adam dan Hawa lahir
sebagai pendosa-pendosa turunan.34
31 http:// www.imam katholik. Or.id dosa.Html 32 Groenen OFM. op,cit,. hlm. 109 33 F. Rahardi, Menggugat Tuhan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2000, hlm. 46 34 Mirza Tahir Ahmad, Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayalan, Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, Bogor , 2000 hlm. 22
B. Ayat-ayat Tentang Dosa
Perjanjian Lama
1. Peraturan tentang dosa keji, Kejadian 22:18-20
Seseorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup.
Siapa pun yang tidur dengan seekor binatang pastilah ia akan di hukum
mati. Siapa yang mempersembahkan korban kepada Allah kecuali
kepada Tuhan sendiri, haruslah ia ditupas.35
2. Korban Penghapus Dosa, Imamat 4:1-3
Tuhan berfirman kepada Musa. “Katakanlah kepada orang Israel :
apabila seseorang tidak dengan sengaja berbuat dosa dalam segala hal
yang dilarang Tuhan dan ia memang melakukan salah satu dari
padanya. Maka jikalau yang berbuat dosa itu imam yang diurapi,
sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia mempersembahkan
kepada Tuhan, karena dosa yang telah diperbuatnya itu, seekor lembu
jantan muda yang tak tercelah sebagai korban penghapus dosa.36
3. Dosa yang tak disengaja, Bilangan 15:27-28
Apabila satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka
haruslah ia mempersembahkan kambing betina berumur setahun
sebagai penghapus dosa. Dan iman haruslah mengadakan perdamaian
di hadapan Tuhan bagi orang yang tidak sengaja berbuat dosa itu,
sehingga orang itu beroleh pengampunan karena telah diadakan
perdamaian baginya.37
4. Dosa Musa dan Harun, Bilangan 20:10-13
35 Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 93 36 Ibid., hlm. 120 37 Ibid., hlm. 182
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jamaah itu di depan
bukit batu, berkatalah ia kepada mereka: “dengarkanlah kepadaku, hai
orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu
dari bukit ini. Sesudah itu Musa mengangkat tengannya lalu memukul
bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah air sehingga
umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi Tuhan berfirman
kepada Musa dan Harun “karena kamu tidak percaya kepadaku dan
tidak menghormati kekudusanku didepan mata orang Israel, itulah
sebabnya kamu tidak akan membawa jamaah ini masuk ke negeri yang
akan kuberikan kepada mereka”. Itulah mata air meriba, tempat orang
Israel bertengkar dengan Tuhan dan ia menunjukkan kekudusannya
diantara mereka. 38
5. Kejahatan manusia, Kejadian 6:5-6
Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi akan
membawa segala kecendrungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata. Maka penyerahan Tuhan bahwa ia telah menjadikan
manusia di bumi dan hal itu memilukan hatinya.39
Perjanjian Baru
1. Yesus diurapi oleh dosa perempuan, Lukas 7:37-39
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa, ketika perempuan
itu mendengar Yesus datang, sedang makan dirumah orang farisi,
datang lah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
Sambil menangis ia berdiri dibelakang Yesus dekat kakinya lalu
membasahi kakinya itu dengan air matanya dan menyekannya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kakinya dan meminyak kan dengan
minyak wangi. Ketika orang farisi yang mengundang Yesus melihat
38 Ibid., hlm. 175-176 39 Ibid., hlm. 14
itu ia berkata : jika ia ini Nabi, tentu ia tau siapakah dan orang apakah
perempuan yang menjamahnya ini: tentu ia tahu, bahwa perempuan
itu adalah seorang berdosa.40
2. Dosa dan penderitaan, Lukas 13:1-5
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa
kabar orang-orang Galilea yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan
darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka:
”Sangkamu orang-orang Galilea itu lebih besar dosanya dari pada dosa
semua orang Galilea yang lain karena mereka mengalami nasib itu?.
Tidak! Kataku kepadamu, tetapi jikalau tidak bertaubat, kami semua
akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas
orang, yang mati ditimpa menara dekat salam, lebih besar
kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di
Yerusalem!. Tidak! Kataku kepadamu, tetapi jikalau kamu tidak
bertaubat kamu semua akan demikian binasa secara demikian.41
3. Semua manusia adalah orang berdosa, Roma 3:9-20
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada
orang lain? Sama sekali tidak, sebab di atas telah kita tuduh baik orang
Yahudi, maupun orang Israel, bahwa semua ada di bawah kuasa dosa.
Seperti ada tertulis :. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak
ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat
baik seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung
dosa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah. Kaki mereka cepat
untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka
tinggalkan di jalan mereka. Dan jalan damai tidak mereka kenal. Rasa
40 Al Kitab, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1984, hlm. 85 41 Ibid., hlm. 97
takut kepada Allah tidak ada pada orang itu. Tetapi kita tau, bahwa
segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditunjukkan kepada
mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap
mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak
seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukuman Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang
mengenal dosa.42
4. Dosa dalam jamaat, Kanisius 5:1-3
Memang orang mendengar, bahwa ada pencabulan diantara kamu
dan pencabulan yang demikian rupa, seperti yang tidak terdapat sekali
pun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa
ada orang yang hidup dengan istri ayahnya. Sekalipun demikian kamu
sombong, tidaklah lebih patut kamu berduka cita dan menjauhkan
orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu. Sebab aku,
sekalipun secara badani tidak hadir tetapi secara rohani hadir, aku
sama seperti aku hadir telah menjauhkan hukuman atas dia, yang telah
melakukan yang semacam itu.43
5. Adam dan Kristus, Roma 5;12-21
Sebab itu semua seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang dan oleh dosa itu juga maut demikianlah maut itu telah menjalar
kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab
sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia, tetapi dosa itu
tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum taurat. Sungguh pun
demikian maut telah berkuasa dari zaman Musa juga atas mereka,
yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah
dibuat oleh Adam. Yang adalah gambaran dia yang akan datang.
Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran satu orang
42 Ibid., hlm. 194-195 43 Ibid., hlm. 212
semua orang telah jauh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi
kasih karunia Allah dan karunia-Nya yang dilimpahkan atas semua
orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak
berimbangan dengan dosa satu orang, sebab penghakiman atas satu
pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan
pembenaran. Sebab jika oleh dosa satu orang itu, maka lebih benar
mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah
kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu
Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua
orang beroleh penghukuman, demikian pada oleh satu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama
seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang menjadi orang
berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi
orang benar. Tetapi hukuman taurat ditambahkan supaya pelanggaran
menjadi semakin banyak ; di sana dosa bertambah banyak, di sana
kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Supaya sama seperti dosa
berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh
kebenaran untuk hidup yang kekal oleh Yesusu Kristus Tuhan kita.
6. Mati dan Bangkit dengan Kristus, Roma 6;10-14
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali
untuk selama-lamanya dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi
Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya : bahwa kamu
telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Yesus
Kristus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi didalam
tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada
dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkan dirimu
kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang
sekarang hidup dan serahkanah anggota-anggora tubuhmu untuk Allah
agar menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan
dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum
taurat, tetapi di bawah kasih karunia.44
Surat Paulus
1. Kejahatan orang kafir, 1:18,20,21, dan 32
Murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan
kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Dosa
manusia sebetulnya hanya ada satu: “Sekalipun mereka tau tentang
Allah, mereka tidak memuliakan dia sebagai Allah atau mengucap
syukur kepada-Nya. Manusia tidak mengormati Allah dan untuk itu
tidak ada alasan mereka dapat berdalih”. Dan itu diurutkan secara
detail, tetapi segala kejahatan yang disebut bukanlah kejahatan yang
baru, semua dosa itu yang amat merendahkan manusia adalah tanda
mereka murka kepada Allah, hukuman dari Allah, karena tidak mau
mengakui Allah. Manusia menjadi jahat sedemikian rupa, bahwa tidak
ada jalan keluar lagi dan yang jahat bukan hanya orang yang
melakukannya sendiri, tetapi juga mereka yang setuju dengan
kejahatan itu.
2. Kejahatan orang Yahudi
Yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa dan yang berdosa
dibawah hukum taurat akan dihukumi oleh hukum taurat. Seandainya
tidak ada dosa, maka juga tidak ada kebenaran Allah yang bertolak
dari imam dan memimpin kepada imam. Orang yang berbuat jahat
selayaknya mendapat hukuman,” Aku tidak akan melaksanakan
murkaku yang bernyala-nyala itu sebab aku ini Tuhan bukan manusia”
44 Ibid., hlm.196-197
tetapi itu tidak berarti bahwa manusia bisa selayaknya juga kalau tidak
dihukum karena dosa tetap dosa.45
3. Ayat 21 : “Sekalipun mereka mengerti tentang Allah, mereka tidak
memuliakan dia sebagai Allah” maka dalam ayat 21 ia juga dapat
meneruskan pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang
bodah menjadi gelap46.
C. Timbulnya Dosa Waris
1. Asal usul dosa
Manusia mendapat tugas menjaga Taman Eden (Kejadian 2:15),
tetapi tugas tersebut tidak dijalankannya, karena musuh tidak diusirnya,
malahan menyerahkan dirinya kepada kekuasaan musuh itu. Iblis datang
kepada manusia untuk menggoda, sebagai alat untuk menggoda manusia
dipakainya binatang ular yang menyampaikan perkataannya. Ular adalah
binatang yang paling cerdik dari segala binatang yang dijadikan Allah,
ular itu mula-mula pergi kepada perempuan itu, lalu berkata : Tentunya
Allah berfirman, “Segala pohon dalam taman ini janganlah kamu makan
buahnya, bukan?” Ular itu tidak pergi kepada laki-laki tetapi kepada
perempuan ini disengaja oleh Iblis.47
Lalu sahut perempuan itu kepada ular : ”Buah pohon-pohonan
dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada
ditengah-tengah, Allah berfirman :”Jangan kamu makan atau raba buah
itu, nanti kamu mati”. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu :
“Sekali-lali kamu tidah akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada
waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi,
seperti Allah tentu tentang yang baik dan yang jahat”. Perempuan itu
45 Tom Jacobs, Imam dan Agama, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta 1992, hlm.
65-68 46 C. Groenen OFM, Paulus Hidup, Karya, dan Teologinya, BPK Gunung Mulia,
Yogyakarta, 1983, hlm. 198 47 F.I Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
t.th., hlm. 24
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian,
lalu ia mengambil dari buahnya dan memakannya dan diberikan kepada
suaminya yang bersama-sama dengan dia dan suaminya pun
memakannya.48
Sehingga Allah menghukum Adam dan Hawa dengan diusirnya
dari taman firdaus, bukan hanya Adam dan Hawa tetapi Iblis juga
dihukum oleh Allah, adapun hukumannya sebagai berikut :
a. Perempuan
F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab
Perjanjian Lama, Kejadian, 3:1-3 kepada perempuan yang berbunyi
: “bahwa aku akan menambahi segala kesusahanmu pada masa
engkau mengandung, maka dengan kesusahan pun engkau akan
beranak dan engkau akan tekluk pada lakimu dan iapun akan
memerintahkan dikau”.
b. Laki-laki
F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab
Perjanjian Lama, Kejadian, 3:1-3 kepada laki-laki syang berbunyi
“bahwa sebab engkau telah mendengar akan kata istrimu, serta
memakan buah pohon, yang telah ku pesan kepadamu jangan
engkau makan dia, maka terkutuklah bumi ini Karena engkau akan
memakan hasilnya seumur hidupmu”.
c. Ular
F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab
Perjanjian Lama, Kejadian, 3;1-3 kepada ular yang berbunyi ;
“Karena engkau telah berbuat demikian, terkutuklah engkau
48 Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Penerbit Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1998, hlm. 11
diantara segala ternak dan diantara segala binatang hutan,
dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah
akan kaumakan seumur hidupmu”.49
Dengan ini manusia menganggap dirinya menjadi Tuhan, ia
menetapkan dirinya menjadi Tuhan, Sekarang Allah melarang manusia
memakan buah pohon pengetahuan. Seandainya manusia tidak memakan
buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, maka Allah
akan memberikan kepadanya buah kehidupan sebagai pahala baginya,
ketaatan dan ketetapan hatinya, selaku tanda bahwa ia telah menerima
hidup kekal dan tanda bahwa ia telah menerima hidup kekal dan tidak bisa
mati. Tetapi manusia memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat, jadi ia tidak boleh lagi memakan buah kehidupan. Untuk
menjaga supaya larangan ini jangan dilanggar, manusia diusir dari firdaus,
manusia sekarang ada dalam keadaan yang menyedihkan.50
2. Dosa waris
Dosa waris adalah dosa yang dipikul setiap manusia sebagai
warisan atau tanggung jawab atas kesalahan Adam, Bapa manusia semasa
di surga, Adam dan Hawa jatuh karena memakan buah pengetahuan yang
baik dan yang jahat. Masalah dosa waris adalah masalah yang pokok dalam
kepercayaan Kristen Katolik tanpa adanya dosa waris, tentunya tidak akan
ada cerita tentang Tuhan Yesus penebusan dosa manusia, tidak akan ada
penjelamaan Tuhan berupa manusia untuk menyelamatkan manusia.51 Dosa
waris dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a. Kesalahan warisan
Adam dijadikan oleh Allah sebagai kepala manusia, sebagai
kepala umat manusia ia menerima perjanjian Tuhan dan sebagai
49 F.I Bakker, op.cit,. hlm. 28 50 F.I Bakker. op.cit., hlm. 32-33 51 Abujamin Rahman, Pembicaraan di Sekitar Bibel dan Qur’an Dalam Segi Isi dan
Riwayat Penulisannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, hlm. 180-181
kepala manusia ia melanggar perjanjian itu, Adam tidak setia akan
perjanjiannya, maka seluruh manusia turut jatuh ke dalam dosa.
Kesalahan Adam dijadikan kesalahan manusia, Tuhan menjadikan
manusia sebagai satu kesalahan yang organis, yang hidup, yang
bertubuh sehingga bersatu di dalam memuliakan Tuhan, tapi sayang
sekali kesatuan ini menjadi kesatuan di dalam dosa.
b. Kerusakan warisan
Adam dijadikan sebagai benih yang akan mengeluarkan pohon
yang benar, sudah dengan sendirinya keadaan benih menentukan
keadaan pohon kelak kalau benuhnya baik, tentu akan menjadi pohon
yang baik. Adam berbuat dosa di jatuhi hukuman: hukuman ini berisi
kerusakan jiwa dan tubuh orang-orang yang menjadi keturunannya
juga dilahirkan dengan kerusakan jiwa dan tubuh. Tidak dapat berbuat
yang baik, dan harus kecenderung kepada yang jahat.52
Kitab Kejadian, 2: 16-17 mengatakan, “Semua pohon dalam taman
ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan jahat itu janganlah kau makan buahnya, sebab
pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.53
Karena Adam dan Hawa melanggar larangan itu, mereka dapat
digoda dan dipengaruhi setan yang berbentuk ular sehingga buah pohon
pengetahuan itu di makan mereka. Akibatnya mereka di keluarkan dari
taman firdaus, pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa ini adalah
“Dosa asal” atau “Dosa waris”. Manusia yang dibedakan Tuhan
dimuka bumi.54
Sejak itu manusia telah berani melakukan pelanggaran terhadap
perintah Allah, mempunyai kecendrungan berbuat jahat sebagai akibat
keinginan duniawi-Nya yang berlebihan, seperti keinginan terhadap harta
52 Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992, hlm. 124-125 53 Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar Didunia, PT Al Huana Zikra, Jakarta, hlm. 329 54 Pachruddin, et.al., Agama-agama di Dunia Bagian Agama Katholik, IAIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 1988, hlm. 372
kekayaan, kenikmatan, kedudukan dan sebagainya, dengan keinginan
jahat manusia itu lalu menjadi sombong, kikir, berbuat cabul, iri hati,
rakus, marah, dan malas. Ketujuh macam keinginan jahat ini merupakan
sumber “Dosa pokok” semua itu akibat Adam mempergunakan akal dan
kehendaknya secara bebas.55
Santo Paulus dalam Roma 5:19 menyatakan, : “Jadi sama seperti
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa
demikianlah pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar”.56
Tapi Adam dan Hawa melepaskan pelukannya dari pelukan kasih
Allah, karena itu setiap manusia yang menerima kehidupan, kelahiran
dengan alam kemanusian yang roboh, berdosa dan terampas, turun-turun
mereka dibebani dan diberati dengan benih yang membuat mereka
senantiasa cendrung kepada yang berdosa.
Roma 5:18 mengatakan, : “Sebab itu, sama seperti oleh satu
pelanggaran semua orang memperoleh penghukuman, demikian pula
oleh satu perbuatan kebenaran semua orang memperoleh kebenaran
untuk hidup”.57
Karena dengan sengaja Adam dan Hawa tidak mematuhi perintah
Tuhan untuk tidak memakan buah terlarang di taman firdaus, maka
Adam dan Hawa telah berdosa. Karena dosanya ini secara langsung
berkenaan dengan Allah, maka kesalahannya itu tiada taranya pula,
sehingga hukuman yang diberikan kepadanya adalah kematian.58
D. Penebusan Dosa
55 H. Hilman, Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II, Penerbit PT Citra Aditiya
Bakti, Bandung, 1993, hlm. 100-101 56 Abujamin Raham, Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Seri Media Da’wah,
1992, hlm. 128 57 Yusuf A. Puar, Panca Agama di Indonesia, Pustaka Antara, Jakarta, 1977, hlm. 73-74 58 Huston Smith, Agama-agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hlm.
288
Penebusan dianggap sangat penting dalam teologi Perjanjian Baru,
walau itu hanya salah satu aspek dari pekerjaan Kristus dalam Perjanjian Baru
penebusan dosa dibagi menjadi tiga penjelasan, yaitu :
1. Keadaan yang membutuhkan penebusan, hal ini dipahami menurut dari
perhambaan yang pada zaman Perjanjian Baru dikenal secara luas, budak-
budak dapat dibebaskan dari belenggu dengan cara pembayaran harga
tukar yang setara. Wawasan Perjanjian Baru mengenai perhambaan dalam
arti rohani, yaitu di bawah kuasa dosa.
2. Tindakan penebusan, Perjanjian Baru dengan tegas menghubungkan harga
penebusan itu kepada kematian Kristus.
3. Percaya kepada orang yang ditebus, kini menjadi milik Allah dan keadaan
ini membawa serta kewajiban-kewajiban moral yang baru dalam
Perjanjian Baru wawasan “Dibebaskan untuk Allah” semua ini
dihubungkan dengan gagasan kembarnya yakni “Dibebaskan dari dosa”59
Dari sejarah dosa ini Allah akan membangkitkan, seorang penyelamat
yang akan mengubahnya menjadi sejarah keselamatan, dengan cara yang
mirip dalam memunculkan manusia, Allah kini membawa evolusi manusia
lewat perencanaan baru Roh Kudus, Allah mempersiapkan penjelamaan Putra-
Nya dalam umat manusia yang jatuh. Manusia baru ini akan menjadi
penyelamat dunia dengan pertama-tama menjadi penyelamat manusia,
rekapitulasi ini akan mengangkat dan menyelamatkan dunia.60
Doktrin penebusan dosa ini sangat penting bagi para penganutnya.
Penebusan dosa adalah istilah teologi yang menunjukkan doktrin atau ajaran-
ajaran tentang perlunya suatu cara untuk suatu bentuk pemuasan atau
pemilihan dosa yang membawa perdamaian antara Tuhan dan manusia.
Menurut teori ini hubungan antara Tuhan dan manusia (Adam) adalah baik
59 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi, Kristen, Roh Kudus, Kehidupan
Kristen. PBK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 103-104 60 Kosmos Tanda Keagungan Allah, Kanisius, Yogyakarta, 2002, hlm. 134-135
dan menyenangkan sebelum Adam membuat pelanggaran memakan buah
larangan di surga itu, yang menyebabkan ia berdosa dan harus mati.61
Pengakuan dosa didahului dengan pemeriksaan batin (kelakuan) serta
rasa sesal. Pengampunan diperoleh pada saat imam memberikan absolusi atau
pengampunan dosa, setelah itu si pelaku dosa melakukan panitensi, yaitu
ditugaskan kepadanya untuk menebus hukuman. Tiap orang Katholik
diharuskan mengakui dosa sekurang-kurangnya setahun sekali.62
Perjanjian Lama dan perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa
semua orang adalah orang berdosa. Kita berdosa terhadap Allah Yang Kudus
dan Yang Maha, penebusan harus dilakukan supaya kita dapat memiliki
persekutuan dengan Allah. karena dosa telah merusak sampai kepada tindakan
kita yang paling baik, maka kita tidak dapat memberikan persembahan korban
yang memadai atau memenuhi syarat, sebab persembahan korban kita pun
sudah tercemar dan membutukan korban persembahan yang lain untuk
menutupi cacatnya.63
Kata kunci di Alkitab yang berkaitan dengan penebusan dosa adalah
“untuk kita/ atas nama kita”. Tuhan Yesus tidak mati untuk diri-Nya sendiri,
kita. Dia mengambil tempat kita dengan menggenapi peran-Nya sebagai Anak
Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia.64 Penebusan dosa melalui
penyaliban Yesus bertalian erat dengan doktrin yang mengatakan bahwa
Yesus itu ‘manusia sebenar-benar manusia’ dan sekaligus ‘Tuhan yang
sebenar-benar Tuhan’ seperti dirumuskan dalam konseli Nikea yang
menetapkan Ketuhanan Tritunggal.65
Dalam ajaran Katolik Kuno, kamar pengakuan dosa berupa ruangan
kecil dan terbuat dari kayu dengan kisi-kisi di tengah untuk memisahkan
61 M. Hashem, op.cit,. hlm. 245-246 62 Yusuf A. Puar, op.cit., hlm. 61 63 Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Literatur Saat, Malang, 2000, hlm.
231 64 Ibid., hlm. 232 65 M. Hashem, op.cit,. hlm. 251-252
imam dari orang yang mengaku dosa. Namun sejak konseli Vatikan kedua,
gereja katholik Roma (1962-1965). Pastor dan orang yang mengaku dosa
dianjurkan untuk bercakap-cakap dengan berhadapan muka sekarang disebut
dengan sakramen pengakuan dosa.66
Menurut keyakinan katolik, Yesus telah memberikan kekuasaan penuh
kepada para rasul dan para pengantinya untuk mengampuni dosa manusia atas
namanya. Apabila seseorang melakukan pengakuan dosa di depan imam,
maka imam akan mengampuni dosa-dosa tersebut melalui ucapan: “Aku
melepaskan dikau dari dosa-dosamu, atas nama Bapa dan Putra dan Roh
Kudus, amin”. Syaratnya adalah dengan mengakui segala dosa berat yang
pernah dilakukan dan keadaan-keadaan yang menyebabkan ia terjerumus
kedalamnya, ia harus mengakui dengan jujur, dan tidak boleh
menyembunyikan dosanya kepada imam, karena imam tidak akan
membiarkannya diketahui orang lain, ini disebut dengan rahasia pengakuan.67
Cara melakukan pengakuan dosa adalah sebagaai berikut ;
“Setelah seseorang melaukan introfeksi diri, menyesal dan memperbaruhi niat, ia masuk ke kamar pengakuan, menunggu giliran sekiranya ada banyak orang yang memiliki maksud yang sama. Dalam kamar pengakuan dosa, ia berlutut, dan setelah imam memberkatinya ia kemudian membuat tanda salib, selanjutnya ia akan memulai sakramen dengan membuat pengakuan dosa kepada imam secara jelas dan jujur, lalu ditutup dengan ucapan; “Ya Yesus, belaskasihan” atau ‘Tuhan, kasihanilah aku yang berdosa’
Kemudian imam memberikan absolusi dan apabila Yesus telah mengampuni dosa si calon maka ia harus membuat tanda salib. Kemudian imam berkata; “ Terpujilah Yesus Kristus”, yang nantinya dijawab: “Selama-lamanya, Amin”, dan si calon meninggalkan kamar pengakuan dosa. Setelah itu ia mencari tempat dalam gereja untuk menyatakan rasa syukur dan berdoa kepada Tuhan agar dapat mengabdi kepada-Nya dengan semangat yang baru”.68
Isi surat pengampunan dosa, yaitu :
66 Michael Keene, Agama-agama dunia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006, hlm. 105 67 H. A. Mukti Ali, op,cit,. hlm. 358 68 H. A. Mukti Ali, op,cit,. hlm. 359
“Hukum kami Yesus Al-Masih memberi rahmat kepadamu hai……(ditulis nama orang akan diampuni) dan menghalalkan bagimu dengan hak-hak penderitaannya yang umum suci dan saya dengan kekuasan Rasul yang diberikan kepadamu menghalalkan bagimu suatu balasan perbuatan, hukuman dan kekuasaan-kekuasaan gereja yang menjadi tanggunganmu.
Juga semua larangan yang berlebih-lebihan dan kesalahan dosa yang kamu perbuat bagaimana pun besarnya dan dari segala penyakit sekalipun yang disumpah oleh Bapa kita Paus yang suci dan kursi ke Rasulan. Dalam kesempatan ini juga saya menghapuskan semua kotoran dosa dan semua tanda celaan yang mungkin melaknat dirimu, saya mengangat balasan-balasan perbuatan yang harus kamu derita dalam kesucian dan saya kembalikan kamu secara baru dalam ikut serta dalam rahasia-rahasia gereja.
Saya gabungkan kamu dalam menyesali orang-orang suci dan saya kembalikan kamu sekali lagi kepada kesucian dan kekasihan yang ada padamu waktu kamu dibaptis maka pada saat mati tertutuplah di hadapanmu pintu yang digunakan orang-orang yang bersalah masuk ke dalam tempat penyiksaan dan hukuman. Dihadapanmu terbukalah pintu surga yang mengembirakan apabila kamu tidak mati bertahun-tahun lamanya, maka nikmat itu akan tetap tidak bertukar hingga datang saat Mu yang penghabisan dengan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”.69
69 Ahmad Syalaby, Perbandingan dan Agama-agama Kristen, Penerbit PT Al maarif, Bandung, t.th., hlm. 128-129
BAB III DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Dosa
Hampir seluruh agama-agama di dunia membicarakan masalah dosa.
Khususnya Islam di mana dosa merupakan bagian tali erat dalam ikatan
persaudaraan Islamiyah. Banyak orang membicarakan pahala dan balasannya,
namun di sisi lain lupa akan bahasan dosa. Dosa berasal dari kata
“Dzanbun”, jamaknya “Dzunuubun” yang artinya dosa-dosa70. Dosa adalah
perbuatan yang mengarah kepada perbuatan yang dibenci Allah dan
perbuatan tersebut mengarah kepada dosa serta perbuatan yang bisa membuat
kita terjerumus dalam neraka, dosa itu dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Dosa dengan perkataan
2. Dosa dengan perbuatan
3. Dosa dengan hati.71
Ada banyak istilah dosa dalam Al-Qur’an dan yang paling menonjol
diantaranya adalah :
1. Al Fahsya (Penbuatan keji, Kejahatan, dan Perzinahan)
Istilah lazim digunakan untuk dosa zina, Al Qur’an melarang dosa ini.
Al-Qur’an, surat Al An’am ayat 151 :
Ÿω uρ (#θ ç/tø)s? |·Ïm≡uθ xø9$# $ tΒ tyγ sß $ yγ ÷ΨÏΒ $ tΒ uρ š∅ sÜt/ ( Ÿω uρ (#θ è= çGø)s? š[ø¨Ζ9$# © ÉL ©9$# tΠ§ym
ª!$# ω Î) Èd,ys ø9$$ Î/ ∩⊇∈⊇∪
Artinya : “Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
70 Yasin Abul, Fatihuddin, Golongan Dosa-dosa Besar, Penerbit Terbit Terang, Surabaya,
2002, hlm. 11 71 www. Apa Pengertian Dosa, answers, Yahoo.com. 28 Agustus 2008
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)” (QS. Al-An’an : 151)
2. Al Zulm (Jahat, Jijik, Perlawanan)
(#ρ â‘ sŒuρ tÎγ≈ sß ÉΟøO M}$# ÿ…çµ oΨ ÏÛ$ t/uρ 4 ¨β Î) š⎥⎪ Ï% ©!$# tβθç7Å¡õ3tƒ zΟøO M}$# tβ ÷ρ t“ ôf ã‹y™ $ yϑ Î/ (#θ çΡ% x. tβθ èùÎtIø)tƒ
∩⊇⊄⊃∪
Artinya : “Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” ( QS. Al An’am, ayat 120)
3. Al Khatia (Dosa, Pelanggaran)
⎯tΒ uρ ó=Å¡õ3tƒ ºπ t↔ ÿ‹ÏÜyz ÷ρ r& $\ÿ ùS Î) ¢ΟèO ÏΘötƒ ⎯ϵ Î/ $ \↔ ÿƒ Ìt/ ωs)sù Ÿ≅ yϑ tG ôm $# $ YΨ≈tFöκæ5 $ Vϑ øOÎ)uρ $ YΨÎ6 •Β ∩⊇⊇⊄∪
Artinya : “ Dan Barang siapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata” .( QS. An-Nisa, ayat 112).
Dosa dan kesalahan merupakan masalah penting dalam Islam, karena
keduanya menyangkut hubungan baik antara manusia dengan Allah, dan
masyarakat dengan lingkungannya, serta dirinya sendiri, ketentraman,
kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia banyak ditentukan oleh seberapa
jauh ia terhindar atau bersih dari dosa. Orang-orang yang berbuat dosa dan
kesalahan diancam Allah dengan hukuman yang berat, baik di dunia
maupun di akhirat, sebaliknya yang berbuat taat dan kebaikan dijanjikan
dan diberikan Allah pahala yang besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam Al Qur’an dosa dan kesalahan diistilahkan dengan :
1. Al Khathi’at (Perbuatan Menyeleweng)
2. Al Zanb ( Perbuatan Salah)
3. Al Saiyi’at (Perbuatan Jelek)
4. Al Ism (Perbuatan Dosa)
5. Al Fusuq (Perbuatan Fisik)
6. Al Ishya (Perbuatan Maksiat)
7. Al Utu (Perbuatan Sombong)
Dosa menurut sifat dasarnya dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :
Pertama, yang berhubungan dengan sifat manusia dan terdiri atas empat sifat,
yaitu: 1) sifat rububiyat “sifat sombong, bermegah-megah, dan gila pujian”.
2) syaithaniyat “sifat dengki, permusuhan, menyuruh berbuat keji dan
mungkar dan mengajak kesesatan”. 3) bahimiyat “penyimpangan seksual,
pencurian, memakan harta anak yatim dan mengumpulkan harta untuk hawa
nafsu” dan. 4) subu’iyat “sifat marah, sadis, dan ingin menghancurkan orang
lain”.
Kedua, berhubungan dengan obyeknya dan dapat pula dibagi atas tiga,
yaitu dosa antara manusia dengan Allah, dosa yang berhubungan dengan hak-
hak masyarakat dan lingkungan, dan dosa yang berhubungan dengan diri
manusia. Dan ketiga, dosa ditinjau dari segi bahaya dan mudaratnya terdiri
pula atas dua, yaitu dosa kecil dan dosa besar72
Dosa dapat juga dikatakan tindakan pemikiran atau sesuatu kemauan,
yang sifatnya antara lain ;
1. Disengaja (melakukan perbuatan dosa)
2. Melanggar hukum-hukum yang digariskan Allah
3. Melanggar ketentuan Allah dan hak manusia
4. Menyiksa diri sendiri, jiwa dan raga
72 Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental, Ruhama, Jakarta,
1994, hlm. 30-31
5. Melakukan kesalahan berulang-ulang
6. Melarikan diri dari kenyataan yang ada.
Konsep dosa keturunan tidak dikenal dalam Islam kesalahan Adam
menimbulkan pengusiran dirinya dari surga terdapat dalam Islam, tetapi ia
tidak dipandang sebagai kesalahan yang diwariskan pada anak keturunan
Adam, yang akan mendatangkan penghukuman. Sesungguhnya
tanggungjawab atas perbuatan Adam bukan terletak pada Adam tetapi
terletak pada setan. Keterlibatan Adam di dalam kasus tersebut adalah
merupakan kesalahan dan hal ini menimbulkan konsekuensi penurunan Adam
dan keturunannya.73
Bagaimanapun manusia memiliki kecendrungan untuk melakukan
dosa, tetapi kecendrungan itu tidaklah begitu besar jika dibandingkan dengan
kecendrungan untuk berbuat kejahatan. Bila suatu ketika manusia lebih baik
mengerjakan dosa dan dari pada berbuat kebaikan, maka fitrahnya yang
sebenarnya suci dan bersih itu telah dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal
dari luar dirinya74. Menurut pandangan Islam, macam dosa terbagi menjadi
dua bagian, yaitu: (1) dosa besar, (2), dosa kecil.
Dosa dosa besar ( Kitabul-Kabaair), yaitu segala apa yang dilarang
oleh Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an,
As-Sunnah dan Atsar orang-orang shaleh di masa lampau (seperti para
sahabat Nabi maupun tabi’in). Apa yang diharamkan, jika ditinggalkan maka
akan dapat menghapus segala kesalahan dari dosa kecil.75
Pendapat jumlah dosa besar 17 ditemukan oleh Abu Thalib Al-Makk,
setelah mengumpulkan berbagai hadis Nabi Muha76mmad SAW. Tentang
73 Huston Smith, Ensiklopedi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 75 74 Hammudah Abdalati, Islam Suatu Kepastian, Penerbit Media Da’wah, Jakarta Pusat,
1990, hlm. 68 75 Imam Abu Abdullah Muhammad Bin Ahmad Bin Usman Az- Dzahabi, Dosa Dosa
Besar, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. 1
dosa besar ia menyimpulkan bahwa dosa besar itu ada 17 dengan rincian
sebagai berikut :
Empat terdapat di hati, yaitu :
a. Syirik
b. Senantiasa berbuat maksiat kepada Allah
c. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan
Allah
d. Merasa putus asa dari rahmat Allah
Empat terdapat di lidah, yaitu :
a. Memberi saksi palsu
b. Membuat tuduhan zina terhadap perempuan yang beriman
c. Membuat sumpah palsu
d. Berkata bohong
Tiga di perut, yaitu :
a. Minum khamar dan minuman keras
b. Memakan harta anak yatim
c. Memakan harta riba
Dua di kemaluan, yaitu:
a. Berzina
b. Homoseks
Dua di badan khususnya pada tangan, yaitu :
a. Melakukan pembunuhan
b. Melakukan pencurian
Satu di kaki, yaitu :
a. Lari dari peperangan
Dan yang satu lagi letaknya di seluruh badan, yaitu :
a. Tidak menghormati ibu dan bapaknya77
Dosa besar menurut keterangan Riwayat Bukhari dan Muslim adalah :
1. menyekutukan Allah dengan sesuatu
2. menyihir orang lain
3. membunuh seseorang yang telah diharamkan oleh Allah
4. makan harta anak yatim
5. makan harta riba
6. lari dari medan peperangan
7. menuduh wanita yang baik, lurus dan beriman78
Dosa kecil adalah setiap perbuatan yang tidak ada aturan hukuman
had-nya di dunia ini, dan tidak akan ada siksa di hari pembalasan kelak.
Adapun perbuatan yang dapat menghapus dosa kecil adalah melakukan
sholat lima waktu, ini pun dengan catatan bahwa dosa-dosa kecil ini belum
sampai kepada taraf perbuatan dosa besar atau perbuatan keji.
Rasullahlah bersabda “Antara shalat fardu lainnya dan antara shalat
jumat sampai kepada shalat jumat yang lainnya, serta antara bulan
ramadhan sampai kepada bulan ramadhan lainnya merupakan pelebur
77 Hammudah Abdalati op.cit.,, hlm. 33-34 78 Imam Abu Abdullah Muhammad Bin Ahmad Bin Usman Az- Dzahabi, op.cit., hlm. 3
dosa, selagi dosa-dosa besar dijauhi” 79. Dosa-dosa kecil mudah diampuni
oleh Allah, misalkan dengan Istiqhfar dan beberapa dzikir atau amalan
sholeh.80
Walau bagaimanapun kecilnya dosa-dosa itu, ia dapat saja menjadi dosa
besar. Dosa kecil dapat menjadi besar, antara lain disebabkan :
1. Karena dosa kecil itu dikerjakan terus menerus
2. Memandang kecil perbuatan dosa, sebab dosa itu apabila di pandang
kecil, maka ia dipandang besar oleh Allah dan apabila kita pandang
besar, maka niscaya dipandang kecil oleh Allah.
3. Merasa aman dari tipu daya Allah81.
Secara umum dosa itu terbagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diwajibkan oleh Allah,
misalnya : meninggalkan sholat, puasa dan zakat.
2. Dosa antara sesama manusia, dosa ini sangat sulit cara membebaskan diri
darinya.
3. Dosa ketiga ini bermacam-macam bentuknya, ada yang berhubungan
dengan harta, jiwa, kehormatan, dan ada pula yang bersangkutan dengan
agama.82
B. Ayat-ayat Tentang Dosa
1. Perintah meninggalkan dosa, surat Al-An’am ayat 120.
79 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm 5-6 80 Yasin Abul Fatihuddin, op.cit., hlm. 13 81 Humaidi tata pangarsa, akhlak yang mulia, PT Bina ilmu, Surabaya, 1980, hlm.
64 82 Imam Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazaly, Meniti Jalan Menuju
Surga, Terj. M. Adib Bisri, Pustaka Amani, Jakarta, 1986, hlm. 45
(#ρ â‘ sŒuρ tÎγ≈ sß ÉΟøO M}$# ÿ…çµoΨ ÏÛ$ t/uρ 4 ¨β Î) š⎥⎪ Ï% ©!$# tβθ ç7Å¡õ3tƒ zΟøO M}$# tβ ÷ρ t“ ôf ã‹y™ $ yϑ Î/ (#θ çΡ% x.
tβθ èùÎtIø)tƒ ∩⊇⊄⊃∪
Artinya :“ Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi, sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak diberi pembalasan disebabkan oleh apa yang mereka telah kerjakan” (QS. Al-An’am : 120).
Dosa nyata adalah yang diketahui dan dilihat manusia dan yang
tersembunyi, apa yang tidak terlihat manusia. Akibat pelanggaran tidak
ada suatu pun yang dapat menghalangi keburukan. Pelanggaran yang tidak
diketahui secara dini dampak keburukannya seperti, memakan bangkai,
darah dan daging babi.83
2. Dosa mengakibatkan musuh, Surat Al-Maidah ayat 49.
Èβ r&uρ Νä3ôm $# Νæη uΖ÷ t/ !$ yϑ Î/ tΑt“Ρr& ª!$# Ÿω uρ ôìÎ7®Ks? öΝèδ u™!#uθ ÷δ r& öΝèδ ö‘ x‹÷n$#uρ βr& š‚θ ãΖÏFøtƒ .⎯tã
ÇÙ ÷èt/ !$ tΒ tΑt“Ρr& ª!$# y7 ø‹s9Î) ( β Î* sù (#öθ ©9uθ s? öΝn= ÷æ$$ sù $ uΚ ¯Ρr& ߉ƒ Ìムª!$# β r& Νåκz: ÅÁ ムÇÙ÷è t7Î/
öΝÍκÍ5θ çΡèŒ 3 ¨βÎ)uρ #ZÏWx. z⎯ÏiΒ Ä¨$ ¨Ζ9$# tβθ à)Å¡≈ xs9 ∩⊆®∪
Artinya :” Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan berhati-hatilah terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkanmu dari sebagaimana apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah hendak melimpahkan kesulitan kepada mereka disebabkan dosa-dosa mereka dan sesungguhnya banyak dari manusia adalah orang-orang yang benar-benar fisik” (Al-Maidah ayat 49).
Jika mereka berpaling dari hukum Allah, yang pada hakekatnya
sesuai dengan kemaslahatan mereka sendiri, bahkan sejalan dengan
kandungan kitab suci mereka, maka menimpahkan musibah, yakni siksa
kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka antara lain
83 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an, Surat Al-
Anam, Lentera Hati, Jakarta Selatan, t.th., hlm. 263
keengganan mereka mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
sesungguhnya banyak dari manusia adalah orang-orang yang benar-benar-
benar fasik.84
3. Dosa tidak dipikul kepada orang lain, surat Al-An’am ayat 164.
ö≅ è% uöxî r& «!$# © Èö ö/r& $ |/u‘ uθ èδ uρ > u‘ Èe≅ ä. &™ó© x« 4 Ÿω uρ Ü=Å¡õ3s? ‘≅ à2 C§øtΡ ω Î) $ pκö n= tæ 4 Ÿω uρ
â‘ Ì“ s? ×ο u‘ Η# uρ u‘ ø—Íρ 3“ t÷z é& 4 §ΝèO 4’n< Î) /ä3În/u‘ ö/ä3ãè Å_ ó£∆ /ä3ã∞Îm7t⊥ ã‹sù $ yϑ Î/ öΝçFΖä. ϵŠ Ïù tβθàÎ= tG øƒ rB ∩⊇∉⊆∪
Artinya : “Katakanlah; Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri: dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhan mu lah kamu kembali, lalu dia akan memberikan kepadamu apa yang tadinya kamu perselisihkan” (QS. Al-An’am : 164).
Kata wizr, pada mulanya berarti berat, dari maka ini lahir makna-
makna baru seperti dosa, karena dosa adalah sesuatu yang berat dipikul
manusia kelak bukti yang sangat jelas tentang tauhid dan keniscayaan hari
kemudian 1). Tentang awal penciptaan 2). Akhir kehidupan. 3). Ciri
kehidupan duniawi.85
4. Dosa orang munafik tidak diam, Surat At-Taubah Ayat 80.
öÏøó tG ó™ $# öΝçλm; ÷ρ r& Ÿω öÏøó tG ó¡n@ öΝçλm; βÎ) öÏøó tG ó¡n@ öΝçλm; t⎦⎫Ïè ö7y™ Zο §s∆ ⎯n= sù tÏøó tƒ ª!$# öΝçλm; 4
y7 Ï9≡sŒ öΝåκ̈Ξr'Î/ (#ρ ãxŸ2 «!$$ Î/ ⎯Ï& Î!θ ß™ u‘ uρ 3 ª!$#uρ Ÿω “ ωöκu‰ tΠöθ s)ø9$# t⎦⎫É)Å¡≈ xø9$# ∩∇⊃∪
Artinya : ” Mohonkanlah apapun untuk mereka atau jangan engkau memohon ampun untuk mereka, jika pun engkau memohon
84 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an, Surat Al-
Maidah, Lentera Hati, Jakarta Pusat 2001, hlm. 109 85 Qurais Shihab, op.cit., hlm. 361-362
ampun tujuh puluh kali, sekali-kali tidaklah Allah akan mengampuni mereka” (QS.
Orang munafik tidak boleh diberi ampun, tidak boleh dimintakan
ampun kepada Tuhan karena pada hakekatnya mereka itu masih kafir
hatinya kepada Allah dan kepada Rasul, walau pun maut mereka telah
mengakui keimanan kepercayaan kepada Allah dan Rasul, wajiblah
dibuktikan dengan perbuatan dan ketaatan, bukan menjadi tukang cemuuh
dan melemahkan orang berbuat baik atau tidak suka berkurban dengan
harta benda.86
5. Sifat orang yang menjauhi dosa besar, Surat An-Najm Ayat 32.
t⎦⎪ Ï% ©!$# tβθ ç7Ï⊥ tGøgs† uÈ∝ ¯≈ t6 x. ÉΟøO M}$# |·Ïm≡uθ xø9$#uρ ω Î) zΝuΗ ©>9$# 4 ¨βÎ) y7 −/u‘ ßìÅ™≡uρ Íο tÏøó yϑ ø9$# 4 uθ èδ
ÞΟn= ÷ær& ö/ä3Î/ øŒÎ) /ä.r't±Σ r& š∅ ÏiΒ ÇÚö‘ F{$# øŒÎ)uρ óΟçFΡr& ×π ¨ΖÅ_ r& ’Îû Èβθ äÜç/ öΝä3ÏG≈ yγ ¨Β é& ( Ÿξ sù (#þθ ’.t“ è?
öΝä3|¡àΡr& ( uθ èδ ÞΟn= ÷ær& Ç⎯yϑ Î/ #’ s+¨?$# ∩⊂⊄∪
Artinya :”Yaitu, orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji tetapi kesalahan-kesalahan kecil, sesungguhnya Tuhan mu Maha Luas Ampunan-Nya dan dia telah mengetahui kamu ketika dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibumu maka janganlah kamu menjadikan diri kamu suci dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa” (QS. An-Najm : 32).
Allah menjanjikan terhadap mereka yang berbuat baik, ayat ini
menjelaskan sebagian diri sifat-sifat mereka yaitu: orang yang secara
bersungguh-sungguh menjauhi dosa besar, yakni dosa yang disebut secara
khusus ancaman-Nya oleh Allah atau Rasul-Nya yang telah ditetapkan
Allah jenis sanksi hukum duniawinya, seperti mencuri, menghindari
perbuatan keji yakni dosa besar yang dicela oleh akal dan tabiat manusia.87
6. Balasan bagi yang menjauhi dosa besar, Surat An-Nisa Ayat 31.
86 Hamka, Tafsir Al Azhar Jus X, PT Pustaka Panji Mas, Jakarta, t.th., hlm. 303 87 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an Volume
13. Lentera Hati, Jakarta Pusat, 2009, hlm. 197
β Î) (#θ ç6 Ï⊥ tFøgrB tÍ← !$ t6 Ÿ2 $ tΒ tβ öθ pκ÷]è? çµ ÷Ψ tã öÏes3çΡ öΝä3Ψ tã öΝä3Ï?$ t↔ Íh‹y™ Νà6ù= Åz ô‰çΡuρ Wξ yz ô‰•Β $ VϑƒÌx.
∩⊂⊇∪
Artinya :” Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kamu hapus kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil), dan kami masukkan kamu ketempat yang mulia (surga)” (QS. An-Nisa’ : 31
Pada ayat ini Allah memerintahkan supaya orang-orang yang
beriman menjauhi dan meninggalkan semua dosa-dosa besar yang dilarang
Allah melaksanakannya meninggalkan dosa besar itu bukan saja sekedar
menghindarkan diri dari siksanya, tetapi juga merupakan sesuatu amal
kebajikan yang dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah dibuat.88
7. Manusia hanya memikul dosanya, Surat Al-Ankabut ayat 13
∅ è= Ïϑós u‹s9uρ öΝçλm;$ s)øO r& Zω$ s)øO r&uρ yì̈Β öΝÏλÎ;$ s)øO r& ( £⎯è= t↔ ó¡ãŠs9uρ tΠöθ tƒ Ïπ yϑ≈ uŠÉ)ø9$# $ £ϑ tã (#θ çΡ$ Ÿ2
šχρ çtIøtƒ ∩⊇⊂∪
Artinya : “Dan Sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban- beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan Sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.” (QS. Al-Ankabut : 13).
Allah SWT menjelaskan bahwa dia tiap orang, pada hari akhir akan
dituntut untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatannya selama ia
hidup di dunia, tiap-tiap orang yang berdosa bertanggungjawab atas
perbuatan dosanya ia tidak akan memikul dosa orang lain. Sesudah itu
tiap-tiap orang akan digiring menghadap Tuhan-Nya untuk menerima
penjelasan tentang catatan amalnya selama ia hidup di dunia. Pada saat itu
88 Hafizh Dasuki, Al-Qur’an dan Tafsirannya Jilid 11 Juz 4-5-6, PT Dana Bhakti Wakaf,
Jogyakarta, 1990, hlm. 161
amal perbuatan masing-masing akan mendapat pembalasan yang setimpal
dengan amal perbuatannya.89
8. Perbuatan dosa merugikan diri sendiri, Surat An-Nisa Ayat 111.
⎯tΒ uρ ó=Å¡õ3tƒ $ Vϑ øO Î) $ yϑ ¯ΡÎ* sù …çµ ç7Å¡õ3tƒ 4’ n?tã ⎯ϵ Å¡øtΡ 4 tβ% x.uρ ª!$# $ ¸ϑŠ Î= tã $ VϑŠ Å3ym ∩⊇⊇⊇∪
Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nisa’ : 111).
Allah akan menjatuhkan sanksi atas pelakunya, dia tidak dapat
melemparkan kesalahan kepada orang lain, tidak juga dapat mengalihkan
kepada orang lain, sebagaimana orang lain tidak akan memikulkan
dasarnya kepada orang lain. Allah Maha Mengetahui yang kecil maupun
yang besar. Allah Maha Bijaksana, sehingga tidak menjatuhkan sanksi dan
ganjaran kecuali pada tempatnya yamg paling wajar dan benar.90
9. Dosa tidak dapat dialihkan kepada orang lain, Surat Faathir ayat 35
ü“ Ï% ©!$# $ oΨ ¯= ym r& u‘# yŠ Ïπ tΒ$ s)ßϑ ø9$# ⎯ÏΒ ⎯Ï& Î#ôÒ sù Ÿω $ uΖ¡yϑ tƒ $ pκ Ïù Ò=|Á tΡ Ÿω uρ $ uΖ¡yϑ tƒ $ pκ Ïù
Ò>θäó ä9 ∩⊂∈∪
Artinya : “Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadaklah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. “ (QS. Faathir : 35).
Ayat-ayat yang dijelaskan di atas bahwa seseorang tidak berkuasa
menebus dosanya atau mengambil alih pahala orang lain. Jadi dalam
89 Hafizh Dasuki, Al-Qur’an dan Tafsirannya Jilid VIII Juz 2-23-24, PT Citra Effhar,
Semarang, 1993, hlm. 440 90 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an Volume
2, Lentera Hati, Jakarta Pusat, hlm. 556
ajaran Islam tidak ada manusia yang berkuasa menebus dosa atau seorang
pejabat ”menebus dosa” perbuatan baik atau perbuatan jahat harus
ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.91
10. Semua dosa dapat diampuni, Surat Al-Isra’ ayat 25
ö/ä3š/§‘ ÞΟn= ÷ær& $ yϑ Î/ ’ Îû ö/ä3Å™θ àçΡ 4 β Î) (#θ çΡθ ä3s? t⎦⎫Ås Î=≈ |¹ …çµ̄ΡÎ* sù tβ% Ÿ2 š⎥⎫Î/≡̈ρ F| Ï9 #Y‘θ àxî ∩⊄∈∪
Artinya : “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.” (QS. Al-Isra’ : 25).
Bahwasanya Allah mengampuni dosa semuanya, walau betapa pun
besarnya, kecuali dosa yang telah diterangkan oleh Al-Qur’an sendiri.
Bahwasanya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Kekal Rahmat-Nya serta
melimpahkan kasih-Nya atas orang-orang yang bertaubat.
C. Konsep Fitrah Manusia
Dari segi bahasa, kata al-fitrah diambil dari kata “al-fathr” yang
bermakna belahan atau sobekan memanjang, dari kata kerja “fathhara wa
yafthuru”, artinya menyobek, membelah. Dari sini, kemudian muncullah
fathara berkata :
1. Aujada, artinya mewujudkan, mengadakan;
2. Auda’a, artinya menciptakan, menjadikan;
3. Rakaza, artinya memusatkan, menanamkan.92
Pengertian umum kata fitrah digunakan untuk penciptaan atau kejadian
sejak awal, fitrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaan sejak
lahirnya.93 Anak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT, dengan membawa
91 Sadkar, Menjajaki Kitab Suci, PT Al Ma’arif, Bandung, 1980, hlm. 38 92 Muchotob Hamzah, Tafsir Maudhu’I Al-Muntaha Jilid 1, Pustaka Pesantren ,
Yogyakarta, 2004, hlm.39-40 93 Ibid., hlm. 40-41
fitrah. Bila kita ibaratkan sebagai lembaran kertas putih bersih yang sejak
semula di dalamnya telah tercetak dengan tinta emas tentang persaksian dan
perjanjian suci itu. Tulisan tinta emas itu bisa semakin berkilau dengan hiasan-
hiasan indah di sekitarnya, dan sebaliknya bisa menjadi buram dan kotor
sebab tidak pernah dirawat atau dibersihkan, dan bisa tidak kelihatan lantaran
tertutup oleh tulisan-tulisan buruk.94
Setiap orang pasti akan merasakan bahwa di dalam dirinya terdapat
suatu ikatan. Namun. Perasaan yang benar semacan ini bisa terpenuhi dalam
dua bentuk:
1. Perasaan yang benar dan dipenuhi dengan cara yang benar
2. Perasaan yang benar dan dipenuhi dengan cara yang keliru
(kebohongan).95
Fitrah Allah pada diri manusia itu membuktikan bahwa manusia pada
dasarnya tidak bias melepaskan diri dari kebutuhan untuk ber-Tuhan, secara
fitrah manusia merasa bahwa dirinya lemah dan butuh kepada Yang Maha
Kuasa untuk memberikan kekuatan, pertolongan dan perlindungan kepadan-
Nya, serta butuh pada aturan-aturan atau undang-undang guna mengatur
kehidupannya, baik selaku individu maupun makhluk social.96
Islam mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dalam
keadaan bersih dan suci mambawa fitrah manusia itu adalah suci dan murni
dari semua keburukan dan kejahatan dan bahwa dosa itu akibat suatu
perbuatan dan bukan pemberian suatu hasil upaya dan bukan pemberian. Anak
manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) tanpa mewarisi suatu dosa apa
pun tanpa memperdulikan dilahirkan dari orang tua yang sholeh atau jahat.97
94 Ibid., hlm. 44-45 95 Muhsin Qiraati, Mencari Tuhan Mengapa dan Bagaimana, Penerbit Cahaya, Bogor,
2001, hlm. 6-8 96 Muchotob Hamzah , op.cit., hlm. 46 97 Muhammad Majdi Mariam, Isa Manusia Apa Bukan, Gema Indrani Press, Jakarta,
1993, hlm. 151
Dalam Al-Qur’an citra manusia digambarkan dalam tokoh Adam, ada
kalanya, Adam tampil sebagai Nabi pertama, ada kalanya sebagai manusia
pertama yang diciptakan Allah. Karena itu maka pengertian tentang fitrah
akan mengacu kepada tokoh Adam ini. Salah satu citra Adam yang paling
menonjol adalah kedudukannya sebagai khalifah ini. Manusia adalah makhluk
Tuhan satu-satunya yang berani mengemban amanah Allah, karena ia diberi
kemampuan unik, yaitu mengenal nama-nama benda. Dengan kemampuan itu
manusia mengembangkan ilmu untuk menunaikan amanah itu.98
Manusia adalah makhluk yang terikat dengan perjanjian, sebagai
makhluk yang sadar kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Agama Islam yang
diturunkan sesuai dengan tingkatan-tingkatan perkembangan masyarakat,
termaksud perkembangan pemikirannya adalah agama yang sesuai dengan
fitrah manusia dan selalu menginggatkan manusia kepada fitrahnya sebagai
khalifah yang mengemban amanah di dunia bumi, yang diberi potensi akal
untuk mengelola alam sekelilingnya dan dirinya sendiri, menuju kepada
kesempurnaan hidup.99
Fitrah manusia dalam Al-Qur’an, surat Ar Rum 30 :
óΟÏ% r'sù y7 yγ ô_ uρ È⎦⎪ Ïe$# Ï9 $ Z‹ÏΖym 4 |NtôÜÏù «!$# © ÉL ©9$# tsÜsù }¨$̈Ζ9$# $ pκö n= tæ 4 Ÿω Ÿ≅ƒ ωö7s? È,ù= y⇐Ï9 «!$# 4
š Ï9≡sŒ Ú⎥⎪Ïe$! $# ÞΟÍhŠs)ø9$# ∅ Å3≈ s9uρ usYò2 r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿω tβθßϑ n= ôè tƒ ∩⊂⊃∪
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”(QS. Ar-Rum : 30).
Fitrah manusia artinya kesucian manusia, manusia diharapkan kembali
kepada kesuciannya yang dulu, bertaubat atas dosa-dosanya fitrah itu juga
dapat diartikan keaslian manusia di mana manusia aslinya diciptakan secara
suci. ketika lahir menjadi bayi yang suci dan fitrahnya dalam Islam tiada dosa
98 Dawam Rahardjo, “Kebudayaan dan Peradaban Ulumul Qur’an”, Studi Agama dan
Filsafat, Jakarta, 1990, hlm. 43-44 99 Ibid., hlm. 46
bawaan, warisan dosa atau apapun yang perlu ditanggungnya sehingga tidak
perlu ada pihak yang menebus dosanya, pada hakekatnya dalam diri manusia
itu ada fitrah untuk senaniasa berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan
jahat nurani manusia selalu merindukan kedamaian dan ketenangan, jauh di
dalam lubuk terus-menerus mengikuti jalan agama yang benar inilah fitrah
manusia yang sesungguhnya diajarkan Islam.100
D. Konsep Taubat
Pengertian taubat menurut bahasa, berarti “Kembali” dan kata taubat
ini adalah kata sifat yang bisa dipakai oleh Allah dan manusia, sebab orang
yang melakukan kesalahan berarti lari dari rahmat Allah. Apabila seseorang
meninggalkan semua perbuatan dosa, berarti ia kembali kepadanya. Secara
terminologi taubat mencakup tiga syarat, yaitu :
1) Meninggalkan perbuatan dosa
2) Menyesali perbuatannya
3) Bertekat tidak adan melakukannya kembali
Salah satu unsur taubat adalah rasa penyesalan sebab rasa ini
mempunyai pengaruh yang sangat besar didalam merubah sikap seseorang
dari keadaan kelek menjadi baik. Taubat adalah penyesalan yang benar dan
taubat mampu mendorang seseorang untuk berubah tingkah lakunya yang
dipenuhi dengan dosa menjadi bersih dan baik kembali, melakukan taubat
wajib bagi orang yang pernah berbuat dosa, apabila ia benar-benar merasa
takut kepada Allah dan hari akhir.101
Orang yang telah bertaubat akan mendapat kesayangan dari Allah, dan
Allah membuka secara terbuka pintu taubat bagi mereka yang telah
melakukan dosa, oleh karena itu di dalam masalah dosa tidak ada istilah “telah
100 IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta,
1992, hlm. 949 101 Moral dan Masalahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hlm. 20
terlanjur basah” (tidak mau bertaubat), tetapi setiap perilaku dosa mendapakan
kesempatan untuk merubah jalan hidupnya dari tidak baik menjadi baik.102
Taubat adalah kejiwaan yang mempunyai banyak manfaat dan dapat
membantu seseorang yang pernah melakukan kejahatan atau kesalahan untuk
bisa membangun diri kembali manfaat-manfaat tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Memberikan harapan baru bagi jiwa yang telah mengalami kehancuran
akibat perbuatan dosa untuk dapat dibersihkan kembali, harapan ini akan
membuat jiwa merasa tenang.
2. Dengan melakukan taubat, seseorang akan menghargai dirinya, perasan
hormat ini akan tumbuh dari dirinya, taubat akan membuat seseorang lebih
mempercayai dirinya sendiri.
3. Taubat akan menjadikan jiwa pelaku dosa menjadi stabil dan tentram,
sebelum itu jiwanya penuh dengan pertarungan sengit akibat perbuatan
dosa yang pernah dilakukan.
4. Taubat juga dapat membersihkan seseorang dari tekanan perasaan berdosa
dan rasa takut sebab, seseorang yang telah melakukan dosa maka akan
merasa dirinya celaka dan terbelenggu oleh ketenangan-ketenangan jiwa
yang menghambat keberhasilan pergerakannya103
Taubat adalah kembali taat kepada Allah dan menyesal dengan
bersungguh-sungguh terhadap dosa, yang telah dilakukan sama ada dosa besar
maupun dosa kecil, serta memohon kemampuan dari Allah, setiap individu
disuruh bertaubat untuk sama dilakukan dengan sengaja atau dengan tidak
sengaja. Hukum taubat adalah wajib bertaubat dengan sungguh-sungguh dan
hati yang ikhlas karena taubat yang tiada keikhlasan tidak mendatangkan apa-
102 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Menurut Al Qur’an, Gema Risalah Press,
Bandung, 1993, hlm. 41-43 103 Ibid., hlm. 46-48
apa.104 Taubat diwajibkan kepada muslimin muslimat, dalam firman Allah Al-
Qur’an surat At Tahrim, ayat 8 mengatakan, :
(#þθ ç/θ è? ’n< Î) «!$# Zπ t/öθ s? % ·nθ ÝÁ ¯Ρ
Artinya : “ Bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa” (QS. At-Tahrim : 8).105
Ciri-ciri taubatan nasuhaa adalah sebagai berikut :
1. Menyesal
Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan
kenikmatan, adanya penyesalan setelah berkata kotor “penyesalan orang
setelah berfikir kotor, orang yang tidak menyesal, tidak termaksud taubat.
Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah dilakukannya,
menjelaskan bahwa dia belum sungguh-sungguh bertaubat.
2. Memohon ampun kepada Allah
Memohon ampun kepada Allah bisa dilakukan dengan istiqfar,
sebagaimana dicontohkan oleh nabi Adam as dan nabi Yusuf as
3. Gigih untuk tidak mengulangi
Bukan sekedar tidak berbuat dosa, berfikir kearah sana saja tidak
boleh, memang kita dikaruniai kecendrungan untuk berbuat hal-hal yang
negative akan tetapi bukan berarti kita harus turuti, namun untuk dihindari.
Karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan ganjaran dari Allah
SWT.106
Taubat nasuhaa adalah hamba yang bertaubat secara lahir maupun
batin, menyesal dan tidak hanya hasrat untuk menggulangi lagi. Dari Ibnu
104 Ms.wikipedia.org/wiki,/taubat_menurut islam. 2010/02/18 105 Imam Ghazali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, Penerbitu Terbit Terang, Surabaya,
t.th., hlm. 41 106 Retni.islamagamaku.blogspot.com 1200 2010/02/18
Abbas Ra : “Banyak sekali orang bertaubat mengira bahwa mereka sudah
bertaubat, justru dia bukan orang yang bertaubat”. Lupa akan dosa-dosanya
merupakan bencana. Maka dari itu setiap orang yang berakal wajib meneliti
dirinya sendiri tanpa harus melupakan dosanya107
Seorang ulama berkata, “Taubat merupakan kewajiban dari setiap
perbuatan dosa meskipun perbuatan maksiat itu sesorang hamba dengan Allah
SWT. Dan tidak berhubungan dengan hak-hak Adam (Haq Adami). Maka
syarat tobat jenis ini ada tiga syarat, yaitu pertama, meninggalkan perbuatan
maksiat kedua, hendaknya ia menyesal terhadap perbuatan dosa yang
dilakukannya ketiga, berkeinginan kuat untuk tidak kembali melakukan
perbuatan doa itu untuk selama-lamanya.” Apabila salah satu syarat ini tidak
dipenuhi, maka niscaya tobat seorang hamba tidak sah. Andai kata perbuatan
maksiat itu berhubungan dengan hak-hak anak Adam, maka ada empat syarat
yang harus ditunaikan.108
Dalam ajaran tasawuf taubat menduduki tempat yang utama dan
pertama karena dosa itu adalah dinding antara kita dengan Tuhan. Orang yang
menuju keridhoan Tuhan dan orang yang menuntut bimbingan Tuhan,
haruslah ia taubat terlebih dahulu kepada Allah atas sekalian dosa yang telah
dibuat atau yang sedang dibuatnya. Rukun taubat ada tiga, yaitu :
1. Menyesali diri atas dosa yang telah dibuat.
2. Menghentikan perbuatan maksiat itu kalau sedang dikerjakan.
3. Bercita-cita atau berjanji dengan Tuhan bahwa dosa itu tidak akan
dipeerbuat lagi.109
Taubat dan istiqhfar adalah senjata yang mampu menjaga manusia.
Pintu taubat terbuka lebar bagi siapa pun yang disesatkan oleh setan Allah
107 Ibid., hlm. 106-107 108 Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, Manusia Agung Pun Menyesal, 85 Kisah
Pertaubatan Paling Dramatis, Penerbut, Mizan Media Utama, Bandung, 1994, hlm. xx 109 Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama, Pustaka Tarbiah, Jakarta, 1983, hlm. 49
menyeruh kita untuk bertaubat. Allah berfirman mengenai golongan yang
melampaui batas, bahwa mereka itu sebenarnya terjemahan dalam dosa
siksaannya akan dilipat gandakan pada hari kiamat dan kekal didalamnya.
Ajaran para Nabi dan Rasul adalah tobat dan istiqfar dijelaskan bahwa
Rasulallah SAW, beristiqfar tujuh puluh kali sehari. Beliau SAW bersabda.
“Barang siapa yang ingin disenangkan oleh catatan amal baiknya pada hari
kiamat maka hendaklah memperbanyak istiqhfar. Memperbanyak istiqhfar
bisa mendatangkan rahmat dan makrifah Allah”.110
Nabi taubat seperti yang dikatakan diatas bukanlah karena dosa, sebab
beliau tidak pernah membuat dosa, tetapi taubat beliau disebabkan sebagai
hamba yang dikasihi Tuhan kurang membayarkan kewajiban kehambaan
beliau terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Agung. Bagi Nabi kekurangan
membayar kewajiban itu di anggap berdosa, padahal bagi kita itu belumlah
dosa. Nabi Adam taubat kepada Tuhan bukan karena dosa, tetapi karena beliau
lupa akan perintah Tuhan yang melarang makan buah khuldi. Maka beliau
taubat karena kelupaan itu, lupa dan terbuat maksiat, bagi kita orang awam
tidak menjadi dosa tetapi bagi Nabi-nabi dan Rasul-rasul, hal itu sudah
menjadi dosa yang wajib diminta keampunan kepada Allah.111
Menurut Al-Ghazali agar orang dapat taubat sebenar-benarnya taubat
harus ada 10 perbuatan untuk menyempurnakannya, yaitu:
1. Harus dilakukan dalam bertaubat, adalah tidak lagi melakukan dosa
2. Tidak akan menceritakan lagi, jadi bukan hanya berhenti berbuat dosa,
akan tetapi tidak menceritakan
3. Tidak bergaul lagi dengan orang-orang yang menyebabkan dirinya berbuat
dosa. Bahkan jika perlu mengasingkan diri ke daerah lain dengan maksud
menjauhi kawan-kawan yang dulu suka mengajak berbuat dosa.
110 Abdul Wahab Al-Utsmani, Misteri Jin, Setan dan Manusia, Hikmah, Jakarta Selatan,
1985, hlm 103-104 111 Siradjuddin Abbas, op.cit., hlm, 53
4. Disana benar-benar taubat dari segala perbuatan dosa
5. Ia tidak akan melihat dan menjamah lagi tempat-tempat di mana dirinya
benar-benar membenci tempat-tempat yang pernah menjerumuskan ke
jurang kenistaan
6. Ia tidak mau mendengarkan orang yang saling memperbincangkan
perbuatan maksiat
7. Ia taubat dari keinginan hati dan inilah yang paling sulit
8. Hatinya harus tertutup sama sekali, jika terdapat dorongan untuk
melakukannya. Ia mampu menahan, berarti ia memperoleh kemenangan,
dan inilah taubat yang paling sempurna.
9. Ia taubat dari kelalaian yang terdahulu karena taubat yang pertama dirasa
kurang memenuhi syarat. Jika dalam taubat yang pertama tidak
sepenuhnya karena Allah. Kini ia taubat kembali.
10. Taubat dari kesombongan karena dapat mengagumi dirinya yang telah
bertaubat.
Para ahli jiwa (psikolog) mengakui bahwa taubat merupakan sarana
pengobatan kejiwaan yang jitu. Karena ada sebagian orang yang kadang-
kadang dihinggapi gangguan kejiwaan ini disebabkan rasa tertekan karena
adanya perasaan dosa mereka beranggapan, bahwa dosa yang diperbuatnya itu
sudah sedemikian parah sehingga tidak akan terampuni. Akhirnya dapat
diperoleh pengertian, bahwa dzikir Allah sebagai bentuk esensi pengalaman
keagamaan dalam Islam, memegang peranan yang sangat penting bagi proses
penyembuhan berbagai macam gejala gangguan mental.112 Sebagaimana yang
tersurah dalam firman Allah dalam surat Ali’Imran, ayat 135, mengatakan :
112 Afif Anshari, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Putaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2003,
hlm. 108-109
⎯tΒ uρ ãÏøó tƒ šUθ çΡ—%! $# ω Î) ª!$# ∩⊇⊂∈∪
Artinya :”….Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa (menutupi dosa) selain dari Allah….” (QS. Imran : 135).
Ayat di atas memberikan sebuah penekanan bahwa Allah merupakan
satu-satunya Tuhan tempat hamba memohon pengampunan dosa artinya,
hanya Allah yang dapat mengampuni dosa, akan tetapi tidak setiap manusia
(makhluk) mendapatkan pengampunan dosa karena Allah mensyaratkan
bahwa orang yang mendapat pengampunan dosa hanyalah orang-ornag yang
bertakwa kepada-Nya, Al-Qur’an, surat Al-Ahzab 70-71.
$ pκš‰ r'̄≈ tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θãΖtΒ#u™ (#θ à)®?$# ©!$# (#θ ä9θ è% uρ Zω öθ s% #Y‰ƒ ωy™ ∩∠⊃∪ ôx Î= óÁムöΝä3s9 ö/ä3n=≈ yϑ ôã r& öÏøó tƒ uρ
öΝä3s9 öΝä3t/θ çΡèŒ 3 ∩∠⊇∪
Arinya :". Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab : 70-71).
Ayat di atas secara tegas menginformasikan sebuah konsekuensi logis
yang berlaku bagi orang yang bertakwa, bahwa mereka akan mendapatkan
pengampunan dosa sehingga mereka terlepas dari azab Allah.
SAl-Syaukani, dalam komentarnya, memberikan suatu justifikasi atas
pandangan diatas, bahwa orang-orang yang bertakwa dalam segala bidang
kehidupannya dan menyatakan perkataan yang benar, maka berkat taufik dan
hidayah Allah, amal perbuatan mereka akan tereformasi kepada amal
perbuatan yang baik, dan Allah akan mengampuni dosa mereka yang
bertakwa. Suatu pandangan objektif yang muncul dari pandangan diatas
adalah bahwa orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan sebesar-
besarnya, dosa mereka itu akan dimaafkan dan diampuni oleh Allah sehingga
tertutuplah diri mereka dari dosa dan mereka itulah orang-orang yang
dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya tanpa merasakan azab Allah.113
Taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh sesuai petunjuk Allah
SWT, dapat menghasilkan beberapa faedah sebagai berikut ini :
1. Taubat menghilangkan dosa
2. Taubat menganti kejahatan dengan kebajikan
3. Taubat mensucikan diri
4. Taubat mendatangkan kehidupan damai dan sejahtera
5. Taubat mendatangkan kebahagiaan dunia akhirat114
113 Ashaf Shaleh, Takwa, Makna dan Hikmahnya Dalam Al-Qur’an. Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2002, hlm. 160-161 114 Ma’arif Abdul Jalil Syahriel, Jihad dan Taubat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997,
hlm. 28
BAB IV ANALISIS DOSA MENURUT PANDANGAN KRISTEN KATOLIK
DAN ISLAM
A. Persamaan dan Perbedaan Konsep Dosa Dalam Agama Kristen Katolik
dan Islam
Dosa manusia mendapat wujudnya dalam perbuatan sadar dan bebas
tidak ada dosa tanpa kesadaran, tanpa kebebasan, dan tanpa perbuatan bebas.
Orang yang melakukan dosa cenderung tidak memikirkan adanya Tuhan,
keselamatan bahkan neraka Perbuatan dosa juga mengakibatkan manusia
melarikan diri dari tanggungjawabnya dihadapan Allah.115 Perbuatan dosa
adalah penolakan manusia dalam hubungannya dengan Allah sejauh terwujud
dalam perbuatan manusia.116
Perbuatan dosa akan menumbuhkan suasana kegelapan hati, apabila
hati telah gelap lantaran kepekatan noda dan dosa, maka hati akan semakin
keras dan semakin jauh dari Allah SWT. Dengan demikian, keadaan tersebut
akan menjadi sumber kejahatan di dalam tubuh masyarakat, kesudahannya,
pelaku dosa akan mendapat kerugian di dunia dan akhirat. Dan pelaku dosa
tak mampu kembali baik seperti semula.117
1. Persamaan Dosa Dalam Agama Kristen Katolik dan Islam
a. Kristen Katholik
Adam dan Hawa hidup di taman firdaus mempunyai keinginan
yang baik-baik saja, tidak merasakan segala sengsara, tempat yang
indah disertai peringatan : “Dari sekalian pohon di dalam taman ini
boleh kau makan, tetapi pohon pengetahuan yang baik dan yang
jahat ini tidak boleh kau makan buahnya.”118
115 Bananwiratma, Moral Dasar Kaitan Iman dan Perbuatan, PT Kanisius, Yogyakarta,
1987, hlm. 254-255 116 Ibid., hlm. 259 117 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm. 15 118 Mukti Ali, op.cit., hlm. 370
Karena perbuatan Adam dan Hawa melanggar perintah Allah,
maka Allah pun memutuskan untuk menghukum Adam dan Hawa
dengan diusirnya dari taman firdaus.119
Dosa adalah perbuatan yang menyebabkan terputusnya hubungan
antara manusia dengan Tuhan-Nya.
b. Islam
Sebagai khalifah yang berwibawa, ditaati dan dipatuhi oleh
segenap makhluk Adam bersama Hawa, disemayamkan di dalam
taman surga tidak ada kekurangan sesuatu apapun di dalam surga
itu. Segala kebutuhan hidup dicukupinya hidup di surga penuh
dengan kenikmatan dan kelezatan, kesenangan, dan kebahagiaan,
kebesaran dan kemuliaan, kesejahteraan sepanjang masa. Tetapi
satu hal yang sangat terlarang, yaitu aniaya.120
Betapa fonis yang dijatuhkan oleh Allah kepada Adam dan Hawa
yang lalai, sehingga terkena tipu daya setan, ia diusir dari surga.121
Perbuatan yang mengarah pada perbuatan yang dibenci Allah dan
perbuatan itu mengarah kepada dosa, sehingga dosa itu
menjauhkan hubungannya antara manusia dengan Tuhan-Nya..122
2. Perbedaan Dosa Dalam Agama Kristen Katolik dan Islam
a. Kristen Katolik
Salah satu kepercayaan dasar Kristen Katolik, adalah kepercayaan
pada dosa asal atau dosa waris, dikatakan bahwa setiap manusia
dilahirkan dalam keadaan berdosa karena manusia mawarisi dosa
dari Adam, menurut kepercayaan ini manusia dilahirkan dalam
119 Hadhat Mirza Tahir Ahmad, op.cit., hlm. 36 120 Aziz Fatdil, Teolegi Islam Menuju Dunia yang Diridhoi Tuhan, BPFE, Yogyakarta,
1983, hlm. 13 121 Ibid., hlm. 5 122 Hadhrat Mirza Thir Ahmad, op.cit., hlm. 36
keadaan penuh dosa dan sama sekali tidak mampu untuk
membersihkan diri dan oleh karena itu, tidak mampu
menyelamatkan dirinya sendiri.123
Kristen Katolik mengajarkan bahwa Yesus di salib untuk menebus
dosa umat manusia dan menyelamatkan mereka dari dosa-dosa
mereka baik dosa asal maupun dosa yang dikerjakan selama
mereka hidup. Orang-orang Kristen Katolik percaya bahwa
penyalipan Yesus adalah jaminan keselamatan bagi mereka.124
Karena Adam melanggar larangan Allah, maka manusia sekarang
ada di dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Tinggal di bumi
yang telah terkutuk oleh karena dosanya dan yang melawan
terhadapnya, berbagai tenaga mulai menggenas di alam sekitarnya,
yang melakukan dosa, serta didalam jiwanya. Timbul penyesalan
hanya ada satu hal yang menggambarkan hatinya dalam kegelapan
jiwanya itu, bahwa pada suatu ketika akan datang keselamatan dari
keturunan perempuan.125
Karena manusia berbuat dosa, memberontak dan ingin menyamai
Allah karena itu mereka melanggar perintah Allah, akibatnya Allah
tidak mau bersekutu dengan manusia mereka pun diusir dari taman
firdaus dan memiliki kecendrungan berbuat jahat, dosa ini akan
berlaku untuk semua umat manusia yang lahir kedunia.126
Seluruh umat manusia di dalam dunia ini, tidak seorang pun yang
terkecuali, sudah terhilang dalam dosa oleh seseorang, yaitu Adam.
Dosa telah masuk dalam tubuh manusia, sehingga penyakit,
kesusaan, dan maut telah menimpa hidup manusia dari mula
pertama sehingga pada akhir zaman, tiap-tiap manusia telah
123 M. Ali Alkhuli, Islam dan Kebenaran Yesus , Target Press, Surabaya, 2002, hlm. 76 124 Ibid., hlm. 81 125 Bakker, op.cit., hlm. 33 126 Mudjahid Abdul Manaf, op.cit., hlm. 88
dirasuki oleh dosa dan sejak itu ia telah dicemarkan oleh dosa.
(Mazmur 51;7).127
Roma, 5:18 “Sebab itu, sama seperti orang satu pelanggaran
semua orang memperoleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh kebenaran untuk
hidup.” Roma, 5:19 “Jadi sama oleh ketidaktaatan satu orang
semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian satu orang
melakukan ketaatan semua orang menjadi orang benar”.128
b. Islam
Islam menetapkan dan menerangkan bahwa pada dasarnya manusia
dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci bahwa fitrah manusia itu
adalah suci dan murni dari semua keburukan dan kejahatan dan
membawa dosa itu akibatnya suatu perbuatan dan bukan
pemberian, suatu hasil upaya dan bukan pemberian, anak manusia
dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) tanpa mewarisi, suatu dosa
apapun tanpa memperdulikan akan dilahirkan dari orang tua yang
sholeh atau orang tua yang jahat.129
Adam telah melakukan dosa, tetapi Allah telah memberi ampunan
kepada-Nya, Karena keduanya telah memohon ampun dan
bertaubat kepada-Nya dan taubatnya diterima oleh Allah SWT.
karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Adam
diangkat menjadi khalifah dibumi, sehingga manusia telah
memperoleh kembali kehormatannya Adam telah dibebaskan dari
salah dan dosa, sehingga anak keturunannya pun tidak merasa
dikejar dosa.130
127 Hasim, op.cit., hlm. 91 128 Yusuf .A Puar, op.cit., hlm. 73-74 129 Muhammad Majdi Mariam, Isa Manusia Apa Bukan, Gema Insani Press, Jakarta,
1993, hlm. 151 130 Ibid., hlm. 156-157
Karena melanggar larangan Allah, maka anak cucu Adam, yaitu
manusia mewarisi dunia dengan penuh suka dan duka, bahagia dan
derita, manis dan pahit, senang dan sedih. Semua itu harus
dirasakan dan dilalui hidup yang tak kekal penuh dengan
permusuhan, penderitaan, dan penganiyaan. Semua itu harus
diterima dengan penuh rasa syukur dan sabar, karena dibalik semua
itu ada rahmat dan ketenangan bagi orang yang masih beriman
kepada Allah, “Dunia Itu Amat Pahit Tapi Bukan Siksa, Justru Itu
Adalah Nikmat.”131
Di dalam Agama Islam dosa hanya dapat dihapus melalui
pertaubatan dan upaya manusia itu sendiri untuk tidak mengulangi
perbuatan itu kembali dengan cara istiqhfar, menyesali terhadap
dosa yang telah dikerjakan, berjanji tidak akan mengulangi
perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, memperbanyak
melakukan baik, jika telah bertaubat, maka kemungkinan dosa itu
dapat diterima oleh Allah.132
Kaum muslim percaya kepada Isa (Yesus) sebagai Nabi Allah,
tidak percaya bahwa Yesus mati disalib dan menebus dosa umat
manusia. Kaum muslim percaya bahwa Nabi-nabi mewariskan
teladan untuk keselamatan hidup umat manusia, tetapi bukan
mewariskan dosanya kepada manusia.133
Sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan
beban- beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka
sendiri, dan Sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari
kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan. yang
berarti bahwa apabila anda akan memikul dosa, maka itu
131 Aziz Fathli, op.cit., hlm. 16 132 Mu’amal Hamidy, Dosa-dosa Besar, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. xi 133 Hashem. op.cit., hlm. 100
adalah dosa anda sendiri, bukan dosa orang lain dan usahanya
itu kelak akan diperlihatkan kepadanya.134
Di bawah ini penulis menjelaskan secara skematik bahwa
persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut pandangan Kristen
Katholik dan Islam :
Konsep Dosa Katholik dan Islam
Materi Persamaan Perbedaan
Dosa waris
Agama Kristen Katolik
dan Islam dalam
ajarannya sama-sama
mempercayai dan
meyakini akan adanya
dosa dalam diri
manusia.
* Agama Kristen
Katolik dalam
kejadian, 3:1-7
mengatakan bahwa
dosa itu telah ada
dari dalam manusia
sejak kelahirannya
ke dunia, karena
Adam dan Hawa
manusia pertama
kali yang tinggal di
taman Eden telah
melakukan
pelanggaran dan di
hukum oleh Allah
akibatnya semua
manusia yang
berada dibumi ini
masuk ke dalam
dosa. * Agama Islam
dalam ajarannya
mengatakan bahwa
134 Hashem. op.cit., hlm. 99
Penebusan dosa
-
dosa itu bukanlah
dosa warisan atau
keturunan, manusia
sendiri lah yang
menjatuhkan
fitrahnya ke dalam
dosa karena tidak
dapat menahan
hawa nafsu.
Manusia di lahirkan
ke bumi dalam
keadaan yang suci,
bersih seperti tisu
belum ternoda oleh
dosa, walau orang
tuanya yang
melakukan dosa
tapi anak dalam
kandungannya itu
masih dalam
keadaan yang suci.
* Agama Kristen
Katolik
mempercayai
bahwa akan adanya
penyelamat dunia ia
adalah Yesus
Kristus yang
menebus seluruh
dosa umat manusia. * Agama Islam
mengatakan bahwa
Akibat dosa
Manusia yang berbuat
dosa dalam Kristen
Katolik dan Islam
sama-sama melanggar
larangan Allah dan
mendapat hukuman
dari Allah
dalam Islam tidak
ada penebusan
dosa, karena bagi
umat Islam yang
harus menanggung
dosa itu adalah
dirinya sendiri dan
tidak dapat
digantikan kepada
orang lain.
*Kristen Katolik,
akibat melanggar
perintah Allah
manusia di dunia
cenderung akan
berbuat jahat, dosa
itu berlaku untuk
semua umat
manusia yang lahir
ke dunia. *Islam, akibat
melanggar perintah
Allah manusia di
dunia akan
cenderung pada
rasa penyesalan,
ketakutan dan
hidup tidak tenang.
B. Dampak Dosa Dalam Kehidupan Manusia
Manusia di dunia ini dengan akal sehatnya, sebetulnya dapat
membedakan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, namun sayangnya
manusia sering mengikuti hawa nafsunya yang memang kurang terkontrol
dalam sebuah masyarakat mereka sebagai pelaku dosa tidaklah menyadari
bahwa akibat dari perbuatannya akan merugikan kepentingan bersama, dan
faktanya mereka yang berbuat dosa secara nyata akan menjadikan malapetaka
bagi manusia atau kehidupan sosialnya manusia yang berdosa rawan tertiup
angin, tidak mempunyai sebuah kehidupan yang tenang dan bahagia. Dosa
telah menguasai seluruh dunia tanpa memandang status sosial. Ekonomi,
Agama, kedudukan, kelamin, dan lain-lain.
Dosa menghancurkan hubungan baik antara manusia dan manusia,
manusia dengan Allah dan sebagai akibatnya manusia selalu memiliki
kecendrungan untuk berbuat dosa. Perbuatan dosa juga membahayakan
masyarakat yang mengakibatkan hilangnya nilai persatuan dan melahirkan
keguncangan serta keributan, Karena adanya perbuatan dosa. Kemudian
Tuhan akan menurunkan siksaan-Nya terhadap umat manusia,135 Inilah
manusia yang memberontak kepada Allah.136
Yang jelas perbuatan dosa akan membuahkan suasana kegelapan hati,
apabila hati telah gelap lantaran kepekatan noda dan dosa, maka hati akan
semakin keras dan semakin jauh dari Allah SWT. Dengan demikian keadaan
tersebut akan menjadi sumber kejahatan di dalam tubuh masyarakat.
Kesudahannya pelaku dosa akan mendapatkan kerugian di dunia dan akhirat,
dan pelaku dosa tak mampu kembali baik seperti semula, kecuali ia
bertaubat.137
Semua tindakan apapun, pasti mengundang akibat, hal negatif maupun
positif. Perbuatan dosa dimanapun dan oleh siapapun pasti berakibat negatif,
sesuatu yang tak dapat dipungkiri lagi adalah bahwa para pelaku dosa pasti
mendapat hukuman dari Tuhan-Nya, hukuman perbuatan dosa untuk manusia
menurut konsep Katolik dan Islam.
135 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm. 10-12 136 G.C Van Niftrik, B J. Donald, Dogmatika Masa kini, Badan Penerbit Kristen, Jakarta,
1967, hlm. 361 137 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm. 17
Mengenai hukuman Tuhan Allah atas dosa ini terdapat penguraian
yang bermacam-macam sekali dalam Alkitab ada dua hal mengenai hukuman
Allah :
1. Diperbudak dosa
Kerusakan dosa sebagai perbudakan itu tampak pada bermacam-
macam aspek dari kehidupan manusia. Ada dua gambaran yang
dikemukakan oleh Rasul Paulus, yaitu : pertama, kerusakan dosa yang
terdapat di dalam hidup batin manusia (di dalam pikiran, hati dan lain
sebagainya). Kedua, kerusakan yang beroprasi dari luar kedalam, bagian
manusia yang lahiriah (tubuh serta anggota-anggotanya), semakin
dikuasai oleh dosa, sehingga hidup batinya tidak berdaya untuk
menanggulangi perbudakan oleh dosa.
2. Terkena murka Allah
Di dalam Alkitab murka Tuhan Allah sering diberikan sebagai
hukuman yang baru akan terjadi kelak pada akhir zaman. Oleh karena itu
maka di dalam Alkitab sering ada ungkapan : murka yang akan datang.138
3 Terpisah dari Allah
Fatwa bahwa Yesus datang mencari mereka yang hilang
membuktikan bahwa manusia jauh dari Allah, manusia dijauhkan karena
dosanya terpisah dari Allah Bapak.
Karena perbuatan dosa itu memiliki pengaruh yang sengat jelek bagi hati
dan tubuh seseorang didunia maupun di akhirat kelak. Dampak dari dosa itu
menurut Al-Qur’an adalah :
1. Manusia yang tidak dicintai Allah
138 Hadiwijono Harun, op.cit., hlm. 240-241
Kelompok manusia yang termasuk dalam golongan ini, adalah a)
orang yang sombong, b) orang yang membanggakan diri, c) orang yang
sombong dan yang lagi menyombongkan diri, d) orang yang berlebih-
lebihan, e) orang yang suka berdusta, f) orang yang suka merusak, g)
orang yang melampaui batas, h) orang yang berhiyanat lagi ingkar nikmat,
i) orang yang khiyanat lagi berkelimang dosa. dan j) orang yang ingkar
lagi berbuat dosa.139
2. Terpisah dari Allah
Fatwa bahwa Yesus datang mencari mereka yang hilang
membuktikan bahwa manusia jauh dari Allah, manusia dijauhkan karena
dosanya terpisah dari Allah Bapak.
3. Terpisah dari manusia lalinnya
Tetapi dosa melakukan banyak lagi selain memisahkan manusia dari
Allah, karena penolakan Allah menyebabkan manusia memikirkan dirinya
sendiri, manusia kemudian menjadi terpisah dengan manusia yang lainnya.
4. Keperibadian yang terpisah
Kekuatan dari dalam telah meninggalkan manusia saat manusia
terpisah dari Allah sehingga manusia kehilanggan kemampuan untuk
memahami dirinya sendiri dan takdirnya kemudian mulai datang
kecemasan dan kacau kemudian manusia saling menyerang.
5. Kehidupan yang rusak
Penyakit rohani dosa menyebabkan kerusakan kehidupan
sebagaimana manusia yang mementingkan diri sendiri akan mengiadakan
keyakinan dan menyebabkan perasaan bersalah.
139 Nasaruddin Umar, Tafsir Sosial ‘Mendialogkan Teks Dengan Konteks”, Elsaq Press,
Yogyakarta, 2005, hlm. 287-289
6. Masyarakat akan berada dalam kemunduran, kesesatan, dan lemah jika
sebagian besar masyarakat terjatuh dalam dosa.
7. Kehidupan seseorang yang melakukan dosa diselubungi ketakutan dan
kebimbangan
8. Tidak akan dipandang mulia oleh masyarakat.140
Adapun pengaruh jahat itu laksana asap pekat yang berkepul-kepul
mengenai cermin hati dan akan bertumpuk-tumpuk pada hati segumpal demi
segumpal sehingga hati menjadi hitam pekat dan gelap gulita dan dengan
demikian akan tertutuplah hati tersebut dari kebenaran dan kebaikan. Berkata
Maimun Bin Mahram : “ Apabila seseorang melakukan dosa, maka terjadilah
di hatinya suatu bintik hitam, apabila ia berhenti dan bertaubat mengkilat
kembalilah hati, tetapi apabila ia kembali berbuat dosa, bertambah bintik-bintik
itu, sehingga menutupi hatinya”141. Pada asalnya , semua bentuk dosa dan
kemaksiatan itu terasa menyiksa dan memedihkan142.
Akibat dari perbuatan dosa menurut agama Islam adalah :
1. Terhalang menerima ilmu
2. Tidak taat
3. Sedikit menerima taufik
4. Mudah berbuat dosa
5. Rasa malu hilang
6. Keras hati
7. Hati tertutup
140 www. Dampak. Dari. Dosa., com 16/07/08. 141 Muhammad Muhyidin, The True Power Rof Heart, diva press, jogyakarta, 2007, hlm.
57 142 Ibid., hlm. 161
8. Menyebabkan datangnya balasan
9. Di azab di akhirat
10. Barokah hilang.143
143 Ma’arif Abdul Jalil Syahreil, op, cit., hlm. 32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan panjang lebar mengenai dosa dalam
pandangan Kristen Katholik dan Islam maka penulis menyimpulkan beberapa
hal :
1. Pengertian dosa Menurut pandangan agama Kristen Katolik, bahwa setiap
orang yang ada di dunia terkena dosa waris siksanya pun turun temurun
kepada cucunya, bahkan kelahiran itu sendiri adalah ciri dari pada dosa
manusia, bayi yang baru lahir pun telah memiliki dosa. Pada dasarnya
Allah memberikan ampunan kepada Adam dan Hawa, akan tetapi karena
Adam dan Hawa terlambat bertaubat maka ia tetap mendapat hukuman
dari Allah agar ia turun dari surga, seandainya ia mau bertaubat tentu saja
atas keadilan Tuhan Adam dan Hawa masih merasakan nikmatnya taman
surga sampai akhir hayat, bahkan kita manusia pun juga di sana.
Sedangkan dalam agama Islam, Islam sebagai agama yang
menggunakan rasio menganggap bahwa setiap individu itu
bertanggungjawab atas segala perbuatan yang dilakukannya, jadi di dalam
kamus Islam tidak terdapat dosa yang turun temurun. Bayi yang baru lahir
tidaklah tau apa-apa, mereka belum mempunyai akal normal hanya bisa
menangis, bergerak dan sebagainya. Secara akaliah manusia yang baru
lahir dalam rahim ibunya masih dalam keadaan suci, murni dan bersih
seperti salju, bagaikan kain yang masih putih bersih belum ternoda sama
sekali.
2. Persamaan, agama Kristen Katolik dan Islam mempercayai bahwa Adam
dan Hawa diturunkan ke bumi mendapat hukuman dari Allah karena telah
lalai sehingga telah diperdaya oleh iblis dan membuat dampak dari
perbuatan melanggar perintah Allah itu adalah manusia semakin jauh dari
Allah.
Perbedaan, Kristen Katolik dan Islam tentang penebusan dosa
dalam agama Kristen Katolik mengatakan bahwa Yesus itu adalah Anak
Tuhan yang rela mengorbankan dirinya untuk disalib menebus seluruh
dosa manusia, umat Kristen Katolik mempertahankan dogma ini dan
dengan keyakinan ajaran ini sebagai inti dari pokok ajaran Kristen Katolik.
Sedangkan dalam agama Islam sungguh ironis sekali kalau di bunuh dan
akhirnya dianggap pula sebagai penebus dosa. Penebusan dosa menurut
agama Islam, harus dengan jalan perjuangan, menyesal akan perbuatannya,
meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, dan bertekat tidak
mengulanginya lagi pada waktu yang akan datang. Jelas bahwa dosa itu
tidak dapat ditebus oleh orang lain sekalipun itu kerabatnya.
3. Dampak dosa dalam kehidupan manusia menurut Kristen Katolik dan
Islam, adalah jauh dari kasih sayang Allah, diperbudak oleh dosa selalu
ingin melakukan hal-hal yang jahat, hidup menjadi penuh dengan
kegelisahan, dijauhi dan tak dipandang mulia oleh masyarakat serta
mengakibatkan kerusakan hati.
B. Saran-saran
Sebagai akhir penulisan skripsi ini, berikut disampaikan beberapa
saran dari penulis dalam kaitannya dengan judul skripsi “Konsep Dosa
Menurut Pandangan Kristen Katholik dan Islam (studi komparatif), sebagai
berikut:
1. Kepada umat Kristen Katolik dan Islam hendaknya memahami betul
ajaran agamanya, perbedaan dosa dalam pandangan Kristen Katolik dan
Islam jangan sampai menjadikan munculnya permusuhan, karena pada
dasarnya tujuannya adalah untuk menyembah kepada Allah, hanya saja
penjalanannya berbeda-beda.
2. Dosa dapat menjauhkan diri manusia dari penciptanya, karena itu dekatkan
lah diri kita kepada sang pencipta agar tidak jauh dari Allah SWT dan tak
terkena murkan-Nya.
3. Bagi para mahasiswa jurusan Perbandingan Agama yang tertarik untuk
mengkaji agama lain, maka hendaklah membekali diri dari iman yang kuat
serta ilmu yang memadai agar nantinya tidak menjadi bimbang dan
berbalik dari agamanya dan keimanannya. Dan yang terpenting adalah
jangan sampai kita menganggap agama kita adalah agama yang paling
benar begitu pun sebaliknya.
4. Setelah membaca skripsi ini, penulis menyarankan agar dipikirkan kembali
tentang dosa yang ada dalam diri manusia, agar tidak terjadi timbulnya
konflik.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur, penulis akhiri penyusunan skripsi
ini. Sebab meskipun telah banyak hambatan dan cobaan yang di sana sini
selalu menghampiri namun berkat Allah SWT. Penulis tetap dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan demikian penulis menyadari, meskipun
dalam penyusunan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin akan tetapi
masih banyak kekhilafan dan kekurangan yang nampak, hal ini disebabkan
pula dari kadar kemampuan penulis yang masih kecil yang selalu dihinggapi
kelemahan-kelemahan dan beberapa kekurangan yang lain.
Untuk menggapai skripsi ini, penulis menghimbau kepada segenap
pembaca dari semua pihak untuk memberikan tegur sapa dan memberikan
kritik-kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penulis memohon kepada
Allah SWT mudah-mudahan para dosen pembimbing yang dengan ikhlas
telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan
dari padanya amin.
DAFTAR PUSTAKA
………...Kosmos Tanda Keagungan Allah, Kanisius, Yogyakarta, 2002 …………..Al Kitab, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1984 ………….Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1997 ………….Moral dan Masalahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1990 …………Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Penerbit Lembaga Al Kitab Indonesia,
Jakarta, 1998, Abdul Wahab Al-Utsmani, Misteri Jin, Setan dan Manusia, Hikmah, Jakarta
Selatan, 1985 Abujamin Raham, Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Seri Media Da’wah,
1992 Abujamin Rahman, Pembicaraan di Sekitar Bibel dan Qur’an Dalam Segi Isi dan
Riwayat Penulisannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1984 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa dalam Pandangan Agama Islam, Penerbit
Risalah, Bamdung, 1986 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Menurut Al Qur’an, Gema Risalah
Press, Bandung, 1993 Afif Anshari, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Putaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2003 Ahmad Syalaby, Perbandingan dan Agama-agama Kristen, Penerbit PT Al
maarif, Bandung, t.th Ashaf Shaleh, Takwa, Makna dan Hikmahnya Dalam Al-Qur’an. Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2002 Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Penerbit Pelajar, Yogyakarta, 2002 Aziz Fatdil, Teolegi Islam Menuju Dunia yang Diridhoi Tuhan, BPFE,
Yogyakarta, 1983 Baharudin Madhary, Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, Pustaka DAI, Surabaya,
1994
Bananwiratma, Moral Dasar Kaitan Iman dan Perbuatan, PT Kanisius, Yogyakarta, 1987
C. Groenen OFM, Paulus Hidup, Karya, dan Teologinya, BPK Gunung Mulia,
Yogyakarta, 1983 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi, Kristen, Roh Kudus,
Kehidupan Kristen. PBK Gunung Mulia, Jakarta, 1995 F. Rahardi, Menggugat Tuhan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2000 F.I Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia,
Jakarta, t.th G.C Van Niftrik, B J. Donald, Dogmatika Masa kini, Badan Penerbit Kristen,
Jakarta, 1967 Gutthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus, PT BPK
Gunung Mulia, Jakarta, 1995 H. Hilman, Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II, Penerbit PT Citra Aditiya
Bakti, Bandung, 1993 Hadiwijono, Harun, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995 Haliman Hadikusuma, Anropologi Agama Bagian II (Pendekaan Budaya
Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katholik, Protesan dan Islam ), PT Citra Aditya Bakit, Bandung, 1993
Hamka, Pelajaran Agama Islam, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1989 Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Dimata Agama Purba, Yahudi,
Kristen dan Islam, Mizan Media Utama, Bandung http:// www.imam katholik. Or.id dosa.Html Huston Smith, Agama-agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004 Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, Manusia Agung Pun Menyesal, 85 Kisah
Pertaubatan Paling Dramatis, Penerbut, Mizan Media Utama, Bandung, 1994, hlm. Xx
Imam Ghazali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, Penerbitu Terbit Terang,
Surabaya, t.th., Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar Didunia, PT Al Huana Zikra, Jakarta
Kirchberger SCD, Pandangan Kristen Tentang Dunia Manusia, PT Nusa Indah,
NTT, 1986 M. Ali Alkhuli, Islam dan Kebenaran Yesus , Target Press, Surabaya, 2002 Ma’arif Abdul Jalil Syahriel, Jihad dan Taubat, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1997, Michael Keene, Agama-agama dunia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006 Mirza Tahir Ahmad, Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayalan,
Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bogor , 2000 Ms.wikipedia.org/wiki,/taubat_menurut islam. 2010/02/18 Mu’amal Hamidy, Dosa-dosa Besar, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. Xi Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah agama-agama, UNS Press , Surakarta, 2006 Muhammad Majdi Mariam, Isa Manusia Apa Bukan, Gema Insani Press, Jakarta,
1993 Muhammad Muhyidin, The True Power Rof Heart, diva press, jogyakarta, 2007 Mukti Ali, Agama-agama di dunia, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988 Nasaruddin Umar, Tafsir Sosial ‘Mendialogkan Teks Dengan Konteks”, Elsaq
Press, Yogyakarta, 2005 Nasution, Metodologi Research, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2007 Pachruddin, et.al., Agama-agama di Dunia Bagian Agama Katholik, IAIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 1988 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama Islam, Perbandingan Agama, Jakarta, 1981 Retni.islamagamaku.blogspot.com 1200 2010/02/18 Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama, Pustaka Tarbiah, Jakarta, 1983 Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992 Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Literatur Saat, Malang, 2000
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1996 Tom Jacobs, Imam dan Agama, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta 1992 www. Dampak. Dari. Dosa., com 16/07/08. Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Departemen Agama RI, Al Qur’an dan
Terjemahannya, CD Toha Putra, Semarang, 1992 Yusuf A. Puar, Panca Agama di Indonesia, Pustaka Antara, Jakarta, 1977
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. Nama Lengkap : Desi Miharlina
2. Tempat Lahir : Kendal
3. Tanggal Lahir : 29 Desember 1986
4. Nim : 4015007
5. Alamat Asal : Jl Aroma Sari RT 09/ RW 01, Sukorejo, Kendal
6. Pendidikan Formal
SD Negeri 03 Bandar Jaya, Lampung Tengah, Lulus Th. 1999
MTS An-nur Bandar Jaya, Lampung Tengah, Lulus Th. 2002
MAN 01 Poncowati Terbanggi besar, Lampung Tengah, Lulus Th.
2005
SI Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang Jurusan
Perbandingan Agama
7. Pengalaman Organisasi
Bendahara Studio Metaus Band, Teater Metafisis Semarang, 2008-
2009
Departemen Seni dan Budaya Lampung (KAMAPALA “Keluarga
Mahasiswa Lampung Semarang “), 2006-2007
Bendahara Multimedia Teater Metafisis “ Pentas Seni dan Budaya
Se- Jawa Tengah”, 2006
Bendahara HMJ-PA (Perbandingan Agama), 2008-2009
Dewan kesenian PUTRA SABURAI Lampung, 2006-2007
Anggota HMI-MPO Cabang Semarang, 2005
Personalia Madina Corporation Semarang, 2010