1. KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN, TANTANGANDAN HARAPAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DIINDONESIA
2. PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEMISKINAN
1. KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN, TANTANGANDAN HARAPAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DIINDONESIA
2. PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEMISKINAN
BAHASANBAHASAN
NUHFIL HANANI AR
UNIVERSITAS BAWIJAYA
NUHFIL HANANI AR
UNIVERSITAS BAWIJAYAUNIVERSITAS BAWIJAYAUNIVERSITAS BAWIJAYA
Disampaikan pada Seminar Pemantapan Ketahanan pangan Nasional dengan Dukungan Pertanian Berkelanjutan di Dewan Pertimbangan Presiden
Tgl 11 Desember 2008
SEHAT, CERDAS DAN PRODUKTIF KARENA PANGANKU CUKUP , BERAGAM SEHAT, CERDAS DAN PRODUKTIF KARENA PANGANKU CUKUP , BERAGAM BERGIZI SEIMBANG , AMAN DAN HALALBERGIZI SEIMBANG , AMAN DAN HALAL
DAFTAR ISI
1.KETERSEDIAAN DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA
2.AKSES PANGAN DAN PENYERAPAN PANGAN
Nuhfil Hanani
3.PERTANIAN DAN KEMISKINAN
4.STRATEGI PENGELOLAAN PERTANIAN BERKELANJUTAN YANG MENJAMIN KETAHANAN PANGAN
KETERSEDIAAN DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN INDONESIA
Nuhfil Hanani
PRODUKSI PANGAN INDONESIAPRODUKSI PANGAN INDONESIA
PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ’)PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ’)
Provinsi sentra Pertanian Komoditas Pangan Di Indonesia
Jabar (36,6%), Sumut (19,6%), Jateng (15,1%), Jatim (9,6%), dan Sumbar, Bengkulu, Bali, Sulsel (masing-masing >3%)
Sayuran5
Jatim (24,4%), Jateng (21,7%), Jabar (14,8%), Sulsel (6,5%), dan Sumut, NTB (masing-masing >3%)
Kacang Tanah4
Jatim 37,9%), Jateng (20,1%), NAD 7,0%), Jabar (5,4%), Sulsel (4,2%), dan Lampung (2,2%)
Kedelai3
Jatim (36,0%), Jateng (17,7%), Lampung (11,6%), Sumut (6,9%), Sulsel (6,5%), dan Jabar, NTT (masing-masing >4%)
Jagung2
Jabar+Banten (20,7%), Jatim (17,8%), Jateng (16,3%), Sulsel (7,1%), Sumut (6,7), dan Sumbar, Sulsel, Lampung (masing-masing > 3%)
Padi1
Wilayah Sentra ProduksiKomoditas
Nuhfil HananiSumatera (27%), Jawa (25%), Sulawesi (18%)Hasil Perikanan11
Jabar (20,8%), Jatim (15,3%), Jateng (14,2%), Sumut (15,0%), Sumbar, Sumsel-Babel, Lampung Sulsel (masing-masing >4%)
Telur10
Jabar (21,1%), Jatim (15,6%), Jateng (12,0%), Bali (8,1%), Jakarta (7,7%), Sumut (6,3%)
Daging9
Jatim (44,1%), Lampung (33,3%), Jateng (7,5%), Jabar (4,2%), dan Sumut (3,9%)
Gula Tebu8
Sumut (39,9%), Riau (21%), Kalbar (6,1%), NAD (6,1%) dan Sumbar (5,4%)Minyak Sawit7
Jabar (26,9%), Jatim (21,1%), Jateng (12,6%), Sumut (5,9%), Sulsel (5,5%), dan Sumsel+Babel, Lampung, NTT (masing-masing >3%)
Buah-buahan6
Bengkulu, Bali, Sulsel (masing-masing >3%)
4000,0
6000,0
8000,0
10000,0
Juta
US
DNeraca Perdagangan Pertanian
Nuhfil Hanani
-4000,0
-2000,0
0,0
2000,0
2003 2004 2005 2006 2007
Juta
US
D
X-M T. pangan X-M horti X-M ternak X-M pkbn
KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIAKETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIA
Jagung OlahanKacang Tanah Segar
Ubi kayu olahanSagu
BerasLainnya
Gandum, meslin olahanJagung SegarKedelai Segar
Kedelai olahanGandum, meslin segar
Impor Pangan Berdasarkan Komoditas (USD), 2006
Nuhfil Hanani
0 200.000.000
400.000.000
600.000.000
Ubi jalar segarUbi kayu segarProduk biji lena
Beras OlahanWijen
Kacang Tanah OlahanJagung Olahan
1. Laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun
2. Petani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologi dan sarana produksi sehingga sulit meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya tanpa difasilitasi oleh pemerintah.
3. Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian
PERMASALAHAN
Nuhfil Hanani
3. Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th
4. Analisis RTRW oleh BPN tahun 2004 memperoleh indikasi bahwa di masa darang akan terjadi perubahan lahan sawah beririgasi 3,1 juta hektar untuk penggunaan non pertanian, dimana perubahan terbesar di pulau Jawa-Bali seluas 1,6 juta hektar atau 49,2 % dari luas lahan sawah beririgasi.
1. Kondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun
2. Di Jawa dan banyak daerah lainnya luas hutan tinggal 15% dari luas daratan (untuk kelestarian minimal 30 %), seta banyakna dijumpai lahan kritis. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman
Nuhfil Hanani
kritis. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahun
AKSES PANGAN DAN PENYERAPAN PANGAN
Nuhfil Hanani
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA (KKAL/KAPITA/HARI)(KKAL/KAPITA/HARI)
Minimum
Minimum
57 gram
Minimum
2200
Balita Gizi gurang
Tingkat kelaparan
Prevalensi gizi Kurang Dan ”Rawan Pangan”Prevalensi gizi Kurang Dan ”Rawan Pangan”(Kons Energi < 1700 kkal/hr) (Kons Energi < 1700 kkal/hr)
0 5 10 15 20
%
Balita gizi buruk
Balita Gizi gurang
Nuhfil Hanani
PANGAN TERSEDIA MENGAPA TERJADI PANGAN TERSEDIA MENGAPA TERJADI
GIZI BURUK DAN RAWAN PANGAN ?GIZI BURUK DAN RAWAN PANGAN ?
Nuhfil Hanani
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
180.0
200.0
% A
KE
% AKE Indonesia
% AKE Desa
16
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
<60.000 60.000-79.999
80.000-99.999
100.000-149.999
150.000-199.999
200.000-299.999
300.000-499.999
>500.000
Pengeluaran/kapita/bln
% AKE Kota
% AKEDesa+kota
Tingkat Konsumsi Energi Penduduk Indonesia Tahun 2005
Buah/biji berminyak, 50
Kacang2an, 74
Gula, 98
Sayur+buah, 100
Lain-lain, 36
Buah/biji berminyak, 60
Kacang2an, 100
Gula, 100
Sayur+buah, 120
Lain-lain, 60
POLA PANGAN HARAPANPOLA PANGAN HARAPAN
Padi-padian, 1246
Umbi-umbian, 46
Pangan hewani, 158
Minyak+Lemak, 206
Padi-padian, 1000
Umbi-umbian, 120
Pangan hewani, 240
Minyak+Lemak, 200
berminyak, 60
Fakta 2007Fakta 2007 AnjuranAnjuran
40
50
60
70
80
90
100S
kor
PP
H
Skor PPH Indonesia
Skor PPH Desa
Skor PPH Kota
18Skor PPH Penduduk Indonesia Tahun 2005
0
10
20
30
Sko
r P
PH
<60.000 60.000-79.999
80.000-99.999
100.000-149.999
150.000-199.999
200.000-299.999
300.000-499.999
>500.000
Pengeluaran/kapita/bln
Skor PPH Kota
Skor PPHDesa+Kota
1. KosumsuPetani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologi dan sarana produksi sehingga sulit meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya tanpa difasilitasi oleh pemerintah.
2. Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th
3. Analisis RTRW oleh BPN tahun 2004 memperoleh indikasi bahwa di masa
PERMASALAHAN
Nuhfil Hanani
3. Analisis RTRW oleh BPN tahun 2004 memperoleh indikasi bahwa di masa darang akan terjadi perubahan lahan sawah beririgasi 3,1 juta hektar untuk penggunaan non pertanian, dimana perubahan terbesar di pulau Jawa-Bali seluas 1,6 juta hektar atau 49,2 % dari luas lahan sawah beririgasi.
1. Ketersediaan pangan sebenanya cukup, namun terj adinya kerawanan pangan karena akses panan yang rendah akibat yang d isebabkan kemiskinan
2. Jumlah penduduk yang cukup besar membutuhkan kons umsi yang cukup besar. Dengan penduduk yang terus bertambah, meningkatkan permintaan terhadap pangan sehingga menurunkan ket ahanan pangan
3. Pola konsumsi pangan masyarakat masih belum berag am dan mengkonsumsi beras berlebih, Konsumsi pangan hewani masyarakat mengkonsumsi beras berlebih, Konsumsi pangan hewani masyarakat pada umumnya masih di bawah anjuran.
4. Kebijakan pengembangan pangan yang terfokus pada beras telah mengurangi penggalian dan pemanfaatan potensi sumbe r-sumber pangan karbohidrat lain; serta mempengaruhi lambatn ya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein (antara lain : serealia, daging, telur, susu ), sumber zat gizi mikro (seperti sayuran dan buah-buahan) serta poten si pangan lokal yang tersebar di wilayah.
PERTANIAN DAN KEMISKINAN
• Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebesar 37,1 7 juta jiwa atau 16,58 % (Maret 2007). Angka ini lebih rendah dibanding tahun 2006 yaitu 39,30 juta jiwa atau 17,75 % dari total penduduk (Maret 2006).
• Jumlah Penduduk miskin pada Maret 2008 tercatat seb esar 34,96 Juta orang (BPS)
34,01
49,5047,97
38,70 37,90 38,40 37,3036,15 35,10
39,3037,17
40,00
50,00
60,00
Jumlah Penduduk Miskin
( % )
Nuhfil Hanani22
17,47
24,23
23,43
19,1418,41 18,20 17,42
16,66 15,97
17,7516,58
0,00
10,00
20,00
30,00
1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
JUMLAH DAN TINGKAT PENGANGGURAN 2004 JUMLAH DAN TINGKAT PENGANGGURAN 2004 -- 2008 2008
Nuhfil Hanani23
MENGAPA TERJADI PENDUDUK MISKIN PADA SEKTOR PERTAN IANMENGAPA TERJADI PENDUDUK MISKIN PADA SEKTOR PERTAN IAN
41.2Non Pertanian
53.71
46.29 Non Gurem
Gurem
Petani > 0.5 Ha
Petani < 0.5 Ha
Nuhfil Hanani
58.8Pertanian
74.4
25.6
Pangan
Non pangan
PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN :
KAITAN SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN
Penyedia bahan bakuPertumbuhan Sektor non pertanian
PertumbuhanSektor pertanian
Nuhfil Hanani
Penyerapan tenaga kerja
Pertumbuhan ekonomi
PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN TERJADINYA KEMISKINAN DI INDONESIA
Produktifitas TK sektorpertanian rendah
Penyerapan sektorpertanian
Penyerapan tenaga kerja sektor
non pertanian rendah
Nuhfil Hanani
Angkatan kerja
Kemiskinan
Pengangguran tak kentara
Urbanisasi dan migrasi
Malaysia
Thailand
Jumlah TK pertanian (1957)
0 20 40 60 80 100
Indonesia
KorSel
Nuhfil Hanani
Thailand
Korea Sel
Jumlah TK pertanian yang beralih ke sektor non pertanian (1957-2002)
0 10 20 30 40 50 60 70
Indonesia
Malaysia
Nuhfil Hanani
96
144
3540
1980
9930
Thailand
Korea Sel
Pendapatan per Kapita (US $)
2002
1957
131
356
710
3540
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Indonesia
Malaysia1957
Nuhfil Hanani
AKIBAT LAMBATNYA TRANSFORMASI SEKTOR NON PERTANIAN UNTUK MENYERAP TENAGA KERJA DI PEDESAAN
1. Luas pemilikan lahan menjadi semakin kecil
2. Pertanian tetap menjadi tumpuhan penyerapan tena ga kerja sehingga menyebabkan terjadinya pengangguran tersembunyi atau terbuka
Nuhfil Hanani
tersembunyi atau terbuka
3. Kemiskinan banyak terjadi pada sektor pertanian
4. Upah Sektor pertanian sangat rendah
5. Sumberdaya lahan dan air terancam
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
AGRIBISNISAGRIBISNISNON PERTANIAN NON PERTANIAN
TANAMAN PANGANTANAMAN PANGAN
PENTINGNYA MENYERAP SURPLUS TENAGA KERJA PENTINGNYA MENYERAP SURPLUS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIANPADA SEKTOR PERTANIAN
PENTINGNYA MENYERAP SURPLUS TENAGA KERJA PENTINGNYA MENYERAP SURPLUS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIANPADA SEKTOR PERTANIAN
PENCIPTAAN PENCIPTAAN
Nuhfil Hanani
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN DI PEDESAANDI PEDESAAN
PENGEMBANGANPENGEMBANGANINDUSTRIALISASIINDUSTRIALISASI
PEDESAAN PEDESAAN SKALA KECILSKALA KECIL
PELUANG KERJAPELUANG KERJANON PERTANIAN NON PERTANIAN
TANAMAN PANGAN TANAMAN PANGAN
STRATEGI PENGELOLAAN PERTANIAN BERKELANJUTAN YANG MENJAMIN
KETAHANAN PANGAN
Nuhfil Hanani
DAYA SAING DAYA SAING KOMODITAS KOMODITAS PERTANIANPERTANIAN
KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN PETANIPETANI
TANTANGAN KE DEPANTANTANGAN KE DEPANTANTANGAN KE DEPANTANTANGAN KE DEPAN
KEKELESTARIAN LESTARIAN
Nuhfil Hanani
KETAHANAN KETAHANAN PANGANPANGAN
AGROINDUSTRIAGROINDUSTRI
KEKELESTARIAN LESTARIAN SUMBERDAYA SUMBERDAYA
LAHAN DAN AIRLAHAN DAN AIR
AGRIBISNISAGRIBISNISPERTANIAN PERTANIAN
ARAH PEMBANGUNAN PERTANIANARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN
AGRIBISNISAGRIBISNISPERTANIAN PERTANIAN TANAMAN TANAMAN PANGANPANGAN
AGRIBISNISAGRIBISNISNON NON
PERTANIAN PERTANIAN TANAMAN TANAMAN PANGANPANGANSPESIFIK SPESIFIK LOKASILOKASI
Saat ini
Nuhfil Hanani
PERTANIAN PERTANIAN TANAMAN TANAMAN PANGANPANGAN
AGRIBISNISAGRIBISNISNON PERTANIAN NON PERTANIAN
TANAMAN PANGANTANAMAN PANGAN
INDUSTRI PEDESAAN INDUSTRI PEDESAAN SKALA SKALA
KECILKECIL/AROINDUSTRI/AROINDUSTRI
WAKTU
INDUSTRI INDUSTRI PEDESAAN PEDESAAN
SKALA SKALA KECILKECIL/AGRO /AGRO
INDUSTRIINDUSTRI
Akan datang
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan berbasis Agrib isnis unggulan Daerah
Agribisnis berbasiskan Agribisnis berbasiskan komoditas unggulan LOKALkomoditas unggulan LOKAL
Agribisnis berbasiskan Agribisnis berbasiskan komoditas unggulan LOKALkomoditas unggulan LOKAL
Syarat keharusanSyarat keharusan••Jaminan pasar hasil pertanianJaminan pasar hasil pertanian••Tersedianya sarana produksi lokalTersedianya sarana produksi lokal••Adanya kredit produksiAdanya kredit produksi••Jalan dari lokasi petani ke pasarJalan dari lokasi petani ke pasar••Adanya penyuluhan pertanianAdanya penyuluhan pertanian
Syarat keharusanSyarat keharusan••Jaminan pasar hasil pertanianJaminan pasar hasil pertanian••Tersedianya sarana produksi lokalTersedianya sarana produksi lokal••Adanya kredit produksiAdanya kredit produksi••Jalan dari lokasi petani ke pasarJalan dari lokasi petani ke pasar••Adanya penyuluhan pertanianAdanya penyuluhan pertanian
Bisnis input Bisnis input produksiproduksi
Bisnis input Bisnis input produksiproduksi Usaha taniUsaha taniUsaha taniUsaha tani Bisnis Bisnis
AgroindustriAgroindustriBisnis Bisnis
AgroindustriAgroindustriBisnis dalam Bisnis dalam
tradingtradingBisnis dalam Bisnis dalam
tradingtrading
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Agribisnis berbasiskan Agribisnis berbasiskan komoditas unggulan LOKALkomoditas unggulan LOKAL
Syarat keharusanSyarat keharusan••Jaminan pasar hasil pertanianJaminan pasar hasil pertanian••Tersedianya sarana produksi lokalTersedianya sarana produksi lokal••Adanya kredit produksiAdanya kredit produksi••Jalan dari lokasi petani ke pasarJalan dari lokasi petani ke pasar••Adanya penyuluhan pertanianAdanya penyuluhan pertanian
Bisnis input Bisnis input produksiproduksi Usaha taniUsaha tani Bisnis Bisnis
AgroindustriAgroindustriBisnis dalam Bisnis dalam
tradingtrading
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pembangunan non pertanianPembangunan non pertanian••Pembangunan indutri non pertanian & Pembangunan indutri non pertanian & Pemb. kemasyarakatanPemb. kemasyarakatan
••Pembangunan kelembagaan & budaya lokalPembangunan kelembagaan & budaya lokal••Fasilitas kesehatan & pendidikanFasilitas kesehatan & pendidikan••Keluarga berencanaKeluarga berencana•• Diversifikasi panganDiversifikasi pangan
Pembangunan non pertanianPembangunan non pertanian••Pembangunan indutri non pertanian & Pembangunan indutri non pertanian & Pemb. kemasyarakatanPemb. kemasyarakatan
••Pembangunan kelembagaan & budaya lokalPembangunan kelembagaan & budaya lokal••Fasilitas kesehatan & pendidikanFasilitas kesehatan & pendidikan••Keluarga berencanaKeluarga berencana•• Diversifikasi panganDiversifikasi pangan
Pengendalian sumberdaya alamPengendalian sumberdaya alam•• Pencegahan koversi lahanPencegahan koversi lahan•• Konservasi sumberdaya alamKonservasi sumberdaya alam•• Perlindungan sumberdaya alam, dllPerlindungan sumberdaya alam, dll
Pengendalian sumberdaya alamPengendalian sumberdaya alam•• Pencegahan koversi lahanPencegahan koversi lahan•• Konservasi sumberdaya alamKonservasi sumberdaya alam•• Perlindungan sumberdaya alam, dllPerlindungan sumberdaya alam, dll
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Penyediaan lembaga pendukungPenyediaan lembaga pendukung••Perbankkan, PenelitianPerbankkan, Penelitian••Regulasi pemerintahRegulasi pemerintah••Lembaga Penyuluhan,dllLembaga Penyuluhan,dll
Penyediaan lembaga pendukungPenyediaan lembaga pendukung••Perbankkan, PenelitianPerbankkan, Penelitian••Regulasi pemerintahRegulasi pemerintah••Lembaga Penyuluhan,dllLembaga Penyuluhan,dll
Pembangunan non pertanianPembangunan non pertanian••Pembangunan indutri non pertanian & Pembangunan indutri non pertanian & Pemb. kemasyarakatanPemb. kemasyarakatan
••Pembangunan kelembagaan & budaya lokalPembangunan kelembagaan & budaya lokal••Fasilitas kesehatan & pendidikanFasilitas kesehatan & pendidikan••Keluarga berencanaKeluarga berencana•• Diversifikasi panganDiversifikasi pangan
Pengendalian sumberdaya alamPengendalian sumberdaya alam•• Pencegahan koversi lahanPencegahan koversi lahan•• Konservasi sumberdaya alamKonservasi sumberdaya alam•• Perlindungan sumberdaya alam, dllPerlindungan sumberdaya alam, dll
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Penyediaan lembaga pendukungPenyediaan lembaga pendukung••Perbankkan, PenelitianPerbankkan, Penelitian••Regulasi pemerintahRegulasi pemerintah••Lembaga Penyuluhan,dllLembaga Penyuluhan,dll
PemimpinPemimpinPemimpinPemimpinPemimpinPemimpinPemimpinPemimpin harusharusharusharusharusharusharusharus mampmampmampmampmampmampmampmampuuuuuuuu mendorongmendorongmendorongmendorongmendorongmendorongmendorongmendorong masyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatmasyarakatuntukuntukuntukuntukuntukuntukuntukuntuk mempunyaimempunyaimempunyaimempunyaimempunyaimempunyaimempunyaimempunyai kemampuankemampuankemampuankemampuankemampuankemampuankemampuankemampuan technotechnotechnotechnotechnotechnotechnotechno--------entrepreneurship entrepreneurship entrepreneurship entrepreneurship entrepreneurship entrepreneurship entrepreneurship entrepreneurship sehinggasehinggasehinggasehinggasehinggasehinggasehinggasehingga bisabisabisabisabisabisabisabisa berinovasiberinovasiberinovasiberinovasiberinovasiberinovasiberinovasiberinovasi, , , , , , , , mencarimencarimencarimencarimencarimencarimencarimencaridandandandandandandandan menciptakanmenciptakanmenciptakanmenciptakanmenciptakanmenciptakanmenciptakanmenciptakan peluangpeluangpeluangpeluangpeluangpeluangpeluangpeluang, , , , , , , , bekerjabekerjabekerjabekerjabekerjabekerjabekerjabekerja dalamdalamdalamdalamdalamdalamdalamdalam satusatusatusatusatusatusatusatutimtimtimtimtimtimtimtim, , , , , , , , beraniberaniberaniberaniberaniberaniberaniberani mengambilmengambilmengambilmengambilmengambilmengambilmengambilmengambil resikoresikoresikoresikoresikoresikoresikoresiko dandandandandandandandan siapsiapsiapsiapsiapsiapsiapsiapmenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapi tantangantantangantantangantantangantantangantantangantantangantantangan, , , , , , , , berusahaberusahaberusahaberusahaberusahaberusahaberusahaberusaha untukuntukuntukuntukuntukuntukuntukuntuk mandirimandirimandirimandirimandirimandirimandirimandiri
Nuhfil Hanani
menghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapimenghadapi tantangantantangantantangantantangantantangantantangantantangantantangan, , , , , , , , berusahaberusahaberusahaberusahaberusahaberusahaberusahaberusaha untukuntukuntukuntukuntukuntukuntukuntuk mandirimandirimandirimandirimandirimandirimandirimandiridengandengandengandengandengandengandengandengan etosetosetosetosetosetosetosetos kerjakerjakerjakerjakerjakerjakerjakerja yang yang yang yang yang yang yang yang tinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggitinggi, , , , , , , , cintahcintahcintahcintahcintahcintahcintahcintah tanahtanahtanahtanahtanahtanahtanahtanah air air air air air air air air dalamdalamdalamdalamdalamdalamdalamdalam rangkarangkarangkarangkarangkarangkarangkarangka menyongsongmenyongsongmenyongsongmenyongsongmenyongsongmenyongsongmenyongsongmenyongsong harapanharapanharapanharapanharapanharapanharapanharapan yang yang yang yang yang yang yang yang lebihlebihlebihlebihlebihlebihlebihlebih baikbaikbaikbaikbaikbaikbaikbaik padapadapadapadapadapadapadapada masamasamasamasamasamasamasamasa datangdatangdatangdatangdatangdatangdatangdatang yakniyakniyakniyakniyakniyakniyakniyaknikebanggaankebanggaankebanggaankebanggaankebanggaankebanggaankebanggaankebanggaan terhadapterhadapterhadapterhadapterhadapterhadapterhadapterhadap produkprodukprodukprodukprodukprodukprodukproduk Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
Nuhfil Hanani